The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

kumpulan tulisan singkat tetang peradaban Todakka

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by MUHAMMAD HASBI, 2023-08-31 07:50:46

Catatan sejarah Bunga Rampai Todakka

kumpulan tulisan singkat tetang peradaban Todakka

Keywords: Todakka,Suku,Sulawesi Barat

101 25. URRAWA Urrawa Adalah salah satu sayuran orang todakka dahulu kala bahkan sampai sekarang masih biasa dikonsumsi sebagai bahan sayuran. Urrawa ada dua macam yakni urrawa beracun dan yang tidak beracun. Urrawa yang tumbuh dipohon pisang dan jerami yang lapuk itulah yang di makan sedangkan yg tumbuh di bekas kotoran hewan urrawa iti tidak dimakan. Orang todakka dahulu kala sangat memperhatikan asal muasal sayuran yang akan mereka konsumsi, ini memberikan makna bahwa kehalalan itu mesti dikedepankan dalam proses pemenuham kebutuhan hidup meteka. Pada hakekatnya urrawa tidak ada yang beracun, tapi orang tua todaka dulu mengatakan urrawa yang tumbuh dikotoran binatang itu beracun, agar generasi todakka tidak memakan sesuatu yang berasal dari sesuatu yang haram. Ada kata bijak orang todakka mengatakan bahwa eloknamo mate malibosong keuddasianga kumanre anu haran artinya biar mati kelaparan asal tidak makan yang haram. Barakallah aminnn


102 26. BANNO DAN KIDDI MAKANAN TRADISIONAL SUKU TODAKKA Banno dan kiddi adalah kedua makanan khas suku todakka tempodulue sampai sekarang. Banno ada dua macam banno dalle/ jagung dan banno pare/padi. Banno dalle adalah makanan yang bahan bakunya dari jagung kering yang diproses dengan alat khusus Sehingga di membengka atau membesar sehingga gurih dimakan. Mulai dari anak anak sampai dengan kakek nenek senang memakannya. Sedangkan banno pare dibuat dari biji padi yang disangrai. Biasanya dibuat untuk kepentingan sanro /dukun dalam ritual adat bagi orang todakka. sedangkan Kiddi adalah jamur yg tumbuh di pohon yg sudah ditebang yang agak lapuk. Kiddi ini dibuat sebagai sayuran dan sambel goreng pengganti ikan bagi orang Dakka tempo dulue. Konon kabarnya siapa yg sering makan kaddi dapat memperkuat daya tahan tubuhnya dan seks.


103 Banno dan Kiddi’ Fhoto : Nurdin 27. BOKKU: Dalam resapan KPBD Bokku adalah salah satu binatang peliharaan yang di senangi oleh orang Dakka, kerena mereka mengangap bahwa bokku memeliki keistimewaan dan berefek bagi yang memeliharanya, di antaranya adalah: 1. Di yakini bahwa Bokku dapat penyebab tertolaknya musibah kebakaran bagi yang memeliharanya 2. Moningna bokku dapat membangunkan pemiliknya untuk bekerja dan salat pada awal waktu


104 3. Moningna bokku dapat menggetarkan jiwa orangorang jahat yang mau menghampiri rumah pemilik bokku 4. Sada tallungna bokku malai merimpa setong namarea mekkeppe lako sapona puongna bokku 5. Sada tallungna bokku simbol zikirnya kepada sang khalik, sebagai manifestasi rahasia gou tallu 6. Bulungna bokku naloibeyonggi malaikat, karena mesa warnaki padanna rupa tau 7. Tanda linbgkaran yang ada pada lehernya yang menambah keindahannya , merupakan makna bawa bokkulah yang mengantar tasb ih untuk di pake nenek moyannnya todakka untuk berzikir kepada Allah 8. Bokku sangat menghargai pasangannya, dan tidak pernah berselingkuh 28. TAYYABU Dalam sebuah pemahaman yang berkembang pada masyarakat Todakka ada sebuah ungkapan yang pernah berkembang tentang sebuah kode yaitu dikenal dengan istilah Uli tayyabu. Namun dalam coretan kali ini


105 kami sedikit membahas tentang manfaat tayyabu dalam pengobatan persfektif masyarakat Todakka. Sebelum masyarakat Todakka mengenal metode masak memasak menggunakan gas LPG, dahulu menggunakan kayu bakar karna alam masih banyak menyediakan sumber alam untuk digunakan. Tayyabu Fhoto : Muhammad Hasbi Salah satu dampak yang dihasilkan ketika menggunakan kayu bakar yaitu adanya arang dan abu


106 yang diakibatkan dari pembakaran kayu bakar dalam pallu/dapur. Tayyabu yang dihasilkann dari pembakaran bagi masyarakat todakka ternyata mempunyai kegunaan diantaranya sebagai obat AMBEYEN, cara menjadikan tayyabu ini menjadi obat dengan mengambil tayyabu segenggam yang masih hangat kemudian dibungkus dengan kain hitam lalu di tempelkan dan didorong ke ambeyen dengan dibantu dengan doa agar sipenderita kembali sehat. selain itu pula tayyabu juga digunakan sebagai penghalang binatang-binatang melata yang hendak masuk kerumah, dengan cara menaburkan disekeliling rumah. 29. TAGOLO Sebuah perlengkapan adat yang dipakai untuk menyelenggarakan kegiatan pangadorong,masyarakat Todakka menyebutnya TAGOLO, wadah ini digunakan sebagai tempat simbol ragam makanan tradisional yang di khususkan buat leluhur, yang menggambarkan bahwa makanan orang terdahulu seperti itu misalanya balo salo


107 (ikan gabus) urong (udang) kinanre patanrupa (nasi 4 warna) dan lain-lain. Biasanya Tagolo ini di buat 2 sampai 3 buah dimana tagolo pertama untuk simbol yang disimpan di kepala dan satu lagi untuk di bagian kaki, dan satunya lagi untuk di hanyutkan di air yang mengalir sebagai simbol makanan bagi makhluk yang ada di perairan. Ayaman tagolo ini dibuat dari bambu jenis bulo yang di arut berjumlah 5 X 5 menandakan simbol waktu yang selalu di ingat oleh masyarakat Todakka. Dan sebagai hiasan di samping tagolo dari pucuk daun enru (pucuk areng) dimana pemilihan jenis ini salah satu ussulnya yaitu pucuk ini merupakan raja pucuk daun dari tumbuhan sejenis seperti kelapa dll dan jenis pucuk daun ini hanya digunakan untuk acara adat di kalangan masyarakat todakka


108 Tagolo Fhoto : Muhammad Hasbi 30. ARUWONG DIBAROKO Setiap jaman mempunyai sosok pemimpin yang terkenal pada jamannya begitu pula halnya pada masyarakat Todakka, salah satu tokoh yang dari dahulu hingga sekarang dari lisan ke lisan pendahulu tetap tertutur yaitu aruwong dibaroko. Menurut beliau mengapa sehingga dinamakan aruwong dibaroko dikarenakan sosok ini semasa kecilnya sampai menjadi


109 seorang pemimpin yang disegani pada jamannya selalu disoppo/ditandu. Beliau ini merupakan anak simata wayang dari kedua orang tuanya dan sewaktu masih masa kecil ketika hendak bepergian, beliau selalu disoppo dibaroko / diangkat dileher oleh pamannya, salah satu alasan dikarenakan medan pada jaman itu jaman masih di dominasi oleh rawa-rawa. Sampai beliau menginjak masa remajapun ketika hendak bepergian beliau dibuatkan tandu dan dipikul oleh masyarakat yang sangat mencintai dan menyayangi pemimpinnya. 31. TOMANURUNG NA TODAKKA Beberapa keyakinan suku Todakka di nusantara tentang awal mula peradaban manusia di tanah To keada' beranggapan bahwa semua berawal dari Tomanurung, tomanurung ini tidak di ketahui asal muasalnya berasal dari mana dan berakhir dimana, Namun dari bebarapa lisan yang terucap dari masyarakat Todakka, ada beberapa hal yang masih segar di ingatan mereka diantaranya Tomanurung ini sangat pandai dalam bercocok tanam, taktik perang dan lainnya.


110 Tomanurung ini juga yang meletakkan pondasi adat yang di kenal dengan ADA' MAPPURAONDRO, dimana pada sebelum hadirnya tomanurung tersebut masyarakat tercerai berai dengan berkelompok kelompok yang dimana setiap kelompok dipimpin dengan sebutan ada yang mengatakan Tomakaka ada juga mengatakan aruang. Yang dimana jaman itu setiap kelompok saling berperang memperebutkan sumber daya alam dan saling memperluas kekuasaan. Dengan kehebatan taktik perang dan kehebatan komunikasi yang di miliki oleh tomanurung tersebut hingga mampu meredakan konflik dan mempersatukan mereka dengan balutan adat mappuraondro. Setelah konflik antar kelompok tersebut reda dan hidup dalam kedamaian tomanurung ini menikahi salah satu gadis yang cantik dan melahirkan keturunan, dalam kehidupan damai dalam beberapa kurung waktu akhirnya istri tomanurung ini meninggal dan di makamkan di salah satu puncak gunung tinggi di tanah dakka, dengan kesedihan yang mendalam dan kehidupan damai yang terbangun akhirnya tomanurung ini memutuskan untuk


111 pergi berkelana dengan meninggalkan keturunannya di tanah dakka dan terus melaksanakan pemerintahan adat dalam balutan ada'mappuraondro, sebelum kepergian tomanurung ini dia sudah mempunyai firasat yang buruk akan kelangsungan pemerintahan akan kembali ke jaman saling berselisih antar kelompok nantinya, namun dia tetap berpesan bahwa saya akan pergi berkelana dan akan kembali lagi suatu hari nanti dengan berkata "LAONGA BUTTU KUOLAI, PODONG KUOLAI MALLAI". Dari pesan tersebut itulah sebagian masyarakat todakka beranggapan bahwa Tomanurung ini belum meninggal tapi lagi berkelana dan akan kembali suatu hari nanti untuk mendamaikan kembali kelompok yang saling bertikai. Wallahu a'lam... 32. SI PITUNG DARI TANAH DAKKA (Sepenggal cerita tentang kapas belanda ditanah Todakka)


112 I.A Jepe’ pua Janggo Suatu hari ketika belanda ingin berdiskusi dengan Indro Aruwong Todakka ketika mau menanam kapas di bulung, maka indro aruwong berkata kepada aruwong siapkan daun langsat yg berkarung karung dan kampoti, apabila belanda mau beli bulung untuk ditanami kapas, maka harus bayar dengan sejumlah daun yg ada dalam karung, ternyata tdk mampu dan kembali kelabasang yg sudah ditanami mereka.. Ada suatu waktu generasi todakka pada zaman itu, melakukan pengambilan secara


113 diam - diam kapas dan senjata yg ada digudang penyimpanan dilabasang oleh pencuri budiman untuk kepentingan perjuangan melawan penjajah, Pencuri budiman itu mencuri kapas dan senjata yang ada di gudang belanda tersebut. Anak indro aruwong tersebut yg digelari Tomalampe biluwo'na, yang sangat disengani belanda karna keberanian dan ilmu kebal yg dimiliki sehingga berapa kali ditembak oleh penjajah belanda namun tak ditembus peluru olehnya itu belanda sangat segan kepada sang geriliyawan itu yang bernama I. A JEPE tomalampe biluwo'na atau orang juga mengenalnya dengan pua' janggo.. 33. SEPENGGAL CERITA TOMAKAKA BENATO Tomakaka benato adalah salah seorang sosok manusia yang selalu hadir pada tutur kata masyarakat suku todakka, dalam penuturan beberapa tokoh masyarakat dakka ( tobara’ dolo – dolo ) mengatakan bahwa tomakaka ini berasal dari sebuah negeri yang jauh, tomakaka ini datang ke tanah dakka dengan membawa seekor kerbau dan beberapa pohon nipa.


114 Tomakaka ini kemudian tinggal di sebuah gunung dan membangun sebuah rumah satu tiang atau dalam masyrakat dakka mengatakan sapo mesa andirinna dio buttu benato. Tomakaka ini sangat terkenal dengan keberaniannya dan juga sungguh sangat cerdas, tomakaka ini di gambarkan dengan postur tubuh yang tinggi dan kekar serta perwakan wajah yang tampan dan berhidung mancung. Tomakaka inilah yang memberikan perinsip – perinsip hidup bagi masyarakat dakka kala waktu itu masyarakat dakka masih dalam jaman pemikiran kejahiliaan yang hanya hidup saling perang memerangi antar suku yang ada di dekat wilayah dakka pada masa itu. Dalam perbincangan dengan tokoh adat dakka tentang asal muasal tomakaka benato ini selalu berakhir dengan kata – kata tomanurung, karna mungkin salah satu penyebabnya yaitu ketidaktahuan tentang dari mana asal muasal tomakaka ini atau mungkin juga ketidakberanian mengungkap siapa jati diri sebenarnya


115 tomakaka ini, karna ada pepatah turun temurun yang sering diperdengarkan bahwa barang siapa yang sering membicarakan tomakaka ini akan cepat meninggal atau dalam bahasa dakkanya mapondi sunga / mabusung. Masa hidup dari tomakaka ini belum terpecahkan kapan beliau di lahirkan dan kapan beliau meninggalkan tanah dakka. Dengan rasa penasaran inilah membuat saya ingin menulusuri dan mencari kembali siapakah sosok tersebut yang fenomenal di kalangan masyrakat dakka. Beranjak dari beberapa tanda – tanda yang sering dikatakan oleh orang – orang tua dakka diantaranya yaitu : “ Tomakaka ini berasal dari negeri yang jauh dengan membawa seekor kerbau serta pohon nipa dan tinggal di gunung benato ( buttu benato ) “ dengan beranjak dari tanda – tanda itulah maka saya mulai mencari sedikit demi sedikit tanda – tanda ini dengan kekinian wilayah sulawesi saat ini yang di mulai dari nama – nama wilayah dan nama yang lain. Di mulai dari wilayah buttu benato yang merupakan tempat tinggal tomakaka ini terdapat sebuah nama kampung kecil yang berada di bawah kaki gunung yaitu SALEKO. Dalam sepintas lalu kata ini sangat biasa


116 namun ketika di telusuri kata SALEKO ini tak ada yang mengetahui mengapa sampai bisa kampung kecil di bawah kaki gunung benato ini di beri nama saleko. Ada beberapa orang yang mengartikan kata saleko ini dengan arti saleko – leko’na bila diartikan dalam bahasa indonesia yaitu berbelok – belok. Dikisahkan dalam tutur turun temurun tentang tomakaka benato ini menjadi beberapa versi dimana kisah ini melalui waktu yang cukup lama hingga terjadi pergeseran lisan dari setiap penutur, dalam cerita berikut yang dirangkum dalam jilid ke dua yang terekam dalam lisan sebagai berikut. Dituturkan bahwa tokoh ini dalam melakukan perjalanan di semasa hidupnya di Tanah Dakka mempunyai hewan peliharaan diantaranya seekor kerbau dan tikus. Kerbau yang dimilikinya ini sangat beliau sayangi, kerbau ini biasa di lepaskan untuk mencari makan sendiri dan menurut lisan bahwa tempat yang paling disenangi oleh kerbau tersebut berendam atau dalam bahasa dakkanya PATTOMPONGONNA sekarang berada dalam wilayah pohayam kecamatan


117 wonomulyo. Tomakaka ini jika ingin melihat kerbaunya mattompong beliau naik ke puncak gunung atau buttu parondrongong atau buttu papparandangan, gunung yang berada di sebelah barat buttu tempat beliau tinggal. Kerbau dari tomakaka ini pula biasa beliau pakai untuk mengankut hasil panen pare uma, menurut lisan ada yang mengatakan bahwa setiap bilah tanduk kerbau mampu mengankut 50 basse bainni pare uma / ikat kecil padi gunung, Atau 25 basse kaiyyong pare uma. Tomakaka ini juga diyakini memiliki hewan lainnya yaitu tikus yang dimana menurut keyakinan sebahagian masyarakat Todakka bahwa ketika pada musim menanam dalle / jagung atau pare uma / padi gunung jika hewan tersebut memakan sedikit hasil panen itu hal biasa namun jika memakan sampai merugikan masyarakat, berati tikus memberikan isyarat bahwa Tomakaka ini lagi dalam keadaan kurang senang terhadap sesuatu yang terjadi dalam lingkungan masyarakat Todakka


118 34. BARANA’ TUNGKA’NA TODAKKA Dg. Launu P.Tambria juga digelari oleh masyrakat sebagi barana’ tungka’na Todakka yang berarti orang yang sangat di keramatkan. Di kisahkan oleh Hamma bin Launu anak bungsu dari beliau menceritakan bahwa sepeninggal ayahnya dan dia sudah beranjak dewasa dia berangkat ke daerah Tapua untuk membabat hutan dan sewaktu pulang dari sana hamma dan teman – temannya kemalaman dijalan, hingga dijumpailah rumah dari salah satu tokoh adat yang ada di tapua, dan berbincanglah beliau dengan tokoh adat tapua tersebut, sekedar berbasa basi tokoh adat berbincang – bincang dengan bapak hamma dan menanyakan sule umbaki na lao umbaki (dari mana dan hendak kemana) rombogan ini, hamma pun menjawab pole uma na melonga mallai lako Dakka (dari hutan dan ingin pulang ke dakka), berceritalah lagi tokoh adat tersebut nei tu tau dikareaki beka dinde pole dakka, nakua tau barana’ Tungka’na Todakka sangana Launu p. Tambaria (bahwa ada seorang sosok manusia yang sangat di takuti di wilayah ini yang berasal dari dakka dan orang – orang di wilayah tapua ini


119 menyebutnya sebagai Barana’ Tungka’na Todakka, yang bernama Launu P.Tambaria), tokoh adat itupun menceritakan dan mencari keturunan beliau karna sepeninggal beliau tak ada lagi kabar beritanya sampai ke Tapua. Hamma pun tersenyum dan seseorang teman Hamma yang bernama Lausu pun berkata bahwa damo mangonga siamo pa indremi tu’u ono’ paccucuonna (jaganmi penasaran lagi karna sudah disini anak terakhirnya). Tokoh adat itupun kaget hingga kembali menyalami Hamma dan berkata ikodi palake ono’na lee (engkau rupanya anaknya), I. A HAMMA BIN LAUNU


120 Setelah tokoh adat tersebut mengetahui bahwa hamma keturunan terakhir Barana’ Tungka’na Todakka, maka beliau menjamu hamma dengan cara adat tapua sebagai penghormatan terhadap keturunan langsung dari seorang yang sangat di hormati di tanah Tapua dan dakka yang merupakan pemangku adat tertinggi yaitu Indro Aruongna Todakka. 35. PATODDO KADA TAU POLE DIO LITO'NA ADA' MAPPURAONDRO TAMMAPOLO ADA' TASSIPAKASIRI PADA TAU TAMMAKKADA BOKO' SAMPONGI INDRE LITO' TODAKKA, JAJI TODAKKAMI ARTINYA : SEPENGGAL KESEPAKATAN TAMU YANG DATANG DI WILAYAH ADA' MAPPURAONDRO TIDAK MELANGGAR ATURAN ADAT TIDAK SALING MERUSAK KEHORMATAN SESAMA TIDAK SALING BERCERITA DIBELAKANG


121 SEMALAM TINGGAL DI TANAH DAKKA, SUDAH MENJADI ORANG DAKKA 36. PEPOSONG ARUWONG LAKO ADA'. ADA' DI IYA MALA MAPPAPIA SAPO,, ARUWONG MACCOE DI TAMA SOLA PATTODROKONG, APA NAPOKADA ADA' IYA MI TU JAJI.. ARTINYA : PESAN PEMIMPIN TERHADAP HADAT HADAT LAH YANG DAPAT MEMBUAT RUMAH, PEMIMPIN HANYA IKUT KEDALAM RUMAH BERSAMA RAKYAT, APA YANG DIKATAKAN HADAT ITULAH YANG JADI..


122 37. SEPENGGAL HUKUM ADA' MAPPURAONDRO Pasuppui na passandrei lako ada'.. Pakkita i lako pattondrokong Pammesa lako ussuluna ada' Muala simata paggoukong.. Artinya : Rapatkan dan sandarkan pada adat Lihatlah kepada masyarakat Satukan terhadap hukum adat Dan jadikan sebagai kebiasaan 38. PEPOSONGNA PADONGGONG / PESAN PARA PEDAGANG KE LAOKO PASA' DA A MABBAWA DOI' APA DIODI PASA' SUNGEONNA DOI. ARTINYA : JIKA PERGI PASAR JANGANLAH MEMBAWA UANG KARNA DI PASARLAH TEMPATNYA UANG..


123 39. PEPOSONG INDRO ARUWONG PASSOLONNA MATAALLO. MELE DUAMPONGI KE LAOKO MILLEKKA DA A MULETEI KALIBAJOMU.. DA'A KUMANDRE MEMPIMPOKOI MATAALLO... DA'A MAKKABUA SAPO MEMPIMPOKOI MATAALLO... KELAOKO MILLEKKA KE MUKITASIAPI MATAALLO MALAMPE SIAPI UMMURU'MU.. ARTINYA : BESOK ATAU LUSA JIKA BEPERGIAN JANGANLAH MENGINJAK BAYANGANMU... JIKA MAKAN JANGANLAH MEMBELAKANGI MATAHARI... JANGAN MEMBANGUN RUMAH MEMBELAKANGI MATAHARI.. JIKA BEPERGIAN DAN MASIH BISA MELIHAT MATAHARI MAKA UMURMU MASIH PANJANG..


124 BAB IV CERITA RAKYAT 1. URONG NA PUTTIANA (HUJAN DAN PUTTIANA) Setiap tempat masing-masing mempunyai cerita dan pengalaman tersendiri baik dari segi mistik ataupun sebuah kenyataan, namun dari itu kadang pula terjadi pengalaman yang mistik menjadi kenyataan. Seperti halnya yang pernah terjadi dan dialami langsung oleh I.A PANNA dengan dua saudaranya yang di tuturkan ulang oleh I.A MUKHLIS. Menurut beliau pengalaman ini terjadi diwaktu sore menjelang malam di suatu tempat di jalan antara kelurahan pelitakan dengan desa Tondro lima saat ini. Dan kejadianpada waktu itu dimulai disaat ke tiga bersaudara ini hendak melintas ingin ke daerah dalam (tama), istilah ini ada waktu itu terbagi istilah masuk (tama) dan keluar (missubung). Ketiga bersaudara ini melintas pada saat terjadi hujan. Dalam perjalanan itulah dia melihat sebuah rumah kosong, karna ketiga bersaudara ini basah kuyup, maka sang kakak memutuskan untuk singgah berteduh di kolong rumah


125 tersebut, namun sebelum sampai kerumah tersebut sang kakak memberikan kode isyarat dan berpesan untuk hatihati dan jangan lari apapun yang terjadi ketika terjadi sesuatu baik terlihat oleh mata ataupun hanya sekedar suara, karna terlebih dahulu sepintas sang kakak melihat sesuatu yang aneh berjalan naik kerumah tersebut, karna adanya dua sosok wanita cantik berbaju putih dan berambut panjang. Sesampai di kolong rumah tersebut sang kakak menyalakan api untuk menghangatkan tubuh dan mengeringkan pakaian ke dua saudaranya, sekaligus ingin mengasapi rumah / marrumpui sapo tersebut agar kedua makhluk tersebut pergi dan tidak mengganggu mereka. Setelah lama berteduh dan hujan sudah redah dan pakaian mereka juga sudah matali' (mulai mengering) sang kakak memerintahkan kepada kedua saudaranya untuk pergi dengan kembali berpesan untuk tidak menengok kebelakang serta tidak lari apapun yang terjadi, sambil sang kakak soro' boko (berjalan mundur) mengikuti saudaranya, setelah beberapa meter mereka berjalan, keluarlah mahkluk tersebut dan duduk di tepian tangga dan sedikit bernyanyi dengan kalimat " HI HI NASONGONGNGA TAU LINO NA TANNIA DA"


126 kalimat tersebut diulang berkali - kali hingga beberapa jauh jaraknya sampai tidak terdengar lagi, barulah sang kakak membalik badan dan bercerita kepada saudaranya bahwa TANNIA SETONG PEBANGA TUDIO, PEKANDRE TUDIO KE SALA-SALAKI NGENA ( bukan hantu biasa tersebut, tapi hantu yang dapat memakan jika terjadi salah gerak tadi), maka kembali sang kakak berpesan DA A LARI KESIRUPPO'KO BASSANA TUDIO (jangan berlari jika bertemu dengan sesuatu seperti itu). 2. NARASI PAGGOLUNG / PETANI Belum berlalu pandemik yang melanda membuat derita bagi masyarakat petani, kini mereka disibukkan lagi dengan mereja lelanya hama tikus yang menyerang dengan sangat ganas, yang sebelumnya ada hama yang membuat sebagian petani harus menanam ulang karna padi yang ditanam tdk ada harapan lagi, belum sampai di situ derita yang dialami kini padi yang sudah ada mengeluarkan buah, diserang lagi dengan burung


127 pemakan padi. Apakah penyebab dari semua itu,??? menjadi tanda tanya besar bagi sebagian petani. Dari beberapa pendapat yang beredar ada ragam yang muncul diantaranya : 1. Waktu bercocok tanam yang terlalu cepat. 2. Waktu tanam sudah tidak mengikuti siklus alam. 3. Ada juga yang berpendapat tikus (balabo) dari tomakaka benato lagi lepas. 4. Ada juga mengaitkan dengan pemerintahan adat yang lagi tidak stabil. 5. Ada juga yang berpendapat kampung lagi tabollo'. 6. Kurangnya petani dalam mengeluarkan zakat hartanya yang didalamnya sudah diatur kalau tadah hujan 10 persen irigasi 5 persen. ( Basmiati Yakub Basmiyakub ) Dari sekian ragam pendapat yang muncul belum ada jawaban pasti mengapa sampai itu semua terjadi terjadi dalam kurung waktu yang hampir bersamaan..


128 3. BALABO ( Tikus ) Sepenggal cerita yang beredar tentang hama balabo ini dari segi non ilmiah di tuturkan oleh petani, beliau berkata salah satu penyebabnya yaitu di kerenakan tempat ibadah sekarang sudah tidak dilengkapi dengan gondrong(beduk) sebagai penanda masuknya waktu sholat, menurut beliau gondrong(beduk) bukan semata untuk mengingatkan manusia akan waktu sholat namun itu juga merupakan signal bagi makhluk lain baik hewan maupun tumbuhan dan makhluk tak kasat mata lainnya yang ada di bumi bahwa sudah masuk waktu beribadah. Karna semua mahkluk yang ada di bumi melakukan ibadah dengan caranya sendiri dan melalui bunyi gondrong itulah yang memberikan signal terhadap mereka. Karna pada jaman dahulu belum mengenal suara rekaman yang terputar di tempat ibadah. Begitu pula dengan hewan balabo/ tikus ini sudah tidak pernah mendengarkan signal yang sejak dahulu didengar oleh leluhur balabonya, jadi mereka makan tanpa mengingat waktu lagi. Namun tersisa pertanyaan,


129 mengapa tikus memakan padi yang ditengah dan menyisakan pinggir dari padi yang ditanam?? Balabo (Tikus) Fhoto : Muhammad Hasbi 4. SERANGAN HAMA BALABO /TIKUS Salah satu tokoh todakka I.A alawi berkata dengan mengisahkan sebuah kisah tentang cerita jaman dahulu untuk diambil pembelajaran. Kisah pertama. * dikisahkan di jaman dulu terjadi sebuah kemakmuran yang luar biasa dimana hasil panen padi sudah tidak dapat lagi tempat di penampungan padi (talukung) dikarenakan sesudah panen padi,


130 tunas padi (arri pare) terus berbuah seperti induk padi sebelumnya sehingga hasil panen tiada henti sampai penampungan penuh semuanya, maka masyarakat berkata kepada aruwong apa lagi yang harus dilakukan karna hasil panen sudah sangat banyak, maka aruwong memanggil semua masyarakat dan perangkat adat untuk melakukan pertemuan di sapo soba dan membahas hasil panen yang sangat melimpah, maka di tentukanlah hari pertemuannya. Saat tiba hari pertemuan itu berbondong bondonglah masyarakat untuk menghadiri pertemuan tersebut, pada saat itu pula ada seorang pengembala kerbau (pakkampi arabau) melihat dan kemudian bertanya pada orang yang lewat ada hal apa gerangan sehingga berbondong2 ke sana, maka dijawablah bahwa diadakan pertemuan karna hasil panen yang sangat melimpah, sang pengembala pun tersenyum dan berkata untuk apa hal begitu di buatkan pertemuan sedangan hal tersebut sangat mudah untuk di selesaikan, maka berpesanlah


131 pengembala kepada masyrakat tadi kepada aruwong bahwa satu kalimat untuk merubah keadaan tersebut, bunyi pesanya " PASALAI ANU TONGENG, PATUJUI ANU SALAH" ( salahkan yang benar, dan benarkan yang salah). Sesampai di tempat pertemuan masyarakat tersebut menyampaikan hal yang dipesangkan oleh pengembala kepada arowung, dan beliau pun terkejut dan memanggil pengembala tersebut dan menanyai hal tersebut dan memperjelas yang dimaksud dan pengembala pun membenarkan ucapannya. Kisah kedua * Setelah dapat memetik hikmah dari kisah tersebut (part I) bahwa jika ingin membuat sesuatu keadaan menjadi baik jadi pemimpin itu "PATUJUI ANU TONGENG, PASALAI ANU SALA" (Benarkan yang benar, dan salahkan yang sepatutnya salah) begitu pula sebaliknya. Namun pada bagian ke dua ini sedikit akan membahas cara mengusir balabo/tikus secara


132 kearifan lokal. Adapun caranya yaitu mengambil beberapa lassuna malea (bawang merah) dan lidi atau sejenisnya, dengan langkah disetiap pematang sawah di beri 5 buah bawang merah yang di tancapkan di lidi secara sejajar dengan cara ujung bawang merah di belah dengan cara diagonal sebanyak 2-3 kemudian ditancapkan ke pematamg sawah di sore hari kemudian di niatkan yang dilafskan kira-kira seperti ini ( nakandrepi lassuna balabo na nakandre toi balabo pareku ). cara tersebut merupakan sebuah kearifan lokal yang terbukti tidaknya tergantung dari si pemakai cara tersebut.. Wallahua'lam.. 5. KALUKU SATTO’ ( KELAPA SATU) Menceritakan tentang awal mula keberadaan pohon kelapa di daerah Labasang yang kemudian menjadi cikal bakal daerah tersebut dikenal dengan nama Kaluku Satto’… Cerita ini kami ambil dari hasil interview dengan ibunda kami Habibah. Mungkin cerita ini berbeda dengan cerita yang pernah didengar oleh teman-


133 teman. Oleh Karena itu, besar harapan kami agar temanteman dapat mengoreksi atau memosting ulang cerita berdasarkan cerita versi lain yang tentunya merupakan hasil interview dari tokoh-tokoh yang lain. Dahulu kala seorang warga dengan rutinitas hari-hari seperti pada umumnya yang pada hari itu ia pergi ke pasar sambil berjalan kaki, di tengah perjalanan dia bertemu dengan tetangganya. Seperti kebiasaan masyarakat pada umumnya yg saling beriteraksi seabagaimana manusia adalah makhluk social ketika seseorang yg biasanya hendak membeli sesuatu di pasar namun hanya sdkit barang yg dia ingin beli maka mereka baiasanya menitip uangnya ke masyarakat lainnya yg ingin pergi ke pasar agar dibelikan barang keperluannya. Tetangga orang tadi ingin dibelikan sebutir kelapa yg pada waktu itu hanya terdapat di pasar di luar daerah Labasang. Singkat cerita orang tersebut menyetujui permintaan tetangganya. Ia pun melanjutkan perjalanannya, sesampainya di pasar ia membeli semua keperluannya beserta kelapa pesanan tetannganya tadi. Stelah semua sdah terbeli. Iapun pulang , di tengah


134 perjalanan yang sunyi dengan jalan masi seperti jalan rimba, dari dalam rimbunan pohon terdengar suara “Kalukukku, kalukukku, kalukukku” berulang kali. Orang tersebut kaget karena mendengar suara dengan ucapan “kalukukku” yg berarti “kelapaku” tapi tidak melihat siapa yang mengklaim kelapa yang ia bawa. Namun ia tidak terlalu menghiraukan suara itu. Berselang beberapa saat kemudian terdengar lagi suara dri balik pepohonan “Teako kurokko’ko” berulang kali yang berarti “Jika tidak mau akan kupatahkan lehermu”. Orang tersebut lagi-lagi tidak melihat siapa yang berkata seperti itu kepadanya. Ketakutannya pun kian bertambah krn berfikir lehernya akan dipatahkan jika kelapa itu tidak diberika ke sumber suara tadi. Org tersebut pun berkata, “Silahkan ambil kelapa ini krn kelapa ini bukan punyaku melainkan pesanan orang sambil melemparkannya ke tanah kemudian berlari Karena katakutan. Orang tersebut tidak mengetahui bahwa suara yg keluar dari balik pepohonan itu adalah suara kicauan burung yg terdegar seperti suara orang yang ingin


135 merampoknya. Burung yang berkicau dengan kicauan “Kalukukku” adalah Burung Kalukku, sedangkan suara dengan kicauan “Teako kurokko’ko” adalah seekor burung Cappuro’do’. Akhir cerita, kelapa yang dilemparkan ketanah oleh orang tersebut tumbuh besar di daerah Labasang yang menjadi cerita rakyat Labasang sebagai awal mula keberadaan pohon kelapa di daerah itu dan akhirnya daerah tersebut dikenal dengan nama Kaluku Satto’ 6. BAB V PEPOSONG LAKO ONO’ TODAKKA (PESAN UNTUK ANAK TODAKKA) 1. PEPOSONG (1) Ee ono' ku.. Da a masara nyawa lako anu pa'da, ke tuo sia paki.. artinya :


136 wahai anakku.. Jangan bersedih terhadap sesuatu yang hilang jika kita masih hidup.. 2. PEPOSONG (2) Ee ono'ku poung tudio makkada pole kada-kadanna to dolota, anna iya katuwoongta manii iyaamo tudio mencaji kada le'ba ta... Artinya : Wahai anakku Tuhan berkata kepada kita melalui kisah orang terdahulu, dan kehidupanta kelak juga akan menjadi kisah. 3. PEPOSONG (3) Ee onokku... Ke meloko maringong tarru nyawamu millekka, makkabuako tarru kapiongong namo umbe masussana kalemu.. Artinya : Wahai anakku Jika ingin perasaanmu bahagia terus dalam berjalan,


137 berbuatlah terus kebaikan walaupun hidupmu dalam kesusahan.. 4. PEPOSONG (4) E onoku.. Da muppisangkai toto'mu, alai muling tuomu, iko paeloi katuwoongmu, tannia wattu malogamu anna toto'mu. Artinya : Wahai anakku jangan menyalahkan takdirmu, raih kembali hidupmu, dirimulah yang menjalani hidupmu, bukan kesempatan dan takdirmu 5. PEPOSONG (5) Ee ono'ku deeng tu tau nasorringngi kacarepoonna nataro diongonna tapperena na meloi isingong mapoccing, apa' uddami deeng melo nataro umbemi kacarepoonna Artinya : Wahai anakku ketahuilah ada orang yang yang membersihkan kotorannya dia simpan di bawah tikarnya, sehingga


138 mau dikatakan bersih, sebab sudah tidak ada lagi tempat untuk menyimpan kotorannya tersebut. 6. PEPOSONG (6) Ee ono’ku Iya mappaelo kamateong iyamo pongallataala, naiya to mappabengong nyawana iyamo tobarani Artinya : Wahai Anakku Yang Mengizinkan Kematian Iyalah Tuhan, Dan Yang Memberikan Nyawa Dialah Kesatria 7. PEPOSONG (7) E ono'ku.. Tau ke purami ma'janci anna dompi mate, kadakadanna tudio tattai tuo, dompi pirallopi' katuwoongonna tatta toi janci. Artinya: Wahai anakku manusia kalau sudah berjanji hingga mati,


139 perkataannya akan tetap hidup, hingga berlapis kehidupan tetap akan jadi janji. 8. PEPOSONG (8) Ee ono’ku To melo mencaji aruwong, tannia pira napatei balinna, anna iya pira napatuo taunna. Artinya : Jika ingin menjadi pemimpin, bukan sebarapa banyak membunuh musuhnya, tetapi seberapa banyak memberikan kehidupan terhadap masyarakatnya. 9. PEPOSONG (9) Ee ono’ku Iyamo mapi'di'na kojong narua piso anna doke, la'bi mapi'di'pi i gojong pole mondri. Artinya ; Wahai anakku


140 Adalah luka sakit ditusuk pisau dan tombak, tetapi lebih sakit jia di tikam dari belakang. 10. PEPOSONG (10) Kada Anu Udda Mala Indre Lino Tudio Udda Deeng, Iya Tudio Sangga' Pakkitannadi Tau Tuo Indre Lino Artinya: Perkataan Terhadap Sesuatu Tidak Bisa Di Dunia Ini Itu Tidak Ada, Semuanya Hanya Dari Sudut Pandang Berbeda Orang Hidup Di Dunia Ini 11. PEPOSONG (11) Ee Ono'ku Kamakonyongong Tudio Taniia Anu Mala Ipakkeguna Sala, Kamakonyongong Tudio Ipakkeguna Namo Umbe Wattu Aan Umbe Di Sungei


141 Artinya : Kepercayaan Itu Adalah Sesuatu Yang Tidak Boleh Di Gunakan Kepada Hal Yang Salah, Tapi Kepercayaan Itu Di Pergunakan Di Waktu Manapun Dan Di Tempat Manapun 12. PEPOSONG TODAKKA (12) Ee ono'ku udda deeng passolong kaminang maparri iyamo passolongna ada', nacaui passaolong kale, anna iya kesala tudio massio bijammu ma'jagai ada' iyamo tudio sara udda pattuju. Artinya : wahai anakku tidak ada masalah yang susah seperti masalah adat, mengalahkan masalah pribadi, sebaba jika itu salah menyuruh keluarga menjaga adat, itulah nanti menjadi permasalahan yang tidak benar 13. PEPOSONG TODAKKA (13)


142 Ee Ono' Ke Deeng Tummuane Simata Karao Tangngorong Lako Bijanna, Tannia Tu'u Tommuane Tongeng Artinya : Wahai Anakku Jika Ada Lelaki Selalu Jauh Perhatian Terhadap Keluarganya, Dia Itu Bukanlah Lelaki Sejati. 14. PEPOSONG TODAKKA (14) E ono' ke sikallako na meloko attai balimmu tannia pakala songonna, iya isongong pakala ke muattai balimmu anna udda sikalla. artinya : wahai anakku jika berkelahi dan ingin mengalahkan lawanmu bukan pemenang namanya, yang dikatakan menang jika mengalahkan musuhmu tanpa lewat perkelahian 15. PEPOSONG TODAKKA (15)


143 Ee ono'ku iyatu apa-apa ke purami tibollo, uddami malami muling, Artinya : Wahai anakku sesuatu yang telah tumpah, sudah tidak dapat kembali 16. PEPOSONG TODAKKA (16) Ee ono’ku ke mappatei buda balinna iya motu u di songong to barani, anna iyya mappatuo tau namo mesanna iyamo di songong aruwong artinya : wahai anakku Yang dapat mengalahkan dan membunuh musuhnya dialah yang dikatakan kesatria, dan yang dapat memberikan kehidupan dan menyelamatkan manusia walapun satu dialah yang dapat di katakan pemimpin.


144 17. PEPOSONG TODAKKA (17) Ee ono'ku Indre lino kaminang mapakarea-rea iyamo udda muisseng umbe sungeommu indre lino anna udda muisseng mangapa saba'na indreko lino iyamo tudio kaminang mappakarea nyawa Artinya : wahai anakku di dunia ini yang menakutkan iyalah tidak mengetahui tempatmu di dunia dan tidak mengetahui apa sebab ada di dunia ini semuanya itulah yang menakutkan hati. 18. PEPOSONG TODAKKA (18) Ee ono'ku.. Namo umbe kasiasinna tau, daa lao mangindrong lako


145 bijammu, apa iyatu mani i mappasisala panguppulolowong. Artinya : wahai anakku.. Walau gimanapun miskinnya orang, janganlah meminjam kepada keluarga, karna kelak itulah nanti yang akan membuat keretakan dalam persaudaraan. 19. PEPOSONG TODAKKA (19) Ee ono'ku... Mele ke meloko menjaci tau pasau indre lino... Papillekkai linomu illolong kalemu, daa iko millekka illolong linomu. Artinya : wahai anakku.. Kelak kalau engkau ingin menjadi orang yang berhasil di dunia.. Buatlah dunia berjalan di dalam dirimu, bukan dirimu yang berjalan di dalam dunia..


146 20. PEPOSONG TODAKKA (20) Ee ono'ku.. Kiboro tu u udda mala mallindrungngi pole katongengong. Artinya : wahai anakku... Kebohongan itu tidak akan dapat melindungi dari kebenaran..


147 RIWAYAT HIDUP PENULIS Muhammad Hasbi S.Pd, lahir di Pelitakan 21 September 1985, Anak terakhir dari sembilan bersaudara, buah cinta pasangan Hamma Dg Launu dengan Saraati. Penulis memulai pendidikannya pada tahun 1992 SD Negeri 024 Pelitakan, Kabupaten Pol-Mas dan tamat pada tahun 1998. Pada Tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah SLTP Negeri 4 Wonomulyo Kabupaten Pol-Mas dan tamat pada tahun 2001. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMK Wonomulyo Kabupaten Pol-Mas dan tamat pada tahun 2004. Kemudian Melanjutkan pendidikan pada tahun 2006 dan selesai pada tahun 2011


148 di Universitas Negeri Makassar, Fakultas Teknik, Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif. Sebelumnya penulis pernah aktif di UKM MAPHAN UNM sebagai Ketua Bidang Pengabdian kepada Masyarakat Periode 2008/2009. Penulis juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Komisi Hukum dan HAM, MAPERWA UNM periode 2009/2010. penulis juga pernah bekerja di instansi dunia Pendidikan Kabupaten Toraja Utara di SMKN 4 TORAJA UTARA. Dan Hingga saat ini penulis aktif bekerja di instansi dunia pendidikan provinsi sulawesi barat di SMKN BULO kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat. Karya yang pernah di terbitkan “Kamus bahasa dakka, percakapan bahasa dakka, surat yasin dalah bahasa dakka, barasanji dalam bahasa todakka, jus amma dalam bahasa todakka, Todakka serpihan mutiara indah,


149 Todakka dalam balutan puisi di tanah rantau, komunikasi visual, Dari facebook menjadi buku, Komunikasi Filosofis” Motto penulis “ memberi sebanyak – banyaknya bukan menerima sebanyak – banyaknya “ Pesan buat pembaca “jangan pernah melupakan tutur bahasa daerahmu karna itu adalah identitas dirimu” Kritik dan saran sangat diharapkan guna peningkatan kualitas dan penulisan selanjutnya. Untuk itu, silahkan kirim kritik dan saran ke : [email protected] fb: Abhy Tho Dakka


150


Click to View FlipBook Version