The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Untuk Memenuhi tugas yang di ampu oleh pak belardo farjan toky, M. PD

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Bintang ayb, 2020-12-07 04:21:39

Bimbingan Dan Konseling Karir

Untuk Memenuhi tugas yang di ampu oleh pak belardo farjan toky, M. PD

Keywords: #bk_karir

membina sikap dan apresiasinya terhadap jenis pendidikan, jenis pekerjaan, dan
menelusuri hubungan antara kerja dan waktu luang, memperluas minat kerja, serta
memberikan berbagai informasi tentang pekerjaan sehingga memunculkan kesadaran
siswa untuk menentukan pilihan pekerjaannya dimasa datang sesuai dengan bakat dan
minat yang dimilkinya.15
2. Karakteristik siswa di SMP

a. Siswa berusia antara 12/13 – 15/16 tahun.

b. Tugas-tugas pokok perkembangan yang harus dicapai anak , yaitu:

 Mengenal kemampuan, bakat, minat, serta arah kecenderungan karir.
 Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk pendidikan lanjutan.
 Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap pribadi yang mandiri.
 Mengarahkan diri pada peranan sosial sebagai pria atau sebagai wanita.

c. Perkembangan kemampuan berpikir anak sudah pada tahap operasional formal, dimana
anak sudah mulai berpikir secara abstrak, namun masih perlu bantuan dengan contoh-
contoh konkrit dalam kehidupan sehari-hari.

d. Konsep belajar sudah mulai berkembang pada tahap pemahaman, dimana setiap
informasi/konsep atau peristiwa belajar dapat dicerna oleh aspek kognitifnya sehingga
mereka memperoleh pemahaman diri yang lebih baik.

e. Berada pada tahap perkembangan remaja, sedang mengalami masa pubertas dan mencari
identitas diri.16

3. Tujuan Bimbingan karir di SMP

a. Tujuan Umum

Tujuan umum bimbingan karir di SMP/SLTP adalah memberikan kesempatan pada
siswa untuk melibatkan diri secara aktif dalam suatu proses yang dapat mengungkapkan
berbagai macam karir. Melalui proses tersebut diharapkan siswa menyadari dirinya,
kemampuannya, dan hubungan antara keduanya dengan berbagai karir dalam masyarakat.

b. Tujuan khusus bimbingan karir di SMP adalah:

15Prayitno, pelayanan bimbingan dan konseling sekolah lanjutan tingkat pertama, jakarta:ikrar mandiri,
1997, hal: 68

16Tarmidzi, Pengantar Bimbingan dan Konseling, Medan: Perdana Publishing, 2011, Hal:120

101

 Memahami lebih tepat tentang keadaan dan kemampuan diri para siswa.
 Membina kesadaran terhadap nilai-nilai yang ada pada diri pribadi siswa.
 Mengenal berbagai jenis sekolah lanjutan tingkat menegah atas (SMA/MA).
 Mengenal berbagai jenis pekerjaan.17
 Memberi penghargaan yang obyektif dan sehat terhadap dunia kerja.

4. Fungsi bimbingan karir di SMP

 Memberikan arahan kepada siswa agar mempunyai wawasan awal yang objektif
tentang pendidikan lanjutan dan lapangan pekerjaan

 Memberikan bekal tambahan dalam melalui masa peralihan yang sistematis dari
status siswa menjadi anggota masyarakat yang produktif.

 Memberikan kesempatan untuk mengenal serta membina sikap, minat, dan nilai
terhadap dunia kerja.

5. Materi pokok bimbingan karir di SMP

Ada lima materi pokok bimbingan karir di SMP/SLTP, yaitu:

1. Pengenalan konsep diri berkenaan dengan bakat dan kecenderungan pilihan
karir/jabatan serta arah pengembangan karir.

2. Pengenalan bimbingan karir khususnya berkenaan dengan pilihan pekerjaan.
3. Orientasi dan informasi jabatan dan usaha untuk memperoleh penghasilan.
4. Pengenalan berbagai jenis lapangan pekerjaan yang dapat dimasuki tamatan SMP.
5. Orientasi dan informasi pendidikan menengah sesuai dengan cita-cita melanjutkan

pendidikan dan pengembangan karir.

Bimbingan karir di SMP merupakan kelanjutan dari bimbingan karir di SD, melalui
guru pembimbing siswa mendapatkan berbagai informasi tentang karir sehingga dapat
membina sikap dan apresiasinya terhadap jenis pendidikan, jenis pekerjaan, dan
menelusuri hubungan antara kerja dan waktu luang, memperluas minat kerja, serta
memberikan berbagai informasi tentang pekerjaan sehingga memunculkan kesadaran
siswa untuk menentukan pilihan pekerjaannya dimasa datang sesuai dengan bakat dan
minat yang dimilikinya.

17Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling Studi dan Karir, Yogyakarta: CV andi offset, 2010,
hal:202.

102

C. Bimbingan karir di sekolah Menengah Atas (SMA)

Siswa SMA berada pada rentang usia 17-22 tahun yaitu masa remaja akhir, yang pada
perkembangannya mereka dihadapkan pada berbagai masalah yang harus dipecahkan
diantaranya penentuan karirnya. Pada tahap ini individu diharapkan mulai merencanakan
masa depan karirnya sebagai persiapan memasuki dunia kerja.

Berdasarkan tahap perkembangan karir pada usia 17-22 tahun ini merupakan tahap
eksplorasi yang diawali sejak individu memiliki kesadaran bahwa pekerjaan merupakan
bagian dari kehidupannya. Setiap orang harus bekerja dan untuk bekerja harus
mempersiapkan diri dengan sebaik dan sedini mungkin. Salahsatunya yaitu dengan
pendidikan dan latihan. Di sekolah permasalahan-permasalahan pribadi (individu, sosial,
akademik, dan karir) menjadi tanggung jawab seluruh lembaga sekolah, termasuk orangtua
dan siswa, salahsatu lembaga yang terkait dan bertanggungjawab secara formal adalah
Bimbingan dan Konseling (BK). Sebagai guru BK harus berperan dan membantu siswa
dalam mencapai tingkat perkembangan optimal, baik dalam mengatasi masalah pribadi,
akademik, maupun karir berdasarkan tugas perkembangan dan potensi-potensi individu.

1. Prinsip-prinsip pelakasanaan bimbingan karir di SMA

 Seluruh siswa hendaknya mendapat kesempatan yang sama untuk
mengembangkan dirinya dalam percapaian karirnya secara cepat semua siswa
memiliki hak yang sama untuk mengembangkan diri dan merencanakan karir.
Setiap siswa hendaknya memahami bahwa karir itu adalah sebagai suatu jalan
hidup, dan pendidikan adalah sebagai persiapan dalam hidup. Bimbingan karir
meberikan pemahaman kepada siswa dalam berkarir, bahwa dalam setelah lulus,
mereka mebutuhkan suatu tempat dan karya untuk mengaplikasikan ilmu yang
telah diterimah dibangku sekolah.

 Siswa secara keseluruhan hendaknya dibantu untuk memperoleh pemahaman
tentang hubungan antara pendidikannya dan karirnya kelak.

 Setiap siswa hendaknya memilih kesempatan untuk menguji konsep, berbagai
peranan dan ketrampilannya guna mengembangkan nilai-nilai dan norma-norma
yang memiliki aplikasi bagi karir di masa depannya.

 Program Bimbingan Karir di sekolah hendaknya diintegrasikan secara fungsional
dengan program bimbingan dan konseling pada khususnya. Program materi
bimbingan karir dalam penyampaiannya diintegrasikan dengan materi bimbingan
konseling. Hal ini dilakukan karena bimbingan karir merupakan bagian dari
bimbingan konseling.

103

 Program bimbingan karir di sekolah hendaknya berpusat di kelas, dengan
koordinasi oleh pembimbing, disertai partisipasi orang tua dan kontribusi
masyarakat.18

2. Tujuan Pelaksanaan Bimbingan Karir di SMA

Tujuannya adalah membantu siswa dalam pemahaman dirinya dan lingkungannya,
dalam pengambilan keputusan, perencanaan, dan pengarahan kegiatan-kegiatan yang
mengarah kepada karir dan cara hidup yang memberikan rasa kepuasan karena sesuai,
serasi dan seimbang dengan dirinya dan lingkungannya. Sedangkan tujuan khusus yang
menjadi sasaran bimbingan karir di SMA, di antaranya:

a. Agar siswa dapat meningkatkan pengetahuan tentang dirinya sendiri (self concept).
Pemahaman diri (konsep diri) adalah merupakan citra diri sendiri. Hal ini nantinya
sebagai langkah awal dalam menentukan arah pilih karir yang tepat bagi siswa sehingga
tercipta adanya sikap kemandirian siswa dalam memilih karir yang sesuai dengan
pemahaman dirinya.

b. Agar siswa dapat meningkatkan pengetahuannya tentang dunia kerja. Pemahaman
tentang dunia kerja meliputi pemahaman tentang informasi berbagai persyaratan
penerimaan dalam dunia kerja, isi serta sifat suatu lapangan kerja, situasi pekerjaan
termasuk dalam aspek sosial, fisik, administrasi, masa depan suatu pekerjaan,
organisasinya, serta gaya hidup dalam suatu jabatan dengan dirinya.

c. Agar siswa dapat mengembangkan sikap dan nilai diri sendiri dalam menghadapi
pilihan lapangan kerja serta menghadapi hambatan-hambatan yang mungkin timbul
yang disebabkan oleh dirinya sendiri dan faktor lingkungan, serta mencari jalan untuk
mengatasi hambatan-hambatan tersebut.

d. Agar siswa dapat meningkatkan ketrampilan berpikir agar mampu mengambil
keputusan tentang jabatan yang sesuai dengan dirinya dan tersedia dalam dunia kerja.
Melalui bimbingan karir siswa akan diarahkandalam mengenal diri dan kemampuannya
untuk memahami diri dan senantiasa mampu meningkatkan kemampuannya, melatih
dalam merencanakan karirnya sehingga dengan demikian siswa menjadi terlatih dan
bersikap dewasa dalam berpikir dan merencanakan karirnya.19

D. Pentingnya Pelaksanaan Bimbingan Karir bagi Siswa di Sekolah

Keberadaan bimbingan karir sebagai bagian dari layanan bimbingan konseling

di SMA mengandung konsekuensi terhadap peran dan tugas konselor dalam

memberikan layanan bimbingan terhadap siswanya.Peran dan tugas konselor tidak

hanya sekedar membimbing siswa dalam menentukan pilihan-pilihan karirnya, tetapi

18Rani mega putri, pengaruh layanan informasi bidang bimbingan karir dalam perencanaan karir siswa
kelas XII IPA di SMA Negeri 1 indralaya selatan, Vol.16, 2018, hal:12.

19Siti rahmaniah abu bakar, pelaksanaan bimbingan karir bagi siswa SMA sebagai persiapan awal
memasuki dunia kerja, Vol.1, 2011, hal: 141.

104

dituntut pula untuk membimbing siswa agar dapat mmahami diri dan
lingkungannyadalam rangka perencanaan karir dan penetapan karir pada kehidupan
masa mendatang. Setiap siswa di sekolah menengah akan sampai pada tingkat
kematangan karir yang berbeda melalui rute yang berbeda (lancar atau tidak lancar)
aktivitas bimbingan karir harus memiliki tiga penekanan: mendorong perkembangan
karir, menyediakan perlakuan,dan membantu penempatan (mengacu kepada
perpindahan pelajar ke tingkat pendidikan selanjutnya atau ke kehidupan pekerjaan).
Kegiatan (aktivitas) bimbingan karir pada sekolah menengah harus bisa mengantar
setiap pelajar untuk menanggulangi tugas perkembangan menuju perkembangan karir,
dan membimbing pelajar kepada kreasi dan prestasi dari seperangkat pilihan dan
rencana yang akan ditetapkan.

Penekanan-penekanan utama dalam aktivitas aktivitas bimbingan karir untuk
berbagai individu haruslah didasarkan pada intensitas perencanaan, kesiapan
berpartisipasi dalam kehidupan sebagai pribadi yang independent, dan keterarahan
individu-individu kepada tujuan.

Dengan demikian, dapat direkomendasikan tujuan-tujuan untuk aktivitas-aktivitas
bimbingan karir di sekolah menengah sebagai berikut:

1. Siswa mengembangkan kesadaran akan perlunya implementasi yang lebih
khusus dari tujuan-tujuan karier.

2. Siswa mengembangkan rencana-rencana yang lebih khusus guna
mengimplementasikan tujuan-tujuan karier.

3. Siswa melaksanakan rencana-rencana untuk dapat memenuhi syarat-syarat
memasuki pekerjaan dengan mengambil mata pelajaran di tingkat sekolah
lanjutan, dengan latihan dalam jabatan, atau dengan mengejar latihan lebih
lanjut di perguruan tinggi atau pendidikan pasca sekolah lanjutan yang
mengantar pada kualifikasi-kualifikasi untuk suatu okupasi khusus

Terdapat empat kegiatan bimbingan karir, yaitu sebagai berikut:
7. Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karir yang hendak

dikembangkan
8. Pemantapan orientasi dan informasi karir pada umumnya, khususnya karir yang

hendak dikembangkan
9. Pemantapan pengembangan diri untuk pengambilan keputusan pemilihan karir

sesuai dengan potensi yang dimilikinya

105

10. Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan
untuk memenuhi kepentingan hidup, orientasi dan informasi terhadap pendidikan
yang lebih tinggi, khususnya sesuai dengan karir yang hendak dikembangkan.

Selain itu terdapat pengenalan diri dan lingkungan serta pengembangan diri dan karir,
di antaranya sebagai berikut:
n. Siswa mengenal dan memahami siapa dirinya
o. Siswa mengenal dan memahami lingkungannya, meliputi lingkungan keluarga,

tetangga, sekolah, sosial, budaya dan masyarakat.
p. Pengenalan dan pemahaman terhadap diri sendiri dan lingkungan itu dikerahkan

untuk pengembangan diri siswa dalam segenap aspek pribadinya, termasuk
pegembangan arah karir yang hendak diraihnya di masa yang akan datang.

106

BAB 13
INFORMASI DAN PERENCANAAN KARIER

A. DUNIA KERJA

Pekerjaan dalam arti luas adalah aktivitas utama yang dilakukan oleh manusia. Dalam arti
sempit, istilah pekerjaan digunakan untuk suatu tugas atau kerja yang menghasilkan uang bagi
seseorang. Dalam pembicaraan sehari-hari istilah ini sering dianggap sinonim dengan profesi.

Pekerjaan yang dijalani seseorang dalam kurun waktu yang lama disebut sebagai
Karir.Seseorang mungkin bekerja pada beberapa perusahaan selama karirnya tapi tetap dengan
pekerjaan yang sama.

Lowongan pekerjaan yang paling banyak diinginkan orang Indonesia rata-rata adalah PNS, dan
pegawai BUMN. Anggapan mereka mungkin karena jadi pegawai negeri atau pegawai BUMN
gajinya stabil dan terjamin.

Pengertian Dunia Kerja

Adalah gambaran tentang beberapa jenis dan proporsi pekerjaan yang ada seperti dalam
bidang pertanian, usaha dan perkantoran, rekayasa, kesehatan, militer kemasyarakatan,
kerumah tanggaan, dan seni budaya. Dalam era globalisasi seluruh dunia kerja dan industeri
berusaha meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja. Adanya peningkatan efisiensi dan
produktifitas kerja menunjukkan bahwa perusahaan telah melaksanakan re-engineering dan re-
strukturing dalam rangka mempersingkat proses produksi

Banyak Faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Memasuki Dunia Kerja

Motivasi Kerja

adalah sesuatu yang mengarahkan timbulnya tingkah laku seseorang, dan memelihara
tingkah laku tetrsebut untuk mencapai tujuan, yaitu suatu dorongan dari dalam diri individu
untuk dapat mengerjakan tugas-tugas atau pekerjaan yang bermamfaat bagi diri individu sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai.

Kemampuan Kerja

juga dipandang sebagai ukuran keberhasilan peserta didik dalam menyelesaikan tugas-tugas
dalam berpraktek.

Kemampuan Beradabtasi dengan Pekerjaan adalah kemampuan untuk menyesuaikan
diri dengan jenis-jenis pekerjaan, kemampuan beradaptasi lingkungan, adalah kemampuan
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, kemampuan berkomunikasi20

Beberapa aspek yang disiapkan untuk memasuki dunia kerja

Kepercayan diri, yaitu mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dengan bekal pengetahuan
dan keterampilan yang dimiliki dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja.

 Komitmen, yaitu kemauan/kesungguhan dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan

aturan yang berlaku

20 Kartini, kartono, 1990. Seri Psikologi Terapan: Menyiapkan dan Memandu Karier. Jakarta: CV
Rajawali.

107

 Inisiatif / Kreatif, yaitu mempunyai inisiatif dan kreatifitas yang tinggi dalam

mengembangkan suatu keputusan tentang tugas yang di berikan.

 Ketekunan dalam bekerja, yaitu mempunyai keyakinan dan kesabaran dalam

menyelesaikan pekerjaan.

 Kecakapan kerja, yaitu mempunyai kemampuan yang tinggi dalam melaksanakan

pekerjaan baik dari segi pengetahuan, maupun keterampilan.

 Kedisiplinan, yaitu mempunyai sikap disiplin yang tinggi, patuh dan taat mengikuti

segala peraturan dan ketentuan yang berlaku.

 Motivasi Berprestasi, yaitu mempunyai kemauan yang tinggi untuk mengembangkan

diri

 Kemampuan Bekerja Sama, yaitu mempunyai sikap terbuka dan siap untuk bekerja
sama dengan siapa saja dan bekerja dalam satu tim,

 Tanggung Jawab, yaitu mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap

pekerjaan yang diberikan.

B. STUDY LANJUT

Pengertian Merencanakan Studi Lanjutan

Wajib belajar 9 tahun di Indonesia disosialisasikan sekitar tahun 1995. dan hanya sampai
pada tingkatan menengah pertama atau setelah tamat dan lulus dari sekolah dasar, akan tetapi
bukan tidak mungkin bahwa beberapa siswa yang akan melanjutkan sekolah pada jenjang yang
lebih tinggi sehingga mampu menunjang inteligensi dan kompetensi yang dimilikinya.

Pada zaman globalisasi seperti ini tidak menutup kemungkinan bahwa setiap pekerjaan
membutuhkan tenaga yang profesional di bidangnya, untuk mewujudkan semua itu maka
individu harus memiliki kompetensi yang cukup. Berbicara tentang pekerjaan tampaknya sulit
untuk dipisahkan dari yang namanya persekolahan, sebab sekolah sebagai wadah untuk
mempersiapkan diri masuk pada kehidupan riil di masyarakat, oleh karena itu sekolah harus
bisa mempersiapkan peserta didiknya sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat.

Oleh karena itu untuk memilih dan menentukan studi lanjutan suatu pekerjaan maka dipandang
perlu untuk melakukan suatu perencanaan, atau dalam suatu organaisasi biasa disebut dengan
planning yaitu merencanakan sesuatu sebelum suatu kegiatan itu dilakukan. Hal ini dilakukan
agar sesuai dengan apa yang diimpikan dan dicita-citakan. Maka dari itu maksud dari
perencanaan studi lanjutan ialah menyusun dan mempertimbangkan segala sesuatunya sebelum
memasuki sekoalah pada jenjang selanjutnya.

Langkah-langkah Dalam Merencanakan Dan Memilih Studi Lanjutan

Untuk memilih suatu sekolah tak lepas dari prospek masa depan individu yang dapat
menunjang cita-citanya. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa ada semacam perbedaan
sekolah lanjutan antara sekolah umum dan sekolah kejuruan, yang mana sekolah umum
mempersiapkan siswanya untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Sedangkan sekolah
kejuruan mempersiapkan siswanya untuk masuk dunia kerja atau siap kerja.

Siswa sebagai peserta didik bila ditinjau dari segi usia, mereka tergolong pada usia remaja,
yang mana pada masa tersebut mempunyai karakteristik, kebiasaan, harapan, cita-cita,
kebutuhan tersendiri. Selain itu mengingat pada usia tersebut biasa disebut dengan masa
perkembangan. Kadang kala mereka dirisaukan pada suatu pilihan tentang pendidikan
keberhasilan belajar dan kelanjutan studi dan pekerjaan setelah mereka tamat.

108

Untuk mengatasi semua itu diperlukan suatu bimbingan yang biasa disebut dengan bimbingan
karir. Oleh karena itu perlu adanya bimbingan karier di sekolah agar siswa dapat memperoleh
gambaran tentang berbagai jenis pekerjaan yang ada di masyarakat, serta jenis-jenis pekerjaan
yang sesuai dengan kemampuan siswa, dan mengetahui bagaimana cara menempuh atau
memperoleh pekerjaan yang diinginkan. Hal ini dapat dilakukan dengan memilih terlebih
dahulu sekolah lanjutan yang diinginkan dan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Pada umumnya bimbingan karier memang diberikan untuk anak sekolah menengah Atas
(SMA), sebagai bimbingan untuk menentukan dan memilih suatu pekerjaan, akan tetapi tidak
menutup kemungkinan bahwa siswa SMP juga memerlukan adanya bimbingan karier sebagai
usaha untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah khususnya untuk sekolah lanjutan,
karena dalam menentukan sekolah lanjutan individu harus memahami sekolah yang akan
dimasuki dengan bakat minat serta cita-citanya.

Oleh sebab itu sudah menjadi tugas konselor untuk menyampaikan informasi tentang hal
tersebut sehingga siswa dapat memilih dan menentukan pilihannya sesuai dengan dirinya.
Dalam hal ini konselor tidak dapat mengerjakan sendiri karena membutuhkan pemikiran dan
waktu yang cukup, sehingga konselor dapat bekerja sama dengan berbagai fihak dalam
menyampaikan informasi ini. Karena itu tidak dapat dipungkiri lagi bahwa informasi ini
sangatlah penting dan bermanfaat bagi siswa dan orang tua siswa.

C. Pengertian Perencanaan Karir (Career Planning)

Perencanaan Karir (career planning) terdiri atas dua suku kata, yaitu perencanaan dan karir.
perencanaan didefinisikan sebagai proses penentuan rencana atau kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan pada masa yang akan datang. sedangkan karir adalah semua pekerjaan yang
dilakukan seseorang selama masa kerjanya yang memberikan kelangsungan, keteraturan dan
nilai bagi kehidupan seseorang.

Jadi perencanaan karir (career planning) adalah suatu proses dimana individu dapat
mengidentifikasi dan mengambil langkah-langkah untuk mencapai tujuan-tujuan karirnya.

Melalui perencanaan karir (career planning) setiap individu mengevaluasi kemampuan dan
minatnya sendiri, mempertimbangkan kesempatan karir alternative, menyusun tujuan karir,
dan merencanakan aktivitas-aktivitas pengembangan praktis.

Pada dasarnya perencanaan karir terdiri atas 2 (dua) elemen utama yaitu :

 Perencanaan Karir Individual (Individual Career Planning)

Perencanaan karir individual terfokus pada individu yang meliputi latihan diagnostic, dan
prosedur untuk membantu individu tersebut menentukan “siapa saya” dari segi potensi dan
kemampuannya.

Perencanaan karir individual meliputi :

a. Penilaian diri untuk menentukan kekuatan, kelemahan, tujuan, aspirasi, preferensi,
kebutuhan, ataupunjangka karirnya (career anchor)

b. Penilaian pasar tenaga kerja untuk menentukan tipe kesempatan yang tersedia baik di
dalam maupun di luar organisasi

c. Penyusunan tujuan karir berdasarkan evaluasi diri
d. Pencocokan kesempatan terhadap kebutuhan dan tujuan serta pengembangan strategi

karir
e. Perencanaan transisi karir.

109

 Perencanaan Karir Organisasional (Organizational Career Planning)

Perencanaan karir organisasional mengintegrasikan kebutuhan SDM dan sejumlah aktivitas
karir dengan lebih menitikberatkan pada jenjang atau jalur karir (career path).

Tujuan program perencanaan karir organisasional adalah :

a. Pengembangan yang lebih efektif tenaga berbakat yang tersedia.
b. Kesempatan penilaian diri bagi karyawan untuk memikirikan jalur-jalur karir

tradisional atau jalur karir yang baru.
c. Pengembangan sumber daya manusia yang lebih efisien di dalam dan di antara

divisi dan/atau lokasi geografis
d. Kepuasan kebutuhan pengembangan pribadi karyawan
e. Peningkatan kinerja melalui pengalaman on the job training yang diberikan oleh

perpindahan karir vertical dan horizontal
f. Meningkatkan loyalitas dan motivasi karyawan yang dapat menyebabkan

berkurangnya perputaran karyawan
g. Suatu metode penentuan kebutuhan pelatihan dan pengembangan.

DAFTAR PUSTAKA
Nursalim, Mochamad. Pengembangan Profesi Bimbingan dan Konseling. (Jakarta: Penerbit
Erlangga. 2015). Hlm: 45.

Gibson, Robert L dan Marrianne H. Mitchell. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. 2010.

Sukardi, Dewa Ketut. Tes Dalam Konseling Karir. Surabaya: Usaha Nasional. 1994.

Manrihu, Mohammad Thayeb. Pengantar Bimbingan dan Konseling Karier. Jakarta: Bumi
Aksara. 1992.

Walgito, Bimo. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Yogyakarta: Andi Offset. 1989.

Hallen, Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Ciputat Press, 2005), hlm: 2

ohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah Berbasis Integrasi (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 34

Huda, Khaerul, 2012. URGENSI BIMBINGAN KONSELING DALAM PENDIDIKAN.

110

Andi Mappiare, Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Surabaya: Usana Offset
Printing, 1984), hlm: 204

Hallen, Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Ciputat Press, 2005), hlm: 43-49

Hadiarni dan Irman. 2009. Konseling Karir. Batusangkar : STAIN Batusangkar Press
http://konselingindonesia.com/index.php?option=com_conten&task=view&id=329&itemid=
148, diakses 6 April 2013
http://sidikapriansyah.blogspot.com/2012/03/teori-donald-e-super.html, diakses 5 April 2013
Kaswan. (2014). Career Development. Bandung: Alfabeta.

Suherman, Uman. (2007). Konseling Karir Sepanjang Rentang Kehidupan.

Bandung: Program Bimbingan dan Konseling Pasca Sarjana.

Winkel & Sri Hasstuti. (2006), Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikam.

Yogyakarta: Media Abadi.

Muhammad, Hamid. (2013. Pedoman Penelusuran Minat Peserta Didik Sekolah Menengah

Pertama. Jakarta.

Hurlock, E. (2003). Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan). Jakarta: Erlangga.

Santrock, J. (2011). Life Span Development. Jakarta: Erlangga.Pulankatakita1.blogspot.com
(akses 25 Oktober 2020).

Ghani, Ruslan. 2012. Bimbingan Karir. Angkasa Bandung: Bandung.
Siswohardjono, Aryatmi. 1990. Perspektif Bimbingan Konseling dan Penerapanya di
Berbagai Institusi. Semarang: Satya Wacana.
Ketut, Dewa. 1994. Penggunaan Tes Dalam Konseling Kari: Teori Konsep&interpretasi Tes.
Usaha Nasional: Surabaya-Indonesia.
Manrihu 1992 (dalam creater-development-theory-and enviroment-
models.California.state.uversity.scenario.www.wsus.edu/cereectcentre.). diakses pada 2015-
02-16.
Tatang http://bit.ly/copy_winhttp://tatangsupriadi.blogspot.com/2015/01/bk-karir-
pengertian-karir-dan-bimbingan.html.
Fauzan, Lutfi. 2004. Pendekatan-Pendekatan Konseling Individual. Malang : Elang Mas

111

Fauzan, Lutfi dan Suliono. 1992. Konseling Individu Trait and Factor. Malang:DEPDIKBUD

Gibson & Mitchell. 2011. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Perry & Vanzandt. 2005. Exploring Future Options A Career Development Curriculum for Middle
School Student.New York: IDEBATE Press Books

Sayekti P. 1993. Berbagai Pendekatan Dalam Konseling. Yogyakarta: Menara Mas Offset

Slamet Riyadi. 2010. Model-model Konseling. Semarang: Universitas Negeri Semarang

_______. 2002. Berbagai Pendekatan Dalam Konseling. Surakarta: Universitas Slamet Riyadi
Surakarta

Winkel. 1997. Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grasindo

Winkel & Sri Hastuti. 2010. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media
Abadi

Mudrika, N. 2004. “Membaca Kepribadian Menggunakan Tes MBTI (Myer
Briggs Type Indicator)”. Psikologi UGM Press. Yogyakarta

Journal . “The Myers-Briggs Type Indicator and Career Obstacles”. Charles C.
Healy Georffrey A. Woodward

Journal . “Using the myers-briggs type indicator® in career counseling”. R. Bryan
Kennedy
D. Ashley Kennedy

http://d-tarsidi.blogspot.com/

http://makalahkitasemua.blogspot.com/
http://princediandra.wordpress.com/
http://www.scribd.com/
http://dakupoenya.wordpress.com

Herr,E.L dan SH. Cramer.1979, Career Guidance and Counseling Througth The life Span,
Bouston : Brown dan Company.

Prayitno, 1999. Seri Pemandu Pelaksanaan Bimbingan dan konseling di sekolah atas (SMU),
Jakarta : Mandiri Abad

Hattari. 1983. Ke Arah Pengertian Bimbingan Karier dengan Pendekatan Developmental.
Jakarta : BP3K.

Dewa Ketut Sukardi, Drs. 1994. Bimbingan Karir di Sekolah-sekolah. Jakarta: Ghalia
Indonesia

Faqih, Aunur Rahim, 2004. Bimbingan dan Konseling dalam Islam. Jogjakarta: UII Press

Munandir. 1996. Program Bimbingan Karier di Sekolah. Jakarta : PPTA –Ditjen Dikti
Depdikbud.

Surya. 1988. Bimbingan Karier. Bandung : PPS UPI. Makalah tidak diterbitkan

112

http://fijanatin90.student.umm.ac.id/2010/01/29/cara-mengambil-keputusan/ 1984).
http://www.iprasblog.com/masa-depan-adalah-dari-pilihan-hidup-anda/256
Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan Karir di Sekolah – Sekolah, (Denpasar: GI,

Prayitno, pelayanan bimbingan dan konseling sekolah lanjutan tingkat pertama,
jakarta:ikrar mandiri, 1997.

Tarmidzi, Pengantar Bimbingan dan Konseling, Medan: Perdana Publishing, 2011.

Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling Studi dan Karir, Yogyakarta: CV andi offset,
2010.

Rani mega putri, pengaruh layanan informasi bidang bimbingan karir dalam
perencanaan karir siswa kelas XII IPA di SMA Negeri 1 indralaya selatan,
Vol.16, 2018.

Siti rahmaniah abu bakar, pelaksanaan bimbingan karir bagi siswa SMA sebagai persiapan
awal memasuki dunia kerja, Vol.1, 2011.

Kartini, kartono, 1990. Seri Psikologi Terapan: Menyiapkan dan Memandu Karier. Jakarta:
CV Rajawali.

Munandir. 1996. Program Bimbingan Karier di Sekolah. Jakarta: DEPDIKBUD DIRJEN
DIKTI.

Sukardi, Dewa Ketut. 1989. Bimbingan Karier di Sekolah-sekolah. Jakarta: Ghalia Indonesia

Team Guru BK. 2006. Modul Bimbingan Konseling. Malang: Randu Agung.

113


Click to View FlipBook Version