95 senam, APEL pagi serta mandi dan sarapan, kami pergi ke lapangan luas tempat mahasiswa tamtama latihan. Setelah briefing kecil kami dibagi dalam kelompok untuk melakukan outbond. Outbond ini terdiri atas kegiatan yang sebagian besar dibutuhkan kerjasama tim. Salah satu contoh permainan nya adalah estafet tepung, membawa tepung ke orang dibelakang sampai mengisi di ember belakang. Setiap permainan juga mengandung filosofi masingmasing. Saya paling senang ketika bermain estafet sarung yang diikat tanpa boleh melepaskan tangan dari anggota tim. Salah satu filosofi yang saya paling ingat adalah filosofi permainan estafet tepung. Pembina Jasmani Yatiman berkata bahwa “Tepung diibaratkan seperti ilmu, dan kalian yang membawanya adalah orang yang punya ilmu itu. Ilmu itu harus selalu digunakan dan dibagikan agar terus menumpuk dan menjadi bekal yang berguna di masa depan. Kalau sampai ilmu itu jatuh (dilupakan) maka kerja keras mendapatkan ilmu itu tidak akan berguna.”. Saya rasa memang penting betul adanya kerjasama. Manusia dikategorikan sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan butuh bantuan manusia lainnya, tidak terkecuali tentara. Komunikasi dan koordinasi yang baik penting untuk dimiliki seorang manusia dalam bertahan hidup, khususnya tentara, karena tentara tak pernah bekerja sendiri. Kegiatan LDK yang menarik perhatian saya adalah bagaimana para pembina mewajibkan kami memakai seragam dalam setiap aktivitas dan kegiatan. Seragam adalah ekspresi diri suatu kelompok yang diterapkan dalam sandang yang menjadi kebutuhan manusia. Tentara memakai seragam sebagai bentuk rasa kebersamaan dan senasib mereka dalam panggilan memperjuangkan pertahanan negara, begitu pula kami. Kami disuruh memakai seragam olahraga terus selama hari kedua, walaupun sudah bau dan keruh. Tentara tidak pernah bisa ganti baju dalam misi sebenarnya, menunjukkan daya ketahanan mereka dalam berbagai pekerjaan yang berbahaya, dan membuat bau tubuh mereka “Khas”. Kami menjadi representasi dari murid-murid Sekolah Pangudi Luhur Deltamas dan menunjukkan solidaritas melalui seragam kami. Kami juga setia memakai seragam sebagai bentuk loyalitas terhadap sesama anggota LDK. Melatih Kemandirian Dan Kerjasama Anastasia Aleta Ardhanti Hari ini merupakan hari pertama kami LDK, kegiatan yang paling berkesan untuk saya pada hari pertama adalah ketika kami makan. Saat kami memasuki kantin, kami hormat bersama didepan pintu masuk, setelah itu kami duduk perkelompok dan makan bersama, Namun pada hari pertama kami makan, kami mengambil nasi dan lauk terlalu banyak
96 sehingga tidak dapat menghabiskan sarapan tersebut dan kami juga belum terbiasa makan dengan tenang sehingga kami lumayan berisik pada saat makan. Kami diberikan aba-aba untuk bersembunyi dibawah kolong meja jika kami bersuara dan berisik, dan kami diibaratkan tentara yang sedang bersembunyi saat terjadi perang. Apabila tentara makan dengan berisik, maka musuh akan mengetahui keberadaan tentara dan datang menyerang, sehingga kami bersembunyi dibawah kolong meja. Pada makan siang dihari pertama kami kurang menghargai makanan, sehingga pada makan bersama saat malam hari, kami harus menghabiskan makanan yang sudah kami ambil. Dari kegiatan makan bersama ini menurut saya unik karena kami harus bersembunyi dikolong meja ketika kami berisik. Saya belajar untuk menghargai makanan dan tidak mebuang buang makanan, karena orang orang diluar sana masih banyak yang belum bisa mendapatkan makanan. Pada hari kedua hal hal yang membuat saya terkesan adalah pada saat kegiatan PBB dilaksanakan,dan juga saat kami harus bisa mengatur waktu kami dengan baik. Saya bersiap untuk kegiatan PBB dilapangan yaitu tentang penghormatan dan langkah tegak maju. Saya belajar tentang kerapihan dan ketertiban pada saat PBB, karena saat langkah tegak maju masih banyak yang belum rapi, karena langkahnya terlalu cepat ataupun terlalu lama. Kami pun diajarkan untuk melangkah bersamaan dan bagaimana melakukan langkah tegak maju dan penghormatan yang benar. Pada hari kedua ini kami juga kurang disiplin waktu, karena mandi dan bersiap-siap terlalu lama, sehingga membuat teman-teman lain menunggu. Karna itu kami mendapatkan hukuman push up sebanyak 5 kali dan berjanji untuk tidak melakukan lagi. Dari hal ini saya belajar untuk lebih menghargai waktu yang ada dan juga menghargai temanteman saya. Pada hari ketiga kami bangun pagi dan melakukan kegiatan outbound, kami bermain fun games yaitu berpegangan tangan dan mengoper sarung dari orang pertama hingga orang terakhir tanpa melepas genggaman tangan, kami juga bermain untuk menyeimbangkan pipa supaya bola yang diletakkan diatas pipa tidak jatuh. Permainan tersebut dibuat dengan tujuan membentuk karakter yang kompak dan pekerja keras. Dengan dilaksanakannya kegiatan ini, saya tidak hanya mendapatkan kesenangan, namun juga membentuk pribadi yang kerja keras dan menumbuhkan rasa kerja sama. Kami menjadi berpikir bagaimana caranya kami untuk menang dalam permainan yang kami mainkan. Kami juga menumbuhkan kekompakan dalam kelompok kami. Dari ketiga hari tersebut, saya belajar untuk menghargai segala sesuatu yang ada. Saya bersyukur karena masih diberikan kesempatan untuk hidup, makan dan beraktifitas. Saya juga
97 belajar untuk menghargai makanan, yaitu dengan cara memakannya sampai habis dan tidak membuang buang makanan, kami juga makan dengan tertib dan tenang, serta makan dengan cepat. Kami belajar tentang disiplin waktu, saya menjadi orang yang menghargai waktu, seperti mandi dengan cepat dan tidak mengulur waktu dengan bermalas-malasan. Kami juga dilatih menjadi seseorang yang mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Dari aktifitas yang kami lakukan, saya belajar untuk peduli terhadap sesama dan tidak egois untuk peduli hanya pada diri sendiri, sehingga saya menumbuhkan rasa kerja sama pada diri saya. Juga saya menimbulkan rasa kerja keras dan upaya untuk menang dalam permainan. Melatih Kepemimpinan untuk Jejalan Hidup yang Lebih Baik Angeline Mokolomban Selama pelaksanaan Latihan Dasar Kepemimpinan tahun 2024/2025, saya mengalami berbagai macam pengalaman dan tantangan yang membentuk pemahaman baru dalam diri saya tentang pentingnya adaptasi, rasa syukur, dan ketahanan dalam menghadapi berbagai situasi. Saya memulai perjalanan ini dengan semangat tinggi, namun menyadari bahwa setiap langkah yang saya ambil dihadapkan pada berbagai hambatan yang menguji kemampuan fisik dan mental saya. Salah satu tantangan utama yang saya hadapi adalah keterbatasan fisik yang saya miliki akibat riwayat operasi tumor otak. Kondisi ini tidak hanya mempengaruhi kemampuan fisik saya dalam menjalani latihan, tetapi juga memengaruhi interaksi sosial saya dengan teman-teman sebaya. Mencari teman untuk melakukan kegiatan sehari-hari seperti mandi dan makan bersama menjadi sebuah perjuangan tersendiri, karena saya harus memperhatikan waktu dan kebutuhan kesehatan yang harus diprioritaskan. Keterbatasan fisik saya juga berdampak pada aktivitas sehari-hari selama latihan, seperti mandi dan makan. Saya harus mempercepat waktu mandi dan memakan makanan hanya dari satu sisi mulut karena sakit gigi, yang kadang-kadang mengganggu kenyamanan dan kecepatan dalam menjalani kegiatan. Namun, saya terus berusaha untuk tetap semangat dan tidak membiarkan hal tersebut menghalangi partisipasi saya dalam latihan. Meskipun menghadapi berbagai kendala, saya merasa bersyukur atas setiap momen dan interaksi sosial yang saya miliki di luar lingkungan latihan. Kembali ke rumah setelah selesai menjalani latihan membawa rasa lega dan rindu akan kenyamanan lingkungan rumah dan kebersamaan dengan keluarga. Saya menyadari pentingnya memiliki lingkungan yang mendukung di sekitar saya dan menghargai setiap momen yang saya miliki bersama orang-orang terdekat.
98 Selain itu, pengalaman ini juga membuat saya lebih menghargai momen dan interaksi sosial yang saya miliki di luar lingkungan latihan. Kembali ke rumah setelah selesai menjalani latihan membawa rasa lega dan rindu akan kenyamanan lingkungan rumah dan kebersamaan dengan keluarga. Saya menyadari pentingnya memiliki lingkungan yang mendukung di sekitar saya dan menghargai setiap momen yang saya miliki bersama orang-orang terdekat. Dalam menghadapi berbagai rintangan dan keterbatasan, saya belajar untuk tetap bersyukur atas segala hal yang saya miliki. Meskipun pengalaman ini tidak selalu mudah, saya yakin bahwa setiap tantangan yang saya hadapi membentuk karakter dan membawa pelajaran berharga bagi perkembangan diri saya ke depan. Saya berharap dapat terus menghadapi setiap rintangan dengan semangat dan keberanian yang sama di masa mendatang. Dengan demikian, pengalaman latihan dasar kepemimpinan ini tidak hanya menjadi ujian bagi kemampuan fisik dan mental saya, tetapi juga memberi saya pelajaran berharga tentang rasa syukur, ketahanan, dan keberanian dalam menghadapi setiap rintangan dalam kehidupan. Pada hari-hari selanjutnya selama pelaksanaan Latihan Dasar Kepemimpinan, saya terus menghadapi berbagai tantangan dan belajar mengatasi keterbatasan yang ada. Salah satu momen yang mengesankan adalah ketika kami diberikan tugas kelompok untuk merancang dan melaksanakan suatu proyek bersama. Meskipun awalnya saya merasa khawatir dengan kemampuan saya dalam berkontribusi karena keterbatasan fisik, tetapi saya mencoba untuk fokus pada kekuatan yang saya miliki dan berusaha memberikan kontribusi terbaik bagi kelompok saya. Kami bekerja dengan keras sebagai tim untuk menyelesaikan proyek kami, dan saya merasa bangga dengan hasil yang kami capai meskipun menghadapi berbagai hambatan di sepanjang perjalanan. Interaksi dengan anggota tim lainnya membantu saya memahami pentingnya kolaborasi dan komunikasi yang efektif dalam mencapai tujuan bersama. Pengalaman ini juga memperluas pemahaman saya tentang kepemimpinan. Saya belajar bahwa kepemimpinan bukan hanya tentang memiliki kekuatan fisik atau kemampuan tertentu, tetapi juga tentang kemampuan untuk memimpin dengan teladan, memotivasi orang lain, dan mengatasi tantangan bersama-sama. Saya berusaha untuk terus mengembangkan keterampilan kepemimpinan saya dan menjadi teladan yang baik bagi orang lain. Selama latihan, saya juga mendapat kesempatan untuk belajar dari para pembimbing dan narasumber yang ahli di bidangnya. Mereka berbagi pengetahuan, pengalaman, dan wawasan yang sangat berharga bagi saya dalam memahami berbagai aspek kepemimpinan. Saya merasa terinspirasi untuk terus belajar dan berkembang sebagai pemimpin yang lebih baik di masa depan. Di akhir
99 latihan, saya merasa sangat bersyukur atas pengalaman yang saya dapatkan dan keterampilan baru yang saya kembangkan. Meskipun menghadapi berbagai tantangan dan keterbatasan, saya percaya bahwa setiap pengalaman membentuk diri kita menjadi lebih kuat dan lebih bijaksana. Saya berharap dapat terus mengaplikasikan pembelajaran ini dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi pemimpin yang lebih efektif dan berpengaruh di masa mendatang. Tiga Hari Hidup Bersama Tentara Ardhianeza Chiaramita Pada tanggal 29-31 Januari 2024, SMA Pangudi Luhur Bernardus mengadakan kegiatan LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan) di Dodik Secata Rindam 3 Siliwangi Pangalengan, Bandung. Sampai di sana, kami melakukan apel pembukaan. Di hari pertama ini saya merasa sedikit kaget karena harus melakukan segala kegiatan dengan cepat. Saya harus belajar menjadi lebih disiplin dan bergerak dengan efisien. Jalan yang dilewati juga kasar dan banyak batu sehingga saya tidak bisa lari terlalu cepat karena takut jatuh. Saat mandi airnya sangat dingin yang membuat saya merasa lebih segar, namun bak mandinya sangat kotor dan berlumut sehingga saya merasa agak jijik. Toilet yang tersedia juga hanya sedikit sehingga saya harus mengantre dan mandi bersama 2 orang teman saya. Tidak ada gantungan baju di kamar mandi juga membuat kegiatan mandi menjadi lebih ribet. Dari situ saya belajar untuk bersyukur karena selama ini saya dapat mandi dengan enak dan bersih di rumah sendiri. Di malam hari, saya susah untuk tidur karena teman di sebelah saya ada yang mendengkur dengan sangat kencang. Setelah tidur sebentar saya pun terbangun kembali karena mendengar bunyi alarm hp orang lain yang tidak dimatikan, udara yang sangat dingin juga membuat saya menggigil. Di hari pertama ini, saya merasa sangat susah untuk tidur. Ternyata tidur bersama teman-teman tidak semudah yang saya bayangkan karena harus menyesuaikan diri dengan keadaan orang lain. Maka dari itu saya bersyukur karena selama ini saya dapat tidur dengan nyaman dan nyenyak di rumah saya. Di hari ke-2 kami diharuskan bangun jam 4 pagi untuk melakukan senam pagi. Saat keluar barak langitnya berkabut dan udaranya sangat dingin sehingga saya menggigil dan bersin-bersin. Setelah itu kami mengikuti pembelajaran materi wawasan nusantara di kelas serta membuat yel-yel. Namun, di sana saya merasa sangat bosan dan ngantuk karena materinya sama persis seperti hari yang sebelumnya serta bernyanyi lagu yang sama secara berulang-ulang. Saat makan juga saya merasa kaget karena tidak boleh berisik. Jika berisik maka akan ada bel peringatan dan kita harus berlindung di bawah kolong meja. Makanan yang
100 diambil juga harus habis karena jika tidak nampannya akan dibalik di atas kepala dan makanan sisanya akan jatuh ke kepala kita. Maka dari itu saya belajar untuk makan dengan cepat, tenang dan mengambil makanan secukupnya. Saya harus bertanggung jawab dengan makanan yang sudah saya ambil. Kita juga mempelajari tentang senjata di ruangan bimsuh. Saya merasa sangat kagum dengan para tentara yang berjuang di medan perang dengan senjata yang keren. Saya belajar banyak tentang cara membongkar senjata. Lalu saat mengikuti materi malam di ruangan bimsuh saya dan teman-teman saya pergi ke toilet untuk buang air kecil. Namun di toilet kami menemukan dua kaki seribu yang sangat besar dan panjang. Karena kaget dan jijik kami berteriak-teriak dan lari. Untungnya, salah satu pembina, yaitu Pak Doni membantu kami untuk mengusir kaki seribu tersebut sehingga kami dapat ke toilet dengan tenang. Di hari ke-3, kami melaksanakan kegiatan ketangkasan dan fun games. Di sana kita diminta untuk melewati jembatan tali 2. Saya merasa keberanian dan kekuatan saya diuji. Saya kira melakukannya susah, namun setelah dicoba ternyata tidak terlalu susah. Setelah itu kami mengikuti kegiatan fun games yang lain. Kami bermain estafet sarung, estafet tepung, air paralon dan bin bomb. Dalam permainan itu saya belajar untuk bekerja sama dengan teman agar dapat menang permainannya dan terhindar dari hukuman push up. Di sini jika melakukan kesalahan maka kita harus push up hal ini bertujuan agar kita dapat bertanggung jawab atas kesalahan yang kita lakukan. Jika satu orang dalam kelompok melakukan kesalahan, semua anggota kelompok juga harus push up bersama. Ini bertujuan agar kita mempunyai rasa peduli dan loyal dengan sesama.Setelah itu kami berangkat pulang, saat pulang bus saya ternyata bocor sehingga air hujan masuk ke dalam. Maka dari itu saya berinisiatif untuk menutup bagian yang bocor dengan kain. Saya bersyukur karena saya dapat sampai di rumah dengan sehat dan selamat. Selama kegiatan LDK ini saya belajar banyak hal. Saya belajar untuk menjadi pribadi yang lebih disiplin dan melakukan aktivitas dengan cepat (tidak santai-santai). Saya juga belajar untuk memanajemen waktu dengan baik karena semua aktivitas yang dilakukan disana harus tepat waktu. Saya harus menjaga barang bawaan saya agar tidak ada yang ketinggalan. Saya juga belajar untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Saya menjadi lebih berani untuk mencoba hal baru dan menghadapi tantangan.
101 LDK yang mengubah diri saya Bernardino Wilkerson Di hari pertama LDK, pola makan saya jauh lebih teratur dibandingkan di rumah, yang biasanya di rumah saya hanya mengambil 1 sendok nasi, tetapi saat saya makan di sana, tiba – tiba saya merasa sangat lapar sehingga saya sangat nafsu untuk mengambil nasi lebih banyak dan lauk yang banyak seperti tempe, tahu, ayam dan sop sayur. Dengan adanya LDK ini, dengan tidak sadar saya menambahkan berat badan saya dengan porsi makan yang banyak dan waktu makan yang teratur sesuai jamnya. Saya juga menyukai makanan yang disediakan bapak – bapak Secata di sana, walaupun makanan yang disediakan sederhana seperti tempe, tahu, sop sayur, telur dadar, tempe orek dan ayam namun cukup membuat kenyang di perut. Di hari kedua, saya mulai merasa kedinginan saat aktivitas maupun istirahat, apalagi pada saat bangun subuh sekitar jam 4. Semua teman – teman termasuk saya pun kedinginan, bahkan untuk cuci muka saja saya tidak kuat dan untuk mandi saya hanya mandi di sore hari saking tidak kuatnya mandi di pagi hari menggunakan air dingin. Pada awalnya saya memang berekspektasi bahwa ada water heater di Secata, namun sayang tidak ada karena memang di sana adalah tempat TNI. Maka dari itu, saya bersyukur bisa mengikuti kegiatan LDK karena banyak perubahan yang saya dapatkan salah satunya yaitu bisa mandi menggunakan air dingin, yang biasanya saya menggunakan air panas di rumah untuk mandi, tetapi karena kemarin memang terpaksa untuk mandi menggunakan air dingin, akhirnya saya sekarang mampu mandi menggunakan air dingin. Mungkin jika ada kegiatan LDK lagi saya akan sangat senang, karena memang LDK membawa dampak yang sangat positif. Di hari ketiga LDK, mulai ada kemajuan dari hari sebelumnya seperti saat bangun pagi lebih cepat sehingga saya dan teman – teman saya sudah siap untuk mengikuti apel pagi dan senam pagi. Di hari ketiga ini kami semua sudah mulai bisa beradaptasi dengan lingkungan Dodik Rindam Siliwangi Secata, Pangalengan, Bandung. Kami sudah mulai terbiasa dengan kehidupan militer, kami juga tahu bagaimana caranya makan dengan cepat, tidur cepat dan bangun pagi, dan segala aktivitas yang kami lalui. Dari kegiatan LDK selama 3 hari 2 malam, yang saya dapatkan yaitu Pemimpin yang baik harus memiliki integritas, keberanian, rasa hormat, kesadaran diri, empati, dan rasa syukur. Kita juga harus memiliki kecekatan dalam mengambil keputusan dan mengetahui bagaimana mendelegasikan dan berkomunikasi secara efektif. Lalu hal lain yang saya dapatkan yaitu PBB dan PPM mulai dari hadap kanan/kiri, balik kanan, serong kanan/kiri, hormat di tempat, hormat berjalan, langkah tegap maju, kanan/kiri, dan depan/belakang. LDK
102 ini juga dapat meningkatkan keterampilan komunikasi yang efektif, termasuk kemampuan mendengarkan, berbicara, dan menyampaikan pesan dengan jelas. Dengan memiliki keterampilan komunikasi yang efektif, kita dapat menjadi seorang pemimpin yang mudah mempengaruhi orang lain dengan lebih baik. LDK ini dapat mengubah murid – murid yang biasanya hanya diam di rumah bisa menjadi murid yang kuat dan teratur mulai dari makan, mandi dan tidur semuanya harus teratur jika sudah berada di lokasi militer seperti di Dodik Rindam Siliwangi Secata, Pangalengan, Bandung. Membangun Dasar Kepemimpinan yang Unggul Ceyline Zeviska Pada tanggal 29 Januari 2024, kami kelas 10 dan 11 SMA Pangudi Luhur Bernardus memulai hari pertama latihan dasar kepemimpinan di Secata Bandung. Hari pertama ini dimulai dari sekitar jam 10.00 pagi, kami mulai mengatur barang untuk diletakkan di dalam barak. Kami membuka LDK ini dengan upacara pembukaan yang dilakukan sekitar 5 menit. Kegiatan kami dilanjutkan dengan makan siang. Meskipun hanya makan siang, kami tetap teratur dan disiplin, sebelum perpindahan tempat kami tetap baris rapi, sebelum masuk ke ruang makan pun kami harus hormat. Makan siang ini dibatasi waktu sekitar 5-10 menit, disini saya menjadi paham bagaimana tentara harus makan ketika menghadapi perang dan musuh, kami harus mencoba diam dan belajar tata krama saat makan, jika terdengar berisik kami langsung masuk bawah meja untuk menghindari serangan udara. Yang biasanya saya makan tidak fokus, kini saya harus fokus. Setelah nya, dilanjutkan dengan materi teori seperti wawasan kebangsaan dan PBB. Kegiatan terakhir adalah kegiatan malam di ruang Bimsuh. Kegiatan malam diisi dengan belajar lagu yang akan dinyanyikan ketika kami akan berpindah tempat. Dalam kegiatan hari ini kami harus disiplin dan tepat waktu di setiap perpindahan tempat. Di hari kedua, sekitar jam 04.00 pagi saya sudah bangun dan melakukan pembersihan. Disini saya belajar untuk menggunakan waktu dengan baik, karena ketika dirumah saya bangun tidur lebih siang dari jam 04.00 dan tidak langsung bangun. Kegiatan selanjutnya, kami harus tepat waktu untuk senam, jika tidak tepat waktu makan kami akan mendapat konsekuensi yakni push up 5 kali. Di kegiatan senam ini, saya belajar untuk solid, contohnya adalah saat senam, meskipun udara dingin di Secata namun ketika satu orang tidak memakai jaket, maka yang lain tidak memakai, kecuali sakit. Dari kegiatan makan hari ini, saya sudah belajar untuk lebih disiplin yakni harus menghabiskan makanan yang sudah, makan cepat dan
103 mensyukuri apa yang diberikan, di akhir kegiatan makan stamino kami harus diputar balik dan diletakkan di atas kepala untuk menanggung dan mempertanggung jawabkan makanan masing-masing, jika tidak habis maka makanan nya jatuh ke kepala masing-masing. Mengapa saya mengatakan hal baru, karena di rumah, saya terbilang agak lama untuk makan, dan terkadang masih tersisa butiran nasi di piring, tapi dalam kegiatan LDK, tidak boleh ada satu butir pun nasi di stamino kami. Kegiatan kami selanjutnya materi, pembuatan yel-yel bersama pak Doni, dan praktek langsung PBB dan PPM dengan pak Ayi di lapangan. Pada saat praktek yel-yel kami mengulang berkali-kali sampai kami semua kompak dan bersemangat. Pada saat praktek PBB dan PPM, kami berlatih baris berbaris dan berlatih penghormatan. Kami harus fokus memperhatikan materi, karena kami juga harus mempraktekan perkelompok, jika ada satu orang pun dalam kelompok yang salah saat mempraktekan, maka kami sekelompok harus push up, kami selalu menerapkan kesolidan dalam setiap hal. Di malam hari kami mengulang yel-yel agar saat upacara penutupan yel-yel bisa kami persembahkan dengan baik. Kegiatan hari ini cukup melelahkan namun menyenangkan dan memberikan banyak pembelajaran. Pada hari ketiga, waktu bangun saya dan pembersihan sama dengan hari kedua yakni pukul 04.00. Rutinitas pagi kami pun sama yakni senam pagi dan apel pagi. Kegiatan selanjutnya adalah makan dan outbound. Pada saat kegiatan outbound, didapatkan materi ketangkasan, beberapa siswa-siswi mendapatkan kesempatan untuk melewati jembatan tali dua. Dalam materi ketangkasan ini, diperlukan keberanian dan keseimbangan yang cukup. Setelah menyelesaikan materi ketangkasan, kami melanjutkan fun games (estafet karung, estafet tepung, binbom). Pada saat estafet karung, kami sekelompok harus melatih kelincahan kami, namun kelompok saya pada game ini selesai paling terakhir di antara kelompok putri lainnya, sehingga kami menerima konsekuensi push up sebanyak 5 kali. Selain estafet sarung, saya mengikuti game binbom, pada game ini saya dan teman-teman belajar memimpin, kerjasama dan komunikasi yang baik. Karena kami masing-masing memegang satu tali saat bermain binbom agar bola seimbang dan tidak jatuh, maka perlu komunikasi yang baik. Pada saat game estafet tepung saya memerlukan kerja sama yang baik. Setiap game yang kami lakukan punya makna tersendiri, terutama sebagai perumpamaan solusi ketika dihadapi masalah. Kegiatan selanjutnya kami packing, mandi, dan upacara penutupan. Pada saat upacara penutupan kami menampilkan hasil yel-yel kami dengan kompak dan semangat. Saya menyelesaikan LDK dengan perasaan senang karena sudah bisa menyelesaikan LDK ini dengan baik, dan juga sedih karena suasana LDK ini sulit dirasakan lagi di lain tempat.
104 Kegiatan selama 3 hari ini cukup melatih, membimbing, dan membangun karakter saya untuk melatih kepemimpinan. Saya belajar untuk tepat waktu, disiplin dalam segala hal, tidak menyia-nyiakan waktu, mensyukuri hal-hal yang sudah diberikan, cepat tanggap dalam berkegiatan, solid, loyal dengan teman-teman, mampu bekerja sama dengan teman-teman, beretika dan tata krama, paham bahwa setiap hal ada konsekuensi, serta kebersamaan. Saya bersyukur dapat mengikuti LDK ini. Kobarkan Semangat Bersama TNI AD Felicia Christy-Anne Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) merupakan kegiatan yang telah saya jalani selama tiga hari dua malam. Pada hari Senin, 29 Januari 2024 Saya bersama guru dan temanteman berangkat menuju Dodik Rindam Siliwangi Secata Pangalengan di Bandung. Perasaan saya pada hari pertama benar-benar tidak senang karena mengalami perubahan yang sangat beda dibandingkan saat menjalankan kegiatan dirumah. Pada saat masuk ke baraknya saya merasa tidak akan nyaman ketika akan tidur dengan melihat tempat tidurnya yang kurang bersih, hal itu membuat saya belajar untuk mengkondisikan diri dan mencari cara bagaimana agar bisa tidur dengan nyenyak. Saat makan hanya diberikan waktu sangat singkat sekitar 5 menit, yang biasanya ketika makan dirumah saya bisa menghabiskan waktu selama 30 menit. Dari hal tersebut saya belajar kedisiplinan serta etika pada saat makan, belajar untuk bisa lebih cepat dan harus melihat waktu waktu yang diberikan. Kemudian pada hari pertama itu saya juga diajarkan untuk menghabiskan makanan, hal tersebut tentunya sangat mengedukasi diri saya sendiri untuk belajar mengubah hal buruk yang terkadang saya lakukan ketika makan dirumah. Saya pernah merasa bosan dengan makanan yang telah disediakan. Pada hari kedua tanggal 30 Januari 2024, saya diwajibkan untuk bangun jam 04:30, biasanya saya tidak pernah bangun sepagi itu dan memulai aktivitas enam pagi dengan kondisi cuaca yang sangat dingin. Saat itu saya benar-benar kedinginan dan tentaranya memberi perintah untuk melepas jaket. Dari hal itu saya harus mulai untuk terbiasa dan beradaptasi dengan lingkungan. Setelah berbagai kegiatan telah dilakukan saya dan temanteman diberikan waktu yang tidak begitu lama untuk mandi dan ternyata kamar mandinya hanya ada empat yang bisa dipakai, sedangkan jumlah perempuan yang ada banyak dari kelas 10 dan 11. Biasanya saat dirumah saya bisa menghabiskan waktu selama 1 jam untuk mandi dan memakai pakaian, saat di Secata saya hanya memiliki waktu sekitar tujuh menit dan temna-teman yang ada diluar sudah mengetuk pintu dan membuat saya harus lebih cepat dan
105 meninggalkan kebiasaan saya selama dirumah. Kemudian hal yang paling sulit yaitu tidak ada gantungan untuk meletakan pakaian, jadinya saat ingin mandi dihari kedua ini saya bersama teman bernama Tasya mandi bersama dan kami memutuskan untuk membantu memegang katong plastik yang berisi pakaian kita masing-masing. Ternyata hal tersebut tidak membuat Saya menjadi lebih cepat melainkan saya menjadi sangat mepet dengan waktu yang diberikan dan sangat terburu-buru. Pada hari itu saya benar-benar merasakan hal yang sangat berbeda dan tidak selalu merasa lelah saat menjalani aktivitas disana. Setelah saya mendapat pengajaran dari TNI yang ada di Secata, saya belajar untuk merubah diri untuk tetap fokus terhadap hal utama yang sedang dilakukan. Kegiatan saya selanjutnya yaitu mengikuti materi mengenai wawasan Kebangsaan Nusantara, dari materi tersebut saya mendapatkan manfaatnya yaitu lebih mencintai negara Indonesia dan saya menjadi lebih bangga sebagai warga negara Indonesia, serta lebih mengenal bangsa Indonesia. Pada hari ketiga, sama seperti dihari kedua, saya diwajibkan untuk bangun jam 04:30. Saat hendak makan, TNI yang menjaga di hadapan Saya dan teman-teman bertanya apakah makanannya enak, lalu Saya dengan teman-teman lainnya menjawab enak banget sambil menunjukan jempol. Kemudian Saya melihat ekspresi dari TNI AD tersebut, bahwa Ia tersenyum saat mendengar perkataan kita. Selanjutnya kegiatan yang dilakukan di hari ketiga ini yaitu Outbound (fun games). baik, dan benar saja saat Saya dan kelompok berdiskusi untuk membangun rencana, ternyata Saya berhasil memenangkan tiga games dan untuk yang satunya kalah pada saat permainan menutup lubang pada pipa dan hal yang harus Saya lakukan bersama kelompok yaitu menuangkan air kedalam pipa hingga bola yang ada didalamnya keluar karena air yang sudah terisi penuh. Dari kekalahan tersebut memberikan refleksi yang berarti bagi diri Saya untuk lebih tepat membangun rencana atau membagikan tugas kepada teman yang lainnya. Kegiatan LDK atau latihan dasar kepemimpinan sudah Saya jalani selama tiga hari dua malam. Selama mengikuti rangkaian kegiatan di Secata ada banyak sekali hal positif yang tentunya sangat bermafaat untuk mendidik dan merubah diri Saya sendiri menjadi lebih baik dan taat terhadap aturan-aturan yang ada baik itu di rumah, sekolah, dan masyarakat. Saat mengikuti kegiatan LDK pada awalnya Saya merasa sangat kesulitan dengan aturan yang diberikan karena berbeda dengan kebiasaan yang sering Saya lakukan. Dalam menjalani kegiatan upacara dan apel pagi mengajarkan Saya pentingnya kedisiplinan saat berbaris dengan membuat barisan yang rapih dan sesuai dengan aturan PBB yang benar dan kerapihan
106 dalam berpakaian yang rapih, bersih, dan sopan juga mengajarkan kepada Saya untuk dapaat mengikuti upacara dengan tertib, layak, dan pantas. Tiga Hari yang Bermakna di Secata Pangalengan Bandung Florensya Choyna Ginting Pada tanggal 29 Januari 2024 adalah hari H memulai LDK. Sesampai nya di Bandung saya dan teman - teman langsung pergi ke barak untuk menaruh barang, merapikan barang, dan membagi kasur masing - masing. Saat pembagian kasur saya pikir bisa bebas memilih mau tidur di kasur yang mana saja, tapi ternyata tempat tidurnya sesuai dengan kelompok masing - masing dan tempat tidur kelompok nya juga sudah diatur. Setelah masuk barak dan pembagian kasur, kita lanjut melaksanakan apel pembukaan bersama dengan para tentara di sana. Saat apel pertama cuaca nya panas terik matahari namun udaranya dingin, itu yang saya rasa berbeda dengan di Bekasi, karena di Bekasi apabila melaksanakan apel pastinya panas terik matahari dan udaranya juga tidak sedingin di Bandung. Saya merasa senang saat melaksanakan apel pembukaan karena saya tidak kepanasan karena cuacanya yang bagus. Lalu dilanjut makan siang, di jam makan siang ini saya agak kaget karena peraturan saat makannya tidak biasa saya lakukan saat makan di rumah. Saat makan juga harus cepat dan tidak mengobrol, saya tidak terbiasa seperti itu, namun seiring berjalannya waktu saya bisa makan dengan menjalankan peraturan yang ada di sana. Setelah selesai makan siang dilanjut untuk materi wawasan nusantara, disana kita dijelaskan tentang nasionalisme dan patriotisme. Disana saya tidak terlalu memperhatikan karena kepala saya pusing dan saya merasa mual. Setelah itu dilanjut PBB, kita diajarkan tentang PBB dengan benar dan baik. Dari latihan PBB, saya belajar untuk fokus dan kompak bersama dengan kelompok saya, karena apabila tidak fokus dan kompak maka kita akan salah gerakan saat PBB dan kita akan mendapatkan konsekuensi yaitu push up sebanyak 5x. Lalu dilanjut dengan mandi sore, setelah mandi sore dilanjut dengan makan malam. Dimakan malam ini saya sudah tidak terlalu kaget karena sudah terlatih saat makan siang tadi. Lalu lanjut masuk ruang bimsuh, di ruang bimsuh saya hanya mengikuti sebentar, karena saya pusing dan mual jadi saya kembali ke barak untuk beristirahat. Pada tanggal 30 Januari 2024 adalah hari kedua LDK, dimulai dengan senam pagi, saya merasa senang karena senam nya tidak terlalu susah dan mudah diikuti. Setelah selesai senam dilanjut mandi pagi. Setelah mandi pagi saya dan teman - teman pergi melaksanakan apel pagi, setelah selesai kita pergi ke kelas untuk belajar materi wawasan nusantara. Disini
107 saya belajar untuk loyal kepada orang yang lebih tua. Setelah selesai materinya, kita masih memiliki banyak waktu sehingga kita membuat yel - yel bersama Pak Doni Irawan. Saat pembuatan yel - yel semua berjalan dengan lancar, namun saat menyanyikan yel - yel nya kita diminta untuk di ulang berkali - kali agar hafal dan menjadi terbiasa sehingga saat apel nanti kita bisa menyanyikan dengan baik dan bagus. Lalu setelah itu kita lanjut makan siang. Setelah selesai makan siang saya dan teman - teman lanjut melaksanakan PBB di lapangan bawah. Disana saya merasakan kebersamaan, kefokusan, dan kerjasama yang baik, sehingga kelompok perempuan bisa melaksanakan PBB dengan baik dan bagus. Lalu setelah selesai dilanjut dengan mandi sore, setelah selesai dilanjut dengan makan malam. Setelah selesai makan malam saya dan teman - teman saya masuk kedalam ruang bimsuh, di sana kita ngobrol - ngobrol dan kita menyanyikan 2 lagu yang sudah diajarkan oleh para tentara. Perasaan saya sangat senang karena sangat seru dan tidak membosankan. Lalu setelah itu kami semua pergi melaksanakan apel malam dan dilanjut pergi ke barak masing - masing untuk tidur dan beristirahat. Pada tanggal 31 Januari 2024 adalah hari terakhir kita mengikuti LDK. Seperti biasa dimulai dengan senam pagi bersama, setelah itu dilanjut dengan makan pagi dan apel pagi. Setelah selesai apel pagi dilanjut dengan fun games, seperti namanya kegiatan tersebut saya lakukan dengan baik dan menyenangkan. Saya tidak sempat mengikuti jembatan tali dua dikarenakan waktu nya yang tidak cukup, namun permainan yang lain saya ikuti dengan baik. Di fun games ini saya sangat dilatih dalam hal kefokusan dan kebersamaan, dan keberanian bersama tim. Lalu setelah selesai fun games dilanjut dengan mandi, saya merasa senang karena di mandi kali ini saya bisa mandi keramas dengan bersih setelah 2 hari mandi dengan terburu - buru. Setelah selesai mandi kita lanjut untuk makan siang, setelah itu kita lanjut pembagian handphone, foto bersama para tentara, dan berpamitan dengan para tentara nya. Lalu dilanjut masuk ke bus masing - masing dan pulang. Dari kegiatan 3 hari ini saya mendapatkan banyak hal dan pembelajaran. Saya menjadi bisa mengatur waktu, disiplin dalam segala hal, dan loyal. Saya juga belajar untuk melatih kebersamaan dan kefokusan saat bersama kelompok saya. Saya juga mampu untuk mentaati semua peraturan yang ada dan belajar untuk bersyukur atas apapun yang ada / sudah diberikan, karena tidak semua orang bisa merasakan apa yang kita rasakan sekarang. Saya juga belajar untuk bertanggung jawab atas segala kesalahan yang sudah saya buat dengan cara menjalankan konsekuensi yang sudah kita semua sepakati. Saya sangat bersyukur dan bangga karena bisa mengikuti LDK dengan baik dari awal hingga akhir.
108 Pengalaman Menantang & Berkesan Selama LDK Fransiscus Elvandra Tjutju Pengalaman berkesan yang bisa saya dapat selama LDK di hari pertama yaitu saya harus bisa belajar untuk adaptasi dengan cuaca dan keadaannya. Kondisi cuaca yang ada di Secata itu sangat dingin sedangkan saya terbiasa di cikarang dengan keadaan panas dan ruangan ber AC. Berdasarkan hal tersebut saya harus bisa beradaptasi dengan cepat agar tidak mudah drop atau sakit. Lalu pada saat kegiatan PBB saya belajar untuk bisa bersikap lebih disiplin misalnya lebih fokus dengan arahan pelatih. Jika diberi arahan serong kanan lalu balik kanan seharusnya posisi berada di serong kiri belakang namun jika kurang fokus bisa saja jadi menghadap kiri maupun yang lainnya. Puji Tuhan saya berhasil melakukan semua arahan dari pelatih dengan baik. Saya belajar bahwa dalam keadaan apapun kita harus fokus agar mendapat hasil yang maksimal dan sesuai dengan yang diharapkan. Di hari kedua pada pemberian materi “Wawasan Nusantara” hal positif yang bisa saya ambil yaitu cara untuk bisa menghargai orang yang sedang berbicara dan menyimak materi yang diberikan.Dari sini saya belajar bahwa di segala situasi kita dapat mencari solusi untuk diri kita sendiri,semua dapat dilakukan dari diri sendiri jika ada kemauan dan usaha yang konsisten. Lalu PBB di hari ke 2 hal positif yang bisa saya ambil yaitu cara untuk mengontrol pengeluaran energi. Ketika melakukan gerak langkah tegap maju misalnya saya akan memaksimalkan tenaga agar hasil yang didapat lebih maksimal,sehingga saya bisa mengatur pengeluaran energi lebih baik dan membuat tidak mudah capek. Selanjutnya saat istirahat ditempat saya tidak akan mengeluarkan banyak tenaga dan menjadikan itu kesempatan untuk mengumpulkan tenaga.Pada Kegiatan makan bersama di pagi,siang,dan malam hari saya belajar agar bisa menghabiskan makanan yang diberikan. Saya mensyukurinya dengan selalu menghabiskan makanan yang telah disediakan. Di hari ketiga ini saat kegiatan outbound sebenarnya saya cukup takut karena keadaan saya yang belum terlalu sehat,tetapi saya berusaha menguatkan diri saya untuk yakin dalam melewati rintangan tersebut,sehingga ketika saya melewati rintangan tersebut saya hanya berfokus dan percaya dengan diri saya sendiri,saya hanya melihat kebawah dan mengatakan “Jas” sesuai instruksi pelatih.Saya berhasil melewati itu dan mematahkan semua ketakutan pada diri saya. Ternyata setiap akan melakukan sesuatu diperlukan rasa optimis dan positif thinking agar dapat terlaksana dengan baik. Namun ternyata pada saat kegiatan games keadaan saya menurun sehingga harus istirahat. Meskipun harus istirahat dan tidak dapat melanjutkan kegiatan bersama teman-teman tetapi saya senang karena saya berhasil
109 memenuhi bahkan melewati ekspektasi saya,saya mengira kondisi tubuh saya akan menurun hari kedua tetapi ternyata pada hari ke 3 kondisi saya baru menurun. saya bangga dengan usaha dan konsistensi untuk tetap mengatur pengeluaran tenaga dan dapat bertahan sampai hari ke 3. Kesimpulan yang bisa saya ambil selama berkegiatan selama 3 hari ini yaitu saya dapat meningkatkan sikap kedisiplinan pada diri saya,yaitu pada saat PBB dimana saya dapat mengontrol pengeluaran energi sehingga dapat mengikuti kegiatan dan tidak mudah capek. Sikap disiplin yang meningkat dengan fokus mendengarkan dan mengikuti arahan PBB dari pelatih.Lalu juga saya belajar untuk dapat bisa memperhatikan orang lain ketika berbicara dengan sambil mencatat materi yang diberi sehingga dapat meningkatkan tingkat kefokusan. Lalu juga pada saat kegiatan makan di hari ke 2 dari pagi,siang hingga malam saya tersadar dan belajar bahwa saya harus bisa mensyukuri makanan yang telah diberikan dan menghabiskan makanan sebagai rasa menghormati atas nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan . Saya merasa senang karena dapat melawan rasa takut yang ada di dalam diri saya dengan tetap fokus dan percaya pada diri saya sendiri. saya hanya berfokus melihat kebawah dan mengikuti instruksi pelatih dengan baik dan saya berhasil melewati rintangan tersebut.Meskipun Kesehatan saya menurun di hari terakhir tetapi saya membuktikan bahwa saya bisa bertahan dan melawan kondisi kesehatan saya yang tidak stabil.Itu menjadi berkat dan syukur saya kepada tuhan karena diberikan kesehatan meskipun kondisi kesehatan saya tidak stabil. Berlatih Menjadi Seorang Pemimpin Gerland Desennus Kegiatan hari pertama yang menurut saya berbeda dengan aktivitas harian adalah saat sesi akan siang. Awalnya saya merasa kaget ternyata waktu makannya sangat cepat, hari itu banyak sekali peraturan baru yang saya dapatkan mulai dari cara mengucapkan salam, ketika melakukan perpindahan harus berbaris dan bernyanyi, hingga masuk rumah makan harus hormat juga. karena saat makan dirumah tidak dibatasi waktu dan bebas selesai kapanpun. dari situ saya belajar untuk makan dengan cepat dan tidak mengobrol saat makan. Pada saat PBB pelatih memberikan 2 motivasi yaitu kemauan dan semangat. Beliau berpesan karena ada kemauan maka kita bisa terus konsentrasi, dan semangat untuk melakukannya. saya menjadi termotivasi melakukan apapun harus didasari dengan kemauan dan semangat yang tinggi. setelah PBB saya dipersilahkan untuk melaksanakan pembersihan diri. Disana airnya dingin
110 dan bersih namun untuk mengambilnya butuh sedikit perjuangan apalagi jika kehabisan air saat buang air besar. Saya belajar untuk bersyukur menggunakan air yang tersedia di rumah. Hari 2 LDK saya bangun pagi sekitar jam 4 kemudian langsung senam. Pada saat senam diajarkan hitungan ala tentara. saat akan memulai saya berhitung 4x8 hitungan berbunyi “satu dua tiga, satu” dan seterusnya. saya merasa hal tersebut mengajarkan untuk konsentrasi dan fokus sehingga badan saya tetap hangat. saat sesi makan siang saya mulai beradaptasi. Saya mulai jadi cepat makan, dan tidak ngobrol saat makan, dan bersyukur pada makanan yang ada. Setelah itu ada materi PBB di lapangan. Saya merasa belum 100% kompak dengan teman-teman. Namun disini saya belajar untuk bisa lebih peka terhadap sekitar dan menyamakan gerakan dengan orang lain. Selanjutnya saat PPN di lapangan kami diajarai melakukan penghormatan, ternyata penghormatan menggunakan topi berbeda dengan penghormatan tanpa topi, dimana penghormataan dengan topi diletakan di ujung topi, sedangkan tanpa topi, tangan diletakkan di ujung pelipis, walaupun di kehidupan sehari hari hari kita tidak selalu hormat menggunakan tangan tapi setidaknya kita bisa belajar untuk menghargai orang lain. Saat PBB saya juga belajar untuk hidup teratur dan lebih disiplin dengan mengikuti instruksi atau aba aba agar kita semua teratur melakukan hal yang sama. Pada hari ketiga saat fun game saya harus menutup pipa dengan jari lalu diisi air sampai bolanya naik ke atas. kelompok kami terdiri dari 13 orang dimana bertugas untuk menutup luabng-lubang yang ada dalam pipanya, namun saya merasa kesulitan karena banyak lupa yang harus saya tutupi, hal tersebut mengajarkan saya untuk bekerja sama dan menyadari bahwa setiap manusia memerlukan bantuan orang lain. selain itu ada satu game lagi yang kelompok saya mainkan yaitu Pin bom, permainan ini berbentuk sebuaha pipa yang diikatkan beberapa tali, dimana setiap orang memegang salah satu tali dan menyeimbangkan bola diatas pipanya, tugas sya waktu itu hanya mengataur setiap orang agar bolanya tidak jatuh. Saya belajar mengenai bagaimana cara berkoordinsi dengann baik, mengatur beberapa orang agar membawa bola dan menaruhnya di ember yang sudah disediakan. walaupun kami kalah dengan kelompok lain, tapi kami sudah berjuang dan berkerja sama dengan baik. Setelah itu kami beberes melakukan apel penutup lalu kembali pulang ke PL deltamas. Banyak hal yang saya dapatkan dalam 3 hari LDK banyak hal positif dan negatifnya. Hal positif setelah saya melakukan kegiatan ini adalah lebih disiplin terhadap waktu, hidup teratur dan hidup sehat. Selanjutnya setiap pagi senam, olahraga, dan makan teratur. Saya belajar untuk gerak cepat dan harus mampu beradaptasi dengan lingkungan lewat cuaca yang dingin. Pengalaman kebersamaan yang luar biasa mulai dari mandi semua mandi walaupun
111 harus bergantian, tidur, dan makan bersama sama. Saya kesulitan beradaptasi dengan lingkungan dan aktivitas baru. Namun berkat pendampingan dari secata dan teman teman, Saya bisa menjalaninya sampai selesai. Mulai dari hari pertama saya mulai beradaptasi dan mau mendengarkan orang yang sedang berbicara kedepan. Hari kedua saya belajar untuk lebih berani untuk bersuara, menyanyikan yel yel, dan bergerak lebih cepat. Hari ketiga saya belajar tentang kekompakkan. Selain banyak hal positif, ada juga kendala dan hal negatif yang saya alami. Hal tersebut dimulai dari rasa bosan, ngantuk, masih sulit fokus, bahkan sering telat untuk berkumpul. Dari kesalahan itu saya menyadari bahwa hal-hal tersebut harus dihilangkan dari diri saya. Semoga nanti setelah LDK ini saya bisa mengimplementasikan hal hal positif tersebut kedalam kehidupan saya sehari hari. Kedisplinanku Berawal Di Secata Mathew Valerian Immanuel Gunawan Senin pagi, kami berkumpul di Pangudi Luhur Bernardus untuk pembagian bis, absensi, memasukkan barang bawaan ke bis, dan foto sebelum berangkat ke Dodik Rindam Siliwangi Secata, Pangalengan, Bandung. Kami berangkat dari sekolah Pangudi Luhur Bernardus pukul 6 pagi. Sesampainya di Secata, kami melaksanakan upacara pembukaan kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK). Setelah upacara selesai, kami diarahkan ke tempat makan untuk makan siang. Secata memiliki budaya yaitu, ketika sedang makan tidak ada yang berbicara. Apabila masih ada yang bicara, akan dibunyikan lonceng sebanyak 3 kali yang menandakan serangan udara. Hubungannya adalah kita tidak akan selamat dari serangan udara apabila terdengar suara orang berbicara. Ketika lonceng dibunyikan, kami pun masuk kebawah meja dalam kondisi diam, supaya terhindar dari serangan udara. Saya mendapatkan pelajaran yaitu, ketika makan kita tidak perlu berbicara, tetapi fokus untuk menyelsaikan makan, karena apabila kita makan diselingi dengan mengobrol, akan menghabiskan waktu yang lama. Setelah itu, kami melaksanakan kegiatan PBB di dalam aula tersebut dikarenakan hujan. Dalam kegiatan PBB kita harus berkonsentrasi supaya dapat melaksanakannya dengan baik. Lalu, kami diarahkan untuk melakukan pembersihan. Dengan kondisi udara sejuk dan tidak ada air panas, saya harus mandi walaupun kedinginan, juga untuk melatih ketahanan diri terhadap udara dingin. Dilanjutkan dengan makan malam, dan kami sudah mulai mengerti mengenai budaya saat makan, walaupun ada yang masih mengobrol. Setelah makan malam, kami berkumpul di aula untuk mempelajari sebuah lagu untuk dinyanyikan saat jalan bersama barisan supaya tidak seperti segerombolan orang yang tidak memiliki tujuan.
112 Hari kedua kegiatan LDK, Alarm pun berbunyi, yang menandakan sudah pukul 4 pagi. Setelah itu, kami berkumpul didepan aula untuk senam pagi, Kami diperintahkan untuk PushUp sebanyak 5 kali dikarenakan telat. Saya belajar bahwa, kita harus sigap dan cepat jika melakukan segala sesuatu. Kami pun membuat yel-yel untuk ditampilkan pada upacara penutupan LDK. Saat awal-awal pembuatan yel-yel kami kurang semangat dalam menyanyikannya. Sehingga saya mendapat pelajaran bahwa kita harus menjadi orang yang antusias dalam melaksanakan berbagai kegiatan. Setelah itu, kami pun makan siang, dan kami mendapat peningkatan, yaitu tidak berbicara saat makan. Kemudian, kami mempelajari mengenai PPM atau cara penghormatan yang baik dan benar. Ternyata selama ini cara saya menghormat merupakan cara yang salah, sehingga saya bisa memperbaiki kesalahan saya dengan materi ini. Setelah itu, kami berkumpul di aula untuk mempelajari mengenai senjata yang ada di Secata. Memegang sebuah senjata bukanlah hal yang mudah, kita harus bisa mengenal senjata yang kita gunakan, sehingga apabila senjatanya mengalami kerusakan, kita mengetahui solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Kemudian, kami diarahkan untuk mandi dan makan dan harus selesai semua dalam 30 menit. Saya belajar bahwa, waktu adalah uang, jadi saya harus menghemat waktu sebisa mungkin. Hari ketiga kegiatan LDK, dilaksanakannya kegiatan outbound, yang dimana kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang melatih kekompakan dan kerjasama dengan teman kelompok. Selama kegiatan outbound kami selalu bekerja sama, walaupun tidak bisa memenangkan salah satu kegiatan, yang terpenting adalah komunikasi kita lancar dan baik. Saya mendapatkan pelajaran bahwa menang kalah itu biasa, yang terpenting adalah komunikasi yang baik. Kami pun melaksanakan upacara penutup kegiatan LDK, dan menampilkan yel-yel dengan semangat sehingga proses latihan kami tidak menghianati hasil. Semangat menjadi salah satu kunci dalam melaksanakan suatu kegiatan, sehingga kita bisa melalui kegiatan tersebut dengan senang hati. 3 hari di Secata mengajarkan saya untuk menjadi orang yang disiplin dalam hal waktu, tingkah laku, dan sifat. Tidak hanya itu, kami juga diajarkan untuk saling bekerja sama, membantu dan peduli dengan sesama, dan membangun kekompakan dengan semua orang. Kegiatan LDK ini, memiliki dampak positif bagi pengembangan karakter saya. Kekompakan dalam hal solid dengan sesama seperti menjadi teman senasib. Bekerja sama dan peduli dengan sesama ketika ada teman yang kesusahan kita saling membantu, dan bekerja sama menyelsaikan tantangan tersebut. Waktu menjadi hal yang penting, karena dengan hematnya penggunaan waktu, kita dapat menjadi orang yang sigap dalam melakukan suatu hal.
113 LDK yang Menegangkan, Tetapi Menyenangkan Michael Aleandro Franeldian Di hari pertama, saya mulai berangkat dari Deltamas menuju ke tempat saya untuk kegiatan LDK yang berada di Dodik Rindam Siliwangi Secata, Pangalengan, Bandung. Awalnya perasaan saya sangat semangat untuk pergi dan mengikuti kegiatan disana. Dengan perjalanan yang cukup lama membuat saya tidak sabar ingin sampai kesana. Waktu pun berlalu, sekitar jam 9 hal yang saya inginkan pun terwujud yang dimana saya sudah sampai ke tempat LDK. Di sana saya cukup kaget karena suhu disana membuat tubuh saya kedinginan. Itulah hal membuat saya harus beradaptasi dengan lingkungan di Secata. Karena pada awalnya saya memiliki alergi dingin yang membuat saya cukup kesulitan dalam menghadapi suhu disana. Tetapi dengan suhu dingin itu membuat tubuh saya menjadi tidak sering berkeringat. Karena dingin juga saya harus lebih banyak memperhangat tubuh, bisa dengan menggunakan jaket yang saya bawa, lalu celana panjang, atau bisa juga dengan memakai obat-obat yang bisa menghangatkan tubuh yaitu, obat masuk angin, Koyo dan obat alergi dingin. Semua itu saya pakai demi bisa menjaga ketahanan tubuh saya akan suhu yang dingin disana. Ada satu hal yang saya harus lebih kuat dari menahan suhu di sana, yaitu mandi di kamar mandinya. Saya harus lebih kuat menahan air yang dingin, yang lebih dingin dari suhu air yang biasa ada dirumah saya. Maka dari itu, itulah musuh terberat saya selama 3 hari berada disana. Selanjutnya di hari kedua, dimana saya sudah mulai beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Saya juga sudah mulai suka dengan suhunya yang dingin itu. Tetapi ada suatu hal yang saya masih belum paham dan bisa dijalani, yaitu mengenai aturan, kedisiplinan, dan sikap bertanggung jawab. Saya menghadirkan serangkaian kegiatan yang fokus pada melatih disiplin, aturan, dan sikap bertanggung jawab. Dimulai dengan kegiatan PBB dan PPM, yang memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang disiplin, tata tertib, dan tanggung jawab dalam konteks peraturan. Dalam mengikuti PBB(Peraturan Baris Berbaris) memberikan pengalaman langsung dalam cara baris berbaris dan menunjukkan hal hal yang teratur dalam baris. PBB juga dapat membantu menekankan pentingnya kedisiplinan dalam menjalankan instruksi dan tata tertib yang telah ditetapkan. PPM(Peraturan Penghormatan) mengajarkan kami tentang aturan-aturan penghormatan yang harus diikuti, serta konsekuensi dari pelanggaran aturan tersebut. Hal ini membantu meningkatkan pemahaman tentang tanggung jawab dan kefokusan sebagai anggota sebuah kelompok. Selain kegiatan formal, saya juga diberikan tanggung jawab untuk menghafalkan lagu yang kemudian akan kami nyanyikan
114 bersama pada hal yang dibutuhkan. Ini tidak hanya melibatkan kemampuan hafalan, tetapi juga menunjukkan rasa tanggung jawab terhadap kelompok. Proses ini mengajarkan kami tentang pentingnya kerja sama dalam mencapai tujuan bersama. Saya menyadari bahwa kepatuhan pada aturan dan tanggung jawab bukan hanya tentang menghindari hukuman, tetapi juga merupakan bentuk penghargaan terhadap upaya bersama dan keberlanjutan kegiatan kelompok. Kedisiplinan dan tanggung jawab adalah landasan utama dalam menciptakan lingkungan yang aman, terstruktur, dan harmonis. Hari ketiga LDK saya, merupakan pengalaman yang sangat berkesan. Kegiatan dimulai dengan serangkaian permainan outbound yang dirancang untuk membangun kerjasama dan memahami betapa pentingnya dukungan satu sama lain. Salah satu permainan yang paling menarik adalah "Bimbom". Kami diminta untuk memegang rangkaian tali yang diikat di pipa paralon. Permainan ini mengajarkan saya betapa pentingnya komunikasi, kepercayaan, dan koordinasi dalam mencapai tujuan bersama. Setiap langkah harus dipikirkan secara matang, dan kami harus saling bergantung satu sama lain. Hal ini menggambarkan proses dalam mencapai tujuan tidak dapat dicapai tanpa kerjasama tim yang baik. Dan penutupan LDK dilakukan dengan sebuah sesi upacara dan refleksi bersama. Saya berdiskusi tentang bagaimana perjalanan dari hari ke 1 sampai ke 3 tercermin dalam setiap kegiatan yang saya lakukan. Dengan hal ini memberikan kesempatan bagi setiap peserta untuk berbicara tentang apa yang telah mereka pelajari dan bagaimana pengalaman tersebut dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pengalaman LDK secara keseluruhan melibatkan proses adaptasi terhadap lingkungan, pembelajaran disiplin, menaati aturan, tanggung jawab, kerjasama tim, dan refleksi diri. Kedisiplinan dan tanggung jawab diakui sebagai pilar utama dalam menciptakan lingkungan yang aman, terstruktur, dan harmonis. Selama LDK, tantangan seperti suhu dingin dan alergi ditempuh dengan upaya adaptasi, sementara kegiatan PBB, PPM, dan permainan outbound membentuk pemahaman yang lebih dalam tentang aturan, tanggung jawab, dan pentingnya kerjasama. Melalui refleksi diri, peserta dapat mengaplikasikan pembelajaran ini dalam kehidupan sehari-hari, mengakui bahwa kedisiplinan dan tanggung jawab menjadi dasar untuk kesuksesan dalam lingkungan kelompok.
115 3 Hari Bersama Secata Michael Satria Wiguna, XI A Di hari pertama kami berangkat ke Secata dari PL sekitar jam 6 dengan BUS. Saat di bus saya hanya bermain game untuk terakhir kalinya dikarenakan saat di Secata kami tidak diperbolehkan membawa handphone jadi saya belajar untuk melakukan hal lain selain yang lebih bermanfaat. Kami sampai di Secata Bandung sekitar jam 9 kami langsung melakukan pembagian barak dan kasur, saya saat sampai di kasur dengan keadaan yang kotor berdebu dan tidak ada sprei jadi saya diminta untuk merapikan kasur tersebut agar nyaman saat beristirahat. Setelah kami ke barak kami pergi ke lapangan untuk upacara pembukaan mengikuti LDK, dengan penyerahan tanda bahwa bersedia mengikuti LDK. Setelah upacara pembuka, kami diminta merapikan kembali dengan memasang seprei dikarenakan saya sudah terbiasa dengan hal tersebut jadi saya tidak kaget dan menyelesaikan lebih awal karena masih memiliki waktu saya memakan jajanan yang dibawa dari rumah dengan teman-teman sembari nongkrong samping di kamar mandi. Setelah itu kami dipanggil untuk memakan snack, ini baru pertama kali bagi saya makan harus rapi dan tidak bersuara karena saya terbiasa mengobrol saat makan, dan banyak peraturan persiapan untuk duduk dan dialarang berisik. setelah makan siang kami materi wawasan nusantara disitu kami diberikan penjelasan tentang nusantara, dan juga materi PBB. Setelah melakukan kegiatan kami pergi untuk pembersihan dan kami mandi juga dilarang berisik dan diberii waktu yang terbatas. Setelah pembersihan kami makan malam dengan peraturan yang sama seperti sebelumnya, karena saya sudah terbiasa jadi saya makan lebih dikit dari sebelumnya kagiatan ini membuat saya tidak rakus saat makan. Di hari kedua saya bangun lebih pagi dari biasanya saat saya keluar dari barak saya merasakan udara yang sangat sejuk itu membuat saya nyaman berada di Secata beda dengan Cikarang yang memiliki udara panas. Setelah bangun kami melakukan senam pagi dikarenakan kelompok pria telat jadi kami terkena hukuman yaitu push-up sebannyak 5 kali hal itu membuat saya harus lebih disiplin dan tepat waktu agar tidak mengganggu jadwal lainya. Setelah kami senam kami melakukan pembersihan seperti bisanya serta makan saat makan pagi saya sudah lebih terbiasa jadi bisa menghabiskan makan tepat waktu. Setelah makan kami pergi ke ruangan untuk materi wawasan nusantara disaat materi saya merasa sangat ngantuk dikarenakan udara yang sangat dingin saya hampir tidur saat materi untung saja teman saya menegor saya. Sebelum makan siang kami membuat yel-yel untuk penyemangat kami dengan adanya yel-yel saya bisa lebih semangat untuk melakukan kegiatan
116 selanjutnya. Selesai makan kami melakukan PPM dan PBB kegiatan berikut membuat saya lebih kuat karena jika ada kesalahan kami diminta untuk push-up serta membuat saya fokus terhadapa arahan yang diberikan kepada kami, PBB dana PPM juga membuat saya lebih tegak dan rapi. Setelah PBB dan PPM kami diberikan penjelasan tentang senjata yang berada di Secata saya dan itu dapat meningkatkan pengetahuan saya. Malamnya kami menyanyikan lagu yang sudah di hafal di hari sebelumnya dan menyanyikan yel-yel yang melatih kekompakan. Di hari ketiga kami mengawali pagi hari dengan senam pagi dikarenakan saya sudah belajar dari kesalahan kami bisa datang ketempat senam dengan tepat waktu dan melakukan senam sesuai jadwal. Setelah melaksanakan apel pagi kami melakukan kegiatan Out-bound dari kegiatan ini saya merasa senang karena dari hari pertama hingga hari kedua di minta untuk serus tapi saat kegiatan ini kami bisa bermain bersama kegiatan ini melatih kerja sama, kekompakan. komunikasi,DLL jadi dibalik permainan yang kami mainkan memliki banyak tujuan untuk meningkatkan karakter kita menjadi lebih baik. Saat bermain jembatan tali meskipun saya sedikit sedih karena tidak berkesempatan untuk mencoba jembatan tali dua tapi yang saya dapat kegiatan ini melatih kekuatan dan mendengarkan orang lain, karena jika kita tidak mendangarkan arahan orang lain kita bisa terjatuh dari jembatan. Selanjutnya saya melakukan permainan estafet sarung saya merasa senang karena bisa menyelesaikan permainan dengan baik dari permainan itu saya harus bisa bergerak cepat karena semakin cepat kita bisa lebih cepat mengoper sarung sama halnya dengan estafet tepung saya juga merasa senang karena bisa menang dan tidak push-up dari hal ini juga membuat saya jadi bisa berkomunikasi dengan baik. Terakhir kami bermain bimball disitu saya juga merasa senang karena seri dan tidak push-up dari permainan ini saya terlatih untuk memberi arahan kepada orrang agar bisa memasukan bola. Dari kegiatan 3 hari di secata saya mendapatkan banyak pengalaman, pelajaran, dan lainnya. Di Secata saya bisa lebih disiplin dikarenakan harus bisa bangun pagi melakukan kegiatan yang sesuai dengan rundown. Pada hari pertaman saya terlatih untuk melakukan kegiatan dengan cepa seperti makan dengan cepat dna juga saya terlatih untuk menghargai makanan yang ada meskipun saya tidak teralu suka tapi mau tidak mau saya harus menghabiskan makanan saya, saya juga bisa lebih fokus agar tidak salah gerak saat PBB. Di hari kedua saya terlatih bangun pagi agar tepat waktu dan bisa melakukan kegiatan lainya dengan tepat waktu, dan juga saya bisa lebih fokus karena memang harus fokus untuk melakukan PBB agar tidak salah gerak. Di hari ketiga saya belajar komunikasi karena dari
117 permainan saya terlatih untuk komunikasi agar bisa memenangkan permainan dan juga kekompakan agar dapat memenangkan permainan. Rindu Rumah, Aku Ingin Pulang! Natasya Angeline Chandra Pada hari pertama saya belajar tidak semua hal yang kita dapatkan di hidup kita adalah hal yang menyenangkan karena saya merasakan kenyataan yang sangat berbeda. Saya tidak dapat tidur tidur yang puas karena tempat nya tidak ada guling, saat itu Saya sampai tidak tidur satu malam. Untuk menjaga kebersihan saja sangat susah karena semua nya sangat minimal di tempat tersebut. Saya merasa sangat tidak nyaman saat makan kami harus naik turun ke bawah meja dan makanan harus di makan karena tidak setiap saat perut kita dapat memakan banyak makanan. Di sana saya sangat sadar setiap hari nya untuk bersyukur karena tidak setiap saat hidup kita akan enak dan nyaman dan sti dalam hidup kita ada yang namanya kegagalan. Kita juga harus belajar bagaimana cara nya saat kita gagal dalam hidup kita harus tau caranya untuk bangun dari kegagalan kita. Di hari kedua ini saya mendapatkan pelajaran yang mudah di katakan tetapi sangat suah untuk diterapkan yaitu bersabar atau menjadi orang yang sabar. Pagi itu saya sangat mencoba untuk bersabar karena saya sangat lelah untuk menghadapi alarm yang belum di matikan walaupun sudah di infokan pagi nya untuk dimatikan. Dengan tubuh saya yang sangat lelah dan tidak tidur semalam saya merasa sangat ngantuk tetapi harus membongkar box HP yang penuh dengan HP dan barang yang berserakan dan harus kita dengarkan dan mencari HP yang alarm nya berbunyi. Hari itu saya juga bersyukur karena dengan pontang - panting saya berlari balik ke barak setelah selesai mandi dan untung saja saya tepat waktu dan tidak harus meminta maaf. Sebenarnya saya tidak keberatan untuk melakukan hukuman push up berapa kali pun tetapi yang saya tidak bisa menahan malu di depan semua orang untuk meminta maaf karena telah melakukan kesalahan. Akhirnya hari yang terakhir, hari yang saya tunggu - tunggu dari hari pertama. Di hari tersebut saya mendapatkan banyak hal. Pertama saya belajar untuk bekerja sama dengan orang lain yaitu saat kita bermain permainan estafet, air, bola dll. Saya juga belajar untuk mementingkan hal yang lebih penting seperti saat kita basah basahan sepatu kita sangat basah dan di dalam sepatu rasanya seperti ada kolam, dan setelah kegiatan itu kita masih ada upacara pelepasan kita dari Secara. Maka itu saya belajar untuk mengabaikan sepatu yang basah tersebut dan tetap ikut upacara menggunakan sepatu itu sampai upacara selesai karena
118 sudah menjadi peraturan di sana. Saya juga belajar untuk membantu sesama karena pada saat itu kita melakukan kegiatan menyeberangi jembatan tali dia dan tidak semua nya berani akan ketinggian. Maka itu saya membantu teman - teman saya dengan cara menyemangati mereka agar dapat menyeberangi jembatan tali dia tersebut sampai tujuan. Setelah hari - hari yang melelahkan saya merasa sangat ingin pulang dan kangen akan rumah saya akan tetapi tetap saja tidak dapat dikatakan jika saya tidak mendapatkan apa - apa. Disana kita diajarkan untuk lebih mandiri dan tidak mengandalkan pertolongan orang lain dan mengerjakan semua nya sendiri. Mulai dari membersihkan tempat tidur kami, mengatur baju yang kami gunakan sehari - hari, mengatur jadwal mandi kita, tidak berisik saat makan, tidak memilih - milih makanan dan juga teratur di setiap jadwalnya. Kami juga harus mempedulikan sesama kita karena jika tidak siapa lagi. Kita saling membantu atas semua hal karena kita di tempat yang asing dan jauh dari rumah. Walaupun hal - hal yang kita lakukan sangat lah tidak biasa dan kami merasa tidak nyaman kami juga mendapatkan banyak hal dari pengalaman kami latihan dasar kepemimpinan tersebut. Kami juga lebih berbaur dengan sesama dan belajar tidak apatis. Saya juga berterima kasih kepada pendamping kita yang tetap saja masih sabar dengan kita walaupun sebenarnya kami sangat menyebalkan terkadang - kadang. Terlatih untuk Memimpin Nicodemus Valliant Bintang Rachmadi Hari pertama kegiatan LDK kami diminta untuk merapikan kasur dan barang-barang bawaan. Padahal saat dirumah kegiatan yang saya lakukan sangat berbeda dengan saat LDK jika dirumah saya jarang merapikan kamar saya sendiri, pada saat LDK saya belajar untuk merapikan barang barang dan kasur saya sendiri berdasarkan pengalaman tersebut, saya belajar bahwa saya harus lebih menjaga kerapihan dan kedisiplinan saya dan meningkatkan kerapihan saya sehingga tidak menyusahkan orang lain dan selanjutnya pada saat upacara saya diminta untuk baris dengan rapi berdasarkan tinggi badan. Padahal jika di sekolah kami biasanya berbaris dengan tidak rapi seperti orang yang lebih tinggi berbaris bebas dan tidak teratur dari situ saya belajar untuk bisa berbaris dengan rapi. Selanjutnya pada saat snack time saya diminta makan cepat dan menghabiskan snack yang memiliki perpaduan antara makanan yang manis dan yang asin. Apabila saya memakan perpaduan dari makanan yang manis dan asin, saya merasa sakit perut karena saya tidak pernah memakan perpaduan tersebut, saya memakan satu rasa yang sama ketika makan jika saya memakan makanan manis
119 semua makanan harus manis dan lain-lain dari situ saya belajar untuk lebih bersyukur dan mau menghargai apapun yang disediakan. Kemudian pada siang hari kami belajar wawasan nusantara yang mengajarkan tentang sikap kita menjadi masyarakat yang berani membela bangsa padahal jika di rumah saya biasanya menjadi orang yang apatis atau tidak peduli dengan lingkungan sekitar saya dari situ saya belajar untuk lebih menghargai negara kita tercinta ini. Pada hari kedua saya bangun di jam 03.00 subuh padahal ketika saya di rumah, saya selalu bangun jam 05.30 dari situ saya belajar untuk bersyukur karena saya masih bisa memenuhi waktu tidur saya selama 8 jam di rumah lalu saya pergi menuju lapangan apel pagi akan tetapi kami terlambat jadi kami harus melaksanakan push up yang biasanya di sekolah jika terlambat kami masih diberi teguran di secata ini kami harus melakukan kegiatan fisik dari sini saya bersyukur bahwa sekolah masih memberikan toleransi kepada kami untuk beberapa kali. Pada kegiatan saya melihat para tentara mempraktikan cara membongkar pasang sebuah senjata yang merupakan hal yang sangat saya sukai, di sekolah tidak ada yang memberikan praktek membongkar pasang sebuah senjata karena hal tersebut tidak sesuai dengan aturan yang berlaku di negara ini dari sini saya bersyukur bisa melihat senjata secara langsung dan pada malam hari kembali beristirahat di malam hari Pada hari ketiga kami dapat datang dengan tepat waktu ke lapangan apel pagi dari situ kami melakukan senam dan dilanjutkan dengan sarapan pagi kami mempelajari jika ada serangan udara kami harus bersembunyi di bawah meja agar tidak ketahuan dan kami harus duduk tegak agar postur tubuh kami lebih bagus dan sehat kegiatan ini berbeda dengan sekolah dan rumah dimana kami bebas makan dimana saja dan dengan bentuk postur tubuh yang tidak tegak dari sini saya berterima kasih kepada Tentara di secata karena mau membantu saya membenarkan postur tubuh saya dan dilanjutkan dengan kegiatan outbond dimana saya belajar cara melewati tali dua yang mengajarkan saya cara untuk melewati jembatan yang rusak dimana sekolah tidak mengajarkan hal tersebut lalu dilanjutkan dengan kegiatan lain seperti estafet tepung, estafet air, estafet sarung, dan bim bom dari situ saya belajar cara untuk bekerja sama dalam pengerjaan tugas, ilmu yang harus kita pupuk dalam keseharian kita dan masih banyak lagi lalu kami melakukan kegiatan pembersihan untuk terakhir kali dan kami melakukan apel penutup acara LDK. Dari kegiatan LDK yang saya lakukan ini saya berterima kasih kepada pihak Secata karena sudah mengajarkan kami banyak hal baru yang bisa kami pelajari mulai dari cara baris-berbaris yang baik dan benar, etika makan yang baik dan benar bagaimana cara untuk
120 memperbaiki postur saat makan, kegiatan fun games yang mengajarkan kita untuk bekerja sama, menambah ilmu dan kebersamaan yang diberikan oleh secata kepada saya. Pemimpin yang Kuat, Tim yang Tangguh Rachel Mareta D.A Selama 3 hari ini saya mengikuti kegiatan dari sekolah yaitu Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK). Saat hari pertama saya belum merasakan perubahan dalam diri saya, butuh waktu untuk menyesuaikan semua. Hari pertama saat jam makan siang saya disuruh masuk ke bawah meja setiap kali berisik di tempat makan. Saat makan di rumah biasanya saya bisa setengah jam karena sambil nonton youtube dan biasanya tidak habis. Saya diberi kesempatan makan kurang lebih 10 menit. hal yang saya dapatkan adalah saat makan harus memiliki etika. salah satunya adalah tidak berbicara dan fokus makan. pada saat jam mandi saya langsung mandi dan tidak menunda waktu mandi agar kegiatan selanjutnya dapat dilaksanakan tepat waktu. Berdasarkan hal tersebut, saya menjadi menghargai waktu agar tidak menunda nunda kegiatan selanjutnya, saya jadi mulai belajar disiplin dari hal kecil. Malam pertama saya susah tidur karena takut gelap, biasanya saya tidur dengan pencahayaan yang remang remang. Dari kegiatan ini saya diajarkan untuk tidur dalam keadaan apapun agar bisa lebih bersyukur kembali. Saat PBB saya diajarkan untuk tegas, disiplin, dan fokus dalam menjalankan. Bila saya tidak fokus akan ada perbedaan gerakan karena terlalu terlihat. Saat PBB saya berusaha untuk fokus dan tegas agar gerakannya sama dengan yang lain. Dari kegiatan PBB ini saya belajar untuk tegas dan tangkas dalam melakukan gerakan PBB. Di hari kedua juga sudah ada peraturan baru. Saya harus mengangkat stamino untuk di lihat milik siapa yang belum habis dan siapa yang tidak makan. Saya selalu berusaha untuk makan karena katanya jika tidak makan akan mudah sakit karena udaranya sangat dingin. Berdasarkan hal tersebut saya belajar untuk selalu mengisi perut saya dengan menghabiskan yang disediakan. Kegiatan malam sama seperti hari pertama yaitu menghafal lagu serta pembuatan yel yel untuk saya. Di hari kedua ini saya sudah mulai terbiasa dengan suasana di camp militer. Saya sudah terbiasa dengan udara dingin, makanannya, serta kedisiplinan tentang waktunya. Saya mulai cepat saat melakukan sesuatu seperti mandi, berkumpul, serta jam tidur saya jadi teratur Hari terakhir menurut saya paling seru karena full kegiatan dengan bermain. Saya memainkan beberapa permainan seperti estafet sarung dan bin bomb. Tim saya saat permainan bin bomb beberapa kali jatuh di awal, tetapi setelah melakukan komunikasi
121 kelompok saya dapat menyusul jumlah bola tim cowok yang hasil akhirnya sama. saya mendapatkan beberapa hal positif, yaitu kerjasama dan komunikasi yang lancar. Hari terakhir juga sangat senang karena saat menunggu kegiatan berikutnya ada sedikit hiburan dari teman yang lain. Di hari terakhir dapet waktu yang lumayan panjang, saya memanfaatkan untuk mandi semaksimal mungkin. Selama kegiatan ini banyak mengajarkan tentang kedisiplinan, menghargai waktu, menghargai makanan, saya juga sangat bersyukur masih bisa tetap mandi walaupun kondisi kamar mandinya tidak seperti di rumah saya. Saya harus menyesuaikan dan dalam beberapa jam saya sudah terbiasa dengan kamar mandinya. Saya juga jadi bisa menghargai waktu saat makan agar tidak menghabiskan waktu terlalu lama. Sejak kegiatan tersebut saya mulai menerapkan itu semua saat di rumah. Saya makan mulai membiasakan tidak sambil main hp, mandi tidak lama lama, dan menghabiskan makanan saya. Saya juga menyadari kalau teman teman saya sangat peduli kepada saya saat saya takut tidur teman saya menawarkan diri untuk tidur bersama, ada juga yang selalu setia menemani saya tengah malam ke toilet walaupun masih ngantuk dan sedikit ngomel. Saya sangat bersyukur masih bisa dekat dengan orang tua saya, karena dari cerita para militer mereka terpaksa meninggalkan keluarganya bila mendapatkan tugas sampai ke pelosok. 3 Hari Wajib Militer Ravael Jireh Ilham Sitinjak Pada hari pertama pada saat apel pembukaan LDK bersama dengan pihak secata kami masih bermain-main dalam baris-berbaris dan tidak serius karena hal itu kami diberi konsekuensi oleh pihak secata, dari pengalaman diatas saya menjadi tahu bahwa dalam barisberbaris keseriusan dan kedisiplinan itu penting karena jika menerapkan kedua hal tersebut saya menghargai orang yang memimpin apel didepan selain itu ada manfaat jika menerapkan kedua hal tersebut seperti menjadi tahu apa kegiatan selanjutnya. Setelah itu, saya makan siang dari pengalaman makan di sana saya menjadi tau bahwa saat makan itu ada aturannya dan pentingnya mengucap syukur karena masih bisa makan, hal-hal tersebut dikarenakan saat makan disana kita wajib mengikuti aturan pihak secata Dimana kami wajib makan apa yang sudah disediakan dimeja saat makan saya diberi waktu yang singkat dan harus makan dengan tenang tidak boleh bersuara sedikit pun dan mengobrol dengan teman semeja saya yang biasanya makan dengan waktu yang lama dan kadang tidak habis menjadi beradaptasi dengan aturan tersebut.
122 Pada hari kedua saya hal yang saya dapat adalah penambahan sikap disiplin dan kefokusan serta keseriusan dalam melakukan suatu hal. Saya yang biasanya tidak serius, kurang disiplin, kurang fokus menjadi dapat menerapkan hal-hal tersebut dalam kehidupan bersekolah dari kegiatan PBB yang dilaksanakan oleh pihak secata dikarenakan Latihan PBB yang saya dapat. Karena dalam PBB kuncinya adalah keseriusan, kemauan, dan kefokusan dalam mendengarkan aba-aba yang diberikan pemimpin maka dari itu pentingnya sikap kedisiplinan dalam melaksanakan PBB contohnya dalam aba-aba hadap kanan dan hadap kiri kedua aba-aba ini dapat saya laksanakan dengan baik dan tanpa kesalahan jika memiliki kemauan dan kefokusan dalam mengikuti dan mendengarkan aba-aba dari pemimpin. Kemudian hal yang dapat menambah jiwa nasionalisme saya adalah saat materi Wawasan Kebangsaan dikarenakan materi tersebut mengajarkan bahwa Indonesia itu negara yang kaya akan budaya dan sumber daya jadi sebagai generasi muda saya harus bisa untuk menjaganya. Setelah materi kami membuat yel-yel Bersama dengan Serdu Doni Irawan dari pembuatan yel-yel tersebut saya dapat membangkitkan semangat untuk terus melanjutkan LDK. Hari ketiga saat kegiatan menaiki jembatan dua tali saya yang biasanya kurang konsentrasi dalam melaksanakan sesuatu menjadi bisa lebih konsentrasi lagi setelah kegiatan menaiki jembatan dua tali saya menjadi sadar bahwa memiliki konsentrasi yang tinggi itu sannat penting karena saat melintasi jembatan dua tali konsentrasi diperlukan agar pijakan saya tidak lepas dari tali dan jatuh ke bawah. Kemudian saya mendapat motivasi untuk memberikan hasil dari ilmu yang didapat agar ilmu itu tidak terbuang sia-sia dari kegiatan estafet tepung Dimana tepung dianggap seperti ilmu yang di pindah kan kesebuah wadah agar dapat menumpuk menjadi hal yang baik dalam masyarakat selain dua hal tersebut kekompak dan kemauan mendengar komando juga saya dapatkan dari kegiatan pinbom Dimana kita harus kompak dan seksama dalam mendengarkan perintah, saya yang dulu kurang kompak dan tidak seksama mendengarkan perintah dapat beradaptasi dengan baik. Jadi dari kegiatan LDK saya mendapatkan banyak hal seperti kedisiplinan, kefokusan, kebersamaan, kekompakan, dan masih banyak lagi. Selain hal-hal itu yang terpenting adalah tentang kepemimpinan dimana jika ingin menjadi pemimpin saya harus menjadi orang mau terlebih dahulu dipimpin, karena dengan begitu saat saya menghargai pemimpin yang memimpin saya kelak saat saya menjadi pemimpin saya dapat memimpin dengan baik. Teman terbaik saya selama di LDK dihari pertama adalah Bintang Wilibrodus dikarenakan dia teman sebelah Kasur saya dan dia selalu membangunkan saya tiap pagi dihari kedua teman terbaiksaya adalah Evander karena dia selalu memberikan informasi kepada saya tentang
123 kegiatan selanjutnya dan teman terbaik saya di hari ketiga adalah Igo karena dia selalu Bersama dengan saya dan selalu berbagi makanan dengan saya. Selama saya mengikuti LDK selama 3 hari perasaan saya adalah Senang. Perjalanan Menuju Kepemimpinan Melalui LDKS Sekar Ayu Juanita Senin, 29 Januari 2024 adalah hari keberangkatan kami untuk pergi menuju tempat LDK yang berada di Dodik Secata Rindam 3 Siliwangi Pangalengan, Jawa Barat. Kami berangkat sekitar pukul 06.00 WIB dan tiba di lokasi tujuan ± pukul 09.00 WIB. Setelah sampai, kami mengawali rangkaian acara disana dengan upacara pembukaan LDK SMA Pangudi Luhur. Setelah itu kami langsung diserahkan kepada pihak TNI sepenuhnya selama 3 hari. Setelah upacara, kami memulai kegiatan dengan mendengarkan materi “Wawasan Nusantara”. Wawasan Nusantara adalah perwujudan dari pancasila yang mengandung arti suatu kesatuan yang kuat dan utuh dengan paham keseimbangam. Disana kami mempelajari apa makna Nasionalisme dan Patriotisme. Selama kegiatan disana, kami didampingi oleh SERTU Kalim, SERDA Doni, LETDA INF Cep Irwan, PELDA Ayi Musliman, SERTU Ucu Sunarto, dan LETDA Djemingin. Setelah selesai materi, kami melanjutkan latihan PBB. Dalam latihan tersebut kami harus fokus mendengarkan & memperhatikan dengan baik. Hal tersebut sangat berguna dalam membentuk karakter saya menjadi lebih tertib & disiplin dalam berbaris. Proses tersebut mencerminkan kemampuan koordinasi serta tanggung jawab, mengajarkan nilai-nilai kebersamaan, dan memperkuat karakter saya untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan sehari-hari. Pada hari kedua kami bangun tidur pukul 04.00 WIB dan harus sudah siap pukul 05.00 WIB untuk melaksanakan senam pagi. Lalu kami pergi untuk menuju tempat sarapan. Sepanjang jalan ketika kami hendak pergi ke tempat yang lain, kami harus berbaris dengan rapi dan bernyanyi sepanjang jalan. Saat sarapan pun kami tidak diperbolehkan untuk mengobrol. Jika kami mengobrol, maka kami akan diberikan “serangan udara” yaitu kami harus bersembunyi dibawah kolong meja. Kami harus bertanggung jawab menghabiskan makanan yang telah tersedia. Hal tersebut mengajarkan saya untuk selalu bersyukur dan bertanggung jawab atas seluruh hal yang telah saya lakukan. Dengan tidak mengobrol saat makan juga mengajarkan kami untuk bersikap sopan dan tidak membuang waktu terlalu lama untuk makan. Hari sudah sore dan cuaca semakin dingin. Kami melanjutkan sesi bebersih diri hingga jam 17.00. Kami selalu bergantian untuk mandi karena waktu yang ditentukan. Hal
124 tersebut membuat diri saya lebih bisa mengatur waktu lebih baik. Dan tidak boleh apatis kepada teman yang lain karena kami harus saling bergantian untuk mandi. Hari ke-3 lebih merujuk pada kegiatan fun games dan outbound. Kami mengawali pagi hari dengan senam dan juga sarapan seperti biasanya. Sudah mulai ada perubahan dalam diri kami Masing-masing menjadi lebih tertib dan disiplin. Yang pertama kami mempelajari bagaimana cara melewati jembatan tali 2. Tujuannya untuk berjaga-jaga apabila terjadi hal yang tidak diinginkan misalnya jembatan rusak akibat bencana alam. Awalnya saya merasa takut ketika ingin mencoba melewati jembatan 2 Tali itu. Namun akhirnya saya berhasil mencoba melewati jembatannya. Hal yang saya dapatkan yaitu, saya dapat melatih keberanian, kekuatan, dan ketangkasan. Setelah itu dilanjutkan dengan bermain estafet tepung, memindahkan sarung, serta memindahkan bola menggunakan pipa paralon. Dalam games tersebut hal yang saya dapatkan yaitu kita harus bisa saling bekerja sama dengan baik dengan teman 1 tim. Tidak boleh egois dan harus mempedulikan 1 sama lain. Kami juga harus saling membantu dan membuat strategi yang baik dalam memperoleh kemenangan. Setelah bermain game, kami membersihkan diri dan merapikan kembali barak untuk persiapan pulang jangan sampai ada barang yang tertinggal. Hal trsebut membuat saya lebih teliti & dapat memanfaatkan waktu singkat dengan baik. Lalu kami meninggalkan Dodik Secata ± pukul 14.00 WIB. Selama 3 hari berkegiatan di SECATA, banyak sekali Hal yang saya dapatkan dan berguna dalam diri saya. Dari yang awalnya tidak teratur, perlahan-lahan mulai teratur dan disiplin. Ketika kami disana melakukan pelanggaran atau berbuat kesalahan pasti kami harus menanggung konsekuensinya. Salah satunya yaitu meminta maaf di depan umum dan push up sebanyak 5×. Kegiatan LDK di tempat TNI bisa menjadi pengalaman yang berharga untuk belajar tentang kepemimpinan, disiplin, dan kerjasama tim. Selain itu, pengalaman tersebut juga dapat membantu saya memahami nilai-nilai keprajuritan dan mengembangkan keterampilan dalam mengatasi tantangan. Saya yakin pelajaran yang diperoleh akan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari serta membentuk karakter yang tangguh dan berkualitas. 3 Hari 2 Malam Bersama Om Tentara Vincentius Revi W Pada tanggal 29 hingga 31 Januari, saya mendapat kesempatan luar biasa untuk mengikuti Pelatihan Dasar Kepemimpinan di Dodik Randam Siliwangi Secata di
125 Pangalengan, Bandung. Saya masih ingat dengan jelas berkumpul di sekolah pada hari Senin pukul 04.30 dan naik bus pada pukul 05.00. Ketika kami tiba di tempat pelatihan, saya kagum dengan lingkungan sekitar dan berpikir, “Jadi di sinilah tentara menjalani pelatihan.” Barak tempat mereka tinggal ternyata jauh dari kata nyaman untuk saya yang sudah terbiasa tinggal di kota. Di hari pertama, kesan yang saya dapatkan lebih tertuju pada pengenalan kehidupan dasar para calon tentara, sehingga semakin menambah rasa salut saya terhadap mereka. Kehidupan sehari-hari mereka di pusat pelatihan tertib dan diatur dengan aturan yang ketat. Pada hari kedua pelatihan, saya mulai terbiasa dengan kegiatan tersebut. Terlebih lagi, hujan yang terus menerus membuat saya harus selalu jaga jaga membawa jas hujan, karena kalau tidak saya akan basah. Kami memulai hari kedua dengan bangun subuh yang menurut saya menantang dan penuh kesusahan karena cuaca yang dingin. Kami harus segera bersiap sesuai jadwal. Selain itu, kami juga melakukan kegiatan Peraturan baris berbaris (PBB) yang mengharuskan kami berdiri berjam-jam sementara pengawas mengajarkan gerakan PBB yang benar. Melihat para tentara mempresentasikan mengenai senjata juga membuat saya menjadi kagum karena di tempat saya tinggal, tidak ada orang yang memegang senjata. Apalagi melihat para tentara menjelaskan cara menggunakan dan fakta fakta mengenai senjatanya, membuat saya menjadi lebih penasaran tentang senjata senjata tersebut. Namun kesan saya secara keseluruhan pada hari kedua Latihan Dasar Kepemimpinan ini adalah saya sudah merasa menjadi bagian dari militer dan mengikuti jadwal serta peraturan dengan benar. Pada hari ketiga, saya merasa seperti orang baru. Saya bangun tanpa masalah apa pun dan menjalankan rutinitas dengan baik. Di hari ketiga, kami melakukan permainan seru karena sudah hampir waktunya kami berpisah. Kami mengakhiri hari itu dengan sorak-sorai dan semangat. Usai fun games, kami mengadakan upacara penutupan dengan majelis dan nyanyian yang kami buat. Tiga hari ini terus menerus mengingatkan saya untuk tidak menyianyiakan waktu saya di Secata dan membawa kembali pelajaran dan pengalaman ketika saya pulang ke rumah, karena sebelumnya saya masih sangat apatis dan kurang peduli atas diri sendiri. Mengikuti Pelatihan Dasar Kepemimpinan di Dodik Randam Siliwangi Secata sungguh merupakan pengalaman yang membuka pikiran. LDK ini tidak hanya memberi saya wawasan tentang kesulitan dan disiplin yang dihadapi oleh calon tentara, namun juga mengajarkan saya pelajaran berharga tentang kepemimpinan dan mengikuti perintah. Sepanjang pelatihan, saya belajar pentingnya ketepatan waktu dan kepatuhan terhadap aturan. Jadwal yang ketat dan aktivitas fisik yang menuntut mengajari saya disiplin, ketekunan, dan kemampuan mengatasi tantangan. Bangun pagi-pagi, menantang cuaca dingin, dan
126 berpartisipasi dalam latihan keras membantu membangun kekuatan mental dan fisik saya. Pengalaman-pengalaman ini niscaya telah mengembangkan karakter saya dan mempersiapkan saya menghadapi situasi sulit di masa depan. Selain itu, terlibat dalam kegiatan seperti PBB mengajarkan saya pentingnya kerja tim dan koordinasi. Hal ini menekankan pentingnya persatuan dalam mencapai tujuan bersama. Para instruktur membimbing kami tentang gerakan PBB yang benar dan menekankan pentingnya disiplin dan ketelitian. Saya menyadari bahwa komunikasi dan kerja sama yang efektif antar anggota tim sangat penting untuk keberhasilan kerja tim. Permainan menyenangkan yang kami mainkan pada hari terakhir pelatihan berfungsi sebagai pengingat bahwa meskipun disiplin dan ketertiban sangat penting, penting juga untuk menemukan kesenangan dan persahabatan dalam setiap tugas. Permainan ini memungkinkan kami untuk menjalin ikatan sebagai sebuah kelompok dan mengingatkan kami bahwa kepemimpinan adalah tentang menciptakan lingkungan yang positif dan memotivasi bagi orang lain. Ini menunjukan bahwa kerja sama bukan tentang perintah dan diperintah, namun tentang rasa persatuan. Secara keseluruhan, Pelatihan Dasar Kepemimpinan di Dodik Randam Siliwangi Secata merupakan pengalaman transformatif bagi saya. Hal ini telah menanamkan dalam diri saya rasa disiplin, kepemimpinan, dan kerja tim. Pelatihan ini telah mengajarkan saya pentingnya mengikuti aturan dan jadwal, nilai ketekunan, dan pentingnya komunikasi yang efektif dalam sebuah tim. Saat saya merenungkan tiga hari ini, saya bersyukur atas kesempatan untuk mengikuti pelatihan ini. Hal ini telah membentuk saya menjadi individu yang lebih baik dengan rasa tanggung jawab dan dedikasi yang lebih kuat. Saya bertekad untuk menerapkan pelajaran yang telah saya pelajari dari pengalaman ini tidak hanya dalam usaha saya di masa depan tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai penutup, Pelatihan Dasar Kepemimpinan di Dodik Randam Siliwangi Secata merupakan pengalaman yang mengubah hidup saya. Hal ini memberi saya wawasan yang sangat berharga mengenai kehidupan calon tentara dan kualitas yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pemimpin. Saya bangga menjadi bagian dari pelatihan ini, dan saya akan membawa pelajaran serta kenangan sepanjang perjalanan saya menuju menjadi pemimpin yang bertanggung jawab dan efektif. Tiga Hari Efektif Untuk Seorang Pemimpin William Natanael Batubara Di hari pertama, saya awali dengan perasaan yang sangat bahagia, sukacita, dan bersyukur. Hal ini terbukti dengan saya yang bangun jam 1:27, saya bangun dengan mindset bahwa saya harus memiliki sifat yang lebih dewasa dimulai saat hari pertama Latihan dasar
127 kepemimpinan dan berlaku untuk selamanya. Hal tersebut saya buktikan dengan bangun awal tanpa alarm lalu berdoa untuk mengucapkan syukur dan meminta penyertaan Tuhan yang maha esa, lalu saya memasak nasi dan lauk untuk sarapan saya, lalu mandi dan Bersiap untuk pergi ke sekolah. Di sekolah saya berangkat sedikit telat dibandingkan dengan jadwal yang telah ditentukan dikarenakan beberapa teman saya pada pagi itu belum semuanya dapat menepati waktu yang sudah ditentukan bersama. Lalu sesampainya di tempat pelatihan, saya langsung dihadapi dengan situasi Dimana saya harus bisa memanfaatkan segala fasilitas yang telah diberikan oleh Pembina yang ada di tempat pelatian, dikarenakan fasilitas yang ada disana tergolong dengan jumlah seadanya. Tidak selesai sampai disitu, saya dituntut untuk lebih disiplin lagi dalam mengatur waktu, seperti waktu untuk makan, waktu untuk membersihkan diri, dan waktu untuk berkumpul. Namun semua itu berhasil membuat saya berubah menjadi lebih baik lagi dalam waktu yang tergolong singkat pada hari pertama di tempat pelatihan. Pada hari kedua saya belajar banyak hal, dimulai pada pagi hari saya belajar untuk bangun pagi lebih cepat lagi dan lebih cepat lagi dalam Bersiap untuk kegiatan selanjutnya dikarenakan jatah waktu singkat yang saya miliki untuk Bersiap. Contohnya seperti waktu yang digunakan untuk makan, dan waktu untuk berkumpul untuk memulai kegiatan di setiap alurnya. Dan belajar untuk meningkatkan nilai kekeluargaan yang ada di setiap siswa kelas 11 dan kelas 10 melalui kegiatan membuat yel-yel bersama, kemudian bagi saya yang menarik adalah meminta maaf jika telat atau melanggar peraturan karena membuat kelompoknya harus menuggu atas keterlambatannya dan berdampak dalam berbaris untuk berjalan ke tempat yang telah ditentukan contohnya ruang tempat makan. Serta belajar hal baru berkaitan dengan pola perintah yang benar dalam memerintahkan barisan untuk keguatan baris – berbaris. Pada hari ketiga saya belajar banyak hal, seperti cara berpikir dan pengambilan Keputusan yang cepat melalui pengalaman saya di hari terakhir saat saya bangun di pagi hari pukul 4:30 dan merasakan rasa ingin buang air besar namun toilet yang telah dipenuhi oleh banyak siswa sehingga saya memutuskan untuk memilih toilet yang ada di samping ruangan Pembina dengan penerangan yang sangat minim dikarenakan saya yang tidak sempat mengambil senter milik saya. Dan saya belajar untuk berfikir lebih kritis lagi yaitu saat berbaris menuju tempat senam, seharusnya saya dan kelompok dapat datang lebih awal mendahului jadwal yang tertera, namun saya dan kelompok saya memilih untuk tepat waktu sesuai jadwal. Sehingga kelompok saya di dahului oleh kelompok putri yang sudah datang lebih awal di tempat senam yang telah ditentukan. Lalu saat kegiatan fun game saya belajar
128 banyak hal, contohnya : saat kegiatan berjalan diatas jembatan dua tali, saya belajar untuk berhati-hati dan teliti dalam melakukan segala hal dan fokus kedalam hal tersebut agar tujuan saya melakukan hal tersebut bisa tercapai. Saat kegiatan estafet tepung saya belajar untuk belajar lebih giat dan mengingat ajaran yang diberikan oleh guru dan lainnya agar ajaran yang didapatkan tidak hilang di Tengah jalan kehidupan saya dan pada akhirnya ajaran yang saya tampung sedikit demi sedikit dapat digunakan untuk mendapatkan kesuksesan dalam kehidupan. Selama saya mengikuti rangkaian acara pelatihan dasar kepemimpinan di Dodik Rindam Siliwangi Secata, Pangalengan, Bandung. Saya belajar untuk memaksimalkan segala waktu dan kesempatan yang kita miliki untuk melakukan hal-hal berguna yang bersifat membangun dan selalu mengarahkan pikiran dan hati kepada hal yang positif dengan penuh semangat untuk memperoleh pembelajaran dan makna hidup. Serta dengan selalu mengingat dan menerapkan pembelajaran yang didapatkan untuk membuat diri pribadi kita terus bertumnuh dan berkembang sambil menerima masukan orang lain karena ketahuilah kita tidak pernah dapat menilai diri kita dan menemukan kekurangan sebab kita selalu menilai diri kita pribadi dengan pesan bahwa kita sudah melakukan yang terbaik. Dengan kegiatan pelatihan ini, saya sadar bahwa diri saya masih harus belajar lagi karena saya secara pribadi masih terlalu santai dalam beraktivitas dan banyak membuang-buang waktu. Dan saya masih suka melupakan ajaran yang diberikan sehingga masih harus diingatkan terus menerus. Tiga Hari Jadi Casis Tamtama Anthony Fernando De Suhardi Selama Tiga Hari saya telah terlibat dalam Pelatihan Dasar Kepemimpinan di Dodik Rindam Siliwangi Secata, Pangalengan, Bandung yang memberikan saya berbagai tantangan dan pengalaman baru yang sangat berharga. Pembuatan Refleksi ini membantu saya mengingat kembali hal yang mungkin tidak terpikirkan selama kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan berlangsung. Di hari pertama mengikuti kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan ini saya sangat dikagetkan dengan budaya militer yang sangat asing dengan saya yang merupakan warga sipil. Dalam beberapa situasi saya dihadapkan dengan situasi yang sangat berbeda dengan yang saya biasa jalankan, seperti saat makan, mandi, dll. Ketika saya pertama kali makan di ruang makan saya tidak dapat menghabiskan makanan yang telah diberikan karena waktu yang diberikan hanya sedikit dan saya telah memakan snack yang diberikan beberapa waktu sebelum makan siang. Pada awalnya mungkin butuh waktu untuk
129 menyesuaikan dengan peraturan militer. Saat makan malam dan seterusnya saya berhasil menghabiskan makanan yang telah disediakan pelatih. Selama kegiatan latihan PBB dan Materi Wawasan Nusantara saya berinteraksi dengan Serda Doni Irawan, Letda Inf Riyanto, dan Sertu Halim. Kegiatan tersebut memberikan saya wawasan tambahan mengenai Wawasan Nusantara dan melatih fokus serta berpikir cepat dalam kegiatan baris-berbaris. Pada hari kedua, kegiatan diawali dengan senam ala militer yang dipandu oleh Pelatih Serda Doni Irawan, dari senam ini saya mendapatkan variasi pemanasan dan senam baru yang bagus untuk tubuh di pagi hari. Tantangan-tantangan yang saya hadapi selama berkegiatan di hari itu membuka mata saya terhadap ketahanan diri. Sebagian besar waktu, saya merasa tertekan dan terbatas oleh budaya militer yang baru saya kenal. Namun, dengan kemauan dan pikiran yang positif, saya menyadari budaya militer dapat membangun diri saya menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya, sehingga saya mengikuti seluruh kegiatan dengan pikiran positif sehingga saya dapat mengikuti kegiatan-kegiatan dengan lebih baik dari hari sebelumnya. Selain itu kegiatan materi kebangsaan oleh Gumil Letda CBA Djeningin, pembuatan yel-yel bersama pelatih Sertu Halim, dan tambahan materi Senjata Api dengan pelatih Serma Ucup Sunaryo juga memperkuat semangat saya dalam mengikuti kegiatan LDK dan tentunya juga meningkatkan keterampilan kepemimpinan dalam diri saya. Saat hari terakhir kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan, Kegiatan juga diawali dengan Senam Pagi. Kegiatan di hari terakhir sebagian besar diisi dengan OutBound dan Fun Games bersama Pelatih Jasmani Yatiman, dkk. kegiatan-kegiatan tersebut tentunya memperkuat rasa Brotherhood yang sudah ditanamkan dari sekolah. Setelah kegiatan tersebut selesai saya mandi dan makan siang. Pada saat makan siang kami datang lebih awal dari pelatih untuk menghindari keterlambatan. Pada saat sebelum Upacara Penutupan, Pelatih Serda Doni Irawan melakukan push up sebanyak 5 kali sesuai dengan aturan yang berlaku untuk menebus keterlambatannya ketika menuju ke Ruang Makan. dari hal tersebut saya belajar bahwa walaupun seorang pemimpin memiliki kewenangan yang lebih tinggi, kita juga tetap harus mengikuti peraturan yang telah disepakati bersama. Secara Keseluruhan, tiga hari ini telah menjadi hari-hari dengan perjalanan yang penuh makna. Saya merangkul setiap pelajaran dari kegiatan-kegiatan dengan tangan terbuka, siap untuk terus tumbuh, belajar, dan terus mengeksplorasi potensi diri di setiap kesempatan yang datang, sehingga saya merasa dapat menjadi pribadi yang jauh lebih baik setelah mengikuti kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan ini. Pengalaman ini dapat menjadi pendorong bagi saya untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik, pengembangan diri,
130 serta mengapresiasi seluruh langkah dalam perjalanan hidup saya ini. Bagi saya tantangan merupakan kesempatan untuk berkembang, dan tentunya saya bersemangat untuk menyambut tantangan yang akan datang untuk membentuk karakter saya menjadi pribadi yang lebih baik. Belajar Hidup Disiplin di Secata Barnet Jeffry Arlo Saya mengikuti kegiatan Latihan Dasar kepemimpinan selama 3 hari, 2 malam, yang berlokasi di Dodik Secata Rindam 3 Siliwangi Secata, Pangalengan, Bandung. Selama kegiatan LDK berlangsung banyak hal berharga yang saya dapatkan. Pada hari pertama banyak hal yang masih belum saya mengerti. Saya masih belum bisa terbiasa dengan aturan yang berlaku, tidak hanya aturan, ketika sampai di Dodik Secata Rindam 3, cuaca juga terasa berbeda dengan Cikarang. Di Cikarang suhu terasa sangat panas sedangkan di Pangalengan suhu terasa lebih dingin. Awalnya memang menyenangkan karena pada siang hari suhu terasa seperti pukul 17.00 di cikarang, akan tetapi ketika sudah pagi sekitar pukul 03.00, udara terasa sangat dingin, sehingga cukup sulit untuk melakukan aktifitas. Pada kegiatan LDK kami melakukan apel untuk membuka hari, dalam apel tersebut tentu kita harus disiplin, tidak berbincang dengan teman, dan harus mengikuti aturan yang berlaku tidak hanya saat apel, disiplin diperlukan dalam kegiatan lainnya seperti bangun pagi, di sana kita harus bangun pukul 04.30, karena itu saya bangun lebih awal yaitu pada pukul 04.00 dan langsung mandi agar tidak terlambat, meskipun suhu disana terasa sangat dingin, akan tetapi ketika sudah mandi, badan terasa lebih segar apalagi air yang digunakan merupakan air gunung. Setelah melakukan upacara kami menerima materi Wawasan Kebangsaan, terdapat beberapa poin penting yang diberikan seperti hakikat wawasan Nusantara, Dimana hakikat tersebut adalah Upaya bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan nasionalisme yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945. Dari materi ini saya juga menjadi lebih mengerti betapa pentingnya rasa Nasionalisme, betapa pentingnya peran kita sebagai warga negara Indonesia untuk mewujudkan cita-cita bangsa. Banyak hal-hal yang bisa dilakukan untuk mewujudkan cita-cita tersebut, jika kita sebagai pelajar, kita bisa menempuh ilmu setinggi mungkin agar dapat memajukan negara Indonesia. Jika kita sebagai Masyarakat kita bisa mematuhi aturan-aturan yang ada, dan menghargai perjuangan para pahlawan. Setelah menerima materi wawasan kebangsaan kami dipindahkan untuk makan siang, setiap kali kami berpindah, kami diwajibkan untuk bernyanyi dengan tegas dengan tujuan agar tetap bersemangat pada saat berpindah lokasi, ketika sudah berada di depan Gedung makan,
131 kami diajari cara masuk yang benar, kami harus berbaris dan antre dan ketika berada di depan pintu kami harus memberikan hormat dan mengatakan “MASUK!” dengan tegas. ketika di dalam kami juga diajari cara makan seperti para tentara. makanan yang sudah diatur harus dihabiskan tidak boleh ada sisa, saya sendiri kurang bisa menyesuaikan diri dengan makanan yang ada karena beberapa makanan ada yang hambar seperti tempe goreng. Akan tetapi karena sudah menjadi aturan yang sudah ditetapkan, saya harus bisa terbiasa dan bersyukur dengan apa yang telah disediakan. Pada hari terakhir kami diajak untuk bermain, terdapat 5 jenis permainan, yang pertama adalah jembatan tali 2, Dimana kita harus menyeberang hanya dengan menggunakan tali. Ketika diberikan contoh saya sangat semangat karena ingin mencoba, akan tetapi karena keterbatasan waktu hanya beberapa murid yang dapat mencobanya, saya sendiri tidak sempat mencobanya dan ahrus segera pindah ke lokasi permainan lainnya. Permainan ke-dua adalah oper sarung, dimana kita membentuk satu banjar dan harus bisa mengoper sarung dari depan sampai belakang dengan tangan bergandengan, tangan tidak boleh sampai terlepas jika terlepas maka akan dinyatakan gagal. Saya senang karena ikut bermain meskipun merasa tidak adil karena banjar saya merupakan banjar dengan peserta paling Panjang, akan tetapi banjar saya tidak dihukum karena pihak tentara mengetahui hal tersebut. Permainan ke-tiga adalah estafet tepung dimana kita duduk berbaris dan mengoper tepung dari depan sampai belakang. saya sendiri sempat lalai sehingga tepung jatuh ke badan saya, akan tetapi tetap merasa Bahagia karena dapat bermain bersama teman-teman. Sebenarnya terdapat 2 permainan lagi akan tetapi saya tidak ikut bermain dan tidak melihatnya karena waktu yang bersamaan dengan permainan lainnya. Padahal saya ingin sekali ikut bermain, terutama karena permainannya adalah main air. Selama LDK ini saya merasa senang meskipun memang melelahkan karena jadwal yang sangat padat. Jangan Ngantuk, Keep Strong!!! Clarissa Mariendayani Sesampainya di tempat LDK kami, Dodik Secata Rindam di Pangalengan, Bandung, terlihat betapa besarnya wilayah itu. Terdapat barak-barak tentara dan juga tempat untuk berlatih fisik. Sebelum kita memasuki wilayah itu, terlihat tulisan jika ragu maka pulanglah, tapi tentunya itu bukan pilihan bagi kami peserta LDK. Setelah kami turun dari bis, kami langsung menyerahkan barang berharga kamu termasuk handphone. Siswa dan siswi saling meletakan barang-barangnya di dalam barak masing-masing. Seluruh murid perempuan
132 berada di satu ruangan yang panjang dan kelihatannya juga sama untuk murid laki-laki. Penempatan kasur seperti ini memberikan rasa solidaritas terhadap satu sama lain. Saya juga senang karena sebelah saya adalah sahabat-sahabat saya. Setelah selesai menempatkan barang, kita berbaris dan berjalan dengan rapi menuju lapangan upacara. Di sana, kami melakukan latihan pertama untuk upacara yang akan kami lakukan di akhir LDK. Kami juga diajarkan yel-yel untuk meningkatkan semangat kami. Setelah bertepuk tangan, kami diajarkan untuk mengangkat kedua tangan mengepal "HU HA" lalu di tarik lagi ke bawah. Kami diajarkan dasar-dasar PBB yang kebanyakan sudah pernah kami pelajari di sekolah. Setelah itu, kami melanjutkan makan siang. Pertama kali makan di sana, sudah terasa perbedaannya. Banyak peraturan yang diterapkan yang membuat kebanyakan orang kaget. Ada yang disebut "serangan udara" yang dilakukan ketika kami terlalu berisik saat makan. Kami harus sembunyi di bawah meja. Hal ini menyerupai kondisi di medan perang, tetapi untuk kita warga sipil, kegiatan ini mengajarkan kita untuk beretika saat makan. Sore harinya, kami diajarkan materi Wawasan Nusantara oleh Letda Inf. Rianto dan PBB dan malamnya lagi kami diajarkan menyanyikan yel-yel oleh Letnan Kalim. Dan malamnya dilaksanakan apel malam. Hal yang paling menyenangkan pada hari ini adalah mencuci muka dengan air pegunungan yang sejuk bersama dengan sahabat saya. Hal yang paling tidak menyenangkan adalah sakit tetapi hal itu juga tidak terlalu buruk karena saya juga bisa saling bersolidaritas dengan sesama orang yang sakit, he he. Keesokan harinya, kami murid perempuan dibangunkan oleh alarm handphone murid laki-laki yang berbunyi di jam 3 pagi. Setelah menyelesaikan misteri alarm handphone itu, kami lanjut tidur. Pagi harinya kami bersiap-siap untuk senam pagi. Kami sudah bersiap dari jam 4.50 dan datang terlebih dahulu sebelum murid laki-laki. Pada hari itu, kami juga belajar PBB dan PMM dengan Letnan Ayi. Kami dipuji oleh Letnan Ayi karena kami dapat melakukan langkah biasa dengan baik dan benar dan melebihi murid laki-laki. Sorenya kami melakukan kegiatan yang menurut saya paling menyenangkan yaitu mempelajari senjata dengan Letnan Irwan. Kami juga sudah mulai terbiasa untuk makan di tempat ini dengan segala peraturannya. Dengan penghormatan sebelum masuk, persiapan duduk dan berdoa, juga dengan menyelesaikan habis makanan dalam waktu yang ditentukan. Kami pun bisa untuk berjalan ke tempat makan di tengah hujan yang deras sampai bertemu seekor katak. Pada malam hari, kami mempelajari lagi yel-yel kami dan menambahkan yel-yel yang baru. Mempelajari yel-yel meningkatkan semangat saya, walaupun akhirnya saya sakit juga.
133 Pada hari terakhir, kami mulai melakukan kegiatan yang menyenangkan. Setelah melakukan rutinitas seperti biasanya, kami melakukan beberapa permainan. Yang pertama adalah tantangan melewati jembatan tali dua. Saya sangat ingin mencoba walaupun sedikit takut akan menggigil karena dingin dan jatuh. Untungnya hal itu tidak terjadi, saya pun bisa melewati jembatan itu dengan mudah walau terganggu dengan jaket saya. Kami juga memainkan permainan kelompok di mana kelompok saya sangat mendominasi di atas kelompok laki-laki di permainan memindahkan bola dan permainan sarung. Hal tersebut membutuhkan kerja sama yang luar biasa juga niat yang besar dari kami. Tetapi dalam permainan tepung dan air, kami terlalu cepat dan kurang membuat strategi dan menghasilkan kegagalan. Yang saya dapati dari kegagalan adalah untuk lebih berstrategi dan berkomunikasi dengan sesama anggota. Pada akhirnya, kami pun dinilai dari upacara yang kami lakukan di hari terakhir. Sudah terlihat peningkatannya dari waktu pertama kami datang ke sini. Murid-murid lebih kenal satu sama lain dan membangun disiplin dan solidaritas. Menurut saya, kegiatan ini cukup menantang. Semua hal diatur dan berbeda seperti biasanya. Saya jadi merasa menjadi orang yang benar-benar berlatih menjadi tentara. Kritik yang saya punya sih yaitu pemateriannya kurang seru dan penjelasannya seperti pembelajaran yang sudah pernah diajari guru. Sebaiknya jika kami ingin diajarkan oleh tentara, kami bisa diajarkan dari pengalaman langsung. Tetapi saya juga kagum dengan para bapak tentara yang bisa menegaskan muridmurid. Walaupun itu mereka juga mempunyai empati. Saya juga ingat saat pematerian Wawasan Nusantara dengan Letnan Djeminging, saya melihat tulisan di dinding "ABANG mu ini dilantik YA !!! 4 minggu lagi :)" dan "Jangan ngantuk :) Keep strong". Tulisan itu mengingatkan saya untuk tetap semangat di mana pun saya berada dan di dalam situasi apa pun. “LDK yang Mempererat Keterikatan" Glennys Abigail Netanya Uda Saat pertama kali menginjakan kaki di Dodik Rindam Siliwangi Secata saya kagum karena pertama kali pergi ke wilayah tentara. Saat masuk ke barak dan pembagian kasur saya mendapat kasur yang spreinya sedikit kotor, tetapi saya tidak masalah dengan hal itu, dengan cepat saya membersihkan kasur dan merapikan sedikit sprei yang tertarik. Saat membereskan barang, saya mendengar pembicaraan dari angkatan saya maupun adik kelas bahwa menurut mereka kondisi kasur kurang mengenakan, saya lumayan heran mendengarnya karena tempat
134 ini merupakan tempat orang, seharusnya perkataan-perkataan tersebut tidak perlu dilontarkan karena tempat tersebut merupakan milik orang dan sebenarnya kondisi ini mau tidak mau harus kita terima. Setelah membereskan barang kami diarahkan untuk apel pembuka dan sehabis itu kembali ke barak dan memakan snack, disini saya baru belajar bahwa saat makan tentara diharuskan makan secara berhadap-hadapan dan harus secara bersama-sama. Setelah menghabiskan snack kami diarahkan ke ruang makan, disini kami belajar cara masuk ke dalam ruang makan, etika duduk, etika makan. Saat mengambil makanan pun kami bekerja sama untuk membagikan makanan, hal ini melatih kerja sama dan kebersamaan kami satu dengan yang lain. Saat pertama kali makan saya belum terbiasa dengan kondisi yang ada, karena saat makan tiba-tiba dibunyikan lonceng untuk berlindung di balik meja, saya merasa tidak nafsu makan ketika berkali-kali lonceng dibunyikan. Setelah makan kami lanjut untuk mendengarkan materi tentang materi kebangsaan lalu dilanjutkan dengan “pembersihan” atau yang bisa disebut mandi. Lalu setelah itu dilanjutkan materi PBB, disini saya baru menyadari bahwa PBB yang saya lakukan selama ini sangat lemas dan kurang tepat. Saat materi berjalan saya merasakan sakit perut yang sebenarnya sudah saya tahan, sehingga dengan terpaksa saya harus ke toilet walaupun saya masih tidak terbiasa dengan kondisi toilet di sana. Materi berjalan hingga malam, saat itu saya sudah merasa kelelahan dan mengantuk. Saat sampai di barak saya sangat nyenyak saat tidur walaupun diiringi suara-suara “alam” Pada hari kedua, saya terbangun karena mendengar suara alarm yang berbunyi dari box handphone, saya dan teman-teman yang lain langsung bekerja sama untuk mencari 4 handphone yang berbunyi dari 4 box yang berbeda, dari hal ini saya belajar dan mengetahui bahwa tidak semua orang mendengarkan dan acuh terhadap instruksi dari guru. Setelah itu kami semua bersiap dan melaksanakan senam dan apel pagi. Saat melakukan pembersihan saya mulai terbiasa daripada hari pertama, karena saya mandi bersama-sama dengan teman, 1 bilik bertiga. Walau awalnya aneh dan malu, tetapi semua perasaan itu saya tepi karena mau tidak mau kami harus mandi berbarengan karena mengejar waktu agar tidak terlambat. Untuk pelaksanaan dan teknis makanan pun saya mulai paham, saya bisa menelan dan menghabiskan makanan selama 2 menit, walaupun tidak dikunyah tapi saya sudah mulai terbiasa dengan cara makannya. Lalu setelah itu dilanjutkan dengan praktek PBB, karena keterbatasan kaki saya, saya tidak dapat mengikuti. Saya hanya melihat teman-teman dengan semangat melakukan PBB walau diguyur hujan, sebenarnya saya merasa tidak enak karena hanya menonton karena tidak senasib dengan mereka. Lalu setelah itu kami melanjutkan materi di berbagai ruangan, ada di kelas dan ruang bimsuh. Selama disana walau dingin saya tidak masalah dengan
135 ruangan yang ada, karena menurut saya tempat tersebut merupakan tempat orang dan saya hanyalah tamu, sehingga saya harus mensyukuri dan menghargai apapun. Tibalah hari terakhir saya di Dodik Secata, saya mulai merasa terbiasa dengan rutinitas yang ada, saya pun tidak mempermasalahkan lagi tentang toilet dan mandi, saya juga terbiasa dan menikmati waktu makan walaupun hanya diberikan sedikit waktu. Saya juga menikmati kebersamaan yang ada, bersama teman-teman dan adik kelas. Hari terakhir diisi dengan kegiatan outbound dan fun games. Saya merasa senang, walaupun saya tidak bisa mencoba berjalan diatas jembatan tali dua, padahal menurut saya kegiatan tersebut seru. Lalu dilanjut dengan permainan estafet sarung, bola paralon, dan paralon air, permainan tersebut benarbenar membuat saya dan teman-teman yang lain semakin dekat, saya senang karena bisa berinteraksi dengan teman-teman yang sebelumnya saya belum pernah berinteraksi. Saat apel penutup jujur saya merasa sedih, karena ketika saya sudah merasa terbiasa dengan kondisi yang ada saya harus kembali pulang. Hal yang dapat saya ambil dari tiga hari berada di Dodik Secata, saya belajar untuk lebih menghargai waktu, belajar untuk lebih gerak cepat dalam hal apapun, karena saat dirumah saya suka menunda-nunda saat ingin melakukan sesuatu. Saya juga merasakan kebersamaan dan keterikatan dengan teman-teman yang ada di barak wanita, saya dapat berteman dengan adik kelas yang sebelumnya saya tidak pernah berinteraksi. Saya bersyukur walaupun dalam kondisi cuaca yang dingin saya masih diberikan kesehatan, saya juga bersyukur dapat makan dengan kenyang disana, walaupun ada beberapa makanan yang saya tidak suka. Saya juga menjadi bersyukur dikelilingi orang-orang baik dan peduli dengan saya. 3 Hari Mempersiapkan Diri Menjadi Pemimpin Gregorius Adwitiya Daniswara Saya mengikuti kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan selama 3 hari di Dodik Secata Rindam 3, Pangalengan, Bandung. Selama LDK saya berharap bisa mendapat banyak pengalaman yang berharga sehingga dapat mengembangkan diri saya sendiri. Kelak saya bisa menjadi pemimpin yang baik. Pada hari pertama saya cukup kesulitan menjalani kegiatan, karena saya belum terbiasa dengan suasana disana. Di cikarang cuacanya sangat panas sementara di secata cuacanya dingin dan hujan setiap hari. Banyak kebiasaan yang berbeda dengan kegiatan sehari hari saya dirumah. Setiap saya berpindah tempat kita diwajibkan untuk baris berbaris dan bernyanyi dengan lantang untuk menunjukan antusias dan semangat kita untuk menjalani
136 kegiatan sehari hari. Sebelum melaksanakan kegiatan saya makan siang terlebih dahulu, makanannya cukup sederhana seperti makanan rumah tetapi gizi dan proteinnya terpenuhi. Kegiatan setelah makan siang adalah materi tentang wawasan nusantara, materinya cukup menarik karena membahas nasionalisme dan patriotisme. Di jaman sekarang rasa nasionalisme para pemuda Indonesia menurun, kurangnya kepedulian para pemuda Indonesia terhadap lingkungan sekitar, dan rasa persaudaraan antar sesama bangsa Indonesia membuat rasa nasionalisme memudar. Setelah itu saya melaksanakan PBB di tempat. Saya berlatih bagaimana cara hadap kiri, hadap kanan, balik badan, maju 1 langkah, dan mundur 1 langkah dengan baik dan benar. Selama PBB diperlukan konsentrasi yang lebih karena dengan berkonsentrasi saya dapat lebih maksimal untuk menyelesaikan tanggung jawab. Setelah berkegiatan kita beristirahat dan mandi untuk persiapan makan malam, Kamar mandinya lumayan kecil dan airnya cukup kotor. Karena gayung, ember, dan waktu yang terbatas membuat beberapa murid mandi secara bersama 1 ruangan untuk menghemat waktu. Disaat yang bersamaan saya mendapat tugas piket untuk membersihkan barak dan bersiap untuk makan malam. Setelah mandi saya langsung makan malam dan dilanjutkan kegiatan malam yaitu evaluasi kegiatan hari pertama dan dilanjutkan latihan bernyanyi. Setelah kegiatan malam saya kembali ke barak masing masing untuk beristirahat dan mengerjakan refleksi harian. Pada hari kedua, saya bangun pukul 05.00 pagi untuk persiapan senam pagi. Senam dipagi hari membuat tubuh lebih siap untuk menjalani kegiatan sehari hari. Tetapi pada hari kedua ini saya kurang bersemangat karena tidak ada motivasi untuk melaksanakan kegiatan sehari hari. Setelah senam saya kembali ke barak untuk membereskan ranjang dan barang barang serta bersiap untuk sarapan pagi. Setelah membereskan ranjang dan barang barang saya langsung berbaris dan pergi menuju kantin untuk sarapan pagi. Sarapan dapat memberikan saya energi untuk beraktivitas di pagi hari. Kegiatan setelah sarapan yaitu apel pagi dan dilanjutkan pemberian materi tentang wawasan kebangsaan, sebenarnya powerpoint yang dipakai sama seperti wawasan nusantara. Tetapi materi kali ini lebih mendalami tentang perilaku atau sikap yang diperlukan saat membela negara. Sembari kegiatan materi kita juga diajari membuat yel yel sekolah, yel yel ini berguna untuk meningkatkan semangat para pasukan. Setelah pemberian materi dan pembuatan yel yel saya terlebih dahulu makan siang dan dilanjutkan dengan PBB. Kita berlatih PBB jalan ditempat, hormat, dan jalan maju yang baik dan benar. PBB berguna untuk mendisiplinkan diri dan meningkatkan konsentrasi. Setelah itu saya dijelaskan cara pembongkaran dan pemasangan persenjataan yang digunakan
137 oleh tentara. Setelah penjelasan tentang persenjataan yang dipakai oleh tentara kita kembali ke barak dan bersiap untuk makan malam. Makan malam berlangsung cukup lama karena saya diberi kebebasan waktu makan. Setelah makan malam saya kembali berkumpul dan berlatih yel yel. Pada hari ketiga, kegiatan dimulai dengan senam pagi. Dilanjutkan dengan sarapan pagi untuk mengisi energi pada hari ketiga. Setelah sarapan kita melaksanakan apel pagi di lapangan dan langsung dilanjutkan dengan outbond serta fungame. Kegiatan outbound kali ini yaitu melintasi jembatan 2 tali, kegiatan kali ini diperlukan kefokusan dan keseimbangan dengan baik. Fun game kali ini juga lumayan seru karena saya mendapatkan banyak pelajaran, seperti kegiatan pin bom, sarung, estafet tepung, dan paralon bola air. Saya mendapat banyak pelajaran seperti kerja sama, konsentrasi, dan menyelesaikan tanggung jawab. Setelah fun game kita kembali ke barak dan dilanjutkan makan siang. Sebagai penutupan kita melaksanakan upacara penutup dan menampilkan yel yel. Jadi setelah mengikuti kegiatan LDK saya jadi lebih mengenal orang orang disekitar saya dan mendapat saya pelajaran seperti kedisiplinan, kerja sama, konsentrasi, dan persaudaraan. Tetapi yang terpenting adalah cara menjadi pemimpin yang baik. Jika ingin menjadi seorang pemimpin saya harus bisa dipimpin oleh orang lain. Saya harus lebih disiplin dan menghargai orang yang memimpin didepan. Oleh karena itu kelak saat saya menjadi pemimpin saya bisa menjadi pemimpin yang baik. Hari-hari Ku menjadi seorang Calon Tamtama I Komang Yudistira Arya Permana Pada tanggal 29 Januari 2024 kami Siswa-siswi kelas 10 dan 11 melaksanakan LDK. Saya sebagai salah satu siswa di kelas 11 yang mengikuti LDK mengalami banyak sekali hal baru. Dari hari pertama saya telah mengalami hal yang jarang saya lakukan yaitu bangun pagi, yang dikarenakan kami harus berangkat ke Dodik Rindam Siliwangi Secata pada pagi hari. Sesampainya disana saya tidak berharap terlalu banyak akan kenyamanan yang akan saya rasakan. Benar saja ketika saya sampai di tempat, saya bersama beberapa teman saya harus pergi ke toilet. Ketika saya bersama teman saya ke toilet, kami kaget dikarenakan kondisi toilet yang kurang baik. Disana tidak terdapat air mengalir, pintu toilet yang tidak bisa tertutup, dan kebersihan yang kurang terjaga. Kami tidak dapat berbuat apa-apa sehingga kami harus memanfaatkan apa yang ada. Seusai kami dari toilet kami dibawa masuk ke barak masing-masing dan kami pun langsung diharuskan untuk menjadi pribadi yang mandiri
138 dengan merapikan kasur dan memasang seprai kami masing-masing. Di hari pertama saya di dorong kembali untuk beradaptasi dengan keadaan, ketika ingin makan siang kami diharuskan untuk melaksanakan peraturan yang ada di dodik secata. Kami harus hormat sebelum masuk kedalam ruang makan serta berkata “Masuk”. Ketika kami didalam kami juga diberitahu apa saja peraturan-peraturan yang ada di ruang makan, mulai dari kami yang harus berdiri terlebih dahulu sebelum duduk, kemudian menunggu aba-aba persiapan duduk dan kami harus memegang kursi kami dan bersiap mengangkat kursi, lalu menunggu aba-aba duduk supaya kami bisa mengangkat kursi dan duduk yang diiringi dengan berkata “duduk”. Lalu dua orang bertugas untuk membagikan makanan dan minuman dan yang tidak bertugas harus diam di tempat dan tidak mengobrol satu sama lain. Kemudian ketika bel dibunyikan sekali kami harus duduk tegak dan tangan berada di atas lutut tanpa bersandar di kursi, serta kursi kami harus sejajar satu dengan yang lainnya. Ketika bel dibunyikan untuk kedua kalinya berarti kami harus berdoa, kemudian bel yang ketiga dibunyikan artinya doa telah selesai. Selanjutkan bel yang keempat dibunyikan sebanyak dua kali artinya kami telah diperbolehkan makan dan harus mengatakan selamat makan bersama-sama. Disaat kami makan, kami di wanti-wanti jika ada sebuah serangan udara maka kami harus masuk kedalam meja. Benar saja ketika kami menikmati makanan yang ada, bel pun berbunyi dan kami segera masuk ke bawah meja untuk berlindung. Ternyata itu bukanlah sebuah serangan udara melainkan sebuah peringatan karena kami terlalu berisik ketika kami makan. Kami pun dinasehati lalu bel pun dibunyikan dua kali pertanda keadaan sudah aman dan kami pun dapat menyantap makanan lagi. Semua hal tersebut melatih kami untuk disiplin dan membangun rasa kebersamaan kami. Selama kami di dodik secata kami diharuskan berbaris dan bernyanyi ketika ingin berpindah dari satu tempat ke tempat yang lainnya, supaya kami dapat berpindah dengan rapi beserta mempererat kebersamaan kami. Sebelum itu kami juga diajari PBB berpindah arah terlebih dahulu sehingga kami mengetahui dasar-dasarnya. Kami juga diajari sebuah lagu yang biasanya dinyanyikan seorang tentara ketika berperang untuk dinyanyikan ketika perpindahan tempat. Ketika sudah selesai kegiatan kami diharuskan untuk beristirahat secepatnya dikarenakan esok hari akan sangat padat. Ketika saya sampai di dodik secata saya kira akan sangat dingin tetapi ketika malam hari ternyata tidak terlalu dingin, tetapi ketika pagi datang saya merasa kedinginan yang mengharuskan saya beradaptasi dan memikirkan solusi yaitu dengan menggunakan jaket. Pada hari kedua saya bangun sangat pagi sekali dikarenakan harus melakukan pembersihan dan akan ada senam pagi yang dilaksanakan pada pagi hari. Saya harus dapat
139 beradaptasi dikarenakan air pada pagi hari yang terasa sangat dingin. Walaupun saya dan teman-teman saya di barak laki-laki telah bangun sangat pagi, kami tetap saja terlambat untuk mengikuti senam pagi karena kami terlambat untuk berbaris. Oleh karena itu kami diberi sanksi berupa push up sebanyak lima kali, tetapi kami tidak banyak mengeluh dan langsung menjalani sanksi karena kami tau, kami memang salah. pada hari kedua ini kami juga diajari kembali cara bernyanyi lagu yang telah diajarkan, kami diajarkan bahwa lagu tersebut merupakan sebuah nyanyian yang sangat bermakna dikarenakan pada liriknya terdapat sebuah kata tinggalkan ayah tinggalkan ibu yang artinya kita tidak tahu apakah kita dapat kembali pulang seusai perang. Pada hari kedua ini kami juga dibimbing untuk membuat yel-yel untuk upacara penutup esok hari bersama Serda Doni Irawan. Kami memiliki yel-yel sendiri dari sekolah tetapi telah di tambahkan dan di sempurnakan oleh Serda Doni Irawan sehingga terciptalah Yel-yel kami. Pada hari ketiga saya bangun pagi seperti biasa, tetapi kali ini kami telah belajar dari kesalahan kami sehingga kami tidak terlambat seperti hari sebelumnya. Pada hari ini kami melakukan aktivitas fun game yang belum pernah kami lakukan seperti jembatan tali dua, pin bomb, dan estafet tepung, beserta beberapa games yang pernah saya lakukan seperti estafet sarung dan mengeluarkan bola pingpong dari pipa. Jembatan tali dua bukan hanya sebuah tantangan semata tetapi memang berfungsi jika sebuah jembatan mengalami kerusakan, maka kita harus sudah terlatih dan memiliki kemampuan bertahan hidup dengan menggunakan jembatan tali dua sebagai alternatif. Pada hari ketiga ini kami melaksanakan upacara penutup yang berisi penanggalan tanda latihan peserta didik dan penerimaan sertifikat serta penampilan yel-yel yang telah kami buat, ketika kami bernyanyi yel-yel saya merasa kami sudah menghidupkan rasa kebersamaan kami. Selesai sudah kegiatan saya di dodik secata oleh sebab itu kami pun pulang dan sempat mampir ke rest area beserta membeli oleh-oleh, kami juga melepas penat dengan bersama-sama menyanyi di dalam bus sebagai bentuk solidaritas dan kebersamaan. Dari kegiatan LDK ini saya mendapatkan banyak sekali hal yang saya pelajari, dari segi kedisiplinan, tanggung jawab, dan kebersamaan. Selama kegiatan LDK ini saya merasa rasa tanggung jawab saya semakin meningkat dilihat dari makanan yang selalu saya habiskan dan saya yang bertanggung jawab atas kebersihan serta kerapian barak saya. Dari segi kedisiplinan saya telah belajar untuk tenang ketika melaksanakan upacara, selalu melaksanakan setiap perintah yang diberikan baik ketika baris berbaris ataupun di luar itu, tenang ketika makan serta hadir tepat waktu. Dari segi kebersamaan, saya telah belajar banyak
140 sekali dari kegiatan yang dilakukan seperti bernyanyi bersama ketika bernyanyi dan menunggu kawan ketika makan. Banyak sekali pelajaran yang didapat, saya sendiri bersyukur bisa berkesempatan mengikuti LDK di Dodik Secata. Petualangan Menyenangkan 3 Hari Marcela Yucelia Imanuel Pada tanggal 29-31 Januari 2024, saya mengikuti Latihan Dasar Kepemimpinan yang diselenggarakan di Dodik Rindam Siliwangi Secata, Pangalengan, Bandung. Pengalaman yang saya peroleh selama berkegiatan di sana begitu berkesan. Saat pertama kali tiba di lokasi, saya lumayan kaget karena ternyata tempat tersebut sangat luas dan suasana udaranya begitu sejuk, terutama pada pagi dan malam hari. Disini terdapat banyak perbedaan yang perlu diakui. Ketika kita ingin berpindah ke suatu tempat, disiplin dalam baris berbaris menjadi hal yang sangat penting. Setiap orang diharapkan untuk berbaris dengan rapi, sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan. Selama perjalanan, kita juga diajak untuk menyemarakkan suasana dengan bernyanyi bersama. Kami juga memperoleh banyak sekali pengetahuan baru mengenai Militer pada kegiatan di hari pertama. Mulai dari materi wawasan kebangsaan (Nusantara) dan cara baris berbaris (PBB). Pada saat baris berbaris, saya senang karena kelompok saya (kelompok 2) mendapatkan pujian sebagai kelompok baris berbaris terapih. Meskipun kehujanan dan lelah, setidaknya usaha kami membuahkan hasil yang bagus. Pada malam hari pertama, puji Tuhan saya dapat tidur dengan nyenyak. Namun ketenangan itu terganggu saat jam 3-4 subuh tiba, karena terdengar alarm dari beberapa orang yang belum mematikannya. Kebetulan kotak hp diletakkan di barak perempuan. Namun, karena insiden tersebut, kelompok perempuan berhasil hadir tepat waktu, sehingga kami tidak mendapatkan hukuman. Sementara itu, kelompok laki-laki mendapatkan konsekuensi karena kebanyakan dari mereka terlambat saat hendak menjalani senam pagi. Meskipun demikian, pada hari ketiga situasinya sudah membaik, meskipun masih ada beberapa anggota yang terlambat dan harus menerima hukuman. Di hari kedua ini hampir sama dengan hari pertama, kita mendengarkan materi wawasan nusantara dan juga PBB. Tambahannya hari ini kita belajar mengenai senjata-senjata yang biasa digunakan para tentara. Namun, saya merasa sedikit kecewa karena tidak ada praktek langsung dalam penggunaan senjata tersebut. Hari kedua ini saya dapat tidur dengan tenang tanpa adanya gangguan apa pun sampai di pagi hari.
141 Hari ketiga atau hari terakhir adalah hari dimana kita benar-benar melakukan kegiatan yang seru. Seperti melewati jembatan tali dua, namun disini saya tidak dapat giliran karena waktu yang terbatas. Permainan berikutnya adalah permainan sarung, permainan ini sudah sering sekali kita mainkan. Di permainan ini kita harus membangun kerjasama yang bagus dengan tim. Kebetulan di permainan ini, kelompok saya menang! Sehingga kami tidak mendapatkan konsekuensi. Permainan kedua adalah estafet tepung, namun di permainan ini saya tidak ikut karena adanya keterbatasan pemain dalam permainan tersebut. Di permainan ini kita juga diajarkan untuk bisa saling bekerja sama dengan baik. Permainan terakhir yang saya mainkan adalah permainan yang dimana kita harus menjaga keseimbangan bola agar tidak terjatuh dan dapat masuk ke dalam ember yang sudah disediakan. Permainan ini adalah permainan yang paling saya sukai karena disini kita diajarkan untuk bisa membangun komunikasi yang baik dengan tim dan pastinya ini juga memerlukan kerja sama yang kuat. Namun, di permainan ini poin kelompok saya dengan kelompok sebelah itu sama sehingga kami tidak ada yang terkena konsekuensi. Setelah berkegiatan, kami makan bersama di lapangan rumput yang dimana matahari sedang terik-teriknya, sehingga muka saya pun terbakar. Selesai makan kita langsung bergegas ke barak masing-masing dan mulai bersihbersih dan membereskan barak. Kegiatan ini semua ditutup dengan apel penutupan dan yelyel yang sudah dibuat dengan penuh semangat! Selama tiga hari LDK, saya mendapatkan pelajaran berharga tentang pentingnya waktu. Setiap kegiatan yang dijalani selalu memiliki jadwal yang teratur, mulai dari hal-hal sepele seperti mandi hingga aspek penting seperti waktu makan. Esensinya adalah kemampuan kita untuk mengelola waktu dengan sebaik-baiknya. Tidak hanya sebatas mengikuti aturan waktu, tetapi juga memahami bahwa efisiensi waktu merupakan kunci utama dalam mencapai tujuan. Melalui berbagai kegiatan dan diskusi yang dijadwalkan dengan rapi, kita diajarkan untuk memaksimalkan setiap detik yang dimiliki. Membuka Pintu Kepemimpinan Melalui Latihan Dasar Kepemimpinan Maria Dominique Christy Saat mendengar bahwa SMA Pangudi Luhur Bernardus mengadakan LDK kembali, saya sangat takut untuk menjalaninnya. Apa lagi LDK kali ini berbeda dari sebelumnya, LDK kali ini dilaksanakan di Dodik Rindam Siliwangi Secata, Pengalengan. Saat sampai disana, saya langsung menguatkan diri saya agar saya tidak tiba-tiba kabur dari tempat itu menggunakan Grab Car. Hal pertama yang membuat saya terkejut pada hari pertama adalah
142 ketika waktu makan siang. Dimana kami murid-murid SMA Pangudi Luhur Bernardus harus makan dengan hening bahkan suara dentingan antara sendok dengan stamino harus diperkecil. Bila kami bersik sedikit saja maka bel akan dibunyikan yang disimbolkan dengan serangan udara dan kami harus segera mengumpat ke bawah meja sebagai bentuk hukuman karena kami berisik saat makan. Tetapi dari hal tersebut saya diingatkan dengan table manner saat sedang makana, bahwa hal tersebut memang lah peraturan yang umum. Lalu, hal kedua yang membuat saya terkejut lagi adalah saat kami sudah selesai mandi sore. Dimana kami sudah tidak menggunakan seragam melainkan menggunakan atasan berkerah dan celana training, tetapi kami disuruh untuk mengganti pakaian kami lagi dengan seragam sebelumnya dimana sudah terkena air hujan ataupun air saat mandi. Dari kejadian itu, saya belajar untuk menjaga barang-barang saya dan tidak bertindak ceroboh. Pada hari ke-2, saya dan teman-teman barak saya dibangunkan jam 3 pagi dengan alarm siswa yang belum dimatikan. Suasana pagi di barak itu langsung riuh. Saat itu perasaan saya kesal dan ngantuk menjadi satu, karena tempat tidur kelompok saya berada paling dekat dengan keberadaan box hp dimana suara riuh tersebut langsung masuk indra pendengaran saya. Tapi seharusnya saya lebih peduli dengan keadaan tersebut dan membantu mematikan alarm tersebut. Pagi itu diawali dengan senam pagi yang tidak biasanya saya lakukan, dimana senam itu cukup membuat pinggang saya sakit tetapi cukup untuk membentuk semangat saya di pagi itu. Part favorite saya pada hari itu adalah saat kami dikenali dengan senjata-senjata yang digunaka TNI Angkatan Darat ketika sedang bertugas dan diajari bagaiama senjata tersebut digunakan dan cara membongkar senjata tersebut. Hal tersebut merupaka pengalama pertama saya yang cukup berkesan bagi saya. Saya juga mempelajari bagaimana para TNI/Tamtama melakukan penghormatan pada atasannya atau seniornya. Hari ke-2 ini menurut saya lebih ringan dibandingkan hari sebelumnya, saya mengikutinya dengan cukup baik dan cukup senang. Walaupun saya dan teman-teman harus menggunaka serama olahraga dari pagi hingga selesai materi pada malam hari. Hari terakhir adalah hari favorite bagi saya. Hari itu diawali dengan senam seperti pagi sebelumnya, tetapi kali ini saya sudah cukup bisa mengikutinya jadi pinggang saya sudah mulai menyesuaikan dengan gerakannya. Kegiatan outbond pertama adalah menaiki jembatan tali dua. Awalnya saya takut untuk menaiki jembatan tersebut karena saya punya ketakutan pada ketinggian. Tapi pada saat itu saya penasaran, jadi saya mencoba untuk memberanikan diri saya untuk menaiki jembatan tersebut. Rasanya sangat seru walau menakutkan dan sedikit lelah pada lengan kiri saya. Saya juga senang karena saya dapat keluar dari zona nyaman saya
143 dengan mencoba hal yang menakutkan bagi saya. Kegiatan outbond selanjutnya adalah melatih kerja sama tim yang sudah terbentuk dengan beberama permainan. Saya dan temanteman kelompok saya cukup lihai saat bermain sehingga tim yang berlawanan dengan kami kalah dua kali dengan tim saya. Tapi pada hari itu, cuaca di Pengalengan sangat buruk. Hujan terus menerus turun di daerah tersebut, yang membuat kami kehujanan terus menerus. Badan saya yang sudah menggigil pun tetap saya paksakan untuk mengikuti upacara penutup. Kegiatan tersebut ditutup dengan sesi foto bersama sebagai bentuk kenang-kenangan. Rangkaian acara yang padat membuat saya belajar untuk bergerak cepat agar saya tidak telat untuk mengikuti kegiatan berikutnya. Awalnya hal itu sangat asing bagi saya, yang biasanya saya mandi 20 menit saya harus mandi dengan durasi 5-10 menit. Tetapi dari hal itu saya jadi belajar untuk memanage waktu saya dengan baik. Dengan keadaan fasilitas yang seadanya, saya diajak untuk belajar peduli pada orang lain, dan tidak mementingkan diri saya terus menerus. Kami diajak untuk peduli akan sesama dan tidak menyimpan sifat apatis pada diri kami. Hal itulah yang membuat saya dan teman-teman saya mempunyai rasa saling memiliki satu sama lain dan semakin kompak. Kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan kali ini selain untuk membentuk karakter kami, tetapi secara tidak langsung kami diajak untuk mengenal lebih dalam orang-orang yang awalnya tidak pernah berinteraksi dengan kita, dan juga membentuk chemistry dengan orang-orang tersebut. Pengalaman Yang Tak Terlupakan Meilani Karolus Pada hari pertama saya dan teman-teman saya sampai di Secata, udaranya sangat dingin sehingga kaki saya yang awalnya baik-baik saja berubah menjadi lebam, karena kebetulan saya juga alergi dingin. Bagaimana caranya bisa tetap disiplin dari berbagai sisi seperti tepat waktu untuk sampai di tempat tujuan, diberikan waktu yang hanya 30 menit tetapi harus bisa memanfaatkan waktu itu dengan baik. Yang awalnya saya tidak bisa makan dengan cepat, tapi sampai di sini saya harus makan dengan cepat dan harus tepat waktu. Yang yang menarik adalah ketika makan tidak boleh ribut, akan ribut maka lonceng berbunyi sehingga kita akan bersembunyi di bawah meja, ini mengajarkan kita bagaimana caranya beretika dalam makan. Kenapa sih harus makannya tidak boleh ribut? Karena ketika tentara sedang berjaga dan mereka sedang makan, tapi ternyata bersuara, maka musuh akan mengetahui keberadaan tentara tersebut. Saat bersiap-siap juga kita harus selalu mengingatkan teman-teman yang lain karena ini mengajarkan kita bagaimana caranya menjaga kekeluargaan
144 antara satu sama yang lain dan harus tetap solid. Di PBB yang telah dijelaskan banyak sekali hal yang ternyata ketika dilakukan banyak yang salah, sehingga saya dan teman-teman saya mendapatkan cara yang benar melakukan PBB. Pada hari kedua saya mendapatkan banyak hal juga seperti disiplin terhadap waktu, dan harus bisa gerak cepat sehingga tidak terlalu molor. Di secata juga diajarkan bagaimana cara senam para tentara, yang ternyata senamnya berbeda dengan senam yang saya ketahui, senam dalam hal ini mengajarkan kita bagaimana kita harus bisa tetap menjaga tubuh kita agar tetap bugar walaupun kita sedang berada di tempat yang dingin. Salah satu hal menarik adalah ketika mempelajari tentang yel-yel yang di mana ternyata banyak sekali lagu-lagu yang bisa dijadikan sebagai yel-yel, yel-yel juga bisa melatih kekreatifan seseorang. Yang selanjutnya adalah materi senjata sebenarnya ini bukan materi yang benar-benar ada dalam jadwal, tetapi ditambahkan agar menambah wawasan, ternyata senjata-senjata para tentara itu sangat keren, dan juga masih banyak tipe-tipe senjata yang ada. Hari ketiga saya mendapatkan banyak hal yang meningkat antara saya dan temanteman saya. Mulai dari tepat waktu, disiplin, mulai tidak apatis, dan mulai memiliki etika yang baik dalam makan pagi. Hari ketiga ini sangat seru karena saya bermain outbound yaitu jembatan bertali dua, dari outbound ini saya mengetahui outbound ini kita diajarkan bagaimana caranya untuk bisa menjaga keseimbangan dan harus tetap fokus agar tidak terjatuh. Lalu saya dan teman-teman saya melanjutkan dengan games, games dimulai dengan games menjaga keseimbangan bola, dalam games tersebut saya dan teman-teman saya harus bisa menjaga keseimbangan dan harus tetap menjaga komunikasi yang baik agar bola tersebut tidak jatuh. Dilanjutkan lagi dengan games estafet sarung, di games ini saya dan teman-teman kelompok saya harus menggunakan trik yang cepat agar sarungnya bisa lepas dari semua badan anggota, dan itu harus memerlukan komunikasi yang baik, dari games ini juga mengajarkan kita bagaimana caranya untuk tetap lincah walaupun situasinya tidak memungkinkan. Melanjutkan lagi dengan games estafet tepung, dalam permainan ini saya dan teman-teman saya diajarkan bahwa tepung-tepung tersebut adalah sebuah ilmu yang diberikan oleh bapak dan ibu guru dan kita harus bisa menjaga ilmu tersebut agar tidak terjatuh, dan harus memanfaatkan ilmu itu menjadi sebuah jalan menuju kesuksesan. Lanjutkan dengan games pipa air, dalam games tersebut saya dan teman-teman saya harus bisa menutupi pipa yang bolong agar bola yang ada di dalam pipa bisa diisi dalam games tersebut saya dan teman-teman saya harus bisa menutupi pipa yang bolong agar bola yang ada di dalam pipa bisa naik ke atas pipa, ini pengandaian bahwa kita harus menjaga ilmu-ilmu yang diberikan