The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by perpustakaan.smp38smg, 2022-12-06 04:51:58

Coretan Pustakawan

Coretan Pustakawan

1. Kondisi penyimpanan. Hendaknya dihindari kondisi yang lembab
atau terlalu kering. Suhu ruang yang stabil bisa membantu menjaga
kondisi naskah lontar tersebut. Sesekali, angin-anginkan dalam
kondisi terbuka.

2. Kotoran maupun polutan. Usahakan untuk senantiasa membersihkan
naskah lontar secara berkala. Bisa menggunakan kain lap yang
lembut, maupun vacuum cleaner untuk mengisap debu sekitarnya.

3. Adanya biota (serangga, jamur, hewan pengerat). Senantiasa
lakukan pemeriksaan secara rutin terhadap kondisi naskah. Diangin-
anginkan sesekali untuk menghindari tumbuhnya jamur.

4. Faktor manusia. Keteledoran dan ketidakdisiplinan dalam
memperlakukan naskah lontar, dapat menjadi pemicu dalam
kerusakan lontar tersebut. Biasakan menyentuh naskah dengan
tangan yang bersih serta dengan penuh kehati-hatian.

5. Sinar ultraviolet. Hindari paparan sinar matahari langsung terhadap
naskah lontar tersebut. Paparan langsung, apalagi yang terus
menerus, dapat mmicu kerapuhan bagi naskah lontar.

Dan berikut beberapa tips dalam perawatan manuskrip lontar :

1. Bersihkan naskah lontar dan tempat penyimpanannya secara
berkala.

2. Usahakan menyimpan naskah lontar dalam media berbahan bebas
asam atau bungkus naskah lontar dengan menggunakan kain katun
putih. Lalu, ikat dengan menggunakan tali yang berbahan katun juga.

3. Letakkan beberapa butir kapur barus atau 1-2 bungkus saset silica
gel (untuk ruang tertutup, seperti box dan sebagainya) pada lokasi
penyimpanan naskah.

4. Hindari menyimpan naskah di tempat yang lembab, atau terlalu
kering. Akan lebih baik jika menyimpannya di tempat bersuhu ruang

94 Antologi Esai Pustakawan Perpustakaan Nasional

dengan sirkulasi udara yang lancar.

5. Biasakan menyentuh naskah lontar dengan tangan yang bersih dan
dengan sikap yang hati-hati. Hindari makan dan minum di dekat
naskah.

Helaian panjang itu memang kaya. Kaya akan kandungan yang
bermanfaat. Akan tetapi, kekayaan itu baru akan berarti, jika bisa dijaga
dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Jangan biarkan kekayaan
ini lenyap begitu saja. Sedikit hal yang kita lakukan, semoga saja bisa
menjadi sumbangsih kita dalam menjaga kekayaan Nusantara.[]

Antologi Esai Pustakawan Perpustakaan Nasional 95

Mengejar Impian
di Negeri Beruang Merah

Rini Nila

“Belajarlah sampai ke negeri Cina”, begitu pepatah lama mengatakan.
Selama kita masih bernapas selama itu pula kita terus belajar.

Sebenarnya, niat untuk melanjutkan sekolah lagi telah ada dari
dulu, entah melalui program beasiswa yang ditawarkan dari kantor atau
dengan biaya sendiri. Hingga pada suatu hari, suami saya mendapat
informasi dari seorang teman tentang beasiswa Pemerintah Federasi
Rusia yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Pemerintah
Federasi Rusia. Pusat Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan Rusia atau
dikenal dengan sebutan PKR merupakan perwakilan kedutaan Rusia
di bidang pendidikan. Kemudian suami saya bertanya, tepatnya
menantang saya untuk ikut seleksi tersebut. Awalnya saya ragu, muncul
banyak pertanyaan, Kalau diterima bagaimana? Bagaimana dengan
lingkungan? Seperti apa kondisi dan orang-orang di sana? Bagaimana
pula dengan bahasanya? Bagaimana kehidupan di sana? Dan masih
banyak pertanyaan lain yang berseliweran di benak saya, bahkan hingga
menjelang hari terakhir penerimaan berkas.

Akhirnya, setelah berpikir cukup lama, saya memutuskan untuk
“maju”. Sempat tebersit kalimat “kenapa tidak dicoba, toh hanya ikut
seleksi saja”. Akhirnya saya menyiapkan berbagai persyaratan dokumen
yang diperlukan dan mengirimkannya.

96 Antologi Esai Pustakawan Perpustakaan Nasional

Selang seminggu, masuklah e-mail pengumuman seleksi berkas
administrasi dan jadwal untuk mengikuti tes tertulis yang sudah
ditentukan jadwalnya (sekitar bulan Februari 2015). Sekitar dua minggu
kemudian, ada email pemberitahuan siapa saja peserta yang lolos seleksi
tertulis dan berhak mengikuti tes wawancara. Dan ternyata nama saya
terdapat di antara daftar nama yang lolos tersebut.

Sekitar bulan Maret 2015, saya mengikuti tes wawancara dan
diberitahu oleh panitia seleksi bahwa untuk jurusan yang saya pilih
hanya dibuka di dua universitas di Rusia, artinya kemungkinan untuk bisa
diterima sangat kecil. Sebenarnya saya ingin memilih jurusan ekonomi
yang sesuai dengan ilmu yang saya pelajari dan sesuai bidang kerja saya,
namun waktu itu Kaperpusnas hanya akan mengizinkan saya mengikuti
seleksi kalau saya memilih jurusan ilmu perpustakaan sesuai dengan
aktivitas dan fungsi lembaga.

Singkat cerita, sekitar bulan Agustus 2015, saya menerima email
yang memberitahukan bahwa saya diterima di salah satu universitas di
bagian utara Rusia, di Kota Tambov, untuk program Magister yang saya
pilih dan untuk program bahasa Rusia di kota Elista, di bagian Selatan Rusia.
Semua persiapan dokumen harus dipersiapkan sebelum keberangkatan,
termasuk ijazah yang sudah harus dicap tiga kementerian, diterjemahkan
ke dalam Bahasa Rusia dan disahkan secara legal oleh notaris, membuat
paspor hijau, paspor biru, dan tentunya visa untuk belajar.

Saya masih ingat benar, waktu itu tanggal 14 Oktober 2015, sekitar
pukul 2 sore kami tiba di bandara Domodevo, Moskow. Total perjalanan
sekitar 14 jam dan 3 jam transit di Dubai yang tentunya melelahkan
sekali karena kondisi saya kurang sehat pada saat itu. Bbbbrrrr…. waktu
itu sudah masuk musim gugur, begitu keluar dari bandara, langsung
disambut udara dingin 2 ◦C yang menurut orang sana masih cukup
hangat. Kami langsung menuju stasiun Paveletskaya karena teman kami

Antologi Esai Pustakawan Perpustakaan Nasional 97

dari Permira (Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Rusia) tidak bisa
menjemput di bandara.

Setelah kami bertemu di stasiun, kami mencari tempat makan.
Kami melihat logo sebuah restoran cepat saji yang identik dengan
menu ayam goreng asal Amerika, namun uniknya saat itu tulisannya
menggunakan aksara Rusia. Tanpa pikir panjang kami membelinya. Ketika
melihat daftar menunya, kami tergelitik karena memang tak ada paket
nasi di sana. Tentu saja, sebab makanan pokoknya pun beda dengan di
negara kita. Menu disana tidak ada paket nasi, nasi diganti kentang atau
bisa dengan pilihan burger. Dan untuk ukuran orang Indonesia, makan
tanpa nasi sepertinya belum afdol dan tidak kenyang. Maka, tak lupa
saya membeli makanan juga untuk bekal perjalanan, karena yang dijual
di kereta hanya mie cup.

Perjalanan selanjutnya menuju kota Elista, kota bagian selatan di
wilayah Rusia. Jarak tempuh dari Moskow ke Elista sekitar 18 jam dengan
mengendarai bus, atau 22 jam menggunakan kereta di tambah 5 jam
mengendarai bis. Kami memilih opsi yang kedua karena dengan kereta
kami bisa beristirahat dengan nyaman setelah sekian jam menempuh
perjalanan panjang dari Jakarta. Kami memilih kereta jenis kupe yang
memungkinkan kami untuk tidur.

Hari berikutnya sekitar jam 4 sore, kami tiba di kota yang terkenal
dengan patung Liberty-nya Rusia ‘Mamaev Kurgan’, kota Stalingrad yang
terkenal pada masa Perang Dunia II, sekarang menjadi kota Volgograd.
Di sana kami bertemu mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh
pendidikan di kota Volgograd, kemudian jam 8 malam kami melanjutkan
perjalanan menuju kota Elista. Kami sampai di kota Elista jam 2 pagi dini
hari di terminal Elista, perwakilan dari kantor Internasional khusus untuk
menjemput mahasiswa asing ternyata sudah menunggu. Kami diantar ke
asrama mahasiswa untuk beristirahat.

98 Antologi Esai Pustakawan Perpustakaan Nasional

Hari berikutnya, kami datang ke kantor internasional untuk
melaporkan kedatangan kami dan memberikan syarat dokumen yang
diperlukan untuk mengurus administrasi asrama, registrasi tempat
tinggal, rekening bank, dan asuransi. Kemudian melakukan cek
kesehatan, seperti yang saya lakukan sebelumnya di Indonesia sebelum
berangkat, yaitu tes HIV AIDS dan cek untuk diagnosis TBC. Setelah
dinyatakan baik hasil tes kesehatannya, saya diizinkan untuk berkuliah,
namun sebelumnya harus menunggu dulu untuk beberapa lama.

Hari pertama mengikuti pelajaran lumayan membuat saya
roaming alias bingung karena di kelas, guru menggunakan bahasa Rusia.
Bahasa pengantar yang digunakan dalam proses belajar mengajar adalah
bahasa Rusia, begitupun bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-
hari. Jadi mau tidak mau, suka tidak suka, saya harus BISA bahasa Rusia.
Apalagi setelah 11 tahun lulus kuliah, untuk mulai belajar dan menjadi
mahasiswa asing di negara orang membutuhkan perjuangan lebih. Saya
termasuk mahasiswa yang terlambat mengikuti perkuliahan, karena
perkuliahan sudah dimulai sejak 1 September, sementara saya baru
mengikuti pelajaran sekitar minggu terakhir Oktober. Berbekal mengenal
huruf cyrilic, saya bisa membaca dan menulis dalam bahasa rusia,
pelan-pelan saya bisa mengikuti pelajaran. Sebelum berangkat, saya
mengikuti les privat bahasa rusia sebagai pengenalan dan modal saya
belajar bahasa Rusia, dan itu sangat membantu di awal pertama masuk
kelas. Bisa diibaratkan seperti anak TK yang baru belajar mengenal huruf,
menulis dan membaca, seperti itulah yang saya rasakan pada waktu itu.

Teman sekelas saya berasal dari berbagai negara seperti Bulgaria,
Makedonia, Mongolia, Tiongkok, Vietnam, Afganistan, Syria, Usbekistan,
New Guinea, dan negara Afrika lainnya. Dalam berkomunikasi di kelas,
bahasa yang digunakan adalah bahasa Rusia. Dibutuhkan niat kuat dan
usaha lebih supaya materi yang disampaikan dosen benar-benar bisa
dipahami. Selain itu, harus rajin menulis kosakata baru dan menghafalnya,

Antologi Esai Pustakawan Perpustakaan Nasional 99

sering membaca kamus, banyak berlatih soal, berani berbicara dalam
bahasa Rusia, jangan takut salah pengucapan, dan masih banyak lagi
hal-hal yang dilakukan untuk terus mengasah kemampuan berbahasa.
Dan tempat paling mudah bagi saya untuk belajar “ngomong” adalah di
pasar tradisional, kenapa? Karena di sana saya merasa bebas berekspresi
tanpa takut salah, saya bisa langsung melihat barang-barang yang dijual
dan menyebutkannya dalam bahasa Rusia dan kadang belajar menawar
barang-barang yang dijual.

Perkuliahan di fakultas bahasa yang biasa disebut fakultas
persiapan, saya tempuh dalam waktu kurang lebih delapan bulan. Akhir
masa kuliah setiap mahasiswa wajib mengikuti ujian akhir berupa ujian
lisan dan tulisan. Ujian tulis mencakup gramatika, menulis (surat) dan
mendengar, sedangkan ujian lisan mencakup ujian wawancara dan
bercerita. Untuk bisa melanjutkan ke program selanjutnya, nilai minimal
rata-rata ujian adalah 65. Sekitar bulan Juni, semua urusan administrasi
akademik dan asrama selesai.

Saya kemudian mengurus administrasi di kota Tambov untuk
melanjutkan program magister, jurusan Ilmu Perpustakaan. Perkuliahan
semester 1 dimulai tanggal 1 September 2016 bersamaan dengan tahun
ajaran baru. Kali pertama mengikuti perkuliahan di program magister
sama sekali berbeda dengan perkuliahan di fakultas persiapan. Jika
pada perkuliahan sebelumnya dosen sangat sabar dan pelan dalam
memberikan materi kuliah, bahkan sampai diulang-ulang hingga semua
mahasiswa mengerti, maka di program magister, dosen menganggap
semua sudah lancar dan menguasai bahasa Rusia sebagai pengantar.
Semua mahasiswa asing di Rusia, pada perkuliahan semester satu rata-
rata masih harus beradaptasi kembali, tidak hanya yang berasal dari
Indonesia, tapi juga yang berasal dari negara-negara lain pun masih
kesulitan dalam mengikuti perkuliahan.

100 Antologi Esai Pustakawan Perpustakaan Nasional

Mata kuliah program studi Ilmu Perpustakaan di Universitas
Negeri Tambov lebih fokus dalam bidang manajemen perpustakaan yang
tentunya dikaitkan dengan perkembangan teknologi dan perkembangan
ilmu pengetahuan. Perkuliahan pada program magister berlangsung
selama dua tahun yang terbagi dalam empat semester. Semester 1 dan 2
lebih banyak membahas tentang teori-teori ilmu perpustakaan sehingga
aktivitas banyak dilakukan di dalam kelas. Tentunya ditambah dengan
tugas-tugas mandiri dan kelompok. Pada semester 1, setiap mahasiswa
harus sudah menyerahkan tema tentang tugas akhir dan membuat
kerangka tugas akhir. Kemudian pada semester 2, dilanjutkan dengan
pembuatan proposal tugas akhir. Mahasiswa lebih banyak dilibatkan
dalam seminar-seminar dan tugas praktik. Pada semester 3, mahasiswa
diberikan tugas praktik, kurang lebih ada delapan praktikum yang wajib
diikuti sebelum mengikuti ujian negara. Setiap akhir praktikum, setiap
mahasiswa wajib membuat laporan mandiri dan penilaian langsung dari
mentor/guru pendamping.

Pada semester 4 tidak ada perkuliahan, semua mahasiswa fokus
mempersiapkan tugas akhir yaitu tesis dan ujian akhir yaitu ujian negara.
Selain melakukan bimbingan tugas akhir ke dosen pembimbing, saya dan
mahasiswa lainnya banyak menghabiskan waktu di perpustakaan untuk
mencari sumber-sumber referensi, membaca berbagai literatur yang
sesuai tema tesis dan menuangkannya ke dalam tulisan. Dari sepuluh
mahasiswa yang mendapat beasiswa, hanya satu orang yang tidak
mengikuti ujian negara dan tidak mengikuti sidang tesis karena suatu
hal. Mahasiswa tersebut masih diberi kesempatan pada semester genap
berikutnya untuk mengikuti ujian dan sidang.

Tugas praktik dilaksanakan di perpustakaan umum kota
Tambov, bernama perpustakaan Puskhin. Perpustakaan Puskhin adalah
perpustakaan di tingkat provinsi yang berwenang untuk mengembangkan
program dan standar di bidang perpustakaan, menetapkan aturan

Antologi Esai Pustakawan Perpustakaan Nasional 101

layanan perpustakaan, sertifikasi perpustakaan dan pelatihan
pustakawan. Perpustakaan Puskhin sebagai perpustakaan provinsi
berperan aktif dalam melaksanakan kegiatan perpustakaan, baik untuk
kalangan anak-anak, dewasa, orangtua, dan komunitas, dengan berbagai
macam latar belakang pendidikan. Perpustakaan Puskhin menyediakan
tempat dan menyediakan fasilitas untuk penduduk setempat dalam
kegiatan kepustakawanan.

Peran perpustakaan sekarang mengalami perkembangan,
termasuk di Rusia, tidak hanya menjadi tempat untuk meminjam dan
membaca buku, tetapi juga sebagai pusat kebudayaan. Perpustakaan
menjadi pusat kegiatan masyarakat setempat. Perpustakaan bekerjasama
dengan lembaga pemerintah lainnya seperti lembaga arsip, museum,
dinas pariwisata dan lembaga lainnya dalam melaksanakan kegiatan-
kegiatan di perpustakaan. Setiap tahun, perpustakaan mempunyai tema
dalam visi lembaga, contohnya pada 2017, tema perpustakaan di seluruh
Rusia ialah ekologi.

Banyak pengalaman baru yang saya dapat selama kurang lebih
tiga tahun belajar di Rusia. mempelajari ilmu baru dan mempelajari
bahasa Rusia langsung di mana bahasa tersebut digunakan merupakan
kesempatan berharga buat saya. Bisa mengunjungi beberapa kota
bersejarah di Rusia adalah salah satu bonus. Saya bisa mempelajari
budaya, adat istiadat dan hukum di Rusia, yang tentu membawa wawasan
baru untuk saya pribadi. Kita harus siap ditempa dalam keadaan sulit,
harus bisa menerima situasi yang kadang tidak sesuai dengan keinginan
kita. Bertemu dengan teman-teman baru membuat saya banyak
belajar bertoleransi, beradaptasi dengan lingkungan baru, bagaimana
berinteraksi dengan orang baru khususnya orang asing, karena budaya
Indonesia berbeda dengan budaya negara lain. Tak lupa, saya juga

102 Antologi Esai Pustakawan Perpustakaan Nasional

memperkenalkan budaya Indonesia seperti tari poco-poco, lagu daerah,
bahkan masakan Indonesia yang saya masak sendiri.

Mencari ilmu tak harus selalu ke negeri Cina, sebab menuntut
ilmu di negeri Beruang Merah ternyata boleh juga. Banyak pengalaman
dan ilmu berharga yang saya dapatkan selama tinggal di sana. Tapi
kini, keinginan sekaligus amanah saya ialah berusaha agar ilmu yang
saya peroleh dapat memberikan kontribusi yang positif bagi Indonesia,
tempat saya mengabdi dan berkarya.[]

Antologi Esai Pustakawan Perpustakaan Nasional 103

Sukses Naik Pangkat dan
Jabatan Bagi Pustakawan

Triani Rahmawati

Jabatan Fungsional Pustakawan (JFP) adalah sebuah profesi pada lembaga
pemerintahan yang menangani bidang perpustakaan. Belakangan ini JFP
mulai banyak diminati oleh tenaga-tenaga yang bekerja di perpustakaan.
Selain karena kebutuhan pengembangan karier, juga karena profesi
pustakawan sudah mulai populer di dunia perpustakaan, dan tidak
terlepas dari batas usia pensiun yang lebih panjang dan tunjangan
jabatan yang cukup menarik. JFP terdiri atas dua jenjang jabatan, yaitu
Pustakawan Keterampilan, yang terdiri dari Pustakawan Terampil,
Pustakawan Mahir, Pustakawan Penyelia, dan Pustakawan Keahlian
yang terdiri dari Pustakawan Ahli Pertama, Pustakawan Ahli Muda,
Pustakawan Ahli Madya, dan Pustakawan Ahli Utama.

Berbeda dengan jabatan non fungsional atau jabatan struktural
yang otomatis dapat naik pangkat secara regular, JFP membutuhkan
persyaratan-persyaratan tertentu untuk dapat naik pangkat atau jabatan
ke jenjang yang lebih tinggi. Semua persyaratan-persyaratan yang harus
dipenuhi diatur dalam sebuah peraturan, yaitu Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permenpan
RB), yaitu Permenpan RB Nomor 9 Tahun 2014. Permenpan RB tersebut
dituangkan lagi dalam sebuah petunjuk teknis (Juknis) Jabatan Fungsional
Pustakawan dan Angka Kreditnya. Bagi pustakawan, untuk naik pangkat
atau jabatan harus dapat mengumpulkan angka kredit sesuai dengan

104 Antologi Esai Pustakawan Perpustakaan Nasional

persyaratan yang telah diatur dalam Permenpan RB sesuai dengan
jenjang jabatannya.

Dalam mengumpulkan angka kredit banyak sekali permasalahan
yang dihadapi oleh pustakawan. Permasalahan-permasalahan yang
dihadapi di antaranya unsur-unsur atau kegiatan-kegiatan apa saja
yang dapat dihitung angka kreditnya, kegiatan apa yang sesuai dengan
jabatannya, dan apa serta bagaimana bentuk bukti fisik pekerjaan
yang harus dilampirkan, juga bagaimana menyusunnya. Banyak
ketidaktahuan pustakawan dalam mengumpulkan angka kredit dan
bukti fisik yang harus dilampirkan. Ketidaktahuan tersebut salah satunya
adalah kurangnya membaca Permenpan RB dan juknis yang mengatur
angka kredit pustakawan. Sebagian pustakawan ingin naik pangkat dan
jabatan secara instan dengan cara mencari “joki” dalam membuat dan
mengumpulkan angka kredit karena tidak ingin “repot” menyusun Daftar
Usulan Penilaian Angka Kredit (Dupak) dan bukti fisiknya. Angka kredit
dan bukti fisik bagi sebagian pustakawan adalah sebuah “nightmare”
yang menakutkan. Mereka menganggap bahwa angka kredit sangat
sulit dicari, apalagi disertai bukti fisik yang harus dikumpulkan. Mereka
akan membayangkan penyusunan DUPAK bagi kenaikan pangkat
atau jabatan mereka adalah suatu hal yang menyulitkan. Belum lagi
persyaratan-persyaratan administratif lain sebagai kelengkapannya.
Selain masalah angka kredit untuk kenaikan pangkat atau jabatan, ada
juga permasalahan lain yang paling sering dijumpai adalah bagaimana
untuk dapat menjadi pustakawan pertama kali, apa saja persyaratannya
dan bagaimana prosedur pengangkatannya.

Angka kredit adalah satuan nilai dari setiap butir kegiatan dan/
atau akumulasi butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh pustakawan
dalam rangka pembinaan karir yang bersangkutan. Angka kredit
diperlukan untuk :

Antologi Esai Pustakawan Perpustakaan Nasional 105

• Pengangkatan pertama dalam jabatan
• Kenaikan pangkat/jabatan
• Alih kategori dari Pustakawan Keterampilan ke Pustakawan

Keahlian
• Pengangkatan kembali setelah dibebaskan sementara
• Maintenance jabatan.Pustakawan Penyelia gol. III/d (AK 300)

& Pustakawan Utama gol. IV/e (AK 1050)
• Pemenuhan kewajiban bagi Pustakawan yang pada tahun

pertama telah memenuhi atau melebihi angka kredit yang
dipersyaratkan untuk kenaikan jabatan/pangkat dalam masa
pangkat yang didudukinya.

Kegiatan kepustakawanan yang dapat dihitung angka kreditnya
terdiri atas unsur utama dan unsur penunjang. Unsur utama terdiri atas :

• Pendidikan
• Pengelolaan perpustakaan
• Pelayanan perpustakaan
• Pengembangan Sistem Kepustakawanan
• Pengembangan Profesi

Sedangkan unsur penunjang terdiri atas kegiatan-kegiatan
seminar (baik sebagai peserta, pemrasaran, narasumber, moderator),
keanggotaan dalam organisasi profesi, penghargaan, surat tugas
mengajar, dan ijazah non perpustakaan. Ketentuan penghitungan
angka kredit dari unsur utama dan unsur penunjang adalah 80% angka
kredit minimal dari unsur utama, sedangkan maksimal 20% dari unsur
penunjang. Masa penilaian angka kredit adalah :

¾¾ Sejak bekerja di perpustakaan bagi PNS yang akan diangkat
pertama kali dalam JFP

¾¾ Sejak masa penilaian yang tercantum dalam PAK terakhir
untuk:

106 Antologi Esai Pustakawan Perpustakaan Nasional

• pengangkatan pertama dalam JFP
• kenaikan jabatan/pangkat
• alih jabatan – keterampilan ke keahlian – S1
• pengangkatan kembali pustakawan yang telah menjalani

pembebasan sementara
• pemeliharaan (maintenance) Pustakawan Utama IV/e &

Pustakawan Penyelia III/d

Cara menghitung angka kredit adalah dengan mengalikan setiap
butir kegiatan dengan satuan angka kredit yang telah ditetapkan dalam
Permenpan dan juknis. Misalnya :

• Melakukan katalogisasi deskriptif bahan perpustakaan tingkat tiga.
Angka kreditnya 0.008

• Volume melakukan pekerjaan katalogisasi: 350 judul. Angka Kredit
yang diperoleh dari kegiatan tersebut adalah 0.008 x 350 = 2.80 AK

Pustakawan dapat melakukan kegiatan satu jenjang di atas atau
di bawah jabatannya. Misalnya, Pustakawan Ahli Muda dapat melakukan
butir kegiatan Pustakawan Ahli Pertama atau Pustakawan Ahli Madya.
Penghitungan angka kreditnya adalah 80% untuk butir kegiatan satu
jenjang di atas jabatan, dan 100% untuk butir kegiatan satu jenjang di
bawah jabatan. []

Antologi Esai Pustakawan Perpustakaan Nasional 107

Publish or Perish?

Edi Wiyono

Publish or Perish?. Terbitkan atau Musnah. Dari mana sesungguhnya asal
mula frasa yang begitu terkenal dalam dunia publishing ini? Dari beberapa
literatur dan pencarian yang telah saya lakukan, belum menemukan satu
sumber yang sudah teruji validitasnya untuk mengetahui asal muasal
frasa tersebut. Dalam tulisan Eugene Garfield (1996), disebutkan bahwa
Marshall McLuhan mempopulerkan ungkapan Publish or Perish, dan
McLuhan menggunakannya secara lebih luas di dunia akademis. Sumber
lain menyebutkan bahwa Logan Wilson, seorang mantan Presiden
Universitas Texas adalah orang pertama yang menggunakan frasa
Publish or Perish dalam buku The Academic Man: Study in the Sociology
of a Profession (1942).

Terlepas dari siapa yang pertama mencetuskan frasa tersebut,
satu yang dapat kita maknai dari frasa tersebut adalah bahwa pemikiran
dan gagasan itu harus ditulis dan dipublikasikan untuk dapat diketahui
secara luas. Sejalan dengan itu, salah satu penulis besar Indonesia,
Pramoedya Ananta Toer mengatakan “Orang boleh pandai setinggi
langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat
dan dari sejarah….Menulis adalah bekerja untuk keabadian”. Mengutip
tulisan Pram dalam buku Rumah Kaca “Orang boleh pandai setinggi
langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat
dan dari sejarah.”

108 Antologi Esai Pustakawan Perpustakaan Nasional

Sementara itu Seno Gumira Ajidarma, dalam bukunya Ketika
Jurnalisme Dibungkam Sastra Harus Bicara mengatakan “Apa boleh
buat, jalan seorang penulis adalah jalan kreativitas, di mana segenap
penghayatannya terhadap setiap inci gerak kehidupan, dari setiap detik
dalam hidupnya, ditumpahkan dengan jujur dan total, seperti setiap
orang yang berusaha setia kepada hidup itu sendiri—satu-satunya
hal yang membuat kita ada.” Dalam kisah lain, Imam Al-Ghazali.
mengatakan”Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama
besar, maka menulislah.”

Demikian beberapa quote atau ungkapan dari tokoh-tokoh
termasyur yang mengingatkan betapa pentingnya menulis sebagai
pengejawantahan dari pemikiran dan gagasan-gagasan seseorang.
Tokoh-tokoh tersebut juga dikenal dan dikenang karena tulisan mereka
yang masih terpelihara dan dapat dinikmati secara baik sampai sekarang.

Apakah semuanya berhenti dengan menulis? Tentunya tidak.
Adalah baik menuangkan pemikiran dan gagasan dalam bentuk tulisan.
Tetapi pemikiran dan gagasan tersebut tidak akan diketahuai orang jika
tidak pernah di-publish. Mempublikasikan tulisan, baik ilmiah maupun
bukan, sama artinya dengan bertukar gagasan. Dalam dunia keilmuan,
suatu penelitian, yang tentunya merupakan representasi ide, belumlah
tuntas jika belum dipublikasikan.

Melalui publikasi, pemikiran dan gagasan seseorang akan dikenal
dan akan semakin berkembang seiring dengan munculnya tanggapan-
tanggapan dari orang lain. Sebaliknya, tanpa publikasi yang memadai
maka suatu pemikiran atau gagasan yang inovatif sekalipun tidak akan
bertambah maju, malah terancam jalan ditempat dan akhirnya terhenti
dengan tragis alias binasa. “Publish or Perish”.

Antologi Esai Pustakawan Perpustakaan Nasional 109

Bagaimana dengan Pustakawan?

Pustakawan sebagai tenaga profesional memiliki tanggung jawab moral
untuk mengembangkan profesi pustakawan. Pengembangan ini antara
lain melalui penyusunan konsep, melakukan penelitian, penulisan artikel,
penulisan makalah, maupun penulisan buku. Seorang pustakawan
dituntut untuk mampu menuangkan ide, inovasi, dan kreativitas dalam
sebuah tulisan.

Menurut Dalman (2014:4), bahwa menulis adalah proses
penyampaian pikiran, angan-angan, perasaan dalam bentuk lambang/
tanda/ tulisan yang bermakna. Dalam kegiatan menulis terdapat suatu
kegiatan merangkai, menyusun, melukiskan suatu lambang/ tanda/
tulisan berupa kumpulan huruf yang membentuk kata, kumpulan kata
membentuk kelompok kata atau kalimat, kumpulan kalimat membentuk
paragraf, dan kumpulan paragraf membentuk wacana/ karangan yang
utuh dan bermakna. Jadi dapat dikatakan bahwa menulis merupakan
kemampuan seseorang dalam mengemukakan gagasan-pikirannya
kepada orang atau pihak lain dengan media tulisan.

Banyak sekali manfaat yang didapat ketika seseorang mau
menulis. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Triningsih (2018) bahwa
ada beberapa manfaat yang didapatkan dari kegiatan menulis, antara
lain secara psikologis, menulis erat kaitannya dengan jiwa seseorang
karena dengan menulis akan dapat berimajinasi dan berekspresi.
Secara sosiologis, berkaitan dengan pencarian ide yang didapat dari
melihat fenomena yang terjadi di masyarakat. Secara ekonomis, menulis
berhubungan dengan keuangan atau honor yang akan diperoleh, dan
dampak keilmuwan, menulis bukan sekedar menuangkan ide dan gagasan
akan tetapi juga mengasah sejauhmana keilmuan yang kita miliki.

110 Antologi Esai Pustakawan Perpustakaan Nasional

Bagaimana dengan kondisi penulisan di dunia perpustakaan
dan kepustakawanan, baik itu berupa tulisan yang dihasilkan oleh
pustakawan sendiri maupun penulis umum?

Harus diakui bahwa kuantitas artikel atau buku yang dihasilkan
pustakawan masih terbilang sedikit jumlahnya. Menurut Wahid
Nashihuddin (2016), bahwa jumlah publikasi atau karya tulis pustakawan
Indonesia diketahui sejumlah 1275 judul artikel bidang kepustakawanan.
Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah bidang ilmu perpustakaan dan
dokumentasi yang tercantum di database Indonesian Scientific Journal
Database/ISJD (http://isjd.pdii.lipi.go.id/). Kemudian, jika dilihat dari
jumlah jurnal tentang kepustakawanan yang terbit di Indonesia hanya
sejumlah 90 tebitan, jumlah tersebut belum ditambah dengan jurnal-
jurnal baru bidang kepustakawanan yang masuk dan dilaporkan
ke PDII-LIPI. Sedangkan dalam penelitian sebelumnya oleh Laksmi,
menyatakan bahwa penulisan buku cetak bidang kepustakawanan
masih jarang dilakukan oleh para pustakawan. Rata-rata penulisan buku
kepustakawanan hanya sekitar 4,4 judul per tahun.

Lasa Hs (2010) memaparkan rendahnya penerbitan buku
termasuk bidang kepustakawanan antara lain disebabkan kurang
motivasi, orientasi materi,berbagai ketakutan, kurang percaya diri, dan
terjebak rutinitas. Padahal para pustakawan dan mereka yang bekerja di
perpustakaan memiliki banyak kesempatan untuk melakukan penulisan.
Mereka setiap hari berhadapan dengan sumber informasi, fasilitas
akses informasi, dan bergaul dengan banyak kalangan. Untuk itu perlu
adanya usaha-usaha memotivasi, dorongan, bantuan, dan perhatian
serius dalam penulisan buku kepustakawanan. Dengan usaha-usaha ini
diharapkan meningkat penerbitan buku kepustakawanan. Hal ini akan
lebih meningkatkan usaha-usaha pengembangan ilmu perpustakaan dan
profesi kepustakawanan.

Antologi Esai Pustakawan Perpustakaan Nasional 111

Kurangnya motivasi pustakawan dalam menulis menyebabkan
belum optimalnya pengembangan profesi pustakawan. Sesungguhnya
pustakawan memiliki peluang yang besar untuk menulis, karena mereka
memiliki kedekatan dan kemudahan dalam memperoleh sumber-
sumber informasi yang diperlukan. Namun, kenyataannya jumlah
artikel yang dihasilkan oleh pustakawan masih sedikit jumlahnya. Hal
tersebut dapat disebabkan oleh beberapa kendala, seperti minimnya
penguasaan keterampilan menulis serta rendahnya motivasi sebagai
pemacu kemampuan diri yang menyebabkan pustakawan jarang menulis
artikel yang dimuat surat kabar, majalah, jurnal maupun jenis publikasi
yang lain.

Masih sedikitnya buku kepustakawanan yang diterbitkan
seharusnya membawa para pustakawan untuk lebih bersemangat
dalam menulis buku. Pustakawan dapat menuangkan gagasan dan
pengetahuannya di dunia perpustakaan untuk didokumentasikan agar
mampu bertahan lama dan dapat dibaca banyak orang. Peluang ini juga
dibarengi dengan keberadaan Perpusnas PRESS sebagai penerbit bidang
perpustakaan dan kepustakawanan. Sehingga pustakawan kini tak perlu
lagi khawatir akan sulitnya proses penerbitan buku.

Bagi pustakawan, seyogyanya tidak hanya berhenti pada
tahapan menulis, tetapi juga sampai bagaimana tulisan sebagai karya
intelektual tersebut dapat dipublikasikan. Ada beberapa alasan
mengapa pustakawan harus menghasilkan publikasi: (1). Dengan
publikasi, pustakawan dapat menunjukkan jati diri dan keberadaannya.
Dan orang lain akan mengetahui kapasitas dan pemikirannya sebagai
seorang pustakawan ; (2). Dengan publikasi sebagai media berbagi
pengetahuan dan pengalaman. Ada ungkapan sebaik-baik manusia
adalah yang memberi manfaat untuk manusia lain. Apalagi jika tulisan
tersebut dapat menginspirasi orang lain, terutama diantara sesama
pustakawan, tentunya akan memberi dampak positif yang luar biasa;

112 Antologi Esai Pustakawan Perpustakaan Nasional

(3). Dengan publikasi dapat mendorong peningkatan karir pustakawan.
Selain mendapatkan angka kredit, melalui tulisan yang dipublikasikan
berpotensi menaikkan grade pustakawan untuk dapat berkiprah dalam
event-event kepustakawan seperti menjadi narasumber seminar atau
workshop ; (4). Dengan publikasi dapat menunjukkan peran pustakawan
dalam upaya memajukan dunia kepustakawanan di Indonesia.

Publish or perish adalah ibarat sejoli yang terkait dengan
penulisan dan publikasi. Publish or perish atau menulis (menerbitkan)
karya tulis pustakawan atau musnah. Hanya mengingatkan para
pustakawan agar senantiasa menulis dan mempublikasikan tulisannya.
Karena bagi pustakawan, sejatinya menulis itu bukan pilihan. Tapi
keharusan.[]

Antologi Esai Pustakawan Perpustakaan Nasional 113

Tentang Penulis

Alia Ali, lahir di Jakarta pada tanggal 25 April
1967. Pendidikan terakhir Sarjana Ekonomi
jurusan manajemen. saat ini bekerja sebagai
pustakawan muda di Layanan Koleksi Foto, Peta
dan Lukisan, Bidang Layanan Koleksi Khusus,
Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi, Deputi
Bidang Pengembangan bahan Pustaka dan Jasa
Informasi Nasional RI. Jalan Medan Merdeka
Selatan No. 11 Jakarta Pusat

Arief Delta Riswanto, S.Hum., Lahir di Wonosobo,
14 Maret 1994. Tumbuh di kota yang sejuk sejak
kecil, mulai belajar mengembangkan diri saat
menjadi mahasiswa. Berkuliah di Jurusan Ilmu
Perpustakaan, Universitas Diponegoro, Semarang
selama empat tahun menjadi bekal untuk
memahami dunia perpustakaan dan informasi.
Dibarengi dengan belajar mengelola di beberapa
jenis perpustakaan (Perpustakaan Desa, Perpus-takaan Sekolah,
perpustakaan Khusus, dan Perpustakaan Perguruan Tinggi), menjadi
bekal menyelaraskan ilmu teoritis dan realita di masyarakat.

Saat ini ditempatkan di Kelompok Layanan Koleksi Audio Visual,
Perpustakaan Nasional RI. Tempat dimana mengaplikasikan keilmuan
yang telah didapat dan mempelajari ilmu-ilmu baru yang terus

114 Antologi Esai Pustakawan Perpustakaan Nasional

berkembang di dunia Audio Visual. Mengelola layanan pemanfaatan
microfilm dan microfiche, serta pemutaran CD/DVD dan kaset Pita.
Email : [email protected] / IG : @aripdelta

Destiya Puji Prabowo, lahir di Wonogiri 1
Desember 1987. Penulis menerima gelar Magister
Humaniora di bidang Ilmu Perpustakaan tahun
2017. Saat ini penulis menjabat sebagai fungsional
Pustakawan Ahli Muda di Pusat Pengembangan
Koleksi dan Pengolahan Bahan Pustaka
Perpustakaan Nasional RI. Penulis berkonsentrasi
pada penelitian di bidang pengorganisasian
informasi bahan perpustakaan berbasis RDA, metadata MARC, dan
manajemen pengetahuan. Penulis dapat dihubungi melalui email,
[email protected].

Publikasi ilmiah :

2019 : Role of Tacit Knowledge in Library Material Organization: Case
Study on Librarians at Library Material Organization Division of
National Library of Indonesia. International Conference on

. Libraries, Information and Society (ICoLIS 2019)”, 18-19th April
2019, Hatten Hotel, Malacca, Malaysia

2018 : WhatsApp Use as a Knowledge Sharing Media for Librarians,
Culture And Societes For Local & Global Sustainable
Development . Enago Academic Publishing

2017 : Reference Service at School Library: Going Virtual or Not?, Medwell
Journal, 2017. The Social Science 12 (2): 227-231, 2017

Antologi Esai Pustakawan Perpustakaan Nasional 115

2017 : Transformation from conventional to virtual library reference at
surya international school. Cultural Dynamics in a Globalized
World. Proceedings of the Asia- Pacific Research in Social
Sciences and Humanities, Depok, Indonesia, November 7-9,
2016: Topics in Arts and Humanities. Ch. 188 : p. 7

Diana Toyang lahir di Toraja 6 Mei 1962, sebuah
daerah kabupaten di Sulawesi Selatan. Setela
lulus dari sekolah Dasar Piongan di Toraja, Penulis
melanjutkan sekolah di Sekolah Menengah
Pertama Bonisiswa di Jakarta. Kemudian
melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas
di SMAN 26 Jakarta, lulus tahun 1982. Kemudian
melanjutkan pendidikan Diploma (D3) Universitas
Hasanuddin Makassar selesai 1986. Di Universitas yang sama, pada
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Penulis mengambil S1 Jurusan Administrasi
Negara, selesai tahun 1990. Penulis memasuki dunia kerja pertama kali
sebagai salah satu pegawai di Perpustakaan Nasional RI tahun 1992.
Pertama di Bagian Keuangan, selama setahun, di Bagian Humas selama
Setahun, kemudian di Bagian Kepegawaian hampir 20 tahun. Selama di
Bagian Kepegawaian Penulis mendapat kesempatan mengingkuti
pendidikan S2 di Universitas Gadjah Mada. Berbekal dari Ijazah S2 saya
beralih fungsi ke Teknis pada tahun 2013 menjadi Pustakawan Pertama
golongan IV/a pada Bidang Pengolahan Bahan pustaka sampai sekarang
dengan Jabatan Pustakawam Madya. Berdomisili di Bekasi Barat. Email:
[email protected]

116 Antologi Esai Pustakawan Perpustakaan Nasional

Edi Wiyono, lahir di Kota Gaplek, Wonogiri 20

Mei 1976 lalu. Menyelesaikan Pendidikan Strata-1

di Ilmu Komunikasi, Universitas Sebelas Maret

pada tahun 2000. Saat ini tengah menempuh

pendidikan Pasca Sarjana di STIALAN Jakarta.

Sebelum bergabung sebagai ASN di Perpustakaan

Nasional RI pada tahun 2006, cukup lama

berkecimpung di dunia jurnalistik dengan menjadi

reporter di media cetak dan online. Memiliki hobi mengomentari

pertandingan olahraga dengan mengidolakan petarung UFC

Khabib Nurmagomedov. Setelah lebih dari 13 tahun di Sub

Bidang Otomasi Perpustakaan, terhitung mulai Juni 2019

sehari-hari bekerja di Sub Bagian Penerbitan Biro Hukum

dan Perencanaan. Motto hidup adalah bagaimana dalam hidup ini

dapat memberi manfaat untuk orang lain. Dapat

dihubungi melalui email: [email protected]

Endy Santoso S.S. , Lahir di Situbondo, 28 Januari
1986. Seorang yang tidak pernah berhenti untuk
terus belajar tentang segala hal. Saat ini
mengabdikan diri di Bidang Pengkajian dan
Pemasyarakatan Minat Baca – Perpustakaan
Nasional RI. Selalu berusaha sebanyak mungkin
menebar kebaikan. Setidaknya mulai dari
senyum, salam, sapa. Menulis artikel mengenai
Duta Baca Indoesia sebagai salah satu tanggung jawab dalam
menyelesaikan pendidikan Magister Ilmu Perpustakaan dan Informasi di
Universitas Indonesia. Senang membaca dan mempunyai perhatian
besar terhadap pembudayaan kegemaran membaca melalui
perpustakaan. Pernah menjadi koordinator Pembudayaan Kegemaran
Membaca melalui kegiatan Duta Baca Indonesia.

Antologi Esai Pustakawan Perpustakaan Nasional 117

Dapat dihubungi melalui FB / IG : Endy Santoso / @endy.santoso. Atau
melalui email : [email protected]. atau endysantos86@gmail.
com

Faizuddin Ahmad anak pertama dari dua
bersaudara yang lahir 27 tahun silam di desa kecil
yang terletak di Kabupaten Magelang Jawa
Tengah. Pendidikan formal saya habiskan di SD N
Kalijambe, SMP N 19 Purworejo, SMA N 5
Purworejo dan Menamatkan perkuliahan di
Universitas Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan
konsentrasi jurusan ilmu perpustakaan. Pertama
meniti karir pustakawan yaitu di SD N Magelang 6, kemudian pada tahun
2018 berpindah di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta
dan pada awal tahun 2019 sampai sekarang sebagai pustakawan di
Perpustakaan Nasional RI. Buku bunga rampai ini adalah karangan kedua
saya yang sebelumnya saya pernah menulis buku Menyemai Budaya
Literasi Buku dengan judul Peran Pustakawan sebagai Penangkal Hoax di
Masyarakat. Bagi yang sekedar ingin bersilaturahmi silahkan datang di
rumah saya yang beralamatkan di Jl Talang Ujung RT 07 RW 02, 10320,
Jakarta Pusat atau melalui email [email protected]

Imas Halimatun Sadiah; nama pena Ihalisa. Lahir
di Bogor, 25 Juni 1980. Menyelesaikan D3 di
Fakultas FMIPA, Program studi Tekhnik
Perpustakaan Dokumentasi dan Informasi,
Institut Pertanian Bogor. Sedang melanjutkan
studi strata satu (S1) di Universitas Terbuka,
mengambil jurusan Ilmu Perpustakaan. Pernah
memiliki pengalaman mengajar pada tingkat SD/

118 Antologi Esai Pustakawan Perpustakaan Nasional

MI, SLTP, dan SMK. Tahun 2009 penulis pernah mengikuti Lomba
Perpustakaan Sekolah se-Jabodetabek dan mendapat peringkat terbaik
pertama. Periode tahun 2012-2015 penulis tercatat sebagai sekretaris di
Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) wilayah Jakarta Selatan. Buku antologi
ini adalah buku keempatnya. Buku antologi pertamanya berjudul “Pelangi
di Ujung Senja”, pada kumpulan Cerpen & Sajak: Move On, penerbit
Green Smart Books, Kota Bandung. Bersama di forum komunitas menulis
Srikandi dan Bakmi. Penulis pernah menjadi Editor Website UPT
Perpustakaan Proklamator Bung Hatta dan menulis kajian penelitian
berjudul “Tingkat Kepuasan Pemustaka di Perpustakaan Proklamator
Bung Hatta”.

FB: Imas Sadiah
Email: [email protected]

Lana Yurisa Ayodya lahir di Bandung tanggal 13
Agustus 1991, bertempat tinggal di kaki gunung
Tangkuban Parahu yang terkenal dengan udara
sejuknya. Penulis menempuh Pendidikan di
Universistas Pendidikan Indonesia Bandung,
Jurusan Pendidikan Khusus, dengan Spesialisasi
Tunagrahita. Penulis menempuh Pendidikan di
SDN Pancasila Lembang, SMPN 1 Lembang, dan
SMAN 1 Lembang. Penulis yang memiliki Hobi Melukis, Menbaca dan
Menjahit ini dapat dihubungi di alamat surel [email protected],
atau akun Instagram Ayodyalana.

Antologi Esai Pustakawan Perpustakaan Nasional 119

Leni Sudiarti adalah seorang multitasking mom
of four kiddos. Librarian yang menyukai berniaga,
mengajar, dan jalan-jalan. Lama vakum, namun
sepertinya menulis juga merupakan passion,
meski kadang dengan free style, alias di luar
pakem penulisan. Leni memiliki motto hidup:
“Salah satu amalan yang akan terus mengalir
pahalanya adalah ilmu yang bermanfaat.” dan
“Jika ingin mengenal dunia, maka bacalah. Jika ingin dikenal dunia, maka
menulislah”. Tulisan-tulisannya dapat disimiak di lenisudiarti.blogspot.
com. Ia dapat dijangkau di Facebook: leni sudiarti, IG: lenisudiarti, dan
email: [email protected].

Mariana Ginting, lahir di Binjai 15 Nopember
1967. Pendidikan S1 (Bahasa dan Sastra
Indonesia), dan saat ini sedang mengikuti kuliah
S2 (Magister Manajemen) STIE Jakarta.
Pendidikan non formal mengikuti diklat pengelola
Perpustakaan (6 bulan), diklat ADUM, diklat
bibliografi, diklat Resorces Deskriftion and Acsess
(Universitas Indonesia).

Pengalaman bekerja :

• tahun 1992-1995 bekerja di bidang Layanan Perpustakaan
Nasional RI

• tahun 1996-2020 ditempatkan di bidang Pegolahan
• Pengajar di Pusdiklat Perpustakaan Nasional RI
• Pengelola Perpustakaan Hendro Priyono di Ceger – Jakarta Timur

120 Antologi Esai Pustakawan Perpustakaan Nasional

• Pengelola Perpustakaan Moeryati Soedibyo Jakarta Pusat
• Pengelola Perpustakaan PLN Jakarta Utara
• Pangkat /Jabatan : Pustakawan Ahli Madya

Renda Khris, Mulai bekerja di Perpustakaan
Nasional RI tahun 1993, Pegawai Bagian
Keuangan, Biro Umum tahun 1993-1997,
Pengelola Koleksi Deposit tahun 1997-2017, dan
berprofesi sebagai Pustakawan Perpustakaan
Nasional RI dimulai tahun 2018 sampai saat ini.
mulai serius berkecimpung dalam dunia tulis
menulis dimulai sebagai Tim penulisan buku yang
berjudul “Panji di Ranah Seni” terbit tahun 2019
oleh Perpusnas Press. Ini karya esai pertama dalam bimbingan Perpusnas
Press dan Bitread. Media sosial instagram @rendakaa dan facebook
renda.kaa.

Rini Nila Kusuma, biasa dipanggil Rini. Lahir di
kota Medan pada tanggal 26 Nopember 1980.
Saya dibesarkan di kota ‘Sejuta Bunga’ Magelang
sejak menempuh pendidikan dasar sampai
pendidikan menengah atas. Kemudian me-
lanjutkan studi program Diploma Tiga IESP
jurusan Keuangan Perbankan STIE Kerja Sama
Yogyakarta, lulus tahun 2002 dengan predikat
Cum Laude. Sambil bekerja saya menlanjutkan studi program Sarjana
jurusan Akuntansi STIE Widya Wiwaha Yogyakarta, lulus tahun 2004
dengan predikat Cum Laude.

Antologi Esai Pustakawan Perpustakaan Nasional 121

Setelah lulus, Saya mencoba peruntungan bekerja di perusahaan
swasta di Jakarta dan sempat beberapa kali pindah kerja. Pada tahun
2008 mencoba mengikuti seleksi CPNS dan lulus. Selama kurang lebih
10 tahun bekerja di bagian keuangan, kemudian tahun 2019 mengajukan
menjadi fungsional pustakawan.

Pada bulan Februari 2015 mencoba mengikuti seleksi bea siswa
pemerintah Federasi Rusia program Magister, jurusan Ilmu Perpustakaan
dan dinyatakan lulus seleksi pada bulan Agustus 2015. Selama setahun
mengikuti pendidikan program Bahasa Rusia sebagai syarat untuk dapat
melanjutkan pendidikan program Magister.

Selama menjadi mahasiswa turut sktif dalam kegiatan
kemahasiswaan dan kegiatan himpunan mahasiswa Indonesia di Rusia.
Banyak sekali pelajaran dan pengalaman berharga selama berada di
negeri ‘Beruang Merah’.

Tri Utami, seorang ibu rumah tangga yang nyambi
bekerja, dan paling tertarik dengan dunia islamic
parentng. Saat ini sedang sibuk menjalani
profesinya sebagai istri sekaligus membersamai
tumbuh kembang putrinya. Penulis bekerja
sebagai pustakawan di salah satu intansi
pemerintah di Jakarta. Lahir di Purworejo, 1
Agustus 1990 dari seorang Bapak bernama
Paryono dan Mamak bernama Komsiyatun. Hobbynya adalah membaca,
dengan genre agama, parenting dan biografi tokoh. Untuk menghubungi
penulis bisa melalui ig @tami_utami71.

122 Antologi Esai Pustakawan Perpustakaan Nasional

Triani Rahmawati, S.S., M.P. lahir di Jakarta, 21
Mei 1975. Memiliki jabatan sebagai pustakawan
ahli madya di Perpustakaan Nasional RI, pada
unit kerja Pusat Pengembangan Koleksi dan
Pengolahan Bahan Pustaka. Dia dapat dikontak
melalui email [email protected] atau ponsel
087854811480.

Wahyu Nurhayati, Mulai bekerja di Perpustakaan
Nasional RI tahun 1992, Pegawai Bagian Ke-
uangan, Biro Umum tahun 1992-2015, dan
berprofesi sebagai Auditor Internal Perpustakaan
Nasional RI dimulai tahun 2016 sampai saat ini.
Buku pertama yang diterbitkan berjudul
“Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan Perpus-
takaan Nasional RI: Tinjauan dan Analisa Auditor
Internal” tahun 2017. Ini karya esai pertama dalam bimbingan Perpusnas
Press dan Bitread. Media sosial instagram @wahyu_1166 dan facebook
wahyu.nurhayati.

Antologi Esai Pustakawan Perpustakaan Nasional 123

124 Antologi Esai Pustakawan Perpustakaan Nasional

Tentang Perpusnas PRESS

Perpusnas PRESS adalah Lembaga Penerbit Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia yang didirikan berdasarkan Surat Keputusan Kepala
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Nomor 167 Tahun 2019
tanggal 23 Juli 2019 tetang Pembentukan Penerbit Perpustakaan Nasional
dan Tim Penerbit Perpustakaan Nasional. Tugas Perpusnas PRESS
adalah menerbitkan karya tulis dan publikasi di bidang Perpustakaan
dan Kepustakawanan. Perpusnas Press tercatat sebagai anggota Ikatan
Penerbit Indonesia (IKAPI) No.573/DKI/2019 tanggal 1 Agustus 2019.

Arah Perpusnas PRESS adalah menjadi Penerbit Publikasi
Perpustakaan Nasional bidang perpustakaan dan kepustakawanan
yang berkualitas dan unggul. Perpusnas PRESS dilandasi tujuan untuk
1). Melaksanakan penerbitan dan publikasi bidang perpustakaan dan
kepustakawanan baik cetak maupun elektronik; 2). Meningkatkan
kuantitas dan kualitas terbitan bidang perpustakaan dan
kepustakawanan; 3). Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas penerbitan
dan pengelolaannya; 4). Mengoptimalkan pemanfaatan teknologi
informasi untuk mendukung publikasi penerbitan; dan 5). Menjadi mitra
bagi penulis untuk menghasilkan karya tulis bidang perpustakaan dan
kepustakawanan.

Perpusnas PRESS mengundang pustakawan khususnya dan
masyarakat pada umumnya yang memiliki gagasan dan pemikiran
tentang perpustakaan, kepustakawanan dan bidang lainnya yang
relevan dengan kebijakan Perpustakaan Nasional untuk dapat
menuangkannya dalam tulisan sehingga dapat dibukukan dan
diterbitkan.

Antologi Esai Pustakawan Perpustakaan Nasional 125



Penerbit
PerpusnasPRESS
Jl.SalembaRayaNo.28aJakarta
h ps://press.perpusnas.go.id


Click to View FlipBook Version