1.. Filosofi Pendidikan Indonesia 2. Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya 3. Prinsip Pengajaran dan Asesmen I 4. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) I 5. Pembelajaran Berdiferensiasi (MK Selektif Semester 1) 6. Perspektif Sosiokultural dalam Pendidikan (MK Elektif Semester II) 7. Pembelajaran Sosial Emosional 8. Prinsip Pengajaran dan Asesmen II 9. Projek Kepemimpinan 10. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) II 11. PPKS (MK Selektif Semester II) HASIL REFLEKSI PENGALAMAN BELAJAR SETIAP MATA KULIAH Disusun oleh : NURUL MAHMUDAH PPG Prajabatan Gel. 1 Tahun 2023
HASIL REFLEKSI PENGALAMAN BELAJAR SETIAP MATA KULIAH Filosofi Pendidikan Indonesia
Refleksi Pengalaman Belajar Setiap Mata kuliah (LK 2) Indikator Pertanyaan Identifikasi Diri Nama mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia Review pengalaman belajar 1. Pengalaman belajar apa yang berguna dan menarik? Filosofi Pendidikan Indonesia membahas tentang perjalanan Pendidikan nasional yaitu perjuangan bangsa Indonesia untuk memperoleh pendidikanyang dipelopori oleh beberapa tokoh Nasional, salah satunya merupakan Ki Hajar Dewantara. Berikut adalah pembahasan masing-masing topik pada mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia : Topik 1 : Perjalanan Pendidikan Nasional Memuat beberapa hal antara lain: a. Menuliskan esai refleksi diri tentang alasan menjadi guru b. Menuliskan pemikiran merekasecara mendalam tentang watak dan pemikiran Ki Hadjar Dewantara c. Menulis komitmen anda sendiri dengan menggunakna template “Kenapa, Bagaimana, Apa” dari Golden Circle MK Diknas d. Berargumentasi secara kritis dan bijaksana tentang jalur pendidikan di Indonesia pra kemerdekaan (kolonial), pasca kemerdekaan dan pendidikan di Abad-21 Topik 2 : Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara Memuat beberapa hal antara lain: a. Memberikan argumen kritis dan reflektif tentang esensi Pendidikan berdasarkan dasar-dasar pemikiran filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara b. Menelaah tahapan perkembangan anak Ki Hadjar Dewantara dengan membandingkan dengan para ahli perkembangan anak seperti Jean Piaget, Albert Bandura, Erick Erickson
c. Memahami kodrat manusia dalam mewujudkan Pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan memerdekaan peserta didik d. Menelaah Sistem Among dalam menuntut kekuatan kodrat anak (Pendidikan Anak) Topik 3 : Identitas Manusia Indonesia Memuat beberapa hal antara lain: a. Menganalisis hubungan antara pendidikan dan kebudayan b. Menganalisis Identitas Manusia Indoneisa (Nilai Keberagaman, Nilai Pancasila dan Religiusitas) Topik 4 : Pancasila Sebagai Fondasi Pendidikan Indonesia Memuat beberapa hal antara lain: a. Menelaah nilai-nilai Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia b. Menelaah Profil Pelajar Pancasila dan perwujudannya pada Pendidikan yang berpihak pada murid dalam pendidikan Abad21 Topik 5 : Telaah Praktik Baik Pendidikan yang Memerdekakan Memuat beberapa hal antara lain: a. Menelaah Praktik Baik sekolah-sekolah yang menerapkan Filosofi Ki Hadjar Dewantara b. Mempresentasikan dan mewujudkan “Pendidikan yang Berpihak pada Anak” 2. Pengalaman belajar apa yang berguna tetapi kurang menarik? Tidak ada pengalaman belajar yang berguna tetapi kurang menarik, karena setiap pengalaman saya merasakan hal yang baru sehingga saya tertarik untuk memelajarinya lebih dalam. 3. Pengalaman belajar apa yang menarik tapi kurang berguna? Tidak ada, karena saya rasa pengalaman yang saya dapatkan saat belajar berguna bagi diri saya. 4. Pengalaman belajar apa yang tidak menarik dan tidak berguna dalam konteks sebagai calon guru? Tidak ada, karena saya rasa pengalaman yang saya dapatkan saat belajar berguna bagi diri saya untuk menjadi calon guru profesional.
Refleksi pengalaman belajar 1. Apa yang telah terjadi? Saya memilih topik IV sebagai bahan refleksi pengalaman belajar. Pembahasan pada topik IV memberikan perspektif kepada mahasiswa tentang Pancasila sebagai Fondasi Pendidikan Indonesia. Nilai-nilai Pancasila merupakan entitas dan identitas Bangsa Indonesia serta Profil Pelajar Pancasila (PPP) menguatkan konsep berpikir mahasiswa dalam mewujudkan pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan memerdekakan murid dalam pendidikan abad ke-21. Mulai dari Diri Terdapat tugas 4.1 yang berisi 3 pertanyaan yaitu: a. Apa yang Anda ketahui tentang Pancasila sebagai entitas dan identitas Bangsa Indonesia? b. Apa yang Anda ketahui tentang Profil Pelajar Pancasila (PPP)? c. Bagaimana menjadikan Pancasila sebagai fondasi pendidikan Indonesia? Eksplorasi Konsep Pancasila menjadi entitas dan identitas bangsa Indonesia dalam kebhinekaan dalam setiap latar belakang kehidupan sosialbudaya, ekonomi dan agama. Profil Pelajar Pancasila yaitu Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia; Berkebinekaan Global; Gotong Royong; Kreatif; Bernalar Kritis dan Mandiri menjadi profil lulusan pelajar dalam pendidikan Indonesia. Pada topik ini, Mahasiswa secara mendalam merefleksikan hadirnya Pancasila sebagai fondasi pendidikan Indonesia. Terkait dengan poin-poin tersebut, terdapat beberapa bahan bacaan dan media lain yang disajikan. Ruang Kolaborasi Berisi Tugas 4.2 Rumusan Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia, yang berisi 2 pertanyaan yaitu:
a. Apa apa relevansi Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada peserta didik dalam Pendidikan Abad ke-21? b. Bagaimana mewujudkan Profil Pelajar Pancasila pada pendidikan yang berpihak pada peserta didik dalam pendidikan abad ke-21? Demonstrasi Kontekstual Demonstrasi kontekstual memberikan gambaran yang kontekstual tentang Pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang berpihak pada peserta didik dalam pendidikan abad ke-21 dengan media visual atau audio. Media visual yang kami buat yaitu video pendek untuk menjelaskan hasil rumusan tentang Pancasila sebagai entitas dan identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada pendidikan yang berpihak pada peserta didik dalam pendidikan abad ke-21. Elaborasi Pemahaman Mahasiswa berlatih memberikan perspektif reflektif kritis berdasarkan pemahaman dan internalisasi tentang Pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada pendidikan yang berpihak pada peserta didik dalam pendidikan abad ke-21 dalam ruang diskusi virtual (non virtual). Diskusi dilakukan antara mahasiswa dengan dosen/instruktur. Koneksi Antar Materi Mahasiswa membuat sebuah kesimpulan dan pesan kunci dengan mengaitkan pemahaman dari Topik IV dengan Topik I, Topik II dan Topik III. Sejauh mana topik tentang Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21.
Aksi Nyata Mahasiswa membuat sebuah tulisan reflektif dalam bentuk artikel atau jurnal untuk menguatkan pemahaman tentang Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 dengan mengacu pada panduan berikut: a. Mahasiswa mengobservasi secara kritis apa tantangan menghayati Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21. b. Mahasiswa menuliskan secara kritis bagaimana Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 di ekosistem sekolah (kelas). 2. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Karena pada topik IV ini membahas tentang “Pancasila Sebagai Fondasi Pendidikan Indonesia”. Topik IV memberikan perspektif kepada mahasiswa tentang Pancasila sebagai Fondasi Pendidikan Indonesia. Nilai-nilai Pancasila merupakan entitas dan identitas bangsa Indonesia serta Profil Pelajar Pancasila (PPP) menguatkan konsep berpikir Mahasiswa dalam mewujudkan pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan memerdekakan murid dalam pendidikan abad ke-21.
Analisis artefak pembelajaran Artefak pembelajaran pada mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia topik 4 yaitu berupa Mulai dari Diri, Ruang Kolaborasi, Koneksi Antar Materi, dan Aksi Nyata. Mulai dari Diri Link Google Drive : https://drive.google.com/file/d/18kqUNwCkq5bFoF1d2DWrSMDMx RGZDJR_/view?usp=sharing Penjelasan Artefak : Pancasila memiliki perbedaan dalam peranannya sebagai entitas dan identitas bangsa Indonesia. Sebagai entitas, Pancasila mencerminkan keberagaman nilai yang menjadi ciri khas negara, seperti bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan semboyan Negara Bhinneka Tunggal Ika. Sementara itu, sebagai identitas, Pancasila merupakan dasar negara dan ideologi nasional yang menggambarkan nilai-nilai keberagaman khas masyarakat Indonesia. Sebagai identitas, Pancasila juga menjadi sumber motivasi, inspirasi, pedoman berperilaku, dan tolak ukur kebenarannya bagi bangsa Indonesia. Dengan demikian, Pancasila sebagai entitas menunjukkan ciri khas negara Indonesia, sedangkan Pancasila sebagai identitas menggambarkan nilai-nilai keberagaman yang menyatukan masyarakat Indonesia.
Ruang Kolaborasi Link Google Drive : https://drive.google.com/file/d/1Ji2Cgh7oh7uTXpbFhJfByIAzL3fYH qJG/view?usp=sharing Penjelasan Artefak : Pembahasan kelompok difokuskan pada Pancasila yang merupakan fondasi pendidikan Indonesia kemudian menjadi identitas dan entitas bangsa. Pancasila memuat lima sila yang mencerminkan nilai-nilai luhur kehidupan berbangsa, seperti keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Profil pelajar Pancasila pada pendidikan abad ke-21 mencakup dimensi beriman, bertaqwa kepada Tuhan, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, berpikir kritis, dan kreatif. Semua ini bertujuan untuk membentuk pelajar yang memiliki nilai-nilai luhur, menjaga budaya, saling menghargai, dan mampu berkontribusi positif dalam masyarakat. Demonstrasi Kontekstual
Link Youtube : https://youtu.be/aUmH51Q3wKw?si=M47U-9-qorPuS8T0 Penjelasan Artefak : Video yang dibuat dalam demonstrasi kontekstual ini diambil dari tugas ruang kolaborasi kemudian dijadikan video presentasi. Hal ini akan memudahkan peserta didik yang memiliki gaya belajar audiovisual untuk memahami materi yang ingin kami sampaikan. Koneksi Antar Materi Link Youtube : https://youtu.be/o1rV-N_mJd8?feature=shared Penjelasan Artefak : Video yang saya upload di youtube berisi tentang penjelasan koneksi antara materi yang ada di topik IV dengan materi di topik I, II, dan III. Materi di topik IV ini yaitu Pancasila sebagai fondasi pendidikan Indonesia dihubungkan dengan materi topik I tentang “Perjalanan Pendidikan Indonesia”, topik 2 tentang “Dasar-dasar Pendidikan Ki Hajar Dewantara”, dan topik 3 tentang “Identitas Manusia Indonesia”. Aksi Nyata
Link Google Drive : https://drive.google.com/file/d/1Cvl5PHfWp2qDTgw238ygfAv_AjN 7WL6N/view?usp=sharing Penjelasan Artefak : Berisi tentang penjelasan bagaimana mahasiswa sebagai calon guru dalam menghadapi tantangan menghayati Pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada pendidikan yang berpihak pada peserta didik dalam pendidikan abad ke-21. Rumusan hasil refleksi berupa pembelajaran bermakna Apabila saya mengajar atau membahas topik ini, dengan mempertimbangkan prinsip pembelajaran bermakna yang berpusat kepada siswa, perubahan apa yang akan saya lakukan? Saya akan menggunakan apa yang telah saya pelajari dalam mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia ini sebaik mungkin, dengan cara : a. Mengarahkan peserta didik untuk mengembangkan kekuatan yang ada dalam hidup batin dan hidup lahir mereka. b. Menyadari peran saya sebagai fasilitator dan motivator dimana pendidik harus kreatif memberikan layanan terbaik dan menjadikan peserta didik sebagai mitra di dalam pembelajaran. c. Untuk memperbaiki dan menyempurnakan proses pembelajaran, saya menerapkan strategi, metode lingkungan belajar yang kreatif dan inovatif dengan memerhatikan kebutuhan belajar peserta didik agar sesuai dengan minatnya, lebih memerdekakan peserta didik, sesuai pemikiran Ki Hadjar Dewantara, yaitu membimbing segala fitrah yang ada pada diri anak, serta melakukan pembinaan akhlak. d. Mengimplementasikan pendidikan yang berpihak pada peserta didik sehingga peserta didik dapat mengaktualisasikan segala potensi dirinya secara bebas tanpa ada rasa takut dan cemas. e. Membantu peserta didik agar dapat menyampaikan segala keluh kesahnya kepada guru sehingga mereka dapat menyelesaikan segala problematika dan mendapatkan solusi terbaik untuk kemajuan dirinya.
HASIL REFLEKSI PENGALAMAN BELAJAR SETIAP MATA KULIAH Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya
Refleksi Pengalaman Belajar Setiap Mata kuliah (LK 2) Indikator Pertanyaan Identifikasi Diri Nama mata kuliah Pemahaman tentang Peserta Didik & Pembelajarannya Review pengalaman belajar 1. Pengalaman belajar apa yang berguna dan menarik? Topik 1 : Mengenal Peserta Didik mengenal dan mempelajari berbagai teori belajar dan teori perkembangan. Pada akhir topik ini, teori belajar dibagi menjadi 4 yaitu teori belajar Behavioristik, teori belajar belajar sosial-kognitif, teori belajar konstruktivisme, dan teori belajar humanistik. Teori perkembangan dibagi menjadi 2 yaitu perkembangan fisik, perkembangan kognitif, perkembangan sosial-emosional, perkembangan moral. Sehingga dengan mempelajari teori belajar dan teori perkembangan diharapkan mampu mengenal peserta didik dengan lebih baik dengan mengumpulkan banyak informasi mengenai cara belajar dan tahap perkembangan setiap peserta didik sebagai individu yang unik. Topik 2 : Pembelajaran yang Berpihak pada Peserta Didik Mempelajari mengenai ragam kerangka strategi dalam pembelajaran yaitupembelajaran yang berdiferensiasi (Developmentally Appropriate Practice), pembelajaran yang tanggap budaya (Culturally Responsive Teaching), pembelajaran yang sesuai level (Teaching at the Right Level). Topik 3 : Asesmen yang Mempertimbangkan dan Memanfaatkan Pengetahuan tentang Peserta Didik Mempelajari asesmen dan umpan balik sebagai salah satu bagian dari strategi perencanaan pembelajaran yang berpihak pada peserta didik dan menggunakan asesmen dan umpan balik dengan mempertimbangkan konteks pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar dan perkembangan peserta didik. Memahami jenis asesmen yang diterapkan yaitu asesmen formatif dan sumatif.
Topik 4 : Lingkungan Belajar yang Aman dan Nyaman bagi Peserta Didik Memelajari mengenai ruang kelas yang aman dan nyaman dari sudut pandang guru dan peserta didik dengan merespon pertanyaan pemantik. Memahami unsur-unsur lingkungan belajar yang berpihak pada peserta didik untuk menciptakan ruang belajar yang memenuhi kebutuhan belajar dan tugas perkembangan setiap peserta didik sebagai bagian dari lingkungan tersebut. Menganalisis berbagai permasalahan yang muncul berdasarkan keragaman latar belakang, kebutuhan, kesiapan, serta pengalaman belajar pengambilan keputusan dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang berpihak pada peserta didik. Menemukan contoh dan mengevaluasi permasalahan di lingkungan belajar. menjelaskan dan memberikan penyelesaian masalah yang solutif berdasarkan konsep DAP, CRT, dan TaRL terhadap permasalahan lingkungan belajar yang disajikan dalam bentuk pertanyaan studi kasus. Menemukan keterkaitan antara prinsip pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dan filosofi pendidikan Ki hajar Dewantara tentang tri sentra pendidikan. Menceritakan pemahaman tentang peran lingkungan dalam menciptakan pembelajaran yang berpihak pada peserta didik dan mampu mengajak orang tua dan masyarakat untuk terlibat sebagai bagian dari tri sentra pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara jurnal refleksi yang bermakna. 2. Pengalaman belajar apa yang berguna tetapi kurang menarik? Tidak ada, karena semua yang saya pelajari memberikan dampak positif dan menarik untuk saya terapkan dalam kehidupan keguruan. 3. Pengalaman belajar apa yang menarik tapi kurang berguna? Tidak ada, karena semua yang saya pelajari memberikan dampak positif dan menarik untuk saya terapkan dalam kehidupan keguruan. 4. Pengalaman belajar apa yang tidak menarik dan tidak berguna dalam konteks sebagai calon guru? Tidak ada, karena setiap pengalaman belajar pastinya menarik dan berguna bagi mahasiswa calon guru sebagai bekal masa depan.
Refleksi pengalaman belajar Pengalaman belajar yang saya pilih adalah Topik 3 “Asesmen yang Mempertimbangkan dan Memanfaatkan Pengetahuan tentang Peserta Didik” 1. Apa yang telah terjadi ? Dalam memelajari topik-topik yang terdapat dalam mata kuliah Pembelajaran tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya (PPDP) dengan mengikuti alur MERDEKA dalam LMS. Saya melakukan pembelajaran dimulai dari bagian mulai dari diri, kemudian diakhiri dengan mengerjakan aksi nyata. Saat proses pembelajaran, mahasiswa melakukan presentasi dan diskusi, sehingga mahasiswa memperoleh banyak pengetahuan dari berbagai sudut pandang. Salah satu topik yang penting dan bermanfaat besar yaitu topik 3 tentang “Asesmen yang Mempertimbangkan dan Memanfaatkan Pengetahuan tentang Peserta Didik”. Pada topik ini, mahasiswa memahami asesmen dan umpan balik sebagai salah satu bagian dari strategi perencanaan pembelajaran yang berpihak pada peserta didik. Selain itu juga diajarkan untuk menggunakan asesmen dan umpan balik dengan mempertimbangkan konteks pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar dan perkembangan peserta didik. Topik 3 ini mengajarkan ketika awal semester apabila menjadi seorang guru perlu menentukan tujuan pembelajaran, merancang segala bentuk kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas, dan merancang asesmen/penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Ketika seorang guru merancang beberapa hal tersebut, guru perlu melihat kondisi kelas dan karakter peserta didik di kelas. Perancangan ini tidak dapat disamaratakan ke seluruh kelas karena karakter peserta didik yang berbeda-beda di setiap kelas. Oleh karena itu perlu adanya pemahaman bagaimana cara untuk merancang pembelajaran dan asesmen yang sesuai dengan karakter dan berpihak kepada peserta didik. 2. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Topik 3 ini penting dipelajari karena ketika guru dapat merancang dan mengimplementasikan modul ajar beserta dengan asesmen yang
disesuaikan karakteristik dan kebutuhan peserta didik akan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal. Pada umumnya asesmen dipahami sebagai alat ukur keberhasilan tujuan pembelajaran di suatu kelas. Hal tersebut bukanlah hal yang salah, namun sebagai calon guru juga perlu memahami bahwa asesmen pun dibuat untuk memberikan ruang bagi peserta didik agar mendapat umpan balik atas proses belajarnya dan akan berpusat pada peserta didik. Asesmen juga berguna bagi seorang guru dalam melakukan evaluasi dan refleksi pembelajaran yang telah dilakukan kepada peserta didik. Asesmen selalu terkait dan menjadi satu kesatuan dengan proses pembelajaran. Asesmen dijadikan acuan untuk melihat ketercapaian tujuan pembelajaran yang mendukung pengembangan karakter peserta didik dan sebagai ruang bagi peserta didik agar mendapat umpan balik atas proses belajar mereka. Pada bab ini, mahasiswa akan belajar beberapa jenis asesmen yang dapat diberikan kepada peserta didik pada proses pembelajaran. Analisis artefak pembelajaran 1. Artefak-artefak pembelajaran mana yang dapat saya jadikan bukti dukung hasil refleksi pengalaman belajar? Artefak pembelajaran pada mata kuliah pemahaman tentang peserta didik dan pembelajarannya topik 3 yaitu berupa ruang kolaborasi, elaborasi pemahaman, koneksi antar materi, dan aksi nyata. Artefak tersebut dapat dilihat dalam link berikut: Ruang Kolaborasi Link Google Drive: https://drive.google.com/file/d/1mIRFBXDBfCOTv3VguZTHbkp6kWoUqK_/view?usp=sharing
Demonstrasi Kontekstual (Tabel) Link Google Drive : https://drive.google.com/file/d/1t1K_FPjNPAXF4LQKzb5HVA9U elvYS0Tu/view?usp=sharing Demonstrasi Kontekstual (Video) Link Google Drive : https://drive.google.com/file/d/1-x6- B8O5kvJXnBLtbCk70QJ6FwebcLQr/view?usp=sharing Elaborasi Pemahaman Link Google Drive : https://drive.google.com/file/d/1flcA6SrVC9OOXHVCRfWpQyT1 kUR8sqTO/view?usp=sharing
Koneksi Antar Materi Link Google Drive : https://drive.google.com/file/d/13skneKei3YZctwynZjW7GkjVCmn_eNX/view?usp=sharing Aksi Nyata Link Google Drive : https://drive.google.com/file/d/1WyQchRV0CCHwaytZxoH4qG9y 9JTcLjcK/view?usp=sharing 2. Mengapa artefak ini? Artefak tersebut dapat memberikan bukti dukung dari hasil refleksi pada mata kuliah Pemahaman tentang Peserta Didik & Pembelajarannya. Ruang Kolaborasi, memuat diskusi sebagai jawaban atas kasus yang telah disajikan. Kasus tersebut berkaitan dengan asesmen dan pendapat terhadap perencanaan asesmen yang telah dilakukan.
Demonstrasi Kontekstual (Tabel), memuat pendapat tiap mahasiswa setelah mengamati salah satu asesmen yang telah diterapkan pada proses pembelajaran di kelas dan memberikan ulasan tentang asesmen tersebut. Mahasiswa mengaitkan dengan konsep perkembangan, lingkungan, dan kemampuan peserta didik. Telah tersedia tabel panduan untuk memberikan ulasan. Demonstrasi Kontekstual (Video), memuat video yang menjelaskan analisis asesmen di ruang kelas. Penjelasan mengulas tentang asesmen yang disesuaikan dengan faktor budaya, lingkungan, dan karakteristik peserta didik. Elaborasi Pemahaman, memuat pendapat mahasiswa secara mendetail mengenai asesmen yang dapat diterapkan pada proses pembelajaran di sebuah kelas. Terdapat tiga pertanyaan yang digunakan sebagai bahan untuk refleksi dan dijawab. Koneksi Antar Materi, memuat jawaban terhadap empat pertanyaan yang berkaitan dengan kesesuaian asesmen dengan tujuan pembelajaran, selain itu asesmen juga dapat memberikan ruang bagi peserta didik dan guru untuk memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran, serta apakah asesmen yang digunakan telah menunjukkan kesesuaian dengan tahapan perkembangan peserta didik, lingkungan budaya dan karakteristik, serta kemampuan peserta didik. Aksi Nyata, memuat jawaban terhadap lima soal sebagai bahan refleksi pembelajaran terhadap proses pembelajaran pada topik 3 yang telah dilalui. 3. Bagian mana artefak ini yang mendukung hasil refleksi saya? Setiap bagian artefak sangat mendukung hasil refleksi saya, namun khusus dalam aksi nyata saya telah mengungkapkan refleksi pada setiap tahapan pembelajaran M (Mulai dari Diri), E (Eksplorasi Konsep), R (Ruang Kolaborasi), D (Demonstrasi Kontekstual), E (Elaborasi Pemahaman), dan K (Koneksi Antar Materi).
Rumusan hasil refleksi berupa pembelajaran bermakna Apabila saya mengajar atau membahas topik ini, dengan mempertimbangkan prinsip pembelajaran bermakna yang berpusat kepada siswa, perubahan apa yang akan saya lakukan? Pembelajaran bermakna yang dapat saya terapkan setelah memelajari materi PPDP adalah memahami teori belajar dan perkembangan sesuai karakteristik peserta didik. Perencanaan pembelajaran disesuaikan dengan strategi pembelajaran paradigma baru yaitu pembelajaran yang berdiferensiasi (Developmentally Appropriate Practice), pembelajaran yang tanggap budaya (Culturally Responsive Teaching), Pembelajaran yang Sesuai Level (Teaching at the Right Level). Serta diperlukan asesmen formatif dan asesmen sumatif. Selain itu, lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi peserta didik. Dengan pertimbangan strategi, asesmen dan lingkungan belajar sehingga kegiatan pembelajaran dapat terlaksana sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan pada setiap peserta didik. Hal ini sesuai dengan pembelajaran yang memerdekakan peserta didik pada pemikiran Ki Hajar Dewantara.
HASIL REFLEKSI PENGALAMAN BELAJAR SETIAP MATA KULIAH Prinsip Pengajaran dan Asesmen I
Refleksi Pengalaman Belajar Setiap Mata kuliah (LK 2) Indikator Pertanyaan Identifikasi Diri Nama mata kuliah Pengajaran dan Asesmen yang Efektif I Review pengalaman belajar 1. Pengalaman belajar apa yang berguna dan menarik? Perjalanan perkuliahan mata kuliah “Prinsip Pengajaran dan Asesmen I terjadi ketika menempuh pendidikan di semester satu dengan alur penugasan MERDEKA seperti mata kuliah lainnya. Hal yang berguna dan menarik yaitu mendapatkan pemahaman baru dalam mempelajari 4 topik yang terdapat pada mata kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesemen I. Kesadaran yang diperoleh yaitu terkait fakta bahwa asesmen yang dilakukan oleh seorang guru selama ini belum benar-benar mengakomodir setiap karakteristik peserta didik. Guru masih cenderung menyamaratakan kemampuan peserta didik di dalam kelasnya. Selain itu, asesmen yang dilakukan seringkali hanya ketika di akhir suatu bab mata pelajaran. Setelah mempelajari prinsip pengajaran dan asesmen I ini, saya mempelajari banyak topik mengenai teknis dalam perencanaan pembelajaran dan asesmen yang tepat. Kemudian dijelaskan juga beberapa pendekatan pembelajaran yang dapat mengakomodir setiap karakteristik peserta didik lebih mendalam. Hal-hal tersebut saya pelajari dari 4 topik yang dibahas dalam mata kuliah ini, yaitu: Topik 1 : Prinsip Understanding by Design dalam Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen Pada topik pertama ini, pembahasan dimulai dari perencanaan pembelajaran dengan menggunakan prinsip yang bernama Understanding by Design (UbD). Prinsip ini disebut juga sebagai “perancangan mundur” atau “backward design”. Saya belajar tentang pengertian UbD dan tiga tahapan pada prinsip UbD. Pada bagian eksplorasi dijelaskan rinci tentang penjelasan tiga tahapan prinsip UbD yang meliputi menentukan tujuan, menentukan asesmen, dan menentukan kegiatan pembelajaran.
Topik 2 : Asesmen sebagai Alat untuk Mengetahui Kebutuhan Belajar, Perkembangan, dan Pencapaian Hasil Belajar Peserta Didik Pada topik dua, pembahasan berlanjut tentang asesmen awal untuk mengetahui karakteristik peserta didik dan asesmen formatif serta sumatif yang digunakan untuk memonitor perkembangan peserta didik. Pada bagian eksplorasi konsep terdapat penjelasan rinci tentang macam-macam asesmen, yaitu asesmen awal (diagnostik) yang mencakup dua hal yaitu aspek kognitif dan non-kognitif, lalu asesmen formatif, dan sumatif. Selain itu, dijelaskan juga terkait teknik atau cara guru dalam melakukan asesmen. Kemudian penjelasan terkait langkah-langkah penyusunan instrumen asesmen. Pemahaman yang saya dapatkan yaitu setiap asesmen memiliki fungsi dan manfaat masing-masing, sehingga sebelum memulai pembelajaran harus menyiapkan instrumen asesmen yang telah disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Topik 3: Telaah Kesesuaian Pembelajaran dan Asesmen sesuai dengan Pendekatan Teaching at the Right Level (TaRL) Setelah mempelajari teknik perencanaan dan jenis-jenis asesmen, pembahasan dilanjutkan pada topik 3 ini tentang rancangan pembelajaran dan asesmen yang menggunakan pendekatan bernama Teaching at the Right Level (TaRL). Pada pendekatan TaRL, strategi pembelajaran akan dirancang sesuai dengan tingkat capaian peserta didik yang berbeda-beda dalam satu kelas. Pembelajaran dilakukan dengan diferensiasi sesuai tingkat capaian peserta didik. Tujuan dari diferensiasi ini adalah agar setiap anak dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan dan menghilangkan kesenjangan pemahaman di dalam kelas. Pemahaman yang saya dapatkan yaitu diferensiasi pembelajaran dapat dilakukan dengan diferensiasi konten (materi yang akan diajarkan), proses (cara mengajarkan), dan produk (luaran atau performa yang akan dihasilkan).
Topik 4: Rancangan Pembelajaran dan Asesmen Menggunakan Pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) Selain pendekatan TaRL, pada topik 5 ini dibahas jenis pendekatan lain yaitu Culturally Responsive Teaching (CRT). Pendekatan CRT ini menjadi suatu cara untuk membekali guru dalam mengajar peserta didik di lingkungan yang berlatar belakang budaya, suku, agama, adat istiadat, dan bahasa yang berbeda-beda serta meningkatkan pemahaman dan keterampilan peserta didik. Pada bagian eksplorasi konsep menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan CRT, kelebihan CRT, serta menjelaskan bagaimana pendekatan CRT dapat menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan berpihak pada peserta didik. 2. Pengalaman belajar apa yang berguna tetapi kurang menarik? Setelah mendalami setiap topik yang ada dalam mata kuliah prinsip pengajaran dan asesmen I ini, semua materi yang disampaikan sangat bermanfaat dan menarik sehingga tidak ada pengalaman belajar yang kurang menarik. Hanya saja terdapat materi yang penjelasannya belum disertai dengan video atau contoh nyata, sehingga perlu memahami sendiri untuk mendapatkan inti pembahasan dari bacaan tersebut. 3. Pengalaman belajar apa yang menarik tapi kurang berguna? Keempat topik dalam mata kuliah prinsip pengajaran dan asesmen I ini sangat penting, karena menunjukkan bahwa dalam penyusunan asesmen terdapat aturannya masing-masing. Keseluruhan pengalaman belajar mulai dari topik 1 hingga 4 sangat menarik untuk dipelajari lebih lanjut. Pembahasan yang disampaikan juga runtut dimulai dari perencanaan hingga pendekatan yang dapat digunakan dalam asesmen. 4. Pengalaman belajar apa yang tidak menarik dan tidak berguna dalam konteks sebagai calon guru? Tidak ada, karena pengalaman mempelajari mata kuliah prinsip pengajaran dan asesmen I sangat mendukung calon guru untuk menjadi guru yang profesional.
Refleksi pengalaman belajar Pengalaman belajar yang saya pilih adalah Topik 3 “Telaah Kesesuaian Pembelajaran dan Asesmen sesuai dengan Pendekatan Teaching at the Right Level (TaRL)” 1. Apa yang telah terjadi? Dalam mempelajari topik-topik yang terdapat dalam mata kuliah prinsip pengajaran dan asesmen, dengan mengikuti alur MERDEKA dalam LMS. Saya melakukan pembelajaran dimulai dari bagian mulai dari diri, kemudian diakhiri dengan mengerjakan aksi nyata. Saat proses pembelajaran, mahasiswa melakukan presentasi dan diskusi, sehingga mahasiswa memperoleh banyak pengetahuan dari berbagai sudut pandang. Terlebih pada teknis pelaksanaan mata kuliah prinsip pengajaran dan asesmen ini. Salah satu topik yang penting dan bermanfaat besar yaitu topik 3 tentang pendekatan Teaching at the Right Level (TaRL) dalam penyusunan pembelajaran dan asesmen. Topik inisangatlah penting untuk dipelajari lebih lanjut karena dalam praktiknya mengimplementasikan dan merancang modul ajar yang menggunakan pendekatan TaRL. Dalam topik ini mempelajari bagaimana variasi yang dapat dilakukan untuk melakukan pembelajaran TaRL bagi peserta didik. Keterampilan merancang pembelajaran dengan pendekatan TaRL ini penting dimiliki oleh setiap guru supaya peserta didik dapat terpenuhi kebutuhan belajarnya. 2. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Topik ini penting dipelajari karena ketika guru dapat merancang dan mengimplementasikan modul ajar yang menggunakan pendekatan TaRL, maka guru mampu memenuhi kebutuhan setiap peserta didik dengan baik. Topik ini sangatlah berkaitan dengan mata kuliah pembelajaran berdiferensiasi. Sebab prinsip berdiferensiasi yaitu guru menggunakan berbagai macam instrumen sesuai dengan bakat/minat, profil, dan kesiapan belajar peserta didik. Dalam pendekatan TaRL ini, kesiapan belajar peserta didik juga termasuk dalam kemampuan awal yang dimiliki. Oleh karena itu, guru dapat melakukan plotting untuk membedakan peserta didik yang telah mahir dan perlu bimbingan lebih lanjut. Selain itu, topik ini juga
berkaitan dengan mata kuliah pemahaman peserta didik dan pembelajarannya dimana dalam melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan TaRL, guru perlu mengidentifikasi dan memetakan karakter setiap peserta didiknya terlebih dahulu. Analisis artefak pembelajaran 1. Artefak-artefak pembelajaran mana yang dapat saya jadikan bukti dukung hasil refleksi pengalaman belajar? Artefak pembelajaran pada mata kuliah prinsip pengajaran dan asesmen topik 3 yaitu berupa lembar asesmen diri, ruang kolaborasi, koneksi antar materi, dan rancangan pembelajaran/modul ajar pendekatan TaRL . Artefak tersebut dapat dilihat dalam link berikut: Lembar Asesmen Diri Link Google Drive : https://drive.google.com/file/d/1xU4_fOiHdqyrGRPx4IMoKTte6M QwqaQQ/view?usp=sharing Ruang Kolaborasi Link Google Drive : https://drive.google.com/file/d/1W8KGkPZLS6xze1MCNPH1LFZ krS1jFbsS/view?usp=sharing
Koneksi Antar Materi Link youtube : https://youtu.be/jqJOS2s3lhY?feature=shared Aksi Nyata berupa Rancangan Pembelajaran TaRL Link Google Drive : https://drive.google.com/file/d/1i2zwB51d8eLwA0NOOpWmBXUVXORUHze/view?usp=sharing 2. Mengapa artefak ini yang saya pilih? Artefak yang dipilih merupakan artefak yang ada di dalam topik 3 mata kuliah prinsip pengajaran dan asesmen I. Artefak tersebut sangat penting karena dapat dijadikan sebagai referensi tambahan yang berkaitan dengan pendekatan Teaching at the Right Level (TaRL). Selain itu, penyajian dan pengumpulan data dilakukan dalam bentuk file dan juga terdapat video pembelajaran. Lembar Asesmen Diri : berisi pada bagian eksplorasi konsep topik 3 tentang pendekatan TaRL. Lembar asesmen diri ini berisi
beberapa pertanyaan yang menunjukkan kondisi kita berkaitan dengan pendekatan TaRL. Ruang Kolaborasi : berisi tugas untuk kelompok agar dapat menelaah rancangan pembelajaran yang dibuat guru di sekolah sekaligus dicatat hasil dari wawancaranya kepada guru kelas. Bentuk luarannya yaitu berupa laporan hasil obervasi. Koneksi Antar Materi : memuat satu artefak berupa tampilan visual ppt, peta konsep, infografis, dll yang mengoneksikan materi yang telah dipelajari pada topik tiga dengan mata kuliah lain yang keberjalanan materinya selaras dengan mata kuliah prinsip pengajaran dan asesmen I. Rancangan Pembelajaran/Modul Ajar Pendekatan Tarl Aksi Nyata memuat satu artefak berupa draft rancangan pembelajaran dan asesmen sesuai dengan pendekatan TaRL. Artefak yang dihasilkan yaitu berupa modul ajar atau RPP lengkap. Kelas yang digunakan sebagai sasaran tidak ditentukan. Variasi yang dilakukan dapat berdiferensiasi pada konten, proses, dan produk. Bagiamana dari artefak ini yang mendukung hasil refleksi saya? Artefak tersebut merupakan projek yang berkaitan dengan implementasi pembelajaran dan asesmen, sehingga sebelum menuju artefak ini tentu sudah melewati pembelajaran terkait perencanaan dan jenis asesmen. Artefak-artefak lain terkait dengan prinsip pengajaran dan asesmen I yang ada di topik 1 dan 2. Rumusan hasil refleksi berupa pembelajaran bermakna Apabila saya mengajar atau membahas topik ini, dengan mempertimbangkan prinsip pembelajaran bermakna yang berpusat kepada siswa, perubahan apa yang akan saya lakukan? Setelah mempelajari mata kuliah prinsip pengajaran dan asesmen ini, saya merasa perlu untuk menerapkan pembelajaran yang telah dijelaskan pada topik 1 hingga topik 4. Dimulai dari proses perencanaan pembelajaran dan asesmen dengan menggunakan prinsip UbD. Sebelumnya saya belum pernah melakukan pembelajaran dengan prinsip tersebut, biasanya menggunakan alur maju. UbD menggunakan alur
mundur yaitu instrumen asesmen disusuh terlebih dahulu sebelum melakukan kegiatan pembelajaran. Kemudian, saya juga akan belajar untuk menerapkan asesmen diagnostik (kognitif dan non kognitif), formatif, dan sumatif. Ketiga asesmen tersebut memiliki fungsi masingmasing sehingga harus seluruhnya dirancang dengan baik. Dalam merancang asesmen saya juga akan memperhatikan pendekatan Teaching at the Right Level (TaRL) dan Culturally Responsive Teaching (CRT). Dari hasil asesmen diagnostik baik kognitif maupun non kognitif, saya akan dapat merancang proses pembelajaran yang tepat bagi peserta didik. Saya akan melakukan pembelajaran berdiferensiasi yang nantinya dapat memenuhi setiap karakteristik peserta didik.
HASIL REFLEKSI PENGALAMAN BELAJAR SETIAP MATA KULIAH Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) I
Refleksi Pengalaman Belajar Setiap Mata kuliah (LK 2) Indikator Pertanyaan Identifikasi Diri Nama mata kuliah Praktik Pengalaman Lapangan I Review pengalaman belajar 1. Pengalaman belajar apa yang berguna dan menarik? Perjalanan perkuliahan mata kuliah “Praktik Pengalaman Lapangan I terjadi ketika menempuh pendidikan di semester satu berbeda dengan mata kuliah lain. Apabila mata kuliah lain menggunakan alur penugasan MERDEKA, sedangkan untuk mata kuliah PPL I ini terdiri dari beberapa topik namun tidak dengan alur MERDEKA dan proses pengerjaannya harus runtut. Hal yang berguna dan menarik yaitu mendapatkan pemahaman baru dalam mempelajari 5 topik yang terdapat pada mata kuliah PPL I. Kesadaran yang diperoleh yaitu terkait fakta bahwa pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru di sekolah dasar tempat saya PPL masih menggunakan metode yang konvensional. Guru masih menggunakan metode ceramah, sehingga masih berpusat pada guru (teacher centered learning). Beberapa guru belum disiplin dalam mengerjakan administrasi kelas, penyusunan RPP dan modul ajar, dan perencanaan asesmen. Setelah saya mempelajari materi dalam PPL I ini, saya memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam terkait teknis dalam perencanaan pembelajaran dan pelaksanaannya di kelas secara langsung. Kemudian dijelaskan juga beberapa pendekatan pembelajaran yang dapat mengakomodir setiap karakteristik peserta didik lebih mendalam. Hal-hal tersebut saya pelajari dari 5 topik yang dibahas dalam mata kuliah ini, yaitu: Topik 1 : Orientasi PPL I Pada topik pertama ini, pembahasan dimulai dari orientasi lingkungan baru yang nantinya akan menjadi tempat untuk kegiatan praktik pengalaman lapangan. Setiap universitas telah menunjuk sebuah sekolah yang akan menjadi mitra beserta guru pamong yang akan mendampingi mahasiswa dalam menjalankan praktik di
lapangan. Saya juga mendapat Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang nantinya akan memandu dalam menjalankan setiap tahapan dalam PPL I. Tugas pada topik 1 ini yaitu berupa laporan hasil orientasi PPL I dan observasi manajemen sekolah. Saya menganalisis manajemen kesiswaan, kurikulum, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, anggaran, sistem informasi, dan ketatalaksanaan. Dalam menganalisis, saya bersama dengan teman satu kelompok PPL melakukan wawancara dengan guru atau pihak yang memang berkaitan agar dapat memeroleh informasi yang akurat. Topik 2 : Observasi PPL I Pada topik dua, pembahasan berlanjut tentang observasi lingkungan di sekolah. Observasi ini dilakukan oleh mahasiswa untuk dapat mengenal lebih lanjut terkait peserta didik dan pembiasaan di setiap kelasnya. Dari hasil observasi ini juga, saya mulai dapat mengetahui karakteristik peserta didik di tiap kelasnya. Setiap peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Pada topik ini, saya mengisi format lembar observasi lingkungan belajar di sekolah dan format lembar observasi karakteristik peserta didik. Lembar observasi lingkungan belajar memuat beberapa data yaitu lingkungan fisik, kualitas pembelajaran di kelas, refleksi dan perbaikan pembelajaran oleh guru, kepemimpinan instruksional, iklim keamanan di sekolah, dan dukungan partisipasi orang tua dan peserta didik. Sedangkan untuk lembar observasi karakteristik peserta didik, saya melakukan observasi tentang budaya kelas, status sosial peserta didik, minat belajar, kemampuan awal, gaya belajar, motivasi belajar, perkembangan emosi, perkembangan sosial, perkembangan moral dan spiritual, dan perkembangan motorik peserta didik. Topik 3: Asistensi Mengajar PPL I Mata kuliah PPL I memfasilitasi saya untuk mengembangkan dan memperkuat kompetensi dalam memahami peserta didik, proses dan lingkungan belajar peserta didik, merancang, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran secara kontekstual, serta mampu mengambil keputusan profesional. Pada topik 3 ini, saya belajar tentang asistensi mengajar. Kegiatan ini saya lakukan dengan
mengambil peran ikut mendampingi dalam melaksanakan pembelajaran baik di dalam maupun luar kelas. Tugas pada topik 3 ini berupa lembar observasi rancangan dan perangkat pembelajaran pada pembelajaran ke-1 dan 2. Setelah kegiatan asistensi mengajar, saya belajar untuk dapat merencanakan dan melakukan praktik pembelajaran terbimbing. Topik 4: Praktik Pembelajaran Terbimbing Pembahasan pada topik 4 berfokus pada praktik pembelajaran terbimbing. Setelah orientasi, observasi, dan asistensi mengajar dilanjutkan kegiatan praktik mengajar terbimbing. Hasil observasi yang telah dilakukan kemudian digunakan untuk membuat rencana pembelajaran di bawah bimbingan GP dan DPL. Setiap mahasiswa diwajibkan melaksanakan 3 (tiga) siklus praktik pembelajaran terbimbing. Hasil pelaksanakan siklus pembelajaran terbimbing ini yang kemudian saya gunakan sebagai bahan untuk mengembangkan siklus pembelajaran pada praktik pembelajaran mandiri nantinya di semester 2. Setiap 1 siklus pembelajaran terbimbing, terdapat beberapa administrasi lainnya yang harus dilengkapi selain rencana pembelajaran. Administrasi tersebut diantaranya yaitu: - lembar observasi karakteristik peserta didik - lembar observasi rancangan dan perangkat pembelajaran - lembar observasi pembelajaran - refleksi terhadap pembelajaran Topik 5 : Diskusi Refleksi Akhir PPL I Topik ini merupakan topik terakhir yang ada dalam PPL I, berisi tentang refleksi akhir dan laporan hasil refleksi PPL I. Refleksi saya lakukan mulai dari kegiatan orientasi, observasi, asistensi mengajar, dan praktik pembelajaran terbimbing yang telah dilakukan selama 1 periode PPL I. 2. Pengalaman belajar apa yang berguna tetapi kurang menarik? Setelah mendalami setiap topik yang ada dalam mata kuliah PPL I ini, semua materi yang disampaikan sangat bermanfaat dan menarik sehingga tidak ada pengalaman belajar yang kurang menarik. Setiap
topik memiliki manfaat tersendiri sebagai bekal nantinya ketika sudah terjun secara langsung ketika menjadi guru. 3. Pengalaman belajar apa yang menarik tapi kurang berguna? Kelima topik dalam mata kuliah PPL I ini sangat penting, karena menunjukkan bahwa bekal dalam perkuliahan Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan ini tidak hanya sebatas materi, namun juga terdapat penerapannya langsung di dunia sekolah. Langkah yang ditentukan sebagai seorang mahasiswa memasuki sekolah dari awal orientasi hingga praktik mengajar sangat runtut, sehingga mudah dipahami dan diikuti. 4. Pengalaman belajar apa yang tidak menarik dan tidak berguna dalam konteks sebagai calon guru? Tidak ada, karena pengalaman mempelajari mata kuliah PPL I sangat mendukung calon guru untuk menjadi guru yang profesional. Refleksi pengalaman belajar Pengalaman belajar yang saya pilih adalah Topik 2 “Observasi PPL I” 1. Apa yang telah terjadi? Dalam memelajari topik-topik yang terdapat dalam mata kuliah PPL I dengan mengikuti alurnya LMS, saya melakukan pembelajaran sesuai dengan penugasan yang ada di setiap topik dengan runtut. Saat proses pembelajaran pada mata kuliah ini, terdapat salah satu topik yang penting dan bermanfaat besar yaitu topik 2 tentang observasi PPL I. Topik ini sangatlah penting untuk dipelajari lebih lanjut karena dalam praktiknya harus melakukan observasi di dalam lingkungan sekolah umumnya dan di dalam kelas khususnya. Dalam topik ini memelajari bagaimana kondisi fisik lingkungan belajar yang ada di sekolah beserta pembiasaannya, dan observasi karakteristik peserta didik. 2. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Topik ini penting dipelajari karena sebagai calon guru nantinya juga akan memelajari berbagai hal yang berkaitan dengan budaya kelas, status sosial, minat belajar, kemampuan awal, gaya belajar, motivasi belajar, perkembangan emosi, sosial, emosional, moral spiritual, dan
motorik peserta didik. Cara untuk mengetahui beberapa hal ini saya analisis dengan bantuan wali kelas dan guru lainnya. Berdasarkan kondisi yang ditunjukkan di lingkungan tempat PPL, saya akan mendapatkan pengalaman yang nantinya akan dapat bermanfaat untuk masa depan ketika sudah menjadi guru. Analisis artefak pembelajaran 1. Artefak-artefak pembelajaran mana yang dapat saya jadikan bukti dukung hasil refleksi pengalaman belajar? Artefak pembelajaran mata kuliah praktik pengalaman lapangan I topik 2 yaitu berupa LK 2a-Lembar Observasi Lingkungan Belajar, LK 2b-Lembar Observasi Karakteristik Peserta Didik, dan Jurnal Harian. Artefak tersebut dapat dilihat dalam link berikut: LK 2a-Lembar Observasi Lingkungan Belajar Link Google Drive : https://drive.google.com/file/d/1P8VwKw8BiR38dXQ_VAFSZQe 8nUAMIPJJ/view?usp=sharing LK 2b-Lembar Observasi Karakteristik Peserta Didik Link Google Drive : https://drive.google.com/file/d/1jBdWp_NJPJ1SCVgxbVBXHLJ_ J6O3sKzN/view?usp=sharing
Jurnal Harian Link Google Drive : https://drive.google.com/file/d/1AFz7n6W29DJPrpMPNoLANisJD7RtFqv/view?usp=sharing 2. Mengapa artefak ini yang saya pilih? Artefak yang dipilih merupakan artefak yang ada di dalam topik 2 mata kuliah praktik pengalaman lapangan I. Artefak tersebut sangat penting karena dapat dijadikan sebagai referensi tambahan yang berkaitan dengan proses pembelajaran terbimbing yang nantinya akan dilakukan. Selain itu, penyajian dan pengumpulan data dilakukan dalam bentuk file. LK 2a-Lembar Observasi Lingkungan Belajar, memuat beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan lingkungan belajar di sekolah, diantaranya lingkungan fisik, kualitas pembelajaran di kelas, refleksi dan perbaikan pembelajaran oleh guru, kepemimpinan instruksional, iklim keamanan di sekolah, dukungan partisipasi orang tua dan peserta didik. LK 2b-Lembar Observasi Karakteristik Peserta Didik, memuat beberapa pertanyaan tentang analisis karakteristik peserta didik diantaranya yaitu budaya kelas, status sosial peserta didik, minat belajar, kemampuan sosial, gaya belajar, motivasi belajar, perkembangan emosi, sosial, moral dan spiritual, serta perkembangan motorik peserta didik.
Jurnal Harian, memuat kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa selama melalukan praktik pengalaman lapangan di sekolah yang telah ditunjuk. Kegiatan mengajar dan non mengajar juga dicantumkan sebagai bukti kegiatan keseharian yang telah dilakukan. 3. Bagiamana dari artefak ini yang mendukung hasil refleksi saya? Artefak tersebut merupakan projek yang dilakukan setelah melakukan orientasi awal PPL I. Artefak ini dapat mendukung hasil refleksi saya karena dari hasil observasi tersebut saya dapat melihat situasi dan kondisi sebenarnya yang terjadi di sekolah. Beberapa hal yang berkaitan dengan peserta didik dapat dijadikan sebagai landasan dalam menyusun rancangan pembelajaran yang nantinya akan dilaksanakan ketika pembelajaran terbimbing. Rancangan yang disusun sesuai dengan kebutuhan akan menjadikan pembelajaran lebih bermakna dan tepat sesuai dengan karakteristik peserta didik. Rumusan hasil refleksi berupa pembelajaran bermakna Apabila saya mengajar atau membahas topik ini, dengan mempertimbangkan prinsip pembelajaran bermakna yang berpusat kepada siswa, perubahan apa yang akan saya lakukan? Setelah mempelajari mata kuliah praktik pengalaman lapangan I, saya merasa perlu untuk memperhatikan setiap aspek dalam pembelajaran yang telah dijelaskan pada topik 1 hingga topik 5. Dimulai dari orientasi hingga refleksi. Perubahan yang akan saya lakukan akan melakukan observasi awal untuk mengetahui minat, gaya, dan profil belajar peserta didik. Hal ini berguna untuk pedoman dalam menyusun rancangan pembelajaran. Selain itu, perubahan yang akan saya lakukan berkaitan dengan pengondisian kelas ketika pembelajaran. Kelas harus diatur tata letak meja kursi disesuaikan dengan model pembelajarannya. Dengan perubahan tersebut, maka dapat mendukung lingkungan belajar menjadi nyaman.
HASIL REFLEKSI PENGALAMAN BELAJAR SETIAP MATA KULIAH Pembelajaran Berdiferensiasi (MK Selektif Semester 1)
Refleksi Pengalaman Belajar Setiap Mata kuliah (LK 2) Indikator Pertanyaan Identifikasi Diri Nama mata kuliah Pembelajaran Berdiferensiasi Review pengalaman belajar 1. Pengalaman belajar apa yang berguna dan menarik? Perjalanan perkuliahan pembelajaran berdiferensiasi terjadi selama satu semester dengan alur penugasan MERDEKA seperti mata kuliah lainnya. Hal yang berguna dan menarik yaitu mendapatkan pemahaman baru dalam mempelajari 5 topik yang terdapat pada mata kuliah pembelajaran berdiferensiasi. Kesadaran yang diperoleh yaitu terkait fakta bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru selama ini belum benar-benar mengakomodir setiap karakteristik individu siswa. Guru masih cenderung menyamakan kemampuan siswa di dalam kelasnya. Setelah mempelajari pembelajaran berdiferensiasi saya mempelajari banyak topik mengenai pembelajaran yang dapat mengakomodir setiap karakteristik siswa lebih mendalam. Hal-hal tersebut saya pelajari dari 5 topik yang dibahas dalam mata kuliah ini, yaitu: Topik 1 : Teori-teori yang mendasari pembelajaran berdiferensiasi Pada topik ini diawali dengan perlunya pembelajaran berdiferensiasi, dimana pembelajaran ini penting dilakukan mengingat setiap siswa memiliki perbedaansehingga perlu adanya pembelajaran yang dapat mengakomodir siswa sesuai dengan kebutuhannya. Saya belajar mengenai teori-teori keragaman peserta didik, pengertian dan ciriciri pembelajaran berdiferensiasi, mengidentifikasi kasus-kasus yang berkaitan dengan strategi yang diterapkan di pembelajaran berdiferensiasi seperti pengelompokan siswa secara homogen sesuai dengan kebutuhan. Topik 2 : Aspek-Aspek Pembelajaran Berdiferensiasi Pada topik ini yang dipelajari mengenai aspek pembelajaran berdiferensiasi yaitu diferensiasi konten, proses, produk dan lingkungan belajar. Pemahaman yang didapatkan yaitu dalam
mempraktikkan pembelajaran berdiferensiasi pendidik dapat menyesuaikan aspeknya dengan mata pelajaran yang kita ampu dan pemetaan peserta didik yang digunakan. Topik 3: Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi Setelah mempelajari aspek yang digunakan dalam pembelajaran berdiferensiasi, selanjutnya adalah memilih strategi yang akan digunakan untuk mengajar dengan pembelajaran berdiferensiasi. Langkah ini penting untuk menentukan langkah pertama yang harus dilakukan guru supaya pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Di topik ini dijelaskan mengenai model-model pembelajaran yang mungkin bisa diterapkan untuk pembelajaran berdiferensiasi seperti model CBL, PBL, PjBL, Cooperative Learning, dll Topik 4: Rancangan dan Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi Dalam membuat sebuah modul ajar atau RPP pembelajaran berdiferensiasi langkah-langkah yang dilakukan sebelumnya yaitu memetakan siswa, dapatkan wawasan siswa untuk menentukan metode, pengelompokkan, memberikan pilihan kepada peserta didik, memberikan informasi dari berbagai bentuk, tidak memberikan latihan umum, menghubungkan pembelajaran secara kontekstual yang dekat dengan siswa, mengkombinasikan dengan guru lain atauahli, sering berlatih, dan melakukan percobaan. Di dalam topik ini juga mahasiswa dilatih untuk mencoba mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi dikelas micro teaching sehingga saya merasa cukup melihat gambaran bagaimana pembelajaran ini dilakukan di dalam kelas Topik 5 : Evaluasi Pada Pembelajaran Berdiferensiasi Apakah dalam pembelajaran yang dilakukan sudah memuatdiferensiasi kepada siswanya sesuai aspek-aspek yang digunakan. Disini saya danteman-teman saling mengevaluasi modul ajar atau RPP masing-masing apakahmodul ajar atau RPP yang dibuat sudah cukup melakukan pembelajaran berdiferensiasi atau belum menggunakan panduan evaluasi pembelajaran. berdiferensiasi
yang sudah disediakan di LMS. Dari hasil evaluasi tersebut modulajar atau RPP yang saya buat pada topik 4 sudah cukup melakukan pembelajaran berdiferensiasi dengan aspek proses karena saya memetakan siswa berdasarkankemampuannya 2. Pengalaman belajar apa yang berguna tetapi kurang menarik? Berdasarkan pengalaman belajar semua materi sangat berguna. Tetapi terdapat hal yang kurang menarik ketika proses pembelajaran tidak terjadi interaksi timbal balik. 3. Pengalaman belajar apa yang menarik tapi kurang berguna? Semua topik pada mata kuliah ini menarik untuk dipelajari, karena mulai dari topik 1 hingga topik 5 sudah disajikan berurutan mulai dari alasan penerapan pembelajaran berdiferensiasi yang diperkuat melalui teori-teori yang melatar belakanginya hingga evaluasi pada rancangan pembelajaran. 4. Pengalaman belajar apa yang tidak menarik dan tidak berguna dalam konteks sebagai calon guru? Tidak ada, karena pengalaman mempelajari pembelajaran berdiferensiasi sangat mendukung calon guru untuk menjadi guru yang profesional. Refleksi pengalaman belajar Pengalaman belajar yang saya pilih adalah Siklus 1 1. Apa yang telah terjadi? Dalam mempelajari topik-topik yang terdapat di pembelajaran berdiferensiasi, dengan mengikuti alur MERDEKA dalam LMS. Kami melakukan refleksi dengan mulai dari diri, kemudian diakhiri dengan mengerjakan aksi nyata. Saat proses pembelajaran mahasiswa banyak melakukan presentasi dan diskusi, sehingga mahasiswa memperoleh banyak pengetahuan dari berbagai sudut pandang. Terlebih pada teknis pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi ini. Salah satu topik yang penting dan bermanfaat besar yaitu topik 4 tentang rancangan dan implementasi pembelajaran berdiferensiasi dan topik ini sangatlah penting untuk dipelajari lebih lanjut karena dalam praktiknya mengimplementasikan dan merancang pembelajaran berdiferensiasi
penuh tantangan karena banyak yang harus dipersiapkan dibanding dengan pembelajaran biasanya. Dalam topik ini mempelajari bagaimana merancang dan mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi yang dapat mengakomodir kebutuhan belajar peserta didik. Keterampilan merancang pembelajaran berdiferensiasi ini penting dimiliki oleh setiap guru supaya kebutuhan peserta didik dapat terpenuhi kebutuhan belajarnya 2. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Topik ini penting dipelajari karena ketika guru dapat merancang dan mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi maka guru mampu memenuhi kebutuhan setiap peserta didik dengan baik. Topik ini sangatlah berkaitan dengan mata kuliah filosofi pendidikan Indonesia mengenai pemikiran Ki Hajar Dewantara dimana seorang guru berperan dalam menuntun segala kodrat yang ada pada murid agar mereka dapat mencapaikeselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik secara manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Untuk mendukung hal itu tentunya perlu pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan belajar dan dapat mengakomodir setiap peserta didiknya seperti pembelajaran berdiferensiasi ini. Selain itu, topik ini juga berkaitan dengan mata kuliah pemahaman peserta didik dan pembelajarannya dimana dalam melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi guru perlu mengidentifikasi dan memetakan karakter setiap pesertadidiknya sehingga guru harus bisa memahami peserta didiknya. Untuk memahami peserta didiknya guru harus sudah menguasai kemampuan dalam mengidentifikasi peserta didiknya yang dapat dipelajari melalui mata kuliah pemahaman pesertadidik dan pembelajarannya. Analisis artefak pembelajaran 1. Artefak-artefak pembelajaran mana yang dapat saya jadikan bukti dukung hasil refleksi pengalaman belajar? Artefak pembelajaran pada mata kuliah pembelajaran berdiferansiasi topik 2 yaitu berupa Ruang Kolaborasi, Demostrasi Kontekstual, Koneksi Antar Materi dan Aksi Nyata. Artefak tersebut dapat dilihat dalam link berikut:
Ruang Kolaborasi Link Google Drive : https://drive.google.com/file/d/1aIqSfXK27jIdiVz85OP1aG9dwEc Rdd34/view?usp=sharing Demonstrasi Kontekstual Link youtube : https://youtu.be/14FNxDt7guI?feature=shared Koneksi Antar Materi Link youtube: https://youtu.be/00zFkGkDlKE?feature=shared
Aksi Nyata Link google drive : https://drive.google.com/file/d/1sppGNVEBTKulNy22Mxl5Jb5tH b4lKOj6/view?usp=sharing 2. Mengapa artefak ini yang saya pilih? Artefak yang dipilih merupakan artefak yang ada di dalam topik 2 pembelajaran berdiferensiasi. Artefak tersebut sangat penting karena dapat menjadi referensi dalam mengimplementasikan pembelajaran berdiferansiasi. Artefak yang saya pilih yaitu: Ruang Kolaborasi memuat pengetahuan bagaimana seorang pendidik mengatur diferensiasi lingkungan belajar misalnya pengaturan meja kursi yang ada di dalam kelas dapat divariasikan sesuai kebutuhan pembelajaran. Demonstrasi Kontekstual memuat video pembelajaran yang menjelaskan lebih detail terkait presentasi yang ada di ruang kolaborasi, kemudian disebarluaskan melalui youtube. Koneksi Antar Materi memuat satu artefak berupa tampilan audio visual yang berupa video dan disebarluaskan melalui youtube. Video tersebut mengkoneksikan materi yang telah dipelajari pada topik 2 dengan mencari benang merah dengan mata kuliah lain. Aksi Nyata memuat satu artefak berupa releksi terkait dengan halhal yang sudah dipelajari pada topik 2. Refleksi aksi nyata tersebut memuat a. Apakah Anda puas dengan proses belajar pada topik ini? Mengapa? b. Ide apa yang Anda dapatkan setelah belajar pada topik ini?
c. Bagaimana caranya supaya Anda dapat merealisasikannya? d. Apa yang melatarbelakanginya? e. Apa tujuannya dari kegiatan tersebut? f. Apa indikator keberhasilannya? g. Bagaimana langkahnya? 3. Bagiamana dari artefak ini yang mendukung hasil refleksi saya? Artefak tersebut merupakan projek terkait dengan implementasi pembelajaran berdiferensiasi dengan beberapa cara. Pendidik dapat melakukan diferensiasi lingkungan belajar, proses, produk, minat, gaya belajar peserta didik, dll. Hal ini sangat penting untuk dikuasai oleh seorang pendidik agar menciptakan lingkungan pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik dan sesuai dengan kebutuhan. Rumusan hasil refleksi berupa pembelajaran bermakna Apabila saya mengajar atau membahas topik ini, dengan mempertimbangkan prinsip pembelajaran bermakna yang berpusat kepada siswa, perubahan apa yang akan saya lakukan? Setelah mempelajari mata kuliah pembelajaran berdiferensiasi ini, saya merasa perlu untuk melakukan profilling peserta didik untuk menunjang asesmen diagnostik kognitif yang akan saya lakukan. Profilling peserta didik dapat ditinjau dari latar belakang sosialnya maupun dari gaya belajar peserta didik. Dahulu, sebelum mengenal pembelajaran berdiferensiasi saya belum pernah melakukan asesmen diagnostik sebelum mengajar dan tidak terlalu memperhatikan perbedaan kemampuan peserta didik. Sehingga dalam mengajar saya akan memberikan perlakuan yang sama kepada peserta didik sebagai wujud dari keadilan. Namun, setelah memahami pembelajaran berdiferensiasi, saya menjadi paham dan sadar bahwa peserta didik itu unik dan masingmasing memiliki kebutuhan dan potensi yang berbeda. Oleh karena itu sebagai calon guru, kedepannya saya akan mencoba menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dalam kelas yang akan saya ampu.
HASIL REFLEKSI PENGALAMAN BELAJAR SETIAP MATA KULIAH Perspektif Sosiokultural dalam Pendidikan (MK Elektif Semester II)
Refleksi Pengalaman Belajar Setiap Mata kuliah (LK 2) Indikator Pertanyaan Identifikasi Diri Nama mata kuliah Perspektif Sosiokultural dalam Pendidikan Review pengalaman belajar 1. Pengalaman belajar apa yang berguna dan menarik? Pengalaman belajar pada mata kuliah perspektif sosio kultural dalam pendidikan sangat menarik dan berguna bagi pendidik terlebih pada topik ini memuat 6 topik yang saling berkaitan. Mempelajari topik 1-6 pada mata kuliah ini berguna memberikan pemahaman kepada saya terkait perspektif sosiokultural dalam pendidikan. Pemahaman tersebut dapat diuraiakan sebagai berikut: Topik 1. Pengantar Perspektif Sosial, Budaya, Ekonomi, dan Politik dalam Pendidikan Indonesia Topik 1 ini sebagai pengantar pembelajaran pada mata kuliah ini dengan mengenali terlebih dahulu apa yang diketahui dan diyakini tentang perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik, serta bagaimana faktor faktor ini mempengaruhi pendidikan di Indonesia sejak masa penjajahan hingga saat ini. Adapun pengalaman belajar yang saya alami di topik ini diawali dengan meninjau kembali pengalaman pribadi dan menganalisis kasus yang berkaitan dengan perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam pendidikan di Indonesia. Selanjutnya, saya mempelajari sejarah pendidikan pada masa penjajahan dan pentingnya faktor sosial dalam pendidikan. Kemudian kegiatan pembelajaran lebih banyak kegiatan diskusi hingga di akhir pembelajaran saya merefleksikan kembali apa yang saya ketahui dari pembelajaran pada topik ini. Hal yang saya pelajari dari pembelajaran pada topik ini yaitu konsep sosial budaya ekonomi dan politik sangat berpengaruh dalam proses pendidikan. Topik 2. Konsep Dasar Perspektif Sosiokultural dalam Pendidikan Pada topik ini saya menggali lebih dalam mengenai konsep dasar perspektif sosiokultural dalam pendidikan. K onsep dasar sosiokultural dalam pendidikan ini dipelajari melalui teori CHAT dan SES yang
berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan anak. Hal yang dapat saya pelajari dari topik ini adalah perbedaan status sosioekonomi (SES) berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia. Motivasi anak dengan kondisi SES rendah dalam memperjuangkan pendidikan masih rendah jika dibandingkan dengan anak dengan SES lebih tinggi. Topik 3. Perspektif Sosial, Budaya, Ekonomi, dan Politik dalam Pembelajaran Pembelajaran pada topik ini lebih menekankan pada pemahaman yang lebih mendalam mengenai perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam pembelajaran yang mempengaruhi pendidikan di Indonesia. Saya mempelajari tentang pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang menerapkan perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik dari berbagai referensi dan praktik yang ada. Saya juga memahami tentang pentingnya menerapkan pendekatan pembelajaran dengan menggunakan perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Akan tetapi yang menjadi tantangan dalam menerapkan pendekatan ini adalah kondisi peserta didik dengan latar belakang sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang beraneka ragam. Topik 4. Pembelajaran pada Zone of Proximal Development Pada topik ini saya memperdalam pemahaman saya mengenai Pembelajaran pada ‘ Zone of Proximal Development (ZPD)’, serta bagaimana faktor faktor ini mempengaruhi pendidikan di Indonesia. Melalui topik ini saya dapat menganalisis rencana dan materi pembelajaran yang sesuai pada ‘Zone of Proximal Development’, pendekatan, strategi, metode dan teknis pembelajaran yang sesuai pada ‘Zone of Proximal Development’ serta dapat berargumen dalam diskusi dengan teman sejawat. Pembelajaran dengan memperhatikan ‘Zone of Proximal Development’ (ZPD) merupakan pembelajaran yang memperhatikan perkembangan actual dan potensial peserta didik dengan memberikan bimbingan atau pengawasan dari orang yang lebih ahli hingga peserta didik mampu belajar dengan mandiri. Bimbingan yang diberikan dinamakan dengan istilah scaffolding dimana scaffolding ini dapat diberikan oleh guru maupun teman sebaya
Topik 5. Pendekatan, Strategi, Metode, dan Teknik Pembelajaran yang Diterapkan sebagai Scaffolding pada ZPD Pembelajaran pada topik ini mengantar saya dalam memahami Pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan sebagai Scaffolding pada ZPD. Melalui pembelajaran pada topik ini saya dapat mengetahui bahwa scaffolding pada ZPD dapat dilakukan dengan cara memodifikasi pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran. Akan tetapi, motivasi belajar peserta didik yang beragam dapat mempengaruhi keberhasilan proses scaffolding Topik 6. Isu-isu Penyelenggaraan Pendidikan dan Pembelajaran di Sekolah dalam Perspektif Sosial, Budaya, Ekonomi, dan Politik Topik ini penting untuk dipelajari agar dapat memahami isu-isu penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah dalam perspektif sosial, budaya, ekonomi dan politik, serta bagaimana faktorfaktor ini mempengaruhi pendidikan di Indonesia. Melalui pembelajaraan pada topik ini, saya menyadari bahwa isu-isu perspektif sosio-kultural dalam penyelenggaraan pembelajaran di sekolah dapat mempengaruhi pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu, saya sebagai seorang guru mesti hadir sebagai mediasi untuk mengatasi pengaruh negatif isu-isu pendidikan di Indonesia. 2. Pengalaman belajar apa yang berguna tetapi kurang menarik? Berdasarkan pengalaman belajar semua materi sangat berguna sebagai pertimbangan dalam menyusun rancangan rencana pembelajaran. Tetapi terdapat hal yang kurang menarik ketika proses pembelajaran kurang adanya interaksi timbal balik. 3. Pengalaman belajar apa yang menarik tapi kurang berguna? Semua topik pada mata kuliah ini menarik untuk dipelajari, karena mulai dari topik 1 hingga topik 6 saling berkaitan. Pada mata kuliah ini saya belajar memahami perspektif sosial, budaya, dan ekonomi peserta didik begitu pula dengan tingkat perkembangannya hal tersebut sangat menarik untuk dipelajari namun apabila hal tersebut tidak dilakukan diawal sebelum menyusun rancangan rencana pembelajaran maka kurang berguna.
4. Pengalaman belajar apa yang tidak menarik dan tidak berguna dalam konteks sebagai calon guru? Tidak ada, karena pengalaman mempelajari perspektif sosio kultural dalam pendidikan sangat mendukung calon guru untuk menjadi guru yang profesional. Refleksi pengalaman belajar Pengalaman belajar yang saya pilih adalah Topik 1 “Pengantar Perspektif Sosial, Budaya, Ekonomi, dan Politik dalam Pendidikan Indonesia” 1. Apa yang telah terjadi? Dalam mempelajari topik 1 hingga 6 yang terdapat di pembelajaran perspektif sosiokultural dalam pendidikan, dengan mengikuti alur MERDEKA dalam LMS. Kami melakukan refleksi dengan mulai dari diri, kemudian diakhiri dengan mengerjakan aksi nyata. Saat proses pembelajaran mahasiswa banyak melakukan presentasi dan diskusi, sehingga mahasiswa memperoleh banyak pengetahuan dari berbagai sudut pandang. Terlebih pada teknis pelaksanaan pembelajaran perspektif sosiokultural dalam pendidikan. Salah satu topik yang penting dan bermanfaat besar yaitu topik 1 tentang: 1. Faktor-faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang memengaruhi pendidikan di Indonesia. 2. Bagaimana perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik dapat memengaruhi pembelajaran di kelas. Dengan mengetahui faktorfaktor ini, kita dapat merancang pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang lebih relevan dan efektif. 3. Isu-isu penyelenggaraan pendidikan di sekolah dalam perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Dengan memahami isu-isu ini, kita dapat berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan merespon perubahan sosial yang terjadi di masyarakat.