Edisi Mei -Agustus 2022
Wahana Komunikasi Pendidikan
MERDEKA MENGAJAR MERDEKA BELAJAR
Untuk Pendidikan Katolik Indonesia
Komisi Pendidikan
Konferensi Waligereja Indonesia
SUARA REDAKSI
Selamat berjumpa lagi para pembaca Dengan demikian, Merdeka mengajar
setia Majalah Educare ! Dengan tampilan
berbeda (digital), Educare kembali mendorong guru dalam berkarya dan
menyapa pembaca melalui ragam gagasan
yang menarik, inspiratif, kontekstual dan mengembangkan praktik mengajar.
relevan dengan situasi pendidikan saat ini.
Edisi digital ini memudahkan pembaca Dalam kaitan dengan Merdeka
mengakses Educare kapan dan dimanapun
melalui perangkat gawai. Tema yang Mengajar, Merdeka Belajar juga sangat
diusung dalam edisi ini adalah Merdeka
Mengajar Merdeka Belajar. penting sebagai langkah untuk
Sebagaimana ditegaskan oleh Menteri mentransformasi pendidikan sehingga
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem tercipta generasi-generasi yang memiliki
Anwar Makarim bahwa penerapan
Kurikulum Merdeka didukung dengan SDM unggul yang siap menghadapai
Platform Merdeka Mengajar. Menurut
Nadiem Platform Merdeka Mengajar ini tantangan dan perubahan zaman.
memiliki tiga fungsi, yakni membantu guru
untuk mengajar, belajar, dan berkarya. Merdeka Belajar ini memberikan peluang
dan kesempatan bagi siswa untuk
mengembangkan diri, bakat dan potensi
sesuai dengan bidang yang diminati.
ISSN: 2087-5223 Selain itu, Merdeka belajar juga memberi
ruang kebebasan bagi siswa untuk
berinovasi.
Selamat membaca!!! Semoga inspirasi
dan sharing dalam Majalah Educare ini
menjadi stimulus dan menggerakkan kita
dalam mewujudkan pendidikan yang
bermutu, kontekstual dan menjawab
kebutuhan zaman.
Salam Redaksi
DITERBITKAN OLEH Komisi Pendidikan KWI • Pelindung Mgr. Edwaldus M•ar
tPienmusimSpeidnu • Perintis
Mgr. Michael Cosmas Angkur, OFM, Heribertus Sumarjo, FIC Redaksi/
Penanggungjawab R.P. TB. Gandhi Hartono, SJ • Redaktur Pelaksana Celtos Djabun, S.S. • Dewan
Redaksi R.D. Aloysius Angus, R.D. Fidelis Dua, R.D. PP.aWuliurysonBoamPrbiayon
tgamWtiadmiaatm, SoJ,kRo.,P.RD.Dr..
Agustinus Arbol, R.D. Benediktus Rahawarin, R.P. Dr. Ir
V. Darmin Mbula, OFM, R.P. Amandus Ambot, OFM.Cap, Dr. Clara R.P. Ajisuksmo, M. Sc, Sr.
Yasinta Ariati, CB, Antonius Agus Sulistyono, S.I.P.,S.Pd, Martinus Ekonugroho, MPd,
Kristoforus Gustian, S.S., S.Pd • Desain Visual Celtos Djabun, S.S. • Keuangan Celtos Djabun, S.S.
• Alamat Redaksi & Distribusi Jl. Teuku Cik Ditiro No.39 Menteng, Jakarta Pusat - 10310, Telp.
(021) 31937558 Fax. • E-Mail: [email protected] [email protected] REKENING: BCA.
Capem Sabang Jakarta No. 028-3-84358-8 An. Konferensi Waligereja Indonesia.
1
DAFTAR ISI 3
7
Sajian Utama 10
Pendidikan Katolik Kini dan Kedepan ..........................................................
14
Peran Guru dalam Pendidikan yang Memerdekakan .................................
17
Sekolah Bukan Penjara .................................................................................
Tantangan dan Peluang Mewujudkan
Pendidikan yang Memerdekakan di Era Pandemi .....................................
Pendidikan yang Memerdekakan dan
Tantangan MBKM Bagi Perguruan Tinggi APTIK ......................................
Dinamika Pedagogi 21
Refleksi, Pemeriksaan Kesadaran dan Imajinasi ..................................... 26
Melangkah dari Titik Nol: Berpastoral di Dunia Pendidikan ...................
30
Formasi Pimpinan di Perkumpulan Strada 32
untuk Menjawab Perubahan Zaman ........................................................... 36
Mendidik Itu Merawat Kemanusiaan ......................................................
Kurikulum Merdeka dan Kristianitas .........................................................
Sharing Inspiratif 41
Guru Sebagai Panggilan Pribadi .....................................................................
Suara Guru 45
Menjadi Sang Pembaharu Lewat Pembelajaran Projek 50
Dalam Kelas Yang Merdeka ......................................................................... 54
Belajar Lintas Budaya Memperkuat Integrasi Nasional ...........................
Kepala Sekolah : Memerdekakan - Menumbuhkan .....................................
Dinamika Komisi
Rapat Pengurus Komdik KWI dan Bincang-bincang Pendidikan .............. 58
Lensa PKG ............................................................................................................. 62
SIAPP: Siswa Inspiratif Anak Pembaharu Pancasila ..................................... 65
Pelatihan Pedagogi Formandi Untuk Pendidikan di Seminari....................... 69
2
Sajian Utama
Pendidikan Katolik Kini dan Kedepan
(Refleksi atas Ajakan Bapa Suci Fransiskus
dalam “Instrumentum Laboris” 2015)
Katolik perlu terus diterjemahkan dalam
usaha berdialog dengan sesama, budaya
demi mewujudkan pendidikan yang utuh
dan seimbang. Beberapa pokok yang perlu
diperhatikan dalam design perubahan
pendidikan Katolik kini dan kedepan
adalah :
Rm. TB. Gandhi Hartono, SJ 1. Pendidikan Katolik adalah
Sekretaris Eksekutif Komdik KWI Komunitas Pembelajar
Pendidikan Katolik terus diusahakan
Dalam terang ajaran Gereja dengan untuk menciptakan komunitas
mempertimbangkan tantangan pembelajar yang integratif antara
perubahan pendidikan zaman ini, pengalaman hidup dan pengetahuan.
muncul pertanyaan seperti apa Konteks pendidikan Katolik mendidik
seharusnya design pendidikan Katolik manusia, pertama dan terutama melalui
kini dan kedepan? Bapa Suci konteks hidup, iklim belajar yang dibentuk
Fransiskus dalam pesannya yang dalam relasi pelajar dengan para
tertuang dalam Instrumentum Laboris guru/dosen. Melalui kualitas hubungan
(IL.2015) menegaskan bahwa Sekolah antar pribadi antara guru dan murid akan
dan Universitas Katolik perlu terus tercipta gerak pembelajaran yang
diperbaharui. Dengan semangat kondusif. Relasi pembelajaran tak hanya
diperbaharui pendidikan Katolik melalui nilai-nilai yang diungkapkan di
diharapkan menjadi tempat dimana sekolah, melainkan melalui nilai-nilai yang
pelajar bisa belajar untuk tumbuh, dihayati dalam tindakan hidup nyata
berkembang agar mampu terlibat (IL.No.15). Perubahan sikap para guru dan
dalam mewujudkan kebaikan bersama. seluruh staf lembaga-lembaga pendidikan
Sekolah dan universitas perlu Katolik adalah cara bertindak yang baik,
menyediakan ruang eksplorasi agar benar dan menyelamatkan.
setiap pelaku pendidikan memahami
konteks untuk menyiapkan perubahan
jaman.
Dalam perubahan ini maka Identitas
Pendidikan Katolik perlu terus diolah
dan didalami agar memberikan spirit
gerak perubahan sesuai dengan Sharing kelompok dalam Pengolahan Karakter Guru (PKG) di
Pontianak. Dok.PKG Komdik KWI - April 2022.
konteks jaman. Identitas Pendidikan -
3
2.Pendidikan Katolik Sajian Utama
Mengedepankan Cara Belajar Sebaliknya, akan berisiko jika memberikan
pengajaran yang hanya berfokus pada
Sebagai sarana pembelajaran saat ini permintaan ekonomi.
“cara” bagaimana siswa belajar tampaknya Mengajar dan belajar adalah dua istilah
yang berhubungan, tidak hanya mencakup
lebih penting daripada “apa” yang mereka subjek yang dipelajari atau pemikiran yang
dipelajari melainkan mencakup pribadi
pelajari. Cara mengajar menjadi lebih para pelaku pendidikan. Hubungan ini
tidak hanya berdasar secara eksklusif
penting karena cara belajar adalah (hubungan teknis dan profesional), tetapi
hubungan sikap saling menghargai,
metode yang menentukan bagaimana menghormati dan sikap persahabatan.
Ketika pembelajaran berlangsung dalam
pelajar menangkap dan menghayati isinya. konteks di mana subjek yang terlibat
merasakan sense of belonging (rasa
Pengajaran yang hanya memberikan memiliki), maka akan menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan (IL.17).
pembelajaran repetitif, tanpa mendorong
3. Pendidikan Katolik Tempat
peran serta aktif para siswa untuk ingin
Mengasah Rasa-Nalar dan Kehendak
tahu tidak cukup menantang untuk Salah satu tanggung jawab utama guru
menumbuhkan motivasi. Pembelajaran adalah untuk membantu generasi muda
menjadi tertarik pada pengetahuan dan
yang berorientasi pada pemecahan memahami pencapaian dan penerapannya.
Dalam pembelajaran Katolik keterlibatan
masalah akan mengembangkan dalam pengetahuan dan penelitian tidak
dapat dipisahkan dari citarasa dan etika.
kemampuan kognitif dan mental yang Tak ada ilmu pengetahuan nyata dapat
mengabaikan konsekuensi etis dan tak ada
lebih signifikan, di mana para siswa akan ilmu pengetahuan nyata menjauhkan kita
dari kedalaman rasa. Kedalaman rasa, nalar
melakukan lebih banyak hal daripada tidaklah saling meniadakan satu sama lain,
melainkan berjalan bersama demi
sekadar menerima informasi, serta pemahaman yang lebih besar dan lebih
baik akan kehidupan manusia dan dunia.
mendorong kerjasama tim. Meskipun
Pentingnya sekolah Katolik untuk
demikian, nilai isi pembelajaran tidak memberikan para siswa pelatihan gerak
yang akan memampukan mereka terampil
boleh dianggap remeh. Jika cara para memasuki pasar kerja dengan
keterampilan-keterampilan yang memadai.
siswa belajar relevan, maka mereka akan Pembelajaran bukan hanya penyesuaian
isi, melainkan merupakan sebuah
mencari, mempelajari dan mengeksplorasi kesempatan untuk melatih diri
membangun komitmen terhadap -
materi. Disamping itu para guru harus
4
tahu bagaimana memilih unsur-unsur
penting dari warisan budaya dan
bagaimana menyajikan itu kepada para
siswa. Pendekatan ini juga bisa membantu
dalam memecahkan masalah-masalah
yang sedang dihadapi.
Uskup Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus (tengah)
hadir dalam pembukaan PKG di Pontianak.
Dok.PKG Komdik K
WI - April 2022.
perbaikan diri dan kebaikan bersama. Sajian Utama
Dengan pembelajaran ini akan
memungkinkan para pelajar untuk Para guru harus terbuka dalam
mengembangkan kreativitasnya dan keberagaman dan mendorong setiap
melatih untuk menjadi pribadi yang lebih pribadi siswa untuk menyadari, menerima
terbuka kepada orang lain. Pembelajaran serta menghargai setiap pribadi sesama.
ini akan membuka kesadaran diri (hati dan Khususnya diajak untuk membangun
budi) para siswa terhadap lingkungan, alam solidaritas terhadap mereka yang miskin,
semesta sehingga tertanam rasa tanggung rentan dan membutuhkan uluran tangan.
jawab terhadap ciptaan.
Untuk mengembangkan keunggulan
4. Pendidikan Katolik Mewujudkan
kualitas kebhinekaan ini maka
Kemerdekaan dan Kebhinekaan
Saat ini banyak siswa masih menganggap Lembaga Pendidikan Katolik perlu
belajar sebagai kewajiban atau paksaan.
Hal ini terjadi karena ketidakmampuan menciptakan suasana :
sekolah membuat para siswa memiliki 1.Hormat akan martabat dan keunikan
semangat untuk mencintai diri dan pribadi.
pengetahuan. Ketika para siswa memiliki 2.Memberi ruang kemerdekaan
kesempatan untuk mengalami betapa kesempatan ditawarkan kepada orang
pentingnya apa yang mereka pelajari bagi muda untuk mengembangkan
kehidupannya, mereka akan termotivasi kemampuan sesuai talentanya.
untuk mencari dan berubah (IL.18). Mendorong setiap siswa untuk
membangun sebuah iklim dialog,
kerjasama dan solidaritas.
3.Fokus pada keseimbangan : aspek
kognitif, afektif, sosial, profesional,
etis dan spiritual.
4.Komitmen yang tepat dengan
pendasaran kebenaran pengetahuan,
keterbukaan hati dan keberanian
untuk mewujudkan kebaikan.
https://bit.ly/Educare2022 Lembaga Pendidikan Katolik sebagai
“Ibu” perlu mewujudkan wajah Gereja
Para guru dipanggil untuk menghadapi dalam pelayanan dialog sukacita dalam
konteks budaya. Cara menghadirkan
tantangan besar pendidikan, yakni wajah sukacita ini maka komunitas
sekolah diilhami oleh nilai-nilai iman
pengenalan akan penghargaan kebinekaan. Katolik (IL.19). Ciri khas tradisi iman
Kristiani adalah membentuk persaudaraan
Keragaman sosial, kultural serta religious cinta dalam budaya dan dialog iman.
Sungguh penting bagi Lembaga
tidak dapat ditolak, melainkan dipandang Pendidikan Katolik untuk mampu
berinteraksi dengan lembaga-lembaga
sebagai peluang dan anugerah. Keragaman non-Katolik dengan sikap mau
mendengarkan dan mau terlibat dalam
yang berkaitan dengan cacat atau dialog konstruktif demi kebaikan bersama.
kerapuhan yang mempengaruhi 5
kemampuan kognitif atau kemandirian fisik
diakui, diolah untuk disadari dan diterima.
5.Pendidikan Katolik Sajian Utama
Mengembangkan SDM menemukan pembelajaran yang berarti
dan mendalam. Mereka harus mampu
Pengelola Pendidikan Katolik perlu mendampingi para siswa menuju tujuan
terus mengupayakan pengembangan yang mulia dan menantang, menghargai
dan mampu mendorongnya untuk terlibat
diri para pelakunya (guru, staf). satu dengan yang lain.
Pelatihan dan pengembangan
Para guru harus dapat mengejar tujuan
keterampilan Guru menjadi prioritas yang berbeda secara serentak dan
dalam pengembangan pendidikan menghadapi masalah yang membutuhkan
profesionalisme tingkat tinggi dan
Katolik. Maka pengelola memiliki persiapan mendalam. Untuk memenuhi
harapan semacam itu, tugas-tugas ini
tanggung jawab untuk seharusnya tidak dibiarkan menjadi
tanggung jawab individu melainkan
mengembangkan dan mewujudkan dibutuhkan sinergitas kolaboratif. Maka
kesejahteraan para rekan kerja guru dukungan yang berarti dan memadai bagi
para guru perlu diperhatikan dan diberikan
dan staf ini. oleh Lembaga Pendidikan Katolik (IL.20).
Selain itu tuntutan pengembangan
kompetensi diri dan profesionalitas
guru merupakan prasyarat penting
untuk meningkatkan pendidikan. Hal
ini tidak bisa diabaikan karena
Sumber Utama:
tuntutan dasar Pendidikan adalah
Mendidik di Masa Kini dan Masa Depan :
kualitas pribadinya. Tuntutan Semangat Yang Diperbaharui
perubahan dan perkembangan jaman (Instrumentum Laboris 2015); Seri
perlu diimbangi oleh kualitas diri para Dokumen Gerejawi No.97, diterbitkan
guru dan para pengelola. Mereka harus oleh Departemen Dokumentasi dan
Penerangan KWI.
memiliki kemampuan untuk
menciptakan, menemukan serta
mengelola lingkungan pembelajaran
secara kreatif dan inovatif. Mereka
harus mampu menghargai
keberagaman dan membangun
komunikasi yang interaktif kepada
para siswa dan membimbing mereka -
6
Guru b
erbagai dalam PKG di Balikpapan. Dok.PKG Komdik KWI - April 2022.
Sajian Utama
Peran Guru dalam Pendidikan
yang Memerdekakan
Pada pertengahan Februari tahun
2022 Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset dan Teknologi
(Kemdikbudristek) mengeluarkan
Keputusan Menteri No. 56/M/2022
tentang Pedoman Penerapan Kurikulum
Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran.
Dalam Surat Keputusan tersebut
Dr. Clara R. P. Ajisuksmo, M. Sc dinyatakan bahwa dalam rangka
Fakultas Psikologi, Unika Atma Jaya pemulihan ketertinggalan pembelajaran
Pusat Kajian Pembangunan Masyarakat, Unika yang terjadi dalam kondisi khusus, maka
Atma Jaya / Pengurus Komdik KWI satuan pendidikan perlu mengembangkan
kurikulum yang sesuai dengan kondisi
Pasal 31 ayat 1 dari UUD 1945 satuan pendidikan, potensi daerah dan
menyatakan bahwa setiap warga negara peserta didik. Keputusan Menteri tersebut
berhak mendapat pendidikan, dan Pasal 4 juga dilengkapi dengan Peraturan Menteri
ayat 1 Undang-Undang No. 20 Tahun No. 7 Tahun 2022 tentang Standar Isi
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang
menyatakan bahwa pendidikan Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan
diselenggarakan secara demokratis dan Menengah yang dikeluarkan pada tanggal
berkeadilan serta tidak diskriminatif 10 Februari 2022. Pada pasal 2 ayat 1
dengan menjunjung tinggi hak asasi peraturan menteri tersebut dinyatakan
manusia, nilai keagamaan, nilai kultural bahwa standar isi dikembangkan melalui
dan kemajemukan bangsa. Kedua produk perumusan ruang lingkup materi yang
hukum ini menunjukkan bahwa sesuai dengan kompetensi lulusan.
penyelenggaraan pendidikan yang Dokumen-dokumen hukum tersebut
dilakukan oleh semua pihak dilindungi dan di atas menjadi dasar bagi program
menjadi tanggung jawab negara, dan pendidikan di seluruh jenjang untuk
ditujukan terutama untuk kepentingan mengimplementasikan Merdeka Belajar.
peserta didik. Selain itu, konsep Merdeka belajar sesungguhnya sebuah
demokratis dalam penyelenggaran konsep pendekatan dalam pendidikan
pendidikan seharusnya difahami sebagai yang diselenggarakan agar peserta didik
peranserta dan keterlibatan semua pihak bisa mengoptimalkan bakat dan minatnya
yaitu, sekolah, guru, keluarga, dunia dengan kebebasan memilih bidang
industri dan masyarakat umum dalam pelajaran yang ditekuninya. Hal ini
mewujudkan terlaksananya program didasari oleh suatu asumsi bahwa apabila
pendidikan yang dapat meningkatkan peserta didik dapat mengoptimalkan bakat
kesejahteraan dan martabat peserta didik. dan minatnya, maka mereka dapat
memberi sumbangan dalam bentuk karya -
7
Sajian Utama
yang lebih berarti bagi masyarakat dan Proses belajar-mengajar di kelas
bangsa, dan dalam jangka panjang peserta
didik menjadi lebih bahagia dalam dikatakan sebagai aspek yang paling
menjalani proses pendidikan.
esensial dari proses pendidikan. Konsep
tersebut sayangnya sering dimaknai
bahwa pengetahuan hanya ada sebatas di
Meninjau kembali Tujuan Pendidikan, ruang kelas dan pada guru sebagai sumber
Proses Belajar Bermakna dan Refleksi belajar. Padahal, sumber belajar dapat
Metakognitif dijumpai di luar kelas seperti di
Pendidikan merupakan suatu proses perpustakaan, media online atau internet,
untuk membekali peserta didik dengan serta di masyarakat sekitar. Bila guru
pengetahuan, keterampilan dan sikap meyakini bahwa ia adalah sumber belajar
yang penting dan dibutuhkan mereka utama dari proses belajar, maka sangat
dalam berinteraksi dengan orang lain yang mungkin bahwa guru menuntut peserta
ada di sekitarnya di kemudian hari. didik memproses pengetahuan hanya
Dengan pengetahuan, keterampilan dan pada tataran permukaan (surface learning)
sikap yang diperoleh dari proses serta mengingat dan menghafal
pendidikan, peserta didik diharapkan pengetahuan (rote learning and
dapat memecahkan persoalan yang remembering) yang diberikan guru di kelas.
dihadapi mereka maupun orang-orang di Yang seharusnya dalam proses belajar,
sekitarnya di kemudian hari. Peserta didik pengetahuan yang diperoleh peserta didik
diharapkan menjadi agen perubahan yang dimaknai secara mendalam (deep learning),
penting, potensial dan inovatif dalam dikaitkan (relevance) dan diaplikasikan
pembangunan suatu bangsa. Hal ini jelas (applied learning) dengan situasi yang
menunjukkan bahwa pendidikan nyata.
merupakan aspek penting dalam Sebagai aspek yang esensial, proses
mengarahkan sumber daya manusia yang belajar-mengajar juga seringkali dimaknai
kompeten dan berkarakter yang akan sebagai peran penting guru yang
menentukan arah kemajuan suatu bangsa. diujudkan dalam bentuk pembelajaran
Peserta didik diharapkan menjadi agen yang terpusat pada guru. Dalam situasi
perubahan yang penting, potensial dan
pengajaran yang terpusat pada guru, para
inovatif dalam pembangunan suatu
bangsa. peserta didik tidak diberi kebebasan
dalam memilih dan menemukan
pengetahuan yang menjadi minatnya.
Pengajaran yang berpusat pada guru juga
tidak memberi kebebasan bagi peserta
didik untuk memproses dan
mengembangkan cara belajar sesuai
dengan karakteristik yang dimilikinya.
Sumber belajar dapat dijumpai di
luar kelas seperti di perpustakaan,
https://bit
.ly/edc-2022 media online atau internet, serta
di masyarakat sekitar.
8
Sajian Utama
Dari uraian di atas, dijelaskan akan dapat dijadikan sumber pengetahuan bagi
pentingnya meninjau ulang inti dari tujuan
pendidikan, serta kemandirian peserta peserta didik.
didik dalam memproses pengetahuan
sebagai hal yang bermakna dan relevan. Guru harus mengubah proses belajar-
Aspek penting yang juga harus dikelola
dalam proses pembelajaran peserta didik mengajar yang berorientasi dan berpusat
adalah refleksi terhadap proses yang telah
dilakukan. Dalam refleksi terhadap proses pada guru (teacher centered orientation)
belajar yang dilakukan, peserta didik
diajak untuk meninjau kembali menjadi proses belajar-mengajar yang
pengetahuan yang sudah ditemukan
melalui berbagai pertanyaan. Apakah berorientasi dan berpusat pada peserta
peserta didik menyadari bahwa ada
pengetahuan yang tidak dipahami? didik (student-centered orientation). Dalam
Mengapa pengetahuan yang baru
dipelajari gagal dipahami? Apakah strategi proses belajar-mengajar yang berorientasi
untuk memahami pengetahuan yang baru
sudah tepat? Apakah ada pengetahuan dan berpusat pada peserta didik, guru
terdahulu yang dapat dikaitkan untuk
memahami pengetahuan yang baru? merupakan pembimbing yang
Melalui kegiatan refleksi peserta didik
dibimbing untuk memperoleh insight mengarahkan peserta didik untuk
terhadap strategi belajar yang dilakukan
dalam mencapai hasil pembelajaran. menggunakan strategi belajar yang
Monitoring dan umpan balik terhadap
proses pembelajaran yang dilakukan mendalam, relevan, dan dapat
peserta didik merupakan ciri utama dari
strategi metakognitif. diaplikasikan sesuai dengan konteks dan
Peran Guru dalam Pendidikan yang karakteristik peserta didik. Guru juga
Memerdekakan
menjadi motivator dalam mengarahkan
Guru mempunyai peranan yang sangat
penting dalam proses pendidikan. Dalam peserta didik untuk bertanggung jawab
pendidikan yang memerdekakan penting
bagi guru untuk mengubah mindset. Guru dan mandiri dalam menemukan serta
bukanlah satu-satunya sumber utama
pengetahuan, keterampilan dan sikap memproses pengetahuan di berbagai
yang dibutuhkan peserta didik untuk
menjadi sumber daya manusia yang sumber belajar yang dapat diakses di
berkompeten dan berkarakter. Dalam hal
ini, guru seharusnya membimbing peserta berbagai tempat termasuk di dunia
didik untuk mengenali berbagai potensi
yang tersedia di lingkungan sekitar yang industri dan di lingkungan sekitar. Guru
juga harus membimbing peserta didik
untuk merefleksikan kembali pengetahuan
yang diperoleh, di sisi lain guru juga
diharapkan dapat merefleksikan diri
apakah kegiatan pengajaran yang
dilakukan sudah sesuai dengan tujuan
pembelajaran, apakah informasi yang
diberikan dapat dipahami peserta didik,
atau apakah relevan dengan konteks dan
situasi peserta didik.
Dalam proses belajar-mengajar
yang berorientasi dan berpusat pada
peserta didik, guru merupakan
pembimbing yang mengarahkan
peserta didik untuk menggunakan
strategi belajar yang mendalam,
relevan, dan dapat diaplikasikan
sesuai dengan konteks dan
karakteristik peserta didik.
9
Hal penting yang tidak boleh diabaikan Sajian Utama
dalam pendidikan yang memerdekakan
adalah mengenali karakteristik para Sekolah
peserta didik, karena peserta didik Bukan Penjara
merupakan subyek utama dari proses
pembelajaran itu sendiri. Keterbukaan
guru untuk menerima peserta didik apa
adanya, dan tidak menuntut mereka untuk Rm. A. Mintara Sufiyanta, SJ
memenuhi harapan yang tidak sesuai
merupakan hal yang sangat dihargai dalam Kepala Yayasan Kanisius Cabang Semarang
pendidikan yang memerdekakan. Aku seo
rang guru.
Penutup Sekolah jadi tempat ibadahku.
Pendidikan sesungguhnya merupakan Ruang-ruang kelas adalah tempat doaku.
proses yang ditujukan untuk Meja-meja kelas menjadi altar
meningkatkan harkat dan martabat persembahan hidupku.
manusia. Proses pendidikan juga harus
mengarah pada upaya untuk Selebihnya: serangkaian kisah kasih
meningkatkan rasa dihargai, dan Bahagia, bersama murid-muridku.
dan bukan rasa tertekan dan
ketidaknyamanan. Oleh karena itu proses
pendidikan yang dijalankan harus Pendidikan yang memerdekakan
memberi peluang untuk memerdekakan
semua pihak yang terlibat di dalamnya. membutuhkan struktur-struktur yang
Keterbukaan guru untuk memerdekakan, bukan struktur-struktur
menerima peserta didik
apa adanya, dan tidak yang membelenggu, memenjarakan
menuntut mereka untuk
memenuhi harapan yang ataupun mematikan. Lebih daripada itu,
tidak sesuai merupakan
hal yang sangat dihargai pendidikan yang memerdekakan sangat
dalam pend
idikan yang
membutuhkan pribadi-pribadi guru yang
memerd
ekakan.
merdeka. Guru-guru yang memiliki pikiran
dan jiwa merdeka sangat menentukan
proses dan kualitas pendidikan yang
memerdekakan. Sekolah hanya akan
menjadi tempat pemerdekaan bagi anak-
anak jika memiliki guru-guru yang
merdeka, juga didukung oleh struktur dan
kebijakan yang memerdekakan. Keduanya
harus ada, dan harus seiring-sejalan.
Apakah guru-guru di Indonesia sudah
sungguh merdeka? Ataukah masih
terbelenggu dan terpenjara? Apakah
kebijakan yang dibuat sudah secara
efektif membantu menciptakan
pendidikan yang memerdekakan? Ataukah
sebaliknya?
10
Sajian Utama
Dasarnya: Cinta Personal Pagi-pagi benar, di tepi Danau
Lebih dari lima tahun silam, dalam
Genesaret, Yesus bertanya kepada Simon
kunjungan ke salah satu sekolah di
wilayah Gunungkidul Yogyakarta, saya Petrus: “Simon, anak Yohanes, apakah
sempat ngobrol dengan seorang guru
muda yang mengajar di situ. Pribadinya engkau mencintai Aku?” Dan Simon
sangat baik, sederhana, dan bersemangat.
Statusnya masih honor. Honornya pun menjawab: “Ya Tuhan, Engkau tahu aku
relatif kecil. Boleh dikata, belum cukup
untuk menopang hidup sehari-hari. sangat mencintai-Mu.” Kata Yesus:
“Kalau tidak cukup untuk hidup sehari- “Gembalakanlah domba-domba-Ku.”
hari, mengapa tidak mencari pekerjaan
lain saja?” saya bertanya kepadanya. Saya Yesus sampai tiga kali bertanya seperti itu
yakin, dia bisa melakukan pekerjaan lain
yang akan memberinya penghasilan lebih kepada Simon.
banyak. Mendengar pertanyaan saya, ia
terdiam. Cinta yang sangat personal dan
Sejenak kemudian wajahnya sedikit mendalam Simon kepada Tuhan Yesus,
mendongak, melihat ke arah saya. Lalu
dengan suara lirih tetapi dengan daya menjadi dasar dari panggilan dan
kemantapan terpancar dari dalam hatinya,
ia berkata: “Saya sangat mencintai anak- perutusan Simon. Cinta itu pula yang
anak di sini, dan sudah terlanjur sangat
mencintai mereka.” membuatnya memiliki kemerdekaan batin
Gantian saya yang kemudian terdiam. dan kesiapsediaan untuk
Jawaban guru muda tadi tidak hanya
mengenai pikiran saya. Jawabannya kena menggembalakan domba-domba. Cinta
di hati terdalam saya. Saya menghela
nafas dalam-dalam, mencoba menahan air personal itu pula yang kiranya mendasari
mata supaya tidak menetes. Tapi saya
tidak bisa menyembunyikan perasaan. guru muda honorer tadi secara merdeka
Bola mata saya berkaca-kaca. Beberapa
saat kemudian saya bicara: “Kalau batin memilih memberikan dirinya bagi
alasannya seperti itu, ya gimana ya….”
pendidikan anak-anak dari keluarga miskin
Ungkapan guru muda honorer itu tadi
menggema. Ungkapannya terasa tulus di daerah Gunungkidul Yogyakarta.
lahir dari kedalaman hati. Itu yang bisa
saya rasakan. Ada juga rasa haru dan Wujudnya: Perhatian Personal
bangga. Pemuda tadi memilih tetap Bulan Oktober 2020 terbit buku
berada di sekolah itu, menjadi guru. Ia
memilih untuk tetap menemani murid- berjudul Home Visit: Praktik Cura Personalis
murid yang sangat dicintainya. (penerbit: PT Kanisius, Yogyakarta). Di
dalamnya para guru sekolah-sekolah
Kanisius di Keuskupan Agung Semarang
menuliskan kisah-kisah mereka melakukan
kunjungan ke rumah para muridnya. Home
visit tidak hanya menjadi program sekolah,
tetapi terlebih menjadi bukti dan
perwujudan cinta para guru kepada para
muridnya. Memberi perhatian kepada
murid tidak hanya ketika di sekolah saja.
Para guru ini bahkan meluangkan waktu
dan tenaga berkunjung ke keluarga dari
murid-muridnya. Inilah wujud cinta para
guru. Inilah wujud perhatian personal guru
kepada muridnya. Inilah wujud komitmen
mereka sebagai guru.
Home visit tidak hanya menjadi program sekolah,
tetapi terlebih menjadi bukti dan perwujudan cinta
para guru kepada para muridnya.
11
Salah satu guru menuliskan refleksi Sajian Utama
pengalamannya dengan judul “Ibunya
Seorang TKW” (buku Home Visit, hlm. 68- Pakai sabun tidak? Apakah sering keramas
72), yang mengisahkan pengalaman pakai sampo?” Bu Guru juga mengecek
kunjungan ke rumah muridnya. Dia guru apakah PR sudah dikerjakan. Kalau belum,
kelas 1 SD. Dia memiliki murid yang unik anak itu didampingi mengerjakan
dan memiliki masalah. Muridnya itu sering tugasnya ketika ada waktu longgar di
tidak masuk tanpa izin, sering tidak masuk sekolah, sekalian sambil belajar. Bahkan,
karena alasan sakit, badannya tidak bersih kalau uang sakunya sudah habis, Bu Guru
dan bau, suka menyendiri dan kurang memberinya sekadar uang untuk membeli
berbaur dengan teman-teman sekelasnya, jajanan dan minuman. Kunjungan dan
sering seret membayar uang sekolah, dan pendampingan personal itu dilakukannya
sebagainya. Di rumah dia tinggal dengan selama satu semester.
dua kakaknya, juga masih SD, dan dengan
ayahnya. Ibunya sudah setahun ini pergi Pada bagian akhir tulisannya, bu guru
ke luar negeri, menjadi TKW demi itu menuliskan demikian: “Puji Tuhan!
menopang ekonomi keluarga. Semenjak memasuki semester 2 anak
tersebut mengalami banyak perubahan,
Untuk mengetahui secara lebih jelas lebih-lebih setelah ibunya pulang dari luar
latar belakang masalah dari muridnya itu, negeri dan memilih mencari pekerjaan di
Bu Guru ini memutuskan untuk Kota Weleri, anak tersebut akhirnya sudah
melakukan kunjungan keluarga. Dalam mendapat pendampingan yang lebih.
kunjungannya, ia ngobrol banyak hal Kehadiran ibunya yang lebih intensif dan
dengan ayahnya. Dari obrolan itu dia efektif itu sungguh mengubah anaknya.
sebagai guru jadi tahu akar dari masalah Anak itu juga berkembang dalam pergaulan
yang dialami oleh muridnya. Intinya, dan sudah dapat membaur dengan teman-
ayahnya kurang bisa memberikan temannya. Penampilannya juga lebih rapi.
perhatian kepada tiga anaknya itu. Setelah Aku yakin usahaku tidak sia-sia. Aku yakin
mengantar anak-anaknya sekolah di pagi Tuhan akan selalu memberkati setiap
hari, ia berjualan sebagai pedagang perbuatan kita untuk kebaikan anak-anak.
keliling. Anak-anaknya sering tidak Berkah Dalem.”
sarapan. Siang hari, anak-anak sering
terlambat dijemput oleh ayahnya. Dan Itulah kisah seorang guru yang
setelah itupun, ayahnya kembali berjualan menuliskan praktik cura personalis kepada
keliling sampai malam. Akibatnya, anak- muridnya. Mengenali pribadi muridnya,
anak kurang mendapatkan perhatian dari latar belakang keluarganya, dan
orangtuanya (ayahnya berdagang keliling sebagainya itu, tidak hanya mengubah
dari pagi sampai malam, ibunya pergi ke cara pandang, cara berpikir, cara merasa
luar negeri menjadi TKW). dan cara bertindak guru, tetapi juga
akhirnya mampu menggerakkan orangtua
Melihat kenyataan itu, Bu Guru tadi sebagai “guru utama” untuk lebih
memberikan perhatian secara intensif memberikan perhatian secara personal
kepada muridnya. Tiap pagi, Bu Guru kepada anak-anaknya. Dan pada akhirnya,
bertanya: “Hari ini bangunnya terlambat dirasakan kebahagiaan bersama karena
tidak? Sudah sarapan belum? Kalau di anakpun mengalami perubahan diri.
rumah mandi berapa kali? -
12
Anak tidak lagi terpenjara oleh situasi Sajian Utama
keluarga dan lingkungan sosialnya, anak
tidak lagi terhambat potensi-potensinya, Sekarang ini zamannya guru maupun
tetapi mengalami transformasi yang murid sama-sama berpikir ke depan dan
membebaskan dirinya. Demikian pula selalu terbuka untuk mempelajari hal-hal
ibunya, akhirnya memilih untuk pulang baru.
dan memberikan dirinya lebih intensif dan
efektif bagi anak-anaknya. Kebijakan struktural juga mesti
mengangkat kesadaran kepala sekolah dan
Itu salah satu kisah di dalam buku guru tentang ekosistem pembelajaran
Home Visit yang ditulis oleh para guru yang harus berubah terutama di zaman
sekolah-sekolah Kanisius, di wilayah digital ini, program dan alat pembelajaran
Keuskupan Agung Semarang. Guru yang yang sesuai, skills guru yang harus ikut
punya hati dan berkomitmen dalam berubah sesuai kebutuhan para murid
mendampingi formasi para murid, sungguh yang memiliki cara belajar baru sebagai
akan membantu para muridnya itu generasi digital, dan sebagainya.
mengalami transformasi kehidupan. Selain
itu, sangatlah perlu berkolaborasi dengan Singkatnya: guru dan institusi
orangtua dalam mendidik anak-anak ini. pendidikan harus berubah, karena dunia
Untuk itu seorang guru perlu mohon berubah dan cara belajar anak-anak juga
rahmat dan melatih diri setiap hari agar berubah. Sudahkah kebijakan struktural
semakin dianugerahi kemerdekaan batin yang selama ini dibuat sudah menjadi
dalam menanggapi panggilan dan sumber dan penopang bagi perubahan-
menjalankan tugas perutusan yang perubahan? Ataukah, kebijakan dan
dipercayakan oleh Tuhan kepadanya. aturan yang selama ini ada masih lebih
banyak berpotensi membelenggu dan
Penopangnya: Kebijakan Struktural menghambat?
Mengambil inspirasi dari pemikiran
Beberapa hari ini, para kepala sekolah
Romo Haryatmoko SJ dalam bukunya datang ke kantor yayasan untuk meminta
Jalan Baru Kepemimpinan dan Pendidikan: tanda tangan sebagai syarat mengajukan
Jawaban atas Tantangan Disrupsi-Inovatif Implementasi Kurikulum Merdeka bagi
(Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, sekolahnya. Kiranya hal ini merupakan
2020), kebijakan struktural yang diambil usaha untuk menanggapi perubahan
haruslah membantu para kepala sekolah zaman dan untuk mengusahakan agar
dan guru di lapangan memiliki daya kurikulum ini dapat membantu proses
adaptasi, daya ketahanan, juga daya pendidikan yang memerdekakan.
kelenturan untuk siaga melakukan
transformasi inovatif. Kebijakan struktural Guru yang punya hati dan
juga mesti mendorong kepala sekolah dan berkomitmen dalam
guru melakukan perubahan model
pendidikan dan pola pikir (mindset). mendampingi formasi para
Misalnya, bukan zamannya lagi mengajar murid, sungguh akan
itu berbicara dan belajar itu menghafal.
membantu para muridnya
itu mengalami
transformasi kehidupan.
13
Terus-terang, pikiran saya masih Sajian Utama
diselimuti pertanyaan-pertanyaan seperti
berikut ini: Apakah Kurikulum Merdeka ini Tantangan dan Peluang
nanti mendukung para guru untuk lebih Mewujudkan Pendidikan
merdeka mengajar dan para murid lebih
merdeka belajar? Apakah Kurikulum yang Memerdekakan
Merdeka ini nanti akan ikut menciptakan di Era Pandemi
suasana sekolah dan suasana
pembelajaran yang lebih merdeka? Sr. Yasinta Ariati CB, S.Psi., M.Si
Ataukah Kurikulum Merdeka ini nantinya
justru akan membuat warga sekolah Waket II Bidang Administrasi dan Keuangan
menjadi tambah resah, guru menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi dan Sekretaris
tambah terbelenggu, dan para siswa
menjadi semakin terpenjara? Tarakanita / Pengurus Komdik KWI
Kita lihat saja nanti. Yang jelas, bagi saya:
sekolah itu bukan penjara. Seiring dengan perkembangan jaman
sejak era kemerdekaan, Pendidikan di
Pertanyaan Refleksi Negara Indonesia terus mengalami
perkembangan. Menurut Undang-undang
1. Dari tulisan di atas, bagian No. 20 Tahun 2003, pendidikan di
manakah yang paling Indonesia didefinisikan sebagai usaha
mengesankan bagi Anda sadar dan terencana untuk mewujudkan
Mengapa itu mengesankan? suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif
2. Jika Anda seorang guru, mengapa mengembangkan potensi dirinya untuk
kok Anda ingin menjadi guru, dan memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
mengapa sampai sekarang Anda kok pengendalian diri, kepribadian,
tetap menjadi guru? Apakah menjadi kecerdasan, akhlak mulia, serta
guru itu bermakna bagi Anda dan keterampilan yang diperlukan dirinya,
membuat hidup Anda bahagia? masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan yang Memerdekakan
3. Jika Anda seorang pimpinan yayasan
atau pemegang kebijakan struktural Berdasarkan undang-undang tersebut,
pendidikan, apakah yang akan Anda sangat jelas bahwa sistem pendidikan
perjuangkan agar sekolah-sekolah yang seharusnya dijalankan oleh setiap
semakin menjadi tempat yang lembaga pendidikan adalah sistem
memerdekakan, bukan sebaliknya pendidikan yang memerdekakan. Secara
memenjarakan anak-anak Indonesia? historis, pendidikan yang memerdekakan
bukan sesuatu yang asing dalam dunia
Sekarang ini zamannya guru pendidikan. Sebelum kemerdekaan bangsa
maupun murid sama-sama ini diproklamasikan, Ki Hadjar Dewantara
berpikir ke depan dan selalu
terbuka untuk mempelajari hal- 14
hal baru.
telah mempraktikkan pendidikan yang Sajian Utama
memerdekakan. Menurut Bapak Oleh karena itu, diperlukan perubahan
pada metode pembelajaran yang semula
Pendidikan Indonesia ini, pendidikan yang berpusat pada dosen menjadi berpusat
pada mahasiswa.
memerdekakan akan menghasilkan tiga
jenis manusia yaitu pertama, pendidikan
yang memerdekakan, akan melahirkan Student Centered Learning (SCL)
manusia-manusia yang tidak terperintah Metode pembelajaran student centered
orang lain, tetapi batinnya bisa learning (SCL) yaitu metode dimana
memerintah dirinya sendiri. Kedua, mahasiswa yang menjadi pusat perhatian
melahirkan manusia-manusia yang berdiri selama proses pembelajaran berlangsung.
tegak karena kekuatan sendiri, artinya Pembelajaran yang bersifat kaku instruksi
manusia yang hidup lahir-batinnya tak dari dosen diubah menjadi pembelajaran
tergantung kepada orang lain, tetapi yang memberi kesempatan pada
bersandar pada kemampuan diri sendiri. mahasiswa menyesuaikan dengan
Dan ketiga, melahirkan manusia-manusia kemampuannya dan berperilaku langsung
yang cakap dalam menertibkan dirinya dalam menerima pengalaman belajarnya.
sendiri, sehingga tidak mengganggu Dalam metode ini, dosen hanyalah
kemerdekaan orang lain. Konsep fasilitator yang harus dapat memberikan
pendidikan yang memerdekakan Ki Hadjar rasa nyaman bagi mahasiswa untuk lebih
Dewantara bermakna bahwa pendidikan bebas, aktif, dan inovatif mengembangkan
seharusnya mengantar anak didik menjadi kemampuan dan pengetahuannya,
manusia merdeka, namun tidak sehingga menjadi pribadi yang mandiri dan
mengganggu kemerdekaan orang lain. mampu bersaing.
Untuk itulah setiap jenjang pendidikan Pembelajaran berpusat pada mahasiswa
diharapkan sungguh dapat memberikan biasanya mengacu pada bentuk
pendidikan yang memerdekakan bagi pembelajaran yang misalnya memberi
peserta didik. Salah satu cara mewujudkan mahasiswa kesempatan untuk memimpin
pendidikan yang memerdekakan adalah kegiatan pembelajaran, berpartisipasi lebih
dengan perubahan sistem atau metode aktif dalam diskusi, merancang proyek
pembelajaran. Dalam jenjang pendidikan pembelajaran mereka sendiri,
tinggi, tidak dapat dipungkiri bahwa mengeksplorasi topik yang menarik bagi
sistem pembelajaran pada hampir semua mereka, dan umumnya berkontribusi pada
Perguruan Tinggi di Indonesia masih desain pembelajaran. Selain itu,
bersifat satu arah, yaitu pemberian materi pembelajaran yang berpusat pada
oleh dosen. Sistem pembelajaran tersebut mahasiswa sering dikaitkan pembelajaran
dikenal dengan model Teacher Centereded “mandiri”, atau dengan pengalaman belajar
Learning (TCL), yang membuat mahasiswa yang terjadi di luar pengaturan ruang kelas
pasif karena hanya mendengarkan kuliah atau gedung kampus, seperti magang,
sehingga kreativitas mereka kurang proyek penelitian independen, kelas online
terpupuk atau bahkan cenderung tidak /daring, pengalaman perjalanan, proyek
kreatif. Pola pembelajaran dosen aktif layanan masyarakat, atau bentuk-bentuk
dengan mahasiswa pasif ini mempunyai lain yang lebih sesuai dengan keinginan
efektivitas pembelajaran rendah. mahasiswa.
15
Peluang Sajian Utama
Situasi pandemi berdampak cukup Tantangan
Dalam melaksanakan pembelajaran
besar pada sektor Pendidikan, dimana
secara daring tidak mudah bagi seorang
pembelajaran sebelum pandemi dilakukan dosen untuk mengajak mahasiswa terlibat
aktif selama proses pembelajaran apalagi
di ruang kelas atau laboratorium, namun jika jumlah mahasiswa dalam ruang virtual
zoom cukup banyak dan jaringan tidak
setelah pandemi melanda, ruang kelas stabil yang mengganggu proses belajar.
Hal ini menjadi tantangan terutama bagi
tergantikan dengan ruang kelas virtual dosen yang mengajar pada Perguruan
Tinggi Vokasi Katolik yang tergabung
seperti Zoom, Google Meet, dan lain dalam Perhimpunan Pimpinan Akademi
Vokasi Indonesia (PPAVI) dimana sebagian
sebagainya. Pembelajaran melalui kelas besar anggotanya berada di daerah,
sehingga sering mengalami kendala terkait
online/daring sebenarnya bisa menjadi dengan ketersediaan infrastuktur jaringan
yang kurang andal dan kemampuan dalam
salah satu jawaban mewujudkan penggunaan teknologi yang masih kurang
memadai. Selain itu, dalam pembelajaran
pendidikan yang memerdekakan dimana daring mahasiswa cenderung tidak fokus
karena selama pembelajaran daring,
mahasiswa bisa belajar kapan saja dan mereka dapat melakukan aktivitas lain. Hal
ini menyebabkan proses pembelajaran
dimana saja. Mereka juga bisa dengan yang berlangsung menjadi tidak efektif.
Pembejaran secara daring menjadi
merdeka memilih sumber belajar mana tantangan bagi anggota PPAVI khususnya
bagi para dosen untuk lebih bisa
yang akan digunakan untuk berinovasi melakukan perubahan-
perubahan. Misalnya meningkatkan
menyelesaikan masalah-masalah yang kemampuan penggunaan teknologi melalui
pelatihan sehingga dapat menggunakan
mereka hadapi, meningkatkan wawasan aplikasi-aplikasi pembelajaran yang
menarik, menciptakan sistem atau metode
berpikir untuk mendalami lebih giat lagi pembelajaran yang memungkinkan -
materi yang sudah diberikan oleh dosen.
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
daring memberikan fleksibilitas bagi
pelaksanaan perkuliahan sehingga dapat
digunakan secara luas. Selain itu,
pelaksanaan pembelajaran daring
dianggap dapat meningkatkan
penggunaan teknologi dalam
pembelajaran serta meningkatkan
kemandirian belajar mahasiswa. Namun,
pembelajaran daring saja tidak cukup bila
sistem pembalajaran tidak dibuat berpusat
pada mahasiswa.
Pembelajaran melalui kelas online/daring https://bit.ly/38EEqi8
sebenarnya bisa menjadi salah satu jawaban
mewujudkan pendidikan yang memerdekakan
dimana mahasiswa bisa belajar kapan saja dan
dimana saja. Mereka juga bisa dengan
merdeka memilih sumber belajar mana yang
akan digunakan untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang mereka hadapi,
meningkatkan wawasan berpikir untuk
mendalami lebih giat lagi materi yang sudah
diberikan oleh dosen.
16
mahasiswa terlibat aktif selama Sajian Utama
pembelajaran. Pendidikan yang
Memerdekakan dan
Tantangan terbesar yang sungguh Tantangan MBKM Bagi
Perguruan Tinggi APTIK
dialami dalam proses pembelajaran oleh
anggota PPAVI adalah pelaksanaan
Rm. P. Wiryono Priyotamtama.,SJ
kuliah praktik. Bagaimana
Ketua Pengurus Yayasan Sandjojo /
menyelenggarakan praktikum keahlian Pengurus Komdik KWI
yang tidak mungkin dilakukan secara Pengantar
Tulisan ini dimaksudkan untuk
daring, karena memang mahasiswa
membuka kembali wawasan kita tentang
dituntut untuk mahir dalam bidang skill apa yang dimaksud dengan pendidikan
yang memerdekakan. Kita ingin
terapan yang dibutuhkan dalam dunia melihatnya kembali dalam perspekif iman
Kristiani. Mengapa perspektif iman
industri. Selain itu program magang kerja Kristiani yang kita pilih? Karena
perspektif inilah yang telah dipilih oleh
yang juga belum bisa berjalan dengan semua lembaga pendidikan yang
menggunakan iman Kristiani sebagai
baik. Hal ini karena banyak perusahaan sumber inspirasi dasarnya. Jumlah
lembaga-lembaga yang bersumber iman
yang masih menerapkan work from home Kristiani ini sangat banyak.
Sumbangannya sangat besar pula.
(WFH). Di samping itu, banyak mahasiswa Perjalanan sejarahnya sangat panjang
dalam ikut membangun peradaban umat
magang yang tidak mendapat tugas atau manusia di muka bumi.
pekerjaan dari perusahaan ketika WFH, Tulisan ini difokuskan pada bidang
pendidikan tinggi sebagai dunia perutusan
sehingga tujuan magang menjadi tidak Gereja yang paling banyak menyerap
perhatian, waktu, tenaga, serta perjalanan
tercapai, mahasiswa kurang mendapatkan panggilan hidup penulis. Pendidikan
tinggi Kristiani lahir dari jantung Gereja.
pengalaman dan kurang mampu
17
mempraktekkan ilmu dan keterampilan
yang telah mereka dapatkan selama
perkuliahan di kampus.
Pandemi bukanlah suatu peristiwa
yang menghambat untuk berevolusioner,
melainkan justru pandemi sebagai suatu
tantangan bagi dosen dan mahasiswa
agar tetap berimajinasi dan berkreasi
dalam mewujudkan tujuan pendidikan
yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Agar proses pembelajaran di masa
pandemi ini tetap dapat efektif, maka
dibutuhkan sinergisitas yang baik antar
seluruh elemen pendidikan, baik itu
Kemdikbudristek sebagai pemerintah,
dosen sebagai tenaga pendidikan, dan
juga mahasiswa sebagai objek
Pendidikan. Selain itu dibutuhkan
sinergisitas yang baik pula antara
perguruan tinggi dengan Industri dan
Dunia Kerja serta pemerintah terutama
dalam kegiatan perkuliahan berupa
magang kerja.
Dengan demikian denyutan-denyutan Sajian Utama
gerakannya merupakan ungkapan
denyutan-denyutan pergulatan iman Bagaimana kata “memerdekakan” bisa
Gereja dalam mengarungi perubahan kita maknai secara lebih mendalam? Prof.
jaman. N. Driyarkara SJ menggambarkan
pendidikan yang memerdekakan sebagai
Memerdekakan Siapa? dua proses yang berlangsung terus
menerus yakni proses “hominisasi” dan
H.A,R. Tilaar dan Riant Nugroho “humanisasi”. Hominisasi diartikan sebagai
proses menjadikan mahkluk hidup sejenis
(2008) menyebut 7 pemahaman tentang binatang menjadi binatang dengan
kemampuan istimewa yakni mampu
hakekat pendidikan. Ketujuh pemahaman perpikir sehingga disebut animal rationale
atau manusia.
tersebut dalam disebutkan di sini : 1)
Prof. N. Driyarkara SJ
pendidikan sebagai transmisi kebudayaan, menggambarkan pendidikan
yang memerdekakan sebagai
2) pendidikan sebagai pengembangan dua proses yang berlangsung
terus menerus yakni proses
kepribadian, 3) pendidikan sebagai
“hominisasi” dan
pengembangan akhlak mulia serta religius, “humanisasi”.
4) pendidikan sebagai pengembangan Dengan kemampuan berpikir, manusia
lebih merdeka dibanding binatang karena
warga negara yang bertanggungjawab, 5) bisa menjelajahi dunia kehidupan lebih
luas. Sedangkan kata “humanisasi” dapat
pendidikan sebagai usaha mempersiapkan diartikan sebagai proses menjadikan
animal rationale tersebut meningkat
pekerja-pekerja yang terampil dan menjadi seorang pribadi. Demikian
pribadi-pribadi yang memiliki kepribadian
produktif, 6) pendidikan sebagai lebih tinggi dianggap lebih merdeka dari
pada mereka yang berkepribadian rendah.
pengembangan pribadi paripurna atau Dengan lebih merdeka, kemartaban
manusiapun menjadi lebih penuh.
seutuhnya, dan 7) pendidikan sebagai
Pribadi-pribadi yang berkemerdekaan
proses pembentukan manusia baru. Dari tinggi mampu membentuk ikatan-ikatan
sosial seperti keluarga, komunitas, dan
penjabaran luas tentang hakekat masyarakat dalam satuan suatu bangsa di
mana nilai-nilai budaya, nilai-nilai moral,
pendidikan ini, kita bisa menyimpulkan serta nilai-nilai keagamaan/religiositas
dijunjung sangat tinggi.
bahwa pendidikan haruslah
18
memerdekakan tidak hanya anak didik,
tetapi juga pihak-pihak terkait lain :
pendidik, orang tua, lembaga pendidikan,
komunitas, dan warga seluruh bangsa.
Pendidikan tinggi
Kristiani lahir dari
jantung Gereja. Dengan
demikian denyutan-
denyutan gerakannya
merupakan ungkapan
denyutan-denyutan
pergulatan iman Gereja
dalam mengarungi
perubahan jaman.
Sajian Utama
Proses yang terjadi di dunia Mana Lebih Memerdekakan : Iman
pendidikan tinggi Indonesia saat ini adalah atau Ilmu Pengetahuan & Teknologi?
sebuah proses transformasi yang Mengapa pertanyaan ini kita ajukan
direkayasa. Ada suatu keinginan besar di di sini? Pertanyaan ini memiliki relevansi
pihak pemerintah melakukan rekayasa sangat tinggi saat menghadapi tawaran
transformasi tersebut. Bentuk konkret MBKM. MBKM menuntut dilakukannya
rekayasa yang ditawarkan termuat dalam sebuah proses diskresi di lingkungan
gagasan Merdeka Belajar dan Kampus lembaga-lembaga pendidikan tinggi
Merdeka (MBKM) beserta APTIK. Diskresi perlu diarahkan kepada
implementasinya. MBKM digunakan pertanyaan bagaimana melestarikan
sebagai kendaraan pengangkut visi ke identitas Katolik dalam pengembangan
depan Indonesia menyambut Tahun Emas tata kelola pendidikan tinggi berhadapan
2045. Di kalangan lembaga-lembaga dengan keinginan bangsa Indonesia untuk
pendidikan tinggi APTIK rekayasa bisa bertransformasi lewat MBKM.
transformasi pemerintah ini telah dicoba Penulis pernah ditugaskan sebagai
ditanggapi. Gagasan MBKM bisa diterima rektor dua lembaga pendidikan tinggi
karena seiring dengan pengertian hakekat lingkungan APTIK yakni Unika
perguruan tinggi Katolik seperti tertuang Soegijapranata di Semarang (1993-1996)
dalam Konstitusi Apostolik Tentang dan Universitas Sanata Dharma di
Universitas Katolik yakni sebagai Yogyakarta (2006-2014). Dalam usaha
pelindung dan pengembang warisan- mengebangkan tata kelola dua universitas
warisan budaya bangsa-bangsa di dunia ini penulis memanfaatkan nasehat
agar semakin bermartabat. Almarhum Rama Chauvigny de Blot SJ,
Namun tantangannya terletak seorang pakar Spiritualitas Manajemen.
pada bagaimana melakukan transformasi Beliau ini berkata : “Seorang rektor
lewat MBKM tanpa meninggalkan universitas Katolik perlu meluangkan
landasan yang sudah terbangun. Landasan waktu dan mengerahkan tenaga lebih
yang sudah terbangun adalah landasan banyak untuk kepentingan penanaman
iman Kristiani yang tertuang dalam serta pengembangan visi-misi serta nilai-
rumusan visi-misi dan nilai-nilai yang nilai unggulan universitasnya dari pada
diunggulkan oleh masing-masing kepentingan-kepentingan manajerial
perguruan tinggi APTIK. operasional universitas”. Ketika penulis
bertanya lebih lanjut tentang berapa
Gagasan MBKM bisa diterima karena waktu dan perhatian perlu diberikan untuk
seiring dengan pengertian hakekat
kepentingan tersebut? Rama C. de Blot SJ
perguruan tinggi Katolik seperti
tertuang dalam Konstitusi Apostolik mengatakan sekitar 50% waktu dan
Tentang Universitas Katolik yakni tenaga rektor harus difokuskan ke
sebagai pelindung dan pengembang
warisan-warisan budaya bangsa- kepentingan penanaman serta
bangsa di dunia agar semakin pengembangan visi-misi serta nilai-nilai
bermartabat.
unggulan universitas.
19
Dalam hal ini visi-misi serta nilai- Sajian Utama
nilai unggulan difahami sebagai buah
refleksi iman. Dari pengalaman penulis Tantangan utama :
menerapkan nasehat ini selama 11 tahun Bagaimana kita
sebagai rektor, rasanya nesehat itu sangat
tepat untuk diterapkan dalam berdiskresi untuk bisa
pengembangan tata kelola sebuah menemukan peluang-
universitas Katolik. Hasil yang bisa
diharapkan sangat nyata : terpeliharanya peluang bagi
identitas Katolik berupa semangat pengembangan iman
kebersamaan yang tinggi dalam
menjalankan Tridharma Perguruan Tinggi Katolik agar
dan perhatian yang besar dalam hal cura memerdekakan tidak
personalis (pemeliharaan relasi pribadi)
bagi pengembangan pribadi mahasiswa- hanya mahasiswa,
mahasiswa yang dipercayakan Tuhan dosen, tenaga
kepada universitas sebagai lembaga
perutusan Gereja di dunia pendididkan kependidikan, tetapi
tinggi. juga yayasan
Kesimpulan penyelenggara,
Dari pengalaman penulis di atas pengelola, dan para
pemangku-pemangku
dapatlah diambil kesimpulan bahwa iman kepentingan lainnya
lebih akan memerdekakan dari pada ilmu
pengetahuan dan teknologi. Ilmu yang terkait.
pengetahuan dan teknologi hanyalah alat
atau sarana untuk digunakan dalam Daftar Pustaka
mencapai suatu tujuan bersama termasuk
tujuan MBKM. Dengan demikian Paus Yohanes Paulus II, 1992, Konstitusi
tantangan utama ada pada bagaimana kita Apostolik Tentang Universitas Katolik,
berdiskresi untuk bisa menemukan Dekpen KWI Jakarta : Seri Dokumen
peluang-peluang bagi pengembangan Gerejawi No. 27.
iman Katolik agar memerdekakan tidak
hanya mahasiswa, dosen, tenaga Sudiarja, A., SJ, G. Budi Subanar SJ, St.
kependidikan, tetapi juga yayasan Sunardi, dan T. Sarkim (Penyunting), 2006,
penyelenggara, pengelola, dan para Karya Lengkap Driyarkara, Jakarta :
pemangku-pemangku kepentingan lainnya Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
yang terkait.
Tilaar, H.A.R. dan Riant Nugroho, 2008,
Kebijakan Pendidikan, Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
20
Dinamika Pedagogi
Refleksi, Pemeriksaan Kesadaran
dan Imajinasi
Tradisi dan Inovasi dalam Pendidikan
Sketsa ringkas ini, ingin menawarkan
esensi tawaran pengolahan diri dalam
dunia pendidikan menghadapi
perkembangan teknologi yang kian lama
kian perkembang cepat, khususnya
dipercepat dengan kondisi pandemi saat
ini.
Rm. Alexander Koko Siswijayanto, SJ Implikasi Perkembangan Teknologi dalam
Dunia Pendidikan
SMP Kolese Kanisius Jakarta
Teknologi yang semakin banjir dalam
Dua tahun pandemi memporak hidup harian saat ini tak mampu dielakkan
porandakan dunia Pendidikan. Pandemi oleh generasi muda. Anak-anak kita
yang muncul pada tahun 2020 hingga saat mampu belajar dengan cepat dengan
ini tahun 2022 adalah suatu kutuk teknologi. Mereka mampu menangkap
sekaligus berkat pada dunia Pendidikan. simbol-simbol dalam teknologi dengan
Pandemi membuat dunia pendidikan sedemikian cepat. Mempelajari sarana
tertatih-tatih dalam berjalan. Pendidikan social media ataupun aplikasi-aplikasi
meraba layaknya si buta yang mencari yang ada, bukanlah suatu kesulitan bagi
terang penyembuh. Tetapi, pandemi ini mereka. Yang perlu diperhatikan adalah
juga memicu dunia pendidikan untuk bahwa mereka rentan dalam rasa merasa
mengubah banyak hal. Menjadikan dunia karena setiap pengalaman yang mereka
pendidikan bertanya secara reflektif, apa temui menguap begitu saja. Di titik ini,
hal dasar yang harus dipelajari oleh kecepatan yang dikejar generasi saat ini
generasi mendatang. Sarana teknologi meninggalkan kedalaman.
menjadi berkat bagi dunia pendidikan
untuk terus belajar dan berkembang. Kecepatan perubahan yang didorong
Tetapi, tepat ketika teknologi ini oleh teknologi membawa pada perubahan
berkembang, perkembangan manusia pola hidup dan adaptasi yang terus
harus dilihat secara lebih menyeluruh dan menerus harus dilakukan manusia. Dalam
utuh. Bukan hanya teknologinya yang dunia pendidikan masalahnya adalah:
dipelajari, refleksi-refleksi mengenai Bagaimana mendidik anak-anak kita
perkembangan kemanusiaan harus menghadapi perubahan yang sungguh
dilakukan dalam dunia pendidikan. sangat cepat saat ini? Bagaimana
mendidik anak-anak kita untuk tidak
minder/takut dalam dunia yang kompleks
ini?
21
Fenomena munculnya radikalisme ada Dinamika Pedagogi
karena orang takut dan minder terhadap
dunia yang kompleks ini. Kita sebagai Siswa kita akan dibanjiri peristiwa, tetapi
pendidik tak ingin melihat anak-anak kita belum tentu mereka belajar peristiwa itu.
menjadi minder terhadap perubahan dunia Anak jaman sekarang luar biasa dalam
ini. Jika demikian, hal dasar seperti apa kecepatan, tetapi lambat dalam mencecap.
yang ingin kita, sebagai pendidik, Untuk itulah dibutuhkan refleksi.
tawarkan bagi generasi saat ini?
Bagaimana cara untuk melatihkan
Tawaran Pengolahan Diri di Dunia untuk anak? Ada dua metode yang
Pendidikan saya tawarkan:
Saya ingin menawarkan Trinitarian
Pengolahan Kedalaman Diri Manusia: Metode Pertama,
1.Kunjungi lagi pengalaman-pengalaman
1. Refleksi
2. Pemeriksaan Kesadaran (Examen bersama dengan suasana suasana yang
terbangun saat itu
Conscientiae) 2. Dalam keheningan masuklah dalam
3. Imajinasi pengalaman-pengalaman itu kembali:
Ketiganya adalah bentuk dasar dalam rasakan gejolak-gejolak hati yang
proses formasi / pengolahan interiority muncul ketika mengalami peristiwa
(kedalaman) dari manusia. Ketiganya itu. Maksimalkan indera kita seluruhnya:
adalah Pengolahan Utama (Core melihat, mencium, mendengar,
Cultivation) ke dalam diri manusia yang merasakan, menyentuh, dll.
akan membekali generasi muda untuk 3. Moment mana yang paling berkesan;
mampu menghadapi tantangan jaman dan kembali fokuskan pada pencecapan
menghadapi kondisi yang tidak menentu panca indera
ini. 4.Tanyakan pada diri: mengapa moment
itu berkesan? Mengapa peristiwa itu
1. Refleksi terjadi, apa yang menyebabkan
peristiwa itu terjadi: mengapa aku
Terdapat beragam definisi dari refleksi. merasakan perasaan itu (marah, bangga,
Saya mencoba mengambil arti yang kesal, tidak adil, gembira, syukur, dll).
sederhana dan sungguh penting bagi kita 5. Seandainya peristiwa itu terjadi lagi
sebagai pendidik. Refleksi adalah seni apa yang akan aku lakukan?
mengolah diri untuk membuat peristiwa- Bagaimana seharusnya aku bersikap?
peristiwa di luar diri menjadi pengalaman
diri. Semakin hidup ini berlari dengan Metode Kedua,
seluruh carut marutnya, semakin kita 1.Bisa dilakukan secara personal ataupun
terhanyut di dalamnya. “Setiap
pengalaman hidup belum tentu menjadi secara bersama-sama dalam kelompok
kekayaan hidup.” Refleksi adalah seni 2.Dengan cara menulis jurnal, retret,
melatih untuk menjadi pengalaman di luar
diri menjadi pengalaman kekayaan diri dan diskusi, sharing dalam kelompok, dst.
menjadikannya pengalaman yang
bermakna. Siswa kita akan dibanjiri peristiwa,
tetapi belum tentu mereka belajar
peristiwa itu.
22
Latihan refleksi seperti ini membutuhkan Dinamika Pedagogi
suasana yang cukup hening dalam
melakukannya. Latihan refleksi ini butuh Kita masuk dalam Langkah praktis
juga konsistensi untuk melakukannya. untuk melatihkannya. Hampir sama
Merefleksikan pengalaman adalah cara dengan refleksi, tetapi lebih mempunyai
kita untuk belajar secara lebih mendalam. tujuan khusus pada pengalaman hidup
Pengalaman itu menjadi pengalaman yang sehari-hari. Berikut ini sebuah panduan
mendidik setelah kita mampu yang mungkin bisa dipertimbangkan:
merefleksikannya. 1.Ambil waktu 10-15 menit dalam suasana
2. Pemeriksaan Kesadaran hening: hentikan seluruh aktivitas yang
ada, hadir dan sadari diri.
(Examen Conscientiae) 2.Kembali masuki pengalaman sepanjang
hari: rasakan kembali “perasaan” yang
Pemeriksaan kesadaran adalah seni muncul dalam pengalaman itu. Terapkan
pencerapan panca indera: melihat,
untuk mengambil jarak dari membaui, mendengar, menyentuh,
merasakan, dsb (siapa, dimana,
pengalaman/kesibukan dan tindakan bagaimana)
3.Fokus pada pengalaman yang paling
keseharian. Dengan menimbang-nimbang menyentuh
4.Dengan penuh keterbukaan dan
penuh kesadaran terkait apa yang baik kerendahan hati, apakah caraku
merasa, caraku berpikir dan caraku
dan yang buruk dari tindakanku dan setiap memutuskan sudah benar atau tidak?
Mengapa benar? Mengapa tidak?
keputusan yang kuambil. Ini adalah 5.Apa yang akan aku lakukan jika
kejadian yang sama itu terulang lagi
pelatihan untuk menjadikan pribadi selalu besok? Apa yang mampu membuatku
lebih baik di hari depan? Apa Tindakan
sadar akan apa yang dia katakan dan apa konkret yang bisa aku lakukan untuk
berkembang?
yang dia lakukan. Dalam dunia pendidikan
Pemeriksaan kesadaran ini bisa
ini perlu dilatihkan dan bukan menjejalkan dilakukan setiap anak selesai
pembelajaran di sekolah, sebelum pulang
materi pembelajaran. Ini adalah seni sekolah. Anak diajak melakukan review
kembali apa saja yang telah terjadi selama
pengolahan pribadi yang sungguh sangat setengah hari dari bangun hingga siang
berada di sekolah. Pemeriksaan Kesadaran
penting untuk berjaga-jaga dari banjir adalah latihan untuk menjadikan manusia
semakin teliti dan berani mengevaluasi
pengalaman dalam hidup sehari-hari. Alih- setiap kata dan tindakan.
alih kita “kewowogen” (kebanjiran) dengan 23
seluruh pengalaman/informasi yang ada,
kita mampu mengontrol diri kita dan
pengalaman kita. Selain itu dengan
pemeriksaan kesadaran kita mampu
mengetahui apa yang kita lakukan baik
atau buruk. Kita membutuhkan waktu
untuk mengambil jarak terhadap apa yang
kita lakukan. Sebuah adagium
mengatakan: “Hanya orang yang sanggup
mengambil jarak terhadap apa yang
dilakukan adalah orang yang sanggup
melihat apa yang benar dan apa yang salah
dan mampu untuk berubah dan
bertransformasi terkait diri dan
lingkungannya.”
.
Dinamika Pedagogi
3. Imajinasi Kala yang dituju adalah mampu
Ada berbagai macam definisi dari berpikir, merasa dan bertindak untuk
istilah “imajinasi”. Yang saya maksud suatu yang lebih besar dari dirinya,
imajinasi di sini adalah daya mencipta seseorang harus dilatih dalam seni melihat
sesuatu yang baru. Imajinasi adalah secara komprehensif melalui “seribu
elemen yang sungguh penting untuk mata”, tidak hanya melalui “dua mataku.”
membuat siswa menjadi kreatif, inovatif, Dan bahkan dalam berbagai kehidupan
inventif, dan berpikiran terbuka. Imajinasi sehari-hari, kemampuan berimajinasi ini
adalah seni melihat dan mencipta sesuatu berlaku pula dalam seluruh bagian
yang baru (insight, makna, ide, solusi, dll). kehidupan: pekerjaan, pernikahan,
Imajinasi adalah bentuk pengolahan yang persahabatan, Pendidikan keluarga
dipakai oleh para pemikir dan penemu di (parenting), pendidikan sekolah,
era abad 16, 17, dan 18. Dari berbagai manajemen, pembentukan kepemimpinan,
pemaknaan atas imajinasi, yang paling dll. Bahkan juga menjadi bagian sentral
relevan bagi kita semua (saya mengambil dari self-healing. Bahkan doa-doa yang
dari Pedagogi Ignatian), Imajinasi adalah mendalam juga mensyaratkan
kemampuan seseorang untuk mampu kemampuan untuk menempatkan diri
menempatkan diri di posisi/situasi orang dalam posisi orang lain (Percakapan
lain. Kita melatih anak-anak untuk mampu dengan Tuhan).
melihat bagaimana rasanya ketika aku Latihan berimajinasi membutuhkan
berada dalam situasi orang lain. Dengan langkah-langkah yang juga melibatkan
kata latih berlatih melihat dari sudut refleksi dan examen. Saya menawaran
pandang orang lain. beberapa hal berikut untuk menjadi
Mengapa latihan imajinasi ini menjadi Langkah praktis untuk melatih imajinasi:
penting. Melatih imajinasi memampukan 1.Duduklah dalam hening, jika sudah mulai
seseorang mengolah diri untuk keluar dari terbiasa bisa juga dalam aktivitas, tetapi
kesempitan cara memandang. Ini adalah benak harus terus berjaga.
kompetensi kunci bagi seorang pemimpin. 2.Bayangkan sosok yang anda kenal,
Tidak mungkin mempunyai kemampuan bayangkan bagaimana situasinya saat ini
berpikir, merasa, dan bertindak untuk (misalnya: teman yang saat ini sedang
sesuatu yang lebih besar dari dirinya, jika gembira ataupun sedih, ibu/bapak dalam
tidak mempunyai kemampuan situasi konkretnya saat ini, anak dalam
berimajinasi menempatkan diri di pergulatannya saat ini, murid dalam
posisi/situasi orang lain. kelas, bahkan presiden dalam situasi
penanganan pandemi ini).
Imajinasi adalah elemen yang 3.Masuki perasaan dalam kondisi mereka
sungguh penting untuk membuat
siswa menjadi kreatif, inovatif, saat ini, gunakan pencerapan panca
inventif, dan berpikiran terbuka.
Imajinasi adalah seni melihat dan indera (melihat, membaui, mendengar,
mencipta sesuatu yang baru (insight,
menyentuh, merasakan, etc) apa yang
makna, ide, solusi, dll).
anda rasakan? Apa yang mereka rasakan
saat ini dan gagasan apa yang muncul?
Coba pahami mengapa orang itu
melakukan apa yang dilakukan?
24
4.Bagaimana perasaanmu dan apa yang Dinamika Pedagogi
kamu pikirkan dalam situasinya? Apa
yang akan anda lakukan jika berada mSeanrjaandiabtee
rkknaotlobgaigi
dalam situasi/posisi/kondisinya? dunia pendid
ikan untuk
5.Bayangkan anda akan bertemu dengan terus bel
ajar dan
orang itu besok. Apa yang akan anda berkemban
g. Tetapi,
katakan kepadanya? dalam dimensi iman: tepat ketika
teknologi
jika Tuhan bertemu dengan orang ini, apa
yang akan Tuhan katakan kepadanya? ini berke
mbang,
perkembang
an manusia
Penutup
harus dilih
at secara
Apa yang saya haturkan di atas leubtetiuhkhnm.oBleonugyki
enalynuarhuyahannydgaan
adalah suatu kerangka metodologis dari
Pendidikan Ignatian. Pendidikan Ignatian dipelajari,
refleksi-
terentang dalam ruang dan waktu, sejak refleksi m
engenai
abad ke-16 hingga saat ini. Seluruh
pengolahan kedalaman manusiawi ini perkem
bangan
tentu harus dilakukan terus menerus, kemanusia
an harus
bukan hanya di lingkungan sekolah tetapi dilakukan d
alam dunia
juga di luar lingkungan sekolah.
Pengolahan kedalaman manusiawi: pendid
ikan.
refleksi, pemeriksaan kesadaran dan
imajinasi adalah suatu tantangan bagi para
guru, orang tua, eksekutif sekolah dan
juga Yayasan. Akhirnya, janganlah Sumber Bacaan
mengharapkan hasil yang tiba-tiba
berubah. Tak ada sesuatu yang instan dan Ignatian Pedagogy Paradigm
tiba-tiba dalam Dunia Pendidikan. Jangan
pula terpesona oleh berbagai tawaran Learning by Refraction; A Practitioner’s
pasar Pendidikan. Kesetiaan kita untuk Guide to 21th Century Ignatian Pedagogy
menemani siswa dengan melatih mereka
dalam refleksi, pemeriksaan kesadaran Ignatian Parenting; On Reflection, Examen,
dan imajinasi adalah kunci mereka and Imagination
menghadapi masa depan.
Reflection in Action: A Signature Ignatian
Tak ada sesuatu yang instan dan tiba-tiba Pedagogy for 21th Century
dalam Dunia Pendidikan. Jangan pula Ignatian Pedagogy; Classic Contemporary
Text on Jesuit Education from St. Ignatius to
terpesona oleh berbagai tawaran pasar Today
Pendidikan. Kesetiaan kita untuk menemani 25
siswa dengan melatih mereka dalam refleksi,
pemeriksaan kesadaran dan imajinasi adalah
kunci mereka menghadapi masa depan.
Dinamika Pedagogi
Melangkah dari Titik Nol:
Berpastoral di Dunia Pendidikan
Meyakini bahwa segala sesuatunya
telah tertata dengan baik - sebagaimana
Allah menata dunia ini melalui kisah
penciptaan – adalah sikap iman sejati
ketika berhadapan dengan peristiwa
kehidupan. Kalau pun ada hal yang tidak
sesuai dengan pemikiran manusiawi kita,
hal itu terjadi justru karena kita belum
RD. Carolus Patampang cukup mendalami dan memahaminya
Yayasan Paulus Makassar dengan baik. Itulah sebabnya, tulisan ini
lebih merupakan sebuah sharing reflektif
Selalu ada titik nol dalam sebuah tentang usaha-usaha saya memahami
perjalanan; selanjutnya, titik ini menjadi karya pelayanan pastoral di bidang
batu pijakan menuju titik yang lebih jauh. pendidikan yang menjadi bagian integral
Ada yang bisa berjalan dengan sangat dari kehidupanku saat ini.
cepat dan ada yang harus tahap demi Pendidikan merupakan hal yang
tahap. Semuanya sangat tergantung pada sangat hakiki dalam sejarah semesta,
motivasi pribadi, dukungan dari pihak justru karena mengikutsertakan manusia
sekitar, dan atmosfer yang tercipta dalam yang sangat dinamis dan berperan krusial
lingkungan harian. Inilah pengalaman dalam pengembangan peradaban. Entah
konkret yang saya temui ketika memulai ketika masih dilaksanakan dalam bentuk
terlibat dalam karya pastoral di bidang yang tradisional dalam komunitas kecil
pendidikan. Pada mulanya, keterlibatan ini ataupun ketika sudah beririsan dengan
bukanlah hal yang telah diskenariokan. teknologi, pendidikan tidak dapat
Berawal dari kondisi kesehatan yang dilepaskan dari manusia. Bahkan, dalam
kurang memungkinkan untuk era teknologi yang paling canggih pun,
melaksanakan tugas yang diberikan oleh pendidikan tetap bergantung pada
keuskupan, saya diarahkan kepada manusia. Sebuah pepatah kuno
sesuatu yang tak terbayangkan selama ini, mengatakan bahwa to educate means to
yaitu mengurusi dunia pendidikan. Bahkan touch one’s life forever. Melalui
ketika memulainya, saya pun terperangah pendidikanlah, kita bertemu dan
melihat arah yang harus ditempuh ke menyentuh kehidupan manusia.
depan untuk terlibat secara teknis dalam Pemahaman ini membuat saya
pengelolaan persekolahan milik memberanikan diri menginjak titik nol
keuskupan yang berada dalam naungan dalam pengelolaan dunia pendidikan
Yayasan Paulus Makassar. Namun, sambil memandang titik-titik di depan
bukankah tidak ada sesuatu yang yang harus saya pijak sambil melangkah
kebetulan dalam hidup ini? maju.
26
Dinamika Pedagogi
Sebuah pepatah kuno mengatakan bahwa to Tidak jarang suasana sunyi di
educate means to touch one’s life forever. persekolahan menjadi saat yang paling
Melalui pendidikanlah, kita bertemu dan baik untuk menggali spiritualitas dasar
menyentuh kehidupan manusia. yang perlu dibangun untuk
Berpastoral dalam pelayanan di mengembangkan karya pendidikan di
bidang pendidikan, khususnya ketika
harus berurusan dengan hal-hal teknis sekolah tersebut.
pengelolaannya, bukanlah sesuatu yang
mudah. Berbagai teori hebat yang Kedua: di setiap sekolah, saya selalu
diperoleh di ruang kuliah ataupun
ungkapan pemikiran cerdas di atas meyakini hadirnya berbagai potensi dalam
lembaran kertas karya tulis bukanlah
jaminan yang dapat memastikan diri tenaga pendidik dan kependidikan.
kesuksesan langkah pelayanan di bidang
pastoral. Tidak jarang pertentangan batin Tidak jarang potensi-potensi ini tidak
terjadi dalam diri saya ketika harus
memperhadapkan prinsip keilmuan yang muncul ke permukaan karena tenggelam
saya pahami dengan kondisi lapangan
yang sangat dinamis. Dalam dilema batin oleh kehadiran mereka yang telah hadir
seperti ini, saya belajar untuk membangun
beberapa prinsip dasar yang ditegakkan dan mendominasi berbagai kegiatan di
dalam pelayanan harian saya.
sekolah selama ini. Namun, pendidikan
Pertama: peperangan tidak akan
pernah dimenangkan tanpa mengenal senantiasa membutuhkan sebuah
situasi konkret di lapangan. Salah satu
kebiasaan kecil yang saya bangun selama kesegaran baru. Tanpa meninggalkan
ini adalah berkunjung dari satu unit ke
unit pendidikan yang lain secara rutin. mereka yang selama ini telah terlibat,
Bahkan saya memilih waktu yang kurang
populer, yaitu ketika situasi sekolah tunas-tunas baru yang selama ini tidak
cenderung sepi. Kunjungan seperti ini
membantu saya untuk menemukan terkenal entah karena dipandang sebagai
berbagai hal yang selama ini tidak
terungkap. Banyak kebenaran yang tak anak kemarin sore ataupun karena belum
terucapkan, saya temukan dalam
kunjungan sunyi seperti ini. Dalam mendapatkan kesempatan, perlu diberi
kunjungan seperti ini, saya dengan mudah
berkomunikasi dengan mereka yang kepercayaan. Pada dasarnya, mereka
kadang tidak didengar suaranya karena
mereka sendiri pun bekerja dalam senyap: hanya butuh dua hal, yaitu kepercayaan
para pramu sekolah, tenaga kependidikan,
ataupun guru yang dengan setia datang untuk berkreasi dan jaminan bahwa
lebih awal atau pulang paling akhir.
mereka tidak berjalan sendiri. Akan tetapi,
hal ini bukanlah semudah membalikkan
telapak tangan. Tantangan yang dihadapi
oleh tunas-tunas baru ini tidaklah mudah;
mereka harus siap berhadapan dengan
teror mental dari berbagai pihak,
khususnya oleh mereka yang merasa
ditinggalkan atau tidak dilibatkan dalam
sebuah kegiatan. Namun, sejauh
pengalaman pribadi saya, tantangan yang
terbesar sebenarnya berasal dari dalam
diri mereka sendiri: “Apakah saya dapat
melaksanakan tugas ini?” Jawaban untuk
pertanyaan ini adalah “Percayalah, Anda
tidak berjalan sendiri karena saya hadir
untuk mendukungmu.”
Pada dasarnya, mereka hanya butuh dua
hal, yaitu kepercayaan untuk berkreasi
dan jaminan bahwa mereka tidak
berjalan sendiri.
27
Saya berusaha mewujudkan Dinamika Pedagogi
kehadiran tersebut melalui duduk
bersama melihat hal-hal yang akan dasar berkembangnya potensi-potensi
dilaksanakan, menemani mereka pada pikiran kritis, inovasi, dan kemampuan
saat melaksanakan tanggung jawab, berkomunikasi dari setiap pribadi. Bukan
termasuk ketika harus memberi hal yang mudah untuk membangun
peneguhan atas kerja keras mereka, dan kolaborasi karena masih banyak yang
tentunya mensyukuri kerja keras itu berpikir bahwa kolaborasi akan
dalam suasana kebersamaan. Apakah menghilangkan kekhasan dan keunggulan
saya pernah kecewa dengan pencapaian pribadi/kelompok. Pengalaman inilah yang
mereka? Sebagai manusia biasa, banyak saya temui ketika mulai
tentunya kadang terselip ketidakpuasan membangun kolaborasi pada lembaga
untuk hal-hal tertentu. Ini bukanlah pendidikan tempat saya berkarya. Ada
perkara mudah karena saya pun harus kecenderungan dari masing-masing unit
mengalahkan ego pribadi yang pastinya untuk mempertahankan ego sektoralnya.
menginginkan yang terbaik. Namun saya
meyakini bahwa tidak ada yang salah Masing-masing menganggap diri
dengan memberikan kepercayaan lebih baik atau lebih unik dibanding dari
kepada orang lain untuk melakukan yang lain; hal itu tampak dalam seragam
sesuatu, termasuk ketika belum sesuai bersama, kebiasaan harian, bahkan sampai
harapan; sebaliknya ketika kita tidak teknis pembelajaran. Dalam situasi seperti
melakukan apa-apa atau menarik ini, kesadaran bahwa mereka adalah satu
kepercayaan itu, justru di situlah kita keluarga besar harus dibangun melalui
membuat sebuah kesalahan besar. berbagai pertemuan bersama. Mereka
diajak menyadari bahwa unit-unit mereka
Saya berusaha mewujudkan bukanlah the lone ranger yang berjuang
bagaikan ayam kampung yang
kehadiran tersebut melalui mempertahankan diri supaya dapat
bertahan hidup.
duduk bersama melihat hal-
Kolaborasi sebagai
hal yang akan dilaksanakan, perekat kebersamaan
demi tercapainya sebuah
menemani mereka pada saat
tujuan. Abad ke-21
melaksanakan tanggung menekankan pentingnya
jawab, termasuk ketika harus kemampuan berpikir
kritis, kreativitas,
memberi peneguhan atas komunik
asi dan
kolabo
rasi.
kerja keras mereka, dan
tentunya mensyukuri kerja
28
keras itu dalam suasana
kebersamaan.
Ketiga: kolaborasi sebagai perekat
kebersamaan demi tercapainya sebuah
tujuan. Abad ke-21 menekankan
pentingnya kemampuan berpikir kritis,
kreativitas, komunikasi dan kolaborasi.
Secara pribadi, saya berpendapat bahwa
kolaborasi adalah pengikat dari seluruh
kemampuan ini. Kemampuan ini menjadi
Sebuah perspektif baru dibangun Dinamika Pedagogi
dengan cara melihat diri mereka bagaikan
sekelompok burung yang terbang secara https://bit.ly/3NxWKIs
bersama-sama dalam sebuah formasi.
Masing-masing memang memiliki Demikianlah sekelumit kisah
kekhasan, tetapi bergerak secara sederhana belajar dari titik nol dalam
harmonis menuju pada sebuah tujuan karya pastoral di dunia pendidikan. Proses
tertentu (nilai inti – visi – misi yayasan) pembelajaran ini tidak pernah berhenti
sehingga elok dipandang mata dan karena esensi pendidikan adalah pantang
membangun kebanggaan korps. Harus berpuasa diri pada satu titik tertentu.
diakui musuh besar kolaborasi ini adalah Pencapaian hari ini merupakan tangga
hadirnya sosok tertentu yang masih ingin menuju titik lain. Semoga kisah sederhana
hidup di menara gadingnya masing- ini boleh menjadi remah-remah inspirasi
masing. Dalam situasi seperti ini, sebuah bagi seluruh insan yang membaktikan
ketegasan bersikap dibutuhkan. Mereka dirinya dalam dunia pendidikan.
harus siap tertinggal dari yang lain
ataupun akan ditinggalkan oleh kawanan Selalu ada titik nol dalam
yang mulai bergerak dalam harmoni yang sebuah perjalanan;
indah bila mereka tidak ingin masuk dalam selanjutnya, titik ini
kolaborasi tersebut. Pada akhirnya, saya menjadi batu pijakan
mengamini bahwa pilihan itu akan kembali
kepada yang bersangkutan. menuju titik yang lebih
jauh. Ada yang bisa berjalan
Masing-masing memang
memiliki kekhasan, tetapi dengan sangat cepat dan
bergerak secara harmonis ada yang harus tahap demi
menuju pada sebuah tujuan
tertentu (nilai inti – visi – misi tahap. Semuanya sangat
tergantung pada motivasi
yayasan)
pribadi, dukungan dari
pihak sekitar, dan atmosfer
yang tercipta dalam
https://bit.
ly/38bcPVk lingkungan harian.
29
Dinamika Pedagogi
Formasi Pimpinan di Perkumpulan Strada
untuk Menjawab Perubahan Zaman
Untuk melahirkan pimpinan yang
professional, direksi Strada membuat
aneka program pembinaan. Pengurus
perkumpulan sangat mendukung
terselenggaranya program-program
pembinaan para calon pemimpin masa
depan lembaga. Dukungan tersebut terjadi
karena pengurus dan direksi selama kurun
Rm. Odemus Bei Witono, SJ waktu yang lama mengalami kesulitan
mencari para pemimpin yang andal untuk
Direktur Perkumpulan Strada dan bekerja melayani di TK/sekolah, kantor-
Pemerhati Pendidikan
Perkumpula
n Strada (selanjutnya kantor cabang, dan pusat.
cukup disebut Strada) merupakan lembaga Strada dalam dinamika kerjanya
pendidikan milik Keuskupan Agung
Jakarta yang mengelola TK/sekolah mulai membutuhkan para pemimpin yang
jenjang PAUD, SD, SMP sampai mempunyai kecakapan mengatur
SMA/SMK. Strada didirikan tanggal 24 organisasi -- yang mempunyai 73
Mei 1924. Dalam usia yang mendekati TK/sekolah dan 5 kantor -- secara baik.
100 tahun, Strada terus berupaya Dalam situasi masyarakat dan politik yang
melakukan perubahan menjadi lebih baik kerap kali berubah, perkumpuan
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. membutuhkan para pemimpin yang dapat
Gagasan perubahan di Strada merespon tantangan zaman secara cerdas.
dimunculkan karena tantangan zaman Misalnya dalam situasi sekarang, adanya
yang semakin berat dan beragam. Kendati pandemi Covid-19, apakah para pemimpin
berat, menurut Fullan (2001), tujuan di Strada siap sedia berupaya menemukan
perubahan tidak untuk membuat inovasi cara terbaik untuk mengatasi kesulitan
dalam jumlah banyak, tetapi secara yang dihadapi organisasi? Kemampuan
bertahap dapat kelihatan dampaknya. dan kualitas kepemimpinan yang baik
Atas dasar itulah, direksi tidak perlu akan dapat memberikan kontribusi positif
menunggu lama untuk memiliki gagasan bagi keunggulan lembaga dalam diri
yang paling hebat. Fokus perubahan yang Strada.
diusung oleh Strada juga sederhana, yaitu
menyangkut profesionalitas pimpinan Sistem formasi pimpinan di Strada
lembaga. Strada membutuhkan pimpinan sedang mengalami perubahan yang
yang profesional untuk melakukan esensial dalam dua-tiga tahun terakhir.
perubahan. Formasi pimpinan memerhatikan budaya
kerja yang dibangun di dalam lembaga.
Menurut Fullan (2001), tujuan perubahan tidak Budaya kerja merupakan suatu falsafah
yang didasari oleh pandangan hidup
untuk membuat inovasi dalam jumlah banyak, sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat,
kebiasaan dan kekuatan pendorong bagi
tetapi secara bertahap dapat kelihatan orang yang melakukan aktivitas pekerjaan
dampaknya.
30
berdasarkan keyakinan hidupnya untuk Dinamika Pedagogi
mencapai cita-cita yang diharapkan. Organisasi yang dinamis membutuhkan
orang-orang yang tangguh untuk
Budaya kerja yang baik memungkinkan menjawab tantangan perubahan.
Ketangguhan sikap (atitudes) seseorang
kaderisasi pimpinan berjalan optimal. merupakan hasil formasi pembinaan yang
matang dan terencana. Dalam proses
Kaderisasi yang berakar pada budaya pembinaan, Platon menolak segala hal
yang bisa membuat para calon pemimpin
lembaga akan memunculkan karakter menjadi lemah, loyo, dan terlalu merasa
nyaman dalam kemewahan (Wibowo:
yang baik dari para pemimpinya. 2017: 82).
Benchmark atau tolok ukur kaderisasi yang Kotter (2011) pernah mengatakan,
“transformation is a process, not an event”.
dihasilkan Strada, yaitu menghasilkan Proses perubahan terjadi secara bertahap,
mulai dari (1) perubahan mental/karakter
pemimpin yang khas dan sesuai dengan personalia (2000-2009), (2) perbaikan tata
kelola lembaga (2009-2018),dan (3) yang
kebutuhan lembaga dalam saat ini terjadi perubahan formasi untuk
meningkatkan profesionalitas personalia
mengembangkan pelayanan jasa (2018- Sekarang), khususnya pada tingkat
pimpinan. Dalam situasi zaman yang
pendidikan. semakin tidak mudah, Strada perlu
mengambil sikap tegas dalam
Strada yang sejak awal pendiriannya kebijakannya untuk melakukan kaderisasi
internal untuk memperkuat kebutuhan
berupaya menanamkan nila-nilai yang personalia sekarang dan di masa depan.
Perkumpulan perlu mentransformasi
dapat memerkuat kompetensi dan dirinya untuk menjadi lembaga yang
dinamis, bergerak sesuai dengan tuntutan
karakter para pimimpin mereka dalam zaman. Para pemimpin operasional Strada
diharapkan mampu membawa lembaga
menangani layanan pendidikan, sebagai pada pelayanan jasa pendidikan yang
prima.
core business yang perlu dikembangkan.
Berdasarkan dokumen yang ada,
Pengurus dan direksi perkumpulan Strada mempunyai cita-cita, yaitu dapat
mengembangkan karakter dan intelektual
berupaya dan memberikan dukungan para guru, karyawan, dan pimpinannya
untuk mempunyai kompetensi dan sikap
perubahan dalam diri lembaga, khususnya kerja yang unggul. Oleh karena itu,
formasi kepemimpinan sekolah dirancang
di bidang personalia. Perubahan yang sedemikian rupa untuk meningkatkan
kompetensi dan sikap kerja personalia.
dilakukan tidak pernah menggeser Mereka dikembangkan berdasarkan usia, -
maksud dan tujuan lembaga tersebut 31
didirikan. Perubahan terjadi disesuaikan
dengan esensi cita-cita pendiri, dan tradisi
pendidikan yang sudah dibangun.
Perubahan yang terjadi di Strada
dilakukan secara bertahap untuk
memperkuat dan meningkatkan kualitas
tradisi baik yang sudah berjalan. Oleh
karenanya, Strada membutuhkan proses
yang panjang untuk mentransformasi
dirinya untuk menjadi lebih baik.
Perubahan yang memperhatikan
historisitas lembaga tentunya tidaklah
mudah karena perubahan tidak bisa
dilakukan secara total begitu saja.
Perubahan kerap kali bersinggungan
dengan kenyamanan pimpinan yang sudah
mapan. Padahal kenyamanan seseorang
jika tidak hati-hati dapat mematikan daya
juang dan kreativitas seseorang.
Dinamika Pedagogi
bakat, dan kemampuannya untuk siap Mendidik Itu
Merawat Kemanusiaan
menghadapi perubahan zaman. Secara
Judo Suwidji
sistemik, Perkumpulan Strada mendorong
Pemerhati Pendidikan
para pimpinan operasional untuk
mengubah sikap dan perilaku kerja; “Guru terbaik menana
m niat, bukan di level
memperbaiki kualitas kinerja; pemikiran tetapi di level hati.”
~ Anne Michaels
meningkatkan kepuasan pelanggan;
melakukan pengawasan fungsional; Pandemi Covid-19 telah mengubah
banyak hal dalam kehidupan kita. Kita yang
mengurangi pemborosan; memastikan mendaku diri sebagai makhluk sosial,
berkat wabah virus tiba-tiba menjadi
hasil kerja prima; memperkuat jaringan terbatas secara sosial. Para pekerja harus
bekerja dari rumah. Mahasiswa dan para
organisasi; menjamin keterbukaan; dan peserta didik yang biasanya memenuhi
ruang-ruang kelas saat ini harus belajar di
membangun kebersamaan dalam satu rumah masing-masing.
korps. Ruang-ruang sosial menjadi kosong
berkat pembatasan segala bentuk kumpul-
Sebagai catatan akhir penulis kumpul secara fisik. Keramaian justru
beralih pada ruang-ruang virtual. Media
memberikan rekomendasi terkait sosial (medsos) dan aplikasi yang
menyediakan ruang virtual jadi penuh
perubahan dalam profesionalitas kerja sesak. Orang beropini, mengobrol, belajar,
dan bekerja di ruang-ruang virtual
pemimpinan. Para pimpinan perlu tersebut.
diikutkan dalam aneka program
kepemimpinan yang berkarakter guna
menjawab perubahan zaman yang terus
bergerak. Program-program pembinaan
yang baik akan menghasilkan para
pemimpin profesional yang mampu
mengantar perubahan pada diri lembaga
seperti Strada menjadi yang lebih baik.
Dengan adanya para pemimpin yang
profesional, lembaga dapat bergerak lebih
lincah dalam meningkatkan kualitas jasa
layanan pendidikan yang ditawarkan
kepada masyarakat umum. Kualitas
pelayanan jasa pendidikan yang prima,
merupakan sumbangsih utama lembaga,
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Perubahan kerap kali
bersinggungan dengan
kenyamanan pimpinan yang
sudah mapan. Padahal
kenyamanan seseorang jika
tidak hati-hati dapat mematikan
daya juang dan kreativitas
seseorang.
32
Dalam situasi seperti ini, bergulirnya Dinamika Pedagogi
rencana penerapan Kurikulum Merdeka
baru-baru ini memberikan peluang Menariknya, pekerjaan-pekerjaan
sekaligus tantangan. Peluang hadir karena yang kemungkinannya sangat kecil
sekolah dan para guru mendapat tergantikan oleh otomatisasi adalah
keleluasaan mengatur sendiri perangkat pekerjaan yang melibatkan sisi kreativitas
pembelajaran. Kurikulum Merdeka ini dan afeksi manusia—misalkan koreografer,
memiliki inti pada semangat “Merdeka dokter bedah, psikolog, antropolog—akan
Belajar”. tetap bertahan. Di lain sisi, pekerjaan yang
mengutamakan rutinitas berulang—
Semangat “Merdeka Belajar” ini telemarketer, pelayan restoran, sekretaris,
nantinya akan membuat para peserta didik atau admin—akan dengan sendirinya
bisa menentukan dan mendalami minat tergantikan oleh otomatisasi mesin. Mesin
serta bakat masing-masing. Di sini, memiliki teknologi algoritma telah mampu
kekhasan setiap peserta didik sungguh membuat keputusan dalam pekerjaan
dihargai dan dirayakan. Kurikulum ini yang bersifat rutin.
dirancang supaya pembelajaran lebih
lentur dan berfokus pada materi esensial. Jangan lupa menjadi manusia
Selain itu, kurikulum ini juga menyasar
pengembangan karakter dan kompetensi Berhadapan dengan teknologi, apakah
murid. membuat kemanusiaan kita menipis? Prof.
Dr. N. Driyarkara, SJ, seorang pemikir
Tantangan teknologi Indonesia yang banyak menulis tentang
pendidikan, suatu kali pernah menulis
Salah satu tantangan laten yang muncul marwah pendidikan. Pendidikan tidak lain
dalam dunia pendidikan adalah adalah proses membuat manusia semakin
permasalahan teknologi. Tema tentang manusiawi.
teknologi dan kaitannya dengan dunia ini
sepanjang hayat (ke)manusia(an) akan Dalam pandangan Driyarkara, hanya
selalu menarik. Pendidikan bisa manusia saja yang mampu berkembang
menghasilkan teknologi super canggih baik secara fisik dan rohani. Binatang
sekaligus habis-habisan mengkritisinya. memiliki kemampuan tumbuh secara fisik,
namun tidak dalam hal rohani. Jika
Dari dunia bisnis, salah satu yang dibandingkan dengan binatang, proses
dominan menggambarkan teknologi adalah tumbuh-kembang manusia memang
proses otomatisasi. Tentu kita masih ingat terbilang lambat. Bayi jerapah hanya perlu
jargon terkenal sebelum pandemi Covid- 30 menit untuk bisa berlari begitu
19: Revolusi Industri 4.0. Klaus Swab, dalam dilahirkan. Lain halnya dengan bayi
The Fourth Industrial Revolution (2016), manusia yang perlu waktu hampir setahun
mengungkapkan bahwa akan banyak untuk hanya untuk bisa berjalan.
pekerjaan manusia yang digantikan oleh
mesin. Secara natural, manusia membutuhkan
proses yang cukup panjang untuk tumbuh
Semangat “Merdeka Belajar” ini nantinya akan dan berkembang. Teknologi membuat
membuat para peserta didik bisa menentukan dan proses-proses manusiawi menjadi jauh
mendalami minat serta bakat masing-masing. Di lebih cepat. Mesin uap, misalnya,
membuat waktu tempuh menjadi lebih
sini, kekhasan setiap peserta didik sungguh singkat. Atau, teknologi internet yang
dihargai dan dirayakan. berkembang di akhir abad ke-20, telah -
33
Dinamika Pedagogi
berhasil memampatkan ruang dan waktu. Pengalaman membolak-balik halaman,
Melalui internet, kita dapat bertemu
secara langsung dengan kolega yang mencium bau tinta buku baru, atau
berbeda benua.
sekadar memegang buku merupakan
Satu pertanyaan penting yang bisa
diajukan di hadapan perkembangan pengalaman unik. Secara psikologis,
teknologi kira-kira berbunyi, “Apakah kita
masih bisa sungguh jadi ‘manusia’ saat pengalaman jasmaniah memegang sebuah
teknologi berkembang demikian pesat?”
buku lebih bisa menjadi apa yang disebut
Buku cetak vs. elektronik
Salah satu contoh paling menarik Amos Tversky dan Daniel Kahneman
dampak teknologi terhadap dunia sebagai efek jangkar (anchoring effect).
pendidikan adalah tren penggunaan buku.
Buku elektronik merebak seiring dengan Pengalaman yang dihasilkan oleh efek
perkembangan teknologi layar sentuh.
Namun, apakah buku elektronik telah jangkar inilah yang di kemudian hari
mampu menggantikan buku cetak?
memengaruhi pengambilan keputusan.
Rob Errera dalam sebuah tulisan yang
diunggah ke tonerbuzz.com (18 Februari Lebih bijaksana dan masuk akal
2022) mengungkap beberapa data dan
statistik menarik tentang buku cetak mungkin mengambil jalan tengah.
dibandingkan dengan buku elektronik di
masyarakat Amerika Serikat. Meskipun Menafikan teknologi yang dapat
buku elektronik terkesan ringkas dan
tidak menyita tempat, kehadiran buku mempermudah kehidupan adalah fatal
cetak tetap tak tergantikan. Di mata
Errera, anak-anak sudah kadung tumbuh belaka. Namun, menyingkirkan
besar bersama dengan buku cetak.
pengalaman manusiawi yang melibatkan
Foto diambil dari akun Instagram:
http://instagram.com/nadiemmakarim. tubuh merupakan sikap naif. Baik buku
cetak maupun elektronik bisa kita gunakan
karena masing-masing memiliki kelebihan
dan kekurangan.
Apa yang perlu adalah membedakan
kapan menggunakan buku cetak dan
elektronik. Rasanya, akan bijaksana
mengenalkan buku fisik kepada anak sejak
dini. Sebab, hal ini juga akan merangsang
perkembangan motorik halus anak-anak.
Buku-buku anak berjenis readers sangat
cocok bagi mereka yang duduk di level
pendidikan dasar dan menengah. Buku
jenis ini dapat digunakan untuk
mengembangkan kemampuan baca-tulis
(dalam bahasa asing).
Baru setelah nanti anak-anak itu
dewasa dan terbiasa dengan buku cetak,
pengenalan pada buku elektronik bisa
dimulai. Secara sederhana, buku cetak
adalah wajib untuk anak yang bersekolah
di level awal hingga menengah. Buku
elektronik rasanya lebih cocok digunakan
saat anak-anak tumbuh dewasa setidaknya
pada tingkat perguruan tinggi.
34
Dinamika Pedagogi
Teknologi adalah sarana Dengan demikian, proses formatif
Jason Stockwood, pebisnis peserta didik sejak semula dibangun di
berkebangsaan Inggris yang juga atas fondasi “melek” pada dunia. Sikap
merupakan direktur teknis klub sepak “melek” ini tidak hanya terbatas pada
bola Grimsby Town F.C., di akhir 2018 aspek baca-tulis saja. Masih ada literasi
menerbitkan sebuah buku. Buku tersebut numerasi, sains, finansial,
diberi judul Reboot. Di dalamnya, kewarganegaraan, dan digital. Hal ini tentu
Stockwood mencermati sisi kemanusiaan dapat dikembangkan melalui beragam
di tengah arus zaman digital. kegiatan konkret, misalnya membaca peta,
Satu pertanyaan tajam dikemukakan menabung di bank, berkunjung ke
oleh Stockwood. Konteksnya adalah museum atau laboratorium, membuat
dunia bisnis, yang mana kita dapat unggahan di medsos secara benar dan
temukan betapa tenaga manusia sudah sopan, dan masih banyak lagi.
pelan-pelan digantikan oleh mesin- Adalah tantangan bagi kita, para
automaton. Stockwood mencoba pegiat pendidikan, untuk merawat sisi-sisi
mengingatkan bahwa perusahaan dalam kemanusiaan kita di tengah arus deras
dunia bisnis sebaiknya hanya mengejar zaman teknologi digital. Kita bisa
capaian efisiensi dan produktivitas yang memulainya dengan membiasakan perta
lebih besar. Ada sisi lain yang juga didik sedini mungkin membaca buku.
diperhatikan, yakni sisi kemanusiaan. Lebih baik lagi, jika usaha ini juga diikuti
Teknologi memang membuat oleh kebiasaan orang tua mereka
kehidupan semakin mudah. Namun, membaca buku. Semoga, usaha baik kita di
Stockwood menggarisbawahi bahwa dunia pendidikan membuat anak-anak
teknologi adalah sarana, bukanlah tujuan. semakin manusiawi. Semoga!
Di dunia bisnis, teknologi bisa digunakan
untuk membantu perusahaan, untuk Proses formatif peserta didik
sejak semula dibangun di atas
mencapai tujuannya: mengembangkan fondasi “melek” pada dunia.
Sikap “melek” ini tidak hanya
dan memenuhi kebutuhan pelanggan,
terbatas pada aspek baca-
sebagai manusia sepenuhnya, dengan tulis saja. Masih ada literasi
numerasi, sains, finansial,
lebih baik.
kewarganegaraan, dan
Semakin “melek”, semakin manusiawi digital.
Kurikulum Merdeka yang memberi
penekanan pada literasi bagi para peserta
didik rasanya bisa menjadi anak kunci
bagi pintu pendidikan masa depan yang
lebih baik. Kita patut menaruh harapan
pada penekanan aspek literasi yang
ditanamkan pada kurikulum Merdeka.
Literasi di sini perlu dipahami dalam arti
“melek” pada dunia.
35
Kurikulum Merdeka Dinamika Pedagogi
dan Kristianitas
Anda terusik, tidak setuju atau bahkan
marah? Baik kalau begitu, kita lanjutkan.
Bobby Budiarto
Sains dan Injil saling mendukung
Sekretaris Eksekutif MPK KAJ Siapa bilang agama tidak sejalan
dengan sains?! Dalam hal kecerdasan
Apakah Anda percaya bahwa tidak ada anak bukan saja sains menyatakan demikian,
yang bodoh? tapi bahkan Injil juga mendukung sains.
Dalam perumpamaan tentang talenta
Sering kita mendengar dari para Yesus jelas mengatakan ada yang
motivator bahkan juga para ahli mendapat talenta 1, 2 dan 5. Hal ini
pendidikan yang menggunakan kalimat menurut kami juga berlaku bagi
Albert Einstein, “Everyone is a genius. But if kecerdasan, IQ, dan kemampuan-
you judge a fish by its ability to climb a tree, kemampuan lainnya.
it will live its whole life believing that it is
stupid.” untuk mempengaruhi para Pertama-tama istilah bodoh memang
pendengarnya. Padahal ada dua kesalahan perlu diganti, karena bukan saja itu tidak
di sini. Pertama, kalimat tersebut bukan tepat secara ilmiah, tapi itu menghina.
dari Albert Einstein: Para ahli saat ini lebih sering
https://www.usatoday.com/story/news/fa menggunakan istilah slow learner bagi
ctcheck/2021/04/27/fact-check-einstein- murid seperti itu. Kedua, sifat bodoh
never-said-quote-fish-climbing- sering kali dianggap sebagai permanen.
trees/7384370002/. Sekali bodoh tetap bodoh selamanya,
Kedua, seandainya benar dari Einstein, hal sekarang selalu dan sepanjang segala
itu tidak mengubah kenyataan bahwa abad. Ini bertentangan dengan penelitian-
kalimat tersebut adalah salah. Kenyataan penelitian tentang Growth Mindset yang
hidup tidak seindah itu. Dalam kehidupan dilakukan Dr. Carol Dweck, dan juga
nyata memang ada anak bodoh, dan anak banyak peneliti lainnya. Bukti yang paling
pintar. Mari kita hadapi secara jujur dan mengesankan adalah Flynn Effect, dari
berani jika kita betul-betul mau menolong penelitian James Flynn. Di beberapa
semua anak-anak di dunia. Jika kita betul- belahan dunia selama 30-40 tahun terjadi
betul mau meringankan kerja para guru kenaikan IQ yang cukup besar. Kenaikan
menjadi pendidik yang benar-benar sebesar itu dalam waktu sesingkat itu
transformatif. Pada kenyataannya hidup tidak mungkin terjadi karena perubahan
ini bisa dikatakan “tidak adil”, karena genetika. Maka hal ini membuktikan
manusia memang dilahirkan dengan IQ pengaruh lingkungan sosial pada
dan kemampuan yang berbeda-beda. kecerdasan manusia.
Pertama-tama istilah bodoh memang perlu
diganti, karena bukan saja itu tidak tepat secara
ilmiah, tapi itu menghina. Para ahli saat ini lebih
sering menggunakan istilah slow learner bagi
murid seperti itu. Kedua, sifat bodoh sering kali
dianggap sebagai permanen. Sekali bodoh tetap
bodoh selamanya, sekarang selalu dan
sepanjang segala abad.
36
Kembali pada teori Growth Mindset, Dinamika Pedagogi
teori ini menekankan bahwa talenta atau
kecerdasan tidaklah permanen. Persis Berikut adalah latihan singkat yang
dengan pernyataan Yesus 2.000 tahun membuktikan hal tersebut.
sebelumnya. Yang membedakan adalah
bahwa teori Growth Mindset menyuguhkan Baca selintas huruf-huruf berikut, lalu
teknik-teknik penyampaian pesan yang tutup mata dan coba sebutkan huruf-
diyakini dapat menumbuhkan kecerdasaan huruf tersebut.
anak. Misalnya tidak dilarang memuji anak,
tapi yang dilarang memujinya dengan XBC
label, anak dipuji seperti Einstein karena APO
nilai ujiannya tinggi. Ini malah bisa SKW
membebani anak jika ia menghadapi soal IMP
ujian yang sulit. Ia akan takut kehilangan KPB
gelarnya seperti Einstein. BJK
W
Jadi kebanyakan peneliti sekarang
meyakini bahwa kecerdasan manusia tidak Baik, sekarang silakan tutup mata, dan
lah permanen. Tapi bisa ditumbuhkan sebutkan huruf-huruf yang baru saja Anda
dengan strategi dan metoda-metoda yang baca. Huruf apa saja yang Anda ingat?
tepat.
Sekarang lakukan hal serupa pada urutan
Selain ayat talenta, ada ayat Injil yang huruf berikut.
juga sangat mendukung temuan sains,
tepatnya Cognitive Science, yaitu ayat X
Matius yang berbunyi, “Karena siapa yang BCA
benar, untuknya hendak diberi, sehingga POS
dia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak KWI
benar, apapun juga yang benar padanya MPK
hendak diambil dari padanya.” PBB
JKW
Singkatnya ayat ini menyatakan yang
kaya akan semakin kaya, yang miskin akan Silakan tutup mata, dan sebutkan huruf-
semakin miskin. Seorang sosiolog bahkan huruf yang baru saja Anda baca.
menyebut gejala ini sebagai Matheus Anda ingat semua bukan, huruf-huruf
Effect. Dalam Cognitive Science, juga tersebut?!
dikenal dampak Background Knowledge,
hafalan atau ingatan akan pengetahuan Jika Anda cukup teliti maka Anda
yang dibutuhkan untuk mengerti mengetahui bahwa kedua urutan huruf di
pengetahuan lain. Daniel Willingham atas adalah sama. Yang membedakan
menjelaskan otak berpikir dengan prinsip adalah pada urutan kedua, susunan huruf
demikian, otak yang kaya (Background dikelompokkan sesuai dengan Background
Knowledge) akan semakin mudah kaya, Knowledge yang sudah Anda punyai
semakin mudah belajar. (chunking).
37
Latihan singkat di atas memberikan Dinamika Pedagogi
Anda kesempatan merasakan kebenaran
Efek Matius dan Cognitive Science. Dengan Praktik histeris dan penyingkiran
pengetahuan ini maka kita semua bisa sekolah-sekolah lemah ini telah
menolak misalnya jika ada yang berlangsung begitu lama, namun melihat
berpendapat bahwa zaman sekarang anak hasil PISA, ternyata tidak meningkatkan
tidak perlu menghafal, karena tinggal ini kinerja siswa-siswi Indonesia. Sejak
adalah zamannya google. Ataukah Anda pertama kali PISA mengukur Indonesia di
ingin diperiksa Dokter yang sebentar- tahun 2000 hingga yang terakhir di tahun
sebentar melihat google ketika sedang 2018, sebanyak 7 kali, ternyata Indonesia
mengobservasi Anda? tidak mengalami peningkatan yang berarti.
Dua pertemuan sains dan agama Kurikulum Merdeka Mematahkan Dominasi
Asesmen Sumatif, Menghidupkan Asesmen
di atas membuktikan bahwa manusia Formatif
dapat bertambah cerdas dan juga Di Kurikulum Merdeka, Ujian
Nasional bukan saja dihapus, tapi asesmen
menjelaskan sedikit bagaimana formatif dihidupkan dengan Asesmen
Nasional. Pertama, asesmen dilakukan
bertambah cerdas? tidak hanya pada siswa (AKM: Asesmen
Kompetensi Minimum, literasi dan
Kurikulum Merdeka menghendaki semua numerasi), tapi juga pada lingkungan dan
anak menjadi lebih cerdas guru (Survei Karakter dan Survei
Lingkungan Sekolah). Perlu diingatkan
Tentu kurikulum-kurikulum bahwa para guru sering terlalu fokus pada
sebelumnya juga menghendaki semua AKM saja. Mungkin ini sisa-sisa pengaruh
anak menjadi lebih pintar, tapi aturan- dari sistem lama, tapi mungkin juga tidak
aturannya malah menghalangi hal enak jika diri sendiri ikut dinilai oleh
tersebut. Misalnya Ujian Nasional, sistem pemerintah. Kedua, asesmen dilakukan
ranking ini semakin terasa abusrditasnya pada siswa kelas 5, kelas 7, dan kelas 11,
ketika kita mengingat lagi bagaimana bukan pada kelas terakhir SD, kelas
bahan ujian dijaga polisi, para siswa terakhir SMP, maupun kelas terakhir SMA.
histeris atau tiba-tiba religius ketika Ini pesan jelas kepada semua pihak bahwa
mendekati hari H, atau bagaimana hasil masih tersedia satu tahun untuk
UN di daerah yang sangat minim guru, memperbaiki hasil Asesmen Nasional.
bisa mengalahkan hasil UN di kota Sekolah-sekolah Katolik sebaiknya
Pendidikan. Sebab absurditas kurikulum melakukan asesmen yang sama pada
lama salah satunya terletak pada dominasi siswa-siswinya beberapa bulan pasca
asesmen sumatif. Seluruh negeri merasa Asesmen Nasional. Sehingga asesmen
was-was dan tegang bahkan ada yang formatif yang telah diberikan gratis oleh
mengundang dukun ataupun tuyul pencuri Negara dapat berguna sebagaimana
soal dan jawabannya menjelang Ujian mestinya, sebagai media formasi.
Nasional. Lalu pasca Ujian Nasional
tenaga-tenaga pemasaran memamerkan 38
ranking sekolah mereka yang telah
berhasil menyingkirkan mayoritas
sekolah-sekolah lainnya.
Kurikulum Merdeka Mendekati Siswa tidak Dinamika Pedagogi
secara seragam, differenciated learning
Julius Juih / Tim Pendidikan MPK KAJ
Salah satu penjelasan yang sangat mencoba menawarkan kepada LPK-LPK
menarik mengenai differenciated learning untuk memakai kriteria UKRK (Urgensi,
adalah presentasi dari Salman Khan di Kontinuitas, Relevan dengan mata
TED.com. Pendiri Khan Academy ini pelajaran lainnya, Keterpakaian). Yang
menjelaskan bahwa selama ini sistem paling penting dari segi Cognitive Science
Pendidikan telah bersikap tidak adil dan (ingat latihan singkat di atas) adalah
mendiskriminasi siswa-siswa yang lambat. kriteria Kontinuitas, artinya yang
Ini dilakukan dengan jadwal pembelajaran dibutuhkan di jenjang selanjutnya.
dan ujian yang seragam. Padahal kita tahu Tuntutan yang diajukan Pak Juih persis
semua bahwa kecepatan belajar setiap dengan yang diajukan Khan, pada materi
siswa berbeda. Jika sekolah memilih yang dibutuhkan jenjang berikutnya maka
jadwal sesuai rata-rata siswa, maka siswa para siswa perlu menguasainya 100%,
paling cepat akan merasa bosan, dan siswa paling tidak 90%. Dengan demikian siswa
paling lambat akan merasa tersingkirkan. dimudahkan berpikir. Khan menjelaskan
jika pada materi-materi yang fundamental
Menurut hemat kami, yang juga para siswa hanya dituntut 70%, maka itu
menyesatkan adalah penetapan KKM sama saja membangun bangunan gedung
yang rendah dan sering kali menipu. Salah lalu kita puas jika pada pilar, dan dan
satu kriteria KKM adalah kerumitan materi bagian pondasi kita puas dengan 70% saja.
ajar, semakin rumit, maka bobot penilaian Jika ini terjadi, maka pada pembangunan
akan semakin rendah. Mengingat materi lantai berikutnya gedung akan roboh.
yang rumit sering kali adalah materi yang Demikian pula dengan Pendidikan siswa,
penting, maka kriteria seperti itu jika kita hanya berpuas diri dengan 70%
sebenarnya adalah sesat logika. Karena saja pada materi-materi esensial, maka
materi-materi yang penting justru tidak pada jenjang berikutnya bangungan
dianggap penting. Pendidikan siswa akan roboh.
Maka sudah sangat tepat jika di Penutup
Kurikulum Merdeka KKM akan Kami sadar masih banyak yang perlu
ditinggalkan. Yang dikehendaki adalah
Mastery Learning yang sesungguhnya, di didiskusikan. Namun yang paling penting
mana setiap siswa diupayakan mencapai adalah perubahan paradigma, perubahan
mastery pada materi-materi yang esensial. mindset. Para pendidik harus benar-benar
Tapi apakah yang dimaksud esensial? mengimani ayat Talenta, bahwa semua
siswa bisa menjadi lebih pandai. Aturan-
Maka sudah sangat tepat jika di aturan yang ada di Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka KKM akan sudah didesain untuk memudahkan itu.
ditinggalkan. Yang dikehendaki Mari kita tinggalkan pendewaan ranking
adalah Mastery Learning yang atau asesmen sumatif. Namun ingatkan
sesungguhnya, di mana setiap siswa siswa untuk terus menjadi lebih baik setiap
diupayakan mencapai mastery pada harinya, setiap minggunya, setiap
bulannya. Dan untuk mempermudah itu
materi-materi yang esensial. ada baiknya LPK-LPK juga mendalami dan-
39
menggunakan Cognitive Science. Selain Dinamika Pedagogi
prinsip, yang kaya semakin kaya, ada
prinsip lain yang juga perlu disebut di sini, Kami sadar masih banyak
yaitu “Jangan permudah soal ujian, tapi yang perlu didiskusikan.
permudahlah siswa untuk berpikir.”
Namun yang paling
Akhir kata sedikit peringatan, dalam penting adalah perubahan
Dokumen Sekolah Penggerak yang kami
terima akhir tahun lalu tertera pengenalan paradigma, perubahan
karakteristik siswa yang sesuai Gaya mindset. Para pendidik
Belajarnya/Learning Styles. Jika gaya
belajarnya auditory maka ajarkan materi harus benar-benar
secara auditory, jika gaya belajarnya visual mengimani ayat Talenta,
maka ajarkan materi secara visual, jika bahwa semua siswa bisa
gaya belajarnya kinesthetic maka ajarkan
materi secara kinesthetic. Ini adalah salah, menjadi lebih pandai.
pseudoscience, kami dalam zoominar Aturan-aturan yang ada di
bersama Dirjen GTK, Iwan Sjahril, sudah Kurikulum Merdeka sudah
menyampaikan hal tersebut. Namun ada
baiknya peringatan ini kami sampaikan didesain untuk
juga di sini, karena memang pseudoscience memudahkan itu. Mari kita
ini sangat populer tapi menyesatkan. Ada
yang mendukung pendekatan salah ini tinggalkan pendewaan
dengan teori Muliple Intelligence, jadi jika ranking atau asesmen
siswa punya kecerdasan musik maka sumatif. Namun ingatkan
ajarkan matematika dengan musik. Ini siswa untuk terus menjadi
sama sekali tidak benar. Howard Gardner, lebih baik setiap harinya,
si pencetus teori tersebut, tidak setiap minggunya, setiap
mendukung pendekatan seperti itu, karena
memang tidak benar. Memudahkan bulannya.
pembelajaran pada siswa, lebih
bergantung pada materi apa yang hendak
diajarkan bukan gaya belajar. Dan ikutilah
Cognitive Science, pelajari dan perbanyak
Background Knowledge mereka.
https://bit.ly/3LHuOQM
40
Guru Sharing Inpiratif
Sebagai
Panggilan Pribadi Di tahun itu saya melatih murid
yang tergabung dalam ekstrakurikuler
Bahasa Inggris yang diberi nama English
Club berlatih drama Bahasa Inggris yang
diterjemahkan oleh narator agar dapat
Dr. Sri Prihartini Yulia dipahami penonton. Dalam buku SGSP
saya tulis: jauh sebelum isu bilingual saya
Pengawas SMP Dinas Pendidikan sudah melatih murid untuk itu.
Kabupaten Sleman, DIY Pementasan Natal tahun 1986 itu bukan
saja berhasil memberi pertunjukan yang
berbeda namun juga membangun
Saya memaknai p
rofesi saya sebagai kerjasama, kedekatan, kebanggaan dan
guru sebagai personal vocation from the kepercayaan diri murid-murid tersebut.
Lord sebagaimana saat wawancara yang Hal ini menguatkan saya untuk mencari
ditulis dalam artikel daring Kompas tahun cara memberi pengalaman belajar yang
2010 saat launching Buku Sang Guru Sang berbeda, seru, menantang, namun
Peziarah (SGSP) dimana Romo Agustinus menyenangkan.
Mintara, SJ. berkenan melibatkan saya
sebagai co-author. Saya pernah mendapat Totalitas dalam mengajar
kesempatan menjadi guru beliau ketika
beliau SMP. Saya sungguh memaknai Saya selalu bersungguh-sungguh
bahwa menjadi guru itu merupakan cara dalam mengajar dan memastikan semua
Tuhan mengutus saya untuk terlibat murid berhasil mencapai tujuan
menyiapkan masa depan bangsa. pembelajaran. Apa pun kurikulumnya saya
tidak pernah menolak, selalu ada
Perjalanan menjadi guru saya awali dorongan untuk di mana pun saya
setelah lulus Program Diploma II mengajar, saya selalu punya obsesi untuk
Pendidikan Bahasa Inggris IKIP Sanata membantu semua murid agar berhasil
Dharma Yogyakarta tahun 1986. Sambil memperoleh nilai yang semakin baik. Saya
menunggu surat Keputusan (SK) selalu mensahabati murid tanpa melewati
Penempatan sebagai Calon Pegawai batas. Murid berkembang pengetahuan,
Negeri Sipil (CPNS) saya melamar di keterampilan, dan perilakunya. Masih saya
Yayasan Kanisius Cabang Yogyakarta ingat ungkapan refleksi yang mereka tulis
untuk mengisi formasi guru Bahasa Inggris di akhir semester:
di SMP Kanisisus Ganjuran Bantul. Sebagai “Ibu, terima kasih sudah membuat kami
lulusan baru Pendidikan guru saya merasa berharga.”
menerapkan semua ilmu yang saya pelajari “Bu Guru, terima kasih sudah membuat
di bangku kuliah. saya suka Bahasa Inggris.”
“Terima kasih Ibu sudah membuat saya
bisa Bahasa Inggris yang lebih sulit dari
Matematika”
“Kata Mam Yulia, kita harus berdoa
sebelum memilih jawaban.”
41
Itu beberapa kutipan yang masih Sharing Inpiratif
kuingat dari murid tahun 2000an. Tentu
sangat bersyukur dan terkuatkan bahwa Di era social media guru dan murid masih
yang saya lakukan bermakna untuk terhubung dan dapat saling berbagi
mereka. Menambah waktu di luar jadwal informasi dan apresiasi. Dengan demikian
untuk memberi. Kesempatan semua murid menjadi guru sungguh menjadi profesi
bisa tampil ujian speaking, saya lakukan yang patut disyukuri.
untuk memastikan capaian kompetensi
mereka. Terlebih untuk memastikan Saya diangkat menjadi pengawas
bahwa nilai yang kuberikan dapat tahun 2010 setelah mengikuti seleksi dan
dipertanggunjawabkan. pelatihan tahun 2005. Bermodalkan
semangat sebagai guru yang mensahabati
Ketika masih model Ujian Nasional, murid, saya mendatangi sekolah dan guru
nilai ujian murid lebih tinggi dari nilai menawarkan apa yang bisa kami kerjakan
raport. Mereka juga terampil bercerita, bersama untuk kemajuan sekolah. Setiap
menulis, dan membuat video maupun kali mendapat sekolah binaan baru, saya
siaran radio. Mereka pun sering menjuarai langsung berkeliling sekolah untuk melihat
berbagai lomba Bahasa Inggris tingkat kondisi lingkungan belajar. Saya
Kabupaten dan Provinsi. Tahun 2005 memberikan masukan apa saja yang perlu
salah satu murid berhasil masuk finalis diperbaiki sekolah. Saya memantau setiap
lomba pidato Bahasa Inggris tingkat pengembangan sekolah yang dilakukan
nasional. Salah satu peserta lomba yang oleh Kepala Sekolah dan guru. Saya juga
mata pelajaran lain menyampaikan: “Bu, menawarkan berbagi cara membuat
yang Bahasa Inggris hanya Kiki yang perangkat pembelajaran, melaksanakan
dilatih gurunya, yang lain pernah tinggal di proses pembelajaran dan penilaian. Guru
luar negeri atau belajar pada guru les.” dan kepala sekolah menyambut
Pernyataan ini terasa bagai penghargaan kedatangan pengawas sebagai partner
bagi saya. Orang bilang: proses tidak bukan lagi sebagai ‘pencari kesalahan’.
mengkhianati hasil, saya masih ingat Guru dan kepala sekolah menerima
waktu itu saya mengikuti pelatihan sampai masukan dengan terbuka. Beberapa guru
dengan pukul 21.00 lalu anak tersebut bahkan mengundang untuk minta
diantar orang tuanya, pukul 23.00 saya disupervisi sejak dari mengirimkan RPP
mengantar pulang. untuk direview hingga meminta
penjadwalan untuk kunjungan kelas. Saya
Menjadi guru adalah berkat membagikan ilmu dan pengalaman yang
saya miliki. Hampir semua sekolah binaan
Menjadi guru sungguh sebuah saya mengalami peningkatan hasil belajar
berkat karena selalu didoakan murid dan murid, kinerja guru maupun kepala
berteman dengan murid berdampak pada sekolah, juga hasil akreditasi.
banyak murid mengatakan guru mereka
awet muda dan tidak berubah bahkan Di era social media guru dan
sejak menjadi murid. Setiap guru bangga murid masih terhubung dan
dan mensyukuri keberhasilan muridnya. dapat saling berbagi informasi
dan apresiasi. Dengan
demikian menjadi guru
sungguh menjadi profesi yang
patut disyukuri.
42
Sharing Inpiratif
Memberi Inspirasi Pandemi Covid 19 membuat banyak
Tahun 2011 saya mulai terlibat orang mengeluh bahwa banyak aktivitas
kegiatan di tingkat nasional karena dilakukan secara terbatas termasuk guru.
pertanyaan pimpinan Lembaga Mereka banyak mengeluhkan kendala dan
Penjaminan Mutu: “Bu, apa yang hambatan untuk melaksanakan tugas.
dilakukan pengawaas sehari-hari?” Ketika Saya mengalami hal yang berbeda. Saya
saya tulis semua kegiatan saya, beliau melakukan pengawasan dengan
merespon:”itu kan yang di Peraturan memanfaatkan teknologi informasi dan
Menteri, yang riil bu..” Karena ingin komunikasi. Ketika tidak bisa berkunjung
membuktikan saya melanjutkan:”Jika luring maka pengawasan masih bisa
Bapak berkenan saya akan emailkan dilakukan secara daring. Saya juga memiliki
matriks kegiatan saya…” Di akhir tugas skala nasional menjadi fasilitator
pembicaraan beliau menjawab:…Baik Bu, Pendidikan Guru Penggerak (PGP) dan
saya akan rekomendasikan ibu jika ada Mentor Pendidikan dan pelatihan calon
kegiatan yang membutuhkan pengawas. pengawas, keduanya dilakukan secara
Terbukti berkat salah satu rekomendasi daring. Sejak menjadi guru sampai dengan
beliau, saya berhasil menjadi master menjadi pengawas saya tetap bersungguh-
trainer Pendidikan dan pelatihan calon sungguh melakukan tugas apa pun. Tuaian
kepala sekolah sejak tahun 2011 yang yang ingin saya bagikan adalah beberapa
ditugaskan di tingkat nasional. pernyataan dari calon pengawas maupun
Saya melakukan semua dengan guru penggerak yang saya dampingi.
sepenuh hati. Banyak alumni yang sudah “Ibu kami belajar pengawasan dari ibu
menjadi pengawas setelah mereka lebih banyak walau hanya bertemu 7x2
diangkat sebagai kepala sekolah minimal jam pertemuan.”
satu periode. Ketika menjabat kepala “Ibu dari 9 kelompok, 6 dinyatakan lulus
sekolah para alumni ini banyak melakukan dengan sangat memuaskan. 3 orang dari
perubahan. Pada salah satu tugas untuk kelompok bimbingan Ibu.”
mewawancarai beberapa dari mereka “Ibu kami belajar cara memberi umpan
terungkap pernyataan tentang pengajar balik dari ibu.”
diklat yang mereka inginkan: “ya yang “Ibu, kami terus semangat untuk
seperti ibu, pendekatannya humanis, memenuhi penugasan tepat waktu, Ibu
kompeten, tidak menggurui, tapi banyak mengawal kami dengan ketat. Kelompok
menginspirasi. kita beda ibu.”
Dari 9 guru penggerak 4 lolos dalam
seleksi Calon Pengajar Praktik PGP,
bahkan 4 yang dari jenjang SMP 3
diantaranya adalah yang saya fasilitasi. Hal
ini menguatkan saya untuk mengabarkan
bahwa semua dinamika hidup ini tetap
harus kita jalani. Mengeluh juga bukan
merupakan solusi. Terus maju, terus
berusaha, setiap upaya tentu menghasilkan
https://bit.ly/3wG4diZ buah manis.
43
Pengembangan Sekolah Sharing Inpiratif
Katolik Unggul Saat seminar bedah buku SGSP
sering ditanya mengapa dan bagaimana
Mimpi saya untuk pengembangan melakukan hal yang menginspirasi. Saya
sekolah Katolik seiring dengan sistem selalu menjawab: “Saya tidak pernah
pengawasan Trio DAE, yang saya berniat menginspirasi, bahkan tidak
kembangkan sebagai produk disertasi memiliki keberanian untuk menginspirasi.
saya. Untuk peningkatan mutu sekolah, Saya hanya memiliki keyakinan semua hal
pengawasan perlu dilakukan oleh 3 peran harus saya lakukan sepenuh hati. Selalu
detektor, asesor, dan efektor. Peran bersungguh-sungguh.” Ketika berhasil
detektor akan melakukan identifikasi menyelesaikan studi akhir di bulan
kondisi nyata mutu sekolah, peran asesor Desmber 2021 dan wisuda di bulan
melakukan perbandingan kondisi nyata Februari 2022, saya yang masih bersyukur
dengan standar mutu, sedangkan efektor berpredikat Cum Laude, ternyata masih
berperan menindaklanjuti hasil identifikasi dinyatakan wisudawati terbaik Prodi. Saya
detektor dan asesmen asesor. Dalam hanya tahu semua pertolongan Ilahi. Restu
menjalankan perannya sebagai detektor para leluhur, almarhum Bapak Ibu, dan
kepala sekolah dapat dibantu tim Sistem dukungan keluarga yang memungkinkan
Penjaminan Mutu Eternl (SPMI) untuk semua. Salah satu kepala sekolah di
melakukan audit mutu akademik dan Provinsi yang pantainya sangat indah
manajerial. Hasil audit ini ditindaklanjuti mengucapkan selamat di WAG kami: “Ibu,
oleh efektor yang dapat melakukan peran proficiat selesai studi di usia yang tidak
coaching, mentoring bagi sumber daya lagi muda. Terima kasih sudah
manusia untuk meningkatkan kinerja. menginspirasi saya untuk segera
Efektor juga dapat memberikan menyelesaikan studi.
penghargaan dan sanksi berupa layanan
perbaikan tindakan, maupun treatmen Akhirnya saya ingin mengakhiri
tertentu untuk peningkatan mutu. Jika tulisan ini dengan mengucapkan terima
semua pemangku kepentingan bergerak kasih sudah berkenan membaca. Terima
sesuai dengan peran maka sekolah Katolik kasih semoga semangat dan kesungguhan
akan bebenah untuk perbaikan layanan yang ingin saya bagi dalam tulisan ini
dan menawarkan keunggulan untuk menjadi energi bagi yang memerlukan.’
meningkatkan daya tarik.
“Saya tidak pernah berniat
Untuk peningkatan mutu sekolah,
menginspirasi, bahkan
pengawasan perlu dilakukan oleh 3
tidak memiliki keberanian
peran detektor, asesor, dan efektor.
untuk menginspirasi. Saya
Peran detektor akan melakukan
hanya memiliki keyakinan
identifikasi kondisi nyata mutu
semua hal harus saya
sekolah, peran asesor melakukan
lakukan sepenuh hati.
perbandingan kondisi nyata dengan
Selalu bersungguh-
standar mutu, sedangkan efektor
sungguh.”
berperan menindaklanjuti hasil
44
identifikasi detektor dan asesmen
asesor.
Sura Guru
Menjadi Sang Pembaharu Semangat serviam (aku mengabdi) menjadi
Lewat Pembelajaran Projek ciri khas pendidikan Ursulin termasuk di
Dalam Kelas Yang Merdeka SMP Santa Maria Surabaya. Semangat
Serviam merupakan bentuk pengabdian
dan melayani sesama justru dekat dengan
perubahan itu sendiri sehingga
perkembangan jaman yang menuntut
adanya sebuah perubahan sangat sejalan
dengan nilai keutamaan yang diajarkan
pelindung sekolah yakni Santa Angela.
Martinus Ekonugroho., M.Pd. 2. Everyone a changemaker
Setiap orang adalah pembaharu dan
SMP Santa Maria Surabaya /
pembawa perubahan di masyarakat
Pengurus Komdik KWI sehingga perlu adanya sebuah keyakinan
diri bahwa setiap orang bisa menjadi
seorang pembaharu. Untuk menjadi
1. Pengantar
seorang pembaharu perlu dilatihkan atau
ditanamkan semangat emphaty pada
Sekolah harus bisa menciptakan dirinya sehingga seseorang akan menjadi
generasi-generasi perubahan yang mampu lebih peduli, memahami, mengerti dan
menggunakan logika atau nalarnya dalam mempunyai awareness untuk turut serta
menyikapi kondisi dan kebutuhan jaman. membantu menyelesaikan keadaan melalui
Pembelajaran saat ini harus dirinya sendiri kemudian mengajak orang
mengedepankan keterampilan berpikir lain untuk menyelesaikan situasi yang
kritis, kreatif dan inovatif, serta dihadapinya. Disitulah sebenarnya
keterampilan dalam pemecahan masalah. semangat pembaharuan yang dimulai dari
Peserta didik diharapakan lihai dalam kesadaran diri untuk lebih peduli dan
berinteraksi dan membangun kerjasama terlibat dalam persolan-persoalan yang
yang baik, handal dalam membangun dihadapinya. Kunci dari pembaharu adalah
jejaring dan leadership yang mumpuni asah emphaty serta membangun
serta mampu menciptakan inovasi-inovasi kepedulian terhadap sesama dan
untuk menyikapi perubahan di lingkungan sekitar.
masyarakat. Inilah yang menjadi roh dari
merdeka belajar dengan berbasiskan Setiap orang adalah
pembelajaran pada 4C (critis, creative, pembaharu dan pembawa
comunikatif dan colaboratif) dan perubahan di masyarakat
pendidikan karakter yang kuat. sehingga perlu adanya sebuah
keyakinan diri bahwa setiap
SMP Santa Maria Surabaya merupakan orang bisa menjadi seorang
sekolah yang merespon dengan cepat
perkembangan dunia Pendidikan termasuk pembaharu.
perubahan sistem pembelajaran yang
berbasis pada merdeka belajar.
45
Suara Guru
Kepedulian yang sudah ada Untuk itu perlu kompetensi pembuat
dikembangkan dengan mengajak sesama perubahan atau changemaking dalam
atau teman-temannya untuk peduli dan pembelajaran di kelas yang
mengembangkan emphaty. Membuat memerdekakan. Merdeka di kelas seperti
organisasi atau membangun tim yang apa? Bukan berarti seenaknya sendiri,
kokoh untuk menyebarluaskan gagasan merdeka dalam pengertian bahwa proses
pembaharuan sehingga ide atau gagasan penemuan pengalaman belajar dilakukan
tentang pembaharuan berdampak bagi dengan mengembangkan seluruh
masyarakat. Setelah tim sudah terbangun potensinya, guru di kelas mampu
dengan kuat maka saatnya membangun mewadahi seluruh potensi dan talenta
relasi dan jejaring dengan sesama yang dimiliki peserta didik, guru mampu
komunitas yang peduli pada perubahan menuntun peserta didik untuk berani
sehingga gagasan pembaharuan akan mengambil keputusan yang baik dan
semakin meluas dan diikuti oleh benar terhadap fenomena yang dihadapi.
masyarakat. Itulah alur dari pembaharuan Merdeka di dalam kelas berarti peserta
yang berbasis pada pengembangan didik berkembang dan mampu mengambil
emphaty. Seorang pembaharu harus inisiatif untuk mengembangkan
terampil berkolaborasi dengan semua pengalaman belajarnya yang relevan
orang, lintas SARA, lintas komunitas dengan kebutuhan belajar siswa. ini semua
maupun lintas birokrasi. Untuk itu peserta tentunya tidak lepas dari peran seorang
didik harus dilatih sejak dini berkolaborasi guru.
dan berjejaring sehingga kompetensi
koloboratif dan berjejaring dikuasi peserta 3. Tahapan memulai menjadi
pembaharu
didik dengan baik.
Seorang pembaharu harus memiliki
kepekaan terhadap persoalan dan isu-isu A. Mengenal isu sosial/ membangun emphaty
Seseorang harus memahami problem
aktual yang berkembang, kemudian
atau persoalan yang dihadapinya untuk
mengembangkan kemampuan melatih dirinya membangun emphaty.
Problem atau isu sosial tidak harus yang
bernalarnya untuk mencoba memperbaiki besar atau muluk-muluk tapi bisa dimulai
dari yang ada di sekitar dirinya,
dan menyelesaikan persoalan yang keluarganya atau masyarakat. Mengenal
isu sosial, membuka diri, membuka
sedang dihadapi masyarakat. wawasan, mengamati lingkungan sekitar
(persoalan sampah, kesehatan, kebersihan
Pembelajaran ini yang harus diterapkan di dan lain sebagainya) merupakan langkah
penting untuk memulai tahapan menjadi
kelas-kelas sehingga peserta didik berani pembaharu.
ambil bagian dalam menyikapi persoalan Lalu bagaimana memulainya di
sekolah? Pertama; Desain pembelajaran
yang sedang terjadi. Guru harus mampu yang memerdekakan. Pembelajaran yang
merdeka di kelas akan membantu anak -
mengangkat potensi dan kekuatan diri
46
anak sehingga peserta didik dapat
tergerak untuk ambil bagian dalam
perubahan yang sedang dan akan terjadi.
Guru harus mampu mengangkat potensi
dan kekuatan diri anak sehingga peserta
didik dapat tergerak untuk ambil bagian
dalam perubahan yang sedang dan akan
terjadi.
Suara Guru
untuk aktif dalam mengembangkan Keempat; pembelajaran di kelas dengan
pengetahuannya. Guru di dalam kelas mendesign perubahan (changemaking).
akan bertugas sebagai fasilitator dan Peserta didik perlu dilatih untuk menggali
mediator dalam proses pembelajaran. mimpi dan menemukan isu yang paling
Untuk itu guru perlu mengembangkan memprihatinkan. Pembaharuan dimulai
pendekatan pembelajaran yang dari mimpi dan passion yang kuat
kontekstual, problem solving dan project. sehingga peserta didik mampu membuat
Dalam pembelajaran tersebut guru akan skema perencanaan dalam
menuntun peserta didik untuk mengembangkan passion dan mimpi
mengeksplorasi isu-isu yang berkembang tersebut.
di masyarakat. Kedua; Budaya literasi,
kemampuan berliterasi peserta didik B.Identifikasi isu sosial
Setelah menemukan isu sosial dalam
harus terus diasah dengan memanfaatkan
asah emphaty, kemudian diskusikan
potensi dan sumber daya yang ada dengan teman-teman yang mempunyai
visi yang sama. Selanjutnya fokus pada
misalnya; perpustakaan, jaringan internet, salah satu isu yang mendasar dan mulai
melahirkan ide sosial yang unik dan
observasi di masyarakat dan sebagainya. menarik. Proses ini bisa berjalan dengan
membangun kekutan diri dan tim sehingga
Dengan mengembangkan budaya literasi terjadi kolaborasi yang kuat.
maka peserta didik akan memiliki
wawasan dan kemampuan kognitif yang
baik sehingga sangat berguna untuk
memahami konteks dalam belajar. Ketiga;
Mulailah dari ketertarikan atau hobi
peserta didik. Pembelajaran harus C. Bangun mimpi
Untuk menjadi pembaharu perlu
menumbuhkan minat yang tinggi bagi
mempunyai mimpi dan berani melangkah
peserta didik untuk terus mau menggali untuk mewujudkan mimpi itu. “Temukan
dalam hidup visi perubahan sosial; terus
pengalaman belajarnya. Dengan demikian memacu diri untuk menghasilkan
perubahan yang lebih baik, lebih besar dan
maka akan tumbuh passion yang kuat terus melangkah walau rintangan
menghadang”.
dalam diri peserta didik untuk
mengembangkan hobinya. Rancangan
project yang berbasis pada hobi atau
passion siswa pasti berjalan karena
kegiatanya menggembirakan. Sebagai
contoh project“ menjadi polisi sungai D. Mendesign perubahan sosial
Mimpi saja tidak cukup, perlu
dengan bersepeda”. Ada sekelompok anak
merancang rencana perubahan sosial agar
bersepeda setiap sore keliling kampung mimpi itu terwujud di masyarakat. Untuk
itu perlu mendesign dan sharing bersama
atau perumahan untuk mengecek atau dengan tim sebuah inovasi sosial baru
yang membawa dampak bagi masyarat
mengontrol kondisi kebersihan sungai. dan berkelanjutan. Dalam mendesign
perubahan sosial perlu memperhatikan; 1.
Dengan bersepeda mereka melakukan Berkelanjutan (ide atau gagasan sosial
dapat dilanjutkan dimanapun dan oleh
kampanye stop buang sampah di sungai siapapun). 2. Dampak sosial (ide atau -
karena akan mengotori ekosistem sungai. 47
Nah project ini bisa dikembangkan dengan
berbasis pembelajaran di kelas yang
merdeka kemudian berkembang di
masyarakat dengan menjalankan hobinya.
gagasan sosial berdampak positif bagi Suara Guru
masyarakat dan dirasakan manfaatnya).
3. Inovasi sosial (ada sesuatu yang baru 4. SMP Santa Maria Surabaya
dan unik yang bisa dikembangkan). 4.
Inspiratif (gagasan sosial yang ada bisa pelopor project pembaharu di
menginspirasi masyarakat untuk
membawa perubahan dan kebaikan bagi sekolah
masyarakat).
Sebagai sekolah pembaharu yang
E.Diliver gagasan sosial telah menghasilkan young change maker
atau anak-anak muda pembaharu
Menyampaikan atau memperkenalkan tentunya ingin melestarikan pembaharuan
dan menghasilkan pembaharu-pembaharu
design perubahan sosial pada masyarakat muda lainnya. Pembaharu muda yang
telah diakui dan berjejaring dengan
untuk dikembangkan. Untuk Ashoka Indonesia dan Ashoka
Internasional diantaranya tahun 2011
memperkenalkannya kepada masyarakat Devi dengan garakan ide sosialnya adalah
cookies sehat anti diabet dengan
perlu diperhatikan sarana dan prasarana mengangkat keprihatinan tentang
penyakit diabetes yang diderita adik
tim yang sudah dibuat, sumber daya yang kelasnya.
dimiliki dan sarana pendukung lainnya. Devi sadar bahwa penyakit diabet
bukan saja karena faktor keturunan akan
Kerja sama dengan pemangku tetapi juga terkait dengan pola makan atau
gaya hidup, maka dari itu ia membuat
kepentingan di masyarakat juga sangat cookies sehat supaya teman-temannya
memperhatikan asupan makanannya.
dibutuhkan sehingga ide sosial tersebut Tahun 2013 Jenifer mengikuti jejak
pendahulunya dengan membuat soda pink
mendapat dukungan penuh dari yaitu minuman bersoda dari bahan alami.
Ia membuat gerakan di sekolah untuk
masyarakat. menolak minuman bersoda dan junkfood.
Minuman bersoda yang biasa dikonsumsi
F. Menjadi pembaharu remaja seumurannya digantikan dengan
Asah emphaty yang sudah dijalankan soda pink yang dijual di kantin sekolah.
Tahun 2015 Ivan Winarto mempelopori
dengan beberapa tahapan di atas diterima penggunaan nutrisi tanaman buatannya
sebagai sebuah gagasan sosial untuk sendiri “Sutarin”. Sutarin merupakan
mengatasi masalah sosial. Seorang fermentasi dari urin, bonggol pisang,
pembaharu bisa mempengaruhi orang lain rimpang-rimpangan dan air cucian beras
dengan kolaboratif dan networking yang untuk menghasilkan zat yang mampu
baik serta membawa dampak nyata bagi menyuburkan tanaman dan memperkuat
masyarakat. tanaman. Sutarin kemudian dipakai untuk
membuat gerakan kampung ijo di sekitar
Penulis (kanan) bersama siswa pembaharu. sekolah dan rumah tempat tinggalnya.
Dok. Pribadi. Tahun 2018 Angela dan Jessica membuat
gerakan Dear to Lead dan Be one in diversity
48
Suara Guru
sebuah gerakan dengan keprihatinan Kedua; siswa mampu membangun dan
tentang konsep diri yang semakin membuka jejaring untuk terus
merosot dikalangan anak muda dan berkembang dan berkarya dalam jaringan
gerakan toleransi. pembaharu yang lebih luas sehingga siswa
Pembaharu muda yang sudah sebagai agen pembaharu dapat benar-
dihasilkan SMP Santa Maria Surabaya benar nyata di masyarakat. Ketiga;
tentunya ingin tetap berjalan maka dari membangun paradigma belajar yang lebih
itu pembelajaran di kelas yang berbasis holistik bahwa belajar tidak hanya
pembaharuan terus digalakkan. mengerjakan soal-soal belaka tetapi
Perubahan jaman terus mendorong belajar adalah upaya nyata untuk peduli
sekolah ini untuk terus berinovasi terhadap persoalan-persoalan yang ada.
membuat terobosan-terobosan sistem Sebagai siswa ini sebuah panggilan alam
pembelajaran di kelas yang lebih semesta untuk ikut karya nyata dalam
memerdekakan siswa. Project persoalan-persoalan kontekstual. Sebagai
pembaharuan dijalankan tidak hanya di guru, ini bagian dari karya panggilan guru
kelas pada mata pelajaran tertentu akan untuk memupuk dan menyemai bibit-bibit
tetapi juga dikolaborasikan antar mata kesalehan pada diri siswa untuk kebaikan
pelajaran. masyarakat, negara dan gereja.
Dengan mengembangakan project Project pembaharu merupakan roh
pembaharuan antar mata pelajaran dan dari merdeka belajar yang berpusat pada
mengaplikasikannya dalam sistem siswa dan kebutuhan belajar siswa. Siswa
penilaian tengah semester (PTS). Adapun bebas mengembangkan potensi dan
tujuan dari project pembaharu kolaborasi kekuatannya sehingga mampu
antar mata pelajaran ini adalah: Pertama; berkembang dengan baik dan
membangun kesadaran dan kepekaan menghasilkan karya nyata. Bibit-bibit
sosial yang berbasis pada asah emphaty kebaikan yang sudah ada pada diri peserta
dan nilai keutamaan SERVIAM. Dengan didik akan terus mendapatkan
project ini siswa disadarkan untuk kembali kesempatan untuk bergerak dan berbuah
pada makna sebagai pembelajar dan dengan baik. Guru menjadi penuntun laku
esensinya sebagai mahkluk pembelajar siswa seperti seorang petani yang selalu
yang terus-menerus belajar sepanjang merawat, memupuk dan menyemai
hayat dan hasil pembelajarannya bisa tanamannya sehingga menjadi subur dan
membantu mengatasi persoalan yang ada berbuah lebat. Inilah jati diri sebenarnya
di sekitar. Dengan kegiatan yang sebagai panggilan seorang guru, nilai ini
berlandaskan pada pengembangan juga yang diwariskan Bunda Angela pada
keterampilan bernalar; kritis, kreatif dan para pengikutnya.
inovatif, keterampilan problem solving,
kolaborasi dan komunikasinya, siswa
dipacu dan dimotivasi untuk terus
menghasilkan karya-karya nyata dengan
terus bergerak, berbuah dan berubah
yang sesuai dengan nilai-nilai keutamaan
Santa Angela. Siswa pembaharu berdiskusi untuk menyiapkan
project. Dok. Pribadi.
49