LAPORAN PRAKTIKUM (“Keanekaragaman Organisme”) OLEH. Nama : YuliYanti Umasugi Npm : 38420521016 Semester : V Mata Kuliah : Genetika PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI INSTITUT SAINS DAN KEPENDIDIKAN KIE RAHA MALUKU UTARA ( ISDIK ) TAHUN 2023
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keanekaragaman merupakan salah satu aspek persoalan biologi. Kanekaragaman merupakan suatu gejala biologi yang dihasilkan dari interaksi faktor genetik dan factor lingkungan. Kanekaragaman dapat dilihat baik dari aspek structural ( morfologisanatomi ), fisio;ogi maupun perilakunya. Keanekaan dapat dilihat dari tingkat selmolekuler sampai tingkat komunitas, pada intraspecies ( antar individu sejenis ). Keanekaragaman menyoroti aspek perbedaan dan kesamaan ciri pada beberapa objek yang menjadi objek pengamatan. Variasi timbul melalui bebarapa mekanisme : 1. Adanya adaptasi, sebagai respons dalam berinteraksi dengan lingkungannya, 2. Rekombinasi genotip akibat perkawinan di alam yang teracak ( bebas), 3. Adanya variasi genotip yang timbul akibat pemisahan gen yang acak saat meiosis atau pembentukan gamet, 4. Adanya mutase gen atau perubahan mendadak pada perangkat pewarisan sifat ( DNA, Gen, Kromosom ) B. Tujuan Praktikum 1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri struktur organ daun dari bebrapa contoh yang telah disiapkan 2. Mahasiswa dapat menemukan kesaman dan perbedan ciri antara daun sejenis dan antara daun lain jenis 3. Mahasiswa menemukan keanekaragaman ciri struktur daun intraspecies maupun interspecies 4. Mahasiswa dapat menyimpulkan hasil pengamatan dan mengkomunikasikan C. Alat dan bahan Alat: Artikel dan buku tentang struktur daun dan keteranganya seperti bentuk daun pertulangan, bentuk, ujung pangkal dan tepi daun, bagian bagian daun Bahan : 1 . 10 -15 daun tumbuhan sejenis II. 10 -15 daun dari tumbuhan yang berbeda
Cara kerja Pengamatan intraspecies : 1. Siapkan 10 -15 helai daun tumbuhan sejenis di meja 2. Amatilah gejala gejala/ ciri ciri berikut : Bentuk daun pertulangan daun, ujung dan pangkal daun, bagian – bagian daun sifat tepih daun, warna daun, permukan daun, tebal daun, luas dan berat daun, keadan daun lain, utuh tidak utuh ada tidaknya organisme pathogen yang dapat saudara deskripsikan 3. Masukan data pada table 4. Identifikasi kesaman dan perbedan antara daun tumbuhan sejenis tersebut 5. Diskusikan mengapa ciri ciri tertentu sama tetapi ciri tertentu yang lain berbeda 6. Berikan argomen mengenai factor penentu kesaman dan perbedan itu 7. Nyatakan kesimpulan yang dapat saudara nyatakan dari pengematan ini D. Hasil pratikum daun tumbuhan yang tidak sejenis Tabel 1 Gejala/ciri Damati Daun Mangga Rambutan Jambulang Lemon Gersen Nangkah Giawas 1. Bentuk - Lensat/pitah - - Lonjong - - - - - Bulat - - - Yang lain 2. Tulang daun - Menyirip - - - Menjaring - - - - -
- Sejajar - - - - - Melengkung - - - - 3. Ujung daun - Runcing - - - - - Tumpul - - - 4. Bagian daun - Tangkai - Helaian - Pelepah 5. Luas daun - 6. Berat daun - 7. Tebal daun - 8. Penyakit - Ada - Tidak ada - -
1. Tumbuhan yang tidak sejenis Nama local : Mangga Nama ilmiah : Mangga Nama latin : Mangifera indica Klasifikasi tumbuhan : Kindom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Sapindales Family : Anacardiaceae Genus : Mangifera Spesies : Mangifera lndica L 2. Tumbuhan yang tidak sejenis Nama local : Jambulang Nama ilmiah : Jamlang Nama latin : Syzygium cumini Klasifikasi tumbuhan : Kindom : Plantae Divisi :Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Myrtales Family : Myrtaceae Genus : Syzygium Spesis : S cumini 3. Tumbuhan yang tidak sejenis Nama local : Rambutan Nama ilmiah : Rambutan
Nama latin : Nephelium lappaceum Klasifikasi tumbuhan : Kindom : Plantae Devisi : Tracheophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Sapindales Famili : Sapindaceae Genus : Nephelium L Spesies : Nephelium Lappaceum L 4. Tumbuhan yang tidak sejenis Nama local : lemon Nama ilmia : jeruk nipis Nama latin : citrus Klasifikasi : Kindom : Plantea Devisi : spermatophyte Subdivisi : angisopermai Kelas : Dicotylendonae Ordo : Rutales Famili : Rutaceae Genus : Citrus Spesies : Cirus aurantifolia swingle 5. Tumbuhan yang tidak sejenis Nama local : Gersen Nama ilmiha : Kersen Nama latin : Muntingia calabura Klasifikasi tumbuhan : Kindom : Plantae
Devisi : Magnoliphyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Angiosprmae Family : Dialypetalae Genus : Munitingia Spesies : Munitingia calabura L 6. Tumbuhan yang tidak sejenis Nama local : Nangka Nama ilmiah : Artocarpus heterphylluslam Nama latin : Artocarpus heterophyllus Klasifikasi Tumbuhan : Kindom : Plantae Devisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledonae Ordo : Morales Family : Moracecae Genus : Artocarpus Spesies : Arlocarpus heterophyllus lemk 7. Tumbuhan yang tidak sejenis Nama local : Giawas Nama ilmiah : Jambu biji Nama latin ; Psidium guajava Klasifikasi tumbuhan : Kindom : Plantae Devisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Myrtales Family : Myrtaceae Genus : Psidium Spesies : Psidium guajava linn E. Daun Tumbuhan yang Sejenis Tabel 2. Gejala / ciri yang diamati Tumbuhan Daun Mangga 1. Bentuk - Lenset/ pita - Lonjing - - Bulat - - Yang lain 2. Tulang daun - Menyirap - Menjari - - Sejajar - - Melengkung - 3. Ujung daun - Rungcing - Tumpul - 4. Bagian daun - Tangkai - Helaian - - Pelepah - 5. Luas daun 6. Berat daun 7. Tebal daun 8. Penyakit - Ada - Tidak ada
2. Tumbuhan daun tumbuhan yang sejenis Nama local : Mangga Nama ilmiah : Mangga Nama latin : Mangifera indica Klasifikasi tumbuhan : Kindom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Klas : Magnoliopsida Ordo : Sapindales Family : Anacardiaceae Genus : Mangifera Spesies : Mngifera lndica L F. Pembahasan Daun merupakan sala satu bentuk organ yang paling terpenting bagi tumbuhan laindalam melangsungkan hidupnya karna tumbuhan adalah sala satu organisme autotrph obligat, maka harus dibutukan kebutuhan energinya sendiri melalui konferensi energy cahaya menjadi energy kimia, bentuk daun yang sangat beragam, namun biasanya berupa helaian yang biasa dijumpai pada yang tipis dan tebal, kami telah mengamati dari bebrapa jenis daun pada berbagai tumbuhan yang sejenis dan tidak sejenis dan kami menemukan bawah setiap daun memiliki perbedan pada bentuk daun, pertulangan daun, ujung daun, bagian daun, luas daun, warna daun, permukan daun, dan penyakit pada daun Hasil dari pengamatan yang kami lakukan pada praktikum keanekaragaman organisme daun terdapat dua perbagian tumbuhan seperti yang sejenis dan juga tidak sejenis.
A. Daun yang sejenis ( Daun manga ) Gambar daun bagian atas Gambar daun bagian bawa Dari hasil identifikasi dan pengamatan pada daun tumbuhan sejenis yaitu daun manga yang sebanyak 15 helai daun Mangga ( Mangifera indica L ) merupakan tanaman buah kebenyakan berupah senyawa fenol. Senyawa ini dapat ditemukan dari berbagai bagian tanaman seperti buah, biji, daun dan kulit batang (Dorta et al, 2012). Kandungan fitokimia ini tidak hanya berbeda di setiap lokasi geografi tanaman tetapi juga berbeda di setiap bagianya. Kmposisi kimia tanaman manga juga berbeda juga berdasarkan lokasi penanaman, varietasi dan tingkat kematanganya (Manthhey dan p erkins –veazie 2009).daunya berfungsi untuk pengobatan ayuverda dan mengobati sakit gigi daun manga memiliki bentuk daun lanset tulang daun yang menyirip ujung daunyang runcing, bagian daun memiliki tangkai dan helaian, serta luas daun berjumlah 90 cm dengan warna hujau tua.
B. Daun tidak sejenis 1. Daun mangga (Mangifera indica) Gambar daun bagian atas Gambar daun bagian bawa Dari hasil pengamatas di atas yang disimpulkan bawa tumbuhan daun manga tidak memiliki kerusakan pada daunya tumbuhan mangga memiliki bentuk buah yang tidak terlalu panjang dan juga tidak terlalu bulat. merupakan tanaman buah tahunan berupa pohon yang berasal dari Negara India menyebar ke wilayah Asia Tenggara termasuk Malaysia dan Indonesia. Mangga berpotensi di kembangkan karena mempunyai tingkat keragaman genetik yang tinggi sehingga plasmanutfah mangga perlu dilestarikan. Variasi pada bentuk, ukuran dan warna buah mangga menunjukkan keragaman genetik yang tinggi (Nilasari et.al., 2013). Di Indonesia, keberadaan pohon mangga berlimpah. Buah mangga kaya vitamin, sumber mineral dan banyak mengandung senyawa antioksidan yang mampu mencegah penyakit kanker (Setyadjit dan Sulusi, 2005). Manfaat buah mangga bagi kesehatan tubuh misalnya meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menjaga kesehatan mata, membuat kulit lebih cerah, membantu melancarkan pencernaan, mengobati panas dalam. Mangga termasuk marga Mangifera, yang terdiri dari 35-40 anggota, dan suku Anacardiaceae (Hou,1978). Habitus pohon mangga dapat mencapai tinggi 10-40 m. Batang mangga tegak, bercabang kuat dan berdaun lebat membentuk tajuk oval atau memanjang, dengan diameter sampai 10 m. Kulit batang tebal dan kasar serta bersisik pada bekas tangkai daun. Kulit batang yang tua berwarna coklat keabuan, kelabu tua sampai kehitaman. Kekerabatan pada pohon mangga dapat dilakukan dengan cara mengklasifikasikan bentuk-bentuk morfologi tanaman mangga (Konsterman dan Bompard, 1993).
C. Daun tidak sejenis 2. Daun rambutan ( Nephelium lappaceum) Gambar daun bagian atas Gambar daun bagian bawah Dari Hasil pengamatan yang telah di lakukan pada daun tumbuha yang tidak sejenis yaitu daun Rambutan yang sebanyak 15 helain daun Rambutan (Nephlium lappaceum L). merupakan tanaman buah horticultura berupah pohon dengan family sapindaceae selain enak dimakan, rambutan juga memiliki sejumlah kasiat bagi kesehatan berbagai referensi, menyebutkan khasiat rambutan yang baik untuk kesehatan tidak lepas dari kandungan kimia didalamnya salah satu bagian dari tanaman rambutan yang dapat berguna untuk kesehatan adalah daun rambutan daun rambutan mengandung tannin dan saponin (Dalimartha, 2007). Tannin juga dipakai untuk kesehatan kulit (Harborne, 1987). Dalam dunia pengobatan tannin juga berfungsi untuk mengobati diare, menghentikan penarahan, dan batangnya bisa mengobati sakit perut daun rambutan memiliki bentuk daun lanset, tulang daun yang menyirip, ujung daun yang runcing, bagian daun memiliki tangkai dan helaian, serta luas daun berjumlah kurang lebih 91 cm dengan warna hijau tua.
D. Daun Tidak Sejenis 3. Daun Jambulang (Syzygium cumini Gambar daun bagian atas Gambar daun bagian bawah Dari hasil pengamatan di atas tumbuhan jambulang tidak memiliki kerusakan pada daun tumbuhan jambulang dapat dijadikan sebagai pengobatan alami dalam menurunkan kadar glukosa darah dan memberikan gambaran kualitas jaringan hepar yang baik jambulang juga dapat digunakan sebagai pengobatan alami diabetes mellitus, dan semakin tingi dosis ekstrak tanaman jambulang yang diberikan maka semakin besar pulah efek dari tanaman jambulang dan dosis (Syzygium cuminii L 2011). Optimum yang dapat digunakkan sebagai obat alami. Tumbuhan jambulang merupakan tanaman yang secara empiris digunakan untuk menurunkan kadar glukosa darah. Tanaman jambulang (Syzygium cumini L.) diketahi mengandung flavonoid, betulinic acid, B-sitosterol, flavonol glycosides, tannin, acylated flovonol glycosides, triterpenoids, eicosanse, octadecane, octacosane, dann octaconase (Kumar, et al., 2008). Berdasarkan dari hasil pengamatan telah membuktikan bahwa bagian dari tanaman jambulang yaitu daun, biji, kulit akar, kulit batang, memiliki aktifitas antiinflamasi. Tumbuhan jambulang diketahi memiliki beragam fitokimia yang bermanfat bagi kesehatan, fitokimia sendiri merupakan segala jenis zat kimia yang terdapat pada tumbuhan, kulit batang di laporkan memiliki, friedelin,friedelan-3, asam
betulinic, B-sitoterol, d-glukosida,asam galot, asam ellagic,gallotannin, (Sugiyono 2016). dan myricetine, Daun diketahi mengandung B-sitosterol, asam betulinic, mycaminoose, asam crategolic,(maslinic), glycosides myricetin ( Shivashnkara, et al.,2013). Tanaman jambulang telah menunjukan efek hipoglikemik untuk berbagai bagian tanaman jambulang, penelitian oleh (Jagetia 2017). E. Daun tidak sejenis 4. Daun lemon nipis (Citrus) Gambar daun bagian atas Gambar daun bagian bawa Dari hasil pengamatan di atas tumbuhan jeruk nipis tidak memiliki kerusakan apapun tumbuhan jeruk nipis terdapat batang jeruk nipis yang berduri ,daun jeruk nipis yang berwarna hijau, terdapat buah jeruk nipis yg berbentuk bulat kehijauan. Tumbuhan jeruk nipis dapat dimanfatkan untuk mengobati berbagai penyakit,antara lain batang,bunga, buah, dan daunya.Geteh batang jeruk nipis yang ditambakan sedikit garam dapat digunakan sebagai obat sakit tenggorokan. Buah jeruk nipis banyak digunakkan untuk menurunkan panas, obat batukpeluruh dahak,menghilangkan ketombe, influenza, antiinflamasi, antiseptik,dan obat jerawat (Kharismayanti, 2015). Daun dan bunga jeruk nipis dapat digunakan untuk pengobatan hipertensi, batuk, lender tenggorokan, demam, panas pada malaria,jerawat dan ketombe (Triayu, 2009). Jeruk nipis mengandung unsur-unsur senyawa kimiya yang bermanfat, seperti asam sitrat, asam amino, minyak atsiri, damar, glikosida, asam sitrun, lemak, kalsium, fosfor, besi, belerang vitamin B1 dan C (Lauma dkk., 2016). Daun sendiri juga memiliki banyak kandungan sanyawa bioaktif, seperti alkaloid, flavonoid, terpenoid, saponin, tannin, dan steroid. Senyawa-senyawa tersebut memiliki kemampuan unttuk
mengambat perttumbuhan bakteri dengan mekanisme hambatanya masing-masing, yang menyebabkan daun jeruk nipis mempunyi sifat antibakreri, (Pelczar dan Chan, 1986 ). Senyawa fenol dan flavonoid juga dapat bersifat sebagai antioksidan (Fajarwati, 2013). Daun jeruk nipis bermanfat untuk mengobati influenza dan malaria, infusanya datap mengobatii demam yang disertai jaundice (tumbuhan warna kunng pada kulit dan bagian putii mata karena tinginya kadar pigmen empedu),radang tengorokan, dan dapat meringgankan sakit kepala (Kharismayanti,2012). F. Daun tidak sejenis 5. Daun kersen (Muntingia calabura L) Gambar daun bagian atas Gambar daun bagian bawa Dari hasil identifikasi dan pengamatan diatas pada daun tumbuhan kersenn tidak ada kerusakan pada daunya tumbuhhan daun kersen danunya segar dengan kriteria sedang atau bagian tengah dalam satuu tanggkai dari tiga lembar daun atas ddan bawah. Buah kersen matang yang berwarna merah serta bunga kersen segar. Tumbuhan daun kersen memiliki manfat yaitu obat untuk mengatasi penyakit seperti asam urat, batuk, panas, dan juga sebagai antiseptic alami. Peneliti (12) teruji kalua konsetrasi ekstrak dari daun kersen 50% memiliki pengaru terbaik kala merendakan kecepatan di proses inflamasi daun kersen banyak dimanfatkan sebagai obat tradisional karena kandungan dari daun kersen.tanaman yang berkhasiat sebagai tabir surya alami. Daun kersen menggandung senyawa flavonpid, saponin,polifenool dan tanaman sehinga dapat digunakan sebagai antioksidan (Mintowati, Setya dan Maria, 2013).Terdapat ppeneliti bawah tumbuhan yang mengandung senyawa metaboolitsekunder bberupa flavonoid dan ffenol berguna sebagai penangkap radikal bebas, yang memiliki aktifitas sebagai antiksi dan
(Nishantini, et., 2012). Dan daun kersen (Muntingia calabura L) Mempunyai kanduungan falafonoid total dan fenolik total yang tinggi sehinga dapat dimanfatkan sebagian bahan dasar pembuatan gel tabir tumbuhan (Puspitasari,A. D. dan setyowati, D. A., 2018). G. Daun tidak sejenis 6. Daun nangka (Artocarpus heterphylluslam) Gambar daun bagian atas Gambar daun bagian bawa Dari hasil identiffikasi dan pengamatan di atas dapat disimpulkan bawa tumbuhan daun nangka dapat dimanfatkan sebagai desinfektan untuk menurunkan cemaran bakteri daun nangka juga mengandung flavonoid, saponin dan tanin yang berperan sebagai senyawa anti bakteri, digunakan dalam pengobatan antidiare, demam, bisul, penyakit kulit,biji nangka juga bisa mengatasi ganguan pencernan karena kandungan serta larut dan tidak larut. Kedua serta tersebut dapat membantu menormalkan pergerakan usus dengan memperlancar produksi tinja dan melembutkanya.biji nangka juga mengandunng fitamin A yang bisa membantu dalam meningkatkan kesehatan dan pandangan mata. Tumbuhan nangka merupakan salah satu jenis tanaman buah troppis yang kaya manfat selain sebagai sumber makanan dan minnuman penyegar juga sebagai pelengkap gizi, tanaman hias, pohon pelindung dan berpotensi sebagai pengasil devisa nangka. Karena produuk olahanya bernilai tingi, nangka dikenal sebagai tanaman yang multiguna karena semua bagian tanaman dapat dimanfatkan untuk bberbagai kepentiingan mulai dari kebutuhan pangan, perumahan, penghijauan,
pertenakan,industry bakan kresehatan seperti pengobatan kangker yang telah teruji kasiatnya. ( Adelina. 2009 ). H. Daun tidak sejenis 7. Daun giawas (Psidium guajaya) Gambar daun bagiian atas Gambar daun bagian bawa Dari hasil idntifikasi dan pengamatan di atas dapat di simpulkan bawa tumbuhan daun jambu biji tidak memiliki kerusakan pada daunyajambu biji umumnya berwarna hijau pada tiap varietas, berbeda pada varietas Australia yang memiliki warna daun ijo.biji varietas Australia memiliki ciri kas yang unik, yaitu batang, daun, bunga, maupun buanya berwarna merah tua (Parimin 2005). Hasil pengamatan menunjukan bahwa panjang jambu buji berkisar antara 7,5-15,0 cm dengan lebih daun antara 5,0=6,0cmn. Tumbuhan buah jambu biji memiliki tipe buah tunggal dan termasuk buah berry (buni), yaitu buah yang daging buanya dapat dimakan. Buah jambu biji memiliki kulit buah yang tipis dan permukanya halus sampai kasar. Bentuk buah pada varietas biasa, sari, getes, x dan Australia adalah bulat. Menurut Cahyono (2010). Tanaman jambu biji memiliki batang muda berbentuk segiempat,sedangkan batang tua berkayu keras berbentuk gilg dengan warna coklat. Mafat jambu biji juga bisa dirasakan bagian kesehatan kulit, lho. Berbagai macam vitamin ddan anntioksidan dalam buah ini dappat bbekerja sangat baik untuk kulit. Karena, kandungan antioksidanya dapat mellindungi kuulit dari kerusakan yang bisa memperlambatnya proses ppenuhan dan mencegah keriput. Manffat pada tumbbuuhhan daun jambu biiji adalah dapat menurunkan berat badann. Daun jambu bijji mengandung ekstrak anti oksida yang dapat melindungi
tubuh dari berbagai jenis penyakit. Selain itu, daun ini juga memiliki sifat antinflamasi dan antibakteri yang dapat bermanfat bagi kesehatan tubbuh. I. Kesimpulan Dari hasil pengamatan yang saya dapatkan daun adalah salah satu organ tubuh yang tumbuuh dari rantig,biasanya berwarna hiijau dan terutamma berfungsi ssebagai penangkap eneri dari cahaya matahari unntuk proses fotosiintesiis. Ppenyakit bercak dan hama kutu puutii ppada daun disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakterii dan jamur, umumnya jamur yang merupakan jamur yang patongen sehingga biisa menyebabkan kerusakan pada daun tersebut. Persaman dan perbedan pada daun tumbuhan sejenis dan tidak sejenis dapat dilihat melalui ciri-ciri morfologinya,seperti bentuk ujung daun,permukan daun,tulang daun,waena daun, bagian daun, luas daun,dan penyakit ppada daun. Sehinga ada jenis daun yang sama atau memiliki: 1. Bentuk daun yang lanset, lonjong, dan bulat. 2. Ujung daun yang meruncing dan tumppul. 3. Warna daun hujau mudah dan hijau tua. 4. Permukan daun yang menyelip, lincin dan halus..
Daftar pustaka Sunarmi (2014) “melestarikan kanekaragaman hayati melalui pembelajaran di luar kelas dan tugas dan menentang” vol 6 1 agustus 2014 hlm 38-49 Perincek, RB Suptiaytna J, indrawan M dan kramadibrata P. 1998 biologi koservasi Jakarta : yayasan obor Indonesia Sutoyo. (2010) “keanekaragaman hayati Indonesia” Buana sains vol 10 No 2:101-106 2010 Endrawati ( 2005) “keanekaragaman hayati dan konservasinya di Indonesia” Jyotshna, Khre P, Shanker K. Mangiferin: A Review of Sources and Interventions for Biologi. Activities. Biologi. 2016;504-514. Saha S, Sadukhan P, Sil PC. Mangiferin : A Xanthonoid with multipotnt Anti inflammatory potential. Biologi 2016;1-16 Muchtadi, T., dan Sugiyono. 2014, prinsip dan teknologi pangan. Bandung Alfabeta. Gandjar I G, Rohman A. Kimia farmasi analisis. Yogyakarta: pusstaka pelajat; 2012. Singapore Govermic. Mangifera foetida Lour ( Internet ). 2013. Available from : https//florafunaweb.nparks.gov.sg/Special-pages/plant detail.aspx?id=3012 Sekar M. Molecules of Interest-Mangiferin-A Review. Annual Research dan Review in Biology. 2015;( 4 ) :307-20 Phanthong K, Sompong R, Rukachaisirikul V, Saising J. Two New Triteepenes and A New Coumaroyl Glucoside From the Twigs of Mangifera foetida Lour. Phytochemistry Letters. 2015;5 (4):307-20 Mirza R H, Chi N, Chi, Y. Therapeutic potential of the Natural product Mngiferin in Metabolic syndrome. Journal of nutritional Therapeutics, 2013;2 ;74-79 Wulandari L. Kromotografi Lapis Tipis. Jember : PT. Taman Kampus presido ;2011 Zheng D, Hou J, Xiao Y, Zhao Z, Chen L. Cardioprotective Effect of Mangiferin on Left Ventricular Remodling in Rats. Pharmaclogy. 2012;90:78-87. Rohman A. Validasi dan Penjaminan Mutu Metode Analisis Kimia Biology. Jogjakarta: UGM Press; 2016. Indra, Denny. Uji organleptik. Diaksses dari http://poenyasemua.blogspot.com/2011/04/uji-organoleptik.html?spref=fb. (Diakses pada tangal, 8 januari 2014, pukul 22.26)
Daftar Pustaka Onlai https://media.neliti.com/media/publications/125723-ID-none.pdf http://protan.studentjournal.ub.ac.id/index.php/protan/article/view/8 https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/bioslogos/article/view/372 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/bioslogos/article/download/372/295/745 http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/AGROLAND/article/viewFile/8784/6977 https://journal.uinjkt.ac.id/index.php/kauniyah/article/view/14810 https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/download/3081/pdf https://ojs.unud.ac.id/index.php/simbiosis/article/download/32317/19489/ https://media.neliti.com/media/publications/129154-ID-karakterisasi-tanaman-manggamangifera-i.pdf https://jurnal.unpad.ac.id/farmaka/article/viewFile/21994/pdf https://jurnalfkip.unram.ac.id/index.php/JBT/article/download/1876/1280/5809 https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/biodjati/article/view/1009 https://journal.ipm2kpe.or.id/index.php/INTECOM/article/view/3401 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/bioslogos/article/download/372/295/745 https://media.neliti.com/media/publications/241735-none-7ee802b3.pdf file:///C:/Users/Admin/Downloads/8931-Article%20Text-30390-1-10-20220208.pdf .
LAPORAN PRAKTIKUM (Regulasi dan Homeostasis) Disusun Oleh Nama : Yuliyanti Uamsugi Npm : 38420521016 Semester : V Mata Kuliah : Genetika PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI INSTITUT SAINS DAN KEPENDIDIKAN KIE RAHA MALUKU UTARA ( ISDIK ) TAHUN 2023
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam tubuh organisme (tingkat individu) pasti ada mekanisme regulasi untuk mencapai keadaan yang homesostatic. Homeostatik pada dasarnya merupakan suatu upaya mempertahankan atau menciptakan kondisi yang stabil dinamis (“steady state”) yang menjamin optimalisasi berbagai proses fisiologis dalam tubuh. Untuk mencapai keadan tersebut, tubuh melakukan berbagai aktivitas regulasi, sebagai mekanisme untuk mencapai homeostatik yang diharapkan. Regulasi dan homeostasis juga terjadi di tingat organisme kehidupan yang lebih besar, yaitu pada tingkat populasi dan komunitas dalam suatu ekosistem. Regulasi dilakukan dalam banyak bentuk, misalnya regulasi untuk mempertahankan cairan tubuh, osmolaritas tubuh, keasaman, suhu, kadar lemak, gula dan protein darah, dsb. Padah tubuh manusia, regulasi diperankan oleh antara lain adalah syarat dan hormon. Kedua kompenen merupakan pengendali utama dalam proses regulasi dalam tubuh. Proses regulasi melibatkan pemacu (promotor) dan penghambat ( inhibitor ) dalam suatu tingkat keseimbangan tertentu. Beberapa kompenen regulator dalam tubuh ada yang berkerja secara antagonis atau sinergi. Regulator antagonis ditunjukan antara lain oleh kerja syaraf simpatis dan parasimpati, hormone insulin dan adrenalin. Padah upaya tubuh melakukan regulasi dan homeostataik suhu tubuh ( rbermoregulasi), juga melibatkan syaraf simpatis dan parasimpatis, hormon insulin dan adrenalin, kelenjar keringat, darah dan perubahan darah, dalam suatu karakter tertentu. Adanya regulasi memungknkan terjaminnya koordinasi aktivitas dalam tubuh. B.Tujuan 1. Mahasiswa dapat mengamati adanya adanya koordinasi aktivitas system organ pernapasan dan system transportasi / sirkulasi pada saat tubuh berkerja keras. 2. Mahasiswa dapat menunjukan bentuk kordinasi yang terjadi antara kedua system organ tersebut 3. Mahasiswa dapat mengamati / merasakan gejala perkeringatan sebagai sebagian mekanisme regulasi suhu tubuh. 4. Mahasiswa dapat menjelaskan mekanisme ppengaturan suhu tubuh.
C. Alat dan Bahan Alat : Termometer tubuh, stopwalch, tally counte Bahan : Tubuh kita D. Cara Kerja 1 1. Laju bernapas : Lakukan pengukuran laju bernapas tiap menit dengan cara menghitung banyaknya hembusan udarah udara paru-paru melalui hedung permenit 2. Laju denyut nadi : Hitung jumlah denyut nadih (jantung) tiap menit, dengan cara : a. Letakan lengan tangan kiri dengan posisi tengada pada telapak tangan kanan saudara. b. Letakan ujung jari tengah dan jari manis ujung tulang lengan. Tekanlah sampai menemukan denyut nadinya c. Hitung ferkuwensi denyut nadi selama 1 menit. Ulang pengukuran. 3. Suhu tubuh : diukur dengan thermometer badan. Cara Kerja 2 1. Lakukan pengamatan / pengukurun suhu tubuh, laju bernapas dan laju denyut nadi pada kadan tenang 2. Lakukan oleh raga dengan cara berlari naik-turun tanga selama 3-5 menit. Segerah setelah itu lakukan pengukuran seperti pada poin 1 3. Setelah istirahat lk 10 menit dan tubuh tenang kembali, lakukanlah pengamatan lagi seperti poin 1 dan 2 di atas. E. Hasil Praktikum Pengukuran denyut nadi (sebelum olaraga) Pratikum yuli NO Waktu Jumlah pernapasan/dtk Denyut nadi/dtk Suhu tubu/dtk 1. 1 menit 46 82 36,1 2. 2 menit 79 125 36,4 3. 3 menit 136 202 37,1 4. 4 menit 230 302 36,5 5. 5 menit 251 380 37,8 Jumlah 742 5 1.091 5 183,9 5
Rata- 541,2 1.091 153,66 Pengukuran denyut nadi (sesuda olaraga) Pratikum yuli NO Waktu Jumlah pernapasan/dtk Denyut nadi/dtk Suhu tubuh/dtk 1. 1 menit 75 94 36,4 2. 2 menit 150 215 36,6 3. 3 menit 267 290 37,1 4. 4. menit 310 294 36,9 5. 5 menit 395 400 37,3 Jumlah 1.197 5 1.293 5 184,3 5 Rata-rata 239,4 973 154,46 Pengukuran denyut nadi (seblum olaraga) Pratikum jihan NO Waktu Jumla pernapasan/dtk Denyut nadi/dtk Suhu tubuh/dtk 1. 1 menit 64 73 36,9 2. 2 menit 113 139 36,5 3. 3 menit 180 210 36,6 4. 4 menit 250 309 36,2 5. 5 menit 352 356 36,5 Jumlah 959 5 1.087 5 182,7 5 Rata-rata 191,8 217,4 36,54 Pengukuran denyut nadi (sesudah olaraga) Pratikum jihan NO Waktu Jumlah pernapasan/dtk Denyut nadi/dtk Suhu tubuh/dtk 1. 1 menit 58 73 35,7 2. 2 menit 120 139 36,2 3. 3 menit 140 210 36,6 4. 4 menit 328 309 35,4 5. 5 menit 352 356 36,2
Jumlah 1.026 5 1.404 5 180,1 5 Rata-rata 205,2 280,8 36,02 F. Pembahasan Percoban dilakukan dengan cara mengukur suhu tubuh, ferkuensi denyut nadi dan ferkuensi bernafas dari kedua orang yang berbeda beda. Pengukuran ini dilakukan dalam dua tahap yakni tahap tenang, tahap saat beraktivitas (istirahat). Aktifitas yang dilakukan pada kegiatan ini yaitu naik turun tangga selama kurang lebih 1 sampai 5 menit serta pengukuran semua aktivitas dilakukan selama 1 menit. Dari data diatas angota pertama dan orang pertama, yuli, yaitu memiliki ferkuensi bernafas sebanyak 46 kali/menit, dengan ferkuensi denyut nadi sebanyak 82 kali/menit, suhu tubuh mencapai 36,1℃ dengan kadan berkeringat, pada saat beraktivitas ferkuensi nafas sebanyak 79 kali/menit, dengan ferkuensi denyut nadi sebanyak 136 kali/menit, suhu tubuh mencapai 36,8℃ dengan kadan berkeringat. Data pada orang kedua saat sesuda olaragga pada saat kondidi tenang memiliki ferkuensi nafas 79 kali/menit, dengan ferkuensi denyut nadi sebanyak 125 kali/menit, suhu tubu mencapai 36,4℃ dengan kadan tidak berkeringat. Pada saat beraktivitas ferkeuensi nafas sebanyak 264 kali/menit, dengan ferkuensi denyut nadi sebanyak 94 kali/menit,suhu tubu mencapai 36,4℃ dengan kadan berkeringat Data pada orang ketiga memiliki ferkuensi nafas 136 kali/menit, dengan ferkuensi denyut nadi sebanyak 202 kali/menit, suhu tubu mencapai 37,1℃ dengan kadan tidak berkeriingat.pada sat beraktifitas nafas sebanyak 264 kali/menit dengan ferkuensi denyut nadi sebanyak 290 kali/menit, suhu tubuh mencapai 37,1℃ dengan kadan berkeringat. Data pada orang kempat memiliki ferkuensi nafas sebanyak 230 kali/menit, dengan ferkuensi denyut nadi sebanyak 302 kali/menit, suhu tubuh mencapi 36,5℃ dengan kadan tidak berkeringat. Pada saat beraktivitas ferkuensi nafas sebanyak 310 kali/menit, dengan ferkuensi denyut nadi sebanyak 294 kali/menit, suhu tubu mencapi 36,9℃ dengan kadan berkeringat. Data pada orang kelima memiliki ferkuensi nafas sebanyak 251kali/menit, dengan ferkuensi denyut nadi sebanyak 380 kali/menit suhu tubuh mencapi 37,8℃ dengan kadan tidak berkerngat. Pada sat beraktifitas ferkuensi nafas sebanyak 390 kali/menit, dengan ferkuensi denyut nadi sebanyak 400 kali/menit, suhu tubuh mencapi 37,3℃ dengan kadan berkeringat.
Data anggota pertama dan percoban pertama, jihan, yakni 36,9℃ sebagai suhu awal pada kadan tenang, dan suhu setelah melakukan aktivitas berat sebesar 36,7℃ ferkuensi napas pada kadan tenang yaitu 64 kali/menit, dan setelah aktifitas berat menjadi, 58 kali/meter dan setelah aktifitas berat sebesar 98 kali/meter. Data percoban kedu yakni 36,5℃ sebagai suhu awal pada kadan tennang dan suhu setelah melakukan aktifitas berat sebesar 35,7℃ ferkuensi nafas pada kadan tenang yakni 113 kali/menit, dan setelah aktifits berat menjadi 120 kali/menit, ferkuensi nadi pada kadan tenang yaitu 139 kali/menit, dan setelah aktivitas berat sebesar 208 kali/menit. Data percoban ketiga, yakni 36,6℃ sebagai suhu awal pada kadan tenang, dan suhu setelah melakukan aktifitas berat sebesar 35,6℃ ferkuensi nafas pada kadan tenang yakni 180 kali/menit, dan setelah aktivitas berat menjadi 140 kali/menit,ferkuensi nadi pada kadan tenang yakni 210 kali/menit, dan setelah aktifitas berat sebesar 310 kali/menit. Data percoban kelima, yakni 36,5℃ sebagai suhu awal pada kadan tenang dan suhu setelah melakukan aktivitas berat sebesar 36,2℃, ferkuensi nafas pada kadan tenang yakni 352 kali/menit, dan setelah aktivitas berat menjadi 380 kali/menit, ferkuensi nadi pada kadan tenang yakni 356 kali/menit dan setelah aktivitas berat sebesar 398 kali/menit Dari semua data yang dihasilkan, data awal maupun akhir didapatkan hasil yang berbeda dari 2 fase yang dilakukan pengamatan (tenang beraktivitas dan istrahat) yaitu bawasanya semua nominal data yang ada mulai dari orang pertama-kelima relative meningkat pada sat beraktivitas dan relative menurun pada saat fase istrahat. Hal ini dapat disebabkan oleh satu sistem dalam tubuh yang membentuk sistem krja yang berfungsi untuk menstabilkaanya,dalam arti apabiila sebelum melakukan aktifitas ferkuensi nafas, ferkuensi denyut nadi,dan suhu tubuh berjalan dengan normal serta keringat tidak ada,setelah melakukan aktivitas tubhu akan mulai beradaptasi atau menysuaikan supaya tubuh tetap stabil yaitu dengan cara meningkatkan suhu tubuh,ferkuensi denyut nadi,ferkuensi pernapasan,bakan sampai mengluarkan keringat untuk menjaga suhu tubuh tetap berada pada range yang aman.
G. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil percoban yang telah dilakukan, dapat disimpukan bawah: Terdapad kordinasi antara sistem pernapasan dengan sistem serkulasi didalam tuubbuh terutama saat melakukan aktivitas. Bentuk korsinasi atau regulasi yang terbentuk yaitu regulasi suhu tubuh (thermoregulasi). Naik turunya suhu didektesi oleh resport yang disebut termoresptor (yaitu kulit). Jika tubuh terlalu panas atau terlalu dingin karna pengaru lingkungan internal dan ekstrnal tubuh, termoresptor meningkatkan implus saraf ke otak. Otak kemudian mengirimkan pesan respon ke efektor seperti kulit untuk menanbah atau mengurangi kehilangan pansa dari permukaan dengan: 1. Peningkatan suhu tubuh direspon dengan berdirinya rambut-rambut halus pada kulit (pilorus) akibat kontrasi otot-otot kulit, sedangkan penurunan suhu tubuh direspon dengan mempertahankan suhu tubuh dengan meratakan rambut akibat relaksi otototot kulit. 2. Jika suhu tubuh naik, kelenjar dibawah kulit mengluarkan kringat ke permukan kulit, meningkatkan kehilangan panas mulai penguapan. 3. Perubahan dara yang mengluarkan kulit akan melebur untuk membawah lebih banyak panas keluar tubuh, jika suhu tubuh meningkat, dan perubahan dara akan mengkerut bertujuan untuk meminimalkan hilanyang panas lewat kulit jika suhu tubuh suda normal kembali. Selain itu mekanisme non spesifik lain untuk mengatasi penurunan suhu tubuh.
Daftar Pustaka Irianto, Kus. (2004). Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk paramedis. Bandung: CV Yrama Widya. Mashudi, Sugeng.(2011). Anatomi dan Fisiologi Dasar. Jakarta:Salemba Medika. Syaifuddin. (2009). Fisiologi Tumbuhan Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan 2. Jakarta: Salamba Medika. Uliyah, Musrifatul dan Aziz Alimul H. (2006). Ketrampilan Dasar Praktik Klinik untuk kebidanan edisi 2 jakarta. Bridger, R.S. 1995. “Introducting To Ergonomic “.Mcgraw-Hill Bookco: Singapore. Elly. 2006. “Perubahan Denyut Nadi Pada Mahasiswa Setelah Melakukan Aktivitas Naik Turun Tangga”. Karya Ilmiah. Undip: Semarang. Paidi. 2008. “Petunjuk Praktikum Biologi Umum” .UNY Press: Yogyakarta. Soejono, Basuki. 1999. “Fisiologi Manusia” .UM Press: Malang. Amalia, Safitri (editor). 2004. Biologi Kelima jilid 3. Jakarta: Erlangga. Anonim. (1983). Media Pendidikan Biologi Umum. P2LPTK. Dirjend. Dikti. Depdikbud. Paidi. (2012). Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Yogyakarta: UNY Press Subahar, Syamsudin ST. (2009). Biologi 2. Jakarta: Quadra. Budiman, A. dan (2013) Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika. Firgiansyah, A. (2016) Perbandingan Kadar glukosa darah mengunakan spektrofotmeter dan glucometer. Universtas Muhamamadyah Semarang. Laisouw, A. J. (2017) ‘Perbedan Kadar Glukosa Darah Berdasarkan Tetesan Darah Kapiler dan Hapusan Kapas Kering Metode POCT (Point-of-Care-Testing). Belk Collen and Virginia Borden. (2010). Biology Science for live. USA: Pearson Education inc.
Daftar Pustaka Onlai https://www.scribd.com/doc/231497187/Regulasi-dan-Homeostasis-pada-Manusiadocx file:///C:/Users/Admin/Downloads/jm_biomedik,+5.+SUHU+(kukus).pdf https://www.academia.edu/19674681/Laporan_Praktikum_Regulasi_dan_Hemeostasi s https://journal.uii.ac.id/khazanah/article/view/16770 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4166604/ https://www.studocu.com/id/document/universitas-islam-negeri-walisongosemarang/laporan-praktikum/laporan-regulasi-dan-homeostatis/39906319 https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1550413115004830 http://www.ocw.upj.ac.id/files/Slide-PSY103-PSY103-Slide-TA-10.pdf https://academic.oup.com/edrv/article/39/5/701/5035263 http://journal.unair.ac.id/MIFI@peran-peptida-yy-pada-regulasi-homeostasis-energiarticle-2851-media-29-category-3.html https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fphys.2020.00200/full file:///C:/Users/Admin/Downloads/jm_biomedik,+5.+SUHU+(kukus)%20(1).pdf https://www.scribd.com/doc/192027061/Regulasi-Dan-Homeostasis-Dalam-TubuhTugas-9 https://www.nature.com/articles/s41392-022-01125-5 https://journals.physiology.org/doi/full/10.1152/physiol.00003.2009 https://e-journal.biologi.lipi.go.id/index.php/berita_biologi/article/viewFile/4025/pdf
H. LAMPIRAN Gambar 1.1. Sebelum Olahraga
Gambar 1.2. Setelah Olahraga
LAPORAN PRATIKUM (Pengukuran Tekanan Darah) Disusun Oleh Nama : Yuliyanti Umasugi Npm : 38420521016 Semester : V Mata Kuliah : Genetika PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI INSTITUT SAINS DAN KEPENDIDIKAN KIE RAHA MALUKU UTARA ( ISDIK ) TAHUN 2023
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tekanan darah adalah indicator yang dapat dipakai untuk menilai sistem kardiovaskuler dimana tekanan dari darah yang dipompah oleh jantung terhadap dinding arteri. Tekanan ini terus menerus akan berada dalam pembuluh darah dan memungkinkan darah mengalir secara konstan. Gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap dinding pembuluh bergantung pada volume darah yang terkandum dalam pembuluh darah. Tekanan darah seseorang dipengaruhi oleh berbagai factor di antaranya perubahan posisi tubuuh dan aktivitas fisik. Tekanan darah penting karena merupakan kekuatan pendorong bagi darah agar dapat beredar ke seluruh tubuh untuk memberiikan darah segar yang mengandung oksigen dan nutrisi ke organ-organ tubuh. Tekanan darah bervariasi untuk berbagai keadan seperti usia, aktivitas fisik dan perubahan posisi. Tekanan darah bisah bervariasi bakan pada orang yang sama misanya pada saat berolaraga. Olaraga akan menyebabkan tekanan darah meningkat untuk waktu yang singkat dan akan kembali normal ketika berhenti berolaraga. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda yaitu pada waktu pagi hari tekanan darah lebih tingi dibandingkan saat tidur siang hari karena adanya berbedan tekanan darah sistolik selama 2 jam pertama setelah bangun tidur dikurangi tekanan darah sistolik terendah dalam sehari Worid Health Organization/Internal Asociety of Hypertension Menjelaskan bawah tekanan darah harus dikurangi secara rutin pada posisi duduk, berbaring, atau berdiri dengan sarat lengan sejajar dengan jantung. Tekanan darah seseorang dipengaruhi oelh berbagai factor di antaranya adalah perubahan posisi tubuh dan aktivitas fisik. Dengan mengamati serta mempelajari hasil pengaruh perubahan posisi tubuh dan akivitas fisik terhadap tekanan darah kita akan memperoleh sebagian gambar mengenai sistem kardiavasikuler seseorang. B. Tujuan Mengatahui perbedan tekanan darah pada posisi duduk, berdiri, dan berbaring,dan beraktifitas. C. Alat dan bahan 1. Teteskop,Tensi meter, hp, alat tulis.
D. Prosedur Kerja Berdasarkan hasil praktikum pada pengukuran tekanan darah: 1. Siapkan teteskop, tensi meter dan alat tulis diatas meja 2. Pasangkan sfigmomanometer di bagian lengan tangan kanan kemudian pegang manometer ditangan sebelah kiri dan pegang bola tensi meter ditangan kanan. 3. Tahan tekanan udara dibola tensimeter dengan cara memutar sekrup pompa secara jarum jam. Pompa manset dengan cara meramas-ramas bola tensimeter, sambal merasakan denyutnadi dengan perhatikan jarum manometernya, terus pompa mansetnya hinga jarum menunjukan 200 sehinga tidak dapat merasakan denyut nadi. 4. Memerhatikan jarum manometer, secara perlahan lepas pompanya dengan membuka katup berlawanan arah jarum jam. Dan harus merasakan denyut nadi serta perhatikan angka yang ada di manometer. Karena hasil angka tersebut adalah tekanan sistolik (tekanan darah di dinding jantung ketika jantung berdetak). E. Hasil Praktikum Pengukuran tesis darah pada posisi berbaring Tabel 1 NO NAMA UMUR HASIL PENGUKURAN KET 1. Risda 20 1010/70 Normal 2. Yuli 20 100/80 Tidak normal 3. Nursela 20 100/80 Tidak normal 4. Fitriyani 20 1oo/60 Tidak normal 5. Sutni 21 1020/80 Normal 6. Nunung 20 100/80 Tidak normal Pengukuran tesis darah pada posisi duduk Tabel 2 NO NAMA UMUR HASIL PENGUKURAN KET 1. Risda 20 1020/80 Normal 2. Yuli 20 1020/80 Normal 3. Nursela 20 1010/80 Normal 4. Fitriyani 20 1020/80 Normal 5. Sutni 21 1020/80 Normal 6. Nunung 20 100/80 Tidak normal
Pengukuran tesis darah pada posisi berdiri Tabel 3 NO NAMA UMUR HASIL PENGUKURAN KET 1. Risda 20 1010/70 Normal 2. Yuli 20 100/80 Tidak normal 3. Nurselah 20 100/90 Tidak normal 4. Fitriyani 20 1010/70 Normal 5. Sutni 21 1020/80 Normal 6. Nunung 20 100/80 Tidak normal Pengukuran tesis darah pada posisi beraktifitas Table 4 NO NAMA UMUR HASIL PENGUKURAN KET 1. Risda 20 100/60 Tidak normal 2. Yuli 20 100/80 Tidak normal 3. Nurselah 20 1010/80 Normal 4. FItriyani 20 100/60 Tidak normal 5. Sutni 21 1020/60 Normal 6. Nunung 20 100/80 Tidak normal F. Pembahasan Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan mengunakan teteskop tensi meter Kami mengunakan tetesko tensi meter agar nilai dari hasil pengukuran yang dapat lebiih detail. Pada pengukuran ini semua responen diukur saat posisi duduk, posisi berdiri, posisi berbaring, dan posisi beraktifitas. Pada hasil peneliti yang kami dapatkan masing-masing responden diukur 4 kali pada setiap posisi tubuh dan diberi istirahat 1 menit pada setiap pengukuran kemudian kami mencari nilai rata-ratanya. Pengukuran tekanan darah sistolik yang kami dapatkan pada posisi duduk menunjukan tekanan darah terendah 1010,70 mmHg dan tertinggi 100,80 mmHg dengan nilai rata-rata 110,5 mmHg, sedangkan tekanan darah diastolika pada posisi
duduk menujukan tekanan tekanan darah terendah 1020,80 mmHg dan tertinggi mmHg dengan nilai rata-rata 100,80 mmHg. Pengukuran tekanan darah sistolik pada posisi berdiri menunjukan tekanan darah terendah 1020,70 mmHg dan tertingi 100,80 mmHg dengan nilai rata-rata 1010,80 mmHg sedangkan tekanan darah diastoloka pada posisi berdiri menunjukan tekanan tekanan darah terendah 1010,60 mmHg dan tertingi 1030,80 mmHgdengan nilai ratarata 78,4 mmHg. Pengukuran tekanan darah sistolika pada posisi berbaring menunjukan tekanan darah terendah 1020,80 mmHg dan tertinggi 100,60 mmHg dengan nilaai rata-rata 109,5 mmHg sedangkkan tekanan darah diastalika pada possi berbaaring menunjukann tekanan darah terendah 1010,80 mmHg dan ttertingi 100,80 mmHg dengan nilai ratarata 76,5 mmHg. Pengukuran tekanan darah sistolika pada posisi beraktifitas menunjukan tekanan darah terendah 1010,60 mmHg dan tertingi 100,80 mmHg dengan nilai rata-rata 110,6 mmHg sedangkan tekanan darah diastolika pada posisi beraktifitas menunjukan tekanan darah terendah 1020,70 mmHg dan tertingi 100,80 mmHg dengan nilai ratarata 86,5 mmHg. Berdasarkan hasil partikum yang diatas, dihasil tersebut menunjukan gambaran perubahan nilai tekanan darah sistolika dan diastolika pada antara posisi duduk, posisi berdiri, posisi berbaring dan posisi beraktifitas. Apabila seseorang dalam posisi berdiri, tekanan intravascular di semua tempat menjadi sama dengan tekanan yang dihasilkan oleh kontrasi jantung ditambah tekanan tambahan sama dengan berat kolam darah dari jantuung ke titik pengukuran. Pada ratarata tekanan darah, misalnya berat kolam darah yang membantang dari jantung ke kaki adalah 80 mmHg. Pada kapiler kaki, tekanaan meningkat dari 25 (tekanan kapilar ratarata yang dihasilkan dari kontraksi jantung). Menjadi 1010 mmHg, peningkatan 80 mmHg ini disebabkan oleh berat kolam darah. Teori tekanan hidrostatika menyatakan bahwa tekanan pada permukan air sama dengan tekanan atmosfor pada semua bagian air yang tepapar oleh udarah, namun tekanan meningkat 1 mmHg untuk settiap penurunan 10,5 milimeter dari permukan. Tekanan hidrostatik berperan pada sistem kardiovaskular karena adanya beban darah. Peningkatan tekanan akibat gravitasi mempengarui volume sirkulasi darah efektif melalui bebrapa cara. Pertama, peningkattan tekanan hidrostatik yang terjadi dikaki ketika seseorang berdiri akan mendorong keluar dinding vena sehinga menyebabkan distensi. Hasilnya adalah mengumpulkan darah di pembuluh vena. Sebagian darah berasal dari kapiler akan masuk ke pembuluh vena yang melebar dari pada yang kembali ke jantung. Dalam waktu yang sama, peningkatan tekanan kapiler yang disebabkan oleh gaya geavitasi menyebabkan peningkatan filtrasi cairan dari kapiler
ke ruang interstitial. Akibat mengumpunya darah di vena dan peningkatan filterasi kapiler, akan mengurangi volume sirkulasi darah efektif.penurunan aliran balik vena menyebabkan penurunan sementara volume akhir diastolik. Hal ini akan mengurangi stroke volume dan pada akiranya mengurangi curah jantung sertah penurunan tekanan darah. G. Kesimpulan 1. Pengukuran tekanan darah sistolik antarah posisi duduk, posisi berdiri, dan posisi berbaring dan posisi beraktifitas, diperoleh nilai rata-rata yaitu: posisi duduk 100,80 mmHg, posisi berdiri 100,80 mmHg, dan posisi berbaring 100,80 mmHg, dan posisi beraktifitas 100,80 mmHg. 2. Pengukuran tekanan darah diastolika antara posisi duduk, posisi berdiri dan posisi berbaring, dan posisi beraktifitas diperoleh nilai rata-rata yaitu: posisi duduk 1020,80 mmHg posisi berdiri 1010,70 mmHg dan posisi berbaring 1020,70 mmHg dan posisi beraktiffitas 100,60 mmHg.
Daftar Pustaka Musakkar, dan Djafar, T. (2021). Promosi Kesehatan: Penyebab Terjadinya Hipertensi. H. Aulia (ed). CV. Pena Persada. Kozier, B., Erb, G., Berman, A., dan Snyder, S. J. (2010). Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta: EGC. Gunawan Lany. (2011). Gunawan, Lany, Hipertensi (Tekanan Darah Tingi). Yogyakarta: Kanisius Fitria, R. L. (2018). Pengaruh Murotal AL-Qur’an Surah Arrahman Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Intradialisis. Repository Unimus. Manembu, M. (2015). Pengaruh posisi duduk dan berdiri terhadap tekanan darah Sistolik dan Diastolik pada pegawai negri sipil kabupaten minahas utara. Taraka, (2012). Dasar-Dasar Keselamatan Kerja Serta Pencegahan Kecelakan di Tempat Kerj, Cet-1, Surakarta: Harapan Press. Aspuah, S. (2013). Kumpulan Kuesioner dan Instrumen Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Kemenkes RI, (2017). Mencegah dan Mengontrol Hipertesnsi Agar. Infodatin Hipertensi. Surahman, Rachmat, M., dan Supardi, S. (2016). Metodologi Penelitian ( Ist ed.; N. L. Saputri, ed). Jakarta Selatan: Kementrian Kesehatan RI. Anshari, Z. (2020). Komplikasi Hipertensi Dalam Kaitanya Dengan Pengatahuan Pasien Terhadap Hipertensi Dan Upayah Pencegahanya. Jurnal Penelitian Keperawatan Mesik, 2(2) Mc Lain. D. E. (2009). Chronic Health Effects Assessment of Spike Lavender Oil. Walker Doney and Asociates. Health Care, 4(2). 1-18. Marliani, L., & Tantan. (2007). 100 Question. & Answer Hipertensi. Jakarta: Elex Media Komputindo. Adrian, S. J. (2019). Hipertensi Esensial: Diangnosis dan Tatalaksana Terbaru pada Dewasa. Cermin Dunia Kedokteran, 172-178. Donsu, J. D. T. (2016). Metodologi Peneliti Kesehatan. Yogyakarta: Pusat Baru Press. Depkes RI, (2006). Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Penyakit Hipertensi. Jakarta. Chaehari, M., (2008). Kajian Kebisingan Akibat Aktifitas di bandara, Tesis, Program Magister IImu Lingkungan Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang.
Daftar Pustaka Onlai file:///C:/Users/Admin/Downloads/sonnykalangi,+20.TS.%2520(9)%2520Muh%2520A.%2 520Amiruddin%20(1).pdf file:///C:/Users/Admin/Downloads/chlampah,+1.3.14.+Scarlet+solitaire%20(1).pdf https://jurnal.stikeswilliambooth.ac.id/index.php/Kep/article/view/87 file:///C:/Users/Admin/Downloads/12655-33241-1-PB%20(1).pdf file:///C:/Users/Admin/Downloads/16032-32667-1-SM.pdf https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1120141/ file:///C:/Users/Admin/Downloads/1920-3345-1-SM.pdf file:///C:/Users/Admin/Downloads/58-Article%20Text-446-1-10-20201227.pdf http://repository.unimus.ac.id/2084/1/MANUSCRIPT%20FULL%20TEXT.pdf file:///C:/Users/Admin/Downloads/294-1-1150-2-10-20201123.pdf file:///C:/Users/Admin/Downloads/294-1-1150-2-10-20201123%20(1).pdf file:///C:/Users/Admin/Downloads/283-Article%20Text-556-1-10-20210427.pdf file:///C:/Users/Admin/Downloads/33-Article%20Text-199-1-10-20201107.pdf https://repository.its.ac.id/75732/1/5112100011-Undergraduate_Thesis.pdf https://ejurnal.itenas.ac.id/index.php/elkomika/article/view/2163 file:///C:/Users/Admin/Downloads/408-Article%20Text-1131-1-10-20200103.pdf file:///C:/Users/Admin/Downloads/novalusiana,+140+fety+izza+fix.pdf file:///C:/Users/Admin/Downloads/1922-3977-1-SM.pdf file:///C:/Users/Admin/Downloads/3803-Article%20Text-8560-1-10-20230202.pdf
H. LAMPIRAN Gambar 1.1. Sebelum pengukuran Gambar 1.2. sesuda pengukuran
LAPORAN PRATIKUM (Anatomi Pada Tumbuhan ) Disusun Oleh Nama : Yuliyanti Umasugi Npm : 38420521016 Semester : V Mata Kuliah : Genetika PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI INSTITUT SAINS DAN KEPENDIDIKAN KIE RAHA MALUKU UTARA ( ISDIK ) TAHUN 2023
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakan Tumbuhan merupakan salah satu makhluk hidup yang tercipta untuk mendukung kelangsungan sebuhan kehidupan. Jaringan tumbuhan adalah sekumpulan sel-sel tumbuhan yang mempunyai bentuk, asal, fungsi dan struktur yang sama. Jaringan padatumbuhan terdiri atas jaringan meristem dan permanen. Banyak sekali macam tumbuhan di dunia ini. Namun hanya ada dua jenis yaitu dikotil dan monokotil yang tentunya memiliki strktur bentuk jaringan yang berbeda. Selain itu, tumbuhan yang terdiri atas akar, batang dan daun jaringan mempunyai perbedan pada struktur system jaringannya. Maka dari itu untuk memperoleh sebuha fakta mengenai perbedan disetiap sebaganya perlu dilakukan sebuah praktikum. Dan berikut ini adalah hasil dari praktikum system jaringan pada tumbuhan. tumbuhan merupakan sala satu cabang ilmu biologi yang mempelajari mengenai struktur dalam tumbuhan yang kompleks berserta fungsinya (Guvenc, 2011). Salah satu fungsi dasar ilmu anatomi yaitu mengasilkan kraketr yang dijadikan dasar taksonomi dalam mendapatkan tumbuhan pada suatu tingkat takson terentu baik tingkat suku, marga maupun spesies (Numboho DKK.; 2006) Pada akirnya analisis anatnomi tersebut dapat memberi keakratan dalam penaman yang penting bagi pemulia tanaman, ahli eklogi mapun alhli konserfasi (CUTLER, 1978). Analisil krakter anatnomi daun pada tumbuhan tropis dapat memanfat berbagai aspek kehidupan tumbuhan yang berkaitan dengan fotosintesis, produktifitas dan adaptasi tumbuhan terhadap stress lingkungan akbiat peubahan iklim (Witten, 1997). Salah satu analisis krakter anatonomi tersebut adalah analisis anatomi organ daun . anatonomin daun dapat berfariasi akibat respon cakaman abiotik lingkungan yang diterima daun sebagai adaptasi (Fahn, 1992). Krakter anatomi daun yang sering digunakan adaptasi tumbuhan adalah kedaptan dan ukuran stomata dimana tanaman dapat beradaptasi dengan cara mengurangi ukuran stomata dan jumalh stomata (Price dan Cortois, 1991). Menurut Murti (2009). Profinsi Sumatra barat merupakan suatu kawasan yang memiliki kaneka ragaman hayati tingi. Sumatra diperkirakan memiliki keragaman sekitar 10 ribu spesies tumbuhan tinggi (witen, 1997). Tumbuhan tingkat tinggi tersebut tersebar dari daratan rendah sampai tumbah ini merupakan sala satu tumbuhan yang dapat di sebut tumbhan ta senomi (Pertesen Dkk; 2004). Maka dari itu untuk memperolh sebuha fakta mengenai setiap bagiannya perlu dilakukan sebuha prtikum dan berikut ini adalah prtikum sytem jaringan pada tumbuhan B. Tujuan Praktikum Seblum melakukan sebuah pengamatan kita perlu megatahui anatomi pada tumbuhan yaitu: 1. mengamati jaringan pada miskoroskop
2. mengamati anatomi pada tumbhan tersebut. C. Alat Dan Bahan Alat : Mikroskop Bahan : Paparat kesing D. Cara Kerja Setelah kami menyiapkan semua perlengkapan kami akan melakukan sebuah praktikum pengamatan pada anatomi pada tumbuhan kita dapat memulai praktikum dengan langkahlangkah sebagai berikut: 1. Menyiapkan alat dan bahan 2. Kami leletakan anatomi daum pada kaca obek 3. Kami mengamati di bawah mikroskop 4. Kami mengambil keterangan hasil prtikum E. Hasil Prtikum Anatomi Pada Tumbuhan NO NAMA TUMBUHAN OBJEK YANG DIAMATI GAMBAR 1. ARAHS HYPOGAEACS AKAR T
2. STOMATA ASPLONIUM NIDUS DAUN 3. HIBICUS BATANG 4. PINUS MERKUSII DAUN
5. FICUS ELASTICA BATANG 6. FICUS ELASTICA DAUN 7. ARACHIS HYPOGAEA AKAR
8. FICUS ELASTICA DAUN 9. AILIUM CEPA AKAR 10. STOMATA CANNA INDICA DAUN
11. STOMATA ASPLENIUM NIDUS CS BATANG 12. HIBISCUS BATANG 13. FROG SKIN BATANG
14. ASCARIS BATANG 15. PHERTIMA DAUN F. Pembahasan Pada praktikum kali ini yang membahas tentang anatomi tumbuhan pengertian anatomi (berasal dari bahasa yunani anatomi, dari anatemnein, yang berarti memotong) adalah cabang dari biologi yang berhubungan dengan struktur dan organisme dari makhluk hidup. Organel pertama pada akar akar tumbuhan yang kami amati adalah akar zea mays perbesaran 4x/0,10, memiliki susunan batang monokotil, epidermis, korteks, skelenikim, sel parenkim, sylem, floem, pada akar arachis hypoegea dengan perbesaran 10x/0,22, dengan susunan epidermis, endodermis, korteks, floem, dan xylem, menurut, lserep, 1999, akar tumbuhan memiliki fungsi sebagai penegak tubuh tumbuhan dan sebagai tempat penyerap (absorbs) air dan garam-garam miniral yang terlarrtu di dalamnya. Selain itu akar juga dapat berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan dan sebagai alat transportasi. Air dan garam-garam mineral yang diabsorbsi dari tanah diangkut ke batang, daun dan organ-organ lainya melalui akar. Zat-zat makanan yang dihasilkan di daun sebagai diangkut melalui akar ke jaringan-
jaringan pertumbuhan yang terdapat pada akar primer, akar sekunder maupun cabang-cabang akar lainya. Organ kedua yang kami amati adalah pada batang arcahis hypogea dengan perbesaran 10x /0,22, memiliki susunan epidermis, korteks, xylem, flom, pada batang zea mays, dengan perbsaran : 4x / 0,10 memiliki susunan : batang monokotil, spidermis, koreks, skelernkim, sel parenkim, sylem, florm. Batang sebagai alat buat menyalurkan sari sari makanan yang di hasilkan oleh daun menuju ke seluruh bagian tumbuhan. Organ ketiga adalah stomata, pada stomata canna indica dengan perbesaran 10x/0,22, memiliki susunan epidermis, koloroplas, sel pengawal, vakuola, stomata. Berbentuk dikotil. Pada stomata zea dengan perbesaran 4x/0,10, memilikisusunan epidermis, kloroplas, sel pengawet, vakola, stomata. Stomata berguna sebagai jalan pertukaran gas pada tumbuhan dan sebagai pengatur besarnnya transpirasi. Organel keempat adalah. Dauan monokotil dengan perbesaran 4x/0,10, memiliki susunan epidermis, kutikula, skelernking, stomata, mesofil, selubung, sel parenkim. Daun dikotil dengan perbesaran 10x/0,22, memiliki susunan epidermis, kutikula, palisade, sel, xylem, flom, daun yang utama pada setiap tumbuhan pada dasarnya sama, yaitu berfungsi sebagai tempat pengololan zat makanan. Tumbuhan juag tersusun atas struktur terkecil yaitu sel. Sel tumbuhan mempunyai sedikit perbedan jika dibandingkan dengan sel hewan. Bagian- bagian dari sel tumbuhan tersusun atas organel. Organel secara umum ada dalam sitoplasma sel. Adapun organel sel pada tumbuhan. G. Kesimpulan Tumbuhan terdiri atas kumpulan anatomi pada tumbuhan yang mempunyai asal, fungsi serta struktur yang sama dan disebut anatomi tumbuhan. Berdasarkan sifatnya, ada dua macam anatomi yang menyusun tubuh tumbuhan yaitu tumbuhan dan jaringan dewasa. Tumbuhan adalah mempunyai sifat membelah, sehinga mempunyai fungsi memenuhi panjang akar maupun batang, karena biasanya terdapat pada bagian ujung. Pertumbuhan yang diawali oleh jaringan yang letaknya dibagian ujung dikenal sebagai pertumbuhan primer, dan semua jaringan yang terbentuk disebut jaringan primer. Semua sel yang menyusun tubuh tumbuhan dewasa berasal dari kegiatan anatomi pada tumbuhan. Kita ketahui bawah setiap mahluk memiliki struktur yang menyusun bagain dari tumbuhan tersebut, misanya pada tumbuhan disusun atas berbagai oragn seperti akar, batang , daun bunga dan biji. Organ tersebut juga tersusun dari berbagai tumbuhan , seperti tumbuhan meristem. Parenikm, dan pada anatomi tumbuhan