PENYUSUNAN STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL (SPO) TINDAKAN RESTRAINT
TERHADAP PASIEN DENGAN KONDISI GELISAH
DI RUANG IGD RSUD TONGAS
KABUPATEN PROBOLINGGO
Oleh
AMIRUL MU’MININ HP., A.Md.Kep
NIP. 19920909 202012 1 019
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN PELAKSANAAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS
PENYUSUNAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
TINDAKAN RESTRAINT TERHADAP PASIEN DENGAN
KONDISI GELISAH DI RUANG IGD RSUD TONGAS
KABUPATEN PROBOLINGGO
Telah disempurnakan berdasarkan masukan dari Coach, Mentor, dan
Penguji pada Seminar Pelaksanaan Aktualisasi, hari Selasa, 10 Agustus
2021 melalui Zoom Conference di RSUD Tongas Kabupaten Probolinggo.
Probolinggo, 10 Agustus 2021
COACH/PEMBIMBING MENTOR
Dr. IMAM TRISNO EDY, M.M. dr. HENNY LINDASARI
Pembina Utama Penata Tingkat I
NIP. 19590407 198503 1 015 NIP. 19821021 201101 2 018
1
BERITA ACARA
SEMINAR RANCANGAN EVALUASI AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN KE XIX
TAHUN 2021 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
Pada hari ini, Selasa, 10 Agustus 2021 telah dilaksanakan Presentasi
Pelaksanaan Aktualisasi bagi Peserta Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan
II Angkatan Ke-XIX Tahun 2021 Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Nama : Amirul Mu’minin HP., A.Md.Kep
Angkatan/ NDH
Judul : XIX / 02
: Penyusunan Standar Prosedur Operasional (SPO)
tindakan restraint terhadap pasien dengan kondisi
gelisah di Ruang IGD RSUD Tongas Kabupaten
Probolinggo
Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan
ditandatangani oleh:
Probolinggo, 10 Agustus 2021
Mentor Peserta
dr. HENNY LINDASARI AMIRUL MU’MININ HP., A.Md.Kep
Penata Tingkat I Pengatur
NIP. 19821021 201101 2 018 NIP. 19920909 202012 1 019
Coach/Pembimbing Narasumber/Penguji
Dr. IMAM TRISNO EDY, M.M. HUDAN SYARIFUDDIN, S.Sos, M.Si
Pembina Utama Pembina Utama Muda
NIP. 19590407 98503 1 015 NIP. 19740831 199311 1 001
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah
SWT atas berkat, rahmat, dan hidayah-Nya laporan
aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS dapat
terselesaikan dengan baik. Laporan aktualisasi ini ditulis
untuk memenuhi persyaratan kelulusan Pendidikan
Pelatihan Dasar CPNS Golongan II angkatan XIX tahun
2021.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan aktualisasi ini.
Ucapan terima kasih tersebut penulis tujukan kepada:
1. Ibu drg. Wahyuningsih P., M.M.Kes. selaku Direktur RSUD Tongas
Kabupaten Probolinggo yang telah memberikan ijin untuk pelaksanaan
kegiatan aktualisasi di RSUD Tongas Kabupaten Probolinggo;
2. Ibu dr. Henny Lindasari selaku Mentor dan Kepala Seksi Pelayanan
Kesehatan Dan Keperawatan RSUD Tongas Kabupaten Probolinggo
yang telah membimbing, memberi masukan, serta memberikan fasilitas
yang ada di instansi guna mendukung kegiatan aktualisasi;
3. Bapak Dr. Imam Trisno Edy, M.M. sebagai pembimbing (coach) yang
telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan,
masukan, dan arahan kepada penulis selama penyelesaian laporan
aktualisasi ini;
4. Bapak Aries Agung Paewai, S.STP., M.M. selaku Kepala Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Jawa Timur;
5. Bapak Hudan Syarifuddin, S.Sos, M.Si. selaku narasumber dan Kepala
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Probolinggo;
6. Bapak Tri Rahayu Wawiawan, S.Kep., Ns. selaku Kepala Ruang IGD
RSUD Tongas Kabupaten Probolinggo;
7. Ibu dr. Krisma Oky Diningtari selaku Ketua Kelompok Kerja (POKJA)
Sasaran Keselamatan Pasien;
3
8. Para widyaiswara dan pendamping yang dengan sabar memberikan
pengetahuan selama kegiatan diklat pelatihan dasar dan telah membagi
ilmunya;
9. Kedua orang tua serta keluarga yang selalu memberikan motivasi dan
dukungan dalam penyusunan laporan ini;
10. Rekan-rekan sejawat di RSUD Tongas Kabupaten Probolinggo yang
telah membantu dan mendukung terlaksananya aktualisasi ini;
11. Rekan-rekan seperjuangan pelatihan dasar CPNS golongan II angkatan
XIX 2021;
12. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan aktualisasi
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun dari pembaca sangat diharapkan untuk penyempurnaan
rancangan aktualisasi ini.
Akhir kata, tidak ada kata-kata selain terima kasih banyak dan semoga
Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu. Penulis
berharap Laporan Pelaksanaan Aktualisasi ini kelak dapat bermanfaat bagi
semua pihak serta dapat memberikan sumbangsih yang dapat membawa
perubahan dalam institusi di RSUD Tongas Kabupaten Probolinggo.
Probolinggo, 9 Agustus 2021
Peserta Pelatihan Dasar CPNS
Golongan II Angkatan XIX
AMIRUL MU’MININ HP., A.Md.Kep
Pengatur
NIP. 19920909 202012 1 019
4
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... 1
BERITA ACARA .......................................................................................... 2
KATA PENGANTAR ................................................................................... 3
DAFTAR ISI ................................................................................................ 5
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................................ 7
Tujuan dan Manfaat Aktualisasi ................................................................ 11
Ruang Lingkup Aktualisasi ........................................................................ 12
BAB II GAMBARAN LEMBAGA / INSTITUSI
Deskripsi Organisasi RSUD Tongas Kabupaten Probolinggo ................... 14
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Unit Kerja ............................................... 15
Struktur / Susunan Organisasi RSUD Tongas .......................................... 18
Uraian Tugas Jabatan ............................................................................... 19
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
Deskripsi Isu ............................................................................................. 21
Identifikasi Isu dan Penetapan Isu Utama ................................................. 23
Penetapan Penyebab Isu dan Dampak .................................................... 30
Alternatif Solusi Memecahkan Masalah .................................................... 33
Gagasan Pemecahan Masalah ................................................................. 34
Matriks Rencana Kegiatan Aktualisasi ...................................................... 37
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi ................................................ 50
BAB IV PELAKSANAAN AKTUALISASI
Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi ............................................ 52
Hasil Capaian Kegiatan Aktualisasi .......................................................... 68
BAB V PENUTUP
Kesimpulan ............................................................................................... 70
Saran ........................................................................................................ 71
DAFTAR PUSTAKA
5
BAB I
PENDAHULUAN
6
Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) menurut Undang Undang Nomor 5 Tahun
2014 merupakan profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah
dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Aparatur
Sipil Negara memiliki peran dalam pelaksanaan kebijakan, penyelenggaraan
pelayanan publik serta perekat dan pemersatu bangsa yang berlandaskan
pada Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Dalam menjalankan tugas
dan fungsinya, seorang Aparatur Sipil Negara wajib memiliki nilai –nilai dasar
ANEKA yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan
Anti Korupsi. Nilai-nilai dasar ANEKA ini harus diinteranalisasi dan
diterapkan oleh para Aparatur Sipil Negara dalam menjalankan tugas dan
kewajibannya di lingkungan kerja.
Menurut Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 1
Tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil, disebutkan
bahwa Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) wajib menjalanai masa
percobaan selama 1 (satu) tahun melalui proses pendidikan dan pelatihan.
Pelatihan Dasar CPNS adalah pendidikan dan pelatihan dalam Masa
Prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas
moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan,
karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat
profesionalisme serta kompetensi bidang. Berkenaan dengan situasi
pandemi COVID-19 saat ini, Pelatihan Dasar CPNS dibagi menjadi beberapa
bagian guna mengurangi resiko penyebaran COVID-19 yang diantaranya
adalah pelatihan klasikal, pelatihan terpadu (blended learning), pelatihan
mandiri secara daring dan pelatihan jarak jauh (distance learning).
Pelatihan Klasikal adalah Pelatihan Dasar CPNS yang strategi
pembelajarannya sebagian besar dilakukan melalui proses pembelajaran
tatap muka di dalam kelas. Pelatihan Dasar CPNS Terpadu yang selanjutnya
disebut Blended Learning adalah Pelatihan Dasar CPNS yang dilakukan
dengan memadukan proses pembelajaran tatap muka di dalam kelas dengan
proses pembelajaran secara daring. Pelatihan Mandiri secara Daring yang
selanjutnya disebut Pelatihan Mandiri adalah pembelajaran mandiri yang
7
dilakukan oleh peserta Pelatihan Dasar CPNS secara daring dengan
memanfaatkan sistem pembelajaran yang dikembangkan oleh Lembaga
Administrasi Negara. Pelatihan Jarak Jauh yang selanjutnya disebut
Distance Learning adalah pembelajaran kolaboratif antara peserta Pelatihan
Dasar CPNS dan tenaga pelatihan dengan memanfaatkan sistem
pembelajaran yang dikembangkan oleh Lembaga Administrasi Negara dan
dikelola bersama dengan lembaga pelatihan pemerintah yang terakreditasi.
Aktualisasi merupakan suatu pembelajaran bagi peserta Pelatihan
Dasar CPNS untuk menerapkan nilai-nilai dasar profesi PNS di tempat tugas.
Dimana tempat tugas yang digunakan salah satunya adalah Rumah Sakit
Umum Daerah Tongas Pemerintah Kabupaten Probolinggo. Rumah sakit
adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik
tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan
kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat
yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan
terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setiggi-
tingginya. Rumah sakit adalah layanan jasa yang berperan penting dalam
kehidupan masyarakat. Rumah Sakit juga merupakan tempat yang
kompleks, terdapat ratusan macam obat, ratusan test dan prosedur, banyak
terdapat alat dan teknologi, bermacam profesi dan non profesi yang
memberikan pelayanan kepada pasien selama 24 jam secara terus-menerus.
Keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut apabila tidak dikelola
dengan baik dapat menyebabkan kejadian yang tidak diharapkan dan juga
dapat merugikan pasien dan mengancam keselamatan pasien.
Menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2019 Tentang
Jabatan Fungsional Perawat menyatakan bahwa Perawat adalah Pegawai
Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara
penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pelayanan
keperawatan.
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai Perawat di
Ruang IGD RSUD Tongas, ditemukan beberapa temuan isu sebagai berikut :
8
(1) Belum optimalnya pendokumentasian observasi pasien gawat darurat
yang dirujuk ke RS rujukan yang lebih tinggi; (2) Belum adanya prosedur
penatalaksanaan tindakan restraint terhadap pasien dengan kondisi gelisah;
(3) Kurangnya edukasi kepada pengunjung IGD tentang kondisi gawat
darurat; (4) Belum adanya prosedur pelaksanaan metode triase saat terjadi
bencana atau kejadian luar biasa (KLB); (5) Belum tersedianya papan
keterangan pada pasien puasa yang memerlukan persiapan puasa.
Adapun kondisi yang diharapkan yaitu (1) Optimalnya
pendokumentasian observasi pasien gawat darurat yang dirujuk ke RS
rujukan yang lebih tinggi; (2) Adanya prosedur penatalaksanaan tindakan
restraint terhadap pasien dengan kondisi gelisah; (3) Meningkatnya edukasi
kepada pengunjung IGD tentang kondisi gawat darurat; (4) Adanya prosedur
pelaksanaan metode triase saat terjadi bencana atau kejadian luar biasa
(KLB); (5) Tersedianya papan keterangan pada pasien puasa yang
memerlukan persiapan puasa.
Berdasarkan hasil analisis isu, didapatkan hasil isu utama, yaitu Belum
adanya prosedur penatalaksanaan tindakan restraint pada pasien dengan
kondisi gelisah. Isu ini menjadi prioritas utama untuk diselesaikan karena jika
isu tersebut tidak dilakukan penyelesaian maka akan berdampak pada (1)
Tidak adanya penilaian pasien restraint sehingga tidak adanya dasar untuk
melakukan intervensi jika terjadi perubahan kondisi pada pasien; (2)
Penatalaksanaan pasien restraint yang kurang optimal dapat menyebabkan
risiko terjadinya cedera pada pasien, seperti terlepasnya fiksasi pada area
yang dilakukan restraint sehingga dapat menyebabkan risiko pasien jatuh.
Restraint adalah suatu metode/cara pembatasan yang disengaja
terhadap gerakan perilaku seseorang. Dalam hal ini, "perilaku" yang
dimaksudkan adalah tindakan yang direncanakan, bukan suatu tindakan
yang tidak disadari/tidak disengaja sebagai suatu refleks (Stuart, G.W &
Laraia, 2013). Standar restrain dari Komisi Gabungan Akreditasi Kesehatan
Organisasi (JCAHO) pada tahun 2000, yang menyatakan bahwa
penggunaan restrain hanya dapat digunakan untuk darurat, situasi ketika ada
risiko besar yang akan membahayakan fisik ke pasien atau orang lain.
9
Pasien dengan kondisi gelisah memiliki risiko jatuh dari tempat tidur
sehingga perlu manajamen prosedur restraint yang tepat. Saat ini isu utama
dalam pelayanan kesehatan adalah masalah Patient Safety / keselamatan
pasien. Keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan
pasien lebih aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan
risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil. (Permenkes RI No.11, 2017).
Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) merupakan program yang wajib
diterapkan di semua rumah sakit yang diakreditasi oleh Komisi Akreditasi
Rumah Sakit. Maksud dan tujuan Sasaran Keselamatan Pasien adalah untuk
mendorong rumah sakit agar melakukan perbaikan spesifik dalam
keselamatan pasien. Adapun pasien risiko jatuh termasuk salah satu item
SKP yaitu SKP 6 mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh.
Berdasarkan data pasien tahun 2019, pasien masuk ke IGD RSUD Tongas
dengan diagnosa cedera kepala sedang hingga berat mencapai 20 pasien,
dengan 9 pasien mengalami kondisi gelisah. Artinya hampir setengah dari
jumlah pasien dengan diagnosa cedera kepala sedang hingga berat
mengalami kondisi gelisah sehingga memiliki risiko jatuh.
Dari hasil wawancara beberapa perawat IGD menyatakan beberapa
pasien di IGD dengan tindakan restraint mengalami beberapa dampak atas
tindakan restraint tersebut seperti mengganggu aliran akses intravena/infus
sehingga dapat menyebabkan akses infus terlepas dan adanya luka pada
area fiksasi/pengikatan yang dilakukan tindakan restraint dikarenakan
pengikatan terlalu kencang. Oleh karena itu, dibutuhkan Standar Prosedur
Operasional (SPO) penatalaksanaan tindakan restraint dan yang selanjutnya
akan dibuatkan panduannya agar perawat dapat melaksanakan prosedur
tindakan yang tepat, menilai, dan mengobservasi pasien yang dilakukan
tindakan restraint sejak awal sehingga pasien tidak mengalami beberapa
10
dampak atas tindakan restraint tersebut dan tidak sampai terjadi pasien jatuh
di Ruang IGD RSUD Tongas.
Latar belakang tersebut yang mendorong penulis memutuskan untuk
membuat rancangan aktualisasi yang dapat berdampak pada peningkatan
pelayanan Ruang IGD di RSUD Tongas. Berdasarkan hal tersebut, maka
penulis menyusun rancangan aktualisasi berjudul:
“Penyusunan Standar Prosedur Operasional (SPO) tindakan
restraint terhadap pasien dengan kondisi gelisah di Ruang IGD RSUD
Tongas Kabupaten Probolinggo”
Tujuan dan Manfaat Aktualisasi
Tujuan
Tujuan penerapan kegiatan aktualisasi oleh peserta pelatihan dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) adalah sebagai berikut.
1. Terlaksananya penyusunan SPO tindakan restraint, lembar
asesmen dan lembar observasi pasien restraint;
2. Terlaksananya sosialisasi SPO tindakan restraint, lembar asesmen
dan lembar observasi pasien restraint;
3. Terlaksananya penerapan SPO tindakan restraint, lembar asesmen
dan lembar observasi pasien restraint;
4. Terlaksananya evaluasi pelaksanaan SPO tindakan restraint,
lembar asesmen dan lembar observasi pasien restraint.
Manfaat
Adapun manfaat dari pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini antara lain
sebagai berikut.
1. Manfaat Individu
Dapat menciptakan individu sebagai Aparatur Sipil Negara yang
dapat melakukan kinerjanya dengan menerapkan 5 nilai-nilai
11
dasar ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Nasionalisme, dan Anti Korupsi (ANEKA).
2. Manfaat Internal
a. Meningkatkan pengetahuan perawat
b. Meningkatkan mutu pelayanan dengan mengurangi pasien
resiko jatuh di Ruang IGD RSUD Tongas
3. Manfaat Eksternal
Memberikan kepuasan kepada masyarakat karena pasien untuk
mendapat hak memilih jenis pelayanan terpenuhi
Ruang Lingkup Aktualisasi
Dalam rangkaian kegiatan aktualisasi yang dijalani, adapun ruang
lingkup atau batasan kegiatan aktualisasi ini meliputi :
1. Melakukan konsultasi dengan Mentor dan Coach terkait
rancangan aktualisasi
2. Meminta ijin dan berkoordinasi dengan Kepala Ruang IGD
tentang gagasan dan kegiatan yang akan dilakukan
3. Menyusun SPO tindakan restraint
4. Menyusun lembar asesmen dan observasi pasien restraint
5. Melakukan sosialisasi SPO tindakan restraint, penggunaan
lembar asesmen dan lembar observasi pasien restraint
6. Menerapkan SPO tindakan restraint, penggunaan lembar
asesmen dan lembar observasi pasien restraint
7. Melakukan evaluasi
8. Menyusun Laporan kegiatan Aktualisasi
12
BAB II
GAMBARAN LEMBAGA /
INSTITUSI
13
administratif dibagi menjadi dua
bagian, yakni bagian barat dan
bagian timur. Rumah Sakit Umum
Daerah Tongas dibangun untuk
sekaligus mencakup dan
memenuhi kebutuhan pelayanan
kesehatan yang ada di wilayah
barat Kabupaten Probolinggo.
Deskripsi Organisasi RSUD Rumah Sakit Umum Daerah
Tongas Kabupaten Probolinggo Tongas dibangun sejak tahun 2000
Rumah sakit adalah institusi sampai dengan akhir tahun 2001
pelayanan kesehatan yang dan difungsikan pada tanggal 21
menyelenggarakan pelayanan Maret 2002. Berdiri diatas lahan
kesehatan perorangan secara bekas kantor penyuluhan pertanian
paripurna yang menyediakan kecamatan Tongas dan lahan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, milik Pemerintah Kabupaten
dan gawat darurat. Rumah sakit Probolinggo. Pada awalnya RSUD
umum adalah rumah sakit yang tongas operasionalnya diambilkan
memberikan pelayanan kesehatan dari tenaga Puskesmas Tongas
pada semua bidang dan jenis dan secara bertahap dengan
penyakit (Permenkes RI No.340, adanya tambahan tenaga pegawai,
2010). maka RSUD Tongas berdiri sendiri
Rumah Sakit Umum Daerah melalui SK Bupati Probolinggo No.
Tongas merupakan fasilitas 141 tahun 2002.
pelayanan kesehatan yang RSUD Tongas adalah Rumah sakit
bertempat di Jl. Tongas No. 229, milik Pemerintah Kabupaten
Karang Sawo Kelurahan probolinggo, yang merupakan unit
Curahdringu, Kecamatan Tongas, organisasi bersifat khusus pada
Kab. Probolinggo. Rumah sakit ini Dinas Kesehatan sejak tanggal 15
dibangun dikarenakan wilayah Maret 2021. Berdasarkan Surat
probolinggo yang sangat luas, Keputuan Menteri Kesehatan No.
wilayah probolinggo secara 1284/Menkes/SK/VIII/2005 tentang
14
ijin operasional RSUD Tongas sesuai Keputusan Gubernur
dengan kriteria Rumah Sakit Tipe Jawa Timur Nomor:
D dan pada tahun 2011 sudah 188/138/KPTS/013/2020 tanggal
terakreditasi 5 pelayanan dan 28 Maret 2020. Dan pada tanggal
mendapatkan Sertifikat ISO 29 maret 2021 RSUD Tongas
9001:2008 pada tanggal 19 membuka kembali layanan rawat
desember 2011. jalan non Covid-19.
Berdasarkan Keputusan Bupati
Probolinggo Nomor :
440/1044/426.12/2012 tanggal 27
Desember 2012 tentang
Penetapan Rumah Sakit Umum
Daerah Tongas Kabupaten
Probolinggo sebagai Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang RSUD Tongas memiliki luas lahan
total 21.570 m2 dengan luas lantai
menerapkan pola Pengelolaan bangunan mengalami perubahan
dari tahun ke tahun mengingat
Keuangan Badan Layanan Umum kegiatan pembangunan di
lingkungan RSUD Tongas. Luas
Daerah (BLUD). bangunan per tahun 2020 ini yaitu
6.065 m2, sedangkan Ruang
Keberadaan RSUD Tongas lebih Terbuka Hijau seluas 2.588 m2,
dan sisa lahan seluas 12.917 m2.
bersifat sosio ekonomi atau non Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Unit Kerja
profit dan lebih menekankan Kedudukan RSUD Tongas
RSUD Tongas adalah Rumah sakit
pelayanan social kepada milik Pemerintah Kabupaten
probolinggo, yang merupakan unit
masyarakat tidak mampu dan organisasi bersifat khusus pada
Dinas Kesehatan sejak tanggal 15
sekaligus sebagai rujukan
puskesmas dan unit-unit
kesehatan lainnya di wilayah
Kabupaten Probolinggo.
Pada Tanggal 23 Maret 2020
RSUD Tongas ditetapkan sebagai
RS Rujukan Covid-19 berdasarkan
Keputusan Bupati Probolinggo
Nomor: 188/315/426.32/2020 dan
15
Maret 2021. Berdasarkan Surat pelatihan tenaga kesehatan,
Keputusan Menteri Kesehatan No. penelitian dan pengembangan
1284/Menkes/SK/VIII/2005 tentang dibidang kesehatan.
ijin operasional RSUD Tongas Fungsi RSUD Tongas
dengan kriteria Rumah Sakit Tipe Berdasarkan Peraturan Bupati
D dan pada tahun 20011 sudah Probolinggo no 23 tahun 2017,
terakreditasi 5 pelayanan dan fungsi RSUD Tongas adalah :
mendapatkan sertifikasi ISO a. Penyelenggaraan pelayanan
9001:2008 pada tanggal 19 medik
Desember 2011. b. Penyelenggaraan penunjang
Berdasarkan keputusan Bupati medik dan non medik
Probolinggo No. c. Penyelenggaraan pelayanan
440/1044/426.12/2012 tanggal 27 dan asuhan keperawatan
Desember 2012 tentang d. Penyelenggaraan pelyanan
penetapan Rumah Sakit Umum rujukan
Daerah Tongas Kabupaten e. Penyelenggaraan pendidikan
Probolinggo sebagai satuan Kerja dan pelatihan
Perangkat Daerah yang f. Penyelenggaraan penelitian
menerapkan Pola Pengelolaan dan pengembangan
Keuangan Badan Layanan Umum kesehatan
Daerah (BLUD). g. Penyelenggaraan kegiatan
Tugas RSUD Tongas ketatausahaan
Tugas pokok RSUD Tongas yaitu h. Pelaksanaan tugas-tugas lain
melaksanakan upaya kesehatan yang diberikan oleh Kepala
secara berdaya guna dan berhasil Daerah sesuai dengan
guna dengan mengutamakan bidang tugasnya
upaya kuratif daan rehabilitative Visi
yang dilaksanakan secara serasi Visi RSUD Tongas mengacu pada
dan terpadu dengan upaya Visi Kabupaten Probolinggo yaitu
promotif, pencegahan dan “Terwujudnya Masyarakat
pelayanan rujukan kesehatan serta Kabupaten Probolinggo Berakhlak
penyelenggaraan pendidikan,
16
Mulia yang Sejahtera, Berkeadilan, dan Berdaya Saing”.
Misi
Misi RSUD Tongas juga mengacu pada misi kedua Kabupaten Probolinggo
yaitu “Mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan melalui
peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan menurunkan angka
kemiskinan”.
Motto
Motto RSUD Tongas adalah “Kepuasan anda adalah tujuan kami”.
Nilai - Nilai Organisasi
Adapaun nilai-nilai dasar di RSUD Tongas adalah:
S : Santun
M : Melayani
I : Ikhlas
L : Loyality
E : Empati
17
Struktur / Susunan Organisasi RSUD Tongas
KEPALA DINAS KESEHATAN
dr. Shodiq Tjahjono, M.M.Kes
DIREKTUR RSUD TONGAS
drg. Wahyuningsih P,M.M.Kes
KELOMPOK TENAGA SUB BAGIAN TATA USAHA
FUNGSIONAL Lis Trilastuti S.Sos
SEKSI PELAYANAN KESEHATAN SEKSI PELAYANAN PENUNJANG MEDIK
& KEPERAWATAN DAN NON MEDIK
dr. Henny Lindasari dr. H. Achmad Hanafi, M.Si
18
Uraian Tugas Jabatan
Uraian kegiatan tugas jabatan fungsional Perawat kategori ketrampilan
berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2019 adalah sebagai
berikut :
1. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada individu
2. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan
3. Melaksanakan edukasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka
melakukan upaya promotif
4. Memfasilitasi penggunaan alat-alat pengamanan/pelindung fisik pada pasien
untuk mencegah resiko cedera pada individu dalam rangka upaya preventif
5. Memberikan oksigenasi sederhana
6. Memberikan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/ bencana/
kritikal
7. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman serta bebas resiko
penularan infeksi
8. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area komunitas
9. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area anak
10. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area maternitas
11. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area medikal
bedah
12. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area jiwa
13. Melakukan tindakan terapi komplementer/ holistic
14. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi
pembedahan pada tahap pre/ intra/ post operasi
15. Memberikan perawatan pada pasien dalam rangka melakukan perawatan
paliatif
16. Memberikan dukungan/ fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan/
berduka/menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan
17. Melakukan perawatan luka
18. Melakukan dokumentasi tindakan keperawatan
19
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
20
Deskripsi Isu
Adapun beberapa isu yang teridentifikasi di lingkungan kerja IGD RSUD
Tongas Kabupaten Probolinggo adalah sebagai berikut
1. Belum optimalnya pendokumentasian observasi pasien gawat darurat
yang dirujuk ke RS rujukan yang lebih tinggi
RSUD Tongas merupakan RS tipe D dimana angka kegiatan merujuk
pasien cukup tinggi. RS tipe D hanya dapat memberikan pelayanan
terbatas kepada pasien sehingga harus dapat mengatur untuk rujukan ke
RS yang lebih tinggi. Belum optimalnya pendokumentasian observasi
pada pasien yang dengan status gawat darurat yang dirujuk ke RS
rujukan yang lebih tinggi merupakan salah satu isu permasalahan yang
cukup penting. Hal ini tidak sesuai dengan Depkes RI (2006) tentang
aspek dokumentasi yang isinya menyangkut sumber ingatan yang harus
didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan
laporan rumah sakit. Apabila hal ini tidak dilakukan maka
pendokumentasian dalam perjalanan pasien tidak ada, sehingga tidak
dapat dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah
sakit. Seharusnya pendokumentasian tetap dilakukan terlebih lagi saat
pasien dalam kondisi gawat darurat baik stabil maupun tidak stabil.
2. Belum adanya prosedur penatalaksanaan tindakan restraint terhadap
pasien dengan kondisi gelisah
Restraint adalah suatu metode/cara pembatasan/restriksi terhadap
gerakan/perilaku seseorang. Pasien dengan kondisi gelisah sangat
beresiko untuk terjadi insiden jatuh dari tempat tidur, dalam hal ini perlu
adanya penanganan tindakan restraint yang tepat. Tindakan restraint
merupakan tindakan yang harus mendapatkan persetujuan dari keluarga
atau penunggu pasien. Perlu adanya standar prosedur operasional
(SPO) dalam penatalaksanaan restraint sehingga keluarga atau
penunggu pasien dapat memahami prosedur penataksanaan tersebut.
Kurang optimalnya penataksaan restraint belum adanya penetapan
standar prosedur operasional (SPO), serta lembar khusus untuk
asesmen dan obervasi selama pasien dilakukan tindakan restraint.
21
3. Kurangnya edukasi kepada pengunjung IGD tentang kondisi gawat
darurat
Pasien datang ke IGD bukan dalam kondisi gawat darurat dapat
disebabkan karena kurangnya pengetahuan pengunjung tentang kondisi
gawat darurat dan fungsi IGD. Kondisi tersebut mengakibatkan
pelayanan kondisi gawat darurat di IGD tidak bisa berlangsung secara
maksimal. Karena konsentrasi petugas IGD terpecah antara pasien yang
gawat darurat dengan pasien tidak gawat darurat.
4. Belum adanya prosedur pelaksanaan metode triase saat terjadi bencana
atau kejadian luar biasa (KLB)
Probolinggo merupakan daerah yang sering terjadi bencana alam seperti
angin puting beliung, banjir, dan longsor pada daerah pegunungan. Letak
RSUD Tongas juga terletak di pinggir jalan raya besar penghubung
antara Pasuruan sampai daerah Kota Probolinggo. Hal tersebut
memungkinkan terjadinya kejadian luar biasa seperti banyaknya korban
masal dari kecelakaan lalu lintas dan korban masal dari bencana alam.
Belum adanya protap tentang metode triase apa yang digunakan saat
terjadi bencana dapat menyebabkan perbedaan persepsi antar petugas
sehingga koordinasi dalam mengevakuasi korban yang membutuhkan
penanganan segera menjadi kurang optimal.
5. Belum tersedianya papan keterangan pada pasien puasa yang
memerlukan persiapan puasa
Pada pasien yang dipuasakan dan akan menjalani tindakan bedah
maupun pemeriksaan penunjang seperti USG, perawat selalu
mengingatkan pada pasien dan keluarga agar pasien puasa sesuai
dengan ketentuan dan instruksi dokter. Namun terkadang pasien dan
keluarga tersebut lupa jika sedang dipuasakan sehingga tindakan medis
maupun penunjang tersebut batal dilakukan. Untuk mengantisipasi agar
kejadian tersebut tidak terulang kembali, perlu adanya media edukasi
yang berupa pemberian papan keterangan puasa pada pasien yang
dipuasakan.
22
Identifikasi Isu dan Penetapan Isu Utama
Identifikasi Isu
Laporan rancangan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi
beberapa isu yang ditemukan di instansi tempat bekerja, yaitu IGD RSUD
Tongas. Adapun isu yang teridentifikasi adalah sebagai berikut.
No. Identifikasi Isu Kondisi Sekarang Kondisi yang
Diharapkan
1. Belum optimalnya Pada saat merujuk Optimalnya
pendokumentasian pasien semua hal pendokumentasian
observasi pasien yang terjadi dalam observasi pasien
gawat darurat yang perjalanan dicatat gawat darurat yang
dirujuk ke RS rujukan dan disampaikan dirujuk ke RS
yang lebih tinggi kepada petugas rujukan yang lebih
rumah sakit yang tinggi
dituju belum
dilaksanakan
2. Belum adanya Petugas IGD Adanya prosedur
prosedur melakukan restraint penatalaksanaan
penatalaksanaan atas persetujuan tindakan restraint
tindakan restraint pihak keluarga terhadap pasien
terhadap pasien pasien dan belum dengan kondisi
dengan kondisi adanya SPO, gelisah
gelisah asesmen dan
obervasi khusus
selama pasien
dilakukan restraint
3. Kurangnya edukasi Beberapa pasien Meningkatnya
kepada pengunjung yang datang ke IGD edukasi kepada
IGD tentang kondisi yang menyebutkan pengunjung IGD
gawat darurat bahwa menurut tentang kondisi
mereka IGD sama gawat darurat
halnya dengan poli
pemeriksaan di
pagi hari, termasuk
dapat membuat
rujukan ke poli
rumah sakit lain
yang lebih tinggi
23
No. Identifikasi Isu Kondisi Sekarang Kondisi yang
Diharapkan
4. Belum adanya Belum Adanya prosedur
prosedur ditetapkannya pelaksanaan
pelaksanaan metode metode triase jika metode triase saat
triase saat terjadi ada bencana atau terjadi bencana
bencana atau KLB yang terdapat atau kejadian luar
kejadian luar biasa korban dalam biasa (KLB)
(KLB) jumlah yang cukup
banyak
5. Belum tersedianya Belum tersedianya Tersedianya papan
papan keterangan papan keterangan keterangan pada
pada pasien puasa pada pasien puasa pasien puasa yang
yang memerlukan sebagai media memerlukan
persiapan puasa edukasi dan persiapan puasa
pengingat bahwa
pasien dipuasakan
dengan maksud
persiapan tindakan
medis tertentu.
24
Dari beberapa isu di atas, langkah selanjutnya adalah
mempertimbangkan isu mana yang akan menjadi prioritas utama yang
dapat dicari solusi berdasarkan peran dan wewenang jabatan di instansi.
Selanjutnya menganalisis isu tersebut menggunakan metode A (Aktual),
K (Kekhalayakan), P (Problematik), L (Kelayakan) untuk mengetahui isu
mana yang dominan.
No. Permasalahan A K P L Jumlah Peringkat
Belum optimalnya
pendokumentasian
1. observasi pasien gawat 3 4 3 4 14 II
darurat yang dirujuk ke
RS rujukan yang lebih
tinggi
Belum adanya prosedur
penatalaksanaan
2. tindakan restraint 4 44 5 17 I
terhadap pasien
dengan kondisi gelisah
Kurangnya edukasi
3. kepada pengunjung 3 3 4 3 13 III
IGD tentang kondisi
gawat darurat
Belum adanya prosedur
pelaksanaan metode
4 triase saat terjadi 3 33 3 12 IV
bencana atau kejadian
luar biasa (KLB)
Belum tersedianya
papan keterangan pada
5. pasien puasa yang 3 23 3 11 V
memerlukan persiapan
puasa
25
Kriteria penetapan indikator AKPL
Aktual
1. Pernah benar-benar terjadi
2. Benar-benar sering terjadi
3. Benar-benar terjadi dan bukan menjadi pembicaraan
4. Benar-benar terjadi terkadang menjadi bahan pembicaran
5. Benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
Kekhalayakan
1. Tidak menyangkut hajat hidup orang banyak
2. Sedikit menyangkut hajat hidup orang banyak
3. Cukup menyangkut hajat hidup orang banyak
4. Menyangkut hajat hidup orang banyak
5. Sangat menyangkut hajat hidup orang banyak
Problematik
1. Masalah sederhana
2. Masalah kurang kompleks
3. Masalah cukup kompleks namun tidak perlu segera dicarikan solusi
4. Masalah kompleks
5. Masalah sangat kompleks sehingga perlu dicarikan segera solusinya
Kelayakan
1. Masuk akal
2. Realistis
3. Cukup masuk akal dan realistis
4. Masuk akal dan realistis
5. Masuk akal, realistis, dan relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan
masalahnya
26
Berdasarkan penetapan isu dengan menggunakan teknik AKPL, dapat
dikerucutkan menjadi tiga isu yang kemudian akan dipertimbangkan kembali
untuk dijadikan isu prioritas. Kemudian tiga isu tersebut kembali diidentifikasi
dengan menggunakan teknik U (Urgency), S (Seriousness), dan G (Growth).
No. Isu USG Jumlah Peringkat
454 13 II
Belum optimalnya
pendokumentasian
1. observasi pasien gawat
darurat yang dirujuk ke
RS rujukan yang lebih
tinggi
Belum adanya prosedur
penatalaksanaan
2. tindakan restraint 545 14 I
terhadap pasien
dengan kondisi gelisah
Kurangnya edukasi
3. kepada pengunjung 4 3 4 11 III
IGD tentang kondisi
gawat darurat
27
Kriteria penetapan indikator USG
Urgency (seberapa mendesak isu tersebut perlu di bahas dikaitkan dengan
waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk
memecahkan masalah yang menyebabkan isu tersebut)
1. tidak penting
2. kurang penting
3. cukup penting
4. penting
5. sangat penting
Seriousness (seberapa serius isu tersebut perlu di bahas dikaitkan dengan
akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang
menimbulkan isu tersebut)
1. akibat yang ditimbulkan tidak serius
2. akibat yang ditimbulkan kurang serius
3. akibat yang ditimbulkan cukup serius
4. akibat yang ditimbulkan serius
5. akibat yang ditimbulkan sangat serius
Growth (Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi
berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin
memburuk jika dibiarkan)
1. tidak berkembang
2. kurang berkembang
3. cukup berkembang
4. berkembang
5. sangat berkembang
28
Berdasarkan hasil uji isu dengan
pendekatan teknik USG, maka kesimpulan yang
diperoleh mengarah pada isu:
“Belum adanya prosedur penatalaksanaan tindakan restraint terhadap
pasien dengan kondisi gelisah”
29
Penetapan Penyebab Isu dan Dampak
Penetapan Penyebab Isu Menggunakan Analisis Fishbone
Berdasarkan list masalah yang diuji dengan menggunakan pendekatan
teknik AKPL dan USG, maka dapat diperoleh masalah prioritas atau
masalah utama yang harus ditangani terlebih dahulu, yaitu “Belum adanya
prosedur penatalaksanaan tindakan restraint terhadap pasien dengan
kondisi gelisah”
Untuk menentukan penyebabnya menggunakan analisis Fishbone
sebagai berikut : Belum adanya
prosedur
Kurangnya pengetahuan petugas SDM Media Belum adanya media penatalaksanaan
akan pentingnya prosedur untuk dokumentasi tindakan restraint
penatalaksanaan tindakan assesment dan terhadap pasien
restraint pada pasien dengan observasi tindakan dengan kondisi
kondisi gelisah restraint pada pasien gelisah
dengan kondisi gelisah
Petugas melakukan Belum adanya SPO
restraint pada pasien tindakan restraint
dengan kondisi gelisah
hanya dengan kassa Metode Lingkungan Belum adanya sosialisasi
gulung (perban) sebagai tentang pentingnya prosedur
fiksasi tanpa adanya penatalaksanaan tindakan
asesmen dan observasi restraint pada pasien dengan
kondisi gelisah
Dari diagram tulang ikan (Fishbone diagram) dapat diketahui bahwa
penyebab terjadinya isu/masalah adalah:
1. Petugas melakukan restraint pada pasien dengan kondisi gelisah
hanya dengan kassa gulung (perban) sebagai fiksasi tanpa
adanya asesmen dan observasi
2. Kurangnya pengetahuan petugas akan pentingnya prosedur
penatalaksanaan tindakan restraint pada pasien dengan kondisi
gelisah
3. Belum adanya sosialisasi tentang pentingnya prosedur
30
penatalaksanaan tindakan restraint pada pasien dengan kondisi
gelisah
4. Belum adanya media untuk dokumentasi assesment dan
observasi tindakan restraint pada pasien dengan kondisi gelisah
5. Belum adanya SPO tindakan restraint
Penetapan Akar Penyebab Isu Menggunakan Analisis 5 W Sakichi
Toyoda
Untuk menentukan akar penyebab dari masalah yang teridentifikasi, yaitu
“Belum optimalnya pendokumentasian observasi pasien gawat darurat yang
dirujuk ke RS rujukan yang lebih tinggi”, dilakukan analisis menggunakan
teknik 5 W dari Sakichi Toyoda sebagai berikut :
1. Mengapa belum adanya prosedur penatalaksanaan tindakan restraint
pada pasien dengan kondisi gelisah?
Karena petugas melakukan restraint pada pasien dengan kondisi
gelisah hanya dengan kassa gulung (perban) sebagai fiksasi tanpa
adanya asesmen dan observasi
2. Mengapa petugas melakukan restraint pada pasien dengan kondisi
gelisah hanya dengan kassa gulung (perban) sebagai fiksasi tanpa
adanya observasi?
Karena kurangnya pengetahuan petugas akan pentingnya prosedur
penatalaksanaan tindakan restraint pada pasien dengan kondisi
gelisah
3. Mengapa pengetahuan petugas akan pentingnya prosedur
penatalaksanaan tindakan restraint pada pasien dengan kondisi
gelisah kurang?
Karena belum adanya sosialisasi tentang pentingnya prosedur
penatalaksanaan tindakan restraint pada pasien dengan kondisi
gelisah
4. Mengapa belum ada sosialisasi tentang pentingnya prosedur
penatalaksanaan tindakan restraint pada pasien dengan kondisi
gelisah?
31
Karena belum adanya media untuk dokumentasi asesmen dan
observasi tindakan restraint pada pasien dengan kondisi gelisah
5. Mengapa belum adanya media untuk dokumentasi assesment dan
observasi pasien gawat darurat yang dirujuk?
Karena belum adanya SPO tindakan restraint
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan menggunakan teknik 5 W dari
Sakichi Toyoda, dapat ditarik kesimpulan bahwa akar penyebab dari
masalah “Belum adanya prosedur penatalaksanaan tindakan restraint
terhadap pasien dengan kondisi gelisah” adalah belum adanya SPO tindakan
restraint.
Dampak Jika Isu Tidak Ditangani
Jika isu/masalah tersebut tidak ditangani maka akan berdampak pada hal-hal
berikut ini.
1. Tidak adanya penilaian pasien restraint sehingga tidak adanya dasar
untuk melakukan intervensi jika terjadi perubahan kondisi pada pasien
2. Penatalaksanaan pasien restraint yang kurang optimal dapat
menyebabkan risiko terjadinya cedera pada pasien, seperti adanya
luka pada area fiksasi dan juga menyebabkan risiko terlepasnya
fiksasi pada area yang dilakukan restraint sehingga dapat
menyebabkan risiko pasien jatuh.
32
Alternatif Solusi Memecahkan Masalah
Untuk menentukan alternatif solusi dalam memecahkan masalah
menggunakan teknik tapisan Mc Namara.
No. Alternatif Efektifitas Efisiensi Kemudahan Total Ket
Solusi (Ketepatan) (Biaya)
Menyusun
SPO tindakan
restraint dan
menyusun
1. lembar 54 5 14 I
asesmen dan
observasi
pasien
restraint
Membuat buku
register
2. observasi 44 4 12 II
pasien
restraint
Menerapkan
metode
program
3. aplikasi 43 3 10 III
Restraint
Assesment
System (RAS)
Cara memberikan nilai dengan skala penskoran 1 – 5 sesuai skala Likert.
Alternatif solusi yang terpilih yaitu Membuat SPO tindakan restraint dan
membuat lembar asesmen dan observasi pasien restraint (mendapatkan
skor tertinggi).
33
Gagasan Pemecahan Masalah
No. Masalah Penyebab Masalah Akar Alternatif Rekomendasi
Solusi Solusi
1. Penyebab
(Solusi yang
Belum adanya 1. Petugas Belum 1. Membuat dipilih)
Membuat SPO
prosedur melakukan adanya SPO SPO tindakan tindakan
penatalaksana restraint pada tindakan restraint dan restraint dan
an tindakan pasien dengan restraint membuat membuat
restraint kondisi gelisah lembar lembar asesmen
terhadap hanya dengan assesment dan observasi
pasien dengan kassa gulung dan pasien restraint
kondisi gelisah (perban) sebagai observasi
fiksasi tanpa pasien
adanya asesmen restraint
dan observasi 2. Membuat
2. Kurangnya buku register
pengetahuan observasi
petugas akan pasien
pentingnya restraint
prosedur 3. Menerapkan
metode
penatalaksanaan program
aplikasi
tindakan restraint Restraint
Assesment
pada pasien
dengan kondisi
gelisah
3. Belum adanya System
sosialisasi tentang (RAS)
pentingnya
prosedur
penatalaksanaan
tindakan restraint
pada pasien
dengan kondisi
gelisah
34
Rekomendasi
No. Masalah Penyebab Masalah Akar Alternatif Solusi
Solusi (Solusi yang
Penyebab
dipilih)
4. Belum adanya
media untuk
dokumentasi
asesmen dan
observasi tindakan
restraint pada
pasien dengan
kondisi gelisah
5. Belum adanya
SPO tindakan
restraint
35
Merujuk pada permasalahan di atas, maka penulis mengusulkan sebuah
gagasan untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan :
“Penyusunan Standar Prosedur Operasional (SPO) tindakan
restraint terhadap pasien dengan kondisi gelisah di Ruang IGD
RSUD Tongas Kabupaten Probolinggo”
Untuk mewujudkan gagasan di atas, maka dibutuhkan beberapa
rangkaian kegiatan dalam pelaksanaan aktualisasi nilai-nilai dasar di
tempat kerja. Rangkaian kegiatan rancangan aktualisasi adalah sebagai
berikut :
1. Melakukan konsultasi dengan Mentor dan Coach terkait
rancangan aktualisasi
2. Meminta ijin dan berkoordinasi dengan Kepala Ruang IGD
tentang gagasan dan kegiatan yang akan dilakukan
3. Menyusun SPO tindakan restraint
4. Menyusun lembar asesmen dan observasi pasien restraint
5. Melakukan sosialisasi SPO tindakan restraint, penggunaan
lembar asesmen dan lembar observasi pasien restraint
6. Menerapkan SPO tindakan restraint, penggunaan lembar
asesmen dan lembar observasi pasien restraint
7. Melakukan evaluasi
8. Menyusun laporan kegiatan Aktualisasi
36
Matriks Rencana Kegiatan Aktualisasi
Unit Kerja : RSUD Tongas Kabupate
Identifikasi Isu : 1. Belum optimalnya p
dirujuk ke RS rujukan
Isu yang Diangkat
Gagasan Pemecahan Isu 2. Belum adanya pros
dengan kondisi gelisa
3. Kurangnya edukasi k
4. Belum adanya prose
kejadian luar biasa (K
5. Belum tersedianya
persiapan puasa
: Belum adanya prosedur p
kondisi gelisah
: Menyusun SPO tindakan
pasien restraint
en Probolinggo
pendokumentasian observasi pasien gawat darurat yang
n yang lebih tinggi
sedur penatalaksanaan tindakan restraint terhadap pasien
ah
kepada pengunjung IGD tentang kondisi gawat darurat
edur pelaksanaan metode triase saat terjadi bencana atau
KLB)
papan keterangan pada pasien puasa yang memerlukan
penatalaksanaan tindakan restraint terhadap pasien dengan
n restraint dan menyusun lembar asesmen dan observasi
37
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/H
12 3 4
1. Melakukan 1) Menghubungi Terlaksananya
konsultasi Mentor dan Coach konsultasi
dengan Mentor untuk konsultasi Mentor dan
dan Coach terkait inovasi yang dan dis
terkait akan dibuat rancangan akt
rancangan 2) Memaparkan
aktualisasi masalah dan
gagasan
pemecahan isu
3) Memaparkan
rancangan
aktualisasi yang
sudah dibuat,
mengumpulkan
masukan dan saran
Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
Mata Pelatihan Tujuan Organisasi
56
a Nasionalisme Kegiatan ini berkontribusi
dengan Terlaksananya Kegiatan terhadap tujuan RSUD
Coach, musyawarah yang saling Tongas, yaitu :
setujuinya menghargai pendapat dan “Terwujudnya Masyarakat
tualisasi rasa kekeluargaan Kabupaten Probolinggo
Etika Publik Berakhlak Mulia Yang
Terlaksananya komunikasi Sejahtera
dengan Bahasa yang sopan Berkeadilan dan Berdaya
dan santun serta penuh saing“
kehangatan
Akuntabilitas
Tersetujuinya isu yang akan
diangkat melalui paparan
yang jelas dari penulis
kepada Mentor dan Coach
38
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/H
12 3 4
perbaikan
4) Mengolah rencana
awal dan masukan
untuk mendapatkan
perbaikan rencana
5) Mencatat rencana
yang telah
mendapat
perbaikan serta
melakukan
dokumentasi
2. Meminta ijin dan 1) Menghubungi Terlaksananya
berkoordinasi Kepala Ruang IGD pemberian i
dengan Kepala 2) Menjelaskan koordinasi
Ruang IGD mengenai rencana Kepala Rua
tentang gagasan untuk membuat tentang gaga
Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
Mata Pelatihan Tujuan Organisasi
5 6
Whole of Government
Terwujudnya koordinasi
yang sangat baik antara
Penulis, Mentor, dan Coach
a Nasionalisme Kegiatan ini berkontribusi
ijin dan Terlaksananya kegiatan terhadap tujuan RSUD
dengan musyawarah yang saling Tongas, yaitu :
ang IGD menghargai pendapat dan “Terwujudnya Masyarakat
asan dan rasa kekeluargaan Kabupaten Probolinggo
39
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/H
12 3 4
dan kegiatan SPO tindakan kegiatan yan
yang akan restraint dan dilakukan
dilakukan membuat lembar
asesmen dan
observasi pasien
restraint
3) Meminta saran dan
masukan kepada
Kepala Ruang IGD
4) Meminta
persetujuan untuk
SPO tindakan
restraint dan
membuat lembar
asesmen dan
observasi pasien
Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
Mata Pelatihan Tujuan Organisasi
56
ng akan Etika Publik Berakhlak Mulia Yang
Terlaksananya komunikasi Sejahtera
dengan Bahasa yang sopan Berkeadilan dan Berdaya
dan santun serta penuh saing“
kehangatan
Akuntabilitas
Tersetujuinya isu yang akan
diangkat melalui paparan
yang jelas dari penulis
kepada Kepala Ruang IGD
Whole of Government
Terwujudnya koordinasi
yang sangat baik antara
Penulis dan Kepala Ruang
IGD
40
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/H
12 3 4
restraint
5) Mencatat rencana
yang telah
mendapat
perbaikan serta
melakukan
dokumentasi
3. Menyusun SPO 1) Menyiapkan Terwujudnya
tindakan rancangan format tindakan restra
restraint lembar SPO
tindakan restraint
2) Meminta saran dan
masukan kepada
Kepala Ruang IGD
3) Meminta saran dan
masukan kepada
Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
Mata Pelatihan Tujuan Organisasi
5 6
SPO Akuntabilitas Kegiatan ini berkontribusi
aint Melaksanakan hasil terhadap tujuan RSUD
konsultasi bersama Mentor Tongas, yaitu :
dan Coach dengan penuh “Terwujudnya Masyarakat
tanggung jawab dan target Kabupaten Probolinggo
hasil yang maksimal. Berakhlak Mulia Yang
Nasionalisme Sejahtera
Terlaksananya Kegiatan Berkeadilan dan Berdaya
musyawarah yang saling saing“
41
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/H
4
12 3
ketua kelompok
kerja (POKJA)
sasaran
keselamatan pasien
terkait rancangan
SPO tindakan
restraint
4) Melakukan
konsultasi dengan
Mentor dan Coach
5) Melakukan
koordinasi dengan
bagian tata usaha
untuk pengesahan
dan penomoran
SPO tindakan
Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
Tujuan Organisasi
Mata Pelatihan 6
5
menghargai pendapat dan
rasa kekeluargaan terkait
penusunan SPO tindakan
restraint
Etika Publik
Melakukan konsultasi
dengan Mentor dan Coach
secara sopan, santun dan
berakhlaqul karimah
Komitmen Mutu
Melakukan kegiatan
berorientasi pada mutu
Whole of Government
Terwujudnya koordinasi
yang sangat baik antara
Penulis, Mentor, dan Coach
42
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/H
12 4
3
restraint
4. Menyusun 1) Menyiapkan Terwujudnya
lembar asesmen rancangan format asesmen
dan observasi lembar asesmen observasi
pasien restraint dan observasi restraint
pasien restraint
beserta petunjuk
teknisnya (juknis)
2) Meminta saran dan
masukan kepada
Kepala Ruang IGD
3) Meminta saran dan
masukan kepada
ketua kelompok