44 Gambar 5.2 Reformasi Menyampaikan Sosialisasi secara Kolektif dan Personal 3. Membuat status terkait OM-SYARIF di aplikasi WhatsApp serta merespon setiap balasan dari stakeholder. Gambar 5.3 Tangkapan Layar Pesan WhatsApp Reformer dengan Stakeholder.
45 B. Keberhasilan Mendapat Dukungan Adopsi / Replikasi Aksi Perubahan Aksi Perubahan yang telah dilaksanakan dan dipublikasikan telah mendapatkan dukungan baik dari internal maupun eksternal. Harapan dari beberapa pihak bahwa dengan adanya Aksi Perubahan ini dapat menjadi inspirasi dan contoh untuk unit kerja lain. Pimpinan di Pengadilan Tinggi Pontianak telah mewacanakan bahwa aplikasi OM-SYARIF agar dapat digunakan di seluruh satuan kerja Pengadilan Negeri se Kalimantan Barat. Reformer juga telah berkesempatan menyampaikan mengenai Aplikasi OM-SYARIF kepada beberapa satuan kerja pada forum resmi maupun melalui sosial media. Gambar 5.4 Reformer Menyampaikan Sosialisasi pada Kegiatan Pengawasan di Pengadilan Negeri Putussibau Gambar 5.5 Tangkapan Layar Pesan Melalui WhatsApp dari Ibu Sekretaris Pengadilan Negeri Mempawah
46 BAB VII HASIL PELAKSANAAN PENGEMBANGAN POTENSI DIRI A. Pengembangan Kompetensi Diri Pengembangan potensi diri adalah proses yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan, keterampilan, pengetahuan, dan sikap seseorang agar dapat mencapai potensi maksimal dalam berbagai aspek kehidupan. Pelaksanaan pengembangan potensi diri melibatkan langkahlangkah konkret dan konsisten untuk mencapai tujuan tersebut. Berikut adalah beberapa langkah yang sangat diperlukan reformer agar dapat membantu dalam pelaksanaan pengembangan potensi diri: 1. Identifikasi Potensi dan Tujuan 2. Perencanaan dan Rencana Tindakan 3. Disiplin dan Konsistensi 4. Belajar dan Peningkatan Diri. 5. Refleksi Diri. 6. Mengatasi Rintangan 7. Mendapatkan Dukungan 8. Beradaptasi dengan Perubahan 9. Mengatasi Ketakutan 10. Berikan Waktu untuk Istirahat Adapun hasil pengembangan potensi diri yang sudah dilakukan sebagai berikut. 1. Sub Komponen Tanggung Jawab Kegiatan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan dinilai terkendali jika pejabat pelaksana melaksanakan kegiatan pelayanan publik sesuai prosedur yang ditetapkan. Beberapa hal yang mendorong implementasi sub komponen tanggung jawab, antara lain:
47 a. Koordinasi dan komunikasi yang intensif dengan Mentor. Komunikasi bisa secara verbal maupun tulisan serta secara pribadi maupun kedinasan melalui rapat internal. b. Pengawasan pelaksanaan kegiatan maupun manajemen operasional kantor. Terutama juga pada manajemen pelaksanaan operasional kantor yang menjadi salah satu faktor dari keberhasilan terlaksananya pekerjaan sebagai ASN. 2. Sub Komponen Komitmen Sebagai seorang pejabat pengawas, menyelesaikan suatu pekerjaan maupun tugas sampai pada akhirnya sesuai dengan aturan merupakan hal yang wajib. Komitmen menjaga kinerja supaya sesuai pada jalur yang tepat sehingga pelayanan publik tetap berjalan bahkan meningkat ke tahapan yang lebih baik dari sebelumnya. 3. Sub komponen Kedisiplinan Kedisiplinan melibatkan kemampuan untuk mengatur waktu, mengikuti prosedur, dan mematuhi aturan yang berlaku, baik itu aturan internal (seperti aturan yang ditetapkan oleh diri sendiri) maupun aturan eksternal (seperti aturan dalam lingkungan kerja). Beberapa hal yang telah dilakukan untuk meningkatkan kompetensi diri dalam sub komponen kedisiplinan, antara lain: a. Menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan. b. Mentaati disiplin terkait jam kerja, pelaksanaan tupoksi dan berpakaian. 4. Sub komponen Konsistensi Menjaga konsistensi dalam tindakan, kebiasaan, atau rutinitas dapat membantu mencapai hasil yang diinginkan secara berkelanjutan. Dalam implementasi Aksi Perubahan, pengembangan kompetensi diri dalam sub komponen konsistensi tidak terlepas dari sub komponen tanggung jawab dan kedisiplinan. Konsistensi akan terlihat dari output pekerjaan yang dilakukan apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan atau masih jauh dari yang direncanakan.
48 5. Sub komponen pengambilan keputusan Sebagai seorang pemimpin dan pejabat pengawas, pengambilan keputusan mendapat peranan penting dalam organisasi saat melaksanakan tugas dan kewajiban. Dengan keputusan, tindakan bisa diambil dan dilaksanakan sampai level paling rendah. Beberapa tahapan dalam pengambilan keputusan, yaitu : a. Mengidentifikasi masalah. b. Mengumpulkan informasi b. Menentukan kriteria c. Menghasilkan opsi keputusan. d. Menganalisis opsi keputusan e. Menghasilkan opsi keputusan f. Menganalisis opsi keputusan g. Memilih opsi keputusan h. Melaksanakan keputusan i. Mengevaluasi hasil B. Strategi Perbaikan terhadap Kelemahan dan Kekurangan Diri. Dengan mengetahui dan menyadari akan kekurangan dan kelemahan diri, sehingga reformer dapat merumuskan strategi yang akan dilaksanakan dalam rangka perbaiakan terhadap kelemahan dan kekurangan tersebut. Adapun kelemahan dan kekurangan reformer sekaligus cara untuk memperbaikinya diuraikan sebagai berikut: 1. Overthinking yaitu memikirkan situasi dan suatu hal secara berulang sampai mengganggu kehidupannya. Untuk dapat menghindari overthinking, dapat dilakukan beberapa hal sebagai berikut: a. Alihkan Perhatian b. Tantang Pikiran Negatif c. Latih Keterampilan Interpersonal d. Meditasi e. Latih Penerimaan Diri f. Lakukan Terapi
49 2. Perfeksionis adalah sebutan bagi orang-orang yang menginginkan standar tinggi dan sempurna dari dirinya sendiri, pekerjaannya, atau orang lain. Keinginan untuk menjadi sempurna dapat membuat mereka merasa cemas dan stres begitu kesempurnaan itu gagal tercapai. Maka itu, saat perfeksionisme sudah memberikan pengaruh buruk terhadap diri, lebih baik segera lakukan cara - cara untuk mengatasinya, yaitu: a. Buat target yang masuk akal sesuai dengan pencapaianpencapaian Anda. b. Ubah pola pikir bahwa kesuksesan tidak harus selalu sempurna tanpa cela. c. Fokus terhadap proses, tidak hanya pada hasil akhir. b. Meyakini bahwa tetap bisa mendapatkan pelajaran dari kesalahan yang terjadi.
50 BAB VIII PENUTUP A. Kesimpulan Implemenatsi aksi perubahan dalam optimalisasi layanan informasi gaji dan tunjangan melalui Aplikasi Online Monitoring Of Salary And Remuneration Information (OM-SYARIF) Pada Pengadilan Tinggi Pontianak, dapat berjalan efektif sesuai dengan target dan tujuan jangka pendek yang telah ditetapkan. Pelaksanaan aksi perubahan didukung sepenuhnya oleh pimpinan dan seluruh staf dan stakeholder terkait. Penerapan teknologi informasi dalam rangka digilasiasi layanan telah dapat memberika manfaat dari beberapa aspek, yaitu: transparansi, Aksi perubahan yang penambahan modul-modul pada jangka menegah dan Implementasi Aplikasi OM-SYARIF di satker peradilan umum seluruh Kalimantan Barat pada jangka panjang akan terus dilanjutkan dan dikembangkan sesuai dengan tujuan dan target yang telah ditetapkan. B. Rekomendasi Beberapa rekomendasi yang dapat diuraikan dalam penyusunan Laporan Implementasi Aksi Perubahan terkait Aplikasi OM-SYARIF, sebagai berikut: 1. Knowledge sharing atau knowledge transfer dari pihak pengembang untuk meminimalisir ketergantungan kepada pihak lain di luar organisasi. 2. Pembentukan tim satuan tugas yang terdiri dari pejabat atau petugas terkait di satuan kerja untuk dapat bersinergi dalam pelaksanaan aplikasi di tingkat Pengadilan Negeri se-Kalimantan Barat. 3. Upaya diseminasi dan promosi lebih luas, mengingat aplikas ini dapat diterapkan di seluruh satuan kerja mahkamah agung di setiap tingkatan, bahkan seluruh satuan kerja pelaksana APBN. 4. Pengembangan pada sistem operasi Android dan iOS.
51 LAMPIRAN https://bit.ly/44Xo9wr