Hak Cipta dan Hak Penerbitan dilindungi Undang-undang Cetakan pertama, Desember 2016 Penulis : Wardiyah, M.Si., Apt Pengembang Desain Instruksional : Dra. Tutisiana Silawati, M.Ed Desain oleh Tim P2M2 : Kover & Ilustrasi : Sunarti Tata Letak : Restu Mawardi Jumlah Halaman : 87
Praktikum kimia Dasar iii DAFTAR ISI DAFTAR ISI BAB I: PENGENALAN LABORATORIUM DAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA 1 Kegiatan Praktikum 1. Pengenalan Laboratorium …………..…….................................................................. 2 Latihan ………….……………………………………....................................................................... 15 Ringkasan ……...………………………………….......................................................................... 16 Kegiatan Praktikum 2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja………………………………………………………………………… 17 Latihan ……………………………………..............................................……............................... 22 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 23 BAB II: ANALISA KUALITATIF KATION GOLONGAN I DAN II 24 Kegiatan Praktikum 1. Identifikasi Kation Golongan I ……………………………………………………………………………. 26 Latihan ……….………………………………………....................................................................... 30 Kegiatan Praktikum 2. Identifikasi Kation Golongan II ……………………………………………………………………………. 31 Latihan ……………………………………..............................................……............................... 33 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 34 BAB III: ANALISA KUALITATIF KATION GOLONGAN III, IV Dan V 35 Kegiatan Praktikum 1. Analisa Kualitatif Kation Golongan III ……….......................................................... 36 Latihan ………………………………………….............................................................................. 40 Kegiatan Praktikum 2. Analisa Kualitatif Kation Golongan IV dan V............................................................ 43 Latihan ……………………………………..............................................……............................... 47
Praktikum kimia Dasar iv DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 48 BAB IV: ANALISIS ANION 49 Kegiatan Praktikum 1. Analisis Anion Kelompok I ................................................................................. 50 Latihan ………………………………………………....................................................................... 54 Kegiatan Praktikum 2. Analisis Anion Kelompok II .................................................................................. 56 Latihan ……………………………………..............................................……............................... 59 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 60 BAB V: PENGANTAR ANALISIS KUANTITATIF 61 Kegiatan Praktikum 1. Analisa Volumetri ……………………………………………………............................................ 62 Kegiatan Praktikum 2. Pembuatan Larutan Baku Primer dan Larutan baku Sekunder.................................. 66 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 69 BAB VI: ANALISIS KUANTITATIF ASAM-BASA 70 Kegiatan Praktikum 1. Asidimetri ......................................................................................................... 72 Kegiatan Praktikum 2. Alkalimetri ……………………………………………………………………………………………………………. 74 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 76
1 MODUL I PENGENALAN LABORATORIUM DAN KESEHATAN PENGENALAN LABORATORIUM DAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DAN KESELAMATAN KERJA (K3) Wardiyah, M.Si, Apt Laboratorium adalah suatu bangunan berupa ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis yang di dalamnya dilengkapi dengan peralatan dan bahan-bahan sesuai dengan bidang keilmuan tertentu untuk melakukan percobaan ilmiah, penelitian, praktek pembelajaran, kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi bahan tertentu. Sedang laboratorium kimia adalah suatu ruangan pengujian zat – zat kimia baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Laboratorium kimia dapat dibedakan lagi menjadi kimia analitik, kimia organik, kimia anorganik, kimia instrumen, kimia fisika, dan lain-lain. Bekerja di laboratorium kimia akan berhadapan dengan bahan kimia setiap saat. Setiap bahan kimia memiliki sifat yang berbeda yang membutuhkan penangangan tertentu. Sifat bahan kimia umumnya berbahaya, mengiritasi, toksik, dan mudah terbakar. Sedapat mungkin kontak bahan kimia dengan kulit, pencernaan, pernafasan harus dihindari. Untuk menghindari bahaya kontaminasi bahan kimia hendaklah setiap personel yang terlibat dalam kegiatan di laboratorium kimia harus memahami budaya kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Pada bab ini akan dibahas tentang dua materi pokok sebelum mahasiswa melakukan percobaan di laboratorium. Materi tersebut terbagi dalam dua topik yaitu : Topik I : Pengenalan Laboratorium Topik 2 : Keselamatan kerja di laboratorium Setelah mempelajari bab ini diharapkan para mahasiswa dapat mengenal jenis dan fungsi alat-alat yang digunakan dalam praktikum Kimia Dasar. Selain itu mahasiswa dapat mengetahui tentang prinsip-prinsip kesehatan dan keselamatan kerja sehingga dapat bekerja dengan baik dan aman di laboratorium.
Praktikum Kimia Dasar 2 Kegiatan Praktikum Kegiatan Praktikum1 Pengenalan Laboratorium Pengenalan Laboratorium Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No 03 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan dan Angka Kreditnya yang disebut dengan laboratorium pendidikan adalah unit penunjang akademik pada lembaga pendidikan, berupa ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis untuk kegiatan pengujian, kalibrasi, dan atau produksi dalam skala terbatas, dengan menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu, dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Ditinjau dari pengawasan, suatu laboratorium sangat penting peranannya, karena laboratorium merupakan tempat penting untuk mendapatkan data tentang kuantitas maupun kualitas dari, bahan murni, bahan berkhasiat yang terdapat dalam obat (sintetik maupun tradisional ), makanan, minuman dan lainnya. Untuk melakukan fungsinya dengan baik suatu laboratorium harus memenuhi persyaratan minimal diantaranya. 1. memiliki bangunan yang kokoh dan cukup ventilasinya. 2. memiliki tata ruang yang baik, untuk menjaga keamanan dan kenyamanan selama melakukan praktek. 3. Memiliki prosedur keselamatan yang sesuai (tersedia alat pemadam kebakaran dan terdapat jalur evakuasi yang memadai) 4. memiliki fasilitas laboratorium ( listrik, air, meja praktek, lemari asam, dan ventilasi yang cukup baik ) 5. memiliki peralatan yang cukup baik ( berfungsi, pemeliharaan, kalibrasi alat, dll ) 6. Bahan pereaksi yang cukup baik ( tingkat kemurnian, penyimpanan, penandaan / etiket / label bahan ) 7. memiliki SDM yang berpengetahuan dan keterampilan yang baik ( Ka laboratorium, Ass Laboratorium, Pengawas praktium, dan Pekarya Laboratorium ) 8. memiliki metode pengujian (referensi / litertur, metode standar yang telah diuji kebenaran) 9. memiliki pencatatan dan pelaporan yang jelas dan akurat ( perencanaan, pengadaan, penstock, catatan pemakaian bahan / alat ).
Praktikum Kimia Dasar 3 Gambar 1. Contoh tata ruang laboratorium A. BAHAN KIMIA BAHAN KIMIA BAHAN KIMIA Sebelum mulai bekerja di laboratorium kimia maka pengetahuan tentang jenis-jenis bahan kimia harus dikuasai. Sifat – sifat bahan kimia bisa diketahui dari Material Safety Data Sheet (MSDS). Bahan-bahan kimia memiliki sifat yang beragam dari yang bersifat mudah terbakar, beracun, mengiritasi, korosif, dan dapat merusak lingkungan. Bahan kimia dibedakan menjadi 3 jenis : 1. padat 2. cair 3. gas Bahan berdasarkan kualitas 1. teknis 2. special grade : pro analyses (p.a) 3. special grade : material references (bahan pembanding)
Praktikum Kimia Dasar 4 B. BEKERJA DENGAN BAHAN BEKERJA DENGAN BAHAN BEKERJA DENGAN BAHANKIMIA Hal-hal yang harus diperhatikan bila bekerja dengan bahan kimia : 1. Hindari kontak langsung dengan bahan kimia 2. Hindari menghirup langsung uap bahan kimia 3. Jangan mencicipi atau mencium bahan kimia kecuali ada perintah khusus (cukup dengan mengkibaskan kearah hidung ) 4. Hati-hati kontak dengan bahan kimia karena dapat bereaksi langsung dengan kulit menimbulkan iritasi (pedih dan gatal) 1. Pemindahan dan pengambilan bahan kimia Untuk memindahkan atau mengambil bahan kimia perlu diperhatikan hal-hal berikut ini : a. Baca label bahan dengan seksama untuk menghindari kesalahan pengambilan bahan karena ada beberapa bahan yang mempunyai nama hampir sama misalnya antara asam sitrat dan asam nitrat. b. Pindahkan sesuai jumlah yang diperlukan c. Bila ada sisa bahan saat pengambilan, jangan dikembalikan ke dalam wadahnya kembali karena bisa mengkontaminasi. Bahan kimia dapat berupa bahan padat maupun cair, sehingga penanganan kedua bahan tersebut akan berbeda. Pada saat pengambilan bahan kimia perlu diperhatikan halhal berikut ini : a. Bahan cair : 1) Tutup botol dibuka dengan cara dipegang dengan jari tangan dan sekaligus telapak tangan memegang botol tersebut, gunakan satu tangan. Tutup botol jangan diletakkan di atas meja karena kotoran diatas meja bisa mengotori tutup botol sehingga dapat mencemari bahan kimia. 2) Dengan satu tangan yang lain ambil bahan sesuai kebutuhan, gunakan alat yang memudahkan pekerjaan seperti pipet volume. 3) Pindahkan cairan menggunakan bantuan batang pengaduk untuk menghindari percikan. b. Bahan padat : 1) Gunakan sendok sungu atau alat lain yang sesuai, bukan berasal dari logam. 2) Ambil secukupnya sesuai kebutuhan. Jangan mengeluarkan bahan kimia secara berlebihan. 3) Satu sendok untuk satu bahan, jangan mencampurkan sendok untuk mengambil aneka bahan.
Praktikum Kimia Dasar 5 2. Pemanasan bahan kimia Pada saat bekerja di laboratorium kimia sering kali dilakukan pemanasan bahan. Pemanasan bisa dilakukan dengan tabung reaksi atau alat gelas kimia lain. Apabila melakukan pemanasan harus diperhatikan hal-hal berikut ini : a. Tabung reaksi 1) Isi tabung reaksi sebagian saja, sekitar sepertiganya. 2) Api pemanas terletak pada bagian bawah larutan. 3) Goyangkan tabung reaksi agar pemanasan merata. Arah mulut tabung reaksi pada tempat yang kosong agar percikannya tidak mengenai orang lain. b. Gelas kimia 1) Gunakan kaki tiga sebagai penopang gelas kimia tersebut. 2) Letakkan batang gelas atau batu didih pada gelas kimia untuk menghindari pemanasan mendadak. 3) Jika gelas kimia tersebut berfungsi sebagai penangas air, isikan air seperempatnya saja supaya tidak tumpah. C. LAMBANG BAHAN KIMIA LAMBANG BAHAN KIMIA LAMBANG BAHAN KIMIA Demi keselamatan kerja di laboratorium perlu dipahami simbol yang menyertai setiap bahan kimia yang terdapat pada wadahnya. Simbol – simbol tesebut diperlukan untuk mengetahui sifat bahan sehingga memudahkan penanganannya. Berikut ini beberapa simbol yang umum kita jumpai pada wadah bahan kimia : Nama : Flammable (mudah terbakar) Lambang : F simbol untuk bahan kimia yang mempunyai titik nyala rendah, mudah terbakar dengan api bunsen, permukaan metal panas atau loncatan bunga api. Penanganan : Jauhkan dari benda-benda yang berpotensi mengeluarkan api. Contoh : Minyak terpentin. Nama : toxic (beracun) Lambang : T Bahan yang bersifat beracun yang dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius bila terhirup, tertelan, atau terabsorpsi melalui kulit. Penanganan : Jangan ditelan dan jangan dihirup, hindari kontak langsung dengan kulit. Contoh : Metanol, Benzena.
Praktikum Kimia Dasar 6 Nama : harmful (berbahaya) Lambang : Xn Bahan yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan apabila terhirup, tertelan, atau kontak dengan kulit. Penanganan : Jangan dihirup, jangan ditelan dan hindari kontak langsung dengan kulit. Contoh : Etilen glikol, Diklorometan. Nama : explosive (mudah meledak) Lambang : E Bahan kimia yang mudah meledak dengan adanya panas atau percikan bunga api, gesekan atau benturan. Penanganan : Hindari pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik. Contoh : KClO3, NH4NO3, Trinitro Toluena (TNT). Nama : irritant (mudah mengiritasi) Lambang : I Bahan yang dapat menyebabkan gatal-gatal, iritasi atau kulit terbakar. Penanganan : hindarkan kontak langsung dengan kulit Contoh : NaOH, C6H5OH, Cl2 Nama : Corrosive (korosif) Lambang : C Produk ini dapat merusak jaringan hidup, menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal bahkan dapat menyebabkan kulit mengelupas. Penanganan : Jangan sampai terpercik pada Mata Contoh : HCl, H2SO4, NaOH (>2%) Nama : Oxidizing (pengoksidasi) Lambang : O Bahan kimia bersifat pengoksidasi, dapat menyebabkan kebakaran dengan menghasilkan panas saat kontak dengan bahan organik dan bahan pereduksi. Penanganan : Hindarkan dari panas dan reduktor. Contoh : H2O2, KClO4
Praktikum Kimia Dasar 7 Nama : Dengerous For the Environment (berbahaya bagi lingkungan) Lambang : N Bahan kimia yang berbahaya bagi lingkungan yang dapat menyebabkan kerusakan ekosistem. Penanganan : Hindari kontak atau bercampur dengan lingkungan yang dapat membahayakan makhluk hidup. Contoh : Tributil timah klorida, Tetraklorometan, Petroleum bensin D. PERALATAN LABORATORI PERALATAN LABORATORI PERALATAN LABORATORIUM KIMIA UM KIMIA UM KIMIA Peralatan laboratorium kimia sebagian besar terbuat dari gelas, gelas dipilih sebagai bahan pembuatan peralatan karena mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan. Sifat-sifat gelas yang menguntungkan antara lain : tembus cahaya atau tembus pandang (opaque), kaku (rigid), tidak mudah bereaksi dengan bahan kimia, memiliki titik didih tinggi sehingga tidak mudah meleleh, terutama pada pemanasan biasa dibawah 1000 C, dan mudah dilas jika retak dan pecah. 1. Pengenalan Alat Praktikum Kimia Non Ukur a. Tabung Reaksi Digunakan untuk mereaksikan zat, dapat dipanaskan pada nyala api oksidasi. untuk tabung reaksi dengan gelas bukan borosilikat bersifat tidak tahan panas. Kapasitas yang tersedia 5 ml, 10 ml, 14 ml, 16 ml, 19 ml, 31 ml, 55 ml, 75 ml.
Praktikum Kimia Dasar 8 b. Tabung Sentrifugal c. Buret (Burette) d. Corong Tabung sentrifugal mempunyai bentuk tabung yang salah satu ujungnya menyerupai kerucut. Tabung sentrifugal biasanya terbuat dari gelas walaupun ada juga yang terbuat dari bahan plastik atau kimia. Tabung ini digunakan unttuk tempat bahan yang diendapkan dengan alat sentrifuge. • Tabung sentrifugal dengan skala • Tabung sentrifugal tanpa skala • Tabung sentrifugal dengan penutup ulir atau skrup Buret adalah alat laboratorium dari bahan gelas berbentuk silinder yang memiliki garis ukur dan sumbat keran pada bagian bawahnya. Buret digunakan dalam percobaan yang memerlukan presisi seperti pada eksperimen titrasi dengan cara meneteskan sejumlah reagen cairan ke dalam obyek dalam wadah gelas di bawahnya. Pembacaan skala harus dilakukan secara seksama pada permukaan meniskus zat cair. Ukuran skala Buret : Buret Makro (50 ml), Buret semi makro (25 ml) dan buret Mikro (10 ml) Corong adalah alat laboratorium berbentuk kerucut dan terdapat bagian seperti tabung yang sempit. Corong digunakan untuk memindahkan larutan dan atau menyaring yang biasanya menggunakan kertas saring.
Praktikum Kimia Dasar 9 e. Corong Buchner (Buchner Funnel) f. Corong Pisah (Separating Funnel) g. Pipet Tetes Corong Buchner adalah alat laboratorium yang terbuat dari porselen, gelas atau plastik yang digunakan untuk penyaringan vakum. Pada bagian atas terdapat sebuah silinder dengan dasar yang berpori. Corong buchner digunakan untuk menyaring dengan dipasangkan pada labu penyaring dan pompa penghisap (vacum pump). Keuntungan menyaring dengan menggunakan corong buchner adalah lebih cepat jika dibandingkan dengan penyaring menggunakan corong piala Corong pisah adalah peralatan laboratorium dari gelas yang digunakan dalam proses pemisahan cairan dari dua fase yang tidak dapat bercampur. larutan yang akan dipisahkan digojok terlebih dahulu kemudian didiamkan beberapa saat sampai masing-masing larutan terpisah. Larutan dengan masa jauh lebih kecil akan berada diatas sedangkan massa jenis lebih besar akan berada dibawah. Larutan yang ada dibawah dikeluarkan hati-hati. Terbuat dari gelas dilengkapi karet digunakan untuk mengambil larutan dalam jumlah kecil ( tetes )
Praktikum Kimia Dasar 10 h. Batang Pengaduk i. Desikator j. Beaker glass Terbuat dari gelas, digunakan untuk mengaduk larutan atau untuk membantu memindahkan larutan dari satu wadah ke dalam wadah lain. Terbuat dari gelas umumnya terbuat dari bahan borosilikat dengan skala pada dindingnya, digunakan untuk menuang, membuat dan mendidihkan larutan. Dapat digunakan juga untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi Seperti panci bersusun, dengan pembatas dibagian tengah. Bagian bawah berisi silica gel sebagai pengering. Digunakan untuk pengeringan bahan kimia. Pada penutupnya dilapisi dengan vaselin untuk menjaga tetap kedap udara. Ada 2 macam desikator : desikator biasa dan vakum. Desikator vakum pada bagian tutupnya ada katup yang bisa dibuka tutup, yang dihubungkan dengan selang ke pompa
Praktikum Kimia Dasar 11 k. Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask/ Conical Flask) l. Gelas Arloji (Watch Glass) m. Labu ukur (Volumetric flask) Terbuat dari gelas borosilikat. Digunakan ditempat larutan yang dititrasi dalam analisa volumetri. Bentuk mirip beaker glass memiliki leher yang sempit, dengan keuntungan mengurangi penguapan zat cair dalam pemanasan dan menghindari tumpah ketika dalam proses pengadukan. Pada sisi luar terdapat skala yang menunjukan perkiraan Terbuat dari gelas sebagai penutup dan menimbang bahan kimia yang berwujud padat atau kristal. Terbuat dari bahan gelas biasa atau dari bahan borosilikat dengan volume sampai dengan 2 liter. Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan larutan dengan akurasi yang tinggi.
Praktikum Kimia Dasar 12 2. Pengenalan Alat Praktikum Kimia Ukur a. Gelas Ukur Kapasitas yang tersedia : No Kapasitas (ml) Sub Skala (ml) Toleransi +/ (ml) 1 5 0,1 0,1 2 10 0,2 0,2 3 25 0,5 0,5 4 50 1,0 1,0 5 100 1,0 1,0 6 250 2,0 2,0 7 500 5,0 5,0 8 1000 10,0 10,0 9 2000 20,0 20,0 b. Pipet Ukur Kapasitas Yang Tersedia : No Kapasitas (ml) Sub Skala (ml) Toleransi +/ (ml) 1 0,1 0,01 0,01 2 0,2 0,01 0,01 3 0,5 0,02 0,01 4 1 0,1 0,01 Terbuat dari bahan gelas biasa, tidak tahan pemanasan. Digunakan untuk mengukur volume cairan atau larutan. Jumlah volume berdasarkan pada volume didalamnya. Terbuat dari bahan gelas biasa, kadang – kadang terbuat dari bahan borosilikat. Digunakan untuk mengukur cairan atau larutan. Jumlah volumenya berdasarkan volume yang dikeluarkan.
Praktikum Kimia Dasar 13 No Kapasitas (ml) Sub Skala (ml) Toleransi +/ (ml) 5 2 0,1 0,02 6 5 0,1 0,05 7 10 0,1 0,1 8 25 0,2 0,2 c. Pipet Volume Kapasitas Yang Tersedia : No Kapasitas (ml) Sub Skala (ml) 1 1 0,015 2 2-4 0,02 3 5 0,03 4 10 0,04 5 20 0,06 6 25 0,08 7 50 0,1 8 100 0,160 d. Timbangan analitik Terbuat dari bahan gelas biasa kadang – kadang terbuat dari bahan borosilikat. Digunakan untuk mengukur volume tepat berdasarkan volume yang dikeluarkan. Fungsi dan jenis : - Digunakan untuk menimbang padatan kimia - Neraca analitis dengan tiga buah lengan ayun berskala - Neraca analitis dengan tiga buah lengan ayun untuk masing-masing skala (10 g, 1 g, 0,01 g, dan 0,0001 g) - Neraca analitis digital dengan penutup - Neraca analitis digital model kompak
Praktikum Kimia Dasar 14 3. Alat Praktikum Non Gelas dan Alat Penunjang Praktikum a. Kawat Kassa b. Klemp (clamp) c. Pembakar spirtus d. Statif d. Statif Klem buret : terbuat dari besi atau baja untuk memegang buret yang digunakan untuk titrasi. kawat yang dilapisi dengan asbes, digunakan sebagai alas dalam penyebaran panas yang berasal dari suatu pembakar Digunakan untuk memanaskan bahan baik berupa padat maupun cair. Terbuat dari besi atau baja yang berfungsi untuk menegakkan buret, corong, corong pisah dan peralatan gelas lainnya pada saat digunakan. Besi yang menyangga ring dan digunakan untuk menahan kawat kasa dalam pemanasan.
Praktikum Kimia Dasar 15 d. Pro Pipet (pipet filler) e. Water Bath Latihan Latihan Sebelum Anda melakukan praktikum kimia dasar, pahami prinsip-prinsip bekerja di laboratorium. Kerjakan latihan soal di bawah ini sebagai pre test dan kumpulkan jawaban latihan anda kepada instruktur praktikum sebelum praktikum dimulai. 1) Hal apa saja yang harus diperhatikan sebelum bekerja di laboratorium ? 2) Bagaimana prinsip mengambil dan memindahkan bahan kimia untuk percobaan ? 3) Bagaimana prinsip pemanasan bahan kimia dengan menggunakan gelas ukur dan gelas kimia ? 4) Mengapa sebelum mengambil bahan kimia harus membaca dengan seksama label dan kode yang tertera ? 5) jelaskan alat ukur dan non ukur yang akan digunakan untuk praktikum dengan titrasi ? Petunjuk Jawaban Latihan Untuk dapat menjawab soal-soal di atas, pelajari kembali Bab 1 Topik 1 dengan seksama. Fungsi utama water bath adalah untuk menciptakan suhu yang konstan dan digunakan untuk pemanasan, inkubasi dan penguapan. Digunakan untuk membantu proses pengambilan cairan. Terbuat dari karet yang disertai dengan tanda untuk menyedot cairan (suction), mengambil udara (aspirate) dan mengosongkan (empty).
Praktikum Kimia Dasar 16 Ringkasan Ringkasan Laboratorium merupakan unit penunjang kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi yang memiliki peranan penting. laboratorium merupakan alat penting untuk mendapatkan data tentang kuantitas maupun kualitas dari, bahan murni, bahan berkhasiat yang terdapat dalam obat (sintetik maupun tradisional), makanan, minuman dan lainnya. Ada persyaratan minimal yang harus dipenuhi suatu laboratorium agar dapat menjalankan fungsinya diantaranya adalah bangunan, tata ruang, alat keselamatan, fasilitas alat dan bahan yang memadai, sumber daya manusia yang sesuai, metode pengujian dan sistem dokumentasi yang baik. Pengenalan jenis bahan kimia seperti padat, cair, dan gas, dan berdasarkan kualitasnya seperti teknis atau pro analisis harus diketahui. Prinsip bekerja seperti mengambil dan memindahkan bahan kimia, teknik pemanasan juga harus dipelajari. Pengetahuan tentang kode bahan kimia dan jenis-jenis alat laboratorium harus diketahui oleh semua praktikan.
Praktikum Kimia Dasar 17 Kegiatan Praktikum Kegiatan Praktikum2 Kesehatan dan Keselamatan Kerja Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bekerja di laboratorium kimia akan berhadapan dengan bahan kimia setiap saat. Setiap bahan kimia memiliki sifat yang berbeda yang membutuhkan penangangan tertentu. Sifat bahan kimia umumnya berbahaya, mengiritasi, toksik, dan mudah terbakar. Sedapat mungkin kontak bahan kimia dengan kulit, pencernaan, pernafasan harus dihindari. Untuk menghindari bahaya kontaminasi bahan kimia hendaklah setiap personel yang terlibat dalam kegiatan di laboratorium kimia harus memahami budaya kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Pemahaman tentang K3 mutlak harus dimiliki oleh semua pihak yang terlibat pada kegiatan praktikum kimia (Praktikan, Laboran, Instruktur). Sumber-sumber bahaya yang perlu diwaspadai selama di laboratorium kimia meliputi : 1. bahan kimia yang mudah terbakar, beracun, korosif, mudah meledak, dan karsinogenik 2. alat-alat sumber panas yang rentan terhadap kebakaran dan sengatan listrik seperti kompor, alat pemanas, oven, lampu dan sebagainya 3. Alat-alat gelas yang mudah pecah yang berpotensi melukai tubuh. 4. Pemanas air atau minyak yang dapat memercik A. TAHAPAN BEKERJA DI L TAHAPAN BEKERJA DI L TAHAPAN BEKERJA DI LABORATORIUM ABORATORIUM ABORATORIUM Untuk menghindari kecelakaan selama bekerja di laboratorium maka perlu diperhatikan setiap tahapan dalam bekerja : 1. Tahap persiapan a. Setiap praktikan harus paham setiap tahapan yang akan dikerjakan dalam praktikum dimulai dari persiapan praktikum, mengetahui tujuan praktikum, cara kerja, paham tindakan yang harus dilakukan dan dihindari saat kerja di misalnya menjauhkan bahan yang mudah terbakar dengan sumber api, membuang sampah dan limbah praktikum pada tempat yang telah ditentukan. b. Mengetahui jenis bahan yang digunakan dalam praktikum dan sifat-sifat bahannya. Apakah bersifat mudah terbakar, toksik, karsinogenik dan paham cara penanganannya. c. Mengetahui setiap alat yang akan digunakan dan memahami cara kerja setiap alat. d. Mempersiapkan peralatan pelindung tubuh seperti, jas laboratorium berwarna putih, kacamata google, sarung tangan karet, sepatu, masker, dan sebagainya sesuai kebutuhan praktikum.
Praktikum Kimia Dasar 18 2. Tahap Pelaksanaan a. Praktikan menggunakan pelindung seperti kaca mata, baju jas laboratorium, sepatu (jangan memakai sandal) dan tidak memakai perhiasan yang berlebihan b. ketahui letak alat pengaman laboratorium c. Sebelum mengambil pereaksi baca etiket setiap botol pereaksi dengan cermat. d. Mengambil dan menggunakan bahan kimia secukupnya karena dapat mencemari lingkungan e. Jangan mencium bahan kimia secara langsung, tetapi cium bau zat kimia dengan cara mengibaskan dengan tangan terlebih dahulu. f. Bila tidak ada perintah untuk mencicipi rasa bahan kimia, jangan melakukannya, tetap berprinsip bahwa semua bahan kimia di laboratorium itu berbahaya. g. Tidak diperkenankan makan dan minum selama di laboratorium karena beresiko untuk tercemar zat kimia. h. Membuang sisa percobaan pada tempatnya sesuai dengan sifat sisa bahan yang digunakan. i. Pilihlah alat gelas yang tidak retak / pecah supaya terhindar dari bahaya luka gores j. Bunsen / lampu spiritus harus dimatikan jika sudah tidak dipakai. k. Gunakan lemari asam jika bekerja dengan zat kimia yang menghasilkan uap beracun. l. Jika anda mengerjakan asam kuat maka harus menuangkan asam kedalam air secara perlahan – lahan sambil diaduk, jangan sebaliknya karena akan menimbulkan percikan berbahaya bagi kita. m. Bekerja dengan tertib, tenang dan tekun, catat data-data yang diperlukan 3. Tahap Penutupan a. Cuci dan keringkan setiap alat yang telah digunakan sebelum disimpan b. Kembalikan peralatan dan bahan yang digunakan ke tempat semula. c. Mematikan peralatan listrik, kran air, menutup tempat bahan kimia dengan rapat (dengan tutupnya semula). d. Bersihkan meja dan area tempat kerja e. Keluarlah dari laboratorium dengan tertib. B. PENANGANAN LIMBAH BA PENANGANAN LIMBAH BA PENANGANAN LIMBAH BAHAN KIMIA HAN KIMIA HAN KIMIA Sisa-sisa bahan kimia yang telah digunakan dalam setiap percobaan kimia perlu penanganan khusus karena limbah bahan kimia dapat mencemari lingkungan. Penanganan khusus untuk limbah bahan kimia diantaranya adalah : 1. Limbah bahan kimia tidak boleh dibuang langsung ke lingkungan 2. Buang segera limbah bahan kimia setelah pengamatan selesai. 3. Kenali jenis bahan kimia dan buang sesuai jenisnya pada tempat yang disediakan 4. Limbah organik dan anorganik harus dipisahkan agar dapat ditangani dengan tepat
Praktikum Kimia Dasar 19 5. Limbah cair yang tidak berbahaya (Misal : detergen) boleh langsung dibuang dengan pengenceran air yang banyak. 6. Limbah cair yang tidak larut dlm air dan beracun dikumpulkan pada botol khusus dan diberi label yang jelas. C. PENANGANAN BILA TERK PENANGANAN BILA TERK PENANGANAN BILA TERKENA BAHAN KIMIA ENA BAHAN KIMIA ENA BAHAN KIMIA Bekerja di laboratorium dengan bahan kimia dan alat-alat gelas sangat memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja meskipun telah bekerja dengan hati-hati. Penanganan terhadap kecelakaan kerja di laboratorium sangat perlu dikuasai oleh praktikan maupun petugas di laboratorium. Bila terjadi kecelakaan kerja perhatikan hal-hal berikut ini : 1. Tetap tenang dan jangan panik 2. Segera minta bantuan teman atau petugas laboratorium yang ada di dekat anda, untuk mengantisipasi kejadian kecelakaan kerja maka tidak diperkanankan bekerja sendirian di laboratorium 3. Kenali bahan kimia yang mengenai tubuh agar dapat ditangani dengan tepat. 4. Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung dengan bahan kimia, bila perlu bilas dengan air mengalir 5. Bila terkena tumbahan bahan kimia di kulit, jangan digaruk agar tidak menyebar 6. Bawalah keluar ruangan supaya banyak menghirup oksigen. 7. Segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat bila membutuhkan penanganan lebih lanjut. Contoh penanganan kecelakaan kerja di laboratorium : 1. Bahan asam pada kulit dan baju: cuci dengan air sebanyak banyaknya kemudian netralkan dengan amoniak dengan konsentrasi 5 % 2. Bahan basa pada kulit dan baju: Cuci dengan air sebanyak – banyaknya kemudian netralkan dengan larutan asam borat 4 % atau asam asetat 1 % 3. Asam kuat masuk mulut: Keluarkan asam itu dan mulut dicuci dengan air sebanyak – banyaknya kemudian netralkan dengan larutan NaHCO3 5 % kumur dan buang 4. Basa kuat masuk mulut: Keluarkan basa itu dan mulut dicuci dengan air sebanyak – banyaknya kemudian netralkan dengan larutan asam asetat 4 % dengan cara berkumur – kumur dan berilah mineral oil pada bibir untuk mencegah terjadi dehidrasi dan pembengkakan 5. Luka tergores karena pecahan alat gelas atau benda tajam Bersilah luka dari debu kemudian cuci dengan alkohol 70 % dengan menggunakan kapas keringkan dan berilah iodium tinctur 2 %
Praktikum Kimia Dasar 20 D. PENANGANAN BILA TERJ PENANGANAN BILA TERJ PENANGANAN BILA TERJADI KEBAKARAN DI LAB ADI KEBAKARAN DI LAB ADI KEBAKARAN DI LABORATORIUM ORATORIUM ORATORIUM Di laboratorium banyak terdapat bahan-bahan yang mudah terbakar, sehingga penanganan pertama terhadap kebakaran harus dapat diketahui oleh para praktikan dan petugas laboratorium. Hal-hal yang harus diketahui saat terjadi kebakaran adalah : 1. Tetap tenang dan Jangan Panik 2. Segera bunyikan alarm tanda bahaya. 3. Identifikasi bahan yang terbakar sesuai kelasnya (A, B, atau C) padamkan dengan kelas pemadam yang sesuai (Contohnya kebakaran bahan kelas B seperti bensin, minyak tanah dll maka tidak boleh disiram dengan air) 4. Hindari menghirup asap secara langsung, gunakan masker atau tutup hidung dengan sapu tangan. 5. Tutup pintu untuk menghambat api membesar dengan cepat. 6. Cari Bantuan Pemadam Kebakaran, oleh karenanya nomor telpon pemadam kebakaran harus ada di laboratorium E. PERALATAN KESELAMATA PERALATAN KESELAMATA PERALATAN KESELAMATAN KERJA N KERJA N KERJA 1. Jas laboratorium Pakaian kerja untuk melindungi tubuh dari percikan bahan kimia. Dipilih warna putih untuk memudahkan sensitivitas warna bila ada tumpahan bahan kimia. 2. Sepatu Sepatu untuk melindungi kaki dari resiko tumpahan bahan kimia. Gunakan sepatu dari bahan yang tidak mudah terbatar. Jangan menggunakan sandal atau sepatu sandal yang terbuka karena akan beresiko terkena tumpahan bahan kimia.
Praktikum Kimia Dasar 21 3. Kacamata pelindung (googles) Kacamata digunakan untuk melindungi mata dan wajah dari paparan bahan kimia. Pada saat bekerja di laboratorium kimia hindari menggunakan lensa kontak karena asap/uap dapat menumpuk dibawah kontak lensa yang dapat menimbulkan kerusakan mata. 4. Sarung tangan (gloves) Digunakan untuk melindungi tangan kontak langsung dengan bahan kimia atau panas. Bahan yang digunakan bisa berasal dari karet alam, karet neopran, karet nitril, asbes dan lain-lain dengan mutu dan ketebalan yang beragam 5. Masker Masker digunakan untuk menghindari dari terhirupnya partikel-partikel bahan kimia. Pada saat bekerja dengan asam kuat dan basa kuat wajib menggunakan masker. 6. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Praktikum Kimia Dasar 22 Latihan Latihan Sebelum Anda melakukan praktikum kimia dasar, pahami prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja. Kerjakan latihan soal di bawah ini sebagai pre test dan kumpulkan jawaban latihan anda kepada instruktur praktikum sebelum praktikum dimulai. 1) Sumber bahaya apakah yang harus anda waspadai selama bekerja di laboratorium kimia dasar dan bagaimanakah cara pencegahannya ? 2) Alat pelindung diri apakah yang harus anda gunakan saat akan mengambil bahan kimia asam kuat ? 3) Bagaimana cara menangani tumpahan bahan asam pada baju atau kulit ? 4) Apa yang harus dilakukan saat terjadi kebakaran di laboratorium ? 5) Bagaimana menangani limbah bahan kimia ? Petunjuk Jawaban Latihan Untuk dapat menjawab soal-soal di atas, pelajari kembali Bab 1 Topik 2 dengan seksama. Merupakan peralatan pertolongan pertama dalam menangani bahaya kebakaran Tipe : 1. Air (water) 2. Busa (foam) 3. Bubuk Kimia Kering 4. Karbondioksida kering 5. Cairan dalam uap 6. Bahan Kimia Basah
Praktikum Kimia Dasar 23 Daftar Pustaka Daftar Pustaka Anonim, 1976, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan RI, Jakarta Khamidinal, 2009, Teknik Laboratorium Kimia,Pustaka Pelajar, Jogjakarta Sunarto, Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja Laboratorium Kimia, Pendidikan MIPA UNY, Jogjakarta
Praktikum Kimia Dasar 24 MODUL MODULII ANALISA KUALITATIF KATION GOLONGAN I DAN ANALISA KUALITATIF KATION GOLONGAN I DAN ATION GOLONGAN I DANII Wardiyah, M.Si, Apt Analisis kimia merupakan pemisahan suatu senyawa kimia menjadi bagian-bagian terkecilnya, penetapan unsur-unsurnya maupun zat asing yang mungkin terkandungnya. Teknik analisis dibedakan menjadi : 1. Analisis kualitatif Merupakan analisis untuk melakukan identifikasi elemen, spesies, dan/atau senyawasenyawa yang ada di dalam sampel. Analisis kualitatif berkaitan dengan cara untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu analit yang dituju dalam suatu sampel 2. Analisis kuantitatif Adalah analisis untuk menentukan jumlah (kadar) absolut atau relatif dari suatu elemen atau spesies yang ada di dalam sampel 3. Analisis struktur Adalah penentuan letak dan pengaturan ruang tempat atom dalam suatu elemen atau molekul, serta identifikasi gugus-gugus karakteristik (gugus-gugus fungsional) dalam suatu molekul. Analisa kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion / kation suatu larutan. Kation adalah ion yang bermuatan positif. Kation dikelompokkan dalam lima golongan berdasarkan reaksi kation tersebut terhadap reagensia tertentu dengan membentuk endapan atau tidak. Sehingga klasifikasi kation didasarkan pada perbedaan kelarutan kation tersebut terhadap klorida, sulfida, dan karbonat. Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan ammonium karbonat. Pada bab 2 ini akan membahas tentang analisis kimia kualitatif untuk kation, sedangkan analisis kualitatif untuk anion akan dipelajari dalam bab berikutnya. Analisis kation digolongkan dalam lima kelompok kation yaitu kation golongan I sampai dengan golongan V. Pada bab 2 ini akan dibicarakan tentang kation golongan I dan II yang akan disajikan dalam dua topik. Sedangkan kation golongan III, IV dan V akan dibahas di bab 3. Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat dari kation tersebut.
Praktikum Kimia Dasar 25 Tujuan dari percobaan ini adalah mahasiswa dapat mengidentifikasi kation yang terdapat dalam sampel dengan tepat dan dan dapat menunjukan reaksi yang spesifik untuk setiap kation yang terdapat dalam sampel. Praktikum analisa kualitatif kation akan dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Mahasiswa akan diberikan 6 (enam) sampel kation tiap pertemuan. Mahasiswa dapat mengidentifikasi sampel dengan mereaksikan sampel dengan larutan pereaksi yang sesuai. Hasil reaksi dapat berupa terbentuknya endapan (putih atau berwarna), gas (berbau/tidak), atau warna nyala. Mahasiswa harus dapat membedakan antara kation satu dengan yang lain dan dapat menunjukan reaksi yang spesifik untuk setiap kation yang terdapat dalam sampel
Praktikum Kimia Dasar 26 Kegiatan Praktikum Kegiatan Praktikum 1 Identifikasi Kation Golongan 1 Identifikasi Kation Golongan 1 Kation golongan I akan membentuk endapan dengan asam klorida. Yang termasuk kation golongan I adalah timbal (II) Pb2+, merkurium (I) Hg+ , dan perak (I) Ag+ . Pada bab ini akan dilakukan identifikasi kation golongan I dari timbal (II) Pb2+ dan perak (I) Ag+ . A. TUJUAN Tujuan dari percobaan ini adalah mahasiswa dapat mengidentifikasi contoh kation golongan I yaitu Pb2+ dan Ag+ yang terdapat dalam sampel dengan tepat dan dan dapat menunjukan reaksi yang spesifik untuk setiap kation yang terdapat dalam sampel. B. PETUNJUK PETUNJUK PETUNJUK Setelah mempelajari tentang jenis dan reaksi kation golongan I mahasiswa diharapkan dapat mengidentifikasi beberapa contoh kation golongan I yang akan diberikan dalam bentuk larutan sampel. Mahasiswa akan mereaksikan sampel-sampel tersebut dengan pereaksi tertentu kemudian hasil reaksi dicatat dalam lembar kerja praktikum dibandingkan dengan dugaan hasil reaksi kation tersebut. Hasil reaksi dapat berupa terbentuknya endapan (putih atau berwarna), gas (berbau/tidak), atau warna nyala. Mahasiswa harus dapat membedakan antara kation satu dengan yang lain dalam satu golongan maupun dengan golongan lain dan dapat menunjukan reaksi yang spesifik untuk setiap kation yang terdapat dalam sampel. C. ALAT DAN BAHAN : ALAT DAN BAHAN : ALAT DAN BAHAN : Alat : 1. Tabung reaksi 2. Plat tetes 3. Cawan porselen 4. Pipet tetes 5. Lampu Bunsen Bahan : 1. Larutan sampel kation Pb2+dan Ag+ . 2. Larutan pereaksi : 3. NaOH encer 4. HCl encer 5. KI encer 6. Na2S2O3
Praktikum Kimia Dasar 27 7. NH4OH 8. CH3COONH4 9. CH3COOH 10. K2CrO4 D. CARA KERJA CARA KERJA CARA KERJA 1. Identifikasi timbal (II) Pb2+ a. Ambil larutan sampel ± 3 ml masukkan dalam tabung reaksi, tambahkan HCl encer akan terbentuk endapan putih, bagi dalam tiga tabung lain masing-masing tambahakan dengan air panas, HCl pekat dan amonium asetat, endapan yang terbentuk akan larut b. Ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan NaOH encer maka akan terbentuk endapan putih, pada tabung yang sama tambahkan kembali NaOH berlebih sehingga endapan akan larut. c. Ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan Dengan asam Sulfat encer akan terbentuk endapan putih, kemudian tambahkan amonium asetat panas sehingga endapan akan larut d. Ambil larutan sampel ± 3 ml masukkan dalam tabung reaksi, tambahkan dengan K2CrO4 akan terbentuk endapan kuning, bagi dalam 4 tabung reaksi tambahkan kembali masing-masing dengan HNO3, NaOH, CH3COOH, dan NH4OH. Pada penambahan HNO3 dan NaOH endapan yang terbentuk akan larut, tetapi endapan tidak larut dengan penambahan CH3COOH, dan NH4OH. e. Catat dalam lembar kerja semua hasil pengamatan. Reaksi pada Pb2+ 1. Pb(NO3)2 + 2HCl → PbCl2 ↓ (PuKh) + 2HNO3 PbCl2 + 2HCl(p) → H2(PbCl4) PbCl2 + 2CH3COONH4 → Pb(CH3COO)2 + 2NH4Cl 2. Pb(NO3)2 + 2NaOH → Pb(OH)2 ↓ (PuKh) + 2NaNO3 Pb(OH)2 + 2NaOH → Na2(PbO2) + 2H2O 3. Pb(NO3)2 + H2SO4 → PbSO4 ↓ (PuKh) + 2HNO3 PbSO4 + 2CH3COONH4 → Pb(CH3COO)2 + (NH4)2SO4 4. Pb(NO3)2 + K2CrO4 → PbCrO4 ↓ (Kuning) + 2KNO3 PbCrO4 + 2HNO3 → Pb(NO3)2 + H2CrO4 (Lar. Kuning) PbCrO4 + 4NaOH → K2PbO2 + N2CrO4 + 2H2O (idem) PbCrO4 + CH3COOH → Tidak Larut
Praktikum Kimia Dasar 28 PbCrO4 + NH4OH → Tidak Larut 2. Identifikasi raksa (I) Ag+ a. Ambil larutan sampel ± 3 ml masukkan dalam tabung reaksi, tambahkan HCl encer akan terbentuk endapan putih, bagi dalam dua tabung, tambahkan pada masingmasing tabung dengan asam nitrat dan amonia encer. Endapan AgCl yang terbentuk akan larut dalam amonia tetapi tidak larut dengan penambahan asam nitrat. b. Ambil larutan sampel ± 3 ml tambahkan NaOH encer maka akan terbentuk endapan coklat dari Ag2O, bagi hasil reaksi dalam tiga tabung reaksi, tambahkan pada masing-masing tabung dengan NaOH berlebih, amonia, dan asam nitrat. Penambahan dengan NaOH berlebih endapan Ag2O akan sukar larut, tetapi akan larut dengan amonia dan asam nitrat. c. Ambil larutan sampel ± 3 ml tambahkan larutan KI maka akan terbentuk endapan kuning dari AgI, bagi hasil reaksi dalam 2 tabung tambahkan masing-masing dengan Natrium thiosulfat dan amonia. Endapan AgI akan larut dalam Natrium thiosulfat dan tidak larut dalam amonia. d. Ambil larutan sampel ± 3 ml tambahkan larutan Kalium Kromat maka akan terbentuk endapan merah dari AgCrO4, bagi hasil reaksi dalam 2 tabung tambahkan masing-masing dengan Asam nitrat encer dan amonia. Endapan AgCrO4 akan larut dalam Asam nitrat encer dan amonia. e. Catat dalam lembar kerja semua hasil pengamatan. Reaksi pada Ag+ AgNO3 + HCl → AgCl ↓ (PuKh) + HNO3 AgCl + HNO3 → Tidak Larut AgCl + 2NH3(e) → [Ag(NH3)2]Cl + 2H2O 2AgNO3 + 2NaOH → Ag2O ↓ (Coklat Hitam) + 2NaNO3 + H2O Ag2O + 2NaOH → Tidak Larut Ag2O + 2HNO3 → 2 AgNO3 + H2O Ag2O + 4NH3 + H2O → 2 [Ag(NH3)2]+ + 2 OHAgNO3 + KI → AgI ↓ (Kuning) + KNO3 AgI + 2Na2S2O3 → Na3[Ag(S2O3)2] + NaI AgI + NH4OH(e/p) → Tidak Larut 2AgNO3 + K2CrO4 → Ag2CrO4 ↓ (Merah Bata) + 2KNO3 Ag2CrO4 + 2HNO3 → 2AgNO3 + H2CrO4 (Larutan Kuning) Ag2CrO4 + 4NH4OH → [Ag(NH3)2]2CrO4 + 4H2O
Praktikum Kimia Dasar 29 E. HASIL PENGAMATAN HASIL PENGAMATAN HASIL PENGAMATAN NO KATION PROSEDUR PENGAMATAN DUGAAN HASIL PARAF KET 1 Pb2+ 1. HCl encer + Air panas + HCl pekat + Amm.asetat 2. NaOH encer + NaOH >>> 3. H2SO4 encer + Amm.asetat panas 4. K2CrO4 + HNO3 +NaOH + CH3COOH + NH4OH endapan putih endapan larut endapan larut endapan larut endapan putih endapan larut endapan putih endapan larut endapan kuning larutan kuning larutan kuning endapan tidak larut endapan tidak larut + + + + + + + + + + + + + 2 Ag + 1. HCl encer + NH3 encer + HNO3 2. NaOH +NaOH >>> + HNO3 + NH4OH 3. KI + 2Na2S2O3 + NH4OH(e/p) 4. K2CrO4 + 2HNO3 + 4NH4OH endapan putih endapan larut endapan tidak larut endapan coklat endapan tidak larut endapan larut endapan larut endapan kuning endapan larut endapan tidak laru endapan merah endapan larut endapan larut + + + + + + + + + + + + +
Praktikum Kimia Dasar 30 Latihan Latihan Kerjakan latihan soal di bawah ini sebagai pre test dan kumpulkan jawaban latihan Anda kepada instruktur praktikum sebelum praktikum dimulai. 1) jelaskan dasar penggolongan kation golongan I 2) sebutkan 3 cara identifikasi Pb2+ 3) sebutkan 3 cara identifikasi Ag + 4) tuliskan reaksi yang spesifik untuk Pb2+ 5) tuliskan reaksi yang spesifik untuk Ag + Petunjuk Jawaban Latihan Untuk dapat menjawab soal-soal di atas, pelajari kembali Bab 2 Topik 1 dengan seksama.
Praktikum Kimia Dasar 31 Kegiatan Praktikum Kegiatan Praktikum 2 Identifikasi Kation Golongan II Identifikasi Kation Golongan II Kation golongan II tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Yang termasuk kation golongan II adalah merkurium (II) Hg2+, tembaga (II) Cu2+, bismut Bi3+, kadmium Cd2+, arsenik As3+ , stibium Sb3+, stibium Sb5+, timah Sn2+, timah Sn4+. Topik ini akan membahas kation golongan II Hg2+dan Cu2+ . A. TUJUAN : TUJUAN : TUJUAN : Tujuan dari percobaan ini adalah mahasiswa dapat mengidentifikasi contoh kation golongan II Hg2+dan Cu2+ yang terdapat dalam sampel dengan tepat dan dan dapat menunjukan reaksi yang spesifik untuk setiap kation yang terdapat dalam sampel B. PETUNJUK PETUNJUK PETUNJUK Setelah mempelajari tentang jenis dan reaksi kation golongan II mahasiswa diharapkan dapat mengidentifikasi beberapa contoh kation golongan II yang akan diberikan dalam bentuk larutan sampel. Mahasiswa akan mereaksikan sampel-sampel tersebut dengan pereaksi tertentu kemudian hasil reaksi dicatat dalam lembar kerja praktikum dibandingkan dengan dugaan hasil reaksi kation tersebut. Hasil reaksi dapat berupa terbentuknya endapan (putih atau berwarna), gas (berbau/tidak), atau warna nyala. Mahasiswa harus dapat membedakan antara kation satu dengan yang lain dalam satu golongan maupun dengan golongan lain dan dapat menunjukan reaksi yang spesifik untuk setiap kation yang terdapat dalam sampel. C. ALAT DAN BAHAN : ALAT DAN BAHAN : ALAT DAN BAHAN : Alat : 1. Tabung reaksi 2. Plat tetes 3. Cawan porselen 4. Pipet tetes 5. Lampu Bunsen Bahan : 1. Larutan sampel kation Hg2+dan Cu2+ . 2. Larutan pereaksi : 3. NaOH encer 4. HCl encer
Praktikum Kimia Dasar 32 5. KI encer 6. NH4OH 7. NH4Cl D. CARA KERJA CARA KERJA CARA KERJA 1. Identifikasi merkurium (II) Hg2+ a.Ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan NaOH encer maka akan terbentuk endapan kuning b.Ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan KI akan terbentuk endapan merah. c. dari reaksi no 2, ambil ± 1 ml tambahkan KI berlebih, endapan merah yang terbentuk dari reaksi no 2 akan larut. d.Ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan NH4OH akan terbentuk endapan putih e.dari reaksi no 4, ambil ± 1 ml tambahkan larutan panas NH4Cl, endapan putih dari reaksi dengan NH4OH akan larut. Reaksi pada Hg2+ HgCl2 + 2NaOH → Hg(OH)2 + 2NaCl Hg(OH)2 + H2O → HgO ↓ (Kuning) + 2H2O HgCl2 + 2KI → HgI2 ↓ (Merah) + 2KCl HgI2 ↓ + 2KI → K2(HgI4) (Bening) Pereaksi Nessler HgCl2 + 2NH3 → Hg(NH2)Cl ↓ (PuKh) + NH4Cl Hg(NH2)Cl + NH4Cl → HgCl2 + 2NH3 (Larut) Hg(NH2)Cl + 2HNO3 → Hg(NO3)2 + NH4Cl 2. Identifikasi Cu2+ a. ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan NaOH encer maka akan terbentuk endapan biru. b. dari hasil reaksi no 1, ambil sebagian (± 1 ml), panaskan, endapan biru akan berubah menjadi hitam c. ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan KI encer maka akan terbentuk endapan putih d. ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan KCNS encer maka akan terbentuk endapan hitam Reaksi pada Cu2+ CuSO4 + 2NaOH → Cu(OH)2 ↓ (Biru) + Na2SO4 Cu(OH)2 → CuO ↓ (Hitam) + H2O CuSO4 + 2KI → K2SO4 + CuI2 (Putih / coklat tua)
Praktikum Kimia Dasar 33 2CuSO4 + K4[Fe(CN)6] → Cu2[Fe(CN)6] ↓ (Coklat Merah) + 2K2SO4 CuSO4 + 2KCNS → Cu(CNS)2 ↓ (Hitam) + K2SO4 E. HASIL PENGAMATAN HASIL PENGAMATAN HASIL PENGAMATAN NO KATION PROSEDUR PENGAMATAN DUGAAN HASIL PARAF KET 1 Hg 2+ NaOH KI KI berlebih NH4OH HCl panas a. endapan kuning b. endapan merah endapan larut c. endapan putih endapan larut + + + + + 2 Cu 2+ a. NaOH dipanaskan b. KI c. KCNS a. endapan biru endapan larut b. endapan putih c. endapan hitam + + + + Latihan Latihan Kerjakan latihan soal di bawah ini sebagai pre test dan kumpulkan jawaban latihan Anda kepada instruktur praktikum sebelum praktikum dimulai. 1) jelaskan dasar penggolongan kation golongan II 2) sebutkan 3 cara identifikasi Hg2+ 3) sebutkan 3 cara identifikasi Cu 2+ 4) tuliskan reaksi yang spesifik untuk Hg2+ 5) tuliskan reaksi yang spesifik untuk Cu 2+ Petunjuk Jawaban Latihan Untuk dapat menjawab soal-soal di atas, pelajari kembali Bab 2 Topik 2 dengan seksama.
Praktikum Kimia Dasar 34 Daftar Pustaka Daftar Pustaka Anonim, 1976, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan RI, Jakarta Gandjar, I.G., Rohman A, 2013, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Jogjakarta. Harmita, 2006, Pengantar Kuantitatif Bahan Baku dan Bentuk sediaan Farmasi, Cipta Kreasi Bersama, Jakarta Mursyidi Ahmad, et al., 2008, Pengantar Kimia Farmasi Analisis Volumetri dan Gravimetri, Gadjah mada University Press, Jogjakarta Svhela G, 1994, Buku teks Analisa An Organik Kualitatif Mikro dan Makro. Penerjemah Setyono L , Hadyana, Kalman Media Pusaka, Jakarta
Praktikum Kimia Dasar 35 MODULIII ANALISA KUALITATIF KATION GOLONGAN III, ANALISA KUALITATIF KATION GOLONGAN III, ATION GOLONGAN III, IV DAN V IV DAN V IV DAN V Wardiyah, M.Si, Apt Pada Bab 2 sudah dibahas kation golongan I dan II, sedangkan kation golongan III, IV, dan V akan dibahas pada Bab 3 ini. Penggolongan kation golongan III berdasarkan pada sifat dari kation ini yang tidak bereaksi dengan asam klorida encer ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Tetapi kation golongan III membentuk endapan dengan amonium sulfida dalam suasana netral atau amoniakal. Kation golongan IV tidak bereaksi dengan reagensia golongan I, II, dan III. Kation-kation golongan ini membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan adanya amonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Kation golongan V adalah kation-kation yang tidak bereaksi dengan reagensia-reagensia golongan sebelumnya.
Praktikum Kimia Dasar 36 Kegiatan Praktikum Kegiatan PraktikumI Analisa Kualitatif Kation Golongan III Analisa Kualitatif Kation Golongan III Wardiyah, M.Si, Apt Kation golongan III adalah kobalt (II), nikel (II), besi (II), besi (III), kromium (III), aluminium, zink, dan mangan (II). Yang akan dipelajari dalam topik ini adalah Zn2+, Fe2+, Fe3+ , dan Al3+ . A. TUJUAN Tujuan dari percobaan ini adalah mahasiswa dapat mengidentifikasi contoh kation golongan III yaitu Zn2+, Fe2+, Fe3+, Al3+ yang terdapat dalam sampel dengan tepat dan dan dapat menunjukan reaksi yang spesifik untuk setiap kation yang terdapat dalam sampel. B. PETUNJUK PETUNJUK PETUNJUK Setelah mempelajari tentang jenis dan reaksi kation golongan III mahasiswa diharapkan dapat mengidentifikasi beberapa contoh kation golongan III yang akan diberikan dalam bentuk larutan sampel. Mahasiswa akan mereaksikan sampel-sampel tersebut dengan pereaksi tertentu kemudian hasil reaksi dicatat dalam lembar kerja praktikum dibandingkan dengan dugaan hasil reaksi kation tersebut. Hasil reaksi dapat berupa terbentuknya endapan (putih atau berwarna), gas (berbau/tidak), atau warna nyala. Mahasiswa harus dapat membedakan antara kation satu dengan yang lain dalam satu golongan maupun dengan golongan lain dan dapat menunjukan reaksi yang spesifik untuk setiap kation yang terdapat dalam sampel. C. ALAT DAN BAHAN ALAT DAN BAHAN ALAT DAN BAHAN Alat : 1. Tabung reaksi 2. Plat tetes 3. Cawan porselen 4. Pipet tetes 5. Lampu Bunsen Bahan : 1. Larutan sampel kation Zn2+, Fe2+, Fe3+, dan Al3+ .
Praktikum Kimia Dasar 37 2. Larutan pereaksi : 3. NaOH encer 4. K-ferrosianida 5. K-ferrisianida 6. KCNS 7. NH4OH 8. Natrium asetat (CH3COONa) 9. Natrium fosfat (Na2HPO4) 10. HCl D. CARA KERJA CARA KERJA CARA KERJA 1. Identifikasi Zn2+ a. Ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan NaOH encer maka akan terbentuk endapan putih seperti gel. b. dari hasil reaksi nomor 1 ambil sebagian kemudian tambahkan kembali dengan NaOH, endapan yang terbentuk akan larut dalam NaOH berlebih c. ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan dengan larutan K-ferrosianida akan terbentuk endapan berwarna putih d. Ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan NH4OH encer maka akan terbentuk endapan putih gel (seperti pada reaksi no 1). e. dari hasil reaksi nomor 4 ambil sebagian kemudian tambahkan kembali dengan NH4OH, endapan yang terbentuk akan larut dalam NH4OH berlebih Reaksi pada Zn2+ ZnCl2 + 2NaOH → Zn(OH)2 ↓ (Putih Gel) + 2NaCl Zn(OH)2 + 2NaOH → Na2(ZnO2) + 2H2O 2ZnCl2 + K4[Fe(CN)6] → Zn2[Fe(CN)6] ↓ (Putih) + KCl ZnCl2 + 2NH4OH → Zn(OH)2 ↓ (Putih Gel) + 2NH4Cl Zn(OH)2 + 4NH4OH → Zn(NH3)4(OH)2 + 4H2O 2. Identifikasi Besi (II) Fe2+ a. Ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan K-Ferrosianida maka akan terbentuk endapan yang berubah menjadi kebiru-biruan b. Ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan K-Ferrisianida maka akan terbentuk endapan biru c. Ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan NaOH maka akan terbentuk endapan berwarna hijau kotor. Reaksi pada Fe2+ FeSO4 + K4[Fe(CN)6] → K2Fe[Fe(CN)6] ↓ (PuKh→Biru Muda) + K2SO4
Praktikum Kimia Dasar 38 FeSO4 + K3[Fe(CN)6] → KFe[Fe(CN)6] ↓ (Biru Tua) + K2SO4 FeSO4 + 2NaOH → Fe(OH)2 ↓ (Hijau Kotor) + Na2SO4 3. Identifikasi Besi (II) Fe3+ a. Ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan K-Ferrosianida maka akan terbentuk endapan biru b. Ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan K-Ferrisianida maka akan terbentuk endapan coklat c. Ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan KCNS maka akan terbentuk endapan berwarna merah. d. Ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan NaOH maka akan terbentuk endapan berwarna coklat. Reaksi pada Fe3+ FeCl3 + K4[Fe(CN)6] → KFe[Fe(CN)6] ↓ (Biru) + 3KCl FeCl3 + K3[Fe(CN)6] → Fe[Fe(CN)6] ↓ (Coklat) + 3KCl FeC3 + KCNS → [Fe(CNS)]C2 (Merah Darah) + KCl FeCl3 + 3NaOH → Fe(OH)3 ↓ (Coklat) + 3NaCl 4. Identifikasi Al3+ a. ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan dengan NaOH akan terbentuk endapan putih seperti gel. b. dari reaksi no 1, ambil sebagian hasil reaksi kemudian tambahkan NaOH berlebih, endapan yang terbentuk akan larut. c. ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan dengan NH4OH akan terbentuk endapan putih seperti gel. d. dari reaksi no 3, ambil sebagian hasil reaksi kemudian tambahkan NH4OH berlebih, endapan yang terbentuk tidak larut. e. ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan dengan CH3COONa pada awalnya tidak akan terbentuk endapan tetapi setelah dipanaskan akan terbentuk endapan yang akan larut kembali setelah dingin. f. ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan dengan Na2HPO4 akan terbentuk endapan putih g. dari hasil reaksi no 4 ambil sebagian dan tambahkan dengan asam kuat encer (HCl encer) endapan yang terbentuk akan larut. Reaksi pada Al3+ AlCl3 + 3NaOH → Al(OH)3 ↓ (Putih Gel) + 3NaCl Al(OH)3 + 3NaOH → Na3AlO3 + 3H2O AlCl3 + 3NH4OH → Al(OH)3 ↓ (Putih Gel) + 3NH4Cl Al(OH)3 + 3NH4OH → Tidak Larut
Praktikum Kimia Dasar 39 AlCl3 + 3CH3COONa → Al(CH3COO)3 + 3NaCL Al(CH3COO)3 + 2H2O→ [AL(OH)2CH3COO] ↓ + 2CH3COOH AlCl3 + 2Na2HPO4 → AlPO4 ↓ + 3NaCl + NaH2PO4 AlPO4 + 3HCl → AlCl3 + H3PO4 E. HASIL PENGAMATAN HASIL PENGAMATAN HASIL PENGAMATAN N O KATIO N PROSEDUR PENGAMATAN DUGAA N HASI L PARA F KE T 1. Zn 2+ 1. NaOH NaOH berlebih 2. K-ferrosianida 3. NH4OH NH4OH berlebih 1. endapan putih endapan larut 2. endapan putih 3. endapan putih endapan larut + + + + + 2. Fe 2+ 1. K-ferrosianida 2. KFerrisianida 3. NaOH 1. endapan kebiruan 2. endapan biru tua 3. endapan hijau kotor + + + 3. Fe 3+ 1. K-ferrosianida 2. K-ferrisianida 3. KCNS 4. 4. NaOH 1. endapan biru 2. endapan coklat 3. endapan Merah 4. endapan coklat + + + + 4. Al 3+ 1. NaOH 1. endapan +
Praktikum Kimia Dasar 40 N O KATIO N PROSEDUR PENGAMATAN DUGAA N HASI L PARA F KE T NaOH berlebih 2. NH4OH NH4OH berlebih 3. CH3COONa Dipanaskan 4. Na2HPO4 HCl encer putih 2. endapan larut 3. endapan putih endapan tidak larut tak mengendap endapan putih endapan putih endapan larut + + + + + + + Latihan Latihan Kerjakan latihan soal di bawah ini sebagai pre test dan kumpulkan jawaban latihan Anda kepada instruktur praktikum sebelum praktikum dimulai. 1) Bagaimana membedakan kation Fe2+ dan Fe3+ ? 2) Bagaimana membedakan kation Al3+ dan Zn2+ ? 3) sebutkan 3 cara identifikasi Zn 2+ 4) tuliskan reaksi yang spesifik untuk Fe2+ 5) tuliskan reaksi yang spesifik untuk Al3+ Petunjuk Jawaban Latihan Untuk dapat menjawab soal-soal di atas, pelajari kembali Bab 3 Topik 1 dengan seksama.
Praktikum Kimia Dasar 41 Kegiatan Praktikum Kegiatan Praktikum2 Analisa Kualitatif Kation Golongan IV dan V Analisa Kualitatif Kation Golongan IV dan V Wardiyah, M.Si, Apt Kation golongan IV dan V digolongkan berdasarkan sifatnya yang tidak dapat bereaksi dengan reagensia-reagensia golongan I, II, dan III. Termasuk dalam kation golongan IV adalah kalsium, strontium, dan barium. Sedangkan kation golongan V meliputi ion magnesium, natrium, kalium, amonium, lithium, dan hidrogen. A. TUJUAN Tujuan dari percobaan ini adalah mahasiswa dapat mengidentifikasi contoh kation golongan IV dan V yaitu Ca2+, Ba2+, Mg2+ dan NH4 + yang terdapat dalam sampel dengan tepat dan dan dapat menunjukan reaksi yang spesifik untuk setiap kation yang terdapat dalam sampel. B. PETUNJUK PETUNJUK PETUNJUK Setelah mempelajari tentang jenis dan reaksi kation golongan IV dan V mahasiswa diharapkan dapat mengidentifikasi beberapa contoh kation golongan IV dan V yang akan diberikan dalam bentuk larutan sampel. Mahasiswa akan mereaksikan sampel-sampel tersebut dengan pereaksi tertentu kemudian hasil reaksi dicatat dalam lembar kerja praktikum dibandingkan dengan dugaan hasil reaksi kation tersebut. Hasil reaksi dapat berupa terbentuknya endapan (putih atau berwarna), gas (berbau/tidak), atau warna nyala. Mahasiswa harus dapat membedakan antara kation satu dengan yang lain dalam satu golongan maupun dengan golongan lain dan dapat menunjukan reaksi yang spesifik untuk setiap kation yang terdapat dalam sampel. C. ALAT DAN BAHAN ALAT DAN BAHAN ALAT DAN BAHAN Alat : 1. Tabung reaksi 2. Plat tetes 3. Cawan porselen 4. Pipet tetes 5. Lampu Bunsen Bahan : 1. Larutan sampel kation Ca2+, Ba2+, Mg2+ dan NH4 + . 2. Larutan pereaksi :
Praktikum Kimia Dasar 42 3. NaOH encer 4. K-ferrosianida 5. K-ferrisianida 6. KCNS 7. NH4OH 8. Natrium asetat (CH3COONa) 9. Natrium fosfat (Na2HPO4) 10. HCl D. CARA KERJA CARA KERJA CARA KERJA 1. Identifikasi Ca2+ a. ambil larutan sampel ±2 ml tambahkan dengan NaOH akan terbentuk endapan putih b. dari hasil reaksi no. 1 ambil sebagian, kemudian tambahkan dengan NaOH berlebih maka endapan yang terbentuk akan larut. c. ambil larutan sampel ±3 ml tambahkan dengan amonium oksalat ((NH4)2C2O4) akan terbentuk endapan putih d. dari reaksi no 3 ambil sebagian pindahkan dalam dua tabung reaksi lain, masingmasing tambahkan dengan CH3COOH dan HCl. Reaksi dengan CH3COOH endapan yang terbentuk tidak larut, tetapi reaksi dengan HCl akan melarutkan endapan. e. ambil larutan sampel ±2 ml tambahkan dengan K-ferrosianida akan terbentuk endapan putih Reaksi pada Ca2+ CaCl2 + 2NaOH → Ca(OH)2 ↓ + 2NaCl Ca(OH)2 + 2NaOH → Larut CaCl2 + (NH4)2C2O4 → CaC2O4 ↓ (PuKh) + 2NH4Cl CaC2O4 ↓ (PuKh) + CH3COOH → Tidak Larut CaC2O4+ 2HCl → CaCl2 + H2C2O4 CaCl2 + K4[Fe(CN) 6] → CaK2[Fe(CN)6]↓ (PuKh) + 2KCl 2. Identifikasi Ba2+ a. ambil larutan sampel ±2 ml tambahkan dengan NaOH, akan terbentuk endapan putih. Endapan ini tidak larut dalam NaOH berlebih. b. ambil larutan sampel ±2 ml tambahkan dengan amonium oksalat ((NH4)2C2O4) akan terbentuk endapan putih c. dari reaksi no 3 ambil sebagian pindahkan dalam dua tabung reaksi lain, masingmasing tambahkan dengan CH3COOH panas dan HCl. Reaksi dengan CH3COOH panas dan HCl akan melarutkan endapan. d. ambil larutan sampel ±3 ml K-Kromat akan terbentuk endapan berwarna kuning
Praktikum Kimia Dasar 43 e. dari reaksi no 4, ambil sebagian hasil reaksi masukkan dalam dua tabung reaksi lain tambahkan dengan CH3COOH panas dan HCl. Reaksi dengan CH3COOH panas tidak melarutkan endapan, tetapi reaksi dengan HCl akan melarutkan endapan. ambil larutan sampel ±2 ml tambahkan dengan H2SO4 encer akan terbentuk endapan putih, kemudian ambil sebagian hasil reaksi tambahkan dengan HCl atau HNO3 encer, endapan tetap terbentuk (tidak larut). Reaksi pada Ba2+ BaCl + 2NaOH → Ba(OH)2 ↓ (PuKh) + 2NaCl Ba(OH)2 + 2NaOH → Tidak Larut BaC2 + (NH4)2C2O4 → BaC2O4 ↓ (PuKh) + 2NH4Cl BaC2O4 + 2CH3COOH → (CH3COO)2Ba + H2C2O4 BaC2O4 + 2HCl → BaCl2 + H2C2O4 BaCL2 + K2CrO4 → BaCrO4 ↓ (Kuning) + 2KCL BaCrO4 + CH3COOH → Tidak Larut 2BaCrO4 + 4HCl → BaCl2 + H2Cr2O7 + H2O BaCl2 + H2SO4 → BaSO4 ↓ (PuKh) + 2HCl BaSO4 + 2HCl → Tidak Larut 3. Identifikasi Mg2+ a. ambil larutan sampel ±2 ml tambahkan dengan NaOH, akan terbentuk endapan putih. Endapan ini tidak larut dalam NaOH berlebih. b. ambil larutan sampel ±2 ml tambahkan dengan Na2CO3 akan terbentuk endapan putih c. ambil larutan sampel ±2 ml tambahkan dengan larutan dapar (NH4OH + NH4Cl) dan larutan dinatrium hyidrogen fosfat membentuk endapan putih (NH4Cl untuk mencegah pengendapan magnesium hidroksida) Reaksi pada Mg2+ MgSO4 + 2NaOH → Mg(OH)2 ↓ (PuKh) + Na2SO4 Mg(OH)2 + NaOH → Tidak Larut MgSO4 + Na2CO3 → MgCO3 ↓ (PuKh) + Na2SO4 MgSO4 + NH4OH + NH4Cl + 2Na2HPO4 → MgNH4PO4 ↓ (PuKh) + 2Na2SO4 4. Identifikasi NH4 + a. ambil larutan sampel ±2 ml tambahkan dengan NaOH, akan terbentuk gas amonia yang dapat dikenali dari baunya dan dapat membirukan kertas lakmus merah basah. b. ambil larutan sampel ±2 ml tambahkan dengan larutan KOH dan peraksi Nessler akan membentuk endapan coklat sampai kuning