_ _ lWl _ _
_ "'lBIG
CD-D. 12
14-283/7615-2014
PERPUSDA JATENG
1l1ilah
DIENG
Pesona, Potensi, Misteri
Tim Penulis Hadi Supeno
Andri Mukti Sasongko
Asih Mulyani
JATENGPhotographer
Sapto Aji
Heri Suwondo
Eko Budi Rahardjo
M uj i Prasetyo
Eko BR, Moch Anhar
USDAPcncrbit:
RPPCll1crintah Kabupatcn Blinjarncga"a
PEBckc,'jaSllll1l1 dcngan CV. KALIWANGI Jogjakll,·tl'
Pcnanggung Jawab Bupali Banjarncgara
KClua Wakil Bupali Banjarnegara
Sckrctaris Kcpala Bappeda Banjarnegara
Anggola Kepala Dinbudpar Banjarnegara
Kabag Humas Selda Banjarnegara
ISB 978-602-71172-0-4
Celakan Per'ama, 2014
lsi di luar tanggungjawab Percetakan
CY. KALIWANGI Jogjakarta.
l~ _
l>lUJ.U: ;lii.?US PROVo JArENO
DJ ~E?lAi~'niG
G110 Orr.1t ~- -~/'I
PERPUSDA JATENTanggal f/w~/'i
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa
atas segala Karunia dan Anugerah yang senantiasa tercurah,
sehiogga kita masih dapat merasakan kenikmatan hidup, tinggal
dan berkarya di bumi Banjamegara yang kaya dengan potensi
alam, budaya dan ejarah yang elok ini.
Salah satu kekayaan Banjamegara yang memiliki daya
pesona alam dan budaya yang unik juga penuh dengan aura
mistis nan misterius adalah Dieng. Unik karena membahas
GDieng tidak hanya candi, kawah, telaga, dan bukitnya tetapi
TENjuga agroklimatnya, kulinernya, bahasanya, tanamannya dan
JAbanyak lagi pesona Dieng yang lain. Misteriusnya, karena
diyakini hingga kini masih ada potensi-potensi yang belum
DAterungkap, seperti dugaan candi-candi yang terpendam; legenda
Syang belum tercandra, sumber daya alam yang belum terjamah,
PUserta sejumlah pertanyaan historis yang belum terjawab.
ERBerangkat dari keterbatasan referensi mengenai Dieng
Pyang ditujukan untuk masyarakat umum dan pelajar termasuk
untuk kepentingan pariwisata, maka buku ini disusun dengan
harapan bisa memberikan gambaran secara komprehensif
namun dengan bahasa yang sederhana agar Dieng semakin
banyak diketahui oleh masyarakat luas.
Untuk memenuhi harapan tersebut kami mencoba
meramu, meracik buku ini menjadi 'masakan' yang enak dibaca
dan mudah dipahami tanpa perlu mengernyitkan kening untuk
sekedar tahu i inya.
Buku 'Inilah Dieng - Pesona, Potensi, Misteri' hadir di
hadapan Anda untuk melengkapi pustaka tentang Dieng yang
masih sangat terbatas, yang berisi uraian tentang pesona alam,
sejarah dan aura mistisnya sehingga potensi yang ada disana
dapat diketahui seeara luas karena semakin hari dataran tinggi
Dieng semakin banyak dikunjungi para wisatawan baik dari
domestik maupun manea negara.
Atas selesainya penulisan buku ini, perkenan kami
segenap Tim Penulis menghaturkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
I. Bapak Bupati Banjamegara H. Sutedjo Slamet Utomo, SH,
M. Hum atas diijinkannya kegiatan penyusunan Buku
NG"Inilah Dieng" serta arahan-arahannya sehingga kegiatan
TEini dapat berjalan dengan lanear dan sukses.
2. Bapak Sekrctaris Daerah Drs H Faehruddin Susiadi, MM,
JAKepala Bappeda Kabupaten Banjarnegara Drs. Setiawan,
AM. Hum, dan Bapak Kepala Dinbudpar Drs H Aziz
DAehmad, atas segala arahan dan petunjukknya.
US3. Ibu Kepala Balai Pelestarian eagar Budaya Jawa Tengah,
POra. Sri Ediningsih, M.Hum beserta staf : Bapak Hutomo,
ERBapak Wahyu dan staf lainnya, atas sambutan. bantuan.
P informasi dan kerja samanya yang sangat baik.
4. Bapak Jajang Agus Sonjaya, S.Si. MHum Doscn Fakultas
Ilmu Budaya UGM Jogjakarta. seorang peneliti Dieng yang
sangat mendukung terbitnya buku ini dcngan berbagi
eerita. pengalaman dan dokumen mengenai Dieng.
5. Mbah Naryono Dieng Kulon. dan Sdr. Alif Fauzi
Pokdarwis Dieng Pandawa yang tclah memberikan
.' kontribusi sangat berarti dalam penyusunan materi buku
/ ini. " 0 1,.';(; !'.i'tlll.J ,al.',·lh IH.r,
ii
Akhimya kami menyadari bahwa buku ini masih jauh
dan sempuma, di sana sini terdapat kekurangan dan kekhilafan,
untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya dan
masukan, saran dan kritik yang membangun sangat dinantikan
guna kesempumaan isi buku 'Inilah Dieng' sehingga dapat
memberikan manfaat dan kontribusi demi kemajuan
pengembangan pariwisata dan kebudayaan di Banjamegara.
"lnilah Dieng - Pesona, Potensi, Misteri" merupakan
proyek awal yang untuk tahun-tahun mendatang akan kami
sempumakan baik isi maupun penyajiannya.
PERPUSDA JATENGBanjamegara, Agustus 2014
Tim Penulis
iii
DAFTAR lSI ..'. :, ,.
Kata Pengantar .
, " ,t, ''';~I (ILl;
Daftar Isl.........................................................
IV
~ ! ' . .) --. .
I
Bab I - Super Miracle of Dicng
Bab II - Candi-candi Dieng IS
Bab 1lI - Kawah Dieng 29
Bab IV - Tclaga Dicng 34
Bab V - Goa-goa Dieng 42
46
GBab VI - Sumur-sumur tua 51
NBab VII- Tuk Bima Lukar 54
JATEBab VIII - Museum Kailasa 57
64
Bab IX - Gunung dan Bukit 69
74
DABab X - Curug dan Wisata Air
USBab XI - Tanah Pertanian
PERPBab XII- Tanaman langka
Bab XIII - Scni Budaya dan Tradisi 81
Bab XIV - Kuliner Dicng 91
Bab XV - Akomodasi 94
Bab XVI - Akses ke Dieng 101
Bab XVII - Lain-lain III
Daftar Pustaka liS
Iv
(Jf~~!D/QAJJFA~TENGSebuah Pendahuluan
PUSSiapakah Dieng yang sesungguhnya? Dieng adalah
Rcerita yang tidak ada habis-habisnya tentang masa lalu, tentang
PEalam awang uwung, kosong, nihil, nisbi, sekaligus misteri, baik
dari dimensi geologisnya, konstur kebumiannya,
aklimatisasinya, artefak dan situs percandiannya, keanekaan
hayati, sampai sosial kosmo antropologis, kultural dan
historisnya, terutama tentang sisi mistis magis spiritual
kebatinannya.
Saya bertanggung jawab untuk mengatakan bahwa Dieng
adalah tanah penuh keajaiban (super miracles dan filII
miracles). Dan namanya pun penuh aura magis di daJamnya,
bukan sekedar akronim dari adi dan hyang atau gunung para
1
dewa, edi dan hyang atau puneak negeri dewata, tetapi juga edi
dan aeng, anch dan langka, scrta suasana batin yang dalam dan
\iris panjang yang hams diurai.
Bila di masa lalu sckitar abad ke-8 Maschi dinasti
wangsa Sanjaya memutuskan membangun situs pcreandian di
dataran tinggi Dicng, tcntulah bukan scbuah kebetulan. Apalagi
kompleks eandi yang dibangun adalah jenis eandi Siwa, eandi
yang dalam agama Hindu dikenal scbagai eandi untuk
memuliakan kepada dewa-dewa Hindu.
Berbeda dengan eandi-eandi siwa di situs lainnya,
beberapa area yang ditemukan di kompleks eandi Dieng adalah
area siwa trisirah atau tiga wajah .dalam satu tubuh. Tiga kepala
pada Siwa adalah eiri yang dominan dari siwa mahadewa.
GKarenanya siwa trisirah adalah juga mahadewa. Siwa trisirah,
Nsebagaimana sifatnya yang mahadewa atau the supreme God,
TEmaka siwa trisirah bersifat sebagai sang peneipta, peme\ihara,
JAdan pengemba\i alam semesta ke asalnya '.
Diperoleh informasi pula, situs Dieng memi\iki
Akeunikan lain karena ditemukan siwa yang diareakan dalam
SDposisi duduk di atas padmasona dengan posisi
Uwajrapmyankasana. Ikon ini digambarkan dengan tiga kepala,
Pmasing-masing mengenakan jasamakutha. Tangannya empat,
PERkedua tangan yang depan menunjukkan sikap samadi
(yogamudra), sedangkan kcdua langan lainnya masing-masing
memegang aksamala dan camara. Abharana yang dikenakan
lerdiri alas kundhala. hara. keyura. udarabhanda. uparupa
bempa sclempang kain, kangkana, dan padawalaya 2
1 Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah. 2009, Dewa
Dewi. Masa Klasik Jawa Tengah. BP3. Klaten. Halaman 48.
2 Ibid. Halaman 49
2
Bukan candi tunggal
Tempat pemuliaan itu bukan candi tunggal, namun
kompleks candi, dari bangunan utama yang mengumpul seperti
kompleks candi .Pandawa, sampai sandi-candi utama yang agak
terpisah seperti candi Bima, candi Gatotkaca, candi Dwarawati,
candi Parikesit, candi Setyaki, sampai candi-candi kecil yang
baru beberapa bulan lalu diketemukan oleh masyarakat, di
antaranya candi Wisanggeni, yang terletak di bukit Pangonan
sebelah barat laut, tepat di atas telaga Merdada3.
Kompleks candi itu dilengkapi dengan bangunan
dharmasala, yakni asrama tempat para cantrik menimba wlilang
wllrllk ilmu agama dan kanuragan kepada pandhita atau guru.
Berarti Dieng di masa lalu juga merupakan mandala pawiyatan
Gyang menyatu dengan lokasi pemuliaan kepada dewa-desa
NHindu.
TEama-nama candi tersebut diyakini para arkeolog bukan
JAberasal dari nama Mahabharata, namun modifikasi dari budaya
lokal. Hal itu terlihat pada nama candi semar, dimana dalam
Akitab Mahabharata tidak ditemukan tokoh Semar4 Lebih-Iebih
SDdari prasasti yang ada ditemukan angka 713 tahun saka sebagai
Uancer-ancer pembuatannya atau sekitar abad kedelapan,
RPsementara tokoh Semar bersama punakawan lainnya baru
PEmuncul pada abad kedelapanbelas.
Terbayang sebuah hamparan tanah luas 100 ha, di mana
sentralnya kompleks percandian, lalu ada asrama tempat para
3 Cand; Wisanggeni baru ditemukan pada akhir tahun 2013 oleh Kelompok
sadar Wisata Dieng Kulon. Diyakini oleh masyarakat Dieng di sekitar bukit
Pangonan masih banyak terpendam candi-candi lainnya.
• Soedjipto Abimanyu. 2013. Babad Tanah JawL Terlengkap dan Terasli.
Laksana.Jogjakarta. Halaman 502.
3
cantrik bersenandung membaca kitab wedha dan belajar yang
lain, di kanan kiri bangunan pemukiman penduduk asli,
sementara di kanan kiri pemukiman tergelar taman bunga aneka
warna rupa mengharumkan di tepian telaga di bawah langit
berkabut yang beradu dengan aroma dupa dan kayu cendana.
Kasi Purbakala Drs Hutomo, M.Hum meyakini bahwa
kompleks candi Dieng merupakan candi Hindu tertua di
Nusantara. Candi Dieng dibangun khusus untuk peribadatan,
bukan untuk simbol kemegahan atau pencitraan kekuasaan
seperti halnya candi Borobudur ataupun candi Prambanan.
Itulah maka candi Dieng bentuknya sederhana, namun berada
pada lokasi yang sangat spesifik, pada sebuah lembah di dataran
tinggi. Antara kompleks candi dengan bentuk alam dan
Gpanorama merupakan satu kesatuan. Dan inilah yang membuat
Ncandi Dieng menjadi unik, khas. Sebuah karya yang dibuat pada
TEabad kedelapan, namun teknologi dan arsitektumya berkelas
JAabad dua puluh satu. Keberfungsian kompleks candi Dieng bisa
disamakan dengan kompleks candi Gedongsanga di Kabupaten
ASemarang, yang juga mengambil lokus di sela-sela perbukitan
SDgunung Ungaran5
UKetuaan candi ini bisa pula dilihat dari arsitektumya yang
Pmirip dengan candi-candi Hindu di India. Rupanya para
PERpendakwah Hindu dari India, begitu mendarat di pantai utara
sekitar Pekalongan, langsung menuju dataran tinggi Dieng,
lewat daerah Petungkriyono, di mana beberapa waktu lalu
banyak ditemukan peninggalan artefak di sepanjang sungai
Petungkriyono dari wilayah Pekalongan sampai Dieng. Barulah
5 Wawancara Tim Penulis Buku "Inilah Dieng" dengan nara sumber, di
anlaranya Sdr. Hulomo, dar; Balai Peleslarian eagar Budaya Jawa Tengah di
Klalen, 30 Me; 2014.
4
pada eandi Sima, kita sudah melihat ada modifikasi dan
peningkatan arsitektur eandi yang memadukan gaya Indja
dengan gaya Nusantara, dengan tampilan area kudhu yang
bemilai seJ1i tinggi sehingga selalu menjadi inearan peneurian
para kolektor benda-benda purbakala.
Situs peninggalan purbakala itu tidak hanya eandi yang
selama ini kita kenaI. Oi kebun-kebun, di bukit, di lembah, dan
di mana-mana masih terserak artefak dan situs yang tak
terbilang jumlahnya. Kekayaan yang tersimpan di musium
Kailasa, adalah bukti betapa Oieng dj masa lalu penuh tebaran
artefak yang tak terhingga jumlahnya, yang tak terhingga
nilainya, dan tentu saja tak terhingga misteriusnya.
Misterius karena bagian-bagian eandi itu ditemukan di
Gkebun-kebun penduduk yang terpendam di dalam tanah yang
Nterpisah dari bagian-bagian utamanya; ada area, ada patung, ada
TElingga yoni, dan artefak lainnya. Mjsterius karena banyak benda
JApurbakala yang tidak terlaeak kapan waktu tepatnya benda-
benda tersebut dibuat. Misterius karena menurut penjaga
Amuseum Kailasa, Muhson dan Janah, beberapa kali sebagian
SDarea hilang, menghilang, juga dieuri namun bisa diambil
Ukembali, di antaranya area Siwa dan 2 makara.
PERPSurga nyata
Kompleks pereandian dibangun di dataran tinggi Oieng
bukanlah sebuah kebetulan karena dataran tinggi Oieng
melengkapi diri dengan fasilitas alam yang menantang manusia
untuk dijadikan apa, yang bila tak salah kelola menjadi surga
nyata.
Oi teras selatan, di antara bukit Sikunir dan bukit
Pangonan tergelar hamparan kawah-kawah dari yang mungil,
medium, hingga yang terbesar kawah Sikidang, yang berpindah,
melompat, berubah wujud lekuk bentuk lobangnya, namun ajeg
5
dari kawah-kawah itu bergulung-gulung asap sengak aroma
harum belerang yang khas dan menyembuhkan.
Belum lagi dengan kawah Sileri yang menggoda namun
harus waspada karena wataknya yang fluktuatif dari segi
vulkanik, juga kawah Timbang di Simbar yang secara periodik
dua sampai empat tahunan menebar gas beracun. Tentu saja
yang paling eksplosif adalah kawah Candradimuka yang setiap
detik tak pemah henti memuntahkan gas belerang mengepul
putih menjulang tinggi memulas langit desa Pekasiran.
Hamparan belerang tak terhitung itu lalu membias di
sudut lain berupa telaga pengilon yang beningnya air
menyerupai kaca pengilon (miror) kinclong mencorong,
ditemani telaga wama yang saat diterpa mentari akan
Gmenghadirkan siluet wama warni alam lebih kaya nuansa dari
Npada pelangi.
TETelaga-telaga itu terus berserak di kaki bukit Pangonan
JAsebelah barat bemama telaga merdada yang eksotik, telaga
Suwiwi di Kepakisan yang penuh sensasi, erta telaga Dringo
DAyang akan menikam rasa siapapun yang datang untuk berlama-
Slama menikmati keelokannya. Jangan lupa ada telaga Balai
Ukambang di timur gedung Soeharto-Whitlem yang menjadi
RPpenyangga keseimbangan kontur tanah sekitar kompleks candi
PEPandawa. Di bukit pangonan, juga ada dua telaga, masing-
masing telaga Sumurup dan telaga Nirmala.
Dalam ketinggian 2093 meter di atas permukaan laut,
suhu Dieng menjadi hawa yang sensasional pada 20-22 derajat
Celcius. Pada musim hujan kabut laksana selimut
menghangatkan tubuh, namun di musim dingin cuaca bisa
eksrrem hingga di bawah 10 derajat Celcius, bahkan ada tiga
hari pada bulan Juli atau awal Agustus suhu udara berada di
nol derajat hingga menghadirkan hujan salju, yang disebut
masyarakat lokal ebagai "embun upas", yang membakar
6
seluruh tanaman perdu hingga hangus ehangus-hangusnya
hangus, membawa petani pasrah beratus juta rupiah nilai
tanaman kentang hilang dalam semalam.
Kaya potensi
Dalam siluet relief panjang gugus bukit jurang ngarai,
lereng tarasering dan dataran tinggi, lahan pertanian menjadi
ancaman konservasi, namun juga menghadirkan panorama khas
Dieng; setiap sudut menghadirkan keindahannya sendiri.
Gunung dan bukit menyempumakan panorama tersebut. Dari
gunung Perahu, bukit Sikunir, dan bukit Pangonan,
menawarkan sunset view dan sunrise. Lebih-Iebih bukit
Pangonan yang masih perawan, sunset dan sunrise bisa
Gdinikmati pada titik yang sama. Ke timur di pagi hari mentari
Ntimbul di sela kaki Sindoro-Sumbing dengan background bukit
TESikunir, sementara pada sore hari mentari tenggelam di kaki
JAgunung Siamet dengan latar indah teiaga Merdada. Di bukit
Pangonan pula kita bisa menemukan padang savana yang
Asangat luas berhias telaga Semurup dan telaga irmala yang
SDsangat menjanjikan untuk menjadi destinasi unggulan wisata
UDieng di masa depan.
PKeberadaan sumber panas bumi (geothermaf) yang saat
PERini dikelola oleh PT Geodipa Energy selain menunjukkan Dieng
ikut menyumbangkan tenaga listrik, juga berpotensi menjadi
destinasi wisata edukasi. Anak-anak muda bisa belajar banyak
tentang potensi alam, tentang energi panas bumi yang ramah
lingkungan karena bersifat terbarukan, dan belajar membedakan
antara panas bumi, panas kawah vulkanik, dan sebagainya yang
sering disalahpahami.
Gunung, air, kabut, belerang, embun, aklimatisasi dingin
melahirkan sejumlah keanekaan hayati spesies khusus dataran
tinggi seperti bunga terompet atau bunga Kantong Semar,
7
kacang babi (kacang Dieng), careca, hingga ginseng
purwaceng. Bahkan bunga tulip yang selama ini dikenal hanya
bisa hidup di alam Eropa, temyata bisa bertahan dan
berkembang optimal di dataran tinggi Dieng. Pada level tertentu
Dieng juga menjadi penyangga stok sayur nasional untuk
komoditas kentang, kol, seledri, cabe, wortel, dan lainnya.
Malahan sayur wasabi yang makanan sayur favorit orang
Jepang tumbuh menjadi sayur wasabi terbaik di dunia.
Menurut penulis kebudayaan Otto Sukatno CR, Dieng
ssungguhnya poros dunia, atau simpang jalan; jalan kosmik
antara surga, dunia, dan neraka, yang diyakini menyimpan
banyak "tanda-tanda suci". Kesatuan kosmis situs percandian,
fenomena vulkanologis, panorama, dan kekayaan lainnya,
membuktikan Dieng sebagai poros dunia yang memiliki peran
NGpenting dalam kehidupan semesta6
JATEKontruksi budaya Dieng
Tahukah makanan paling disukai orang-orang di dataran
Atinggi Dieng dan sekitamya? Tak lain tak bukal) adalah ikan
SDasin atau mereka menyebutnya Jeuwi. Maka di pasar kecamatan
UBatur, pas hari pasaran atau tidak, berderet pedagang tongkol
Pdan ikan asin prodllk Pekalongan. Hampir setiap rumah tangga
ERada stok ikan asin. Padllan kuliner yang menawan adalah
Pkombinasi nasi jagung, sayur daun talas (Iompong), ikan asin
sepat atall tongkol, dan sambal terasi. Hanya pada saat pesta
hajatan saja ikan asin tidak menjadi menu utama.
Dalam tempaan alam eskplosif seperti itulah budaya
Dieng terkonstruksi. Setiap rumah tangga memiliki perapian
yang berfungsi untuk memasak dan menghangatkan badan.
6 Lihat: Otto Sukatno CR. 2003. Dieng Paras Dunia. Menguak Jejak Peta
Surga Yang Hilang. IRCiSoD. Jogjakarta.
8
Pakaian paling akrab manusia Dieng adalah sarung. Dari shalat,
tidur, duduk dekat perapian, ke pasar, sampai nonton hiburan, di
mana-mana kaum lelakinya menggunakan sarung. Bedanya
eara memakainya. Kadang untuk bebedanlseperti perempuan
menggunakan kain, kadang dikalungkan di leher, kadang
diselempangkan di pundak, dan saat tidur atau berjalan, sarong
dikerodongkan pada seluruh tubuh, yang tak tertutupi hanya
mata. Jackel lI'a/l atau cover jackel belakangan banyak dipakai
oleh masyarakat seiring kemampuan ekonomi pasea sukses
bertanam kentang, namun tetaplah sarung merupakan kostum
yang paling alami menyatu dengan alam di mana orang-orang
menyandarkan hidup.
Dari komunikasi bahasa lahir dialek khas Jawa gunung,
Gyang bukan Banyumas mumi namun bukan Kedu Wonosobo.
TENadanya berat kadang terdengar lueu, misalnya untuk kata iya
orang Dieng akan menglleapkan "iza ", untuk menekankan
JApembiearaan diakhiri dengan kata "nggere", misalnya "genah
Aiza Ilggere.... ". Kata Banjar pun sering diueapkan " Mbinjar ",
Dmisalnya kalimat; "Kapan garep maring Billjar, nyong 10k melli,
USnggere..
PDi bidang ke en ian wayang klilit tetap menjadi favorit.
RNamun emakin langkanya orang nanggap, mahalnya biaya
PEtanggapan, walallplln ada beberapa dalang dan beberapa
perangkap gamelan, wayang mlilai digeser dengan aneka
hiburan lainnya. Masyarakat desa Dieng Kulon misalnya
berhasil merekayasa tari Rampak Yakso Pringgondani, sebuah
tarian tradisional dengan jumJah penari sekitar 60 orang
sungguh dinamis, ritmik, menggambarkan kekompakan
masyarakat untuk meraih eita-eita bersama. la bersanding
dengan tarian Topeng Hitam yang sudah hidup bertahun-tahun
rnemberikan hiburan pada masyarakat daerah pegunungan yang
9
di masa lalu sulit memperoleh hiburan ala kota; musik modern,
teater, film, dan sebagainya.
Nenek moyang orang Bali
Namun yang paling lokal dan diyakini hanya ada di Dieng
dan Bali adalah keberadaan anak-anak berambut gembel.
Puluhan anak dilanda-atau lebih tepat dikaruniai-rambut
gembel, rambut yang rapat lengket saling menjepit tak bisa
diurai seperti halnya rambut pada anak-anak lainnya. Sisi medis
dan logika ilmiah sarnpai hari ini bel urn tertemukan jawabnya.
amun masyarakat punya jawaban sendiri alaS fenomena
rambut gembel. Semula kita sangat yakin, bahwa fenornena
rambut gembel hanya ada di Dieng, namun belakangan saya
Gmemperoleh informasi bahwa ada daerah lain yang memiliki
TENanak-anak rambut gembel, yaitu pulau Bali.
ah ini semakin menunjukkan adanya sebuah keajaiban.
JAJangan-jangan asumsi dan keyakinan historis saya selama ini
Abenar, bahwa nenek moyang orang Bali ya manusia dataran
Dtinggi Dieng. lni mudah melacaknya, karena di niasa kejayaan
Swanga Sanjaya Dieng menjadi pusat pendidikan agama Hindu.
PUSangat mungkin dharmasala beserta segala perlengkapannya
Rmerupakan lembaga pendidikan yang dikunjungi oleh para
PEcantrik dari berbagai penjuru dunia, setelah tamat mereka
kembali ke daerah masing-masing, yang tentu saja karena
persentuhan itu terjadi perkawinan antara warga luar Dieng
dengan masyarakat Dieng.
Hipotesa kedua, sangat mungkin karena terjadi bertllbi
bencana alam baik di kaldera Dieng, meletusnya gunung
Merapi dan sebagainya, membuat kawasan Jawa Tengah tidak
nyaman sebagai tempat pengembangan agama. Komunitas
Hindu mulai tergeser ke timur, ke pegunungan Kendeng-
Bromo-hingga Trenggalek-Banyuwangi, sampai akhirnya
10
memperoleh permanent stay di pulau Dewata. Jadi bahwa ada
benang merah hi toris antropolis bahkan mungkin DNA antara
orang Dieng dengan orang Hindu di Bali angatJah mungkin.
Artinya nenek moyang orang Bali tidak lain adalah para leluhur
yang ada di Dieng. DaJarn konteks spiritual, sudah semestinya
orang-orang Bali tidak akan ke mana-mana sebelum melihat
Dieng. Orang Bali yang tidak berziarah atau mengunjungi
Dieng perlu diragukan ke-Baliannya, karena orang Bali sangat
menghormati para leluhurnya. Kalau selama ini mereka
berziarah ke gunung Salak di Jawa Barat sesungguhnya sangat
tidak nyarnbung karena tidak ada kaitan historis antropologis
religiusitas sarna sekali.
Alhamdulillah, sejak lima tahun lalu keberadaan anak-
Ganak rambut gembel tidak berhenti pada pemitosan saja, narnun
Ntelah berhasil diangkat oleh para aktivis Pokdarwis Pandawa
TEdesa Dieng Kulon Banjamegara, sebagai ikon mementum
JAbudaya, dengan upacara pencukuran anak-anak berambut
Agem bel.
DSemula ritual pencukuran anak berambut" gembel
Sdilakukan sendiri- endiri oleh orang tua, yang ini cukup
PUmemberatkan karena dalarn tradisi ini biayanya cukup mahal.
RMasyarakat meyakini pennintaan anak harus dipenuhi sebagai
PEsyarat agar ritual berhasil, rambut gembel tidak muncul lagi.
Dengan prose i kolektif, biaya menjadi lebih murah, dikemas
sebagai atraksi budaya, anak-anak berambut gembel merasa
senang bertemu dengan teman-teman senasib, dan wisatawan
senang memperoleh pengalaman ajaib yang tiada ditemukan di
manapun di semua destinasi pariwisata.
Mau dibawa ke mana?
Pertanyaannya adalah, mau dibawa ke mana potensi
berserak yang terharnpar di dataran tinggi Dieng ini? Tanah
11
Genting yang tidak memiiliki kekayaan indi pemik budaya
telah diubah oleh pemeriutah Malaysia menjadi kawasan wisata
unggulan. Singapura hanya noktah kecil dari sisi geografis,
namun kini menjadi kiblat banyak hal, termasuk pariwisata.
Dieng perlu berbenah. Bukan sekedar memperbaiki akses
dan merenovasi destinasi, namun diperlukan visi managemen
yang holistik, terpadu dan menyeluruh. Pariwisata adalah
investa i, pariwisata adalah bisnis lintas wilayah bahkan
universal. Tidak bisa membangun pariwasata dengan
berlandaskan egoisme kewilayahan, apalagi hanya sekedar
rebutan pendapatan asli daerah (PAD).
Kita menyadari posisi Dieng terapit-tepatnya
di angga-oleh kabupaten Banjarnegara, Wonosobo, dan
GBatang. Maka sudah saatnya, tiga daerah ini, dengan inisiasi
NPemerintah Propinsi duduk bersama merancang kawasan
TEwisata terpadu Dieng. Dengan pameo jangan mengharapkan
JAikan kakap bila kita melempar umpan ikan teri, maka jangan
pula kita membayangkan Dieng yang berhamburan wisatawan
DAseperti halnya destinasi wisata lain yang telah melejit sukses,
Sbila masing-masing daerah hanya berfikir rutinitas, ngurusi
PUyang ecek-ecek, sehingga yang datang pun hanya uang receh.
PERMutlak akses baru
Membuka jalur pantura Batang-Dieng via Bitingan adalah
salah satu solusi jitu untuk menembus pasar pariwisata na ional
dan intemasional. Pada saatnya kita harus bisa memastikan
bahwa jarak tempuh bandara A.Yani-Dieng hanya 2,5 jam
sehingga biro-biro perjalanan akan menjadikan Dieng sebagai
destinasi utama pelayanan jasanya. Ambisi ini hanya akan
tercapai bila pemerintah Propinsi ambil peran di depan. Pernn
yang bukan sekedar mengkolek event-event wisata dari semua
daerah, namun sungguh-sungguh membangun sebuah
12
raneangan besar membangun kawasan wisata dataran tinggi
Dieng.
Di dalam beberapa buku "Babad Tanah Jawi" hanya
sedikit disinggung soal eandi Dieng. Di dalam prioritas
destinasi pariwisata utama Propinsi Jawa Tengah tahun 2013
lalu juga tidak menyebut Dieng (hanya eandi Borobudur, Situs
Sangiran, Gedung Lawang Sewu, dan Cilaeap pangandaran).
Menurut saya itu pemetaan yang keliru. Melihat Dieng jangan
hanya dari bentuk eandinya saja, yang tentu kalah dibanding
dengan eandi Borobudur dan Prambanan, namun juga dilihat
sisi historis, di mana eandi-eandi Dieng menjadi eikal bakal
perkembangan kerajaan bahkan kehidupan sosial budaya dan
tradisi di masa dinasti Sanjaya hingga masa kini.
GTahun 2014 ini dua investor besar mulai memperkaya
Nfasilitas tujuan wisata Dieng. Selain hotel bintang tiga yang
TEakan dibangun oleh PT Surya Yudha Group pimpinan Pak
JASatrio Yudhiarto, juga sedang dibangun wisata water boom air
hangat di de a Kepakisan. Peluang investor lain untuk
DAmenggarap Dieng masih terbuka lebar karena masfh banyak
Spotensi yang belum tersentuh. Upaya melengkapi fasilitas di
PUDieng bukan dalam kerangka mengkomersialkan Dieng, namun
Rlebih pada ekspresi niat baik memperkuat eksistensi Dieng.
PELebih dari itu, keberadaan benea-benda eagar budaya juga harus
bisa memberikan kemaslahatan dan kemakmuran masyarakat
sekitar. Apa arti pelestarian eagar budaya bila tidak ngefek
pada kesejahteraan masyarakat?
Akhimya, kita semua yakin bahwa Dieng memang penuh
nuansa keajaiban. Oleh karenanya, dalam konteks
pembangunan pariwisata nasional, Dieng tidak bisa dikelola
sambil lalu. Kawasan Dieng adalah kawasan pariwisata masa
depan, yang harus dipersiapkan seeara matang dan terpadu.
13
Bila tidak salah kelola, Dieng akan menunjukkan
keeJokannya sepanjang masa. Dieng akan memberikan
sumbangan peningkatan pada kesejahteraan bangsa Indonesia.
Dari Dieng untuk kejayaan Indonesia. Selain poros dunia,
**.Dieng akan menjadi sumber cahaya dunia.
PERPUSDA JATENG
14
BAB-2
CANOl-CANOl OJIEANTGENGBangunan Candi terdiri atas kaki yang melambangkan
Abhurloka (dunia manusia), tubuh yang melambangkan
SDbhuwarloka (dunia mcrcka yang disucikan), dan atap yang
Umclambangkan swarloka (dunia para dcwa). Masing-masing
RPbagian mempunyai komponen yang umum seperti pipi tangga,
PErelung, kala - makara, jaladwara, antefik, menara sudut, dan
kemuncak.
Di Dieng diperkirakan terdapat lima kelompok candi,
empat diantaranya diberi nama tokoh pewayangan. Kelompok
candi tersebut adalah Kelompok Candi, Arjuna, Dwarwawati,
Gatotkaca, Bhima dan Magcrsari. Dan bclum lama ini
ditcmukan candi barn yang dibcri nama Candi Wisanggcni di
puncak bukit Pangonan.
,
15 \
Tidak jauh dari lokasi ditemukannya Candi, mcnyusul
ditcmukan scjumlah pcninggalan yang belum diketahui fungsi
dan kegunaannya secara pasti. Sclain penemuan di tempat ini,
di ladang pertanian penduduk dan scjumlah tempat lain di
Dieng ditemukan juga sejumlah peninggalan kuno dan artefak.
Dengan semua penemuan ini, diyakini masih ada pcninggalan
kuno ataupun artefak yang belum ditemukan, karcna Dicng
bumi seribu candi yang masih misteri.
Namun pesona Candi-Candi di Dieng tidak semata eksotis
dan misterinya, ada sisi lain darinya yang temyata memberi
bukti bahwa jauh pada masa lalu ada peradaban manusia yang
Gtelah maju di plateau Gunung Dieng. Tidak saja untuk saat itu,
Nbahkan jauh melampaui jamannya.
TEBerikut ini beberapa fakta mengenai candi-candi di
JADieng. "ji~;rn ')f!: '.; r~.;_'{ ~',!df: illi.1~l; i~.!~r) ruJlII,'~IH,~':
AJ .(1}i.-:U(1Lffl . 'f)d~}J f",;\'!'J~i;>1
SDI. Kelompok Candi Arjuna
UKomplek Candi Arjuna merupakan kawasan Candi yang
RPpaling terkcnal dan yang paling popular mcnjadi kunjungan
PEwisatawan dibanding candi-candi lainnya. Lokasinya yang
stratcgis bcrada di tengah dataran tinggi Dieng dan bcrada di
halaman depan kawasan wisata Dieng membuat akses ke
tempat ini menjadi paling mudah dijangkau, baik dari arah
Banjamegara maupun dari arah Wonosobo. .i ,,,,,)
Dari awal pariwisata Kawasan Dataran Tinggi Dieng
dibangun hingga sekarang, komplek Candi Arjuna menjadi
branding market yang paling mcnjual dibanding tempat lainnya.
Barangkali karena alasan inilah, tempat ini menjadi pusat
kegiatan budaya Dieng Culture Festival yang sangat eksotis.
Komplek Candi AIjuna terdiri dari lima buah bangunan
Candi yaitu Candi AIjuna, Candi Srikandi, Candi Puntadewa,
Candi Sembadra, dan Candi Semar yang persis berhadapan
dengan Candi Arjuna. Mengacu pada bentuknya yang
menyerupai mandapa di India Candi Semar diperkirakan
mempunyai fungsi sebagai tempat untuk menyiapkan upacara
keagamaan.
Meski berada dalam satu komplek, namun masing-masing
candi ini dibangun dalam kurun waktu berbeda dari abad ke
GVIll hingga abad XV Masehi. Yang menarik, dalam kurun
Nwaktu 7 abad pembangunan Candi ini, terjadi juga evolusi
TEbentuk Candi dari yang kental pengaruh Indianya menuju Candi
JAyang ciri lokalnya kuat. Perkembangan tersebut ditandai dari
Aperkembangan relung dan menara atap Candi.
SDPerkembangan cirr lokal pada wujud bangunan dimulai
Udari candi Srikandi yang relungnya belum menonjol dan menara
RPatap masih terpisah. Tahap selanjutnya adalah Candi Puntadewa
PEdan Candi Sembadra yang relung-reiungnya lebih menonjol.
Perkembangan ini kemudian berlanjut pada wujud Candi
Dwarawati yang relung dan menaranya hampir menyatu. Dan
akhir dari perkembangan ini nampak pada Candi Gatotkaca
dimana menara dan atap disatukan dengan struktur bangunanya.
17
G2. Kelompok Candi Bhima
TENCandi Bhima sesungguhnya mempunyai nilai historis
JAtinggi karena termasuk candi yang dibangun paling awal
bersama Candi AJjuna. amun karena letaknya yang terpisah
DAcukup jauh dan berdiri sendiri dari kawasan Candi Arjuna
Smembuat Candi ini tak sepopuler Kawasan Candi Pandawa.
PULokasinya kurang lebih I km Timur Kawasan Candi Arjuna.
RAtau tepatnya, berada pada bukit kecil yang berada di pintu
PEmasuk Kawah Sikidang.
Candi Arjuna dan Candi Bhima dibangun pada kisaran
abat VII - VIll dan diketahui memiliki gaya Lndia yang kenta!.
Bentuk Candi Arjuna mirip dengan Candi di Lndia Selatan yang
dikenal dengan nama wimana. Sedangkan Candi Bhima mirip
dengan candi Bhubaneswar.
18
Pengaruh India yang masih kental pada Candi Shima,
dapat dilihat dari adanya Kudu pada Candi. Kudu adalah
lengkung tapal kuda yang diisi wajah dewa sebagai lambang
Jace ojglory. Dan Candi Shima adalah satu-satunya Candi yang
mempunyai kudu. Jumlahnya ada 24. Hanya sayang jumlahnya
sudah tidak lengkap lagi.
PERPUSDA JATENG3. Candi Gatotkaca
Lokasi Candi Gatotkaca tennasuk unik karena berada
tepat di pinggir jalan lingkar Kawasan Wisata Dataran Tinggi
Dieng. Unik karena aktivitas keseharian masyarakat dan public
melewati Candi dengan jarak yang sangat dekat. Peninggalan
purbakala yang bemilai tinggi, sekilas seperti sebuah bangunan
layaknya tugu monumen selamat datang di pinggir jalan raya.
19
Melalui jalan ini kurang lebih 500 m ke arab Timur
terletak lokasi Candi Shima yang berada di pintu masuk kawab
Sikidang. Oi bekas pabrik jamur yang lokasinya berseberangan
dengan Candi Sima, investor lokal merencanakan
pembangunan Hotel Oieng sekelas bintang 3. Pada arah
sebaliknya dari Candi Gatotkaca, kurang lebih 200 m,
pengunjung akan bertemu dengan pertigaan jalan utama,
dimana pada Sl I kanannya terdapat lokasi Gangsiran
Aswatama.
PERPUSDA JATENG
Lokasi Candi Gatotkaca persis bersebelahan dengan
lapangan parkir kendaraan pengunjung dan berada tepat di
seberang Museum Kailasa. Oari sisi ini, kita memiliki view
yang lebih luas untuk melihat landskap kawasan Candi
Pandawa, Telaga Balekambang, dan hamparan lahan kentang
yang dibudidayakan warga di sekitar komplek Candi Arjuna.
Tempat ini juga merupakan salah satu pintu masuk bagi
20
pengunjung yang ingin mengunjungi komplek Candi Aljuna
yang jaraknya tak lebih dari 100 m.
Candi Gatotkaca adalah simbol dari kemandirian. Sebab
wujud bangunannya, 100 % sudah menampakan ciri lokal.
4. Candi Wisanggeni
Candi Wisanggeni merupakan candi temuan paling barn
sebab ditemukan di tahun 2013. Berbeda dengan Candi-Candi
Dieng lainnya, wujud Candi Wisanggeni ini jauh lebih kecil dan
lokasinya pun unik karena berada 2500 dpl di ketinggian bukit
Pangonan. Bukit Pangonan terletak di sisi selatan Komplek
Candi Arjuna. Candi Wisanggeni sesuai namanya adalah nama
NGtokoh wayang, putera Arjuna dengan Bidadari Kayangan yang
TEmemiliki kesaktian tinggi, namun kesaktiannya selalu
PERPUSDA JAdigunakan untuk kemanusiaan.
21
TENGCandi Wisanggeni memiliki ukuran panjang 1,5 m dan
JAlebar 50 Cm, dan tinggi dari permukaan tanah kurang lebih 1 m.
DA5. Candi Setyaki
USCandi Setyaki berada di sebelah barat komplek Candi
PAJjuna. Kira-kira 50 m jaraknya. Berada dekat lapangan olah
PERraga yang paling digemari orang sejagad. Sampai sekarang,
Candi Setyaki masih dalam Proses Rekonstruksi yang di
lakukan oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa
Tengah
Oi sebelah utara dari Candi Setyaki juga terdapat Batu
Umpak - Umpak yang di perkirakan sebagai bangunan
Oarmasala yang jaman dulu di gunakan untuk tempat
peristirahatan sementara.
22
Tidak jauh dari Situs Candi Setyaki terdapat pula Situs
Batu Lingga patok yang berada di areal Pertanian yang di
gunakan sebagai daerah Sima atau Simbol dari Tanah Perdikan.
Candi-eandi Dieng adalah Candi Hindu. Dewa utama
yang dipuja adalah Tri Murti yang terdiri dari Bhrahma (dewa
pencipta), Wisnu (Pemelihara), dan Siwa (Perusak). Jejak-jejak
pemujaan terhadapnya masih terlihat pada keberadaan relief Tri
Murti pada Candi Srikandi.
6. Candi dan Tempat Peribadatan
Apakah dalam setiap agama untuk mencapai tempat yang
paling baik dalam berhubungan dengan Sang Maha Peneipta itu
NGharus diyakinkan dahulu dengan sebuah pengorbanan?
TEPengorbanan tisik yang dilaksanakan untuk mencapai kesucian
JAjiwa hingga pantas baginya untuk menerima cahaya Sang
APencipta.
DMaka memahami Dieng, tidak dapat dilepaskan dari
USkonsep transcendental ini. Paling tidak metafora ini tampak
Ppada lokasi keberadaan Candi-Candi di Dieng yang terletak
PERpada ketinggian 2000 dpl.
Siapa saja yang ingin mendekatkan diri pada Sang Maha
Pencipta, maka seseorang harus mau mengorbankan dirinya
untuk mendaki gunung Dieng, menembus lebatnya hutan,
menempuh rute jalan yang terus menanjak, berada pada situasi
perbedaan suhu yang ekstrem, dan hidup dengan keadaan yang
serba terbatas. Ini tentu tidak mudah bagi mereka yang
memiliki niat yang lemah dan fisik yang tidak prima.
Apalagi pada saat bulan-bulan tertcntu dimana suhu
Dieng menjadi sangat ckstrim hingga mencapai IS()C, maka
sungguh besar tantangan bagi para pcziarah ini, karena pada
suhu seperti ini, embun pun berubah menjadi es. Namun bagi
mercka yang telah berniat ingin mendekatkan diri pada Sang
Pencipta, maka latar bclakang seperti 1m tidak akan
mcnyurutkan langkahnya. Justru menjadi penambah kuat niat
mcrcka. .'
Hal ini dibuktikan dari scjumlah temuan yang ada di
lokasi sekitar Candi Arjuna. Menurut Kasi Purbakala pada Balai
Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah, Drs Hutomo,
M.Hum, keberadaan sisa-sisa Dharmasala yang cukup bcsar di
NGdekat lokasi Candi Arjuna membuktikan bahwa pada masa lalu
TEdi tcmpat ini sering diadakan upacara besar yang diikuti oleh
JAbanyak orang dan dilakukan selama berhari-hari.
Bahkan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gajah
DAMada Jogjakarta, Jajang Agus Sonjaya, S.Si, M.Hum, lebih
Sberani lagi dalam mengambil kcsimpulan. Dirinya mcnduga di
PUtempat ini dulu pernah ada kchidupan ala para pcndcta Shaolin
PERdi Tiongkok sana. Sebab di dekat Candi ditemukan juga adanya
umpak-umpak yang mcnyerupai pondasi sebuah bangunan
pemukiman.
Sedang berkait dengan lokasi Candi pada ketinggian, kata
Hutomo, ini ada alasannya scndiri. Tingginya lokasi Candi-
Candi di Dieng ini, lanjutnya, bukan tanpa arti. Sebab menurut
pandangan masyarakat Jawa dan nusantara pada masa itu,
gunung-gunung dan tempat tinggi merupakan tempat suci.
24
Tempat suci yang paling ideal bagi dewa saat ingin
berkomunikasi dengan manusia.
Dan pusat kaldera raksasa, tepat dimana komplek Candi
Arjuna dibangun dipandang sebagai tempat paling suci serta
paling kuat daya magisnya. Tidak saja untuk wilayah dataran
tinggi ini, namun untuk seluruh Jawa.
Hingga kini etelah kurang lebih 1400 tahun terlewatkan,
daya magis itu diyakini masih kuat melekat di tanah Dieng.
Sehingga dijaman yang sudah sedemikian modem ini, masih
banyak sekte Hindu dari Bali dan sejumlah tempat eli nusantara
kerap mengunjungi Dieng untuk melakukan berbagai upacara
ritual. Seperti halnya para pendeta dan pengikutnya dari
NGPaguyuban Sekehe Astiti Rahayu Rsi Markandya Gunung Sari
TEArtha dari Bali untuk memilib Dieng sebagai tempat
JApelaksanaan upacara tawur Labuh Gentuh.
AAlasan-alasan inilah konon yang membuat para Brahmana
Dyang telah berjalan sekian lama dari arah utara (Petung
USKriyono, Pekalongan kini) menuju Selatan, memilih lokasi ini
Psebagai tempat untuk mendirikan Candi. Ditambah lagi
PERlokasinya dilingkari gunung dan pegunungan, serta dekat
dengan sumber air yaitu telaga Balekambang dan Sendang
Maerakatja.
Air penting karena air merupakan sumber kehidupan yang
dibutuhkan untuk berbagai keperluan dari minum hingga
mandi. Air penting dalam upacara karena menjadi simbol dan
sarana untuk men ucikan.
25
7. Candi Dieng, Maha Karya Orang Indonesia ~
Menurut Hutomo ada perbedaan filosofi didirikannya
Candi-Candi Dieng maupun Candi Gcdongsongo dengan Candi
Prambanan dan Borobudur. Pcrbcdaan filosofi ini, lanjutnya,
ikut menentukan perbedaan wujud dan bentuk Candi.
Candi Dieng didirikan oleh Brahmana dan ditujukan
khusus untuk peribadatan. Karena itu, gaya arsitekrunya terlihat
sangat sederhana. Sedangkan Candi Prambanan dan Borobudur
·didirikan oleh Raja dan Dinastinya ditujukan untuk pencitraan.
Dimana makin besar dan megah sebuah Candi, maka makin
moncer citra Sang Raja maupun Dinastinya.
NGNamun jangan salah, dibalik kesederhanaan gaya
TEarsitektumya, temyata Candi-Candi di Dieng mcmbcrikan fakta
JAluar biasa berkait dengan tcknologi konstruksi bangunan dan
Abukti adanya dinamika ilmu pengetahuan mclalui transfcr ilmu
Ddan teknologi.
USMenurut ahli konstruksi, kata Hutomo, arsitektur Candi
PDieng sudah sedemikian modem. Bahkan dari sisi teknologi
PERkonstruksinya, setelah 1400 tahun pembangunannya,
teknologinya masih sulit dicari padanannya di jaman modem
ini. !tu artinya, lanjutnya, ada lompatan pikiran, lompatan idc-
ide, dan lompatan karya yang melampaui batas jamannya.
Komplck Candi Arjuna dibangun di atas tanah bergambut
yang terendam air. Pilihan lokasi ini tidak bisa bergeser scbab
berkait dengan perhitungan ketentuan pendirian Candi.
Ditambah lagi, di dekat lokasi Candi terdapat telaga
26
Balekambang yang bila airnya meluap resikonya membanjiri
kawasan Candi.
Karena itu dibutuhkan peran teknologi agar air yang
mengenanginya ini dapat dialirkan ke luar sehingga tanah
menjadi kering. lnilah barangkali yang menjadi alasan utarna
dibangunnya drainase raksasa yang dikenal sebagai gangsiran
Aswatama.
Dan hal cerdas dilakukan oleh seorang peneliti Belanda J.
Kinbergen yang pada tahun 1856 saat mendapat tugas memotret
Candi Arjuna. Dia sukses melaksanakan tugas setelah dapat
mengeringkan lokasi Candi dari air tergenang dengan cara
memfungsikan kembali gangsiran Aswatarna.
NGKeberadaan Candi Dieng ternyata juga menampilkan sisi
TElain dari kehidupan nenek moyang kita. Bahwa ternyata kita
JAterlahir dari nenek moyang yang mencintai ilmu pengetahuan.
ABahwa nenek moyang kita ternyata telah dikenal sebagai
Dmasyarakat yang cerdas.
USDari wujud fisik peninggalan Candi-Candi Dieng kita jadi
Ptahu akan adanya peristiwa tranformasi teknologi canggih
PERpembangunan Candi. Hal ini bisa dibaca dari dari perubahan
wujud Candi. Sebab Candi yang dibangun pada bagian awal,
berbeda jauh dengan Candi-candi yang dibangun pacta masa
akhir yang sudah sangat kuat menampilkan ciri lokalnya.
Fakta-fakta seperti ini tidak ditemukan dalam sejarah
berdirinya Candi-Candi lainnya di Indonesia. Sehingga Dieng
menjadi sangat istimewa. Oleh karena itu, Dosen Arkeolog
UGM, Jajang Agus Sonjaya, S.Si, M.Hum, berani menyatakan
bahwa Dieng tidak hanya menjadi pusat peribadatan, namun
27
juga mcnjadi pusat bclajar kcilmuan tentang pembangunan
candi. lstilah kerennya, kata Jajang, Dicng mcrupakan
Universitasnya Candi.
Jika demikian, maka layak Candi-Candi Dieng disebut
sebagai salah satu ikon Maha Karya orang Indonesia. Sebab ada
dinamika kemajuan peradaban di sana seperti halnya
berlanjutnya peradaban bangsa Mesopotamia pada bangsa
Yunani, kemajuan peradaban Arab ke Eropa, dan peristiwa
paling modem adalah kala bangsa Jcpang dengan Restorasi
Mciji mcnduplikasi scmua mesm temuan Barat dan
mengembangkann ya. ,'
NGperadaban manusia itupun juga telah terjadi berabad-abad lalu.
'". Maka, di puncak Gunung Dieng, peristiwa kemajuan
TEDalam pembangunan Candi Dieng, telah terjadi proses
JAtransformasi ilmu, keberanian untuk mengesplorasi ide, dan
DAMahakarya.
keberaniall untuk mcngcmbangkannya hillgga tcrwujud mcnjadi
PERPUSi' '/ "~
'.'j
A.
,
c.
rraJlulll'(ll
oum!>1l .
28
BAB-3
Kawah Dieng
KAWAH aktif di Dieng merupakan kepundan bagi aktivitas
vulkanik di bawab dataran tinggi. Bak " aga yang Tertidur",
NGboleb jadi ini adalah perlambang atau metafora yang merujuk
TEpada Aktivitas Vulkanik yang masih aktif di beberapa titik
JAdaerah ini.
ACiri-eiri aktivitas Vulkanis di Dataran Tinggi Dieng pun
Dbisa kita liliat sekarang lewat keberadaan kawah-kawah yang
UStersebar di beberapa titik wilayah ini. ltulah mengapa Dieng
Pdisebut-sebut sebagai daerah yang memiliki kawah terbanyak di
PERWilayah indonesia. Beberapa Kawah tersebut di antaranya :
Kawah Sikidang, Kawah Sileri, Kawah Timbang, Kawab
Sibanteng, Kawah Candradimuka dan lain-lain. Berikut ini
narasi singkat mengenai kawah-kawah tersebut.
1. Kawab Sikidang
Kawah Sikidang merupakan salah satu tujuan wisata
paling favorit di Kawasan Wisata Dieng yang paling banyak
dikunjungi wisatawan, baik domestik maupun asing.
29
Landskapnya pun sangat khas karena begitu turun di
pelataran parkir, pengunjung disuguhi pemandangan khas yaitu
hamparan dataran putih dengan kepulan asap putih kawah
Sikidang yang terlihat dari kejauhan. Hamparan putih yang
merupakan tumpukan endapan belerang tersebut makin
memberi kesan eksotis dengan adanya sungai kecil mengalir
dan pemandangan hijau dan hutan yang melingkarinya.
Kawah Sikidang merupakan kawah vulkanik dengan
lubang kepundan besar yang bisa dilihat langsung dengan mata
telanjang dari bibir kawah. Air dan lava berwama kelabu selalu
bergejolak muncul berpindah-pindah bahkan meloncat-Ioncat
seperti seekor kidang. Sehingga dikenal dengan nama Kawah
NGSikidang. Kadang dari sekitar lokasi juga tercium aroma
PERPUSDA JATEbelerang yang menyengat.
30
2. Kawah Sileri
Kawah Sileri terletak di pegunungan Pagerkandang,
desa Kepakisan, Batur, Kabupaten Banjarnegara, Sekitar 7 Krn
dari Kawasan Wisata Dieng Plateau. Sileri merupakan kawah
yang terluas di Dieng.
Luas Kawah ini Sekitar 4 Hektar, dengan kepundan
datar sehingga aliran aimya mengalir ke bawah. Warna air
kawah yang keabu-abuan menyerupai air cucian beras (leri).
ltulah asal muasal mengapa kawah ini djnarnakan kawah seleri.
PERPUSDA JATENG
3. Kawah Candradimuka
lnjlah Kawah yang sering disebut-sebut dalarn legenda
pewayangan sebagai tempat dimana Gatutkaca djmandikan
sehingga memiliki kesaktian yang luar biasa.
31
Terletak di Oesa Pekasiran Kecamatan Batur Kabupaten
Banjarnegara. Jaraknya kurang lebib 6 Ian dari Kawasan Wisata
Oataran Tinggi Oieng,.
Kawab ini juga terrnasuk Kawah Aktif. Sebingga
kepulan asap putib seririg memenuhi permukaan kawab hingga
membuat kolam kawah tidak terlibat.
PERPUSDA JATENG
Letak Lokasinya yang berada di jurang memungkinkan
para wisatawan melihat aktivitas Kawab Candradimuka dari
atas tebing ataupun turun ke bawab bingga sangat dekat dengan
bibir kawah.
Oi dekat kawah terletak sebuah gua yang diberi nama
Gua Semar yang memiliki mata air. Meski berada di dekat
kawah panas, namun air dari gua ini berasa dingin.
32
G4. Kawah Timbang
NKawah Timbang terletak di desa Batur, Kecamatan
TEBatur. Lokasinya berada di tengah kebun pertanian warga.
JAKawah Timbang ini menjadi kawah aktif yang cukup popular
Akarena di era informasi ini pemah mengeluarkan gas beracun di
SDtahun 2013 dan 2014. Liputan berbagai media elektronik dan
PERPUcetak membuat namanya menyebar ke seluruh dunia.
33
BAB-4
GTELAGA DIENG
JATENOataran Tinggi Oieng merupakan daerah tangkapan air
yang cukup baik, maka tidak heran j ika di kawasan ini terdapat
DAbanyak danau, baik besar maupun kecil, seperti : Telaga Warna,
STelaga Pengilon, dan Telaga Balekambang. Oi bagian tengah
Udataran tinggi ini terdapat sungai kecil yang airnya mengalir
RPsepanjang tahun, yaitu Kali Tulis. Sungai yang berhulu di
PElereng Gunung Prau dan bermuara di Telaga Balekambang ini
menjadi pemisah antara Kabupaten Wonosobo dan
Banjarnegara. Namun sebenarnya sungai ini tidak berhenti
mengalir sampai Balekambang, tapi terus mengalir menuju arah
barat daya lalu bergabung dengan sungai-sungai lainnya. Selain
Kali Tulis, di sisi timur dataran ini terdapat mata air yang
dikenal Tuk Bima Lukar yang merupakan hulu Sungai Serayu,
sungai terbesar dan terpanjang di Jawa Tengah. Banyak telaga
dimana-mana, namun tak seindah telaga-telaga di Oieng ini.
34
I. Telaga Balekambang
Telaga Balekambang terletak di sebelah utara Candi
Arjuna. Konon merupakan mata air yang pemah
menenggelamkan kompleks candi Arjuna dan mengalir ke
sungai tulis dan Tuk Bimo Lukar.
ama Balekambang sendiri berasal dari cerita bahwa dulu ada
sebuah pulau kecil yang selalu mengambang ada di telaga.
Teksturnya yang empuk layaknya tempat tidur membuatnya
dinamai bale. Saat angin bertiup ataupun ada ombak telaga,
pulau ini senantiasa bergerak. Oleh karena itulah telaga ini
diberi nama Telaga Balekambang.
Konon, telaga Balekambang merupakan telaga yang
Gindah. Namun, kondisinya kini memprihatinkan. Telaga yang
Nmemiliki luas 10 hektare tersebut, kini nyaris tidak tampak
TEkarena tertutupi rumput dan perdu yang tumbuh subur pada
JAtanah gambut hasil sedimentasi.
Genangan air yang ada di telaga itu hanyalah berupa
DAmuara parit pembuangan dari kompleks candi. Selain itu, jalan
Ssetapak dari kompleks Candi Arjuna pun tertutup rumput teba!.
UMaterial sedimentasi yang menutupi Telaga
RPBalekambang akibat erosi dari lahan kentang di lereng bukit
PEsebelah barat kompleks Candi Arjuna. Upaya pengerukan
pemah dilakukan pada tahun 2008 dan 2014, namun belum
banyak membawa perubahan karena tingginya sedimentasi.
I. Telaga Sewiwi
Telaga Sewiwi terletak di Desa Wisata Kepakisan,
Banjamegara. ama Sewiwi ditengarai berasal dari bentuknya
yang menyerupai sayap atau sewiwi dalam bahasa Jawa.
35
Kawasan obyek Telaga Sewiwi kira-kira berjarak 2 km dari
dataran tinggi Dieng. Letaknya strategis karena berada di tepi
jalan dan berdekatan dengan obyek wisata Kawah Sileri, Curug
Sirawe dan sumber air panas Bitingan. Tempat ini dikenal
sebagai tempat pemancingan warga.
2. Telaga Merdada
Lokasinya berada dekat dengan Desa Karangtengah,
sekitar 5 km dari Dataran Tinggi Dieng. Telaga ini selain
sebagai tempat wisata juga digunakan penduduk sebagai
sumber pengairan untuk ladang kentang dan pemancingan.
NGMaka tak heran di sekitar danau banyak terlihat mesin diesel
TEdengan selang-selangnya yang mirip tentakel raksasa menyedot
JAair telaga.
Bila anda cukup bugar dan menyukai naik gunung, ada
DAcara menarik menikmati keindahan Telaga Merdada dari
USketinggian. Jtu bisa ditempuh dengan menyusur pegunungan di
Psisi Telaga atau naik ke Pegunungan Pangonan yang berada di
PERsisi Timur. Dari atas, pemandangan telaga menjadi sangat
bagus. Apalagi jika cuaca cerah, Anda bisa melihat
pemandangan sunrise dengan cahaya j ingganya berada di atas
Telaga. Sementara di kejauhan terlihat gunung Siamet. Sungguh
sangat indah.
36
JATENG3. Telaga Dringo
ATelaga Dringo terletak di puncak pegunungan Dieng
Dyang masuk wilayah desa Pekasiran. Lokasinya sejalur dengan
USKawah Candradimuka dan berbatasan dengan desa Mojotengah
Pkecamatan Reban serta desa Wonopriyo kecamatan Blado
PERkabupaten Batang. Nama Dringo didapat dari tumbuhan Dringo
yang tumbuh liar di sekeliling telaga.
Tidak jauh dari Telaga Dringo, terdapat II makam kuno
yang konon adalah makam para syeh. Sebelum ditemukan
makam areal ini adalah lahan pertanian warga berupa tanaman
kentang dan kobis. Kini di lokasi tersebut sudah dibangun
sejumlah bangunan punden punden buat orang berziarah.
37
4. Telaga Sumurup
Telaga Sumurup terletak di puncak pegunungan
Pangonan. Satu lokasi dengan Telaga Nirmala. Kedua Telaga
ini terletak di sebuah tempat yang menyerupai kepundan
raksasa di puncak pegunungan Pangonan. Karena sepanjang
permukaan hamparannya ditumbuhi rerumputan maka dikenal
sebagai padang savanna.
Diperkirakan luasan padang savanna mencapai 10
hcktar Icbih. Landskap padang savanna ini sangat indah karena
lokasinya berada di cekungan dengan sabuk gunung yang
mcngclilinginya. Dimana di lerengnya tumbuh beragam
tumbuhan perdu dan jenis lainnya.
NGLuasnya hamparan rumput seperti sebuah alun-alun raksasa
TEyang dihiasi puncak-puncak perbukitan kecil hingga
JAmenyerupai Taman Teletubbies.
APada musim kemarau. Telaga Sumurup kering tiada
Daimya. Namun di musim hujan, telaga ini berisi air.
S(1:;'tl1"'·"'"
PU5. Telaga Nirmala
PERTelaga Nirmala lokasinya berada di dekat telaga
Sumurup. Keberadaan aimya tersamarkan karena lokasi telaga
dipenuhi rumput ilalang. Sehingga bila tidak waspada kita bisa
tenggelam karena terpedaya ketinggian rumput.
Banyak warga masyarakai percaya air telaga Nirmala
memiliki khasiat untuk penyembuhan dan kegunaan lain yang
tidak oleh sumber-sumber mata air lainnya.
38
6. Telaga Warna '1
Telaga warna rnerupakan salah satu obyek di Kawasan
0I'
Wisata Dataran Tinggi Dieng. Secara administratif, lokasinya I;
berada di wilayah Kabupaten Wonosobo. Meski berada di
wilayah Kabupaten Wonosobo namun kewenangannya berada ".
di bawah Badan Perlindungan Cagar Budaya (BPCB), sehingga
segala ketentuan tariff masuk dan aturan ditentukan oleh BPCS.
Nama Telaga Warna diberikan karena keunikan
fenomena alam yang terjadi di tempat ini, yaitu warna air dari
telaga tersebut yang sering berubah-ubah. Terkadang telaga ini
berwarna hijau dan kuning atau berwarna warni seperti pelangi.
GFenomena ini terjadi karena air telaga mengandung sulfur yang
Ncukup tinggi, sehingga saat sinar Matahari mengenainya, maka
TEwarna air telaga nampak berwarna warni.
JABagi pecinta fotografi, jika menjumpai cuaca cerah di
Apagi hari, Anda bisa eksplore dengan kamera Anda. Pohon mati
Dyang tumbang ditepian telaga, bisa dijadikan sarana untuk
USmempercantik foto. Dan jangan kaget, pemandangan telaga
RPwarna dan pohon tumbangnya barangkali sudah difoto ribuan
PEkali oleh orang yang pernah berkunjung ke Telaga Warna.
Bila ingin mengambil dari angle lain, ada sudut pandang
yang cukup bagus bila ingin menikmati pemandangan Telaga
Warna dan Telaga Pengilon yaitu dari ketinggian. Di kanan-kiri
Telaga ini ada perbukitan yang bisa didaki untuk mendapatkan
view yang cukup bagus. Sudut lain adalah dari perbukitan yang
ada di belakang Dieng Theater.
Untuk sampai pada titik pengambilan gambar, Anda
harns berjalan kaki kurang lebih 500 meter melewati tanah
39
pertanian. Oi situ Anda akan berjwnpa dengan bukit batu yang
hams Anda nail< untuk rnendapatkan view yang sangat luar
biasa. Apalagi jika euaea pagi atau sore sangat indah.
Oi sekitar Telaga Warna Oieng tedapat beberapa gua
yang juga patut untuk dikunjungi, seperti Gua
Sernar Pertapaan Mandalasari Begawan Sarnpuma Jati. Oi
depan gua ini terdapat area wanita dengan mernbawa kendi.
Gua ini juga rnerniliki kolam keeil yang aimya dipereaya dapat
rnenyernbuhkan berbagai penyakit dan membuat kulit jadi lebih
eantik. Ada juga Gua Swnur Eyang Kumalasari, dan Gua
Jaran Resi Kendaliseto. Selain itu, ada pula Batu Tulis Eyang
Purbo Wa eso. Gua-gua di sekitar telaga wama ini sering
PERPUSDA JATENGdijadikan sebagai tempat meditasi.
40
7. Telaga Pengilon
Terletak tepat disebelah telaga Warna namun memiliki
karakter permukaan yang sangat berbeda. Jika telaga warna
cenderung berwarna putih kebiruan akibat endapan lumpur
didasar permukaannya, Telaga Pengilon memiliki pennukaan
air yang sangat jemih dan bening seperti halnya cermm,
karenanya diberi nama telaga Pengilon (cermin).
PERPUSDA JATENG
41
BAB-S
Goa-Goa Dieng
Dieng selalu menyimpan misteri. Dataran Tinggi seluas
619,846 hektar ini dikelilingi gugusan gunung antara lain
Gunung Sumbing, Gunung Sindoro, Gunung Prau, Gunung
Rogojembangan serta Gunung Bismo. Keindahan Dieng tidak
bisa disangkal lagi karena memiliki magnetis alam yang begitu
menawan dan menawarkan suatu harmonisasi alam yang terasa
hidup dan selaras. Dataran tinggi Dieng juga memiliki goa-goa
yang terbentuk dari alam akibat letusan gunung Dieng saat itu.
GGoa-goa yang masih menyimpan miteri itu antara lain: Gua
NSemar, Gua Sumur dan Gua Jaran.
JATEI. Gua Semar
Lokasi Gua Semar berada di kawasan Telaga Wama dan
PERPUSDATelaga Pengilon. Pengunjung bisa langsung mengetahui goa itu
42