Pendidikan merupakan pondasi dari suatu bangsa, dimana pendidikan ini memegang peranan penting dalam kemuajuan bangsa. Pendidikan dapat merubah kehidupan seseorang bahkan dapat membawa perubahan suatu bangsa. Lebih lanjut Negara ini menjamin bahwasannya setiap orang berhak untuk memperoleh pendidikan yang layak, artinya tidak ada lagi anak-anak yang tidak dapat bersekolah atau meraih pendidikan karena pada dasarnya Negara sudah menjamin setiap warganya berhak untuk memperoleh pendidikan yang layak. Tujuan dari pada pendidikan itu sendiri adalah untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik baik jasmani maupun rohani. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 BAB II Pasal III mengenai tujuan dari pendidikan adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sungguh mulian tujuan dari pendidikan. Dalam proses berlangsungnya pelaksanaan pendidikan, membutuhkan banyak penunjang pendukung didalamnya, karena pada dasarnya pendidikan membutuhkan dukungan untuk dapat mengoptimalkan dalam meraih tujuan dari pada pendidikan itu sendiri. Salah satu pendukung pendidikan yang sangat penting adalah sarana dan prasarana pendidikan. pendidikan tidak dapat dilaksanakan dengan optimal apabila tidak ada sarana dan prasarana penunjang pendidikan, bahkan bila sarana dan prasarana penunjang pendidikan kurang memadai dapat mempengaruhi proses pembelajaran. Maka dari itu sarana dan prasarana ini adalah hal yang penting dari pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang optimal. Sarana dan prasana yang baik perlu pengelolaan yang baik pula, agar sarana dan prasarana penunjang pendidikan ini dapat terawat dan dapat dioptimalkan dalam pemakaiannya, maka dari itu sarana dan prasarana perlu dimanajemen dengan baik. Manajemen sarana dan prasarana penunjang pendidikan perlu dimanajemen secara terstruktur dan terorganisir agar semua dapat terkelola secara sistematis. Dalam manajemen sarana dan prasarana penunjang pendidikan ini haruslah didukung oleh semua pihak sebagai warga sekolah untuk merawat dan menjaga sarana dan prasarana yang ada di sekolah. 98
B. Fokus Analisis Berdasarkan latar permasalahan yang telah dipaparkan maka rumusan penelitian secara umum adalah “Bagaimana manajemen sarana dan prasarana pendidikan dalam pembelajaran di SD?”. Adapun rumusan masalah secara khusus yang diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Definisi dengan manajemen 2. Definisi sarana dan prasarana pendidikan 3. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan dalam pembelajaran di SD C. Tujuan Analisis Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan maka tujuan penelitian secara umum adalah adalah untuk mendeskripsikan manajemen sarana dan prasarana pendidikan dalam pembelajaran di SD. Adapun dari tujuan umum tersebut diuraikan ke dalam tujuan-tujuan khusus, sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui definisi manajemen. 2. Untuk mengetahui definisi sarana dan prasarana. 3. Untuk mengetahui manajemen sarana dan prasarana pendidikan dalam pembelajaran di SD. D. Manfaat Analisis Hasil yang diharapkan dari penelitian ini memberikan banyak manfaat bagi semua pihak yang terlibat dalam pendidikan. Berikut ini manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini secara teoritis dapat membantu bahan kajian dan memberikan sebuah pemahaman, informasi, wawasan, dan deskripsi yang jelas mengenai Manajemen sarana dan prasarana pendidikan guna meningkatkan kualitas pendidikan. 99
2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat menambah wawasan, informasi, dan pemahaman bagi peneliti mengenai manajemen sarana dan prasarana pendidikan dalam pembelajaran di SD. b. Bagi Pendidik Penelitian ini diharapkan bisa menjadi gambaran secara umum manajemen sarana dan prasarana pendidikan dalam pembelajaran di SD. c. Bagi Penelitian Selanjutnya Penelitian ini diharapkan mampun menjadi referensi atau acuan untuk penelitiselanjutnya sehingga hasil yang akan didapatkan dari penelitian selanjutnya akan jauh lebih baik d. Bagi Jurusan PGSD Penelitian ini diharapkan mampu memperkaya kajian mengenai manajemen sarana dan prasarana pendidikan dalam pembelajaran di SD. II. Kajian Pustaka A. Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari bahasa latin dari kata “manus” yang artinya “tangan” dan “agree” yang berarti “melakukan”. Kata-kata ini digabungkan sehingga menjadi “manager” yang bermakna menangani sesuatu. Kata Manajemen berasal dari bahasa inggris yaitu manage yang memiliki arti seni mengurus, mengatur, melaksanakan dan mengelola. Menurut Suhelayanti (2020) Manajemen merupakan ilmu dan seni dalam mengatur, mengkomunikasikan, mengendalikan, dan memanfaatkan sumber daya yang ada dalam organisasi dengan memanfaatkan fungsi-sungsi manajemen. Menurut para ahli mendefinisikan manajemen adalah sebagai berikut : 1. Davis Mendefinisikan manajemen adalah sebagai fungsi kepemimpinan eksekutif dimana pun. 2. Mary Parker Follet 100
Manajemen adalah sebuah seni dimana yang berfungsi untuk menyelesaikan pekerjaan dari orang lain. 3. Millet Manajemen adalah sebagai proses memimpin untuk melancarkan pekerjaaan yang diberikan agar terorganisir secara formal sebagai kelompok untuk memperoleh tujuan yang diinginkan. 4. Ricky W. Griffin Manajemen adalah sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. 5. Horold Koontz dan Cyril O’Donnel Manajemen sebagai usaha untuk mencapai tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Manajemen adalah kemampuan mengarahkan dan mencapai hasil yang diinginkan dengan tujuan dari usaha-usaha manusia dan sumber daya lainnya (Terry, 1978:4). Definisi yang dikemukakan Terry ini menunjukkan secara umum aktivitas manajemen ada dalam organisasi yang diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Manajemen adalah sebagai proses bekerjasama antara individu dan kelompok serta sumber daya lainnya dalam mencapai tujuan organisasi (Hersey dan Blancard, 1988:4). Proses ini di sini dimaknai sebagai fungsi dan aktivitas yang dilaksanakan oleh pemimpin dan anggota atau bawahannya dalam bekerja sama pada sebuah organisasi. Fungsi dan aktivitas yang dilaksanakan mendorong sumber daya manusia bekerja memanfaatkan sumber daya lainnya sehingga tujuan organisasi yang telah direncanakan dapat dicapai. Manajemen adalah suatu proses yang dilakukan oleh satu atau lebih individu untuk mengoordinasikan berbagai aktivitas lain untuk mencapai hasil-hasil yag tidak bisa dicapai apabila satu individu bertindak sendiri (Gibson, Donelly dan Ivancevich, 1996:4). Manajemen adalah proses penyelenggaraan berbagai kegiatan dalam rangka penerapan tujuan dan sebagai kemampuan atau keterampilan orang yang menduduki 101
jabatan manajerial untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaoan tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain (Siagian, 2003:5). adapun hal pokok antara lain: (1) manajemen menekankan adanya kerjasama antara unsur dalam organisasi, (2) adanya usaha pemanfaatan sumber-sumber yang dimiliki organisasi, dan (3) adanya tujuan yang jelas yang akan dicapai. Dengan demikian aktivitas manajemen mencakup spektrum yang luas, sebab mulai dari kegiatan bagaimana menentukan arah organisasi di masa depan, menciptakan kegiatankegiatan organisasi, mendorong terbinanya kerjasama antara sesama anggota organisasi serta mengawasi kegiatan dalam mencapai tujuan Manajemen berfungsi untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka mencapai tujuan dalam batasan-batasan kebijaksanaan umum yang telah ditentukan pada tingkat administrasi. Tujuan dan kebijaksanaan pada tingkat management bersifat departemental atau sektoral. Menurut George R.Terry fungsi manajemen adalah Planning, Organizing , Actuating ,Controlling. Sedangkan menurut Henry Fayol fungsi manajemen yaitu Planning, organizing, commanding, coordinating, controlling. Luther M. Gullick berpendapat fungsi menejemen adalah planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting, budgeting Dari paparan di atas dapatlah disimpulkan bahwa manajemen memiliki beberapa fungsi yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengawasan. Manajemen dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Definisi manajemen diajukan oleh berbagai pakar manajemen dengan berbeda-beda latar belakang para pakar ini titinjau dari banyaknya definisi secara terminologi. Menurut Machali dan Hamid (2017) dalam Suhelayanti (2020) manajemen dapat didefinisikan dalam 7 sudut pandang yaitu : 1. Manajemen sebagai alat atau cara. 2. Manajemen sebagai tenaga atau daya kekuatan. 3. Manajemen sebagai sistem. 4. Manajemen sebagai proses. 5. Manajemen sebagai fungsi. 102
6. Manajemen sebagai tugas. 7. Manajemen sebagai aktifitas atau usaha. B. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan Menurut Irjus Indrawan (2015) Sarana pendidikan adalah semua fasilitas (pelengkap, bahan, peralatan, dan perabotan) yang secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar tercapainya tujuan pendidikan dan berjalan dengan lancar. Sedangkan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti lapangan, halaman sekolah, dan tata tertib sekolah. Sarana adalah alat yang secara langsung dapat mendukung tercapainya tujuan pendidikan, misalnya ruang, buku, perpustakaan, laboratorium dan sebagainya sedangkan prasarana adalag alat yang tidak secara langsung dapat mendukung tercapainya tujuan seperti lokasi/tempat, lapangan olahraga, uang dan sebagainya (Daryanto dalam Syafaruddin dkk, 2016:156). Senada dengan penjelasan Daryanto, Mulyasa (2003:49) menjelaskan sarana adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar-mengajar seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Sedangkan prasarana adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran seperti halaman, kebun atau taman sekolah, jalan menuju sekolah. Namun jika prasarana tersebut dimanfaatkan secara langsung untuk pengajaran misalnya pengajaran Biologi maka halaman sekolah, kebun atau taman sekolah tersebut merupakan sarana Pendidikan Bafadal (2014:2) menjelaskan sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah, sedangkan sarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah. 103
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nasional Republik Indonesia pasal 1 Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar sarana prasarana menyatakan bahwa: Standarsarana prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Berdasarkan pemaparan di atas dapatlah dipahami bahwa sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki suatu lembaga pendidikan merupakan bagian dari upaya pencapaian tujuan pendidikan secara umum dan tujuan pembelajaran secara khusus berlangsung secara efektif dan efisien. Dengan demikian dapatlah dipahami bahwa sarana dan prasarana pada dasarnya merupakan elemen penting yang mendukung dan memfasilitasi seluruh rencana sekolah dapat dilaksanakan. C. Manajemen Sarana dan Prasarana a. Pengertian Manajemen sarana dan prasarana adalah proses pengadaan dan pendayagunaan komponen-komponen yang secara langsung maupun tidak langsung jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efesien. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi pada proses pendidikan secara optimal dan berarti. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan juga dapat didefinisikan sebagai proses kerjasama pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan efisien. Definisi ini menunjukkan bahwa sarana dan prasarana yang ada di insttitusi pendidikan tinggi perlu didayagunakan dan dikelola untuk kepentingan proses pembelajaran di insttitusi pendidikan tinggi. Pengelolaan itu dimaksudkan agar dalam menggunakan sarana dan prasarana di insttitusi pendidikan tinggi bisa berjalan dengan efektif dan efisien. Pengelolaan sarana dan prasarana merupakan kegiatan yang amat penting di insttitusi pendidikan tinggi, 104
karena keberadaannya akan sangat mendukung suksesnya proses pembelajaran (M. Muchlis Solichin, 2011: 155) Manajemen sarana prasarana adalah pengelolaan terhadap seluruh perangkat alat, bahan, dan fasilitas lainnya yang digunakan dalam sebuah proses kegiatan belajar mengajar sehingga proses kegiatan belajar bisa berjalan dengan efektif. Suharsimi Arikunnto (2002) menjelaskan bahwa sarana pendidikan memiliki beberapa klasifikasi yang bisa dibedakan sebagai berikut: “Bangunan sekolah (tanah dan gedung) yang meliputi: halaman sekolah, ruang kelas, ruang guru, kantor ruang praktek, ruang tamu, ruang kepala sekolah, ruang perpustakaan, laboratorium, mushola, dan kamar kecil. Perabot sekolah yang meliputi: meja guru, meja murid, kursi, lemari, rak buku, sapu, dan kotak sampah”. Manajemen sarana dan prasarana adalah proses kerjasama dalam melaksanakan pendayagunaan semua sarana dan prasarana yang ada di dalam lembaga pendidikan secara efektif dan efisien yang didayagunakan dan dikelola untuk kepentingan proses pembelajaran di sekolah (Mutohar, 2013:77 Manajemen sarana dan prasarana merupakan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengadaan, pemeliharaan, penghapusan dan pengendalian logistik atau perlengkapan yang secara langsung maupun tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan mencapai tujuan pendidikan itu sendiri (Soebagio dalam Hamiyah dan Jauhar, 2015:124). Manajemen sarana dan prasarana adalah kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana yang dilakukan oleh sekolah dalam upaya menunjang seluruh kegiata, baik kegiatan embelajaran maupun kegiatan lain sehingga seluruh kegiatan berjalan dengan lancar (Rugayah dalam Mustari, 2014:120). Menurut Ary.H. Gunawan (1996:14) dalam bukunya yang berjudul Administrasi Sekolah tentang Manajemen Sarana Prasarana bahwasannya Proses Belajar Mengajar (PBM) atau kegiatan Belajar Mengajar (PBM) akan semakin sukses apabila ditunjang dengan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai, sehingga pemerintah yang selalu berupaya untuk secara terusmenerus melengkapi sarana dan prasarana pendidikan bagi seluruh jenjang dan tingkat pendidikan 105
sehingga kekayaan fisik Negara yang berupa sarana dan prasarana pendidikan telah menjadi sangat besar. Berdasarkan pemaparan di atas maka dapatlah dipahami bahwa manajemen sarana dan prasarana adalah kegiatan yang mengatur untuk mempersiapkan segala peralatan/material bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Pengaturan ini dilakukan dimaksudkan untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran baik secara langsung maupun tidak langsung b. Tujuan Manajemen Sarana Prasarana Secara umum tujuan manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah memberikan layanan secara profesional di bidang sarana dan pendidikan dalam rangka terselenggaranya proses pendidikan secara efektif dan efisien (Bafadal, 2014:5). Selanjutnya dijelaskan Bafadal bahwa tujuan manajemen sarana dan prasarana pendidikan secara rinci adalah: 1. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melaluisistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan seksama. Dengan perkataan ini, melalui manajemen sarana dan prasarana pendidikan diharapkan semua perlengkapan yang didapatkan sekolah adalah sarana dan prasarana pendidikan yang berkualitas tinggi, sesuai dengan kebutuhan sekolah yang berkualitas tinggi, sesuai dengan kebutuhan sekolah dan dengan dana yang efisien. 2. Untuk menguopayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah secara tepat dan efisien 3. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah, sehingga keberadaannya selalui dalam kondisi siap pakai dalam setiap diperlukan oleh semua personil sekolah. Berdasarkan pemaparan di atas maka dapatlah dipahami bahwa tujuan dari manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah yang bersih, rapi, indah sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun murid untuk berada di sekolah. Di samping itu juga diharapkan tersedianya alat-alat atau fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif, kualitatif dan relevan dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk 106
Menentukan Topik Permasalahan Menentukan Judul Mengumpulkan Data Mmebuat Kesimpulan Membuat Hasil Penelitian Menulis Artikel kepentingan proses pendidikan dan pengajaran, baik oleh guru sebagai pengajar maupun murid-murid sebagai pelajar (Mulyasa, 2003:50). III. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan ini adalah peneltian kualitatif yang bersifat studi pustaka (libarary research) penelitian ini menggunakan buku-buku serta literature-literatur lainnya.Metode studi leteratur sering disebut juga dengan metode studi pustaka ialah metode penelitian yang sumber datanya berasal pada kajian-kajian pustaka. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan membaca, mencatat, serta mengolah datadata penelitian. Tujuan dari metode penelitian studi literatur adalah untuk mencari dasar dari pijakan dalam memperoleh dan guna membangun kerangka berpikir dan juga landasan teori. . sehingga peneliti mendapatkan data dari berbagai sumber-sumber pustaka yang ada. Peneliti berharap dengan menggunakan metode penelitian studi literatur ini dapat lebih mendalami suatu topik yang dibahas sehingga mempunyai pondasi yang kuat untuk meluaskan penelitian yang lainnya. sumber data dalam metode penelitian studi literatur adalah buku, jurnal, artikel ilmiah, dan sebagainya. penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Menurut Sugiono (2015) Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah. Penelitian 107
kualitatif akan menghasilkan informasi berupa data deskriptif dan catatan deskriptif yang terdapat di dalam teks yang akan di teliti. Pada metode penelitian kualitatif perlu dilakukan analisis deskriptif. Pada metode analisis deskriptif memberikan keterangan dan gambaran yang secara objektif, jelas, sistematis, kritis dan analitis mengenai manajemen sarana dan prasarana pendidikan dalam pembelajran di SD. Pendekatan kualitatif yang didasarkan pada langkah awal yang ditempuh dengan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan, kemudian dilakukan deskripsi dan klasifikasi. IV. PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Sarana dan Prasarana merupakan salah satu bagian terpenting dalam pendidikan. tanpa adanya sarana dan prasarana pendidikan tidak akan berjalan dengan optimal, sehingga untuk memperoleh tujuan pendidikan itu sendiri akan mengalami hambatan untuk mencapainya. Sarana dan prasarana perlu manajemen yang baik dalam mengelolanya, pengelolaan sarana dan prasarana menjadi bagian yang harus direncanakan secara terstruktur dan benar-benar terencana dengan matang agar sarana dan prasarana ini dapat digunakan secara optimal. Menurut Fira Ayu Dwiputri & dkk (2021) mengemukakan pengelolaan sarana dan prasarana adalah cara yang digunakan untuk mewujudkan serta mempertahankansarana dan prasarana yang terdapat di dalam maupun luar kelas agar tetap ideal selama proses berlangsungnya pembelajaran. Dalam pengelolaan sarana dan prasarana tidaklah sembarangan. Sarana dan prasarana ini perlu dikelola dengan baik. B. Pembahasan Pada dasarnya dalam memanajemen sarana dan prasarana agar optimalnya pembelajaran dapat dilakukan dengan pengelolaan sarana dan prsarana yang baik. 108
Terdapat beberapa hal mengenai pengelolaan saran dan prasarana diantaranya adalah : a. Perencanaan Menurut KBBI, perencanaan merupakan suatu cara, perbuatan, proses merencanakan. Menurut Fira Ayu Dwiputri & dkk (2021) perencanaan sarana dan prasarana pendidikan dapat diartikan sebagai proses yang memikirkan mengenai langkah dan kegiatan selanjutnya dalam pengelolaan sarana dan prasana yang ada di dalam pendidikan. Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan yang pertama dilakukan adalah analisis kebutuhan sarana dan prasarana serta mengevaluasi sarana dan prasarana yang sudah ada sehingga dapat diketahui apa saja kekurangan dan kebutuhan yang diperlukan dalam sarana dan prasarana di dalam maupun di luar kelas. Analisis kebutuhan ini adalah langkah penting sebelum melakukan perencanaan sarana dan prasarana lebih lanjut. Di dalam analisis kebutuhan hal yang perlu diperhatikan adalah langkah evaluasi dalam analisis kebutuhan. Evaluasi mempunyai tujuan agar kita mengetahui mengenai kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana yang terdapat di dalam suatu sekolah sebagai penunjang pendidikan. Langkah selanjutnya adalah perlu diadakan analisis pembiayaan, hal ini perlu dilakukan agar dapat mengetahui biaya yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dalam pembelian sarana dan prasarana yang sudah dianalisis mengenai kualitas dan kuantitas sebelumnya serta hal ini pun untuk meminimalisir penggunaan dana yang tidak tepat dengan sasaran yang disudah direncanakan. Lebih lanjut hal yang perlu diperhatikan adalah mengenai analisis prioritas, perlu adanya analisis prioritas dalam proses perencanaan sarana dana prasarana pendidikan agar sarana dan prasarana yang nantinya dibeli atau diadakan adalah sarana dan prasarana yang memangnya dibutuhkan dan diprioritaskan, dengan adanya analisis prioritas ini kita pun dapat mendahulukan atau mengadakan sarana yang memangnya dianggap sebagai prioritas utama yang bisa disesuaikan juga dengan pembiayaan yang ada atau dimiliki. 109
b. Pengadaaan Pengadaan sarana dan prasarana merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk menyiapkan segala macam, bentuk, dan jenis saran dan prasarana dengan sesuai peraturan yang berlaku dan kebutuhan serta sudah melalui banyak pertimbangan. Dalam proses pengadaan sarana dan prasarana pendidikan banyak cara yang bisa dilakukan seperti membangun, membeli, menyewa, ataupun menerima. Langkah pengadaan sarana dana prasarana yang pertama adalah penetapan, penetapan dilakukan oleh pihak sekolah dengan mempertimbangkan dari kebutuhan seolah dan merupakan hasil dari analisis kebutuhan, analisis pembiayaan, dan analisis prioritas. Tujuan utama dari langkah penetapan adalah untuk memenuhi kebutuhan yang ada di dalam kelas. Langkah yang kedua dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah adalah mengenai sumber pengadaan. Sumber pengadaan ini dapat menggunakan pendanaan dari pemerintah, sumbangan masyarakat, peminjaman dari pihak swasta serta bisa juga dengan penukaran barang baru dengan barang yang sudah rusak. Dalam proses pengadaan sarana dan prasarana ini memang tidak dapat dipungkiri bahwa memerlukan sumber dana. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah langkah selanjutnya adalah menetapkan kualitas dari sarana dan prasarana itu sendiri seperti apakah sarana dan prasarana ini diperlukan dalam jangka panjang atau jangka pendek, perlu adanya langkan ini agar pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah dapat tepat pada sasaran dan pertimbangan kebutuhan. Langkah keempat dari pengadaan sarana dan prasarana pendidikan adalah fungsi dari sarana dan prasarana. Fungsi sarana dan prasarana pendidikan dapat menjadi pertimbangan untuk melakukan pengadaan, karena pada hakikatnya sarana dan prasarana adalah penunjang pendidikan yang berfungsi untuk mengoptimalkan pendidikan guna mencapai tujuan dari pendidikan itu sendiri. Apabila pengadaan 110
sarana dan prasarana ini tidak meninjau fungsi sarana dan prasarana itu sendiri maka akan hanya membuang-buang biaya saja. Langkah yang ditempuh dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dapat memberikan daampak positif untuk pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran. c. Penyimpanan Penyimpanan sarana dan prasarana bertujuan untuk menjaga agar sarana dan prasarana dapat tetap digunakan dengan optimal dalam jangka waktu yang lama. Dalam menyimpan sarana dan prasarana ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain: 1. Tempat penyimpanan yang berlaku dan sesuai, 2. Sifat barang atau menda yang akan disimpan, 3. Waktu penyimpanan, 4. Perlengkapan penunjang untuk menyimpan barang, 5. Biaya yang diperlukan, 6. Langkah-langkah penyimpanan. Lebih lanjut untuk memudahkan pengklasifikasian sarana dan prasarana bisa dengan memberikan kode barang atau nama pada setiap barang sarana dan prasarana yang ada dan disimpan. Selain itu perlu adanya pengawasan berkaitan dengan penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan pengawasan dapat dilakukan dengan mengecek kesesuaian nama sarana dan prasarana dengan barang yang objektif ada. d. Pemanfaatan Pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah perlu diperhatikan alam penggunaannya. Penggunaan sarana dan prasarana di sekolah untuk mengoptimalkan proses kegiatan belajar dan mengajar berlangsung. Oleh karena itu bila pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan tidak sesuai dengan kegunaannya maka optimalisasi pendidikan tidak akan didapatkan. e. Penataan Penataan sarana dan prasarana pendidikan adalah proses penyimpanan sarana dan prasarana sesuai dengan tempatnya. Penaataan sarana dan prasarana ini meliputi : 1. Penataan bangunan, 2. Penataan perabot sekolah, 3. Penyimpanan media, bahan ajar, dan alat ajar. 111
f. Pemeliharaan Pemeliharaan sarana dan prasarana dimaksudkan untuk mengjaga sarana dan prasarana agar ketika hendak digunakan tidak ada kerusakan ataupun kekeliruan dalam penggunaan sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan optimal. Pemeliharaan sarana dan prasarana yang pertama adalah pemeliharaan yang dilakukan sehari-hari oleh peserta didik dan pendidik, pemeliharaan yang dimaksud dalam hal ini adalah pembersihan ruang kelas, menyimpan alat-alat pembelajaran setelah digunakan, menyimpan buku yang telah digunakan sesuai dengan tempatnya, dan masih banyak lagi. Dalam proses pemeliharaan sarana dan prasarana perlu kontribusi seluruh pihak dalam hal ini warga sekolah untuk memelihara sarana dan prasarana yang ada. Pemeliharaan yang kedua adalah pemeliharaan secara yang dilakukan secara berkala seperti penggantian plafon yang rusak, mengecat tembok sekolah, memperbaiki meja dan kursi yang rusak. Hal ini dapat meminimalisis pembiayaan yang lebih banyak ketimbang membeli sesuatu yang baru. Perlu ditingkatkan dalam proses pemeliharaan sarana dan prasarana agar tetap terjaga dengan baik. g. Penghapusan Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan adalah menghilangkan sarana dan prasarana pendidikan dengan berbagai pertimbangan dan peraturan-peraturan yang berlaku. Penghapusan sarana dan prasarana meliputi : 1. Penghapusan peralatan yang sudah rusak terlebih dahulu, 2. Penghapusan gedung sekolah/ruang yang sudah rusak parah, 3. Penghapusan barang hilang atau dicuri, 4. Penghapusan akibat bencana alam. Prosedur penghapusan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah dapat dilakukan seperti pemberian blangko penghapusan kepada setiap sekolah, lebih lanjut setiap sekolah merekap barang-barang yang hendak di hapus dan selanjutnya akan diberikan kepada dinas pendidikan maka peninjauan lapangan oleh BPK. h. Pelaporan Pelaporan sarana dan prasarana pelu dilaporkan, pertanggungjawaban dalam penggunaan sarana dan prasarana yang ada. Pelaporan pertanggungjawaban ini dapat 112
dilakukan dengan cara : 1. Laporan tri wulan mutasi barang inventaris, 2. Laporan tahunan, dan sebagainya. V. Simpulan Sarana dan prasarana merupakan bagian terpenting dalam proses penunjang pendidikan. untuk mencapai tujuan dari pada pendidikan maka perlu penunjang sarana dan prasarana yang baik. Sarana dan prasarana yang baik dapa membantu optimalisasi pendidikan menjadi lebih baik lagi. Untuk menjaga agar sarana dan prasarana dapat terus menjadi penunjang dalam optimalisasi pendidikan maka diperlukan manajemen sarana dan prasarana yang baik. Pengelolaan sarana dan prasarana yang baik dapat mempermudah dan menjaga kualitas sarana dan prasarana itu sendiri. Pada dasarnya dalam memanajemen sarana dan prasarana agar optimalnya pembelajaran dapat dilakukan dengan pengelolaan sarana dan prsarana yang baik. Terdapat beberapa hal mengenai pengelolaan saran dan prasarana diantaranya adalah perencanaan, pengadaan penyimpanan, pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, penghapusan, dan pelaporan, semua itu perlu diperhatikan agar sarana dan prasarana dapat digunakan dalam penunjang pendidikan. 113
DAFTAR PUSTAKA Dr. H. Russydi Ananda, M.Pd, Oda Kinata Banurea, M.Pd. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan. CV. Widiya Puspita. Medan. 2017 Dwiputri, Fira Ayu. 2021. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Di Sekolah Dasar Dalam MEningkatkan Kualitas Pembelajaran Daring Di Masa Pandemi. Journal on Early Childhood. Vol 4. No 3. Fathurrahman. Dewi, Rizky Oktaviani Putri. 2019. Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan Dalam Mendukung Proses Belajar Siswa Di SDN Puter 1 Kembangbahu Lamongan. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran. Vol 8. No 1. Indrawan, Irjus. 2015. Pengantar Manajemen Sarana Dan Prasarana Di Sekolah. Yogyakarta : Deepublish. KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Krowin, Martinus M. 2021. Manajemen Sarana dan Prasarana Di SD Kartika Wirabuana 07 Manado. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan. Vol 5. No 7. Malaya Ike. 2019. Manajemen Sarana Prasarana. Jurnal Islamic Education Manajemen. Vol 4(1) Manurung, Restika. dkk. 2020. Manajemen Sarana Prasarana di Sekolah Dasar Negeri 1 Kota Prabumulih. Jurnal Manajemen Pendidikan. Vol 2. No 2. Nasrudin. Maryadi. 2018. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Dalam Pembelajaran Di SD. Jurnal Managemen Pendidikan. Vol 13. No 1. Pananrangi, Andi Rasid. 2017. Manajemen Pendidikan. Celebes Media Perkasa. Suhelayanti. 2020. Manajemen Pendidikan. Medan : Yayasan Kita Menulis. 114
MANAJEMEN PEMANFAATAN SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR Jumenah [email protected] PGSD FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan penggunaan sarana dan prasarana dalam pembelajaran, hambatan dan solusinya di SDN Pasuluhan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Subyek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, koordinator sarana prasarana, komite sekolah dan pengawas. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi metode dan sumber. Teknik analisis data menggunakan model interaktif. Pengelolaan sarana dan prasarana pembelajaran dimanfaatkan melalui perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian sarana dan prasarana. Kendalanya adalah tempat penyimpanan membutuhkan dana untuk perluasan dan perbaikan, serta kurangnya tenaga administrasi terutama untuk pengelolaan sarana dan prasarana. Mengatasi masalah anggaran dengan mengoptimalkan personel yang terbatas adalah lebih jeli dalam menentukan skala prioritas sesuai anggaran yang ada, kemudian mengikutsertakan personel yang ada dalam kursus atau pelatihan formal. Kata Kunci: Fasilitas Manajemen, Infrastruktur Manajemen, Pembelajaran 115
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap manusia berhak untuk mendapatkan pendidikan, dimana pendidikan sebagai suatu kebutuhan dalam membentuk dan mengembangkan potensi diri agar terwujudnya kehidupan yang lebih baik. Undang-undang no. 20 tahun 2003 pasal 1 yang tercantum bahwa "pendidikan adalah usaha sadar dan terencana yang dilakukan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, kecerdasan, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara". Kurikulum 2013 yang penerapan pembelajaran di sekolah dasar dilakukan secara tematik yang memadukan beberapa muatan pelajaran dalam satu pembelajaran. Kegiatan pembelajarannya dilakukan agar dapat memberikan kebermaknaan kepada peserta didik melalui pemanfaatan lingkungan sekitar tempat tinggal peserta didik. Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia ialah melalui proses pembelajaran di sekolah. Dimana suksesnya pembelajaran didukung oleh adanya pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan yang ada di sekolah secara efektif dan efisien. (Fuad & Martin, 2016: 1) mendefinisikan sarana dan prasarana pendidikan sebagai salah satu sumber daya yang penting dalam menunjang proses pembelajaran di sekolah. Keberhasilan program pendidikan di sekolah sangat dipengaruhi oleh kondisi sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki sekolah dan oleh optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatannya. Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu aspek dari Delapan Standar Nasional Pendidikan sebagai penunjang untuk menjamin lancarnya Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah. Adapun sarana dan prasarana pendidikan merupakan fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pengajaran, seperti halaman, taman sekolah, kebun, dan jalan menuju sekolah (Rahayu, S. M., & Sutama, S. 2016: Nurmadiah, 2018). Jika prasarana ini dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajarmengajar seperti taman sekolah untuk mengajarkan biologi atau halaman sekolah 116
menjadi lapangan olahraga, maka komponen tersebut berubah posisi menjadi sarana pendidikan. Ketika prasarana difungsikan sebagai sarana, berarti prasarana tersebut menjadi komponen dasar. Akan tetapi, jika prasarana berdiri sendiri atau terpisah, berarti posisinya menjadi penunjang terhadap sarana (Ellong, T. A 2018: Novita, M. 2017). Sarana dan prasarana pendidikan perlu manajemen yang baik untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Manajemen dalam arti luas adalah perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Manajemen dalam arti sempit adalah manajemen sekolah/madrasah, pengawas/evaluasi, dan sistem informasi sekolah/madrasah Pentingnya sarana dan prasarana pendidikan dalam suatu lembaga sekolah dan penunjang untuk kegiatan belajar mengajar juga tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 junto Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah. Pada Bab VII Pasal 42 PP 32/2013 disebutkan bahwa: (1) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habus pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan; (2) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan, satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berekreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. B. FOKUS ANALISIS Fokus analisis yaitu menggali pengelolaan pemanfaatan sarana dan prasarana pembelajaran di SDN Pasuluhan, mengidentifikasi hambatan dalam pelaksanaan pengelolaan pemanfaatan sarana dan prasarana pembelajaran, serta mencari solusi untuk mengatasi hambatan tersebut. Hasil kajian menunjukkan bahwa pengelolaan penggunaan sarana dan prasarana pembelajaran dilakukan melalui: 1. Perencanaan, 117
2. Pelaksanaan, dan 3. Pengendalian C. TUJUAN ANALISIS Tujuan analisis yaitu untuk menggali pengelolaan penggunaan sarana dan prasarana pembelajaran di SDN Pasuluhan, mengidentifikasi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan pengelolaan penggunaan sarana dan prasarana pembelajaran, dan mencari solusi untuk mengatasi hambatan tersebut. D. MANFAAT ANALISIS Manfaat dari analisis ini yaitu untuk memberikan wawasan tentang pengelolaan penggunaan sarana dan prasarana pembelajaran di SDN Pasuluhan, mengidentifikasi hambatan dalam pelaksanaan pengelolaan penggunaan sarana dan prasarana pembelajaran, dan mencari solusi untuk mengatasi hambatan tersebut. Temuan analisis ini dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di SDN Pasuluhan dan sekolah lain yang menghadapi tantangan yang sama. II. KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Manajemen yaitu mempunyai 2 arti, dimana manajemen itu sendiri sebagai metode dan juga sebagai ilmu dan seni. Sebagai metode artinya berfokus pada penggunaan SDM. Sebagai ilmu dan seni artinya berfokus pada cara agar lebih produktif, efektif dan efesien sesuai perencanaan. Soim (2013: 7) Menurut Fattah (2013:1), manajemen artinya proses membuat rencana mengorganisasi, memimpin dan proses mengendalikan kekuatan organisasi demi tercapai tujuan organisasi yang efektif dan efesien. Fungsi perencanaan artinya proses diambilnya keputusan secara ilmiah dengan cara meninjau kelebihan dan kekurangan, menetapkan kesempatan maupun ancaman, merumuskan rencana, merumuskan kebijakan dan merumuskan program suatu organisasi. 118
Fungsi pengorganisasian artinya membuat kombinasi yang pas pada pelaksanaan program dengan cara menentukan manfaat, menentukan hubungan (tanggung jawab dan wewenang), dan menentukan struktur (vertikal dan horisontal) agar alokasi sumber daya berjalan tepat guna. Fungsi pemimpin adalah sebagai manajer yang membuat pengaruh dan memberi arah sumber daya manusia dibawahnya. Fungsi pengawasan artinya memberikan ukuran, standarisasi dan supervisi agar organisasi mencapai tujuannya. Manajemen bisa diukur dengan pengawasan yang efektif. Suatu perbuatan untuk mencapai hasil manajemen berdasarkan nilai keadilan membutuhkan pelaksanaan fungsi perencanaan, pelaksanaan fungsi pengorganisasian, pelaksanaan fungsi kepemimpinan dan pelaksanaan fungsi pengawasan. B. Sarana dan Prasarana Pendidikan Sarana pendidikan, yaitu perlengkapan yang secara langsung dipergunakan untuk proses pendidikan, seperti meja, kursi dan media pengajaran, sedangkan prasarana pendidikan ialah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan, seperti halaman, kebun, dan taman. Menurut (Ismaya, 2015) Sarana prasarana merupakan fasilitas pendukung yang dapat menunjang proses kegiatan dalam organisasi apa saja termasuk di dalamnya adalah satuan pendidikan atau sekolah. 1. Fungsi Sarana Prasarana Pendidikan a) Sebagai alat yang dapat memperlancar penyampaian informasi pembelajaran dari guru ke siswa, b) Sebagai alat untuk mempermudah siswa dalam memahami konsep pembelajaran, c) Sebagai alat untuk memperlancar proses pembelajaran, dan d) Sebagai penghubung pemahaman siswa dari konsep kongkrit ke 2. Tujuan Sarana dan Prasarana Pendidikan Tujuan manajemen sarana prasarana sebagai berikut. “Memberikan sistematika kerja dalam mengelola pendidikan berupa fasilitas belajar, 119
sehingga tugas-tugas opersional kependidikan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien menuju sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan.” Direktorat Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional dalam bukunya Sarana dan Prasarana Pendidikan Persekolahan Berbasis Sekolah menjelaskan bahwa manajemen sarana dan prasarana diharapkan dapat membantu sekolah dalam merencanakan kebutuhan fasilitas, mengelola pengadaan fasilitas, mengelola pemeliharaan fasilitas, mengelola kegiatan inventaris sarana dan prasarana, serta kegiatan penghapusan barang inventaris sekolah. III. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, dokumentasi, dan observasi. Analisis data dilakukan dengan reduksi atau merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, tema dan pola. Penyajian data diuraikan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antara kategori, flowchart, dan sejenisnya. Penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap untuk memperoleh derajat kepercayaan yang tinggi. IV. PEMBAHASAN Perencanaan sarana dan prasarana di Sekolah Dasar Negeri Pasuluhan Kecamatan Walantaka merupakan langkah menetapkan kebutuhan sarana dan prasarana program yang akan dilaksanakan berdasarkan kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki. Perencanaan sarana dan prasarana program melalui serangkaian tahapan yaitu rapat koordinasi, penetapan program sekolah, serta penetapan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan. Setelah dilakukan rapat koordinasi, langkah selanjutnya dalam perencanaan sarana prasarana adalah penetapan program sekolah. Penetapan program Sekolah Dasar Negeri Pasuluhan Kecamatan Walantaka, dilakukan pada saat rapat koordinasi diawal semester. Penetapan program sekolah merupakan kesepakatan seluruh peserta rapat untuk program yang akan dilaksanakan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Pasuluhan Kecamatan Walantaka. 120
Langkah terakhir dalam perencanaan sarana dan prasarana program adalah penetapan kebutuhan. Penetapan kebutuhan sarana prasarana program Sekolah Dasar Negeri Pasuluhan Kecamatan Walantaka, merupakan langkah menentukan kebutuhan sarana dan prasarana yang mendukung berjalannya program sekolah yang telah disepakati. Penetapan kebutuhan sarana dan prasarana program dilakukan pada saat rapat koordinasi diawal semester. Proses penetapan kebutuhan sarana dan prasarana program berdasarkan masukan dari guru, staf tata usaha, dan kesepakatan bersama pada rapat awal semester. Hasil penelitian ini mendukung terhadap pandangan (Kristiawan dkk, 2017) yang menyebutkan bahwa perencanaan sangat diperlukan untuk setiap kegiatan. Pengorganisasian adalah proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupi. Pengorganisasian sarana dan prasarana merupakan suatu kegiatan mengelompokkan tanggung jawab terhadap masing-masing fungsi pengelola dalam bidang sarana dan prasarana pendidikan. Apabila dalam pengorganisasian berjalan sesuai dengan fungsi dan tugas yang diberikan maka organisasi dalam sarana dan prasarana akan berjalan dengan lancar dan baik. Pengorganisasian sarana dan prasarana meliputi pengaturan struktur organisasi pengelola sarana dan prasarana, pembagian tugas kerja/job deskripsi, pengaturan alat dan bahan praktek, serta pengaturan kegiatan praktek. Peran penanggung jawab pengelola sarana prasarana adalah administrasi sarana prasarana, merencanakan sarana dan prasarana pendidikan, merencanakan dan mengelola kebutuhan alat dan bahan, mengusulkan kebutuhan alat dan bahan sebagai sarana dan prasarana pendidikan, melaporkan kondisi sarana dan prasarana kepada kepala sekolah. Peran kepala sekolah menjadi sangat penting dan besar yaitu membimbing dan memotivasi bawahannya. Dukungan dan perhatian positif yang diberikan kepala sekolah akan sangat membantu pengelola sarana dan prasarana dalam menjalankan tugas mereka sebaik mungkin serta mereka juga merasa dihargai dalam pekerjaannya. Sejalan dengan ungkapan Fitria (2018) tentang penataan organisasi, upaya melakukan penataan organisasi yang tepat untuk keperluan melaksanakan tugas kewajiban organisasi. Sarana dan prasarana pendidikan yaitu perlengkapan atau peralatan yang secara langsung dipergunakan dalam proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, 121
meja, kursi, serta media pengajaran. Sarana dan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, dan jalan menuju sekolah. Jika sarana dan prasarana ini dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar-mengajar seperti taman sekolah, halaman sekolah menjadi lapangan olahraga, maka komponen tersebut berubah posisi menjadi sarana pendidikan. Lebih jauh (Kristiawan dkk, 2017) menegaskan mengenai pentingnya perencanaan, sehingga kegiatan bisa berlangsung teratur dan terukur. Pelaksanaan pengelolaan sarana dan prasarana melalui pengadaan sarana dan prasarana merupakan otonomi sekolah dengan anggaran tersendiri, yaitu anggaran yang berasal dari anggaran sekolah dengan anggaran dari pemerintah, dana BOS dan donator, Pemeliharaan prasarana pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Pasuluhan Kecamatan Walantaka dilakukan dengan pengecekan berkala, perbaikan berdasarkan kondisi barang/bangunan. Pemeliharaan sarana dan prasarana di Sekolah Dasar Negeri Pasuluhan Kecamatan Walantaka merupakan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah agar dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan kondisi yang baik. Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Pasuluhan Kecamatan Walantaka dilakukan sesuai kondisi barang yang sudah tidak terpakai agar tidak memenuhi tempat. Proses penghapusan sarana prasarana di Sekolah Dasar Negeri Pasuluhan Kecamatan Walantaka melalui rangkaian tahapan yaitu pemilihan barang, penjualan barang. Berbeda dengan temuan Benu dkk bahwa untuk mengoptimalisasi pemanfaatan sarana dan prasaran sekolah perlu melakukan inventarisasi untuk menjaga dan menertipkan administrasi, memudahkan pengawasan,pengeluaraan dan pemasukan barang (Benu, Y. K., Oedjoe, M. R., & Basri, K. 2019; Aminah, S. 2018). Pada aspek ini, optmialisasi pemanfaatan sarana dan prasarana pada inventariasasi belum memadahi, sebagaimana yang peneliti lakukan. Dengan demikian maka pengendalian sarana prasarana yang ada disekolah dapat terkontrol dengan baik dan optimal yang akan berdampak pada mutu pendidikan di sekolah. Namun berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan evaluasi sarana prasarana masi sangat rendah dan kurang optimal karena dilakukan pertahun dan bersifat umum. Oleh karena itu sekolah perlu melakukan 122
pembenahan dengan melakukan evaluasi secara bertahap yakni perhari, perbulan dan pertahun sehingga evaluasi lebih optimal maka peningkatan mutu dapat dicapai. V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentang manajemen pemanfaatan sarana dan prasarana pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri 25 Betung Kecamatan Betung dapat ditarik kesimpulan bahwa pemanfaatan manajemen sarana dan prasarana pembelajaran dilakukan melalui perencanaan, pelaksanaan dan pengontrolan sarana dan prasarana. Hambatannya adalah tempat penyimpanan membutuhkan dana untuk dilakukan perluasan maupun perbaikan, dan kurangnya tenaga administrasi khususnya untuk pengelolaan sarana dan prasarana. Pemecahan masalah anggaran dengan cara mengoptimalkan keterbatasan tenaga ini adalah lebih jeli dalam penentuan skala prioritas sesuai dengan anggaran yang ada, masalah tenaga pendidik maupun kependidikan yang dihadapi sekolah yaitu dengan mengikutsertakan tenaga yang ada dalam kursus atau diklat secara resmi dari dinas maupun luar agar dapat mengoptimalkan kinerjanya. 123
DAFTAR PUSTAKA Sri Herawati, Yasir Arafat, Yenni Puspita. Manajemen Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Pembelajaran. Attractive : Innovative Education Journal Vol. 2, No. 3, November 2020 ISSN : 2685-6085 Nur Fatmawati, Andi Mappincara, Sitti Habibah. Pemanfaatan Dan Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan. Jurnal Ilmu Pendidikan, Keguruan, dan Pembelajaran Volume 3 Nomor 2 Oktober 2019 e-ISSN: 2549-9114 dan p-ISSN: 2549-9203 Tri Firmansyah, Achmad Supriyanto, Agus Timan. Efeketivitas Pemanfaatan Sarana dan Prasrana Dalam Meningkatkan Mutu Layanan. Jurnal Manajemen dan Supervisi Pendidikan Volume 2 Nomor 3 Juli 2018 Ahmad Syahbuddin. Manajemen Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Sekolah Untuk Menaikkan Mutu Pendidikan (Studi di Sekolah Dasar Negeri dan Swasta Kota Langsa). Jurnal EduTech Vol. 6 No. 1 Maret 2020 Padlan, Fitri Nurmahmudah, Datuk Muhammad Nasaruddin. Manajemen Pemanfaatan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan di SD Muhammadiyah Tanjung Redeb. Jurnal Pendidikan Tambus Volume 6Nomor 2Tahun 2022 Halaman 16319-16328 124
ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) PADA LINGKUP PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR NEGERI SitiIkromah 2227200021 [email protected] ABSTRAK Kegiatan analisis ini membahas mengenai manajemen pengelolaan dana bantuan operasional sekolah (BOS) pada lingkup pendidikan sekolah dasar negeri. BOS merupakan suatu program pemerintah untuk membantu penyediaan pendanaan biaya operasional nonpersonalia sekolah. program. BOS bertujuan untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka Program Wajib Belajar 9 Tahun yang bermutu.Tujuan analisis ini untuk mengetahui pelaksanaan yang tepat terkait pengelolaan dana oprasional sekolah dan mengetahui factor pendukung dan penghambat manajemen pengelolaan dana oprasional di sekolah dasar. Adapun hasil analisis mengenai manajemen pengelolaan dana bantuan operasional sekolah (BOS) bahwa pengelolaan dikatakan berhasil jika memenuhi langkah-langkah diantaranya a) tahap perencanaan RKAS, b) tahap pelaksanaan pengelolaan dana BOS, c) tahap penggunaan dana BOS, d) proses pembukuan administrasi dana BOS, e) tahap pengawasan dan evaluasi dan tahap pelaporan dana BOS. Adapun factor pendukung dari pengelolaan dana oprasional sekolah ini yaitu pemerintah memberikan petunjuk teknis pengelolaan dana BOS serta terjalinnya bentuk kerja sama yang baik dari pihak pengelola dana BOS, Komite Sekolah dan Guru adapun factor penghambatnya yaitu sering terlambatnya waktu pencairan dana dan anggaran yang diperoleh tidak sebanding dengan kebutuhan sekolah dan rendahnya pengawasan sekolah karena tidak ada audit dalam pengelolaan dana BOS. Dapat ditarik kesimpulan bahwa adanya pengelolaan yang baik akan mampu membantu ketercapaian tujuan dari program BOS dengan efektif dan efisien. Kata kunci : Pengelolaan, Dana BOS, Manajemen pembiayaan pendidikan 125
I. PENDAHULUN A. Latar belakang Pendidikan adalah suatu kegiatan yang dapat diartikan sebagai usaha, terarah, dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi, kecerdasan, harkat, dan keterampilan yang dibutuhkan dirinya dan masyarakat. Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting dalam tujuan bangsa Indonesia yaitu mencerdaskan anak bangsa. Pada dasarnya pengertian pendidikan dalam Undang -Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 adalah suatu cara dan upaya yang terencana dalam rangka menciptakan suasana belajar dan proses belajar yang aktif bagi peserta didik, mengembangkan potensinya untuk memiliki akhlak dan kesadaran spiritual yang baik, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang baik dan optimal. Berkaitan dengan perkembangan pendidikan yang semakin berkembang, persaingan bisnis dalam pengelolaan pendidikan tidak dapat dipungkiri. Banyak pula kegiatan yang harus dikelola oleh pengelola pendidikan, baik dari segi jenis kegiatan, jumlah kegiatan, maupun biaya kegiatan. Sehingga manajemen pendidikan harus terus maju dan meningkat, sehingga manajemen pendidikan dapat berjalan dengan sempurna. Pasal 34 ayat 1 UUD 1945 menjelaskan bahwa setiap warga negara yang berusia 6 tahun dapat mengikuti program wajib belajar. Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar pada jenjang pendidikan dasar minimal tanpa memungut biaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat 2. Salah satu usaha yang dilakukan oleh pemerintah adalah untuk melaksanakan program pendidikan wajib belajar selama sembilan tahun. Yaitu dengan mendapatkan akses pendidikan yang lebih berkualitas dan pelayanan pendidikan dengan mengadakan program dana kepada pelajar. Program untuk menyediakan dana ini adalah bantuan operasional sekolah atau lebih dikenal oleh orang ramai sebagai dana BOS atau Program Bantuan Operasional Sekolah. Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah suatu kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi kebijakan dalam perluasan dan pemerataan akses pendidikan, khususnya dalam mendukung program wajib belajar pendidikan dasar (Wajar Dikdas) sembilan tahun. BOS merupakan implementasi dari Undang Undang 126
Nomor 20 tahun 2003 pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya serta wajib belajar merupakan tanggung jawab Negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan dari pemerintah daerah dan masyarakat. Salah satu usaha yang dilakukan oleh pemerintah adalah untuk melaksanakan program pendidikan wajib belajar selama sembilan tahun. Yaitu dengan mendapatkan akses pendidikan yang lebih berkualitas dan pelayanan pendidikan dengan mengadakan program dana kepada pelajar. Program untuk menyediakan dana ini adalah bantuan operasional sekolah atau lebih dikenal oleh orang ramai sebagai dana BOS atau Program Bantuan Operasional Sekolah. Dengan adanya program dana BOS, sekolah dituntut kemampuannya untuk dapat merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan pengelolaan biaya-biaya pendidikan secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah Pentingnya Pengelolaan Dana BOS yaitu, Perencanaan, Pemanfaatan dan Pengawasan yang baik akan mampu membantu ketercapaian tujuan dari program BOS dengan efektif dan efisien. Sekolah menempati posisi penting dalam penentuan penggunaan Dana BOS, karena sekolah merupakan instansi yang terkait langsung Pengelolaan Dana BOS. Pengelolaan pembiayaan pendidikan akan berpengaruh secara langsung terhadap mutu pendidikan sekolah, terutama berkaitan dengan sarana prasarana dan sumber belajar. Namun pada kenyataanya dilapangan sering adanya masalah umum yang terjadi dalam pengelolaan dana BOS, pelaksanaan dan pengawasan dana BOS. keterlambatan dan penyaluran dana BOS seringkali menghambat kegiatan operasional, misalnya dana yang dibutuhkan untuk membeli buku pelajaran tidak dapat segera direalisasikan karena dana tertahan atau tidak disalurkan ke sekolah, rendahnya pengawasan sekolah karena tidak ada audit sekolah juga merupakan masalah yang umum dalam pengelolaan dana BOS. Kesalah pemahaman oleh pengelola dapat menimbulkan hambatan dalam pelaksanaan Pengelolaan Dana BOS. Kurang spesifiknya petunjuk yang ada dalam petunjuk teknis BOS menimbulkan penerjemahan yang berbeda-beda oleh pihak pengelola dana BOS Hal ini menjadi permasal ahan dan dapat menimbulkan dugaan penyelewengan. 127
Agar pengelolaan dana BOS berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, maka dibentuklah tim manajemen BOS mulai dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten hingga tingkat sekolah. Pada tingkat sekolah, penanggung jawab pelaksanaan program BOS adalah kepala sekolah dengan anggota bendahara BOS sekolah dan satu orang dari unsur orang tua siswa di luar Komite Sekolah yang dipilih oleh kepala sekolah dan komite sekolah dengan mempertimbangkan kredibilitasnya, serta menghindari terjadinya konflik kepentingan. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan program BOS adalah pengelolaan dana dan segala sumber daya yang ada dalam program BOS. Pentingnya pengelolaan dana BOS yaitu, dengan pengelolaan yang baik akan mampu membantu ketercapaian tujuan dari program BOS dengan efektif dan efisien. Pengelolaan dana BOS yang baik merupakan suatu keberhasilan sekolah dalam mengelola dana BOS, melalui suatu proses kerjasama yang sistematis mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, pengawasan sampai dengan evaluasi. Pengelolaan dana BOS yang menjadi fokus penelitian ini adalah pengelolaan yang dilaksanakan oleh internalsekolah dalam hal ini kepala sekolah selaku ketua Tim Manajemen BOS sekolah. Pengelolaan dana BOS meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi, serta pelaporan dana BOS. Terkait dalam hal itu peneliti tertarik untuk menganalisis mengenai topik “Manajemen Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Pada Lingkup Pendidikan Sekolah Dasar Negeri” B. Fokus Analisis Dalam kegiatan analisis ini penulis fokuskan pada kegiatan pengelolaan dana BOS di Sekolah Dasar Negeri dan analisis terkait faktor pendukung dan factor penghambat dalam pengelolaan keuangan di sekolah dasar C. Tujuan Analisis Analisis ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pengelolaan dana BOS di Sekolah Dasar Negeri dan untuk mengetahui faktor pendukung dan factor penghambat dalam pengelolaan keuangan di sekolah dasar D. Manfaat Analisis Manfaat di lakukannya analisis ini yaitu untuk menambah wawasan terkait manajemen pengelolaan dana bantuan operasional sekolah (BOS) pada lingkup 128
pendidikan Sekolah Dasar Negeri dan diharapkan juga bisa menjadi bahan informasi baru terkait manajemen dalam lingkup manajemen pembiayaan pendidikan II. Kajian Pustaka/teori 1. Program Bantuan Operasional sekolah a. Pengertian Bantuan Operasional sekolah Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah program pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan pendanaan biaya operasi non personalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar 12 tahun. Dalam upaya pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan dasar 12 tahun, banyak program yang telah, sedang dan akan dilakukan. Program-program tersebut dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu program dalam rangka pemerataan dan perluasan akses, program peningkatan mutu, relevansi dan daya saing, serta program tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik. Meskipun tujuan utama program BOS adalah untuk pemerataan dan perluasan akses, program BOS juga merupakan program untuk peningkatan mutu, relevansi dan daya saing serta untuk tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik. b. Tujuan Bantuan Operasional Sekolah Menurut petunjuk teknik penggunaan BOS Tahun 2020, dana BOS bertujuan untuk: 1. Membantu biaya operasional Sekolah. 2. Meningkatkan aksesibilitas dan mutu pembelajaran bagi peserta didik. Besar Bantuan Dana BOS Menurut petunjuk teknis penggunaan BOS Tahun 2020 besar biaya satuan BOS yang diterima oleh sekolah termasuk untuk BOS Buku, dihitung berdasarkan jumlah siswa dengan ketentuan. 1) Rp900.000,00 (sembilan ratus ribu rupiah) per 1 (satu) orang Peserta Didik SD setiap 1 (satu) tahun. 2) Rp1.100.000,00 (satu juta seratus ribu rupiah) per 1 (satu) orang Peserta Didik SMP setiap 1 (satu) tahun. 129
3) Rp1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah) per1 (satu) orang Peserta Didik SMA setiap 1 (satu) tahun. 4) Rp1.600.000,00 (satu juta enam ratus ribu rupiah) per 1 (satu) orang Peserta Didik SMK setiap 1 (satu) tahun. 5) Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah) per 1 (satu) orang Peserta Didik SDLB, SMPLB, SMALB, dan SLB setiap 1 (satu) tahun. c. Sekolah Penerima Batuan Dana BOS Menurut petunjuk tekni penggunaan dana BOS Tahun 2020 sekolah penerima dana BOS adalah sebagai berikut: 1. Sekolah Dasar yang selanjutnya disingkat SD adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan dasar. 2. Sekolah Dasar Luar Biasa yang selanjutnya disingkat SDLB adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan khusus pada jenjang pendidikan dasar. 3. Sekolah Menengah Pertama yang selanjutnya disingkat SMP adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan dasar. 4. Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa yang selanjutnya disingkat SMPLB adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan khusus pada jenjang pendidikan dasar. 5. Sekolah Menengah Atas yang selanjutnya disingkat SMA adalah salah Satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan menengah. 6. Sekolah Menengah Atas Luar Biasa yang selanjutnya disingkat SMALB adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan khusus pada jenjang pendidikan menengah. 7. Sekolah Menengah Kejuruan yang selanjutnya disingkat SMK adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja di bidang tertentu. 130
d. Organisasi Pelaksanaan Tingkat Sekolah Dalam penyelenggaraan program BOS di sekolah pelaksananya adalah Kepala Sekolah sebagai penanggung jawab dan Bendahara sekolah sebagai anggotanya. Tugas dan tanggung jawab sekolah adalah sebagai berikut: a. Melaporkan perubahan data jumlah jumlah siswa setiap triwulan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. b. Memverifikasi jumlah dana yang diterima dengan data siswa yang ada. c. Mengelola dana BOS secara bertanggung jawab dan transparan. d. Mengumumkan daftar komponen yang boleh dan yang tidak boleh dibiayai oleh dana BOS di papan pengumuman sekolah. e. Mengumumkan besar dana yang diterima dan dikelola oleh sekolah dan rencana penggunaan dana BOS (RAPBS) di papan pengumuman sekolah yang ditandatangani oleh Kepala Sekolah, Bendahara dan Ketua Komite Sekolah. f. Membuat laporan triwulanan penggunaan dana BOS dan barang/jasa yang dibeli oleh sekolah yang ditandatangani oleh Kepala Sekolah,, Bendahara dan Ketua Komite Sekolah. g. Bertanggung jawab terhadap penyimpangan penggunaan dana di sekolah. h. Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat. i. Menyampaikan penggunaan dana BOS kepada Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota Penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah Penggunaan dana BOS yang diperbolehkan dalam panduan petunjuk teknis BOS 2020 adalah untuk membiayai dana operaional sekolah. Operasional penyelenggaran pendidikan di Sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat dilaksanakan untuk membiayai: 1. Penerimaan Peserta Didik baru. 2. Pengembangan perpustakaan. 3. Kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler. 4. Kegiatan asesmen/evaluasi pembelajaran 5. Administrasi kegiatan sekolah 131
6. Pengembangan profesi guru dan tenaga kependidikan 7. Langganan daya dan jasa. 8. Pemeliharaan sarana dan prasarana Sekolah. 9. Penyediaan alat multi media pembelajaran. 10. Pembayaran honor. e. Pengelolaan dan Pelaporan Penggunaan Dana BOS Dalam buku panduan petunjuk teknis oleh kemendikbud dijelaskan pengelolaan dan pelaporan dana BOS sebagai berikut: 1) Pengelolaan dan pelaporan penggunaan dana BOS Reguler dilakukan oleh Sekolah dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangan masingmasing 2) Kepala Sekolah bertanggung jawab mutlak atas kebenaran data yang diinput dalam Dapodik per tanggal batas akhir pengambilan data. 3) Kepala dinas yang bertanggung jawab di bidang pendidikan memastikan semua Sekolah mengisi dan melakukan pemutakhiran 4) Dapodik sesuai dengan kondisi riil di Sekolah sampai dengan batas waktu yang ditetapkan setiap tahun dan bertanggung jawab atas kebenaran data yang diinput. 5) Tim BOS Sekolah harus melaporkan semua penggunaan atas penyaluran dana BOS Reguler pada setiap tahap ke dalam sistem pelaporan Kementerian melalui laman. III. Metode Penelitian Dalam kegiatan analisis ini peneliti menggunakan metode study literature. Metode studi literature adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengolah bahan penelitian. Adapun sumber data yang diambil dalam kegiatan analisis ini yaitu bersumber dari artikel atau jurnal ilmiah dengan topik bahasan mengenai pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) disekolah dasar. IV. Hasil dan Pembahasan Pengelolaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 132
Hasil analisis mengenai pengelolaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di sekolah dasar terdapat beberapa prosedur pelaksanaan di antaranya yaitu sekolah negeri yang akan menerima bantuan Operasional harus diawali dengan proses pendataan pendidikan dasar. Tahapan pendataan data pokok pendidikan (Dapodik) merupakan langkah awal penting untuk proses pengalokasian dana BOS dan penyaluran dana BOS. Pendataan tersebut di isi oleh pesertadidik/pendidik/tenagakependidikan/sekolah kemudian dikirimkan pada server kemendikbud secara online dengan ketentuan harus melakukan update data secara reguler ketika ada perubahan data minimal satu kali dalam 1 semester. Data yang dikirim oleh sekolah akan dijadikan sebagai dasar kebijakan pemerintah/pemerintah daerah untuk berbagai jenis program alokasi dana BOS. Dalam proses perencanaan pengelolaan Dana BOS komponen yang terlibat di dalam pengelolaan dana BOS ini adalah Kepala Sekolah sebagai penanggung jawab, Bendahara sekolah, sebagaian dewan guru, dan Komite sekolah. Proses perencanaan diawali dengan menyusun RAKS oleh tim manajemen bos sekolah, guru, dan komite sekolah selanjutnya melibatkan beberapa stakeholder sekolah yakni pihak- pihak yeng berkepentingan dengan sekolah. Langkah-langkah penyusunan RAKS ini diawali dengan mengidentifikasi kebutuhan sekolah dalam satu tahun, dan selanjutnya dibuat perencanaan anggaran selanjutnya oleh tim atas persetujuan Kepala sekolah, guru, dan komite sekolah, selajutnya RAKS dipajang di papan pengumuman sekolah sehingga semua warga sekolah bisa mengetahui anggarannya. Pengalokasian dana BOS diantaranya untuk pemenuhan kelengkapan fasilitas di sekolah, seperti perbaikan fasilitas sarana prasarana untuk mencapai standar minimum pelayanan melalui pengembangan perpustakaan, kegiatan pembelajaran dan ekstrakulikuler, pengadaan peralatan sekolah, dan pendayagunaan laboratorium dan bahan praktek. Sehingga, apabila sekolah memiliki kemampuan keuangan yang baik, maka kelengkapan fasilitas penunjang kegiatan belajar siswa dapat terpenuhi dengan baik. Dalam pelaksanaan pengelolaan dana BOS harus didasarkan pada kesepakatan dan keputusan bersama antara Tim Manajemen BOS Sekolah, Dewan Guru, dan Komite Sekolah yang harus didaftar sebagai salah satu sumber penerimaan dalam 133
RKAS/RAPBS, di samping dana yang diperoleh dari Pemda atau sumber lain yang sah. Hasil kesepakatan penggunaan dana BOS (dan dana lainnya tersebut) harus dituangkan secara tertulis dalam bentuk berita acara rapat yang dilampirkan tanda tangan seluruh peserta rapat yang hadir.rapat yang dilampirkan tanda tangan seluruh peserta rapat yang hadir. Dalam pertanggung jawaban pengelolaan BOS ada beberapa buku yang harus dibuat dalam tata kelola BOS yaitu Buku kas umum, Buku Pembantu Kas Umum, Buku Pembantu Bank, Buku Pembantu Pajak. Selain itu sekolah juga harus membuat laporan realisasi penggunaan dana BOS triwulanan (di tiap akhir triwulan untuk keperluan monitoring dan audit, membuat laporan tahunan yang merupakan kompilasi dari laporan penggunaan dana BOS tiap triwulan untuk diserahkan ke SKPD, pembukuan secara tertib (Formulir BOS-K3, BOS-K4, BOS-K5 dan BOS-K6 Factor pendukung dan penghambat pengelolaan dana bantuan operasional sekolah (BOS) Hasil analisis factor pendukung dan penghambat dalam pengelolaan dana bantuan operasional sekolah (BOS) diantaranya yaitu a. Faktor pendukung : Adanya dukungan penuh Pemerintah dengan memberikan petunjuk teknis pengelolaan dana BOS dan sosialisasi tentang tatacara pengelolaan dana bantuan operasional sekolah dari Dinas Pendidikan,dan terjalinnya bentuk kerja sama yang baik dari pihak pengelola dana BOS, Komite Sekolah dan para Guru, Pemerintah (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota bima b. Faktor penghambat : Sering terlambatnya waktu pencairan dana dan anggaran yang diperoleh tidak sebanding dengan kebutuhan sekolah. rendahnya pengawasan sekolah karena tidak ada audit sekolah juga merupakan masalah yang umum dalam pengelolaan dana BOS. V. Kesimpulan Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa BOS merupakan suatu program pemerintah untuk membantu penyediaan pendanaan biaya operasional nonpersonalia sekolah. Secara umum program BOS bertujuan untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka Program Wajib Belajar 9 Tahun yang 134
mempunyai bermutu,Sasaran program dana BOS yaitu semua sekolah SD/SDLB,SMP/SMPLB/SMPT, dan SD-SMP Satu Atap (Satap), baik negeri maupun swasta di seluruh provinsi di Indonesia yang sudah memiliki Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) dan sudah terdata dalam sistem Data Pokok Pendidikan (Dapodik) (Kemendikbud, 2015: 3). Prosedur pelaksanaan dana BOS, diawali dengan proses pendataan pendidikan dasar. Tahapan pendataan data pokok pendidikan (Dapodik) merupakan langkah awal penting untuk proses pengalokasian dana BOS dan penyaluran dana BOS. Kemudian masuk pada langkah-langkah diantaranya a) tahap perencanaan RKAS, b) tahap pelaksanaan pengelolaan dana BOS, c) tahap penggunaan dana BOS, d) proses pembukuan administrasi dana BOS, e) tahap pengawasan dan evaluasi dan tahap pelaporan dana BOS. Adapun factor pendukung dari pengelolaan dana oprasional sekolah ini yaitu pemerintah memberikan petunjuk teknis pengelolaan dana BOS serta terjalinnya bentuk kerja sama yang baik dari pihak pengelola dana BOS, Komite Sekolah dan Guru adapun factor penghambatnya yaitu sering terlambatnya waktu pencairan dana dan anggaran yang diperoleh tidak sebanding dengan kebutuhan DAFTAR PUSTAKA Waluyo,dkk.(2023).Transparansi Penggunaan Dana Bos di Sekolah Dasar Islam Terpadu Muhammadiyah. Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 4 (1) Suib, dkk. Pengelolaan dana bantuan operasional sekolah (BOS ) di sekolah dasar negeri Fitri, A. (2014) pengelolaan dana bantuan operasional sekolah (BOS) sekolah dasar negeri kecamatan mandiangin koto selayan kota bukittinggi. Jurnal administrasi pendidikan. 2 (1) Hidayat, R., Burhan, M. R., & Ma’ruf, A. 2019. “Efektivitas Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Dalam Meningkatkan Sarana Dan Prasarana Pendidikan (Studi di SDN 44 Mande Kota Bima)”. Jurnal Ilmu Administrasi Publik, Vol. 7, No. 2. Winaya, I. M. A., Wijaya, P. E. P., Sudiarta, I. N., & Sutika, I. M. 2022. “Analisis Prinsip-Prinsip Pengelolaan 135
Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Reguler dalam Program Merdeka Belajar”. Jurnal Kajian Pendidikan FKIP Universitas Dwijendra, Vol. 13, No.2. Alfiani, M. 2021. “Komparasi Pengelolaan Dana BOS Sebelum dan Pada Saat Pandemi Covid 19”. Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi), Vol. 5, No. 3. Junaedi, E. & Enas. 2018. “Manajemen Pembiayaan Bantuan Pendidikan Menengah Universal (BPMU) dalam Peningkatan Mutu Layanan Pendidikan”, Indonesian Journal of Education Management & Administration Review, Vol. 2, No. 1. Kusno, Suib, M., & Wahyudi. 2013. “Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Sekolah Dasar Negeri”. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 2, No. 4. Muryati, I. 2016. “Pengelolaan Dana BOS Pada SD Negeri di UPT Pelayanan Pendidikan Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman”. Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan, Vol. 4, No. 2. Sulfiati, F., Alam, A. S., & Irwan, A. L. 2010. “Akuntabilitas Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dalam Pendidikan di Kabupaten Sinjai”. Jurnal Ilmu Pemerintahan, Vol. 3, No. 2. 136