RENCANA PENGELOLAAN JANGKA PANJANG 2020 - 2039 HUTAN DIKLAT SAWALA MANDAPA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM BALAI DIKLAT LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN KADIPATEN TAHUN 2019
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Hutan Diklat Sawala Mandapa Tahun 2020- 2039 Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 i RENCANA PENGELOLAAN JANGKA PANJANG 2020 - 2039 HUTAN DIKLAT SAWALA MANDAPA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM BALAI DIKLAT LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN KADIPATEN TAHUN 2019
Rencana Pengelolaan Jangka Menengah Hutan Diklat Sawala Mandapa Tahun 2020- 2024 Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 iii PETA SITUASI
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Hutan Diklat Sawala Mandapa Tahun 2020- 2039 Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 iv RINGKASAN EKSEKUTIF Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK 164/Menhut-II/2005 Tanggal 9 Juni 2005 Jo Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor SK 446/Menlhk/Setjen/PLA.0/7/2019 Tanggal 12 Juli 2019 telah ditetapkan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Untuk Diklat seluas 146,58 Ha, yang terbagi menjadi dua blok yaitu Blok Sawala seluas 128,63 Ha dan Blok Mandapa 17,95 Ha. Secara Administratif Pemerintahan Hutan Diklat Blok Sawala terletak di Desa Cipaku, Kecamatan Kadipaten, desa Gandasari Kecamatan Kasokandel dan Blok Mandapa terletak di Desa Gunung Sari Kecamatan Kasokandel, Kabupaten Majalengka, Propinsi Jawa Barat. Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten selaku pengelola diwajibkan untuk menyusun rencana pengelolaan, salah satunya adalah rencana pengelolaan jangka panjang. Adapun tujuan dari pengelolaan Hutan Diklat Sawala Mandapa selama kurun waktu tahun 2020-2039 adalah memberikan arahan dalam pengelolaan sebagai laboratorium lapangan diklat lingkungan hidup dan kehutanan dan pendidikan vokasi kehutanan serta optimalisasi pemanfaatan untuk penelitian dan pengembangan, wisata minat khusus (edutourism) serta sarana penyuluhan. Dalam rangka pencapaian tujuan pengelolaan tersebut, telah dirumuskan visi pengelolaan hutan diklat yaitu “Mewujudkan Hutan Diklat Sawala Mandapa Sebagai Model Laboratorium Lapangan Bagi Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Serta Pendidikan Vokasi Kehutanan Dalam Kurun Waktu 20 Tahun Kedepan”. Pencapaian visi dan tujuan pengelolaan dilakukan dengan 4 (empat) strategi yaitu : (1) memantapkan pengelolaan Hutan Diklat Sawala Mandapa dengan memadukan aspek manajemen hutan dan manajemen diklat (2) meningkatkan pemanfaatan Hutan Diklat Sawala Mandapa sebagai laboratorium lapangan bagi penyelenggaraan diklat lingkungan hidup dan kehutanan serta penyelenggaraan pendidikan vokasi kehutanan (3) mengembangkan kolaborasi dan kemitraan dalam pengelolaan dan pemanfaatan Hutan Diklat Sawala Mandapa (4) memperkuat kelembagaan pengelolaan Hutan Diklat Sawala Mandapa. Proyeksi penyampaian visi dan tujuan digambarkan sebagai berikut : 2019 Tersusunnya Rencana Pengelolaan 2020 - 2024 1. Memantapkan pengelolaan 2. Meningkatkan pemanfaatan 3. Memperkuat kelembagaan 4. Mengembangkan kolaborasi dan kemitraan 2025 - 2029 1. Meningkatkan pemanfaatan 2. Memperkuat kelembagaan 3. Memantapkan pengelolaan 4. Mengembangkan kolaborasi dan kemitraan 2030 - 2034 1. Meningkatkan pemanfaatan 2. Mengembangkan kolaborasi dan kemitraan 3. Memperkuat kelembagaan 4. Memantapkan pengelolaan 5. 2035 - 2039 1. Meningkatkan pemanfaatan 2. Mengembangkan kolaborasi dan kemitraan 3. Memperkuat kelembagaan 4. Memantapkan pengelolaan
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Hutan Diklat Sawala Mandapa Tahun 2020- 2039 Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 v Dari keempat strategi dimaksud, dijabarkan dalam arahan program dan kegiatan pengelolaan hutan diklat yang terintegrasi. Adapun arahan program dan kegiatan tersebut disajikan sebagai berikut : No. Strategi Pengelolaan Arahan Perencanaan Program Dan Kegiatan 1. Pemantapan Pengelolaan Hutan Diklat Sawala Mandapa Dengan Memadukan Aspek Manajemen Hutan Dan Manajemen Diklat. - Penyusunan Database Yang Lengkap Dan Akurat Yang Berkaitan Dengan Potensi Kawasan - Penyusunan Rencana Pengelolaan - Pemantapan Kawasan - Penataan Hutan Diklat Dengan Pendekatan Unit Pengelolaan - Perlindungan Dan Pengamanan Hutan - Rehabilitasi Kawasan - Pengembangan Wisata Minat Khusus - Pengembangan Pendidikan Lingkungan - Pengembangan Program Promosi Dan Publikasi 2. Peningkatan Pemanfaatan Hutan Diklat Sawala Mandapa Sebagai Laboratorium Lapangan Bagi Penyelenggaraan Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Serta Penyelenggaraan Pendidikan Vokasi Kehutanan - Pemanfaatan Hutan Diklat Sawala Mandapa Sebagai Laboratorium Lapangan Bagi Penyelenggaraan Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan - Pemanfaatan Hutan Diklat Sawala Mandapa Sebagai Laboratorium Lapangan Bagi Penyelenggaraan Pendidikan Vokasi Kehutanan - Pengembangan Laboratorium Lapangan Bagi Penyelenggaraan Diklat Lingkungan Hidup - Pengembangan Laboratorium Lapangan Bagi Penyelenggaraan Pendidikan Vokasi Kehutanan 3. Pengembangan Kolaborasi Dan Kemitraan Dalam Pengelolaan Dan Pemanfaatan Hutan Diklat Sawala Mandapa - Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Hutan Diklat (Pelibatan Dalam Pengelolaan, Pengembangan Kelompok Tani Hutan, Pengembangan Kelompok Usaha Produktif) - Peningkatan Kerjasama Dengan Para Pihak - Pengembangan Pseudo Hutan Diklat Sawala Mandapa 4. Penguatan Kelembagaan Pengelolaan Hutan Diklat Sawala Mandapa - Penguatan Kelembagaan (Pengembangan Sumberdaya Manusia Pengelola, Penguatan Organisasi Pengelola Serta Pembangunan Prosedur Kerja - Penguatan Sistem Monev Dan Pelaporan Untuk lebih mengoptimalkan pengelolaannya, perlu didukung kelembagaan yang kuat melalui strategi : penguatan sumber daya manusia, penguatan organisasi dan penguatan prosedur kerja. Selain itu, agar pengelolaan tetap berjalan pada arah dan tujuan yang benar dibutuhkan pembinaan, pengawasan dan pengendalian serta monitoring, evaluasi dan pelaporan secara berkelanjutan untuk setiap bulan, semester, tahunan, lima tahunan serta pada setiap akhir periode pengelolaan. mekanismenya bulanan, semester, tahunan dilaksanakan oleh pengelola yaitu Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten serta oleh eselon I yaitu : Badan Penyuluhan Dan Pengembangan SDM Lingkungan Hidup Dan Kehutanan untuk setiap lima tahun serta pada akhir periode pengelolaan.
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Hutan Diklat Sawala Mandapa Tahun 2020- 2039 Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 vii DAFTAR ISI Hal HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................................. ii PETA SITUASI .............................................................................................................. iii RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................................ iv KATA PENGANTAR ........................................................................................................ vi DAFTAR ISI .................................................................................................................. vii DAFTAR TABEL ............................................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................... xii BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang …………………………………………………………………………………….. 1 B. Tujuan ……………………………………………………………………………………………… 2 C. Sasaran ……………………………………………………………………………………………. 2 D. Ruang Lingkup ………………………………………………………………………………… 3 E. Batasan Pengertian ……………………………………………………………………………… 4 BAB II. DESKRIPSI KAWASAN …………………………………………………………………………. 6 A. Risalah Wilayah Kawasan ……………………………………………………………………….. 6 1. Luas Dan Letak ………………………………………………………………………….. 6 2. Aksesibilitas Kawasan …………………………………………………………………. 7 3. Sarana Dan Prasarana Diklat …………………………………………………………….. 8 B. Sejarah Kawasan ………………………………………………………………………………….. 10 C. Biofisik Kawasan ………………………………………………………………………………. 13 1. Iklim …………………………………………………………………………………………. 13 2. Topografi …………………………………………………………………………………… 13 3. Hidrologi ……………………………………………………………………………………. 14 4. Kondisi Tanah …………………………………………………………………………….. 14 5. Tutupan Lahan .............................................................................. 16 6. Flora Kawasan ……………………………………………………………………………. 20 a. Potensi Tegakan …………………………………………………………………… 20 b. Potensi Permudaan …………………………………………………………………………. 21 7. Fauna Kawasan ………………………………………………………………………….. 24 D. Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar Hutan ……………………………………………. 26 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ………………………………. 26 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur …………………………… 26 3. Mata Pencarian Masyarakat Sekitar Hutan ………………………………….. 27 4. Tekanan Penduduk Agraris ……………………………………………………….. 27 E. Posisi Hutan Diklat Sawala Mandapa Dalam Perspektif Tata Ruang Wilayah Dan Pembangunan Daerah ……………………………………………………………………… 30 F. Isu Strategis, Kendala Dan Permasalahan ……………………………………………. 31
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Hutan Diklat Sawala Mandapa Tahun 2020- 2039 Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 viii BAB III. VISI DAN MISI PENGELOLAAN HUTAN ………………………………………………………. 33 BAB IV. METODE PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA ………………………………………….. 36 A. Survey Lapangan ……………………………………………………………………………… 36 1. Desain Plot Sampling ……………………………………………………………………………….. 37 2. Analisis Potensi Tegakan ……………………………………………………………….. 37 3. Analisis Vegetasi …………………………………………………………………………… 38 B. Desk Study ………………………………………………………………………………………. 39 C. Analisis SWOT ………………………………………………………………………………….. 41 BAB V. ANALISIS DAN PROYEKSI ………………………………………………………………………… 43 A. Identifikasi Dan Analisis Faktor Internal Dan Eksternal ............................ 43 1. Identifikasi Faktor Internal ......................................................... 43 a. Kekuatan …………………………………………………………………………….. 43 b. Kelemahan …………………………………………………………………………… 43 2. Identifikasi Faktor Ekternal ............................................................. 44 a. Peluang ………………………………………………………………………………. 44 b. Ancaman …………………………………………………………………………….. 44 3. Analisis SWOT ……………………………………………………………………………….. 46 B. Strategi ………………………………………………………………………………………………. 46 C. Konsep Pengelolaan ............................................................................. 46 D. Arahan Program Dan Kegiatan …………………………………………………………… 48 E. Arahan Penataan Unit Pengelolaan …………………………………………………….. 49 1. Penataan Petak ………………………………………………………………………………. 49 a. Aspek-Aspek Yang Mempengaruhi Penataan Hutan Diklat …………………. 49 b. Konsep Unit Pengelolaan ……………………………………………………………… 51 2. Notasi Petak …………………………………………………………………………………… 53 F. Arahan Pemanfaatan Hutan Diklat Sawala Mandapa …………………………………. 57 G. Arahan Pembiayaan ………………………………………………………………………….. 61 1. Alokasi Pembiayaan ……………………………………………………………………. 61 2. Sumber Pembiayaan …………………………………………………………………… 61 BAB VI. KELEMBAGAAN …………………………………………………………………………………… 62 A. Kelembagaan Pengelolaan …………………………………………………………………. 62 1. Pengembangan Sumber Daya Manusia Pengelola …………………………… 62 2. Organisasi Pengelola ...................................................................... 62 B. Penguatan Organisasi ........................................................................... 64 C. Penguatan Prosedur Kerja ……………………………………………………………….. 64 BAB VII. PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN …………………………………. 65 BAB VIII. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN ………………………………………………. 75 A. Monitoring Dan Evaluasi .................................................................... 75 B. Pelaporan ………………………………………………………………………………………… 77 BAB IX. PENUTUP ……………………………………………………………………………………………….. 78 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 79 LAMPIRAN – LAMPIRAN ……………………………………………………………………………………………. 80
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Hutan Diklat Sawala Mandapa Tahun 2020- 2039 Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 ix DAFTAR TABEL U r a i a n Halaman Tabel 1. Sarana Dan Prasarana …………………………………………………………. 8 Tabel 2. Jenis Demplot/Model/Lokasi Praktek ………………………………………. 10 Tabel 3. Kelas Kemiringan Lahan …………………………………………………………. 13 Tabel 4. Sebaran Satuan Tanah …………………………………………………………… 15 Tabel 5. Jenis Tegakan Dominan ............................................................ 16 Tabel 6. Penutupan Lahan Vegetasi Berdasarkan Luasan………………………. 16 Tabel 7 Jenis Tumbuhan Bawah ………………………………………………………… 19 Tabel 8. Volume Rata Rata Setiap Stratum/Petak ………………………………….. 20 Tabel 9. Volume Rata Rata Seluruh Populasi …………………………………………. 20 Tabel 10. Indeks Nilai Penting Untuk Pohon ……………………………………………. 21 Tabel 11. Indeks Nilai Penting Kelompok Tiang ………………………………………. 22 Tabel 12. Indek Nilai Penting Kelompok Pancang ……………………………………. 22 Tabel 13. Indeks Nilai Penting Tingkat Semai …………………………………………. 23 Tabel 14. Gambaran Jenis Aves Berdasarkan Habitatnya ………………………… 24 Tabel 15. Gambaran Jenis Non Aves Berdasarkan Habitatnya …………………. 25 Tabel 16. Potensi Jumlah Masyarakat Berdasarkan Jenis Kelamin ……………. 26 Tabel 17. Potensi Jumlah Masyarakat Berdasarkan Kelompok Umur ………… 26 Tabel 18. Mata Pencarian Masyarakat Sekitar Hutan Diklat …………………….. 27 Tabel 19. Sebaran Nilai Tekanan Penduduk Agraris Pada Setiap Desa ……… 29 Tabel 20. Skore Penilaian Kriteria Wilayah/Kawasan …………………………… 31
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Hutan Diklat Sawala Mandapa Tahun 2020- 2039 Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 x Tabel 21. Matriks Konsep Pengelolaan ………………………………………………….. 47 Tabel 22. Matriks Arahan Perencanaan Program Dan Kegiatan ……………….. 48 Tabel 23. Notasi Petak Hutan Diklat Sawala Mandapa …………………………… 53 Tabel 24. Notasi Demplot, Model Dan Lokasi Praktek …………………………………… 54 Tabel 25. Hasil (Output) Pemanfaatan Hutan Diklat Sawala Dan Mandapa . 58 Tabel 26. Arahan Alokasi Pembiayaan Selama Dua Puluh Tahun Pengelolaan …………………………………………………………………………. 61 Tabel 27. Standar Dan Kriteria Pengelolaan Hutan Diklat Sawala Mandapa …………………………………………………………………………… 67 .
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Hutan Diklat Sawala Mandapa Tahun 2020- 2039 Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 xi DAFTAR GAMBAR U r a i a n Halaman Gambar 1. Jarak Tempuh Hutan Diklat Blok Sawala Ke Blok Mandapa ……………. 7 Gambar 2. Jalan Setapak Dalam Hutan Diklat Sawala Mandapa …………………….. 8 Gambar 3. Lokasi Demplot Pada Hutan Diklat Sawala Mandapa …………………….. 9 Gambar 4. Jenis Demplot/Model/Lokasi Praktek …………………………………………… 10 Gambar 5. Ekosistem Hutan Diklat Sawala Mandapa Dan Daerah Penyangga … 11 Gambar 6. Potensi Tutupan Lahan ……………………………………………………………… 17 Gambar 7. Vegetasi Di Hutan Diklat Sawala Mandapa ………………………………….. 18 Gambar 8. Aktifitas Agraris Masyarakat Dalam Hutan Diklat ………………………….. 28 Gambar 9. Tahapan Pencapaian (Milestones) Pengelolaan Hutan Diklat Sawala Mandapa …………………………………………………………………………………. 34 Gambar 10. Sebran Petak Contoh /Plot Sampling Hutan Diklat Sawala Mandapa. 37 Gambar 11. Bagan Model Matriks SWOT .......................................................... 42 Gambar 12. Analisis SWOT …………………………………………………………………………. 45 Gambar 13. Model Penataan Hutan ……………………………………………………………… 49 Gambar 14. Bentuk Dan Warna Pal Batas Luar ……………………………………………… 55 Gambar 15. Bentuk Dan Warna Pal Batas Petak ……………………………………………. 56 Gambar 16. Bentuk Dan Warna Pal Hm ……………………………………………………….. 57 Gambar 17. Struktur Pengelola Hutan Diklat Sawala Mandapa ……………………… 62
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Hutan Diklat Sawala Mandapa Tahun 2020 - 2039 Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 xii DAFTAR LAMPIRAN Lamp U r a i a n Halaman Lamp 1. Arahan Kegiatan Pengelolaan Jangka Panjang Hutan Diklat Sawala Mandapa Selama Dua Puluh Tahun ……………………………………………. 80 Lamp 2. Peta Wilayah KPH Majalengka ………………………………………………………… 83 Lamp 3. Peta Wilayah KHDTK Sawala Mandapa …………………………………………….. 84 Lamp 4. Peta Wilayah KHDTK Sawala Mandapa Lampiran SK164 Tahun 2005 ... 85 Lamp 5. Peta Rekonstruksi Sawala ………………………………………………………………. 86 Lamp 6. Peta Rekonstruksi Mandapa ……………………………………………………………. 87 Lamp 7. Peta Penutupan Lahan KHDTK Sawala Mandapa ………………………………. 88 Lamp 8. Peta Aksesibilitas KHDTK Sawala Mandapa ………………………………………. 89 Lamp 9. Peta Jenis Tanah KHDTK Sawala Mandapa ……………………………………… 90 Lamp 10. Peta Geologi KHDTK Sawala Mandapa ……………………………………………… 91 Lamp 11. Peta Penataan Petak KHDTK Sawala Mandapa …………………………………. 92 Lamp 12. Peta Laboratorium Lapangan KHDTK Sawala Mandapa ……………………… 93 Lamp 13. Peta Pengelolaan Dan Pemanfaatan KHDTK Sawala Mandapa ……………. 94 Lamp 14. Peta DAS Wilayah KHDTK Sawala Mandapa ……………………………………… 95
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Hutan Diklat Sawala Mandapa Tahun 2020 - 2039 Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 xiii
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Hutan Diklat Sawala Mandapa Tahun 2020 - 2039 Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 1 BAB I. PENDAHULUAN a. Latar Belakang Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten mempunyai Hutan Diklat seluas 146,58 Ha, yang terbagi menjadi dua blok yaitu Blok Sawala seluas 128,63 Ha dan Blok Mandapa seluas 17,95 Ha. secara administratif pemerintahan Hutan Diklat Blok Sawala terletak di Desa Cipaku, Kecamatan Kadipaten, Desa Gandasari Kecamatan Kasokandel dan Blok Mandapa terletak di Desa Gunung Sari Kecamatan Kasokandel, Kabupaten Majalengka, Propinsi Jawa Barat. Hutan Diklat Sawala-Mandapa telah ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kehutanan sebagai Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) untuk hutan diklat melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor. 164/Menhut–II/2005 tanggal 9 Juni 2005. Hutan Diklat sebagai sarana dan prasarana pendukung kegiatan pendidikan dan pelatihan, sesuai Peraturan Pemerintah Nomor. 12 Tahun 2010 tentang Penelitian dan Pengembangan serta Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan, perlu dioptimalkan pemanfaatannya. Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor P.15/MENLHK/SETJEN/KUM.1/5/2018 Tentang Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus, serta sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Penyuluhan Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Nomor P.8/P2SDM/SET/KUM.1/12/2018 Tentang Tata Cara Penilaian Dan Pengesahan Rencana Pengelolaan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Pendidikan Dan Pelatihan Kehutanan menyatakan bahwa pengelola wajib menyusun rencana pengelolaan berupa rencana pengelolaan jangka panjang, menengah dan pendek. Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten selaku pengelola Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus, wajib menyusun rencana pengelolaan diantaranya adalah Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Tahun 2020- 2039. Rencana pengelolaan dimaksud disusun sebagai landasan bagi pengelola dan berbagai pihak yang berkepentingan untuk mengelola dan memanfaatkan Hutan Diklat Sawala-Mandapa selama kurun waktu dua puluh tahun. Rencana pengelolaan jangka panjang ini juga berisi arahan pokok sekaligus dokumen evaluasi untuk pengelolaan Hutan Diklat Sawala Mandapa selama kurun waktu tahun 2020-2039.
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Hutan Diklat Sawala Mandapa Tahun 2020 - 2039 Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 2 b. Tujuan Tujuan dari pengelolaan Hutan Diklat Sawala Mandapa adalah memberikan arahan dan acuan : 1. pengelolaan sebagai laboratorium lapangan diklat lingkungan hidup dan kehutanan dan pendidikan vokasi kehutanan dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas sumber daya manusia lingkungan hidup dan kehutanan yang terampil, profesional, jujur serta amanah dan berakhlak mulia yang mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pengurusan hutan. 2. untuk menjamin terlaksananya pemanfaatan sebagai laboratorium lapangan : lokasi praktek, tempat uji kompetensi serta unit produksi diklat lingkungan hidup dan kehutanan. 3. untuk menjamin terlaksananya pemanfaatan sebagai laboratorium lapangan : lokasi praktek, teaching factory, tempat uji kompetensi serta unit produksi pendidikan vokasi kehutanan. 4. untuk menjamin terlaksananya optimalisasi pemanfaatan untuk penelitian dan pengembangan kehutanan guna peningkatan pengurusan hutan dan peningkatan nilai tambah hutan dan hasil hutan. 5. untuk pemanfaatan lainnya seperti untuk wisata minat khusus (edutourism) serta sarana penyuluhan dalam rangka pengembangan sumber daya manusia serta optimalisasi nilai hutan. c. Sasaran Sasaran dari pengelolaan Hutan Diklat Sawala Mandapa adalah : 1. tersedianya laboratroium lapangan diklat lingkungan hidup dan kehutanan dan pendidikan vokasi yang refresentatif selama kurun waktu 20 tahun pengelolaan. 2. terlaksananya pemanfaatan sebagai laboratorium lapangan : lokasi praktek, tempat uji kompetensi serta unit produksi diklat lingkungan hidup dan kehutanan selama kurun waktu 20 tahun pengelolaan. 3. terlaksananya pemanfaatan sebagai laboratorium lapangan : teaching factory, lokasi praktek, tempat uji kompetensi serta unit produksi pendidikan vokasi kehutanan selama kurun waktu 20 tahun pengelolaan. 4. terlaksananya optimalisasi pemanfaatan untuk penelitian dan pengembangan kehutanan guna selama kurun waktu 20 tahun pengelolaan.
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Hutan Diklat Sawala Mandapa Tahun 2020 - 2039 Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 3 5. berkembangnya pemanfaatan lainnya seperti untuk wisata minat khusus (edutourism), untuk penelitian dan pengembangan serta sarana penyuluhan selama kurun waktu 20 tahun pengelolaan. d. Ruang Lingkup Ruang lingkup rencana pengelolaan jangka panjang Hutan Diklat Sawala Mandapa adalah : 1. uraian mengenai gambaran umum, maksud, tujuan, sasaran ruang lingkup serta batasan pengertian. 2. uraian mengenai potret deskripsi kawasan yang berisi risalah wilayah, sejarah kawasan, kondisi umum dan potensi kawasan; potensi sosial budaya masyarakat, kondisi potensi wilayah dan kawasan serta isu isu strategis Kawasan dan wilayah. 3. Uraian tentang kelayakan pengelolaan yang memuat kelayakan sebagai laboratorium lapangan untuk diklat lingkungan hidup dan kehutanan dan pendidikan vokasi kehutanan serta kelayakan dari segi ekonomi dan sosial. 4. uraian tentang visi dan misi pengelolaan yang memuat pernyataan visi dan misi pengelolaan Hutan Diklat Sawala Mandapa. 5. uraian tentang metode pengumpulan dan analisis data yang memuat cara dan teknik pengumpulan data serta cara dan teknik analisis data yang telah dikumpulkan. 6. uraian tentang analisis dan proyeksi yang memuat analisis data informasi, strategi pengelolaan, pemanfaatan dan pengembangan, perencanaan program dan kegiatan, jenis dan tahapan kegiatan, penataan petak, rencana pemanfaatan Kawasan dan pembangunan sarana prasarana, arah pembiayaan serta sumber pembiayaan pengelolaan dan pengembangan 7. uraian tentang kelembagaan yang memuat potensi sumberdaya manusia serta kompetensi pengelola 8. uraian tentang pembinaan, pengawasan dan pengendalian yang memuat strategi pembinaan, pengawasan dan pengendalian pengelolaan, pemanfaatan dan pengembangan 9. evaluasi dan pelaporan yang memuat mekanisme evaluasi dan pelaporan dalam rangka pengelolaan, pemanfaatan dan pengembangan
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Hutan Diklat Sawala Mandapa Tahun 2020 - 2039 Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 4 10. uraian penutup yang memuat kesimpulan dan saran saran untuk pengelolaan, pemanfaatan dan pengembangan e. Batasan Pengertian 1. Kehutanan adalah sistem pengurusan yang bersangkut paut dengan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan yang diselenggarakan secara terpadu. 2. Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. 3. Kawasan Hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. 4. Hutan Diklat adalah Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus untuk Pendidikan Dan Pelatihan yang ditunjuk atau ditetapkan oleh keputusan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan. 5. Hutan Diklat Sawala-Mandapa adalah Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus untuk Pendidikan Dan Pelatihan terdiri dari Blok Mandapa Dan Blok Sawala yang berlokasi di Kabupaten Majalengka Propinsi Jawa Barat yang ditunjuk atau ditetapkan oleh keputusan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan. 6. Pengelolaan Hutan Diklat Sawala-Mandapa adalah upaya terpadu dalam penataan, pengembangan, pemanfaatan, pemeliharaan, pengawasan dan perlindungan, serta pengendaliannya. 7. Unit Pengelolaan adalah suatu sistem manajemen untuk lebih mengoptimalkan pengelolaan yang diimplementasikan kedalam kesatuan pengelolaan hutan ditingkat tapak berbentuk blok dan petak sesuai letak, lokasi dan pemanfaatannya. 8. Blok Pengelolaan adalah unit pengelolaan terbesar yang dibedakan berdasarkan letak dan lokasinya yaitu Blok Sawala dan Blok Mandapa. 9. Petak Pengelolaan adalah unit pengelolaan terkecil yang dibedakan menurut pemanfaatannya sebagai laboratorium lapangan. 10. Laboratorium Lapangan adalah suatu unit pengelolaan pada Hutan Diklat Sawala Mandapa yang dikelola sebagai sumber belajar berbentuk demplot, model serta lokasi praktek.
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Hutan Diklat Sawala Mandapa Tahun 2020 - 2039 Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 5 11. Demplot adalah lokasi di dalam atau pseudo Hutan Diklat Sawala-Mandapa yang mempunyai luas tertentu (Luasannya kecil) untuk dijadikan dan diperuntukan sebagai lokasi praktek, teaching factory, tempat uji kompetensi serta unit produksi yang dikelola sesuai dengan kondisi sebenarnya. 12. Model adalah lokasi di dalam atau pseudo Hutan Diklat Sawala-Mandapa yang tidak dibatasi oleh luas tertentu untuk dijadikan dan diperuntukan sebagai lokasi praktek, teaching factory, tempat uji kompetensi serta unit produksi yang dikelola sesuai dengan kondisi sebenarnya. 13. Lokasi Praktek adalah lokasi di dalam atau pseudo Hutan Diklat SawalaMandapa yang mempunyai luas tertentu (Luasannya besar) untuk dijadikan dan diperuntukan sebagai lokasi praktek, teaching factory, tempat uji kompetensi serta unit produksi yang dikelola sesuai dengan kondisi sebenarnya. 14. Teaching Factory adalah laboratorium lapangan di dalam Hutan Diklat SawalaMandapa yang diperuntukan untuk pengembangan metedologi pembelajaran (outdoor education) yang telah digariskan dalam kurikulum. 15. Tempat Uji Kompetensi adalah laboratorium lapangan di dalam Hutan Diklat Sawala-Mandapa yang diperuntukan untuk peningkatan efektifitas pencapaian tujuan pembelajaran aspek penilaian keterampilan yang telah digariskan dalam kurikulum dan skema sertifikasi. 16. Unit Produksi adalah laboratorium lapangan di dalam Hutan Diklat SawalaMandapa yang diperuntukan untuk peningkatan motivasi/ketertarikan peserta diklat dan atau peserta didik (character building ) terhadap jiwa kewirausahaan (sense of euntrepreneur) yang telah digariskan dalam kurikulum.
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Hutan Diklat Sawala Mandapa Tahun 2020 - 2039 Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 6 BAB II. DESKRIPSI KAWASAN A. Risalah Wilayah Kawasan 1. Luas Dan Letak Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten mempunyai Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) seluas 146,58 Ha, yang terbagi menjadi dua blok yaitu Blok Sawala seluas 128,63 Ha dan Blok Mandapa seluas 17,95 Ha. Secara Geografis Blok Sawala terletak pada 108o10’45’’ – 108o12’05’’ BT dan 6 o45’35’’ – 6 o46’20’’ LS dengan luas 128,63 ha. Adapun Blok Mandapa secara Geografis terletak pada 108o13’10’’ – 108o13’34’’ BT dan 6 o44’28’’ – 6 o 44’52’’ LS dengan luas 17,95 ha. Secara administrasi pemerintahan blok sawala terletak didesa Cipaku Kecamatan Kadipaten, desa Genteng Kecamatan Dawuan dan desa Gandasari Kecamatan Kasokandel, Kabupaten Majalengka. Adapun blok mandapa secara administrasi pemerintahan terletak didesa Gunungsari Kecamatan Kasokandel, Kabupaten Majalengka. Hutan Diklat Sawala-Mandapa dikelilingi dan berbatasan langsung dengan berbagai desa dan dusun. Secara lebih terinci desa dan dusun yang berada disekitar hutan diklat disajikan sebagai berikut : a. Blok Sawala 1) Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Genteng, Gandasari, Bojong Cideres, dan Desa Dawuan. 2) Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Gandasari dan Cipaku. 3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Cipaku dan Desa Heuleut. 4) Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Liang Julang. b. Blok Mandapa 1) Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sinarjati. 2) Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Gunungsari. 3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Gunungsari. 4) Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Gunungsari.
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Hutan Diklat Sawala Mandapa Tahun 2020 - 2039 Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 7 2. Aksesibilitas Kawasan Aksesibilitas untuk mencapai Hutan Diklat Sawala Mandapa sangat baik. Hutan diklat dapat dicapai melalui jalan darat dari Ibu Kota Propinsi Jawa Barat dengan waktu tempuh kurang lebih 2,0 jam dengan jarak tempuh kurang lebih 80 kilometer Selain itu, Hutan Diklat Sawala Mandapa juga dapat ditempuh melalui jalan darat dari Ibu Kota Negara dengan waktu tempuh kurang lebih 2,5 jam dengan jarak tempuh sekitar 165 kilometer. Kurang lebih 5 kilometer dari hutan diklat juga terdapat Bandara Udara Internasional Jawa Barat sehingga kawasan ini juga dapat dicapai secara langsung dari berbagai daerah dan wilayah melalui jalur udara. Kampus Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten berada pada Blok Sawala. Sedangkan Blok Mandapa terletak 6,0 km dari kampus Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten. Waktu tempuh yang dibutuhkan untuk menuju lokasi Blok Mandapa kurang dari 30 menit. Gambar 1. Jarak Tempuh Hutan Diklat Blok Sawala Ke Blok Mandapa Hutan Diklat Blok Sawala dan Blok Mandapa terbagi kedalam petakpetak pengelolaan. Setiap petak dapat dijangkau melalui alur dan anak alur yang berbentuk jalan setapak. Sehingga setiap bagian-bagian kawasan hutan dapat dijangkau melalui jalan setapak tersebut dengan mudah. Sawala Mandapa
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Hutan Diklat Sawala Mandapa Tahun 2020 - 2039 Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 8 Gambar 2. Jalan Setapak Dalam Hutan Diklat Sawala Mandapa 3. Sarana Dan Prasarana Diklat Sarana dan Prasarana adalah merupakan kebutuhan yang mutlak bagi terselenggaranya suatu fasilitas kegiatan, adapun besaran /bentuk /jenis sangat tergantung dari hasil identifikasinya. Dengan adanya identifikasi yang akurat pada Hutan Diklat Sawala Mandapa, maka diharapkan akan terpenuhinya secara tepat kebutuhan-kebutuhan ruang apa saja yang diperlukan termasuk dengan memperhatikan kondisi lapangan, lahan, dan kawasan secara keseluruhan. Berdasarkan kondisi riil dilapangan, pada Hutan Diklat Sawala Mandapa telah memiliki beberapa sarana prasarana induk. Adapun sarana prasarana tersebut secara rinci disajikan pada table berikut ini. Tabel 1. Sarana Dan Prasarana No. Jenis Sarana Dan Prasarana BDLHK Kadipaten SMKKN Kadipaten Jumlah Luas (M2) Jumlah Luas (M2) Jumlah Luas (M2) 1. Ruang Administrasi 8 unit 818 4 unit 228 1046 2. Ruang Kelas 4 unit 384 4 unit 672 1056 3. Ruang Asrama 5 unit 2609 5 unit 4043 6652 4. Ruang Widyaiswara/Guru 3 unit 201 1 unit 151 352
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Hutan Diklat Sawala Mandapa Tahun 2020 - 2039 Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 9 No. Jenis Sarana Dan Prasarana BDLHK Kadipaten SMKKN Kadipaten Jumlah Luas (M2) Jumlah Luas (M2) Jumlah Luas (M2) 5. Ruang Rapat 1 unit 18 1 unit 58 76 6. Aula 1 unit 712 1 unit 306 1018 7. Perpustakaan 1 unit 199 1 unit 128 327 8. Masjid/Musholla 1 unit 92 1 unit 267 359 9. Mess 1 unit 404 1 unit 350 754 10. Dapur/Ruang Makan 3 unit 997 1 unit 437 1434 11. Sarana Olah Raga 2 unit 12.706 1 unit 757 1463 12. Ruang Laboratorium 1 unit 200 4 unit 478 678 13. Ruang Arsip 1 unit 63 1 unit 21 84 14. Rumah Dinas 18 unit 1732 16 unit 1580 3312 15. Pos Pengamanan Hutan 5 unit 150 - - 150 16. Pos Jaga 1 unit 47 1 unit 25 72 17. Sarpras Laboratorium Lapangan - 24.500 - - 24500 18. Jalan/Jalur/Listrik - 45.657 - 26.750 72.407 Jumlah 91.489 36.251 127.740 Sumber : Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 Gambar 3. Lokasi Demplot Pada Hutan Diklat Sawala Mandapa Selain sarana prasarana tersebut diatas, pada Hutan Diklat Sawala Mandapa telah tersedia beberapa sarana untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan vokasi dan diklat. Sarana prasarana tersebut berupa demplot/model/lokasi praktek yang disesuaikan dengan pembidangan program diklat. Adapun jenisjenis demplot/model/lokasi praktek disajikan pada tabel berikut ini :
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Hutan Diklat Sawala Mandapa Tahun 2020 - 2039 Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 10 Tabel 2. Jenis Demplot/Model/Lokasi Praktek No. Jenis Demplot/Model/Lokasi Praktek Pengelolaan Hutan Luas (Ha) Bidang Keahlian 1. Lokasi Praktek Pengukuran dan Perpetaan Hutan - Bidang Keahlian PTL 2. Lokasi Praktek Inventarisasi Hutan - Bidang Keahlian PTL 3. UPSA/Sawala Wana Camp 4,00 Bidang Keahlian PDASPS 4. Demplot Lebah Madu 3,319 Bidang Keahlian PDASPS 5. Demplot Persemaian 0,67 Bidang Keahlian PDASPS 6. Pemanfaatan Lahan Bawah Tegakan Hutan - Bidang Keahlian PDASPS 7. Sumber Benih 4,00 Bidang Keahlian PDASPS 8. Model silvopasture - Bidang Keahlian PDASPS 9. Model Wisata Pendidikan dan Pemanfaatan Jasa Lingkungan - Bidang Keahlian KSE 10. Demplot Flora 0,019 Bidang Keahlian KSDAE 11. Demplot Fauna (Satwa) 0,270 Bidang Keahlian KSDAE 12. Demplot Konservasi Kupu-Kupu 0,020 Bidang Keahlian KSDAE 14. Arboretum 3,900 Bidang Keahlian KSDAE Sumber : Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2018 Gambar 4. Jenis Demplot/Model/Lokasi Praktek B. Sejarah Kawasan Hutan diklat adalah suatu areal hutan yang diperuntukkan sebagai sarana dan prasarana praktek dalam rangka mendukung kegiatan diklat kehutanan serta sebagai laboratorium alam untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang kehutanan. Hutan Diklat Sawala-Mandapa mulai dikelola dan dikembangkan pada tahun 1967 di bawah pengelolaan Dinas Kehutanan Daerah Tingkat 1 Provinsi
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Hutan Diklat Sawala Mandapa Tahun 2020 - 2039 Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 11 Jawa Barat. Hutan diklat pada permulaan pengembangannya dibagi dalam 3 (tiga) petak pengelolaan, yaitu 2 (dua) petak di Blok Hutan Sawala dan 1 (satu) petak di Blok Mandapa. a. Ekosistem Hutan b. Ekosistem Daerah Penyangga Gambar 5. Ekosistem Hutan Diklat Sawala Mandapa Dan Daerah Penyangga Pada awal pengelolaannya,Hutan Diklat Sawala-Mandapa sebagian besar arealnya masih berupa alang-alang kecuali beberapa lokasi yang telah terdapat tegakan pohon. Tegakan yang sudah terdapat pada awal pengelolaannya adalah tegakan hutan jati (Tectona grandis)di daerah Cengal seluas 4,7 Hektar serta tegakan Acacia auriculiformis yang berada di lokasi komplek SMK Kehutanan Negeri Kadipaten sekarang. Tegakan tersebut mulai ditanam sekitar tahun 1958. Kemudian dalam pengembangan selanjutnya dilakukan penanaman secara swadana dengan jenis Acacia auriculiformis dan bengkalis di Kawasan Hutan Diklat Blok Mandapa. Setelah hutan diklat tersebut dikelola dan dikembangkan, mulai tahun 1968 dibangun persemaian seluas 1,23 hektar yang berada di lokasi yang sekarang telah menjadi komplek Balai Diklat Kehutanan Kadipaten. Pada tahun 1975 dibangun Camping ground di petak yang sekarang menjadi lokasi Demplot Konservasi Tanah dan Air. Selanjutnya mulai tahun 1976 tersebut dilakukan penanaman jenis mahoni pada beberapa lokasi. Pada tahun 1979 telah dibangun lokasi penangkaran rusa dengan luas sekitar 1,25 Hektar. Lokasi penangkaran rusa tersebut akhirnya ditutup pada tahun 1983. Tahun 1980 telah dibangun beberapa demplot untuk mendukung penyelenggaraan diklat. Demplot yang dibangun sekitar tahun tersebut adalah demplot pengawetan tanah seluas 2,94 Hektar berada di petak 10. Pada tahun 1993,
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Hutan Diklat Sawala Mandapa Tahun 2020 - 2039 Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 12 demplot pengawetan tanah tersebut berubah fungsi menjadi UP-UPSA dengan luas 4,25 ha dengan jumlah penggarap sebanyak 34 orang. Pada tahun 1982 juga dibangun demplot Agroforestry dengan jenis tanaman jambu mete, mahoni, dan Acacia mangiumyang beradadi petak 8. Pada tahun 1982 melalui Surat Keputusan Dirjen Kehutanan No.252/Kpts/DJ/I/1982 tanggal 6 Desember 1982 telah menunjuk areal Hutan Sawala dan Mandapa seluas sekitar + 144,8 Hektar sebagai Hutan Pendidikan. Sejak ditunjuknya hutan tersebut menjadi hutan pendidikan, pada tahun 1983 telah dilakukan perisalahan hutan pendidikan menjadi 6 petak yaitu 5 (lima) petak pada Blok Sawala dan 1 (satu) petak pada Blok Mandapa. Kemudian tahun 1991 dilakukan pembangunan arboretum di Blok Mandapa yang sekarang tetap dikelola sebagai arboretum. Sejak diterbitkannya Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor. 6173/Kpts-II/2002 tanggal 10 Juni 2002 tentang Struktur Organisasi Balai Diklat Kehutanan, pengelolaan hutan diklat dilakukan oleh satu seksi baru yaitu Seksi Sarana Hutan Diklat. Setahun kemudian, Balai Diklat Kehutanan Kadipaten telah melaksanakan beberapa kegiatan pengelolaan hutan diklat antara lain adalah rekonstruksi batas Kawasan Hutan Diklat, pengembangan lokasi arboretum, pengembangan persemaian, dan kegiatan inventarisasi hutan diklat. Pada tahun 2005, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.164/Menhut/II/2005, Hutan Diklat Sawala Mandapa ditetapkan sebagai Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) untuk kepentingan Pendidikan dan Pelatihan dengan luas kawasan 146,58 Ha (Blok Sawala 128,63 hektar dan Blok Mandapa seluas 17,95 hektar). Selanjutnya sejak diterbitkannya surat keputusan tersebut pengelolaan hutan diklat dilaksanakan lebih intensif. Tahun 2014 seksi Hutan Diklat berganti nama menjadi Seksi Sarana dan Evaluasi Diklat sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 51 tahun 2014. Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Sawala-Mandapa sekarang ini telah mengalami berbagai perkembangan. Dalam kurun waktu sampai dengan tahun 2013, pengelolaannya telah mengalami peningkatan antara lain telah tersedia beberapa lokasi praktek berupa demplot/model/lokasi praktek yang disesuaikan dengan pembidangan program diklat. Kegiatan lainnya yang telah
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Hutan Diklat Sawala Mandapa Tahun 2020 - 2039 Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 13 berkembang adalah pelestarian hutan dalam bentuk pengamanan kawasan serta penyuluhan kepada masyarakat sekitar hutan. Untuk lebih mengoptimalkan pengelolaan hutan diklat, pengembangan hutan diklat dilakukan bekerjasama dengan berbagai pihak. C. Biofisik Kawasan 1. Iklim Berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson, Hutan Diklat Sawala Mandapa masuk dalam kategori beriklim C (agak basah) dengan curah hujan ratarata 2484 mm/th. Hal ini disebabkan karena Hutan Diklat Sawala Mandapa memiliki nilai Q, yaitu perbandingan antara jumlah rata-rata bulan kering dengan rata-rata bulan basah adalah sebesar 50,0 % (Susilo dan Prasetyo, 2016). 2. Topografi Hutan Diklat Sawala Mandapa mempunyai bentuk wilayah datar dan datar sampai dengan berombak. Daerah dataran dengan kelas kelerengan antara 0% - 8% berada di sebagian besar wilayah hutan diklat, baik yang berada di Blok Sawala maupun berada di Blok Mandapa (81,34%). Sedangkan daerah datar sampai berombak dengan kelas kelerengan landai (8%-15%) tersebar secara acak di Hutan Diklat Blok Sawala dan Blok Mandapa bagian utara. Berikut sebaran kelas kelerengan di Kawasan Hutan Diklat Sawala Mandapa. Tabel 3. Kelas Kemiringan Lahan No Kelas Persentase Kelerengan (%) Luas (Ha) Luas (%) Keterangan (Lokasi) 1. I 0 – 8 118,55 81,34 Blok Sawala Dan Mandapa 2. II 8 – 15 27,20 18,66 Blok Sawala Dan Mandapa JUMLAH 145,75 100 Sumber: Susilo dan Prasetyo, 2016 Keterangan:0%-8% (datar); 8%-15% (landai); 15%-25% (agak curam) Pada Hutan Diklat Blok Sawala jenis-jenis penggunaan lahan pada lahan yang landai ini antara lain: sebagian makam buyut sawala, sebagian Taman Makam Pahlawan, demplot sumber benih di sebelah timur Taman Makam Pahlawan dan sebagian lahan plasma nutfah yang ada di sebelah timur demplot sumber benih
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Hutan Diklat Sawala Mandapa Tahun 2020 - 2039 Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 14 tersebut, demplot sumber benih (di dekat buyut sawala dan sebagian di daerah Cengal), plasma nutfah (dekat demplot fauna, sebelah utara lokasi praktek SWC, sebelah utara tanaman bambu, sebelah timur tempat uji provenance, dan di dekat demplot sumber benih Cengal), sebagian komplek Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan serta SMK Kehutanan Negeri Kadipaten, demplot lebah madu (dekat makam pahlawan dan sebelah barat demplot PHPL), sebagian lokasi praktek SWC, demplot bambu, demplot PHPL, dan tempat uji provenance. Sedangkan di Blok Mandapa terdapat di demplot arboretum. Berikut ini disajikan sebaran kelas kemiringan lahan secara spasial di Hutan Diklat Sawala Mandapa (Susilo dan Prasetyo, 2016). 3. Hidrologi Hutan Diklat Sawala Mandapa merupakan bagian hulu sub DAS Cimanuk-Cilutung. Wilayah hutan yang ada berfungsi sebagai daerah resapan air (recharge area) yang berkontribusi terhadap jasa hidrologi yang penting guna memenuhi berbagai kebutuhan air sektor rumah tangga, sektor pertanian, dan sektor ekonomi lainnya. Meskipun hutan diklat sebagai wilayah resapan air, akan tetapi karakteristik hidrogeologi dan jenis tanah yang ada di dalam kawasan hutan diklat merupakan kawasan yang sulit menahan resapan air (batuan induk berupa endapan liat, batu kapur dan napal). Hal ini yang menyebabkan jarang terdapat mata air di dalam kawasan. Selain sebagai daerah resapan air hutan diklat yang berada di Blok Sawala juga dialiri oleh Sungai Cideres yang tidak mengalir sepanjang tahun. (Susilo dan Prasetyo, 2016). 4. Kondisi Tanah Tanah merupakan sumber daya fisik utama yang perlu diperhatikan di dalam perencanaan tataguna lahan (Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2007). Sifatsifat fisik tanah mempengaruhi kemampuan dan potensi suatu lahan untuk berbagai jenis penggunaan. Berdasarkan Peta Tanah Tinjau Kabupaten Majalengka skala 1:250.000 yang bersumber dari Balittanak Bogor diperoleh informasi bahwa tanah di wilayah hutan diklat Sawala Mandapa terdiri dari 3 satuan tanah, yaitu: Asosiasi alluvial coklat kelabu dan alluvial coklat kekelabuan, asosiasi glei humus rendah dan alluvial kelabu, serta kompleks grumusol, regosol, dan mediteran. (Susilo dan Prasetyo, 2016).
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Hutan Diklat Sawala Mandapa Tahun 2020 - 2039 Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 15 Berdasarkan SK Mentan No. 837/Kpts/Um/II/1980 tentang Kriteria dan Tata Cara Penetapan Hutan Lindung, tanah dapat diklasifikasikan menurut kepekaannya terhadap erosi. Asosiasi alluvial coklat kelabu dan alluvial coklat kekelabuan serta asosiasi glei humus rendah dan alluvial kelabu termasuk tanahtanah yang tidak peka terhadap erosi. Sedangkan, kompleks grumusol, regosol, dan mediteran termasuk tanah-tanah yang sangat peka terhadap erosi. Berikut ini sebaran satuan tanah yang ada di Hutan Diklat Sawala Mandapa. (Susilo dan Prasetyo, 2016). Tabel 4. Sebaran Satuan Tanah No Satuan Tanah Luas (ha/%) Bahan Induk Keterangan (lokasi) 1. Asosiasi alluvial coklat kelabu dan alluvial coklat kekelabuan 50,4/34,6 Endapan liat dan pasir Blok Sawala dan Mandapa 2. Asosiasi glei humus rendah dan alluvial kelabu 2,7/1,8 Endapan liat Blok Mandapa (bagian utara) 3. Kompleks grumusol, regosol, dan mediteran 92,7/63,6 Batu kapur dan Napal Blok Sawala Sumber:Susilo dan Prasetyo, 2016 Keterangan: Napal merupakan bahan induk berbutir/bertekstur halus dan kedap air Satuan tanah alluvial (alluvial coklat kelabu, coklat kekelabuan, dan kelabu) dan glei humus rendah termasuk dalam kategori tanah yang tidak peka terhadap erosi. Kalau melihat genesenya, tanah alluvial kurang dipengaruhi oleh iklim dan vegetasi. Namun, yang paling nampak pengaruhnya pada ciri dan sifat tanahnya ialah bahan induk dan topografinya. Sebagian besar asoasiasi tanah ini berbahan induk liat dan terletak pada topografi yang datar atau cekungan. Tanah ini pada umumnya mempunyai solum berkisar 20-40 cm. Adapun tanah glei humus rendah berwarna kelabu karena selalu jenuh air/dipengaruhi air (hidromorfik). Kadar bahan organiknya rendah dan mempunyai kesuburan yang buruk. Solum jenis tanah ini dangkal. Lahan dengan tanah yang mempunyai kepekaan erosi rendah atau tidak peka erosi tidak berarti pengaruhnya terhadap terjadinya aliran permukaan kecil. Kondisi lahan seperti ini, apalagi terletak pada kelas kemiringan lahan yang bergelombang, justru akan menimbulkan potensi bahaya erosi yang relatif berat.
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Hutan Diklat Sawala Mandapa Tahun 2020 - 2039 Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 16 Tanah yang mengandung liat dalam jumlah yang tinggi dapat tersuspensi oleh tumbukan butir-butir hujan yang jatuh menimpanya dan pori-pori lapisan permukaan akan tersumbat oleh butir-butir liat yang tersuspensi tersebut. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya aliran permukaan yang tinggi (Arsyad, 2006). Sementara itu, wilayah yang mempunyai satuan tanah kompleks grumusol, regosol, dan mediteran sangat rentan terhadap terjadinya erosi. Tanahtanah ini mempunyai tekstur tanah berupa butiran-butiran tanah yang kasar, berstruktur remah, yang mudah dihancurkan oleh butiran-butiran hujan untuk kemudian dibawa oleh aliran permukaan. Batuan induknya yang berupa batu kapur dan napal membuat tanah ini kedap air (impermeable). Batuan induk yang didominasi oleh adanya pengaruh batu kapur ini membuat kualitas air di wilayah ini pun mengandung banyak kapur. Selanjutnya, komplek tanah ini pada umumnya mempunyai solum dangkal dengan sifat vertik (kembang kerut) yang nyata. Selain itu kompleks tanah ini menjadi indikasi adanya pengaruh iklim yang nyata, yaitu antara musim hujan yang banyak dan musim kemarau yang kering. 5. Tutupan Lahan Tabel 5. Jenis Tegakan Dominan No. Jenis Tegakan INP 1. Jati (Tectona grandis) 97.52 2. Johar (Cassia siamea) 87.69 3. Mahoni (Swetenia mahagon)i 43.57 4. Sengon Buto (Denterobium siklocarpum) 33.18 5. Sonokeling/Sonobrit (Dalbergia latifolia) 11.66 6. Gmelina 10.65 7. Kapuk 5.92 8. Bungur (Legerstroemia sp) 3.98 9. Mangga 2.99 10. Kesambi (Seheleitehera oleosa) 2.83 Sumber : Hasil Inventarisasi Hutan Diklat, 2019 Hutan Diklat Sawala Mandapa memiliki tutupan lahan cukup baik. Hampir 87 % dari total kawasan ditutupi oleh vegetasi tumbuhan. Tegakan pohon didominasi oleh jenis jati (dengan indeks nilai penting sebesar 97.52. Disusul jenis Johar dengan indeks prosentase 87.69. Setelah itu didominansi oleh jenis
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Hutan Diklat Sawala Mandapa Tahun 2020 - 2039 Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 17 Lain-Lain seperti Mahoni, sengon buto dan lain lain. Dominasi jenis untuk setiap tegakan dapat dilihat pada tabel diatas. Sedangkan gambaran Kondisi tutupan tajuk dapat dilihat dari gambar dibawah ini. Gambar 6. Potensi Tutupan Lahan Berdasarkan luasan lahan bervegetasi, kondisi tegakan pada Hutan Diklat Sawala Mandapa juga cukup rapat. Tegakan pada hutan diklat didominansi beberapa jenis tanaman jati, mahoni, johar, bungur, sengon buto, kaya bengkalis, kesambi, sonobrit. Jenis tanaman tersebut tersebar pada beberapa petak di Hutan Diklat Blok Sawala dan Blok Mandapa. Gambaran luasan lahan bervegetasi tersebut secara lengkap di sajikan pada Tabel 4 berikut ini. Tabel 6. Penutupan Lahan Vegetasi Berdasarkan Luasan No. Jenis Penutupan Luas (Ha) 1. Jati (Tectona grandis) ± 39,06 2. Mahoni (Swetenia mahagon)i ± 13,61 3. Johar (Cassia siamea) ± 38,42 4. Sengon Buto (Denterobium siklocarpum) ± 0,537 5. Bengkalis (Khaya bengkalis) ± 0,362 6. Sonokeling/Sonobrit (Dalbergia latifolia) ± 12,08
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Hutan Diklat Sawala Mandapa Tahun 2020 - 2039 Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 18 No. Jenis Penutupan Luas (Ha) 7. Kesambi (Seheleitehera oleosa) ± 13,87 8. Bungur (Legerstroemia sp) ± 0,926 9. Lain-Lain/ Campuran ± 15,66 10. Non Vegetasi ± 12,06 Jumlah 146,58 Sumber : Hasil Inventarisasi Hutan Diklat, 2019 Gambar 7. Vegetasi Di Hutan Diklat Sawala Mandapa Selain jenis-jenis pohon di atas, pada hutan diklat juga terdapat berbagai jenis tegakan lainnya. Jenis-jenis tersebut antara lain adalah : Renghas (Gluta renghas), Cendana (Santalum album), Formis (Acacia aquipuliformis), Pilang (Acacia leocophloea), Saga (Adenathera pavonina), Ketapang (Terminalia catapa), Flamboyan (Delonix regia), Jambu mente (Anacardium accidentale), Maja (Eager marmelos), Mangga (Magifera indica), Ekaliptus (Eucaliptus Sp), Jati putih (Gmelia arborea), Sungkai (Peronema canescens), Kayu hitam (Diospyros selebica), Kigelia (Kigelia africana), Angsana (Pterocarpus indicus), Binong laut (Hernandia peltata), Cemara gunung (Casuarina junghuniana), Pinus (Pinus merkusii), Lengkeng (Euphoria longan), Durian (Durio Sp), Kiara payung (Filisium desipiens), Huru (Litsea sp), Gempol (Nouclea coadoneta), Kepuh (Sterculia poetida), Mawar
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Hutan Diklat Sawala Mandapa Tahun 2020 - 2039 Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 19 gunung (Grownea grandiceps), Sawo kecik (Manilkara kauki), Salam (Eugenia polyantha), Pete (Parkia speciosa), Bambu (Bambusa bulgaris), Secang (Caesalpinia sappan Linn), Kayu putih (Melaluca lucadendron), Waru gunung (Hibiscus mocrophyllus), Kilalayu (Erioglossum rubiginosum), Kandar lutung (Hydrnocarpus antelmintica), Gopasa (Vitex gofasus), Kiteja (Cinamomum sp), Glodogan tiang (Polyathea longifolia), Misbul (Diospiros biscolor), Mindi (Melia acedarach), Walikukun (Shoutenia ovata), Asam (Tamarindus indica), Beringin (Ficus benyamina), Cemara laut (Casuarina equissetifolia), Cempaka (Michelia champaca), Jambu air (Eugenia aquea), Jambu batu (Psidium guajava), Jambu monyet (Anacardium accidentale), Jarak (Jatropha integerima), Kaliandra (Caliandra haematocepala), Kelapa (Cocos nucifera), Kenanga (Cananga odorata), Kersen (Muntingia calabura), Kupu-kupu (Bauhinia purpurea), Lamtorogung (Leucaena leccocephala), Matoa (Pometia pinata), Nangka (Artocarpus heteropphyla), Kemiri (Dipterocarpus sp). Selain tutupan lahan oleh berbagai jenis pohon, Hutan Diklat Sawala Mandapa juga memiliki keanekaragaman jenis tutupan lahan dari berbagai jenis tumbuhan bawah. Adapun jenis-jenis tumbuhan bawah yang terdapat pada hutan diklat diantaranya adalah. Tabel 7. Jenis Tumbuhan Bawah No Nama Daerah Nama Latin 1. Pandan Pandanus amarylifolius 2. Honje Phaeomeria speciosa 3. Kirinyuh Eupatorium inulifolium 4. Suplir Adiantum sp 5. Pulus Triandus a.a.s 6. Pacing Costus speciosus 7. Alang-Alang Imperata cylindrica 8. Ceplukan Phisalis angulata 9. Pletekan Ruellia tuberosa 10. Rumput Merak Themeda arguens 11. Rumput Bebek Echinochloa colona 12. Rumput Gajah Pennisetum purpureum Sumber : Hasil Inventarisasi Hutan Diklat, 2019
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Hutan Diklat Sawala Mandapa Tahun 2020 - 2039 Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 20 6. Flora Kawasan. a. Potensi Tegakan Berdasarkan hasil inventarisasi hutan, potensi tegakan rata-rata plot tiap stratum yang terbesar ada pada petak II dengan volume rata-rata plot sebesar 21.77 m3. Kemudian disusul dengan petak III sebesar 10.36 m3. Sedangkan volume plot rata-rata yang terkecil terjadi pada petak V yakni 2.26 m3 Tabel 13 berikut. Tabel 8. Volume Rata Rata Setiap Stratum/Petak Stratum/ Petak Jumlah Plot Volume (m3) Total Rata-Rata II 23 500.61 21.77 III 5 51.80 10.36 IV 10 46.85 4.68 V 25 56.40 2.26 VI 10 32.62 3.26 Sumber : Hasil Inventarisasi Hutan Diklat, 2019 Volume rata-rata seluruh populasi adalah sebesar 9.43 m3 per plot yang memiliki luas 0,1 hektar. Dengan menggunakan hasil ini, maka volume tiap hektar adalah sebesar 94,28 m3. Dengan luas areal berhutan yang diinventarisasi seluas 134 hektar, maka dapat disimpulkan bahwa volume tegakan hutan diklat untuk seluruh populasi adalah sebesar 3.205,52 m3. Tabel 9. Volume Rata Rata Seluruh Populasi Stratum/ Petak-(i) Vol Rata2 Stratum Dalam M3 (Xi) Jml Plot (Ni) (Xi.Ni)/∑ni Dalam m3 II 21.76 23 6.86 III 10.36 5 0.71 IV 4.68 10 0.64 V 2.25 25 0.77 VI 3.26 10 0.45 Jumlah 73 9.43 Sumber : Hasil Inventarisasi Hutan Diklat, 2019
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Hutan Diklat Sawala Mandapa Tahun 2020 - 2039 Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 21 b. Potensi Permudaan Dari analisis vegetasi pada Hutan Diklat Sawala Mandapa diperoleh gambaran Indeks Nilai Penting (INP) untuk kategori pohon, tiang, pancang, dan semai dari jenis-jenis yang ditemui. 1) Kondisi Pohon Berdasarkan dominansi jenisnya, pada Hutan Diklat Sawala Mandapa terdiri dari beberapa tegakan yang dominan yang tertuang secara lengkap pada Tabel 8. Tabel 10. Indeks Nilai Penting Untuk Pohon JENIS ∑ Individu ∑ Plot ditemukan individu K KR (%) F FR (%) LBDS D DR (%) INP Pohon 1. Jati 88 15 382.61 36.36 0.65 31.91 7.10 30.87 29.24 97.52 2. Johar 77 13 334.78 31.82 0.57 27.66 6.85 29.78 28.21 87.69 3. Mahoni 40 7 173.91 16.53 0.30 14.89 2.95 12.83 12.15 43.57 4. Sengon 21 3 91.30 8.68 0.13 6.38 4.40 19.13 18.12 33.18 5.Sonokeling 6 3 26.09 2.48 0.13 6.38 0.68 2.96 2.80 11.66 6. Gmelina 6 2 26.09 2.48 0.09 4.26 0.95 4.13 3.91 10.65 7. Kapuk 1 1 4.35 0.41 0.04 2.13 0.82 3.57 3.38 5.92 8. Bungur 1 1 4.35 0.41 0.04 2.13 0.35 1.52 1.44 3.98 9. Mangga 1 1 4.35 0.41 0.04 2.13 0.11 0.48 0.45 2.99 10.Kesambi 1 1 4.35 0.41 0.04 2.13 0.07 0.30 0.29 2.83 JUMLAH 1052.17 100 2.04 100 105.57 100 300 Sumber : Hasil Inventarisasi Hutan Diklat, 2019 Pada kelompok pohon di petak II, jenis jati (Tectona grandis) mendominasi vegetasi yang ada dengan INP tertinggi. Jenis johar (Cassia siamea) dan mahoni (Swietenia mahagoni) menyusul berikutnya. Dari sepuluh jenis yang ditemukan pada petak II, dominansi jenis kesambi (Schleicera oleosa) menduduki posisi terakhir dari vegetasi yang ada. 2) Kondisi Tiang Jenis jati (Tectona grandis) masih mendominasi kelompok tiang. Pada kelompok ini jenis mahoni (Swietenia machrophylla) berada pada posisi kedua yang mendominasi disusul jenis sengon (Pharasirianthes falcataria) dan jenis bungur (Lagestromea speciosa). Terdapat sembilan
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Hutan Diklat Sawala Mandapa Tahun 2020 - 2039 Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 22 jenis pada kelompok tiang ini dimana jenis walikukun (Schoutenia ovata) menjadi jenis yang paling lemah dominansinya. Tabel 11. Indeks Nilai Penting Kelompok Tiang No Jenis ∑ Individu ∑ Plot ditemukan individu K KR (%) F FR (%) LBDS D DR (%) INP Tiang 1. Jati 58 13 322.22 42.65 0.57 31.71 1.17 6.50 40.91 115.26 2. Mahoni 51 13 283.33 37.50 0.57 31.71 1.06 5.89 37.06 106.27 3. Sengon 7 2 38.89 5.15 0.09 4.88 0.18 1.00 6.29 16.32 4. Bungur 6 3 33.33 4.41 0.13 7.32 0.13 0.72 4.55 16.27 5. Johar 4 3 22.22 2.94 0.13 7.32 0.12 0.67 4.20 14.45 6. Gmelina 5 2 27.78 3.68 0.09 4.88 0.11 0.61 3.85 12.40 7. Sonokeling 2 2 11.11 1.47 0.09 4.88 0.05 0.28 1.75 8.10 8. Mangga 2 2 11.11 1.47 0.09 4.88 0.02 0.11 0.70 7.05 9. Walikukun 1 1 5.56 0.74 0.04 2.44 0.02 0.11 0.70 3.87 Jumlah 755.56 100 1.78 100 15.89 100 300 Sumber : Hasil Inventarisasi Hutan Diklat, 2019 3) Kondisi Pancang Mahoni (Swietenia machrophylla) menunjukkan dominansinya pada kelas vegetasi pancang menggeser jati (Tectona grandis) yang dominan pada kelompok pohon dan tiang. Sonokeling (Dalbergia latifolia) dan bungur (Lagerstroemia speciosa) mendominasi pada urutan berikutnya. Tabel 12. Indek Nilai Penting Kelompok Pancang No Jenis ∑ Individu ∑ Plot ditemukan individu K KR (%) F FR (%) INP Pancang 1. Mahoni 65 16 2321.43 32.02 0.70 34.78 66.80 2. Jati 74 10 2642.86 36.45 0.43 21.74 58.19 3. Sonokeling 15 7 535.71 7.39 0.30 15.22 22.61 4. Bungur 23 4 821.43 11.33 0.17 8.70 20.03 5. Gmelina 10 2 357.14 4.93 0.09 4.35 9.27 6. Johar 3 3 107.14 1.48 0.13 6.52 8.00 7. Mangga 3 3 107.14 1.48 0.13 6.52 8.00 8. Sengon 10 1 357.14 4.93 0.04 2.17 7.10 Jumlah 7250 100 2 100 200 Sumber : Hasil Inventarisasi Hutan Diklat, 2019
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Hutan Diklat Sawala Mandapa Tahun 2020 - 2039 Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 23 4) Kondisi Semai Dominansi jenis mahoni (Swietenia machrophylla) semakin kokoh pada kelompok semai. Indikator INP pada semai jenis mahoni tertinggi yakni 88,18 jauh di atas jenis-jenis lainnya. Tabel 13. Indeks Nilai Penting Tingkat Semai No JENIS ∑ Individu ∑ Plot ditemukan individu K KR (%) F FR (%) INP Semai 1. Mahoni 41 19 5750.35 41.84 0.83 46.34 88.18 2. Gmelina 25 3 3506.31 25.51 0.13 7.32 32.83 3. Sonokeling 11 6 1542.78 11.22 0.26 14.63 25.86 4. Jati 10 4 1402.52 10.20 0.17 9.76 19.96 5. Sengon 4 2 561.01 4.08 0.09 4.88 8.96 6. Bungur 2 2 280.50 2.04 0.09 4.88 6.92 7. Johar 2 2 280.50 2.04 0.09 4.88 6.92 8. Walikukun 2 2 280.50 2.04 0.09 4.88 6.92 9. Kesambi 1 1 140.25 1.02 0.04 2.44 3.46 Jumlah 13744.74 100 1.782609 100 200 Sumber : Hasil Inventarisasi Hutan Diklat, 2019 Memperhatikan potensi permudaan berbagai tingkatan vegetasi pada Hutan Diklat Sawala Mandapa, diperoleh kecenderungan bahwa jenis mahoni (Swietenia machrophylla) semakin mendominasi tegakan dari tingkatan vegetasi tiang ke tingkatan vegetasi semai. Dengan kecenderungan tersebut sangat dimungkinkan pada beberapa tahun mendatang jenis mahoni akan mendominasi semua tingkatan vegetasi dari semai, pancang, tiang dan pohon sekalipun. Konfirmasi dari data penutupan lahan sebelumnya, jenis mahoni sebenarnya tidak dominan, yakni hanya 9,29 persen dari seluruh Hitan Diklat Sawala Mandapa. Jenis yang dominan pada tahun 2015 adalah jati (Tectona grandis) disusul jenis johar (Cassia siamea). Jenis mahoni berada pada urutan keempat (Balai Diklat Kehutanan, 2010) Berdasarkan pengamatan lapangan yang dilakukan terhadap karakteristik mahoni yang memiliki buah kotak dengan biji bersayap yang dapat terbang ketika buah telah masak. Terbangnya biji mahoni tersebutlah yang mendorong permudaan semai mahoni dapat melintas
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Hutan Diklat Sawala Mandapa Tahun 2020 - 2039 Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 24 batas petak tegakan mahoni yang ada. Apanila dominansi mahoni tersebut tidak dikendalikan maka kemurnian tegakan sebagaimana jenis-jenis yang ditanam sebelumnya akan bergeser digantikan oleh mahoni. 7. Fauna Kawasan Potensi fauna yang biasa di jumpai pada Hutan Diklat Sawala Mandapa yaitu jenis aves antara lain adalah siu cing cuing, anis merah, dederuk, kepodang, raja udang, anis gunung, klaces, sri gunting, prenjak, pipit, tekukur, pone, caladi, kahkeh, burung madu, jogjog, burung kipas, seuseup madu, bacikrak, cipeuw, peking, walet, elang ular, sepah kecil, perkutut, puter, alap-alap tikus, piit, peking, gereja, corokcok, kutilang, pacikrak, burung hantu. Sedangkan jenis reptil yaitu ular sendok, ular sanca, ular pucuk, ular hijau, ular air, ular cabe, ular tali, ular welang, ular tanah, biawak, kadal, cakcak pohon, bunglon, toke, Hap Hap. Jenis lainnya yang juga ditemukan adalah musang bulan, ganggarangan, bajing, tupai tanah,tikus pohon, kampret. Gambaran jenis aves (burung) yang berada pada Hutan Diklat Sawala Mandapa berdasarkan habitatnya disajikan pada Tabel 14. Tabel 14. Gambaran Jenis Aves Berdasarkan Habitatnya No. Jenis Aves Habitat Nama Daerah Nama Latin 1. Siu cing cuing Cuculus seputchralis Johar 3. Dederuk Streptopelia botorqueta Jati, Mahoni, Johar 4. Kepodang Oriolus chinensis Sonokeling, Johar 5. Raja udang Alcedo ahtis Jati 7. Klaces Macronous gularis Johar 9. Prenjak Abroscopus sp Jati, Mahoni 10. Pipit Lonchura sp Jati, Mahoni 11. Tekukur Streptopelia chinensis Jati 13. Caladi Hemicircus concretus Johar 14. Kahkeh Alcedo curyzonia Johar, Mahoni 15. Burung madu Nectarinia sp Mahoni 16. Jogjog Hypotymus azurea Mahoni 18. Seuseup Madu Nectarinia jugularis Johar 19. Bacikrak Prinia sp Johar 20. Cipeuw Aegithina tiphia Jati, Mahoni 22. Walet Aerodramus fusiphagus Johar
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Hutan Diklat Sawala Mandapa Tahun 2020 - 2039 Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 25 No. Jenis Aves Habitat Nama Daerah Nama Latin 23. Elang Ular Spilornis cheela Binong Laut 24. Sepah Kecil Pericrocotus innamomeus Johar, Sonokeling 25. Perkutut Geopilia striata Jati 27. Alap-Alap Tikus Fakcoseverus Jati, Johar 28. Piit Lonchura leucogastroides Johar 30. Gereja Passer montanus Johar 31. Corokcok Pycnonotus goiaviaer Johar 32. Kutilang Pycnonotus aurigaster Johar, Sonokeling 34. Burung Hantu Otus migicus beccarii Jati, Johar Sumber : Hasil Inventarisasi Hutan Diklat Tahun, 2019 Sedangkan gambaran jenis fauna selain aves (burung) yang berada pada Hutan Diklat Sawala Mandapa berdasarkan habitatnya disajikan pada Tabel 15 berikut ini Tabel 15. Gambaran Jenis Non Aves Berdasarkan Habitatnya No. Jenis Aves Habitat Nama Daerah Nama Latin 1. Ular Sendok Naya spatatrix Jati, Johar 2. Ular Sanca Phyton molurus Johar 3. Ular Pucuk Athactulla prasina Jati, Sonokeling 4. Ular hijau Trimeresurus gramineus Johar 5. Ular Air Acrochardus javanicus Johar 6. Ular Cabe Maticora antestinalis Johar, Sonokeling 7. Ular Tali Dendrelaphis pitus Johar 8. Ular Welang Bungarus condidus Jati 9. Ular Tanah Anchistrodon rhodostoma Sonokeling, Jati 10. Biawak Varanus salvator Sonokeling 11. Kadal Lacerta agilis Johar, Jati 12. Cakcak Pohon Cyrtidactylus marimoratus Johar 13. Bunglon Calotus jubates Johar 14. Toke Gecko monarchis Johar, Sonokeling 15. Hap Hap Draco valcus Johar 16. Musang Pohon Antogalidia triverdata Johar 17. Ganggarangan Herpectes javanivus Jati, Johar 18. Bajing Callosciurus notatus Johar 19. Tupai Tanah Tiupaia glis Johar 20. Tikus Pohon Rattus suriver Jati, Johar 21. Kampret Hipposideros larvatus Johar Sumber : Hasil Inventarisasi Hutan Diklat, 2019
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Hutan Diklat Sawala Mandapa Tahun 2020 - 2039 Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 26 D. Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar Hutan 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan data profil desa sekitar hutan diklat diperoleh data komposisi jumlah penduduk terdiri dari : 38.164 jiwa dengan jumlah laki-laki sebanyak 18.906jiwa dan perempuan sejumlah 19.268 jiwa. Jumlah Kepala Keluarga sebanyak 12.305 Kepala Keluarga (KK). Gambaran jumlah penduduk secara lengkap disajikan pada Tabel 16. Tabel 16 . Potensi Jumlah Masyarakat Berdasarkan Jenis Kelamin No. Nama Desa Jumlah Penduduk (Jiwa) Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah KK 1. Liang Julang 4.654 4.756 9.410 3.154 2. Bojong Cideres 1.591 1.648 3.239 998 3. Cipaku 1.224 1.206 2.430 763 4. Genteng 2.388 2.594 4.982 1.543 5. Gandasari 1.380 1.408 2.788 892 6. Gunung Sari 3.115 3.175 6.280 2.068 7. Sinarjati 2.188 2.187 4.375 1.492 8. Dawuan 2.366 2.294 4.660 1.395 Jumlah 18.906 19.268 38.164 12.305 Sumber : Profil Masing-Masing Desa, 2019 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Dilihat dari komposisi jumlah penduduk berdasarkan tingkat umur dapat dikatagorikan kedalam 4 kelompok yaitu kelompok 0 sampai dengan 15 tahun, 16 sampai dengan 30 tahun, 31 sampai dengan 45 tahun serta umur 45 tahun ke atas. Kelompok umur yang paling besar jumlahnya adalah umur 16 sampai dengan 30 tahun yaitu sebanyak 8712 jiwa. Kelompok umur ini merupakan umur produktif yang sangat membutuhkan lapangan kerja. Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur secara lengkap disajikan pada Tabel 17 berikut ini. Tabel 17. Potensi Jumlah Masyarakat Berdasarkan Kelompok Umur No. Nama Desa Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur (Jiwa) Jumlah 0-15 16-30 31- 45 46 - Up 1. Liang Julang 1817 2698 1975 1504 7994 2. Bojong Cideres 891 785 739 870 3285
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Hutan Diklat Sawala Mandapa Tahun 2020 - 2039 Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 27 No. Nama Desa Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur (Jiwa) Jumlah 0-15 16-30 31- 45 46 - Up 3. Cipaku 706 658 598 537 2499 4. Genteng 1321 119 1156 1360 5036 5. Gandasari 757 640 651 800 2848 6. Gunung Sari 1.583 2.009 861 1.156 5.609 7. Sinarjati 877 834 815 1743 4269 8. Dawuan 1019 969 897 1775 4660 Jumlah 8971 8712 7692 9745 36200 Sumber : Profil Masing-Masing Desa, 2019 3. Mata Pencarian Masyarakat Sekitar Hutan Mata pencarian masyarakat sekitar hutan diklat dapat digolongkan kedalam beberapa kelompok yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS), TNI/POLRI, Petani, Buruh, Wiraswasta dan kelompok lain-lain. Gambaran jenis mata pencarian untuk masyarakat sekitar hutan tersebut secara lengkap disajikan pada Tabel 18. Tabel 18. Mata Pencarian Masyarakat Sekitar Hutan Diklat No. Nama Desa Mata Pencarian (Prosentase) PNS TNI/ POLRI Petani Buruh Wiraswasta LainLain 1. Liang Julang 2.76 0.26 1.02 8.96 1.2 85.8 2. Bojong Cideres 4.17 0.19 8.46 5.06 0.49 81.63 3. Cipaku 4,45 0.12 21,24 31,68 1.56 40.95 4. Genteng 1,42 0,18 3,45 13,39 6,53 75,03 5. Gandasari 5,71 0,12 0,62 25,37 15,56 52,62 6. Gunung Sari 2,89 0.13 12.36 5.51 1.31 77.8 7. Sinarjati 1.51 0.11 8.3 16.91 0.59 72.57 8. Dawuan 3.61 0.11 0.71 2.49 14.79 78.30 Rata-rata 3,15 0,74 7,55 19,89 11,57 57,10 Sumber : Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 Dilihat dari tabel di atas tergambar bahwa sebagian besar mata pencarian masyarakat sekitar hutan adalah kelompok lain-lain. Mata pencarian kelompok ini antara lain adalah masyarakat yang bekerja tidak tetap, buruh tani, pensiunan dan lain-lain. Dilihat dari mata pencarian ini tergambar bahwa masyarakat sekitar hutan sangat membutuhkan akses lapangan pekerjaan dan peningkatan pendapatan masyarakat. 4. Tekanan Penduduk Agraris Data kependudukan, sosial, dan ekonomi yang diperoleh digunakan sebagai dasar untuk menentukan tingkat tekanan penduduk terhadap lahan yang
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Hutan Diklat Sawala Mandapa Tahun 2020 - 2039 Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 28 ada di desa-desa di sekitar kawasan hutan diklat Sawala Mandapa dan sekitarnya. Tekanan penduduk yang dimaksud adalah tekanan penduduk agraris. Tekanan tersebut disebabkan adanya aktivitas agraris masyarakat di sekitar dan dalam kawasan. Gambar 8. Aktifitas Agraris Masyarakat Dalam Hutan Diklat
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Hutan Diklat SawBalai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 TabSebaran Nilai Tekanan PendNo Kecamatan Desa Z (Ha) Jumlah Penduduk 2011 (Pt) (Jiwa) Jumlah Petani (Jiwa) F (%) JumlaPendu2000 ((Jiwa1. Kadipaten Cipaku 0,69 2301 748 32,5 2Heuleut 0,53 5673 433 7,63 5Liangjulang 0,51 9817 98 0,99 9Kadipaten 0,57 11934 182 1,53 112. Dawuan Dawuan 0,44 5356 123 2,29 5Bojongcideres 0,36 3224 271 8,4 2Gandu 0,32 4788 555 11,6 4Sinarjati 0,38 4727 623 13,2 3Baturuyuk 0,56 5590 343 6,14 53. Kasokandel Girimukti 0,50 4210 1183 28,1 3Gunungsari 0,58 6567 1503 22,9 5Kasokandel 0,50 5581 985 17,6 5Gandasari 0,55 2561 561 21,9 24. Jatiwangi Burujulkulon 0,54 6765 791 11,7 6Sumber: Susilo dan Prasetyo. 2018 Keterangan:Z (luas lahan minimal per petani untuk dapat hidup layak); f (proporsi dalam hal ini tahun 2000); r (laju pertambahan penduduk per tahun); t (rentang wT (tinggi), S (sedang), dan R (rendah).
wala Mandapa Tahun 2020 - 2039 29 bel 19 . uduk Agraris Pada Setiap Desa ah duk Po) a) R (%/Th) T=12 (Th) Luas Wilayah (Ha) Luas Lahan Pertanian (Ha) Luas Lahan NonPertanian (Ha) L (Ha) Tp Kelas Tp 2216 0,31 12 420 134 286 134 3,8 T 5229 0,68 12 410 334,0948 75,9052 334,0948 0,7 R 9562 0,22 12 240 123,1 116,9 123,1 0,4 R 1871 0,04 12 240 184,1548 55,8452 184,1548 0,6 R 5007 0,56 12 106,5 67,334 39,166 67,334 0,0 R 2738 1,37 12 101,3 61,2652 40,0348 61,2652 1,6 S 4393 0,72 12 286,9 262,7624 24,1376 262,7624 0,7 R 3969 1,47 12 321,5 282,2244 39,2756 282,2244 0,8 R 5035 0,88 12 207,2 129,511 77,689 129,511 1,5 S 3801 0,86 12 198 105,226 92,774 105,226 5,6 T 5103 2,12 12 321 211,13 109,87 211,13 4,1 T 5100 0,79 12 270 193,435 76,565 193,435 2,5 T 2265 1,02 12 200 131,35 68,65 131,35 2,3 T 6630 0,17 12 308 258,934 49,066 258,934 1,7 S petani dalam populasi); Po (jumlah penduduk pada awal tahun perhitungan, aktu perhitungan); L (total luas wilayah lahan pertanian); TP (tekanan penduduk):
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Hutan Diklat Sawala Mandapa Tahun 2020 - 2039 Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 30 E. Posisi Hutan Diklat Sawala Mandapa Dalam Perspektif Tata Ruang Wilayah Dan Pembangunan Daerah Posisi Hutan Diklat Sawala Mandapa dilihat dari perspektif tata ruang wilayah salah satunya dilihat dari lokasi dan aksesibilitas kawasan. Lokasi dan aksesibilitas ini dilakukan untuk menggambarkan letak, lokasi serta adanya pesaing kawasan dalam suatu tata ruang wilayah. Dilihat lokasi dan aksesibilitasnya, Hutan Diklat Sawala Mandapa begitu penting dan menarik untuk dikembangkan. Letak hutan diklat yang berada ditengah kota, dekat jalan utama serta dikelilingi oleh pemukiman penduduk menjadi daya tarik tersendiri untuk pengembangan kota dan wilayah. Aksesibilitas yang terbuka dekat dengan jalan tol serta bandara menjadikan Hutan Diklat Sawala Mandapa cukup strategis. Aksesibilitas untuk mencapai Hutan Diklat Sawala Mandapa sangat baik. Hutan diklat dapat dicapai melalui jalan darat dari Ibu Kota Propinsi Jawa Barat dengan waktu tempuh kurang lebih 2,0 jam dengan jarak tempuh kurang lebih 80 kilometer. Selain itu, Hutan Diklat Sawala Mandapa juga dapat ditempuh melalui jalan darat dari Ibu Kota Negara dengan waktu tempuh kurang lebih 2,5 jam dengan jarak tempuh sekitar 165 kilometer. Kurang lebih 5 kilometer dari hutan diklat juga terdapat Bandara Udara Internasional Jawa Barat sehingga kawasan ini juga dapat dicapai secara langsung dari berbagai daerah dan wilayah melalui jalur udara. Selain itu, letak kawasan yang menyatu dengan lokasi kantor Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten serta SMK Kehutanan Negeri Kadipaten, memberikan kelebihan dan keunggulan tersendiri bagi Hutan Diklat Sawala Mandapa. Kampus Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten serta SMK Kehutanan Negeri Kadipaten menyatu dan berada pada Blok Sawala. Sedangkan Blok Mandapa terletak 4,0 km dari kampus Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten. Waktu tempuh yang dibutuhkan untuk menuju lokasi Blok Mandapa kurang dari 15 menit. Berdasarkan analisis pesaing, Hutan Diklat Sawala Mandapa merupakan salah satu kawasan yang ada di Jawa Barat yang telah ditetapkan menjadi Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus untuk Pendidikan Dan Pelatihan. Khusus untuk Jawa Barat Bagian Timur, Hutan Diklat Sawala Mandapa merupakan satu satunya kawasan hutan yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus untuk Pendidikan Dan Pelatihan.
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Hutan Diklat Sawala Mandapa Tahun 2020 - 2039 Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 31 Tabel 20. Skore Penilaian Kriteria Wilayah/Kawasan No. Kriteria Skore Penilaian Kriteria Wilayah Sawala Mandapa Gunung Walat Jampang Tengah 1. Letak Dan Lokasi 3 3 2 2. Akses Pencapaian Wilayah 3 3 2 3. Akses Pencapaian Lokasi 3 2 2 4. Kepadatan Traffic 3 3 2 Keterangan : Nilai 3 : Baik; Nilai 2 : Sedang; Nilai 1 : Kurang; Nilai 0 : Tidak Tersedia/Buruk Belum banyak kawasan hutan di Jawa Barat yang telah ditetapkan pemanfaatannya untuk pendidikan dan pelatihan. Selain dari Hutan Diklat Sawala Mandapa, lokasi yang merupakan hutan untuk tujuan pendidikan dan pelatihan adalah Hutan Pendidikan Gunung Walat serta Hutan Diklat Jampang Tengah yang berada di Kabupaten Sukabumi. Dari gambaran seperti tertera pada table diatas, tergambar bahwa Hutan Diklat Sawala Mandapa memiliki beberapa keunggulan jika dilihat dari lokasi dan aksesibilitas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, Hutan Diklat Sawala Mandapa memiliki posisi yang strategis dalam perspektif pengembangan tata ruang wilayah. Selain itu, dapat juga disimpulkan bahwa Hutan Diklat Sawala Mandapa mempunyai peluang besar untuk dikembangkan sebagai sumber belajar, laboratorium lapangan dan pemanfaatan lainnya. Hutan Diklat Sawala Mandapa jika dilihat dari perspektif pembangunan daerah sangat strategis. Merujuk pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Majalengka yang menyatakan bahwa Kecamatan Kadipaten merupakan pusat kegiatan wilayah, menjadikan keberadaan hutan diklat sangat strategis dalam kerangka pembangunan daerah khususnya untuk pemanfaatan sebagai hutan kota. F. Isu Strategis, Kendala Dan Permasalahan Dalam rangka pengelolaan Hutan Diklat Sawala Mandapa terdapat beberapa isu strategis. Adapun isu strategis dimaksud diuraikan sebagai berikut : - Merujuk pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Majalengka menyatakan bahwa Kecamatan Kadipaten merupakan pusat kegiatan wilayah. Hal tersebut menjadikan posisi dan keberadaan Hutan Diklat Sawala Mandapa sangat strategis dalam kerangka pembangunan daerah.
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Hutan Diklat Sawala Mandapa Tahun 2020 - 2039 Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 32 - Dalam rangka mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi negara yang maju dan modern, Pengembangan Sumber Daya Manusia menjadi salah satu prioritas pemerintah untuk pembangunan kedepan. Hal ini membuat posisi Hutan Diklat Sawala Mandapa menjadi sangat penting khususnya untuk pengembangan Sumber Daya Manusia Lingkungan Hidup Dan Kehutanan - Dewasa ini, pelestarian sumber daya alam dan lingkungan menjadi isu nasional internasional. Hal tersebut merupakan komitmen para penentu kebijakan di tingkat nasional dan internasional. Keberadaan Hutan Diklat Sawala Mandapa dapat dijadikan show windows untuk pelestarian sumber daya alam dan lingkungan tersebut. - Dengan ditetapkannya pendidikan vokasi sebagai prioritas nasional, menjadikan pendidikan vokasi kehutanan sangat strategis dan penting. Hal tersebut memposisikan pemanfaatan Hutan Diklat Sawala Mandapa sebagai laboratorium lapangan sangat strategis dan penting dalam rangka mendukung penyelenggaraan pendidikan vokasi kehutanan. Sedangkan kendala dan permasalahan yang sering dihadapi dalam Pengelolaan Hutan Diklat Sawala Mandapa adalah sebagai berikut : - Hutan Diklat Sawala Mandapa yang bersifat opened acces, membuka peluang adanya gangguan hutan seperti kebakaran hutan, pencurian hasil hutan, penyerobotan lahan dan lain-lain - Hutan Diklat Sawala Mandapa dikelilingi oleh pemukiman masyarakat. Sebagain besar masyarakat masih kurang sadar terhadap lingkungan yang bersih dan sehat. Hal ini tergambar dari masih seringnya masyarakat membuang sampah ke dalam kawasan dan disekitar hutan diklat. - Jumlah penduduk sekitar hutan diklat terus meningkat sejalan dengan meningkatnya kebutuhan lahan. Selain itu juga, tingkat pendapatan masyarakat sekitar hutan masih rendah. Hal ini berpotensi adanya tekanan penduduk agraris terhadap keberadaan hutan diklat tersebut. - Hutan Diklat Sawala-Mandapa sudah ditetapkan menjadi Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus untuk pemanfaatan pendidikan dan pelatihan. Namun demikian, pemanfaatan untuk pendidikan dan pelatihan kehutanan masih belum optimal. - Dalam rangka pengelolaan hutan diklat, perlu adanya penguatan terhadap kelembagaan pengelola serta penyiapan anggaran yang cukup.
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Hutan Diklat Sawala Mandapa Tahun 2020 - 2039 Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 33 BAB III. VISI DAN MISI PENGELOLAAN HUTAN Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus untuk tujuan Pendidikan dan Latihan (Diklat) merupakan laboratorium lapangan untuk penyelenggaraan diklat kehutanan serta pendidikan vokasi kehutanan. Hutan Diklat Sawala-Mandapa telah ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kehutanan sebagai Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus untuk Hutan Pendidikan dan Pelatihan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor. 164/Menhut– II/2005 tanggal 9 Juni 2005 seluas 146,58 Ha, yang terbagi menjadi dua blok yaitu Blok Sawala seluas 128,63 Ha dan Blok Mandapa seluas 17,95 Ha. Pengelolaan Hutan Diklat Sawala Mandapa sangat dipengaruhi oleh prakondisi kawasan. Pengelolaan hutan diklat akan dapat dicapai apabila prakondisi di bawah ini dapat dipenuhi. Prakondisi yang dimaksudkan mengacu kepada pemanfaatan utama dari kawasan hutan diklat tersebut. Adapun prakondisi tersebut adalah : - Pengelolaan hutan diklat dilaksanakan dengan tidak mengubah fungsi kawasan sebagai hutan produksi. - Pemanfaatan hutan diklat sebagai sumber belajar diklat kehutanan dan pendidikan vokasi kehutanan dilaksanakan secara optimal. - Pemanfaatan Hutan Diklat Sawala Mandapa sebagai laboratorium lapangan, teaching factory, tempat uji kompetensi serta unit produksi diklat kehutanan serta pendidikan vokasi kehutanan dilaksanakan secara optimal. - Dalam rangka optimalisasi pemanfaatannya, hutan diklat dapat digunakan sebagai laboratorium lapangan untuk penelitian dan pengembangan kehutanan. - Untuk meningkatkan nilai hutan, potensi hutan diklat dapat dimanfaatkan untuk wisata minat khusus (special interest tourism) seperti edutourism serta pendidikan lingkungan - Untuk meningkatkan nilai hutan, hutan diklat dapat dimanfaatkan sebagai sarana dan media penyuluhan lingkungan hidup dan kehutanan. - Prinsip pengelolaan hutan diklat merupakan perpaduan antara manajemen diklat dengan manajemen hutan dilaksanakan secara konsisten dalam rangka pemanfaatan yang optimal.
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Hutan Diklat Sawala Mandapa Tahun 2020 - 2039 Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 34 - Berdasarkan dari hasil analisis dan proyeksi dan disesuaikan dengan tujuan pengelolaan dan potensi serta memperhatikan prakondisi yang ada, Hutan Diklat Sawala Mandapa perlu di kuatkan dan melaksanakan visi pengelolaan yaitu; “Mewujudkan Hutan Diklat Sawala Mandapa Sebagai Model Laboratorium Lapangan Bagi Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Serta Pendidikan Vokasi Kehutanan Dalam Kurun Waktu 20 Tahun Kedepan”. Berdasarkan visi pengelolaan sebagaimana tersebut di atas, maka perlu dilaksanakan misi sebagai berikut: 1. Memantapkan pengelolaan Hutan Diklat Sawala Mandapa dengan memadukan aspek manajemen hutan dan manajemen diklat. 2. Meningkatkan pemanfaatan Hutan Diklat Sawala Mandapa sebagai laboratorium lapangan bagi penyelenggaraan diklat lingkungan hidup dan kehutanan serta penyelenggaraan pendidikan vokasi kehutanan. 3. Mengembangkan kolaborasi dan kemitraan dalam pengelolaan dan pemanfaatan Hutan Diklat Sawala Mandapa. 4. Memperkuat kelembagaan pengelolaan Hutan Diklat Sawala Mandapa Dari gambaran visi dan misi diatas, diproyeksikan melalui capaian-capaian utama yang diharapkan sebagai berikut : Gambar 9. Tahapan Pencapaian (Milestones) Pengelolaan Hutan Diklat Sawala Mandapa 2019 Tersusunnya Rencana Pengelolaan 2020 - 2024 1. Memantapkan pengelolaan 2. Meningkatkan pemanfaatan 3. Memperkuat kelembagaan 4. Mengembangkan kolaborasi dan kemitraan 2025 - 2029 1. Meningkatkan pemanfaatan 2. Memperkuat kelembagaan 3. Memantapkan pengelolaan 4. Mengembangkan kolaborasi dan kemitraan 2030 - 2034 1. Meningkatkan pemanfaatan 2. Mengembangkan kolaborasi dan kemitraan 3. Memperkuat kelembagaan 4. Memantapkan pengelolaan 5. 2035 - 2039 1. Meningkatkan pemanfaatan 2. Mengembangkan kolaborasi dan kemitraan 3. Memperkuat kelembagaan 4. Memantapkan pengelolaan
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Hutan Diklat Sawala Mandapa Tahun 2020 - 2039 Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kadipaten, 2019 35 1. Tahun 2019 : Tersusunnya Rencana Pengelolaan Hutan Diklat Sawala Mandapa 2. Periode Lima Tahun Pertama 2020 - 2024 : (1) Memantapkan pengelolaan Hutan Diklat Sawala Mandapa dengan memadukan aspek manajemen hutan dan manajemen diklat (2) Meningkatkan pemanfaatan Hutan Diklat Sawala Mandapa sebagai laboratorium lapangan bagi penyelenggaraan diklat lingkungan hidup dan kehutanan serta penyelenggaraan pendidikan vokasi kehutanan (3) Memperkuat kelembagaan pengelolaan Hutan Diklat Sawala Mandapa (4) Mengembangkan kolaborasi dan kemitraan dalam pengelolaan dan pemanfaatan Hutan Diklat Sawala Mandapa. 3. Periode Lima Tahun Kedua 2025 - 2029 : (1) Meningkatkan pemanfaatan Hutan Diklat Sawala Mandapa sebagai laboratorium lapangan bagi penyelenggaraan diklat lingkungan hidup dan kehutanan serta penyelenggaraan pendidikan vokasi kehutanan (2) Memperkuat kelembagaan pengelolaan Hutan Diklat Sawala Mandapa (3) Memantapkan pengelolaan Hutan Diklat Sawala Mandapa dengan memadukan aspek manajemen hutan dan manajemen diklat (4) Mengembangkan kolaborasi dan kemitraan dalam rangka pengelolaan dan pemanfaatan Hutan Diklat Sawala Mandapa. 4. Periode Lima Tahun Ketiga 2030 - 2034 : (1) Meningkatkan pemanfaatan Hutan Diklat Sawala Mandapa sebagai laboratorium lapangan bagi penyelenggaraan diklat lingkungan hidup dan kehutanan serta penyelenggaraan pendidikan vokasi kehutanan (2) Mengembangkan kolaborasi dan kemitraan dalam rangka pengelolaan dan pemanfaatan Hutan Diklat Sawala Mandapa (3) Memperkuat kelembagaan pengelolaan Hutan Diklat Sawala Mandapa (4) Memantapkan pengelolaan Hutan Diklat Sawala Mandapa dengan memadukan aspek manajemen hutan dan manajemen diklat. 5. Periode Lima Tahun Keempat 2035 - 2039 : (1) Meningkatkan pemanfaatan Hutan Diklat Sawala Mandapa sebagai laboratorium lapangan bagi penyelenggaraan diklat lingkungan hidup dan kehutanan serta penyelenggaraan pendidikan vokasi kehutanan (2) Mengembangkan kolaborasi dan kemitraan dalam rangka pengelolaan dan pemanfaatan Hutan Diklat Sawala Mandapa (3) Memperkuat kelembagaan pengelolaan Hutan Diklat Sawala Mandapa (4) Memantapkan pengelolaan Hutan Diklat Sawala Mandapa dengan memadukan aspek manajemen hutan dan manajemen diklat.