Buku Program 99 JADWAL LEBARAN TEATER Lebaran Teater Schedule SENIN/Monday, 20 NOVEMBER 2023 • 20.00 WIB Komunitas Berkat Yakin Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki SELASA/Tuesday, 21 NOVEMBER 2023 • 16.00 WIB Sahabat Matahari Teater Besar, Taman Ismail Marzuki • 20.00 WIB Prodi Teater Institut Kesenian Jakarta/Theater Department, Jakarta Institute of Arts Teater Luwes, Taman Ismail Marzuki RABU/Wednesday, 22 NOVEMBER 2023 • 20.00 WIB Teater Anala Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki KAMIS/Thursday, 23 NOVEMBER 2023 • 20.00 WIB Teater Syahid Teater Wahyu Sihombing, Taman Ismail Marzuki JUMAT/Friday, 24 NOVEMBER 2023 • 20.00 WIB Kala Teater Teater Luwes, Taman Ismail Marzuki SABTU/Saturday, 25 NOVEMBER 2023 • 16.00 WIB Rumah Cinwa Warung FTJ, Taman Ismail Marzuki • 20.00 WIB Teater Orang Pulo Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki 01 08 09 10 02 03 04 05 06 07 MINGGU/Sunday, 26 NOVEMBER 2023 • 16.00 WIB Diskusi Teater Anak dan Pelajar/The Discussion on Children’s and Student’s Theater Teater Wahyu Sihombing, Taman Ismail Marzuki • 20.00 WIB Neo Teater Teater Luwes, Taman Ismail Marzuki SENIN/Monday, 27 NOVEMBER 2023 • 16.00 WIB Mariyo Suniroh Warteg Makmur Jaya, Tebet, Jakarta Selatan/South Jakarta • 20.00 WIB Collectivo JAT Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki SELASA/Tuesday, 28 NOVEMBER 2023 • 16.00 WIB Dendi Madiya Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat/ West Java RABU/Wednesday, 29 NOVEMBER 2023 • 16.00 WIB Diskusi Skenografi Roedjito/Roedjito Scenography Discussion Lobby Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki • 20.00 WIB Kelompok Sandiwara Mantaka Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki
Buku Program 100 PERTUNJUKAN LEBARAN TEATER Lebaran Teater Performance Buku Program 100 05
Buku Program 101 Buku Program
Buku Program 102 KOMUNITAS BERKAT YAKIN Sutradara/Director : : : Tempat/Venue Waktu/Time Ari Pahala Hutabarat Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki 20 November 2023, 20.00 WIB Pilgrim Project #2 Pilgrim Project #2 Konsep Pemanggungan Panggung dibiarkan kosong; irama, musik, dan tekstur pertunjukan dibangun atas alam imajinasi performer. Ruang Dramatik pun demikian, dibangun dari semacam paradoks dan rasa sunyi yang dihasilkan dari bunyi tepukan satu tangan sehingga penyaksi dikehendaki untuk melihatnya tidak secara prosaik, lebih sebagai sebentuk puisi; serangkai impresi, dan sugesti. Rancang bangun visual dalam Pilgrim Project II menitikberatkan pada ketubuhan para performer dari gestur/mimik wajah yang mengekspresikan kecemasan dan keputusasaan. Stage Concept The stage is left empty; the performance's rhythm, music, and texture are constructed from the imagination of the performers. The Dramatic Space is built from a paradox and a sense of silence created by a single hand clap, inviting witnesses to perceive it not in a prosaic manner but more as a form of poetry, a series of impressions and suggestions. The visual design in Pilgrim Project II emphasizes the embodiment of the performers through facial expressions and gestures that convey anxiety and despair. 01
Buku Program 103 Ari Pahala Hutabarat mendirikan Komunitas Berkat Yakin (Kober) sebagai platform kebudayaan independen berbasis teater di Lampung. Selain di atas pentas, karyanya eksis di ranah sastra dari kolom media lokal, nasional hingga ajang Ubud Writers and Readers Festival, Utan Kayu Literary Biennale, dan Panggung Sastra Indonesia Mutakhir. Pada 2017, ia menerbitkan Rekaman Terakhir Beckett, buku antologi puisi pilihan yang masuk dalam 5 nominasi Kusala Sastra Indonesia. Ari Pahala Hutabarat founded the Berkat Yakin Community (Kober) as an independent theaterbased cultural platform in Lampung. Apart from the stage, his works also exist in the literary realm, ranging from local and national media columns to events such as the Ubud Writers and Readers Festival, Utan Kayu Literary Biennale, and Panggung Sastra Indonesia Mutakhir. In 2017, he published "Rekaman Terakhir Beckett," an anthology of selected poems that was nominated for the Kusala Sastra Indonesia award. Ari Pahala Hutabarat Profil Sutradara Director Profile
Buku Program 104 SAHABAT MATAHARI Sutradara/Director : : : Tempat/Venue Waktu/Time Dediesputra Siregar Teater Besar, Taman Ismail Marzuki 21 November 2023, 16.00 WIB Pesta yang Tak Pernah Usai untuk Setara An Endless Celebration for Equality Konsep Pemanggungan Pertunjukan ini terinspirasi dari monolog Pesta yang Tak Pernah Usai untuk Setara dan naskah puisi Seribu Sayap karya Jonna Aman Damanik, anggota Komite Nasional Disabilitas Republik Indonesia. Untuk mengakomodir para aktor disabilitas, pertunjukan ini menggunakan ruang prosenium kosong dengan keluwesan yang memadai. Pertunjukan ini akan memberikan pengalaman imersif pada penataan suara dan permainan multimedia; jalur guiding block kuning menjadi demarkasi imajiner ruang penyandang disabilitas netra. Stage Concept This performance is inspired by the monologue An Endless Celebration for Equality and the poem "Seribu Sayap" (A Thousand Wings) by Jonna Aman Damanik, a member of the National Committee on Disability of the Republic of Indonesia. To accommodate actors with disabilities, the performance utilizes the space proscenium with a spacious off-stage area. The performance offers an immersive experience in sound arrangement and multimedia play; the yellow guiding block serves as an imaginary demarcation for the space of visually impaired individuals. 02
Buku Program 105 Dediesputra Siregar adalah direktur artistik Sanggar Matahari, Apresiator Sastra Deavies Sanggar Matahari, dan mentor nasional Komunitas Musikaliasi Puisi (KOMPI). Seniman kelahiran Binjai, Sumatera Utara ini aktif menyutradarai pertunjukan teater, menulis naskah lakon, dan sandiwara untuk anak-anak dan penyandang disabilitas. Dalam Festival Teater Jakarta, ia menyabet kategori Penata Gerak Terbaik (2019), Penata Artistik Terbaik (2021), dan Penata Musik Terbaik (2021). Dediesputra Siregar is the artistic director of Sanggar Matahari, a Literature Appreciator at Deavies Sanggar Matahari, and a national mentor for the Poetry Musicalization Community (KOMPI). Born in Binjai, North Sumatra, this artist is actively involved in directing theater performances and writing plays and dramas for children and individuals with disabilities. At Festival Teater Jakarta, he won the Best Movement Director award (2019), the Best Artistic Director award (2021), and the Best Music Director award (2021). Dediesputra Siregar Profil Sutradara Director Profile
Buku Program 106 PRODI TEATER INSTITUT KESENIAN JAKARTA Theater Study Program at the Jakarta Institute of Arts (IKJ) Sutradara/Director : : : Tempat/Venue Waktu/Time Fachrizal Mochsen Teater Luwes, Taman Ismail Marzuki 21 November 2023, 20.00 WIB Pendidikan Suami Husband's Education Konsep Pemanggungan Pertunjukan berangkat dari tema Hasrat Meraih Kebebasan dengan konsep pemanggungan yang multiruang, tata panggung imajiner memainkan peran sentral melalui konstruksi rangka-rangka bangunan yang tak terikat dengan batasan fisik. Konstruksi bangunan yang imajiner menggambarkan kebebasan sejati dapat diwujudkan melalui imajinasi tak terbatas. Stage Concept The performance is based on the theme "Desire for Freedom" with the elevation concept that is multi-space. The imaginary stage setting plays a central role through the construction of frameworks that are not bound by physical limitations. The imaginative construction of buildings depicts true freedom that can be realized through boundless imagination. 03
Buku Program 107 Fachrizal Mochsen adalah lulusan Institut Kesenian Jakarta Program Studi S1 Seni Teater dan S2 Sekolah Pascasarjana dengan minat Penciptaan Seni. Saat ini berprofesi sebagai pengajar tetap di almamaternya dan Program Studi D3 Manajemen Pemasaran bagi Warga Berkebutuhan Jual khusus jurusan Ilmu Akuntansi serta Desain Teknik Multimedia di Politeknik Negeri Jakarta. Fachrizal Mochsen is a graduate of the Jakarta Institute of Arts with a Bachelor's degree in Theater Arts and a Master's degree from the Graduate School with a focus on Art Creation. He currently works as a permanent lecturer at his alma mater and in the D3 Marketing Management Program for People with Sales Needs, specifically in the Accounting Department, and in the Multimedia Engineering Design at the Jakarta State Polytechnic. Fachrizal Mochsen Profil Sutradara Director Profile
Buku Program 108 TEATER ANALA Sutradara/Director : : : Tempat/Venue Waktu/Time Muhamad Habib Koesnady Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki 22 November 2023, 20.00 WIB Spartan Phoenix Spartan Phoenix Konsep Pemanggungan Peristiwa yang terjadi dari satu adegan ke adegan lainnya berlangsung tarik-menarik dengan peristiwa masa lalu. Pada dasarnya, peristiwa utama dari naskah ini terjadi di dalam ruang persidangan. Namun, melompat ke masa lalu ketika pembahasan dalam persidangan menyinggung peristiwa masa lalu. Adegan terbagi ke dalam dua bentuk, pertama riil dan kedua imajiner. Bentuk riil hadir dalam persidangan sementara imajiner dipilih saat menampilkan peristiwa masa lalu. Pola pemanggungan berwatak realistis tak menjadi absurd, hanya berbentuk imajiner. Stage Concept Events from one scene to another occur in a tug-of-war with past events. Fundamentally, the main events of this script take place within a courtroom. However, it delves into the past when the courtroom discussions touch upon past events. The scenes are divided into two forms: the first is real, taking place in the courtroom, while the second is imaginative, chosen when portraying events from the past. The staging pattern is realistically portrayed and doesn't veer into absurd territory, only taking on an imaginative form. 04
Buku Program 109 Alumni jurusan Teater, Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung ini adalah sutradara, penulis lakon, dan pengajar jurusan Teater di SMKN 13 Jakarta. Sebelum menyutradarai Teater Anala (2022-sekarang), ia pernah terlibat sebagai aktor dalam Laskar Panggung, Bandung (2015) dan Teater Kami, Jakarta (2018-2019) serta menjadi salah seorang penulis terpilih dalam buku kompilasi lakon Protozoa dari Mulut Ergi (2021). Pada 2023, ia mengikuti lokakarya Menulis Kritik Teater, Dewan Kesenian Jakarta dan menyabet Sutradara Terbaik Festival Teater Jakarta Pusat (FTJP). This graduate from the Theater Department of the Indonesian Indonesian Arts and Culture Institute (ISBI) Bandung is a director, playwright, and teaches theater at SMKN 13 Jakarta. Before directing for Teater Anala (2022-present), he was involved as an actor in Laskar Panggung, Bandung (2015), and Teater Kami, Jakarta (2018- 2019), and selected as one of the playwrights in the compilation book "Protozoa dari Mulut Ergi" (2021). In 2023, he participated in a workshop on Theater Criticism Writing organized by the Jakarta Arts Council and won the Best Director award at Festival Teater Jakarta Pusat (FTJP). Muhamad Habib Koesnady Profil Sutradara Director Profile
Buku Program 110 TEATER SYAHID Sutradara/Director : : : Tempat/Venue Waktu/Time Ahmad Fauzi Teater Wahyu Sihombing, Taman Ismail Marzuki 23 November 2023, 20.00 WIB Mesin Jemaat Church Machine Konsep Pemanggungan Pertunjukan ini mengangkat fenomena kapitalisasi agama yang berdampak pada rakyat kecil. Sejak dulu, agama dan politik menjadi dalih atas kekuasaan sebagian pihak dengan mengabaikan norma dan kesejahteraan masyarakat. Teater Syahid sengaja menata lima mesin cuci raksasa dan pipa di samping kanan kirinya dengan presisi sebagai ilustrasi doktrinasi yang memicu fanatisme agama. Stage Concept This performance sheds light on the commercialization of religion and its impact on ordinary people. Throughout history, religion and politics have been used as excuses for those in power to disregard societal norms and welfare. The Syahid Theater intentionally sets up five giant washing machines and pipes on either side with precision, serving as an illustration of indoctrination that fuels religious fanaticism. 05
Buku Program 111 Mahasiswa tingkat akhir jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini lahir di Pandeglang, Banten. Pada 2015, ia pertama kali mengenal dunia kesenian bersama ekskul Sentra Agata. Barulah sejak 2018 ia bergabung dengan Teater Syahid. Bersama Syahid, ia aktif sebagai aktof dalam lakon Kamu dan Perasaan-perasaanku yang Aduh dan Under The Volcano. Pula menyutradarai Bunga Semerah Darah dan Monolog Topeng-topeng. Kini, ia tengah terlibat dalam kolaborasi internasional produksi Bumi Purnati yang disutradarai Robert Wilson. A senior student majoring in Indonesian Language and Literature Education at UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, born in Pandeglang, Banten. In 2015, he first encountered the world of arts with the extracurricular activity Sentra Agata. It wasn't until 2018 that he joined Teater Syahid. With Syahid, he has been actively involved as an actor in plays such as "Kamu dan Perasaan-perasaanku yang Aduh" and "Under The Volcano." He has also directed "Bunga Semerah Darah" and "Monolog Topeng-topeng." Currently, he is engaged in an international collaboration on Bumi Purnati's production directed by Robert Wilson. Ahmad Fauzi Profil Sutradara Director Profile
Buku Program 112 KALA TEATER Sutradara/Director : : : Tempat/Venue Waktu/Time Nurul Inayah Teater Luwes, Taman Ismail Marzuki 24 November 2023, 20.00 WIB Postpartum Postpartum Konsep Pemanggungan Pertunjukan Postpartum mengungkap kisahkisah yang lahir dari konstruksi sosial atas posisi dan peran ibu berbasis hasil riset. Kisahkisah dari hasil riset tersebut diumumkan kepada penonton melalui elaborasi realisme. Artistik pertunjukan menebalkan gagasan tematik dengan melibatkan responden riset melalui multimedia yang menyodorkan data wawancara, benda-benda yang merupakan imaji kenyataan sehari-hari dari dunia ibu pascamelahirkan. Aktor adalah corong untuk membongkar citra “ibu yang baik” dalam definisi masyarakat patriarkis. Stage Concept "Postpartum" unveils stories born from social constructions surrounding the roles and positions of mothers based on research findings. These research-based stories are conveyed to the audience through elaborate realism. The artistic presentation reinforces thematic ideas by involving research participants through multimedia, presenting interview data, and objects that symbolize the everyday reality of the world of postpartum mothers. The actors serve as conduits to dismantle the image of the "good mother" within the patriarchal societal definition. 06
Buku Program 113 Nurul Inayah bekerja sebagai sutradara, aktor, dan penulis naskah di Kala Teater. Ia meraih penghargaan Monolog Terbaik 3 pada Festival Kala Monolog 2010. Pada tahun 2016 ia menerima Hibah Magang Nusantara dari Yayasan Kelola di Japan Foundation Jakarta dan mengikuti Workshop Penyutradaraan bersama Toshiki Okada dalam rangkaian acara Art Summit Indonesia. Naskahnya diterbitkan dalam antologi Dramaturgi Rasa pada program LeLakon 2020 dan di tahun 2021 mengikuti program Kalampuan oleh Penastri untuk menafsir ulang posisi perempuan dalam folklore. Ia mendapatkan fellowship pada program INSPIRASI oleh UnionAID New Zealand untuk projek pertunjukan Postpartum mengenai isu depresi pascamelahirkan di Indonesia. Nurul Inayah is a director, actor, and playwright at Kala Teater. She received the 3rd Best Monologue award at the Kala Monologue Festival 2010. In 2016, she was awarded the Nusantara Internship Grant from the Kelola Foundation at Japan Foundation Jakarta and participated in a Directing Workshop with Toshiki Okada as part of the Art Summit Indonesia event series. Her script was published in the Dramaturgi Rasa anthology as part of the LeLakon 2020 program, and in 2021, she participated in the Kalampuan program by Penastri to reinterpret the position of women in folklore. She received a fellowship in the INSPIRASI program by UnionAID New Zealand for the Postpartum performance project addressing postpartum depression issues in Indonesia. Nurul Inayah Profil Sutradara Director Profile
Buku Program 114 Rumah Cinwa Sutradara/Director : : : Tempat/Venue Waktu/Time Dwi Woro Retno Mastuti Warung FTJ, Taman Ismail Marzuki 25 November 2023, 16.00 WIB Pemanggungan Potehi Potehi Stage Konsep Pemanggungan Kolaborasi dalang Mujiono (pedalang senior, Surabaya) dan generasi muda (Tim Potehi Rumah Cinwa) memadukan lakon Sie Jin Kwi (klasik) dengan Potehi urban. Di atas panggung klasik berukuran 1.5 meter, pertunjukan ini menggunakan bebunyian khas Tionghoa seperti toa lo, siauw lo, tao bak, siauw bak, erhu, souna, dongko, dan piak serta kecapi, suling, gitar, dan gamelan. Stage Concept A collaboration between puppeteer Mujiono (a senior puppeteer from Surabaya) and the younger generation (Cinwa House Potehi Team) combines the classic play "Sie Jin Kwi" with urban Potehi. On a 1.5-meter classical stage, this performance incorporates traditional Chinese sounds such as toa lo, siauw lo, tao bak, siauw bak, erhu, souna, dongko, and piak, as well as the harp, flute, guitar, and gamelan. 07
Buku Program 115 Dwi Woro Retno Mastuti mendirikan Sanggar Budaya Rumah Cinwa pada 2014. Bersama sanggarnya, ia telah mementaskan wayang Potehi di berbagai tempat seperti swalayan di Jakarta dan Ambon (2015-2019), Kelenteng (2015), UNIMA (2016), Rumah Topeng dan Wayang Setiadarma (2018), dan Komunitas Salihara (2020). Dwi Woro Retno Mastuti Dwi Woro Retno Mastuti founded the Rumah Cinwa Cultural Studio in 2014. Together with her studio, she has performed Potehi puppet performances in various places such as supermarkets in Jakarta and Ambon (2015- 2019), temples (2015), UNIMA (2016), Rumah Topeng dan Wayang Setiadarma (2018), and Salihara Arts Center (2020). Profil Sutradara Director Profile
Buku Program 116 Teater Orang Pulo Sutradara/Director : : : Tempat/Venue Waktu/Time Joind Bayuwinanda Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki 25 November 2023, 20.00 WIB Balada Janda Mengandang The Ballad of a Widow Konsep Pemanggungan Lakon disajikan dengan pendekatan komedi situasi yang mengelaborasi gerak tari anakanak sekolah. Gerakan tersebut terinspirasi dari gestur keseharian orang Pulo; mendayung, menarik tali, dan lainnya. Cerita akan dituturkan dengan kilas balik orang Pulo yang berupaya menyulap pulau kosong menjadi pemukiman penduduk. Hasilnya, hingga kini pulau dan warga Pulo tetap menjaga lelaku sebagai manusia pesisir yang peka membaca tanda alam. Stage Concept The play is presented with a situational comedy approach that elaborates on the dance movements of school children. These movements are inspired by the daily gestures of the people of Pulo; rowing, pulling ropes, and more. The story will be told through flashbacks of the people of Pulo who try to transform an empty island into a settlement. As a result, to this day, the island and the people of Pulo continue to maintain their way of life as coastal people who are sensitive to reading natural signs. 08
Buku Program 117 Joind Bayuwinanda lahir di Jakarta, 53 tahun lalu. Sepanjang karirnya, ia a meraih beberapa penghargaan seperti, Aktor Terbaik Festival Teater Jakarta (1993-1994, Teater Stasiun), Penata Artistik Terbaik Festival Teater Jakarta (Teater Batu, 1995), dan Sutradara Terbaik Festival Teater Pelajar Jakarta (SMAN 2 Jakarta). Sejak 2016, ia aktif sebagai aktor Teater Koma dan juri akting di beberapa program televisi nasional. Joind Bayuwinanda Joind Bayuwinanda, born in Jakarta 53 years ago. He has achieved several awards throughout his career, such as Best Actor at Festival Teater Jakarta (1993-1994, Teater Stasiun), Best Artistic Director at Festival Teater Jakarta (Teater Batu, 1995), and Best Director at Festival Teater Pelajar Jakarta (SMAN 2 Jakarta). Since 2016, he has been active as an actor in Teater Koma and a acting judge on several national television programs. Profil Sutradara Director Profile
Buku Program 118 Neo Teater Sutradara/Director : : : Tempat/Venue Waktu/Time Fathul A. Husein Teater Luwes, Taman Ismail Marzuki 26 November 2023, 20.00 WIB Pernikahan Darah Blood Wedding Konsep Pemanggungan Pertunjukan yang menggunakan pendekatan konseptual dramatik-eksploratif ini menampilkan kombinasi antara realisme dan simbolisme. Penggambaran hutan, interior rumah, dan rembulan yang diset minimalis sengaja menggamit kesan ketimbang deskriptif realistiknya. Dengan durasi pertunjukan yang lebih pendek dari naskah aslinya, beberapa dialog memainkan nyanyian untuk menguatkan pembacaan puisi. Stage Concept This performance uses a dramatic-exploratory conceptual approach and combines realism and symbolism. The minimalist depiction of the forest, the house's interior, and the moon deliberately conveys impressions rather than being realistically descriptive. With a performance duration shorter than the original script, some dialogues incorporate singing to enhance poetry reading. 09
Buku Program 119 Fathul A. Husein adalah sutradara teater kelahiran Majalengka, 53 tahun lalu. Ia terlibat dalam lebih dari 30 produksi teater sejak 2000- an. Selama karirnya, Fathul bergabung bersama Kelompok Actors Unlimited (2000-2011) dan Kelompok NEO Theatre Indonesia (2012-kini). Dalam kesehariannya, alumni jurusan Teater, Institut Seni Indonesia Bandung dan magister Seni Murni Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung ini mengajar mata kuliah Gaya dan Aliran Penyutradaraan, Pemeranan, Kritik Teater, Filsafat Seni, Dramaturgi, dan Teori Penciptaan Teater. Fathul A. Husein Fathul A. Husein is a theater director born in Majalengka 53 years ago. He has been involved in more than 30 theater productions since the 2000s. Fathul joined the Actors Unlimited Group (2000-2011) and the NEO Theater Indonesia Group (2012-present) during his career. In his daily life, as an alumnus of the Theater Department at the Indonesian Arts and Culture Institute in Bandung and a master's degree holder in Fine Arts from the Faculty of Arts and Design at the Bandung Institute of Technology, he teaches courses such as Directing Styles and Trends, Acting, Theater Criticism, Philosophy of Art, Dramaturgy, and Theater Creation Theory. Profil Sutradara Director Profile
Buku Program 120 Mariyo Suniroh Sutradara/Director : : : Tempat/Venue Waktu/Time Mariyo Suniroh Warteg Makmur Jaya - Tebet 27 November 2023, 20.00 WIB Makmur Jaya: Di Balik Rasa dan Kota Makmur Jaya: Behind the Taste and the City Konsep Pemanggungan Pertunjukan diawali dengan lecture performance oleh Nyai Niti yang menceritakan sejarah Warteg Makmur Jaya. Sebelum menjual aneka lauk pauk rumahan seperti sekarang, usahanya dulu bermula dari menjajakan bir pletok. Sambil menonton Nyai Niti bercerita, penonton dipersilakan untuk memesan tempe oreg, rawon, telor asin, dan kudapan khas warteg lainnya. Sambil mencecap hidangan yang tersedia, penonton bisa mendengarkan hasil wawancara tentang sejarah warteg di Jakarta dari Yono Daryono (seniman tegal), Fadly Rahman (sejarawan kuliner), dan JJ Rizal (sejarawan). Stage Concept The performance begins with a lecture performance by Nyai Niti, narrating the history of Warteg Makmur Jaya. Before selling various home-cooked dishes as it does now, the business initially started by selling bir pletok. While watching Nyai Niti's storytelling, the audience can order tempe oreg, rawon, salted eggs, and other typical warteg snacks. While savouring the available dishes, the audience can listen to interviews about the history of warteg in Jakarta from Yono Daryono (Tegal artist), Fadly Rahman (culinary historian), and JJ Rizal (historian). 10
Buku Program 121 Mariyo Suniroh adalah penulis lakon teater, sutradara, dan performer kelahiran Tegal. Ia mulai aktif berteater sejak 2002 dan mendirikan Teater Kafha, Universitas Paramadina pada 2005. Pada 2013, ia menulis, mengadaptasi, dan menyutradarai pertunjukan teater di antaranya, Yusuf Sang Westernis (2013), Segera Larung (2015), Apologia (2016), Faust (2017), Rekognisi (2019), dan Dramaturg Lamafa: Menjemput Garis Tangan (2023). Kini, ia menjadi bagian dari pengurus Simpul Interaksi Teater Jakarta Selatan (SINTERSA) dan Kolektif Koridor Miring. Mariyo Suniroh Mariyo Suniroh is a playwright, theater director, and performer born in Tegal. He has been actively involved in theater since 2002 and founded Teater Kafha at Paramadina University in 2005. In 2013, he wrote, adapted, and directed theater performances including Yusuf Sang Westernis (2013), Segera Larung (2015), Apologia (2016), Faust (2017), Rekognisi (2019), and Dramaturg Lamafa: Menjemput Garis Tangan (2023). Currently, he is part of the management of Simpul Interaksi Teater Jakarta Selatan (SINTESA) and the Koridor Miring Collective. Profil Sutradara Director Profile
Buku Program 122 Colectivo JAT Sutradara/Director : : : Tempat/Venue Waktu/Time Miguel Martins Pessoa and Diana Bernedo Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki 27 November 2023, 20.00 WIB Bulldog Bulldog Konsep Pemanggungan Pertunjukan yang menggunakan bahasa topeng ekspresif dan teater fisik ini bertolak pada ketubuhan performer dengan penebalan gestur keseharian. Hal ini memungkinkan penonton mengembangkan imajinya sendiri. Dalam dimensi universal, setiap orang dapat memahami pertunjukan ini tanpa sekat bahasa, kebangsaan, dan status sosial/ekonomi. Selain dapat dinikmati penonton dewasa, pertunjukan ini ramah ditonton anak usia 8 tahun ke atas. Stage Concept The performance, utilizing expressive mask language and physical theater, centers around the embodiment of performers with an amplification of everyday gestures. This performance allows the audience to develop their imagination. Everyone can understand this performance in a universal dimension without language, nationality, or social/economic status barriers. Apart from being able to be enjoyed by adult audiences, this show is also suitable for viewers aged eight and above. 11
Buku Program 123 Miguel Martins Pessoa terlibat aktif di Pequeno Palco de Lisboa bersama rekannya, Rui Luís Brás dan João Ferrador. Dalam laku artistiknya, ia mendalami teknik mime, topeng, dan lecoq. Selain itu, ia juga mempelajari Metode Suzuki langsung bersama sang maestro, Kameron Steele, dan Aki Sato-Johnson di Jepang. Kini, ia sedang menjalankan proyek pendidikan teater di Turki dan Portugal serta menggarap film dokumenter tentang teater sebagai seni transformasi sosial di Amerika Selatan. Diana Bernedo adalah aktor lulusan Teater Fisik di Royal Higjer School of Dramatic Art di Madrid, Spanyol. Sepanjang karirnya, anggota Suzuki International Toga (I-SCOT) ini mendalami Metode Suzuki dan berkerja sebagai aktor dalam berbagai produksi Tadashi Suzuki. Di luar teater, ia membintangi beberapa film layar lebar yang tayang di Portugal, Spanyol, dan Meksiko. Miguel Martins Pessoa and Diana Bernedo Miguel Martins Pessoa is actively involved in Pequeno Palco de Lisboa with his colleagues Rui Luís Brás and João Ferrador. He delves into pantomime, mask, and Lecoq techniques in his artistic journey. Additionally, he has studied the Suzuki Method directly with the maestro Kameron Steele and Aki Sato-Johnson in Japan. He is undertaking theater education projects in Turkey and Portugal and working on a documentary film about theater as an art of social transformation in South America. Diana Bernedo is a graduate of Physical Theater from the Royal Higher School of Dramatic Art in Madrid, Spain. Throughout her career, this Suzuki International Toga (I-SCOT) member has immersed herself in the Suzuki Method and worked as an actor in various productions directed by Tadashi Suzuki. Beyond theater, she has starred in several feature films screened in Portugal, Spain, and Mexico. Profil Sutradara Director Profile
Buku Program 124 Dendi Madiya Sutradara/Director : : : Tempat/Venue Waktu/Time Dendi Madiya TPST Bantar Gebang 28 November 2023, 16.00 WIB Goyang Bulok Goyang Bulok Konsep Pemanggungan Dendi menghadirkan bulok atau gunung sampah sebagai lansekap spesifik atas Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi. Tak sekadar pembuangan akhir, Bantar Gebang andil dalam memengaruhi situs lain di sekitarnya, hal itu ia terjemahkan dalam sebuah koreografi spasial. Pertunjukan ini mengajak penonton sedekat mungkin dengan bulok agar merasakan situasi konfrontatif; antara kreator sampah yang super produktif dengan obyek gigantik yang diproduksinya. Melalui koregorafi, bebunyian, dan video, pertunjukan ini mengekspresikan dinamika hidup warga terdampak TPST tentang sejarah, mitos, bisnis, budaya hingga lingkungan hidup. Stage Concept Dendi presents "Goyang Bulok", where garbage or trash mountains become a specific landscape, specifically portraying the Integrated Waste Processing Site (TPST) in Bantar Gebang, Bekasi. Beyond being just a final disposal site, Bantar Gebang plays a role in influencing other sites in its vicinity, a concept that Dendi translates into a spatial choreography. The performance aims to bring the audience as close as possible to the garbage to feel the confrontational situation between the super-productive creators of waste and the gigantic objects they produce. Through choreography, sound, and video, the performance expresses the dynamic lives of residents affected by TPST, covering aspects of history, myths, business, culture, and the environment. 12
Buku Program 125 Dendi Madiya adalah sutradara teater, penulis, dan pekerja seni kelahiran Pelabuhan Ratu, Sukabumi. Ia menekuni seni secara formal dan non formal sejak kecil hingga kini. Bagi Dendi, kesenian adalah jalan untuk membincangkan kembali kenyataan. Struktur Rumah Tangga Kami (2013) dan Underscore: Copy Paste Sae (2019) adalah dua karya teranyarnya. Dendi Madiya is a theater director, writer, and performer born in Pelabuhan Ratu, Sukabumi. He has been dedicated to art both formally and informally since childhood. For Dendi, art is a pathway to re-examine reality. "Struktur Rumah Tangga Kami" (2013) and "Underscore: Copy Paste Sae" (2019) are two of his most recent works. Dendi Madiya Profil Sutradara Director Profile
Buku Program 126 Kelompok Sandiwara Mantaka Sutradara/Director : : : Tempat/Venue Waktu/Time Reza Ghazaly Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki 28 November 2023, 20.00 WIB The Killer The Killer Konsep Pemanggungan Pertunjukan ini memutuskan untuk bersetia pada absurditas Eugene Ionesco dalam menampilkan ragam bentuk perilaku manusia. Secara visual, The Killer bertumpu pada gerak dan blocking atas tata artistik panggung yang semula rumit menjadi tiada. Teks yang tidak signifikan dalam dramaturgi dramawan Prancis ini “dikalahkan” dengan postur dan penempatan karakter dalam cerita. Kekhasan Ionesco terletak pada ucapan “Normal” yang digubah menjadi banalitas yang tak sesuai bahkan diksi tunggal yang tak masuk akal. Dalam lakon ini, sutradara menerjemahkan teks secara mandiri dengan penamaan tokoh yang diadaptasi dari Badak-badak terjemahan Jim Adhi Limas. Stage Concept The performance decides to adhere to Eugene Ionesco's absurdity in portraying various human behaviours. Visually, "The Killer" relies on movement and blocking, emphasizing the stage's artistic arrangement that transforms from complex to nonexistent. The seemingly insignificant text in the dramaturgy of this French playwright is "defeated" by the posture and placement of characters in the story. Ionesco's distinctiveness lies in the use of the word "Normal," which is transformed into incongruous banalities and even nonsensical single-word diction. In this play, the director independently translates the text with character names adapted from the translation of "Badak-Badak" by Jim Adhi Limas. 13
Buku Program 127 Mulai belajar teknis panggung dari penataan musik, lampu, dan skenografi sejak bergabung dengan Teater Camuss, Universitas Islam As-Syafi’iyyah. Kemudian, fokusnya mulai berkembang pada penulisan lakon, riset teater, dan penyutradaraan. Selepas lulus kuliah, ia bersama alumni Teater Camuss mendirikan Teater Dalam Nada Dasar C yang berganti menjadi Kelompok Sandiwara Mantaka. Ia meraih Juara Harapan 2 Penulisan Lakon, Kemendikbud (2017), Sutradara Terbaik Festival Teater Jakarta Timur (2019), Penulis Naskah Terbaik Festival Teater Jakarta Timur (2021), Sutradara Terbaik Festival Teater Jakarta Timur (2022). Selama 2022-2025, ia menjadi ketua umum Ikatan Teater Jakarta Timur (IKATAMUR). Reza Ghazaly He began learning the technical aspects of stage production, including music arrangement, lighting, and scenography, upon joining Teater Camuss at the Universitas Islam As-Syafi'iyyah. Later, his focus expanded to playwriting, theatrical research, and directing. After completing his studies, he and Teater Camuss alums founded Teater Dalam Nada Dasar C, which later became Kelompok Sandiwara Mantaka. He achieved 2nd Honorable Mention for Playwriting from the Ministry of Education and Culture (2017), Best Director at Festival Teater Jakarta Timur (2019), Best Scriptwriter at Festival Teater Jakarta Timur (2021), and Best Director at Festival Teater Jakarta Timur (2022). From 2022 to 2025, he served as the Chairman of the East Jakarta Theater Association (IKATAMUR). Profil Sutradara Director Profile
Buku Program 128 DISKUSI TEATER PELAJAR Students Theater Discussion Buku Program 06
Buku Program 129 Buku Program
Buku Program 130 Diskusi Teater Anak dan Pelajar Children and Students Theater Discussion Pembicara/Speakers: Ayesha Nayyara, Herry W. Nugroho, dan Idris Ahmad Ayesha Nayyara, Herry W. Nugroho, and Idris Ahmad Waktu/Time: 26 November 2023, 16.00 WIB Teater Wahyu Sihombing, Taman Ismail Marzuki Teater untuk pendidikan adalah konsep yang membentang luas. Konsep ini pertama kali dipopulerkan para aktivis pembebasan Amerika Latin, khususnya teolog Augusto Boal. Teater sebagai seni yang multidimensi memiliki pendekatan konseptual-tekstual dan figural. Pendekatan tersebut mencakup pengolahan pesan yang bertolak dari ragam teks kitab suci, cerita rakyat, mitos serta analisis atas realitas sosial dan pengalaman hidup manusia. Sedangkan pendekatan figural mencakup aktualisasi pesan dalam cerita melingkupi seni peran maupun dekorasi. Dalam praktik pengajaran di sekolah, teater memang tak menyasar pada pembentukan siswa menjadi dramawan melainkan bagaimana proses pembelajaran mampu menjadi medium penyalur minat dan bakat siswa; membangun karakter atau menggali talenta. Berangkat dari premis itu, perlu kiranya untuk mendedah lebih lanjut fungsi teater dalam pembentukan kepribadian anak atau pelajar melalui sebuah forum. Diskusi ini diharapkan dapat memantik para pegiat teater untuk membincang lebih jauh dampak seni teater pada anak dan pelajar. Teater for education is a concept that spans broadly. Latin American liberation activists, especially theologian Augusto Boal, first popularised this concept. Theater as a multidimensional art has conceptual-textual and figural approaches. That concept approach involves processing messages derived from texts such as scriptures, folklore, and myths and analysing social reality and human life experiences. Meanwhile, the figural approach includes actualising messages in storytelling, acting, and set design. In school teaching, theatre does not aim to shape students into playwrights but rather how the learning process can become a medium for channelling students' interests and talents, building character or exploring talents. Based on this premise, it is necessary to further explore the function of theatre in shaping the personality of children or students through a forum. This discussion will encourage theatre activists to discuss further the impact of theatre arts on children and students.
Buku Program 131 Profil Pembicara Diskusi Teater Anak dan Pelajar Profile of Speakers for the Discussion on Children's and Student’s Theater Ayesha Nayyara H. Remaja kelahiran 8 Mei 2006 ini meraih kategori Pemeran Utama Perempuan Terbaik dalam ajang Festival Teater Pelajar Tingkat Kota dan Festival Teater Pelajar Tingkat Provinsi. This teenager, born on May 8, 2006, won Best Female Lead in both the Citylevel and Provincial-level Festival Teater Pelajar. Herry W. Nugroho Seniman dan pengusaha kelahiran Magelang, 40 tahun silam ini meraih penghargaan di bidang tata cahaya, penyutradaraan, artistik, dan naskah lakon dari berbagai ajang festival teater di Indonesia. Ia membindani sejumlah teater SMA seperti Teater Topeng 97, Teater Bangkit 28, dan Teater Gladiactor. Pada 2006-2010, ia menjadi ketua umum Komunitas Teater SLTA se-JABODETABEK dan aktif di Teater Tetas, Sanggar Anak Bulungan, dan Teater Tanah Air. This artist and entrepreneur, born in Magelang 40 years ago, has received awards in lighting design, directing, artistic direction, and playwriting from various theater festivals in Indonesia. He has been involved in several high school theaters, such as Teater Topeng 97, Teater Bangkit 28, and Teater Gladiator. From 2006 to 2010, he served as the chairman of the High School Theater Community in JABODETABEK and was active in Teater Tetas, Sanggar Anak Bulungan, and Teater Tanah Air. Idris Ahmad Lulusan Ilmu Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Universitas Indonesia ini adalah salah seorang pendiri Yayasan Sepeda Adaptif Indonesia – lembaga swadaya masyarakat yang mempromosikan gaya hidup sehat dan kebebasan mobilitas yang inklusif serta fasilitator yang memfasilitasi kegiatan mereka. This graduate of Health Administration and Policy, University of Indonesia, is one of the founders of the Indonesian Adaptive Bicycle Foundation. This non-governmental organization promotes a healthy lifestyle and freedom of inclusive mobility, as well as a facilitator who facilitates their activities.
Buku Program 132 DISKUSI SKENOGRAFI ROEDJITO Roedjito Scenography Discussion 07
Buku Program 133
Buku Program 134 Diskusi Pameran Roedjito Roedjito Exhibition Discussion Pembicara/Speakers: Sonny Sumarsono, Iskandar Loedin Pemantik/Speaker: Gesyada N. Siregar Waktu/Time: 29 November 2023, 16.00 WIB Lobby Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki Wacana skenografi merupakan pendekatan yang belum terlalu disadari dalam praktik seni pertunjukan Indonesia. Dalam konsep seni pertunjukan, panggung kosong sudah dianggap pertunjukan itu sendiri. Di Indonesia, nama Roedjito (1932-2023) dikenal sebagai seniman yang lekat dengan wacana dan praktik skenografi seni pertunjukan. Kuatnya pengaruh Roedjito, membuat kita tak mungkin membincangkan skenografi Indonesia tanpa mengutip pemikirannya. Meski skenografi secara tak langsung digunakan dalam pentas teater atau tari, namun, kesadaran akan ruang, tata letak obyek, mise en scene (apa yang dibingkai untuk penonton lewat panggung), blocking panggung, dan lainnya belum banyak dikaji dalam peta wacana seni pertunjukan Indonesia, khususnya menghubungkan teater dan seni rupa melalui skenografi. Sebagai ikhtiar untuk membangun kesadaran akan relasi teater dan skenografi, Festival Teater Jakarta menggelar Restopeksi Roedjito. Program ini sekaligus bentuk penghargaan atas karya sang maestro yang telah menjadi bagian dari sejarah seni pertunjukan Indonesia. The discourse of scenography is an approach that still needs to be well-recognized in Indonesian performing arts practice. In the performing arts concept, an empty stage is already considered a performance. In Indonesia, the name Roedjito (1932-2023) is known as an artist who is closely related to the discourse and practice of performing arts scenography. The strong influence of Roedjito makes it possible for us to discuss Indonesian scenography by referencing his thoughts. Although scenography is indirectly used in theater or dance performances, awareness of space, object placement, mise en scène (what is framed for the audience through the stage), stage blocking, and other elements have not been extensively explored in Indonesia’s discourse map of performing arts, especially in connecting theater and visual arts through scenography. To build awareness of the relationship between theater and scenography, Festival Teater Jakarta is organizing the Restopeksi Roedjito. This program is also a form of appreciation for the maestro’s works, part of Indonesia’s performing arts history.
Buku Program 135 Profil Pembicara Diskusi Pameran Roedjito Speaker Profile for Roedjito Exhibition Discussion Sonny Sumarsono Seorang penata cahaya jebolan Akademi Teater Institut Kesenian Jakarta ini bekerja pernah sebagai asisten skenografer Roedjito. Sejak itu, ia rajin mengikuti berbagai pelatihan seperti skenografi bersama Siegfried Paul (Thailand), tata cahaya oleh Jennifer Tipton dan Clifton Taylor (Amerika Serikat), dan manajemen pentas dengan Sophie Claussen (Australia). Sepanjang karirnya, ia pernah menjadi penata cahaya dan artistik seni pertunjukan untuk Teater Mandiri, Teater Koma, Teater Kecil, Bengkel Teater Rendra, Teater Populer, Sekolah Balet Sumber Cipta, dan lainnya. A lighting designer graduate of the Jakarta Institute of Arts Theater Academy, he has worked as an assistant scenographer for Roedjito. Since then, he has actively participated in various training sessions, including scenography with Siegfried Paul (Thailand), lighting design by Jennifer Tipton and Clifton Taylor (United States), and stage management with Sophie Claussen (Australia). He has served as a lighting and artistic designer for independent theaters, Teater Koma, Teater Kecil, Bengkel Teater Rendra, Teater Populer, Sekolah Balet Sumber Cipta, and others. Iskandar Loedin Skenografer dan penata cahaya kondang ini mulai aktif dalam dunia seni pertunjukan Indonesia sejak 1995. Ia mengembangkan minatnya di bidang tata cahaya panggung di bawah bimbingan (Alm) Roedjito serta menempuh studi di Departement of Dramatic Arts, University in North Carolina di Chapel Hill, USA dan Stage and Lighting Design, Design Department, Yale School of Drama, Yale University, USA. Selain berkolaborasi dalam seni pertunjukan Indonesia, Iskandar juga aktif bekerja interdisipliner, Pencahayaan Instalasi Lawangkala karya Sunaryo (2018) dan Menara Angin di Pelabuhan Labuan Bajo (2022) adalah dua karya teranyarnya. This famous scenographer and lighting designer has been active in Indonesian performing arts since 1995. He developed his interest in stage lighting under the guidance of (the late) Roedjito and studied at the Department of Dramatic Arts, University of North Carolina at Chapel Hill, USA and Stage and Lighting Design, Design Department, Yale School of Drama, Yale University, USA. Besides collaborating with Indonesian performing arts, Iskandar is also active in interdisciplinary work; Lawangkala Installation Lighting by Sunaryo (2018) and Wind Tower at Labuan Bajo Harbor (2022) are two of his latest works.
136 WORKSHOP PRODUSER Producer Workshop 08 Buku Program
137 Buku Program
Buku Program 138 Workshop Produser: Keberlanjutan Kelompok Teater Producer Workshop: Theater Group Sustainability Fasilitator/Facilitator: Rama Thaharani Waktu/Time: Sabtu/Saturday, 11 November, 10.00 - 18.00 Ruang Akademi Jakarta, Gedung Panjang, Taman Ismail Marzuki Jarak antara final Festival Teater Jakarta (FTJ) dan Lebaran Teater yang berdekatan memberikan kesempatan unik bagi para grup teater. Selama babak penyisihan FTJ, puluhan grup telah bersaing untuk meraih pengakuan dan penghargaan tetapi setelah pertunjukan selesai, seringkali ada banyak gagasan dan ide kreatif yang belum sempat terwujud. Untuk itu, Lebaran Teater menjadi wadah bagi mereka untuk bertukar pengalaman dan berdiskusi tentang cara mengaplikasikan ide-ide yang belum tergarap pada karya sebelumnya. Pun Lebaran Teater dirancang untuk mendorong pertukaran pemikiran yang mendalam antara grup teater terbaik. Platform ini menjadi medium bagi mereka untuk membicarakan proses kreatif, tantangan yang dihadapi serta pelajaran yang mereka ambil selama perhelatan FTJ. Melalui cara ini, Lebaran Teater dapat merangsang pertukaran ide dan inovasi seniman teater. Penting pula dicatat, Lebaran Teater punya tujuan jangka panjang untuk memikirkan keberlanjutan grup teater seusai perlombaan. Hal ini bisa mencakup perbincangan tentang pengembangan bakat, pembiayaan atau cara menjaga semangat berkarya agar tetap hidup dalam komunitas teater. Dengan demikian, Lebaran Teater adalah kesempatan untuk memastikan kreativitas dan semangat seni teater dapat terus berkembang dan memiliki ketahanan berkarya dalam waktu yang panjang. The distance between Festival Teater Jakarta (FTJ) finals and the nearby Lebaran Teater provides a unique opportunity for theater groups. During the FTJ preliminary rounds, dozens of groups have competed for recognition and awards, but after the show is over, many ideas and creative ideas still need to be realized. Therefore, Lebaran Teater serves as a platform for them to exchange experiences and discuss how to implement ideas that have yet to be explored in their previous works. Additionally, Lebaran Teater is designed to encourage indepth thought exchange among the best theater groups. This platform allows them to discuss the creative process, challenges faced, and lessons learned during the FTJ event. In this way, Lebaran Teater can stimulate the exchange of ideas and innovations among theater artists. It is also important to note that Lebaran Teater has a long-term goal of considering the sustainability of theater groups after the competition. That context could involve discussions about talent development, funding, or ways to maintain the artistic spirit in the theater community. Thus, Lebaran Teater is an opportunity to ensure that theatre’s creativity and artistic spirit can continue to grow and have resilience in the long run.
Buku Program 139 Profil Fasilitator Lokakarya Produser Profile of Producer Workshop Facilitator Rama Thaharani adalah produser independen yang menekuni produksi seni pertunjukan dan festival berskala lokal dan internasional. Ia meminati kolaborasi transnasional dan pertukaran budaya dengan basis relasi antarpribadi yang saling pengertian demi dampak seni yang berkelanjutan. Sebagai fasilitator pertukaran gagasan seni, ia terlibat dalam berbagai platform inisiatif seperti Studio Kolaborasi, Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta, Southeast Asia Choreographers Network, Yayasan Kelola, dan Performing Asia, Australian Performing Arts Market. Ia adalah seorang perintis jejaring produser seni pertunjukan Indonesia berbasis forum. Rama Thaharani is an independent producer specializing in the production of performing arts and festivals at both local and international levels. She is passionate about transnational collaborations and cultural exchanges, emphasizing interpersonal relationships for sustainable artistic impact. As a facilitator for the exchange of artistic ideas, she is involved in various initiative platforms such as Studio Kolaborasi, Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta, Southeast Asia Choreographers Network, Yayasan Kelola, and Performing Asia, Australian Performing Arts Market. She is a pioneer of a forum-based network of Indonesian performing arts producers. Rama Thaharani Profil Fasilitator Facilitator Profile
Buku Program 140 INDEKS SUTRADARA DAN PENULIS Directors and Writers Index Afridho Azizi 32, 33 Ahmad Fauzi 110, 111 Al Muhtadi 73, 82 Arifin C. Noer 24, 27, 42, 43, 58, 75, 76, 77, 80, 87 Ari Pahala Hutabarat 102, 103 Ari Sumitro 72, 81 Asrul Sani 38 Ayak M.H. 56, 57 Bagus A. Saputra 34, 35 Dediesputra Siregar 104, 105 Dendi Madiya 99, 124, 125 Diana Bernedo 122, 123 Dwi Woro Retno Mastuti 114, 115 Eugene Ionesco 52, 54, 126 Fachrizal Mochsen 106, 107 Fathul A. Husein 118, 119 Febriawan Bachtiar 46, 47 Hendra Setiawan 72, 80 Ika F. Maulana 58, 59 Ikranagara 45, 82, 73 Imam Maulana 54, 55 Irfan Hakim 50, 51 Iswadi Pratama 38, 39 Jean Genet 38 Joind Bayuwinanda 116, 117 Jonna Aman Damanik 104 Lailatin Na’ma 72, 79 Lalu K. Wijaya 73, 78 Mariyo Suniroh 99, 120, 121
Buku Program 141 Miguel Martins Pessoa 122, 123 Mono Wangsa 72, 76 Motinggo Boesje 24, 27, 65, 78, 79, 87 Mouly Surya 89, 91 M.T. Risyaf 88, 91 Muhammad A. Safari 42, 43 Muhamad H. Koesnady 40, 41, 108, 109 Nadine Nadilla 38, 39 Nakka Sumtu 48 Nano Riantiarno 24, 27, 34, 35 Nurul Inayah 112, 113 Nusa Wicatsya 72, 83 Piala D. Lolita 73, 77 Reza Ghazaly 44, 45, 126, 127 Robert Mugabest 48, 49 Robert Wilson 111 Sam Shepard 50 Stanislaus Daryl 44, 45 Tadashi Suzuki 123 Teguh Karya 65, 89, 91 Teguh Pryo 56, 56 Tio Z. Amri 36, 37 Yusuf Hakim 60, 61 Zainal A. Domba 81, 87, 88, 89, 90, 91
Buku Program 142 INDEKS KARYA Index of Works Arsip 48, 49 At 02 AM 80 Babu-babu 38 Balada Janda Mengandang 116 Biografi Yanti Setelah 12 Menit 81 Buih 68 Bulldog 122 Buried Child 50 Diponegoro 56 Falling in Love 76 Flamboyan itu Tidak Lagi Tersenyum 60, 61 Goyang Bulok 124 Jam Dinding yang Berdetak 34, 45 Kapai-Kapai 42 Lamafa: Perburuan Garis Tangan 32 Main Hakim (Sendiri) 83 Makmur Jaya: Di Balik Rasa dan Kota 120 Malam Jahanam 75, 78, 79 Marlina, Si Pembunuh dalam Empat Babak 72, 88, 89, 90, 81 Mega-Mega 58 Mesin Jemaat 110 Murder by Stage: A Killing Enigma 44, 45 Naga Bonar 73, 88, 89, 90, 91 Nouskardia 46 Orkes Madun II 76, 77, 80 Paijah: Setan Bermain-main dengan Sisi Gelapku 79 Pemanggungan Potehi 114 Pendidikan Suami 106 Pengennya… 36
Buku Program 143 Pernikahan Darah 118 Pesta yang Tak Pernah Usai untuk Setara 104 Pilgrim Project #2 102 Postpartum 112, 113 Raja Mati 54 Secangkir Kopi Pahit 73, 88, 89 Spartan Phoenix 40, 48, 108 Terdakwa 82, 83 The Killer 52, 126 Waska Cosplay 77 YTTA (Yang Terdakwa Terdakwa Aja) 82
Buku Program 144 UCAPAN TERIMA KASIH Acknowledgments Ucapan terima kasih kepada: Thank you to: Gubernur Provinsi DKI Jakarta Governor of DKI Jakarta Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta DKI Jakarta Cultural Office Dewan Kesenian Jakarta Jakarta Arts Council Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, riset dan Teknologi RI – Pekan Kebudayaan Nasional Indonesian Ministry of Education, Culture, Research and Technology – National Culture Week Institute Kesenian Jakarta Jakarta Institute of Arts Unit Pengelola Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki Management Unit of Jakarta Arts Center, Taman Ismail Marzuki Djarum Foundation – Bhakti Budaya Djarum Foundation - Bhakti Budaya Ibu/Mrs. Renita Sari JAKPRO JAKPRO Asosiasi Teater DKI Jakarta DKI Jakarta Theater Associations Ketua Asosiasi Teater Jakarta Pusat (ATAP) Central Jakarta Theater Association (ATAP) Ketua Ikatan Drama Jakarta Barat (INDRAJA) West Jakarta Drama Association (INDRAJA) Ketua Ikatan Teater Jakarta Timur (IKATAMUR) East Jakarta Theater Association (IKATAMUR) Ketua Ikatan Teater Jakarta Utara (ITERA) North Jakarta Theater Association (ITERA) Ketua Simpul Teater Jakarta Selatan (SINTESA) South Jakarta Theater Association (SINTESA) Fasilitator Lokakarya Menulis Kritik Teater Theater Criticism Writing Workshop Facilitators Bambang Boedjono Benny Yohanes
Buku Program 145 Juri Final FTJ 2023 Judges for FTJ 2023 Finals Hanindawan Jose Rizal Manua Malhamang Zamzam Adinda Luthvianti Prof. Dr. Yudiaryani Pemateri Lokakarya dan Diskusi Workshops and Discussions Speakers Ayesha Nayyara H. Herry W Nugroho Idris Ahmad Iskandar Loedin Rama Thaharani Sonny Sumarsono Media Partner Media Partners Tempo, Kompas, Detik, Kapanlagi, Dream, Suara, Tribunnews, Now! Jakarta, Pojok seni, Seputar event, Mahacarya. Seluruh pihak yang namanya tidak dapat kami sebutkan satu per satu All parties whose names cannot be mentioned one by one
Buku Program 146
Buku Program 147
Buku Program 148