2. Klasifikasi Cedera Akibat Kecelakaan tidak termasuk cedera hilang waktu
Kerja kerja, tetapi kecelakaan kerja yang
Klasifikasi cedera akibat kecelakaan ditangani oleh dokter, perawat, atau
kerja berdasarkan standar Australia AS orang yang memiliki kualifikasi
1885-1(1990). Berikut adalah untuk memberikan pertolongan pada
pengelompokan jenis cedera dan kecelakaan.
keparahannya: f. Cedera ringan (first aid injury) adalah
a. Cedera fatal ( fatality) Adalah cedera ringan akibat kecelakaan kerja
kematian yang disebabkan oleh yang ditangani menggunakan alat
cedera atau penyakit akibat kerja pertolongan pertama pada kecelakaan
b. Cedera yang menyebabkan hilang setempat, contoh luka lecet, mata
waktu kerja (Loss Time Injury) adalah kemasukan debu, dan lain-lain.
suatu kejadian yang menyebabkan g. K e c e l a k a a n y a n g t i d a k
kematian, cacat permanen, atau menimbulkan cedera (Non Injury
kehilangan hari kerja selama satu hari Incident) adalah suatu kejadian yang
kerja atau lebih. Hari pada saat potensial, yang dapat menyebabkan
kecelakaan kerja tersebut terjadi tidak kecelakaan kerja atau penyakit akibat
dihitung sebagai kehilangan hari kerja. kerja kecuali kebakaran, peledakan
c. Cedera yang menyebabkan kehilangan dan bahaya pembuangan limbah.
hari kerja (Loss Time Day) adalah C. Pengendalian dan Pencegahan Kecelakaan
semua jadwal masuk kerja yang mana Kerja
karyawan tidak bisa masuk kerja 1. Pengendalian Kecelakaan Kerja
karena cedera, tetapi tidak termasuk Pengendalian resiko timbulnya
hari saat terjadi kecelakaan. Juga kecelakaan kerja berdasarkan Peraturan
termasuk hilang hari kerja karena Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor
cedera yang kambuh dari periode 05 Tahun 1996 tentang Sistem
sebelumnya. Kehilangan hari kerja Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan
juga termasuk hari pada saat kerja Kerja, yang meliputi:
alternatif setelah kembali ke tempat
kerja. Cedera fatal dihitung sebagai a. Pengendalian teknis/rekayasa yang
220 kehilangan hari kerja dimulai meliputi eliminasi, subtitusi, isolasi,
dengan hari kerja pada saat kejadian ventilasi, higiene dan sanitasi.
tersebut terjadi.
b.Pendidikan dan pelatihan.
d. Tidak mampu bekerja atau cedera c. Pembangunan kesadaran dan motivasi
dengan kerja terbatas (Restricted yang meliputi sistem bonus, insentif,
penghargaan dan motivasi diri.
duty) Adalah jumlah hari kerja
karyawan yang tidak mampu untuk d. Evaluasi melalui internal audit,
mengerjakan pekerjaan rutinnya dan penyelidikan insiden dan etiologi
ditempatkan pada pekerjaan lain e. Penegakan hukum
sementara atau yang sudah di
modifikasi. Pekerjaan alternatif Peraturan ini diperkuat dengan
termasuk perubahan lingungan kerja terbitnya Peraturan Pemerintah No 50
pola atau jadwal kerja. Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Ma na jemen Kesela ma ta n, da n
e. Cedera dirawat di rumah sakit (Medical Kesehatan Kerja, yang menyebutkan
Treatment Injury) Kecelakaan kerja ini bahwa pengendalian dapat dilakukan
dengan cara: Standarisasi merupakan penetapan
standar-standar baik resmi maupun
1) ldentifikasi potensi bahaya dengan tidak resmi yang memenuhi syarat-
mempertimbangkan: syarat kesehatan dan keselamatan
kerja. Dengan adanya standar yang
a) Kondisi dan kejadian yang dapat telah ditetapkan maka derajat atau
menimbulkan potensi bahaya; baik buruknya kesehatan dan
dan keselamatan kerja dapat dilihat
berdasarkan pemenuhan standar
b) Jenis kecelakaan dan penyakit tersebut.
akibat kerja yang mungkin dapat
terjadi. c. Inspeksi
2) Penilaian risiko untuk menetapkan I n s pe k s i a ta u p e m e r ik s a a n
besar kecilnya suatu risiko yang merupakan kegiatan yang bersifat
telah diidentiflkasi sehingga pembuktian apakah tempat kerja
digunakan untuk menentukan sudah sesuai dengan peraturan
prioritas pengendalian terhadap perundangan dan standar yang
tingkat risiko kecelakaan atau berlaku. Kegitan ini meliputi
penyakit akibat kerja. pemeriksaan, kalibrasi terhadap
peralatan yang digunakan di tempat
3) Tindakan pengendalian dilakukan kerja.
melalui:
d. Riset Teknis
a) Pengendalian teknis/rekayasa
Riset teknis ini ditujukan untuk
ya n g m elipu t i elim in a s i , mendapatkan data, sifat- sifat, dan ciri-
subtitusi, isolasi, ventilasi, ciri bahan yang berbahaya,
higienitas dan sanitasi pe ny e lid ik a n te rha da p pa ga r
pengaman, pengujian perlindungan
b) Pendidikan dan pelatihan diri, penelitian tentang pencegahan
peledakan, serta penelitian teknis
c) Insentif, penghargaan dan lainnya.
motivasi diri
e. Riset Medis
d) Evaluasi melalui internal audit,
penyelidikan insiden dan Riset medis ditujukan untuk
etiologi mendapatkan data tentang efek
psikologis, patologis, faktor-faktor
e) Penegakan hukum. lingkungan, serta keadaan fisik yang
mengakhibatkan kecelakaan kerja.
Sedangkan menurut Tim K3 UNY,
menjabarkan langkah yang dapat f. Riset Psikologis
diambil untuk mengendalikan potensi
Riset psikologis ditujukan untuk
bahaya yang dapat menimbulkan mengetahui pola-pola kejiwaan yang
kecelakaan kerja, yaitu: menyebabkan terjadinya kecelakaan
kerja.
a. Peraturan perundangan
g. Riset Statistik
Peraturan perundangan di
Riset statistik ditujukan untuk
Indonesia telah disusun guna mendapatkan data tentang kecelakaan
melindungi tenaga kerja terhadap kerja yang terjadi baik menyangkut
kemungkinan bahaya yang
ditimbulkan oleh suatu pekerjaaan,
misalnya: Undang-undang No.1 Tahun
1970 tentang Keselamatan Kerja.
b. Standarisasi
jenis, frekwensi, personal, penyebab, 2) Subtitusi : mengganti dengan bahan
serta hal lain yang terkait dengan yang kurang berbahaya
kecelakaan kerja.
3) Isolasi : proses kerja yang
h. Pendidikan berbahaya disendirikan
Pendidikan sebagai wahana untuk 4) Enclosing : mengurung / memagari
menyampaikan materi tentang sumber bahaya
kesehatan dan keselamatan kerja yang
dapat dilakukan secar formal dan non 5) Ventilasi
formal atau bisa juga dalam bentuk
seminar, workshop, maupun 6) Maintenance
demonstrasi.
n.A Administratif
i. Latihan
1) Monitoring lingkungan kerja
Latihan ini difokuskan pada tenaga
kerja baru yang belum mempunyai 2) Pendidikan dan pelatihan
banyak pengalaman terhadap
jenis pekerjaan dan lingkungan kerja 3) Labelling
yang akan dihadapinya.
4) Pemeriksaan kesehatan
j. Persuasi
5) Rotasi kerja
Persuasi merupakan suatu cara
penyuluhan atau pendekatan di 6) Housekeeping: 5 S
bidang kesehatan dan keselamatan
kerja untuk menimbulkan sikap a) Seiri (Ringkas)
mengutamakan keselamatan tanpa
adanya pemaksaan. Membedakan antara yang
diperlukan dan yang tidak
k. Asuransi diperlukan serta membuang yang
tidak diperlukan: “Singkirkan
Asuransi/insentif financial ini Barang- barang yang t idak
ditujukan untuk meningkatkan diperlukan dari tempat kerja”
pencegahan kecelakaan kerja.
Perusahaan yang telah mememnuhi b) Seiton (Rapi)
peraturan perundangan dan standar
keselamatan kerja akan membayar Menentukan tata letak yang
premi asuaransi yang lebih kecil tertata rapi sehingga kita selalu
dibandingkan dengan perusahaan menemukan barang yang
yang tidak memenuhi peraturan diperlukan:”Setiap barang yang
perundangan dan standar keselamatan berada di tempat kerja
kerja. mempunyai tempat yang pasti”
l. Implementasi c) Seiso (Resik)
Implementasi yang dimaksud Meng hila ng ka n sam pa h
adalah penerapan langkah- langkah kotoran dan barang asing untuk
yang telah diuraikan di atas pada memperoleh tempat kerja yang
tempat kerja. lebih bersih. Pembersihan
dengan cara inspeksi: “Bersihkan
m. Teknis segala sesuatu yang ada di
tempat kerja”
1) Eliminasi : penghilangan sumber
bahaya d) Seiketsu (Rawat)
Memelihara barang dengan
teratur rapi dan bersih juga
dalam aspek personal dan
kaitannya dengan polusi:”Semua
orang memperoleh informasi memenuhi persyaratan keselamatan
yang dibutuhkannya di tempat kerja yang diatur dalam UU No 1 / 1970
kerja, tepat waktu” Pasal 3 ayat (1) yang meliputi:
e) Shitsuke (Rajin) a. M e n c e g a h d a n m e n g u r a n g i
kecelakaan.
Melakukan sesuatu yang benar
sebagai kebiasaan: “Lakukan apa b. M e n c e g a h , m e n g u r a n g i d a n
yang harus dilakukan dan jangan memadamkan kebakaran.
melakukan apa yang tidak boleh
dilakukan” c. Mancegah dan mengurangi bahaya
peledakan.
7) Sanitasiyangbersihdanpenyediaan
fasilitas kesehatan. d. Memberi kesempatan atau jalan
menyelamatkan diri pada waktu
o. Supervisi kebakaran atau kejadian-kejadian lain
yang berbahaya.
1) Lakukan review terhadap prosedur
pengawasan pekerjaan secara e. M e m b e r i p e r t o l o n g a n p a d a
menyeluruh kecelakaan.
2) Lakukan review terhadap f. Memberi alat-alat perlindungan diri
pada para pekerja.
kompetensi para Pengawas dalam
melakukan pengawasan pekerjaan g. Mencegah dan mengendalikan timbul
melalui Ijin Kerja dan Audit atau menyebar luasnya suhu,
Lapangan kelembaban, debu, kotoran, asap, uap,
gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau
3) P e n e g a s a n t u g a s M a n a j e r radiasi, suara dan getaran.
Konstruksi sebagai penanggung
jawab tunggal dan yang berhak h. Mencegah dan mengendalikan
menyetujui ijin kerja timbulnya penyakit akibat kerja baik
phisik maupun psikis, peracunan,
p.Kontrol pekerjaan infeksi dan penularan.
1) Merevisi sistem Ijin Kerja yang akan i. Memperoleh penerangan yang cukup
memastikan adanya verifikasi dan sesuai.
pada akhir jam kerja
j. Menyelenggarakan suhu dan lembab
2) Penilaian resiko harus dilakukan udara yang baik.
(lagi) dan disetujui, jika terjad
perubahan pekerjaan k. Menyelenggarakan penyegaran udara
yang cukup.
q.B Budaya dan motivasi karyawan/tim
l. Memelihara kebersihan, kesehatan
1) K em ba n g k a n bu da ya u n tu k dan ketertiban.
menghentikan pekerjaan apabila
tidak selamat m. Memperoleh keserasian antara
tenaga kerja, alat kerja, lingkungan
2) Review tim kerja yang sudah cara dan proses kerjanya.
lama bersama, karena cenderung
menimbulkan rasa percaya diri n. Mengamankan dan memperlancar
yang berlebihan pengangkutan orang, binatang,
tanaman atau barang.
2. Pencegahan Kecelakaan Kerja
o. Mengamankan dan memelihara segala
Dalam upaya mencegah kecelakaan jenis bangunan.
kerja s etia p perus a ha a n wa j ib
p. Mengamankan dan memperlancar selama jam kerja. Alat-alat itu harus
pekerjaan bongkar muat, perlakuan diperiksa secara periodik oleh yang
dan penyimpanan barang. berwenang, dan ditempatkan ditempat
yang mudah dicapai. Alat pemadam
q. Mencegah terkena aliran listrik yang d a n j a la n m e n u j u k e te m pa t
berbahaya. pemadaman harus terpelihara.
Demikian juga tentang syarat jumah,
r. Menyesuaikan dan menyempurnakan bahan kimia peralatan itu dan syarat
pengamanan pada pekerjaan yang pemasanganpipa tempatpenyimpana
bahaya kecelakaannya menjadi air.
bertambah tinggi.
h. Syarat-syarat mengenai alat pemanas
Selain itu persyatan teknis tentang (heating appliances). H. Syarat-syarat
tempat kerja dan peralatan juga harus mengenai bahan yang mudah terbakar.
terlaksana dengan baik. Persyaratan
tersebut meliputi: i. Syarat mengenai cairan yang mudah
terbakar.
a. Pintu masuk dan keluar harus dibuat
dan dipelihara dengan baik. j. Syarat-syarat tentang inspeksi dan
pengawasan.
b. Lampu dan penerangan bila tidak
memadai harus diadakan diseluruh k. Syarat-syarat tentang perlengkapan
tempat kerja, harus aman dan cukup dan alat peringatan.
terang. Harus dijaga oleh petugas bila
perlu bila ada gangguan. l. Syarat-syarat tentang perlindungan
terhadap benda-benda jatuh dan
c. Ventilasi, harus ada ditempat tertutup bagian bangunan yang rubuh.
termasuk pembuangan udara kotor.
m. Persyaratan perlindungan agar orang
d. Jika tidak bisa mernghilangkan debu tidak jatuh, tali pengaman dan
dan udara kotor, harus disediakan alat pinggir pengaman.
pelindung diri.
n. Persyaratan lantai terbuka dan lubang
e. Kebersihan, bahan yang tidak terpakai pada lantai. O. Persyaratan tentang
harus dibuang, paku yang tidak lubang pada dinding.
t e r p a k a i h a r u s d ib u a n g a t a u
dibengkokkan, benda-benda yang bisa o. Persyaratan tentang tempat kerja yang
menyebabkan orang tergelincir serta tinggi.
sisa barang dan alat harus dibuang,
tempat kerja yang licin karena oli harus p. Pencagahan terhadap bahaya jatuh
dibersihkan atau disiram pasir. Alat- kedalam air.
alat yang mudah dipindahkan harus
d i k e m b a l i k a n k e t e m p at q. Syarat-syarat mengenai kebisingan
penyimpanan. dan getaran (vibrasi).
f. Pencegahan bahaya kebakaran dan Selain terpenuhinya berbagai
alat pemadam kebakaran. persyaratan di atas, tetap diperlukan
upaya-upaya pencegahan terjadinya
g. Persyaratan ini sangat rinci antara lain kecelakaan kerja. Menurut pendapat
mengatur bahwa harus tersedia alat Reason yang dikutip oleh Drs. Budi
pemadam kebakaran dan saluran air Martono, M.MT Pencegahan kecelakaan
dengan tekanan yang cukup. Semua kerja ditujukan kepada lingkungan,
pengawal dan sejumlah tenaga terlatih mesin, peralatan kerja, perlengkapan
harus disediakan dan selalu siap kerja dan terutama faktor manusia.
a. Lingkungan Kerja, syarat lingkungan mengurangi konsentrasi kerja,
kerja dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : menegakkan disiplin kerja,
m enghin da ri pe rbua ta n y a ng
1) Memenuhi syarat aman, meliputi mendatangkan kecelakaan serta
higiene umum, sanitasi, ventilasi menghilangkan adanya ketidak
udara, pencahayaan dan cocokan fisik dan mental.
penerangan di tempat kerja dan
pengaturan suhu udara ruang kerja. Sedangkan menurut Sedarmayanti
Sedangkan menurut Sedarmayanti,
2) Memenuhi syarat keselamatan, kecelakaan kerja dapat dicegah dengan
meliputi kondisi gedung dan menerapkan program yang dikenal
tempat kerja yang dapat menjamin dengan tri-E atau Triple E, yaitu:
keselamatan.
a. Engineering (Teknik). Engineering
3) Memenuhi p e n y e l e n g g a r a a n artinya tindakan pertama adalah
ketatarumahtanggaan, meliputi melengkapi semua perkakas dan
pengaturan penyimpanan barang, m e s in d e n g a n a la t pe n c e g a h
penempatan dan pemasangan kecelakaan (safety guards) misalnya
mesin, penggunaan tempat dan tombol untuk menghentikan
ruangan. bekerjanya alat/mesin (cut of switches)
serta alat lain, agar mereka secara
b. Mesin dan peralatan kerja harus teknis dapat terlindungi.
didasarkan pada perencanaan yang
baik dengan memperhatikan b. Education (Pendidikan). Education
ketentuan yang berlaku. Perencanaan artinya perlu memberikan pendidikan
yang baik terlihat dari baiknya tutup dan latihan kepada para pegawai untuk
pengaman pada bagian-bagian mesin menanamkan kebiasaan bekerja dan
atau perkakas yang bergerak, antara cara kerja yang tepat dalam rangka
lain bagian yang berputar. Bila tutup mencapai keadaan yang aman (safety)
pengaman telah terpasang, harus semaksimal mungkin.
diketahui dengan pasti efektif
tidaknya tutup pengaman tersebut c. E n f o r c e m e n t ( P e l a k s a n a a n ) .
yang dilihat dari bentuk dan ukurannya Enforcement a r t inya t inda ka n
yang sesuai terhadap mesin atau alat pelaksanaan, yang memberi jaminan
serta perkakas yang terhadapnya bahwa peraturan pengendalian
keselamatan pekerja dilindungi. kecelakaan dilaksanakan.
c. Alat pelindung diri merupakan Sebagai tenaga kerja yang
perlengkapan kerja yang harus professional, ada beberapa tindakan
terpenuhi bagi pekerja.Alat pelindung sederhana yang bisa dilakukan untuk
diri berupa pakaian kerja, kacamata, mencegah terjadinya kecelakaan kerja,
sarung tangan, yang kesemuanya gunakan selalu alat pelindung diri sesuai
harus cocok ukurannya sehingga aturan yang berlaku, pastikan peralatan
menimbulkan kenyamanan dalam kerja dalam kondisi baik dan siap pakai,
penggunaannya. laporkan hal-hal yang dapat
menimbulkan resiko kerja untuk segera
d. Pencegahan kecelakaan terhadap diatasi, lakukan pekerjaan sesuai standar
faktor manusia meliputi peraturan operasional yang berlaku, pasang
kerja, mempertimbangkan batas rambu-rambu keselamatan kerja, hindari
kemampuan dan keterampilan menggunakan peralatan kerja sebagai
pekerja, meniadakan hal-hal yang
bahan lelucon, jaga selalu kebersihan 6. Rapi ditempat kerja. Pakaian atau alat-alat
dan kerapian area kerja, berikan saran kerja yang kita bawa dapat mencelakai kita.
dan masukan kepada perusahaan Misalkan menggunakan baju lengan
be r k a i ta n den g a n k es ela m a ta n pangjang yang digulung berbahaya saat
karyawan, budayakan safety first dalam bekerja dengan bahan berbahaya atau
melaksanakan pekerjaan, peringatkan menggunakan perhiasan (cincin/jam
rekan kerja yang tidak melaksanakan tangan) berbahaya saat kita bekerja dengan
prinsip keselamatan kerja alat listrik
Sumber: http://safetynet.asia/7-langkah-
sederh ana-mencegah-kecela ka an-di
-tempat-kerja/
7 Langkah Mencegah Kecelakaan Kerja (belum ada)
Buat kegiatan pencegahan kecelakaan sebagai 1. Jelaskan yang dimaksud dengan
bagian dari kegiatan kita sehari-hari. Sebelum kecelakaan kerja!
bekerja pastikan peralatan kerja dalam
keadaan baik, juga alat pelindung diri yang 2. Jelaskan penyebab kecelakaan kerja!
dipakai 3. Sebutkan klasifikasi kecelakaan kerja!
4. Sebutkan dampak kecelakaan kerja!
1. Laporkan bila menemukan hal yang tidak 5. Sebutkan upaya pencegahan kecelakaan
aman ke supervisor / atasan terdekat. Agar
segera diperbaiki atau segera perbaiki kerja!
sendiri bila anda mampu, bila tidak
dilaporkan
2. Hindari bersenda gurau ditempat kerja.
Jangan menggunakan peralatan kerja
sebagai bahan lelucon!! hal ini terkadang
membahayakan bagi kita maupun orang
lain.
3. Ikuti Instruksi/Petunjuk kerja/Prosedur!!
Tidak mengikuti petunjuk kerja yang aman
merupakan bom waktu buat anda, setiap
instruksi yang dibuat adalah semata-mata
demi keselamatan anda
4. Buat saran perbaikan. Bilamana kita
menemukan cara yang lebih cepat efisien
dalam menyelesaikan suatu tugas, segera
diskusikan, sehinggan bisa digunakan oleh
yang lain juga selama hal tersebut aman
5. Good housekeeping. Tempat kerja yang
tidak rapih dengan barang-barang yang
berserakan merupakan sumber kecelakaan
segera rapihkan tempat kerja anda setelah
selesai bekerja…!
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja A.Situasi darurat
No. 03/MEN/1998, kecelakaan kerja adalah
suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan B. Kondisi darurat
tidak diduga semula yang dapat menimbulkan
korban manusia dan atau harta benda. Menurut C. Penyebab kecelakaan
Dessler ada dua penyebab utama timbulnya
kecelakaan dalam perusahaan, yaitu: kondisi D. Kecelakaan kerja
yangtidakamandantindakanyangtidakaman.
kerugian akibat kecelakaan kerja E. Kondisi mendadak
dikategorikan atas dua kerugian, yaitu
kerugian langsung dan kerugian tidak langsung 2. Berikut ini yang merupakan dasar hukum
kecelakaan kerja adalah ….
Secara khusus Dr. Yuliana, SP., M.SI dkk,
menguraikan bahwa potensi bahaya di bidang A. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
pariwisata dan operasional perhotelan 02/MEN/1997
meliputi: manusia, tindakan – tindakan yang
tidak aman merupakan potensi bahaya yang B.Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
utama, lingkungan, merupakan salah satu 03/MEN/1998
aspek yang merupakan potensi sumber
bahaya, ketika tata letaknya tidak sesuai; C. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
peralatan yang sudah rusak tidak terawat 04/MEN/1999
menimbulkan adanya potensi bahaya bila
tetap digunakan; penggunaan bahan yang D.Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
tidak tepat; penyimpanan yang kurang baik 05/MEN/2000
juga merupakan sumber yang potensial
menimbulkan kecelakan kerja E. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
03/MEN/2001
Pengendalian resiko timbulnya kecelakaan
kerja dilakukan dengan cara pengendalian 3. Suatu standard internasional untuk
teknis/rekayasa yang meliputi eliminasi, menerapkan Sistem Manajemen
subtitusi, isolasi, ventilasi, higiene dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
sanitasi; pendidikan dan pelatihan; tempat kerja/ perusahaan, biasa disebut
pembangunan kesadaran dan motivasi yang dengan ….
meliputi sistem bonus, insentif, penghargaan
dan motivasi diri; evaluasi melalui internal A.FORMAS
audit, penyelidikan insiden dan etiologi;
penegakan hukum. Sasaran pencegahan B. ORKAS
kecelakaan kerja ditujukan kepada lingkungan,
mesin, peralatan kerja, perlengkapan kerja dan C.BERKAS
terutama faktor manusia.
D.OHSAS
1. Suatu kejadian yang tidak dikehendaki
dan tidak diduga semula yang dapat E. ISOS
menimbulkan korban manusia dan atau
harta benda disebut dengan …. 4. Berdasarkan standar Australia AS 1885-1
t a h u n 1 9 9 0 , k e c e la k a a n k e r j a
diklasifikasikan menjadi … jenis
A.18
B. 20
C.22
D. 24
E. 26
5. Berdasarkan penyebab kecelakaan
merupakan klasifikasi kecelakan kerja
yang disebutkan oleh ….
A. ILO
B. ISO
C.HILOW
D.UNWTO
E. UNESCO
Setelah mempelajari bab ketiga ini, Anda
tentu menjadi paham tentang kecelakaan
kerja. Dari semua materi yang sudah dijelaskan
pada bab ini, mana yang menurut Anda paling
sulit dipahami? Coba Anda diskusikan dengan
teman maupun guru Anda, agar supaya
pemahaman Anda lebihmaksimal untuk babini
dan bab selanjutnya karena saling keterkaitan.
Sehingga Anda lebih siap dalam menghadapi
dunia industri
Pemahaman Dasar Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan
Sikap, Kewajiban, Wilayah Kerja, Dan
Tindakan Awal Saat Bertemu Korban
Teknik Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan, Dan Cara
Penanganan Korban
PENDAHULUAN diingat bahwa dalam melakukan
tindakan ini perlu ke hati - hatian sebab
Berbagai aktifitas yang dilakukan penderita bergantung sepenuhnya
manusia selalu memiliki potensi bahaya, baik terhadap orang yang membantunya
disadari maupun tidak. Tergores, terjatuh,
tertimpa, terjepit merupakan contoh bahaya 2. Tujuan
yang mungkin timbul. Berbagai upaya memang
telah dilakukan untuk mengendalikan potensi Tujuan dilakukannya pertolongan
bahaya yang mungkin terjadi, namun demikian, pertama pada kecelakaan ini adalah
kecelakaan kerja ataupun hal-hal yang tidak berupaya mempertahankan hidup
diinginkan ini tetap terjadi. Baik itu dalam korban, meringankan penderitaan
kehidupan sehari-hari maupun dalam dunia korban, mencegah cedera atau penyakit
kerja. Oleh karena itu, dalam rangka menjadi lebih parah, mempertahankan
memberikan perlindungan bagi pekerja yang daya tahan korban sampai pertolongan
mengalami kecelakaan di tempat kerja perlu yang lebih baik diberikan, membantu
dilakukan pertolongan pertama secara cepat mencarikan pertolongan lebih lanjut,
dan tepat. dan mencegah adanya kematian yang
tidak dikehendaki. Berdasar tujuan ini
A. Pemahaman Dasar Pertolongan Pertama maka maksud dalam tindakan P3K
adalah memberikan pertolongan
pada Kecelakaan pertama ketika korban mengalami
sakit atau kecelakaan sebelum sampai
1. Pengertian ke tangan medis. Tentunya hal ini
m e m e r lu k a n k e t e r a m p i la n d a n
Pertolongan pertama pada pada dilakukan tidak tergesa - gesa sehingga
kecelakaan atau yang lebih dikenal korban dapat ditolong. Dengan demikian
dengan istilah P3K. Menurut pendapat P3K sangat berguna untuk membantu
Etty Sulistyawati P3K merupakan orang-orang secara umum atau yang
tindakan pertama terhadap seseorang bekerja di suatu lingkungan kerja ketika
yang mengalami penderitaan atau menghadapi orang yang sakit mendadak
kecelakaan. Tindakan ini dilakukan atau kecelakaan yang tiba-tiba terjadi.
sebelum orang yang mengalami sakit
atau kecelakaan di bawa ke dokter. Maka 3. Hal hal Pokok dalam P3K
pertolongan pertama berarti tindakan
yang dilakukan secepat mungkin bagi Ada beberapa hal pokok yang harus
orang yang menderita untuk diketahui oleh orang yang membantu
meringankan rasa sakitnya, sebelum korban kecelakaan atau mendadak sakit.
memperoleh perawatan lebih lanjut oleh
paramedis. Sedangkan menurut a. Jalan napas korban atau Airway (A).
Peratutran Menteri Tenaga Kerja Dan Jalan napas berarti apakah pernapasan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor korban tidak lancar atau bebas.
15 Tahun 2008 Tentang Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan Di Tempat b. Pernapasan atau Breathing (B).
Kerja, menyebutkan bahwa pertolongan Pernapasan berarti apakah pernapasan
pertama pada kecelakaan adalah upaya korban masih ada atau tidak.
memberikan pertolongan pertama
secara cepat dan tepat kepada pekerja / c. Sirkulasi (peredaran / C) darah korban
buruh / dan / atau orang lain yang berada tetap stabil atau tidak. Cara untuk
di tempat kerja yang mengalami sakit mengetahui hal ini adalah dengan
atau cedera di tempat kerja. Perlu meraba pada bagian leher korban,
apakah denyut nadinya masih baik
atau tidak. antara B dan C dinamakan juga
Ketiga hal ini merupakan satu resusitasi jantung paru.
kesatuan yang harus diketahui oleh c. Jika ada dua penyelamat buka jalan
siapa saja bila membantu korban. napas. Napas buatan dilakukan oleh
Tindakan ini disebut juga tindakan penyelamat pertama sedangkan
resusitasi. Namun sebelum melakukan masase jantung dilakukan oleh orang
tindakan itu (ABC), ada beberapa point kedua.
penting yang harus diperhatikan yaitu :
a. Apakah penderita masih sadar atau d.Berturut turut lakukan lima kempaan
dada dan satu napas buatan dengan
tidak, hal ini dapat dilakukan dengan irama kempaan 60-80/menit.
cara memanggil korban. Jika tidak ada
jawaban maka korban harus dicubit. e. Jika hanya ada satu penyelamat,
b. D iu s a h a k a n s e c e p a t m u n g k in lakukan berturut turut 10 kempaan dan
m em a n g g i l pih a k m edis a ta u dua napas buatan. Irama kempaan 60-
ambulance 80/menit dan napas buatan dalam
c. Penderita ditelentangkan untuk jangka waktu 3 detik.
melakukan tindakan ABC tadi. Posisi
penyelamat ada disebelah kanan B. Prin sip Da sar Da n Prin sip Pokok
penderita. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Gambar 4.1.Resusitasi Jantung 1. Prinsip Dasar Pertolongan Pertama Pada
Sumber: https://www.slideshare.net/FransiskaOktafiani/ Kecelakaan
cardiopulmonary-resuscitation-cpr-atau-resusitasi-jantung
-paruparu a. Mengetahui arti, tujuan, dan praktik
pertolongan pertama pada
4. Prosedur Tindakan Resusitasi kecelakaan.
Tempat dan sikap penolong:
a. Lengan tegak lurus dengan sendi siku b. Mampu menggunakan alat- alat
tetap dalam ekstensi ( kepala pertolongan pertama pada
terdongak). Perlu diperhatikan kecelakaan.
kempaan dada tidak mungkin, jika alas
baring tidak keras. c. Kreatif mencari solusi peralatan
b.Bila penderita tetap tidak bernapas pengganti yang kemungkinan tidak
dan tidak ada denyut nadi di leher, selalu ada dalam setiap kejadian dan
lakukan gabungan B dan C. Gabungan mampu menguasai keadaan.
d. Pastikan Anda bukan menjadi korban
berikutnya. Seringkali kita lengah atau
kurang berfikir panjang bila kita
menjumpa i suatu kecela kaa n.
Sebelum kita menolong korban,
periksa dulu apakah tempat tersebut
sudah aman atau masih dalam bahaya
e. P a k a i l a h m e t o d e a t a u c a r a
pertolongan yang cepat, mudah dan
efesien.
f. Pergunakanlah sumberdaya yang ada
baik alat, manusia maupun sarana
pendukung lainnya. Bila Anda bekerja
dalam tim, buatlah perencanaan yang
matang dan dipahami oleh seluruh 2) Mengurangi penderitaan (perlu
anggota diteliti keadaan lokal)
g. Biasakan membuat catatan tentang
usaha-usaha pertolongan yang telah 3) Mencegah pengotoran luka dan
Anda lakukan, identitas korban, tempat penderitaan lebih lanjut
dan waktu kejadian, dsb. Catatan ini
berguna bila penderita mendapat 4) Secepat mungkin mengirim korban
rujukan atau pertolongan tambahan ke petugas kesehatan setempat.
oleh pihak lain
2. Prinsip Pokok Pertolongan Pertama pada d. Urutan tindakan P3K pada umumnya:
Kecelakaan
a. Pelaksanaan pertolongan pertama 1) Cari keterangan penyebab
pada kecelakaan berupa:
1) Tindakan yang harus dilakukan kecelakaan
segera dan selalu diarahkan untuk 2) Amankan korban dari tempat
penyelamatan hidup, dan berbahaya.
2) Tindakan yang dapat dilakukan
kemudian untuk pencegahan cacat 3) Perhatikan keadaan umum korban.
dan menghindari kondisi korban
memburuk. 4) Lakukan tindakan untuk mengatasi:
b.Tindakan yang tak boleh (dilarang)
dilakukan: a) Gangguan pernapasan
1) Tindakan yang akan membahaya-
kan hidup b) Gangguan pendarahan
2) Tindakan yang memperburuk
korban, atau c) Gangguan kesadaran
3) Tindakan yang dapat menimbulkan
cacat di kemudian hari. e. Segera lakukan pertolongan yang
c. Rencana Pertolongan harus mem- lebih sempurna, dengan sarana yang
pertimbangkan bagaimana tersedia
Gambar 4.2. Petugas P3K Sedang Menolong Korban f. Apabila korban sadar, langsung
Sumber: https://tumpi.id/pertolongan-pertama/ beritahukan dan tenangkan korban
1) Mempertahankan hidup korban, C. Petugas Dan Fasilitas Pertolongan Pertama
(periksa keadaan umum) pada Kecelakaan
Pertolongan pertama pada kecelakaan
sangat penting keberadaannya, karena
itulah pemerintah menetapkan berbagai
peraturan terkait dengan pertolongan
pertama pada kecelakaan. Dalam Peraturan
Menteri Tenaga Kerja Dan transmigrasi
RepublikIndonesia Nomor:
PER.15/MEN/VIII/2008 tentang
pertolongan pertama pada kecelakaan di
tempat kerja, pada pasal 2 menyebutkan
tentang kewajiban pengusaha untuk
menyediakan petugas P3K dan fasilitas
P3K.
1. Petugas P3K
Berdasarkan Permennakertrans No:
P e r . 15 / M e n / V I I I / 2008 p e t u g a s
pertolongan pertama pada kecelakaan
ditempat kerja memiliki persyaratan
antara lain:
a. Bekerja pada perusahaan yang 2. Fasilitas P3K
bersangkutan;
Dalam Pasal 8, Permennakertrans No:
b.Sehat jasmani dan rohani; Per. 15 / Men / VIII / 2008 disebutkan
tentang fasilitas P3K yang terdiri dari:
c. Bersedia ditunjuk menjadi petugas
P3K; a. Ruang P3K;
d. M e m i l i k i p e n g e t a h u a n d a n b.Kotak P3K dan isi;
ketrampilan dasar di bidang P3K di
tempat kerja yang dibuktikan dengan c. Alat evakuasi dan alat transportasi;
sertifikat pelatihan. dan
Dalam peraturan tersebut juga d. Fasilitas tambahan berupa alat
disebutkan mengenai tugas-tugasnya pelindung diri dan/atau peralatan
yaitu: khusus di tempat kerja yang memiliki
potensi bahaya yang bersifatkhusus.
a. Melaksanakan tindakan P3K di tempat
kerja;
b.Merawat fasilitas P3K di tempat kerja;
c. Mencatat setiap kegiatan P3K dalam
buku kegiatan; dan
b. Melaporkan kegiatan P3K kepada
pengurus.
Dalam peraturan yang sama, jumlah
petugas pertolongan pertama pada
kecelakaan ditentukan berdasarkan
jumlah pekerja atau buruh dan potensi
bahaya ditempat kerja dengan keten-
tuan seperti dalam table berikut ini:
Klasifikasi Tempat Jumlah Jumlah Petugas P3K Gambar 4.4. Kotak P3K
Kerja Pekerja/Buruh Sumber: https://medicom.co.id/products/kotak-p3k-aa-onemed
1 orang
Tempat kerja dengan 25 – 150. 1 orang untuk setiap 150 Fasilitas-fasilitas tersebut harus
potensi bahaya rendah disediakan pengusaha sebagai salah
> 150 orang atau kurang. satu cara menjamin keselamatan kerja
Tempat kerja dengan dari tenaga kerjanya.
potensi bahaya tinggi. <100 1 orang a. Ruang Pertolongan Pertama pada
orang atau kurang.
> 100 1 orang untuk setiap 100 Kecelakaan
Persyaratan ruang P3K terdiri dari:
Tabel 4.1 Rasio Jumlah Petugas P3k Di Tempat Kerja
Dengan Jumlah Pekerja/Buruh Berdasarkan Klasifikasi Tempat Kerja 1) Lokasi ruang P3K :
Sumber: Lampiran 1 Permennakertrans Nomor: PER-15/MEN/VIII/2008 a) Dekat dengan toilet/kamar
mandi;
Gambar 4.3. Ruang P3K b) Dekat jalan keluar;
Sumber: https://tumpi.id/pertolongan-pertama/
c) Mudah dijangkau dari area kerja
d) Dekat dengan tempat parkir
kendaraan.
2) Mepunyai luas minimal cukup No. ISI KOTAK A KOTAK B KOTAK C
untuk menampung satu tempat (Untuk 25 pekeja (Untuk 50 pekerja (Untuk 100pekerja
tidur pasien dan masih terdapat / buruh /kurang) / buruh / kurang) / buruh / kurang)
ruang gerak bagi seorang petugas
P3K serta penempatan fasilitas P3K 1. Kasa steril terbungkus. 20 40 40
lainnya;
2. Perban (lebar 5 Cm). 2 4 6
3. Perban(lebar10Cm). 2 4 6
4. Plester (lebar 1,25 Cm). 2 4 6
5. Plester Cepat. 10 15 20
6. Kapas (25 gram). 1 2 3
3) Bersih dan terang, ventilasi baik, 7. Kain segitiga/mittela. 2 4 6
memiliki pintu dan jalan yang 1 1
cukup lebar untuk memindahkan 8. Gunting. 1 12 12
korban; 9. Peniti. 12
10. Sarung tangan sekali pakai. 2 3 4
11. (pasangan) 2 4 6
4) Diberi tanda dengan papan nama 12. Masker. 1 1 1
yang jelas dan mudah dilihat; 1 1 1
13. Pinset. 1 1 1
5) Sekurang-kurangnya dilengkapi 14. Lampu senter. 1 2 3
dengan : 15. Gelas untuk cuci mata. 1 1 1
16. Kantong plastik bersih.
a) Wastafel dengan air mengalir 1 1 1
17. Aquades (100 ml lar.Saline) 1 1 1
18. Povidon Iodin (60ml) 1 1 1
19. Alkohol 70 %.
b) Kertas tissue/lap 20. Buku panduan P3K 1 1 1
di tempat kerja. 1 1 1
c) Usungan/tandu
21. dBauftkaur icsai tkaotatank.
d) Bidai/spalk Tabel 4.2Isi Kotak P3K
Sumber: Lampiran II Permennakertrans No: Per. 15 / Men / VIII / 2008
e) Kotak P3K dan isi
Jumlah Jumlah Kotak P3K
f) Tempat tidur dengan bantal dan Pekerja/Buruh Jenis kotak P3K Tiap 1 (Satu) Unit Kerja.
selimut Kurang dari 26 A
Pekerja/buruh 1 kotak A
g) Tempat untuk menyimpan alat- 26 s.d 50 B/A 1 kotak B atau, 2 kotak A.
alat, seperti : tandu dan/atau Pekerja/buruh C/ B/A 1 kotak C atau,
kursi roda
51 s.d 100. 2 kotak B , 4 kotak A atau,
h) Sabun dan sikat Pekerja/buruh 1 kotak B dan 2 kotak A.
I) Pakaian bersih untuk penolong Setiap 100 C/ B/A 1 kotak Catau,
Pekerja/buruh. 2 kotak B atau,
j) Tempat sampah 4 kotak Aatau,
1 kotak B dan 2 kotak A.
k) Kursi tunggu bila diperlukan.
Tabel 4.3Perbandingan Jumlah Pekerja/Buruh, Jenis Kotak P3k Dan Jumlah
b. Kotak Pertolongan Pertama Pada Sumber: Lampiran II Permennakertrans No: Per. 15 / Men / VIII / 2008
Kecelakaan dan Isi
Kotak P3K merukan alat yang Gambar 4.5. Isi Kotak P3K (Sumber: https://www.produksielektronik.
digunakan untuk menyimpan berbagai com/daftar-isi-kotak-p3k-pertolongan-pertama-pada-kecelakaan/)
peralatan dan obat-obatan untuk
m e n olon g k or ba n . K ota k P 3 k
standarnya berwarna putih, dengan
lambang P3K berwarna hijau. Isi kotak
P3K sudah diaturdalam Permen-
nakertrans No: Per.15/Men/VIII/2008 ,
seperti pada table berikut ini.
Peletakan kotak P3K menurut pekerjaan yang dilakukan, sedangkan
peraturan tersebut adalah: peralatan khusus berupa shower untuk
1) Pada tempat yang mudah dilihat membasahi tubuh.
dan dijangkau, diberi tanda arah D. Sikap, Kewajiban, Wilayah Kerja, dan
yang jelas, cukup cahaya serta Tindakan Awal Saat Bertemu Korban
mudah diangkat apabila digunakan;
2) D i s e s ua i k a n de nga n jum lah 1. Sikap, Kewajiban, dan Wilayah Kerja
pekerja/buruh, jenis dan jumlah
kotak P3K Dalam melaksanakan aktifitasnya
3) Dalam hal tempat kerja dengan unit sebagai seorang penolong atau petugas
kerja berjarak 500 meter atau lebih pertolongan pertama pada kecelakaan
masing-masng unit kerja harus harus memiliki sikap dan memahami
menyediakan kotak P3K sesuai kewajiban dan batasan wilayah kerjanya
jumlah pekerja/buruh; yang meliputi:
4) Dalam hal tempat kerja pada
lantai yang berbeda di gedung a. Sikap Penolong :
bertingkat, maka masing-masing
unit kerja harus menyediakan kotak 1) Jangan panik dan terburu buru.
P3K sesuaijumlah pekerja/buruh. Bersikaplah tenang, lebih cekatan
a. Alat Evakuasi dan Transportasi dan tepat dalam menolong. Jangna
Alat evakuasi dan transpotasi, yang sampai terpengaruh oleh jeritan
digunakan bisa berupa tandu atau alat korban dan tidak boleh
lain yang bisa digunakan untuk menganggap sepele cedera yang
memindahkan korban, dapat juga dialami korban.
berupa ambulance atau alat
transportasi yang lain. 2) Perhatikan pernapasan korban
dengan baik. Lakukan pernapasan
Gambar 4.6. Tandu Lipat (Alat Evakuasi) buatan bila hal itu perlu.
Sumber: https://tumpi.id/pertolongan-pertama/
3) Bila ada luka yang besar segera
d.Fasilitas Tambahan hentikan pendarahannya
Fasilitas tambahan misalnya alat
4) Perhatikan tanda tanda shock
pelindung diri, disesuaikan potensi
bahaya yang berkaitan dengan jenis 5) Jangan terburu-buru memindahkan
korban, sebelum kita dapat
menentukan jenis dan keparahan
luka yang dialami korban, sehingga
tidak menambah kesakitan korban.
b.Kewajiban Penolong :
1) Perhatikan situasi sekitar korban
atau tempat kejadian
2) Perhatikan keadaan penderita
3) Siapkan cara menolong yang baik.
Hal ini tentu dipersiapkan sebelum
kecelakaan terjadi
4) Bila korban tidak bernapas lagi atau
meninggal segera hubungi pihak
kepolisian atau pihak rumah sakit.
c. Wilayah Kerja
Perlu diingat dan dipahami oleh
seorang penolong bahwa pertolongan cari dan atasi penyebabnya
pertama pada kecelakaan sifatnya
sementara, sehingga wilayah kerjanya h. Pastikan A, B, C korban dalam kondisi
hanya terbatas. Penolong bukanlah stabil. (Adalah jalan napas korban atau
paramedis yang berhak merawat dan Airway. Jalan napas berarti apakah
mengupayakan kesembuhan korban. pernapasan korban tidak lancar atau
TUGAS penolong adalah membantu bebas.B adalah pernapasan atau
untuk menghindari rasa sakit yang breathing. Pernapasan berarti apakah
lebih parah bagi korban. Oleh sebab itu pernapasan korban masih ada atau
korban harus tetap dibawa ke dokter tidak. C adalah sirkulasi peredaran
atau rumah sakit terdekat untuk darah atau Circulation. Artinya
dilakukan perawatan lebih lanjut. Jadi peredaran darah korban tetap stabil
penolong hanya membantu pada saat atau tidak.)
peristiwa atau kecelakaan terjadi.
i. Lakukan diagnosa untuk mendapatkan
2. Tindakan Awal Saat Bertemu Korban informasi tentang keadaan korban
yang terdiri dari
a. Bersikaplah tenang, jangan pernah
panik. Anda diharapakan menjadi 1) Riwayat, yaitu cerita tentang
penolong bukan pembunuh atau bagaimana insiden itu terjadi,
menjadi korban selanjutnya bagaimana cedera atau penyakit
yang didera. Tanyakan kepada
b. Gunakan mata dengan jeli, kuatkan korban bila sadar dan atau saksi
hatimu karna anda harus tega mata.
melakukan tindakan yang membuat
korban menjerit kesakitan untuk 2) Petunjuk luar, semua petunjuk
keselamatannya, lakukan gerakan yang mungkin ada pada korban
dengan tangkas dan tepat tanpa seperti catatan medis korban, obat-
menambah kerusakan. obatan yang dibawa korban
c. P e r h a t i k a n k e a d a a n s e k i t a r 3) Keluhan, adalah sesuatu yang
kecelakaan, cara terjadinya dirasakan atau dialami atau
kecelakaan, cuaca dll dijelaskan oleh korban seperti
mual, nyeri panas, dingin atau
d. Perhatikan keadaan penderita apakah lemah. Hal itu harus ditanyakan dan
pingsan, ada perdarahan dan luka, dicocokkan dengan diagnosa
patah tulang, merasa sangat kesakitan lainnya
dll
4) G e j a la a d a la h r in c ia n d a r i
e. Periksa pernafasan korban. Kalau pengamatan yang dilihat, dicium
tidak bernafas, periksa dan bersihkan dan diraba dalam suatu
jalan nafas lalu berikan pernafasan pemeriksaan korban (pemeriksaan
bantuan (A, B = Airway, Breathing dari ujung rambut sampai ujung
management) kaki)
f. Periksa nadi atau denyut jantung 5) Me lak uka n pe rtolongan dan
korban, kalau jantung berhenti lakukan perawatan terhadap hasil diagnosa
pijat jantung luar. Kalau ada diatas sesuai dengan prioritas
perdarahan berat segera hentikan (C pertolongan.
= Circulatory management)
6) Prioritas yang dapat dilakukan
g.Apakah penderita Shock? Kalau shock dalam memberikan pertolongan
adalah: panjang masing masing sisinya 90
cm sehingga diperoleh 2 buah buah
a) Henti napas pembalut segitiga.
2) Pembalut plester
b) Henti jantung
Digunakan untuk merekatkan
c) Pendarahan berat kain kassa, balutan penarik (patah
tulang, sendi paha/lutut
d) Shock meradang), fiksasi (tulang iga patah
yang tidak menembus kulit),
e) Ketidak sadaran Beuton (alat untuk merekatkan
kedua belah pinggir luka agar lekas
f) Pendaraahan ringan tertutup).
3) Pembalut pita gulung
g) Patah tulang atau cedera lain
Pembalut ini dapat dibuat dari
E. Teknik Pertolongan Pertama pada kain katun, kain kassa, flanel atau
Kecelakaan, dan Cara Penanganan Korban bahan elastis. Yang paling sering
adalah dari kassa, hal ini karena
1. Teknik Pertolongan Pertama Pada kassa mudah menyerap air, darah
Kecelakaan dan tidak mudah bergeser (kendor)
4) Pembalut cepat
Teknik pertolongan pertama pada
kecelakaan terdiri dari 5 bagian yaitu: Pembalut ini siap pakai yang
terdiri dari lapisan kassa steril
a. Teknik Membalut Korban dan pembalut gulung
Setelah melakukan beberapa Gambar 4.7.Teknik Pembalutan
prioritas di atas, tindakan selanjutnya Sumber: http://www.ensiklopediapramuka.com/2012/10/
adalah tindakan membalut korban
terutama jika korban mengalami luka pppk-teknik-pembalutan.html
yang sangat parah. Tujuan tindakan ini
adalah untuk mengurangi resiko
kerusakan jaringan yang telah ada
sehingga mencegah maut, mengurangi
rasa sakit dan mencegah cacat serta
infeksi. Adapun kegunaan dari
pembalutan adalah:
1) Menutup luka agar tidak
terkena cahaya, debu, kotoran
dan sebagainya
2) Mengurangi atau mencegah
pembengkakan
3) Membatasi pergerakan
4) Mengikatkan bidai
Ada beberapa model dalam membalut
korban yaitu :
1) Pembalutan segitiga atau mitela
Pembalut segitiga dibuat dari
kain putih yang tidak berkapur
(mori), kelihatan tipis, lemas dan
kuat. Bisa dibuat sendiri dengan
cara memotong lurus dari salah satu
sudut suatu kain bujur sangkar yang
Manfaat dari keempat model Napas bantuan atau pernapasan
pembalutan di atas adalah bantuan disebut juga bantuan hidup
menghentik an pendarahan, dasar (BHD) atau resusitasi jantung
melindungi dari bakteri/kuman paru (RJP). Hal pokok dalam tindakan
pada luka, mengurangi rasa nyeri. ini adalah tindakan oksigenasi darurat
Bagian tubuh yang harus dibalut terhadap korban. Tindakan ini dapat
adalah: dilakukan pabila korban mengalami
beberapa kecelakaan berikut:
1) Berbentuk bundar, bila cedera pada
bagian kepala 1) Tersedak
2) Berbentuk bulat panjang dan 2) Tenggelam
lonjong, bagian ujungnya kecil dan
bagian pangkalnya besar. Balutan 3) Sengatan listrik
ini dipakai jika korban mengalami
cedera pada bagian lengan bawah 4) Penderita tak sadar
dan betis.
5) Menghirup gas dan atau kurang
3) Bulat panjang hampir sama ujung oksigen
dengan pangkalnya. Balutan ini
dipakai bila korban mengalami 6) Serangan jantung usia muda,
cedera pada bagian leher, badan, jantung primer berhenti
lengan atas dan jari tangan.
Untuk melakukan napas bantuan
4) Tidak karuan bentuknya, pada ini, perlu memperhatikan tiga hal
persendian pokok yaitu:
b.Teknik dalam Pembidaian 1) A = airway control (penguasaan
jalan napas)
Bidai adalah alat yang dipakai untuk
mempertahankan kedudukan (fiksasi) 2) B = breathing support (ventilasi
tulang yang patah. Alat ini dipakai buatan dan oksigenasi paru
untuk menghindari gerakan yang darurat)
berlebihan pada tulang yang patah. Hal
ini tentu mendapat perhatian penuh 3) C = circulation (pengenalan ada
dari orang yang menolong korban. Ada tidaknya denyut nadi).
beberapa syarat dalam penggunaan-
nya yaitu: d. Tindakan dan Teknik Evakuasi Korban
1) B i d a i h a r u s m e l e b i h i d u a Tindakan yang dimaksud adalah
persendian yang patah memindahkan korban dari tempat
kecelakaan terjadi. Sebelum
2) Bidai harus terbuat dari bahan yang dipindahkan korban harus
kuat, kaku dan pipih diperhatikan terutama pada bagian
tubuh yang cedera sehingga dalam
3) Supaya bidaian itu empuk maka proses evakuasi, korban dalam
harus dibungkus keadaan siap diangkat. Hal ini sangat
penting mengingat korban tidak tahu
4) Ikatan tidak boleh terlalu kencang menahu ketika terjadi kecelakaan.
karena dapat merusak jaringan Pindahkan korban ke tempat yang
tubuh namun tidak boleh terlalu lebih aman yang membuat korban
longgar. tidak mengalami sakit yang lebih parah
lagi. Ada beberapa teknik atau cara
c. Teknik Bantuan Pernapasan dalam memindahkan atau
mengangkat korban dari tempat
kecelakaan terjadi : Asthma yaitu penyempitan/
1) Pengangkutan tanpa menggunakan gangguan saluran pernafasan.
Gejalanya: sukar bicara tanpa
alat bantu atau manual. Pada berhenti, untuk menarik nafas,
u m u m n ya dig u n a k a n u n tu k terdengar suara nafas yang berat
memindahkan jarak pendek dan atau tersengal-sengal, otot bantu
korban cedera ringan, dianjurkan nafas terlihat menonjol (dileher),
pengangkatan korban maksimal 4 irama nafas tidak teratur, terjadinya
orang. perubahan warna kulit cerah/
2) Pengangkutan dengan alat pucat/kebiruan/sianosis,
Kesadaran menurun (gelisah/
Sebelum memindahkan korban meracau)
ke tempat yang lebih aman, ada hal
- hal yang perlu diperhatikan Penanganannya: tenangkan
seperti : harus ada persiapan, korban, bawa ketempat yang luas
korban diangkat diatas tandu, dan sejuk, posisikan setengah
korban harus diselimutkan, duduk, atur nafas, beri oksigen,
letakkan korban pada tandu dan
perhatikan supaya luka korban 2) LemahJantung.
dalam keadaan aman, tidak terkena
goresan pada tandu. Lemah jantung yaitu nyeri
jantung yang disebabkan oleh
Gambar 4.8.Teknik Pembidaian sirkulasi darah kejantung
Sumber: http://worldpdfdatabase.us/pembidaian-27/ terganggu atau terdapat kerusakan
pada jantung. Gejalanya : nyeri di
e. Transportasi dada, dada sebelah kiri bawah dan
Dalam tindakan ini korban sedikit membungkuk, kadang
sampai tidak merespon terhadap
dibawa ke tempat yang lebih aman suara, denyut nadi tak teraba/
untuk dilakukan perawatan lebih lemah, gangguan nafas, mual,
lanjut. Biasanya dibawa ke rumah sakit muntah, perasaan tidak enak di
terdekat. Di rumah sakit tentu ada lambung, kepala terasa ringan,
alat alat yang memadai untuk lemas, kulit berubah pucat
menyembuhkan korban. /kebiruan, keringat berlebihan,
2. Cara Penanganan Korban tidak semua nyeri pada dada adalah
sakit jantung. Hal itu bisa terjadi
B e r ik u t in i m e r u p a k a n c a r a karena gangguan pencernaan,
penanganan korban kecelakaan kerja, stress, tegang.
berkaitan dengan pertolongan pertama
pada kecelakaan Penanganannya: tenangkan
a. Gejala Fisik korban, istirahatkan, posisi duduk,
buka jalan pernafasan dan atur
1) Asma nafas, longgarkan pakaian dan
barang barang yang mengikat pada
badan, jangan beri makan/minum
terlebih dahulu, jangan biarkan
korban sendirian (harus ada orang
lain didekatnya)
3) Mimisan
M im is a n y a i t u p e c a h n y a 6) Keseleo
pembuluh darah di dalam lubang
hidungkarena suhu ekstrim (terlalu Keseleo yaitu pergeseran yang
panas/terlalu dingin)/ terjadi pada persendian biasanya
kelelahan/benturan. Gejalanya dari disertai kram. Gejala bengkak dan
lubang hidung keluar darah dan nyeri bila ditekan, kebiruan/merah
terasa nyeri, korban sulit bernafas pada daerah luka, sendi terkunci,
dengan hidung karena lubang ada perubahan bentuk pada sendi,
hidung tersumbat oleh darah,
kadang disertai pusing, Penanganan: korban diposisikan
nyaman, kompres dengan
Penanganannya: bawa korban es/dingin, balut tekan dengan
ke tempat sejuk/nyaman, ikatan 8 untuk mengurangi
tenangkan korban, korban diminta pergerakan, tinggikan bagian tubuh
menunduk sambil menekan cuping yang luka,
hidung, diminta bernafas lewat
mulut, bersihkan hidung luar dari 7) Kram
darah, buka setiap 5/10 menit. Jika
masih keluar ulangi tindakan Kram yaitu otot yang
pertolongan pertama. mengejang/kontraksi berlebihan.
4) Mual-Mual Gejalanya: nyeri pada otot, yang
kadang disertai bengkak,
Maag/Mual yaitu gangguan Penanganannya: istirahatkan,
lambung/saluran pencernaan. posisi nyaman, relaksasi, pijat
Gejalanya: perut terasa nyeri/mual, berlawanan arah dengan kontraksi,
berkeringat dingin, lemas
8) Histeria
Penanganannya: istirahatkan
korban dalam posisi duduk ataupun Histeria yaitu sikap berlebih-
berbaring sesuai kondisi korban, lebihan yang dibuat-buat
beri minuman hangat (teh/kopi), (berteriak, berguling-guling) oleh
Jangan beri makan terlalu cepat korban; secara kejiwaan mencari
5) Memar perhatian. Gejala: seolah-olah
hilang kesadaran, sikapnya
Memar yaitu pendarahan yang berlebihan (meraung-raung,
terjadi di lapisan bawah kulit akibat berguling-guling di tanah).
dari benturan keras. Gejalanya:
warna kebiruan/merah pada kulit, Penanganan: tenangkan korban,
nyeri jika di tekan, kadang disertai pisahkan dari keramaian, letakkan
bengkak, penanganannya, kompres di tempat yang tenang, awasi,
dingin, balut tekan
9) Keracunan Makanan atau Minuman
Gambar 4.9.Memar (Sumber: https://kumparan.com/fauzi-
27/cara-mengobati-luka-memar-akibat-benturan) Gejalanya: mual, muntah,
keringat dingin, wajah pucat/
kebiruan,
Penanganan:
a) Hindari untuk membuat
penderita dengan sengaja
memuntahkan racun yang sudah
masuk ke dalam tubuh. Karena
hal tersebut dapat berbahaya.
Jika sisa racun masih ada di
dalam mulut, minta penderita steril / plester, balut tekan (jika
untuk meludahkannya. Ingat, pendarahannya besar), Jika hanya
bukan memuntahkan. lecet, biarkan terbuka untuk proses
pengeringan luka,
b) Jika penderita tidak sengaja
muntah, segera bersihkan jalur Hal-hal yang perlu diperhatikan
pernapasan (tenggorokan dan dalam menangani luka:
mulut) penderita. Anda bisa
membalutkan kain bersih ke jari a) Ketika memeriksa luka, adakah
atau tangan Anda sebelum benda asing, bila ada: keluarkan
membersihkan jalur pernapasan tanpa menyinggung luka,
korban yang keracunan. gunakan kasa/ balut steril
(jangan dengan kapas atau kain
c) Bangunkan penderita bila ia berbulu), evakuasi korban ke
tidak sadarkan diri. Minta pusat kesehatan
penderita untuk meludahkan
apa pun dalam mulutnya. b) Bekuan darah: bila sudah ada
bekuan darah pada suatu luka ini
d) Segera bawa ke rumah sakit, berarti luka mulai menutup.
pastikan penderita berada pada Bekuan tidak boleh dibuang,
posisi yang nyaman, tidurkan karena luka akan berdarah lagi.
miring ke arah kiri. Tambahkan
bantal atau penyangga pada 2. Gigitan Binatang
punggung mereka dan geser
kaki yang di posisi atas agar ke Gigitan binatang gigitan binatang
depan untuk mendapatkan dan sengatan, biasanya merupakan alat
posisi pemulihan (recovery dari binatang tersebut untuk
position). Atau dalam posisi mempertahankan diri dari lingkungan
duduk apabila korban a ta u sesua tu ya ng menga nca m
keracunan masih sadar. keselamatan jiwanya. Gigitan binatang
terbagi menjadi dua jenis; yang berbisa
e) Pastikan penderita tetap sadar (beracun) dan yang tidak memiliki bisa.
hingga tim medis dating. Pada umumnya resiko infeksi pada
Apabila korban keracunan tidak gigitan binatang lebih besar daripada
bernapas, lakukan prosedur CPR luka biasa.
(resusitasi jantung paru) jika
Anda mengetahui caranya. Pertolongan Pertamanya adalah:
cucilah bagian yang tergigit dengan air
f) Jika zat berbahaya tersebut hangat dengan sedikit antiseptik, bila
mengenai baju atau kulit pendarahan, segera dirawat dan
penderita, segera bersihkan. kemudian dibalut. Ada beberapa jenis
binatang yang sering menimbulkan
10) Luka ganguan saat melakukan kegiatan di
alam terbuka, diantaranya:
Luka yaitu suatu keadaan
terputusnya kontinuitas jaringan a. Gigitan Ular
secara tiba-tiba karena kekerasan
atau injury. Gejala: terbukanya Tidak semua ular berbisa, akan
kulit, Pendarahan, Rasa nyeri, tetapi hidup penderita/korban
Penanganan: bersihkan luka tergantung pada ketepatan diagnosa,
dengan antiseptic (alkohol atau maka pada keadaan yang meragukan
boorwater), tutup luka dengan kasa ambillah sikap menganggap ular
tersebut berbisa. Sifat bisa/racun ular es pada luka gigitan.
terbagi menjadi 3, yaitu: hematotoksin
(keracunan dalam), neurotoksin 3) Mengikat atau memberi torniket
(bisa/racun menyerang sistem saraf), terlalu keras pada luka gigitan.
histaminik (bisa menyebabkan alergi Beberapa sumber menyebutkan
pada korban) pemasangan torniket bisa
diberikan di bawah 30 menit
Gejala: Nyeri yang sangat dan pertama apabila timbul gejala
pembengkakan dapat timbul pada cepat dan tidak ada anti-bisa.
gigitan, penderita dapat pingsan, sukar
bernafas dan mungkin disertai 4) Minum minuman alkohol atau kopi.
muntah. Sikap penolong yaitu
menenangkan penderita adalah sangat 5) Mencoba mengejar dan menangkap
penting karena rata-rata penderita ular
biasanya takut mati.
b. Gigitan Lipan
Penanganan untuk pertolongan
pertama antara lain: Ciri-ciri: ada sepasang luka bekas
gigitan, sekitar luka bengkak, rasa
1) Tetap tenang, dan usahakan untuk terbakar, pegal dan sakit biasanya
mengingat tempat kejadian, jenis, hilang dengan sendirinya setelah 4-5
warna, serta ukuran ular. jam. Penanganan: kompres dengan air
yang dingin dan cuci dengan obat
2) Pe nde rita dihara pka n untuk antiseptic, beri obat pelawan rasa
beristirahat dan meminimalisir sakit, bila gelisah bawa ke paramedik
gerakan.
c. Gigitan Lintah dan Pacet
3) Letakkan tempat gigitan lebih
rendah dari posisi tubuh lainnya. Ciri-ciri: embengkakan, gatal dan
kemerah-merahan (lintah).
4) Bersihkan tempat gigitan, hindari Penanganan: lepaskan lintah/pacet
membilas dengan air, kemudian dengan bantuan air tembakau/air
tutup dengan kain kering yang garam, bila ada tanda-tanda reaksi
bersih. kepekaan, gosok dengan obat atau
salep anti gatal
5) Lepaskan cincin atau jam tangan
dari anggota tubuh yang digigit, d. Sengatan Lebah/Tawon dan Hewan
supa ya t ida k memperpa ra h Penyengat lainnya
anggota tubuh yang membengkak.
Biasanya sengatan ini kurang
6) Longgarkan pakaian yang dipakai, berbahaya walaupun bengkak,
namun tidak usah sampai memerah, dan gatal. Namun beberapa
melepasnya. sengatan pada waktu yang sama dapat
memasukkan racun dalam tubuh
7) Segera cari pertolongan medis. korban yang sangat menyakiti.
Perhatian : Dalam hal sengatan lebah,
Hal yang tidak boleh dilakukan adalah: pertama cabutlah sengat-sengat itu
tapi jangan menggunakan kuku atau
1) Memanipulasi luka, baik dengan pinset, Anda justru akan lebih
cara menyedot bisa ular dari tempat banyak memasukkan racun kedalam
gigitan, atau menyayat kulit agar tubuh. Cobalah mengorek sengat itu
bisa keluar bersama darah. dengan mata pisau bersih atau dengan
mendorongnya ke arah samping.
2) Menggosok dengan zat kimia, atau
mengompres dengan air panas atau
Balutlah bagian yang tersengat dan kasus patah tulang di mana patahan
basahi dengan larutan garam inggris. tulangnya tidak melukai/merobek
daging dan kulit yang ada di
3. Cedera (Patah Tulang) dekatnya. Patah tulang ini bisa
menjadi terbuka jika patahan
Patah tulang dapat terjadi akibat tulangnya semakin parah dan
adanya cedera berat pada bagian tubuh menusuk daging/kulit hingga
sehingga tulang menjadi terbelah dan menimbulkan luka berdarah.
menimbulkan rasa sakit. Ketika Langkah– langkah penanganan:
menolongnya harus sangat berhati-hati
karena jika salah maka cederanya akan a) Tidurkan korban patah tulang
bertambah parah. Orang yang patah dan jangan banyak bergerak
tulang sebaiknya segera dibawa ke yang tidak perlu.
rumah sakit, puskesmas, klinik, dokter,
ahli patah tulang atau pusat kesehatan b) Pasang penyangga tulang
lainnya agar dapat segera diberi yang patah agar patahan
perawatan yang intensif agar tulang tulangnya tidak semakin patah
yang patah baik dengan menggunakan
spalk / bidai, tongkat, kayu, sapu
a. Adanya tanda luka pada bagian tubuh ijuk, tiang antena, dll yang
yang diduga terjadi patah tulang: ringan dan kuat diikat atau
pembengkakan, memar, rasa nyeri. dibalut kuat tetapi tidak
membuat ikatan atau balutan di
b. Nyeri sumbu: apabila diberi tekanan bagian yang patah.
yang arahnya sejajar dengan tulang
yang patah akan memberikan nyeri 2) Patah Tulang Terbuka
yang hebat pada penderita.
Patah tulang terbuka adalah
c. Deformitas: apabila dibandingkan kasuspatah tulangdimanapatahan
dengan bagian tulang yang sehat tulangnya membuat daging dan
terlihat tidak sama bentuk dan kulit yang ada di sekitar patahan
panjangnya. tulang menjadi sobek terluka. Patah
tulang ini harus benar-benar
d. Bagian tulang yang patah tidak dapat diwaspadai karena selain mudah
berfungsi dengan baik atau sama infeksi karena luka menganga juga
sekali tidak dapat digunakan lagi. kita bisa tertular penyakit orang
yang berdarah tersebut bila tidak
e. Perubahan bentuk berhati-hati. Langkah – langkah
penanganan:
f. Nyeri bila ditekan dan kaku
a) Tidurkan korban patah tulang
g. Bengkak dan jangan banyak bergerak
yang tidak perlu.
h. Terdengar/terasa (korban) derikan
tulang yang retak/patah pada korban b) Jika darah masih mengalir
hentikan pendarahan dengan
i. Ada memar (jika tertutup) menekan dan mengikat bagian
yang terluka dengan kain bersih.
j. Terjadi pendarahan (jika terbuka)
c) Pasang penyangga tulang
Beberapa Jenis/Macam Patah yang patah agar patahan
Tulang dan langkah – langkah
penanganannya:
1) Patah Tulang Tertutup
Patah tulang tertutup adalah
tulangnya tidak semakin patah (belum ada)
baik dengan menggunakan
spalk / bidai, tongkat, kayu, sapu
ijuk, tiang antena, dll yang
ringan dan kuat diikat atau
dibalut kuat tetapi tidak
membuat ikatan atau balutan di
bagian yang patah atau terluka.
3) Patah Tulang Belakang / Spinal
Pada kondisi patah tulang
punggung atau tulang belakang, si
penderita akan merasa sakit pada
bagian belakang atau bagian leher.
J ika demikian maka jangan
menimbulkan banyak gerakan (belum ada)
pada korban agar tidak merusak
sumsum tulang belakang yang bisa
mengakibatkan lumpuh permanen.
Sebaiknya tunggu ambulan atau
petugasmedisyang
berpengalaman untuk mengurus Setelah mempelajari materi tentang
korban lebih lanjut. Langkah – pertolongan pertama pada kecelakaan,
langkah penanganan: kerjakan soal berikut ini!
a) Jangan membuat pasien 1. Jelaskan yang dimaksud dengan
banyak bergerak baik berpindah pertolongan pertama pada kecelakaan!
tempat, mengangkat kepala,
berdiri, duduk, dsb. Jika tidak 2. Sebutkan tujuan pertolongan pertama
mendesak jangan memindahkan pada kecelakaan!
korban patah tulang belakang 3. Sebutkan prosedur resusitasi!
dari tempat semula dan jaga 4. Sebutkan isi kotak P3K jenis A!
posisi agar tetap dengan kepala
lurus ke atas. 5. Sebutkan sikap dan kewajiban petugas
P3K!
b) Hangatkan badan penderita
patah tulang punggung dengan
selimut.
c) Gunakan pengangkut dengan
alas yang kuat dan keras seperti
papan, meja, dll diangkut
minimal dua orang agar stabil.
Pertolongan pertama pada kecelakaan Pilihlah jawaban yang paling tepat!
adalah upaya memberikan pertolongan
pertama secara cepat dan tepat kepada pekerja 1. Tindakan yang dilakukan secepat
/ buruh / dan / atau orang lain yang berada di mungkin bagi orang yang menderita
tempat kerja yang mengalami sakit atau cedera untuk meringankan rasa sakitnya,
di tempat kerja. Tujuan dilakukannya sebelum memperoleh perawatan lebih
pertolongan pertama pada kecelakaan ini lanjut oleh paramedik disebut dengan ….
adalah berupaya mempertahankan hidup
korban, meringankan penderitaan korban, A. Pertolongan
mencegah cedera atau penyakit menjadi lebih
parah, mempertahankan daya tahan korban B. Pertolongan Utama
sampai pertolongan yang lebih baik diberikan,
membantu mencarikan pertolongan lebih C.Pertolongan Pertama
lanjut, dan mencegah adanya kematian yang
tidak dikehendaki. Berdasar tujuan ini maka D.Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
maksud dalam tindakan P 3 K adalah
memberikan pertolongan pertama ketika E. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
korban mengalami sakit atau kecelakaan Kerja
sebelum sampai ke tangan medis.
2. Hal pokok yang harus diketahui oleh
Tentunya hal ini memerlukan keterampilan orang yang membantu korban
dan dilakukan tidak tergesa - gesa sehingga kecelakaan atau mendadak sakit adalah
korban dapat ditolong. Prinsip dasar ….
pertolongan pertama pada Kecelakaan
meliputi mengetahui arti, tujuan, dan praktik A.Airway
pertolongan pertama pada kecelakaan;
mampu menggunakan alat-alat pertolongan B.Airway, breathing
pertama pada kecelakaan; kreatif mencari
solusi peralatan pengganti yang kemungkinan C.Airway, breathing, circulation
tidak selalu ada dalam setiap kejadian dan
mampu menguasai keadaan; pastikan anda D. Airway, breathing, circulation,
bukan menjadi korban berikutnya; pakailah temperature
metode atau cara pertolongan yang cepat,
muda h da n efesien; perg una ka nla h E. Airway, breathing, circulation,
sumberdaya yang ada baik alat, manusia temperature, gesture
maupun sarana pendukung lainnya; biasakan
membuat catatan tentang usaha-usaha 3. Mampu menggunakan alat pertolongan
pertolongan yang telah dilakukan, identitas pertama pada kecelakaan merupakan
korban, tempat dan waktu kejadian, dsb. bagian dari ….
Catatan ini berguna bila penderita mendapat
rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak A. Tujuan P3K
lain. Teknik pertolongan pertama pada
kecelakaan terdiri dari 5 bagian yaitu: teknik B. Prinsip P3k
membalut korban, teknik dalam pembidaian,
teknik bantuan pernapasan, tindakan dan C. Manfaat P3K
teknik evakuasi korban, transportasi
D. Dasar P3k
E. Fungsi P3k
4. Berikut ini yang bukan persyaratan
petugas P3K ditempat kerja adalah ….
A.Bekerja pada perusahaan yang
bersangkutan
B. Berprofesi sebagai tenaga medis
C. Sehat jasmani dan rohani
D.Bersedia ditunjuk menjadi petugas
P3K
E. M e m i l i k i p e n g e t a h u a n d a n
ketrampilan dasar di bidang P3K. A. Sanitasi hygiene
5. Untuk tempat kerja dengan potensi
B. Prinsip hygiene
bahaya rendah, dengan jumlah tenaga
kerja 200 orang, maka jumlah petugas C. Prinsip sanitasi
P3K yang dibutuhkan adalah ….
A.1 orang petugas P3K D. Dasar sanitasi
B.2 orang petugas P3K
C.3 orang petugas P3K E. Dasar hygiene
D.4 orang petygas P3K
E. 5 orang petugas P3K 3. Berikut ini yang merupakan manfaat
sanitasi bagi bisnis hotel adalah….
Setelah mempelajari bab ke empat ini, Anda
tentu menjadi paham tentang pertolongan A. Mencegah kecelakaan kerja
pertama pada kecelakaan. Dari semua materi
yang sudah dijelaskan pada bab ini, mana yang B. Menurunkan anggaran biaya
menurut Anda paling sulit dipahami? Coba
Anda diskusikan dengan teman maupun guru kesehatan
Anda, agar supaya pemahaman Anda lebih
maksimal untuk bab ini dan bab selanjutnya C. Mencegah penyakit akibat kerja
karena saling keterkaitan. Sehingga Anda lebih
siap dalam menghadapi dunia industri. D.Lingkungan terjaga kebersihannya
A. PILIHAN GANDA E. Menaikkan tingkat kesakitan
1. Usaha pencegahan penyakit dengan cara
menghilangkan atau mengatur faktor- 4. Suatu ilmu di bidang kesehatan yang
faktor lingkungan yang berkaitan
dengan rantai perpindahan penyakit, meliputi semua faktor yang mendorong
disebut dengan …. terwujudnya kehidupan yang sehat, baik
A. Keselamatan kerja individu maupun masyarakat, disebut
B. Kesehatan kerja dengan ….
C. Keamanan kerja
D. Sanitasi A. Prinsip sanitasi
E. Hygiene
2. Benda bersih dari kontaminasi bahan B. Prinsip hygiene
kimia merupakan penerapan dari ….
C.Sanitasi
D.Hygiene
E. Sanitasi hygiene
5. Berikut ini yang bukan merupakan
sumber cemaran dari perilaku adalah ….
A. Sex bebas
B. Merokok
C. Olah raga
D.Mengkonsumsi junk food
E. Mengkonsumsi alkohol
6. Kemampuan fisik dan mental seseorang
untuk melaksanakan pekerjaan dengn
beban tertentu secara optimal disebut
dengan ….
A. Beban kerja
B. Pekerjaan
C.Lingkungan kerja
D.Kapasitas kerja
E. Keselamatan kerja
7. Berikut ini yang bukan merupakan teratur
peranan fisik sanitasi ….
C. Tidak bergantian pakaian dalam
A. Kebersihan dan kerapian dengan orang lain
B. Kebersihan fasilitas D. Hindari penggunaan celana yang
ketat
C. Jaminan keamanan
E.Gunakan pakaian dalam yang mudah
D. Bebas dari hama dan pengerat menyerap keringat
E. Kebersihan air 12. Berikut ini merupakan dampak negatif
personal hygiene yang tidak terjaga ….
8. Keselamatan kerja berperan aktif
sebagai upaya preventif untuk A. Fisik dan mental
mencegah timbulnya resiko kerja,
merupakan peranan keselamatan kerja B. Kimia dan fisika
dari segi ….
C. Sosial dan mandiri
A. Aspek ekonomi
D. Fisik dan psikososial
B. Aspekteknis
E.Struktur dan infrastruktur
C. Aspek politik
13. Gangguan membrane mukosa mulut
D. Aspek hukum merupakan salah satu contoh efek
negatif personal hygiene yang tidak
E. Aspek sosial terjaga, dari segi ….
9. Berikut ini yang bukan merupakan tujuan A. Mental
personal hygiene adalah ….
B. Fisika
A.Menstimulasi sirkulasi peredaran
darah C. Fisik
B. Mencegah penularan bibit penyakit D. Sosial
C.Memberikan perasaan nyaman E.Struktur
D.Meningkatkan percaya diri seseorang 14. Ruang lingkup personal hygiene
terdiri dari ….
E. Meningkatkan biaya perawatan
A. Standar kebersihan diri, standar
10. Berikut ini yang bukan merupakan kebersihan badan, standar grooming
kebiasaan untuk menjaga kebersihan
dan kesehatan kulit adalah …. B. S t a n d a r k e s e h a t a n , standar
kebersihan diri, standar kelengkapan
A.Mandi minimal 2x sehari
C. S t a n d a r g r o o m in g , s t a n d a r
B.Mandi memakai sabun. kesehatan, standar keselamatan
C.Menggunakan dental floss D. Standar fisik, standar sosial, standar
mental
D.Menjaga kebersihanpakaian
E.Standar operational prosedur
E.Makan yang bergizi terutama sayur industri
dan buah.
15. Berikut ini yang merupakan faktor
11. Berikut ini yang bukan merupakan yang mempengaruhi personal hygiene
upaya untuk menjaga kesehatan adalah ….
genetalia, adalah ….
A. Situasi terkini
A. Menjaga area genetalia tetap dalam
kondisi lembab B. Jenis pekerjaan
B. Mengganti pakaian dalam secara
C.Pilihan pribadi tindakan tidak aman adalah
A.Mengangkat barang dengan ceroboh
D.Kewajiban B.Menggunakan peralatan secara asal
C.Bermain saat bekerja
E. Keselamatan D.Merokok saat bekerja
E.Prosedur yang berbahaya
16. Hasil langsung dari tindakan tidak 21. Berikut ini yang bukan merupakan
aman dan kondisi tidak aman, yang potensi bahaya adalah ….
keduanya dapat dikontrol oleh A.Pressure Hazards
manajemen, merupakan… B.Thermal Hazards
C.Electrical Hazards
A.Dasar kecelakaan kerja D.Economic Hazards
E.Mechanical Hazards
B. Definisi kecelakaan kerja 22. Berikut ini yang bukan merupakan
jenis bahaya adalah ….
C.Prinsip kecelakaan kerja A.Bahaya politik
B.Bahaya biologis
D. Akibat kecelakaan kerja C.Bahaya fisis
D. Bahaya listrik
E.Dampak kecelakaankerja E.Bahaya mekanis
23. Suhu panas dan dingin merupakan
17. Berikut ini yang bukan klasifikasi contoh jenis bahaya dari unsur ….
kecelakaan berdasarkan standar A.Bahaya politik
Australia AS 1885-1 tahun 1990, B.Bahaya biologis
adalah …. C.Bahaya fisis
D. Bahaya listrik
A. Menabrak objek dengan bagian E.Bahaya mekanis
tubuh 24. Klasifikasi cedera akibat kecelakaan
kerja berdasarkan Australia AS 1885-1
B. Terpajan oleh getaran mekanik (1990) dibedakan menjadi ….
A.7 jenis
C. Tertabrak oleh objek yang bergerak B.8 jenis
C.9 jenis
D. Terpajan oleh suara keras tiba-tiba D.10 jenis
E.11 jenis
E.Memar dan luka dalam 25. Kepanjangan dari P3K adalah ….
A.Penolong Pertama Pada Kejadian
18. Terjatuh, tertimpa, amputasi, dislokasi, B.Penolong Pertama Pada Korban
mati lemas, merupakan beberapa jenis
kecelakaan yang disampaikan oleh ….
A.ILO
B.IDI
C.OHSAS
D.UNESCO
E.UNWETA
19. Berikut ini yang merupakan kondisi
tidak aman adalah ….
A. Membuang sampahsembarangan
B. Peralatan mengalami kerusakan
C. Tidak mengamankan peralatan
D. Bercanda saat bekerja
E.Berhati-hati selama bekerja
20. Berikut ini yang bukan merupakan
penyebab kecelakaan dari segi
C.Pertolongan Pertama Pada Kesakitan A. Permennakertrans No: Per. 15 / Men
D.Pertolongan Pertama Pada / VIII / 2007
Kecelakaan B. Permennakertrans No: Per. 15 / Men
E. Pertolongan Pada Penderita / VIII / 2008
Kecelakaan C. Permennakertrans No: Per. 15 / Men
26. Berikut ini yang bukan merupakan / VIII / 2009
tujuan dari P3K adalah…. D. Permennakertrans No: Per. 15 / Men
A. Berupaya mempertahankan hidup / VIII / 2010
korban E.Permennakertrans No: Per. 15 / Men /
B. Meringankan penderitaan korban VIII / 2011
C. Mencegah cedera atau penyakit 30. Perusahaan dengan jumlah tenaga
menjadi lebih parah kerja 300 orang, maka jumlah kotak
D. Mempercepat peredaran darah P3K yang dibutuhkan adalah ….
korban A. 1 kotak P3K jenis C atau 8 kotak P3K
E.Mencegah adanya kematian yang jenis B
tidak dikehendaki. B. 2 kotak P3K jenis C atau 7 kotak P3K
27. Berikut ini bukan TUGAS utama jenis B
petugas P3K adalah …. C. 3 kotak P3K jenis C atau 6 kotak P3K
A. Melaksanakan tindakan P3K di jenis B
tempat kerja D. 4 kotak P3K jenis C atau 5 kotak P3K
B. Merawat fasilitas P3K di tempat jenis B
kerja E.5 kotak P3K jenis C atau 4 kotak P3K
C. Melaksanakan TUGAS tidak sesuai jenis B
prosedur B. URAIAN
D. Mencatat setiap kegiatan P3K Jawablah pertanyaan berikut dengan
dalam buku kegiatan tepat!
E.Melaporkan kegiatan P3K kepada 1. Jelaskan ruang lingkup dari sanitasi dan
pengurus. hygiene!
28. Tempat kerja berpotensi bahaya 2. Jelaskan faktor yang mempengaruhi
tinggi, dengan jumlah tenaga kerja 500 personal hygiene!
orang, maka petugas P3K yang harus 3. Jelaskan potensi bahaya dibidang
dipersiapkan oleh perusahaan adalah pariwisata dan operasional hotel!
…. 4. Jelaskan cara pengendalian kecelakaan
A. 5 orang kerja!
B. 10orang 5. Bagaimanakah penanganan P3K untuk
C. 15orang kondisi berikut ini.
a. Asma
D. 20orang
b. Mimisan
E.25 orang
29. Isi kotak P3K, sudah diatur oleh c. Patah tulang terbuka
pemerintah yang berupa …. d. Digigit ular
Setelah mempelajari bab kesatu sampai
keempat ini dan mengerjakan evaluasi
semester ganjil, cobalah refleksi diri Anda
mengenai materi pada satu semester ini,
apakah masih ada materi yang belum
dimengerti? Adakah yang masih ingin
ditanyakan pada guru pengampu? Jika iya,
diskusikan dengan teman maupun guru Anda.
Sampaikan juga kekurangan atau kelebihan
kegiatan pembelajaran selama satu semester
ini kepada guru pengampu untuk perbaikan
kegiatan pembelajaran ke depan.
PENDAHULUAN sua tu tempa t seperti ruma h/
Berita tentang kebakaran sudah sering pemukiman, pabrik, pasar, gedung dan
lain-lain dilanda api yang
kali muncul melalui berbagai media informasi. menimbulkan korban dan atau
Dari kebakaran diarea pemukiman yang padat kerugian.
sampai dengan kebakaran hutan dengan d. Menurut Standar Nasional Indonesia
berbagai sebab. Konsleting listrik, kebocoran (SNI), kebakaran adalah sebuah
gas, sampai dengan kelalaian manusia fenomena yang terjadi ketika suatu
merupakan beberapa faktor yang menjadi bahan mencapai temperatur kritis dan
penyebaba kebakaran. Terjadinya kebakaran bereaksi secara kimia dengan oksigen
memang memberikan dampak yang cukup (sebagai contoh) yang menghasilkan
parah baik dari segi materiil maupun moril. Api panas, nyala api, cahaya, asap, uap air,
memang dibutuhkan dan bermanfaat ketika karbon monoksida, karbondioksida,
dapat dikendalikan namun ketika api mulai atau produk dan efek lain.
tidak dapat dikendalikan maka akan e. Menurut Hariyanto, kebakaran adalah
menimbulkan kebakaran yang menyebabkan proses persenyawaan kimia secara
berbagai macam kerugian. cepat antara zat pembakar (O2), dengan
bahan bakar (padat, cair, gas) ditambah
Gambar 5.1.Kebakaran dengan panas. Zat pembakar diperoleh
Sumber: https://www.kutaikartanegara.com/news.php?id=3737 dari udara disekeliling lingkungan,
dimana udara mempunyai unsur kimia
A. Definisi Kebakaran, Sumber Nyala api, sebagai berikut: Nitrogen 79%,
Proses dan Resiko Kebakaran Oksigen 20%, Helium atau unsur lain
1. Definisi Kebakaran 1%.
Berikut ini merupakan definisi
kebakaran menurut para ahli: Dari berbagai definisi diatas maka
a. Menurut pendapat Rikky Firmansyah dapat disimpulkan bahwa kebakaran
kebakaran adalah terdapatnya nyala adalah nyala api akibat reaksi kimia yang
api yang tidak dikehendaki. disengaja ataupun tidak disengaja, baik
b. M e n u r u t P e r m e n P U R I N o . besar maupun kecil, yang tidak dapat
26/PRT/M/2008, bahaya kebakaran dikendalikan, sehingga menimbulkan
adalah bahaya yang diakibatkan oleh kerugian
adanya ancaman potensial dan derajat
terkena pancaran api sejak awal Gambar 5.2.Sumber Panas
kebakaran hingga penjalaran api yang Sumber: https://firecek.com/apa-itu-segitiga-api/
menimbulkan asap dan gas.
c. M e n u r u t B a d a n N a s i o n a l
Penanggulangan Bencana, kebakaran
adalah situasi dimana bangunan pada
2. Sumber Nyala Api mudah terbakar.
g. Lentikan bara pembakaran
Sumber nyala api menurut Firdhos
Nurdiansyah yang dikutip oleh Doli Bunga api berasal dari knalpot
Saputra motor, diesel atau kendaraan
angkutan.
a. Listrik h. Listrik statis
Instalasi listrik yang digunakan Loncatan api akibat akumulasi
dapat mengakibatkan nyala api oleh listrik statis yang ada pada umumnya
karena faktor-faktor : terjadi karena gesekan pada bahan non
konduktor.
1) Tidak berfungsinya pengaman i. Sambaran petir
2) Kegagalan isolasi Sambaran petir dapat mengenai
objek-objek yang tidak terlindungi
3) Sambungan tidak sempurna penyalur petir atau pada instalasi yang
penyalur petirnya tidak memenuhi
4) Penggunaan pera latan tidak syarat.
standar j. Reaksi kimia
b. Rokok Nyala api dapat timbul dari reaksi
antara bahan-bahan kimia
Merokok di tempat terlarang atau
membuang puntung rokok Gambar 5.3.Proses Terjadinya Kebakaran
sembarangan di tempat kerja dapat Sumber: https://www.klopmart.com/article-15-api-kebakaran--
menimbulkan terjadinya kebakaran.
tips-pencegahan-kebakaran.html
c. Gesekan mekanik
3. Proses Kebakaran
Gesekan mekanik dapat terjadi Menurut Suhatman Ramli 2010 api
pada :
tidak terjadi begitu saja tetapi
1) Panas akibat kurang pelumasan merupakan suatu proses kimiawi antara
pada bagian mesin yang berputar uap bahan bakar dengan oksigen dan
bantuan panas. Teori ini dikenal dengan
2) Bagian mesin yang berputar segitiga api (fire triangle). Maka bisa di
tertutup serbuk mudah terbakar simpulkan bahwa api hanya dapat terjadi
dimana terdapat bahan yang dapat
3) Bagian mesin yang berputar terbakar ( fuel), sumber penyalaan
bergesekan dengan tutup (ignition source) dan oksigen (bahan
pengaman, dan lainlain oksidator) dari udara atau dari sumber
lain.
d.Pemanasan berlebih (Over Heating)
Pemanasan yang berlebih dapat
ditimbulkan dari pengoperasian alat-
alatyangtidakterkontrol dengan baik.
e. Api terbuka
Penggunaan api pada tempat-
tempat yang terdapat bahan mudah
terbakar.
f. Permukaan panas
Pengoperasian instalasi yang
tidak terlindungi dapat menimbulkan
panas pada permukaannya yang
memicu kontak dengan bahan yang
Dari ketiga unsur tersebut akan lain harus juga diperhatikan
terjadi reaksi kimia yang menyebabkan karakteristik dari bahan padat
timbulnya pijar. Namun dengan adanya tertentu yang dapat menguap atau
ketiga elemen tersebut, kebakaran yang dapat bereaksi dengan
belum terjadi dan hanya menghasilkan lingkungan, seperti parafin yang
pijar. Untuk berlangsungnya suatu mudah menguap dan fosfor yang
pembakaran, diperlukan komponen mudah terbakar dengan udara.
keempat, yaitu rantai reaksi kimia Bahan padat yang mudah terbakar
(chemical chain reaction). Teori ini antara lain: belerang, fosfor, seng,
dikenal sebagai Piramida Api atau
Tetrahedron. aluminium, magnesium, kayu,
kertas, plastik. Selain itu terdapat
Rantai reaksi kimia adalah peristiwa pula bahan bakar padat yang
dimana ketiga elemen yang ada saling mudah meledak, antara lain: debu
bereaksi secara kimiawi, sehingga yang karbon dalam industri batubara,
dihasilkan bukan hanya pijar tetapi zat warna diazo pada pabrik
berupa nyala api atau peristiwa tekstil, dan magnesium pada
pembakaran. Dalam proses kebakaran pabrik baja.
terjadi rantai reaksi kimia, dimana
setelah terjadi proses difusi antara 2) Bahan Bakar Cair
oksigen da n ua p ba ha n ba ka r ,
d i la n j u t k a n d e n g a n t e r j a d in y a Merupakan bahan yang cukup
penyalaan dan terus dipertahankan
sebagai suatu reaksi kimia berantai, sulit untuk ditangani, apalagi yang
sehingga terjadi kebakaran yang
berkelanjutan. CH4 + O2 + (x) panas > bersifat korosif, mudah meledak
H2O + CO2 + (y) panas
dan mempunyai berat jenis yang
Tim K3 UNy menjelaskan masing-
masing komponen pembentuk api yang lebih kecil dari air. Bahan ini harus
terdiri dari:
diwaspadai dan ditangani dengan
a. Bahan Bakar
baik mulai dari proses pembuatan,
Bahan bakar adalah zat yang mudah
terbakar. Zat ini terdiri dari tiga macam, pengemasan, pendistribusian,
yaitu: padat, cair, dan gas. Bahan bakar
bisa terbakar apabila terjadi kontak sampai penyimpanannya.
dengan udara atau oksigen (O2) dan
adanya peletup. Contohnya antara lain eter,
1) Bahan Bakar Padat benzena, aseton, spiritus,
Adalah bahan yang mudah methanol/ ester, karbon disulfida,
terbakar dalam bentuk padat. Cara
penanganan kebakaran pada bahan asetaldehid, asam asetat,
padat relatif lebih mudah dari pada
bahan bakar cair dan gas karena petroleum
bahan jenis ini relatif lebih mudah
dipisahkan dengan unsur 3) Bahan Bakar Gas
kebakaran lainnya. Namun di sisi
Merupakan bahan yamg sangat
berbahaya, karena bahan ini mudah
meledak jika terjadi peningkatan
suhu, peningkatan tekanan, dan
terkena benturan. Gas yang
dipasarkan dikemas di dalam
tabung gas. Spesifikasi tabung
harus memenuhi standar industri
agar aman ketika disimpan. Pada
saat diangkut dan disimpan harus
dalam posisi tegak, hal ini
dimaksudkan jika terjadi ledakan,
lontaran katup tabung ke arah atas terancam dan atau seberapa banyak
sehingga tidak mengenai orang di orang yang terancam jika terjadi
sekitarnya. Macam-macam bahan kebakaran.
bakar gas antara lain: gas alam, B. Jenis dan Penyebab Kebakaran
asetilen, hidrogen, etilen oksida,
metana, karbonmonoksida, butana 1. Jenis Kebakaran
b.Udara (Oksigen) Setiap Negara memiliki ketentuan
tersendiri tentang klasifikasi jenis
Udara adalah kumpulan gas yang kebakaran. Di Indonesia didasarkan pada
berada dipermukaan bumi, tidak Permenakertrans Nomor: 04/MEN/1980
berbau, tidak berasa dan tidak kasat penggolongan atau pengelompokan
mata dan tersedia di alam dalam jenis kebakaran didasarkan pada jenis
jumlah yang tidak terbatas. Kandungan bahan yang terbakar. Klasifikasi tersebut
udara antara lain nitrogen sekitar 79 adalah sebagai berikut:
%, Oksigen sekitar 20% dan unsur lain
sekitar 1% a. Kelas A: kebakaran atau api yang
terjadi pada bahan bakar padat bukan
c. TitikNyala logam, seperti; kayu, kain, kertas,
Titik nyala adalah suhu terendah di kapuk, karet, plastik dan lain
mana suatu zat (bahan bakar) cukup sebagainya.
mengeluarkan uap dan menyala bila b. Kelas B: kebakaran atau api yang
dikenai sumber panas yang cukup. terjadi pada bahan bakar cair, seperti;
Makin rendah titik nyala zat, semakin bensin, minyak tanah, spirtus, solar,
mudah terbakar. Titik nyala sering avtur (jet fuel) dan lain sebagainya.
dikatakan sebgai peletup.
Penyebabnya bisa bermacam-macam, c. Kelas C: kebakaran atau api yang
diantaranya adalah: gesekan, loncatan terjadi karena kegagalan fungsi
listrik, percikan api, panas, tekanan, peralatan listrik.
dan lain-lain. Pada bahan-bahan
tertentu, panas atau titik nyala dapat d. Kelas D: kebakaran atau api yang
menyebabkan terbakarnya bahan terjadi pada bahan bakar logam atau
tersebut tanpa adanya penyalaan api metal, seperti; magnesium, titanium,
aluminium, dan lain sebagainya.
lebih dahulu, contohnya: ammonia, Klasifikasi berdasarkan jenis bahan
asetilin, aseton, bensin, benzene, etil yang terbakar bertujuan untuk
alkohol, etil eter, eter minyak bumi. mempermudah menentukan media
4. Resiko Kebakaran pemadam yang dapat digunakan agar
kebakaran dapat segera dikendalikan
Resiko kebakaran adalah perkiraan dan dipadamkan
tingkat keparahan apabila terjadi
kebakaran; yang dipengaruhi oleh: 2. Penyebab Kebakaran
a. Flammabelity: ada atau tidaknya Faktor penyebab kebakaran dapat
bahan (yang disimpan atau diolah) disebabkan oleh 2 hal pokok yaitu:
yang mudah terbakar a. Faktor manusia
b. Quantity: yaitu banyaknya barang yang 1) Terbatasnya pengetahuan tentang
mudah terbakar kebakaran.
c. Probability: yaitu tingkat pemaparan 2) Ke la la ian manusia m isa lnya
atau berapa besar nilai materialyang membuang sumber api (bahan yang
dapat menyulut terjadinya api) (tiga) yaitu:
sembarangan atau membakar
limbah yang mengandung bahan a) Tepung kimia biasa
yang mudah meledak (tabung
bekas hair spray, tabung bekas Tepung jenis ini cocok untuk
lainnya yang mengandung gas). memadamkan kebakaran kelas B
dan C.
3) Kesengajaan
b) Tepung kimia serba guna
b.F Faktor Alam/lingkungan
Tepunginimampu
1) Tersambar halilintar atau petir memadamkan kebakaran kelas A, B
dan C. Media ini cukup luas
2) Reaksi antara bahan kimia, pemakaiannya. Rumah-rumah
sehingga menimbulkan api penduduk dianjurkan dilengkapi
dengan pemadam ini.
3) Akumulasi Listrik statis pada
material, telepon selular c) Tepung kimia khusus logam
C. Media, Teknik dan Sarana Pencegahan dan Tepung kimia khusus logam
Pemadaman Kebakaran hanya cocok untuk kebakaran kelas
D.
1. Media Pemadam Kebakaran
Teknik pemadaman dengan
Media pemadaman adalah bahan menggunakan tepung kimia adalah:
yang dapat dipakai untuk memadamkan
kebakaran yaitu bisa berupa: media a) Pemadaman dilakukan dari
padat, media cair, media gas. atas angin
a. Media padat, terdiri dari pasir, tanah, b) Arahkan media ke pangkal api
dan tepung kimia
c)Penyemprotan dilaksanakan
1) Pasir dan tanah dengan cara mengibas-
ibaskan media hingga
Pasir dan tanah sesuai untuk menutupi seluruh permukaan
kebakaran kecil seperti tumpahan yang terbakar
atau ceceran minyak. Teknik
pemadamannya adalah: b.Media Cair: Air, Busa
a) Taburkan pasir atau tanah ke 1) Air
permukaan yang terbakar
Air paling banyak dipakai untuk
b)Tutupi hingga seluruh permukaan memadamkan kebakaran bahan
padat non logam dan cair/gas. Air
2) Tepung kimia cocok untuk memadamkan material
yang mengandung karbon seperti:
Tepung kimia cocok untuk kertas, kayu, kain dan sebagainya.
pemadaman kebakaran dari Air jangan digunakan pada
berbagai sumber atau kelas. kebakaran listrik, minyak panas
Keunggulan tepung ini adalah tidak yang terbakar dan minyak yang
beracun dan tidak menghantarkan terbakar diatas air. Cara kerja air
listrik. Tetapi kelemahannya dalam pemadaman:
mengganggu pernapasan,
menghalangi pandangan dan a) Mendinginkan
merusak instalasi listrik. Sesuai
dengan kelas kebakarannya, Air dapat menyerap panas
tepung kimia dibedakan menjadi 3 dalam jumlah besar.
b) Menyelimuti termasuk didalamnya kebakaran
kelas A dan B. Kebakaran pada
Uap air yang timbul dapat permukaan luas dan datar sangat
memisahkan oksigen dari bahan sesuai menggunakan busa seperti
bakar. pada permukaan jalan.
Teknik pemadaman dengan a) Busa Kimia (Chemical Foam)
menggunakan air, bisa melalui
empat cara : Busa kimia adalah bahan
pemadam api yang efektif
a) Air disiramkan secara langsung. untuk kebakaran minyak (biasa
Cara ini dilakukan untuk ditempatkan dipompa-pompa
kebakaran kecil kelas A bensin). Bahan yang biasa
digunakan yaitu tepung
b) Air disemprotkan dalam bentuk alumunium sulfat dan natrium
jet sehingga bisa jarak jauh. bikarbonat yang keduanya
dilarutkan dalam air. Hasilnya
c) Air disemprotkan dalam bentuk adalah busa yang volumenya
t i ra i a ta u s pra y s eba g a i dapat mencapai 10 kali lipat.
pelindung bagi petugas dari Pemadaman api oleh busa
panas api. merupakan sistem isolasi,
yaitu mencegah oksigen untuk
d) Air disemprotkan dalam bentuk tidak ikut dalam reaksi.
kabut atau fog. Sesuai untuk
kebakaran kelas B. b) Busa Mekanik (Mechanical Foam)
Tidak semua kebakaran dapat Busa mekanik adalah bahan
dipadamkan dengan air, kasus pemadam api yang juga
kebakaran seperti dibawah ini efektif untuk kebakaran
jangan dipadamkan dengan air: minyak. Busa ini terjadi karena
adanya proses mekanis yaitu
a) Kebakaran listrik. berupa adukan dari bahan-
bahan pembuat busa yang
Orang yang mencoba terdiri dari cairan busa (foam
memadamkan dengan air bisa liquid), air, dan udara. Dalam
terkena kejutan listrik sebab air proses pembuatan busa
menghantarkan listrik mekanik biasanya digunakan
alat-alat pembuat busa.
b) Minyak panas yang terbakar
T eknik pema da ma n pa da
Menyiramkan air secara permukaan datar adalah:
langsung akan merubah air
menjadi uap secara cepat dan a) Cari posisi diatas angin
menimbulkan lidah api.
b) Arahkan busa ke pangkal api
2) Busa
c) Tutupi seluruh permukaan
Busa merupakan gelembung dengan busa
cairan yang ringan dan selalu
berada di permukaan suatu benda. c. Media gas: gas karbon dioksida, gas
Sifat mengapung dan dingin halon.
dimanfaatkan untuk memadamkan
kebakaran. Busa sangat efektif 1) Gas CO2 tidak berwarna, tidak
untuk memadamkan kebakaran berbau, tidak beracun, tidak
yang berasal dari bahan
hidrokarbon (minyak), alkohol,
menghatarkan listrik dan lebih Media pemadaman tertentu hanya
berat dari udara. Setelah dipakai, cocok untuk kelas kebakaran tertentu.
CO2 tidak meninggalkan bahan Setiap media pemadaman menuntut
pencemar atau karat. Dalam teknik pemadaman yang berbeda agar
pemadaman, CO2 menyelimuti api p e m a d a m a n b e r h a s i l . S e b e lu m
( m e m is a h k a n o k s ig e n ) d a n melaksanakan pemadaman, hal-hal
mendinginkan. CO2 kurang sesuai berikut ini perlu diperhatikan:
untuk pemadaman di area terbuka.
a. Mengetahui Arah Angin Bertiup
2) G a s H a l o n ( H a l o g e n a t e d
Hydrocarbon) Dalam setiap aksi pemadaman
usahakan mencari posisi diatas angin.
Bahan pemadam api gas halon Posisi ini lebih aman karena api tidak
biasanya terdiri dari unsur-unsur akan mengarah ke tempat kita. Posisi
kimia seperti karbon, fluorin, dibawah angin lebih panas dan
bromide, dan iodine. Halon yang mengganggu tindakan pemadaman.
biasa dipakai yaitu halon 1211
(BCF) dan halon 1301 (BTM). Gas b.Bahan yang Terbakar
halon 1211 biasanya dipasang
sebagai alat pemadam api ringan Jenis bahan yang terbakar biasanya
(APAR) pada bangunan gedung, bisa dilihat dengan jelas. Disini yang
pabrik, dan lain sebagainya. Gas dipentingkan bukan penyebab
halon 1301 biasa digunakan pada kebakaran tetapi bahan apa yang
sistem pemadaman otomatis sedang terbakar. Agar lebih mudah
instalasi tetap (fire protection fixed menentukan media pemadam
installations). Namun gas ini tidak kebakaran
lagi digunakan secara umum karena
efeknya merusak lingkungan dan c. K em u ng k ina n B er kem ba ng nya
hanya digunakan untuk keadaan Kebakaran
kritis. Khususnya dalam sektor
penerbangan. Kebakaran kecil masih bisa
berlanjut menjadi kebakaran besar,
Hubungan media pemadam tertentu bila tidak segera diatasi dengan tepat,
dengan kelas kebakaran yang cocok misalnya ledakan bisa terjadi bila api
ditunjukan dalam tabel 5.1 merembet ke tabung elpiji. Tiupan
angin juga bias menyebabkan api
MEDIA Kelas D semakin berkobar dan menjalar ke
PEMADAM AB C √ bangunan lain.
Pasir, Tanah √ √ √ d.Situasi Kebakaran
Tepung Kimia Biasa √ √
Tepung Kimia Sederhana √ √ Semakin buruk situasi maka
√ √ semakin parah kondisi korban
Tepung Kimia Khusus logam √ kebakaran, seperti lokasi yang sempit
Air √ sehingga mobil pemadam kebakaran
Busa √ tidak bisa menjangkau. Kerumunan
Co2, orang yang ingin melihat kebakaran
N2 juga merupakan penghalang bagi
petugas pemadam untuk segera
Tabel 5.1 Kelas Kebakaran dan Media Pemadam melaksanakan TUGAS pemadaman.
Sumber: https://www.academia.edu/20300348/
2. Teknik Pemadaman Kebakaran
K3_7_Kebakaran
Menurut pendapat Soehatman Ramli
( 2005 ) yang dikutip oleh Ratri menggantikan oksigen atau dapat juga
Fatmawati, pembakaran yang dikurangi dengan memisahkan bahan
menghasilkan nyala api bisa bakar dari udara seperti dengan
dipadamkan dengan menurunkan menyelimutinya dengan busa, namun
temperatur ( cooling), membatasi cara ini tidak bisa digunakan untuk
oksigen (dilution), menghilangkan atau bahan bakar yang bisa beroksidasi
memindahkan bahan bakar (starvation), sendiri.
dan memutuskan reaksi rantai api.
c. Pemadaman dengan Mengambil atau
a. Pemadaman dengan Pendinginan Memindahkan Bahan Bakar
(cooling) (starvation)
Proses pemadaman dengan air Pemadaman dengan cara ini jarang
tergantung pada turunnya temperatur dilakukan karena sulit dalam
bahan bakar samapi ke titik dimana pelaksanaannya. Sebagai contoh:
bahan bakar tersebut tidak dapat memndahkan bahan bakar, dengan
menghasilkan uap atau gas untuk menutup atau membuka kerangan,
pembakaran. Bahan bakar dan bahan memompa minyak ke tempat lain,
bakar padat dengan titik nyala (flash memindahkan bahan-bahan yang
point) tinggi bisa dipadamkan dengan mudah terbakar. Dapat juga dilakukan
mendinginkannya. Kebakaran yang dengan menyiram air, membuat busa
melibatkan cairan dan gas-gas yang yang dapat memisahkan minyak
mudah menyala, yang rendah titik dengan daerah pembakaran atau
nyalanya tidak dapat dipadamkan dengan menghentikan aliran bahan
dengan cara pendinginan dengan air bakar cair atau gas, dan menyingkirkan
(coolong) karena produksi asap tidak bahan bakar padat dari jalur api.
cukup dikirangi. Penurunan
temperatur tergantung pada d. Pemadaman dengan Memutus Reaksi
penyemprotan aliran yang cukup Rantai Api
dalam bentuk yang benar agar dapat
membangkitkan keseimbangan panas Beberapa zat kimia mempunyai
negatif. sifat memecah sehingga terjadi reaksi
rantai oleh atom-atom yang
b. Pemadaman Pembatasan Oksigen dibutuhkan oleh nyala api untuk tetap
terbakar. Bahan kimia kering dan
(dilution) hidrokarbon terhalogenasi (halon)
akan menghentikan reaksi kimia yang
Pengurangan kandungan oksigen di menimbulkan nyala api sehingga akan
area juga dapat memadamkan api. mematikan nyala api, cara ini efektif
Dengan membatasi atau mengurangi untuk bahan bakar gas dan cair karena
kandungan oksigen dalam proses keduanya akan menyala dahulu
pembakaran api dapat padam. sebelum terbakar.
Pembatasan ini merupakan salah satu
cara paling mudah untuk 3. Sarana Pencegah dan Pemadam
memadamkan api, karena dalam Kebakaran
proses pembakaran membutuhkan
kadar oksigen yang cukup. Sarana pencegah dan pemadam
Pengurangan kandungan oksigen kebakaran adalah alat yang telah
dapat dilakukan dengan menggunakan dipersiapkan untuk mencegah dan
gas karbondioksida yang memadamkan kebakaran yang terdiri
dari:
a. Poster-poster Peringatan Pada prinsipnya alat
deteksi ini dibedakan menjadi 4
Pemasangan poster larangan macam:
(1) Alat Deteksi Asap (Smoke
merokok adalah pencegahan dini
yang umum dilakukan perusahaan. Detector)
Namun dalam kenyataannya Alat ini akan
larangan tersebut tidak sepenuhnya
ditaati, untuk itu perusahaan perlu memberikan alarm bila
menyediakan waktu dan tempat terjadi asap disuatu
khusus untuk merokok dengan ruangan dimana alat ini
dipasang.
maksud untuk mengurangi keinginan (2) Alat Deteksi Nyala Api
merokok pada saat bekerja. (Flame Detector)
(Suma'mur, 1996).
Alat ini akan
b. Fire Alarm System memberikan alarm bahaya
kebakaran bila menangkap
Fire alarm sistem adalah suatu sinar ultra violet yang
alat pengindera atau pendeteksi dipancarkan oleh nyala api.
kebakaran yang dapat memberikan Gambar 5.5 Flame Detector
peringatan atau tanda awal Sumber:
terjadinya kebakaran. Komponen
pokok fire alarm system: https://www.sewakantorcbd.com/blog/
mengenal-cara-kerja-dan-jenis-jenis-alat-
1) Alat pendeteksi kebakaran (Fire
pendeteksi-kebakaran/
detector)
(3) Alat Deteksi Panas (Heat
Berdasarkan sistem kerjanya Detector)
terdapat dua jenis fire detector Alat ini dapat mendeteksi
bahaya kebakaran dengan
yaitu: adanya kenaikan temperatur
(panas) yang terjadi disuatu
a) Alat pendeteksi kebakaran ruangan, m i s a ln y a b i
manual (Manual alarm station) la temperatur ruangan naik
dari 50°C menjadi 60°C.
Alat ini dioperasikan oleh
manusia dengan cara menekan
tombol (push button), menarik
tombol (pull button), dan
menaikkan atau menurunkan
handel alat tersebut.
Gambar 5.4.Smoke Detector
Sumber: https://www.sewakantorcbd.com/blog/
mengenal-cara-kerja-dan-jenis-jenis-alat-
pendeteksi-kebakaran/
b) lat Pendeteksi Kebakaran
Otomatis (Detector)
Gambar 5.6. Heat Detector (4) Detektor harus dipasang
Sumber: https://www.sewakantorcbd.com/blog/ pada seluruh daerah bila
mengenal-cara-kerja-dan-jenis-jenis-alat- disyaratkan oleh standar
pendeteksi-kebakaran/ yang berlaku atau oleh
instansi yang berwenang.
(4) Alat Deteksi Gas Setiap detektor yang
Alatini bekerja terpasang harus dapat
dijangkauuntuk
berdasarkan kenaikan pemeliharaan dan untuk
konsentrasi gas yang terjadi pengujian secara periodik.
disuatu ruangan.
(5) Apabila dipersyaratkan
Gambar 5.7. Gas Detector proteksi mencakup secara
Sumber: https://www.sewakantorcbd.com/blog/ menyeluruh, maka detektor
mengenal-cara-kerja-dan-jenis-jenis-alat- harus dipasang pada seluruh
pendeteksi-kebakaran/ ruangan, lobi,daerah gudang,
besmen, ruang di bawah atap
Syarat-syarat pemasangan di atas langit-langit,
detektor panas: loteng,ruang di atas langit-
(1) Detektor harus diproteksi langit yang diturunkan dan
sub bagian lainnya dan ruang
terhadap kemungkinan rusak yang dapat dijangkau dan di
karena gangguan mekanis. d a la m s e m u a le m a r i
(2) Pemasangan detektor dalam tanam,saf lif, tangga
semua keadaan harus bebas tertutup, saf “ dumb
dari pengikatannya terhadap waiter”, dan pelongsor
sirkit konduktor. (chute). (SNI 03 -3985-2000)
(3) Detektor tidak boleh
dipasang dengan cara 2) Instalasi atau Jaringan Kabel
masuk ke dalam permukaan
langit-langit kecuali hal itu Instalasi atau jaringan
sudah pernah diuji dan kabel digunakan untuk
terdaftar ( listed) untuk menghubungkan detector dan
pemasangan seperti itu. manual alarm station dengan
control panel. Alat ini berfungsi
s e b a g a i m e d ia t o r u n t u k
mengaktifkan alat deteksi serta
meneruskan sinyal dari alat
deteksi ke control panel.
Disamping itu, instalasi juga
digunakan untuk menghubungkan
control panel dengan alarm bell,
lampu-lampu peringatan, dan lain-
lain. (Firdhos Nurdiansyah, 2003)
3) Fire Alarm Control Panel
Alat ini merupakan induk dari
fire alarm system yang dapat
mengamati kerja dari manual seperti itulah dibutuhkan alat
alarm station ataupun detector. pemadam yang ringan dan praktis
Dan juga berfungsi memberi dipakai. Alat pemadam api ringan
instruksi pada alarm bell, location (APAR) adalah alat pemadam yang
indicator lamp dan lain sebagainay dapat dibawa dan mampu dipakai oleh
pada saat kebakaran terjadi. satu orang. APAR berguna sekali untuk
(Firdhos Nurdiansyah, 2003) pemadaman awal darisegala situasi.
1) Jenis-jenis Apar
4) Power Supply
Apar dibuat amat beragam
Fungsi dari power supply adalah sehingga jenis APAR bisa ditinjau
untuk menjalankan system. Power dari segi apa saja. Jenis APAR
supply terdiri dari listrik PLN dan berdasarkan beratnya dibedakan 2
apabila ada gangguan listrik atau yaitu:
dalam keadaan darurat dapat a) APAR dengan berat kurang dari
memakai genset atau batteray.
25 kg sehingga mudah diangkat.
Prinsip kerja fire alarm system b) APAR dengan berat lebih dari 25
adalah sebagai berikut:
kg, dilengkapi dengan roda
1) Apabila manual alarm station seperti ditunjukkan dalam
atau detector bekerja, maka Gambar berikut ini
sinyal akan dikirim melaui
instalasi atau jaringan kabel ke Gambar 5.8. Jenis-jenis APAR (Sumber: https://www.
fire alarm control panel sebagai academia.edu/20300348/K3_7_Kebakaran)
data yang akan diolah lebih lanjut.
Sedangkan jenis APAR ditinjau
2) Fire alarm control panel merupakan dari tenaga dorongnya yaitu :
unit pengontrol yang akan a) Storagepressure,mediadisimpan
melakukan pengolahan, seleksi,
da n eva lua s i da ta . Ha s i lnya dalam tabung dengan diberi
merupakan out put yang juga berisi tekanan.
informasi tentang lokasi kebakaran b) Gas Cartridge, ke dalam tabung
(misal nomor ruangan, bagian dari ditambahkan gas bertekanan
la nta i ba nguna n, da n la in- untuk mendorong media bila
lain).Sehingga petugas APAR dipakai. Gas yang dipakai
mengetahui di ruangan mana, umumnya CO2.
bagian dari bangunan yang terjadi Keberadaan tenaga dorong ini
kebakaran. Output dari unit bisa didalam tabung atau diluar
kontrol tersebut sekaligus tabung sehingga konstruksi APAR
mengaktifkan peralatan di pusat juga berbeda-beda.
alarm seperti tanda bahaya
alarm, telepon, dan lain-
lain.(Firdhos Nurdiansyah, 2003)
c. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Sebagian besar kebakaran berawal
dari api yang sangat kecil. Pada kondisi
ini kebakaran masih dapat ditangani
dan dipadamkan dengan mudah. Saat
Gambar 5.9.Komponen Alat Pemadam Api Ringan pegawai pengawas atau ahli
Sumber: https://www.bromindo.com/mengenal-alat- keselamatan kerja.
e) Semua tabung alat pemadam api
pemadam-kebakaran/ ringan sebaiknya berwarna
merah.
2) Cara Menempatkan APAR f) Pemasangan alat pemadam api
ringan harus sedemikian rupa
Posisi meletakkan APAR sangat sehingga bagian paling atas
menentukan kecepatan (puncaknya) berada pada
pemadaman awal. Menyimpan ketinggian 1,2m dari permukaan
APAR ditempat tersembunyi akan lantai kecuali jenis Co2 dan
sangat merugikan. Cara tepung kering (dry chemical)
menempatkan APAR yang benar dapat ditempatkan lebih
adalah berdasarkan rendah dengan syarat, jarak
Permenakertras No.Per. antara dasar alat pemadam api
04/Men/1980 harus memenuhi ringan tidak kurang 15 cm dari
syarat sebagai berikut: permukaan lantai.
g) Alat pemadam api ringan tidak
a) Setiap satu atau kelompok alat boleh dipasang dalam ruangan
pemadam api ringan harus atau tempat dimana suhu
ditempatkan pada posisi yang melebihi 49°C atau turun
mudah dilihat dengan jelas, sampai minus 44°C kecuali
mudah dicapai, dan diambil apabila alat pemadam api
ser ta dileng kapi deng an ringan tersebut dibuat khusus
pemberian tanda pemasangan. untuk suhu diluar batas
tersebut diatas.
b) Tinggi pemberian tanda
pemasangan tersebut adalah Gambar 5.10. Cara Menempatkan APAR
125 cm dari dasar lantai tepat Sumber: https://www.academia.edu/20300348/K3
di atas satu atau kelompok alat
pemadam api ringan _7_Kebakaran
bersangkutan.
3) Memilih APAR
c) Pemasangan dan penempatan APAR banyak dijual dengan
alat pemadam api ringan harus
sesuai dengan jenis dan bermacam- macam bentuk dan
penggolongan kebakaran. keampuhannya. Dasar untuk
memilih APAR:
d) Penempatan alat pemadam api a) Sesuai dengan kelas kebakaran
yang satu dengan lainnya atau
kelompok satu dengan lainnya
tidak boleh melebihi 15 meter,
kecuali ditetapkan lain oleh
yang akan dipadamkan 5) Cara Pemakaian APAR
Untuk menjamin pengamanan
b) Tingkat keparahan yang mungkin
terjadi terhadap kebakaran, pengetahuan
cara pemakaian atau penerapan
c) Orang yang akan memakai APAR APAR sangat diperlukan. Berikut ini
adalah teknik pemadaman dengan
d) Kondisi daerah yang dilindungi APAR:
datar atau bertingkat. Daerah a) Turunkan APAR dari tempatnya
yang datar dan tersedia jalan b) Cabut/lepaskan pen pengaman
sesuai untuk APAR beroda.
Gedung bertingkat bisa dan bebaskan selang
memakai APAR tanpa roda. c) Uji di tempat dengan
4) Kemampuan APAR mengarahkan semburan ke atas
agar tidak membahayakan orang
APAR mempuyai kemampuan lain. Langkah ini tidak perlu
yang berbeda dalam pemadaman. dilakukan bila anda sudah dekat
Kemampuan APAR antara lain jarak sekali dengan tempat kebakaran
semprot dan waktu semprot. d) Menuju lokasi kebakaran. Ambil
Adanya tenaga dorong dalam APAR posisi di atas angin dan jarak
menyebabkan media yang sekitar 3 meter dari api
tersimpan bisa disemprotkan pada e) Sikap posisi kuda-kuda. Arahkan
jarak yang cukup jauh. APAR yang alat penyembur ke pangkal api.
sudah lama sekali tidak dipakai Tekan tuas penyemprot (handle)
tenaga dorongnya akan semakin semprotkan APAR dengan cara
berkurang. Sedangkan waktu dikibas-kibaskan/disapukan ke
semprot adalah lamanya APAR arah kiri dan kanan sampai
dipakai untuk pemadaman sampai apinya padam.
habis medianya. Lama semprotan
ini tergantung dari kapasitas APAR Gambar 5.11. Pemadaman dengan APAR
itu sendiri. Kemampuan APAR Sumber: https://www.academia.edu/20300348/K3
secara lebih rinci bisa dilihat pada
tabel 5.2 _7_Kebakaran
APAR KAPASITAS JARAK WAKTU 6) Merawat APAR
(meter) KETERANGAN Yang perlu diperiksa pada APAR
(detik) adalah jadwal pengisian kembali,
besarnya tekanan, selang,
Tepung kerusakan fisik dan lain-lain.
Pemeriksaan dilakukan minimal 6
4,5 – 21 bulan sekali
Busa
1 – 2,4
Tabel 5.2 Kemampuan Berbagai Jenis APAR
Sumber: https://www.academia.edu/20300348/K3_7_Kebakaran
Gambar 5.12 Hydrant 3) Main pump Pompa manual utama.
Sumber: http://rsdfire.com/hydrantsystem.html
Persyaratan teknis hydrant
d.H Hydrant kebakaran:
Hydrant adalah suatu sistem Gambar
pemadam kebakaranyang
menggunakan air bertekanan. 1) Sumber air hydrant gedung harus
Komponen hydrant: diperhitungkan minimal
pemakaian selama 30 menit.
1) Sumber air
2) Pompa kebakaran dan peralatan
2) Pompa kebakaran listrik lainnya, harus mempunyai
sumber daya listrik darurat.
3) Instalasi pemompaan
3) Selang (hose) berdiameter
4) Kopling penyambung maksimum 2,5 inch, terbuat dari
bahan tahan panas.
5) Box hydrant yang berisi selang
(hose), valve hydrant dan pipa 4) H a r u s d i s e d i a k a n k o p l i n g
pemancar air (nozzle) penyambung yang sama bentuknya
dengan kopling dari unit kebakaran
Berdasarkan lokasi penempatannya: setempat.
1) Hydrant kota 5) S e m u a p e r a l a t a n h y d r a n t
kebakaran harus dicat merah.
2) Hydrant halaman (Semen Gresik,2007)
3) Hydrant gedung Prinsip kerja hydrant kebakaran
adalah:
Ada 3 sistem pompa untuk hydrant,
yaitu: 1) Jaringan pipa telah terisi air
bertekanan yang disupply dari
1) Diesel pump : Akan hidup secara sumber air dengan bantuan pompa
otomatis bila listrik gedung tiba- kebakaran. Dalam keadaan normal,
tiba mati karena kebakaran. kran pada box hydrant tertutup
Penggeraknya adalah genset rapat sehingga air tidak dapat
otomatis. keluar.
2) Jockey pump: Pompa pemacu 2) Apabila kran pipa dibuka, air akan
tekanan air. memancar keluar sehingga tekanan
air pada pipa akan turun dan
pompa kebakaran bekerja secara
otomatis.(Firdhos Nurdiansyah,
2003)
e. Sistem Pemadam Api Tetap
Untuk mencegah akibat yang fatal
dari bahaya kebakaran, maka pada
suatu bangunan (hotel bertingkat,
apartemen, kapal, gudang dan
sebagainya) atau ruangan yang
penting dipasang peralatan pemadam
api tetap. Sistem pemadam api tetap
adalah peralatan untuk memadamkan memberikan peringatan kepada
api secara dini dan dipasang tetap orang disekitarnya.
pada bangunan. APAR hanya dipakai f. Pemadam Api Bergerak
untuk kebakaran awal. Untuk Kebakaran besar tidak bisa lagi
kebakaran yang sudah cukup besar diatasi dengan APAR dan sistem
dibutuhkan alat pemadam yang bisa pemadam api tetap. Jenis kebakaran
bereaksi cepat. Sistem ini tidak ini memerlukan media pemadam lebih
melibatkan banyak orang. Adapun cara banyak dan bisa menuju lokasi
kerja sistem pemadam api tetap kebakaran. Peralatan semacam itu
melalui 3 tahap secara otomatis yaitu: disebut pemadam api bergerak.
1) Tahap Pendeteksian Pemadam berupa kendaraan yang
dilengkapi dengan sirine dan alat-alat
Pada tahap awal, sistem selalu untuk keperluan pemadaman
mendeteksi kehadiran api. Alat ini Kendaraan pemadam banyak
disebut sprinkler head, selain diciptakan dengan kapasitas dan
mendeteksijuga membukakatup. fu ngsi berbeda. Berdasarkan
kapasitasnya kendaraan pemadam
Gambar 5.13 Sprinkler bisa dibedakan menjadi 4 yaitu:
Sumber: https://www.academia.edu/20300348/ 1) Kendaraan pemadam kecil, berupa
K3_7_Kebakaran kendaraan jenis jeep dengan
kapasitas tangki 450 liter
2) Tahap Pemadaman 2) Kendaraan pemadam menengah,
Pemadam tetap terdiri dari juga berupa jeep dengan kapasitas
tangki 600-1000 liter
instalasi pipa yang berisi media 3) Kendaraan pemadam besar, berupa
pemadam. Media pemadam yang truk dengan kapasitas tangki 1500
dipakai tergantung kondisi gedung – 4000 liter.
yang dilindungi bisa berupa air, 4) Kendaraan pemadam sangat besar,
CO2, tepung kimia, busa atau disebut tanker truck dengan
lainnya. Begitu sprinkler head kapasitas lebih dari 10.000 liter.
pecah, media pemadam langsung
menyembur keluar. Gambar 5.14 Mobil Pemadam Kebakaran
3) Tahap Peringatan Sumber: https://www.gridoto.com/read/22999195/ini-
Sistem mengeluarkan tanda jenis-jenis-mobil-pemadam-kebakaran-yang-ada-di-
peringatan berupa suara atau sinar indonesia#!%2F
begitu ada aliran media dalam pipa.
Hal ini digunakan untuk
1. Pencegahan dan Penanganan Kebakaran 2) Dengarkan instruksi dengan baik
dan jangan panik
a. Pencegahan Kebakaran
3) Segera matikan listrik atau sumber
Kebakaran bisa terjadi dengan listrik lainnya
beraneka macam sebab, baik disengaja
maupun tidak disengaja. Banyak upaya 4) Segera evakuasi semua orang
yang dapat dilakukan dalam rangka keluar dari ruangan atau gedung
pencegahan kebakaran antara lain: melalui jalur evakuasi dan
melewati pintu darurat
1) Melakukan identifikasi faktor
potensi bahaya kebakaran secara 5) Ingatkan keselamatan jiwa lebih
berkala utama dari pada harta benda
2) Menganalisis tingkat akibat yang 6) Saat kebakaran terjadi jangan
ditimbulkan oleh faktor potensi menggunakan lift, sebaiknya
bahaya (ringan, sedang, berat atau gunakan tangga yang tersedia
s a n g a t s e r iu s ) j ik a t e r j a d i
kebakaran. 7) Jika api masih kecil dan bisa
ditangani sendiri segera padamkan
3) Pemberian informasi tentang seluk menggunakan alat pemadam
beluk kebakaran, penyebab, akibat kebakaran yang tersedia
dan cara penanganannya.
8) Segera hubungi dinas pemadam
4) Penerapan standar operasional kebakaran bila api mulai sulit
prosedur sesuai area kerja masing- dikendalikan
masing.
9) Tutup semua pintu disekitar
5) Memasang system pemadam sumber kebakaran untuk
kebakaran mengisolasi sumber kebakaran.
6) Lakukan pengukuran kontinuitas 10) Jangan biarkan orang masuk
penghantar, tahanan isolasi, dan kembali kedalam ruang atau
tahanan pentanahan secara berkala gedung yang terbakar.
7) Gunakan instalasi penyalur petir 5 Langkah Penting Menyelamatkan Diri dari
sesuai standar Kebakaran
8) Memberikan berbagai pelatihan Dilansir dari berbagai sumber, berikut
tentang cara penanggulangan beberapa langkah yang dapat diambil jika
kebakaran. terjadi kebakaran di tempat kerja.
1. Jangan Panik
9) M e n u n j u k s e s e o r a n g y a n g
bertanggung jawab sebagai Saat terjadi peristiwa di luar dugaan,
koordinator penanggulangan kepanikan hanya akan membuyarkan
kebakaran, jika terjadi kebakaran konsentrasi dan mendorong munculnya
kecerobohan. Rute penyelamatan atau
10) Merawat dan mengecek sistem denah tempat kerja yang sudah lekat
keamanan untuk kebakaran
b.Penanganan Kebakaran
1) Pada saat terjadi kebakaran ikutilah
petunjuk dan prosedur penanganan
kebakaran yang berlaku dengan
baik
dalam ingatan juga bisa dihilangkan 5. Jangan Sampai Terjebak di Keramaian
seketika oleh rasa panik. Usahakan untuk
tetap tenang dan ingat kembali denah Penyebab banyaknya korban
tempat kerja atau rute keselamatan. kebakaran biasanya karena penghuni
Biasanya denah atau rute keselamatan gedung yang fokus pada satu akses
itu terpasang dekat tangga atau lift. keluar gedung. Penghuni gedung
berdesakan dan terlanjur menghirup
2. Matikan Peralatan Listrik asap kemudian pingsan.
Saat mendengar alarm kebakaran, Sebaiknya jika terjebak keramaian,
jangan buru-buru meninggalkan meja usahakan mencari jalan lain, bisa dengan
kerja. Biasanya kebakaran terjadi akibat ke ujung ruangan, lorong atau tangga.
hubungan arus pendek listrik, sehingga Kalau memungkinkan, orang dapat
sebaiknya matikan atau lepaskan keluar lewat jendela, dengan catatan jika
peralatan listrik. kemudian amankan posisi jendela tak terlalu tinggi dari
dokumen yang dirasa penting. tanah. Untuk mengatasi rasa cemas
3. Lindungi Saluran Pernapasan akibat ketinggian, coba duduk di
kerangka jendela. Dorong tubuh
Saat titik kebakaran berada cukup perlahan dengan kedua tangan, jaga agar
dekat, maka asap bisa jadi tak tubuh tidak tegang. Usahakan untuk
terhindarkan. Segera lindungi hidung mendarat dengan kedua kaki dan lutut
dan mulut dengan tisu, tisu basah, sapu jangan terkunci.
tangan atau bisa juga atasan yang
dipakai. Asap kebakaran yang terhirup Sumber: https://www.cnnindonesia.com/gaya-
bisa beraki. hidup/20171027122207-284-
Asap akan bergerak ke atas, sehingga 251548/5-langkah-penting-menyelamatkan-
bungkukkan badan serendah mungkin, diri-dari-kebakaran
atau merangkaklah. Saat terjebak asap
dalam kondisi ramai, tetap berada di
posisi semula, tapi tetap bungkukkan
badan. Tetap tutup hidung dan mulut dan
bernapas perlahan. (belum ada)
4. Ikuti Petunjuk Evakuasi
Biasanya jika kebakaran terjadi di
sebuahgedung,akanada pengerasyang
memberikan petunjuk arah untuk
penghuni gedung. Namun jika tidak ada,
ikuti petunjuk arah evakuasi yang biasa
terpasang di dinding. Satu hal yang harus
diperhatikan adalah jangan keluar dari
gedung menggunaan lift karena
dikhawatirkan dapat berhenti mendadak
saat kondisi darurat. Selain terjebak di
dalam lift, orang juga dapat mengalami
gangguan saraf akibat lift yang berhenti
mendadak. Dalam situasi seperti ini,
disarankan untuk menggunakan tangga
darurat.
Setelah mempelajari materi tentang lain: melakukan identifikasi faktor potensi b
pencegahan kebakaran, kerjakan soal berikut ahaya kebakaran secara berkala,
ini menganalisis tingkat akibat yang ditimbulkan
oleh faktor potensi bahaya (ringan, sedang,
1. Jelaskan yang dimaksud dengan berat atau sangat serius) jika terjadi kebakaran,
kebakaran! pemberian informasi tentang seluk beluk
kebakaran, penyebab, akibat dan cara
2. Jelaskan penyebab kebakaran! pena ng a na nnya . penera pa n s ta nda r
operasional prosedur sesuai area kerja
3. D essk ripsikan proses terja dinya masing-masing. memasang system pemadam
kebakatran! kebakaran dan lain-lain. Pada saat terjadi
kebakaran yang harus dilakukan adalah: pada
4. Jelaskan macam-macam kebakaran! saat terjadi kebakaran ikutilah petunjuk dan
5. Jelaskan media pemadam api! prosedur penanganan kebakaran yang berlaku
dengan baik, dengarkan instruksi dengan baik
Kebakaran adalah nyala api akibat reaksi dan jangan panik, segera matikan listrik atau
kimia yang disengaja ataupun tidak disengaja, sumber listrik lainnya, segera evakuasi semua
baik besar maupun kecil, yang tidak dapat orang keluar dari ruangan atau gedung melalui
dikendalikan, sehingga menimbulkan jalur evakuasi dan melewati pintu darurat,
kerugian. Komponen pembentuk api terdiri ingatkan keselamatan jiwa lebih utama dari
dari Bahan bakar (gas, padat, cair), udara pada harta benda.
(oksigen) dan titik nyala. Klasifikasi kebakaran
yang berlaku di Indonesia adalah sebagai Saat kebakaran terjadi jangan
berikut: menggunakan lift, sebaiknya gunakan tangga
yang tersedia, jika api masih kecil dan bisa
1. Kelas A: kebakaran atau api yang terjadi dita nga ni sendiri segera pa da mka n
pada bahan bakar padat bukan logam, menggunakan alat pemadam kebakaran yang
seperti; kayu, kain, kertas, kapuk, karet, tersedia, segera hubungi dinas pemadam
plastik dan lain sebagainya. kebakaran bila api mulai sulit dikendalikan,
tutup semua pintu disekitar sumber kebakaran
2. Kelas B: kebakaran atau api yang terjadi untuk mengisolasi sumber kebakaran, jangan
pada bahan bakar cair, seperti; bensin, biarkan orang masuk kembali kedalam ruang
minyak tanah, spirtus, solar, avtur (jet atau gedung yang terbakar.
fuel) dan lain sebagainya.
Pilihlah jawaban yang paling tepat!
3. Kelas C: kebakaran atau api yang terjadi
karena kegagalan fungsi peralatan 1. Sebuah fenomena yang terjadi ketika
listrik. suatu bahan mencapai temperatur kritis
dan bereaksi secara kimia dengan
4. Kelas D: kebakaran atau api yang terjadi oksigen ( sebagai contoh) yang
pada bahan bakar logam atau metal, menghasilkan panas, nyala api, cahaya,
s e p e r t i ; m a g n e s iu m , t i t a n iu m , asap, uap air, karbon monoksida,
aluminium, dan lain sebagainya. karbondioksida, atau produk dan efek
Kebakaran bisa terjadi dengan beraneka
macam sebab, baik disengaja maupun tidak
disengaja. Banyak Upaya yang dapat dilakukan
dalam rangka pencegahan kebakaran antara