1
D A F T A R I S I
BAGIAN 1
Cara memperoleh makanan pada hewan 3
Cara memperoleh makanan berrdasarkan tipe makanan 4
1. pencernaan partikel kecil 5
2. pencernaan partikel besa 6
3. cairan atau jaringan lunak 7
4. penyerapan nutrien secara langsung 8
lembar diskusi mahasiswa 9
Latihan soal 11
Kunci jawaban dan pedoman pensekoran 13
Refleksi mahasiswa 14
BAGIAN 2
Organ sistem pencernaan pada hewan 16
INVERTEBRATA 16
1. protozoa 16
2. porifera 18
3. coelenterata 19
4. Platyhelmintes 21
5. Nematelmintes 23
6. Anelida 25
7. Moluska 26
8. Arthopoda 27
9. Echinodermata 29
VERTEBRATA 31
A. Daerah penerimaan 32
B. Daerah penyimpanan 32
Karakter lambung ruminansia 34
C. Daerah pencernaan penyerapan 37
1. pencernaan karbohidrat 37
2. pencernaan protein 40
3. pencernaan lipid 43
Pencernaan manusia 44
a. Macam-macam pencernaan manusia 45
b. Tahap proses pencernaan 45
c. Anatomi sistem pencernaan manusia 46
1. organ sistem pencernaan 47
a. mulut 47
b. faring/ esofagus 48
c. lambung 48
d. pankreas, hati dan empedu 49
e. usus halus 49
f. usus besar 50
g. anus(rektum) 51
2. kelenjar pada proses pencernaan 51
a. kelenjar ludah 51
b. hati (hepar) 52
c. kantung empedu 52
d. pankreas 53
lembar diskusi mahasiswa 54
Latihan soal 56
Kunci jawaban dan pedoman pensekoran 58
Refleksi mahasiswa 59
BAGIAN 3
Penyerapan sari makanan 61
1. pencernaan karbohidrat/ gula 62
2. penyerapan protein 62
3. penyerapan lipid 63
lembar diskusi mahasiswa 67
Latihan soal 69
Kunci jawaban dan pedoman pensekoran 72
Refleksi mahasiswa 73
RANGKUMAN
TUGAS 74
75
GLOSARIUM
DAFTAR PUSTAKA 76
77
PETA KONSEP
SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA HEWAN
Terdiri atas Partikel kecil
patikel besar
Cara Memperoleh Cairan atau
Makanan Pada jaringan
Hewan
lunak
Penyerapan
Nutrien Secara
Langsung
Dibagi menjadi 4. Platyhelminthes
1. Protozoa
2. Porifera
SISTEM PENCERNAAN MAKANAN
3. Coelenterata
5. Nematoda
INVERTEBRATA
6. Annelida
7. Mollusca
Terdiri atas 9. Echinodermata
8. Arthropoda
Macam Organ Daerah Dibagi menjadi
pencernaan Penerimaan
makanan
organ
hewan pencernaan Penyimpanan pencernaan
Daerah
karbohidrat
Terbagi menjadi Dibagi menjadi Daerah pencernaan
Terbagi menjadi Pencernaan dan protein
Penyerapan
VERTEBRATA Macam-macam pencernaan
Proses Pencernaan lipid
Penyerapan Manusia
Karbohidrat/Gula
sistem
Penyerapan Penyerapan Tahap proses
Sari Makanan Protein pencernaan pencernaan Organ-organ
manusia
Sistem
Penyerapan
Terbagi menjadi Lipid Anatomi Sistem Pencernaan
Terbagi menjadi pada Sistem
Pencernaan
Manusia
Kelenjar
Pencernaan
Terdiri
atas
Sistem pencernaan makanan pada hewan| 1
SEKILAS INFO!
SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA HEWAN
Energi yang dibutuhkan hewan dapat dicukupi dari makanan. Akan tetapi, makanan
yang masuk ke tubuh hewan sering kali masih dalam ukuran yang terlalu besar dan
sangat kompleks sehingga energi yang terkandung di dalamnya tidak dapat langsung
digunakan. Hewan harus mencerna makanan terlebih dahulu untuk dapat memanfaatkan
energi yang terkandung di dalamnya. Pada materi sistem pencernaan ini, Anda dapat
mempelajari fungsi berbagai organ pencernaan pada bermacam-macam hewan (mulai
dari hewan sederhana hingga tingkat tinggi) serta cara hewan mencerna bahan makanan
yang kompleks menjadi sederhana sehingga dapat diserap oleh saluran pencernaan.
Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu menjelaskan perbedaan dan
persamaan fungsi organ/sistem pencernaan pada hewan sederhana dan hewan tingkat
tinggi. Anda juga diharapkan mampu menjelaskan cara kerja organ pencernaan dalam
mencerna karbohidrat, lemak, dan protein, serta proses penyerapan gula, asam lemak, dan
gliserol serta asam amino.
Sistem pencernaan berfungsi untuk mengubah bahan makanan yang kompleks
menjadi sari makanan yang sederhana agar dapat diserap oleh sel. Pencernaan makanan
dapat terjadi secara mekanis dengan bantuan gigi atau penggantinya (misalnya gigi parut
dari bahan tanduk) dan secara kimia (dengan bantuan enzim pencernaan atau senyawa
kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme).
Sistem pencernaan makanan pada hewan| 2
Sistem pencernaan makanan pada hewan| 3
BAGIAN 1
CARA MEMPEROLEH MAKANAN PADA HEWAN
Semua hewan adalah heterotrof dimana dalam rangka memenuhi seluruh kebutuhan energi untuk
hidup bergantung kepada makanan yang ditelannya. Jenis makanan yang ditelan oleh hewan sangat
bervariasi, mulai dari bakteri dan plankton yang sangat kecil hingga pada hewan-hewan berukuran besar
seperti kelompok mamalia atau vertebrata lainnya. Dengan demikian adalah hal yang mungkin untuk
menyusun suatu generalisasi tentang perilaku makan dari hewan-hewan yang ada sekaligus
mengklasifikasikannya menjadi beberapa kelompok seperti pada tabel berikut ini.
Tabel 1.1.
Cara Memperoleh Makanan yang Digunakan oleh Berbagai Macam Hewan, Dikelompokkan Berdasarkan
Sifat Makanannya
Hewan yang Menggunakan
Tipe Makanan Metode Makan
Metode Tersebut
Partikel kecil Pembentukan vakuola makanan Amoeba dan Radiolaria
Menggunakan cilia Ciliata, Spons, Bivalvia,
kecebong
Membentuk lendir penjerat Gastropoda, tunikata
Menggunakan tentakel Mentimun laut
Menggunakan seta, menyaring Krustasea kecil (contohnya
Daphnia), ikan hering, ikan hiu
balen, burung flamingo, dan
burung petrel
Partikel/massa Menelan massa inaktif Cacing tanah (detritus feeder)
makanan besar Mengerat, mengunyah, melubangi Landak laut, siput, Insekta,
Vertebrata
Menangkap dan menelan mangsa Coelenterata, ikan, burung,
kelelawar ‟vampire‟
Cairan atau jaringan Mengisap getah tumbuhan, nektar Aphidae, lebah, dan burung
lunak pengisap nektar (hummingbird)
Mengisap darah Lintah, Insekta, kelelawar
Mengisap susu atau sekret mirip susu Mamalia muda, burung muda
Pencernaan eksternal Laba-laba
Penyerapan melalui permukaan tubuh Parasit, cacing pita
Bahan organik Mengambil makanan dari cairan Invertebrata akuatik terlarut
Nutrien hasil Kerja dari alga simbiotik intraseluler Paramaecium, spons, binatang
simbiosis karang, hidra, cacing pipih,
remis
Sumber: Schmidt-nilsen,1991 dalam isnaeni, 2019
Sistem pencernaan makanan pada hewan| 4
Cara Memperoleh Makanan Berdasarkan tipe makanan
1. Pencernaan Partikel kecil
Pencernaan partikel kecil disebut juga pencernaan suspensi. Umumnya terbatas untuk hewan-
hewan akuatik terutama hewan yang hidup di air laut. Hal tersebut dimungkinkan karena adanya
sumber makanan yang potensial dalam jumlah lebih banyak seperti bakteria, mikro alga, invertebrata
kecil dan sebagainya di dalam air laut.
Tipe paling sederhana dari proses pencernaan ini adalah fagositosis yang dapat ditemukan pada
kelompok protozoa. Mekanisme lainnya adalah dengan menggunakan silia seperti pada gastrpopoda
bivalvia. Pada bivalvia dan kecebong, partikel-partikel makanan yang kecil akan terperangkap di
insang lalu didorong secara aktif oleh silia-silia menuju ke sistem pencernaan untuk dicerna. Di
mulut, makanan akan diseleksi berdasarkan ukurannya sehingga makanan akan terpisah dari
sampah-sampah atau kotoran lainnya.
Dalam banyak hal, proses
memakan suspensi ini
merupakan proses yang kontinyu
selama air melewati insang, juga
terus berlangsung pada proses
respirasi.
Gambar 1.1. Mekanisme memakan partikel kecil pada protozoa.
Partikel memasuki vakuola makanan tempat pencernaan
makanan. Sisa pencernaan akan dikeuarkan ke
lingkungan (Defita, 2014).
Pada kelompok hewan lainnya, terkadang juga ada mukus yang berfungsi untuk memerangkap
makanan. Misalnya pada beberapa urochordata, dimana dia akan membentuk jaring-jaring mukus
yang akan menjerat partikel makanan secara efektif. Mekanisme memakan suspensi juga ditemukan
pada hewan vertebrata seperti pada ikan paus baleen dan beberapa kelompok burung. Pada paus
ballen terdapat barisan-barisan keping ballen yang menjulur dari atap mulut sebagai penyaring dan
ketika mulut tersebut diisi air maka akan segera tertutup dengan cepat. Selanjutnya air akan
dikeluarkan sedangkan bahan makanan akan terkumpul di alat penyaring tesebut (lihat Gambar 1.2).
Sistem pencernaan makanan pada hewan| 5
Gambar 1.2. Alat penyaring pada balin paus/baleen whale (Campbell, 2020). Pada ikan paus tanpa gigi, air yag masuk ke
mulut akan mengalir melalui lempengan balin yang terdapat di kedua sisi mulutnya (di dalam mulut). Untuk
menelannya, makanan dilepaskan dari anyaman fibrosa pada balin, dikumpulkan di bagian lidah, dan
kemudian lidah digetarkan hingga semua makanan tertelan.
2. Pencernaan Partikel Besar
Cara untuk memperoleh bahan makanan berupa partikel besar adalah dengan menelan makanan
yang inaktif. Dengan demikian bahan makanan tidak perlu ditangkap. Sering kali bahan makanan
yang diperlukan tersebut adalah lingkungan tempat hidupnya, seperti pada cacing tanah Lumbricus
yang secara sederhana akan menelan tanah di sekitarnya. Cara alternatif lainnya berkenaan dengan
massa partikel makanan yang inaktif dapat ditemukan pada kelompok gastropoda (misalnya siput).
Pada hewan ini, terdapat radula-radula yang terletak di atas struktur seperti lidah yang disebut
odontofor. Radula digerakkan maju mundur, mengikis partikel makanan yang kemudian dimasukkan
ke dalam saluran pencernaan (lihat Gambar 1.3).
Gambar 1.3. Mekanisme memperoleh makanan pada siput (snail). Radula digerakkan
maju mundur untuk mengikis makanan. Partikel makan tersebut
dilewatkan ke saluran pencernaan (Defita, 2014).
Sistem pencernaan makanan pada hewan| 6
Hewan-hewan lain, seperti karnivora harus melakukan perburuan dalam memperoleh
makanannya. Pola berburu makanan tersebut sangat menguntungkan karena bahan makanan yang
diperoleh sangat kaya nutrisi. Hal ini bertolak belakang dengan herbivora yang bahan makanannya
susah untuk dicerna dan sebagian besar mungkin akan menjadi sisa yang tak dapat diabsorbsi. Akan
tetapi kerugian bagi kelompok karnivora adalah tidak terjaminnya ketersediaan makanan setiap
waktu sebab proses berburu kadang juga menemui kegagalan. Hewan tangkapan dapat dicerna
terlebih dahulu dalam rongga mulut sebelum ditelan atau sekaligus ditelan tanpa proses pencernaan
di dalam rongga mulut seperti pada ular. Oleh karenanya, sehubungan dengan cara mencerna
makanannya, maka hewan-hewan karnivora memiliki beragam variasi dari organ pada sistem
pencernaannya seperti adanya taring, rahang yang elastik, saliva yang mengandung toksin atau
racun yang memang secara sistematis dikeluarkan melalui gigitan. Pada cephalopoda, terdapat dua
struktur seperti paruh di mulutnya yang dapat memperkecil ukuran makanan melalui gigitan dengan
organ tersebut.
3. Cairan atau jaringan lunak
Cara untuk memperoleh makanan dalam
bentuk cairan adalah dengan mengambil
bahan makanan tersebut dari sumbernya tanpa
harus melakukan penetrasi. Hal ini ditemukan
pada lebah madu dan burung kolibri yang
memakan nektar tumbuh-tumbuhan.
Gambar 1.4. Lalat pasir menempelkan
mulutnya seperti jarum untuk
menghisap darah inangnya
(Campbell, 2020)
Secara morfologis, hewan-hewan tersebut juga memiliki modifikasi struktural misalnya adanya
rostrum yang panjang pada kolibri yang memungkinkannya untuk memperoleh nektar dengan
mudah. Bagi kelompok hewan lainnya yang juga memakan cairan, bahan makanannya hanya dapat
diperoleh dengan cara menusuk tubuh hewan lain dengan menggunakan alat khusus dari mulutnya.
Contohnya adalah beragam kelompok lintah, pacet, kelelawar vampire, lalat pasir dan nyamuk.
Beberapa serangga bahkan memiliki enzim pencerna ke dalam tubuh hewan yang dihisapnya
sehingga dapat dengan mudah menyerap bahan makanan berupa cairan tubuh tersebut.
Sistem pencernaan makanan pada hewan| 7
4. Penyerapan Nutrien Secara Langsung
Cara termudah dalam
memperoleh makanan adalah dengan
mengabsorbsi nutrien melalui
permukaan tubuh. Dalam hal ini,
makanan yang diperlukan telah
dicerna secara sempurna sehingga
dapat langsung diabsorbsi atau
mungkin dicerna sebagian tetapi
Gambar 1.5. Endoparasit (cacing pita) yang hidup
tidak memerlukan proses yang pada saluran pencernaan (usus
halus) manusia (Alam. 2019)
terlalu rumit untuk mencernanya.
Endoparasit yang hidup pada saluran pencernaan hewan merupakan hewan yang langsung dapat
menyerap makanan yang sudah dicerna oleh inangnya contoh cacing pita yang hidup pada saluran
usus kecil manusia (lihat Gambar 1.5). Sebagai konsekuensinya, hewan-hewan tersebut biasanya
mengalami reduksi saluran pencernaan karena tidak diperlukan mencerna makanan yang diperlukan.
Beberapa cacing parasit dan protozoa memiliki tipe pencernaan demikian. Beberapa hewan lainnya
masuk ke dalam partner simbiotiknya berupa organisme lainnya. Contohnya pada beberapa koral,
anemon laut, dan bivalve yang hidup bersimbiosis dengan alga hijau (Zoochloellae) atau dengan alga
coklat (Zooxanthelle). Contoh unik lainnya adalah pada ruminansia, dimana hewan ruminansia
bersimbiosis dengan mirkoba dalam mencerna selulosa. Kelompok ruminansia tidak memiliki enzim
selulase untuk mencerna bahan makanan yang kaya selulosa, sehingga fungsi pencernaan enzimatis
dijalankan oleh mikroba yang hidup di dalam saluran pencernaannya.
Sistem pencernaan makanan pada hewan| 8
LEMBAR DISKUSI MAHASISWA
Arahan kegiatan diskusi
Diakhir paparan bahan kuliah mengenai sistem pencernaan hewan kajilah konsep-konsep yang
telah dibahas tentang system pencernaan untuk pendalaman hasil belajar. Adapun langkah-langkah
kegiatan sebagai berikut:
A. Bentuklah kelompok yang terdiri dari 4 mahasiswa
B. Baca dan fahami serta diskusikan tentang hal-hal berikut :
Perhatikan gambar di bawah ini!, diskusikan tentang sistem pencernaan pada binatang karang dan
hydra (hidra), mencakup struktur alat pencernaan yang dimilikinya, cara hewan hewan tersebut
memperoleh makanan, proses mencerna makanan dan cara membuat zat sisa pencernaan dari
tubuhnya.
(audesirk et al.,2007)
Sistem pencernaan makanan pada hewan| 9
C. Hasil diskusi
LINK DISKUSI:
https://forms.gle/ksyyXBzLeo2uwcRX6
PENILAIAN DAN PENSEKORAN.
Penilaian lembar diskusi mahasiswa:
Rubrik penilaian
Aspek Skor Keterangan
Cara memperoleh makanan pada 5 Mahasiswa menjelaskan dengan benar dan tepat
hewan pertanyaan pada lembar diskusi yang diberikan
0 Mahasiswa salah atau tidak tepat dalam menjawab
dan menjelaskan pertanyaan pada lembar diskusi
Sistem pencernaan makanan pada hewan| 10
LATIHAN SOAL
Pilihlah satu jawaban yang paling benar!
1. Hewan yang tergolong kedalam kelompok 4. Perhatikan gambar organ sistem pencernaan
herbivora lebih mudah mendapatkan bulu babi dibawah ini!
makanan sebab ketersidiaannya yang sangat
melimpah, namun dalam hal mencerna
kelompok hewan ini lebih sulit dari hewan
karnivora. Hal ini terjadi karena…
A. Kelompok herbivora membutuhkan
makanan dalam jumlah sedikit
B. Kebutuhan makanan hewan herbivora
sesuai dengan aktivitas hewan tersebut
C. Kelompok hewan herbivora memiliki
susunan gigi yang berbeda dengan
karnivora
D. Makanan herbivora sulit untuk dicerna Berdasarkan gambar di atas, nama organ
E. Tidak memiliki enzim selulosa beserta fungsinya yang sesuai dengan yang
ditunjukan no 4 adalah…
2. Hewan membutuhkan makanan untuk A. Faring berfungsi sebagai penghubung
kelangsungan hidupnya, saat hewan tidak antara kerongkongan dan lambung
menemukan makanan maka akan B. Usus halus berfungsi menyerap nutrisi
mempertahankan hidupnya dengan cara…. dari makanan
A. Menungu sekawanan mereka yang C. Madreporit berfungsi menyerap nutrien
mendapatkan makanan langsung
B. Mengubah makanan yang tersimpan D. Esofagus berfungsi sebagai penghubung
dalam tubuh menjadi protein antara kerongkongan dan lambung
C. Tetap mencari makanan hingga E. Anus berfungsi jalan pembuangan sisa
mendapatkanya makanan
D. Mengurangi aktivitas dan menungu
waktu perburuan tiba 5. Klasifikasikan hewan dan tipe maknanan
E. Berdiam diri hingga mati yang sesuai adalah…
3. Lalat merupakan salah satu hewan pemakan Tipe Makanan Hewan
cairan, salah satu species lalat yang
memiliki cara makan yang berbeda dari lalat A. Partikel kecil Cacing pipih
yang lain adalah lalat pasir, yaitu dengan B. Partikel/massa Lanadak laut
menempelkan mulutnya seperti jarum untuk makanan besar
menghisap darah pada inangnya, C. Bahan organik Hydra
berdasarkan pemaparan tersebut darah yang D. Cairan atau jaringan Cacing tanah
dihisap berfungsi untuk… lunak
A. Menyediakan protein untuk proses E. Nutrien hasil Laba-laba
pematangan telur simbiosis
B. Menambah sumber energi lalat pasir
C. Meningkatkan penyerapan nutrisi oleh
tubuh
D. Sumber kekebalan tubuh lalat pasir
E. Menjaga tubuh lalat pasir tetap hangat
Sistem pencernaan makanan pada hewan| 11
6. Siput memiki raduala-radula yang terletak 9. Hydra merupakan hewan pemangsa yang
diatas struktur seperti lidah yang disebut termasuk dalam filum cnidaria dan
odontofor, radula digerakan maju mundur merupakan hewan multisesluler. Hydara
mengikis partikel makanan yang kemudian hidup dan menetap di dasar perairan atau di
dicerna kedalam saluran pencernaan, batu yang ada diair. Berdasarkan pemaparan
berdasarkan keterangan tersebut tipe tersebut metode makan yang dilakukan
makananan dari siput adalah… hewan yang hidup menetap seperti hidra
A. Pencerna partikel kecil adalah…
B. Pencerna partikel besar A. Menggunakan cilia
C. Pencerna cairan B. Pembentukan vakuola makanan
D. Pencerna nutrien langsung C. Membentuk lendir penjerat
E. Pencerna jaringan lunak D. Menggunakan tentakel
E. Menggunakan seta, menyaring
7. Urochordata akan membentuk jaring- jaring
mukus saat melakukan proses mencerna 10. Hewan pemamah biak adalah sekumpulan
makanan,fungsi dari jaring-jaring mukus hewan pemakan tumbuhan yang mencerna
tersebut adaah untuk… makanannya dalam dua langkah. Sel
A. Untuk mempermudah proses penelanan tumbuhan tersusun dari bahan selulosa yang
makanan sulit dicerna oleh manusia. Salah satu
B. Untuk menyaring makanan contoh hewan memamah biak adalah sapi,
C. Untuk menjerat partikel makanan kelinci, marmot, dan kuda. Didalam perut
D. Untuk menyerap sari makanan hewan memamah biak juga terdapat bakteri
E. Untuk membantu proses penyerapan protozoa dalam membantu proses
makanan pencernaan makanan. Berdasarkan
pernyataan diatas, peranan bakteri protozoa
8. Hewan memiliki banyak tipe makanan yang dalam perut hewan pemamah biak yang
dikonsumsi contohnya pemakan partikel tepat adalah...
kecil seperti amoeba dengan cara A. Membusukan makanan dan
membentuk vakuola makanan, pemakan menghasilkan gas
cairan contohnya lebah pemakan sari bunga, B. Membantu proses penghancuran
makanan
berdasarkan pemaparan tersebut manfaat C. Menguraikan selulosa dan
mengetahui kelompok hewan berdasarkan memproduksi metana
jenis makanannya adalah… D. Mengaktifkan tripsinogen menjadi
A. Mengetahui cara menangkapnya tripsin
B. Mengetahui musuh alaminya E. Membantu memproduksi asam lemak
C. Mengetahui cara membunuhnya
D. Mengetahui cara perkembangbiakanya
E. Mengetahui cara memeliharanya
LINK SOAL BAGIAN 1
https://forms.gle/LR92cAacs4mmx1sc6
Sistem pencernaan makanan pada hewan| 12
KUNCI JAWABAN
No Soal Kunci Jawaban
1 C
2 D
3 A
4 D
5 B
6 B
7 C
8 E
9 A
10 E
PEDOMAN PENSKORAN
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah
jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda
terhadap materi Bagian 2.
Konversi tingkat penguasaan:
90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan
dengan Kegiatan Belajar 2.
Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Bagian 1, terutama
bagian yang belum dikuasai.
Sistem pencernaan makanan pada hewan| 13
Refleksi mahasiswa
Bagaimana kemampuan anda sekarang?
Mari cek kemampuan diri anda dengan mengisi tabel berikut!
No Pernyataan 1 2 3
1. Apakah kalian dapat menjelaskan cara memperoleh makanan pada hewan?
2. Apakah kalian telah memahami mekanisme makan pada hewan?
3. Apakah kalian telah memahami tipe makanan pada hewan?
4. Apakah kalian dapat membedakan metode makan pada hewan?
Link: https://forms.gle/3SHigN6pz4LiRPAGA
Bila ada jawaban "1", maka segera lakukan review pembelajaran, terutama pada bagian yang masih belum
difahami dan tidak dapat melanjutkan ke pembelajaran berikutnya.
Bila ada jawaban "2", maka segera lakukan review pembelajaran, terutama pada bagian yang masih belum
difahami kemudian dapat melanjutkan ke pembelajaran berikutnya.
Bila semua jawaban "3", maka Anda dapat melanjutkan ke pembelajaran berikutnya.
Yuk, ingat kembali
1) Apa saja yang sudah Anda dapatkan dalam pembelajaran kali ini?
2) Apa yang membuat Anda yakin sudah memahami konsep macam organ dan cara memperoleh makanan
pada hewan?
3) Bagaimana Anda mencoba menerapkan materi kali ini dalam kehidupan sehari-hari?
Link: https://forms.gle/kAWfNzReFV8o835bA
Sistem pencernaan makanan pada hewan| 14
Sistem pencernaan makanan pada hewan| 15
BAGIAN 2
ORGAN SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA HEWAN
1. INVERTEBRATA
Invertebrata merupakan hewan yang tidak memiliki tulang punggung atau ruasruas tulang
belakang ataupun tulang-tulang lainnya didalam tubuhnya. Selain itu invertebrata juga merupakan
hewan yang merangkum 95% spesies hewan yang diketahui dan merupakan hewan yang
persebarannya paling luas dengan keunikan setiap ekosistem.
Invertebrata menempati hampir setiap habitat dibumi mulai dari air mendidih hingga batuan
beku. Invertebrata beradaptasi dengan sangat baik, sehingga menghasilkan beranekaragam bentuk
yang luar biasa berkisar dari spesies yang hanya terdiri dari sel-sel lapisan ganda yang pipih hingga
spesies-spesies lain dengan kelenjar pemintal sutra, duriduri yang berputar, lusinan kaki yang berbuku
ataupun tentakel yang ditutupi mangkok penghisap. Beberapa filum yang terdapat pada
keanekaragaman invertebarta meliputi : 1) Protozoa 2) Porifera 3) Coelentrata 4) Platyhelmintes 5)
Nemathelminthes 6) Annelida 7) Mollusca 8) Arthropoda dan 9) Echinodermata.
1) Protozoa
Protozoa merupakan hewan yang bersel tunggal, protozoa memiliki struktur yang lebih
majemuk dari pada sel hewan multiseluler meskipun hanya terdiri dari satu sel. Protozoa
termasuk organisme sempurna, karena sifat strukturnya, para ahli zoologi menamakan protozoa
“aseluler” tetapi keseluruhan organisme tersebut dibungkus oleh plasma membran.Umumnya
protozoa berdinding selaput plasma tipis dan hanya dapat hidup dari zat-zat organik yang
merupakan konsumen dalam komunitas mereka.
Habitat protozoa adalah di laut dan di air tawar. Dengan bantuan mikroskop, pada
protozoa dapat terlihat bahwa sitoplasma terdiri dari dua bagian. Bagian paling luar tampak
homogen dan jernih yang disebut ektoplasma dan bagian dalamnya disebut endoplasma.
Didalam endoplasma terlihat benda semacam butir-butir dan serabut benang halus yang
merupakan materi yang mengandung protein, karbohidrat, lemak, garam, mineral serta organel.
Protozoa tidak memiliki organ sejati seperti alat pencernaan dan alat reproduksi sebagaimana
metazoa pada umumnya. Tetapi protozoa mampu melakukan kegiatan biologis seperti bergerak,
makan, bernafas dan bereproduksi. Proses-proses tersebut dilakukan didalam sel, yaitu organel
seperti vakuola kontraktil.
Sistem pencernaan makanan pada hewan| 16
Protozoa melakukan proses pencernaan pada vakuola kontraktil proses tersebut diawali
dari protozoa menuju kearah makanan menggunakan pseudopodium atau kaki semua kemudian
menyerap makanan atau pinositosis dan mencernanya kedalam vakuola, setelah itu hasil
pencernaan akan diedarkan keseluruh tubuh oleh sitoplasma dan sisa pencernaan yang tidak
digunakan akan dibuang melalui anus sel.
Pada protozoa yang berdinding tebal (pelikula) cara yang dilakukan saat mengambil
makanannya yaitu dengan cara mengambil mangsanya dengan menggunakan mulut sel yang
disebut cytostome, dan biasanya dilengkapi cilia untuk mengalirkan air jika ada makanan yang
lewat dapat ditangkap dan dimasukkan ke dalam sitoplasma. Makanan yang sudah masuk ke
dalam sitoplasma bersama air akan ditempatkan dalam suatu rongga kecil yang disebut
gastriola atau vakuola makanan. Makanan yang ada di dalam gastriola dicerna secara enzimatis.
Hasil pencernaannya disebarkan ke seluruh bagian protoplasma dengan proses
pynocytose, sedangkan sisa makanan yang sudah dicerna dibuang melalui lubang sementara
pada membran sel, pada flagelata dan ciliata ada kalanya terdapat lubang permanen yang
disebut cytopyge atau cytoproct. Air yang berlebih dalam sel akan dikeluarkan oleh organel
yang disebut vakuola kontraktril dengan gerakan sistol dan diastolnya. Dalam suatu sel
protozoa biasanya terdapat beberapa vakuola kontraktil yang terdekat dengan dinding sel.
Vakuola kontraktil pada protozoa yang hidup di air tawar berkembang dengan baik, sedangkan
yang dilaut kurang berkembang dengan baik .
Gambar 2.1. Proses makan pada protozoa siliata. Partikel makanan memasuki sel sebagai vakuola fagositik,
yang natinya menjadi tempat berlangsungnya proses pencernaan makanan. Zat sisa dilepaskan
ke lingkungan sekitar (Urry, 2016 dalam Isnaeni, 2019)
Sistem pencernaan makanan pada hewan| 17
2) Porifera
Hewan-hewan dalam filum calcarea dan silicea dikenal secara informal sebagai
„spons‟. (Sebelumnya, semua spons ditempatkan di dalam satu filum, porifera, yang kini
dianggap parafiletik berdasarkan data molekuler). Hidup diperairan tawar maupun laut. Tubuh
spons terdiri dari dua lapisan sel yang dipisahkan oleh wilayah bergelatin yang disebut mesohil.
Dua lapisan tubuh spons adalah amoebosit yang berfungsi mengambil makanan dari air dan
koanosit, mencernanya dan mengangkut nutrien ke sel-sel yang lain.
Umumnya spons adalah hermafrodit. Pencernaan porifera termasuk pencernaan
intraseluler. Proses tersebut diawali dari air membawa partikel makanan ditarik memasuki
epidermis spons melalui pori-pori yang terbentuk oleh sel-sel berbentuk donat yang tersebar di
dinding tubuh ke dalam rongga tengah (spongosol). Partikel makanan disaring dari makanan
oleh sel kolar (sel leher)/kerah dari penjuluran pergerakan flagela koanosoit. Makanan
memasuki sel kolar dengan cara fagositosis dengan membentuk vakuola makanan.
Vakuola makanan bergabung dengan lisosom yang merupakan tempat berlangsungnya
proses pencernaan makanan dibantu dengan enzim digestif didalamnya atau ditransfer ke
amoebosit, selanjutnya amoebosit mentransfer ke sel-sel lain dari tubuh spons, menghasilkan
zat-zat untuk serat rangka (spikula) atau menjadi jenis sel spons apapun berdasarkan keperluan.
Sisa pencernaan dikeluarkan dari sel dengan cara eksositosis. Air, makanan yang tidak
dimakan, serta zat sisa dikeluarkan dari rongga tubuh melalui oskulum.
Sistem pencernaan makanan pada hewan| 18
Gambar 2.2. Sel khoanosit pada Porifera (Raven et al, 2004 dalam Isnaeni, 2019)
3) Coelenterata
Coelenterata berasal dari bahasa Yunani, yaitu coeles yang berarti rongga dan enteron
yaitu usus. Coelenterata lebih dikenal dengan sebutan Cnidaria karena golongan hewan ini
memiliki sel penyengat (cnida). Sel penyengat cnidaria terdapat pada tentakel yang ada
disekitar mulut. Golongan Coelenterata merupakan invertebrata yang sebagian besar hidupnya
dilaut. Terdapat dua variasi pada bangun tubuh ini: polip yang sesil dan medua yang motil
(lihat Gambar 2.3). Cara hidup coelentrata ada dua yaitu melekat didasar perairan (polip) dan
berenang bebas (medusa).
Sistem pencernaan makanan pada hewan| 19
Gambar 2.3: contoh hewan Coelenterata (no 1), Struktur tubuh coelenterata struktur polip (no 2) dan strukturmedusa
(no 3). Dinding tubuh coelenterata memiliki dua lapisan sel: lapisan epidermis disebelah luar (dari
ektoderm) dan lapisangastrodermis disebelah dalam (dari endoderm) (Campbell, 2020).
Variasi bangun tubuh coelenterata Polip memiliki bentuk tabung dengan ujungnya
terdapat mulut yang dikelilingi tentakel dan ujung lain menempel pada substrat secara tetap
namun dapat juga berpindah tempat, hidup berkoloni menetap pada suatu tempat, tubuh
berbentuk silindris, bagian proximal melekat dan bagian distal memiliki mulut yang dikelilingi
oleh tentakel, karena menempel pada substrat, polip bersifat pasif dalam mencari makanan dan
menggunakan tentakel untuk menangkap mangsa. Contoh dari bentuk polip mencakup hydra
dan anemon laut. Medusa adalah versi polip yang pipih dengan mulut di sebelah bawah.
Medusa bergerak bebas di dalam air dengan tubuh bergelatin dan kombinasi hanyutan pasif dan
kontraksi tubuhnya berbentuk lonceng . Contoh dari bentuk medusa adalah ubur-ubur yang
berenang bebas.
Tentakel ubur-ubur terjuntai dari permukaan oral, yang mengarah kebawah. Pemberian
nama hewan berongga sebetulnya tidak tepat karena coelenterata adalah hewan yang tidak
memiliki rongga tubuh yang sebenarnya, coelenterata hanya memiliki sebuah rongga sentral
yang disebut coelenteron (rongga gastrovaskuler, yaitu rongga yang berfungsi sebagai tempat
terjadinya pencernaan dan pengedaran sari-sari makanan). Satu bukaan ke rongga ini berfungsi
sebagai mulut sekaligus anus.
Sistem pencernaan makanan pada hewan| 20
Umumnya coelenterata adalah hewan karnivora, sebagian besar makanannya terdiri dari
krustasea kecil dan udang-udangan tingkat rendah serta larva insekta. Sistem pencernaan
coelenterata dibagi menjadi 2 yaitu sistem pencernaan intraseluler dan sistem pencernaan
ekstraseluler. Sistem pencernaan dimulai dengan coelenterata menangkap mangsanya
menggunakan tentakel yang tersusun melingkar di sekeliling mulutnya yang melepaskan
nematosis menyengat yang dapat melumpuhkan mangsanya dan mendorong makanan ke
dalam rongga gastrovaskuler, tempat dimulainya pencernaan ekstraseluler.
Di dalam rongga gastrovaskuler terdapat enzim semacam tripsin untuk mencerna protein
yang telah disekresikan oleh sel kelenjar sebelumnya. Makanan akan hancur dan kemudian
diaduk hingga merata oleh gerakan flagela. Sel otot pencerna memiliki pseudopodia untuk
menangkap dan menelan partikel makanan dan menyempurnakan proses pencernaan makanan
dalam vakuola makanan. Pencernaan dilanjutkan secara intraseluler sari makanan hasil
pencernaan diedarkan ke seluruh tubuh secara difusi dan sebagian disimpan sebagai cadangan
makanan berupa lemak dan glikogen. Sisa pencernaan makanan dibuang melalui mulut,
dikarenakan coelenterata tidak memiliki anus.
4) Platyhelminthes
Platyhelminthes berasal dari
bahasa Yunani, platy berarti pipih
dan helminthes yang berarti cacing
sehingga platyhelminthes adalah
cacing pipih. Cacing pipih hidup di
habitat-habitat laut, perairan tawar
dan daratan yang lembab. Selain
bentuk yang hidup bebas, cacing
pipih mencakup pula banyak
spesies parasit, misalnya cacing Gambar 2.4. Seekor cacing pipih laut (Kelas
Turbellaria) (Rahmadina, 2019)
hati dan cacing pita.
Sistem pencernaan makanan pada hewan| 21
Hewan ini diberi nama cacing pipih karena memiliki tubuh kurus, yang memipih secara
dorsoventral. Meskipun cacing pipih mengalami perkembangan triploblastik, cacing pipi
merupakan aselomata (hewan yang tidak memiliki rongga tubuh). Tubuhnya yang pipih
menempatkan semua selsel dekat dengan air di lingkungan sekitar atau di dalam saluran
pencernaannya. Karena kedekatannya dengan air, pertukaran gas dan pembuangan zat sisa
bernitrogen (amonia) dapat terjadi melalui difusi menyebrangi permukaan tubuh. Cacing pipih
tidak memiliki organ yang terspesialisasi untuk pertukaran gas dan aparatus ekskresinya yang
relatif sederhana terutama berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan osmotik dengan
lingkungannya.
Umumnya cacing pipih memiliki rongga gastrovaskuler dengan hanya satu bukaan.
Meskipun cacing pipih tidak memiliki sistem sirkulasi, cabang-cabang rongga gastrovaskuler
yang halus mengedarkan makanan secara langsung ke sel-sel hewan. Sebagian besar cacing
pipih berwarna putih atau tidak berwarna, sementara yang hidup bebas ada yang berwarna
cokelat, abu-abu, hitam,atau berwarna cerah. Cacing pipih terbagi menjadi empat kelas:
Turbellaria (sebagian besar merupakan cacing pipih yang hidup bebas), Monogenea, Termatoda
(cacing hati) dan Cestoda (cacaing hati).
Kepala planaria dilengkapi
dengan sepasang bintik mata yang
sensitif-cahaya dan kelepak lateral
yang utamanya berfungsi untuk
mendeteksi zat-zat kimia tertentu.
Sistem saraf planaria lebih kompleks
dan tersentralisasi dari pada jaring-
jaring saraf knidaria (lihat gambar
2.5) Sejumlah percobaan menunjukan
bahwa planaria dapat belajar
memodifikasi responnya terhadap Gambar 2.5 : Anatomi planaria, sejenis turbelaria
stimuli. (Campbell, 2020)
Sistem pencernaan makanan pada hewan| 22
Jenis cacing pipih yang hidup bebas adalah hampir semua jenis turbellaria dan
kebanyakan hidup di laut. Turbellaria air tawar yang paling dikenal adalah anggota-anggota
genus Degusia atau disebut planaria. Berlimpah di kolam-kolam dan sungai-sungai kecil yang
tidak tercemar. Planaria memangsa hewan-hewan yang lebih kecil atau memakan bangkai
hewan. Mereka bergerak dengan silia pada permukaan ventralnya, meluncur disepanjang
lapisan mukus yang disekresikannya. Beberapa turbellaria yang lain juga menggunakan otot-
ototnya untuk berenang melalui air dengan gerakan berdenyut.
Sistem pencernaan Platyhelmintes (cacing pipih) ialah gastrovaskuler dimulai dari
mulut yang terletak pada ujung faring yang berotot. Kemudian getah pencernaan ditumpahkan
ke tubuh mangsa, dan faring mengisap potongan-potongan kecil makanan dan memasukan
kedalam rongga gastrovaskuler tempat pencernaan berlanjut. Pencernaan diselesaikan di dalam
sel-sel yang melapisi rongga gastrovaskuler, yang memiliki banyak percabangan halus yang
menyediakan area permukaan yang luas. Zat sisa pencernaan yang tidak digunakan dibuang
melalui mulut. Hasil pencernaan diedarkan melalui usus yang bercabang keseluruh tubuh.
5) Nemathelmintes
Nemathelminthes dikenal juga dengan sebutan Aschelminthes. Berasal dari kata Nema =
benang; helmin = cacing. Jadi nemathelminthes adalah kelompok cacing benang/gelang.
Anggota kelompok cacing ini ialah berbentuk bulat panjang serta tidak bersegmen, oleh karena
itu cacing ini disebut juga cacing gillig. Aschel= gilig/bulat dan helmin = cacing.
Cacing giling ditemukan pada sebagian besar daerah quatik, di tanah, pada jaringan
tumbuhan yang lembab, serta di dalam cairan tubuh dan jaringan-jaringan hewan. Banyak
sekali cacing gilig hidup ditanah yang lembab dan di dalam zat organik yang mulai terurai di
dasar laut dan danau. Filum nemathelminthes mencakup banyak hama pertanian penting yang
menyerang akar tumbuhan. Spesies-spesies yang lain menjadi parasit bagi hewan. Manusia
merupakan inang bagi setidaknya 50 spesies nematoda, termasuk berbagai jenis cacing jarum
dan cacing kait.
Tubuh cacing gelang dilapisi oleh kutikula yang keras; seiring pertumbuhan cacing,
kutikula lama dilepaskan secara periodik dan kutikula baru disekresikan dengan ukuran yang
lebih besar. Otot dinding tubuhnya seluruhnya terdiri atas otot longitudinal dan kontraksinya
menghasilkan gerakan kesana sini.
Sistem pencernaan makanan pada hewan| 23
Cacing gelang merupakan hewan triploblastik pseudoselomata. Triploblastik artinya ialah
tubuhnya tersusun atas tiga lapisan yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Sedangkan
pseudoselomata berarti susunan tubuhnya terdiri atas sebuah rongga semu. Hal ini disebabkan
perkembangan oleh lapisan mesodermnya yang telah berkembang membentuk lapisan luar dan
lapisan dalam sehingga terbentuk selom atau rongga antara mesoderm dengan endoderm.
Gambar 2.6: Gambar 1.1 skema tubuh triplobastik. (a) Triploblastik Aselomata (b) Triploblastik
Pseudoselomata (Campbell, 2020)
Cacing gelang sudah memiliki sistem saluran pencernaan yang berturut–turut dari anterior
ke posterior adalah : mulut, cavum buccale (rongga mulut) yang kecil, faring pendek yang
bersifat muscular, esofagus, intestinum (usus), anus (lihat Gambar 2.7).
Gambar 2.7: Organ sistempencernaan pada nematoda (Campbell, 2020)
Sistem pencernaan makanan pada hewan| 24
Nematoda pada umumnya hidup bebas adalah karnivor dan memakan metazoa kecil,
termasuk juga jenis nematoda yang lain. Nematoda yang bersifat parasit, memperoleh makan
dari hospesnya. Cara-cara memperoleh makanan ini antara lain:
1. Dengan menghisap darah, contoh : Ancylostoma.
2. Dengan merusak jaringan hospes, contoh : Trichuris.
3. Dengan memakan atau menghisap sari-sari makanan dalam intestinum hospes, contoh :
Ascaris.
4. Dengan mengabsorbsi sari-sari makanan dari cairan tubuh hospes, contoh : Fillaria
6) Anelida
Dalam bahasa Prancis, Anelida berasal dari kata “anneles” berarti dikelilingi orang,
sedangkan dalam bahasa Latin yaitu “anellus” yang artinya cincin kecil. Anelida juga sering
disebut cacing gelang, karena tubuhnya bersegmen-segmen seperti gelang. Anelida adalah
cacing yang berbentuk bilateral dengan selom dan tubuhnya bersegmen baik bagian dalam
maupun luar. Hampir semua segmen tubuhnya memiliki organel yang sama, sehingga disebut
segmen metameri. Pada segmen tubuhnya ada yang disebut parapodia yaitu tonjolan otot
dengan cilia yang berfungsi untuk membantunya bergerak. Tetapi ada juga beberapa jenis
Anelida yang tidak memiliki cilia, misalnya cacing tanah.
Habitat anelida ada yang hidup di lautan, di sebagian besar air tawar, dan di tanah lembap.
Bagi sebagian besar cacing tanah seperti Planapheretima, pekarangan rumah dengan kondisi
permukaan tanah yang lembap serta adanya aliran air yang kecil merupakan tempat hidup yang
paling disukai jenis cacing tanah ini.
Makanan Anelida berupa
detritus, cairan hewan (darah
vertebrata) dan ada pula yang
bersifat sebagai herbivora dan
carnivora. Sistem pencernaan
Anelida dimuali dari mulut,
faring, esophagus, empedal,
usus, dan yang terakhir anus
Gambar 2.8: organ sistem pencernaan pada Anelida
(lihat Gambar 2.8). (Campbell, 2020)
(Campbell,2022)
Sistem pencernaan makanan pada hewan| 25
Kanal alimentaris cacing tanah meliputi faring berotot yang mengisap makanan melalui
mulut ketika cacing tanah melewati permukaan tanah. Makanan melewati esophagus dan
disimpan serta dibasahi di dalam tembolok. Digesti mekanis terjadi didalam empedal yang
berotot, yang menggiling makanan dengan bantuan pasir dan kerikil yang berukuran kecil.
Digesti dan absorpsi lebih lanjut terjadi dialam usus, yang memiliki lipatan dorsal (tiflosol), yang
meningkatkan area permukaan untuk absorpsi nutrien. Zat yang tak tercerna, bercampur dengan
mukus yang disekresikan ke dalam saluran pencernaan, dibuang sebagai feses melalui anus.
Keberadaan cacing ini berfungsi untuk menggemburkan tanah dan mengaerasi tanah, sementara
fesesnya memperbaiki tekstur tanah.
7) Mollusca
Moluska merupakan kelompok biota di perairan laut Indonesia yang mempunyai tingkat
keragaman paling tinggi. Spesies moluska banyak hidup di daerah ekosistem seperti karang,
mangrove, dan padang lamun. Moluska ialah hewan yang bertubuh lunak, nama tersebut
berasal dari Bahasa latin Molis artinya lunak dan nama tersebut digunakan pertama kali oleh
Zoologi Perancis Cuiver tahun 1798, pada saat mendeskripsikan sotong dan cumi. Sebagian
besar jenis moluska hidup di lingkungan laut, hanya sekitar 25% hidup di perairan tawar dan
daratan.
Mollusca adalah hewan yang bertubuh lunak dan tidak memliki ruas. Tubuh moluska ini
berbentuk tripoblastik, bilateralsimetri, pada umumnya moluska mempunyai sejenis mantel
yang bisa menghasilkan bahan cangkok berupa kalsium karbonat. Cangkok ini berfungsi
sebagai tempat tinggal( rangka luar ) yang tersusun dari komponen zat kapur misalnya: kerang,
tiram, siput sawah dan bekicot. Tetapi adapun jenis hewan moluska yang tidak mempunyai
cangkok, seperti: cumi-cumi, sotong, gurita atau siput telanjang. Mollusca mempunyai struktur
tubuh berotot yang disebut kaki yang bentuk dan mempunyai fungsi yang berbeda untuk setiap
kelasnya.
Sistem pencernaan makanan pada hewan| 26
Di dalam rongga mantel (tampak
dorsal) terdapat organ dalaman yaitu:
insang, lambung, gonad, pankreas, sekum,
rektum, kantung tinta. Pada kantung tinta
terdapat sepasang organ, berbentuk bulat
lonjong menempel pada bagian latero-
dorsal kantung tinta. Secara keseluruhan,
alat pencernaan cumi terdiri atas mulut,
rongga mulut, faring yang panjang,
oesofagus, lambung, usus, anus (lihat
Gambar 2.9). Bagian mulut terletak di
bagian kepala dan anus terletak pada
corong di bagian ventral cumi-cumi
sehingga makanan dan sisa makanan
Gambar 2.9: Sistem Pencernaan Annelida
masing-masing masuk dan keluar dibagian (Purnamasari, 2017).
anterior tubuh cumi-cumi .
Mollusca memiliki saluran pencernaan lengkap, dimulai dari mulut, kerongkongan,
lambung, usus dan anus. Pencernaan makanan dimulai dari mollusca menangkap makanan
menggunakan tentakelnya untuk mencengkeram mangsa, yang kemudian digigit dengan rahang
serupa paruh dan dilumpuhkan dengan racun yang ada di dalam ludahnya, didalam mulut
makanan dicerna secara mekanis dan kimiawi, kemudian makanan masuk kedalam esofagus
melalui faring, selanjutnya masuk kedalam tembolok dan dilanjutkan ke lambung, setelah itu
masuk kedalam usus dan dilanjutkan ke rektum untuk selanjutnya sisa pencernaan yang tidak
digunakan dibuang melalui anus. Sisa pencernaan berbentuk pelet yang padat sehingga rongga
mantel dan insang tidak tercemar oleh buangan tersebut.
8) Arthropoda
Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan bahkan dua dari tiga
spesies yang diketahui adalah arthropoda dan sebagian besar adalah serangga. Filum
Arthropoda dapat ditemukan hampir semua habitat di biosfer. Berdasarkan kriteria
keanekaragaman, persebaran dan jumlah spesies, arthropoda dianggap sebagai hewan paling
sukses. Kata Arthropoda ini berasal dari bahasa Yunani yakni “Arthron” berarti “ruas buku”
dan “podos” berarti “kaki” sehingga hewan arthtropoda dikenal dengan sebutan hewan
berbuku-buku atau hewan yang beruas.
Sistem pencernaan makanan pada hewan| 27
Semut merupakan salah satu contoh hewan yang masuk kedalam filum Arthtropoda
subfilum hexapoda kelas insekta/serangga. Serangga adalah hewan pemakana segala zat
organik. Saluran pencernaan pada serangga sudah lengkap yaitu dimulai dari mulut dan
berakhir di anus.
Pada insekta, mulut terdiri dari sepasang mandibula dan maxila labium. Terdapat tiga
saluran utama dalam sistem pencernaan serangga yaitu stromodeum (saluran pencernaan
depan) yang terdiri dari esophagus, tembolok, usus depan (foregut), usus tengah (midgut) dan
usus belakang (kaindgut), mesenteron (saluran pencernaan tengah) terdiri dari kantung gastric
dan ventrikulus serta proktodeum (saluran pencernaan belakang) yang terdiri dari illeum, colon
dan rectum. Stromodeum dan proctodeum dilapisi dengan lapisan kutikula sedangkan
mesentron tidak. Usus depan (foregut) ini dilapisi oleh lapisan kutikula dan berfungsi sebagai
pencernaan awal dan tempat menyimpan makanan, bagian ini dimulai dari bagian mulut,
eshophagus, crop dan proventiculus. Usus tengah (midgut) berfungsi untuk mencerna makanan
dan absorbsi nutrisi kedalam tubuh serta didalam bagian akhir midgut terdapat tubulus malphigi
yang berperan sebagai orgam ekskresi pada serangga. Usus belakang (kindgut) berfungsi untuk
mencerna kembali makanan yang tidak berhasil dicerna usus tengah dan mengoptimalkan
kembali hasil eksresi yang berasal dari tubulus malpighi kedalam hemolimpa kindgut ini
dilapisi kutikula dan tersusun atas illeum, rectum dan berakhir dianus (lihat Gambar 2.10).
Gambar 2.10: Organ system pencernaan pada belalang (insecta) (Rusyana, 2014).
Sistem pencernaan makanan pada hewan| 28
9) Echinodermata
Echinodermata berasal dari bahasa Yunani yaitu Echinos yang berarti duri dan derma
yang berarti kulit sehingga echinodermata memiliki arti hewan yang berkulit duri. Permukaan
tubuhnya tajam karena tonjolan rangka dan duri yang membantu mempertahankan diri dari
predator. Echinodermata hidup dihabitat laut dan sebagian ditemukan dipantai. Echinodermata
memangsa kima, tiram dan jenis plankton lainnya yang ada di laut dengan mencengkeram
menggunakan kakinya.
Echinodermata termasuk
hewan selomata dengan larva
bersimetri bilateral dan
organisasi tubuh lima-bagian
ketika dewasa mengelilingi
sumbu pusat, sistem pembuluh
yang unik dan endoskeleton.
Echinodermata dibagi menjadi
6 kelas salah satunya kelas Gambar 2.11: Contoh hewan Echinodermata
(Purnamasari, 2017).
Asteroidea (bintang laut) (lihat
Gambar 2.11).
Bintang laut memiliki karakteristik utama yaitu tubuh berbentuk bintang dengan lengan
majemuk yang memancar dari sebuah cakram pusat,di permukaan bawah bintang laut tempat
terdapatnya kaki tabung (ambulakral) yang berfungsi dalam lokomosi, mencari makan serta
pertukaran gas dan mulut mengarah ke substrat. Kaki tabung dapat melekat ke atau melepaskan
diri dari substrat dengan kombinasi kerja otot dan zat kimia. Bintang laut melekat dengan erat
dan perlahan merayap bersamaan dengan kaki tabung yang menjulur, mencengkeram,
melepaskan, menjulur dan mencengkeram lagi. Meskipun bagian dasar kaki tabung bintang laut
memiliki cakram pipih yang menyerupai mangkok penghisap namun cengkeraman kaki
dihasilkan dari zat-zat kimia yang adhesif bukan isapan , lengan bintang laut mendekap
bivalvia yang tertutup, merekat erat-erat dengan kaki tabungnya (lihat Gambar 2.12).
Sistem pencernaan makanan pada hewan| 29
Gambar 2.12. Struktur tubuh echinodermata (bintang laut) (Campbell, 2020).
Bintang laut dan beberapa echinodermata tidak bersifat parasit karena memiliki
kemampuan yang cukup besar untuk regenerasi. Bintang laut dapat menumbuhkan kembali
lengannya yang hilang dan beberapa anggota salah satu genus bahkan dapat menumbuhkan
kembali satu lengan utuh jika sebagian cakram pusat masih melekat ke lengan tersebut.
Kanal alimentaris atau saluran pencernaan echinodermata berupa mulut, esofagus,
lambung, usus, dan anus. Saluran pencernaan yang pendek membentang dari mulut di dasar
cakram pusat ke anus di atas cakram. Proses pencernaan dimulai dari makanan masuk kedalam
mulut, selanjutny menuju ke lambung melalui kerongkongan yang sangat pendek. Lambung
terdiri dari dua bagian, muka (kardiak) berukuran lebih besar dari pada bagian belakang
(pilorus). Lengan bercabang-cabang menjadi dua yang disebut caeca hepatis atau disebut juga
sakus pilorus, disini kelenjar pencernaan menyekresi getah-getah pencernaan untuk mencerna
tubuh lunak mangsa yang lunak didalam cangkangnya sendiri serta membantu absorpsi dan
penyimpanan nutrien. Diatas lambung terdapat usus berupa saluran pendek yang terbuka pada
daerah anus. Bahan makanan yang tidak dicerna dikeluarkan melalui mulut dan kedalam
bukaan sempit diantara belahan cangkang bivalvia. Cairan dalam selom mengandung zat
makanan yang diedarkan ke seluruh tubuh oleh silia.
Sistem pencernaan makanan pada hewan| 30
2. VERTEBRATA
Vertebrata merupakan salah satu sub fillum dari fillum chordata yang masuk kedalam kelompok
craniata karena sudah mempunyai tulang tengkorak atau otaknya sudah dibungkus oleh tulang cranium.
Hewan vertebrata juga sudah memiliki skeleton yang berfungsi sebagai penyokong tubuh dan pelindung
dari organ-organ yang terdapat didalam tubuh, seperti cranium melindungi otak dan beberapa arcus
viceralis menyokong bagian insang pada ikan. Pembagian tubuh vertebrata sudah lengkap yaitu terdiri
atas kepala, leher, badan dan ekor. Namun pada hewan vertebrata tingkat rendah endoskeleton masih
berupa tulang rawan sedangkan pada hewan tingkat tinggi sudah berupa tulang keras.
Beberapa kelas pada hewan vertebrata diantaranya adalah 1) pisces, 2) amphibi, 3) reptil, 4) aves
dan 5) mamalia (lihat Gambar 2.13).. Dalam mempertahankan hidupnya hewan vertebrata membutuhkan
makanan sebagai sumber energi dan metabolisme. Makanan tersebut diproses melalui sistem pencernaan
dengan tahapan penguraian makanan baik secara mekanis maupun secara kimiawi menjadi molekul
organik yang lebih sederhana, pada vertebrata terjadi secara ekstrasel.
Gambar 2.13. kelas pada hewan vertebrata (Purnamasari, 2017)
Pada hewan tingkat tinggi, makanan dicerna dalam saluran khusus yang pada umumnya sudah
berkembang dengan baik. Jadi, pencernaan makanan hewan ini berlangsung di dalam organ
gastrointestinal (secara ekstraseluler). Sistem gastrointestinal tersusun atas berbagai organ yang secara
fungsional dapat dibedakan menjadi empat bagian, yaitu daerah penerimaan makanan, daerah
penyimpanan, daerah pencernaan dan penyerapan nutrien, serta daerah penyerapan air dan ekskresi.
Sistem pencernaan makanan pada hewan| 31
A. DAERAH PENERIMAAN
Daerah untuk menerima makanan adalah mulut. Mulut biasanya dilengkapi dengan gigi dan
kelenjar ludah, yang membantu proses mengunyah dan menelan makanan. Dalam ludah terkandung
berbagai substansi seperti amilase (enzim pencerna karbohidrat pada beberapa mamalia), toksin (pada
ular berbisa), dan antikoagulan (pada insekta pengisap darah). Esofagus juga dikelompokkan sebagai
daerah penerimaan makanan. Organ ini bertugas membawa makanan dari mulut ke lambung dengan
gerakan peristaltik.
B. DAERAH PENYIMPANAN
Daerah penyimpanan makanan terdiri atas empedal (gizzard) dan lambung. Organ tersebut
merupakan pelebaran saluran gastrointestinal pada bagian depan, yang memiliki fungsi utama sebagai
tempat menyimpan makanan, walaupun proses pencernaan makanan sudah terjadi di bagian ini (Gambar
2.14).
Gambar 2.14. Gastrointestinal pada aves (kiri); kanan: esofagus, daerah penerimaan makanan, bagian dari
organ gastrointestinal pada hewan tingkat tinggi (Audesirk et al., 2017 dalam Isnaeni, 2019)
Sistem pencernaan makanan pada hewan| 32
Empedal merupakan kantong berotot yang berperan dalam pencernaan mekanik. Organ ini dapat
ditemukan pada vertebrata maupun invertebrata. Pada artropoda, empedal dapat menggerus dan
menyaring makanan yang berukuran tertentu. Sementara, partikel makanan yang ukurannya melebihi
ukuran “saringan” akan tetap dipertahankan di empedal, tidak akan diangkut ke organ berikutnya.
Empedal akan terus mencernanya secara mekanik dan mengubahnya menjadi partikel berukuran kecil
yang mudah disaring. Pada burung, pencernaan makanan secara mekanik yang terjadi di empedal
dilakukan oleh kontraksi otot empedal, dibantu oleh kerikil yang ditelannya.
Lambung berfungsi sebagai tempat menyimpan khim, yaitu makanan yang telah dicerna
sebagian. Lambung akan meloloskan khim ke usus (duodenum) dengan jeda waktu tertentu. Lambung
juga berfungsi untuk mencerna protein dengan menyekresikan enzim protease (zimogen) dan asam
lambung. Asam lambung menyebabkan kondisi lambung vertebrata menjadi asam, dengan pH sekitar 1–
2. Kondisi ini sangat penting untuk mengaktifkan enzim protease yang disimpan dan dikeluarkan oleh
sel lambung dalam bentuk belum aktif.
Kebanyakan karnivora dan omnivora memiliki lambung tunggal atau lambung sederhana,
contohnya anjing, cerpelai (mink), kelinci, dan tikus. Sejumlah herbivora, misalnya lembu dan domba,
lambungnya telah dikhususkan untuk mencerna selulosa. Pada hewan ini, lambung memiliki beberapa
ruang seperti yang terlihat pada Gambar 2.15. Hewan seperti itu dikenal dengan nama ruminansia.
Gambar 2.15. Organ gastroeintestinal pada Ruminansia Kiri); Lambung ruminansia (kanan), memiliki empat ruang.
(Campbell, 2020).
Sistem pencernaan makanan pada hewan| 33
Ruminansia umumnya adalah herbivora seperti sapi, domba, dan kambing, yang seluruh
makanannya terdiri dari makan serat atau serat dalam jumlah besar. Mereka memiliki sistem pencernaan
yang membantu mereka mencerna sejumlah besar selulosa. Ciri menarik dari mulut ruminansia adalah
mereka tidak memiliki gigi seri atas. Mereka menggunakan gigi, lidah, dan bibir bawah mereka untuk
merobek dan mengunyah makanan mereka. Dari mulut, makanan bergerak ke kerongkongan dan ke
perut.
Dalam mencerna selulosa, ruminansia bersimbiosis dengan bakteri dan protozoa yang hidup
pada rumen dan retikulum di lambungnya. Selama makan, ruminansia mengunyah rerumputan dan
bebijian (makanan lain) secara singkat, lalu menelannya hingga makanan masuk ke rumen dan
retikulum. Di rumen dan retikulum terjadi pencernaan makanan (terutana pencernaan selulosa dari
tumbuhan), secara biologis oleh adanya aksi bakteri. Pada bagian ini makanan diubah menjadi
gumpalan/bongkahan (cud). Ruminansia secara periodik memuntahkan kembali gumpalan makanan
(cud) dari retikulum, untuk dikunyah kedua kalinya. Setelah dikunyah untuk kedua kalinya, makanan
ditelan lagi. Pada tahapan ini, makanan langsung masuk ke dalam omasum, tanpa melalui rumen dan
retikulum.
Karakter lambung ruminansia
Rumen dan retikulum secara struktural dan fungsional memiliki keterkaitan yang sangat erat,
sehingga secara bersama-sama keduanya sering disebut sebagai ruminoretikulum. Pada lambung
ruminansia, dimulai dari bagian kardia (bagian awal lambung) di dekat lobang esogafus, lapisan
mukosanya membentuk dua lipatan otot yang tebal membentuk alur atau celah. Alur/celah ini
membentang dari kardia hingga omasum, dan disebut sebagai sulkus ruminoretikularis (dapat juga
disebut sebagai sulkus retikular, sulkus gastrik, atau sulkus esofagal). Keberadaan sulkus ini penting,
karena dapat menjamin pemasukan makanan dari esofagus langsung ke dalam omasum, tanpa melalui
rumen dan retikulum (khususnya makanan yang ditelan kedua kalinya, paska pengunyahan ulang) .
Pada ruminansia yang masih menyusu kepada induknya, aktivitas menyusu akan menimbulkan
reflek kontrak pada otot-otot sulkus, yang mampu mengubah bentuk sulkus dari bentuk alur menjadi
bentuk tabung tertutup, yang menghubungkan antara kardia dan omasum. Reflek ini menjamin
perlajanan air susu dari kardia langsung masuk ke omasum, sehingga kualitas air susu induk sapi dapat
dijaga, karena tidak mengalami proses pencernaan di ruminoretikulum yang mengandung banyak
mikroba.
Sistem pencernaan makanan pada hewan| 34
Rumen biasanya berukuran sangat besar, dan pada beberapa spesies rumen dapat menampung
makanan hingga seperlima dari total berat badannya. Sebagian besar makanan ruminansia terdiri dari
selulosa, terutama berupa dinding sel tanaman. Ruminansia sangat bergantung pada keberadaan bakteri
dan siliata/ protozoa, yang hidup secara simbiotik dalam rumen, dan berperan dalam penguraian bahan
makanan secara kimia. Simbion tersebut hidup secara anaerob dan memenuhi kebutuhan energi dan
untuk pertumbuhan mereka dengan memecah selulosa menjadi berbagai asam lemak, metana dan
karbon dioksida melalui proses fermentasi yang kompleks. Sebagian besar produk gas akan dibuang,
asam lemak diserap melintasi lapisan rumen, yang kemudian digunakan dalam proses metabolisme
ruminansia itu.
Omasum adalah organ bulat yang memiliki lamina/lembaran-lembaran berotot (diperkirakan 90-
130 lamina pada omasum sapi) yang tersusun seperti lembaran-lembaran buku (sering disebut sebagai
perut buku). Lapisan dalam omasum dibatasi oleh lapisan sel skuamosa berlapis yang menutupi lamina
yang pendek. Setiap lamina mengandung tiga lapisan otot, termasuk lapisan tengah yang bersambungan
dengan tunica muscularis dari dinding omasum. Omasum domba dan kambing jauh lebih kecil
dibandingkan dengan omasum sapi. Makanan memasuki omasum melalui lobang reticulo-omasal, lalu
ke abomasun ke lobang omaso-abomasal (lihat Gambar 2.16).
Rumen anak sapi dengan papilanya Retikulum anak sapi
Omasum dengan tumpukan jaringan yang berlipat-lipat Aabomasum (lambung sejati) dengan papila-papilanya
Gambar 2.16. Lapisan dalam lambung anak sapi berumur 8 minggu, memperlihatkan rumen, retikulum, omasum dan
abomasum (Parish et al., 2017)
Sistem pencernaan makanan pada hewan| 35
Mikroorganisme yang ada di rumen jumlahnya sangat besar, dan berlipat ganda dengan sangat
cepat (satu mililiter isi rumen sapi mengandung bakteri dan ciliate hingga satu miliar). Pada saat
ruminansia memuntahkan makanan dari rumen ke mulut, makanan dan mikroorganisme dikunyah
bersamaan untuk memperoleh hasil pencernaan yang lebih sempurna. Selanjutnya, bahan makanan yang
telah tercerna secara lebih sempurna akan ditelan kembali dan langsung ke omasum kemudian ke
abomasum.
TUGAS !
Berdasarkan video proses
pencernaan pada hewan
ruminansia disamping,
buatlah resume dari video
tersebut!.
https://forms.gle/kPUw
C3yXjCA5mpFd7
Digestion In Geass Eating Animals :
https://youtu.be/CJomFwt3eMs
Abomasum disebut sebagai perut
sejati atau perut kelenjar. Abomasun
merupakan bagian kelenjar utama
pada sistem pencernaan ruminansia.
Pada epitel abomasum terdapat dua
daerah kelenjar utama, yang setara
dengan daerah kelenjar fundus
(daerah kelenjar lambung yang tepat)
dan daerah kelenjar pilorus. Pada
daerah kardia, terdapat kelenjar yang
sangat terbatas, ditemukan pada
daerah yang sangat sempit/kecil, yaitu
pada bagian yang berdekatan dengan
lobang omaso-abomasal.
Sistem pencernaan makanan pada hewan| 36
C. DAERAH PENCERNAAN DAN PENYERAPAN
Proses pencernaan dan penyerapan berlangsung di dalam usus. Di usus, bahan makanan
(karbohidrat, lipid, dan protein) dicerna lebih lanjut dengan bantuan enzim dan diubah menjadi berbagai
komponen penyusunnya agar dapat diserap dan digunakan secara optimal oleh hewan. Secara garis
besar, enzim pencernaan pada hewan dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu enzim pemecah
karbohidrat, pemecah lemak, dan pemecah protein. Bahan makanan yang telah dicerna secara sempurna
akan berubah bentuk menjadi bahan sederhana yang siap diserap. Perlu diingat bahwa di usus juga
terdapat berbagai nutrien lain yang diperlukan hewan, seperti vitamin dan mineral. Bagian berikut
membahas proses pencernaan karbohidrat, lipid, dan protein.
1. Pencernaan Karbohidrat
Enzim yang bertanggung jawab dalam pencernaan karbohidrat ialah karbohidrase. Enzim ini
memutuskan ikatan glikosidik pada karbohidrat (lihat Gambar 2.17) sehingga dapat dihasilkan
disakarida, trisakarida, dan polisakarida lain yang memiliki rantai lebih pendek. Berdasarkan jumlah
unit sakarida penyusunnya, karbohidrat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu polisakarida dan
oligosakarida.
Gambar 2.17. Ikatan glikosidik pada karbohidrat (Ishaq, 2017).
Sistem pencernaan makanan pada hewan| 37
Di dalam mulut, karbohidrat dalam
makanan akan dicerna secara mekanik
(dengan bantuan gigi) dan secara enzimatik
(oleh enzim ptialin/amilase ludah). Selain
mengandung enzim amilase, air ludah juga
berperan penting untuk membasahkan
makanan sehingga mudah ditelan. Amilase
ludah menguraikan karbohidrat dengan cara
memutus ikatan α-1,4 glikosidik pada pati
dan glikogen sehingga dihasilkan campuran
maltosa, glukosa, dan oligosakarida. Enzim
amilase juga disekresikan oleh pankreas.
Amilase pankreas dialirkan ke usus halus
bagian atas (duodenum, usus 12 jari) dan
akan memecahkan pati menjadi dekstrin,
maltotriosa, dan maltosa.
Enzim lain yang penting ialah disakarase atau glukosidase, yang akan memecah disakarida seperti
maltosa, laktosa, dan sukrosa menjadi glukosa, galaktosa, dan fruktosa.
Pada invertebrata, amilase disekresikan oleh kelenjar ludah atau jaringan kelenjar pada usus (usus
tengah). Oligosakaridase adalah enzim yang memecah disakarida atau trisakarida menjadi subunit
penyusunnya. Pada vertebrata, enzim oligosakaridase, yang biasanya disekresi oleh usus, terdiri atas
enzim sukrase, maltase, trehalase, dan laktase.
BAHAN BACAAN:
Akinfemiwa O, Muniraj T. Amylase [update 2021 jul 31]. in: statepearls [internet] treasure island (FL):
Statepearls publising; 2022 jan-. available from;
https: //www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557738/
Peyrot des Gachons, C.,& Breslin, P. A. (2016). salivary Amylase: digestion and metabolic syndrome.
current diabetes reports, 16 (10),102 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/gene/276
Sistem pencernaan makanan pada hewan| 38
Karbohidrat yang banyak ditemukan
pada dinding sel tumbuhan ialah selulosa.
Selulosa tersusun atas komponen dasar
penyusun selulosa (monomer) yang saling
berikatan dengan ikatan β-glikosidik.
Padahal, hewan tidak memiliki enzim yang
berfungsi untuk memecahkan ikatan β-
glikosidik. Untuk mencerna selulosa, hewan
memerlukan bantuan mikroorganisme
(bakteri dan protozoa) yang memiliki enzim
pemutus ikatan beta glikosidik. Peristiwa
penting yang terjadi pada saluran
pencernaan (khususnya pada lambung)
ruminansia ditunjukkan pada Gambar 2.18.
BAHAN BACAAN:
http://pressbooks- Gambar 2.18. Peristiwa yang terjadi pada lambung
dev.oer.hawaii.edu/humannutrition/chapter/digest ruminansia (Schmidt-nielsen, 1991 dalam Isnaeni,
ion-and-absorption-of-carbohydrates/ 2019).
TUGAS !
Berdasarkan video proses
pencernaan karbohidrat
disamping
1. jelaskan kembali proses
pemecahan karbohidrat pada
proses pencernaan makanan
dengan bahasa kalian
sendiri!
2. Bagaimana tubuh menyerap
dan mencerna karbohidrat
https://forms.gle/aCGxMnK
o9mWfK8sSA
Video Proses Pencernaan Karbohidrat
https://youtu.be/wgZyNW1dVxA
Sistem pencernaan makanan pada hewan| 39
2. Pencernaan Protein
Enzim yang berperan penting untuk mencerna protein adalah protease. Protease disekresikan
dalam bentuk inaktif (zimogen), yang dapat segera teraktifkan. Penyimpanan protease dalam bentuk
inaktif sangat penting untuk menghindari terjadinya self digestion (mencerna sel/jaringannya sendiri).
Apabila disimpan dalam bentuk aktif, protease dapat mencerna sel lambung, yang juga banyak
mengandung protein.
Apabila terdapat protein, sel dinding lambung akan menghasilkan gastrin, yaitu senyawa kimia
yang merangsang lambung untuk mengeluarkan HCl dari sel parietal dan pepsinogen dari sel kepala
(chief cells). Selanjutnya, enzim pemecah protein (proteolitik) akan menguraikan protein dengan cara
memutuskan ikatan peptida pada protein sehingga dihasilkan asam amino (lihat Gambar 2.19).
Gambar 2.19. ikatan peptida pada protein (kay, 1998 dalam Isnaeni, 2019).
Enzim proteolitik (pemecah protein) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu endopeptidase dan
eksopeptidase. Keduanya diperlukan dalam pencernaan protein baik pada pencernaan intraseluler
maupun ekstraseluler. Endopeptidase bertanggung jawab untuk memecah ikatan peptida spesifik pada
bagian tengah rantai protein (ikatan peptida yang jauh dari kedua ujung rantai protein). Kelompok enzim
ini terdiri atas pepsin, tripsin, dan kimotripsin. Tripsin berasal dari tripsinogen yang diaktivasi oleh
enterokinase (yang disekresikan oleh sel mukosa usus) atau oleh tripsin yang telah aktif.
Sistem pencernaan makanan pada hewan| 40
Proses pengaktifan tripsinogen menjadi tripsin oleh tripsin aktif dinamakan autokatalisis. Tripsin
akan memecah ikatan peptida yang berdekatan dengan asam amino basik di antara residu arginin dan
lisin. Kimotripsin dapat diaktivasi oleh tripsin, dan selanjutnya akan memecah ikatan peptida yang
mengandung asam amino aromatik.
Eksopeptidase berfungsi untuk memutuskan ikatan peptida di bagian ujung rantai polipeptida,
baik di ujung yang mengandung gugus amin maupun dekat ujung yang mengandung gugus karboksil
(lihat Gambar 2.20). Pemutusan ikatan peptida di dekat ujung yang mengandung gugus amin terjadi
dengan bantuan enzim aminopeptidase. Sementara, pemutusan ikatan peptida di dekat ujung yang
mengandung gugus karboksil terjadi dengan bantuan enzim karboksipeptidase.
Gambar 2.20. Rumus bangun umum oligopeptida, memperlihatkan ikatan-ikatan peptida
(Coon dan Stumpf, 1976 dalamIsnaeni, 2019).
Peptidase bertanggung jawab
dalam proses hidrolisis ikatan amino,
yang dapat ditemui dalam struktur
polipeptida protein. Karena peran
inilah maka enzim ini sering dikenal
sebagai enzim protease atau
proteinase. Enzim ini memiliki peran
yang sangat penting dalam proses
pencernaan pada semua hewan.
Enzim ini diproduksi dalam jumlah
besar di lambung dan pancreas, dan
penting untuk mengetahui kandungan
protein dalam makanan. Video Pencernaan Protein
https://youtu.be/ckqOvRObGB0
Sistem pencernaan makanan pada hewan| 41
Tipe enzim peptidase lain juga
TUGAS !
diproduksi di berbagai tempat di
Berdasarkan video proses pencernaan protein di atas ,
dalam tubuh, yang bermanfaat untuk
1. Jelaskan proses pemecahan protein saat proses
berbagai macam proses hidrolisis, mencerna makanan
antara lain dalam dalam proses 2. Bagaimana tubuh menyerap dan mencerna
protein
pembekuan darah.
https://forms.gle/wZJd9gjkJK49dcb56
Protease lain juga diproduksi kadar yang berbeda-beda dalam tubuh berbagai makhluk hidup,
termasuk juga bakteri, fungi dan tumbuhan. Berdasarkan sisi aktif dalam katalisnya, peptidase dapat
dibedakan menjadi empat kelas utama, yaitu protease serin, protease cysteine, metalloprotease dan
aspartyl/protease asam.
TUGAS !
Berdasarkan video fungsi protein di
samping, paparkan kembali fungsi
protein dalam tubuh manusia
dengan bahasa anda sendiri!
https://forms.gle/aGExcks8Ydke9
9Yv9
Video Fungsi Protein Bagi Tubuh
https://youtu.be/1884SeU9RsM
BAHAN BACAAN:
http://pressbooks-dev.oer.hawaii.edu/humannutrition/chapter/protein-digestion-and-absorption/
Sistem pencernaan makanan pada hewan| 42
3. Pencernaan Lipid
Pencernaan lipid baru dimulai pada saat bahan makanan sampai di usus. Pencernaan ini terjadi
dengan bantuan enzim lipase usus, lipase lambung, dan lipase pankreas. Lipase akan menghidrolisis
lipid dan trigliserida menjadi digliserida, monogliserida, gliserol, dan asam lemak bebas. Lipase
pankreas lebih mudah bereaksi dengan trigliserida berantai panjang, yang biasanya berlangsung pada pH
7–9. Lipase dalam bentuk zimogen (prolipase) akan diaktifkan oleh protein khusus dari sel epitel usus
(disebut kolipase) sehingga dapat memecah lipid menjadi asam lemak. Pencernaan lemak dipermudah
oleh adanya garam empedu, yang mampu menurunkan tegangan permukaan dan mengemulsikan tetes
lemak berukuran besar menjadi butiran yang lebih kecil. Pemecahan lipid oleh lipase dapat dilihat pada
Gambar 2.21.
Gambar 2.21. Garis besar pencernaan lipid oleh enzim lipase (Lehninger, 1994 dalam Isnaeni, 2019).
TUGAS !
Berdasarkan video
proses pencernaan pada
lipid disamping,
1. buatlah resume dari
video tersebut!.
2. Bagaimana tubuh
menyerap dan
mencerna lipid
3. Jelaskan kembali
prosespemecahan
lipid
Video Pencernaan Lipid
https://youtu.be/jud8LN1Scfg https://forms.gle/wX
cBZHMNffXJPSJw8
Sistem pencernaan makanan pada hewan| 43
BAHAN BACAAN:
http://pressbooks-
dev.oer.hawaii.edu/hum
annutrition/chapter/diges
tion-and-absorption-of-
lipids/
TUGAS !
Berdasarkan video
fungsi lipid di samping,
jeaskan kembali dengan
bahasa anda mengenai
Video Manfaat Lipid Bagi Tubuh fungsi lipid dalam tubuh
https://youtu.be/mVaK0uQaKtQ manusia.
https://forms.gle/iaG
qhn6PgAa4YHcKA
PENCERNAAN MANUSIA
Sistem pencernaan manusia adalah suatu sistem
dalam tubuh yang berperan sebagai penerima makanan
dari luar, yang kemudian diproses di dalam organ-organ
pencernaan manusia, dimulai dari menerima makanan
dari luar, mencerna, menyerap bahan yang dapat
diserap, serta mengeluarkan sisa-sisa pencernaan. Pada
manusia, makanan dicerna oleh alat-alat pencernaan
yang dimulai dari mulut, esofagus, lambung, pankreas,
hati, kantung empedu, usus halus, usus besar dan
berakhir di anus (lihat pada Gambar 2.22). Hasil-hasil
pencernaan kemudian diserap, sedangkan sisa-sisa
Gambar 2.22. Anatomi sistem pencernaan
pencernaan dibuang melalui alat-alat pengeluaran manusia (Campbell, 2020)
khusus.
Sistem pencernaan makanan pada hewan| 44