The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by sang pelayan, 2019-05-13 12:10:56

BUKU 2 SMART CITY

BUKU 2 SMART CITY

DRAFT
MASTERPLAN SMART CITY

KOTA BANJARBARU

ARTI LAMBANG

FILOSOFI LOGO
1. Kata Banjarbaru merepresentasikan Kota Banjarbaru
2. Kata Idaman merupakan singkatan dari berinovasi, berdaya saing, aman dan

nyaman, sebuah keadaan kota yang smart/cerdas yang ingin dicapai dalam 5
tahun ke depan.
3. Kata smart city adalah istilah konsep kota masa depan yang cerdas
4. Sketsa tugu simpang 4 Banjarbaru adalah Banjarbaru Sebagai pintu gerbang
Kalsel yang ditopang 4 pilar: Pendidikan ,Pemerintahan, Pemukiman,
Perdagangan
5. Warna warni tulisan melambangkan bahwa Banjarbaru adalah miniaturnya
Indonesia, karena bermacam macam suku hidup di Banjarbaru, dan selama ini
semua bersinergi untuk kemajuan Banjarbaru

1

1. PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Secara geografis Kota Banjarbaru terletak antara 3º 25’ 40”-3º 28’ 37’’

Lintang Selatan dan 114º 41’ 22’’-114º 54’ 25’’ Bujur Timur. Posisi geografis

Kota Banjarbaru adalah 35 km pada arah 296°30' sebelah tenggara Kota

Banjarmasin yang merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan. Kota

Banjarbaru sesuai dengan Undang-Undang No. 9 Tahun 1999 memiliki wilayah

seluas ±371,38 Km2 atau hanya 0,88% dari luas wilayah Provinsi Kalimantan

Selatan. Dengan luasan tersebut, Kota Banjarbaru menempati wilayah terkecil

kedua setelah Kota Banjarmasin dibandingkan dengan wilayah kabupaten/kota

lain di Kalimantan Selatan. Berdasarkan batas administrasi wilayah, Banjarbaru

memiliki batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kecamatan Martapura (Kabupaten Banjar)

Sebelah Timur : Kecamatan Karang Intan (Kabupaten Banjar)

Sebelah Selatan : Kecamatan Bati-Bati (Kabupaten Tanah Laut)

Sebelah Barat : Kecamatan Gambut (Kabupaten Banjar)

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Gambar 4.1 di bawah ini.

Tabel 1
Luas Wilayah Kota Banjarbaru

NO KECAMATAN PERSENTASE (%) LUAS
WILAYAH
1 Landasan Ulin 24,89
(Km²)
2 Liang Anggang 23,12 92,42

3 Cempaka 39,50 85,86

4 Banjarbaru Utara 6,58 146,70

5 Banjarbaru Selatan 5,91 24,44

TOTAL 100,00 21,96
Sumber: Kota Banjarbaru Dalam Angka 2017
371,38

2

Gambar 1.
Peta Administrasi Kota Banjarbaru

Dalam konstelasi hubungan antar-wilayah, Kota Banjarbaru memiliki
kedudukan yang penting dan strategis, khususnya dalam sistem transportasi
darat dan udara. Kota Banjarbaru memiliki akses Jalan Simpang Tiga Liang
Anggang yang menghubungkan Banjarmasin – Kotabaru dan Banjarmasin –
Hulu Sungai hingga ke Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.
Selain itu, Banjarbaru memiliki akses pelabuhan laut Trisakti sebagai gerbang
jalur transportasi laut melalui Jalan Lingkar Selatan Liang Anggang dan akses
Bandar Udara Syamsuddin Noor sebagai jalur transportasi udara di Kalimantan
Selatan. Kondisi yang demikian menjadikan Kota Banjarbaru sebagai Kota
Pendidikan, Industri, Jasa dan Perdagangan, serta Pemerintahan dan
Permukiman.

Penduduk Kota Banjarbaru memiliki peningkatan setiap tahunnya.
Tercatat pada Tahun 2015 terdapat 241.369 jiwa meningkat menjadi 248.423
ditahun 2017. Jumlah penduduk terpadat berada di Kecamatan Landasan Ulin
dengan jumlah penduduk sebanyak 64.006 jiwa dan yang paling berkepadatan
tinggi yakni Kecamatan Banjarbaru Selatan yaitu sebesar 2.405 jiwa penduduk
per Km2. Bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun serta terbatasnya

3

sumber daya alam menjadikan pengelolaan kota menjadi semakin kompleks.
Kondisi ini menuntut Pemerintah Daerah untuk dapat memaksimalkan potensi
sumber daya yang dimiliki serta meminimalisir kendala atau masalah yang
dihadapi. Konsep kota cerdas (smart city) yang menjadi isu besar di kota-kota
besar di seluruh dunia mendorong peran aktif dan partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan kota menggunakan pendekatan citizen centric sehingga terjadi
interaksi yang lebih dinamis dan erat antara warga dengan penyedia layanan,
dalam hal ini adalah Pemerintah Daerah. Interaksi dua arah ini akan terus
berkembang dan berproses sehingga nantinya kota akan menjadi tempat yang
nyaman untuk ditinggali sertatangguh dalam merespon perubahan dan
tantangan yang baru dengan lebih cepat.

Arti “cerdas” menurut Nam & Pardo (dalam Djunaedi, 2014) adalah: (1)
dalam bidang perencanaan kota, “cerdas” diartikan sebagai strategis, terutama
dalam memilih prioritas, arah, kebijakan dan sebagainya, dan (2) terkait teknologi,
maka “cerdas” mengandung prinsip komputasi otomatis (self-configuration, self
healing, self-protection, self-optimization); ditunjukkan antara lain memiliki sensor
sda actuators. Lebih lanjut lagi, secara sederhana sebuah kota cerdas (smart city)
adalah kota yang sistem manajemen kotanya secara otomatis mampu
memberitahu: (1) bahwa sedang timbul suatu masalah perkotaan (diberitahu oleh
sensor yang dipasang di kota), (2) bahwa akan timbul suatu masalah perkotaan
(diberitahu oleh sensor dan sistem prediksi), dan (3) sistem manajemen
perkotaan mampu memberikan usulan tindakan otomatis (dimungkinkan oleh
sistem actuator) atau tidak-otomatis untuk mengatasi masalah (Djunaedi, 2014).

Smart city merupakan wilayah kota yang telah mengintegrasikan
teknologi informasi dan komunikasi dalam tata kelola sehari-hari, dengan tujuan
untuk mempertinggi efisiensi, memperbaiki pelayanan publik, dan meningkatkan
kesejahteraan warga. Integrasi teknologi dalam tata kelola kota dimungkinkan
berkat keberadaan internet of things, yaitu jaringan perangkat elektronik yang
saling terhubung dan mampu mengirim data ataupun melakukan tindak lanjut
dengan campur tangan manusia yang minimal. Implementasi smart city di
Indonesia sendiri mengalami berbagai kendala, mulai dari infrastruktur penunjang
yang belum memadai, kesiapan pemerintah setempat, hingga masyarakat sendiri
yang belum mampu memanfaatkan teknologi digital secara maksimal.

4

Sebuah kota bisa disebut sebagai kota pintar atau smart city jika sudah
mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi hingga level tertentu dalam
proses tata kelola dan operasional sehari-hari. Integrasi teknologi tersebut
dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, membagikan informasi kepada publik,
hingga memperbaiki pelayanan kepada masyarakat ataupun meningkatkan
kesejahteraan warga.

Meski ada banyak pihak yang berusaha mewujudkan smart city, bukan
berarti tak ada tantangan untuk mewujudkan konsep tersebut di Indonesia. Salah
satu tantangan tersebut adalah harga perangkat yang tinggi dan terbilang sulit
diperoleh. Selain itu, belum semua daerah di Indonesia memiliki infrastruktur
yang memadai, pemerintah daerah setempat perlu menyediakan infrastruktur
teknologi informasi sebagai langkah awal mewujudkan smart city. Setelah
infrastruktur memadai, setiap daerah bisa membuat semacam data
center atau command center. Tantangan lain yang harus dihadapi adalah
mempersiapkan masyarakat untuk menerima perubahan ke arah digitalisasi.
Karena itu, ketika pihak pemerintah sudah menghadirkan layanan berbasis
teknologi informasi, masyarakat pun harus sudah siap memanfaatkannya agar
pelayanan yang diberikan bisa maksimal. Salah satu kota yang ingin
mewujudkan smart city adalah Kota Banjarbaru.

Cikal bakal lahirnya Kota Banjarbaru bermula pada tahun 1951 saat
gubernur Dr. Murjani memimpin apel di halaman kantor gubernur di Banjarmasin,
saat ini hujan turun dengan derasnya yang membuat halaman gubernur menjadi
“calap” (tergenang air). Oleh karenanya Dr. Murdjani memerintahkan untuk
merancang Banjarbaru sebagai alternatif ibukota Provinsi Kalimantan Selatan.

Untuk merealisasikan gagasan tersebut, ditugaskanlah Van Der Pijl untuk
merancang Banjarbaru sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Selatan. Namun
dalam perjalanan selanjutnya, perencanaan ini terhenti sampai pada perubahan
status Kota Banjarbaru menjadi Kota Administratif dengan tiga wilayah
kecamatan, yaitu Kecamatan Landasan Ulin, Banjarbaru dan Kecamatan
Cempaka (berdasarkan UU No. 5/1974 Pasal 27 ayat (4) dan PP No. 26/1975
yang diperkuat dengan Permendagri No. 12/1975 tentang Pokok Pemerintahan
Wilayah Kota Administratif Banjarbaru dan Permendagri No.24/1975 tentang
Pelaksanaan PP No. 26/1975 tanggal 29 Oktober 1975).

5

Selanjutnya setelah menjadi daerah otonom, Kota Banjarbaru mengalami
2 (kali) pemekaran wilayah, terakhir dengan Perda Kota Banjarbaru No. 4 Tahun
2007 tentang Pemecahan dan Pembentukan 2 (dua) Kecamatan Baru di Kota
Banjarbaru. Pemekaran kecamatan terjadi pada Kecamatan Landasan Ulin
menjadi Kecamatan Landasan Ulin dan Kecamatan Liang Anggang, serta
Kecamatan Banjarbaru dipecah menjadi Kecamatan Banjarbaru Utara dan
Kecamatan Banjarbaru Selatan. Sebagai kota yang terbilang muda, Banjarbaru
berusaha untuk memperkuat reputasi pertumbuhannya sebagai kota teknologi di
Indonesia. Walikota Banjarbaru memiliki visi terwujudnya Banjarbaru sebagai
kota pelayanan yang berkarakter. Singkatnya, Pemerintah Kota Banjarbaru ingin
menciptakan sebuah kota yang lebih berkelanjutan atau nyaman sambil
menanggulangi tantangan yang dihadapi banyak kota yang berkembang pesat.

Buku Analisis Strategi Smart City Banjarbaru, menyesuaikan dengan Visi
RPJMD Kota Banjarbaru 2016 – 2021 dan kebijakan lainnya di Kota Banjarbaru,
untuk membantu menciptakan kebijakan, lingkungan hukum dan peraturan yang
memungkinkan; menyediakan layanan e-government yang mudah digunakan
dan nyaman bagi warga negara dan bisnis; meningkatkan produktivitas, efisiensi
dan efektivitas sektor ekonomi; merangsang penyiapan dan pertumbuhan bisnis
terkait TIK, meningkatkan penciptaan lapangan kerja; memungkinkan dan
meningkatkan inovasi TIK; mengembangkan TIK yang dinamis dan tangguh yang
akan meningkatkan pertumbuhan sosio-ekonomi.

TUJUAN MASTERPLAN

Masterplan Smart City merupakan dokumen perencanaan pembangunan dan
pengembangan smart city yang berupa inisiatif-inisiatif program beserta peta
jalannya (road map). Inisiatif smart city dibuat berdasarkan permasalahan yang
muncul di Kota Banjarbaru, sehingga menghasilkan inisiatif yang memberikan
solusi yang secara umum bertujuan ingin meningkatkan (1) kualitas hidup
masyarakat, (2) meningkatkan ekonomi masyarakat dan (3) meningkatkan
keberlangsungan lingkungan hidup dengan menggunakan 3 (tiga) pendekatan,
yaitu a) pendekatan pemanfaatan teknologi informatika dan komunikasi, b)
pendekatan pemberdayaan potensi kota, serta c) pendekatan pemberdayaan
manusia yang berkesinambungan.

6

Inisiatif-inisiatif yang dimuat dalam Masterplan Smart City ini dibuat
berdasarkan data permasalahan di daerah yang telah disederhanakan, sehingga
inisiatif yang diciptakan bersifat solusi dan memiliki peluang besar untuk
diimplementasikan. Dengan adanya Master Plan Smart City Kota Banjarbaru
tahun 2018-2023 ini, permasalahan-permasalahan yang ada di Kota Banjarbaru
dapat diselesaikan sesuai dengan target-target yang telah tertuang dalam
dokumen perencanaan.

LANDASAN HUKUM

Adapun landasan hukum sebagai dasar pelaksanaan Smart City di Kota
Banjarbaru adalah sebagai berikut :

1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;

2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik;
4. Undang Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi

Publik;
5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah;
8. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi

Nasional Pengembangan e-Government;
9. Peraturan Pemerintah No 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi

Keuangan Daerah
10. Undang Undang No 23 tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan
11. Undang- Undang No 4 Tahun 2011 Tentang Informasi Geospasial
12. Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2012 Tentang Pennyelenggaraan

Sistem Transaksi Elektronik.
13. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 13 Tahun 2016

tentang Hasil Pemetaan Urusan Pemerintahan Daerah di Bidang
Komunikasi dan Informatika;

7

14. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 14 Tahun 2016
tentang Pedoman Nomenklatur Perangkat Daerah Bidang Komunikasi
dan Informatika;

15. Peraturan Walikota Banjarbaru Nomor 5 Tahun 2018 tentang
Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik.

16. Peraturan Daerah Kota Banjarbaru Nomor 10 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Banjarbaru.

17. Peraturan Daerah Kota Banjarbaru Nomor 2 Tahun 2018 tentang
Penyelenggaraan Kota Sehat.

18. Kebijakan No. 73 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Berkarakter.
19. Peraturan Walikota Banjarbaru Nomor 77 Tahun 2017 tentang Pedoman

dan Tata Cara Perizinan Penanaman Modal Dalam Negeri di Kota
Banjarbaru
20. Keputusan Walikota Banjarbaru Nomor 188.45/278/KUM/2018 Tentang
Tim Pelaksana Smart City Banjarbaru

KERANGKA PIKIR SMART CITY

Kerangka pikir (frameworks) Smart City dalam Masterplan
Smart City ini disesuaikan dengan kerangka pikir yang telah dipaparkan dalam
Buku Panduan Penyusunan Masterplan Smart City 2017 – Gerakan Menuju 100
Smart City yang diterbitkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika
Republik Indonesia tahun 2017.

Istilah smart dalam bahasa Indonesia disebut dengan “pintar”, yang
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai “pandai; cakap”, “cerdik;
banyak akal”, dan “mahir (melakukan atau mengerjakan sesuatu)” atau “cerdas”
yang diartikan sebagai “sempurna perkembangan akal budinya (untuk berpikir,
mengerti, dan sebagainya); tajam pikiran” dan “sempurna pertumbuhan tubuhnya
(sehat, kuat)”. Kata “Kota Pintar” dipilih untuk menunjukkan pengertian yang lebih
luas dari kata cerdas atau “intelligent”. Namun demikian penggunaan kata “Kota
Cerdas” juga diperkenankan jika ada daerah yang memilih menggunakan istilah
tersebut.

Dalam membangun Smart City, terlebih dahulu suatu kota/kabupaten
harus memiliki Kesiapan Daerah Pintar atau Smart City Readiness. Terdapat

8

beberapa elemen utama dalam kesiapan daerah pintar, yaitu potensi alam
(nature); struktur daerah (structure); infrastruktur (infrastructure); suprastruktur
(superstructure); dan budaya (culture). Untuk keperluan penyusunan Masterplan
ini, kajian Smart City Readiness difokuskan kepada 3 elemen saja yaitu Struktur,
Infrastruktur, dan Suprastruktur. Ilustrasi elemen kesiapan daerah pintar tersebut
dapat dilihat pada Gambar 3:

 Struktur; pembangunan sumber daya manusia (SDM) pelaksana (people)
dan penerima manfaat Smart City, penyiapan sumber daya anggaran,
dan sumber daya tata kelola dan tata pamong;

 Infrastruktur; pembangunan infrastruktur pendukung Smart City yang
meliputi infrastruktur fisik,infrastruktur digital atau TIK, dan infrastruktur
social untuk kepentingan umum;

 Suprastruktur; penyiapan kebijakan atau peraturan daerah, kelembagaan,
dan tata-laksana pelaksanaan pembangunan Smart City.

Gambar 3
Elemen Smart City Readiness
Sumber: Citiasia Center for Smart Nation (CCSN)
Kerangka pikir berikutnya dari sebuah Smart City adalah dimensi-dimensi
yang terdapat di dalam Smart City itu sendiri.

9

Gambar 4
Dimensi Smart City
Sumber: Citiasia Center for Smart Nation (CCSN)

1. Smart Governance
Smart Governance dapat diartikan sebagai tata kelola kota yang pintar,

dimana komponen tata kelola ini umumnya menyoroti tata kelola dari pemerintah
daerah sebagai institusi yangmengendalikan sendi-sendi kehidupan kota.
Sehingga Smart Governance di dalam dimensi Smart City merupakan gambaran
dari tata kelola pemerintahan yang dilaksanakan secara pintar, yaitu tata kelola
pemerintahan yang mampu mengubah pola-pola tradisional dalam birokrasi
sehingga menghasilkan business process yang lebih cepat, efektif, efisien,
komunikatif dan selalu melakukan perbaikan. Sasaran dari Smart Governance
adalah mewujudkan tata kelola dan tata pamong pemerintahan daerah yang
ekfektif, efisien, komunikatif, dan terus melakukan peningkatan kinerja birokrasi
melalui inovasi dan adopsi teknologi yang terpadu. Tentu saja dalam melakukan
perubahan pola-pola tradisional dalam tata kelola pemerintahan ini dapat
dilakukan dengan berbagai cara, namun adopsi teknologi adalah hal yang akan
memberikan percepatan terhadap perubahan tersebut.

10

Gambar 5
Smart Governance
Sumber: Citiasia Center for Smart Nation (CCSN)

2. Smart Branding
Dimensi kedua dalam Smart City adalah Smart Branding, yaitu branding

daerah yang pintar. Smart Branding adalah inovasi dalam memasarkan
daerahnya sehingga mampu meningkatkan daya saing daerah dengan
mengembangkan tiga elemen, yaitu pariwisata, bisnis, dan wajah kota. Smart
Branding menjadi salah satu dimensi dalam Smart City karena di dalam era
informasi seperti saat ini, sebuah kota tidak lagi harus mampu memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya dengan hanya memanfaatkan potensi lokal-nya, tetapi
harus juga mampu menarik partisipasi masyarakat, baik dari dalam maupun luar
daerah, serta pelaku bisnis dan investor untuk ikut mendorong percepatan
pembangunan daerahnya. Sehingga pada dasarnya tujuan yang ingin dicapai
dari konsep branding daerah adalah peningkatan brand value daerah yang akan
mendorong aktivitas perekonomian dan pengembangan kehidupan sosial dan
budaya lokal yang berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Sasaran dari smart branding adalah adanya peningkatan daya saing daerah

11

dengan penataan

wajah kota dan pemasaran potensi daerah baik dalam lingkup lokal, nasional

maupun internasional.

Gambar 6
Smart Branding
Sumber: Citiasia Center for Smart Nation (CCSN)

3. Smart Economy
Dimensi ketiga dalam Smart City adalah smart economy atau tata kelola

perekonomian yang pintar. Smart economy dalam dalam Smart City
dimaksudkan untuk mewujudkan ekosistem perekonomian di daerah yang
mampu memenuhi tantangan di era informasi yang disruptif danmenuntut tingkat
adaptasi yang cepat seperti saat ini. Sasaran dari dimensi Smart economy dalam
dalam Smart City adalah mewujudkan ekosistem yang mendukung aktifitas
ekonomi masyakat yang selaras dengan sektor ekonomi unggulan daerah yang
adaptif terhadap perubahan yang terjadi di era informasi saat ini, serta
meningkatkan financial literacy masyarakat melalui berbagai program
diantaranya mewujudkan less-cash society. Sasaran tersebut diwujudkan dengan
mengembankan tiga elemen dalam smart economy, yaitu ekosistem industri,
peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan ekosistem transaksi keuangan.

12

Gambar 7
Smart Economy
Sumber: Citiasia Center for Smart Nation (CCSN)

4. Smart Living
Smart living menjadi salah satu dimensi dalam Smart City untuk menjamin

kelayakan taraf hidup masyarakat di dalamnya. Kelayakan taraf hidup ini dapat
dinilai dari tiga elemen, yaitu kelayakan pola hidup, kelayakan kualitas kesehatan,
dan kelayakan moda transportasi untuk mendukung mobilitas orang dan barang
di dalam sebuah Smart City. Sasaran dari smart living di dalam Smart City
adalah untuk mewujudkan lingkungan tempat tinggal yang layak tinggal, nyaman,
dan efisien.

13

Gambar 8
Smart Living

Sumber: Citiasia Center for Smart Nation (CCSN)

5. Smart Society
Smart society sebagai bagian dari Smart City merupakan dimensi yang

banyak membahas tentang manusia sebagai unsur utama sebuah kota. Di dalam
sebuah Smart City, interaksi antar manusia telah bergerak menuju ekosistem

sosio-teknis di mana dimensi fisik dan virtual dari kehidupan warga kota semakin

terjalin secara intensif. Interaksi antar-warga terjalin dengan semakin kuat dan
tanpa sekat dengan mediasi teknologi. Sasaran dari smart society dalam Smart
City adalah mewujudkan ekosistem sosio-teknis masyarakat yang humanis dan

dinamis, baik fisik maupun virtual untuk terciptanya masyarakat yang produktif,
komunikatif, dan interaktif dengan digital literacy yang tinggi. Sasaran dari smart
society tersebut diwujudkan dengan pengembangan tiga elemen di dalam smart
society, yaitu komunitas warga (community), ekosistem pembelajaran (learning),

dan sistem keamanan
(security).

14

Gambar 9
Smart Society
Sumber: Citiasia Center for Smart Nation (CCSN)
6. Smart Environment
Dimensi keenam dalam sebuah Smart City adalah pengelolaan lingkungan
yang pintar, dimana yang dimaksud dengan pintar adalah adanya perhatian bagi
lingkungan hidup dalam pembangunan kota yang sama besarnya dengan
perhatian yang diberikan terhadap pembangunan infrastruktur fisik maupun
pembangunan bagi sarana dan prasarana bagi warga. Ide dasar dari smart
environment di dalam Smart City adalah untuk mewujudkan pembangunan yang
berkelanjutan, dimana hal tersebut tidak boleh hilang dengan lahirnya ide tentang
Smart City yang menjadikan elemen teknologi sebagai elemen pendorongnya.
Sasaran dari smart environment adalah mewujudkan tata kelola lingkungan yang
baik, bertanggung-jawab, dan berkelanjutan.

15

Gambar 10
Smart Environment
Sumber: Citiasia Center for Smart Nation (CCSN)

16

2. VISI SMART CITY
KOTA BANJARBARU

VISI SMART CITY KOTA BANJARBARU

Visi merupakan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah
yang ingin dicapai dalam 5 (lima) tahun mendatang (clarity of direction). Visi juga
menjawab permasalahan pembangunan daerah dan/atau isu strategis yang
harus diselesaikan dalam jangka menengah serta sejalan dengan visi dan arah
pembangunan jangka panjang daerah.

Berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun
2010, Visi dalam RPJMD adalah visi kepala daerah dan wakil kepala daerah
terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala daerah. Pedoman utama
penyusunan visi kepala daerah adalah kesesuaian dengan sasaran pokok dan
arah kebijakan pembangunan Tahap III RPJPD Kota Banjarbaru. Sebagaimana
diamanatkan dalam Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2010 tentang RPJPD
Kota Banjarbaru Tahun 2005-2025 maka visi Kota Banjarbaru adalah

“TERWUJUDNYA BANJARBARU SEBAGAI KOTA EMPAT DIMENSI
YANG MANDIRI DAN TERDEPAN”.

Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut diatas, maka Visi Kota
Banjarbaru Tahun 2016-2021, yaitu :

“TERWUJUDNYA BANJARBARU
SEBAGAI KOTA PELAYANAN YANG BERKARAKTER”
KOTA PELAYANAN adalah Kota yang memberikan pelayanan secara optimal
kepada warga masyarakat dan yang berkunjung di Kota Banjarbaru.
BERKARAKTER Terdiri Atas Dua Aspek Penting Yaitu :
1. Sumber daya manusia yang berkarakter, yaitu terciptanya sumber daya
manusia yang sehat, mempunyai etos kerja tinggi dan berakhlak mulia
berdasarkan nilai-nilai religius.
2. Kota yang berkarakter, yaitu sebuah kota yang mempunyai ciri khas
sebagai kota yang tertata/direncanakan (urban design) sehingga menjadi

17

tempat hunian yang indah, aman dan nyaman yang berwawasan
lingkungan.
Berdasarkan visi yang telah ada di dalam rencana pembangunan tersebut,
maka Visi Smart City Kota Banjarbaru adalah:
“TERWUJUDNYA BANJARBARU SMART CITY SEBAGAI PINTU GERBANG

IDAMAN (berINOVASI, berDAYA SAING, AMAN dan NYAMAN)
KALIMANTAN SELATAN”

Penjabaran visi tersebut diatas adalah sebagai berikut :

Penjabaran visi tersebut diatas adalah sebagai berikut :

- Banjarbaru smart city adalah keadaan Kota Banjarbaru yang dalam

pengembangan dan pengelolaannya menerapkan inovasi yang

berkesinambungan dengan memperhatikan keseimbangan ekonomi, sosial dan

lingkungan .

- Banjarbaru sebagai pintu gerbang idaman (berinovasi, berdaya saing, aman dan

nyaman) Kalimantan Selatan adalah merupakan pintu atau wilayah pertama

yang harus dilalui bagi orang yang pertama kali ke Kalimantan Selatan baik

melalui jalur udara maupun jalur darat, sehingga sebagai pintu gerbang

harus mempunyai fungsi publik, fungsi rekreatif, dan fungsi informatif. Selain

itu itu, yang utama dari Kota Banjarbaru adalah inovasi yang dilakukan secara

bersama sama antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha, dan masyarakat.

Juga daya saing yang dimiliki, Banjarbaru mampu bersaing dengan daerah lain

dengan modal IPM tertinggi di Kalsel. Pun demikian dengan keadaan kota yang

aman, stabilitas politik yang terjaga, toleransi suku suku yang hidup di

Banjarbaru juga berjalan baik, dan keadaan kota yang nyaman karena

tertata,relatif tidak semrawut.

Misi yang ditetapkan mengandung 5 daya: daya dukung, daya tarik, daya
cipta, daya ubah, daya tahan

a. Daya dukung = kekuatan/kemampuan dari misi yang ditetapkan akan
mendapat dukungan dari banyak pihak

b. Daya tarik = kekuatan / kemampuan dari misi yang ditetapkan dapat
menarik perhatian orang

18

c. Daya cipta = kekuatan/kemampuan dari misi yang ditetapkan
memotivasi banyak pihak untuk berkreasi/berinovasi

d. Daya ubah = kekuatan/kemampuan dari misi yang ditetapkan
diharapkan mampu mengubah keadaan yang tidak baik menjadi baik,
yang sudah baik menjadi lebih baik

e. Daya tahan = kekuatan/kemampuan dari misi yang ditetapkan dapat
konsisten dan sustainable

Kelima misi yang tertulis dapat mengarah SMART BRANDING dari Kota
Banjarbaru :

1. Mewujudkan SDM yang berakhlak mulia, sehat, terdidik, berdaya saing
yang mampu menghadapi tantangan perubahan dan kemajuan teknologi.
Misi ini mempunyai daya dukung, daya tarik, daya cipta, daya ubah dan
daya tahan, karena SDM (baik warga maupun aparatur pemerintahan)
merupakan sumber daya yang mutlak ada agar dapat memenuhi kriteria
yang diharapkan dan tidak bergantung dengan SDM luar daerah.
Keterlibatan Lembaga pendidikan formal dan non formal, organisasi
kemasyarakatan dan komunitas hobby dan profesi,media massa, media
sosial, instansi pemerintah yang mempunyai tusi terkait pasti akan
bergerak sporadis dan sistematis. Smart Brandingnya adalah Program
Pendidikan Berkarakter dengan 5 karakter, yaitu religius, budi pekerti dan
solidaritas sosial yang tinggi, nasionalisme, wirausaha, dan cinta
lingkungan.

2. Meningkatkan ketersediaan infrastruktur dasar perkotaan yang tertata,
merata dan didukung partisipasi masyarakat. Misi ini memiliki daya
dukung, daya tarik, daya cipta, daya ubah dan daya tahan, karena
infrastruktur dasar perkotaan seperti jalan yang lebar dan nyaman dilalui,
air bersih untuk warga, tempat berobat yang terjangkau, tempat
beribadah, sarana pendidikan dan akses informasi dan komunikasi yang
cepat dan aman mutlak diperlukan warga. Keterlibatan warga, organisasi
kemasyarakatan,media massa, media sosial, instansi pemerintah yang
mempunyai tusi terkait pasti akan bergerak sesuai pentahapan yang
dibuat pada RPJMD. Smart Brandingnya adalah Banjarbaru adalah Kota
Tertata. Setelah Van der pijl merancang Banjarbaru 1 s/d Banjarbaru 4,

19

penting juga membuat kawasan baru yang tertata untuk mendukung
konsep aero city. Keberadaan Bandara Internasional Syamsuddin Noor di
Banjarbaru yang merupakan pintu gerbang Kalimantan Selatan harus
didukung lingkungan sekitar yang tertata dan terintegrasi infrastrukturnya.
3. Melaksanakan reformasi birokrasi yang berorientasi kepada pelayanan
publik dan tata kelola pemerintahan yang baik, inovatif dan kreatif
berbasis teknologi informasi. Misi ini punya daya dukung, daya tarik, daya
cipta, daya ubah dan daya tahan, karena birokrasi yang mudah, murah,
melayani dan transparan merupakan kebutuhan warga saat ini.
Keterlibatan warga, organisasi kemasyarakatan,media massa, media
sosial, instansi pemerintah yang mempunyai tusi terkait pasti akan
bergerak sesuai pentahapan yang dibuat pada RPJMD. Smart
Brandingnya adalah E-Goverment atau Sistem Pemerintahan Berbasis
Elektronik yang terintegrasi dengan slogan Bangga Melayani Banjarbaru.

4. Meningkatkan kerjasama investasi, penyediaan prasarana dan sarana

perekonomian agar mendorong terciptanya banyak peluang

kewirausahaan bagi warga. Misi ini punya daya dukung, daya tarik, daya

cipta, daya ubah dan daya tahan, karena Kota Banjarbaru merupakan

kota jasa yang tidak mempunyai sumber daya alam seperti pertambangan,

sehingga berkembangnya kota melalui pengembangan kawasan yang

mempunyai daya ungkit pertumbuhan ekonomi masyarakat misalnya

pengembangan bandara internasional, pembangunan kampus

Universitas Islam Negeri Antasari, Pembangunan Kota Citra Graha,

Pembangunan kawasan Perkantoran Pemerintah Provinsi Kalsel, dan lain

lain. Keterlibatan warga, organisasi kemasyarakatan,media massa, media

sosial, instansi pemerintah yang mempunyai tusi terkait pasti akan

bergerak sesuai pentahapan yang dibuat. Smart Brandingnya adalah

Banjarbaru adalah kota investasi untuk masa depan Kalsel

5. Memperkuat keterlibatan masyarakat untuk menciptakan rasa aman dan

nyaman dalam keberlangsungan pemerintahan dan pembangunan untuk

mendukung Kota Banjarbaru sebagai kota empat dimensi (kota

pemerintahan, kota pendidikan, kota pemukiman dan kota perdagangan).

Misi ini punya daya dukung, daya tarik, daya cipta, daya ubah dan daya

20

tahan, karena Kota Banjarbaru merupakan kota jasa yang terus
berkembang yang aman dan nyaman bagi investor. Smart Brandingnya
adalah Banjarbaru adalah kota aman dan nyaman bagi investor (minimal
masalah pertanahan)

SASARAN SMART CITY KOTA BANJARBARU

Dari kerangka pikir smart city yang implementatif, yang menjadi sasaran
dalam pembangunan smart city di Kota Banjarbaru sebagai upaya mewujudkan
Kota Banjarbaru sebagai smart city maka sasaran smart city dibagi menjadi 6
(enam) dimensi, yaitu :

1. Smart Governance
2. Smart Branding
3. Smart Economy
4. Smart Living
5. Smart Society
6. Smart Environment

SMART GOVERNANCE
1). Meningkatkan Kinerja Pelayanan Publik

 Tersedianya layanan administrasi kependudukan, layanan perijinan dan
non perijinan terintegrasi berbasis NIK dengan aplikasi smart-TIK yang
terbuka dan akuntabel.

 Implementasi dan pengembangan aplikasi Smart-TIK bidang penanaman
modal, aplikasi pajak on line, SIM Rumah Sakit dan Puskesmas.

 Adanya mekanisme penanganan keluhan masyarakat dan memberikan
respon dalam waktu yang singkat berbasis aplikasi Smart-TIK untuk
memberikan kepuasan yang baik kepada masyarakat.

 Memudahkan masyarakat dalam memperoleh/mengakses layanan
dokumen kependudukan dan menjadikan identitas kependudukan (NIK)
sebagai basis data dalam pelayanan publik

 Pengembangan aplikasi Smart-TIK yang memberikan informasi bagi
masyarakat tentang kepemerintahan,lalu lintas, pemantauan area publik,
penyediaan bahan pokok, dan kebutuhan jasa lainnya.

21

 Aksesibilitas pelayanan oleh semua lapisan masyarakat termasuk
berkebutuhan khusus (difabel).

 Tersedia ruang terbuka hijau, ruang ramah anak dan ruang laktasi
disetiap tempat pelayanan publik

 Pengawasan dan pengamatan masyarakat melalui media sosial yang
terkoneksi dengan unit layanan public

2). Meningkatkan Kinerja Birokrasi Pemerintah
 Implementasi dan pengembangan Sistem Informasi Manajemen
Perencanaan, Penganggaran, Penatausahaan dan Pelaporan Keuangan
secara terpadu, yang berorientasi pada keadilan (fairness), bertanggung
jawab (accountability), dan penuh keterbukaan (tranparancy). Misalnya
adanya aplikasi e-planning, e-budgeting, e-monev, e-tax dan lain-lain.
 Pembangunan Data Center yang repressentatif dan terstandar diarahkan
menuju integrated & inter-operability e-gov atau yang saling
berkomunikasi dan terhubung antar satu aplikasi dengan aplikasi lainnya
serta lintas OPD atau yang disebut dengan Smart e-Gov yang didukung
pembangunan City Operation Center sebagai layanan informasi publik
kota.
 Dikelolanya data dan peta yang berkaitan dengan pembangunan dalam
Sistem One Map One Data yang memenuhi kaidah keterbukaan informasi
publik.
 Birokrasi yang bersih, melayani dan berintegritas dengan didukung Data
Center yang terintegrasi ke semua SKPD Kota Banjarbaru, misalnya:
Pengarsipan digital dalam bentuk Big Data.

3). Peningkatan Efisiensi Kebijakan Publik
 Pengambilan kebijakan publik dengan mengutamakan pada aspek yang
memberikan dampak positif bagi masyarakat melalui mekanisme
mendengarkan aspirasi dan konsultasi publik berbasis teknologi informasi
dan komunikasi secara berkesinambungan.
 Sistem informasi kebijakan pemerintah (Perda dan Peraturan Walikota)
yang dapat diakses oleh masyarakat dengan mudah (JDIH).

22

 Implementasi dan pengembangan aplikasi Walikota Menyapa,
Pengaduan on line, Nomor Tunggal Penanggulangan Kedaruratan
(NTPD) 112.

 Dilaksanakannya perencanaan pembangunan secara partisipatif dan
terbuka, serta didukung saluran aspirasi dan pemantauan pembangunan
berbasis teknologi informasi dan komunikasi, seperti e-Musrenbang, e-
Aspirasi, e-Monitoring

 Proses dan hasil kebijakan dapat diakses oleh semua kalangan melalui
ekspose kebijakan pemerintah secara on line dan transparan dalam web
www.banjarbarukota.go.id.

SMART BRANDING
1). Membangun dan memasarkan ekosistem pariwisata (tourism branding)

 Melakukan artikulasi secara sistemik dan integratif pada destinasi wisata
yang memiliki entitas spasial, bisnis, sosial budaya dan lingkungan untuk
menjamin kualitas, aktivitas, fasilitas dan pelayanan yang optimal.

 Menguatkan dan mempromosikan nilai lokal dan mengadopsinya dalam
pembangunan kepariwisataan untuk membangun Point of Difference
pariwisata dengan terus meningkatkan keunikan, kekhasan, lokalitas dan
keutuhan etika melalui kampung-kampung tematik yang sudah ada di
Kota Banjarbaru.

 Mengembangkan brand kota melalui kegiatan promosi berkala dan
pengembangan produk berciri lokal serta memiliki unsur kreatifitas dan
inovasi yang kuat.

 Membangun budaya yang ramah kepada pengunjung termasuk
kemampuan berbahasa asing, ketersediaan tour-guide dan lain-lain.

2). Membangun platform dan memasarkan ekosistem bisnis daerah (business
branding)
 Melakukan promosi secara berkala terkait produk kreatif unggulan khas
daerah seperti sasirangan bordir.
 Updating ekspose konten pariwisata Kota Banjarbaru untuk jenis wisata
alam, wisata pendidikan, wisata hiburan, wisata kuliner, wisata

23

cinderamata, wisata hotel, dan wisata-wisata lainya melalui travel agent
yang dapat diakses pada www.banjarbarukota.go.id.
 Mempromosikan tagline “Ayo ke Banjarbaru” melalui event dan aktifitas
layanan lainnya.
3). Membangun dan memasarkan wajah kota (city appearance branding)
 Mengukuhkan jatidiri Kota Banjarbaru sebagai Kota Idaman dengan
membangun kawasan ruang terbuka hijau, taman tematik sebagai sentral
kegiatan masyarakat dan wisata taman yang ramah anak, ramah lansia
dan ramah hobI
 Memperkuat dan mengukuhkan wisata kampung tematik seperti
Kampung Pelangi, Kampung Pejabat, kampung purun, Kampung iwak
dan kampung sayuran.
 Membangun batas wilayah (edge), membangun penanda sebuah lokasi
yang penting yang berkesan bagi pengunjung (landmark), menyediakan
navigasi yang unik menuju kota (signage), struktur jalan yang teratur
(path), dan titik simpul kota (node) seperti bundaran, simpang dan lain-
lain.
 Membangun dan mengembangkan sistem penampilan informasi destinasi
wisata Kota Banjarbaru dengan narasi singkat yang berbasis teknologi
multimedia augmented realitymelalui smartphone dan tablet yang terkait
dengan gambar situasi kota.

SMART ECONOMY
1). Membangun ekosistem industri yang berdaya saing (industry)

 Membangun sistem perijinan yang terbuka dan akuntabel
 Membangun daya saing industri daerah pada leading sector industri

tertentu yang terintegrasi antara industri primer (misalnya pertanian,
perikanan, peternakan dan lain-lain), industri sekunder (misalnya
manufaktur, pengolahan, packaging dan lain-lain), dan industri tersier
(misalnya pasar produk daerah)
 Mendirikan dan mengembangkan forum wira usaha pemuda dan wira
usaha pelajar, serta memberikan pelatihan kewirausahaan berbasis e-
commerce kepada para pemuda pelaku usaha dan komunitas start-up.

24

 Memfasilitasi komunitas-komunitas yang peduli dengan kota seperti
komunitas pencita kain sasirangan

2). Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat (Welfare)
 Menguatkan sentra ekonomi dan mengintegrasikannya dengan layanan
digital
 Mengintegrasikan informasi peluang kerja dan peluang peningkatan
kapasitas warga melalui layaan digital
 Program pemberdayaan ekonomi masyarakat (empowerment)

3). Membangun Ekosistem Transaksi Keuangan (Transaction)
 Tersedianya kebijakan yang mendukung sistem transaksi keuangan
digital
 Merancang dan mengembangkan proyek pilot pasar tradisional ke dalam
ekosistem ekonomi digital dengan sistem pembayaran non tunai secara
klaster dan bertahap.
 Membangun ekosistem transaksi keuangan digital untuk menjamin
kelancaran pembayaran menuju masyarakat yang less cash.
 Mewujudkan masyarakat yang bankable dan memiliki akses terhadap
permodalan

SMART LIVING
1). Harmonisasi Tata Ruang Wilayah (Harmony)

 Mewujudkan lingkungan tempat tinggal yang nyaman dan harmonis
antara lingkungan pemukiman (residential), lingkungan pusat kegiatan
bisnis (commercial) yang didukung dengan fasilitas rekreasi untuk
keluarga (recreational)

 Membangun layanan informasi tata ruang digital
2). Mewujudkan Prasarana Kesehatan (Health)

 Mewujudkan akses terhadap ketersediaan makanan dan minuman sehat
(food), akses terhadap pelayanan kesehatan yang (healthcare), dan
akses terhadap sarana dan prasarana olahraga (sport)

 E-health yg dapat menjangkau masyarakat khususnya yang rawan
terhadap permasalahan kesehatan.

25

 Instansi kesehatan yang terintegrasi satu sama lainnya (data rekam
medis, info ruang, pasien) melalui sistem Informasi manajemen
kesehatan

 Meningkatkan jumlah tenaga kesehatan (dokter, perawat, bidan) dan
membangun sistem kunjungan kesehatan warga

3). Menjamin Ketersediaan Sarana Transportasi (Mobility)
 Mewujudkan ekosistem transportasi yang menjamin mudahnya mobilitas
(mobility) bagi individual, publik, maupun untuk pemenuhan kebutuhan
logistik suatu daerah.

SMART SOCIETY
1). Mewujudkan Interaksi Masyarakat Yang Efisien (Community)

 Mengakomodasi dan memfasilitasi kegiatan-kegiatan komunitas yang
produktif dan bersinergi dengan visi dan misi Kota Banjarbaru.

 Pengembangan komunitas warga melalui peningkatan kualitas sumber
daya manusia baik secara individu, sosial mampu memanfaatkan
lingkungan digital dengan positif dan produktif.

 Penggunaan fasilitas layanan publik pengaduan online untuk membantu
Pemerintah dalam memantau keamanan masyarakat sehingga
masyarakat aman dan tertib

2). Membangun Ekosistem Belajar Yang Efisien (Learning)
 Mewujudkan ekosistem pendidikan yang sang saling mendudukung
antara pendidikan formal dan non-formal untuk memberi kesempatan
yang seluas-luasnya bagi seluruh lapisan masyarakat untuk mendapatkan
akses terhadap pendidikan termasuk bagi masyarakat yang disable.
 Membangun platform edukasi bagi masyarakat misalnya smart school,
smart campus, smart pesantren, smart training program dan lain-lain.
 Pemerataan pendidikan yang berkualitas dan berkeadilan melalui
pengembangan sarana dan prasarana penunjang seperti, perpustakaan
keliling, e-library, e-learning, dan lain sebagainya.

3). Mewujudkan Sistem Keamanan Masyarakat (Security)
 Mewujudkan suatu sistem atau manajemen keamanan dan keselamatan
bagi warga masyarakat baik perlindungan keselamatan jiwa,

26

keselamatan properti atau harta benda, dan keselamatan atas risiko
bencana bagi masyarakat dengan memanfaatkan sumberdaya dan alat
kelengkapan pemerintah maupun teknologi sensor digital atau Internet of
Thing (IoT).
 Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pencegahan dan
penanggulanganbencan seperti bencana kebakaran yang sring terjadi
pada tanah gambut di Kota Banjarbaru.

SMART ENVIRONMENT
1). Mengembangkan Program Proteksi Lingkungan (Protection)

 Mengembangkan sistem tata kelola perlindungan sumber daya tanah, air,
dan udara serta mengintegrasikannya dengan teknologi pelaporan dan
monitoring pencemaran tanah, air, dan udara, misalnya dengan
memanfaatkan teknologi sensor pada Internet of Thing (IoT).

 Memperbanyak ruang terbuka hijau yang terpadu.Melakukan restorasi
sungai yang memiliki tingkat pencemaran tinggi

 Mengendalikan polusi udara
2). Mengembangkan Tata Kelola Sampah dan Limbah (Waste)

 Mengembangkan sistem tata kelola limbah atau sampah rumah tangga
(household)

 Mengembangkan sistem tata kelola limbah industri (industrial)
 Mengembangkan sistem tata kelola limba dan sampah publik (public)
 Menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan agar tidak mengganggu

pemandangan, tidak merusak indra penciuman, dan menghindari banjir
akibat genangan sampah yang menyumbat saluran-saluran air
pembuangan limbah atau sirkulasi air residensial serta ketersediaan
sistem sanitasi rumah tangga, industri dan publik yang baik dan
bertanggung-jawab.
 Penambahan jumlah armada mobil angkut sampah dengan pertimbangan
rasio antara jumlah sampah masyarakat Kota Banjarbaru dengan jumlah
mobil sampah dan personilnya, serta adanya peraturan durasi waktu
untuk membuang sampah di tempat-tempat yang telah ditetapkan.
3). Mengembangkan Tata Kelola Energi Yang Bertanggung-jawab (Energy)

27

 Pengembangan energi alternatif yang ramah lingkungan (environmentally
friendly) dan berkelanjutan (sustainable) serta terjangkau bagi
masyarakat. Misalnya pemanfaatan limbah/sampah sebagai biogas,
energi surya, tenaga angin, biomassa (tumbuhan dan hewan) dan lain-
lain.

 Penggunaan tenaga surya pada ruang terbuka dan fasilitas publik.

28

3. STRATEGI PEMBANGUNAN
SMART CITY

Menerapkan konsep Smart City dalam pembangunan Kota Banjarbaru
memerlukan pendekatan yang komprehensif dan terintegrasi kedalam satu
kesatuan sistem dengan tujuan pokok melayani semua kebutuhan masyarakat
dengan cepat, tepat, ramah, transparan, dan memuaskan, dengan bertumpu
pada pemanfaatan teknologi informasi secara optimal.

Smart City Kota Banjarbaru dibangun dengan berbasis pada potensi lokal
sebagai keunggulan dan identitas daerah dalam meningkatkan nilai tambah dan
daya saing, serta mampu menjadikan Kota Banjarbaru sebagai pintu gerbang
Provinsi Kalimantan Selatan dan pusat pertumbuhan bagi daerah (hinterland)
sekitarnya.

A. Smart Governance
Strategi pembangunan Smart Governance memberikan tekanan pada

peningkatan peran pemerintah sebagai pengayom dan pemberi pelayanan
kepada masyarakat secara cerdas untuk mewujudkan pelayanan yang
berkualitas, transparan, akuntabel, komunikatif dan bebas korupsi secara
terintegrasi dengan sistem Jaringan data terpusat, platform one data (berbasis
NIK), dengan sistem kemamaan data yang kokoh.

Smart Governance harus dapat dimplementasikan ke dalam tiga unsur
dalam tata kelola, yaitu pelayanan publik (public service), manajemen birokrasi
yang efisien (bureaucracy), dan efisiensi kebijakan publik (policy). Untuk
mencapai hal tersebut maka beberapa program yang akan direncanakan adalah
sebagai berikut:

29

Strategi Pembangunan Smart Governance

T
Strategi Pembangunan Smart C

Program Kerja Tujuan Sasaran I
Ke

Program Menciptakan sistem • Meningkatkan  Jum
pengembangan manajemen tata kelola Kinerja Pelayanan sm
komunikasi, kota yang ekfektif, Publik.
informasi dan efisien, komunikatif,  Jum
media massa kolaboratif dan ter
serta program berkarifan lokal melalui rua
fasilitasi inovasi dan adopsi
peningkatan SDM teknologi yang • Meningkatkan  Te
bidang TIK. terintegrasi antar elemen Kinerja Birokrasi yan
pemerintahan dan Pemerintah dib
masyarakat dengan
melakukan perbaikan  Te
secara terus menerus. Sa
Pra

• Peningkatan  Jum
efisiensi Kebijakan dan
Publik dap

 Jum
Go
dik

Tabel 2
City pada Elemen Smart Governance

Indikator Usulan Sumber Pelaksana Mitra Timeline
eberhasilan Anggaran Pembiayaan Kerjasa
Diskominfo 2019 -
mlah Aplikasi Disdukcapil ma 2024
mart-TIK. (8) DPM &
PTSP DPRD
mlah ruang BP2RD Provider
rbuka hijau dan Dinkes
ang publik. RSD Komunitas
Idaman
Bappeda TIK
BPKAD
BKPP Akademisi
Kecamatan
ersedianya SDM Disdik

ng handal

bidang TIK.

ersedianya

arana dan

asarana.

mlah Perda

n Perwali yang

pat diakses.

mlah e-

overnance yang

kelola.

30

B. Smart Branding
Sasaran Smart Branding Kota Banjarbaru adalah meningkatkan daya saing

daerah melalui peningkatan brand value daerah yang dapat mendorong aktivitas
perekonomian serta pengembangan kehidupan sosial dan budaya lokal dengan
penataan wajah kota dan pemasaran potensi daerah baik dalam lingkup lokal,
regional, nasional maupun internasional untuk menjadikan Kota Banjarbaru yang
nyaman untuk semua dan berkarakter. Adapun program untuk mencapai tujuan
tersebut diantaranya adalah:

31

Strategi Pembangunan Smart Branding

T
Strategi Pembangunan Smart

Program Kerja Tujuan Sasaran In
Keb
1. Program 1. Membangun dan
Pembangunan memasarkan • Melakukan artikulasi  Men
industri ekosistem pariwisata
pariwisata dan (tourism branding) secara sistemik dan juml
pengembangan
gerakan sadar integratif pada kunj
wisata
destinasi wisata yang wisa

memiliki entitas

spasial, bisnis, sosial  Men
budaya dan
juml
lingkungan untuk
dest
menjamin kualitas,
wisa
aktivitas, fasilitas dan

pelayanan yang

optimal.  Men

• Menguatkan dan kual
mempromosikan nilai dest
lokal dan wisa

mengadopsinya dalam  Men
pembangunan
juml
kepariwisataan untuk
yang
membangun Point of
dala
Difference pariwisata kepa
dengan terus

meningkatkan

keunikan, kekhasan,

lokalitas dan keutuhan

etika melalui

Tabel 3
t City pada Elemen Smart Branding

ndikator Usulan Sumber Pelaksana Mitra Time
berhasilan Anggaran Pembiayaan Disporabudpar Kerjasama line

ningkatnya Diskominfo 2019-
lah Diskopukmnaker 2024
jungan , Disdag
atawan Dishub, Dinas
LH, SatpolPP,
ningkatnya Dinas PUPR,
lah BUMN/BUMD,
tinasi Pokdarwis
ata (Kelompok
Sadar Wisata),
ningkatnya PKK,
lifikasi Dekranasda,
tinasi Forum Kreatif
ata Banjarbaru,
Forum
ningkatnya Komunikasi
lah SDM Pengelola Objek
g terlibat Wisata,
am kegiatan Pewadahan
ariwisataan Nanang Galuh,
KIM, PHRI, dan
ASITA

32

kampung-kampung
tematik yang sudah
ada di Kota
Banjarbaru.

• Mengembangkan
brand kota melalui
kegiatan promosi
berkala dan
pengembangan
produk berciri lokal
serta memiliki unsur
kreatifitas dan inovasi
yang kuat

• Membangun budaya
yang ramah kepada
pengunjung termasuk
kemampuan
berbahasa asing,
ketersediaan tour-
guide dan lain-lain.

 Melakukan promosi
secara berkala terkait
produk kreatif
unggulan khas daerah
seperti sasirangan
bordir.

2. Program 2. Membangun

2018-

33

pengembangan platform dan  Updating ekspose
komunikasi, konten pariwisata Kota
informasi dan memasarkan Banjarbaru untuk jenis
media massa wisata alam, wisata
ekosistem bisnis pendidikan, wisata
hiburan, wisata kuliner,
daerah (business wisata cinderamata,
wisata hotel, dan
branding) wisata-wisata lainya
melalui travel agent
yang dapat diakses
pada
www.banjarbarukota.g
o.id.

 Mempromosikan
tagline “ayo ke
Banjarbaru” melalui
event dan aktifitas
layanan lainnya.

 Mengukuhkan jatidiri
Kota Banjarbaru
sebagai Kota Idaman
dengan membangun
kawasan ruang
terbuka hijau, taman
tematik sebagai
sentral kegiatan
masyarakat dan wisata
taman yang ramah
anak, ramah lansia

2024

34

3. Membangun dan dan ramah hobby.
memasarkan wajah
kota (city  Memperkuat dan
appearance mengukuhkan wisata
branding) kampung tematik
seperti Kampung
Pelangi, Kampung
Pejabat, kampung
purun, Kampung iwak
dan kampung sayuran.

 Membangun batas
wilayah (edge),
membangun penanda
sebuah lokasi yang
penting yang berkesan
bagi pengunjung
(landmark),
menyediakan navigasi
yang unik menuju
kota(signage), struktur
jalan yang teratur
(path), dan titik simpul
kota (node) seperti
bundaran, simpang
dan lain-lain.

 Membangun dan
mengembangkan
sistem penampilan
informasi destinasi
wisata Kota

35

Banjarbaru dengan
narasi singkat yang
berbasis teknologi
multimedia augmented
reality melalui
smartphone dan tablet
yang terkait dengan
gambar situasi kota.

36

C. Smart Economy
Smart economy memiliki sasaran untuk mewujudkan ekosistem yang

mendukung aktifitas ekonomi masyarakat yang selaras dengan sektor ekonomi
unggulan daerah yang adaptif terhadap perubahan di era informasi saat ini, serta
meningkatkan financial literacy masyarakat melalui berbagai program
diantaranya mewujudkan less-cash society. Adapun program untuk mencapai
tujuan tersebut diantaranya adalah:

37

Strategi Pembangunan Smart Economy

T
Strategi Pembangunan Smar

Program Kerja Tujuan Sasaran Indik
Keberh
1. Mewujudkan Untuk memudahkan Membangun sistem
pelayanan yang dalam mengkases perijinan yang terbuka Kepuasaan
mudah dan data layanan dimana dan akuntabel pengguna
terjangkau dan kapan saja. Semakin
banyaknya
yang seles
satu hari.

2. Meningkatkan Untuk meningkatkan Membangun daya Semakin
daya jual produk daya beli wisatawan saing industri daerah banyaknya
dengan terhadap produk lokal pada leading sector yang berm
meningkatkan industri tertentu yang
kualitas terintegrasi antara
pengemasan industri primer
dan promosi (misalnya pertanian,
perikanan, peternakan
dan lain-lain), industri
sekunder (misalnya
manufaktur,
pengolahan,
packaging dan lain-
lain), dan industri
tersier (misalnya pasar
produk daerah)

Mendirikan dan

Tabel 4
rt City pada Elemen Smart Economy

kator Usulan Sumber Pelaksana Mitra Time
hasilan Anggaran Pembiayaan Kerjasama line
n Dinas
kesehatan,dinas Pihak swasta 2019-
layanan. pemberdayaan 2024
perempuan,dinas
a proses koperasi,dinas
sai dalam perdagangan dan
dinas ketahanan
pangan

a UKM DISKOPUKM Pihak swasta
munculan NAKER,DISDAG
Dan DKP3

38

mengembangkan
forum wira usaha
pemuda dan wira
usaha pelajar, serta
memberikan pelatihan
kewirausahaan
berbasis e-commerce
kepada para pemuda
pelaku usaha dan
komunitas start-up.

Menguatkan sentra
ekonomi dan
mengintegrasikannya
dengan layanan digital

Memfasilitasi
komunitas-komunitas
yang peduli dengan
kota seperti komunitas
pencita kain
sasirangan

3. Mengadakan Untuk menampilkan Semakin
pameran rutin ekpresi dan banyaknya
untuk pelaku kreatifitas yang keanekara
komunitas. berkembang di komunitas
komunitas peduli den

a DISPORABUDPAR Pihak Swasta 2019-
agaman 2024

yang 39
ngan kota

D. Smart Living
Smart living menjadi salah satu dimensi dalam Smart City untuk menjami

kelayakan taraf hidup masyarakat di dalamnya. Kelayakan taraf hidup ini dapat
dinilai dari tiga elemen, yaitu kelayakan pola hidup, kelayakan kualitas kesehatan,
dan kelayakan moda transportasi untuk mendukung mobilitas orang dan barang
di dalam sebuah Smart City. Sasaran dari smart living adalah untuk
mewujudkan lingkungan tempat tinggal yang layak tinggal, nyaman, dan efisien.
Adapun program untuk mencapai tujuan tersebut diantaranya adalah:

40

41


Click to View FlipBook Version