1
1
MODUL KEWIRAUSAHAAN KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan modul yang berjudul
"Kewirausahaan" ini tanpa halangan yang berarti. Modul ini merupakan
sebuah ringkasan mata kuliah kewirausahaan, terdapat tujuan penggunaan
modul ini adalah untuk mempermudah mahasiswa Program Studi
Pendidikan Musik FBS UNJ dalam mempelajari mata kuliah
kewirausahaan. Terdapat beberapa bahan kajian yang akan dibahas dalam
modul ini mulai dari pengetahuan dasar kewirausahaan, konsep pengelolaan
kewirausahaan, perencanaan kewirausahaan, dan praktik kewirausahaan.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih atas saran dan motivasi dalam
penyusunan modul ini kepada:
• Dra. Rien Safrina, M.A., Ph.D., selaku Koorprodi Pendidikan Musik
FBS UNJ sekaligus mentor penulis pada Latsar angkatan XLV.
• Akhmad Hadi S.Pd., M.Pd., selaku couch penulis pada Latsar angkatan
XLV
• RM Aditya Andriyanto, M.Sn., selaku dosen pengampu mata kuliah
kewirausahaan pada Prodi Pendidikan Musik UNJ.
• Tono Rachmat, PH., M.Pd. selaku dosen kewirausahaan pada Prodi
Pendidikan Seni Musik UPI
• Yogie Chandra Bhumi, M.Sn., selaku dosen desain grafis FSRD ITB
• Agam Akbar Pahala, M.Sn., selaku dosen CPNS seni rupa FBS UNJ
Penulis berharap modul ini dapat mempermudah mahasiswa dalam
mempelajari mata kuliah kewirausahaan, tentunya modul ini masih jauh dari
kesempurnaan maka kritik dan saran yang membangun sangat penulis
arapan.
Jakarta, 19 Oktober 2021
Penulis
2
DAFTAR ISI MODUL KEWIRAUSAHAAN
HALAMAN JUDUL …………………………...…………………………..………….. i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………........ ii
DAFTAR ISI …………………………….…………………...……………………….. iii
UNIT I PENGETAHUAN DASAR KEWIRAUSAHAAN ………………………..... 1
A. Hakikat Kewirausahaan ………….…………………………………………………...3
B. Konsep Dasar Kewirausahaan …………………………………...…………………... 4
C. Pengenalan Potensi Kewirausahaan dalam Bidang Musik …………………………..11
D. Latihan Mandiri ……………………………………………………………………. 19
E. Penilaian Mandiri …………………………………………………………………... 23
UNIT II KONSEP PENGELOLAAN KEWIRAUSAHAAN…………...………… 25
A. Strategi Praktik Kewirausahaan ........................................................................... 27
B. Manajemen dan Pemasaran ....................................................................................... 28
C. Modal Usaha .............................................................................................................. 31
D. Kemitraan Wirausaha dalam Bidang Musik............................................................... 37
E. Kiat-kiat Keberhasilan Berwirausaha ........................................................................ 40
F. Latihan Mandiri ................................................................................................... 47
G. Penilaian Mandiri ................................................................................................... 47
UNIT III PERENCANAAN KEWIRAUSAHAAN …………………………….…. 52
A. Pengertian Perencanaan Usaha …………………………………………………….. 56
B. Pentingnya Perencanaan Usaha ……………………………………………………. 56
C. Perencanaan Usaha dalam Bidang Musik ………….……………………………… 56
D. Model Inkubator Bisnis Pendidikan Wirausaha di Perguruan Tinggi …………….. 63
E. Latihan Mandiri ……………………………………………………………………. 65
F. Penilaian Mandiri ………………………………………………………………….. 65
UNIT IV PRAKTIK KEWIRAUSAHAAN …………………………….………….. 66
A. Komunikasi Produk Kewirausahaan …………..…………………………………… 68
B. Pengawasan Usaha ……………………………………………………….………… 72
C. Laporan Kegiatan …………………………………………………………………... 75
D. Latihan Mandiri ……………………………………………………………………. 79
E. Penilaian Mandiri …………………………………………………………………... 79
DAFTAR PUSTAKA ………………………….……………………………………. 80
LAMPIRAN …………………………………………………………………………. 84
3
4
Deskripsi Pembelajaran
Pengetahuan dasar kewirausahaan merupakan konsep-konsep
dasar kewirausahaan atau entrepreneurship yang meliputi hakikat
kewirausahaan, konsep dasar kewirausahaan, pengenalan potensi
dasar kewirausahaan di bidang musik.
Capaian Pembelajaran Mata Kuliah
Setelah mempelajari unit I, diharapkan Anda mampu, 1)
Memahami hakikat kewirausahaan; 2) Membedakan pengertian
wirausaha dan kewirausahaan; 3) Menjelaskan fungsi
kewirausahaan; 4) Menganalisis potensi kewirausahaan di bidang
musik; 5) Memformulasikan ide solutif untuk mengatasi isu
kewirausahaan di bidang musik.
Uraian Materi
Untuk memudahkan kita dalam mempelajari kandungan dari unit
ini, maka pembaasannya akan kita bagi ke dalam 3 sub materi
berikut, yaitu:
A. Hakikat Kewirausahaan
B. Konsep Dasar Kewirausahaan
C. Pengenalan potensi dasar kewirausahaan dalam bidang musik.
Langkah-langkah Pembelajaran
Selanjutnya agar Anda berhasil dengan baik dalam mempelajari
modul ini, ikutilah petunjuk belajar berikut ini,
1. Bacalah dengan cermat bagian demi bagian pada unit
pertama ini;
2. Cermatilah pengertian demi pengertian dari isi modul ini,
melalui pemahaman sendiri, bertukar pikiran dengan
mahasiswa atau dosen lain, serta dengan dosen pengampu
kewirausahaan Anda;
3. Mantapkan pemahaman Anda melalui diskusi melalui
pengalaman sehari-hari yang berhubungan dengan masalah-
masalah kewirausahaan dalam kelompok kecil atau secara
klasikal pada saat pembelajaran berlangsung.
Peralatan dan media pembelajaran
Peralatan dan media pembelajaran yang harus dipersiapkan
antara lain yaitu:
1. Komputer atau laptop.
2. Internet
3. Media lain seperti gawai
Selanjutnya silakan Anda mempelajari unit modul ini, dimulai dari
bahasan yang pertama tentang hakikat kewirausahaan.
5
Ketika kita mempelajari materi kewirausahaan dari berbagai literatur,
maka akan timbul keingintahuan untuk mengetahui apa itu hakikat
kewirausahaan? bagaimana konsep dasar kewirausahan? Dan bagaimana potensi
kewirausahaan? Sebagai civitas akademika pada perguruan tinggi di bidang
pendidikan musik, tentunya kita ingin mengetahui lebih dalam terkait potensi
kewirausahaan di bidang pendidikan musik dan bagaimana peluangnya?.
Dengan demikian, mari kita pelajari lebih lanjut terkait jawaban dari uraian
pertanyaan di atas dengan materi unit pengetahuan dasar kewirausahaan sebagai
berikut,
A. Hakikat Kewirausahaan
Kewirausahaan berasal dari kata dasar wirausaha. Secara etimologi
wirausaha berasal dari kata wira dan usaha (Maulana, 2021, hlm. 7). Wira berarti
heroik, berani, kuat, unggul dan usaha berarti antusiasme, dorongan, kekuatan,
energi, ketekunan, usaha (KBBI). Pada lampiran nomor 961/KEP/M/XI/1995,
wirausaha merupakan orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan
kempuan kewirausahaan. Sedangkan kewirausahaan adalah semangat, sikap,
perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang
mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja,
teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka
memberi pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih
besar.
Kewirausahaan juga disebut dengan istilah entrepeneurship (Maulana,
2021, hlm.8). Istilah enrtepeneurship berasal dari kata dasar entrepeneur yang
diserap dari bahasa Perancis yaitu entre yang berarti antara dan prende yang
berarti mengambil. Istilah ini menggambarkan orang-orang yang menciptakan
usaha baru dengan menghadapi ketidakpastian dan resiko dengan maksud untuk
mencapai keuntungan dan pertumbuhan usaha melalui pengidentifikasian
peluang yang signifikan dan penggunaan sumber daya yang diperlukan
(Wijatno, 2009, hlm. 18). Pada tahun 1800-an, J.B. Say memperkenalkan istilah
entrepeneurship dalam diskusi entrepreneur sebagai orang yang memindahkan
sumber daya ekonomi dari area yang produktivitasnya rendah ke area yang
6
produktivitasnya tinggi (Zimmerer, Scarborough, & Wilson dalam Wijatno,
2009, hlm. 2).
Kewirausahaan pada hakikatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang
yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia
nyata secara kreatif (Mardia dkk., 2021 hlm. 30). Berikut ini merupakan definisi
kewirausahaan dari berbagai ahli antara lain yaitu:
a. Peter F. Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan
hal-hal baru dan berbeda (Drucker, 1993)
b. Stevenson, Roberts, dan Grousbeck, kewirausahaan adalah kesiapan
individual untuk menangkap peluang-peluang tanpa memperhatikan banyak
sumber daya yang ada di tangan (Maulana, 2021).
c. Zimmerer, kewirausahaan adalah suatu penerapan kreatifitas dan inovasi
dalam memecahkan persoalan dan menentukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan (Maulana, 2021).
d. Achmad Sanusi, kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam
perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat,
kiat, proses, dan hasil bisnis (Prihadi, 2020).
e. Soeharto Prawiro, kewiraushaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk
memulai usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth)
(Prihadi, 2020).
Didasarkan atas definisi kewirausahaan dari berbagai ahli di atas,
kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif untuk menangkap
peluang dalam menciptakan hal baru dan berbeda dengan mewujudkannya ke
dalam dunia nyata.
B. Konsep Dasar Kewirausahaan
1. Peran dan Fungsi Wirausaha
Wirausaha memiliki dua peran antara lain yaitu penemu (inovator) dan
perencana (planner). Sebagai penemu, seorang wirausaha menemukan dan
menciptakan produk, teknologi, ide-ide, dan organisasi usaha. Sedangkan
sebagai perencana, seorang wirausaha berperan merancang usaha, strategi
perusahaan, ide-ide, peluang dalam perusahaan dan menciptakan organisasi
usaha baru (Hasan, 2021). Setiap wirausaha memiliki fungsi pokok dan fungsi
7
tambahan dalam berwirausaha. Beikut ini merupakan fungsi pokok wirausaha
sebagai mana yang dijelasakan oleh Basrowi (2011) antara lain yaitu:
a. Membuat keputusan penting dan mengambil resiko pada tujuan dan sasaran
perusahaan;
b. Memutuskan sasaran dan tujuan;
c. Menetapkan bidang usaha dan pasar;
d. Menghitung skala yang diinginkan;
e. Menentukan modal yang digunakan;
f. Memilih dan menetapkan karyawan dan memberikan motivasi;
g. Mengendalikan secara efektif dan efisien;
h. Mencari dan menciptakan cara baru;
i. Mencari terobosan baru dalam memasukan input dan mengolahnya untuk
menghasilkan barang /jasa yang menarik;
j. Memasarkan produk untuk memuaskan pelanggan dan memperoleh
keuntungan yang maksimal.
Sedangkan fungsi tambahan dari wirausaha antara lain, yaitu:
a. Mengenal lingkungan perusahaan dengan maksud mencari peluang usaha;
b. Mengendalikan lingkungan perusahaan ke arah yang menguntungkan
perusahaan;
c. Menjaga lingkungan usaha agar tidak merugikan masyarakat atau
lingkungan akibat limbah usaha;
d. Meluangkan dan peduli pada CSR. Setiap pengusaha harus peduli dan turut
serta bertanggun jawab terhadap lingkungan sosial sekitar.
Dengan mengenal fungsi pokok dan fungsi tambahan wirausaha, diharapkan
seorang wirausaha mampu menjalankan usahanya daengan optimal.
2. Manfaat Berwirausaha
Terdapat manfaat yang dapat diperoleh seorang wirausaha dalam
berwirausaha (Rusdiana dalam Sari dkk., 2020, hlm. 5), antara lain sebagai
berikut:
a. Memiliki kebebasan untuk mengaktualisasikan potensi diri yang dimiliki.
Banyak wirausahawan yang berhasil mengelola usahanya karena
menjadikan keterampilan/ hobinya menjadi pekerjaannya;
8
b. Memiliki peluang untuk berperan bagi masyarakat. Dengan berwirausaha,
kita memiliki kesempatan untuk berperan dalam masyarakat.
Wirausahahawan menciptakan produk (barang dan/atau jasa) yang
dibutuhkan oleh masyarakat, terutama konsumen yang dilandasi dengan
tanggung jawab sosial melalui penciptaan produk yang berkualitas akan
berdampak pada adanya pengakuan dan kepercayaan kepada masyarakat
yang dilayani;
c. Adanya manfaat bagi diri sendiri dan masyarakat dalam berwirausaha
sehingga menjadi motivasi tersendiri untuk memulai berwirausaha. Perlu
disadari bahwa pada dasarnya sebagian besar tindakan bila dipengaruhi oleh
motivasi , bukan karena terpaksa.
Meskipun banyak kebermanfaatan yang dapat diperoleh dari kegiatan
berwirausaha, namun sayangnya pada umumnya masyarakat Indonesia belum
begitu tertarik untuk berwirausaha. Hal ini terlihat dari indikator kewirasuahaan
berdasarkan US News and World Report dalam 2019 Best Countries sebagai
berikut,
9
Gambar 1.1 Peringkat Kewirausahaan Indonesia di Asia Tenggara
(Sumber: https://databoks.katadata.co.id/)
Berdasarkan data tersebut maka, dimensi kewirausahaan Indonesia berada di
peringkat 50 dari 80 negara yang disurvei. Sementara di tingkat Asia Tenggara
(ASEAN), Indonesia berada di posisi kedua terendah bersama dengan Filipina,
dari tujuh negara disurvei.
3. Karakteristik Pola Pikir Wirausaha dan Ciri-Ciri Wirausaha
Salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan berwirausaha adalah
entrepreneurial mindset. Entrepreneurial mindset adalah pola pikir yang
dimiliki oleh seorang wirausaha. Pola piker dapat dirubah karena pola piker
merupakan hasil dari sebuah pembelajaran sehingga pola piker juga harus diubah
dan dibentuk ulang (Sari, 2020, hlm.7). Menurut (Mcgrath & Macmillan, 2000)
terdapat lima karakteristik pola pikir wirausaha antara lain yaitu:
a. Semangat mencari peluang baru;
b. Mengejar peluang dengan disiplin yang sangat besar;
c. Mengejar peluang terbaik;
d. Fokus pada eksekusi;
e. Melibatkan energi setiap orang di domain mereka.
Dengan adanya entrepreneurial mindset, seorang pengusaha akan terdorong
untuk terus melakukan inovasi-inovasi untuk menciptakan peluang yang
menguntungkan (Suaidy dan Lewenussa, 2019).
10
Terdapat beberapa ciri seorang wirausaha antara lain yaitu:
a. Berani mengambil risiko, seseorang dapat dikatakan wirausaha apabila
memiliki sifat yang berani dalam mengambil risiko. Hal ini tentu saja harus
sejalan dengan perencanaan dan pengamatan yang telah dilakukannya
terhadap ide yang dimilikinya (Gani, 2014; Firmansyah dan Roosmawarni,
2020);
b. Berfikir kreatif, seseorang dapat dikatakan wirausaha apabila mampu
memikirkan tentang konsep asli atau original juga mampu berfikir secara
kreatif untuk mencoba memperbaharui produk kewirausahaan. (Gani, 2014;
Firmansyah dan Roosmawarni, 2020; Mursidi dkk.; 2020);
c. Memiliki semangat dan kemauan yang keras, seseorang dapat dikatakan
wirausaha apabila memiliki semangat dan kemauan keras untuk
merealisasikan ide dan gagasannya dalam berwirausaha (Firmansyah dan
Roosmawarni, 2020);
d. Memiliki persepsi dan analisis yang tepat, seseorang dapat dikatakan
wirausaha apabila memiliki pengetahuan yang tepat untuk menganalisis
usahanya, setidaknya mendekati tujuan yang diinginkan (Firmansyah dan
Roosmawarni, 2020);
e. Tidak konsumtif, seseorang dapat dikatakan wirausaha apabila tidak
konsumtif atau setidaknya jauh lebih sedikit dari penghasilannya
(Firmansyah dan Roosmawarni, 2020);
f. Memiliki jiwa pemimpin, seseorang dapat dikatakan wirausaha apabila
mereka mampu mengembangkan usaha mereka menjadi lebih maju
(Firmansyah dan Roosmawarni, 2020);
g. Berotientasi pada masa depan, seseorang dapat dikatakan wirausaha
apabila mereka memiliki wawasan kedepan untuk mendapatkan peluang
usaha (Firmansyah dan Roosmawarni, 2020).
4. Ragam Praktik Kewirausahaan
Terdapat banyak ragam praktik kewirausahaan yang bisa digarap, namun
mana yang dipilih sangat bergantung pada beberapa hal berikut (Alma, 2019),
antara lain seperti:
11
a. Minat seseorang, misalnya berminat dalam bidang industri atu kerajianan
dan perdangan/jasa;
b. Modal, apakah sudah tersedia modal awal atau belum, atau apa saja yang
sudah dimiliki;
c. Relasi, apakah ada keluarga, teman, yang sudah menekuni usaha yang sama,
atau usaha yang akan dikerjakan ada relevansi/saling menunjang dengan
usaha tersebut.
Ketiga elemen tersebut murupakan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
memilih ragam praktik kewirausahaan yang akan digarap. Berikut ini merupakan
3 kategori umum jenis usaha, antara lain yaitu:
a. Usaha produksi (Manufacturing)
Usaha produksi adalah usaha yang terkait dengan mengubah bahan baku
menjadi produk. Oleh karena itu sumber keunggulan usaha produksi dalam
bersaing terkait dengan kualitas, kontinuitas, dan harga bahan baku yang
dipasok oleh pemasok, serta teknologi produksinya.
b. Usaha Perdagangan (Trading)
Usaha perdagangan dapat dikelompokkan menjadi usaha retail dan
distributor. Usaha retail adalah suatu kegiatan menjual barang atau jasa
kepada konsumen akhir, usaha retail ini merupakan mata rantai terakhir
dalam penyaluran barang dari produsen sampai kepada konsumen akhir.
Usaha distributor atau perdagangan besar adalah segala aktivitas pemasaran
(marketing) yang menggerakkan barang dari produsen ke pedagang retail
atau ke usaha marketing-marketing lainnya.
c. Usaha Jasa (Service)
Usaha jasa terkait dengan usaha yang mengandalkan pada sumber daya
manusia sebagai keunggulan bersaing.
5. Bentuk-Bentuk Wirausaha
Bentuk usaha adalah organisasi atau badan usaha yang menjadi wadah
penggerak setiap jenis usaha. Istilah bentuk usaha dapat disamakan artinya
dengan hukum perusahaan. Bentuk hukum perusahaan yang diakui oleh undang-
undang terdiri dari perseorangan dan persekutuan atau badan hukum (Hamdani
12
dan Rizal, 2019). Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai bentuk hukum
perusahaan antara lain yaitu:
a. Perseorangan
Perusahaan perseorangan (proprietorship) merupakan usaha milik pribadi,
artinya modal dimiliki perorangan. Pendirian perusahaan perserorangan
sangatlah sederhana, tidak memerlukan persyaratan khusus dan relatif tidak
memerlukan modal besar. Perusahaan perseorangan biasanya dipimpin oleh
pemilik usaha yang sekaligus menjadi penanggung jawab atas segala aktivitas
perusahaan, termasuk kewajibannya terhadap pihak luar. Contoh perusahaan
perseorangan adalah usaha dagang (UD) atau toko bangunan (TB). Kelebihan
perusahaan jenis ini, di samping pendiriannya mudah dan modalnya relatif kecil,
adalah tidak diperlukan organisasi yang besar. Sedangkan kelemahan dari
perusahaan peseorangan dijelaskan secara spesifik oleh Zimmerer dkk (2009)
antara lain yaitu:
1) Tanggung jawab tak terbatas;
2) Keahlian dan kemampuan yang terbatas;
3) Perasaan terisolasi;
4) Keterbatasan akses dan modal;
5) Kurangnya kesinambungan bisnis.
b. Persekutuan atau Badan Hukum
Bentuk hukum perusahaan persekutuan dan badan hukum sudah diatur
dengan undang-undang. Tedapat bentuk hukum perusahaan persekutuan yang
dikenal masyarakat antara lain yaitu:
1) Firma (Fa) dan Persekutuan Komanditer (CV) diatur dalam kitab Undang-
Undang Hukum Dagang (KUHD) Buku Kesatu;
2) Perseroan Terbatas (PT) diatur dalam undang-undang Nomor 1 Tahun 1995;
3) Koperasi diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992;
4) Perusahaan Umum (Perum) dan perusahaan perseroan (Persero) diatur
dalam undang-undang Nomor 9 Tahun 1969.
13
C. Pengenalan Potensi Kewirausahaan dalam Bidang Musik
1. Penentuan Potensi Kewirausahaan
Pengalaman dan pengetahuan tentang kewirausahaan sangat penting
dipertimbangkan sebagai faktor yang turut menentukan potensi kewirausahaan.
Singh dkk. (2008) menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang jelas antara
pendidikan atau pengetahuan kewirausahaan dengan gagasan serta intensi untuk
memulai usaha baru. Potensi kewirausahaan didefinisikan sebagai individu yang
berniat untuk mengembangkan dan mengelola bisnis untuk tujuan laba dan
pertumbuhan (Satrya dan Suwandana, 2015). Potensi kewirausahaan menuntut
orientasi risiko derajat tinggi. Oleh karena itu, untuk memulai bisnis baru, kita
harus dapat menilai tingkat kemampuan dan mempunyai rasa percaya diri
terhadap kemampuan untuk berhasil atau justru kita lebih berhasil jika bekerja
untuk orang lain. Rusdiana (2018) menjelasakan bahwa tidak ada cara yang
akurat untuk mengetahui hal tersebut setepat mungkin, tetapi terdapat beberapa
cara yang dapat membuat kita mampu menilai kualifikasi untuk memulai dan
mengelola bisnis baru agar berhasil, antara lain sebagai berikut,
a. Kemampuan Inovatif
b. Keinginan untuk Berprestasi
c. Kemampuan Perencanaan Realistis
d. Kepemimpinan Terorientasi pada Tujuan
e. Objektivitas
f. Tanggung Jawab Pribadi
g. Kemampuan Beradaptasi
h. Kemampuan Sebagai Pengorganisasi dan Administrator
Dengan memiliki kemampuan untuk menilai kualifikasi untuk memulai dan
mengelola bisnis baru, wirausaha dapat meningkatkan potensi
kewirausahaannya menjadi wirausaha yang potensial.
Indonesia memiliki keragaman budaya dengan potensi sumber daya yang
tinggi. Sumber daya tersebut mencakup kuliner, busana daerah, kriya, seni
pertunjukan dan musik yang dapat meningkatkan ekonomi pada sektor industri
kreatif. Namun, pelaku ekonomi kreatif yang memiliki Hak Kepada Kekayaan
Intelektual atas karyanya masih terbatas. Padahal, pada dasarnya aset utama
14
dalam ekonomi kreatif adalah kekayaan intelektual yang dimiliki pelaku
ekonomi kreatif. Namun, demikian tidak semua pelaku ekonomi kreatif
menyadari pentingnya melindungi produk kreasinya melalui kekayaan
intelektual. Akibatnya, pelaku ekonomi kreatif seringkali tidak menyadari ketika
pelanggaran hak kekayaan intelektual miliknya Sebanyak 88.95% pelaku kreatif
belum memiliki HKI (Renstra Kemenparekraf 2020-2024).
2. Peluang Usaha dalam Bidang Musik
(Gambar 1.3 Ilustrasi home music studio)
Sumber: Pinterest @shaiderdivina
Opportunity Recognition/ Identifikasi peluang adalah salah satu tahap
dalam kewirausahaan tahapan penting dalam kewirausahaan. Identifikasi
peluang tidak hanya didasari dengan “insting”, namun didasarkan pada dua
aspek berikut (Stokes, Wilson dan Mador, 2010), yaitu:
a. Penilaian dan Pengambilan Keputusan yang rasional dan berbasis pada
pengetahuan;
b. Rekombinasi/Menggabungkan berbagai sumber daya yang ada.
Pada sebuah penelitian disebutkan bahwa terdapat potensi teknis untuk
mengganti tenaga manusia dengan tenaga mesin pada sektor ekonomi global.
15
Penelitian ini, McKinsey membagi sektor tersebut ke dalam 18 jenis aktivitas.
Hal ini dapat ditinjau dari grafik berikut (McKinsey, 2017).
Gambar 1.2 A future that works: Automation, employment, and productivity
Pada grafik tersebut, dapat kita diidentifikasi bahwa aktivitas seni, hiburan, dan
rekreasi, salah satunya musik, dinilai sebesar 41% dapat digantikan dengan
tenaga mesin. Kemudian jasa pendidikan menempati peringkat paling bawah
atau dinilai sebesar 27% dapat digantikan dengan tenaga mesin. Dengan kata
lain, jasa pendidikan menempati urutan terakhir pada ragam aktivitas otomatisasi
sehingga, jasa pendidikan merupakan jenis aktivitas yang memiliki peluang
terbesar pada sektor ekonomi global. Pada bidang pendidikan musik maupun
16
musik, terdapat berbagai peluang yang dapat diadopsi oleh wirausaha musik
antara lain yaitu,
a. Pencipta lagu, musik iringan, aransemen;
b. Penyedia, konseptor pendidikan formal, informal, atau pendidikan berbasis
Digital;
c. Pelaku industri musik/ label (Produser, Recording, Distribusi);
d. Pendidik/pengajar;
e. Pengusaha bisnis jual beli alat musik, merchandise, perawatan alat musik;
f. Profesional performer;
g. Penyedia, konseptor fasilitas/Sarana bermusik
h. Agensi talent, talent manager
i. Event Production
3. Analisis SWOT dalam Perspektif Kewirausahaan
a. Definisi, Tujuan, dan Pentingnya Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah metode analisis yang digunakan untuk
mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities), dan ancaman (threat) yang terlibat dalam suatu organisasi,
rencana, proyek, seseorang atau kegiatan bisnis (Gürel, 2014, hlm. 994).
Sedangkan Pearce dan Robinson (2007) mengatakan bahwa analisis SWOT
merupakan teknik historis yang terkenal dimana manajer menciptakan gambaran
umum secara cepat mengenai situasi strategis perusahaan. Analisis SWOT
merupakan metode perencanaan strategi yang berfungsi untuk mengevaluasi
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman suatu perusahaan (David, 2003).
Tujuan analisis SWOT adalah untuk mengembangkan pemahaman tentang
posisi internal dan eksternal bisnis (Carlock dan Ward, 2001, hlm. 154). Analisis
SWOT sangat penting untuk dilakukan oleh para pengusaha atau manajer sebuah
perusahaan sebelum memulai aktivitas bisnisnya. Instrumen ini memudahkan
para praktisi untuk menentukan apa yang bisa dicapai dan hal-hal apa saja yang
perlu diperhatikan oleh mereka (Fatimah, 2016, hlm. 7).
17
b. Manfaat Analisis SWOT
Manfaat analisis SWOT adalah menjadi metode analisis paling dasar untuk
melihat suatu permasalahan di dalam perusahaan dilihat dari 4 sisi berbeda. Hasil
analisis SWOT ini berupa rekomendasi atau arahan antara lain seperti
mempertahankan kekuatan dan menambah keuntungan dari peluang yang ada
(Anwar dan Utami, 2012). Terdapat beberapa manfaat lainnya dari analisis
SWOT antara lain yaitu,
1) Analisis SWOT dapat digunakan untuk membantu organisasi untuk
meminimalisasi kelemahan yang ada serta menekan munculnya dampak
ancaman yang mungkin akan timbul (Fatimah, 2016);
2) Analisis SWOT dapat digunakan untuk mempertimbangkan perspektif
yang sebanyak mungkin tentang perusahaan. Pemikiran jujur dari
karyawan dan stakeholders tepercaya lainnya yang memiliki perspektif
unik dapat membantu manajemen untuk mengenali titik buta (blind spot)
mereka sendiri (Carlock dan Ward, 2001);
3) Analisis SWOT dapat digunakan untuk memberikan informasi yang
membantu dalam mencocokkan sumber daya dan kemampuan organisasi
dengan lingkungan kompetitif di mana ia beroperasi (Gürel, 2014).
Didasarkan atas manfaat analisis SWOT diatas, maka informasi yang
dikumpulkan melalui analisis SWOT dapat menjadi sebuah masukan bagi tim
manajemen yang bertugas untuk mengembangkan rencana strategis.
c. Dimensi Analisis SWOT
Analisis SWOT memiliki dua dimensi: Internal dan eksternal. Dimensi
internal merupakan hal-hal yang bisa dikendalikan perusahaan yang mana
perusahaan harus bisa membaca kekuatan dan kelemahan, sehingga bisa
digunakan sebagai daya saing dalam memasuki pasar. Kemampuan perusahaan
dalam membaca analisis terhadap dimensi internal menjadi faktor determinan
yang mampu menciptakan keunggulan dibandingkan para kompetitornya.
Sedangkan dimensi eksternal yang meliputi variabel peluang dan ancaman
adalah kekuatan di luar perusahaan yang dapat mempengaruhi perusahaan tetapi
perusahaan tidak mempunyai daya untuk mengendalikannya (Fatimah, 2016;
Gürel, 2014). Terdapat beberapa implikasi dari dimensi eksternal analisis SWOT
18
antara lain yaitu naik turunnya kondisi perekonomian, adanya perubahan pada
iklim sosial dan politik, perkembangan teknologi, dan perubahan kebijakan
pemerintah (Sulistiani, 2006).
Apa yang Anda lakukan Dimana yang dapat
dengan baik? Anda kembangkan?
S W
Apa tujuanmu? O T Apa hambatan yang
anda hadapi?
Gambar 1.2 Dimensi Analisis SWOT
Terdapat 4 (empat) komponen dasar pada analisis SWOT yaitu strength,
weakness, opportunity, dan threat yang akan diuraikan pada paparan berikut ini
(Fatimah, 2016; Gürel, 2014; Sukaatmaja, 2014):
1) Strength (kekuatan)
Merupakan sebuah kondisi yang menjadi sebuah kekuatan dalam
organisasi. Untuk memahami kekuatan dalam sebuah organisasi, maka
dibutuhkan beberapa daftar pertanyaan untuk mengidentifikasinya antara
lain seperti (Linovhr, 2019),
a) Apa sih kelebihan bisnis/perusahaan Anda?
b) Apa yang membuat bisnis/perusahaan Anda lebih baik dari yang lain?
c) Apa sih keunikan bisnis/perusahaan Anda?
d) Faktor apa saja yang telah berhasil meningkatkan angka penjualan
selama ini?
e) Apa respons positif konsumen Anda selama ini?
2) Weaknesses (kelemahan)
Merupakan kondisi atau segala sesuatu hal yang menjadi kelemahan atau
kekurangan yang terdapat dalam tubuh organisasi. Setiap model bisnis
pasti memiliki kelemahan. Meski nampak sempurna, celah-celah yang
berpotensi menimbulkan kesalahan/kerugian selalu ada. Analisis
19
mengidentifikasi kelemahan bisnis/perusahaan Anda dapat dicari hasilnya
dengan mengajukan sejumlah pertanyaan sebagai berikut (Linovhr, 2019),
a) Apa yang wajib ditingkatkan dalam bisnis/perusahaan Anda?;
b) Menurut Anda, apa saja yang harus dihindari selama menjalankan
bisnis/perusahaan ini?;
c) Apa saja faktor penyebab kerugian penjualan?;
d) Apa saja yang dilihat konsumen sebagai kelemahan?;
e) Tindakan atau pencapaian apa saja yang telah dilakukan kompetitor
sehingga nampak lebih baik dari bisnis/perusahaan Anda?
3) Opportunities (peluang)
Merupakan suatu kondisi di luar organisasi yang sifatnya menguntungkan
bahkan dapat menjadi senjata untuk memajukan sebuah perusahaan/
organisasi. Sebagai pemilik dan pengelola bisnis, segala macam peluang
mesti dapat dipantau dan diambil demi perkembangan di masa mendatang.
Pembacaan peluang-peluang itu dapat dianalisis melalui sejumlah
pertanyaan (Linovhr, 2019) antara lain yaitu,
a) Apa yang sedang berkembang sebagai tren bisnis dan relevan dengan
perusahaan Anda?;
b) Peluang jenis apa yang selama ini Anda lihat sebagai pelaku bisnis?
4) Threats (ancaman)
Merupakan kondisi eksternal yang dapat mengganggu kelancaran
berjalannya sebuah organisasi atau perusahaan. Semua jenis bisnis selalu
menghadapi beragam ancaman yang jika dibiarkan begitu saja akan
menumbangkan perusahaan. Oleh karena itu, berbagai jenis ancaman itu
wajib dianalisis melalui sejumlah pertanyaan:
a) Kendala dan masalah apa saja yang sedang dihadapi perusahaan?
b) Apa saja solusi yang telah dilakukan demi menuntaskan setiap
kendala dan masalah itu?
c) Apakah ada faktor kebijakan dari pemerintah atau konteks lokal yang
mempengaruhi timbulnya ancaman itu?
d) Apakah ada kondisi atau konteks eksternal yang berpengaruh hingga
menyebabkan ancaman tersebut?
Selain itu terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan
analisis SWOT (Hamali, 2016), yaitu:
20
a. Analisis SWOT bisa bersifat subjektif, oleh karena itu dua orang
menganalisis sebuah perusahaan yang sama, tetapi menghasilkan SWOT
yang berbeda;
b. Pembuat analisis harus realistis dalam menjabarkan kekuatan dan
kelemahan internal. Kelemahan yang disembunyikan atau kekuatan yang
tidak terjabarkan akan membuat arahan strategi menjadi tidak bisa
digunakan;
c. Analisis harus didasarkan atas kondisi yang sedang terjadi, bukan situasi
yang seharusnya terjadi;
d. Hindari ”grey areas”. Hindari kerumitan yang tidak perlu dan analisis
yang berlebihan.
d. Matriks SWOT
Matriks SWOT adalah alat untuk menyusun faktor-faktor strategis
organisasi yang dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan
ancaman eksternal dihadapi organisasi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan
kelemahan yang dimilikinya (Fatimah, 201, hlm. 27).
SWOT Strengths (S) Weaknesses (W)
Temukan 5-10 faktor Temukan 5-10 faktor
kekuatan internal kelemahan internal
Opportunities (O) Strategi SO Strategi WO
Temukan 5-10 faktor Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
peluang eksternal menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan meminimalkan
Treaths (T) peluang
kelemahan untuk
Strategi ST
memanfaatkan peluang
Strategi WT
Tentukan 5-10 faktor Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
ancaman eksternal meminimalkan
menggunakan kekuatan kelemahan menghindari
ancaman
untuk mengatasi
ancaman
Tabel 1. Matriks SWOT
(Sumber: Rachmat, 2014: 292)
21
Berikut ini merupakan penjelasan dari matriks SWOT di atas, sebagai
berikut (Hamali, 2016):
1) Strategi SO (Strength-Opportunity): Strategi ini dibuat berdasarkan jalan
pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk
merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya;
2) Strategi ST (Strength-Threat): Strategi ini menggunakan kekuatan yang
dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman;
3) Strategi WO (Weakness-Opportunity): Strategi ini diterapkan dengan cara
meminimalkan kelemahan yang ada;
4) Strategi WT (Weakness-Threat): Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang
bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta
menghindari ancaman.
D. Latihan Mandiri
Tes Formatif
Untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda pada unit 1, pilihlah jawaban
dari pertanyaan berikut yang paling tepat!
1. Kewirausahaan adalah suatu penerapan kreatifitas dan inovasi dalam
memecahkan persoalan dan menentukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan. Pengertian tersebut dikemukakan oleh ....
a. Ziemmer
b. Peter F. Drucker
c. Achmad Sanusi
d. Stevenson
e. Robert C. R.
2. Berikut ini merupakan fungsi pokok wirausaha sebagai mana yang dijelasakan
oleh Basrowi (2011), kecuali ...
a. Membuat keputusan penting dan mengambil resiko pada tujuan dan sasaran
perusahaan
b. Memutuskan sasaran dan tujuan
c. Menetapkan bidang usaha dan pasar
d. Menghitung skala yang diinginkan
e. Mengendalikan lingkungan perusahaan ke arah yang menguntungkan
perusahaan
3. Pak Chandra mengambil keputusan untuk memulai usaha jual beli saxophone
import dengan konsekuensi adanya kerugian yang diakibatkan oleh naik
turunnya nilai tukar dolar terhadap rupiah. Berdasarkan keputusan Pak
22
Chandra dalam memulai usaha, maka Pak Chandra memiliki ciri jiwa
wirausaha yang…
a. Berorientasi terhadap masa depan
b. Berani mengambil resiko
c. Berfikir kreatif
d. Berfikir inovatif
e. Tidak konsumtif
4. Wafiq Giotama (22) dan Fadil Firdaus (33) merupakan dua wirausaha yang
membangun usaha pembuatan ukulele di Bantul dan berhasil hingga
menembus pasar Amerika. Usaha yang dibangun oleh Waiq dan Fadil
merupakan contoh jenis usaha..
a. Produksi
b. Perdanganan
c. Jasa
d. Retail
e. Jasa dan Retail
5. PT Yamaha Music Manufacturing Indonesia merupakan contoh bentuk
wirausaha …
a. Retail
b. Perseorangan
c. Badan hukum
d. Jasa
e. Produksi
6. Berikut ini merupakan faktor yang turut menentukan potensi kewirausahaan
antara lain yaitu …
a. Pengalaman dalam berwirausaha
b. Pengalaman dan pengetahuan tentang kewirausahaan
c. Pengetahuan tentang kewirausahaan
d. Kemampuan dalam mengembangan usaha
e. Kemampuan dalam mengelola usaha
7. Berikut ini merupakan salah satu sektor yang memiliki peluang usaha terbesar
dan berpotensi untuk tidak tergantikan dengan mesin menurut penelitian
McKinsey 2017 antara lain yaitu,
a. Jasa pendidikan
b. Pertambangan
c. Seni
d. Agrikultur
e. Administrasi
8. Berikut ini merupakan tujuan yang tepat untuk analisis SWOT antara lain
yaitu …
a. Tujuan analisis SWOT adalah untuk mengembangkan pemahaman tentang
posisi internal bisnis
b. Tujuan analisis SWOT adalah untuk mengembangkan pemahaman tentang
posisi internal dan eksternal bisnis
23
c. Tujuan analisis SWOT adalah untuk mengembangkan pemahaman tentang
posisi bisnis
d. Tujuan analisis SWOT adalah untuk mengembangkan pemahaman tentang
posisi wirausaha dalam menjalankan bisnis
e. Tujuan analisis SWOT adalah untuk mengembangkan pemahaman tentang
posisi peluang usaha dalam bisnis
9. Analisis SWOT dapat digunakan untuk mempertimbangkan perspektif yang
sebanyak mungkin tentang perusahaan. Pemikiran jujur dari karyawan dan
stakeholders tepercaya lainnya yang memiliki perspektif unik dapat
membantu manajemen untuk mengenali titik buta (blind spot) mereka sendiri.
Manfaat dari analissi SWOT diatas merupakan manfaat analisis SWOT yang
dikemukakan oleh ....
a. Carlock dan Ward
b. Gürel
c. Fatimah
d. Rusdiana
e. Patrick Lo
10. Meningkatkan penjualan single lagu dengan memanfaatkan media partner
digital seperti @mousaik merupakan salah satu contoh strategi ...
a. WT
b. ST
c. WO
d. SO
e. SWOT
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang
terdapat di bagian penilaian mandiri pada unit ini. Hitunglah jawaban yang
benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Unit 1.
Arti tingkat penguasaan:
90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Jumlah Jawaban yang Benar x 100 %
Tingkat Penguasaan =
Jumlah Soal
24
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan
pengerjaan latihan mandiri ke-2. Bagus!
Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi unit 1 ini, terutama
pada bagian yang belum dikuasai.
2. Buatlah learning journal terkait hakikat kewirausahaan, konsep dasar
kewirausahaan, dan potensi kewirausahaan di bidang musik dengan format
sebagai berikut,
Learning Journal
Nama :
NRM :
Mata Kuliah :
Tanggal :
A. Pengalaman Belajar
Tuliskan secara ringkas pengalaman belajar Anda terkait, 1) Apakah kegiatan
pembelajaran menunjukan suasana yang menyenangkan dan mendorong antusias
Anda?; 2) Apakah kegiatan pembelajaran mendorong Anda untuk berpikir tingkat
tinggi (kegiatan untuk menjawab pertanaan Mengapa dan Bagaimana)?; 3)
Apakah kegiatan pembelajaran mendorong Anda menemukan konsep atau
membangun pemahaman sendiri?; 4) Apakah kegiatan pembelajaran mendorong
interaksi antara dosen, mahasiswa, dan sumber belajar?
B. Materi yang Telah Dipahami
Tuliskan topik-topik yang telah Anda pahami.
C. Materi yang Belum Dipahami
Tuliskan topik-topik atau materi yang belum Anda pahami dengan
menyebutkan alasannya.
D. Usaha untuk Mengatasi Hambatan dalam Memahami Materi
Tuliskan cara-cara mengatasi hambatan dalam memahami materi, seperti
bertanya kepada teman sebaya, orang tua, dosen, belajar secara mandiri dll.
E. Upaya Pengayaan
Tulislah kegiatan belajar dari sumber lain seperti jurnal, buku, dll.
* Petunjuk penulisan:
Gunakan font Times New Roman, ukuran font 12 dengan spasi 1,5. Ukuran margin kiri, atas, kanan,
bawah 3 cm, 3 cm, 3 cm, 3 cm.
3. Buatlah formulasi ide solutif dari kedua isu dibawah ini,
a. https://www.meiea.org/Journal/Vol12/Perice
25
b..https://www.academia.edu/8667094/Creativity_Innovation_and_Entrepr
eneurship_in_Music_Business_Education
dengan langkah-langkah pengerjaan sebagai berikut,
a. Bukalah tautan isu kewirausahaan di atas;
b. Buatlah kelompok kecil diskusi sebanyak 3 s.d. 4 orang;
c. Kemukakanlah ide Anda dalam diskusi kelompok kemudian diskusikan dan
formulasikanlah ke dalam beberapa ide solutif untuk mengatasi isu tersebut.
Format diskusi kelompok
Nama Anggota Kelompok/ NRM :
Judul Isu Kewirausahaan :
Formulasi Ide Solutif 1.
2.
3.
E. Penlilaian Mandiri
Kunci Jawaban Tes Formatif
1. A
2. E
3. B
4. A
5. C
6. B
7. A
8. B
9. A
10. D
Rubrik Penilaian
Aspek Poin Penilaian Nilai
Penilaian
543 2 1
1. Learning
Journal Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
Menyebutkan Menyebutkan Menyebutkan Menyebutkan Menyebutkan
keseluruhan keseluruhan keseluruhan
materi yang keseluruhan keseluruhan materi yang materi yang
meliputi materi meliputi materi meliputi materi
hakikat materi yang materi yang hakikat hakikat
kewirausahaan, kewirausahaan kewirausahaan,
konsep dasar meliputi materi meliputi materi , konsep dasar konsep dasar
kewirausahaan, kewirausahaan kewirausahaan,
dan pengenalan hakikat hakikat , dan dan pengenalan
potensi pengenalan potensi
kewirausahaan, kewirausahaan
konsep dasar , konsep dasar
kewirausahaan, kewirausahaan
dan pengenalan , dan
potensi pengenalan
26
kewirausahaan kewirausahaan potensi potensi kewirausahaan
dengan tepat, kewirausahaan
lengkap, dan dengan tepat dan kewirausahaan dengan kurang dengan tepat,
sistematis. tepat
Memformula- lengkap dengan tepat Memformulasi lengkap, dan
sikan 4 ide -kan 1 ide
dengan tepat dengan tepat sistematis.
serta serta
2. Formulasi mengkaitkan- Memformulasi- Memformulasi mengkaitkan- Memformulasi-
ide solutif nya dengan nya dengan
untuk teori kan 3 ide -kan 2 ide teori kan ide dengan
mengatasi isu pengetahuan pengetahuan
kewirausahaan dasar dengan tepat dengan tepat dasar tepat serta
kewirausahaan kewirausahaan
serta serta mengkaitkan-
mengkaitkan- mengkaitkan- nya dengan teori
nya dengan nya dengan pengetahuan
teori teori dasar
pengetahuan pengetahuan kewirausahaan
dasar dasar
kewirausahaan kewirausahaan
Total Nilai
Nilai Akhir = X 100
27
28
Deskripsi Pembelajaran
Konsep pengelolaan kewirausahaan merupakan konsep-konsep
dasar kewirausahaan atau entrepreneurship yang meliputi strategi
praktik kewirausahaan, manajemen dan pemasaran, modal
usaha, kemitraan dalam berwirausaha, dan kiat-kiat beberhasilan
berwirausaha.
Capaian Pembelajaran Mata Kuliah
Setelah mempelajari unit II, diharapkan mahasiswa mampu, 1)
Memahami strategi praktik kewirausahaan; 2) Memahami
manajemen dan pemasaran; 3) Menelaskan modal usaha; 4)
Menjalin kemitraan dalam berwirausaha; 5) Memahami kiat-kiat
keberhasilan berwirausaha.
Uraian Materi
Untuk memudahkan kita dalam mempelajari kandungan dari unit
ini, maka pembaasannya akan kita bagi ke dalam 5 sub materi
berikut, yaitu:
A. Strategi Praktik Kewirausahaan
B. Manajemen dan Pemasaran
C. Modal Usaha
D. Kemitraan dalam Berwirausaha dalam Bidang Musik
E. Kiat-kiat Keberhasilan Berwirausaha
Langkah-langkah Pembelajaran
Selanjutnya agar Anda berhasil dengan baik dalam mempelajari
unit ini, ikutilah petunjuk belajar berikut ini,
1. Bacalah dengan cermat bagian demi bagian pada unit
kedua ini;
2. Cermatilah pengertian demi pengertian dari isi modul ini,
melalui pemahaman sendiri, bertukar pikiran dengan
mahasiswa atau dosen lain, serta dengan dosen pengampu
kewirausahaan Anda;
3. Mantapkan pemahaman Anda melalui pengerjaan learning
journal dan wawancara. Selanjutnya silakan Anda
mempelajari unit ini, dimulai dari bahasan yang pertama
tentang strategi praktik kewirausahaan.
Peralatan dan media pembelajaran
Sedangkan peralatan dan media pembelajaran yang harus
dipersiapkan antara lain yaitu:
1. Komputer atau laptop.
2. Internet
3. Media lain seperti gawai
Selanjutnya silakan Anda mempelajari unit modul ini, dimulai dari
bahasan yang pertama tentang strategi praktik kewirausahaan.
29
A. Strategi Praktik Kewirausahaan
Strategi praktik kewirausahaan pada umumnya berkaitan dengan teknik
pemasaran dan pengembangan usaha baru yang akan dijelaskan lebih lanjut pada
deskripsi berikut ini,
1. Teknik Pemasaran
Adapun definisi dari teknik pemasaran yaitu kegiatan meneliti kebutuhan
dan keinginan konsumen (probe/search), menghasilkan barang dan jasa sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan konsumen (product), menentukan tingkat
harga (price), mempromosikannya agar produk dikenal konsumen (promotion),
dan mendistribusikan produk ke tempat konsumen (place) (Suryana, 2003).
Tujuan pemasaran adalah barang dan jasa yang dihasilkan disukai, dibutuhkan,
dan dibeli oleh konsumen. Berikut ini merupakan ragam dari teknik pemasaran,
antara lain yaitu,
a. Search
Perencanaan pemasaran meliputi beberapa langkah, yaitu menentukan
kebutuhan dan keinginan pelanggan (dengan melakukan riset pasar) dan
memilih pasar sasaran khusus. Ada dua jenis pasar sasaran khusus, yaitu
pasar individual dan pasar khusus.
b. Place
Segmentasi pasar adalah menempatkan strategi pemasaran dalam
persaingan. Ada enam strategi pemenuhan permintaan dari lingkungan (juga
masuk dan strategi dari bauran pemasaran):
1) berorientasi pada pelanggan;
2) kualitas;
3) kenyamanan;
4) inovasi;
5) kecepatan (penempatan produk dan respons keinginan konsumen);
6) pelayanan dan kepuasan pelanggan.
c. Produk
Produk memiliki siklus hidup yang terdiri atas tahap pengembangan,
pengenalan, pertumbuhan, penjualan, kematangan, kejenuhan, dan
penurunan.
d. Harga
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan antara lain yaitu:
30
1) biaya barang dan jasa;
2) permintaan dan penawaran pasar;
3) antisipasi volume pasar;
4) harga pesaing;
5) kondisi keuangan;
6) lokasi usaha;
7) fluktuasi musiman;
8) faktor psikologis pelanggan;
9) bunga kredit dan bentuk kredit;
10) sensitivitas harga pelanggan (elastisitas permintaan).
2. Strategi Pengembangan Usaha Baru
a. Pengembangan skala ekonomis, yaitu dengan menambah skala produksi,
tenaga kerja, teknologi, sistem distribusi, dan tempat usaha.
b. Perluasan cakupan usaha, yaitu dengan menambah jenis usaha baru,
produk dan jasa baru yang sedang diproduksi (diversifikasi), serta
teknologi yang berbeda.
c. Strategi pemasaran (bagi usaha baru):
1) penetrasi pasar, memperbesar volume penjualan dan periklanan;
2) pengembangan pasar, peningkatan penjualan dengan pengenalan
produk pada pasar baru;
3) pengembangan produk, modifikasi produk yang sudah ada untuk
meningkatkan penjualan;
4) segmentasi pasar, pemasaran produk berdasarkan segmennya.
B. Manajemen dan Pemasaran
1. Manajemen
Ricky W. Griffin (2006) mendefinisikan manajemen sebagai proses
perencanaan, pengorganisasian, pengoordinasian, dan pengontrolan sumber
daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efisien. Efektif berarti
tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti tugas
yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisasi, dan sesuai dengan jadwal.
Dalam konteks kewirausahaan manajemen artinya kekuatan perusahaan yang
menjamin usahanya eksis (Rusdiana, 2018). Menurut Henry Fayol terdapat lima
fungsi manajemen yang ditetapkan sebagai kerangka kerja antara lain yaitu: (1)
31
perencanaan (planning); (2) pengorganisasian (organizing); (3) penyusunan
personalia (staffing); (4) penggerakan (actuating); (5) pengawasan (controlling).
Berikut ini merupakan penjelasan lebih lanjut terkait fungsi dari manajemen
(Rusdiana, 2018) antara lain yaitu,
a. Perencanaan
Perencanaan adalah proses penentuan arah yang akan ditempuh dan
kegiatan-kegiatan yang diperlukan dalam pencapaian tujuan perusahaan.
Penentuan arah perusahaan, di antaranya adalah hasil yang akan dicapai?
Bagaimana cara mencapainya? Kapan dan berapa lama waktu yang dibutuhkan
untuk mengerjakan? Siapa yang akan melakukan pekerjaannya? Dengan
demikian, rencana kerja perusahaan yang telah tersusun diharapkan dapat
digunakan sebagai pedoman dalam bekerja sekaligus sebagai tolok ukur atau
standar dalam melakukan pengawasan.
b. Pengorganisasian
Pengorganisasian yaitu proses mengelompokkan berbagai kegiatan yang
ada dalam unit-unit kerja. Tujuannya adalah tugas dan fungsi dari masing-
masing unit dan orang-orang yang terlibat dalam kegiatan perusahaan tertata
dengan jelas. Adapun struktur organisasi yang akan dibahas adalah struktur
organisasi untuk perusahaan yang baru didirikan yang skala usahanya masih
kecil, dengan volume pekerjaan yang belum.
c. Pengarahan
Fungsi pengarahan adalah menggerakkan dan mengarahkan orang-orang
yang terlibat da;am organisasi perusahaan agar menjalankan tugas sesuai dengan
wewenang yang telah ditentukan atau sesuai dengan uraian tugasnya (job
description). Caranya adalah memberikan perintah, petunjuk, dan motivaso
dengan berpedoman pada rencana yang telah disusun.
d. Pengarahan (Actuating)
Untuk memengaruhi orang mencapai tujuan tertentu, caranya adalah
dengan memberikan pengarahan kepada semua orang yang terlibat dalam
organisasi. Salah satu caranya adalah memberikan motivasi, yaitu mendorong
seseorang agar mau bekerja untuk mencapai tujuan perusahaan sesuai dengan
yang telah ditentukan oleh perusahaan dengan efektif dan efisien.
32
e. Pengendalian atau Pengawasan (Controlling)
Fungsi pengendalian (controlling) dari manjemen mencakup semua
aktivitas yang dijalankan untuk memastikan operasi aktual sesuai dengan operasi
yang direncanakan. Semua manajer dalam suatu perusahaan mempunyai
tanggung jawab pengendalian, seperti melakukan evaluasi terhadap kinerja dan
melakukan tindakan-tindakan perbaikan jika terjadi penyimpangan sehingga
perusahaan berjalan secara efisien. Pengendalian terdiri atas empat tahap dasar,
yaitu (1) menetapkan standar kinerja; (2) mengukur kinerja individu dan
organisasi; (3) membandinhgkan kineja aktual dengan yang direncanakan; (4)
melakukan tindakan korektif.
Perencanaan
Pengawasan Aktivitas Pengorganisasian
MPearneanjceamnaeann
Penggerakan Penyusunan
Proposal
Gambar 2.3 Siklus Aktifitas Manajemen
2. Pemasaran
Definisi dan Kebutuhan Pemasaran adaptif sesuai kebutuhan dan kondisi
pasar (Kertajaya, 2010) :
a. Pada saat belum ada persaingan atau situasi persaingan agak keras, maka
pemasaran agak atau belum terlalu dibutuhkan suatu perusahaan.
b. Pada saat suatu persaingan makin keras, maka pemasaran menjadi suatu hal
yang makin penting di suatu perusahaan.
c. Pada saat situasi persaingan sudah sangat keras, tidak dapat diduga dan kacau,
pemasaran harus menjadi ”hati dan jiwa” setiap orang disuatu perusahaan.
33
Menurut KBBI, pemasaran merupakan proses, cara, kegiatan dalam
memasarkan barang dagangan; perihal menyebarluaskan di kalangan
masyarakat pada umumnya. Sedangkan definisi lainnya menjelaskan bahwa
pemasaran adalah usaha untuk memperkenalkan produk atau jasa kepada
konsumen (Gunawan, 2020, hlm. 9). Terdapat juga definisi pemasaran menurut
berbagai ahli antara lain yaitu:
a. Kotler dan Armstrong
Pemasaran merupakan sebuah proses managerial yang dimana orang-orang
yang berada didalamnya memperoleh apa yang mereka inginkan atau mereka
butuhkan melalui penciptaan dan pertukaran produk-produk yang ditawarkan
dan nilai produknya kepada orang lain (Kotler dan Armstrong, 2014, hlm.27).
b. Philip Kotler
Pemasaran merupakan suatu kegiatan manusia yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dengan melalui proses pertukaran (Priagani,
2013, hlm. 1).
c. William J. Stanton
Pemasaran merupakan sistem secara keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis
atau usaha yakni yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga
barang atau jasa yang sesuai, mempromosikan barang dan jasa, dan
mendistribusikan barang dan jasa kepada konsumen dan bisa memuaskan
konsumen (Priagani, 2013, hlm. 2).
Didasarkan atas paparan definisi pemasaran di atas maka dapat
disimpulkan bahwa pemasaran merupakan usaha untuk mengenalkan produk
atau jasa melalui upaya perencanaan, penentuan harga barang atau jasa yang
sesuai, promosi barang dan asa, serta pendistribusian barang atau jasa kepada
konsumen.
C. Modal Usaha
Dalam menjalankan maupun mengembangkan sebuah usaha, seorang
wirausaha membutuhkan modal. Pada saat bisnis didirikan, wirausaha dapat
menentukan sumber modal yang dapat dipakai. Apakah semuanya besumber dari
modal sendiri, kemitraan atau hutang. Jika dilihat dari sejarahnya, maka
34
pengertian modal awalnya adalah physical oriented (orientasi fisik). Dalam
hubungan ini dapat dikemukakan misalnya pengertian modal klasik, di mana arti
dari modal itu sendiri adalah sebagai hasil produksi yang digunakan untuk
memproduksi lebih lanut. Dalam perkembangannya ternyata pengertian modal
mulai bersifat non-physical oriented, orientasi bukan fisik), di mana pengertian
modal tersebut lebih ditekankan pada nilai, daya beli atau kekuasaan memakai
atau menggunakan yang terkandung dalam barang-barang modal yang
menunjukan bentuknya adalah apa yang disebut modal aktif. Sedangkan modal
yang menunjukan sumbernya atau asalnya ialah apa yang disebut modal pasif
(Anggiani, 2018).
Gambar 2.1 UMKM Alat Musik Tradisional di Jatinangor
(Sumber: https://sumedangkab.go.id)
Adanya pandemi Covid-19 mengakibatkan goncangan terhadap
pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan demikian, Presiden Joko Widodo
(Jokowi) mulai menyalurkan bantuan modal sebesar Rp2,4 juta ke 1 juta pelaku
usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) (CNN Indonesia, 2020), termasuk
salah satunya adalah UMKM alat musik tradisional di Jatinangor. Selain itu,
pemerintah berupaya untuk membangkitkan UMKM dengan meberikan modal
bantuan usaha melalui Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah No. 18/Per/M.KUKM/III/2016 tentang Pedoman Umum
Penyelenggaraan Bantuan Pemerintah pada Kementerian Koperasi dan Usaha
35
Kecil Menengah Tahun 2021. Berikut ini merupakan alur pengajuan program
bantuan dana bagi wirausaha yaitu,
Gambar 2.2. Alur pengajuan program bantuan dana bagi wirausaha
Adapun format pengajuan modal terdapat pada lampiran 1.
Selain program bantuan modal usaha untuk UMKM, terdapat program
Program Matching Fund yang melibatkan sumber daya mahasiswa dan kampus
untuk memberikan kesempatan mahasiswa dan dosen meningkatkan
pengetahuan praktis dan keahlian yang sedang berkembang di dunia industri dan
kerja sehingga mengakselerasi penerapan program Merdeka Belajar– Kampus
Merdeka. und adalah bentuk nyata dukungan dari Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia untuk penciptaan kolaborasi
dan sinergi strategis antara Insan Dikti (lembaga perguruan tinggi) dengan pihak
Industri. Dengan alokasi dana sebesar total Rp250 miliar, Matching Fund
menjadi salah satu nilai tambah terbentuknya kolaborasi antara dua pihak
melalui platform Kedaireka. Dukungan Matching Fund ini diprioritaskan bagi
kolaborasi yang berkontribusi terhadap pencapaian 8 (delapan) Indikator Kinerja
Utama Perguruan Tinggi yang telah ditetapkan oleh Kemendikbud:
1. Lulusan pendidikan tinggi mendapat pekerjaan yang layak;
36
2. Mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus;
3. Dosen berkegiatan di luar kampus;
4. Praktisi mengajar di dalam kampus;
5. Hasil kerja dosen berguna bagi masyarakat dan diakui internasional;
6. Program studi kampus bekerja sama dengan mitra kelas dunia;
7. Kelas bersifat kolaboratif dan partisipatif;
8.Program studi berstandar internasional.
Untuk meraih kesempatan mendapatkan Matching Fund, Insan Dikti
dipersilakan untuk mengajukan proposal tambahan setelah kolaborasi dengan
Industri tercipta.
D. Kemitraan Wirausaha dalam Bidang Musik
a. Definisi dan Unsur Kemitraan dalam Berwirausaha
Menurut peraturan pemerintah nomor 44 tahun 1997 pasal 1 ayat 1,
kemitraan adalah kerjasama usaha antara Usaha Kecil dengan Usaha Menengah
dan atau dengan Usaha Besar disertai pembinaan dan pengembangan oleh Usaha
Menengah dan atau Usaha Besar dengan memperhatikan prinsip saling
memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan. Kemitraan
mengandung beberapa unsur pokok antara lain yaitu:
1) Kerjasama Usaha
Dalam konteks keraja sama usaha melalui kemitraan, jalinan kerja sama
yang dilakukan antara perusahaan besar atau menengah perusahaan kecil
didasarkan pada kesejajaran kedudukan atau mempunyai derajat yang sama
terhadap kedua belah pihak yang bermitra. Hal ini berarti bahwa hubungan kerja
sama yang dilakukan antara pengusaha besar atau menengah dengan pengusaha
kecil mempunyai kedudukan yang setara dengan hak dan kewajiban timbal-balik
sehingga tidak ada pihak yang dirugikan, tidak ada yang mengeksploitasi satu
sama lain dan tumbuh berkembangnya rasa saling percaya di antara para pihak
dalam mengembangkan usahanya.
2) Pengusaha Besar atau Menengah dengan Pengusaha Kecil
Dengan hubungan kerja sama melalui kemitraan, pengusaha besar atau
menengah dapat menjalin hubungan kerja sama yang saling menguntungkan
37
dengan pengusaha kecil atau pelaku ekonomi lainnya, sehingga pengusaha kecil
akan lebih berdaya dan tangguh dalam berusaha demi tercapainya kesejahteraan.
3) Pembinaan dan Pengembangan
Pada dasarnya, yang membedakan hubungan kemitraan dan hubungan
dagang biasa adalah adanya pembinaan dari pengusaha besar terhadap
pengusaha kecil atau koperasi yang tidak ditemukan pada hubungan dagang
biasaBentuk pembinaan dalam kemitraan, antara lain pembinaan dalam
mengakses modal yang lebih besar, pembinaan manajemen usaha, pembinaan
peningkatan sumber daya manusia (SDM), pembinaan manajemen produksi,
pembinaan mutu produksi, serta pembinaan dalam pengembangan aspek
institusi kelembagaan, fasilitas alokasi, dan investasi.
Adapun bentuk form. kerjasama usaha dapat dilihat pada Lampiran 2.
b. Prinsip-Prinsip Kemitraan
Berdasarkan pasal 10 ayat 1 peraturan pemerintah nomor 17 tahun 2013
terdapat prinsip-prinsip dalam kemitraan antara lain yaitu:
1) Saling membutuhkan;
2) Saling mempercayai;
3) Saling memperkuat;
4) Saling menguntungkan.
c. Tujuan Kemitraan
Kemitraan yang dihasilkan merupakan proses yang dibutuhkan bersama
oleh pihak yang bermitra dengan tujuan memperoleh nilai tambah (Rusdiana,
2018). Dengan memenuhi prinsip kemitraan yang saling membutuhkan, saling
mempercayai, saling memperkuat, dan saling menguntungkan, keberhasilan
uaha bisa tercapai dengan optimal. Adapun tujuan dari kemitraan yaitu untuk
meningkatkan pemberdayaan usaha kecil dibidang manajemen, produk,
pemasaran, dan teknis, disamping agar bisa mandiri demi kelangsungan
usahanya sehingga bisa melepaskan diri dari sifat ketergantungan (Tohar, 2000,
hm.109). Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa tujuan kemitraan yang ingin
dicapai (Hafsah, 2000) antara lain yaitu:
1) Meningkatkan pendapatan usaha kecil dan masyarakat;
38
2) Meningkatkan perolehan nilai tambah bagi pelaku kemitraan;
3) Meningkatkan pemerataan dan pemberdayaan masyarakat dan usaha kecil;
4) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi perdesaan, wilayah dan nasional;
5) Memperluas kesempatan kerja;
6) Meningkatkan ketahanan ekonomi nasional.
d. Program Magang Kampus Merdeka dan Kemitraan dalam Bidang Musik
Dalam rangka membangun ekosistem SDM yang unggul dalam tataran
perguruan tinggi, saat ini pemerintah meluncurkan program kampus merdeka
yang mana merupakan wujud pembelajaran di perguruan tinggi yang otonom
dan fleksibel sehingga tercipta kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang,
dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Salah satu program di dalam kampus
merdeka adalah program magang yakni program persiapan karir yang
komprehensif dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Program ini memberikan kesempatan bagi Anda untuk belajar 2 (dua) semester
di luar program studi dengan jaminan konversi SKS yang diakui perguruan
tinggi. Pada program ini, Anda dapat bekerja di organisasi mitra sebagai trainee
untuk terlibat dalam proyek nyata yang memberikan nilai strategis bagi industri
(Kemdikbud, 2021). Sebagai mahasiswa musik, khususnya pendidikan musik,
Anda dapat bermitra melalui program magang pada beberapa perusahaan dan
bisnis start-up sebagai berikut ini,
1) Mousaik;
2) Klik musik;
3) Big enterprise;
4) Artea Event Organizer;
5) Starlight Music Studio;
6) Hompympaa Artworks Production House
7) IDEATREE Media
39
E. Kiat- Kiat Keberhasilan Berwirausaha
1. Murphy dan Peck (1980)
Menggambarkan delapan anak tangga untuk mencapai puncak karir.
Delapan anak tangga ini dapat pula digunakan seorang wirausaha dalam
mengembangkan prosesinya.
a. Mau Kerja Keras (Capacity for Hard Work)
Kerja keras merupakan modal dasar untuk keberhasilan seseorang.
Rasulullah sangat marah melihat orang pemalas dan suka berpangku tangan.
Bahkan beliau secara simbolik memberi hadiah kampak dan tali kepada seorang
lelaki agar mau bekerja keras mencari kayu dan menjualnya ke pasar. Demikian
pula jika mau berusaha, mulailah berusaha sejak subuh. Jangan tidur sesudah
subuh cepatlah bangun dan mulailah kegiatan untuk hari itu. Akhirnya laki-laki
itu sukses dalam hidupnya. Demikianlah setiap pengusaha yang sukses selalu
menempuh saat-saat ia harus bekerja keras membanting tulang dan merintis
perusahaannya. Seorang pengusaha taksi mungkin tadinya ia hanya seorang
sopir angkutan umum, seorang pengusaha tekstil mungkin tadinya seorang
pedagang kredit tekstil dan banyak lagi contoh yang dapat kita jumpai dalam
riwayat hidup pengusaha yang sukses.
Sikap kerja keras harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Dalam hal ini
unsur disiplin memainkan peranan penting. Sebab, bagaimana orang mau
bekerja keras jika disiplin tidak ada. Dia harus mengatur waktu, sesuai irama
kehidupan, bangun pagi, siap-siap untuk kerja, mulai kerja, istirahat (tidak
terlalu lama dan seterusnya sampai malam tiba. Malam hari ia tidur (tidak
begadang sampai larut malam). Ada satu lagi elemen penting dalam keberhasilan
kerja keras, yaitu berserah diri kepada Allah Swt. Dengan selalu berdoa kepada-
Nya “Ya Allah perbaikilah nasibku, …dst”. Insya Allah kerja keras yang diiringi
dengan do’a akan memperoleh sukses seorang mahasiswa yang belajar keras tiap
malam plus dua setelah shalatnya. Insya Allah soal-soal ujian akan muncul dari
materi yang sudah ia pelajari dan nilai A gampang diraih.
b. Bekerjasama dengan Orang Lain (Getting Thing one With and Through
people)
40
Perbanyaklah teman dengan orang-orang di bawah ataupun dengan orang-
orang di atas kita. Murah hati, banyak senyum kepada bawahan dan patuh serta
disiplin menghadapi atasan, dan hindarkan permusuhan. Dengan menggunakan
tenaga orang lain, maka tujuan mudah tercapai. Inilah yang disebut
“manajemen” yaitu ilmu atau seni menggunakan tenaga orang lain untuk
mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
Seorang wirausahawan mudah bergaul, disenangi oleh masyarakat. Dia
tidak suka fitnah, sok hebat, arogan, tidak suka menyikut, menggunting dalam
lipatan, menohok kawan seiring dan sebagainya. Dia harus berperilaku yang
menyenangkan bagi semua orang, sehingga memudahkannya bekerja sama
dalam mencapai keberhasilan.
Gambar 2.2 Modifikasi dari Murphy and Peck (1980, hlm.8)
c. Penampilan yang Baik (Good Appearance)
Ini bukan berarti penampilan body face/muka yang elok atau paras cantik.
Akan tetapi lebih ditekankan pada penampilan perilaku jujur, disiplin. Banyak
orang tertipu dengan rupa nan elok tetapi ternyata orangnya penipu ulung.
Ingatlah, pribadi yang baik dan jujur akan disenangi orang dimana-mana dan
akan sukses bekerja sama dengan siapa saja.
41
Seorang lulusan sekolah menengah atau alumni sebuah perguruan tinggi
melamar dan diterima bekerja di sebuah perusahaan. Dia berpenampilan baik
seperti diceritakan di atas, maka dengan cepat ia naik pangkat menduduki posisi
kunci dalam perusahaan tersebut. Berkat naluri wirausahanya ia bisa menabung
dari income-nya tiap bulan, kemudian mencari peluang-peluang usaha lain.
setelah modal tabungan dirasa cukup, maka ia dapat menjelma menjadi
wirausahawan sukses. peluang usahanya wirausahanya bisa dalam bentuk
mensuplai komoditi yang diperlukan oleh bekas perusahaan tempat ia semula
bekerja atau merintis wirausaha dalam jenis komoditi yang sama di kota yang
sama atau ia pindah ke kota lain.
d. Yakin (Self Confidence)
Kita harus memiliki keyakinan diri bahwa kita akan sukses melakukan
suatu usaha, jangan ragu dan bimbang. Niatlah bekerja baik, kemudian berserah
diri, tawakal kepada Allah SWT. Self-confidence ini diimplementasikan dalam
tindakan sehari-hari, melangkah pasti, tekun, sabar, tidak Ragu-ragu. setiap hari
otaknya selalu berputar membuat rencana dan perhitungan-perhitungan
alternatif. Dia bisa saja menguji buah pikirannya dengan teman-teman lain, baik
yang pro maupun yang kontra dengan rencananya.
e. Pandai Membuat Keputusan (Making Sound Decision)
Jika anda dihadapkan pada alternatif, harus memilih, maka buatlah
pertimbangan yang matang. Kumpulkan berbagai informasi, boleh minta
pendapat orang lain, setelah itu ambil keputusan, jangan ragu-ragu. Dengan
berbagai alternatif yang ada dalam pikirannya ia akan dapat mengambil
keputusan terbaik.
f. Mau Menambah Ilmu Pengetahuan (College Education)
Zaman sekarang pendidikan adalah nomor satu. Tenaga tak terdidik
harganya murah sekali. Sebaliknya orang terdidik, memiliki ilmu dan
keterampilan akan dibayar mahal. Benarlah Rasulullah yang mewajibkan semua
Muslim menuntut ilmu dari ayunan sampai ke liang kubur. Pendidikan ini bukan
berarti harus masuk perguruan tinggi, melainkan pendidikan dalam bentuk
kursus-kursus, penalaran di kantor, membaca buku, dan sebagainya. Pendidikan
42
college dalam bentuk diploma akan sangat membantu seseorang menemukan
dan mengembangkan jiwa serta operasional wirausaha. Akan tetapi, hal yang
penting disini ialah adanya tambahan pengetahuan.
g. Ambisi untuk Maju (Ambition Drive)
Kita jangan loyo, pasrah menyerah tak mau berjuang. Kita harus punya
semangat tinggi, mau berjuang untuk maju. Orang-orang yang gigih dalam
menghadapi pekerjaan dan tangan, biasanya banyak berhasil dalam kehidupan.
Adapun jenis pekerjaan yang dilakukan profesi apapun yang dihadapi, kita harus
mampu melihat ke depan dan berjuang untuk menggapai apa yang diidam-
idamkan.
h. Pandai berkomunikasi (ability to communicate)
Pandai berkomunikasi berarti pandai mengorganisasi buah pikiran ke
dalam bentuk ucapan-ucapan yang jelas, menggunakan tutur kata yang enak
didengar, mampu menarik perhatian orang lain. komunikasi baik, diikuti dengan
perilaku jujur, konsisten dalam pembicaraan akan sangat membantu seseorang
dalam mengembangkan karir masa depannya. Akhirnya dengan keterampilan
berkomunikasi itu seseorang dapat mencapai puncak karir.
2. Rusdiana (2015)
Terdapat beberapa kunci sukses menurut beberapa ahli dalam
berwirausaha antara lain yaitu,
1) Pusatkan diri pada hasil yang diinginkan. Prinsip ini merupakan prinsip
yang paling penting. Kita tidak ingin gagal dalam berwirausaha, kekurangan
pelanggan, atau hasil kerja yang tidak memuaskan (Wood, 2005);
2) Atasi frustrasi. Banyak wirausahawan kecil yang memulai usahanya dengan
harapan dapat mengangkat taraf hidupnya. Akan tetapi, hal itu dapat pula
menyebabkan masalah. Kuncinya adalah hadapi semua masalah dan cari
solusinya daripada menganggapnya sebagai tantangan atau ajakan untuk
tumbuh (Wood, 2005);
3) Atasi kebosanan. Hadapilah rasa bosan dengan positif. Sebagian besar
wirausahawan memiliki sifat visioner yang secara konstan muncul dengan
43
gagasan yang brilian dan orang yang memiliki kemampuan yang luar biasa
untuk berpikir kreatif (Wood, 2005);
4) Perlihatkan adanya minat. Perlihatkan pada pelanggan bahwa kita tertarik
akan pandangan mereka. Lakukan survei berkala untuk mengungkapkan
respons mereka atas layanan yang kita berikan. Setelah itu, lakukan tindakan
perbaikan atas apa yang ditemukan (Warlow, 1998);
5) Perlihatkan bahwa kita dapat melakukan bisnis dengan baik. Pelanggan
menyukai wirausaha yang dapat melayani permintaan yang sulit sekalipun.
Latihlah karyawan untuk mengatakan, “Maaf, tapi ....” atau “Ini kebijakan
perusahaan.” (Warlow, 1998);
6) Peliharalah pelanggan potensial kita. Mungkin keuntungan yang kita
peroleh hanya berasal dari 20% pelanggan. Temukan orang yang 20% dan
pertahankanlah mereka (Warlow, 1998);
7) Kita hanya menjual sebuah produk atau jasa apabila menguntungkan (King,
1996);
8) Terus kurangi biaya operasional (King, 1996);
9) Jadilah investor cerdas (Prijaksono, 1998);
10) Beramal dan mengucapkan syukur (Prijaksono, 1998);
11) Kembangkan jaringan networking. Tidak ada salahnya berkenalan dan
bergaul dengan orang-orang yang berhubungan atau bisa mendukung bisnis
kita (Liraz, 2001);
12) Mengetahui tujuan. Tanpa tujuan yang jelas, wirausahawan sering
menemukan usaha yang digelutinya tidak menyenangkan (Rowoth, 2003);
13) Sosialisasikan wirausaha kita kepada orang (Rowoth, 2003).
44
Perjalanan Panjang Yamaha dari Musik
Hingga Produksi Sepeda Motor
Sejarah Yamaha akan selalu menjadi sangat menarik untuk Anda ketahui. Hal ini
karena Brand ini telah banyak dikenal oleh masyarakat dengan berbagai produknya
yang ada di pasaran. Contoh produk dari brand ini yang mudah Anda temui adalah
sepeda motor dan alat musik. Tahukah Anda, bahwa Sejarah Yamaha Awalnya dari
Musik? Di Indonesia, nama Yamaha lebih erat kaitannya di bidang otomotif khususnya
kendaraan roda dua. Produk dari Yamaha banyak berseliweran di jalan raya dengan
produk sepeda motornya. Bukan hanya itu, Yamaha memiliki popularitas di bidang
kompetisi otomotif dengan keikutsertaannya dalam MotoGP. Namun tahukah Anda?,
sebenarnya, Yamaha lebih dulu memproduksi alat musik dibanding sepeda motor.
Salah satu produk di bidang musik yang diproduksi oleh Yamaha adalah electone,
organ elektronik yang mampu memproduksi musik full band seperti halnya sebuah
orkestra. Produk ini memiliki inovasi yang unik yang mungkin tidak Anda temui di produk
alat musik serupa. Sebagai produsen alat musik, Yamaha merupakan nama populer di
dunia, termasuk di Indonesia. Banyak musisi Indonesia yang telah memakainya,
termasuk Isyana Saraswati. Produk lain di bidang alat musik selain electone adalah
grand piano, gitar, timpani, drum, dll.
Nippon Gakki Co., Ltd merupakan nama perusahaan yang menjadi cikal bakal
yamaha. Pendirinya adalah Torakusu Yamaha. Beliau lahir pada tahun 1851 yang
merupakan anak ketiga dari sebuah keluarga Klan Kishu Tokugawa. Ia sangat tertarik
dengan mesin dan teknologi. Ia pun sempat menjadi teknisi alat-alat medis serta teknisi
jam tangan. Keterlibatan Torakusu dalam dunia musik pertama kali dimulai kepala
sekolah SD Jinjo menemuinya. Saat itu, organ di sekolahnya tidak mau berbunyi. Pada
masa tersebut, organ merupakan alat musik yang mahal harganya. Torakusu pun
memperbaiki alat musik tersebut. Dari sanalah, Torakusu membuat cetak biru
(blueprint) dari alat musik tersebut lalu muncullah ide untuk membuat sendiri alat musik
tersebut. Selama dua bulan, ia berhasil membuat organ eksperimen yang pertama.
Akan tetapi, penyeletalannya kurang akurat sehingga dinilai gagal. Setelah itu,
Torakusu belajar musik selama sebulan dan mencoba membuat lagi produk organ.
Meskipun melalui proses yang tidak mudah dan panjang, pada akhirnya produk
buatannya bisa diterima dan digunakan sebagai pengganti organ impor yang mahal
harganya.
Terbentuknya dua perusahaan raksasa Yamaha Musik dan Yamaha Motor. Torakusu
memulai bisnis dengan nama Yamaha Organ Factory pada tahun 1888. Pada tahun
1990, perusahaan ini memproduksi piano yang cukup sukses dipasaran. Hal ini
membuat perusahaan memperluas produksi hingga alat musik harmonika dan fonograf.
Pada tahun 1903, perusahaan ini mulai memproduksi perabot kayu yang mahal dengan
dukungan tukang kayunya yang handal. Hal ini membuat militer Jepang berminat
mengajak kerjasasama Yamaha dalam membuat baling-baling pesawat tempur. Akibat
perang dunia, maka Nippon Gakki milik Torakusu diberhentikan. Kemudian, pada tahun
1950, Genichi Kawakami mengambil alih Nippon Gakki. Dibawah kepemimpinannya,
perusahaan Yamaha mengalami pertumbuhan yang pesat. Pada tahun 1954, electone
45
pun diciptakan yang masih diproduksi hingga sekarang. Pada tahun yang sama,
Genichi melihat adanya pasar yang menjanjikan di bidang sepeda motor. Dari sinilah,
dibuat model sepeda motor Yamaha yang pertama, yaitu YA-1. Pada tahun 1955, maka
produskisi YA-1 dimulai. Dan di tahun yang sama, maka divisi sepeda motor pun
dipisahkan sebagai perusahaan independen dengan nama : Yamaha Motor Co., Ltd.
Tepatnya pada tahun 1987, perusahaan berganti nama menjadi Yamaha Corporation.
Di bawah nama perusahaan yamaha inilah, produk musik (logo warna biru) dan sepeda
motor Yamaha (logo warna merah)dikenal luas di dunia dan menjadi produsen yang
sangat besar. Sumber: https://www.fortuna-motor.co.id/sejarah-yamaha/
Rizky Pohan, Kisah Sukses Juragan Rental Audio
Ide mengembangkan usaha yang berasal dari kegemaran atau hobi memang
sepertinya tak pernah habis untuk dibahas, dan hal itu telah menjadi sumber inspirasi
bagi banyak orang bahwa mengerjakan sesuatu yang kita sukai kemudian dipadukan
dengan sisi komersil niscaya akan berpeluang besar mencapai kesuksesan. Seperti
contoh kisah sukses inspiratif di bawah ini.
Rizky Pohan adalah seorang pemilik rental audio sukses yang cukup populer di Jakarta
bernama “Pe Plus Audio System Rental”. Selain rental audio, Rizky juga mempunyai
studio musik yang sering menangani proyek-proyek album dari musisi-musisi di
Indonesia. keberhasilan yang didapat Rizky menjadi pengusaha di bidang musik tentu
tidak datang dengan singkat. Berbagai proses telah ia lewati untuk bisa menggapai
impiannya itu. Ia mulai berbisnis sejak masih duduk di bangku SMU. Kecintaannya pada
dunia musik membawanya untuk mencoba membuka usaha penyewaan audio system.
Bermodalkan home theatre yang ia pinjam dari temannya serta sepasang lampu disko,
ia mempromosikan usahanya itu kepada remaja perempuan di Jakarta yang pada
jamannya sedang menggandrungi dance. Hasilnya pun cukup baik untuk usaha yang
baru dirintis. Menjelang kuliah, dengan modal pengalaman yang pernah ia dapat, Rizky
bersama beberapa rekannya semakin serius untuk membangun penyewaan audio
system itu, apalagi ia melihat peluang bisnis yang terbuka lebar ditambah lagi usaha
tersebut saat itu masih langka di Jakarta.
Hal yang sering menjadi persoalan bagi seorang mahasiswa yang bekerja adalah
bagaimana mengatur waktu antara belajar dan menjalankan bisnisnya. Demikian pula
yang menjadi masalah bagi pria lulusan interstudi tersebut. Ia juga mengaku kurang
istirahat karena setiap habis kuliah, ia harus bekerja, begitu pun saat weekend dimana
sebagian besar orang menggunakan weekend untuk bersantai. Bahkan, orang tuanya
sampai terheran-heran dengan aktivitas yang dilakukan oleh Rendy saat itu. Namun
resiko dan pilihan yang diambilnya ternyata membuahkan hasil yang manis. Seiring
berjalanlah waktu, usaha rental tersebut mulai mengalami perkembangan yang cukup
signifikan dan semakin membesar. Ia tercatat sering melakukan kerjasama dengan
berbagai Event Organizer (EO) yang ada di Jakarta. Rendy juga pernah mendapat
kepercayaan tuk menangani klien besar seperti Twilite orchestra serta band yang cukup
terkenal di Indonesia, misalnya saja; Maliq and D’essential.
Maka tak heran, lewat bisnis rental tersebut ia sudah mampu membeli rumah, mobil,
serta mampu merenovasi rumah orang tuanya. Milyaran rupiah setiap tahunnya masuk
ke kantong pria berusia 27 tahun ini. Prestasi gemilang yang telah dibangun Pe Plus
Audio System Rental selama ini juga berhasil membuahkan sebuah penghargaan dari
Telex sebagai “Bisnis Rental Terbaik” pada tahun 2004 yang telah menggunakan
produk-produk mereka. Telex sendiri adalah sebuah perusahaan communication
device asal Amerika Serikat yang memegang lisensi ditributor untuk produk dari Midas,
46
Bosch, dan juga Electro Voice. Semoga kisah sukses ini dapat menginspirasi kita
semua.
Sumber: http://wartawirausaha.com/2014/01/rizky-pohan-kisah-sukses-juragan-rental-
F. Latihan Mandiri
Setelah mempelajari Unit 2, buatlah learning journal terkait konsep
pengelolaan kewirausahaan dengan format sebagai berikut,
Learning Journal
Nama :
NRM :
Mata Kuliah :
Tanggal :
A. Pengalaman Belajar
Tuliskan secara ringkas pengalaman belajar Anda terkait, 1) Apakah kegiatan
pembelajaran menunjukan suasana yang menyenangkan dan mendorong antusias
Anda?; 2) Apakah kegiatan pembelajaran mendorong Anda untuk berpikir tingkat
tinggi (kegiatan untuk menjawab pertanaan Mengapa dan Bagaimana)?; 3)
Apakah kegiatan pembelajaran mendorong Anda menemukan konsep atau
membangun pemahaman sendiri?; 4) Apakah kegiatan pembelajaran mendorong
interaksi antara dosen, mahasiswa, dan sumber belajar?
B. Materi yang Telah Dipahami
Tuliskan topik-topik yang telah Anda pahami.
C. Materi yang Belum Dipahami
Tuliskan topik-topik atau materi yang belum Anda pahami dengan
menyebutkan alasannya.
D. Usaha untuk Mengatasi Hambatan dalam Memahami Materi
Tuliskan cara-cara mengatasi hambatan dalam memahami materi, seperti
bertanya kepada teman sebaya, orang tua, dosen, belajar secara mandiri dll.
E. Upaya Pengayaan
Tulislah kegiatan belajar dari sumber lain seperti jurnal, buku, dll.
* Petunjuk penulisan:
Gunakan font Times New Roman, ukuran font 12 dengan spasi 1,5. Ukuran margin kiri, atas, kanan,
bawah 3 cm, 3 cm, 3 cm, 3 cm.
47
2. Setelah menulis learning journal, lakukanlah wawancara terkait
kewirausahaan kepada wirausaha pada bidang musik!
Petunjuk pengerjaan tugas:
a. Buatlah kelompok kecil masing-masing 3-4 orang;
b. Kemukakanlah alasan pemilihan narasumber;
c. Buatlah maksud dan tujuan wawancara;
d. Carilah informasi-informasi terkait, a) identitas narasumber; b) jenis usaha
yang dilakukan; c) hasil dari jenis usaha yang dilakukan; d) bahan baku
yang diperlukan untuk melakukan jenis usaha tersebut; e) pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan; f) kesulitan (kendala) yang mungkin
dihadapi;
e. Dari informasi-informasi yang akan digali tersebut, buatlah daftar
pertanyaan yang akan kalian tanyakan kepada orang yang akan kalian
wawancarai;
f. Lakukan wawancara dengan baik. Ajukan pertanyaan dengan sopan.
Berterima kasihlah kepada orang yang kalian wawancarai atas waktu dan
jawaban yang diberikan.
g. Catatlah hasil wawancara kalian dengan format sebagai berikut,
48