The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by divyasarapangnim, 2021-03-30 23:26:44

resume kel 1 dan 2.divya

resume kel 1 dan 2.divya

“RESUME KELOMPOK 1 DAN KELOMPOK 2
DAN LAPORAN HASIL DISKUSI”

KETERAMPILAN KLINIK PRAKTIK KEBIDANAN

DOSEN PENGAMPU : SITI CHOIRUL DWI ASTUTI, M. Tr. Keb

DISUSUN OLEH
NAMA: DIVYA SARAPANG
NIM: 751540120040

PRODI D III KEBIDANAN
JURUSAN KEBIDANAN

POLTEKKES KEMENKES GORONTALO
T.A 2020-2021

RESUME KELOMPOK 1
A. Pengertian Asfiksia

Asfiksia adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir mengalami gagal nafas
secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Asfiksia merupakan penyebab
kematian bayi baru lahir. Setiap tahunnya terdapat 120 juta bayi lahir didunia dan 1
juta bayi meninggal disebabkan asfiksia.
B. Faktor Penyebab Asfiksia

Faktor yang menyebabkan asfiksia antara lain keadaan ibu, ntibi keadaan bayi,
actor plasenta dan persalinan. Seringkali bayi yang baru lahir tidak dapat diantisipasi
akan mengalami kesulitan dalam bernafas, sehingga akibat lebih lanjut dari asfiksia
ini dapat menyebabkan epilepsi dan keterbelakangan mental.
C. Klasifikasi Asfiksia
1. Asfiksia Ringan
2. Asfiksia Sedang
3. Asfiksia Berat
D. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Umum

a. Berikan oksigen dengan kecepatan aliran sedang.
b. Jika frekuensi pernapasan bayi kurang dari 30 kali per menit, amati bayi

secara cermat. Jika frekuensi pernapasan selalu kurang dari 20 kali per menit,
resusitasi bayi dengan menggunakan kantung dan masker.
c. Jika bayi mengalami apnea :
1) Stimulasi bayi untuk bernapas dengan menggosok punggung bayi selama

10 detik.
2) Jika bayi tidak segera mulai bernapas, resusitasi bayi dengan

menggunakan kantung dan masker.
d. Ukur glukosa darah. Jika glukosa darah kurang dari 45mg/d1 (2,6 mmol1/1),

atasi glukosa darah yang rendah.
e. Jika ada tanda-tanda selain kesulitan bernapas, lihat Temuan Multipel (paling

sering Sepsis atau Asfiksia). Untuk menentukan apakah masalah bayi karena
ukuran yang kecil atau apakah bayi mengalami asfiksia, sepsis, atau sifilis
congenital, dan lanjutkan untuk mengatasi kesulitan bernapas.

f. Jika frekuensi pernapasan bayi lebih dari 60 kali per menit dan bayi
mengalami sianosis sentral (walaupun mendapatkan oksigen dengan kecepatan
aliran tinggi) tetapi tidak ada tarikan dinding dada ke dalam atau grunting saat
ekspirasi, curagi adanya abnormalitas jantung congenital.

g. Klasifikasi kesulitan bernapas sebagai berat, sedang, atau ringan dan lakukan
penatalaksaan sesuai dengannya.

RESUME KELOMPOK 2

1. Apgar score adalah saran untuk menilai kondisi bayi Anda di menit pertama setelah
bayi lahir. Ada lima parameter mudah untuk menilai kondisi bayi secara umum. Skor
ini digunakan oleh dokter untuk menentukan tindakan apa yang perlu dilakukan begitu
bayi Anda lahir.

2. Apgar score meliputi sebagai berikut : Denyut jantung janin (DJJ), napas, gerakan,
warna kulit dan Refleks.

3. Kriteria nilai dari masing-masing kriteria Apgar Score adalah:
a. Activity (aktivitas otot)
• Jika bayi menggerakkan kedua kaki dan tangannya secara spontan begitu lahir,
maka skoryang diberikan adalah 2
• Jika bayi hanya melakukan sedikit gerakan begitu lahir, maka skor yang
diberikan adalah 1
• Jika bayi tidak bergerak sama sekali begitu ia lahir , maka skor yang diberikan
adalah 0
b. Pulse (denyut jantung)
• Jika jantung bayi berdenyut setidaknya 100 kali per menit, maka skor yang
diberikanadalah 2
• Jika jantung bayi berdenyut kurang dari 100 kali per menit, maka skor yang
diberikan adalah1
• Jika jantung bayi tidak berdenyut sama sekali, maka skor yang diberikan
adalah 0
c. Appearance (warna kulit)
• Jika seluruh kulit di tubuhnya berwarna kemerahan, maka skor yang diberikan
adalah 2
• Jika kulit tubuh bayi berwarna kemerahan, tetapi tangan dan kakinya berwarna
kebiruan,maka skor yang diberikan adalah 1
• Jika seluruh kulit bayi berwarna kebiruan, keabu-abuan, atau pucat pasi, maka
skor yangdiberikan adalah 0
d. Grimace (reflek gerak)
• Jika bayi menangis, batuk atau bersin, serta menarik diri ketika dokter
memberikanrangsangan, maka skor yang diberikan adalah 2

• Jika bayi meringis, menangis lemah ketika ketika dokter memberikan
rangsangan, makaskor yang diberikan adalah 1
• Jika bayi tidak menangis atau bahkan merespons sama sekali ketika dokter
memberikanrangsangan, maka skor yang diberikan adalah 0
e. Respiration ( pernapasan)
• Jika bayi langsung menangis dengan kencang dan kuat, maka skor yang
diberikan adalah 2
• Jika bayi hanya merintih, maka skor yang diberikan adalah 1
• Jika bayi tidak menangis sama sekali alias diam membisu, maka skor yang
diberikan adalah 0
4. tes apgar juga adalah tes untuk menunujukan dengan cepat apakah bayi baru lahir
tersebut membutuhkan penanganan medis segera dan tidak desaian untuk memberikan
prediksi jangka panjang akan kesehatan bayi tersebut.

LAPORAN HASIL DISKUSI

1. Penanya: miftahunnisa djafaar
jika bayi mengalami Asfiksia penanganan/pengobatan seperti apa yang di
berikan dan berapa lama bayi tersebut harus menjalani pengobatan tersebut?
Penjawab: nur indah wartabone
Asfksia yang terjadi pada bayi harus segera di tangani dengan melakukan
teknik muscle pumping. Teknik muscle pumping merupakan salah satu
tindakan untuk meningkatkan aliran balik darah vena menuju ke jantung,
yaitu untuk mengalirkan darah yang berada di ekstremitas inferior bayi
menuju ke atrium kanan sehingga terjadi sirkulasi darah yang teratur, maka
berpengaruh terhadap antibi pernafasan. Teknik muscle pumping dapat
digambarkan dengan cara menggerakan kedua kaki bayi, posisi kedua lutut
dilipat menuju kearah dada bayi. Sloane (2003) menjelaskan bahwa curah
jantung adalah volume darah yang dikeluarkan oleh kedua ventrikel per
menit, dan hal ini dipengaruhi ntibi sirkulasi yang merupakan penghubung
antara lingkungan eksternal dan lingkungan cairan internal tubuh. Sistem ini
membawa nutrisi ke semua sel, jaringan, organ, serta membawa produk akhir
ntibioti keluar. Melalui teknik muscle pumping mampu meningkatkan curah
jantung dan aliran balik vena ke jantung

2. Penanya : meilia septi nurrohmah
bagaimana cara kita sebagai bidan untuk mencegah bayi yang baru lahir agar
tidak menderita asfiksia?

Penjawab: aviah dwi ananda
Penggunaan alat bantu pernapasan untuk mengalirkan udara ke paru-paru
bayi. Sebagian bayi mungkin akan membutuhkan tambahan gas nitric oxide
melalui tabung pernapasan. Pemberian obat-obatan untuk mengendalikan
tekanan darah dan meredakan kejang apabila terjadi.
3. Penanya: yeni eka musdalifah
Mengapa keadaan ibu merupakan faktor penyebab asfiksia ?dan bagaimana
tindakan bidan jika terjadi asfiksia berat pada bayi?
Penjawab: Divya sarapang
Faktor yang menyebabkan asfiksia antara lain keadaan ibu, ntibi keadaan
bayi, actor plasenta dan persalinan. Berdaasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, angka kejadian asfiksia yang disebabkan oleh penyakit ibu di
antaranya preeklamsia dan eklamsi sebesar (24%), anemia (10%), infeksi
berat (11%), sedangkan pada persalinan meliputi partus lama atau macet
sebesar (2,8-4,9%), persalinan dengan penyulit(seperti letak sungsang,
kembar, distosia bahu, vakum ekstraksi, forsep) sebesar (3-4%). Berdasarkan
data tersebut mengenai jenis persalinan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara jenis persalinan spontan dan tidak spontan dengan kejadian
asfiksia. Seringkali bayi yang baru lahir tidak dapat diantisipasi akan
mengalami kesulitan dalam bernafas, sehingga akibat lebih lanjut dari
asfiksia ini dapat menyebabkan epilepsi dan keterbelakangan mental.

Penanganan bidan apabila terjadi asfksia berat:
Kesulitan Bernafas Berat:
1 )Pasang slang lambung untuk mengosongkan lambung dari udara dan
sekresi.
2) Atasi sepsis
3) Pantau dan catat frekuensi pernapasan bayi, adanya starikan dinding dada
ke dalam atau grunting saat ekspirasi, dan episode apnea setiap tiga jam
sampai bayi tidak lagi memerlukan oksigen dan selama 24 jam kemudian.
4) Pantau respons bayi terhadap oksigen.
5) Saat bayi mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan :

A) Berikan perasaan ASI melalui slang lambung.
B ) Saat oksegen tidak lagi dibutuhkan, izinkan bayi mulai menyusu. Jika
bayi tidak dapat menyusu, berikan perasaan ASI dengan menggunakan
metode pemberian makan alternative dan segera rujuk bayi ke rumah sakit
tersier atau pusat spesialisasi yang mampu membantu ventilasi, jika
memunginkan.


Click to View FlipBook Version