i Ekonomi Internasional
Ekonomi Internasional ii Unit Pembelajaran 05 EKONOMI INTERNASIONAL MATA PELAJARAN EKONOMI MADRASAH ALIYAH Penanggung Jawab Direktorat GTK Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia Penyusun Susiana Manisih Ameliasari Tauresia Kesuma Herlan Firmansyah Subiyanto Reviewer Dhiah Fitrayati Copyright © 2020 Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Hak Cipta Dilindungi Undang-undang Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Agama Republik Indonesia
iii Ekonomi Internasional KATA PENGANTAR Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 38 Tahun 2018 tentang Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Guru menegaskan bahwa PKB guru dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap, dan berkesinambungan. Kegiatan PKB guru dilaksanakan di tempat yang dekat dengan guru yaitu komunitas MGMP. Untuk menjaga mutu penyelenggaraan PKB di MGMP, berbagai persyaratan PKB telah diatur dalam juknis, salah satunya tentang modul PKB. Modul ini disusun sebagai bahan dalam penyelenggaran PKB guru mapel ekonomi di MGMP yang terdiri dari sepuluh Unit Pembelajaran. Masing-masing unit pembelajaran dapat digunakan secara sendiri-sendiri tanpa tergantung dari unit pembelajaran yang lain. Unit pembelajaran Ekonomi Internasional merupakan Unit Pembelajaran yang disiapkan untuk peningkatan kompetensi profesional dan pedagogik guru pada materi kerjasama ekonomi internasional, perdagangan internasional, dan neraca pembayaran. Semoga Unit pembelajaran ini dapat membantu guru dalam meningkatkan kompetensinya. Jakarta, Oktober 2020 Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Muhammad Zain
Ekonomi Internasional iv DAFTAR ISI KATA PENGANTAR................................................................................................................iii DAFTAR ISI ............................................................................................................................. iv DAFTAR TABEL ..................................................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................vii 01 PENDAHULUAN.................................................................................................................1 A. Latar Belakang ................................................................................................................1 B. Tujuan...............................................................................................................................2 C. Manfaat ............................................................................................................................ 3 D. Sasaran............................................................................................................................ 3 E. Petunjuk Penggunaan Modul...................................................................................... 3 F. Organisasi Pembelajaran.............................................................................................5 G. Perangkat Pembelajaran dan Sumber Daya yang Disiapkan.............................6 02 TARGET KOMPETENSI ................................................................................................... 7 A. Target Kompetensi Guru ............................................................................................. 7 1. Kompetensi Guru........................................................................................................ 7 2. Indikator Pencapaian Kompetensi Guru ..............................................................8 B. Target Kompetensi/Capaian Pembelajaran Peserta Didik ..................................9 1. Kompetensi Dasar/Capaian Pembelajaran...........................................................9 2. Indikator Pencapaian Kompetensi Peserta Didik............................................. 10 03 MATERI PEMBELAJARAN .............................................................................................13 A. Kerjasama Ekonomi Internasional ............................................................................13
v Ekonomi Internasional B. Perdagangan Internasional ........................................................................................16 C. Aplikasi Di Dunia Nyata...............................................................................................31 D. Integrasi Keislaman.....................................................................................................34 04 KEGIATAN PEMBELAJARAN.......................................................................................36 A. Kegiatan Pembelajaran In Service Learning 1 (In-1).............................................36 B. Kegiatan On the Job Learning (OJL).......................................................................47 C. Kegiatan Pembelajaran In Service Learning 2 (In-2)...........................................48 05 PENILAIAN.......................................................................................................................49 A. Pembahasan Soal UN dan OSN ..............................................................................49 B. Penilaian Formatif........................................................................................................58 06 PENUTUP.........................................................................................................................67 KUNCI JAWABAN PENILAIAN FORMATIF .....................................................................68 GLOSARIUM ......................................................................................................................... 69 DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................71
Ekonomi Internasional vi DAFTAR TABEL Tabel 1 Organisasi Pembelajaran .......................................................................................5 Tabel 2 Target Kompetensi Guru....................................................................................... 7 Tabel 3 Indikator Pencapaian Kompetensi Guru............................................................8 Tabel 4 Kompetensi Dasar/Capaian Pembelajaran Peserta Didik.............................9 Tabel 5 Indikator Pencapaian Kompetensi Pengetahuan Peserta Didik................ 10 Tabel 6 Indikator Pencapaian Kompetensi Ketrampilan Peserta Didik ....................11 Tabel 7 Ilustrasi Teori Keunggulan Mutlak (Absolute Advantage) ............................19 Tabel 8 Ilustrasi Teori Keunggulan Komparatif............................................................ 20
vii Ekonomi Internasional DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Alur Kegiatan In-On-In ........................................................................................6 Gambar 2 Logo Lembaga Kerjasama Internasional .....................................................16
Ekonomi Internasional 1 01 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem pendidikan Nasional, tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan pendidikan nasional tersebut sejalan dengan hakikat pembangunan menurut amanat UUD 1945 yang menyebutkan bahwa hakikat pembangunan nasional adalah: mencerdaskan kehidupan bangsa, menciptakan kesejahteraan umum, melindungi seluruh tumpah darah Indonesia, dan membantu melaksanakan ketertiban dunia dan perdamaian abadi. Pendidikan menjadi salah satu langkah dalam mewujudkan hakikat pembangunan nasional Indonesia. Trend teknologi informasi yang terjadi pada abad ini memberikan iklim keterbukaan di semua sendi kehidupan bernegara, tak terkecuali ekonomi. Globalisasi ekonomi menjadi keniscayaan bagi semua negara di dunia. Hampir dapat dipastikan tidak ada satu negarapun di dunia sekarang yang tidak berhubungan dengan dunia luar. Kerjasama ekonomi internasional saat ini berkembang cukup pesat. Masingmasing negara memiliki keleluasaan untuk menjalin kerjasama baik bilateral, regional, maupun multilateral. Kawasan-kawasan bebas perdagangan bermunculan di berbagai area. Di kawasan regional Asia Tenggara dibentuk MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) yang merupakan free trade zone di kawasan Asia Tenggara. Bahkan, kawasan ini juga menjadi kawasan bebas fiskal yang memudahkan mobilitas penduduk di kawasan ini. Kecanggihan teknologi informasi juga memberi kemudahan pada transaksi perdagangan internasional. Perdagangan internasional saat ini tidak saja dilakukan oleh pengusaha ekspor-impor berskala besar, namun pedagang dan pembeli dapat langsung bertransaksi di pasar global melalui pasar-pasar online
2 Ekonomi Internasional yang berkembang pesat. Interaksi di perdagangan online nyaris tanpa batas ruang dan waktu. Globalisasi menjadikan kerjasama internasional dan perdagangan internasional berkembang pesat. Sebagai salah satu materi yang menjadi tuntutan kompetensi bagi peserta didik di tingkat pendidikan menengah, materi ini sangat penting bagi siswa.. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), tujuan umum pendidikan ekonomi di SMA/MA adalah agar peserta didik dapat merekam peristiwa ekonomi yang terjadi disekitar lingkungannya dan mengambil manfaat untuk kehidupannya yang lebih baik. Tujuan pendidikan ekonomi ini mengemban amanat agar pembelajaran ekonomi bersifat kontekstual. Pembelajaran ekonomi diharapkan tidak sebatas pembahasan teori di dalam ruang kelas, namun menjadikan peserta didik memahami permasalahan ekonomi yang terjadi di lingkungannya. Untuk dapat mengawal pembelajaran ekonomi yang kontekstual tersebut, diperlukan guru ekonomi yang tidak saja memahami konsep ekonomi, namun juga memahami trend dan permasalahan ekonomi global. Program PKB guru ekonomi melalui MGMP diharapkan dapat menjadi ajang guru-guru ekonomi mendalami permasalahan kerjasama ekonomi dan perdagangan internasional secara teoritis dan kontekstual. Sehingga, guru-guru ekonomi mampu menyelenggarakan pembelajaran ekonomi yang bermakna bagi peserta didik. B. Tujuan Tujuan penyusunan modul ini adalah: 1. Meningkatkan kompetensi pedagogis dan kompetensi profesional guru melalui kegiatan PKB di MGMP. 2. Memfasilitasi sumber belajar bagi guru dalam penyelenggaraan PKB. 3. Meningkatkan hasil pembelajaran peserta didik.
Ekonomi Internasional 3 C. Manfaat Modul ini diharapkan bermanfaat untuk: 1. Sebagai sumber belajar bagi guru dalam melaksanakan PKB 2. Sebagai bahan bacaan bagi guru untuk mengembangkan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. 3. Sebagai sarana bagi guru untuk melakukan asesmen mandiri dalam kompetensi professional dan kompetensi pedagogik. 4. Sebagai referensi bagi guru untuk mengembangkan instrumen penilaian peserta didik. D. Sasaran 1. Fasilitator Nasional, Propinsi, dan Kabupaten/Kota 2. Pengawas Madrasah 3. Kepala Madrasah 4. Ketua MGMP Ekonomi 5. Guru Ekonomi 6. Peserta Didik E. Petunjuk Penggunaan Modul Agar penggunaan modul ini bisa berhasil sesuai yang diharapkan, maka perhatikan petunjuk penggunaan modul berikut ini: 1. Pahami tujuan dan target kompetensi yang diharapkan 2. Bacalah dengan cermat keseluruhan isi modul. 3. Perkaya diri dengan membaca bahan bacaan dan sumber belajar terkait materi yang sedang dipelajari. 4. Ikuti seluruh aktivitas pembelajaran di tiap-tiap UP dalam satu paket kegiatan dengan pola in-on-in sebagai berikut: 1) Kegiatan pembelajaran In learning 1 (in 1) Kegiatan ini merupakan kegiatan tatap muka dan/atau daring yang dilakukan dalam kegiatan PKB di bawah pengelolaan MGMP Ekonomi.
4 Ekonomi Internasional Aktivitas kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan in-1 diantaranya adalah: a) Melakukan analisis kebutuhan guru baik dalam kompetensi professional maupun pedagogik terkait materi dalam unit pembelajaran. b) Mengkaji materi bersama fasilitator dan teman sejawat serta mendiskusikan materi-materi esensial yang kemungkinan masih menimbulkan miskonsepsi di kalangan guru. c) Mendemonstrasikan praktek baik pembelajaran yang pernah dilakukan oleh guru terkait materi dalam unit pembelajaran, maupun yang dicontohkan dalam UP ini. d) Mempelajari dan membuat LKPD yang akan diterapkan dalam kegiatan on the job learning. e) Mempersiapkan intrumen penilaian proses dan hasil belajar. 2) Kegiatan Pembelajaran On the job learning Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini diantaranya adalah: a) Mengkaji materi untuk mendapatkan pemahaman lebih mendalam. b) Mempraktekkan pembelajaran bersama peserta didik berdasarkan rancangan pembelajaran dan LKPD yang dibuat pada kegiatan in-1. c) Melakukan evaluasi dan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran. d) Membuat laporan pelaksanaan on the job learning dengan melampirkan bukti fisik dan dokumentasi kegiatan yang mendukung. 3) Kegiatan pembelajaran In learning 2 (in 2) Dalam tahap in learning 2 dilakukan aktivitas diantaranya sebagai berikut: a) Melakukan presentasi laporan kegiatan on the job learning.
Ekonomi Internasional 5 b) Mendiskusikan dan memberi catatan-catatan perbaikan pelaksanaan pembelajaran. c) Mengevaluasi dan merefleksi pelaksanaan on the job learning. d) Semua hasil kegiatan peserta didik dilampirkan sebagai bukti fisik bahwa peserta diklat telah menyelesaikan seluruh tugas OJT yang ada pada Unit Pembelajaran. F. Organisasi Pembelajaran Penggunaan Unit pembelajaran Ekonomi Internasional dalam kegiatan PKB guru ekonomi digambarkan dalam tabel berikut. Tabel 1 Organisasi Pembelajaran No Keterangan Kegiatan Jumlah JP Output/RTL 1 In Service Learning – 1 (In-1) 1. Kajian materi 4 JP Desain Pembelajaran untuk kegiatan On the job learning 2. Pengembangan desain pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan 4 JP 2 On The Job Learning (On) Melaksanakan pembelajaran di madrasah masingmasing sesuai dengan desain pembelajaran 6 JP Laporan On the Job Learning 3 In Service Learning – 2 (In-2) Mendiskusikan dan melakukan refleksi terkait Laporan praktik On 4 JP Dokumentasi praktik baik guru terkait materi UP Jumlah JP 18 JP
6 Ekonomi Internasional Alur kegiatan dalam setiap aktivitas pembelajaran dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 1 Alur Kegiatan In-On-In G. Perangkat Pembelajaran dan Sumber Daya yang Disiapkan 1. Perangkat Pembelajaran a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) b. Bahan ajar c. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) d. Media pembelajaran e. Instrumen penilaian 2. Sumber Daya a. Dokumentasi praktik baik guru terkait Unit Pembelajaran b. Sumber daya pendukung lainnya
Ekonomi Internasional 7 02 TARGET KOMPETENSI A. Target Kompetensi Guru Target kompetensi guru didasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Dalam Unit Pembelajaran ini, target kompetensi yang dituangkan hanya yang terkait kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. 1. Kompetensi Guru Tabel 2 Target Kompetensi Guru Ranah Kompetensi Target Kompetensi Kompetensi Pedagogik 1. Menyusun perencanaan pembelajaran Kerjasama Internasional dan Perdagangan Internasional yang sesuai dengan kondisi dan gaya belajar peserta didik. 2. Menyelenggarakan pembelajaran Kerjasama Internasional dan Perdagangan Internasional yang dapat mengembangkan potensi peserta didik. 3. Menyelenggarakan penilaian pembelajaran Kerjasama Internasional dan Perdagangan Internasional yang adil dan lengkap. 4. Melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Kompetensi Profesional 1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan tentang materi Kerjasama Internasional dan Perdagangan Internasional. 2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar materi Kerjasama Internasional dan Perdagangan Internasional.
8 Ekonomi Internasional 2. Indikator Pencapaian Kompetensi Guru Tabel 3 Indikator Pencapaian Kompetensi Guru Target Kompetensi Guru Indikator Pencapaian Kompetensi Guru Kompetensi Pedagogik 1. Menyusun perencanaan pembelajaran Ekonomi Internasional yang sesuai dengan kondisi dan gaya belajar peserta didik. 1. Menguraikan tujuan pembelajaran materi Kerjasama Internasional dan Perdagangan Internasional. 2. Merancang pembelajaran yang memberi pengalaman belajar bermakna bagi peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. 3. Melaksanakan penilaian yang adil dan dapat mengukur tujuan pembelajaran. 2. Menyelenggarakan pembelajaran Ekonomi Internasional yang dapat mengembangkan potensi peserta didik. 1. Melaksanakan pembelajaran materi Kerjasama Internasional dan Perdagangan Internasional dengan mengoptimalkan peran aktif peserta didik dalam pembelajaran. 2. Menggunakan berbagai media yang tepat dengan kondisi peserta didik dan dapat mencapai tujuan pembelajaran. 3. Menyelenggarakan penilaian pembelajaran Ekonomi Internasional yang adil dan lengkap. 1. Menyusun instrumen penilaian yang adil mengukur ketercapaian hasil belajar peserta didik. 2. Menganalisis hasil belajar peserta didik untuk perbaikan pembelajaran atau pengayaan. 4. Melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. 1. Melaksanakan refleksi pembelajaran. 2. Menemukan kelebihan dan kelemahan pembelajaran. 3. Membimbing siswa menemukan makna pembelajaran tentang Kerjasama Internasional dan Perdagangan Intenasional Kompetensi Profesional 1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan tentang Ekonomi Internasional. 1. Menganalisis struktur, konsep dan pola pikir materi Kerjasama Internasional dan Perdagangan Internasional.
Ekonomi Internasional 9 B. Target Kompetensi/Capaian Pembelajaran Peserta Didik Target kompetensi peserta didik dalam Unit Pembelajaran (UP) ini ini dikembangkan berdasarkan Kompetensi Dasar kelas XI semester 2 (dua) sesuai dengan Permendikbud nomor 37 tahun 2018 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar dan Menengah. 1. Kompetensi Dasar/Capaian Pembelajaran Tabel 4 Kompetensi Dasar/Capaian Pembelajaran Peserta Didik Kompetensi Dasar/Capaian Pembelajaran Pengetahuan Kompetensi Dasar/Capaian Pembelajaran Ketrampilan 3.8. Mendeskripsikan kerja sama ekonomi internasional 4.8. Menyajikan bentuk dan manfaat kerja sama ekonomi internasional 3.9. Menganalisis konsep dan kebijakan perdagangan internasional 4.9. Menyajikan dampak kebijakan perdagangan internasional 2. Menganalisis penyebab, dampak dan kebijakan dalam Kerjasama Internasional dan Perdagangan Internasional. 3. Menganalisis permasalahan Kerjasama Internasional dan Perdagangan Internasional dan cara mengatasinya. 2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar materi Ekonomi Internasional. 1. Menganalisis Standar kompetensi dan kompetensi dasar Kerjasama Internasional dan Perdagangan Internasional. 2. Mengembangkan materi Kerjasama Internasional dan Perdagangan Internasional dalam indikator pengayaan sesuai dengan karakteristik peserta didik.
10 Ekonomi Internasional 2. Indikator Pencapaian Kompetensi Peserta Didik Tabel 5 Indikator Pencapaian Kompetensi Pengetahuan Peserta Didik Kompetensi Dasar Pengetahuan Indikator Pencapaian Kompetensi 3.8.Mendeskripsikan kerja sama ekonomi internasional IPK Pendukung: 1. Menjelaskan pengertian kerjasama ekonomi internasional 2. Mengidentifikasi manfaat kerjasama ekonomi internasional IPK Inti: 3. Menjelaskan bentuk-bentuk kerjasama ekonomi internasional 4. Mengidentifiasi bentuk-bentuk kerjasama ekonomi internasional 5. Mengidentifikasi lembaga-lembaga kerjasama ekonomi internasional IPK Pengayaan: 6. Menganalisis lembaga-lembaga kerjasama ekonomi internasional 3.9. Menganalisis konsep dan kebijakan perdagangan internasional IPK Pendukung: 1. Menjelaskan pengertian perdagangan internasional 2. Menjelaskan manfaat perdagangan internasional 3. Mengidentifikasi faktor pendorong dan penghambat perdagangan internasional 4. Menjelaskan teori perdagangan internasional 5. Mengidentifikasi tujuan kebijakan perdagangan internasional IPK Inti: 6. Menghitung besarnya keuntungan mutlak dan keuntungan komparatif 7. Menjelaskan kebijakan perdagangan internasional 8. Mengidentifikasi berbagai kebijakan perdagangan internasional 9. Menjelaskan alat dan cara pembayaran internasional 10.Mengidentifikasi alat pembayaran dan cara pembayaran internasional 11. Menjelaskan neraca pembayaran dan neraca
Ekonomi Internasional 11 perdagangan 12.Menjelaskan pos-pos dalam neraca pembayaran 13. Menjelaskan surplus atau defisit dalam neraca pembayaran 14. Menjelaskan pengaruh neraca perdagangan terhadap kurs valuta asing IPK Pengayaan: 15.Menganalisis pengaruh neraca perdagangan terhadap kurs valuta asing 16.Menganalisis sistem kurs dalam neraca perdagangan Tabel 6 Indikator Pencapaian Kompetensi Ketrampilan Peserta Didik Kompetensi Dasar Ketrampilan Indikator Pencapaian Kompetensi 4.8. Menyajikan bentuk dan manfaat kerja sama ekonomi internasional IPK Pendukung: 1. Menyajikan bentuk-bentuk kerjasama internasional IPK Inti: 2. Menyajikan lembaga kerjasama ekonomi internasional 3. Menyajikan karakteristik kerjasama ekonomi internasional IPK Pengayaan: 4. Menyajikan berbagai bentuk kerjasama ekonomi internasional 5. Menyajikan bentuk dan manfaat kerjasama ekonomi internasional 6. Mempresentasikanbentuk dan manfaat kerjasama ekonomi internasional. 4.9. Menyajikan dampak kebijakan perdagangan internasional IPK Pendukung: 1. Menyajikan macam-macam kebijakan internasional 2. Menyajikan alat dan cara pembayaran dalam perdagangan internasional
12 Ekonomi Internasional IPK Inti: 3. Menyajikan neraca perdagangan dan neraca pembayaran. 4. Menyajikan surplus dan defisit neraca pembayaran 5. Menyajikan nilai kurs mata uang 6. Menggambar grafik fluktuasi nilai tukar mata uang 7. Menyajikan dampak kebijakan perdagangan internasional IPK Pengayaan: 8. Memperesentasikan dampak kebijakan perdagangan internasional
Ekonomi Internasional 13 03 MATERI PEMBELAJARAN A. Kerjasama Ekonomi Internasional Globalisasi ekonomi menjadi keniscayaan dalam model perekonomian terbuka yang saat ini sedang berlangsung. Era keterbukaan menjadikan arus barang, jasa, dan berbagai sumber daya leluasa keluar masuk suatu negara. Kondisi tersebut membuka peluang sekaligus tantangan bagi negara manapun. Dunia seperti desa global (global village) yang melintasi berbagai batasan. Kerjasama internasional di bidang ekonomi adalah kerjasama ekonomi antar negara yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi, pertumbuhan ekonomi, hingga struktur kegiatan ekonomi nasional. Kerjasama ekonomi internasional dilandasi oleh faktor kesadaran bahwa masalah perekonomian negara tidak dapat diselesaikan sendiri. Kerjasama dengan negara lain diharapkan dapat mengatasi berbagai permasalahan ekonomi negara. 1. Manfaat Kerjasama Ekonomi Internasional Sebagai bentuk hubungan yang saling menguntungkan, banyak manfaat adanya kerjasama ekonomi internasional, diantaranya adalah: • Meningkatkan pendapatan nasional Kerjasama ekonomi internasional dapat meningkatkan pendapatan nasional yang berarti meningkat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi. Pendapatan nasional dapat meningkat dari nilai positif faktor netto luar negara. Demikian juga investasi asing dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja. • Memperluas lapangan kerja Arus tenaga kerja dalam kerjasama ekonomi internasional saat ini menjadi peluang bagi angkatan kerja dalam negeri bekerja di luar negeri. Demikian juga sebaliknya. Untuk dapat menangkap peluang kerja di luar negeri perlu ditingkatkan kualitas tenaga kerja sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja luar negeri.
14 Ekonomi Internasional • Mencukupi kebutuhan dalam negeri Kerjasama ekonomi internasional memudahkan arus barang jan jasa. Kebutuhan warga negara yang belum bisa dicukupi di dalam negeri dapat dipenuhi dari luar negeri baik melalui perdagangan internasional maupun hibah/bantuan. • Mempererat hubungan antar negara Kerjasama ekonomi internasional dapat mempererat hubungan antar negara karena memungkinkan antar negara membantu secara ekonomi. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kerjasama ekonomi internasional memungkinkan adanya transfer teknologi sehingga meningkatkan kualitas sumber daya manusia di dalam negeri. 2. Bentuk Kerjasama Ekonomi Internasional • Bilateral Merupakan kerjasama ekonomi antar dua negara yang bertujuan untuk saling membantu. Misalnya, kerjasama ekonomi Indonesia dengan Jepang. • Regional Adalah kerjasama ekonomi antar negara-negara dalam satu wilayah regional tertentu. Misalnya kerjasama ekonomi antar negara di Asia Tenggara melalui ASEAN. Demikian juga Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) merupakan kerjasama ekonomi antar negara di Eropa. • Antar- regional Merupakan kerjasama ekonomi antar lembaga ekonomi regional. Misalnya kerjasama ASEAN dengan MEE. • Sub-Regional Adalah kerjasama yang dilakukan oleh beberapa negara dalam sub kawasan tertentu. Misalnya kerja sama tiga negara Belgia, Belanda, dan Luksemburg yang dikenal dengan Benelux. Di kawasan Asia Tenggara juga terjalin kerja sama antara Indonesia, Malaysia, dan Singapura kerja sama pertumbuhan ekonomi Growth Triangle (IMT-GT)
Ekonomi Internasional 15 • Multilateral Adalah bentuk kerjasama antar banyak yang tidak terikat oleh wilayah/regional tertentu. Misalnya WTO, IMF, dan sebagainya. 3. Lembaga Kerjasama Ekonomi Internasional 1) Kerjasama Regional yang Diikuti Pemerintah Indonesia Contoh kerjasama regional yang diikuti Indonesia adalah MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). MEA didirikan pada tahun 2015 dimana negara anggota ASEAN telah menyetujui Cetak Biru Masyarakat Ekonomi ASEAN 2025. Cetak Biru MEA 2025 akan terbangun di atas Cetak Biru MEA 2015 yang terdiri dari lima karakteristik yang saling terkait dan saling menguatkan, yaitu: (a) ekonomi yang terpadu dan terintegrasi penuh; (b) ASEAN yang berdaya saing, inovatif, dan dinamis; (c) Peningkatan konektivitas dan kerja sama sektoral; (d) ASEAN yang tangguh, inklusif, serta berorientasi dan berpusat pada masyarakat; dan (e) ASEAN yang global. MEA 2015 bertujuan meningkatkan kesejahteraan ASEAN yang memiliki karakteristik sebagai pasar dan basis produksi tunggal, kawasan ASEAN yang lebih dinamis dan berdaya saing, memiliki pembangunan yang setara, serta mempercepat keterpaduan ekonomi di kawasan ASEAN dan dengan kawasan di luar ASEAN. Dan masih banyak lagi kerjasama regional yang diikuti pemerintah Indonesia dapat dilihat di www.kemlu.go.id. 2) Kerjasama Multilateral yang Diikuti Pemerintah Indonesia Pemerintah Indonesia juga menjadi anggota beberapa lembaga kerjasama multilateral diantaranya adalah Organisasi Konferensi Islam (OKI). G-15, WTO (world Trade Organization), Perserikatan Bangsa-Bangsa /PBB, G-20, dan sebagainya. Lembaga kerjasama multilateral yang diikuti pemerintah Indonesia dapat dilihat di www.kemlu.go.id dan juga www.bi.go.id.
16 Ekonomi Internasional Gambar 2 Logo Lembaga Kerjasama Internasional B. Perdagangan Internasional 1. Pengertian Perdagangan internasional merupakan kerjasama ekonomi yang dilakukan oleh satu negara dengan negara lain berkaitan dengan barang dan jasa sehingga mampu membawa kemakmuran bagi suatu negara. Dalam kegiatan perdagangan internasional terjadi proses pertukaran barang dan jasa atas dasar suka rela dan saling menguntungkan. Dalam bahasa ekonomi, perdagangan internasional dikenal dengan ekspor dan impor. Emmy Lilimantik (2015), mengemukakan perdagangan internasional bermanfaat untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu negara (fungsi
Ekonomi Internasional 17 utama), memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi atau belum mampu diproduksi di negeri sendiri, memperoleh keuntungan dari spesialisasi, memperluas pasar dan menambah keuntungan serta transfer teknologi modern. 2. Faktor Pendorong terjadinya Perdagangan Internasional Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional. Beberapa faktor diantaranya adalah:. 1) Perbedaan kekayaan sumber daya alam 2) Perbedaan atau kesamaan selera konsumen 3) Perbedaan iklim mengakibatkan produk yang dihasilkan berbeda 4) Prinsip keunggulan komparatif (Comparative Advantage), dalam hal ini motifnya adalah mencari keuntungan ekonomi. 5) Kemudahan dalam e-commerce dan sarana transportasi memudahkan terjadinya perdagangan internasional. 6) Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri yang belum tercukupi. 7) Motivasi memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara 8) Faktor perbedaan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi 9) Kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual produk tersebut. 10) Keinginan membuka kerjasama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain 11) Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negarapun di dunia dapat hidup sendiri 3. Hambatan Perdagangan Internasional Beberapa faktor berikut ini bisa menjadi hambatan dalam perdagangan internasional:
18 Ekonomi Internasional • Kondisi tidak aman di suatu negara menjadi hambatan utama dalam perdagangan internasional. Kondisi tidak aman ini bisa disebabkan oleh konflik internal maupun eksternal. • Kebijakan perdagangan internasional yang diterapkan oleh suatu negara seperti kuota impor, tarif, dan lain-lain bisa menjadi hambatan perdagangan internasional. • Ketidakstabilan nilai kurs mata uang menjadi hambatan dalam perdagangan internasional karena menimbulkan kesulitan eksportir dan importir dalam menentukan nilai tukar perdagangan. Ketidakstabilan nilai kurs biasanya disebabkan oleh krisis yang dihadapi suatu negara. 4. Dampak Perdagangan Internasional Dampak positif perdagangan internasional diantaranya adalah: 1) Mempererat persahabatan antar bangsa 2) Menambah pendapatan nasional 3) Menciptakan efisiensi dan spesialisasi 4) Memperluas kesempatan kerja 5) Mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi 6) Memungkinkan konsumsi yang beragam bagi warga negara Dampak negatif perdagangan internasional: 1) Adanya ketergantungan suatu negara terhadap negara lain 2) Banyak industri kecil yang kurang mampu bersaing menjadi gulung tikar 3) Adanya konsumsi masyarakat yang meniru konsumsi negara yang lebih maju 4) Berakibat negatif pada Neraca Pembayaran dan Neraca Perdagangan 5) Adanya persaingan yang tidak sehat dalam perdagangan internasional 6) Timbulnya penjajahan ekonomi oleh negara yang lebih maju. 7) Terjadinya kekurangan tabungan masyarakat untuk investasi . Hal ini terjadi karena masyarakat menjadi lebih konsumtif.
Ekonomi Internasional 19 5. Teori Perdagangan Internasional Teori perdagangan internasional meliputi teori klasik dan teori modern. Teori klasik terdiri dari teori keunggulan mutlak (absolute advantage theory) yang dikemukakan oleh Adam Smith, dan teori keunggulan komparatif (comparative advantage theory) yang dikemukan oleh David Ricardo. Dalam perkembangannya, teori perdagangan internasional modern dikemukakan oleh beberapa tokoh seperti Bertil Ohlin, Harold Domar, dan sebagainya. 1) Teori Klasik Keunggulan Mutlak (Absolute Advantage) Menurut Adam Smith pelopor teori klasik, setiap negara akan memperoleh manfaat perdagangan internasional karena melakukan spesiliasi produksi. Keuntungan perdagangan internasional diperoleh dengan mengekspor barang jika negara tersebut memiliki keunggulan mutlak (absolut advantage) serta mengimpor barang, jika negara tersebut tidak memiliki keunggulan mutlak. Teori keunggulan mutlak dapat dijelaskan dalam tabel berikut. Tabel 7 Ilustrasi Teori Keunggulan Mutlak (Absolute Advantage) Produk Per Satuan Tenaga Kerja Gandum Kain DTDN Australia 15 Kg 5 m 5 Kg = 1 m 1 Kg = 1/5 m Indonesia 4 Kg 8 m ½ Kg = 1 m 1 Kg = 2m Keterangan: DTDN = Dasar Tukar Dalam negeri Manfaat dari spesialisasi produksi : ✓ Dengan spesialisasi dan mengekspor 1 kg gandum ke Indonesia, Australia akan mendapat 2m kain, sedang di dalam negeri hanya dinilai 1/5m kain, maka keuntungan (gain from trade) 2m - 1/5m = 1 4/5m kain. ✓ Sebaliknya Indonesia akan spesialisasi produksi dan ekspor 1 m kain, ke Australia, dan Indonesia akan mendapatkan 5 kg gandum, sedang di
20 Ekonomi Internasional dalam negeri hanya dinilai dengan ½ kg gandum, sehingga keuntungannya 5 kg - ½ kg = 4 ½ kg gandum. Dikatakan absolute advantage karena masing-masing negara dalam menghasilkan satu macam barang dengan biaya (diukur dengan unit tenaga kerja) yang secara absolut lebih rendah dari negara lain. 2) Teori Klasik Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage) Teori keunggulan komparatif dipelopori oleh John Stuart Mill dan David Ricardo yang mengemukakan bahwa meskipun suatu negara tidak memiliki keunggulan mutlak, negara tersebut masih bisa mengadakan perdagangan internasional. Dalam teori ini, perdagangan internasional dasar tukar ditentukan oleh ongkos komparatif (biaya yang paling murah di negara yang bersangkutan). Dalam teori ini, nilai/harga suatu barang ditentukan oleh banyaknya tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi barang tersebut. Makin banyak tenaga yang digunakan untuk memproduksi suatu barang, makin mahal barang tersebut, dan sebaliknya. Tabel 8 Ilustrasi Teori Keunggulan Komparatif Negara Jam Kerja Per Satuan Output Dasar Tukar Dalam Negeri Kedelai Bawang Jepang 100 Kg/Jam 50 Kg/Jam 1 Kg Kedelai = 0,5 Bawang 1 Kg Bawang = 2 Kg Kedelai Thailand 50 Kg/Jam 40 Kg/Jam 1 Kg Kedelai = 0,8 Kg Bawang 1 Kg Bawang = 1,25 Kg Kedelai Dari contoh tersebut Jepang memiliki keunggulan mutlak untuk kedua jenis produk, sedangkan Thailand tidak memiliki keunggulan mutlak di kedua produk. Namun menurut David Ricardo, kedua negara tersebut masih dapat melakukan perdagangan internasional antara kedelai dan bawang. Keunggulan komparatif antara Jepang dan Thailand dalam produk bawang dan kedelai adalah sebagai berikut:
Ekonomi Internasional 21 • Di Jepang 1Kg kedelai = 0,5 kg bawang, dan di Thailand 1 Kg kedelai = 0,8kg bawang, berarti dengan jam kerja yang sama produktifitas bawang di Thailand lebih tinggi. Jika kedua negara berdagang, maka Jepang akan menjual kedelai ke Thailand untuk mendapatkan bawang dengan mendapat keuntungan sebesar 0,8-0,5 = 0,3kg bawang. • Di Thailand 1 kg bawang = 1,25kg kedelai, dan di Jepang 1 kg bawang = 2kg kedelai, berarti dengan jam kerja sama, produktifitas kedelai di Jepang lebih tinggi dibanding di Thailand dengan selisih 2 – 1,25 = 0,75kg/jam kerja. Jika kedua negara berdagang, maka Thailand akan menjual kedelai untuk mendapatkan bawang ke Jepang. 3) Teori Modern Perdagangan Internasional Teori modern perdagangan internasional diawali oleh ekonom Swedia Eli Heckster (1919) dan Bertil Ohlin (1933), kemudian dikenal dengan teori HO, yang mengkritisi kelemahan teori keunggulan komparatif/comparative advantage (dalam Darwanto, 2009). Menurut teori H-O, perdagangan internasional akan terjadi antar negara-negara yang memiliki kekayaan sumber daya berbeda. Kekayaan sumber daya yang dimiliki suatu negara mengakibatkan ongkos produksi di negara tersebut lebih murah. Negara yang kaya akan faktor produksi tertentu akan melakukan spesialisasi produksi untuk diekspor ke negara yang memiliki kelangkaan faktor produksi tersebut. Teori H-O dikenal juga sebagai teori neo klasik atau teori modern karena memperbaiki beberapa asumsi dalam keunggulan komparatif sehingga mendekati kenyataan. Teori H-O memperbaiki asumsi teori klasik bahwa faktor produksi hanya tenaga kerja. Menurut H-O, faktor produksi lebih dari satu macam. Suatu negara akan memaksimalkan produksi menggunakan kekayaan sumber daya yang dimiliki sehingga mampu memproduksi dengan biaya yang lebih murah. Demikian juga negara lain akan melakukan hal yang sama, menggunakan kekayaan faktor produksi
22 Ekonomi Internasional yang dimilikinya untuk melakukan spesialisasi sehingga terjadilah perdagangan internasional. Teori modern Hecksher-ohlin atau teori H-O jika suatu negara memiliki faktor produksi tenaga kerja lebih banyak dari pada negara lain, sedang negara lain memilik faktor produksi modal lebih banyak dari negera tersebut, maka kedua negara ini dapat melakukan pertukaran. Analisis teori H-O menggunakan kurva isocost yaitu kurva yang menggambarkan total biaya produksi yang sama, dan kurva isoquant yang menggambarkan total kuantitas produk yang sama. Persinggungan antara kurva isocost dengan kurva isoquant merupakan titik optimal, dimana produk maksimal diperoleh dengan biaya tertentu, atau dengan biaya minimal diperoleh produk tertentu. Comparative advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masingmasing negara akan ditentukan oleh struktur atau proporsi faktor produksi yang dimilikinya. Teori ini berbasis pada faktor endowment (kepemilikan faktor produksi), dan faktor intensity (teknologi yang digunakan dalam proses produksi apakah labor intensity atau capital intensity. Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang sejenis akan sama pula sehingga perdagangan internasional tidak akan terjadi. Dalam perkembangannya, perdagangan internasional tetap terjadi antar negara-negara yang memiliki kekayaan faktor produksi yang sama. Oleh karena itu teori H-O mendapat kritikan dan perbaikan dari teori modern berikutnya. Diantaranya oleh teori kesamaan faktor produksi oleh Samuelson serta teori permintaan dan penawaran. Bahan bacaan lebih lengkap dapat dibaca dari berbagai sumber diantaranya: file:///D:/Modul%20Ekonomi%20(PKB)/Buku%20Ajar%20Kebijakan%20Ekonomi%20Interna sional.pdf dan https://core.ac.uk/download/pdf/11702319.pdf.
Ekonomi Internasional 23 6. Kebijakan Perdagangan Internasional Kebijakan perdagangan internasional merupakan salah satu kebijakan dalam ekonomi internasional. Kebijakan ekonomi internasional merupakan kebijakan pemerintah untuk memengaruhi/mengatur perdagangan dan pembayaran internasional. Tujuan kebijakan ini adalah untuk menjaga keseimbangan neraca perdagangan dan kestabilan kondisi neraca pembayaran. Kebijakan perdagangan internasional adalah kebijakan yang terkait dengan transaksi ekspor dan impor. Sedangkan kebijakan pembayaran internasional mencakup berbagai tindakan terhadap neraca modal seperti pengendalian lalu lintas devisa dan modal jangka panjang. Selain itu kebijakan ekonomi internasional juga meliputi aktivitas bantuan luar negeri baik berupa bantuan (grants), pinjaman (loans) maupun berbagai jenis bantuan lainnya. 1) Jenis Kebijakan Perdagangan Internasional a) Kebijakan Ekspor Kebijakan ekspor merupakan berbagai tindakan dan peraturan pemerintah yang dilakukan untuk memengaruhi struktur, komposisi dan arah kegiatan ekspor barang/jasa yang dapat meningkatkan devisa. Kebijakan ekspor meliputi kebijakan ekspor dalam negeri dan kebijakan ekspor luar negeri. Kebijakan ekspor dalam negeri merupakan kebijakan pemerintah untuk mendukung industri dalam negeri untuk tujuan ekspor. Contoh kebijakan ekspor terhadap industri dalam negeri berorientasi ekspor: ➢ Kebijakan perpajakan baik berupa pembebasan, keringanan, maupun pengembalian pajak untuk barang-barang ekspor. ➢ Fasilitas kredit berbunga ringan untuk mendorong peningkatan produksi barang-barang ekspor. ➢ Kemudahan prosedur ekspor ➢ Pemberian subsidi untuk industri bertujuan ekspor ➢ Pembentukan lembaga penunjang ekspor, dan sebagainya.
24 Ekonomi Internasional Sedangkan kebijakan ekspor luar negeri diantaranya adalah: ➢ Pembentukan International Trade Promotion Center (ITPC) di berbagai negara. ➢ Pemanfaatan fasilitas keringanan bea masuk yang diberikan negaranegara industry untuk negara berkembang (General System of Preferency/GSP). b) Kebijakan Impor Kebijakan impor merupakan berbagai tindakan dan peraturan pemerintah yang dilakukan untuk memengaruhi struktur, komposisi dan arah kegiatan impor barang/jasa yang dapat menghemat devisa dan melindungi pertumbuhan industry dalam negeri. Kebijakan impor meliputi kebijakan tariff barrier dan kebijakan non tariff barrier. Kebijakan tariff barrier adalah kebijakan untuk melindungi barang-barang produksi dalam negeri dari serbuan barang-barang impor melalui hambatan berupa tarif bea masuk. Efek dari kebijakan tarif bea masuk terhadap barang/jasa impor adalah: ➢ Harga barang impor naik ➢ Produksi dalam negeri meningkat ➢ Penerimaan negara bertambah dari bea masuk ➢ Penurunan impor Sedangkan kebijakan tariff non barrier merupakan kebijakan melindungi industry dalam negeri tanpa mengenakan tarif bea masuk, namun secara terselubung menghambat laju impor barang dan/atau jasa. Misalnya melalui peraturan bea cukai, pembatasan spesifik, dan sebagainya. 2) Instrumen Kebijakan Perdagangan Internasional a) Kuota Kuota adalah pembatasan jumlah barang yang masuk ke suatu negara (impor) dan keluar ke negara lain (ekspor). Kuota impor terdiri dari: ➢ Absolute (unilateral) ditetapkan secara sepihak oleh pengimpor. ➢ Negotiated (bilateral), ditetapkan secara bersama oleh pengimpor dan
Ekonomi Internasional 25 pengeskpor. ➢ Tarif kuota, gabungan antara tarif dan kuota, yaitu memberikan ijin impor barang tertentu dengan tarif. ➢ Mixing Quota, yaitu membatasi penggunaan bahan mentah yang diimpor dalam proporsi tertentu dalam produksi barang akhir. Pembatasan ini untuk mendorong berkembangnya industri di dalam negeri. Sedangkan kuota ekspor antara lain bertujuan untuk: ➢ Menjamin pasokan barang dalam negeri yang mencukupi ➢ Melakukan pengawasan produksi serta pengendalian harga ➢ Mencegah keluarnya barang-barang penting yang dilindungi negara. b) Subsidi Subsidi adalah kebijakan pemerintah untuk menutupi sebagian biaya produksi barang yang diproduksi di dalam negeri agar dapat menjual barang dengan harga murah dan mampu bersaing dengan barang impor. Subsidi dapat berbetuk keringanan pajak, fasilitas kredit, subsidi harga dan lain-lain. Dengan subsidi diharapkan jumlah produksi dalam negeri meningkat, konsumsi dalam negeri terjaga, dan dapat menjual barang lebih murah dibanding harga barang impor. c) Dumping Adalah kebijakan diskriminasi harga dengan menjual barang di luar negeri dengan harga lebih murah dibanding harga jual di dalam negeri. Terdapat 3 macam dumping yaitu: ➢ Persistant Dumping, adalah kecenderungan monopoli berkelanjutan oleh suatu perusahaan di dalam negeri untuk memperoleh keuntungan maksimum dengan menetapkan harga jual dalam negeri lebih tinggi dibanding di luar negeri. ➢ Predatory dumping, adalah tindakan perusahaan yang menjual barang
26 Ekonomi Internasional di luar negara dengan harga relative murah untuk sementara sehingga dapat mengalahkan perusahaan kompetitornya. ➢ Sporadic dumping, adalah tindakan menjual barang dengan harga lebih murah di luar negeri dibanding di dalam negeri karena surplus produksi. d) Politik Dagang Bebas (Free Trade) Merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan pemerintah dengan negara lain yang menganut kebijakan yang sama. Negara-negara yang menganut pasar bebas biasanya berasumsi bahwa suatu negara dapat melakukan spesialisasi untuk mendapatkan keunggulan komparatif dalam perdagangan internasional. 7. Pembayaran Internasional Pembayaran internasional adalah pembayaran atas transaksi perdagangan internasional dengan mekanisme yang disepakati sebelumnya. Pada saat sekarang, pembayaran internasional pada umumnya dilakukan melalui bank. Nilai pembayaran dalam perdagangan internasional ditentukan berdasarkan nilai tukar mata uang (nilai kurs) yang berlaku di negara tersebut. Penetapan kebijakan kurs masing-masing negara berbeda-beda. Di Indonesia saat ini menganut sistem nilai tukar mengambang bebas (free floating exchange rate system), www.bi.go.id. Sistem ini dianut sejak tahun 1997, setelah sebelumnya pernah menganut sistem nilai tukar mengambang terkendali pada tahun 1978-1997 dan nilai tukar tetap tahun 1970-1978. Dengan sistem nilai tukar mengambang bebas yang dianut saat ini, nilai tukar rupiah sepenuhnya ditentukan oleh pasar melalui mekanisme permintaan dan penawaran. Namun demikian, Bank Indonesia pada waktu-waktu tertentu melakukan campur tangan jika terjadi gejolak kurs rupiah yang berlebihan.
Ekonomi Internasional 27 Cara Pembayaran Internasional 1) Advance Payment/Cash payment Adalah pembayaran menggunakan cek atau bank draft baik setelah barang dikirim oleh eksportir maupun sebelum dikirim. Dengan cara ini, pembeli/importir melakukan pembayaran terlebih dahulu sebagai syarat pengiriman barang. Cara pembayaran ini menguntungkan eksportir karena tidak memiliki resiko gagal bayar. Pembayaran di muka ini bisa sebagian dari nilai transaksi atau keseluruhan nilai transaksi termasuk ongkos angkut, asuransi, dan jika ada biaya-biaya lain yang diperlukan. 2) Open Account Cara pembayaran ini merupakan kebalikan dari cash payment. Dengan cara ini pembeli (importir) akan membayar nilai transaksi dan biaya-biaya yang dikeluarkan setelah barang dikirim oleh eksportir. Cara pembayaran ini biasanya dilakukan jika antara eksportir dengan importir sudah saling mengenal dengan baik. 3) Letter of Credit /LC Letter of Credit/LC adalah surat persetujuan membayar yang dikeluarkan oleh bank atas permintaan importir untuk membayar wesel yang ditarik oleh eksportir. Dengan LC, eksportir mendapat jaminan pembayaran dari bank atas transaksi ekspor yang dilakukannya. Pihak-pihak yang terlibat dalam LC adalah opener (importir), issuer (bank yang mengeluarkan LC), beneficiary (eksportir) dan confirming bank (bank di negara eksportir). Pembayaran dengan LC memiliki beberapa kelebihan, diantaranya: ➢ Eksportir mendapat jaminan pembayaran ➢ Fasilitas kredit bagi importir ➢ Adanya fasilitas hedging yaitu perlindungan terhadap dana trader dari fluktuasi nilai tukar mata uang yang tidak menguntungkan.
28 Ekonomi Internasional 4) Commercial Bills of Exchange Merupakan cara pembayaran yang juga dikenal dengan draft atau trade bills yaitu surat yang ditulis oleh penjual (eksportir) yang berisi perintah kepada pembeli (importir) untuk membayar sejumlah uang tertentu pada waktu tertentu. 5) Collection Collection merupakan cara pembayaran dengan menggunakan jasa bank untuk melakukan penagihan. Dalam hal ini eksportir memberi kepercayaan kepada bank untuk melakukan penagihan berdasarkan dokumen transaksi perdagangan. 8. Neraca Pembayaran Neraca pembayaran (Balance of Payment/BOP) merupakan ringkasan transaksi ekonomi antar penduduk suatu negara baik perorangan, badan usaha, badan hukum, badan pemerintah, dan siapa saja yang berada di suatu negara dengan negara-negara lain dalam periode waktu tertentu, biasanya 1 tahun. Transaksi ekonomi adalah semua transaksi yang mengakibatkan pengalihan kekayaan baik karena pertukaran barang dan jasa, maupun aktivitas ekonomi lainnya. Sebagai suatu neraca, BOP terdiri dari transaksi kredit yang mengakibatkan penerimaan pembayaran dari negara lain, dan transaksi debit yang mengakibatkan kewajiban melakukan pembayaran ke negara lain. Komponen Neraca Pembayaran 1) Neraca Berjalan (Current Account) Neraca berjalan disebut juga neraca transaksi berjalan (current account) yang meliputi: ➢ Neraca Perdagangan/Neraca Barang (Trade Balance) Merupakan ringkasan transaksi ekspor dan impor barang, seperti minyak, karet, kelapa sawit, batu bara, kedelai, bawang putih dan
Ekonomi Internasional 29 sebagainya. Ekspor barang merupakan transaksi kredit dalam neraca perdagangan. Impor merupakan transaksi debit. ➢ Neraca Jasa (Services Balance) Neraca untuk mencatat transaksi ekspor dan impor jasa misalnya dari sektor pariwisata, tenaga kerja, transportasi udara, dan lain-lain ➢ Neraca Unilateral Neraca ini digunakan untuk mencatat transaksi sepihak berupa bantuan/hibah dari/ke negara lain tanpa ada kewajiban untuk membayar kembali, seperti bantuan sosial untuk bencana alam, dan sebagainya. 2) Neraca Modal (Capital Account) Merupakan neraca untuk mencatat transaksi aliran modal merupakan sub NPI yang menunjukkan aliran modal finansial dalam bentuk saham, obligasi, dan surat berharga lainnya baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam neraca ini juga dicatat penanaman modal asing, bantuan luar negeri (loans, dan pembayaran hutang luar negeri. 3) Neraca Moneter (Monetary Account) Mencatat transaksi perubahan moneter yang memperlihatkan perubahan dalam cadangan devisa negara. Surplus/Defisit Neraca Pembayaran Surplus neraca pembayaran akan terjadi jika ekspor barang dan jasa lebih besar dibanding impor. Dan sebaliknya, defisit neraca pembayaran yaitu ekspor barang dan jasa lebih rendah dibanding impor. Surplus/defisit neraca pembayaran dapat dilihat dari berbagai variable berikut: ➢ Stok nasional, jika terjadi penurunan stok nasional menandakan adanya defisit neraca pembayaran. Jika terjadi kenaikan stok nasional berarti surplus neraca pembayaran. ➢ Pinjaman akomodatif, adalah pinjaman yang timbul karena kelebihan impor, sehingga menandakan defisit neraca pembayaran.
30 Ekonomi Internasional ➢ Pinjaman otonom, adalah pinjaman yang timbul bukan karena aktivitas impor sehingga tidak menimbulkan defisit neraca pembayaran. Dengan demikian surplus total dapat dilihat dari kenaikan stok nasional ditambah pinjaman akomodatif. Sedangkan defisit total dapat dilihat dari penurunan stok nasional ditambah pinjaman akomodatif. 9. Devisa Devisa adalah emas atau valuta asing yang diterima dan diakui oleh dunia internasional untuk digunakan dalam pembayaran luar negeri. Setiap negara akan berusaha meningkatkan cadangan devisa untuk jaminan kelancaran dalam lalu lintas pembayaran luar negeri. Cadangan devisa (foreign exchange reserves) adalah simpanan mata uang asing seperti US Dollar, Euro, Yen di bank sentral/otoritas moneter yang akan digunakan untuk menjaga kestabilan nilai tukar dan untuk membiayai defisit pada neraca pembayaran. 10. Kurs Kurs merupakan harga atau nilai mata uang dalam negeri terhadap nilai mata uang asing. Perbandingan nilai mata uang/kurs ini diperlukan dalam menentukan nilai pembayaran internasional. Nilai kurs dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ekspor dan impor, capital flow, dan spekulasi. Jika suatu negara mengalami surplus neraca perdagangan, maka permintaan mata uang asing turun, dan nilai kurs akan naik, dan sebaliknya. Demikian juga, ada capital inflow akan meningkatkan nilai kurs. Kurs biasanya terdiri dari kurs jual, kurs beli, dan kurs tengah. Kurs jual adalah harga/nilai mata uang yang digunakan bank atau pedagang valuta asing untuk menjual valuta asing. Kurs beli adalah harga/nilai mata uang yang digunakan bank atau pedagang valuta asing dalam transaksi pembelian valas. Sedangkan kurs tengah adalah rata-rata kurs jual dan kurs beli. Kurs tengah tidak digunakan dalam transaksi valuta asing.
Ekonomi Internasional 31 C. Aplikasi Di Dunia Nyata 1. Indonesia Dorong Kerjasama Ekonomi Internasional Mengatasi Pandemi Indonesia menekankan pentingnya kerja sama internasional, baik multilateral dan regional, di samping penguatan ekonomi nasional, dalam mendorong pertumbuhan ekonomi global di tengah tekanan akibat COVID-19. Hal itu disampaikan pada pertemuan Musim Semi International Monetary Fund dan World Bank (IMF-World Bank) yang diselenggarakan secara virtual pada 14-16 April 2020 diikuti oleh Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan dari berbagai negara. Pada rangkaian Pertemuan Musim Semi tersebut, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan pentingnya peran bauran kebijakan di area kesehatan, fiskal dan moneter. Selain itu, peran lembaga internasional sangat penting dalam menjaga resiliensi ekonomi dan stabilitas sistem keuangan global, termasuk menjaga likuiditas untuk mendorong pemulihan ekonomi. Dalam upaya tersebut, Indonesia bersama negara G20 lainnya mendukung G20 Action Plan dalam menghadapi krisis yang disebabkan COVID-19 sebagai referensi respons kebijakan untuk memitigasi dampak wabah COVID-19. Pertemuan tersebut juga membahas dampak merebaknya COVID-19 terhadap risiko pertumbuhan ekonomi global. Ekonomi dunia menghadapi ketidakpastian terkait durasi wabah COVID-19, kemungkinan mutasi virus, dan efektivitas dari berbagai upaya menahan penyebaran virus. Risiko lain yang menjadi perhatian adalah dampak yang ditimbulkan pada sektor finansial, pasokan barang, kegiatan perdagangan, dan kepercayaan. IMF memprakirakan ekonomi dunia akan kontraksi dan menekankan pentingnya respons kebijakan yang tepat untuk menghadapinya. IMF memprakirakan perekonomian global tumbuh -3,0% pada 2020, turun dari 2,9% pada 2019. Selanjutnya, ekonomi global akan pulih secara bertahap dan tumbuh 5,8% pada 2021. Hal itu seiring dengan kegiatan ekonomi yang kembali normal dengan dukungan kebijakan yang telah dilakukan negara-negara anggota. Menghadapi kondisi tersebut, IMF menegaskan pentingnya upaya mengatasi
32 Ekonomi Internasional COVID-19 melalui kebijakan di bidang kesehatan yang disertai dengan langkahlangkah dalam memitigasi dampak ekonomi. Langkah tersebut dilakukan melalui kebijakan fiskal, moneter, keuangan, kerja sama internasional (multilateral dan regional), peningkatkan kepercayaan global, dan upaya-upaya percepatan pemulihan ekonomi. Sumber www.bi.go.id. 2. Surplus Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada Triwulan II Tahun 2020 Bank Indonesia melaporkan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan II 2020 mencatat surplus yang cukup besar. NPI mencatat surplus sebesar 9,2 miliar dolar AS pada triwulan II 2020, setelah mengalami defisit 8,5 miliar dolar AS pada triwulan sebelumnya. Membaiknya kinerja NPI tersebut didukung oleh menurunnya defisit transaksi berjalan serta besarnya surplus transaksi modal dan finansial. Sejalan dengan perkembangan surplus NPI tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir Juni 2020 meningkat menjadi sebesar 131,7 miliar dolar AS. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 8,1 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional. Sementara defisit transaksi berjalan tercatat sebesar 2,9 miliar dolar AS (1,2% dari PDB), lebih rendah dari defisit pada triwulan sebelumnya sebesar 3,7 miliar dolar AS (1,4% dari PDB). Penurunan defisit transaksi berjalan tersebut bersumber dari surplus neraca perdagangan barang akibat penurunan impor karena melemahnya permintaan domestik. Di samping itu, defisit neraca pendapatan mengecil karena berkurangnya pembayaran imbal hasil kepada investor asing sejalan dengan kontraksi pertumbuhan ekonomi domestik di triwulan II 2020 yang tercermin pada penurunan kinerja perusahaan dan investasi. Sementara itu, defisit neraca jasa sedikit meningkat didorong oleh defisit jasa perjalanan karena kunjungan wisatawan mancanegara yang turun signifikan selama pandemi COVID-19. Di sisi lain, remitansi dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) berkurang, sejalan dengan kontraksi pertumbuhan ekonomi dunia juga menahan penurunan defisit transaksi berjalan lebih lanjut.
Ekonomi Internasional 33 Surplus transaksi modal dan finansial tercatat sebesar 10,5 miliar dolar AS terutama berasal dari aliran masuk neto investasi portofolio dan investasi langsung, setelah pada triwulan sebelumnya mencatat defisit 3,0 miliar dolar AS. Aliran masuk investasi portofolio meningkat dalam bentuk penerbitan global bond oleh Pemerintah dan korporasi serta pembelian Surat Utang Negara (SUN). Berlanjutnya aliran masuk modal asing tersebut dipengaruhi oleh likuiditas global yang meningkat, imbal hasil instrumen keuangan domestik yang tetap menarik, dan terjaganya keyakinan investor terhadap kondisi perekonomian Indonesia. Investasi langsung turut menyumbang surplus pada neraca transaksi modal dan finansial, meskipun relatif melambat dibandingkan dengan capaian pada triwulan sebelumnya, sejalan dengan kontraksi ekonomi domestik. Transaksi investasi lainnya mengalami defisit dipengaruhi oleh pola kuartalan meningkatnya pembayaran pinjaman luar negeri yang jatuh tempo. Dengan langkah stabilisasi dan penguatan bauran kebijakan Bank Indonesia, berkoordinasi erat dengan Pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik kembali membaik. Ke depan, Bank Indonesia senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat bauran kebijakan guna menjaga stabilitas perekonomian, serta memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal. Sumber: www.bi.go.id. 3. Cadangan Devisa Pemerintah Meningkat Kinerja keuangan pemerintah pada akhir Agustus 2020 menunjukkan adanya kenaikan cadangan devisa Indonesia dari 135,1 milyar dollar AS pada akhir Juli 2020 menjadi sebesar 137,0 miliar dolar AS. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 9,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
34 Ekonomi Internasional Peningkatan cadangan devisa pada Agustus 2020 antara lain dipengaruhi oleh penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, serta penerimaan pajak dan devisa migas. Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam mendorong pemulihan ekonomi. D. Integrasi Keislaman Perdagangan sangat lekat dalam tradisi Islam. Rasulullah Muhammad SAW jauh sebelum diangkat menjadi Nabi dan Rasul telah sukses sebagai seorang saudagar/pedagang besar yang melintasi negara-negara di jazirah Arab. Bahkan dakwah Islam sepeninggal Rasul pun, dibawa oleh para pedagang ke penjuru dunia termasuk Indonesia. Secara ajaran, Ayat Alquran sangat jelas berbicara tentang perdagangan dalam QS. Al Baqarah ayat 275, yang artinya: “Dan Allah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba”. [Al Baqarah : 275]. Dan ayat yang lain dalam surah An Nisa ayat 29 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu”. [An Nisa : 29]. Dalam surah Al-Jumu’ah (62) ayat 10 Allah mengisyaratkan adanya perdagangan internasional dengan memerintahkan hamba-hamba-Nya mencari rezeki dan karunianya di dalam negeri sampai ke luar negeri. Hal ini ditegaskan dalam ayat senada terdapat dalam surah al-Mulk (67): ayat 15 yang artinya : “Dan dijadikan mudah oleh Allah bumi ini untuk dijelajahi, maka jelajahilah seluruh penjuru bumi untuk mencari karunia Allah.” Namun demikian perdagangan internasional di era global ini penuh persaingan ketat antar negara yang kadang menghalalkan segala cara. Sedangkan perdagangan dalam Islam tidak semata bertujuan untuk mencari
Ekonomi Internasional 35 keuntungan materi sesaat, namun mencari keuntungan immaterial yang berakibat baik tidak saja pada pedagang namun juga pada konsumen. Oleh karena itu, Alquran perlu dihadirkan dalam perdagangan internasional sebagai panduan dalam etika perdagangan internasional untuk menjaga kelancaran dan keadilan semua pihak. Hakim Muda Harahap (2019), menguraikan beberapa etika Islam dalam perdagangan internasional yang secara ringkas diuraikan sebagai berikut. a. Internalisasi nilai-nilai Spritual Keagamaan Islam Spiritualitas tidak hanya masalah ibadah sebagai cerminan hubungan transenden dengan Allah. Spiritualitas dalam muammalah menjadikan seorang pelaku usaha menghindarkan diri dari kecurangan dalam perdagangan. b. Penekanan kehalalan produk ekspor impor c. Pencegahan praktik suap dan korupsi d. Pencegahan praktik riba e. Penerapan Kesetaraan Timbangan dan Takaran f. Penerapan Akuntansi Syari’ah dalam Ekspor dan Impor Perdagangan menurut konsep Islam tidak hanya berhubungan dengan manusia semata, tetapi juga harus membangun hubungan manusia dengan Allah. Oleh sebab itu, konsep perdagangan Alquran baik aktifitasnya maupun komoditas barang yang diperdagangkan harus berdasarkan ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Bahkan laba dan keuntungan pun harus diperoleh dengan cara-cara yang tidak melanggar ketentuan syariah.
36 Ekonomi Internasional 04 KEGIATAN PEMBELAJARAN A. Kegiatan Pembelajaran In Service Learning 1 (In-1) Berisi aktivitas pembelajaran yang bertujuan agar peserta diklat (Guru) dapat memahami materi Kerjasama Internasional dan Perdagangan Internasional yang terdapat dalam bahan bacaan, dan mengembangkan perangkat pembelajaran dengan tepat. Dalam kegiatan pembelajaran in 1, ini peserta diklat akan melakukan beberapa kegiatan berupa: a. kajian materi Kerjasama Internasional dan Perdagangan Internasional; b. pengembangan desain pembelajaran terkait materi; c. menyempurnakan desain dan penilaian yang tepat terkait materi yang dibahas dalam UP untuk dipraktekkan di kegiatan on the job learning. Kegiatan 1: Mengkaji Materi Kerjasama Internasional dan Perdagangan Internasional. Aktivitas dalam kegiatan 1 adalah mengkaji materi kerjasama internasional dan perdagangan internasional. Untuk kegiatan kajian materi ini bisa dilakukan dengan pendekatan pembelajaran aktif menggunakan model pembelajaran discovery learning. Model pembelajaran penyingkapan (discovey learning) adalah model pembelajaran untuk memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai pada satu kesimpulan. (Permendikbud no 22 tahun 2016 tentang standar proses). Keterlibatan secara aktif peserta diklat dalam mengkaji materi dinilai penting untuk dapat menyingkapkan konsepsi dalam materi pendapatan nasional, pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, dan ketenagkerjaan. Berikut ini langkah-langkah kegiatan 1 kajian materi, menggunakan sintak model pembelajaran discovery learning. 1) Fasilitator memberikan stimulus untuk kegiatan mengkaji materi berupa tayangan terkait permasalahan kerjasama ekonomi internasional, perdagangan internasional, dan neraca pembayaran.
Ekonomi Internasional 37 2) Peserta diklat mengidentifikasi permasalahan yang ada dalam lembar kerja yang dibagikan. Untuk kegiatan ini peserta diklat bekerja dalam kelompok sebanyak 4-5 orang per kelompok. 3) Pengumpulan data, pada tahap ini peserta diklat mengumpulkan berbagai informasi dari berbagai sumber berkenaan dengan permasalahan. 4) Mengolah data, berbagai informasi yang sudah dikumpulkan diolah, ditemukan hubungannya, direview, dianalisis dan diorganisir sedemikian rupa sehingga dapat ditemukan pengetahuan baru untuk menyelesaikan permasalahan. 5) Verifikasi/pembuktian, bertujuan agar peserta diklat menemukan pemahaman terhadap konsep materi melalui kegiatan menghubungkan dengan dunia nyata yang ditemui sehari-hari. Langkah ini bisa dilakukan dalam bentuk presentasi. 6) Kesimpulan, pada tahap ini diharapkan peserta diklat dapat menyimpulkan berbagai konsep yang dipelajari.
38 Ekonomi Internasional LK. Peserta Diklat 01.1. Kerjasama Ekonomi Internasional KONTAN.CO.ID - Keinginan pemerintah menggenjot hubungan dagang internasional dan investasi menghadapi banyak ganjalan. Salah satunya dari daya saing. Rizal Affandi Lukman, Deputi Menko Perekonomian Bidang Koordinasi Kerjasama Ekonomi Internasional menyatakan daya saing industri nasional sampai saat ini masih kalah dibanding negara lain. Salah satu faktor disebabkan tingginya harga gas industri dan tumpang tindih regulasi. Untuk harga gas, meski pemerintah dua tahun lalu sudah menerbitkan paket kebijakan ekonomi berisikan penurunan harga gas industri, tapi penurunan baru berlaku untuk industri pupuk, baja, dan petrokimia. Padahal, dalam Perpres No.40 Tahun 2016 tentang Penetapan Harga Gas Bumi, penurunan harga gas industri rencananya akan dilakukan terhadap tujuh sektor industri yaitu pupuk, petrokimia, oleochemical, baja, keramik, kaca, dan sarung tangan. "Perbedaan harga gas tersebut membuat level playing field tidak sama, maka perlu kebijakan sektor energi yang tepat agar daya saing ini imbang," katanya dalam Dialog Pemerintah Badan Usaha tentang Perdagangan Internasional dan Investasi, Senin (4/9). Daya saing juga tergerus masalah lain. Pertama, berkaitan dengan pajak. Thomas T Lembong, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal bilang Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam sidang kabinet beberapa waktu lalu memaparkan bahwa 70% penghasilan pajak berasal dari pajak penghasilan usaha perusahaan. Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa industri nasional selama ini menghadapi beban besar dari pungutan pajak. Alhasil, industri nasional susah berkembang dan berdaya saing. Masalah lain, berbelitnya perizinan usaha yang sampai saat ini masih terjadi. Walaupun masih bermasalah, Thomas mengatakan, pemerintah tidak akan mundur. Pemerintah akan tetap melanjutkan perundingan kerjasama perdagangan internasional dan investasi. Pemerintah memandang, penyelesaian kesepakatan kerjasama perdagangan internasional mempunyai manfaat besar untuk Indonesia dan industri dalam negeri. Keuntungan bisa didapat dari keringanan tarif bea masuk produk ekspor Indonesia ke negara mitra dagang. Keuntungan juga bisa didapat dalam investasi. "Ada bank eksim dari negara besar anggota G-7 yang melarang pemberian jaminan atas investasi di negara yang tidak punya perjanjian investasi atau perdagangan dengan mereka, nah ini bisa membuat Indonesia sulit," katanya. Sumber: https://nasional.kontan.co.id/news/kendala-perjanjian-dagang-internasional-indonesia. Berdasarkan wacana di atas, diskusikan dalam Kelompok Anda hal-hal berikut!
Ekonomi Internasional 39 1. Berdasarkan wacana di atas, permasalahan apa saja yang dihadapi Indonesia dalam membangun kerjasama perdagangan internasional? 2. Bagaimana kebijakan./solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut? 3. Apabila pemerintah mengambil kebijakan memberikan subsidi harga gas untuk produksi, apa yang terjadi terhadap ekspor Indonesia. 4. Bagaimana tanggapan pasar global internasional terhadap kebijakan subsidi harga gas Indonesia. Presentasikan hasil diskusi Anda! LK. Peserta Diklat 01.2. Keuntungan Berdagang Perhatikan Data berikut! Diasumsikan seorang tenaga kerja di Italia dalam satu hari dapat memproduksi 120 kilogram keju dan 60 kilogram pasta. Sedangkan tenaga kerja di Jerman dalam satu hari dapat memproduksi 60 kilogram keju dan 24 kilogram pasta. Bisa digambarkan dalam tabel berikut! Perbandingan produksi Keju dan Pasta di Negara Italia dan Jerman. Negara Keju Pasta Dasar Tukar Italia 120 Kg` 60 Kg Jerman 60 Kg 24 Kg Dengan data tersebut, di Italia biaya produksi 120 Kg keju = 60 Kg Pasta, maka biaya produksi 1 Kg keju sama dengan 60/120 = 0,5 Kg pasta. Sebaliknya 1 Kg pasta = 120/60 = 2 Kg Keju.
40 Ekonomi Internasional Berdasarkan data dan pernyataan di atas, selesaikan permasalahan berikut! a. Hitunglah biaya produksi keju dan pasta di Negara Jerman! Biaya 60 Kg Keju di Jerman sama dengan __24__ kilogram Pasta. Biaya 1 Kg Keju di Jerman sama dengan ______ kilogram Pasta b. Keunggulan komparatif: Keju dapat diproduksi dengan biaya lebih rendah di Negara __________, dan Pasta dapat diproduksi dengan biaya yang lebih rendah di negara __________. Oleh karena itu Italia memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi __________, dan Jerman memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi __________. c. Jika diasumsikan ada 100 orang tenaga kerja yang bekerja di Italia dan 100 tenaga kerja yang bekerja di Jerman dan kedua negara melakukan spesialisasi, berapakah jumlah Keju dan pasta yang diperoleh di kedua negara? Kegiatan 2. Mengkaji RPP, LKPD dan perangkat penilaian Dalam kegiatan 2 peserta diklat melakukan kajian desain pembelajaran/RPP, LKPD dan perangkat penilaian dan mempresentasikan desain pembelajaran yang menjadi best practice agar bisa berbagi sesama guru. Langkah kegiatan: 1) Diskusi kelompok (4-5 orang) 2) Mengkaji RPP, LKPD dan perangkat penilaian yang telah disusun oleh anggota kelompok yang dinilai terbaik terkait materi. 3) Menulis hasil diskusi dan saran perbaikan sesuai format yang telah disedikan di LK-02 4) Mempresentasikan hasil kerja kelompok
Ekonomi Internasional 41 Format LK 02 No Kegiatan Peserta Didik Kegiatan Guru Waktu Contoh Desain Pembelajaran materi Kerjasama Internasional (3 x 45 menit) Model Pembelajaran Discovery Learning No Kegiatan Peserta Didik Kegiatan Guru Waktu 1 Menyimak dan merespon guru. Melakukan aktivitas pendahuluan: ▪ Menginformasikan tujuan pembelajaran. ▪ Menginformasikan garis besar aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan. ▪ Menginformasikan cakupan materi secara umum. • Menyampaikan apersepsi dan motivasi dengan memberikan pertanyaan yang membangkitkan minat peserta didik, misalnya pertanyaan “Bagaimana perekonomian suatu negara jika tidak melakukan kerjasama internasional?” 15 menit 2 Membentuk kelompok masing-masing 4-5 orang Membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok heterogen terdiri dari 4-5 orang 5 menit
42 Ekonomi Internasional 3 Berdiskusi untuk menentukan masalah yang berhubungan kerjasama internasional sesuai panduan LKPD ▪ Memfasilitasi peserta didik untuk berdiskusi didalam kelompok. ▪ Mendorong peserta didik untuk saling Mengungkapkan pendapat. • Melakukan penilaian proses pembejaran terhadap peserta didik. 15 menit 4 Mencari informasi dari berbagai sumber tentang konsep dan permasalahan kerjasama internasional (Data collection) 15 menit 5 Berdiskusi didalam kelompok untuk menyelesaikan permasalahan kerjasama internasional. 20 menit 6 Menyusun simpulan mengenai konsep dan metode perhitungan pendapatan nasional dan ditulis untuk dipresentasikan. . 15 menit 7 Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusinya • Memfasilitasi presentasi • Memfasilitasi diskusi 30 menit 8 Menyimak dan merespon guru. • Memberikan penguatan • Melakukan aktivitas penutup (umpan balik, evaluasi, penilaian, refleksi) 20 menit
Ekonomi Internasional 43 Contoh Desain Pembelajaran materi Perdagangan Internasional (3 x 45 menit) Model Pembelajaran Problem Based Learning No Kegiatan Peserta Didik Kegiatan Guru Waktu 1 Menyimak dan merespon guru stimulus yang diberikan guru. (Tahap stimulation) Melakukan aktivitas pendahuluan: ▪ Menginformasikan tujuan pembelajaran. ▪ Menginformasikan garis besar aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan. ▪ Menginformasikan cakupan materi secara umum. • Menyampaikan apersepsi dan motivasi dengan memberikan pertanyaan yang membangkitkan minat peserta didik, misalnya pertanyaan dengan menayangkan video perdagangan internasional, atau menyajikan fakta-fakta neraca perdagangan. 15 menit 2 Membentuk kelompok masing-masing 4-5 orang Membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok heterogen terdiri dari 4-5 orang 5 menit 3 Berdiskusi untuk menentukan masalah yang berhubungan perdagangan internasional sesuai panduan LKPD (tahap problem ▪ Memfasilitasi peserta didik untuk berdiskusi didalam kelompok. ▪ Mendorong peserta didik untuk saling 15 menit