PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Akuntansi adalah sebuah proses mengidentifikasi, mencatat, dan melaporkan
informasi keuangan serta kejadian-kejadian ekonomi yang berkaitan dengan
perusahaan untuk dilakukan penilaian dan keputusan yang tepat, jelas dan tegas bagi
pemakai informasi tersebut.
Buku ini menyajikan sejarah pengertian, kegunaan, pemakai, dan bidang akuntansi
agar pembaca dapat memahami dasar penggunaan akuntansi dan menguasai Teknik
penyusunan laporan keuangan bagi perusahaan. Dengan penyajian yang sistematis,
ringkas dan lengkap. Ditambah dengan adanya contoh pengisian transaksi dan studi
kasus yang dapat membantu para pembaca memahami transaksi akuntansi.
Penulis menyadari bahwa e-book ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan mauoun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan
untuk penyempurnaan e-book ini selanjutnya.
Akhir kata, semoga karya kecil ini bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi
pihak yang membutuhkan, sehingga tujuan yang diharapkan tercapai.
Bekasi, November 2022
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1
SEJARAH DAN PENGERTIAN AKUNTANSI
A. Sejarah Akuntansi..........................................................................
B. Pengertian Akuntansi.....................................................................
C. Kegunaan Akuntansi ......................................................................
D. Pemakai Informasi Akuntansi.........................................................
E. Bidang Akuntansi...........................................................................
BAB 2
PERSAMAAN AKUNTANSI DAN PROSES AKUNTANSI
A. Persamaan Dasar Akuntansi ..........................................................
B. Proses Akuntansi ...........................................................................
BAB 3
ANALISIS TRANSAKSI KODE AKUN
A. Apa Itu Analisis Transaksi ..............................................................
B. Kode Akun (Chart of Account)........................................................
C. Manfaat Chart of Account untuk Perusahaan ................................
D. Unsur, Syarat dan Jenis Kode Bagan Akun......................................
E. Struktur Bagan Akun......................................................................
BAB 4
SIKLUS AKUNTANSI
A. Siklus Akuntansi ............................................................................
B. Fungsi Jurnal Umum dalam Akuntansi...........................................
C. Contoh Latihan Jurnal Umum ........................................................
D. Analisis atau identifikasi transaksi .................................................
E. Fungsi Buku Besar .........................................................................
F. Contoh Buku Besar dan Cara Membuatnya ...................................
G. Tujuan Neraca Saldo..................................................................... ..
H. Jenis-Jenis Neraca Saldo..................................................................
I. Metode Penyusunan Neraca Saldo..................................................
J. Langkah-Langkah Penyusunan Neraca Saldo .................................
K. Fungsi dari Jurnal Penyesuaian......................................................
L. Kertas Kerja ...................................................................................
M. Jurnal penutup .............................................................................
N. Laporan keungan ..........................................................................
BAB 5
STUDI KASUS
A. Informasi kebijakan perusahaan ....................................................
B. Daftar akun ...................................................................................
BAB 1
AKUNTANSI DAN SISTEM INFORMASI
Sejarah Akuntansi
Kita telah melihat bagaimana sejarah perkembangan akuntansi di Indonesia
tidak bisa lepas dari pengaruh penjajahan Belanda. Sebab, bangsa Belanda yang
menjajah Indonesia pada masa itu, telah mengenal teori dan praktik akuntansi yang
mulai berkembang luas usai perang dunia II.
Tepatnya pada tahun 1642, rakyat Indonesia sudah mulai mengenal
pembukuan. Pada masa itu, Msayarakat Indonesia melakukan kegiatan akuntansi
beru[a kegiatan perhitungan untung dan rugi untuk hasil dagangnya. Cara yang
dilakukan masyarakat itu didapat dengan meniru para pedagang dari luar negeri yang
melakukan kegiatan perdagangan di Indonesia. Selain Belanda, negara yang
mengenalkan akuntansi khususnya system pembukuan di Indonesia adalah Portugis.
Setelah system pembukuan masuk ke Indonesia, dari sanalah bagaimana
sejarah perkembangan akuntansi di Indonesia terus berlanjut. Salah satu buktinya
yakni adanya pembukuan yang tercatat pada tahun 1747. Sejak saat itu juga,
masyarakat Indonesia yang telah mengenal system pembukuan, menerima modal dari
pengusaha Belanda. Dari sanalah teori akuntansi lainnya seperti auditing atau system
pemeriksaan mulai masuk ke Indonesia.
Pengertian Akuntansi
Menurut Kamus besar Bahasa Indonesai atau KBBI, akuntansi / accounting
artinya adalah teori dan praktik perakunan, termasuk tanggung jawab, prinsip,
standar, kelaziman (kebiasaan), dan semua aktivitasnya; hal yang berhubungan
dengan akuntan; seni pencatatan dan pengikhtisaran transaksi keuangan dan
penafsiran akibat sebuah transaksi terhadap suatu kesatuan ekonomi.
Secara garis besar, pengertian atau definisi akuntansi adalah suatu proses yang
diawali dengan mencatat, mengelompokkan, mengolah, menyajikan data, serta
mencatat transaksi yang berhubungan dengan keuangan. Dengan demikian, informasi
tersebut dapat digunakan oleh seseorang yang ahli di bidangnya dan menjadi bahan
untuk mengambil suatu keputusan. Seorang praktisi yang ahli ini disebut sebagai
akuntan.
Accounting artinya bisa disebut sebagai Bahasa bisnis untuk mengukur hasil
kegiatan ekonomi dalam organisasi serta menyampaikan informasi kepada berbagai
pihak, termasuk manajemen, investor, kreditor, dan regulator. Berbagai teori
berkembag seiring dengan semakin banyaknya orang yang ingin mempelajarinya.
Meskipun system accounting meberi berbagai kemudahan dalam melakukan
kegiatan, ilmu dan pemahaman mengenai prinsip dasar akuntansi juga sangat penting
untuk dipahami oleh para pengusaha.
Kegunaan Akuntansi
Kegunaan akuntansi secara umum sangat beragam, terutama untuk sebuah
perusahaan atau organisasi. Adanya akuntansi menjadikan informasi yang
menjelaskan keuangan suatu perusahaan menjadi lebih baik bagi berbagai pihak yang
membutuhkan laporan keuangan tersebut. Jadi, secara sederhana akuntansi dapat
disebtu sebagai kegiatan pemberian informasi akuntansi kepada pihak-pihak yang
membutuhkan.
Secara umum, kegunaan akuntansi adalah sebagai berikut :
Menyediakan berbagai informasi yang berguna bagi perusahaan.
Pengetahuan dan perhitungan besaran laba rugi yag diterima perusahaan.
Pendampingan dalam menentukan hak masing-masing pihak, baik internal
maupun eksternal, yang berkepentingan dengan perusahaan.
Memantau dan mengontrol semua kegiatan yang berhubungan dengan
perusahaan.
Bantuan dalam mencapai tujuan perusahaan, seperti yang didefinisikan.
Pemakai Informasi Akuntansi
Secara garis besar, ada dua pihak yang membutuhkan informasi akuntansi, yaitu
pihak internal dan pihak eksternal. Keduanya dibedakan dari hubungannya dengan
perusahaan.
A. Pihak Internal
Pihak internal adalah pihak yang bertanggung jawab untuk mengelola dan
menjalankan manajemen perusahaan. Pemakai dari pihak internal disebut
internal user. Pihak internal meliputi pemilik perusahaan, jajaran manajer, hingga
karyawan perusahaan.
1. Pemilik
Pemilik perusahaan berkepentingan untuk mengetahui kondisi ekonomi
bisnisnya, apakah perusahaannya berjalan dengan baik atau tidak. Laporan
akuntansi dapat membantu pemilik memahami posisi keuangan, kondisi
investasi, membandingkan rekening dengan periode sebelumnya, dan
melihat prospek perusahaan di masa yang akan dating serta hasil yang
mungkin dicapai.
2. Manajemen
Manajer merupakan pihak yang bertanggung jawab atas perusahaan,
sehingga mereka bergantung kepada informasi akuntansi dalam menjalankan
tugas. Contohnya untuk menentukan harga produk, manajer bidang produksi
memrlukan informasi dari akuntan yang berkaitan dengan perhitungan biaya
produksi.
3. Karyawan
Karyawan perusahaan juga perlu tahu informasi akuntansi. Mereka dapat
menggunakannya sebagai bahan dalam mendiskusikan kontrak kerja,
pengajuan kesejateraan, hingga kepentingan karyawan lain.
B. Pihak Eksternal
Pihak eksternal adalah pihak-pihak di luar perusahaan tapi memiliki hubungan
dengan perusahaan, baik sebagai rekan kerja maupun pemilik saham. Pihak
eksternal meliputi kreditor, pemerintah, investor, dan masyarakat.
1. Kreditor
Kreditor adalah pihak yang memberikan bantuan barang kredit maupun
pinjaman kepada perusahaan, seperti bank. Kreditor perlu tahu informasi
keuangan perusahaan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
mengembalikan pinjaman yang telah diberikan.
2. Pemerintah
Perusahaan tentu memiliki pajak yang harus dibayar ke pemerintah. Karena
itu, pemerintah sebagai pemungut pajak menggunakan informasi akuntansi
untuk menghitung biaya pajak yang harus dibayar ole perusahaan.
3. Investor
Investor adalah pihak yang memiliki modal dan berpeluang untuk
menanamkannya ke perusahaan. Oleh karenanya, investor menggunakan
informasi keungan perusahaan untuk melihat kemampuan dan prospek
perusahaan di masa depan. Akuntansi juga memungkinkan investor untuk
mengetahui keamanan investasi.
4. Masyarakat
Golongan masyarakat termasuk kedalam konsumen dan mereka yang akan
menjadi karyawan perusahaan. Sebagai konsumen, masyarakat
menggunakan informasi akuntansi untuk mengevaluasi hubungan dagang
atau usaha yang akan dating. Selain itu, lewat informasi, akuntansi,
masyarakat juga dapat melihat kontribusi perusahaan dalam skala
perekonomian nasional dan perkembangan kesejahteraan perusahaan. Hal
itu dapat dijadikan pertimbangan dalam melamar kerja.
Bidang Akuntansi
Ilmu akuntansi memiliki ruang lingkup yang sangat luas. Atas dasar itu mulai
bermunculan bidang-bidang akuntansi berdasarkan fungsinya. Bidang-bidang
akuntansi terdiri dari Sembilan bidang. Bidang-bidang khusus dalam akuntansi itu
adalah sebagai berikut :
1. Akuntansi Manajemen adalah bidang akuntansi yang melakukan pengembangan
dan penyimpanan data-data akuntansi, baik data masalalu maupun data tafsir
untuk membantu manajemen dalam mengelola perusahaan. Jenis akuntansi
membantu memecahkan berbagai masalah khusus yang dihadapi manejemen,
yang pemecahannya membutuhkan beberapa alternatif.
2. Akuntansi biaya adalah akuntansi yang berhubungan dengan perencanaan,
pengaturan, dan pengendalian biaya produksi. Misalnya yang berkaitan dengan
membeli harga pokok produksi dan pengendalian biaya produksi. Akuntansi biaya
bermanfaat bagi manajemen untuk mengendalikan kegiatan perusahaan dan
merencanakan kegiatan perusahaan di masa depan berdasarkan data-data biaya
yang diperoleh.
3. Akuntansi Keuangan adalah bidang akuntansi yang mengkhususkan diri dalam
proses pencatatan transaksi hingga penyajian dalam bentuk laporan keuangan.
Dalam pencatatan berbagai transaksi keuangan perusahaan, akuntansi keuangan
harus berpatokan pada ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Standar Akuntansi
Keuangan (SAK).
4. Auditing adalah bidang akuntansi yang mengkhususkan diri pada pemeriksaaan
catatan-catatan akuntansi secara bebas (independen). Pelaksananya disebut
auditor. Auditor harus bekerja secara bebas tanpa terpengaruh kepentingan pihak-
pihak tertentu. Auditor akan menilai apakah pencatatan transaksi telah sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku.
5. Akuntansi Anggaran adalah bidang akuntansi yang berhubungan dengan anggaran
perusahaan dan kemudian membandingkannya dengan realisasinya agar dapat
dijadikan sebagai bahan evaluasi. Jenis akuntansi ini bagian dari akuntansi
manajemen.
6. Sistem Akuntansi adalah bidang akuntansi yang melakukan perencanaan prosedur
pencatatan, pengikhtisaran, dan pelaporan data keuangan. Sistem ini harus
menciptakan suati system yang dapat mempermudah pengelolaan dan
pengendalian perusahaan.
7. Akuntansi Pajak adalah bidang akuntansi yang bertugas melakukan penyiapan
data yang digunakan untuk perhitungan pajak. Sehingga pajak yang dibayar
perusahaan sesuai dengan peraturan pemerintah. Agar da[t bekerja dengan baik,
,seorang akuntan pajak harus memahami berbagai peraturan, baik yang berupa
undang-undang maupun ketentuan lain tentang perpajakan.
8. Akuntansi Pemerintah adalah bidang akuntansi yang mengkhususkan diri dalam
penyajian laporan keuangan dari transaksi-transaksi yang dilakukan oleh
pemerintah, biasanya berkaitan dengan pembuatan anggaran negara beserta
laporan realisasinya. Kegiatan ini bermanfaat untuk mengendalikan pengelolaan
keuangan negara.
9. Akuntansi Pendidikan adalah bidang akuntansi yang berkaitan dengan
pengembangan Pendidikan dalam rangka menyebarkan ilmu akuntansi.
BAB 2
PERSAMAAN AKUNTANSI DAN PROSES AKUNTANSI
Persamaan Dasar Akuntansi
Persamaan dasar akuntansi menjadi materi yang wajib dikuasai ketika belajar
akuntansi. Persamaan dasar akuntansi adalah perhitungan untuk memproyeksikan
hubungan antara harta, modal, dan utang yang dimiliki oleh sebuah perusahaan.
Prinsip yang dipegang dalam akuntansi adalah neraca keseimbangan antara
pemasukan dan pengeluaran. Persamaan dasar akuntansi sering juga disebut sebagai
dasar atas system akuntansi entri ganda. Manfaat persamaan dasar akuntansi
diantaranya adalah untuk mengetahui perubahan nilai harta atau kekayaan suatu
perusahaan. Perubahan tersebut akan berdampak pada setiap transaksi yang telah
dilakukan sebelumnya.
Selain itu persamaan dasar akuntansi juga bermanfaat untuk mengetahui
seberapa besar harta yang terpakai atau dibelanjakan dalam suatu periode tertentu.
Ada tiga komponen rumus persamaan dasar akuntansi yang perlu dijelaskan. Beriut
ini adalah tiga unsur persamaan dasar akuntansi :
1. Aktiva
Aktiva disebut juga sebagai asset atau harta. Aktiva adalah seluruh kekayaan
yang dimiliki oleh suatu perusahaan, baik yang berwujud atau yang tidak
berwujud. Contoh aset antara lain adalah uang tunai, bangunan, peralatan,
perlengkapan, Gedung, piutang, dan lain sebagainya.
2. Kewajiban
Kewajiban disebut juga sebagai liabilitas. Ini adalah jenis pasiva yang wajib atau
tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh perusahaan. Kewajiban berupa utang
yang harus dilunasi dalam periode waktu tertentu. Contoh utang adalah saat
suatu perusahaan meminjam uag dalam jumlah tertentu untuk membangun
kegiatan usahanya.
3. Modal
Modal disebut juga sebagai ekuitas. Jenis pasiva ini adalah sisa aset yang dimiliki
perusahaan setelah dikurangi dengan sejumlah kewajiban yang harus dibayar.
Modal biasanya digunakan untuk menjalankan kegiatan usaha. Contoh modal
antara lain bisa berbentuk uang, Gedung, tanah, dan lainnya.
Rumus dasar akuntansi adalah harta sama dengan utang ditambah modal.
Rumus ini mengarah pada pencatatan keuangan yang seimbang antara debit dan
kredit. Harta dalam hal ini disebut sebagai aktiva. Smentara dua komponen lain yakni
utang dan modal disebut pasiva. Berikut ini adalah rumus persamaan dasar akuntansi.
Harta (Aktiva) = Utang + Modal/ekuitas (Pasiva)
Atau bisa juga berupa :
Aset = Kewajiban + Ekuitas
Contoh soal persamaan dasar akuntansi
Soal 1
Diketahui sebuah perusahaan A memiliki aset sebesar Rp. 500.000 dan jumah
kewajiban sebesar Rp. 200.000. Maka, berapakah jumlah modalnya?
Jawaban :
Aset = Kewajiban + Ekuitas
500.000 = 200.000 + Ekuitas
Ekuitas = 500.000 – 200.000
Ekuitas = 300.000
Dengan demikian, persamaan akuntansinya adalah :
Aset = Kewajiban + Ekuitas
500.000 = 200.000 + 300.000
500.000 = 500.000
Proses Akuntansi
Dalam operasional suatu bisnis atau perusahaan, tentunya akan selalu
berkaitan dengan proses akuntansi. Proses inilah yang akan dilalui untuk dapat
menghasilkan sebuah laporan keuangan yang baik dan informasi atau datanya dapat
dipertanggungjawabkan, serta mudah dicerna. Proses akuntansi sendiri juga seringkali
dikenal dengan sebutan siklus akuntansi. Dalam prosesnya, akuntansi ini bisa dibilang
merupakan suatu rangkaian proses yang tidak sederhana. Akan ada banyak hal yang
harus dilalui dan tidak boleh terlewat, serta dilakukan secara berkesinambungan,
hingga menjadi laporan keuangan yang baik.
Bila dikelompokkan, prose akuntansi terdiri atas dua kegiatan, yaitu kegiatan
yang bersifat konstruktif yang meliputi kegiatan pencatatan, peringkasan,
penggolongan, serta aktivitas lain yang menghasilkan informasi akuntansi. Lalu juga
kegiatan analitikal yang meliputi informasi akuntansi seperti kegiatan analisis dan
interpretasi.
Menurut fungsinya, proses akuntansi dapat dibedakan menjadi empat macam
yaitu adalah sebagai berikut :
Identifikasi dan Pengukuran Data
Melakukan identifikasi dan pengukuran data adalah hal pertama yang perlu
dilakukan dalam proses akuntansi. Setiap transaksi atau kejadian akan
berhubungan dengan tindakan yang telah diselesaikan, misalnya menjual
barang. Analisis dan klasifikasi ini memerlukan bukti-bukti dokumen seperti
tanda terima, faktur, jadwal penyusutan, laporan bank, dan lain sebagainya.
Dokumen-dokumen itu adalah bukti bahwa kegiatan ekonomi terjadi secara
sungguh-sungguh dan bukan cerita rekaan semata.
Pemrosesan dan Pelaporan Selama Proses Akuntansi
Pemrosesan dan pelaporan data meliputi kegiatan pencatatan, penggolongan,
dan pengikhtisaran.
Pencatatan (recording) transaksi berarti mengumpulkan data secara kronologis.
Pencatatan yang detail akan sangat memudahkan untuk menganalisis arus kas
atau cashflow. Selain dicatat, transaksi perusahaan juga digolongkan dala
kelompk yang berhubungan. Penggolongan (classifiying) transaksi sangat
penting karena penyajian dapat diringkas. Sedangkan pengikhtisaran adalah
menyajikan informasi yang telah di kelompokkan ke dalam bentuk laporan
seperti yang di inginkan pemakai. Bentuk laporan ini dapat berupa neraca saldo,
jurnal penyesuaian, jurnal penutup, hingga jurnal pembalik.
Laporan Akuntansi
Laporan akuntansi (Accounting reports) adalah hasil akhir dari seluruh prosedur
ini. Jenis laporan yang dihasilkan tergantung kepada pihak-pihak yang akan
menggunakan laporan tersebut. Salah satu jenis laporan akuntansi yan utama
adalah laporan keuangan (financial statement). Untuk laporan keuangan sendiri
terdiri atas laporan laba rugi perusahaan, laporan perubahan modal, neraca,
dan laporan arus kas.
Analisis dan Interpretasi
Analisis laporan keuangan adalah analisis yang menghubungkan angka-angka
yang terdapat dalam laporan keuangan dengan angka lain atau menjelaskan
arah perubahannya. Hasil analisis tersebut akan bermanfaat untuk mengambil
keputusan. Adapun interpretasi laporan keuangan yaitu menghubungkan
angka-angka yang terdapat dalam laporan keuangan, termasuk hasil analisisnya
dengan keputusan usaha yang diambil. Proses terakhir ini dapat dilakukan
penilaian terhadap perusahaan yang bersangkutan sehingga dapat digunakan
untuk dasar pengambilan keputusan.
BAB 3
Analisis Transaksi dan Kode Akun
Apa Itu Analisis Transaksi ?
Transaksi dalam sebuah organisasi atau perusahaan diatur dan dianalisis
menggunakan dasar akuntansi untuk memberi laporan, control, dan wawasan tentang
nilai keuangan, asset serta piutang yang nantinya berpengaruh terhadap pengambilan
keputusan. Secara khusus, dibutuhkan proses analisis yang berkaitan erat dengan
system doble-entry yang dipakai dalam laporan debit-kredit. Debit dan kredit selalu
ada pada siklus keuangan atau ekonomi perusahaan, fungsi keduanya sama, yakni
memastikan bahwa alur keuangan perusahaan berjalan dengan normal.
Hal-hal yang diperlukan dalam melakukan analisis terhadap transaksi keuangan
adalah sebagai berikut :
Memahami diferensiasi dokumen. Terdapat banyak dokumen mengenai
keuangan perusahaan sehingga penting untuk mengenal dokumen apa saja
yang berkaitan dengan komposisi modal, asset, dan hutang.
Pegumpulan data transaksi sekaligus mengukur seluruh proses. Data transaksi
yang menyangkut keuangan dan perpindahan asset ke/dari perusahaan akan
dikumpulkan sebagai bahan analisis.
Meneliti data pengeluaran dan pemasukan. Kedua data ini dianggap memiliki
kaitan langsung dengan perubahan posisi komponen.
Menyajikan laporan analisis. Pencatatan laporan analisis dilakukan
menggunakan prinsip akuntansi agar memberikan hasil pada perubahan
komponen.
Melakukan analisis terhadap transaksi menjawab kebutuhan informasi mengenai
kondisi keuangan perusahaan. Analisis ini dapat dilakukan secara berkala dan dapat
pula dalam periode waktu tertentu. Bahkan, beberapa perusahaan menggunakan
system integrasi teknologi tertentu untuk memperoleh laporan secara real time. Lebih
lanjut, ini manfaat lainnya :
Mendapat data tentang posisi keuangan
Data yang diperoleh nantinya akan menunjukan kondisi keuangan perusahaan
secara lengkap. Perusahaan dapat menilai apakah perkembangan ekonomi
perusahaan sedang bagus atau justru merugi berdasarkan posisi aset, hutang
dan modal dari laporan analisis ini.
Deteksi masalah
Jika di masa depan terjadi masalah di dalam perusahaan yang berkaitan dengan
keuangan, maka analisis ini menjadi jalan keluar untuk menemukan akar dari
masalah tersebut. Analisis yang dilakukan secara lengkap dengan menyertakan
seluruh peristiwa transaksi dan dampaknya terhadap komponen utama (modal,
aset, hutang)akan membantu perusahaan mengidentifikasi sumber masalah.
Pengambilan keputusan dan solusi
Hasil analisis dapat langsung digunakan sebagai landasan dalam pengambilan
keputusan yang menyangkut perubahan posisi komponen perusahaan. Ketika
komponen perusahaan ternyata bernilai negatif, maka keputusan yang di ambil
bisa berupa solusi untuk menstabilkan Kembali.
Evaluasi
Posisi atau negatifnya sebuah hasil analisis dipandang sebagai bahan evaluasi
kinerja perusahaan. Bila dari analisis yang dilakukan diketahui jumlah hutang
atau kewajiban organisasi/perusahaan meningkat, maka dapat dilakukan
evaluasi untuk merumuskan masalah pengeluaran serta pergeseran komposisi
terhadap tiga komponen utama di atas.
Kesimpulan
Penerapan persamaan akuntansi untuk menganalisis transaksi tidak Cuma
berlaku pada organisasi perusahaan, tetapi juga digunakan oleh pelaku usaha
kecil hingga menengah. Dengan cara yang lebih sederhana, melakukan analisis
transaksi adalah cara terbaik mengukur kondisi ekonomi bisnis yang sedang
dijalankan.
Kode Akun (Chart of Account)
Chart of Account (CoA) atau Bagan Akun merupakan istilah yang tidak asing
dalam dunia akuntansi. Di suatu perusahaan, CoA ini penting digunakan untuk
memudahkan pencatatan transaksi. CoA adalah daftar dari akun-akun perusahaan
yang digunakan untuk mengidentifikasi atau memperlancar proses pencatatan
transaksi masuk dan/atau keluar. Kemudian, seluruh pencatatan tersebut akan
dimasukkan kedalam Jurnal Umum.
Ada 6 jenis akun umum di dalam Bagan Akun, di antaranya:
1. Aset atau harta
2. Liabilitas atau kewajiban
3. Ekuitas atau modal
4. Pendapatan
5. Harga Pokok Penjualan (HPP)
6. Beban
Manfaat Chart of Account untuk Perusahaan
Chart of Account berfungsi untuk menampilkan laporan keuangan, mulai dari
neraca, laporan laba-rugi, hingga laporan dari akun lainnya (modal, beban, dan utang).
Selain itu, ada beberapa manfaat dari pembuatan bagan akun, di antaranya:
Pencatatan yang lebih terkendali
Di dalam Bagan Akun, terdapat account name (nama akun) dan account code (kode
akun). Kode akun ini menjadi identitas transaksi yang lebih mudah dilihat dan
diingat. Dengan demikian, catatan-catatan lebih mudah dikendalikan,
dibandingkan, dan dianalisis dengan tepat sehingga dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan.
Penyesuaian atau perbaikan catatan yang lebih mudah
Ketika terjadi kesalahan atau adanya transaksi tambahan, penyesuaian atau
perbaikan jadi lebih mudah dilakukan dengan adanya bagan akun.
Pemrosesan hasil catatan yang lebih mudah
Bagan akun memudahkan pemrosesan hasil-hasil catatan atau data yang telah
diperoleh, dan pemrosesan tersebut akan lebih terkendali dengan baik.
Penyusunan laporan yang lebih mudah
Adanya bagan akun mempermudah perusahaan dalam membuat laporan yang baik.
Laporan lebih mudah terbaca sehingga membantu memberikan dasar yang baik untuk
pengambilan keputusan.
Unsur, Syarat dan Jenis Kode Bagan Akun
Umumnya, ada dua unsur yang selalu dipakai dalam Bagan Akun, untuk
memudahkan perusahaan dalam menyusun akun secara sistematis, yaitu account
code (kode akun) dan code name (kode nama).
Account Code (Kode Akun)
Ini adalah rangkaian yang disusun berupa angka, huruf, atau kombinasi angka
dan huruf. Account Code bertujuan untuk membedakan tiap jenis akun yang
masuk ke dalam Bagan Akun. Jadi, pencatatan, pelaporan hingga penghitungan
akan dimasukkan sesuai dengan kode akun yang telah dibuat.
Account Name (Kode Nama)
Account Name adalah jenis dari akun yang akan dimasukkan ke dalam Bagan
Akun. Setiap transaksi yang dilakukan akan memiliki kode nama agar
perusahaan dapat melihat kinerja usaha secara lengkap.
Setelah mengetahui account code dan account name untuk CoA, ada beberapa
syarat yang perlu diperhatikan sebelum membuat keduanya:
1. Pembuatan kode akun harus unik, artinya nomor atau huruf yang digunakan
sebagai kode hanya untuk satu akun perkiraan.
2. Akun perkiraan dimasukkan ke kelompok atau sub-kelompok, misalnya kas
dan piutang masuk ke kelompok aktiva lancar.
3. Perkiraan yang berkaitan disusun secara berurutan, misalnya utang dagang
dengan utang lain-lain.
4. Penomoran akun diberikan rentang yang cukup jauh untuk memudahkan
penambahan akun baru, misalnya akun beban diberi kode 600, akun beban
gaji diberikan kode 605 dan akun beban lainnya 610. Jika terjadi
penambahan akun beban baru, dapat disisipkan di antara 605-610.
5. Nama akun diusahakan singkat dan jelas.
Ada tiga jenis pembuatan kode akun dan kode nama dalam Bagan Akun, di
antaranya angka, huruf, serta kombinasi angka dan huruf.
Angka, merupakan simbol yang paling umum digunakan untuk membuat kode
akun dalam Bagan Akun. Contohnya: 100-000 adalah kode akun kas, 200-000
adalah kode akun bank, 300-000 adalah kode akun persediaan.
Huruf, simbol yang digunakan untuk pembuatan kode akun akuntansi, namun
ini jarang ditemukan karena kurang fleksibel dan tidak ada ikatan sistematis.
Umumnya, pemakaian simbol huruf untuk kode nama perusahaan, nama
supplier, nama daerah, dan sebagainya. Contohnya: BGJY, adalah kode nama
untuk perusahaan PT Bangun Jaya.
Kombinasi angka dan huruf, biasanya digunakan ketika simbol huruf saja telah
dipakai untuk kode nama tertentu. Contohnya: JKT 00 adalah kode wilayah
penjualan area DKI Jakarta, JKT 01 adalah kode wilayah untuk Jakarta Selatan,
JKT 02 adalah kode wilayah untuk Jakarta Timur.
Struktur Bagan Akun
Struktur Bagan Akun terdiri dari kode akun dan kode sub-sub akun. Tujuan
struktur ini adalah untuk menghasilkan posisi laporan per jenis biaya sesuai dengan
kebutuhan perusahaan.
Umumnya, perusahaan menggunakan tiga sampai empat digit angka/huruf untuk
memudahkan dalam menambahkan akun baru.
Digit pertama untuk menunjukkan klasifikasi utama laporan keuangan, misalnya
(1) adalah kode untuk aset.
Digit kedua untuk menunjukkan sublisifikasi, misalnya (11) adalah kode aset
lancar, di dalam akun aset.
Digit ketiga untuk menunjukkan akun spesifik, misalnya (111) adalah kode akun
kas.
Digit keempat untuk menunjukkan subspesifik, misalnya (1110) untuk Rekening
Bank.
Contoh:
100 Aktiva Lancar = Ini berada di dalam klasifikasi Aset
101 Kas = Akun spesifik di dalam sublifikasi akun Aktiva Lancar
201 Utang Usaha = Akun spesifik di dalam klasifikasi Kewajiban
BAB 4
SIKLUS AKUNTANSI
Siklus Akuntansi
Siklus akuntansi merupakan serangkaian kegiatan akuntansi yang dilakukan
secara sistemastis, dimulai dari pencatatan akuntansi sampai dengan penutupan
pembukuan.
Secara rinci, kegiatan yang membentuk siklus akuntansi dapat diuraikan sebagai
berikut :
a. Menganalisis transaksi perusahaan dan menyiapkan bukti pembukuan (dokumen
transaksi).
b. Mencatat ke buku jurnal.
c. Memposting akun ke buku besar.
d. Menyusun neraca saldo.
e. Membuat jurnal penyesuain (jika ada)
f. Menyusun neraca lajur/kertas kerja (jika diperlukan). perubahan
g. Menyusun laporan keuangan (laporan laba/rugi, laporan
ekuitas/modal atau laporan laba ditahan, dan laporan neraca).
h. Membuat jurnal penutup
Gambar 1.1
A. Bukti Transaksi
Bukti transaksi merupakan suatu dokumen yang menandai bahwa transaksi
yang sah telah terjadi. Sebelum melakukan kegiatan dalam siklus akuntansi, terlebih
dahulu dilakukan analisis terhadap bukti transaksi dan memastikan bahwa setiap
transaksi memiliki bukti-bukti yang sah. Suatu transaksi tidak dapat dicatat begitu saja
dalam catatan perusahaan.
Setiap perusahaan mempunyai bukti transaksi yang berbeda-beda, tergantung
pada jenis dan besarnya perusahaan. Bukti transaksi dapat berupa kwitansi, cek,
faktur penjualan dan pembelian, tanda terima barang, daftar gaji, tanda setoran bank,
surat keputusan direktur/komisaris, nota pengiriman barang, dan sebagainya. Berikut
ini beberapa contoh dokumen transaksi :
Gambar 2.1
Gambar 2.2
B. Jurnal Umum
Yang dimaksud dengan jurnal umum adalah jurnal yang digunakan untuk
mencatat sejumlah transaksi keuangan yang muncul dalam periode waktu tertentu
sesuai dengan urutan tanggal, dengan mencantumkan nama transaksi, jenis akun, dan
nominal saldo di kolom debit ataupun kredit. Umumnya, jurnal ini dipergunakan
dalam siklus akuntansi perusahaan jasa karena pada prinsipnya segala transaksi dalam
perusahaan jasa dapat dicatat secara kronologis. Sedangkan pada akuntansi
perusahaan dagang, lebih efektif menggunakan jurnal khusus.
Alasan mengapa jurnal khusus lebih cocok digunakan untuk perusahaan dagang
adalah karena perusahaan dagang membutuhkan identifikasi jumlah dan transaksi
sejenis dengan intensitas yang tinggi.
Pembuatan jurnal umum atau disebut juga penjurnalan mempunyai tujuan
diantaranya untuk melakukan identifikasi, melakukan penilaian, dan melakukan
pencatatan dampak ekonomi dari sebuah transaksi atau beberapa transaksi dalam
perusahaan. Selain itu, pencatatan ini juga bertujuan untuk memudahkan proses
pemindahan dampak transaksi yang terjadi ke dalam sebuah akun sesuai transaksi.
Fungsi Jurnal Umum dalam Akuntansi
Fungsi historis. Pencatatan setiap transaksi dilakukan berdasarkan tanggal
terjadinya transaksi dan menggambarkan kegiatan perusahaan sehari-hari
secara berurutan dan terus menerus (sistematis dan kronologis).
Fungsi pencatatan. Setiap ada perubahan pada kekayaan, modal, biaya, dan
pendapatan harus terlebih dahulu dicatat ke dalam jurnal umum. Tujuannya
adalah agar pembuatan laporan keuangan perusahaan dapat dilakukan secara
lengkap.
Fungsi analisis. Pencatatan dalam jurnal merupakan hasil analisis transaksi yang
berupa penggolongan nama akun, pencatatan dalam pendebitan ataupun
pengkreditan beserta jumlahnya.
Fungsi instruksi. Catatan dalam jurnal merupakan perintah untuk mendebit dan
mengkredit akun sesuai dengan catatan dalam jurnal. Hal ini dimaksudkan
bahwa jurnal umum adalah berfungsi memberikan perintah atau petunjuk
dalam proses memasukkan data ke buku besar.
Fungsi informatif. Catatan dalam jurnal memberikan penjelasan mengenai bukti
pencatatan transaksi yang terjadi.
Contoh Latihan Jurnal Umum
Agar Anda lebih jelas, maka berikut akan disajikan ilustrasi soal untuk membuat
contoh jurnal umum.
Drs. Winardi telah membuka praktek kantor konsultan Pajak dengan nama “Kantor
Konsultan Pajak Winardi”. Adapun transaksi yang terjadi selama bulan Januari 2018
sebagai berikut :
1. Tanggal 5 Januari 2018, Tn. Winardi menginvestasikan uangnya ke dalam
perusahaan sebesar Rp. 150.000.000 sebagai Modal
2. 10 Januari 2018, dibayar sewa kantor sebesar Rp. 30.000.000 untuk sewa selama
satu tahun.
3. 15 Januari 2018, dibeli peralatan kantor secara kredit sebesar Rp. 10.000.000,-
4. 17 Januari 2018, dibeli perlengkapan kantor secara tunai sebesar Rp. 5.000.000,-
5. 19 Januari 2018, diterima pemberian jasa kepada langganan sebesar Rp.
15.500.000.
6. 23 Januari 2018, diselesaikan jasa kepada seorang langganan yang akan diterima
pembayaranya bulan depan sebesar Rp. 7.500.000
7. 26 Januari 2018 membayar gaji pegawai untuk bulan Januari sebesar Rp.
20.000.000.
Analisis atau identifikasi transaksi
1. Setoran modal membuat harta perusahaan bertambah dalam bentuk Kas Rp.
150.000.000,- (debit). Modal Tn. Winardi bertambah Rp. 150.000.000,- (kredit).
2. Harta perusahaan berupa kas berkurang Rp. 30.000.000,- (kredit) untuk
membayar sewa. Namun, perusahaan juga memiliki aset berupa sewa dibayar
dimuka bertambah sebesar Rp. 30.000.000,- (debit).
3. Aset perusahaan berupa peralatan kantor bertambah Rp. 10.000.000,- (debit) dan
hutang perusahaan bertambah (kredit)
4. Aset perusahaan berupa perlengkapan kantor bertambah sebesar Rp. 5.000.000,-
dan harta perusahaan juga berkurang berupa kas sebesar Rp. 5.000.000,-
5. Pendapatan dari dari jasa yang sudah diselesaikan membuat pendapatan
bertambah pada sisi kredit sebesar Rp10.000.000. Aset perusahaan berupa kas
bertambah Rp10.000.000 (debit).
6. Pendapatan dari Jasa yang sudah diselesaikan membuat pendapatan bertambah
pada sisi kredit sebesar Rp. 7.500.000,- dan akan menimbulkan harta lainnya yaitu
piutang bertambah disisi debit sebesar Rp. 7.500.000,
7. Beban gaji bertambah Rp. 25.000.000,- (debit). Aset perusahaan berupa kas
berkurang sebesar Rp25.000.000 (kredit).
Contoh Jurnal Umum
Gambar 2.3
C. Buku Besar
Yang dimaksud dengan buku besar akuntansi (general ledger) adalah suatu
kumpulan akun-akun yang digunakan untuk meringkas transaksi yang telah dicatat
dalam jurnal. Buku besar akuntansi perusahaan juga dapat diartikan sebagai sebuah
tahapan catatan terakhir dalam akuntansi atau book of final entry yang menampung
ringkasan data yang sudah dikelompokan atau diklasifikasikan yang berasal dari
jurnal. Buku ini berisi tentang perkiraan-perkiraan yang mengikhtisarkan pengaruh
adanya transaksi keuangan terhadap perubahan sejumlah akun. Akun akun yang
tercatat di dalamnya merupakan akun akun yang berbeda seperti akun aktiva,
kewajiban, dan modal perusahaan.
Penting diingat bahwa banyaknya jumlah perkiraan yang dibutuhkan/dicatat
perusahaan berbeda-beda, karena tergantung kepada kekayaan dan keuangan
perusahaan, jenis kegiatan, volume transaksi dan informasi yang diinginkan
perusahaan. Fungsi setiap akun-akun yang terdapat di buku besar akuntansi
perusahaan berbeda sesuai dengan kondisi perusahaan masing-masing. Data dalam
ledger akuntansi belum terperinci karena akun terkadang tidak mencerminkan data
secara rinci, seperti rekening utang, piutang, dan persediaan barang dagang. Untuk
melihat rekening-rekening tersebut diperlukan rekening lain yang dikelompokkan
dalam suatu buku atau kumpulan kartu-kartu yang disebut buku besar pembantu
atau subsidiary ledger. Dengan begitu maka ada buku besar pembantu utang,
pembantu piutang, dan pembantu barang dagang.
Fungsi Buku Besar
Fungsi buku besar baik itu dalam bentuk T, skontro, dan staffle sangat krusial
dalam proses akuntansi terutama dalam penyusunan laporan keuangan tahunan
perusahaan. Masing-masing bentuk buku besar perusahaan memiliki kegunaan
tersendiri. Hal ini bergantung pada setiap perusahaan. Anda harus menyesuaikan
dengan perusahaan Anda dan melihat berapa banyak transaksi di dalam perusahaan
Anda. Beberapa fungsi dari buku besar dalam akuntansi yaitu adalah sebagai berikut
ini:
1. Sebagai alat untuk meringkas data transaksi yang telah dicatat dalam jurnal
(umum).
2. Sebagai alat untuk menggolongkan data keuangan serta dapat untuk
mengetahui jumlah atau keadaan rekening (akun) yang sebenarnya apakah ada
perbedaan atau tidak.
3. Sebagai dasar penggolongan transaksi yang ada atau telah dicatat dalam jurnal.
4. Sebagai bahan atau informasi untuk menyusun laporan keuangan.
5. Sebagai bukti atau validasi dari semua data yang telah terkumpul.
6. Pembaharuan terhadap akun yang terdapat pada buku besar umum dan berkas
berkas data transaksi.
7. Sebagai pencatatan penyesuaian terhadap akun akun perusahaan.
8. Persiapan laporan keuangan sederhana excel di akhir periode akuntansi.
9. Media klasifikasi dan pencatatan kode data transaksi yang bersumber dari akun-
akun perusahaan.
Contoh Buku Besar dan Cara Membuatnya
Sekarang kita akan buat contoh buku besar dan sekaligus cara membuat buku
besar yang ringkas dan mudah, kami gunakan contoh buku besar dengan nilai
transaksi yang kecil agar mudah di pahami.
Sekarang kita ilustrasikan keadaan sebagai berkut:
Danis memiliki usaha Jasa Akuntansi. Transaksi yang terjadi selama bulan Mei 20xx
adalah sebagai berikut, kita anggap nomor 1-10 adalah tanggal transaksi:
1. Investasi berupa uang tunai kedalam usaha ini sebesar Rp 300.000,00.
2. Pinjam uang dari Bank Syariah Indonesia sebesar Rp 200.000,00.
3. Membayar biaya sewa kantor bulan ini sebesar Rp 260.000,00.
4. Membeli bahan habis pakai dengan cara kredit sebesar Rp 200.000,00.
5. Membeli bahan habis pakai secara tunai sebesar Rp100.000,00.
6. Penerimaan kas dari hasil jasa Rp800.000,00.
7. Membayar gaji pegawai sebesar Rp60.000,00.
8. Danis sebagai pemilik mengambil uang dari perusahaan untuk keperluan
pribadi sebesar Rp200.000,00.
9. Selama bulan ini bahan habis pakai yang digunakan sebesar Rp60.000,00.
10.Membayar jasa pinjaman Bank Rp12.000,00.
Sebelum dibukukan atau di posting kedalam akun, Kita catat transaksi-transaksi
diatas ke dalam Jurnal Umum, jadinya sebagai berikut:
Gambar 1.1
Posting
Setelah transaksi tercatat kedalam buku jurnal, langkah selanjutnya adalah kita
pisahkan masing-masing transaksi dari jurnal umum ke akun buku besar yang sesuai.
Proses inilah yang disebut dengan istilah posting atau pembukuan.
Yang kita lakukan saat proses posting atau pembukuan adalah:
Menuliskan tanggal transaksi.
Menuliskan keterangan transaksi.
Menuliskan halaman buku jurnal yang memuat transaksi yang dipindahkan
pada kolom “F” atau “R”
Menuliskan nilai rupiah transaksi sesuai dengan tempatnya, yaitu sebelah debet
atau kredit.
Pembukuan yang kita lakukan berdasarkan transaksi usaha di atas adalah:
Kas
Modal Usaha
Utang Bank Syariah Indonesia
Bayar Sewa
Bahan Habis Pakai
Utang Usaha
Pendapatan Jasa
Beban Gaji
Prive
Beban Bahan Habis Pakai
Beban Jasa Bank
Dari keadaan atau contoh di atas kita bisa tulis poin poin sebagai berikut, dan ini
masuk ke pembahasan tentang cara membuat buku besar di atas.
1. Investasi yang denis lakukan untuk perusahaan ini berupa uang sebesar 300.000,
hal ini akan menambah uang kas dan menambah modal perusahaan, maka pada
akun kas transaksi ini di debet dan pada akun modal pemilik transaksi ini di kredit.
2. Meminjam uang dari Bank Syariah Indonesia (BSI) sebesar 200.000, pinjaman ini
akan menambah uang kas perusahaan juga menambah utang perusahaan kepada
bank. Transaksi ini pada akun kas di debet dan pada akun utang bank di kredit.
3. Membayar sewa kantor bulan ini sebesar 260.000, transaksi ini akan mengurangi
uang kas dan menambah beban sewa perusahaan. Maka pada akun beban sewa
di debet dan pada akun kas di kredit.
4. Membeli bahan habisa pakai secara kredit sebesar 200.000, Transaksi ini akan
menambah bahan habis pakai perusahaan dan akan menambah hutang
perusahaan, maka pada akun bahan habis pakai di debet dan pada akun hutang
usaha di kredit.
5. Membeli bahan habis pakai secara tunai sebesar 100.000, Transaksi ini akan
menambah bahan habis pakai dan mengurangi kas perusahaan. Maka pada akun
bahan habis pakai di debet dan pada akun kas di kredit.
6. Menerima kas dari jasa konsultas sebesar 800.000, Transaksi ini akan menambah
uang kas dan menambah akun pendapatan jasa. Maka transaksi ini kita tulis di
dalam kolom debet pada akun kas dan di kolom kredi kita catat sebagai
pendapatan jasa.
7. Bayar Gaji Karyawan sebesar 60.000, Transaksi ini akan mengurangi uang kas dan
menambah beban gaji, maka pada akun beban gaji di debet dan pada akun kas di
kredit.
8. Mengambil uang perusahaan (oleh pemilik) disini adalah Danis, untuk keperluan
pribadi. Maka pengambilan uang ini akan mengurangi modal perusahaan atau
Prive. Sehingga pada akun Prive transaksi ini di debet dan pada akun kas di kredit.
9. Bulan ini perusahaan menggunakan bahan habis pakai yang terpakai senilai
60.000. maka di catat beban bahan habis pakai di debet dan bahan habis pakai di
kredit karena mengurangi bahan habis pakai.
10. Membayar untuk jas pinjaman Bank sebesar 12.000. Hal ini akan mengurangi kas
perusahaan dan menambah beban jasa Bank, Maka pada akun beban jasa Bank di
debet dan pada akun kas di kredit.
D. Neraca Saldo
Neraca saldo adalah informasi yang berisi rangkuman saldo akhir dari seluruh
akun buku besar. Umumnya, neraca ini disiapkan dengan maksud untuk memverifikasi
keakuratan aritmatika posting buku besar. Dalam neraca saldo atau trial balance,
semua saldo buku besar dicantumkan baik di sisi debit atau sisi kredit dari laporan
tersebut. Jumlah saldo debit pada trial balance harus sama dengan jumlah saldo
kredit, baru kemudian dikatakan akurat secara aritmatika. Trial balance jadi sumber
utama untuk menyiapkan berbagai laporan keuangan seperti cash flow, loss and profit,
dan neraca. Dalam istilah awam, Anda dapat berasumsi bahwa neraca saldo adalah
struktur dasar di balik persiapan akun akhir dari tiga laporan keuangan utama. Ini
adalah langkah ketiga dalam roadmap akuntansi keuangan untuk menyiapkan akun
akhir setelah entri jurnal diikuti dengan klasifikasi dan pengelompokan transaksi ke
buku besar. Buku besar ini, merupakan buku utama yang berisi semua set akun yang
nantinya diakumulasikan di satu tempat untuk membentuk neraca saldo.
Tujuan Neraca Saldo
Seperti penjelasan di atas bahwa neraca saldo adalah pernyataan yang
disiapkan untuk memastikan bahwa posting jurnal dan buku besar dilakukan dengan
benar. Dengan begitu, saldo akhir dapat dipertimbangkan untuk menyiapkan akun
akhir dan laporan keuangan lainnya. Trial balance berfungsi memastikan kesesuaian
antara debit dan kredit sebelum menyiapkan laporan keuangan lainnya.
Berikut ini adalah beberapa tujuan penting dari trial balance:
1. Untuk Memastikan Akurasi Aritmatika Akun Buku Besar
Sebagai rangkuman dari seluruh saldo penutup akun buku besar, trial balance dapat
membantu Anda dalam memastikan keakuratan antara jurnal dan buku besar
dalam aplikasi pembukuan online. Trial balance dapat dikatakan akurat hanya
apabila total saldo debit sama dengan total saldo kredit.
2. Membantu Meminimalisir Terjadinya Error
Dengan trial balance, Anda bisa tahu jika terdapat perbedaan antara sisi kredit dan
sisi debit. Apabila terjadi perbedaan, maka itu menandakan bahwa pembukuan
jurnal atau buku besar tidak dilakukan secara efisien. Ini jelas menyiratkan bahwa
ada kesalahan dan Anda bisa sesegera mungkin untuk menemukan dan
memperbaikinya.
Kesalahan mungkin terjadi pada salah satu tahap akuntansi, seperti kesalahan
posting entri jurnal ke akun buku besar, kesalahan perhitungan, atau yang lainnya.
3. Membantu Menyiapkan Laporan Keuangan
Trial balance itu ibarat jembatan antara catatan akuntansi dan laporan keuangan.
Trial balance akan lebih memudahkan Anda dalam mempersiapkan semua laporan
keuangan utama pada software laporan keuangan. Neraca ini berisi daftar seluruh
akun yang digunakan perusahaan dengan saldo di kolom debit dan kredit.
Jenis-Jenis Neraca Saldo
Terdapat tiga jenis trial balance, yakni neraca saldo sebelum penyesuaian,
neraca saldo setelah penyesuaian, dan neraca saldo setelah penutupan.
Untuk lebih jelasnya, coba pahami uraian berikut ini:
1. Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian
Neraca saldo sebelum penyesuaian biasanya disiapkan sebelum entri jurnal
penyesuaian diselesaikan. Umumnya, neraca ini mencerminkan semua aktivitas
yang dicatat dari transaksi sehari-hari dan berfungsi untuk menganalisis akun saat
menyiapkan jurnal penyesuaian.
Sebagai contoh, jika Anda tahu bahwa sisa saldo dalam asuransi prabayar
seharusnya Rp. 9.000.000, maka Anda dapat memeriksa neraca ini untuk
memastikan hal tersebut.
2. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
Jenis trial balance selanjutnya adalah neraca saldo setelah penyesuaian. Neraca
ini diselesaikan setelah entri penyesuaian dikerjakan. Adjusted trial balance
memiliki saldo akhir di semua akun dan digunakan untuk menyiapkan laporan
keuangan.
3. Neraca Saldo Setelah Penutupan (After Posting Trial Balance)
Yang terakhir ada after posting trial balance yang menunjukkan saldo setelah
jurnal penutup selesai dikerjakan. Ini adalah saldo percobaan awal Anda untuk
tahun atau periode akuntansi berikutnya.
Metode Penyusunan Neraca Saldo
Secara garis besar, terdapat dua metode yang digunakan dalam penyusunan
trial balance. Di antaranya yaitu:
1. Metode Saldo
Dalam metode ini, yang merupakan saldo adalah jumlah bersih dari buku besar yang
ditampilkan dalam neraca percobaan. Bisa berupa saldo debit ataupun kredit. Dengan
menggunakan metode saldo, penyusunan trial balance dapat disiapkan hanya setelah
semua akun seimbang. Ini adalah salah satu metode yang akurat untuk persiapan akun
akhir.
2. Metode Total
Anda juga bisa memakai metode total untuk menyusun neraca saldo. Dalam metode
ini, total setiap sisi akun (debit dan kredit) akan diposting di trial balance. Metode ini
memberikan akurasi matematika yang lebih tinggi. Namun, penyusunan akun akhir
menggunakan metode ini relatif sulit karena ruang lingkup duplikasi yang dapat
menimbulkan kesalahan.
Langkah-Langkah Penyusunan Neraca Saldo
Untuk pembahasan selanjutnya, mari pahami bagaimana cara menyiapkan atau
menyusun trial balance. Berikut langkah-langkahnya:
1. Hitung Saldo Setiap Akun Buku Besar
Transaksi bisnis pertama kali dicatat dalam bentuk entri jurnal mengikuti prinsip dasar
akuntansi. Entri jurnal ini kemudian masuk ke akun buku besar yang terlibat dalam
berbagai transaksi bisnis.
Misalnya, sebuah perusahaan ritel memiliki transaksi tunai yang dicatat dan akun kas
ditutup dengan sisa saldo debet Rp. 10.000.000 pada tanggal 1 Mei 2018. Maka dari
itu, pastikan saldo akun buku besar lainnya sama dengan sisa saldo debit atau kredit.
2. Catat Saldo Debit atau Kredit di Neraca Saldo
Langkah selanjutnya, catat sisa saldo debit atau kredit pada berbagai akun buku besar
sebagaimana dipastikan di atas kemudian dicatat dalam trial balance. Saldo masing-
masing akun buku besar dicatat dalam kolom debit atau kredit sesuai dengan
keadaannya.
Misalnya sisa saldo kas debit pada tanggal 1 Mei 2018 dicatat pada kolom debit trial
balance, begitu juga dengan saldo kredit. Demikian pula, sisa saldo debit atau kredit
dari semua akun buku besar dicatat masing-masing dalam kolom debit atau kredit
pada trial balance.
3. Hitung Total Kolom Debit
Langkah berikutnya adalah menghitung dan mencatat semua saldo debit dari berbagai
akun buku besar yang dimasukkan ke dalam kolom debit di trial balance.
Misalnya, Anda hitung terlebih dahulu seluruh saldo debit penutup dari berbagai akun
buku besar. Akun-akun ini mencakup kas atau uang tunai, stok, furniture, dan lain-lain.
Kemudian, catat totalnya dan masukkan ke kolom debit yang ada di trial balance.
4. Hitung Total Kolom Kredit
Sebagaimana Anda menghitung total kolom debit, lakukan hal yang sama pada kolom
kredit neraca saldo Anda. Pastikan total kolomnya sesuai dengan jumlah kolom saldo
kredit penutup yang ada di buku besar. Yang termasuk akun kredit di antaranya adalah
akun modal atau aset, akun bunga, akun piutang, dan lain sebagainya.
5. Periksa Apakah Total Saldo Debit Sama dengan Saldo Kredit
Terakhir, Anda perlu memeriksa apakah total kolom debit cocok dengan total kolom
kredit. Seperti yang Anda ketahui dalam pembahasan sebelumnya bahwa trial balance
disiapkan untuk memeriksa keakuratan saldo debet dan kredit dari berbagai akun
buku besar. Maka dari itulah, kolom debit dan kredit dari neraca saldo harus sesuai.
JIka terjadi ketidakcocokan, berarti itu merupakan indikasi bahwa ada beberapa
kesalahan yang dibuat saat mencatat transaksi dalam buku besar. Pastikan bahwa
seluruh proses pencatatan mengikuti prinsip akuntansi yaitu semua aset, beban dan
piutang harus memiliki saldo debit. Begitu pula dengan semua liabilitas, pendapatan
dan hutang harus memiliki saldo kredit.
Contoh Neraca Saldo
Berikut ini contoh penulisan neraca saldo, yaitu:
Hani adalah pemilik usaha social media management. Pada tanggal 31 Mei 2022, Ia
ingin memeriksa buku besarnya. Adapun transaksi dalam buku besarnya sepanjang
bulan Mei mencakup:
1. Kas pada 1 Mei 2022 sebesar Rp4.000.000.
2. Piutang di bulan April sebesar Rp2.000.000 karena klien A belum membayar.
3. Pada tanggal 15 Mei, Hani membeli kamera seharga Rp3.000.000.
4. Pada 1 Mei, Hani merekrut satu karyawan dengan gaji bulanan Rp1.500.000.
5. Akumulasi penyusutan peralatan sebesar Rp400.000.
6. Hani mendapat tambahan modal sebesar Rp7.000.000.
7. Hani meminjam sejumlah uang sebesar Rp2.000.000
8. Menerima pembayaran dari satu klien sebesar Rp2.000.000 dengan bonus
Rp200.000.
9. Membayar paket internet sebesar Rp100.000.
Berikut pencatatan neraca saldonya:
E. Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat ketika ada perubahan saldo pada
suatu akun dan harus disesuaikan ke dalam buku besar perusahaan pada akhir siklus
akuntansi dengan tujuan untuk mencatat pendapatan atau beban yang tidak diakui
untuk periode tersebut. Jurnal ini dibuat dalam proses pencatatan perubahan saldo
dalam akun sehingga saldo mencerminkan jumlah yang sebenarnya. Secara umum,
manfaat yang diberikan yaitu menetapkan saldo catatan akun buku besar pada akhir
periode, serta menghitung pendapatan dan beban selama periode tertentu.
Ketika sebuah transaksi dimulai dalam satu periode akuntansi dan diakhiri pada
periode selanjutnya, laporan ini diperlukan untuk mencatat transaksi tersebut dengan
benar. Hal ini dapat mengacu pada pelaporan keuangan yang mengoreksi kesalahan
yang dilakukan sebelumnya dalam periode akuntansi. Salah satu tujuan dibuatnya
jurnal penyesuaian adalah untuk mengubah transaksi tunai menjadi metode
akuntansi akrual. Akuntansi akrual didasarkan pada prinsip pengakuan pendapatan
yang berusaha mengakui pendapatan pada periode perolehannya, bukan pada
periode penerimaan kas.
Sebagai contoh, coba asumsikan sebuah perusahaan konstruksi memulai
konstruksi dalam satu periode tetapi tidak menagih pelanggan hingga pekerjaan
selesai dalam enam bulan. Perusahaan konstruksi perlu melakukan jenis jurnal ini
pada setiap akhir bulan untuk mengakui pendapatan 1/6 dari jumlah yang akan ditagih
pada titik enam bulan. Lalu perlu Anda ketahui juga proses penjurnalan ini akan lebih
mudah dengan bantuan aplikasi Akuntansi seperti Mekari Jurnal.
Fungsi dari Jurnal Penyesuaian
Berikut ini adalah beberapa fungsi dari jurnal penyesuaian:
1. Menentukan akun nominal (pendapatan dan beban) agar dapat mengetahui
kondisi sebenarnya dari akun tersebut selama periode akuntansi tertentu.
2. Menentukan saldo catatan yang dimasukkan dalam akun buku besar di akhir
periode, sehingga estimasi saldo kewajiban maupun harta akan
memperlihatkan jumlah yang sebenarnya.
3. Untuk mengetahui situasi sebenarnya dari akun riil (harta, kewajiban dan
modal) di penghujung periode yang dimaksud.
Akun yang Memerlukan Jurnal Penyesuaian Perusahaan Dagang di Akhir Periode
Di bawah ini, terdapat beberapa akun pada jurnal penyesuaian serta penjelasan
dan cara pencatatannya:
Akun perlengkapan, yang memerlukan penyesuaian karena ada pemakaian.
Akun beban dibayar di muka, yang memerlukan penyesuaian karena waktu
telah dijalani/jatuh tempo.
Akun aktiva tetap, yang memerlukan penyesuaian karena ada penyusutan
aktiva.
Akun pendapatan, yaitu memerlukan penyesuaian karena ada pendapatan yang
belum diperhitungkan atau penerimaan yang belum menjadi pendapatan.
Akun beban, yang memerlukan penyesuaian karena ada beban yang belum
diperhitungkan atau pembayaran yang belum menjadi beban.
Akun pendapatan diterima di muka, yang memerlukan penyesuaian karena
berjalannya waktu atau diserahkannya prestasi pada pelanggan.
Adapun hal yang perlu diperhatikan ketika membuat jurnal penyesuaian
perusahaan dagang, yaitu adalah:
1. Hampir tidak pernah menyertakan kas. Tujuan dibuatnya jurnal ini adalah untuk
membuat catatan akuntansi secara akurat mencerminkan prinsip pencocokan
— mencocokkan pendapatan dan biaya selama periode operasi. Ada beberapa
kasus yang jarang terjadi di mana kas perlu disesuaikan, tetapi idealnya, semua
penyesuaian harus dilakukan sebelum menjalankan neraca saldo yang belum
disesuaikan.
2. Debit selalu sama dengan kredit.
3. Memiliki satu akun neraca (aset, kewajiban, atau ekuitas) dan satu akun laporan
laba rugi (pendapatan atau beban) di entri jurnal. Ingat, tujuan adalah untuk
mencocokkan pendapatan dan biaya periode akuntansi.
Cara Membuat Jurnal Penyesuaian Perusahaan Dagang Lengkap dengan Contoh
Pencatatan
Langkah utama dalam cara membuat jurnal penyesuaian dapat dibagi menjadi
beberapa tahap, yaitu adalah sebagai berikut:
1. Cetak neraca saldo yang belum disesuaikan.
2. Analisa setiap akun.
3. Cari apa saja yang hilang.
4. Mencatat ayat jurnal penyesuaian.
Berikut adalah langkah-langkah cara membuat jurnal penyesuaian perusahaan
dagang:
1. Beban Perlengkapan
Perlengkapan merupakan kelompok harta/aktiva yang sifatnya lancar atau biasa
disebut dengan harta lancar / aktiva lancar / current assets. Jika diminta membuat
jurnal penyesuaian untuk akun perlengkapan, yang perlu diingat adalah nilai atau
nominal perlengkapan yang digunakan atau sudah dipergunakan. Untuk mengetahui
nominal perlengkapan yang sudah terpakai, dapat diketahui dengan cara
mengurangkan saldo akun perlengkapan awal dengan saldo akun perlengkapan yang
tersisa. Current assets/harta lancar/aktiva lancar juga harus memperhatikan aset
jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini karena current assets yang dimiliki
setiap usaha terbagi menjadi beberapa bagian. Dengan menuliskan secara detail, akan
mempermudah proses pencatatan jurnal penyesuaian perusahaan.
Contoh:
Akun perlengkapan menunjukkan saldo sementara Rp 500.000.
Sedangkan data akhir periode menunjukkan saldo masih ada senilai Rp 200.000.
Analisis:
Akun perlengkapan (saldonya di sisi debit dalam akuntansi).
Maka dihitung jumlah yang habis terpakai di sisi debit beban, yaitu Rp 500.000 – Rp
200.000 = Rp 300.000.
Kemudian, catatlah akun beban perlengkapan Rp 300.000 di sisi debit dan kurangi
jumlah akun perlengkapan sejumlah Rp 300.000 seterusnya dicatat di sisi kredit.
Contoh jurnal penyesuaian yang dibuat untuk akun perlengkapan adalah sebagai
berikut:
2. Beban Dibayar di Muka
Beban dibayar di muka adalah beban yang harus dibayarkan oleh perusahaan
pada periode mendatang. Anda mendapati beban yang harusnya dibayarkan di
periode akan datang namun harus dilaporkan pada periode saat ini.
Contoh:
Akun asuransi dibayar di muka menunjukkan saldo sementara Rp 360.000.
Data akhir periode: jumlah asuransi yang telah jatuh tempo adalah Rp 120.000 yaitu
untuk 4 bulan.
Analisis:
Akun asuransi dibayar di muka (saldonya di sisi debit), dicatat sebagai harta. Yang
dicatat untuk penyesuaian adalah berapa jumlahnya yang sudah menjadi beban (yaitu
sejumlah yang sudah jatuh tempo/sudah dijalani).
Beban asuransi sebesar Rp 120.000 di sisi debit. Kemudian pada akun asuransi dibayar
di muka Rp 120.000 dicatat di sisi kredit.
Contoh yang dibuat untuk akun beban di bayar di muka adalah sebagai berikut:
3. Penyusutan Peralatan
Beban penyusutan peralatan atau depresiasi juga perlu dicatat dalam jenis
jurnal ini.
Contoh:
Akun peralatan menunjukkan saldo Rp 3.000.000.
Pada akhir periode: peralatan disusutkan 10%.
Analisis:
Akun peralatan (saldo di sisi debit). Penyusutan peralatan 10% x Rp 3.000.000 = Rp
300.000 dicatat sebagai beban penyusutan peralatan, di sisi debit.
Kemudian dalam akun akumulasi penyusutan peralatan di catat Rp 300.000 di sisi
kredit untuk menampung setiap penyusutan peralatan setiap tahunnya.
Cara membuat dan contoh jurnal penyesuaian untuk akun penyusutan peralatan
adalah sebagai berikut:
4. Pendapatan Diterima di Muka
Merupakan pendapatan yang diterima di muka oleh perusahaan yang tidak
langsung dicatat dalam akun pendapatan namun sebagai utang terlebih dahulu.
Hal ini dikarenakan belum ada realisasi pendapatan yang artinya masih belum menjadi
hak perusahaan.
Contoh:
Akun pendapatan jasa menunjukkan jumlah Rp 1.800.000.
Data akhir periode dari pendapatan tersebut sebesar Rp 200.000 layanan kepada
langganan belum dikerjakan.
Analisis:
Akun pendapatan jasa (saldo di sisi kredit).
Jumlah pendapatan yang belum menjadi pendapatan adalah Rp 200.000 karena
pekerjaan/layanan kepada langganan belum dikerjakan.
Jadi kurangkan akun pendapatan jasa Rp 200.000 dan dicatat di sisi debit.
Kemudian catatlah ke dalam akun pendapatan diterima di muka Rp 200.000 di sisi
kredit karena dianggap sebagai utang.
Contoh yang dibuat adalah sebagai berikut:
5. Piutang Pendapatan atau Pendapatan yang Masih Harus Diterima
Piutang pendapatan adalah pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan,
namun masih belum diterima di mana hak ini kemudian dicatat sebagai pendapatan
di periode terkait.
Contoh:
Sebuah pekerjaan senilai Rp 600.000 telah diselesaikan, dimana jumlah ini belum
masuk di neraca saldo Rp 15.600.000 yang menjadi piutang pendapatan perusahaan.
Dengan demikian akan memuat pendapatan akan bertambah dan menjadi Rp
16.200.000.
Contoh laporan yang dibuat adalah sebagai berikut:
6. Beban Sewa Gedung Dibayar di Muka
Pencatatan untuk akun ini sama seperti beban yang harus dibayar di muka.
Contoh:
Saldo untuk akun sewa gedung yang dibayar di awal bernilai Rp 10.000.000 dimana
angka ini masih belum memperlihatkan situasi sebenarnya karena sewa sudah
digunakan senilai Rp 3.500.000.
Hal ini membuat beban sewa bertambah sementara sewa dibayar dimuka mengalami
pengurangan senilai Rp 3.500.000.
Contoh jurnal penyesuaian yang dibuat adalah sebagai berikut:
7. Persediaan Barang Dagang (PDB)
Proses pencatatan jurnal penyesuaian pada akun PDB menggunakan dua
metode, yaitu metode ikhtisar laba/rugi dan metode Harga Pokok Penjualan (HPP).
a. Pendekatan Ikhtisar Laba/Rugi
Pada waktu dilakukan perhitungan laba-rugi, persediaan awal akan memengaruhi
harga pokok penjualan atau harga pokok barang yang laku terjual.
Oleh karena itu, pada akhir periode persediaan awal barang dagang dipindahkan ke
sebelah debit akun laba/rugi dan mengkreditkan akun persediaan awal barang
dagang.
Sedangkan untuk penyesuaian persediaan barang dagang (akhir) dipindahkan ke sisi
debit akun persediaan barang dagang dan mengkreditkan akun laba/rugi.
b. Pendekatan Harga Pokok Penjualan (HPP)
Bila menggunakan pendekatan harga pokok penjualan, maka yang perlu diperhatikan
adalah akun-akun yang harus dipindahkan ke harga pokok penjualan.
Akun apa saja yang termasuk unsur-unsur harga pokok penjualan?
Ada beberapa akun yang merupakan unsur-unsur harga pokok penjualan yaitu
persediaan barang dagang (awal), pembelian barang dagang, biaya angkut pembelian,
retur pembelian, potongan pembelian, dan persediaan barang dagang (akhir).
8. Piutang Tak Tertagih
Piutang tidak tertagih merupakan risiko yang dialami perusahaan akibat tidak
tertagihnya piutang dagang. Transaksi piutang tak tertagih ini diperlakukan sebagai
beban perusahaan. Mengapa menjadi beban perusahaan? Karena perusahaan belum
mendapatkan hasil dari transaksi. Umumnya piutang tidak tertagih muncul dalam
suatu perusahaan karea debitur mengalami kebangkrutan sehingga tidak dapat
ditagih.
F. Kertas Kerja
Kertas kerja adalah sebuah catatan yang harus dimiliki serta wajib untuk dibuat
sebelum melakukan proses penyusunan sebuah laporan keuangan. Kertas kerja
adalah tempat pencatatan neraca saldo pada keuangan perusahaan, di dalam
penggolongan akun buku besar serta penyesuaian. Bentuknya Kertas Kerja yang kan
dibuat secara berlajur-lajur. Kertas kerja dapat disebut juga sebagai neraca lajur.
Pada kertas kerja, adalah jenis saldo-saldo pada akun buku besar akan telah
diatur dengan seringkas mungkin berguna untuk pada hasil laporan dapat sesuai dan
seimbang, kemudian Kertas Kerja dapat disusun dengan menurut cara-cara yang tepat
dengan sebuah laporan keuangan. Kertas kerja sebenarnya tidak termasuk ke dalam
siklus akuntansi, namun mempunyai fungsi untuk membantu suatu laporan dalam hal
penyusunan laporan keuangan dengan lebih ringkas, terutama dalam saat proses
penutupan buku besar di suatu perusahaan. Untuk lebih lengkapnya, mari simak
penjelasan mengenai kertas kerja agar kamu lebih memahami dengan
keseluruhannya.
Fungsi Kertas Kerja
Kertas kerja akan dibuat karena dapat memperingkas suatu laporan keuangan
melalui pada fungsinya. Berikut fungsi kertas kerja, Kertas kerja berfungsi sebagai alat
yang dapat untuk memperingkas dalam penyususnan alam suatu laporan keuangan
dengan secara manual, akan tetapi bukan bagian dari catatan suatu akuntansi secara
formal, Kertas kerja berfungsi menjadi sebagai pokok acuan untuk mengoreksi pada
buku besar yang disamakan, diseimbangkan dan ditata secara rapih berdasarkan
penyususnan sebuah laporan keuangan.
Tujuan Menyusun Kertas Kerja
Setelah kita dapat memahami dari fungsi kertas kerja, maka berikutnya adalah
tentang apa saja tujuan dari menyusun kertas kerja ini. dalam penyusunan kertas kerja
ini mempunyai berbagai macam tujuan sebagai adalah sebagai berikut:
Untuk Membantu atau memperingkas dalam proses menyusun laporan
keuangan pada perusahaan.
Mengurangi jika ada suatu kesalahan-kesalahan yang mungkin akan terjadi atau
dapat terjadi selama proses menyusun kertas kerja,
mengoreksi terhadap keakuratan pada proses perhitungan yang telah
dilakukan.
Jenis-jenis Kertas Kerja
Seperti yang telah kita pahami sebelumnya membuat kertas kerja tentang apa
saja tujuan dari kertas kerja ini dibuat. Tentu saja dalam proses pembuatan kertas
kerja ini juga mempunyai bentuk yang dapat memudahkan atau memperingkas dalam
menyusun sebuah laporan keuangan. Berikut ini adalah beberapa bentuk dari kertas
kerja perusahaan.
1. Bentuk Laporan Kertas Kerja Enam Kolom (Tiga Kolom Berganda)
Bentuk Enam Kolom atau bentuk Tiga Kolom Berganda biasanya bentuk ini jarang
sekali digunakan. Pada bentuk kertas kerja dengan bentuk enam kolom atau juga tiga
kolom berganda ini terdapat pada bagian kolom neraca saldo debit dan kredit, pada
bagian kolom rugi atau laba, pada bagian kolom neraca debit dan kredit. Contoh
Laporan Kertas Kerja Dalam Bentuk Enam Kolom
2. Bentuk Laporan Kertas Kerja Delapan Kolom (Empat Kolom Berganda)
Adapun bentuk dalam kertas kerja dengan delapan kolom atau empat kolom.
berganda ini terdapat atas kolom neraca saldo “debit dan kredit”, dengan kolom
penyesuaian “debit dan kredit”, kolom laba atau rugi “debit dan kredit”, pada kolom
neraca “debit dan kredit”. Contoh Laporan Kertas Kerja Dalam Bentuk Delapan Kolom
3. Bentuk Laporan Kertas Kerja Sepuluh Kolom (Lima Kolom Berganda)
Adapun bentuk dari kertas kerja dengan sepuluh kolom atau lima kolom secara
berganda terdapat atas kolom neraca saldo “debit dan kredit, kolom dengan
penyesuaian “debit dan kredit:, kolom dengan neraca saldo dapat kita sesuaikan
dengan “debit dan kredit”, pada kolom laba atau rugi “debit dan kredit”, pada bagian
kolom neraca “debit dan kredit”. Contoh Laporan Kertas Kerja Dalam Bentuk Sepuluh
Kolom
4. Bentuk Laporan Kertas Kerja Dua Belas Kolom (Enam Kolom Berganda)
Adapun bentuk pada Laporan Kertas Kerja dua betas pad bagian kolom atau enam
kolom secara berganda terdapat atas kolom neraca saldo “debit dan kredit”, pada
bagian kolom penyesuaian “debit dan kredit”, pada bagian kolom neraca saldo dapat
disesuaikan dengan “debit dan kredit”, pada bagian kolom rugi atau laba “debit dan
kredit”, pada bagian kolom laporan modal “debit dan kredit”, pada bagian kolom
neraca “debit dan kredit”. Contoh Laporan Kertas Kerja Dalam Bentuk Dua Belas
Kolom
Supaya kamu dapat lebih memahami terkait tentang kertas kerja. maka kamu harus
benar-benar perhatikan dalam contoh laporan kertas kerja sebagai berikut. pada
tahap ini akan memberi contoh terkait sebuah neraca sisa atau neraca pada saldo
Mesin Cetak Printer PT Anugerah Abadi Group.
Data yang sudah diperoleh pada akhir bulan, 31 Mei tahun 2004 untuk dapat
penyesuaian sehingga laporan diperoleh sebagai berikut.
Perlengkapan yang masih tersedia dengan biaya sebesar Rp 400.000.00.
Sewa telah dibayar di muka sebesar Rp 1.800.000,00. Pada akhir bulan Mei
2000 sehingga pada ruangan kerja karyawan telah digunakan sepenuhnya
selama satu bulan.
Penyusutan yang telah terjadi pada peralatan sebesar 15% per tahun.
Cara Membuat Kertas Kerja
Terdapat beberapa cara untuk penyusunan dalam kertas kerja atau cara dalam
membuat atau menuliskan terkait dengan pembuatan kertas kerja ini, cara ini adalah
cara yang sangat mudah secara umum dan dapat digunakan untuk membuat kertas
kerja. Pada tahapan – tahapnya dapat dilihat seperti.
Pada posisi alas kertas kerja, dapat kamu tuliskan dengan memberi nama
sebuah perusahaan, kertas kena periode tertentu.
Lalu kamu Tuliskan nomor perkiraan beserta nama perkiraan buku besar pada
kolom masing-masing dan besar jumlah saldo pada catatan buku besar yang
telah dibukukan ke dalam neraca sisa.
Jurnal penyesuaian yang telah kamu buat, dalam isi angka – angkanya yang
telah dibukukan serta dimasukan kedalam kolom jurnal penyesuaian dengan
memberi nama perkiraan yang sesuai dengan bunyi jurnal penyesuaian, hal ini
dilakukan supaya pada jumlah saldo-saldo-nya yang terdapat pada setiap
masing-masing perkiraan harus dapat sesuai dengan kenyataan yang
sebenarnya.
Angka-angka yang terdapat di bagian kolom neraca sisa setelah melalui proses
panjang ditambah dengan “dijumlah” atau telah dikurangi dengan jumlah
angka-angka yang terdapat di dalam pada bagian kolom jurnal penyesuaian,
kemudian telah dimasukan dalam neraca sisa setelah penyesuaian.
Saldo yang sudah terdapat di dalam neraca sisa setelah penyesuaian dapat
dipindahkan dengan persyaratan sebagai berikut :
Perkiraan nyata “aktiva, utang, modal” dapat dipindahkan ke dalam bagian
kolom neraca, debit dapat dipindahkan pada bagian kolom debit dan kredit
dapat dipindahkan dalam kolom bagian kredit.
Perkiraan pada nominal “biaya dan penghasilan” dapat dipindahkan ke kolom
bagian laba atau rugi, lalu debit dapat dipindahkan ke dalam kolom bagian debit
dan kredit dapat dipindahkan ke dalam kolom bagian kredit.
Jumlahkan pada isi kolom rugi atau laba dan pastikan saldo rugi atau laba. Saldo
laba dapat dipindahkan ke dalam kolom bagian neraca sebelah kredit dan saldo
rugi dapat dipindahkan ke dalam kolom neraca sebelah bagian debit.
Jumlahkan pada bagian kolom neraca dan jumlahnya antara debit dengan kredit
harus balance. Selanjutnya semua kertas kerja dapat ditutup dengan
memberikan garis dua di bagian bawahnya.
Metode Dalam Penyusunan Kertas Kerja
Ada Beberapa metode yang dapat kita gunakan dalam meyusun laporan kertas
kerja dan metode dalam penyusun laporan kertas kerja di bagi menjadi dua bagian,
dua metode tersebut adalah sebagai berikut :
1. Metode Akun Laba Atau Rugi
Jumlah dari akun seperi akun laba atau rugi pada bagian kolom ayat sebuah jurnal
penyesuaian setelah selesai maka akan dihitung pada laba atau rugi dan wajib untuk
dipindahkan ke dalam kolom bagian neraca sehingga bila ada sisa dapat disesuaikan.
Masukkan datanya sesuai dengan yang sudah terhitung sebelumnya, pada bagian
kolom laba atau rugi di sebelah debit dan di sebelah kredit, karena pada bagian-
bagiannya telah punya kolom masing-masing.
2. Metode Akun Harga Pokok Pada Penjualan
Jumlah dari akun dari adanya cost harga pokok pada penjualan maka sebelah debit
dan sebelah kredit pada bagian kolom ayat jurnal penyesuaian dapat dihitung lalu
dicari perbandingannya. Setelah semua telah selesai dengan mencari
perbandingannya, maka perbandingannya tersebut dapat kamu dipindahkan ke kolom
bagian neraca dan sisa nya dapat disesuaikan dan kolom bagian laba atau rugi yang
ada di sebelah bagian kolom debit dan sebelah kolom bagian kredit.
Syarat Dalam Membuat Kertas Kerja
Pembahasan secara teknis serta dalam keahlian profesi secara profesional dari
seorang pembuat laporan kertas kerja dapat terlihat dari sebuah kinerja pegawai yang
bkerja di dalam sebuah perusahaan dengan tugas membuat sebuah laporan kertas
kerja yang sering dibuat olehnya. Untuk dapat memenuhi standar sebuah tuntutan
pekerjaan maka, terdapat 5 persyaratan dalam membuat kertas kerja sebagai
tuntutan kerja di dalam perusahaan yang harus dipenuhi serta diperhatikan dengan
secara baik-baik. Kelima syarat tersebut adalah sebagai berikut :
1. Informasi Secara Lengkap
Data yang harus diberikan pada pihak perusahaan adalah laporannya harus benar-
benar lengkap berarti berisi tentang keseluruhan informasi yang diperoleh atau data
penting yang harus ditunjukan dan tidak membutuhkan penjelasan lisan secara lebih
lanjut.
2. Memperhatikan Penulisan dan Perhitungan
Dalam menulis sebuah laporan kertas kerja harus dangat teliti dan detail berarti setiap
penulisan ketas kerja harus benar-benar dapat memperhatikan pada penulisan dan
perhitungan dalam laporan dengan seksama. Jangan sampai ada salah tulis dan hitung
sedikit pun, jika salah maka perusahaan akan mengalami kerugian.
3. Pembatasan Informasi
Laporan Kertas kerja harus di buat dengan seringkas mungkin berarti ada pembatasan
pada suatu data atau dengan sebuah informasi yang akan dilaporkan, perlunya ada
sebuah pembahasan dalam hal pokok dengan secara relevan, sehingga data dan
informasi dalam penyajiannya disampaikan dengan secara ringkas.
4. Penyusunan dan Penyajian Informasi
Penyusunan pada Laporan Kertas kerja dan penyajian informasi Laporan Kertas kerja
harus mempunyai kejelasan. tidak ada memunculkan makna yang berbeda. Oleh
karena itu, dalam meyusun Laporan Kertas kerja dalam bentuk sajian data atau
informasi harus dapat secara sistematik perlu dilakukan.
5. Rapi Dan Teratur
Dalam pembuatan Kertas kerja maka perlu adanya suatu dalam bentuk disajikan
dengan secara rapi dan teratur, sehingga akan mempermudah pada saat akan ada
permeriksaan data pada Laporan Kertas kerja sudah teratur dan tersusun secara rapih
sehingga dapat mempercepat proses pemeriksaan Laporan Kertas kerja yang telah
dibuat.
G. Jurnal Penutup
Jurnal penutup (closing entries) adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode
akuntansi untuk menutup akun-akun nominal sementara. Akibat penutupan ini, saldo
akun-akun tersebut akan menjadi 0 (nol) pada awal periode akuntansi. Akun yang
ditutup adalah akun nominal dan akun pembantu modal. Komponen yang termasuk
sebagai akun nominal adalah pendapatan dan beban, sedangkan akun pembantu
modal adalah prive dan ikhtisar laba/rugi. Setelah jurnal penutup diposting ke setiap
akun, maka yang tersisa adalah perkiraan riil (assets, liabilities, capital/equity).
Tujuan dan Fungsi Pembuatan Jurnal Penutup