NSI PERS M PIALA CITRA 2023 Komite FFI 2021-2023 mengadakan konferensi pers pada 2 November 2023. Selain menyampaikan kemajuan persiapan menuju Malam Anugerah Piala Citra FFI 2023, Ketua Komite FFI 2021-2023 mengumumkan nama-nama Dewan Juri Akhir dan Dewan Pengabdian Seumur Hidup untuk Film FFI 2023. Dewan Juri Akhir terdiri dari delapan juri kategori Film Cerita Panjang, tiga juri kategori Film Cerita Pendek, tiga juri kategori Film Animasi, tiga juri kategori Film Dokumenter, dan tiga juri untuk kategori Kritik Film, sedangkan Dewan Pengabdian Seumur Hidup untuk Film terdiri dari tiga orang. 218 KATALOG FFI PIALA CITRA FESTIVAL FILM INDONESIA 2023
Pengumuman daftar nominasi tahun ini yang dilaksanakan di Museum Nasional Indonesia selaras dengan tema FFI, “Citra”. Ini menjadi kesatuan kolaborasi antara FFI sebagai citra perfilman Indonesia dan Museum Nasional Indonesia yang merupakan citra dari Warisan Budaya Indonesia. Tentu ini adalah langkah penting untuk mendukung upaya transformasi museum dan cagar budaya. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi selalu berkomitmen untuk terus hadir memberikan dukungan konkret pada ekosistem kesenian dan kebudayaan, khususnya ekosistem perfilman Indonesia. HILMAR FARID Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek RI MENUJU MALAM ANUGERAH
Festival Film Indonesia (FFI) merupakan ajang tertinggi penghargaan perfilman di Indonesia. FFI di bawah Kemendikbudristek RI adalah mandat untuk membangun ekosistem perfilman Indonesia. FFI menjadi barometer perkembangan perfilman Indonesia pada masa kini dan mendatang. Tiga tahun terakhir kita patut berbangga karena capaian perfilman Indonesia begitu gemilang, baik capaian di industrinya dengan cerminan jumlah penonton maupun capaian secara kritik lewat kemenangan berbagai film Indonesia di ajang festival internasional. AHMAD MAHENDRA Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek RI KATALOG FFI PIALA CITRA FESTIVAL FILM INDONESIA 2023
PERAIH PIA HARGAAN KHUSUSMalam Anugerah Piala Citra Festival Film Indonesia 2023, apresiasi tertinggi bagi insan perfilman Indonesia, diselenggarakan di Ciputra Artpreneur Theater, Kuningan, Jakarta Selatan pada 14 November 2023. Acara berjalan dengan lancar dan dihadiri oleh Bapak Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, beserta jajarannya, perwakilan asosiasi-asosiasi profesi perfilman Indonesia, para juri, nomine, dan tamu undangan. MALAM ANUGERAH PIALA CITRA FESTIVAL FILM INDONESIA 2023
ALA CITRA & PENG S FFI 2023 MALAM ANUGERAH FESTIVAL FILM INDONESIA 202 3 PIALA CITRA
PERAIH PIA HARGAAN KHUSUSMalam Anugerah Piala Citra Festival Film Indonesia 2023, apresiasi tertinggi bagi insan perfilman Indonesia, diselenggarakan di Ciputra Artpreneur Theater, Kuningan, Jakarta Selatan pada 14 November 2023. Acara berjalan dengan lancar dan dihadiri oleh Bapak Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, beserta jajarannya, perwakilan asosiasi-asosiasi profesi perfilman Indonesia, para juri, nomine, dan tamu undangan. MALAM - ANUGE H RA M FESTIVAL FIL A INDONESI 3 202 A IAL P CITRA MALAM ANUGERAH PIALA CITRA FESTIVAL FILM INDONESIA 2023
ALA CITRA & PENG S FFI 2023
Wawancara Ketua Komite FFI 2021-2023, Reza Rahadian, di Karpet Merah FFI 2023. 01 223 MALAM ANUGERAH PIALA CITRA FESTIVAL FILM INDONESIA 2023
Bapak Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek RI, menyampaikan sambutan. 02 224 KATALOG FFI PIALA CITRA FESTIVAL FILM INDONESIA 2023
Bapak Ahmad Mahendra, Direktur Perfilman, Musik & Media, bersama Reza Rahadian, Ibu Franka Franklin Makarim, dan undangan lainnya. 03 Penampilan Gupita Aquilanada dan Rio Sidik mengiringi In Memoriam FFI 2023. 04 225 MALAM ANUGERAH PIALA CITRA FESTIVAL FILM INDONESIA 2023
05 Penampilan Rossa. Penampilan Iwan Fals. 06 226 KATALOG FFI PIALA CITRA FESTIVAL FILM INDONESIA 2023
H. M. Soleh Ruslani & Ram Jethmal Punjabi menerima Piala Citra Pengabdian Seumur Hidup Untuk Film. 08 Dewan Juri Akhir Kategori Film Cerita Panjang membacakan peraih Piala Citra untuk Film Cerita Panjang Terbaik FFI 2023. 07 227 MALAM ANUGERAH PIALA CITRA FESTIVAL FILM INDONESIA 2023
Produser, Sutradara, Pemain, dan Kru Film Cerita Panjang Terbaik FFI 2023, Women from Rote Island. 09 228 KATALOG FFI PIALA CITRA FESTIVAL FILM INDONESIA 2023
PERAIH PIA HARGAAN KHUSUSKomite Festival Film Indonesia 2021-2023 memberikan Piala Citra FFI 2023 kepada 23 insan perfilman dari 22 kategori, termasuk Pengabdian Seumur Hidup untuk Film. Selain itu, Penghargaan Khusus Tanete Pong Masak untuk kategori Kritik Film Terbaik dan penghargaan khusus untuk kategori Film, Aktor, dan Aktris Pilihan Penonton yang melibatkan masyarakat penonton film Indonesia juga masih diberikan. Penghargaan khusus untuk kategori Film, Aktor, dan Aktris Pilihan Penonton tahun ini masing-masing menggunakan nama Lilik Sudjio, A.N. Alcaff, danDhalia,sebagai bagian dari upayaKomite Festival Film Indonesia 2021-2023 untuk memperkenalkan tokohtokoh perfilman yang telah berjasa bagi industri perfilman Indonesia. MALAM ANUGERAH PIALA CITRA FESTIVAL FILM INDONESIA 2023
ALA CITRA & PENG S FFI 2023 Tahun ini, Festival Film Indonesia diwarnai dengan karya-karya film yang memiliki genre dan tema yang beragam, serta kemunculan nama-nama baru dari Indonesia bagian timur. Para nomine pada setiap kategori penghargaan Piala Citra FFI tahun ini juga menunjukkan kekuatan dan kualitas karyanya masing-masing. Berikut adalah peraih Penghargaan Piala Citra dan Penghargaan Khusus Festival Film Indonesia 2023: KATALOG FFI PIALA CITRA FESTIVAL FILM INDONESIA 2023
SUTRADARA TERBAIK Jeremias Nyangoen WOMEN FROM ROTE ISLAND FILM CERITA PANJANG TERBAIK Women from Rote Island PRODUKSI : BINTANG CAHAYA SINEMA & LANGIT TERANG SINEMA PRODUSER : RIZKA SHAKIRA 231 MALAM ANUGERAH PIALA CITRA FESTIVAL FILM INDONESIA 2023
PENULIS SKENARIO ASLI TERBAIK Jeremias Nyangoen WOMEN FROM ROTE ISLAND PENGARAH SINEMATOGRAFI TERBAIK Joseph Christoforus Fofid WOMEN FROM ROTE ISLAND PENULIS SKENARIO ADAPTASI TERBAIK M. Irfan Ramli 24 JAM BERSAMA GASPAR DIWAKILI OLEH CRISTIAN IMANUELL (PRODUSER) 232 KATALOG FFI
PENGARAH ARTISTIK TERBAIK Dita Gambiro LIKE & SHARE PENATA EFEK VISUAL TERBAIK Kalvin Irawan SRI ASIH PENYUNTING GAMBAR TERBAIK Aline Jusria LIKE & SHARE 233 MALAM ANUGERAH PIALA CITRA FESTIVAL FILM INDONESIA 2023
PENATA MUSIK TERBAIK Abel Huray JALAN YANG JAUH JANGAN LUPA PULANG PENCIPTA LAGU TEMA TERBAIK Yura Yunita, Donne Maulana & Marchella F. P. LAGU: JALAN PULANG JALAN YANG JAUH JANGAN LUPA PULANG DITERIMA OLEH YURA YUNITA & DONNE MAULANA PENATA SUARA TERBAIK Aria Prayogi, M. Ichsan Rachmaditta & Muhammad Akbar Patawari LIKE & SHARE DITERIMA OLEH M. ICHSAN RACHMADITTA 234 KATALOG FFI PIALA CITRA FESTIVAL FILM INDONESIA 2023
PENATA BUSANA TERBAIK Retno Ratih Damayanti PUISI CINTA YANG MEMBUNUH PENATA RIAS TERBAIK Aktris Handradjasa SRI ASIH PEMERAN UTAMA PRIA TERBAIK Reza Rahadian BERBALAS KEJAM 235 MALAM ANUGERAH PIALA CITRA FESTIVAL FILM INDONESIA 2023
PEMERAN UTAMA PEREMPUAN TERBAIK Sha Ine Febriyanti BUDI PEKERTI PEMERAN PENDUKUNG PEREMPUAN TERBAIK Prilly Latuconsina BUDI PEKERTI PEMERAN PENDUKUNG PRIA TERBAIK Marthino Lio THE BIG 4 DIWAKILI OLEH TIMO TJAHJANTO (SUTRADARA) 236 KATALOG FFI PIALA CITRA FESTIVAL FILM INDONESIA 2023
FILM CERITA PENDEK TERBAIK Evakuasi Mama Emola SUTRADARA: ANGGUN PRIAMBODO PRODUSER: RENO F. JUNIRMAN & EDWIN DITERIMA OLEH KELVIN NUGROHO (PENYUNTING GAMBAR), SITI FAUZIAH (PEMAIN), ANGGUN PRIAMBODO (SUTRADARA), RICKY MALAU (PEMAIN) & RENO F. JUNIRMAN (PRODUSER) FILM ANIMASI PENDEK TERBAIK Trungtung SUTRADARA: BONY WIRASMONO PRODUSER: RICKY MANOPPO & ADITYA TRIANTORO DITERIMA OLEH BONY WIRASMONO 237 MALAM ANUGERAH PIALA CITRA FESTIVAL FILM INDONESIA 2023
FILM DOKUMENTER PENDEK TERBAIK Wisisi Nit Meke SUTRADARA: ARIEF BUDIMAN, HARUN RUMBARAR & BONNY LANNY PRODUSER: WOK THE ROCK DITERIMA OLEH WOK THE ROCK FILM DOKUMENTER PANJANG TERBAIK Eksil SUTRADARA: LOLA AMARIA PRODUSER: LOLA AMARIA PENGABDIAN SEUMUR HIDUP UNTUK FILM H. M. Soleh Ruslani PENGABDIAN SEUMUR HIDUP UNTUK FILM Ram Jethmal Punjabi 238 KATALOG FFI
PENGHARGAAN TANETE PONG MASAK KRITIK FILM TERBAIK FFI 2023 Like & Share: Yang Tidak Tertangkap Layar dari Rekaman KBGO PENULIS: PERMATA ADINDA PENGHARGAAN LILIK SUDJIO FILM PILIHAN PENONTON FFI 2023 Ketika Berhenti di Sini PRODUKSI: SINEMAKU PICTURES PRODUSER: YAHNI DAMAYANTI, PRILLY LATUCONSINA, LISBETH SIMARMATA & UMAY SHAHAB DITERIMA OLEH UMAY SHAHAB (SUTRADARA DAN PRODUSER), PRILLY LATUCONSINA (PEMAIN DAN PRODUSER) & BRYAN DOMANI (PEMAIN) 239 MALAM ANUGERAH PIALA CITRA FESTIVAL FILM INDONESIA 2023
PENGHARGAAN DHALIA AKTRIS PILIHAN PENONTON FFI 2023 Rachel Vennya SLEEP CALL PENGHARGAAN A. N. ALCAFF AKTOR PILIHAN PENONTON FFI 2023 Refal Hady KETIKA BERHENTI DI SINI 240 KATALOG FFI PIALA CITRA FESTIVAL FILM INDONESIA 2023
CATATAN AKHIR FFI 2023 CATATAN AKHIR FFI 2023
BERJEJA BERPROSES, DAN TUMBUH BERSAMA Catatan Ketua Komite FFI 2021-2023 243
RING, Kami, Komite Festival Film Indonesia 2021- 2023, akhirnya tiba di ujung masa bakti. Masa yang telah dilalui dengan kerja keras semua komite dan tim kerja yang terlibat. Mulai dari menyelenggarakan FFI di tengah pandemi dengan berbagai keterbatasan, hingga di hari ini dengan situasi yang jauh lebih baik, sehingga FFI bisa dirasakan dan dihadiri insan film yang lebih banyak lagi. Selama tiga tahun bertugas, ada pencapaian-pencapaian yang bisa kita syukuri. Bersama dengan beberapa insan perfilman, kami turut mendorong pengukuhan Bapak Perfilman Indonesia Usmar Ismail sebagai pahlawan nasional pada tahun 2021. Kami juga mendorong lahirnya Akademi Citra sebagai platform bagi seluruh peraih Piala Citra untuk memberikan suara dan menentukan nominasi FFI sesuai kategori yang pernah diraih. Untuk kepentingan penjurian karya film-film terbaik, kami memperbarui sistem penjurian berdasarkan hasil diskusi kelompok terarah, serta membuat sebuah Ruang Penayangan FFI untuk memfasilitasi proses penjurian tersebut. Kami bersyukur, dengan segala upaya, kami dapat melampaui semua tantangan sehingga ekosistem perfilman Indonesia mampu bertumbuh bersama dengan Festival Film Indonesia, yang terlihat dari kualitas dan kuantitasnya selama tahun 2021-2023, baik di dalam negeri maupun di kancah internasional. Namun, sebuah kerja kolaborasi kepengurusan FFI tidak semata untuk pencapaian kualitas dan kuantitas, tetapi juga merepresentasikan peta dan dinamika sinema Indonesia. Akhir masa bakti ini bukanlah sebuah perpisahan, tapi sebuah transisi untuk masa depan FFI yang lebih baik lagi. Komite dan Tim Kerja FFI 2021-2023 telah membangun struktur landasan dasar organisasi yang terdata, tertulis, dan terakses untuk seluruh ekosistem film yang bisa digunakan oleh Komite FFI selanjutnya. Komite dan Tim Kerja FFI 2021-2023 telah bekerja keras mewujudkan sebuah kolaborasi kepengurusan dan menjadi keluarga besar saya selama tiga tahun terakhir. Atas nama seluruh Komite dan Tim Kerja FFI 2021-2023, terimalah salam kami, dengan segala peluh, tawa, air mata dan kenangan, serta rasa terima kasih, kepada seluruh pihak yang telah mendukung kami, sejak tahun 2021 hingga hari ini. Selamat bekerja untuk Komite FFI masa bakti 2024- 2026. Jayalah perfilman Indonesia! Reza Rahadian Ketua Komite FFI 2021-2023 244 KATALOG FFI PIALA CITRA FESTIVAL FILM INDONESIA 2023
MEMBA- NGUN EKOSISTEM FILM INDONESIA Catatan Ketua Bidang Pejurian FFI 2021-2023 Ketika diminta menjadi Ketua Komite Bidang Penjurian oleh Reza Rahadian, kami bersepakat bahwa Komite FFI 2021-2023 menghadapi tantangan yang cukup berat. Pertama, masa tugas FFI 2021-2023 yang dimulai saat situasi pandemi berlangsung memerlukan daya dorong untuk bangkit kembali. Kedua, FFI berhadapan dengan era baru ekosistem media, yakni film Indonesia di tengah ekosistem media baru. Kemunculan layanan media Over-The-Top (OTT), baik di luar maupun di dalam negeri, membawa 245 CATATAN AKHIR FFI 2023
dinamika baru industri sinema nasional, dari distribusi, apresiasi, cara produksi, dan eksplorasi sumber daya manusia, serta hubungannya dengan dinamika industri sinema global. Ketiga, kebangkitan film sesungguhnya tidak saja bertumpu pada kualitas dan standardisasi sumber daya manusia, tapi juga kualitas organisasi profesi film. Pada perspektif ini, terbaca masih lemahnya daya hidup asosiasi-asosiasi profesi perfilman hingga Badan Perfilman Indonesia (BPI). Menimbang ketiga perspektif di atas, maka peran FFI tidak saja fokus pada pencapaian, tapi juga kemampuan menumbuhkan daya hidup asosiasi perfilman dan institusi film. Di sisi lain, festival juga harus mampu ikut serta membangun ekosistem industri film sekaligus seni film. Pada aspek organisasi, FFI harus mampu menumbuhkan empat hal penting. Pertama, sistem penjurian yang mampu membangun jejaring dan partisipasi asosiasi guna menumbuhkan ekosistem film. Oleh karena itu, sistem penjurian dibuat secara berjenjang, yang diawali dengan seleksi nominasi dengan metode voting oleh asosiasi-asosiasi profesi perfilman dan para peraih Piala Citra yang tergabung dalam Akademi Citra FFI. Kedua, sistem Dewan Juri Akhir mewakili berbagai aspek ekosistem film, dari asosiasi profesi perfilman, pelaku industri, kritikus hingga budayawan. Sistem Dewan Juri Akhir ini memungkinkan hasil nominasi lewat sistem voting dinilai berbasis diskusi dan argumentasi. Ketiga, seluruh sistem dan gerak organisasi FFI 2021-2023 harus dapat diakses secara terbuka dan tersistematisasi. Keempat, FFI 2021-2023 senantiasa bertumpu pada sistem demokrasi, yakni penetapan sistem penjurian berdasarkan hasil diskusi kelompok terarah (focus group discussion) yang diikuti oleh seluruh asosiasi profesi perfilman. Dengan mekanisme kerja semacam itu, peran FFI selama tiga tahun (2021-2023) terbaca sebagai berikut: 1. Tahun 2021, tahun ini menjadi awal pembangunan landasan dasar organisasi dan partisipasi organisasi film, serta penetapan sistem penjurian berbasis hasil diskusi kelompok terarah (focus group discussion). Dengan cara tersebut, FFI mampu ikut serta membangkitkan sinema Indonesia di masa transisi pandemi. 2. Tahun 2022, FFI mampu ikut serta membawa peta kebangkitan industri dan seni film, yang terbaca pada jumlah dan kesuksesan film-film seni Indonesia di berbagai festival penting dunia, bahkan menjadi fokus di Festival Film Internasional Busan. 3. Tahun 2023, FFI membangun sebuah masa transisi ke pengelola baru FFI. Masa transisi dengan kelengkapan sistem organisasi, sistem penjurian hingga tata laksana FFI. Sebuah warisan yang terdata, terakses, dan tersistematis. Lewat tulisan ini dan mengingat 2023 adalah tahun akhir masa jabatan, saya dan Tim Kerja Bidang Penjurian mengucapkan terima kasih atas kerja sama Komite FFI 2021-2023 dan seluruh insan film maupun organisasi film Indonesia. Garin Nugroho Ketua Bidang Penjurian FFI 2021-2023 246 KATALOG FFI PIALA CITRA FESTIVAL FILM INDONESIA 2023
CATATAN FILM CERITA PANJANG Tahun ini, ada 19 film yang masuk daftar nominasi film panjang. Dilihat dari judul filmnya, ada perkembangan bagus terkait dengan makin beragamnya tema, genre, dan jalur distribusi film-film tersebut. Dari segi genre, ada film aksi, horor (Qodrat), biopik (Buya Hamka Vol. 1), komedi romantis (Cek Toko Sebelah 2), hingga superhero (Sri Asih). Ada pula film yang mengeksplorasi dunia yang lain, futuristik yang distopian (24 Jam Bersama Gaspar), time loop (Kembang Api), dan bahkan fenomena artificial intelligent (Ketika Berhenti di Sini). Dari segi penjelajahan budaya lokal, ada dari Nusa Tenggara Timur (Women from Rote Island), Papua (Orpa), dan Minang (Onde Mande!) Dari segi jalur distribusi, melanjutkan tradisi saat pandemi, dalam daftar nominasi tahun ini ada film-film yang diedarkan langsung ke OTT tanpa diputar di bioskop, seperti Berbalas Kejam dan film laga The Big 4. Namun, dengan prinsip keadilan, Dewan Juri Akhir menilai keseluruhan film di layar bioskop untuk mendapatkan nuansa cerita seutuhnya lewat kualitas detail audiovisual yang menggugah rasa penonton, bukan sekedar drama dialog/ speech. Dari sisi keterwakilan, ada aktor yang difabel (Tegar) dan transpuan (Sara). Sependek pengetahuan kami, Asha Smara Darra adalah transpuan pertama yang dinominasikan sebagai Pemeran Perempuan Terbaik, dan hal ini, walaupun ada tanggapan yang sedikit prokontra, adalah hal bersejarah. 247 CATATAN AKHIR FFI 2023
FFI 2023 Sebagian besar film-film nominasi tersebut, khususnya yang masuk dalam nominasi Film Cerita Panjang Terbaik, sudah tidak punya masalah dalam hal teknis, seperti sinematografi dan penyuntingan, sehingga perlu ditekankan tentang director’s statement, yang memperlihatkan sikap sang sutradara dan sikap filmnya secara keseluruhan terhadap sebuah isu atau tema. Memang, sebagian dari kalangan perfilman cenderung menghindari istilah “pesan moral”. “Kalau mau berpesan, kirim surat saja”, kata sebuah seloroh. Namun, sebuah film yang baik harus punya pandangan, perspektif, dan sikap yang kuat terhadap sesuatu. Posisi sutradara mesti terasa sedang membela atau mengkritik apa. Kita juga tidak mau film seperti, mengutip sejarawan, J. J. Rizal, ”kartu pos” atau ”kalender” yang kualitas teknis dan keindahan/estetika sudah di atas rata-rata tapi tidak terlalu memperhatikan hal-hal substansial dan mendalam dari segi konten. Oleh karena itu, perlu ada keseimbangan antara craftmanship dan gagasan (personal statement) yang terkandung di dalamnya. Dari segi tema, setidaknya ada dua film yang dengan kuat menyuarakan dan membela persamaan hak dan keadilan bagi perempuan, yaitu Women from Rote Island dan Like & Share, sedangkan Budi Pekerti dan Sleep Call menekankan imbas dunia maya dan isu-isu kekinian, seperti pinjaman online dan fenomena ”warganet yang julid”. Pencapaian artistik tahun ini juga meningkat. Berikut sebagian dari penilaian kami: Pencipta Lagu Tema Terbaik jatuh pada Yura Yunita, Donne Maulana, dan Marchella F. P. (Jalan Pulang dari film Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang) karena lagu tersebut menjadi nafas dari keseluruhan film, dengan lirik yang terkait erat dengan filmnya dan ketepatan menempatkannya dalam film. Penyunting Gambar Terbaik, Aline Jusria (Like & Share) memperlihatkan keterampilan dalam menerapkan intellectual montage dengan aksi-reaksi dan penempatan close up dan wide yang tepat, serta handal meracik banyak medium dalam montage. 248 KATALOG FFI PIALA CITRA FESTIVAL FILM INDONESIA 2023
Pengarah Sinematografi Terbaik, Joseph Christoforus Fofid (Women from Rote Island), kami nilai menghasilkan karya yang organik dan terasa tanda tangannya. Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik, Prilly Latuconsina (Budi Pekerti), kami nilai melakukan transformasi seni peran yang meningkat dengan bermain sesuai porsi, subtle, dengan ekspresi wajah yang tidak berlebihan. Sedangkan Marthino Lio (The Big 4) yang menjadi Pemeran Pendukung Pria Terbaik berhasil memperlihatkan lapisan akting yang banyak dan sang aktor mewujud menjadi karakter. Pemeran Utama Pria Terbaik pilihan kami adalah Reza Rahadian (Berbalas Kejam), khususnya dalam satu adegan di mobil, sang tokoh utama mampu mengekspresikan berbagai macam emosi yang berkelindan dan mampu mentransfernya ke penonton. Sedangkan Pemeran Utama Perempuan Terbaik adalah Sha Ine Febrianti (Budi Pekerti), salah satunya karena sang aktris menjelma menjadi karakter Bu Prani dengan ekspresi wajah yang mengungkap berbagai perasaan yang terpendam. Skenario Adaptasi Terbaik jatuh pada 24 Jam Bersama Gaspar yang dengan berani dan liar mampu mengadaptasi novelnya dan membangun dunia baru, Indonesia masa depan yang suram. Sutradara Terbaik, Jeremias Nyangoen (Women from Rote Island), kami nilai mampu menciptakan orkestrasi semua unsur dengan sangat bagus, termasuk ansambel pemain dan pembangunan tensi yang baik. 249 CATATAN AKHIR FFI 2023
Dewan Juri Akhir, dengan suara bulat, sepakat untuk memilih Women from Rote Island. Pada Malam Anugerah Piala Citra 2023, produser Shanty Harmayn, selaku perwakilan Dewan Juri Akhir Kategori Film Cerita Panjang, membacakan kesimpulan kami: “Orkestrasi semua unsur, baik rasa, estetika, serta kekuatan gagasan yang tersampaikan dengan berani, membuat film ini menjadi sebuah karya seni yang utuh disuguhkan tanpa rasa takut. Tema kekerasan terhadap perempuan yang disajikan memiliki tingkat pertaruhan yang besar, menampilkan lapisan masalah yang mendalam. Pembangunan tensi dan ansambel sinematik yang membawa tradisi serta menampilkan persoalanpersoalan sosial, menjadikannya sebagai film dengan identitas Indonesia yang kuat.“ Kesimpulan di atas adalah ringkasan dari hasil diskusi kami. Perlu ditambahkan bahwa film ini terasa seperti film Rote, dan bukan film Jawa atau Jakarta. Tidak ada pandangan turistik yang melihat permasalahan kekerasan terhadap perempuan di tempat terpencil ini secara eksotis dan berjarak. Mungkin karena para sineasnya sudah berbaur dengan penduduk setempat dalam waktu yang cukup lama: setahun delapan bulan. Fakta bahwa para aktor di film ini adalah aktor amatir dan tidak dikenal di Jawa menambah kesan realistik dan meyakinkan penonton (setidaknya bagi Dewan Juri Akhir FFI 2023) bahwa kejadiankejadian pada adegan demi adegan di film ini begitu dekat dengan kehidupan kita, dan di sisi lain penonton dibuat tak berdaya karena tidak bisa menolong mereka. Selain itu, film ini menampilkan Indonesia yang lain, yang keluar dari Jawa-sentris, baik dari sisi produksi film maupun cerita dan penceritaan. Perlu ditekankan bahwa ada adegan hukum adat yang mampu menyelesaikan masalah sosial yang terjadi, dan hal ini penting untuk dicatat. Ekky Imanjaya Perwakilan Dewan Juri Akhir Kategori Film Cerita Panjang FFI 2023 DEWAN JURI AKHIR KATEGORI FILM CERITA PANJANG FFI 2023 Agni Ariatama | Andhy Pulung | Ekky Imanjaya | J. B. Kristanto | Raihaanun | Sekar Ayu Asmara | Shanty Harmayn | Yayu Unru 250 KATALOG FFI PIALA CITRA FESTIVAL FILM INDONESIA 2023
CATATAFILM CERITA PENDE FFI 2023 Pandangan Umum Dewan Juri Akhir melihat adanya keragaman cerita dalam ketujuh nomine Film Cerita Pendek Festival Film Indonesia (FFI) 2023. Keragaman cerita ini merefleksikan kekayaan karakter masyarakat Indonesia yang dinamis dan majemuk. Beberapa cerita menunjukkan kemajemukan Indonesia melalui narasi, karakterisasi dan perilaku, cara interaksi serta tatanan masyarakat yang hanya bisa terjadi di tempat-tempat tertentu di Indonesia. Selain itu, kompleksitas permasalahan dan isu yang dihadapi dalam berbagai konteks sosial budaya digambarkan dengan kritis melalui medium film pendek. Di satu sisi, nominasi film pendek menawarkan keragaman cerita walaupun tidak selalu dibarengi dengan kemampuan teknis yang mumpuni yang terkait dengan jam terbang pembuatnya. Akan tetapi, Dewan Juri Akhir optimis bahwa film-film pendek Indonesia akan semakin lebih baik kualitasnya di masa mendatang. Dewan Juri Akhir juga berharap film-film pendek nominasi FFI 2023 bisa diputar di seluruh Indonesia dan sistem distribusi film pendek Indonesia perlu mendapat perhatian khusus agar bisa menjangkau sebanyak mungkin penonton di Indonesia. 251 CATATAN AKHIR FFI 2023
N EK Catatan Dewan Juri Akhir untuk Pemenang Film Evakuasi Mama Emola menampilkan karakter-karakter yang sangat kuat, baik karakter utama maupun karakter-karakter pendukungnya, dan hal ini menggiring penonton untuk mengikuti cerita dengan baik dari awal sampai akhir. Dengan relasi antar karakter yang terjalin dengan unik, film ini menawarkan narasi cerita yang kuat dan didukung dengan akting pemain yang matang. Kekuatan penulisan cerita dan karakter ini diperkaya dengan pemilihan gaya sinematografi yang tidak biasa dan setiap shot dikonstruksi sedemikian rupa sehingga membuat fokus film ini tertuju langsung ke ceritanya, dengan tetap menampilkan dengan baik lanskap etnografis yang melingkupinya. DEWAN JURI AKHIR KATEGORI FILM CERITA PENDEK FFI 2023 B. W. Purbanegara | Nauval Yazid | Shuri Mariasih Gietty Tambunan 252 KATALOG FFI PIALA CITRA FESTIVAL FILM INDONESIA 2023
CATATAN FILM ANIMASI FFI 2023 Meninjau perkembangan karya animasi dalam dua tahun terakhir yang ikut serta di ajang Festival Film Indonesia (FFI) kategori Film Animasi, karya animasi layar lebar belum muncul lagi setelah terakhir pada 2021 akibat pandemi. Namun, yang patut diapresiasi adalah jumlah peserta animasi pendek yang terus meningkat dan semakin berkualitas dari segi penceritaan maupun teknis animasi. Asosiasi Industri Animasi Indonesia (AINAKI) mencatat perbandingan jumlah peserta yang berpartisipasi dalam Festival Film Indonesia (FFI) kategori Film Animasi selama tiga tahun terakhir. Pada 2021, tercatat empat karya animasi panjang dan 64 karya animasi pendek yang terdiri dari 33 karya tugas akhir kampus/ karya tugas kuliah mahasiswa dan 31 karya dari studio animasi, dengan peserta yang tersebar dari Aceh hingga Bali. Jadi, pada 2021 terdapat pemenang untuk kategori Film Animasi Pendek dan Film Animasi Panjang. Pandemi Covid-19 yang berdampak terhadap produksi film animasi menyebabkan belum munculnya karya yang terdaftar pada FFI 2022 kategori Film Animasi Panjang. Keikutsertaan peserta untuk kategori Film Animasi Pendek juga menurun, hanya diikuti oleh 37 karya animasi pendek yang terdiri dari 12 karya tugas akhir kampus/karya tugas kuliah mahasiswa dan 25 karya dari studio animasi. Pesertanya tersebar dari Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, hingga Sulawesi, dari Banda Aceh hingga Makassar. Pada 2023, jumlah peserta bertambah cukup signifikan. Kategori Film Animasi Pendek terseleksi sebanyak 70 karya yang terdiri dari 30 karya tugas akhir kampus/karya tugas kuliah 253 CATATAN AKHIR FFI 2023
mahasiswa, 15 karya dari studio animasi, sepuluh karya personal, sepuluh karya kolaborasi kampus dan studio, dan sepuluh karya dari pelajar SMK Animasi, dengan beragam teknik, mulai dari 2D, animasi 3D, stop motion, hingga animasi hibrida. Peserta pun berasal dari Banda Aceh, Medan, Batam, Serang, Jabodetabek, Sukabumi, Bandung, Cimahi, Cilacap, Semarang, Bantul, Yogyakarta, Malang, Surabaya, Denpasar, hingga Lombok. Karya-karya tersebut melewati Tahap Penjurian Seleksi Awal untuk dinilai dan direkomendasikan menjadi 21 karya animasi, dan kemudian diseleksi menjadi enam nomine yang pemenangnya dipilih oleh Dewan Juri Akhir. Perlu diketahui untuk transparansi proses penjurian, karya salah satu Dewan Juri Akhir mendapat nominasi Piala Citra FFI 2023 kategori Film Animasi Pendek. Hal ini terjadi karena data Dewan Juri Akhir kategori Film Animasi Pendek sudah dikirimkan ke Komite FFI 2021-2023 sebelum data peserta Film Animasi Pendek diterima oleh AINAKI dan Dewan Juri Akhir. Oleh karena itu, penilaian dan penentuan pemenang Piala Citra FFI 2023 kategori Film Animasi Pendek hanya dilakukan oleh dua orang Dewan Juri Akhir, yaitu Daryl Wilson (Ketua AINAKI) dan Wardana Riza. Dari enam nominasi Piala Citra FFI 2023 kategori Film Animasi Pendek, ada dua karya yang menonjol dari kualitas ide, orisinalitas, dan kelokalan yang muncul memenuhi semua indikator dalam kriteria penilaian. Tidak hanya visual dan gerakan animasinya, tapi juga dari aspek penceritaan, sinematografi, penokohan, musik, dan eksekusi yang baik menjadikannya karya animasi yang menarik untuk ditonton dan diapresiasi, serta layak terpilih sebagai yang terbaik. Karya animasi pemenang ini dinilai terbaik dari beragam aspek secara utuh dan sarat makna sehingga bisa menjadi standar kualitas yang bisa diikuti oleh para pelaku di industri dan institusi pendidikan animasi di Indonesia. Berdasarkan komponen penilaian, beberapa karya animasi tidak terpilih menjadi pemenang karena aspek-aspek seperti penceritaannya lambat, padahal secara kualitas baik sekali. Ada yang secara eksekusi visual dan penceritaan bagus, tapi kualitas audio mixing yang digunakan mengganggu penonton untuk bisa masuk ke dalam dunia penceritaannya. Ada yang secara eksekusi visual bagus, tapi penceritaan yang kurang jelas secara penokohan, motivasi, dan tujuan karakternya membuat maksud dari pesan yang dikemas tidak tersampaikan dengan jelas. Oleh karena itu, dua karya animasi dari MSV dan TLG terlihat paling menonjol. Namun, Trungtung menjadi dominan untuk menjadi pemenang karena unggul dari beragam aspek secara utuh dan sarat makna, serta memiliki pengemasan yang matang secara visual, cerita, gerakan, tujuan, dan pesan yang ingin disampaikan. Harapan dari AINAKI, semoga pencapaian tahun ini menjadi pendorong bagi para kreator dan studio animasi untuk termotivasi mengikuti FFI kategori Film Animasi. Semakin banyak karya animasi pendek dan animasi layar lebar yang terdaftar dan semakin berkualitas hasilnya. AINAKI juga mengapresiasi kinerja Komite dan Tim Kerja FFI selama tiga tahun ini. Komite dan Tim Kerja FFI menyelenggarakan FFI dengan sangat baik, sehingga karya animasi Indonesia semakin dikenal masyarakat dan mendapat apresiasi dari industri perfilman di Indonesia. Semoga FFI selalu menjadi barometer pencapaian tertinggi bagi industri film animasi Indonesia. DEWAN JURI AKHIR KATEGORI FILM ANIMASI FFI 2023 Aditya Triantoro | Daryl Wilson | Wardana Riza 254 KATALOG FFI PIALA CITRA FESTIVAL FILM INDONESIA 2023
CATATAN FILM DOKUMENT FFI 2023 Antusiasme para dokumenteris atau sineas dokumenter dalam mendaftarkan karyanya pada Festival Film Indonesia 2023 ini patut diberikan apresiasi yang tinggi. Sebanyak 150 judul film yang terdiri dari 128 judul film dokumenter pendek dan 22 judul film dokumenter panjang memberi warna tersendiri bagi proses penjurian tahun ini, baik pada tahap penjurian nominasi maupun penjurian akhir. Nominasi yang terseleksi juga memiliki kekuatan cerita dan tawaran perspektif masing-masing. Dewan Juri Akhir bekerja sesuai dengan kriteria penjurian yang diberikan Komite Festival Film Indonesia yang terdiri dari kejernihan gagasan dan tema, kualitas teknis dan estetika, profesionalisme, prinsip keberagaman, orisinalitas, dan nuansa baru yang coba ditawarkan film-film nomine. Dewan Juri Akhir memutuskan untuk kategori Film Dokumenter Panjang Terbaik dimenangkan oleh Eksil, mengisahkan tentang para mahasiswa tugas belajar di masa orde lama yang tidak bisa kembali ke tanah air karena terganjal peristiwa kelam 1965. Meskipun film ini bukanlah film pertama yang mengangkat tema tentang orang-orang Indonesia yang tidak bisa pulang ke tanah airnya, tapi statement film ini cukup lantang menceritakan tentang hal tabu yang selama ini menjadi momok dalam sejarah Indonesia. Dari sisi produksi, film ini memiliki endurance yang patut diacungi jempol karena berproses selama belasan tahun. Bahkan, banyak narasumber yang sudah meninggal sebelum film ini tayang. Dari sisi teknis, film Eksil ini sangat rapi secara struktur, storytelling, dan sangat memperhitungkan kekuatan cerita masing-masing narasumber sehingga tidak ada cerita yang sama dan berulang. 255 CATATAN AKHIR FFI 2023
TER Eksil dengan sabar menjelajahi beberapa negara di Eropa, persinggahan terakhir para Indonesianis yang tidak bisa pulang. Walau masih menggunakan pendekatan bentuk tutur dokumenter yang klasik, Eksil secara visual mencoba memberikan konteks dan tantangan yang dihadapi oleh karakternya di kota-kota tersebut dan bagaimana mereka beradaptasi, menyambung hidup, dan menyiasati kesepian serta kesunyian yang mereka tanggung di sisa hidup mereka. Satu benang merah yang pasti dan sangat terasa di sepanjang film adalah bagaimana rasa cinta tanah air yang tak pernah luntur dan perasaan untuk pulang yang tidak pernah surut. Di sepanjang film, Eksil sukses merekam pesan, dan menyampaikannya dengan lantang bahwa sejauh mana burung mengembara, ia tetap punya keinginan untuk pulang, tapi mereka dipaksa untuk tidak boleh pulang. Eksil tidak menyuguhkan realita ini dengan cara yang cengeng, tapi justru sebaliknya memperlihatkan sekecil apa pun usaha yang dilakukan, meski tidak selalu berhasil mereka telah berupaya dan berjuang dengan cara terhormat. Tak kalah menariknya proses penjurian untuk dokumenter pendek, Dewan Juri Akhir memutuskan Wisisi Nit Meke sebagai film terunggul dalam beberapa aspek. Enam nomine untuk kategori film dokumenter pendek sebenarnya masih memiliki benang merah yang sama dalam temanya, yaitu daya juang orang-orang kecil dalam menaklukkan kehidupan, seperti seni pertunjukan maupun musik tradisi yang mencoba bertahan dalam lindasan zaman, juga tema masyarakat pesisir yang berjuang mengatasi perubahan iklim yang sangat nyata memengaruhi kehidupan mereka. Namun, di antara semuanya, Wisisi Nit Meke memiliki statement dan daya juang yang tegas disuarakan melalui teknologi baru. Anak muda Papua ini menggunakan cara baru dalam menghadirkan kembali ‘musik orang Papua’ dalam memperjuangkan identitas mereka. Bagaimana musik ritual suku diadaptasi menjadi musik ‘perlawanan’ meski tidak secara lantang melawan tapi menggunakan subkultur musik dalam merangkul anak muda untuk bergerak dan sadar akan identitas mereka. Peristiwa Membesak yang melegenda di kalangan anak muda Papua dijadikan inspirasi dan simbol untuk perlawanan sempat disinggung meski samar terdengar. Benang merah yang dapat ditarik dalam dua film dokumenter yang menjadi penerima Piala Citra FFI 2023 ini adalah jiwa dan semangat para kaum (yang pernah) muda dan membara pada zamannya, mereka melawan dan rela berkorban untuk ibu mereka yaitu Indonesia yang diimajinasikan berbeda oleh sang bapak penguasa. Jiwa pemberontakan kaum muda dalam setiap zaman dianggap sebagai ketidakpatuhan oleh rezim meski sebaliknya sang anak selalu ingin menunjukkan rasa cinta dan siap untuk membela ibu mereka. Akhir kata, kami mengucapkan selamat kepada para pemenang. DEWAN JURI AKHIR KATEGORI FILM DOKUMENTER FFI 2023 Arfan Sabran | Yuda Kurniawan Arifianto | Yuli Andari Merdikaningtyas 256 KATALOG FFI PIALA CITRA FESTIVAL FILM INDONESIA 2023
CATATAN KRITIK FILM FFI Dimulai dari awal bulan Oktober 2023, Dewan 2023 Juri kategori Kritik Film telah mulai membaca dan menyeleksi 30 judul kritik film yang merupakan hasil saringan dari Tahap Seleksi Awal. Dibandingkan dua kali penyelenggaraan sebelumnya, jumlah artikel kritik film yang masuk pada tahun 2023 secara kuantitas mengalami penurunan. Namun, secara kualitas terjadi peningkatan yang membuat Dewan Juri menghadapi tantangan yang lebih berat karena karya kritik, baik tulisan maupun audiovisual yang masuk memiliki kualitas yang rata-rata baik. Kualitas yang lebih baik ini ditunjukkan dari para penulis yang mampu menyusun argumen secara objektif, baik dalam bentuk tulisan maupun non-tulisan. Argumen yang baik disertai oleh pemahaman lebih tentang unsur ekstrinsik dan intrinsik film yang dibahas, pengetahuan dasar tentang istilah-istilah perfilman, penggunaan pendekatan atau teori yang tepat, serta referensi yang baik dan mendukung. Semua ini ditunjang juga oleh penggunaan diksi, penyusunan kalimat, hingga pengorganisasian tulisan sehingga artikel memiliki alur yang jelas, serta dapat dicerna tanpa menggurui. Istilah tanpa menggurui, Dewan Juri terjemahkan sebagai keterampilan penulis untuk menerka dan menemukan bagian-bagian sulit dalam artikel yang berpotensi membingungkan dan menyesatkan pembaca, kemudian penulis mengolahnya menjadi kalimat yang mudah dipahami. Sederhananya, penulis mengajak pembaca untuk dapat memahami kritik film berupa tulisan maupun non-tulisan secara mudah. Selain itu, kritik film yang baik juga mampu berkontribusi terhadap pemahaman masyarakat terkait isu atau topik yang diangkat dalam film yang dibahas, sehingga kritik film tidak berhenti hanya sebatas sebagai publikasi belaka, tapi dapat memberikan nilai lebih kepada pembaca, serta memperkaya khazanah perfilman Indonesia pada umumnya dan film yang dibahas pada khususnya. 257 CATATAN AKHIR FFI 2023
Daftar Pendek Dari puluhan tulisan yang masuk, 30 tulisan berhasil lolos ke dalam tahap ke-2. Ketiga puluh tulisan ini membahas film-film dari berbagai genre, topik, teori, serta pendekatan. Selain itu, platform publikasi tulisan-tulisan tersebut juga bervariasi mulai dari bentuk jurnal ilmiah, situs-situs populer terkait film, situs media harian, blog pribadi, media sosial, YouTube, hingga audiovisual dan wawancara. Dari sisi genre, film-film yang dibahas pun bermacam-macam mulai dari genre komedi, drama, horor, animasi, superhero, dan sci-fi. Para penulis datang dari berbagai kalangan dan profesi, mulai dari jurnalis, pengamat, pecinta dan pembuat film, dosen, editor, narablog, hingga YouTuber. Dengan beragam latar profesi dan kalangan, tulisan yang dihasilkan pun memiliki kekhasan dan gaya masing-masing. Terdapat tulisan yang membahas film-film arus utama, film yang dirilis belasan tahun lalu, film yang baru rilis, film dokumenter, dan film-film independen yang mungkin tidak banyak yang tahu. Demikian juga halnya dengan karakter tulisannya: terdapat artikel yang berisi pujian, kritikan, dan rekomendasi film. Namun yang paling penting, semua ini mencerminkan kepedulian para penulis terhadap perkembangan perfilman Indonesia, sekaligus memperkaya khazanah referensi perfilman Indonesia. Artinya, selama tiga tahun penyelenggaraan penghargaan Festival Film Indonesia, masyarakat yang menekuni tulisan tentang film mulai menemukan daya tarik maupun positioning kritik film dalam konteks Festival Film Indonesia. Nominasi Dari 30 tulisan yang masuk seleksi tahap satu, Dewan Juri Kritik Film kembali menyaring tulisan-tulisan berkualitas tersebut dalam seleksi tahap dua dan mendapatkan lima tulisan yang akan bersaing di tahap akhir untuk mendapat penghargaan sebagai Kritik Film Terbaik. Lima tulisan yang terpilih adalah “Like & Share: Yang Tidak Tertangkap Layar dari Rekaman KBGO” karya Permata Adinda, “Dari Kisah Traumatis Anak Yatim sampai Reproduksi Mitos Pribumi Malas: Catatan atas Film Gundala (2019) dan Sri Asih (2022)” karya Sunlie Thomas Alexander, “Menjadi Laki-laki dalam Bingkai Patriarki: Membongkar Demistifikasi Hegemoni dalam Autobiography (2022)” karya Ni Luh Ayu Sukmawati, “Limbotopia Urban: Membongkar Pola Naratif Time Loop Film Sabar Ini Ujian” karya Erina Adeline Tandian dan Yohanes Yoga Prayuda, serta “Mengelamkan Pesantren Secara Sinematik dalam Qorin: Percaturan Politik Gender dan Pesantren” karya Moch. Taufik Hidayatullah. Pada kategori Kritik Film 2023 ini, Dewan Juri berusaha untuk tidak hanya mencari sebuah artikel kritik film yang ditulis dengan kemampuan menyusun argumen yang baik, pilihan teori atau pendekatan yang tepat, atau topik pembahasan yang menarik. Namun lebih dari itu, Dewan Juri berusaha memilih tulisan terbaik yang dapat menjembatani tulisantulisan populer gaya review film dan tulisan akademik yang biasanya disertai dengan banyak referensi buku serta teori yang mungkin tidak terlalu dipahami oleh pembaca umum. Secara khusus, indikator yang diperhitungkan dalam proses penjurian sehingga penilaian dapat dilakukan seobjektif mungkin adalah (1) penyampaian argumen yang menunjukkan bahwa penulis berjangkar pada fakta atau bukti yang ditemukan, yang didukung dengan pemilihan teori, yang disampaikan melalui penalaran dan pemilihan diksi yang tepat, (2) bahasa yang tidak menggurui, objektif, serta efisien, (3) pemilihan dan penggunaan teori atau pendekatan yang tepat sebagai instrumen analisis yang dapat dipahami dengan baik oleh semua level pembaca, (4) penggunaan referensi yang efisien dan tepat yang menunjukkan kedalaman pengetahuan penulis, (5) kebaruan dari topik atau isu yang diangkat, (6) ketepatan penggunaan istilahistilah kajian film yang dapat melegitimasi keilmuan dan kepakaran penulis, (7) rekam jejak penulis, (8) platform publikasi artikel yang dapat dipercaya dan bonafide sebagai refleksi kepercayaan publik terhadap karya penulis, serta (9) kontribusi edukatif kritik film terhadap masyarakat terkait topik dan film yang dibahas. 258 KATALOG FFI PIALA CITRA FESTIVAL FILM INDONESIA 2023
Pada akhirnya, sebuah kritik film adalah juga sebuah karya seni, dan sebagai karya seni, kritik film memiliki nilai estetika yang tidak dapat dikuantifikasi. Pertimbangan estetika ini menjadi salah satu unsur penilaian Dewan Juri, terutama ketika ada beberapa kritik film yang memiliki aspek penilaian kuantitatif yang setara. Dewan Juri dengan latar belakang keilmuan, pendidikan, serta pengalaman yang berbeda akan melihat sisi estetika dari karyakarya tersebut, dan menentukan tulisan yang lebih baik lewat pengalaman estetika dan rasa ketika membaca tulisan-tulisan tersebut. Karya Pemenang Proses penilaian lima karya nominasi untuk memilih satu pemenang ini menjadi menarik karena membahas secara intensif pada dua isu utama. Pertama, bagaimana menempatkan secara adil tulisan-tulisan yang dimuat di beragam jenis media daring ketika harus diperbandingkan secara langsung. Tulisan yang dimuat pada media daring yang memiliki platform yang sudah baku tentunya akan melewati proses penyuntingan, aturan, etika, serta visi dan misi media atau platform tulisan tersebut. Apakah menjadi adil jika harus berhadapan dengan tulisan yang dipublikasikan dalam blog pribadi yang mungkin saja bebas dari aturan dan tidak melalui proses peer review. Kedua, format audiovisual seharusnya melalui proses produksi yang berbeda dengan tulisan dan berkonsekuensi pada perbedaan cara pandang, sistem nilai, serta perspektif penjurian. Tentu tidak adil jika format audiovisual dikomparasikan dengan tulisan semata. Setelah melalui diskusi intens, Dewan Juri Akhir akhirnya sepakat menentukan karya pemenang Penghargaan Tanete Pong Masak FFI 2023 adalah “Like & Share: Yang Tidak Tertangkap Layar dari Rekaman KBGO” karya Permata Adinda. Tulisan karya Permata Adinda ini secara umum memenuhi kriteria-kriteria yang disebutkan sebelumnya. Kekuatan utama tulisan ini menempatkan terminologi yang lazim dalam dunia film secara kontekstual, kemudian berhasil menempatkan pendekatan ilmiah teoritik dalam bahasa yang relatif lebih umum dan dapat dipahami oleh masyarakat awam sekalipun. Memang terdapat terminologi tertentu yang sudah menjadi pakem, tapi, bukankah kita juga harus mengakui tidak semua orang membaca kritik film. Pembacapembaca tersebut, kemungkinan besar, sudah mengakrabi pilihan-pilihan kata tersebut. Tulisan ini juga mengajak pembaca melakukan kontemplasi atas konteks yang disajikan dalam film, sehingga tidak berhenti hanya pada “menilai” film tersebut. Permata Adinda mengajak pembaca menyelami film ini tidak hanya pada aspek teknis sinematik, tapi juga narasi besar yang disajikan film ini. Namun, menariknya, Permata Adinda tidak mencoba mendikte atau menggurui pembaca melalui istilah-istilah teknis atau teoritis, tapi mengajak pembaca untuk melihat kembali beberapa fakta di masyarakat melalui contoh-contoh yang pernah disajikan di beberapa film lain. Sehingga, Permata berhasil mengajak pembaca, baik yang sudah menonton filmnya ataupun yang belum, untuk memahami secara utuh isu yang disajikan dalam film Like & Share. DEWAN JURI AKHIR KATEGORI KRITIK FILM FFI 2023 Annisa Rachmatika Sari | Anton Sutandio | I Gusti Agung Ketut Satrya Wibawa 259 CATATAN AKHIR FFI 2023
CATATAN DEWAN PENGABDIAN SEUMUR HIDUP UNTUK FILM FFI 2023 260 KATALOG FFI PIALA CITRA FESTIVAL FILM INDONESIA 2023
Sosok ini lahir di Cirebon pada tahun 1944 dan merantau ke Jakarta untuk menempuh kuliah Ekonomi yang disarankan oleh keluarganya. Namun, film dan dunianya membuatnya pindah ke lain hati. Dunia film makin ia cintai ketika ia dapat berguru pada orang-orang hebat di matanya, seperti almarhum Sjumandjaja yang pada saat itu membuka sekolah film, juga almarhum Wagimin Adi Tjokrowardojo dan almarhum Soemardjono. Tak hanya di kelas, proses belajarnya berlanjut setiap jam kuliah usai. Ia suka diajak menonton film dan almarhum Sjumandjaja akan menjabarkan setiap adegan dan filosofi dari setiap shot dari film yang mereka tonton dan juga mengajarkan bagaimana menerjemahkan karya literatur menjadi sebuah karya visual. Pengalaman itu membuatnya selalu berpikir bahwa para sutradara, seperti almarhum Arifin C. Noer, almarhum Chairul Umam, Slamet Rahardjo Djarot, dan Garin Nugroho yang bekerja dengannya, mereka bukan saja rekan kerja, tapi juga mentor, motivator, dan pemicu kreativitas. Peristiwa bersejarah G30S pada tahun 1965 yang banyak menutup rumah produksi mengantarkannya ke Pusat Film Nasional (PFN). Pada tahun 1967, ia diperkenalkan dengan kamera handheld Bell+Howell milik Amerika sisa Perang Dunia ke-2 dan belajar bekerja dengan peralatan yang tersedia. Di PFN, ia juga memulai kariernya sebagai kamerawan filmfilm dokumenter yang diproduksi oleh negara, termasuk meliput perjalanan kenegaraan Soeharto, Presiden RI kala itu. Bersama PFN dan perusahan film Jepang, ia pernah membuat film dokumenter di Lembah Baliem selama enam bulan. Di produksi tersebut, ia sempat berguru pada kamerawan terbaik di Jepang, Mr. Takahata, dengan cara mengamatinya bekerja. Pada tahun 1980, ia berhenti mengabdi di PFN. Film layar lebar terakhirnya bersama PFN adalah Serangan Fajar (1982) yang disutradarai almarhum Arifin C. Noer. Ia sangat gemar membaca dan mengumpulkan karya-karya sastra karena ia merasa dengan membaca ia dapat lebih melihat dan menyerap dengan hati arti dari sebuah kalimat. Ia juga percaya bahwa pengetahuan sinematografer terhadap alam dan fenomenanya sangat penting demi menciptakan visual yang diinginkan. Sinematografer yang telah mendapatkan tujuh nominasi Piala Citra FFI lewat film Yuyun Pasien Rumah Sakit Jiwa (1979) pada FFI 1980, lalu film Serangan Fajar (1982), Titian Serambut Dibelah Tujuh (1982), Joe Turun ke Desa (1989), Potret (1991), Bibir Mer (1992), dan Kuberikan Segalanya (1992), serta menerima Piala Citra FFI 1987 lewat film Kodrat (1986) dan Piala Citra FFI 1991 lewat film Cinta Dalam Sepotong Roti (1991). Penghargaan Pengabdian Seumur Hidup untuk Film, Festival Film Indonesia 2023, diberikan kepada manusia istimewa yang melukis dengan cahaya, seseorang yang memiliki mata dan hati di balik kamera filmfilm unggulan Indonesia: Haji Muhammad Soleh Ruslani. H. M. SOLEH RUSLANI 261 CATATAN AKHIR FFI 2023
Lahir pada tahun 1944, sosok pekerja keras ini tak kenal lelah menghasilkan karya-karya kreatif di industri perfilman. Ia tinggalkan usaha impor tekstilnya pada 1969 karena cintanya pada film dan kebiasaannya keluar masuk bioskop. Pada tahun 1967, ia bersama kedua kakaknya mendirikan perusahaan importir film, PT Indako Film. Tiga tahun berselang, ia mendirikan PT Panorama Film, yang bersama PT Aries Internasional Film, memproduksi film Mama karya sutradara Wim Umboh pada tahun 1972, film Indonesia pertama yang menggunakan seluloid 70 milimeter. Setelah film keduanya, Demi Cinta (1974), yang dibintangi oleh Sophan Sophiaan dan Widyawati, ia memproduksi film ketiga, Pengalaman Pertama (1977), yang dibintangi oleh Yati Octavia, Roy Marten, dan Yenny Rachman yang kemudian membawanya kepada kesuksesan yang ia nantikan. Ketika kondisi perfilman Indonesia mengalami krisis di era tahun 80-an, ia sukses membawa tren film bertema komedi di perfilman Indonesia dengan menampilkan bintang komedi kala itu, trio Warkop (Warung Kopi), yaitu Dono, Kasino, dan Indro. Selama tujuh belas tahun awal kariernya sebagai produser, ia telah memproduksi lebih dari seratus film, termasuk lewat PT Parkit Film yang ia dirikan pada tahun 1981. Pada sekitar tahun 1989 ketika perfilman Indonesia mulai mati suri, ia tidak kehilangan akal. Ia beralih ke dunia sinetron, seiring dengan munculnya stasiun televisi swasta pertama. Pada tahun 1990, ia mendirikan rumah produksi PT Tripar Multivision Plus. Usia tak menghentikan semangatnya untuk terus berkarya dan menghadirkan manfaat bagi pengembangan industri perfilman Indonesia. Ia menjadi pelopor dalam menghadirkan inovasi dan kreativitas di industri perfilman nasional, yang semakin meluas ke wilayah Asia dan mendunia. “Sebab hidup adalah sebuah tanggung jawab,” katanya. Penghargaan Pengabdian Seumur Hidup untuk Film, Festival Film Indonesia 2023, diberikan kepada tokoh yang telah menghidupkan perfilman Indonesia di tengah berbagai dinamika zaman: Ram Jethmal Punjabi atau lebih dikenal dengan nama Raam Punjabi. RAM JETHMAL PUNJABI 262 KATALOG FFI PIALA CITRA FESTIVAL FILM INDONESIA 2023
KOMITE FESTIVAL FILM INDONESIA 2023 Komite Festival Film Indonesia 2023 KETUA KOMITE REZA RAHADIAN KETUA BIDANG PENJURIAN GARIN NUGROHO KETUA SEKRETARIAT LINDA GOZALI KETUA KEUANGAN & PENGEMBANGAN USAHA GITA FARA KETUA BIDANG ACARA INET LEIMENA KETUA PELAKSANA ARYA IBRAHIM KETUA HUMAS ACARA NAZIRA C. NOER KETUA HUMAS PENJURIAN EMIRA P. PATTIRADJAWANE KETUA MEDIA SOSIAL & WEBSITE RESTI GHINA ULFAH 263 KOMITE & PANITIA FFI 2023
Tim Kerja Festival Film Indonesia 2023 TIM PELAKSANA RIVALDI F. HARUN, RIZKY F. ZULHAN, AHMAD MUTAAL, MISSUARY KENCANA PUTRI, TINA MAYLANI TIM PENJURIAN SUGAR NADIA, HAFIZ HUSNI, HERA ANNISA, FATIMAH LILIANI, GLENN MARIO CHARLES TIM SEKRETARIAT RIDLA AN-NUUR S., KHARISMA RHANY, LUSI TRIANA, ISMAIL HADHA TIM KEUANGAN ANUNG SARI, LYDIA TRI ARYANI, TRI SUCI MEILAWATI TIM PENGEMBANGAN USAHA RINO NOVERIO, I GUSTI AGUNG AYU NOVITASARI , ROBERTUS DARREN RADYAN, AMALIA LUTHFYA PRADIFERA, RULIKA ROESLI TIM ACARA CHAIRIL IBOY ASHARI, YANTI WIJATNO, YUDITH HASYIM TIM HUMAS ACARA IVAN MAKHSARA, MUHAMMAD GHIFAR, NOVA MOCHTAR, TALITHA N. MAILANGKAY, FADHLURROHMAN, SALWA ENA RATIOSA, TASYA AZIZA, ANZAKYEL IZDIHAR NADYA, MEGA FIRDA, MUTASYAROVA M. H. TIM HUMAS PENJURIAN ANDI F. YAHYA, FREDERIKA K. DAPAMANIS, ARI NUGROHO TIM MEDIA SOSIAL & WEBSITE DARA NINGGAR, AHMAD NURFADILAH, ALITA RAMADHANTI, DIAN PURNAMASARI SIREGAR, LUKE TRINITA, RATQA GHAISANI, RAYMOND GILBERT, CALITA HIN, EMILY WIPUTRI, NADYA JASMINE TIM DOKUMENTASI ARMAN FEBRYAN, YOGA RAMADHAN FEBYANTO, MUHAMMAD RIZKY ADLY LAYANA, DIPUTRA ANTARJAYA, IMANUEL ABRAHAM WAHYUDI, AGNEST RIANSYAH, ANGGA RIZKY CHANDRA PUTRA, MUHAMMAD ALFATH FADHIL, MUHAMMAD FARHAN FADHIL, TANTRA ATMAJAYA TIM RISET GAYATRI NADYA, AMALIA SEKARJATI 264 KATALOG FFI PIALA CITRA FESTIVAL FILM INDONESIA 2023
Tim Teknis Pengumuman Nominasi PENGISI ACARA CHRISTINE HAKIM, LUKMAN SARDI, LAURA BASUKI, PUTRI MARINO, CHICCO KURNIAWAN, TEZA SUMENDRA KREDIT MUSIK ANDI RIANTO PENATA BUSANA HAGAI PAKAN PENATA RIAS AKTRIS HANDRADJASA, ANASTASYA PUTRI PENATA RAMBUT ICHANA, ANGGIA RAYA PUTRI PENULIS SKRIP RIA LEIMENA TIM MANAJEMEN PANGGUNG MONTY ARYAAWANGGA, SURYA WIRATAMA, DUDI SUPRIYADI, SENDI, MAWAR, THOSAN TIM FASILITAS DEDI, SIGIT, IWAN TIM MULTIMEDIA – BUUM TEAM ACONG, CACA, ROMI TIM MULTIKAMERA – LOADING SQUAD METIA SUDARYONO, ELVIN KUSUMA, ARI SETIAWAN, AGUS TRISILO, ARIFIN, AKBAR, RICKY TIM PENYIARAN – LOADING SQUAD HERMAN HARYANTO, RIZKY, PENCENK Tim Teknis Malam Anugerah DUTA FFI 2023 CHRISTINE HAKIM, LUKMAN SARDI, LAURA BASUKI, PUTRI MARINO, CHICCO KURNIAWAN PENGISI SUARA VENITA DABEN PEMBACA NOMINASI ADIPATI DOLKEN, CHICCO JERICHO, CHITRA SUBYAKTO, CUT MINI, DIAN SASTROWARDOYO, EMIR MAHIRA, GITA FARA, IFA ISFANSYAH, JOKO ANWAR MARISSA ANITA, MELLY GOESLAW, REZA RAHADIAN, SALMAN ARISTO, SLAMET RAHARDJO DJAROT, TITI RADJO PADMAJA, TISSA BIANI PENAMPILAN SPESIAL IWAN FALS, ROSSA, RIO SIDIK, GUPITA AQUILANADA PADUAN SUARA ICYC CORDANA ORKESTRA MAGENTA ORCHESTRA ANDI RIANTO SURESH ROBERT A. HOTWANI (BASS) F. RONALD FRISTIANTO (DRUM) DANIAL ARIA P. SIGARI (GUITAR), SULTON ABDUL AZIS (SEQUENCER), WHISA SOFIA DEWI (BACKING VOCAL), RONALD (BACKING VOCAL), YOHANES HANDOKO PRUNOMO (CONCERT MASTER), DESSY SAPTANY PURI (VIOLIN), RITTER EVAN (VIOLIN), 265 KOMITE & PANITIA FFI 2023