The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku Profil Dirjen Kefarmasian dan Alkes, Ditjen Farmalkes, Kemenkes RI Tahun 2020.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by eckhonurcahyo, 2021-01-18 09:11:38

Memimpin Dengan Hati

Buku Profil Dirjen Kefarmasian dan Alkes, Ditjen Farmalkes, Kemenkes RI Tahun 2020.

Keywords: Buku Profil,Dirjen Farmalkes,Kemenkes RI,Kementerian Kesehatan

Kepemimpinan Selama Pandemi COVID-19

Alur sertifikasi
produksi dan distribusi
alkes dan PKRT

Sebelum Pandemi

BAYAR

1 2 3 4

Pemohon evaluator Pemohon evaluator
(7 hari) (7 hari) (6 hari)
Mengisi formulir
persyaratan Verifikasi Bayar PNBP dan Evaluator, Kepala
dan submit administrasi upload bukti bayar Seksi, Kepala Subdit
permohonan pemohon evaluasi permohonan

Saat Pandemi

BAYAR

1 2 3 4

Pemohon evaluator Pemohon evaluasi
(maks 3 jam) (6 hari)
Mengisi formulir Bayar PNBP dan
persyaratan Verifikasi upload bukti Evaluator
dan submit administrasi bayar, pengiriman permohonan
permohonan pemohon dan email komitmen
pemberian SPB pemenuhan
persyaratan

42 | memimpin dengan hati

Bersatu Melawan COVID-19

5 6 7 8

direktur direktur Pemohon direktur
(2 hari) jenderal (1 hari) jenderal
(2 hari) (2 hari)
Persetujuan Reviu konsep
permohonan Verifikasi permohonan sertifikat dalam Penandatanganan
oleh Direktur oleh Direktur Jenderal 1 X 24 jam digital oleh Direktur
Kefarmasian dan Alat Jenderal Kefarmasian
Kesehatan dan Alat Kesehatan

5 6 7 Catatan:

direktur Pemohon direktur - Proses dilakukan
jenderal jenderal secara online
Verifikasi konsep
Verifikasi cetakan sertifikat Penandatanganan - masa berlaku
permohonan oleh oleh pemohon digital oleh sertifikat 1 tahun
Direktur Jenderal maksimal 24 jam Direktur Jenderal
Kefarmasian dan Kefarmasian dan
Alat Kesehatan Alat Kesehatan

| 43Sigap Mengawal Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan 2018-2020

Kepemimpinan Selama Pandemi COVID-19

Peningkatan Produsen 2019
Feb 2020 - 13 Okt 2020
Alat Kesehatan dan PKRT

Periode Februari 2020 -
13 Oktober 2020

Transport APD (Gown) Surgeon’s Rapid Test
Culture Medium Gloves COVID-19
4.842,86%
800% 346 228,57% 1.900%
8 46 19

14 0

7
0

Thermometer IR Dacron Swab Hand Sanitizer

600% 500% 986,67%
6 5 489

45
00

Industri Garmen yang telah memperoleh
sertifikat produksi untuk APD 103 industri

Masker Ventilator
746,15% 242,86%

220 24

26 7

Jumlah Sarana Jenis Jumlah Total Sertifikat
Sebelum dan Sertifikat Sebelum COVID-19 (Mar – 5 Nov 2020)
Setelah COVID-19 Produksi Alkes
332 703
44 | memimpin dengan hati Produksi PKRT
436 750
Distribusi Alkes
3.852 1.898

Bersatu Melawan COVID-19

2. Relaksasi Perizinan Saat ini terdapat 23 produk alat kesehatan
Produk Alat Kesehatan dan PKRT untuk penanganan COVID-19
dan PKRT untuk yang mendapatkan percepatan pelayanan
Penanganan COVID-19 izin edar selama kondisi pandemi. Produk
tersebut antara lain Surgical Face Mask;
Dalam rangka kemudahan dan efisiensi Masker N95; Isolation Gown (APD);
pelayanan perizinan bidang kefarmasian Liquid Chemical Sterilants/High Level
dan alat kesehatan, Direktorat Jenderal Disinfectants (Desinfektan); Surgeon’s
Kefarmasian dan Alat Kesehatan juga Glove (Sarung Tangan Steril); Patient
memberikan jalur prioritas dan melakukan Examination Glove (Sarung Tangan
relaksasi perizinan melalui percepatan Pemeriksaan); Clinical Electronic
waktu layanan menjadi One Day Services Thermometer; Ventilator; Infusion
untuk perizinan alat kesehatan yang Pump; Mobile X-Ray; High Flow Oxygen
digunakan dalam penatalaksanaan Device; Bronchoscopy Portable; Power
COVID-19. Perizinan dibuka 24 jam setiap Air Purifying Respirator; CPAP Mask;
hari, selama tujuh hari dalam seminggu, CPAP Machine; ECMO (Extracorporeal
serta memfasilitasi help desk secara Membrane Oxygenation); Breathing
virtual. Circuit for Ventilator and CPAP; Neonatal
Incubator and Incubator Transport;
Jumlah Izin Edar dan Transport Culture Medium (VTM/UTM);
Perusahaan APD Alat Kesehatan Microbiological Specimen Collection and
Transport Device (Dacron Swab); Alat/
Instrument Reagen Rapid Tes untuk
Pemeriksaan COVID-19; Resuscitation
Bag; Hand Sanitizer, dan Disinfektan.

PRODUK DALAM NEGERI PRODUK IMPOR

Jumlah Izin Edar Jumlah Perusahaan Jumlah Izin Edar Jumlah Perusahaan

NO PRODUK 2019 2020 2019 2020 2019 2020 2019 2020
104 (1 Jan – 14 28 (1 Jan – 14 31 (1 Jan – 14 15 (1 Jan – 14
1 Surgical Mask Oktober) Oktober) Oktober) Oktober)
2 KN95
3 Coverall 383 175 50 37
4 Surgical Gown
5 Cap 020 2 1 12 1 11
6 Shoe cover
7 Patient Examination 0 405 0 257 0 16 0 15

Gloves 1 58 1 37 13 5 2 5
8 Surgeon’s Gloves
9 Goggles 18 16 11 13 5242

Total 1 22 1 20 0000

28 34 12 16 63 46 29 18

7 11 3 7 23 39 15 18
080 7 0907

159 952 56 544 136 154 66 127

| 45Sigap Mengawal Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan 2018-2020

Kepemimpinan Selama Pandemi COVID-19

Berikut data produk COVID-19 tahun 2019
dan periode 1 Januari 2020-14 Oktober
2020 dari jumlah izin edar dan jumlah
perusahaan baik dalam negeri maupun
impor:

Jumlah Izin Edar dan Perusahaan Alkes
dalam Penanganan COVID-19

Produk Dalam Negeri Produk Impor

No Produk Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Izin Edar Perusahaan Izin Edar Perusahaan

2019 (1 Jan – 2019 (1 Jan – 14 2019 (1 Jan – 14 2019 (1 Jan – 14
14 Oktober) Oktober) Oktober) Oktober)

A. Thermometer 18 1 4 28 51 18 35

1 Non Contact
Thermometer

Total 18 1 4 28 51 18 35

B. Ventilator 2 3 2 3 83 64 33 26
1 0 1 0 36 19 15 8
1 Continuous Ventilator 0 3 0 3 15 19 9 13
0 3 0 2 090 7
2 Noncontinuous 0 3 0 3 030 3
ventilator (IPPB)

3 Powered Emergency
Ventilator

4 Positive Airway Pressure
Delivery System

5 High flow Humidified
Oxygen Delivery Device

Total 3 12 3 11 134 114 57 57

C. Diagnostik in Vitro 0 2 0 1 0 38 0 32
1 Reagen PCR 0 0
0 0 0 0 6 16 3 12
2 Alat PCR 0 0
0 11 0 0 0 20 0 10
3 Reagen CLIA/CMIA/ 0 1
ELISA 0 5 0 0020 1

4 Alat CLIA/CMIA 0 10 0 63 0 56

5 Rapid Test 0 1 271 6

6 Transport Culture 0 5 0 35 0 23
Medium (VTM/UTM)

7 Dacron Swab

Total 05 0 4 8 33 4 15

Jumlah Total 4 23 4 20 170 214 79 155

46 | memimpin dengan hati

Bersatu Melawan COVID-19

Jumlah Izin Edar dan
Perusahaan Antiseptik (Hand Sanitizer)
dan Desinfektan

PRODUK DALAM NEGERI PRODUK IMPOR

No Produk Jumlah Izin Edar Jumlah Jumlah Izin Edar Jumlah Perusahaan
   Perusahaan

1 Hand Sanitizer 2019 2020 2019 2020 2019 2020 2019 2020
2 Desinfektan (1 Jan – 14 (1 Jan – 14 (1 Jan – 14 (1 Jan – 14
38 Oktober) 28 Oktober) 8 Oktober) 8 Oktober)
Total 52 31 14 7
1.250 497 22 74 15 31

610 280 31 21

90 1.860 59 777 105 52

Layanan “Help Desk Alat Kesehatan dan Sesuai hasil rapat Gugus Tugas Percepatan
PKRT Produk Penanganan COVID-19” Penanganan COVID-19, Pemerintah
juga diselenggarakan sebagai layanan membentuk tim khusus untuk pengajuan
konsultasi bagi pelaku usaha di SAS Donasi Obat dan Alat Kesehatan yang
bidang alat kesehatan dan PKRT agar dibutuhkan dalam penanganan pandemi
mendapatkan layanan konsultasi terkait COVID-19 dengan timeline delapan jam
proses registrasi khusus untuk produk di Badan Nasional Penanggulangan
alat kesehatan dan PKRT yang ditujukan Bencana (BNPB). Di mana BPOM atau
dalam penanganan COVID-19. Direktorat Kementerian Kesehatan harus melakukan
reviu dan memberikan rekomendasi
Jenderal Kefarmasian terhadap pengajuan SAS Obat dan Alat
dan Alat Kesehatan Kesehatan tersebut dalam waktu satu jam.
melakukan digitalisasi
pelayanan publik
untuk mencapai
pelayanan publik yang
prima walau tanpa
pelayanan tatap muka
tapi melalui layanan
konsultasi online.

| 47Sigap Mengawal Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan 2018-2020

Kepemimpinan Selama Pandemi COVID-19

Meskipun dilakukan percepatan pelayanan 3. Pembinaan Uji Klinik
publik di bidang alat kesehatan dan PKRT, Ventilator
Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat
Kesehatan berkomitmen dan memastikan Untuk meningkatkan daya saing produk
tidak ada hambatan dari sisi birokrasi alat kesehatan yang dihasilkan oleh
terhadap arus masuk barang dengan industri alat kesehatan di Indonesia,
tetap menjamin keamanan, mutu, dan diperlukan dukungan riset dan
manfaat alat kesehatan dan PKRT yang pengembangan produk berbasis riset
masuk ke dalam wilayah Indonesia dengan agar menghasilkan alat kesehatan yang
melakukan integrasi melalui Dashboard inovatif dan tepat guna. Salah satu
INSW mengenai supply and demand upaya percepatan yang dilakukan adalah
untuk mendukung data kebutuhan hilirisasi industri dengan memanfaatkan
(demand) terkait penanganan COVID-19 hasil riset yang dihasilkan oleh institusi
yang akan dikelola lebih lanjut oleh Pusat pendidikan dan lembaga riset. Hanya
Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan. saja, produk inovasi dari hilirisasi
terutama produk yang berisiko tinggi
harus dibuktikan keamanan, mutu, dan
kemanfaatannya melalui uji klinik alat
kesehatan.

Pendampingan uji
klinik ventilator.

48 | memimpin dengan hati

Bersatu Melawan COVID-19

Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat mendapatkan persetujuan pelaksanaan
Kesehatan mendukung pelaksanaan uji klinik uji klinik, pemohon dapat melakukan uji
alat kesehatan yang berkolaborasi dengan klinik di fasilitas yang telah ditentukan.
unit penelitian, akademisi, dan industri untuk Pemohon kemudian dapat melanjutkan
memproduksi alat kesehatan yang dibutuhkan proses ke tahapan izin edar alat kesehatan
dalam penanganan COVID-19. Salah satunya setelah memberikan laporan hasil
pelaksanaan uji klinik untuk ventilator yang uji klinik kepada Direktur Jenderal
merupakan alat kesehatan dengan kelas risiko Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
C yang menimbulkan risiko sedang sampai
risiko tinggi. 4. Capaian Produk
Dalam Negeri
Ventilator harus dibuktikan keamanan,
mutu, dan kemanfaatannya melalui uji klinik Penanganan COVID-19 memberikan
alat kesehatan. Beberapa jenis ventilator, pelajaran penting dan momentum bagi
di antaranya ventilator ICU, resuscitator/ kemandirian produk alat kesehatan
emergency ventilator, Continuous Positive dalam negeri. Kementerian Kesehatan
Airway Pressure/CPAP, dan High Flow berupaya melakukan percepatan yang
Nasal Cannula/HFNC (kelas risiko B). Karena sejalan dengan Instruksi Presiden (Inpres)
pandemi ini, pembinaan terhadap pengembang Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan
ventilator yang akan melaksanakan uji klinik Pengembangan Industri Farmasi dan
dilakukan melalui media zoom meeting/daring. Alat Kesehatan. Upaya-upaya yang
dilakukan antara lain melakukan relaksasi
Permohonan persetujuan pelaksanaan uji perizinan, pendampingan kepada inovator,
klinik prapemasaran alat kesehatan diajukan melakukan hilirisasi hasil inovasi, dan
secara tertulis kepada Direktur Jenderal promosi produk dalam negeri.
Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Setelah

Telah banyak hasil riset dari perguruan
tinggi yang dilakukan hilirisasi termasuk
melibatkan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) dalam pendistribusiannya.
Diharapkan ke depan BUMN juga dapat
menjadi produsen alat kesehatan dalam
negeri. Dalam melaksanakan amanat
Inpres tersebut dibutuhkan kerja sama
dan dukungan dari lintas sektor agar
produk-produk alat kesehatan dalam
negeri dapat tersedia secara massal bagi
masyarakat, khususnya dalam upaya
penanggulangan COVID-19.

| 49Sigap Mengawal Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan 2018-2020

Kepemimpinan Selama Pandemi COVID-19

Berikut ini beberapa inovasi dari produk Produk Inovasi
dalam negeri karya anak bangsa terkait Terkait Covid-19
penanganan COVID-19 yang telah memiliki
izin edar ataupun sedang proses uji klinik:

Vent-I CPAP #BPPT3S-LEN Darcov23S ENESERS APF Ventilator
Ventilator Ventilator
- BPPT-PT LEN - BPPT-PT Dharma - Tim Ventilator UI
- ITB-Unpad-Salman - Telah Berizin edar - Telah Berizin edar - Tim Ventilator COVENT-20, FTUI
- Telah Berizin edar - AKD - AKD 20403020892 UI COVENT-20, Depok – PT Graha
- AKD FTUI Depok – PT Teknomedika
20403020870 Enesers Mitra
20403020696 Berkah - Telah Berizin edar
- AKD 20403021014
- Telah Berizin edar
- AKD 20403021003

ITB-Dirgantara Servo Vent VENINDO VENINDO RoboVent
Powered Ventilator ICU Emergency Powered
- Selesai uji praklinik Resuscitator Ventilator Resuscitator
- Selesai uji klinik Emergency - UGM Emergency
- Dalam proses - Selesai uji praklinik - UGM
- PT Sampoerna - Dalam proses - Selesai uji praklinik - Univ. Gunadarma –
untuk izin edar Kayoe - Dalam proses PT Sari Teknologi
pelaksanaan uji
- Selesai uji praklinik klinik pelaksanaan uji - Selesai uji klinik
klinik - Dalam proses

untuk izin edar

Univ. Al-Azhar E-VITS *Uji Praklinik alat kesehatan dilakukan di
(PAPR) Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan
- ITS Surabaya (BPFK) Kementerian Kesehatan, meliputi
- Selesai uji praklinik - Dalam proses uji keamanan listrik, uji kinerja, dan uji
- Sedang proses keandalan
pelaksanaan uji
mengajukan izin klinik
edar

50 | memimpin dengan hati

Bersatu Melawan COVID-19

Gerlip HFNC 01 POLY MEDICAL ROBOFLOW HFNC PINDAD VRM XVENT
High Flow Nasal Emergency CPAP-BiPAP
- LIPI - PT Gerlink Cannula Aircov-19 - Univ. Gunadarma Ventilator
Utama Mandiri - PT Inti Inovasi - Selesai uji praklinik
- Poltekkes Teknologi - PT Pindad - Dalam proses
- Telah berizin edar Kemenkes Jakarta Enjiniring
- AKD 20403020951 II - PT Poly Jaya - Telah berizin edar Indonesia pelaksanaan uji
Medikal - AKD 20403021858 klinik
- Telah berizin edar
- Telah berizin edar - AKD 20403021917
- AKD 20403021574

VICE Z Axis
Powered
Resuscitator
Emergency

- Balitbang ESDM
- Dalam proses

pelaksanaan uji
klinik

| 51Sigap Mengawal Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan 2018-2020

Kepemimpinan Selama Pandemi COVID-19

Direktorat Jenderal Kefarmasian
dan Alat Kesehatan telah melakukan
pendampingan terhadap 36 inovator
atau pengembengan ventilator dari
berbagai perguruan tinggi dan Lembaga
Penelitian. Antara lain, Institut Teknologi
Bandung (ITB), Universitas Indonesia
(UI), Universitas Gadjah Mada (UGM),
Universitas Airlangga (UNAIR), dan
lainnya dengan jenis ventilator yaitu
ventilator non invasive seperti CPAP
(Continuous Positive Airway Pressure),
juga ventilator yang berbasis ambubag/
resuscitator (Powered Emergency
Resuscitator), dan HFNC (High Flow
Nasal Canula).

Selain itu telah lulus uji fungsi di Balai Lima inovator sedang melakukan uji
Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) klinik, yaitu dari Balitbang ESDM, ITS,
Kementerian Kesehatan sebanyak BPPT-PT Poly Jaya Medikal, UGM, dan PT
22 inovator. Alat-alat itu berasal dari Xirka Dama Persada. Dua inovator sudah
ITB Salman, Fakultas Teknik (FT)- selesai uji klinik dan akan melakukan
UI, Badan Pengkajian dan Penerapan pendaftaran izin edar, yaitu dari ITB-
Teknologi (BPPT) Serpong (PT LEN), ITB Dirgantara dan Universitas Gunadarma
Dirgantara, BPPT-PT Dharma, Universitas (Emergency Ventilator).
Al-Azhar, Gerlink-LIPI, ITS, Universitas
Gunadarma, Badan Penelitian dan
Pengembangan (Balitbang) ESDM, UGM,
PT Pindad, PT Sampoerna Kayoe, PT Xirka
Bandung, PT ARM/Triputra, Politeknik
Kesehatan Kemenkes Jakarta II, PT
Surya Sarana Dinamika, BPPT-Poli Jaya
Medikal, Universitas Gunadarma-PT Inti
Inovasi Teknologi (HFNC), CV Sinar Baja
Surabaya, PT Parametrik Solusi Integrasi,
dan PT Asia Rekacipta Manufaktur.

52 | memimpin dengan hati

Bersatu Melawan COVID-19

Sementara yang sudah selesai uji klinik Inovasi Produk In Vitro Diagnostik
sebanyak lima inovator ventilator dan yang telah dilakukan oleh industri alat
berizin edar, yaitu dari ITB Salman kesehatan dalam negeri terkait dengan
(vent-i), BPPT-PT LEN, BPPT-PT produk penanganan COVID-19 yang telah
Dharma-Cikarang, FT-UI (covent 20) memiliki izin edar, antara lain:
dan PT Pindad Enjiniring Indonesia. - Biocov-19 RT-PCR Kit yang di produksi
Ventilator telah diproduksi massal dan
digunakan untuk kebutuhan penanganan oleh PT Bio Farma
Covid 19. Tiga pengembang HFNC - Rapid Diagnostik Test IgG/IgM dari
telah mendapatkan izin edar, yaitu
LIPI-PT Gerlink, Poltekkes Kemenkes PT Hepatika Mataram yang bekerja
Jakarta II-PT Poly Jaya Medikal, dan sama dengan BPPT-UGM-Universitas
Universitas Gunadarma-PT Inti Inovasi Airlangga
Teknologi. Sedangkan Universitas Al - Rapid Diagnostik Test IgG/IgM dari
Azhar karena alatnya berupa powered air PT Indec Diagnostic
purifying respirator (kelas risiko B), maka - Rapid Diagnostik Test IgG/IgM dari
tidak perlu uji klinik dan saat ini dalam PT Pakar Biomedika Indonesia
proses mengajukan izin edar.

Pendampingan uji
klinik ventilator.

Biocov-19 RT-PCR Kit RI-GHA COVID 19 RDT IGG/IGM
PT Bio Farma (Persero) PT Hepatika Mataram berkerja sama

Sudah berizin edar BPPT-UGM-Unair

Sudah berizin edar

AKD 20303020697

INDEC ®COVID-19 UJI COVID-19 RDT LGG/LGM
PT Indec Diagnostics PT Pakar Biomedika Indonesia

Sudah berizin edar Sudah berizin edar

AKD 20303020760 AKD 20303021084

| 53Sigap Mengawal Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan 2018-2020

Kepemimpinan Selama Pandemi COVID-19

5. Pengawasan Post Market
Produk Alat Kesehatan

dan PKRT untuk
Penanganan COVID-19

Pengawasan post market produk alat Pengawasan Iklan
kesehatan dan PKRT memegang peranan
penting sebagai ujung tombak dalam Kegiatan pengawasan iklan dilaksanakan
memberikan jaminan keamanan, mutu, dengan pemantauan langsung terhadap
dan manfaat atas produk alat kesehatan iklan yang ada baik melalui media cetak
dan PKRT yang beredar. Selama kondisi maupun daring. Dengan adanya revolusi
pandemi COVID-19, berlaku relaksasi Industri 4.0, pengawasan melalui media
perizinan bagi produk alat kesehatan daring menjadi fokus utama dalam upaya
dan PKRT impor yang digunakan dalam pengawasan iklan karena tingginya
penanganan COVID-19. Oleh karena itu intensitas penggunaan media daring oleh
butuh kerja keras bagi tenaga pengawas masyarakat.
alat kesehatan dan PKRT untuk selalu
memantau produk yang beredar melalui
upaya:

Sampling dan Pengujian

Sampling dan pengujian alat kesehatan
dan PKRT menjadi salah satu kegiatan
penting dalam pengawasan post market,
termasuk terhadap produk alat kesehatan
dan PKRT yang digunakan dalam upaya
penanganan COVID-19 seperti APD, rapid
test COVID-19, reagen PCR, dan hand
sanitizer. Dengan tujuan memastikan
keamanan, mutu, dan kebermanfaatan
produk pada kondisi pandemi ini. Semakin
banyaknya merek baru yang masuk dalam
peredaran, semakin menjadikan sampling
dan pengujian produk sebagai kegiatan
sentral dalam upaya pengawasan post
market alat kesehatan dan PKRT.

Pengawasan sarana dan produk terkait importir jalur rekomendasi
BNPB, di Provinsi Banten tahun 2020.

54 | memimpin dengan hati

Bersatu Melawan COVID-19

Selama pandemi COVID-19, pengawasan Inspeksi Produsen dan
iklan terhadap produk alat kesehatan dan Distributor Alat Kesehatan
PKRT yang digunakan dalam penanganan atau PKRT
COVID-19 semakin meningkat. Sejak
Bulan Maret sampai dengan Bulan Inspeksi sarana produksi alat kesehatan
Oktober, sebanyak 1.476 link iklan produk atau PKRT serta distribusi alat kesehatan
alat kesehatan COVID-19 yang tidak juga menjadi prioritas dalam upaya
memenuhi syarat di situs e-Commerce pengendalian keamanan, mutu, dan
telah dilakukan take down atau kebermanfaatan. Utamanya sarana yang
penghentian penayangan. melakukan kegiatan produksi dan/atau
distribusi alat kesehatan atau PKRT yang
digunakan dalam upaya penanggulangan
COVID-19. Dari kegiatan tersebut
diharapkan alat kesehatan dan PKRT
yang beredar di end user atau masyarakat
memenuhi syarat keamanan, mutu, dan
kebermanfaatannya.

Inspeksi sarana produksi alat kesehatan atau PKRT serta
distribusi alat kesehatan.

| 55Sigap Mengawal Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan 2018-2020

Kepemimpinan Selama Pandemi COVID-19

Kemandirian Sediaan Farmasi

1. Pemanfaatan Sediaan Biaya Operasional pada Fasilitas Gerai Bude Jamu di
Farmasi Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) milik RSPI Sulianti Saroso.
Pemerintah Daerah.
Beberapa strategi untuk mendorong
kemandirian dan pemanfaatan sediaan Aturan menyatakan, pemilihan jenis
farmasi (obat dan obat tradisional) dalam obat dan vaksin mengacu pada Daftar
negeri, khususnya di masa pandemi Obat Esensial Nasional (DOEN) dan
COVID-19 juga dilakukan. Salah satunya Formularium Nasional (Fornas).
mengeluarkan peraturan yang mendorong Sedangkan Bahan Medis Habis Pakai
pemanfaatan Obat Herbal Terstandar (BMHP) mengacu pada Daftar Alat
(OHT) dan Fitofarmaka di Fasilitas Kesehatan Non Elektromedik pada
Pelayanan Kesehatan (Fasyankes). Payung Kompendium Alat Kesehatan serta
hukumnya adalah Peraturan Menteri pedoman teknis yang ditetapkan melalui
Kesehatan Nomor 85 Tahun 2019 tentang Peraturan atau Keputusan Menteri
Petunjuk Operasional Penggunaan Dana Kesehatan. Dalam hal obat dan BMHP
Alokasi Khusus Fisik Bidang Kesehatan yang dibutuhkan tidak tercantum dalam
Tahun Anggaran 2020 dan Peraturan acuan tersebut, dapat digunakan obat
Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun dan BMHP lain termasuk obat tradisional
2016 tentang Penggunaan Dana Kapitasi secara terbatas sesuai indikasi medis dan
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk pelayanan kesehatan dengan persetujuan
Jasa Pelayanan Kesehatan dan Dukungan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

56 | memimpin dengan hati

Bersatu Melawan COVID-19

2. Akselerasi Pelayanan
Publik Bidang
Kefarmasian

Direktorat Jenderal Kefarmasian dan
Alat Kesehatan juga melakukan berbagai
akselerasi pelayanan publik, khususnya
terkait pelayanan perizinan dalam masa
pandemi COVID-19. Pelayanan publik
meliputi Sertifikasi Produksi Industri
Farmasi, Sertifikasi Produksi Industri Obat
Tradisional, Sertifikasi Produksi Industri
Ekstrak Bahan Alam, Sertifikasi Produksi
Kosmetika, Sertifikasi Distribusi Pedagang
Besar Farmasi, Surat Persetujuan Impor
dan Ekspor Narkotika, Psikotropika dan
Prekursor Farmasi, dan Izin Importir dan
Eksportir Narkotika, Psikotropika, dan
Prekursor Farmasi.

Pada masa pandemi COVID-19, Direktorat Pelayanan dilakukan secara online melalui
Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan sistem aplikasi e-Licensing untuk sertifikasi
mendorong Gerakan Nasional Bugar Industri Farmasi, Industri Obat Tradisional,
Dengan Jamu (Gernas Bude Jamu) Industri Ekstrak Bahan Alam, Industri
sebagai upaya promotif dan preventif Kosmetik dan Pedagang Besar Farmasi dan
bagi masyarakat dengan memaanfaatkan sudah terintegrasi dengan Online Single
jamu untuk menjaga kesehatan. Termasuk Submission (OSS) versi terbaru yaitu versi
menyediakan jamu segar untuk pegawai 1.1. Sementara untuk Surat Persetujuan
di Kementerian Kesehatan serta tenaga Impor dan Ekspor Narkotika, Psikotropika
kesehatan di RSPI Sulianti Saroso dan RS dan Prekursor Farmasi dilakukan
Darurat Penanganan COVID-19 Wisma melalui aplikasi e-Pharm. Efisiensi bisnis
Atlet Kemayoran. proses pada perizinan impor dan ekspor
komoditi Narkotika, Psikotropika dan
Prekursor Farmasi dilakukan dengan cara
mengintegrasikan sistem Analisa Hasil
Pengawasan (AHP) dari Badan Pengawas
Obat dan Makanan (BPOM) kedalam
aplikasi e-Pharm untuk mempercepat
proses penerbitan izin.

| 57Sigap Mengawal Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan 2018-2020

Kepemimpinan Selama Pandemi COVID-19

Penerapan digital signature yang telah yang diberikan prima, juga dilakukan
dilakukan sejak Agustus 2019 juga sangat konsultasi secara online melalui email
mendukung pelaksanaan pelayanan publik dan WhatsApp helpdesk. Pelayanan email
dalam masa pandemi. Dengan digital dan WhatsApp helpdesk dibuka setiap
signature, pemohon diberikan kemudahan hari selama pandemi COVID-19, termasuk
dengan tidak perlu datang mengambil Sabtu dan Minggu maupun hari libur
izin yang sudah terbit ke Kementerian nasional.
Kesehatan karena izin terbit secara
online dan bisa diakses melalui aplikasi
e-Licensing dan e-Pharm. Agar pelayanan

Jaminan Pengadaan Obat

Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Dalam kondisi pandemi ini, kecepatan
Alat Kesehatan menyadari permintaan dalam proses penyediaan atau pengadaan
kebutuhan obat untuk penanganan obat yang digunakan dalam penanganan
COVID-19 sangat tinggi. Saat ini COVID-19 menjadi prinsip yang harus
permintaan kebutuhan obat dari Dinas dipenuhi oleh semua pihak. Karena itu,
Kesehatan dan Rumah Sakit (RS), termasuk Direktorat Jenderal Kefarmasian dan
RS Wisma Atlet dan RS Pulau Galang Alat Kesehatan mengutamakan proses
dipenuhi oleh stok buffer pusat yang ada pengadaan obat-obatan COVID-19
di Instalasi Farmasi Pusat. Selain itu, juga dilakukan melalui aplikasi e-Purchasing
dialokasikan anggaran dan dilakukan berdasarkan e-Katalog obat. Namun,
pengadaan untuk pemenuhan kebutuhan jika obat yang dibutuhkan tidak ada di
obat penanganan pandemi COVID-19. e-Katalog, pengadaan dilakukan dengan
cara lain sesuai Peraturan Presiden
Seiring pengadaan obat, perencanaan Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
kebutuhan obat untuk penanganan Barang/Jasa Pemerintah.
COVID-19 juga dilakukan. Penyusunan
dilakukan oleh Bidang Perencanaan Menteri Kesehatan
Kebutuhan Satuan Tugas Percepatan meninjau Instalasi
Penanganan COVID-19 di Direktorat Farmasi Pusat.
Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
Perencanaan mengacu pada protokol tata
laksana penanganan COVID-19 dengan
mempertimbangkan data ketersediaan
obat di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan
Provinsi.

58 | memimpin dengan hati

Bersatu Melawan COVID-19

Pelaksanaan pengadaan obat untuk
penanganan COVID-19 dengan metode
lain di luar e-Purchasing mengacu
pada Surat Edaran Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
(LKPP) Nomor 3 Tahun 2020 tentang
Penjelasan Atas Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa dalam Rangka Penanganan
COVID-19. Hal tersebut dilakukan melalui
tiga tahapan, yakni menerbitkan Surat
Pesanan yang disetujui oleh penyedia,
meminta penyedia menyiapkan bukti
kewajaran harga barang, dan melakukan
pembayaran berdasarkan barang yang
diterima.

Distribusi obat di Instalasi Farmasi Pusat.

| 59Sigap Mengawal Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan 2018-2020

Kepemimpinan Selama Pandemi COVID-19

1. Pengelolaan Obat Instalasi Farmasi Pusat telah melakukan
peningkatan pelayanan pendistribusian obat
Tanggung jawab Direktorat Jenderal untuk situasi mendesak dengan membuka
Kefarmasian dan Alat Kesehatan juga pelayanan 24 jam dan dilakukan penguatan
mencakup pengelolaan obat yang sistem infomasi logistik obat COVID-19.
meliputi penerimaan, penyimpanan, Selain itu koordinasi intensif dengan Industri
pendistribusian, dan pencatatan atau Farmasi terus dilakukan untuk memastikan
pelaporan. Untuk penerimaan obat terpenuhinya kebutuhan obat-obatan untuk
baik hasil pengadaan atau donasi, penanganan COVID-19. Sampai Oktober 2020,
ditunjuk penanggung jawab penerimaan. obat untuk penanganan COVID-19 sudah
Penanggung jawab penerimaan didistribusikan ke 34 Dinas Kesehatan Provinsi
melaksanakan kegiatan penerimaan dengan dan 792 Rumah Sakit di seluruh Indonesia.
melakukan pengecekan kesesuaian antara
data yang ada dalam dokumen dengan fisik Untuk menjaga ketersediaan obat, manajemen
obat. Seperti bentuk kesediaan, kekuatan, stok yang baik juga harus dilakukan. Karena
masa Expired Date (ED), dan nomor batch itu, obat akan dicatat setiap ada mutasi baik
serta kondisi obat pada saat diterima. dalam kartu stok maupun aplikasi. Pada
periode tertentu dilakukan stok opname untuk
Setelah itu, obat dan perbekalan kesehatan memastikan jumlah obat sesuai dengan catatan
disimpan dan disusun berdasarkan sekaligus diarsipkan dengan membuat Berita
kelompok obat buffer stock pusat Acara Stok Opname untuk dilaporkan ke
Pelayanan Kesehatan Dasar (PKD), obat pimpinan.
buffer stock program, dan obat donasi.
Obat disimpan sesuai suhu penyimpanan
dan dilakukan pengamatan secara
organoleptik pada periode tertentu untuk
memastikan kondisi obat tetap terjaga.

Nantinya, pendistribusian obat didasarkan
atas permintaan dari Dinas Kesehatan
Provinsi. Di mana jumlah pemberian
mempertimbangkan jumlah kasus, sisa
stok, dan pemakaian di daerah. Meski
dalam kondisi tertentu obat dapat dikirim
langsung ke Dinas Kesehatan Kabupaten/
Kota dan Rumah Sakit Pemerintah.
Pendistribusian akan dipilih berdasarkan
transportasi tercepat, baik itu lewat udara
atau darat.

60 | memimpin dengan hati

Bersatu Melawan COVID-19

Untuk mendukung dan menjaga digunakan dalam pengelolaan item

ketersedian obat hingga ke seluruh obat dan perbekalan kesehatan yang

Indonesia telah dilakukan upaya sebagai berhubungan secara langsung dalam

berikut: penanganan COVID-19. Meski belum

ditetapkan untuk seluruh item obat dan

a. Meminta dukungan kepada para perbekalan kesehatan di Instalasi Farmasi

kepala daerah melalui Surat Menteri karena masih terkendala pengolahan data

Kesehatan Nomor UM.01.05/ di aplikasi.

Menkes/241/2020 tanggal 9 April

2020. Dalam surat ini seluruh kepala Aplikasi sangat bermanfaat dalam

daerah diminta memberikan dukungan mempermudah dan mempercepat

dalam menjaga ketersediaan obat, pelayanan dalam pengelolaan obat pada

bahan baku obat, obat tradisional, masa pandemi ini. Output dari aplikasi

suplemen kesehatan, alat kesehatan, juga bermanfaat bagi pimpinan untuk

dan PKRT selama penetapan status menentukan kebijakan. Meski aplikasi

Pembatasan Sosial Berskala Besar masih memerlukan penyempurnaan agar

(PSBB). manfaatnya dalam lebih optimal untuk

Direktur Jenderal menjamin ketersediaan obat.
Kefarmasian dan
Alat Kesehatan b. Konsolidasi dengan Kementerian
mengunjungi
Gudang Obat Perhubungan agar pengangkutan Direktorat Jenderal Kefarmasian dan
Instalasi Farmasi
Pusat Kementerian logistik kesehatan memperoleh Alat Kesehatan bertekad melakukan
Kesehatan.
prioritas dalam rangka menjamin inovasi-inovasi yang berguna untuk dapat

pelayanan kesehatan masyarakat terus memperbaiki manajemen atau

melalui Surat Menteri Kesehatan birokrasi pengadaan obat-obatan di masa

kepada Menteri Perhubungan Nomor pandemi COVID-19 ini. Salah satunya,

HK.01.01/Menkes/306/2020 tanggal dengan pembuatan matriks perhitungan

30 April 2020 tentang Permohonan kebutuhan obat program dan vaksin

Dukungan Prioritas Pengangkutan imunisasi terintegrasi dalam sistem

Logistik Kesehatan. e-Monev Katalog Obat. Inovasi lainnya,

menambah akun verifikator penanggung

jawab program pusat dalam proses

2. Aplikasi Logistik verifikasi berjenjang rencana kebutuhan

obat program dan vaksin imunisasi dari

Untuk mempercepat dan mempermudah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

proses pengadaan obat-obatan,

penggunaan teknologi informasi

menjadi keniscayaan apalagi dalam era

pandemi COVID-19. Aplikasi sistem

logistik penanganan COVID-19, yakni

logistikfarmalkes.kemkes.go.id, sudah

| 61Sigap Mengawal Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan 2018-2020

Kepemimpinan Selama Pandemi COVID-19

Tetap Jaga Kualitas
Layanan Kefarmasian

Semua pihak perlu memiliki kesiapan dan 1. Peran Apoteker
tanggapan kritis untuk dapat menangani
COVID-19 termasuk tanggung jawab Peran Apoteker di Fasyanfar dalam masa
menjaga kualitas pelayanan kefarmasian pandemi COVID-19 sangat penting. Di antaranya
di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian menjaga ketersediaan obat, suplemen kesehatan,
(Fasyanfar). Salah satu peran Direktorat BMHP, bahan laboratorium, dan APD yang
Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan dibutuhkan untuk menghadapi COVID-19.
adalah berkontribusi dalam penyusunan Selain itu, memberikan pelayanan farmasi klinis
kebijakan pelayanan kesehatan dalam untuk mengupayakan agar obat yang diberikan
menghadapi pandemi COVID-19 melalui dapat mencapai outcome therapy.
Surat Edaran Menteri Kesehatan
No.HK.02.01/Menkes/303/2020 Apoteker, dalam menjaga ketersediaan obat
tentang Penyelenggaraan Pelayanan dalam penanganan COVID-19 perlu menekankan
Kesehatan Melalui Pemanfaatan Teknologi beberapa upaya. Di antaranya, perencanaan
Informasi dan Komunikasi dalam Rangka kebutuhan obat melalui koordinasi dengan
Pencegahan Penyebaran COVID-19. Selain pengguna (staf medis, petugas laboratorium)
itu, juga turut serta dalam penyusunan dan pimpinan Fasyankes. Pengadaan obat
petunjuk teknis dalam pelayanan juga memerlukan koordinasi dengan Dinas
kesehatan di era pandemi COVID-19. Kesehatan, seleksi pemasok, dan memastikan
mendapatkan obat dan BMHP yang aman,
Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat bermutu, dan berkhasiat sesuai spesifikasi yang
Kesehatan juga sedang proses finalisasi dibutuhkan. Hal yang tidak kalah penting adalah
penyusunan Rancangan Peraturan pengendalian dengan menjaga ketersediaan,
Menteri Kesehatan tentang Pelayanan upaya mitigasi cepat pada kondisi kekosongan
Kefarmasian Secara Elektronik sebagai obat, dan menjaga kestabilan harga obat.
salah satu pilihan dalam pelayanan
kefarmasian, yang juga menunjang
pencegahan penyebaran COVID 19.

62 | memimpin dengan hati

Bersatu Melawan COVID-19

Contohnya, untuk pengantaran obat,
dapat bekerja sama dengan pihak ketiga
penyedia jasa pengantaran. Hal ini
dapat dilakukan dengan ketentuan jasa
pengantaran wajib menjamin keamanan
dan mutu, menjaga kerahasiaan pasien,
memastikan obat dan BMHP sampai
tujuan, dan mendokumentasikan serah
terima obat dan BMHP.

Apoteker juga harus menerapkan
kewaspadaan standar dalam manajemen
fasilitas pelayanan kefarmasian yang
disesuaikan dengan protokol penanganan
COVID-19. Ada enam hal yang harus
diterapkan, yakni:



Skrining sebelum Poster atau brosur
masuk yang mengingatkan

ruang tunggu mencuci tangan

Peran Apoteker Untuk mendukung pelayanan farmasi
di masyarakat. klinik, Apoteker dapat memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi atau
sistem daring dalam pelayanan resep, Memberi batas dan Pembatasan jumlah
pelayanan informasi obat, konseling, dan jarak pada kursi pengunjung
pelayanan farmasi klinis lainnya. Namun, ruang tunggu
jika tidak memungkinkan pelayanan
secara daring, pelayanan secara manual
dilaksanakan dengan memperhatikan
kewaspadaan standar.

Titik-titik cuci tangan Mewajibkan
lengkap dengan pengunjung memakai
antiseptik
APD, termasuk
mencatat nama dan

waktu kunjungan

| 63Sigap Mengawal Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan 2018-2020

Kepemimpinan Selama Pandemi COVID-19

2. Edukasi Masyarakat 2014 2015
Konsep Launching
Pandemi membuat masyarakat yang
berkonsultasi mengenai penyakit ringan Capaian - Rakorlinsek dengan stakeholder
yang mereka derita sekaligus ingin pelaksanaan - Regulasi: Keputusan Menteri
mendapatkan obat dengan Apoteker di gema cermat
apotek meningkat. Itu karena masyarakat Kesehatan Nomor HK.02.02/
khawatir jika mereka harus berobat ke MENKES/427/2015 tentang
Rumah Sakit atau Puskesmas. Gerakan Masyarakat Cerdas
Menggunakan Obat

Menyikapi hal ini, Direktorat Jenderal membeli obat di apotek atau toko obat
Kefarmasian dan Alat Kesehatan memiliki berizin, pentingnya meminta nomor telepon
strategi memberikan informasi melalui apotek terdekat, konsultasi dengan apoteker
leaflet/flyer kepada masyarakat terkait terkait gejala dan obat, swamedikasi dengan
hal-hal yang harus diperhatikan jika menggunakan obat bebas atau bebas terbatas,
harus berkunjung ke apotek. Masyarakat dan bila sakit berlanjut segera hubungi
diimbau melakukan kebersihan tangan, dokter. Penderita penyakit kronis seperti
menggunakan masker, pembatasan fisik, hipertensi, diabetes melitus, dan tuberkulosis
dan segera kembali ke rumah setelah juga harus tetap meneruskan pengobatan dan
keperluan selesai. memanfaatkan layanan konsultasi farmasi
secara elektronik.
Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat
Kesehatan juga memberikan informasi Edukasi kepada masyarakat terutama terkait
kepada masyarakat terkait swamedikasi informasi palsu tentang obat yang diklaim
di masa pandemi COVID-19. Seperti,

Optimalisasi peran Apoteker sebagai Agent of Change.

64 | memimpin dengan hati

Bersatu Melawan COVID-19

2016 2017 2018 2019 2020

Sosialisasi Sosialisasi Evaluasi Evaluasi Evaluasi
Output Output dan Tools Outcome
- Sosialisasi - Sosialisasi
18 Provinsi 25 Kabupaten/ - Sosialisasi Evaluasi
- Sosialisasi 25 Kabupaten/ Outcome
20 Kabupaten/ Kota
- Evaluasi Kota - Sosialisasi - Pembekalan
Kota (Model 20 Kabupaten/ - Evaluasi 37 Kabupaten/Kota (Virtual)
Percontohan) 20 Kabupaten/ - Optimaslisasi
Kota Agent of Change -> 100 - Optimalisasi Agent
Percontohan Kota of Change
Percontohan Master Agent of Change
- Finalisasi Tools Monitoring - Sosialisasi
Monitoring Evaluasi
Evaluasi GeMa CerMat GeMa CerMat

dapat menyembuhkan COVID-19 yang banyak Program Gerakan Masyarakat Cerdas
beredar di masyarakat terus dilakukan. Menggunakan Obat (GeMa CerMat) juga
Kecemasan karena COVID-19, membuat terus digaungkan. Sampai Desember 2019,
masyarakat membeli suplemen berlebihan GeMa CerMat telah dilaksanakan di 219
dengan harapan dapat meningkatkan daya Kabupaten/Kota dengan jumlah Apoteker
tahan tubuh. Namun, perlu digarisbawahi Agent of Change sebanyak 5.777 orang
pemakaian suplemen harus berkonsultasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam
dengan Dokter dan Apoteker, karena program ini, masyarakat diberi edukasi
konsumsi suplemen ada aturan dosis dan oleh Apoteker tentang bagaimana memilih,
batas waktu konsumsi. Apabila berlebihan bisa mendapatkan, menggunakan, menyimpan,
menyebabkan avitaminosis atau keracunan dan membuang obat secara tepat.
vitamin terutama vitamin larut lemak seperti
A, D, E, K. Apoteker Agent of Change juga memberi
informasi tentang vitamin yang hanya
Capaian Sosialisasi dan diminum jika diperlukan dan memastikan
vitamin dibeli di tempat yang resmi (apotek
Edukasi gema cermat dan toko obat) serta harus memiliki izin
edar. Apoteker Agent of Change juga harus
2016-2019 511.294 selalu memberi edukasi dan informasi
kepada pasien atau keluarga pasien yang
Data kumulatif berdasarkan 5.777 sedang menjalani pengobatan untuk
laporan Dinas Kesehatan melakukan konsultasi kepada dokter
atau tenaga kesehatan lain apabila ingin
326 4.337 mengonsumsi obat tradisional. Harapannya
masyarakat akan menjadi cerdas dalam
2.892 menggunakan obat sehingga terhindar dari
pembelian obat ilegal dan obat palsu.
175 569 64.067
108 16.875
Jumlah 3.482
20 Agent of Change
Jumlah
Jumlah GeMa CerMat Masyarakat
Kabupaten/Kota

| 65Sigap Mengawal Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan 2018-2020

Kepemimpinan Selama Pandemi COVID-19

3. Pelayanan keFarmasian Dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus
Secara Elektronik Disease 2019 (COVID-19), penyelenggaraan pelayanan
kesehatan melalui telemedicine dapat dilakukan
Inovasi untuk meningkatkan kualitas selama Kedaruratan Kesehatan Masyarakat dan/atau
pelayanan kefarmasian maupun penguatan Bencana Nasional Covid-19, dalam rangka pencegahan
peran Apoteker di Fasyankes selama penyebaran Covid-19.
pandemi COVID-19 sangat dibutuhkan. Saat
ini ada pergeseran pelayanan kefarmasian Apoteker melaksanakan pelayanan obat dalam
yang konvensional ke arah 4.0 melalui telemedicine sesuai dengan standar pelayanan
e-Farmasi. Berdasarkan Surat Edaran kefarmasian. Pelayanan farmasi klinik dapat
Menteri Kesehatan Republik Indonesia dilaksanakan secara daring untuk meningkatkan
Nomor HK.02.01/MENKES/303/2020 keselamatan pasien. Hal tersebut diharapkan
Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan menjadi salah satu pilihan yang dapat mengurangi
Pelayanan Kesehatan Melalui Pemanfaatan mencegah penyebaran COVID-19, karena proses
Teknologi Informasi dan Komunikasi ini mengurangi tatap muka dan kontak fisik namun

e-Farmasi

(RANCANGAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG

PELAYANAN KEFARMASIAN SECARA ELEKTRONIK)

PSEF memberikan
informasi pilihan apotek
yang dapat melayani.
Pasien atau masyarakat
berhak memilih

PASIEN Resep
Elektronik
Pasien mendatangi
Dokter/Fasyankes DOKTER/
untuk pemeriksaan FASYANKES
dan penegakan
diagnosis Dokter menyampaikan
resep elektronik kepada
Pasien juga dapat apotek melalui PSEF
mengunggah resep ke
aplikasi PSEF Masyarakat dapat Penyelenggara Sistem 1. Apotek menyiapkan obat
membeli obat bebas Elektronik Farmasi sesuai resep dan/atau
atau obat bebas pembelian obat bebas atau
terbatas melalui MASYARAKAT obat bebas terbatas sesuai
aplikasi aplikasi

2. Apotek membuat informasi
obat secara tertulis

3. Apotek dapat melakukan
pengantaran atau bekerja
sama dengan pihak ketiga

Setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan pelayanan
kefarmasian dengan menggunakan Sistem Elektronik Farmasi

66 | memimpin dengan hati

Bersatu Melawan COVID-19

TELEFARMASI Pengkajian Pemantauan
resep atau Terapi Obat/
Telefarmasi adalah pelayanan pengobatan MTM (Medication
kefarmasian yang diberikan
kepada pasien dengan Therapy
memanfaatkan teknologi Management)
informasi di mana pasien
tidak kontak langsung dengan Manajemen Contoh Konseling
Apoteker. Pengobatan Telefarmasi Pasien
Penyakit
Kronis

Rekomendasi Konsultasi
Pemantauan Apoteker atau
Terapi
Pelayanan
Informasi

Obat

tetap memperhatikan kaidah atau aturan dilaksanakan secara daring untuk meningkatkan

pelayanan kefarmasian sesuai standar dan keselamatan pasien. Hal tersebut diharapkan

memperhatikan keselamatan pasien. menjadi salah satu pilihan yang dapat

mengurangi mencegah penyebaran COVID-19,

Inovasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan karena proses ini mengurangi tatap muka

kefarmasian maupun penguatan peran Apoteker dan kontak fisik namun tetap memperhatikan

di Fasyankes selama pandemi COVID-19 kaidah atau aturan pelayanan kefarmasian

sangat dibutuhkan. Saat ini ada pergeseran sesuai standar dan memperhatikan keselamatan

pelayanan kefarmasian yang konvensional ke pasien.

arah 4.0 melalui e-Farmasi. Berdasarkan Surat

Edaran Menteri Kesehatan Republik Indonesia Pandemi COVID-19 jelas menjadi tantangan

Nomor HK.02.01/MENKES/303/2020 Tahun berat bagi pembangunan kesehatan nasional

2020 tentang Penyelenggaraan Pelayanan ke depan termasuk pelaksanaan program

Kesehatan Melalui Pemanfaatan Teknologi kefarmasian dan alat kesehatan. Namun,

Informasi dan Komunikasi Dalam Rangka tantangan tidak boleh menjadi penghalang,

Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease melainkan menjadi momentum untuk

2019 (COVID-19), penyelenggaraan pelayanan membuat masyarakat semakin memahami

kesehatan melalui telemedicine dapat dilakukan pentingnya menjaga dan memperbaiki kualitas

selama Kedaruratan Kesehatan Masyarakat dan/ kesehatan dan mengajarkan masyarakat

atau Bencana Nasional COVID-19, dalam rangka mengenai upaya promotif dan preventif

pencegahan penyebaran COVID-19. kesehatan. Karena pemahaman masyarakat

yang baik akan menjadi kunci utama

Apoteker melaksanakan pelayanan obat dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat

telemedicine sesuai dengan standar pelayanan yang juga dapat mengurangi pembiayaan

kefarmasian. Pelayanan farmasi klinik dapat kesehatan nasional ke depannya.*

| 67Sigap Mengawal Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan 2018-2020

68 | memimpin dengan hati

hasil kerja keras

MdKKLaeeeenwsfmaeAarhbtmlakateanassgniuann

“Harga kesuksesan adalah kerja
keras, dedikasi untuk pekerjaan yang
dihadapi, dan tekad bahwa apakah
kita menang atau kalah, kita telah
menerapkan yang terbaik dari diri
kita untuk tugas yang ada.”
- Vince Lombardi -

| 69Sigap Mengawal Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan 2018-2020

hasil kerja keras

Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Menteri Kesehatan meninjau Pabrik PT Dexa Medica Cikarang.
didesain untuk mencapai sasaran Untuk mengurangi ketergantungan impor obat dan alat kesehatan,
peningkatan akses, kemandirian, dan Menteri Kesehatan mendukung produksi obat modern asli Indonesia.
mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan
nasional. Dalam upaya pencapaian target
sasaran yang telah ditetapkan dan untuk
kesinambungan penyelenggaraan program
pembangunan kesehatan, diperlukan
perencanaan yang sistematis, terarah,
terpadu, menyeluruh, dan memerlukan
kolaborasi serta peran aktif pemerintah
pusat dan pemerintah daerah.

Menjamin Ketersediaan
Obat dan Vaksin

Sepanjang kepemimpinan Direktur dan mengoptimalkan tercapainya tujuan
Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan tersebut. Beberapa di antaranya:
Dra. Engko Sosialine Magdalene, Apt.,
M.Biomed, kebijakan dan program untuk a. E-Logistik
menjamin ketersediaan obat dan vaksin di
Fasilitas Layanan Kesehatan (Fasyankes) Informasi ketersediaan obat dan BMHP
seperti Puskesmas terus digencarkan. merupakan aspek penting dalam
Langkah-langkah yang dilakukan antara pengelolaan obat baik di tingkat Pusat,
lain: Provinsi, maupun Kabupaten/Kota.
Informasi yang tersedia hendaknya
1. Manajemen Sistem merupakan informasi yang akurat, tepat,
Informasi Pengelolaan dan cepat sehingga dapat digunakan untuk
Obat dan Vaksin di Era JKN semua pihak yang membutuhkan.

Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Pada 2014, Direktorat Jenderal
Kesehatan memberi dukungan terhadap Kefarmasian dan Alat Kesehatan
manajemen logistik alat kesehatan, obat, mengembangkan aplikasi ketersediaan obat
dan vaksin dalam rangka pemenuhan di tingkat Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/
tepat waktu baik jumlah maupun kualitas. Kota yang dinamakan sistem e-Logistik
Langkah itu termasuk memanfaatkan yang digunakan dalam manajemen
teknologi informasi dengan membangun pengelolaan dan pemantauan ketersediaan
beberapa aplikasi yang dapat mendukung obat di Instalasi Farmasi. Sistem e-Logistik

70 | memimpin dengan hati

Tujuan dari adalah aplikasi pengelolaan obat dan
sistem e-Logistik BMHP di Instalasi Farmasi Pusat, Provinsi,
dan Kabupaten/Kota untuk mendukung
pelaporan, pencatatan, termasuk
pengelolaan obat dan BMHP.

Memastikan Meningkatkan Mempermudah Arah kebijakan RPJMN 2020-2024
ketersediaan efektivitas relokasi obat menyebutkan bahwa strategi penguatan
obat dan BMHP di pemantauan sistem kesehatan dan pengawasan obat
setiap jenjang dari daerah yang dan makanan adalah penguatan sistem
ketersedian obat dan berlebih ke daerah logistik farmasi real time berbasis
desain BMHP yang kekurangan elektronik. Karena itu, sejak 2019 sudah
sistem obat sehingga obat mulai dibahas pembangunan suatu sistem
e-Logistik aplikasi Digital Inventory National
dan perbekalan (DIN) yang pada tahun 2020 ini sedang
kesehatan dapat dalam tahap penyusunan cetak biru
diserap dengan (blueprint). Selanjutnya akan dibangun
sistem informasi DIN yang mengakomodir
optimal. sistem logistik farmasi dan BMHP yang
terintegrasi dari stakeholder di Direktorat
Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

Instalasi Farmasi Integrasi Internet
Provinsi Laporan

Internet

Puskesmas

Bank Data Integrasi
e-Logistik Laporan

Pusat
Kementerian

Kesehatan

Instalasi Internet Internet Instalasi
Farmasi Farmasi
Kementerian Upload Upload Kabupaten/
Kesehatan Data Wajib Data Wajib
Kota
Akses Pusat Output
(Raw Data) Akses
Peta Publik
Grafik Tabel

| 71Sigap Mengawal Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan 2018-2020

hasil kerja keras

b. E-Katalog Obat Apa manfaat dari e-Katalog Obat?
Pertama, e-Katalog Obat menjadikan
Proses pengadaan obat dapat proses pengadaan barang atau
terselenggara dengan cepat melalui jasa di sektor publik menjadi lebih
pembelian langsung dengan efisien. Kedua, e-Katalog Obat dapat
memanfaatkan e-Katalog Obat. E-Katalog meningkatkan transparansi, karena
Obat menyederhanakan administrasi dan harga dan penyedia produk dalam
proses pengadaan barang atau jasa yang e-Katalog Obat dapat diakses oleh semua
semula cenderung rumit. Manfaat akan pihak. Dengan demikian, masalah
semakin terasa ketika semakin banyak kebocoran anggaran yang sering terjadi
item obat yang dimasukkan ke dalam dalam pengadaan barang atau jasa bisa
e-Katalog Obat. diminimalisir. Ketiga, e-Katalog Obat
dengan proses yang lebih sederhana akan
mengundang semakin banyak rekanan
untuk berpartisipasi.

Kinerja e-Katalog Obat
Tahun 2018-2020

Sediaan Farmasi Partisipasi Pengguna yang
(Katalog Obat) Industri Farmasi Memanfaatkan

2018-2019 2014-2018 K/L/D/I (Kementerian
1.096 item obat generik dan +/- 90 Industri Farmasi Kesehatan, Dinas Kesehatan
Provinsi, Kabupaten/Kota),
nama dagang Faskes Pemerintah (2013)
dan Faskes Swasta yang
Perpanjangan katalog bekerja sama dengan BPJS
(sejak 2014, secara manual)
2018-2019
(sampai 31 Desember 2020)
842 item obat generik dan
nama dagang

2020
(sampai 31 Maret 2022)

71 item obat generik dan

nama dagang

72 | memimpin dengan hati

Membangun Kesehatan Lewat Kefarmasian dan Alkes

Pembelian secara elektronik Database ini sebaiknya terintegrasi
(e-Purchasing) juga membawa manfaat dengan sistem di penyedia barang atau
besar dalam hal mempercepat proses jasa sehingga dapat diketahui stok dari
pengadaan dan menghasilkan harga yang barang yang dicantumkan di dalam
lebih efisien. Untuk membangun sistem sistem.
e-Purchasing diperlukan adanya:
Sistem katalog elektronik yang diluncurkan
1. E-Catalogue. Untuk katalog memerlukan pertama kali pada 2013, sekurang-
standarisasi barang atau jasa, karena kurangnya memuat informasi teknis dan
itu penyelenggara e-Catalogue dapat harga barang atau jasa. Barang atau jasa
mengacu ke standar yang sudah ada. yang dicantumkan dalam katalog elektronik
yang ditetapkan oleh Kepala Lembaga
2. Institusi penyelenggara e-Purchasing. Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
3. Regulasi yang menaungi pihak-pihak Pemerintah (LKPP). LKPP melaksanakan
kontrak payung dengan penyedia barang
yang terlibat di dalamnya. Regulasi atau jasa untuk barang atau jasa tertentu.
ini mencakup juga kontrak payung Kementerian, Lembaga, Satuan Kerja
(framework contract) antara pembeli Perangkat Daerah, dan Institusi melakukan
dan penjual. Di pemerintahan, pembeli e-Purchasing terhadap barang atau jasa
adalah instansi pemerintah pusat yang sudah dimuat dalam sistem katalog.
maupun daerah. Framework contract Sejak tahun 2014 akses e-Purchasing juga
dapat dilakukan antara supplier dengan dibuka bagi fasilitas kesehatan swasta yang
salah satu instansi pusat untuk mewakili bekerja sama dengan Badan Pengelola
seluruh pembeli atau pengguna jasa. Jaminan Sosial (BPJS).
4. Database yang besar dan selalu terbaru
(up to date) tentang barang atau jasa.

Dashboard e-Catalogue.

| 73Sigap Mengawal Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan 2018-2020

hasil kerja keras

Penggunaan e-Katalog meminimalisir c. E-Monev Katalog Obat
celah penyimpangan dalam pengadaan
alat kesehatan dan obat. Selain memiliki Aplikasi Monitoring dan Evaluasi
akuntabilitas yang kuat sebagai salah satu Obat Publik (e-Monev Katalog Obat)
sistem pengadaan obat dan alat kesehatan dikembangkan dan dikelola oleh
sehingga tata kelola pengadaan menjadi Direktorat Jenderal Kefarmasian dan
lebih baik. Hal itu didukung Peraturan Alat Kesehatan. E-Monev Katalog Obat
Menteri Kesehatan Nomor 63 Tahun 2014 adalah sistem informasi elektronik untuk
tentang Pengadaan Obat Berdasarkan melakukan monitoring dan evaluasi
E-Katalog yang diubah melalui Peraturan terhadap kegiatan perencanaan obat,
Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2019 pengadaan obat berdasarkan katalog
tentang Perencanaan dan Pengadaan Obat elektronik, serta pemakaian obat. Tujuan
Berdasarkan Katalog Elektronik. aplikasi ini untuk memfasilitasi seluruh
kebutuhan Fasyankes seperti Apotek,
Jumlah obat berdasarkan Formularium Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Nasional (Fornas) yang masuk dalam katalog (FKTP), Fasilitas Kesehatan Rujukan
terus meningkat dari waktu ke waktu. Dari Tingkat Lanjutan (FKRTL), Pedagang
awalnya sebanyak 326 item sediaan atau Besar Farmasi (PBF), Industri Farmasi,
kekuatan obat berdasarkan nama generik Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
menjadi sebanyak 1.096 item obat generik dan Dinas Kesehatan Provinsi seluruh
dan nama dagang yang masuk dalam katalog Indonesia.
2018-2019. Partisipasi keikutsertaan industri
farmasi dalam e-Katalog Obat juga terus
meningkat, dari 29 industri menjadi 90
industri farmasi pada 2018-2019.

Dashboard e-Monev Katalog Obat.

74 | memimpin dengan hati

Membangun Kesehatan Lewat Kefarmasian dan Alkes

d. Aplikasi SIKOBAT 2. Pendampingan Sertifikasi
ISO 9001:2015 bagi Instalasi
Aplikasi SIKOBAT (Sistem Deteksi Dini Farmasi
dan Mitigasi Kekosongan Obat) memiliki
tiga fungsi utama, yaitu sebagai pelaporan Pada 2019, Direktorat Jenderal Kefarmasian
Potensi Kekosongan Obat (PKO) oleh dan Alat Kesehatan bekerja sama dengan
industri farmasi kepada Kementerian Organisasi Kesehatan Dunia (World
Kesehatan, pelaporan keluhan terkait Health Organization/WHO) memberikan
ketersediaan obat oleh para Satuan Kerja pendampingan teknis dalam rangka
(Satker)/Fasyankes/PBF kepada industri sertifikasi Quality Management System
farmasi, dan sebagai pelaporan harga obat ISO 9001:2015 di bidang tata kelola obat
oleh industri farmasi. Aplikasi SIKOBAT bagi Instalasi Perbekalan Farmasi Karang
terintegrasi dengan aplikasi e-Monev Anyar. Kegiatan yang dilakukan adalah
Katalog Obat (monevkatalogobat. mendampingi pelaksanaan gap analysis,
kemenkes.go.id). executive brief dan kick off project,
pelatihan Introduction and Awareness
Tujuan sistem SIKOBAT adalah: to ISO 9001:2015 dengan menghadirkan
1. Memberikan peringatan dini akan narasumber yang relevan, penyusunan
dokumen mutu, implementasi sistem
potensi terjadinya kekosongan obat. manajemen mutu, pelaksanaan internal
2. Memberikan informasi mengenai audit, tindakan perbaikan, dan persiapan
pelaksanaan tinjauan manajemen. Hasil
terjadinya kekosongan obat, sehingga dari kegiatan ini yaitu diperolehnya
para stakeholders dapat menetapkan sertifikat Quality Management System ISO
kebijakan dan langkah-langkah yang 9001:2015 yang dilaksanakan oleh BSI.
tepat untuk mencegah dan/atau
mengurangi dampak negatif dari
kekosongan obat.

Gedung Instalasi Farmasi Karang Anyar. Sertifikasi ISO Karang Anyar.

| 75Sigap Mengawal Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan 2018-2020

hasil kerja keras

3. Pemilihan Tenaga 4. Pemilihan Pengelola
Kefarmasian Berprestasi E-Logistik Berprestasi
Tingkat Provinsi dan Tingkat Provinsi dan
KABUPATEN/KOTA Kabupaten/Kota

Ketersediaan obat dan perbekalan Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk Pemberian
kesehatan yang cukup dan bermutu apresiasi kepada pengelola e-Logistik penghargaan
di sarana pelayanan kesehatan sangat di Dinas Kesehatan Provinsi dan kepada tenaga
ditentukan oleh kemampuan tenaga Kabupaten/Kota yang secara konsisten kefarmasian
kefarmasian dalam pengelolaan obat melaporkan data ketersediaan obat dan berprestasi dalam
dan perbekalan kesehatan, di samping vaksin ke Pusat. Dengan penghargaan pengelolaan obat
ketersediaan sarana dan prasarana ini, diharapkan dapat meningkatkan dan perbekalan
serta dukungan anggaran operasional. implementasi penggunaan sistem kesehatan tingkat
Sebagai bentuk apresiasi sekaligus elektronik logistik obat dan BMHP di Provinsi dan
motivasi dalam meningkatkan kinerja daerah. Kabupaten/Kota.
pengelola obat dan perbekalan kesehatan
di Instalasi Farmasi, pada tahun 2018
dilakukan Pemilihan Tenaga Kefarmasian
Berprestasi dalam Pengelolaan Obat dan
Perbekalan Kesehatan Tingkat Provinsi
dan Kabupaten/Kota.

76 | memimpin dengan hati

Membangun Kesehatan Lewat Kefarmasian dan Alkes

Komitmen Meningkatkan
Pelayanan Kefarmasian

Berbagai kegiatan dan program dilakukan Pemilihan obat dalam Fornas didasarkan
Direktorat Jenderal Kefarmasian dan atas kriteria sebagai berikut:
Alat Kesehatan untuk mengoptimalkan
pelayanan kefarmasian di Fasyankes 1) Memiliki khasiat dan keamanan yang
seluruh Indonesia. Antara lain: baik berdasarkan bukti ilmiah terkini
dan sahih;
1. Formularium Nasional
(Fornas) dalam 2) Memiliki rasio manfaat-biaya (benefit-
Pelaksanaan Program JKN cost ratio) yang tinggi;

Dalam mendukung pelaksanaan Jaminan 3) Memiliki rasio manfaat-risiko (benefit-
Kesehatan Nasional (JKN), Direktorat risk ratio) yang paling menguntungkan
Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan pasien;
dalam tugasnya menjamin ketersediaan,
keterjangkauan, dan aksesibilitas obat, 4) Memiliki izin edar dan indikasi yang
menyusun Formularium Nasional (Fornas) disetujui oleh BPOM;
yang digunakan sebagai acuan dalam
pelayanan kesehatan di seluruh Fasyankes, 5) Obat yang sangat dibutuhkan dalam
baik FKTP maupun FKRTL sebagai pelayanan kesehatan masyarakat tetapi
instrumen kendali mutu dan kendali biaya belum memiliki izin edar termasuk obat
dalam pelaksanaan JKN. piatu (orphan drug) serta yang tidak
mempunyai nilai komersial.

Rapat pleno
penyusunan
Formularium

Nasional
tahun 2019.

| 77Sigap Mengawal Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan 2018-2020

hasil kerja keras

Hal-hal inilah yang mendasari definisi Fornas disusun oleh Komite Nasional
Fornas seperti tercantum pada (Komnas) Penyusunan Fornas yang terdiri
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 54 atas unsur Kementerian Kesehatan, Badan
Tahun 2018 tentang Penyusunan dan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM),
Penerapan Formularium Nasional dalam Badan Kependudukan dan Keluarga
Penyelenggaraan Program Jaminan Berencana Nasional (BKKBN), Badan
Kesehatan, yaitu Fornas sebagai daftar Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
obat terpilih yang dibutuhkan dan Kesehatan, organisasi profesi, perguruan
digunakan sebagai acuan penulisan tinggi, dan tenaga ahli. Proses penyusunan
resep pada pelaksanaan pelayanan menerapkan nilai-nilai transparan,
kesehatan dalam JKN. Dengan Fornas, akuntabel, bebas benturan kepentingan,
pasien akan mendapat obat terpilih yang dan terdokumentasi.
tepat, berkhasiat, bermutu, aman, dan
terjangkau sehingga tercapai derajat
kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.

Konsep Seleksi Obat dalam
Formularium Nasional

Peranan Fornas JKN Obat terpilih
untuk yang tepat
Kendali Mutu dan Formularium
Kendali Biaya Nasional Berkhasiat

Diusulkan secara online oleh Bermutu
Organisasi Profesi, Faskes, Dinkes
Provinsi/Kab/Kota dan unit program Aman dan
terkait dalam tenggang waktu yang Terjangkau
telah ditentukan melalui website
http://e-fornas.binfar.kemkes.go.id

- Pemilihan obat berdasarkan 1. Memberikan
pertimbangan Benefit Risk Ratio pertimbangan kepada
dan Benefit Cost Ratio Direktorat Tata Kelola
Obat Publik dan
- Memiliki izin edar dan indikasi Perbekalan Kesehatan
yang disetujui oleh Badan POM dalam pelaksanaan
(Safety, Efficacy, dan Quality) negosiasi harga obat
kepada Industri Farmasi

2. Pengadaan obat menjadi
lebih terkendali dengan
adanya Fornas sebagai
Acuan Penggunaan Obat

3. Meningkatkan
penggunaan obat
generik pada Fasyankes

78 | memimpin dengan hati

Membangun Kesehatan Lewat Kefarmasian dan Alkes

Rapat pleno Fornas direvisi setiap dua tahun. Dari Pada Rapat Pleno proses penyusunan
penyusunan tahun ke tahun, sejak diterbitkan Fornas, acara dibuka secara resmi oleh
Formularium pada tahun 2013, Fornas mengalami Menteri Kesehatan dan dihadiri oleh
Nasional tahun 2019. peningkatan jumlah item obat atau zat Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat
aktif. Sampai saat ini, Fornas terdiri dari Kesehatan juga Direktur Jenderal terkait.
603 item obat atau zat aktif dalam 1.043 Pembahasan dilakukan oleh Komite
kekuatan dan bentuk sediaan. Nasional Penyusunan Fornas, dengan
melibatkan antara lain Dinas Kesehatan
Provinsi/Kabupaten/Kota, Rumah
Sakit pemerintah pusat dan pemerintah
daerah serta swasta, organisasi profesi
dokter, dokter spesialis, unit terkait di
Kementerian Kesehatan, BKKBN, Komite
Penilaian Teknologi Kesehatan dan/atau
Dewan Pertimbangan Klinis sesuai dengan
kebutuhan.

Perkembangan Fornas

562/983 595/1.050 PERUBAHAN

FORNAS 2015 ADENDUM FORNAS 2017 FORNAS 2019
562 item obat/zat aktif 595 item obat/zat aktif - Hanya ada perubahan
(terdiri dari 983 kekuatan ketentuan penggunaan
(terdiri dari 1.050 kekuatan Rituksimab dan Mesna
dan bentuk sediaan) dan bentuk sediaan)
Obat Rujuk Balik: 75 item - Berlaku mulai 5 Juni
dalam 147 bentuk sediaan Obat Rujuk Balik: 76 item 2020
dalam 147 bentuk sediaan

2013 2015 2017 2018 2019 2020

520/930 586/1.031 603/1.043

FORNAS 2013 FORNAS 2017 FORNAS 2019
520 item dalam 930 586 item (dalam 1.031 bentuk 603 item obat/zat
sediaan/kekuatan sediaan dan kekuatan) aktif (terdiri dari 1.043
Obat Rujuk Balik: 75 item Berlaku mulai 1 April 2018 kekuatan dan bentuk
dalam 147 bentuk sediaan Obat Rujuk Balik : 76 item dalam sediaan)
146 bentuk sediaan Obat Rujuk Balik : 82 item
dalam 155 bentuk sediaan

Daftar Obat Fornas Faskes Tk.I Faskes Tk.II Faskes Tk.III
Disusun Berdasarkan
Tingkat Fasilitas 219/362 479/848 603/1.043
Pelayanan Kesehatan

| 79Sigap Mengawal Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan 2018-2020

hasil kerja keras

Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Berbagai fitur seperti sistem pencarian Rapat pleno
Kesehatan mengoptimalkan pelayanan data obat yang mudah dengan metode penyusunan
kefarmasian agar sesuai standar yang pengetikan auto complete, alur Formularium
ditetapkan juga dilakukan melalui pengusulan secara online dengan SOP Nasional tahun 2019.
pemanfaatan teknologi informasi melalui pemberian feedback bagi pengusul dalam
inovasi-inovasi yang terus dilakukan. waktu lima hari kerja, fasilitas tracking
Langkah-langkah itu antara lain: data usulan mandiri oleh pengusul, dan
sistem reporting perubahan obat dalam
Pengembangan Fornas yang telah dikembangkan sejak
Website E-Fornas 2016 untuk mencapai tujuan di atas.

Sistem aplikasi e-Fornas merupakan Pada tahun 2020 telah dikembangkan
sistem yang berbasis website dan dapat beberapa fitur baru untuk memfasilitasi
diakses melalui alamat www.e-fornas. sistem dokumentasi dalam proses
binfar.kemkes.go.id. Tujuan aplikasi pengembangan Fornas dan agar dapat
tidak hanya mempermudah penyampaian memberikan respon yang cepat dalam
usulan obat secara online, namun juga menangani keluhan atau masalah terkait
mempermudah akses informasi mengenai penerapan Fornas, yaitu:
daftar obat yang tercantum dalam Fornas
serta untuk menjamin proses penyusunan
Fornas yang akuntabel, transparan, dan
terdokumentasi.

80 | memimpin dengan hati

Membangun Kesehatan Lewat Kefarmasian dan Alkes

- Fitur penyimpanan notulensi dan data sistem informasi dapat memanfaatkan
dukung ilmiah usulan obat dalam Fornas database obat Fornas untuk kebutuhan
yang terintegrasi dengan sistem aplikasi seleksi obat dalam Rumah Sakit yang
desktop e-Fornas sebagai sistem yang akan ter-update secara realtime bila
digunakan dalam pembahasan teknis ada perubahan obat dalam Fornas.
usulan obat dalam Fornas.
- Fitur chat online saat ini terhubung
- Tersedianya API (Antarmuka dengan nomor Whatsapp sehingga
Pemprograman Aplikasi) yang dapat memberikan respon cepat
memungkinkan sistem e-Fornas apabila pengguna mengalami kendala
terintegrasi dengan sistem aplikasi dalam penggunaan aplikasi atau dalam
lain bila dibutuhkan. Sehingga fasilitas menerapkan Fornas.
kesehatan yang telah menggunakan

electronic-FORNAS

http://e-fornas.binfar.kemkes.go.id/

Pemangku Usulan - Sistem Search Engine untuk Fornas
kepentingan - Publikasi dan Download Data Fornas

Fitur Elektronik Memantau Pemanfaatan
ForNas tahap proses data obat
penyusunan
- Search Tanggapan Pengguna

engine (mesin Antarmuka Pemrograman e-Fornas Tanggapan/
Aplikasi usulan
pencari) untuk
mempermudah Pengembangan 2020: Amandemen/
mencari informasi Terintegrasi dengan Aplikasi revisi
obat pada Fornas Pembahasan Fornas (Desktop
- Usulan Online e-Fornas), Tersedia API
- Tracking status Database Obat Fornas
usulan
- Auto-Complete
- Reporting

Pengelola

Terjaminnya Proses Staf Online
Penyusunan FORNAS yang
Akuntabel, Transparan, dan Pengembangan 2020:
Berintegritas Penanganan keluhan atau
pertanyaan masyarakat seputar
Fornas secara cepat dan tepat
melalui Whatsapp

Terdokumentasi Quick Respond

| 81Sigap Mengawal Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan 2018-2020

hasil kerja keras

2. Pelatihan Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas

Dalam upaya meningkatkan mutu 3. Pembinaan dan
pelayanan kefarmasian di Puskesmas, Pengawasan Pelayanan
dilakukan pelatihan pelayanan Kefarmasian
kefarmasian bagi tenaga kefarmasian di
Puskesmas. Penyelenggaraan pelatihan Standar Pelayanan Kefarmasian
dilakukan institusi pelatihan bidang mengamanatkan Menteri, Kepala
kesehatan, seperti Balai Besar Pelatihan Dinas Kesehatan Provinsi, dan Kepala
Kesehatan (BBPK)/Balai Pelatihan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Kesehatan (Bapelkes)/institusi lain melakukan pembinaan dan pengawasan
yang terakreditasi. Kurikulum Pelatihan berjenjang terhadap segala kegiatan
Pelayanan Kefarmasian bagi Tenaga yang berhubungan dengan pelaksanaan
Kefarmasian di Puskesmas juga disusun pelayanan kefarmasian. Dalam rangka
sebagai panduan dan bahan acuan bagi pelaksanaan pembinaan dan pengawasan
penyelenggara pelatihan. ini, telah disusun Pedoman Pembinaan
dan Pengawasan di Fasilitas Pelayanan
Pelatihan pelayanan kefarmasian bagi Kefarmasian (masih berproses). Pedoman
tenaga kefarmasian di Puskesmas tersebut berisikan bentuk kegiatan
merupakan pelatihan pertama yang pembinaan, pengawasan, dan tindak lanjut
dilaksanakan bagi tenaga kefarmasian dari pembinaan dan pengawasan (sanksi
di Puskesmas dengan menggunakan administratif).
kurikulum yang terakreditasi. Pelatihan
dilaksanakan secara daring (distance
learning) dengan peserta Apoteker dan
tenaga teknis kefarmasian dari berbagai
Puskesmas seluruh Indonesia.

82 | memimpin dengan hati

Membangun Kesehatan Lewat Kefarmasian dan Alkes

Webinar Peningkatan Kapasitas Pembina Selain itu diselenggarakan webinar
dan Pengawasan Pelayanan Kefarmasian. Peningkatan Kapasitas Pembina dan
Pengawas Pelayanan Kefarmasian dengan
peserta berasal dari Dinas Kesehatan
Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/
Kota di seluruh Indonesia. Tujuannya:

a. Meningkatkan kapasitas petugas
Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/
Kota selaku pembina dan pengawas
Pelayanan Kefarmasian di Fasyanfar.

b. Sosialisasi kebijakan yang terkait
dengan Pelayanan Kefarmasian
termasuk Perizinan Berusaha Bidang
Apotek dan Toko Obat.

c. Evaluasi hasil Pembinaan dan
Pengawasan pada Fasyanfar (Rumah
Sakit, Apotek, Klinik, Puskesmas, dan
Toko Obat).

| 83Sigap Mengawal Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan 2018-2020

hasil kerja keras

Memotivasi Kemandirian
Sediaan Farmasi

Salah satu amanat Presiden Joko Widodo
kepada Kementerian Kesehatan adalah
meningkatkan kemandirian obat dan alat
kesehatan. Rencana aksi Kementerian
Kesehatan dalam meningkatkan
kemandirian obat adalah dengan
mengembangkan bahan baku sediaan
farmasi yang dilakukan secara bertahap
dalam empat fokus utama, yakni bahan
baku natural, kimia, biopharmaceutical, dan
vaksin. Untuk mencapai tujuan tersebut,
Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat
Kesehatan melakukan upaya-upaya:

1. Menjadikan Farmasi
Sebagai Industri Prioritas

Berbagai upaya dilakukan pemerintah - Research based industry atau industri Menteri Kesehatan
untuk dapat memberikan pelayanan berbasis riset yang berbiaya tinggi. meninjau Pabrik
kesehatan terbaik kepada masyarakat PT Dexa Medica di
terutama dalam penyediaan sediaan - Masih terbatasnya ketersediaan bahan Cikarang. Dalam
farmasi yang aman dan bermutu. baku kimia dasar pembuatan Bahan rangka mendukung
Untuk mencapainya, pemerintah Baku Obat. pengurangan
sangat membutuhkan industri farmasi ketergantungan
Indonesia yang berkembang yang dapat - Nilai keekonomian Bahan Baku Obat impor obat dan
memproduksi Bahan Baku Obat (BBO) poduksi dalam negeri. alat kesehatan,
maupun Bahan Baku Obat Tradisional Menteri Kesehatan
(BBOT) dalam negeri. - Keterbatasan jumlah Industri mendukung
farmasi di wilayah Tengah dan Timur produksi obat
Namun, dalam proses menuju Indonesia. modern asli
kemandirian bahan baku sediaan farmasi, Indonesia.
masih ada tantangan-tantanga yang harus - Keterbatasan jumlah obat tradisional
dihadapi, antara lain: (sebagai Obat Herbal Terstandar
maupun Fitofarmaka) dan
pemanfaatannya pada pelayanan
kesehatan yang rendah.

84 | memimpin dengan hati

Membangun Kesehatan Lewat Kefarmasian dan Alkes

Apalagi saat ini Bahan Baku Obat sebagian (TKDN) pada pengadaan obat.
besar masih diimpor. Untuk mengurangi Kementerian Kesehatan mendorong
impor bahan baku sekaligus menciptakan bobot Bahan Baku Obat dalam TKDN
kemandirian di sektor farmasi, butuh sebesar 50% dari sebelumnya sebesar
kerja sama erat antara kementerian dan 25%.
lembaga lain dalam menghasilkan regulasi - Melakukan koordinasi sinergisme
dan kebijakan yang dapat menghadirkan Academic-Business-Government-
ekosistem industri yang kondusif dengan Community-Innovator (ABGCI) untuk:
menerapkan strategi: a. Menyelaraskan metode penelitian

- Mendorong pelaksanaan transformasi pada riset-riset farmasi yang
industri farmasi dari industri farmasi diadakan sesuai persyaratan atau
formulasi menjadi industri farmasi standar terutama yang berlaku di
berbasis riset. industri;
b. Menyediakan industri kimia dasar
- Meningkatkan prioritas penggunaan dan industri pendukung lain
Bahan Baku Obat produksi dalam sebagai bahan baku pembuatan
negeri, antara lain dengan penerapan sediaan farmasi; dan
Tingkat Komponen Dalam Negeri c. Memfasilitasi insentif fiskal bagi
industri farmasi.
Priority health - Memfasilitasi Health Business
need market Forum dan Business Matching untuk
mendorong hilirisasi Bahan Baku Obat.
Local Industrial - Mengawal progres pengembangan
Health Economic Bahan Baku Obat dan pendampingan
Product Development produk sesuai empat pilar, yaitu
Development bioteknologi, vaksin, natural, dan
Bahan Baku Obat kimia.
Academics,
Local Ilustrasi titik pertemuan prioritas
Science, and kesehatan masyarakat, penelitian di
Technology akademik, dan pengembangan industri
Development bersatu untuk memproduksi Bahan Baku
Obat dalam negeri.

| 85Sigap Mengawal Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan 2018-2020

hasil kerja keras

DAFTAR JENIS BAHAN BAKU SEDIAAN FARMASI HILIRISASI
HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN BAHAN BAKU
YANG SIAP DIPRODUKSI DI DALAM NEGERI
DARI TAHUN 2018 SAMPAI DENGAN 2019

No BBO/BBOT KERJA SAMA No BBO/BBOT KERJA SAMA
A-B-G-C A-B-G-C
Tahun 2018
1 Sefalosporin C BPPT – PT Kimia 6 Simplisia Terstandar Daun USU – P4TO Dinkes
Farma
2 25 1,3 bis (para UGM – PT Phapros Tbk Gaharu Provinsi Sumatera
hidroksifenil) urea/HP
2009 UNUD – PT Phapros Utara dan PJ Akar
Tbk
3 26 Fraksi Antosianin Rimba
Daun Ubi Ungu (Ipomoea UI – CV Cahaya Multi
batatas L) Mandiri 7 Ekstrak Kering Terstandar USU – P4TO Dinkes

4 Ekstrak Daun Belimbing UNHAS – PT Ismut Daun Gaharu Provinsi Sumatera
Manis (Averrhoa Fitomedika Indonesia
carambola L) Utara dan PJ Akar
UNAND – PT Andalas
5 Fraksi Aktif dari Umbi Sitawa Fitolab Rimba
Tanaman Talas (Collocasia
esculenta) UNAND – PT Andalas 8 Simplisia Terstandar UNPAD – P4TO Dinkes
Sitawa Fitolab
6 Kuersetin Kalium Bisulfat Rimpang Jahe Merah Kabupaten Bandung
dari Daun Beluntas BPPT – PT Industri
(Pluchea indica (L.) Less) Jamu Borobudur (Zingiber officinale Rosc.) Barat

7 Nobiletin dari Herba BPPT – PT Industri 9 Simplisia Terstandar UNPAD – P4TO Dinkes
Bandotan (Ageratum Jamu Borobudur Rimpang Kencur Kabupaten Bandung
conyzoides L.) (Kaempferia galanga) Barat
BPPT – PT Industri
8 Isolat Phylantin dari Jamu Borobudur 10 Simplisia Terstandar UNPAD – P4TO Dinkes
Tanaman Meniran
(Phyllanthus niruri) UNPAD – CV Toga Rimpang Kunyit (Curcuma Kabupaten Bandung
Nusantara
9 Isolat Hypophylantin dari domestica L.) Barat
Tanaman Meniran UGM – PT Swayasa
(Phyllanthus niruri) Prakarsa 11 Ekstrak Terstandar UNS – PT Brigit
UGM – PT Swayasa Spirulina (Spirulina Biofarmaka Teknologi
10 Isolat 6-Gingerol dari Prakarsa platensis)
Rimpang Jahe (Zingiber UNAIR – PT Industri
officinale) Jamu Borobudur 12 Simplisia Terstandar Herba UNS – P4TO Dinkes
UNAND – P4TO Dinkes
Tahun 2019 Kabupaten Solok Meniran (Phylanthus Kabupaten Karang
1 Ekstrak Terstandar Selatan
niruri Linn) Anyar
Akar Pakis Tangkur
(Polypodium feei) 13 Ekstrak Terstandar Daun UNAIR – PT Balatif
2 Senyawa A-115 Cengkeh (Syzygium
aromaticum (L) Merr. &
3 Senyawa B-143 Pery)

4 Granul Larut Air dari 14 Glukosamin UNAIR – PT Surya
Ekstrak Buah Cabe Jawa Windu Kartika
dan PT Phapros Tbk
5 Simplisia Buah Kapulaga
(Amomum cardamomum 15 7-ACA BPPT – PT Kimia
Wild) Farma Tbk

16 Ekstrak Produk Rimpang BPPT – PT Industri
Jahe (Zingiber officinale) Jamu Borobudur

17 Prekursor Insulin Glargine LIPI – PT Bio Farma
(Persero)

86 | memimpin dengan hati

Membangun Kesehatan Lewat Kefarmasian dan Alkes

BAHAN BAKU SEDIAAN Kefarmasian dan Alat Kesehatan
FARMASI HILIRISASI HASIL akan terus mengawal pengembangan
PENELITIAN PENGEMBANGAN bahan baku sediaan farmasi agar dapat
BAHAN BAKU YANG SIAP memenuhi timeline yang ditetapkan
DIPRODUKSI DI DALAM NEGERI dan terus berkoordinasi dengan industri
farmasi dan Kementerian/Lembaga terkait
untuk dapat bersama-sama mencari solusi
dari permasalahan pengembangan bahan
baku dalam negeri.

2018 2019 Dalam rangka meningkatkan optimalisasi
daerah dalam pengembangan obat
10 jenis 17 jenis tradisional, salah satu cara yang dilakukan

adalah meningkatkan kapasitas produksi

Pengembangan produk-produk kesehatan pada Pusat Pengolahan Pasca Panen
lokal sendiri masih dipengaruhi oleh Tanaman Obat (P4TO) dan Pusat Ekstrak
beberapa aspek, di antaranya : Daerah (PED) di daerah. Di mana daerah
- Prioritas kebutuhan pasar penerima P4TO/PED diberikan revitalisasi
- Pengembangan akademik, riset dan peralatan dan ini telah berlangsung
sejak tahun 2018-2019 yang bertujuan
teknologi menjamin ketersediaan bahan baku
- Pengembangan ekonomi industri natural sesuai standar.

Dari fasilitasi penelitian pengembangan Pada tahun 2019 dilaksanakan penelitian
Bahan Baku Obat dan Bahan Baku Obat bekerja sama dengan P4TO dengan tujuan
Tradisional, sampai 2019 telah dilakukan mendapatkan simplisia terstandar. Dari
riset yang menghasilkan 175 bahan baku. proses ini dihasilkan empat simplisia,
Di mana 6 bahan baku sudah memiliki izin yakni Simplisia Terstandar Daun Gaharu
edar obat tradisional (hilirisasi penelitian). antara P4TO Sumatera Utara dengan

Sampai dengan tahun 2019, bahan baku Universitas Sumatera Utara dan PJ
yang sudah dapat diproduksi oleh industri Akar Rimba, Simplisia Terstandar Buah
bahan baku obat dalam negeri meliputi 1 Kapulaga antara P4TO Kabupaten Solok
jenis produk bioteknologi, 1 jenis produk Selatan dengan Universitas Andalas,
vaksin, 36 jenis produk natural, dan 12 Simplisia Terstandar Rimpang Jahe
jenis produk bahan baku obat kimia. Merah, Rimpang Kencur, Rimpang Kunyit
antara P4TO Kabupaten Bandung dan

Pada 2020, disusun road map Universitas Padjajaran, dan Simplisia
pengembangan bahan baku sediaan Terstandar Herba Meniran antara P4TO
farmasi hingga tahun 2025 yang dapat Kabupaten Karang Anyar dan Universitas
dilihat pada tabel. Direktorat Jenderal Sebelas Maret.

| 87Sigap Mengawal Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan 2018-2020

hasil kerja keras

Road Map Pengembangan Bahan Baku

Hingga 2019 2020

Bioteknologi Bioteknologi
Eritropoietin • Enoksaparin Sodium
• Epidermal Growth Factor
Vaksin Cordyceps • Ekstrak Daun Katuk    (EGF)
IPV • Ekstrak Kunyit • Ekstrak Daun Ungu • Stem Cell
• Ekstrak Temulawak • Ekstrak Daun Jati • Somatropin
Natural • Ekstrak Bilberry
• Kina • Ekstrak Gamat Belanda Vaksin
• Ekstrak Jahe Merah • Ekstrak Gabus • Ekstrak Cecendet • nOPV2 (Bio Farma)
• Ekstrak Biji Melinjo
• Phylantin (ekstrak (Canas asiata) (Physalis angulata Natural
• Ekstrak Pegagan L.) • Green Coffee Ekstrak dengan kandungan
daun meniran) • Ekstrak Mengkudu • Ekstrak Sambiloto
• Ekstrak • Ekstak Bawang • Ekstrak Seledri CGA (Clorogenic Acid)
• Ekstrak Daun Sirsak • Ekstrak Purple Rice and Brown Rice
Cinnamomum Putih • Ekstrak Mikro Alga
burmanii • Ekstrak Adas (alga merah) prototipe
• Ekstrak Phaleria • Ekstrak Lidah Buaya • Jahe emprit • Ekstrak Kakao dengan High Theobromine
macrocarpa • Ekstrak Alang-alang • Kulit Buah • Ekstrak Daun Bungur (Corosolic Acid)
• Ekstrak Lumbricus • Ekstrak Daun Salam Manggis (Garcinia • Ekstrak Rumput Kipas
rubellus • Ekstrak Daun Kelor mangostana) • Ekstrak Temu Ireng
• Astaxanthin • Ekstrak Keladi Tikus • Ekstrak Temu Putih
• Reconyl • Ekstrak Temu Mangga
• Ekstrak Jahe • Ekstrak Daun Kemangi
• Ekstrak Jamur
Bahan Baku Obat Kimia
Bahan Baku Obat Kimia • Atapulgit Efavirenz
• Lamivudin
• Omeprazol • Ampicillin Natrium • Sulbaktam Natrium • Tenofovir
• Parasetamol • Zidovudin
• Atorvastatin • Kloksasilin Natrium • Salisinamida
• Guaifenesin
• Klopidogrel Hidrat

• Entekavir • Benzil penisilin

• Simvastatin Kalium

Peta Lokasi Daerah Penerima P4TO dan PED

Daerah Penerima Fasilitasi Pusat Pengolahan Pasca Panen
Tanaman Obat (P4TO) dan Pusat Ekstrak Daerah (PED)

88 | memimpin dengan hati

Membangun Kesehatan Lewat Kefarmasian dan Alkes

Sediaan Farmasi hingga Tahun 2025

2021 2022 2023 2024 2025

Bioteknologi Vaksin Bioteknologi Bioteknologi Bioteknologi
• Plasma Fractionation • Vaksin Hepatitis B • Insulin • Trastuzumab • Growth Colony
• Vaksin Rotavirus • Bevacizumab
(albumin, • Vaksin Hepatitis A Vaksin Stimulating
immunoglobulin, • Vaksin BCG Vaksin Factor (GCSF)
faktor VIII) Natural • Hexavalent
• HyFC EPO • Glukosamin Natural • nOPV1 Vaksin
• Ekstrak propolis • Artemisia anua • nOPV3 • Sabin IPV
Vaksin • Ekstrak Sukun • Ekstrak Gandarusa • DTAP-HB-HiB
• Vaksin MR • Ekstrak Daun • Ekstrak Secang Natural • New TB
• Thypoid Vi-Conj • Ekstrak Daun • Ekstrak
Jambu biji Recombinant
Natural • Ekstrak Lengkuas Sembung Teripang
• Ekstrak Kapang Daun • Ekstrak Akar Natural
Bahan Baku Bahan Baku • Ekstrak Kelembak
Sirsak Obat Kimia Obat Kimia Manis
• Ekstrak Awar-awar • Esomeprazol • Seftriakson (Creumpamatum)
• Rifampisin • Sefadroksil Bahan Baku
Bahan Baku • Telmisartan • Sefiksim Obat Kimia
Obat Kimia • Valsartan • Seftazidim • Amoksisilin
• Amlodipin • Meloksikam • Sefotaksim • Penicillin G
• Kandesartan • Glimepirid • Sefoperazon
• Iodium Povidon • Bisoprolol • Hidrotalsit
• Pantoprazol
• Rosuvastatin
• Pharma Salt
• Niklosamid

PED 2014 2018

Dinkes Kota Pekalongan (2013) Kab. Tulang Bawang Barat Kab. Bondowoso
Dinkes Kabupaten Kaur (2014) Kab. Maros Kab. Sigi
B2P2TOOT Tawangmangu (2014) B2P2TOOT Tawangmangu
2019
2012 2016
Prov. Bali
Prov. Sumatera Utara Kab. Mesuji
Prov. Kalimantan Selatan Kab. Solok Selatan
Kota Pekalongan UPT Maderia Medika Batu

2013 2017

Kab. Kaur Kab. Bandung
Kab. Tegal Kab. Karang Anyar
Kab. Sukoharjo Prov. Kalimantan Tengah
Kab. Bangli

| 89Sigap Mengawal Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan 2018-2020

hasil kerja keras

Penandatanganan Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerja Sama Fasilitasi Peralatan Pusat
Pengolahan Pasca Panen Tanaman Obat Tahun 2019.

Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Inovasi produk P4TO
Kesehatan juga melibatkan P4TO/PED Kota Pekalongan
dalam Pameran Hari Kesehatan Nasional
(HKN), Rapat Kerja Kesehatan Nasional Sabun sereh Jamu botol ready
(Rakerkesnas), dan pameran-pameran “Citronella” to drink; Je-Ja-Ka
lain. Tidak lupa mendorong P4TO/PED (Jeruk-Jahe-Kencur)
untuk terus melakukan inovasi-inovasi
dalam pengembangan fasilitas dan inovasi
produk. Contoh, P4TO Kota Pekalongan
yang berinovasi dengan membuat sediaan
produk minuman instan, sabun alami,
jamu segar aneka rasa, es krim herbal,
maupun menjadi pusat laboratorium uji
oleh masyarakat yang membutuhkan.

Beberapa produk inovasi yang dihasilkan
oleh daerah penerima P4TO adalah:

Jamune_PSPJ Es Krim
millenial series. Buah Naga

90 | memimpin dengan hati

Membangun Kesehatan Lewat Kefarmasian dan Alkes

Pelatihan juga diberikan untuk Rangkaian workshop adalah penyampaian
meningkatkan kemampuan SDM di P4TO/ materi oleh perwakilan WHO, Asisten
PED serta secara berkala melakukan Sekjen OKI, Direktorat Jenderal
monitoring dan evaluasi program. Ke Kefarmasian dan Alat Kesehatan, dan
depan, Direktorat Jenderal Kefarmasian BPOM. Workshop berlanjut dengan
dan Alat Kesehatan juga akan aktif kunjungan ke Dinas Kesehatan Kabupaten
memberikan advokasi kepada Pemerintah Bandung dan PT Bio Farma termasuk sesi
Daerah agar memprioritaskan program berbagi pengalaman dan diskusi melalui
pengembangan obat tradisional melalui panel dari perwakilan negara-negara
P4TO/PED di daerah mereka. anggota OKI.

2. Vaksin Halal
untuk Bangsa

Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Pertemuan Teknis Negara OKI “Workshop
Alat Kesehatan terus aktif dalam kegiatan on Vaccine Cold Chain Management For
bersama negara-negara lain untuk Organization Of Islamic Cooperation (OIC)
mempercepat terealisasinya vaksin halal. Member Countries” Tahun 2019.
Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah
menjadi tuan rumah Workshop on Vaccine
Cold Chain Management for Organization
of Islamic Cooperation (OIC). Ini adalah
pertemuan negara-negara yang tergabung
dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI)
yang dilaksanakan pada 30 September-3
Oktober 2019 di Jakarta dan Bandung
yang dibuka oleh Menteri Kesehatan.

| 91Sigap Mengawal Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan 2018-2020


Click to View FlipBook Version