The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by kak_hasto, 2023-11-12 10:45:46

Bertahan Hidup di Alam Bebas (Naskah)

Oleh: Harmasto Hendro Kusworo

Keywords: Survival,Basic Survival,Survival Dasar,Pramuka Survival,Survival Scout

Bertahan Hidup di Alam Bebas | i


Bertahan Hidup di Alam Bebas | ii


Bertahan Hidup di Alam Bebas | iii KATA PENGANTAR Salam Pramuka! Pujilah Allah! Satu-satunya sesembahan yang telah memberikan berbagai kebaikan untuk semua makhluk ciptaan-Nya. Ilmu-Nya begitu luar biasa, meliputi hal terkecil hingga urusan yang tak mampu manusia ampu. Kesyukuran yang begitu dalam ketika buku ini tersusun dengan mengumpulkan remah-remah ilmu yang bertebaran. Buku ini meringkas dari beberapa literatur, baik buku-buku, media online, dan juga pengalaman pribadi. “Krisis”. Satu kata yang menjadi cambuk untuk kalah atau bertahan. Kalah dan kemudian binasa di tempat, atau bertahan dan kemudian dapat melanjutkan hidup dengan berbagai hal kemungkinan yang dapat diungkap. Bertahan Hidup di Alam Bebas (Survival) sebenarnya bukan hal baru. Karena hal ini sudah dilakukan dari zaman purba. Hingga saat ini, survival pun –dalam konteks luasmasih lazim di dapati terutama di perkotaan. Sedangkan


Bertahan Hidup di Alam Bebas | iv pengertian survival dalam pengertian khusus pun masih sering dilakukan untuk menguji kemandirian dan kreatifitas. Bahkan dalam merebut kemerdekaan Republik Indonesia pun, survival menjadi hal tak terpisah ketika Jenderal Soedirman memimpin gerilya. Akan banyak sekali ucapan kesyukuran ketika kita dapat melakukan kegiatan Bertahan Hidup di Alam Bebas yang begitu berbeda dengan kecukupan fasilitas di rumah. Semoga buku yang memuat ringkasan ini memberikan manfaat banyak dan menjadi bagian dari amal jariah. Aamiin. Salam Pramuka. Penulis


Bertahan Hidup di Alam Bebas | v DAFTAR ISI Kata Pengantar ................................................................ ii Bab 1 – Sejarah Singkat Gerakan Pramuka.................... 1 A. Masa Siaga Nasional 1908 – 1928 ............... 1 B. Masa Galang Kemerdekaan 1928 – 1943..... 6 C. Masa Penegakan Kemerdekaan 1945 – 1949 11 D. Masa Pandega Kemerdekaan 1950 – sekarang ....................................................... 14 Bab 2 – Pengetahuan Survival Dasar ............................. 20 A. Pengertian..................................................... 22 B. Perlengkapan Survival.................................. 27 C. Air ................................................................ 25 Bab 3 – Makanan dalam Survival .................................. 44 A.Tumbuhan yang Layak Makan..................... 44 B. Membuat Perangkap..................................... 52 C. Teknik Memancing ...................................... 62


Bertahan Hidup di Alam Bebas | vi Bab 4 – Keterampilan Berkemah ................................... 67 A. Mendirikan Kemah....................................... 67 B. Membuat Api ............................................... 71 C. Memasak ...................................................... 72 Glosarium........................................................................ 76 Daftar Pustaka ................................................................. 77


Bertahan Hidup di Alam Bebas | 1 BAB 2 PENGETAHUAN SURVIVAL DASAR A. Pengertian Survival merupakan salah satu dari cara untuk bertahan hidup di alam bebas. Kata “Survive” mempunyai arti secara bahasa adalah perjuangan untuk hidup. Sedangkan arti secara istilah (luas) adalah suatu usaha untuk mempertahankan hidup dalam keadaan darurat dan berusaha untuk mengatasinya dengan memanfaatkan potensi yang ada. Survival sendiri seringkali berlaku ketika kita sengaja untuk menguji ketahanan diri di alam bebas, terutama dalam program pelatihan yang mensyaratkan hal tersebut. Tidak menutup kemungkinan ketika kita mempunyai kegemaran berpetualang di alam bebas, kita akan benar-benar menemui kondisi terbatas yang menuntut kita menerapkan ilmu survival. Hal yang akan memaksa kita melakukan survival dapat terjadi karena kondisi kurangnya atau habisnya persediaan logistik (makanan dan minuman), medan alam yang berat,


Bertahan Hidup di Alam Bebas | 2 terpisahnya dari teman seperjalanan, tersesat, atau mengalami musibah di alam liar. Kondisi alam seperti panas, dingin, hujan, kering kemarau, angin, dan habitat alam seperti vegetasi dan fauna merupakan potensi yang beresiko bagi ketahanan hidup, dan sering disebut sebagai bahaya objektif. Bertahan hidup di alam bebas membutuhkan kekuatan mental. Seringkali rasa putus asa, panik, takut, cemas, bingung, tertekan, atau minder yang disebabkan oleh bahaya objektif ditambah gejala fisiologis seperti sakit, lapar, haus, luka, lelah, dan sejenisnya berpotensi membahayakan diri sendiri maupun teman-teman seperjalanan. Gejala psikologi ini sering disebut sebagai bahaya subjektif. Survival Pramuka pada setiap anggota akan sangat penting, misalnya jika terputus dengan induk pasukan, maka setiap anggota dituntut untuk tetap hidup dalam segala keadaan yang buruk. Dengan mengerti teknik hidup di alam bebas, maka akan mendukung kegiatan di alam dengan cara bertahan yang baik, tahan uji, dan selamat.


Bertahan Hidup di Alam Bebas | 3 Oleh karenanya, ada beberapa hal yang harus kita pelajari untuk menghadapi latihan atau kondisi nyata survival. Keterampilan survival sebenarnya sudah terangkum dalam kurikulum kepramukaan. 1. Teknik navigasi; untuk mengetahui arah dan kondisi medan dengan memanfaatkan matahari melalui bantuan tongkat, bantuan jarum, dan spons atau gabus. Pada kondisi malam, dengan memanfaatkan rasi bintang. 2. Teknik perjalanan; untuk mengetahui cara pengemasan perbekalan, tidak melakukan gerakangerakan yang tidak perlu, dan penanganan yang benar selama perjalanan atau pengembaraan. Teknik perjalanan di lereng gunung akan berbeda dengan teknik menyusuri sungai. Menyusuri hutan lebat akan berbeda teknik dengan menyusuri rel kereta api. Dan dalam penyusuran penyeberangan rawa, sungai maupun danau dibutuhkan teknik tersendiri. Selain itu, teknik mengenali tanda jejak juga penting dalam penjelajahan.


Bertahan Hidup di Alam Bebas | 4 3. Teknik membuat perlindungan, seperti tali-temali, membuat tenda, bivak, pemanfaatan goa, membuat bivak panggung jika di tempat basah, menentukan titik ketinggian, menghindari pepohonan besar dan tua, atau pepohonan lapuk dan berbuah matang dan pemanfaatan cerukan. Menghindari angin besar di tempat yang terbuka, juga menghindari pinggir sungai yang berpotensi meluap. 4. Teknik mencari air, seperti teknik kondensasi, teknik solar-still, menggali, menangkap embun atau hujan, dan teknik penjernihan air. 5. Teknik membuat api dan memasak dengan memanfaatkan lumut kering, serpihan kayu, dedaunan kering, dan berbagai teknik memasak dengan membuat kompor atau tungku sendiri ataupun dengan menggali tanah sebagai pelindung api dari tiupan angin. 6. Teknik mencari makanan dan berburu dengan mengenal vegetasi yang dapat di makan dan yang tidak dapat di makan (beracun) serta memanfaatkan


Bertahan Hidup di Alam Bebas | 5 perlengkapan survival dalam membuat perangkap hewan buruan di darat, unggas, maupun hewan air. 7. Teknik kesehatan dengan mengetahui beberapa cara penanganan pertolongan darurat ketika musibah terjadi, dari cara penanganan awal, perlakuan kepada korban, hingga obat-obatan. 8. Teknik komunikasi survival adalah teknik berkomunikasi dengan pihak luar dalam rangka permintaan pertolongan. Teknik ini dapat memanfaatkan cermin sebagai sinyal atau kode minta pertolongan dengan pihak yang lain dengan jarak jauh menggunakan kode morse, atau dengan teknik api yang dapat berfungsi sebagai tanda di malam hari dan asapnya sebagai tanda di siang hari (teknik suku Indian). Dapat juga memanfaatkan lampu senter dengan mengedip-ngedipkan nyalanya memanfaatkan hafalan kode morse. Untuk pertolongan udara, dapat menggunakan kain yang mencolok dari warna lingkungan sekitarnya atau memanfaatkan susunan batang pohon atau pun batu di tanah lapang.


Bertahan Hidup di Alam Bebas | 6 B. Perlengkapan Survival Daftar di bawah ini dikategorikan untuk membuatnya mudah bagi kita untuk mulai mengumpulkan apa yang kita butuhkan dalam survival. Harap dicatat bahwa daftar ini tidak fokus pada setiap kebutuhan pribadi. Kita dapat menentukan kebutuhan khusus lainnya yang mungkin kita fokuskan yang dapat ditentukan berdasarkan iklim (sangat dingin atau panas cuaca) atau berdasarkan kondisi medis dan sebagainya. 1. Perlengkapan perjalanan Ransel atau tas punggung yang berbahan kuat. Sarung pelindung ransel untuk mengantisipasi hujan. Jas hujan selain mengantisipasi hujan, dapat juga sebagai pelampung ketika penyeberangan basah. Kaos yang mudah menyerap keringat. Celana penjelajahan berbahan kuat. Kaos kaki dan sepatu yang mendukung penjelajahan.


Bertahan Hidup di Alam Bebas | 7 Plastik sampah (besar) untuk kantong pakaian di dalam ransel agar terhindar dari basah. Jam tangan sebagai penanda waktu. Topi rimba pelindung panas. Kacamata hitam untuk mereduksi konsumsi cahaya pada mata dari panas matahari. Minuman botol minimal 2 liter. Ikat pinggang yang kokoh (lebih baik lagi terbuat dari bahan webbing). Webbing. Slayer. 2. Perlengkapan berkemah Tenda atau jas hujan untuk membuat bivak. Tali Pramuka untuk membantu pendirian tenda, bivak, atau jemuran. Plastik sampah dapat digunakan sebagai alas. Matras gulung. Kupluk terbuat dari wool. Jaket untuk menahan suhu dingin. Sarung tangan untuk menahan dingin. Kaos kaki tebal sebagai penahan dingin.


Bertahan Hidup di Alam Bebas | 8 Sleeping bag atau kantong tidur. Perlengkapan mandi (sabun, sikat gigi, pasta gigi, shampoo, handuk). Senter. Lilin. 3. Obat-obatan Aspirin, tylenol, atau Advil. 10. Neosporin atau krim lain yang baik. Plester dengan berbagai ukuran. Obat luka. Plester gulung. Obat-obatan akibat bisa ular (untuk daerah berular). Tablet garam (untuk daerah panas). Peniti. Obat gosok. Norit. Oralit. Obat flu. Obat sakit kepala. Perban. Sabun anti bakteria.


Bertahan Hidup di Alam Bebas | 9 Pinset dan jarum. Obat nyamuk. Perlengkapan obat keracunan. Kain kasa dan kapas. Sunblock cream. Tablet penjernih air. Obat-obatan pribadi. Obat-obatan lain yang sekiranya penting. 4. Perlengkapan berburu dan memancing Senar pancing sekitar 25 meter. Kail pancing berbagai ukuran. Pelampung kail. Benang nylon sepanjang kira-kira 5 meter. Parang atau golok. Perlengkapan berburu dan memancing yang sekiranya dibutuhkan. 5. Perlengkapan membuat api Serbuk kayu. Ranting-ranting kering. Kapas.


Bertahan Hidup di Alam Bebas | 10 Lilin. Batu api magnesium. Gergaji fleksibel (berbentuk kawat bergerigi). Korek api tahan air. Kaca pembesar (luv). 6. Logistik dan memasak Tablet vitamin. Beras. Mie instant. Sarden. Cornet. Sosis. Makanan ringan. Bumbu-bumbuan (terutama garam). Manisan kering. Teh dan kopi. Pisau saku. Gerinda. Aluminum foil. Kompor dan bahan bakar (tablet). Misting.


Bertahan Hidup di Alam Bebas | 11 Piring dan gelas atau cangkir. Sendok dan garpu. 7. Perlengkapan navigasi Peta topografi. Kompas bidik. Busur derajat. Altimeter (alat ukur ketinggian dari permukaan laut). Peluit. Kartu identitas (biasa berbentuk plat kalung berisi nama dan asal). Kertas dan pensil. Cermin kecil. Jarum dan benang. Setiap kita harus memiliki kolom daftar tersendiri untuk mengisi beberapa jenis perlengkapan. Misalkan ketika kita akan menjelajah daerah yang terdapat komunitas ular, kita harus menambahkan atau menyertakan obat-obatan khusus yang berkenaan dengan akibat bisa (patukan) ular.


Bertahan Hidup di Alam Bebas | 12 Selain dengan daftar perlengkapan survival seperti yang tersebut di atas, ada daftar perlengkapan yang lebih ringkas yang sering digunakan oleh survivor yang berpengalaman (militer). Gambar 16. Survival Kit 1. Korek Api; bawalah korek api yang tahan air semacam korek gas. 2. Lilin atau Parafin; digunakan untuk bahan bakar memasak. Sebisa mungkin penggunaan bahan ini jika benar-benar kritis ketika tidak menemui bahan bakar lain (daun kering, sabut, lumut kering) atau karena kondisi lingkungan sekitar sedang basah. 3. Pemantik Api; ini sebagai pemantik alternatif ketika korek api tahan basah mengalami krisis. Tetapi untuk


Bertahan Hidup di Alam Bebas | 13 penggunaan batu api ini mesti melibatkan bahan kering dan ringan yang mudah terbakar, semacam sabut atau lumut kering. 4. Kaca Pembesar; dapat digunakan untuk membuat api dengan memanfaatkan sinar matahari secara langsung. Dan dapat pula dimanfaatkan untuk mencari kepingan atau pecahan yang terserak. 5. Benang dan Jarum; selain untuk menjahit kain atau pakaian, dalam kondisi yang benar-benar kritis, dapat pula digunakan untuk menjahit luka dalam. Bawalah beberapa jarum jahit dengan beragam ukuran. 6. Kail Pancing dan Senar; digunakan untuk mengail ikan. Bawalah kail dan senar dengan berbagai kelas/ukuran. 7. Kompas; untuk mengetahui arah mata angin. Senantiasa di periksa kondisi kompas dari kemungkinan kebocoran air yang ada di dalam kompas. Keberadaan gelembung di dalam kompas cair akan mengganggu fungsi atau pergerakan jarum kompas. 8. Lampu Senter; berguna untuk penerangan darurat. Penggunaan senter dengan tenaga battery atau listrik


Bertahan Hidup di Alam Bebas | 14 akan sangat terkendala ketika survival. Akan lebih efektif ketika menggunakan lampu beta dengan ukuran kecil. Lampu tersebut cukup terang untuk membaca peta ketika malam atau ketika memancing. Memang lebih mahal, tetapi awet. 9. Senar Kawat; berguna untuk membuat jerat jebakan. Disarankan menggunakan kawat kuningan sepanjang 60 cm sampai dengan 1 meter. 10. Gergaji Fleksibel; berupa kawat panjang yang kasar dan bergerigi. Digunakan untuk memotong benda berbentuk silinder yang berukuran cukup besar seperti pohon. 11. Perlengkapan Medis; biasanya yang berhubungan dengan sakit yang diderita. Selain itu, ada baiknya membawa obat-obatan analgesic untuk penyakit ringat maupun sedang, codeine phosphate untuk sakit gigi dan pusing, obat pencernaan, antibiotic, antihistamine, tablet penjernih air, dan tablet anti malaria. 12. Pisau kecil; sering direkomendasikan oleh para survivor berpengalaman adalah pisau bedah karena lebih praktis dan ketajamannya lebih terjaga.


Bertahan Hidup di Alam Bebas | 15 13. Plester; digunakan untuk menutup luka. 14. Kondom; karena terbuat dari bahan latex yang cukup kuat dan sifatnya yang lentur, dapat digunakan sebagai kantong air. Daya tampungnya dapat mencapai sekitar 3 liter. Gambar 17. Pisau Lipat dan Parang 15. Pisau lipat. 16. Parang/golok; sisi B digunakan untuk pekerjaan berat seperti memotong pohon atau memotong tulang, sisi A lebih tipis dan digunakan untuk menguliti, dan sisi C digunakan untuk membentuk ukiran dan melakukan penghalusan pekerjaan. 17. Batu asahan/gerinda. Dalam film dokumenter “127 Hours”, kita mendapat banyak pelajaran untuk persiapan ketika kita akan


Bertahan Hidup di Alam Bebas | 16 melakukan kegiatan survival. Alat dokumentasi akan lebih banyak membantu dalam melakukan survival. Yang dimaksud dengan report adalah pelaporan perjalanan/perkemahan yang dibuat secara deskriptif yang memuat segala sesuatu hal yang ada kaitannya dengan kegiatan perjalanan atau berkemah, misalnya; laporan persiapan, pelaksanaan, kondisi perjalanan/perkemahan, dan lain-lain. Peralatan atau pun perlengkapan yang mendukung hal tersebut dapat berupa catatan kecil selama perjalanan, peta, dan keterangan lain yang dianggap perlu. Peralatan audio visual pun dapat mendukung dokumentasi bahkan membantu pertolongan, misal dokumentasi daerah yang dilalui dengan foto atau video. Dokumen tersebut akan melahirkan kesan mendalam ketika kita telah menjalani perjalanan tersebut hingga berhasil. C. Air Air merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan. Kehidupan begitu tergantung dengan keberadaan dan peran air. Tercatat bahwa 75% tubuh manusia terdiri dari


Bertahan Hidup di Alam Bebas | 17 air. Rata-rata manusia dapat bertahan hidup selama tiga pekan tanpa makanan, tetapi tak akan bertahan lebih dari tiga hari tanpa air. Dalam survival, penggunaan air harus dihemat dan jangan melakukan tindakan yang tidak perlu karena kebutuhan air akan meningkat. Ketersediaan air di hutan cukup banyak dan dapat diperoleh dari berbagai sumber. 1. Mengikuti Tanda dari Binatang Ada beberapa pertanda yang dapat kita gunakan panduan adanya sumber air, yaitu dari keberadaan hewan. Hewan seperti halnya kita, ia membutuhkan air untuk hidup. Bahkan ada hewan yang membutuhkan minum secara reguler, misalnya rusa. Ia bisa minum di saat fajar dan senja, maka di dekat ia berkumpul biasanya terdapat sumber air. Lihat pula jalur-jalur hewan, bisa jadi ia akan mengarah ke sumber air. Namun untuk karnivora sekelas harimau, ia tidak bisa di andalkan untuk menunjukkan sumber air. Karena ia mendapatkan sumber air dari kelembaban hewan yang ia makan. Mencermati beberapa jenis burung pun akan membantu kita menemukan sumber air. Pola terbang


Bertahan Hidup di Alam Bebas | 18 burung yang terbang rendah dan lurus, ia sedang menuju sumber air. Ketika ia sudah minum banyak, ia biasanya terbang dari pohon ke pohon dan ia akan sering istirahat. Namun seperti halnya hewan karnivora sebelumnya, bangsa burung sekelas elang tidak bisa di andalkan karena ia meminum air dari korban yang ia makan. Gambar 18. Burung sebagai salah satu tanda adanya sumber air Serangga juga merupakan indikator yang baik dalam mencari air. Lebah, misalnya. Ia tidak lebih dari 6 kilometer terhadap sarangnya. Di sekitar radiusnya biasanya pun akan terdapat sumber air. Semut juga membutuhkan air. Jika kita menemukan sarang semut


Bertahan Hidup di Alam Bebas | 19 di pepohonan, biasanya di daerah sekitar tempat itu terdapat reservoir (air yang terperangkap). Lalat juga biasanya tidak jauh dari air. Ia akan berada sekitar 100 meter dari air. Capung pun dapat menjadi pertanda dekatnya dengan sumber air. Karena larva capung tidak dapat lepas dari keberadaan air. Gambar 19. Serangga capung sebagai pertanda keberadaan air 2. Air dari Tanaman Jangan hanya terjebak bahwa sumber air hanya diperoleh dari sungai atau daratan. Tanaman rambat biasanya mengandung banyak air. Tanaman rambat yang kasar permukaannya dengan tinggi sekitar 5 cm merupakan sumber air. Tapi perlu diingat bahwa kehati-hatian kita terhadap tanaman beracun harus selalu ada. Pepohonan yang mempunyai getah putih


Bertahan Hidup di Alam Bebas | 20 seperti susu, cenderung tidak dapat dikonsumsi. Terlebih jika getah tersebut selain putih juga lengket. Akar dan pohon keluarga palem juga merupakan sumber air. Pohon kelapa mempunyai beberapa titik potensial sebagai sumber air. Selain air dari buahnya, batang bunga kelapa (Jawa: Cengkir) pun dapat dimanfaatkan dengan cara kita potong batang tersebut kemudian pasang penampung airnya. Kita dapat memperbarui luka atau irisan pada batang bunga tersebut setiap 12 jam untuk memancing keluarnya tetesan air. Secara umum, air tersebut dinamakan “nira”. Tidak banyak, memang. Tapi cukup lumayan jika kita dapat mengumpulkan tetesan nira tersebut pada beberapa batang pohon kelapa. Gambar 20. Proses penampungan air nira


Bertahan Hidup di Alam Bebas | 21 3. Cerukan atau Menggali Dalam pencarian sumber air, dapat pula mencari di dasar-dasar lembah dimana air mungkin mengalir atau perhatikan pola tanaman hijau dan coba digali pada sekitar akarnya, atau menggali pada dasar sungai yang kering, terutama pada pola retakan/celah atau jika di daerah pantai, air segar dapat ditemukan setelah menggali beberapa sentimeter di daerah gumuk pasir. Air segar biasanya akan mengumpul di permukaan dengan ketebalan sekitar 5 cm di atas air asin. Bila tidak ada air tawar, air laut dapat digunakan setelah destilasi. Jika bertemu dengan genangan air, berhati-hatilah. Jangan langsung diminum. Perhatikan sekitarnya apakah ada bekas-bekas tulang belulang (bangkai) hewan yang mati atau apakah tanaman di sekitarnya dapat tumbuh. Jika ditemui keadaan yang demikian maka dapat disimpulkan air tersebut beracun.


Bertahan Hidup di Alam Bebas | 22 Gambar 21. Galian tanah dapat diberikan tumpukan dedaunan segar untuk membantu penjernihan Gambar 22. Pengambilan air dari sumber buatan 4. Menampung Selain itu, dapat pula dengan menampung air hujan dan embun dalam dedaunan. Untuk menampung air


Bertahan Hidup di Alam Bebas | 23 hujan, gunakanlah ponco atau plastik yang bersih. Semakin besar tangkapan hujan maka makin banyak jumlah air yang diperoleh. Cara ini menjadi prioritas ketika kita berada di daerah berkapur. Karena di daerah tersebut, air akan cepat terserap tanah pekapuran sehingga akan sangat sulit ditemui air di permukaan. Gambar 23. Menampung embun atau pun hujan memanfaatkan ponco 5. Kondensasi (Pengembunan) Cara mencari air dengan memanfaatkan tetumbuhan pun dapat kita gunakan. Kelembaban pohon dan akar


Bertahan Hidup di Alam Bebas | 24 tumbuhan dapat kita manfaatkan untuk mengumpulkan air, tetapi jangan pada bagian yang tingginya lebih dari 15 meter. Pengembunan yang terjadi pada daun dapat menjadi sumber air dengan cara membungkusnya dengan plastik. Sebelumnya, pilih tetumbuhan yang menyehatkan dan bungkus ujung rantingnya dengan plastik. Yang perlu diingat adalah posisi mulut plastik berada lebih atas dari tempat berkumpulnya air nanti. Dengan filter sederhana, kita bisa membuat air kotor menjadi lebih aman diminum. Namun sebaiknya tetap melalui proses perebusan. Gambar 24. Kondensasi pada tumbuhan


Bertahan Hidup di Alam Bebas | 25 Gambar 25. Cara mencari air dengan cara kondensasi Gambar 26. Mengambil air dari hasil kondensasi


Bertahan Hidup di Alam Bebas | 26 6. Penguapan atau Solar Still Teknik penguapan ini dapat kita gunakan ketika sinar matahari mencukupi untuk menguapkan kandungan air dari tanah maupun tetumbuhan. Untuk menangkap butiran uap air, kita memanfaatkan plastik yang lebar dan wadah untuk menampung tetesan dari air. Gali lubang tanah kira-kira 90 cm x 90 cm dan dalamnya 45 cm dengan bentuk dindingnya melandai. Letakkan nesting atau panci untuk mengumpulkan air di tengah-tengah lubang. Tutupi lubang tersebut dengan plastik bersih yang ditahan pemberat di tiap sisinya, kemudian beri pemberat di tengah plastik sehingga membentuk kerucut. Tanah yang terpapar panas matahari akan menguapkan kandungan air di dalamnya hingga butiran-butiran uap tersebut tertangkap oleh plastik. Butiran-butiran uap tersebut akan mencapai titik jenuh hingga mengalir ke tengah plastik ke titik terendah dan kemudian menetes ke wadah.


Bertahan Hidup di Alam Bebas | 27 Jika dirasa jumlah air dari hasil penguapan tersebut masih kurang, dapat memanfaatkan daun tetumbuhan untuk disimpan dalam lubang tersebut. Sehingga massa uap air akan semakin banyak dengan hasil penguapan dari dedaunan. Teknik ini akan menghasilkan air murni, sehingga dapat langsung dikonsumsi. Cara ini cukup efektif untuk medan dengan perubahan suhu siang dan malam cukup tinggi misalnya di daerah gurun. Kelemahan dari metode ini, jumlah air yang didapat tidak banyak, dan butuh waktu lama. Gambar 28. Contoh realis metode Solar-Still


Bertahan Hidup di Alam Bebas | 28 Gambar 27. Cara mengumpulkan air dengan memanfaatkan penguapan 7. Tumbuhan Tanaman berbentuk cangkir dan berongga sering menyimpan banyak air. Bahkan pada tanaman bambu seringkali menyimpan air di tiap rongga di dalamnya. Berdasarkan sumbernya, air diperoleh perlu dimurnikan dahulu, ada pula yang langsung dapat diminum. a. Air yang dimurnikan air ini perlu diendapkan atau dimasak karena kemungkinan keruh, mengandung Berilah pemberat pada bagian tengah permukaan plastik. Permukaan bagian bawah lembar plastik sebisa mungkin yang bertekstur halus atau lebih licin untuk memudahkan tetesan air mengalir ke bawah.Gunakan batu atau pemberat lain untuk mengamankan tepi dan menjaga bentuk kerucut. Selain itu, untuk menghindari masuknya binatang lain dan terjebak di dalam lubang. Jika akan dilakukan penyedotan, letakkan wadah berpenyaring (a) dengan posisi lebih rendah dari wadah pertama.


Bertahan Hidup di Alam Bebas | 29 cacing, dan terdapatnya mikroorganisme yang berbahaya. Sumber air tersebut dapat berasal dari perairan sungai besar yang cenderung keruh. Selain itu, air yang menggenang selalu menyimpan kandungan bakteri lebih besar dibandingkan air yang mengalir. Karena selalu berasal dari daerah lembab, lumut dan air perasannya akan berpotensi menyimpan mikroorganisme yang dapat membahayakan kesehatan. Air hasil tebasan pohon pisang perlu disterilkan karena selain mengandung getah, juga mempunyai aroma yang kurang sedap. Air yang terperangkap dalam tanaman kantung semar, mempunyai potensi bakterial. Karena tidak hanya air yang terperangkap, tetapi juga serangga-serangga yang berhasil terjebak dan membusuk di dalamnya. Air dari sungai pegunungan pun akan lebih baik melalui proses perebusan sebelum dikonsumsi.


Bertahan Hidup di Alam Bebas | 30 Gambar 29. Mencari air dari pangkal pohon pisang Gambar 30. Tanaman Kantung Semar


Bertahan Hidup di Alam Bebas | 31 b. Asal air yang dapat dikonsumsi langsung saat survival adalah air hujan. Menangkap air hujan ketika survival dapat memanfaatkan jas hujan yang dibentangkan (di bawahnya dapat difungsikan sebagai tempat berteduh), atau memanfaatkan daun yang lebar yang dapat diminum langsung atau disimpan dalam botol penampungan air untuk persediaan. Selain itu, air yang keluar dari mata air pun dapat langsung dikonsumsi. Selain lebih jernih, rasa air pun lebih segar. Tetapi untuk mengambil air tersebut, kita harus melokalisirnya dari air atau sampah atau pun kotoran yang berpotensi mengeruhkan air keluaran mata air. Embun. Air embun dari daun dapat langsung dikonsumsi. Tetapi memang akan lebih lama untuk mengumpulkan air hasil pengembunan ini. sehingga untuk mendapatkan air hasil pengembunan ini dibutuhkan alat tangkapan embun yang banyak. Teknik ini akan dibahas pada teknik kondensasi dalam buku ini. Tanaman lain yang mengandung air adalah


Bertahan Hidup di Alam Bebas | 32 bambu, rotan, dan akar gantung atau lebih sering disebut liana. Untuk tanaman bambu, ada jenis bambu yang dalam ruas-ruasnya menyimpan air. Cara mencarinya, kita dapat memukul-mukul tiap ruas bambu (terutama ruas yang mendekati pangkal pohon) dengan tongkat atau punggung parang atau golok. Jika telah ditemukan dengan suara yang khas, kita dapat membuat lubang di pangkal ruasnya. Selain itu, tanaman rotan dan akan liana dapat menghasilkan air dengan cara ditebas batangnya. Dalam rotan dan akar tersebut menyimpang kandungan air segar. Tumbuhan lain yang dapat kita manfaatkan kandungan airnya adalah bunga (manggar) aren atau keluarga palem lainnya dengan cara kita potong batang manggar tersebut kemudian kita pasang wadah untuk menampung air keluaran manggar. Rasa air ini manis. Tetapi butuh kesabaran untuk mendapatkan air dari keluarga palem ini. Untuk mendapatkan air keluarga palem ini lebih banyak, dibutuhkan waktu sekitar 12 jam dan jumlah pohon yang banyak.


Bertahan Hidup di Alam Bebas | 33 Gambar 31. Mengumpulkan air embun atau menampung air hujan di daun Gambar 32. Sumber air dari tebasan akar gantung (liana)


Bertahan Hidup di Alam Bebas | 34 Gambar 33. Mengambil air yang terdapat di dalam ruas bambu c. Teknik menjernihkan air Jika kita tidak memiliki botol atau plastik untuk diubah untuk menjadi filter, gunakan tripod dari batang kayu ditambah dengan kain. Kita buat 3 lapis kain, dan disitu pula terjadi 3 tahapan filtrasi atau penyaringan air. Untuk kain filtrasi paling atas, kita isi dengan rerumputan atau dedaunan yang ukurannya kecil. Rerumputan ini berfungsi untuk


Bertahan Hidup di Alam Bebas | 35 menyaring kotoran yang besar seperti kerikil, sampah daun, atau gumpalan tanah. Sedangkan kain filtrasi kedua dapat kita isi dengan pasir yang telah dicuci untuk menyaring dari kandungan kotoran yang berukuran lebih kecil. Lapisan kain terbawah dapat diisi dengan arang. Fungsi arang ini untuk menangkap kotoran mikro dan sekaligus penjernih air. Kandungan Potasium Hydroxide atau Kalium hidroksida akan memisahkan air dengan kandungan kotoran dan bau. Sehingga hasil penyaringan air dengan menggunakan arang ini akan menghasilkan air yang jernih.Sebaiknya arang tersebut dibuat kepingan kecil-kecil.


Bertahan Hidup di Alam Bebas | 36 Gambar 34. Teknik menjernihkan air dengan saringan kain Pada kondisi yang terbatas pada sarana penampung air, dapat digunakan cara yang lebih kreatif, yaitu dengan menyayat dan mengelupas kulit pohon dengan pisau atau benda tajam lainnya berpola segi empat dengan masing-masing sisi sekitar 35 cm. Kemudian dengan perlahan dan hati-hati, gulung kulit pohon tersebut hingga membentuk kerucut dan ikatlah dengan tali tambang atau memanfaatkan tanaman sekitar yang dapat


Bertahan Hidup di Alam Bebas | 37 menggantikan fungsi tali. Setelah itu, masukkan beberapa kerikil ke dalam kerucut kulit pohon tadi sebagai filter. Berikutnya, ikuti dengan lapisan rumput, pasir, dan arang. Jika masih memungkinkan ada ruang kosong, boleh diisi kembali dengan susunan lapisan rumput, pasir, dan arang. Filter ini sekarang telah siap digunakan untuk menyaring air keruh dan sejenisnya.


Bertahan Hidup di Alam Bebas | 38 Gambar 35. Teknik menjernihkan air dengan memanfaatkan potensi alam d. Penghematan air dalam tubuh Dalam survival, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan perlu dipatuhi, terlebih jika kita bermasalah dengan ketersediaan air untuk asupan tubuh kita. Hal-hal tersebut antara lain: Hindari pergerakan yang berlebihan. Pergerakan tubuh yang berlebihan akan meningkatkan pembakaran dalam tubuh. Hal ini akan meningkatkan pembuangan kandungan air dalam tubuh kita dalam bentuk keringat. Untuk orang yang suka merokok, jangan terlalu banyak merokok. Merokok akan meningkatkan penyerapan kandungan air dalam tubuh oleh nikotin. Oleh karenanya, perokok akan lebih sering merasa haus ketika merokok. Jangan minum alkohol. Mengkonsumsi minuman beralkohol akan mengakibatkan dehidrasi ringan, juga menyebabkan sembelit. Hal ini akan lebih merepotkan ketika kita berada di alam bebas yang jauh dari fasilitas


Bertahan Hidup di Alam Bebas | 39 kesehatan. Bernapas melalui hidung, sesedikit mungkin melalui mulut. Bernapas melalui mulut akan memicu keringnya kerongkongan. Dan ini menyebabkan kita akan sering merasa haus.


Bertahan Hidup di Alam Bebas | 40


Bertahan Hidup di Alam Bebas | 41 BAB 3 MAKANAN DALAM SURVIVAL A. Tumbuhan yang Layak Makan Makanan bagi petualang adalah barang yang sangat penting dalam teknik survival. Teknik tersebut adalah bagaimana kita mendapatkannya di alam bebas dan mengetahui makanan mana yang aman dikonsumsi yang jelas harus memiliki pengetahuan tersendiri. Oleh karenanya, bagi para anggota Pramuka selayaknya mengetahui ilmu flora dan fauna praktis. Hal ini akan banyak menolong dalam kondisi dan keadaan tertentu ketika harus bertahan hidup di alam bebas. Pada daerah tropis seperti Indonesia, sangat berlimpah tetumbuhan yang layak untuk dikonsumsi. Indonesia bahkan menguasai 10% tanaman berbunga dari seluruh tanaman berbunga yang ada di dunia. 90% tersebar ke berbagai negara. Artinya, Indonesia mempunyai potensi besar dari sisi jenis tanaman. Hal


Bertahan Hidup di Alam Bebas | 42 itu belum termasuk dengan tanaman yang tak berbunga dan jenis jamur-jamuran. Dari populasi tanaman yang melimpah tersebut, ada yang dapat dikonsumsi, dan ada pula yang tidak layak dikonsumsi. Salah satu penyebabnya adalah kandungan racun yang ada di dalamnya. Tumbuhan yang tak beracun biasanya menjadi santapan hewan. Untuk mengetahui apakah suatu jenis tumbuhan di hutan aman atau tidak untuk dimakan, ada beberapa kunci yang bisa dijadikan pegangan. Tumbuhan yang daun, bunga, buah, atau umbinya biasa dimakan oleh satwa liar, adalah tumbuhan yang tidak beracun. Jadi, kita bisa mengkonsumsinya. Sementara, tumbuhan yang berbau tidak sedap dan bisa membuat pusing, serta tidak disentuh oleh binatang liar, sebaiknya jangan disentuh. Juga tumbuhan bergetah yang menyebabkan kulit gatal, dianjurkan untuk dihindari. Buah senggani (Melastoma sp.) boleh dimakan.


Bertahan Hidup di Alam Bebas | 43 Gambar 36. Buah Senggani (Melastoma sp.) Beberapa ciri tanaman yang tidak layak untuk dimakan adalah jika batang dan daunnya mengandung getah yang pekat, mempunyai warna tanaman yang mencolok, berdaun keras atau liat, batang dan daunnya berbulu (bahkan seringkali bulu tersebut dapat menyebabkan alergi gatal pada manusia), permukaan daunnya terasa kasar. Contoh dari ciri-ciri tersebut kita dapati pada tumbuhan kemaduh (Laportea stimulans). Hal ini perlu kita waspadai karena bulu pada daunnya alergi kulit berupa efek gatal dan panas.


Bertahan Hidup di Alam Bebas | 44 Gambar 37. Daun Pulus (Laportea Stimulans) Tumbuhan dari keluarga Myrtaceae atau jambujambuan pun dapat dikonsumsi. Tanaman ini mempunyai ciri-ciri berbau agak manis jika daunnya diremas. Buahnya pun dapat dikonsumsi.


Click to View FlipBook Version