i SAMZA JANUARDI, S.T., M.A.P.
ii LAPORAN IMPLEMENTASI AKSI PERUBAHAN OPTIMALISASI LAYANAN INFORMASI GAJI DAN TUNJANGAN MELALUI APLIKASI ONLINE MONITORING OF SALARY AND REMUNERATION INFORMATION (OM-SYARIF) PADA PENGADILAN TINGGI PONTIANAK DISUSUN OLEH : SAMZA JANUARDI, ST., MAP. NIP. 197501292005021001 PESERTA PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS ANGKATAN I TAHUN 2023 NOMOR URUT 33
i KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat ALLAH SWT karena atas berkah dan rahmat-Nya, reformer dapat menyelesaikan Laporan Implementasi Aksi Perubahan yang berjudul “OPTIMALISASI LAYANAN INFORMASI GAJI DAN TUNJANGAN MELALUI APLIKASI ONLINE MONITORING OF SALARY AND REMUNERATION INFORMATION (OMSYARIF) PADA PENGADILAN TINGGI PONTIANAK” yang merupakan salah satu materi pembelajaran dan syarat kelulusan dalam Diklat Pelatihan Kepemimpinan Pengawas Angkatan I tahun 2023 pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Mahkamah Agung RI di Bogor. Laporan Rancangan Aksi Perubahan ini dapat diselesaikan berkat kesempatan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini reformer mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada; 1. Bapak Bambang Hery Mulyono, S.H., M.H. selaku Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan & Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan Peradilan Mahkamah Agung Republik Indonesia. 2. Bapak Syamsul Arief, S.H., M.H. selaku Pelaksana Tugas Kepala Pusdiklat Manajemen dan Kepemimpinan Badan Penelitian dan Pengembangan & Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan Peradilan Mahkamah Agung Republik Indonesia. 3. Ibu S.M. Devina Sanjayani Simanjuntak, SE., SH., MH., MAP. selaku Coach telah memberikan dukungan dan kesempatan serta waktu yang lapang bagi reformer untuk menyelesaikan tugas-tugas kediklatan di tengah kesibukan tugas pokok sehari-hari reformer sebagai Kasubag Keuangan dan Pelaporan; 4. Ibu Dr. IFA SUDEWI,SH.,M.Hum selaku Ketua Pengadilan Tinggi Pontianak yang telah memberikan bimbingan, saran dan masukan yang membangun guna terselesainya Rancangan Aksi Perubahan ini.
ii 5. Bapak Lutfi, SH selaku mentor yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikirannya untuk membimbing dan memfasilitasi reformer dalam mewujudkan Laporan Rancangan Aksi Perubahan ini; 6. Para Widyaiswara pada Pusdiklat Menpim Balitbang Diklat Kumdil Mahkamah Agung Republik Indonesia atas segala ketulusan dan keikhlasannya menyampaikan materi-materi yang tentunya sangat berguna bagi reformer dalam menyusun Laporan Rancangan Aksi Perubahan; 7. Suami, orang tua, anak dan keluarga besar yang telah memberikan kasih sayang, support dan dorongan sehingga reformer mampu menyelesaikan Rancangan Aksi Perubahan ini; 8. Teman-teman seperjuangan Diklat Pelatihan Kepemimpinan Pengawas Angkatan I Tahun 2023 khususnya Kelompok 2 yang telah mau berbagi ilmu dan pengalaman kepada reformer sehingga reformer termotivasi untuk terus belajar; 9. Serta rekan kerja dan mitra kerja reformer di Pengadilan Tinggi Pontianak selalu memberikan semangat agar reformer mampu menghasilkan karya inovatif demi meningkatnya kinerja Pengadilan Tinggi Pontianak khususnya untuk peningkatan pelayanan bagi kelompok rentan. Reformer menyadari apa yang termuat dalam Laporan Rancangan Aksi Perubahan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu diperlukan suatu koreksi dan masukan dari berbagai pihak untuk kesempurnaan laporan ini, sehingga dapat berguna baik bagi reformer maupun institusi. Pontianak, Agustus 2023 Reformer, Samza Januardi, S.T., M.A.P.
iii DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR .................................................................................... i DAFTAR ISI ............................................................................................... iii DAFTAR TABEL ......................................... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... v BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1 A. Latar Belakang ................................................................................... 1 1. Kondisi Saat Ini .............................................................................. 3 2. Kondisi Yang Diharapkan .............................................................. 6 3. Terobosan / Inovasi ....................................................................... 7 B. Tujuan ............................................................................................... 9 C. Manfaat ........................................................................................... 10 BAB II DESKRIPSI PROSES KEPEMIMPINAN ...................................... 12 A. Membangun Integritas ..................................................................... 12 B. Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Kepemimipan ..................................... 14 C. Pengelolaan Budaya Pelayanan (Pemanfaatan Teknologi Informasi) …………………………………………………………………………… 17 1. Input…………… .......................................................................... 17 2. Proses………… ........................................................................... 18 3. Output………… ........................................................................... 18 D. Pengelolaan Tim .............................................................................. 18 BAB III DESKRIPSI HASIL KEPEMIMPINAN .......................................... 23 A. Capaian dan Perbaikan ................................................................... 24 1. Capaian………… ........................................................................ 24 2. Perbaikan……… ......................................................................... 29 B. Manfaat Aksi Perubahan .................................................................. 30 1. Aspek transparansi ...................................................................... 30 2. Aspek waktu ................................................................................ 31 3. Aspek efisiensi ............................................................................. 31 4. Aspek akuntabilitas ...................................................................... 31 5. Aspek pengawasan ..................................................................... 31 C. Implementasi Pengembangan Kompetensi dalam Aksi Perubahan 31 BAB IV KEBERLANJUTAN AKSI PERUBAHAN ..................................... 35 A. Persiapan Pilot Project ..................................................................... 36 B. Pemilihan Satker dalam Pilot Project ............................................... 36 C. Uji Coba Pada Satker Pilot Project................................................... 36 D. Evaluasi dan Perbaikan ................................................................... 37 E. Launching Pelaksanaan pada Seluruh Satker Pengadilan Negeri Se Kalimantan Barat .................................................................................. 38 BAB V KETERKAITAN DENGAN MATA PELATIHAN PILIHAN............. 39 A. Agenda I (Kepemimpinan Pancasila dan Bela Negara) ................... 39 B. Agenda II (Kepemimpinan Pelayanan) ............................................. 39 C. Agenda II (Pengendalian Pekerjaan) ............................................... 39 D. Agenda IV (Aktualisasi Kepemimpinan) ........................................... 40 BAB VI DISEMINASI DAN PUBLIKASI AKSI PERUBAHAN .................. 42
iv A. Penerapan Strategi Komunikasi ....................................................... 42 B. Keberhasilan Mendapat Dukungan Adopsi / Replikasi Aksi Perubahan ............................................................................................ 45 BAB VII HASIL PELAKSANAAN PENGEMBANGAN POTENSI DIRI ..... 45 A. Pengembangan Kompetensi Diri ..................................................... 46 1. Sub Komponen Tanggung Jawab ............................................... 46 2. Sub Komponen Komitmen .......................................................... 47 3. Sub komponen Kedisiplinan ........................................................ 47 4. Sub komponen Konsistensi ......................................................... 47 5. Sub komponen pengambilan keputusan ..................................... 48 B. Strategi Perbaikan terhadap Kelemahan dan Kekurangan Diri. ...... 48 BAB VIII PENUTUP ................................................................................. 50 A. Kesimpulan ...................................................................................... 50 B. Rekomendasi ................................................................................... 50
v DAFTAR GAMBAR Halaman 1.1 Lembar Slip Gaji dan Uang Makan..……………………………… 1.2 Lembar Rekapitulasi Kehadiran………………………...……….... 1.3 Lembar Tanda Terima Tunjangan Khusus Kinerja…………………………………… 1.4 Lembar Tanda Terima Uang Transportasi....…………………… 1.5 Dokumen Pertanggungjawaban Belanja....………………………………… 2.1 Surat Keputusan Pembentukan Tim Pelaksana....………………………………… 2.2 Struktur Tim Pelaksana ……....………………………………… 2.3 Rapat Pembentukan Tim Pelaksana....………………………………… 2.4 Komunikasi Personal dengan Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan Teknologi Informasi....……………………………… 2.5 Komunikasi Personal dengan Anggota Tim....………………………………… 2.6. Kegiatan Pembuatan Aplikasi OM-SYARIF....………………………………… 3.1 Reformer Melapor dan Koordinasi Dengan Mentor....………………………………… 3.2. Reformer Melaksanakan Rapat Bersama Tim.....………………………………… 3.3. Desain dan Alur Database OM-SYARIF....………………………………… 3.4. Uji Coba Aplikasi OM-SYARIF Bersama Mentor....………………………………… 3.5 Reformer Memaparkan Materi Sosialisasi Dan Tutorial Aplikasi OM-SYARIF ……....…………………………………... 3.6 Logo Aplikasi OM-SYARIF……....………………………………… 3.7 Tampilan Data Pengguna Atas Nama Seorang Hakim Ad Hoc Dengan enggunakan NIK . .…...……....………………… 3.8 Tampilan Data yang Telah Di-upload untuk Role Operator … 3.9 Halaman Beranda Aplikasi OM-SYARIF dan Slip Gaji……....………………………………… 4.1 Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Menyampaikan Secara Lisan tentang Wacana Penerapan Aplikasi OM-SYARIF di Pengadilan Negeri se-Kalimantan Barat……...……………… 5.1 Tangkapan Layar Berita OM-SYARIF di Grup WhatsApp dan Instagram ……....………………………………… 5.2 Reformasi Menyampaikan Sosialisasi dan Tutorial secara Kolekti ……....………………………………… 5.3 Reformasi Menyampaikan Sosialisasi dan Tutorial secara Personal ……....………………………………… 5.4 Tangkapan Layar Pesan Whatsapp Reformer Dengan Stakeholder Dalam Rangka Sosialisasi……....………………………………… 5.5 Reformer Menyampaikan Sosialisasi pada Kegiatan Pengawasan di Pengadilan Negeri Putussibau……....………………………………… 5.6 Tangkapan Layar Pesan Melalui WhatsApp dari Ibu Sekretaris Pengadilan Negeri Mempawah ………………… 4 4 5 6 6 20 20 20 22 22 23 24 25 26 28 28 29 29 30 32 35 33 33 34 34 45 45
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam Road Map Reformasi Birokrasi Mahkamah Agung Republik Indonesia 2020-2024 disebutkan bawah birokrasi pemerintahan memiliki tugas dan fungsi dalam memberikan pelayanan publik, oleh karena itu birokrasi perlu perubahan agar tidak stagnan dan mampu menjawab perkembangan yang dinamis seiring dengan perubahan di dalam masyarakat. Berangkat dari kebutuhan akan perubahan tersebut, maka lahirlah Reformasi Birokrasi yang mendorong pada perbaikan tata kelola pemerintahan dengan memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan strategis nasional, lingkungan strategis global dan paradigma manajemen pemerintahan. Reformasi Birokrasi merupakan langkah strategis Pemerintah untuk merubah citra birokrasi Indonesia menjadi budaya organisasi yang lebih profesional, efisien, efektif, akuntabel, transparan serta responsif. Sejak menjadi pilot project pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada tahun 2008, Mahkamah Agung tidak henti-hentinya melakukan perubahan dan perbaikan secara sistematis melalui penerapan 8 area perubahan. Hal ini dapat terwujud dengan adanya komitmen Pimpinan Mahkamah Agung untuk mendorong transformasi budaya organisasi yang berorientasi pada kualitas pelayanan publik dan berkinerja tinggi, serta komitmen penegakan hukum terhadap berbagai penyimpanan dalam penyelenggaraan birokrasi seperti korupsi, kolusi, nepotisme dan tindakan indisipliner lainnya. Dimulai dari komitmen tersebut, hingga saat ini Reformasi Birokrasi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari pelaksanaan tugas dan fungsi seluruh unit di lingkungan Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang berada di bawahnya. Bukan lagi sekedar pemenuhan kewajiban pelaksanaan program nasional, reformasi birokrasi sudah menjadi kebutuhan bagi Mahkamah
2 Agung untuk mewujudkan tata kelola organisasi yang baik. Secara nyata, Mahkamah Agung telah merasakan manfaat dari penerapan Reformasi Birokrasi yaitu peningkatan efisiensi, efektivitas, akuntabilitas serta performa kinerja organisasi melalui terwujudnya SDM Mahkamah Agung yang berintegritas, profesional dari berkompetensi, sehingga memberikan dampak terhadap kepuasan masyarakat dam stakeholders penerima layanan dan meningkatkan kepercayaan publik kepada lembaga peradilan pada khususnya Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang berada di bawahnya. Sebagaimana tercantum di dalam Perpres Nomor 81 Tahun 2010, dan selaras dengan pelaksanaan tugas dan fungsi Mahkamah Agung, target Reformasi Birokrasi tahun 2025 adalah tercapainya birokrasi pemerintahan yang profesional, berintegritas tinggi dan menjadi pelayan masyarakat dan abdi negara, yang ditandai dengan: a. meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga peradilan; b. menjaga kemandirian badan peradilan; c. bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme; d. pengelolaan keuangan yang efisien, efektif dan akuntabel; e. pelaksanaan program dam kegiatan yang tepat sasaran; f. peningkatan profesionalisme aparatur peradilan; g. penggunaan waktu (jam kerja) efektif dari produktif; h. penerapan reward and punishment secara konsisten dan berkelanjutan; i. keterbukaan informasi publik. Pengadilan Tinggi Pontianak sebagai unit kerja di bawah Mahkamah Agung RI, menjadi salah satu unit kerja yang telah melaksanakan pembangunan zona integritas sejak tahun 2019. Sebagai Kepala Sub Bagian Keuangan dan Pelaporan Pengadilan Tinggi Pontianak menjadi bagian supporting unit, reformer dituntut untuk dapat turut berkontribusi yaitu salah satunya adalah melaksanakan tugas pokok dan fungsi dengan sebaik-baiknya.
3 Sebagai bagian dari organisasi, di dalam pelaksanaan tupoksi pada Sub Bagian Keuangan dan Pelaporan ternyata masih mengalami beberapa masalah dan kendala. Permasalahan yang diangkat sebagai isu dalam rancangan ini berasal dari pelaksanaan pembayaran belanja pegawai. Secara umum, proses pembayaran sudah berjalan dengan baik. Namun, sebagai bagian dari proses pembayaran adalah memberikan informasi kepada PNS mengenai perhitungan jumlah gaji dan tunjangan yang diterima masih dilakukan dengan cara manual, yaitu slip gaji dicetak pada potongan kertas kemudian disampaikan kepada pihak PNS. Begitu juga dengan proses pengajuan pembayaran tunjangan kinerja, uang makan, uang transportasi Hakim, yang mana proses verifikasi dengan stakeholder masih secara manual, dengan menggunakan daftar tanda terima yang ditanda-tangani. Permasalahan-permasalahan tersebut diharapkan dapat terselesaikan dengan baik, melalui digitalisasi pelayanan sekaligus kolaborasi dengan bagian kepegawaian sebagai pihak yang menyiapkan data rekapitulasi kehadiran sebagai data dukung dan dokumen sumber dalam perhitungan pembayaran. Sehingga, hal inilah yang menjadi latar belakang bagi reformer untuk menyusun laporan implementasi aksi perubahan yang berjudul “OPTIMALISASI LAYANAN INFORMASI GAJI DAN TUNJANGAN MELALUI APLIKASI ONLINE MONITORING OF SALARY AND REMUNERATION INFORMATION (OM-SYARIF) PADA PENGADILAN TINGGI PONTIANAK”. 1. Kondisi Sebelumnya Terdapat beberapa proses pelaksanaan tupoksi terkait layanan informasi gaji, tunjangan dan pembayaran lainnya kepada pegawai yang masih dilaksanakan secara manual, yaitu: a. Pembagian slip gaji dan slip uang makan masih dilakukan secara manual yaitu dengan cara dicetak, dipotong dan dibagikan, seperti terlihat pada gambar berikut:
4 IG: fadiyah.attamimi Gambar 1.1 Lembar Slip Gaji dan Uang Makan b. Proses konfirmasi jumlah kehadiran sebagai dasar pembayaran tunjangan khusus kinerja, uang makan dan transportasi Hakim masih dilakukan secara manual saja yaitu dengan cara dicetak. Tampilan lembaran rekapitulasi kehadiran dilihat pada Gambar 1.2. c. Proses konfirmasi jumlah tunjangan khusus kinerja bagi ASN non Hakim masih dilakukan secara manual saja, yang mana tanda terima dicetak untuk ditandatangani secara bergantian. Dalam hal terdapat data yang dinyatakan tidak sesuai oleh yang bersangkutan dan dapat diterima, maka tanda terima dan dokumen lainnya harus diperbaiki dan dicetak ulang untuk ditandatangani lagi oleh pegawai lain yang telah menandatangani. Lembar Tanda Terima Tunjangan Khusus Kinerja dapat dilihat pada Gambar 1.3. Gambar 1.2 Lembar Rekapitulasi Kehadiran
5 Gambar 1.3 Lembar Tanda Terima Tunjangan Khusus Kinerja d. Proses konfirmasi jumlah uang transportasi bagi Hakim masih dilakukan secara manual saja, yang mana tanda terima dicetak untuk ditandatangani secara bergantian. Dalam hal terdapat data yang dinyatakan tidak sesuai oleh yang bersangkutan dan dapat diterima, maka tanda terima dan dokumen lainnya harus diperbaiki dan dicetak ulang untuk ditandatangani lagi oleh Hakim lain yang telah menandatangani. Lembar Tanda Terima Uang Transportasi dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 1.4. Lembar Tanda Terima Uang Transportasi
6 e. Proses pengajuan permohonan sewa rumah dinas Hakim dilakukan secara manual saja, yang mana lampiran dokumen pertanggungjawaban disampaikan fisiknya secara langsung, sehingga tidak ada pendokumentasian secara digital. Gambar 1.5. Dokumen Pertanggungjawaban Belanja 2. Kondisi Yang Diharapkan Proses pelaksanaan tupoksi terkait layanan informasi gaji, tunjangan dan pembayaran lainnya kepada pegawai dapat dilaksanakan secara digital melalui aplikasi online, yaitu: a. Pembagian slip gaji dan uang makan dapat dilakukan secara digital melalui aplikasi online. b. Proses konfirmasi jumlah kehadiran sebagai dasar pembayaran tunjangan khusus kinerja, uang makan dan transportasi Hakim dapat dilakukan secara digital melalui aplikasi online. c. Proses konfirmasi jumlah tunjangan khusus kinerja bagi ASN non Hakim dapat dilakukan secara digital melalui aplikasi online. Sehingga tanda terima dan dokumen lainnya dapat dicetak setelah seluruh pihak menyetujui jumlah yang diterima. d. Proses konfirmasi jumlah uang transport bagi Hakim dapat dilakukan secara digital melalui aplikasi online. Sehingga tanda terima dan
7 dokumen lainnya dapat dicetak setelah seluruh pihak menyetujui jumlah yang diterima. e. Proses pengajuan permohonan sewa rumah Hakim dapat dilakukan secara digital melalui aplikasi online, yang mana lampiran dokumen pertanggungjawaban disampaikan secara digital saja, sehingga dapat dilanjutkan dalam proses pendokumentasian secara digital. 3. Terobosan / Inovasi Untuk dapat merubah kondisi saat ini menjadi kondisi yang diharapkan, maka dibuatlah suatu terobosan / inovasi dengan menginisiasi pembuatan aplikasi online sebagai bagian dari aksi perubahan yaitu aplikasi Online Monitoring Of Salary And Remuneration Information yang disingkat menjadi akronim OM-SYARIF. Aplikasi OM-SYARIF ini adalah aplikasi online internal satuan kerja yang berguna bagi pegawai untuk memonitor informasi gaji, tunjangan dan pembayaran lainnya kepada pegawai dengan mudah dan aman, di mana saja dan kapan saja. Serta memberikan kesempatan bagi pegawai untuk mem-verifikasi secara mandiri terhadap jumlah kehadiran sebagai dasar perhitungan pembayaran tunjangan kinerja, uang makan dan transportasi Hakim. Suatu inovasi yang akan dikembangkan seharusnya dapat memenuhi beberapa kriteria. Untuk itu, di dalam rancangan aksi perubahan ini, yang mana akan dilaksanakan dengan pembuatan aplikasi OM-SYARIF harus dapat memenuhi kriteria-kriteria tersebut. Adapun penjelasan dari kriteria-kriteria tersebut adalah sebagai berikut: a. Memiliki unsur kebaharuan (novelty) Aplikasi OM-SYARIF sebagai aplikasi yang memungkinkan setiap PNS dapat memonitor informasi mengenai gaji dan tunjangan secara online merupakan suatu hal yang baru, khususnya di satuan kerja Pengadilan Tinggi Pontianak b. Nilai tambah Adapun nilai tambah yang diharapkan dari aplikasi ini adalah:
8 a. Setiap pegawai memiliki akses untuk memonitor informasi gaji, tunjangan dan pembayaran lainnya kepada pegawai yaitu uang makan dan transportasi Hakim, sebagai wujud transparansi. b. Proses pembagian slip gaji dan verifikasi mandiri data kehadiran dan perhitungan pembayaran dilakukan secara digital sehingga lebih cepat dan akurat. c. Slip gaji yang dapat dicetak dalam bentuk soft file sehingga mendukung program paperless. d. Dapat menjadi salah satu alat atau tool bagi pimpinan untuk melaksanakan pengawasan terhadap penegakkan kedisiplinan terutama mengenai tertib jam kerja pegawai, yaitu pada modul presensi, dapat diketahui rekapitulasi kehadiran dari setiap pegawai. e. e. Dapat menjadi salah satu alat atau tool bagi pimpinan untuk melaksanakan pengawasan terhadap kinerja pegawai, karena pada modul tunjangan kinerja, selain dapat diketahui potongan karena presensi, dapat pula diketahui potongan karena rendahnya Penilaian Kinerja Pegawai (PKP) bagi pegawai non Hakim. c. Dapat direplikasi Aplikasi OM-SYARIF akan menggunakan data base dari aplikasi yang sudah ada, yaitu Aplikasi Gaji Kemekeu. Aplikasi tersebut juga digunakan oleh seluruh satker pengelola belanja pegawai yang yang dibiayai dengan APBN. Dengan demikian, aplikasi OM-SYARIF dapat diterapkan di satker-satker pusat lainnya dengan langsung menggunakan maupun memodifikasi. Proses replikasi dapat dilakukan tidak hanya oleh satker pada lembaga Mahkamah Agung, tetapi dapat juga oleh satuan kerja pusat (vertikal) lainnya. d. Berkelanjutan Aplikasi ini diharapkan akan dapat digunakan dan dikembangkan secara berkelanjutan, yaitu dengan menambah fitur-fitur yang lainnya. Proses pengembangan aplikasi ini akan menyesuaikan dengan kebutuhan terhadap suatu fitur. Mengingat regulasi mengenai proses pembayaran
9 gaji dan tunjangan cenderung tidak terlalu sering mengalami perubahan, maka aplikasi ini dimungkinkan akan dapat terus digunakan secara berkelanjutan. Setelah melakukan studi lapangan pada Batam Tourism Polytechnic (BTP), reformer mendapatkan manfaat dalam melakukan aksi Perubahan berupa Lesson Learnt yaitu: perlu adanya suatu sistem penggajian yang berbasis digitalisasi jaringan sehingga dapat diakses oleh seluruh pegawai sebagai user. reformer bermaksud mengadopsi dan mengadaptasi hal tersebut dengan membuat aplikasi yang dapat diakses oleh seluruh PNS sebagai user untuk memonitor informasi gaji dan tunjangan. B. Tujuan Sebagai terobosan inovasi dalam aksi perubahan ini yang akan reformer lakukan, bertujuan untuk membuat suatu aplikasi yang dapat digunakan oleh semua pihak termasuk seluruh PNS untuk melakukan monitoring secara digital mengenai informasi-informasi yang menyangkut pembayaran belanja pegawai. Sehingga akan dapat menjadi awal dari pengembangan suatu sistem monitoring informasi yang dapat meningkatkan kepuasan pegawai sebagai penerima layanan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja organisasi. Hal tersebut tentu saja akan dapat mendukung terwujudnya birokrasi pemerintahan yang profesional, berintegritas tinggi. Berdasarkan tahapannya, tujuan aksi perubahan ini dibagi menjadi tujuan jangka pendek, tujuan jangka menengah dan tujuan jangka panjang, yaitu sebagai berikut: 1. Jangka pendek Terwujudnya dan terimplementasinya aplikasi OM-SYARIF dengan modul-modul utama, yaitu: a. Slip Gaji b. Presensi c. Tunjangan kinerja 2. Jangka Menengah
10 Tersedianya modul tambahan: a. Slip Uang Makan b. Transportasi Hakim c. Pengajuan usulan pembayaran sewa rumah dinas 3. Jangka Panjang Implementasi Aplikasi OM-SYARIF di satker peradilan umum seluruh Kalimantan Barat. C. Manfaat Manfaat yang dapat diperoleh dengan pelaksanaan aksi perubahan dalam rangka Optimalisasi Layanan Informasi Gaji Dan Tunjangan Melalui Aplikasi Online Monitoring Of Salary And Remuneration Information (OMSYARIF) Pada Pengadilan Tinggi Pontianak adalah sebagai berikut : 1. Bagi Institusi a. Mendukung pelaksanaan Reformasi Birokrasi; b. Mendukung Pengadilan Tinggi Pontianak menjadi satuan kerja yang mendapat predikat Zona Integritas menuju Wilayah Bebas Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani dalam meningkatkan pengelolaan keuangan yang efisien, efektif dan akuntabel; c. Meningkatnya kualitas pelayanan publik. 2. Bagi Pimpinan a. Membantu kinerja pimpinan dalam upaya mencapai tujuan organisasi; b. Membantu pimpinan dalam pembangunan APM (Akreditasi Penjaminan Mutu) dan ZI ( Zona Integritas) di Pengadilan Tinggi Pontianak. c. Dapat menjadi salah satu alat atau tool bagi pimpinan untuk melaksanakan pengawasan terhadap penegakkan kedisiplinan terutama mengenai tertib jam kerja pegawai, yaitu pada modul presensi, dapat diketahui rekapitulasi kehadiran dari setiap pegawai. d. Dapat menjadi salah satu alat atau tool bagi pimpinan untuk melaksanakan pengawasan terhadap kinerja pegawai, karena pada modul tunjangan kinerja, selain dapat diketahui potongan karena
11 presensi, dapat pula diketahui potongan karena rendahnya Penilaian Kinerja Pegawai (PKP) bagi pegawai non Hakim. 3. Bagi PNS dan Hakim sebagai penerima layanan. a. Memberikan kemudahan kepada PNS dan Hakim dalam memperoleh informasi mengenai informasi gaji, tunjangan dan pembayaran lainnya kepada pegawai; b. Memberikan kemudahan kepada PNS dan Hakim dalam memvalidasi perhitungan uang makan dan tunjangan khusus kinerja, serta uang transport dan bantuan sewa rumah dinas bagi Hakim secara mandiri dan online. 4. Bagi Peserta (reformer) a. Meningkatkan kemampuan reformer dalam kepemimpinan dan manajerial; b. Meningkatkan kesadaran reformer sebagai Aparatur Sipil Negara yang merupakan abdi masyarakat yang melayani masyarakat sebagai stakeholders (Servant Leaders); c. Menambah wawasan dan merubah mindset (pola pikir) reformer dari merasa nyaman dengan sistem yang lama menuju sistem baru yang lebih baik; d. Sebagai pemenuhan tugas dalam Pelatihan Kepemimpinan Pengawas Angkatan I Tahun 2023.
12 BAB II DESKRIPSI PROSES KEPEMIMPINAN A. Membangun Integritas Dalam implementasi aksi perubahan ini, membangun integritas baik diri sendiri maupun sikap dan perilaku tim aksi perubahan sangatlah menentukan keberhasilan dan keberlangsungan inovasi aksi perubahan. Secara etimologis, integritas berasal dari bahasa latin integer yang artinya seluruh. Integritas merupakan suatu konsep yang berkaitan dengan perilaku, nilai, metode, sarana, prinsip, harapan dan keterpaduan berbagai hasil. Orang yang memiliki integritas berarti orang tersebut memiliki kepribadian yang jujur dan kuat. Integritas merupakan harga mati yang harus dimiliki oleh Aparatur Sipil Negara (ASN). Memiliki integritas yang tinggi menjadi jaminan untuk ASN menjalankan tugas dan kewajibannya secara optimal. Apalagi jika integritas yang tinggi juga diikuti dengan etika yang baik. Perilaku kerja dengan beretika akan mendorong kesempurnaan integritas yang dimiliki seorang ASN. Hubungan yang saling memperkuat antara integritas dan etika, akan menjadi dasar yang kuat untuk menghasilkan suasana kerja yang harmonis dan akuntabel sehingga mampu menghasilkan kinerja yang maksimal. ASN yang memiliki integritas yang baik akan mendorong terciptanya akuntabilitas dalam bekerja sehingga mampu memperbaiki manajeman kerja ASN yang sering dianggap tidak baik oleh masyarakat. Dalam pembangunan aksi perubahan OM-SYARIF, reformer mampu membangun etika dan integritas dalam tim melalui tahapan kerja di mana setiap langkah dan tahapan kegiatan harus selesai sesuai dengan deadline milestone yang sudah ditentukan yang disertai dengan buktibukti yang lengkap dan valid. Dalam setiap tahapan kegiatan seorang pemimpin dituntut untuk menciptakan langkah-langkah strategis dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok dengan harapan apa yang akan dikerjakan bersama tim dapat membawa perubahan ke arah yang lebih
13 baik dengan menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan. reformer harus memiliki etika dan integritas yang menjadi contoh bagi anggota tim lainnya. Salah satu cara meningkatkan etika dan integritas yang dilakukan reformer dalam pembangunan aksi perubahan OM-SYARIF dengan menerapkan prinsip-prinsip Servant Leadership sebagai berikut: 1. Mendengarkan Dalam pelaksanaan aksi perubahan ini, reformer berusaha untuk bersikap demokratis kepada setiap anggota dan mendengarkan masukan dari seluruh anggota tim. Dalam berkomunikasi dengan seluruh Stakeholder, reformer juga berusaha untuk mendengarkan seluruh saran dan masukan atas pengembangan aksi perubahan ini. 2. Empati reformer selalu berusaha untuk memposisikan diri anggota tim, sehingga dapat merasakan apa yang dirasakan setiap anggota tim yang berkontribusi dalam aksi perubahan ini. Hal ini membantu reformer untuk mempertimbangkan pembagian pekerjaan pada anggota tim. 3. Kesadaran Diri Untuk dapat berkomunikasi dengan baik kepada seluruh anggota tim kerja, reformer selalu berusaha untuk menyesuaikan cara bekomunikasi dengan masing-masing anggota tim, karena pandangan dan tanggapan setiap orang akan berbeda satu dengan yang lain. 4. Penyembuhan (Healing) Untuk membuat anggota tim kerja dapat melakukan tugasnya dengan baik, reformer berusaha untuk memberikan solusi kepada anggota tim yang memiliki permasalahan (baik teknis maupun non teknis). 5. Persuasi Kemampuan dalam meyakinkan anggota tim akan pentingnya peran mereka dalam sebuah tim membuat anggota tim merasa lebih dihargai, sehingga mereka akan memberikan kemampuannya melebihi apa yang diharapkan. Dalam berkomunikasi dengan Stakeholder, komunikasi
14 persuasif sangat penting dalam meyakinkan Stakeholder tentang pentingnya aksi perubahan ini untuk diimplementasikan. 6. Konseptualisasi reformer yang mampu melakukan konseptualisasi dalam tiap tahapan kegiatan aksi perubahan merupakan kunci dari suksesnya aksi perubahan ini. 7. Keterbukaan Menghilangkan jarak birokrasi antara ketua dan anggota tim mempermudah proses komunikasi dan penyelesaian masalah yang ada. Keterbukaan reformer akan berpengaruh pada keterbukaan anggota tim dalam menyampaikan permasalahan yang ada. 8. Kejelian Kejelian dalam melihat peluang untuk memahami permasalahan dan menyelesaiakan masalah tersebut merupakan kemampuan yang sangat diperlukan oleh reformer. 9. Komitmen reformer memastikan seluruh anggota tim memiliki visi yang sama yaitu meyukseskan aksi perubahan ini untuk meningkatkan kualitas pelayanan di Pengadilan Tinggi Pontianak 10. Membangun Komunitas Jejaring komunitas sangat penting untuk dibangun dengan memanfaatkan tekhnologi yang ada sebagai sarana komunikasi, sosialisasi dan penilaian kepuasan pengguna layanan. B. Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Kepemimipan Penerapan prinsip-prinsip Servant Leadership yang dilakukan oleh reformer menjadi contoh pembangunan etika dan integritas yang baik bagi anggota tim dalam penyusunan aksi perubahan OM-SYARIF. Integritas tidak dapat lepas dari apa yang dimaksud dengan komitmen. Komitmen seluruh anggota tim untuk menyelesaikan dan mengimplementasikan OMSYARIF dengan menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam core values ASN BerAKHLAK. Adapun beberapa kegiatan yang dilakukan
15 untuk menumbuhkan etika dan integritas dalam aksi perubahan OMSYARIF dirinci berdasarkan core values BerAHKLAK sebagai berikut. 1. Berorientasi Pelayanan, yaitu komitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan stakeholder. Aksi perubahan OM-SYARIF dibangun dalam rangka perbaikan kualitas pelayanan Sub Bagian Keuangan dan Pelaporan kepada para pegawai Pengadilan Tinggi Pontianak terkait pemberian layanan informasi gaji dan tunjangan serta pembayaran lainnya kepada pegawai. 2. Akuntabel, yaitu bertanggungjawab atas kepercayaan yang diberikan. OM-SYARIF merupakan salah satu aplikasi yang dibangun dalam rangka menciptakan akuntabilitas kinerja pegawai di Pengadilan Tinggi Pontianak. Dalam penyusunan OM-SYARIF pun, akuntabel merupakan salah satu sikap yang dimiliki oleh seluruh anggota tim kerja aksi perubahan. Hal ini tercermin dari laporan-laporan mingguan aksi perubahan yang disusun disertai dengan bukti dukung kegiatan berupa foto, undangan, notulen dan bukti lainnya yang terlampir secara lengkap. 3. Kompeten, yaitu terus belajar dan mengembangkan kapabilitas. Dalam meningkatan kompetensi anggota tim aksi perubahan OM-SYARIF, kegiatan internalisasi, rapat-rapat kegiatan serta coaching merupakan rangkaian kegiatan yang sudah dilakukan. Dalam kegiatan-kegiatan tersebut, anggota tim dibekali pengetahuan terkait peraturan-peraturan seperti PerMenpan RB No 1 Tahun 2023 tentang Pejabat Fungsional. Selain itu, seluruh tim aksi perubahan OM-SYARIF dibekali pengetahuan terkait Indikator Kinerja Individu dan pentingnya bukti dukung kinerjanya sebagai bentuk akuntabilitas kinerja dalam menunjang capaian SAKIP Pengadilan Tinggi Pontianak yang lebih baik. 4. Harmonis, yaitu saling peduli dan menghargai perbedaan. Sikap harmonis selalu diterapkan seluruh anggota tim kerja. Hal ini ditunjukkan dengan saling mengingatkan akan tugas dan fungsi
16 masing-masing dalam penyusunan aksi perubahan OM-SYARIF. Selain itu, setiap anggota tim selalu menghargai dan memandang perbedaan pendapat didalam rapat ataupun kegiatan-kegiatan yang dilakukan merupakan hal yang wajar. 5. Loyal, yaitu berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara. Seluruh anggota tim kerja aksi perubahan OM-SYARIF selalu mengutamakan kepentingan organisasi yang tercermin dari kesediaan mereka melakukan pekerjaan tambahan sebagai tim kerja aksi perubahan ditengah-tengah kesibukan pelaksanaan tupoksi utama sehari-hari. 6. Adaptif, yaitu terus berinovasi dan antusias dalam menggerakan serta menghadapi perubahan. Dalam proses pembuatan dam implemantasi OM-SYARIF, tim harus mampu beradaptasi dengan cepat terhadap kondisi lingkungan kantor yang cukup padat dengan kesibukan pekerjaan rutin. Tim OM-SYARIF berupaya berinovasi dalam hal pembagian waktu kerja untuk menyelesaikan deadline milestone OMSYARIF di tengah padatnya pekerjaan rutin seperti berkomunikasi dengan anggota tim lainnya melalui whatsapp. Kolaboratif, yaitu membangun kerja sama yang sinergis. Kolaborasi merupakan kunci dari keberhasilan dari suatu kegiatan. Dalam aksi perubahan OMSYARIF, kolaborasi merupakan kunci keberhasilan dalam menyelesaikan dan mengimplementasikannya secara cepat dan berkualitas. Kolaborasi adalah pelumas yang membuat kerja tim berjalan. Kolaborasi merupakan salah satu strategi yang dibutuhkan untuk mendorong sinergi tim. Dalam membangun OM-SYARIF, setiap orang mempunyai keterlibatan yang sama dan saling membantu satu sama lain dalam menyelesaikan tugasnya. Contoh, tim teknis berkolaborasi dengan tim administrasi dalam menyusun notulen rapatrapat yang dilakukan dalam penyusunan OM-SYARIF. 7. Kolaboratif, yaitu memberi kesempatan kepada semua anggota tim untuk berkontribusi. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan
17 nilai tambah. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama. ASN harus mempunyai orientasi untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. C. Pengelolaan Budaya Pelayanan (Pemanfaatan Teknologi Informasi) Tugas dan fungsi Sub Bagian Keuangan dan Pelaporan diatur dalam Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2015 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kepaniteraan Dan Kesekretariatan Peradilan. Di dalam PERMA tersebut disebutkan bahwa “Subbagian Keuangan dan Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan urusan pengelolaan keuangan, perbendaharaan, akuntasi dan verifikasi, pengelolaan barang milik negara, dan pelaporan keuangan, serta pelaksanaan pemantauan, serta penyusunan laporan”. Sehingga, penyusunan aksi Perubahan ini terkait dengan seluruh tupoksi tersebut, kecuali pengelolaan barang milik negara. Pengelolaan budaya pelayanan dengan pemanfaatan Teknologi Informasi selalu melalui tahapan input - proses - out. Penerapan Aplikasi OM-SYARIF melalui tahapan-tahapan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Input Input dalam aksi perubahan dengan aplikasi OM-SYARIF yaitu data dan dokumen pengajuan pembayaran gaji, tunjangan kinerja, dan belanja pegawai lainnya. Data dan dokumen sumber sebagai input diperoleh dari aplikasi yang saat ini digunakan yaitu Aplikasi Gaji dan Aplikasi SAKTI Kementerian Keuangan dan Aplikasi KOMDANAS Mahkamah Agung RI. Adapun data-data yang dimaksud adalah: a. Data pengajuan gaji pegawai dan uang makan dari Aplikasi Gaji Kementerian Keuangan. b. Data kehadiran dari Aplikasi Komdanas Mahkamah Agung. c. Data pengajuan tunjangan kinerja dari Aplikasi Komdanas Mahkamah Agung.
18 d. Data pengajuan transportasi Hakim dari Aplikasi Komdanas Mahkamah Agung. e. Dokumen pertanggungjawaban bantuan sewa rumah dinas Hakim dari dokumen sumber Aplikasi SAKTI Kementerian Keuangan. 2. Proses Pada tahapan proses ini, pejabat atau petugas terkait akan melaksanakan upload data ke sistem database Aplikasi OM-SYARIF. Aplikasi akan mengolah database tersebut secara online pada suatu server, untuk ditampilkan dalam modul-modul berbasis web, sehingga dapat diakses secara online oleh pengguna atau stakeholder. Proses dalam Aplikasi OM-SYARIF ini dijalankan dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan framework Laravel dan database yang digunakan aplikasi ini yaitu database MySQL. Aplikasi diletakan pada hosting internet agar dapat diakses dari mana dan kapan saja. 3. Output Output dalam aksi perubahan dengan aplikasi OM-SYARIF adalah data dan informasi yang dapat diakses melalui beberapa modul, yaitu: a. Modul Slip Gaji b. Modul Kehadiran c. Modul Tunjangan Kinerja d. Modul Uang Makan e. Modul Transportasi Hakim f. Modul Bantuan Sewa Rumah Dinas Hakim D. Pengelolaan Tim Dalam membangun aplikasi OM-SYARIF, reformer harus memahami cara menciptakan dan membangun tim kerja yang efektif beserta komposisinya dengan tepat, akan menjadikan sebuah kekuatan penting pada salah satu faktor strategi aksi perubahan yang baik sehingga mampu memberikan kinerja secara optimal. Membentuk tim efektif dan membangun jejaring kepada para pemangku kepentingan (stakeholder)
19 internal maupun eksternal merupakan kunci keberhasilan dari aksi perubahan OM-SYARIF. Tim efektif disusun berdasarkan komunikasi reformer dengan seluruh pegawai di lingkungan kerja yang memiliki visi dan misi yang sesuai dan saling mendukung satu sama lain. Sedangkan jejaring pemangku kepentingan (stakeholder) ini perlu dibangun dalam rangka peningkatan komunikasi yang baik antar lembaga maupun kerja sama dalam pelaksanaan tugas dan kewenangan yang berkaitan satu dengan yang lain. Individu dan organisasi yang memiliki kepentingan dan pengaruh terhadap aksi perubahan telah diidentifikasi dan dipetakan dalam peta jejaring kerja dalam rancangan aksi perubahan. Pembentukan tim aksi perubahan OM-SYARIF terbilang cukup mudah dilakukan karena kedekatan antar pegawai di Pengadilan Tinggi Pontianak yang sudah terjalin dengan baik dan harmonis. Kekompakan yang tumbuh dari suasana kekeluargaan dan budaya gotong royong dalam bekerja menjadi pondasi kerjasama dalam melakukan penyelesaian setiap pekerjaan. Pembentukan tim kerja yang efektif aksi perubahan OMSYARIF dilakukan oleh reformer dengan berpedoman pada hasil observasi Bruce Tuckman yang menyatakan bahwa pembentukan tim akan melalui 4 (empat) tahapan utama, yaitu Forming, Storming, Norming, Performing. Adapun tahapan mengelola tim secara efektif pada aksi perubahan ini adalah melalui tahapan sebagai berikut: a. Forming Tahapan ini terjadi ketika anggota tim berkumpul untuk membentuk tim. Pembentukan tim dari aksi perubahan OM-SYARIF yaitu dengan melakukan indentifikasi kompetensi yang dibutuhkan dalam tim kerja dari seluruh SDM yang ada di Pengadilan Tinggi Pontianak. Identifikasi dilakukan oleh reformer dan mentor berdasarkan kebutuhan dan kompetensi yang dimiliki pegawai. Selanjutnya, dilakukan pemilihan anggota tim dengan mempertimbangkan kesesuaian kompetensi pegawai dan kebutuhan dalam tim. Pembentukan tim dikuatkan dengan Surat Keputusan dari Sekretaris Pengadilan Tinggi Pontianak sebagai dasar
20 dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab. Selanjutnya, untuk membangun keseragaman dan kesamaan sudut pandang dan tujuan terhadap pelaksanaan aksi perubahan, dilakukan rapat internalisasi aksi perubahan dan rapat pembentukan tim kerja. Dalam rapat disampaikan lebih lanjut terkait peran serta tugas yang harus dilakukan oleh masingmasing anggota tim. Gambar 2.1 Surat Keputusan Pembentukan Tim Pelaksana Gambar 2.2 Struktur Tim Pelaksana
21 b. Storming Pada tahapan ini biasanya terjadi konflik terkait dengan peran dan prosedur kerjasama. Mengelola tahapan ini membutuhkan kemampuan mengelola konflik terkait dengan pencapaian tujuan tim dan hubungan antar anggota tim. Tahap Storming pada aksi perubahan OM-SYARIF tidak berlangsung terlalu lama karena hanya terjadi pada rapat pembentukan kerja tim dimana anggota tim mempertanyakan kepentingan aksi perubahan ini dengan tugas dan fungsi mereka yang ada. Tahap storming juga muncul ketika anggota tim merasakan dilematis antara harus menyelesaikan pekerjaan rutin atau menyelesaikan pekerjaan dari aksi perubahan ini. Hal ini disebabkan jadwal implementasi aksi perubahan dilakukan bersamaan dengan kegiatan lain. Gambar 2.3 Rapat Pembentukan Tim Pelaksana c. Norming Dalam tahapan ini fokus tim sudah tertuju pada pencapaian tujuan tim, dan menjalankan peran dan tugas-tugas masing-masing anggota. Dalam tahap ini, tujuan tim sudah dipahami oleh semua anggota tim berikut dengan tahapan pekerjaan dari peran-peran masing-masing anggota tim. Peran Team Leader sebagai penjaga kekompakan dan kebersamaan tim sangat diperlukan pada tahap ini. Dalam mengatasi berbagai kendala yang dihadapi, dilakukan beberapa jenis komunikasi
22 antara lain melalui rapat dengan seluruh tim, diskusi tim kecil, dan komunikasi personal. Melalui rapat disepakati kembali hal-hal yang belum dipahami terkait pelaksanaan pekerjaan, di-review kembali jadwal pelaksanaan dan milestone yang ingin dicapai serta cakupannya. Diskusi tim kecil juga dilakukan untuk mendetailkan pekerjaan baik teknis maupun administrasi yang harus dilakukan dan pembagian pelaksanaan pekerjaannya. Selain itu juga dilakukan komunikasi personal untuk memastikan pelaksanaan pekerjaan dan menanyakan kendala yang dialami secara lebih personal. Gambar 2.4 Komunikasi Personal dengan Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan Teknologi Informasi Gambar 2.5 Komunikasi Personal dengan Anggota Tim
23 d. Performing Pada tahap ini, kinerja optimal dari tim akan dicapai. Tim sudah dapat bekerja dengan sangat baik dalam menyelesaikan Aplikasi OMSYARIF karena setiap anggota tim tumbuh rasa memiliki (taking ownership) yang kuat terhadap tujuan tim dan juga adanya rasa saling pertanggung jawab (mutual accountability) dari masing- masing anggota. Tim akhirnya dapat mencapai target utama dalam pengembangan Aplikasi OM-SYARIF Setiap Tahapan pekerjaan diselesaikan dengan kerjasama yang baik antar anggota tim. Gambar 2.6 Kegiatan Pembuatan Aplikasi OM-SYARIF
24 BAB III DESKRIPSI HASIL KEPEMIMPINAN A. Capaian dan Perbaikan 1. Capaian Implementasi jangka pendek atas aksi perubahan berjudul “Optimalisasi Layanan Informasi Gaji Dan Tunjangan Melalui Aplikasi Online Monitoring Of Salary And Remuneration Information (OM-SYARIF) Pada Pengadilan Tinggi Pontianak” dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan, mulai dari tanggal 1 Juni 2023 sampai dengan tanggal 31 Agustus 2023. Tujuan yang menjadi target dalam jangka pendek adalah terwujudnya dan terimplementasinya aplikasi OM-SYARIF dengan modulmodul utama. Terdapat 6 tahapan (milestones) yang dilaksanakan pada implementasi jangka pendek aksi perubahan ini. Pencapaian pada setiap tahapan dijelaskan sebagai berikut: a. Koordinasi dengan mentor Setelah menjalani masa klasikal selama kurang lebih 3 minggu, maka menemui serta melaporkan hasil diklat kepada mentor merupakan hal yang wajib. Dengan koordinasi yang baik, maka perencanaan pembangunan sistem aplikasi akan terlaksana sesuai dengan rencana. Gambar 3.1. Reformer Melapor dan Koordinasi Dengan Mentor
25 b. Melaksanakan Rapat dengan Tim Adapun agenda rapat tersebut adalah: 1) Sosialisasi Surat Keputusan Penunjukan Tim Pelaksana Optimalisasi Layanan Informasi Gaji dan Tunjangan Melalui Aplikasi Online Monitoring Of Salary And Remuneration Information (OM-SYARIF) pada Pengadilan Tinggi Pontianak Tahun Anggaran 2023; 2) Penyamaan persepsi mengenai rancangan aksi perubahan; 3) Penjelasan tentang tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota tim. Gambar 3.2. Reformer Melaksanakan Rapat Bersama Tim c. Perancangan Desain dan Alur Database OM-SYARIF Pada tahapan ini dibuatlah suatu perancangan sistem yang akan dibangun, baik dari segi user interface, I/O, process business, platform ataupun OS yang digunakan serta sifat dari aplikasi tersebut apakah diakses secara offline maupun online. Kebutuhan infra struktur dari sistem aplikasi yang akan dibangun ini juga merupakan faktor penting dalam membangun sebuah sistem. Keberhasilan dari suatu sistem tidak hanya berpatokan pada canggihnya suatu aplikasi yang dibuat, namun juga harus mempertimbangkan kondisi sosial kultural dari komunitas atau stakeholder yang akan menjadi tujuan dibangunnya sebuah sistem. Berikut ini alur pengoperasian Aplikasi OM-SYARIF:
26 Gambar 3.3. Desain dan Alur Database OM-SYARIF d. Pembuatan Aplikasi OM-SYARIF Pembuatan pengembangan aplikasi OM-SYARIF mencakup jadwal, anggaran, dan sumber daya yang diperlukan. Reformer memastikan prototipe aplikasi untuk menguji desain dan fungsionalitasnya sebelum memulai pengembangan penuh. Ini membantu dalam mengidentifikasi masalah potensial dan perbaikan pada aplikasi. Proses pengembangan aplikasi sesuai dengan rencana yang telah dibuat. reformer memastikan untuk berkomunikasi secara teratur dengan tim pengembang dan melakukan pengujian berkala untuk memastikan aplikasi berjalan dengan baik. Dalam tahap pembuatan aplikasi, terdapat beberapa hal yang semula dicantumkan dalam implementasi jangka panjang, dapat dicapai atau dilaksanakan di jangka pendek yaitu penambahan modul “Kehadiran”
27 dan modul “Tunjangan Kinerja”. Sehingga dapat dikatakan bahwa capaian pada implementasi jangka telah melampaui target yang telah ditetapkan. Gambar 3.4. Proses Pembuatan Aplikasi OM-SYARIF e. Uji Coba Aplikasi OM-SYARIF Uji coba dilakukan secara menyeluruh untuk mengidentifikasi bug dan masalah lainnya. Masalah yang ditemukan segera diperbaiki dan pastikan aplikasi berfungsi dengan baik pada berbagai perangkat dan platform. Setelah semua uji coba selesai, evaluasi hasilnya untuk menentukan apakah aplikasi siap untuk diluncurkan atau masih memerlukan perbaikan lebih lanjut. Tahap uji coba sistem aplikasi merupakan tahapan selanjutnya yang penting untuk bisa mengetahui serta menguji suatu sistem apakah telah sesuai dengan perancangan awal maupun hal-hal yang perlu dibutuhkan untuk melakukan perbaikan. Suatu sistem tidak akan berfungsi seketika tanpa melalui tahapan pengujian. Sebelum melakukan uji coba sistem aplikasi, dibutuhkan sebuah perencanaan yang baik sehingga di saat uji coba akan didapatkan suatu informasi yang tepat, yang akan menjadi suatu referensi yang menentukan suatu sistem aplikasi bisa berjalan sebagaimana mestinya.
28 Gambar 3.4. Uji Coba Aplikasi OM-SYARIF Bersama Mentor f. Launching dan Sosialisasi Aplikasi OM-SYARIF Setelah aplikasi telah diuji dan siap digunakan, maka dilakukan peluncuran resmi. Launching dan sosialisasi aplikasi dilakukan pada tanggal 24 Juli 2023 yang diikuti oleh seluruh Pegawai di lingkungan Pengadilan Tinggi Pontianak. Gambar 3.5. Reformer Memaparkan Materi Sosialisasi Dan Tutorial Aplikasi OM-SYARIF
29 2. Perbaikan Di dalam proses uji coba, reformer telah menerima berbagai tanggapan, masukan dan saran dari seluruh stakeholder, sehingga ada yang telah diakomodasi dalam perbaikan sebagai berikut: a. Sehubungan dengan sebagian pengguna adalah Hakim Tinggi yang sudah senior, maka diminta untuk dibuatkan ikon aplikasi yang mudah dikenal (eye catchy), yaitu sebagai berikut: Gambar 3.6 Logo Aplikasi OM-SYARIF b. Dengan adanya tambahan menu presensi, maka Hakim Adhoc yang tidak berstatus sebagai PNS diminta agar dapat login juga dengan menggunakan NIK. Gambar 3.7 Tampilan Data Pengguna Atas Nama Seorang Hakim Ad Hoc Dengan Menggunakan NIK.
30 c. Dengan adanya saran agar aplikasi ini dapat diimplementasikan di satker lainnya, maka aplikasi telah didesain sehingga dapat langsung diterapkan pada satker lainnya, hanya dengan menambahkan subdomain. d. Dengan adanya permintaan agar seluruh data di tahun anggaran 2023 dapat disajikan, maka seluruh data untuk tahun anggaran 2023 telah diupload. Gambar 3.8 Tampilan Data yang Telah Di-upload untuk Role Operator B. Manfaat Aksi Perubahan Dengan adanya tercapainya tahap-tahap yang telah direncanakan, serta dilaksanakan launching dan sosialisasi aplikasi OM-SYARIF, maka telah dirasakan manfaat-manfaat seperti yang telah direncanakan. Adapun manfaat-manfaat tersebut meliputi beberapa aspek, dengan uraian sebagai berikut: 1. Aspek transparansi Dengan menggunakan Aplikasi OM-SYARIF, maka setiap pegawai memiliki akses untuk memonitor informasi gaji, tunjangan dan pembayaran lainnya kepada pegawai yaitu uang makan dan transportasi Hakim, sebagai wujud transparansi.
31 2. Aspek waktu Dengan digunakannya Aplikasi OM-SYARIF, maka proses penyampaian informasi mengenai informasi gaji, tunjangan dan pembayaran lainnya kepada pegawai tidak lagi memerlukan waktu yang lama. Proses penyampaian slip gaji, dan proses verifikasi kehadiran dan perhitungan pembayaran tunjangan kinerja dan lainnya dapat dilaksanakan secara real time. Proses pembagian slip gaji dan verifikasi mandiri data kehadiran dan perhitungan pembayaran dilakukan secara digital sehingga lebih cepat dan akurat. 3. Aspek efisiensi Slip gaji yang dapat dicetak dalam bentuk soft file sehingga mendukung program paperless. Serta dapat meminimalisir kesalahan sehingga dapat memaksimalkan efisiensi. 4. Aspek akuntabilitas Walaupun proses pembayaran yang dilaksanakan telah memenuhi asas akuntabilitas, namun dengan penerapan OM-SYARIF dapat mendukung pendokumentasian dokumen pertanggungjawaban belanja secara digital, sehingga dapat mempermudah penyajian pada saat proses audit. 5. Aspek pengawasan Dapat menjadi alat atau tool bagi pimpinan untuk melaksanakan pengawasan terhadap disiplin jam kerja dan kinerja pegawai. C. Implementasi Pengembangan Kompetensi dalam Aksi Perubahan Sebagai wujud implementasi pengembangan kompetensi dalam aksi perubahan yang telah dilaksanakan adalah telah terwujudnya Aplikasi OM-SYARIF. reformer telah berusaha mewujudkan pengembangan kompetensi semua pihak yang terlibat di dalam proses pembuatan aplikasi sejak tahap awal sampai dengan tahap akhir sehingga Aplikasi OMSYARIF dapat digunakan dan memberikan manfaat kepada seluruh stakeholder.
32 Seluruh tahapan implementasi OM-SYARIF melibatkan pelaksana layanan dan stakeholder dengan role masing-masing yang terdiri dari: 1. Pembuatan akun pengguna oleh pemegang role administrator. 2. Proses download data oleh pemegang role operator, yaitu data dari Aplikasi Gaji Kementerian Keuangan dan data dari Aplikasi Komdanas Mahkamah Agung. 3. Proses upload data ke Aplikasi OM-SYARIF oleh pemegang role operator. 4. Pengoperasian aplikasi oleh pemegang role user. Untuk memberikan gambaran mengenai telah terimplementasi pengembangan kompetensi dalam aksi perubahan, maka berikut kami uraikan ringkasan pengoperasian Aplikasi OM-SYARIF. Gambar 3.8 Halaman Beranda Aplikasi OM-SYARIF dan Slip Gaji 1. Login Aplikasi OM-SYARIF dapat diakses melalui aplikasi browser pada komputer dan smartphone. Pada uraian ini, ditampilkan pengoperasian melalui smartphone (iPhone) dengan menggunakan aplikasi browser Google Chrome.
33 Selanjutnya pengguna dapat login dengan mengetikkan NIP dan Password, kemudian menyentuh kotak kecil untuk memberi tanda centang pada “Remember Me”, dan terakhir menyentuh tombol login. Bagi para Hakim Adhoc dapat login dengan mengetikkan NIK pada kolom NIP, Maka akan tampil halaman beranda OM-SYARIF. 2. Membuka Modul Untuk membuka modul-modul, pengguna dapat menyentuh tanda tiga garis mendatar pada pojok kanan atas. Terdapat 3 modul, yaitu: a. Slip Gaji b. Presensi c. Tunjangan Kinerja 3. Modul Slip Gaji Untuk membuka modul Slip Gaji, pengguna dapat menyentuh tulisan “Slip Gaji” maka akan tampil dua tulisan nama sub modul, yaitu “Bersih” dan “Dibayarkan”. Untuk membuka modul Slip Gaji, pengguna dapat menyentuh tulisan “Slip Gaji” maka akan tampil dua tulisan nama sub modul, yaitu “Bersih” dan “Dibayarkan”. Untuk melihat slip gaji bersih, pengguna dapat menyentuh icon berwarna merah, maka akan tampil pada tab atau jendela yang baru pada browser atau aplikasi pembaca PDF, slip gaji bersih dalam format PDF. Modul Slip Gaji Bersih adalah untuk melihat data dan slip gaji bersih. “Slip Gaji Bersih” adalah slip yang menyajikan jumlah gaji yang ditransfer langsung dari Kas Negara ke rekening Pegawai bersangkutan. Gaji bersih terdiri komponen gaji pokok, tunjangan dan lainnya. Modul Slip Gaji Dibayarkan adalah untuk melihat data dan slip gaji yang dibayarkan. “Slip Gaji Dibayarkan” adalah slip yang menyajikan jumlah gaji bersih dan potongan-potongan yang telah ditetapkan dan disepakati, baik dari internal maupun eksternal satuan kerja. 4. Modul Presensi Pada halaman ini terlihat daftar data presensi yang telah tersedia. Secara default, status presensi adalah setuju, dan dapat dirubah menjadi
34 tidak setuju. Untuk melihat data presensi, pengguna dapat menyentuh icon berwarna biru muda, maka akan tampil data presensi pada bulan tertentu. Dalam hal, pengguna akan merubah status presensi menjadi ”tidak setuju”, maka pengguna dapat menyentuh icon berwarna abu-abu, maka akan tampil modul merubah status presensi. 5. Modul Tunjangan Kinerja Pada halaman ini terlihat daftar data tunjangan kineja yang telah tersedia. Secara default, status tunjangan kineja adalah setuju, dan dapat dirubah menjadi tidak setuju. Untuk melihat data tunjangan kinerja, pengguna dapat menyentuh icon berwarna biru muda, maka akan tampil data tunjangan kinerja pada bulan tertentu. Dalam hal, pengguna akan merubah status tunjangan kinerja menjadi ”tidak setuju”, maka pengguna dapat menyentuh icon berwarna abu-abu, maka akan tampil modul merubah status tunjangan kinerja.
35 BAB IV KEBERLANJUTAN AKSI PERUBAHAN Sebagaimana yang telah disampaikan pada penjelasan pada bab – bab sebelumnya, bahwa reformer telah berusaha mewujudkan seluruh tahapan yaitu jangka pendek dan jangka menengah dari aksi perubahan ini. Untuk mencapai tujuan utama pelaksanaan aksi perubahan, yaitu optimalisasi layanan informasi gaji dan tunjangan melalui aplikasi OMSYARIF pada Pengadilan Tinggi Pontianak diperlukan adanya keberlanjutan aksi perubahan ini. Keberlanjutan tersebut dirancang dalam bentuk kegiatan tahap jangka panjang yang belum diselesaikan sebagai tindak lanjut dari tahapan kegiatan. Selain itu juga perlu adanya dukungan dari pimpinan untuk menjamin keberlanjutan aksi perubahan OM-SYARIF. Pimpinan di Pengadilan Tinggi Pontianak telah mewacanakan bahwa aplikasi OM-SYARIF agar dapat digunakan di seluruh satuan kerja Pengadilan Negeri se Kalimantan Barat. Gambar 4.1 Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Menyampaikan Secara Lisan tentang Wacana Penerapan Aplikasi OM-SYARIF di Pengadilan Negeri se-Kalimantan Barat. Tahapan yang akan dilaksanakan terkait pelaksanaan keberlanjutan aksi perubahan dengan penerapan di satker peradilan umum seluruh Kalimantan Barat adalah sebagai berikut:
36 A. Persiapan Pilot Project Pilot project adalah suatu proyek yang dilakukan untuk menguji konsep atau desain sebelum melakukan implementasi secara keseluruhan. Hal ini biasanya dilakukan untuk mengevaluasi faktor-faktor seperti biaya, kemungkinan kesuksesan, dan risiko. Pilot project juga dapat membantu dalam menentukan desain yang tepat serta mempersiapkan rencana pengembangan yang lebih luas. Dalam tahap ini, reformer akan berkoordinasi dengan pihak pengembang aplikasi secara intensif untuk memasitka bahwa Aplikasi OM-SYARIF dapat dilaksanakan secara luas. Hal ini untuk memastikan bahwa keberlanjutan aksi perubahan akan dapat benar-benar berjalan dengan baik sehingga memberikan manfaat kepada seluruh stakeholder di satuan kerja lain. Serta meminimalisir kegagalan yang mungkin dapat terjadi, serta berdampak kepada merugikan pihak-pihak terkait. B. Pemilihan Satker dalam Pilot Project Pelaksanaan pilot project akan melibatkan satuan kerja – satuan kerja terpilih dengan berbagai pertimbangan, seperti: 1. Jarak dari lokasi satker reformer ke satker yang akan dipilih sehingga memudahkan dalam pelaksanaan knowledge transfer atau knowledge sharing, sosialisasi dan tutorial kepada pelaksana dan stakeholder di satuan kerja terkait. 2. Kesiapan satuan kerja yang akan dipilih terkait sumber daya yang dimiliki oleh satuan kerja, terutama sumber daya manusia yang akan melaksanakan 3. Kesediaan satuan kerja yang akan dipilih, mengingat setiap satker memiliki prioritas masing-masing dalam melaksanakan program kerja masing-masing. C. Uji Coba Pada Satker Pilot Project Pelaksana uji coba pada satuan kerja dalam pilot project akan dilaksanakan dengan menerapkan seluruh tahapan implementasi, yang terdiri dari:
37 1. Pembuatan akun pengguna oleh pemegang role administrator. 2. Proses download data oleh pemegang role operator, yaitu data dari Aplikasi Gaji Kementerian Keuangan dan data dari Aplikasi Komdanas Mahkamah Agung. 3. Proses upload data ke Aplikasi OM-SYARIF oleh pemegang role operator. 4. Pengoperasian aplikasi oleh pemegang role user. D. Evaluasi dan Perbaikan Proses uji coba pada satuan kerja dalam pilot project yang mungkin saja terdapat hal-hal yang masih perlu dievaluasi dan diperbaiki. Sehubungan dengan manajemen risiko, maka menjadi kewajiban reformer memastikan bahwa segala risiko dapat dimitigasi dengan baik. Adapun potensi risiko yang ada adalah kejahatan siber, seperti: 1. Phishing Kejahatan ini dilakukan dengan mencuri informasi atau data sensitif seseorang melalui pesan atau tautan (link) palsu yang terlihat kredibel. Pelaku menghubungi target seperti biasa dan mengaku berasal dari pihak atau instansi tertentu, kemudian mencuri data sensitif mereka. Aktivitas phishing berjalan lebih mulus berkat kemajuan teknologi saat ini. Contohnya iklan banner di website yang dibuat menarik, padahal terdapat formulir yang meminta data sensitif di dalamnya untuk dicuri. 2. Cracking Aktivitas ini berupa percobaan penyusupan sistem komputer dengan meretas sistem keamanan komputer, jaringan, atau software-nya. Pelaku cracking alias cracker mencuri dan memanipulasi data tersebut untuk tujuan ilegal atau kriminalitas. Kejahatan siber ini wajib diwaspadai oleh tim IT perusahaan supaya sistem komputer atau website bisnisnya tetap aman, apalagi terdapat data pelanggan atau perusahaan di dalamnya. 3. Serangan Malware Rata-rata kejahatan siber di atas memanfaatkan serangan malware untuk mencuri data korban serta melumpuhkan sistem komputernya. Namun,
38 apakah serangan malware itu? Malware adalah program, software, atau file yang bisa membahayakan keamanan komputer. Software ini ditanamkan oleh hacker untuk meretas komputer target, kemudian mencuri data yang ada di dalamnya. Malware berasal dari mana saja, termasuk situs yang tidak menggunakan sertifikat SSL/TLS. E. Launching Pelaksanaan pada Seluruh Satker Pengadilan Negeri Se Kalimantan Barat Proses launching pelaksana pada seluruh satker Pengadilan Negeri se-Kalimantan Barat akan didukung dengan surat himbauan resmi dari pimpinan Pengadilan Tinggi Pontianak. Dengan demikian, seluruh satuan kerja akan memberikan perhatian terhadap pelaksanaan Aplikasi OMSYARIF di satuan kerja masing-masing. Selain itu, akan didukung juga dengan pelaksanaan sosialisasi dan tutorial baik secara langsung ataupun melalui media sosial.
39 BAB V KETERKAITAN DENGAN MATA PELATIHAN PILIHAN A. Agenda I (Kepemimpinan Pancasila dan Bela Negara) Bagi reformer, selalu tanggap terhadap perubahan lingkungan strategis, mendiagnosa berbagai permasalahan, serta mengelola perubahan merupakan kemampuan yang penting. Berbagai teladan dari ASN di zaman kemerdekaan, Pancasila, UUD NRI 1945, Wawasan Nusantara, nilai-nilai dasar Bela Negara, serta segenap wawasan kebangsaan lainnya, sesuai fungsinya, dapat menjadi alat untuk berbagai kompetensi ASN, seperti Pancasila yang menjadi dasar kepemimpinan, UUD NRI 1945 yang dalam pembukaannya mengamanatkan tujuan negara, serta wawasan nusantara yang dapat menjadi alat analisis lingkungan strategi. B. Agenda II (Kepemimpinan Pelayanan) Kepemimpinan yang Berorientasi Pelayanan merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN BerAKHLAK yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat. Materi modul ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang semestinya dipahami dan dimplementasikan oleh setiap ASN di instansi tempatnya bertugas, yang terdiri dari: 1. memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat; 2. ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan; dan 3. melakukan perbaikan tiada henti. C. Agenda II (Pengendalian Pekerjaan) Pengendalian Pelaksanaan Kegiatan merupakan bagian penting dari sebuah Siklus tersebut. Pengendalian pekerjaan fokus pada Check (periksa) dan Act (A) tindak lanjut sebagai tindak lanjut pengendalian. Pengendalian juga memastikan kerja/proses dan kinerja/hasil sesuai dengan standar-standar yang telah ditentukan baik kuantitas, kualitas dan
40 waktu. Pengendalian pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan terhadap aspek waktu, mutu dan administrasi. Terhadap hasil pelaksanaan pengendalian pekerjaan perlu dilakukan upaya lebih lanjut untuk menindaklanjuti hasil pengendalian tersebut. Upaya tersebut dapat berupa pemeliharaan terhadap kondisi yang sudah baik maupun peningkatan atau pemulihan terhadap kondisi yang perlu diperbaiki. Ketidaksesuaian pelaksanaan pekerjaan dengan kontrak/perjanjian yang disebabkan oleh berbagai situasi dan perilaku dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam hal pengendalian pelaksanaan dapat dilakukan terhadap operasional pelayanan dan kinerja pelayanan. Pengendalian kerja atau kegiatan pelayanan publik dapat dilakukan dengan membuat, melaksanakan dan monitoring pelaksanaan Standar Operasional Prosedur. Sementara itu pencapaian kinerja pelayanan publik dapat dimonitor dan dikendalikan melalui capaian indikator kinerja pelayanan, baik berupa akuntabilitas kinerja, biaya maupun produk/jasa layanan publik. Pelaksanaan pengendalian baik operasional/kerja maupun kinerja pelayanan publik pada prinsipnya dilakukan oleh atasan langsung. Pengendalian juga dapat dilaksanakan melalui sistem pengendalian internal yang sudah ada dan pengawasan masyarakat. D. Agenda IV (Aktualisasi Kepemimpinan) Setelah melakukan studi lapangan pada Batam Tourism Polytechnic (BTP), reformer mendapatkan manfaat dalam melakukan aksi Perubahan berupa Lesson Learnt yaitu: perlu adanya suatu sistem pengajian yang berbasis jaringan sehingga dapat diakses oleh seluruh pegawai sebagai user. Inovasi menurut Van De ven. Andrew H adalah Pengembangan dan implementasi ide-ide baru oleh orang-orang dalam periode waktu tertentu yang dilakukan oleh berbagai aktivitas transaksi dalam urutan organisasi tertentu. Dalam Inovasi terdapat proses memikirkan dan mengimplementasikan suatu gagasan yang memiliki unsur kebaruan serta kemanfaatan. Suatu inovasi harus memiliki kriteria khusus yakni: 1. Memiliki kebaruan
41 2. Memiliki kemanfaatan dan inisiasi perubahan 3. Dilakukan secara terncana 4. Memberikan Solusi 5. Berkesinambungan dan dapat direplikasi. Sebagai inovasi yang akan diterapkan untuk menjadi penyebab utama, maka akan dibangun suatu aplikasi yang dapat digunakan untuk memonitoring informasi gaji pegawai secara online yaitu OM-SYARIF (Online Monitoring of Salary and Remuneration Information).
42 BAB VI DISEMINASI DAN PUBLIKASI AKSI PERUBAHAN A. Penerapan Strategi Komunikasi Dalam aksi perubahan ini, reformer berusaha melakukan penerapan strategi komunikasi secara kolektif maupun personal. Hal tersebut dilakukan dengan sosialisasi dan penyampaian tutorial kepada stakeholder pada lingkungan Pengadilan Tinggi Pontianak dalam forum resmi, maupun di forum tidak resmi kepada stakeholders secara personal. Hal ini dimaksudkan agar semua ASN mendukung aksi perubahan ini sehingga aplikasi OM-SYARIF ini dapat diterapkan di Pengadilan Tinggi Pontianak dan seluruh satker peradilan umum di Kalimantan Barat. Untuk itu sebagai sarana sosialisasi dan internalisasi aplikasi, reformer membuat Video mengenai aplikasi OM-SYARIF, menyusun manual book/buku petunjuk penggunaan OM-SYARIF, dan ikon aplikasi OM-SYARIF. Serta menyampaikan secara textual maupun verbal dalam setiap kesempatan berinteraksi dengan stake holder secara online dan offline. reformer juga terjun langsung untuk memberikan pelatihan kepada operator yang nanti akan menggunakan aplikasi OM-SYARIF ini. Berikut ini merupakan pemetaan stakeholder dan cara berkomunikasi dengan tim untuk mencapai keberhasilan pengimplementasian aplikasi OM-SYARIF. Keberadaan para stakeholders tidak dapat dilepaskan dari keberhasilan Aksi Perubahan ini, dengan komunikasi yang efektif, reformer dapat melibatkan Stakeholder dalam Sosialisasi. Adapun usaha diseminasi dan publikasi yang dilakukan adalah: 1. Menyampaikan berita mengenai perkembangan pembuatan, uji coba, sosialisasi dan tutorial Aplikasi OM-SYARIF sosial media.
43 Gambar 5.1 Tangkapan Layar Berita OM-SYARIF di Grup WhatsApp dan Instagram 2. Sosialisasi dan presentasi tutorial, baik secara kolektif, maupun personal di internal maupun eksternal satker.