The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Kumpulan hasil tugas mahasiswa untuk mencari peraturan tentang lingkungan di masa pandemi yang diterbitkan oleh pemerintah

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by parawiyati, 2021-03-28 06:10:13

Tugas Peraturan ttg Lingkungan di Ind.

Kumpulan hasil tugas mahasiswa untuk mencari peraturan tentang lingkungan di masa pandemi yang diterbitkan oleh pemerintah

Keywords: lingkungan

PRESIDEN
REPUELIK INEONESIA

-5-

b. Anggaran untuk desa yang bersumber dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara sebesar 10% (sepuluh

persen) dari dan di luar dana Transfer Daerah, yang
diatur dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2Ol4

tentang Desa; dan

c. Besaran Dana Alokasi Umum terhadap Pendapatan

Dalam Negeri Bersih sebagaimana diatur dalam Undang-

Undang Nomor 33 Tahun 2OO4 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah.

Penyesuaian besaran belanja wajib (mandatory spendingl

sebagaimana dimaksud dalam pasal ini tidak dilakukan

terhadap pengalokasian anggaran pendidikan sebesar 2Oo/o

(dua puluh persen) dalam tahun berjalan sebagaimana

diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
Terhadap daerah yang dilanda maupun yang belum dilanda

pandemi Corona Vints Disease 2019 (COVID-l9) dapat

menggunakan sebagian atau seluruh belanja infrastruktur
sebesar 25o/o (dua puluh lima persen) dari Dana Transfer

Umum (DTU) untuk penanganan pandemi Corona Vints
Disease 2019 (COVID-l9), baik untuk sektor kesehatan
maupun untuk jaring pengaman sosial (social safetg netl

dalam bentuk penyediaan logistik beserta
pendistribusiannya danf atau belanja lain yang bersifat

mendesak yang ditetapkan Pemerintah.
Huruf c

Cukup jelas
Huruf d

Pemerintah memberikan kewenangan kepada pejabat
perbendaharaan dan pejabat pengadaan barang dan jasa

untuk melakukan tindakan atas beban Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), yang anggaran
untuk membiayai pengeluaran yang belum tersedia atau

tidak cukup tersedia tersebut, dalam hal pengadaan barang
dan jasa yang terkait dengan upaya penanganan pandemi
Corona Virus Disease 2019 (COVID- 19).

Huruf e

SK No 025263 A

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-6-

Huruf e
Angka 1
Cukup jelas.
Angka 2

Yang dimaksud dengan "akumulasi dana abadi

pendidikan" adalah akumulasi dana abadi dari tahun-

tahun sebelumnya dan tidak termasuk porsi dana

abadi pendidikan yang dialokasikan dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara tahun berjalan.
Angka 3
Cukup jelas.

Angka 4
Cukup jelas.

Angka 5

Yang dimaksud dengan "Penyertaan Modal Negara"
adalah penyertaan modal negara yang bersifat fresh

moneA (dana segar).

Huruf f

Cukup jelas.
Huruf g

Cukup jelas.
Huruf h

Cukup jelas.
Huruf i

Yang dimaksud dengan "penyesuaian alokasi Transfer ke
Daerah dan Dana Desa" antara lain berupa:

1. penyesuaian alokasi Dana Bagi Hasil dilakukan

berdasarkan perkembangan perekonomian danfatau

penerimaan negara;

2. penyesuaian

SK No 025264 A

PREsIDEN
REFUBLIK INDONESIA

-7 -

2. penyesuaian alokasi Dana Alokasi Umum per daerah

berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan Menteri

Keuangan;

3. penambahan/pengurangan alokasi Dana Transfer

Khusus, pengalihan alokasi antar bidang DAK Fisik
atau penyesuaian penggunaan Dana Transfer Khusus
karena kondisi tertentu yang membutuhkan anggaran

mendesak; dan/atau

4. penyesuaian pagu anggaran Dana Desa.

Yang dimaksud dengan "pengutamaan penggunaan Dana

Desa" adalah dapat digunakan antara lain untuk bantuan

langsung tunai kepada penduduk miskin di desa dan

kegiatan penanganan pandemi Corona Virus Disease 2019
(covrD- 1e).

Huruf j

Hibah kepada pemerintah daerah diberikan dalam rangka
penanganan bencana alam, bencana non alam, bencana

kemanusiaan dan/atau kebijakan stimulus fiskal dalam

rangka mengurangi dampak ekonomi atas bencana

tersebut.
Huruf k

Cukup jelas.

Ayat (2)
Cukup jelas.

Pasal 3
Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "pengutamaan penggunaan alokasi

anggaran untuk kegiatan tertentu (refoarcing)" termasuk

kewenangan Pemerintah Daerah untuk melakukan perubahan

alokasi antarprogram.

Ayat(21 ...

SK No 025265 A

PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA

-8-

Ayat (21
Cukup jelas.

Pasal 4
Cukup jelas

Pasal 5

Ayat (1)

Huruf a

Contoh penghitungan pajak yang terutang untuk Wajib

Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap:

Penghasilan Kena Pajak PT A pada Tahun Pajak 2O2O

sebesar Rp 1 .000.000.000,00.

Pajak Penghasilan yang terutang untuk Tahun Pajak 2O2O:

:22o/o x Rp 1 .000. 000. 000,00 Rp22O. OO0. 000,00.

Huruf b

Contoh penghitungan pajak yang terutang untuk Wajib

Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap:

Penghasilan Kena Pajak PT A pada Tahun Pajak 2022

sebesar Rp 1 . 500.000.000,00.

Pajak Penghasilan yang terutang untuk Tahun Pajak 2022:

2Oo/o x Rp 1 .500.000.000,00 : Rp300.000.000,00.

Ayat (21

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 6. .

SK No 025266 A

FRES IDEN
REPUETIK INDONESIA

-9-

Pasal 6
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)

Pedagang luar negeri atau penyedia jasa luar negeri dapat
melakukan transaksi penjualan menggunakan sarana
Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE) milik sendiri,

misalnya pedagang eceran secara daring (retail onlinel. Selain itu,

pedagang luar negeri atau penyedia jasa luar negeri dapat
melakukan transaksi penjualan menggunakan sarana

Penyelenggara Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PPMSE)
dalam negeri atau Penyelenggara Perdagangan Melalui Sistem
Elektronik (PPMSE) luar negeri.

Model bisnis Penyelenggara Perdagangan Melalui Sistem Elektronik

(PPMSE) antara lain marketplace atau penyedia platformlpelantar
sebagai wadah tempat pedagang luar negeri atau penyedia jasa
luar negeri dapat memasang penawaran barang danlatau jasa.

Ayat (a)
Cukup jelas.

Ayat (5)
Cukup jelas.

Ayat (6)
Cukup jelas.

Ayat (7)
Cukup jelas.

Ayat (8)
Cukup jelas.

Ayat (9)
Cukup jelas.

Ayat (10) . .

SK No 025267 A

PRESIDEN
REPUELIK INDONESIA

-10-

Ayat (10)
Cukup jelas.

Ayat (11)

Yang dimaksud dengan "perwakilan" adalah pihak yang ditunjuk
oleh pedagang luar negeri, penyedia jasa luar negeri, danfatau
Penyelenggara Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PPMSE)
luar negeri, yang antara lain dapat berupa badan di Indonesia

Ayat (12)
Cukup jelas.

Ayat (13)
Cukup jelas.

Pasal 7
Cukup jelas.

Pasal 8
Cukup jelas.

Pasal 9
Cukup jelas.

Pasal 10
Cukup jelas.

Pasal 1 1
Cukup jelas.

Pasal 12
Ayat (1)
Cukup jelas.

Ayat (2)

SK No 025268 A

PRESIDEN
REFUBUK INDONESIA

- 11-

Ayat (2)
Dalam Peraturan Presiden dimaksud antara lain memuat:

a. Postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang

memuat rincian besaran Pendapatan Negara, Belanja Negara,
surplus/defisit anggaran, dan Pembiayaan Anggaran; dan

b. Pokok-pokok rincian Anggaran Pendapatan Negara, Belanja

Negara, dan Pembiayaan Anggaran.
Pasal 13

Cukup jelas.

Pasal 14
Cukup jelas.

Pasal 15
Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "Komite Stabilitas Sistem Keuangan"

adalah komite yang menyelenggarakan pencegahan dan
penanganan krisis sistem keuangan untuk melaksanakan
kepentingan dan ketahanan negara di bidang perekonomian
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang mengenai

pencegahan dan penanganan krisis sistem keuangan.
Koordinasi diselenggarakan berdasarkan permintaan salah satu
atau lebih anggota dan dikoordinasikan oleh Sekretariat KSSK.
Huruf a

Kewenangan KSSK untuk menyelenggarakan rapat
koordinasi tidak terbatas pada adanya indikasi
permasalahan dari protokol manajemen krisis masing-

masing anggota KSSK yang dapat memengaruhi stabilitas

sistem keuangan. Langkah-langkah penanganan

permasalahan stabilitas sistem keuangan yang ditetapkan

dalam rapat koordinasi dimaksud termasuk dalam hal
menetapkan batas waktu mulai dan berakhirnya kondisi

ancaman terhadap perekonomian dan/atau stabilitas sistem

keuangan.

Huruf b .

SK No 025269 A

FRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA,

-t2-

Huruf b
Skema pemberian dukungan Pemerintah yang ditetapkan
oleh KSSK merupakan bentuk peran serta dan kehadiran

negara dalam rangka mengatasi permasalahan sistem
keuangan yang membahayakan perekonomian nasional

dengan mengalokasikan anggaran pada Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk mendukung

upaya mewujudkan stabilitas sistem keuangan.
Ayat (21

Transkrip rapat dicetak oleh Sekretaris KSSK dan dokumen hasil
cetakan tersebut disampaikan kepada Anggota KSSK untuk
dilakukan pemarafan danlatau penandatanganan kemudian yang

mempunyai kekuatan hukum mengikat sejak pengambilan

keputusan dalam rapat KSSK tersebut.

Ayat (3)
Cukup jelas.

Pasal 16
Ayat (1)

Huruf a

Yang dimaksud dengan "Bank Sistemik" adalah Bank
Sistemik menurut Undang-Undang mengenai pencegahan

dan penanganan krisis sistem keuangan.
Huruf b

Cukup jelas.
Huruf c

Cukup jelas.
Huruf d

Cukup jelas.
Huruf e

Cukup jelas.

Huruf f

SK No 025270 A

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-13-
Huruf f

Cukup jelas.
Ayat (21

Cukup jelas.
Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 17
Cukup jelas.

Pasal 18
Cukup jelas.

Pasal 19
Cukup jelas.

Pasal 20
Ayat (1)
Hurrrf a
Cukup jelas.

Huruf b

Ketentuan ini berlaku pula untuk bank selain Bank

Sistemik.
Huruf c

Cukup jelas.
Huruf d

Kelompok nasabah penyimpan berdasarkan kepemilikannya

antara lain nasabah individu, Pemerintah Pusat/Daerah,
dan Badanllembaga yang dibentuk oleh Undang-Undang

untuk melakukan pengelolaan dana masyarakat.

Ayat(21 ...

SK No 025271 A

PRES IDEN
REPUEUK INDONESIA

-14-

Ayat (21
Cukup jelas.

Pasal 2 1
Cukup jelas

Pasal 22
Cukup jelas

Pasal 23

Ayat (1)

Huruf a

Perintah tertulis kepada lembaga jasa keuangan berlaku

baik untuk lembaga jasa keuangan yang melakukan

penggabungan, peleburan, pengambilalihan, integrasi
dan/atau konversi maupun lembaga jasa keuangan yang
menerima penggabungan, peleburan, pengambilalihan,

integrasi dan/atau konversi.

Huruf b

Yang dimaksud dengan "pihak tertentu" adalah emiten atau

perusahaan publik yang pernyataan pendaftaran telah

menjadi efektif menurut Undang-Undang mengenai pasar

modal.

Hurrrf c

Ketentuan yang dapat diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan

antara lain mengenai bentuk dan cara interaksi serta

partisipasi antar peserta serta bentuk risalah rapat.

Ayat (21

Cukup jelas.

Pasal 24

SK No 025212 A

trRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA

-15-

Pasal 24
Cukup jelas.

Pasal 25
Cukup jelas.

Pasal 26
Cukup jelas

Pasal 27
Cukup jelas.

Pasal 28
Cukup jelas

Pasal 29
Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6485

SK No 023784 A

NAMA : NI KADEK LINA ANGGIA KHAESMA DEVI

NIM : 18023000138

JURUSAN : S1 AKUNTANSI / 6C / AKUNTANSI LINGKUNGAN

TUGAS MENCARI PERATURAN BARU TENTANG LINGKUNGAN DI MASA PANDEMI COVID
19

Jawab:

Keadaan Pandemi COVID-19 yang belum dapat dipastikan waktu berakhirnya mengakibatkan
ada beberapa tugas kedinasan tidak terlaksana secara optimal, kendati pemerintah sudah
menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial
Berskala Besar dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
dan mengeluarkan kebijakan penyesuaian sistem kerja untuk Aparatur Sipil Negara dengan
menerapkan Work From Home (WFH), mendorong Pemerintah Indonesia untuk
mengeluarkan kebijakan new normal untuk memastikan kegiatan perkantoran yang
berhubungan dengan pelayanan publik tetap berlangsung secara optimal dengan
menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Dan untuk mewujudkan keadaan tersebut, perlu
dilakukan upaya mitigasi dan kesiapan tempat kerja seoptimal mungkin sehingga dapat
beradaptasi melalui perubahan pola hidup pada situasi COVID-19 (New Normal;

Dengan pertimbangan tersebut diatas dan agar terdapat keseragaman pemahaman dalam
pelaksanaan pencegahan dan pengendalian COVID-19 di masa pandemi COVID-19 di
lingkungan Kejaksaan Republik Indonesia, maka Jaksa Agung RI. Dr. Burhanuddin, SH. MH.
selaku pemimpin di Kejaksaan RI kembali mengeluarkan Surat Edaran Jaksa Agung RI (SEJA)
Nomor 15 Tahun 2020 tanggal 28 Mei 2020 tentang Panduan Keberlangsungan Kegiatan
Pelayanan Publik Pada Kondisi New Normal Pandemi Covid 19 Di Lingkungan Kejaksaan
Republik Indonesia;

SEJA Nomor 15 Tahun 2020, pada pokoknya mengatur bahwa untuk seluruh Pegawai di
lingkungan Kejaksaan Republik Indonesia yang bertugas pada daerah yang telah atau belum
ditetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), agar berperan aktif untuk mendukung
serta mempersiapkan upaya mitigasi dan kesiapan tempat kerja dalam rangka mewujudkan
kondisi new normal dengan memperhatikan hal sebagai berikut :

1. Menerapkan protokol kesehatan dan physical distancing yang ketat sebagai berikut :-
----------
• Menghindari pemakaian aksesoris, seperti kalung, gelang dan jam tangan ;
• Selalu mengenakan masker dan membawa hand sanitizer atau sabun cuci
tangan pada waktu bepergian ;
• Apabila menggunakan transportasi publik, agar menghindari untuk berjabat
tangan, tidak menyentuh muka terutama mata, hidung dan mulut, menjaga
jarak dengan penumpang lain dan jika berkendara dengan mobil pribadi agar
membuka jendela mobil untuk sirkulasi udara yang lebih baik;
• Apabila berada di ruang publik, agar menghindari tempat kerumunan, menjaga
jarak fisik minimal 1 meter sampai dengan 2 meter, selalu menggunakan

masker (lebih baik masker kain) , menggunakan face shield, menggunakan tisu
ketika bersin atau batuk lalu membuang langsung tisu ke tempat sampah, dan
sering mencuci tangan dengan air yang mengalir dengan sabun selama 20 detik
atau hand sanitizer dengan alkohol minimal 60%;
• Pada saat memasuki kantor agar dilakukan pengecekan temperatur suhu
badan dengan normal maksimal 37,3 derajat celcius, membersihkan alas
sepatu dengan disinfektan, mencuci tangan dengan air yang mengalir dengan
sabun selama 20 detik atau hand sanitizer dengan alkohol minimal 60%,
membersihkan meja kerja dan perlengkapan kerja dengan disinfektan,
menghindari berbagi penggunaan alat kerja, menghindari rapatrapat tatap
muka seeara langsung ( melakukan kegiatan virtual meeting melalui sarana
zoom meeting atau video call/conference) ;
• Dalam hal pegawai memiliki riwayat kontak erat dengan orang yang
dinyatakan Orang Dalam Pengawasan (ODP), Pasien Dalam Pemantauan (PDP)
atau konfirm COVID-19 seperti berjabat tangan, berbicara, berada dalam satu
ruangan / satu rumah dan / atau pemah mengalami demam / batuk / pilek /
sakit tenggorokan / sesak nafas dalam 14 hari terakhir, maka yang
bersangkutan tergolong pada risiko besar untuk itu terhadapnya tidak
diperkenankan sementara masuk kantor dan segera dilakukan investigasi /
pemeriksaan melalui koordinasi dengan petugas kesehatan / fasilitas layanan
kesehatan ;
• Untuk pegawai yang memiliki risiko kecil sampai sedang yakni pernah keluar
rumah/tempat umum ( seperti pasar, fasilitas layanan kesehatan, kerumunan
orang dan tempat kerumunan lainnya ), pernah menggunakan transportasi
umum dan / atau pemah melakukan perjalanan ke luar kota / daerah /
internasional yang terjangkit / zona merah ) maka pegawai yang bersangkutan
tetap masuk bekerja dengan ketentuan terhadapnya terlebih dahulu dilakukan
pemeriksaan suhu tubuh pada pintu masuk kantor dan apabila didapatkan
suhu 37,3°C agar dilakukan pemeriksaan oleh petugas kesehatan. Jika
dipastikan tidak memenuhi kriteria OTG, ODP atau PDP maka pegawai dapat
masuk bekerja ;
• Ketika meninggalkan kantor, agar mengganti pakaian dan sepatu yang
digunakan pada saat bekerja dengan pakaian dan sepatu yang baru,
memasukkan pakaian dan sepatu yang kotor ke dalam kantong plastik, dan
meneuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir atau hand sanitizer
sebelum dan sesudah menyentuh pakaian yang kotor;
• Pada saat memasuki rumah, agar mengganti alas kaki setiba di rumah, mencuci
tangan dengan sabun dan air yang mengalir, mencuci langsung pakaian yang
kotor dengan deterjen, mandi dan cuci rambut sebelum berinteraksi dengan
keluarga ;
• Bagi pegawai perempuan yang tidak berhijab agar menata rambut dengan cara
dikundr ke arah belakang ;

2. Pimpinan satuan kerja di lingkungan Kejaksaan Republik Indonesia yang daerah
hukumnya telah atau belum ditetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB),
menjamin pelaksanaan protocol kesehatan dan physical distancing dengan melakukan
hal sebagai berikut :
• menyediakan tempat cud tangan dan hand sanitizer dengan konsentrasi
alkohol minimal 60% di tempat-tempat yang diperlukan (seperti pintu masuk,
ruang meeting, pintu lift, dan lain-lain);
• menata meja dan kursi pada masing-masing ruangan dengan menerapkan
physical distancing ;
• Menyediakan asupan nutrisi, buah-buahan dan suplemen vitamin C untuk
membantu mempertahankan daya tahan tubuh;
• Memastikan seluruh area kerja bersih dan higienis dengan menggunakan
pembersihan secara berkala menggunakan pembersih dan disinfektan yang
sesuai, terutama pada pegangan pintu dan tangga, tombollift, peralatan kantor
yang digunakan bersama, area dan fasilitas umum lainnya ;
• Mengkampanyekan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) melalui Pola
Hidup Sehat dan Perilaku Bersih dan Sehat (PHBS), sebagai berikut :
• Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS);
• Membudayakan etika batuk dengan menutup mulut dan hidung menggunakan
lengan atas bagian dalam atau tisu ;
• Melakukan olah raga secara rutin dan taratur ;
• Makan makanan dengan gizi seimbang ;
• Menghindari penggunaan alat pribadi secara bersama, seperti alat sholat, alat
makan dan lain-lain.
• Memastikan persentase kehadiran pegawai di ruangan tidak lebih dari 50 %
(lima puluh persen) dari jumlah pegawai pada unit kerja.

3. Pimpinan satuan kerja diberikan tugas dan tanggung jawab untuk melakukan
pemantauan dan mengawasi pelaksanaan surat edaran ini pada satuan kerjanya
masing-masing serta melaporkan secara berjenjang kepada pimpinan. (Is-9).-































































www.hukumonline.com/pusatdata

SURAT EDARAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
NOMOR SE.5/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2020 TAHUN 2020
TENTANG

PROTOKOL PELAKSANAAN PEMANTAUAN DAN PELAPORAN KUALITAS LINGKUNGAN PADA MASA
PANDEMI COVID-19

Yth.
1. Gubernur se Indonesia.
2. Walikota/Bupati se Indonesia.
3. Pimpinan Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan.

A. Latar Belakang
Bahwa berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai baku mutu
lingkungan, setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib memenuhi ketentuan baku mutu
lingkungan, melakukan pemantauan, serta pelaporan.
Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang berkewajiban melakukan pemasangan dan
pengoperasian Sparing sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor P.93/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2018 tentang Pemantauan Kualitas Air Limbah Secara Terus
Menerus dan Dalam Jaringan bagi Usaha dan/atau Kegiatan sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.80/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2019,
wajib memasang dan mengoperasikan Sparing paling lama 2 (dua) tahun setelah Peraturan Menteri
ditetapkan, sehingga pada tanggal 31 Agustus 2020 penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan harus
sudah memasang dan mengoperasikan Sparing. Pemasangan dan pengoperasian Sparing harus
memenuhi ketentuan dalam Peraturan Menteri tersebut.
Penyebaran COVID-19 di Indonesia saat ini sudah semakin meningkat dan meluas dengan jumlah kasus
dan jumlah kematian. Peningkatan tersebut berdampak pada aspek politik, ekonomi, sosial, budaya,
pertahanan, dan keamanan, serta kesejahteraan masyarakat, sehingga pemberlakukan Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam rangka menekan penyebaran COVID-19 semakin meluas. Hal
tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pedoman
Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019
(COVID-19).
PSBB meliputi pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi
COVID-19 termasuk pembatasan terhadap pergerakan orang dan/atau barang untuk satu provinsi atau
kabupaten/kota tertentu untuk mencegah penyebaran COVID-19. Pembatasan tersebut paling sedikit
dilakukan melalui peliburan sekolah dan tempat kerja, pembatasan kegiatan keagamaan, dan/atau
pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum.
Pemerintah akan memberlakukan normal baru, dengan penerapan protokol yang ketat dalam kehidupan
normal baru diharapkan bukan hanya aktivitas sosial yang bisa menyesuaikan tapi juga ekonomi.
Mempertimbangkan situasi dan kondisi pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang terjadi di
Indonesia dan beberapa negara lainnya, yang mengakibatkan terbatasnya aktifitas maka perlu diatur
pemenuhan kewajiban penanggung jawab dan/atau kegiatan dalam melakukan pemantauan dan
pelaporan pemenuhan baku mutu, serta pemasangan dan pengoperasian Sparing.

1/5

www.hukumonline.com/pusatdata

B. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan diterbitkannya Surat Edaran ini adalah untuk memberikan pedoman dalam:

1. pelaksanaan pemantauan dan pelaporan pengelolaan lingkungan pada masa pandemi covid bagi
semua penanggung jawab usaha/kegiatan; dan

2. melakukan pemenuhan kewajiban pemasangan dan pengoperasian Sparing pada masa pendemi
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) bagi penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan: Industri
Rayon, Industri Pulp dan/atau Kertas, Industri Petrokimia Hulu, Industri Oleokimia Dasar, Industri
Minyak Sawit, Pengolahan Minyak Bumi, Eksplorasi dan Produksi Minyak dan Gas, Pertambangan
Emas dan Tembaga, Pertambangan Batubara, Industri Tekstil, Pertambangan Nikel; dan Kawasan
Industri sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.93/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2018 tentang Pemantauan Kualitas Air Limbah Secara Terus
Menerus dan Dalam Jaringan Bagi Usaha dan/atau Kegiatan sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor P.80/MENLHK/SETJEN/KUM.
1/10/2019.

C. Ruang Lingkup

Substansi Surat Edaran ini meliputi:

1. pelaksanaan pemantauan dan pelaporan pengelolaan kualitas lingkungan pada masa pandemi
covid-19 berlaku bagi semua penanggung jawab usaha/kegiatan yang melakukan pemantauan
kualitas air limbah, air sungai, air laut, emisi, udara ambien, pengendalian kerusakan lahan dan
pengelolaan limbah B3; dan

2. pemenuhan kewajiban dalam pemasangan Sparing bagi penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan sebagaimana dimaksud huruf B angka 2.

D. Dasar Hukum

1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5059);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 153, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4161);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Kualitas Udara dan
Pengendalian Pencemaran Udara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 86,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3853);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan atau
Perusakan Laut (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 32, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3816);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5285);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 333, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5617);

7. Peraturan Presiden Nomor 16 tahun 2015 tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

2/5

www.hukumonline.com/pusatdata

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 17);

8. Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona
Virus Diseases 2019 (COVID-19), sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 9
Tahun 2020 tentang Perubahan atas Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020 tentang Gugus
Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Diseases 2019 (COVID-19);

9. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor P.93/MENLHK/SETJEN/KUM.
1/8/2018 tentang Pemantauan Kualitas Air Limbah Secara Terus Menerus dan Dalam Jaringan Bagi
Usaha dan/atau Kegiatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1236)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor
P.80/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2019 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor
1618).

E. Pelaksanaan

I. Pemantauan dan Pelaporan Pengelolaan Lingkungan

Pelaksanaan pemantauan dan pelaporan pengelolaan lingkungan pada masa pandemi covid-19
berlaku bagi semua penanggung jawab usaha/kegiatan dengan ketentuan:

1. Memastikan bahwa pelaporan pengelolaan lingkungan tetap dilakukan melalui Sistem
Pelaporan Perizinan Bidang Lingkungan Hidup (SIMPEL) sesuai dengan ketentuan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.87/MENLHK/SETJEN/KUM.1/11/2016 tentang Sistem Pelaporan Elektronik Perizinan
Bidang Lingkungan Hidup Bagi Usaha dan/atau Kegiatan.

2. Apabila terdapat kendala dalam pemantauan atau pengambilan sampel air limbah, emisi,
kualitas air sungai, udara ambien, kualitas air laut, selama kurun waktu masa pandemi covid-
19 di Indonesia diberikan kebijakan dengan ketentuan:

a. Perusahaan membuat surat kepada Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan dengan tembusan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
provinsi dan Kabupaten/Kota yang menyatakan bahwa pengambilan sampel tidak bisa
dilakukan oleh laboratorium dengan melampirkan:

1) Surat perintah kerja pemantauan kualitas lingkungan/pengambilan sampel
kepada Laboratorium; dan

2) Surat keterangan dari laboratorium yang menyatakan bahwa kegiatan dan
pengujian sampel tidak dapat dilakukan;

b. Surat-surat tersebut diunggah di SIMPEL (http://simpel.menlhk.go.id.);

c. Tata cara upload surat-surat dapat dilihat dalam tautan
https://bit.ly/laporSIMPELmasaCOVID-19; dan

d. Perusahaan yang memiliki fasilitas laboratorium internal dapat menganalisa air limbah
secara mandiri.

3. Memastikan pengelolaan limbah medis mengacu kepada Surat Edaran Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan No.SE.2/MENLHK/PSLB3/PSLB3/3/2020 tentang Pengelolaan Limbah
Infeksius (Limbah B3) dan Sampah Rumah Tangga dari Penanganan Corona Virus Disease
(Covid-19).

4. Apabila terdapat permasalahan pengelolaan limbah B3 selama masa darurat covid-19 agar
disampaikan melalui surat kepada Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3
dengan tembusan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi dan Kabupaten/Kota.

3/5

www.hukumonline.com/pusatdata

5. Pengajuan perpanjangan perizinan yang sedang dalam proses pada masa pandemi covid-19
dianggap tetap memiliki izin dan wajib menjalankan pengelolaan sesuai perizinan yang
dimiliki.

6. Terhadap pembangunan fasilitas dalam rangka memenuhi kewajiban pengelolaan lingkungan
hidup seperti pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), dan lain-lain yang
terhambat progresnya karena terkendala pembatasan aktifitas sosial dapat dilakukan kembali
setelah status masa pandemi covid-19 berakhir.

7. Memastikan penerapan Standard Operasional Prosedur (SOP) Covid-19.

8. Pemantauan Emisi dengan menggunakan CEMS, apabila dalam masa pandemi Covid-19,
terdapat kerusakan CEMS maka:

a. wajib menyampaikan surat kerusakan CEMS melalui SIMPEL;

b. wajib melakukan pemantauan secara manual sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;

c. dalam hal tidak dapat dilakukan pemantauan manual sebagaimana dimaksud pada
huruf b, maka merujuk kepada surat keterangan dan laboratorium yang menyatakan
bahwa kegiatan dan pengujian sampel tidak dapat dilakukan;

d. melampirkan rencana dan skedul perbaikan CEMS; dan

e. menyampaikan bukti dokumen pengadaan pekerjaan perbaikan CEMS (proses tender,
surat penawaran perbaikan CEMS kepada Pihak ketiga, dan lain-lain).

II. Pelaksanaan Pemasangan dan Pengoperasian Sparing

Bagi penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan Industri Rayon, Industri Pulp dan/atau Kertas,
Industri Petrokimia Hulu, Industri Oleokimia Dasar, Industri Minyak Sawit, Pengolahan Minyak
Bumi, Eksplorasi dan Produksi Minyak dan Gas, Pertambangan Emas dan Tembaga,
Pertambangan Batubara, Industri Tekstil, Pertambangan Nikel, dan Kawasan Industri yang belum
melakukan pemasangan dan pengoperasian Sparing wajib memenuhi ketentuan:

1. Sudah melaksanakan ketentuan Pasal 2 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan
Kehutanan Nomor P.93/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2018 tentang Pemantauan Kualitas Air
Limbah Secara Terus Menerus dan dalam Jaringan Bagi Usaha dan/atau Kegiatan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor P.80/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2019 dengan menyampaikan bukti-bukti
pengadaan Sparing (dokumen tender).

2. Bagi perusahaan yang sudah selesai melaksanakan pengadaan Sparing tetapi terkendala
dalam pemasangan Sparing wajib menyampaikan:

a. bukti pemenang Sparing; dan

b. skedul pemasangan Sparing.

3. Bagi perusahaan yang sudah memasang Sparing tetapi belum mengoperasikan Sparing
wajib menyampaikan bukti berupa:

a. instalasi sparing (foto instalasi, foto sparing, dokumen pemasangan);

b. rencana masa uji/commisioning coba Sparing; dan

c. rencana pengoperasian Sparing.

4. Bukti-bukti sebagaimana dimaksud dalam angka 1, angka 2, angka 3 dan peraturan
pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) setiap daerah disampaikan

4/5

www.hukumonline.com/pusatdata
kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Up. Direktur Jenderal Pengendalian
Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, JI. D.I. Panjaitan Kav. 24 Kebon Nanas Jakarta
Timur, Gedung B, Lantai 4.
F. Masa Berlaku
Surat Edaran ini berlaku hingga tanggal 31 Agustus 2020 dan akan ditinjau kembali apabila diperlukan.
Demikian Surat Edaran ini dibuat untuk dijadikan pedoman.

Ditetapkan Di Jakarta,
Pada Tanggal 25 Juni 2020
MENTERI LINGKUNGAN DAN KEHUTANAN,

Ttd.
SITI NURBAYA

5/5


Click to View FlipBook Version