The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Seminar Pendidikan.

PPG Prajabatan Gel.1 Tahun 2023

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Nurul Mahmudah, 2024-05-13 00:52:54

Nurul M_Refleksi Tiap Matkul (Seminar PPG)

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Seminar Pendidikan.

PPG Prajabatan Gel.1 Tahun 2023

Keywords: Seminar PPG,Refleksi matkul ppg,PPG Prajabatan,jurnal refleksi seminar ppg

2. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Topik ini penting dipelajari karena ketika guru dapat merancang dan mengimplementasikan modul ajar yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. Kondisi ekonomi, sosial, budaya sangat penting diperhatikan dalam proses pembelajaran. Dalam prosesnya saya mengikuti kuliah secara aktif dan membaca materi yang terdapat dalam LMS maupun yang diberikan oleh dosen. Dengan membaca dan memahami buku teks atau referensi yang tersedia di LMS memberikan landasan teoritis dan pemahaman yang lebih mendalam tentang perspektif sosio-kultural dalam pendidikan. Selain hal tersebut, saya mencari sumber referensi tambahan, seperti jurnal akademik, artikel, atau publikasi terkait, yang dapat memberikan wawasan yang lebih luas tentang topik-topik yang dibahas dalam mata kuliah. Ketika ada kesempatan para mahasiswa juga melakukan diskusi dan berkolaborasi dengan teman sekelas untuk saling berbagi pemahaman dan pandangan terkait mata kuliah perspektif sosiokultural dalam pendidikan. Analisis artefak pembelajaran 1. Artefak-artefak pembelajaran mana yang dapat saya jadikan bukti dukung hasil refleksi pengalaman belajar? Artefak pembelajaran pada mata kuliah Perspektif Sosiokultural dalam Pendidikan topik 1 yaitu berupa Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Elaborasi Pemahaman, Koneksi Antar Materi, dan Aksi Nyata. Artefak tersebut dapat dilihat dalam link berikut: Eksplorasi Konsep Link Google Drive: https://drive.google.com/file/d/17M5zOkDMwvqlF57CqgShxYJdc6 D512Ke/view?usp=sharing


Ruang Kolaborasi Link Google Drive : https://drive.google.com/file/d/1X23GO72JffxRiD64EWCTb_2emOU8T_P/view?usp=sharing Elaborasi Pemahaman Link Google Drive : https://drive.google.com/file/d/1au9Cv2pjIoapKnSckEju5tSBnYXhuCN/view?usp=sharing Koneksi Antar Materi Link Google Drive : https://drive.google.com/file/d/1ur3tcHVbD6qm_Jy1Pnzm7C2bPEt92Gc/view?usp=sharing


Aksi Nyata Link youtube : https://youtu.be/-nGoe_oi5Gw?feature=shared 2. Mengapa artefak ini yang saya pilih Artefak yang dipilih merupakan artefak yang ada di dalam topik 1 mata kuliah pembelajaran sosiokultural dalam pendidikan. Artefak tersebut sangat penting karena dapat dijadikan sebagai referensi tambahan yang berkaitan dengan pengantar perspektif sosial budaya, ekonomi, dan politik dalam pendidikan Indonesia. Selain itu, penyajian dan pengumpulan data dilakukan dalam bentuk file dan juga terdapat video pembelajaran. Eksplorasi Konsep, memuat empat soal yang harus dijawab secara berdiskusi. Soal berkaitan dengan faktor-faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang mempengaruhi penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di masa penjajahan Belanda dan Jepang serta bagaimana pendapat mengenai video singkat yang telah disajikan di awal eksplorasi konsep. Ruang Kolaborasi, memuat hasil diskusi tentang Faktor-Faktor Sosial, Budaya, Ekonomi, dan Politik yang Memengaruhi Pendidikan. Terdapat lima video yang berhubungan dengan kondisi pendidikan di suatu daerah. Setiap video dianalisis tentang isinya dan bagaimana kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi yang memengaruhinya. Kemudian, juga terdapat empat soal yang dijadikan bahan diskusi.


Elaborasi Pemahaman, memuat jawaban terhadap enam pertanyaan yang berkaitan dengan konsep utama teori sosiokultural yaitu sebagai alat psikologis dan mediasi dan bagaimana konsep-konsep tersebut selanjutnya dapat berkontribusi pada teori pembelajaran dan pengajaran. Koneksi Antar Materi, memuat penjelasan tentang hubungan materi dalam topik 1 dengan mata kuliah yang lain, diantaranya yaitu pemahaman peserta didik, filosofi pendidikan Indonesia, PPL, projek kepemimpinan, prinsip pengajaran dan asesmen I, dan pembelajaran berdiferensiasi. Aksi Nyata, berisi refleksi pembelajaran yang dimulai dari “Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi Antar Materi, dan Aksi Nyata”. Mahasiswa menjawab setiap pertanyaan yang dapat dijadikan sebagai refleksi diri dari pembelajaran topik 1. 3. Bagian mana dari artefak ini yang mendukung hasil refleksi saya? Artefak-artefak dari topik 1 ini menjadi fasilitas untuk mahasiswa melakukan kolaborasi dengan mahasiswa lain, sehingga bagian artefak yang mampu mendukung hasil refleksi terdapat pada proses mahasiswa saling berdiskusi dengan bertukar pikiran terkait isu-isu penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah dalam perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Rumusan hasil refleksi berupa pembelajaran bermakna Apabila saya mengajar atau membahas topik ini, dengan mempertimbangkan prinsip pembelajaran bermakna yang berpusat kepada siswa, perubahan apa yang akan saya lakukan? Faktor-faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik mempengaruhi pendidikan di Indonesia sejak masa penjajahan hingga masa kini. Melalui mata kuliah ini, kita diajak untuk bersama mempersiapkan diri sebagai calon guru agar dapat memahami bagaimana faktor-faktor tersebut memberikan tantangan tersendiri bagi proses belajar mengajar yang terjadi di sekolah. Mata kuliah ini juga membekali calon guru agar memiliki kemampuan serta pengetahuan untuk mengeksplorasi dan mengintegrasikan faktor-faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik


dalam menganalisis dan merefleksikan isu-isu pendidikan dan pembelajaran di Indonesia, serta dalam merancang pembelajaran. Setelah mempelajari mata kuliah saya dapat memahami bahwa mengembangkan kesadaran moral dan kultural kebangsaan tentang pendidikan di Indonesia sangat penting disampaikan kepada peserta didik.


HASIL REFLEKSI PENGALAMAN BELAJAR SETIAP MATA KULIAH Pembelajaran Sosial Emosional


Refleksi Pengalaman Belajar Setiap Mata kuliah (LK 2) Indikator Pertanyaan Identifikasi Diri Nama mata kuliah Pembelajaran Sosial Emosional Reviu pengalaman belajar 1. Pengalaman belajar apa yang berguna dan menarik? Pengalaman belajar yang berguna dan menarik dalam pembelajaran sosial emosional adalah pembelajaran yang mengasah ketrampilan seperti empati, komunikasi efektif, penyelesaian konflik dan kerjasama. Pada pembelajaran sosial emosional saya mempelajari 5 topik antara lain : Topik 1 : Kompetensi Sosial Emosional berdasar Kerangka Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning (CASEL) Pada topik ini saya belajar tentang Pembelajaran emosional adalah bagian penting dalam pendidikan dan dalam relasi sosial manusia. “Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning” (CASEL) mengelompokkan komponen pembelajaran sosial emosional menjadi 5 komponen yaitu: a. Self-awareness (Kesadaran diri) b. Self-management (Manajemen diri) c. Responsible decision making (Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab) d. Social awareness (kesadaran sosial e. Relationship skills (keterampilan sosial) Topik 2 : Peran Guru sebagai Teladan Pembelajaran Keterampilan Sosial Emosional (CASEL) Pada topik 2 ini saya belajar tentang guru sebagai agen perubahan memerlukan pembelajaran sosial emosional. tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu : a. Kepedulian sebagai pembelajaran b. Emosi mempengaruhi suasana belajar dan bagaimana pembelajran dapat diterima peserta didik.


Indikator Pertanyaan Identifikasi Diri c. Tujuan yang hendak dicapai dan pemecahan masalah dalam pembelajaran. Terdapat empat kompetensi yang diperlukan dalam pendidikan dan relasi sosial yaitu EMC2 atau Empathy, Compassion, Mindfulness, dan Critical Inquiry. Topik 3 Experiential Learning Berdiferensiasi Experiential learning adalah proses yang melibatkan konstruksi pengetahuan dimana guru sebagai agen harus kreatif dan juga harus bisa mendorong kreativitas peserta didik. Guru juga harus bisa memberikan materi sesuai dengan tuntutan zaman. Guru adalah FASILITATOR. Proses pembelajaran ini melibatkan siklus dasar yaitu mengalami (experiencing), refleksi diri (reflecting), berpikir (thinking), melakukan (acting). Pengalaman konkret adalah dasar observasi dan refleksi diri. Topik 4 Experiential Learning untuk Pembelajaran Emosional Pada topik ini saya belajar untuk memahami gaya belajar dari peserta didik. Selain itu pada topik ini saya juga belajar untuk menganalisis apakah lingkungan belajar mempengaruhi peserta didik. Kemudian saya belajar untuk mencoba membuat rancangan pembelajaran yang berdasarkan pengamatan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Topik 5 School Well Being Disini saya belajar terkait apa itu school well being. School Wellbeing. Secara umum, setiap orang berusaha mencari kebahagiaan dan keseimbangan dalam hidupnya. Selain itu saya juga belajar untuk merancang program guna melaksanakan school well being di sekolah.


Indikator Pertanyaan Identifikasi Diri 2. Pengalaman belajar apa yang berguna tetapi kurang menarik? Berdasarkan pengalaman belajar sosial emosional semua topik saling berkaitan dan berguna. Semua topik bertujuan untuk membangun karakter profesional seorang guru. 3. Pengalaman belajar apa yang menarik tapi kurang berguna? Tidak ada, Semua topik dalam pembelajaran sosial emosional sangat menarik. Disetiap topik dari topik 1 sampai topik 5 disampaikan dengan bertahap. Setiap topik juga memiliki pembelajaran baru untuk dikembangkan pada kegiatan belajar mengajar. Seperti CASSEL, Experiental Learning dan school well-being. 4. Pengalaman belajar apa yang tidak menarik dan tidak berguna dalam konteks sebagai calon guru? Tidak ada, karena setiap topik dalam pembelajaran sosial emosional sangat berguna bagi berkembanganya pengetahuan dan kematangan tentang emosional calon guru profesional serta dapat diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar dan non mengajar. Refleksi pengalaman belajar 1. Apa yang telah terjadi? Dalam mempelajari topik. Ada beberapa tahapan khususnya pada mata kuliah sosial emosional. Pada setiap topik yang didalamnya terdapat alur MERDEKA yang diawali mulai dari diri dan diakhiri dengan aksi nyata pada setiap topiknya. Pada intinya mempelajari sosial emosional adalah menumbuhkan sikap tenang dalam menghadapi situasi tertentu. Adapun topik yang menurut saya penting adalah Topik 2 Peran Guru sebagai Teladan Pembelajaran Keterampilan Sosial Emosional (CASEL) a. Topik ini penting untuk dipelajari dikarenakan penting bagi kita untuk berperan dalam pengembangan keterampilan


Indikator Pertanyaan Identifikasi Diri sosioal emosional dari paserta didik (CASEL). Selain menjadi teladan, guru juga dapat merancang kegiatan pembelajaran yang mampu untuk mengembangkan kemampuan sosial emosional dari peserta didik. Pengelolaan emosi bukan hanya perlu bagi peserta didik, akan tetapi guru juga perlu untuk mampu mengelola emosinya agar pembelajaran juga dapat berjalan dengan baik. Pemahaman akan peserta didik juga diperlukan dalam mengembangkan sosio emosional. b. Saya mempelajari topik-topik mata kuliah ini melalui LMS, mengerjakan tugas, membaca literatur serta mendengarkan penjelasan dari dosen serta diskusi dengan rekan sejawat. c. Strategi yang digunakan dalam mempelajari topik ini menurut saya sangat penting. Hal ini dikarenakan melalui strategi yang digunakan menjadikan saya lebih mudah dalam memahami materi yang sudah disediakan dalam LMS maupun penyampaian materi oleh dosen. 2. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Topik 2 penting dipelajari karena dalam pembelajaran tersebut terdapat beberapa video studi kasus yang mengajarkan calon guru profesional untuk terlibat aktif dalam permasalahan yang muncul dalam kegiatan belajar mengajar maupun di lingkungan sekolah. Selanjutnya, adanya ruang kolaborasi yang bertujuan untuk saling berdiskusi tentang beberapa video studi kasus yang harus ditanggapi bersama anggota kelompok. Analisis artefak pembelajaran 1. Artefak-artefak pembelajaran mana yang dapat saya jadikan bukti dukung hasil refleksi pengalaman belajar? Artefak pembelajaran pada mata kuliah pembelajaran sosial emosional pada topik 2 ini dapat dijadikan sebagai bukti dukung hasil refleksi pengalaman belajar. Artefak tersebut antara lain ruang kolaborasi, koneksi antar materi dan aksi nyata. Artefak tersebut dapat dilihat dari link berikut :


Indikator Pertanyaan Identifikasi Diri Eksplorasi Konsep Link Google Drive : https://drive.google.com/file/d/1DUN4WeOqN6G1vSDLP6X7cLKWePM2JCD/view?usp=sharing Ruang Kolaborasi Link Google Drive : https://drive.google.com/file/d/1MSe9msVrcNDVoTJH2_aZiriq eDGJIkJI/view?usp=sharing Koneksi Antar Materi Link youtube : https://youtu.be/L1yFFNk-4gI?feature=shared


Indikator Pertanyaan Identifikasi Diri Aksi Nyata Link youtube : https://youtu.be/Qe_LbFOH-zI?feature=shared 2. Mengapa artefak ini yang saya pilih? a. Eksplorasi Konsep Pada bagian ini, terdapat video pembelajaran yang harus ditonton dan dianalisis terlebih dahulu. Kemudian, terdapat 6 pertanyaan yang harus dijawab berkaitan dengan video yang telah disajikan dan pengetahuan tentang EMC2 . b. Ruang Kolaborasi Pada aktivitas ini, saya bersama kelompok berdiskusi terkait permasalahan pada film lascar pelangi, dead poet society dan sekolah rimba. Kami berdiskusi terkait hubungan sosio emosional dengan permasalahan yang ada. c. Koneksi Antar Materi Pada kegiatan ini, saya membuat infografis terkait pembelajaran sosial emosional. Selain itu, saya juga mengaitkan materi pembelajaran sosial emosional dengan mata pelajaran yang saya lakukan. d. Aksi Nyata Pada kegiatan aksi nyata, saya diminta untuk menuliskan pemahaman saya terkait pembelajaran sosio emosional.


Indikator Pertanyaan Identifikasi Diri Kemudian saya membuat video tentang peran guru sebagai pembelajar keterampilan sosial emosional. 3. Bagian mana dari artefak ini yang mendukung hasil refleksi saya? Artefak pada topik 2 tersebut sangat penting untuk dikuasai karena merupakan bagian dari tugas yang diselesaikan dan saling berkaitan dengan topik sebelumnya. Mahasiswa menguasai dan menerapkan konsep kompetensi sosial emosional menurut CASEL pada diri sendiri dan peserta didik. Mahasiswa mampu memetakan kompetensi sosial emosional peserta didik dengan mempertimbangkan latar belakang, kebutuhan dan tahap perkembangan peserta didik. Kemudian dapat merencanakan tujuan pengembangan kompetensi sosial emosional diri sendiri dan peserta didik dengan memahami perbedaan individu. Rumusan hasil refleksi berupa pembelajaran bermakna Apabila saya mengajar atau membahas topik ini, dengan mempertimbangkan prinsip pembelajaran bermakna yang berpusat kepada siswa, perubahan apa yang akan saya lakukan? Setelah mengikuti perkuliahan Pembelajaran Sosio Emosional saya memahami bahwasannya dalam pembelajaran kita juga harus memperhatikan emosi dan social dari peserta didik. Dalam melaksanakan pembelajaran juga perlu untuk membangun suasana maupun lingkungan yang seimbang dan nyaman bagi peserta didik. Pembelajaran juga hendaknya dapat mengembangkan sosio emosional anak. Disini saya memahami bahwasannya lingkungan juga memiliki peran bagi perkembangan peserta didik. Guru sebagai teladan juga tidak lepas dari mengembangkan kemampuan sosio emosional juga. Hal ini dikarenakan dengan demikian akan menjadikan pembelajaran lebih bersahabat dan efektif bagi peserta didik.


HASIL REFLEKSI PENGALAMAN BELAJAR SETIAP MATA KULIAH Prinsip Pengajaran dan Asesmen II


Refleksi Pengalaman Belajar Setiap Mata kuliah (LK 2) Indikator Pertanyaan Identifikasi Diri Nama mata kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen II Reviu pengalaman belajar 1. Pengalaman belajar apa yang berguna dan menarik? Perjalanan perkuliahan mata kuliah “Prinsip Pengajaran dan Asesmen II” terjadi ketika menempuh pendidikan di semester dua dengan alur penugasan MERDEKA seperti mata kuliah lainnya. Hal yang berguna dan menarik yaitu mendapatkan pemahaman baru dalam memelajari 3 topik yang terdapat pada mata kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesemen II. Kesadaran yang diperoleh yaitu terkait fakta bahwa asesmen yang dilakukan oleh seorang guru selama ini belum benar-benar mengakomodir setiap karakteristik peserta didik. Selain itu, mata kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen II ini sebagai lanjutan dari Prinsip Pengajaran dan Asesmen I ketika semester satu. Setelah mempelajari prinsip pengajaran dan asesmen II ini, saya memelajari banyak topik mengenai asesmen yang tepat untuk sebuah pendekatan pembelajaran. Hal-hal tersebut saya pelajari dari 3 topik yang dibahas dalam mata kuliah ini, yaitu: Topik 1 : Pemahaman Karakteristik Peserta Didik Melalui Asesmen Awal Pemahaman terhadap karakteristik peserta didik sangat penting dalam merancang pembelajaran dan asesmen karena erat kaitannya dengan penentuan kompetensi/tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Pendidikan yang berpihak pada peserta didik, kompetensi/tujuan pembelajaran tidak hanya untuk memenuhi tuntutan kurikulum, melainkan disesuaikan dengan tingkat capaian peserta didik. Asesmen awal bertujuan mengetahui karakteristik peserta didik. Sebagai seorang guru pastinya akan melakukan asesmen awal untuk bisa memetakan karakteristik peserta didik. Implikasi hal tersebut adalah rancangan pembelajaran dan asesmen yang disusun dapat disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. Pembelajaran adalah proses yang harus


dijalani oleh peserta didik dengan tujuan utama mencapai kompetensi yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Setelah merumuskan tujuan pembelajaran, kemudian menentukan teknik dan instrumen yang akan digunakan sebagai alat untuk mendapatkan umpan balik terhadap proses pembelajaran yang telah kita lakukan. Pemilihan teknik dan instrumen asesmen harus disesuaikan dengan kompetensi atau tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Setelah asesmen ditentukan, selanjutnya memilih metode pembelajaran yang paling sesuai untuk peserta didik. Dapat menggunakan metode ceramah, tanya jawab, demonstrasi, diskusi, atau karyawisata. Pada topik 1 membahas tentang rancangan pembelajaran menggunakan Understanding by Design atau alur mundur. Topik II : Pendekatan Teaching at the Right Level pada Perencanaan Pengajaran dan Asesmen Inti pembahasan dari topik 2 ini bahwa setiap peserta didik merupakan individu yang unik, mereka dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang mempunyai latar belakang berbeda-beda. Akibatnya setiap peserta didik mempunyai kebutuhan belajar yang berbeda-beda. Kebutuhan belajar merupakan jarak atau kesenjangan antara sasaran belajar yang ingin dicapai dengan kondisi peserta didik. Ada tiga faktor yang mempengaruhi kebutuhan belajar peserta didik yaitu pengetahuan, keterampilan, dan ketertarikan. Teaching at the Right Level (TaRL) merupakan pendekatan pembelajaran yang mengacu pada tingkat capaian atau kemampuan peserta didik. TaRL merupakan bentuk implementasi yang sesuai dengan filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Dengan memperhatikan capaian, tingkat kemampuan, kebutuhan peserta didik maka akan dijadikan sebagai acuan untuk merancang pembelajaran kemudian melakukan segala upaya untuk melakukan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Tujuan pengajaran dengan menggunakan pendekatan ini adalah penguatan kemampuan numerasi dan literasi pada peserta didik, serta pengetahuan pada mata pelajaran yang menjadi capaian pembelajaran. Komponen


rancangan pembelajaran dan asesmen antara lain tujuan pembelajaran, asesmen, dan kegiatan pembelajaran. Topik III : Pendekatan Culturally Responsive Teaching pada Perencanaan Pengajaran dan Asesmen Indonesia merupakan negara kepulauan yang di dalamnya terdapat berbagai macam suku bangsa dan budaya, akibatnya pendidikan dalam keluarga mempunyai kekhasannya masing-masing. Perbedaan kebudayaan ini pada akhirnya membentuk karakteristik pribadi yang unik pada peserta didik. Pendekatan pembelajaran Culturally Responsive Teaching (CRT) atau juga dikenal dengan pengajaran responsif budaya adalah model pendidikan teoritis dan praktik yang tidak hanya bertujuan meningkatkan prestasi peserta didik, tetapi juga membantu peserta didik menerima dan memperkokoh identitas budayanya. Pendekatan CRT mengintegrasikan prinsip dan karakteristik peserta didik, terutama latar belakang budaya dalam proses pembelajaran, sehingga berbagai metode pembelajaran, digunakan dalam pembelajaran agar dapat lebih bermakna. Oleh karena itu, sebagai guru yang ingin menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, kita harus mempertimbangkan latar belakang budaya peserta didik saat merancang pembelajaran dan asesmen. 2. Pengalaman belajar apa yang berguna tetapi kurang menarik? Tidak ada, setiap tugas dalam mata kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen II sangat berguna. Saya juga mengimplementasikan pendekatan Teaching at the Right Level (TaRL) dan pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) pada pelaksanaan PPL di SDN 3 Ketandan. Dengan demikian, pengetahuan yang saya dapatkan pada perkuliahan menjadi lebih bermakna. 3. Pengalaman belajar apa yang menarik tapi kurang berguna? Tidak ada, setiap pengalaman belajar yang saya dapatkan pada mata kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen II menarik. Terutama ketika


saya mengimplementasikan pembelajaran di kelas, peserta didik sangat antusias mengikuti pembelajaran sampai selesai. 4. Pengalaman belajar apa yang tidak menarik dan tidak berguna dalam konteks sebagai calon guru? Tidak ada, setiap tugas yang saya kerjakan dari topik 1 sampai 3 sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan saya tentang teknik menjadi guru yang baik dan mengajarkan pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik. Refleksi pengalaman belajar Pengalaman belajar yang saya pilih adalah Topik 1 “Pemahaman Karakteristik Peserta Didik Melalui Asesmen Awal” 1. Apa yang telah terjadi? Pada topik ini, pembelajaran dilakukan menggunakan alur MERDEKA. Topik 1 sangat penting untuk dipahami sebab sangat menentukan keberhasilan seorang guru dalam melakukan pembelajaran yaitu salah satunya dengan melakukan asesmen awal. Karakteristik peserta didik yang berbeda-beda akan menentukan pendekatan, strategi, metode, model, dan teknik yang nantinya akan digunakan oleh guru melakukan pembelajaran di kelas. Asesmen awal berguna untuk mengidentifikasi setiap karakteristik yang dimiliki oleh peserta didik. Asesmen awal atau diagnostik terdiri dari dua jenis yaitu diagnostik kognitif dan non kognitif. Diagnostik kognitif berkaitan dengan kemampuan awal peserta didik yang berkaitan dengan penguasaan materi pembelajaran, sedangkan diagnostik non kognitif dapat dilakukan oleh guru dengan memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya peserta didik. Cara guru melakukan bimbingan yang lebih mendalam harus disesuaikan dengan kondisi peserta didik. 2. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Karena dalam memberikan bimbingan harus sesuai dengan situasi, kondisi, dan karakter peserta didik yang dihadapi. Hasil dari asesmen awal dapat dijadikan sebagai pedoman guru dalam menentukan metode


atau teknik asesmen serta bagaimana pembelajaran akan dilakukan. Asesmen yang dilakukan harus sesuai dengan apa yang akan dicapai dalam tujuan pembelajaran. Analisis artefak pembelajaran 1. Artefak-artefak pembelajaran mana yang dapat saya jadikan bukti dukung hasil refleksi pengalaman belajar? Analisis artefak pembelajaran yang mendukung Siklus 1 yaitu berupa tugas pada langkah mulai dari diri, ruang kolaborasi, demonstrasi kontekstual, elaborasi pemahaman, koneksi antar materi, dan aksi nyata. Berikut link setiap artefak di setiap langkahnya: Mulai dari Diri Link Google Drive : https://drive.google.com/drive/folders/1l-1eVkb4- 1g88S6wP4qizxIpng13tQxq?usp=sharing Ruang Kolaborasi Link Google Drive : https://drive.google.com/drive/folders/13s1OyjUUXDWcLzZRLuTNa T_Z1Al1sQSS?usp=sharing


Demonstrasi Kontekstual Link Google Drive : https://drive.google.com/file/d/1jMLLspx5o6f1hszbSHDDexzQjihmMJr/view?usp=sharing Elaborasi Pemahaman Link Google Drive : https://drive.google.com/file/d/1HEUC1i41YBPoof1_atHwlSyC4oKpmBF/view?usp=sharing Koneksi Antar Materi Link Google Drive : https://drive.google.com/file/d/1ICdYIeWvNOBxr_Y88s8mICsKHcb5 _3oB/view?usp=sharing


Aksi Nyata Link Google Drive : https://drive.google.com/file/d/14YNI5BV-njWBwxy-D3Sz1tyBXj7avXZ/view?usp=sharing 2. Mengapa artefak ini yang saya pilih? Karena artefak ini menjelaskan secara rinci penerapan asesmen awal untuk mengetahui karakteristik peserta didik yang selanjutnya akan dijadikan pedoman dalam penyusunan rancangan pembelajaran yang akan dilakukan. Mulai dari Diri, memuat cara untuk mengidentifikasi tahapan untuk merancang pembelajaran dan asesmen. Kemudian pada bagian selanjutnya terdapat enam pertanyaan sebagai bahan refleksi sebelum melakukan observasi terhadap rancangan pembelajaran yang telah disusun ketika menjalankan mata kuliah prinsip pengajaran dan asesmen yang efektif I. Ruang Kolaborasi, terdapat dua tugas kelompok. Pertama, mahasiswa berdiskusi tentang kelebihan dan kekurangan dari masing-masing teknik dan instrumen asesmen untuk membantu memutuskan teknik dan instrumen yang nantinya akan gunakan. Kedua, menyusun rencana pelaksanaan asesmen awal bagi peserta didik. Demonstrasi Kontekstual, memuat tabel pemetaan karakteristik peserta didik yang meliputi etnis/suku, agama, status sosial ekonomi, dan minat peserta didik.


Elaborasi Pemahaman, memuat jawaban refleksi hasil asesmen awal terhadap karakteristik peserta didik yang telah dilaksanakan. Terdapat enam pertanyaan reflektif yang menjadi dasar dalam melakukan refleksi. Koneksi Antar Materi, memuat infografis yang berisi tentang analisis hubungan antara karakteristik peserta didik dengan rencana penyusunan rancangan pembelajaran selanjutnya. Aksi Nyata, memuat jawaban tentang rencana tindak lanjut yang akan diterapkan pada penyusunan rancangan pembelajaran berikutnya, dapat membuat catatan, daftar pertanyaan, dan panduan yang dapat digunakan pada penyusunan rancangan pembelajaran berikutnya. 3. Bagian mana dari artefak ini yang mendukung hasil refleksi saya? Artefak pembelajaran pada mata kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen II topik I sangat lengkap, mulai dari diri, ruang kolaborasi, demonstrasi kontekstual, elaborasi pemahaman, koneksi antar materi, dan aksi nyata. Setiap artefak sangat berhubungan satu sama lain dan merupakan hasil refleksi dari pengalaman yang dimiliki berkaitan dengan asesmen awal dan pemetaan karakteristik peserta didik. Rumusan hasil refleksi berupa pembelajaran bermakna Apabila saya mengajar atau membahas topik ini, dengan mempertimbangkan prinsip pembelajaran bermakna yang berpusat kepada siswa, perubahan apa yang akan saya lakukan? Perubahan yang akan saya lakukan yaitu - Memahami kebutuhan individual peserta didik Mengakui bahwa setiap peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, kebutuhan belajar yang berbeda, serta minat yang beragam. Sebagai guru perlu memahami karakteristik peserta didik secara individual dan merancang pengalaman belajar yang relevan. - Menyediakan konteks yang bermakna Membuat koneksi antara materi pembelajaran dengan pengalaman hidup, minat, dan tujuan peserta didik. Hal ini membantu peserta didik


melihat relevansi materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari mereka, sehingga meningkatkan motivasi dan pemahaman. - Memberikan kesempatan untuk eksplorasi dan penemuan Menggunakan pendekatan yang mendukung peserta didik untuk menemukan pengetahuan sendiri melalui eksplorasi, percobaan, dan diskusi. Ini dapat mencakup proyek-proyek berbasis masalah, diskusi kelompok, atau kegiatan praktis lainnya yang mendorong keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses belajar. - Menggunakan beragam sumber daya dan strategi pembelajaran Memanfaatkan berbagai sumber daya dan strategi pembelajaran, termasuk teknologi, materi bacaan, media, dan kegiatan praktis, untuk memenuhi gaya belajar yang berbeda dan memperkaya pengalaman belajar peserta didik.


HASIL REFLEKSI PENGALAMAN BELAJAR SETIAP MATA KULIAH Projek Kepemimpinan


Refleksi Pengalaman Belajar Setiap Mata kuliah (LK 2) Indikator Pertanyaan Identifikasi Diri Nama mata kuliah Projek Kepemimpinan Reviu pengalaman belajar 1. Pengalaman belajar apa yang berguna dan menarik? Setiap pengalaman belajar dalam mata kuliah ini berguna dan menarik. Pada semester dua, khususnya mata kuliah Projek Kepemimpinan terdapat 4 bab yang dipelajari yaitu: BAB I : ORIENTASI Pada bagian orientasi, mahasiswa dituntut untuk dapat menelaah definisi guru profesional, karakter unggul yang terdapat pada guru profesional, dan dapat mengenali potensi diri dan lingkungannya. Selanjutnya mahasiswa merefleksikn diri kemudian menyusun visi sebagai sosok figur guru yang profesional dengan menggunakan salah satu instrumen dari Visible Thinking Strategies (Strategi Pemikiran Terlihat) yaitu Perspective Taking (Pemerolehan Sudut Pandang). Selanjutnya, mahasiswa melakukan pemetaan tantangan dan kekuatan sebagai seorang guru profesional dengan menggunakan diagram fishbone/tulang ikan sebagai pemikiran sebab akibat. Tugas selanjutnya yaitu menulis sebuah tulisan refleksi yang terdiri dari 200 kata untuk merangkum temuan tentang sudut pandang menjadi guru profesional dan tantangan serta kekuatan seorang guru. Mahasiswa mengembangkan kerangka Service-Learning, menerapkan Ethics of Care, mengaitkan dan menganalisa kerangka Service-Learning ke prosedur Projek Kepemimpinan. Secara berkelompok, mahasiswa berdiskusi untuk melakukan observasi lingkungan sekitar dengan metode 5-D/BAGJA. - Define (Buat Pertanyaan Utama) - Discover (Ambil Pelajaran) - Dream (Gali Mimpi) - Design (Jabarkan Rencana) - Deliver (Atur Eksekusi)


BAB II : PERENCANAAN Pada bagian perencanaan ini, penjelasan tentang tahapan proses inquiry phase / fase inkuiri yaitu tuning in (menyetel), finding out (mencari tau), sorting out (memilah), dan going further (melangkah lebih jauh). Kemudian, melakukan pemetaan terhadap semua peran dan tanggungjawab yang dibutuhkan dalam rancangan Projek Kepemimpinan kelompok. Fase ini dimulai dengan menyamakan pemahaman akan peran-peran yang diperlukan dalam pencapaian tujuan projek. Mahasiswa diharapkan dapat menempatkan diri sebagai bagian dari sekolah/komunitas. Selanjutnya, setiap kelompok mempresentasikan rencana projek yang berupa judul, tujuan, alur kegiatan, dan pembagian peran yang merata di setiap kelompok kerja. Tugas ini dapat dijadikan menjadi mind map atau peta pikiran dan dipresentasikan. Mahasiswa lain kemudian memberikan tanggapan serta pertanyaan menggunakan circle of viewpoints. Selanjutnya, setiap kelompok menyusun proposal SMART yang terdiri dari Specific, Measurement, Achievable, dan Time-Bound. Fokus utama bab ini adalah menghasilkan rencana bersama yang dapat mendatangkan sebesar mungkin manfaat bagi peningkatan kreativitas peserta didik. BAB III : PELAKSANAAN Pada bab III ini, mahasiswa dapat mengimplementasikan kerangka projek yang sudah dibuat. Rencana projek kemudian dikuatkan dengan komitmen, dukungan, dan kontribusi aktif dari para pemangku kepentingan, sehingga tergambar pemetaan peran serta tanggung jawab dari kelompok dan para pemangku kepentingan di lingkungan masyarakat. Terdapat projek monitoring untuk menganalisis permasalahan, tantangan yang dihadapi selama projek berlangsung. Kemudian mahasiswa mengisi jurnal refleksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan dan rubrik refleksi mentor di komunitas. Selanjutnya, mahasiswa menindaklanjuti perancangan projek dengan mengevaluasi dampak yang dirasakan masyarakat/komunitas dari pelaksanaan projek kepemimpinan. Dilanjutkan pelaksanaan FGD atau survey evaluasi


untuk mengukur ketuntasan pelaksanaan projek. Setiap kelompok dapat memilih salah satu. Terdapat 14 pertanyaan yang dapat dijadikan sebagai bahan pelaksanaan FGD atau survey evaluasi untuk mengukur ketuntasan pelaksanaan projek. BAB IV : PELAPORAN Pelaksanaan pada minggu ke-14 yaitu melakukan kegiatan sharing yang dapat dilakukan secara daring atau luring. Kelompok mahasiswa harus dapat menangkap dan mendokumentasikan proses/hasil/evaluasi dari pelaksanaan Projek Kepemimpinan, menganalisa apakah tujuan Projek Kepemimpinan tercapai dengan menggunakan VTR Traffic Light. Kemudian, mahasiswa memproduksi gelar karya yang menginformasikan mengenai perjalanan pelaksanaan Projek Kepemimpinan. Minggu ini setiap kelompok projek diminta untuk menghasilkan produk kreatif dengan berdiferensiasi produk akhir: video, poster, presentasi. Laporan yang dibuat dapat menyampaikan apa yang telah kelompok lakukan dan capai, serta hal-hal yang dapat menggambarkan dampaknya terhadap kualitas pembelajaran peserta didik di sekolah/komunitas sasaran projek kepemimpinan mereka. Saya belajar bahwa dalam menjalankan sebuah projek, penting sekali untuk berdiskusi dengan teman-teman dan meminta saran dari dosen untuk melengkapi projek yang sudah dirancang. 2. Pengalaman belajar apa yang berguna tetapi kurang menarik? Tidak ada, karena semua yang saya pelajari memberikan dampak positif dan menarik untuk saya terapkan dalam kehidupan keguruan. Projek kepemimpinan mengajarkan untuk menjadi seorang pemimpin dalam kelompok, menerima perbedaan pendapat, dan memutuskan keputusan bersama secara adil. 3. Pengalaman belajar apa yang menarik tapi kurang berguna? Tidak ada, karena semua yang saya pelajari menarik dan berguna bagi proses pembelajaran baik di kelas maupun ketika hidup di lingkungan


masyarakat. Proses pelaksanaan projek sangat menarik sebab saya menjadi paham bagaimana membimbing seseorang untuk melatih daya kreatifitasnya dengan memanfaatkan benda yang disediakan oleh alam. 4. Pengalaman belajar apa yang tidak menarik dan tidak berguna dalam konteks sebagai calon guru? Tidak ada, semua pengalaman belajar menarik dan berguna untuk meningkatkan kualitas seorang guru ketika menghadapi peserta didik di dalam kelas dan menghadapi kehidupan masyarakat di lingkungan. Refleksi pengalaman belajar Pengalaman belajar yang saya pilih adalah BAB I ORIENTASI 1. Apa yang telah terjadi? Pada bagian orientasi merupakan bagian paling awal dari sebuah projek kepemimpinan. Sebagai seorang calon guru pastinya harus dapat memiliki visi dan misi guru profesional yang akan dijadikan pedoman dalam menjalankan tanggung jawab di sekolah. Diagram fishbone juga penting untuk mengetahui kekuatan dan tantangan yang dihadapi bagi seorang guru di zaman sekarang. Diagram fishbone adalah alat yang sangat berguna bagi para pendidik dalam menganalisis masalahmasalah yang berkaitan dengan hasil belajar peserta didik dan mengembangkan strategi perbaikan yang tepat sasaran. Dengan menggunakan rancangan ini, seorang guru dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih mendukung bagi peserta didik. Hasil refleksi tentang visi misi serta tantangan dan kekuatan sebagai guru profesional kemudian dituangkan dalam hasil refleksi minimal 200 kata. Kemudian, dilanjutkan observasi lingkungan yang akan dijadikan sebagai tempat pelaksanaan projek kepemimpinan yang telah dirancang oleh kelompok. Observasi ini penting dilakukan agar setiap mahasiswa mampu menempatkan diri dan siap untuk menghadapi lingkungan yang nantinya akan dijadikan sasaran pelaksanaan projek. 2. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Karena hal tersebut penting bagi saya dalam mempelajari topik ini dengan berdiskusi bersama teman. Proses melakukan refleksi sangat


didukung dengan langkah yang runtut dan sesuai sehingga mahasiswa mampu melakukan refleksi dengan baik. Dalam merancang sebuah projek kita tidak dapat melakukannya sendiri, tetapi kita perlu bekerja sama dan meminta masukan dan arahan dari dosen pembimbing. Selain itu, teamwork juga sangat diperlukan untuk kelancaran dan kesuksesan projek kepemimpinan hingga akhir. Analisis artefak pembelajaran 1. Artefak-artefak pembelajaran mana yang dapat saya jadikan bukti dukung hasil refleksi pengalaman belajar? Setiap artefak pembelajaran pada bab 1 orientasi dapat saya jadikan bukti dukung hasil refleksi pengalaman belajar. Artefak tersebut diantaranya yaitu perumusan visi dan misi guru profesional, diagram fishbone, hasil refleksi, dan lembar observasi lingkungan. Perumusan Visi dan Misi Link Google Drive https://drive.google.com/file/d/19UNk6CmmtMSFsWiIT1ykbwdMdr BcJenu/view?usp=sharing Diagram Fishbone Link Google Drive https://drive.google.com/file/d/1dpVvbFq-cprg3EA37ZLwreTfowrLFFd/view?usp=sharing


Hasil Refleksi Link Google Drive https://drive.google.com/file/d/1jQFHoCpNOU2JYG4nB7iRk3R4NfU ce1Ta/view?usp=sharing Lembar Observasi Lingkungan Link Google Drive https://drive.google.com/file/d/1PxZ1zFhZsiORGa_S4s3dnos9Zl738X 9M/view?usp=sharing 2. Mengapa artefak ini yang saya pilih? Artefak dalam bab 1 orientasi ini saya pilih karena menjadi pondasi awal sebelum pelaksanaan projek. Apabila rencana awal telah dibuat secara matang, maka perencanaan dan pelaksanaan juga akan berhasil. Setiap artefak saling berkaitan. Perumusan Visi Misi, berisi pertanyaan refleksi diri terkait siapa diri saya, dll. Sebelumnya mahasiswa menjawab pertanyaan pemantik dalam kolom eksplorasi, hubungan, identifikasi, keberadaan. Diagram Fishbone, memuat rumusan tantangan dan kekuatan menjadi guru yang profesional.


Hasil Refleksi, memuat 200 kata sebagai rangkaian kalimat refleksi setelah mengetahui visi misi guru profesional beserta tantangan dan kekuatannya. Lembar Observasi Lingkungan, berisi jawaban dari pertanyaan dengan metode 5-D atau BAGJA. 3. Bagian mana dari artefak ini yang mendukung hasil refleksi saya? Setiap artefak mendukung hasil refleksi saya karena disusun secara runtut. Hasil refleksi saya akan selalu dijadikan bahan untuk memperbaiki diri demi kesuksesan pelaksanaan projek. Produk yang dibuat ini akan disiapkan oleh kelompok menjadi materi paparan dan pameran untuk kegiatan gelar karya projek pada saat Ujian Akhir Semester di minggu ke-16. Rumusan hasil refleksi berupa pembelajaran bermakna Apabila saya mengajar atau membahas topik ini, dengan mempertimbangkan prinsip pembelajaran bermakna yang berpusat kepada siswa, perubahan apa yang akan saya lakukan? Setelah melaksanakan proyek kepemimpinan, perubahan yang akan saya lakukan diantaranya yaitu: - Meningkatkan kolaborasi yang lebih besar antara guru, staf sekolah, dan wali peserta didik. Kolaborasi yang ditingkatkan dapat membantu dalam berbagi ide, sumber daya, dan praktik terbaik, yang dapat meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran. - Mengembangkan keterampilan kepemimpinan, termasuk kemampuan untuk mengelola tim, mengambil keputusan strategis, dan berkomunikasi secara efektif dengan setiap warga sekolah. - Melakukan inovasi variasi pengajaran, misalnya dengan melakukan penerapan pembelajaran berdiferensiasi untuk mata pelajaran tertentu, mengajak peserta didik lebih mengenal alam dengan belajar di luar ruangan, dan menciptakan alat peraga yang menarik. - Menanamkan budaya pembiasaan yang baik di sekolah, dapat dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai seperti kerjasama, tanggung jawab, dan ketekunan, yang dapat membentuk budaya sekolah yang positif.


HASIL REFLEKSI PENGALAMAN BELAJAR SETIAP MATA KULIAH Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) II


Refleksi Pengalaman Belajar Setiap Mata kuliah (LK 2) Indikator Pertanyaan Identifikasi Diri Nama mata kuliah Praktik Pengalaman Lapangan II (PPL) Reviu pengalaman belajar 1. Pengalaman belajar apa yang berguna dan menarik? Praktik Pengalaman Lapangan II kali saya mendapatkan banyak pengalaman bagi saya. Banyak pelajaran yang saya dapatkan ketika saya melaksanakan di SD Negeri 3 Ketandan. Pada mata kuliah ini mengantarkan kami untuk menjalankan PPL dengan baik. Pada mata kuliah ini terdapat beberapa topik. Topik-topik tersebut diantaranya : Topik 1 Orientasi PPL II Kegiatan orientasi pada PPL II dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa PPG terkait dengan sekolah, khususnya tentang program dan kegiatan sekolah, kebijakan dan jadwal pembelajaran pada semester berjalan, serta berbagai informasi tentang kegiatan ekstra kurikuler dan kegiatan non akademik lainnya yang diterapkan di sekolah mitra lokasi PPL. Kegiatan orientasi dilakukan pada hari pertama dilaksanakannya PPL II di sekolah dan informasi diberikan oleh Kepala Sekolah atau Koordinator PPL II di sekolah. Topik 2 Observasi PPL II Pada topik ini saya bersama kelompok melakukan observasi terkait kegiatan pembelajaran di dalam kelas serta kegiatan yang terjadi di luar kelas. Hal ini berkaitan dengan karakteristik dari peserta didik serta kegiatan luar kelas seperti ekstrakurikuler yang diikuti oleh peserta didik di sekolah mitra yaitu SDN 3 Ketandan. Kemudian hasil obesrvasi yang didapatkan ditulis dalam laporan hasil observasi. Topik 3 Praktik Pembelajaran Terbimbing PPL II Pada kegiatan ini saya melaksanakan praktik pembelajaran terbimbing PPL II. Hal yang saya lakukan diantaranya adalah berdikusi dengan guru dan rekan sejawat dalam menyusun perangkat pembelajaran dan


Indikator Pertanyaan Identifikasi Diri asesmen. Selain merancang perangkat pembelajaran dan asesmen saya juga melaksanakan praktik pembelajaran terbimbing di kelas. Adapun pada PPL II ini praktik dilakukan sebanyak 2 kali. Saya melaksanakan praktik mengajar terbimbing ini di kelas VI dan IV SDN 3 Ketandan. Topik 4 Praktik Pembelajaran Mandiri dan Melaksanakan Kegiatan Non Mengajar PPL II Pada kegiatan ini saya melaksanakan praktik pembelajaran mandiri PPL II. Hal yang saya lakukan pada kegiatan ini adalah melaksanakan praktik mengajar secara mandiri. Hal ini juga termasuk dalam menyusun perangkat pembelajaran dan asesmen serta pelaksanaan pembelajaran. Adapun dalam pelaksanaannya saya juga berdikusi dengan guru pamong dan rekan sejawat guna mendapatkan masukan dan merancang pembelajaran yang lebih baik lagi. Kegiatan praktik mengajar ini dilaksanakan sebanyak 4 kali. Adapun saya melaksanakan praktik mengajar mandiri di kelas IV dan V SDN 3 Ketandan. Melaksanakan Kegiatan Non Mengajar Pada kegiatan ini saya dan kelompok PPL II mengikuti segala kegiatan yang ada di sekolah mitra. Adapun kegiatan yang dilakukan seperti mempersiapkan tempat pertemuan, perkemahan, jalan sehat, senam, upacara, ekstrakurikuler, Outing Class, syukuran. Hal ini dilaksanakan disekolah dan di luar sekolah bersama guru dan peserta didik. Topik 5 Diskusi Refleksi Akhir PPL II Pada topik ini, dilakukan forum diskusi bersama dosen dan guru pamong. Adapun diskusi yang dilakukan berkaitan dengan pelaksanaan PPL. Pada kegiatan ini, bersama Dosen dan Guru Pamong akan melakukan diskusi Refleksi Akhir PPL II. Forum ini digunakan sebagai sarana ruang kolaborasi (secara asinkronus) antara Mahasiswa, Dosen, dan Guru Pamong setelah melakukan serangkaian kegiatan pada PPL II.


Indikator Pertanyaan Identifikasi Diri 2. Pengalaman belajar apa yang berguna tetapi kurang menarik? Berdasarkan praktik pengalaman lapangan II, semua topik saling berkaitan dan berguna. Semua topik bertujuan untuk membangun karakter profesional seorang guru. 3. Pengalaman belajar apa yang menarik tapi kurang berguna? Tidak ada, Semua topik dalam praktik pengalaman lapangan sangat menarik. Adanya ruang kolaborasi untuk berdiskusi mengenai tantangan dan hambatan menjadi bahan diskusi yang positif. 4. Pengalaman belajar apa yang tidak menarik dan tidak berguna dalam konteks sebagai calon guru? Tidak ada, karena setiap topik dalam praktik pengalaman lapangan II dari mulai orientasi sampai rekfleksi akhir sangat bermanfaat untuk calon guru mengembangkan kemampuan dalam kegiatan belajar mengajar dan non mengajar. Refleksi pengalaman belajar 1. Apa yang telah terjadi? Pengalaman belajar yang telah saya dapatkan pada pelaksanaan praktik pengalaman lapangan II di SDN 3 Ketandan yaitu : Topik 3 Praktik Pembelajaran Terbimbing PPL II Pada kegiatan ini saya melaksanakan pembelajaran terbimbing. Hal ini memberikan saya pengalaman dalam mengajar dan menyusun perangkat pembelajaran beserta asesmen. Saya mempelajari topik ini melalui praktik langsung dan juga dengan melakukan diskusi baik dengan dosen, guru pamong maupun rekan sejawat. Selain itu, saya juga belajar dengan menggali informasi dari berbagai refrensi yang ada. Bagi saya strategi yang diterapkan dalam mempelajari sangat penting. Melalui strategi yang diterapkan yaitu praktik langung, memberikan saya pengalaman yang bermakna. Dengan demikian saya dapat mempelajari topik dengan baik dan dapat langsung mempraktikannya.


Indikator Pertanyaan Identifikasi Diri 2. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Topik 3 penting dipelajari karena dapat digunakan oleh mahasiswa untuk melakukan praktik terbimbing dengan menyusun perangkat pembelajaran yang digunakan untuk mengajar, dan sebelumnya telah didiskusikan dengan dosen dan guru pamong. Hasil pelaksanaan siklus pembelajaran terbimbing ini (yang tergambarkan dari hasil refleksi) wajib digunakan mahasiswa sebagai bahan untuk mengembangkan siklus pembelajaran pada praktik pembelajaran mandiri. Analisis artefak pembelajaran 1. Artefak-artefak pembelajaran mana yang dapat saya jadikan bukti dukung hasil refleksi pengalaman belajar? Artefak pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai bukti dukung hasil refleksi pengalaman belajar pada mata kuliah praktik pengalaman lapangan topik 3 yaitu berupa: - LK 3 Lembar Observasi Rancangan Pembelajaran - LK 4 Lembar Observasi Pembelajaran pada Pembelajaran - LK 5 Jurnal Refleksi Pembelajaran - Jurnal Harian Artefak tersebut dapat dilihat dalam link berikut: Siklus 1 Pembelajaran Terbimbing Link Google Drive : https://drive.google.com/drive/folders/1p2FL5NplpfVoDcyQmmwH KYgs1gRudFQ7?usp=sharing


Indikator Pertanyaan Identifikasi Diri Siklus 2 Pembelajaran Terbimbing Link Google Drive : https://drive.google.com/drive/folders/1jfL3TlJZZFnDWVyoooHeDK dHUfTeJNGn?usp=sharing Jurnal Harian Topik 3 Link Google Drive : https://drive.google.com/file/d/1RrbLEpbRofxiFAKjfyd3o51Qyc70ZSl/view?usp=sharing 2. Mengapa artefak ini yang saya pilih? Karena artefak pada topik 3 ini sangat bermanfaat bagi saya untuk melakukan praktik mengajar secara terbimbing. Terdapat dua siklus pembelajaran terbimbing. Setiap siklus terdapat 3 Lembar Kerja (LK), diantaranya yaitu lembar observasi rancangan dan perangkat pembelajaran, lembar observasi pembelajaran observer, dan refleksi terhadap pembelajaran. Selanjutnya, di akhir pembelajaran terbimbing, saya membuat jurnal harian minggu ke-3 dan 4 sebagai laporan kegiatan setiap harinya ketika di sekolah melakukan PPL.


Indikator Pertanyaan Identifikasi Diri 3. Bagian mana dari artefak ini yang mendukung hasil refleksi saya? Setiap artefak dalam topik 3 ini mendukung hasil refleksi saya, karena merupakan penilain terhadap kemajuan perkembangan dalam kegiatan sebelumnya. Setiap lembar observasi yang disusun di setiap siklus menjadi bahan refleksi untuk dapat lebih baik lagi dalam melakukan pembelajaran ke depannya. Rumusan hasil refleksi berupa pembelajaran bermakna Apabila saya mengajar atau membahas topik ini, dengan mempertimbangkan prinsip pembelajaran bermakna yang berpusat kepada siswa, perubahan apa yang akan saya lakukan? Pada praktik pengalaman lapangan II ini memberikan saya kesan yang luar biasa pada diri saya. Saya mendapatkan pengalaman dan berbagai ilmu terkait keguruan selama PPL II di SDN 3 Ketandan. Adapun melalui kegiatan ini saya jadi mengetahui bagaimana merancang modul ajar dan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. Selain itu saya juga mendapatkan pengalaman di luar kelas seperti berkegiatan acara-acara sekolah. Hal lain yang bermakna adalah pengalaman bagaimana cara untuk mengkondisikan peserta didik di kelas. Perubahan yang akan saya lakukan yaitu melakukan profiling terhadap peserta didik agar dapat mengetahui karakteristik setiap peserta didik dengan baik. Pembelajaran berdiferensiasi akan saya lakukan untuk dapat memenuhi kebutuhan setiap peserta didik.


HASIL REFLEKSI PENGALAMAN BELAJAR SETIAP MATA KULIAH PPKS (MK Selektif Semester II)


Refleksi Pengalaman Belajar Setiap Mata kuliah (LK 2) Indikator Pertanyaan Identifikasi Diri Nama mata kuliah PPKS (Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual) Reviu pengalaman belajar 1. Pengalaman belajar apa yang berguna dan menarik? Pengalaman yang saya dapatkan pada mata kuliah ini adalah materi tentang menyikapi dan penanganan tindak kejahatan seksual yang terjadi di lingkungan pendidikan. Terdapat 4 topik pembahasan yaitu : Topik 1 Filosofi Pendidikan di Indonesia Pada topik ini, dibahas tentang filosofi dan peran serta pendidikan tinggi dalam pencegahan dan penanganan kekerasan seksual. Kemudian mahasiswa dapat menerapkan filosofi pendidikan Indonesia ke dalam keseharian. Topik 2 Mengenal Kekerasan Topik 2 ini dijelaskan tentang ketimpangan hak pendidikan dan dampaknya pada terciptanya SDM yang unggul, memahami kekerasan di lingkungan pendidikan, lapisan identitas dan kerentanan, memahami identitas rentan. Selanjutnya pembahasan tentang kesetaraan berkeadilan dan kesetaraan dalam ruang pendidikan. Pembahasan dikemas dalam penjelasan materi terlebih dahulu kemudian diberikan soal sebagai bahan latihan untuk mengecek sejauh mana pemahaman yang telah didapatkan. Topik 3 Memahami Kekerasan Seksual Pada topik 3 ini, terdapat definisi dan bentuk kekerasan seksual, polapola relasi, dan mengidentifikasi kekerasan seksual. Topik 4 Memahami Dampak Kekerasan Seksual Topik 4 merupakan topik terakhir, disini terdapat pembahasan tentang definisi dan bentuk paksaan, memahami reaksi tubuh terhadap trauma, respon untuk mendukung korban, dan studi kasus tentang paksaan.


2. Pengalaman belajar apa yang berguna tetapi kurang menarik? Pengalaman belajar mata kuliah PPKS sangat berguna untuk mencegah penyebaran tindak kejahatan seksual di lingkungan sekolah, pembelajaran ini dapat mengedukasi peserta didik untuk hatihati akan tindak kejahatan seksual. Menurut saya pengalaman yang kurang menarik tidak ada. 3. Pengalaman belajar apa yang menarik tapi kurang berguna? Tidak ada. Menurut saya pembelajaran PPKS ini penting dan berguna bagi pengetahuan pendidik dan peserta didik. 4. Pengalaman belajar apa yang tidak menarik dan tidak berguna dalam konteks sebagai calon guru? Tidak ada, sebagai calon guru pembelajaran ini penting untuk dipelajari dan disampaikan kepada peserta didik agar meminimalisir tindak kejahatan seksual di lingkungan sekolah. Refleksi pengalaman belajar 1. Apa yang telah terjadi? Setiap topik penting dikarenakan dengan mempelajari PPKS dalam pengajaran dan pembelajaran, kita sebagai calon guru profesional dapat mengetahui bahwa pengetahuan tentang PPKS dalam pengajaran dan pembelajaran ini sebenarnya perlu kita terapkan mulai sekarang, seperti yang kita ketahui, pada abad 21 sekarang banyak tindak kejahatan seksual yang terjadi di lingkungan sekolah dikarenakan kemajuan yang semakin maju yang mengakibatkan peserta didik bisa mengakses contoh-contoh tindak kejahatan seksual. Berdasarkan pengalaman saya, dalam mengikuti mata kuliah PPKS (Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual) terdapat topik yang menurut saya menarik karena pembelajaran ini sangat penting bagi pendidik maupun peserta didik di lingkungan sekolah, sebab beberapa kasus yang membuat tindak kekerasan seksual berbeda dengan kasus kriminal lainnya adalah: sulitnya bukti, terutama bukti fisik. Ini berbeda misalnya, dengan tindak kriminal pembunuhan ataupun


pencurian yang dapat di telusuri dengan bukti-bukti fisik. Di sisi lain, kekerasan seksual bukan hanya berdampak pada fisik, namun juga psikis. Itulah mengapa kita membutuhkan satuan khusus ini dalam penanganannya. Tentu saja para eksekutor ini tidak serta merta ditunjuk begitu saja, sebab menurut Permendikbud, para eksekutor ini akan dilatih secara khusus terlebih dahulu agar dapat bergerak dengan semestinya. Jadi, ini menjadi masalah yang sangat besar terutama di dunia pendidikan, maka dari itu sebagai pendidik harus gencar dan selalu mensosialisasikan penanganan dan pencegahan agar tidak menjadi korban tindak kekerasan sekseual. 2. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Karena pada topik ini pengetahuan yang saya dapat bersumber dari beberapa sumber seperti jurnal, makalah skripsi, atau penjelasan dari dosen. Selain itu, pembelajaran ini sangat penting untuk bekal atau pegangan untuk menyosialisasikan bahaya tindak kejahatan seksual dan dampak yang akan dirasakan si korban, jadi pemahaman penanganan tindak kejahatan dan cara penangananya juga. Analisis artefak pembelajaran 1. Artefak-artefak pembelajaran mana yang dapat saya jadikan bukti dukung hasil refleksi pengalaman belajar? Jika dianalisis, dalam artefak ini sudah menyelesaikan tugas mata kuliah PPKS sampai akhir, hal ini dibuktikan dengan link drive di bawah yang berisi tentang surat pernyataan a. bersedia untuk turut serta memastikan tidak terjadi tindak kekerasan dalam bentuk apapun dan kepada siapapun, baik secara personal maupun profesional; b. bersedia untuk diproses sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, apabila terbukti melakukan tindak kekerasan sebagaimana dimaksud pada angka 1. 2. Mengapa artefak ini yang saya pilih? Karena artefak yang ada dalam mata kuliah ini hanya surat pernyataan tentang mata kuliah PPKS.


3. Bagian mana dari artefak ini yang mendukung hasil refleksi saya? Pada artefak tersebut menjelaskan bahwa mahasiswa bersedia untuk turut serta memastikan tidak terjadi tindak kekerasan dalam bentuk apapun dan kepada siapapun, baik secara personal maupun profesional. Selain itu, juga bersedia untuk diproses sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, apabila terbukti melakukan tindak kekerasan sebagaimana dimaksud pada angka 1. Rumusan hasil refleksi berupa pembelajaran bermakna Apabila saya mengajar atau membahas topik ini, dengan mempertimbangkan prinsip pembelajaran bermakna yang berpusat kepada siswa, perubahan apa yang akan saya lakukan? Pembelajaran bermakna yang saya dapatkan setelah mempelajari PPKS adakah bahwa guru dan peserta didik memahami pentingnya peran penanganan dalam tindak kejahatan seksual, dampak dari tidak ditegakkannya secara utuh regulasi-regulasi tersebut membuat para korban makin terserang mentalnya. Tidak sedikit dari mereka yang ingin melaporkan atau menceritakan masalah mereka kepada teman atau keluarganya namun memilih diam karena takut dihantui oleh stigmatisasi masyarakat yang akan mereka dapatkan. Alhasil para predator seksual yang bertopeng "orang-orang terdidik itu" menjadi makin eksis, berani, dan tidak tahu diri dalam beraksi. Harapan saya, semoga dalam waktu dekat ini, aturan-aturan di atas bisa diterapkan dengan baik. Karena dengan diterapkannya aturan-aturan di atas, mulai dari PERMEN PPKS, PMA PPKS, dan UU TPKS secara totalitas, kita dapat menciptakan ruang aman bagi seluruh masyarakat Indonesia tanpa peduli apakah dia laki-laki maupun perempuan, khususnya diranah perguruan tinggi. Mari bersama-sama berantas kekerasan seksual di manapun dan ciptakan ruang aman bagi diri sendiri, keluarga, teman, maupun orang-orang terdekat yang kita cintai agar hidup aman dan damai tanpa kekerasan seksual.


Click to View FlipBook Version