36
lakukan pada sampel, maka analisisnya dapat menggunakan
statistik deskriptif maupun inferensial.
3.6.2. Analisis Interval
“Interval memiliki karakteristik nominal (klasifikasi) dan
ordinal (urutan), dan ada equal intervals atau menggambarkan
equalspacing between members. Ukuran interval memiliki sifat
nominal dan ordinal, ditambah ukuran dapat menetapkan jumlah
jarak antara kategori.” (Silalahi, 2012:223).
Kecenderungan dari variasi jawaban responden terhadap variabel-
variabel penelitian dapat ditentukan berdasarkan distribusi frekuensi,
dimana terlebih dahulu dapat ditentukan nilai interval untuk menentukan
kategori jawaban dengan formulasi sebagai berikut :
Interval kelas = nilai tertinggi – nilai terendah
5 kriteria
Dimana :
a) Nilai tertinggi adalah 5 dan nilai terendah adalah 1.
b) Jumlah kriteria adalah 5 yaitu : sangat tidak setuju, kurang setuju,
netral, setuju, sangat setuju
c) Mengingat skor nilai untuk masing - masing altenatif jawaban dari
masing - masing variabel adalah minimal dan maksimal 5,
sedangkan variasi indikator untuk tiap variabel juga berbeda, maka
dapat di hitung interval dengan menggunakan rumusan diatas.
d) Distrubusi frekuensi dapat dikelompokkan (dikategorikan) seperti
ditujukan pada tabel berikut:
37
Tabel 3.4
Dasar Interprestasi Skor Rata-rata Penilaian Responden
No Nilai skor Interpretasi
1. 1.00 < rata-rata 1.8 Sangat Tidak setuju
2. 1.81 < rata-rata 2.60 Tidak Setuju
3. 2.61 < rata-rata 3.40 Netral
4. 3.41 < rata-rata 4.20 Setuju
5. 4.21 < rata-rata 5.00 Sangat Setuju
Sumber : (Sugiyono:2015)
3.6.3. Analisis Korelasi
Menurut Silalahi (2010:374), prosedur atau metode
mengukur derajat kekuatan hubungan (strenght of associationt)
antara dua variabel atau lebih, baik hubungan positif ataupun
hubungan negatif dinamakan teknik korelasional (correlation
tachnique). Kemudian satu ukuran tentang kekuatan hubungan
antara dua variabel disebut koefisien korelasi (correlationt
coefisient).
Rumus uji kolerasi:
Keterangan :
r =n
n = Banyaknya data
X = Variabel bebas (Kualitas Pelayanan dan Harga)
Y = Variabel terikat (Keputusan Pembelian)
Korelasi dilambangkan dengan r dengan ketentuan nilai r tidak lebih
dari harga (-1≤ r ≤ 1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasi negatif
38
sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 artinya korelasinya
sangat kuat.
Tabel 3.5
Interpretasi koefisien korelasi nilai r
Koefisien Interval Tingkat Hubungan
0,800 - 1,000 Sangat Kuat
0,600 - 0,799 Kuat
0,400 - 0,599 Cukup Kuat
0,200 - 0,399 Lemah
0,000 - 0,199 Sangat Lemah
3.6.4. Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2018:198) hasil penelitian yang valid bila
terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang
sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.
Rumus uji validitas :
n∑XY-(∑X)(∑Y)
rxy =
√(n∑X2 − (∑X)2(n∑Y2 − (∑Y)2)
(Sugiyono 2013:248)
Keterangan:
rxy = Koefisien koleransi antara skor variabel bebas (X)
dengan skor variabel terkait (Y)
∑X = Jumlah skor variabel bebas X
∑Y = Jumlah skor variabel terkait Y
n = Jumlah individu dalam sampel
39
3.6.5. Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2018:198) hasil penelitian yang reliabel
bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Instrumen
yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali
untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang
sama (konsisten).
Koefisien Alpha yang diperoleh dibandingkan dengan nilai kritis,
jika lebih besar dari krisis berarti instrumen reliabel. Pada taraf α = 0,05,
koefisien Alpha yang diperoleh masing-masing variabel adalah > 0,6 yang
diartinya instrumen yang digunakan Reliabel.
Menurut Sugiyono (2018:209), pengujian reliabilitas instrumen
dapat di lakukan secara eksternal maupun internal. Pada penelitian ini
menggunakan uji reliabilitas internal yang diperoleh dengan cara
menganalisis data dari hasil uji coba.
Untuk menguji reliabilitas internal dapat dilakukan dengan
beberapa cara. Salah satunya adalah rumus Alpha. Penggunaan rumus
Alpha didasarkan atas pertimbangan bahwa rumus ini dapat digunakan
untuk menguji reliabilitas instrumen yang skornya berbentuk skala 1 – 5.
Selain itu, teknik ini pun cocok dilakukan untuk mencari reliabilitas tes
bentuk uraian.
Rumus uji reliabilitas : ∑σb2
k 1-
ri = σt2
(k-1)
(Sugiyono 2017:186)
40
Keterangan :
ri = reliabilitas intrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyak soal
∑σb2 = jumlah varian butir
σt2 = varian total
3.6.6. Uji Asumsi Klasik
Menurut Gujarati dalam Danang Sunyoto (2016:133) pengujian ini
dilakukan untuk melihat model kemungkinan adanya gejala.
Heteroskedastisiktas, yaitu menujukan adanya varian yang tidak konstan
dari variabel residual, multikolinearitas yang merupakan keadaan dimana
satu atau lebih variabel bebas dapat dinyatakan sebagai kombinasi dari
variabel bebas lainnya, dan uji Autokorelasi yaitu menunjukan keadaan
dimana kesalahan pengganggu antara periode t dengan t-1 dalam regresi
linear.
1) Uji Linieritas
Uji linieritas digunakan untuk mengetahui hubungan antara
variabel bebas dan variabel terikat bersifat linier atau tidak. Regresi
dikatakan linier jika Fhitung< Ftabel, selain itu data dapat dikatakan linier jika
nilai signifikansi lebih besar dari alpha yang ditentukan yaitu 5% (0,05).
(Ghozali, 2009:154).
2) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal.
41
Seperti diketahui bahwa uji statistik t dan uji statistik F
mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika
asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah
sampel yang kecil” (Ghozali:2013).
Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal
probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi
normal. Distribusi normal akan membentuk garis lurus diagonal, dan
ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika
distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data
sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali:2013).
3) Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggupada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Autokorelasi muncul
karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama
lainnya. Hal ini sering ditemukan pada pada data runtut waktu karena
“gangguan” pada seseorang individu atau kelompok cenderung
mempengaruhi “gangguan” pada individu atau kelompok yang sama pada
periode berikutnya. Pada data corssection (silang waktu), masalah
autokorelasi relative jarang terjadi karena “gangguan” pada observasi yang
berbeda berasal dari individu (Imam Ghozali:2013).
“Pada data crossection (silang waktu), masalah autokorelasi relatif
jarang terjadi karena “gangguan” pada observasi yang berbeda berasal dari
42
individu atau kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah
regresi yang bebas dari autokorelasi” (Ghozali, 2013).
Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji durbin
watson dengan membandingan nilai durbin watsonhitung (d) dengan nilai
durbin watsontabel, yaitu batas atas (du) dan batas bawah (dL). Kriteria
pengujian adalah sebagai berikut :
a) Jika 0 < d < dL (batas atas), maka terjadi autokorelasi positif
b) Jika dL ≤ d ≤ du, maka tidak ada kepastian terjadi autokorelasi
positif atau tidak
c) Jika d-dL< d < 4-dL, maka terjadi autokorelasi negatif
d) Jika 4-du ≤ d ≤ 4-dL, maka tidak ada kepastian terjadi autokorelasi
positif atau tidak
e) Jika du < d < 4-du, maka tidak terjadi autokorelasi, positif atau
negatif
4) Uji Multikolinearitas
Bertujuan untuk menguji apakah model regresi di temukan adanya
korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi diantara variabel independen. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.
Multikolonieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance lawannya (2)
Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai tolerance yang rendah sama
dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=/Tolerance). Nilai cutoff yang umum
dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai
43
Tolerance ≥ 0,10 atau dama dengan nilai VIF ≥ 10 (Ghozali:2013).
5) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lainnya. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
Homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali:2013).
3.6.7. Analisis Regresi Linear Berganda
Menurut Sugiyono (2018:305) Analisis regresi ganda
digunakan oleh peneliti, bila peneliti meramalkan bagaimana
keadaan (naik turunnya) variabel dependen (Y), bila dua atau lebih
variabel independen (X), sebagai faktor prediktor dimanipulasi
(dinaikturunkan nilainya). Jadi analisi ganda akan dilakukan bila
jumlah variabel independennya minimal 2.
Dalam penelitian ini, analisis regresi ganda berperan sebagai
teknik statistik yang digunakan untuk menguji ada tidaknya Pengaruh
Kualitas Pelayanan dan Harga terhadap Keputusan Pembelian pada dealer
Yamaha SIP Gresik. Analisis regresi menggunakan rumus persamaan
regresi berganda untuk dua prediktor yaitu :
Y= a + b1X1 + b2X2
(Sugiyono 2018:305)
Dimana :
Y = Variabel terikat (keputusan pembelian)
b1,b2 = Koefisien regresi
X1 = Kualitas Pelayanan
44
X2 = Harga
3.6.8. Uji Hipotesis
a. Uji t
Uji t dilakukan untuk menguji signifikan pengaruh parsial antara
Kualitas Pelayanan (X1) dan Harga (X2) terhadap Keputusan
Pembelian (Y). Uji t dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
rp√n − 3
t=
√1 − rp2
(Sugiyono 2017:260)
Dimana :
rp = Kolerasi parsial yang ditentukan
n = Jumlah sampel
t = t hitung yang selanjutnya dikonsultasikan dengan t tabel
Gambar 3.1
Distribusi Penerimaan atau Penolakan Hipotesis Uji-t
Sumber : Sugiyono, (2011:182)
Adapun rumusan hipotesis dalam pengujian ini adalah sebagai berikut :
H0 : b1 = b2 = 0, artinya tidak dapat berpengaruh parsial antara Kualitas
Pelayanan (X1) dan Harga (X2) terhadap Keputusan Pembelian.
45
H1 : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya terdapat berpengaruh parsial antara Kualitas
Pelayanan (X1) dan Harga (X2) terhadap Keputusan Pembelian.
Kriteria pengujian dengan uji t adalah dengan membandingkan
tingkat signifikan dari nilai t (α = 0,05) dengan ketentuan sebagai
berikut:
Jika tingkat singnifikan uji t < 0,05 maka H0 diterima dan H1
ditolak, artinya terdapat pengaruh parsial antara Kualitas Pelayanan
(X1) dan Harga (X2) terhadap Keputusan Pembelian.
Jika tingkat signifikan uji t > 0,05 tabel, maka H0 ditolak dan
H1diterima, artinya terdapat pengaruh parsial antara Kualitas Pelayanan
(X1) dan Harga (X2) terhadap Keputusan Pembelian.
b. Uji F
Uji F digunakan menguji kesesuaian model regresi linier berganda.
Uji ini dilakukan untuk menguji kebenaran hipotesis kedua bahwa
terdapat pengaruh simultan antara X1 Pelayanan dan X2 harga
terhadap keputusan pembelian (Y). Uji dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
R2/k
F=
(1-R2)/(n-k-1)
(Sugiyono 2013:257)
Dimana :
R2=Koefisien Kolerasi ganda
K = Jumlah variabel independen
46
N = Jumlah anggota sampel
F = Fhitung yang selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel
Adapun rumusan hipotesis dalam pengujian ini adalah sebagai
berikut :
H0 : b1 = b2 = 0, artinya tidak dapat berpengaruh simultan antara
Kualitas Pelayanan (X1) dan Harga) (X2) terhadap Keputusan Pembelian.
H0 : b1 ≠ b2 ≠ ≠ 0, artinya terdapat berpengaruh simultan yang
sugnifikan antara Kualitas Pelayanan (X1) dan Harga (X2) terhadap
Keputusan Pembelian.
Kriteria pengujian dengan uji F adalah dengan membandingkan
tingkat signifikan dari nilai F (α = 0,05) dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Jika tingkat singnifikan uji F< 0,05 maka H0 diterima dan Ha
ditolak, artinya terdapat pengaruh simultan antara Kualitas
Pelayanan (X1) dan Harga (X2) terhadap Keputusan Pembelian.
b) Jika tingkat signifikan uji F> 0,05 tabel, maka H0 ditolak dan H1
diterima, artinya terdapat pengaruh parsial antara Kualitas
Pelayanan (X1) dan Harga (X2) terhadap Keputusan Pembelian.
3.6.9. Koefisien Korelasi Berganda
Koefisien determinasi (R2) pada intinya untuk mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikatnya.
Nilai koefisien determinasi yang kecil mengindikasikan kemampuan
variabel-variabel independent dalam menjelaskan variabel dependen amat
terbatas. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai
47
koefisien determinasi yang mendekati satu berarti kemampuan variabel-
variabel independent sangat kuat terhadap variabel dependent dan
sebaliknya.
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1. Sejarah Perusahaan
Sejarah Yamaha Motor Corp. Yamaha didirikan pada tahun 1887,
ketika Torakusu Yamaha mendirikan perusahaan Yamaha Corp Nippon
Gakki yang membuat alat musik piano organ, tidak lama kemudian
Yamaha dikenal sebagai pembuat berbagai instrumen musik terbesar di
dunia, Logonya pun dibuat Pada 1 Juni 1955, berdirilah Yamaha Motor
Corp. yang terpisah dari dari Yamaha Corp. namun masih tetap dalam satu
grup. Yamaha Motor Indonesia adalah salah satu produsen kendaraan
bermotor di Indonesia. Dengan nama resmi PT Yamaha Indonesia Motor
Mfg., Yamaha Motor Indonesia menjadi bagian dari Yamaha Motor
Company, Ltd. yang berkantor pusat di Jepang. Yamaha sendiri pada awal
berdirinya hanyalah memfokuskan diri sebagai produsen piano. Seiring
dengan perkembangan perusahaan yang luar biasa, Yamaha akhirnya
mampu menobatkan dirinya sebagai produsen piano yang terbesar di
dunia.
Kesuksesan Yamaha di bidang produksi piano mendorong CEO
Yamaha pada waktu itu, Genichi Kawakami meluaskan bidang usaha
Yamaha pada segmen kendaraan bermotor. Kemudian berdirilah Yamaha
Motor pada 1 Juli 1955. Yamaha Motor merupakan induk dari seluruh
48
49
grup Yamaha Motor Internasional. Sebagai bagian dari grup Yamaha
Motor Internasional, Yamaha Motor Indonesia memposisikan dirinya
sebagai salah satu produsen kendaraan motor terbesar di tanah air.
Yamaha Motor Indonesia memiliki area produksi berkapasitas 300
ribu meter persegi. Kapasitas produksi motornya mencapai 3500 motor per
hari. Selain itu, Yamaha Motor Indonesia juga didukung lebih dari enam
ribu teknisi andal serta memiliki tiga assembly line yang beroperasi selama
24 jam non stop. Tidak hanya itu saja, Yamaha Motor Indonesia juga
dilengkapi dengan fasilitas yang super komplet serta part inventory yang
besar.
Gambar 4.1
Logo Perusahaan
4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan
PT. Yamaha Motor memiliki visi dan misi yang isinya adalah
sebagai berikut:
Visi : Menjadikan perusahaan Yamaha Motor sebagai penyalur
sepeda motor No.1 dan yang terbaik di Jepang, Indonesia, dan negara-
negara lainnya.
50
Misi : Mengembangkan bisnis perusahaan Yamaha Motor melalui
produk-produk motornya yang berkualitas dan asli Jepang, yang
terdistribusikan secara regional Indonesia dengan dasar Customer
Satrisfaction dan Information Technology.
4.1.3. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Gambaran Secara Geografis Kabupaten Gresik Provinsi Jawa Timur
merupakan daerah yang mengalami perkembangan pesat. Keberhasilan ini
dicapai karena berbagai potensi yang ada di wilayahnya seperti industri
dan perdagangan, serta usaha kecil dan menengah dapat dikemas dengan
baik dan terarah. Dengan adanya berbagai potensi daerah serta dukungan
sumber daya manusia yang memadai, maka dalam perkembangannya
Kabupaten Gresik mampu menjadi salah satu daerah strategis bagi
pengembangan perekonomian regional.
2. Yamaha Motor Surya Inti Putra (SIP) Gambaran umum lokasi penelitian :
a. Sebelah Barat: Rumah Makan Quick Chicken
b. Sebelah Utara: Kantor Kecamatan Gresik
c. Sebelah Selatan: Mbledeq Cafe dan Resto Gresik
Yamaha Surya Inti Putra Gresik berdiri sejak 20 April 2007, yang
pada saat itu belum banyak dealer Yamaha Surya Inti Putra (SIP). Main
dealer ini merupakan anak cabang dari Dealer Yamaha Basuki Rachmat
nomer 45- 47 bernama PT. SURYA TIMUR SAKTI JATIM. Cabang dari
dealer Yamaha Basuki Rachmat ini mempunyai nama sendiri-sendiri
setiap kota, termasuk Surya Inti Putra (SIP) yang sebelumnya Surya Indah
51
Motor. Terjadinya perubahan nama karena sepakat menyamakan dengan
dealer-dealer lain yang beranak cabang dari dealer Yamaha Basuki
Rachmat. Perubahan nama tersebut baru terealisasikan awal tahun 2014
karena persyaratan perubahan nama tidak mudah, harus mengurusi surat-
surat terlebih dahulu. Jadi, dealer Surya Inti Putra (SIP) yang ada disetiap
kota di Jawa Timur seperti Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Malang, Jember,
Bojonegoro, Tuban dan lain-lain adalah main dealer cabang dari dealer
Yamaha Basuki Rachmat Sidoarjo. Bapak Heru mengakui bahwa Surya
Inti Putra (SIP) tidak hanya di daerah Jawa Timur saja termasuk Lombok,
NTT, Kalimantan.
4.1.4. Struktur Organisasi
Shop Manager
Marketing SDM Admin
Sales driver Office boy
Gambar 4.2 struktur organisasi
Sumber : shop managerYamaha SIP
4.1.5. Uraian Jabatan
1) Shop Manager
a. Memberikan pegarahan dan nasehat kepada marketing, SDM, dan
admin dalam menjalankan tugasnya.
52
b. Melakukan pengawasan terhadap para karyawan dalam
melakukan penjualan.
c. Mengevaluasi rencana kerja dan anggaran perusahaan serta
mengikuti perkembangan penjualan.
2) Marketing
a. Bertanggung jawab dalam memimpin sales dalam melakukan
penjualan.
b. Menetapkan strategi-strategi untuk mencapai target penjualan setiap
bulan.
c. Mengkoordinasi dan mengawasi semua kegiatan penjualan.
3) Sumber Daya Manusia
Melakukan pertanggung jawaban atas kepersonaliaan dalam perekrutan
sumber daya manusia dan juga mengatur jadwal libur seluruh karyawan.
4) Admin
Membuat laporan kegiatan keuangan setiap harisebagai pertanggung
jawaban seluruh aktivitas manajemen administrasi, kepersonaliaan, dan
keuangan.
5) Sales
Melakukan kegiatan penjualan sesuai dengan target yang ditentukan setiap
bulan.
6) Driver
Melakukan kegiatan pengiriman produk ke rumah konsumen yang sudah
melakukan pembelian.
53
7) office boy
Melakukan kegiatan membersihkan segala ruangan dan mempersiapkan
tempat duduk untuk para konsumen.
4.2. Waktu Penelitian
Waktu yang dilakukan dalam melaksankan penelitian skripsi ini
pada 15 Februari 2020 sampai dengan 15 Juni 2020 dengan judul
penelitian “Pengaruh kualitas pelayanan dan harga terhadap keputusan
pembelian pada dealer Yamaha SIP Gresik”.
4.3. Hasil Penelitian
4.3.1. Deskripsi Karakteristik Responden
1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.
Karakteristik responden apabila dilihat dari jenis kelaminnya dapat dilihat
pada tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Jenis kelamin Jumlah Presentase
Laki-laki 63 70%
Perempuan 27 30%
Total 90 100%
Sumber : diolah peneliti 2020
Dari tabel diatas dapat dilihat jumlah responden terbanyak
adalah jenis kelamin Laki-laki dengan jumlah 63 responden dengan
presentase 70%, dan jenis kelamin Perempuan berjumlah 27 responden
dengan presentase 30%.
54
2. Karakteristik responden berdasarkan usia
Karakteristik responden apabila dilihat dari jenis kelaminnya dapat dilihat
pada tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2
Karakteristik responden berdasarkan usia
Usia Jumlah Presentase
20-35 18 20%
36-50 37 41%
51-65 35 39%
Jumlah 90 100%
Sumber : diolah peneliti 2020
Dari tabel diatas dapat dilihat jumlah responden terbanyak pada
usia 36-50 dengan jumlah responden 37 dengan presentase 41%, usia 51-
65 berjumlah 35 responden dengan presentase 39%, usia 20-35 berjumlah
18 responden dengan presentase 20%.
3. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
Tabel 4.3
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
Pendidikan Frekuensi Presentase
SMA 18 20%
Sarjana (S1) 32 36%
Pasca Sarjana (S2) 24 27%
S3 16 17%
Total 90 100%
Sumber : diolah peneliti 2020
Dari tabel diatas dapat dilihat jumlah responden terbanyak
berpendidikan Sarjana (S1) berjumlah 32 responden dengan presentase
36%, berpendidikan Pasca Sarjana berjumlah 24 responden dengan
55
presentase 27% , perndidikan SMA berjumlah 18 responden dengan
presentase 20%, kemudian S3 berjumlah 16 responden dengan presentase
17%.
4.3.2. Deskripsi Variabel Penelitian Berdasarkan Jawaban Responden
a) Deskripsi responden berdasarkan variabel kualitas pelayanan
Terdapat lima indikator variabel kualitas pelayanan pada penelitian ini,
yaitu:bukti fisik, empati, kehandalan, daya tangkap, dan jaminan.
Variabel kualitas pelayanan pada penelitian ini diukur melalui 5 buah
pertanyaan yang mempresentasikan indiator-indikator dari variabel
tersebut. Hasil tanggapan responden terhadap kualitas pelayanan dapat
dijelaskan pada tabel sebagai berikut:
56
Tabel 4.4
Deskripsi Jawaban Responden Berdasarkan variabel
Variabel Daftar pertanyaan Alternatif Jawaban Total Rata-
(X1) rata
skor 4,13
4,06
SS S N TS STS 3,92
3,95
54321 3,91
Penampilan karyawan 25 52 13 372
rapi dan ramah kepada
konsumen
Karyawan cepat 25 46 19 366
merespon konsumen
yang datang
Karyawan sigap 16 51 23 353
merespon keluhan dan
permintaan konsumen
Karyawan menguasai 26 34 30 356
informasi produk guna
menjawab konsumen
Saya melakukan 23 36 31 352
pembelian di Yamaha
SIP karena pelayanan
dan tanggapan
karyawan yang sangat
baik
Nilai Rata-rata 3,99
Sumber : diolah peneliti 2020
Dari tabel 4.4 diketahui bahwa nilai skor rata-rata keseluruhan dari
item variabel kualitas pelayanan sebesar 3,99. Berdasarkan hasil tersebut
bahwa dapat disimpulkan responden konsumen dealer Yamaha SIP Gresik
berada pada kategori setuju, karena nilai rata-rata keseluruhan berkisar
antara 3,41 - 4,20 sesuai dengan syarat pada tabel 4.7 dasar interprestasi
skor rata-rata penilaian responden.
b) Deskrepsi responden berdasarkan variabel harga
Terdapat empat indikator variabel harga pada penelitian ini, yaitu:
objective monitery price, perceived price, sacrifice price, price discount.
57
Variabel harga pada penelitian ini diukur melalui 5 buah pertanyaan yang
mempresentasikan indiator-indikator dari variabel tersebut. Hasil
tanggapan responden terhadap harga dapat dijelaskan pada tabel sebagai
berikut:
Tabel 4.5
Deskripsi Jawaban Responden Berdasarkan variabel
Variabel Daftar pertanyaan Alternatif Jawaban Total Rata
skor -rata
SS S N TS STS
5 4 321
(X2) Informasi mengenai 20 41 28 1 350 3,88
harga sepeda motor
Yamaha SIP dapat
saya lihat dengan
jelas.
Harga sudah sesuai 20 45 24 1 354 3,93
dengan kualitas
sepeda motor
Yamaha SIP
Saya tahu jelas 15 49 26 349 3,87
mengenai harga
setiap produk
Yamaha SIP.
Terdapat potongan 18 42 27 3 345 3,83
harga setiap
melakukan pembelian
Saya memutuskan 18 37 35 343 3,81
untuk membeli
produk Yamaha SIP
karena harga
produknya
terjangkau.
Nilai Rata-rata 3,86
Sumber : diolah peneliti 2020
Dari tabel 4.5 diketahui bahwa nilai skor rata-rata keseluruhan dari item
variabel kualitas pelayanan sebesar 3,86. Berdasarkan hasil tersebut bahwa
dapat disimpulkan responden konsumen dealer Yamaha SIP Gresik berada
58
pada kategori setuju, karena nilai rata-rata keseluruhan berkisar antara
3,41-4,20 sesuai dengan syarat pada tabel 4.7 dasar interprestasi skor rata-
rata penilaian responden.
c) Deskripsi responden berdasarkan variabel keputusan pembelian
Terdapat lima indikator variabel keputusan pembelian pada penelitian ini,
yaitu: pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternative,
kepuasan pembelian, perilaku pasca pembelian.
Variabel keputusan pembelian pada penelitian ini diukur melalui 5 buah
pertanyaan yang mempresentasikan indiator-indikator dari variabel
tersebut. Hasil tanggapan responden terhadap keputusan pembelian dapat
dijelaskan pada tabel sebagai berikut:
59
Tabel 4.6
Deskripsi Jawaban Responden Berdasarkan variabel
Variabel Daftar pertanyaan Alternatif Jawaban Total Rata-
skor rata
SS S N TS STS
5 4321
(Y) Informasi mengenai 39 48 3 396 4,4
sepeda motor Yamaha
SIP dapat saya akses
melalui media sosial.
Saya tertarik membeli 39 39 12 411 4,56
sepeda motor Yamaha
SIP karena harganya
yang terjangkau.
Saya memutuskan 46 33 11 395 4,38
melakukan pembelian
karena keramahan
karyawan yang di
berikan sangat
memuaskan..
Saya melakukan 36 36 18 378 4,2
pembelian di Yamaha
SIP karena pelayanan
dan tanggapan
karyawan yang sangat
baik
Saya melakukan 21 33 36 345 3,83
pembelian di Yamaha
SIP karena pelayanan
dan tanggapan
karyawan yang sangat
baik.
Nilai rata-rata 4,27
Sumber : diolah peneliti 2020
Dari tabel 4.6 diketahui bahwa nilai skor rata-rata keseluruhan dari item
variabel keputusan pembelian sebesar 4,27. Berdasarkan hasil tersebut
bahwa dapat disimpulkan responden konsumen dealer Yamaha SIP Gresik
berada pada kategori sangat setuju, karena nilai rata-rata keseluruhan
60
berkisar antara 4,21-5,00 sesuai dengan syarat pada tabel 4.7 dasar
interprestasi skor rata-rata penilaian responden.
4.3.3. Analisis Interval
Interval memiliki karakteristik nominal (klasifikasi) dan ordinal
(urutan). Ukuran interval memiliki sifat nominal dan ordinal, ditambah
ukuran dapat menetapkan jumlah jarak antara kategori (Silalahi, 2017:
339). Kode pilihan jawaban adalah sebagai berikut :
1) SS = Sangat Setuju diberi skor 5
2) S = Setuju diberi skor 4
3) N = Netral diberi skor 3
4) TS = Tidak Setuju diberi skor 2
5) STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor 1
Dengan demikian nilai maksimum dari masing-masing pertanyaan
adalah 5 dengan kode pilihan SS (Sangat Setuju) dan nilai minimal adalah
1 dengan pilihan kode STS (Sangat Tidak Setuju).
Tabel 4.7
Dasar Interprestasi Skor Rata-rata
No. Nilai Skor Interprestasi
1. 1.00 < rata-rata 1.80 Sangat Tidak Setuju
2. 1.81 < rata-rata 2.60 Tidak Setuju
3. 2.61 < rata-rata 3.40 Netral
4. 3.41 < rata-rata 4.20 Setuju
5. 4.21 < rata-rata 5.00 Sangat Setuju
Sumber : Sugiyono (2015:145)
4.3.4. Analisis Korelasi
Dasar pengambilan keputusan :
1) Jika nilai signifikansi < 0,05, maka berkorelasi
2) Jika nilai signifikansi > 0,05, maka tidak berkorelasi
61
Pedoman derajat hubungan :
1) Nilai Pearson Corelation 0,00-0,20 = Tidak ada korelasi
2) Nilai Pearson Corelation 0,21-0,40 = Korelasi Lemah
3) Nilai Pearson Corelation 0,41-0,60 = Korelasi Sedang
4) Nilai Pearson Corelation 0,61-0,80 = Korelasi Kuat
5) Nilai Pearson Corelation 0,81-1,00 = Korelasi Sempurna
Tabel 4.8
Analisa korelasi
Correlations
TOTAL_X1 TOTAL_X2 TOTAL_Y
TOTAL Pearson Correlation 1 .401** .363**
Kualitas .000
Pelayanan Sig. (2-tailed) 90 .000 90
N 90 .414**
.000
TOTAL Pearson Correlation .401** 1 90
Harga 90 1
Sig. (2-tailed) .000
N 90 90
TOTAL Pearson Correlation .363** .414**
Keputusan
Pembelian Sig. (2-tailed) .000 .000
N 90 90
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : data yang diolah oleh peneliti
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa variabel Kualitas Pelayanan
(X1) terhadap variabel Harga (X2) menunjukkan hasil sebesar 0,401
dengan arti bahwa variabel kualitas pelayanan (X1) memiliki tingkat
derajat hubungan korelasi sedang terhadap keputusan pembelian (Y)
dengan hasil 0,363. Sedangkan variabel harga (X2) terhadap Kualitas
Pelayanan (X1) menujukkan hasil sebesar 0,401 dengan arti bahwa
variabel X2 memiliki tingkat derajat hubungan korelasi sedang terhadap
62
keputusan pembelian (Y) dengan nilai 0,414. Dan variabel Keputusan
Pembelian (Y) menujukkan hasil sebesar 0,363 dan 0,414 yang artinya
bahwa variabel Y memiliki tingkat hubungan korelasi lemah.
4.3.5. Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2018:198) hasil penelitian yang valid bila
terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang
sesunggunya terjadi pada obyek yang diteliti.
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Pelayanan
Item Koefesien Nilai r tabel Keterangan
korelasi
0,2072 Valid
X1.1 0,558 0,2072 Valid
0,2072 Valid
X1.2 0,691 0,2072 Valid
0,2072 Valid
X1.3 0,727
X1.4 0,669
X1.5 0,708
Sumber : diolah peneliti 2020
Tabel analisis uji validitas diatas menunjukkan bahwa semua butir
pernyataan variabel harga dikatakan valid, karena nilai-nilai dari setiap
butir pernyataan lebih besar dari rtabel (0,2272).
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Variabel Harga
Item Koefesien Nilai r tabel Keterangan
korelasi
X2.1 0,655 0,2072 Valid
X2.2 0,706 0,2072 Valid
X2.3 0,751 0,2072 Valid
X2.4 0,683 0,2072 Valid
X2.5 0,611 0,2072 Valid
Sumber : diolah peneliti 2020
63
Tabel analisis uji validitas diatas menunjukkan bahwa semua butir
pernyataan variabel harga dikatakan valid, karena nilai-nilai dari setiap
butir pernyataan lebih besar dari r tabel (0,2272).
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian
Item Koefesien Nilai r tabel Keterangan
korelasi
0,2072 Valid
Y1 0,522 0,2072 Valid
0,2072 Valid
Y2 0,694 0,2072 Valid
0,2072 Valid
Y3 0,787
Y4 0,5770
Y5 0,811
Sumber : diolah peneliti 2020
Tabel analisis uji validitas diatas menunjukkan bahwa semua butir
pernyataan variabel keputusan pembelian dikatakan valid, karena nilai-
nilai dari setiap butir pernyataan lebih besar dari rtabel (0,2072).
4.3.6. Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2018:198) hasil penelitian yang reliabel bila
terdapat kesamaan data dala waktu yang berbeda. Intrumen yang reliabel
adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur
obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama (konsisten).
Koefisien Alpha yang diperoleh dibandingkan dengan nilai kritis,
jika lebih besar dari krisis berarti instrumen reliabel. Pada taraf α = 0,05,
koefisien Alpha yang diperoleh masing-masing variabel adalah lebih besar
dari 0,6 yang diartinya instrumen yang digunakan Reliabel.
Menurut Sugiyono (2018:209), pengujian reliabilitas instrumen
dapat di lakukan secara eksternal maupun internal. Pada penelitian ini
64
menggunakan uji reliabilitas internal yang diperoleh dengan cara
menganalisis data dari hasil uji coba. Untuk menguji reliabilitas internal
dapat dilakukan dengan beberapa cara. Salah satunya adalah rumus Alpha.
Penggunaan rumus Alpha didasarkan atas pertimbangan bahwa
rumus ini dapat digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen yang
skornya berbentuk skala 1 – 5. Selain itu, teknik ini pun cocok dilakukan
untuk mencari reliabilitas tes bentuk uraian.
Tabel 4.12
Hasil uji reliabilitas
Variabel Croncbach’s Alpha Nilai Kritis Keterangan
X1 0,693 0,60 Reliabel
X2 0,696 0,60 Reliabel
Y 0,757 0,60 Reliabel
Sumber : diolah peneliti 2020
Keterangan dari tabel tersebut diatas adalah sebagai berikut :
1) Variabel kualitas pelayanan (X1) dengan nilai Alpha 0,693 lebih besar dari
0,60. jadi variabel kualitas pelayanan terbukti reliabel atau bisa di pakai
2) Variabel promosi harga (X2) dengan nilai Alpha 0,696 lebih besar dari
0,60. Jadi variabel harga terbukti reliabel atau bisa di pakai.
3) Variabel keputusan pembelian (Y) dengan nilai Alpha 0,757 lebih besar
dari 0,60. Jadi variabel keputusan pembelian terbukti reliabel atau bisa di
pakai.
65
4.3.7. Uji Asumsi Klasik
Menurut Gujarati dalam Danang Sunyoto (2016:133) pengujian
ini dilakukan untuk melihat model kemungkinan adanya gejala.
Heteroskedastisitas, yaitu menujukan adanya varian yang tidak konstan
dari variabel residual, multikolinearitas yang merupakan keadaan dimana
satu atau lebih variabel bebas dapat dinyatakan sebagai kombinasi dari
variabel bebas lainnya, dan uji Autokorelasi yaitu menunjukan keadaan
dimana kesalahan pengganggu antara periode t dengan t-1 dalam regresi
linear.
1) Uji Linieritas
Uji linieritas digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas
dan variabel terikat bersifat linier atau tidak. Regresi dikatakan linier jika
Fhitung< Ftabel, selain itu data dapat dikatakan linier jika nilai signifikansi
lebih besar dari alpha yang ditentukan yaitu 5% (0,05). (Ghozali,
2009:154).
a) Kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian
Tabel 4.13
Hasil linearitas
ANOVA Table
Sum of Df Mean F Sig.
Squares Square
14.243 2.517 .017
TOTAL (Combined) 113.941 8 13.347 .000
1 75.530
Keputusan Between Linearity 75.530
7
Pembelian Groups Deviation from 38.412 5.487 .970 .459
* TOTAL Linearity 81
89
Kualitas Within Groups 458.381 5.659
Pelayanan Total 572.322
Sumber : diolah peneliti 2020
66
Nilai sig. Linearity sebesar 0,000 (lebih kecil dari 0,05). Dan
nilai dari deviation from linearity sebesar 0,459 (lebih besar dari 0.05).
Artinya bahwa hubungan kualitas pelayanan terhadap keputusan
pembelian bersifat linier. Artinya bahwa terdapat hubungan antara kualitas
pelayanan dengan keputusan pembelian dealer Yamaha SIP Gresik.
b) harga terhadap keputusan pembelian
Tabel 4.14 Mean F Sig.
Hasil linearitas Square
ANOVA Table 1.828 .063
10.664 16.794 .000
Sum of Df 97.970
Squares
(Combined) 117.301 11
TOTAL Between Linearity 97.970 1
Keputusan Groups Deviation 19.331 10
Pembelian* from 1.933 .331 .970
455.021 78
TOTAL Linearity 572.322 89
Harga Within Groups 5.834
Total
Sumber : diolah peneliti 2020
Nilai sig. Linearity sebesar 0,000 (lebih kecil dari 0,05). Dan nilai
dari deviation from linearity sebesar 0,970 (lebih besar dari 0.05). Artinya
bahwa hubungan harga terhadap keputusan pembelian bersifat linier.
Artinya bahwa terdapat hubungan harga dengan keputusan pembelian
dealerYamaha SIP Gresik.
2) Uji Normalitas
“Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Seperti diketahui bahwa uji statistik t dan uji statistik F mengasumsikan
67
bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar
maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel yang kecil”
(Ghozali:2013).
Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal
probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi
normal. Distribusi normal akan membentuk garis lurus diagonal, dan
ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika
distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data
sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali:2013).
Tabel 4.15
Hasil normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 90
Mean 0E-7
Normal Parametersa,b Std. 2.24312039
Deviation .115
.061
Absolute -.115
Most Extreme Differences Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z 1.093
Asymp. Sig. (2-tailed) .183
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: diolah peneliti 2020
Dari tabel di atas diperoleh nilai sig. (2-tailed) dari Unstandardized
Residual sebesar 0,183. Karena nilai sig. 0,183 lebih besar dari 0.05,
dalam dasar pengambilan keputusan, jika nilai sig lebih besar dari 0,05
artinya data berdistribusi normal.
68
3) Uji autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggupada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Autokorelasi muncul
karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama
lainnya.
Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji durbin
watson dengan membandingan nilai durbin watsonhitung (d) dengan nilai
durbin watsontabel, yaitu batas atas (du) dan batas bawah (dL). Kriteria
pengujian adalah sebagai berikut :
a) Jika 0 < d < dL (batas atas), maka terjadi autokorelasi positif
b) Jika dL ≤ d ≤ du, maka tidak ada kepastian terjadi autokorelasi positif
atau tidak
c) Jika d-dL< d < 4-dL, maka terjadi autokorelasi negatif
d) Jika 4-du ≤ d ≤ 4-dL, maka tidak ada kepastian terjadi autokorelasi
positif atau tidak
Jika du < d < 4-du, maka tidak terjadi autokorelasi, positif atau negatif
Tabel 4.16
Hasil autokorelasi
Model Summaryb
Mode R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-
l Square the Estimate Watson
1 .466a
.218 .200 2.26876 1.927
a. Predictors: (Constant), TOTAL_X2, TOTAL_X1
b. Dependent Variable: TOTAL_Y
Sumber : diolah peneliti 2020
69
Autokorelasi Ragu-ragu Tida ada autokorelasi Ragu-ragu Autoorelasi
positif negatif
Dl du 4-du 4-dl
1,611 1,702 1,927 2,297 2,388
Nilai DW hitung sebesar 1,927 lebih besar dari 1.702 dan lebih
kecil dari 2.297 yang artinya berada pada daerah titik tidak terjadi
Autokorelasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi
linier tidak terjadi autokorelasi.
Hal ini berarti bahwa model regresi linear tidak terjadi korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).
4) Uji multikolinearitas
Bertujuan untuk menguji apakah model regresi di temukan adanya
korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi diantara variabel independen. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.
Multikolonieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance lawannya (2)
Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai tolerance yang rendah sama
dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=/Tolerance). Nilai cutoff yang umum
dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai
Tolerance ≥ 0,10 atau dama dengan nilai VIF ≥ 10 (Ghozali:2013)
.
70
Tabel 4.17
Hasil multikolinearitas
Coefficientsa Unstandardized Standardized T Sig. Collinearity Statistics
Model Coefficients Coefficients Tolerance VIF
Beta
B Std.
Error
(Constant) 10.227 2.324 4.400 .000
TOTAL .235 2.271 .026 .839 1.192
1 Kualitas .249 .110 .319 3.085 .003 .839 1.192
Pelayanan
TOTAL .323 .105
Harga
a. Dependent Variable: TOTAL_Y
Sumber : diolah peneliti 2020
Dari uji multikolinieritas diatas dapat dilihat setiap variabel bebas
kualitas pelayanan dan harga diperoleh nilai toleransi 4,400 lebih besar
dari 0.10 dan nilai VIF 1,192 lebih besar dari 10. Jadi dapat disimpulkan
bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel bebas dalam model regresi
ini. Hal ini berarti bahwa model regresi ini tidak ditemukan korelasi antar
variabel independen yakni kualitas pelayanan dan harga.
5) Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lainnya. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
71
Homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali:2013).
Tabel 4.18
Hasil heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients
Coefficients Beta .000
.171
B Std. Error 4.034 .098
(Constant) 5.548 1.375
TOTAL .065 -.155 -1.380
1 Kualitas -.089 .062 -.187 -1.671
Pelayanan
TOTAL -.104
Harga
a. Dependent Variable: ABS_RES
Sumber : diolah peneliti 2020
Berdasarkan hasil output diatas dapat diketahui bahwa nilai
signifikansi variabel X1 sebesar 0,171 (lebih besar dari 0,05) dan nilai
signifikansi variabel X2 sebesar 0,098 (lebih besar dari 0,05). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah
heteroskedastistas pada model regresi.
4.3.8. Analisis Regresi linier Berganda
Menurut Sugiyono (2018:305) Analisis regresi ganda digunakan
oleh peneliti, bila peneliti meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya)
variabel dependen (Y), bila dua atau lebih variabel independen (X),
sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi
analisi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal
2.
72
Dalam penelitian ini, analisis regresi ganda berperan sebagai teknik
statistik yang digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh kualitas
pelayanan dan Harga terhadap keputusan pembelian pada dealer resmi
Yamaha SIP Gresik. Analisis regresi menggunakan rumus persamaan
regresi berganda untuk dua prediktor yaitu :
Y= a + b1X1 + b2X2
(Sugiyono 2018:305)
Dimana :
Y = Variabel terikat (keputusan pembelian)
b1,b2 = Koefisien regresi
X1 = Kualitas Pelayanan
X2 = Harga
Tabel 4.19
Hasil analisis regresi linear berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
.000
B Std. Error Beta .026
.003
(Constant) 10.227 2.324 4.400
TOTAL 2.271
1 Kualitas .249 .110 .235
Pelayanan
TOTAL .323 .105 .319 3.085
Harga
a. Dependent Variable: TOTAL_Y
Sumber : data yang diolah oleh peneliti
Berdasarkan tabel 4.19 dapat diperoleh rumus regresi sebagai berikut :
Y = 10,227 + 0,249 X1 + 0.323 X2
73
Persamaan regresi tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Konstanta
Jika variabel kualitas pelayanan dan harga dianggap sama dengan nol,
maka variabel keputusan pembelian sebesar 10,227.
2) Koefisien kualitas pelayanan (X1)
Jika variabel harga mengalami kenaikan sebesar 1 satuan, sementara
kualitas pelayanann dianggap tetap, maka akan menyebabkan kenaikan
keputusan pembelian sebesar 0,235.
3) Koefisien harga (X2).
Jika variabel kualitas pelayanan mengalami kenaikan sebesar 1
satuan, sementara harga dianggap tetap, maka akan menyebabkan
kenaikan keputusan pembelian sebesar 0,319.
4.3.9. Uji Hipotesis
a) Uji t
Uji t dilakukan untuk menguji signifikan pengaruh parsial antara
Kualitas Pelayanan (X1) dan Harga (X2) terhadap Keputusan Pembelian
(Y). Uji t dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
rp√n − 3
t=
√1 − rp2
(Sugiyono 2017:260)
Dimana :
rp = Kolerasi parsial yang ditentukan
n = Jumlah sampel
74
t = t hitung yang selanjutnya dikonsultasikan dengan t tabel
Gambar 4.3
Distribusi Penerimaan atau Penolakan Hipotesis Uji-t
Sumber : Sugiyono, (2011:182).
Tabel 4.20
Hasil uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
.000
B Std. Error Beta .026
.003
(Constant) 10.227 2.324 4.400
TOTAL 2.271
1 Kualitas .249 .110 .235
Pelayanan
TOTAL .323 .105 .319 3.085
Harga
a. Dependent Variable: TOTAL_Y
Sumber : data yang diolah oleh peneliti
Uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen
secara induvidual dalam menerangkan variasi variabel dependen kriteria
pengujian. Tingkat signifikansi α = 5% dengan menggunakan sistem (uji
dua sisi) α = 5% (0,05) dengan derajat kebebasan (df) n-k.
a. Pengaruh Kualitas pelayanan terhadap Keputusan Pembelian.
Berdasarkan perhitungan diperoleh thitung sebesar 2,271 lebih besar
dari ttabel yaitu 1,29125. Dan nilai t signifikansi sebesar 0,026 lebih kecil
75
dari α = 0,05, karena thitung (2,271) lebih besar dari ttabel (1,29125) sehingga
variabel kualitas pelayanan (X1) berpengaruh terhadap keputusan
pembelian (Y). Hasil tersebut membuktikan bahwa H0 ditolak dan H1
diterima. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan
berpengaruh terhadap keputusan pembelian dealer Yamaha SIP Gresik.
Penolakan Ho Daerah
Penolakan Ho
Daerah
1,29125 2.271
Penerimaan Ho
-2.271 -1,29125 0
Gambar 4.4
Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Uji-t
b. Pengaruh harga terhadap Keputusan Pembelian
Berdasarkan perhitungan diperoleh thitung sebesar 3,085 lebih besar
dari ttabel sebesar 1,29125 Diperoleh nilai t signifikansi = 0,003 lebih kecil
dari α=0,05. Karena thitung (3,085) lebih besar dari ttabel (1,29125) maka
variabel harga (X2) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
(Y). Hasil tersebut membuktikan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa harga berpengaruh terhadap
keputusan pembelian dealer Yamaha SIP Gresik.
76
Daerah Daerah Daerah
Penolakan Ho Penerimaan Ho Penolakan Ho
-3,085 -1,29125 1,29125 3,085
Gambar 4.5
Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Uji-t
b) Uji F
Uji F digunakan menguji kesesuaian model regres linier berganda.
Uji ini dilakukan untuk menguji kebenaran hipotesis kedua bahwa terdapat
pengaruh simultan antara X1 Pelayanan dan X2 harga terhadap keputusan
pembelian (Y).
Kriteria pengujian dengan uji F adalah dengan membandingkan
tingkat signifikan dari nilai F (α = 0,05) dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika tingkat singnifikan uji F< 0,05 maka H0 diterima dan H1
ditolak, artinya terdapat pengaruh simultan antara Kualitas Pelayanan (X1)
dan Harga (X2) terhadap Keputusan Pembelian.
Jika tingkat signifikan uji F lebih kecil dari 0,05 tabel, maka H0
ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat pengaruh parsial antara Kualitas
Pelayanan (X1) dan Harga (X2) terhadap Keputusan Pembelian.
77
Tabel 4.21
Hasil uji F
ANOVAa
Model Sum of Df Mean F Sig.
Squares Square 12.095 .000b
Regression 124.511 2 62.255
1 Residual 447.811 87 5.147
Total 572.322 89
a. Dependent Variable: TOTAL_Y
b. Predictors: (Constant), TOTAL_X2, TOTAL_X1
Sumber : data yang diolah oleh peneliti
Dari tabel diatas diperoleh nilai Fhitung sebesar 12,095 dengan nilai
signifikansi = 0,000 lebih kecil dari α = 0,05. Nilai Fhitung (12,095) lebih
besar dari Ftabel (3,10), maka H0 ditolak dan H1 diterima, hal ini berarti
bahwa kualitas pelayanan dan harga secara bersama-sama mempengaruhi
keputusan pembelian dealer Yamaha SIP Gresik.
4.3.10. Koefisien korelasi bergansda (R2)
Uji koefisien korelasi berganda (R2) digunakan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh yang diberikan variabel independen secara
keseluruhan terhadap variabel dependen, dan dapat dilihat pada tabel
model summary berikut:
Tabel 4.22
Koefisien korelasi berganda (R2)
Model Summaryb
Mode R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-
l Square the Estimate Watson
1 .466a .218 .200 2.26876 1.697
a. Predictors: (Constant), TOTAL_X2, TOTAL_X1
b. Dependent Variable: TOTAL_Y
Sumber : data yang diolah oleh peneliti
78
Berdasarkan output SPSS tampak bahwa dari hasil perhitungan
diperoleh nilai koefisien korelasi (R) antara faktor kualitas pelayanan dan
harga terhadap keputusan pembelian adalah sebesar 0,466 yang berarti
terdapat hubungan yang kurang kuat antara variabel kualitas pelayanan
terhadap keputusan pembelian sebesar 46,6%.
Nilai koefisien Detereminasi (R2) sebesar 0,218. Dengan kata lain
hal ini menunjukkan bahwa besar presentase keputusan pembelian yang
bisa dijelaskan oleh variasi dari variabel bebas yaitu kualitas pelayanan
dan harga sebesar 21,8%. Sedangkan sisanya 78,2% dijelaskan oleh faktor
atau variabel lain yang tidak terdapat dalam model regresi penelitian ini.
4.4. Pembahasan dan Hasil Penelitian
4.4.1. Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Harga Secara Parsial Terhadap
Keputusan Pembelian
a. Pengaruh kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian
Berdasarkan perhitungan SPSS, dapat di simpulkan bahwa variabel
kualitas pelayanan berpengaruh secara parsial terhadap keputusan
pembelian. Hal ini dilihat dari thitung sebesar 2,271 lebih besar dari
ttabel yaitu 1,29125. Dan nilai t signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil
dari α = 0,05, karena thitung (2,271) lebih besar dari ttabel (1,29125)
sehingga variabel kualitas pelayanan (X1) berpengaruh terhadap
keputusan pembelian (Y). Hasil tersebut membuktikan bahwa H0
ditolak dan H1 diterima. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
79
kualitas pelayanan berpengaruh terhadap keputusan pembelian dealer
Yamaha SIP Gresik.
Dengan begitu penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan
oleh Tjiptono dalam Permatasari (2017) kualitas pelayanan dapat
diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan
konsumen, serta ketepatan penyampainnya dalam mengimbangi
harapan konsumen.
Dari definisi di atas, maka kualitas pelayanan merupakan hal yang
diperhatikan oleh para konsumen dalam mengambil keputusan. Setiap
menjalankan proses bisnis baik barang maupun jasa, konsumen harus
diberikan pelayanan yang baik karena kualitas pelayanan memiliki
hubungan yang erat dengan keputusan pembelian. Perusahaan dapat
mempertahankan usahanya dan mampu bersaing dengan pesaing
lainnya apabila memberikan pelayanan yang baik.
Sebagaimana hasil penelitian Djakaria (2017), dengan judul
“Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga, Promosi dan Suasana Toko
terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Asia Fashion di Plaza
Asia Tasikmalaya” juga menjelaskan bahwa harga berpengaruh
terhadap keputusan pembelian.
b. Pengaruh harga terhadap keputusan pembelian
Berdasarkan perhitungan SPSS, dapat di simpulkan bahwa variabel
harga berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian. Hal
ini di lihat dari thitung sebesar 3,085 lebih besar dari ttabel sebesar
80
1,29125 Diperoleh nilai t signifikansi = 0,000 lebih kecil dari α=0,05.
Karena thitung (3,0-85) lebih besar dari ttabel (1,29125) maka variabel
harga (X2) berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y). Hasil
tersebut membuktikan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Oleh karena
itu dapat disimpulkan bahwa harga berpengaruh terhadap keputusan
pembelian dealer Yamaha SIP Gresik.
Dengan begitu penelitian ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Tjiptono dalam Soenawan dan Malonda (2014)
juga menjelaskan bahwa adanya hubungan antara harga dan manfaat
dalam keputusan pembelian konsumen.
Sebagaimana hasil penelitian Djakaria (2017), dengan judul
“Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga, Promosi dan Suasana Toko
terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Asia Fashion di Plaza
Asia Tasikmalaya” juga menjelaskan bahwa harga berpengaruh
terhadap keputusan pembelian.
4.4.2. Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Harga Secara Simultan Terhadap
Keputusan Pembelian
Berdasarkan output SPSS hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
pengaruh secara bersama – sama antara kualitas pelayanan dan harga
terhadap keputusan pembelian pada dealer Yamaha SIP Gresik. Hipotesis
tersbut terdiri kualitas pelayanan dan harga secara simultan berpengaruh
terhadap keputusan pembelian pada dealer Yamaha SIP Gresik. Hal ini di
tunjukkan dengan uji ANOVA atau uji F dengan Fhitung sebesar 12,095
81
dengan nilai signifikansi = 0,000 lebih kecil dari α = 0,05. Nilai Fhitung
(12,095) lebih besar dari F tabel (3,10), maka H0 ditolak dan H1 diterima,
hal ini berarti bahwa kualitas pelayanan dan harga secara bersama-sama
mempengaruhi keputusan pembelian dealer Yamaha SIP Gresik.
Dengan begitu penelitian ini sesuai dengan teori bahwa kualitas
pelayanan dan harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian yang
ditunjang oleh penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Arif, 2016,
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara dengan judul Pengaruh
kualitas pelayanan dan harga terhadap keputusan pembelian pada PT.
Fastfood Indonesia Store KFC Raja Medan.
4.4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Penelitian
A. Berdasarkan jenis kelamin
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat diketahui
bahwa semua jenis kelamin sebesar 100% atau sebanyak 90 orang
dari total responden laki-laki berjumlah 63 dengan presentase 70%,
dan perempuan 27 dengan presentase 30%.
B. Berdasarkan usia
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah
usia 36-50 tahun yaitu sebanyak 37 atau sebesar 41%. Responden
berusia 51-65 tahun yang semua jumlahnya yaitu 35 atau sebesar
39%. Responden yang terkecil jumlahnya yaitu berusia 20-35 yang
semua jumlahnya 18 atau sebesar 20% .
C. Berdasarkan pendidikan
82
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan dapat diketahui
bahwa semua presentasenya 100% atau 90 responden, dengan
jumlah terbanyak pendidikan sarjana (S1) dengan jumlah 32 orang
dengan presentase 36%, selanjutnya pasca sarjana (S2) dengan
jumlah 24 responden dengan presentase 27%, yang berpendidikan
SMA berjumlah 18 orang dengan presentase 20%, dan yang
terkecil adalah S3 dengan jumlah 16 responden dengan presentase
17%.
Jadi dapat dilihat jumlah responden terbanyak adalah jenis kelamin
Laki-laki dengan jumlah 63 responden dengan presentase 70%, dan
yang berusia 36-50 tahun dan berpendidikan Sarjana (S1).
4.4.4. Uji Validitas
Uji validitas menunjukkan bahwa r hitung dari masing-masing
variabel lebih besar dari ariabel r kritis yaitu 0,2072 dengan hasil
pengujian yang telah dilaukan sebagai berikut :
1. Variabel kualitas pelayanan (X1)
Nilai validitas untuk pertanyaan X1.1 sebesar 0,558, X1.2 sebesar 0,691,
X1.3 sebesar 0,727, X1.4 sebesar 0,669, X1.5 sebesar 0,708. Jadi dapat
disimpulkan bahwa butir pertanyaan variabel X1 adalah valid.
2. Variabel harga (X2)
Nilai validitas untuk pertanyaan X2.1 sebesar 0,655, X2.2 sebesar 0,706,
X2.3 sebesar 0,751, X2.4 sebesar 0,683, X2.5 sebesar 0,611. Jadi dapat
disimpulkan bahwa butir pertanyaan variabel X2 adalah valid.
83
3. Variabel keputusan pembelian (Y)
Nilai validitas untuk pertanyaan Y1 sebesar 0,522, Y2 sebesar 0,694, Y3
sebesar 0,787, Y4 sebesar 0,577, Y5 sebesar 0,811. Jadi dapat disimpulkan
bahwa butir pertanyaan variabel Y adalah valid.
4.4.5. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas menunjukkan bahwa nilai cronbach Alpha dari
setiap variabel lebih besar dari 0,60 yang berarti bahwa variabel dari
kuesioner tersebut adalah reliabel. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil
pengujian yang telah dilakukan sebagai berikut :
1) Variabel kualitas pelayanan X1 dengan nilai Alpha 0,693 lebih besar dari
0,60. Jadi variabel kualitas pelayanan terbukti reliabel.
2) Variabel harga X2 dengan nilai Alpha 0,696 lebih besar dari 0,60. Jadi
variabel kualitas pelayanan terbukti reliabel.
3) Variabel keputusan pembelian Y dengan nilai Alpha 0,757 lebih besar
dari 0,60. Jadi variabel kualitas pelayanan terbukti reliabel.
4.4.6. Pengujian Hipotesis
1) Hasil dari uji t menunjukan bahwa
A. Pengaruh kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian
Berdasarkan perhitungan diperoleh thitung sebesar 2,271 lebih besar dari
ttabel yaitu 1,29125. Dan nilai t signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil
dari α = 0,05, karena thitung (2,271) lebih besar dari ttabel (1,29125)
sehingga variabel kualitas pelayanan (X1) berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian (Y). Hasil tersebut membuktikan bahwa
84
H0 ditolak dan H1 diterima. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
kualitas pelayanan berpengaruh dan signifikan terhadap keputusan
pembelian dealer Yamaha SIP Gresik.
B. Pengaruh harga terhadap keputusan pembelian
Berdasarkan perhitungan diperoleh thitung sebesar 3,085 lebih besar dari
ttabel sebesar 1,29125 Diperoleh nilai t signifikansi = 0,000 lebih kecil
dari α=0,05. Karena thitung (3,0-85) lebih besar dari ttabel (1,29125)
maka variabel harga (X2) berpengaruh terhadap keputusan pembelian
(Y). Hasil tersebut membuktikan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa harga berpengaruh dan
terhadap keputusan pembelian dealer Yamaha SIP Gresik.
2) Hasil dari uji F menunjukkan bahwa
Nilai F hitung sebesar 12.095 dengan nilai signifikansi = 0,000 lebih kecil
dari α = 0,05. Nilai F hitung (12,095) lebih besar dari F tabel (3,10), maka
H0 ditolak dan H1 diterima, hal ini berarti bahwa kualitas pelayanan dan
harga secara bersama-sama mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen pada dealer Yamaha SIP Gresik.
4.4.7. Pengujian Determinasi (R2)
Nilai koefisien Detereminasi (R2) sebesar 0,218. Dengan kata lain
hal ini menunjukkan bahwa besar presentase keputusan pembelian yang
bisa dijelaskan oleh variasi dari variabel bebas yaitu kualitas pelayanan
dan harga sebesar 21,8%. Sedangkan sisanya 78,2% dijelaskan oleh faktor
atau variabel lain yang tidak terdapat dalam model regresi penelitian ini.
85
Setelah diteiliti kembali di mungkinkan hal ini merupakan
penyebab dari kecilnya (R2) karena setelah diteliti kembali variabel yang
sekiranya mungkin lebih berpengaruh terhadap keputusan pembelian
adalah promosi penjualan, kualitas produk dan lokasi.
Keterbatasan
Peneliti menyadari bahwa penelitian yang telah berhasil dilaksanakan ini
masih memiliki beberapa kekurangan yang disebabkan adanya keterbatasan yang
peneliti miliki selama pembuatan skripsi ini. Keterbatasan tersebut meliputu :
1. Sampel dalam penelitian ini hanya terbatas pada konsumen yang
membeli sepeda motor di dealer Yamaha SIP Gresik yang berada
di Jl. Usman Sadar, akan lebih baik jika sampel yang di ambil
meliputi seluruh konsumen yang berkunjung tanpa harus membeli
sepeda motor di Yamaha SIP Gresik, sehingga hasil penelitian
dapat di generalisasikan dalam lingkup yang lebih luas.
2. Penelitian ini hanya meliputi kualitas pelayanan dan harga terhadap
keputusan pembelian pada dealer Yamaha SIP Gresik. Masih ada
faktor lain yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian
misalnya periklanan, promosi penjualan, dan lokasi.