The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

buku ini merupakan buku yang membahas tentang kepemimpinan dan supervisi pendidikan

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by muhammadabrori779, 2022-06-18 21:55:50

KEPEMIMPINAN DAN SUPERVISI PENDIDIKAN

buku ini merupakan buku yang membahas tentang kepemimpinan dan supervisi pendidikan

Keywords: KEPEMIMPINAN,supervisi,pendidikan,Guru

i

Hak Cipta Pada Penulis

Tidak boleh diproduksi sebagian atau keseluruhannya dalam
bentuk apapapun tanpa izin tertulis dari penulis. Kutipan Pasal
9 Ayat (3) dan Pasal 10 UU No 28 tahun 2014 Tentang Hak
Cipta.

1. Pasal 9 Ayat (3) : Setiap orang yang tanpa izin pencipta
atau pemegang hak cipta dilarang melakukan
penggandaan dan/atau penggunaan secara komersial
ciptaan”.

2. Pasal 10 : Pengelola tempat perdagangan dilarang
membiarkan penjualan dan/atau penggandaan barang
basil pelanggaran Hak Cipta dan/atau Hak Terkait di
tempat perdagangan yang dikelolannya”

ii

iii

Penulis:
Muhammad Abrori, A.Ma.,S.Pd.I.,M.Pd.I.

Desain Cover
Team Laduny Creative

Lay Out
Team Laduny Creative

ISBN : 978-623-5621-57-9
14,8 x 21 cm; viii+ 96 Hal

Cetakan Pertama, Januari 2022

Dicetak dan diterbitkan oleh:
CV. LADUNY ALIFATAMA
(Penerbit Laduny) Anggota IKAPI
Jl. Ki Hajar Dewantara No. 49 Iringmulyo, Metro – Lampung.
Telp. 0725 (7855820) – 085269181545
Email: [email protected]

iv

Kata Pengantar

Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis haturkan yang setingginya kepada Allah

subhanahuwata’ala, berkat hidayah, kesempatan dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan buku yang berjudul: “KEPEMIMPINAN
DAN SUPERVISI PENDIDIKAN”

Penulis mengharapkan semoga dengan adanya buku
sederhana ini akan dapat menambah wawasan dan membawa
manfaat bagi penulis dan para pembacanya, dan semoga buku
sederhana ini dapat dijadikan referensi dalam menjalankan
kepemimpinan atau dalam menjalankan tugasnya. Akhirnya kepada
semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung telah
membantu dalam penyelesaian buku ini.

Kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat saya harapkan
dari berbagai pihak demi perbaikan dan kesempurnaan buku ini.
Semoga allah SWT memberi balasan amal jariyah bagi kita semua.
Aamiin.Akhirnya penulis ucapkan terimakasih yang sebesarnya
Wassalammualaikum wr.wb

Way Kanan, Januari 2022
Penulis

Muhammad Abrori

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................v
DAFTAR ISI...........................................................................vi

BAGIAN PERTAMA ISTILAH-ISTILAH ......................................1

BAGIAN KEDUA KEPEMIMPINAN ..........................................9
A. Definisi Kepemimpinan ........................................................ 10
B. Pemimpin dan Kepemimpinan ............................................. 12
C. Kepemimpinan Pendidikan .................................................. 15
D. Hakekat kepemimpinan ....................................................... 17
E. Nilai-nilai kepemimpinan...................................................... 19
F. Ciri-ciri Pemimpin ................................................................. 21

BAGIAN KETIGA KEPALA SEKOLAH ........................................23
A. Kepemimpinan Kepala sekolah ............................................ 24
B. Profesionalisme Kepemimpinan Kepala Sekolah ................. 26
C. Peran Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pendidikan ......... 26
D. Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru... 27

1. Kepala Sekolah Sebagai Edukator ................................... 28
2. Kepala Sekolah Sebagai Manajer .................................... 29
3. Kepala Sekolah Sebagai Administrator ........................... 34
4. Kepala Sekolah Sebagai Supervisior................................ 35
5. Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin.................................. 36
6. Kepala Sekolah Sebagai Inovator .................................... 36
7. Kepala Sekolah Sebagai Motivator.................................. 37

vi

BAGIAN KEEMPAT SUPERVISI PENDIDIKAN............................. 39
A. Pengertian supervisi Pendidikan .......................................... 40
B. Macam-macam supervise .................................................... 46

1. Supervisi Akademik ......................................................... 46
2. Supervisi Administrasi ..................................................... 49
3. Supervisi Lembaga........................................................... 50
C. Prinsip-Prinsip Supervisi Pendidikan .................................... 50
1. Prinsip Ilmiah................................................................... 51
2. Prinsip Demokratis .......................................................... 51
3. Prinsip Kerjasama ............................................................ 51
4. Prinsip konstruktif dan kreatif......................................... 52
D. Tujuan Supervisi ................................................................... 53
E. Fungsi Supervisi .................................................................... 56

BAGIAN KELIMA KINERJA GURU ...........................................61
A. Pengertian Guru ................................................................... 62
B. Tugas Guru ........................................................................... 64

1. Tugas Guru sebagai Profesi ............................................. 64
2. Tugas Guru dalam Bidang Kemanusiaan......................... 64
3. Tugas Guru dalam Bidang Masyarakat............................ 65
C. Pengertian Kinerja Guru ....................................................... 65
D. Tujuan Kinerja Guru.............................................................. 68
E. Peranan Guru ....................................................................... 68
F. Indikator Kenerja Guru......................................................... 75
1. Perencanaan Guru dalam Program Kegiatan

Pembelajaran .................................................................. 76
2. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran .............................. 76
3. Evaluasi dan penilaian pembelajaran............................. 79

vii

G. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru................. 81
H. Kompetensi professional guru ............................................. 82
I. Komponen Kompetensi Profesional Guru ........................... 84

1. Kualifikasi Akademik........................................................ 84
2. Kompetensi ..................................................................... 86
3. Sertifikasi Akademik ........................................................ 90
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 91
RIWAYAT HIDUP ..................................................................94

viii

1

BAGIAN PERTAMA
Istilah-istilah

Pengertian-pengertian yang dimaksud dalam buku ini
merupakan kumpulan beberapa istilah dalam dunia pendidikan.
Istilah-istilah tersebut diambil dari ketentuan umum UU RI. No. 20
Tahun 2003 tentang Sisdiknas dan Peraturan Pemerintah RlI No. 19
tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan, serta dari buku-
buku yang yang disusun oleh pakar pendidikan. Salah satunya buku
yang ditulis oleh Prof Juhri dalam Landasan dan wawasan
Pendidikan (2015).

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat dan bangsa.

Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan
nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntunan perubahan
zaman.

Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen
pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional.

Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang
tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.

2

Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang
mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan
Pendidikan.

Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualitas
sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor,
instruktur, fasilisator, dan sebutan lain yang sesual dengan
keknususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan.

Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik
untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan
yang sesual dengan tujuan pendidikan.

Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang
ditetapkan rdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan
yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.

Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada
tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan.

Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang
aakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan intormal pada
setiap jenjang dan jenis pendidikan.

Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur
dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan
menengan, dan pendidikan tinggi.

Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar
Pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan
berjenjang Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga
dan lingkungan.

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan
yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampal dengan usia enam

3

tanun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut.

Pendidikan jarak jauh adalah pendidikan yang peserta
didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan
berbagal Sumber belajar melalui teknologi komunikasi, informasi,
dan media lain.

Daring adalah model pembelajaran dengan memanfaatkan
media komputer atau lainnya yang terhubungan dengan layanan
internet.

Luring adalah model pembelajaran diluar jaringan (ofline)
atau model pembelajaran tatap muka dan tidak menggunkan akses
internet.

Pendidikan berbasis masyarakat adalah penyelenggaraan
pendidikan berdasarkan kekhasan agama, sosial, budaya, aspirasi,
dan potensi masyarakat sebagai perwujudan pendidikan dari, oleh,
dan untuk masyarakat.

Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang
system pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

Wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang harus
dikuti oleh Warga Negara Indonesia atas tanggung jawab
Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan Kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.

4

Pembelajaran adalah proses interakSI peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian,
pernjaminan dan penetapan mutd pendidikan terhadap berbagai
komponen pendidikan pada seap Jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan
pendidikan

Akreditas adalah kegiatan penilaian kelayakan program
dalam suatu pendidIkan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan

Sumber daya pendidikan adalah segala sesuatu yang
dipergunakan dalam penyelenggaraan pendidikan yang meliputi
tenaga kependidikan, masyarakat, dana, sarana, dan prasarana.

Dewan pendidikan adalah lembaga mandiri yang
beranggotakan berbagal unsur masyarakat yang peduli pendidikan.

Komite sekolah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan
orang tual wali peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh
masyarakat yang peduli pendidikan.

Warga Negara adalah Warga Negara Indonesia baik yang
tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia maupun di
luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Masyarakat adalah kelompok Warga Negara Indonesia
nonpemerintah yang mempunyai perhatian dan peranan dalam
bidang pendidikan.

Pemerintah adalah pemerintah pusat Pemerintah Daerah
adalah Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten, atau
Pemerintah Kota.

Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap. pengetahuan, dan keterampilan.

5

Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat
kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi
tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan
silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada
jenjang dan jenis Pendidikan tertentu

Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan
pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.

Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria
pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta
pendidikan dalam jabatan.

Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang
belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan,
laboratorium, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi
serta sumber belajar lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi.

Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan
yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan,
kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan
efektivasi penyelenggaraan pendidikan.

Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur
komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang
berlaku selama satu tahun.

6

Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan
instrument penilaian hasil peserta didik.

Biaya operasi satuan pendidikan adalah bagian dari dana
pendidikan yang diperlukan untuk membiayai kegiatan operasi
satuan pendidikan agar dapat berlangsungnya kegiatan pendidikan
yang sesuai standar nasional pendidikan secara teratur dan
berkelanjutan.

Kerangka dasar kurikulum adalah rambu-rambu yang
ditetapkan dalam Peraturan Pemerintan ini untuk dijadikan
pedoman.

7

8

9

BAGIAN KEDUA
KEPEMIMPINAN

A. Definisi Kepemimpinan
Menjadi pemimpin merupakan suatu keinginan yang

ditumbuhkan oleh dasar keyakinan yang Kuat, dan salah satu
keyakinan tersebut didasarkan oleh semangat melakukan
perubahan yang teraplikasi dalam bentuk tindakan atau aksi yang
nantinya terlihat dalam bentuk hasil yang diperoleh atau buah dari
keyakinan. Layaknya sebatang pohon, keyakinan itu seperti akar
yang menghujam kedasar tanah agar dapat menahan sega bentuk
terpaan anggin yang kencang dan mencegah longsor. Selain menjadi
pintu gerbang masuknya energi juga mengokohkan keseluruhan
pohon Apabila pohon itu memiliki akar kuat, badai sebesar apa pun
takkan mampu merobohkannya. Sedangkan aksi adalah batang
pohon, ranting dan dedaunan. 'Mereka mentranstormasi energi
yang mereka dapatkan dengan sangat sempurna sehingga mampu
menghasilkan buah-buahan yang manis." Buah-buahan itu adalah
pekerti manusia

Kepemimpinan merupakan suatu ilmu yang mengkaji secara
komprehensif tentang bagaimana mengarahkan, memengaruhi, dan
mengawasi orang lain untuk mengerjakan tugas sesuai dengan
perintah yang direncanakan. Kepemimpinan adalah kemampuan
untuk mempengaruhi suatu kelompok kearah ketercapaiannya
suatu tujuan Bersama. Kepemimpinan merupakan sebuah seni
untuk mempengaruhi orang lain dengan tujuan yang akan dicapai.

Pemimpin memiliki peranan yang sangat dominan dalam
sebuah organisasi. Peranan yang yang sangat dominan tersebut

10

dapat mempengaruhi tingkahlaku kepuasan kerja keamanan,
kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu
organisasi. Sebagaimana dikemukakan dalam Handoko (2003)
bahwa pemimpin juga memainkan peranan yang vundamental
dalam membantu kelompok organisasi, atau masyarakat untuk
mencapai tujuan mereka. Hal ini juga sejalan bahwa kepemimpinan
mempunyai peranan sentral dalam dinamika kehidupan organisasi.
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang menentukan
kesuksesan dalam implementasi Manajemen Berbasis Sekolah.
Sebagaimana dikemukakan oleh Nurkolis (2005: 152) setidaknya ada
empat alasan mengapa diperlukan figur pemimpin, yaitu; 1) banyak
orang memerlukan figur pemimpin, 2) dalam beberapa situasi
seorang pemimpin perlu tampil mewakili kelompoknya, 3) sebagai
tempat pengambilalihan resiko bila terjadi tekanan terhadap
kelompoknya, dan 4) sebagai tempat untuk meletakkan kekuasaan.

Makna kepemimpinan itu adalah Kekuatan atau menunjukkan
sebuah kualitas Seseorang pemimpin dalam mengarahkan dan
menggerakkan apa yang punya untuk mencapai tujuan tertentu.
Kepemimpinan didefinisikan Sebagai suatu proses mengarahkan
pemberian pengaruh pada kegiatan kegiatan dari sekelompok
anggota yang salain bernubungan dengan tugasnya organisasi dapat
mengidentifikasikan kualitas dari hasil yang dipimpinnya.
Kepemimpinan adalah bagian penting manajemen, tetapi tidak
sama dengan manajemen. Kepemimpinan merupakan kemampuan
yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar
bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Manajemen mencakup
kepemimpinan tetapi juga mencakup fungsi-fungsi lainnya seperti
pererncanaan, penorganiSasian, pengawasan dan evaluasi.

11

B. Pemimpin dan Kepemimpinan
Pemimpin dan kepemimpinan adalah ibarat sekeping mata

uang logam yang tidak dapat dipisahkan, dalam pengertian lain
pemimpin dan kepemimpinan dapat dikaji secara terpisah namun
harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh. Setiap seorang yang
memimpin harus memiliki jiwa kepemimpinan, dan jiwa
kepemimpinan yang dimiliki dari seorang pemimpin adalah tidak
bisa diperoleh dengan cepat dan segera, namun sebuah proses yang
terbentuk melalui proses penjang dan memerlukan penghayatan
dan keseriusan dalam memimpin. Dalam pengertian lain bisa
digambarkan bahwa ada sebagian orang yang memiliki sifat
kepemimpinan namun dengan usahanya yang gigih mampu
membantu lahirnya penegasan sikap kepemimpinan pada dirinya
tersebut. Namun bagaimana jika pemimpin tersebut tidak memiliki
percaya diri. Jika Anda bekerja untuk seseorang yang tidak percaya
diri, Anda tidak hanya harus bekerja keras untuk membentengi
ketidakpercayaan diri individu tersebut dari diri Anda, tetapi anda
juga harus bekerja lebih keras untuk memutuskan rantai tersebut
dan menciptakan Kemantapan bagi orang-orang yang bekerja di
bawah anda.

Dalam pendapatnya, beberapa para ahli menjabarkan tentang
pemimpin dan kepemimpinan. Para ahli dengan berbagai latar
belakang keilmuan (science) dan pengalaman (experience) yang
dimiliki berusaha untuk memberikan penatsiran perbedaan antara
pemimpin dan kepemimpinan. Gary Yulk (1998) dalam Brantas
(2009) membantu kita dengan melakukan klasinkasi definisi
pemimpin dan kempemimpinan, yaitu sebagai berikut:

12

1. Pendekatan berdasarkan ciri
Pendekatan ini menekankan kepada atribut-atribut pribacdi

para pemimpin. Dasar dari pendekatan ini adalah asumsi bahwa
beberapa orang merupakan pemimpin dengan beberapa ciri yang
tidak dimiliki oleh orang lain. Teori-teori kepemimpinan ini tahap
awal (1930-1940) gagal menemukan garansi mengenal cir-cain
kepemimpinan yang berhasil, karena hanya mengacu kepada unsur
unsur yang alamiah. Teori-teori selanjutnya menekankan kepada
upaya mencari korelasi yang signifikan tentang atribut pemimpin
dan kriteria keberhasilan seorang pemimpin. Dalam kelompok ini
antara lain terdapat teori kepemimpinan karismatik dan
transtormasional.

2. Pendekatan berdasarkan perilaku
Pendekatan ini merupakan kritisi terhadap generasi

pertama pendekatan berdasarkan ciri Sebagaimana namanya,
pendekatan ini sangat diwarnai oleh psikolog dengan fokus
menemukan dan mengklasifikasikan perilaku-perilaku yang
membantu pengertian kita tentang kepemimpinan.

Di dalam pendekatan ini terdapat antara lain teori-teori
tentang kepemimpinan kelompok. Pendekatan pengaruh
kekuasaan. Pendekatan ini mencoba memeroleh pengertian tentang
kepemimpinan dengan mempelajari proses memengaruhi antara
para pemimpin dan para pengikutnya Para teoretikus dalam
lingkungan pendekatan ini mencoba menjelaskan efektivitas
kepemimpinan dalam kaitannya dengan jumlah dan jenis kekuasaan
yang dipunyai seorang pemimpin dan cara kekuasaan tersebut.
Dalam kelompok ini terdapat antara laln teori-teori kepemimpnan
otoriter-demokratik-bebas (leizes faire)

13

3. Pendekatan situasional
Pendekatan ini menekankan pada pentingnya faktor-faktor

kontekstual seperti sifat pekerjaan yang dilaksanakan oleh unit
pemimpin, sifat lingkungan eksternal, dan karakteristik para
pengikut, Teori-teori dalam kelompok ini sering didentifikasi ke
dalam "teori kontijensi" yang dapat dikontraskan dengan "teori
universal" tentang kualitas umum kepemimpinan yang efektif.

4. Pimpinan sebagai nakhoda harus memilih tempat yang paling
stabil di mana dari sana ia akan dapat memimpin seluruh kapal.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat kita pahami

bahwa seorang pemimpin dengan kualitas kepemimpinan yang
dimilikinya bukan hanya sekadar berusaha untuk melaksanakan
tugas dan berbagai rutinitas pekerjaan saja, akan tetapi lebih dari
itu seorang pemimpin merupakan gambaran dan contoh bagi
organisasinya. Kepemimpinan merupakan satu aspek penting dalam
organisasi yang merupakan faktor penggerak organisasi melalui
penanganan perubahan dan manajemen yang dilakukannya,
sehingga keberadaan pemimpin bukan hanya sebagai simbol yang
ada atau tidaknya tidak menjadi masalah, tetapi keberadaannya
memberi dampak positif bagi perkembangan organisasi.

Dorongan dan semangat kepemimpinan yang dimiliki oleh
seorang pemimpin mampu menggerakkan suatu organisasi ke arah
yang diinginkan, namun begitu pula sebaliknya jika kualitas dan
kompetensi seorang pemimpin adalah belum mencukupi untuk
membantu mendorong ke arah kemajuan maka artinya pemimpin
tersebut hanya memimpin dengan tujuan untuk pribadinya dan
bukan untuk tujuan keinginan organisasi. Karena tujuan organisasi
artinya pemimpin memimpin dengan menerapkan.

14

Maka dapat disimpulkan bahwa pemimpin adalah
seseorang yang diberikan Amanah tugas untuk dapat memimpin
hingga mencapai tujuan yang diinginkan. Secara tegas dapat kita
sebutkan bahwa kesuksesan seorang pemimpin adalah ketika ia
mampu memilih setiap manajer secara tepat untuk ditempatkan di
posisi yang tepat.

C. Kepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan pendidikan memiliki makna yang dalam,

selain makna dari kepemimpinan itu sendiri akan tetapi lebih
mengkrucit pada pendidikan dimana aspek pemimpin dalam
menjalankan roda sistem dalam bidang pendidikan juga
mengandung makna luas dan mendalam kaitannya dengan makna
flsafiah pendidikan. Dalam pengertiannya dalam sistim Pendidikan
Nasional Pendidikan dimaknai sebagai usaha sadar danBterencana
untuk mendewasakan orang, dewasa secara fisik dan dewasa secara
psikologis. Pendidikan sebagai proses membentuk manusia yang
memiliki keimanan dan ketaqwaan yang tinggi, budi pekerti yang
luhur, ilmu pengetahuan dan teknologi yang luas dan mendalam
serta dapat bermanfat bagi dirinya, keluarga, masyarakat dan
bangsanya.

Makna pertama kepemimpinan dalam pendidikan,
Pendidikan sebagai sebuah sistem menghendaki keterkaitan
diantara sub-sub Sistem yang ada di dalamnya kuat dan dinamis
untuk pencapaian tujuan, hal ini membutuhkan alat yaitu
manajemen yang baik dan kuat. Kunci dinamisasi dan kekuatan
manajemen dalam mengelola bidang-bidang garapan pendidikan
membutuh kan seseorang yang tahu, paham dan berketerampilan
untuk menjalankannya. Karena bagaimanapun manajemen itu

15

hanyalah sebuah alat untuk menjalankan dan Mengen dalikan roda
organisasi kemana arah yang dituju dan bagaimana mencapalinya.
Pemimpin yang menjadi kunci utamanya, dimana fungsi-fungsi
manajemen dapat dijalankan dan proses pelaksanaan kegiatan
kegiatan dapat berjalan dengan lancar.

Makna kedua kepemimpinan pendidikan, adalah substansi
yang menjadi filosofis pelaksanaan pendidikan kita, yaitu bahwa
proses pendidikan harus dapat mencerdaskan kehidupan bangsa,
memak-murkan bangsa dan masyarakatnya, menjadi bagian dari
kehidupan dunia, dan memberikan rasa aman dan nyaman kepada
semua orang yang masuk ke dalam prosesnya untuk menjadi
penerus kehidupan. Proses transtormasi untuk mempertahankan
dan mengembangkan kehidupan bangsa dan negara ini melekat erat
pada bagaimana pemimpin mendasarkan setiap sikap dan
perilakunya dalam pekerjaan dan hubungan kemanusiaan pada
nilai-nilai dasar (spiritualisme) yang fundamental sebagai bagian dari
kehidupan sosial dan pribadinya. Kepemimpinan adalah rangkaian
kegiatan penataan berupa kemampuan mempengaruhi perilaku
orang lain dalam situasi tertentu agar bersedia bekerjasama untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam menjalankan
kepemimpinannya, seseorang memiliki gaya-gaya tersendiri. Gaya
memimpin seorang pemimpin adalah suatu cara berperilaku yang
khas dari seorang pemimpin terhadap para anggota kelompoknya.
Banyak definisi dikemukakan oleh para ahli tentang, beberapa
definisi yang dikutif, seperti dijelaskan bahwa kepemimpinan adalah
sesuatu yang melekat pada hakikat manusia. Karenanya, hakikat
Kemanusiaan seseorang tercermin melalui kepemimpinannya.

16

Dari definisi-definisi kepemimpinan pendidikan tersebut
dapat dipahami bahwa kepemimpinan memiliki arti kemampuan
yang harus dimiliki oleh pemimipin sebuah Lembaga Pendidikan
untuk dapat membawa Pendidikan yang dikelolanya dapat
mencapai tujuan yang maksimal, bukan hanya tujuan yang bersifat
jasmaniah akan tetapi ruhaniahnya juga.

D. Hakekat kepemimpinan
Di dalam hidup bersosial baik yang dilakukan individu

terhadap individu maupun individu terhadap kelompok masyarakat
lainnya akan ada seorang pemimpin yang yang dapat
mempengaruhi dan mengarahkan perilaku anggota masyarakat
kearah tujuan yang ingin dicapai. Sebab itu maka seorang pemimpin
penting dan dibutuhkan kehadirannya untuk dapat mewakili aspirasi
kelompok maupun masyarakat. Pemimpin yang dipilih berdasarkan
kesepakatan Bersama diharapkan dapat pemimpin
danmemperjuangkan kepentingan anggota, dan pemimpin dapat
mewujudkan harapan sebagian besar manusia.

Selain ada beberapa faktor yang mendasari lahirnya
kepemimpinan oleh pemimpin, pada kenyataan pemimpin
mempunyai kecerdasan, pengetahuan dan wawasan yang lebih luas
dibandingkan dengan anggota lainnya, sehingga wajar kehadiran
pemimpin sangat dibutuhkan untuk mengatasi berbagai masalah-
masalah yang dihadapi oleh anggota masyarakat.

Dalam usaha untuk memenuhi harapan-harap kelompok
seharusnya pemimpin menggunakan kemampuan pengetahuan dan
kecerdasannya dengan memanfaatkan lingkungan dan potensi yang
ada pada organisasi dengan sebaik-baiknya. Dengan kata lain
seorang pemimpin yang telah ditunjuk dan diamanahi untuk dapat

17

menjalankan roda kepemimpinannya harus selalu berusaha
melibatkan anggota organisasi untuk mencapai tujuan bersama.

Kemampuan pemimpin untuk menggerakkan, mengarahkan,
mengatur dan mempengaruhi anggota organisasi sebagai upaya
untuk dapat mencapai tujuan organisasi sebagai wujud dari
kepemimpinannya.

Hal ini juga di artikan bahwa kesanggupan untuk
mempengaruhi perilaku orang lain kearah pencapaian tujuan
tertentu sebagai indikator keberhasilan seorang pemimpin.

Definisi kepemimpinan terus mengalami perubahan sesuai
dengan peran yang dijalankan, kemampuan untuk memberdayakan
(empowering) Dawahan/anggota sehingga timbul inisiatif untuk
berkreasi dalam bekerja dan hasilnya lebih bermakna bagi
organisasi dengan sekali-kali pemimpin mengarahkan,
menggerakkan, dan mempengaruhi anggota, Inisiatif pemimpin
harus direspon sehingga dapat mendorong timbulnya sikap mandiri
dalam bekerja dan berani mengambil keputusan dalam rangka
percepatan pencapaian tujuan organisasi. Dengan demikian
kepemimpinan dapat diartikan sebagat kemampuan seseorang
dalam menggerakkan, mengarahkan, sekaligus mempengaruh pola
pikir, cara kerja setiap anggota agar bersikap mandiri dalam bekerja
terutama dalam pengambilan keputusarn untuk Repentingan
percepatan pencapaian tujuan yang telah dtetapkan.Kemampuan
mempengaruhi perilaku orang lain kearah tujuan tertentu sebagai
indikator keberhasilan seorang pemimpin.

Selanjutnya sebagai perbandingan kita kemukakan beberapa
pendapat yang dikemukakan oleh penulis buku perilaku organisasi
antara lain, Robert G. Owens (1991:132) mengartikan

18

kepemimpinan sebagai keterlibatan yang dilakukan secara sengaja
untuk mempengaruhi perilaku orang lain sebagaimana yang telah
disampaiakan. Penerapan nilai-nilai kepemimpinan yang tepat dan
baik sangat ditentukan oleh situasi kerja atau keadaan
anggota/bawahan dan sumberdaya pendukung organisasi lainya.

Oleh karena itu jenis organisasi dan situasi kerja menjadi
dasar pembentukan pola kepemimpinan seseorang Sebagai contoh
kepemimpinan dalam bidang pendidikan tentunya berbeda dengan
Kepemimpinan pada organisasi swasta yang lebih berorientasi pada
keuntungan dan profit.

Pada organisasi-organisasi yang tidak mengambil keuntungan
orientasi kepemimpinan yang dilaksanakan lebih mengarah pada
pemberdayaan seluruh potensi organisasi dan menempatkan
bawahan/karyawan sebagai penentu keberhasilan pencapaian
organisasi, maka sentuhan terhadap laktor-taktor yang dapat
menimbulkan moral kerja dan semangat untuk berprestasi menjadi
perhatian utama. Perasaan dihargai, dilibatkan dalam pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan bidang tugasnya dan perhatian
pimpinan terhadap keluhan, kebutuhan, saran dan pendapat
bawahan merupakan pra syarat bagi terciptanya suasana kerja yang
kondusif sebagai awal tumbuhnya budaya organisasi.

E. Nilai-nilai kepemimpinan
Nilai kepemimpinan merupakan cerminan prilaku yang

dimiliki oleh seorang pemimpin. Menurut Brantas, kepemimpinan
tidak dapat terlepas dari nilai-nilai yang dimiliki oleh pemimpin
seperti yang telah diungkapkan oleh Guth danTaguiri (dalam Salusu,
2000) sebagai berikut :

19

1. Teoritis, yaitu nilai-nilai yang berhubungan dengan usaha
mencari kebenaran dan mencari pembenaran secara rasional.

2. Ekonomis, yaitu yang tertarik pada aspek-aspek kehidupan
yang penuh keindahan, menikmati setiap peristiwa untuk
kepentingan sendiri.

3. Sosial, nilai sosial pemimpin adalah rasa menaruh belas kasihan
pada orang lain, simpati, tidak mementingkan diri sendiri.

4. Pilitis, nilai politis kepemimpinan merupakan nilai yang
berorientasi pada kekuasaan dan melihat kompetisi faktor yang
sangat vital dalam kehidupan.

5. Religius, nilai religious kepemimpinan adalah cerminan
kepribadian seorang pemimpin untuk selalu menghubungkan
setiap aktivitas dengan tuhan yang maha esa atau berdasarkan
nilai-nilai agama.
Nilai-nilai yang dimiliki oleh pemimpin dari kelima tersebut

pada prinsipnya bisa bertambah lebih banyak lagi daripada itu,
namun secara umum dapat disebut hanya lima saja. Seperti kita
dapat menambahkan beberapa lagi yang bisa kita jadikan bahan
renungan dalam melihat nilai-nilai pemimpin, yaitu sebagai berikut
ini.
1. Sikap bijaksana. Sikap bijaksana ini menyangkut dengan

kemampuan dalam pengambilan keputusan yang tidak berat
sebelah, namun keputusan yang diambil adalah memikirkan
kepentingan bersama.
2. Kesetiakawanan yang tinggi. Nilai kesetiakawanan yang tinggi
menunjukkan pemimpin tersebut memiliki loyalitas tinggi pada
Sesama rekan kerja bahkan para karyawannya.

20

F. Ciri-ciri Pemimpin
Pemimpin sebagai seseorang yang diberikan Amanah tugas

untuk dapat memimpin hingga mencapai tujuan yang diinginkan,
maka untuk menjadi seseorang pemimpin yang baik dibutuhkan
syarat-syarat yang tergambarkan dalam bentuk ciri-ciri yang harus
dimiliki. Adapun ciri-ciri untuk menjadi seorang pemimpin seperti
berikut ini :
1. Energi: mempunyai kekuatan intellectual dan fisik.
2. Stabilitas emosi: seorang pemimpin tidak boleh berprasangka

jelek terhadap bawahannya, ia tidak boleh cepat marah dan
percaya pada diri sendiri harus cukup besar.
3. Human relationship: mempunyai pengetahuan tentang
hubungan manusia.
4. Personal motivation: keinginan untuk menjadi pemimpin harus
besar, dan dapat memotivasi diri sendiri.
5. Communication skill: mempunyai kecakapan untuk
berkomunikasi.
6. Teaching skill: mempunyai kecakapan untuk mengajarkan,
menjelaskan dan mengembangkan bawahannya.
7. Social skill: mempunyai keahlian di bidang sosial, supaya
terjamin kepercayaan dan kesetiaan bawahannya. los angeles
harus suka menolong, senang jika bawahannya maju, peramah
serta luwes dalam pergaulan.

21

22

23

BAGIAN KETIGA

A. Kepemimpinan Kepala sekolah
Pemimpin memiliki peranan yang sangat dominan dalam

menjalankan sebuah organisasi yang dimilikinya. Peran yang
dominan pemimpin tersebut dapat mempengaruhi kepuasan kerja,
keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi
suatu organisasi.

Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dimiliki
seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar dapat
melaksanakan tugas tanggung jawabnya dapat bekerja mencapai
sasaran yang ditentukan. Kepemimpinan adalah suatu proses
pengarahan dan pemberian pengaruh yang diberikan oleh
pemimpin pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang
saling berhubungan tugasnya. Kepemimpinan adalah kegiatan untuk
mempengaruhi perilaku orang lain, atau seni mempengaruhi
perilaku orang lain, atau seni mempengaruhi manusia baik
perorangan maupun kelompok.

Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang
menentukankesuksesan dalam implementasi managemen berbasis
sekolah. Setidaknya ada empat alasan mengapa diperlukan seorang
pemimpin, yaitu:
1. Banyak orang memerlukan seorang pemimpin
2. Dalam beberapa situasi seorang pemimpin perlu tampil

mewaklili kelompoknya dalam menyampaiakan tujuan.
3. Sebagai tempat pengambilan resiko bila terjadi tekanan

terhadap kelompoknya.
4. Sebagai tempat untuk meletakkan kekuasaan.

24

Kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajemen
merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai tujuan
organisasi. Dengan amat berat seolah-olah kepemimpinan
dipaksa menghadapi berbagai macam faktor seperti: struktur
atau tatanan, koalisi, kekuasaan, dan kondisi lingkungan
organisasi. Sebaliknya, kepemimpinan rasanya dapat dengan
mudah menjadi suatu alat penyelesian yang luar biasa
terhadap persoalan apa saja yang sedang menimpa organisasi.

Dari berbagai pengertian di atas maka dapat diambil
kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan seorang
pemimpian untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain
untuk bekerjasama mencapai suatu tujuan kelompok.

Kepala sekolah sebagai pimpinan dalam organisasi tingkat
pendidikan harus memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan
kinerja profesionalitas tenaga kepedidikan di sekolahnya.
Menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan nasehat
kepada warga sekolah, memberikan dorongan kepada seluruh
tenaga kependidikan, serta melaksanakan model pembelajaran
yang menarik, seperti organization teaching, moving class, dan
mengadakan alat program akselerasi bagi peserta didik yang cerdas.

Dengan kata lain kepemimpinan kepala sekolah merupakan
suatu sikap Tindakan memimpin suatu Lembaga Pendidikan yang
dijalankan oleh seseorang dengan melakukan perencanaan yang
matang, pengorganisasian, pemberi tauladan dan sebagainya demi
mewujudkan tujuan Pendidikan dapat tercapai secara maksimal.

25

B. Profesionalisme Kepemimpinan Kepala Sekolah
Paradigma baru manajemen pendidikan dalam rangka

meningkatkan kualitas secara efektif dan efisien, perlu di dukung
oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam hal ini,
pengambangan sumberdaya manusia merupakan proses
peningkatan kemampuan manusia agar mampu melakukan pilihan-
pilihan. Pengertia ini memusatkat pada pemerataan dalam
peningkatan kemampuan manusia dan pemanfaatan kemampuan.

Rumusan di atas menunjukan bahwa pengambangan
sumberdaya manusia tidak hanya sekedar meningkatkan
kemampuan, tetapi juga menyangkut pemanfaatan kemampuan
tersebut. Paradigma pendidikan yang memberikan kewenangan luas
kepada sekolah dalam mengembangkan berbagai potensinya
memerukan peningkatan kemampuan kepala sekolah dalam
bebbagai aspek manejerialnya, agar dapat mencapai tujuan sesuai
dengan visi dan misi yang diembang oelh sekolah tersebut.

Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan
yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Dalam pada itu kepala sekolah bertanggung jawab atas manajemen
pendidkan secra mikro, yang secara langsung berkaitan dengan
proses pembelajaran di sekolah.

Dari uraian di atas, setiap kepala sekolah dihadapkan kepada
tantangan untuk melaksanakan pengembangan pendidikan secara
terarah, Terencana, terlaksana secara berkesinambungan untuk
meningkatkan kualitas Pendidikan yang dihasilkan.

C. Peran Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pendidikan
Pendidikan dan pengalaman yang dimiliki oleh kepala sekolah

merupakan faktor yang mempengaruhi kepemimpinannya. Di

26

samping itu pendelegasian tanggung jawab supervise kepadanya;
kesadaran terhadap fungsinya sebagai pemimpin pendididikan serta
waktu yang dapat dipakai oleh kepala sekolah untuk menjalankan
fungsi supervisi atau fungsi meningkatkan dan memperbaiki proses
dan presatasi pendidikan, adalah merupakan faktor-faktor yang
sangat mempengaruhi kesempatan kepala sekolah untuk
mengembangkan kepemimpinannya. Karena tidak semua kepala
sekolah mengerti maksud kepemimpinan, kualitas serta fungsi-
fungsi yang harus dijalankan oleh pimpinan Pendidikan.

Setiap orang yang memberi sumbangan bagi perumusan dan
pencapainan tujuan bersama adalah pemimpin, namun individu
yang mampu member sumbangan yang lebih besar terhadap
perumusan tujuan serta terhimpunya kelompok di dalam kerjasama
mencapainya, dianggap sebagai pemimpin yang sebenarnya.

Orang yang memegang jabatan kepala sekolah adalah
pemimpin pendidikan. Hal ini mungkin benar, tetapi kepemimpinan
itu sendiri bukan fungsi jabatan. Kepala sekolah bekerja bukan
hanya mengembangkan namun sebagai pemimoin pendidikan,
kepala sekolah harus mampu menggunakan proses-proses
demokrasi atas dasar kualitas sumbangannya.

Menurut penjelasan di atas maka kepala sekolah bertindak
sebagai konsultan bagi guru-guru yang dapat membantu
memecahkan maslah mereka. Hendaknya berusaha meningkatkan
kemampuan staf untuk bekerja dan berfikir bersama.

D. Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru
Agar proses pendidikan dapat berjalan efektif dan efisien,

guru dituntut memiliki kopetensi yang memadai, baik dari segi jenis

27

maupun isinya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah
memlalui optimalisasi peran kepala sekolah, yaitu bahwa kepala
sekolah sebagai pengelola memiliki tugas mengembangkan kinerja
personel, terutama meningkatkan kompetensi professional guru.
Perlu digarisbawahi bahwa yang dimaksud kompetensi professional
disini tidak hanya berkaitan dengan penguasaan materi semata,
tetapi mencakup seluruh jenis dan isi kandungan kompetensi
professional.

Dalam prespektif kebijakan pendidikan nasional, terdapat
tujuh peran utama kepala sekolah yaitu, sebagai:
1. Kepala Sekolah Sebagai Edukator

Dalam melakukan fungsinya sebagai edukator, kepala
sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan
propesionalisme tenaga kependidikan di sekolahnya. Menciptakan
iklim sekolah yang kondusif, memberikan nasihat kepada warga
sekolah, memberikan dorongan kepada seluruh tenaga
kependidikan, serta melaksanakan model pembelajaran yang
menarik seperti team teaching, moving class, dan mengadakan
software program akselerasi bagi peserta didik yang cerdas di atas
normal.

Kegiatan pembelajaran merupakn inti dari proses pendidikan
dan guru merupakan pelaksana dan pengembang utama kurikulum
di sekolah. Kepala yang menunjukkan komitmen tinggi dan fokus
terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran
disekolahnya tentu saja akan sangat memperhatikan tingkat
kompetensi yang dimiliki gurunya.

Sebagai edukator, kepala sekolah harus senantiasa berupaya
meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh para guru.

28

Dalam hal ini faktor pengalaman akan sangat mempengaruhi
propesionalisme kepala sekolah, terutama dalam terbentuknya
pemahaman tenaga kependidikan terhadap pelaksanakan tugasnya.
Pengalaman semasa menjadi guru, menjadi wakil kepala sekolah,
atau menjadi anggota organisasi kemasyarakatan sangat
mempengaruhi kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan
pekerjannya, demikian halnya pelatihan dan penataran yang pernah
diikutinya.

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor
0296/U/1996, merupakan landasan penilaian kinerja kepala
sekolah. Kepala sekolah sebagai educator harus memiliki
kemampuan untuk membimbing guru, membimbing tenaga
kependidikan nonguru, membimbing peserta didik,
mengembangkan tenaga kependidikan, mengikuti perkembangan
iptek, dan memberi contoh mengajar.

2. Kepala Sekolah Sebagai Manajer
Kepala sekolah sebagai manajer pada hakekatnya merupakan

suatu upaya proses perencanaan, proses pengorganisasian, proses
melaksanakan, memimpin dan mengendalikan usaha para anggota
organisasi serta mendayagunakan seluruh sumber-sumber daya
organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dikatakan suatu proses, karena semua manajer dengan
ketangkasan dan keterampilan yang dimilikinya mengusahakan dan
mendayagunakan berbagai kegiatan yang saling berkaitan untuk
mencapai tujuan.

Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai
manajer, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk
memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama atau

29

kooperatif, memberi kesempatan kepada tenaga kependidikan
untuk meningkatkan profesinya, dan mendorong keterlibatan
seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang
menunjang software program sekolah.

Ada tiga penting yang perlu diperhatikan dari
kemanajemenan kepala sekolah tersebut, yaitu proses,
pendayagunaan seluruh sumber organisasi dan pencapaian tujuan
organisasi yang telaha di tetapkan.

Sudah menjadi pengetahuan umum, bahwa manajemen
merupakan sebuah proses perencanaan, mengorganisası,
melaksanakan, dan mengevaluasi usaha para anggota organisasi
serta mendayagunakan seluruh sumberdaya organisasi dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dikatakan suatu
proses, karena semua manajemen yang dilakukan menggunakan
pengaturan dengan Ketangkasan dan keterampilan yang dimilikinya
mengusahakan dan mendayagunakan berbagai kegiatan yang saling
berkaitan untuk mencapai tujuan.

Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai
manajer, kepala sekolah harus memiliki strategi atau cara-cara
khusus yang tepat dalam mendayagunakan tenaga kependidikan
melalui kerjasama yang epik, memberi kesempatan kepada para
tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya, dan
mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam
berbagai kegiatan yang menunjang program untuk sekolah.

Pertama, memberdayakan tenaga kependidikan melalui
Kerjasama dimaksudkan bahwa dalam peningkatan profesionalisme
tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah hendaknya
mementingkan kerjasama dengan tenaga kependidikan dan pihak

30

lain yang terkait dalam melaksanakan setiap kegiatan. Sebagai
manajer atau pengelola Lembaga pendidikan, kepala sekolah harus
mau dan mampu mendayagunakan seluruh sumberdaya sekolah
dalam rangka mewujudkan Visi, misi dan mencapai tujuan. Kepala
sekolah harus mampu bekerja melalui orang lain serta berusaha
untuk senantiasa mempertanggungjawabkan setiap tindakan.
Kepala sekolah harus mampu menghadapi berbagai persoalan
disekolah, berfikir secara analitik dan konseptual, dan harus
senantiasa berusaha untuk menjadi juru penengah dalam
memecahkan berbaga masalah yang dihadapi oleh para tenaga
kependidikan yang menjadi bawahannya, serta berusaha untuk
mengambil keputusan yang memuaskan bagı semua.

Kedua, memberi kesempatan kepada para tenaga
kependidikan untuk meningkatkan profesinya, sebagai manajer,
kepala sekolah harus meningkatkan profesi secara persuasif dan
dari hati kehati. Dalam hal ini, kepala sekolah harus bersikap
demokratis dan memberikan kesempatan kepada seluruh anggota
kependidikan untuk mengembangkan potensinya secara optimal.
Misalnya memberi kesempatan kepada bawahan untuk
meningkatkan profesinya melalui berbagai penataran dan lokakarya
sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Ketiga, mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan,
dimaksudkan bahwa kepala sekolah harus berusaha untuk
mendorong keterlibatan semua tenaga kependidikan dalam setiap
kegiatan di sekolah (partisipatif), Dalam hal ini kepala sekolah bisa
berpedoman pada asas tujuan, asas keunggulan, asas musyawarah
mufakat, asas kesatuan, asas persatuan, asas empirisme, asas
keakraban, dan asas integritas.

31

Asas tujuan, bertolak dari anggapan bahwa kebutuhan tenaga
kependidikan akan harga dirinya mungkin dicapai dengan turut
menyumbang pada suatu tujuan yang lebih tinggi. Hal tersebut
merupakan kesempatan bagi kepala sekolah selaku pemimpin untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Kepala sekolah harus berusaha
menyampaikan tujuan-tujuan kepada seluruh tenaga kependidikan
yang ada di sekolah, agar mereka dapat memahami dan
melaksanakan tugasnya untuk mencapa tujuan tersebut.
Kemampuan untuk menyampaikan dan menanamkan tujuan
merupakan seni yang harus dimiliki oleh kepala sekolah dalam
melaksanakan tugas Kepemimpinannnya.

Asas keunggulan, bertolak dari anggapan bahwa setiap
tenaga kependidikan membutuhkan kenyamanan serta harus
memperoleh kepuasan dan memperoleh penghargaan pribadi.
Kepuasan mengandung makna penerimaan keadaan seperti adanya,
sehingga ketidakpuasan merupakan sumber motivasi yang dapat
menggerakkan tenaga kependidikan untuk menutupi ketidakpuasan
tersebut dan mencapai Kepuasan yang dingnkan. Karena itu, kepala
sekolah harus berusaha untuk mengembangkan budaya kerja dan
ketidakpuasan kreatif.

Asas mufakat, dalam hal ini kepala sekolah harus mampu
menghimpun gagasan bersama serta membangkitkan tenaga
kependidikan untuk berfikir kreatif dalam melaksanakan tugasnya.

Asas kesatuan, dalam hal ini kepala sekolah harus menyadari
bahwa tenaga kependidikan tidak ingin dipisahkan dari tanggung
jawabnya, Karena itu kepala sekolah harus berusaha untuk
menjadikan tenaga kependidikan sebagai pengurus upaya-upaya
pengembangan sekolah. Hal ini penting untuk menumbuhkan rasa

32

kepemilikan pada tenaga kependidikan terhadap sekolah tempat
mereka melaksanakan tugas.

Asas persatuan, kepala sekolah harus mendorong para tenaga
kependidikan untuk meningkatkan profesionalismeya dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya untuk mencapai tujuan sesuai
dengan visi dan misi sekolah. Hal ini dapat dilakukan misalnya
dengan system imbalan terhadap setiap kegiatan yang dilakukan
oleh bawahan.

Asas empirisme, kepala sekolah harus mampu bertindak
berdasrkan atas nilai dan angka-angka yang menunjukkan prestasi
para tenaga kependidikan, karena data yang memuat semua
komponen sekolah memegang peranan yang sangat penting.

Asas keakraban, kepala sekolah harus berupaya menjaga
keakraban dengan para tenaga kependidikan, agar tugas-tugas
dapat dilaksanakan dengan lancar. Hal ini dimungkinkan karena
keakraban akan mendorong berkembangnya saling percaya dan
kesediaan untuk berkorban di antara para tenaga kependidikan.

Asas integritas, kepala sekolah harus memandang bahwa
peran kepemimpinannya merupakan suatu komponen kekuaaan
untuk menciptakan dan memobilisasi energi seluruh tenaga
kependidikan untuk melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan
sebaik-baiknya. Integritas merupakan kejujuran dan upaya
mencapai suatu Langkah tindakan yang telah ditetapkan secara
bertanggung jawab dan konsisten.

Kemampuan memberdayakan tenaga kependidikan di sekolah
harus diwujudkan dalam pemberian arahan secara dinamis,
pengkoordinasian tenaga kependidikan dalam pelaksanaan tugas,
pemberian hadiah (reward) bagi mereka yang berprestasi, dan

33

pemberian hukuman (punishment) bagi yang kurang disiplin dalam
melaksanaka tugas.

3. Kepala Sekolah Sebagai Administrator
Kapala sekolah sebagai administrator memiliki hubungan

yang sangat erat dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi
yang bersifat pencatatan, penyusunan dan pendokumenan seluruh
software program sekolah. Secara spesifik, kepala sekolah harus
memiliki kemampuan untuk mengelola kurikulum, mengelola
administrasi peserta didik, mengelola administrasi personalia,
mengelola administrasi sarana dan prasarana, mengelola
administrasi kearsipan, dan mengelola administrasi keuangan.
Kegiatan tersebut perlu dilakukan secara efektif dan efisien agar
dapat menunjang produktivitas sekolah. Untuk itu, kepala sekolah
harus mampu menjabarkan kemampuan di atas dalam tugas-tugas
operasional.

Dalam melaksanakan tugas-tugas operasional, kepala sekolah
sebagai administrator, khususnya dalam meningkatkan kinerja dan
produktivitas sekolah, dapat dianalisis berdasarkan beberapa
pendekatan, baik pendekatan sifat, pendekatan perilaku, maupun
pendekatan situasional. Dalam hal ini kepala sekolah harus mampu
bertindak situasional, sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
Meskipun demikian pada hakekatnya kepala sekolah harus lebih
mengutamakan tugas, agar tugas-tugas yang diberikan kepada
setiap tenaga kependidikan bisa dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya. Di samping berorientasi terhadap tugas, kepala sekolah
juga harus menjaga hubungan kemanusiaan dengan para stafnya,
agar setiap tenaga kependidikan dapat melaksanakan tugas dengan
baik, tetapi mereka tetap merasa senang dalam melakukan
tugasnya. Dengan demikian, efektivitas kerja kepala sekolah
bergantung pada tingkat pembauran antara gaya kepemimpinan

34

dengan tingkat menyenangkan dalam situasi tertentu ketika para
tenaga kependidikan melakukan tugas-tugas yang diembankan
kepadanya.

4. Kepala Sekolah Sebagai Supervisior
Kegiatan utama pendidikan di sekolah dalam rangka

mewujudkan tujuannya adalah kegiatan pembelajaran, sehingga
seluruh aktivitas organisasi sekolah bermuara pada pencapaian
efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Oleh karena itu, salah satu
tugas kepala sekolah adalah sebagai supervisor, yaitu mensupervisi
pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan.

Supervisi merupakan suatu proses yang dirancang secara
khusus untuk membantu para guru dan supervisor dalam
mempelajari tugas sehari-hari di sekolah; agar dapat menggunakan
pengetahuan dan kemampuannya untuk memberikan layanan yang
lebih baik pada orang tua peserta didik dan sekolah, serta berupaya
menjadikan sekolah sebagai masyarakat belajar yang lebih efektif.

Kepala sekolah sebagai supervisor harus diwujudkan dalam
kemampuan menyusun dan melaksanakan software program
supervise pendidikan, dan memanfaatkan hasilnya. Hasil supervisi
bermanfaat untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan dan
pengembangan sekolah.

Pada prinsipnya setiap tenaga kependidikan atau guru harus
disupervisi secara periodik dalam melaksanakan tugasnya. Jika
jumlah guru cukup banyak, maka kepala sekolah dapat meminta
bantuan wakilnya atau guru seniornya untuk membantu
melaksanakan supervisi. Keberhasilan kepala sekolah sebagai
supervisor antara lain dapat ditunjukkan oleh (1) meningkatnya
kesadaran guru untuk meningkatkan kinerjanya (2) meningkatnya
keterampilan guru dalam melaksanakan tugasnya. Kepala sekolah

35

juga harus berupaya menjadikan sekolah sebagai sarana belajar
yang lebih efektif.

5. Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin
Kepala sekolah sebagai leader harus mampu memberikan

petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga
kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan mendelegasikan
tugas. Wahjosumijo mengemukakan bahwa kepala sekolah sebagai
leader harus memiliki karakter khusus yang mencakup kepribadian,
keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan professional, serta
pengetahuan administrasi dan pengawasan.

Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai
leader dapat dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap
tenaga kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil
keputusan, dan kemampuan berkomunikasi.

Kepribadian kepala sekolah sebagai leader akan tercermin
dalam sifat-sifat (1) jujur, (2) percaya diri, (3) tanggung jawab, (4)
berani mengambil resiko dan keputusan (5) berjiwa besar, (6) emosi
yang stabil, (7) teladan.

Pengetahuan kepala sekolah terhadap tenaga kependidikan
akan tercermin dalam kemampuan (1) memahami kondisi tenaga
kependidikan (guru dan nonguru), (2) memahami kondisi dan
karakteristik peserta didik, (3) menyusun software program
pengembangan tenaga kependidikan, (4) menerima masukan, saran
dan kritikan dari berbagai pihak untuk meningkatkan
kepemimpinannya.

6. Kepala Sekolah Sebagai Inovator
Dalam rangka melaksanakan peran dan fungsinya sebagai

innovator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk
menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari

36

gagasan yang baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan
teladan kepada seluruh tenaga kependidikan di sekolah dan
mengembangkan model pembelajaran yang inovatif.

Kepala sekolah sebagai inovator akan tercermin cara-cara ia
melakukan pekerjaannya secara konstruktif, kreatif, delegatif,
integrative, rasional, pragmatis, keteladanan, disiplin, serta
adaptable dan fleksibel.

Kepala sekolah sebagai inovator harus mampu mencari,
menemukan dan melaksanakan pembaharuan di sekolah. Gagasan
baru tersebut misalnya moving class, software program akselerasi
dan lain-lain.

7. Kepala Sekolah Sebagai Motivator
Sebagai motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi

yang tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga
kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya.
Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan
fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan
secara efektivitas dan penyediaan sebagai sumber belajar melalui
pengembangan pusat sumber belajar.

37

38

39

BAGIAN KEEMPAT
SUPERVISI PENDIDIKAN

A. Pengertian supervisi pendidikan
Istilah supervise berasal dari bahasa latin “supervideo” yang

memiliki arti mengawasi (oversee) atau dapat di artikan sebagai
menilai kinerja bawahan. Supervisi adalah suatu aktivitas
pembinaan yang dilakukan melalui proses yang direncanakan secara
matang untuk membantu para guru atau pendidik dan pegawai
sekolah lainnya dalam upaya melakukan tanggung pekerjaan secara
efektif dan efisien. Supervisi merupakan kegiatan proses
pengawasan terhadap penerapkan dan pelaksanaan pekerjaan yang
sudah dilaksanakan, kemudian menilainya dan bila perlu
mengkoreksi dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan rencana semula, supervisi juga diartikan sebagai usaha yang
dilakukan dalam memberikan pelayanan agar guru atau pendidik
dapat menjadi lebih profesional dalam menjalankan tugas melayani
peserta didik.

Berkaitan dengan istilah supervisi, Mulyasa (2003)
menjelaskan bahwa dalam pelaksanaannya supervisi sering
digunakan secara bergantian dengan istilah pengawasan,
pemeriksaan dan inspeksi. Pengawasan dapat diartikan sebagai
proses yang dilaksanakan untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan
organisasi dan manajemen dapat dicapai sesuai dengan tujuannya,
sedangkan pengawasan diartikan sebagai suatu kegiatan untuk
melakukan pengamatan agar pekerjaan dilakukan sesuai dengan
ketentuan yang telah direncanakan. Pemeriksaan dimaksudkan
untuk melihat apakah suatu kegiatan yang direncanakan dan

40

dilaksanakan telah mencapai tujuan atau belum, sedangkan inspeksi
dimaksudkan sebagai bentuk kegiatan untuk mengetahui
kekurangan-kekurangan atau kesalahan yang Perlu diperbaiki dalam
suatu pekerjaan yang dilakukan oleh satuan pendidikan.

Dalam pendapat lain dijelaskan bahwa secara umum supervisi
diberikan arti yang sama dengan istilah direction atau pengawasan
dan ada kecenderungan untuk membatasi pemakaian istilah
supervisor pada orang-orang yang mempunyai kedudukan lebih
rendah atau dalam hierarki manajemen. Dalam supervise yang
dilakukan oleh supervisor memiliki kedusukan yang sama dengan
manajer atau Lini pertama (First Line managemen) pengawas atau
mandor. Selanjutnya dalam organisasi pendidikan pengawas
sekolah adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas tanggung
jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang
untuk melakukan pengawasan pendidikan di sekolah dalam
melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan
dan administrasi pada satuan pendidikan prasekolah dasar dan
menengah.

Kedudukan pengawas dalam institusi pendidikan memiliki
posisi yang sangat strategis karena pengawas dalam institusi
Pendidikan bertugas untuk melakukan penilaian sekaligus
pembinaan terhadap kinerja guru, kepala sekolah dan staf
administrasi dalam pengelolaan pendidikan di sekolah. Penilaian
Pendidikan yang dilakukan oleh supervisor atau pengawas dilakukan
untuk mengetahui pencapaian-pencapaian dari tujuan yang telah
ditetapkan oleh lembaga sekolah tersebut agar kedepannya
penilaian yang dilakukan terhadap apa yang dicapai dari tujuan
pendidikan tersebut dapat tercapai secara maksimal. Pembinaan

41

yang dilakukan oleh supervisor bertujuan untuk memperbaiki dan
meningkatkan kinerja guru, kepala sekolah dan petugas Administrasi
dalam pencapaian tujuan pendidikan. Adapun Salah satu tugas
penting dari pengawas adalah melakukan supervisi secara rutin dan
berkelanjutan di sekolah yang menjadi tanggung jawabnya.

Dalam pendapat lain dijelaskan bahwa supervisi merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh proses administrasi
pendidikan yang ditujukan terutama untuk mengembangkan
efektivitas kinerja personalia sekolah yang berhubungan dengan
tugas-tugas utama pendidikan. Dalam definisi di atas supervisi
dipandang sebagai sub sistem dari sistem administrasi sekolah.
Sebagai sub sistem supervisi tidak terlepas dari sistem administrasi
yang juga menyangkut tenaga non guru termasuk kepala sekolah
dan petugas administrasi. Secara lebih khusus Sutisna (1993)
mengartikan supervisi sebagai bantuan dalam mengembangkan
situasi jalan yang lebih baik efektif dan efisien.

Dengan istilah yang berbeda mengartikan supervisi
pendidikan adalah suatu proses pemberian bantuan yang diberikan
oleh supervisor kepada pelaksana pendidikan untuk
mengembangkan proses pendidikan yang lebih baik. Pelaksana
pendidikan dimaksud meliputi kepala sekolah guru dan petugas
sekolah lainnya termasuk staf administrasi. Supervisi adalah segala
bantuan dari para pemimpin sekolah yang tertuju kepada
perkembangan kepemimpinan guru atau pendidik dan personil
sekolah lainnya seperti tenaga adminitrasi dan tenaga Pendidik
lainnya dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan berupa dorongan
bimbingan dan kesempatan bagi perkembangan keahlian dan
kecakapan guru atau pendidik seperti bimbingan dalam usaha dan

42


Click to View FlipBook Version