The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Modul ini disusun sebagai materi pembelajaran mata kuliah kewirausahaan dalam bidang pendidikan musik pada Perguruan Tinggi yang berisi tentang pemahaman dan penerapan tentang materi pengetahuan dasar kewirausahaan, konsep pengelolaan kewirausahaan, perencanaan kewirausahaan dan praktik kewirausahaan

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by a.ayuannisa, 2022-03-03 11:40:10

Modul Kewirausahaan dalam Bidang Musik 3

Modul ini disusun sebagai materi pembelajaran mata kuliah kewirausahaan dalam bidang pendidikan musik pada Perguruan Tinggi yang berisi tentang pemahaman dan penerapan tentang materi pengetahuan dasar kewirausahaan, konsep pengelolaan kewirausahaan, perencanaan kewirausahaan dan praktik kewirausahaan

Keywords: Modul,Kewirausahaan,Entrepreneurship

Wawancara

Nama :

NRM :

Mata Kuliah :

Topik Wawancara :

Tujuan :

Alasan pemilihan narasumber :

Narasumber :

Informasi yang disampaikan : 1. Identitas narasumber;

2. Jenis dan hasil usaha;

3. Bahan baku/ kebutuhan yang

diperlukan untuk melakukan jenis

usaha tersebut;

4. Pengetahuan dan keterampilan

yang diperlukan;

5. Pengelolaan kewirausahaan;

6. Kesulitan (kendala) yang

mungkin dihadapi.

7. Kiat-kiat keberhasilan

berwirausaha

Teknik Wwancara :

Pertanyaan- Pertanyaan :

1. Identitas narasumber

a. Siapakah nama lengkap bapak/ibu?

b. Dimana dan kapankah bapak dilahirkan?

c. dst.

2. Jenis dan hasil usaha

a. Apakah jenis usaha yang bapak/ibu tekuni?

b. Apakah hasil usaha bapak/ibu?

c. dst.

3. Bahan baku/ kebutuhan yang diperlukan untuk melakukan jenis usaha

tersebut

a. Apakah bahan baku/ kebutuhan apa saja yang diperlukan untuk

melakukan jenis usaha yang bapak/ibu tekuni?

b. dst.

4. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan

a. Pengetahuan apa sajakah yang bapak/ibu perlukan untuk membangun

usaha ini?

b. Keterampilan apa sajakah yang bapak/ibu perlukan untuk membangun

usaha ini?

5. Pengelolaan kewirausahaan

a. Siapa sajakah yang mengelola usaha bapak/ibu?

b. Bagaimana strategi dalam mengembangkan usaha yang bapak/ibu jalani?

c. Berapakah modal untuk membangun usaha bapak/ibu?

d. Darimanakah modal usaha bapak/ibu berasal?

e. dst.

49

6. Kesulitan (kendala) yang mungkin dihadapi
a. apa sajakah kendala yang bapak/ibu alami ketika menjalankan usaha ini?
b. bagaimana sikap bapak/ibu dalam menghadapi kendala yang terjadi?

7. Kiat-kiat keberhasilan berwirausaha
a. Bagaimana kiat-kiat bapak/ibu dalam mempertahankan usaha ini?
b. Apa pesan bapak/ibu bagi generasi muda yang ingin memulai usaha?

Hasil Wawancara:

G. Penilaian Mandiri

Rubrik penilaian learning journal

Aspek Poin Penilaian Nilai
Penilaian
5 4 3 2 1
Materi yang
dipahami Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang

Menyebutkan Menyebutkan Menyebutkan 3 Menyebutkan 2 Tidak
keseluruhan 4 dari 5 materi dari 5 materi dari 5 materi menyebutkan
materi yang yang meliputi yang meliputi yang meliputi keseluruhan
meliputi strategi praktik strategi praktik strategi praktik materi yang
strategi praktik kewirausahaan kewirausahaan kewirausahaan meliputi
kewirausahaan, , manajemen , manajemen , manajemen strategi praktik
manajemen dan dan pemasaran, dan pemasaran, kewirausahaan,
dan pemasaran, pemasaran, modal usaha, modal usaha, manajemen dan
modal usaha, modal usaha, kemitraan kemitraan pemasaran,
kemitraan kemitraan dalam dalam modal usaha,
dalam dalam berwirausaha, berwirausaha, kemitraan
berwirausaha, berwirausaha, dan kiat-kiat dan kiat-kiat dalam
dan kiat-kiat dan kiat-kiat keberhasilan. keberhasilan. berwirausaha,
keberhasilan. keberhasilan. dan kiat-kiat
keberhasilan.

Total Nilai

Nilai Akhir = X 100


50

Rubrik penilaian wawancara Skor Maks Nilai
No Elemen Penilaian
10
Persiapan Wawancara 10
1 Ketersediaan maksud dan tujuan wawancara 10
2 Ketersediaan informasi yang akan dikumpulkan atau didata 30
3 Ketersediaan alasan pemilihan narasumber
4 Ketersediaan daftar pertanyaan wawancara 5
Teknik Wawancara
5 Ketersediaan deskripsi teknik wawancara 5
Hasil Wawancara 30
6 Ketersediaan identitas narasumber
7 Ketersediaan ringkasan isi wawancara

Nilai Total

51

52

Deskripsi Pembelajaran
Pembelajaran perencanaan kewirausahaan merupakan
pembelajaran yang berokus pada segala hal yang relevan terkait
dengan perencanaan usaha, pentingnya perencanaan usaha dan
penyusnunan rencana usaha pada bidang musik.

Capaian Pembelajaran Mata Kuliah
Setelah mempelajari unit III, diharapkan mahasiswa mampu, 1)
Memahami pengertian perencanaan usaha; 2) Memahami
pentingnya perencanaan usaha; 3) Merancang perencanaan
usaha pada bidang musik.

Uraian Materi
Uraian materi perencanaan kewirausahaan meliputi, 1) Pengertian
perencanaan usaha; 2) Pentingnya perencanaan usaha; 3)
Perencanaan usaha pada bidang musik.

Selanjutnya agar Anda berhasil dengan baik dalam mempelajari
modul ini, ikutilah petunjuk belajar berikut ini,
1. Bacalah dengan cermat bagian demi bagian pada unit ketiga

ini;
2. Cermatilah pengertian demi pengertian dari isi modul ini, melalui

pemahaman sendiri, bertukar pikiran dengan mahasiswa atau
dosen lain, serta dengan dosen pengampu kewirausahaan
Anda;
3. Mantapkan pemahaman Anda melalui pengerjaan learning
journal dan penyusunan perencanaan usaha.

Peralatan dan media pembelajaran
Peralatan dan media pembelajaran yang harus dipersiapkan
antara lain yaitu:
1. Komputer atau laptop.
2. Internet
3. Media lain seperti gawai

Selanjutnya silakan Anda mempelajari modul ini, dimulai dari
bahasan yang pertama tentang pengertian perencanaan usaha

.

53

54

A. Pengertian Perencanaan Usaha
Business plan atau perencanaan usaha adalah gambaran mengenai segala

hal yang relevan terkait dengan pendirian, pengelolaan, manajemen sumber daya
manusia maupun produk yang dituangkan dalam suatu dokumen perencanaan.
Selain itu, perencanaan usaha adalah dokumen tertulis yang disiapkan wirausaha
yang menggambarkan semua unsur-unsur yang relevan baik internal maupun
eksternal mengenai perusahaan untuk memulai suatu usaha (Alma, 2019, hlm.
219). Business plan seakan-akan akan menjawab pertanyaan: Where am I now?
Where am I going? How will I get there? (Hisrich, Petters, dan Shepherd, 2017).
Terdapat beberapa pengertian perencanaan usaha dari beberapa ahli lainnya
antara lain yaitu,
1. Bygrave

Business Plan adalah dokumen yang disediakan oleh entrepreneur yang
disesuaikan dengan pandangan penasihat profesionalnya yang memuat
rincian tentang masa lalu, keadaan sekarang dan kecenderungan masa depan
dari sebuah perusahaan. Isinnya mencakup analisis tentang manaerial,
keadaan fisik bangunan, karyawan, produk, sumber permodalan, informasi
tentang jalannya perusahaan selama ini, dan posisi pasar dari perusahaan.
Business plan uga berisi tentang rincian profit, neraca perusahaan, proyeksi
aliran kas untuk dua tahun yang akan datang (1994).
2. Megginson
Business plan adalah suatu rencana tertulis yang memuat misi dan tujuan
bisnis, cara kerja dan rincian keuangan/permodalan, susunan para pemilik
dan manajemen, dan bagaimana cara mencapai tujuan bisnisnya (2000).
3. Hisrich, Petters, dan Shepherd
Business plan adalah dokumen tertulis yang disiapkan oleh wirausaha yang
menggambarkan semua unsur yang relevan, baik internal maupun eksternal
mengenai perusahaan untuk memulai suatu usaha. Isinya merupakan
perencanaan terpadu menyangkut pemasaran, permodalan, manufaktur, dan
sumber daya manusia (2017).
Berdasarkan pengertian business plan dari ketiga ahli di atas, maka business plan
merupakan rencana perjalanan (road map) tertulis terkait pemasaran,

55

permodalan, sumber daya manusia dengan jangka waktu tertentu yang akan
diikuti oleh wirausaha.

B. Pentingnya Perencanaan Usaha
Seorang pengusaha yang tidak bisa membuat perencanaan sebenarnya

merencanakan kegagalan (Bangs, 1995). Ungkapan tersebut benar, seorang
pengusaha sukses akan menyisihkan waktu untuk mengkaji semua strateginya,
menggunakan informasi untuk menguji kebenaran pendapatnya, dan cukup
pandai mengenali kekurangan-kekurangan dirinya. Business Plan penting untuk
diformulasikan, beberapa penelitian berisi bahwa business plan yang dirancang
secara komperhensif dapat meningkatkan persentase kesuksesan wirausaha
dalam menjalankan bisnisnya (Bewayo, 2015; Burke dan Greene, 2010;
Brinckmann. Grichnik, dan Kapsa, 2010)

Terdapat beberapa alasan penting mengapa orang harus menyusun
perencanaan usaha (Bygrave, 1994, hlm. 115) antara lain seperti:
1. To sell yourself on the business
2. To obtain bank financing
3. To obtain investment funds
4. To arrange strategic alliances
5. To obtain large contract
6. To attract key employes
7. To complete mergers and acquisitions
8. To motivate and focus your management team

Didasarkan atas pentingnya perencanan usaha, maka tujuan dari
penyusunan rencana usaha yaitu untuk menjamin adanya fokus tujuan dari
berbagai personil yang ada dalam perusahaan. Sebab sebuah perusahaan akan
bertumbuh makin lama makin komplek sehingga rencana usaha menjadi
komponen yang sangat pentung bagi setiap orang untuk tetap berpijak pada arah
yang benar.

C. Perencanaan Usaha Pada Bidang Musik
Pembuatan setiap rencana bisnis baru harus dimulai dengan kerangka atau

model (Crow dan Goldstain, 2003). Berikut ini merupakan kerangka
perencanaan usaha yang terdiri dari beberapa elemen (Dahlan, 2021) yaitu, 1)
Executive Summary; 2) Company Description; 3) Service & Products; 4) Market

56

Analysis; 5) Competitors and Benchmarks; 6) Marketing Plan or Strategy; 7)
Organization and Management; 8) Financials; 9) Closing & Contatcts. Berikut
ini merupakan penjelasan lebih lanjut terkait dengan elemen-elemen tersebut
yaitu,

1. Ringkasan Eksekutif/ Executive Summary
Ringkasan eksekutif/ Executive Summary adalah bagian terpenting dari

rencana bisnis. Elemen ini merupakan abstrak dari status perusahaan saat ini dan
target perusahaan di masa pada periode yang akan datang (Haag, 2013).
Executive summary merupakan gambaran umum, singkat dan jelas dari bisnis
Anda. Isinya berupa paragraf singkat elevator pitch), visi dan misi (mission
statement), dan panduan sikap, etika dan attitude perusahaan kepada konsumen
dan internal perusahaan (value perusahaan). Selain itu, executive summary juga
mencakup jawaban dari pertanyaan yang meliputi, a) Apa perusahaan/bisnis
Anda?, misalanya PT Yamaha Music Indonesia; b) Apa produk/jasanya?,
misalnya, produk berupa produksi saxophone dan jasa pelatihan berbagai
instrumen musik; c) Apa manfaatnya untuk orang lain?, misalnya adalah untuk
meningkatkan keterampilan bermain alto saxophone; d) Apa keunikan produk
bisnis Anda di pasaran?, misalnya adalah memiliki metode khusus yang mana
dapat meningkatkan keterampilan dalam berimprovisasi ketika bermain alto
saxophone.

Berikut ini merupakan contoh dari ringkasan eksekutif dalam bidang
musik yaitu,

Impressive Entertainment menyediakan jasa penampilan musik dan penyewaan
sound system yang professional, elegan dan berkualitas. Menampilkan musisi-
musisi profesional dan berpengalaman, berpenampilan elegan, dan sistem tata
suara dengan kualitas yang baik, didukung oleh sound engineer profesional dan
alat yang berkualitas.

2. Company Description
Tujuan dari elemen ini adalah untuk mendeskripsikan bisnis, bagaimana

wirausahawan akan mengelolanya, dan mengapa bisnis tersebut akan berhasil
(Haag, 2013). Jika bisnis tersebut baru, maka terdapat beberapa pertanyaan yang

57

perlu untuk dijawab dalam deskripsi perusahaan oleh seorang wirausaha antara

lain yaitu, (Bangs, 1995):

a. Apa nama hukum/perusahaan dari bisnis tersebut?;
b. Apa bentuk hukum dari bisnis tersebut?;
c. Apa misi perusahaan?;
d. Dimana lokasi bisnis Anda dan letak geografis segmen yang akan Anda

layani?;
e. Berapa jam dalam sehari dan berapa hari dalam seminggu bisnis akan

beroperasi?;
f. Apakah bisnis bersifat musiman?;
g. Apa sifat dari bisnisnya, produk atau jasa?;
h. Bagaimana bisnis akan berhasil dan bagaimana potensi pertumbuhannya?;
i. Apa pengalaman masing-masing individu dalam bisnis? dan posisi apa yang

akan dijabat oleh individu?;
j. Jenis karyawan apa yang akan dibutuhkan?;
l. Apa yang membuat bisnis Anda istimewa atau berbeda?;
m.Bagaimana status keuangan perusahaan (pendapatan dan pengeluaran)?;
n. Bagaimana struktur bisnisnya?;
o. Mengapa bisnis itu dapat menguntungkan atau terus berlanjut/tumbuh?;
p. Apa jenis paten, merek dagang, hak cipta, dan lisensi yang diperlukan? (Untuk

yang sudah ada).

Berikut merupakan contoh dari deskripsi perusahaan/ company description
yaitu,

Impressive Entertainment didirikan dengan semangat membantu dan
memberikan jawaban atas kebutuhan penyelenggara event di area Jabodetabek
untuk mendapatkan penampilan musik yang elegan dan berkualitas. Dalam
setiap penampilan, Impressive Entertainment menampilkan musisi profesional
dan berpengalaman, serta sistem tata suara yang dikendalikan oleh sound
engineer profesional dan alat yang berkualitas.

Impressive Entertainment adalah sebuah Perseroan Terbatas (PT) yang didirikan
pada tahun 2011 oleh RM Aditya Andriyanto, S.Pd, M.Sn, seorang musisi dan
akademisi dari Universitas Negeri Jakarta dan Institut Seni Yogyakarta. Aditya
sudah memulai karier musiknya sejak usia 8 tahun hingga kini menjadi Dosen
di bidang musik, dan Musisi profesional. Impressive Entertainment sudah
dipercaya menjadi pengisi acara di berbagai acara perusahaan seperti Bank
Mandiri, Manulife, Bank Indonesia, dan mengisi acara pernikahan pada berbagai
venue Jabodetabek seperti Gedung Kementerian, Hotel Bidakara, Balai
sudirman, Balai Kartini, Ritz Carlton, ICE BSD, dan lain sebagainya.

3. Service & Products
Tujuan dari elemen ini adalah untuk memberikan gambaran tentang

produk atau jasa yang ditawarkan. Elemen ini berisi tentang isu yang akan

diselesaikan melalui solusi yang Anda tawarkan beserta keunggulan produk atau

58

layanan yang disediakan (Haag, 2013). Dengan demikian Anda juga perlu untuk
menganalisis keunggulan produk atau layanan yang disediakan oleh pesaing
anda.

Jabodetabek sebagai pusat dari negara Indonesia memiliki banyak acara yang
diselenggarakan setiap harinya. Musik dapat menentukan ambience dari suatu
acara, maka sangat penting untuk memilih penampil musik yang sesuai dengan
tujuan acara tersebut. Sistem tata suara juga sangat krusial dalam jalannya suatu
acara, sistem tata suara yang berkualitas, lancar, dan sound engineer yang
kooperatif akan sangat dibutuhkan oleh para penyelenggara acara.
Impressive Entertainment menyediakan penampil musik yang berkualitas dan
berpenampilan elegan, termasuk penyewaan alat musik dan sound system yang
berkualitas. Penampil musik bervariasi dari penampilan solo, hingga chamber
orhcestra, dan sound system dengan kebutuhan 2000 watt hingga 15.000 watt
dengan sound engineer terlatih dan alat yang berkualitas.

4. Market Analysis
Analisis pasar (market analysis) adalah proses pengidentifikasian

pelanggan dan kompetitor oleh suatu perusahaan (Kaufmann dan Panni, 2014).
Market analysis berisi uraian industry descriptin, target marketing, competitor
anaysis, dan projection (Dahlan, 2021). Target marketing merupakan penelitian
pasar yang berisi tentang apa yang ingin dibeli konsumen. Wirausaha harus
menempatkan diri di tempat konsumen untuk menentukan kebutuhannya,
misalanya dengan memahami data demografis konsumen seperti: usia,
pendapatan, jenis kelamin, keluarga, lokasi, dan pekerjaan?; Apa yang
memotivasi klien untuk membeli produk atau layanan: gaya hidup, motif,
kebutuhan, atau minat? Lebih lanjut, target marketing berisi verifikasi
keberadaan calon konsumen dan memperkirakan perubahan selera mereka dari
waktu ke waktu, untuk terus memenuhi kebutuhan mereka (Kaufmann dan
Panni, 2014).

5. Competitors and Benchmarks
Competitors and benchmarks berisi tentang uraian siapa yang menjadi

pesaing bisnis Anda, kenapa menjadi pesaing Anda, dan bagaimana langkah
menghadapinya. Terdapat beberapa hal yang perlu untuk dijelaskan pada elemen
ini (Dahlan, 2021) antara lain yaitu:

59

a. List Competitor, berisi list perusahaan yang dianggap pesaing. Pada bagian
ini, Anda juga mengemukakan alasan mengapa perusahaan tersebut dianggap
sebagai pesaing.

b. Market Analysis, berisi analisis kekuatan dan kelemahan pesaing, misalanya
dapat berupa kebijakan harga, strategi promosi, dan pangsa pasar relatif
(Haag, 2013).

c. Benchmark, berisi uraian perbandingan bisnis Anda dengan bisnis yang sudah
ada. Pada bagian ini, Anda juga perlu menonjolkan inovasi dan keunggulan
atau keunikan bisnis Anda.

Berikut ini merupakan contoh kompetitor dan tolok ukur,

“Kami menemukan beberapa kompetitor dalam pasar yang serupa, dan beberapa
brand yang bisa menjadi benchmark. Kue B & C saat ini menguasai 75% pasar
Jakarta dan populer, memiliki beberapa keunggulan seperti Kue B memiliki
porsi yang besar, sementara Kue C memiliki harga yang murah. Peluang yang
dapat dimanfaatkan oleh kami (Kue A) adalah menyediakan kue dengan desain
yang menarik dengan menggunakan bahan baku yang sehat.”

6. Marketing Plan and Strategy
Elemen ini berisi tentang segala strategi marketing, action plan, rencana

menjual produk dan jasa melalui 5P yaitu positioning, pricing, product, place,
dan promotion. Berikut ini merupakan penjelasan lebih lanjut terkait 5P yaitu:
a. Positioning, merupakan tindakan merancang penawaran dan citra perusahaan

agar mendapatkan tempat khusus dalam pikiran pasar sasaran. Tujuan dari
positioning adalah untuk menempatkan merek dalam pikiran konsumen guna
memaksimalkan manfaat potensial bagi perusahaan (Kotler dan Keller,
2016). Positioning berisi gambaran yang menjadi dasar dalam strategi
pemasaran atau posisi bisnis Anda dalam pasar misalnya, ’Jasa Ekslusif,
Produk Family Friendly’ (Dahlan, 2021).
b. Pricing, berisi uraian harga produk bisnis Anda, harga pasar, dan posisi harga
jual. Apakah harga produk atau layanan akan ditargetkan ke pasar kelas atas,
menengah, atau bawah? Hal ini tergantung pada target marketing (Haag,
2021). Kurangnya keberanian dalam menentukan harga mungkin merupakan

60

satu-satunya kesalahan pemasaran paling signifikan yang dilakukan pemilik
usaha kecil (Bangs, 1995). Kesalahan umum adalah berpikir bahwa
menawarkan harga terendah adalah kuncinya untuk sukses. Beberapa
konsumen mungkin sensitif terhadap harga, sedangkan yang lain mungkin
sensitif terhadap prestise. Mengetahui apa yang diinginkan konsumen
merupakan hal yang penting dipahami oleh wirausaha. Lebih lanjut, tingkat
harga yang ditetapkan akan mempengaruhi kuantitas yang dijual Tjiptono
(2012).
c. Product, berisi tentang produk dan jasa yang kita tawarkan.
d. Place, berisi lokasi dan elemen geografis dari sebaran produk. Bila lokasi
berbeda-beda, strategi dibuat berdasarkan area.
e. Promotion, berisi tentang detail langkah riset dan promosi platform online,
forum, sosial media. Apa alasannya mengunakan platform/ sosial media
tersebut. Strategi periklanan dan promosi juga mencakup logo, alat tulis, kartu
nama, dan desain kemasan.

7.Organization and Management
Menjabarkan dan memperkenalkan semua orang yang terlibat dalam bisnis

dan organisasi seperti founders, tim, dan struktur organisasi dan legalitas. Latar
belakang, pengalaman, pendidikan, dan prestasi founders perlu untuk
dijelaskan. Selain itu, latar belakang tim, keahlian dan tanggung jawab tim juga
penting untuk di jelaskan (Dahlan, 2021). Pengalaman kerja harus berhubungan
langsung dengan usaha bisnis. Pengalaman bisnis yang tidak terkait dapat
menunjukkan kelemahan dalam struktur manajemen. Investor juga mencari
keterampilan yang dapat ditransfer. Perlu ditekankan, Investor ingin
meminjamkan kepada individu, bukan perusahaan. Pemilik harus meyakinkan
pengambil keputusan bahwa personel manajemen serius dan berkepala dingin
dan memiliki niat untuk fokus pada usaha bisnis dan membayar kembali
pinjaman (Haag, 2013).

61

8. Financials
Elemen ini berisi tentang analisis proyeksi income dan perputaran

cashflow bisnis Anda berdasarkan data dan asumsi. Hal ini ditujukan untuk
mengetahui secepat apa bisnis Anda akan berkembang. Elemen ini terdiri dari
sales forecast, expense budget (Fixed Cost & Variable Cost), cashflow
projection, assets dan liabilities, break even analysis. Berikut ini merupakan
penjelasan lebih lanjut terkait bagian dari financials (Dahlan, 2021).
a. Sales forecast

1) Price/ unit, harga jual yang Anda tetapkan untuk produk atau jasa per unit;
2) Total Unit Sold (Quantity), jumlah penjualan yang terjadi dalam periode

tertentu (misal bulan, triwulan, maupun tahunan);
3) Sales Volume, nilai sales size yang dihitung dari harga per unit dikalikan

total unit terjual;
4) Cost/ unit, harga jual yang Anda tetapkan untuk produk atau jasa per unit;
5) Cost of Sales, biaya yang keluar untuk produksi produk toral terjual.

Dihitung dari cost (biaya) per unit dikalikan total unit terjual;
6) Gross Margin, margin kotor, didapatkan dari sales volume dikurangi cost

of sales.
b. Expense budget, terdiri dari berapa banyak pengeluaran untuk memenuhi

target sales volume.
1) Fixed Cost (Biaya Tetap): Kontrak/ sewa tempat, gaji karyawan
2) Variable Cost (Biaya yang Berubah-ubah): Budget promosi, transportasi,

dll.
c. Cashflow projection, proyeksi uang masuk dan uang keluar. Tampilkan profit

& loss dari bisnis Anda berdasarkan analisis di Sales Proejction dan Expense
Budget di bagian sebelumnya kurang lebih 1 semester ke depan.
d. Assets & Liabilities
e. Break even analysis, merupakan analisis yang menggambarkan kapan sales
volume akan menyamai business expense?

62

9. Closing & Contacts
Merupakan bagian penutup dengan membuat konklusi yang menarik, agar

investor tertarik berinvestasi pada bisnis kamu. Berikan kalimat penutup yang
menarik, seperti dengan menggunakan strategi PRIVATE yang merupakan
akronim dari price, value dan time. Kontak yang jelas, dan lampiran lainnya.

D. Model Inkubator Bisnis Pendidikan Wirausaha di Perguruan Tinggi
Inkubator bisnis adalah lembaga yang bergerak dalam bidang penyediaan

fasilitas dan pengembangan usaha, baik manajemen maupun teknologi bagi
usaha kecil dan menengah untuk meningkatkan dan mengembangkan kegiatan
usahanya dan atau pengembangan produk baru agar dapat berkembang menjadi
wirausaha yang tangguh dan atau produk baru yang berdaya saing dalam jangka
waktu tertentu.(Juknis Tentang Pengembangan Kewirausahaan Nomor:
81.3/Kep/M.KUKM /VIII/2002). Inkubator bisnis dirancang untuk membantu
pelaku bisnis mewujudkan bisnisnya terutama pada masa sulit ditahun-tahun
permulaan usaha. Data di Inggris memperlihatkan bahwa 80% perusahaan yang
menjalani proses Inkubator bisnis ternyata lebih berhasil dibandingkan hanya
33% yang tidak pernah menjalani Inkubator bisnis.

Dalam ranah Perguruan Tinggi, inkubator bisnis pada prinsipnya
merupakan katalisator proses mulai dari awalan sampai denan pertumbuhan
suatu usaha. Peranan Inkubator bisnis di Perguruan Tinggi dapat terlihat melalui
penyediaan jasa konsultan kewirausahaan, jaring layanan dan fasilitas peralatan
yang dibutuhkan oleh usahawan untuk mendukung keberhasilannya. Terdapat
beragam model inkubator bisnis di perguruan tinggi. Masing-masing dari ragam
model tersebut memiliki keunikan yang berbeda, salah satunya adalah model
inkubator bisnis yang dirancang oleh Prof. Dr. Henry Eryanto, M.M. Pada model
ini, Anda akan mengimplementasikan beberapa tahapan (Eryanto, 2021, hlm.
28) sebelum Anda melakukan praktik wirausaha antara lain yaitu,

1. Tahapan Input
Pada tahapan ini, Anda akan menganalisis beberapa aspek manajemen yaitu
tujuan/visi, manajemen, proyek, dan keuangan dalam memulai praktik
wirausaha.

63

2. Tahapan Proses
Setelah dilakukan analisis terhadap aspek manajemen, maka dilakukan proses
yang disebut dengan pembinaan. Dalam proses ini, Anda harus memperjelas
aspek bisnis yang dijadikan sebagai indikator penilaian yaitu target pasar,
kriteria peserta, kompetensi bisnis, dan kelulusan. Inkubasi merupakan proses
inti dari pembinaan dan pendidikan kewirausahaan di Universitas. Selama
proses berlangsung, peserta dilatih dan disiapkan untuk menjadi wirausaha.
Beberapa jenis kegiatan yang akan Anda lakukan secara bertahap antara lain
yaitu,

• Tahapan pra-inkubasi, proses dimana Anda akan mempersiapakan
konsep serta tahapan awal fokus bisnisnya.

• Pelatihan, proses dimana Anda kan mempelajari manajerial yang
berkaitan dengan keberlangsungan bisnis: keuangan, SDM, pemasaran,
dan manajerial.

• Konsultasi, selama berlangsungnya proses inkubasi, Anda dapat
melakukan konsultasi kepada padara pakar dan praktisi bisnis.

• Keungan, Anda akan mempelajari bagaimana membuat perncatatan dan
pelaporan keuangan.

• Teknologi, Anda harus bisa memanfaatkan teknlogi penunjang
keberlangsungan bisnis, terutama dalam hal teknologi digital, Big Data,
dan Articial Intelligence.

• Jaringan, salah satu faktor penting dalam bisnis adalah jaringan
(network), Anda akan belajar mencari jaringan bisnis sesuai dengan
bidangnya.

• Post-Inkubasi, tahap ini merupakan penentu keberlanjutan bisnis,
sebelum benar-benar dilepas, Anda masih didampingi untuk melihat
kemampuan pengelolaan usahanya.

3. Tahapan Output

Dalam tahap ini, Anda harus dapat menalankan bisnis secara mandiri. Terutama,
Anda harus bisa memetik manaat dari bisnis yang dijalankan. Terdapat beberapa

64

hal yang menjadi indikator penilaian kelulusan antara lain yaitu keberlanjutan
bisnis, eisiensi pengelolaan, dan efektivitas usaha.

E. Latihan Mandiri
Setelah mempelajari unit 3, Buatlah perencanaan usaha (business plan)*

yang sesuai dengan passion Anda sekreatif** mungkin dalam bidang musik
dengan kerangka perencanaan usaha sebagai berikut,

Ringkasan Eksekutif/ Executive Summary
Deskripsi Perusahaan/ Company Description
Jasa dan Produk/ Service & Products
Analisis Pasar/ Market Analysis
Kompetitor dan Tolok Ukur/ Competitors and Benchmarks
Rencana Marketing dan Strategi/ Marketing Plan and Strategy
Organisasi dan Manajemen/ Organization and Management
Finansial/ Financials
Penutup & Kontak/ Closing & Contacts

*Business plan dibuat dalam format PPT, PNG, dan PDF
**Desain business plan dibuat semenarik mungkin. Manfaatkan platform desain

online seperti www.canva.com dan www.freepik.com

F. Penilaian Mandiri Skor Nilai

No Elemen Penilaian 20
10
1 Ketersediaan Executive Summary 10
2 Ketersediaan Company Description 10
3 Ketersediaan Service & Products 10
4 Ketersediaan Market Analysis 10
5 Ketersediaan Competitors and Benchmarks 10
6 Ketersediaan Marketing Plan and Strategy 10
7 Ketersediaan Organization and Management 10
8 Ketersediaan Financials
9 Ketersediaan Closing & Contacts

Nilai Total

65

66

Deskripsi Pembelajaran

Pembelajaran praktik kewirausahaan merupakan pembelajaran

yang berokus pada segala hal yang relevan terkait dengan

pengimplementasian perencanaan usaha dengan

mengkomunikasikan produk kewirausahaan, mempraktikan

pengawasaan usaha, dan melaporkan kegiatan usaha.

Capaian Pembelajaran Mata Kuliah
Setelah mempelajari unit IV, diharapkan mahasiswa mampu, 1)
Mengkomunikasikan produk kewirausahaan; 2) Mempraktikkan
pengawasan usaha; 3) Melaporkan kegiatan usaha.

Uraian Materi
Uraian materi perencanaan kewirausahaan meliputi, 1) Komunikasi
produk kewirausahaan; 2) Pengawasan usaha; 3) Laporan kegiatan
usaha.

Langkah-langkah Pembelajaran
Selanjutnya agar Anda berhasil dengan baik dalam mempelajari

modul ini, ikutilah petunjuk belajar berikut ini,
1. Bacalah dengan cermat bagian demi bagian pada unit ketiga

ini;
2. Cermatilah pengertian demi pengertian dari isi modul ini,

melalui pemahaman sendiri, bertukar pikiran dengan
mahasiswa atau dosen lain, serta dengan dosen pengampu
kewirausahaan Anda;
3. Mantapkan pemahaman Anda melalui pengerjaan learning
journal dan penyusunan laporan kegiatan usaha.

Peralatan dan media pembelajaran

Peralatan dan media pembelajaran yang harus dipersiapkan antara
lain yaitu:
1. Komputer atau laptop.
2. Internet
3. Media lain seperti gawai

Selanjutnya silakan Anda mempelajari modul ini, dimulai dari
bahasan yang pertama tentang komunikasi produk kewirausahaan.

67

A. Komunikasi Produk Kewirausahaan
1. Komunikasi Wirausaha

Seorang wirausaha yang ingin berhasil dalam mengelola dan meningkatkan
kinerja usahanya harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang efektif.
Pentingnya komunikasi yang efektif dalam memengaruhi kinerja usaha kecil
cukup besar, sebagaimana dikemukakan oleh Meng dan Liang (1996) bahwa
17% dari kinerja ditentukan oleh kemampuan untuk berkomunikasi dengan
pelanggan (Rakib, 2010, hlm. 122). Dalam konsep komunikasi bisnis, terdapat
sebuah konsep yang dapat digunakan wirausaha untuk meningkatkan
keefektifitasan komunikasi serta produktivitas organisasi yaitu 7C yang
merupakan singkatan dari completeness, conciseness, consideration,
concreteness, clarity, courtesy and correctness. Berikut ini merupakan
penjelasan dari konsep 7C (Ramadhana dan Sudrajat, 2020) antara lain yaitu,
a. Completeness (kelengkapan), inti dari materi ini adalah komunikasi yang

lengkap dan menyampaikan semua fakta yang dibutuhkan oleh pelanggan.
Pengirim pesan harus mempertimbangkan pandangan pelanggan dan
menyampaikan pesan yang sesuai. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan
dan meningkatkan reputasi organisasi, serta menghemat biaya karena tidak
ada informasi penting yang hilang atau tidak ada biaya tambahan yang
dikeluarkan untuk menyampaikan pesan tambahan jika komunikasi selesai.
Untuk bagian completeness, peserta berlatih untuk menyampaikan informasi
kepada rekannya dengan ketentuan: (a) memberikan informasi tambahan, (b).
tidak meninggalkan pertanyaan dari penerima, (c). membantu penerima untuk
pengambilan keputusan, dan (d). untuk merasakan dalam meyakinkan
penerima pesan
b. Concreteness, inti dari komunikasi konkret adalah untuk memperkuat
kepercayaan diri dalam membangun relasi dan untuk menghindari agar pesan
tidak disalahartikan. peserta berlatih untuk menyampaikan informasi secara
konkret dengan menunjukkan dukungan fakta dan angka tertentu.
c. Courtesy, inti dari komunikasi ini adalah sopan dan santun dalam pesan.
Pesan juga harus menunjukkan ekspresi pengirimnnya serta harus

68

menghormati penerimanya. Pengirim pesan harus dengan tulus, bijaksana,
reflektif, dan antusias. Peserta berlatih untuk mengirimkan informasi dengan
santun yang mempertimbangan pandangan serta perasaan penerima pesan.
Melalui pengalaman berlatih ini, pesan yang sopan akan bernilai positif dan
fokus pada audiens sebagai upaya untuk menunjukkan rasa hormat kepada
penerima pesan.
d. Correctness, inti dari komunikasi ini adalah untuk menegaskan tidak ada
kesalahan tata bahasa dalam komunikasi. Peserta berlatih untuk memilah
informasi dan menyampaikan informasi dengan pesan yang tepat, benar.
Peserta merasakan ketika proses transformasi pesan dilakukan, maka ada
kepercayaan diri yang meningkat dan berdampak yang lebih besar pada
pelanggan.
e. Clarity, inti dari mater ini adalah kejelasan dalam menyiratkan penekanan
pada pesan atau tujuan tertentu pada suatu waktu. Kejelasan dalam
komunikasi membuat pemahaman lebih mudah, muncul kejernihan pikiran
dan gagasan meningkatkan makna pesan. Pesan yang jelas menggunakan
kata-kata yang tepat, tepat dan konkret.
f. Consideration, inti dari materi ini adalah pertimbangan untuk merasakan
pandangan orang lain (di posisi orang lain). Materi ini memberikan penegasan
tentang komunikasi yang harus mempertimbangkan latar belakang, pola pikir
dan tingkat pendidikan, dll. Peserta berlatih untuk menyampaikan informasi
dengan memastikan harga diri audiens dipertahankan dan emosi mereka tidak
terluka. Peserta juga berlatih untuk mengubah kata-kata dalam pesan agar
sesuai dengan kebutuhan audiens sambil melengkapi pesan. Peserta
mendapatkan munculnya empati dengan pemberi informasi, dan mereka
mempelajari bagaimana membangun optimisme pada penerima, serta belajar
untuk lebih sering memberikan kata-kata positif seperti salam, sapa,
mengucapkan “terima kasih”, menanyakan kabar, dan menawarkan bantuan.
g. Conciseness, inti dari materi ini adalah mengomunikasikan apa yang ingin
disampaikan dengan meringkas, tanpa mengubah inti dan pesan informasi.
Komunikasi ini bertujuan untuk menghemat waktu sekaligus menghemat

69

biaya, menghindari menggunakan kata-kata yang berlebihan dan tidak perlu,
lebih menarik dan dapat dipahami oleh penerima.
2. Promosi

Promosi berasal dari kata bahasa Inggris, yaitu promote yang berarti
meningkatkan atau mengembangkan. Menurut Cahyono (1995), promosi adalah
setiap bentuk kegiatan komunikasi yang digunakan perusahaan (pemasar) untuk
memberitahu (informasi), membujuk atau mengingatkan orang mengenai
produk, jasa, bayangan (image), gagasan (idea) atau keterlibatan perusahaan dan
masyarakat dengan maksud agar orang dapat menerimanya dan melakukan
perbuatan sesuai keinginan pasar. Promosi adalah suatu bentuk komunikasi
pemasaran. Adapun yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah
aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi, dan
mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia
menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang
bersangkutan (Tjiptono, 2000).

Promosi dibedakan menjadi 3, yaitu penjualan pribadi (personal selling),
penjualan massa (mass selling), dan promosi penjualan (sales promotion).
Berikut ini merupakan penjelasan lebih lanjut tentang ketiga kategori promosi
tersebeut yaitu:
a. Personal selling adalah komunikasi dua arah dimana seorang penjual
menjelaskan fitur dari suatu brand untuk kepentingan pembeli. Menurut Kotler
(2007), personal selling adalah alat yang paling efektif biaya pada tahap proses
pembelian lebih lanjut, terutama dalam membangun preferensi, keyakinan, dan
tindakan pembeli. Menurut Kotler dan Amstrong (2008), Personal Selling
adalah presentasi pribadi oleh para wiraniaga (tenaga penjual) perusahaan dalam
rangka mensukseskan penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan.
Terdapat beberapa keunggulan dari personal selling antara lain yaitu,
1) Personal selling melibatkan komunikasi secara langsung dengan konsumen

potensial, sehingga lebih bisa membujuk daripada alat – alat promosi lain;
2) Proses komunikasi face to face menjadikan komunikasi potensial lebih

memperhatikan pesan dari komunikator;

70

3) Personal selling dapat mendesain cara penyampaian pesan yang berbeda
sesuai dengan situasi dan kondisi audiens;

4) Dalam personal selling terjadi komunikasi dua arah, sehingga dapat
memungkinkan adanya dialog interaktif antara salesperson dengan
konsumen;

5) Personal selling lebih memungkinkan untuk menyampaikan pesan yang
kompleks mengenai suatu produk yang tidak dapat disampaikan melalui
iklan.

b. Mass Selling adalah komunikasi dengan sejumlah besar pelanggan pada
waktu bersamaan. Bentuk utama penjualan massal adalah periklanan dan
publisitas (Canon, Perrault, dan McCarthy, 2008). Periklanan (Advertising)
merupakan bentuk persentasi dan promosi non pribadi tentang ide, barang dan
jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu (Kurniawan, 2007, hlm. 35). Iklan adalah
segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan melalui suatu
media, dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal, serta ditujukan kepada sebagian
atau menyeluruh masyarakat (Krisyantono, 2013, hlm. 5). Iklan bertujuan
mempengaruhi citra, keyakinan, dan sikap konsumen terhadap produk dan
merek, serta perilaku konsumen. Bahkan, iklan bisa dianggap manajemen citra,
yakni menciptakan dan menancapkan citra serta makna-makna di benak
konsumen (Firmansyah, 2020, hlm.59). Action strategy promosi massal secara
khusus dilakukan dengan 5 (lima) aktivitas yang lebih konkrit yaitu (Suryatma,
2018, hlm. 52):
1) Membatasi sasaran audiens agar potensi penjualan dapat diprediksi secara

akurat;
2) Menentukan lokasi presentasi dengan tepat sasaran agar cakupan audiens

dapat maksimal;
3) Membuat aturan yang jelas mengenai standar audiens yang akan di

presentasi;
4) Menetapkan tema dan isi standar presentasi secara umum;
5) Menetapkan program promosi secara khusus sesuai kebutuhan audiens.
c. Sales promotion merupakan istilah singkat dari penawaran nilai tambah yang
dirancang untuk menggerakkan dan mempercepat respons dari customer.

71

Contoh dari nilai tambah itu sendiri adalah “kesempatan untuk memenangkan
hadiah”, potongan harga (seperti diskon 20 %, sale 50 % off, dsb.), produk ekstra
(seperti “isi teh kotak 30% lebih banyak”), sample gratis dan premiums
(misalnya beli rinso dapat piring cantik). Pada konsepnya, Sales promotion
digunakan untuk memotivasi customer agar melakukan aksi dengan membeli
produk yang dipicu dengan adanya penawaran produk dalam jangka waktu
terbatas (Firmansyah, 2019).

B. Pengawasan Usaha
1. Hakikat Pengawasan

Pengawasan didefinisikan sebagai usaha sistematis oleh manajemen
bisnis untuk membandingkan kinerja dengan standar, rencana, atau tujuan yang
telah ditentukan. Hal itu untuk menentukan kinerja yang sejalan atau tidak
dengan standar serta mengambil tindakan penyembuhan yang diperlukan untuk
melihat bahwa sumber daya manusia dan sumber daya perusahaan lainnya
digunakan dengan seefektif dan seefisien mungkin di dalam mencapai tujuan
(Rusdiana, 2014, hlm. 337). Fungsi pengawasan ialah suatu proses untuk
menetapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya dan
mengoreksi bila perlu dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan rencana semula” Menurut Murdick pengawasan merupakan proses dasar
yang secara esensial tetap diperlukan bagaimanapun rumit dan luasnya
organisasi (Manullang, 2012). Proses dasarnya terdiri dari tiga tahap yaitu, a)
menetapkan standar pelaksanaan, b) pengukuran pelaksanaan pekerjaan
dibandingkan dengan standar, dan c) menentukan kesenjangan (deviasi) antara
pelaksanaan dengan standar dan rencana (Giri, 2016).

Standar ialah kriteria-kriteria untuk mengukur pelaksanaan pekerjaan.
Kriteria tersebut dapat dalam bentuk kuantitatif ataupun kuanlitatif. Standar
pelaksanaan (standard performance) ialah suatu pernyataan mengenai kondisi-
kondisi yang terjadi bila suatu pekerjaan dikerjakan secara memuaskan.
Umumnya standar pelaksanaan pekerjaan bagi suatu aktivitas menyangkut
kriteria: ongkos, waktu, kuantitas, dan kualitas. Dengan mengadaptasikan karya
Koonts dan O. Donnel, Murdick mengemukakan lima ukuran kritis sebagai

72

standar: 1) fisik, 2) ongkos, 3) program, 4) pendapatan, dan 5) standar yang tak
dapat diraba (intangible) (Fatah, 2008).

Wiliam H. Hewman (1978) membagi pengawasan dalam tiga tipe dasar
(three basic tipe of control) yaitu steering control , yes-no control dan post
action control (Rusdiana, 2018).
a. Steering Controls

Istilah pengawasan ini berasal dari sistem kemudi sebuah mobil. Di mana
sopir mengemudikan mobilnya untuk mencegah agar tidak keluar dari jalur yang
telah ditetapkan. Pengawasan ini dirancang untuk mendeteksi penyimpangan
dari standar atau tujuan tertentu dan memungkinkan pengambilan tindakan
perbaikan sebelum suatu uturan kegiatan tertentu diselesaikan. Pegawasan ini
dilakukan tentunya agar hasil pekerjaan sesuai dengan yang dikehendaki atau
yang telah direcanakan (Rusdiana, 2018; Siswanto 2021).
b. Yes-no control

Karena pengawasan kemudi merupakan saran untuk mengambil tindakan
perbaikan, sementara suatu program masih berjalan maka pengawasan
penyaringan berguna sebagai alat kendali ganda (double check) sekaligus
menyempurnakan pengendalian kemudi. Pengawasan ya atau tidak merupakan
sebuah proses penyaringan yang aspek-aspek spesifik dari suatu prosedurnya
harus disetujui atau syarat tertentu dipenuhi sebelum aktivitas tertentu diteruskan
(Siswanto, 2021).
c. Post action control

Pengawasan ini digunakan untuk mengukur hasil atas suatu kegiatan
yang telah diselesaikan. Penyebab pinyimpangna dari rencana atau standar yang
telah ditentukan dalam temuan tersebut diaplikasikan pada aktivitas yang sama
di masa yang akan datang (Siswanto, 2021).

2. Pelaksanaan Proses Pengawasan
Menurut Rusdiana (2018), pada pelaksanaannya proses pengawasan

manajemen meliputi,
a. Pra- pengawasan

73

Pengawasan yang terjadi sebelum kerja dilakukan dinamakan pra-
pengawasan atau pengawasan ke depan (feed-forward control). Pra-
pengawasan mengidentifikasi penyimpangan penting pada kerja yang
diinginkan dan yang dihasilkan sebelum penyimpangan tersebut teradi.
Dengan demikian, manajemen menciptakan kebijaksanaan, prosedur, dan
aturan yang ditunjukan pada perilaku yang menghasilkan kinerja yang tidak
diinginkan pada masa depan.
b. Pengawasan yang bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan
Pengawasan yang terjadi ketika pekerjaan sedang dilaksanakan dinamakan
pengawasan concurrent. Pengawasan concurrent tidak hanya berhubungan
dengan kinerja kemanusiaan, tetapi juga pada bidang-bidang seperti kinerja
peralatan atau penampakan departemen.
c. Pengawasan umpan balik
Pengawasan yang dipusatkan pada kinerja organisasional pada kinerja
organisasional pada masa lalu dinamakan pengawasan umpan balik. Ketika
menggunakan tipe pengawasan ini, wirausahawan berusaha untuk mengambil
tindakan koreksi dalam organisasi dengna melihat pada sejarah
organisasional selama periode waktu tertentu.

Sedangkan menurut Iswandir (2014), pengawasan terdiri dari lima tahap
antara lain yaitu,
a. Penetapan standar pelaksanaan

Tujuannya adalah sebagai sasaran, kuota, dan target pelaksanaan
kegiatan yang digunakan sebagai patokan dalam pengambilan keputusan.
Berikut ini merupakan beberapa bentuk standar yang umum yaitu :
• Standar-standar phisik, mungkin meliputi kuantitas barang atau jasa,

jumlah langganan, atau kualitas produksi;
• Standar-standar moneter, yang ditunjukan dalam rupiah dan mencakup

biaya penjualan, laba kotor, pendapatan penjualan, dan sejenisnya;
• Standar-standar waktu, meliputi kecepatan produksi atau batas waktu

pekerjaan harus diselesaikan;
b. Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan

74

Digunakan sebagai dasar atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan
secara tepat.
c. Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan

Beberapa proses yang berulang-ulang dan kontinue, yang berupa atas,
pengamatan, laporan, metode, pengujian, dan sampel;
d. Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan

Digunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan dan
menganalisanya mengapa bisa terjadi demikian, juga digunakan sebagai alat
pengambilan keputusan bagai manajer.
e. Pengambilan Tindakan Koreksi

Bila diketahui dalam pelaksanaannya terjadi penyimpangan, dimana perlu
ada perbaikan dalam pelaksanaan.

C. Laporan Kegiatan Hasil Usaha
Laporan kegiatan usaha merupakan dokumen tertulis yang disiapkan oleh

wirausahawan untuk mengembangkan semua unsur yang relevan, sehingga
masyarakat luas tertarik untuk menjalin kerjasama (Kemdikbud, 2020). Terdapat
beberapa tahapan dalam menyusun laporan kegiatan hasil usaha antara lain yaitu,

Penyusunan Penyelesaian

•Konten •Produksi
•Format •Distribusi
•Penyuntingan •Umpan balik

Perencanaan

• Sasaran
• Bahan
• Media
• Sistematika

4.1 Tiga Tahap Laporan Keuangan Bisnis
(Sumber: @linguabahasa )

75

1. Perencanaan
Perencanaan laporan tahap pertama, perencanaan laporan, diawali dengan

penentuan tujuan yang bergantung pada jenis laporan yang dibuat. Laporan
analitis umumnya memiliki tujuan yang lebih komprehensif dibandingkan
laporan informatif. Pengumpulan bahan data dan informasi kadang-kadang
memerlukan proyek riset khusus, baik riset sekunder maupun riset primer. Riset
sekunder menggunakan informasi yang telah tersedia, sedangkan riset primer
mengumpulkan informasi baru yang diperlukan yang tidak bisa dipenuhi riset
sekunder. Secara umum, proses pengumpulan bahan melibatkan lima tahap,
yaitu perencanaan keperluan bahan, penentuan lokasi bahan, pemprosesan
bahan, penggunaan temuan, serta pengelolaan informasi. Media penyampaian
laporan beragam mulai dari laporan yang dicetak dan dijilid hingga dasbor
eksekutif yang menyajikan pemutakhiran langsung. Kebanyakan laporan telah
ditentukan media penyampaiannya dan perlu menyediakan sarana penyampaian
umpan balik. Penentuan media laporan juga perlu memperhatikan kebutuhan
kerja sama dalam pembuatan laporan. Sistematika laporan mencakup
pendekatan dan kerangka yang dipakai. Pendekatan laporan dikontraskan antara
pendekatan langsung dan tidak langsung. Sebagian besar laporan memakai
pendekatan langsung yang secara lugas mencantumkan ringkasan temuan,
simpulan, dan rekomendasi. Pendekatan tidak langsung diperlukan jika pembaca
perlu diyakinkan dan umumnya diawali dengan latar belakang alasan pembuatan
laporan. Kerangka laporan dapat disusun dengan model judul deskriptif (topik)
atau informatif (pertanyaan atau simpulan).

2. Penyusunan
Tahap kedua, penyusunan laporan, diawali dengan pembuatan konten

berdasarkan sistematika laporan yang telah direncanakan. Secara umum, laporan
terdiri atas pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Pendahuluan menetapkan
tujuan, lingkup, dan organisasi laporan. Pembahasan menyajikan dan
menginterpretasikan informasi yang telah dikumpulkan. Penutup menyimpulkan
butir-butir utama, mendiskusikan simpulan tersebut, dan memberikan
rekomendasi. Konten yang telah disusun selanjutnya disesuaikan formatnya agar

76

laporan menjadi padu dan menarik. Termasuk di dalam penyesuaian format ini
adalah pemberian ilustrasi untuk laporan. Ilustrasi yang efektif perlu mengikuti
enam prinsip, yaitu konsistensi, pengontrasan, keseimbangan, penekanan,
konvensi, dan kesederhanaan. Jenis ilustrasi yang dapat diberikan antara lain
tabel, grafik, diagram alir, struktur organisasi, peta, gambar, dan foto.
Penyuntingan memeriksa kesalahan tik, kesalahan ejaan, kesalahan tata bahasa,
kesalahan data dan fakta, dan kesalahan nalar. Selain itu, penyuntingan juga
memeriksa format dan ilustrasi secara keseluruhan agar laporan menarik untuk
dibaca. Idealnya, laporan juga diuji baca (proof read) oleh dua orang selain
pembuat laporan. Orang pertama adalah orang yang memahami topik laporan
yang dapat memastikan ketepatan teknis, sedangkan orang kedua adalah orang
yang tidak familier dengan topik yang dapat memastikan pemahaman pembaca
awam terhadap laporan.

3. Penyelesaian
Tahap terakhir, penyelesaian laporan, diawali dengan produksi laporan

sesuai media yang dipilih. Pada tahap ini, bagian lain dari laporan, yaitu bagian
awal dan bagian akhir, dibuat. Bagian awal terdiri atas sampul dan halaman
judul, pengantar dan prakata, daftar isi dan daftar ilustrasi, serta ringkasan
eksekutif. Bagian akhir terdiri atas lampiran, bibliografi, glosarium, dan indeks.
Pembuatan bagian awal dan bagian akhir ini lazim dilakukan seiring dengan
penyusunan laporan sehingga pada saat produksi semua bagian ini tinggal
diperiksa kesesuaiannya. Distribusi laporan dapat dilakukan secara fisik dalam
bentuk cetakan atau digital dalam bentuk berkas elektronik atau situs web.

Meski perkembangan teknologi membuat beberapa laporan cukup
didistribusikan secara digital, masih banyak laporan yang tetap perlu
didistribusikan secara fisik. Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam distribusi
laporan adalah biaya, kemudahan, waktu, keamanan, dan privasi. Hal terakhir
yang perlu dilakukan dalam rangkaian pembuatan laporan adalah permintaan
dan penerimaan umpan balik pembaca laporan. Walau kerap terlewatkan, umpan
balik sangat berguna untuk perbaikan pembuatan laporan berikutnya dan untuk

77

pemastian tercapainya tujuan pembuatan laporan. Umpan balik dapat diminta
baik secara implisit maupun eksplisit.

Laporan keuangan minimum pada standar UKM terdiri dari laporan posisi
keuangan (neraca), laporan laba rugi periode berjalan, catatan atas laporan
keuangan (Ardiansyah, 2021).
a. Neraca adalah ringkasan posisi keuangan, yang meliputi aset, hutang, dan

modal pada tanggal tertentu, misalnya akhir semester, akhir tahun. Neraca,
atau laporan posisi keuangan, menyajikan potret sumber daya (aset)
perusahaan dan klaim atas sumber daya ini (kewajiban) dan ekuitas
pemegang saham pada tanggal tertentu. Neraca terdiri dari tiga komponen,
yaitu aset, kewajiban, dan modal. Contoh ada di (Lampiran 3).
b. Laporan laba rugi merangkum pendapatan, beban serta keuntungan dan
kerugian. Ada beberapa komponen utama dalam laporan laba rugi,
termasuk pendapatan, beban, dan laba rugi. Posisi laba rugi dapat dilihat
dari perbandingan jumlah pendapatan yang diperoleh dengan beban biaya
yang dikeluarkan oleh perusahaan. Jika total pendapatan perusahaan lebih
besar dari total biaya, perusahaan berada dalam posisi laba. Namun
sebaliknya, jika total pendapatan perusahaan lebih kecil dari biaya
keseluruhan, maka perusahaan tersebut merugi (Lampiran 4).
c. Catatan atas laporan keuangan ini memuat kebijakan akuntansi yang
signifikan, dan mengklarifikasi informasi lain, misalnya informasi tentang
jenis metode penyusutan yang digunakan, piutang tak tertagih, sengketa
aset dalam proses litigasi (Lampiran 5).

78

D. Latihan Mandiri
Setelah mempelajari unit 4, buatlah laporan kegiatan usaha dengan format
sebagai berikut!

❖ Cover
❖ Kata Pengantar
❖ Daftar Isi
❖ Daftar Tabel
❖ Daftar Gambar
❖ Daftar Lampiran
❖ Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang
B. Tujuan Kegiatan
C. Kegunaan Kegiatan
D. Kajian Teori
❖ Bab II Isi Utama Laporan
A. Rencana kegiatan
B. Proses Pelaksanaan Kegiatan
C. Laporan Keuangan
❖ Bab III Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
B. Saran
❖ Daftar Pustaka
❖ Lampiran-Lampiran*
*Catatan-catatan yang kita peroleh selama kegiatan seperti daftar
harga bahan-bahan pembuat produk, dan lain-lain.

79

E. Penilaian Mandiri Skor Nilai

No Elemen Penilaian 20
10
1 Ketersediaan BAB I Pendahuluan 10
2 Ketersediaan BAB II Isi Utama Laporan 10
3 Ketersediaan rencana kegiatan
4 Ketersediaan proses pelaksanaan kegiatan 10
5 Ketersediaan laporan keuangan 10
10
• Ketersediaan Laporan Neraca 20
• Ketersediaan Laporan Laba Rugi
• Ketersediaan Laporan Ekuitas
6 Ketersediaan Simpulan dan Saran

Nilai Total

80

DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, T. (2020). Pola laporan keuangan wirausahawan di Indonesia.
Jurnal Sekuritas, 4(3), 286-300.

Alma, Buchari. (2006). Kewirausahaan (Edisi kesepuluh). Bandung: Alfabeta.
Bewayo, E. D. (2015). The Overemphasis on Business Plans in Entrepreneurship

Education: Why does it persist? Journal of Small Business and
Entrepreneurship Development, 3(1), 1-7.
Basrowi. (2011). Kewirausahaan untuk Perguruan Tinggi. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Brinckmann, J., Grichnik D., dan Kapsa D. (2010). Should entrepreneurs plan or
just storm the castle? A meta-analysis on contextual factors impacting the
business planning–performance relationship in small firms. Journal of
Business Venturing, 24, 24-40.
Bygrave, W.D. 1994. The Portable MBA in Entrepreneurship. New York: John.
Willey & Sons, Inc.
Cahyono, B.T. (1995). Strategi Promosi. Jakarta: Badan Penerbit IPWI.
Cannon, J.P., Perreault, W.D., dan McCarthy, J. (2008). Pemasaran Dasar,
Pendekatan Manajerial Global. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Stokes, D., Wilson, N., dan Mador, M. (2010). Entrepreneurship. UK: Cengage
Learning.
Drucker, P.F. (1993). Inovation and Entrepreneurship. New York: Harper
Business.
Eryanto, H. (2021). Orasi Ilmiah: Pendidikan Kewirausahaan di Perguruan

Tinggi: Dinamika, Tantangan, dan keberlanjutan. Universitas Negeri
Jakarta, Jakarta.
Fatah, Nanang. (2008). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya Offset.
Firmansyah, A. (2020). Komunikasi Pemasaran. Pasuruan: CV Penerbit Qiara
Media.
Firmansyah, A. dan Roosmawarni, A. (2020). Kewirausahaan (Dasar dan
Konsep). Pasuruan: Qiara Media.
Gani, A. (2014). Understanding Entrepreneurship. Malang: UB Press.
Gunawan, I., dkk. (2020). Abdimas Kewirausahaan dan Pemasaran Industry
Melalui Media Digital. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Haag, A. B. (2010). Writing a Successful Business Plan An Overview.
Workplace Health & Safety, 61(1), 19 - 29.
Hafsah, M.J. (2000). Kemitraan usaha: Konsepsi dan Strategi. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan.
Hamdani dan Rizal, S. (2019). Kewirausahaan. Ponorogo: Uwais Inspirasi
Indonesia.
Hasan M., dkk. (2021). Kewirausahaan. Bandung: Media Sains Indonesia.
Hisrich, R. D., Peters, M., dan Sheppherd. D.A. (2017). Entrepreneurship. New
York: McGraw Hill Education.
https: //kbbi.kemdikbud.go.id/entri
https://kampusmerdeka.kemdikbud.go.id/program/magang/detail

81

Kaufmann, H. R. dan Panni, M. F. A. K. (2014). Handbook of Research on
Consumerism in Business and Marketing: Concepts and Practices. USA:
IGI Global.

Kemenparekraf dan Baparekraf. (2020). Rencana Strategis 2020 -2024. Jakarta:
Kemenparekraf dan Baparekraf.

Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik
Indonesia No. 81.3/Kep/M.KUKM/VIII/2002: Petunjuk Teknis
Perkuatan Permodalan Usaha Kecil, Menengah, dan Koperasi dan
Lembaga Keuangan dengan Penyediaan Modal Awal dan Padanan
Melalui Inkubator, Jakarta.

Kotler, P. (2007). Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua Belas. Jakarta: Indeks.
Kotler, P. dan Armsrong, G. (2008). Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta

Erlangga.
Kotler, P. dan Armstrong, G. (2014). Principle Of Marketing, 15th edition. New

Jersey: Pearson Prentice Hall.
Kotler, P., & Keller, K.L. (2016). Marketings Management, Global Edition

15’th. United States of America: Pearson Education, Inc.
Kurniawan, M. (2007). Promosi yang mempengaruhi perilaku beli konsumen

terhadap produk asuransi kecelakaan diri pada PT. Asuransi Takaful
Palembang. Jurnal Media Wahana Ekonomika, 3(4), 34-40.
Lampiran No. 961/KEP/M/XI/1995 tentang Keputusan Menteri Koperasi dan
Pembinaan Pengusaha Kecil.
Mardia, dkk. (2021). Kewirausahaan. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Maulana, A.S. (2021). Kewirausahaan (Entrepreneurship) dalam Pandangan
Islam (Historis-Politik dan Ekonomi). Pekalongan: NEM.
McGrath, R. G., & MacMillan, I. (2000). The Entrepreneurial Mindset:
Strategies for Continuously Creating Opportunity in an Age of Uncertainty
(1 ed.). Boston, Massachusetts: Hardvard Business School Press.
Megginson, W. L., Byrd, M. J., dan Megginson L. C. (2000). Small Business
Management: An Entrepreneur’s Guidebook. Toronto: Irwin.
Mursidi, A. dkk. (2020). Kewirausahaan Sosial. Klaten: Lakeisha.
Naidu, N.V.R. (2010). Management and Entrepreneurship. Inggris: I.K.
International Publishing House Pvt. Limited.
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2013 Tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah.
Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1997 Tentang Kemitraan.
Priagani, A. (2013). Memperkuat manajemen pemasaran dalam konteks
persaingan global. Jurnal Kebangsaan, 2(4), 1-9.
Prihadi, M.D. (2020). Kewirausahaan: Membentuk Pola Pikir dan Menjadi
Sumber Daya Manusia Unggul. Jakarta: Gramedia.
Purba, E.A. (2008). Analisis penerapan strategi kemitraan terhadap kinerja
perusahaan biro teknik listrik. Jurnal Strategi Bisnis, 17(2), 197-202.
Rakib, M. (2010). Pengaruh model komunikasi wirausaha, pembelaaran
wirausaha, dan sikap kinerja kewirausahaan terhadap kinerja usaha kecil.
Jurnal Pendidikan, 17(2), 121-129.

82

Ramadhana, M. R. dan Sudrajat, R. H. (2020). Pelatihan komunikasi efektif
dalam meningkatkan pelayanan prima di instansi pemerintahan provinsi
jawa barat. DINAMISIA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4 (4),
693-700.

Rusdiana, H.A. (2018). Kewirausahaan Teori dan Praktik. Bandung: Pustaka
Setia.

Sari, A.P. dkk. (2020). Kewirausahaan Bisnis Online. Medan: Yayasa Kita
Menulis.

Setiarini, S. E. (2013). Business plan sebagai implementasi kewirausahaan pada
pembelajaran ekonomi di SMA. Jurnal pendidikan ekonomi dinamika
pendidikan, 8(2), 14-155.

Satrya, I.G.B.H. dan Suwandana, I.B.M. (2015). Potensi kewirausahaan di
fakultas ekonomi dan bisnis universitas udayana. E-Jurnal Manajemen
Unud, 4(12), 4559-4594.

Singh, R.P., Knox, E.L., and Crump, M.E.S. 2008. Opportunity recognition
differences between black and white nascent entrepreneurs: a test of
Bhave’s Model. Journal of Developmental Entrepreneurship, 13(1): 59-
75.

Siswanto, B. (2021). Pengantar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
Suaidy, H., & Lewenussa, R. (2019). Pengaruh pola pikir (mindset)

kewirausahaan terhadap motivasi dan keterampilan wirausaha mahasiswa
program studi manajemen universitas muhammadiyah sorong.
Sentralisasi, 8(1), 1-17.
Supriyanto. (2009). Business plan sebagai langkah awal memulai usaha. Jurnal
Ekonomi & Pendidikan, 6(1), 73-83.
Suryana, Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses,
(Jakarta: PT. Salemba Emban Patria, 2003), hlm. 100.
Tjiptono. (2012). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Damar Mulia Pustaka.
Tjiptono, F. (2000). Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset.
Tohar, M. (2000). Membuka Usaha Kecil. Yogyakarta : Kanisius.
Undang - Undang No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008
Wijatno, S. (2009). Pengantar Entrepeneurship. Jakarta: Grasindo.
Zakaria, F. (2015). Pola Kemitraan Agribisnis. Gorontalo: Ideas Publishing.

83

LAMPIRAN 1
84

85

86

87

88

89

90

91

92

93

94

95

96

97

LAMPIRAN 2
SURAT PERJANJIAN KERJASAMA USAHA
(Sebutkan Nama Usaha)

Nomor: 06-TF/Kerma/IV/2018

Pada hari ini, …. tanggal …. bulan ….., tahun …… (dd nama bulan yyyy)
bertempat di Kota ….., telah ditandatangani perjanjian kerjasama antara :

Nama : …………………..
No KTP : …………………..
Alamat : ………………….

Bertindak atas nama pribadi, selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA

Nama : …………………..
No KTP : …………………..
Alamat : ………………….

Bertindak atas nama pribadi, selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA adalah pribadi yang bermaksud untuk berinvestasi kepada
PIHAK KEDUA. PIHAK KEDUA adalah ….(Sebutkan Profesi Anda)…...
PIHAK KEDUA mempunyai merk dagang …...

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan ini mengikat suatu perjanjian
kerjasama dengan kondisi sebagai berikut:

PASAL 1
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan perjanjian kerjasama ini adalah PARA PIHAK sepakat
untuk melakukan kerjasama ….(Sebutkan usaha Anda)….

PASAL 2
OBJEK PERJANJIAN
Objek Perjanjian kerjasama ini adalah berupa pengelolaan permodalan untuk
pemasaran ….(Sebutkan usaha Anda)…

98


Click to View FlipBook Version