The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Kumpulan cerpen dari 9B Angkatan 30

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Emilia Lucky Krismarista Rosari, 2024-01-16 08:53:28

Kumpulan cerpen kelas 9B

Kumpulan cerpen dari 9B Angkatan 30

Kerja keras seorang kakak Oleh: Daniel Di suatu hari hiduplah seorang kakak beradik. Kakaknya bernama Wiliam, berusia 20 tahun, sedangkan adiknya bernama Deandra, berusia 10 tahun. Hidupnya sangatlah susah. Ia harus mengurus adiknya setiap hari. Wiliam tipe orang yang sangat rajin dan pintar. Setiap hari Wiliam harus pergi kuliah dan mengantarkan adiknya untuk bersekolah. Tak hanya sekali kakaknya itu dimarahi oleh gurunya, karena ia terlalu sering terlambat masuk sekolah. Akan tetapi dibalik kehidupannya, Wiliam ternyata mahasiswa yg pintar dan berprestasi di sekolahnya. Pada suatu waktu Wiliam ingat bahwa beberapa hari lagi adiknya berulang tahun. Beberapa menit kemudian, benar saja Deandra datang dan ia mengatakan kepada kakaknya bahwa pada saat ia berulang tahun, ia ingin meminta kakaknya untuk membelikannya kue dan es krim. Akan tetapi Wiliam tidak mempunyai uang untuk membelikan adiknya sebuah kue dan es krim. Ia bingung harus berbuat apa. Adiknya mengetahui kakaknya terlihat bingung, ia bertanya kepada kakaknya: "Kak, kakak ada apa? Kenapa kakak bingung?." Tanya Deandra kepada kakaknya, lalu kakaknya menjawab: "Kakak bingung bagaimana cara kakak membelikan kamu kue dan es krim, karena pada saat ini kakak tidak mempunyai uang." Mengetahui hal itu adiknya langsung sedih dan menangis. Mengetahui adiknya menjadi sedih, kakaknya bicara kepada adiknya: "Hey, jangan sedih ya, kakak berjanji akan membelikan kamu kue dan es krim." Mendengar hal itu Deandra kembali tersenyum. Hari pun kini sudah mulai malam, kakaknya memikirkan cara agar mendapatkan uang agar ia bisa membelikan adiknya kue dan es krim. Kakaknya berencana untuk bekerja sampingan di sebuah kantor yang sangat besar. Kakaknya melamar kerja di sana, ia berdoa semoga bisa diterima di sana. Ia ingin sekali memberikan hadiah untuk adiknya itu. Pada suatu hari, ada telepon masuk dan ternyata adalah telepon dari kantor tempat ia melamar kerja. Alangkah terkejutnya, ia di terima di sana sebagai manager dan ia bisa bekerja mulai besok pagi. Mendengar hal itu, ia sangat senang dan bersyukur karena ia masih mempunyai harapan. Keesokan harinya, ia mulai bekerja di sana. Akhirnya ia bisa mencari nafkah dan menghidupi keluarganya dengan bekerja di sana. Selain itu, ia bisa mendapatkan uang untuk membelikan adiknya kue dan es krim pada hari ulang tahunnya. Ia mulai bekerja dengan keras agar bisa mendapat penghasilan yang cukup. Hari mulai berlalu, akhirnya ia memperoleh penghasilan yang sangat besar. Tepat saat ia mendapatkan gaji pertamanya adalah hari saat adiknya berulang tahun


. Ia berencana untuk memberikan kejutan pada adiknya itu. Saat pulang kerja ia pergi ke toko kue dan toko es krim untuk membeli kue dan es krim sebagai hadiah ulang tahun untuk Deandra. Pada malam harinya Wiliam meletakkan kue dan es krim di meja makan. Ia menuntun adiknya dengan menutup mata adiknya ke arah meja makan. Alangkah terkejut dan bahagianya Deandra melihat kejutan dari kakaknya. Melihat kejutan itu Deandra sangat bahagia sehingga ia memeluk kakaknya sambil mengucapkan terima kasih kepada kakak karena sudah berjuang dengan bekerja keras untuk membelikan Deandra kue dan es krim. Tidak hanya itu, ia juga bisa menghidupi keluarga kecilnya. Mendengar perkataan dan perilaku Deandra, Wiliam sangat senang akan hal itu. Cerita di tutup dengan kakak dan adik merayakan ulang tahun bersama sama dengan sangat gembira. PESAN DARI CERPEN INI ADALAH : KITA HARUS BISA MENGHARGAI ORANG YANG TELAH BERJUANG UNTUK MENCARI NAFKAH DAN BERJUANG UNTUK BISA MENGHIDUPI KELUARGANYA DENGAN JERIH PAYAH MEREKA, DAN KITA HARUS SELALU MENSYUKURI SEGALA SESUATU YANG KITA MILIKI.


Remaja Tangguh Oleh: Esther Caroline Wowor Ada seorang remaja yang tidak memiliki orang tua. Ia memiliki seorang adik. Ia terpaksa harus bekerja dan mengurus adiknya. Remaja itu terpaksa putus sekolah karena harus bekerja dan tidak memiliki uang untuk membeli seragam, karena ia masuk SMP. Suatu hari, adiknya berulang tahun dan meminta untuk dibelikan kue dan es krim karena ia masih balita. Adiknya pun tidak bisa bersekolah karena alasan yang sama, tidak punya biaya sekolah. Sang kakak ingin membahagiakan sang adik, tetapi tidak punya uang untuk memenuhi permintaan adiknya. Tetapi karena ia sangat ingin membuat adiknya bahagia, maka ia pun bekerja keras lebih dari biasanya. Ia pun akhirnya bisa memenuhi permintaan adiknya. Adiknya pun senang. Suatu saat, ada seorang bapak-bapak yang menghampiri kakaknya. Bapak itu bertanya kepada sang kakak dimana orang tuanya dan menanyakan alasan kenapa ia harus bekerja. Sang kakak pun menjelaskan semua keadaannya. Bapak itupun merasa kasihan. Akhirnya mengangkat ia dan adiknya menjadi anaknya karena ia pun sudah menikah, tetapi belum punya anak. Bapak itu juga memenuhi semua kebutuhan serta menyekolahkan anaknya. Sang kakak dan adik merasa senang. Kini kehidupan kakak dan adiknya sudah tidak susah lagi seperti dulu. Sang kakak tidak harus bekerja lagi untuk menghidupi dirinya dan adiknya, karena sudah ada yang menghidupi mereka. Kakak kini bisa fokus belajar dan bisa meraih prestasi di sekolahnya.


Kerja keras Kakak Oleh: Leonard Gabriel Santoso Seorang kakak dan adik yang tidak memiliki orang tua. Kakak terpaksa mengurusi adik yang masih SD. Mulai dari membantu adik belajar sampai mengurusi adik untuk mengganti baju seragamnya. Beruntung kakaknya merupakan siswa berprestasi di sekolah. Saat pulang, adik meminta kepada kakak, ketika nanti tiba di hari ulang tahunnya, adik minta untuk dibelikan kue dan es krim. Kakaknya terpaksa mengikuti lomba dan bekerja untuk mencari nafkah. Suatu saat ada lomba sains tingkat kabupaten, dia belajar untuk mendapatkan piala dan uang. Saat lomba diadakan, ia mengikuti lomba ini dengan baik dan ia mampu menjawab semua pertanyaan dengan benar. Saat pengumuman juara, ia mendapat juara satu dengan hadiah berupa sertifikat, piala, dan uang jutaan rupiah. Sepulang dari kegiatan lomba, ia bertemu adiknya yang minta dibelikan kue dan es krim dihari ulang tahunnya. Akhirnya, adiknya dibelikan kue dan es krim dengan uang hasil juara itu. Pesan dari cerita itu: kerja keras untuk mendapatkan hasil yang baik dan tidak menyerah saat menjalani lomba


KESUKSESAN Oleh: Dhimas Adi Rafael Di sebuah desa yang asri, desa yang penuh dengan persawahan, hiduplah keluarga cemara. Namun, pada lusa lalu, kedua orang tua anak itu meninggal pada saat akan berkunjung ke lahan sawah yang hendak dibeli oleh kedua orang tua mereka. Saat di perjalanan, mereka mengalami kecelakaan karena adu domba dengan pengendara yang sedang mabuk, mereka saling tabrak hingga kendaraan keduanya rusak dan menelan korban yakni tiga orang. Lalu sampailah berita ini kepada seorang kakak yang bernama Toto. Saat mendengar kabar tersebut Toto langsung pergi menghampiri adiknya yang bernama Titi dengan menangis tersedu-sedu. "Dek yang kuat ya, Ayah dan Ibu meninggal saat hendak pergi membeli tanah", ucap Toto kepada adik sambil nangis tersedu-sedu. Saat itu juga sang adik juga turut menangis dan mereka saling berpelukan. Seiring berjalannya waktu, kehidupan mereka semakin memburuk karena tidak tahu harus bagaimana, sampai pada suatu ketika, mereka tidak bisa membeli sebuah roti dan es krim untuk merayakan hari ulang tahun adiknya. Keesokan harinya, mereka didatangi sekelompok notaris yang hendak memberikan sebuah wasiat kepada mereka yakni berupa surat tanah dan beberapa harta benda lainnya. Mereka berdua diberi kuasa menjadi duta dari sang ayah untuk meneruskan usaha perkebunan milik ayahnya. Namun, Toto belum cukup umur untuk mengurus tanah sebanyak ini, Ia pun memutar otak agar dapat membuat perkebunan ayahnya menjadi lebih baik. Toto tidak kehabisan ide, dengan bantuan pakde, ia pun mengumpulkan beberapa warga desa untuk mengurus perkebunannya. Hari ke hari, bulan ke bulan, tahun ke tahun, Toto berhasil mengurus perkebunan itu dan ia mendapat penghasilan yang tinggi karena perkebunan tersebut. Tak lupa Toto berterima kasih kepada pakde atas bimbingannya. Setelah itu, pakde pun tidak menyangka karena hak milik tanah yang di berikan oleh Toto. Dan akhirnya Toto dan Titi menjadi bos muda yang dapat melampaui pasar lokal dan hendak menuju pasar internasional di umur 15 tahun.


Berat dan Keberuntungan Oleh: Emilia Lucky Krismarista Rosari Sudah beberapa hari, Marel dan Netta ditinggalkan oleh orang tuanya. Marel harus merawat dan menjaga adiknya. Marel terpaksa bekerja sebagai penjaga toko walaupun dia harus tetap melanjutkan sekolah SMA nya. Suatu ketika, Netta sedang berulang tahun ke sepuluh tahun. Di sekolahnya, kebetulan ada temannya yang sedang berulang tahun juga. Ulang tahun temannya itu dirayakan sangat meriah, sedangkan Netta hanya dengan doa dan ucapan selamat saja. Sesampainya di rumah, Netta menceritakan kejadian di sekolah dan meminta kepada kakaknya untuk merayakan ulang tahunnya dengan kue dan es krim kesukaan Netta. Marel ingin membuat adiknya bahagia, tetapi uang nya tidak cukup. Marel berfikir untuk mencari uang tambahan dengan bekerja di berbagai tempat. Selama seminggu, Marel bekerja penuh hingga malam hari. Uang nya sudah mulai terkumpul sedikit demi sedikit. Akhirnya uang itu sudah terkumpul, Marel menuju ke toko kue dan Mixue. Di tengah jalan, Marel kecopetan, uangnya hanya tersisa sepuluh ribu rupiah saja. Marel bingung dan tergeletak di tengah jalan. Dia tidak mau membuat adiknya sedih dan kecewa. Marel berdiri di tepi jalan dan terlihat kebingungan. Ternyata di jalan tersebut ada seseorang yang terlihat sederhana tetapi dia adalah orang kaya. Ia bertanya pada Marel "Wahai anak muda, kamu mau kemana?". Marel menjawab, "Saya habis kecopetan pak, padahal uang itu untuk memberikan hadiah untuk adik saya pak". Bapak berkata, "Ini nak, ada sedikit rejeki dan tolong diterima". Marel sangat terkejut ternyata uang itu berjumlah seratus juta. Marel seketika langsung bersujud dan berterimakasih kepada Bapak itu. Setelah itu, Marel kemudian bergegas membelikan apa yang diinginkan adiknya. Akhirnya setelah semua kejadian yang terjadi ini, Marel dan Netta hidup bahagia dengan membuka sebuah toko kue dari uang yang diberikan oleh Bapak tadi.


Anak Kuat Oleh: Odelia Cornelisa Agus dan Joy adalah kakak adik yang ditinggal orang tuanya bekerja ke luar pulau, yang mana, selama ini orang tuanya tidak pernah menjenguk anak-anaknya, bahkan sekedar menanyakan kabarnya pun tidak pernah. Agus dan Joy hidup bersama di rumah nenek nya. Orang tua mereka sudah tiga tahun ini tidak lagi menengok keadaan mereka di rumah, bahkan tidak memberikan uang untuk kehidupan sehari-hari. Mendekati hari ulang tahun Joy, nenek mereka tiba-tiba jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia. Agus yang masih bersekolah di SMP kelas sembilan dan sebentar lagi akan lulus terpaksa harus putus sekolah. Pergi ke sana kemari untuk mencari beberapa pekerjaan sebagai sumber penghidupan mereka. Ulang tahun Joy pun akhirnya tiba. Joy meminta Agus membelikan kue dan es krim untuk ulang tahunnya. Agus kebingungan karena untuk makan sehari-hari saja ia harus bekerja seharian. Agus tidak bisa membiarkan adiknya sedih di hari ulang tahunnya, jadi Agus bekerja lebih giat lagi untuk mendapatkan lebih banyak uang. Kerja keras Agus hanya bisa membelikan Joy sepotong kue tidak dengan es krimnya. Joy merengek karena Agus tidak membelikan es krim untuk Joy. Salah seorang tetangganya yang bernama Pak Budi mendengar rengekan Joy kemudian menghampiri mereka ke rumah. Pak Budi bertanya alasan mengapa Joy menangis. Setelah mendengar cerita Agus, Pak Budi lalu pergi, dan tidak lama kemudian Pak Budi kembali lagi ke rumah Agus dan Joy dengan membawa dua es krim untuk mereka. Joy sangat senang karena keinginan Joy di ulang tahunnya terkabulkan. aku sangat berterima kasih kepada Pak Budi karena membantunya mewujudkan keinginan adiknya. Pak Budi tidak memiliki anak di masa tuanya itu. Pak Budi sudah menyayangi Agus dan Joy sedari dulu bahkan sudah menganggap mereka sebagai anaknya sendiri. Pak Budi kemudian mengangkat Agus dan Joy sebagai anaknya. Agus kembali melanjutkan sekolahnya dan Joy disekolahkan ke SD oleh Pak Budi. Di balik kesusahan Agus, Agus tetap bisa membahagiakan Joy dan dengan kedatangan Pak Budi sebagai penolong, sangatlah berarti bagi Agus dan Joy untuk melanjutkan hidup mereka.


Kakak Beradik Oleh: Adriyan Kalingga Wicaksana Mereka adalah dua orang yang bersaudara. Mereka sudah tidak memiliki orang tua. Sang kakak setiap harinya harus bangun jam tiga pagi unntuk membuat roti untuk di jual di sekolahnya dan sepulang sekolah ia juga harus menjadi tukang parkir. Adiknya selalu ia ajak ke sekolah dan juga ke tempat ia biasanya menjadi tukang parkir. Setiap hari ia selalu pulang jam enam sore. Ia juga selalu memandikan dan menyuapi adiknya. Ia juga selalu berdoa kepada Tuhan. Pada suatu hari adiknya berulang tahun. Adiknya meminta kue untuk merayakan ulang tahunnya. Sang kakak sangat ingin membahagiakan adiknya. Ia tidak memiliki uang yang cukup untuk membeli kue. Ia berpikir keras bagaimana cara mendapat uang dengan cepat. Ia mulai berpikir untuk mencuri barang yang bisa di jual untuk membeli kue. Di malam hari ia mulai menyusun rencana. Ia berencana untuk mencuri helm. Keesokan harinya di saat ia sedang menjadi tukang parkir ia menjalan kan aksinya. Adiknya ia tinggalkan di rumah agar tidak mengganggu aksinya. Ia mulai mengambil helm yang berbentuk keren. Ia berlari secepat mungkin. Saat lari ia tidak sengaja menjatuhkan helm tersebut. Sang pemilik helm pun langsung berteriak "maling, maling". Ia dikejar banyak orang, ia sangat panik. Sesampainya di rumah ia menangis, adiknya menghampirinya dan bertanya, "apa yang terjadi kakak?". Kakaknya pun menceritakan kalau ia habis mencuri helm namun tidak berhasil. Ia hanya ingin membahagiakan adiknya namun adiknya tidak marah, si adik hanya ingin kakaknya untuk tidak mencuri lagi. Sang kakak akhirnya tidak pernah mencuri lagi. Ia berdoa kepada Tuhan agar diberi rezeki. Keesokan harinya mereka mendapat bantuan. Rumah mereka di renovasi, yang awalnya rumah mereka terlihat seperti gubuk menjadi rumah yang layak pakai. Mereka juga mendapat bantuan uang tunai sebesar serratus juta, ternyata mereka mendapat bantuan dari bedah rumah dan uang kaget. Uang tersebut akhirnya dipakai untuk modal jualan dan bersekolah.


Ilmu Jendela Hidup Oleh: Ferdinand Joaquin Sutanto Di daerah sekitar perumahanku, ada seorang remaja yang hidupnya sangat memprihatinkan, ia bernama Edo. Hidupnya mulai memprihatinkan saat pada umur enam tahun rumahnya terkena gempa, dari situ orang tuanya tidak bisa mendapat penghasilan, dan ekonomi kedua orang tuanya turon drastis karena harus membeli rumah baru. Pada umur tujuh tahun, ibunya melahirkan adiknya, bernama Tono. Tidak lama, ibunya meninggal. Ayahnya yang harus mencari nafkah untuk kedua anaknya terbebani tantangan hidup yang berat. la harus membayar biaya untuk sekolah kedua anaknya. Hingga pada saat Edo mencapai umur 13 tahun dan adiknya yang berumur lima tahun, ayahnya membiayai sekolah SMP Edo dan adiknya untuk terakhir kalinya dengan mengatakan. “Nak, ayah akan pergi nak. Tolong, jaga dirimu dan adikmu dengan uang tabungan yang sudah ayah kumpulkan. Maaf, ayah telah mengecewakanmu.” Ayah Edo akhirnya meninggalkan rumah dengan kedua anaknya. Edo yang kebingungan apa yang harus ia lakukan dengan uang dua setengah juta yang telah diberikan oleh ayahnya. la dan adiknya melakukan aktivitas ke sekolah dengan apa yang ada. Uang yang diberikan oleh ayahnya hanya digunakan untuk membeli perlengkapan sekolah dan biaya sekolah saja. la harus mencari kerja sampingan demi mencari nafkah untuk makan. Edo juga harus mencari sampah setiap hari agar bisa membayar uang bulanan sekaligus mencari barang yang berguna. Hari demi hari, ulang tahun Tono akhirnya datang. Tono meminta untuk membelikannya kue dan es krim. Namun, uang yang diberikan ayah tinggal sedikit hanya cukup untuk membeli makan. Mengetahui hal itu. adiknya pun marah, dan tidak ingin pergi ke sekolah hanya karena hal itu, Di hari yang sama, pemerintah mengadakan lomba nasional yang diikuti seluruh sekolah baik SD maupun SMP. Edo yang sebenarnya adalah anak rajin dan pintar memanfaatkan hal tersebut. Tono yong pintar dalam bidang seni menggambar didaftarkan pula lomba menggambar karena hadiah utama adalah uang dua setengah Juta. Edo yang kemudian mendaftarkan diri di lomba IPA dan IPS bahkan Bahasa Indonesia tingkat Nasional karena hadiah utama adalah uang lima juta di masingmasing bidang. Edo awalnya ragu-ragu, namun karena ia menerima berita bahya Tono menang.la menjadi semangat, bengan giat Edo belajar hingga hari akhir -nya datang. Edo berdoa sebelum mengikuti lomba yang is daftar, namun Edo yang mempelajari semua materi bahkan materi SMA dengan mudah memenangkan ketiga bidang dan memenangkan penghargaan murid SMP terpintar beserta uang lima belas juta.,


Dari hal itu pemerintah yang akhirnya mengerti tentang kehidupan yang memprihatinkan dan potensi yang ia miliki memberi bantuan dana sebesar dua ratus juta beserta tempat tinggal yang layak. Dengan dana tersebut Edo dapat memiliki penghidupan yang layak dan ia juga melakukan investasi sebesar dua puluh juta, tidak lupa ia membalikkan kue dan eskrim untuk Tono. Hari hari berlalu cepat, ternyata investasi yang ia lakukan memberi untung dus ratus juta, Edo yang berumur 17 tahun kaget serta bahagia. Tono yang berumur 10 tahun juga ikut senang. Lagi dan lagi hari berlalu dengan cepat, Edo sudah berusia 21 tahun dan Tono berumur 14 tahun. Edo dengan mudah membayar biaya sekolah Tono. Edo juga mencari pekerjaan yang layak Dengan kondisi Edo yang sekarang, Edo bersyukur dengan yang ia punya dan berterima kasih kepada Tuhan telah memberinya kepintaran. Ia selalu berdoa setiap saat, dengan ini cerita tentang kehidupan Edo dan Tono, selesai . Pesan yang didapat adalah bersyukur kepada Tuhan dan selalu berdoa kepadanya. Jangan lupa bahwa kerja keras dibutuhkan beserta pantang menyerah.


Mengandalkan Kuasa Tuhan Oleh: Marius Ruby Savana Pada Suatu hari ada dua bersaudara yang sudah tidak memiliki orang tua. Sang Kakak harus mencari nafkah untuk menghidupi adiknya. Sang Kakak yang masih duduk di bangku SMA ini harus berjualan kue setiap hari sepulang sekolah. la bernama Anton dan adiknya yang masih duduk di bangku SD, bernama Bagas. Pada saat hari Minggu, Anton bersama adiknya sedang berjualan kue di pasar. Suatu ketika Bagas menoleh ke sebuah toko kue dan toko eskrim yang sangat besar. Bagas pun mengatakan bahwa ia ingin dibelikan kue dan eskrim saat ulang tahunnya. Dua hari lagi Sang adik akan berulang tahun. Saat dia melihat harga dari kue dan eskrim tersebut dia pun terkejut karena harganya sangat mahal. Dia pun berjanji kepada adiknya, bahwa dia akan membelikan kue dan eskrim tersebut. Satu hari sudah berlalu dan kue dagangan kakaknya belum laku satu pun. Anton sudah merasa putus asa, dia pun berdoa supaya kue daganganya laku. Beberapa menit kemudian ada seorang bapak-bapak yang memborong kuenya, dan memberikan uang yang lebih. Anton pun sangat senang dan dia berterimakasih pada Tuhan, karena sudah mengabulkan doanya. Anton pun langsung pergi menuju toko kue dan eskim untuk membelikan kue dan eskim yang diinginkan oleh Bagas. Pada saat toko itu hendak tutup Sang Kakak langsung bergegas untuk membeli kue dan eskrim yang diinginkan adiknya. Kue dan eskrim pun sudah dibelinya, Anton pun berencana untuk memberikan kejutan besok pagi pada saat hari ulang tahun adiknya. Keesokan harinya. Anton menyiapkan kue dan eskrim yang sudah dibeli kemarin. Pada saat adiknya bangun, Anton langsung memberi kejutan pada adiknya. Bagas sangat terkejut dan sangat bahagia, karena sudah dibelikan kue dan eskrim yang diinginkanya. Mereka pun berdoa untuk mengucap syukur kepada Tuhan, karena telah memberinya rejeki. Dan juga berdoa untuk adiknya yang sedang berulang tahun. \


Sederhana Tetapi Bahagia Oleh: Reynard Raditya S Di sebuah desa kecil yang terpencil, hiduplah dua saudara, Tono dan Tini. Mereka adalah kakak-adek yang hidup dalam keterbatasan ekonomi, tanpa ayah dan ibu. Meskipun hidup dalam kemiskinan, mereka selalu saling mendukung dan mencari cara untuk bertahan. Suatu hari, Tini melihat sebuah gerobak eskrim yang lewat di depan rumah mereka. Matanya berbinar-binar saat ia melihat berbagai rasa eskrim yang lezat di dalamnya. Tini sangat ingin mencicipi eskrim itu, tetapi ia tahu bahwa keluarga mereka tidak memiliki uang sama sekali. Tono, yang adalah sosok kakak yang penuh tanggung jawab, melihat keinginan adiknya dan merasa sedih. Dia ingin sekali membelikan eskrim untuk Tini, tetapi dia juga tahu bahwa uang mereka benar-benar tidak mencukupi. Malam itu, Tono duduk di bawah langit bintang bersama Tini. Mereka berbicara tentang eskrim dan Tini berkata, "Kak, aku tahu kita tidak punya uang, tapi aku hanya ingin mencicipi eskrim sekali dalam hidupku." Tono tersenyum dan berkata, "Tini, walaupun kita miskin, kita kaya dalam hal lain. Kita memiliki cinta dan dukungan satu sama lain. Eskrim mungkin hanya manis untuk sebentar, tetapi hubungan kita akan selalu hangat." Tini tersenyum dan memeluk kakaknya. Mereka merasa lebih kaya dari sebelumnya, karena mereka tahu bahwa kebahagiaan sejati tidak selalu datang dari benda-benda materi, tetapi dari hubungan yang kuat dan cinta di antara mereka. Dalam hidup mereka yang sederhana, Tono dan Tini belajar bahwa kebahagiaan sejati tidak selalu tergantung pada uang atau barang-barang mewah, tetapi pada kebersamaan dan cinta di dalam hati mereka. Meskipun mereka tidak pernah mencicipi eskrim itu, mereka merasa kaya dalam cinta yang mereka bagi satu sama lain.


Kasih Sayang Oleh: Kezia Zefany Wilona Pada suatu waktu, hiduplah seorang kakak beradik. Kakaknya Bernama kinanti, dan adiknya bernama Kinara. Kakaknya berusia tujuh belas tahun dan adiknya empat tahun lebih muda darinya. Mereka hidup hanya berdua saja. Mereka lahir di keluarga yang tidak kaya. Namun mereka adalah orang yang sopan dan lembut hatinya. Adiknya sekarang SMP, ia dapat beasiswa karena sangat rajin, pintar, dan berprestasi. Suatu hari di siang yang terik, mereka sedang berjalan-jalan di kebun kota, kemudian adiknya bertanya kepada kakaknya, “Kak, Besok adalah hari ulang tahunku! Apa yang akan kakak berikan untuk hadiah ulang tahunku nanti? Bolehkah aku meminta sesuatu? Aku ingin eskrim dan kue sebagai hadiah ulang tahunku!”, pinta adik dengan girang. Kakaknya hanya diam dan mengangguk saja. Kakaknya tahu bahwa ia harus segera mencari pekerjaan. Lalu kakaknya berkata pada adiknya, “Adik tetap fokus dan rajin belajar ya, pasti nanti saat hari ulang tahunmu, kakak akan belikan eskrim dan kue favoritmu!” Jawab kakak dengan lembut. Adiknya pun tersenyum kegirangan setelah mendengar jawaban itu Besoknya, di pagi hari yang cerah, kakaknya mengantar adiknya pergi ke sekolah. Setelah mengantar adiknya, kakaknya mulai mencari pekerjaan. Sudah berjam-jam kakaknya mencari pekerjaan tetapi tetap masih belum menemukan pekerjaan. Lalu kakak mempunyai ide untuk bergabung di geng perempuan yang suka merampas uang sembarang orang. Kakak pun menghampiri tempat yang biasanya digunakan sebagai tempat berkumpulnya geng perempuan itu. Kakak menghampiri mereka dan berkata, “Kalian adalah geng perempuan yang suka merampas itu? Aku ingin bergabung dengan kalian. Berapa jumlah uang yang kalian dapatkan dalam sehari?” “Biasanya sih bisa 200 ribu dalam sehari, apa kau yakin ingin bergabung dengan kami?” Kak Kinanti pun ragu menjawab, tapi ia juga tergoda dengan jumlah uang yang dikatakan dari salah satu perempuan di geng itu. Akhirnya pun Kak Kinanti memutuskan untuk bergabung bersama mereka. Kemudian ia langsung diajak geng nya untuk merampas uang. Ia melihat orang yang dirampas itu dipukuli, tetapi Kak Kinanti tidak bisa melakukan apa-apa selain berdiam diri. Setelah selesai mendapatkan uang, Kak Kinanti pun diberi uang 30 ribu. Lalu Kak Kinanti mengajukan pengunduran diri kepada kepala geng perempuan itu. Untungnya Kepala geng perempuan itu mengatakan bahwa Ia mengizinkan Kak Kinanti mengundurkan diri dari geng nya. Kemudian Kak Kinanti mengunjungi toko apotek untuk membelikan obat untuk orang yang telah dipukuli oleh para geng perempuan itu. Ia menghampiri


dan mengobati orang itu. Orang itu pun berterimakasih dan memberikan kinanti uang sebesar tujuh puluh ribu. “Ini, terimalah, ini adalah tanda terima kasih karena kau memiliki hati yang baik”. Kinanti pun menerima uang itu dan berterimakasih, setelah itu berpamitan. Setelah itu Kinanti menjemput adiknya pulang dan membelikan eskrim dan kue favorit adiknya, karena hari ini adalah hari ulang tahunnya. Adiknya pun gembira dan segera memeluk kakaknya dan berkata, “Terimakasih kak! Adik sangat senang sekali. Kakak adalah yang terbaik! ” Kinanti tersenyum dan berdoa supaya hidupnya dan adiknya sukses dan bahagia. Bertahun-tahun kemudian Kakak Kinanti dan Adik Kinara hidup sukses dan bahagia.


“Kue dan Es Krim Kecil di Hari Ulang Tahunku” Oleh: Hildegardis Aletha Yeska Maharani Pada suatu waktu, hiduplah sepasang kakak beradik yang berjuang untuk hidup. Mereka bernama Alan dan Alin. Orang tua mereka sudah lama meninggal. Mereka hanya tinggal berdua dirumah peninggalan kedua orang tuanya. Keadaan ekonomi mereka cukup buruk, namun itu bukan menjadi suatu alasan bagi mereka untuk menyerah. Alan, yang menduduki kelas 3 SMA harus merelakan kuliahnya untuk bekerja dan mencari nafkah. Jangankan untuk kuliah, untuk makan saja susah. Sedangkan Alin masih bersekolah dan menduduki kelas 2 SMP. Alin adalah siswi yang cukup berprestasi, namun Ia sering dibully oleh teman temannya karena kondisi ekonominya dan tidak memiliki orang tua. Alan bekerja dari siang sepulang sekolah sampai malam hari. Apa saja Ia lakukan, mulai dari jasa mengerjakan tugas, menjaga toko, dan masih banyak lagi. Hari ini, hari yang sangat spesial tiba, yaa itu adalah hari ulang tahun Alin yang ke-14 tahun. Tak lupa Alan mengucapkan selamat kepada Alin, dengan bingung Alin bertanya, “ Kak, dimana kado ulang tahun ku? Dimana kue dan eskrim yang seharusnya ada di hari ulang tahunku? ” “ Alin, maafkan Kakak, hari ini kakak tidak punya uang sepeserpun. Tapi Kakak berjanji untuk membelikanmu kue dan eskrim ketika kakak sudah punya cukup uang yaa “ ucap Alan. “ Sampai kapan sih Kak, tahun lalu saja Kakak janji begitu namun tidak ditepati kan! Aku ingin seperti teman temanku, mereka mengadakan perayaan ulang tahun bersama orang tua mereka tanpa memikirkan ekonomi. Sedangkan aku? Bahkan Kakak tidak tahu aku sering dibullykan? “ dengan perasaan marah Alin berangkat ke sekolah meninggalkan Alan. Tanpa sepengetahuan Alin, Alan ternyata membolos sekolah dan malah bekerja agar Ia dapat menepati janjinya. Setelah Alan merasa cukup dengan uangnya ia pergi membeli kue dan es krim kecil dengan uangnya yang tidak banyak itu. Kemudian Alan menjemput Alin dan menunggu Alin pulang sekolah. Selama disekolah Alin terus memikirkan perkataannya tadi pagi, Ia merasa sangat bersalah terhadap Kakaknya dan berniat untuk meminta maaf setelah pulang sekolah. Bel pulang sekolah berbunyi, Alin dengan tergesa-gesa membereskan barangnya dan pulang. Betapa kagetnya Alin, saat Alan datang untuk menjemputnya dan bukannya bersekolah. Alan mengajak Alin berjalan-jalan sebelum pulang


kerumah. Mereka berhenti di suatu taman untuk menikmati kue dan es krim yang sudah Alan beli tadi. Merekapun menghabiskan waktu untuk bercerita tentang banyak hal, sekolahnya, teman-temannya, orangtuanya dan masih banyak lagi. Tak lupa Alin meminta maaf kepada Alan karena sudah membentaknya pagi tadi. Alan berpesan kepada Alin untuk selalu menjadi anak yang baik dan terus berprestasi sehingga bisa menjadi orang yang sukses dikedepannya. Alin juga berjanji untuk menjadi anak yang baik dan sukses agar bisa membelikan kue dan eskrim yang mahal dihari ulang tahun Alan. Alan juga bercerita bahwa tadi Alan ditawari untuk menjadi pekerja tetap di suatu toko dengan gaji yang cukup dan bisa bekerja mulai besok sore. Alin merasa sangat senang dan beruntung karena hari ulang tahunya dirayakan oleh Kakaknya yang sangat Ia sayangi. Karena hari sudah mulai sore mereka memutuskan untuk segera pulang. Keesokan harinya setelah hari mulai malam, Alin menantikan Alan yang seharusnya sudah selesai bekerja. Alin menunggu Kakaknya itu di depan teras rumah. Alin sangat khawatir karena Kakaknya belum pulang dan tidak bisa dihubungi. Tak lama kemudian, Alin mendengar kabar bahwa Alan mengalami kecelakaan kerja dan dokter tidak mampu menyelamatkanya. Betapa sedihnya dan terpukulnya Alin ketika Ia ditinggal Kakak satu-satunya yang sangat ia sayangi. Alin sempat berpikir untuk mengakhiri hidupnya, namun Ia teringat janjinya pada Alan. Alin berusaha untuk tetap hidup dengan baik dan menepati janjinya itu. 15 tahun kemudian, Alin menjadi seseorang yang sangat sukses. Ia sangat disukai banyak orang karena kebaikan dan kemurahan hatinya. Namun dibalik kesuksesanya itu Alin tidak pernah melupakan pesan dan perjuangan yang Kakaknya berikan. Setiap hari ulang tahun Alin, Alin pergi membeli kue dan eskrim kecil lalu menyantapnya sendirian di taman sambil mengingat Kakaknya. Alin juga sudah memenuhi janjinya pada Kakaknya, setiap hari ulang tahun Alan, Alin mengunjungi makam Alan dan membawa kue dan es krim yang mahal. Bagi Alin hari ulang tahunya yang ke-14 tahun itu merupakan momen yang paling berarti dan tak terlupakan didalam hidupnya. ~TAMAT~


Perjuangan Seorang Kakak dari Kesusahan Hingga Kesuksesan Oleh: Ananta Pindhika Dhammawan Suatu hari, tinggallah seorang remaja yatim piatu. Dia memiliki seorang adik. Remaja ini berumur empat belas tahun, namanya Reynard, dan adiknya bernama Raditya. Setiap hari, ia bekerja sebagai penjual gorengan. Setiap subuh, ia pergi ke pasar untuk membeli bahan baku. Mereka tinggal di rumah peninggalan orang tua mereka yang tak begitu besar. Sebelum sekolah, ia menggoreng gorengan untuk dibawa ke sekolah, dan adiknya sering kali membantunya. Adiknya sangat berbakti kepada kakaknya. Setiap hari mereka berangkat ke sekolah berjalan kaki, jarak rumah dan sekolah sangat jauh, namun tidak memutus semangat mereka untuk mencari ilmu. Di sekolah, Reynard adalah orang yang pintar, nilai-nilainya sangat bagus. Setiap istirahat, ia berjualan gorengan. Gorengannya sangat lezat. Hari demi hari berlalu hingga suatu ketika Reynard ingat bahwa beberapa hari lagi adiknya berulang tahun. Ia menghitung uang tabungannya dan pergi ke toko kue. Ternyata uang tabungannya selama satu tahun hanya cukup untuk membeli satu kue. Selama ini uangnya habis dipakai untuk hidup sehari-hari, jadi tabungannya tidak cukup banyak. Demi adiknya, ia rela memakai uangnya itu untuk membeli kue kesukaannya. Hari ulang tahun pun tiba, Dia memberi kejutan kepada adiknya. Adiknya pun sangat senang. Adiknya menikmati kue pemberian kakaknya. Mereka pun berdoa bersama dan bersyukur kepada Tuhan. Adik tiba-tiba meminta pada kakaknya sebuah es krim. Namun seluruh uang kakaknya sudah habis. Adik pun merengek dan menangis. Kakak pun marah karena adiknya sudah diberi kue namun masih minta es krim. Karena emosi, kakaknya pun mengusir adiknya dari rumah. Si adik pun pergi dari rumah, ia bingung ingin mencari uang dari mana. Adik pun melihat sebuah warnet. Si penjaga pun mengajak Raditya untuk masuk ke warnet dan menawarinya menjadi bandar judi. Hari berlalu, ia pun bisa membeli hp dan sepeda sendiri. Si kakak masih sibuk berjualan gorengan dan belajar untuk mengikuti lomba nasional. Kakak diberi beasiswa oleh sekolah untuk bersekolah. Kakak pun diberi fasilitas belajar. Hari perlombaan pun tiba. Kakak berhasil memenangkan lomba dan meraih juara 1. Dia tiba-tiba merasa kangen dengan adiknya. Ia mencari informasi tentang adiknya. Tiba-tiba ia melihat berita di sebuah koran bahwa ada anak seumuran Raditya menjadi bandar judi dan ditangkap. Si kakak pun mencari informasi lebih dalam, ternyata benar itu adalah adiknya. Adiknya pun menangis melihat kakaknya. Kakak berusaha membebaskan adiknya namun ia tidak bisa melawan hukum. Adiknya pun dimasukkan ke tempat rehabilitasi untuk anak. Si adik langsung memeluk kakaknya. Si adik menyesali perbuatannya dan si kakak meminta maaf karena telah mengusirnya.


Namun takdir berkata lain, si kakak terkena kanker stadium empat dan divonis hanya tersisa tiga bulan. Adik tak berhenti menangis, ternyata selama ini kakak sudah membangun perusahaan dan sudah memiliki banyak karyawan. Kakak meminta adik untuk meneruskan perusahaan tersebut. Selang tiga bulan berlalu, sang kakak sudah berbaring di rumah sakit. Tidak lama kemudian sang kakak meninggal. Sang adik pun memakamkan kakaknya disamping makam orang tua mereka. Sekarang siang adik sudah berusia 25 tahun. Bisnisnya meningkat pesat. Ia sudah memiliki ratusan cabang di Indonesia bahkan di dunia. Ia pun memiliki istri yang sangat cantik. Tiap minggu ia berziarah ke makam kedua orang tua dan kakaknya, ia tak pernah lupa jasa mereka. Sekarang ia menjadi orang yang sangat kaya raya.


Perjuangan Hidup Seorang Kakak Oleh: Toaji Ranno Putro Di suatu hari ada seorang remaja bernama Edwin yang tinggal Bersama adiknya yang masih kecil. Mereka merupakan tetanggaku dan mereka baru saja kehilangan kedua orang tuanya, karena terkena virus Covid 19. Edwin hanya lulusan SMA sehingga ia sulit mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan adiknya Iapun mencari perkerjaan yang mudah. Edwin berkeliling di sekitar rumahnya untuk mencari perkerjaan yang membutuhkan karyawan. Sempat ada empat warung yang ia termui, namun warung – warung itu tidak membutuhkan karyawan. Sebenarnya ia sudah mempunyai uang warisan orang tuanya namun, Edwin harus tetap mencari perkerjaan karena uang itu hanya cukup untuk beberapa hari saja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Keesokan harinya Edwin mencari perkerjaan lagi menggunakan motor orang tuanya dan ia mengajak adiknya. Edwin mendapatkan perkerjaan di pabrik kue rumahan, dan besok ia akan mulai bekerja. Keesokan harinya Edwin sudah mulai bekerja dan sambal mengajak adiknya dan merewatnya. Beberapa bulan kemudian Edwin banyak membuat kue yang gosong dan sering telat karena sambil merawat adiknya dan masih di maafkan oleh Bosnya. Edwin sambil kuliah karena sudah dapat membiayai biaya kuliah nya sendiri dan ia rajin menabung. Di suatu saat ia lembur sendirian dan tiba – tiba ia terjatuh dan terdengar suara “Bruukk”, oven lainya ikut terjatuh dan seketika Edwin langsung bangun dan membereskanya. Keesokan harinya ia meneceritakan kejadian itu dengan jujur kepada Bosnya dan hari itu juga ia dipecat dari pekerjaanya dan hari terakhir Edwin bekerja karena ia tidak dapat mengganti rugi oven yang rusak itu. Beberapa hari kemudian adiknya akan berulang tahun dan adiknya meminta kue dan es krim, namun Edwin mulai kehabisan uang karena harga susu untuk adiknya pada saat itu mahal dan juga ia harus membiayai kuliahnya. Untungnya Edwin menabung sehingga beberapa hari itu ia masih bisa memenuhi kebutuhannya. Namun lambat laun uangnya menipis. Lalu Edwin mencari pekerjaan yang baru lagi namun tidak ada yang membutuhkan karyawan. Edwinpun mempunyai ide untuk membuat usaha jualan kue, yang telah ia dapat resepnya dari pabrik kue rumahan tempat ia bekerja dahulu. Kemudian ia mulai membuat usahanya dan mengembangkan kue – kue itu menjadi lebih inovatif. Bahkan Edwin memanfaatkan teknologi yang ada lewat hp, ia berjualan melalui aplikasi dan ia mempromosikan ke social media. Jualanyapun ramai pembeli dan Edwin dapat membuatkan kue sendiri untuk adiknya yang sedang berulang ytahun dan membelikan es krim untuk adiknya. Usahanya sempat pasang surut dan ia menjalaninya dengan baik, kerja keras dan jujur.


Beberapa tahun kemudian Edwin dapat membuka 5 cabang usahanya dari hasil kerja kerasnya. Ia juga berhasil lulus kuliah S1 dalam waktu yang cepat 3,5 tahun. Dari sini kita dapat mengambil pesan bahwa kerja keras tidak selalu berjalan mulus kadang juga berjalan dengan mulus, masih banyak tikungan dan terkadang juga kerja keras tidak menghianati hasil. Saya sebagai tetangganya mendengar cerita tersebut sangat terharu dan dapat menjadi inspirasi kita semua.


DUA BERSAUDARA Oleh Rafael Zhefanio Raka Pradana Suatu hari ada 2 kakak beradik yang tidak memiliki orang tua. Setiap hari sang kakak harus bekerja sebagai tukang ojek untuk memenuhi kebutuhan sehari hari dan memenuhi kebutuhan sang adik. Suatu saat sang adik meminta kepada kakaknya sebuah kue ulang tahun dan es cream di hari ulang tahunnya.tetapi sang kakak tidak mempunyai uang untuk menuruti kemauan sang adik. Sang kakak ingin membuat adiknya bahagia. Sang kakak bertanya kepada teman ojeknya yang bernama marius. Marius merekomendasian kepada sang kakak untuk bermain judi dengan taruhan sepuluh ribu sampai sepuluh juta. Awalnya sang kakak ragu untuk bermain judi karena berjudi adalah tindakan yang tidak baik untuk dilakukan. Tidak ada pilihan lain akhirnya sang kakak nekat memberanikan diri untuk bermain judi yang direkomendasikan oleh temannya marius dengan taruhan sepuluh ribu. Mujur, sang kakak menang taruhan senilai sepuluh juta rupiah, sang kakak sangat senang dan bahagia. Lalu sang kakak pergi ke toko kue dan toko eskrim terdekat untuk menuruti kemamuan sang adik. Sesampainya dirumah sang kakak memberikan kejutan kepada adiknya sebuah roti dan eskrim, adiknya sangat senang dan menerima hadiah dari kakaknya. Sang adik bertanya kepada sang kakak, “Kak kakak dapat darimana uangnya sampai bisa membeli kue dan es krim ini?”, lalu sang kakak menjawab dengan jujur kepada adiknya, “Kakak dapat uang ini dari taruhan yang direkomendasikan oleh teman kakak. Kakak melakukan ini karena kakak sayang kepada adik, kakak tidak mau kamu kecewa”, dan sang adik memahami keadaan tersebut. Sisa hasil dari uang taruhan dibuat untuk usaha ‘Ginastel’. Semenjak ia buka usaha “Ginastel’, ia dapat menyekolahkan adiknya dan ia tidak lupa bersyukur kepada Tuhan karena telah memberinya rejeki.


Budi yang Berbudi Oleh: Oktavianus Pradipta Putera Wardana Budi adalah siswa SMP kelas sembilan yang memiliki dua orang adik. Orangtuanya meninggal karena kecelakaan sejak Danu, adiknya yang terkhir berusia satu tahun. Surya adiknya, sekarang kelas tiga SD. Mereka tinggal bersama neneknya di kampung. Setiap hari Budi dan adiknya menjual makanan yang dititipkan tetangganya ke sekolah. Mereka mendapat untung bersih maksimal 30.000 per hari. Setelah pulang sekolah, Surya dan Danu berkebun di halaman rumah untuk dikonsumsi. Sedangkan Budi membantu neneknya di sawah. Besok adalah hari ulang tahun Danu. Budi tahu bahwa Danu sangat menginginkan kue dan es krim. Bahkan Danu belum pernah mencobanya selain pemberian temannya. Budi sangat ingin memenuhi keinginan adiknya, meskipun Ia bahkan tidak memiliki uang untuk membeli buku yang dibutuhkanya. Hari ulang tahun Danu pun tiba. Adiknya terlihat begitu berharap dari Budi. Neneknya hanya membuatkan nasi goreng untuk mereka. Namun itu bukanlah keinginan Danu. Akhirnya Danu pun menjadi murung sepanjang hari. Budi bersikap seolah itu hal biasa. Keesokan harinya, saat ingin mengantar adiknya sekolah, Surya berkata bahwa tubuh Danu sangat panas. Hal itu membuat Budi cemas. Budi berpesan agar berita ini tidak sampai ke neneknya. Kedua adiknya hanya mengangguk. Ia mengantar Surya dan meninggalkan Danu di atas tempat tidur. Sesampainya di sekolah, Budi meminjam uang dari Udin, sahabatnya. Ia bercerita tentang apa yang dialaminya. Udin pun memberikan uangnya ke Budi. Setelah dibelikan kue dan es krim, kesehatan Danu pun langsung membaik. Apalagi dengan kedatangan Udin untuk merayakan. Adiknya kini menjadi sangat senang. Ia menangis sambil memeluk kakaknya. Setelah selesai, di luar rumah, Udin berkata. "Hai Bud, katamu kita ini sahabat. Aku selalu berbagi kebahagiaan dan kesedihanku. Tapi engkau masih tidak ingin menceritakan masalahmu padaku. Kalau sudah parah, barulah kau cerita. Aku akan membantumu Bud, ceritakan saja agar lega." Begitu ucap Udin. "Baik Din, terimakasih banyak." Balas Budi. Merekapun menjadi lebih akrab dari sebelumnya


Ulang Tahun Adik Oleh: Karen Briliana Ayu Pertiwi Di suatu desa hiduplah kakak beradik yatim piatu. Ibu mereka meninggal dunia pada saat melahirkan sang adik yang bernama Amanda. Sedangkan ayah mereka meninggal dunia akibat kecelakaan empat tahun yang lalu pada saat sang kakak bernama Tya berusia sepuluh tahun. Orang tua mereka dahulu kaya raya, hingga suatu hari roda kehidupan berputar drastis. Yang awalnya mereka keluarga berkecukupan, sekarang mereka berdua hidup sebatang kara di bawah kolong jembatan. Rumah mereka disita karena hutang orang tuanya dan sang kakak harus menafkahi serta merawat adiknya, untuk bertahan hidup dan bersekolah. Tya rela keluar dari sekolah dan memilih untuk menyusuri jalanan mencari sesuap nasi untuk mereka berdua. Di usia Tya yang ke 14, Tya sudah dituntut untuk terus bekerja. Tya menjadi pengemis di perempatan jalanan karena ia telah mencari pekerjaan tetapi tidak ada yang menerimanya. Ia mengemis kadang berpindah tempat untuk menghindari satpol pp yang terus mengintainya. Biasanya dengan mengemis Tya mendapatkan uang Rp.10.000,00 sampai Rp.15.000,00. Pada pagi hari saat Tya akan mengantarkan Amanda sekolah. Amanda terdiam sambil memperhatikan sepatunya. Tya tahu, itu artinya ada yang akan ia sampaikan. “Ada apa dik?” Tanya Tya. “Emm kak minggu depan Amanda ulang tahun”. Kata Amanda. “Iya kakak ingat kok dik!” Kata Tya sambil mengelus kepala Amanda. “Amanda ingin dibeliin hadiah kak” rengek Amanda. “Hadiah apa?” tanya Tya. “Kue yang besar dan es krim!” katanya. Jlebb, Tya meneteskan air mata. “Loh kak Tya kenapa?” tanya Amanda. “Enggak apa-apa dik tadi Cuma kelilipan. Oh iya, nanti kakak usahakan. Sekarang kamu berangkat sekolah dulu ya, yuk!” jawab Tya. “Baik kak, aku sayang kakak.” Kata Amanda sambil tersenyum dan memeluk Tya. Mereka berdua berjalan kaki untuk pergi ke sekolah. Di perjalanan Tya memikirkan permintaan adiknya “Jujur, aku bingung. Bagaimana mungkin aku bisa membelikan adikku kue dan es krim di hari ulang tahunnya? Uang untuk makan sehari-hari saja kadang kurang” batin Tya Sesampainya di sekolah Tya hanya mengantar adiknya sampai di gerbang sekolah. Amanda lalu mencium tangan Tya. “Semangat Amanda, semoga lancar!” Kata Tya. Amanda tersenyum dan berlari menuju kelasnya. Dan Tya segera pergi.


"Arsanara" Oleh: Arsena Chandra Nugroho Arsa adalah seorang pria yang memiliki temperamen yang sangat tinggi. Arsa dikeluarkan dari sekolahnya dikarenakan memukul kepala sekolahnya karena melecehkan salah satu siswi disana. Setelah dikeluarkan dari sekolahnya Arsa tidak melanjutkan sekolahnya. Ia juga merupakan ketua dari sebuah perkumpulan anak berandalan yang tidak memiliki sebuah tujuan. Ia hidup tanpa adanya pendampingan dari orang tua. Arsa memiliki seorang adik perempuan yang masih kecil yang bernama Nara. Disaat melahirkan Nara, ibu Arsa meninggal sebab terlalu banyak darah yang keluar disaat proses melahirkan. Ayah Arsa sangat depresi karena hal itu, dan akhirnya memilih untuk mengakhiri hidupnya. awalnya Arsa sempat berpikir untuk mengakhiri hidupnya juga, tetapi ia terlalu takut untuk melakukan hal itu dan pada akhirnya ia memilih untuk menjadi berandalan saja serta menjaga adiknya yang adalah satu satunya keluarga yang ia punya. Satu bulan sebelum hari ulangtahun adiknya, adiknya meminta sebuah kue ulang tahun dan es krim, disaat bersamaan Arsa dilengserkan dan dibuang oleh perkumpulannya karena Arsa dituduh melaporkan perkumpulannya sendiri kepada pihak berwenang bahwa mereka yang melakukan kerusuhan di sebuah pasar. Lantas Arsa membantah bahwa bukan ia yang melaporkannya, ia sangat marah saat itu dan akhirnya memilih untuk keluar dari perkumpulan itu. Dalam sebulan Arsa berjuang mencari uang untuk adiknya dan di saat hari ulangtahun adiknya tiba Arsa dapat membelikan kue ulang tahun dan es krim untuk adiknya. Sekitar seminggu Arsa mencari pekerjaan, akhirnya Arsa diterima di sebuah kedai es krim yang bernama Mixue. Betapa Bahagianya Arsa setelah kesana kemari melamar pekerjaan akhirnya diterima. Di setiap kerjanya, Arsa melakukannya dengan begitu serius dan telaten walaupun terkadang ia kesulitan dalam beberapa hal, tetapi rekan kerjanya selalu membantunya. Arsa digaji setiap minggu oleh kedai tersebut, setiap hari gajian tiba, ia selalu membawakan sebuah es krim untuk adiknya, tak lupa juga Arsa meyisihkan uang gajinya untuk keperluan lain dan untuk keu ulang tahun adiknya. Sebulan berlalu dan tibalah hari ulang tahun adiknya. Arsa sengaja pulang lebih cepat untuk membeli kue ulang tahun untuk adiknya. Sembari membawa kue, Arsa membuka pintu rumahnya dengan pelan pelan. Ternyata adiknya sudah menunggu Arsa pulang dan membawa kue yang ia minta. Nara sangat bahagia ketika kue yang ia minta terwujud, Nara langsung memeluk kakaknya dengan sangat erat sembari mengucapkan “terimakasih” pada kakaknya. Akhirnya mereka berdua menyantap kue tersebut dengan penuh kebahagiaan. Keesokan harinya Ketika Arsa datang ketempat kerjanya, pemilik kedai tersebut memanggilnya dan memberi tahunya bahwa ia terpilih menjadi karyawan terbaik dan diberi uang bonus sebagai hadiah dari menjadi karyawan terbaik. Betapa bahagianya Arsa mendengar hal itu, Ketika pulang Arsa mengajak adiknya untuk merayakan hal itu dengan memperboleh kan adik nya meminta barang yang ia mau. Lalu adiknya mengatakan “Tidak usah kak, itu kan uang dari kerja kerasmu, jadi harusnya kakaklah yang membeli barang yang kakak mau”. Arsa langsung kaget Ketika adiknya yang menurut dirinya masih kecil mengatakan hal tersebut. Lantas Arsa mengatakan “Darimana kamu belajar kata kata itu”. Dengan santainya Nara menjawab “dari tiktok”. Mendengar hal itu Arsa merangkul adiknya sembari tersenyum. Pada akhirnya mereka hanya membeli makan lalu pulang ke rumah mereka.


Click to View FlipBook Version