UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS ILMU KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI PENULISAN ILMIAH BUKU PANDUAN PENGENALAN DAN PENGGUNAAN LAYANAN GOOGLE CLOUD PLATFORM UNTUK PENGEMBANGAN BISNIS Nama : Firah Mufiidah Hidayat NPM : 10120449 Jurusan : Sistem Informasi Pembimbing : Orita Dwi Purbiyanti, SKOM, MMSi Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Setara Sarjana Muda Jakarta 2023
ii PERNYATAAN ORIGINALITAS DAN PUBLIKASI Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Firah Mufiidah Hidayat NPM : 10120449 Judul PI : BUKU PANDUAN PENGENALAN DAN PENGGUNAAN LAYANAN GOOGLE CLOUD PLATFORM UNTUK PENGEMBANGAN BISNIS Tanggal Sidang : tgl bulan tahun Tanggal Lulus : tgl bulan tahun Menyatakan bahwa tulisan ini adalah merupakan hasil karya saya sendiri dan dapat dipublikasikan sepenuhnya oleh Universitas Guandarma. Segala kutipan dalam bentuk apapun telah mengikuti kaidan dan etika yang berlaku. Menenai isi dan tulisan adalah merupakan tanggung jawab penulis, bukan Universitas Gunadarma. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan dengan penuh kesadaran. Jakarta, tgl bulan tahun (Firah Mufiidah Hidayat)
iii LEMBAR PENGESAHAN Judul PI : BUKU PANDUAN PENGENALAN DAN PENGGUNAAN LAYANAN GOOGLE CLOUD PLATFORM UNTUK PENGEMBANGAN BISNIS Nama : Firah Mufiidah Hidayat NPM : 10120449 Tanggal Sidang : tgl bulan tahun Tanggal Lulus : tgl bulan tahun Menyetujui Pembimbing (Orita Dwi Purbiyanti, SKOM, MMSi) Kasubag, Sidang PI (Dr. Sri Nawangsari, SE., MM. Mikom.) Ketua Jurusan (Dr. Setia Wirawan, Skom, MMSI.)
iv ABSTRAK Firah Mufiidah Hidayat, 10120449 BUKU PANDUAN LAYANAN GOOGLE CLOUD PLATFORM UNTUK PENGEMBANGAN BISNIS Tulisan Ilmiah. Sistem Informasi. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi. Universitas Gunadarma. 2023. Kata kunci: Google Cloud Platform, Cloud Computing, Pengembangan Bisnis. (xi + 82 + Lampiran) Buku Panduan Pengenalan dan Penggunaan Layanan Google Cloud Platform untuk Pengembangan Bisnis merupakan sebuah penelitian ilmiah yang bertujuan untuk memberikan panduan komprehensif bagi pengembang dan pelaku bisnis dalam memahami dan memanfaatkan potensi Google Cloud Platform (GCP) untuk pengembangan bisnis. Dalam buku panduan ini, penulis menyajikan gambaran tentang GCP, termasuk arsitektur dan beragam layanannya seperti komputasi, penyimpanan data, dan kecerdasan buatan. Konteks latar belakang mengenai cloud computing sebagai solusi alternatif dalam era persaingan global juga dijelaskan. Cloud computing menawarkan manfaat berupa pengurangan biaya komputasi dan fleksibilitas dalam mengatur sumber daya TIK tanpa perlu membeli dan mengelola infrastruktur fisik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini melibatkan dua tahap utama, yaitu Tahap Perancangan dan Implementasi. Tahap Perancangan mencakup penggunaan Google Cloud Platform dan penulisan isi dengan Microsoft Word, sementara Tahap Implementasi membahas secara detail layanan dan fitur yang tersedia di GCP beserta cara penggunaannya. Hasil dari penelitian ini adalah Buku Panduan Pengenalan dan Penggunaan Layanan Google Cloud Platform untuk Pengembangan Bisnis yang memberikan pemahaman yang baik tentang layanan yang disediakan oleh GCP dan manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaannya. GCP dapat meningkatkan skalabilitas aplikasi, mengurangi biaya infrastruktur, dan meningkatkan keamanan data. Meskipun GCP menawarkan banyak manfaat, pengguna perlu mengatasi tantangan seperti keamanan data dan penyesuaian dalam keterampilan tim pengembang. Namun, dengan pelatihan, sumber daya komunitas, dan kemitraan dengan spesialis GCP, pengguna dapat memaksimalkan manfaat dari platform ini untuk mencapai kesuksesan bisnis di era digital. Buku panduan ini diharapkan menjadi sumber pengetahuan bagi para pemangku kepentingan dalam memanfaatkan Google Cloud Platform untuk menghadapi tantangan dan mencapai kesuksesan bisnis di dunia teknologi yang terus berkembang. Daftar Pustaka (2013-2023)
v KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat, anugerah dan karunia yang melimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penulisan Ilmiah ini. Penulisan Ilmiah ini disusun guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Setara Sarjana Muda pada jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Universitas Gunadarma. Adapaun judul Penulisan Ilmiah ini adalah “BUKU PANDUAN PENGENALAN DAN PENGGUNAAN LAYANAN GOOGLE CLOUD PLATFORM UNTUK PENGEMBANGAN BISNIS”. Walaupun banyak kesulitan yang penulis harus hadapi ketika menyusun Penulisan Ilmiah ini, namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya tugas ini dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih, kepada: 1. Prof. Dr. E.S. Margianti, SE., MM, selaku Rektor Universitas Gunadarma. 2. Prof. Dr.rer-nat Achmad Benny Mutiara, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Gunadarma. 3. Dr. Setia Wirawan, SKom., MMSI, selaku Ketua Jurusan Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Gunadarma. 4. Dr. Sri Nawangsari, SE., MM., M.Ikom, selaku Kepala Sub Bagian Sidang Penulisan Ilmiah Universitas Gunadarma. 5. Ibu Orita Dwi Purbiyanti, SKOM, MMSi, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta waktunya kepada penulis selama proses Penulisan Ilmiah ini berlangsung. 6. Keluarga penulis yang selalu mendukung, mendoakan, membantu, dan terus memberikan motivasi. 7. Serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu atas bantuan dan saran yang diberikan sehingga Penulisan Ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik.
vi Akhir kata, penulis menyadari dengan kerendahan hati bahwa masih memiliki banyak kekurangan dari penulisan ini, baik dari segi materil, teknis maupun bahasanya, sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang sifatnya membangun penulisan ini. Semoga penulisan ini dapat memberikan manfaat serta sumber informasi dan pengetahuan bagi semua pembaca. Jakarta, tgl bulan 2023 (Firah Mufiidah Hidayat) DAFTAR ISI
vii PERNYATAAN ORIGINALITAS DAN PUBLIKASI..................................... ii LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii ABSTRAK ............................................................................................................ iv KATA PENGANTAR........................................................................................... v DAFTAR ISI......................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ................................................................................................. x DAFTAR GAMBAR............................................................................................ xi 1. PENDAHULUAN.............................................................................................. 1 1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1 1.2. Batasan Masalah....................................................................................... 2 1.3. Tujuan Penelitian...................................................................................... 3 1.4. Metode Penelitian..................................................................................... 3 1.5. Sistematika Penulisan............................................................................... 4 2. LANDASAN TEORI......................................................................................... 5 2.1. Pengenalan Google Cloud Platform......................................................... 5 2.1.1. Pengenalan Cloud Computing .......................................................... 5 2.1.2. Cara Kerja dan Berinteraksi dengan Google Cloud.......................... 6 2.2. Server Dan Jaringan ................................................................................. 7 2.2.1. Server di Google Cloud Platform...................................................... 8 2.2.2. Jaringan di Google Cloud Platform................................................... 9 2.3. Storage Dan Database ............................................................................ 10 2.3.1. Tipe – Tipe Data Storage ................................................................ 10 2.3.2. Tipe – Tipe Database ...................................................................... 11 2.4. Security Dan Compliance....................................................................... 13 2.4.1. Management Identitas dan Akses.................................................... 13 2.4.2. Enkripsi ........................................................................................... 14 2.4.3. Compliance ..................................................................................... 16 2.5. Cost Dan Billing..................................................................................... 17 2.5.1. Free Trial Credit dan Free Tier ....................................................... 17 2.5.2. Discounts......................................................................................... 18 2.5.3. Billing Reports................................................................................ 20
viii 2.5.4. Budgets and Alerts.......................................................................... 21 2.5.5. Quotas ............................................................................................. 22 2.6. Meningkatkan Nilai Bisnis..................................................................... 23 2.6.1. Modernisasi Infrastruktur................................................................ 23 2.6.2. Rehosting and Replatforming ......................................................... 24 2.6.3. Modernisasi Platform Bisnis........................................................... 26 2.6.4. Modernisasi Aplikasi ...................................................................... 27 2.6.5. Pola Modernisasi Aplikasi .............................................................. 28 2.6.6. Fase Migrasi Aplikasi ..................................................................... 29 2.6.7. Solusi Storage dan Database ........................................................... 30 2.6.8. Analisis Cerdas ............................................................................... 31 2.6.9. Kecerdasan Buatan.......................................................................... 32 2.6.10. Keamanan........................................................................................ 33 2.6.11. Tantangan Keamanan Siber ............................................................ 35 3.PEMBAHASAN MASALAH.......................................................................... 37 3.1. Mempersiapkan akun di Google Cloud.................................................. 37 3.1.1. Cara membuat akun di google cloud............................................... 37 3.1.2. Cara membuat project di google cloud ........................................... 42 3.1.3. Cara menghubungkan project dengan cloud billing account .......... 43 3.1.4. Cara membuat budget alerts............................................................ 45 3.2. Layanan Komputasi di Google Cloud .................................................... 46 3.2.1. Cara membuat compute engine instance dengan gcloud console....46 3.2.2. Cara deploy aplikasi node.js menggunakan app engine.................. 49 3.3. Layanan Data di Google Cloud .............................................................. 54 3.3.1. Cara berinterkasi dengan storage menggunakan cloud console...... 55 3.3.2. Cara membuat cloud sql instance.................................................... 58 3.4. Layanan Jaringan di Google Cloud ........................................................ 60 3.4.1. Cara Deploy Aplikasi dengan Global External HTTP(S) Load...... 60 3.5. Monitoring dan Logging ........................................................................ 63 3.5.1. Cara Memantau Aplikasi Menggunakan Cloud Monitoring........... 64 3.5.2. Cara Melihat Log Menggunakan Cloud Logging ........................... 65 3.6. Manajemen Identitas dan Akses............................................................. 67
ix 3.6.1. Cara Mengimplementasikan Cloud IAM Role ............................... 67 3.7. Deploy dan Implementasi Solusi Cloud................................................. 70 3.7.1. Cara Deploy Solusi Cloud dengan Google Cloud Marketplace .... 70 3.7.2. Cara Implementasi Solusi Cloud..................................................... 72 4. PENUTUP........................................................................................................ 78 4.1. Kesimpulan............................................................................................. 78 4.2. Saran....................................................................................................... 78 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 80
x DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tipe Data Storage.................................................................................. 10 Tabel 2.2 Tipe Database........................................................................................ 11 Tabel 2.3 IAM Policy............................................................................................ 13 Tabel 2.4 Spend-based .......................................................................................... 19 Tabel 2.5 Resource-based ..................................................................................... 19
xi DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Region of Google cloud ...................................................................... 6 Gambar 2.2 Network infrastruktur of Google......................................................... 7 Gambar 2.3 Metode virtualisasi .............................................................................. 8 Gambar 2.4 Encryption works .............................................................................. 15 Gambar 2.5 Compliance........................................................................................ 16 Gambar 2.6 Free trial credit .................................................................................. 17 Gambar 2.7 Cloud billing reports ......................................................................... 20 Gambar 2.8 budget & alert creation interface....................................................... 21 Gambar 2.9 Chart and Monitor Quotas Metrics ................................................... 22 Gambar 2.10 Fase Migrasi Aplikasi ..................................................................... 29 Gambar 3.1 Google Cloud Platform ..................................................................... 38 Gambar 3.2 Verifikasi Nama dan Alamat............................................................. 38 Gambar 3.3 Metode Pembayaran.......................................................................... 39 Gambar 3.4 Sukses Aktivasi ................................................................................. 40 Gambar 3.5 Kredit................................................................................................. 41 Gambar 3.6 Cloud Shell........................................................................................ 42 Gambar 3.7 Billing................................................................................................ 43 Gambar 3.8 Manage Billing Accounts.................................................................. 44 Gambar 3.9 Menghapus VM................................................................................. 49 Gambar 3.10 Pilih Region dan Identity & API Access......................................... 50 Gambar 3.11 Memilih Bahasa dan Environment pada App Engine ..................... 51 Gambar 3.12 Konfirmasi App Engine telah berhasil dibuat................................. 51 Gambar 3.13 Split Traffic ..................................................................................... 54 Gambar 3.14 Cloud Storage.................................................................................. 55 Gambar 3.15 Memilih Kondisi Object.................................................................. 58 Gambar 3.16 Cloud Logging ................................................................................ 66 Gambar 3.17 Cloud IAM ...................................................................................... 68 Gambar 3.18 Cloud Marketplace .......................................................................... 70
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era persaingan global saat ini, perusahaan dituntut untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dengan cepat dan akurat. Untuk mencapai akses informasi yang cepat, perusahaan seringkali harus menginvestasikan modal besar dalam membangun infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Dan, cloud computing hadir sebagai solusi alternatif yang menawarkan berbagai layanan seperti perangkat keras, infrastruktur, platform, dan aplikasi. Keberadaan cloud computing sangat menguntungkan karena dapat mengurangi biaya komputasi, meningkatkan kehandalan, dan memberikan peluang besar bagi sektor industri TIK. (M.S. Rumetna, 2018). Cloud computing adalah suatu konsep di mana sekelompok sumber daya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saling terhubung dan memiliki kapasitas yang hampir tak terbatas, termasuk infrastruktur dan aplikasi, yang sepenuhnya dikelola oleh pihak ketiga. Hal ini memungkinkan pelanggan untuk mengakses sumber daya tersebut secara on-demand melalui jaringan, baik itu melalui jaringan pribadi maupun jaringan publik. (Fikri, dkk., 2015) (Effendi, 2016). Cloud computing merupakan platform yang menyediakan berbagai layanan melalui internet untuk bisnis, yang memungkinkan para profesional TI untuk terbebas dari tanggung jawab pemeliharaan layanan dan fokus pada masalah teknis yang lebih penting. Selain itu, cloud computing juga memberikan keuntungan lain seperti penggunaan sumber daya yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan, waktu pengembangan aplikasi yang lebih cepat, dan kemampuan untuk menganalisis data secara mudah.(I. Barokah & Asriyanik, 2021). Cloud computing menawarkan sejumlah layanan yang meliputi perangkat keras (hardware), infrastruktur, platform, dan aplikasi. Layanan ini memberikan manfaat berupa pengurangan biaya komputasi. (Afdhal, 2013) (Iksan,
2 & Arfandi, 2015). Dalam konteks penggunaan cloud computing, perusahaan tidak perlu membeli dan mengelola infrastruktur fisik seperti server dan pusat data. Sebagai gantinya, mereka dapat memanfaatkan sumber daya yang disediakan oleh penyedia layanan cloud dengan membayar hanya untuk penggunaan yang mereka lakukan. Dengan demikian, biaya operasional terkait dengan komputasi dapat diminimalisir, memungkinkan perusahaan untuk mengelola anggaran TI dengan lebih efisien. Google Cloud Platform (GCP) adalah rangkaian layanan komputasi awan yang disediakan oleh Google. GCP beroperasi pada infrastruktur yang sama yang digunakan oleh Google untuk produk internalnya, seperti Google Search, YouTube, dan Gmail. (R.Kamil, Anton, & Widiastuti, 2021). Melalui platform ini, pengguna dapat memanfaatkan infrastruktur komputasi, penyimpanan data, serta alat pengembangan aplikasi untuk menjalankan layanan maupun aplikasi di cloud. (D. Kurniawan, 2020). Dengan latar belakang di atas, penulis bertujuan untuk membuat sebuah buku panduan tentang cara menggunakan tools dan manfaat dari layanan Google Cloud Platform. Buku panduan ini dirancang untuk membantu pembaca memahami setiap layanan yang ada pada GCP sehingga dapat memaksimalkan penggunaan layanan tersebut dalam bisnis mereka. Selain itu, buku panduan ini juga bertujuan untuk menjadi sarana pembelajaran yang berguna bagi pembaca yang ingin mengeksplorasi lebih lanjut tentang teknologi cloud computing dan kegunaannya dalam bisnis. 1.2. Batasan Masalah Penelitian ini akan berfokus pada fitur-fitur yang ada di layanan Google Cloud Platform, yang dapat dioptimalkan sesuai dengan kebutuhan. Hal ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang potensi yang dapat diberikan oleh GCP dalam pengembangan bisnis.
3 Selain itu, penelitian ini juga akan membahas cara penggunaan fitur-fitur GCP secara praktis, sehingga dapat membantu pembaca untuk lebih memahami dan memanfaatkan layanan GCP secara efektif dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi bisnis. 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penulisan ilmiah ini adalah untuk membuat sebuah buku panduan yang menjelaskan cara menggunakan fitur-fitur layanan Google Cloud Platform. Buku panduan ini diharapkan dapat membantu para pembisnis dalam memahami dan menggunakan layanan tersebut secara efektif. 1.4. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penyusunan penulisan ilmiah ini terdiri dari dua tahap utama. Tahap pertama adalah Tahap Perancangan, di mana proyek ini melibatkan penggunaan Google Cloud Platform untuk membuat proyek. Selain itu, penulisan isi penulisan ilmiah ini dilakukan menggunakan Microsoft Word. Dalam tahap perancangan ini, perangkat keras yang digunakan mencakup laptop dan printer. Laptop yang saya gunakan memiliki spesifikasi sebagai berikut: Processor: IntelI CoreI i5-1135G7 generasi ke-11, RAM 8,00 GB, sistem operasi 64-bit, dan menjalankan Microsoft Windows 11. Selain itu, tersedia koneksi internet yang diperlukan untuk melaksanakan proyek ini. Tahap kedua adalah Implementasi, yang melibatkan pembahasan mengenai layanan yang tersedia di platform Google Cloud, serta cara penggunaannya. Dalam tahap ini, akan dijelaskan manfaat dan keuntungan dari setiap layanan dan fitur yang tersedia di dalam Google Cloud Platform. Dengan menggunakan metode ini, penulisan ilmiah ini dapat dirancang secara efisien menggunakan Google Cloud Platform dan isi penulisan dapat disusun dengan menggunakan Microsoft Word. Selain itu, spesifikasi laptop yang
4 digunakan memenuhi persyaratan untuk menjalankan proyek ini dengan lancar. Melalui tahap implementasi, pembaca akan mendapatkan pemahaman yang baik tentang layanan yang disediakan oleh Google Cloud Platform dan manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaannya. 1.5. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ilmiah umumnya terdiri dari empat bagian, yaitu pendahuluan, landasan teori, perancangan dan pembuatan, serta penutup. Pada bagian pendahuluan, terdapat beberapa hal yang perlu diuraikan seperti latar belakang masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bagian landasan teori akan menjelaskan secara detail mengenai teori yang mendasari pembahasan yang akan dilakukan serta lingkup layanan yang ada pada topik yang dibahas. Sementara itu, pada bagian perancangan dan pembuatan akan dibahas secara detail tentang penggunaan dan manfaat dari berbagai fitur yang tersedia pada layanan Google Cloud Platform seperti cloud storage, cloud run, app engine, dan lain sebagainya. Terakhir, pada bagian penutup, akan diberikan kesimpulan dan saran sebagai masukan agar penelitian ini dapat mencakup secara luas mengenai Google Cloud Platform. Dalam penulisan ilmiah, penting untuk mengikuti sistematika yang telah ditentukan agar pembaca dapat memahami dengan jelas dan mudah mengikuti paparan yang disajikan.
5 2. LANDASAN TEORI 2.1. Pengenalan Google Cloud Platform Dalam penulisan ilmiah ini, saya akan menjelaskan tentang Google Cloud Platform (GCP). Sebelum kita mempelajari lebih lanjut, penting untuk memahami serta cara kerja dan interaksi dengan platform cloud dari Google. 2.1.1. Pengenalan Cloud Computing “Cloud” adalah istilah yang saat ini banyak dibahas oleh para profesional di industri teknologi informasi. Cloud merujuk pada kumpulan layanan yang membantu pengembang fokus pada proyek aplikasi daripada menghabiskan waktu untuk mengurus infrastruktur. (Fikri Helmi Setiawan, 2023) Cloud computing, juga dikenal sebagai komputasi awan, adalah penggunaan teknologi komputer yang dikombinasikan dalam sebuah jaringan berbasis internet. (Z.D. Prakasa, 2017). Di sisi lain, cloud computing atau komputasi awan adalah sebuah model yang menyediakan sumber daya komputasi seperti perangkat keras, penyimpanan, basis data, jaringan, dan perangkat lunak secara on-demand, artinya dapat diakses sesuai kebutuhan, dan juga dapat dihentikan dengan cepat dan mudah. Perusahaan yang menyediakan layanan cloud computing sering disebut sebagai penyedia layanan cloud. (Fikri Helmi Setiawan, 2023)
6 2.1.2. Cara Kerja dan Berinteraksi dengan Google Cloud Google Cloud menyimpan data dan informasi pengguna di data center yang dimiliki oleh Google, yang juga menjalankan aplikasi-aplikasi seperti Google Search, YouTube, dan Google Drive. Dalam upaya menjaga ketersediaan dan kehandalan, Google memiliki 106 zone data yang tersebar di seluruh dunia. Zone berada di dalam sebuah region. Setiap zone merupakan area implementasi di bawah wilayah tertentu, dan dapat dianggap sebagai satu atau lebih pusat data yang menyimpan sumber daya pengguna. Untuk membangun aplikasi yang memiliki ketersediaan tinggi dan dapat mengatasi gangguan atau kegagalan, disarankan untuk menyimpan aplikasi di beberapa zona. (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023) Gambar 2.1 Region of Google cloud Google Cloud memiliki 35 region yang tersebar di seluruh dunia. Setiap region merupakan area geografis yang terdiri dari beberapa zone. Google Cloud terus mengembangkan jaringannya dengan menambahkan lebih banyak region di masa depan. Memanfaatkan region memungkinkan aplikasi kita untuk melayani pengguna di berbagai belahan dunia dengan koneksi yang cepat dan latensi rendah. Dengan menyajikan aplikasi di beberapa region, ketersediaan aplikasi akan ditingkatkan. Hal ini sangat penting dalam situasi darurat seperti bencana alam, di
7 mana kegagalan di satu region dapat diatasi dengan menjalankan aplikasi dari region lain. (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023) Gambar 2.2 Network infrastruktur of Google Google memiliki jaringan infrastruktur terbesar di dunia yang memainkan peran penting dalam menghubungkan data center mereka yang tersebar di seluruh dunia. Jaringan Google dirancang untuk memberikan throughput yang tinggi dan latensi yang rendah bagi pengguna. Jaringan ini juga dilengkapi dengan 176 lokasi jaringan tepi (network edge location) yang tersebar di seluruh dunia. Ketika pengguna mengirimkan permintaan ke sumber daya Google, jaringan akan merespons dari lokasi jaringan yang terdekat untuk mengurangi latensi. Lokasi jaringan tepi ini dikenal sebagai edge-caching network, yang menyimpan konten di lokasi terdekat dengan pengguna untuk mengurangi latensi sebanyak mungkin. (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023) 2.2. Server Dan Jaringan Selanjutnya, dalam konteks penelitian ini, akan dijelaskan mengenai infrastruktur server dan jaringan yang tersedia di platform Google Cloud.
8 2.2.1. Server di Google Cloud Platform Gambar 2.3 Metode virtualisasi Di Google Cloud Platform (GCP), server bekerja dengan cara dibagi dan disewakan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan mereka. Proses pembagian server ini menggunakan metode virtualisasi, di mana sumber daya server fisik dipisahkan dan dibagi menggunakan Hypervisor, sebuah perangkat lunak khusus. Hypervisor memungkinkan pemisahan sumber daya fisik dan pengalokasiannya dalam lingkungan virtual. Dengan menggunakan konsep ini, server-server di lingkungan cloud dapat disesuaikan sesuai dengan kebutuhan pelanggan di dalam lingkungan virtual. (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023) Ada dua layanan komputasi server yang akan dijelaskan, yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan pengguna. Pertama, Engine App memungkinkan pengguna untuk membuat dan menghosting aplikasi dengan cepat dan mudah, tanpa harus khawatir tentang administrasi perangkat keras dan pemeliharaan. Kedua, Compute Engine menyediakan mesin virtual yang dapat diukur dan fleksibel di cloud, dengan kemampuan untuk menggunakan CPU, GPU, atau Cloud TPU. Layanan ini cocok untuk menangani skala besar dalam pemrosesan, penyimpanan, dan infrastruktur jaringan. (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023)
9 Cloud computing memungkinkan akses melalui berbagai jenis media komunikasi dan dapat diakses dari berbagai lokasi. Keunggulan ini disebabkan oleh penggunaan alamat IP publik pada server cloud, yang memungkinkan akses baik secara publik maupun lokal. (B.L. Wilopo & W. Sulistyo, 2016) 2.2.2. Jaringan di Google Cloud Platform Jaringan (Networking) merujuk pada sistem atau mekanisme yang terdiri dari sekelompok perangkat komputasi, seperti komputer, server, dan perangkat jaringan lainnya, yang saling berkomunikasi melalui media transmisi atau media komunikasi. Tujuan dari jaringan ini adalah untuk memungkinkan pertukaran data dan berbagi informasi antara perangkat-perangkat tersebut. Melalui jaringan, perangkat dapat terhubung satu sama lain, membentuk infrastruktur komunikasi yang memfasilitasi transfer data, komunikasi, dan kolaborasi antar pengguna. (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023) Di Google Cloud Platform, terdapat beberapa layanan jaringan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja dari aplikasi Anda. Salah satunya adalah Cloud CDN, yang menggunakan titik tepi yang tersebar secara global oleh Google untuk menyimpan konten yang seimbang secara HTTP(S) di dekat pengguna Anda, sehingga mempercepat akses dan pengiriman konten. Selain itu, ada juga layanan Cloud DNS yang menyediakan sistem manajemen DNS yang tangguh dan dapat diandalkan dengan API RESTful untuk mengatur catatan DNS aplikasi Anda. Cloud Load Balancing merupakan layanan yang memberikan penskalaan, ketersediaan tinggi, dan manajemen lalu lintas untuk aplikasi pribadi dan publik yang Anda miliki. Kemudian, Virtual Private Cloud (VPC) menyediakan lingkungan jaringan yang aman dengan alokasi IP, perutean, dan kebijakan firewall yang dapat disesuaikan sesuai kebutuhan Anda. Terakhir, layanan Cloud VPN memungkinkan Anda untuk terhubung ke Virtual Private Cloud (VPC) atau jaringan lainnya melalui koneksi Ipsec, baik melalui jaringan lokal, jaringan VPC lain, atau jaringan penyedia cloud lainnya. Layanan ini
10 memberikan fleksibilitas dalam menghubungkan dan mengamankan jaringan Anda dengan menggunakan protokol VPN yang aman. (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023) 2.3. Storage Dan Database Selanjutnya, dalam penelitian ini, akan diuraikan tentang tipe-tipe penyimpanan dan database yang tersedia di platform Google Cloud. 2.3.1. Tipe – Tipe Data Storage Tabel 2.1 Tipe Data Storage Terdapat tiga jenis penyimpanan data yang tersedia di Google Cloud Platform, yaitu File Storage, Block Storage, dan Object Storage. Block storage adalah format penyimpanan data yang terkelola dalam volume yang dapat diatur sesuai kebutuhan pengguna, seperti Persistent Disk yang mirip dengan hard disk untuk menyimpan sistem operasi dan file. Persistent Disk juga mendukung mekanisme Snapshot untuk pencadangan data secara inkremental. (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023) Object storage, seperti Google Cloud Storage (GCS), digunakan untuk menyimpan data tidak terstruktur seperti gambar, video, file, dan backup. Data disimpan dalam wadah bernama bucket, yang harus memiliki nama unik secara global. GCS menyediakan empat kelas penyimpanan dengan pilihan lokasi MultiTipe Data Storage Contoh File Storage ../images/logo.png, ../AppLog/logerror.txt, dan Google Drive. Block Storage Hard Disk dan Flash Disk. Object Storage Google Cloud Storage.
11 region, Dual-Region, atau Region, serta fitur canggih seperti Object Lifecycle Management untuk mengatur kejadian yang terjadi pada objek dalam bucket. (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023) Penyimpanan data pada cloud memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan dengan metode penyimpanan tradisional. Dengan menggunakan cloud storage, data dapat diakses secara fleksibel dan praktis dari mana saja dan kapan saja. Selain itu, cloud storage juga dapat diintegrasikan dengan berbagai perangkat seperti smartphone, tablet, dan komputer pribadi, sehingga memudahkan akses dan penggunaan data. (R. Oktafeearto, Ridarmin, & C.E. Firman, 2018). File storage adalah jenis penyimpanan data yang menggunakan struktur hierarki file, di mana file disimpan dalam folder dan dapat diakses melalui jalur folder yang ditentukan. Contohnya adalah Google Filestore, yang merupakan layanan terkelola untuk penyimpanan file dengan mekanisme NFS. Filestore umumnya digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan antarmuka file dan berbagi file system dengan latensi rendah untuk akses data. (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023) 2.3.2. Tipe – Tipe Database Tabel 2.2 Tipe Database Tipe-Database Contoh Relational Cloud SQL, Cloud Spanner, Bare Metal. Non-Relational (No SQL) Firestore dan Cloud Bigtable. In Memory Memory Store.
12 Dalam umumnya, terdapat dua jenis database yang sering digunakan untuk menyimpan data dalam aplikasi, yaitu relational database dan non-relational database. (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023) Relational database merupakan jenis database yang menggunakan skema penyimpanan berbasis tabel yang terdiri dari baris dan kolom. Database ini digunakan untuk menyimpan data terstruktur dalam bentuk tabel, mirip dengan spreadsheet atau file excel. Pengelolaan data pada relational database menggunakan bahasa kueri SQL (Structured Query Language), yang digunakan untuk mengelola data seperti membuat kueri, memperbarui, mengedit, atau menghapus data. Contoh dari relational database adalah MySQL, PostgreSQL, Microsoft SQL Server, dan MariaDB. Google Cloud menyediakan layanan seperti Cloud SQL dan Cloud Spanner untuk mengelola relational database. (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023) Dengan adopsi teknologi cloud, pengelolaan database berbasis SQL yang sebelumnya bergantung pada perintah berbasis command line dapat dilakukan dengan lebih mudah. Layanan yang disediakan oleh cloud untuk mengelola database berbasis SQL, terutama fungsi DML (Data Manipulation Language), mempermudah pengguna yang tidak memiliki pemahaman dalam bahasa SQL untuk mengelola database secara mandiri. Dengan demikian, pengguna yang tidak memiliki pengetahuan tentang bahasa SQL dapat dengan mudah memanfaatkan layanan ini untuk mengolah database SQL. (H. Wintolo, N.D. Retnowati, & A.A.I. Ibrahim, 2020). Sementara itu, non-relational database adalah jenis database yang tidak menggunakan skema yang kaku dan dapat menyimpan data dalam format yang berbeda, seperti key-value, dokumen, grafik, atau wide-column. Berbeda dengan relational database yang menggunakan tabel, non-relational database tidak memiliki skema data yang baku, sehingga struktur penyimpanan datanya dapat bervariasi. Non-relational database juga dikenal sebagai NoSQL (Not Only SQL) database, karena dapat menggunakan bahasa kueri yang berbeda tergantung pada tipe data dan format penyimpanannya. Contoh dari non-relational database
13 termasuk MongoDB, Cassandra, dan Redis. Google Cloud menyediakan layanan seperti Firestore dan Bigtable untuk tipe database ini. (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023) 2.4. Security Dan Compliance Selanjutnya, dalam penelitian ini, akan dijelaskan tentang keamanan (security) dan kepatuhan (compliance) yang dapat ditemukan dalam platform Google Cloud. 2.4.1. Management Identitas dan Akses Dalam Google Cloud Platform (GCP), terdapat fitur penting yang disebut Manajemen Identitas dan Akses. Fitur ini dirancang untuk mengelola hak akses pengguna terhadap sumber daya yang ada dalam lingkungan GCP. Tujuan utamanya adalah untuk mengidentifikasi siapa pengguna yang diberi wewenang untuk melakukan tindakan tertentu pada sumber daya mana pun. (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023) Tabel 2.3 IAM Policy IAM Policy Contoh Identity Google Account, Service Account, Google Group, dan Google Apps Domain. Role Owner, Viewer, Editor, Compute.instanceAdmin, dan lain-lain. Resource Cloud Platform, Projects, Compute Engine, App Engine, Cloud Storage, dan Cloud Logging.
14 Cloud Identity and Access Management (IAM) di GCP bertanggung jawab mengatur tiga komponen penting dalam manajemen ini. Pertama, adalah identitas pengguna, di mana administrator dapat mengelola informasi tentang akun pengguna yang memiliki hak akses ke sumber daya tertentu. Kemudian, terdapat peran, yang merupakan kumpulan hak akses atau izin yang dapat ditetapkan untuk akun pengguna. Dengan menetapkan peran tertentu, administrator dapat mengontrol tindakan yang diizinkan untuk dilakukan oleh pengguna pada sumber daya yang diberikan. Terakhir, adalah sumber daya itu sendiri, yang merujuk pada berbagai sumber daya yang ada di GCP, seperti mesin virtual, penyimpanan data, atau layanan lainnya. Sumber daya ini dapat diatur berdasarkan peran yang dimiliki oleh pengguna, sehingga memungkinkan pengaturan yang tepat terkait akses dan tindakan yang dapat dilakukan. (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023) Melalui Cloud IAM, pengguna dapat dengan mudah mengelola identitas, peran, dan hak akses pengguna pada sumber daya yang ada di Google Cloud Platform. Dengan demikian, fitur ini memberikan tingkat keamanan dan kendali yang tinggi dalam pengaturan akses pengguna yang tepat pada lingkungan GCP. (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023) Untuk mencegah terjadinya pencurian data, ada beberapa langkah yang dapat diambil, seperti menghindari risiko keamanan seperti kehilangan atau kebocoran data, pembajakan akun atau layanan, serta mengimplementasikan manajemen identitas dan kontrol akses yang merupakan kebutuhan utama dalam lingkungan SaaS Cloud Computing perusahaan. (Y. Fauziah, 2014) 2.4.2. Enkripsi Enkripsi adalah metode untuk mengubah data menjadi bentuk yang tidak bisa dibaca oleh manusia menggunakan algoritma tertentu. Ini membantu melindungi informasi dari akses yang tidak sah. Dekripsi adalah kebalikan dari enkripsi, yaitu mengubah data yang telah dienkripsi menjadi bentuk semula. (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023)
15 Gambar 2.4 Encryption works Dalam enkripsi, kunci digunakan untuk mengunci dan membuka kunci informasi. Ada dua jenis sistem penguncian yang umum digunakan. Pertama, enkripsi simetris menggunakan kunci tunggal yang sama untuk enkripsi dan dekripsi. Kedua, enkripsi asimetris menggunakan sepasang kunci yang terdiri dari kunci pribadi dan kunci publik. (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023) Google Cloud menyediakan layanan pengelolaan kunci enkripsi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan Anda. Cloud Key Management Service (Cloud KMS) adalah layanan yang memungkinkan Anda membuat, mengimpor, dan mengelola kunci kriptografi. Anda dapat menggunakan kunci ini untuk melakukan operasi enkripsi dan dekripsi dalam lingkungan cloud. Cloud KMS dapat digunakan secara langsung atau terintegrasi dengan layanan Google Cloud lainnya melalui Customer-Managed Encryption Keys (CMEK). (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023) Cloud computing merupakan pilihan yang dipilih karena memiliki keamanan yang tinggi, terutama dalam hal enkripsi SSL yang digunakan untuk mengamankan setiap file yang disimpan di cloud storage. Selain itu, cloud computing juga memberikan fleksibilitas akses yang luas, dimana pengguna dapat
16 mengaksesnya dari berbagai jaringan asalkan mereka memiliki akun untuk cloud tersebut. Akun dapat dibuat secara langsung melalui halaman utama cloud menggunakan web browser dan dapat diakses melalui berbagai media komunikasi selama terhubung ke internet. (B.L. Wilopo & W. Sulistyo, 2016) 2.4.3. Compliance Gambar 2.5 Compliance Kepatuhan (compliance) merupakan usaha yang dilakukan oleh sebuah bisnis untuk memenuhi peraturan hukum, prosedur, dan standar yang berlaku dalam layanan yang disediakan kepada masyarakat di suatu wilayah. Kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku di wilayah yang relevan sangat penting bagi sebuah bisnis karena kepatuhan bersifat wajib dan harus dijalankan, mencerminkan kredibilitas bisnis, membangun kepercayaan di antara semua pihak yang terlibat, dan membantu dalam mengelola risiko bisnis. (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023) Beberapa contoh kepatuhan yang harus dipatuhi oleh berbagai pelaku bisnis seperti General Data Protection Regulation (GDPR), Health Insurance Portability and Accountability Act (HIPAA), dan Payment Card Industry Data Security (PCI-DS). Kepatuhan ini menjadi langkah penting bagi bisnis dalam
17 menjaga privasi data pengguna, menjaga kepercayaan pelanggan, dan meminimalkan risiko keamanan. (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023) 2.5. Cost Dan Billing Terakhir, dalam konteks penelitian ini, akan dijelaskan mengenai cost dan billing yang tersedia di platform Google Cloud. Di Google Cloud, pengguna dapat mengelola biaya dengan efektif dan mengontrol pengeluaran. Pembayaran dilakukan secara pay-as-you-go, hanya untuk layanan yang digunakan. Biaya dihitung per menit, semakin lama penggunaan semakin hemat. Terdapat produk free tier dengan batasan penggunaan. Pengguna juga dapat memanfaatkan kesepakatan seperti sustained use discounts dan committed use discounts untuk mendapatkan diskon dengan penggunaan berkelanjutan atau komitmen jangka waktu tertentu. (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023) 2.5.1. Free Trial Credit dan Free Tier Gambar 2.6 Free trial credit
18 Untuk mendapatkan free trial credit di Google Cloud, Anda perlu mendaftar menggunakan kartu kredit atau debit yang terverifikasi. Kartu tersebut akan dikenakan biaya verifikasi sebesar satu dolar. Setelah itu, Anda akan mendapatkan credit virtual senilai 300 dolar yang dapat digunakan selama 90 hari untuk menggunakan berbagai layanan GCP dalam lingkungan cloud yang nyata. Selain itu, terdapat juga produk free tier dengan lebih dari 20 produk gratis yang bisa digunakan, namun dengan batasan penggunaan setiap bulannya. Jika penggunaan melebihi batasan tersebut, Anda masih dapat menggunakan free trial credit yang akan berkurang secara otomatis. (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023) 2.5.2. Discounts Anda dapat menghemat biaya dalam penggunaan layanan di GCP melalui diskon yang ditawarkan melalui sustained use discounts (SUDs) dan committed use discounts (CUDs). (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023) Sustained use discounts (SUDs) adalah diskon otomatis yang diberikan saat Anda menjalankan sumber daya komputasi secara terus-menerus selama periode tertentu. Diskon ini diberikan berdasarkan persyaratan penggunaan yang telah ditentukan. Misalnya, jika Anda menggunakan compute engine secara terusmenerus selama 7 hari atau sebulan, Anda akan mendapatkan diskon secara otomatis. (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023) Committed use discounts (CUDs) adalah diskon yang diberikan ketika Anda menggunakan beberapa produk layanan dalam jangka waktu satu atau tiga tahun secara terus-menerus. Terdapat dua jenis CUDs, yaitu spend-based dan resource-based. Diskon spend-based diberikan berdasarkan penggunaan minimum layanan setiap bulannya. Diskon resource-based diberikan sebagai imbalan atas komitmen Anda untuk menggunakan sumber daya tertentu secara terus-menerus. (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023)
19 Tabel 2.4 Spend-based Tabel 2.5 Resource-based Tipe Komitmen Layanan yang Digunakan Cloud SQL Periode komitmen 1 Tahun Region us-central1 Komitmen sesuai permintaan $26.50/jam Biaya komitmen per jam (diskon 25%) $19.875/jam Biaya komitmen per 30 hari $14.310/bulan Perkiraan penghematan $4.770/bulan Tipe Komitmen Layanan Instance yang Digunakan Tipe mesin: Generalpurpose(N2), Core: 15 vCPU, Memori: 13.5 GB. Periode komitmen 1 Tahun Region us-central1 Perkiraan biaya on-demand $407.07/jam Perkiraan biaya bila berkomitmen $224.37/jam Perkiraan penghematan $162.70/bulan
20 2.5.3. Billing Reports Gambar 2.7 Cloud Billing reports Untuk melihat total tagihan Anda di GCP, Anda dapat mengakses halaman Billing Reports. Di sana, Anda akan menemukan laporan rinci mengenai pengeluaran biaya untuk berbagai layanan yang telah Anda gunakan. Grafik dan informasi menarik akan memberikan gambaran tentang alasan dan pembagian biaya yang telah Anda keluarkan untuk layanan di GCP. (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023) Salah satu fitur yang tersedia dalam Billing Reports adalah Cost breakdown report. Laporan ini akan memberikan ringkasan mengenai jumlah anggaran yang telah Anda alokasikan, besaran diskon yang Anda dapatkan, dan total biaya yang harus Anda bayar secara aktual. Dengan adanya laporan ini, Anda
21 dapat dengan mudah melihat dan menganalisis pengeluaran biaya Anda di GCP. (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023) 2.5.4. Budgets and Alerts Untuk mengelola pengeluaran dengan lebih baik, disarankan untuk menggunakan fitur Budgets & Alerts yang tersedia di GCP. Fitur ini memungkinkan Anda untuk mengatur dan mengendalikan anggaran pengeluaran dengan menggunakan sistem penganggaran. Anda dapat menetapkan batas maksimum biaya yang dapat digunakan oleh Anda dan tim di lingkungan GCP. (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023) Gambar 2.8 Budget & alert creation interface Selain itu, terdapat juga fitur Alerts yang akan mengirimkan notifikasi melalui email saat anggaran yang telah ditetapkan melebihi batas yang telah ditetapkan. Hal ini akan memberikan peringatan kepada Anda agar dapat mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengendalikan pengeluaran biaya. Dengan memanfaatkan fitur Budgets & Alerts, Anda dapat memiliki kendali yang
22 lebih baik atas pengeluaran biaya di GCP dan menghindari melampaui anggaran yang telah ditetapkan. (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023) 2.5.5. Quotas Gambar 2.9 Chart and Monitor Quotas Metrics Setiap resource yang ada di GCP memiliki kuota penggunaan yang terbagi menjadi tiga kategori utama. Pertama, ada kuota sumber daya yang mengatur seberapa banyak sumber daya yang dapat Anda buat dalam satu project. Contohnya, Anda mungkin hanya diizinkan memiliki 5 jaringan VPC per project. Kedua, ada kuota akses yang membatasi seberapa cepat Anda dapat membuat permintaan API dalam suatu project. Sebagai contoh, secara default Anda mungkin hanya diperbolehkan membuat 5 tindakan per detik untuk setiap project saat menggunakan Cloud Spanner API. Ketiga, ada kuota region yang membatasi sejumlah sumber daya tertentu yang dapat Anda miliki di suatu region. Sebagai contoh, secara default Anda mungkin hanya diizinkan memiliki 24 CPU per region. (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023)
23 Kuota-kota ini diterapkan untuk mencegah penggunaan yang tidak terkendali, baik karena kesalahan pengguna atau serangan berbahaya. Misalnya, kuota dapat mencegah Anda secara tidak sengaja membuat 100 instance Compute Engine daripada hanya 10 instance menggunakan perintah gcloud. Dengan adanya kuota ini, Anda dapat memastikan penggunaan sumber daya yang terkendali dan melindungi lingkungan GCP dari penggunaan yang berlebihan atau tidak sesuai. (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023) 2.6. Meningkatkan Nilai Bisnis Bisnis yang berhasil adalah yang dapat beradaptasi dengan cepat mengikuti perubahan pasar, terutama dengan teknologi yang terus berkembang pesat. Modernisasi infrastruktur melalui teknologi cloud membuka peluang untuk mengatasi masalah bisnis dengan lebih efisien dan mendapatkan wawasan yang lebih luas dari data pengguna. Google Cloud, sebagai penyedia layanan cloud terkemuka, menyediakan berbagai fitur yang mendukung transformasi digital bagi bisnis sehingga tujuan tersebut dapat tercapai dengan baik. (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023) 2.6.1. Modernisasi Infrastruktur Menurut laporan dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Badan Pusat Statistik, dan United Nation Population Fund pada akhir tahun 2018, tercatat ada sekitar 58,97 juta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia. Sayangnya, hanya sekitar 3,79 juta di antaranya yang telah mengadopsi teknologi dalam operasional bisnis mereka. Hal ini menjadi perhatian karena dalam era digital, adaptasi teknologi menjadi sangat penting, terutama karena UMKM memainkan peran krusial dalam pertumbuhan ekonomi negara. (Microsoft Indonesia, 2019)
24 Pentingnya teknologi juga tercermin dalam pertumbuhan pesat komputasi awan (cloud) yang memberikan dorongan bagi semua sektor industri untuk berkembang lebih cepat. Microsoft, misalnya, meyakini bahwa teknologi cloud dapat menjadi landasan bagi setiap organisasi untuk berinovasi dan memanfaatkan peluang yang lebih baik. (Microsoft Indonesia, 2019) Perkembangan pesat teknologi mengakibatkan perusahaan harus meninggalkan teknologi tradisional demi yang lebih canggih, user-friendly, dan cost-efektif. Kemampuan beradaptasi dengan teknologi terkini menjadi keharusan karena memungkinkan perusahaan mengikuti perubahan permintaan pasar dengan mudah. Penggunaan cloud menjadi pilihan utama karena memberikan kepraktisan dibanding teknologi lama. (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023) Contoh modernisasi infrastruktur tradisional ke teknologi modern adalah migrasi ke Google Cloud. Aplikasi cloud-native di sana meningkatkan nilai bisnis secara efisien. Layanan GCP memungkinkan inovasi yang lebih cepat dengan fiturfiturnya yang mempermudah proses modenisasi infrastruktur. Sebagai contoh, Compute Engine memiliki fitur auto scaling di Managed Instance Group yang secara otomatis menyesuaikan jumlah instance sesuai permintaan traffic. (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023) 2.6.2. Rehosting dan Replatforming Dalam mengadopsi modernisasi teknologi menggunakan cloud, terdapat beberapa istilah yang populer di kalangan pebisnis. Berikut di antaranya menurut (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023) : 1. Rehosting, merupakan dimana suatu perusahaan melakukan modernisasi teknologi dengan memindahkan aplikasi mereka ke lingkungan cloud tanpa mengubah struktur atau arsitektur aplikasi tersebut. Proses ini juga dikenal sebagai "lift and shift" karena aplikasi dipindahkan tanpa perubahan yang signifikan. Biasanya, perusahaan yang memilih rehosting akan menggunakan layanan Infrastructure as a Service (IaaS)
25 di awal, namun kemudian dapat beralih dan memanfaatkan layanan yang lebih canggih seperti Platform as a Service (PaaS) atau Software as a Service (SaaS) seiring berjalannya waktu. Google Cloud menyediakan berbagai layanan yang mencakup Infrastructure as a Service (IaaS), Platform as a Service (PaaS), dan Software as a Service (SaaS). Dengan IaaS, pengguna dapat menggunakan server tanpa harus membeli perangkat keras fisik, melakukan pemeliharaan rutin, atau mengkonfigurasi perangkat tersebut. Sementara itu, SaaS memungkinkan pengguna untuk menjalankan aplikasi yang dikelola oleh pihak ketiga melalui internet, sehingga mereka dapat menggunakan layanan tersebut tanpa perlu memahami detail teknis dari aplikasi tersebut. Dengan PaaS, pengembang dapat membangun dan menggunakan kerangka kerja yang telah disesuaikan untuk membuat aplikasi. Layanan model PaaS memungkinkan perusahaan atau penyedia pihak ketiga untuk mengelola semua aspek server, penyimpanan, dan jaringan, sehingga pengembang dapat fokus pada pembuatan aplikasi tanpa harus khawatir tentang pengelolaan infrastruktur tersebut. (Id Cloud Host, 2021). Layanan-layanan yang tersedia dalam Google Cloud Platform dapat dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan model pelayanannya. Pertama, terdapat layanan yang menggunakan Infrastructure as a Service, seperti Compute Engine, Cloud Storage, Virtual Private Cloud, dan Persistent Disk. Kedua, terdapat layanan yang menggunakan Platform as a Service, seperti Google App Engine dan Cloud Functions. Dan ketiga, terdapat layanan yang menggunakan Software as a Service, seperti Google Workspace. (Dimas, 2022). Layanan Google Kubernetes Engine dapat digolongkan sebagai layanan Container as a Service (CaaS) atau terkadang disebut Kubernetes as a Service (KaaS). Fungsinya adalah memungkinkan pelanggan untuk dengan mudah menjalankan container Docker mereka
26 di dalam lingkungan Kubernetes yang dikelola sepenuhnya. Dengan demikian, pengguna dapat lebih fokus pada aplikasi mereka tanpa perlu khawatir tentang kompleksitas infrastruktur yang mendasarinya. (Kubernetes, 2023). 2. Replatforming, merupakan langkah transformasi digital yang diambil oleh perusahaan untuk memanfaatkan teknologi cloud dalam memodernisasi infrastruktur mereka. Dalam proses ini, aplikasi yang sudah ada akan disesuaikan dan dioptimasi agar berfungsi secara optimal di lingkungan cloud. Keuntungannya adalah sistem dapat berjalan secara berkelanjutan dan optimal ketika dioptimasi dengan baik, dan jika infrastruktur yang ada sudah berfungsi baik, replatforming menjadi pilihan yang lebih tepat daripada rehosting. Penting bagi organisasi yang memilih replatforming untuk memperhatikan peningkatan keahlian karyawan dalam menggunakan teknologi berbasis cloud yang lebih baru seperti managed database atau serverless data warehouse untuk mengoptimalkan hasilnya. Perlu diingat bahwa kedua pendekatan ini memiliki manfaat dan tantangan masing-masing, dan pemilihan antara rehosting dan replatforming harus didasarkan pada kebutuhan dan tujuan bisnis perusahaan. 2.6.3. Modernisasi Platform Bisnis Modernisasi saat ini berjalan dengan cepat dan tak terbendung, mengenai semua aspek kehidupan seperti sosial, pendidikan, hukum, dan lain-lain. Modernisasi diartikan sebagai proses perubahan dari cara konvensional ke cara yang lebih modern. Perubahan ini tidak hanya mencakup hal-hal baru dalam kehidupan, tetapi juga mengubah aspek-aspek yang sudah ada sebelumnya karena dipengaruhi oleh arus modernisasi. (L.B. Rahayu & N. Syam, 2021)
27 Modernisasi platform bisnis sangat penting karena dapat memberikan pengelolaan biaya yang lebih efisien melalui penggunaan teknologi berbasis cloud yang ekonomis. Proses modernisasi juga memungkinkan otomatisasi proses yang berulang, serta mempermudah pengelolaan komunikasi antar aplikasi melalui penggunaan API yang dapat beroperasi di berbagai platform, termasuk cloud dan on-premise. Contohnya, layanan Apigee menawarkan kemudahan dalam mengembangkan dan mengelola API, dan Anda bahkan dapat menghasilkan pendapatan dengan memonetisasi API tersebut ketika digunakan oleh orang atau perusahaan lain. Dengan demikian, modernisasi platform bisnis memberikan keuntungan dalam efisiensi, fleksibilitas, dan potensi pemasukan baru melalui layanan berbasis cloud. (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023) 2.6.4. Modernisasi Aplikasi Memodernisasi aplikasi lama atau menciptakan aplikasi baru di cloud adalah suatu langkah yang sangat penting. Modernisasi ini membantu mencapai tingkat ROI yang lebih tinggi serta mendorong inovasi yang lebih cepat. Namun, proses modernisasi juga membawa beberapa tantangan, termasuk kompleksitas dan keterbatasan aplikasi lama. Google Cloud merekomendasikan penggunaan kontainer, seperti Google Kubernetes Engine (GKE) dan Cloud Run, untuk menampung dan mengisolasi aplikasi lama agar dapat berjalan lebih efisien dan fleksibel di lingkungan cloud. (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023) Google Kubernetes Engine (GKE) menyederhanakan proses pengelolaan dan penemuan aplikasi dalam wadah (container) dengan mengorganisasikannya menjadi unit logis. Platform ini memungkinkan pengguna untuk dengan mudah men-deploy dan mengoperasikan aplikasi dalam skala besar menggunakan infrastruktur Google. GKE adalah pilihan yang tepat jika Anda memerlukan platform yang memungkinkan konfigurasi infrastruktur yang menjalankan aplikasi dalam wadah, termasuk aspek-aspek seperti jaringan, penskalaan, keamanan, dan perangkat keras. Banyak industri telah mengadopsi Kubernetes dan Google
28 Kubernetes Engine, termasuk di antaranya adalah robotika, layanan kesehatan, ritel, pendidikan, game, dan layanan keuangan. (Google Cloud, 2023) Selain itu, perbandingan antara aplikasi monolitik dengan mikro layanan (microservices) menjadi pertimbangan penting dalam modernisasi. Arsitektur mikro layanan memberikan fleksibilitas dan relevansi di era modern, memungkinkan aplikasi dipecah menjadi komponen independen yang dapat discaling secara terpisah, tanpa perlu meningkatkan seluruh infrastruktur. Pemulihan dari downtime juga menjadi fokus penting dalam modernisasi. Dengan mengadopsi fitur-fitur seperti replikasi yang ditawarkan oleh Google Cloud, aplikasi dapat direplikasi dan dijalankan di zona yang berbeda untuk menghindari kegagalan sistem. (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023) Secara keseluruhan, memodernisasi aplikasi dengan bantuan cloud memberikan berbagai keuntungan, termasuk peningkatan efisiensi, kinerja, dan kemampuan pemulihan dari masalah teknis. Ini membuka peluang bagi perusahaan untuk mengoptimalkan investasi mereka dan berinovasi lebih cepat dalam era teknologi yang terus berkembang. 2.6.5. Pola Modernisasi Aplikasi Bagaimana caranya mengubah aplikasi legacy atau memodernisasi aplikasi berbasis cloud? Berikut beberapa pola atau strategi pengembangan aplikasi yang bisa diperhatikan menurut (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023): 1. Pola "Pindah aplikasi tanpa perubahan (lift and shift)": Salah satu pendekatan sederhana untuk mengubah aplikasi legacy atau memodernisasi aplikasi berbasis cloud adalah dengan memindahkan aplikasi tersebut tanpa melakukan banyak perubahan. Jika evaluasi sebelumnya menunjukkan bahwa aplikasi sudah berfungsi optimal, maka aplikasi tersebut bisa diangkut dan dijalankan di lingkungan cloud tanpa memerlukan modifikasi yang signifikan.
29 2. Pola "Pindah aplikasi terlebih dahulu, lalu melakukan perubahan (Improve and Move)": Pendekatan ini melibatkan langkah pertama dalam memindahkan aplikasi ke cloud dan kemudian melakukan optimalisasi setelah aplikasi berada di lingkungan cloud. Secara bertahap, aplikasi akan ditingkatkan dan diintegrasikan dengan layanan lain yang tersedia di lingkungan cloud. 3. Pola "Mengubah aplikasi sebelum pindah (Rip and Replace)": Pola pengembangan ini melibatkan perubahan aplikasi sebelum bermigrasi ke lingkungan cloud, sehingga aplikasi sudah siap untuk berjalan dengan baik di lingkungan tersebut. Dengan mempertimbangkan pola-pola pengembangan di atas, aplikasi legacy dapat diubah menjadi lebih sesuai dengan lingkungan cloud atau dimodernisasi agar dapat beroperasi dengan efisien dalam lingkungan tersebut. Pemilihan pola tergantung pada kondisi aplikasi yang ada dan tingkat optimasi yang diperlukan untuk mencapai kinerja terbaik di lingkungan cloud. 2.6.6. Fase Migrasi Aplikasi Gambar 2.10 Fase Migrasi Aplikasi Ada empat tahapan migrasi yang harus diperhatikan menurut (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023), yaitu: 1. Tahap Penilaian (Assess): Pada tahap ini, dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap lingkungan pengembangan yang ada untuk memahami beban kerja aplikasi. Hal ini mencakup mengidentifikasi dependensi, persyaratan aplikasi, biaya, dan aspek lain yang relevan.
30 2. Tahap Perencanaan (Plan): Pada tahap perencanaan, Anda membuat strategi untuk infrastruktur dasar di lingkungan cloud yang sesuai dengan beban kerja. Langkah-langkah yang akan diambil direncanakan dengan mengikuti praktik terbaik dalam memindahkan aplikasi ke cloud. Perencanaan ini melibatkan manajemen identitas, organisasi dan struktur proyek, jaringan, serta pengembangan strategi migrasi. 3. Tahap Implementasi (Deploy): Pada tahap ini, dimulai proses implementasi migrasi aplikasi ke lingkungan cloud. Selama proses migrasi, pengawasan yang cermat diperlukan, dan rencana cadangan harus tersedia untuk mengatasi kemungkinan kegagalan selama migrasi berlangsung. 4. Tahap Optimisasi (Optimize): Tahap terakhir melibatkan pemanfaatan penuh teknologi dan berbagai layanan cloud untuk memperluas potensi bisnis. Aspek yang ditingkatkan mencakup kinerja, skalabilitas, pemulihan bencana, manajemen biaya, serta membuka peluang untuk menerapkan pemelajaran mesin (machine learning) dan integrasi kecerdasan buatan (artificial intelligence) pada aplikasi. Jadi, ada empat fase dalam proses migrasi, yaitu Penilaian, Perencanaan, Implementasi, dan Optimisasi, yang semuanya penting untuk mencapai sukses dalam memindahkan aplikasi ke lingkungan cloud. 2.6.7. Solusi Storage dan Database Perusahaan dapat memigrasikan dan mengelola data perusahaan dengan mempertimbangkan beberapa aspek penting seperti ketersediaan tinggi, keandalan, dan skalabilitas. Menurut (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023), pembahasan di bawah ini menyajikan solusi terkait storage dan database. 1. Ketersediaan Tinggi (High Availability): Ketersediaan yang tinggi berhubungan dengan persentase waktu di mana suatu layanan dapat
31 diakses selama periode tertentu. Misalnya, aplikasi dengan tingkat ketersediaan hingga 99.99% berarti aplikasi tersebut hanya mengalami downtime sekitar 9 detik per hari. 2. Keandalan (Reliability): Tidak ada sistem yang dapat dijamin 100% bebas dari masalah. Di dunia nyata, masalah seperti downtime server, kegagalan perangkat lunak, pelanggaran keamanan, kesalahan pengguna, dan insiden tak terduga lainnya dapat terjadi. Namun, kita dapat menggunakan pendekatan pengembangan aplikasi yang dapat meminimalkan kesalahan untuk mencapai tingkat keandalan yang tinggi. Contohnya, menggunakan layanan yang sepenuhnya dikelola oleh penyedia cloud atau layanan yang menawarkan keandalan skala global seperti Cloud Spanner. 3. Skalabilitas (Scalability): Skalabilitas mengukur kemampuan sistem untuk menangani beban kerja dengan menambahkan atau mengurangi sumber daya. Sebagai contoh, aplikasi web yang scalable adalah aplikasi yang dapat dengan lancar menangani kenaikan atau penurunan penggunaan aplikasi. Pemanfaatan teknologi fully managed dan layanan nirserver (serverless) seperti App Engine memungkinkan penyesuaian beban kerja secara otomatis dan lancar. Hal ini memungkinkan aplikasi untuk mudah menangani lonjakan penggunaan tanpa perlu campur tangan manual. Dengan mempertimbangkan ketersediaan tinggi, keandalan, dan skalabilitas, perusahaan dapat memastikan bahwa proses migrasi dan pengelolaan data berjalan efisien dan memenuhi standar kualitas yang tinggi. 2.6.8. Analisis Cerdas Dengan menerapkan analisis data yang pintar, sebuah perusahaan dapat dengan mudah memperoleh wawasan instan dari volume data yang sangat besar,
32 bahkan mencapai skala petabyte, dengan menggunakan platform analitik yang sepenuhnya dikelola dan serverless yang disediakan di lingkungan cloud. (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023) Sebagai contoh, Google Cloud Platform (GCP) menyediakan layanan BigQuery, yang merupakan layanan data warehouse serverless terdepan dalam industri. Google Big Query merupakan enterprise data warehouse yang dapat membantu menyelesaikan masalah dengan super-fast queri SQL dari infrastructure Google (Siddartha Naidu, 2014) Dengan menggunakan BigQuery, perusahaan dapat mengolah data yang telah dikumpulkan dan menemukan wawasan baru dari informasi tersebut. Selain itu, layanan ini juga memberikan kemampuan untuk mengembangkan sistem yang menggunakan teknologi machine learning, yang dapat digunakan untuk mendeteksi preferensi pengguna berdasarkan data yang telah dikumpulkan. Dengan pemanfaatan teknologi analisis data yang cerdas ini, perusahaan dapat memanfaatkan potensi dari data dalam skala besar dan mengambil keputusan yang lebih cepat dan efektif berdasarkan informasi yang didapatkan dari data tersebut. (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023) 2.6.9. Kecerdasan Buatan Kecerdasan buatan (AI) semakin banyak dimanfaatkan dalam berbagai layanan dan saat ini menjadi pendorong utama inovasi. Contohnya adalah robot yang dirancang untuk mempermudah kehidupan sehari-hari di rumah, sektor kesehatan, hotel, dan restoran, yang secara otomatis mengambil alih banyak tugas manusia. Selain itu, bot virtual mengubah cara layanan pelanggan berjalan, menjadi lebih mandiri dan efisien. Aplikasi AI dan analisis Big Data juga telah mengemban peran dalam menggantikan fungsi portofolio manajer, dan robot sosial seperti Pepper telah digunakan sebagai pengganti penyambut manusia dalam melayani pelanggan dengan ramah. (A. Zein, 2021)
33 Untuk meningkatkan nilai bisnis dan mencapai potensi maksimal, penting bagi perusahaan untuk memiliki kemampuan prediksi yang akurat mengenai tren masa depan. Dengan demikian, diperlukan sistem prediksi yang canggih yang dapat memberikan wawasan mendalam dan membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat untuk arah bisnis ke depan. Untuk tujuan ini, perusahaan dapat memanfaatkan layanan BigQuery ML untuk mengidentifikasi tren yang akan datang. BigQuery ML memungkinkan pemanfaatan kecerdasan buatan (machine learning) secara langsung pada data yang tersimpan dalam BigQuery, sehingga dapat menghasilkan prediksi yang lebih tepat dan mendalam berdasarkan analisis data yang cermat. (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023) Selain itu, perusahaan juga dapat menggunakan Dialogflow, sebuah platform yang digunakan untuk mengembangkan chatbot cerdas. Dengan Dialogflow, perusahaan dapat membangun chatbot yang dapat berinteraksi dengan pelanggan secara otomatis dan memberikan respon yang relevan berdasarkan pemahaman bahasa alami. Hal ini dapat membantu perusahaan memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan dengan lebih baik, serta memberikan pengalaman pelanggan yang lebih baik secara keseluruhan. (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023) Dengan memanfaatkan sistem prediksi yang canggih seperti BigQuery ML dan platform chatbot seperti Dialogflow, perusahaan dapat mengoptimalkan strategi bisnis mereka, meningkatkan keputusan berdasarkan analisis data yang akurat, dan memberikan layanan yang lebih baik kepada pelanggan. 2.6.10. Keamanan Dalam lingkungan cloud, praktik keamanan terbaik yang diutamakan adalah Model Tanggung Jawab Bersama (Shared Responsibility Model). Google Cloud memiliki komitmen untuk membantu menjaga keamanan dan privasi data
34 pelanggan, dengan poin-poin berikut Menurut (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023): 1. Anda adalah pemilik data Anda, bukan Google. Ini berarti data pelanggan sepenuhnya menjadi milik pelanggan. 2. Google tidak menjual data pelanggan kepada pihak ketiga dan tidak menggunakan data pelanggan untuk tujuan periklanan. 3. Google Cloud hanya memproses data pelanggan sesuai dengan instruksi yang telah diberikan. 4. Semua data pelanggan dienkripsi secara default. Google Cloud menjadi penyedia cloud pertama yang secara otomatis mengenkripsi semua data pelanggan saat data tersebut tidak aktif, tanpa perlu intervensi pelanggan. 5. Google Cloud menjamin bahwa hanya pihak yang berwenang yang dapat mengakses data pelanggan, dengan izin yang telah diberikan atau dalam skenario tertentu dengan instruksi khusus. 6. Google tidak memberikan akses kepada entitas pemerintahan atau mematuhi permintaan akses yang melanggar hukum. Google secara aktif menolak permintaan pemerintah yang tidak sah dan secara rutin menerbitkan laporan transparansi yang rinci mengenai permintaan akses dari pemerintah. 7. Praktik privasi Google secara berkala diaudit berdasarkan standar internasional seperti ISO 27-0-17, yang mencakup perlindungan informasi pribadi dalam layanan cloud. Dengan komitmen dan praktik keamanan yang ketat seperti ini, Google Cloud berusaha memberikan jaminan atas keamanan dan privasi data pelanggan dalam lingkungan cloud.
35 2.6.11. Tantangan Keamanan Siber Sesuai dengan definisinya, cyber security adalah aktifitas pencegahan dan pengamanan terhadap sumber daya telematika agar tidak terjadinya kriminalitas di dunia cyber (Cyber Crime). Cyber security juga dapat diartikan upaya untuk menahan dari penyerangan-penyerangan di dunia cyber. (C. Rahmawati, 2019), Lalu, apa saja tantangan keamanan siber? Menurut (Fikri Helmi Setiawan & Dicky Satriawan, 2023) berikut pembahasannya: 1. Phishing, Serangan phishing dilakukan oleh penyerang yang mengumpulkan informasi tentang individu atau anggota organisasi, seperti karyawan atau siswa. Kemudian, mereka membuat email yang sangat spesifik dan ditargetkan untuk menipu orang-orang tersebut agar percaya bahwa pesan tersebut benar-benar asli. 2. Kerusakan Fisik, merujuk pada situasi di mana organisasi tetap bertanggung jawab atas kehilangan data meskipun terjadi kerusakan pada perangkat keras fisik, seperti mati listrik atau bencana alam seperti banjir, kebakaran, dan gempa bumi. Untuk mencegah hal ini, organisasi harus memperhatikan keamanan infrastrukturnya dan memiliki mekanisme cadangan untuk pemulihan bencana (disaster recovery) agar data tidak hilang secara permanen jika terjadi bencana alam. 3. Serangan Malware, Virus, dan Ransomware, dapat menyebabkan kehilangan, kerusakan, atau penghancuran data. Misalnya, ransomware dapat mengenkripsi seluruh file pada sistem sehingga data menjadi tidak dapat diakses hingga tebusan dibayarkan. 4. Sistem Pihak Ketiga yang Tidak Aman, Penggunaan sistem pihak ketiga yang umum, seperti keuangan, inventaris, atau manajemen akun, dapat menjadi ancaman bagi keamanan data jika tidak memiliki langkah keamanan yang memadai dan pemeriksaan rutin. 5. Kurangnya Pengetahuan Ahli, Dalam era perubahan teknologi yang cepat, investasi dalam ahli yang memiliki keterampilan untuk menilai, mengembangkan, menerapkan, dan memelihara rencana keamanan data
36 menjadi sangat penting bagi bisnis agar tetap melindungi diri dari potensi ancaman keamanan data. Pendekatan kolaboratif seperti shared responsibility model dengan penyedia cloud adalah langkah penting untuk menjaga keamanan data organisasi. Google Cloud Platform membantu mengamankan aplikasi bisnis dengan mudah menggunakan arsitektur bawaan seperti hierarki sumber daya, enkripsi data saat beristirahat (encryption at rest), dan cloud IAM yang mengikuti prinsip least privilege dan shared responsibility untuk mengelola hak akses secara spesifik dan terstruktur. Jika diperlukan, Google Cloud juga menyediakan Key Management Service (KMS) untuk menambah lapisan keamanan tambahan pada aplikasi. Google Cloud menyediakan Google Cloud Adoption Framework, sebuah dokumentasi yang membantu mengidentifikasi posisi perusahaan dalam proses migrasi ke cloud sebagai langkah awal untuk meningkatkan keamanan data.
37 3. PEMBAHASAN MASALAH 3.1. Mempersiapkan akun di Google Cloud Dalam konteks penelitian ini, persiapan penting sebelum memulai dengan Google Cloud adalah mendaftar ke platform dengan akun Google yang valid dan memastikan pemahaman tentang kebijakan keamanan, enkripsi data, serta pengaturan anggaran pengeluaran. 3.1.1. Cara membuat akun di google cloud Untuk menggunakan layanan Google Cloud, Anda perlu membuat akun Google Cloud terlebih dahulu. Untuk mendaftar, siapkan Kartu Kredit/Debit dengan logo Visa/Mastercard (atau bisa menggunakan Kartu Debit dari digital banking seperti Jenius, Bank Jago, dan sejenisnya) dengan saldo minimal 1 dolar (sesuaikan dengan kurs saat ini). Saldo 1 dolar ini hanya digunakan untuk verifikasi dan akan dikembalikan nantinya. Jika verifikasi kartu kredit/debit berhasil, Anda akan mendapatkan kredit sebesar 300 dolar yang dapat digunakan untuk mengeksplorasi layanan Google Cloud selama 90 hari. Menarik, bukan? Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat akun di Google Cloud: 1. Buka halaman web Google Cloud pada tautan berikut: https://cloud.google.com/. Setelah halaman web terbuka, klik tombol "Get started for free" untuk mendaftar akun Google Cloud.
38 Gambar 3.1 Google Cloud Platform 2. Masuk menggunakan akun Google yang Anda miliki dengan mengisi kolom Email dan Password yang tersedia. Pastikan akun Anda sudah terverifikasi dan dapat digunakan. Klik tombol "Berikutnya" setelah selesai mengisi. Gambar 3.2 Verifikasi Nama dan Alamat
39 3. Anda akan diarahkan ke halaman registrasi free trial Google Cloud. Langkah pertama adalah memilih negara tempat Anda berada. 4. Pilih opsi yang menggambarkan perusahaan Anda. Jika Anda memilih opsi tersebut, Anda akan diminta untuk mengisi email kantor untuk mendapatkan tambahan kredit sebesar $100. Setelah itu, centang opsi "Terms of Service" dan klik tombol "Continue". 5. Isi informasi pembayaran. Pilih "Individual" sebagai tipe akun jika Anda menggunakan layanan Google Cloud untuk kepentingan pribadi. Jika Anda memiliki NPWP, isilah informasi tersebut di bagian "Tax information". 6. Isi informasi pribadi seperti nama, alamat lengkap, dan nomor HP. 7. Isi informasi kartu kredit/debit untuk metode pembayaran layanan Google Cloud. Gunakan kartu kredit/debit berlogo Visa atau Mastercard yang dapat digunakan untuk pembayaran internasional dengan saldo yang mencukupi (minimal 1 dolar atau sesuai kurs). Gambar 3.3 Metode Pembayaran 8. Setelah semua terisi, lanjutkan proses registrasi dengan mengklik tombol "Start My Free Trial". 9. Selamat! Anda telah berhasil membuat akun Google Cloud. Anda akan diarahkan ke halaman utama Google Cloud. Isi informasi diri sesuai