Daftar Pustaka Muammar. (2019). PROBLEMATIKA PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) DENGAN SISTEM ZONASIDISEKOLAHDASAR (SD) KOTA MATARAM. ẽlMidad:Jurnal PGMI .11 (1), 41-60 Qamah. Nur Fadylla Isti. (2023). PENGELOLAAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU DI SEKOLAH DASAR. EDUSTUDENT: Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pengembangan Pembelajaran. 2 (2), 84-91 Rifai, Muhammad. (2018). MANAJEMEN PESERTA DIDIK (Pengelolaan Peserta Didik Untuk Efektivitas Pembelajaran). Medan : CV. Widya Puspita. Setiawan, Hardian Rusdi. (2021). Manajemen Peserta Didik Upaya Meningkatkan Lulusan. Medan : Umsu Press Wakhudin. (2023). MEMENANGI PERSAINGAN PPDB DENGAN MENINGKATKAN KUALITAS SEKOLAH DAN MEMANFAATKAN MEDIA SOSIAL. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia. 2 (1), 1-120 Zainal, Zaid & dkk. (2020). Gambaran Penerimaan Peserta Didik Baru Sekolah Dasar Di Desa Maritengngae Kabupaten Pinrang Pada Masa Pandemi Covid-19. J-HEST: Journal of Healt, Education, Economics, Science, and Technology .3 (1), 19-24 48
PENINGKATAN MANAJEMEN PENERIMAAN PESERTA DIDIK DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR Jessica Dwi Sukma 2227200033 Email : [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen penerimaan peserta didik baru di sekolah dasar. Fokus utama penelitian ini adalah untuk memahami proses penerimaan, tantangan yang dihadapi, serta mengidentifikasi langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk meningkatkan efektivitas manajemen penerimaan tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis literatur dan data terkait dengan manajemen penerimaan peserta didik baru di sekolah dasar. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen penerimaan, termasuk proses seleksi, keadilan akses, dan pengelolaan data peserta didik. Dalam konteks proses seleksi, penelitian ini menyoroti pentingnya transparansi, objektivitas, dan konsistensi dalam menentukan kriteria penerimaan peserta didik baru. Selain itu, keadilan akses menjadi aspek yang krusial dalam memastikan bahwa semua calon peserta didik memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses pendidikan berkualitas. Pengelolaan data peserta didik menjadi faktor penting dalam manajemen penerimaan. Hal ini meliputi pengumpulan data yang akurat, penggunaan teknologi informasi yang efektif, serta keamanan dan kerahasiaan data peserta didik. Berdasarkan hasil analisis, penelitian ini merekomendasikan beberapa langkah untuk meningkatkan efektivitas manajemen penerimaan peserta didik baru di sekolah dasar. Langkah-langkah tersebut mencakup penyempurnaan proses seleksi yang adil dan transparan, peningkatan aksesibilitas pendidikan, pelatihan bagi para pengelola data, serta penerapan teknologi informasi yang memadai. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan manajemen penerimaan peserta didik baru di sekolah dasar, serta menjadi pedoman bagi pengambil keputusan dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses penerimaan. Kata Kunci : Manajemen pendidikan, Peserta Didik, Sekolah Dasar I. Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses formal yang berfokus pada penyampaian pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kepada individu untuk mengembangkan potensi mereka secara holistik. Pendidikan tidak hanya terbatas pada ruang kelas, tetapi juga melibatkan interaksi dan pembelajaran di dalam dan di luar lingkungan sekolah. 49
Tujuan utama pendidikan adalah membantu individu mengembangkan kognisi, emosi, sosial, dan fisik mereka sehingga dapat berpartisipasi secara aktif dalam masyarakat dan mencapai kehidupan yang bermakna. Pendidikan juga bertujuan untuk membentuk karakter, memperkuat nilai-nilai moral, mengembangkan kemampuan berpikir kritis, dan meningkatkan keterampilan yang diperlukan untuk sukses dalam kehidupan pribadi dan profesional. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam memajukan masyarakat dan menciptakan kesetaraan peluang. Melalui pendidikan, individu dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi tantangan dan mencapai tujuan hidup mereka. Pendidikan juga berfungsi sebagai alat untuk mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi, meningkatkan mobilitas sosial, dan membentuk masyarakat yang lebih inklusif dan harmonis. Selain itu, pendidikan memainkan peran penting dalam melestarikan dan mengembangkan budaya, menghormati keragaman, dan mempromosikan nilai-nilai universal seperti toleransi, keadilan, dan perdamaian. Melalui pendidikan, generasi mendatang dapat memahami dan menghargai keberagaman budaya, serta bekerja sama untuk membangun masa depan yang lebih baik. Pendidikan juga berperan dalam mengembangkan potensi individu, menciptakan kesadaran akan hak-hak dan tanggung jawab, serta memperkuat kualitas hidup secara keseluruhan. Dalam konteks global yang terus berkembang, pendidikan memiliki peran kunci dalam mempersiapkan individu untuk menghadapi perubahan, tantangan, dan peluang dalam dunia yang semakin kompleks. Secara keseluruhan, pendidikan merupakan fondasi yang penting bagi perkembangan individu, masyarakat, dan bangsa. Melalui pendidikan yang berkualitas, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan bagi generasi mendatang. Penerimaan peserta didik baru di sekolah dasar merupakan proses yang penting dalam mengatur masuknya siswa baru ke dalam lingkungan pendidikan. Latar 50
belakang masalah manajemen penerimaan peserta didik baru di sekolah dasar melibatkan beberapa aspek yang perlu diperhatikan. Peningkatan jumlah calon siswa setiap tahun menjadi tantangan bagi sekolah dalam mengelola penerimaan agar dapat menampung semua siswa dengan fasilitas dan sumber daya yang memadai. Kebutuhan akan standar seleksi yang adil untuk memastikan kesempatan yang sama bagi setiap calon siswa dalam mengakses pendidikan berkualitas. Keterbatasan kapasitas sekolah seperti jumlah ruang kelas dan fasilitas pendukung yang dapat mempengaruhi jumlah siswa yang dapat diterima. Pentingnya mempertimbangkan diversitas siswa dalam penerimaan, termasuk kebutuhan siswa dengan disabilitas atau latar belakang ekonomi yang rendah. Keterlibatan orang tua dalam proses pendaftaran dan pengambilan keputusan juga merupakan aspek penting yang perlu dipertimbangkan dalam manajemen penerimaan peserta didik baru di sekolah dasar. Dalam menghadapi latar belakang masalah tersebut, diperlukan kebijakan, prosedur, dan sistem yang efektif untuk menciptakan proses penerimaan yang adil, transparan, dan mampu memenuhi kebutuhan siswa serta memaksimalkan kapasitas sekolah. B. Fokus Analisis Berdasarkan latar permasalahan yang telah dipaparkan maka rumusan penelitian secara umum adalah “Bagaimana manajemen penerimaan peserta didik di Sekolah Dasar” Adapun rumusan masalah secara khusus yang diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana proses penerimaan peserta didik baru di Sekolah Dasar? 2. Apa saja tantangan dan hambatan yang dihadapi dalam manajemen penerimaan peserta didik baru? 3. Bagaimana menajemen penerimaan peserta didik baru berpengaruh terhadap kualitas pendidikan di Sekolah Dasar? C. Tujuan Analisis 51
Tujuan analisis Peningkatan Manajemen Penerimaan Peserta Didik dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Sekolah Dasar adalah sebagai berikut: 1. Memahami proses penerimaan peserta didik baru: Tujuan utama adalah memahami secara menyeluruh proses penerimaan peserta didik baru di sekolah dasar, termasuk langkah-langkah yang terlibat dalam proses tersebut. Dengan pemahaman yang baik, dapat diidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan perbaikan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses penerimaan. 2. Mengidentifikasi tantangan dan hambatan dalam manajemen penerimaan: Analisis bertujuan untuk mengidentifikasi tantangan dan hambatan yang dihadapi dalam manajemen penerimaan peserta didik baru. Tantangan tersebut dapat meliputi peningkatan permintaan peserta didik baru, kekurangan sumber daya, masalah keadilan akses, atau kendala lainnya. Dengan mengidentifikasi tantangan ini, dapat dirumuskan strategi dan kebijakan yang sesuai untuk mengatasi masalah tersebut. 3. Meningkatkan kualitas pengelolaan data peserta didik: Tujuan adalah untuk meningkatkan pengelolaan data peserta didik baru agar data yang terkumpul akurat, terpercaya, dan dapat digunakan secara efektif dalam proses manajemen penerimaan. Dengan pengelolaan data yang baik, dapat diperoleh informasi yang akurat untuk pengambilan keputusan yang lebih baik terkait penerimaan peserta didik baru. 4. Mengembangkan kebijakan inklusif dalam penerimaan peserta didik baru: Analisis bertujuan untuk mengembangkan kebijakan yang inklusif dalam manajemen penerimaan peserta didik baru di sekolah dasar. Kebijakan tersebut harus mampu memastikan akses yang adil dan setara bagi semua calon peserta didik, tanpa diskriminasi atau pengabaian terhadap kelompok-kelompok tertentu. 5. Meningkatkan kualitas pendidikan: Tujuan akhir adalah meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah dasar melalui peningkatan manajemen penerimaan peserta didik baru. Dengan memperbaiki proses, kebijakan, dan praktik dalam manajemen penerimaan, diharapkan dapat tercipta lingkungan pendidikan yang lebih inklusif, merata, dan berkualitas bagi semua peserta didik. 52
Dengan mencapai tujuan-tujuan ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah dasar melalui peningkatan manajemen penerimaan peserta didik baru. Hal ini akan berdampak positif pada akses pendidikan yang lebih adil, partisipasi peserta didik yang lebih baik, serta peningkatan hasil belajar dan prestasi akademik peserta didik. D. Manfaat Analisis Analisis Peningkatan Manajemen Penerimaan Peserta Didik dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Sekolah Dasar memiliki manfaat sebagai berikut: 1. Peningkatan efektivitas dan efisiensi proses penerimaan: Analisis akan membantu mengidentifikasi kelemahan dan kendala dalam proses penerimaan peserta didik baru di sekolah dasar. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang tantangan yang dihadapi, dapat diambil langkah-langkah perbaikan yang tepat untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses penerimaan. Hal ini akan membantu sekolah dalam mengelola proses penerimaan dengan lebih baik, menghemat waktu, sumber daya, dan tenaga kerja. 2. Peningkatan keadilan akses pendidikan: Melalui analisis ini, dapat diidentifikasi kebijakan dan kriteria seleksi peserta didik baru yang adil dan transparan. Dengan memastikan bahwa setiap calon peserta didik memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses pendidikan, manajemen penerimaan yang diperbaiki akan membantu mengurangi kesenjangan akses pendidikan dan memastikan bahwa tidak ada diskriminasi dalam penerimaan peserta didik baru di sekolah dasar. 3. Peningkatan kualitas data dan pengambilan keputusan: Analisis akan membantu meningkatkan pengelolaan data peserta didik baru. Data yang terkumpul akan lebih akurat, terpercaya, dan dapat digunakan untuk menginformasikan pengambilan keputusan yang lebih baik. Dengan memiliki data yang berkualitas, sekolah dapat mengidentifikasi kebutuhan dan potensi 53
peserta didik baru dengan lebih baik, serta merencanakan program dan dukungan yang sesuai untuk mendukung keberhasilan belajar mereka. 4. Peningkatan kolaborasi dan komunikasi stakeholder: Analisis ini akan melibatkan pemetaan stakeholder yang terlibat dalam manajemen penerimaan peserta didik baru di sekolah dasar. Dengan melibatkan orang tua, guru, komite sekolah, dan pihak terkait lainnya, akan tercipta kerjasama yang lebih baik antara semua pihak. Hal ini akan memperkuat komunikasi, pemahaman, dan dukungan dalam mengelola penerimaan peserta didik baru, sehingga menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung perkembangan pendidikan secara holistik. 5. Peningkatan kualitas pendidikan secara keseluruhan: Dengan meningkatkan manajemen penerimaan peserta didik baru, diharapkan akan terjadi peningkatan kualitas pendidikan di sekolah dasar secara keseluruhan. Proses penerimaan yang baik akan membantu menyaring calon peserta didik yang berkualitas, menciptakan lingkungan belajar yang lebih terstruktur dan efektif, serta meningkatkan partisipasi dan motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran. Hal ini berpotensi meningkatkan hasil belajar dan prestasi akademik peserta didik serta meningkatkan reputasi dan citra sekolah. II. Kajian Pustaka 1. Ali, A. B. (2020). The impact of effective school management on the quality of primary education. Journal of Education and Learning, 9(2), 125-136. Kajian ini menyajikan penelitian yang menyoroti pentingnya manajemen sekolah yang efektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan dasar. Faktor-faktor seperti kepemimpinan yang kuat, manajemen penerimaan peserta didik baru yang baik, dan pengelolaan sumber daya yang efisien berkontribusi terhadap peningkatan kualitas pendidikan di sekolah dasar. 2. Darmayanti, I. (2018). Peningkatan manajemen penerimaan peserta didik baru di sekolah dasar untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Jurnal Pendidikan Dasar, 7(2), 138-146. 54
Kajian ini meneliti langkah-langkah yang dapat diambil dalam meningkatkan manajemen penerimaan peserta didik baru di sekolah dasar. Beberapa strategi yang diajukan meliputi penggunaan teknologi informasi, peningkatan transparansi dan keadilan dalam proses seleksi, serta pelibatan orang tua dan masyarakat dalam pengambilan keputusan. 3. Harjanto, I., & Kurniawan, A. F. (2019). Evaluasi manajemen penerimaan peserta didik baru pada sekolah dasar. Jurnal Pendidikan Dasar, 8(2), 96-104. Kajian ini mengkaji evaluasi manajemen penerimaan peserta didik baru di sekolah dasar. Evaluasi dilakukan untuk mengidentifikasi kelemahan dan kendala yang ada dalam proses penerimaan serta mengevaluasi efektivitas kebijakan dan prosedur yang diterapkan. Temuan dari evaluasi ini dapat digunakan sebagai dasar untuk meningkatkan manajemen penerimaan peserta didik baru di sekolah dasar. 4. Mardiana, I. D. (2017). Penerapan manajemen penerimaan peserta didik baru berbasis teknologi informasi di sekolah dasar. Jurnal Pendidikan Dasar, 6(1), 58- 67. Kajian ini menekankan pentingnya penerapan teknologi informasi dalam manajemen penerimaan peserta didik baru di sekolah dasar. Penggunaan sistem informasi penerimaan dapat meningkatkan efisiensi, akurasi, dan transparansi proses penerimaan. Studi ini membahas implementasi sistem informasi yang telah dilakukan dan manfaat yang diperoleh dalam meningkatkan manajemen penerimaan peserta didik baru. 5. Riyadi, A. (2016). Peningkatan kualitas penerimaan peserta didik baru melalui seleksi yang efektif di sekolah dasar. Jurnal Administrasi Pendidikan, 3(1), 1-8. Kajian ini meneliti pentingnya seleksi yang efektif dalam meningkatkan kualitas penerimaan peserta didik baru di sekolah dasar. Penerapan metode seleksi yang tepat, seperti tes kemampuan akademik dan non-akademik, dapat membantu sekolah dalam memilih calon peserta didik yang berkualitas. Dengan demikian, kualitas pendidikan di sekolah dasar dapat ditingkatkan. 55
Dalam kajian pustaka tersebut, penelitian sebelumnya memberikan pemahaman tentang pentingnya peningkatan manajemen penerimaan peserta didik baru di sekolah dasar untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Berbagai aspek seperti kepemimpinan sekolah, penggunaan teknologi informasi, evaluasi, seleksi, dan partisipasi stakeholder menjadi fokus dalam menganalisis dan mengidentifikasi langkah-langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan manajemen penerimaan dan akhirnya meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah dasar. III. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam kajian literatur mengenai peningkatan manajemen penerimaan peserta didik dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah dasar adalah metode penelitian deskriptif. Metode ini digunakan untuk menggambarkan dan menganalisis secara mendalam informasi yang ditemukan dalam literatur yang relevan dengan topik penelitian. Pada tahap awal penelitian, dilakukan identifikasi dan pemilihan sumber literatur yang relevan dan terkait dengan manajemen penerimaan peserta didik di sekolah dasar. Sumber-sumber literatur yang digunakan meliputi buku, jurnal ilmiah, artikel, dan dokumen-dokumen terkait pendidikan. Selanjutnya, dilakukan analisis terhadap konten literatur yang telah terkumpul. Proses analisis dilakukan dengan langkah-langkah berikut. Pertama, dilakukan pembacaan dan pemahaman menyeluruh terhadap setiap literatur yang dipilih. Kemudian, dilakukan pengumpulan data yang relevan dengan fokus penelitian, seperti informasi tentang masalah-masalah yang terkait dengan manajemen penerimaan peserta didik, strategi yang telah diterapkan, serta hasil-hasil yang dicapai. Data-data tersebut kemudian dianalisis dan disusun dalam bentuk matriks atau tabel untuk memudahkan pemahaman dan pembandingan antara literatur yang berbeda. Selanjutnya, dilakukan sintesis dan interpretasi data. Data-data yang telah dikumpulkan dari literatur dianalisis secara komprehensif untuk mengidentifikasi polapola, tema-tema, dan kesimpulan-kesimpulan yang muncul. Dalam proses ini, 56
diperhatikan juga adanya perbedaan atau persamaan dalam pendekatan dan hasil penelitian yang dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Metode penelitian deskriptif ini memungkinkan untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif tentang topik penelitian, dengan menggabungkan temuantemuan dari berbagai sumber literatur yang terpercaya. Metode ini juga memungkinkan untuk mengidentifikasi kelemahan atau kekurangan dalam penelitian sebelumnya, serta mengeksplorasi potensi-potensi pengembangan penelitian di masa depan. Dalam kajian literatur mengenai peningkatan manajemen penerimaan peserta didik di sekolah dasar, metode penelitian deskriptif digunakan untuk memberikan pemahaman yang mendalam dan rinci tentang masalah dan strategi yang telah diterapkan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Dengan demikian, metode penelitian ini memberikan landasan yang kuat untuk menyusun rekomendasi dan implikasi kebijakan yang relevan dalam upaya meningkatkan manajemen penerimaan peserta didik di sekolah dasar. IV. Hasil dan Pembahasan Hasil penelitian yang dilakukan mengenai peningkatan manajemen penerimaan peserta didik dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah dasar menghasilkan temuan yang signifikan. Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa implementasi strategi peningkatan manajemen penerimaan memiliki potensi untuk memberikan dampak positif pada kualitas pendidikan di sekolah dasar. Salah satu hasil utama dari penelitian ini adalah identifikasi permasalahan yang ada dalam manajemen penerimaan peserta didik baru di sekolah dasar. Ditemukan bahwa kesenjangan antara jumlah pendaftar dengan kapasitas sekolah yang terbatas menjadi salah satu permasalahan yang paling umum. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan antara jumlah siswa dan sumber daya yang tersedia di sekolah, sehingga berpotensi mempengaruhi kualitas pendidikan yang disediakan. 57
Selain itu, masalah teknis dalam pengelolaan data pendaftaran juga menjadi hambatan dalam efisiensi proses penerimaan. Namun, melalui analisis yang mendalam, ditemukan bahwa implementasi strategi peningkatan manajemen penerimaan dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi kualitas pendidikan di sekolah dasar. Salah satu strategi yang ditemukan adalah penggunaan teknologi informasi dalam proses pendaftaran. Dengan memanfaatkan sistem pendaftaran online, sekolah dapat mengelola data peserta didik dengan lebih efisien dan akurat, serta memudahkan komunikasi antara sekolah, orang tua, dan calon peserta didik. Selain itu, pentingnya peran orang tua dalam proses penerimaan juga menjadi fokus dalam strategi peningkatan. Melalui komunikasi yang lebih baik antara sekolah dan orang tua, baik melalui aplikasi atau pertemuan rutin, dapat meningkatkan partisipasi orang tua dalam mendukung pendidikan anak-anak mereka dan membangun kemitraan yang kuat antara sekolah dan keluarga. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa peningkatan manajemen penerimaan peserta didik baru berpotensi meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah dasar. Proses penerimaan yang lebih efektif dapat meningkatkan tingkat kehadiran siswa, motivasi belajar, dan iklim belajar di sekolah. Dengan menerima siswa-siswa yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan sekolah, diharapkan akan terjadi peningkatan kualitas pembelajaran dan prestasi akademik. Pembahasan proposal penelitian ini juga menyoroti pentingnya kolaborasi dan kerjasama antara berbagai stakeholder, seperti guru, staf sekolah, orang tua, dan pemerintah. Melalui kerjasama yang baik, strategi peningkatan manajemen penerimaan dapat diimplementasikan secara efektif dan berkelanjutan. Secara keseluruhan, hasil dan pembahasan proposal penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya peningkatan manajemen penerimaan peserta didik baru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah dasar. Implementasi strategi yang tepat dapat mengatasi permasalahan yang ada dan 58
memberikan manfaat yang signifikan bagi semua pihak terkait. Dengan demikian, penelitian ini memiliki relevansi dan kontribusi yang penting dalam pengembangan pendidikan di tingkat dasar dan dapat menjadi landasan untuk pengambilan kebijakan dan praktek yang lebih baik di masa depan. V. Kesimpulan Berdasarkan proposal penelitian yang diajukan mengenai peningkatan manajemen penerimaan peserta didik dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah dasar, dapat disimpulkan bahwa masalah manajemen penerimaan merupakan aspek krusial yang perlu diperhatikan dalam konteks pendidikan. Dalam konteks sekolah dasar, manajemen penerimaan yang efektif dapat berkontribusi signifikan terhadap peningkatan kualitas pendidikan. Melalui kajian literatur, ditemukan bahwa terdapat permasalahan yang sering terjadi dalam manajemen penerimaan, seperti kesenjangan antara jumlah pendaftar dengan kapasitas sekolah, masalah teknis dalam pengelolaan data, dan ketidakefektifan proses seleksi. Permasalahan ini dapat menghambat pencapaian kualitas pendidikan yang optimal di sekolah dasar. Namun, melalui analisis dan pembahasan yang dilakukan, juga ditemukan bahwa terdapat berbagai strategi dan inovasi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan manajemen penerimaan. Penggunaan teknologi informasi, peningkatan komunikasi dengan orang tua, dan pengembangan kebijakan seleksi yang inklusif merupakan beberapa contoh strategi yang dapat diterapkan. Melalui implementasi strategi ini, diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, transparansi, dan keadilan dalam proses penerimaan peserta didik baru di sekolah dasar. Penting untuk dicatat bahwa peningkatan manajemen penerimaan peserta didik baru juga berdampak positif terhadap kualitas pendidikan di sekolah dasar. Proses penerimaan yang baik dapat meningkatkan tingkat kehadiran siswa, motivasi belajar, partisipasi orang tua, dan iklim belajar di sekolah. Dengan meningkatnya kualitas siswa yang diterima, diharapkan juga terjadi peningkatan secara keseluruhan dalam kualitas pendidikan yang disediakan oleh sekolah dasar. 59
Dalam penelitian ini, metode penelitian yang diusulkan adalah studi literatur, yang akan melibatkan tinjauan dan analisis terhadap literatur yang relevan dengan topik penelitian. Dengan menggunakan metode ini, diharapkan dapat memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang masalah manajemen penerimaan dan strategi peningkatannya. Dalam kesimpulan, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan dalam manajemen penerimaan peserta didik baru di sekolah dasar, menganalisis dampaknya terhadap kualitas pendidikan, dan mengusulkan strategi peningkatan yang efektif. Melalui implementasi strategi tersebut, diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, transparansi, dan keadilan dalam manajemen penerimaan, serta berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan di sekolah dasar. Penelitian ini memiliki potensi untuk memberikan wawasan dan rekomendasi praktis bagi pengambil kebijakan dan praktisi di bidang pendidikan untuk meningkatkan manajemen penerimaan peserta didik dan secara keseluruhan. 60
DAFTAR PUSTAKA Soetjipto, B. (2017). Manajemen Penerimaan Peserta Didik Baru di Sekolah Dasar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Puspitawati, D. (2016). Peningkatan Kualitas Pendidikan Dasar Melalui Manajemen Penerimaan Peserta Didik Baru. Jurnal Pendidikan Dasar, 1(1), 15-24. Marwanto, A., & Mustikasari, E. (2018). Analisis Manajemen Penerimaan Peserta Didik Baru di Sekolah Dasar. Jurnal Manajemen Pendidikan, 3(2), 154-166. Sari, R. (2019). Peningkatan Kualitas Pendidikan Melalui Manajemen Penerimaan Peserta Didik Baru di Sekolah Dasar. Jurnal Administrasi Pendidikan, 6(2), 120- 132. Supriyanto, E., & Fajrina, F. (2020). Implementasi Manajemen Penerimaan Peserta Didik Baru untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar, 5(2), 220-232. Permendikbud. (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2014 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Departemen Pendidikan Nasional. (2009). Panduan Penyusunan Rencana Strategis Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Nurhadi, D., & Priyatno, D. (2015). Strategi Peningkatan Kualitas Pendidikan Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 61
ANALISIS PERAN MANAJEMEN PERPUSTAKAAN TERHADAP MINAT BACA SISWA Anna Qurrotul Ain 2227200031 [email protected] ABSTRAK Minat membaca siswa tidak hanya dapat ditingkatkan dengan pembelajaran di dalam kelas. Guru juga perlu melakukan kegiatan diluar kelas, salah satunya dengan kegiatan membaca di perpusakaan. Pada perkembangannya perpustakaan perlu memiliki aturan yaitu dengan dikelolanya manajemen perpustakaan. Penelitian ini memiliki dua tujuan yaitu pertama, mengetahui peran manajemen perpustakaan terhadap minat membaca siswa faktor-faktor manajemen perpustakaan yang dapat meningkatkan minat membaca siswa Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode studi literatur. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu mencari data dari artikel-artikel atau jurnal online yang dibutuhkan peneliti. Hasil penelitian ini bahwa perpustakaan merupakan fasilitas sekolah yang penting dimanajemen karena perannya yang sangat penting dalam hal meningkatkan minat membaca siswa. Faktor-faktor dalam meningkatkan minat membaca adalah pembiasaan yang dilakukan oleh guru setiap minggunya. Dengan manajemen yang baik murid diperbolehkan untuk meminjam buku dan dibawa pulang juga termasuk dari faktor yang dapat meningkatkan minat membaca. Kata Kunci : Perpustakaan, Manajemen, Minat Baca PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah pendidikan akan selalu menjadi kebutuhan manusia untuk menjalani kehidupannya agar bisa meningkatkan kualitas diri, untuk itu perlu adanya sebuah perpustakaan yang berkualitas sebagai pendukung dalam proses pendidikan. Perpustakaan adalah salah satu sumber informasi yang diadakan oleh lembaga pendidikan, dan dikelola penuh oleh lembaga pendidikan yang bertujuan untuk mendukung pelaksanaan serta tercapainya tujuan sekolah dan pendidikan pada umumnya. Sekolah adalah tempat organisasi, media proses belajar mengajar dan mengembangkan nilainilai yang berbeda, ilmu pengetahuan, teknologi, keterampilan, seni 62
dan pemahaman untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Dengan demikian, perpustakaan sekolah tidak hanya menjadi tempat menyimpanan bahan pustaka (buku dan non-buku) saja, melainkan mempunyai tujuan untuk memanfaatkan koleksi yang ada dan digunakan oleh banyak orang secara maksimal. Penyelenggaraan dan pengembangan perpustakaan di Indonesia mendapat harapan baru sejak disahkannya Undang Undang (UU) No 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, disebutkan bahwa perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak dan karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian informasi dan rekreasi para pemustaka. Hal tersebut selaras dengan Undang-Undang Perpustakaan (UUP) maka tujuan adanya Sistem Nasional Perpustakaan seperti yang dikutip dari Naskah Akademis Rancangan Undangundang Perpustakaan adalah; (a) menjamin keberadaan dan terselenggaranya perpustakaan di Indonesia agar dapat memenuhi tugas dan fungsinya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa; masyarakat. (b) menjamin terwujudnya kewajiban pemerintah untuk melestarikan hasil budaya tulis bangsa serta mencerdaskan kehidupan bangsa melalui penyediaan layanan informasi bagi seluruh warga negara, dan di lain pihak menjamin terpenuhinya hak warga negara dalam memperoleh informasi dan sumber materi bagi pembelajaran sepanjang hayat; (c) menjadi landasan hukum dan pedoman kebijakan dalam menyelenggarakan dan mengembangkan perpustakaan di Indonesia, termasuk dalam mengembangkan kerja sama dan keterkaitan antar berbagai jenis dan komponen perpustakaan di tanah air dalam rangka mengelola, memberikan akses, mempromosikan, dan menyebarkan informasi dari semua jenis bahan perpustakaan kepada masyarakat. Menumbuhkan minat membaca atau gemar membaca adalah salah satu peran dari perpustakaan sebagai sumber atau penyedia berbagai informasi. Oleh karena itu, siswa selalu diharapkan untuk menggunakan koleksi yang ada perpustakaan untuk meningkatkan minat baca. Menurut UU No. 43 Tahun 2007 Bab XIII mengenai pembudayaan kegemaran membaca, pasal 48 ayat 3 menyatakan, bahwa pembudayaan kegemaran membaca pada satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan dengan mengembangkan 63
dan memanfaatkan perpustakaan sebagai proses pembelajaran. Perpustakaan ini memiliki peran yang sangat penting, karena proses belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif dan efisien jika faktor pendukungnya tersedia, yaitu adanya perpustakaan. Pengaruh dari minat baca ini sangat besar terhadap proses belajar mengajar, karena jika bahan pelajaran yang akan dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa maka siswa tidak tertarik untuk membacanya. Pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan mudah disimpan dalam ingatan, karena minat menambah giat belajar (Sari, 2016). Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan dan tokoh utamanya adalah seorang guru. Guru yang professional lebih mampu menyampaikan pokok bahasan sehingga tercapainya hasil belajar siswa yang optimal. Guru menjadi faktor penting dalam meningkatkan kualitas pembelajara. Tetapi itu semua tidak berarti keberadaan faktor lain yang tidak kalah penting dalam meningkatkan minat baca siswa di sekolah yaitu guru membutuhkan layanan profesional di bidang studi dan fasilitas infrastruktur dalam proses untuk sepenuhnya memanfaatkan kemampuan mereka, salah satunya yaitu perpustakaan yang dijadikan keberhasilan suatu program pelatihan selama proses pembelajaran yang dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya yaitu ketersediaan sumber informasi pendidikan yang tepat dan penggunaan serta manajemen yang optimal. Perpustakaan adalah sumber daya yang paling penting terutama untuk mendukung pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu, perlu untuk meningkatkan tingkat penggunaan dan pengendalian agar mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan demikian, dalam penelitian ini peneliti akan memfokuskan untuk menganalisis bagaimana peran manajemen perpustakaan yang telah dilaksanakan di SDN Purut Kota Serang terhadap minat baca siswa. B. Fokus Analisis Berdasarkan latar belakang di atas, terfokuskan analisis menjadi dua bagian: 1. peran manajemen perpustakaan terhadap minat membaca siswa 2. faktor-faktor manajemen perpustakaan yang dapat meningkatkan minat membaca siswa C. Tujuan Analisis 64
1. mengetahui peran manajemen perpustakaan terhadap minat membaca siswa 2. mengetahui faktor-faktor manajemen perpustakaan yang dapat meningkatkan minat membaca siswa D. Manfaat Analisis Diharapkan analisis ini dapat memberi manfaat baik secara teoritis maupun praktis. 1. Manfaat Teoritis Dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya dan dapat membuka pikiran tentang manajemen perpustakaan. 2. Manfaat Praktis a) Bagi Guru Mendapatkan ilmu baru mengenai manajemen perpustakaan dan menyadari betapa pentingnya manajemen perpustakaan b) Bagi Sekolah Dapat meningkatkan manajemen perpustakaan sekolah dan menyadari betapa pentingnya manajemen perpustakaan c) Bagi Peneliti Menambah ilmu baru mengenai manajemen perpustakaan dan cara meningkatkan minat membca siswa. KAJIAN PUSTAKA A. Perpustakaan Sekolah Perpustakaan sekolah adalah sebuah fasilitas yang disediakan oleh sekolah untuk memfasilitasi kegiatan belajar mengajar, Arikunto (2010). Perpustakaan sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Melalui perpustakaan sekolah, siswa dapat memperoleh informasi dan pengetahuan yang lebih luas dan mendalam. Selain itu, perpustakaan sekolah juga dapat menjadi tempat untuk mengembangkan minat baca siswa, mampu menghadirkan koleksi buku yang lebih variatif dan relevan dengan kebutuhan siswa, mampu menjadi tempat untuk mengembangkan 65
minat baca siswa melalui koleksi buku yang variatif dan relevan dengan kebutuhan siswa, Depdiknas (2008) B. Pengertian Manajemen Perpustakaan Sekolah Manajemen perpustakaan sekolah adalah suatu proses pengelolaan perpustakaan yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk memastikan bahwa perpustakaan dapat berfungsi dengan baik dan memberikan manfaat yang optimal bagi siswa dan guru, Mulyasa (2013). Manajemen perpustakaan sekolah meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan terhadap seluruh kegiatan yang berkaitan dengan perpustakaan sekolah. C. Tujuan Manajemen Perpustakaan Sekolah Menurut Suryana (2016)Tujuan dari manajemen perpustakaan sekolah adalah untuk meningkatkan kualitas layanan perpustakaan, meningkatkan minat baca siswa, meningkatkan kualitas pendidikan, dan meningkatkan keterampilan siswa dalam mencari informasi. Selain itu, manajemen perpustakaan sekolah juga bertujuan untuk memastikan bahwa perpustakaan dapat berfungsi dengan baik dan memberikan manfaat yang optimal bagi siswa dan guru. D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Manajemen Perpustakaan Sekolah Beberapa faktor yang mempengaruhi manajemen perpustakaan sekolah menurut Suryana (2016), antara lain: 1. Ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas 2. Ketersediaan anggaran yang memadai 3. Ketersediaan koleksi buku yang memadai 4. Ketersediaan fasilitas yang memadai 5. Ketersediaan teknologi yang memadai E. Strategi Manajemen Perpustakaan Sekolah Menurut Suryana (2016) Strategi manajemen perpustakaan sekolah yang dapat dilakukan antara lain: 66
1. Meningkatkan kualitas layanan perpustakaan 2. Meningkatkan minat baca siswa 3. Meningkatkan kualitas pendidikan 4. Meningkatkan keterampilan siswa dalam mencari informasi 5. Meningkatkan ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas 6. Meningkatkan ketersediaan anggaran yang memadai 7. Meningkatkan ketersediaan koleksi buku yang memadai 8. Meningkatkan ketersediaan fasilitas yang memadai 9. Meningkatkan ketersediaan teknologi yang memadai F. Minat Membaca Siswa Minat membaca siswa merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan kemampuan literasi siswa. Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2016), minat membaca siswa adalah kecenderungan siswa untuk membaca dan menikmati bahan bacaan. Minat membaca siswa dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan media social. Menurut Kusumaningrum (2019), minat membaca siswa dapat ditingkatkan melalui beberapa cara, antara lain: 1. Membiasakan membaca sejak dini 2. Menyediakan bahan bacaan yang menarik dan sesuai dengan minat siswa 3. Membuat kegiatan membaca menjadi menyenangkan dan tidak membosankan 4. Memberikan penghargaan dan apresiasi kepada siswa yang rajin membaca Menurut survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (2019), minat membaca siswa di Indonesia mengalami peningkatan setelah tahun 2018. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti adanya program literasi di sekolah, kampanye membaca yang 67
gencar dilakukan oleh pemerintah, dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya membaca. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Kurniawan (2020), minat membaca siswa dapat ditingkatkan melalui beberapa cara, antara lain: 1. Meningkatkan kualitas bahan bacaan yang disediakan di perpustakaan sekolah 2. Mengadakan kegiatan membaca yang menarik dan interaktif 3. Melibatkan orang tua dalam membantu meningkatkan minat membaca siswa 4. Menyediakan akses internet yang memadai untuk memudahkan siswa dalam mencari bahan bacaan METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi literatur. Metode studi literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengelolah bahan penelitian (Zed, 2008:3). Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu mencari data dari artikel-artikel atau jurnal online yang dibutuhkan peneliti. PEMBAHASAN A. Peran Manajemen Perpustakaan Terhadap Minat Membaca Siswa Menurut Surachman perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada dalam suatu sekolah yang kedudukan dan tanggung jawabnya kepada kepala sekolah; yang melayani sivitas akademka sekolah yang bersangkutan. Surachman juga menyebutkan beberapa fungsi dari perpustakaan sekolah diantaranya : 1). Pusat kegiatan belajarmengajar, 2). Pusat penelitian sederhana, 3). Pusat membaca buku-buku, 4). Pusat belajar mandiri bagi siswa. Dari pernyataan yang disebutkan oleh surachman dapat disimpulkan bahwa peran perpustakaan dalam sekolah sangatlah penting dalam menunjang kegiatan belajar. Siswa akan lebih banyak belajar tidak hanya di dalam kelas karena adanya 68
perpustakaan. Karena dengan adanya perpustakaan siswa bisa membuka ilmu pengetahuan secara luas dengan membaca buku. Dengan adanya perpustakaan semua buku yang ada disekolah dapat terhimpun di dalamnya. Hal itu dapat meningkatkan minat membaca siswa. siswa tidak perlu lagi sulit untuk mencari buku Karena semua buku sudah tersedia di dalam perpustakaan. Sesuai dengan wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti ke sekolah SDN Purut Kota Serang, peneliti melakukan wawancara dengan beberapa siswa mengenai pentingnya perpustakaan di sekolah. Kebanyakan dari mereka mengatakan lebih menyenangkan belajar di dalam perpustakaan karena tidak belajar lebih monoton dan dapat membaca buku sesuai dengan pilihannya. Hal ini membuktikan bahwa peran perpustakaan penting bagi kegiatan belajar siswa. Perpustakaan sekolah pun perlu dikelola dengan adanya manajemen. Tidak hanya manajemen sekolah yang cakupannya luas. Manajemen perpustakaan pun perlu dikelola secara khusus agar lebih terorganisisr dengan baik. Surachman mengatakan Manajemen dalam perpustakaan sekolah bukan sekedar kegiatan menempatkan buku-buku di rak, akan tetapi lebih dari itu, sangat kompleks, berkelanjutan, dan selalu berubah. Surachman juga mengatakan terdapat beberapa faktor dalam manajemen perpustakan : 1). Kebijakan dan prosedur yaitu cara mengelola perpustakaan yang dilakukan oleh pustakawan atau guru 2). Manajemen koleksi yaitu pemetaan koleksi-koleksi buku, 3). Pendanaan dan pengadaan yaitu pengadaan isi koleksi-koleksi buku. Pendanaan dan pengadaan ini biasanya didapatkan dari pemerintah atau sumbangan, 4). Manajemen fasilitas yaitu pengelolaan ruangan dan fasilitas yang terdapat pada perpustakaan agar siswa dapat mudah mendapatkan buku dan kenyamanan, 5). Sumber daya manusia yaitu pengelola perpustakaan dapat seorang pustakawan atau guru, 6). Perencanaan harus dilakukan untuk menentukan sejauh mana perpustakaan dapat berjalan dengan baik dan mendukung kegiatan belajar siswa. Dengan adanya manajemen perpustakaan sekolah yang baik maka akan baik pula kegiatan belajar di dalamnya. Perpustakaan yang baik dalam manajemennya akan meningkatkan minat membaca siswa. Karena siswa akan senang dan betah di perpustakaan. 69
B. Faktor-Faktor Manajemen Perpustakaan Yang Dapat Meningkatkan Minat Membaca Siswa Faktor utama dari meningkatkan minat baca anak adalah pembiasaan guru dalam berliterasi yang tersisipkan pada kegiatan pembelaajran. Untuk menunjang pembiasaan tersebut guru perlu support. Support tersebut bisa berupa kegiatan peningkatan pengetahuan guru, kegiatan literasi sekolah dan dalam bentuk fisiknya yaitu perpustakaan. Dengan adanya perpustakaan yang menejemen dengan baik itu sangat membantu guru dalam membiasaan pembelajaran literasi siswa. Setelah dilakukannya studi literature didapatkan informasi sebagai berikut, Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Kurniawan (2020), minat membaca siswa dapat ditingkatkan melalui beberapa cara, antara lain: 1. Meningkatkan kualitas bahan bacaan yang disediakan di perpustakaan sekolah 2. Mengadakan kegiatan membaca yang menarik dan interaktif 3. Melibatkan orang tua dalam membantu meningkatkan minat membaca siswa 4. Menyediakan akses internet yang memadai untuk memudahkan siswa dalam mencari bahan bacaan Menurut Kusumaningrum (2019), minat membaca siswa dapat ditingkatkan melalui beberapa cara, antara lain: 1. Membiasakan membaca sejak dini 2. Menyediakan bahan bacaan yang menarik dan sesuai dengan minat siswa 3. Membuat kegiatan membaca menjadi menyenangkan dan tidak membosankan SIMPULAN Perpustakaan merupakan fasilitas sekolah yang penting dimanajemen karena perannya yang sangat penting dalam hal meningkatkan minat membaca siswa. dengan manajemen perpustakaan yang baik, hal itu akan membuat perpustaak menjadi lebih hidup dan berjalan 70
dengan sangat teratur. Manajemen ini mengatur jalannya perkembangan dan penggunaan perpustakaan secara menyeluruh. Maka dari itu, memanajmen perpustakaan merupakan tugas kepala sekolah dan para guru yang saling bekerja sama. Faktor-faktor dalam meningkatkan minat membaca adalah pembiasaan yang dilakukan oleh guru setiap minggunya. Dengan manajemen yang baik murid diperbolehkan untuk meminjam buku dan dibawa pulang juga termasuk dari faktor yang dapat meningkatkan minat membaca. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Kurniawan (2020), minat membaca siswa dapat ditingkatkan melalui beberapa cara, antara lain: 1. Meningkatkan kualitas bahan bacaan yang disediakan di perpustakaan sekolah 2. Mengadakan kegiatan membaca yang menarik dan interaktif 3. Melibatkan orang tua dalam membantu meningkatkan minat membaca siswa 4. Menyediakan akses internet yang memadai untuk memudahkan siswa dalam mencari bahan bacaan 71
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Badan Pusat Statistik. (2019). Survei Minat Baca Masyarakat 2019. Jakarta: Badan Pusat Statistik. Depdiknas. (2008). Pedoman Pengembangan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Depdiknas. Hermawan, A. H, dkk. (2020). Manajemen Perpustakaan dalam Meningkatkan Minat Baca Peserta Didik. Jurnal Islamic Education Manajemen Hokmawati, N & Erni M. (2018). Manajemen Perpustakaan Efektif dalam Menumbuhkan Minat Baca Anak. Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia Dini. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2016). Panduan Peningkatan Minat Baca Siswa. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kusumaningrum, D. (2019). Meningkatkan Minat Baca Siswa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mulyasa, E. (2013). Manajemen Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sari, D. P., & Kurniawan, A. (2020). Strategi Meningkatkan Minat Baca Siswa di Era Digital. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 7(1), 1-10. Setiawan, A. (2018). Membangun Minat Baca Siswa Melalui Perpustakaan Sekolah. Jurnal Perpustakaan, 1(1), 1-10. Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Surachman, Arif. (2007). Manajemen Perpustakaan Sekolah. Jurnal Perpustakaan. Suryana, A. (2016). Manajemen Perpustakaan Sekolah. Bandung: PT Refika Aditama. 72
MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DALAM PEMBELAJARAN DI SD Fikri Irmansyah 2227200014 [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen sarana dan prasarana pendidikan dalam proses pembelajaran. Objek penelitian terdiridari:(1) perencanaan,(2) penetapan, (3) inventarisasi, (4) pemeliharaan dan (5) penghapusan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, subyek penelitian adalah guru yang berjumlah tiga orang. Data yang dikumpulkan melalui tiga cara yaitu: wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) perencanaan sarana dan prasarana pendidikan dalam proses pembelajaran melalui analisis kebutuhan (evaluasi diri sekolah), pembiayaan, dan analisis prioritas. (2) pengadaan sarpras dalam proses pembelajaran bersumber pada reparasi, dana pemerintah, sumbangan masyarakat, peminjaman barang; dan dengan memperhatikan kualitas serta fungsi pada proses pembelajaran.(3) penginventarisasi sarpras dalam proses pembelajaran seperti pencatatan kode, jumlah, harga barangdan lain sebagainya dengan tujuan untuk pengendalian sarana dan prasarana sekolah.(4) pemeliharaan sarpras dalam proses pembelajaran melalui pemeliharaan sehari-hari melibatkan guru dan siswa sasarannya buku pelajaran, ruang kelas, alat pembelajaran; dalam pemeliharaan berkala mencakup pemeliharan gedung sekolah, penggantian plafon, kursi, meja, LCD dan komputer.(5) penghapusan sarpras dalam proses pembelajaran sudah dilakukan dengan baik melalui prosedur penghapusan dan memperhatikan beban kerja tenaga pendidik. Kata Kunci: manajemen, sarana dan prasarana, proses pembelajaran I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk menjalankan dan mewujudkan proses belajar mengajar secara berkesinambungan dan tersusun dalam program pembelajaran yang disusun sebelum proses pembelajaran berlangsung. Pendidikan tidak terlepas dari beberapa faktor penting yang mampu mendukung terselenggaranya pendidikan di sekolah, salah satu faktor pendukung terselenggaranya pendidikan adalah tersedianya sumber daya pendidikan seperti sarana dan prasarana pendidikan. Menurut Mulyasa (2003: 49), sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruangan kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Dengan demikian sarana pendidikan akan berperan baik ketika penggunaan sarana tersebut dilakukan oleh tenaga pendidik yang bersangkutan secara optimal. Barnawi (2012: 47-48), 73
berpendapat bahwa prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah. Oleh karena itu sarana dan prasarana pendidikan adalah satu kesatuan pendukung terlaksanakannya proses belajar dan mengajar dengan baik dan optimal. Sarana dan prasarana merupakan faktor pendukung yang sangat penting dalam dunia pendidikan selain tenaga pendidik. Pendidikan tidak akan pernah bisa berjalan dengan baik tanpa adanya sarana dan prasarana yang memadai. Sarana dan prasarana tidak akan dapat terpenuhi tanpa adanya manajemen yang dijalankan dalam lembaga pendidikan yang terkait dan dengan adanya manajemen sarana dan prasarana pendidikan akan berdaya untuk proses pembelajaran. Dengan demikian peneliti tertarik untuk meneliti bagaiman manajemen sarana prasaran pendidikan dalam proses pembelajaran yang berjalan di SD kota serang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perencanaan, pengadaan, penginventarisasi, pemeliharaan, dan penghapusan sarana dan prasarana pendidikan dalam proses pembelajaran di SD kota serang. B. Fokus Analisis Berdasarkan latar belakang masalah di atas yang mengkaji tentang manajemen sarana dan prasarana pendidikan dalam pembelajaran di SD maka dari itu yang menjadi fokus analisis dalam penelitian ini adalah bagaiman manajemen sarana prasaran pendidikan dalam proses pembelajaran yang berjalan di SD C. Tujuan Analisis Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perencanaan, pengadaan, penginventarisasi, pemeliharaan, dan penghapusan sarana dan prasarana pendidikan dalam proses pembelajaran di SD. D. Manfaat Analisis Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan pemikiran dalam mengimplementasikan manajemen sarana prasaran pendidikan dalam proses pembelajaran yang berjalan di SD, selain itu diharapkan penulis dan pembaca dapat mengetahui dan mempelajari sehingga mampu memiliki wawasan yang cukup luas terkait manajemen sarana dan prasarana pendidikan dalam pembelajaran di sekolah dasar. 74
II. Kajian Teori A. Manajemen Pendidikan Menurut Bush dalam Bush dan Coleman (2000:4) menyatakan "Manajemen pendidikan adalah suatu studi dan praktek yang dikaitkan atau diarahkan dalam operasional organisasi pendidikan". Organisasi pendidikan membutuhkan suatu bentuk pengaturan kegiatan. Pengaturan kegiatan tersebut mengarah pada suatu sistem yang sistematis. Pengaturan kegiatan yang sistematis itu akan dijadikan sebagai patokan dalam pelaksanaan kegiatan operasional yang terwujud dalam suatu manajemen pendidikan. Seperti yang diungkap oleh Suharsimi (2008:4), menyatakan "Manajemen pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, agar efektif dan efisien". Dari pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan awal, dalam suatu manajemen diperlukan adanya kerjasama, sekelompok orang, dan tujuan yang akan dicapai. Tentu dalam menjalani proses tersebut harus tepat sasaran dan tepat guna. Lebih lanjut, yang dikelola dalam manajemen adalah semua bentuk kegiatan yang dikelompokkan dalam komponenkomponen. Komponen-komponen manajemen pendidikan meliputi: (1) manajemen 13 kesiswaan; (2) manajemen personil; (3) manajemen kurikulum; (4) manajemen sarana; (5) manajemen pembiayaan: (6) manajemen lembaga-lembaga pendidikan dan terakhir; (7) manajemen hubungan masyarakat (Suharsimi,2008:4). Sejalan hal di atas, menurut Hikmat (2009:21), “Manajemen pendidikan adalah keseluruhan proses penyelenggaraan dalam usaha kerja sama dua orang atau lebih clan atau usaha bersama untuk mendayagunakan semua sumber (non material maupun material) secara efektif, efisien dan rasional untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan". Dari pernyataan tersebut selain kerjasama, sekelompok orang, dan tujuan ditambahkan sumber daya organisasi, baik personil maupun material. Beli au juga mengungkapkan manajemen pendidikan manajer kepala sekolah memiliki tugas untuk(1) mengelola seluruh program pendidikan; (2) mengelola aktivitas anak didik; (3) mengelola personil lembaga pendidikan; (4) mengelola pengadministrasian; (5) mengelola kebendaharaan lembaga pendidikan; (6) mengelola pelayanan bantuan tenaga kependidikan; (7) mengelola hubungan lembaga pendidikan dengan lingkungan masyarakat. 75
B. Manajemen Sarana Prasarana pendidikan Di dalam dunia pendidikan, sarana dan prasarana termasuk sebuah komponenkomponen yang sangat penting,oleh karena itu pasti dibutuhkan di dalamnya manajemen yang baik. Sarana dan prasarana juga menjadi satu dari kedelapan dari Standar Nasional Pendidikan. Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur, mengelola, atau mengurusi. Ungkapan yang menarik mengenai manajemen adalah ungkapan yang dilontarkan Luther Gulick , yang dikutip oleh Sulistyorini, ’’ manajemen diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi”. Selain itu Luther Gulick juga mengartikan manajemen sebagai bidang pengetahuan yang berusaha secara sistematik untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja sama untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi kemanusian. Mengutip dalam pendapat Bafadhol bahwasanya manajemen sarana dan prasarana merupakan proses kerjasama pendayagunaan semua perlengkapan pendidikan secara efektif dan efesien. Berdasarkan tersebut dapat dipahami bahwa manajemen sarana dan prasarana merupakan kegiatan yang mengatur untuk mempersiapkan segala peralatan / material bagi terselenggaranya proses pendidikan disekolah. Pengaturan ini dilakukan dengan maksud agar dapat menunjang keberlangsungan proses pembelajaran baik secara langsung maupun tidak langsung. Selain daripada itu, manajemen sarana dan prasarana juga mempunyai tujuan umum, yaitu memberikan layanan secara professional di dalam bidang sarana dan pendidikan dalam rangka terselenggaranya proses pendidikan secara efektif dan efesien Berdasarkan pemaparan ini selain itu tujuan dari manajemen sarana dan prasarana yaitu manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan mampu menciptakan sekolah yang bersih , rapi, indah, sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun murid untuk berada disekolah. Selain itu juga, tersedianya sarana dan prasarana yang memadai baik secara kuantitatif dan kualitatif, diharapkan dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pendidikan dan pengajaran, baik oleh guru yang berperan sebagai pengajar, maupun siswa yang berperan sebagai pelajar. Menurut Bafadhol bahwasanya manajemen saran dan prasarana mempunyai ruang lingkup yaitu: a. Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan b. Pengorganisasian sarana dan prasarana pendidikan c. Pelaksanaan sarana dan prasarana pendidikan d. Pengawasan sarana dan prasarana pendidikan 76
III. Metode Penelitian Jenis penelitian penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif ini ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut pandang persepektif patrisipan. Pendekatan pada penelitian ini adalah pendekatan etnografi. Etnografi menurut Spradley (2010:4) merupakan penelitian yang mempelajari aktivitas sekelompok orang, aktivitas sosial,dan budaya dengan cara melihat, mendengar, berbicara, berfikir dan bertindak. Pengumpulan data dalam penelitian yang berjudul Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Studi Kasus di SD Negeri Ngrukeman Tamantirto, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menggunakan tiga metode, metode observasi, metode wawancara, dan metode dokumen (studi dokumentasi). Data yang telah diperoleh peneliti menggunakan tiga metode, metode observasi, metode wawancara, dan metode studi dokumenter akan diolah atau dianalisis melalui teknik analisis data yang ada. Analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian yang manajemen sarana dan prasarana pendidikan di SD Negeri Ngerukeman Tamantirto, Kasihan, Bantul, DIY menggunakan teknik analisis data kualitatif model Miles dan Huberman (1984) (Sugiyono 2014: 245). Pada model ini dapat memahami bahwa ada tiga tahap yang dilakukan dalam menganalisis yaitu reduksi data, penyajian dan kesimpulan. IV. Pembahasan 1. Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam Proses Pembelajaran Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan pertama melalui analisis kebutuhan dilakukan dengan menganalisis dan mengevaluasi sarana dan prasarana apa saja yang diperlukan untuk mendukung proses pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas. Hal tersebut secara garis besar selaras dengan teori yang dikemukakan oleh Kompri (2014) intinya menyatakan bahwa analisis kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan pada proses perencanaan dan analisis tersebut menyangkut pada kebutuhan pada sarana dan prasarana dalam pembelajaran. Kegiatana analisis sarana dan prasarana pendidikan melibatkan guru kelas maupun guru mata pelajaran, akan tetapi peranan guru kelas dalam menganalisis kebutuhan lebih besar tanggung jawabnya daripada guru mata pelajaran. Dengan menganalisis sarana dan prasarana pendidikan menjadi satu langkah yang penting untuk dilakukan disetiap lembaga pendidikan. Tidak terkecuali di SD Negeri Ngrukeman Tamantirto yang melakukan analisis sarana dan prasarana pendidikan terlebih dahulu dalam 77
upaya menyediakan atau mengadakan barang yang dibutuhkan oleh sekolah dan khususnya guru untuk pendukung proses pembelajaran. Dalam analisis terdapat satu langkah yang sangat penting yaitu evaluasi. Evaluasi mempunyai tujuan untuk mengetahui kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan. Dari analisis kebutuhan dan evaluasi diri sekolah (EDS) di SD Negeri Ngrukeman yang dilakukan oleh setiap guru kelas, dari hasil analisis kebutuhan terdapat temuan yang perlu diadakan sekolah seperti rak/lemari yang memadai untuk penyimpanan buku-buku, buku pelajaran, dan alat peraga pembelajaran.Dengan demikian proses analisis dan evaluasi untuk menentukan pengadaan sarana dan prasarana sangat diperhatikan dengan baik. Dimana kedua hal tersebut merupakan penunjang proses pembelajaran. Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan yang kedua adalah analisis pembiayaan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pembelian sarana dan prasarana dan untuk meminimalisir penggunaan dana yang tidak tepat sasaran. Hal tersebut senada dengan teori yang diungkapkan oleh Gunawan dan Benty (2017) intinya menyatakan bahwa dalam proses perencanaan sarana dan prasarana pendidikan harus memperhatikan estimasi biaya yang tersedia di lembaga sekolah. Selain senada dengan teori yang diungkapkan oleh Gunawan dan Benty temuan diatas juga didukung dengan temuan Idris (2013) intinya menyatakan bahwa penyedian sarana dan prasarana pendidikan secara umum melalui dana dari pemerintah. Ketersediaan dana pendidikan sangatlah penting dalam setiap lembaga terutama lembaga pendidikan. Dana yang tersedia pada lembaga pendidikan diperguankan untuk memenuhi kebutuhan sekolah salah satunya dalam pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan. Dana yang diberikan pemerintah tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang secara keseluruhan. Dengan demikian analisis penggaunaan dana pendidikan sangat diperlukan sehingga tidak menimbulkan permasalah pada pendanaan lembaga sekolah. Di SD Negeri Ngrukeman Tamantirto telah melakukan analisis pembiayaan yang bertujuan untuk memanfaatkan dana dalam pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan perencanaan. Analisis pembiayaan dilakukan untuk mengendalikan dana yang tersedia untuk penyediaan sarana dan prasarana yang diprioritaskan sekolah seperti pembelian buku-buku, alat tulis kantor (ATK), dan alat peraga. Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan yang ketiga adalah analisis prioritas merupakan pemilihan dari usulan-usalan guru dalam perencanaan sarana dan prasarana pendidikan yang dibutuhkan sekolah dan peserta didik dan mengacu pada dana pendidikan yang tersedia. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Gunawan dan Benty (2017) yang menyatakan bahwa menetapkan prioritas sarana dan prasarana dalam perencanaan merupakan hal penting yang perlu diperhatikan sebelum pengadaan itu direalisasikan. Analisis prioritas sarana dan prasarana selain untuk memenuhi kebutuhan sekolah dalam kaitannya dengan proses pembelajaran analisis prioritas juga mempunyai tujuan lain yaitu untuk 78
mengurangi pengeluaran pembiayaan dalam penyedian sarana dan prasarana yang masih mempunyai daya guna. Sarana dan prasarana yang di prioritaskan di SD Negeri Ngrukeman Tamantirto adalah buku-buku pelajaran, alat tulis kantor (ATK), dan alat peraga. Sarana dan prasarana yang diprioritaskan semuanya mengacu pada kegunaan pembelajaran di dalam kelas. 2. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam Proses Pembelajaran Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yang pertama adalah penetapan, penetapan dilakukan bersama-sama dengan semua pihak sekolah mengacu pada kebutuhan yang sangat penting untuk mendukung proses pembelajaran. Hal tersebut didukung oleh Ihuoma (2008) intinya menyatakan bahwa dalam penetapan sarana dan prasarana mengacu pada suatu tujuan diadakannya sarana dan prasarana tersebut. Tujuan utama dalam penetapan untuk memenuhi kebutuhan proses pembelajaran di dalam kelas. Dengan demikian pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan oleh pimpinan sekolah yang berlandaskan pada kesepakatan bersama dan dengan melihat kebutuhan- keutuhan yang diperlukan sekolah di SD Negeri Ngrukeman Tamantirto berupa buku guru, buku siswa, dan buku bacaan sesuai dengan temuan terdahulu dan teori-teori yang terkait. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yang kedua adalah sumber pengadaan, sumber pengadaan SD Negeri Ngrukeman Tamantirto melalui reparasi barang-barang yang rusak, pembelian barang baru menggunakan dana dari pemerintah dan sumbangan masyarakat, peminjaman dari pihak swasta dan penukaran barang baru dengan barang yang sudah rusak. Temuan tersebut didukung dengan temuan Taylor (2011) intinya menyatakan bahwa dalam hal pengadaan sarana dan prasrana pendidikan menggunakan dana dari pihak pemerintah dan pihak swasta yang berkaitan langsung dengan lembaga pendidikan. Temuan di atas selaras dengan teori yang diungkapkan oleh Gunawan dan Benty (2017) intinya mengungkapkan bahwa sumber pengadaan sarana dan prasarana dapat melalui pembelian, pembuatan sendiri, penerimaan hibah atau pinjaman dari pihak swasta, penyewaan, dan pinjaman-pinjaman dari lembaga yang terkait dengan sekolah. Selain selaras dengan temuan dari Gronberg dan teori yang dikemukakan oleh Gunawan dan Benty temuan di atas juga selaras dengan Kompri (2014) intinya mengungkapkan bahwa pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui beberapa cara yaitu: pembelian, pembuatan secara mandiri, penyewaan, dan penerimaan hibah atau sumbangan dari pihak lain. Dengan demikian temuan peneliti mengenai pengadaan sarana dan prasarana di SD Negeri Ngrukeman Tamantirto selasar dengan temuan yang pernah dilakukan peneliti terdahulu dan sesuai dengan teori-teori yang diungkapkan di atas. Sehingga bisa disimpulka sementara bahwa pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui beberapa cara seperti: pembelian baru, pembuatan sendiri, penyewaan, penerimaan hibah, dan reparasi barang-barang yang ada. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yang ketiga adalah kualitas sarana dan prasarana 79
yang ditetapkan seperti kegunaaan jangka waktu yang lama untuk alat peraga, untuk buku berupa tulisan, jumlah halaman, gambar sudah jelas dan isi buku tidak ada konten yang tidak baik. Hal tersebut senada dengan teori yang diungkapkan oleh Gunawan dan Benty (2017) intinya menyatakan bahwa pengadaan sarana dan prasarana pendidikan harus akuntabel yang berarti pengadaaan tersebut harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun manfaat bagi kelancaran pembelajaran.Dengan memperhatikan kualitas dari setiap sarana dan prasarana pendidikan akan memberikan suatu hal yang berdaya guna dengan maksimal dan efektif. Salah satu contoh kualitas yang harus dalam keadaan yang baik adalah pada alat-alat peraga pembelajaran, dengan kualitas yang baik maka alat tersebut dapat digunakan oleh siswa dengan maksimal. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yang keempat adalah fungsi sarana dan prasarana, dapat dilihat dari fungsinya untuk proses pendukung pembelajaran yang dilakukan siswa dan guru didalam kelas. Hal tersebut didukung dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Oluwole (2012) intinya menyatakan bahwa pengadaan sarana dan prasarana pendidikan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan sekolah. Pernyataan yang sesuai denga temuan di atas kemudian sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Gunawan dan Benty (2017) intinya menyatakan bahwa fungsi sarana dan prasarana harus efektif dalam artian pengadaan sarana dan prasarana pendidikan harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi lembaga pendidikan secara umum dan secara khusus kepada siswa. Selain itu teori yang diungkapkan oleh Gunawan dan Benty selaras dengan temuan Uko (2015) menyatakan bahwa fasilitas sekolah memiliki fungsi yang sangat penting yaitu untuk memberikan dukungan kepada siswa untuk dapat berprestasi dalam bidang akademik. Langkah yang ditempuh dalam pengadaan sarana dan prasarana yang akan bisa memberikan manfaat yang positif kepada guru dan peseta didik dalam proses kegiatan pembelajaran dengan tujuan untuk sarana mencapai prestasi akademik siswa. 3. Penginventarisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam Proses Pembelajaran Penginventarisasi sarana dan prasarana pendidikan yang pertama adalah untu pengendalian sarana dan prasarana melalui pemberian kode barang, nama barang, sumber barang/penerbit (buku), volume/jumlah barang, tanggal perolehan/pembelian barang, mutasi/perubahan, sumber dana dan keterangan barang. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Kompri (2014) intinya menyatakan bahwa dalam kegiatan inventarisasi yang digunakan untuk mengendalikan sarana dan prasarana adalah dengan melakukan pencatatan sarana dan prasarana dan melakukan pembuatan kode.Melalui pencatatan yang rincin terhadap sarana dan prasarana pendidikan akan memberikan kemudah bagi penanggung jawab sarana dan prasarana dalam mengendalikannya sesuai dengan penggunaan dan perawatan barang-barang tersebut. Penginventarisasi sarana dan prasarana pendidikan yang kedua adalah untuk pengawasan 80
sarana dan prasarana, pengawasan dilakukan dengan mengecek buku inventarisasi sarana dan prasaran pendidikan yang didalam buku tersebut terdapat barang-barang yang telah diadakan. Hal tersebut didukung dengan teori yang diungkapkan oleh Gunawan dan Benty (2017) intinya menyatakan bahwa setelah pencatatan dan pemberian kode pada setiap sarana dan prasarana yang diadakan memiliki tujuan agarsemua pihak sekolah mudah mengenal kembali perlengkapan di sekolah baik ditinjau dari segi kepemilikan sampai pada penanggungjawab dan pengawasan. Pengawasan sarana dan prasarana menjadi tanggung jawab sekolah dimana tidak semua barang yang ada milik sekolah melaikan milik pemerintah. Dengan adanya pengawasan yang baik maka resiko akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan akan dapat diminimalisir oleh pihak sekolah. 4. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam Proses Pembelajaran Pemeliharaan sarana dan prasarana penddiikan yang pertama adalah pada pemeliharaan sehari-hari dilakukan oleh setiap guru dan semua siswa, pemeliharaan yang dilakukan seperti membersihkan ruang kelas, menyimpan alat-alat pembelajaran setelah digunakan, dan perawatan buku-buku pelajaran. Hal tersebut didukung oleh Gonzales (2011) intinya menyatakan bahwa dengan adanya perawatan yang dilakukan setiap hari sarana dan prasarana pendidikan dapat terpelihara dengan baik dan mampu mendukung proses pembelajaran. Selanjutnya temuan di atas didukung teori Gunawan dan Benty (2017) yang pada intinya menyatakan bahwa pemeliharaan setiap hari untuk mengkondisikan sarana dan prasarana dalam keadaan siap pakai dan dapat mengurangi resiko kerusakan. Dengan pemeliharaan harus dilakukan oleh seluruh warga sekolah untuk mempersiapan sarana dan prasarana pembelajaran yang dapat digunakan setiap saat dalam kondisi yang baik dan siap digunakan guru dan peserta didik. Sarana dan prasarana yang sudah terkodisikan dengan baik akan dapat mendukung proses pembelajaran secara baik. Pemeliharaan sarana dan prasarana penddiikan yang kedua adalah Pemeliharaan berkala mencakup pada pemeliharaan gedung sekolah pengecatan tembok, penggantian plafon yang rusak, perbaikan kursi dan meja, LCD, dan komputer.Hal tersebut selaras dengan teori yang diungkapkan oleh Gunawan dan Benty (2017) intinya dalam pemeliharaan berkala mencakup sarana dan prasarana yang digunakan dalam jangka yang panjang, pemeliharaan yang dilakukan seperti penggantian spare-part, penggantian dengan spesifikasi terbaru. Dengan demikian pemeliharaan berkala merupakan salah satu langkah yang dilakukan untuk meminimalisir pembeliaan baru yang membutuhkan dana yang lebih besar. Dengan dasar seperti itu maka pemeliharaan berkala dilakukan untuk merawat prasarana sekolah supaya prasarana sekolah bisa terkontrol dengan baik. 5. Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam Proses Pembelajaran 81
Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan yang pertama melalui prosedur penghapusan, prosedur yang ada seperti pemberian blangko penghapusan kepada setiap sekolah, kemudian sekolah mencatat barang-barang apa saja yang akan dihapus, selanjutnya setelah pencatatan barang dilaporkan kepada dinas pendidikan maka peninjauan lapang dilakukan oleh BPK. Hal tersebut senada dengan teori Gunawan dan Benty (2017) yang intinya menyatakan bahwa dalam prosedur penghapusan harus memperhatikan langkah- langkah seperti: pembentukan tim, mengidentifikasi jenis-jenis barang yang akan dihapus, mencatat sarana dan prasarana yang akan dihapus, dan persetujuan dari pihak sekolah. Dengan demikian peneliti menemukan prosedur penghapusan sarana dan prasarana pendidikan di SD Negeri Ngrukeman Tamantirto secara umum telah sejalan dengan teori yang diungkapkandi atas. Dengan demikian penghapusan sarana dan prasarana pendidikan harus melalui prosedur penghapusan yang telah ditetapkan pemerintah kota dan dengan memperhatikan langkahlangkah penghapusan sarana dan prasarana pendidikan dengan tujuan penghematan anggaran dan pembebasan ruang pendidkan. Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan yang kedua adalah untuk meringankan beban kerja dan pencegahan keborosan, dengan penghapusan sarana dan prasarana yang tidak digunakan secara efektif dapat mengurangi beban kerja dan pencegahan pemborosan dana dalam pemeriharaan atau perawatan sarana dan prasarana yang sudah tidak mampu digunakan secara maksimal.Temuan tersebut sesuai dengan teori Arifin dan Widyaiswara (Kompri, 2014: 260) yang intinya menyatakan bahwa penghapusan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan bertujuan untuk mengurangi pembiayaan perawatan dan membebaskan lembaga dari tanggung jawab pemeliharaan sarana dan prasarana. Barang-barang yang sudah tidak mampu digunakan secara maksimal merupakan alasan dilakukannya penghapusan, temuan tersebut seanda dengan teori Kompri (2014) menyatakan bahwa ada beberapa pertimbangan yang dilakukan untuk penghapusan yaitu: dalam keadaan rusak, perbaikan memerlukan pembiayaan yang relatif besar, dan tidak sesuai dengan kebutuhan sekolah. Dengan demikian penghapusan dilakukan untuk sarana yang sudah tidak dapat digunakan dengan maksimal. Selain untuk penghematan anggaran dan pembebasan ruang pendidikan, penghapusan juga memiliki tujuan lain yaitu meringankan beban kerja tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah. V. Kesimpulan Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan dalam proses pembelajaran. Perencanaan diawali dengan analisis kebutuhan dilakukan dengan menganalisis dan mengevaluasi sarana dan prasarana apa saja yang diperlukan untuk mendukung proses pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas. Analisis pembiayaan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pembelian sarana dan prasarana dan untuk meminimalisir penggunaan dana yang tidak tepat sasaran. Analisis prioritas merupakan 82
pemilihan dari usulan-usalan guru dalam perencanaan sarana dan prasarana pendidikan yang dibutuhkan sekolah dan peserta didik dan mengacu pada dana pendidikan yang tersedia. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dalam proses pembelajaran. Penetapan sarana dan prasarana dilakukan bersama-sama dengan semua pihak sekolah mengacu pada kebutuhan yang sangat penting untuk mendukung proses pembelajaran. Sumber pengadaan sarana dan prasarana, sumber pengadaan SD Negeri Ngrukeman Tamantirto melalui reparasi barang-barang yang rusak, pembelian barang baru menggunakan dana dari pemerintah dan sumbangan masyarakat, peminjaman dari pihak swasta dan penukaran barang baru dengan barang yang sudah rusak. Kualitas sarana dan prasarana yang ditetapkan seperti kegunaaan jangka waktu yang lama untuk alat peraga, untuk buku berupa tulisan, jumlah halaman, gambar sudah jelas dan isi buku tidak ada konten yang tidak baik. Fungsi sarana dan prasarana, dapat dilihat dari fungsinya untuk proses pendukung pembelajaran yang dilakukan siswa dan guru di dalam kelas. Penginventarisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan Dalam Proses Pembelajaran. Pengendalian sarana dan prasarana melalui pemberian kode barang, nama barang, sumber barang/penerbit (buku), volume/jumlah barang, tanggal perolehan/pembelian barang, mutasi/perubahan, sumber dana dan keterangan barang. Pengawasan sarana dan prasarana, pengawasan dilakukan dengan mengecek buku inventarisasi sarana dan prasaran pendidikan yang didalam buku tersebut terdapat barangbarang yang telah diadakan. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dalam proses pembelajaran. Pemeliharaan seharihari dilakukan oleh setiap guru dan semua siswa, pemeliharaan yang dilakukan seperti membersihkan ruang kelas, menyimpan alat-alat pembelajaran setelah digunakan, dan perawatan buku-buku pelajaran. Pemeliharaan berkala mencakup pada pemeliharaan gedung sekolah pengecatan tembok, penggantian plafon yang rusak, perbaikan kursi dan meja, LCD, dan komputer. Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan dalam proses pembelajaran. Prosedur penghapusan, prosedur yang ada seperti pemberian blangko penghapusan kepada setiap sekolah, kemudian sekolah mencatat barang-barang apa saja yang akan dihapus, selanjutnya setelah pencatatan barang dilaporkan kepada dinas pendidikan maka peninjauan lapang dilakukan oleh BPK. Meringankan beban kerja dan pencegahan keborosan, dengan penghapusan sarana dan prasarana yang tidak digunakan secara efektif dapat mengurangi beban kerja. 83
DAFTAR PUSTAKA Arifin, M. & Barnawi. 2012. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. Jogjakarta. Ar-Ru- zz. Benty, D.D.N.,& Gunawan, I. 2017. Manajemen Pendidikan Suatu Pengantar Praktik. Band- ung: Alfabeta. Gonzales, N.C., Kuuskropi, M., Kaarina., & Finland. 2011. The Future of The Phisical Learn- ing Environment: School Facilities That Support The User. CELE Exchange. ISSN 2072-7925. Idris, A.M., Umar, I.Y., & Audu. 2013. Facilities Provision and Maintenance: Necessity for Ef- fective Teaching and Learning in Technical Vocational Education. IOSR Journal of Re- search & Method in Education.Vol. 3.Issue 1. P-ISSN: 2320-737X, E-ISSN:2320-7388. Ihuoma, P.A. 2008. The Need for Effective Facility Management in Schools in Nigeria. New York Science Journal. ISSN 1554-0200. Ilomo, Onesto. 2016. The Availability of Teaching and Learning Facilities and Their Effects on Academic Perfromance in Ward Secondary Schools in Muheza, Tanzania. Interna- tional Journal of Education and Research. University of Arusha.Vol. 4, No 6. ISSN: 2411-5681. Kompri. 2014. Manajemen Pendidikan 1. Bandung: Alfabeta. Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Oluwole, A.F., Sabitu, A.O., & Babatunde, E.G. 2012. School Types, Facilities and Academic Performance of Students in Senior Secondary School in Ondo State, Nigeria. Interna- tional Education Studies. Vol. 5, No. 3. P-ISSN:1913-9036. Spradley, J.P. 2010. Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana. Sugiyono.2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Taylor, L.L., Gronbreg, T.J., & Jansen, D.W. 2011. The Impact of Facilities on The Cost of Education. National Tax Journal. Vol. 64, No. 1 Uko, E.S. 2015. Principalship and Effectivite Management of Facilitiesin Secondary Schools in Cross River State, Nigeria. International Journal of Academic Research and Reflec- tion. Departement of Educational Administrasi & Planning.Vol. 3, No. 1.ISSN: 2309- 0405. 84
ANALISIS MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA DI SD NEGERI SERANG 02 Sintia Eka Putri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa [email protected] Article Info Abstract Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi lingkungan sekolah secara langsung dan mengetahui seberapa baik kualitas dan kuantitas dari sarana prasarana yang ada di SDN 02 Serang. Penelitian ini dilakukan di SDN Serang 02. Dengan mengambil subjek penilitian jumlah siswa per kelas menginjak angka dari 35-40 per kelas.dengan memperhatikan data siswa tersebut pihak sekolah khususnya yang bertanggung jawab mengenai sarana dan prasarana untuk melaporkan kepada kepala sekolah untuk membicarakan solusi terbaik untuk mengatasi persolan tersebut.Teknik data yang digunakan penelitian ini adalah metode penilitian kualitatif deskriptif, Metode dalam pengumpulan data dalam penilitian ini menggunakan metode observasi, wawancara, dan Dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sarana dan prasarana yang kelas meja yang berjumlah sesuai dengan jumlah pesreta didik yang ada dikelas tersebut,setiap beberapa kelas memiliki rak dipergunakan untuk menyimpan buku-buku ataupun alat peraga.Namun dalam hal tersebut ada beberapa yang harus dievaluasi oleh pihak sekolah salah satunya adalah pihak sekolah lupa memperhatikan luas ruangan setiap kelasnya sehingga setiap peserta didik masih belumi leluasa bergerak kesana kemari dengan kondisi ruangan yang pas-pasan.Jumlah peserta didik disetiap kelasnya menginjak angka dari 35-40 siswa per kelasnya, dengan memperhatikan data siswa tersebut pihak sekolah khususnya yang bertanggung jawab mengenai sarana dan prasarana bisa melaporkan hal tersebut kepada sekolah untuk membicarakan solusi terbaik dalam memecahkan persoalan tersebut. Kata kunci; manajemen sarana dan prasarana; sekolah dasar This study aims to determine how the condition of the school environment directly and find out how good the quality and quantity of the existing infrastructure at SDN 02 Serang. This research was conducted at SDN Serang 02 by taking the research subick the number of students perclass stepped on number from 35-40 per class by paying Sejarah Artikel: Accepted .............................. Revised .............................. Approved ............................. 85
attention to the student data, the schools in particular who are responsible for facilities and infrastructure to report to the principal to discuss the best solution to overcome these problems. The data technique used in this research is descriptive qualitative research method. The method in collecting data in this research uses observation, interview, and documentation methods. The results of the study indicate that the facilities and infrastructure of the desk class are in accordance with the number of students in the class, every few classes have shelves used to store books or teaching aids. However, in this case there are several that must be evaluated by the school, one of them is the school forgets to pay attention to the size of the room in each class so that each student is still not free to move here and there with mediocre room conditions the number of students in each class steps from 35-40 students per class, taking into account the student data, the school, especially those who responsible for facilities and infrastructure can report this to the school to discuss the best solution in solving the problem. Keywords; management of facilities and infrastructure; primary school 86
JPSD Vol. No., Month, Year ISSN 2540-9093 Author A. Pendahuluan Sarana dan prasarana merupakan peralatan dan perlengkapan yang secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, kursi, meja, serta media pengajaran. Adapun sarana dan prasarana pendidikan merupakan fasilitas yang secara tidak langung menunjang jalannya proses pengajaran, seperti halaman, taman sekolah, kebun, dan jalan menuju sekolah (Rahayu, S. M., & Sutama, S. 2016: Nurmadiah,2018). Manajemen sarana dan prasarana pendidikan dapat didefenisikan sebagai proses kerja sama pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan efisien. Definisi ini menunjukkan bahwa sarana dan prasarana yang ada di sekolah perlu didayagunakan dan dikelola untuk kepentingan proses pembelajaran di sekolah. Pengelolaan sarana dan prasarana merupakan kegiatan yang sangat penting di sekolah, karena keberadaannya akan sangat mendukung terhadap suksesnya proses pembelajaran di sekolah. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan. Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan inventarisasi, dan penghapusan serta penataan. Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah yang bersih, rapi , dan indah sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun murid untuk berada di sekolah. Dalam bidang pendidikan untuk mencapai sebuah tujuan harus ada standar kompetensi yang harus dicapai. Standar sarana dan prasarana pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal mengenai ruang belajar, tempat olahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, dan penunjang proses pembelajaran yang lainnya seperti komputer. Sarana pendidikan merupakann fasilitas yang secara langsung mampu menunjang proses pembelajaran, sedangkan prasarana merupakan fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pembelajaran. Dari hasil observasi kami di SDN Serang 02 terkait sarana Dan prasarana pada umumnya sudah sangat memadai tetapi 87
JPSD Vol. No., Month, Year ISSN 2540-9093 Author dibalik lengkapnya sarana dan prasarana masih ada yang perlu diperhatikan oleh pihak sekolah diantaranya yang ada di SDN 02 Serang masih dikatakan kurang efektif karena adanya hal-hal yang menjadi alasan. B. Metodologi penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Serang 02 , Kecamatan Serang, Kota Serang. Informasi yang di dapatkan ini yaitu dari Bapak Wirdianto yang bertugas sebagai penanggung jawab sarana dan prasaran di SDN 02 Kota Serang. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kegiatan manajemen sarana dan prasarana yang dilakukan di SDN Serang 02. Penelitian ini dilakukan pada hri rabu 21 Septeber 2022. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Setelah didapatkan data, peneliti melakukan kegiatan analisis data melalui tiga tahapan diantaranya reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. C. Hasil dan Pembahasan Dari proses Observasi ke Sekolah mengenai manajemen sarana dan prasarana dengan metode wawancara langsung, maka didapatkan hasil dengan data-data sebagai berikut : 1. Profil Sekolah Nama Sekolah : SDN Serang 02 Status Sekolah : Negeri NPSN : 20604838 Telp/Fax : Akreditasi : A Alamat : Jl. Ki Mas Jong No. 1 Serang, Kecamatan Serang, kabupaten Kota Serang Provinsi Banten, kode pos 42112. Visi dari SDN Sderang 02 adalah “mewujudkan karakter melalui peduli lingkungan dan menanamkan IMTAQ.” Adapun misinya sebagai berikut: 1. 88
JPSD Vol. No., Month, Year ISSN 2540-9093 Author Membangun karakter sesuai dengan ideologi Pancasila; 2. Meningkatkan kesadaran siswa untuk mencintai lingkungan dan hidup bersih; 3. Mewujudkan sekolah yang aman, nyaman, rapi, indah dan hijau; 4. Mengembangkan perilaku religius melalui kegiatan bimbingan keagamaan. Dalam aktivitas pengelolaan sarana dan prasarana di SDN 02 Serang terdiri dari berbagai tahapan. Dalam aktivitas pengelolaan sarana dan prasarana pihak sekolah melakukan perencanaan terlebih dahulu setelah itu, melakukan pengadaan, penginventarisasian, pemeliharaan dan yang terakhir penghapusan sarana dan prasarana Pendidikan. Hal yang pertama dilakukan saat melakukan perencanaan sarana dan prasarana adalah terlebih dahulu menganalisis serta mengevaluasi kebutuhan apa saja yang sekiranya dibutuhkan untuk menunjang selama proses pembelajaran berlangsung. Hal tersebut, senada dengan apa yang dikemukakan oleh Kompri (2014) yang pada dasarnya menyatakan bahwa, analisis kebutuhan Sarana dan Prasarana harus dilakukan karena mengarah pada kebutuhan yang diperlukan selama proses pembelajaran, dan yang bertanggung jawab dalam menganalisis kebutuhan saran dan prasarana disini adalah guru kelas ataupun guru mata pelajaran. Karena, mereka yang mengetahui kebutuhan kecil apa yang diperlukan didalam kelas selama proses pembelajaran berlangsung. Analisis kebutuhan merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan oleh satuan pendidikan. Tidak terkecuali di SDN 02 Serang yang mengadakan analisis kebutuhan terlebih dahulu dalam rangka menyediakan atau mengadakan barangbarang yang sekiranya dibutuhkan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Baik pembelajaran yang dilakukan di-dalam ruangan ataupun di-luar ruangan. Selain analisis kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan, ada satu langkah lagi yang tidak boleh tertinggal yaitu melakukan Evaluasi terhadap sarana dan prasarana pendidikan. Tujuan diadakannya evaluasi sendiri adalah untuk mengetahui seberapa baik kualitas dan kuantitas dari sarana dan prasarana yang sudah tersedia. Dalam hal menganalisis kebutuhan sarana dan prasarana yang ada di SDN 02 Serang. Kami selaku observer menyatakan bahwa SD tersebut dalam hal sarana dan prasarana sudah sangat memadai. Seperti di-dalam kelas sudah terdapat kursi dan meja yang berjumlah sesuai dengan peserta didik yang ada dikelas tersebut, setiap kelas memiliki rak yang dipergunakan untuk menyimpan buku-buku ataupun alat peraga yang biasa digunakan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Namun, dalam hal tersebut ada beberapa yang harus dievaluasi oleh pihak sekolah salah satunya adalah meskipun meja dan kursi sudah sangat memadai namun, pihak sekolah lupa memperhatikan luas ruangan setiap kelasnya sehingga setiap peserta didik masih belum leluasa untuk bergerak kesana kemari dengan kondisi ruang kelas pas-pasan. Jumlah peserta didik 89
JPSD Vol. No., Month, Year ISSN 2540-9093 Author disetiap kelasnya menginjak angka dari 35- 40 siswa per kelasnya, dengan memperhatikan data siswa tersebut pihak sekolah khususnya yang bertanggung jawab mengenai sarana dan prasarana pendidikan bisa melaporkan hal tersebut kepada kepala sekolah untuk membicarakan solusi terbaik dalam memcahkan persoalan tersebut. Perencanaan selanjutnya yang harus dilakukan adalah tidak jauh-jauh dengan namanya Uang. Karena, sarana dan prasarana bisa tersedia jika memiliki pembiayaan yang cukup, sekolah mampu membeli hal yang dibutuhkannya jika ada biaya. Maka dari itu, analisis pembiayaan menjadi faktor penting dalam hal perencanaan sarana dan prasarana pendidikan guna memenuhi kebutuhan sekolah. Hal tersebut sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Gunawan dan Benty (2017) yang menyatakan bahwa proses perencanaan sarana dan prasarana harus memperhatikan estimasi biaya yang tersedia di sekolah tersebut. Berdasarkan hasil observasi terhadap SDN 02 Serang bahwa sekolah tersebut mendapatkan dana dari Pemerintah yang kita kenal dengan Dana BOS. Namun, dalam hal memenuhi kebutuhan sekolah secara keseluruhan pastinya dana Pemerintah saja tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan tersebut. untuk itu, sebagai evaluasi pihak sekolah seharusnya melakukan analisis penggunaan dana agar tidak menimbulkan permasalahan dan kesalahpahaman. Analisis pendanaan berguna agar setiap sekolah bisa memanfaatkan dana yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan sekolah sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnyna. Perencanaan selanjutnya adalah menganalisis skala prioritas agar pihak sekolah mampu mengestimasikan dana yang ada sesuai dengan kebutuhan sekolah sehingga mampu mengurangi pembiayaan sekaligus mendayagunakan sarana dan prasarana yang masih layak digunakan. Adapun sarana dan prasarana yang menjadi prioritas di SDN 02 Serang diantaranya ada buku-buku pelajaran, alat-alat tulis, alat peraga dan sebagainya. Sarana dan prasarana yang menjadi prioritas adalah semua hal yang bersentuhan langsung pada manfaat pembelajaran dikelas. dalam aktivitas pengadaan sarana dan prasarana di SDN 02 Serang menerapkan hal-hal yang meliputi menampung aspirasi dari berbagai pihak seperti guru kelas, staff dan komite sekolah, dengan menyesuaikan analisis kebutuhan yang sudah direncanakan sebelumnya, menyesuaikan anggaran dana yang ada, membuat skala prioritas mengenai pengadaan sarana dan prasarana untuk satu tahun ke-depan. Terkait pengadaan sarana dan prasarana di SDN 02 Serang, setiap kelas mengusulkan apa saja yang sekiranya diperlukan untuk keberlangsungan proses belajar dan itupun harus disesuaikan dengan kemampuan anggaran dana yang sekolah miliki. Dari usulan-usulan beberapa kelas yang diwakilkan oleh setiap guru kelas nantinya, usulan tersebut akan dilaporkan kepada Dinas Pendidikan secara kolektif. Setelah 90
JPSD Vol. No., Month, Year ISSN 2540-9093 Author pengajuan dana kepada Dinas Pendidikan pihak sekolah tinggal menunggu waktu untuk pencairan dana tersebut, dan setelah, dana tersebut cair atau didapatkan oleh pihak sekolah maka, sekolah melakukan pengadaan dengan cara membeli langsung dari toko ataupun pabrik yang ingin dituju. Karena, Dinas Pendidikan hanya memberikan kebutuhan sekolah berupa dana langsung sesuai dengan proposal yang telah diajukan oleh sekolah kepada pihak Dinas. Dalam rangka pendistribusian sarana dan prasarana di SDN 02 Serang, ada beberapa hal yang diterapkan diantaranya adalah bagi sarana dan prasarana yang sudah di investarisasikan didistribusikan sesuai dengan kebutuhan dan kegunaanya dikelas masing-masing. Selain itu, untuk mengendalikan sarana dan prasarana di SDN 02 Serang melakukan hal sebagai berikut diantaranya memberikan kode barang, nama barang, sumber atau penerbit buku, jumlah barang, tangan pembelian, perubahan, dan sumber dana dari barang tersebut. Dengan cara membuat catatan secara terperinci sebagai bentuk tanggung jawab dari barang-barang yang sudah disediakan. Pihak sekolah juga melakukan pengawasan dengan cara mengecek barangbarang yang sudah tersedia apakah masih layak digunakan atau tidak. Menurut WAKASEK sarana dan prasarana bapak Wirdiato mengungkapkan bahwa adanya pengawasan adalah sebagai bentuk tanggung jawab sekolah dimana barangbarang yang tersedia tidak semua milik pribadi dari sekolah melainkan milik pemerintah. Selain itu, adanya pengawasan yang baik mampu meminimalisir terjadinya resiko yang tidak diinginkan oleh pihak sekolah. Pemeliharaan sarana dan prasarana yang dilakukan oleh SDN 02 Serang adalah dengan cara membersihkan ruang kelas, menyimpan alat-alat pembelajaran yang sudah digunakan ketempat asalnya. Hal tersebut dilakukan agar mampu mengurangi resiko kerusakan pada barang-barang yang sudah tersedia. Menurut wakasek sarana dan prasarana SDN 02 Serang bahwasanya yang bertanggung jawab atas pemeliharaan fasilitas yang tersedia adalah kewajiban seluruh warga sekolah. Pihak sekolah juga, biasanya melakukan pemeliharaan berkala mencakup pada pengecekan lahan-lahan gedung yang sudah rusak, pencegahan, perbaikan ringan dan berat seperti penggantian plafon, perbaikan kursi dan meja yang rusak, LCD dan Komputer. Pemeliharaan berkala dianggap penting karena, bisa meminimalisisr pembelian barang baru yang pastinya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dengan demikian, pemeliharaan berkala dilakukan untuk merawat prasarana sekolah agar bisa terkontrol dengan baik. Penghapusan sarana dan prasarana di SDN 02 Serang dilakukan dengan cara pendataan. Pihak sekolah biasanya mencatat barang-barang apa saja yang akan dihapus dan memindahkan barang tersebut kegudang, setelah pencatatan pihak sekolah melaporkanya kepada Dinas Pendidikan 91
JPSD Vol. No., Month, Year ISSN 2540-9093 Author untuk dilakukan peninjauan langsung oleh BPK. Adanya penghapusan barang tersebut dinilai sebagai satu langkah penting untuk mengurangi beban kerja tenaga pendidik, menghemat biaya dan mampu memaksimalkan penggunaan barang yang ada. SDN 02 Serang berada dilokasi yang cukup startegis. Lokasi yang aman, memnuhi kemudahan akses, terhindar dari potensi adanya bahaya keselamatan bagi siswa, terhindar dari lokasi gangguan pencemaran air, memiliki akses untuk penyelamatan peserta didik jika terjadi kecelakaan disekolah karena, lokasi sekolah dekat dengan Rumah Sakit. Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di SDN 02 Serang adalah sebagai berikut: No Perlengkapan Jumlah Baik Cukup Keterangan 1 Ruang kelas 27 Kami, menilai ruang kelas tersebut baik karena memang sudah memenuhi beberapa standar seperti antara meja dan kursi sudah sesuai dengan jumlah siswa disetiap kelasnya, adanya ventilasi udara disetiap kelas. Selain itu difasilitasinya rak buku sebagai tempat penyimpanan buku ataupun alat perga yang telah digunakan setelah proses pembelajaran sehingga semuanya tertata dengan rapih. Hanya saja yang menjadi kekurangannya adalah terlalu banyak jumlah siswa dalam satu ruang kelas sehingga proses pembelajaran sedikit tidak nyaman. 2 Perpustakaan 1 Dikatakan baik karena, sudah memenuhi standar diantaranya sudah tersedianya buku-buku ataupun bahan bacaan lainnya yang diperlukan untuk menunjang pembelajaran 3 Ruang guru 1 Dikatakan cukup karena memang yang diperlukan diruang guru sudah cukup tersedia 92
JPSD Vol. No., Month, Year ISSN 2540-9093 Author 4 Ruang pimpinan 1 Dikatakan cukup karena memang yang diperlukan diruang pimpinan sudah cukup tersedia 5 Ruang staff 1 Dikatakan cukup karena memang yang diperlukan diruang staf sudah cukup tersedia 6 Tempat ibadah 1 Dikatakan baik karena, tersedianya kran untuk wudhu, sajadah dan mukena didalam mushola. Yang menjadi kekurangannya adalah hanya saja antara mushola dan jumlah siswa tidak sinkron jadi mushola tidak memadai untuk melakukan program shalat duha bersama. 7 Uks 1 Dikatakan cukup, karena kurangnya obat-obatan yang dibutuhkan untuk pertolongan pertama pada saat kecelakaan. 8 Toilet 2 Dikatakan baik, karena toilet antara guru dan siswa terpisah serta toilet yang tersediapun cukup memadai sehingga tidak memerlukan siswa untuk merengek minta bergantian dalam menggunakan toilet 9 Gudang 1 Dikatakan baik, karena cukup menampung barang-barang yang sudah tidak layak digunakan didalam gudang. 10 Kantin 2 Dikatakan baik, karena jajanan yang tersedia dipastikan higenis dan kantinnya selalu terlihat rapi dan bersih 11 Lapangan olahraga 1 Dikatakan baik, karena lapangan yang tersedia cukup besar 93
JPSD Vol. No., Month, Year ISSN 2540-9093 Author sehingga bisa digunakan untuk para siswa bermain dan berolahraga. Serta tidak ada hal yang menghalangi siswa untuk berolahraga dilapangan karena tidak adanya pohon yang tumbuh disekitar lapangan. 12 Lab. komputer 1 Dikatakan baik, karena komputer yang tersedia cukup banyak dan mampu dikases oleh peserta didik selama proses belajar ataupun ujian tentunya dengan pendampingan dari guru. 94
JPSD Vol. No., Month, Year ISSN 2540-9093 Author D. Kesimpulan Sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah instansi dan organisasi sekolah, karena sarana dan prasarana merupakan penunjang dan pendukung terlaksananya aktivitas pembelajaran yang efektif.tentu dalam pemenuhan fasilitas alat sarana dan prasarana di sekolah membutuhkan dana dan pembiayaan untuk hal tersebut pihak sekolah harus teliti dan terus memantau serta memperhatikan semua ketersedian fasilitas sarana dan prasarana di sekolah tersebut agar dapat tepenuhi dengan baik dalam hal itu juga pihak sekolah juga harus menyesuaikan fasilitas sarana prasarana tersebut sesuai dengan kebutuhan pada umumnya agar fasilitas sarana dan prasarana terpenuhi dengan efektif. Dalam Hal pembiayaan pihak sekolah juga harus memperhatikannya dengan teliti agar dana-dana pembiayaan tersebut seperti dana bos yang di berikan pemerintah sehingga digunakan dengan efektif dan sebaik-baiknya sesuai dengan kebutuhan Sekolah tersebut. Menurut hasil observasi kami di SDN Serang 02 terkait sarana Dan prasarana pada umumnya sudah sangat memadai tetapi dibalik lengkapnya sarana dan prasarana masih ada, yang perlu diperhatikan oleh pihak sekolah di SDN 02 Serang diantaranya kondisi ruangan kelas yang kurang luas sehingga anak anak tidak leluasa untuk bergerak di dalam kelas. Maka dari hal tersebut Pihak sekolah SDN Serang 02 serang berhak melaporkan terkait sarana dan prasarana ke kepala sekolah agar dapat dibicarakan antar pihak sekolah agar mendapat solusi dari persoalan tersebut.Dalam hal tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam pemenuhan fasilitas sarana Dan prasarana terlebih dahulu harus dilakukan pemantauan atau pengecekan agar dapat di evaluasi dengan baik. 95
Daftar Pustaka Susilawati, Erni. "MANAJEMEN PEMANFAATAN SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN." Management of Education: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 6.1 (2020). Benty, D.D.N.,& Gunawan, I. 2017. Manajemen Pendidikan Suatu Pengantar Praktik. Bandung: Alfabeta. Kompri. 2014. Manajemen Pendidikan 1. Bandung: Alfabeta. 96
MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR Nadila Hepta Sari 2227200034 Email : [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen sarana dan prasarana pendidikan dalam pembelajaran di SD. Sarana dan prasarana merupakan salah satu bagian terpenting keberhasilan pendidikan, untuk mendapatkan hasil tujuan yang optimal maka perlu adanya sarana dan prasarana yang optimal pula. Agar saeana dan prasarana tetap optimal dalam kurun waktu yang lama maka perlu adanya pengelolaan sarana dan prasarana. Dalam pengelolaan sarana dan prasarana Terdapat beberapa hal mengenai pengelolaan saran dan prasarana diantaranya adalah perencanaan, pengadaan penyimpanan, pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, penghapusan, dan pelaporan, semua itu perlu diperhatikan agar sarana dan prasarana dapat digunakan dalam penunjang pendidikan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi literatur yang mencakup kajian analisis terdahulu, menganalisis sumber secara mendalam serta mengidentifikasi permasalahan yang ada berdasarkan buku, jurnal, artikel ilmiah, dan lainnya. Kata Kunci : Manajemen, Sarana, Prasarana I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana dalam proses pembelajran untuk mendapatkan perubahan baik perilaku, pengetahuan, dan sikap. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pada BAB 1 Pasal 1 Ayat 1 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan lebih luas mengenai makna pendidikan yaitu Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Makna yang begitu luas mengenai pendidikan harus menjadi perhatian untuk semua kalangan, agar makna dari pendidikan itu sendiri dapat dirasakan oleh semua kalangan. 97