The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by maszbayu34, 2022-12-15 07:15:26

ebook akutansi

materi tetang akutansi

Berikut adalah beberapa tujuan dan fungsi pembuatan jurnal penutup (closing
entries):

1. Menutup saldo yang terdapat pada semua perkiraan sementara, sehingga
perkiraan tersebut menjadi 0 (nol).

2. Agar saldo akun modal menunjukkan jumlah yang sesuai dengan keadaan pada
akhir periode, sehingga saldo akun modal akan sama dengan jumlah modal akhir
yang dilaporkan di neraca.

3. Memisahkan transaksi jurnal pendapatan dan beban agar tidak bercampur dengan
jumlah nominal dari pendapatan dan beban pada tahun selanjutnya.

4. Menyajikan neraca awal periode berikutnya setelah dilakukan penutupan buku.
5. Mempermudah ketika dilaksanakan pemeriksaan, karena telah dilakukan

pemisahan transaksi yang terjadi antara periode sekarang dengan transaksi pada
periode akuntansi selanjutnya.
6. Menyajikan informasi keuangan yang sebenarnya (riil) dari suatu perusahaan
setelah dilakukan penutupan buku. Akun yang sesungguhnya terdiri atas harta,
kewajiban dan ekuitas.

Untuk menjalakan bisnis tidak boleh sembarangan. Diperlukan pengetahuan yang
memadai terkait usaha berserta aktifitas yang ada di dalamnya, salah satunya adalah
persoalan laporan keuangan.

Metode yang Digunakan untuk Mencatat Jurnal Penutup Perusahaan Dagang

Dalam melakukan pencatatan ayat jurnal penutup perusahaan dagang,
umumnya ada 2 metode yang digunakan yaitu:

Metode Periodik
Metode ini banyak digunakan oleh perusahaan yang menjual barang secara

eceran dengan harga yang lebih terjangkau di mana pencatatannya dilakukan pada
setiap akhir periode. Namun, metode ini memiliki kekurangan karena tidak bisa
melacak seberapa banyak jumlah persediaan stok barang pada rentang waktu
tertentu. Hal ini dikarenakan tidak adanya pencatatan transaksi pembelian barang di
debit, ataupun transaksi penjualan barang pada posisi kredit. Perhitungan jumlah
persediaan hanya dapat dilakukan melalui proses perhitungan fisik setiap periodenya
dengan menyesuaikan jumlah barang yang tersedia saja. Metode ini juga kurang cocok
digunakan untuk perusahaan besar karena jumlah barang yang masuk dan keluar

cukup tinggi. Nah, kesimpulannya, metode pencatatan secara periodik ini dilakukan
ketika ada transaksi pembelian (posisi debit) dan penjualan (posisi kredit).

Metode Perpetual
Bagi perusahaan yang menjual barangnya dengan nilai yang tinggi akan lebih

cocok menggunakan metode perpetual. Alasannya karena metode ini dilakukan
secara terperinci dan terus menerus atas semua transaksi sehingga pencatatan harus
lebih detail. Keuntungannya, metode ini juga memiliki keakuratan yang lebih tinggi.
Selain itu, Anda juga dapat mengetahui jumlah persediaan barang kapan pun yang
Anda inginkan. Transaksi pembelian akan dicatat ke dalam akun persediaan pada
debit, sedangkan penjualan akan mencatat persediaan dengan harga pokok dikredit.

Komponen Akun dalam Pembuatan Jurnal Penutup
Jurnal penutup digunakan untuk menutup beberapa akun yaitu pendapatan,

beban, ikhtisar laba/rugi, dan prive. Ini juga dapat didefinisikan sebagai entri jurnal
yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk mentransfer saldo berbagai akun
sementara atau akun nominal ke akun permanen dalam buku besar. Jurnal ini biasanya
dibuat ketika laporan keuangan tahunan perusahaan selesai disusun. Hal ini untuk
memastikan bahwa setiap akun pendapatan dan pengeluaran memiliki saldo 0 (nol)
untuk memulai siklus akuntansi berikutnya yaitu periode baru dalam sebuah
perusahaan.
Berikut adalah masing-masing komponen atau akun akun dalam jurnal penutup
(closing entries):

1. Akun Pendapatan
Definisi dari pendapatan perusahaan adalah hasil atau penghasilan yang

diperoleh perusahaan. Terdapat 2 jenis pendapatan yaitu pendapatan usaha yang
merupakan pendapatan yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha
perusahaan dan pendapatan di luar usaha yang merupakan pendapatan yang tidak
berhubungan langsung dengan kegiatan usaha. Pendapatan yang berhubungan
langsung dengan kegiatan usaha perusahaaan didapatkan dari hasil penjualan barang
atau jasa dan sangat dipengaruhi oleh proses produksi. Sedangkan pendapatan di luar
usaha dapat berasal dari beberapa sumber seperti pendapatan yang didapat dari
penjualan mesin, sewa gedung, dan lainnya. Seluruh penghasilan tersebut dicatat
dalam buku besar di bagian akun pendapatan.

Menutup seluruh akun pendapatan dapat dilakukan dengan cara memindahkan
rekening akun pendapatan ke rekening ikhtisar laba rugi. Jadi, akun pendapatan

perusahaan berpasangan dengan ikhtisar laba rugi dalam jurnal penutup, di mana
akun pendapatan dicatat dalam posisi debet, sedangkan untuk ikhtisar laba rugi di
posisi kredit.
Berikut adalah contoh pencatatan transaski ayat jurnal penutup untuk akun
pendapatan:

2. Akun Beban
Komponen selanjutnya adalah akun beban. Pengertian beban sendiri adalah

pengorbanan yang terjadi selama melakukan kegiatan usaha untuk memperoleh
pendapatan. Ada dua jenis akun beban yaitu beban usaha yang merupakan
pengorbanan langsung untuk kegiatan usaha dan beban lain-lain yang merupakan
beban yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan usaha. Akun beban yang
berhubungan secara langsung dengan kegiatan usaha atau operasional perusahaan
misalnya berupa biaya listrik, biaya sewa bangunan, dan juga gaji karyawan. Adapun
contoh beban yang tidak berhubungan langsung dengankegiatan usaha adalah bunga
pinjaman bank. Menutup seluruh akun beban dapat dilakukan dengan cara
memindahkan rekening akun beban ke ikhtisar laba/rugi.
Di bawah ini merupakan contoh pencatatan ayat transaksi jurnal penutup untuk akun
beban:

3. Ikhtisar Laba/Rugi

Menutup seluruh akun ikhtisar laba/rugi dengan cara memindahkan saldo ikhtisar
laba/rugi ke akun modal. Di sini ada dua kondisi yang bisa terjadi, laba (pendapatan
lebih besar dari beban) atau rugi (pendapatan lebih kecil dari beban). Apabila
memperoleh laba, maka akun ikhtisar laba/rugi didebitkan dan akun modal
dikreditkan.
Di bawah ini adalal contoh pencatatan ayat jurnal penutuk untuk ikhtisar laba / rugi:

Dan, apabila rugi, maka akun modal didebitkan dan ikhtisar laba/rugi dikreditkan

4. Akun Prive
Akun prive mencatat pengeluaran pribadi pemilik usaha dan biasanya hanya

terjadi pada perusahaan berskala kecil. Pengeluaran tersebut tetap harus dicatat
dalam bentuk prive baik itu dalam buku besar atau jurnal penutup karena akan
mempengaruhi posisi modal. Akun prive dipasangkan dengan modal, maksudnya
pengeluaran prive dikategorikan sebagai penarikan modal pribadi si pemilik.
Berikut adalah contoh pencatatan ayat jurnal penutup untuk akun prive:

Note : saldo laba bersih dicatat dengan jurnal penutup

Bagaimana Cara Membuat Jurnal Penutup?
Jurnal penutup yang disusun tergantung dari bentuk perusahaan, baik itu

berupa PT, CV, firma, ataupun perusahaan perseorangan, karena struktur modal dari
jenis perusahaan di atas tentu saja berbeda.
Entri penutupan juga mengatur saldo semua akun sementara (pendapatan, biaya,
dividen) ke nol untuk periode berikutnya.
Berikut ringkasan akun baru yang dimasukkan ke jurnal penutupan:

Tidak seperti akun pendapatan penjualan yang memiliki posisi saldo normal di
kredit, akun diskon penjualan dan retur penjualan merupakan akun kontra-
pendapatan yang mempunyai posisi saldo normal di debit.
Sebagai gambaran, berikut contoh soal atau kasus alur pembuatan ayat jurnal
penutup pada perusahaan PT Maju Jaya Bersama dimulai dari membuat neraca saldo
yang sudah disesuaikan ini:

Sebagai informasi tambahan, saldo awal laba ditahan perusahaan Maju Jaya Bersama
adalah Rp 260.000.000.

Berikut adalah langkah – langkah atau cara membuat jurnal penutup (closing
entries):
1. Menutup tipe akun penjualan yang mempunyai posisi saldo di kredit

Di sini Anda akan menutup akun pendapatan, mentransfer saldo kredit di akun
pendapatan ke akun kliring yang disebut Ringkasan Pendapatan (Income Summary).
Sesuai neraca saldo di atas, terdapat dua akun yang berada di posisi kredit yaitu
Pendapatan Penjualan dan Pendapatan Bunga:

2. Menutup akun biaya-biaya dan kontra-pendapatan
Cara membuat jurnal penutup yang kedua adalah menutup segala rekening

biaya dan akun kontra-pendapatan, mentransfer saldo debit dalam akun pengeluaran
dan akun kontra-pendapatan ke akun Ringkasan Pendapatan. Akun yang akan ditutup
adalah diskon penjualan, retur penjualan, biaya operasional, biaya administrasi, dan
biaya bunga.

3. Menutup akun ringkasan pendapatan ke laba ditahan
Menutup akun Ringkasan Pendapatan, mentransfer saldo akun Ringkasan

Pendapatan ke akun Laba Ditahan. Sebelumnya, akun ringkasan pendapatan pada
posisi debit dan kredit harus disesuaikan. Nilai ini harus sama dengan nominal laba
atau rugi bersih pada laporan laba rugi.

4. Membuat jurnal penutup dengan menutup akun dividen ke laba ditahan
Tutup akun Dividen mentransfer saldo debet dari akun Dividen ke akun Laba

Ditahan. Dividen adalah penghasilan yang menjadi hak bagi investor sesuai
kesepakatan. Maka dari itu harus dikurangkan (didebit) dari akun ekuitas laba
ditahan.

5. Membuat laporan laba ditahan
Setelah itu, barulah laporan laba ditahan bisa dibuat seperti berikut ini:

Contoh Jurnal Penutup

Pendapatan yang diperoleh oleh PT Jurnal Karya per 31 Desember 2021 adalah
sebesar Rp 200.000.000

Perusahaan ini juga mengeluarkan sejumlah biaya yaitu

Biaya gaji dan upah Rp 20.000.000

Biaya perlengkapan Rp 10.000.000

Biaya penyusutan perlengkapan Rp 3.000.000

Biaya penyusutan bangunan Rp 5.000.000

Beban bunga Rp 2.000.000

Nilai laba ditahan yaitu sebesar Rp 50.000.000 dan dividen Rp 30.000.000.

Berikut adalah contoh laporan jurnal penutup (closing entries) berdasarkan informasi
kasus perusahaan dagang di atas.

Kesimpulan
Dengan jurnal penutup (closing entries), maka segala akun akan dikembalikan

ke posisi nol sehingga siap untuk memulai pencatatan dan pelaporan laporan
keuangan perusahaan dagang, jasa, ataupun manufaktur Anda untuk tahun
berikutnya. Perusahaan dapat menilai kinerja perusahaan selama periode
sebelumnya dan memperhitungkan langkah perusahaan selanjutnya. Maka dari itu,
laporan ini harus dibuat dengan teliti dan tepat.

H. Laporan Keuangan
Secara umum laporan finansial atau laporan keuangan adalah laporan yang

berisi pencatatan uang dan transaksi yang terjadi dalam bisnis, baik transaksi
pembelian maupun penjualan dan transaksi lainnya yang memiliki nilai ekonomi dan
moneter. Biasanya laporan ini dibuat dalam periode tertentu. Penentuannya

ditentukan oleh kebijakan perusahaan apakah dibuat setiap bulan atau setiap satu
tahun sekali, terkadang perusahaan juga menggunakan keduanya.

Laporan keuangan dibuat untuk mengetahui kondisi finansial perusahaan
secara keseluruhan. Sehingga para stakeholder dan pengguna informasi akuntansi
bisa melakukan evaluasi dan cara pencegahan dengan tepat dan cepat jika kondisi
keuangan usaha mengalami masalah atau memerlukan perubahan. Mengingat
pentingnya hal itu, maka laporan ini harus dibuat dengan tepat, cermat dan diperlukan
pertanggungjawaban yang diserahkan secara mutlak kepada orang berkompeten
dibidangnya, seperti seorang akuntan.

Dia yang harus mempresentasikan laporan yang telah dibuatnya dengan detail
di depan para stakeholder yang biasanya ini dilakukan pada saat evaluasi kinerja
keuangan tahunan. Jika melihat dari penjelasan di atas tentu bisa ditarik kesimpulan
kalau pengertian laporan keuangan adalah laporan yang berisi data transaksi
keuangan perusahaan pada periode tertentu. Yang mana laporan tersebut harus
dilaporkan dan dipertanggungjawabkan sebagai pembahasan evaluasi untuk
perkembangan usaha ke depan.

Jenis-jenis Laporan Keuangan

Terdapat lima jenis laporan keuangan utama pada bisnis. Semuanya disesuaikan
dengan bentuk transaksi yang terjadi di dalam perusahaan. Karena setiap laporan ini
memiliki fungsi dan prinsip yang berbeda, tentu mereka yang membuat laporan ini
harus bisa membedakan pembuatan laporan keuangan yang sesuai dengan
peruntukannya.

Berikut adalah penejelasan lima jenis laporan keuangan utama perusahaan lengkap
beserta jenis dan fungsinya yang bisa Anda ketahui.

1. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah laporan finansial perusahaan yang dibuat oleh bisnis
untuk mengetahui pengeluaran dan pemasukan bisnis secara mendetail. Isi dari
laporan ini ialah data-data pendapatan sekaligus beban yang ditanggung oleh
perusahaan. Biasanya laporan ini dibuat untuk menjelaskan kondisi keuangan
perusahaan pada periode tertentu. Maka dari itu, sebagian besar laporan dikerjakan
pada akhir tahun atau akhir bulan, sesuai ketentuan di perusahaan tersebut. Dengan
adanya laporan laba rugi, para stakeholder bisa mengetahui kondisi finansial

perusahaan yang terkini. Sehingga laporan tersebut bisa dijadikan sebagai dasar
evaluasi untuk langkah kebijakan selanjutnya.
 Laporan Laba Rugi Single Step
Laporan laba rugi single step atau langkah tunggal hanya menunjukkan satu kategori
pendapatan dan satu kategori pengeluaran. Laporan ini bersifat sederhana, tidak
berisi detail perputaran keuangan yang terjadi pada perusahaan tersebut. Persamaan
yang digunakan dalam laporan laba rugi single step adalah:

Penghasilan Bersih = (Pendapatan + Keuntungan) – (Beban + Kerugian)

Laporan laba rugi single step menggunakan persamaan dasar akuntansi langsung
dari aktivitas keuangan bisnis Anda. Mudah dipahami dan relatif mudah dibuat dan
cocok untuk bisnis berskala kecil.

 Laporan Laba Rugi Multiple Step

Laporan laba rugi multiple step berisi lebih banyak informasi umum daripada yang
disertakan dalam laporan laba rugi single step, tetapi laporan ini menggunakan banyak
persamaan untuk menentukan keseluruan perhitungan laba rugi. Laporan laba rugi
multiple step memecah pendapatan operasional dan biaya operasional juga
pendapatan non-operasional dan biaya non-operasional.
Laporan laba rugi ini memisahkan pendapatan dan pengeluaran yang terkait langsung
dengan operasi bisnis dari yang tidak terkait langsung dengan operasinya.
Laporan laba rugi multiple step menggunakan tiga formula akuntansi yang berbeda
untuk mengetahui nilai akhir pada laba bersih:

1. LABA KOTOR = PENJUALAN BERSIH – BIAYA BARANG TERJUAL
Harga pokok penjualan dikurangi dari penjualan bersih. Ini memberikan laba kotor.

2. PENDAPATAN OPERASI = LABA KOTOR – BEBAN OPERASI
Biaya operasional dikurangi dari laba kotor. Ini memberi Anda penghasilan
operasional.

3. PENGHASILAN BERSIH = PENGHASILAN OPERASI + ITEM NON-OPERASI
Pendapatan operasional ditambahkan ke pendapatan non-operasional bersih,
keuntungan, beban dan kerugian. Angka terakhir ini memberikan laba bersih atau rugi
bersih bisnis untuk periode pelaporan.

Tujuan dibuatnya laporan laba rugi baik single step maupun multiple step adalah
untuk mengetahui apakah perusahaan mendapatkan keuntungan atau justru
kerugian. Efeknya ialah mempertahankan yang untung dan sebisa mungkin mencari
solusi bagaimana yang rugi bisa tertutupi.

2. Laporan Arus Kas
Jenis laporan keuangan yang kedua adalah laporan arus kas. Laporan arus kas

atau yang biasa disebut dengan cashflow ini sendiri dapat diartikan sebagai catatan
keuangan yang berisi informasi tentang pemasukan dan pengeluaran selama satu
periode. Laporan ini akan sangat berguna ketika Anda akan mengevaluasi struktur
keuangan (likuiditas dan solvabilitas), serta aktiva bersih perusahaan. Tak hanya itu,
Anda pun bisa memanfaatkannya sebagai strategi adaptif menghadapi perubahan
keadaan dan peluang.

Laporan arus kas juga harus dibuat oleh akuntan atau bagian finance, setelah
itu diserahkan kepada pihak stakeholder agar ditindaklanjuti untuk memastikan
semua pos pengeluaran dan pemasukan berjalan dengan baik.

3. Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal atau ekuitas adalah salah satu jenis laporan

keuangan yang penting terutama untuk perusahaan publik. Tujuan pembuatannya
adalah agar perusahaan dapat menggambarkan peningkatan maupun penurunan dari
aktiva bersih (kekayaan) dalam periode tertentu dengan prinsip pengukuran tertentu
untuk dianut. Mengapa laporan keuangan ini akan ditemukan pada berbagai
perusahaan besar atau publik? Sebab, sebagian besarnya mempunyai struktur
kepemilikan yang kompleks dalam perubahan-perubahan akun ekuitas di tahun
terkait.

Tujuan dari dibentuknya laporan perubahan modal yakni memberi laporan
mengenai perubahan modal kerja dan membuat ikhtisar dari investasi dan dana yang
dihasilkan di dalam suatu periode serta aktiva pembayaran.

4. Laporan Neraca
Laporan keuangan yang selanjutnya adalah laporan neraca. Laporan neraca

atau balance sheet biasanya terdapat beberapa informasi mengenai akun-akun aktiva,
serta hal-hal yang menjadi kewajiban perusahaan dalam satu periode. Dalam
penerapannya, laporan neraca terdapat dua macam. Yaitu bentuk stafel atau vertikal
serta bentuk skontro atau horizontal. Pada hakikatnya, laporan neraca adalah
gabungan dari segala laporan keuangan. Ini juga dibuat dalam waktu tertentu yang
normalnya adalah satu tahun sekali. Tujuannya adalah untuk menentukan langkah
terkait finansial di tahun selanjutnya.

Laporan neraca merupakan laporan keuangan yang sangat penting karena
dalam laporan ini terdapat segala informasi terkait siapa pemegang saham dari suatu
perusahaan, siapa kreditur yang ada, peraturan pemerintah yang ada, dan berbagai

kebijakan lainnya. Beberapa informasi tersebut sangatlah penting, sehingga tidak
boleh bocor, semua informasi tersebut memiliki beberapa peran untuk kemajuan
suatu perusahaan. Jadi hanya orang-orang internal lah yang boleh mengetahui
informasi-informasi tertentu.

Selain itu, kegunaan lainnya dari laporan neraca adalah untuk mengetahui
beberapa kondisi keuangan dalam sebuah perusahaan. Laporan ini menunjukkan
apakah perusahaan tersebut memiliki kondisi yang sehat atau tidak. Laporan
keuangan ini menjadi prioritas di perusahaan. Minimal untuk mengetahui apakah data
laporan secara akumulatif memang sesuai dengan data-data yang terpisah di laporan-
laporan sebelumnya. Data dalam laporan neraca tidak boleh selisih serupiah pun. Jika
ada selisih berarti ada yang salah dan harus dilakukan revisi. Ini merupakan tugas
akuntan atau bagian keuangan yang harus melakukan revisi sampai waktu yang
ditentukan. Jika tidak di revisi akan terjadi ambiguitas ketika membaca semua laporan
keuangan perusahan.

5. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan mengacu pada informasi tambahan yang
membantu menjelaskan bagaimana perusahaan sampai pada angka laporan
keuangannya.Catatan ini juga membantu menjelaskan penyimpangan atau anggapan
inkonsistensi dalam metodologi akun tahun ke tahun.

Catatan catatan laporan keuangan bukanlah hal yang wajib , hanya untuk
memberikan kejelasan kepada mereka yang membutuhkannya tanpa memiliki
informasi yang ditempatkan di kolom pernyataan. Namun demikian, informasi yang
termasuk dalam catatan atas laporan finansial seringkali penting karena dapat
mengungkapkan masalah mendasar terhasap kesehatan keuangan perusahaan.

Fungsi Laporan Keuangan Untuk Bisnis

Laporan keuangan dibuat untuk fungsi tertentu. Yang jelas sebagai sarana untuk
menentukan kebijakan pimpinan terkait perusahaan di periode selanjutnya. Berikut
ini akan dijelaskan fungsi yang lebih lengkap:

1. Untuk Menilai Kondisi Usaha

Seluruh laporan ini berguna sebagai penilai kondisi usaha. Maksudnya jika dari catatan
keuangan terlalu banyak kerugian, berarti perusahaan sedang mengalami
kemunduran. Sebaliknya jika di dalam laporan tersebut banyak data profit, berarti
usaha sedang berkembang. Dengan penilaian ini tentu pihak pimpinan bisa
menentukan sikap melanjutkan usaha atau malah menutupnya karena kerugian usaha
yang kronis.

2. Sebagai Bahan Evaluasi

Laporan keuangan diperlukan untuk bahan evaluasi. Bisa dipastikan jika tidak ada
laporan tersebut, evaluasi yang dilakukan tidak akan maksimal bahkan seperti
melakukan hal yang sia-sia. Seluruh laporan ini adalah parameter evaluasi untuk
menjelaskan permasalahan dan solusinya. Jika terjadi kemunduran perusahaan, maka
bisa ditentukan apa penyebab kemunduran tersebut dan bagaimana jalan keluarnya.
Jika evaluasi ini berjalan maksimal, tentu kebijakan selanjutnya lebih mudah. Karena
sudah ditemukan penyebab masalahnya dan solusi terbaiknya. Maka evaluasi yang
dilakukan pada periode selanjutnya diharapkan untuk menuntaskan masalah agar
tidak terulang lagi.

3. Bentuk Pertanggungjawaban Perusahaan

Laporan keuangan juga berfungsi sebagai pertanggungjawaban perusahaan. Baik
kepada investor maupun kepada pemerintah yang terkait dengan pajak dan lain
sebagainya. Jika laporan finansialn detail, berarti peruhaan Anda kredibel di mata para
stakeholder. Paling tidak manajemen di dalamnya memang berjalan dengan baik
sesuai degan porsinya masing-masing. Sebaliknya perusahaan dengan laporan
finansial berantakan bisa dikatakan sebagai badan usaha yang tidak kredibel dan
berpotensi mengalami masalah kedepannya.

BAB 5
Studi Kasus

A. Soal
I. INFORMASI KEBIJAKAN PERUSAHAAN

A. Identitas Perusahaan Dan Usaha Pokok
UD. MAHKOTA beralamat di Jalan Yos Sudarso No 49 Jakarta, Telepon/Fax
(021) 240 1234, Email Address: [email protected]

Perusahaan bergerak dalam bidang usaha jual beli lap top: Sebagai
distributor tunggal, perusahaan tersebut membeli barang dagangannya
secara kredit dari beberapa importir di Jakarta , dan menjualnya secara
kredit ke beberapa Toko di kota Jakarta . Perusahaan juga melayani
penjualan tunai secara eceran dengan harga khusus.

Perusahaan terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Jakarta , Raka dengan
nomor NPWP dan NPPKP: 09.395.652.057.000 dan klasifikasi lapangan
usaha (KLU) nomor 67500

B. Kebijakan Akuntansi
UD MAHKOTA mengambil kebijakan sebagai berikut:

1. Umum
a. Sistim berpasangan dengan dasar akrual basis.
b. Periode akuntansi tahunan, dimulai dari 1 Januari s.d. 31 Desember.
c. Sub periode akuntansi: 12 bulan

d. Pada setiap akhir bulan disusun Neraca Saldo.
e. Jurnal khusus dan jurnal umum untuk mencatat transaksi.
f. Transaksi menggunakan mata uang rupiah (single currency)

2. Pembelian
a. Setiap pembelian akan diperhitungkan PPN Masukan 10% dari nilai
pembelian.
b. Beban transport ditanggung oleh perusahaan.
c. Setiap retur pembelian akan diperhitungkan pengurangan atas nilai
hutang dan PPN Masukan
d. Termin pembayaran net 30.
e. Keterlambatan pembayaran hutang didenda 1% dari nilai hutang
(pembelian).
f. Asumsi: Faktur pembelian yang diterima sesuai dengan Faktur Pajak
Standar.

3. Pengeluaran Kas
a. Pengeluaran kas di atas Rp. 1.000.000,- dilakukan dengan Cek.
b. Setiap pengeluaran Cek harus didukung dengan Bukti Pengeluaran
Kas.
c. Setiap pengeluaran kas sebesar Rp. 1.000.000,- atau kurang dilakukan
dengan dana kas kecil.
d. Sistim pencatatan kas kecil menggunakan dana tidak tetap (sistim
fluktuasi)
e. Pengisian kas kecil dilakukan ketika saldonya Rp. 500.000,- atau
kurang.

4. Penjualan
a. Setiap penjualan akan diperhitungkan PPN Keluaran 10% dari nilai
penjualan.
b. Beban transport penjualan dibebankan kepada pembeli.
c. Setiap retur penjualan akan diperhitungkan pengurangan atas nilai
piutang dan PPN Keluaran.
d. Termin pembayaran net 30.
e. Keterlambatan membayar piutang didenda 1% dari nilai piutang
(penjualan).
f. Penjualan jasa pelatihan dilakukan secara tunai ditambah 10% PPN
Keluaran.

g. Asumsi: Faktur penjualan yang dibuat sesuai dengan Faktur Pajak
Standar.

5. Penerimaan Kas
a. Setiap penerimaan kas langsung disetor ke bank Mandiri.
b. Dana perusahaan disimpan dalam rekening nomor 0012-11-12345
Bank Mandiri, Jakarta Tg. Priok.

6. Penilaian Persediaan Barang
a. Sistim perpectual dengan metode FIFO ( First In First Out)
b. Disediakan kartu barang untuk mencatat persediaan, keluar dan
masuk untuk setiap item barang dagangan.

7. Penyusutan Aktiva Tetap
a. Penyusutan atau depresiasi aktiva tetap dihitung dengan metode garis
lurus.
b. Perhitungan dan pencatatan beban depresiasi dilakukan pada setiap
akhir bulan.

2. DAFTAR AKUN FUNGSI UNTUK MENCATAT MUTASI
NILAI:
C NAMA AKUN
Kas di bank
Current Assets : Kas kecil
1-1100 Cash in Bank Piutang dagang
1-1200 Petty Cash Penyisihan atau cadangan kerugian piutang
1-1300 Accounts Receivable Persediaan barang dagangan
1-1400 Allowance for Doubtful Debt Perlengkapan toko
1-1500 Merchandise Inventory Asuransi dibayar dimuka
1-1600 Store Supplies Sewa dibayar dimuka
1-1700 Prepaid Insurance Uang muka PPh Ps 25
1-1800 Prepaid Rent
1-1900 Prepaid Tax Peralatan
Akumulasi penyusutan peralatan
Fixed Assets :
1-2100 Equipment at Cost Hutang dagang
1-2110 Equipment Accum Dep Hutang biaya
Hutang pajak penghasilan (PPh)
Current Liabilities : Hutang PPN
2-1100 Accounts Payable PPN Keluaran
2-1200 Expense Payable PPN Masukan
2-1300 Income Tax Payable
2-1400 PPN Payable Hutang jangka panjang
2-1500 PPN Outcome
2-1600 PPN Income Modal Raka
Prive Raka
Long Term Liabilities :
2-2100 Bank Permata Loan

Equity : Raka Capital
3-1100 Raka Drawing
3-1200

3-1300 Income Summary Ikhtisar laba-rugi

Revenues : Penjualan barang dagangan
4-1100 Sales Retur penjualan
4-1200 Sales Retur

Cost Of Goods Sold : Harga pokok penjualan
5-1100 Cost of goods Sold Beban transportasi pembelian
5-1200 Freight Paid

Operating Expenses : Beban iklan
6-1000 Advertising Expenses Beban telepon dan listrik
6-1100 Telephone & Electricity Expenses Beban perlengkapan toko
6-1200 Store Supplies Expenses Beban kerugian penghapusan piutang
6-1300 Bad Debts Expenses Beban depresiasi aktiva tetap (peralatan)
6-1400 Depreciation expenses Beban asuransi
6-1500 Insurance expense Beban sewa toko
6-1600 Rent Expense Beban upah dan gaji
6-1700 Wages & Salaries Beban-beban operasi lainnya
6-1800 Other Operating Expenses

Other Revenues and Gains : Pendapatan bunga
8-1100 Interest Revenue

Other Expenses and Losses : Beban bunga
9-1100 Interest Expense Beban administrasi bank
9-1200 Bank Service Charge Beban pajak penghasilan (PPh)
9-1300 Income Tax Expense


Click to View FlipBook Version