Seni tari 3
Kata Pengantar Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga buku yang berjudul “Seni Tari” dapat terwujud di depan pembaca. Salam dan talsim semoga tercurahkan kepada para Nabi, para Rasul, dan keluarganya serta orang-orang yang salih, dan secara khusus kepada Nabi Muhammad SAW, Rasul Allah yang telah berjihad dalam upaya menyebarkan kebenaran dan mengamalkan kebajikan. Jihad dalam hal ini mengandung arti yang luas, tidak hanya berperan secara fisik, tetapi juga segala upaya yang dilakukan manusia demi kemaslahatan umat yang dilandasi keikhlasan dan hanya mengharap ridha Allah SWT, termasuk menulis dan menyebarkan ilmu yang bermanfaat, Insya Allah. Buku ini berisikan kumpulan materi seni budaya khususnya pada seni tari, buku ini disusun untuk membantu dalam memahami pengetahuan seni tari serta melakukan pentas tari. Oleh karena itu, penulis membahasnya mulai dari pemahaman secara mendasar tentang tari, gerak dasar tari, hingga membentuk rangkaian gerak tari yang akan dipentaskan. Pada kesempatan ini, penulis tak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu khususnya kedua orang tua tercinta Mashudi dan Muliati serta segenap keluarga yang telah memberikan doa restunya dan memotivasi penulis, serta penulis yang bukunya telah dijadikan rujukan. Meskipun telah berusaha untuk menghindari kesalahan, penulis juga menyadari bahwa buku ini masih mempunyai kelemahan sebagai kekurangannya. Karena itu penulis berharap pembaca berkenan menyampaikan kritikan. Dengan segala pengharapan dan keterbukaan,
Seni tari 5 penulis menyampaikan rasa terima kasih dengan setulus-tulusnya. Kritik merupakan perhatian agar dapat menuju kesempurnaan. Akhir kata, penulis berharap agar buku ini dapat membawa manfaat kepada pembaca. Secara khusus penulis berharap semoga buku ini dapat menginspirasi generasi bangsa ini agar menjadi generasi yang tanggap dan tangguh. Jadilah generasi yang bermartabat, kreatif, dan mandiri. Makassar, Mei 2017 Penulis
DAFTAR ISI Kata Pengantar ...................................................................... i Daftar Isi............................................................................... iii BAB I WAWASAN SENI TARI .......................................... 1 A. Pengertian Seni ............................................................. 1 B. Pengertian Seni Tari ................................................... 2 BAB II UNSUR-UNSUR SENI TARI .................................. 4 A. Unsur Utama Seni Tari................................................. 4 B. Unsur Kaidah Seni Tari................................................ 6 C. Unsur Pendukung Seni Tari ........................................ 11 BAB III UNSUR DASAR DAN KOMPOSISI TARI ............ 38 A. Unsur Dasar Tari.......................................................... 38 B. Komposisi Tari ............................................................. 41 C. Perbedaan Komposisi Tari Modern Dengan Tari Tradisional ............................................................ 55 BAB IV JENIS-JENIS TARI ................................................. 59 A. Jenis tari berdasarkan fungsinya .................................... 59 B. Jenis tari berdasarkan bentuk penyajiannya .................. 61 C. Jenis tari berdasarkan perkembangannya...................... 62 D. Jenis tari berdasarkan pola garapannya ......................... 63 E. Jenis tari berdasarkan bentuk geraknya ......................... 65 BAB V PRINSIP DASAR DAN TOKOH SENI TARI.. ....... 70 A. Prinsip Dasar Seni Tari................................................. 70 B. Para Tokoh Seni Tari ................................................... 75 BAB VI PENCIPTAAN SEBUAH KARYA TARI ............... 79 A. Produksi Tari Untuk Anak ........................................... 79 B. Kreativitas Tari.............................................................. 84 C. Penyusunan Pertunjukan Tari....................................... 86 D. Tari Dalam Pendidikan ................................................ 87 Daftar Pustaka 89
Seni tari 1 BAB I WAWASAN SENI TARI A. Pengertian Seni Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreativitas manusia. Seni juga dapat diartikan dengan sesuatu yang diciptakan manusia yang mengandung unsur keindahan. Wawasan seni adalah sikap, pendekatan, pemahaman dan penghayatan seseorang terhadap kesenian dan karya seni. Wawasan seni diperlukan untuk menjadi dasar atau tolok ukur dalam membicarakan kesenian, karena ia juga merupakan pemahaman dan penghayatan kita dalam menilai karya seni. Wawasan seni yang berbeda akan menentukan sikap dan pandangan yang berbeda dalam menghadapi kesenian pada umumnya dan pendidikan kesenian pada khususnya. Seni merupakan sesuatu yang indah yang memiliki keharuan, karena manusia adalah makhluk sempurna yang mempunyai perasaan dan dapat menikmati kekaguman, maka dapat dikatakan manusia dapatmerasakan indahnya seni. Jika dilihat dari pandangan umum, setiap gerak-gerik manusia dapat dikategorikan sebagai tingkah laku yang mempunyai makna seni.
Pada dasarnya setiap manusia mempunyai rasa kepekaan yang sama terhadap keindahan. Demikian juga bagi guru dan peserta didik. Adapun yang membedakannya hanyalah kadar kepekaannya. Apabila kadar kepekaan terhadap rasa keindahan tinggi, maka seseorang dapat memberikan tanggapan penghargaan yang lebih dari yang lain. Kepekaan rasa terhadap keindahan ini bisa dilatih oleh guru dan peserta didik dengan mewujudkannya ke dalam bentuk karya seni, yaitu; melalui sentuhan-sentuhan indrawi dan kepekaan rasa yang dimiliki. B. Pengertian Seni Tari Ketika kita mendengar seni tari, umumnya yang akan terlintas di pikiran kita yaitu gerakan-gerakan anggota tubuh yang mengikuti alunan musik. Pengertian seni tari yaitu gerak badan secara berirama yang dilakukan ditempat serta waktu tertentu buat keperluan pergaulan, mengungkap perasaan, maksud, serta pikiran. Bunyi-bunyian yang dimaksud musik pengiring tari mengatur gerakan penari serta menguatkan maksud yang mau di sampaikan. Gerakan tari tidak sama dari gerakan sehari-hari seperti lari, jalan, atau bersenam. Gerak didalam tari tidaklah gerak yang realistis, tetapi gerak yang sudah di beri bentuk ekspresif serta estetis. Definisi dari seni tari yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya yaitu: 1. Haukin menyatakan bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis dan sebagai ungkapan si pencipta. 2. Soedarsono menyatakan bahwa tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diubah melalui gerak ritmis yang indah. 3. Soeryodiningrat menyatakan bahwa tari merupakan gerak anggota tubuh yang selaras dengan bunyi musik atau gamelan diatur oleh
Seni tari 3 irama sesuai dengan maksud tujuan tari. Tari merupakan salah satu cabang seni, dimana media ungkap yang digunakan adalah tubuh. 4. Kamala Devi Chattopadhyaya Seorang kritikus dan seniman India, mendefinisikan tari sebagai gerakan-gerakan luar yang ritmis dan lama kelamaan tampak mengarah pada bentuk-bentuk tertentu. 5. Corry Hartong Menurut Corry Hartong, tari ialah gerakan yang berbentuk dari ritmis dari badan di dalam ruang. 6. Susanna K Langer mengemukakan bahwa tari adalah gerak-gerak yang dibentuk secara ekspretif yang diciptakan oleh manusia untuk dapat dinikmati dengan rasa. 7. La Meri dalam buku Dance Composition mengatakan bahwa tari adalah ekspresi subyektif yang diberi bentuk obyektif. 8. Curt Sachs, bahwa tari adalah gerak yang ritmis. Definisi tersebut mengandung dua hal yang penting yaitu, dalam tari terdapat gerak dan ritme. Gerak dalam tari harus diungkapkan secara ritmis sehingga memunculkan karakteristik tertentu sesuai dengan kualitas ritme yang dimunculkan. Tari merupakan perpaduan antara wiraga, wirasa,dan wirama, ketiga unsur tersebut melebur jadi bentuk tarian yang serasi serta seni yang dihasilkan dari gerak mimik dan enak dipandang, umumnya tariannya diiringi dengan musik.
BAB II UNSUR-UNSUR SENI TARI Unsur tari terdiri atas unsur utama, unsur pendukung dan unsur kaidah. Yang dimaksud unsur utama adalah unsur yang menjadi elemen dasar yang tidak dapat ditinggalkan dalam suatu karya tari, unsur pendukung tari adalah unsur yang keberadaannya mendukung atau menunjang elemen dasar, sedangkan unsur kaidah merupakan unsur dasar dalam tari agar hasil karya seni tari yang ditampilkan dapat ritmis antara wiraga, wirama dan wirasa penari. Masing-masing unsur tersebut akan dijelaskan satu persatu: A. Unsur Utama Seni Tari Unsur utama tari adalah gerak. Gerak dalam tari bukanlah gerak keseharian melainkan gerak yang telah mengalami perubahan menjadi gerak yang indah. Gerak indah ialah gerak keseharian yang telah distilir atau didistorsi. Hal ini disebut pula gerak yang telah diberi sentuhan seni. Apabila gerak keseharian telah diberi sentuhan seni atau menghasilkan gerak tari yang indah dan merupakan suatu kesatuan utuh yang mampu menimbulkan kenikmatan dan kesenangan bagi yang melihatnya disebut gerak tari. Gerak tari selalu melibatkan unsur anggota badan manusia. Unsur-unsur anggota badan tersebut didalam membentuk gerak tari dapat berdiri sendiri, bergabung, ataupun bersambungan. Menurut aktifitasnya gerak dapat digolongkan menjadi dua yaitu gerak setempat dan gerak berpindah tempat yakni: 1. Gerak setempat (on place) adalah gerak yang dilakukan tanpa berpindah tempat, dengan cara: duduk, berdiri, jongkok, telungkup dan sebagainya.
Seni tari 5 2. Gerak berpindah tempat (moving place) adalah gerak yang dilakukan dengan berpindah tempat dapat dilakukan dengan gerak bergeser, melangkah, meluncur dan melompat. Gerak tersebuat akan dijelaskan satu persatu antara lain: a. Gerak bergeser dilakukan dengan cara menggeser anggota badan yang terletak dilantai tanpa diangkat. b. Gerak melangkah dilakukan dengan cara memindahkan anggota badan secara bergantian. c. Gerak meluncur dilakukan dengan cara berlari dengan cepat. d. Gerak melompat dilakukan dengan cara: - Bertolak pada satu kaki, jatuh pada kaki yang sama - Bertolak pada satu kaki, jatuh pada kaki yang lain - Bertolak pada dua kaki, jatuh pada satu kaki - Bertolak pada dua kaki, jatuh pada dua kaki Menurut bentuknya, gerak dapat dibedakan menjadi gerak realistik, stilir, dan simbolik. 1. Gerak realistik ialah gerak yang dilakukan oleh seseorang sesuai dengan apa yang dilihatnya. Gerak realistik juga disebut gerak wantah. Contoh: gerak berjalan, lari, mencangkul, menimbah, memasak, memotong kayu, dan sebagainya. 2. Gerak stilir ialah gerak yang sudah diubah, dalam arti gerak yang tidak wantah, dengan cara diperhalus. 3. Gerak simbolik ialah gerak yang hanya sebagai simbol artinya gerak yang tidak wantah atau yang sudah distilir.
Menurut sifatnya, gerak dapat dibedakan menjadi gerak lemah, tegang, lembut, dan kasar. 1. Gerak Lemah adalah gerak yang dilakukan dengan tidak menggunakan kekuatan otot. 2. Gerak tegang adalah gerak yang dilakukan dengan menggunakan otot-otot atau kekuatan. 3. Gerak lembut adalah gerak yang dilakukan oleh sesorang yang gerak-gerakannya mengalir. 4. Gerak kasar adalah gerak-gerak yang dilakukan oleh sesorang dengan menggunakan otot-otot yang kuat.seperti hentakanhentakan kakiyang dilakukan dengan kecepatan tinggi. B. Unsur Kaidah Seni Tari Unsur kaidah tari atau biasa dikenal dengan unsur keindahan tari merupakan hal yang paling prinsip dalam karya tari karena didalamnya mengandung tiga unsur atau faktor yang dianggap sangat prisip sebab berhasil atau tidaknya suatu karya tari terletak pada tiga faktor tersebut, disamping unsur-unsur pendukung lainnya. Ketiga unsur tersebut haruslah dimiliki oleh setiap penari. Berhasil tidaknya seorang koreografer atau seniman tari tidak terlepas dari para penarinya yang telah mendukung garapan tersebut. Tari memiliki unsur dasar tersendiri yang meliputi tiga aspek, antara lain: 1. Wiraga Wiraga adalah dasar keterampilan gerak tubuh/fisik penari. gerak merupakan subtansi baku dari dalam tari. bagian fisik manusia yang dapat menyalurkan ekspresi batin dalam bentuk gerak tari ada banyak sekali. diantaranya sebagai berikut. a. Jari-jari tangan b. Pergelangan tangan c. Siku-siku tangan
Seni tari 7 d. Bahu e. Leher f. Muka dan kepala g. Lutut h. Mulut i. Jari-jari kaki j. Dada k. Perut l. Pinggul m.Baji mata n. Alis o. Pergelangan kaki Sebagai gerak ekspresi, gerak yang dimaksud disini bukanlah gerak sehari-hari. melainkan, gerak yang telah distilir atau diberi bentuk lain, baik diperhalus, dipertegas, maupun dirombak (distorsi). dalam tari terdapat empat macam gerak yakni: a. Gerak imitatif : adalah gerakan tari yang dilakukan sebagai hasil dari eksplorasi gerak yang ada di alam ini selain gerak manusia. misalnya gerak hewan tertentu, tumbuhan, atau benda lain yang memiliki ciri gerakan tertentu. b. Gerak imajinatif : adalah gerak rekayasa manusia dalam membentuk suatu tarian. terdiri dari gerak maknawi dan gerak murni. c. Gerak maknawi : adalah gerak tari yang mengandung arti atau mempunyai maksud tertentu. gerak tersebut biasanya memiliki ciri khas yang mudah dimengerti oleh penonton. Dengan demikian penonton dapat berkomunikasi dengan tarian. Misalnya gerak menolak, melamun, mengiyakan, dan sebagainya. Dismping itu ada juga yang disebut watak gerak,
yaitu kesan tertentu yang ditangkap penonton dari gerak yang diungkapkan penari. d. Gerak murni : adalah gerak yang tidak mengandung arti, namun masih mengandung unsur keindahan gerak. Gerak ini dibuat semata-mata agar suatu tarian tampak indah. Misalnya dalam tari sunda ada gerak lontang kanan, lontang kiri, dan sebagainya. 2. Wirama Wirama adalah suatu pola untuk mencapai gerakan yang harmonis. di dalamnya terdapat pengaturan dinamika seperi ritme dan tempo tarian. Irama yang timbul baik dari iringan ataupun irama yang langsung diatur oleh penari itu sendiri, merupakan unsur waktu yang benar-benar harusdipahami dan dikuasai oleh penari karena irama merupakan titik tolak untuk bergerak. Tempo pada uraian ini adalah kecepatan waktu dalam menyelesaikan suatu rangkaian gerak, sedangkan ritme adalah pengendalian dan pengaturan waktu dari setiap elemen gerak. Dengan demikian tampak terlihat denga jelas tata urutan gerak (panjang-pendek dan cepat-lambat) dari suatu rangkaian gerak. ada dua macam irama untuk tari yakni: a. Wirama tandak : adalah wirama yang ajeg (tetap) dan murni dengan ketukan dan aksen yang berulng-ulang dan teratur. dalam wirama tandak, gerak tari dan musik lebih mudah disusun. seorang dapat bergerak langsung mengikuti ketukan sekali, ketukan mengganda, ketukan menigakali, atau dapat pula membuat gerakan sinkop (berlawanan dengan gerakan musiknya) b. Wirama bebas : adalah wirama yang tidak selalu memiliki ketukan dengan akses yang berulang-ulang dan teratur. 3. Wirasa
Seni tari 9 Wirasa merupakan tingkatan penghayatan dan penjiwaan dalam tarian. seperti : tegas, lembut, gembira dan sedih, yang mengekspresikan melalui gerakan dan mimik wajah sehingga melahirkan keindahan. Indah dalam tari tidak sekedar bagus, tetapi sesuai dengan jenis gerakan dan karakter. misalnya, gerak keupat yang halus akan indah jika ditarikan oleh peran arjun, tetapi gerak tersebut tidak indah jika ditarikan oleh peran raksasa. Dengan demikian, gerak indah itu tidak hanya gerak yang halus dan lembut saja. tapi, gerak yang tegas, kasar dan aneh pun dapat merupakan gerak yang indah jika sesuai dengan kondisi tariannya. Wirasa adalah aspek yang bersifat rohaniah yang memberikan dan mendukung secara keseluruhan pada tarian yang sedang dibawakan. Sebagaimana diketahui bahwa tari merupakan suatu ungkapan/ ekspressi seni yang menyampaikan komunikasi kepada pengamatnya melalui frase-frase ekspresi dari gerak yang direncanakan dan diungkapkan oleh si penari. Di dalam wirasa atau penguasaan jiwa, bagi penari yang baik wajib memiliki kemampuan daya peka yang tinggi. Antara lain meliputi: daya pikir, pemusatan pikiran, rasa, mental, atau tingkah laku yang disertai adanya keseimbangan yang luluh dari berbagai unsur atau elemen-elemen tari (harmoni). Kadang-kadang situasi dan kondisi saat akan dan sedang menari, sering terjadi berbagai perubahan secara mendadak, baik itu dikehendaki oleh si penata tari atau pelatih, peraturan atau fasilitas, kondisi tempat, situasi penonton, terjadi kekacauan pada iringan, atau penari lainya. maupun adanya gangguan pada kostum dapat diatasi secepatnya untuk mengimbangi atau menstabilkan kembali tarian yang sedang dibawakannya agar penonton tidak kecewa dan tidak terganggu dalam mengapresiasi
tarian tersebut sehingga komunikasi lahir dan batin tetap terjalin dengan baik. Dalam pementasan tari kerap kali terjadi masalah. Sebagai contoh antara lain: 1) Karena tempat pertunjukannya yang akan dipergunakan memiliki posisi duduk atau arah penonton yang melingkar atau tidak searah(samping kiri, samping kanan, dan depan) sedangkan penari telah berlatih dengan mengkhususkan untuk satu arah, maka bagi penari yang kreatiftentusaja harus mampu merubah atau membagi pola lantai atau bloking secepatnya untuk mendapatkan keleluasaan, sehingga dapat dinikmati dari setiap arah dengan jelas oleh para penonton. 2) Sewaktu menari, tiba-tiba saja iringannya kacau atau musik tidak terjalin lagi dengan tarian yang dibawakan tentu penari harus betul-betul kreatif agar secepat mungkin mengatasi hal tersebut sehingga iringannya dapat kembali berpadu sebagaimana mestinya. 3) Begitu pula dengan timbulnya kekacauan dengan mendadak dalam pengaturan posisi atau pola lantai saat menarikan tari massal karena diantara penari ada yang lupa. Dengan adanya kejadian yang tak terduga ini bagi penari kreatif harus pula berusaha sebaik-baiknya melakukan cara taratur dan tanpa panik memberikan tanda agar penari yang lupa dapat mengingat kembali posisi yang mesti dilakukannya. 4) Bilamana terjadi kostum atau properti yang dikenakan tiba-tiba terlepas, seperti: sarung, aksesories rambut, gelang, selendang, tombak/tongkat, payung, keris, sapu tangan, kipas dan lainlain. Yang jelas alat seperti itu sangat berperan dalam menunjang keberhasilan tarian yang dibawakannya. Tentu saja sebagai penari kreatif tidak akan panik atau bahkan hilang konsentrasi, akan tetapi dia harus mampu mencari kesempatan yang baik untuk mengambil inisiatif memakainya kembali tanpa menimbulkan cemohan atau memancing gelak tawa
Seni tari 11 penonton. Akan tetapi penari juga harus mampu mempertimbangkan apakah perlu kostum itu diambil kembali atau tidak, tentu saja jika tidak banyak mempengaruhi kekuatan tari maka tidak perlu dihiraukan. 5) Yang paling rumit atau sulit adalah jika kenyataannya penonton yang menyaksikan tarian itu mayoritas mereka yang kebetulan tidak menyenangi tarian yang dibawakan. Atau bahkan penontonnya tidak memiliki pengetahuan (bukan apresiator seni) tentu saja penari kreatif dengan segala kemampuannya harus dapat menguasai dan membawa para penonton kedalam Susana tarian yang dibawakannya. Sebagai kesimpulan bahwa penari yang kreatif adalah penari yang mampu menemukan dan memperlihatkan nilai estetikanya serta mampu menghayati tarian yang dibawakannya, baik tarian sederhana maupun tarian rumit, baik tarian lama maupun tarian baru. Dan penari kreatif ini selalu mempunyai inisiatif untuk selalu berlatih, berimprovisasi, bereksplorasi juga memiliki daya interpretasi dan imajinasi yang subur. C. Unsur Pendukung Seni Tari Unsur-unsur pendukung tari antara lain: 1. Gerak Unsur pokok tari adalah gerak, gerak tari merupakan fungsional dari tubuh (gerak bagian kepala, kaki, tangan, dan badan). Fungsi gerak yang dihasilkan oleh tubuh manusia pada dasarnya dapat dibedakan menjadi gerak keseharian, olahraga, gerak bermain, bekerja, dan gerak sehari-hari. Pada khususnya, tari lebih menekankan kepada gerak untuk berkesenian, di mana gerak dalam tari merupakan gerak yang sudah ditata indah.
Gerakan bersifat lembut dan mengalir, serta terputus-putus dan tegas merupakan pola gerak yang menjadi ciri pembeda antara gerakan tari putra dan tari putri. Gerak dapat dibedakan menjadi: gerak maknawi, murni atau wantah, imitatif, dan imajinatif. a. Gerak imitatif adalah gerakan tari yang dihasilkan dari eksplorasi gerak tiruan dari alam. b. Gerak imajinatif adalah gerak yang dihasilkan rekayasa manusia. c. Gerak maknawi adalah gerak tari yang mengandung arti atau maksud tertentu. d. Gerak murni adalah gerak yang tidak mengandung arti, tetapi masih mempunyai unsur keindahan atau estetika. Unsur gerak dalam tari 2. Properti Properti adalah semua peralatan yang digunakan untuk pementasan tari. Properti tari pada dasarnyadapat digunakan untuk memberikan keindahan bentuk harapan tari secara baik, agar kesan garapan tari akan lebih sempurna. Penggunaan properti tari harus mempertimbangkan jenis, fungsi, dan asas pakai properti secara baik dan benar. Hal ini dikarenakan
Seni tari 13 proporsi penggunaan properti tari secara mendasar menentukan penguasaan keterampilan penari secara pokok. Kualitas penguasaan penari atas properti tari yang digunakan, menjadi salah satu teknik tari yang dibutuhkan dalam format garapan tari yang berkualitas. Properti tari banyak ragam, bentuk, dan jenisnya. Properti yang sering digunakan antara lain meliputi selendang (sampur), kipas, rebana, payung, tongkat,keris, cundrik, pedang, mandau, tombak, gendang, piring, panah, dan lain-lain. Gerakan Tari Dengan Menggunakan Properti Kipas Gerakan Tari Dengan Menggunakan Properti Bosara 3. Iringan
Iringan dalam tari adalah pasangan yang serasi dalam membentuk kesan sebuah tarian. Keduanya seiring dan sejalan sehingga hubungannya sangat erat dan dapat membantu gerak lebih teratur dan ritmis. Musik yang dinamis dapat menggugah suasana sehingga mampu membuat penonton memperoleh sentuhan rasa atau pesan tari. Oleh karenanya tari tersebut komunikatif. Musik dan tari merupakan pasangan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Keduanya berasal dari sumber yang sama, yaitu dorongan atau nalun ritmis. Musik atau iringan selain sebagai pengiring atau iringan tari juga berfungsi sebagai pemberi suasana tari yang ditampilkan. Demikian juga warna bunyi untuk iringan tari, tentu disesuaikan dengan gerakan tarinya. Apabila gerak tarinya dinamis, cepat, dan bersemangat, maka warna bunyinya, juga yang berirama cepat, bersemangat, dan keras. Sebaliknya gerak tari yang lemah gemulai, lembut, tenang, maka iringan musiknya juga dipilih yang tenang, syahdu, dan lembut. Pada dasarnya bentuk musik dalam tari dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bentuk internal dan eksternal. a. Musik Internal. Musik atau iringan tari yang di timbulkan atau bersumber dari penarinya sendiri. Contoh: bersiul,tepuk tangan,bernyanyi, teriakan, petik jari,hentakan kaki,dsb b. Musik Eksternal. Musik atau iringan yang di timbulkan atau bersumber dari alat instrument yang di lakukan orang lain. Contoh: Nyanyian, puisi, susara-suara, instrument gamelan, suling, gendang, gitar, kaset, orkestra musik ,dan sebagainya. Sebuah tarian biasanya disajikan dengan diiringi musik yang disebut musik iringan tari. Musik iringan tari adalah musik yang berfungsi sebagai pengiring sebuah tarian, tidak hanya keluar sebagai suara saja, namun musik inilah yang mengatur gerak suatu tarian, sebagai penegas, pembentuk karakter penari, sehingga
Seni tari 15 maksud dari satu tarian itu dapat dipahami oleh penonton. Musik iringan tari memiliki fungsi antara lain: a. Sebagai iringan gerakan, Musik iringan tari sebagai iringan gerakan memiliki arti bahwa ritme musik sesuai dengan ritme gerakan tidak sama. Musik dapat ditabuh secara menghentak tetapi gerakan yang dilakukan dapat mengalir dan mengalun. b. Sebagai pembangun suasana. musik iringan sebagai membangun suasana sering dilakukan pada tarian yang memiliki desain dramatik agar suasana yang ditampilkan sesuai dengan tujuan tarian. Musik ini biasanya cocok digunakan dalam drama tari ( sendratari) yang terdiri atas beberapa adegan yang masing-masing adegan mempunyai suasana yang berbeda, sehingga membutuhkan iringan musik yang berfungsi sebagai pemberi suasana yang berbeda pula. Misalnya: suasana sedih membutuhkan musik yang lembut, suasana ceria membutuhkan musik yang gembira/riang. c. Sebagai ilustrasi (mesik sebagai pengantar tari), musik iringan tari sebagai ilustrasi mengandung arti bahwa musik dapat menggambarkan susana yang sedang terjadi dalam sebuah tarian. Musik yang berfungsi sebagai pengiring maupun sebagai pemberi/ pendukung suasana pada saat tertentu saja (tergantung kebutuhannya). Misalnya: musik dipergunakan sebagai pengantar (sebelum pertunjukan), musik yang digunakan di tengah tarian berupa ilustrasi adegan perang dengan menggunakan iringan pukulan drum, gong, dan sebagainya. Selain itu musik iringan juga memiliki beberapa fungsi yang lain seperti di bawah ini. a. Mengatur dan memberi tanda efektif gerak tari b. Pengendali dan pemberi tanda perubahan bentuk gerakan c. Sebagai rangsangan bagi penari
d. Mendukung jalannya pertunjukkan e. Penuntun dan pemberi tanda awal dan akhir dari tarian f. Membantu mempertegas ekspresi gerak Alat musik iringan tari Alat musik iringan tari 4. Tata Busana/Kostum Tata busana tari merupakan seni menata segala pakaian yang dikenakan oleh penari untuk mempertunjukkan karya tari. Pada prinsipnya, busana tari harus enak dipakai, enak dipandang, dan tidak mengganggu gerak penari. Keberadaan kostum dalam sebuah pertunjukan bersifat mutlak, karena pada dasarnya suatu tarian dapat terungkap dengan sempurna, jika seluruh unsur pendukung hadir di dalamnya. Salah satu unsur pendukung yang penting dalam suatu tarian adalah tata busana/kostum.
Seni tari 17 Busana tari secara umum terdiri atas baju, celana, kain, selendang, ikat kepala, mahkota, dan lain-lain.Tata busana untuk keperluan pementasan tari biasanya dirancang khusus sesuai dengan tema tarinya. Alternatif bahan untuk pembuat busana tari bermacam-macam, dapat terbuat dari kain, kertas, plastik, daun atau apa saja yang ada di sekitar kita, yang dapat dimanfaatkan untuk bahan busana tari. Dalam tari tradisional, pada umumnya desain busana tari tidak jauh berbeda dengan busana adat setempat. Fungsi Tata Busana a. Memperjelas tema tari. Busana tari berfungsi untuk mendukung tema atau isi tari dan untuk memperjelas perananperanan dalam suatu sajian tari. Busana tari secara umum terdiri atas baju, celana, kain, selendang, ikat kepala, mahkota, dan lain-lain. Tata busana untuk keperluan pementasan tari biasanya dirancang khusus sesuai dengan tema tarinya. b. Membantu menghidupkan karakter dan peran penari. Artinya busana yang dikenakan penari sudah menunjukkan siapa dia sesungguhnya, umurnya, kebangsaannya, status sosialnya, kepribadiannya. Bahkan tata busana dapat menunjukkan hubungan psikologisnya penari dengan tarianya. c. Membantu ekspresi penari dalam melakukan gerak tari. Artinya penari harus dapat membawakan tari tanpa terganggu oleh busananya. Busana tidak harus dapat memberi bantuan kepada penari tetapi busana harus sanggup menambah efek visual gerak, menambah indah dan menyenangkan dilihat disetiap posisi yang diambil penari. d. Memberikan nilai tambah pada segi estetika dan etika. Tarian yang dibawakan dengan tata busana yang baik tentunya akan lebih indah dan menarik untuk disaksikan.
Penyajian sebuah karya tari dapat lebih menarik untuk disaksikan apabila didukung oleh tata busana yang baik. Oleh karena itu di dalam penataan dan penggunaan busana tari hendaknya senantiasa mempertimbangkan hal hal sebagai berikut: Busana tari hendaknya enak dipakai dan sedap dilihat oleh penonton a. Penggunaan busana selalu mempertimbangkan isi/tema sehingga dapat menghadirkan suatu kesatuan antara tari dan tata busana b. Penataan busana hendaknya bias merangsang imajinasi penonton c. Desain busana harus memperhatikan bentuk-bentuk gerak tari d. Busana sebaiknya dapat member proyeksi kepada penarinya. e. Keharmonisan dalam pemilihan atau perpaduan warna warna busana. Kostum Tari Legong Bali
Seni tari 19 Kostum Tari 4 Etnis Sulawesi Selatan (Etnis Bugis, Makassar, Mandar dan Toraja) Kostum Tari Topeng Jawa Barat 5. Tata Pentas/Panggung Tata pentas adalah penataan pentas untuk mendukung pergeiaran tari. Tata pentas bukan hanya untuk kepentingan pencapaian efek artistik,namun juga berfungsi untuk membantu
penciptaan suasana yang terkait dengan konsep tari. Di atas pentas biasanya dilengkapi dengan seperangkat benda-benda dan alat yang berhubungan dengan tari, yang disebut dengan setting. Pentas yang dipahami dalam pengertian tempat menari dikenal dengan istilah panggung yang memiliki dua jenis, yaitu jenis panggung tertutup dan terbuka. a. Jenis panggung tertutup disebut dengan prosenium. Cirinya para penari atau pemain hanya dapat dilihat dari satu arah pandang. Panggung tertutup berada dalam suatu ruangan yang disebut dengan auditorium. b. Panggung terbuka adalah panggung yang berada di tempat terbuka dan tidak beratap. Bentuknya bermacam-macam, yaitu berbentuk arena, pendopo, di halaman pura, di halaman rumah atau di lapangan. Ciri panggung terbuka adalah pemain atau penari dapat dilihat dari berbagai arah pandan. Suatu pertunjukan apapun bentuknya selalu memerlukan tempat atau ruangan guna menyelenggarakan pertunjukan itu sendiri. Pemangungan dipergunakan untuk menyebutkan suatu pertujukan yang dipagelarkan dan diangkat ke atas pentas guna dipertontonkan. Adapun fungsi tata panggung antara lain: a. Panggung merupakan tempat sebuah tari dipertunjukkan. Panggung yang digunakan tentunya harus mampu menunjang penyajian tarian. b. Memberi ruang kepada penari. Ruang adalah salah satu unsur pokok yang menentukan terwujudnya suatu gerak. Tata panggung yang dibuat untuk pertunjukan tari harus mampu memberikan keleluasan gerakan para penari. c. Memberi pandangan yang menarik. Tata panggung tarian dapat menciptakan pemandangan yang menarik sehingga dapat menambah keindahan penyajian sebuah pentas tari. d. Memberi pernyataan suasana tari. Fungsi panggung sebagai pemberi suasana tari artinya panggung yang digunakan dapat menggambarkan suasana tarian yang dipertunjukkan.
Seni tari 21 Secara fisik bentuk panggung dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu panggung tertutup, panggung terbuka dan panggung kereta. panggung tertutup terdiri dari panggung prosenium, panggung portable dan juga dapat berupa arena. Sedangkan panggung terbuka atau lebih dikenal dengan sebutan open air stage dan bentuknya juga bermacam-macam. Panggung tertutup bermacam-macam antara lain: a. Panggung Prosenium atau Panggung Pigura Panggung prosenium merupakan panggung konvensional yang memiliki ruang prosenium atau suatu bingkai gambar melalui mana penonton menyaksikan pertunjukan. Hubungan antara panggung dan auditorium dipisahkan atau dibatasi oleh dinding atau lubang prosenium. Sedangkan sisi atau tepi lubang prosenium bisa berupa garis lengkung atau garis lurus yang dapat disebut dengan pelengkung prosenium (Proscenium Arch). Panggung prosenium dibuat untuk membatasi daerah pemeranan dengan penonton. Arah dari panggung ini hanya satu jurusan yaitu kearah penonton saja, agar pandangan penonton lebih terpusat kearah pertunjukan. Para pemeran diatas panggung juga agar lebih jelas dan memusatkan perhatian penonton. Dalam kesadaran itulah maka keadaan pentas prosenium harus dapat memenuhi fungsi melayani pertunjukan dengan sebaik-baiknya. Dengan kesadaran bahwa penonton yang datang hanya bermaksud untuk menonton pertunjukan, oleh karena itu harus dihindarikan sejauh mungkin apa yang nampak dalam pentas prosenium yang sifatnya bukan pertunjukan. Maka dipasanglah layar-layar (curtain) dan sebeng-sebeng (Side wing). Maksudnya agar segala persiapan pertunjukan dibelakang pentas yang sifatnya bukan pertunjukan tidak dilihat oleh penonton. Pentas prosenium tidak seakrab pentas arena, karena memang ada kesengajaan atau kesadaran membuat pertunjukan dengan
ukuran-ukuran tertentu. Ukuran-ukuran atau nilai-nilai tertentu dari pertunjukan itu kemudian menjadi konvensi. Maka dari itu pertunjukan yang melakukan konvensi demikian disebut dengan pertunjukan konvensional. Desain Panggung Prosenium b. Panggung Portable Panggung portable yaitu panggung tanpa layar muka dan dapat dibuat di dalam maupun di luar gedung dengan mempergunakan panggung (podium, platform) yang dipasang dengan kokoh di atas kuda-kuda. Sebagai tempat penonton biasanya mempergunakan kursi lipat. Adegan-adegan dapat diakhiri dengan mematikan lampu (black out) sebagai pengganti layar depan. Dengan kata lain bahwa panggung portable yaitu panggung yang dibuat secara tidak permanen.
Seni tari 23 Desain Panggung Portable c. Panggung Arena Panggung arena merupakan bentuk panggung yang paling sederhana dibandingkan dengan bentuk-bentuk pangung yang lainnya. Panggung ini dapat dibuat di dalam maupun di luar gedung asal dapat dipergunakan secara memadai. Kursi-kursi penonton diatur sedemikian rupa sehingga tempat panggung berada di tengah dan antara deretan kursi ada lorong untuk masuk dan keluar pemain atau penari menurut kebutuhan pertunjukan tersebut. Papan penyangga (peninggi) ditempatkan di belakang masing-masing deret kursi, sehingga kursi deretan belakang dapat melihat dengan baik tanpa terhalang penonton dimukanya. Sebagai penganti layar pada akhir pertunjukan atau pergantian babak dapat digunakan dengan cara mematikan lampu (black out). Perlengkapan tata lampu dapat dibuatkan tiang-tiang tersendiri dan penempatannya harus tidak mengganggu pandangan penonton.
Berbagai ragam bentuk panggung arena adalah sebagai berikut : - Panggung arena tapal kuda adalah panggung dimana separuh bagian pentas atau panggung masuk kebagian penonton sehingga membentuk lingkaran tapal kuda. Denah panggung arena tapal kuda - Panggung arena ¾, berarti ¾ dari panggung masuk kearah penonton atau dengan kata lain penonton dapat menyaksikan pementasan dari tiga sisi atau arah penjuru panggung. Panggung arena ¾ biasanya berupa pentas arena bentuk U. Denah panggung arena bentuk U - Panggung arena penuh yaitu dimana penonton dapat menyaksikan pertunjukan dari segala sudut atau arah dan arena permainan berada di tengah-tengah penonton.
Seni tari 25 Panggung arena penuh biasanya panggung arena bujur sangkar atau panggung arena bentuk lingkaran. Denah panggung arena penuh Panggung terbuka sebetulnya lahir dan dibuat di daerah atau tempat terbuka. Berbagai variasi dapat digunakan untuk memproduksi pertunjukan di tempat terbuka. Pentas dapat dibuat di beranda rumah, teras sebuah gedung dengan penonton berada di halaman, atau dapat diadakan disebuah tempat yang landai dimana penonton berada di bagian bawah tempat tersebut. Panggung terbuka permanen (open air stage) yang cukup popular di Indonesia antara lain adalah panggung terbuka di Candi Prambanan. Pementasan tari dengan panggung terbuka
Pementasan tari dengan panggung terbuka Panggung kereta disebut juga dengan panggung keliling dan digunakan untuk mempertunjukkan karya-karya teater dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan panggung yang dibuat di atas kereta. Perkembangan sekarang panggung tidak dibuat di atas kereta tetapi dibuat diatas mobil trailer yang diperlengkapi menurut kebutuhan dan perlengkapan tata cahaya yang sesuai dengan kebutuhan pentas. Dan bahkan kerap kali pementasan tarian dilakukan berkeliling di jalan raya tanpa menggunakan kendaraan. Jadi kelompok kesenian dapat mementaskan karyanya dari satu tempat ke tempat lain tanpa harus memikirkan gedung pertunjukan dan penonton bebas untuk menonton. Pementasan tari dengan panggung keliling
Seni tari 27 Pementasan tari dengan cara keliling Pokok-pokok Persyaratan Set Panggung/Pentas, Untuk itu dalam merancang pentas harus memperhatikan aspek-aspek tempat gerak-laku, memperkuat gerak-laku dan mendandani atau memperindah gerak-laku. Oleh sebab itu, tugas seorang perancang pentas hendaklah merencanakan set-nya sedemikian rupa sehingga : a. Dapat memberi ruang kepada gerak-laku. b. Dapat memberi pernyataan suasana lakon. c. Dapat memberi pandangan yang menarik. d. Dapat dilihat dan dimengerti oleh penonton. e. Merupakan rancangan yang sederhana f. Dapat bermanfaat terus menerus bagi pemeran atau pelaku. g. Dapat secara efisien dibuat, disusun dan dibawa. h. Dapat membuat rancangan yang menunjukkan bahwa setiap elemen yang terdapat didalam penampilan visual pentasnya memiliki hubungan satu sama lain. Oleh karena itu, secara singkat seorang perancang pentas yang membuat set harus memiliki tujuan yaitu: lokatif, ekspresif, atraktif, jelas, sederhana, bermanfaat, praktis dan organis. a. Lokatif yaitu penataan pentas itu harus dapat memberi tempat kepada gerak laku pemeran atau pelaku pertunjukan.
b. Ekspresif yaitu penataan pentas harus dapat memperkuat gerak-laku dengan memberi penjelasan, menggambarkan keadaan sekitar dan menciptakan suasana bagi gerak-laku tersebut. c. Atraktif yaitu penataan pentas itu harus dapat memberi pandangan yang menarik bagi penonton. d. Jelas yaitu penataan pentas itu harus merupakan rancangan yang dapat dilihat dan dimengerti oleh penonton dari suatu jarak tertentu. e. Sederhana yaitu penataan pentas itu harus sederhana. Sederhana tidak berarti bahwa pentas hanya terdiri dari satu meja dan dua kursi, tetapi penataannya tidak ruwet dan penonton dapat melihat dan menarik maknanya tanpa memeras pikiran dan perasaan. f. Bermanfaat yaitu penataan pentas harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat bermanfaat bagi para pemeran dengan efektif dan seefisien mungkin. g. Praktis yaitu penataan pentas itu harus dapat secara efisien dibuat, disusun dan dibawa serta dapat memenuhi kebutuhan teknis pembuatan tata pentas atau scenery. h. Organis yaitu penataan pentas itu harus dapat menunjukkan setiap elemen yang terdapat didalam penampilan visual penataannya dan memiliki hubungan satu sama lainnya. 6. Tata Rias Tata rias secara umum dapat diartikan sebagai seni mengubah penampilan wajah menjadi lebih sempurna. Pada dasarnya, tata rias bukan sesuatu yang asing bagi semua orang, khususnya kaum wanita sebab tata rias merupakan aspek untuk mendukung penampilan dan telah menjadi kebiasaan seharihari. Rias di dalam tari bukan sekadar bertujuan untuk menjadikan penari menjadi cantik atau ganteng. Tata rias tari
Seni tari 29 mempunyai beberapa fungsi yang benar-benar membantu pertunjukan karya tari menjadi lebih baik. Adapun fungsi tata rias yaitu: a. Menyempurnakan penampilan wajah. Tata Rias bisa menyempurnakan kekurangan pada tampilan penari. Penyempurnaan wajah dilakukan pada penari yang tidak sesuai dengan karakter tari yang di bawakan. b. Membantu menunjukkan perwatakan atau karakter penari. Tata rias berfungsi melukiskan watak tarian dengan mengubah tampilan wajah penari menyangkut aspek usia, ras, bentuk wajah. c. Memberi efek gerak pada ekspresi wajah seorang penari diatas panggung, karena tampilan penari tampak datar ketika tertimpa cahaya lampu. Oleh karena itu dibutuhkan tata rias untuk menampilkan dimensi wajah penari. d. Memperjelas garis-garis wajah penari untuk mengekspresikan gerak-gerak tari. Fungsi garis tidak sekedar menegaskan, tetapi juga menambahkan sehingga terbentuk tampilan yang berbeda dengan wajah asli pemain. e. Memberi nilai tambah keindahan karya tari. Dengan tata rias yang baik tentunya akan menambah keindahan karya tari yang ditampilkan. Anda dapat membayangkan apa jadinya jika sebuah tarian disajikan tanpa didukung dengan tata rias. Agar tata rias tari dapat menunjang pertunjukan tari, maka dalam penataan rias penari perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Rias Hendaknya mencerminkan karakter tokoh/peran. b. Kerapian dan kebersihan rias perlu diperhatikan. c. Jelas garis-garis yang dikehendaki.
d. Ketepatan pemakaian desain rias. Jenis Tata Rias antara lain: a. Tata rias korektif (corective make-up) : merupakan suatu bentuk tata rias yang bersifat menyempurnakan (koreksi). Tata rias ini menyembunyikan kekurangan-kekurangan yang ada pada wajah dan menonjolkan hal-hal yang menarik dari wajah b. Tata rias fantasi : dikenal juga dengan istilah tata rias karakter khusus. Disebut tata rias karakter khusus, karena menampilkan wujud rekaan dengan mengubah wajah tidak realistik. c. Tata rias karaker adalah tata rias yang mengubah penampilan wajah seseorang dalam hal umur, watak, bangsa, sifat, dan ciri- ciri khusus yang melekat pada tokoh. Tata rias karakter dibutuhkan ketika karakter wajah penari tidak sesuai dengan karakter tari. Tata rias di dalam tari sangat berbeda dengan rias sehari-hari, karena rias di sini berfungsi untuk membantu ekspresi ataupun perwujudan watak si penari. Dengan demikian tata rias di dalam pagelaran bukan sekedar menggarap muka atau tubuh penari supaya kelihatan cantik ataupun tampan, akan tetapi harus benarbenar disesuaikan dengan peran yang dibawakan oleh si penari tersebut. Disamping menggarap perwatakan seseorang piñata rias harus pula memperhitungkan kekuatan efek tatariasnya. Tata rambut masuk pula dalam pengaturan make up/ tata rias.
Seni tari 31 Tata Rias Tradisional Bugis Makassar Tata Rias Tradisional Toraja 7. Tata lampu Sebagai seni pertunjukan tata lampu di dalam pegelaran tari sangat dibutuhkan. Tata lampu atau lighting ini sering disebut dengan tata cahaya. Pentingnya tata lampu dalam pegelaran tari
disamping untuk menyinari serta menerangi, juga digunakan untuk membantu suasana yang diperlukan dalam adegan-adegan yang ditampilkan. Dengan demikian seorang penata lampu harus peka terhadap efek yang ditimbulkan akibat pengatukan lampunya. Sebagai contoh: jika terjadi adegan yang seharusnya ditonjolkan maka penata lampu harus member efek cahaya lampu yang lebih tajam, dan jika sebaliknya justru penata lampu memberikan efek cahaya yang sangat lemah hal ini justru tidak menguntungkan. Oleh karena itu, seorang penata lampu harus mengetahui secara mendetail tentang alur cerita yang digarap oleh seniman serta suasana yang diharapkan sebagai suatu kesatuan seni pertunjukan yang utuh. Dalam tata cahaya ada beberapa unsur penting yang harus diperhatikan, antara lain : 1. Tersedianya peralatan dan perlengkapan. Yaitu tersedianya cukup lampu, kabel, holder dan beberapa peralatan yang berhubungan dengan lighting dan listrik. Tidak ada standard yang pasti seberapa banyak perlengkapan tersebut, semuanya bergantung dari kebutuhan naskah yang akan dipentaskan. 2. Tata letak dan titik fokus. Tata letak adalah penempatan lampu sedangkan titik fokus adalah daerah jatuhnya cahaya. Pada umumnya, penempatan lampu dalam pementasan adalah di atas dan dari arah depan panggung, sehingga titik fokus tepat berada di daerah panggung. Dalam teorinya, sudut penempatan dan titk fokus yang paling efektif adalah 450 di atas panggung. Namun semuanya itu sekali lagi bergantung dari kebutuhan naskah. Teori lain mengatakan idealnya, lighiting dalam sebuah pementasan (apapun jenis pementasan itu) tatacahaya harus menerangi setiap bagian dari panggung, yaitu dari arah depan, dan belakang, atas dan bawah, kiri dan kanan, serta bagian tengah.
Seni tari 33 3. Keseimbangan warna. Maksudnya adalah keserasian penggunaan warna cahaya yang dibutuhkan. Hal ini berarti, lightingman harus memiliki pengetahuan tentang warna. 4. Penguasaan alat dan perlengkapan. Artinya lightingman harus memiliki pemahaman mengenai sifat karakter cahaya dari perlengkapan tata cahaya. Tata cahaya sangat berhubungan dengan listrik, maka anda harus berhati-hati jika sedang bertugas menjadi light setter atau penata cahaya. 5. Pemahaman naskah. Artinya lightingman harus paham mengenai naskah yang akan dipentaskan. Selain itu, juga harus memahami maksud dan jalan pikiran sutradara sebagai „penguasa tertinggi‟ dalam pementasan. Dalam sebuah pementasan, semua orang memiliki peran yang sama pentingnya antara satu dengan lainnya. Jika salah satu bagian terganggu, maka akan mengganggu jalannya proses produksi secara keseluruhan. Begitu pula dengan “tukang tata cahaya‟. Dia juga menjadi bagian penting selain sutradara dan aktor, disamping make up, stage manager, dan unsur lainnya. Dengan kata lain, lightingman juga harus memiliki disiplin yang sama dengan semua pendukung pementasan. Dari paparan di atas, semuanya dapat dicapai dengan belajar mengenai tata cahaya dan unsur pendukung lainnya. Istilah dalam tata cahaya. a. lampu: sumber cahaya, ada bermacam, macam tipe, seperti par 38, halogen, spot, follow light, focus light, dll. b. holder: dudukan lampu. c. kabel: penghantar listrik. d. dimmer: piranti untuk mengatur intensitas cahaya. e. main light: cahaya yang berfungsi untuk menerangi panggung secara keseluruhan. f. foot light: lampu untuk menerangi bagian bawah panggung.
g. wing light: lampu untuk menerangi bagian sisi panggung. h. front light: lampu untuk menerangi panggung dari arah depan. i. back light: lampu untuk menerangi bagian belakang panggung, biasanya ditempatkan di panggung bagian belakang. j. silouet light: lampu untuk membentuk siluet pada backdrop. k. upper light: lampu untuk menerang bagian tengah panggung, biasanya ditempatkan tepat di atas panggung. l. tools: peralatan pendukung tata cahaya, misalnya circuit breaker (sekring), tang, gunting, isolator, solder, palu, tespen, cutter, avometer, saklar, stopcontact, jumper, dll. m.seri light, lampu yang diinstalasi secara seri atau sendiri-sendiri. (1 channel 1 lampu) n. paralel light, lampu yang diinstalasi secara paralel (1 channel beberapa lampu). Seperti yang telah di ungkapkan di atas, secara sederhana halhal tersebut adalah yang pada umumnya harus diketahui oleh lightingman, selanjutnya baik tidaknya tatacahaya bergantung pada pemahaman, pengalaman dan kreatifitas dari lightingman. Intinya, jika ingin menjadi „lightingman sejati‟, Anda harus banyak belajar dan mencoba (trial and error). Asas-Asas Penataan Cahaya, hal ini meninjau cahaya dari segi teori dan manfaat mencahayakan suatu pementasan. Tumpuan diberikan terhadap hal-hal berikut: - Fungsi dan kualitas cahaya - Aspek rekabentuk dalam cahaya - Asas elektrik; mengenali bentuk-bentuk seri dan paralel serta menggunakan undang-undang Ohm untuk menyelesaikan masalah tentang arus, rintangan, voltan dan tenaga. - Aspek optik – iaitu aspek pantulan dan pembiasan cahaya di dalam berbagai permukaan jenis reflektor dan ciri-cirinya tentang pembiasan cahaya. - Jenis dan fungsi lampu yang digunakan di dalam teater
Seni tari 35 - Kegunaan warna di dalam pementasan teori warna dan pengawalan warna - Sistem pemalap [dimmer system] – manual dan memory - Mencipta „light plot‟ dan membentuk „lighting cues‟ Dalam pemilihan cahaya terdapat trik dalam aplikasi warna antara lain: a. Aplikasi warna cerah pada salah satu elemen luar, misalnya untuk warna merah bata pada pagar, menjadi aksen untuk keseluruhan rumah. b. Warna netral untuk fasad bangunan lebih baik, tapi jika ingin menggunakan wana cerah, aplikasikan hanya pada satu bidang. c. Perpaduan warna cokelat dengan hijau dapat membuat atmosfer ruang menjadi lebih tenang. d. Abu-abu muda serta hijau kecokelatan mampu menghadirkan kecerahan dalam ruangan. e. Pada warna ruangan yang terlihat monoton, tambahkan cahaya buatan agar ruangan lebih “hidup”. f. Warna-warna lembut dan cahaya buatan yang temaram dapat memberikan kehangatan dan keakraban suasana pada ruang keluarga dan kamar tidur. g. Permainan dinding dengan warna natural akan membuat ruangan lebih luas. h. Warna dinding natural yang berbeda-beda pada setiap ruang akan menciptakan suasana yang berbeda pula untuk masingmasing ruang tersebut. i. Pagar merah bata, dinding abu-abu tua, dan dinding abu kecokelatan membuat tampilan rumah lebih dinamis. j. Untuk menghilangkan kesan gelap di kamar mandi, gunakan keramik warna krem pada dinding dan putih pada lantai. Unsur dekor juga memanfaatkan cahaya untuk membantu suasana tertentu. Misalnya, cahaya terang menyiratkan siang hari,
atau cahaya berwarna biru menyiratkan suasana malam hari. Cahaya berwarna juga digunakan untuk memberi aksentuasi pada adegan atau tokoh tertentu. 8. Tema Dalam garapan tari apa saja bisa dijadikan tema seperti: a. Kejadian sehari-hari - Tari petik kopi dari toraja Sulawesi selatan - Tari panen dari Sumatra barat - Tari petik cengkeh dari Maluku - Tari rampitan dari Kalimantan barat yang menggunakan tema kegotongroyongan dalam bertani b. Tema binatang - Tari merak dari jawa barat - Tari kupu-kupu - Tari burung enggang dari kalimantan c. Cerita rakyat - Tari alaboreng ri mampu (kisah seorang gadis dikutuk menjadi batu) dari bone Sulawesi selatan - Tari empat granting dari lombok - Sendratari roro mendut pranacipta dari jawa tengah d. Bertema pahlawan - Tari wiranata dari bali - Tari perang dari irian jaya e. Bertema upacara adat dan keagamaan - Tari padduppa dari Sulawesi selatan (upacara adat penyambutan) - Tari sang hyang dari bali (upacara keagamaan) Untuk menentukan tema perlu dilakukan lima penilaian: 1. Keyakinan koreografi dalam menilai tema 2. Dapatkah tema ini ditarikan 3. Apakah menguntungkan efek sesaaat dari tema kepada penonton
Seni tari 37 4. Perlengkapan teknik tari dari koreografi dan penarinya 5. Fasilitas yang diperlukan diantaranya: musik, tempat, tata busana, tata lampu dan tata suara.
BAB III UNSUR DASAR DAN KOMPOSISI TARI A. Unsur Dasar Tari Kita tahu bahwa Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terdiri dari banyak suku. Keberagaman suku di Indonesia menghasilkan keberagaman gerak tari yang berbeda antara suku lain di Indonesia. Walaupun setiap tarian memiliki gerakan yang berbeda namun tetap memiliki persamaan. Persamaan tersebut yaitu tenaga, ruang dan waktu: 1. Tenaga Setiap bergerak kita memerlukan tenaga. Kesimpulannya hubungan antara gerak tari dan tenaga memiliki kaitan yang erat. Tenaga dalam seni tari berhubungan dengan emosi dan perasaan. Untuk menghasilkan gerak tari yang baik dibutuhkan tenaga. Penambahan tenaga dalam gerak tari menjadikan gerak tari tersebut terlihat dinamis dan ritmik. Setiap penari membutuhkan tenaga dalam melakukan gerak tari, tanpa tenaga gerakan tidak mungkin dihasilkan dengan baik karena tenaga merupakan kekuatan yang mengawali, mengendalikan, dan menghentikan gerak. Unsur tenaga dalam tari menggambarkan suatu usaha yang menentukan pemberian watak pada gerak 2. Ruang Gerak
Seni tari 39 Suatu gerak tarian membutuhkan ruang gerak. Gerak di dalam ruangan dapat dilakukan penari secara tunggal, berpasangan ataupun berkelompok. Ruang merupakan unsur poko yang menentukan terwujudnya suatu gerak lahir tanpa adanya ruang. Ruang dalam tari dapat dibedakan atas ruang yang diciptakan penari dan ruang pentas atau tempat penari melakukan gerak. a. Ruang yang diciptakan penari adalah ruang yang langsung berhubungan dengan penari, yang batas imajinasinya adalah batas yang paling jauh yang dapat dijangkau oleh tangan dan kaki penari dalam keadaan tidak berpindah tempat. b. Ruang pentas (tempat penari melakukan gerak) adalah wujud ruang secara nyata, merupakan arena yang dilalui penari saat melakukan gerak misalnya: panggung dan halaman terbuka. Pokok permasalahan yang terkandug dalam ruang, baik itu ruang diciptakan oleh penari maupun ruang tempat menari. Hal tersebut meliputi: garis, volume, arah, level, dan fokus. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut: a. Garis, yaitu kesan yang ditimbulkan setelah menggerakkan tubu hsedemikian rupa dengan membentuk garis tubuh diluar garis tubuh yangalami. Garis – garis ini menimbulkan kesan yang tidak berbeda dengan garis – garis dalam seni rupa. Misalnya garis tubuh yang melengkung menimbulkan kesan manis. Garus diagonal atau zig-zag menimbulkan kesan dinamis. Garis tegak lurus memberi kesan tenang dan seimbang. Garisdatar memberi kesan istirahat dan sebagainya. b. Volume, yaitu jangkauan gerak yang tergantung dari besar kecilnya ruang yang dapat digunakan oleh seorang atau sekelompok penari.Misalnya, langkah ke depan dapat dilakukan dengan langkah pendek, langkah biasa dan langkah lebar. Gerakan ini sama tetapi dilakukan dengan ukuran yang berbeda.
Dengan kata lain, gerakan kecil yang dilakukan bisa dikembangkan dan gerakan besar dapat dikecilkan volumenya. c. Arah,yaitu arah hadap penari ketika melakukan gerak. Arah itu bisa kedepan, ke belakang, kesamping dan ke arah lainnya. d. Level, berhubungan dengan tinggi rendahnya penari pada saat melakukangerakan. Ketinggian maksimal dicapai penari adalah pada saat melompat keudara dan ketinggian minimal dicapai ketika rebah dilantai. e. Fokus, yaitu sudut pandang suatu perspektid penonton dan yang diperlukan dalam melakukan rangkaian gerak. 3. Waktu Waktu adalah elemen yang membentuk gerak tari selain unsur tenaga dan ruang yang tidak dapat dipisahkan antara satu dan lainnya, karena merupakan suatu struktur yang saling berhubungan. Perannya saja yang berbeda. Elemen waktu berkaitandengan ritme tubuh dan ritme lingkungan. Gerak yang dilakukan dalam waktu sedang, cepat maupun lambat akan memberikan daya hidup pada sebuah tarian. Unsur waktusangat berkaitan dengan unsure irama yang meberi nafas sehingga tampak hidup Dalam gerak tarian, perbedaan cepat atau lambat suatu gerak disebut dengan Tempo. Fungsi tempo pada gerak tari yaitu memberikan kesan dinamis sehingga suatu tarian tersebut enak untuk ditonton. Jadi, gerak tari tidak hanya membutuhkan tenaga dan ruang saja. Akan tetapi juga membutuhkan tempo untuk menghasilkan suatu gerakan yang terlihat dinamis dan hidup sehingga enak untuk ditonton. B. Komposisi Tari Komposisi tari merupakan seni membuat/merancang struktur ataupun alur sehingga menjadi suatu pola gerakan-gerakan. Istilah
Seni tari 41 komposisi tari bisa juga berarti navigasi atau koneksi atas struktur pergerakan. Hasil atas suatu pola gerakan terstruktur itu disebut pula sebagai koreografi. Orang yang merancang koreografi disebut sebagai koreografer. Komposisi tari merupakan pengetahuan yang harus dimengerti dan dipahami oleh seorang koreografer. Ada beberapa elemen komposisi yang menjadikan garapan suatu karya tari berhasil dengan baik. Kata komposisi sebenarnya berasal dari “Compose” artinya menata, mengatur, atau menyusun bagian-bagian dari elemen tari menjadi satu kesatuan yang saling terkait dan secara keseluruhan dapat membentuk suatu wujud kesatuan tari yang utuh. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa komposisi merupakan aspek dari laku kreatif, sehingga dalam komposisi tari seorang koreografer dituntut untuk mempunyai daya atau kemampuan memahami elemen-elemen komposisi tari dan mempunyai kepekaan yang tinggi. Suatu karya tari dapat dinikmati dengan baik apabila suatu komposisinya menjadi satu kesatuan garapan yang utuh. Artinya garapan karya tari tersebut mengandung unsur utama, unsur penunjang, dan elemen-elemen koposisi tari. Adapun yang termasuk didalamnya antara lain: 1. Desain penataan arah gerak Dalam tari desain penata arah gerak dibagi menjadi dua pola yaitu : a. Pola Simetrik Dalam pola simetrik akan memberikan kesan seimbang, tenang, dan bahkanstatis. Penggunaan pola lantai simetrik tampak pada tari kelompok terutama jenistari rakyat. Pada tarian ini terdapat garis-garis sejajar, garis-garis lengkung, danlingkaran membentuk pola yang terkesan simetrik. Demikian juga dalam tari pergaulan di mana para penarinya
berpasangan dalam suatu kelompok baik gerak maupun pola lantainya menunjuk pola simetrik b. Pola Asimetrik Pada pola asimetrik pola arah gerak penari akan memberi kesanketidakseimbangan, tidak tenang, dan bahkan dinamis. 2. Desain lantai Yang dimaksud dengan desain lantai adalah garis-garis yang dilalui oleh seorang penari atau garis-garis di lantai yang dibuat oleh formasi penari kelompok. Secara garis besar ada dua pola garis dasar pada lantai, yaitu garis lurus dan garis lengkung. Garis lurus dapat dibuat ke depan, ke belakang, ke samping, atau serong.Selain itu garis lurus dapat menjadi desain huruf V atau kebalikannya, segitiga, segiempat, huruf T, Y atau desin zigzag, dan sebagainya. Garis-garis lantai atau titik-titik yang dilalui oleh penari atau biasanya disebut Pola Lantai, dibagi menjadi dua : a. Garis Lurus : dapat dibuat kedepan, kebelakang, kesamping atau serong. Garis ini memberikan kesan sederhana tapi kuat. Garis lurus banyak digunakanpada tari tradisional baik klasik maupun kerakyatan, teritama dari Jawa Tengah. b. Garis Lengkung ; dapat dibuat melengkukng kemuka, kebelakang atau dalam bentuk beberapa rumusan matematika. Dari lengkung ini dapat pula dibuat disain lengkung ular, lingkaran, angka tiga atau delapan juga bentuk spiral, dan sebagainya. Didalam tari-tarian modern, pola lantainya sering menggunakan kedua-duanya, yaitu kombinasi antara garis lurus dan garis lengkung. Untuk menentukan/menandai level aktor/penari pada gambaran desain lantai, maka perlu diberi keterangan yang jelas pada gambar. Di dalam penjelasan ini dapat dicontohkan sebagai berikut; posisi aktor/penari setidaknya dapat dibagi menjadi 4 bagian, yaitu level tinggi, level sedang, level setengah rendah dan level rendah. Dalam
Seni tari 43 posisi level tinggi, aktor/penari berjungkit (jinjit Jawa) atau naik berdiri di atas trap (alat bantu level). Pada posisi level sedang, peneri berdiri biasa (normal), sedangkan posisi level setengah rendah, kedudukan aktor/penari diantara berdiri normal dengan duduk, seperi berjongkok, membungkuk sambil merendah seperti posisi harimau mau menerkam dan lain-sebagainya. Adapun posisi level rendah, kedudukan aktor/penari mulai dari duduk (pantat menempel lantai) sampai tidur. Dalam sebuah tarian (terutama tari kelompok), pola lantai perlu diperhatikan. Ada beberapa macam pola lantai pada tarian, antara lain : a. Pola lantai vertikal : Pada pola lantai ini, penari membentuk garis vertikal, yaitu garis lurus dari depan ke belakang atau sebaliknya. b. Pola lantai Horizontal : Pada pola lantai ini, penari berbaris membentuk garis lurus ke samping. c. Pola lantai diagonal : Pada pola lantai ini, penari berbaris membentuk garis menyudut ke kana atau ke kiri. d. Pola lantai melingkar : Pada pola lantai ini, penari membentuk garis lingkaran 3. Desain Atas Desain atas adalah desain yang membentuk pola atas lantai (biasanya terbentuk oleh penari itu sendiri) dan terlihat oleh penonton. Ada 16 unsur dasar yang masing-masing dapat digabungkan/ dimodifikasi. Desain ini yang bisa dilihat langsung oleh penonton, dimana kesatuan tubuh dan properti penunjang terlukis jelas pada penari tersebut. Mulai dari gerakan kepala, leher, tangan (jari), pinggang, tungkai bawah (kaki, jari, kaki) serta properti yang menjadi keutuhan tubuh. 1) Datar
Postur tubuh penari yang dilihat oleh penonton (bukan yang dirasakan penari)hampir tanpa perspektif. Desain ini dapat berbentuk vertikal, horisontal, kontras(berlawanan), murni, statis, lengkung, tinggi, medium, rendah, lukisanm garis lanjutan,dan garis tertunda. Jika diberi putaran seperempat saja, akan menjadi „desain dalam‟.Desain yang secara konstruktif dangkal ini justru memberikan kesan keterbukaan,kejujuran, dan ketenangan 2) Dalam Penonton melihat penari dengan perspektif yang dalam. Hampir semua unsur desain dibawah ini (dari vertikal sampai garis tertunda) lebih mudah digarap dengandesain dalam. Terutama, untuk desain lengkung, lukisan, dan tertunda. Desain ini lebihmemberikan kedalaman emosi/ perasaan dari pada desain datar. 3) Vertikal Penari membentuk garis ke atas dan kebawah. Desain dapat diterapkan padasemua unsur (kecuali horizontal). Ia memberi rasa menjangkau keatas dan/atau ke bawah (lihat desain tinggi dan desain rendah), egosentris,dan cocok untuk suasanamenari diri dan pasrah. 4) Horizontal Postur dengan anggota badan membentuk garis melintang. Desain ini dapatditerapkan pada semua unsur (kecuali vertikal) memberi rasa menjangkau keluar dankesadaran terhadap lingkungan. Cocok untuk suasana ekspresif/ mencurahkan. 5) Kontras Postur yang menggarap garis-garis bersilang pada lekukanlekukan yang berlawanan dan mengandung suatu kontinuitas garis dalam oposisi. Merupakan garis-garis kontras yang bisa berupa berabgai unsur (kecuali murni) dan dapat memberikansugesti kekuatan atau kebingungan. Jika digarap sebagai pengembangan desain murniyang mendahului, akan tercapai sugesti pengembangan intelektual dan emosional.