The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Karanganyar, 2024-02-04 23:06:18

Rif`atushsholikhah_192153

Rif`atushsholikhah_192153

Keywords: posyandu,sikap,susu dan tingkat pemahaman

TINGKAT PEMAHAMAN IBU TERHADAP PENANGANAN SUSU BUBUK DI POSYANDU BALITA DAHLIA B DUKUH BOLO DESA BANARAN KECAMATAN SAMBUNGMACAN KABUPATEN SRAGEN LAPORAN TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH : RIF’ATUSHSHOLIKHAH NPM. 192153 PROGRAM STUDI D3 PRODUKSI TERNAK FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KARANGANYAR KARANGANYAR 2022 PERPUSTAKAAN UMUKA


ii TINGKAT PEMAHAMAN IBU TERHADAP PENANGANAN SUSU BUBUK DI POSYANDU BALITA DAHLIA B DUKUH BOLO DESA BANARAN KECAMATAN SAMBUNGMACAN KABUPATEN SRAGEN DISUSUN OLEH : RIF’ATUSHSHOLIKHAH NPM. 192153 LAPORAN TUGAS AKHIR Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Sebutan Profesional Ahli Madya Peternakan pada Universitas Muhammadiyah Karanganyar PROGRAM STUDI D3 PRODUKSI TERNAK FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KARANGANYAR KARANGANYAR 2022 PERPUSTAKAAN UMUKA


iii SURAT PERYATAAN KEASLIAN DAN BEBAS PLAGIASI LAPORAN TUGAS AKHIR Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Rif’atushsholikhah NPM : 192153 Dengan ini menyatakan sebagai berikut : 1. Karya ilmiah yang berjudul : TINGKAT PEMAHAMAN IBU TERHADAP PENANGANAN SUSU BUBUK DI POSYANDU BALITA DAHLIA B DUKUH BOLO DESA BANARAN KECAMATAN SAMBUNGMACAN KABUPATEN SRAGEN penelitian yang terkait dengan karya ilmiah ini adalah hasil kerja karya sendiri. 2. Setiap ide dan kutipan dari orang lain berupa publikasi atau bentuk lainnya dalam karya ilmiah ini telah diakui sesuai dengan standar prosedur disiplin ilmu serta bukan merupakan tiruan ataupun plagiasi dari karya orang lain. 3. Saya mengakui karya ilmiah ini dapat dihasilkan berkat bimbingan dan dukungan penuh pembimbing saya yaitu : Dr. Ir. Diwi Acita Irawati, MP Karanganyar, 06 Juli 2022 Rif’atushsholikhah PERPUSTAKAAN UMUKA


iv TINGKAT PEMAHAMAN IBU TERHADAP PENANGANAN SUSU BUBUK DI POSYANDU BALITA DAHLIA B DUKUH BOLO DESA BANARAN KECAMATAN SAMBUNGMACAN KABUPATEN SRAGEN DISUSUN OLEH : RIF’ATUSHSHOLIKHAH NPM. 192153 LAPORAN TUGAS AKHIR Telah Disetujui untuk Dipertahankan di Hadapan Dewan Penguji Laporan Tugas Akhir Universitas Muhammadiyah Karanganyar Persetujuan Pembimbing Dosen Pembimbing Dr. Ir. Diwi Acita Irawati, MP NIP. 196706211993032002 PERPUSTAKAAN UMUKA


v TINGKAT PEMAHAMAN IBU TERHADAP PENANGANAN SUSU BUBUK DI POSYANDU BALITA DAHLIA B DUKUH BOLO DESA BANARAN KECAMATAN SAMBUNGMACAN KABUPATEN SRAGEN DISUSUN OLEH : RIF’ATUSHSHOLIKHAH NPM. 192153 LAPORAN TUGAS AKHIR Dipertahankan di Hadapan Dewan Penguji Laporan Tugas Akhir Universitas Muhammadiyah Karanganyar dan Diterima untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Sebutan Profesional Ahli Madya Peternakan Pada Hari : Rabu Tanggal : 06 Juli 2022 Dekan Drs. Sujalwo, M.Kom NIK.2022 004 Dewan Penguji Dr. Ir. Diwi Acita Irawati, M. P NIP. 19670621 199303 2002 Ir. Nur Endang Sukarini, M. P NIP. 19590616 199303 2 001 Desna Ayu Wijayanti S.Pt.,M.Pt NIPD. 0614129401 PERPUSTAKAAN UMUKA


vi MOTTO Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Q.S Ar-Ra’d:11) PERPUSTAKAAN UMUKA


vii PERSEMBAHAN Karya ini dipersembahkan, kepada : Tuhan Yang Maha Esa “Allah SWT” Ibu dan Bapak tercinta Adik-adikku tersayang Rekan-rekan seangkatan Dan Almamater PERPUSTAKAAN UMUKA


viii RINGKASAN Penelitian dengan judul “Tingkat Pemahaman Penanganan Susu Bubuk Di Posyandu Balita Dahlia B Dukuh Bolo Desa Banaran Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen” bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan sikap ibu terhadap penanganan susu. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Juni sampai 12 Juni 2022 dengan sasaran Ibu-Ibu Anggota Posyandu “Dahlia B”di Dukuh Bolo yang berjumlah 30 orang. Metode Deskriptif Kuantitatif digunakan dalam pengambilan data melalui pembagian kuisioner pada responden yaitu ibu anggota posyandu Dahlia B. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan Statistical Package For Sosial Science (SPSS) Versi 16 dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia terbanyak yaitu 26-35 tahun (20%), pendidikan terbanyak yaitu SMP (50%),jumlah anak terbanyak yaitu memiliki 2 anak (56,7%), sumber penanganan susu terbanyak yaitu internet (43,4%), pendapatan perbulan terbanyak yaitu Rp.500.000-Rp.1.000.000 (36,7%) dan Rp.1.000.000- Rp.2.000.000 (36,7%). Tingkat pemahaman ibu anggota posyandu Dahlia B pada kategori sedang dengan sikap pada penanganan produk susu pada kategori cukup baik. Tingkat pemahaman tidak memiliki hubungan yang nyata dengan sikap dalam penanganan produk susu, tetapi pendidikan memiliki hubungan yang nyata dengan pemahaman dalam penanganan produk susu. Kata Kunci : posyandu, sikap, susu dan tingkat pemahaman PERPUSTAKAAN UMUKA


ix KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan petunjuk-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan Laporan Tugas Akhir guna memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan sebutan professional Ahli Madya Peternakan pada Universitas Muhammadiyah Karanganyar. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat : 1. Rektor Universitas Muhammadiyah Karanganyar. 2. Dekan Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Muhammadiyah Karanganyar, yang telah menyetujui atas permohonan penulisan Laporan Tugas Akhir. 3. Dr. Ir. Diwi Acita Irawati, MP sebagai pembimbing, yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan, sehingga Penulisan Laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan. 4. Orang tua yang memberikan semangat dan bantuan material. 5. Rekan satu kelompok atas kerjasamanya, serta semua pihak yang telah membantu dan melaksanakan tugas akhir. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan Tugas akhir ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi kesempurnaan laporan tugas akhir ini. Karanganyar, 06 Juli 2022 Rif’atushsholikhah PERPUSTAKAAN UMUKA


x DAFTAR ISI Isi Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PENJELASAN .......................................................................... ii HALAMAN SURAT KEASLIAN DAN BEBAS PLAGIASI ...................... iii HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iv HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... v MOTTO ........................................................................................................... vi PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii RINGKASAN ................................................................................................. viii KATA PENGANTAR ............................................................................... ix DAFTAR ISI .............................................................................................. x DAFTAR TABEL ...................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiii DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiv I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1 II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 3 III. METODE PENELITIAN ..................................................................... 12 A. Waktu dan Tempat .......................................................................... 12 B. Materi ............................................................................................. 12 C. Metode ............................................................................................ 12 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 17 A. Gambaran Umum Posyandu Dahlia B ........................................... 17 PERPUSTAKAAN UMUKA


xi B. Karakteristik Responden ................................................................ 18 C. Tingkat Pemahaman Ibu Anggota Posyandu .................................. 22 D. Sikap Ibu Anggota Posyandu ......................................................... 26 E. Hubungan Tingkat Pemahaman Ibu Anggota Posyandu dengan Sikap dalam Penanganan Produk Susu ........................................... 27 V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 30 A. Kesimpulan .................................................................................... 30 B. Saran ............................................................................................... 30 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 31 LAMPIRAN ............................................................................................... 33 PERPUSTAKAAN UMUKA


xii DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia......................................... 18 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ............................. 19 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak .......................... 20 4. Sumber Informasi Penanganan Produk Susu ...................................... 20 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Per Bulan ............ 21 6. Tingkat Pemahaman Ibu Anggota Posyandu ...................................... 22 7. Sikap Ibu Anggota Posyandu .............................................................. 26 8. Hasil Uji Korelasi Pearson Menggunakan SPSS versi 16 .................. 29 PERPUSTAKAAN UMUKA


xiii DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Prosedur penelitian............................................................................... 16 PERPUSTAKAAN UMUKA


xiv DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Profil Responden ................................................................................... 33 2. Nilai Tingkat Pemahaman Dalam Penanganan Produk Susu................. 34 3. Nilai Sikap Dalam Penanganan Produk Susu......................................... 35 4. Total Skor Tingkat Pemahaman dalam Penanganan Produk Susu ........ 36 5. Total Skor Sikap ..................................................................................... 39 6. Kuisioner .............................................................................................. 40 7. Dokumentasi .......................................................................................... 45 8. Riwayat Hidup ....................................................................................... 47 PERPUSTAKAAN UMUKA


1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pembangunan kualitas sumber daya manusia itu membutuhkan pemenuhan gizi yang cukup, salah satunya adalah protein hewani berupa susu. Susu merupakan bahan pangan dengan nilai gizi tinggi yang mengandung protein, asam lemak esensial, vitamin, dan mineral (Claeys et al. 2014). Susu juga memiliki nilai biologis yang tinggi karena mengandung asam amino esensial yang dibutuhkan oleh manusia dan tingkat kecernaan yang tinggi (Marangoni et al. 2014). Umumnya susu yang dikonsumsi masyarakat adalah susu olahan baik dalam bentuk cair maupun susu bubuk. Pengolahan dan penyimpanan susu harus dilaksanakan dengan baik, karena susu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable food). Beberapa penyebab kerusakan susu, seperti kontaminasi mikroorganisme dapat menyebabkan perubahan fisik susu sehingga menjadi tidak layak untuk dikonsumsi (Wulandari et al. 2017). Kelemahan protein hewani itu mudah rusak apabila penanganannya kurang tepat, sekarang ini banyak diluar sana balita yang mengalami stunting / kekurangan gizi. Sementara itu ada berkembangnya isu saat ini indonesia sedang mengalami banyak balita yang menderita kekurangan gizi/stunting. Berdasarkan riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2021 angka stunting kabupaten sragen berada di 18,8%. Dimungkinkan kesalahan dalam penanganan susu oleh para ibu balita itu turut berkontribusi pada kekurangan PERPUSTAKAAN UMUKA


2 gizi pada anak balita. Sehingga perlu diketahui seberapa tingkat pemahaman para ibu balita itu terhadap penanganan susu.Stunting adalah masalah gizi kronis pada balita yang ditandai dengan tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya. Dampak stunting tidak hanya pada segi kesehatan tetapi juga mempengaruhi tingkat kecerdasan anak. Dimungkinkan kesalahan dalam penanganan susu oleh para ibu balita itu turut berkontribusi pada kekurangan gizi pada anak balita. Sehingga perlu diketahui seberapa tingkat pemahaman para ibu balita itu didalam penanganan susu. Oleh karena itu penulis mengambil judul “Tingkat Pemahaman Ibu Terhadap Penanganan Susu Di Posyandu Balita Dahlia B Dukuh Bolo, Desa Banaran, Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen”. B. Rumusan Masalah Apakah ada hubungan tingkat pemahaman ibu anggota posyandu terhadap penanganan produk susu? C. Tujuan Mengetahui tingkat pemahaman ibu anggota posyandu terhadap penanganan susu. D. Manfaat Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai sumber informasi kepada ibu anggota posyandu balita “Dahlia B” di Desa Banaran tentang penanganan produk susu yang benar. PERPUSTAKAAN UMUKA


3 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Susu Bubuk Susu bubuk ialah susu yang diperoleh dengan cara mengurangi sebagian besar air melalui proses pengeringan susu segar. Susu segar adalah cairan berwama putih yang disekresi oleh kelenjar mammae (ambing) pada binatang mamalia betina untuk bahan makanan dan sumber gizi bagi anaknya.Kebutuhan gizi pada setiap hewan mamalia betina bervariasi sehingga kandungan susu yang dihasilkan juga tidak sama pada hewan mamalia yang berbeda (Utami et al., 2011). Secara kimiawi susu segar normal mempunyai komposisi air (87,20%), lemak (3,70%), protein (3,50%), laktosa (4,90%), dan mineral (0,07%). Dari aspek kimia, susu merupakan emulsi lemak di dalam larutan air dari gula dan garam-garam mineral dengan protein dalam keadaan koloid. Air susu sebagai salah satu makanan yang tertinggi nilai gizinya, mempunyai sifat-sifat baik untuk menunjang kesehatan (Sanam et al., 2014). Susu merupakan salah satu komoditas pangan yang banyak dikonsumsi, baik konsumsi secara personal maupun sebagai bahan baku di industri untuk diolah menjadi produk turunannya. tingginya konsumsi prosuk olahan susu secara global, memicu industri pengolahan susu untuk selalu melakukan inovasi proses dan teknologi. Tingginya kandungan nutrisi pada susu, menjadikan susu rentan mengalami kontaminasi mikrobiologis yang mampu memperpendek umur PERPUSTAKAAN UMUKA


4 simpannya. Hal ini didkung oleh Hill et al., (2012) yang menyatakan bahwa tingginya. Kandungan gizi pada susu menyebabkan susu dimanfaatkan sebagai media pertumbuhan mikroorganisme patogen. Populasi bakteri dapat berkembang dua kali lipat setiap 30 menit pada suhu 25 ºC, dimana pH berkisar antara 6.0-6.5 (Marandi et al., 2005). Menurut Robinson (2002) untuk meningkatkan umur simpan susu, maka susu diolah menjadi berbagai macam produk olahan. Salah satu produk olahan susu yang dikonsumsi masyrakat adalah susu bubuk. Susu bubuk didefinisikan sebagai produk susu yang diperoleh dengan cara mengurangi sebagian besar air melalui proses pengeringan susu segar dan atau susu rekombinasi, atau pencampuran kering (dry blend), dengan atau tanpa penambahan vitamin, mineral, unsur gizi lainnya, dan bahan tambahan pangan yang diizinkan (SNI 2970, 2015). Selama proses penanganan, pengolahan, penyimpanan, dan distribusi produk pangan, mutu pangan akan mengalami perubahan karena adanya interaksi dengan berbagai faktor. Faktor tersebut antara lain transfer oksigen dan uap air (Aprida, 2017). Menurut Wardana (2012), prinsip pembuatan susu bubuk adalah menguapkan sebanyak mungkin kandungan air susu dengan cara pemanasan (pengeringan). Terdapat empat jenis susu bubuk berdasarkan cara pengolahannya, yaitu: 1. Susu penuh, yaitu susu bubuk yang dibuat dari susu segar yang tidak mengalami separasi. PERPUSTAKAAN UMUKA


5 2. Bubuk susu skim, yaitu susu bubuk yang dibuat dari susu skim. Susu ini banyak mengandung protein, kadar airnya 5%. 3. Bubuk krim atau bubuk susu mentega. Dibuat dari krim yang mengandung banyak lemak. 4. Bubuk whey, bubuk susu coklat, bubuk susu instan dan lain-lain. Susu cair dapat diproses dengan cara pasteurisasi, sterilisasi konvensional, atau diproses menjadi susu UHT. Pasteurisasi merupakan salah satu metode pemanasan yang bertujuan mematikan bakteri patogen menggunakan peralatan yang benar. Metode pasteurisasi yang sering digunakan adalah Holding pasteurization LTLT (Low Temperature Long Time) yaitu proses pemanasan pada suhu 60-63°C selama 30 menit dan HTST (High Temperature short Time) pasteurization yaitu pemanasan dengan suhu tinggi dan waktu yang singkat, menggunakan suhu 71°C selama 15 detik. Proses pemanasan menggunakan metode kontinyu dengan pelat pemindah panas. Produk bertahan selama 2 minggu dalam penyimpanan suhu 4°C (Thohari et al., 2017). Susu sterilisasi konvensional adalah susu yang diproses dengan pemanasan 121°C selama 15 detik bersama dengan kemasannya. Susu sterilisasi memiliki kualitas fisik dan organoleptik yang berbeda dengan susu segar dan tidak perlu dilakukan penyimpanan pada suhu rendah. B. Penanganan Produk Susu Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) penanganan memiliki arti yang menyatakan sebuah tindakan yang dilakukan dalam melakukan PERPUSTAKAAN UMUKA


6 sesuatu. Penanganan juga dapat berarti proses, cara, perbuatan menangani sesuatu yang sedang dialami. Hampir semua produk industri sebelum sampai ke konsumen akan mengalami penyimpanan. Bagi produk industri yang peka terhadap kerusakan seperti makanan, kondisi ruang penyimpanan seperti suhu, mendapat perhatian. Salah satu produk makanan tersebut adalah susu bubuk. Susu bubuk merupakan suatu hasil olahan yang terbuat dari bahan dasar susu sapi segar yang telah mengalami proses pengeringan melalui proses spray drying. Setelah itu dilakukan setelah penambahan bahan lain, terutama untuk menggantikan zat gizi yang telah mengalami kerusakan selama proses pengeringan (Winarno, 1993). Pembuatan susu bubuk adalah mengurangi kadar air yang terdapat dalam susu sampai batas tertentu, untuk menghambat aktivitas kimia atau mikroba dalam susu. Sehingga daya simpan susu ini menjadi lebih lama. Namun susu memiliki sifat yang rentan atau mudah rusak terutama oleh kondisi dan lamanya penyimpanan, dengan demikian perlu diperhatikan bagaimana penyimpanan yang baik, karena pada kenyataanya suhu dan lamanya penyimpanan mempengaruhi kualitas susu bubuk tersebut (Spreer dan Mixa, 1998). Produk makanan umummnya dikemas dalam suatu aluminium foil, untuk menghindari pengaruh luar (Rahman, 1995). Umur simpan susu bubuk relatif lebih panjang jika dikemas menggunakan alumunium foil karena menggunakan logam murni dengan beberapa tambahan aditif kemasan PERPUSTAKAAN UMUKA


7 dalam proses pembuatannya dibandingkan metalized plastic (Aprida, 2017). Menurut Syarief et al., (1989), kemasan alumunium foil tersusun dari bahan logam yang hermetis, fleksibel, dan tidak tembus cahaya sehingga memiliki sifat proteksi yang tinggi terhadap uap air, cahaya, lemak dan gas. C. Tingkat Pengetahuan, Pemahaman dan Sikap Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu tertentu baik melalui indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmojo, 2003). Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan hasil dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, dengan demikian seseorang akan mampu melakukan sesuatu yang dianggap baik dan berguna bila memiliki pengetahuan yang cukup bahkan dengan pengetahuan pula akan membuat seseorang lebih mudah melihat cara dan kesempatan atau meningkatkan taraf hidupnya bahwa pengetahuan akan membuat seseorang lebih melihat cara dan kesempatan untuk meningkatkan derajat hidup (Notoatmodjo, 2003). Seseorang akan mampu melakukan sesuatu yang dianggap baik bila memiliki pengetahuan cukup. Berarti bila seseorang mempunyai pengetahuan cukup tentang penanganan produk susu akan lebih mampu melakukan usaha menjaga kualitas produk susu. Sikap dan perilaku (Theory of Attitudes and Behavior) yang dikembangkan oleh Triandis (1980), menyatakan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh sikap yang terkait dengan apa yang orangPERPUSTAKAAN UMUKA


8 orang ingin lakukan serta terdiri dari keyakinan tentang konsekuensi dari melakukan perilaku, aturan-aturan sosial yang terkait dengan apa yang mereka pikirkan akan mereka, dan kebiasaan yang terkait dengan apa yang mereka biasa lakukan. Pemahaman berasal dari kata paham, menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) mempunyai arti faham, mengerti, maklum, mengetahui, aliran ajaran. Sedangkan pemahaman mempunyai arti proses, perbuatan, cara memahami/ memahamkan. Sikap adalah salah satu istilah bidang psikologi yang berhubungan dengan persepsi dan tingkah laku. Istilah sikap dalam bahasa Inggris disebut attitude. Attitude adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang. Suatu kecenderungan untuk bereaksi terhadap suatu perangsang atau situasi yang dihadapi (Yayat, 2009). Gagne (1974), menambahkan bahwa sikap merupakan suatu keadaan internal (internal state) yang mempengaruhi pilihan tindakan individu terhadap beberapa obyek, pribadi, dan peristiwa. Sikap juga diartikan sebagai "suatu konstruk untuk memungkinkan terlihatnya suatu aktivitas." Pengertian sikap itu sendiri dapat dipandang dari berbagai unsur yang terkait seperti sikap dengan kepribadian, motif, tingkah laku, keyakinan dan lain-lain. Namun dapat diambil pengertian yang memiliki persamaan karakteristik; sikap ialah tingkah laku yang terkait dengan kesediaan untuk merespon objek sosial yang membawa dan menuju ke tingkah laku yang nyata dari seseorang. Hal itu berarti suatu tingkah laku dapat diprediksi apabila PERPUSTAKAAN UMUKA


9 telah diketahui sikapnya. Walaupun manifestasi sikap itu tidak dapat dilihat langsung tapi sikap dapat ditafsirkan sebagai tingkah laku yang masih tertutup (Yayat, 2009). D. Pendidikan 1. Pengertian Pendidikan Menurut Fuad Ihsan (2003), pendidikan dapat diartikan sebagai: a. Suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan b. Suatu pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya c. Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang dikehendaki oleh masyarakat d. Suatu pembentukan kepribadian dan kemampuan anak dalam menuju kedewasaan. Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 14 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 yang dimaksud pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 2. Tingkat Pendidikan “Tingkat atau jenjang pendidikan adalah tahap pendidikan yang berkelanjutan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta PERPUSTAKAAN UMUKA


10 didik, tingkat kerumitan bahan pengajaran dan cara menyajikan bahan pengajaran” (Fuad Ihsan, 2003: 18). Jenjang pendidikan sekolah terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat (Undangundang No. 20 Tahun 2003 Pasal 17 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Menurut Fuad Ihsan (2003: 22) “pendidikan dasar adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan keterampilan, menumbuhkan sikap dasar yang diperlukan dalam masyarakat, serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah”. Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk sekolah menengah atas (SMA), madrasah aliyah (MA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat (Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 18 tentang Sistem Pendidikan Nasional). “Pendidikan menengah adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal-balik dengan lingkungan sosial budaya, dan PERPUSTAKAAN UMUKA


11 alam sekitar, serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan” (Fuad Ihsan, 2003: 23). Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi. Perguruan Tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau universitas (Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 19 dan 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional). E. Pendapatan Keluarga Pendapatan merupakan salah satu faktor yang dijadikan dasar dalam penilaian keberhasilan suatu usaha didalam aktivitas ekonomi, sehingga nantinya diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga (Rahmita dan Reni, 2003). Adapun pengertian pendapatan keluarga menurut Rahmita dan Reni (2003), yang sering kita artikan secara umum adalah penerimaan suatu rumah tangga baik yang diperoleh oleh kepala rumah tangga ataupun istri yang akan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. PERPUSTAKAAN UMUKA


12 III. MATERI DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada 10 Juni Sampai dengan 12 Juni 2022. Tempat pelaksanaan penelitian di Dukuh Bolo, Desa Banaran, Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. B. Materi Materi dalam penelitian ini yaitu : 1. Ibu anggota posyandu Dahlia B sebagai responden. Jumlah responden yang diteliti sebanyak 30 orang. 2. Lembar kuisioner 3. Alat bantu berupa alat tulis dan handphone sebagai alat dokumentasi. C. Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan mensurvey ibu anggota posyandu balita Dahlia B di Dukuh Bolo, cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data yaitu : 1. Wawancara Wawancara yaitu pengumpulan data secara langsung kepada narasumber. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mendatangi satu persatu rumah responden dan memberikan lembar kuisioner yang berisi pernyataan untuk diisi oleh responden. PERPUSTAKAAN UMUKA


13 2. Dokumentasi Dokumentasi yaitu suatu bentuk kegiatan atau proses dalam menyediakan berbagai dokumen dengan memanfaatkan bukti yang akurat. Dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan cara mengambil foto/gampar menggunakan handphone sebagai alat dokumentasi. 3. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : a. Tingkat pemahaman tentang penanganan susu b. Sikap terhadap penanganan susu 4. Definisi Operasional Pembatasan operasional penelitian dijelaskan melalui definisi operasional berikut: a. Pemahaman yaitu segala informasi yang diketahui responden mengenai penanganan produk susu. Hal ini akan diukur menggunakan kuisioner yang terdiri dari 30 pertanyaan. Jawaban akan dikategorikan menjadi 5 skala, yaitu sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Pemahaman ibu akan disajikan dalam skala numeric untuk mengetahui tingkat pemahaman ibu, maka hasil penelitian akan diklarifikasikan menjadi 3 kategori dengan menggunakan metode sturges. Metode sturges adalah aturan yang paling dikenal untuk menentukan PERPUSTAKAAN UMUKA


14 jumlah kelas interval dalam distribusi frekuensi, sehingga didapatkan hasil sebagai berikut: 1) Pemahaman tinggi : 112 – 150 2) Pemahaman sedang : 71 – 111 3) Pemahaman rendah : 30 - 70 b. Sikap yaitu tindakan yang dilakukan ibu dalam menangani produk susu. Sikap ibu merupakan skala numeric yang diukur berdasarkan 5 skala, yaitu sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju. Untuk mengetahui tingkat pemahaman ibu, maka hasil penelitian akan diklarifikasikan menjadi 3 kategori dengan menggunakan metode sturges. Metode sturges adalah aturan yang paling dikenal untuk menentukan jumlah kelas interval dalam distribusi frekuensi, sehingga didapatkan hasil sebagai berikut: 1) Sikap sangat baik : 38 - 50 2) Sikap cukup baik : 24 – 37 3) Sikap kurang baik : 10 - 23 5. Sumber Data Sumber data dapat dibagi dua yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Menurut Sugiyono (2017), definisi sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalkan dari pihak lain atau lewat dokumen. PERPUSTAKAAN UMUKA


15 Berdasarkan penjelasan diatas, sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder, karena peneliti mengumpulkan sendiri data-data yang dibutuhkan yang bersumber langsung dari objek pertama yang akan diteliti dengan menyebarkan kuisioner. Kuisioner yang digunakan adalah kuisioner yang disusun oleh penulis berdasarkan pada tinjauan pustaka mengenai variabel yang diteliti. Data sekunder didapatkan dari buku register posyandu dan catatan kegiatan posyandu. 6. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan kegiatan yang sangat penting dalam suatu penelitian, karena dengan analisis data dapat mempunyai arti atau makna yang dapat berguna untuk memecahkan masalah penelitian (Hastono, 2007). Data dari hasil penelitian ini menggunakan analisa secara deskriptif kuantitatif yaitu menghitung variabel yang diteliti dengan persentase dari hasil setiap variabel. Kemudian data hasil penelitian diolah menggunakan Statistical Package For Sosial Science (SPSS) versi 16. Teknik analisa data dalam penelitian ini adalah analisa bivariate, untuk melihat apakah ada hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen dengan menggunakan Uji Korelasi Pearson, digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel (bivariate) yang berbentuk interval atau ratio, dan sumber data dari dua variabel atau lebih tersebut adalah sama (Sugiyono, 2017). PERPUSTAKAAN UMUKA


16 7. Prosedur Penelitian Bagan prosedur penelitian korelasi antara lain nilai pemahaman dengan sikap ibu anggota posyandu balita Dahlia B terhadap penanganan susu. Gambar 1. Prosedur penelitian Persiapan penelitian Pelaksanaan penelitian, Pengambilan data responden Input data Analisis korelasi pemahaman dengan sikap ibu terhadap penanganan susu PERPUSTAKAAN UMUKA


17 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Posyandu Dahlia B Posyandu balita Dahlia B terletak di Dukuh Bolo, Desa Banaran, Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen. Posyandu balita Dahlia B didirikan pada tahun 1988 dibawah naungan puskesmas banaran. Anggota posyandu balita ini berasal dari RT 4, RT 5, RT 6, RT 7, RT 8 dan RT 9. Balita di wilayah Posyandu Dahlia B sebanyak 32 anak yang merupakan anggota aktif posyandu. Kegiatan posyandu balita Dahlia B dilaksanakan setiap bulan sekali pada tanggal 15. Kegiatan posyandu sebaiknya sekurang-kurangnya dilakukan 1 (satu) hari dalam 1 (satu) bulan, hari dan waktu dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan dan apabila diperlukan hari buka posyandu dapat dilakukan lebih dari 1 (satu) kali dalam sebulan (Depkes, 2006). Susunan pengurus Dahlia B sebagai berikut : Pembina : Ibu bidan Wahyu Dwi Noviyanti Penanggung Jawab : Bapak Bayan Dwi Yanto Ketua : Sri Lestari Sekretaris : Sumartini Bendahara : Rusmini Anggota : Sri Mulyani, Dwi Handayani Petugas / penanggung jawab bagian posyandu : Petugas Bagian Pendaftaran : Dwi Handayani Petugas Bagian Pengukuran tinggi badan dan berat badan : Rusmini PERPUSTAKAAN UMUKA


18 Petugas Bagian Pencatatan balita : Sri Lestari Petugas Bagian Penyuluhan Gizi : Sri Mulyani Petugas Bagian Pelayanan KB : Sumartini B. Karakteristik Responden Karakteristik responden yang dilihat meliputi umur, jumlah anak, pendidikan terakhir, penghasilan per bulan, keikutsertaan dalam pelatihan atau penyuluhan tentang bahan pangan dan sumber informasi dalam penanganan susu. 1. Usia Sebagian besar usia ibu anggota posyandu adalah 26-35 tahun. Distribusi responden menurut usia dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Kategori Usia (tahun) Total Frekuensi (n) Persentase (%) Remaja akhir (17-25) 1 3,3 Dewasa awal (26-35) 20 66,7 Dewasa akhir (36-45) 9 30 Jumlah 30 100 Sumber : Data hasil penelitian 2022 Berdasarkan hasil penelitian, responden dengan kategori remaja akhir (17-25 tahun) sebanyak 1 orang (3,3%), dewasa awal (26-35 tahun) sebanyak 20 orang (66,7%) dan dewasa akhir (36-45 tahun) sebanyak 9 orang (30%). Berdasarkan data diatas juga dapat dilihat bahwa sebagian besar usia ibu anggota posyandu Dahlia B di dukuh Bolo termasuk kategori dewasa awal. PERPUSTAKAAN UMUKA


19 2. Tingkat pendidikan formal Pendidikan yang diperoleh ibu anggota posyandu Dahlia B secara umum adalah pendidikan formal. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan formal dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan formal No Tingkat pendidikan Total Frekuensi (n) Persentase(%) 1 SD 2 6,6 2 SMP 15 50 3 SMA/SMK 12 40 4 Perguruan tinggi 1 3,3 Jumlah 30 100 Sumber : Data hasil penelitian 2022 Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar pendidikan formal ibu anggota posyandu Dahlia B di dukuh Bolo didominasi oleh Sekolah Menengah Pertama atau kejuruan dengan jumlah 15 orang (50%), kemudian Sekolah Dasar berjumlah 2 orang (6,6%), Sekolah Menengan Atas atau Kejuruan berjumlah 12 orang (40%) dan Perguruan Tinggi 1 orang (3,3%). 3. Jumlah anak Jumlah anak bisa menjadi faktor pendorong untuk ibu balita dalam kemampuan memahami penanganan produk susu yang akan diberikan pada anak karena semakin banyak anak yang dimiliki maka akan semakin banyak pula pengalaman yang didapat. Jumlah anak responden berkisar dari 1 sampai 4 anak. Jumlah anak responden paling banyak memiliki 2 anak berjumlah 17 orang (56,7%), kemudian 1 anak berjumlah 6 orang (20%), 3 anak 6 orang (20%) dan 4 PERPUSTAKAAN UMUKA


20 anak berjumlah 1 orang (0,3%).Distribusi responden menurut jumlah anak dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak Jumlah anak Total Frekuensi (n) Presentase (%) 1 2 3 4 6 17 6 1 20 56,7 20 0,3 Sumber : Data hasil penelitian 2022 4. Sumber informasi penanganan susu Sumber informasi responden tentang penanganan susu dapat berasal dari tetangga, orang tua, kemasan, bidan, internet. Distribusi responden menurut sumber informasi penanganan susu dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Sumber informasi penanganan susu Sumber informasi penanganan produk susu Total Frekuensi (n) Persentase (%) Tetangga/teman 7 23,3 Orang tua 1 3,3 Kemasan 4 13,3 bidan 5 16,7 Internet 13 43,4 Sumber : Data hasil penelitian 2022 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memperoleh dari Internet dengan jumlah 13 orang (43,3%), kemudian diikuti dengan tetangga/teman berjumlah 7 orang (23,3%), bidan berjumlah 5 orang (16,7%), kemasan berjumlah 4 orang (13,3%) dan orang tua berjumlah 1 orang (3,3%). PERPUSTAKAAN UMUKA


21 5. Keikutsertaan Pelatihan/Penyuluhan tentang Bahan Pangan tentang Susu Responden yang merupakan ibu anggota posyandu balita “Dahlia B” keseluruhan tidak pernah mengikuti kegiatan pelatihan atau penyuluhan tentang penanganan bahan pangan tentang susu. Hal tersebut dikarenakan belum pernah ada penyuluhan tentang penanganan bahan pangan tentang susu di posyandu “Dahlia B”. 6. Pendapatan Per Bulan Pendapatan per bulan responden mulai dari <Rp 500.000,00 sampai >Rp 2.000.000,00. Pendapatan merupakan salah satu faktor yang dijadikan dasar dalam penilaian keberhasilan suatu usaha didalam aktivitas ekonomi, sehingga nantinya diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga (Rahmita dan Reni, 2003). Distribusi responden menurut pendapatan per bulan dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Per Bulan Pendapatan perbulan Tolal Frekuensi (n) Persentase (%) <Rp.500.000 6 20 Rp.500.000-Rp.1.000.000 11 36,7 Rp.1.000.000-Rp.2.000.000 11 36,7 >Rp.2.000.000 2 6,6 Sumber : Data hasil penelitian 2022 Tabel diatas memperlihatkan bahwa pendapatan <Rp.500.000 berjumlah 6 orang (20%), kemudian Rp.500.000-Rp.1.000.000 berjumlah 11 orang (36,7%), Rp.1.000.000-Rp.2.000.000 berjumlah 11 orang (36,7%) dan >Rp.2.000.000 berjumlah 2 orang (6,6%). PERPUSTAKAAN UMUKA


22 C. Tingkat Pemahaman Ibu Anggota Posyandu Berdasarkan hasil pengumpulan jawaban responden melalui kuisioner, maka gambaran mengenai tingkat pemahaman ibu-ibu anggota posyandu Dahlia B, Dukuh Bolo, Desa Banaran, Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen, dapat di uraikan dibawah ini. Terkait dengan pengukuran tingkat kepahaman terhadap penyimpanan produk susu pada ibu-ibu anggota posyandu Dahlia B, penulis memperoleh data sebagai berikut. Pada tabel dibawah ini tingkat pemahaman akan dikategorikan dalam 5 golongan yaitu : tingkat pemahaman Sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah, berikut dibawah ini adalah tabel nilai tingkat pemahaman ibu-ibu anggota posyandu. Tabel 6. Tingkat Pemahaman ibu anggota posyandu N o Skor Jml Responden Persentase (%) Kategori 1 2 3 126 – 133 118 – 125 110 – 117 4 21 5 13,3 70 16,4 Tinggi Sedang Rendah Sumber : Data hasil penelitian 2022 Tabel diatas didapatkan hasil dari 30 orang (100%) ibu-ibu anggota yang keseluruhannya adalah anggota posyandu Dahlia B, pemahaman tertinggi dari ibu-ibu anggota posyandu adalah memiliki pemahaman sedang dengan jumlah 21 orang (70%), selanjutnya 4 orang (13,3%) memiliki pemahaman tinggi, 5 orang (16,4%) memiliki pemahaman rendah. 1. Penyimpanan Hasil data pengumpulan kuisioner dari 30 responden yang telah diolah pada tabel 6 diatas, banyak responden yang sudah mengetahui PERPUSTAKAAN UMUKA


23 penyimpanan produk susu, sebagian besar responden menjawab “Setuju” tentang penyimpanan produk susu, sebagian besar responden sudah mengetahui hal tersebut. Hal tersebut dapat dilihat pada lampiran 4. Pengetahuan seseorang dapat berasal dari pendidikan, disamping itu juga pengalaman (Notoatmodjo, 2007). 2. Pengawetan Hasil data pengumpulan kuisioner dari 30 responden yang telah diolah pada tabel 6 diatas, sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik tentang pengawetan produk susu, sebagian besar responden menjawab “Setuju” tentang penyimpanan produk susu, sebagian besar responden sudah mengetahui hal tersebut. Hal tersebut dapat dilihat pada lampiran 4. Hal ini sejalan dengan pendapat Notoatmodjo (2007), perilaku seseorang dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal, yang termasuk faktor internal adalah salah satunya tingkat pengetahuan sedangkan dalam faktor eksternal yang mempengaruhi yaitu lingkungan, dimana dapat dikatakan faktor lingkungan merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap sikap dan perilaku. 3. Pengolahan Hasil data pengumpulan kuisioner dari 30 responden yang telah diolah pada tabel 6 diatas, sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik tentang pengolahan produk susu, sebagian besar responden menjawab “Setuju” tentang pengolahan produk susu, sebagian besar responden sudah mengetahui hal tersebut. Hal tersebut dapat dilihat pada PERPUSTAKAAN UMUKA


24 lampiran 4. Salah satu hal yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah informasi yang didapatkan, semakin banyak informasi yang didapatkan oleh seseorang maka semakin bertambah pula pengetahuannya (Harditono, 2000). Jika kita melihat dari segi usia, responden yang memiliki pengetahuan tinggi adalah pada usia 26-45 tahun sebanyak 4 orang (13,3%), maka hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi usia seseorang maka semakin banyak pengalaman yang didapatkan sehingga lebih banyak pengetahuan tetapi seperti yang diketahui bahwa pengetahuan itu tidak hanya dipengaruhi oleh usia namun ada faktor lain yang mempengaruhi seperti lingkungan, yaitu apa yang sering didengar dan apa yang sering dilihat. Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu tertentu baik melalui indra pengihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003). Sumber informasi tentang penanganan produk susu yang didapatkan responden yaitu dari tetangga/teman, orang tua, kemasan, bidan dan internet. Akan tetapi dari 30 responden tidak ada satupun responden yang pernah mengikuti pelatihan atau penyuluhan penanganan bahan pangan karena hal itu belum pernah adanya kegiatan tersebut di Desa Banaran maupun ditingkat sekolah. PERPUSTAKAAN UMUKA


25 Berdasarkan tingkat pendidikan, responden yang memiliki tingkat pengetahuan paling tinggi adalah responden yang pendidikan akhirnya adalah SMA atau perguruan tinggi dimana sebanyak 4 orang (13,3%) sedangkan lainnya yang memiliki pengetahuan sedang adalah responden yang tamat SMP dan ada juga yang tamat SMA sebanyak (70%), kemudian responden yang memiliki tingkat pengetahuan rendah yaitu SD dan juga ada yang SMP sebanyak 5 orang (16,4%). Pendidikan merupakan suatu proses untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap seseorang oleh karena itu semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Hal ini sejalan dengan pendapat Notoatmodjo (2007), yang mengungkapkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula pengetahuannya. Teori yang lain juga mengatakan bahwa domain yang paling penting dalam meningkatkan pengetahuan seseorang adalah berdasarkan tingkat pendidikannya, dimana pengetahuan anak SD tidak akan pernah sama ataupun sebanding dengan tingkat pengetahuan anak SMA, disebabkan karena pengalaman dan ilmu yang didapatkan oleh anak SMA lebih banyak dan lebih luas dibandingkan dengan anak SD (Nasution, 2000). Responden dengan jumlah anak yang lebih banyak dapat menjamin mempunyai pemahaman yang baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Notoatmodjo (2003) bahwa semakin banyak pengalaman yang didapatkan sehingga lebih banyak pengetahuan. PERPUSTAKAAN UMUKA


26 D. Sikap Ibu Anggota Posyandu Total skor sikap sejumlah 1.237 (82,47%). Sikap seluruh responden berikut dengan jumlah skor dan persentase pemahamannya dapat dilihat pada tabel 7 dibawah ini. Tabel 7. Sikap ibu anggota posyandu N o Skor Frekuensi Responden Persentase (%) Kategori sikap 1 2 3 44 – 50 41 – 43 38 – 40 5 16 9 16,6 53,4 30 Sangat baik Cukup baik Kurang baik Sumber : Data hasil penelitian 2022 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini memahami dalam penanganan produk susu. Tabel sikap diatas didapatkan hasil dari 30 orang (100%) ibu-ibu anggota posyandu Dahlia B, sikap tertinggi dari ibu-ibu anggota posyandu adalah memiliki sikap cukup baik dengan jumlah 16 orang (53,4%), selanjutnya 5 orang (16,6%) memiliki sikap cukup baik, 9 orang (30%) memiliki sikap kurang baik dalam penanganan produk susu. Seseorang akan mampu melakukan sesuatu yang dianggap baik bila memiliki pengetahuan cukup. Berarti bila seseorang mempunyai pengetahuan cukup tentang penanganan produk susu akan lebih mampu melakukan usaha menjaga kualitas produk susu. Hal ini sejalan dengan pendapat Triandis (1980) yang menyatakan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh sikap yang terkait dengan apa yang orang-orang ingin lakukan serta terdiri dari keyakinan tentang konsekuensi dari melakukan perilaku, aturan-aturan sosial yang terkait dengan PERPUSTAKAAN UMUKA


27 apa yang mereka pikirkan akan mereka, dan kebiasaan yang terkait dengan apa yang mereka biasa lakukan. E. Hubungan Tingkat Pemahaman Ibu Anggota Posyandu dengan Sikap dalam Penanganan Susu Berdasarkan hasil analisis kolerasi didapatkan bahwa nilai signifikasi atau sig (2-tailed) usia dari 30 responden pada kolom pemahaman sebesar 0,912 dan pada kolom sikap sebesar 0,733 dimana nilai dari kedua kolom tersebut lebih besar dari 0,05 sebagai standar ketetapan. Artinya tidak ada hubungan yang nyata antara usia dengan pemahaman dan sikap. Dengan demikian dapat disimpulkan semakin tua usia responden belum tentu semakin paham terhadap penanganan terhadap produk susu. Nilai signifikasi atau sig (2-tailed) pendidikan dari 30 responden pada kolom pemahaman sebesar 0,048 dan pada kolom sikap sebesar 0,692 dimana nilai dari kedua kolom tersebut lebih besar dari 0,05 sebagai standar ketetapan. Artinya terdapat hubungan yang nyata antara pendidikan dengan pemahaman tetapi tidak berhubungan dengan sikap. Dengan demikian dapat disimpulkan semakin tinggi pendidikan responden akan semakin tinggi pemahaman penanganan terhadap produk susu. Nilai signifikasi atau sig (2-tailed) pendapatan dari 30 responden pada kolom pemahaman sebesar 0, 157 dan pada kolom sikap sebesar 0, 769 dimana nilai dari kedua kolom tersebut lebih besar dari 0,05 sebagai standar ketetapan. Artinya tidak ada hubungan yang nyata antara usia dengan pemahaman dan sikap. Dengan demikian dapat disimpulkan semakin tinggi pendapatan PERPUSTAKAAN UMUKA


28 responden belum tentu semakin tinggi pemahaman terhadap penanganan produk susu. Nilai signifikasi atau sig (2-tailed) jumlah anak dari 30 responden pada kolom pemahaman sebesar 0,772 dan pada kolom sikap sebesar 0,141 dimana nilai dari kedua kolom tersebut lebih besar dari 0,05 sebagai standar ketetapan. Artinya tidak ada hubungan yang nyata antara jumlah anak dengan pemahaman dan sikap. Dengan demikian dapat disimpulkan semakin banyak jumlah anak responden belum tentu semakin paham terhadap penanganan produk susu. Nilai signifikasi atau sig (2-tailed) pemahaman dari 30 responden pada variabel sikap sebesar 0,105 dimana nilai dari kedua variabel tersebut lebih dari 0,05 sebagai standar ketetapan. Artinya tidak ada hubungan yang nyata antara pemahaman dengan sikap dalam penanganan produk susu. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa pendidikan memiliki hubungan yang nyata dengan pemahaman dalam penanganan produk susu, sedangkan usia, pendapatan,jumlah anak tidak memiliki hubungan yang nyata dengan pemahaman. Kemudian, tingkat pemahaman tidak memiliki hubungan yang nyata dengan sikap dalam penanganan produk susu. Hal ini berbanding terbalik dengan pendapat Notoatmodjo (2007), yang menyatakan bahwa pemahaman merupakan salah satu yang terpenting untuk menentukan sikap seseorang, semakin tinggi pemahaman seseorang maka semakin baik pula perilakunya, terbentuknya sikap atau tindakan seseorang sangat dipengaruhi oleh pemahaman dari seseorang itu sendiri (Notoatmodjo (2003). Hasil uji korelasi menggunakan SPSS versi 16 dapat dilihat pada tabel 8 dibawah ini. PERPUSTAKAAN UMUKA


29 Tabel 8. Hasil Uji Korelasi Menggunakan SPSS Versi 16. pemahaman sikap usia Pearson Correlation -,020 -,065 Sig. (2-tailed) ,918 ,733 N 30 30 pendidikan Pearson Correlation ,364* ,075 Sig. (2-tailed) ,048** ,692 N 30 30 pendapatan Pearson Correlation ,265 -,056 Sig. (2-tailed) ,157 ,769 N 30 30 jumlahanak Pearson Correlation ,055 -,275 Sig. (2-tailed) ,772 ,141 N 30 30 pemahaman Pearson Correlation 1 ,302 Sig. (2-tailed) ,105 N 30 30 Sumber : Data hasil penelitian 2022 ** Hubungan antar kedua variabel sangat signifikan/sangat nyata PERPUSTAKAAN UMUKA * Hubungan antara kedua variabel signifikan/nyata


30 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah tingkat pemahaman ibu anggota posyandu Dahlia B pada kategori sedang dengan sikap pada penanganan produk susu pada kategori cukup baik. Pendidikan memiliki hubungan yang nyata dengan pemahaman dalam penanganan produk susu, sedangkan usia, pendapatan,jumlah anak tidak memiliki hubungan yang nyata dengan pemahaman. Kemudian, tingkat pemahaman tidak memiliki hubungan yang nyata dengan sikap dalam penanganan produk susu. B. Saran Saran berdasarkan hasil penelitian ini perlu diadakannya penyuluhan tentang penanganan bahan pangan pada posyandu Dahlia B di Dukuh Bolo Kecamatan Sambungmacan. PERPUSTAKAAN UMUKA


31 DAFTAR PUSTAKA Aprida, P. D. 2017. Pendugaan Umur Simpan Susu Bubuk Full Cream Yang Dikemas Dengan Alumunium Foil (Al7) Atau Metalized Plastic (Vm-Pet12). Rineka Cipta. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Budithianingsih, Rahmita dan Gusfrianti, R. 2003. Peranan Penting Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (Up2k) Terhadap Peningkatan Pendapatan Keluarga Di Kecamatan Cerenti Kabupaten Kuantam Singingi. Universitas Riau. Pekanbaru. Claeys WL., Verraes C, Cardoen S, De Block J, Huyghebaert A, Raes K, DWTTinck K, Herman L. 2014. Consumption of raw or heated milk from different spesies; an evaluation of the nutrirional and potential health benevit food cont. 42/188-201. Depkes RI. 2006. Laporan Akhir Penelitian. Studi Evaluasi Kegiatan Posyandu Dalam Rangka Peningkatan Fungsi dan Kinerja Posyandu. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem dan Kebijakan Kesehatan. Surabaya. Fuad Ihsan (2003). Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta. Rineka Cipta. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Gagne, Robert M., dan Leslie J. B. 1974. Principles of Instructional Design. New York: Holt, Rinehart and Winston, Inc Harditono, S. R. 2000. Psikologi Perkembangan Dalam Berbagai Bagiannya. Rineka Cipta. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hastono. 2007. Analisa Data Kesehatan. FKM. UI. Jakarta. Hill B, Smythe B, Lindsay D, Shepherd J. 2012. Microbiology of Raw Milk in New Zealand. Int J Food Microbiol. 10.1016/j.ijfoodmicro.2012.03.031. Marandi S, Brasca M, Alfieri P, Lodi R, Tamburini A. 2005. Influence of pH and temperature on the growth of Enterococcus faecium and Enterococcus faecalis. Lait 85: 181-192. Marangoni, F., Pellegrino, L., E., Verduci, E., Ghiselli, A., Bernabei, R., Calvani, R., & Poli, A. 2019. Cow’s Milk Consumtion and Health: a health professional guide. Journal of the American College of Nutrition, 59(1), 19-34. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. PT Rineka Cipta. Jakarta. PERPUSTAKAAN UMUKA


32 Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Alfabeta. Bandung. Purnama, Robby candra, Agustina Retnaningsih, Indah Aprianti. 2019. Perbandingan Kadar Protein Susu Cair UHT Full Cream Pada Penyimpanan Suhu Kamar Dan Suhu Lemari Pendingin Dengan Variasi Lama Penyimpanan Dengan Metode Kjeldhal. http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/analisfarmasi/article/view/1307/1 032. (diunduh pada tanggal 17 juni 2022). Rahman S. 1995. Food Properties Handbook. New York: CRC Press, Inc. Robinson RK. 2002. Dairy Microbiology Handbook. Ed. Ke-3. New York (US): John Wiley and Sons Inc. Sanam, A.B., Ida, B.N.S., dan Kadek, K.A. 2014. Ketahanan Susu Kambing Peranakan Etawa Post-Thawing pada Penyimpanan Lemari Es Ditinjau dari Uji Didih dan Alkohol. Indonesia Medicus Veterinus, Vol.3, No.1 Spreer, E., dan A Mixa. 1998. Milk And Dairy Product Technology. New York. CRC Press. Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung. Syarief, R. dan hadid. 1989. Teknologi Pengemasan Laboratorium Rekayasa Proses Pangan. PAU Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Thohari, I., Mustakim, Masdiana, Rahayu, P. P. 2017. Teknologi Hasil Ternak. UBPress. Malang. Utami, K. B., Radiati,L.E.&Surjowardojo, P. 2011. Kajian kualitas susu sapi perah PFH( studi kasus pada anggota Koperasi Agro Niaga di Kecamatan Jabung Kabupaten Malang).,24(2),pp.58-66. Wardana, A.S. 2012. Teknologi Pengolahan Susu. Surakarta. Universitas Slamet Riyadi. Winarno, F. G. 1993. Pangan Gizi, Teknologi dan Konsumen. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Wulandari, Z., Taufik E, Syarif M. 2017. Kajian Kualitas Produk Susu Pasteurisasi Hasil Penerapan Rantai Pendingin. JIPHTP. 5(3): 94-100. Yayat, S. 2009. Hubungan Antara Sikap, Minat Dan Perilaku Manusia. https://bit.ly/3tGS6QR. (diunduh pada tanggal 17 juni 2022). PERPUSTAKAAN UMUKA


33 LAMPIRAN Lampiran 1. Profil Responden No. Nama ibu Usia Jumlah Anak Pendidikan Pendapatan perbulan Keikutsertaan dalam Pelatihan/penyuluhan bahan pangan Sumber informasi penanganan susu 1 Timboyanti 32 3 SMA/Sederajat Rp.1000.000-Rp.2.000.000 Tidak pernah Internet 2 Suriptini 39 3 SMP/Sederajat Rp.1000.000-Rp.2.000.000 Tidak pernah Internet 3 Nur miati 43 3 SMP/Sederajat Rp.1000.000-Rp.2.000.000 Tidak pernah Internet 4 Ipil Prameswati 26 1 SMA/Sederajat Rp.1000.000-Rp.2.000.000 Tidak pernah Internet 5 Mei mulyani 34 2 SMP/Sederajat Rp.500.000-Rp.1.000.000 Tidak pernah Tetangga/teman 6 Lestari 38 2 SMP/Sederajat Rp.1000.000-Rp.2.000.000 Tidak pernah Internet 7 Murtini Mujitutik 29 1 SMA/Sederajat Rp.1000.000-Rp.2.000.000 Tidak pernah Buku 8 Tika 28 1 SMA/Sederajat <Rp.500.000 Tidak pernah Internet 9 Sulis syamsih 41 2 SMP/Sederajat Rp.500.000-Rp.1.000.000 Tidak pernah Internet 10 Winis lestari 31 2 SMP/Sederajat Rp.500.000-Rp.1.000.000 Tidak pernah Bidan 11 Fery 26 2 SMP/Sederajat <Rp.500.000 Tidak pernah Internet 12 Itais sholikhah 31 2 Perguruan tinggi Rp.500.000-Rp.1.000.000 Tidak pernah Tetangga/teman 13 Sudarsi 36 3 SMP/Sederajat >Rp.2.000.000 Tidak pernah Bidan 14 Menik 23 2 SMA/Sederajat <Rp.500.000 Tidak pernah kemasan 15 Susilowati 32 1 SMP/Sederajat <Rp.500.000 Tidak pernah Bidan 16 Tumiyem 45 4 SMP/Sederajat Rp.500.000-Rp.1.000.000 Tidak pernah Bidan 17 Anis depiani 27 1 SMA/Sederajat >Rp.2.000.000 Tidak pernah Tetangga/teman 18 Wiwik nur hayati 37 2 SMA/Sederajat Rp.1000.000-Rp.2.000.000 Tidak pernah Kemasan 19 Ika diana putri 28 1 SMA/Sederajat Rp.1000.000-Rp.2.000.000 Tidak pernah Internet 20 Sri warni 37 2 SMP/Sederajat Rp.1000.000-Rp.2.000.000 Tidak pernah Kemasan 21 Sumirah 32 2 SD/Sederajat Rp.500.000-Rp.1.000.000 Tidak pernah Tetangga/teman 22 Lina dwi astuti 27 3 SMA/Sederajat Rp.500.000-Rp.1.000.000 Tidak pernah Bidan 23 Nurul Qoiriyah 34 2 SMP/Sederajat <Rp.500.000 Tidak pernah Tetangga/teman 24 Rusmini hartatik 32 2 SMP/Sederajat <Rp.500.000 Tidak pernah Internet 25 Nur handayani 34 2 SMP/Sederajat Rp.500.000-Rp.1.000.000 Tidak pernah Tetangga/teman 26 Tri utami dewi rahayu28 2 SMA/Sederajat <Rp.500.000 Tidak pernah Internet 27 Eva erpiana 32 2 SD/Sederajat Rp.500.000-Rp.1.000.000 Tidak pernah Kemasan 28 Tini 30 2 SMA/Sederajat Rp.1000.000-Rp.2.000.000 Tidak pernah Kemasan 29 Wulan 31 2 SMA/Sederajat Rp.1000.000-Rp.2.000.000 Tidak pernah Orang tua 30 Sri mulyani 40 3 SMP/Sederajat Rp.500.000-Rp.1.000.000 Tidak pernah Tetangga/teman PERPUSTAKAAN UMUKA


34 Lampiran 2. Nilai Tingkat Pemahaman Dalam Penanganan Produk susu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 127 2 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 124 3 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 126 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 124 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 122 6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 120 7 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 117 8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 120 9 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 113 10 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 112 11 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 110 12 5 4 4 5 3 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 132 13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 120 14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 120 15 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 124 16 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 123 17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 120 18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 120 19 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 125 20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 120 21 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 113 22 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 126 23 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 125 24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 120 25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 120 26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 120 27 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 113 28 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 125 29 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 125 30 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 123 Pernyataan no. No. Res Jumlah PERPUSTAKAAN UMUKA


35 Lampiran 3. Nilai Sikap dalam Penanganan Produk susu Keterangan : 1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju 3 = Kurang Setuju 4 = Setuju 5 = Sangat Setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 43 2 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 42 3 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 42 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 42 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 42 6 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 44 7 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39 8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 9 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 38 10 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 38 11 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39 12 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 45 13 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 42 14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 15 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 44 16 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 43 17 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 42 18 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 44 19 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 43 20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 21 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 38 22 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 43 23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 27 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 42 28 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 44 29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 30 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 38 Pernyataan no. No. Res Nilai PERPUSTAKAAN UMUKA


36 Lampiran 4. Total Skor Tingkat Pemahaman dalam Penanganan Produk susu No Pernyataan STS TS KS S SS Penyimpanan 1 Susu bubuk disimpan dalam wadah tertutup rapat dan tidak lembab 0 0 1 27 2 2 Sisa seduhan susu bubuk yang tidak habis diminum yang lebih dari 2 jam harus dibuang 0 0 1 29 0 3 Susu bubuk disimpan pada suhu ruang/suhu kamar yaitu +25°C 0 0 2 28 0 4 Susu bubuk disimpan jauh dari benda berbau tajam 0 0 0 21 9 5 susu bubuk yang sudah terbuka dari kemasan dihabiskan dalam jangka waktu 3 bulan 0 0 2 28 0 6 Susu bubuk tidak disimpan didalam kulkas 0 0 7 23 0 7 Penyimpanan susu bubuk jauh dari paparan sinar matahari 0 0 0 19 11 8 Memindahkan susu bubuk dari kemasan ke wadah yang lain akan mengurangi waktu penyimpanannya 0 0 1 29 0 9 Menyimpan susu didalam wadah yang tidak tembus cahaya 0 0 0 23 7 10 Susu yang disimpan didalam toples kaca atau wadah tembus cahaya dijauhkan dari paparan sinar matahari 0 0 2 16 12 Jumlah 0 0 16 243 41 Pengawetan 11 Susu bubuk akan lebih awet jika dimasukkan ke dalam wadah tertutup 0 0 1 28 1 PERPUSTAKAAN UMUKA


Click to View FlipBook Version