The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Kelas_12_SMK_Teknik_Pemesinan_CNC_Dasar_5

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Blog Pelajar DM, 2021-10-02 03:16:24

BS Teknik Permesinan CNC Dasar 5

Kelas_12_SMK_Teknik_Pemesinan_CNC_Dasar_5

Keywords: Kelas 12

Teknik Pemesinan CNC

6.11 G65  Pelayanan Kaset atau Diket

G65 ini berfungsi untuk menyimpan program CNC ke dalam kaset digital atau
memanggil (memuat) program CNC dari kaset digital atau disket ke kontrol
mesin. Sebagaimana G64 adalah perintah murni yang tidak akan terekam ke
dalam program CNC, demikian juga halnya dengan G65. Prosedur
pengaktifan G65 ini adalah sebagai berikut:
i). Pemuatan (Loading)

 Pada alamat G, ketikkan kombinasi angka 6 dan 5, lalu tetapkan
dengan tombol INP, sehingga akan tertayang huruf C.

 Tekan kembali tombol INP, akan tertayang huruf lainnya, yaitu huruf
P (singkatan dari Program).

 Selanjutnya, tekan satu atau dua angka sebagai nomor program
CNC yang akan dimuat ke kontrol mesin, lalu tetapkan dengan
menekan tombol INP.

 Program akan dengan nomor yang dimasukkan akan dicari, dan
akan dimuat ke kontrol mesin, sementara pemuatan akan
berlangsung, LO (singkatan dari Load) akan tertayang pada panel
sajian.

 Setelah program CNC termuat, pada panel sajian akan tertayang
N00.

ii). Penyimpanan (SAVE / CHECK)
 Pada alamat G, ketikkan kombinasi angka 6 dan 5, lalu tetapkan
dengan tombol INP, sehingga akan tertayang huruf C.
 Selaanjutnya tekan kembali tombol FWD, akan tertayang huruf
lainnya, yaitu huruf P.
 Selanjutnya, tekan satu atau dua angka sebagai nomor program
CNC yang akan disimpan ke kaset digital atau disket, lalu tetapkan
dengan menekan tombol INP.
 Ruang kosong dalam kaset atau disket akan dicari, dan akan
menyimpan program CNC ke dalam kaset digital atau disket,

Direktorat Pembinaan SMK (2013) 15
1

Teknik Pemesinan CNC

sementara pemuatan berlangsung, SA (singkatan dari Save) akan
tertayang pada panel sajian, berikutnya akan tertayang huruf CH
(singkatan dari Check) untuk membandingkan kesesuaian program
CNC yang tersimpan dalam kaset digital atau disket dengan program
yang ada dalam kontrol mesin.
 Setelah program CNC tersimpan, pada panel sajian akan tertayang
N00 dan program tersimpan.

iii). Menghapus Kaset
 Pada alamat G, ketikkan kombinasi angka 6 dan 5, lalu tetapkan
dengan tombol INP
 Lalau secara bersamaan tekan tombol  + DEL. Pada panel sajian
akan tertayang C Er. (C = Cassette, dan Er = Erase). Selanjutnya,
bila program CNC telah terhapus, pada panel akan tersaji N00.

6.12 G66  Pelayanan Antar Aparat RS 232

Sebagaimana G64 dan G65, G66 ini adalah merupakan perintah murni yang
berfungsi untuk pelayanan antar aparat.
Konsumsi arus pelayanan antar aparat ini adalah 24 V dengan daya 20 mA.
RS – 232 adalah suatu fasilitas antar aparat berstandar internasional, yang
berfungsi untuk memasukkan dan mengeluarkan informasi. Lewat fasilitas
antar aparat ini informasi (data) dapat ditransfer ke fasilitas lainnya yang juga
sama memiliki fasilitas antar aparat RS – 232. Informasi (data) dimaksud
dikirim melalui suatu jaringan kabel penghubung, dengan contoh-contoh
seperti berikut:

 Dapat berhubungan dengan komputer,
 Dapat berhubungan dengan mesin cetak
 Dapat berhubungan dengan Kontrol mesin CNC, dan

Direktorat Pembinaan SMK (2013) 15
2

Teknik Pemesinan CNC

 Dapat berhubungan dengan pembaca pita berlubang dan pelubang pita.

Adapun prosedur pengiriman data (informasi) dengan RS – 232 ini adalah
sebagai berikut:

i). Pengiriman dari pita berlubang ke memori:
a). Aktifkan pelayanan CNC
b). Pasang pita berlubang, lalu pembaca pita berlubang akan dimulai.
c). Aktifkan G66 dan tetapkan dengan menekan tombol INP, pada panel
sajian akan tertayang huruf A (A = ASCII, yang merupakan Standar
kode Amerika untuk pertukaran informasi
d). Tekan kembali tombol INP, sehingga pada panel sajian akan
tertayang 2 huruf lainnya, yaitu LO (LO = Load).
e). Informasi (data) program terkirim, dan pada akhir pengiriman
program akan tampil sajian N00.

ii). Pengiriman dari pita berlubang ke mesin:
a). Pasang pita berlubang
b). Aktifkan pelayanan CNC,
c). Aktifkan G66 dan tetapkan dengan menekan tombol INP, pada panel
sajian akan tertayang huruf A
d). Tekan kembali tombol INP, sehingga pada panel sajian akan
tertayang 2 huruf lainnya, yaitu LO (LO = Load).
e). Tekan tombol RUN yang terdapat pada fasilitas pembaca pita
berlubang, sehingga program terkirim dan terekam.

6.13 G73  Siklus Pemboran dengan Pemutusan Tatal

Siklus dalam pemesinan dengan teknologi CNC adalah salah satu proses
pemesinan lengkap dengan gerakan maju dan mundur (mencakup dua atau
empat blok). Pemesinan akan dilakukan mulai dari titik awal pemakanan

Direktorat Pembinaan SMK (2013) 15
3

Teknik Pemesinan CNC

sampai kedalaman yang ditetapkan sampai dengan mundur kembali ke titik
awal pemakanan tadi, lihat ilustrasi pada Gambar 6.53

Gambar 6.53 Iilustrasi pemboran dengan G73

Format blok dalam lembaran program G73:

NG X Z FH Keterangan
(M) (I) (K) (L)(K)(T)

... Berlaku baik

... 73 ... F ... untuk Absolut
... maupun
... ... ... ... inkremental

Urutan gerakan berdasarkan Gambar 6.53
a. Gerakan maju arah Z -2 mm dilakukan dengan G01
b. Gerakan mundur arah Z 0.2 mm dilakukan dengan G00

Direktorat Pembinaan SMK (2013) 15
4

Teknik Pemesinan CNC

c. Gerakan maju arah Z -2 mm dari gerakan balik dengan G01
d. Demikian seterusnya sampai kedalaman terprogram (13 mm)
e. Gerakan mundur ke titik awal dilakukan dengan G00

Pemprograman absolut:

NG X Z F H Keterangan
(M) (I) (K) (L)(K)(T

)

... 73 – 1200 F50

Pemprograman Inkremental:

NG X Z F H Keterangan
(M) (I) (K) (L)(K)(T

)

... 73 – 1300 F50

6.14 G78  Siklus Penguliran

Siklus dalam penguliran dengan CNC mencakup empat lintasan dalam satu
blok, seperti dilustrasikan dalam Gambar 6.54

Keterangan langkah kerja:
1). Alamat X diisi degan kedalaman ulir h3.
2). Alamat Z diisi dengan panjangnya ulir

Alamat K diisi dengan tusuk ulir (1/100
mm)
Alamat H diisi dengan pembagian
pemotongan (1/100 mm)
Gambar 6.54 Ilustrasi siklus penguliran

Direktorat Pembinaan SMK (2013) 15
5

Teknik Pemesinan CNC

3) dan 4). Langkah pengembalian pa-hat ulir
ke titik awal, yang dilakukan secara
otomatis.

Format blok dalam lembaran program untuk G78:

NG X ZF H Keterangan
(M) (I) (K) (L)(K)(T)

... 78  ...  ... K ... H ...

Program CNC berdasarkan Gambar 6.54

NG X ZF H Keterangan
(M) (I) (K) (L)(K)(T) H0 1 siklus

... 78 –20  ... K 125

Pola Pemprograman:
X,Z ... Koordinat titik P1
K ... Tusuk ulir 2 – 499 (1/100 mm)
H ... pembagian dalamnya pemotongan

H = 0 tanpa tahapan kedalaman pemotongan
H > 0 ada tahapan kedalaman pemotongan
H > X ... akan muncul alaram 15

Gerakan dengan G00 15
Pemotongan ulir 6

Gambar 6.55 Ilustrasi lintasan penguliran dengan G78

Direktorat Pembinaan SMK (2013)

Teknik Pemesinan CNC

Pemprograman berdasarkan Gambar 6.55, dengan meoda absolut:

NG X Z FH Keterangan
(M) (I) (K) (L)(K)(T)

... 78 1780 –2700 K 150 H 25

Pemprograman sesuai gambar 9.11, dengan meoda inkremental:

NG X Z FH Keterangan
(M) (I) (K) (L)(K)(T)

... 78 –120 –2900 K 150 H

25

Peluang pembubutan ulir dengan fungsi siklus – G78 yang dapat dilakukan
pada mesin bubut CNC adalah seperti diilustrasikan pada Gambar 6.56

Gambar 6.56 Peluang pembu butan ulir dengan G78

Sesuai dengan Gambar 6.56, bagian A adalah pembubutan ulir kanan, dan
dapat diilustrasikan seperti terlihat pada Gambar 6.57

Direktorat Pembinaan SMK (2013) 15
7

Teknik Pemesinan CNC

Gambar 6.57 Ilustrasi penguliran ulir kanan denan G78

Pemprograman berdasarkan Gambar 6.57,

NG X ZF H Keterangan
(M) (I) (K) (L)(K)(T)

... 78 –20 –2200 K 150 H 0

Gambar 6.56, bagian B adalah pembubutan ulir kiri, dan diilustrasikan seperti
terlihat pada Gambar 6.58

Gambar 6.58 ilustrasi penguliran ulir kiri denan G78

Pemprograman berdasarkan Gambar 6.58,

NG X Z FH Keterangan
(M) (I) (K) (L)(K)(T)

... 78 –20 1600 K 150 H 0

Direktorat Pembinaan SMK (2013) 15
8

Teknik Pemesinan CNC

Gambar 6.56, bagian C adalah pembubutan ulir kiri, dan diilustrasikan seperti
terlihat pada Gambar 6.59

Gambar 6.59 Ilustrasi penguliran ulir dalam kanan denan G78

Pemprograman berdasarkan Gambar 6.59,

NG X ZF H Keterangan
(M) (I) (K) (L)(K)(T)

... 78 20 –1600 K 125 H 0

Gambar 6.56, bagian D adalah pembubutan ulir kiri, dan diilustrasikan seperti
terlihat pada Gambar 6.60

Gambar 6.60 Ilustrasi penguliran ulir dalam kiri denan G78

Pemprograman berdasarkan Gambar 6.60,

NG X Z FH Keterangan
(M) (I) (K) (L)(K)(T)

... 78 20 1500 K 100 H 0

Direktorat Pembinaan SMK (2013) 15
9

Teknik Pemesinan CNC

Posisi Pahat pada Awal Siklus Penguliran

i). Pilih titik nol siklus sedemikian rupa, sehingga ada jarak dari keliling
permukaan ujung benda kerja.

ii). Titik nol siklus, jangan terletak pada keliling permukaan ujung benda
kerja, agar ketika pahat kembali, puncak mata pahat ulir tidak menggores
permukaan puncak mata ulir. Oleh karena itu, titik nol siklus harus diatur
pada jarak 0.1 mm arah sumbu +X.

6.15 G81  Siklus Pemboran

Siklus pemboran dengan G81 merupakan pemboran dari titik awal siklus
menuju ke kedalaman lubang bor, hingga kembali ke titik awal pemboran,
seperti diilustrasikan dalam Gambar 6.61.

Gambar 6.61 Ilustrasi pemboran dengan G81 16
0
Direktorat Pembinaan SMK (2013)

Teknik Pemesinan CNC

Pemprograman:
Z ... = nilai koordinat pada titik P1 (1/100 mm), baik untuk absolut maupun

inkremental.
F ... = kecepatan pemakanan (mm/min) atau (mm/put)

Urutan gerakan: a. Gerakan menuju target P1 dengan G01
b. Gerakan kembali ke titik awal siklus dengan G00.

Pemprograman berdasarkan Gambar 6.61, metoda Absolut :

NG X ZF H Keterangan
(M) (I) (K) (L)(K)(T)

... 81 –1200 F50

Pemprograman berdasarkan Gambar 6.61, metoda Inkremental:

NG X Z FH Keterangan
(M) (I) (K) (L)(K)(T)

... 81 –1400 F50

6.16 G82  Siklus Pemboran Dengan Tinggal Diam

Siklus pemboran dengan program tinggal diam  G82 merupakan pemboran
dari titik awal siklus menuju ke kedalaman lubang bor, lalu diam sesaat untuk
memutuskan bersih tatal (G04), lalu mundur kembali ke titik awal pemboran,
seperti diilustrasikan dalam Gambar 6.62.

Direktorat Pembinaan SMK (2013) 16
1

Teknik Pemesinan CNC

Gambar 6.62 Ilustrasi pemboran dengan tinggal diam G82

Pemprograman:
Z ... = nilai koordinat pada titik P1 (1/100 mm), baik untuk absolut maupun

inkremental.
F ... = kecepatan pemakanan (mm/min) atau (mm/put)
Urutan gerakan: a. Gerakan menuju target P1 dengan G01

b. Waktu tinggal diam 0.5 detik  G04
c. Gerakan kembali ke titik awal siklus dengan G00.

Pemprograman berdasarkan Gambar 6.62, metoda Absolut :

NG X Z FH Keterangan
(M) (I) (K) (L)(K)(T)

... 81 –1200 F50

Pemprograman berdasarkan Gambar 6.62, metoda Inkremental:

NG X Z FH Keterangan
(M) (I) (K) (L)(K)(T)

... 81 –1400 F50

Direktorat Pembinaan SMK (2013) 16
2

Teknik Pemesinan CNC

6.17 G83  Siklus Pemboran Dengan Program Penarikan

Siklus pemboran dengan program penarikan  G83 merupakan pemboran
dari titik awal siklus menuju ke kedalaman lubang sampai dengan 6 mm, lalu
mundur 5.5 mm, demikian seterusnya hingga tercapai titik target P1, lalu
mundur kembali ke titik awal pemboran, seperti diilustrasikan dalam Gambar
6.63.

Gambar 6.63 Ilustrasi pemboran dengan tinggal diam G82

Pemprograman:
Z ... = nilai koordinat pada titik P1 (1/100 mm), baik untuk absolut maupun

inkremental.
F ... = kecepatan pemakanan (mm/min) atau (mm/put)

Urutan gerakan: a. Gerakan menuju target P1 dengan G01
b. Waktu tinggal diam 0.5 detik  G04
c. Gerakan kembali ke titik awal siklus dengan G00.

Direktorat Pembinaan SMK (2013) 16
3

Teknik Pemesinan CNC

Pemprograman berdasarkan Gambar 6.63, metoda Absolut :

NG XZ F H Keterangan
(M)
(I) (K) (L)(K)(T)
... 81
–1200 F50

Pemprograman berdasarkan Gambar 6.63, metoda Inkremental:

NG X Z FH Keterangan
(M) (I) (K) (L)(K)(T)

... 81 –1400 F50

6.18 G84  Siklus Pembubutan Memanjang

Siklus pembubutan memanjang  G84 merupakan pembubutan dari titik
awal siklus menuju titik target P, lalu mundur kembali secara otomatis ke titik
awal pembubutan atau disebut dengan gerakan pahat tertutup, seperti
diilustrasikan dalam Gambar 6.64.

Gambar 6.64 Ilustrasi pembubutan memanjang  G84 16
4
Direktorat Pembinaan SMK (2013)

Teknik Pemesinan CNC

Jika pada mesin bubut konvensional, kedalaman pemotongan t1 dilakukan
dengan memajukan eretan melintang, lalu untuk memotong benda kerja
sepanjang L1, dilakukan dengan menggerakkan eretan memanjang, lalu
memundurkan eretan melintang sejauh nilai t1, lalu mundur lagi ke posisi
awal dengan menggerakkan eretan memanjang. Demikian seterusnya
dilakukan hingga kedalaman yang diinginkan tercapai.

Pola gerakan demikian juga berlaku pada mesin CNC, dan dilakukan dengan
G84, dimana
VF = kecepatan pemakanan terprogram (2 – 400 mm/min.) dan
VE = Kecepatan lintas maksimum (700 mm/min)

Pemprograman:
X ... = nilai koordinat pada X (1/100 mm), baik untuk absolut maupun

inkremental.
Z ... = nilai koordinat pada Z (1/100 mm), baik untuk absolut maupun

inkremental.
F ... = kecepatan pemakanan (mm/min) atau (mm/put)
H ... = Tahapan kedalaman pemotongan

Jika H = 0, berarti tidak ada tahapan kedalaman pemotongan
H > nilai koordinat X, akan muncul Alaram 15

Urutan gerakan: a. Gerakan pertama dan keempat adalah lintasan
maksimum (G00)

b. Gerakan kedua dan ketiga adalah gerakan dengan
kecepatan pemakanan terprogram (G01), lihat ilustrasi
pada Gambar 6.65.

Direktorat Pembinaan SMK (2013) 16
5

Teknik Pemesinan CNC

dengan lintasan maksimum (700 mm/min)
dengan kecepatan terprogram (2 – 400 mm/min)
Gambar 6.65 Ilustrasi pembubutan memanjang  G84, dalam empat

arah

Kemungkinan Kemungkinan penggunaan G84:

a). Kemungkinan siklus A  Bubut luar dari kanan ke kiri

NG X ZF H Keterangan
(M) (I) (K) (L)(K)(T)

... 84 X –... Z –... F... H...

b). Kemungkinan siklus B  Bubut luar dari kiri ke kanan

NG X ZF H Keterangan
(M) (I) (K) (L)(K)(T)

... 84 X –... Z+... F... H...

c). Kemungkinan siklus C  Bubut dalam dari kanan ke kiri

NG X ZF H Keterangan
(M) (I) (K) (L)(K)(T)

... 84 X +... Z–... F... H...

d). Kemungkinan siklus D  Bubut dalam dari kiri ke kanan
Jarang digunakan:

Direktorat Pembinaan SMK (2013) 16
6

Teknik Pemesinan CNC

NG X Z F H Keterangan
(M) (I) (K) (L)(K)(T) H...

... 84 X +... Z+... F...

Contoh 1: Pembubutan siklus  G84 berdasarkan kemungkinan A (bubut
rata dari kanan ke kiri);

Gambar 6.66 Ilustrasi Lintasan bubut rata dari kanan ke kiri

Pemprograman berdasarkan Gambar 6.66,:

NG X Z FH Keterangan
(M) (I) (K) (L)(K)(T)

... 84 –300 –3050 F100 0

H = 0  Pemotongan langsung, tanpa tahapan kedalaman
pemotongan.

Contoh 2: Benda kerja dengan posisi puncak mata alat potong (pahat)

seperti terlihat pada Gambar 6.67, akan dibubut untuk membuat poros

bertingkat. Siklus harus mulai dari titik A.

Bahan benda kerja : Dural  22 mm.

Jumlah putaran spindel : 2000 rpm

Kecepatan pemakanan : 100 mm/min.

Maksimum dalamnya pemotongan : 1 mm

Susunlah program CNC untuk mengerjakan benda kerja tersebut, gunakan

fungsi kerja siklus G84!

Direktorat Pembinaan SMK (2013) 16
7

Teknik Pemesinan CNC

Gambar 6.67 Poros bertingkat

Susunan Program CNC: (Lihat Gambar 6.67)  Inkremental

NG X Z FH Keterangan
(M) (I) (K) (L)(K)(T)

00 00 –500 0

01 0 –400

02 84 –100 –1900 F100 0

03 84 –200 –1900 F100 0

04 84 –280 –1900 F100 0

05 84 –380 –1300 F100 0

06 84 –480 –1300 F100 0

07 00 500 400

08 M3

0

Gambar 6.68 Ilustrasi tahapan pembubutan dengan G84 16
8
Direktorat Pembinaan SMK (2013)

Teknik Pemesinan CNC

6.19 G85  Siklus Perimeran (Peluasan Lubang)

Siklus perimeran  G85 merupakan peluasan lubang tertutup, artinya gerak
peluasan dimulai dari titik awal siklus menuju titik target P1, lalu mundur
kembali secara otomatis ke titik awal peluasan, seperti diilustrasikan dalam
Gambar 6.69.

Gambar 6.69 Ilustrasi Peluasan lubang (Perimeran)  G85

Pola atau urutan gerakan perimeran adalah sebagai berikut:
1. Gerak maju dengan G01, kecepatan pemakanan terprogram, dan
2. Gerak mundur dengan G01 juga.

Pemprograman:
Z ... = nilai koordinat pada ZP1 (1/100 mm), berlaku untuk absolut dan

inkremental.
F ... = kecepatan pemakanan (mm/min) atau (mm/put)

Direktorat Pembinaan SMK (2013) 16
9

Teknik Pemesinan CNC

Pemprograman berdasarkan Gambar 6.69, metoda Absolut :

NG X Z FH Keterangan
(M) (I) (K) (L)(K)(T)

... 85 –1700 F50

Pemprograman berdasarkan Gambar 6.69, metoda Inkremental:

NG X Z F H Keterangan
(M) (I) (K) (L)(K)(T)
–2000
... 85 F50

6.20 G86  Siklus Pengaluran

Siklus pengaluran  G86 merupakan pembuatan alur dengan gerak tertutup,
artinya gerak pengaluran dimulai dari titik awal siklus (P0) menuju titik target
(P1), lalu mundur kembali secara otomatis ke titik awal (P0), seperti
diilustrasikan dalam Gambar 6.70.

Gambar 6.70 Ilustrasi Pengaluran  G86 17
0
Direktorat Pembinaan SMK (2013)

Teknik Pemesinan CNC

Urutan gerakan perimeran adalah sebagai berikut, lihat Gambar 6.70:
1).Gerak maju dengan G01, pada sumbu X,
2).Gerak mundur dengan G00, pada sumbu X.
3).Gerak maju dengan G00, pada sumbu Z.
4).Gerak maju dengan G01, pada sumbu X
5). Gerak mundur dengan G00, pada sumbu X.
6).Gerak maju dengan G00, pada sumbu Z.
7).Gerak maju dengan G01, pada sumbu X
8). Gerak mundur dengan G00, pada sumbu X.
9).Gerak maju dengan G00, pada sumbu Z.

Pemprograman:
X,Z ... = nilai koordinat titik sudut pada P1 (1/100 mm), berlaku untuk absolut

dan inkremental.
F ... = kecepatan pemakanan (mm/min) atau (mm/put)
H ... = Lebar pahat alur (1/100 mm)

= 10 – 999.
Jika H > X  akan alaram (A15)

Pemprograman berdasarkan Gambar 6.70, metoda Absolut :

NG X Z FH Keterangan
(M) (I) (K) (L)(K)(T)

... 86 1600 –5500 F30 H400

Pemprograman berdasarkan Gambar 6.70, metoda Inkremental:

NG X Z FH Keterangan
(M) (I) (K) (L)(K)(T)

... 86 –300 –1000 F30 H400

Direktorat Pembinaan SMK (2013) 17
1

Teknik Pemesinan CNC

6.21 G88  Siklus Pembubutan melintang

Siklus pembubutan melintang  G88 merupakan pembubutan arah sumbu X
secara tertutup (siklus), di mana dalam satu blok terdapat empat langkah,
dengan kecepatan seperti dilustrasukab dalam Gambar 6.71.

Kecepatan keempat langkah dimaksud di atas
adalah sebagai berikut:
1). Lintasan maksimum
2). Kecepatan pemakanan terprogram
3). Kecepatan pemakanan terprogram
4). Lintasan maksimum
Gambar 6.71 Empat arah lintasan G88

Pemprograman:
X,Z ... = nilai koordinat titik sudut pada P1 (1/100 mm), berlaku untuk absolut

dan inkremental.
F ... = kecepatan pemakanan (mm/min) atau (mm/put)
H ... = Lebar pahat alur (1/100 mm)

= 10 – 999,
Jika H > Z  akan alaram (A15)

Gambar 6.72 Ilustrasi bubut melintang 17
2
Direktorat Pembinaan SMK (2013)

Teknik Pemesinan CNC

Pemprograman berdasarkan Gambar 6.72, metoda Absolut :

NG X Z F H Keterangan
(M) (I) (K) (L)(K)(T)

... 88 800 –160 F80 H60

Pemprograman berdasarkan Gambar 6.72, metoda Inkremental:

NG X Z F H Keterangan
(M) (I) (K) (L)(K)(T) H60
–800 –160
... 88 F80

Kemungkinan Penggunaan G88:
Berdasarkan kedudukan titik awal dan diagonal titik masing-masing sudut,
Siklus pembubutan melintang (G88) ada empat kemungkinan penggunaan-
nya, yakni:

Kemungkinan A:

Urutan gerakan

Gambar 6.73 Pola pembubutabn melintang – G88 – I

Pemprograman berdasarkan Gambar 6.73, metoda Absolut :

NG X Z FH Keterangan
(M) (I) (K) (L)(K)(T)

... 00 2200 0

... 88 400 –400 F... H...

Direktorat Pembinaan SMK (2013) 17
3

Teknik Pemesinan CNC

Pemprograman berdasarkan Gambar 6.73, metoda Inkremental:

NG X Z F H Keterangan
(M) (I) (K) (L)(K)(T)

... 88 –900 –400 F... H...

Kemungkinan B:

Urutan Gerakan

Gambar 6.74 Pola pembubutabn melintang – G88 – II

Pemprograman berdasarkan Gambar 6.74, metoda Absolut :

NG X Z FH Keterangan
(M) (I) (K) (L)(K)(T)

... 00 3000 –2100

... 88 1600 –1700 F... H...

Pemprograman berdasarkan Gambar 6.74, metoda absolut:

NG X Z FH Keterangan
(M) (I) (K) (L)(K)(T)

... 88 –700 400 F... H...

Direktorat Pembinaan SMK (2013) 17
4

Teknik Pemesinan CNC

Kemungkinan C:

Urutan Gerakan

Gambar 6.75 Pola pembubutabn melintang – G88 – III

Pemprograman berdasarkan Gambar 6.75, metoda Absolut :

NG X Z FH Keterangan
(M) (I) (K) (L)(K)(T)

... 00 1200 100

... 88 3200 –400 F... H...

Pemprograman berdasarkan Gambar 6.75, metoda Inkremental:

NG X ZF H Keterangan
(M) (I) (K) (L)(K)(T)

... 88 1000 –400 F... H...

Kemungkinan D:
Pola dengan kemungkinan IV ini sangat
jarang digunakan
Untuk pembubutan melintang ini, apabila
H diprogram = 0, maka tidak ada tahapan
pemotongan, dengan kata lain langsung
ke kedalaman yang diprogram.

Gambar 6.76 Pola pembubutan
melintang – G88 – IV 0 Jarang digunakan

Direktorat Pembinaan SMK (2013) 17
5

Teknik Pemesinan CNC

6.22 G89  Siklus Perimeran dengan tinggal diam

Siklus perimeran dengan tinggal diam  G89 merupakan peluasan lubang
dengan gerak tertutup, artinya gerak peluasan dimulai dari titik awal siklus
menuju titik target P1, lalu diam sesaat (G04), kemudian mundur kembali
secara otomatis ke titik awal peluasan, lihat Gambar 6.77.

Gambar 6.77 Ilustrasi Peluasan lubang (Perimeran)  G89

Pola atau urutan gerakan perimeran adalah sebagai berikut:
1. Gerak maju dengan G01, kecepatan pemakanan terprogram,
2. Tinggal diam 0.5 detik (G04), lalu
2. Gerak mundur dengan G01.
Pemprograman:
Z ... = nilai koordinat pada ZP1 (1/100 mm), berlaku untuk absolut dan

inkremental.
F ... = kecepatan pemakanan (mm/min) atau (mm/put)

Direktorat Pembinaan SMK (2013) 17
6

Teknik Pemesinan CNC

Pemprograman berdasarkan Gambar 6.77, metoda Absolut :

NG X Z FH Keterangan
(M) (I) (K) (L)(K)(T)

... 89 –1700 F50

Pemprograman berdasarkan Gambar 6.77, metoda Inkremental:

NG X Z FH Keterangan
(M) (I) (K) (L)(K)(T)

... 85 –2000 F50

6.23 G90  Pemprograman Nilai Absolut

Dengan menggunakan metoda Absolut, maka semua ukuran dihitung dalam
nilai absolut, artinya hanya terdapat satu titik datum atau titik referensi. Pada
metoda Absolu dengan G90 ini, koordinat awalnya adalah posisi pertama
dari eretan atau posisi puncak mata alat potong, di mana nilai X dihitung
secara diameteral, jika pada blok sebelumnya tidak diprogram G24. Untuk
penetapan koordinat awalnya (titik nol benda kerja) pada mesisn CNC unit
didaktik praktis menggunakan G92.
G90 ini hanya dapat dibatalkan dengan G91 (inkremental).
Contoh:

Gambar 6.78 Ilustrasi Benda kerja dengan titik nol  G90 - Absolut

Direktorat Pembinaan SMK (2013) 17
7

Teknik Pemesinan CNC

Susunan Program CNC berdasarkan Gambar 6.78, metoda absolut:

NG X Z FH Keterangan
(M) (I) (K) (L)(K)(T)

00 90

01 00 2000 –900

02 01 2000 –2500 75

03 01 2200 –2600 75

04 00 3000 –2600

05 M30

6.24 G91  Pemprograman Nilai Inkremental

Dengan menggunakan metoda Absolut, maka semua ukuran dihitung dalam

nilai inkremental. Status mula mesin bubut CNC unit Didaktik adalah

inkremental.

Contoh:

Susunan Program CNC berdasarkan Gambar 6.79, metoda inkremental:

NG X Z FH Keterangan
(M) (I) (K) (L)(K)(T)

00 00 0 –3200 P0  P1

01 01 1000 –2000 75 P1  P2

02 01 –1000 5200 75 P2  P3

03 M3

0

Direktorat Pembinaan SMK (2013) 17
8

Teknik Pemesinan CNC

Gambar 6.79 Ilustrasi Benda kerja untuk G91 - Inkremental

6.25 G92  Pencatatan Penetapan

Dengan menggunakan G92, kedudukan titik nol dapat ditetapkan pada satu
posisi yang dikehendaki, dan tidak bergantung pada posisi eretan. Sebagai
programmer, Anda dapat menetapkan titik nol benda kerja sepanjang sumbu
benda kerja. Untuk memudahkan perhitungan, maka titik nol benda kerja di
tempatkan pada ujung luar benda kerja (arah kepala lepas). Oleh karena itu:
Nilai X = nilai diameteral
Nilai Z = nilai panjang
G92 hanya dibatalkan dengan G91
Contoh:

Koordinat titik nol harus digeser dari
posisi puncak mata alat potong ke titik
nol benda kerja (W). Oleh karena itu;
1). Anggaplah sistem koordi-natnya

dipindahkan ke titik nol benda
kerja (W) dan nyatakan ujung
potong pahat (eretan) dari titik ini
2). Ukuran X harus dinyata-kan
sebagai diameter.
Gambar 6.80 Titik nol benda kerja (W)  G92

Direktorat Pembinaan SMK (2013) 17
9

Teknik Pemesinan CNC

Susunan Program CNC berdasarkan Gambar 6.80, metoda inkremental:

NG X Z F H Keteranga
(M) (I)
(K) (L)(K)(T n

)

... 92 3000 2000

6.26 G94  Penetapan Kecepatan Pemakanan

Dengan G94, kecepatan pemakanan dilaksanakan dan ditetapkan dalam
mm/min. Untuk mesin bubut unit didaksik, kecepatan pemakanan (F) = 2 –
499 mm/min.
Jika G94 atau G95 tidak diprogram, maka mesin akan bekerja berdasarkan
status mula yaitu dengan G94.

Contoh 1:
Jumlah putaran sumbu utama = 100
put/min.
Lebar pemakanan 0.1 mm/put.
Dengan demikian dalam 1 minit,
eretan akan bergerak 100 x 0.1 = 10
mm.
Blok pemprograman:

NG X Z
… 94

Gambar 6.81 Kecepatan pemakanan

Direktorat Pembinaan SMK (2013) 18
0

Teknik Pemesinan CNC

Contoh 2:
Jumlah putaran spindel utama = 1000 putaran/min. Lebar penyayatan
terprogram 0.1 mm/put. Jadi dalam 1 minit eretan akan bergerak 0.1 x 1000
= 100 mm. Dengan demikian 10 kali jarak dari jumlah putaran 100 put/min.

6.27 G95  Penetapan Lebar Penyayatan

Apabila dalam blok awal, G95 diprogram, maka nilai pemakanan akan
dihitung dalam mm/putaran, yang disebut dengan lebar penyayatan per
setiap putaran (f).
Besaran nilai masukan adalah 2 s.d. 499 (1/1000 mm). Dengan demikian
ketelitiannya = 1/1000 mm.
Contoh 1:
Bila F 300 mm /min, berarti f 0.3 mm/putaran
Catatan:
 Ketika sumbu utama berputar maka program akan dilanjutkan (bekerja),

karena bila spindel tidak berputar, komputer tidak dapat
mensinkronisasikan jumlah putaran sumbu utama dengan besaran
kecepatan pemakanan.
 Kecep[atan pemakanan maksimal adalah 499 mm/min, dengan demikian
terdapat suatu besaran kecepatan pemakanan maksimal yang
bergantung pada jumlah putaran sumbu utama.

Contoh 2:

Jumlah putaran sumbu utama = 3000 putaran/minit

Lebar penyayatan terprogram dengan G95 = 0.499 mm/putaran

F (mm/min) = S (rpm) x f (mm/put)

= 3000 x 0.499 = 1497 mm/min

Maka besarya kecepatan eretan (pemakanan) = 1497 mm/min.

Gerakan eretan efektif pada jumlah putaran tersebut kira-kira 0.17

mm/putaran. Dan jika diprogramkan 0.499 mm/putaran, maka;

(499 mm/min) / 3000 puaran/min) = 0.1663 mm/putaran.

Direktorat Pembinaan SMK (2013) 18
1

Teknik Pemesinan CNC

c. Tugas

1. Benda kerja pada Gambar a di bawah telah dibubut sampai pada titik
akhir dari tirus, pahat harus diikemba-
likan ke tempat semula dengan
dengan lintasan cepat (G00). Buatlah
program akhir untuk mengembalikan
puncak mata pahat ke titik awal (0),
secara inkremental, baik berda-sarkan
sumbu X dan Z, maupun dengan
diagonal.

Gambar a.
2. Bahan bakal poros bertingkat seperti terlihat dalam Gambar d akan

dibubut halus (kedalaman pemo-tongan
0.3 mm) untuk menda-patkan benda
kerja seperti terlihat pada Gambar e,
dengan posisi puncak mata pahat pada
awal program seperti Gambar b. Untuk
operasi pembubutan tersebut, susunlah
program CNC secara inkremental.
Gunakan G00 dan G01!
Gambar b Posisi pahat

Gambar c Bakal poros bertingkat Gambar d Poros bertingkat

Direktorat Pembinaan SMK (2013) 18
2

Teknik Pemesinan CNC

3. Buatlah program CNC untuk Gambar e di bawah ini, titik awal pahat di
serahkan pada anda.

Gambar f Bubut Tirus – 1 Gambar g Bubut Tirus – 2

4. Buatlah program CNC untuk Gambar f di atas ini, titik awal pahat di serahkan

pada anda.

5. Buatlah program CNC untuk Gambar g di atas ini, titik awal pahat 5, 5 mm

dari sisi ujung permukaan. (x = 5 mm dan Z = 5 mm).

6. Susunlah program penguliran dengan G78 sesuai dengan Gambar kerja di

bawah:

7. Poros dengan bidang tirus akan dibubut dengan mesin bubut CNC seperti
diilustrasikan pada gambar di bawah ini. Dalamnya pemotongan 1 mm
(maksimum). Jarak sisi bertingkat 0.5 mm. Bahan Aluminium Otomatis
(Torradur B), Tentukanlah:
a. Kecepatan Spindel ( S = ... rpm)
b. Kecepatan pemakanan, (F = ... mm/min), bila f = 0.02 mm/put.
Susunlah program CNC secara incremental dan absolut. Gunakan G84 dan
untuk bubut penyelesaian gunakan G01.

Direktorat Pembinaan SMK (2013) 18
3

Teknik Pemesinan CNC

8. Pada suatu poros akan di-buat alur seperti terlihat pa-da gambar di samping,
puncak mata alat potong berada
pada X,Z = 2,2 dari ujung
permukaan keliling benda kerja
Bahan Alumi-nium Otomatis
(Torradur B), Tentukanlah:
a. Kecepatan Spindel (S = ... rpm)
b. Kecepatan pemakanan, (F = ...
mm/min), bila f = 0.01 mm/put.
Susunlah program CNC se-cara
incremental dan abso-lut dengan
meng gunakan G86.

9. Akan dilakukan pembubutan melintang dengan fungsi kerja siklus – G88.
Susunlah program untuk benda kerja
seperti gambar di di samping ini, jika
jarak puncak mata alat potong (pahat)
berada pada X,Z = 2,2 dari ujung sisi
permukaan keliling benda kerja.

Direktorat Pembinaan SMK (2013) 18
4

Teknik Pemesinan CNC

d. Tes Formatif

1. Buatlah program CNC untuk menggerakkan pahat berdasarkan
inkremental dari titik referensi sampai dengan titik 5, lihat Gambar b di
bawah.

Gambar b.

2. Gambar benda kerja di bawah akan dibubut bertingkat hingga ukuran
seperti tercantum pada gambar. Posisi puncak mata alat potong (pahat
bubut kanan) seperti diilustrasikan pada gambar. Hitunglah:
a. Kecepatan spindel (S = ... rpm)
b. Kecepatan pemakanan (F = ... mm/min), bila f = 0.015 mm/put.
Lalu susunlah program CNCnya, baik secara inkremental maupun secara
absolut. Gunakan G84!

Direktorat Pembinaan SMK (2013) 18
5

Teknik Pemesinan CNC

8. Kegiatan Belajar 8

MESIN FRAIS CNC

Tujuan Pembelajaran:
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 8 ini, siswa dapat mengidentifikasi, antara
lain;
1). bagian-bagian utama mesin bubut CNC;
2). mengidentifikasi motor spindel dan motor langkah (Stepping motor)
3). mengatur kecepatan motor spindel
4). menjelaskan fungsi piringan berlubang (perporated disk)
5). memasang alat potong
6). menyetel kedudukan pisau frais CNC terhadap benda kerja,

Uraian Meteri

Mesin CNC TU-3A (Selanjutnya disebut mesin frais CNC unit didaktik) adalah
mesin frais unit pelatihan (tiga sumbu) yang dilengkapi dengan kontrol komputer.
Mesin fraisnya itu sendiri sama dengan mesin frais konvensional, seperti diuraikan
di bawah ini.

8.1 Bagian-Bagian Utama:
Yang termasuk bagian-bagian utama mesin frais CNC unit didaktik ini antara
lain adalah seperti diilustrasikan pada Gambar 8.1 di bawah:

Direktorat Pembinaan SMK (2013) 18
6

Teknik Pemesinan CNC Meja mesin
Lemari kontrol
Monitor Motor utama Rumah spin- Motor step
del utama

CNCCOMPUTER NUMERICALLY CONTROL

CONTROL TU CNC - 3A c D. Panjaitan

Pintu mesin Landasan luncur meja mesin

Gambar 8.1 Mesin Frais CNC Unit Didaktik

8.2 Unsur-Unsur Pengendali - Umum

Unsur-unsur pengendali - pelayanan mesin frais CNC unit didaktik ini adalah

semua piranti yang terdapat pada permukaan papan tombol seperti

diilustrasikan dalam gambar berikut ini:

3 45 67 8 9 10 11 12

0 +Y +X +Z +Y % N GXYZ F
1 +Z +X 100 I,D J K L,T M

minmci imncmi

2 50 10 400 13
mm/min
14
-X +Y 7 8 9 INP H/C 15

0 16 100 A 45 6 DEL M 16
1 /min % . +Z 1 2 3 REV 17
-Z 18
CNC 19

1 -Y +X -0 FWD Start

EMCO CNC
COMPUTER NUMERICALLY CONTROLLED
c Daulat Panjaitan

Gambar 8.2 Tampilan papan tombol mesin Frais CNC unit didaktik

Direktorat Pembinaan SMK (2013) 18
7

Teknik Pemesinan CNC

Keterangan Gambar 8.2:
1. Sakelar spindel utama untuk operasi CNC atau MANUAL,
2. Knop pengatur prosentase kecepatan spindel,
3. Sakelar utama  ON atau OFF;
4. Lampu penunjuk arus masuk;
5. Tombol darurat;
6. Knop pilihan mm/inci dan sistem persumbuan;
7. Penggerak kaset atau penggerak disket,
8. Lampu penunjuk operasi manual,
9. Knop pengatur prosentase kecepatan pemakanan (10 s.d. 400 % x F

aktif);
10. Tombol pelintas cepat  tombol ini ditekan bersamaan dengan salah

satu tombol penggerak eretan pada arah relatif;
11. Penunjukan alamat-alamat pemprograman;
12. Penampil data alamat aktif dan berbagai jenis alaram;
13. Lampu penunjuk operasi CNC,
14. Tombol H/C adalah tombol pilihan pelayanan secara MANUAL atau CNC,
15. Tombol M yang berfungsi untuk mengaktifkan alamat M ketika akan

memasukkan/menyimpan program dan menguji ketepatan data geome-
tris program,
16. Tombol START  tombol untuk menjalankan mesin berdasarkan pro-
gram yang telah tersimpan dalam RAM,
17. Tombol-tombol untuk pemasukan data setiap alamat pemprograman
serta untuk pengoptimasian (perbaikan) program:
 Tombol angka 0 - 9: Tombol-tombol untuk memasukkan kombina-si

angka pada alamat-alamat G/M, X/I, Z/K, T/K/L/T, dan H;
 Tombol – (tanda minus): Tombol untuk mengubah nilai alamat lin-

tasan dari arah positif ke negatif,
 Tombol INP: Tombol untuk menyimpan data alamat yang dimasuk-

kan,
 Tombol DEL: Tombol untuk menghapus data per alamat,
 Tombol REV: Tombol untuk memundurkan kursor blok per blok,

Direktorat Pembinaan SMK (2013) 18
8

Teknik Pemesinan CNC

 Tombol FWD: Tombol untuk memajukan kursor blok per blok,
 Tombol tanda panah (): Tombol untuk memajukan kursor alamat

per alamat,
 Tombol M: Tombol untuk mengaktifkan fungsi M, dan untuk meng-uji

ketepatan data geometris program.
18. Tombol-tombol penggerak eretan secara manual arah relatif dengan

motor langkah (motor step):
 Tombol –X: penggerak meja arah memanjang ke sebelah kiri titik nol

benda kerja dilihat dari operator;
 Tombol +X: penggerak meja arah memanjang ke sebelah kanan titik

nol benda kerja dilihat dari operator;
 Tombol –Y: penggerak meja arah melintang mendekati opertor;
 Tombol +X: penggerak meja arah melintang menjauhi operator;
 Tombol +Z: penggerak spindel naik;
 Tombol –Z: penggerak spindel turun.
19. Amperemeter  ammeter adalah alat ukur yang digunakan untuk
mengukur pemakaian arus berkenaan dengan beban potong (gaya ak-
sial atau gaya radial) yang diterima spindel.

Direktorat Pembinaan SMK (2013) 18
9

Teknik Pemesinan CNC 5
3 46
c. Tes Formatif
Lengkapilah nama bagian gambar berikut!

12

CNCCOMPUTER NUMERICALLY CONTROL c D. Panjaitan

CONTROL TU CNC - 3A 87

1. ............................................................
2. .......................................................
3. ............................................................
4. .......................................................
5. ............................................................
6. .......................................................
7. ............................................................
8. .......................................................

Direktorat Pembinaan SMK (2013) 19
0

Teknik Pemesinan CNC

9. Kegiatan Belajar 9

PELAYANAN CNC

Tujuan Pembelajaran:
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 9 ini, siswa dapat, antara lain;
1. mengidentifikasi unsur-unsur pelayanan Manual dan CNC,
2. memutuskan arus ke motor step,
3. memahami fungsi kombinasi tombol.

Materi
9.1 Unsur-Unsur Pengendali - Pelayanan Manual

Unsur-unsur pengendali - pelayanan manual mesin frais CNC unit didaktik di-
tempatkan pada permukaan papan tombol seperti dilukiskan dalam gam-
bar berikut ini:

Direktorat Pembinaan SMK (2013) 19
1

Teknik Pemesinan CNC

3 45 6 7 89

0 +Y +X +Z +Y % N GXYZ F
1 +Z +X 100 I,D J K L,T M

minmci imncmi

2 50 10 400 10
mm/min 11
12
-X +Y 7 8 9 INP H/C
13
01 16 100 A 45 6 DEL M
CNC /min % . +Z 1 2 3 REV 14
-Z 15
16
1 -Y +X -0 FWD Start

EMCO CNCCOMPUTER NUMERICALLY CONTROLLED
c D. Panjaitan

Gambar 9.1 Tampilan papan tombol mesin frais CNC unit didaktik  untuk
pelayanan manual

Keterangan gambar:
1. Sakelar ON spindel untuk operasi CNC atau MANUAL,
2. Knop pengatur prosentase kecepatan spindel,
3. Sakelar utama  ON atau OFF,
4. Lampu penunjuk arus masuk,
5. Tombol darurat,
6. Knop pilihan mm/inci dan sistem persumbuan,
7. Lampu penunjuk operasi manual,
8. Knop pengatur prosentase kecepatan pemakanan (10 s.d. 400 % x F
aktif),
9. Tombol pelintas cepat  tombol ini ditekan bersamaan dengan salah
satu tombol penggerak eretan pada arah relatif,

10. Penampil jarak lintasan meja pada sumbu  X,  Y,  Z, dalam
per seratus mm atau per seribu inci,
Gerakan ke arah positif pada sumbu relatif ditunjukkan dengan
angka tanpa tanda, sedangkan gerakan ke arah negatif pada sumbu
relatif ditunjukkan dengan tanda minus.

Direktorat Pembinaan SMK (2013) 19
2

Teknik Pemesinan CNC

Contoh: Pada penampil dalam alamat sumbu relatif tertayang
angka seperti berikut di nawah ini:

1). 250 Meja mesin digerakkan ke arah positif sumbu
2). -250 relatif sejauh 2.5 mm atau 0.25 inci
Meja mesin digerakkan ke arah negatif sumbu
relatif sejauh 2.5 mm atau 0.25 inci

11. Tombol INP. Dengan tombol INP ini, anda dapat memasukkan
kombinasi angka untuk suatu jarak yang akan dilintasi meja,

12. Tombol H/C adalah tombol pilihan pelayanan secara MANUAL atau
CNC,
Apabila tombol H/C ditekan, maka lampu pelayanan CNC menyala,
dan apabila ditekan sekali lagi, maka lampu pelayanan manual
menyala yang berarti mesin siap dioperasikan secara manual.

13. Tombol DEL: tombol ini berfungsi untuk menghapus nilai yang
terdapat dalam alamat sumbu relatif yang aktif dan diset ke 0 (nol),

14. Tombol : tombol untuk mengubah alamat sumbu relatif aktif (X, Y,
atau Z),

15. Tombol-tombol untuk penggerak meja arah memanjang, melintang
atau vertikal, baik ke arah negatif maupun ke arah negatif,

16. Ammeter (ampheremeter): alat ukur pemakaian arus berkenaan
dengan beban potong (gaya aksial atau gaya radial) yang diterima
spindel.

a. Penyetelan Kedudukan Pisau Frais Terhadap Benda Kerja.

Dalam operasi pemfraisan, pada umumnya pemesinan didasarkan atas
ukuran yang ditunjukkan pada sisi luar benda kerja. Agar ukuran-ukuran
hasil pemesinan (pemfraisan) setepat mungkin, maka diusahakanlah
untuk menetapkan suatu titik awal pengerjaan, yang disebut dengan titik
nol benda kerja. Dengan ditentukannya titik nol benda kerja, maka

Direktorat Pembinaan SMK (2013) 19
3

Teknik Pemesinan CNC

kedudukan pisau frais terhadap benda kerjapun dapat diketahui. Ada
beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendapatkan kedudukan
pisau frais terhadap benda kerja, antara lain ialah:
1). Dengan menggoreskan ujung dan atau sisi pisau frais ke permukaan

atau ke sisi benda kerja;
2.) Dengan menggunakan dial indikator.

Dalam pembahasan topik ini, akan dibahas mengenai metode
penggoresan (scratching), seperti diillustrasikan di bawah ini:

Prosedur Penyetelan Kedudukan Pisau Frais Terhadap Benda Kerja
dengan Metode Penyentuhan

W

-Z

1). Tekan tombol -Z untuk menggerakkan spindel turun, hingga ujung

mata pisau frais menyentuh permukaan benda kerja. Pada kedudukan

ini, hapus data yang tertayang dalam alamat Z dengan menekan

tombol DEL. .

W

-X

Direktorat Pembinaan SMK (2013) 19
4

Teknik Pemesinan CNC

2). Setelah pisau frais dibebaskan dari permukaan benda kerja, tekan

tombol -X untuk menggerakkan meja, sehingga sisi pisau frais

menyentuh ringan sisi benda kerja. Pada kedudukan ini, hapus dan

setel data yang tertayang dalam alamat X dengan menekan tombol

DEL. .

+Y

W

3). Bebaskan pisau frais dari sisi benda kerja (arah sumbu X), kemudian
tekan tombol +Y untuk menggerakkan meja arah melintang himgga
sisi pisau frais menyentuh ringan sisi benda kerja (ilustrasi ketiga).
Pada kedudukan ini, hapus dan setel data yang tertayang dalam
alamat Y dengan menekan tombol DEL.

Apabila ukuran benda kerja 50 x 50 x 15 mm, dihubungkan dengan
kedudukan pisau frais hasil penyetelan di atas ( X=0, Y=0, dan Z=0), di
mana diameter pisau frais adalah 16 mm, maka jarak sumbu alat potong
ke titik nol benda kerja (W) adalah 58,-8,0, yakni:
Arah sumbu X = 50 + 8 = 58 mm
Arah sumbu Y = 0 - 8 = -8 mm.
Arah sumbu Z tetap sama dengan 0.

Catatan: 1). 8 mm adalah jari-jari pisau frais, dan
2). Tanda + / - adalah penunjukan arah gerakan pisau frais.

Direktorat Pembinaan SMK (2013) 19
5

Teknik Pemesinan CNC

b. Penyetelan titik nol benda kerja

50

W

25

Diameter pisau frais yang digunakan untuk memfrais alur adalah 16 mm.
Apabila ada beberapa benda kerja yang akan diberi alur dengan dimensi
yang sama, maka perlu ditetapkan suatu titik awal dengan posisi yang
sama dan tetap untuk semua benda kerja tersebut. Titik awal ini disebut
dengan titik nol benda kerja.

Tool

W

W adalah titik nol benda kerja. Dalam hal ini, titik nol benda kerja

didasarkan atas titik nol pengukuran dimensi benda kerja.

Dengan demikian, titik nol benda kerja adalah titik awal koordinat

pemesinan, di mana koordinat X,Y,Z = 0,0,0.

Setelah pisau frais disinggungkan ke sisi-sisi dan atau ke permukaan

benda kerja, lalu alamat X, Y, dan Z diset ke nol dengan menekan tombol

DEL pada masing-masing alamat tersebut. Dengan demikian,

maka posisi kedudukan sumbu pisau frais ke titik nol benda kerja arah

sumbu X dan Y, masing-masing adalah setengah diameter pisau frais.

Agar titik nol alat potong (titik tengah ujung alat potong) betul-betul

berimpit dengan titik nol benda kerja (W), maka spindel mesin dengan

Direktorat Pembinaan SMK (2013) 19
6

Teknik Pemesinan CNC

pisau frais tersebut perlu digeser setengah diameter pisau frais arah
sumbu X dan Y, masing-masing sejauh 8 mm.
Setelah penggeseran alat potong dilakukan, maka pada masing-masing
alamat X dan Y harus terbaca nilai 800.

Dengan menekan tombol +X Dengan menekan tombol +Y

+X N G X Y Z F +Y N G X Y Z F

D,I J K L,T M D,I J K L,T M

0 0

N G XYZF N G XYZF

D,I J K L,T M D,I J K L,T M

800 800

Pada posisi ini, ujung sumbu alat potong betul-betul berimpit dengan titik
nol benda kerja.

Prosedur Pembuatan alur: Ujung pisau frais berada 0,0,2 mm
terhadap titik nol benda kerja (W), atau 2
Tekan tombol -Y mm tepat di atas titik nol benda kerja (W).
Pisau frais dijauhkan 10 mm ke arah
-Y N G X Y Z F negatif sumbu Y, sehingga apabila pisau
frais tersebut diturunkan hingga ke
D,I J K L,T M dalaman alur yang diminyta bebas tidak
menyentuh benda kerja.
-1000
19
Tekan tombol +X 7

+X N G X Y Z F

D,I J K L,T M

2500

Tekan tombol -Z

-Z N G X Y Z F

D,I J K L,T M

-700

Direktorat Pembinaan SMK (2013)

Teknik Pemesinan CNC Sumbu pisau frais ditempatkan 25 mm
dari titik nol benda kerja, tepat di atas titik
Tekan tombol +X pusat lingkaran alur.

+X N G X Y Z F Pisau frais diturunkan hingga kedalaman
alur yang diminta, yakni 5 mm ditambah 2
D,I J K L,T M mm kebebasan ujung pisau frais di atas
permukaan benda kerja. Maka dalam hal
2500 ini jumlah jarak penurunan adalah 7 mm
Untuk memfrais alur tekan tombol Y
Tekan tombol -Z sejauh 70 mm, yakni 10mm dari sumbu -Y
ditambah 50 mm panjang benda kerja
-Z N G X Y Z F ditambah 10 mm jarak pisau frais ke luar
dari benda kerja pada arah sumbu +Y,
D,I J K L,T M dalam hal ini total pergeseran adalah 10 +
50 + 10 = 70 mm
-700
Pemfraisan alur ini dilakukan dengan
Tekan tombol +Y menyetel knop pengatur kecepatan
pemakanan pada posisi 100 % untuk 100
+Y N G X Y Z F mm.
Pisau frais dinaikkan 7 mm, agar ujung
D,I J K L,T M pisau frais tersebut berada 2 (dua) mm
bebas di atas permukaan benda kerja.
7000
Tekan tombol -Y 60 mm, sehingga sumbu
Tekan tombol +Z Y pisau frais sejajar dengan sumbu Y
benda kerja.
+TZekan tNombGol +XZ Y Z F

D,I J K L,T M

+ Z N G X Y Z 7F00

D,I J K L,T M

Tekan tombol -Y 700

-TYekanNtomGbol X-Y Y Z F

D,I J K L,T M

- Y N G X Y -6Z 00F 0

D,I J K L,T M

-6000

Tekan tombol -X

-TXekan NtombGol -XX Y Z F

D,I J K L,T M

- X N G X Y -Z25F00

D,I J K L,T M

-2500

Direktorat Pembinaan SMK (2013) 19
8

Tekan tombol -Y Tekan tombol -X 25 mm, sehingga sumbu
pisau frais berada 2 mm di atas titik nol
Tekni-k YPemesNinanGCNXC Y Z F benda kerja. Dengan kata lain, pisau frais
kembali ke posisi awal.
D,I J K L,T M

-6000

Tekan tombol -X

-X N G X Y Z F

D,I J K L,T M

-2500

Catatan : Mesin frais CNC unit didaktik dirancang dan diset secara

inkremental. Untuk absolut akan dibahas kemudian pada topik

selanjutnya.

9.2 Unsur-Unsur Pengendali - Pelayanan CNC

Unsur-unsur pengendali - pelayanan CNC dari CNC TU-3A ditempatkan pada
permukaan papan tombol seperti dilukiskan dalam gambar berikut ini:

3 45 6 7 8

0 +Y +X +Z +Y % N GXYZ F 9
1 +Z +X 100 I,D J K L,T M 10

minmci imncmi 11
12
2 50 10 400
mm/min 13
14
-X +Y 7 8 9 INP H/C 15

01 A 45 6 DEL M
CNC +Z 1 2 3 REV
16 100 -Z
/min % .

1 -Y +X -0 FWD Start

EMCO CNC
COMPUTER NUMERICALLY CONTROLLED c D. Panjaitan

Gambar 9.2 Tampilan papan-kontrol CNC TU-3A  unsur pelayanan CNC

Keterangan gambar: 19
1. Sakelar ON spindel untuk operasi CNC atau MANUAL, 9
2. Knop pengatur prosentase kecepatan spindel,
3. Sakelar utama  ON atau OFF,

Direktorat Pembinaan SMK (2013)

Teknik Pemesinan CNC

4. Lampu penunjuk arus masuk,
5. Tombol darurat,
6. Knop pilihan mm/inci dan sistem persumbuan,
7. Penggerak disket,
8. Lampu dan Alamat-alamat Pemrograman,
9. Lampu pelayanan CNC,
10. VDU (Visual Display Unit), Penapil data program per setiap alamat

(alamat, N, G, X/I/D, Y/J, Z/K, F/L/T, M. Penampil jarak lintasan meja
pada sumbu  X,  Y,  Z, dalam per seratus mm atau per seribu inci.
Pemrograman gerakan ke arah positif pada sumbu relatif tidak perlu
diberi tanda +, sedangkan untuk arah negatif pada sumbu relatif harus
dibubuhi dengan tanda minus.

Contoh: Pada penampil dalam alamat sumbu relatif tertayang angka

seperti berikut di bawah ini:

1). Apabila dalam alamat X dimasuk-kan
N G XY Z T data 2500, berarti alat potong hendak
digerakkan sejauh 25 mm ke arah
1). D,I J K L,T M sumbu +X.

N G X Y Z 2T500

D,I J K L,T M

2). N G X Y Z250T0

2). N G D,I J K L,T M Dan, apabila dalam alamat Y di-
masukkan data – 3000, berarti alat
X Y Z -3T000 potong direncanakan akan digerakkan

D,I J K L,T M

-3000

sejauh 30 mm ke arah sumbu –Y.

11. Tombol H/C adalah tombol pilihan pelayanan secara MANUAL atau CNC.
Apabila tombol H/C ditekan, maka lampu pelayanan CNC meyala,

12. Tombol M: tombol ini berfungsi untuk mengaktifkan alamat M (fungsi
Miscellaneous),

13. Tombol START: tombol untuk melaksanakan program (pemesinan),
14. Tombol-tombol untuk memasukkan data program, optimasi, penyim-panan

program ke dalam disket, dan lain sebagainya:

Direktorat Pembinaan SMK (2013) 20
0


Click to View FlipBook Version