The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by , 2021-12-11 08:44:17

LAPORAN LENGKAP RENCANA TINDAK LANJUT PROGRAM PENGAWASAN

LAPORAN LENGKAP

85

kisi-kisi soal, membuat indikator soal, sehingga soal yang di buat sesuai dengan
kompetensi yang diharapkan.

B. RUMUSAN MASALAH
Beberapa permasalahan yang sering dijumpai oleh guru sekolah dasar dalam proses
pembelajaran adalah :
1. Guru belum memiliki pemahaman terhadap konsep bagaimana melaksanakan

pembelajaran dengan berbasis HOTS
2. Guru yang mengerti tentang metode pembelajaran tersebut masih kesulitan dalam

merancang pembelajaran yang berbasis HOTS
3. Masih ditemukan guru yang didalam proses pembelajaran masih belum mampu untuk

menerapkan bagaimana menciptakan pembelajaran yang berbasis HOTS

C. TUJUAN PENELITIAN
Dalam penelitian ini memiliki tujuan yang akan dicapai untuk menyelesaikan
masaalah yang sering dijumpai, yaitu :
1. Guru memiliki pemahaman terhadap konsep bagaimana melaksanakan pembelajaran

dengan berbasis HOTS
2. Guru yang mengerti tentang metode pembelajaran tersebut dengan mudah merancang

pembelajaran yang berbasis HOTS
3. Guru yang didalam proses pembelajaran mampu untuk menerapkan situasi

pembelajaran yang berbasis HOTS

D. MANFAAT PENELITIAN
Setelah mengerti masalah dan memiliki tujuan, manfaat dalam penelitian ini yang
akan dicapai adalah :
1. Menghasilkan guru yang memiliki pemahaman terhadap konsep bagaimana

melaksanakan pembelajaran dengan berbasis HOTS
2. Memiliki guru yang mengerti tentang metode pembelajaran tersebut dengan mudah

merancang pembelajaran yang berbasis HOTS
3. Menyiapkan guru yang dalam proses pembelajaran mampu untuk menerapkan situasi

pembelajaran yang berbasis HOTS

86

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORI
Kemdikbud melalui Ditjen GTK mengembangkan program pembelajaran

berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking
Skill (HOTS) dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran dan meningkatkan
kualitas lulusan. Program ini dikembangkan mengikuti arah kebijakan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan yang pada tahun 2018 telah terintegrasi Penguatan
Pendidikan Karakter dan pembelajaran berorientasi pada Keterampilan Berpikir
Tingkat Tinggi (HOTS). Tuntutan kurikulum tersebut membawa konsekuensi
diperlukannya pembelajaran yang merangsang peserta didik untuk memiliki
keterampilan berpikir tingkat tinggi. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan guru
yang memahami, mampu merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi
pembelajaran HOTS.

Keterampilan berfikir berhubungan dengan salah satu bagian dari fungsi
otak. Semakin otak digunakan akan semakin mudah untuk menempatkan keahlian
hinga berfikir kritis. Keahlian berfikir kritis sendiri melalui tahapan pengamatan,
interprestasi, analisis, kesimpulan, evaluasi, penjelasan, dan metakognisi
(Kuswana, 2013: 21). Dari beberapa tahapan proses berfikir HOTS dapat dijelaskan
antara lain: tingkatan berfikir paling rendah yaitu keterampilan menghafal yang
terdiri atas keterampilan yang hamper otomatis atau reflektif. Kemampuan berfikir
dasar hanya menggunakan kemampuan terbatas pada hal-hal rutin dan bersifat
mekanis. Kemampuan berfikir tingkat tinggi (HOTS) digunakan apabila seseorang
menerima infromasi baru dan menyimpannya untuk kemudian digunakan atau
disusun kembali untuk keperluan problem solving berdasarkan situasi yang
ada.Berfikir kritis adalah berfikir yang memeriksa, menghubungkan, dan
mengevaluasi semua aspek dari situasi atau masalah, termasuk di dalamnya
mengumpulkan, mengorganisasi, mengingat, dan menganalisis informasi.
Kemampuan berfikir kritis dan kreatif merupakan termasuk indicator kemampuan
tingkat tinggi. Berfikir kreatif bukanlah sebuah proses yang sangat terorganisasi,

87

sebagaimana berfikir kritis. Juga tidak seperti berfikir kritis yang mencoba untuk
memperlembut emosi dengan cara memfokuskan diri pada proses logika sebagai
bagian proses berfikir.

Menurut Johnson (2014:215) berfikir kreatif membutuhkan ketekunan,
disiplin diri, dan perhatian penuh. Selain itu berfikir kreatif juga melibatkan
aktivitas mental, seperti: mengajukan pertanyaan, mempertimbangkan informasi
baru dan ide yang tidak lazim dengan fikiran terbuka, membangun keterkaitan,
menerapkan imajinasi pada setiap situasi untuk menghasilkan hal baru,
mendengarkan intuisi. Pada tataran proses pembelajaran terutama pada jenjang
Sekolah Dasar (SD) sangat besar peran guru dalam menanamkan dan mengajarkan
sikap berfikir siswa. Sejak dini siswa perlu dilatih dalam kemampuan berfikir, tidak
hanya dalam kemampuan berfikir yang sekedar menghafal, tetapi juga pada aspek
berfikir kritis. Selain dalam pembelajaran guru juga dituntut agar mampu
memberikan proses penilaian yang sesuai dengan karakteristik siswa. Soal-soal
yang digunakan dapat berupa pilihan ganda ataupun dalam bentuk uraian, yang
terpenting adalah bagaimana seorang guru mampu membuat soal yang memenuhi
komponen yang dapat dianalisis dan dievaluasi.

Perkembangan dalam dunia pendidikan saat ini mendorong senantiasa
pembaruan dalam hal Kurikulum. Pemerintah mengambil kebijakan dengan
menyempurnakan Kurikulum KTSP menjadi Kuriulum 2013 (Pongkendek &
Marpaung, 2020). Bahkan, Kurikulum 2013 yang telah dilaksanakan di Indonesia
juga senantiasa mengalami perubahan dan penyempurnaan. Penyempurnaan pada
Kurikulum yang dilakukan yaitu pada standar isi dan standar penilaian. Pada
standar isi, dilakukan pengurangan materi yang kurang relevan serta perluasan dan
pendalaman materi yang relevan untuk peserta didik serta memperkaya dengan apa
yang menjadi kebutuhan peserta didik untuk berpikir analisis dan kritis sehingga
pendidikan di Indonesia dapat sesuai dengan standar internasional. Pada standar
penilaian, dilakukan penyempurnaan dengan perubahan secara bertahap terhadap
model-model penilaian yang sesuai dengan standar internasional. Diharapkan
pendidikan saat ini dapat membantu peserta didik untuk mampu berpikir tingkat
tinggi (Higher Order Thinking Skills / HOTS), sehingga penilaian hasil belajar

88

harus menunjang hal tersebut. Dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi, peserta
didik dapat mengaitkan antara materi pembelajaran dengan hal-hal lain yang belum
diajarkan (Istiyono et al., 2014). Kemampuan berpikir tingkat tinggi akan menolong
peserta didik untuk dapat berpikir secara mendalam dan luas atas materi pelajaran
yang telah diberikan (Rosana, 2015). Oleh karena itu, Kurikulum 2013
menghendaki terjadi perubahan dalam pembelajaran di kelas, berkaitan dengan cara
guru mengajar dan melaksanakan penilaian (Brown & Abdulnabi, 2017).

Perubahan dalam dunia pendidikan, khususnya mengenai penilaian dan
pembelajaran sangat diperlukan saat ini. Pembelajaran HOTS merupakan
pembelajaran yang mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta
didik, lebih dari sekedar kemampuan menghafal / mengingat, menyatakan kembali,
mengingat dan merujuk tanpa alasan ilmiah (Nofrion & Wijayanto, 2018). Guru
harus mengembangkan penilaian terhadap peserta didik yang mampu mengukur
kemampuan berpikir tingkat tinggi, kemandirian peserta didik untuk menyelesaian
masalah, dan mendorong peningkatan kreativitas peserta didik. Oleh karena itu,
guru mulai menggunakan soal HOTS untuk evaluasi hasil pembelajaran peserta
didik. Dengan soal HOTS, guru dapat mengukur baik dimensi factual, konseptual,
procedural, maupun metakognitif peserta didik. Metakognitif merupakan
kemampuan yang dimiliki peserta didik untuk dapat menghubungkan dan
menggabungkan berbagai konsep yang berbeda, menemukan metode baru
(discovery), menginterpretasi data, memecahkan masalah (problem solving),
berargumen/berpendapat (reasoning), mengambil keputusan yang sesuai, serta
memilih strategi pemecahan masalah. Salah satu kendala dalam penerapan evaluasi
berbasis HOTS adalah peserta didik yang belum terbiasa untuk menyelesaikan
permasalahan atau soal-soal yang berhubungan dengan penerapan konsep yang
kontekstual serta memerlukan penalaran dalam menyelesaikannya (Izzati et al.,
2020). Akan tetapi, soal-soal berbasi HOTS harus tetap dilakukan di sekolah karena
salah satu kunci keberhasilan pendidikan saat ini adalah dengan berkembangnya
kemampuan HOTS peserta didik (Arifin & Retnawati, 2017)

Berdasarkan Taksonomi Bloom yang direvisi oleh Anderson & Krathwohl
kemampuan berpikir peserta didik terdiri atas: pengetahuan (level C1), pemahaman

89

(level C2), penerapan (level C3), analisis (level C4), evaluasi (level C5), dan kreasi
(level C6). Kemampuan berpikir pada level C4 – C6 dapat diukur dengan
menggunakan soal HOTS. Kata kerja operasional (KKO) sangat penting untuk
diperhatikan dalam perumus indikator soal sehingga melalui KKO terlihat level
kognitif soal tersebut dan menentukan apakah soal tersebut termasuk soal HOTS.
Akan tetapi, penentuan kemampuan berpikir berdasarkan KKO juga perlu
memperhatikan kemampuan berpikir apa yang diperlukan untuk menyelesaikan
soal tersebut. Menurut Ahmad, dkk (Ahmad et al., 2018), soal HOTS minimal
memiliki dua variable utama yaitu kemampuan berpikir kritis dan kemapuan
berpikir kreatif.

Evaluasi dilakukan untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik
(Novrianti, 2014). Cara untuk mengetahui pencapaian tujuan pembelajaran adalah
dengan melaksanakan evaluasi, sedangkan tujuan pembelajaran sendiri adalah
patokan dalam pelaksanaan evaluasi (Nurulshifa et al., 2014). Guru harus mampu
menyusun soal test dengan baik, karena dengan soal yang baik, maka akan dapat
mengukur capaian pembelajaran peserta didik dengan baik. Guru melaksanakan test
untuk dapat memberikan penilaian terhadap hasil belajar peseta didik. Dalam
mengukur keberhasilan program pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru
dilakukan penilaian hasil belajar. Penilaian hasil belajar ini dapat mengukur
pencapaian peserta didik dalam menguasai materi pembelajaran. Selain
memberikan soal, dalam proses penilaian, guru juga harus membuat rencana tindak
lanjut (Budiman & Jailani, 2014). Dalam melaksanakan penilaian diperlukan
instrumen penilaian sebagai alat evaluasi yang digunakan oleh guru (Iqbal et al.,
2018). Kemampuan berpikir peserta didik yang telah mengikuti kegiatan
pembelajaran diukur dengan menggunakan alat evaluasi. Hal ini terlihat dari
kemampuan peserta didik menyelesaikan soal evaluasi yang diberikan (Nurulshifa
et al., 2014).

Perubahan perilaku atas usaha belajar yang telah dilakukan peserta didik
dilukur dengan pelaksanaan ujian. Akan tetapi, seringkali dalam pelaksanaan ujian
masih banyak hal yang menjadi kendala maupun hambatan, yang dapat
mengakibatkan hasil ujian memperoleh data yang tidak valid. Jika data tidak valid,

90

tentunya akan mengikis makna pengukuran tersebut, sehingga evaluasi yang
dilaksanakan menjadi tidak valid (Maiziani, 2016). Metode penilaian yang tepat
adalah sangat penting bagi siswa untuk mendapatkan hasil belajar mereka. Tidak
cukup hanya mengubah metode pembelajaran, perlu juga dilaksanakan penilaian
yang baik. Kegiatan ini diharapkan dapat berdampak pada kemapuan guru yang
meningkat dalam mengevaluasi pembelajaran dan peserta didik dapat
meningkatkan kemampuan berpikirnya melalui soal-soal evaluasi yang berbasis
HOTS.

B. PENYELESAIAN MASALAH
Kegiatan pelatihan ini dilakukan terhadap guru SD. Pelatihan ini

menggunakan metode pelatihan keterampilan, workshop dan pendampingan.
Aktivitas pengabdian ini berupa ceramah, demontrasi, tanya jawab, praktik, dan
pendampingan. Kegiatan dilakukan mulai dari analisis kebutuhan, pretest hingga
pendampingan akhir dan tindaklanjut. Adapun tahapan-tahapan dalam pelaksanaan
kegiatannya adalah sebagai berikut:
1. Melakukan analisis kebutuhan para guru yang hendak mengikut peningkatan kualitas

pembelajaran. Analisis kebutuhan merupakan proses pengumpulan data awal yang
akan menjadi landasan untuk perancang konsep, materi dan desain pelatihan dan
workshop.
2. Setelah diperoleh pemetaan kebutuhan, tahapan berikutnya yaitu mendesain pelatihan
dan validasi desain dengan melibatkan stakeholder. Kegiatan ini bertujuan untuk
menjaga dan memastikan efektivitas proses pelatihan yang akan dilakukan.
3. Pemilihan metode dan strategi pelatihan. Di antara beberapa pilihan metode dan
strategi yang digunakan adalah ceramah, diskusi, tanya jawab, praktik dan studi kasus
serta pemberian testimoni. Studi kasus digunakan untuk membuka alternatif ide bagi
guru dalam memulai membuat perangkat pembelajaran. Tanya jawab digunakan untuk
melengkapi hal-hal yang belum terakomodasi oleh kedua metode di atas. Sedangkan
praktik menjadi sarana guna mendorong guru untuk langsung dapat membuahkan
produk perangkat pembelajaran.
4. Pelaksanaan. Tahap pelaksanaan terdiri dari beberapa tahap, yaitu yang pertama
proses pelatihan dan workshop. Kemudian yang kedua, guru menindaklanjuti hasil

91

workshop di sekolah masing-masing. Dan yang ketiga, guru diminta untuk
melaporkan hasil yang didapat serta kendala, tantangan bahkan peluang yang
ditemukan. Pada fase pelaksanaan ini juga selalu dilakukan evaluasi terhadap setiap
proses.
5. Evaluasi hasil akhir. Pada akhir pelatihan semua guru dan komponen yang terikat
mendiskusikan hal-hal yang menghambat sekaligus hal-hal potensial yang
memerlukan proses tindaklanjut pasca pelatihan. Adapun kendala yang tidak bisa
langsung diberi solusi akan menjadi masukan bagi pihak terkait atau bahkan bagi
penyelenggara untuk dapat menyempurnakan dan atau menindaklanjuti kendala yang
ada dengan aktivitas lain pada periode selanjutnya.

92

BAB III
METODE PENELITIAN

A. SUBYEK, LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
a. Subyek
Sasaran dari kegiatan pelatihan ini adalah guru-guru SD Negeri Sipala 1
b. Lokasi
Tempat kegiatan pelatihan ini akan dilaksanakan di SD Negeri Sipala 1
c. Waktu Penelitian
Kegiatan pelatihan ini akan dilaksanakan pada tanggal 19 s.d 20 November 2021

B. PROSEDUR PENELITIAN
Pelaksanaan pelatihan di kelas dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan

pelatihan bagaimana meningkatkan gairah belajar, 2 kali pertemuan workshop
berupa perangkat daring dengan menggunakan pembelajaran aktif berbasis HOTS
dilanjutkan dengan pendampingan. Adapun rincian kegiatan meliputi:
1. Pertemuan pertama membahas tentang bagaimana meningkatkan gairah belajar

selamapandemi covid-19.
2. Pertemuan kedua membahas tentang bagaimana meningkatkatkan kualitas

pembelajaran selama pandemi covid-19 dengan menggunakan pembelajaran aktif
berbasis HOTS.
3. Pertemuan ketiga diadakan workshop sehingga peserta menyusun perangkat
pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran aktif berbasis HOTS.
4. Pertemuan keempat melakukan workshop terkait penyusunan perangkat pembelajaran
dengan menggunakan pembelajaran aktif berbasis HOTS.

C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Para guru menunjukkan perhatian terhadap materi pelatihan yang

disampaikan oleh tim peelatihan saat kegiatan berlangsung. Para guru juga aktif
bertanya dan mengungkapkan masalah-masalah yang dialaminya selama pandemi
Covid-19 terkait psikologi dan beberapa masalah selama pembelajaran. Setelah
dilakukan pelatihan dan workshop di kelas, selanjutnya para guru didampingi dalam
praktek menyiapkan peserta didiknya untuk mengimplementasikan perangkat yang

93

telah disusun. Pendampingan dilaksanakan sebanyak 4 kali dan adapun kegiatan
meliputi:
1. Pendampingan hari pertama, mendampingi guru dalam menarik minat peserta didik

serta memberi stimulus kepada siswa agar gairah dalam belajar meningkat.
2. Pendampingan hari kedua, mendampingi guru dalam mempersiapkan perangkat

pembelajaran yang akan diajarkan pada siswa
3. Pendampingan hari ketiga dan keempat, mendampingi guru dalam

mengimplementasikan pembelajaran aktif berbasis HOTS secara blended learning.

D. TEKNIK ANALISIS DATA
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh gambaran tingkat capaian

keberhasilan dan kendala kegiatan pelatihan. Berdasarkan observasi dan analisis,
kegiatan pelatihan ini dapat dikatakan baik dari segi pemaparan materi dan
pendampingan. Kendala yang ditemui dilapangan yaitu implementasi pelaksanaan
perangkat yang telah disusun kurang maksimal kesibukan guru dalam kegiatan
sekolah dan dalam mengelola kelas. Dari hasil pengamatan perlu dilakukan tindak
lanjut sebagai berikut:
a. Pendampingan berkelanjutan dalam mengimplementasikan permbelajaran daring

berbasis HOTS
b. Pendampingan berkelanjutan dalam pelatihan guru. Program tindak lanjut diharapkan

dapat menjadikan guru SDN Sipala 1 dapat menyiapkan perangkat pembelajaran aktif
berbasis HOTS.

94

DAFTAR PUSTAKA

Efendi., Gunarto, Wahid. (2019). Pelatihan Pembelajaran dan Penilaian Berbasis
HOTS (Higher Order Thingking Skill) bagi Guru SD. Program Studi
Pendidikan Fisika STKIP Nurul Huda. 1(2). 40-43

Fitrianawati, Meita., Maharani, Ega Asnatasia., Pramudyani, Avanti Vera Risti.
(2020). Peningkatan Kualitas Pembelajaran Aktif Berbasis HOTS bagi Guru
di Kecamatan Tempel di Era Pandemi Covid-19. Universitas Ahmad
Dahlan. 625-630

Handayani, Sri Lestari., Amirullah, Gufron. (2019). Meningkatkan Pemahaman
Guru Sekolah Dasar Melalui Pelatihan Penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Berbasis Literasi, 4C, PPK dan HOTS. Jurnal Solma. 8(1).
14-23. http://dx.doi.org/10.29405/solma.v8i1.2949

Maksum, Arifin., Suntari, Yustia. (2019). Pelatihan Penyusunan Soal IPS Berbasis
HOTS. Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Jakarta. 2(1).
10-13

Kristanti, Hana Septina., Dwikurnaningsih, Yari., dan Wasitohadi. (2020).
Pengembangan Model Pelukan HOTS bagi Guru Sekolah Dasar.
Manajemen Administrasi Pendidikan-Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga. 5(12). 1706-1716

Pongkendek, Jesi Jecsen., Marpaung, Dewi Natalia. (2021) Pelatihan Pembuatan
Soal HOTS dan Penggunaan Software Wondershare Quiz Creator kepada
Guru SMA YPK Merauke. Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas
Musamus. 5(1). 216-228. https://doi.org/10.31764/jmm.v5i1.3761

Selamat, I Nyoman., Priyanka, Luh Mitha. (2020). Pelatihan Pembuatan Soal
HOTS bagi Guru-Guru SD Negeri No 1 dan 2 Dausa Kecamatan Kintamani.
Jurusan Kimia FMIPA UNDIKSHA, Jurusan Fisika dan Pengajaran IPA
FMIPA UNDIKSHA. 628-634

95

E. Peningkatan Kompetensi Calon Pengawas Sekolah berdasarkan Hasil Analisis
Kebutuhan Pengembangan Keprofesian (AKPK)
Berdasarkan kesimpulan hasil Analisis Kebutuhan Pengembangan

Keprofesian (AKPK) pada kegiatan diklat calon pengawas sekolah menunjukkan
beberapa indikator dari setiap kompetensi masih di bawah standar, sehingga perlu
ditingkatkan. Peningkatan kompetensi ini dilakukan di sekolah magang yaitu di
SDN Daya 1. Kegiatan AKPK di SDN Daya 1 dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Persiapan

Kegiatan persiapan untuk melakukan magang di SDN Daya 1 meliputi:
a. Calon pengawas sekolah mengidentifikasi hasil AKPK pada indikator

kompetensi yang harus ditingkatkan
b. Menyusun panduan wawancara untuk kepala SDN Daya 1 berkaitan dengan

indikator kompetensi yang harus ditingkatkan
c. Menyusun instrumen observasi berkaitan dengan indikator kompetensi yang

akan ditingkatkan.
d. Menentukan sasaran sebagai nara sumber wawancara dan observasi, serta

studi dokumen yang akan dilakukan.
e. Membuat daftar hadir pelaksanaan wawancara dan observasi selama kegiatan

peningkatan indikator kompetensi terkait.
f. Calon pengawas sekolah menyampaikan permohonan ijin melaksanakan

kegiatan magang dalam rangka OJT-2 diklat calon pengawas sekolah.
g. Menyampaikan surat tugas dari Dinas Pendidikan Kota Makassar berkaitan

dengan kegiatan OJT-2 Diklat Calon Pengawas Sekolah di SDN Sipala 1
kepada Kepala SDN Daya 1.
h. Menentukan dan menyampaikan jadwal pelaksanaan kunjungan untuk
pelaksanaan wawancara dan observasi kepada kepala sekolah.
i. Membuat surat keterangan melaksanakan kegiatan peningkatan AKPK dari
SDN Daya 1.

96

2. Pelaksanaan
Dalam melaksanakan peningkatan indikator kompetensi calon pengawas

sekolah di SDN Daya 1 dilakukan kegiatan sebagai berikut:
a. Hari Sabtu tanggal 27 November 2021, melakukan wawancara dan study

dokumen dengan kepala SDN Daya 1 tentang kompetensi kepribadian dan
supervise manajerial
b. Hari Senin tanggal 29 November 2021 melakukan wawancara dan study
dokumen dengan kepala SDN Daya 1 tentang kompetensi supervise
akademik dan kompetensi evaluasi pendidikan
c. Hari Selasa tanggal 30 November 2021, melakukan wawancara dan study
dokumen dengan kepala SDN Daya 1 tentang kompetensi penilaian
pengembangan dan kompetensi social dan 8 Standar Nasional Pendidikan
d. Mendokumentasikan semua kegiatan dan mengisi semua instrumen

3. Hasil
Tugas pokok pengawas berdasarkan Permen PAN dan RB Nomor 14

Tahun 2016 adalah melaksanakan tugas pengawasan akademik dan manajerial
pada satuan pendidikan yang meliputi penyusunan program pengawasan,
pelaksanaan pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8 SNP, penilaian,
pembimbingan dan pelatihan professional guru, evaluasi hasil pelaksanaan
program pengawasan, dan pelaksanaan tugas kepengawasan di daerah khusus.
Dengan demikian pengawas sekolah dituntut mempunyai kualifikasi dan
kompetensi yang memadai untuk mampu melaksanakan tugas pengawasan.
Kualifikasi dan kompetensi tersebut sesuai dengan Permendikbud Nomor 12
Tahun 2007, meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi supervise akademik,
kompetensi supervise manajerial, kompetensi evaluasi pendidikan, kompetensi
penelitian dan pengembangan, dan kompetensi sosial.

Dari hasil Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian (AKPK) yang
diperoleh, oleh Calon Pengawas Sekolah dapat diidentifikasi kelemahan masing-
masing indikator pada setiap kompetensi. Kompetensi dan indikator yang harus
ditingkatkan adalah sebagai berikut:

97

a. Kompetensi Kepribadian
Indikator kompetensi yang harus ditingkatkan adalah menyelesaikan
tugas-tugas yang sulit secara kreatif dengan hasil yang maksimal
Banyak hal positif yang saya dapatkan dari hasil wawancara dengan
kepala SDN Daya 1 Ibu Adriani Abdullah S.Pd,M.Pd disampaikan bahwa kepala
sekolah selalu melibatkan warga sekolah dalam menyelesaikan tugas-tugas yang
sulit secara kreatif dengan hasil yang maksimal agar tergali semua potensi yang
dimiliki sumber daya manusia SDN Daya 1 dalam penyelesaian masalah
tersebut.
Cara menyelesaikan tugas-tugas yang sulit secara kreatif dengan hasil
yang maksimal yang saya lakukan di SDN Daya 1 yaitu dengan membangun
Team Work yang solid yaitu dengan cara memilih tim kerja berkualitas untuk
membangun team work yang bagus, membangun rasa kebersamaan dan saling
percaya agar mendapatkan kualitas team work yang bagus, menjaga sikap saling
menghargai, membuat komunitas yang efektif, sering melakukan evaluasi,
mendefinisikan peran dan mendelegasikan tugas dan juga dengan membuat
kegiatan di luar sekolah untuk menjalin keakraban antar warga sekolah. Dengan
cara tersebut, disampaikan oleh kepala SDN Daya 1 bahwa permasalahan-
permasalahan yang ada di sekolah terkait dengan tugas-tugas yang sulit dapat
diselesaikan atas keputusan bersama warga sekolah.

b. Kompetensi Manajerial
Indikator kompetensi yang harus ditingkatkan adalah Cara penyusunan
dan pengembangan instrument supervise manajerial, sesuai dengan
permasalahan yang ada di masing-masing sekolah dengan karakteristik
yang berbeda-beda
Kepala SDN Daya 1 memiliki pengalaman cara penyusunan dan
pengembangan instrument manajerial sesuai dengan permasalahan yang ada di
sekolah. Tahapan dalam penyusunan instrument manajerial disampaikan bahwa
sebelum menyusun instrument terlebih dahulu kepala sekolah memahami
prinsip-prinsip dalam penyusunan instrument. Prinsip-prinsip tersebut yaitu
Komprehensif yaitu instrument harus dapat mengambil atau menangkap seluruh

98

obyek yang diawasi/ disupervisi terkait data sekolah, 8 Standar Nasional
Pendidikan, standar kompetensi guru yang sudah ditetapkan serta meliputi
seluruh kegiatan guru dalam pelaksanaan tugasnya, Obyektif yaitu didasarkan
atas kenyataan (data dan fakta) yang sebenarnya sesuai dengan rambu-rambu
regulasi yang berlaku bukan hasil manipulasi atau rekayasa, praktis yaitu mudah
digunakan untuk memperoleh data sesuai dengan yang standar.

Kemudian dalam mengembangkan instrument itu dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu dengan mengembangkan sendiri dan dengan cara
menyadur.
Langkah menyusun dan mengembangkan instrument secara mandiri sebagai
berikut :
1) Menentukan masalah (bidang yang akan diawasi)
2) Menentukan variabel (yang diawasi)
3) Menentukan instrumen yang akan digunakan.
4) Menjabarkan setiap variabel.
5) Menyusun kisi-kisi
6) Penulisan butir-butir instrumen.
7) Mengkaji ulang instrument
8) Penyusunan perangkat instrumen sementara.
9) Melakukan uji coba dengan tujuan untuk mengetahui apakah instrument itu

dapat diadministrasikan, apakah setiap butir instrument itu dapat dan
dipahami
10) Perbaikan instrumen sesuai hasil uji coba.
11) Penataan kembali perangkat instrumen yang terpakai untuk memperoleh
data yang akan digunakan.

Sedangkan langkah mengembangkan instrumen dengan prosedur adaptasi
sebagai berikut :
1) Penelaahan instrument asli dengan mempelajari panduan umum (manual)

instrument dan butir-butir instrumen.
2) Penerjemahan setiap butir instrument kedalam Bahasa Indonesia.

99

3) Memadukan kedua hasil terjemahan
4) Penerjemahan kembali kedalam Bahasa aslinya.
5) Perbaikan butir instrumen bila diperlukan.
6) Uji pemahaman subjek terhadap butir instrumen
7) Uji validitas instrumen.
8) Uji reliabilitas instrumen.
c. Kompetensi Akademik
Indikator kompetensi yang harus ditingkatkan adalah cara penyusunan
dan penggunaan instrument yang sesuai dengan kebutuhan peningkatan
mutu akademik di sekolah

Kepala SDN Daya 1 memiliki pengalaman dalam menyusun dan
menggunakan instrument yang sesuai dengan kebutuhan peningkatan mutu
akademik di sekolah.
Tahapan yang kepala SDN Daya 1 lakukan dalam penyusunan instrument
peningkatan mutu akademik yaitu :
1) Menentukan masalah berdasarkan raport mutu
2) Membuat perencanaan peningkatan mutu yang dituangkan dalam RKJM
3) Sekolah membentuk tim peningkatan mutu agar dapat mengawal proses

pengumpulan data dan informasi pemetaan mutu berjalan optimal.
4) Kepala sekolah dan tim peningkatan mutu menentukan variable yang akan

ditingkatkan mutunya
5) Kepala sekolah dan tim peningkatan mutu menyusun instrument

peningkatan mutu akademik
6) Kepala sekolah dan tim peningkatan mutu berkonsultasi dengan pengawas

sekolah untuk memperoleh informasi dan klarifikasi lebih lengkap terhadap
instrument yang telah disusun.
Pengalaman Kepala SDN Daya 1 dalam menggunakan instrumentyang sesuai
dengan kebutuhan peningkatan mutu yaitu dengan wawancara, kemudian
pengisian intstrumen, mengelola data, menganalisis hasil dan membauat rencana
tindak lanjut berdasarkan hasil analisis.

100

d. Kompetensi Evaluasi Pendidikan
Indikator kompetensi yang harus ditingkatkan adalah pemahaman dan
kemampuan mengenai konsep, aspek-aspek penting dan cara
melaksanakan penilaian kinerja kepala sekolah, guru, TU, pengelola
perpustakaan, dan tenaga laboratorium.
Kepala SDN Daya 1 menyampaikan tentang konsep, aspek-aspek
penting dan cara melaksanakan penilaian kinerja kepala sekolah sebagai berikut:
Konsep penilaian kinerja kepala sekolah adalah proses pengumpulan,
pengolahan, analisis dan interpretasi data tentang kualitas pekerjaan kepala
sekolah dalam melaksanakan tugas pokoknya sebagai kepala sekolah.
Aspek yang dinilai dalam penilaian kinerja kepala sekolah dapat mencakup tiga
dimensi yakni:
1) komitmen terhadap tugas,
2) pelaksanaan tugas, dan
3) hasil kerja berkenaan dengan tugas pokok kepala sekolah, mencakup tiga
bidang, yaitu: (a) tugas manajerial, (b) supervisi dan (c) kewirausahaan.
Cara pelaksanaan penilaian kinerja kepala sekolah yaitu dengan pemantauan dan
pengamatan selama kurun waktu satu tahun yang dilakukan oleh pengawas,
setelah dilakukan pemantauan dan pengamatan selama satu tahun kemudian
pengawas melakukan penilaian dengan langkah-langkah persiapan, pelaksanaan
penilaian, dan penentuan nilai akhir
Tahap persiapan
Pengawas menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada Kepala
Sekolah/Madrasah yang akan dinilai kemudian Kepala sekolah/madrasah yang
dinilai membuat laporan kinerja secara tertulis yang dilengkapi dengan bukti-
bukti yang dibutuhkan untuk penilaian kinerja kepada Pengawas Penilai.
Pengawas penilai mereviu laporan kinerja dan mengamati kelengkapan dan
keabsahan bukti-bukti yang disertakan.
Pelaksanaan Penilaian
Penilaian dilaksanakan di sekolah dimana kepala sekolah yang dinilai
bertugas. Penilaian kinerja diawali dengan pertemuan pengawas dengan kepala

101

sekolah dalam rangka pemapaparan laporan. Pertemuan pengawas dengan
kepala sekolah bertujuan untuk pemaparan laporan oleh kepala sekolah yang
dinilai. Pemaparan difokuskan pada komponen penilaian yaitu tugas manajerial,
supervise dan kewirausahaan serta bukti-bukti yang relevan. Pengawas
melakukan konfirmasi dan meminta penjelasan atas laporan kinerja tertulis
maupun lisan yang disampaikan oleh sekolah yang dinilai, Bukti-bukti ini dapat
diidentifikasi melalui pengamatan terhadap lingkungan fisik sekolah atau
meminta informasi dari orang-orang yang relevan yang ada di lingkungan
sekolah seperti guru, karyawan sekolah, atau siswa.
Penentuan nilai akhir

Pengawas merekap hasil penilaian yang telah dilakukan menggunakan
format-format yang telah dipersiapkan dan menentukan hasil berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan. Kemudian disampaikan untuk konsep, aspek-
aspek penting dan cara melaksanakan penilaian kinerja guru sebagai berikut:

Konsep PKG yaitu penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru
dalam rangka pembinaan karir, kepangkatan dan jabatannya. Pelaksanaan tugas
utama guru tidak dapat dipisahkan dari kemampuan seorang guru dalam
penguasaan pengetahuan, penerapan pengetahuan dan keterampilan, sebagai
kompetensi yang dibutuhkan sesuai amanat Peraturan Menteri pendidikan
Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kulaifikasi Akademik dan
kompetensi Guru.
Aspek penting PKG sebagai berikut :
1) Valid yaitu bila factor yang diukur benar dalam menilai elemen guru saat

melakukan kegiatan bimbingan, pembelajaran sesuai dengan tujuan dan
fungsi sekolah.
2) Reliabel yaitu bila pelaksanaannya memiliki kepercayaan yang tinggi dalam
aktivitas yang dilaksanakan dan mampu berdamapak pada guru yang sedang
dinilai,
3) praktis yaitu jika pelaksanaannya bisa dilakukan dengan gampang dan
siapapun bisa dengan level keprcayaan dan validitas terjamin.

102

Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru yang dilakukan SDN Daya 1 yaitu
pertama melakukan evaluasi diri guru diawal tahun. Evaluasi diri ini dilakukan
untuk memperoleh profil kompetensi guru yang bermanfaat sebagai salah satu
dasar bagi kepala sekolah atau koordinator pengembangan keprofesian
berkelanjutan untuk merencanakan program pengembangan keprofesian
berkelanjutan yang harus dilaksanakan guru.

Penilaian kinerja guru dilakukan di akhir rentang waktu 2 semester
setelah melaksanakan pengembangan keprofesian berkelanjutan yang telah
direncanakan, yaitu melalui tahap pemantauan dan pengamatan kinerja, Pada
kegiatan pengamatan kinerja dilakukan pertemuan awal dengan guru untuk
menanyakan hal-hal yang telah dilakukan oleh guru sebagai verifikasi hasil
pemantauan yang telah dilakukan oleh kepala sekolah dan juga untuk
mempersiapkan kegiatan observasi kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan
observasi kegiatan pembelajaran, kepala sekolah mencatat semua kegiatan yang
dilakukan oleh guru maupun siswa selama proses obesrvasi pembelajaran. Tahap
akhir dilakukan pertemuan untuk merefleksi kegiatan observasi pembelajaran
dan penentuan nilai kinerja guru, bila nilai yang diberikan oleh kepala sekolah
sudah disepakati maka dibuat laporan kinerja guru. Hasil penilaian kinerja ini
digunakan sebagai dasar usulan penetapan angka kredit tahunan guru dan juga
sebagai dasar pengembangan keprofesian berkelanjutan.
Disampaikan pula konsep, aspek-aspek penting dan cara melaksanakan
penilaian kinerja TU, pengelola perpustakaan, dan tenaga laboratorium di SDN
Daya 1 sebagai berikut:

Konsep penilaian kinerja Tenaga Kependidikan adalah kegiatan
pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam rangka membantu guru
dan tenaga kependidikan lainnya guna meningkatkan mutu dan efektivitas
penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran.

Aspek dalam penilian kinerja Tendik ada dua , yakni manajerial dan
akademik. Supervisi manajerial (tenaga kependidikan) menitikberatkan pada
pemantauan, pembinaan, dan pembimbingan pada aspek-aspek pengelolaan dan
administrasi sekolah yang berfungsi sebagai pendukung (supporting)

103

terlaksananya pembelajaran. Sementara supervisi akademik menitikberatkan
pada pemantauan, pembinaan, dan pembimbingan pengawas sekolah terhadap
kegiatan akademik, berupa pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas.
Langkah-Langkah Kegiatan penilaian Tendik
a) Perencanaan Penilaian Tendik

Menyusun program supervisi tendik
(1) Latar belakang, Landasan hukum, Merumuskan tujuan dan indikator

keberhasilan
(2) Hasil supervisi tahun sebelumnya
(3) Menetapkan sasaran dan jadwal
(4) Memilih pendekatan, teknik, dan model
(5) Memilih dan menetapkan instrumen
b) Pelaksanaan Supervisi Tendik
(1) Kepala sekolah meminta tendik untuk memaparkan hasil kinerjanya.

Pemaparan difokuskan pada komponen-komponen yang terdapat pada
instrumen
(2) Kepala Sekolah melakukan pengamatan terhadap bukti-bukti fisik yang
disajikan tendik
(3) Kepala sekolah melakukan konfirmasi dan meminta penjelasan hasil
kinerja Tenaga Kependidikan yang bersangkutan.
(4) Kepala sekolah melakukan pencatatan hasil supervisi yang telah
dilaksanakan
(5) Kepala sekolah menyampaikan hasil catatan supervisinya dan memberikan
saran-saran untuk perbaikan kinerja tendik yang bersangkutan.
e. Kompetensi Penelitian Pengembangan
Indikator kompetensi yang harus ditingkatkan adalah cara menyusun
pedoman supervise akademik dan manajerial (termasuk untuk tenaga
administrasi sekolah)

Kepala SDN Daya 1 memiliki pengalaman cara menyusun pedoman
supervise akademik dan manajerial Dalam penyusunan pedoman supervise
akademik langkah-langkah yang dilakukan Kepala SDN Daya 1 yaitu pertama

104

membaca peraturan-peraturan Kemdikbud tentang supervise akademik, setelah
memahami peraturan terkait supervise akademik kemudian mengumpulkan
bahan-bahan terkait supervise akademik, setelah itu melakukan penyusunan
pedoman supervise akademik bersama tim pengembang kurikulum, dimana
pedoman supervise akademik memuat latar belakang, dasar hukum, indicator
keberhasilan, sasaran, tujuan yang diharapkan, jadwal pelaksanaan supervise
akademik, pendekatan dan teknik supervise akademik, ruang lingkup supervise
akademik, instrument yang digunakan, evaluasi dan tindak lanjut.

Dalam penyusunan pedoman supervise manajerial langkah-langkah
yang dilakukan Kepala SDN Daya 1 yaitu pertama membaca peraturan-
peraturan Kemdikbud tentang supervise manajerial, setelah memahami
peraturan terkait supervise manajerial kemudian mengumpulkan bahan-bahan
terkait supervise manajerial setelah itu melakukan penyusunan pedoman
supervise manajerial bersama tim pengembang kurikulum, dimana pedoman
supervise manajerial memuat latar belakang, dasar hukum, indicator
keberhasilan, sasaran, tujuan yang diharapkan, jadwal pelaksanaan supervise
manajerial, pendekatan dan teknik supervise manajerial ruang lingkup supervise
manajerial, instrument yang digunakan, evaluasi dan tindak lanjut.
f. Kompetensi Sosial
Indikator kompetensi yang harus ditingkatkan adalah pemahaman dan
kemampuan dalam memberikan arahan dan referensi kepada sekolah
untuk melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi, dunia
usaha/industry/kerja, lembaga pendidikan lainnya untuk berperan serta
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

Sesuai dengan arahan dari kepala sekolah untuk melakukan kerjasama
antara sekolah dengan lembaga lain yaitu dengan cara membangun hubungan
sinergis dengan masyarakat, sekolah memerlukan dua kunci pokok, yaitu
memperkenalkan sekolah kepada masyarakat dan membangun komunikasi yang
efektif dengan masyarakat.

SDN Daya 1 bekerjasama dengan UNM, UNBOS, Bentuk kerjasamanya
yaitu PPL, penelitian, keterlaksanaan program inklusi. Kerjasama yang

105

dilaksanakan SDN Daya 1 dengan dunia usaha/ industry yaitu promosi aplikasi
belajar, promosi produk makanan dan minuman dengan kompensasi ke sekolah
pemberian ring basket dan pengecatan lapangan basket. Kerjasama yang
dilaksanakan SDN Daya 1 dengan lembaga pendidikan lain yaitu kegiatan Try
Out UN dengan lembaga bimbel.

Dari uraian hasil wawancara dan studi dokumen di SDN Daya 1 tentang
kompetensi yang ditingkatkan oleh calon pengawas maka dapat disimpulkan
bahwa kegiatan peningkatan kompetensi ini sangat bermanfaat dan menambah
wawasan bagi calon pengawas. Hal positif yang dapat diambil dari hasil
peningkatan kompetensi ini adalah :
1. Kompetensi Kepribadian

Membangun team work yang solid dan berkualitas, keterbukaan dalam
bekerja dan saling menghargai dalam menyelesaikan tugas-tugas yang sulit
secara kreatif dengan hasil yang maksimal.
2. Kompetensi Supervise Manajerial
Memahami prinsip-prinsip penyusunan instrument dan juga membaca
literature terkait dengan penyusunan instrument sebelum penyusunan
dilakukan, sehingga bila sudah memahami prinsip-prinsip tersebut dengan
benar maka mudah dalam menentukan indicator dan ketercapaian dari setiap
butir instriment tersebut mudah diukur.
3. Kompetensi Supervise Akademik
Menentukan masalah berdasarkan raport mutu, membuat rencana program
peningkatan mutu, membentuk tim peningkatan mutu, menentukan variable,
menyusun instrument peningkatan mutu, konsultasi dengan pengawas
terhadap instrument yang telah disusun.
4. Kompetensi Evaluasi Pendidikan
PKKS merupakan proses pengumpulan, pengolahan dan analisis tentang
kaulitas pekerjaan kepala sekolah dalam melaksanakan tugas pokoknya,
aspek yang dinilai meliputi komitmen tugas, pelaksanaan tugas dan hasil
kerja berkenaan dengan tugas pokok kepala sekolah yaitu tugas manajerial,
supervise dan kewirausahaan.

106

PKG merupakan penilaian tiap butir tugas utama guru dalam rangka
pembinaan karir, kepangkatan dan jabatannya. Aspek dalam Penilaian
Kinerja Guru yaitu valid, reliabel dan praktis.
Penilian kinerja tendik adalah kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh
kepala sekolah dalam rangka membantu guru dan tenaga kependidikan
lainnya guna meningkatkan mutu dan efektivitas penyelenggaraan
pendidikan dan pembelajaran. Aspek penilaian tenaga kependidikan yaitu
manajerial dan akademik.
5. Kompetensi Penelitian Pengembangan
Membaca peraturan-peraturan kemdikbud atau buku panduan tentang
supervise akademik dan supervise manajerial, mengumpulkan bahan-bahan
terkait, menyusun pedoman atau program kerja supervise akademik dan
supervise manajerial.
6. Kompetensi Sosial
Melakukan kerjasama antara sekolah dengan lembaga lain yaitu dengan cara
membangun hubungan sinergis dengan masyarakat, sekolah memerlukan dua
kunci pokok, yaitu memperkenalkan sekolah kepada masyarakat dan
membangun komunikasi yang efektif dengan masyarakat.
Berdasarkan hasil wawancara dan studi dokumen dengan Kepala
SDN Daya 1 Ibu Adriani Abdullah,S.Pd.,M.Pd calon pengawas merasa
sangat terinspirasi dan bertambah wawasan terkait indicator kompetensi yang
ditingkatkan. Hal ini memberi pelajaran pada calon pengawas sekolah tentang
penyelesaian tugas yang sulit secara kreatif dengan hasil yang maksimal, cara
menyusun dan mengembangkan instrument supervise manajerial, cara
menyusun dan penggunaan instrument sesuai dengan kebutuhan peningkatan
mutu akademik, aspek-aspek penting dan cara melaksanakan penilaian
kinerja kepala sekolah, guru, TU, pengelola perpustakaan dan tenaga
laboratorium, penyusunan pedoman supervise akademik dan manajerial serta
arahan dan referensi untuk melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam
meningkatkan mutu pendidikan disekolah. Pengalaman ini akan menjadi
bekal bagi calon pengawas sekolah dalam meningkatkan kompetensi-

107

kompetensi pengawas sekolah dan akan mengaplikasikan dalam tugas

kepengawasan.

Tahap Persiapan

Tabel 3.21. Instrumen wawancara dengan Kepala Sekolah Magang (SDN Daya 1)

No Calon Pengawas Kepala sekolah Magang
1 Assalamu’alaikum wr wb
2 Bagaimana kabarnya Ibu ?
3 Mohon penjelasan bagaimana proses cara

penyusunan program kepengawasan ?
4 Apa saja jenis dokumen program

kepengawasan ?

5 Bagaimana metode kerja program
kepengawasan

6 Apa saja bentuk kerja sama yang
dilakukan oleh SDN Daya 1 dengan
perguruan tinggi ?

7 Apa saja bentuk kerja sama yang
dilakukan oleh SDN Daya 1 dengan
dunia usaha /industry kerja ?

8 Apa saja bentuk kerja sama yang
dilakukan oleh SDN Daya 1 dengan
Lembaga Pendidikan lain?

9 Bagaimana cara mengevaluasi
laporan program kepengawasan

10 Baiklah Ibu terima kasih atas segala
bantuannya mudah-mudahan Allah
memberikan pahala yang berlimpah.
Aamiin
Tahap Pelaksanaan

Tabel 3.22. Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah Magang (SDN Daya 1)

No Calon Pengawas Kepala sekolah Magang
1 Assalamu’alaikum wr wb Wa’alaikumsalam wr wb
2 Apakah Supervisi Supervisi managerial dilaksanakan di SDN
Daya 1 Makassar merupakan agenda rutin
Managerial dilaksanakan setiap tahun sekali guna mengevaluasi
di sekolah ini keterlaksanaan program sekolah

108

3 Mohon penjelasan Program kepengawasan merupakan program

bagaimana proses cara yang harus dibuat oleh kepala sekolah

penyusunan program berbarengan dengan program lainnya. Yaitu

kepengawasan ? program semester dan program tahunan

kepalasekolah. Program kepengawasan

merupakan bagian dari program semester dan

program tahunankami sebagai kepala

sekolah. Program supervisi kami lakukan

sesuai dengan jadwal yang tertera pada

program. supervisi pada seluruh administrasi

tiap bidang, Jika ada perubahan waktu

pelaksanaan monitoring, kami diskusikan

untuk dicarikan waktuyang tepat. Jadi

sekalipun telah terjadwal, pelaksanaannya

menyesuaikan dengan situasi dan kondisi.

Program supervisi dibuat bersama-sama

dengan guru dan karyawan di awal tahun

pelajaran. Kebersamaan dan pelibatan ini

penting karena menyangkut peran serta guru

dan karyawan terhadap program yang

telahdibuat dan disepakati bersama.

4 Apa saja jenis dokumen 1. Instrumen Supervisi Ketenagaan

program kepengawasan ? 2. Instrumen Supervisi Kurikulum

3. Instrumen Supervisi Sarpras

4. Instrumen Supervisi Keuangan

5. Instrumen Supervisi Ekstra

6. Instrumen Supervisi Humas

7. Instrumen Supervisi Perpustakaan

8. Instrumen Supervisi Laboratorium

5 Bagaimana metode kerja Program sekolah yang telah disusun dalam

program kepengawasan pelaksanaannya dipantau. Pemantaun

dibandingkan dengan rencana sehingga akan

terlihat tingkat keterlaksanaannya tiap

bidang. Waktu pemantauan disesuaikan

dengan waktu yang telah ditentukan di

program. Misalnya program harian dipantau

setiap hari. Program semester dipantau

pengerjaannya pada awal tahun pelajaran.

Penilaian kelas dipantau setiap bulan. Begitu

pula kesiswaandipantau setiap bulan. Dan ada

109

pula yang dipantau tahunan seperti kenaikan

kelas, dan lain sebagainya

6 Apa saja bentuk kerja Dalam kegiatan penyusunan dan

sama yang dilakukan oleh pengembangan kerja sama dengan pihak lain,

SDN Daya 1 dengan dengan cara membangun hubungan sinergis

perguruan tinggi ? dengan masyarakat,swkolah memerlukan dua

kunci pokok,yaitu memperkenalkan sekolah

kepada masyarakat dan membangun

komunikasi yang efektif dengan

masyarakat,ASD Daya 1 bekerja sama

dengan UNM,UNBOS,bentuk kerja sama

yaitu PPL,Penelitian,

7 Apa saja bentuk kerja Bentuk kerja sama yaitu promosi aplikasi

sama yang dilakukan oleh belajar,promosi produk makanan dan

SDN Daya 1 dengan dunia minuman dengan konpensasi kesekolah

usaha /industry kerja ? pemberian ring basket dan pengecetan

lapangan basket, berkunjung kepabrik-pabrik.

8 Apa saja bentuk kerja Keterlaksanaan program inklusi, kegiatan Try

sama yang dilakukan oleh Out UN dengan Lembaga bimbel.

SDN Daya 1 dengan

Lembaga Pendidikan lain?

8 Baiklah Ibu terimakasih Terima kasih kembali

atas bantuannya,

Tahap Hasil

Tabel 3.23. Peningkatan Kompetensi Calon Pengawas Sekolah Berdasarkan Hasil

AKPK di SDN Daya 1

No Kompetensi Sebelum Setelah
magang magang Keterangan
1 Saya menunjukkan pemahaman saya
tentang jenis dokumen program Ada kenaikan
kepengawasan, dan proses 60 % setelah
penyusunan program kepengawasan magang
secara efektif, berdasarkan visi, misi 14
dan program kerja masing-masing
sekolah binaan 14

2 Saya menunjukkan pemahaman saya
tentang cara penyusunan metode kerja
kepengawasan yang tepat sesuai
dengan program kerja dan supervisi.

110

3 Saya menunjukkan pemahaman saya

tentang cara penyusunan

danpengembangan instrumen

supervisi manajerial, sesuai dengan 1 4

permasalahan yang ada di

masingmasing sekolah dengan

karakteristik yang berbeda-beda.

4 Saya menunjukkan pemahaman saya

tentang cara penyusunan laporan

program pengawasan manajerial,

berikut dokumendokumen yang

menjadi lampiran laporan, seperti 1 4

format instrumen supervisi

manajerial, instrumen supervisi

manajerial yang telah diisi, hasil

analisis serta rekomendasinya.

5 Saya menunjukkan pemahaman

mengenai bentuk kerja sama dengan 1 4

perguruan tinggi ?

Saya menunjukkan pemahaman

6 mengenai bentuk kerja sama dengan 1 4

dunia usaha /industry kerja ?

Saya menunjukkan pemahaman

7 mengenai bentuk kerja sama dengan 1 4

Lembaga Pendidikan lain?

Jumlah skor yang dicapai (1) = 7 28

Jumlah skor maksimum (2) = 28 28

Nilai Perolehan = (1) / (2) x 100% = 40% 100%

Gambar 3.5. Grafik Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian

120%

100%

100%

80% 60%

60%
40%

40%

20%

0%
Sebelum Analisis Setelah Analisis Peningkatan

111

LAMPIRAN

1. Pedoman Wawancara
2. Surat pernyataan telah melaksanakan kegiatan
3. Surat Tugas Pelaksanaan AKPK dari Dinas Pendidikan
4. Daftar Hadir
5. Jadwal Kegiatan AKPK
6. Instrumen AKPK
7. Foto Kegiatan AKPK di SDN Daya 1

BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
Pelaksanaan Rencana Tindak Lanjut Program Pengawasan (RTLPP) yang

dilaksanakan dalam rangka On the Job Training (OJT)2 Pendidikan dan Pelatihan
Calon Pengawas Sekolah Kota Makassar dapat disimpulkan :
1. Pelaksanaan kegiatan Pembinaan Guru melalui Supervisi Akademik yang

dilaksanakan selama 4 hari terhadap 15 orang guru terlaksana dengan baik
Yaitu tingkat keterlasanaannya rata-rata 94,37%
2. Pelaksanaaan kegiatan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS) di SDN
Daya 1 Makassar terlaksana sangat baik dengan tingkat keterlaksanaanya
rata-rata 90,48. Dan pelaksanaan kegiatan Analisis Hasil PK Guru yang
dilaksanakan oleh Kepala SDN Daya 1 (Sekolah Magang) Terlaksana dengan
baik yaitu sudah melewati standar 80%.
3. Pelaksanaan kegiatan Pembimbingan dan Pelatihan Profesional Guru
menggunakan model pembelajaran yang dilaksanakan selama 2 hari terhadap
10 orang guru terlaksana sangat baik dengan tingkat keterlaksanaannya rata-
rata 91,99.
4. Pelaksanaan kegiatan Penyusunan Proposal PTS yang dikerjakan selama 4
hari telah selesai 100% dengan judul “ Peningkatan Kemampuan Guru
Menggunakan Model Pembelajaran HOTS (Higher Order Thinking Skill).
5. Pelaksanaan kegiatan Peningkatan Kompetensi Calon Pengawas berdasarkan
hasil AKPK di SDN Daya 1 Makassar yang dilaksanakan selama 4 hari
terlaksana sangat baik. Kompetensi calon pengawas tentang penelitian
pengembangan yang didapatkan di SDN Daya 1 Makassar (Sekolah Magang)
dirasakan ada peningkatan dari 40% menjadi 100% atau sebesar 60%.

112

B. Saran dan Rekomomndasi
1. Saran
a. Pembinaan guru melalui supervisi akademik yang dilaksanakan dengan
observasi pembelajaran hendaknya dilaksanakan secara konsisten oleh
kepala sekolah maupun pengawas sekolah.
b. Pengawas sekolah hendaknya melaksanakan Penilaian Kinerja Kepala
c. Sekolah (PKKS) di sekolah binaannya dan menganalisis hasil PKG yang
dilaksanakan oleh kepala sekolah sesuai dengan prosedur yang berlaku.
d. Pengawas sekolah hendaknya menyusun program dan melaksanakan Bimlat
Profesional Guru bagi kepala sekolah dan guru di sekolah Binaannya.
e. Peningkatan kompetensi pengawas hendaknya terus menerus digalakkan
oleh LPPKSPS terutama kompetensi penelitian dan pengembangan.
2. Rekomendasi
Pelaksanaan Rencana Tindak Lanjut Program Pengawasan (RTLPP)
Sebagai pelaksanaan OJT 2 Pendidikan dan Pelatihan Calon Pengawas. Ini
memberikan gambaran mekanisme yang jelas untuk setiap tahapan Proses
pelaksanaan kegiatan kepengawasan sehingga menghasilkan calon pengawas
yang profesional. Pengawas yang profesional diharapkan dapat berperan dan
berfungsi dalam mewujudkan kualitas Pendidikan yang lebih berkualitas dan
dapat bersaing dengan perkenbangan teknologi yang semakin pesat dan
mendunia, Berkaitan dengan hal tersebut, calon pengawas memberikan
rekomondasi sebagai berikut :
a. Program pendidikan dan pelatihan calon pengawas dengan pola OJT1 –
IST1 – OJT2 – IST2 sangat efektif untuk menghasilkan calon Pengawas
sekolah yang profesional.
b. Materi Pendidikan dan pelatihan, terutam dalam IST1 perlu lebih
pendalaman pada kompetensi penelitian dan pengembangan, terutama
mengenai Penelitian Tindakan Sekolah (PTS).

111

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Tenaga Kependidikan. (2007). Evaluasi Program Supervisi Pendidikan.
Modul A3-2. Jakarta: Depdiknas.

Direktorat Tenaga Kependidikan. (2007). Monitoring Pelaksanaan SNP dan
Akreditasi Nasional. Modul 02-B7. Jakarta: Depdiknas.

Direktorat Tenaga Kependidikan. (2007). Penilaian Kinerja Guru. Modul 04
A3.Jakarta: Depdiknas.

Direktorat Tenaga Kependidikan. (2007). Penilaian Kinerja Kepala Sekolah.
Modul 04-A2. Jakarta: Depdiknas.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Panduan Kerja Pengawas
Sekolah. Direktorat Prmbinaan Tendik Dikdasmen.

Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 21 Tahun 2010 Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka
Kreditnya.Kemeneg PAN dan RB. Jakarta

Peratutan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia (permenneg PAN dan RB) nomor 14 tahun 2016
tentang Perubahan atas Permeneg PAN dan RB Nomor 21 Tahun 2010
tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 143 Tahun 2014 Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka
Kreditnya. Kemendikbud. Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016. Standar
Kompetensi Lulusan. Kemendikbud. Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016. Standar Isi.
Kemendikbud. Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016. Standar
Proses. Kemendikbud. Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016. Standar
Penilaian Pendidikan. Kemendikbud. Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007. Standar
Kompetensi Pengawas Sekolah/Madrasah. Kemdiknas. Jakarta.

112

113

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007. Standar
Pengelolaan Pendidikan. Kemdiknas. Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007. Standar Sarana
dan Prasarana. Kemdiknas. Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 69 Tahun 2008. Standar
Pengelolaan Pendidikan. Kemdiknas. Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2008. Standar Tenaga
Administrasi Sekolah/Madrasah. Kemdiknas. Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 Tahun 2008. Standar Tenaga
Laboratorium Sekolah/Madrasah. Kemdiknas. Jakarta.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Standar Nasional Pendidikan. 16 Mei
2005 Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41.
Jakarta.

Peraturan menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 15
Tahun 2016 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah dan
Pengawas sekolah

PMPTK. 2009, Bahan Belajar Mandiri Supervisi Manajerial “Program
BERMUTU”. Pusbangtendik.

Purwanto, Ng. 2010. Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan
Nasional. 8 Juli 2003. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 4301. Jakarta.

2008. Instrumen Supervisi. Ditendik-Dirjen PMPTK. Jakarta.

2008. Metode dan Teknik Supervisi. Ditendik-Dirjen PMPTK. Jakarta.

2017. Panduan Supervisi Akademik. Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Atas. Direktorat Pembinaan Pendidikan dasar dan Menengah
kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.


Click to View FlipBook Version