The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Peradaban Dan Arsitektur Klasik Yunani Romawi

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by permadhi, 2020-01-12 09:57:39

Peradaban Dan Arsitektur Klasik Yunani Romawi

Peradaban Dan Arsitektur Klasik Yunani Romawi

Keywords: Peradaban,Arsitektur,Klasik,Yunani,Romawi

91

atas pribadinya selagi masih hidup, tapi belum sampai
menjadi sosok ilahi. Dan hal ini akan semakin meningkat
pada masa kaisar-kaisar sesudahnya, yang pada akhirnya
bertemu dengan konsep keilahian Kristen.

Kaisar Augustus senang ikut campur langsung dan
memilih penguasa kerajaan-kerajaan kecil yang berada di
tepi-tepi kekaisarannya. Contohnya ketika Raja Herodes
dari Yudea (Yehuda), Palestina, meninggal pada 4 SM,
Augustus lah yang menjadi wali atas wilayah itu. Herodes
tercatat sebagai raja bertangan besi: membebankan pajak
yang berat, menindas tanpa ampun, dan mengabdikan
dirinya dan seluruh kota bagi orang Romawi majikannya.
Pada 37 SM, ia menyerang Yerusalem, darah manusia
mengalir dan memerciki halaman Bait Suci. Setelah
kemenangannya, Herodes memasang Garuda Emas,
lambang Romawi di atas pintu gerbang Bait Suci. Pada 4
SM, di ranjang kematiannya, Herodes mendengar kabar
bahwa para rabi pemberontak tertangkap basah sedang
menurunkan Garuda Emas dari atas gerbang Bait Suci. Ia
memerintahkan mereka dibakar hidup-hidup, seluruh
pemuka warga Yudea ditangkap dan dibantai segera
setelah kematiannya sendiri. Dan begitulah Herodes
Agung meninggal. Dalam wasiatnya, ia menyerahkan
takhta pada anak tertuanya yang masih hidup, Archelaus.
Dia langsung pergi ke Bait Suci untuk mengambil hati
orang banyak. Namun para pemberontak telah menduduki
Bait Suci, menuntut hukuman bagi para pembunuh
teman-teman mereka, yaitu para pencuri Garuda Emas.
Ketika negosiasi gagal, Archelaus mengirim pasukan, dan
membantai para pemberontak, lalu ia pergi ke Roma. Saat

92

itu sepertinya semua orang Israel mendambakan seorang
Mesias: Juru Selamat yang akan menyalamatkan Bangsa
Israel dari tangan keturunan Herodes yang mereka benci
dan dari penindasan Romawi di seluruh negeri.
Pemberontakan terus berlangsung dimana-mana. Pada 6
SM, Augustus memecat Archelaus dan mengasingkannya
ke Galia. Untuk pertama kalinya Yudea berada di bawah
kendali langsung Romawi.

Augustus hanya punya satu anak perempuan,
Julia, dari perkawinan pertamanya. Istri kedua Caesar,
Livia, punya anak laki-laki dari perkawinan pertamanya;
anak itu adalah Tiberius. Augustus memerintahkan
Tiberius menceraikan istrinya, mengawinkan Tiberius
dengan Julia dan mewariskan takhta kepada Tiberius.
Pada tahun 14 M, Augustus meninggal, dan Tiberius
menjadi kaisar.

BAGIAN 10
KALENDER ROMAWI

Romawi memiliki kalender sejak Kota Roma didirikan oleh
Romulus tahun 753 SM. Kalender yang digunakan adalah
lunisolar, yang didasarkan pada pergerakan bulan dan
matahari. Awal tahun adalah awal musim semi, dan
bertepatan dengan awal pembangunan Kota Roma, yang
ditetapkan sebagai tahun 1 AUC (ab urbi condita=sejak
kota dibangun). Kalender Romawi memiliki sepuluh bulan.

Nama-nama bulan dalam kalender Romawi adalah
Martius (Mars, dewa perang) sebagai bulan pertama,
Aparailis (Aprilia, dewi cinta) sebagai bulan kedua, Maius
(Maia, dewi kesuburan) sebagai bulan ketiga, Junius
(Juno, istri dewa Jupiter) sebagai bulan keempat, Quintilis
(Quinque, artinya 5) sebagai bulan kelima, Sextilis (Sex,
artinya 6) sebagai bulan keenam, September (Septem,
artinya 7) sebagai bulan ketujuh, October (Octo, artinya 8)
sebagai bulan kedelapan, November (Novem, artinya 9)
sebagai bulan kesembilan, December (Decem, artinya 10)
sebagai bulan kesepuluh.

Pada tahun 717 SM, Raja Roma, Numa Pompillus,
menambahkan dua bulan dalam kalender Romawi, yaitu
bulan Januarius dan Februarius. Bulan Januarius
ditetapkan sebagai bulan pertama dan bulan Februarius
ditetapkan sebagai bulan kedua. Januarius adalah nama

93

94

yang berasal dari nama dewa Janus, dewa ini berwajah
dua, menghadap kemuka dan kebelakang, hingga dapat
memandang masa lalu dan masa depan, oleh sebab itu
Januarius ditetapkan sebagai bulan pertama. Februarius
diambil dari upacara Februa, yaitu upacara semacam
bersih desa untuk menyambut kedatangan musim semi.
Dengan ini februarius menjadi bulan yang kedua, sebelum
musim semi datang pada bulan Martius.

Demikianlah, maka bulan-bulan yang terdahulu
letaknya di dalam kalender baru menjadi tergeser dua
bulan, dan susunannya menjadi: Januarius, Februarius,
Martius, Aparailis, Maius, Junius, Quintilis, Sextilis,
September, October, November, dan December.

Masing-masing bulan 30 hari, kecuali bulan
Februarius sebagai bulan terakhir hanya 24 atau 25 hari,
sehingga jumlah setahun 354 atau 355 hari. Agar tahun
baru tetap jatuh pada tanggal 1 Martius (awal musim
semi), maka setiap tiga tahun sekali disisipkan bulan
interkalasi, setelah bulan Februari.

Pada tahun 46 SM (708 AUC), Julius Caesar,
merubah kalender lunisolar Romawi menjadi kalender
solar. Julius Caesar mengambil sistem kalender dari
bangsa Mesir. Masyarakat Mesir purba menyembah dewa
matahari dan kehidupan mereka sangat tergantung pada
pasang dan surut Sungai Nil, sehingga mereka sejak
tahun 4236 SM membuat kalender solar untuk menandai
musim banjir, musim tanam dan musim panen.

Dengan bantuan Sosigenes, seorang ahli astronomi
Yunani di Iskandariah, Mesir, awal tahun Romawi serta
jumlah hari dalam setiap bulan disesuaikan dengan
kalender Mesir. Tahun baru digeser dari Martius menjadi

95

Januarius. Akibatnya, September menjadi bulan
kesembilan. Nama bulan Quintilis diganti bulan Julius,
diambil dari nama Julius Caesar. Banyaknya hari dalam
sebulan: Januarius 31, Februarius 28 atau 29, Martius
31, Aparailis 30, Maius 31, Junius 30, Julius 31, Sextilis
31, September 30, October 31, November 30, dan
December 31.

Tahun 708 AUC ditetapkan oleh Julius Caesar
menjadi tahun 1 Julian, yang kemudian dikenal sebagai
kalender Julian. Oleh karena merupakan tahun transisi
dari sistem lunar ke sistem solar, tahun itu ditambah 90
hari: 67 hari diletakkan antara November dan December,
dan 23 hari sesudah Februari. Jadi tahun 1 Julian
berjumlah 445 hari.

Kaisar Romawi berikutnya, Octavianus Augustus,
ingin juga mengabadikan namanya dalam kalender.
Namanya, Augustus, dipakai mengganti nama bulan
Sextilis. Lengkaplah sudah nama-nama bulan dalam satu
tahun kalender Romawi, yang bertahan sampai hari ini:
Januarius (Januari), Februarius (Pebruari), Martius
(Maret), Aparailis (April), Maius (Mei), Junius (Juni), Julius
(Juli), Augustus (Agustus), September, October (Oktober),
November, dan December (Desember).

Setelah orang-orang Romawi memeluk agama
Nasrani, kalender Julian tetap digunakan, bahkan makin
meluas pemakaiannya di kalangan bangsa-bangsa Eropa.
Pada tahun 572 Julian, seorang pejabat tinggi kepausan
di Roma, Dionysius Exiguus, menetapkan perhitungan
tahun Anno Domini (“Tahun Tuhan”).

96

Berdasarkan perkiraan Dionysius bahwa Nabi Isa
al-Masih lahir pada tahun 47 Julian, maka tahun 47
Julian ditetapkan sebagai tahun 1 Anno Domini, dan
angka tahun 572 Julian diganti dengan memundurkannya
menjadi 526 AD. Jadi sejak tahun 526 berlakulah
hitungan tahun AD yang berlangsung sampai sekarang. Di
Indonesia, Anno Domini disebutnya tahun Masehi.

Kalender Masehi atau kalender Julian memakai
patokan 365,25 hari (365 hari 6 jam) setahun dengan
kabisat empat tahun sekali, yaitu yang angka tahunnya
habis dibagi empat. Patokan ini berlebih 11 menit 14 detik
(0,0078 hari) dari yang seharusnya. Akibatnya terjadi
kesalahan satu hari dalam setiap 128 tahun, atau tiga
hari dalam 400 tahun. Pada tahun 1582 kesalahan
kalender mencapai sepuluh hari. Saat matahari melintasi
khatulistiwa atau awal musim semi (vernal equinox) jatuh
pada 11 Maret, padahal seharusnya 21 Maret.

Maka Paus Gregorius XIII membentuk komisi yang
dipimpin Christophorus Clavius dan bertugas mengoreksi
kalender berdasarkan naskah Novae Restituendi
Calendarium dari Luigi Giglio, ahli astronomi dari
Universitas Perugia. Hasil revisi komisi itu disahkan Paus
Gregorius XIII melalui keputusan yang berjudul
Calendarium Gregorianum. Hari Santo Francis tanggal 4
Oktober 1582 merupakan hari terakhir kalender Julian.
Selanjutnya angka tanggal dilompatkan sepuluh: Kamis 4
Oktober 1582 harus diikuti oleh Jum’at 15 Oktober 1582.
Untuk memperkecil kesalahan pada masa mendatang, tiga
dari empat sentesimal (tahun peralihan abad) yang selalu
kabisat dibuat sebagai tahun biasa. Jadi 1600 kabisat;
1700, 1800 dan 1900 tahun biasa; 2000 kabisat lagi, dan

97

seterusnya. Sistem Gregorian ini ternyata cukup akurat,
hanya berlebih 0,0003 hari per tahun. Untuk mencapai
kesalahan satu hari diperlukan waktu 3333 tahun. Jadi,
kalender Gregorian baru perlu dikoreksi pada awal abad
ke-50 Masehi.

Pada mulanya yang mengikuti keputusan Paus
untuk mengubah kalender sudah tentu hanyalah negara-
negara Eropa yang mayoritas Katolik. Adapun negara-
negara Protestan, Anglikan dan Ortodoks tetap memakai
kalender Julian. Mereka mencurigai jangan-jangan
keputusan Paus itu hanya taktik untuk mengembalikan
otoritas Katolik Roma di bidang agama. Apalagi Paus
Gregorius XIII sangat dibenci kaum Protestan, sebab
memprakarsai pembunuhan massal orang Protestan pada
Hari Santo Bartholemeus di Paris tahun 1572.

Menjelang akhir abad ke-17 Masehi, tahun 1698,
seorang ilmuwan Jerman yang berwibawa saat itu, Prof.
Dr. Erhard Weigel, berkirim surat kepada raja-raja Eropa
yang beragama Protestan agar menerima kalender
Gregorian. Weigel menegaskan bahwa pemakaian kalender
itu tidaklah berarti tunduk kepada Paus. Ini masalah
ketepatan peredaran benda langit, kata Weigel, bukan
masalah agama. Maka pada awal abad ke-18 Masehi,
negara-negara Protestan menerima kalender Gregorian.
Inggris negara Anglikan mengikuti pada tahun 1752,
dengan menyatakan tanggal 2 September 1752 langsung
disusul oleh 14 September 1752. Hal ini juga berlaku
untuk seluruh jajahan Inggris, termasuk Amerika Utara
yang saat itu belum merdeka.

98

Negara-negara Eropa Timur yang menganut
Kristen Ortodoks baru menerima kalender Gregorian
sesudah Perang Dunia Kesatu berakhir. Rusia
memberlakukannya tahun 1918 dengan menyatakan
bahwa 31 Januari langsung disusul 13 Februari. Negara
Eropa terakhir yang menerima kalender Gregorian adalah
Yunani tahun 1923.

Akan tetapi kalender Julian tetap digunakan oleh
Gereja Ortodoks khusus untuk menentukan Hari Natal.
Sampai sekarang mereka merayakan Natal pada tanggal 7
Januari (25 Desember menurut kalender Julian), dua
minggu lebih lambat daripada umat Kristen lainnya.

Di negara-negara Asia, Afrika dan Amerika Latin,
penyebaran kalender Gregorian dilakukan oleh negara-
negara Eropa yang menjajahnya.

Di Indonesia sampai awal abad ke-20 Masehi,
kalender Hijriyah masih dipakai oleh raja-raja Nusantara.
Bahkan raja Karangasem yang beragama Hindu, Ratu
Agung Ngurah, dalam surat-suratnya kepada Gubernur
Jenderal Hindia Belanda yang beragama Nasrani, Otto van
Rees, pada tahun 1894 masih menggunakan tarikh 1313
Hijriyah. Kalender Gregorian secara resmi dipakai di
seluruh Indonesia mulai tahun 1910 dengan berlakunya
Wet op het Nederlandsch Onderdaanschap, hukum yang
menyeragamkan seluruh rakyat Hindia Belanda. (Anshory,
http://irfananshory.blogspot.co.id, akses 4 Juli 2016).

BAGIAN 11
NUBUAT JURU SELAMAT

Pada masa itu, tradisi nubuat seperti dalam
Alkitab masih berlangsung. Orang Yahudi menantikan
kembalinya Elia, mereka ingat bahwa Yesaya pernah
menjanjikan Juru Selamat bagi Israel. Dan kini, meskipun
berbahaya, beberapa pengkhotbah tak resmi ikut
menyumbangkan pendapat mereka ke dalam pemikiran
utama Yahudi. Salah seorang pengkhotbah itu: Yohanes,
mengajarkan bahwa dosa bisa dibersihkan dengan mandi
di Sungai Yordan. Paling tidak bagi satu orang, Yesus bin
Yusuf, pemandian membawa pencerahan.

Seperti orang lain yang sudah tercerahkan, Yesus
perlu bertapa di gurun pasir untuk merenung. Setelah
beberapa saat ia kembali untuk mencari pengikut – dari
umat Yohanes pembaptis. Yesus bersama murid-muridnya
pergi dan melihat Bait Suci, dengan gerbang emasnya,
halamannya yang penuh sesak, koridornya yang dipenuhi
pedagang, kemenyan, dan persembahan, serta tempat-
tempat penukaran mata uang asing. Karena suatu alasan,
para penukar uang itu membuat Yesus marah, dan
mengobrak-abriknya. Tak lama kemudian pihak
berwenang pun memutuskan untuk melenyapkan si
pembuat onar. Lalu, Yesus diadili, dijatuhi hukuman,
dianiaya, dan, disalib di antara dua pencuri, atas perintah

99

100

Pontius Pilatus (seorang Prokurator baru untuk Palestina,
yang ditunjuk langsung oleh Tiberius pada 21 M).

Dalam Alkitab diceritakan, sebenarnya Pontius
Pilatus tahu bahwa Yesus tidak bersalah, tapi ia takut
para pemimpin agama Yahudi akan mengatakan kepada
Kaisar bahwa dirinya dianggap musuh Kaisar karena telah
membebaskan seseorang (Yesus) yang mengaku dirinya
sebagai raja orang Yahudi. Karena itulah, ia menyerahkan
Yesus kepada para prajurit untuk disalibkan. Jenazahnya
segera diturunkan karena Jum’at malam telah tiba – tidak
ada hukuman mati di hari Sabat – dan disemayamkan di
gua yang ditutupi sebongkah batu. Minggu paginya,
tubuhnya lenyap. Maria Magdalena, salah satu muridnya
(murid ke 13 dari 13 murid) mengaku melihat kuburan
Yesus dalam keadaan kosong. Murid-murid Yesus yakin
bahwa Yesus hidup, dia bangkit dari kematian. Mereka
kembali ke Bait Suci untuk menyiarkan Injil: Yesus wafat
di kayu salib, bangkit dari kematian, dan naik ke surga, ia
bisa kembali kapan saja. Perlahan-lahan para pengikut
Sang Jalan, begitulah mereka menyebut diri mereka
sendiri, bertambah banyak jumlahnya.

Pada tahun 37 M, Kaisar Tiberius meninggal,
digantikan keponakannya, Gaius, yang dijuluki Caligula.
Ia memanjakan Romawi dengan kekayaan yang ditimbun
pamannya. Setelah menghabiskan kekayaan yang tak
terhingga dan membunuhi teman-teman dekat secara
berlebihan, akhirnya Caligula dibunuh oleh seorang
pengawalnya pada 41 M.

Gaius Caligula adalah Kaisar Romawi yang mula
pertama memaklumkan keilahiannya: bahwa ia adalah
Tuhan, semasa pemerintahannya. Claudius akhirnya

101

didaulat menjadi kaisar baru. Pencapaian terbesar Roma
selama 13 tahun pemerintahan Claudius adalah
penaklukkan Britania. Pada tahun 43 M, orang Roma
mendirikan London. Komandan Romawi yang paling
efektif di Britania adalah Vespasianus, tak lama
kemudian, ia ditugaskan di Yudea.

Sementara di Yudea, Palestina, Herodes Agrippa,
cucu Herodes Agung, mendapatkan kembali sebagian
besar kerajaan kakeknya sebagai hadiah atas kemampuan
negosiasinya. Inilah tahun-tahun penting bagi para
Pengikut Sang Jalan. Mula-mula kelompok itu hanyalah
salah satu sekte Yahudi yang menjalankan beberapa
praktek tak lazim bagi pengikut Yahudi, dan ketika
seorang penganut baru bernama Stefanus mencaci maki
para Imam Agung di hadapan mereka, akibatnya Stefanus
dirajam sampai mati.

Dimulailah dari rumah ke rumah, orang-orang
beriman dipenjarakan, Rasul Yakobus dihukum mati atas
perintah Herodes Agrippa. Tapi, salah seorang penyiksa,
bernama Saulus, dari Tarsus, mendapat pandangan
dalam perjalanan menuju Damaskus. Lalu tanpa izin dari
Yerusalem, di Damaskus Saulus menyatakan bahwa
Yesus adalah Putra Allah (Putra Tuhan). Ia membuat
orang Yahudi Syria sangat jengkel sampai-sampai ia harus
melarikan diri di malam hari. Tapi setelah kembali ke
Yerusalem, para rasul tak mengizinkannya menjadi umat.

Tanpa berkecil hati, Saulus meninggalkan kota
untuk mengkhotbahkan Injil di mana saja dan ia berhasil
di kalangan orang-orang Yunani. Ini menimbulkan
masalah yang cukup rentan: apakah penganut baru yang

102

berkebangsaan Yunani harus mematuhi hukum Yahudi ?:
tidak boleh makan babi, dan semua laki-laki harus
disunat. Saulus kembali ke Yerusalem untuk
berkonsultasi dengan para tetua: sunat atau tidak ?
Akhirnya diputuskan: orang Yunani boleh makan babi,
dan tidak usah disunat, tapi mereka supaya berhenti
melakukan persembahan darah, pencekikan, dan seks di
tempat ibadah. Tiba-tiba menjadi jelas bahwa ajaran baru
ini bukan lagi sekedar sekte Yahudi, melainkan agama
baru. Penganut Yunani menyebut diri mereka Kristen
(kata Yunani Khristos berarti Mesias – Juru Selamat). Dan
Yesus Sang Mesias menjadi Yesus Kristus. Saulus
mengubah namanya menjadi Paulus. Ia menjadi duta
keliling gereja dan memberikan pengaruh pribadinya pada
agama yang masih muda itu.

Tempat para pengikut Yesus pertama kali dipanggil
Christianoi adalah di kota Antioch (Asia Kecil). Sepertinya
ini adalah nama panggilan yang diberikan oleh pihak lain
ketimbang nama yang dipilih oleh mereka sendiri. Bentuk
panggilan ini, dengan akhiran anos, adalah berasal dari
bahasa Latin, dan kata-kata dalam bahasa Latin dengan
akhiran ini biasanya merujuk kepada anggota dari faksi
politik, pengikut seorang pemimpin yang mencari
kekuasaan.

Jadi meskipun kaum Kristen awal memandang diri
mereka sebagai murid dari seorang guru, namun oleh
pihak luar mereka ini dianggap mengandung motivasi
politik. Ini sesuai dengan bukti dalam Alkitab yakni Yesus
dihukum mati dengan alasan bahwa ia mengklaim dirinya
sebagai Raja Yahudi. Karena pemerintahan Romawi
pernah menghadapi dua pemberontakan Yahudi di abad

103

pertama dan kedua Masehi, maka orang-orang yang
mengklaim keturunan Raja Yahudi selalu dicurigai.

Tindakan Saulus, yang paling berani, yaitu
menempatkan sosok Yesus sebagai Putra Allah, bisa jadi
merupakan tandingan bagi Kaisar Romawi, yang
menganggap dirinya Tuhan. Sebagaimana Kaisar
Augustus, setelah kematiannya, rakyat Romawi
mempertuhankan dirinya, karena pada masa hidupnya ia
menyandang berbagai macam gelar kehormatan yang
mengandung konotasi keagamaan yang jelas atau
terselubung, salah satunya adalah gelar divi filius, yang
artinya ‘Anak Tuhan’. Demikian halnya, di belakang hari,
dengan pengangkatan Yesus sebagai Tuhan oleh sebagian
besar aliran dalam Kristen, di samping karena penafsiran
ketuhanan yang tidak satu antara penganut Kristen di
wilayah-wilayah yang telah menyebar luas, juga, bisa jadi
menanggapi pemberian gelar Kaisar Romawi berikutnya,
Domitianus: dominus et deus – ‘Tuan dan Tuhan’.

Pada tahun 54 M, Claudius mati keracunan jamur,
dan Roma memiliki Kaisar baru: Nero muda yang kejam.
Ketika pada 64 M, api melalap sebagian besar Kota Roma,
Nero menuduh orang-orang Kristen di balik tragedi itu,
sehingga beribu-ribu orang Kristen dibunuh, baik yang
ada di arena perkelahian maupun yang ada di gua-gua
persembunyian; agama Kristen pun dilarang. Kelaliman
Nero itu menimbulkan kemarahan orang-orang Romawi
sendiri, dan ketika pada 68 M, istananya dikepung dan
diserang, tidak ada seorangpun yang membantunya,
akhirnya ia melarikan diri bersama beberapa temannya.
Nero diketahui bunuh diri.

104

Setelah Nero meninggal, terjadi perang perebutan
kekuasaan di antara para penguasa provinsi. Dalam
perang itu, Vespasianus, yang masih berada di Yudea,
berusaha mendapatkan dukungan legiun-legiun Timur
dan memotong jalur pasokan bahan makanan dari Mesir
ke Roma, sedangkan sekutunya, Antonius Primus, menuju
Italia. Teman-teman Vespasianus mengalahkan
pertahanan Vitellius, saingannya. Kembali ke Roma, tanpa
pikir panjang, pasukan Vitellius membakar kota,
menghancurkan kuil-kuil kuno dan membunuh beberapa
kerabat Vespasianus. Akhirnya, Vitellius terbunuh.
Seluruh Roma mengelu-elukan Vespasianus sebagai
kaisar in-absentia (putranya, Domitianus, yang
mewakilinya) pada 69 M.

Di musim semi, Vespasianus berlayar ke Roma. Ia
mengirim Titus dan Yosefus kembali ke Yerusalem untuk
menyelesaikan tugasnya, memadamkan pemberontakan
yang sering terjadi. Dan memang pada 70 M, terjadi
pemberontakan di Yerusalem. Titus berhasil menumpas
para pemberontak, dan tidak tanggung-tanggung, Kota
Yerusalem dan Bait Suci – Rumah Yahweh dihancurkan.
Pada tahun 79 M, Titus menggantikan Vespasianus
sebagai Kaisar Romawi.

Dalam masa pemerintahan Titus, sempat tercatat,
Gunung Visuvius meletus sehingga kota Pompeii tertutup
lahar setebal empat meter. Ketika kota itu digali, ternyata
masih utuh, dan hingga kini menjadi peninggalan sejarah
Romawi yang penting. Lava Visuvius telah menyapu bersih
seluruh kota dari peta dengan seketika; tidak ada seorang
pun yang sempat melarikan diri. Sebuah keluarga yang
sedang menyantap makanan mereka membatu saat itu

105

juga. Banyak pasangan ditemukan membatu dalam
keadaan sedang berhubungan badan. Hal yang paling
menarik adalah bahwa terdapat pasangan berjenis
kelamin sama dan juga pasangan muda mudi yang masih
kecil. Wajah dari beberapa jasad membatu yang digali
ternyata tidak rusak, dan memperlihatkan ekspresi wajah-
wajah kebingungan.

Musnahnya Pompeii adalah bentuk hukuman
Tuhan Semesta Alam. Catatan historis menunjukkan
bahwa Kota Pompeii adalah sarang foya-foya dan perilaku
menyimpang. Kota ini dikenal, di samping dengan
kemegahan dan kemakmurannya, juga dengan
meningkatnya pelacuran yang begitu tinggi sampai-
sampai jumlah rumah bordil tidak terhitung lagi. Tiruan
alat kelamin dalam ukuran aslinya digantungkan di depan
pintu-pintu rumah bordil.

Pengganti Titus adalah saudaranya, Domitianus
(81-96 M). Domitianus menciptakan tradisi baru dalam
pergantian kaisar, yakni sebelum mengundurkan diri atau
meninggal, ia telah menunjuk calon penggantinya.

Di seluruh Kekaisaran Romawi, kelompok-
kelompok kecil penganut Kristen memelihara iman mereka
yang diajarkan oleh Paulus dan para rasul, tapi mereka
harus berhati-hati, sebab agama mereka melanggar
hukum. Hal ini tidak biasa. Ketika penganut Kristen
bertambah banyak tiap tahunnya, akhirnya orang Roma
mulai terbiasa – dan bahkan mereka mulai menghormati
alternatif radikal kristiani yang bertentangan dengan nilai-
nilai Romawi. Pada tahun 110 M, Kaisar Traianus (Trajan–

106

Trajanus) berkompromi dengan mengeluarkan kebijakan:
berhenti mengejar orang Kristen.

Gambar 11.1 Manusia mematung oleh erupsi gunung Visuvius

(Sumber: http://mrhpompeiiproject.weebly.com, akses 4 Juli 2016)

BAGIAN 12
KAISAR MEMBANGUN FORUM

Dalam masa pemerintahan Traianus (Trajan) (98-
117 M), kekaisaran Romawi mencapai wilayah terluas,
melintasi sungai-sungai Donau sampai ke Dacia (sekarang
Rumania). Batas wilayah di Timur adalah Sungai Eufrat
dan Tigris, dan Kaisar sudah berhubungan dagang dengan
Raja Kaniska di India Utara. Forum yang dibangun
Traianus di Roma lebih besar dari bangunan-bangunan
Forum terdahulu.

Forum di kota-kota Romawi, yang dapat
disamakan dengan Agora di kota-kota Yunani, adalah
sebuah ruang terbuka sentral yang digunakan sebagai
tempat berkumpul, pasar, atau pertemuan-pertemuan
politik warga masyarakat kota. Setiap kota di Romawi
memiliki, paling tidak sebuah Forum. Tiap kaisar baru
Romawi mendirikan sebuah Forum yang lebih besar dari
pada sebelumnya demi kebesaran dirinya.

Setelah mengalami perubahan dan perkembangan,
Forum biasa didefinisikan sebagai ruang terbuka formal
berbentuk segi empat, dilengkapi dengan Collonade,
didekorasi dengan patung-patung dan diapit oleh
bangunan umum meliputi Basilica (assembly room atau
town hall – balai pertemuan), Curia (law courts – ruang
pengadilan), kuil, kantor-kantor kotapraja, bangunan

107

108

pajak dan pertokoan. Dekat Forum juga ditempatkan
Thermal (tempat pemandian umum). Thermal ini
perkembangan dari Gymnasium Yunani, mempunyai arti
yang penting dalam kehidupan sosial sehari-hari,
digunakan untuk kesenangan dan rileks. Semua kota,
yang kecil mempunyai Theatre dan yang besar mempunyai
Ampitheatre. Colloseum Roma yang sekarang masih ada
adalah bukti sejarah yang mengesankan dari sebuah
Ampitheatre dengan tempat duduk berkapasitas 50.000
orang.

Patut diduga, bahwa dasar sejarah tipikal Forum
Romawi bersumber pada tiga peradaban, yaitu berturut-
turut: hunian Terramara; kota-kota Etrusca; dan
kampung militer Castrum Romawi. Karakteristik utama
kota-kota Romawi Kuno adalah sebagai berikut: (a) adanya
sumbu dari jalan-jalan utama dan jalan-jalan kelas dua;
(b) adanya penekanan pada areal kosong pada persilangan
antara kedua jenis jalan; (c) lokasi sumbu dari bangunan
utama ‘square’ cocok dalam suasana kontras dibanding
dengan lokasi lateral pada kota-kota Hellenistik; dan (d)
kebanyakan, meskipun tidak selalu, batas yang berbentuk
segi empat dari hunian, secara jelas berlawanan atau
kontras dari lansekap sekelilingnya, berlawanan dengan
transisi dari kota ke lansekap sebagaimana biasa di
Yunani.

Kaisar Romawi selanjutnya, pewaris Traianus,
Hadrianus (117-138 M), menumpas pemberontakan
terakhir kaum Yahudi, dan membangun kota baru, Aelia
Capitolina, di reruntuhan Yerusalem, dengan Kuil Dewa
Yupiter nya, dan melarang semua orang Yahudi mendekati
kota itu. Hal itu menyebabkan pemberontakan besar-

109

besaran orang Yahudi, namun dapat dipadamkan. Setelah
itu, orang Yahudi dipindahkan menyebar ke seluruh
wilayah Romawi.

Gambar 12.1 Lay Out Forum di Kota Roma

(Sumber: https://c2.staticflickr.com, akses 4 Juli 2016)

Kaisar Hadrianus juga merupakan organisator, ia
memperbaiki susunan pegawai negeri dengan penetapan,
bahwa tiap-tiap pegawai harus diselidiki lebih dulu.
Kecuali itu, pegawai menerima gaji yang cukup dan diberi
hak untuk naik pangkat. Susunan pegawai itu menjadi
dasar susunan pegawai di seluruh Eropa.

110

Gambar 12.2 Lay Out Forum Romanum

(Sumber: https://sites.google.com, akses 4 Juli 2016)

Gambar 12.3 Lay Out Forum Trajan

(Sumber: http://america.pink, akses 4 Juli 2016)

111

Gambar 12.4 Perspektif Forum Romanum

(Sumber: http://www.akg-images.fr, akses 4 Juli 2016)

Gambar 12.5 Perspektif Forum Trajan

(Sumber: http://joekeatinge.com, akses 4 Juli 2016)

112

Gambar 12.6 Denah Colloseum

(Sumber: https://wildfiregames.com, akses 4 Juli 2016)

Gambar 12.7 Perspektif Colloseum (rekonstruksi)

(Sumber: http://www.vroma.org, akses 4 Juli 2016)

113

Gambar 12.8 Reruntuhan Colloseum

(Sumber: https://davidderrick.wordpress.com, akses 5 Juli 2016)

Setelah kematian Hadrianus, kaisar-kaisar
penggantinya tidak ada yang cakap, masa pemerintahan
mereka diwarnai dengan pemberontakan-pemberontakan.
Kaisar pengganti Hadrianus: Antonius (138-161 M),
kemudian Marcus Aurelius (161-180 M), dan sebelum
mengundurkan diri, ia menunjuk putranya, Commodus,
sebagai Kaisar. Perebutan kekuasaan terus terjadi hingga
284 M. Selama itu ada sekitar lima puluh kaisar silih
berganti berkuasa.

Ada kisah menarik yang diberitakan di dalam Kitab
Suci Agama Islam, Al-Qur’an, yakni tentang tujuh pemuda
beriman yang bersembunyi di dalam sebuah gua (Ashabul
Kahfi). Pada masa Kaisar Decius atau Decianus, yang
memerintah antara tahun 249-251 M, kekuasaannya
dikenal luas dengan penyiksaan yang dia lakukan
terhadap para pengikut Yesus. Memang, selama dua abad
pertama sejarah Kekristenan, penganiayaan yang

114

mengakibatkan kemartiran umumnya terjadi di sana sini
dan bersifat lokal. Namun hal itu berubah bersama
dengan periode penganiayaan yang dimulai tahun 250 di
bawah Kaisar Roma Decius.

Kini untuk pertama kalinya ada usaha di seluruh
kekaisaran untuk memaksa orang-orang Kristen agar
mematuhi aturan agama kekaisaran. Karena prihatin
dengan loyalitas warga negaranya, dalam masa
pemerintahannya yang singkat, Decius mensahkan suatu
hukum yang memaksa semua orang di bawah
kekuasaannya untuk melakukan persembahan terhadap
dewa-dewa Romawi. Mereka yang tidak patuh akan
dihukum mati atau pembuangan ke kamp kerja paksa
serta penyitaan semua harta hak milik.

Di seluruh Kekaisaran Romawi terjadi khaos di
kalangan jemaat Kristen selama lebih dari setahun.
Banyak orang mati sebagai martir, sementara yang lain
murtad dengan membawa persembahan seperti
diperintahkan, sebagian lain menemukan cara untuk
memperoleh sertifikat tenpa membawa kurban, sementara
yang lain lagi melarikan diri dari satu kota ke kota lain,
atau bersembunyi di perlindungan rahasia. Di wilayah
Ephesus, Asia Kecil, pemuda-pemuda beriman pengikut
Yesus terpaksa harus bersembunyi di dalam sebuah gua.
Mereka berjumlah tujuh orang. Oleh campur tangan
Tuhan, mereka tertidur di dalam gua selama ratusan
tahun. Para pemuda penghuni gua tersebut baru
terbangun ketika Tezusius menjadi kaisar Romawi. Kaisar
ini memerintah antara tahun 408-450 M.

Ketika Kekaisaran Romawi menderita, orang-orang
Jerman berjaya. Pada tahun 250-an M, gelombang suku-

115

suku Jerman, suku-suku yang datang dari hutan-hutan
rimba di balik Sungai Rhine, di antaranya: Suku Frank,
Vandal, Suebi, dan Goth, menyerbu Galia (Perancis
sekarang), sedangkan yang lain melayari Sungai Danube
menuju Laut Hitam. Di muara Sungai Danube, mereka
membentuk angkatan laut yang terdiri dari 2000 kapal.
Pada tahun 268 M, sekitar 320.000 orang berlayar melalui
Selat Bosforus dan membanjiri Yunani, sehingga
mengancam Roma. Pada tahun itu juga, pasukan Romawi
bertemu dengan pasukan Jerman di Naissus (sekarang
Nish, Serbia) dan memperoleh kemenangan mutlak dalam
pertempuran paling penting Romawi sepanjang abad
ketiga Masehi. Kaisar Romawi, Gallienus, mengakhiri
pendudukan Jerman atas Yunani, dan – setelah ia
dibunuh – penggantinya berhasil merebut kembali Galia.
Sejak 280 M, kekaisaran tenang kembali. Sebagian orang
Jerman lari pulang, beberapa yang lain menetap di
wilayah Romawi, dan beberapa orang lagi mendaftarkan
diri sebagai prajurit Romawi.

Pada tahun 284 M, setelah ketegangan akibat
pemberontakan dan persekongkolan, tentara memahkotai
Diocletianus. Bersama Diocletianus (284-305 M), keadaan
kekaisaran agak membaik. Karena daerah kekuasaannya
luas dan sering terjadi perebutan kekuasaan, maka dia
membagi kekaisaran menjadi dua. Diocletianus sendiri
memegang gelar Augustus di wilayah Timur kekaisaran
dan menjadikan temannya, Maximianus, sebagai
Augustus di wilayah Barat. Dua orang bawahan ditunjuk
sebagai ‘kaisar’ di bawah mereka. Galerius di Timur dan
Konstantius di Barat.

116

Pada tahun 303 M, satu dasawarsa penganiayaan
hebat dimulai oleh Diocletianus dan Galerius. Mereka
mengeluarkan dekrit untuk memusnahkan semua
bangunan gereja di seluruh kekaisaran (gedung gereja
terpisah dengan bangunan lain muncul sekitar paro
pertama abad tiga Masehi) dan memerintahkan
pembakaran terhadap semua buku Kristen. Karena
banyaknya jumlah orang yang ditangkap bagi mereka
yang menolak memberikan persembahan kepada dewa-
dewi Romawi, Roma memutuskan untuk mengubah
hukuman mati menjadi kerja paksa di pertambangan-
pertambangan. Pada tahun 305 M, setelah 20 tahun
berkuasa, ia turun takhta untuk menikmati masa tuanya
dengan berkebun di istana yang tidak terbayangkan
megahnya, di kota Split, Kroasia. Setahun kemudian,
‘kaisar’ dari Barat, Konstantius, meninggal, digantikan
anaknya, Konstantinus. Kosntantinus siap berperang, ia
maju perang melawan Maxentius, penguasa wilayah Italia
dan Afrika Utara.

Pada tahun 312 M, Konstantinus memasuki Roma
sebagai penguasa Barat yang tanpa tanding. Pada tahun
313 M, Konstantinus bersama-sama Lisinius, ‘kaisar’
Timur, pengganti Galerius yang meninggal pada 311 M,
memaklumkan apa yang dikenal sebagai Dekrit Milano,
yang menjamin kebebasan beragama di wilayah
kekuasaan mereka. Di seluruh pelosok kekaisaran,
penyiksaan terhadap orang Kristen berhenti seketika, dan
bukan hanya itu, ketika para tahanan Kristen dikeluarkan
dari penjara bawah tanah, Konstantinus bermurah hati
pada mereka.

117

Konstantinus sendiri menyebut dirinya hamba
Allah. Satu-satunya hal kristiani yang tidak dilakukan
Konstatinus adalah dibaptis. Dan secara publik, ia masih
mencampurkan kesalehan Kristen dengan devosi kepada
Dewa Agung Matahari, yakni Matahari Yang Tak
Terkalahkan, yang sudah populer sejak masa para kaisar
dari abad terdahulu. Ketika pada 321 M, ia memaklumkan
bahwa Hari Minggu dikhususkan sebagai hari kebaktian,
tidak jelas entah Matahari Yang Tak Terkalahkan atau
Yesus Kristus yang ia maksudkan untuk disembah.
Perang saudara pecah pada 324 M, Lisianus dikalahkan
dan dieksekusi, dan dengan itu Konstantinus menjadi
penguasa tunggal kekaisaran Romawi.

Gambar 12.9 Gapura Kemenangan Konstantinus

(Sumber: http://rompedas.blogspot.co.id, akses 5 Juli 2016)

118

Untuk menghormati kaisar yang besar jasanya
mempertahankan serta menyelamatkan kerajaan Romawi,
didirikanlah gapura kehormatan. Gapura ini didirikan
pada tahun 315 M, ketika Konstantinus masih
bersemayam di kota Roma. Di kota itu, masih ada enam
buah gapura demikian.

Gambar 12.10 Pantheon di Roma

(Sumber: http://www.jcosmas.com, akses 5 Juli 2016)

Pantheon di Roma, didirikan pada masa Kaisar
Augustus, oleh Agrippa. Di bagian depan tampak Obelisk
dari Mesir, yang dijadikan penghias taman kuil itu.
Atapnya yang bulat melengkung itu ialah atap yang
terbesar di dunia pada saat itu.

BAGIAN 13
DE ARCHITECTURA LIBRI DECEM

De Architectura Libri Decem – The Ten Books on
Architecture adalah sumber tertulis tentang arsitektur
paling tua yang masih ada hingga sekarang, hasil karya
Marcus Vitruvius Pollio. Vitruvius, seorang penulis,
arsitek, dan insinyur, Romawi, yang hidup sekitar akhir
abad pertama Sebelum Masehi dan awal abad pertama
Masehi.

De Architectura – The Ten Books on Architecture
terdiri atas 10 buku. Buku 1, tentang Perencanaan Kota,
Arsitektur atau Teknik Sipil secara umum, dan kualifikasi
seorang arsitek atau insinyur sipil. Buku 2, tentang
Material Bangunan. Buku 3 dan 4, tentang Gaya (style)
Bangunan Kuil: Gaya Dorik, Ionik, dan Korinthia. Buku 5,
tentang Bangunan Sipil: Forum, Basilika, Teater,
Kolonade, Tempat Permandian Umum, dan Pelabuhan.
Buku 6, tentang Bangunan Domestik, khususnya
Bangunan Rumah. Buku 7, tentang Konstruksi Trotoir
Jalan, Mosaik Lantai, Stuko, Warna, dan Cat Dinding.
Buku 8, tentang Teknik Hidrolik, Penyediaan Air, dan
Akuaduk. Buku 9, tentang Geometri, Pengukuran,
Astronomi, Zodiac, dan Perhitungan Jam Matahari. Buku
10, tentang Penggunaan dan Konstruksi Mesin.

119

120

Arsitek dan arsitektur dijelaskan oleh Vitruvius
dalam Buku 1. Buku 1 terdiri atas 7 bagian. Bagian 1,
tentang Pendidikan Arsitek. Bagian 2, tentang Prinsip-
Prinsip Dasar Arsitektur. Bagian 3, tentang Bagian-Bagian
Arsitektur. Bagian 4, tentang Tapak Sebuah Kota. Bagian
5, tentang Dinding Kota. Bagian 6, tentang Petunjuk-
Petunjuk Jalan (Streets) melalui Angin. Bagian 7, tentang
Tapak untuk Bangunan-Bangunan Umum.

Dalam Buku 1 Bagian 1 dijelaskan, seorang arsitek
harus dilengkapi dengan pengetahuan tentang berbagai
cabang studi dan beragam jenis pembelajaran, baik
praktek maupun teori. Praktek adalah latihan kerja secara
terus menerus dan teratur. Di sisi lain, teori adalah
kemampuan untuk menunjukkan dan menjelaskan
produksi ketangkasan pada prinsip-prinsip proporsi.
Arsitek yang menguasai keduanya (praktek dan teori),
seperti laki-laki bersenjata di semua titik, dan lebih cepat
mencapai objek. Seorang arsitek harus memiliki
ketrampilan dan pengetahuan tentang gambar sehingga
dengan mudah membuat sketsa untuk menunjukkan
pekerjaan yang ia usulkan. Seorang arsitek harus akrab
dengan ilmu ketrampilan, sastra, matematika, aritmetika,
sejarah, filsafat, musik, obat-obatan, hukum, optik, fisika,
dan ilmu astronomi.

Dalam Buku 1 Bagian 2 dijelaskan, bahwa
arsitektur terbangun oleh: order (ordinatio), arrangement
(dispositione), eurythmy (eurythmia), symmetry (symmetria),
propriety (decore), dan economy (oeconomia).

Order adalah penyesuaian keseimbangan detail
pekerjaan dan penataan proporsi dengan maksud untuk
hasil yang simetris. Arrangement adalah pengaturan dan

121

penempatan hal-hal ditempat yang tepat berdasarkan
karakter karya arsitektur. Eurythmy adalah tampilan yang
memiliki keindahan dan proporsi sesuai dengan
konteksnya. Hal ini bisa dicapai apabila suatu pekerjaan
yang memiliki ketinggian cocok dengan luasannya, dan
suatu pekerjaan yang memiliki keluasan cocok dengan
panjangnya. Symmetry adalah hubungan antar bagian-
bagian yang berbeda secara keseluruhan, dan sesuai
dengan bagian tertentu yang dipilih sebagai standar.
Dalam tubuh manusia ada semacam harmoni simetris
antara lengan, kaki, telapak, jari, dan bagian-bagian kecil
lainnya; dan demikian juga dengan bangunan yang
sempurna. Propriety adalah kepatutan yang timbul dari
penggunaan bangunan yang memiliki interior megah,
dengan pintu masuk – sebuah lapangan terbuka yang
elegan. Ia adalah kesempurnaan gaya yang datang ketika
suatu karya otoritatif dibangun pada prinsip-prinsip yang
disetujui. Economy adalah manajemen yang tepat dari
penggunaan bahan dan pemilihan tapak (lahan), serta
keseimbangan antara biaya dan akal sehat dalam sebuah
pembangunan karya arsitektur. Ia akan tercapai jika
terdapat kecocokan perencanaan untuk kalangan biasa,
untuk kalangan yang memiliki kekayaan besar, dan untuk
kalangan negarawan yang memiliki posisi tinggi.

Dalam Buku 1 Bagian 3, dijelaskan bahwa
bangunan arsitektur terdiri atas: bangunan publik dan
bangunan privat individual. Bangunan publik terdiri atas:
bangunan pertahanan, bangunan keagamaan, dan
bangunan dengan tujuan kemanfaatan. Bangunan
pertahanan meliputi bangunan dinding tembok kota,

122

menara pengawas (pertahanan), dan pintu gerbang kota.
Bangunan keagamaan yaitu kuil sakral tempat para dewa.
Bangunan dengan tujuan kemanfaatan meliputi di
antaranya adalah pelabuhan, pasar, tempat pemandian
umum, dan teater. Sementara bangunan privat individual,
berdasarkan penjelasan dalam Buku 6 dan 8, meliputi
bangunan rumah, kandang ternak, dan villa.

Bangunan arsitektur sebagaimana dijelaskan di
atas, harus dibangun dengan acuan: durability (firmitatis),
convenience (utilitatis), beauty (venustatis).

Durability adalah daya tahan (kekuatan).
Bangunan akan benar-benar memiliki daya tahan apabila
pondasi bangunan ditempatkan pada tanah yang padat,
dan dilakukan pemilihan bahan bangunan secara bebas
dan bijaksana. Convenience adalah keadaan yang nyaman
saat digunakan (kegunaan). Kenyamanan bangunan dapat
diperoleh melalui penataan apartemen yang sempurna,
tanpa halangan apapun saat digunakan. Beauty adalah
keindahan (estetika). Bangunan arsitektur akan memiliki
keindahan apabila ia menyenangkan dan memiliki selera
yang baik. Hal ini bisa tercapai dengan menerapkan
prinsip-prinsip proporsi dan simetri.

Dalam Buku 1 Bagian 4, dijelaskan bahwa dalam
perencanaan kota-kota berbenteng (berdinding tembok
keliling) sebaiknya dihindari pemilihan tapak di lokasi
yang tidak tinggi (rendah) dan tidak jauh (dekat) dari
rawa-rawa. Karena pada saat pagi, angin yang bertiup ke
arah kota akan bercampur dengan kabut rawa-rawa yang
mengandung racun dari makhluk rawa-rawa, sehingga
dapat membawa penyakit kepada penghuni kota. Dengan
demikian tapak tersebut menjadi tidak sehat.

123

Dalam Buku 1 Bagian 5, dijelaskan bahwa bentuk
kota dengan dinding tembok kelilingnya jangan dibuat
persegi atau dengan sudut-sudut yang menonjol, tapi
sebaiknya dalam bentuk yang melingkar, karena ini akan
memberikan pandangan dari banyak titik terhadap musuh
yang datang. Dinding tembok yang mengelilingi kota,
pondasinya harus ditempatkan pada tanah yang digali
dengan kedalaman tertentu, sehingga bagian dinding yang
tertanam di dalam tanah lebih besar (lebih dalam)
dibandingkan dengan bagian dinding tembok yang muncul
ke luar tanah. Dan ketebalan dinding tembok dibuat
sedemikian rupa sehingga pada bagian atas bisa untuk
menghadang dan bertempur dengan musuh yang
bermaksud melewatinya (menaiki dinding tembok dan
masuk ke dalam kota).

Dalam Buku 1 Bagian 6, dijelaskan bahwa setelah
benteng kota dibangun, maka hal yang harus diperhatikan
adalah penataan rumah-rumah terhadap jalan-jalan dan
lorong-lorong dengan mempertimbangkan iklim, seperti
angin dingin yang tidak menyenangkan, angin panas yang
melemahkan, dan angin lembab yang tidak sehat.

Dalam Buku 1 Bagian 7, dijelaskan setelah
penataan rumah-rumah, jalan-jalan, dan lorong-lorong
dalam kota, yang perlu mendapat perhatian adalah
penempatan dan penataan bangunan-bangunan publik
lainnya seperti forum dan kuil, dengan maksud untuk
kenyamanan dan kegunaan. Apabila kota itu lokasinya di
tepi laut, maka forum sebaiknya ditempatkan di dekat
pelabuhan. Dan untuk kuil-kuil sakral tempat para dewa

124

sebaiknya ditempatkan pada lokasi yang memiliki
ketinggian, baik di dalam maupun di luar benteng kota.

Gambar 13.1 Order (Kolom) Romawi

(Sumber: http://www.keyword-suggestions.com, akses 5 Juli 2016)

DAFTAR PUSTAKA

LITERATUR

Achadiati S., Y. (Ed)
1992 Sejarah Peradaban manusia Zaman Kreta. Jakarta:

Multiguna
1993 Sejarah Peradaban Manusia Zaman Romawi 1 – 3. Jakarta:

Multiguna.
Anshory, Irfan

Mengenal Berbagai Jenis Kalender.
(http://irfananshory.blogspot.co.id/2010/01/mengenal-
berbagai-jenis-kalender.html, akses 4 Juli 2016)
Bacon, Edmund N.
1974 Design of Cities. New York: Penguin Books
Beckner, Chrisanne
2008 100 Kota Paling Penting di Dalam Sejarah Dunia. Tangerang:
Karisma Publishing Group.
Berg, H.J. Van Den; H. Kroeskamp; I.P. Simandjoentak
1953 Dari Panggung Peristiwa Sedjarah Dunia. Djakarta: J.B. Wolters.
Bertens, K.
1999 Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta: Kanisius.
Burke, Gerald
1971 Towns in The Making. London: Edward Arnolt Ltd.
Catanese, Anthony J. & James C. Snyder
1979 Introduction to Urban Planning. New York: Mc Graw-Hill
Cooper, John M. (Ed)
1997 Plato Complete Works. Indianapolis: Hackett Publishing
Company, Inc.

125

126

Crompton, Samuel Willard
2007 100 Peperangan yang Berpengaruh di dalam Sejarah Dunia.

Tangerang: Karisma Publishing Group.

Field, D.M.
2002 The World’s Greatest Architecture, Past and Present. Kingsnorth

Industrial Estate, UK: Grange Books.

Fletcher, Banister
1954 A History of Architecture. London: B.T. Batsford Ltd.

Freeman, Charles
2000 Bangsa Yunani Kuno. Batam Centre: Interaksara.

Gallion, Arthur B. & Simon Eisner
1996 Pengantar Perancangan Kota. Jakarta: Erlangga.

Gardner’s, Helen
1959 Art Through The Ages. New York: Harcourt, Brace & World Inc.

Goldhill, Simon
2001 ‘Drama Yunani dan Teori Politik’, dalam Rowe. Sejarah

Pemikiran Politik Yunani dan Romawi. Jakarta : Raja Grafindo
Persada.

Gonick, Larry
2006 Kartun Riwayat Peradaban Jilid I,II,III. Jakarta: Kepustakaan

Populer Gramedia.

Gympel, Jan
1996 The Story of Architecture, From Antiquity to The Present. Cologne:

Konemann.

Hart, Michael H.
2005 100 Tokoh Paling Berpengaruh Sepanjang Masa. Batam Centre:

Karisma Publishing Group.

Haywood, John
2000 Bangsa Romawi. Batam Centre: Interaksara

Herodotus
The History. Terjemahan oleh George Rawlinson.
(http://www.documentacatholicaomnia.eu/03d/-484_-
430,_Herodotus,_The_History,_EN.pdf, akses 6 Juli 2016)

127

Kostof, Spiro
1991 The City Shape. London: Thames and Hudson Ltd.

Mansur, Moh. Dahlan
1956 Kita Dan Dunia. Djakarta: J.B. Wolters.

Mumford, Lewis
1961 The City in History, Its Origins, Its Transformations, and

Its Prospects. New York: Harcourt, Brace & World, Inc.

Pane, Armijn
1951 Djalan Sedjarah Dunia. Djakarta: W. Versluys N.V.

Paparchontis, Kathleen
100 Pemimpin Dunia yang Berpengaruh di dalam sejarah Dunia.
Batam Centre: Karisma Publishing Group.

Parker, Steve
1998 Aristoteles dan Pemikiran Ilmiah. Jakarta: Quality Press.

Pevsner, Nikolaus
1976 A History of Building Types. London: Thames and Hudson Ltd.

Placzek, Adolf K. ( Editor in Chief )
1982 MacMillan Encyclopedia of Architecs. London: Collier

MacMillan Publishers.

Rose, Valentinus (Ed)
1899 Vitruvii De Architectura Libri Decem. Lipsiae: In Aedibus B.G.

Teubneri

Ross, W.D. (Ed)
Aristotle-Works. (http://www.constitution.org/ari/aristotle-
organon+physics.pdf, akses 30 Juni 2016).

Rowe, Christopher & Malcolm Schofield
2001 Sejarah Pemikiran Politik Yunani dan Romawi. Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Russell, Bertrand
2004 Sejarah Filsafat Barat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sumalyo, Yulianto
2003 Arsitektur Klasik Eropa. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press.

128

Suprihadi; A. Prandito; dan Rashad Herman
Atlas Sejarah Dunia. Surabaya: Karya Pembina Swajaya.

Tames, Richard
2001 Apa Yang Terjadi Kemudian, Peristiwa Besar. Jakarta: Quality

Press.
Toynbee, Arnold
2005 Sejarah Umat Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Trachtenberg, Marvin & Isabelle Hyman
1986 Architecture, From Prehistory to Post-Modernism. London:

Academy Editions.
Vitruvius
1914 The Ten Books of Architecture. Terjemahan oleh M.H. Morgan.

Cambridge: Harvard University Press.
Watterson, Joseph
1968 Architecture A Short History. New York: W.W. Norton & Company

Inc.
Wirjosuparto, R.M. Sutjipto
1956 Sedjarah Dunia. Jakarta: Balai Pustaka
Yenne, Bill
2005 100 Peristiwa yang Berpengaruh di dalam Sejarah Dunia. Batam

Centre: Karisma Publishing Group.
Young, Frances
2001 ‘Kristen’. dalam Rowe, Sejarah Pemikiran Politik Yunani dan

Romawi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Zucker, Paul
1959 Town and Square. New York: Columbia University Press.

INTERNET

http://america.pink/imperial-fora_2068390.html
https://ant3145crete.wikispaces.com/Phaistos

129

https://arsartisticadventureofmankind.wordpress.com/tag/palace-of-
knossos/
http://arthistoryresources.net/greek-art-archaeology
2016/acropolis.html
http://arthistoryresources.net/greek-art-archaeology-
2016/mycenae.html
http://backscreenpass.blogspot.co.id/2014/04/the-archaeology-of-
minoan-crete-maps.html
https://bucks.instructure.com/courses/200544/files/2586467?module_
item_id=1474323
http://class.lism.catholic.edu.au/dvd/ahist-
hsc/Myceneansociety/7architecturepalaces.html
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Plan_Acropolis_of_Athens.svg
https://c2.staticflickr.com/4/3409/5832772672_461a3502a6.jpg
https://davidderrick.wordpress.com/category/rome/page/3/
https://de.pinterest.com/pin/354799276871334418/
http://digital-gaffiot.sourceforge.net/f.html
http://eaglesanddragonspublishing.com/tag/tiryns/
https://en.wikipedia.org/wiki/Classical_Athens
https://en.wikipedia.org/wiki/Palatine_Hill
http://fotos.sapo.pt/asergio/pic/00027arh/
http://gutenberg.net.au/ebooks14/1400491h.html
http://hdimagelib.com/roman+forum+layout
http://home.arcor.de/atheneus/photo10/acropolismap.gif
http://historystuff.net/mycenaeans-the-first-greeks-1600-1200-bc/
http://innerspaceinteriordesign.com/tag/ortigia/

130

http://irfananshory.blogspot.co.id/2010/01/mengenal-berbagai-jenis-
kalender.html
http://joekeatinge.com/post/130345407642/humanoidhistory-1810-
book-engravings-by-paul
https://jumpingpolarbear.wordpress.com/2012/11/05/the-great-library-
of-alexandria/
http://love.flawlesslogic.com/Titans/hwr4.htm
http://minoanastronomy.mikrob.com/plans.html
http://mrhpompeiiproject.weebly.com/pompeii-after-the-eruption.html
http://navarinonetwork.org/thessalonikisymposium.org/olympia/wp-
content/uploads/2014/12/mycenae-fortress-time.jpg
https://newsela.com/articles/cities-history-rome/id/17153/
http://pindex.com/b/discover-history/the-persians-greeks/
http://pirate.shu.edu/~vigorimi/genealogy/first_millenium_BC.html
http://plato-dialogues.org/tools/acropol.htm
https://plus.google.com/photos/113682382407176049831/albums/583
9001225893943777
http://projectavalon.net/forum4/showthread.php?24467-St-Michael-s-
Mount-Electrostatic-Earthquake-Tsunami-action-in-the-UK
https://quizlet.com/70899324/ancient-art-history-midterm-i-
prehistoric-aegean-cycladic-minoan-and-mycenaean-art-and-5-others-
and-1-other-flash-cards/
http://republic-of-macedonia.jimdo.com/alexander-the-great-of-
macedon/
http://rompedas.blogspot.co.id/2010/02/final-blows.html
https://sites.google.com/site/latiniiforrabbits/
http://slideplayer.cz/slide/2848771/

131

http://sultanconan.blogspot.co.id/2015/05/sejarah-penanggalan-
masehi-nama-bulan.html
http://uk.digiserve.com/mentor/minoan/malia_plan.htm
http://uniquemoments.ro/wp-admin/erechtheion-materials&page=7
https://wildfiregames.com/forum/index.php?/topic/20115-model-
principate-romans-wonder-colosseum/
http://www.afar.com/travel-guides/greece/agios-nikolaos/highlights
http://www.agathe.gr/overview/the_archaeological_site.html
http://www.akgimages.fr/C.aspx?VP3=SearchResult&VBID=2UMESQ4XI
4X74
http://www.alamy.com/stock-photo/clay-jugs.html
http://www.allposters.com/-sp/Performance-at-the-Theatre-of-Dionysos-
in-Athens-Ancient-Greece-Posters_i4230138_.htm?stp=true
http://www.ancient.eu/Circus_Maximus/
http://www.ancient.eu/image/348/
http://www.archiestudio.in/first_year_tips/geometry_and_form
http://www.athens123.com/Main_HTML/Mycenae/ancient-
mycenae_main-page.htm
http://www.bestworldtourism.com/5-famous-ancient-greek-buildings/
https://www.britannica.com/biography/Alexander-the-Great
https://www.britannica.com/event/Second-Punic-War
https://www.britannica.com/topic/Athena-Greek-mythology/images-
videos
http://www.documentacatholicaomnia.eu/03d/484_430,_Herodotus,_Th
e_History,_EN.pdf
http://www.dreamstime.com/royalty-free-stock-photo-ancient-palace-
phaestos-crete-island-image26717415

132

http://www.essential-architecture.com/ROME/RO-029.htm
https://www.flickr.com/photos/psulibscollections/5832526459
http://www.funkystockphotos.com/PICTURES-OF-GREECE/Greece-
Islands-Photos-Pictures-Index.html
http://www.gogreece.com/newsletters_archive/May_2008/heritage_walk
3.html
http://www.greece-is.com/alexander-the-great-macedonias-brilliant-
native-son/
http://www.hellenicaworld.com/Greece/Encyclopaedia/Britannica/11/e
n/Erechtheum.html
http://www.interkriti.org/crete/iraklion/phaistos.htmlhttp://www.memr
ise.com/course/238816/lyme-academy-western-art-survey/7/
http://www.irasov.com/Odpix.html
http://www.jcosmas.com/realphotopostcardseurope3.html
http://www.kenney-mencher.com/pic_old/aegean/aegean_helladic.htm
http://www.kenneymencher.com/pic_old/aegean/lesson_tiryns_and_myc
enae.htm
http://www.keywordsuggestions.com/aXNsYW5kIG9mIGNyZXRlIG1hcA/
http://www.keyword-suggestions.com/cm9tYW4gZm9ydW0gbWFw/
http://www.keywordsuggestions.com/cm9tYW4gY29sdW1uIHN0eWxlcw/
http://www.lascelleshistory.com/maps/
http://www.madeinsouthitalytoday.com/archaeological-italy.php
http://www.martelnyc.com/history-costume/roman-clothing.html
https://www.mirrorservice.org/sites/gutenberg.org/3/6/2/9/36296/36
296-h/36296-h.html
http://www.nathanwolfson.com/trips/greece2002/index_3.htm

133

http://www.newsbeast.gr/weekend/arthro/762465/arhaiologikes-
anakalupseis-pou-suglonisan-ton-kosmo
http://www.picturesque-peloponnese.com/tiryns.html
https://www.pinterest.com/arzaniarzani/alexander-the-great-in-
pakistan/
https://www.pinterest.com/explore/mycenaean/
https://www.pinterest.com/explore/trojan-war/
https://www.pinterest.com/historiasztuki1/7-sztuka-
staro%C5%BCytnego-rzymu/
https://www.pinterest.com/pin/1759287323996896/
https://www.pinterest.com/pin/270638258836443002/
https://www.pinterest.com/pin/296674694173995302/
https://www.pinterest.com/pin/310044755574214195/
https://www.pinterest.com/pin/44262008811256993/
https://www.pinterest.com/pin/493847915369620342/
http://www.sherwoodonline.de/crete/knossos.html
http://www.slideshare.net/bbednars/classical-greece-53512817
http://www.slideshare.net/srinaldipds/maps-ancient-and-medieval-
history
https://www.robertharding.com/index.php?lang=en&page=search&s=cla
y&smode=0&zoom=1&display=5&sortby=0&bgcolour=white&paged=7
http://www.romanmysteries.com/charioteer-facts
http://www.storyofmathematics.com/greek_plato.html
https://www.studyblue.com/notes/note/n/arh3056q2/deck/9918543
https://www.studyblue.com/notes/note/n/arh3056q2/deck/9918543

134

https://www.studyblue.com/notes/note/n/art-1101-exam
2/deck/4069279
https://www.studyblue.com/notes/note/n/final-exam-study-
guide/deck/4646583
https://www.studyblue.com/notes/note/n/picture-name-date-place-
exam-1/deck/12147438
http://www.timjyoung.com/ancient-city-maps.html
http://www.twcenter.net/forums/showthread.php?698284-Research-
Roman-Navy
http://www.villadiktynna.gr/crete-greece/sightseeing/archaeological-
sites.aspx
http://www.visioninconsciousness.org/Ancient_Civilizations_18.htm
http://www.vroma.org/~bmcmanus/arena.html
https://www.wastrox.com/asal-usul-nama-bulan-dalam-sistem-
penanggalam-masehi.html
http://www.web-es.eu/rom/forum-romanum-palatin/
http://www.zadumanie21w.republika.pl/rozne/tukidy/tukidy.htm

RIWAYAT PENULIS

Ashadi, lahir 25 Pebruari 1966, di Cepu, Jawa Tengah.
Pendidikan terakhir: sedang menempuh S3 Arsitektur di
Unpar. Ia aktif sebagai dosen di Program Studi Arsitektur
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta (FT-
UMJ), sejak tahun 1993. Jabatan Struktural yang pernah
dan sedang diemban yakni: Kepala Laboratorium
Arsitektur FT-UMJ (1996-2000); Ketua Program Studi
Arsitektur FT-UMJ (2000-2004 dan 2015-sekarang); Wakil
Dekan FT-UMJ (2004-2006); Kepala Pusat Afiliasi, Kajian
dan Riset Teknologi FT-UMJ (2007-2011); Kepala Lembaga
Pengembangan Bisnis FT-UMJ (2011-2015). Kegiatan
ilmiah yang pernah dan sedang dilakukan: Penelitian
Hibah Bersaing DIKTI, publikasi jurnal nasional maupun
internasional, dan presentasi ilmiah pada forum-forum
seminar skala nasional maupun internasional. Jabatan
Fungsional Dosen terakhir: Lektor Kepala.

View publication stats

Peradaban Yunani-Romawi
diyakini menjadi dasar
utama bagi Peradaban

Barat. Proses pembentukan
Peradaban dan Arsitektur
Yunani-Romawi dikenal
dengan Peradaban dan
Arsitektur Klasik. Hasil
ekskavasi dan rekonstrusi
Kota dan Arsitektur Klasik
Yunani-Romawi, yang
banyak disajikan dalam
bentuk photo dan ilustrasi
gambar, memudahkan kita
memahami pengaruhnya
terhadap Peradaban dan
Arsitektur Dunia Barat

Ashadi, lahir 25 Pebruari 1966, di Cepu, Jawa Tengah. Pendidikan
terakhir: sedang menempuh S3 Arsitektur di Unpar. Ia aktif
sebagai dosen di Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Jakarta (FT-UMJ), sejak tahun 1993.
Jabatan Struktural yang pernah dan sedang diemban yakni:
Kepala Laboratorium Arsitektur FT-UMJ (1996-2000); Ketua
Program Studi Arsitektur FT-UMJ (2000-2004 dan 2015-sekarang);
Wakil Dekan FT-UMJ (2004-2006); Kepala Pusat Afiliasi, Kajian
dan Riset Teknologi FT-UMJ (2007-2011); Kepala Lembaga
Pengembangan Bisnis FT-UMJ (2011-2015). Kegiatan ilmiah yang
pernah dan sedang dilakukan: Penelitian Hibah Bersaing DIKTI,
publikasi jurnal nasional maupun internasional, dan presentasi
ilmiah pada forum-forum seminar skala nasional maupun
internasional. Jabatan Fungsional Dosen terakhir: Lektor Kepala.


Click to View FlipBook Version