The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku yang membahas secara tuntas masalah Liturgika Gereja yang diajarkan di semua sekolah tinggi teologia. pembahasan meliputi aspek historis, aspek teologis dan aspek praktis

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by SALMON PAH, 2024-04-18 23:51:34

PENGARUH DARI BALIK MIMBAR

Buku yang membahas secara tuntas masalah Liturgika Gereja yang diajarkan di semua sekolah tinggi teologia. pembahasan meliputi aspek historis, aspek teologis dan aspek praktis

Allah baik di sorga maupun di bumi. Calvin dalam kebaktian memulai dengan rumusan Mazmur 124:8 "Pertolongan kita ialah di dalam nama Tuhan yang menjadikan langit dan bumi”. Maka pada tahun 1574 Sinode Dordreeht Nederland mewajibkan pemakaian Mazmur 124.8 sebagai votum. Van der Leeuw mengatakan bahwa votum harus diucapkan pelayan sesudah ia memasuki ruang ibadah. Votum bukan doa, melainkan pengakuan atas kehadiran kuasa Allah di dalam ibadah, karena itu votum menyatakan sifat pertemuan umat Allah, yang dibedakan dengan pertemuan-pertemuan lain (arisan, rapat, pertemuan suku, rapat dosen dll). Dalam perkembangan lebih lanjut ditambah lagi dengan Mazmur 138:8 dan Mazmur 146:6, maka rumusannya menjadi : "Pertolongan kita ialah dalam nama Tuhan yang menjadikan langit dan bumi, dan yang tidak pernah meninggalkan ciptaan tangan- Nya". Oleh karena itu apabila gereja menggunakan unsur votum dalam liturgi maka votum harus singkat, sebaiknya dibacakan saja. Votum bukan doa pembukaan melainkan sebuah pengakuan sehingga harus pendek. Banyak kekeliruan terjadi pada masa kini yaitu ada gereja yang memulai dengan doa singkat dan dirangkai dengan votum. 2. Salam Salam merupakan tradisi dalam Perjanjian Baru yang mengambil alih dari tradisi Yahudi : "Selamatlah kamu atau Tuhan menyertai kamu" (Imamat 19:20, 1 Samuel 25:6; Rut 2:4). Salam merupakan salam dari pelayan kepada jemaat dengan rumusan: "Turunlah atas kita sekalian anugerah dan sejahtera dari Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus," ditambah lagi menyertai ibadah ini dari awal sampai akhir (menyertai kamu). Pada masa kini rumusan votum dan salam dijadikan satu rumusan sebagai berikut : "Pertolongan dalam ibadah kita datangnya dari pihak Tuhan yang menjadikan langit dan bumi dan yang tidak pernah meninggalkan ciptaan tangan-Nya. Turunlah kiranya atas kita sekalian anugerah dan sejahtera dari Allah Bapa Putra dan Roh Kudus." Amien. Karena itu gereja masa kini harus mempertimbangkan secara bijaksana apakah votum diperlukan atau tidak. B. Introitus Introitus dihubungkan dengan bagaimana memulai ibadah, Setiap gereja memiliki cara yang berbeda di dalam memulai ibadah. Jadi apakah introitus itu? Introitus adalah sebuah nyanyian pendek/singkat untuk memulai ibadah. Penempatan unsur introitus setelah pengakuan akan kehadiran Allah (Votum dan salam). Kebanyakan gereja masa kini tidak menggunakan introitus (nyanyian singkat) lagi melainkan diganti dengan membaca suatu Mazmur atau Nats Pembimbing (nats pembimbing yang disesuaikan dengan kotbah). Apabila Mazmur yang dibaca, maka haruslah singkat, yang bersifat memuliakan Allah, ajakan beribadah, menyukuri anugerah-Nya. Dapat dibaca oleh pemimpin ibadah saja atau oleh orang yang ditugaskan atau dibaca bersama jemaat dengan berbalas-balasan. Setelah pembacaan Mazmur jangan diberi komentar lagi.


C. Doa-Doa Doa adalah ciri dari ibadat kristen. Setiap ada perkumpulan jemaat pasti ada doa. Sejak awal ibadah sampai akhir ibadah selalu ada doa. Perjanjian lama mengajarkan bahwa Bait Allah selaku "rumah tempat doa" (Yesaya 56:7). Unsur doa dalam liturgi sangat penting peranannya karena itu doa dapat kita jumpai pada: 1. Doa pembukaan Doa pembukaan dimaksudkan untuk menyerahkan seluruh keberadaan hidup orang percaya dan seluruh ibadah dalam urapan dan pimpinan Tuhan (hal ini diterapkan oleh gereja-gereja yang menggunakan liturgi bebas). Ada gereja yang tidak menggunakan votum dan salam atau introitus pada awal ibadah melainkan langsung dengan sebuah nyanyian penyembahan dan langsung dengan sebuah doa pembukaan. Dimana pun posisi doa pembukaan, namun doa pembukaan sebagai unsur penting dalam liturgi gereja. 2. Doa syukur dan pengampunan dosa Mengapa ada lagi doa syukur? Pada unsur ini menjadi penting dalam ibadah jemaat untuk menyadarkan jemaat, bahwa berkat Tuhan yang menyertai kita selama sepekan patut disyukuri. Doa syukur meliputi semua berkat secara jasmani maupun rohani. Sebagai manusia kita pun harus menyadari akan dosa-dosa kita dan perlu diakui dengan penuh penyesalan, sehingga kita butuh pengampunan Allah, agar hidup kita tetap kudus dihadapan Allah. Doa ini harus tulus dan iklas, tapi harus singkat karena ini bukan doa syafaat. 3. Doa syafaat Doa syafaat menjadi unsur yang sangat penting yang biasanya ditempatkan sesudah khotbah. Tujuan doa syafaat dinaikkan agar Allah terus berkarya bagi gereja-Nya di dunia. Di beberapa gereja, disebut sebagai doa umum atau doa pastoral. Abineno dalam bukunya: "Ibadah Jemaat", menekankan bahwa "Doa syafaat adalah permohonan jemaat kepada Allah, supaya segala sesuatu yang rusak, yang bobrok, yang tidak sesuai dengan kehendak Allah di dunia ini, ditempatkan kembali pada tempatnya yang semula, sehingga keadilan tidak diinjakinjak lagi, kebenaran tidak diperkosa lagi, kekuasaan tidak disalah gunakan lagi dan lain-lain." Doa syafaat biasanya meliputi: Para pelayan gereja lokal (aktivis gereja), pemerintah, bangsa dan negara, gereja-gereja, hamba-hamba Tuhan dan pokokpokok doa dari jemaat. Ada gereja yang mengakhiri doa syafaat dengan "doa bapa kami" yang diucapkan secara bersama-sama (lihat lampiran). Doa syafaat sering diucapkan terlalu panjang, sehingga membuat jemaat tidak lagi berkonsentrasi pada doa, hal ini perlu dihindari. 4. Doa Penutup


Doa penutup adalah doa khusus untuk mengakhiri seluruh ibadah. Hampir semua gereja merangkai doa penutup dengan doa berkat, karena itu yang berwewenang adalah pelayan Tuhan/gembala sidang atau pembawa Firman. Disampaikan dengan mengajak jemaat untuk berdiri. Setiap denominasi berbeda satu dengan yang lainnya dalam pelaksanaan dan penempatan doa-doa. Ada yang langsung dipimpin oleh Pendeta selaku liturgos dan pelayan Firman, ada yang menunjuk seorang petugas, ada yang diucapkan bersama-sama jemaat. Sekali pun pelaksanaannya bervariasi menurut aturan gereja masing-masing namun unsur doa dalam ibadah jemaat sangat penting karena itu doa tetap dipertahankan hingga masa kini. D. Berita anugerah dan petunjuk hidup baru Rumusan berita anugerah yang sering digunakan: "Sebagai hamba Yesus Kristus kami memberitakan pengampunan dosa kepada tiap-tiap orang" dan disambung dengan sebuah ayat, misalnya Yohanes 3:16 dan lain sebagainya. Selanjutnya di sambung dengan sebuah nyanyian. Sedangkan Petunjuk hidup baru, biasanya dengan membaca sebuah nats yang bersifat himbauan untuk tetap hidup menurut hukum-hukum Tuhan. E.Nyanyian jemaat Nyanyian harus dipilih berdasarkan keterkaitan antara unsur- unsur liturgi yang ada. Penempatan nyanyian di antara unsur-unsur utama merupakan upaya untuk melibatkan jemaat dalam seluruh rangkaian liturgi. Nyanyian harus dikaitkan dengan setiap unsur liturgi. Tom Kraeuter (dalam buku: "kunci keberhasilan dalam memimpin pujian") memberi usulan agar lagu-lagu yang dinyanyikan harus memiliki keterkaitan baik dengan khotbah maupun dengan pemahaman jemaat. karena itu tiga pertanyaan harus terjawab pada saat lagu-lagu tersebut dinyanyikan saat beribadah antara lain: 1. Apakah kata-kata lagu itu sejalan dengan firman Tuhan yang dikhotbahkan. 2. Apakah lagu itu dikenal oleh jemaat, jangan lagu baru yang belum dikenal. 3. Apakah lagu-lagu itu cocok dengan irama musiknya. F. Pembacaan Alkitab dan khotbah Pembacaan Alkitab merupakan unsur yang tetap dalam setiap ibadah jemaat. Pada zaman Yesus, kitab para Nabi dibacakan Di Siangoge-sinagoge, sampai pada zaman gereja mula-mula pun hal ini menjadi suatu kebiasaan. Pembacaan Alkitab berkaitan erat dengan khotbah, dimaksudkan agar Firman Allah (Alkitab yang telah dibacakan) perlu diuraikan, dijelaskan, sehingga setiap yang hadir dalam ibadah akan kembali dengan suatu motivasi baru. Jemaat kembali ke tengah dunia untuk menjadi garam daan terang serta tetap hidup memuliakan nama Tuhan. Karena itu jemaat membutuhkan nasehat, dorongan, penghiburan dan penguatan melalui Firman Allah.


G. Korban persembahan Kristus telah mempersembahkan seluruh hidup-Nya sebagai korban Agung, maka sebagai wujud ucapan syukur, setelah kita menerima Firman atau berkat-berkat Tuhan, kita pun maju ke depan untuk mempersembahkan korban. Umumnya kita mempersembahkan uang. sebagai bentuk korban kita. Unsur ini dimasukkan dalam tata Ibadah, dengan tujuan agar jemaat diberi kesempatan untuk dapat mempersembahkan sesuatu kepada Tuhan sebagai wujud ucapan syukur atas berkat-Nya. H. Pengakuan iman Pada mulanya pengakuan Iman punya hubungan yang erat dengan Baptisan, yaitu kepada mereka yang akan dibaptis diajukan beberapa pertanyaan. Pengakuan ini hanya bersifat pribadi. Dalam perkembangan lebih lanjut pengakuan iman pribadi menjadi “pengakuan iman jemaat". Luther menempatkan pengakuan iman sebelum khotbah, tetapi Calvin menempatkannya setelah khotbah. Hampir semua gereja di Indonesia menerapkan liturgi bentuk formal memasukkan pengakuan iman sebagai salah satu unsur dalam tata kebaktian. Pengakuan iman yang dipakai pada umumnya adalah : "Pengakuan Iman Rasuli, Pengakuan Iman Necea dan pengakuan iman Athnasius" (rumusan pengakuan iman lihat lampiran). Pengakuan iman berfungsi Sebagai rangkuman dari Injil yang dibacakan dan sebagai jawaban Jemaat atas Firman yang diberitakan. Maka pengakuan iman ini merupakan janji (ikrar) dari jemaat dan diucapkan bersama-sama dan biasanya ditempatkan setelah khotbah. I.Berkat Rumusan "doa berkat" yang terkenal dalam Perjanjian Lama yaitu berkat Harun, terdapat dalam Bilangan 6:22-27. TUHAN berfirman kepada Musa: "Berbicaralah kepada Harun dan anak-anaknya: Beginilah harus kamu memberkati orang Israel, katakanlah kepada mereka: “TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damal sejahtera”. Demikianlah harus mereka meletakkan nama Ku atas orang Israel, maka Aku akan memberkati mereka. Rumusan ini digunakan sampai sekarang hampir di semua denominasi gereja. Dalam Perjanjian Baru terdapat dalam 2 Korintus 13:13 "berkat" diucapkan oleh pelayan (pendeta), dengan tangan terulur. Berkat bukan doa. Rumusan "berkat" adalah:


"Anugerah Tuhan Yesus Kristus dan pengasihan Allah Bapa dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian". Dari penjelasan di atas, kita simpulkan bahwa unsur-unsur liturgia sangat penting, khususnya pada liturgi bentuk formal, karena memiliki nilai-nilai teologis maupun historis. Sedangkan dalam penerapan pola liturgi bebas tidak harus diwajibkan seperti liturgi formal. Sekalipun demikian ada banyak unsur yang sama diantara kedua bentuk tersebut karena itu dalam menerapkan liturgi yang relevan. Beberapa catatan yang perlu diperhatikan apabila kita ingin menggunakan unsur-unsur tersebut antara lain: 1. Unsur-unsur liturgi gereja harus bersifat kontekstual (relevan dengan perkembangan zaman). 2. Unsur-unsur liturgi gereja haruslah memiliki landasan teologi (spirit berdasarkan Injil Kristus). 3. Unsur-unsur liturgi gereja perlu mempertimbangan aspek historis dan aspek kontemporer. 4. Unsur-unsur liturgi gereja harus mampu mengungkapkan kepercayaan jemaat. 5. Unsur-unsur liturgi harus mampu menjawab kebutuhan jemaat saat beribadah. 6. Unsur-unsur liturgi harus memberi ruang keterlibatan jemaat (respons manusia kepada kehadiran Allah).


BAGIAN KETIGA ASPEK PRAKTIS LITURGIA GEREJA BAB VII LITURGIA PADA HARI-HARI KHUSUS BAB VIII SIMBOL-SIMBOL LITURGIA GEREJA BAB IX JENIS-JENIS LITURGIA GEREJA BAB X PELAKU-PELAKU LITURGIA GEREJA


BAB VII LITURGIA PADA HARI-HARI KHUSUS ereja lahir dan bertumbuh melalui proses waktu yang panjang. Gereja pernah mengalami masa keemasan, dimana gereja diberi kesempatan pada masa kalsar Konstantin untuk mengadakan perayaan-perayaam berdasarkan peristiwa-peristiwa penting misalnya Natal, sejak saat ini sampal sekarang, umat Kristen di seluruh dunia mulai menentukan hari-hari raya Kristen yang dimulai dari bulan Desember sampai bulan Desember lagi. Hari-hari khusus yang akan kita bahas pada bab ini adalah hari-hari Nasional yang ditetapkan oleh Negara sebagai peristiwa yang bersejarah bagi suatu bangsa dan peristiwa yang bersejarah bagi suatu agama. Di Indonesia pada kelender nasional kedua peristiwa itu telah ditetapkan pada kelender tahunan. Pada hari hari khusus perlu ditentukan suatu format liturgi yang khusus pula. Karena itu kita harus dapat memisahkan dua macam hari khusus yaitu hari-hari Nasional dan hari-hari Kristiani. A.Hari-Hari Nasional Hari-hari Nasional adalah hari yang ditentukan oleh pemerintah sebagai hari yang punya makna tersendiri bagi suatu bangsa. Misalnya hari kemerdekaan, hari Kartini, hari Ibu dan lain sebagainya. Pada hari-hari khusus secara nasional ini, gereja sering ikut memperingatinya atau secara rutin dapat mengadakan ibadah khusus. Agar ibadahatau liturgy relevan dengan kondisi yang sedang dihadapi, maka perlu dipikirkan suatu format liturgi tersendiri. Misalnya hari kemerdekaan di suatu Negara, ada gereja yang mengadakan kebaktian khusus, ada gereja yang tidak perduli dengan hari-hari nasional tersebut. Jika diadakan ibadah pada hari-hari khusus maka bentuk liturgi harus memiliki keterkaitan erat dengan peristiwa yang di hadapi (khususnya nyanyian dan khotbah harus yang sesuai). Sedangkan untuk peristiwa Nasional lainnya, tidak diadakan ibadah khusus. Pada hari minggu yang ada kedekatan dengan hari raya nasional, sering diwarnai oleh peristiwa tersebut. Misalnya pada hari Kartini, untuk ibadah minggu semua wanita/kaum ibu mengenakan pakaian khusus (kebaya) pada hari minggu. G


B.Tahun Gerejani/Kelender Gereja Sebuah siklus tahunan yang dibuat sebagai panduan bagi orang Kristen mengingat dan menghayati momen-momen penting dalam kehidupan Tuhan Yesus dan juga momen-momen penting bagi kehidupan kita sebagai orang beriman. Dengan demikian, hari-hari dalam kalender gereja hanya terdiri dari hari-hari Minggu tertentu dan beberapa hari raya Kristen yang jatuh di luar hari Minggu seperti Natal, Jumat Agung, dan han Kenaikan Tuhan Yesus. Minggu-minggu yang dikhususkan ini adalah saat-saat di mana gereja biasanya menggunakan liturgi yang khusus. Tematema Khotbah juga selalu dikaitkan dengan peristiwa yang dihadapi, untuk mengingatkan jemaat tentang karya Kristus bagi keselamatan kita dan momentmoment khusus dalam perjanjian iman kita. Dalam sejumlah tradisi hari-hari Minggu ini dipadankan dengan warna tertentu, misalnya: Ungu untuk minggu-minggu adven dan pra-Paskah; Putih untuk hari Natal dan Paskah; Merah untuk Jumat Agung, dan sebagainya. Warna-warna ini tercermin dari kain yang digantungkan pada mimbar, kain yang diselempangkan pada Salib, termasuk Jubah/stola yang dikenakan oleh pendeta, dan pada sejumlah aksesoris lainnya. Kalender gereja ini, beserta warnawarna dan aksesoris yang digunakan, semua itu adalah alat bantu bagi umat untuk belajar dan bertumbuh di dalam iman. Hari-hari khusus yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1. Adventus (masa penantian) Siklus sebuah kalender gereja dimulai pada hari Minggu Adven I (4 hari Minggu sebelum Natal 25 Desember) dan berakhir pada Minggu Kristus Raja. Minggu Adven ini selama empat minggu, terhitung mulai 30 Nopember sampai dengan 24 Desember. Yesaya 7:14 mengingatkan akan kelahiran Yesus Kristus (Immanuel). Waktu sebelum tanggal. 25 Desember sebagai masa penantian. Simbol Adven yang digunakan biasanya dengan lilin. Empat lilin menandai empat minggu, lilin kelima sebagai lilin utama yang dinyalakan pada hari "H". Lilin pertama dinyalakan pada minggu adven pertama dengan dasar Yesaya 2:1-5; Roma 13:11-14: Matius 24:37-44 sebagai lilin pengharapan. Lilin kedua, sebagai lilin iman dinyalakan pada minggu adven ke-2 dengan dasar Yesaya 35:1-10; Matius 11:2-11. Lilin ketiga, sebagai symbol minggu adven ketiga. dasar Yesaya 35:1-10; Matius 11:2-11. minggu keempat dengan dasar Yesaya 7:10-14; Roma 1:1-17; Dinyalakan pada minggu adven ketiga sebagai lilin kasih dengan dasar Yesaya 351:1-10; Matius 11:2-11. Lilin keempat, sebagai lilin sukacita dinyalakan pada minggu keempat dengan dasar Yesaya 7:10-14; Roma 1:1-17; Matius 1:17-25. Lilm kelima, sebagal lilin penggenapan kedatangan Kristus dinyatakan pada hari "H" tanggal 25 Desember dengan diberi kembang (pengharapan mesianik).


2. Natal dan Tahun Baru. Dihitung dari tanggal 25 Desember sampai dengan 6 Januari (selama 2 minggu berturut-turut). Liturgi untuk perayaan Natal dan Tahun Baru blosanya dibuat secara khusus dan diwarnai dengan sukacita. Sukacita karena Kristus telah datang sebagai penyelamat dunia. Sukacita karena orang percaya menyambut tahun yang baru dengan pengharapan yang baru. 3. Persiapan dan pelayanan Yesus. Dihitung mulai dari tanggal. 7 Januari sampal 4 Maret antara 7-8 minggu, adalah masa-masa dimana Yesus dalam masa persiapan dan memulai pelayanan. Kehadiran-Nya yang nyata bagi dunia dan dengan misi penyelamatan, Injil kerajaan Allah diberitakan. 4. Penderitaan dan kematian. Dihitung mulai tanggal. 5 Maret sampai 15 April antara 6 sampal 7 minggu. Minggu sengsara mencapai klimaksnya pada Jumat Agung. Mengapa dikatakan Jumat Agung? Disebut Jumat Agung karena diperingatkan sebagai hari dimana Kristus mati di kayu salib, puncak dari perjuangan/karya keselamatan Kristus bagi seluruh umat manusia. Kristus menjadikan diri-Nya sebagai korban untuk menebus manusia dari dosa dan penghukuman. Pentingnya hari ini, maka perlu diadakan ibadah khusus dan telah diakui sebagai hari raya orang Kristen pada hari raya Jumat Agung. Seluruh gereja mengadakan Perjamuan Kudus untuk mengingat akan tubuh Kristus yang dihancurkan (roti sebagai simbol) dan darah Kristus yang tercurah (anggur sebagai simbol). 5. Kebangkitan/kemenangan. Dimulai tanggal. 16 April sampai 3 Juni selama 7 minggu. Minggu kemenangan dimaksudkan adalah minggu-mingu dimana sejak kebangkitan hingga kenaikan Kristus. Kemenangan Kristus atas dosa, maut dan iblis. Minggu-minggu kemenangan selalu diwarnai dengan sukacita, maka perlu ada format liturgi secara khusus agar jemaat mengenal kuasa kemenangan Kristus atas segala-galanya. Gereja selalu merayakan kebangkitan Kristus yang dikenal sebagai "PASKAH". Selain ada kebaktian, tetapi juga ada perayaan sebagai wujud sukacita orang percaya bahwa Kristus telah bangkit dan memberi kemenangan abadi. 6. Pentakosta/lahirnya gereja. Diperkirakan tanggal. 4 Juni sampai 2 September selama 13 minggu. Pentakosta sebagai hari pencurahan Roh Kudus sebagai penggenapan janji Allah. Gereja lahir di Yerusalem dan terus berkembang baik secara kulitas maupun secara kuantitas, Suatu era baru dalam perluasan kerajaan Allah di dunia, Kristus memerintah sebagai kepala gereja yang hidup. Gereja terus berkembang sesuai dengan Kisah Para Rasul 1:8, orang percaya akan menjadi saksi dari Yerusalem, Yudea sampai ke seluruh bumi.


7. Perluasan kerajaan Allah Diperkirakan tanggal 3 September sampai dengan 29 Nopember selama 13 minggu. Selama minggu-minggu ini gereja dapat merencanakan program-program penginjilan, sebagaimana yang dialami oleh gereja Perjanjian Baru, sekalipun dalam pergumulan /penganiayaan namun gereja terus lahir di mana-mana. 8. Reformasi Hari reformasi yang dimaksudkan adalah hari dimana kita mengingat peristiwa pada abad 15-16 yaitu dengan gerakan Pengaruh dari Balik Mimbar reformasi secara besar-besaran bagi gereja Tuhan. Para tokoh-tokoh reformator seperti Martin Luther, Yohanes Calvin dan lain sebagainya, dengan semangat mengumandangkan "Sola Gracia, Sola Scriptura dan Sola Fide". Hari reformasi diperingati setiap 31 Oktober. Terhadap hari ini, ada gereja yang mengadakan kebaktian khusus dan diperlukan suatu format tata ibadah tersendiri. Melalui uraian tentang hari-hari khusus dan tahun gerejani kita dapat mengambil beberapa kesimpulan yang dapat bermanfaat dalam upaya penyusunan atau dalam menciptakan suatu bentuk tata ibadah (liturgi) tersendiri antara lain : Apabila gereja hendak mengadakan kebaktian secara khusus, maka seluruh tata ibadah harus disesuaikan dengan situasi khusus tersebut. Misalnya kebaktian pada tgl. 17 Agustus sebagai hari Kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Sedangkan untuk hari-hari nasional yang lain dimana gereja tidak perlu mengadakan kebaktian khusus akan tetapi pada hari Mingu gereja dapat menggunakan moment tersebut untuk dapat disesuaikan dengan pemberitaan Firman Tuhan. Tahun-tahun gerejani yang telah direncanakan dengan baik akan memudahkan para pengkotbah untuk menyesuaikan kotbah-kotbahnya dengan situasi yang sedang dihadapi jemaat. Tahun-tahun gerejani yang ditetapkan direncanakan akan menolong umat Tuhan untuk mempertahankan nilai-nilai theologies maupun nilai-nilai histories yang terkandung dalam iman Kristen yang perlu diteruskan dari satu generasi ke generasi yang lain. Selain kalender gerejani ditetapkan berdasarkan hari-hari khusus tetapi gereja pun dapat menentukan program tahunan tersendiri sesuai dengan kondisi jemaat setempat. Dibutuhkan suatu bentuk tata ibadah tersendiri yang dapat disesuaikan dengan hari-hari tersebut.


BAB VIII SIMBOL-SIMBOL LITURGIA GEREJA i dalam kebanyakan gereja Protestan kita jumpai beraneka simbol, baik yang digunakan/dipakai para pelayan maupun yang hanya diletakkan di depan mimbar/altar. Kata simbol berasal dari bahasa Yunani symbolon, dari kata kerja: Symbalein yang berarti tanda pengenal yang menjelaskan dan mengaktualisasikan suatu perjumpaan dan kebersamaan yang didasarkan oleh suatu kewajiban atau perjanjian. Simbol-simbol dalam ruang ibadah harus mampu mengungkapkan nilai theologis maupun nilai historis. Simbol memiliki lingkup makna dan kandungan isi yang amat luas, karena itu merupakan sarana ulung untuk mengungkapkan sesuatu tentang Tuhan. Apa fungsi dari setiap sombol? Fungsi simbol yaitu menjembatani masa sekarang dan masa lalu. Dengan demikian kita yang ada pada masa kini dapat hadir pada masa lalu dan sebaliknya, mereka yang ada pada masa lalu dapat hadir di tengahtengah kita saat ini. Melalui dan dalam simbol dapat terungkap apa yang disimbolkan yaitu realitas kehidupan Kristus yang menyelamatkan. Simbol juga berfungsi sebagai salah satu bentuk komunikasi antara Allah dan sesama. Karena itu symbol sangat penting bagi gereja sepanjang zaman. Simbol-simbol itu antara lain : A. Peralatan Ibadah Setiap denominasi Gereja memiliki sikap yang berbeda-beda dalam penggunaan peralatan dalam gereja. Di dalam ibadah mungkin ada banyak peralatan yang dibutuhkan, namun kita akan mencoba untuk mengenal beberapa peralatan umum yang sering ditempatkan di depan jemaat. 1. Mimbar Mimbar selalu ditempatkan di depan jemaat dan menjadi fokus perhatian seluruh umat yang hadir. Mimbar dibutuhkan sehubungan dengan pentingnya pemberitan Firman Allah. Mimbar harus di sesuaikan dengan ruangan dan jangkauan pandang semua jemaat. D


2. Alkitab Alkitab sangat penting karena itu di beberapa gereja Alkitab tetap dibuka di depan mimbar dan dibacakan setiap minggu. 3. Tempat baptisan/alat perjamuan Dibutuhkan untuk pelaksanaan baptisan dan perjamuan kudus. 4. Kantong kolekte Setiap pertemuan/ibadah jemaat diperlukan untuk mengumpulkan persembahan jemaat sebagai korban syukur yang dipersembahkan kepada Tuhan. 5. Organ/alat musik Semua alat musik dapat digunakan sebagai sarana yang dibutuhkan untuk memuji Tuhan. Ada gereja yang hanya menggunakan salah satu alat musik saja namun ada yang menggunakan semua alat musik pada saat beribadah. B. PAKAIAN LITURGIA Pakaian liturgis yaitu pakaian yang dipakai oleh para pelayan (pendeta, penatua, diaken) saat menjalankan ibadah. Pakaian liturgis harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain : Tidak boleh membedakan antara jabatan yang satu dengan yang lain karena semuanya sebagai pelayan Kristus. Harus mencerminkan pemahaman tentang "imamat orang percaya" Harus mempunyai warna dasar yang mengandung makna teologis. Pakaian-pakaian liturgis yang umum, yang digunakan dalam gereja masa kini adalah : 1. Toga (jubah panjang) Pada umumnya gereja-gereja protestan sampai sekarang masih menggunakan toga-jubah panjang. Ada yang menggunakan warna hitam ada yang menggunakan warna putih. Toga hitam pada zaman Renaisance dipakai oleh kaum terpelajar sebagai pakaian akademis seperti profeso, doctor, hakim, notaries, theolog. dan sebagainya. Jadi toga hitam itu bukanlah pakaian liturgis melainkan pakaian yang menunjukkan tentang status seseorang yang dapat dipakai sepanjang hari dan disegala tempat termasuk di dalam gedung ibadah. Demikian juga halnya


dengan "bef' yang blasanya dipakai dengan toga hitam, tidak lain adalah pita pengikat kemeja putih di bawah toga yang biasanya digunakan untuk menghapus bibir basah karena pidato yang berapi-api. Catatan sejarah gereja menunjukkan bahwa dahulu bila seorang budak hendak dibaptis, la memakai pakaian putih panjang yang bermakna bahwa semua orang yang dibaptis dipersekutuan/ dipersatukan dalam tanda kain baptisan itu. Kain baptisan (putih) itu juga dipakai sebagai kain kafan ketika seseorang dimakamkan, yang mengandung pengertian bahwa dihadapan Allah semua orang sama. Pakaian (Jubah) putih juga dipakai oleh para imam di Yerusalem pada masa silam. Bahkan di dalam kitab Wahyu 6:11; 7:9) Jubah/pakaian putih itupun dapat ditemukan. Dalam pakaian seperti itu manusia menghadap Allah. Pertimbangan lain bahwa di dalam ibadah jemaat diperlukan suasana yang khidmat dan sukacita. Pakaian dari para pelayan liturgi hendaknya juga turut membentuk dan menunjang suasana tersebut. 2. Toga mini (jas dan clerical collar) "Clerical collar" (bahasa Inggris = leher baju/kerah) biasanya dipakai oleh para "Clerus" yaitu rohaniawan Gereja Katolik. Pada mulanya kerah itu adalah kerah biasa yang menyatu dengan baju putih. Karena Eropa beriklim dingin, maka baju tidak perlu diganti tiap hari sebab kalau dicuci susah dikeringkan. Untuk itu, maka bagian baju ini (kerah) dibuat terlepas agar mudah dilepaskan untuk dicuci dan diganti. Setelah mengalami perubahan, maka muncullah bentuk yang sekarang ini dikenal dengan nama "clerical collar" yang dapat dipakai di setiap tempat dan waktu. Pakaian ini untuk membedakan para rohaniawan dengan kaum awam biasa. 3. Stola (kain penutup) Stola (bahasa Yunani = kain penutup badan) adalah sepotong kain agak panjang seperti selendang dikalungkan di leher. Stola bukan perhiasan melainkan bagian dari pakaian liturgis yang bersifat fungsional, Hal ini berarti bahwa pelayan-pelayan yang sedang bertugas sebagai pelayan liturgia yang memakai stola sedang diutus oleh Tuhan untuk suatu pelayanan dengan kewibawaan yang bukan berasal dari dirinya sendiri. Dalam hal ini tidak akan ada perbedaan jabatan. Warna stola disesuaikan dengan warna liturgis tahun gereja dengan logo yang sama dengan logo kain mimbar. Stola memiliki kain yang lebar kurang lebih 11 cm dan panjangnya sampai ke lutut si pemakai setelah dikalungkan. Dapat juga dirancang ukuran panjang Large, Medium, Small, yang disesuaikan dengan tinggi badan. Pada kedua belahan ujungnya (kurang lebih 30 cm dari ujung bawah stola) ditempatkan logo. Stola dapat digunakan bersama toga. Stola dapat dipakai oleh majelis yang bertugas, tidak seperti toga yang penggunaannya khusus oleh pendeta. C.WARNA DALAM LITURGIA


Simbol-simbol biasanya disesuaikan dengan tahun Gereja, melalui warna-warna yang khusus menjelaskan tentang berita karya penyelamatan Allah. Karena melalui Tahun Gereja semua peristiwa dan perbuatan penyelamatan Allah, seluruh karya Yesus pada masa lampau dan apa yang dilakukan oleh gereja-gereja mula-mula di dalam ibadah mereka, kembali dibentangkan di depan kita masa kini, yang kesemuanya memancar dari sumber ilahi Firman Allah yang karena Roh Kudus dijadikan hidup bagi jemaat. Warna-warna liturgis mengandung arti sebagai berikut : 1. Warna putih Warna putih mengungkapkan kegembiraan dan kesucian. Warna putih juga dikaitkan dengan kehidupan baru. Selain itu juga warna putih dapat melambangkan sebuah kesempurnaan, kejayaan dan kemuliaan abadi. Biasanya warna ini dipertukarkan atau digunakan bersama-sama dengan warna kuning. Warna putih dapat dipakai pada hari raya seperti Natal dan Paskah. 2. Warna kuning. Hampir sama dengan warna putih, warna kuning mengungkapkan kemuliaan, kemenangan dan kegembiraan. Warna kuning umumnya dilihat sebagai warna yang mencolok sehingga lebih kuat menunjukkan makna kemuliaan. Warna ini juga dapat dipakai saat Natal dan Paskah. 3. Warna merah Warna merah biasanya melambangkan api dan darah.Selain itu juga dapat menyimbolkan Roh Kudus, cinta kasih, pengorbanan dan kekuatan. Di dalam tradisi Romawi kuno, warna merah digunakan sebagai simbol kekuasaan tertinggi yaitu kaisar. Warna merah biasanya digunakan ada saat hari raya Jumat Agung, Pentakosta. 4. Warna hijau Warna hijau pada umumnya menandakan sebuah ketenangan. kesegaran dan melegakan. Selain itu juga dapat melambangkan harapan, syukur, dan kesuburan. Warna ini dipilih dan dipakai dalam minggu biasa di dalam liturgi sepanjang tahun. Pada masa-masa itu manusia dapat menghayati hidupnya dengan penuh ketenangan terhadap karya-karya Tuhan. 5. Warna ungu Warna ungu merupakan simbol bagi kebijaksanaan, keseimbangan, sikap berhatihati dan mawas diri. Selain itu warna ini juga mengungkapkan pertobatan. Digunakan pada masa Pra-Paskah dan Adven ketika manusia diundang untuk bertobat, mawas diri dan mempersiapkan diri bagi perayaan Natal dan Paskah. 6. Warna hitam


Warna hitam biasanya dipakai untuk melambangkan kematian, kegelapan, kesedihan dan kedukaan. Warna ini digunakan pada saat ibadah atau peristiwa kematian. D.Logo dalam Liturgia Kebutuhan dalam pelayanan sekarang mengharuskan kita untuk mendesain kain mimbar yang warnanya disesuaikan dengan warna-warna liturgis tersebut di atas serta berdasarkan Tahun Gereja dengan bentuk logo yang menggambarkan maknanya. Maksudnya agar apabila warga jemaat memasuki gedung ibadah, maka dengan melihat kain mimbar dengan warna liturgis dan logo yang dipergunakan, dengan segera mereka akan memahami apa makna suasana dari ibadah yang diselenggarakan saat ini. Sikap gereja masa kini dalam penggunaan Logo, setiap gereja berbeda-beda dalam penerapannya. Ada gereja yang tetap mempertahankan dan diwajibkan, tetapi ada gereja yang mengabaikan dan tidak harus digunakan dalam gereja. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan di gereja asal penulis, yaitu Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) dan Gereja Protestan Indonesia bagian Barat (GPIB), penulis mencoba memperkenalkan beberapa logo dalam liturgia yang juga digunakan oleh gereja-gereja protestan pada umumnya di Indonesia. 1. Adventus Adventus merupakan masa penyadaran diri dan pertobatan. Manusia yang jatuh ke dalam dosa mengharapkan perjanjian Allah tentang datangnya Yesus Kristus sebagai Juru selamat. Adventus juga bersifat eschatologis yang menunjuk kepada


kedatangan Kristus kembali. Adventus dirayakan 4 minggu berturut-turut sebelum Natal. Warna dasar : Unggu muda Lambang/logo : Salib jangkar Warna jangkar : Kuning Artinnya : Salib jangkar ini dipergunakan oleh orang Kristen mulamula yang tinggal di Katakombe-katakombe. Sebenarnya lambang ini merupakan warisan dari bangsa Mesir kuno, namun dikemudikan hari ia menjadi lambang universal yang menunjuk pada penderitaan Kristus. Di sini, lambang salib jangkar hendak berkata-kata tentang pengharapan yang dimiliki oleh umat percaya di dalam penantian akan kedatangan Kristus yang kedua kalinya. 2. Natal Dirayakan pada setiap tanggal 25 Desember. Pada abad ke IV Natal diterima sebagai pesta kedatangan/kelahiran Kristus ke dunia. Dalam dunia kekafiran tanggal 25 Desember dirayakan sebagai Dies Natalis Solis Invicti, hari kelahiran terang yang baru (matahari). Dengan menetapkan tanggal itu sebagai kelahiran Kristus, gereja mau menyatakan bahwa terang itu adalah Kristus, Juru selamat dunia yang datang dari Allah. Warna dasar : Putih Lambang logo : Palungan dan pelangi Warna pelangi : Merah, kuning, hijau Palungan : Kuning Artinya : Pelangi merupakan simbol dari kesetiaan dan cinta kasih Allah bagi seluruh isi dunia. Setelah peristiwa air bah yang menunjuk pada bumi yang sudah penuh oleh dosa, maka Allah menghadirkan pelangi sebagai tanda perjanjian-Nya dengan Nuh beserta seluruh keturunannya, lebih dari itu dengan semua manusia dan mahluk hidup lainnya yang telah diciptakan-Nya. la berjanji bahwa ia tidak akan pernah lagi menghancurkan bumi ini (Kejadian 9). Pelangi juga mengingatkan kita tentang kesungguhan Allah untuk memenuhi atau menggenapi janji-janji-Nya. Palungan memberi arti pada perlawatan Allah kepada manusia, supaya mereka tidak binasa, dimana Allah telah memberikan anak-Nya yang tunggal, yang lahir di Betlehem untuk memberikan hidup-Nya bagi manusia supaya mereka tidak binasa (Yohanes 3:16). Pelangi juga mau menyimbolkan tentang pembebasan/ penebusan yang sekaligus telah diberikan lewat kelahiran Anak Allah tersebut, yang diperuntukkan tidak saja bagi orang-orang pilihan, tetapi terutama lebih menunjukkan kepada semua orang dan seluruh ciptaan-Nya. Pelangi dan palungan hendak mengungkapkan suatu tema besar tentang kasih dan kesetiaan Allah terhadap dunia ini. 3. Minggu sengsara Masa ini dirayakan 7 minggu berturut-turut sebelum Paskah. Pra Paskah merupakan masa penyadaran diri dan pertobatan. Manusia berdosa menerima anugerah keselamatan melalui kematian dan pengorbanan Kristus di salib dan diundang untuk menerima kehidupan yang baru. Warna dasar : Unggu tua Lambang / logo : Ikan (ICHTUS)


Warna pinggiran ikan dan huruf : Kuning Tulisan : Yesus Kristus Anak Allah Juru selamat Artinya : Tanda ini merupakan suatu sandi rahasia di kalangan orang Kristen mula-mula yang mengalami penganiayaan, sehingga untuk menandai diri mereka sebagai orang-orang percaya kepada Kristus dipergunakan lambang ikan ini, yang dalam bahasa Yunani "IXEYS" (Ichtus) yang berarti ikan, tetapi secara hurufiah merupakan suatu singkatan dari 'Yesus Kristus, Anak Allah Juruselamat'. 4. Jumat agung Dirayakan untuk memperingati kematian Yesus di salib, di Golgota. Bahwa Yesus rela menumpahkan darah dan mengorbankan tubuhnya untuk menyelamatkan manusia berdosa. Tanda ini lebih sering dipakai untuk menunjuk pada kekristenan yang percaya bahwa hanya melalui pengorbanan Kristus seseorang diselamatkan. Warna dasar : Hitam Lambang/logo : Salib dan mahkota duri Warna salib : Putih Mahkota duri : Kuning Artinya : Salib merupakan lambang yang sudah sangat dikenal untuk menunjuk pada penderitaan dan kematian Yesus. Di sini salib dan mahkota duri yang merupakan tanda lain bag penderitaan Kristus, hendak mengatakan bagaimana kejamnya perlakuan yang telah ia terima sampai pada kematian-Nya di kayu salib karena dosa manusia. Kemuliaan yang disaksikan lewat penderitaan. 5. Paskah Paskah adalah hari raya yang mula-mula dirayakan dan merupakan unsur penting dalam tahun Gereja. Dirayakan sebagai hari kebangkitan Kristus dan yang merupakan titik tolak iman orang percaya (1 Korintus 15:14). Dirayakan dalam kegembiraan dan sukacita. Kematian Kristus hanya satu kali dan memiliki makna yang sangat penting karena itu gereja merayakannya dengan penuh kegembiraan. Melalui Paskah orang percaya telah menerima kehidupan baru yang diberikan melalui kematian dan penderitaan Kristus (Yohanes 13:34), dan kehidupan baru itu sendiri adalah kehidupan yang berkaitan dengan hidup kekal. Hidup bersama Allah dalam kekekalan. Warna dasar : Putih Lambang/logo : Bunga Lily Warna bunga : Putih Artinya : Bunga lily merupakan simbol dari hari Paskah dan kekekalan. Umbi-umbian dan bunga lily haruslah ditanam dan mati dahulu di dalam tanah, baru kemudian dari padanya tumbuh suatu kehidupan baru. 6. Kenaikan Kristus Kristus diakui sebagai Raja di atas segala raja dan Tuhan di atas segala Tuhan (1 Timotius 6:15). Pesta ini dirayakan dengan kemeriahan dan kegembiraan. Warna dasar : Putih Lambang/logo : Salib dan mahkota kemuliaan


Warna salib : Kuning Warna mahkota : Kuning Artinya : Melalui penderitaan dan kematian Kristus, maka mahkota duri yang diletakkan dikepalan-Nya, kini digantikan dengan mahkota kemuliaan, yang menyatakan kemuliaan yang kini dinampakkan lewat peristiwa kenaikan, barang siapa yang percaya kepada-Nya dan setia sampai mati, ia pun akan mendapatkan mahkota kehidupan itu (Filipi 2.19,11; Wahyu 2:10). 7. Pencurahan Roh Kudus Pentakosta artinya hari kelima puluh sesudah Paskah. Dirayakan sebagai hari keturunan Roh Kudus. Sejak abad ke III secara umum dirayakan oleh gereja. Hari ini juga diperingati sebagai hari kelahiran gereja, dimana melalui kuasa Roh Kudus gereja dilengkapi untuk melaksanakan tugas pengutusannya kepada bangsabangsa. Warna dasar : Merah Lambang/logo : Lidah-lidah api dan burung merpati Warna merpati : Putih perak Lidah-lidah api pinggirnya : Kuning. Artinya : Ketujuh lidah api yang menyimbolkan ketujuh api yaitu ketujuh roh Allah (Wahyu 4:5) membentuk lingkaran yang menghadirkan kekekalan, keabadian. Merpati yang menukik dan lidah api menunjuk peristiwa pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta. Roh kudus dangat diperlukan oleh gereja untuk berperan secara efektif sebagai saksi Tuhan yang hidup dalam dunia yang gelan ini. Dengan menerima Roh Kudua maka orang percaya menerima urapan secara khusus untuk menerima baik karunia- karunia rohani maupun buahbuah yang menyatakan karakter Kristus. Roh Kudus seterti api yang membakar, membersihkan dan menguduskan kehidupan orang percya. 8. Minggu Trinitas Hari minggu Trinitas dirayakan satu minggu sesudah hari Pentakosta (Pentakosta). Merupakan hari minggu penutup siklus hari-hari raya penyembahan Jemaat. Jadi dirayakan untuk menyaksikan Allah yang Esa. Warna dasar : Putih Lambang/logo : Lingkaran segi tiga atau triquetra Warna lambanng : Merah Artinya : Simbol ini merupakan symbol mula-mula dari ketritunggal-an. Tiga buah lekukan yang tidak terputus, saling bersambung, menyatakan kekebalan dari tritunggal tersebut. Pada pusat dari ketiga lekukan itu terbentuklah sebuah segi tiga yang merupakan simbol warisan dari tritunggal. 9. Masa perluasan Gereja Masa ini disebut masa gereja berjuang. Ada yang menyatakan bahwa sesudah Minggu Trinitas sudah tidak ada lagi hari raya. Sebenarnya masih ada yaitu hari Minggu, dimana melalui setiap hari Minggu gereja diingatkan tentang penyertaan Tuhan di dalam perjuangan hidup gereja. Allah selalu beserta dengan gereja-Nya


(Allah beserta kita) itulah perayaan yang besar dan yang penuh puji-pujian dan syukur. Logo ini memberi arti bahwa ekalipun gereja mengalami berbagai ancaman, goncangan dan cobaan, gereja akan tetap hidup di dalam dan oleh janji Allah tersebut. Ada pengharapan untuk masa depan di dalam rencana Allah yang mulia. Warna dasar : Hijau Lambang logo burung merpati dengan rantingranting Zaitun di paruhnya, Perahu berlayar dan Pelangi. Warna pelangi : Merah, kuning, hijau Warna burung : Putih Warna ranting : Pinggir putih warna tiang & layar : Putih penuh Warna Salib : Hijau Warna ombak : Putih Warna perahu : Bergaris Putih Artinya : Ide ini menjadi berarti bagi orang Kristen mulo- mula yang mengalami penganiayaan dan pergumukan, ketika mereka mengetahui bahwa akan ada pertolongan dari Tuhan. hal ini nyata lewat perpaduan antara perahu dan pelangi. Di sini janji Allah tentang pertolongan-Nya itu mendapat penekanan yang kuat. Pelangi melambangkan kesetiaan Allah atas janji-Nya untuk memelihara bumi, dalam hal ini gereja. Burung merpati dengan ranting zaitun diparuhnya mengungkapkan tentang janji keselamatan dan kehidupan dari Allah (Kejadian 8:10- 11) yang akan terus menyertai sampai ke tempat tujuan. Dari penjelasan rinci tentang logo dan simbol di atas, maka setiap gereja boleh memilih untuk menggunakan simbol dan logo sesuai dengan tahun gerejani atau sesuai dengan kebutuhan. Penggunaan simbol dan logo sebagai alat visualisasi yang menolong jemaat untuk mengingat kasih dan kebesaran Allah bukan saja di masa lampau tetapi juga di masa sekarang.


BAB IX JENIS-JENIS LITURGIA GEREJA enis-jenis liturgi yang akan dijelaskan adalah Jenis-jenis liturgi yang umum yang dilaksanakan oleh hampir di semua denominasi gereja. Liturgi Ibadah minggu tidak dibahas lagi pada bab ini karena telah dibahas pada bab sebelumnya. Jenis- jenis liturgi yang dimaksud adalah sebagal berikut : Liturgia Perjamuan Kudus Liturgia Baptisan/Sidi Liturgia Penyerahan Anak Liturgia Pernikahan Liturgia Peneguhan Majelis Gereja Liturgia Pentahbisan Pendeta Liturgia Pentahbisan Gedung Liturgia Kebaktian Perkabungan A.Liturgia Perjamuan Kudus Pelaksanaan acara Perjamuan Kudus biasanya pada hari minggu dapat ditempatkan sebelum dan sesudah khotbah. Pelaksanaan perjamuan kudus dapat dilaksanakan berdasarkan kebutuhan, mengikuti panduan setiap denominasi gereja. Ada denominasi gereja yang mengadakan perjamuan kudus setiap minggu, ada yang setiap bulan dan ada yang melaksanakan setiap tiga bulan sekali. Yang penting bagi gereja adalah sampai hari ini adalah orang percaya di seluruh dunia masih melasanakannya dengan setia. Berikut ini ikuti enam langkah dalam melaksanakan perjamuan kudus agar pelaksanaannya berjalah dengan penuh hikmat dan teratur. 1. Pembacaan perintah Perjamuan Kudus: Nats dalam 1 Korintus 11:23-25 dibacakan sabagai dasar pelaksanaan perjamuan. Setelah itu hamba Tuhan mengatakan: "Berdasarkan nats ini maka kita juga boleh dan berhak mengadakan dan menerima Perjamuan Kudus itu pada hari ini". J


2. Penjelasan arti Perejamuan Kudus: Hamba Tuhan akan berkata: "Saudarasaudara yang dikasihi oleh Tuhan, sebelum kita masuk ke dalam Perjamuan Kudus, maka perlulah kita terlebih dahulu mengerti akan arti Perjamuan Kudus, yaitu : Yesus berkorban dan mati untuk menebus dosa kita. Yesus yang menjadi Imam besar itu tidak hanya mempersembahkan korban, bahkan Dia menjadikan diri-Nya sebagai korban, satu kali untuk selama-lamanya. Oleh sebab itu saudara-saudara yang dikasihi Tuhan setiap orang yang ikut menerima Perjamuan Kudus adalah seorang pengkotbah yang berkotbah untuk diri sendiri dengan nyata : o Pada waktu mengambil roti saudara berkotbah mengenai tubuh Yesus yang dirobek, ditusuk, dipaku oleh karena kita. o Pada waktu mengambil minuman, saudara berkotbah mengenal darah yang tercurah di Golgota karena dosa-dosa dan perbuatan kita. 3. Undangan masuk ke dalam perjamuan : Bagi orang-orang yang sungguhsungguh percaya kepada Kristus dan betul-betul bertobat, kepada saudara-saudara Tuhan mengundang. Marilah sekarang, karena sekaliannya sudah siap. Lihatlah anak Domba Allah, yang menyangkut dosa isi dunia. (Yohanes 1:29). 4. Berdoa untuk perjamuan 5. Pelayanan untuk perjamuan: Hamba Tuhan mengucapkan kalimat di bawah ini Pada malam sebelumn Yesus ditangkap, ia bersama kedua belas murid-Nya berkumpul mengadakan perjamuan (Roti diambil dan diangkat ke atas). Yesus mengambil roti dan memecah-mecahkan-Nya dan berkata: Inilah tubuhku yang dipecah-pecahkan karena kamu. Setiap kali kamu memakannya, perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku." Kemudian Yesus mengambil cawan minuman serta berkata: "Inilah darah-ku yang tercurah karena kamu. Setiap kali kamu meminumnya, perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku." (setelah itu roti dan anggur dibagi-bagikan). Setelah semua menerima maka hamba Tuhan memegang roti dan cawan mengangkat ke atas dan berkata lagi: "Inilah tubuh-Ku yang terpecah-pecahkan karena kamu, ambillah dan makanlah (roti dimakan). "Inilah darah-Ku yang tercurah karena kamu, ambillah dan minumlah (anggur diminum). 6. Setelah makan dan minum maka ditutup dengan doa penyerahan diri. Catatan: Sementara roti dan anggur diedarkan, jemaat dapat bernyanyi atau ada instrument nyanyian yang berkaitan dengan pengorbanan Kristus. B. Liturgia Baptisan/Sidi Baptisan adalah salah satu sakramen yang diperintahkan oleh Kristus sebelum naik ke Surga. Sakramen Baptisan diadakan setelah pemberitaan Firman Tuhan. Selain baptisan tetapi bagi denominasi tertentu mengadakan peneguhan iman (SIDI) bagi mereka yang telah dibaptis sejak kecil. Baptisan menggunakan air baik secara percik atau selam. Sedangkan sidi tidak menggunakan air. Pelaksanaan sidi setelah seseorang melalui proses katekisasi (pelajaran tentang iman kristen). Pelaksanan


baptisan maupun sidi di setiap denominasi selalu berdasarkan pedoman-pedoman yang telah ditentukan, namun penulis mencoba memberikan beberapa langkah praktis yang umumnya digunakan. 1. Pelaksanaan Baptisan 1. Calon-calon baptisan yang telah dipersiapkan diharapkan berdiri (yang baptisan percik) atau turun ke dalam kolam (baptisan selam) 2. Pembacaan perintah Baptisan/Sidi dapat memilih salah satu dari beberapa ayat berikut ini : Matius 28:19-20 Markus 1:1-11 Markus 16:14-17 Kisah Para Rasul 12:38-42 Kisah Para Rasul 16:25-34 Kisah Para Rasul 16:13-15 3. Penjelasan singkat Lambang kematian dan kebangkitan Kristus. Bagi kita baptisan adalah lambang kematian dari dosa dan hidup bagi Kristus (kebenaran) Roma 6:34 dan Kolose 2.12. Tanda pertobatan (meninggalkan cara hidup yang lama dari sekarang memulai hidup baru). Sebagai pernyataan iman (Kisah Para Rasul 8:35-37). Lambang pengesahan sebagai anak-anak Allah dan sekarang dimasukkan kedalam keluarga Allah (Tubuh Kristus yaitu Gereja secara rohani maupun secara lahiriah dimana saudara-saudara adalah anggota gereja secara sah). Dibaptis dalam nama Allah Bapa artinya bahwa Allah adalah yang menciptakan dunia beserta isinya dan oleh karena Dialah saudara ada. Dibaptis dalam nama Tuhan Yesus artinya bahwa karena manusia telah jatuh kedalam dosa, maka Tuhan Yesus sudah mati untuk menebus dosa kita, dan di dalam Dia kita mengambil bagian dalam kebangkitan-Nya. Dibaptis dalam nama Roh Kudus artinya bahwa Roh Kudus adalah penolong yang menyertai, menyucikan dan memberikan kuasa kepada kita untuk hidup dalam kemenangan. 4. Setelah itu dimohon calon-calon baptisan menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini, yaitu : Bagi setiap orang yang mau dibaptis maka hendaklah ia percaya dengan sungguh-sungguh bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan dibawah kolong langit ini tidak ada juru selamat yang lain hanyalah Dia yang telah mati dan menebus dosa-dosa kita, agar kita bisa diselamatkan. Pertanyaan: "Apakah saudara sungguh-sungguh percaya bahwa Yesus Kristus itu Tuhan dan satusatunya juru selamat bagi seluruh umat manusia. Bagaimana, apakah saudara percaya?"


Bagi setiap orang yang mau dibaptis, maka hendaklah ia percaya bahwa seluruh isi Alkitab adalah Firman Allah yang diwahyukan Allah untukpedoman hidup manusia. Pertanyaan : "Apakah saudara sungguh percaya ?" Bagi setiap orang yang mau dibaptis, haruslah sudah bertobat dan dalam pertolongan Roh Kudus bersedia meninggalkan kehidupan yang lama untuk masuk ke dalam kehidupan yang baru. Pertanyaan : "Apakah saudara bersedia?" Bagi setiap orang yang dibaptis, maka dia menjadi anggota tubuh Kristus/gereja secara sah, artinya bahwa dia juga mempunyai tanggungjawab atas pekerjaan Tuhan di gereja ini. Pertanyaan : "Apakah saudara bersedia mengambil bagian dalam pekerjaan Tuhan di gereja ini?". Untuk selanjutnya sama. 2. Upacara Pembaptisan Saudara-saudara sidang jemaat yang dikasihi Tuhan, setelah mendengar kesaksian yang diucapkan oleh saudara-saudara kita yang ingin dibaptis ini, maka saya selaku hamba Tuhan tidak berkeberatan untukmembaptis mereka hari ini. (Yang mau dibaptis percik berlutut sedangkan yang dibaptis selam siap posisi berdiri) dan pendeta/hamba Tuhan mengadakan upacara mengakatan: "Saudara………………………………………………………………………………………. .saya membaptiskan Saudara Di dalam nama Allah Bapa Di dalam nama Yesus Kristus Sang Putra Di dalam nama Roh Kudus. Amin." (sambil memercikkan atau menyelamkan ke dalam air) Setelah selesai membaptis semuanya berdiri menghadap ke sidang jemaat. Pendeta berkata kepada jemaat: "Terimalah mereka sebagai saudara kita dan ajaklah mereka mengambil bagian dalam pelayanan dan kegiatan gereja dengan penuh tanggungjawab." Kemudian mereka dipersilahkan kembali ke tempat duduk atau keluar dari kolam. C.Liturgia penyerahan anak atau baptisan anak Ada denominasi gereja yang melaksanakan "penyerahan anak" tetapi ada yang membaptis anak”. Perbedaan ini tergantung pada pandangan teologia masingmasing denominasi gereja. Pelaksanaan liturgi penyerahan anak biasanya dilaksanakan pada ibadah minggu setelah pelayanan Firman Tuhan (khotbah) karena itu pelaksanaannya dapat diatur sebagai berikut: 1. Anak-anak yang akan diserahkan diminta maju ke depan beserta kedua orang tuanya atau saksinya. 2. Pembacaan Nats Alkitab sebagai dasar baptisan/penyerahan (pilih dari salah satu dari Nats): Ulangan 6:47 Mazmur 103:17-18 Matius 18:2-6 Lukas 2:21-24


3. Penjelasan singkat tentang pentingnya anak-anak itu diserahkan kepada Tuhan. Nasehat untuk orang tua : intinya bahwa apa yang dilakukan oleh mereka adalah suatu langkah iman, dimana mereka yang telah merasakan anugerah Allah dalam Yesus, anak-anak pun diharapkan mengalami dan menerima juga. 4. Pertanyaan untuk orang tua: Anak-anak adalah merupakan anugerah Allah yang diberikan kepada bapak/ibu sekalian untuk dibesarkan dan didik dengan Firman Tuhan, agar dia/mereka boleh hidup sesual dengan kehendak Tuhan. Pertanyaan : "Bersediakah bapak/ibu mendidik mereka sesuai dengan Firman Tuhan?" "Bersediakah bapak/ibu memberi teladan yang baik kepada anak-anak dalam kehidupan yang berkenan kepada Tuhan?" "Bersediakah bapak/ibu membawa anak-anak dengan sekuat tenaga kepada pengenalan Iman akan Yesus Kristus?" Doa Penyerahan Pendeta sambil menumpangkan tangan. Mengucapkan nama anak dan mengucapkan doa. Contoh : "Saya mempersembahkan anak ..............kepada Allah dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus. Kiranya Tuhan memelihara engkau dan menjadikan engkau dewasa dibawah pimpinan dan pengaruh Roh Kudus. Kiranya sejak kecilmu Tuhan memanggil engkau dalam pekerjaan- Nya dan memakai engkau untuk menyatakan kemuliaan-Nya. Amien." Dan seterusnya sampal semua anak diserahkan kepada Tuhan. D. Liturgia Pernikahan Liturgi pernikahan pada umumnya dilaksanakan secara terpisah dari ibadah minggu. Walaupun ada juga yang diadakan bertepatan pada ibadah minggu. Liturgi pernikahan dipandang sebagai suatu gambaran hubungan antara Kristus dan Jemaat karena itu pernihakan harus dipandang sebagai hal yang suci (sakral). Sehingga pelaksanaannya secara khusus dan hal itu berkaitan dengan berbagai persiapan (dekorasi) dalam gedung gereja yang menampilkan sesuatu yang istimewa, apalagi dilandasi dengan pemahaman bahwa pernihakan itu terjadi satu kali seumur hidup. Susunan acara liturgi dapat diatur sebagai berikut: PERSIAPAN Pendeta menanti di depan pintu gereja, sementara itu sidang Jemaat berdiri dan mempelai masuk ke dalam ruangan kebaktian dengan iringan musik instrument secara khusus dan penuh hikmat. KEBAKTIAN (ibadah dipimpin langsung oleh Pendeta) 1. Votum dan salam (jemaat berdiri) Pemimpin liturgi "Bahwa pertolongan…………….? Jemaat menyanyi (duduk) 2. Introitus


Pembacaan Nats pembimbing (1 Korintus 13:4-8) Menyanyi Berdoa Menyanyi 3. Pemberitaan Firman Tuhan Berdoa bagi Firman Tuhan Pembacaan Alkitab: Kidung Agung 2.16 Khotbah Menyanyi 4. Upacara Pernikahan (Pendeta turun dari mimbar dan kedua mempelai dipersilahkan berdiri). Dasar-dasar pernikahan : "Saudara-saudara sidang jemaat, hari ini ada dua orang saudara kita yang minta agar pernikahannya diberkati diteguhkan di sini. Tetapi sebelum pemberkatan/peneguhan ini dilaksanakan, maka saya akan membacakan dasardasar pernikahan Kristen kepada kedua mempelai: o Saudara mempelai, ketahuilah bahwa pernikahan adalah suatu hal yang mulia, yang diberikan Tuhan sejak manusia belum jatuh ke dalam dosa, yaitu suatu bayangan yang melukiskan persekutuan rohani antara Kristus dengan sidang-Nya. Pernikahan adalah suatu kejadian yang penuh kesukaan yang mengikat suami dan istri dalam tujuan yang suci untuk membangun rumah tangga yang bahagia, yang menghubungkan kita dalam pergaulan yang harmonis antara keluarga. Pernikahan di negeri Kana di tanah Galilea, disucikan oleh Tuhan Yesus dengan kunjungan-Nya. Hal ini adalah suatu kemuliaan yang tidak akan ada cacatnya. o Sebab itu janganlah pernikahan ditempuh atau dimasuki dengan sembarangan, dirusakkan karena kurang bijaksana, dinista atau dinajiskan, melainkan hendaklah hal itu dijunjung tinggi dan diutamakan teristimewa dengan takut akan Tuhan, serta mengingat akan maksud Allah dalam pernikahan itu. o Pernikahan mempersatukan kedua hati dan niat mempersenyawakan kasih dan pengharapan, oleh karena itu, hendaklah pernikahan ditempuh dengan rukun, kasih dan sayang, seia sekata bersandar dan percaya seorang kepada yang lain. o Sekarang dengarlah hai saudara-saudaraku apa yang diajarkan Kitab Suci tentang kenaikan suami terhadap istrinya dan istri terhadap suaminya." "Hai suami kasihilah istima sebagaimana Kristus telah mengasihi Jemaat dan telah menyerahkan di Na ba sidang Nva...... Demikian juga suami harus mengasihi istri sama seperti tubuhnya sendiri...sebab itulakhlaki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya sehingga keduanya menjadi sanadina (Fesus 5.25.28 31). o "Apakah Saudara berdua mengerti tentang arti dan maksud pernikahan? Kalau sudah sekarang silahkan saling derabak tangan dan menjawab pertanyaan berikut ini: Saudara mempelai pria apakah saudara percaya bahwa saudari... yang sekarang tangannya saudara pang adalah jodoh yang diberikan Allah kepada saudara, sebagai penolong seumur hichip saudara? Bagaimana jawab saudara, apa percaya? Saudari mempelai wanita, apakah sudari peran bahwa saudara yang sekarang tangannya saudari pegang adalah jodoh pemberian Tuhan kepada


saudari sebagai suami seumu hidup saudari. Bagaimana jawab saudari apakah saudari percaya? Saudara mempelai laki-laki apakah saudara berjanji dihadapan Allah dan jemaat mengasihi ishi saudara yang tangannya saudara pegan, baik dalam keadaan senang atau susah, dalam keadaan kava atau miskin bahkan mengasihinya sampai seumur hidup ?bagaimana jawab saudara? Apakah saudara berjanji? Saudari mempelai wanita, apakah saudari berjanji dihadapan Allah dan jemaat mengasihi suami saudari yang sekarang berada disisi saudari, baik dalam keadaan senang atau susah, dalam keadaan kaya atau miskin bahkan mengasihinya sampai seumur hidup ? Bagaimana jawab saudari ? Apakah saudari berjanji ?" o Doa untuk janji pernikahan o Pemasangan cincin (Dipasang bergantian serta diiringi dengan perkataan : "Inilah tanda cinta, dan setia ku kepadamu yang tak akan pudar dan tak akan berakhir." (cincin dipasang). o Pemberkatan (Kedua mempelai berlutut dan sidang berdiri). o Doa pemberkatan : "Kami bersyukur Tuhan, karena pada hari ini Engkau telah menyatukan kedua hati dari saudara kami ini, maka dari itu kami meneguhkan pernikahan saudara ....... dengan saudari... di dalam nama Allah Bapa, Yesus Kristus dan Roh Kudus. Amin." Kemudian Pendeta berkata: "Apa yang telah dipersatukan oleh Tuhan tidak boleh diceraikan oleh manusia." (Pendeta menjabat tangan pengantin sampai berdiri dan sidang jemaat dipersilahkan duduk). o Pembukaan tudung pengantin wanita (jika memakai tudung). o Pengantin pria dipersilahkan untuk mencium kening mempelai wanita sebagai tanda kasih. o Dipersilakan duduk dengan berpindah posisi (wanita di sebelah kiri pria) sebagai tanda bahwa wanita perlu dilindungi oleh pria. 5. Acara penanda tanganan surat pernikahan. Mempelai laki-laki Mempelai wanita Saksi Saksi II Sekretaris Jemaat Ketua Majelis/Gembala Penyerahan Alkitab dan surat Nikah kepada kedua mempelai yang telah resmi memulai hidup baru. 6. Menyanyi sambil persembahan syukur 7. Doa syafaat untuk kedua mempelai 8. Menyanyi (sambil berdiri) 9. Doa Berkat E. Liturgia peneguhan pengurus gereja


Palaksanaan peneguhan pengurus gereja (penatua, dieken) adalah bagian dari unsur liturgi kebaktian hari Minggu, biasanya dilaksanakan pada urutan setelah kotbah. Langkah-langkahnya adalah sebagari berikut: 1. Pengurus yang akan di teguhkan di undang ke depan dan berdiri berdasarkan urutan nama dan jabatan dalam pelayanan. Nasihat singkat : Pendeta/hamba Tuhan akan berkata: "Saudara-saudara dalam kitab Para Rasul tertulis bahwa pada waktu gereja mula-mula bertumbuh dan anggota-anggotanya ditambahkan oleh Tuhan. Rasul-rasul itu tidak mampu lagi untuk mengatur sidang jemaat di Yerusalem, maka para Rasul memilih orang-orang yang jujur, penuh dengan Roh Kudus dan bijaksana untuk menolong mereka dalam tugas gereja. Pelayanan itu dipilih dan mereka ditumpangi tangan dan didoakan. Oleh karena itu mereka diangkat/diteguhkan supaya mereka melaksanakan segala kewajiban mereka sebagai pelayan gereja. Dengan cara yang sama gereja ini telah minta pimpinan Roh Kudus sehingga telah memilih saudara-saudara sebagai pelayan gereja ini". 2. Pertanyaan komitmen Saat ini saudara-saudara akan dilantik dihadapan Jemaat, sebelum saudarasaudara diteguhkan saudara-saudara harus berjanji dihadapan Tuhan dan Jemaatnya. a. Apakah saudara-saudara benar-benar percaya, bahwa saudara-saudara telah dipanggil menurut kehendak Tuhan kita Yesus Kristus untuk memberi pelayanan sebagai pelayan Tuhan? "Ya, saya percaya." b. Apakah saudara-saudara yakin bahwa Kitab Suci berisi semua kebenaranNya yang diperlukan bagi keselamatan yang kekal melalui iman didalam Yesus Kristus ?" "Ya, saya yakin." c. Apakah saudara-saudara ditetapkan oleh Allah berdasarkan Firman Tuhan untuk memimpin orang-orang yang telah menyerahkan dirinya agar mereka boleh masuk kehidupan yang kekal ? "Ya, saya ditetapkan oleh kemuliaann Allah." d. Bersediakah saudara-saudara dengan setia dan yakin untuk melayani doktrin Kristus dan didalam semangat Kristus mempertahankan gereja dari semua doktrin yang bertentangan dengan Firman Allah ? "Ya, saya bersedia dengan pertolongan Tuhan." e. Bersediakah saudara-saudara rajin berdoa, membaca Kitab Suci dan mengikuti pelajaran-pelajaran sebagai pertolongan untuk mengenal pengetahuan tentang Allah dan kerajaan Nya? "Ya, saya bersedia dengan pertolongan Tuhan." f. Bersediakah saudara-saudara dengan pertolongan Tuhan berusaha dengan segenap kemampuan untuk membuktikan kehidupan saudara dan keluarga, suatu hidup yang sesuai dengan ajaran Kristus? "Ya, saya bersedia dengan Tuha bersediah dengan pertolongan Tuhan. g. Bersediakah saudara-saudara melakukan pelayanan pelayanan pendamaian, penghiburan penguatan Iman dan lain-lain terutama mereka-mereka yang menyerahkan segala persoalannya kepada saudara ? "Ya, saya bersedia dengan pertolongan Tuhan." 3. Upacara peneguhan/pelantikan


Para pengurus berdiri dan satu demi satu berlutut dan pelayan Tuhan menumpangkan tangan dan berkata : Selaku hamba Allah saya meneguhkan saudara. (Ketua, Wakil ketua, Sekretaris, Bendahara, Anggota, Komisi) dalam nama Allah Bapa, Allah Putra dan Allah Roh Kudus. Amin." Setelah itu satu demi satu disalami sambil bangkit berdiri dan diperhadapkan kepada Sidang Jemaat dan pelayan Tuhan berkata: "Terimalah dan sokonglah mereka dengan doa dan partisipasi saudara-saudara sidang jemaat sangat menentukan berhasil tidaknya program yang akan dilaksanakan mereka." Persilahkan mereka duduk kembali dan selesaikanlah upacara peneguhan ini. F. Liturgia pentahbisan gedung gereja Gedung gereja sebagai tempat yang sangat penting bagi umat Tuhan, dalam Perjanjian Lama umat Allah berpandangan bahwa bait Allah sebagai symbol kehadiran Allah. Dalam Perjanjian Baru memiliki mana baru, bait Allah bukan lagi gedung tetapi tubuh kita/hidup kita. Pada masa kini gedung gereja masih dipandang memiliki nilai teologis yaitu sebagai pusat ibadah dan pusat aktivitas umat Tuhan. Sebagai tempat khusus untuk memuji dan memuliakan Allah yang hidup karena itu gedung gereja perlu untuk diresmikan/ditahbiskan. DI LUAR GEDUNG 1. Nyanyian persiapan 2. Doa pembukaan 3. Menyanyi 4. Pentahbisan Pendeta : "Saudara-saudara yang kekasih, gedung gereja ini kita tahbiskan dan persembahkan kepada Tuhan adalah untuk: Kemuliaan dan keluhuran nama Tuhan Bapa kita, yang telah memanggil kita dan mengasihi kita. Untuk kebesaran nama Tuhan kita Yesus Kristus yang sudah menyerahkan diri-Nya untuk grafirat penebus dosa kita. Juga untuk kemuliaan Roh Kudus yang berkenan menerangi hati kita bahkan menyucikan kita dengan kuasa-Nya. Jemaat: Selaku jemaat yang hidup oleh anugerah Tuhan, kami berjanji dihadapan Tuhan dan manusia untuk menjadikan gedung ini sebagal: Tempat berbakti dan beribadat kepada Tuhan Khalik langit dan bumi. Tempat kami bersekutu dalam iman dan doa, bersyukur menerima Firman Tuhan. Tempat pelayanan dan menerima sakramen-sakramen kudus yaitu baptisan dan Perjamuan Kudus. Tempat dimana orang susah dihiburkan dan yang lemah dikuatkan. Dan tempat dimana hidup kerohanian dibangun. "Kami berjanji hendak memelihara gedung gereja ini dan menjaga gedung gereja milik Tuhan ini demi kemuliaan Tuhan kami Yesus Kristus. Amin." 5. Pengguntingan pita : oleh pejabat Pemerintah. 6. Pembukaan pintu : oleh Gembala Sidang. DI DALAM GEDUNG


1. Votum & Salam 2. Menyanyi 3. Nats Pembimbing 4. Koor/vokal 5. Menyanyi 6. Doa Firman Tuhan 7. Khotbah 8. Koor/vokal 9. Doa Syafaat 10. Menyanyi 11. Doa Berkat SAMBUTAN-SAMBUTAN 1. Pengurus Sinode/Gembala sidang 2. Pejabat Pemerintah setempat 3. Ketua panitia pembangunan G. Liturgia Perkabungan Merancang liturgi untuk ibadah penghiburan dirumah duka dan di pemakaman sedikit berbeda Perhatikan contoh berikut ini: DI RUMAH DUKA 1. Nyanyi bersama dilanjutkan dengan Votum 2. Pembarzan Alkitab (Bila kondisi dan situasi mengijinkan boleh membaca silih berganti) 3. Doa 4. Nyanyian bersama koor 5. Khotbah 6. Upacara masuk peti Serah boleh dimas dan dalam pet 7. Penghormatan terakhir (Bagi keluarga dan kerabat dipersilahkan memberikan hormat yang terdirir kalinya biasanya dengan menuangkan minyak kepada tubuh jenazah). 8. Penutupan peti 9. Nyanyi bersama 10. Doa 11. Berkat 12. Riwayatt Almarhum/ah atau sepata dua kata mewakili dari keluarga. 13. Jenazah diberangkatkan ke pemakaman DI PEMAKAMAN 1. Menyanyi bersama 2. Doa 3. Pembacaan Alkitab 4. Khotbah 5. Pemakaman (Jenazah minta diturunkan dan pelayan Tuhan mengucapkan : "Roh bpk/ibu/sendara/i. yang berasal dari Allah kembali kepada Allah dan tubuh dari tanah kembali kepada tanah." (sambil menaburkan tanah keliang lahat) dalam nama Allah Bapa, Allah Putera dan Allah Roh Kudus. Amin."


6. Menyebar bunga dan tanah (mempersilahkan keluarga dan kerabat yang menghantar jenazah untuk menyebar bunga dan tanah, kemudian selesaikan penimbunan tersebut). 7. Nyanyi bersama/koor (sementara penimbunan tanah masih dikerjakan). 8. Doa 9. Berkat 10. Ucapan terima kasih dari wakil keluarga yang berkabung. Dari delapan jenis liturgi yang telah dipaparkan kiranya dapat memberi inspirasi bagi kita, bahwa setiap pelayanan gereja perlu adanya liturgia yang mengatur dengan tujuan agar semua pelayanan berjalan dengan lancar dan bermanfaat bagi semua pihak yang terkait. Dan masih banyak jenis liturgia berdasarkan kebutuhan gereja lokal yang tidak dibahas. Penulis percaya bahwa setiap denominasi gereja telah memiliki pedoman tersendiri (berdasarkan keputusan sinode atau induk organisasi gereja).


BAB X PELAKU-PELAKU LITURGIA GEREJA emua yang melayani di balik mimbar, sama-sama memiliki peran penting saat ibadah berlangsung. Peranan dari para pelaku liturgia ini tidak dapat dipandang rendah mengingat bahwa peranan mereka sebagai seorang hamba yang melayani (leitourgein). Hamba dari tuan (Kristus). yang memiliki gereja. Para pelaku liturgi harus tetap bekerja sama dalam kesatuan hati sejak ibadah dimulal sampai pada berakhirnya ibadah. Tanpa mereka sebuah ibadah tidak akan berjalan. Melalui mereka Allah mau berbicara bagi umat-Nya. Karena itu mereka di tuntut harus memiliki persiapan yang baik juga memenuhi persyaratan- persyaratan tertentu. Para pelaku yang akan kita bahas adalah: Pemimpin ibadah, pengkhotbah, penyanyi-penyanyi khusus dan pemusik. A.Pemimpin Ibadah Seorang pemimpin ibadah sangat dibutuhkan dalam memimpin liturgi gereja, baik dalam bentuk liturgi formal maupun bentuk liturgi bebas, karena tanpa seorang pemimpin yang baik, maka seluruh ibadah tidak akan berjalan dengan lancar. Pada bentuk formal, pelaksanaan ibadah secara keseluruhan langsung dipimpin oleh Pendeta atau seorang penatua/majelis yang disebut sebagai "liturgos". Sedangkan dalam bentuk liturgi bebas dan fleksibel keseluruhan ibadah dipimpin oleh seorang pemimpin ibadah yang disebut "Chairman" atau "MC" (master of ceremony) atau dengan sebutan lain "Song Leader” (Pemimpin nyanyian). Apapun istilah yang digunakan bagi seorang pemimpin ibadah, namun yang terpenting adalah dalam pelaksanaan ibadah dibutuhkan seorang pemimpin yang dapat mengatur dan memutuskan semua hal yang berkaitan dengan ibadah yang dipimpinnya, sehingga dapat membawa jemaat ke dalam suatu persekutuan yang intim dengan Allah. S


1. Tugas pemimpin ibadah Apa tugas sorang pemimpin ibadah?, tugas seorang pemimpin ibadah adalah sebagai berikut : Mengatur dan mempersiapkan jalannya acara ibadah (liturgia) Menciptakan suasana ceria bagi semua jemaat yang hadir. Mengajak hadirin ikut ambil bagian dalam acara yang ada. Memimpin nyanyian bersama umat Tuhan. Mengadakan persiapan yang baik. Periksalah segala sesuatu yang berhubungan dengan acara (misalnya: musik, pengkhotbah, singer, tempat persembahan, dan lain-lain). 2. Kualifikasi pemimpin ibadah Tampilnya seseorang dalam memimpin ibadah haruslah orang yang memenuhi beberapa persyaratan khusus yang memiliki kualifikasi sebagai seorang pemimpin yang menjadi berkat bagi banyak orang. Kualifikasi-kualifikasi yang diharapkan adalah sebagai berikut : a. Berpenampilan secara mantap: Tampil dengan penuh percaya diri, wajar, menguasai setiap nyanyian dengan baik. Bahasa yang yang digunakan harus komunikatif dan mudah dimengerti, dengan volume suara yang cukup jelas. b. Seorang yang kreatif. Dalam menyusun acara ibadah/liturgia, variasi dalam menyanyikan lagu-lagu dan dalam memberi komentar. c. Mampu memimpin: Pemimpin ibadah harus dapat menguasai publik/jemaat, menguasai masalah yang timbul dan mampu mendorong/memotivasi orang dalam beribadah. d. Memahami musik dengan baik: Minimal harus memahami dasar teori musik dan minimal menguasai satu alat musik dengan nada dasarnya 3. Persiapan pemimpin ibadah Suatu persiapan yang baik akan merupakan awal dari keberhasilan, karena itu seorang pemimpin ibadah perlu mempersiapkan dirinya dengan sungguh-sungguh. Ada tiga macam persiapan yang harus dilakukan antara lain : a. Pertama adalah persiapan hati: Seorang pemimpin ibadah yang memiliki persiapan hati meliputi upaya pemulihan hubungan dengan Tuhan maupun pemulihan hubungan dengan sesama. Bila ada masalah dalam hati yang belum diselesaikan, maka ia harus datang pada Tuhan dalam doa, meminta kekuatan, pemulihan agar dapat berdiri dihadapan Tuhan dan jemaat untuk melayani dengan sukacita. b. Kedua adalah persiapan mental: Persiapan mental diperlukan agar dapat menghadapi/berdiri di depan banyak orang: menghadapi kritikan atau pujian. c. Ketiga persiapan teknis: Persiapan ini berkaitan dengan persiapan sebelum pelaksanaan ibadah antara lain yang berhubungan dengan : Merancang bentuk liturgia/acara Jelasnya pelaksanaan ibadah/acara, hari, tanggal dan tempat Sifat ibadah, tema khotbah. Dukungan, ketertiban pribadi-pribadi dalam acara dll.


Oleh karena pemimpin ibadah memegang perananan sangat penting dalam ibadah umat Tuhan maka jangan tergesa-gesa menugaskan seseorang untuk memimpin ibadah. Pada gereja tertentu, pemimpin ibadah adalah pendeta jemaat setempat (selain sebagai pengkhotbah tetapi juga sebagai liturgos, ini biasanya terjadi pada gereja-gereja protestan yang menganggap bahwa liturgia termasuk pelayanan ibadah yang sakral). B. Pengkotbah Khotbah sebagai unsur tetap yang dalam ibadah di Sinagoge-Sinagoge Yahudi. Pada gereja abad pertama, penggunaan perjanjian lama selalu menjadi bahan yang penting untuk dikotbahkan. Peranan khotbah dalam ibadah sangat penting, itulah sebabnya khotbah mendapat tempat yang sentral dalam liturgia gereja. Ada beberapa pandangan tentang khotbah dalam kaitannya dengan unsur-unsur liturgi antara lain : Khotbah sebagai unsur yang paling penting dalam ibadah. Sebagai pusat dari pertemuan jemaat. Bila khotbah tidak memuaskan, maka seluruh ibadah pun tidak memuaskan. Liturgia dibutuhkan hanya sebagai hiasan saja. Satu-satunya yang penting ialah khotbah. Khotbah hanya sebagai salah satu unsur saja dalam liturgia, sehingga khotbah tidak boleh lebih panjang dari 25 sampai dengan 30 menit (sama penting dengan unsur lain). Khotbah sebagai salah satu unsur dalam liturgia tetapi merupakan unsur yang paling utama dari liturgia juga sebagian dari ibadah jemaat. Dari ketiga pandangan di atas, setiap denominasi gereja memiliki pemahaman atau pandangan tersendiri sesuai dengan warna teologi yang dianut. Dalam kesemuanya ini haruslah tetap berpedoman bahwa keseluruhan ibadah adalah wujud dari pertemuan antara Allah dan manusia dan kedua belah pihak harus sama-sama dipuaskan. Allah harus dimuliakan dan manusia memeroleh jawaban atas segala pergumulannya. Berikut ini perlu dijadikan patokan, apa tugas dari dari penghotbah, apa kualifikasi yang harus dipenuhi dan bagaimana persiapannya 1. Tugas Pengkhotbah Selain memahami peranan khotbah, juga perlu dijelaskan sejauh mana peranan pengkhotbah. Berikut ini ada beberapa nasehat bagi pengkhotbah dalam menjalankan tugasnya, antara lain : a. Pengkhotbah harus menyadari bahwa ia hanyalah alat yang akan dipakai oleh Allah untuk menyampaikan kehendak Allah bagi manusia. b. Pengkhotbah hanyalah mengkhotbahkan Firman Allah bukan yang lain c. Pengkhotbah harus memahami berbagai situasi agar khotbahnya relevan, misalnya : Khotbah pada acara-acara khusus (ulang tahun, kedukaan, dan lain-lain). Khotbah berdasarkan tahun gerejawi. Khotbah berdasarkan hari-hari besar Nasional.


d. Pengkhotbah harus bekerjasama dengan liturgos/pemimpin ibadah agar seluruh acara ibadah saling terkait erat, khususnya dalam hal tema khotbah sebaiknya sejelas mungkin bagi liturgos agar lagu-lagu dapat disesuaikan dengan tema yang dimaksud. 2. Kualifikasi pengkhotbah Antara khotbah dan pengkhotbah sulit untuk dipisahkan. Pengkhotbah berperan untuk mengkotbahkan Firman Allah yang telah dipersiapkan dengan doa dan urapan Roh Kudus. Karena itu pengkhotbah hanyalah alat di tangan Tuhan. Melaluinya Allah mau berbicara bagi umat-Nya, karena itu sebagai alat yang layak dipakai haruslah memenuhi beberapa kualifikasi berikut ini : a. Pengkhotbah adalah orang yang mempunyai hubungan erat dengan Tuhan: Hubungan erat melalui dalam doa setiap saat. Hubungan pribadi ini harus menjadi suatu kebiasaan yang memuaskan. Dia meminta urapan Tuhan atas pelayanannya. b. Pengkhotbah adalah orang yang mau menerima kritikan orang lain: Pengkotbah haruslah orang yang mau menerima kritik, mengingat tidak semua orang mampu untuk memahami cara penyampaian kotbah. Pengkotbah harus dengan sikap rendah hati menerima kritikan-kritikan dan dijadikan masukan berharga agar lebih efektif lagi dalam pelayanan mimbar. c. Pengkhotbah adalah orang yang mau belajar. Pengkotbah harus terus melengkapi diri dengan teknik-teknik berkotbah yang baik, tetapi juga perlu belajar Firman Allah. Memahami latar belakang teks dalam bahasa asli Alkitab, juga perlu belajar berbagai bidang ilmu teologis yang akan menolong memperkaya wawasan pengkotbah tentang Allah dan manusia. d. Pengkhotbah adalah orang yang memiliki pola hidup yang balk: Pola hidup yang mendukung pelayanan mimbar. Bila pengkotbah memiliki kesaksian hidup yang baik, maka peberitaannya pasti diamini oleh pendengar. Sebab itu seluruh kehidupan baik pribadi maupun keluarga haruslah dalam kekudusan Tuhan. 3. Persiapan pengkhotbah Seorang pengkhotbah yang baik akan mempersiapkan diri sedini mungkin dan tidak tergesa-gesa. Rencanakanlah pelayanan mimbar yang baik. Usulan ini kepada Gembala. gembala sidang yang harus berkhotbah setiap minggu, maka sebaiknya merencanakan sebuah khotbah seri, tema yang berkesinambungan. Ada beberapa saran praktis tentang persiapan pengkhotbah agar kotbahnya relevan dengan ibadah yang direncanakan, antara lain : a. Persiapan hati: Spirit dari dalam hati sangat diperlukan pada saat penyampaian khotbah. Orang yang suci hatinya akan melihat Allah (Mat. 5:8), sehingga ia mampu membawa pesan Allah bagi umat-Nya melalui khotbah. Kerena pada saat berkhotbah pendengar tidak hanya mendengar kata-kata yang diucapkan atau melihat gerakan tangan, melainkan ingin memerima sesuatu yang dikomunikasikan dengan penuh keyakinan yang muncul dari hati sang pengkhotbah. Hati yang dipenuhi dengan Roh akan membakar semangat pendengar, Yosua diperingatkan agar memiliki hati yang teguh (Yos 1:8). b. Persiapan praktis: Susunlah bahan khotbah dengan balk. Garis besar yang dipersiapkan dengan baik akan memudahkan penyampaian yang baik pula dan


akan menolong pendengar untuk memahami dan mengingat khotbahnya. Pengkhotbah dapat memiliki salah satu dari tiga bentuk khotbah yang ada apakah dengan bentuk khotbah topikal, tekstual atau ekspositori. C.Para penyanyi khusus Penyanyi khusus yang dimaksudkan dalam bagian ini yaitu Orang orang yang berperan secara khusus dalam ibadah Jemaat untuk dapat mengisi acara ibadah dengan nyanyian. Pada masa Kini kita kenal dengan Paduan suara, vokal Group, singersm dan penyanyi) solo Duet, Trio, kuartet. Para penyanyi Khusus diberi tempat khusus untuk dapat menyanyikan nyian rohani. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi bagi para penanyi khusus agar nyanyian yang dinyanyikan dapat dipakai Tuhan menjadi berkat bagt umat Tuhan saat beribadah 1. Memiliki persiapan yang baik Agar nyanyian yang dinyanyikan dapat dikuti oleh Jemaal, maka nyanyian ini harus dipersiapkan dengan baik. Para Penyanyi harus menguasai setiap kata kata dalam nyanyian, Persiapan hati agar dukungan suara atau alat musik yang dapat membawa jemaat pada tingkat penyerahan diri kepada Tuhan Memiliki pola hidup yang baik. Sebagaimana pemimpin ibadah, penglotbah dan pemain musik, para penyanyi haruslah terdin dari orang orang yang setia dalam doa, Widup dalam kekudusan dan merindukan hva jiwa yang tersesat serta punya panggilan dalam melayani melalui nyanyian. 2. Memiliki Jhwa kerja sama Kerjasama dengan tim ibadah sangat diperlukan guna menjaga kesatuan roh dalam memuji dan menyembah Allah yang hidup melalui ibadah jemaat Khususnya kerja sama dengan tim musik, pepimpin ibadah juga pengkhotbah, karena itu para penyanyi haruslah: Memahami musik dengan baik agar dapat bernyanyi menikuti irama musik. Dapat bekerja sama dengan pemimpin ibadah dengan memperhatikan petunjuk tata Ibadah termasuk kapan berhenti atau perlu mengulang kembali. Bekerjasama dengan pengiring musik agar tidak mendahului sebelum musik memulai. Membantu jemaat untuk lebih aktif menyanyi dan bukan menonjolkan kemampuan dalam hal menyanyi. Jangan menjadi fokus perhatian jemaat. Bila berada di depan jemaat, harus berpenampilan dan berpakaian yang rapi. Harus memancarkan sukacita dan kedamaian melalui ekspresi wajah para penyanyi bahwa dapat menjiwai nyanyian yang dibawakan. 3. Ikuti petunjuk untuk bernyanyi Para penyanyi harus berpedoman pada petunjuk untuk bernyanyi. John Wesley memberikan tujuh petunjuk untuk menyanyi dengan baik sebagai berikut :


Pelajarilah lagu-lagu ini sebelum anda mempelajari lainnya, kemudian pelajarilah sebanyak-banyaknya lagu lainnya. Nyanyikan lagu ini secara tepat sebagaimana tertulis di sini, tanpa sedikitpun merubahnya. Jika anda pernah menyanyikannya berbeda dengan yang tertulis di sini, rubahlah secepatnya. Bernyanyilah semuanya. Sambil anda bernyanyi, sedapat dapatnya perhatikan sesering mungkin anggota Jemaat lamanya dan ikutilah mereka. Jangan biarkan kelemahan atau kekhawatiran sekecil apapun menggangu anda. Jika hal ini adalah salib bagi anda, pikullah itu, anda akan menemukan berkat melaluinya. Bernyanyilah dengan penuh semangat dan dengan suatu keberanian yang benar. Waspadalah supaya anda tidak bernyanyi seperti yang setengah mati (half dead) atau setengah tidur (half asleep), tetapi angkatlah suara anda dengan kekuatan (strength). Sekarang jangan lagi takut akan suara anda atau malu hal itu terdengar, kecuali anda menyanyikan nyanyian setan, Bernyanyilah dengan pantas/sopan. Jangan berteriak sehingga terlalu kedengaran menonjol kedengaran atau berbeda dari jemaat lainnya, dengan demikian anda dapat merusak koharmonisan. Akan tetapi berjuanglah menyatukan suara anda bersama-sama, sehingga menghasilkan satu suara melodi yang jelas. Bemyanyilah dengan waktu tempo yang tepat. Bagaimanapun temponya berpeganglah dengan itu, jangan berlari mendahului atau tertinggal dibelakang, tetapi ikutilah pemimpin pujian setepat mungkin. Dan hati-hatilah bemyanyi terlalu lambat. Cara bernyanyi yang malas seperti ini biasanya mempengaruhi semua orang malas lainnya. Oleh karena itu kita perlu mempercepat sebagaimana seharusnya. Di atas semuanya itu bernyanyilah dengan roh (spiritually). Pusatkan diri anda kepada Allah dalam menyanyikan setiap kata. Milikilah motivasi untuk memuaskan hati-Nya lebih dari pada diri sendiri atau ciptaan Allah lainnya. Untuk mencapai hal tersebut pusatkan diri anda terus menerus kepada apa yang anda sedang nyanyikan, dan perhatikanlah bahwa hati anda tidak terbawa hanyut oleh suara nyanyian. Akan tetapi persembahkanlah pujian tersebut terus-menerus kepada Allah. Dengan demikian nyanyian anda akan berkenan kepada Allah dan dia akan memberimu upah bila datang dari surga D. Pengiring musik Peranan musik dalam gereja sangat penting karena dengan musik kita dapat memuliakan Allah Musik yang dimaksud disini bukan saja berkaitan dengan nyanyian tetapi termasuk peralatan peralatan musik yang menunjang pelaksanaan ibadah. Sebelum membahas tentang tugas dan kualifikasi serta persiapan bagi pengiring musik, baiklah kita mencatat beberapa manfaat yang diperoleh melalui musik: Melalui musik kita dapat mengungkapkan perasaan dan pemikiran kita. Melalul musik kita dapat bersaksi mengenai kepercayaan iman kita kepada orang lain. Melalul musik kita dapat dipersatukan dalam persekutua yang lebih akrab. Melalui musik kita dapat mengungkapkan hal-hal yang mendasar dari Iman kita.


Melalui musik kita dapat dikuatkan/didukung dalam menghadapi ralitas kehidupan sehari-hari. 1. Tugas pengiring musik Tugas sebagai seorang pengiring musik gereja dalam ibadah adalah sebagai berikut a. Bertanggung jawab kepada Gembala dan Majelis atau Pengurus Gereja. Untuk itu seorang pemimpin harus mampu: Bekerjasama dengan gembala untuk merencanakan berbagai acara ibadah gereja. Bekerjasama dengan para pemusik lain misalnya pengiring organ, piano atau gitar dan lain-lain. b. Bertanggung jawab kepada Tuhan dan kepada seluruh anggota jemaat. Dalam upaya meningkatkan tanggung jawab ini, maka sebaiknya sebagai seorang pengiring musik dalam sebuah Gereja haruslah : Merencanakan musik untuk setiap kebaktian dengan sebaik-baiknya Mampu bersaksi dan melayani melalui kegiatan musik. Meningkatkan kemahiran musik. Memperkembangkan dirinya sendiri, baik dalam kerohanian maupun dalam pengertian tentang musik. Memperkembangkan anggota-anggota gereja lain yang dapat turut mengambil bagian melayani dibidang musik. 2. Kualifikasi pengiring musik Kualifikasi bagi pengiring musik dalam gereja akan menentukan mutu suatu pelayanan dibidang musik, karena itu pengiring musik haruslah : a. Orang yang terpanggil untuk melayani Tuhan di bidang musik karena pelayanan ini sama nilainya dengan panggilan sebagai seorang pengkotbah. b. Orang yang berbeban untuk melayani jiwa-jiwa yang tersesat. Dalam ibadah ada banyak orang yang hadir dari latar belakang pergumulan yang berbeda, bahkan ada juga yang tersesat yang belum diselamatkan. Melalui musik Jiwajiwa tersebut dapat diselamatkan. c. Orang yang mengasihi orang lain. Pengiring musik bukan saja orang yang mengasihi Tuhan, tetapi juga haruslah orang yang mengasihi orang lain. Dengan kasih akan memperlancar kerjasama antar pemain musik dan dengan motivasi yang tinggi mampu mengungkapkan sebuah nyanyian. d. Orang yang memiliki visi tentang musik gereja yang luas (program-program apa yang diperlukan). e. Orang yang rela belajar/melatih diri untuk lebih mahir dalam pelayanan musik. f. Orang yang rela menerima nasehat atau kritikan orang lain. 3. Persiapan pengiring musik Persiapan perlu diadakan sebelum kebaktian dimulai. Musik dalam ibadah harus direncanakan sebaik mungkin supaya dapat memuaskan semua pihak karena tujuannya adalah memuliakan Allah, harus menguatkan iman orang percaya (anggota jemaat) dan harus menjadi kesaksian bagi orang lain (jiwa-jiwa baru yang hadir). Karena itu persiapan meliputi: a. Persiapan doa: Doa selain dapat diadakan secara pribadi tapi juga biasanya diadakan bersama: baik dengan anggota tim musik maupun


dengan Pendeta (gembala). Dengan doa kita mengharapkan akan ada urapan Roh Kudus. Jangan ada acara/nyanyian yang disampaikan tanpa urapan Roh Kudus, maka sia-sialah semua pelayanan kita. b. Kerjasama Tim: Pengiring musik harus bekerja sama dengan tim musik, baik dengan para singer, pianis, organis, gitaris dan lain-lain. Harus mengadakan latihan bersama-sama sebelum acara ibadah dimulai untuk mewujudkan kerjasama ini, haruslah selalu bertanya : Apakah seluruh nyanyian perlu diiringi dengan seluruh alat musik atau hanya dengan piano/organ? Apakah sebuah nyanyian perlu dinyanyikan dengan irama/tempo cepat atau lambat?. Apakah seluruh peralatan musik dan nyanyian telah siap? Apakah dibutuhkan LCD dalam menyanyikan nyanyian nyanyian, dan lain-lain ?. Pengiring musik yang mampu mempersiapkan diri, baik secara rohani, mental dan teknis akan menjadi alat yang efektif ditangan Tuhan untuk membawa jiwa-jiwa kejalan keselamatan yang kekal.


Kepustakaan --Alkitab, Lembaga Alkitab Indonesia, Jakatra, 2004 Aland Kurt (dkk), The Greek New Testament (third edition), United Bible Societies, 1993 Abineno, J.L.Ch, Ibadah jemaat dalam perjanjian baru, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1960. Abineno, Ibadah Jemaat, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1960 Abineno, Ibadah Jemaat Dalam Abad-abad Pertengahan, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1985. Abineno, Ibadah Jemaat di Timur dan di Barat, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1961. Abineno, Unsur-unsur Liturgia, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1966. Abineno, Melayani dan beribadah di dalam dunia, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1974. Abineno, Apa kata Alkitab III, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1983. Donald, Mc. Stong, McDonald Christian Company, McClean Virginia D.J. Dounglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini II, Yayasan Komunikasi Bina Kasih, Jakarta, 1984 Handojo Djohan E, The Fire Of Praice And WORSHIP, Andi Offset, Jogja, 2007 Wellen, FP, Kamus Sejarah Gereja, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1994. Santoso Mulyo A, Memimpin Dalam Aliran Pujian, Yakin, Surabaya, 1990 Suharsono T. Thomas, Petunjuk Memimpin Acara Gereja, LL Baptis, Bandung, 1993. Soedarmo R, Kamus Istilah Theologia, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1984, Klauser Theodor, Sejarah singkat liturgi barat, Kanisius, Yogyakarta, 1991. Kraeuter Tom, Kunci keberhasilan pemimpin pujian dan musik, Lembaga Literatur Baptis, Bandung, 2005 Linberg, Liturgi Kebaktian Utama, Majelis Sinode GMIT kupang Linberg, Harta Dalam Bejana, BPK Gunung Mulia, Jakarta. Segala Mengapul, Pemimpin Pujian Yang Kreatif, Perkantas, Jakarta, 1995. Griemer G, Cermin Injil, Yayasan Komunikasi Bina Kasih, Jakarta, 1995. Thompson Marvella, dkk, Pedoman praktis pelayanan musik gereja, Lembaga Literatur Baptis, Bandung, 2000.


Lampiran 1 Doa Bapa Kami Bapa kami yang di surga Dikuduskanlah nama-mu. Datanglah kerajaan mu, Jadilah kehendak-mu. Di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini Makanan kami yang secukupnya Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, Seperti kami juga mengampuni orang Yang bersalah kepada kami; Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, Tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. Karena engkaulah yang empunya kerajaan. Dan kuasa dan kemuliaan sampai selamalamanya.


Lampiran 2 Pengakuan Iman Rasuli Aku percaya kepada Allah, Bapa yang mahakuasa, khalik langit dan bumi. Dan kepada Yesus Kristus, anak-Nya yang tunggal, Tuhan kita, Yang dikandung oleh Roh Kudus, Lahir dari anak dara Maria, Yang menderita sengsara Dibawah pemerintahan Pontius Pilatus, Disalibkan, mati dan dikuburkan, Turun ke dalam kerajaan maut, Pada hari ketiga Bangkit pula dari antara orang mati, Naik ke Sorga, duduk di sebelah kanan Allah, Bapa yang mahakuasa, Dan dari sana la akan datang untuk menghakimi Orang yang hidup dan yang mati. Aku percaya kepada Roh Kudus; Gereja yang kudus dan Am; Persekutuan orang kudus; Pengampunan dosa; Kebangkitan orang mati Dan hidup yang kekal.


Lampiran 3 Pengakuan iman Nicea-konstantinopel Percaya kepada satu Allah, Bapa yang mahakuasa, Pencipta langit dan bumi, segala yang kelihatan dan yang tidak kelihatan. Dan kepada satu Tuhan, Yesus Kristus, anak Allah yang tunggal, Yang lahir dari sang Bapa sebelum ada segala zaman. Allah dari allah, terang dari terang, Allah yang sejati dari allah yang sejati, diperanakkan, bukan dibuat, sehakekat dengan sang Bapa, Yang dengan perantaraannya, segala sesuatu dibuat; Yang telah turun dari Sorga untuk kita manusia dan untuk keselamatan kita, dan menjadi daging oleh roh kudus dari anak dara Maria, dan menjadi manusia, yang disalibkan bagi kita dibawah pemerintahan pontius Pilatus, menderita dan dikuburkan; Yang bangkit pada hari ketiga, sesuai dengan isi kitab-kitab,


Dan naik ke sorga; yang duduk di sebelah kanan sang Bapa Dan akan datang kembali dengan kemuliaan Untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati; Yang kerajaannya takkan berakhir. Aku percaya kepada Roh Kudus, Yang menjadi Tuhan dan yang menghidupkan Yang keluar dari sang Bapa dan sang Anak disembah dan dimuliakan, yang telah berfirman dengan perantaraan para nabi. Aku percaya satu gereja yang kudus dan Am dan Rasuli. Aku mengaku satu baptisan untuk pemgampunan dosa. Aku menantikan kebangkitan orang mati Dan kehidupan di zaman yang akan datang. Amin


Lampiran 4 Contoh tata ibadah bentuk formal PERSIAPAN Doa konsistori, pelayanan Firman, liturgios dan anggota pelaksana yang bertugas. Doa pribadi jemaat ditempat duduk masing-masing. Informasi pelaksanaan ibadah dan Pelayanan Firman yang menyampaikan Firman dan Liturgos. MENGHADAP ALLAH 1. Nyanyian Jemaat Pelaksana: Jemaat diundang bangkit berdiri. Kita menyanyi Kidung Pujian No..... Prosesi para pelayan Ibadah memasuki ruangan ibadah, penyerahan Alkitab oleh pelaksanan kepada Pelayan Firman. Jabat tangan Presbiteral, selanjutnya Pelayan Firman naik mimbar. 2. Votum dan salam Pel. Fir: Pertolongan kita ialah dari Tuhan yang menjadikan langit dan bumi, yang tetap setia sampai selama-lamanya. Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus menyertai saudara, 3. Nats Pembimbing Pel. Fir: Masuklah, marilah sujud menyembah, berlutut dihadapan Tuhan yang menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita dan kitalah umat gembalaanNya dan kawanan Domba tuntunan tanganNya (Maz.95:6, 7) atau Maz.33:1-5, 43:3-4, 96:13, 100:1-5, Kel. 15:2, Yes. 55:1,6,7,Zak. 8:7,8, Yoh 4:24. Jemaat: Menyanyi ... 2. 4. 5. 4. 2. 1. 7. 1 A min A. min A........... min. (Jemaat duduk). 4. Pujl-pijuan Pel. Fir: Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tanganNya. Jemaat: Hari meneruskan beritaitu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. Pel. Fir: Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar Jemaat: Tetapi gema mereka terpencar keseluruh dunia dan perkataan mereka sampai keujung bumi. Pel. Flr.: Bawalah sertamu kata-kata penyesalan akan dosaru, pujian, hormat dan kerinduan hati nuranimu akan kasih dan damai sejahtera Allah. Beribadahlah kepadaNya dengan rendah hati dan penuh sukacita, katakanlah kepadaNya Jemaat: Ya, Tuhan Engkau adalah Allah dan Bapa kami yang Maha Baik dan pengasih, berilah kepada kami, yang terbaik ya Bapa menurut kaih dan rahmatMu dalam persekutuar ibadah ini.


5. Nyanyian Jemaat Liturgos : Jemaat menyanyi dari Kidung Pujian no. ... 6. Pengakuan Dosa Pel. Fir: Jemaat, kita masuk dalam Pengakuan Dosa kita ... Engkau telah datang ya Allah, bukan untuk menghakimi, tetapi mencari yang terhilang, untuk melepaskan yang terperangkap dalam dosa dan ketakutan, untuk membebaskan kami, mana kala kami didakwa oleh hati nurani kami. Jemaat: Terimalah kami sebagaimana kami hadir disini, dengan seluruh latar belakang kehidupan duniawai kami yang penuh dosa. Pel. Fir.: Sebab Engkaulah Maha Agung atas hati nurani dan atas kehidupan duniawi kami. Engkaulah Maha Akbar terhadap segala dosa kami, Engkaulah pencipta masa depan kehidupan yang baru, Engkaulah Allah Bapa kami yang Kasih. Jemaat: Hari ini sampal selama-lamanya. Amin. 7. Nyanyian Jemaat Liturgos : Jemaat menyanyi ... 1. 1 2 3. 2. 2. 1 2. 1. 1. 2 Tuhan sa yang lah ka mi, Kristus sa yangi lah kami 1 2 3 .2 .2 .1 2 Tuhan sa-yang-1. lah ka mi 8. Berita Anugerah Allah Pel. Fir.: Dengarlah janji Allah tentang keampunan dosa: "Sesungguhnya Aku hidup, demikianlah Firman Tuhan. Masakan Aku suka akan mati orang fasik itu, melainkan sukaku kalau orang fasik itu bertobat dari pada jalannya yang menuju kebinasaan untuk beroleh hidup." atau " (Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga ia telah mengaruniakan anakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal"). Yohanes 3:16. Atau Maz. 103:8, 10- 12, Yes. 54:8; 43:25, 44:22. Luk. 1:68, 77-78. Yes. 49:15. Maz. 130.3,4,7, Yoh. 8:34-36, Kol. 1:11-14. Jemaat: "Hormat bagi Allah, ditempat yang Maha tinggi. Amin." 9. Amanat Hidup Baru Pel. Fir. : Marilah kita bangkit berdiri, bersama-sama mendengarkan/membaca Amanat Hidup Baru, sebagaimana tertulis dalam Alkitab Perjanjian Lama/Perjanjian Baru..(Kel. 20:1-17, Ul. 5:6-22, Mat. 22:37-40. Roma. 6:5-14, 13:8-14, Kol. 3:12-17, I Ptr. 1:13-25. I Yoh. 4:15-21. Flp. 2:1-11, Ef. 5:6-12, Yoh. 15:9-17). Selesai membacakannya diucapkan : "Kiranya Roh Kudus menolong kita, mewujudkan kemuliaan Allah dalam hidup kita dan di seluruh dunia." Jemaat : Menyanyi ... 5 5 3 4 5 5 6 5 5 .5 3 1 Hormat ba- gi Ba-pa ser - ta A-nak dan Rohul kudus 5 5 1 1 4 4 3 2 3 3 .5 5 Se- per-ta- ta i. badah pada permulaan, skarang 5 4 3 2 3 4 3 2 2 1 . 1. se-la-ma la-------ma— nya, A-min. 6. 5. 5 1. ni, dan


II. PELAYANAN FIRMAN DAN SAKRAMEN 10. Epiklese (Doa mohon bimbingan Roh Kudus) Pel, Fir.: Tuhan menyertai kamu Jemaat: DiberkatiNya Engkau Pel. Fir: "Bimbinglah kami ya Tuhan dengan Firman dan Roh Kudus, sehingga dalam terang Mu kami dapat melihat terang, dalam kebenaranMu kami memperoleh kemerdekaan, dan dalam kehendakMu kami menemukan perdamaian, karena kasih-Mu oleh Yesus Kristus Tuhan kami, Amin." (Atau doa lainnya oleh Pelayan Firman). 11. Pembacaan Alkitab Pel. Fir.: Pembacaan Alkitab dalam ibadah ini dari kitab Perjanjian Lama/Perjanjian Baru (Pembacaan boleh bersama-sama Jemaat, atau secara bergantian atau oleh Liturgos). Selesai pembacaan diucapkan : "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan Firman Allah dan memelihara serta melakukannya dalam kehidupannya setiap hari." Jemaat: Menyanyi ... 1 1 3 3 0 3 3 5 5 0 6 .5 Ha-le- lu- ya ha- le- lu- yaha- le lu4 3... ya Hosi a Natal. Ho si a Natal, Hosi a - na(Masa sengsara) Maranata. Ma ranata, Mara na - ta(Masa Adventus) Pel. Fir.: Kotbah (Usahakan tidak lebih dari 20 menit). 12. Nyanyian Jemaat Liturgos: Untuk ungkapan syukur atas Firman, Jemaat menyanyi Kidung Pujian No. III. JAWABAN JEMAAT 13. Pengakuan Iman Rasuli Liturgos: Bersama-sama dengan semua orang Kristen disegala tempat dari pada segala waktu, kita mengaku Iman percaya kita kepada Tuhan, Jemaat hami persilahkan berdiri, dengan hati dan mulut masing-masing berkata: "Aku percaya kepada Allah, Bapa yang Maha Kuasa, Khalik langit dan bumi; dan kepada kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal, Tuhan kita, yang dikandung dariapada Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria, yang menderita dibawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati dan dikuburkan, turun kedalam kerajaan maut; pada hari ketiga, bangkit pula dari antara orang mati, naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah, Bapa yang Maha Kuasa; dan akan datang dari sana untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati; Aku percaya kepada Roh Kudus; Gereja yang kudus dan am; persekutuan orang kudus: pengampunan dosa, kebangkitan daging dan hidup yang kekal. Amin." Jemaat: Menyanyi .... 1 3 2 1 3 5 4 3 5 6 7 1 7 Tambahkan-lah, ku .at - kanlah. 1. manku ma-ha 6 5 Tu- han. 5 5 4 3 3 3 3 2 1 1 6 5 4


Klak ku kerja yang baik - lah. Yang bu-ah peng3 2 1 sih-an. 14. Kesaksian Jemaat Liturgos: Kami berikan kesempatan kepada ......untuk menyampaikan pujipujiannya. 15. Persembahan Jemaat Liturgos, Hendaklah kita bersukacita dan bersukarla. Jemaat: Haleluya, karena Tuhan kita Allah yang Maha Kuasa dan penuh anugerah Liturgos: Lihatlah Anak Domba Allah yang telah datang dan menebus kita Jemaat: Mujilah Dia dengan persembahan syukur dengan semua pemberian yang diterima dari tangan kasih Nya Liturgos: Sambil kantong persembahan diedarkan, kita menyanyi kidung Pujian No..... 16. Doa Persembahan Pelaksana: Jemaat diundang bangkit berdiri, secara balasan kita berdoa : Sekarang ya Allah, kami bersyukur kepadaMu dan memuji namaMu yang Agung itu, sebab siapakah kami, sehingga kami mampu menyerahkan persembahan dengan suka rela seperti ini? Jemaat. Sebab dari Allah sendiri segala sesuatu yang ada juda kami dan kami mengucap syukur kepadaMu, karena Kami mampukan mempersembahkannya, guna pelayanan kasih dan keadilanMu (Jemaat duduk). 17. Kesaksian Jemaat Liturgos: Kesempatan kami berikan kepada ......untuk menyampaikan pupujian kepada Tuhan. 18. Doa Syafaat Pel. Fir: Pokok doa ditentukan sendiri secara bebas. Doa diakhiri dengan doa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus (Matius 6.9.13). Ducapkan bersamasama: "Bapa kami yang disurga, didacuskanlah namaMu, datanglah kerajaanMu. jadilah kehendakMu, dibumi seperti disurga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya, dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami, dan janganlah membawa kami kedalam pencobaan tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan, dan kuasa dan kemuliaan, sampai selama-lamanya). Amin." V. PENGUTUSAN DAN BERKAT 19. Warta Ibadah dan Informasi 20. Salam dan Damai Liturgos: Jemaat kekasih Tuhan Yesus Kristus, ibadah kita beberapa saat lagi akan usai dan kiranya masing-masing kita kembali dalam kehidupan kita dengan penuh sukacita dan damai dari Tuhan Yesus Raja Damai. Marilah kita berdiri dan menyanyi : "Salam Damai", sambil satu dengan yang lain yang berdiri disamping kiri kanan, muka/belakang kita bersalam-salaman. 3 6 6 7 1 .6 1 3 .3 6 .5 4 3 Sa - lam da mai, sa-lam da- mai sa lam sa lam


Ref: 3 6 3 2 1 2 3 1 7 6 3 6176 Damai Ye . sus be-ser- ta-mu, salam sa - lam 21. Amanat Pengutusan Pel. Fir: Jemaat kekasih Yesus Kristus, Firman kebenaran telah saudarasaudara dengar, janji kesetiaan Tuhan Allah telah saudara miliki. Kembalilah dalam kehidupan saudara sehari-hari dalam kasih Yesus Kristus, sehingga kehidupan saudara menjadi berkat bagi orang lain. 22. Nyanyian Pengutusan Liturgos. Jemaat kita menyanyi Kidung Pujian No ..... 23. Berkat Pel. Fir: "Damai sejahtera dan kasih dengan iman dari Allah Bapa, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai saudara Jemaat 1 7 6. 5. 1 76 43 2 .1 Amin. A-min Amin. 24. Ibadah selesai Pelaksana: Pelayan Firman turun mimbar, serahkan Alkitab kepada Pelaksana, jabat tangan Presbiterial, selanjutnya mengambil tempat dipintu keluar bersama Pelaksana, menerima salam jemaat. Jemaat duduk kembali untuk saat teduhdoa pribadi. Selesai sambil keluar menyanyi Kidung ... atau "Dalam Yesus kita Bersaudara" atau Pujian No. nyanyian lainnya.


Lampiran 5 Contoh tata ibadah bentuk bebas A. PROLOG 1. Instrumentalia lagu KrajaanMu Datanglah. 2. Salam/sambutan ketua Panitia/Pengurus. 3. Nyanyian I : Bertemu Dalam Kasih-Nya Kami Bawa Pujian 4. Mengajar Lagu Baru KrajaanMu Datanglah 5. Doa Pembukaan B. PRAISE 6. Nyanyian II Satu Hal Telah Kuminta Variasi : Acapela pada ref + tepuk tangan jemaat Hari Bahagia 7. Kosakslan oleh pak Joni 8. Nyanyian III "Tuhan Raja Maha Besar (Baris akhir diperpanjang dan diperlambat), C. WORSHIP 9. Transisi PRAISE to WORSHIP: Tiada kupuja KrajaanMu Datanglah Saat Malam Hari Kau Yang Terindah 10Melepaskan nyanyian baru/rohan spontanitas. Dilanjutkan sant teduh (berdiam diri) sejenak yang diiringi musik lembut dan mengalir D. SERMON 11. Doa Firman 12. Pemberitaan Firman : Kotbah dengan thema Akhir Zaman 13. Altar Call dilanjutkan dengan pembimbingan yang diiringi oleh musik nyanyian tunggal secara lembut. E. EPILOG 14. Nyanyian IV Bapa Sorgawi


15. Persembahan Jemaal + Pengumuman 16. Doa Penutup dan berkat 17. Nyanyian V: Sgala Puji Hormat Catatan: Untuk lagu yang dimedley kebanyakan lebih sesuai jika digabung melelui refrain


Click to View FlipBook Version