menggambarkan hidup. Kadang disitu ada makna di dalamnya.
Makanya... aku, tau. Sedikit... Hey, jangan menatap ke awan begitu dong.
Nanti kalau jatuh gimana!” aku terkejut. rupanya, dia bukan orang yang
sangat fanatik yang terkesan tergila-gila saja. Dia juga melihat makna
dari segala film anime yang ia tonton tersebut. Aku menundukan
kepalaku dan meihat wajahnya. “kukira kau orang fanatik yang bodoh...
juga, suka kepada 2 dimensi saja. Hahaha” aku bergurau kepadanya. Dan
mukanya terlihat kesal. Itu pertama kalinya aku melihat wajahnya yang
kesal. “hey berhentilah berkata begitu. Aku tersinggung tau!” dia terlihat
kesal sekali dengan wajahnya yang memerah dan malu tersebut. “yah...
pokoknya, nanti kita harus bersaing dengan adil. Karena ini adalah
langkah awal untuk sesuatu yang besar suatu hari nanti kan?” aku
memulai berbincang seperti teman akrab biasanya. Dan, dia hanya
menanggapiku dengan tersenyum kecil. “kukira kau kulkas berjalan yang
dingin kaya pabrik es. Ternyata kau bisa senyum toh?” aku mencoba
bergurau dengan kata yang kasual dan gaul. Dia hanya menahan senyum
kecil nya itu.
Kita berdua memiliki nasib yang hampir sama. Kita sama-sama tinggal
sendiri. Bedanya, aku masih memiliki orang tua. Namun bekerja. Tapi,
orang tua Mika, bercerai. Dan dia ikut dengan ibunya. Yang akhirnya dia
memutuskan untuk tinggal sendiri. Karena hal itu, dia bersifat dingin dan
cuek, karena depresi. Sebenarnya, terdapat hati yang hangat di dalam
dirinya untuk peduli terhadap orang lain. Aku sangat bersyukur.
S M P N e g e r i 3 K r i a n | 48
Tiba di saat kita berlomba. Ternyata pesertanya sangat banyak.
Tidak hanya kelas 7 saja yang ikut! Dan di saat-saat perlombaan, aku
merasa semangat dengan pujian yang diberikan Mika sebelumnya. Aku
ini memiliki potensi untuk menang!! Tubuhku berusaha santai... goresan
demi goresan kulalui. Dan saat pengumuma selesai, aku mulai gugup
sekali. Menoleh ke arah Mika yang wajahnya terlihat santai dan pasrah.
Dia terlihat biasa sekali. Pengumuman pemenang pun di umumkan oleh
panitia lomba. Disitu dikaakan, bahwa pemenang lomba ini adalah Mika,
Sani ( kakak kelas ), dan aku yang mendapat juara ketiga! Ternyata
benar, aku memiliki potensi untuk menang. Ini lebih baik dari
sebelumnya. Dan, hebatnya Mika bisa juara 1 begitu... “wah, aku kalah
saat ini ya. Dikalahkan adik kelas aduuh...” kaka Sani mencobamemulai
pembicaraan dengan kami ( aku dan Sani ). “Haha yang sabar ya kak”
aku mencoba meluluhkan hati kaka kelasku yang hampir putus asa
tersebut. Sontak Mika menjawab “Cih! Liat diri sendiri dong. Jangan liat
pangkat orang lain.” Mika terlihat kesal sekaligus percaya diri. “haha
tidak. Kalian memang hebat!” sontak kakak kelas tersebut. Dan tiba-tiba
panitia lomba datang ke arah kami bertiga yang sedang berbincang. “hey,
kalian esok hari. Atau entah kapan. Mungkin saat lomba 17 agustus,
kalian bertiga akan ku ajukan ke lomba tingkat kecamatan ok?” kata
panitia tersebut. Ternyata disampingnya ada kepala sekolah kami! Aku
akhirnya mengerti. Langkah kecil yang disebut-sebut oleh Mika dan aku.
Sama seperti sedikit-sedikit, lama lama menjadi bukit.
S M P N e g e r i 3 K r i a n | 49
Aku juga merasa senang. Tapi sepetinya Mika terlihat sudah biasa. Dia
sudah berkali-kali bengikuti lomba.
Aku juga akan berpengalaman seperti Mika! Aku akan
mewujutkan cita-citaku untuk menjadi pelukis atau penggambar
profesional apalah itu. Hehe.
Dan saat Mika dan aku kembali ke kelas bersama. Seperti aku ingin
berkata kepadanya. Lalu, aku mencoba mengatakanya. Namun dia
berkata sebelum aku ingin berkata. “hey, kau itu. Jangan terlalu naif. Bila
kau tidak ingin, Katakanlah. Bila harus marah, marahlah! Dengan begitu
orang akan menghormatimu.” Aku sedikit bingung. Namun, sedikit-
sedikit aku paham kata-katanya. “Mika, aku bersyukur. Aku bersyukur
memiliki teman baik sepertimu yang selalu menasehatiku. Kamu
membuatku tidak menyerah meraih mimpi. Meski nyatanya awal tidaklah
selalu bagus. Kau memiliki hati yang begitu hangat bagiku. Dan aku
senang! Hari ini, sampai esok. Aku akan selalu mengingatnya. Hingga
aku menjadi artist (orang yang ahli menggambar) esok hari, aku akan
mengingat. Bahwa inilah awal masa perjuanganku!” aku melihat Mika
yang sontak bingung, lalu membuat senyuman kecil. “Ya, Tunjukkan.
Bahwa, kau ini tinggal di Indonesia. Dan bila kamu memiliki sesuatu
yang kamu kuasai, tunjukan saja. Lakukanlah hal yang pasti. Meski yang
kau lakukan dan usahakan adalah hal yang kecil, ataupun tidak mulus.
Tunjukan, bahwa disini, ada orang. Yang berjuang di Indonesia” kata
S M P N e g e r i 3 K r i a n | 50
Mika. Aku tau dia mencoba menyemakati dan menasehati. “Tapi, apa ini
termasuk berjuang?” aku bertanya kepada mika. “kau berusaha
menggambar dengan baik kan? Apa itu buanlah usaha?” itu membuatku
senang. Aku baru mengerti. Kalau yang kulakukan tadi adalah sebuah
usaha. Usaha kecil, yang mungkin orang lain remehkan. Tapi...
“Hei, Mika. Bisakah aku menjadi sahabatmu?” aku bertanya ke Mika
yang sepertinya membuatnya terkejut? “Ya.”mika menjawab singkat.
Aku benar-benar tak menyadarinya. Bahwa usaha kecil, yang dulu
kulakukan, juga membawa hasil seperti sekarang ini.
S M P N e g e r i 3 K r i a n | 51
MERAJUT MIMPI BERSAMA SAHABAT SEJATI
Oleh : Maria Agustina (7C)
Namaku Maria kelas 7 di SMP Negeri 3 Krian. Dari awal masuk
sekolah aku belum pernah belajar dikelas sama sekali, padahal sudah satu
semester aku menjadi murid SMP. Ku kira menjadi murid SMP sangat
menyenangkan, dapat teman baru, mendapat guru baru, tapi ternyata tak
seperti yang kubayangkan. Selama satu semester ini aku belajarnya di
rumah saja, sungguh membosankan. Tapi semua menjadi seru dengan
hadirnya sahabat-sahabat baikku, yakni Anggun, Saskia, Nazwa, Saila,
Dinda, Rachel, kami sering belajar bersama selama belajar dari rumah.
Tanpa sahabat-sahabatku, belajar dirumah pasti membosankan dan tidak
menyenangkan.
Pada masa pandemi ini aku dan sahabat-sahabatku pergi
kesekolah hanya untuk meminjam buku di perpustakaan, mengambil kain
seragam di koperasi, dan mengumpulkan beberapa tugas ke sekolah. Aku
tidak tahu bagaimana wajah semua teman-temanku satu kelas, kami
belum pernah bertemu. Berkomunikasihanya lewat Whatsapp saja. Tapi
semua itu tidak menghalangi kami untuk bermimpi. Beberapa lomba
diadakan oleh SMPku. Pada peringatan 17 Agustus kemarin ada lomba
mengedit video, salah satu sahabatku yang bernama Faiz menjuarai
lomba tersebut. Hobi Faiz memang mengedit video.
“Selamat ya Faiz jadi juara lomba mengedit video disekolah”
Ujarku kepada Faiz.“Terimakasih Maria, memang hobiku mengedit
S M P N e g e r i 3 K r i a n | 52
video. Aku hanya mencoba ikut lomba, eh nggak taunya kok juara.
Alhamdulillaaaah” jawab Faiz. Setelah berbincang-bincang dengan Faiz
akupun berpikir aku punya hobi apa ya?Jika Faiz punya hobi mengedit
video dan bercita-cita menjadi editor yang handal, harusnya aku mulai
sekarang juga harus bermimpi besar seperti Faiz.
Pada saat ini pandemi kita semua dianjurkan harus dirumah saja,
kalau keluar rumah harus jaga jarak, rutin cuci tangan, pakai masker,
semua tempat tempat umum ditutup. Sekolah pun juga ditutup, jadi kita
sekolahnya di rumah aaja. Aku dan teman-teman ku sering belajar
dirumahnya Saskia, salah satu sahabatku. Kita selalu mengerjakan tugas
bersama-sama, saling membantu apabila ada yang tidak bisa, saling
memberi motivasi, saling menghibur apabila ada yang sedih, dan
sebagainya.
Suatu hari sekolah daring libur, namun aku dan sahabat-sahabtaku
tetap berkumpul di rumah saskiya, kita bermain truth and dare
menggunakan botol seadanya saja. Yang ditunjuk oleh botol harus
menceritakan hobi dan cita-citanya. Botol mulai diputar oleh Saskiya.
“Angguuun yang pertama” ujarku. “Oke, hobiku menulis tapi aku
bercita-cita jadi dokter. Dokter yang juga jago menulis begitu!!” jawab
Anggun. “Keren” pikirku, semua sahabat-sahabatku tepuk tangan
mendengar hobi dan cita-cita Anggun.
Botol kemudian diputar oleh Anggun. “Nazwaaaa sekarang
giliranmu” ujar Anggun. “Iya, iya, santai saja kali. Aku hobinya renang
S M P N e g e r i 3 K r i a n | 53
setiap hari minggu aku sering diajak ke kolam renang oleh orangtuaku.
Kalau cita-cita aku ingin menjadi polisi wanita” jawab Nazwa.
“Waaahhh keren, kita punya teman polwan niiihhh” ujarku senang.
Botol selanjutnya diputar oleh Nazwa. “Saskia sekarang
giliranmu” Ujar Nazwa. “Okeee, hobiku bersepeda. Cita-citaku menjadi
guru” Jawab Saskiya. “Ingin jadi guru apa Sas?” Tanyaku. “Hmmm, guru
TK ngajar anak-anak kecil, menyannyi, menggambar yang lucu-lucu
gitu” Jawabnya. Sahabat-sabatku mulai menyanyi lagu balonku bersama
dan tepuk tangan belagak seperti anak TK.
Botol selanjutnya diputar oleh Saskia. “Sailaaa sekarang
giliranmu” Ujar Saskia. “Aku bercita-cita jadi guru sama seperti Zaskia,
tapi bukan guru TK aku ingin jadi guru SMP” Jawab Laila. “Aku juga
ingin jadi guru tapi guru SMA” kata Rachel sahabatku yang lain. “Kalau
begitu aku jadi guru SD saja” ujar Dinda. “Wah lengkap ini ada yang jadi
guru TK, SD, SMP, dan SMA” ujarku.
‘Tinggal aku nih yang belum bercerita hobi dan cita-cita. Aku
nggak punya hobi tapi aku ingin ikut lomba cerpen yang diadakan oleh
sekolah dalam memperingati bulan bahasa. Tapi aku bisa nggak ya”
pikirku sambil melamun. “Hey Maria sekarang giliranmu, tinggal kamu
yang belum bercerita, ngelamun saja sih” tanya Saskia. “Eh sebenarnya
aku nih nggak punya hobi seru-seru seperti kalian, tapi aku ingin ikut
lomba menulis cerpen yang diadakan sekolah, tapi aku ragu” jawabku.
“Coba saja dulu, kalau tidak mencoba kamu tidak akan tahu bisa atau
S M P N e g e r i 3 K r i a n | 54
tidak menulis cerpen!!” ujar Saila. “Iya, kita akan membantumu” ujar
Dinda. “Waahh, sahabat kita akan ada yang jadi penulis hebat nih!!” kata
Saskia memberi semangat.
Sahabat-sahabatku merupakan sahabat yang saling mendukung
satu dengan yang lainnya. Kita semua berjanji akan membantu satu sama
lain untuk dapat mewujudkan cita-cita masing-masing. Di kala senang
kita bersama, di kala sedih juga bersama. Pada masa pandemi seperti
inilah kita dapat melihat siapa yang hanya teman saja atau sahabat sejati
kita. Sebelum pulang kami pun menyatukan telapak tangan kita dan
berteriak bersama “Merajut mimpi bersama sahabat sejati, yeeeyyy!!!!”.
S M P N e g e r i 3 K r i a n | 55
Merajut mimpi di bumi pertiwi
darell arkaan – 7D
Halo nama saya darell,impian saya atau cita cita saya adalah menjadi
guru untuk siswa di negri ini.Saya memeliki teman atau sahabat yang
berbeda agama membuat saya mengenal arti toleransi itu apa.Selama
pandeni ini saya belajar online bukan mata pelajaran saja ilmu yang saya
dapatkan tapi menghargai,dan mengsyukuri apapun yang terjadi.Tiap hari
saya memegang layar handphone untuk melihat sosial media terkadang
banyak orang yang kadang mempermasalah kan tentang perbedaan
ras,suku,dan warna kulit seharus nya itu tidak boleh karena tidak
nasionalisme.
Rumah saya dekat dengan sahabat saya bernama Nathan yang
berbeda agama cita cita kami berbeda tapi kita memperjuangkan untuk
memperoleh itu.Kami berjuang agar bisa membuat negara indonesia di
kenal dunia.Beruntung nya saya tetap bisa sekolah bersama dengan
nathan.Terkadang saya bertanya kepada nathan kalau ada yang susah dan
itu juga sebaliknya saya juga biasanya belajar bersama dengan nathan
walaupun berbeda kelas
Banyak teman sd saya yang ingin masuk ke sekolah smp negeri
tapi akhirnya tidak bisa, saya adalah orang yang bisa masuk smp negeri
jadi saya tidak menyia- nyia kan kesempatan itu.Terkadang juga saya
gagal mencapai prestasi tetapi orang tua,sahabat,teman selalu
S M P N e g e r i 3 K r i a n | 56
menyemangati saya .Mempunyai banyak teman itu merupakan salah satu
sumber kesenangan apalagi di saat pandemi ini.Saya memiliki beberapa
teman kelas dari cara online dan itu sangat seru
Pendidikan orang tua saya tidak seberapa tapi dengan tekad dan
usaha mereka membuat anak nya agar melebihi jenjang pendidikan nya
dan itulah yang membuat saya ingin giat belajar.Terkadang saya juga
selalu lupa belajar karena kebanyakan main handphone dan membuat
orang tua saya sedikit marah.Mereka marah bukan karna membenci kita
tapi mereka ingin membuat kita pintar dan ber prestasi.Ibu ku pernah
bilang”pendidikan orang tua itu tidak seberapa jadi kamu sama adik mu
harus melebihi nya”.
Cita-cita ku adalah seorang guru.Saya memilih guru karena guru
selalu mengajarkan ilmu yang baik kepada murid nya.Guru marah bukan
berarti mereka benci tapi mereka sayang kepada kalian.Saya kalau jadi
seorang guru pasti akan mengajarkan sesuatu hal yang baik.Untuk
menjadi guru saya harus belajar dengan giat dan semangat
Banyak saudara saya yang menjadi guru dan saya pun ter
inspirasi untuk menjadi seorang guru.Mungkin karena saat pandemi kaya
gini banyak guru yang kesulitan untuk mengajari murid nya begitu juga
murid tidak paham materi dari guru karena guru selalu memberi tugas
tanpa penjelasan kalau salah apalagi kurang sesi tanya jawab antara
murid dan guru.
S M P N e g e r i 3 K r i a n | 57
Negara kita adalah negara nasional yang menjunjung tinggi nilai
persatuan.Banyak orang yang terkadang masih membeda-bedakan warna
kulit,ras,suku,budaya dan aja juga yang biasanya mengadu
domba.Terlalu banyak masalah di negeri ini saat ini seperti pandemi
covid 19,aksi demo di mana-mana dan apalah daya ku yang hanya anak
smp kelas 7 yang memiliki rasa nasionalisme pun tidak bisa berbuat apa-
apa.Sudah 13 tahun saya di tanah air indonesia tercinta ini pada saat kelas
1 saya mulai tahu apa itu pancasila mulai lama makin tahu apa isi
pancasila dan saat smp saya sedih melihat indonesia begini.
Saya yang memasuki usia remaja mulai mengerti arti
persahabatan,cita-cita,dan nasionalisme.Cara saya untuk mengatasi
perbedaan entah perbedaan pendapat,fisik,suku,dan apapun itu cuma 1
solusi nya adalah menghargai satu sama lain.Sebuah perbedaan dapat
bersatu kalau saling menghargai dan menghormati.
Teman saya saat ini tidak sedikit tapi banyak oleh karena itu cara
berlatih menghargai adalah banyak teman.Jadi kalau ingin bisa mendapat
banyak teman adalah berkenalan sekarang banyak media perantara untuk
berkenalan seperti whatsapp,facebook,dan lain lain.Terkadang sesuatu
yang berbeda itu sangat menyenangkan dan mendapatkan pengalaman
yang baru.
Kita sebagai anak muda harus memiliki semangat untuk meraih
pendidikan setinggi mungkin karena dengan kita pintar kita bisa
memajukan bangsa dan negara tercinta indonesia.berusahalah terus
S M P N e g e r i 3 K r i a n | 58
karena usaha tidak mengkhianati hasil.Meskipun kita berbeda tapi tetap
BHINEKA TUNGGAL IKA
Merajut mimpi di bumi pertiwi adalah judul cepen ini banyak
orang yang gagal dalam merajut mimpi semoga kita bisa merajut mimpi
kita.Di bumi pertiwi kita ini banyak sekali ke kaya an alam sampai-
sampai di jajah oleh belanda 3,5 abad dan di jajah oleh jepan 3,5
tahun.tidak semua negara memiliki hutan seluas pulau kalimantan sampai
di juluki paru-paru dunia,tidak ada negara lain yang memiliki ke kaya an
lautan sebanyak negara kita INDONESIA,tapi itu dulu sekarang hutan
gundul,lautan tercemar,sungai kotor,dan banjir di mana-mana.
Untuk merajut mimpi kita perlu berusaha dalam belajar dan
meraih cita-cita.Bumi pertiwi kita ini harus kita jaga dan rawat agar anak
cucu kita nanti bisa melihat keindahan alam ini.Tugas kita sekarang
adalah belajar dengan giat dan tekun.Mungkin ini ada di paragraf sebelu
nya tapi ingat “ usaha tidak mengkhianati hasil”.Apa yang kita tanam
adalah yang kita petik maksud nya adalah apa yang kita buat pas
membuat kan hasil kalau apa yang kita perbuat bagus pasti yang kita
dapat kan adalah hasil yang bagus.Belajar itu mudah tapi kita yang malas
jadi kita harus semangat dalam belajar dan sekolah agar dapat
MERAJUT MIMPI DI BUMI PERTIWI
S M P N e g e r i 3 K r i a n | 59
Merajut Mimpi di Negeri Pertiwi
Yumna Nuravia
Bella terbangun dari mimpinya yang indah, Bella berusaha mengingat
mimpinya yang indah itu berharap ia bisa melanjutkan mimpinya.
Saat tengah asik memikirkan mimpinya, tak sadar Bella tertidur lagi,
Bella terkejut mimpinya bersambung kembali.
“Wahh.. aku dimana?” Ucapnya sambil memandangi sekitar.
Tiba tiba terdengar suara yang sangat berisik, Bella terkejut
didepannya ada sebuah tempat terpencil.
Walaupun terpencil namun tempat itu sangat indah dan tentram,
banyak sekali orang disekitar Bella, Bella yang terlihat bingung mulai
menanyakan dimana keberadaannya kepada seorang petani yang
lewat
“Pakk saya mau bertanya .. Saya ada dimana?” Tanya bella dengan
sopan.
“Wahh.. Sepertinya kamu anak baru yaa? Tempat ini bernama Negeri
Pertiwi” Jawab pak petani dengan ramah.
“Sepertinya aku harua berhati hati disini” gumam Bella
“Kalau begitu saya antar nona berkeliling yaa” Ajak pak petani sambil
mengajak Bella berkeliling.
Setelah berjam-jam berkeliling Bella sangat lelah, namun ia senang
bisa mengetahui Negeri Pertiwi.
SMP Negeri 3 Krian |
“orang orang begitu ramah dan tamah, tidak ada kata perbedaan
disini, Aku begitu senang hingga tidak mau terbangun dari mimpi”
Gumam Bella dalam hati.
“Nona kan tidak punya tempat tinggal, nahh disana ada rumah,
rumahnya masih bagus, nona bisa tinggal disana” Saut pak petani
sambil menunjuk rumah kosong.
Bella langsung mengucapkan terima kasih dan bergegas berlari untuk
melihat rumahnyaa.
“Rumahnya besar dan bersih, walaupun banyak barang” Gumam
Bella.
Bella mulai menata ruangan satu persatu, tanpa Bella sadari hari
mulai gelap, ia langsung pergi ke tempat tidur dan mulai terlelap.
Tiba tiba ada suara ketokan pintu, terdengar suara Ibunya Bella dari
luar kamarnya.
Bella mulai kebingungan, Ia beranjak dari tempat tidur dan melihat
bahwa ia sedang dikamarnya. Bella merasa sedih dan kecewa, ia
terbangun dari mimpinya yang indah.
Saat melihat jendela kamarnya, ada pak petani yang melambaikan
tangannya, Bella terkejut dan turun untuk mengecek dan pak petani
itu menghilang. Dan Bella tidak tahu apakah mimpinya nyata atau
tidak, hanya menjadi misteri semata.
S M P N e g e r i 3 K r i a n | 81
merajut mimPi Di Negeri Pertiwi
Perkenalkan namaku Arawinda Mahola, aku tinggal di sebuah
desa bernama Desa Permai. Aku hanya tinggal dengan ibu dan kakak
perempuanku, aku berasal dari keluarga yang sederhana. Sejak kecil aku
bisa dibilang kurang kasih sayang seorang ayah, ayahku meninggal saat
aku berusia 7 tahun. Ayahku memiliki sifat yang keras dan tidak terlalu
menunjukkan kasih sayangnya, hingga aku tidak terlalu menyukainya.
Walaupun begitu saat aku benar-benar kehilangannya untuk selamanya
aku merasa ada bagian dari diriku yang hilang.
Ketika aku berumur 12 tahun, aku merasa berbeda dari yang
anak-anak lainnya. Mungkin itu karena fisikku yang tak sebagus anak-
anak yang lainnya. Tetapi Tuhan memberikan sesuatu yang bisa aku
banggakan dari fisikku ini, aku memiliki kulit yang putih dan mataku
yang sipit seperti orang cina. Dalam sejenak aku menyadari bahwa Tuhan
masih menyayangiku. Begitu juga ibu, dan kakakku. Mereka orang yang
sangat baik, dan sangat menyayangiku. Fisikku memang tak sebagus
anak-anak lainnya, tetapi secara perlahan aku berusaha untuk menerima
apa yang Tuhan berikan kepadaku ini. Walaupun itu tidak mudah bagiku,
apalagi kakak perempuanku yang sangat cantik. Ah sudahlah jika terus
menerus memikirkan masalah fisik bisa-bisa aku terkena stres ataupun
depresi.
S M P N e g e r i 3 K r i a n | 62
Setelah membahas hal yang tidak terlalu menyenangkan, akan
kuceritakan hal yang menyenangkan. Aku mempunyai hobi menari
ataupun lebih tepatnya dance kpop. Sesuai dengan namaku yang berarti
“Teratai menari”. Sedikit aneh bukan, tapi aku lebih menyukai nama
kakakku, oh iya nama kakakku itu bagus sekali loh, namanya “Ashalina
Mahola”. Bagus bukan? Aku terlalu menyukai nama kakakku itu, hingga
mungkin bisa dibilang aku tergila-gila dengan nama kakakku itu. Tapi
pada akhirnya aku juga menyukai namaku ini, tapi menurutku juga di
antara arti namaku dengan aku yang suka menari ataupun dance itu tidak
ada hubungannya. Ah sudahlah kenapa aku jadi membahas arti nama,
bukannya tentang hobiku. Kebiasaanku selalu begitu, baiklah aku akan
melanjutkan tentang hobiku. Aku juga suka menggabungkan gerakan
balet dengan gerakan dance ataupun dengan gerakan ice skating. Haha
terasa aneh bukan, tapi aku suka melakukannya jika perasaanku sedang
kecewa ataupun sedih. Aku selalu melampiaskannya dengan gerakan,
walaupun terkadang gerakan itu tidak masuk akal. Bagiku melampiaskan
kesedihan dengan cara itu, membuatku lega, membuatku merasa nyaman
kembali. Aku juga mempunyai keinginan untuk membuat ruangan
berlatih yang sangat luas, seluas lapangan sepak bola haha. Baiklah
mungkin kita akan kembali ke cerita yang sedikit menegangkan, haha
aku hanya bercanda, jangan terlalu dianggap serius.
Saat aku beranjak 13 tahun, itu adalah waktu untuk memasuki
sekolah baru. Pada saat itu ada hal yang sangat aku takutkan akan tidak
memiliki teman, karena fisikku ini. Tetapi apa yang aku bayangkan ini
S M P N e g e r i 3 K r i a n | 63
tidak terjadi walaupun ada beberapa anak yang mengejek fisikku ini. Aku
memiliki teman-teman yang baik terhadapku, mereka memperlakukanku
dengan baik. Dalam sejenak pun aku merasa beruntung. Hingga di mana
suatu hari sekolahku yang mengadakan tur, dalam tur itu kita diwajibkan
memiliki kelompok. Ya aku memiliki kelompok dengan cepat, aku
merasa seperti memiliki keluarga kecil. Tapi aku salah, dalam perjalanan
tur aku merasa aku hanya sebagai teman bukan seperti keluarga bagi
mereka. Aku hanyalah serpihan kecil bagi mereka, aku mulai kecewa
terhadap mereka, dalam sekejap aku melupakan bagian-bagian kecil yang
pernah kulakukan bersama mereka. Tapi merekalah yang
mengingatkanku pada bagian-bagian kecil itu, aku tersadar bahwa ini
hanyalah masalah kecil yang tak perlu dibesar-besarkan. Aku hanya perlu
menyelesaikannya bersama-sama mereka. Dalam sekejap aku memiliki
pengalam indah bersama mereka yang takkan kulupakan.
Tapi perpisahan memisahkanku dengan mereka, lagi-lagi aku
merasa takut untuk berbaur dengan teman-teman baruku. Tapi untunglah
aku masih memiliki sahabat yang sekelas denganku, aku merasa senang
dan juga sedih karena juga harus berpisah dengan teman-temanku
lainnya. Aku menjalani hidup baru, masa-masa baru dengan teman-teman
baruku. Bahkan teman-teman baruku lebih seru dibandingkan teman-
temanku sebelumnya. Aku belajar dengan giat, berjuang bersama-sama
dengan temanku. Kebahagiaanku terasa sempurna, tetapi hidup tak selalu
berjalan dengan lurus. Lambat laun waktu berjalan dengan cepat, hingga
tak terasa aku juga akan berpisah dengan teman-temanku untuk
S M P N e g e r i 3 K r i a n | 64
melanjutkan ke jenjang berikutnya. Aku hampir lupa tidak menceritakan
apa mimpiku, mimpiku ini sangat tinggi hingga mungkin susah digapai.
Mimpiku adalah aku bisa pergi ke Korea dan menjadi seorang
penerjemah bahasa di sana. Mimpiku itu tidak mudah, apalagi untukku
yang tidak terlalu bisa dengan bahasa inggris karena memang aku tidak
terlalu menyukainya. Aku yang awalnya hanya mengandalkan harapan
saja dan nilaiku yang bagus ini, tersadarkan oleh diriku sendiri.
Bagaimana rasanya kita dinasihati oleh diri kita sendiri? Rasanya sangat
sesak bahkan sampai menimbulkan air mata. Saat aku tersadar jika aku
ingin mengapai mimpiku itu aku tidak bisa hanya seperti ini. Dalam
beberapa saat aku terpuruk, karena aku merasa terlambat untuk
menyadari semua ini. Tapi diriku ini lagi-lagi menasihatiku seperti “ hai
kau, kau itu belum terlambat masih ada kesempatan untuk mewujudkan
mimpimu ini, jadi berusaha untuk bangkit karena aku tahu kau itu bisa,
jadi bangkitlah dari situasi ini dan berjuanglah untuk mewujudkan
mimpimu itu!” seketika aku merasa tercengang dengan kata-kata yang
diriku sendiri ucapkan. Aku yang tak langsung bangkit dari ketepurukan
itu, mencoba sedikit demi sedikit agar aku bisa bangkit kembali.
Lembaran baru dimulai, aku yang bangkit dari ketepurukan itu
berusaha untuk mewujudkan apa yang aku mimpikan. Aku mulai belajar
menyukai bahasa inggris, dan mulai untuk belajar menghafal kosakata
bahasa korea. Itu semua tidak mudah, karena rasa malas selalu
menyerangku. Saat itu juga aku mendapatkan teguran dari diriku sendiri,
dia menegurku dengan kata-kata yang membuatku tidak bermalas-
S M P N e g e r i 3 K r i a n | 65
malasan lagi. Bahkan bukan rasa malas saja yang menyerang, orang-
orang yang meremehkan apa yang ingin kita capai, dan menganggap kita
tidak akan bisa mengapainya. Tapi itu bukan masalah besar kita hanya
tidak perlu mendengarnya, anggap saja mereka tidak ingin kita sukses
jadi abaikan saja atau anggap saja seperti hembusan angin. Hingga di
mana aku yang mulai bisa dengan bahasa inggris maupun kosakata
bahasa korea, aku merasa bangga terhadap diriku sendiri yang sudah
berjuang selama ini. Semua itu juga tidak lepas dari ibuku dan teman-
temanku yang mendukungku.
Hidup ini memang takkan berjalan dengan lurus, pasti akan
terdapat berbagai rintangan yang menunggu. Bahkan mungkin rintangan
itu takkan datang sekali saja, bisa juga akan datang berkali-kali. Tapi
tetaplah semangat dan berusaha jangan dengarkan apa yang orang bilang,
karena masa depan kita tidak ditentukan oleh mereka tapi oleh kita
sendiri. Anggap saja apa yang mereka ucapkan sebagai kalimat
penyemangat untuk diri kita agar lebih semangat untuk menggapai apa
yang kita impikan. Tetaplah hidup dengan penuh semangat walaupun
banyak rintangan yang menghadang. Dan jangan takut untuk bermimpi
tinggi, mimpilah setinggi mungkin. Dan jika kau gagal anggap saja
seperti sedikit lagi kau akan berhasil mengapai impianmu. Jadi jangan
mudah menyerah, oke?!. Tetaplah semangat, dan tetaplah menjadi dirimu
sendiri.
S M P N e g e r i 3 K r i a n | 66
MERAJUT MIMPI DI NEGERI PERTIWI
(Rena Tasya P. A)
Sinar matahari pagi menyorot ruang kamar tidur Jeva. Jeva pun
terbangun sambil mengucek-ucek matanya yang rasanya masih sedikit
mengantuk. “Ini hari sabtu, mengapa aku masih mengantuk? Tidak
biasanya aku begini. Huffft!”. Jeva langsung beranjak dari tempat
tidurnya lalu, merapikannya. Setelah itu, Jeva pergi ke kamar mandi
untuk membersihkan badannya.
06.30
Jeva berangkat ke sekolah dengan senang hati sambil berjalan kaki
karena, sepedanya rusak. Waktu lalu, Jeva ditawari oleh ibunya untuk
membeli sepeda baru tapi, Jeva menolak karena uangnya untuk
ditabung. Jeva memang anak yang hemat, baik, disiplin, ramah kepada
semua orang. Sesampainya disekolah, Jeva selalu menyapa teman-
temannya. Saat memasuki kelasnya, Jeva sudah disambut oleh
sahabatnya, Arin. Arin lah yang selama ini menemani Jeva saat Jeva
kesepian, membutuhkan pertolongan, dan lain-lain. Sampai-sampai
mereka dijuluki anak kembar karena, sering bersama. Jeva dan Arin
bersahabat sejak SMP.
Diperjalanan pulang, Jeva dan Arin sempat berbincang tentang cita-
cita mereka. “Pokoknya gua besok mau jadi MUA, barangkali gua bisa
S M P N e g e r i 3 K r i a n | 67
make sp in bppa .-” bppa kbreDaa”rihkaehcail, Arin suka bermain make
up. Sampai-sampai lipstick ibunya patah karena ulahnya. “Haha semoga
terwujud ya, Rin. Gua besok mau jadi apa ya, dokter atau pramugari?”.
Selama ini Jeva memang suka bingung sendiri tentang cita-citanya. “Va,
gue omongin deh. Impian lo itu jalan lo karena, itu dari hati lo. Lo mau
jadi dokter itu boleh, asalkan niat. Karena cita-cita itu bukan untuk
permainan. Pilih salah satu yang memang terbaik buat lo. Tenang aja Va,
gua dukung kok. SEMANGAT!!”. Jeva yang awalnya ragu, jadi bisa
mempertimbangkan mana yang terbaik bagi Jeva. Kuliah impian Jeva
adalah di UGM. Dimana yang katanya kampus terbaik di Indonesia.
Setelah menjalani masa-masa SMA, akhirnya Jeva dan Arin lulus alias
akan memasuki dunia perkuliahan. Mereka sangat senang tapi, mereka
akan pisah karena beda kampus. “Va, lo jadi kan kuliah di UGM?” Tanya
Arin. “Iya, memang kenapa?” Jawab Jeva lalau, bertanya lagi. “Va, gue
tau kok kita bakalan pisah karena beda kampus. Tapi, gue yakin, kita
pasti ketemu nanti. Atau kita bikin janji aja, mau berlibur bareng
kemana gitu?” Yang tadi suasananya terlihat sedih tak berwarna, tiba-
tiba Arin memutuskan untuk berlibur bareng, Jeva menjadi semakin
ceria. “Ayo! Kemana ni?” Tanya Jeva. “Ke Korea Selatan aja gimana,
barangkali ada boyband yang baru debut jadi, kita bisa liat mereka
comeback secara nyata. Kita kan ga pernah ngonser, Va. Kalau ngonser
palingan tatap muka sama hp, ya kan?.” “Yaudah deh, kalau gitu ke
Korea Selatan ya...” Jawab Jeva dengan ria. “OKEYY!” Mereka pun
SMP Negeri 3 Krian |6
uerpeAskan dan smikmaenrjeanji mereka dengan menyatukan jari
kelingking mereka.
10 tahun kemudian...
Pagi yang cerah menyambut Jeva dengan cahaya yang indah. Saat ini
Jeva libur. Yah, Jeva bekerja sebagai seorang dokter di sebuah rumah
sakit internasional. “Hufft, dari sekian lama aku bekerja akhirnya libur
juga. Eh iya aku kan ada janji sama Arin. Chat Arin deh.” Jeva mengambil
ponsel nya yang terletak di meja rias. Jeva dan Arin berbincang tentang
liburannya nanti. Dan akhirnya mereka memutuskan untuk memulai
liburan minggu depan. Jeva pun loncat-loncat kesenangan. Jeva dan Arin
memang jarang chat ataupun telepon karena, kesibukan mereka.
Pada akhirnya janji pun tertepati. Jeva dan Arin akan berangkat ke
Korea Selatan. Yah, mewujudkan keinginannya setelah mimpinya
tercapai. Sesampainya di Korea Selatan, mereka mencari hotel sebagai
tempat istirahatnya sementara. Mereka pun memesan kamar lalu,
berjalan menuju kamar yang didapat. Jeva yang dari tadi masih tidak
percaya kalau dia bisa ke Korea Selatan, mencubit pipinya sendiri.
Ternyata ini bukan mimpi, ini nyata.
Jeva dan Arin merapikan baju-baju, alat mandi, mengganti pakaian.
Sampai tiba saatnya, Jeva membuka mulut “Rin, gua masih ga percaya
loh kalau kita ada di Korsel. Ternyata impian gua tercapai.” Arin pun
tersenyum “Va, ini dari hasil kerja keras kita, hasil dari doa teman kita,
S M P N e g e r i 3 K r i a n | 69
gsrs kita” br.aPnegrtcsayaaklaitha, impian bisa tercapai jika ada ke
niatan dan doa.” Mereka bercanda gurau, menonton tv, memakan
snack.
Pagi hari nya, Jeva dan Arin bersenang-senang di Busan, bermain di
depan SM ENTERTAINMENT, membeli jajanan ala Korea, dan lain-lain.
Malam pun tiba, Jeva dan Arin memutuskan untuk bersenang-senang
kembali di Sungai Han. Sungai Han yang cantik, di hiasi oleh lampu-
lampu yang megantung, serta bunga yang jatuh berguguran. Mereka
terlihat sangat senang.
Segala impian kita bisa tercapai jika, kita sangat niat. Berdoalah agar
segala impianmu tercapai. Jangan sampai kamu patah semangat. AYO
BANGKIT BERSAMA!
S M P N e g e r i 3 K r i a n | 70
MERAJUT MIMPI DI NEGERI PERTIWI
Keisya Ardhyani Prameshwari – 7E
Kisah seorang anak yang bernama Kenan Alexander , ia bercita - cita
untuk menjadi seorang arsitektur .Sejak Kenan bercita - cita ingin
menjadi arsitektur ,ia berusaha sebaik mungkin agar cita citanya tercapai.
Hingga pada suatu hari disekolahnya mengadakan kompetisi kepintaran,
setelah mendengar hal itu Kenan seketika langsung semangat, ia segera
mendaftar dirinya ke dalam kompetisi tersebut. Dan akhirnya kompetisi
tersebut dimulai Kenan segera menyiapkan dirinya, dia terus berdoa
kepada Tuhan agar ia menang nanti ,saat kompetisi dimulai Kenan cukup
terkejut karena soal yang diberikan berbeda dengan yang ia pelajari
kemarin,tapi ia tidak patah semangat ia mengerjakan semampu yang ia
bisa. Dan tiba waktu pembagian juara kompetisi tersebut, Kenan cukup
khawatir dengan hasilnya, tetapi para sahabat Kenan menyemangati
Kenan agar tidak perlu khawatir. Dan ternyata Kenan menadapatkan
juara 3,Kenan pun kecewa dengan hasil yang di peroleh , namun sahabat
terus menyemangati Kenan agar tidak perlu khawatir dan terus berjuang,
sejak saat itu Kenan terus berusaha dan pantang menyerah , hingga pada
suatu hari Kenan di panggil oleh kepala sekolah, dan ternyata ia
ditawarkan untuk mengikuti lomba olimpiade matematika 2 minggu ke
depan, mendengar hal itu Kenan dengan senang hati menerima tawaran
tersebut, 2 minggu pun berlalu sudah saatnya Kenan mengikuti lomba
olimpiade tersebut.dan akhinya waktu mengerjakan pun tiba, Kenan
S M P N e g e r i 3 K r i a n | 71
melihat soal - soal yang di berikan oleh pengawas tersebut,ternyata sama
seperti yang ia pelajari kemarin Kenan cukup bersyukur karena soalnya
sama yang seperti ia bayangkan . hingga akhirnya waktu memberi siapa
yang menang pun tiba, Kenan takut dan khawatir, akan hasilya, dan
ternyata nama Kenan yang disebut oleh panitia dan di suruh untuk maju
ke depan, awalnya Kenan terkejut dengan apa yang barusan di dengar,
hingga ada yang menepuk pundaknya dan disuruh untuk kedepan, dan
Kenan mendapat juara satu dan semua bertepuk tangan atas usaha Kenan,
tentu saja Kenan sangat senang saat itu, ia sangat bersyukur kepada
Tuhan, usahanya selama ini tidak sia-sia. Kepala sekolah Kenan, yang
mendengar bahwa Kenan menang lomba olimpiade matematika dan
akhirnya ia memperoleh beasiswa di Universitas indonesia (UI).Setelah
mendapat kabar jika Kenan mendapat beasiswa di Universitas Indonesia
(UI) tentu saja ia sangat senang. Ia segera memberitahu keluarganya jika
ia mendapat beasiswa di Universitas Indonesia di Depok Jakarta dan
keluarganya sangat terkejut dan sangat senang. Sebulan setelah mendapat
kabar tersebut akhirnya Kenan bisa pergi ke Jakarta . Sesampainya di
Jakarta , Kenan dan temannya yang bernama Kevin dia juga mendapat
beasiswa ke Jakarta, mereka berdua kagum dengan pemandangan di
Jakarta. Dan akhirnya mereka berdua sampai di hotel yang sudah di
siapkan oleh pihak universitas. Mereka pun beristirahat dan belajar untuk
mengadapi tes selanjutnya. Besoknya mereka berdua menuju ke
universitas untuk melakukan tes tersebut. Sesampainya mereka di tempat
universitas,dan ternyata banyak orang di sana, Kenan dan Kevin duduk di
S M P N e g e r i 3 K r i a n | 72
tempat yang telah di sediakan, setealah agak lama menunggu akhirnya
nama Kenan di panggil oleh pengawas yang ada di sana, dan disuruh
untuk masuk kedalam untuk melakukan tes. Di dalam ruangan tersebut
ada 3 orang pengawas yang siap memberi soal pada Kenan , takut dan
gugup itulah yang di rasakan oleh Kenan sekarang, setelah di sursuh
duduk oleh salah satu pengawas , para pengawas mulai memberi soal
pada Kenan. Kenan melihat soal – soal tersebut tersenyum tipis karena
semua soal yang di berikan sama seperti yang ia pelajari kemarin, Kenan
merngerjakan soal – soal tersebut dengan mudah, tapi saat salah satu
pengawas bilang jika waktu mengerjakan kurang 10 menit lagi, panik
itulah yang Kenan rasakan saat ini , karena ia baru mengerjakan di tengah
– tengah soal, tetapi Kenan berusaha tenang dan tidak panik , ia berusaha
sebaik mungkin untuk menyelesaikan soal – soal tersebut , waktu
mengerjakan pun habis pengawas pun mengambil kertas milik Kenan ,
dan sang pengawas bilang jika hasilnya akan di kirim lewat email
minggu depan , setelah itu Kenan pun pamit untuk keluar dari ruangan
tersebut, ada sedikit rasa lega di hati Kenan. Seminggu setelah melalukan
tes Kenan terus memandang hpnya , ia takut bagaimana jika ia tidak lulus
nanti, setelah agak lama menunggu dan akhirnya ada pemberitahuan.
Segera Kenan membuka emailnya, dan mencari namanya apakah ada apa
tidak, selang beberapa menit mencari akhirnya terdapat namanya melihat
hal itu tentu saja Kenan sangat senang, ia sungguh bersyukur kepada
Tuhan, usahanya tidak pernah sia sia. Setelah beberapa minggu akhirnya
Kenan bisa kuliah di Universitas Indonesia (UI) , takut, gugup dan
S M P N e g e r i 3 K r i a n | 73
khawatir itu yang di rasakan Kenan saat pertama masuk kuliah. Setelah
menemukan kelasnya. Kenan segera mencari tempat duduk, setelah
mendapat tempat duduk,Kenan segera duduk di tempat tersebut, selang
beberapa menit ada orang yang duduk di sebelah Kenan ,orang itu
mengajak Kenan berkenalan dan nama orang itu adalah Samuel, mereka
berdua menjadi sahabat dekat, mereka menjalani masa – masa kuliah
bersama – sama. Usaha Kenan selama ini tidak pernah sia – sia.
S M P N e g e r i 3 K r i a n | 74
[MERAJUT MIMPI DI NEGERI PERTIWI]
Meidiana Zahwa
Kau bisa bermimpi dengan mudah tetapi kau juga harus
mewujudkan mimpi mimpimu, walaupun untuk mewujudkan mimpi
itu bukan lah hal yang mudah.
Butuh perjuangan untuk setiap mimpi yang kau bayangkan untuk
di wujudkan.
Seperti Ina musatika yang duduk di bangku SMP dia adalah murid
kelas 1 SMP yang
berprestasi ,dia bermimpi ingin mengejar Kualitas Pendidikan
Indonesia yang Tertinggal 128 Tahun dari Negara Maju ,"dia
lantas berpikir apakah ini yang membuat Indonesia tidak maju"
ya.. dengan mimpi nya untuk mengejar pendidikan Indonesia yang
terlambat dia bercita-cita sebagai guru , walaupun banyak sekali
hambatan yang dilaluinya , Ina musatika selalu kuat dan bersyukur
atas apa yang di milikinya.
Ina musatika adalah anak kedua dari tiga bersaudara dia adalah
golongan keluarga yang
kurang mampu dan jarak antara rumah ke sekolah sangat lah jauh
yaitu 3km Ina musatika tidak mempunyai kendaraan lain ,selain
sepeda onthel yang sudah tua , dengan keterbatasan yang dimiliki
oleh Ina musatika dia tidak menyerah begitu saja karena dia ingin
S M P N e g e r i 3 K r i a n | 75
mewujudkan mimpinya ,di sekolah selain dia pintar dia juga punya
banyak teman karena sikapnya yang rendah hati ,ramah,dan
sopan
Ina musatika sangat baik dalam hal tata Krama walaupun keluarga
nya sederhana tetapi tata kramanya sangatlah tinggi karena bagi
Ina dan keluarga nya tata krama itu sangat penting.
Ina musatika juga memiliki sahabat yang baik ,yang menemaninya
di saat di susah atau pun senang Ina musatika sudah bersahabat
cukup lama dengan Siti Aisyah
Panggil saja dengan Siti ,Siti adalah teman akrab Ina ,Siti dan Ina
adalah tetangga walaupun Siti itu adalah anak dari keluarga yang
kaya tetapi Siti tidak pernah sombong ,siti selalu baik kepada Ina
begitu juga sebaliknya terkadang orang tua Siti memberikan
sedikit bantuan kepada orang tua Ina ,dengan memberi les gratis
kepada Ina setiap selesai sholat Maghrib Ina bergegas ke rumah
Siti untuk les dengan Siti dan anak anak lain nya ,orang tua Siti
juga tidakkeberatan jika anak nya bermain dengan Ina ,orang tua
Siti tidak pernah membeda bedakan orang dengan jumlah harta
nya , dengan begitu orang tua Siti juga mengamalkan sila
Pancasila ke 2.
S M P N e g e r i 3 K r i a n | 76
Orang tua Siti tau jika cita cita yang di miliki Ina itu adalah guru
dan Ina juga anak yang pintar oleh karena itu orang tua Siti tidak
keberatan dengan les gratis ini,Ina sangat senang dan bersyukur
atas apa yang di berikan karena Tuhan selalu tau apa yang
terbaik untuk kita.
Di pagi hari Ina musatika bangun jam dua pagi untuk sholat subuh
dan membantu merapikan dagangan yang akan di bahwa Ina
untuk ke sekolah ,Ina berangkat jam lima pagi agar tidak telat dan
Ina membawa dagangan nya yang berupa tas dan sepatu
Cibaduyut.
sepanjang perjalanan SMP Ina musatika memang berat tapi Ina
bisa melalui nya .Ina sekarang sudah beranjak ke dewasa ina
duduk di bangku SMA dengan sangat senang di dalam lupuk hati
Ina , sepulang sekolah Ina akan bekerja sambilan di toko kecil
keluarga nya, yang menjual tas dan sepatu Cibaduyut, tetapi
masa SMA tidak semua nya senang karena orang tua Ina yang
jatuh sakit karena menderita TBC ,dan Siti juga akan pindah ke
Jakarta karena Siti akan sekolah dan kuliah.
di sana .masa masa SMA Ina memang sangat berat Ina dan
keluarga mempunyai tanggungan banyak karena orang tua Ina
sakit , dengan berat hati Ina harus berhenti sekolah selama satu
tahun untuk bekerja dan mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari ,
walaupun Ina berhenti sekolah Ina tetap belajar setiap pulang
S M P N e g e r i 3 K r i a n | 77
kerja Ina selalu mampir ke rumah teman nya untuk bertanya
tentang tugas yang di berikan sekolah dia ,Ina sangat gigih dan
kuat menjalani hidupnya di masa masa sulitnya , setahun
kemudian orang tua Ina meninggal karena penyakit-penyakit yang
di deritanya sudah parah kejadian itu membuat Ina dan saudara
nya sangat terpukul tetapi Ina tidak menyerah Ina kembali
bersekolah dengan dibiaya oleh kakak nya Ina dan adik nya
bersekolah dengan tekun karena mereka tau biaya untuk sekolah
tidak sedikit,waktu masuk sekolah pun Ina kaget karena sewaktu
Ina berhenti sekolah Ina musatika mendapatkan nilai karena
mengerjakan tugas dari teman nya ,Ina pun langsung naik kelas
ke kelas tiga perjuangan belajar dan bekerja nya tidak sia sia ,Ina
mendapatkan beasiswa kuliah untuk masuk ke universitas
pendidikan Indonesia yang ada di Bandungan ,di UPI ini berfokus
untuk mendidik menjadi guru.ina musatika sangat bersyukur
,kakak dan adik Ina sangat bangga kepada Ina, perjuangan Ina
tidak sia sia .
di rumah Ina, Ina membuat les lesan.
setelah Ina pulang kuliah dia akan mengajar anak anak SD hingga
SMP dan juga Ina membuka tokh kerajinan berupa tas dan sepatu
Cibaduyut yang terkenal di Bandung.
S M P N e g e r i 3 K r i a n | 78
Beberapa tahun berlalu Ina musatika sudah menjadi sarjana Ina
pun mengajar dan menjadi guru di SMAN 3 Bandung yang ini
terletak di Jl.Belitung No.8.SMA ini adalah SMA terbaik di
Bandung dan telah menghasilkan banyak orang orang
penting.Passing grade/Nilai Minimal untuk masuk SMAN 3 ini
adalah 37,55 atau minimal rata rata nilai UN 9,4.SMA ini memiliki
passing grade tertinggi di Bandung.Murid murid sekolah ini juga
terkenal sangat pintar dan hampir semua masuk PTN seperti
UNPAD dan ITB.
Perjalanan Ina musatika yang panjang dan berat sudah
terbayar dengan selesainya mimpi yang dia impikan.
S M P N e g e r i 3 K r i a n | 79
Merajut mimpi di negri pertiwi
Marchelino Rasya fahrezi / 8E
Negri pertiwi tak lagi tersenyum. Tatapannya menusuk ke ulu hatiku.
Bahkan kali ini, menohok sampai jantungku. Aku menunduk. Padahal,
aku sempat melihat negri pertiwiku hadir menghiasi kerinduannya
padaku. Hangat. Ketika ia mencium tanganku.
“Kak, apakah aku harus selalu mengalah?” ucapannya pelan namun jelas
kurasakan gejolak dasyat menyusup ke telingaku.
“Kenapa kau bilang begitu?” suaraku hampir tak terdengar. Khawatir,
emosinya meledak dan menjadi tontonan banyak orang.
“Dulu, aku dikorbankan agar sekolahmu tetap lanjut. Masih tak cukup?”
nada bicaranya lemah namun tatapannya masih tajam.
Pandanganku melompa. Berlarian di wajahnya mencari cahaya makna
setiap kata-katanya. Akhirnya tertunduk lagi setelah terbentur tembok
kekesalan itu. Hatiku basah.
“Maafkan kakak,” aku bergegas kemudian meletakkan uang sepuluh ribu
di meja itu, meninggalkan semangkok bakso yang belum selesai aku
santap.
Tiba-tiba tetesan air berjatuhan. Aku berlari menembus hujan tepat ketika
aku di halte, bus pun tiba. Aku mendengar adikku berlarian memanggilku
ketika bus telah melaju. Didalam bus, air mataku tumpah.
SMP Negeri 3 Krian |
Kusembunyikan di antara basahan hujan yabg yang masih menghiasi
wajahku.
Aku sesak. Teringat kata-kata yusuf pagi tadi. Benarkah adikku menjadi
korban agar aku sekolahku tetap lanjut? Kesedihan yang berlumut
menyerangku. Aku tak pernah menilik kebun rahasia keluargaku. Kini,
lumut itu menjadi kerak.
Yusuf putus sekolah ketika aku masih duduk di bangku SMP. Saat itu
yusuf masih di bangku sekolah dasar (SD). Aku sendiri sekolah di SMPN
3 Krian. Kampung dimana orang tuaku dan adikku tinggal cukup jauh
dari ibukota. Sehingga aku jarang pulang. Setiap libur semester saja aku
bisa berkumpul dengan mereka. Kala itu aku terkejut ketika adikku yusuf
sudah tidal bersekolah lagi. Padahal, dia sudah duduk di kelas 5.
“Mau jadi apa kalau tak sekolah dik?” kulantumkan suara penyesalanku
sekaligus ungkapan kekesalan. Yusuf tidak menjawab kala itu. Tapi ada
binar penyesalan di mata yusuf. Pundakku terasa basah ketika aku
memeluk adikku.
“Kenapa ayah biarkan yusuf tak sekolah lagi yah?” aku terisak.
“Dia kan belum mengerti. Seharusnya kita yang membimbingnya.
SMP Negeri 3 Krian |
Merajut Mimpi Di Negri Pertiwi
Xinema Kene
Di Indonesia terdapat banyak suku, ras, dan agama, kita sebagai warga
negara Indonesia harus menjaga keanekaragaman bangsa ini, Sama
seperti berteman, kita juga tidak boleh membeda bedakan teman, Aku
juga berteman dengan suku yang berbeda dengan ku, Dia adalah Daud
Daud satu sekolah dengan ku, aku setiap pagi selalu menjemput Daud
kami berdua berjalan kaki hingga sampai gerbang sekolah. Tiba tiba daud
lupa tidak membawa buku PR nya. Dan akhirnya kami berdua bersama
sama ke rumah daud. Jarak rumah daud ke sekolah adalah 1,3Km. Aku
dan daud berlari ke sekolah karna terlambat, Di tengah kita berlari daud
terpeleset karena daud tersandung batu, Alhasil kaki Daud terluka cukup
parah, Aku untung membawa hensaplas untuk melindungi luka daud.
Kami buru buru untuk ke sekolah karena terlambat, Dan benar saja
gerbang sekolah telah di tutup kami tidak masuk jam pelajaran saat itu,
Kami akhirnya ber istirahat sejenak sambil membaca buku, Daud
melihatku seperti kehausan dia memberiku air minum nya, Aku
meminum air yang di berikan kepada ku.
Jam 8 kami di perbolehkan masuk oleh penjaga gerbang sekolah. Kami
buru buru masuk ke dalam kelas. Jam kedua mulai berlangsung kami
mendengarkan apa guru kami terangkan,
Jam Istirahat tiba aku dan daud mengajak faris untuk ke kantin, Faris
terlihat murung dan sedih, Aku bertanya ke faris mengapa dia terlihat
sedih, Ternyata Kucing nya bernama Frog meninggal pagi tadi, Aku
mencoba menenangkan faris, tetapi dia terlihat lebih sedih, Aku akhirnya
menraktir dia makan agar dia tidak terlalu sedih.
Jam istirahat berakir aku daud dan faris masuk kedalam kelas seperti
biasanya, Kami mendengarkan materi yang diajarkan oleh guru kami
S M P N e g e r i 3 K r i a n | 82
Jam pulang akhirnya tiba. Sebelum pulang guru kami mengadakan
sebuah pengunguman bahwa ada libur sepanjang 2 Minggu. Aku dan
daud sedikit senang mendegar kabar tersebut, Guru kami juga bilang
harus menginstal zoom tetapi daud tidak memiliki handphone seperti ku,
Alhasil daud harus kerumah ku setiap jam pelajaran, Aku dan daud
mengerjakan tugas seperti biasa.
Setelah 2 Minggu kami mendapat kabar bahwa sekolah kami diliburkan
lagi 2 Minggu. Kami terkejut mendengar hal tersebut. Aku selalu kasihan
kepada Daud karena dia tidak mempunyai akses internet dan handphone
yang canggih untuk mengakses Zoom alhasil Daud selalu ke rumahku
kami sedikit tidak nyaman karena kita tidak bisa ke sekolah dengan tatap
muka bertemu dengan guru kami.
Sampai dimana libur dua minggu ini menjadi libur yang sangat lama, dan
un kita jalani dengan secara online kami mengerjakan ujian online
tersebut dengan benar dan akhirnya kita menunggu 2 minggu 2 minggu
dan 2 minggu akhirnya kita libur dua minggu tersebut sampai kita lulus.
Kami kebetulan satu sekolah lagi, dan kita tidak bisa merasakan sekolah
baru kita. Kita menjalani perkenalan di sekolah baru kita. Perkenalan
tersebut sedikit susah karena kita tidak dapat mengetahui wajah dan sifat
teman baru di sekeloah ini akhirnya kami pun belajar daring sepanjang
pandemi ini.
Aku tak tahu tidak bisa bertemu lagi karena dia sudah sangat jauh dengan
rumahku. Aku mengerjakan tugas-tugas dari sekolah dengan tepat waktu.
Tetapi entah mengapa sekolah daring lebih sulit daripada sekolah offline
kami tidak bisa bertemu dengan teman-teman sekelas kita akupun tidak
bisa meresap semua materi-materi yang diberikan oleh guru-guru di
sekolah baru kami.
Entah mengapa aku yang sangat rajin mengerjakan tugas-tugas dari Guru
Guru ku merasa terlalu sulit dan terlalu banyak, aku pun akhirnya
bingung aku setelah mengerjakan tugas dari guru sebelumnya diberi
tugas lagi dan akhirnya Tugas menumpuk, mentalku sudah tidak sama
S M P N e g e r i 3 K r i a n | 83
seperti aku di sekolah offline, sekolah offline materi-materi dapat
terserap dengan baik di otakku hingga aku merasa lebih pintar.
Di sekolah online mengapa lebih banyak tugas daripada penjelasan
materi yang diberikan, aku sangat terbebani dengan tugas sebanyak itu,
padahal aku orangnya sangat rajin mengerjakan tugas-tugas itu, dan
Entah mengapa pendidikan di Indonesia itu sedikit kurang baik karena itu
aku ingin bercita-cita menjadi Insinyur untuk membuat pendidikan di
Indonesia semakin baik lagi.
Aku ingin Pendidikan di Indonesia setara dengan di Luar ngeri, Aku
harus bisa meraih cita citaku tersebut.
Kita sebagai murid sedikit tertekan karana pendidikan di indonesia
kurang maju, Apalagi dimasa pandemi ini pendidikan sedikit lambat di
Indonesia kita harus menyesuaikan pandemi ini dengan secepat mungkin
karena pendidikan di Indonesia akan jauh lebih buruk jika pandemi ini
belum berakhir, jika pandemi ini berakhir kita ingin pendidikan di
Indonesia lebih maju lagi.
S M P N e g e r i 3 K r i a n | 84
PENGABDIAN KU UNTUK NKRI
Dinda KH
Rara dan Riri adalah 2 anak kembar identik yang hanya
memiliki perbedaan panjang rambut. Rara sang kakak
memiliki rambut lurus sepinggang, sedangkan Riri
memiliki rambut lurus sebahu. Mereka dilahirkan
dikeluarga yang bisa dibilang berkecukupan, karena
sang ayah yang bekerja sebagai TNI.
Pagi ini,hari Minggu, pukul 08.00 WIB, mereka
menghadiri acara senam bersama ditempat ayahnya
bekerja.Banyak sekali anak dari rekan ayahnya yang
ikut untuk senam bersama. Sebut saja Loli dan Tiya,
mereka adalah teman baru Rara dan Riri, yang sama
sama masih duduk dibangku SD kelas 2.
“Ayo lihat pertunjukan dari teman teman ayah!” ajak
Bobi, ayah Rara dan Riri
“Ayo!” jawab Rara dan Riri bersamaan
“Riri mau jadi tentara seperti ayah.”
“Rara juga. Rara ingin pakai baju seperti ayah.”
“Kalau mau jadi seperti ayah, kalian harus rajin belajar
dan jangan jadi anak yang pemalas.”
“siap, laksanakan ayah”
S M P N e g e r i 3 K r i a n | 85
Setelah melihat pertunjukkan yang diberikan dari para
anggota TNI lainnya, Rara dan Riri mengambil minuman
yang sudah disediakan oleh panitia.
“Ri, Loli sama Tiya dimana ya?”
“Kita cari aja yuk!”
Mereka berkeliling didaerah markas besar milik TNI,
hanya untuk mencari keberadaan Loli dan Tiya. Berjalan
tanpa arah membuat mereka tersesat ditempat sebesar
ini. Rara dan Riri tidak takut, hanya saja mereka
bingung bagaimana mencari jalan keluar untuk kembali
ketempat dimana orang tua mereka berada.
“Kalian ngapain disini?” tanya seorang perwira bernama
Vito
Sekarang, Rara dan Riri takut saat melihat senjata yang
dipegang oleh Vito, karena mereka ingat adegan yang
tidak sengaja mereka lihat di film yang Bobi tonton
ditelevisi, yang memperlihatkan para kawanan penjahat
lalu menembak anggota polisi hingga mengeluarkan
darah. Bukan takut dengan Vito yang belum mereka
kenal, tapi mereka takut dengan senjata yang ada
digenggaman tangan Vito.
“Tidak usah takut. Om tidak akan melakukan perbuatan
tercela kepada kalian.” jelas Vito setelah
menyembunyikan senjatanya dibelakang tubuh kekar
miliknya
“Kalian tersesat?” tanya Vito membuat Rara dan Riri
mengangguk
S M P N e g e r i 3 K r i a n | 86
“Kenapa bisa tersesat?” tanya Vito lagi
“Kita sedang mencari teman kita.” jawab Riri
“Teman kalian tidak mungkin sampai sini dan kalian
terlalu jauh saat mencari mereka.”
“Terus, kita harus gimana om?” tanya Rara
“Ayo, om antar!”
“Terimakasih om.”
“Iya sama-sama. Lain kali kalau belum hafal tempatnya
jangan jauh-jauh mainnya. Nanti kalau tersesat kasihan
ayah dan bunda kalian, pasti khawatir. Apalagi, kalian
masih kecil dan sekarang juga banyak kasus penculikan
anak. Pesan om, kalian harus bisa jaga diri baik-baik
agar tidak membuat susah orang lain. Bisa?”
“Bisa om.”
“Sudah sampai. Lain kali hati-hati.”
“Iya om.”
“Om pamit dulu ya, sampai ketemu lagi.”
“Sampai jumpa.”
Rara dan Riri menghampiri ayah dan bundanya yang
sepertinya sedang mencari mereka tanpa meminta
bantuan orang lain. Memang benar, kita tidak boleh
merepotkan orang lain, maka dari itu kita harus bisa
menjaga diri baik-baik.
S M P N e g e r i 3 K r i a n | 87
“Ayah,bunda.” panggil Rara dan Riri, lalu berlari untuk
memeluk orang tua mereka
“Kalian kemana saja?” tanya Kinara, bunda Rara dan
Riri
“tadi Rara dan Riri mencari Loli dan Tiya. Mereka
teman baru kami.”
“Lain kali kalau mau kemana-mana izin dulu ke ayah
atau bunda. Jangan langsung pergi seperti tadi.” Tegur
Kinara
“Maaf ya bunda. Maaf juga ayah.”
“Iya, ayah dan bunda maafkan.”
“Terimakasih.”
Rara dan Riri pun menuju Kantin bersama dengan Bobi
dan Kinara untuk mengisi energi, agar kuat saat
melakukan aktivitas nantinya.
“Sudah habis makannya?” tanya Bobi
“Sudah ayah.”
“Yuk, kita jalan-jalan ke pameran di Aula!”
“Pameran apa ayah?” tanya Riri
“Ada macam-macam, nanti Rara dan Riri bisa lihat apa
saja yang kalian mau.”
“Asik”
S M P N e g e r i 3 K r i a n | 88
Saat hendak memasukki kawasan pameran, Rara tidak
sengaja melihat pameran buku dibagian depan Aula.
Rara dengan semangat 45 nya,langsung berlari untuk
melihat ada buku apa saja yang sedang dipamerkan,lalu
disusul dengan Riri yang ikut berlari.
“Wah, banyak sekali bukunya”
“Rara, lihat deh, ada buku yang judulnya MENJADI
ANGGOTA ABRI.”
“coba lihat.”
“Ayah, ABRI itu apa?”
“ABRI itu singkatan dari Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia.”
“Riri kembalikan aja deh bukunya”
“Kenapa dikembalikan?” tanya Kinara
“Senjata kan bisa membuat orang berdarah bunda.”
Jawab Rara
“Kalau mereka tidak salah dalam menggunakannya,
pasti mereka yang membawa senjata tidak akan membuat
orang lain terluka.” Jelas Bobi
“Lalu, apakah ayah termasuk ABRI?”
“Iya, ayah juga termasuk ABRI. Tapi senjata yang biasa
ayah bawa itu bertujuan baik, untuk menjaga kemanan
negara kita.”
S M P N e g e r i 3 K r i a n | 89
“Ya sudah, kalau begitu Riri ingin menjadi ABRI saja
seperti ayah.”
“Rara juga ingin menjadi seperti ayah dan juga ingin
menjadi warga negara yang baik.”
“Iya, ayah dan bunda akan selalu mendukung apa yang
menjadi cita-cita kalian nantinya, selagi itu baik dan
tidak merugikan kalian.”
“Iya ayah.”
“Rara, Riri.” sapa Tiya
“Hai, Tiya.” balas Rara dan Riri bersamaan
“Lola mana?” tanya Rara
“Tadi sudah pulang.”
“kamu juga mau baca buku?” tanya Rara
“iya. Aku mau baca buku tentang dokter.”
“Keren, Tiya kalau besar mau jadi dokter.”
“Amin..”
“Kalau kita mau jadi tentara seperti ayah dan om.”
“Semoga berhasil ya.”
“Terimakasih om.”
“Sama-sama Rara, Riri.”
“Kita duluan ya Tiya, semoga bisa bertemu dilain
waktu.”
S M P N e g e r i 3 K r i a n | 90
“Iya, hati-hati ya.”
“Pasti.”
Beberapa tahun kemudian...
“Ayah, bunda. Akhirnya Rara dan Riri bisa menjadi
orang yang berguna untuk bangsa dan negara sesuai
dengan yang kami inginkan dahulu.” Ucap Riri
“Sesuai cita-cita kami dulu yang ingin membawa senjata
dan memakai pakaian khusus seperti ayah, untuk
menjadi orang yang bisa menjaga kedaulatan negara.”
Sambung Rara
“Terimakasih. Kalian sudah membuat ayah dan bunda
bangga atas pencapaian kalian.” Ucap Bobi
“Iya. Bunda juga sangat berterimakasih, karena kalian
bisa membuktikan jika kalian benar-benar bisa menjadi
seperti ayah kalian dulu.”
“Iya ayah,bunda sama-sama.”
“Kami juga lebih berterimakasih kepada ayah dan bunda
yang sudah mendukung kami sampai semuanya terwujud
seperti saat ini.”
“Iya nak, sama-sama.”
Sekarang mereka sekeluarga sedang berada di Studio
Foto untuk melakukan sesi pemotretan bersama. Bobi
menggunakan seragam dinasnya dulu, Kinara
menggunakan pakaian kebaya dengan warna yang serasi
S M P N e g e r i 3 K r i a n | 91
dengan seragam Bobi,sedangkan Rara dan Riri
menggunakan seragam dinasnya yang sudah menjadi
kebanggan bagi mereka.
“Sekali lagi ayah bangga sekali dengan kalian.”
“Rara dan Riri juga bangga memiliki sosok ayah yang
pernah berjasa untuk menjaga kedaulatan negara
Indonesia.”
“Terimakasih.”
“Terimakasih kembali.”
“Rara dan Riri berjanji akan selalu mengabdi pada
NKRI.” Ucap Riri
“Rara juga berjanji akan selalu setia pada negara
dengan segenap jiwa dan raga Rara demi kesatuan
NKRI.”
S M P N e g e r i 3 K r i a n | 92
PERJUANGAN MERAIH CITA CITA DI NEGRI PERTIWI
Qanitah jocelyn / 7B
Mentari pagi bersinar lewati jendela kamarku
Namaku ku Adelina ayu Ningsih
Aku masih kelas 6 SD yah dihitung dari umurku itu kata ibuk
Aku yang memiliki cita-cita yang teramat tinggi
Aku bangun dari tidurku yang lelap
“hoammmm”aku menguap sambil membentangkan tanganku ke atas
“Selamat pagi dunia”ucapku berseri-seri
Aku berjalan ke kamar mandi dan segera mandi
Selepas mandi aku mulai sarapan. Sarapanku sederhana saja nasi
dengan lauk tempe dan tahu
Selepas sarapan biasanya aku dijemput oleh sahabatku
Dia bernama
Nur nadhifa Puspita Sari
Dia satu-satunya sahabat yang kumiliki
Tidak memandang fisik maupun dari segi kekayaan
Udah cantik ,pinter ,tidak membeda-bedakan teman lagi , siapa sih
yang nggak mau punya sahabat seperti dia
“sempurna” kata yang cocok buat nya
Kadang-kadang Aku ingin teriak “Tuhan terima kasih telah memberiku
sahabat yang seperti dia “ “Tuhan terima kasih walau hidupku
S M P N e g e r i 3 K r i a n | 93
sesederhana ini tapi engkau masih beri kebahagiaan dalam hidup ini
dengan mengirimkan sahabat terbaik” iya aly memang tapi itula
hatiku
Tok tok tok
“Assacalpamnuaadlhaifikausme”duikit berteriak sambil mengetuk
pintu rumah ku
“Waalaikumsalam sini nak masuk dulu, Adel nya masih siap siap”ucap
ibuk yang ada di ruang tamu yang langsung membuka kan pinu rumah
“Oh iya”jawab nadhifa dan sambil mengangguk
Setelah beberapa menit menunggu Adel datang ke ruang tamu untuk
pamit ke perpustakaan desa
Sesampainya di perpustakaan desa
“Adel, kamu mau cari buku apa?”tanya nadhifa
“Oh itu aku mau nyari buku aku yang yang tentang tumbuh-
tumbuhan”jawab ku
“oh yang sampulnya hijau bukan?” Ucap nadhifa
“Iya yang itu kamu tahu itu di mana”tanyaku balik
“Sepertinya itu ada di pojok kiri ruangan ini”jawab nadhifa sambil
menunjuk pojok kiri perpustakaan
“Oke aku tinggal sebentar ya!”ucapku sambil berjalan menuju ke pojok
kiri ruangan perpustakaan ini
“Oke”jawab nadhifa singkat yang masih membaca serius bukunya
Rupa Perpustakaan ini tidaklah seperti perpustakaan pada umumnya
S M P N e g e r i 3 K r i a n | 94
Perpustakaan ini dibuat dari kayu dengan bentuk rumah panggung
Hanya ada beb erapa anak yang sering ke sini ,yang lain?Mereka sendiri
sedang asyik dengan permainan mereka .
Mereka semua se rinjagkkkaempi earpustakaan
Tapi mereka semua menolak
Katanya”gak ah gak seru lebih seru main bola di sini”
Ku akui main bola bersama mereka memang seru
Tapi aku berfikir bagaimana hari esok akan ku hadapi tanpa adanya
pengetahuan
Memang di masa-masa ini selain belajar bermain pun juga dibutuhkan
Kalau tidak di masa depan bakal di cap
“Masa kecil kurang bahagia”sebab kurangnya nya waktu bermain
Yang bisa berdampak buruk
Dengan kurangnya waktu bermain anak-anak seumuran ku, Mereka
tidak bisa belajar membuat keputusan sendiri dan mudah di bohongi
orang lain .
Hari hari silih berganti. Kulewati hari-hariku dengan kegiatan yang sama
yaitu setiap pagi jam setengah mengunjungi perpustakaan terlebih
dahulu
Dulu saat umurku sudah mencukupi untuk masuk ke kelas 1 sd
Aku pernah meminta ibuk untuk mendaftar ke sd negeri yang ada di
desaku tapi ibuk menolak dengan alasan biayanya terlalu mahal ya
memang bersekolah disini susah hanya orang-orang didesa yang
tertentu yang bisa sekolah di sini
Tapi saat umurku mencukupi untuk duduk di bangku kelas 5
S M P N e g e r i 3 K r i a n | 95
Kata ibuk akuoblaishadbi esrdsneekgeri di desaku.
Murid sekolah itu jumlahnya sedikit hanya ada 33 siswa.
Aku diterima disekolah itu. Aku berfikir mungkin aku diterima karena
murid di sekolah itu jumlahnya sedikit hihihi.
Karena tiga bulan lagi kelulusanku...
Kemarin aku sempat meminta ibuku untuk mendaftarkan ke SMP
negeri yang ada di kota, aku beralasan Aku ingin seperti mereka yang
bisa menuntut ilmu untuk menggapai cita-citanya .
Ibuk menyetujuinya tapi dengan syarat Aku harus bisa mandiri di kota
setiap bulan ibu akan mengirimi uang saku lewat kantor pos.
Menurutku itu syarat yang mudah
Karena aku sudah terbiasa mandiri.
Tiga bulan lagi kelulusan ku di sekolah dasar.
Tapi karena aku hanya bersekolah dari kelas 5 sampai Kelas 6. Ibuk
tidak yakin bisa masuk di smp,ibuk memutuskan untuk mencari
beasiswa agar bisa diterima di SMP,
Bisa dibilang SMP yang itu sekolah “terfavorit” disekitar Desa kami.
Aku tidak terlalu pintar tapi setidaknya aku bisa memahami semua
mata pelajaran yang dipelajari di SD.
Di SMP nanti aku akan mengajak nadhifa sahabatku untuk ikut
bersekolah di sana.
7 bulan kemudian
Aku sudah bisa bersekolah di SMP teman-teman di sana juga baik.
S M P N e g e r i 3 K r i a n | 96
Pertama kali aku masuk SoMlePhagkuurudictiatnaya -cita nanti mau
jadi apa?
Aku pun menjawab
“ingin jadi dokter bu, seperti dokter yang ada di kota kota besar”
Guruku tersenyum lebar sambil menatapku aku dan aku akan aku yang
bercita-cita sangat tinggi.
Hari-hari kulewati dengan belajar ,bermain dan lain-lain
Oh ya di kota aku tinggal dirumah sepupu jauh ku.
Nadhifa? Dia juga tinggal bersamaku
Di SMP kata teman-teman sekelasku aku adalah murid yang terbilang
pintar.
Berbulan-bulan berlalu aku sudah duduk di bangku sekolah menengah
pertama kelas 3
Entahlah waktu terasa begitu cepat
Hari ini sudah masuk ke semester 2
Yaa itu artinya tidak lama lagi aku akan lulus
Kringggg
Bel sekolah berbunyi itu artinya waktu istirahat telah tiba
Yay waktunya aku untuk makann
Aku menyusuri koridor sekolah untuk ke kelas sahabatku
Ya kami memang beda ruang kelas
“permisi..” ucapku yang berdiri di depan pintu kelas nadhifa
“eh adel ya? Nyari nadhifa kan? Bentar ya saya panggil kan dulu”
S M P N e g e r i 3 K r i a n | 97