The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by vivi.vitriana, 2022-10-02 11:52:48

Pedoman Label Pangan Olahan

Pedoman Label Pangan Olahan

PePdeodmomananLaLbaeblePlaPnagnagnanOOlalhaahnan- 2-0220020

Daftar Bahan: Air, Gula dan Sirup glukosa
(mengandung pengawet belerang dioksida)
Gambar 23. BTP ikutan dicantumkan berdekatan dengan bahan
yang mengandung BTP ikutan yang sama

3) Apabila terdapat 2 bahan yang mengandung BTP
ikutan yang sama, namun berdasarkan kaidah urutan
persentase jumlah bahan pada daftar bahan yang
digunakan letaknya terpisah maka dapat dituliskan
seperti contoh pada Gambar 24.

Daftar Bahan: air, gula (mengandung pengawet
belerang dioksida), kakao bubuk, krimer nabati, susu

bubuk, sirup glukosa (mengandung pengawet
belerang dioksida).

Atau

Daftar Bahan: air, gula, kakao bubuk, krimer nabati,
susu bubuk, sirup glukosa. Gula dan sirup glukosa

mengandung pengawet belerang dioksida
Gambar 24. BTP ikutan yang sama dituliskan terpisah sesuai kaidah

urutan persentase jumlah bahan

4) Apabila produk mengandung BTP yang ditambahkan
langsung namun BTP tersebut juga sebagai BTP ikutan
dari bahan lain, maka BTP tersebut dapat dituliskan 1 kali
saja sebagai penambahan langsung. Hal ini dapat dilihat
seperti contoh pada Gambar 25.

34


Pedoman Label Pangan Olahan - 20P20edoman Label Pangan Olahan - 2020

Daftar Bahan: susu sapi segar, air, gula, susu skim
bubuk, ekstrak pisang, lemak susu, penstabil nabati,
perisa sintetik, antioksidan dl –L tokoferol, vitamin A
(mengandung antioksidan dl –L tokoferol), B1, B2.

Atau

Daftar Bahan: susu sapi segar, air, gula, susu
skim bubuk, ekstrak pisang, lemak susu,

penstabil nabati, perisa sintetik, antioksidan dl –
L tokoferol, vitamin A, B1, B2.

Gambar 25. BTP penambahan langsung namun juga sebagai BTP
ikutan dari bahan lain

9. Pangan olahan yang mengandung pemanis buatan.
Untuk pangan olahan yang menggunakan pemanis
buatan, wajib dicantumkan peringatan berikut:
a. Pangan olahan yang menggunakan pemanis
buatan:
“Mengandung pemanis buatan, disarankan tidak
dikonsumsi oleh anak di bawah 5 (lima) tahun, ibu
hamil, dan ibu menyusui”
Contoh pencantuman peringatan pangan olahan
dengan pemanis buatan dapat dilihat pada Gambar
26.

35


PePdeodmomananLaLbaeblePlaPnagnagnanOOlalhaahnan- 2-0220020

Daftar bahan:
Gula, Krimer Nabati, Kopi Bubuk Instan, Susu Skim Bubuk, Perisa
Sintetik, Garam, Pemanis Buatan (Asesulfam-K, Sukralosa)

Mengandung pemanis buatan, disarankan tidak dikonsumsi oleh
anak di bawah 5 (lima) tahun, ibu hamil, dan ibu menyusui.

Gambar 26. Pencantuman peringatan pangan olahan yang
menggunakan pemanis buatan

b. Pangan olahan untuk penderita diabetes dan/atau
makanan berkalori rendah:
“Untuk penderita diabetes dan/atau orang yang
membutuhkan makanan berkalori rendah.”
Ketentuan ini dimaksudkan untuk pangan olahan
yang memenuhi ketentuan pangan olahan untuk
keperluan diet khusus.
Contoh pencantuman peringatan pangan olahan
untuk penderita diabetes dan/atau makanan
berkalori rendah dapat dilihat pada Gambar 27.

Daftar Bahan:
Bubuk Base, Kaseinat, Maltodekstrin, Bubuk Kopi Instan, Pewarna Alami
Karamel III Amonia Proses, Pemanis Buatan Sukralosa, Perisa Sintetik,
Premiks Vitamin dan Mineral, Kalsium Karbonat (Mengandung
Antioksidan (Askorbil Palmitat dan di-α-Tokoferol)), Pemanis Alami
Sorbitol.

Untuk penderita diabetes dan/atau orang yang membutuhkan makanan
berkalori rendah.

Mengandung pemanis buatan, disarankan tidak dikonsumsi oleh anak di
bawah 5 (lima) tahun, ibu hamil, dan ibu menyusui.

Konsumsi berlebihan mempunyai efek laksatif.

Gambar 27. Peringatan pangan olahan untuk penderita diabetes
dan/atau makanan berkalori rendah

36


Pedoman Label Pangan Olahan - 20P20edoman Label Pangan Olahan - 2020

c. Pangan olahan yang menggunakan pemanis
buatan aspartam: “Mengandung fenilalanin, tidak
cocok untuk penderita fenilketonurik”
Contoh pencantuman peringatan pangan olahan
yang menggunakan pemanis buatan Asesulfam K
dan Aspartam dapat dilihat pada Gambar 28.

Daftar Bahan:
Pati Tapioka, Kacang Tanah, Minyak Nabati (Mengandung
Antioksidan TBHQ), Gula, Bumbu Sambal Balado (Mengandung
Ekstrak Minyak Cabai 5%), Penguat Rasa (Dinatrium Inosinat dan
Guanilat), Pemanis Buatan (Asesulfam-K dan Aspartam), Pewarna
Alami Karmin Cl 75470), Bawang Putih, Garam, Penguat Rasa

Mononatrium Glutamat.

Mengandung pemanis buatan, disarankan tidak dikonsumsi oleh
anak di bawah 5 (lima) tahun, ibu hamil dan ibu menyusui.

Mengandung fenilalanin, tidak cocok untuk penderita feniketonurik.

Gambar 28. Peringatan pangan olahan yang menggunakan pemanis
buatan aspartam

d. Pangan olahan yang mengandung poliol:
“Konsumsi berlebihan mempunyai efek laksatif”
Jenis BTP yang harus mencantumkan peringatan
mengandung poliol dalam peraturan ini adalah dari
golongan pemanis yang mengandung poliol
misalnya Maltitol dan Silitol.
Contoh pencantuman peringatan pangan olahan
yang mengandung poliol berupa kembang gula
mint rasa jeruk, menggunakan pemanis alami
manitol, dapat dilihat pada Gambar 29.

37


PePdeodmomananLaLbaeblePlaPnagnagnanOOlalhaahnan- 2-0220020
Daftar Bahan:
Sirup Glukosa, Gula, Pemanis Alami Manitol,
Ekstrak Mint, Konsentrat Sari Buah Jeruk 2%,
Antikempal Magnesium Stearat.
Konsumsi berlebihan mempunyai efek laksatif.

Gambar 29. Peringatan pangan olahan yang mengandung poliol
10. BTP yang Diperdagangkan Secara Eceran
a. BTP yang diperdagangkan secara eceran wajib
dicantumkan keterangan: tulisan “Bahan
Tambahan Pangan”; nama golongan BTP; dan
nama jenis BTP. Contoh pelabelan BTP yang
diperdagangkan secara eceran dapat dilihat pada
Gambar 30.

Gambar 30. BTP yang diperdagangkan secara eceran

38


Pedoman Label Pangan Olahan - 20P20edoman Label Pangan Olahan - 2020

b. Untuk BTP pemanis alami atau buatan wajib juga
dicantumkan keterangan:
 kesetaraan kemanisan jenis pemanis terhadap
gula sukrosa yang dapat dilihat pada Tabel 3.
 tulisan ”Mengandung pemanis buatan,
disarankan tidak dikonsumsi oleh anak di
bawah 5 (lima) tahun, ibu hamil, dan ibu
menyusui”, dan
 untuk sediaan BTP pemanis buatan wajib
mencantumkan peringatan sesuai dengan
ketentuan.
 untuk BTP pemanis buatan dalam bentuk
table top mencantumkan: tulisan "Untuk
penderita diabetes” dan/atau “orang yang
membutuhkan makanan berkalori rendah”.
Contoh label BTP pemanis buatan dapat
dilihat pada Gambar 31.

39


PePdeodmomananLaLbaeblePlaPnagnagnanOOlalhaahnan- 2-0220020

Tabel 3. Daftar pemanis buatan dan kesetaraan kemanisan terhadap
gula sukrosa

Kesetaraan
No. Jenis BTP (INS) Kemanisan terhadap
Gula Sukrosa (kali)

1. Sorbitol (Sorbitol) 420(i); 0,5 – 0,7
Sorbitol Sirup (Sorbitol syrup) 420(ii)

2. Manitol (Mannitol) (421) 0,5 – 0,7

3. Isomalt/Isomaltitol (Isomalt/ Isomaltitol) 0,45 – 0,65
(953)

4. Thaumatin (Thaumatin) (957) 2000-3000

5. Glikosida steviol (Steviol glycosides) (960) 200-300

6. Maltitol (Maltitol) (965(i)); 0,9
Maltitol sirup (Maltitol syrup) (965(ii))

7. Laktitol (Lactitol) (966) 0,3 – 0,4

8. Silitol (Xylitol) (967) 1 (sama)

9. Eritritol (Erythritol) (968) 0,6-0,8

10. Asesulfam-K (Acesulfame Potassium) (950) 200

11. Aspartam (Aspartame) (951) 60 - 220

12. Asam siklamat (Cyclamic acid) 952(i); 30
Kalsium siklamat (Calcium cyclamate) 952(ii);
Natrium siklamat (Sodium cyclamate)
952(iv)

13. Sakarin (Saccharin) 954(i); 300 – 500
Kalsium sakarin (Calcium saccharin) 954(ii);
Kalium sakarin (Potassium saccharin)
954(iii);
Natrium sakarin (Sodium saccharin) 954(iv)

14. Sukralosa(Sucralose/ 600
Trichlorogalactosucrose) (955)

15. Neotam (Neotame) (961) 7.000 – 13.000

40


Pedoman Label Pangan Olahan - 20P20edoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 31. BTP pemanis buatan
c. Untuk BTP pemanis buatan aspartam wajib

dicantumkan peringatan:
“Mengandung fenilalanin, tidak cocok untuk
penderita fenilketonurik” dan “Tidak cocok
digunakan untuk bahan yang akan dipanaskan”.
Contoh pencantuman peringatan BTP pemanis
buatan aspartam dapat dilihat pada Gambar 32.

41


PePdeodmomananLaLbaeblePlaPnagnagnanOOlalhaahnan- 2-0220020

Daftar bahan per sachet: Laktosa, Pemanis Buatan: Aspartam,
Antikempal: Silikon Dioksida.
Mengandung fenilalanin, tidak cocok untuk penderita feniketonurik

dan
Tidak cocok digunakan untuk bahan yang akan dipanaskan.

Gambar 32. BTP pemanis buatan aspartam
d. Untuk table-top sweetener yang kemasannya

terlalu kecil sehingga seluruh keterangan tidak
mungkin dicantumkan, tetap wajib mencantumkan
nama jenis BTP, nama dan alamat pihak yang
memproduksi, dan kesetaraan kemanisan terhadap
gula sukrosa. Contoh pelabelan table-top
sweetener dapat dilihat pada Gambar 33.

Gambar 33. Table-top sweetener
11. Untuk BTP pewarna, wajib dicantumkan:

a. Nomor indeks (Colour Index, CI), jika jenis BTP
tersebut memiliki nomor indeks;

b. Tulisan “Pewarna Pangan” dengan huruf kapital
berwarna hijau di dalam kotak persegi panjang
berwarna hijau; dan

42


Pedoman Label Pangan Olahan - 20P20edoman Label Pangan Olahan - 2020
c. Logo huruf M di dalam suatu lingkaran berwarna
hitam.

Contoh pelabelan BTP pewarna dapat dilihat pada
Gambar 34.

Gambar 34. BTP Pewarna
12. Pada Label BTP Campuran wajib dicantumkan:

a. tulisan “Bahan Tambahan Pangan Campuran”;
b. nama golongan BTP yang mempunyai fungsi

utama; misalnya suatu produk BTP campuran
pewarna, penstabil, dan antikempal; jika fungsi
utamanya sebagai pewarna maka pencantuman di
label adalah ‘pewarna’;

43


PePdeodmomananLaLbaeblePlaPnagnagnanOOlalhaahnan- 2-0220020
c. jenis pangan olahan yang diizinkan menggunakan
BTP Campuran;
d. takaran penggunaan dalam jenis pangan olahan.
Contoh pelabelan BTP Campuran dapat dilihat pada
Gambar 35 dan Gambar 36.

Gambar 35. BTP campuran pewarma

44


Pedoman Label Pangan Olahan - 20P20edoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 36. BTP campuran pewarma dan perisa
13. Keterangan Tanpa BTP

a. Pada label dapat dicantumkan keterangan tanpa
BTP, meliputi BTP pemanis buatan, pengawet,
pewarna sintetik, antioksidan, dan/atau penguat
rasa. Keterangan tanpa BTP tidak dapat
dicantumkan untuk jenis BTP yang beririsan fungsi
dengan zat nilai gizi.

b. Keterangan tanpa BTP dapat dicantumkan jika
pada produk akhir pangan olahan tidak
mengandung jenis BTP tersebut.

c. Keterangan tanpa BTP pada label meliputi:
 tanpa pemanis buatan;
 tanpa pengawet;
 tanpa pewarna sintetik;
 tanpa antioksidan; dan/atau
 tanpa penguat rasa.

45


PePdeodmomananLaLbaeblePlaPnagnagnanOOlalhaahnan- 2-0220020
Contoh Pencantuman keterangan tanpa pengawet
dapat dilihat pada Gambar 37.
DAFTAR BAHAN:

AIR, GULA, TEH (1%), PERISA SINTETIK, PENGATUR
KEASAMAN (TRINATRIUM SITRAT, ASAM SITRAT,
ASAM FOSFAT), ANTIOKSIDAN (ASAM ASKORBAT),
PEMANIS ALAMI GLIKOSIDA STEVIOL (STEVIA),

BUBUK SIRSAK (0,5%). TANPA PENGAWET
Gambar 37. Pencantuman tanpa pengawet

d. Keterangan tanpa BTP dicantumkan setelah daftar
bahan yang digunakan. Keterangan tanpa BTP
tidak boleh di-highlight/ditonjolkan. Contoh
pencantuman keterangan tanpa BTP dapat dilihat
pada Gambar 38 dan Gambar 39.
DAFTAR BAHAN:

AIR, GULA, TEH (1%), PERISA SINTETIK,
PENGATUR KEASAMAN (TRINATRIUM SITRAT,
ASAM SITRAT, ASAM FOSFAT), ANTIOKSIDAN
(ASAM ASKORBAT), PEMANIS ALAMI GLIKOSIDA

STEVIOL (STEVIA), BUBUK SIRSAK (0,5%).

TANPA PENGAWET

Gambar 38. pencantuman tanpa BTP yang salah

46


Pedoman Label Pangan Olahan - 20P20edoman Label Pangan Olahan - 2020

DAFTAR BAHAN:
AIR, GULA, TEH (1%), PERISA SINTETIK,
PENGATUR KEASAMAN (TRINATRIUM SITRAT,
ASAM SITRAT, ASAM FOSFAT), ANTIOKSIDAN
(ASAM ASKORBAT), PEMANIS ALAMI
GLIKOSIDA STEVIOL (STEVIA), BUBUK SIRSAK

(0,5%). TANPA PENGAWET
Gambar 39. pencantuman tanpa BTP yang benar

3.3.5 Bahan Penolong
Bahan penolong yang digunakan dalam produksi pangan
tidak dicantumkan dalam daftar bahan. Pada label untuk
bahan penolong yang diperdagangkan wajib dicantumkan
keterangan seperti terlihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Keterangan wajib pada label bahan penolong

Umum Bahan Penolong Bahan Penolong Golongan
Golongan Enzim Enzim yang Menggunakan

Penjerap Enzim

a. tulisan “Bahan a. tulisan “Bahan a. tulisan “Bahan

Penolong”; Penolong”; Penolong”;

b. golongan b. golongan bahan b. golongan bahan

bahan penolong; penolong;

penolong; c. jenis bahan c. jenis bahan penolong;

c. jenis bahan penolong; d. tulisan “TARA

penolong; d. tulisan “TARA PANGAN”;

d. tulisan “TARA PANGAN”; e. nomor enzyme

PANGAN”. e. nomor enzyme commission (EC);

commission (EC); f. sumber jenis bahan

f. sumber jenis penolong;

bahan penolong. g. nama jenis penjerap

enzim.

47


PePdeodmomananLaLbaeblePlaPnagnagnanOOlalhaahnan- 2-0220020

3.4 BERAT BERSIH/ISI BERSIH DAN BOBOT TUNTAS
1. Berat bersih atau isi bersih merupakan informasi
mengenai jumlah pangan olahan yang terdapat di dalam
kemasan atau wadah dicantumkan dalam satuan metrik.
2. Berat berat/Isi bersih dan bobot tuntas dicantumkan
pada bagian yang paling mudah dilihat dan/atau dibaca
oleh konsumen.

3.4.1 Berat Bersih/Isi Bersih
Contoh penulisan berat bersih dan isi bersih dapat dilihat
pada Tabel 5.

Tabel 5. Berat bersih/isi bersih

No. Ketentuan Contoh

1. Penulisan satuan berat
bersih atau isi bersih
meliputi:
 padat :
miligram (mg), gram
(g), kilogram (kg)

 cair : mililiter
(ml atau mL), liter (l
atau L)

 semi padat :
miligram (mg), gram
(g), kilogram (kg),
mililiter (ml atau
mL), liter (l atau L).

48


Pedoman Label Pangan Olahan - 20P20edoman Label Pangan Olahan - 2020

No. Ketentuan Contoh

2. Dalam hal produk berupa Atau
butiran atau bijian, selain
berat bersih dapat
dicantumkan jumlah butir
atau biji dan berat per
butir atau per biji.
Contoh:
”Berat bersih: 50 gram (Isi
5 butir @ 10 g)”
”Berat bersih: 1 g (5 butir
@ 200 mg)”

3.4.2 Bobot Tuntas
1. Pada pangan padat yang menggunakan medium cair, pada

label selain dicantumkan berat bersih, harus dicantumkan
pula bobot tuntas atau berat tuntas. Bobot tuntas atau
berat tuntas dihitung dengan cara pengurangan berat
bersih dengan berat medium cair, dan dibuktikan dengan
hasil analisa. Contoh bobot tuntas pangan padat dalam
medium cair misalnya produk ikan tuna dalam saus cabai

49


PePdeodmomananLaLbaeblePlaPnagnagnanOOlalhaahnan- 2-0220020

dengan berat bersih 155 g, bobot tuntas sebesar 95 g
dapat dilihat pada Gambar 40.

Ikan Tuna dalam Saus Cabai

BPOM RI MD 123456789012
Berat bersih/Net Weight 155 g
Bobot tuntas/Drained weight 95 g
Gambar 40. Bobot tuntas pangan padat dalam medium cair
2. Pangan yang disalut atau dilapis dengan medium padat,
pada label selain dicantumkan berat bersih, juga dapat
dicantumkan pula bobot tuntas atau berat tuntas. Bobot
tuntas atau berat tuntas dihitung dengan cara
pengurangan berat bersih dengan berat bahan
penyalutnya dengan dilampirkan perhitungannya. Contoh
bobot tuntas pangan yang dilapis dengan medium padat
misalnya produk udang lapis tepung (breaded shrimp)
dengan berat bersih 120 g, berat tuntas sebesar 95 g dapat
dilihat pada Gambar 41.

Gambar 41. Bobot tuntas pangan yang dilapis dengan medium
padat

50


Pedoman Label Pangan Olahan - 20P20edoman Label Pangan Olahan - 2020

3.5 NAMA DAN ALAMAT PIHAK YANG MEMPRODUKSI ATAU
MENGIMPOR

3.5.1 Pencantuman
1. Pihak yang memproduksi, pihak yang mengimpor, pihak
pemberi kontrak, pihak penerima kontrak dan/atau
pihak pemberi lisensi pangan olahan wajib
mencantumkan nama dan alamat.
2. Nama dan alamat pihak yang memproduksi atau
mengimpor dicantumkan pada bagian yang paling
mudah dilihat dan/atau dibaca oleh konsumen.

3.5.2 Produk Dalam Negeri
1. Alamat yang dicantumkan paling sedikit meliputi nama
kota, kode pos, dan Indonesia seperti yang terlihat pada
Gambar 42.

Diproduksi oleh/Produced by:
CV. Suka Suka Tbk

Indramayu 12345 – Indonesia
Gambar 42. Produksi dalam negeri

2. Dalam hal alamat tidak terdaftar pada direktori kota atau
buku telepon, pihak yang memproduksi harus
mencantumkan alamat secara jelas dan lengkap seperti
yang terlihat pada Gambar 43.

Diproduksi oleh/Produced by:
CV. Suka Suka

Jln. Cahaya Nusantara No. 35, RT 03 RW 02, Desa
Bukit Harja, Kecamatan Sukamulya,

Kabupaten Indramayu, Jawa Barat – Indonesia
Gambar 43. Produksi dalam negeri dengan alamat tidak terdaftar

pada direktori kota atau buku telepon

51


PePdeodmomananLaLbaeblePlaPnagnagnanOOlalhaahnan- 2-0220020

3. Dalam hal produk dalam negeri yang sama diekspor ke
negara lain, maka pada label dapat dicantumkan tulisan
“Diimpor oleh/imported by: ...” dibagian lain label
seperti yang terlihat pada Gambar 44.

Pada bagian yang paling mudah dilihat dan dibaca:

Diproduksi oleh PT Maju Terus, Tangerang 12345 – Indonesia.

Pada bagian lain pada label:
Diimport oleh/Imported by: Malaysia - Terus Terang, Sdn
Bhd (012345-A) Jaya, Selangor Malaysia.
Singapore -Terang Sejahtera, Marina Gardens,
Singapore.
Brunei – Terang Maju, Junjungan Industrial Park, Brunei
Darussalam.

Gambar 44. Produk dalam negeri yang diedarkan didalam negeri
sekaligus diekspor ke negara lain

3.5.3 Produk Impor
1. Pencantuman alamat untuk produsen pangan olahan
impor paling sedikit meliputi nama kota dan negara.
2. Pihak yang mengimpor dan/atau distributor yang
mendapatkan penunjukan dari negara asal wajib juga
mencantumkan nama dan alamat yang didahului dengan
keterangan berupa “Diimpor/didistribusikan oleh ... “.
Contoh pencantuman nama dan alamat pihak yang
mengimpor atau mendistribusikan dapat dilihat pada
Gambar 45.

52


Pedoman Label Pangan Olahan - 20P20edoman Label Pangan Olahan - 2020

Bagian paling mudah dilihat dan dibaca: Bagian lain label:

Sari Buah Anggur Diproduksi oleh:
Baek Hyun Food
Berat Bersih: 250 g Agricultural Co. Ltd
G35-49, Gwangjang-ro,
BPOM RI ML 123456789012 Cheongan-myeon,
Goesan-gun,
Diimpor oleh: PT. Jaya Indonesia Chungcheongbuk,
Bogor 12345, Indonesia Korea

Didistribusikan oleh: PT Sentosa
Nusantara, Tangerang 54321,
Indonesia

Atau Bagian lain label:
Bagian paling mudah dilihat dan dibaca:
Diproduksi oleh:
Sari Buah Anggur Baek Hyun Food
Agricultural Co. Ltd
Berat Bersih: 250 g G35-49, Gwangjang-ro,
Cheongan-myeon,
BPOM RI ML 123456789012 Goesan-gun,
Chungcheongbuk, Korea
Diimpor oleh: PT. Jaya Indonesia
Bogor 12345, Indonesia

Didistribusikan oleh: PT
Sentosa
Nusantara, Tangerang
54321, Indonesia

Gambar 45. Produksi luar negeri.

4. Alamat pihak yang mengimpor dan/atau distributor
paling sedikit mencantumkan nama kota, kode pos, dan
Indonesia seperti terlihat pada Gambar 46.

53


PePdeodmomananLaLbaeblePlaPnagnagnanOOlalhaahnan- 2-0220020

Diproduksi oleh :
LOUNA MANON ROS-1 Rue Brillat Savarin 12345

Saint-Tropez, France

Diimpor oleh :
PT. Merdeka Food – Yogyakarta 54321, Indonesia

Gambar 46. Alamat produk impor

5. Dalam hal alamat tidak terdaftar pada direktori kota atau
buku telepon, pihak yang mengimpor dan/atau
distributor harus mencantumkan alamat secara jelas dan
lengkap seperti yang terlihat pada Gambar 47.

Diproduksi oleh :
LOUNA MANON ROS-1 Rue Brillat Savarin 12345
Saint-Tropez, France

Diimpor oleh :
CV. Mawar Sari – Jalan Pahlawan No. 77 RT 05 RW
08, Desa Bringjo, Kecamatan Rawasari, Kabupaten
Jaya Jaya, Probolinggo, Indonesia

Gambar 47. Alamat pihak mengimpor tidak terdaftar pada direktori
kota atau buku telepon

3.5.4 Produk Diproduksi Secara Kontrak
Pangan olahan yang diproduksi secara kontrak, pihak
pemberi kontrak dan pihak penerima kontrak wajib
mencantumkan nama dan alamat yang dilengkapi dengan
tulisan:

“Diproduksi oleh ... untuk ...” , ”Dikemas oleh ...untuk ... ”
Contoh penulisan alamat pada produk pangan yang
diproduksi secara kontrak dapat dilihat pada Gambar 48.

54


Pedoman Label Pangan Olahan - 20P20edoman Label Pangan Olahan - 2020

Diproduksi oleh/Produced by: PT. Teramas Agung, Padang
12345, Indonesia
Untuk/For: PT. Indah Permai Jaya, Bogor 54321, Indonesia
Gambar 48. Produk pangan olahan diproduksi secara kontrak

3.5.5 Produk Diproduksi Berdasarkan Lisensi
Keterangan pemberi lisensi dapat dicantumkan selama
dilengkapi dengan data dukung berupa surat kerja sama.
Keterangan nama dan alamat pihak pemberi lisensi wajib
dicantumkan dengan tulisan:
“Diproduksi oleh ... di bawah lisensi ...“

Contoh penulisan alamat pada produk pangan yang
diproduksi berdasarkan lisensi dapat dilihat pada Gambar 49.

DIPRODUKSI OLEH: PT. BLUREN FLORIS INDONESIA,
TANGERANG 12345, INDONESIA
DIBAWAH LISENSI: BLUREN FLORIS ROS, FRANCE

Atau

Bagian yang Paling Mudah Dibaca Bagian Lain Label

DIPRODUKSI OLEH: DIBAWAH LISENSI: BLUREN
PT. BLUREN FLORIS INDONESIA, FLORIS ROS, FRANCE

TANGERANG 12345, INDONESIA.

Gambar 49. Produk pangan olahan berdasarkan lisensi

3.5.6 Nama dan Alamat Distributor
1. Jika produsen bekerja sama dengan distributor untuk

mendistribusikan produknya, maka harus dicantumkan
informasi nama dan alamat distributor selain nama dan
alamat produsen, seperti: “Diproduksi oleh .... ,
Didistribusikan oleh…”.

55


PePdeodmomananLaLbaeblePlaPnagnagnanOOlalhaahnan- 2-0220020

2. Alamat distributor paling sedikit mencantumkan nama
kota, kode pos, dan nama negara Indonesia.

3. Penulisan distributor pada label diizinkan selama
dilengkapi dengan data dukung surat kerjasama
distribusi dan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
kerjasama distribusi dan Surat Izin Usaha Perdagangan
(SIUP) distributor.

Contoh penulisan nama dan alamat distributor dapat dilihat
pada Gambar 50.

Diproduksi oleh: PT. Jaya Abadi Indonesia Tbk
Bekasi 17117 – Indonesia
Didistribusikan oleh: PT. Tigamas Sentral Indonesia
Jakarta 12130 – Indonesia

Gambar 50. Nama dan alamat distributor

3.6 KETERANGAN HALAL BAGI YANG DIPERSYARATKAN
Pelaku usaha yang memproduksi atau mengimpor pangan
olahan yang dikemas eceran untuk diperdagangkan di
wilayah Indonesia wajib mencantumkan keterangan halal
setelah mendapatkan sertifikat halal.
Keterangan halal dicantumkan pada bagian yang paling
mudah dilihat dan/atau dibaca oleh konsumen.
Ketentuan lebih lanjut tentang pencantuman keterangan
halal dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

3.7 TANGGAL DAN KODE PRODUKSI
1. Tanggal dan kode produksi wajib dicantumkan pada label
dan diletakkan pada bagian yang mudah dilihat dan
dibaca.
2. Pencantuman tanggal dan kode produksi pada label
didahului tulisan “Kode Produksi” diikuti nomor bets
(batch) dan/atau waktu produksi.

56


Pedoman Label Pangan Olahan - 20P20edoman Label Pangan Olahan - 2020

3. Penulisan tanggal dan kode produksi dapat disesuaikan
dengan penulisan yang semakna.

Contoh penulisan tanggal dan kode produksi dapat dilihat
pada Gambar 51.

Arti kode produksi : Mesin Arti kode produksi : Tanggal 15
Nomor 01, Shift 02, Hari Juni 2020, Pukul 14.00
Pertama Bulan Pertama
Biskuit Rasa Lemon
Biskuit Rasa Lemon Diproduksi oleh: PT. Teramas
Diproduksi oleh: PT. Indah Pertiwi, Medan 30144,
Teramas Indah Pertiwi,
Medan 30144, Indonesia Indonesia

Kode produksi: M1020101 Kode produksi: 15 06 20 14.00

Arti kode produksi: Mesin Arti kode produksi: Mesin Nomor
Nomor 01, Shift 02, Tanggal 15 03, Bulan September 2019
Juni 2020, Pukul 14.00
Biskuit Rasa Lemon
Biskuit Rasa Lemon Diproduksi oleh: PT. Teramas
Diproduksi oleh: PT. Indah Pertiwi, Medan 30144,
Teramas Indah Pertiwi, Indonesia.
Medan 30144, Indonesia

Kode produksi: M102 15 06 Kode Produksi:
20 14.00 DPK03 September 2019

Arti kode produksi: Mesin Nomor 03, Bulan September 2019

Biskuit Rasa Lemon
Diproduksi oleh: PT. Teramas Indah Pertiwi,

Medan 30144, Indonesia

Kode Produksi:
DPK03

September 2019
Gambar 51. Penulisan tanggal dan kode produksi

57


PePdeodmomananLaLbaeblePlaPnagnagnanOOlalhaahnan- 2-0220020

4. Tanggal dan kode produksi dapat dicantumkan terpisah dari
keterangan pada label dan harus disertai dengan petunjuk
tempat pencantuman kode produksi. Contoh penulisan
tanggal dan kode produksi yang dicantumkan terpisah dari
keterangannya dapat dilihat pada Gambar 52.

“Kode Produksi, lihat bagian bawah kaleng”; atau
“Kode produksi, lihat pada tutup botol”.

Kode Produksi, lihat
bagian bawah kaleng

Baik digunakan sebelum/Kode Produksi:
(Lihat pada bagian belakang kemasan)

Gambar 52. Penulisan tanggal dan kode produksi yang
dicantumkan terpisah dari keterangannya

3.8 KETERANGAN KEDALUWARSA
1. Keterangan kedaluwarsa ditempatkan pada bagian yang
paling mudah dilihat dan dibaca.
2. Keterangan kedaluwarsa didahului tulisan: “Baik
digunakan sebelum” dan dinyatakan dalam tanggal,
bulan, dan tahun. Contoh penulisan keterangan
kedaluwarsa dapat dilihat pada Gambar 53.

Biskuit Rasa Pisang
Diproduksi oleh: PT. Teramas Indah Pertiwi, Medan
30144, Indonesia
Baik digunakan sebelum: 25 Oktober 2023

Gambar 53. penulisan keterangan kedaluwarsa

3. Dalam hal pangan olahan dengan masa simpan ≤ 3 (tiga)
bulan, keterangan kedaluwarsa yang dicantumkan
meliputi tanggal, bulan dan tahun, sedangkan untuk
pangan olahan dengan masa simpan > 3 (tiga) bulan,

58


Pedoman Label Pangan Olahan - 20P20edoman Label Pangan Olahan - 2020

keterangan kedaluwarsa yang dicantumkan meliputi
tanggal, bulan dan tahun; atau bulan dan tahun. Contoh
penulisan keterangan kedaluwarsa dengan masa simpan ≤
3 (tiga) bulan dan > 3 (tiga) bulan dapat dilihat pada
Gambar 54.

Pangan Olahan dengan masa simpan ≤ 3 (tiga) bulan

Biskuit Rasa Lemon
Diproduksi oleh: PT. Teramas Indah Pertiwi, Medan
30144, Indonesia
Kode Produksi: DPK03 September 2019
Baik digunakan sebelum: 10 Juni 2021

Biskuit Rasa Lemon
Diproduksi oleh: PT. Teramas Indah Pertiwi, Medan
30144, Indonesia
Kode Produksi: DPK03 September 2019
Baik digunakan sebelum: Juni 2021
Pangan olahan dengan masa simpan > 3 (tiga) bulan
Gambar 54. Penulisan keterangan kedaluwarsa dengan masa simpan

≤ 3 (tiga) bulan dan > 3 (tiga) bulan
4. Keterangan kedaluwarsa didahului tulisan: “Baik

digunakan sebelum”.
5. Keterangan kedaluwarsa dapat dicantumkan terpisah dari

tulisan “Baik digunakan sebelum”, dan disertai dengan

59


PePdeodmomananLaLbaeblePlaPnagnagnanOOlalhaahnan- 2-0220020

petunjuk tempat pencantuman tanggal kedaluwarsa.
Contoh penulisan keterangan kedaluwarsa dengan
petunjuk tempat pencantuman tanggal kedaluwarsa
dapat dilihat pada Gambar 55.

Baik digunakan sebelum: 14 Juli 2022
(Lihat pada bagian atas

kemasan)

Gambar 55. Penulisan keterangan kedaluwarsa dengan petunjuk
tempat pencantuman tanggal kedaluwarsa

6. Pangan olahan yang tidak perlu mencantumkan
keterangan tanggal kedaluwarsa, yaitu:
a. Minuman yang mengandung alkohol paling sedikit
7% (tujuh persen), antara lain Anggur (Grape Wine),
Still Grape Wine, Anggur Sparkling dan Semi
Sparkling, Anggur Fortifikasi, Anggur Liqueur dan
Anggur Manis, Anggur Buah, Anggur Beras, Anggur
Beras Ketan, Anggur Brem Bali, Anggur Sayur
(Vegetable Wine), Tuak, Anggur Tonikum Kinina,
Sake, Mead, Anggur Madu, dan Minuman Spirit yang
Mengandung Etanol Lebih Dari 15% (sesuai dengan
Kategori Pangan);
b. Cuka;
c. Roti dan kue yang mempunyai masa simpan kurang
dari atau sama dengan 24 (dua puluh empat) jam.
Namun, pangan olahan di atas harus mencantumkan
tanggal produksi dan/atau tanggal pengemasan seperti
terlihat pada Gambar 56.

60


Pedoman Label Pangan Olahan - 20P20edoman Label Pangan Olahan - 2020

Minuman Beralkohol Cuka Apel Roti isi Daging Cincang
Anggur Merah Tanggal Tanggal Produksi: 25 Juni 2019
Mengandung Alkohol: Pengemasan: Pengemasan: 25 Juni 2019
± 12% 25 Juni 2015
Tanggal Produksi: 25
Juni 2019

Gambar 56. Pencantuman tanggal produksi dan/atau tanggal pengemasan
pada pangan olahan yang tidak perlu mencantumkan keterangan tanggal

kedaluwarsa

Jika tanggal kedaluwarsa sangat dipengaruhi oleh cara
penyimpanan, maka cara penyimpanan harus dicantumkan
pada label, dan berdekatan dengan keterangan kedaluwarsa
seperti yang terlihat pada Gambar 57.

Gambar 57. Pencantuman tanggal kedaluwarsa yang dipengaruhi
oleh cara penyimpanan

61


PePdeodmomananLaLbaeblePlaPnagnagnanOOlalhaahnan- 2-0220020

Jika penulisan cara penyimpanan tidak memungkinkan
berdekatan dengan keterangan kedaluwarsa, maka cara
penyimpanan dapat dituliskan terpisah dari keterangan
kedaluwarsa namun harus disertai dengan petunjuk
tempat penulisan cara penyimpanan seperti yang terlihat
pada Gambar 58.

Contoh 1: Contoh 2:
Pada bagian yang paling Pada bagian yang paling
mudah dilihat dan dibaca: mudah dilihat dan dibaca:

Baik digunakan sebelum: Baik digunakan sebelum:
Lihat pada bagian atas 17 Mei 2020
kemasan Petunjuk penyimpanan
Simpan pada suhu 4 oC lihat pada bagian atas
kemasan

Pada bagian atas Pada bagian atas
kemasan: kemasan:

17 Mei 2020 Simpan pada suhu 4 oC.

Contoh 3:
Pada bagian yang paling mudah dilihat dan dibaca:

Baik digunakan sebelum: Lihat pada bagian
atas kemasan
Petunjuk penyimpanan lihat pada bagian bawah
kemasan

Pada bagian atas kemasan:
17 Mei 2020

Pada bagian bawah kemasan:
Simpan pada suhu 4 oC.

Gambar 58. Contoh penulisan cara penyimpanan

62


Pedoman Label Pangan Olahan - 20P20edoman Label Pangan Olahan - 2020

7. Untuk produk impor, jika tercantum petunjuk
penyimpanan khusus dalam bahasa aslinya, maka harus
dicantumkan juga petunjuk penyimpanan tersebut dalam
bahasa Indonesia seperti penulisan “setelah dibuka,
simpan dalam lemari es” dan “simpan di tempat yang
sejuk dan kering” pada Gambar 59.

Gambar 59. Petunjuk penyimpanan khusus dalam bahasa asing dan
Bahasa Indonesia

3.9 NOMOR IZIN EDAR
1. Pencantuman nomor izin edar pangan olahan produk
dalam negeri harus diawali dengan tulisan “BPOM RI MD”
yang diikuti dengan digit angka seperti yang terlihat pada
Gambar 60.

Ikan Tuna dalam Saus Cabai

BPOM RI MD 123456789012
Berat bersih/Net Weight 155 g
Bobot tuntas/Drained weight 95 g
Gambar 60. Nomor izin edar produk dalam negeri

2. Pencantuman nomor izin edar pangan olahan produk
impor harus diawali dengan tulisan “BPOM RI ML” yang
diikuti dengan digit angka seperti yang terlihat pada
Gambar 61.

63


PePdeodmomananLaLbaeblePlaPnagnagnanOOlalhaahnan- 2-0220020

BPOM RI ML 123456789012
Berat Bersih: 100 g
Gambar 61. Nomor izin edar produk impor

3. Nomor izin edar yang dicantumkan pada label harus sesuai
dengan nomor pendaftaran pangan yang tercantum pada
izin edar.

4. Dalam hal pangan olahan merupakan pangan olahan
industri rumah tangga, pada label harus dicantumkan
tulisan “P-IRT” diikuti nomor Sertifikat Produksi Pangan
Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) seperti yang terlihat
pada Gambar 62.

PIE SUSU

Oleh - Oleh Khas Bali
P-IRT No. 1234567890123-45
Gambar 62. Nomor izin edar produk P-IRT

3.10 ASAL USUL BAHAN PANGAN TERTENTU
3.10.1 Asal Bahan Pangan Tertentu yang Bersumber dari Hewan atau

Tanaman
1. Asal usul bahan pangan tertentu merupakan bahan yang

bersumber atau mengandung atau berasal dari hewan
atau tanaman, baik dalam bentuk tunggal atau campuran
atau produk olahan atau produk turunannya yang terkait
dengan status kehalalan produk.
2. Keterangan tentang asal usul bahan pangan tertentu
harus dicantumkan pada daftar bahan berupa nama bahan
diikuti dengan asal bahan. Contoh: “pengemulsi lesitin
kedelai”, “penstabil nabati”, “minyak babi”, “minyak

64


Pedoman Label Pangan Olahan - 20P20edoman Label Pangan Olahan - 2020

nabati”. Contoh penulisan keterangan asal usul bahan
pangan tertentu dapat dilihat pada Gambar 63.

Daftar Bahan: Tepung Gandum, Gula, Minyak
Kedelai, Maltodekstrin, Susu Bubuk, Minyak Kelapa

Sawit, Air, Cokelat Bubuk, Pengemulsi Lesitin
Kedelai, Garam, Pengembang (Amonium hidrogen

karbonat, Natrium hidrogen karbonat)

Daftar Bahan: Sirup Glukosa (mengandung Pengawet Sulfit),
Gula, Air, Pembentuk Gel Gelatin Sapi (mengandung
Pengawet Sulfit), Pengatur Keasaman (Natrium Sitrat),
Penstabil Dipati Adipat Terasetilasi, Pengatur Keasaman
(Asam Malat, Asam Sitrat), Pembentuk Gel Pektin, Penstabil
Tetranatrium Difosfat, Perisa Sintetik Mangga, Pewarna
sintetik (Tartrazine CI No 19140, Kuning FCF CI No 15985).

Gambar 63. Penulisan keterangan asal usul bahan tertentu

3.10.2 Pangan yang Diproduksi Melalui Proses Khusus
1. Pangan yang diproduksi melalui proses khusus meliputi

pangan Produk Rekayasa Genetik (PRG) atau pangan
iradiasi. Contoh penulisan produk rekayasa genetik
dapat dilihat pada Gambar 64.

Gambar 64. Produk rekayasa genetik

a. Setiap orang yang memproduksi dan
menggunakan bahan baku, BTP dan/atau bahan
lain yang berasal dari produk rekayasa genetik
untuk diedarkan wajib mencantumkan keterangan
pada label berupa tulisan: “PRODUK REKAYASA

65


PePdeodmomananLaLbaeblePlaPnagnagnanOOlalhaahnan- 2-0220020

GENETIK”. Untuk pangan PRG yang mengandung
bahan baku tunggal dicantumkan pada nama jenis
pangan pada bagian yang paling mudah dilihat.

Tepung Kedelai
Produk Rekayasa Genetik
Gambar 65. Produk rekayasan genetik mengandung bahan

baku tunggal

b. Untuk pangan PRG yang merupakan bahan baku
yang digunakan dalam pangan olahan, keterangan
dicantumkan setelah nama bahan baku pangan PRG
pada daftar bahan yang digunakan. Contoh
penulisan bahan baku pangan PRG pada produk
tahu dengan bahan baku Kedelai Produk Rekayasa
Genetik dapat dilihat pada Gambar 66.

Daftar Bahan: Kedelai Produk Rekayasa
Genetik (99,3 %), Daun Pandan.

Gambar 66. Bahan baku pangan produk rekayasa genetik

c. Pencantuman keterangan berupa tulisan “PRODUK
REKAYASA GENETIK” tidak berlaku untuk minyak,
lemak, gula, pati, atau pangan PRG lain yang telah
mengalami proses pemurnian lebih lanjut dan tidak
teridentifikasi mengandung protein PRG.

2. Pelabelan pangan olahan yang mengalami perlakuan
iradiasi (sesuai Peraturan Badan POM tentang Cara
Iradiasi Pangan yang Baik)
a. Informasi yang harus dicantumkan pada label:

66


Pedoman Label Pangan Olahan - 20P20edoman Label Pangan Olahan - 2020

1) tulisan “IRADIASI” yang dicantumkan setelah
nama jenis pangan;

2) tulisan “TIDAK BOLEH DIIRADIASI ULANG”
apabila pangan olahan tersebut tidak boleh
diiradiasi ulang;

3) tanggal, bulan, dan tahun iradiasi;
4) nama negara tempat iradiasi dilakukan;

logo pangan iradiasi harus sesuai dengan
Peraturan Badan POM No. 18 tahun 2019
tentang Cara Iradiasi Pangan yang Baik seperti
yang terlihat pada Gambar 67. Contoh
pelabelan pangan olahan iradiasi dapat dilihat
pada Gambar 68.

Gambar 67. Logo pangan iradiasi

TIDAK BOLEH DIRADIASI ULANG
Diiradiasi tanggal: 20 Mar 2020
Negara : Indonesia

Indonesia

Gambar 68. Pangan olahan iradiasi
b. Wajib memiliki sertifikat iradiasi dari Badan

Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN). Pangan

67


PePdeodmomananLaLbaeblePlaPnagnagnanOOlalhaahnan- 2-0220020

olahan iradiasi luar negeri (impor) tidak perlu
diiradiasi ulang oleh BAPETEN, namun cukup
menyertakan bukti iradiasi dari pemerintah yang
berwenang sesuai dengan Peraturan Badan POM
No. 3 tahun 2018 tentang Pangan Iradiasi pada
Pasal 13.

c. Dalam hal pangan iradiasi merupakan bahan yang
digunakan dalam suatu produk pangan, tulisan
“Iradiasi” wajib dicantumkan dalam daftar bahan
yang digunakan setelah nama bahan yang diiradiasi
seperti yang terlihat pada Gambar 69.

Daftar Bahan: Tepung Terigu, Lada (Pangan
Iradiasi), Garam.

Gambar 69. Pangan iradiasi sebagai suatu bahan dari produk pangan

3.10.3 Pangan Olahan Mengandung Bahan Berasal dari Babi
1. Pangan olahan mengandung bahan berasal dari babi

wajib mencantumkan tanda khusus berupa tulisan
“MENGANDUNG BABI” dan gambar babi seperti yang
terlihat pada Gambar 70.

Gambar 70. Pelabelan pangan olahan mengandung babi
2. Tanda khusus dicantumkan pada bagian yang paling
mudah dilihat dan/atau dibaca.

68


Pedoman Label Pangan Olahan - 20P20edoman Label Pangan Olahan - 2020

3. Penulisan bahan pangan yang berasal dari babi harus
diikuti dengan kata “babi”. Contoh: “daging babi”,
“gelatin babi”, “lemak babi” seperti yang terlihat pada
Gambar 71.

Daftar bahan: Daging babi (86%), minyak
nabati, bumbu, garam

Gambar 71. Penulisan bahan pangan berasal dari babi

3.10.4 Pangan Olahan yang Melalui Proses Pembuatan yang
Bersinggungan dengan Bahan Bersumber Babi
1. Pangan Olahan yang melalui proses pembuatan yang

bersinggungan dan/atau mengunakan fasilitas bersama
dengan bahan bersumber babi, pada label harus
dicantumkan keterangan berupa tulisan “Pada proses
pembuatannya bersinggungan dan/atau menggunakan
fasilitas bersama dengan bahan bersumber babi” dan
gambar babi seperti yang terlihat pada Gambar 72.

Gambar 72. Keterangan pangan olahan yang melalui proses
pembuatan yang bersinggungan dengan bahan bersumber babi

2. Tanda khusus tersebut dicantumkan pada bagian yang
paling mudah dilihat dan/atau dibaca seperti yang
terlihat pada Gambar 73.

69


PePdeodmomananLaLbaeblePlaPnagnagnanOOlalhaahnan- 2-0220020
MI INSTAN
MIE GORENG RASA JAJANGMYUN KOREA
BPOM RI ML 123456789012
Diproduksi oleh: PT. EXO, Seoul Korea Selatan
Diimpor oleh: PT. OXX, Jakarta 12345 Indonesia
Baik digunakan sebelum: 23 Juni 2021

Gambar 73. Pencantuman keterangan pangan olahan yang melalui
proses pembuatan yang bersinggungan dengan bahan bersumber

babi

70


Pedoman Label Pangan Olahan - 20P20edoman Label Pangan Olahan - 2020

BAB IV
KETERANGAN LAIN

4.1 KETERANGAN INFORMASI PESAN KESEHATAN
Label yang mengandung gula, garam, dan/atau lemak dan
dikonsumsi dalam jumlah yang dapat menimbulkan risiko penyakit
tidak menular wajib dicantumkan informasi pesan kesehatan.
Jenis pangan olahan yang wajib mencantumkan pesan kesehatan
dan jumlah kandungan gula, natrium, dan lemak akan diatur sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.

4.2 KETERANGAN TENTANG PERUNTUKAN
Label pangan olahan tertentu wajib dicantumkan keterangan
tentang peruntukan yang memuat informasi tentang target
konsumen dari suatu produk, meliputi bayi, ibu hamil, ibu
menyusui, dan orang dengan penyakit tertentu. Contoh
pencantuman keterangan tentang peruntukkan dapat dilihat pada
Gambar 74.

Bubur Bayi
Makanan Pendamping ASI Pokok Bubuk Instan Rasa Ayam

untuk Bayi Usia 8-12 Bulan

Pangan Olahan Keperluan Medis Khusus untuk
Penyandang Diabetes
Rasa Kapucino

Indikasi Peruntukan:
Diindikasikan bagi penyandang Diabetes yang tidak bisa
makan makanan biasa. Produk bukan untuk penggunaan
secara parenteral.

Gambar 74. Keterangan tentang peruntukan

71


PePdeodmomananLaLbaeblePlaPnagnagnanOOlalhaahnan- 2-0220020

4.3 KETERANGAN TENTANG CARA PENGGUNAAN
Keterangan tentang cara penggunaan mencakup informasi
tentang cara penyiapan dan saran penyajian.
1) Pangan olahan yang memerlukan penyiapan sebelum
disajikan atau digunakan harus mencantumkan cara
penyiapan seperti dilarutkan dengan air, direbus atau
digoreng seperti contoh yang dapat dilihat pada Gambar 75.

Cara Penyiapan:
Larutkan 3 sendok makan (±45 g) dalam 180 ml air matang
hangat (±40 °C), aduk sampai larut, dan siap untuk diminum.

Cara Penyiapan:
1. Rebus mi dalam 400 cc (2 gelas) air mendidih selama

3 menit sambil diaduk.
2. Sementara mi direbus, campurkan bubuk, minyak

bubuk, dan cabai bubuk ke dalam mangkuk.
3. Tuangkan mi dan kuahnya ke dalam mangkuk, aduk

dengan bumbu hingga merata.
4. Mi siap disajikan.

Cara Penyiapan:
1. Tuangkan sedikit minyak pada wajan penggorengan datar

dan panaskan.
2. Masukkan produk beku dan goreng hingga berwarna

kuning keemasan selama 3 menit pada api kecil.
3. Angkat dan siap disajikan.

Gambar 75. Keterangan Cara Penyiapan

72


Pedoman Label Pangan Olahan - 20P20edoman Label Pangan Olahan - 2020

2) Dalam hal pangan olahan mencantumkan saran penyajian,
wajib mencantumkan tulisan “saran penyajian” yang
berdekatan dengan gambar tersebut, dan dapat disertakan
gambar bahan pangan lainnya seperti contoh yang dapat
dilihat pada Gambar 76.

Gambar 76. Pencantuman tulisan saran penyajian
4.4 KETERANGAN TENTANG CARA PENYIMPANAN

 Keterangan tentang cara penyimpanan wajib dicantumkan
pada label pangan olahan dengan masa simpan yang
dipengaruhi oleh kondisi penyimpanan, dan harus disimpan
pada kondisi penyimpanan khusus.

 Cara penyimpanan ini harus dicantumkan berdekatan dengan
keterangan kedaluwarsa seperti contoh yang dapat dilihat
pada Gambar 77.

Baik digunakan sebelum: 23 Mei 2021 jika disimpan pada
suhu 5 oC – 7 oC

Gambar 77. Cara penyimpanan
 Makna berdekatan pada kalimat ‘berdekatan dengan

keterangan kedaluwarsa’ adalah bahwa cara penyimpanan

73


PePdeodmomananLaLbaeblePlaPnagnagnanOOlalhaahnan- 2-0220020

tersebut mudah ditelusur oleh konsumen dan diletakkan
pada bagian yang mudah dilihat dan dibaca (tidak harus
selalu di bagian utama). Jika proses pencetakan tanggal
kedaluwarsa sulit diletakkan di bagian utama label maka pada
bagian utama boleh dituliskan seperti contoh yang dapat
dilihat pada Gambar 78.

Baik digunakan sebelum: 23 Mei 2021
lihat pada bagian belakang Simpan Beku -18 oC
kemasan
Bagian yang mudah dilihat dan dibaca Bagian belakang label
Gambar 78. Lokasi pencantuman cara penyimpanan

 Pangan olahan yang tidak lazim dikonsumsi untuk satu kali
makan atau dimaksudkan untuk lebih dari 1 (satu) saji, wajib
mencantumkan keterangan tentang cara penyimpanan
setelah kemasan dibuka seperti contoh yang dapat dilihat
pada Gambar 79.

Minuman Khusus Ibu Hamil
Perhatian
Produk sebaiknya dikonsumsi maksimal 1 bulan setelah
kemasan dibuka. Setelah dibuka, lipat kemasan dengan
rapat dan jangan disimpan dalam lemari pendingin.

Susu Pasteurisasi

Petunjuk Penyimpanan: Selalu simpan pada suhu 0-4 oC.
Setelah dibuka, sebaiknya dikonsumsi dalam waktu 4 hari.

Gambar 79. Cara penyimpanan setelah kemasan dibuka

74


Pedoman Label Pangan Olahan - 20P20edoman Label Pangan Olahan - 2020

4.5 KETERANGAN TENTANG PERINGATAN
1) Pangan olahan yang mengandung pemanis buatan
Untuk pangan olahan yang menggunakan pemanis buatan,
keterangan tentang peringatan dapat dilihat pada Bab 3
bagian 3.3.4.

2) Alergen
Keterangan peringatan terkait alergen mengacu pada
Pedoman Implementasi Pelabelan Pangan Olahan:
Pencantuman Jumlah Bahan Baku dan Informasi Alergen
(Direktorat Stadardisasi Pangan Olahan tahun 2019, dapat
diunduh di subsite standarpangan.pom.go.id)

3) Minuman beralkohol produk minuman
Contoh pencantuman peringatan
beralkohol dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Peringatan pada produk minuman beralkohol

No. Ketentuan Contoh

a. Pada label minuman
beralkohol wajib
dicantumkan tulisan: MINUMAN BERALKOHOL
 “MINUMAN Anggur Merah

BERALKOHOL” Isi bersih: 750 ml
 “Mengandung Alkohol ± Mengandung Alkohol ± 15%

…% v/v” v/v
 “DIBAWAH UMUR 21 BPOM RI ML 123456789012

TAHUN ATAU WANITA DIBAWAH UMUR 21 TAHUN
HAMIL DILARANG ATAU WANITA HAMIL
MINUM”. DILARANG MINUM

b. Pangan olahan yang
ditambahkan alkohol wajib
mencantumkan persentase
kadar alkohol pada bagian

75


PePdeodmomananLaLbaeblePlaPnagnagnanOOlalhaahnan- 2-0220020

No. Ketentuan Contoh
yang mudah dilihat, dan/atau
dibaca. MINUMAN BERALKOHOL
Anggur Putih
 Produk cair, pada label Mengandung Alkohol: ± 13.5%
dicantumkan v/v
“mengandung alkohol Isi Bersih: 800 ml
±...% (v/v)” BPOM RI ML 12345678912

 Produk yang berbentuk
padat atau semi-padat,
pada label dicantumkan
“mengandung alkohol ±
…%”.

Kadar alkohol pada
produk dicantumkan
berdasar hasil analisis.

c. Dalam hal pangan olahan
mengandung alkohol ikutan
(carry over), pencantuman Contoh: “Komposisi: ..., whisky
kadar alkohol ditulis pada (mengandung alkohol) ….”

daftar bahan yang digunakan,
setelah pencantuman bahan
yang mengandung alkohol
tersebut.

4) Produk susu
a. Produk susu mencakup susu bubuk, susu UHT, susu
pasteurisasi, dan susu steril; harus dicantumkan
peringatan berupa tulisan berwarna merah di dalam
kotak persegi panjang berwarna merah di atas dasar
putih. Contoh penulisan keterangan peringatan pada
produk susu dapat dilihat pada Gambar 80.

76


Pedoman Label Pangan Olahan - 20P20edoman Label Pangan Olahan - 2020

Susu UHT Rasa Vanila
KOCOK DAHULU SEBELUM DIBUKA.

Gambar 80. Peringatan pada produk susu
b. Susu kental dan analognya pada label produk susu harus

dicantumkan peringatan berupa tulisan berwarna
merah di dalam kotak persegi panjang berwarna merah
di atas dasar putih. Contoh penulisan keterangan
peringatan pada produk susu kental dan analognya
dapat dilihat pada Gambar 81.

Susu Kental Manis
Simpan di tempat sejuk dan kering, jika tidak habis simpanlah
dalam kondisi tertutup.

Gambar 81. Peringatan pada produk susu kental dan analognya
4.6 KETERANGAN TENTANG PANGAN OLAHAN ORGANIK

 Wajib mencantumkan keterangan berupa tulisan
“ORGANIK”, dengan syarat telah memenuhi ketentuan harus
mengandung pangan organik paling sedikit 95% (sembilan

77


PePdeodmomananLaLbaeblePlaPnagnagnanOOlalhaahnan- 2-0220020

puluh lima persen) dari total berat atau volume, tidak
termasuk air dan garam.
 Memiliki sertifikat organik yang diterbitkan oleh Lembaga
Sertifikasi Organik (LSO) Indonesia untuk pangan olahan
produk dalam negeri dan produk impor. Logo organik luar
negeri dapat dicantumkan berdampingan dengan logo
organik Indonesia.
 Tulisan “ORGANIK” dicantumkan setelah nama jenis pangan.
 Wajib mencantumkan logo organik Indonesia.
 Ketentuan lebih lanjut sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.
Contoh penulisan keterangan tentang pangan olahan organik
dapat dilihat pada Gambar 82.

KOPI BUBUK ARABIKA ORGANIK
Berat bersih: 250 g
BPOM RI MD 123456789012

Gambar 82. Keterangan tentang pangan olahan organik

4.7 KETERANGAN SPONSOR
 Keterangan terkait sponsor suatu kegiatan dapat
dicantumkan pada label setelah mendapat persetujuan dari
Kepala Badan dengan rekomendasi dari penanggung jawab
kegiatan.
 Pencantuman tulisan dan gambar terkait sponsor berlaku
sesuai batas waktu yang telah ditetapkan dalam persetujuan
pendaftaran atau persetujuan perubahan data.
Contoh penulisan keterangan sponsor dapat dilihat pada Gambar
83.

78


Pedoman Label Pangan Olahan - 20P20edoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 83. Keterangan sponsor
4.8 KETERANGAN LAYANAN PENGADUAN KONSUMEN

Pada label dapat dicantumkan keterangan tentang layanan
pengaduan konsumen, dapat berupa nomor telepon, alamat
surat elektronik/pos elektronik, nama unit, atau bagian yang
dapat dihubungi oleh konsumen. Contoh penulisan keterangan
layanan pengaduan konsumen dapat dilihat pada Gambar 84.

www.exocare.id
Layanan Konsumen:
Email: [email protected]
Gambar 84. Keterangan layanan pengaduan konsumen
4.9 KETERANGAN 2 (DUA) DIMENSI (2D BARCODE)
 Pada label wajib dicantumkan kode 2 Dimensi (2D Barcode)
 Dicetak pada kemasan dengan tinta warna hitam dan dasar
warna putih atau warna lain serta harus mudah dipindai dan
mampu dibaca oleh Aplikasi Track and Trace Badan POM.
 Wajib dicantumkan pada kemasan eceran sesuai dengan
pangan olahan yang didaftarkan. Jika kemasan eceran adalah

79


PePdeodmomananLaLbaeblePlaPnagnagnanOOlalhaahnan- 2-0220020

kemasan sekunder maka QR Code dicantumkan pada
kemasan sekunder dan kemasan primer tidak wajib
dicantumkan.
 Kewajiban dikecualikan untuk pangan olahan yang memiliki
luas permukaan label kurang dari atau sama dengan 10 cm2.
 Dicantumkan secara proporsional terhadap luas permukaan
kemasan dengan ukuran paling sedikit 0,6 x 0,6 cm.
 Jika terdapat QR Code selain dari BPOM maka wajib
mencantumkan tulisan “BPOM RI” pada QR Code dari BPOM.
Pencantuman “BPOM RI” bisa di bagian bawah atau atas QR
Code.
 Metode otentifikasi akan diberlakukan berdasarkan kajian
risiko dan diterapkan pada pangan diet khusus.
Contoh penulisan keterangan 2D Barcode dapat dilihat pada
Gambar 85.

Jika terdapat QR Code lain maka:

BPOM RI

atau BPOM RI
Gambar 85. Keterangan 2D Barcode

80


Pedoman Label Pangan Olahan - 20P20edoman Label Pangan Olahan - 2020

4.10 KETERANGAN SERTIFIKASI KEAMANAN DAN MUTU OLEH
LEMBAGA SERTIFIKASI
 Keterangan mengenai sertifikasi keamanan dan mutu pangan
olahan dapat dicantumkan pada label.
 Keterangan mengenai sertifikasi keamanan dan mutu pangan
olahan dapat berupa:
1) tanda SNI.
2) logo Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP).
3) logo sertifikat prima.
4) logo piagam bintang keamanan Pangan.
5) Program Manajemen Risiko.
6) Sistem Manajemen Keamanan Pangan, misalnya
“Perusahaan A telah tersertifikasi ISO 22000”,
“Perusahaan B telah tersertifikasi HACCP”.
 Keterangan mengenai sertifikasi keamanan dan mutu pangan
olahan dibuktikan dengan sertifikat yang masih berlaku dan
diterbitkan oleh lembaga sertifikasi yang terakreditasi
dan/atau lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah.
Contoh penulisan keterangan mengenai sertifikasi keamanan dan
mutu pangan olahan dapat dilihat pada Gambar 86.

Gambar 86. Keterangan sertifikasi keamanan dan mutu pangan olahan

81


PePdeodmomananLaLbaeblePlaPnagnagnanOOlalhaahnan- 2-0220020

4.11 TULISAN, LOGO DAN/ATAU GAMBAR YANG TERKAIT DENGAN
KELESTARIAN LINGKUNGAN
 Tulisan, logo dan/atau gambar yang terkait dengan
kelestarian lingkungan dapat dicantumkan pada label.
 Tulisan, logo dan/atau gambar yang terkait dengan
kelestarian lingkungan dapat berupa ekolabel, bahan
kemasan yang terbarukan atau istilah lain yang semakna.
 Pencantuman tulisan, logo dan/atau gambar yang terkait
dengan kelestarian lingkungan harus disertai dengan data
dukung yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Beberapa contoh penulisan keterangan mengenai kelestarian
lingkungan dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 87. Logo ekolabel Gambar 88. Logo klaim aspek
Indonesia lingkungan

4.12 TULISAN, LOGO DAN/ATAU GAMBAR YANG TERKAIT DENGAN
KEMASAN PANGAN
 Tulisan, logo dan/atau gambar yang terkait dengan
kemasan pangan dapat dicantumkan pada label.
 Tulisan, logo dan/atau gambar yang terkait dengan
kemasan pangan antara lain logo tara pangan, kode daur
ulang, ramah lingkungan, 100% daur ulang, atau istilah lain
yang semakna.
 Pencantuman tulisan, logo dan/atau gambar yang terkait
dengan kemasan pangan harus disertai dengan data

82


Pedoman Label Pangan Olahan - 20P20edoman Label Pangan Olahan - 2020
dukung yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Beberapa contoh penulisan keterangan mengenai kelestarian
lingkungan dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 90. Logo
tara pangan

Gambar 89. Kode daur ulang plastik

4.13 KETERANGAN UNTUK MEMBEDAKAN MUTU SUATU PANGAN
OLAHAN
1. Keterangan untuk membedakan mutu suatu pangan olahan
dapat digunakan dalam hal pangan olahan tersebut memiliki
perbedaan terkait karakteristik mutu dan/atau kandungan zat
gizi dengan pangan olahan sejenis.
2. Pangan olahan sejenis merupakan pangan olahan yang
diproduksi oleh perusahaan yang sama dan telah beredar.

83


Click to View FlipBook Version