The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku Program Seminar Antarabangsa Pendidikan Islam

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by marzni mokhtar, 2023-02-21 22:34:53

Buku Program Seminar Antarabangsa Pendidikan Islam (2)

Buku Program Seminar Antarabangsa Pendidikan Islam

HEBAHAN UMUM SELAMAT DATANG Jabatan Pendidikan Bahasa dan Kemanusiaan, Fakulti Pengajian Pendidikan mengalu-alukan kehadiran Delegasi Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq, Jember, Indonesia. Pihak kami berharap menerusi penganjuran seminar ini dapat memberikan manfaat dari aspek pencambahan ilmu, kepakaran, silang budaya dan pewujudan ruang penyelidikan antara entiti pengajian tinggi yang terlibat. Tarikh 1 Mac 2023 Tema Seminar "“Pendidikan Islam dalam Pendidikan Madani” Lokasi Seminar Pendaftaran dan sesi pembentangan akan diadakan di Auditorium dan ruangan Foyer Blok I, Fakulti Pengajian Pendidikan. Setiap pembentang dan peserta akan diberikan kit seminar semasa mendaftar. Anjuran Seminar ini merupakan jalinan kerjasama antara Jabatan Pendidikan Bahasa dan Kemanusiaan, Fakulti Pengajian Pendidikan, Universiti Putra Malaysia dengan Kerjasama Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq, Jember, Indonesia


Kata Pengantar Seminar 1


Sekapur Sirih Dengan Nama Allah, Tuhan Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang. Saya sangat berbesar hati mengalu-alukan kedatangan para peserta Seminar Antarabangsa Pendidikan Islam daripada kedua-dua negara Malaysia dan Indonesia. Ayat pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW ialah Iqra' dalam Surah Al-Alaq. 96: 1-5. ” Baca! Dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Baca! Dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah. Yang telah mengajar dengan pena. Dia telah mengajar manusia apa yang tidak diketahuinya”. Ayat al-Quran ini menekankan akan peri pentingnya menuntut ilmu untuk seluruh umat manusia. Oleh itu, besarlah harapan saya agar seminar ini diberkati perjalanannya malah berjaya pula menjadi platform perkongsian ilmu dan kepakaran dalam bidang masing-masing yang kemudiannya ilmu itu akan diamal serta disebar pula manfaatnya kepada umum. Seminar Antarabangsa Pendidikan Islam ini adalah seminar kali ke-2 diadakan di FPP, UPM iaitu pada kali pertama UIN/IAIN Jember telah berkunjung ke sini pada bulan Februari 2020. Seminar ini terbuka kepada pelajar pasca siswazah, ahli akademik, dan penyelidik daripada kedua-dua universiti. Seminar ini menjadi platform yang menggalakkan perbincangan mendalam dan perkongsian penemuan dan aplikasi penyelidikan baharu daripada hasil penyelidikan yang terhasil. Selain itu, seminar ini juga merupakan platform untuk universiti, institusi penyelidikan, dan industri membina rangkaian profesional dan membuka peluang kerjasama untuk perkongsian idea dan penyelesaian dalam bidang kepakaran antara dua negara. Saya ingin mengucapkan setinggi-tinggi tahniah kepada semua peserta seminar yang terlibat dan juga ucapan terima kasih atas kesudian pihak UIN memilih UPM sebagai rakan sinergi. Saya mengharapkan jalinan kerjasama yang lebih mantap dapat diadakan antara dua buah universiti iaitu UPM dan Universitas Islam Negeri Kiai Haji Ahmad Siddiq Jember, Indonesia. Akhir sekali, saya ingin mengucapkan tahniah kepada jawatankuasa penganjur atas usaha mereka yang hebat dalam menganjurkan seminar ini. Saya berdoa kepada Allah S.W.T supaya Seminar Antarabangsa Pendidikan Islam 2023 akan berjaya. Terima kasih. Prof Madya Dr. Wan Marzuki Wan Jaafar Penasihat I Seminar Dekan Fakulti Pengajian Pendidikan Universiti Putra Malaysia 2


Seulas Pinang Buku yang ditulis Mahasiswa Pasca Sarjana UIN KHAS Jember ini merupakan kumpulan dari Konferensi Internasional tentang Tantangan Kajian dan Pendidikan Islam di Asia Tenggara” Berdasarkan hasil penelitian bahwa umat Islam di kawasan Asia Tenggara (Asean) akan bersatu dan bekerjasama dalam menghadapi tantangan yang besar, seiring dengan makin strategis posisi negara-negara bersangkutan dalam kancah politik internasional.. Cendikiawan Muslim di kawasan Asia Tenggara (Asean) dituntut tanggungjawab dan perannya lebih besar lagi karena perkembangan dunia informasi dan teknologi demikian besar disamping posisinya sangat strategis sebagai benteng menghadapi isu yang mengancam umat tersebut di Nusantara. Pasca Sarjana UIN KHAS Jember ini dituntut untuk meningkatkan iklim akademis di tengah-tengah tantangan besar tuntutan publik yang menginginkan “referensi intelektual” dalam menyikapi beragam problematika kehidupan masyarakat di masa-masa mendatang. Untuk itu, dalam kesempatan ini, saya mengajak kepada seluruh warga Pasca Sarjana untuk memanfaatkan Konferensi Internasional ini sebagai pintu kreatifitas yang tiada henti dalam mengalirkan gagasan, pemikiran, dan ide-ide segar dan mencerdaskan untuk ikut memberikan kontribusi dalam pembangunan peradaban bangsa. Kepada Pasca Sarjana UIN KHAS Jember, program Konferensi Internasional tahun kedua ini juga menjadi tantangan tersendiri dalam memberikan pelayanan prima kepada karyakarya tersebut agar dapat terwujud dengan tampilan buku yang menarik, layout yang cantik, perwajahan yang elegan, dan mampu bersaing dengan buku-buku yang beredar di pasaran. Melalui karya-karya para mahasiswa Pasca Sarjana UIN KHAS Jember ini pula, UIN KHAS Jember memiliki kesempatan untuk mengajak masyarakat luas menjadikan karya tersebut sebagai salah satu refensi penting dalam kehidupan akademik pembacanya. Akhir kata, inilah karya yang bisa disodorkan kepada masyarakat luas yang membaca buku ini sebagai bahan referensi, di samping literatur lain yang bersaing secara kompetitif dam alam yang semakin mengglobal ini. Selamat berkarya. Prof Dr H. Babun Suharto, SE. MM Penaung Seminar Rektor Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq, Jember, Indonesia 3


Selembar Bahasa Segala puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah Yang Maha Esa atas limpah Rahmat-Nya sehingga hasrat mulia kita untuk menjalinkan kerjasama seminar ini dapat direalisasikan. Seminar Seminar Antarabangsa Pendidikan Islam 2023 ini merupakan satu ikatan ukwah awal yang memungkinkan gandingan ilmu menjadi lebih besar pada suatu hari nanti. Dengan harapan yang penuh yakin, saya percaya usaha ke arah kemenjadian bangsa bertamadun yang disegani berdasarkan tema “Pendidikan Islam dalam Pendidikan Madani” akan menjadi satu mercu tanda penting di wilayah Nusantara. Tema ini dipilih dengan satu kesepakatan bahawa masyarakat melinium sedang berhadapan dengan dunia digital yang seolah-oleh menafikan adab dan cara berfikir bangsa. Madani yang dikonsepkan daripada sejarah dan hibrah keperibadian rasul agung kita, iaitu Nabi Muhammad s.a.w merupakan satu panduan yang perlu disuburkan. Atas pemikiran inilah, makanya tema ini dicanang dengan hasrat agar dunia pendidikan itu berada pada satu kedudukan yang mulia di sisi Islam. Dengan rasa rendah diri, saya secara peribadi ingin mengucapkan jutaan terima kasih sedalam-dalamnya kepada seluruh warga Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq, Jember, Indonesia khususnya kepada Bapak Rektor Prof. Dr. H. Babun Suharto. Tidak lupa juga kepada Dekan, Fakulti Pengajian Pendidikan dan semua pihak yang telah membantu menjayakan seminar ini; budimu kusanjung tinggi. Akhir kata, semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa meredai semua usaha murni yang sedang kita perjuangkan ini. Anak merpati disambar helang, Terbang berhenti di dalam huma; Harimau mati meninggalkan belang, Murabi mati meninggalkan nama. Kain batik negeri seberang, Dipakai anak Tanah Tembusu; Apa ertinya guru penyayang, Andai hidup berjanji palsu. Sekian, wassalam Dr. Shamsudin Othman Pengerusi Seminar Ketua Jabatan Pendidikan Bahasa dan Kemanusiaan 4


Segugus Madah Alhamdulillah puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah memberi karunia dan anugerah pengetahuan, sehingga penulis dapat merampungkan tulisan tentang International Seminar on the Challenges of Islamic Studies and Education in Southeast Asia" ini. Sholawat dan salam semoga tetap dicurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, yang telah mengarahkan kita kepada jalan yang benar melalui agama Islam. Menghasilkan sebuah karya ilmiah merupakan tugas pokok yang harus dilaksanakan selain tugas-tugas lain Tri Dharma Peguruan Tinggi. Namun, dengan segala rutinitas kami sebagai Direktur Pascasarjana, menulis merupakan tantangan tersendiri karena dibutuhkan konsentrasi dan komitmen yang tinggi, bagi seorang dosen untuk menghasilkan suatu karya ilmiah, terlebih harus membimbing beberapa mahasiswa pascasarjana. Namun, puji syukur kepada Allah SWT, walaupun tugas sebagai direktur, harus meneyelesaikan tugas-tugas di pascasarjana, kami masih diberi kesempatan oleh Allah Swt untuk memberikan sambutan dalam buku ini. Buku yang merupakan karya ilmiah kreatif dari mahasiswa Pascasarjana UIN KHAS Jember ini merupakan kumpulan dari Internasional Seminar tentang Tantangan Kajian dan Pendidikan Islam di Asia Tenggara” Hal ini sangat relevan sekali dengan visi Pascasarjana UIN KHAS Jember, yakni menjadi penyelenggara program studi Magister dan Doktor yang unggul di Asia Tenggara berbasis riset, keislaman dan kearifan lokal untuk kemanusiaan dan peradaban pada tahun 2045. Asia Tenggara merupakan sebuah kawasan yang terdiri dari negara-negara dengan berbagai macam latar belakang suku, ras, budaya, dan agama yang membentuknya. Dengan adanya berbagai macam latar belakang tersebut, maka perkembangan Islam di Asia Tenggara mengalami dinamika yang unik yang memiliki watak dan karakteristik berbeda dengan Islam di Timur Tengah, sehingga hal ini juga berdampak pada terbentuknya pola pendidikan Islam di Asia Tenggara. Pada dasarnya ada beberapa perbedaan dan kesamaan pola pendidikan Islam di Asia Tenggara baik dari segi jenis, jenjang muatan kurikulum pendidikan, dan kebijakan pendidikannya, meskipun tidak persis sama, karena hal ini dipengaruhi oleh letak geografis dan kultur budaya masyarakatnya yang masih satu rumpun yakni rumpun Melayu. Dalam konteks menyiapkan masa depan tersebut, karya-karya ilmiah kita tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh globalisasi. Kita tidak mungkin menghindar dari arus globalisasi dengan segala pengaruhnya termasuk penetrasi kebudayaan yang begitu gencar, sehingga tidak terhindarkan masuknya aneka- ragam paham/nilai/ideologi asing yang bertentangan dengan Pancasila dan nilai-nilai keIndonesiaan. Hal inilah yang harus kita hadapi dan pecahkan sebagai civitas akademik, khususnya bagi mahasiswa Pascasarjana UIN KHAS Jember. Prof. Dr. Moh. Dahlan, M. Ag Penasihat II Direktur Pascasarjana Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq, Jember, Indonesia 5


Jawatankuasa Seminar Penaung YBhg. Dato’ Prof. Dr. Mohd Roslan Sulaiman (Naib Canselor Universiti Putra Malaysia) Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM (Rektor Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember) Penasihat Prof. Madya Dr. Wan Marzuki Wan Jaafar (Dekan Fakulti Pengajian Pendidikan, UPM) Prof. Dr. Moh. Dahlan, M. Ag. (Direktur Pascasarjana Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember) Pengerusi I Dr. Shamsudin Othman (Ketua Jabatan Pendidikan Bahasa dan Kemanusiaan, FPP UPM) Pengerusi II Dr. H. Ubaidillah, M. Ag. (Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember) Timb. Pengerusi I Dr. Fathiyah Mohd Fakhruddin (Jabatan Pendidikan Bahasa dan Kemanusiaan, FPP UPM) Timb Pengerusi II Prof. Dr. H. Moh. Khusnuridlo, M. Pd. (Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember) Setiausaha Puan Nadiah Kamaruddin Pereka Grafik Pn. Intan Zuliana Zulkipli Jawatankuasa Pendaftaran Encik Saiful Ibrahim Abas Saiful Bahri (Koordinator) Puan Fadhilah Abdul Karim Jawatankuasa Protokol & Sambutan Prof. Madya Dr. Rozita @ Radhiah Said (Koordinator) Dr. Halimah Jamil Jawatankuasa Buku Program & Abstrak Dr. Maizura Yasin (Koordinator) Dr. Marzni Mohamed Mokhtar Dr. Norzihani Saharuddin Dr. Siti Nadhirah Abd Rahman Jawatankuasa Persiapan & Teknikal Dr. Azhar Md Sabil (Koordinator) En. Muhammad Faisfadly Sabaruddin En Suhairi Ishak En. Fuad Mohamad En. Othman Ishak En. Mohamad Muzhaffar Zainal Abidin Jawatankuasa Cenderamata & Jamuan Puan Suhayu Abd Talib (Koordinator) Jawatankuasa Sijil Dr. Lailatul Usriyah, M. Pd. I (Koordinator) Dr. Hj. St. Rodliyah, M. Pd 6


Atur Cara Seminar 7


Sesi Pembentangan Selari 8


Syarat Pembentangan Setiap pembentang diberikan masa selama 10 minit untuk membentangkan kertas kajian dan 5 minit bagi sesi soal jawab (QnA). Loceng atau kad peringatan akan dibunyikan pada 2 minit terakhir pembentangan. Pembentang digalakkan untuk menghantar slaid / bahan pembentangan lebih awal bagi memudahkan gerak kerja teknikal. Bilik Tutorial 1 (10 pembentangan) Bilik Tutorial 2 (10 pembentangan) Bilik Tutorial 5 (10 pembentangan) Bilik Seminar 02 (9 pembentangan) Bilik Mesyuarat (9 pembentangan) 9


Jadual Pembentangan 10


Jadual Pembentangan 11


Jadual Pembentangan 12


Jadual Pembentangan 13


Jadual Pembentangan 14


Senarai Abstrak Seminar (Bahasa Melayu) 15


TAHAP PENGUASAAN KEMAHIRAN BERBAHASA MELAYU BERDASARKAN KERANGKA STANDARD BAHASA MELAYU DALAM KALANGAN MURID SEKOLAH PELBAGAI ALIRAN Azhar Md Sabil* 1 & Shamsudin Othman 2 1,2 Jabatan Pendidikan Bahasa dan Kemanusiaan, Fakulti Pengajian Pendidikan, Universiti Putra Malaysia, Malaysia e-mel*: [email protected] ABSTRAK Artikel ini bertujuan untuk mengenal pasti tahap penguasaan berbahasa murid sekolah rendah dan menengah pelbagai aliran dalam empat kemahiran berbahasa berdasarkan Kerangka Standard Bahasa Melayu (KSBM). KSBM telah dibangunkan sebagai satu piawai bahasa untuk menentukan tahap kompetensi berbahasa Melayu dalam kalangan semua pengguna bahasa Melayu. Data emperikal yang diperoleh akan dapat menentukan kecekapan individu murid menggunakan bahasa Melayu dalam keempat-empat kemahiran berbahasa, iaitu mendengar, bertutur, membaca dan menulis. Matlamat akhrinya adalah untuk membuat satu profil kecekapan berbahasa murid mengikut tahun persekolahan. Satu set instrumen penilaian kemahiran bahasa Melayu telah dibangunkan yang merangkumi kemahiran mendengar, bertutur, membaca dan menulis. KSBM ini diharapkan akan dapat menjadi suatu dokumen rujukan kesetaraan penggunaan bahasa Melayu yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan Malaysia yang menjadikan bahasa Melayu juga mempunyai rujukan oleh penggunanya setara dengan bahasa-bahasa di Eropah yang mempunyai Common European Framework of Reference (CEFR) sebagai rujukan piawai. Kata Kunci: Kerangka Standard Bahasa Melayu, kecekapan, kemahiran Bahasa, tahap penguasaan 16


PERTAUTAN ANTARA PRINSIP TAKMILAH DENGAN PENERAPAN NILAI MURNI KASIH SAYANG DAN KEBERANIAN MENERUSI WATAK DAN PERWATAKAN DALAM ANTOLOGI TEKS KESUSASTERAAN MELAYU TRADISIONAL TINGKATAN 4 DAN 5 NILAI INSAN Nazira Baharom1 & Marzni Mohamed Mokhtar*2 1,2 Jabatan Pendidikan Bahasa dan Kemanusiaan, Fakulti Pengajian Pendidikan, Universiti Putra Malaysia, Malaysia e-mel*: [email protected] ABSTRAK Watak dan perwatakan merupakan tunjang dalam menggerakkan penceritaan dalam sesebuah novel. Kehadiran kepelbagaian watak dan perwatakan merupakan suatu perlambangan kepada gambaran masyarakat tempatan dalam menangani sesuatu isu yang ingin dinukilkan oleh penulis. Justeru, kajian ini memberikan pertimbangan terhadap pertautan antara prinsip Takmilah dengan penerapan nilai murni kasih sayang dan keberanian menerusi watak dan perwatakan dalam Antologi Teks Kesusasteraan Melayu Tradisional Tingkatan 4 dan 5 Nilai Insan. Lima Prinsip Takmilah yang dilihat terjelma dalam kajian ini diwakili oleh (i) prinsip kerasulan sebagai insan Kamil; (ii) prinsip Islam yang bersifat Akmal; (iii) prinsip hubungan sastera dengan ilmu sastera yang bersifat Takamul; (iv) prinsip sastera yang berciri estetik dan bersifat Takmilah; dan (v) prinsip khalayak bertujuan memupuk mereka ke arah insan Kamil. Kajian ini menggunakan reka bentuk penyelidikan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah penganalisisan dokumen (petikan teks novel). Dapatan kajian menunjukkan bahawa pertautan antara prinsip Takmilah dengan penerapan nilai murni menerusi watak dan perwatakan dalam novel Nilai Insan telah ditemui sebanyak sebelas tema bagi nilai murni kasih sayang dan lima tema bagi nilai murni keberanian. Implikasinya, penerapan nilai murni dalam sesebuah watak dan perwatakan adalah amat penting bagi mewakili kumpulan masyarakat yang saling berhubungan dalam kehidupan seharian dan dapat menyuburkan budaya hormat-menghormati, keihsanan dan ketakwaan dalam diri khalayak pembaca terutamanya murid sekolah. Kata Kunci: Prinsip Takmilah, Nilai Murni, Watak dan Perwatakan, Kasih Sayang, Keberanian, Nilai Insan 17


PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI ISLAM DALAM KITAB AL-QURAN TERHADAP PELAKSANAAN PENTAKSIRAN LISAN BAHASA MELAYU DALAM BILIK DARJAH Halimah Jamil Jabatan Pendidikan Bahasa dan Kemanusiaan, Fakulti Pengajian Pendidikan, Universiti Putra Malaysia, Malaysia e-mel*: [email protected] ABSTRAK Amalan pentaksiran lisan dalam pendidikan Bahasa Melayu telah lama dipraktikkan dalam pengajaran dan pembelajaran. Kemahiran bahasa yang perlu dipelajari dan dikuasai oleh murid merangkumi kemahiran mendengar dan bertutur, kemahiran membaca, dan kemahiran menulis. Kemahiran mendengar dan bertutur merupakan kemahiran yang harus dipelajari oleh murid terlebih dahulu dan diikuti oleh kemahiran bahasa yang lain. Dokumen Standard Kurikulum dan Pentaksiran (DSKP) berhasrat untuk melahirkan modal insan yang berketerampilan dalam komunikasi, mempunyai keyakinan diri, dan berani menyuarakan pendapat. Berdasarkan penyataan inilah, pentaksiran lisan yang dijalankan di sekolah memenuhi prinsip-prinsip komunikasi dalam Al-Quran perlu diaplikasikan dalam komunikasi seharian bagi menzahirkan perintah Allah dalam etika berinteraksi dan berkomunikasi. Kajian yang dijalankan ini menggunakan pendekatan kualitatif berbentuk analisis dokumen.Terdapat beberapa prinsip komunikasi yang selari dengan AlQuran, iaitu menggunakan bahasa dan perkataan yang baik, berdialog secara hikmah, bercakap benar dan lemah lembut, tiada berkaitan yang batil, nada dan tujuan, merancang idea, jelas, fokus mendengar, komunikasi bersemuka, jujur, tawakal dan berdoa, mengambil kira pandangan orang, dan bersifat rendah diri. Dapatan yang diperoleh daripada DSKP menunjukkan bahawa terdapat beberapa prinsip komunikasi yang selari dengan Al-Quran, iaitu menyampaikan idea kritis dan kreatif, pendapat, perasaan, sebutan, nada dan intonasi yang sesuai, sopan, tatabahasa yang sesuai, dan bertatasusila. Berdasarkan prinsip-prinsip komunikasi ini menjadi pegangan dan amalan dalam kalangan murid sehingga dewasa agar hidup dalam aman dan harmoni. Kata Kunci: Prinsip komunikasi Islam, pentaksiran lisan, kemahiran mendengar dan bertutur, interaksi 18


KERELEVENAN IDEA DAN PENGGUNAAN BAHASA PENULISAN KARANGAN JENIS RESPONS TERBUKA (DOMAIN AWAM) DALAM KALANGAN MURID BUKAN PENUTUR NATIF Rozita Radhiah Said* 1 & Nur Faizal Aznan 2 1, Jabatan Pendidikan Bahasa dan Kemanusiaan, Fakulti Pengajian Pendidikan, Universiti Putra Malaysia, Malaysia 2, SMK Tuanku Abdul Rahman, Negeri Sembilan e-mel*: [email protected] ; [email protected] ABSTRAK Penulisan karangan merupakan satu kemahiran berbahasa tertinggi yang memerlukan murid menguasai banyak subkemahiran bahasa terlebih dahulu. Dalam mata pelajaran Bahasa Melayu sekolah menengah, kemahiran mengarang memperuntuk wajaran markah yang tinggi terutamanya pada peringkat peperiksaan Sijil Pelajaran Malaysia (SPM). Murid bukan penutur natif mempunyai masalah apabila tidak mampu menguasai aspek penulisan karangan Bahasa Melayu dengan baik. Justeru, kajian kualitatif menggunakan kaedah analisis dokumen ini dijalankan bertujuan untuk menghurai sejauhmanakah kerelevanan idea yang dikemukakan oleh murid dengan tajuk penulisan karangan respons terbuka yang diberi oleh guru. Kedua, pengkaji juga cuba menganalisis aspek kelemahan bahasa murid semasa mengemukakan idea berkaitan tajuk karangan berdasarkan rubrik penskoran SPM, Lembaga peperiksaan Malaysia 2022. Persampelan bertujuan diguna bagi memilih 30 skrip karangan daripada kalangan murid bukan penutur natif yang berada pada tahap pencapaian sederhana di beberapa buah sekolah harian biasa di negeri Sembilan. Dapatan kajian menunjukkan bahawa sebahagian besar peserta kajian (80%) tidak mencapai tahap yang cemerlang dalam aspek kerelevanan idea kerana tidak menjawab kehendak tugasan (30%), huraian yang tidak relevan dan tidak jelas serta tidak sesuai dengan tajuk tugasan (30%), ayat tidak gramatis (80%), kosa kata umum, terhad dan tidak tepat (80%), karangan tidak menarik dan tidak berkesan (30%). Dapatan juga menunjukkan kesalahan bahasa yang paling ketara dan dominan ialah kesalahan penggunaan istilah atau pemilihan kosa kata yang tidak tepat(80%) diikuti dengan kesalahan ejaan (75%) dan kesalahan penggunaan imbuhan (75%). Melihat kepada hasil penulisan karangan dalam kalangan murid bukan penutur natif yang rendah maka pengkaji mencadangkan satu kajian khusus berkaitan cara karang mengarang dalam mata pelajaran Bahasa Melayu dibuat bagi membangunkan satu modul mengarang yang mudah namun sistematik langkah demi langkah, mesra murid, seronok, bermaklumat, bermakna, berkesan malah pemahaman kepada pembelajaran akan kekal lama. Kata Kunci: penulisan karangan, Bahasa Melayu, sekolah menengah, bukan penutur natif, kesalahan bahasa, penjanaan idea 19


KONSEP RASA INSANIAH DALAM KEPERIBADIAN GURU BAHASA MELAYU Shamsudin Othman* 1 & Azhar Md Sabil 2 1,2, Jabatan Pendidikan Bahasa dan Kemanusiaan, Fakulti Pengajian Pendidikan, Universiti Putra Malaysia, Malaysia e-mel*: [email protected] ; [email protected] ABSTRAK Guru Bahasa Melayu kini sedang berhadapan dengan situasi sangat mencabar dalam usaha memartabatkan Bahasa Melayu khususnya sebagai bahasa rasmi dan bahasa penghantar dalam sistem pendidikan negara. Para guru Bahasa Melayu berjuang mempertahankan nasib bahasa Melayu yang mula terhakis dengan cabaran bahasa Inggeris dalam persada pendidikan antarabangsa. Penulisan ini akan memperlihatkan bagaimana Model Rasa Insaniah (MRI, Shamsudin Othman: 2012) dapat menjadi pemangkin kepada daya tahan guru Bahasa Melayu ketika berhadapan dengan cabaran yang menekan itu. Kajian ini menggunakan kaedah kajian kepustakaan, iaitu dengan memperlihatkan kehadiran Model Rasa Insaniah (MRI) dalam peribadi (karekterisme) guru Bahasa Melayu, khususnya terhadap tanggungjawab sebagai pendidik bahasa dan pengerak model insan waima masyarakat madani. Penulisan ini bersifat aplikasi konseptual bertujuan menjelaskan sejauh mana MRI yang terdiri daripada tiga prinsip utama, iaitu (1) Prinsip Pengabdian kepada Allah SWT, (2) Prinsip pengucapan Beradab, dan (3) Prinsip kehalusan makna dapat dijadikan sandaran bagi memperkasa nilai dan sahsiah kerjaya keguruan guru Bahasa Melayu. Penulisan ini akan memperlihatkan keperluan sifat insaniah seorang guru bahasa Melayu terhadap Pencipta, tanggungjawab mendidik seperti yang termaktub dalam prinsip pertama MRI, iaitu guru adalah makhluk yang tertakhluk kepada prinsip bertakwa kepada Allah SWT. Penulisan ini diharapkan menjadi asas kepada kekuatan karektar guru-guru Bahasa Melayu yang bukan sahaja boleh menguasai pedagogi bahasa Melayu tetapi turut mengamalkan konsep adab, iaitu yang merujuk kepada pengertian takwa, cinta, kasih, ikhlas, dan istiqamah seperti yang digagaskan oleh rasul sebagai penyampai ilmu (mualim – orang yang berilmu) juga pelaksana matlamat perubahan ummah. Kata Kunci: Profesionalisme, keperibadian (karektrtisme), pengabdian, insaniah, kerjaya keguruan 20


KONSEP TINGKAH LAKU MORAL DARI PERSPEKTIF TEORI FALSAFAH MORAL DAN MASYARAKAT MADANI MALAYSIA Maizura Yasin* 1 & Norzihani Saharuddin 2 1,2, Jabatan Pendidikan Bahasa dan Kemanusiaan, Fakulti Pengajian Pendidikan, Universiti Putra Malaysia, Malaysia e-mel*: [email protected] ABSTRAK Kertas konsep ini membincangkan tingkah laku moral dari perspektif Teori Falsafah Moral dan Masyarakat Madani. Penduduk Malaysia terdiri daripada masyarakat majmuk yang mempunyai kepelbagaian latar belakang kaum, etnik, agama, kepercayaan, nilai budaya dan pegangan. Malaysia secara signifikannya menekankan amalan bertingkah laku moral dalam kalangan masyarakat tanpa mengira latar belakang dan usia. Konsep ini telah diterapkan dalam sistem pendidikan negara sedari peringkat pra sekolah sehingga peringkat pengajian tinggi. Hal ini merupakan salah satu usaha bagi memastikan matlamat untuk membentuk bangsa Malaysia yang berakhlak mulia dalam menjalani kehidupan seharian secara harmoni terlaksana. Kertas ini akan membincangkan konsep tingkah laku moral dari sudut pandangan ahli falsafah moral Barat dalam Masyarakat Madani. Perbezaan perspektif Teori Falsafah Moral atau etika dan madani memberi gambaran bahawa wujudnya pandangan yang berbeza tentang tingkah laku moral yang ditakrifkan sebagai ‘mulia’ sehingga menimbulkan pelbagai standard tingkah laku moral yang diamalkan oleh ahli masyarakat. Melalui kupasan dan perbincangan Teori Falsafah Moral terhadap tingkah laku moral, dapat memberi ruang setiap individu untuk menilai pegangan Teori Falsafah Moral yang dipegang; sama ada selari dengan standard amalan bertingkah laku moral dalam masyarakat Malaysia khususnya, dan masyarakat dunia yang bersifat sejagat dan universal amnya. Pegangan falsafah moral perlu disepadukan dengan pegangan agama bagi membentuk landasan falsafah yang tepat dan lebih utuh. Dalam konteks Malaysia, usaha untuk membentuk insan berakhlak mulia adalah sejajar dengan prinsip Rukun Negara iaitu melahirkan Masyarakat Madani yang mempunyai nilai kesopanan dan kesusilaan. Justeru, membentuk masyarakat Malaysia yang harmoni dan berpegang teguh kepada agama serta mengutamakan kepentingan masyarakat umum sebagai prioriti dalam kehidupan seharian menjadi asas terhadap pembentukan Masyarakat Madani di kalangan rakyat Malaysia. Akhirnya, usaha untuk memanusiakan manusia dilihat sebagai agenda penting negara yang perlu diberikan perhatian holistik supaya seiring dengan kemajuan negara yang diperlukan. Kata Kunci: Teori Falsafah Moral, Tingkah Laku Moral, Deontologi, Teleologi, Masyarakat Madani 21


KESIGNIFIKANAN KARYA SASTERA BERKONSEP WACANA SEBAGAI BAHAN SEKUNDER DALAM PENDIDIKAN ISLAM: SATU PERBINCANGAN AWAL Muhammad Zarif Hassan@Zulkifli* 1 & Fathiyah Mohd. Fakhruddin 2 1,2, Jabatan Pendidikan Bahasa dan Kemanusiaan, Fakulti Pengajian Pendidikan, Universiti Putra Malaysia, Malaysia e-mel*: [email protected], [email protected] ABSTRAK Makalah ini bertujuan untuk membincangkan kesignifikanan penggunaan karya sastera dalam pendidikan Islam di Malaysia. Perbincangan ini bertitik tolak daripada perbezaan pandangan dalam kalangan sarjana bahawa karya sastera tidak mendapat tempat dalam Islam dan sering kali disarati dengan idea dan nilai kebaratan yang bertentangan dengan Islam. Dengan menggunakan analisis teks (textual analysis) sebagai metoldologi kajian, Persuratan Baru dipilih sebagai kerangka analisis. Persuratan Baru merupakan antara gagasan yang memberi penekanan terhadap konsep wacana dalam penghasilan karya persuratan (sastera). Dengan mengkaji beberapa karya sastera yang menerapkan wacana sebagai dasar penghasilannya, kajian ini menyerlahkan bahawa kandungan kandungan karya-karya tersebut berteraskan pandangan alam Islam, selain turut menjadikan ilmu dan kebenaran sebagai asas kandungannya. Kajian juga mengenal pasti karyakarya sastera berkonsep wacana dapat dijadikan sebagai bahan dalam memperdalam pemahaman murid berkaitan ajaran Islam dalam dimensi akidah, adab, fekah, dan termasuklah juga perbandingan agama. Kata Kunci: persuratan, wacana, ilmu, kebenaran, adab 22


PELAKSANAAN UNSUR ISLAM DALAM PENGURUSAN SEKOLAH OLEH PENGETUA CEMERLANG SEKOLAH MENENGAH Fathiyah Mohd Fakhruddin *1 , Siti Sumaiyya Salim 2 , Soaib Asimiran 3 & Shamsudin Othman 4 1,4, Jabatan Pendidikan Bahasa dan Kemanusiaan, Fakulti Pengajian Pendidikan, Universiti Putra Malaysia 2 Sekolah Kebangsaan Kompleks KLIA, Jalan Kuarters KLIA, 71800 Nilai, Negeri Sembilan. 3, Jabatan Asas Pendidikan, Fakulti Pengajian Pendidikan, Universiti Putra Malaysia e-mel*: [email protected] ABSTRAK Sekolah yang berkesan memerlukan kepada pengurusan cemerlang pihak pengetua selaku pemimpin dan pentadbir utama di sesebuah sekolah. Kajian lepas menunjukkan masih terdapat pengetua yang tidak mampu menghadapi cabaran di sekolah dan ada yang tidak dapat menjalankan tugas kepengetuaan dengan baik. Kajian yang dijalankan ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan unsur Islam dalam pengurusan sekolah oleh pengetua cemerlang di sekolah menengah. Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan kaedah kajian pelbagai kes. Terdapat lapan orang pengetua cemerlang yang terlibat dalam kajian ini. Kaedah pengumpulan data menggunakan kaedah temu bual, pemerhatian dan analisis dokumen. Data temu bual ditranskripsi dan kemudian dianalisis menggunakan perisian Nvivo bagi tujuan memudahkan pengurusan data. Dapatan kajian menunjukkan terdapat tiga unsur Islam yang dilaksanakan oleh pengetua dalam pengurusan sekolah iaitu amalan etika, profesional dan muafakat. Ketiga-tiga amalan tersebut ialah sebahagian daripada pengurusan Islam yang diamalkan oleh Rasulullah s.a.w. Pelaksanaan unsur Islam tersebut melahirkan pengurusan cemerlang, kemenjadian warga sekolah dan kewujudan iklim dini di sekolah. Kajian ini dapat memberi saranan kepada pengetua agar melaksanakan pengurusan sekolah yang bertunjangkan kepada unsur Islam. Di samping itu kajian ini memberi isyarat yang penting agar latihan atau kursus kepengetuaan menekankan kepada aspek pengurusan sekolah yang berlandaskan unsur Islam bagi memastikan kecemerlangan dan kesejahteraan warga sekolah baik pelajar mahupun staf yang berada di sekolah seluruhnya. Kata Kunci: unsur Islam, pengurusan, pengetua cemerlang, profesional, etika 23


KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DALAM INOVASI MANAJEMEN PENDIDIKAN DI MA SIROJUT THOLIBIN RACEK TIRIS PROBOLINGGO Alfian Sifen Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, Indonesia e-mel*: [email protected] ABSTRAK Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pendidikan merupakan salah satu kewajiban yang harus ditempuh oleh personal maupun sosial yang tidak bisa ditawar lagi. Karena pada dasarnya pendidikan adalah merupakan proses sosial yang bertujuan untuk mengembangkan potensi hidup manusia guna menghadapi tuntutan zaman dimasa yang akan datang, seiring dengan perkembangan dan perubahan zaman yang semakin lama semakin bergeser. Manajemen pendidikan adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana menata sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara produktif dan bagaimana menciptakan suasana yang baik bagi manusia yang turut serta didalam mencapai tujuan yang disepakati. Dalam kaitannya dengan pengembangan pendidikan, kepala madrasah mempunyai peran dan tugas yang sangat penting. Hal ini dikarenakan kepala madrasah sebagai seorang pemimpin merupakan salah satu faktor yang mendorong bagi kemajuan dunia pendidikan. Artinya kepala madrasah dituntut harus mempunyai kemampuan untuk melaksanakan inovasi pendidikan yang sekiranya sudah tidak relevan lagi dengan keadaan saat ini demi tercapainya pembangunan bangsa dan negara. Sedangkan hal-hal yang harus diperhatikan bagi kepala madrasah dalam menjalankan tugasnya hendaknya kepala sekolah benar-benar mampu dan menguasai baik secara teoritis maupun prakteknya, dalam memberikan bimbingan terhadap semua bawahannya hendaknya disertai contoh nyata sehingga dapat lebih memacu motivasi, hendaknya inovasi di MA Sirojut Tholibin Racek Tiris Probolinggo direncanakan jauh sebelumnya.sedangkan bagi para guru apabila terdapat permasalahan dalam proses belajar mengajar hendaknya mencari solusi bersama tenaga pengajar lainnya, hendaknya bisa lebih mempertinggi kemampuan dalam rangka mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan kemungkinan yang bakal terjadi, Bagi waka kurikulum MA Sirojut Tholibin Racek Tiris Probolinggo, sebelum melaksanakan program-program pendidikan hendaknya mencari kejelasan dan arah tujuan program-program tersebut. Kata Kunci: Kepimpinan Kepala Madrasah, Inovasi managemen pendidikan 24


PENGARUH MANAJEMEN SARANA PRASARANA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI BONDOWOSO Umar Faruk Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, Indonesia e-mel*: [email protected] ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi oleh lembaga pendidikan MAN Bondowoso yang mempunyai sarana dan prasarana yang sangat memadai dan juga prestasinya dikenal sangat baik. Dari sinilah peneliti tertarik meneliti di MAN Bondowoso. Penelitian ini memfokuskan pada maksud dan tujuan bagaimana pengaruh manajemen sarana prasarana terhadap prestasi belajar siswa di MAN Bondowoso tahun pelajaran 20192020. Berdasarkan pendekatannya, penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa MAN Bondowoso sebanyak 277 siswa. Dengan teknik pengambilan sampel secara Proportional Stratified Random Sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, kuesioner atau angket, dan dokumentasi/nilai raport. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus regresi linier sederhana. Dari data yang telah dikumpulkan, setelah dianalisis diperoleh data ada pengaruh yang signifikan antara manajemen sarana prasarana terhadap prestasi belajar di MAN Bondowoso. Hal ini berdasarkan pada hasil analisis data. Pertama, data yang menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil < probabilitas 0,05 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Yang berarti bahwa ada pengaruh manajemen sarana prasarana terhadap prestasi belajar siswa di Madrasah Aliyah Negeri Bondowoso tahun pelajaran 2019/2020. Kedua, dengan membandingkan T hitung dengan T tabel diperoleh T hitung sebesar 17,854 lebih besar > dari 1,65, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa ada pengaruh manajemen sarana prasarana terhadap prestasi belajar siswa di Madrasah Aliyah Negeri Bondowoso tahun pelajaran 2019/2020. Kata Kunci: Manajemen Sarana Prasarana, Prestasi Belajar Siswa 25


PENGEMBANGAN BUDAYA PESANTREN DALAM MENINGKATKAN LIFE SKILL SANTRI DI PONDOK PESANTREN DARUN NAJAH LUMAJANG Achmad Syaiho Muslimin Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, Indonesia e-mel*: [email protected] ABSTRAK Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang berperan penting dalam melahirkan generasi yang cakap, berwawasan luas, berintelektual tinggi serta berakhlak mulia. Lahirnya UU Nomor 18 tahun 2019 memberikan rumusan kebijakan bagi pesantren berkaitan dengan sistem penjaminan mutu mengenai sistem pengelolaan, kurikulum dan sistem pembelajaran pesantren sehingga bisa menghasilkan santri dan alumni yang memiliki daya saing dengan lembaga pendidikan formal lainnya dan sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman. Fokus penelitian ini adalah proses pengembangan nilai dan norma pesantren, internalisasi nilai dan norma pesantren serta legitimasi nilai dan norma pesantren dalam meningkatkan life skill santri. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan analisis dan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian tentang proses pengembangan nilai dan norma pesantren dalam meningkatkan life skill santri terdiri dari komitmen pesantren dalam melaksnakan visi dan misi, kerjasama dengan wali murid dan keterlibatan santri dalam program dan kegiatan. Internalisasi nilai dan norma pesantren terdiri dari memberikan fasilitas kepada santri, keterlibatan alumni dan masyarakat dalam pelaksanaan program dan kegiatan, dan pengajian/kajian keagamaan. Kemudian proses legitimasi nilai dan norma pesantren dalam meningkatkan life skill santri terdiri dari legitimasi formal pemerintah dan non formal (pengakuan dari masyarakat). Kata Kunci: Budaya Pesantren, Life Skill 26


KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI MTS ANNURIYAH KALIWINING KABUPATEN JEMBER St. Rodliyah Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, Indonesia e-mel*: [email protected] ABSTRAK Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan kepemimpinan kepala madrasah dalam membina dan membantu guru dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan mengajarnya untuk mencapai tujuan pembelajaran yg telah ditetapkan. Kepemimpinan kepala madrasah perempuan memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja guru, khususnya peran sebagai leader, manajer dan supervisor. Kinerja guru (performance) adalah keberhasilan seorang guru dalam menjalankan pekerjaan yang diberikan berdasarkan pengalaman, kesungguhan, serta kecakapan, dan waktu yang dikeluarkan untuk mencapai hasil yang maksimal. Penelitian ini difakuskan pada bagaimana peran kepemimpinan kepala madrasah perempuan sebagai leader, manajer dan supervisor dalam meningkatkan kinerja guru di Madrasah Tsanawiyah Kaliwining Kabupaten Jember. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, jenisnya studi kasus, pengumpulan datanya menggunakan observasi pastisipan pasif, wawancara semi terstruktur, dan studi dokumen. Analisis data menggunakan deskriptif kualitatif dengan model interaktif Milles Huberman, dan Saldana dengan langkah: pengumpulan data, penyajian data, kondensasi data dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data menggunakan kredibilitas data dan konfirmabilitas data. Hasil penelitian menunjukkan peran kepemimpinan kepala madrasah perempuan (1) sebagai leader dilaksanakan dengan membuat kebijakan bagi semua guru untuk membuat perangkat pembelajaran mulai dari RPP/Modul ajar yang dilengkapi dengan instrumen, dan materi bahan ajar, (2) peran sebagai manajer ditunjukkan setiap awal tahun selalu membuat rencana kerja madrasah (RKM) dan rencana anggaran kerja madrasah (RAKM), menata semua kegiatan madrasah dengan cara membuat job description dengan baik dan melakukan monitoring dan evaluasi dengan seksama untuk melihat keberhasilan guru dalam menjalankan tugasnya, (3) peran sebagai supervisor, selalu melakukan pembinaan, pengembangan karir dengan cara melakukan monitoring dan evaluasi setiap hari dengan teknik supervisi individu maupun kelompok kepada guru untuk melihat kineja guru Kata Kunci: Kepemimpinan, kepala madrasah perempuan dan kinerja guru 27


BUDAYA ORGANISASI PONDOK PESANTREN ASY- SYARIFIY ISLAMIC ECO BOARDING SCHOOL KABUPATEN LUMAJANG DALAM PENGELOLAAN KELESTARIAN LINGKUNGAN Musfarina Nuryatin Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, Indonesia e-mel*: [email protected] ABSTRAK Komunikasi kiai memiliki peranan penting baik dalam membangun sinergi dengan pihak ekternal maupun dengan internal itu sendiri. Saat ini pesantren diharapkan dapat menjadi penggerak berikaitan dengan isu lingkungan, salah satunya Pondok Pesantren Asy-Syarifiy Islamic Eco Boarding School Kabupaten Lumajang. Fokus kajian ini pada komunikasi kiai dengan santri dalam membentuk budaya kelestarian lingkungan di Asy-Syarifiy Islamic Eco Boarding School Kabupaten Lumajang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian sebagai berikut: Pertama, Budaya kelestarian lingkungan Di Asy-Syarifiy Islamic Eco Boarding School Kabupaten Lumajang terbangun dengan baik karena Strategi Komunikasi Kepemimpinan Kiai memiliki beberapa demensi diantaranya: Pertama, komunikasi kepemimpian kiai berkakter kehati-hatian, terbuka, egaliter, supel, humoris dan kharismatik. Kedua, Komunikasi Kepemimpinan Kiai menempati ruang keagamaan, sosial, pendidikan, ekologi dan ruang cyber khususnya tiktok. Ketiga, komunikasi kiai dalam ruang-ruang itu melalui pendekatan personal, kolektif serta kolaboratif. Kedua, Budaya kelestarian lingkungan Di AsySyarifiy Islamic Eco Boarding School Kabupaten Lumajang terbangun dengan baik karena Pengembangan Budaya budaya kelestarian lingkungan memiliki beberapa pola diantaranya: Pertama, Budaya kelestarian lingkungan bertipe Clan Culture dengan merawat lingkungan sekitar, mulai kamar, lingkungan, tempat belajar dan taman pesantren. Kedua, Budaya kelestarian lingkungan Memiliki budaya yang kuat dan Budaya adaptif dengan mengintegrasikan budaya kelestarian lingkungan. Kata Kunci: Komunikasi Kiai, Budaya Pesantren, Kelestarian Lingkungan 28


MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN DI MADRASAH TSANAWIYAH NURURRAHMAN JATIAN KABUPATEN JEMBER Imam Turmidi Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, Indonesia e-mel*: [email protected] ABSTRAK Pengambilan keputusan adalah inti dari kehidupan organisasi, termasuk organisasi penyelenggara pendidikan. Madrasah Tsanawiyah Nururrahman merupakan Lembaga pendidikan yang perkembangannya begitu pesat hal tersebut tentu menjadi perhatian penting untuk dapat dikaji secara ilmiah agar dapat dijadikan sebagai landasan atau contoh dalam mengelola Lembaga pendidikan yang berada di zaman yang penuh dengan banyak tantangan baik tantangan sosial maupun tantangan ekonomi. Hal tersebut tentu tak lepas dari bagaimana madrasah tersebut mampu mengelola sumberdaya yang ada di dalamnya terlebih dari berbabagi aspek yang ada misalnya bagaimana seorang kepala madrasah dalam mengambil keputusan yang tepat dan baik. Penelitian ini bermaksud mengungkap lebih mendalam hal-hal yang berkaitan dengan pengambilan keputusan di Madrasah Tsanawiyah Nururrahman Jatian Kabupaten Jember. Mengingat berbagai keterbatasan yang ada, fokus dalam penelitian ini dibatasi dalam dua aspek, yaitu (1) model pengambilan keputusan dan (2) teknik pengambilan keputusan, dua di antara banyak aspek dalam pengambilan keputusan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus. Adapun informan dalam dalam penelitian ini ditetapkan secara purposif, yaitu (1) Kepala Madrasah Tsanawiyah Nururrahman Jatian Kabupaten Jember dan (2) WAKA Kurikulum, Kesiswaan, Humas dan lain sebagainya. Selanjutnya berdasarkan prinsip snow ball sampling ditetapkan informan-informan tambahan untuk melengkapi informasi yang dibutuhkan. Temuan penelitian menunjukkan bahwa Madrasah Tsanawiyah Nururrahman Jatian Kabupaten Jember menggunakan dasar rasionalitas dalam pengambilan keputusan, atau lebih tepatnya rasionalitas yang dibatasi (bounded rationality) dengan langkah-langkah (1) identifikasi masalah; (2) pencarian alternatif solusi; (3) mengkomunikasikan keputusan; (4) melakukan melalui mekanisme umpan balik. Meskipun demikian, pengambilan keputusan melalui intuisi kadang-kadang masih dilakukan. Kata Kunci: Model Pengambilan Keputusan 29


MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS TRILOGI SANTRI Badrudin Afton 1, Abd. Muhith 2 & Lailatul Usriyah 3 1, 2,3 Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, Indonesia e-mel*:[email protected], [email protected] [email protected] ABSTRAK Manajemen pendidikan karakter di Pesantren meliliki ciri has tersendiri yang pastinya tidak terlepas dari perencaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Di Pondok Pesantren Nurul Jadid yang berada di daerah Paiton Probolinggo Jawa Timur pendidikan karakter sudah terumuskan dalam nilai-nilai dasar yang dibuat oleh KH. Zaini Mun’im, Trilogi Santri. Hal tersebut menjadi daya tarik peneliti yang mana seharusnya siswa kelas akhir yang sudah banyak mempelajari dan memahami nilai-nilai yang ada dipesantren seharusnya bisa menjadi contoh bagi adek kelasnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peroses pelaksanaan dan dampak manajemen pendidikan karakter di SMP Nurul Jadid berbasis trilogi santri. Metode yang digunkana dalam penelitian ini adalah kualitatiof deskriptif dengan menggunkan pendekatan studi kasus dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Subyek penelitian ini adalah Kepala Madrasah, Waka Kurikulum, dan beberapa guru SMP Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Hasil penelitian ini adalah Pengembangan kurikulum dengan menerapkan nilainilai trilogi santri kedalam penyusunan Silabus dan RPP, Penguatan karater di MTs Nurul Jadid melalui kegiatan keagamaan pada saat pembiassan karakter baik seperti Shalat berjamaah, pembacaan Al-Qur’an, pembacaan Diba’iyah, pembacaan Rotibul Haddad, istighotsah,Tahlilan dan pembacaan Yasin. Kata Kunci: Manajemen Pendidikan, Trilogi Santri 30


MENGGALI KONTRIBUSI PESANTREN: POTENSI DAN ASPIRASI UNTUK MASA DEPAN BANGSA Rosyidah Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, Indonesia e-mel*:[email protected] ABSTRAK Sebagai suatu instansi yang bergerak dengan kultur yang terbilang khas, dengan gerakan yang berjalan dalam sistem keagamaan Islam. Pesantren dengan posisi tersebut sringkali disebut sebagai mozaik Peradaban Islam pertama yang ada di tanah air. Berbagai fakta dan realita yang tidak banyak diungkap oleh beberapa peneliti dan pengamat pendidikan, seringkali menjadi titik awal dari tumbuhnya pemahaman miring dari segelintir pendapat yang mempertanyakan kontribusi pesantren terhadap bumi ibu pertiwi. Pertanyaan tersebut berusaha peneliti jawab dengan menganalisa nomena yang yang ada di pesantren, utamanya sistem dan pola pendidikan yang berjalan di pesantren dalam membentuk dan mempersiapkan peserta didiknya (santri; red) dengan keragaman potensi yang ada di dalamnya. Kata Kunci: Pendidikan, Pesantren, Potensi, Aspirasi 31


ISLAM WASATHIYAH SEBAGAI PERSPEKTIF (Studi Kurikulum Pesantren di Banyuwangi) Abdul Kadir Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, Indonesia e-mel*: [email protected] ABSTRAK Dunia mengalami problem akut, yakni adanya disharmoni umat manusia atas nama agama. Terjadinya peperangan, penjajahan dan kekerasan kekerasan dituding atas dasar pandangan keagamaan dan terus terjadi dalam kehidupan masyarakat dunia. Isu terorisme mengemuka dan menjadi kajian para ahli dalam mengkaji ulang teks-teks keagamaan untuk menemukan solusi terdalam atas peradaban manusia. Dalam pandangan itu pula, pendidikan dipandang memiliki aspek strategis. Pendidikan menjadi jembatan yang menghubungkan kehidupan peserta didik di rumah dengan lingkungan masyarakat. Kurikulum mengembangkan kearifan lokal sebagai penyelia bagi kehidupan mereka di tengah sosio-kulturalnya. Pendidikan Islam diyakini memiliki peran besar dalam membentuk perspektif peserta didik memiliki pandangan keagamaan inklusif. Sikap individu merupakan cerminan keyakinan yang berpijak pada pemahaman keagamaan. Apabila paham keagamaannya keras, maka memicu tindakan kekerasan atas nama keagamaan. Padahal, tidak ada yang salah dengan ajaran agama, karena semuanya mengajarkan kebaikan bagi umat manusia. Sikap individu merupakan tanggung-jawab pribadinya, tidak ada hubungannya dengan ajaran keagamaan. Dalam hal ini, kajian iniberposisi tidak menyalahkan ajara agama, tetapi lebih pada tafsir invidu terhadap teks-teks keagamaan yang dipahami secara teknikal-robotik. Sudah waktunya, Islam wasathiyah diajukan sebagai sudut pandang dalam bingkai pendidikan yang menyajikan harmoni antar umat beragama. Perspektif Islam wasathiyah dirumuskan dalam kurikulum yang memuat pola kehidupan peserta didik berupa pengalaman hidup interaktif dengan warga sekitar. Kurikulum tidak lagi dipahami hanya sebagai dokumen, tetapi pengalaman hidup yang kaya dengan memosisikan peserta didik sebagai pusat pengetahuan inklusif. Kehidupan pesantren di Banyuwangi dijadikan model karena merepresentasikan kehidupan yang tidak ekstrem. Santri diajarkan pela kehidupan saling menghargai di tengah perbedaan. Masyarakat di Banyuwangi masih banyak yang satu rumah tiga agama (Islam, Kristen dan Hindu). Mereka hidup berdampingan tanpa mempermasalahkan identitasnya. Kehidupan tersebut terjalin sekian lama dan dirajut dalam khazanah pesantren yang mengadaptasi kearifan lokal. Kata Kunci: Islam wasathiyah, kurikulum, pesantren 32


PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NEGERI SENDURO Maghfiroturrohmah Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, Indonesia e-mel*: [email protected] ABSTRAK Di sekolah terdapat mata pelajaran pendidikan agama Islam dan terdapat peserta didik yang memiliki perbedaan agama. Multikulturalisme merupakan realitas kehidupan masyarakat dan bangsa, meskipun tidak setiap subyek masyarakat atau bangsa ini mau mengakui dan menerimanya, namun semua meyakini bahwa multikulturalisme sebagai sebuah ideologi akan mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun secara kultural dan kelompok. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, data dikumpulkan dengan observasim interview dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai multikultural yang ada di SMA Negeri Senduro mengacu pada nilai-nilai universal dalam masing-masing agama seperti kebersamaan, keadilan, kesetaraan dan kesamaan, sekalipun terdapat berbagai perbedaan agama, sukum dan budaya. Selain itu, penanaman nilai-nilai multikultural dalam pendidikan agama Islam dilakukan melalui kegiatan pembiasaan. Salah satu faktor pendukung implementasi multikultural di SMA Negeri Senduro adalah adanya antusias peserta didik dan kesadaran peserta didik tentang pentingnya implementasi nilai multikulturalisme. Kata Kunci: Multikulturalisme, Pendidikan Agama Islam 33


STRATEGI MENGHAFAL AL QUR’AN PADA ANAK USIA DINI DI RUMAH TAHFIDZ BALITA TABAROKA AMBULU JEMBER Mohammad Jainuri Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, Indonesia e-mel*: [email protected] ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi menghafal al Qur’an yang digunakan Rumah Tahfidz Balita Tabaroka Ambulu, Jember. Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan metode penelitian lapangan (field research), melaui wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Dari data yang ada kemudian dianalisis dengan mereduksi data, mendisplay data, dan membuat kesimpulan. Dengan hasil kesimpulan dari penelitian ini ditemukan bahwa metode hafalan al-Qur’an yang digunakan di Rumah Tahfidz Balita Tabaroka Ambulu Jember adalah Metode TTM (tasmi’, talaqqi dan muroja’ah) kelas balita (usia bawah lima tahun) memiliki dua kategori, kategori pertama, target tiga ayat/pertemuan maka juz 30 akan mampu ditempuh dalam waktu 12 bulan dan kategori kedua target lima ayat/pertemuan maka juz 30 akan mampu ditempuh dalam waktu 8 bulan. Namun target hafalan ini disesuaikan dengan kemampuan santri. Proses KBM yang menyenangkan seperti menyanyi, bermain game, mendengar murottal dengan gambar kartun membuat santri tidak bosan atau merasa terbebani saat menghafal al-Qurán. Keberhasilan anak dalam mengahafal juga kolaborasi yang baik antar asatidzah dan wali santri, kelas privat satu rombel di isi empat hingga lima santri diterapkan di Rumah Tahfidz Balita Tabaroka agar mendapatkan hasil yang maksimal. Kata Kunci: Strategi, Menghafal al-Qur’an, Anak Usia Dini 34


HOTS (HIGH ORDER THINKING SKILLS ), MAN PK DAN MODERASI ISLAM DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM Ahmad Tholabi Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, Indonesia e-mel*: [email protected] ABSTRAK Ketersediaan bahan ajar atau modul dalam pembelajaran sangat mutlak diperlukan. Hal ini disebabkan karena modul merupakan salah satu bahan ajar yang berisi materi. modul yang ada selama ini diberbagai lembaga swasta maupun negeri masih berfokus dan menitik beratkan pada materi. Bahkan banyak modul yang belum menonjolkan aktivitas peserta didik. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memberikan informasi terkait pengarahan modul ke arah High Order Thinking Skills (HOTS) sehingga peserta didik dapat menjawab segala problema di era milineal ini. Hasil kajian ini menunjukan bahwa pengembangan modul perlu diarahkan pada basis aktivitas peserta didik yang menghidupkan karena abad 21 menuntut peserta didik untuk memiliki kemampuan : 1) Life and career skills (fleksibel, adaptif, inisiatif, interaktif, produktif, kepemimpinan, dan tanggungjawab), 2) Learning and innovation skills (berpikir kritis, mengatasi masalah, komunikatif-kolaboratif, dan kreatif-inovatif, 3) Information media and technology skills (literasi informasi, media, dan ICT). Besar harapan kepada pemerintah untuk memberikan sosialisasi secara berkala kepada guru agar modul yang tersebar di madrasah harus memuat aktivitas peserta didik demi terwujudnya pembelajaran High Order Thinking Skills (HOTS). Obyek penelitian ini di lakukan di Madrasah Aliyah Negeri Program Keagamaan Jember. Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor: 4923 Tahun 2016 tentang Penetapan Madrasah Aliyah Penyelenggara Program Keagamaan, maka Madrasah Aliyah Negeri I Jember termasuk salah satu penyelenggara Program Keagamaan di Indonesia.Dengan manajemen dan kurikulum Sejarah Kebudayaan Islam, ditambah materi “Sirah Nabawiyah” dan penguasaan Ushul Fiqh dan kajian Tafsir yang mendalam, peserta didik diharapkan mampu berperan di era milenial dalam menghadapi revolusi Industri 4.0 dan menjadi MAN Model yang lebih baik. Kata Kunci: HOTS, MAN PK dan Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam 35


INTERNALISASI NILAI-NILAI SPIRITUAL MELALUI STORYTELLING DI PONDOK PESANTREN TAHFIDZ AL-QUR’AN HIDAYATUL HASAN SULAIMANIYAH LUMAJANG Astono Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, Indonesia e-mel*: [email protected] ABSTRAK Masyarakat Dunia mengalami krisis spiritual.yang mengakibatkan distorsi agama, degradasi moral, dehumasi dan ekstremisme agama sebagai akibat mengutamakan kecerdasan akal dengan mengabaikan aspek spiritual. Maka dibutuhkan metode memproses hati menjadi peka menyerap nilai-nilai spiritual. Penelitian ini mengungkap storytelling di PPTQ Hidayatul Hasan Sulaimaniyah Lumajang dan menelusuri internalisasi nilai-nilai spiritual dengan pendekatan kualitatif fenomenologi melalui participan oservation, dokumentasi dan indepth interview pada guru dan santri dengan analisis data fenomenologi Stevick-Colaizzi-Keen dan falidasi Humphrey dan Dukes. Ditemukan storytelling di Pesantren ini berorientasi melembutkan hati sehingga nilai-nilai spiritual lebih cepat diserap dan dipraktekkan. Adapun internalisasinya melalui prakondisi, transformasi, transaksi, transinternalisasi dan aktualisasi nilai. Semoga penelilitian ini berkontribusi menyelesaikan krisis spiritual yang sedang melanda dunia. Kata Kunci: storytelling, internalisasi nilai, spiritual, pesantren 36


INTERNALISASI NILAI-NILAI HUMANISTIK DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Diambang Fajar Ahwa Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, Indonesia e-mel*: [email protected] ABSTRAK Nilai-nilai humanistik merupakan sebuah pedoman yang digunakan untuk menata perilaku manusia berdasarkan aliran humanisme demi mewujudkan manusia-manusia yang berkarakter humanis. Nilai-nilai kemanusiaan yang ditanamkan oleh guru kepada anak didik dalam sebuah pembelajaran, antara lain adalah nilai kesopanan, nilai toleransi, nilai kebebasan, nilai kerja sama, nilai kejujuran. Fokus Penelitian ini meliputi: (1) Bagaimana penanaman nilai-nilai humanistik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam? (2) Apa faktor pendukung dan penghambat dalam penanaman nilai-nilai humanistik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam? Tujuan dari penelitian ini yaitu (1) Untuk mengetahui dan mendeskripsikan penanaman nilai-nilai humanistik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. (2) Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam penanaman nilai-nilai humanistik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kulitatif dan jenis penelitian adalah field research (penelitian lapangan). Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pengamatan, teknik wawancara dan teknik dokumentasi. Hasil dari penelitian ini yaitu: (1) internalisasi nilai-nilai humanistik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam ini memang benar dilaksanakan, dalam hal penanaman nilainilai humanistik ini guru menanamkannya dengan cara memberikan suri tauladan kepada siswanya dan dengan melakukan pembiasaan sehingga nilai-nilai yang ada dalam humanistik sedikit demi sedikit dapat masuk ke dalam hati siswa dan dengan mudah diterapkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. (2) faktor pendukung dan penghambat dari penanaman nilai-nilai humanistik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu meliputi faktor guru, sarana dan prasarana, keluarga utamanya orang tua, faktor lingkungan (teman). Kata Kunci: Nilai-nilai Humanistik, Pendidikan Agama Islam 37


MAU DIBAWA KE MANA KURIKULUM KITA? Herman Anas Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, Indonesia e-mel*: [email protected] ABSTRAK Rasulullah sudah mendeklarasikan dalam hadits Ibnu Majah bahwa beliau adalah seorang guru. Sehingga bisa dipastikan beliau mempunyai kurikulum dan metode pengajaran yang jelas. Penelitian ini bertujuan membahas terkait kurikulum dan metode Rasulullah dalam mendidikan anak. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat studi pustaka (library research) dengan menggunakan hadits Jundub bin Abdillah dan kitab Arrasul Almu’allim sebagai objek yang utama, sehingga dapat menghasilkan informasi berupa catatan dan data deskriptif yang terdapat dalam teks yang diteliti. Penelitan ini menghasilkan beberapa hal mendidik anak; 1. Rasulullah adalah seorang mu’allim terbaik; 2. Kurikulum Rasulullah; 3. Metode mengajar Rasulullah. Kata Kunci: Rasulullah, Pendidikan, Kurikulum, Metode 38


OTORITAS PENENTUAN AWAL BULAN HIJRIAH DI INDONESIA Suharyono Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, Indonesia e-mel*: [email protected] ABSTRAK Pada jaman Rasulullah SAW, persoalan-persoalan mengenai hukum Islam selalu merujuk kepada Rasulullah sebagai pemegang otoritas utama. Semua yang disabdakan oleh Rasulullah yang berpedoman kepada wahyu dari Allah SWT, akan menjadi keputusan hukum yang mengikat dan berlaku untuk seluruh umat Islam. Sepeninggal Rasulullah SAW, secara teoritis, tentu saja yang paling otoritatif adalah Al- Quran dan al-Hadits. Namun dalam prakteknya, setiap orang yang membaca teks Al- Quran dan al-Hadits, kemudian mengungkapkan pemahamannya, dapat menjadi otoritatif atau bahkan malah menjadi otoriter. Otoritas hukum Islam, dalam tradisi Sunni pada masa klasik dan masa pertengahan terbagi menjadi dua macam, yaitu otoritas ulama dan otoritas politik sultan atau raja. Otoritas ulama berkembang di dalam beberapa mazhab, sedang otoritas politik sultan atau raja, lebih sering digunakan sebagai simbol politik keagamaan untuk mencapai tujuan tertentu. Saat ini, penentuan awal bulan Hijriah merupakan kewenangan Pemerintah sebagai pemegang kekuasaan eksekutif dalam sebuah negara. Pemerintah juga mempunyai kewenangan untuk melarang ajaran agama dan keyakinan yang menyesatkan, meresahkan dan mengganggu ketertiban umum masyarakat. Pemerintah sebagai pemegang kekuasaan eksekutif berkewajiban untuk melindungi persatuan dan kesatuan umat beragama dengan ettap menjunjung tinggi prinsipprinsip kemaslahatan manusia. Kata Kunci: otoritas, hukum Islam, bulan Hijriah 39


DIALEKTIKA AGAMA ISLAM DALAM EKONOMI SYARIAH Abd Ghofur Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, Indonesia e-mel*: [email protected] ABSTRAK Kita telah mengetahui bahwa Agama Islam dalam masyarakat Itu Solusi kehidupan manusia khususnya dalam ekonumi. Karana perekonumian merupakan kunci kebahagian selagi berpegang teguh pada Syariah Islam. Apabila semua manusia merealisasikan muamalahnya dengan ekonomi syariah maka tidak ada kecemburuan sosial persaingan yang tidak sehat bahkan peperangan di muka bumi. Yang sudah sesuai dengan takaran hati nurani manusia, namun sebagian besar manusia serakah ingin menguasai tanta batas. Agama bisa berdialektika dalam perspektif Annudhum islamiyah di setiap waktu atau sebuah negara. Dikarenakan adanya bentuk yang alamiah, secara tidak langsung agama bentuknya harus umum dan bisa merangkul semua kondisi sosial khususnya dalam muamalah. Muamalah yang menjadi ukuran suksesnya sebuah peradaban bangsa. Agama Islam harus mengukur teori ekonominya dengan perspktif Milal Wannihal supaya dapat mentelaah regulasi perkembangan agama dari sejak nabi Nuh sampai akhir kehidupan nabi Isa. serta bisa lentur dan tidak keluar dari tatanan agama yang sudah direalisasikan di muka bumi. Ini yang menjaga Istilah Agama Solusi kehidupan semua manusia. Kata Kunci: Dialektika Agama dalam Eksistensi Ekonumi Syariah 40


PENGEMBANGAN KECAKAPAN HIDUP SANTRI DI PONDOK PESANTREN MIFTAHUL ULUM BANYUPUTIH KIDUL Muhammad Toyyib Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, Indonesia e-mel*: [email protected] ABSTRAK Pondok pesantren Miftahul Ulum Bakid menyadari bahwa di era globalisasi dan modernisasi pesantren dituntut untuk tidak hanya mendalami ilmu-ilmu agama saja tetapi juga harus diimbangi dengan pengembangan kecakapan hidup santri (life skill) yang mumpuni agar eksistensinya tetap kokoh dan terjaga. Penelitian ini mengkaji tentang Pengembangan kecakapan hidup santri yang dilaksanakan oleh Pondok Pesantren Miftahul Ulum Bakid. Penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan mengunakan cara wawancara, observasi dan dokumentasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data yang mendeskripsikan tentang tantangan masa depan pesantren, kecakapan hidup santri, tujuan pengembangan kecakapan hidup santri dan strategi pengembangan kecakapan hidup santri di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Bakid. Temuan penelitian mengungkapkan bahwa: 1) Pesantren di ers globalisasi dan modernisasi dituntut untuk bertindak bijak dalam melestarikan konstruksi dan tradisi lama kemudian secara arif mengintegrasikan dan membuka diri terhadap perubahan-perubahan yang konstruktif. 2) kecakapan hidup santri yang dikembangkan di Pondok Pesamtren Miftahul Ulum Bakid, yaitu: Kecakapan personal (personal skills), Kecakapan sosial (social skills), Kecakapan Akademik (academic skills) dan kecakapan vokasional (vocational skills). Sedangkan dilihat dari sifatnya kecakapan hidup santri yang dikembangkan berupa keunggulan kompetitif Soft skills dan Hard skills. 3) Tujuan pengembangan kecakapan hidup santri, yaitu; Memberdayakan aset kualitas batiniyah, dan lahiriyah santri, memberikan bekal dasar dalam menghadapi masa depan Memfasilitasi santri dalam memecahkan permasalahan hidup dengan potensi yang dimiliki. 4) Strategi pengembangan kecakapan hidup melalui:pembentukan kultur Kecakapan hidup santri melalui program pembiasaan; pengembangan kurikulum dalam wujud Madrasah Keterampilan; Pendidikan dan Pelatihan melalui Balai Latihan Kerja (BLK) milik Pesantren dan Pemagangan. Kata Kunci: Pengembangan, Kecakapan Hidup, Santri 41


PENERAPAN TEORI WACANA MICHEL FOUCAULT DALAM STUDI ISLAM : TENTANG PEREDARAN HADIS-HADIS MISOGINIS Maimunah Jauhari Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, Indonesia e-mel*: [email protected] ABSTRAK Tulisan ini menerapkan teori wacana Michel Foucault dalam Islam. Teori wacana Foucault menganalisis bagaimana kekuasaan bekerja melalui normalisasi dan regulasi. penulis berargumen bahwa peredaran hadis-hadis misoginis dalam literatur Islam erat kaitannya dengan kehendak sebagian kaum ulama pria untuk mensubordinasi kaum perempuan. Kata Kunci: Wacana, Normalisasi, Regulasi, Hadis Misoginis 42


PROBLEMATIKA PENILAIAN AFEKTIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Ahmad Fikri Jauhari Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, Indonesia e-mel*: [email protected] ABSTRAK Penilaian afektif adalah penilaian yang mencakup karakteristik perilaku, seperti sikap, perasaan, emosi, minat, dan nilai. Penerapan penilaian afektif selama inidianggap sulit dan rumit dibandingkan dengan asesmen domain lainnya. Khususnya pada Pendidikan Agama Islam yang berperan dalam mengembangkankeimanan dan ketakwaansiswa, serta membentuk perilaku siswa yang sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. Artikel ini membahas masalah penilaian afektif dalam PAI. Temuan dari artikel ini adalah guru PAI belum menerapkan penilaian afektif secara serius dan tidak mengetahui bagaimana menerapkan penilaian afektif yang tepat. Cara guru PAI menerapkan penilaian afektif sangat beragam, namun tidak didasarkan pada instrumen penilaian dalam menilai aspek afektif siswanya. Hal ini menimbulkan berbagai kendala yang menghambat penerapan penilaian afektif. Kendala inimuncul dari guru PAI itu sendiri maupun dari siswa. Untuk mengatasi kendala tersebut diperlukan solusi yang tepat agar penilaian afektif dapat berjalan secara efektif danefisien serta hasilnya sesuai dengan keadaan siswa yang sebenarnya. Oleh karena itu, disarankan bagi guru PAI untuk memahami lebih dalam bagaimana menerpan penilaian afektif secara tepat. Kata Kunci: Problematika, Penilaian Afektif, PAI 43


Senarai Abstrak Seminar (Bahasa Inggeris) 44


DEVELOPING STUDENTS’ ENGLISH AS A SECOND LANGUAGE (ESL) SOCIOLINGUISTIC COMPETENCE TOWARDS BUILDING A MADANI SOCIETY IN MALAYSIA Siti Nadhirah Abd Rahman* 1 & Abu Bakar Moham,ed Razali 2 1,2, Department of Language and Humanities Education, Faculty of Educational Studies, Universiti Putra Malaysia, Malaysia e-mail*: [email protected] ABSTRACT In Malaysia, along with the focus on dignifying the mastery of Malay language among Malaysian students, the importance of developing students’ English as a second language (ESL) sociolinguistic competence has been raised in various studies, and has been significantly highlighted in the Common European Framework of Reference for Languages (CEFR) as well (Council of Europe, 2001). Having English as a second language (ESL) sociolinguistic competence would mean that the learners are able to communicate appropriately whilst considering the many factors that can influence English communication styles, such as the backgrounds and roles of the interlocutors, genre of the discourse and context of the situation. English as a second language (ESL) learners need to be able to communicate appropriately in order to avoid miscommunications and misunderstandings (Amr Abdullatif, Norizan, Yousef & Murad, 2020). Seeing as building a Madani society entails the mastery of communication in more than one language and living harmoniously with others, it is important that students acquire sociolinguistic competence. This paper discusses the findings from a case study involving three ESL instructors who were interviewed on their practices in developing students’ sociolinguistic competence to be used beyond the language classroom. Based on the thematic analysis, it was revealed that the ESL instructors reflected on their own experiences, created a bond with students and made the lessons meaningful to learners. These findings show that the instructor plays an important role in developing students’ sociolinguistic competence towards producing students who are not only academically excellent, but also able to communicate in appropriately with others. It is hoped that the findings from this study can provide other ESL instructors with a guide on developing their students’ sociolinguistic competence. Keywords: communicative competence, second language acquisition, second language teaching, sociolinguistic competence 45


EXPLORING PRE-SERVICE TEACHER'S & EXPERIENCES OF NARRATIVE APPROACH Norzihani Saharuddin* 1 & Maizura Yasin 2 1,2, Department of Language and Humanities Education, Faculty of Educational Studies, Universiti Putra Malaysia, Malaysia e-mail*: [email protected] ABSTRACT This study explored the experience of pre-service teachers in a coursework that was instructed using the Narrative Approach in Universiti Putra Malaysia. In doing so, the study intended to examine the perceptions of the pre-service teachers about learning in a Narrative Approach classroom as well as to understand on how their experiences of using the Narrative Approach promote their moral reasoning. This study is a qualitative case study of six pre-service teachers in their sixth semester of the Teacher Education Programme in UPM. This study employed purposive sampling method in selecting the informants. The main data collection technique was semi-structured interview with the six pre-service teachers and triangulation with the researcher’s class observation and semi-structured interview with the LHE 3313’s (Moral Issues and Conflicts) instructor and pre-service teachers’ reflection essays. The data were transcribed, analysed and the emerging themes were categorised and discussed. The findings disclosed that the ways narrative approach facilitates moral reasoning were through themes such as indoctrination avoidance, resources of understanding and diversity sensitivity. This study has crucial implications for Moral Education instructors and curriculum developer in creating a more effective and successful teaching approach of the courses especially for pre-service teachers. In addition, it will also provide input to higher institution policy makers especially in reviewing existing policies or formulating new policies so that a more beneficial educational experience in facilitating the moral reasoning of pre-service teachers can be implemented. Keywords: Narrative Approach, Moral Reasoning, Pre-Service Teachers, Moral Issues and Conflicts 46


THE ZONING SYSTEM POLICY FOR NEW STUDENTS ADMINISTRATION AT STATE SITUBONDO 1 SENIOR HIGH SCHOOL Susia Andawiah Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, Indonesia e-mail*: [email protected] ABSTRACT Equity in education is one of the problems that occur in the education sector. The educational equity program is one of the government's efforts in advancing education in Indonesia. One of the policies regarding PPDB is the zoning system. This zoning system was created to realize an equal student distribution and to remove the favorite school brand in the community. With this system, it is hoped that all schools have the same quality and there is no favorite school. With this policy, it is undeniable that problems arise from both the school as the implementer and the community, namely the guardians of the students as education customers. The purposes of this study are to find out: 1) How the implementation of the zoning system policy in the acceptance of new students, and 2) How the views of school stakeholders related to the zoning system policy. This study uses a qualitative approach. The type of research is descriptive with a case study design. The researcher use observation, interviews, and documentation techniques in collecting the data. The results of this study reveal that four implementation process, namely Resources, Communication, Disposition, and Bureaucratic Structure have been carried out well. Furthermore, community engagement become a booster of policy execution and may be observed from the perspective of implementers and players outside of government institutions. This participation can be in the form of appreciation and challenges for problems that arise, namely 1) appreciation shown by internal stakeholders includes providing opportunities for the surrounding community and reducing congestion. While the appreciation of external stakeholders is not much different from providing opportunities for the surrounding community, reducing congestion, reducing transportation costs, and changing people's mindsets regarding favorite school brands. 2) several critics given by internal stakeholders is that children are limited in having school choices, decreased children's enthusiasm for learning, and can have an impact on children's stress. Meanwhile, criticism from external stakeholders is not much different, that only children are limited to having school choices. 3) there are several problems arise as a result of the zoning system policy, (1) the decrease in children's motivation to be great, decrease in school achievement, and decrease in school funds due to lack of classes. 4) the most effective solution is to create school programs to increase student motivation. 5) the suggestions given by internal stakeholders, the percentage looks at the schools that will implement it, the zoning path is placed in the final stage, and the value limits adjust to school groups, Keywords: Education, Policy, Stakeholders, and Zoning System 47


LEARNING MANAGEMENT OF ISLAMIC BOARDING SCHOOLS (Case Study of Miftahul Ulum Suren Jember Islamic Boarding School) Mohammad Erwan Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, Indonesia e-mail*: [email protected] ABSTRACT Education complishment in pesantren (islamic boarding) is interest dicourse to dicuss, study and research.This traditional islamicinstitution is generallymanaged conventionally, but still has acknowledgment and trust which had rooted in Indonesian society,because the institution could embed sincerity, autonomy, simplicity, brotherhood and freedom values.The research is held to explore educationmanagement at Miftahul Ulum Suren Islamic Boarding School West Kemiri,Subah, Batang Central Java. Rsearch focus lies on its three segment : planning, execution, evaluation of education service. This study used a qualitative approach with case study design. To collect the data needed in the research used participant observation techniques, in-depth interviews and documentation studies. The analysis and processing of data is carried out by: (1) data reduction, (2) data presentation, and (3) drawing conclusions or verification. Meanwhile, to obtain valid data, triangulation of data and sources is carried out, meaning that the same data is disclosed from various sources.The results of the study show that the implementation of the learning process at the Miftahul Ulum Suren Jember Islamic boarding school has applied the principles of learning management. Learning service management is applied in 3 forms: (1) learning service planning, (2) learning service implementation, and (3) learning service evaluation. Some data related to the curriculum, teaching staff and facilities infrastructure, can be used as a reference for the argument that learning management has been implemented in all learning service programs in Islamic boarding schools. Based on the results of the research, suggestions are made as follows: First, learning planning should pay more attention to curriculum planning that is more contextual and really needed by students and the community. effective and efficient in responding to the needs of students and society. Second, the implementation of learning should maximize the time available by increasing the discipline of students. Third, the evaluation of learning besides emphasizing the ability to master the subject matter, should emphasize the assessment of the ability to appreciate and practice each subject matter. Keywords: Learning Management, Islamic Boarding Schools 48


Click to View FlipBook Version