The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by nurisetiyowati12, 2022-12-22 21:20:45

contoh ppt

refleksi

KELAS X KEPERAWATAN
SEMESTER GANJIL


DAFTAR ISI

BAB 1 Diagnosis Infeksi Nosokomial
Pendahuluan
Tujuan umum
Tujuan khusus
Kompetensi

BAB 2 Gambaran umum Infeksi Nosokomial
Pengelolaan Infeksi nosokomial
Contoh – contoh kasus Infeksi Nosocomial

BAB 3 HAIs (Healthcare Associated Infections)
Faktor Resiko
Upaya pencegahan infeksi
Standar pengendalian infeksi
Refleksi

Penuntun belajar (learning guide)

Daftar tilik
BAB 4 Penutup

Rangkuman
Tes formatif
Kunci jawaban
Daftar pustaka


BAB

PENGANTAR

PENDAHULUAN

Rumah sakit merupaka unit pelayanan medis yang sangat kompleks,
kompleksitasnya tidak hanya dari jenis dan macam penyakit yang harus
memperoleh perhatian dari para doter ( medical provider) untuk menegakkan
diagnosis dan menentukan terapinya (upaya kuratif), namun juga adanya berbagi
macam peralatan medis dari yang sederhana hingga yang moderndan canggih.

Hal lain yang merupakan kompleksitas sebuah rumah sakit adalah adanya
sejumlah orang/personel yang secara bersamaan berada dirumah sakit, sehingga
rumah sakit menjadi sebuah “ gedung pertemuan “ sejumlah orang atau personil
secara serempak, berinteraksi langsung ataupun tidak langsung mempunyai
kepentingan dengan pederita – penderita yang dirawat dirumah sakit.

Siapakah mereka itu? Sebut saja sejumlah dokter ( berbagai ahli ), tenaga
paramedic ( bidan , perawat, dan lainnya), tenaga penunjang ( ahli gizi, farmasi,
tehnisi dan lainnya), tenaga administrasi dan keamanan, pengunjung / keluarga
penderita, para detailman obat, bahkan polisi. Pada rumah sakit pendidikan,
kompleksitas semakin bertambah dengan adanya para mahasiswa kedokteran,
kebidanan, keperawatan dan lainnya, serta calon dokter ahli,/PPDS ( Program
Pendidikan Dokter Spesial)

Dari rincian orang atau personel diatas jelas sudah betapa ramai dan
sibuknya “ gedung pertemuan” rumah sakit tersebut setiap harinya. semakin besar
tipe dan fasilitas medis rumah sakit . semakin ramai lalu lalang orang atau personil
/ personel digedung rumah sakit itu.

Dari gambaran kondisi tersebut , jelas sulit dan sukar untuk mencegah
penularan penyakit infeksi, khususnya, mencegah terjadinya “ cross infectionyang
kependerita – penderita ” atau infeksi silang dari orang / personil tersebut ke
penderita – penderita yang sedang dirawat . Kondisi ini dapat diperparah lagi bila
sanitasi rumah sakit tidak terjaga dengan baik.


Penderita yang sedang dalam proses asuhan keperawatan dirumah sakit , baik
dengan penyakit dasar tunggal maupun penderita dengan penyakit dasar lebih dari
satu , secara umum keadaan umumnya tentu tidak / kurang baik , sehingga daya
tahan tubuhnya menurun. Hal ini akan mempermudah terjadinya infeksi silang
karena kuman – kuman , virus, dan sebagainya akan masuk kedalam tubuh
penderita yang sedang dalam proses asuhan keperawatan dengan mudah. Infeksi
yang terjadi pada penderita – penderita yang sedang dalam proses asuhan
keperawatan ini disebut Infeksi Nosokomial.

Tujuan umum

Setelah mengikuti modul ini peserta didik dipersiapkan untuk
mempunyai keterampilan di dalam mengelola kejadian infeksi
nosokomial melalui pembelajaran pengalaman klinis, dengan
didahului serangkaian kegiatan berupa pre-asessment, diskusi,
role play, dan berbagai penelusuran sumber pengetahuan.
Tujuan khusus

Setelah mengikuti modul ini peserta didik akan memiliki
kemampuan:

1. Melakukan diagnosis infeksi nosokomial
2. Melakukan tata laksana pasien yang terinfeksi nosokomial
3. Memberikan penyuluhan upaya pencegahan infeksi nosokomial
Kompetensi

Mengenal dan melakukan diagnosis & tata laksana infeksi
nosokomial


BAB

INFEKSI NOSOKOMIAL

. Gambaran umum

Infeksi nosokomial

Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat di rumah sakit pada
pasien yang masuk dirawat selain untuk infeksi tersebut, tapi bukan
terjadi dan bukan masa inkubasi pada waktu masuk rumah sakit. Infeksi
nosokomial terjadi di seluruh dunia baik di negara maju ataupun negara
dengan sumber penghasilan buruk. Infeksi terjadi di tempat perawatan
kesehatan dan merupakan salah satu penyebab utama kematian dan
meninggikan morbiditas di antara pasien yang dirawat. Pada anak
keseluruhan angka infeksi lebih rendah dari pada orang dewasa di rumah
sakit yang sama. Bertambahnya jumlah pasien anak yang mendapatkan
pengobatan untuk keganasan, hemodialisis transplantasi organ dan
terapi imunosupresif menyebabkan bertambah banyak pasien dengan
gangguan pertahanan tubuh. Infeksi nosokomial paling tinggi terjadi di
bangsal anak pada umur di bawah 1 tahun. Angka infeksi tertinggi
terutama infeksi sistemik terjadi di NICU (Neonatal Intensive Care Unit)
oleh karena risiko infeksi bertambah tinggi (misalnya pada bayi dengan
berat badan lahir rendah). Infeksi nosokomial memperpanjang perawatan
di rumah sakit dan menimbulkan tambahan biaya untuk uji diagnostik,
biaya perawatan, dan pengobatan. Di rumah sakit umum lebih kurang
39% infeksi nosokomial
mengenai saluran kemih, 17% infeksi luka operasi, 18% pneumonia, dan
7% infeksi sistemik

Infeksi nosokomial dapat disebabkan oleh setiap mikroorganisme
patogen (bakteri, virus, jamur dan protozoa). Sering disebabkan oleh
bakteri yang berasal dari flora endogen pasien sendiri. Faktor-faktor
seperti pengobatan dengan antibiotik, uji diagnostik dan pengobatan
yang invasif, penyakit dasar, bersama-sama mengubah flora endogen
pasien selama dirawat. Infeksi nosokomial di rumah sakit pada
umumnya dapat terbagi dalam infeksi saluran kemih, infeksi saluran


nafas, infeksi luka operasi, infeksi aliran darah perifer.
Menurut wahit, dkk tahun 2007 dalam bukunya yang berjudul Buku

Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan aplikasinya dalam praktik ,
mengatakan bahwa infeksin nosocomial adalah infeksi yang terjadi
dirumah sakit berasal dari fasilitas rumah sakit atau tenaga kesehatan
atau pasien lain . infeksi ini dapat terjadi saat pasien dirawat dirumah
sakit atau setelah pasien pulang . sumber – sumber infeksi ini antara
lain :

a. Klien
Klien dapat menyebabkan kuman penyakit keklien lain, tenaga
kesehatan, petugas rumah sakit , pengunjung dan benda lain
atau alat – alat dirumah sakit.

b. Petugas atau perawat
Perawat dan petugas kesehatan dapat terkontaminasi kuman
penyakit dari satu pasien. Dan menyebarkannya kepasien lain ,
tenaga kesehatan lain, pengunjung dan alat – alat rumah sakit

c. Pengunjung
Pengunjung dapat terkontaminasi kuman penyakit dari
lingkungan luar atau dapat pula bertindak sebagai pembawa
(carrier). Pengunjung dapat menyebarkan kuman keklien dan
lingkungan rumah sakit

d. Sumber lain
Sumber lain dapat berupa lingkungan rumah sakit yang kurang
bersih, peralatan ruamh sakit yang tidak bersih atau steril ,
peralatan / barang milik klien yang dibawa dari rumah , dll.
Kuman penyakit dapat menyebar keklien , pengunjung, dan
petugas kesehatan. Factor pendukung terjadinya infeksi
nosocomial antara lain terapi medis, kurangnya kebiasaan cuci
tangan dan rendahnya daya tahan tubuh.

Pengelolaan Infeksi nosokomial

Seperti diketahui , penderita yang terindikasi harus menjalani proses asuhan
keperawatan, yaitu penderita harus menjalani observasi, tindakan medis akut, atau
pengobatan yang berkesinambungan. Daya tahan tubuh yang lemah sangat rentan terhadap
penyakit infeksi. Masuknya mikroba atau transmisi mikroba kependerita, tentunya berasal
dari sekitar penderita, dimana penderita menjalani proses asuhan keperawatan seperti :

1. Penderita lain, yang juga sedang dalam proses perawatan;


2. Petugas pelaksana ( dokter, perawat, dan seterusnya);
3. Peralatan medis yang digunakan;
4. Tepat ( ruangan / bangsal/ kamar) dimana penderita dirawat
5. Tempat /kamar dimana penderita menjalani tindakan medis akut seperti kamar

oprasi dan kamar bersalin;
6. Makanan dan minuman yang disajikan;
7. Lingkungan rumah sakit secara umum

Semua unsur diatas besar atau kecil dapat memberi konstribusi terjadinya infeksi
nosocomial. Pencegahan melalui pengendalian infeksi nosocomial dirumah sakit saat ini
mutlak harus dilaksanakan oleh seluruh jajaran manajemen rumahsakit. Dimulai dari
direktur, wakil direktur pelayanan medis , wakil direktur umum, kepala UPF, para dokter,
bidan/perawat dan lain – lain.

Objek pengendalian infeksi nosocomial adalah mikroba pathogen yang dapat berasal
dari unsur – unsur diatas. Untuk dapat mengendalikan nya diperlukan adanya mekanisme
kerja atau system yang bersifat lintas sektoral / bagian dan diperlukan adanya sebuah wadah
atau organisasi diluar struktur organisasi rumah sakit yang telah ada. Dengan demikian
diharapkan adanya kemudahan berkomunikasi dan berkonsultasi langsung dengan petugas
pelaksana disetiap bagian / ruang/ bangsal yang terindikasi adanya infeksi nosocomial.
Wadah atau organisasi ini adalah Panitia Medic Pengendalian Infeksi.

Adanya sebuah organisasi dengan tugas /pekerjaan sebagai pengendali mikroba
pathogen , adanya sejumlah personel disertai pembagian tugas , serta adanya system kerja
yang baku, maka tugas Panitia Medik Pengendali Infeksi adalah mengelola (Managing)
unsur – unsur penyebab timbulnya infeksi nosocomial.

Pencegahan artinya jangan sampai timbul, sedangkan pengendalian artinya
meminimalisasi timbulnya resiko infeksi. Dengan demikan tugas utama Panitia Medik
Pengendalian Infeksi adalah mencegah dan mengendalikan infeksi dengan cara menghambat
pertumbuhan dan trasmisi mikroba yang berasal dari “sumber” disekitar penderita yang
sedang dirawat.


BAB

HAIs

Definisi

Menurut definisi dari WHO (World Health Organization) HAIs (Healthcare
Associated Infections) atau HAIs merupakan infeksi pada pasien di rumah sakit atau
tempat pelayanan kesehatan lain yang belum tampak atau tidak sedang masa
inkubasi pada saat pasien pertama kali masuk atau yang terjadi selama pasien
dirawat di rumah sakit lebih dari 48 jam, yang tidak muncul pada saat masuk
rumah sakit. Termasuk juga infeksi yang didapatkan pasien selama masa perawatan
di rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang baru muncul setelah pasien telah
keluar, maupun juga infeksi pada staff rumah sakit. (WHO 2010). Jenis HAIs yang
paling sering terjadi adalah bloodstream infection (BSI), urinary tract infection (UTI),
surgical site infection (SSI), pneumonia atau ventilator associated pneumonia (VAP)
dan gastrointestinal (GI) nosocomial infection. (Madani, dkk, 2009).

The center for Disease Control and Prevention (CDC) mendefinisikan HAIs
sebagai infeksi yang didapatkan oleh pasien yang mendapatkan perawatan untuk
kondisi lain atau infeksi yang didapat oleh pekerja kesehatan pada saat melakukan
tugas pelayanan kesehatan. (CDC, 2006).

Faktor Resiko

WHO membagi beberapa faktor resiko yang meningkatkan resiko HAIs
menjadi dua, yang pertama adalah yang adalah faktor resiko yang ada walaupun
fasilitas yang tersedia memadai:
 Penggunaan peralatan invasif yang terlalu lama dan tidak benar;
 Prosedur yang berisiko tinggi;
 Keadaan imun yang menurun dan keparahan penyakit yang mendasari pada


pasien;
 Penerapan dari standar dan teknik isolasi yang tidak benar.

Beberapa faktor resiko lebih spesifik ke keadaan dengan fasilitas yang
terbatas:

 Kebersihan lingkungan yang tidak adequate;
 Infrastruktur yang tidak memadai;
 Peralatan yang tidak memadai;
 Kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM);
 Kurangnya pengetahuan dan pengaplikasian dari dasar dasar pencegahan

infeksi;
 Prosedur yang salah;
 Kurangnya pengetahuan mengenai keamanan tekhnik injeksi dan tranfusi

darah;
 Tidak adanya guidelines lokal maupun nasional. (WHO, 2010)

Faktor resiko HAIs ada pula yang membaginya menjadi dua yaitu, faktor
instrinsik dan faktor ekstrinsk. Faktor termasuk intrinsik antara lain:
Keparahan penyakit yang mendasari, flora endogen, umur, sindrom genetik,
kondisi immunocompromise dan malnutrisi. Pemakaian peralatan invasif
(ventilator mekanik, kateter vena sentral, dan kateter urin), pemakaian antibiotik
yang tidak rasional dan lingkungan yang terlalu penuh merupakan faktor resiko
ekstrinsik. (De Mallo, 2009).

Upaya pencegahan infeksi

Upaya mencegah penyebaran dan perluasan infeksi adalah dengan cara
memutus mata rantai infeksi . secara umum, upaya pencegahan yang dapat
dilakukan untuk upaya pencegahan dan penularan infeksi adalah melalui
kegiatan promotif , preventif, kuratif dan rehabilittatif. Menurut notoatmojo
tahun 2003 dalam wahit dkk tahun 2007 menyampaikan bahwa kegiatan
promotif dapat berupa penyuluhan kesehatan, perbaikan gizi, pemeliharaan
kebersihan lingkungan , hygiene personal, dan perhatian khusus terhadap
penyakit . salah satu upaya terpenting dalam mencegah infeksi adalah dengan
meningkatkan daya tahan tubuh melalui kegiatan imunisasi. Dibawah ini
merupakan tanggung jawab perawat dalam pencegahan infeksi antara lain :

a. Mendidik individu agar terhindar dari infeksi dengan cara :


 Msmperkuat daya tahan tubuh melalui upaya imunisasi, perbaikan
nutrisi, istirahat dan tiduryang seimbang, menghindari stres

 Mendoraong individu untuk melakukan hygiene personal dengan
membiasakan diri mencuci tangan dan mandi secara teratur.

b. Membiasakan diri mencuci tangan , mencuci tangan merupakan salah
satu upaya paling efektif dalam mengontrol infeksi. Tujuannya adalah
untuk membunuh mikroorganisme yang terdapat pada tangan yang
mungkin dapat berpindah keklien pengunjung, peralatan dan tenaga
kesehatan lain.

c. Mencegah penyebaran kuman penyakit melalui tindakan desinfeksi dan
sterilisasi peralatan rumah sakit

Standar pengendalian infeksi

Menurut aziz tahun 2006, ada beberapa tindakan pencegahan
infeksi yang dapat dilakukan antara lain :

a. Aseptic
Aseptic yaitu tindakan yang dilakukan dalam pelayanan
kesehatan , istilah ini dipakai untuk menggambarkan semua
usaha yang dilakukan untuk mencegah masuknya
mikroorganisme kedalam tubuh yang kemungkinan besar akan
mengakibatkan infeksi. Tujuan akhirnya adalah mengurangi
atau menghilangkan jumlah mikroorganisme, baik pada
permukaan benda hidup maupun benda mati agar alat- alat
kesehatan dapat dengan aman digunakan.

b. Antiseptic
Antiseptic yaitu upaya pencegahan infeksi dengan cara
membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme
pada kulit dan jaringan tubuh lainnya.

c. Dekontaminasi
Dekontaminasi adalah tindakan yang dilakukan agar benda
mati dapat ditangani oleh petugas kesehatan secara aman ,
terutama petugas pembersihan medis sebelum pencucian
dilakukan. Contohnya, adalah meja pemeriksaan, alat – alat
kesehatan dan sarung tangan yang terkontaminasi oleh darah
atau cairan tubuh disaat prosedur bedah / tindakan dilakukan.

d. Pencucian
Pencucian adalah tindakan menghilangkan semua darah, cairan


tubuh, atau setiap benda asing seperti debu dan kotoran.

e. Sterilisasi
Sterilisai adalah tindakan menghilangkan semua
mikroorganisme ( bakteri, jamur, parasite dan virus) termasuk
bakteri endospore dari benda mati.

f. Desinfeksi
Desinfeksi adalah tindakan menghilangkan sebagian besar
(tidak semua) mikroorganisme penyebab penyakit dari benda
mati. Desinfeksi tingkat tinggi dilakukan dengan merebus atau
menggunakan larutan kimia. Tindakan ini dapat
menghilanhkan semua mikroorganisme kecuali beberapa
bakteri endospore.

Permenkes no 27 tahun 2017 tentang PPT fasyankes
menyebutkan bahwa terdapat 11 kewaspadaan standar
terhadap pencegahan infeksi, antara lain : Kebersihan tangan,
Alat Pelindung Diri ( APD ), dekontaminasi peralatan perawatan
pasien, kesehatan lingkungan, pengelolaan limbah,
penatalaksanaan linen, perlindungan kesehatan petugas,
penempatan pasien, Hygiene respirasi / etika batuk dan bersin,
Praktek menyuntik yang aman dan praktek lumbal fungsi yang
aman. Berikut ini adalah hal – hal yang dapat diterapkan oleh
asisten perawat diantara kewaspadaan standar terhadap infeksi
yang tersebut diatas :

1. Kebersihan tangan
Mencuci tangan dengan cara dan waktu yang tepat. Cuci tangan
dilakukan pada saat :
a. Sebelum kontak pasien
b. Sebelum tindakan aseptic
c. Setelah menyentuh darah dan cairan tubuh
d. Setelah kontak pasien
e. Setelah melepas sarung tangan; dan
f. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien


Gambar pencegahan infeksi nosocomial dengan mencuci tangan Menggunakan sabun atau
hand sanitizer
2. Menggunakan sarung tangan, dilakukan pada ;

a. Kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi dan bahan yang
terkontaminasi; dan

b. Kontak dengan selaput lender dan kulit terluka

Gambar penggunaan sarung tangan dirumah sakit dibedakan menjadi : sarung tangan
medis,atau handscoon, sarung tangan kebidanan atau obygon, dan sarung tangan untuk
mencuci alat untuk mencegah infeksi dirumah sakit.
3. Menggunakan masker, kaca mata, dan masker muka.ketiga alat ini
digunakan untuk mengantisipasi terkena infeksi dan melindungi
selaput lender mata, hidung, dan mulut saat kontak

Gambar. Penggunaan masker dirumah sakit ( dapat berupa masker edis 3-ply, masker
muka atau faceshield dan kacamata goggle medis untuk mencegah infeksi dirumah sakit
4. Menggunakan baju pelindung. Alatini berguna untuk melindungi kulit
dari kontak dengan darah dan cairan tubuh serta mencegah pakaian
tercemar selama tindakan klinik yang berkontak langsung dengan
darah atau cairan tubuh.


Gambar. Penggunaan baju pelindung dirumah sakit dibedakan menjadi gown medis
dan hazmat untuk pencegahan infeksi dirumah sakit
5. Peanaganan bahan kain atau linen ( seperti sprei dan baju pasien),
dilakukan dengan cara :

a. Tangani dengan cepat kain yang tercemar, cegah dari sentuhan
kulit atau selaput lender ;dan

b. Jangan melakukan prabilas kain yang tercemar diarea perawatan
pasien.

Gambar. Pensterilan kain setelah digunakan pasien untuk mencegah infeksi dirumah sakit
6. Peralatan perawatan pasien ( alat stainless, karet, dan plastik), ditangani untuk mencegah kontak

langsung dengan kulit atau selaput lendir dan mencegah kontaminasi pada pakaian dan
lingkungan.
Cuci peralatan bekas pakai sebelum digunakan kembali

Gambar. Pensterilan alat medis setelah dipakai pasien untuk pencegahan
penularan penyakit
7. Melakukan pembersihan lingkungan dengan perawatan rutin,
pembersihan dengan desinfeksi, dan sterilisasi peralatan serta
perlengkapan dalam ruangan perawatan pasien. Materi mengenai
desinfeksi dan sterilisasi lebih lengkap akan diuraikan pada sub bab
selanjutnya.


8. Penanganan instrument tajam, dilakukan dengan menghindari
memasang memasang kembali penutup jarum bekas, menghindari
melepas jarum bekas dari semprit habis pakai , menghindari
pembengkokan , mematahkan atau memanipulasi jarum bekasdengan
tangan dan memasukkan instrument tajam kedalam tempat yang tidak
tembus tusukan ( disposable box atau safety box)

9. Meresusitasi pasien, diusahakan menggunakan kantong resusitasi atau
alat ventilasi yang lain untuk menghindari kontak langsung mulut
dalam resusitasi mulut ke mulut.

Gambar. Peralatan yang dibutuhkan dalam kegiatan resusitasi meliputi kantong resusitasi dan
alat ventilasi untuk meghindari kontak langsung mulut

10. Menempatkan pasien yang menularkan penyakit dilingkungan
dalam ruangan isolasi

REFLEKSI

Agar kegiatan pembelajaran lebih bermakna dan mengetahui sejauh mana
pemahaman kamu terhadap materi yang telah dipelajari, mari lakukan refleksi
dengan menjawab pertanyaan – pertanyaan berikut :

1. Jelaskan secara umum materi apa yang telah kamu pelajari !
2. Bagaimana pendapatmu terkait materi pembelajaran infeksi nosocomial ?

3. Berilah tanda (v) pada salah satu kolom sesuai dengan pemahamanmu

terhadap materi yang telah disajikan!

No Materi pelajaran Sangat Baik Cukup kurang keterangan

Baik

1. Pengertian

infeksi
nosocomial

2. Pencegahan

infeksi
nosokomial

3. Pengelolaan


infeksi
nosokomial
4. Standar
pengendalian
infeksi

4. dari materi “infeksi Nosokomial “ materi mana yang menurut kamu paling
sulit?

5. Upaya apa yang kamu lakukan untuk memahami materi yang belum dikuasai
? silahkan berbagi dengan teman !


PENUNTUN BELAJAR (Learning Guide)

Lakukan penilaian kinerja pada setiap langkah/tugas dengan menggunakan skala penilaian di

bawah ini:

1 Perlu perbaikan Langkah atau tugas tidak dikerjakan secara benar, atau dalam

urutan yang salah (bila diperlukan) atau diabaikan

2 Cukup Langkah atau tugas dikerjakan secara benar, dalam urutan yang

benar (bila diperlukan), tetapi belum dikerjakan secara lancar

3 Baik Langkah atau tugas dikerjakan secara efisien dan dikerjakan

dalam urutan yang benar (bila diperlukan)

Nama peserta Tanggal
Nama pasien No Rekam Medis

PENUNTUN BELAJAR
INFEKSI NOSOKOMIAL

Kesempatan ke
No. Kegiatan/langkah klinik 1 2 3 4 5

I. ANAMNESIS

1. Sapa pasien dan keluarganya, perkenalkan diri, jelaskan maksud
Anda.

2. Tanyakan keluhan utama (tergantung dari jenis infeksi
nosokomial).
 Dalam hal infeksi saluran kemih, mungkin keluhan
utamanya sakit pada saat kencing (tanyakan sudah berapa
lama dan selanjutnya tanyakan riwayat pemasangan kateter
sebelumnya)
 Dalam hal infeksi luka operasi mungkin keluhan utamanya
keluar nanah pada tempat operasi (tanyakan sudah berapa
lama dan selanjutnya tanyakan riwayat operasi sebelumnya)
 Dalam hal infeksi saluran nafas, mugnkin keluhan utamanya
sesak nafas atau gagal nafas (tanyakan sudah berapa lama
dan selanjutnya tanyakan riwayat pemasangan ventilator dan
sudah berapa lama)
 Dalam hal infeksi aliran darah, mungkin keluhan utamanya
demam (tanyakan sudah berapa lama dan selanjutnya
tanyakan riwayat pemasangan kateter pada pembuluh darah
dan sudah berapa lama
Pada saat demam apakah diukur dengan termometer?

Apakah sudah diberi penurun panas, obat antibiotik, obat salep
antibiotik, sebelumnya? Obat apa dan berapa banyak/takaran
yang diberikan?
Bagaimana respon pemberian obat tersebut?


3. Apakah demam disertai dengan sakit saat kencing (Infeksi
Saluran Kemih), disertai keluar nanah pada luka operasi (Infeksi
Luka Operasi), disertai sesak nafas (Infeksi Saluran Nafas),
disertai kemerahan dan sakit pada kulit permukaan pada
pembuluh darah (Infeksi Aliran Darah)?

4. Apakah disertai nyeri supra pubik, polakisuria (pada anak besar
pada Infeksi Saluran Kemih)?

5. Apakah disertai muntah-muntah dan malas minum (pada anak
kecil/bayi pada Infeksi Saluran Kemih)?

6. Apakah disertai dengan gagal nafas atau sesak nafas, atau mengi,
atau batuk. (pada infeksi saluran nafas)

7. Apakah anak malas minum dan memuntahkan apa saja yang
diberikan?

8. Apakah selain demam disertai dengan menggigil atau kaki tangan
dingin (pada infeksi aliran darah)?

9. Apakah disertai dengan kencing yang berkurang (pada aliran
darah perifer)?

II. PEMERIKSAAN JASMANI
1. Terangkan akan dilakukan pemeriksaan jasmani.
2. Tentukan keadaan sakit: ringan/sedang/berat.

3. Bila tidak dalam keadaan kegawatan, lakukan pengukuran
antropometri: sekurang-kurangnya BB dan TB.

4. Lakukan pengukuran tanda vital: kesadaran, tekanan darah, laju
nadi, laju pernafasan, dan suhu tubuh

5. Apakah ada tanda-tanda gangguan sirkulasi:
 Laju nadi kecil dan lemah sampai tidak teraba
 Tekanan nadi <20 mmHg
 Tekanan darah menurun sampai tidak terukur
 Akral teraba dingin
 Waktu pengisian kapiler (CRT) > 2 detik

6. Periksa kepala: nafas cuping hidung?
7. Periksa leher
8. Perika daerah dada:

 Jantung
 Paru-paru: ronkhi basah halus?

9. Periksa daerah abdomen:
 pembesaran hati, limpa
 adakah kemerahan, sakit dan keluar nanah pada luka operasi?

10. Periksa ekstremitas: akral dingin? Periksa CRT
11. Periksa kulit: ada tanda radang pada kulit di tempat tusukan infus

atau pada luka operasi?
III. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Periksa darah lengkap (kadar Hb, nilai hematokrit, jumlah

leukosit, hitung jenis leukosit dan jumlah trombosit)


2. Periksa urin rutin dan dilanjutkan dengan biakan urin (Infeksi
Saluran Kemih)

3. Periksa biakan darah (Infeksi Aliran Darah)

4. Pemeriksaan foto rontgen dada dan kalau perlu Analisa Gas
Darah (untuk Infeksi Saluran Nafas)

5. Periksa biakan nanah yang ada pada luka operasi (untuk Infeksi
Luka Operasi)

IV. DIAGNOSIS
1. Berdasarkan hasil anamnesis: sebutkan
2. Berdasarkan hasil pemeriksaan jasmani: sebutkan

3. Hasil laboratorium: (trombositopenia, leukopenia, KED
meningkat)

4. Hasil pemeriksaan biakan urin dan biakan darah serta biakan
nanah.

V. TATALAKSANA

1. Sampaikan penjelasan mengenai rencana pengobatan kepada
pasien atau keluarganya

2. Khusus:
 Infeksi Saluran Kemih: antibiotik berdasarkan empiris sambil
menunggu hasil biakan, melepas kateter urin sesegera
mungkin
 Infeksi Luka Operasi: antibiotik berdasarkan empiris sambil
menunggu hasil biakan, melakukan eksplorasi
 Infeksi Saluran Nafas: antibiotik berdasarkan empiris dan
melepas bantuan ventilator sesegera mungkin
 Infeksi Aliran Darah: antibiotik secara empiris, mengganti
tusukan infus (jika dicurigai terdapat infeksi pada pembuluh
darah tersebut)

3. Suportif dan simtomatik:
Diet cukup kalori dan protein, mudah dicerna dan dapat diterima
oleh pasien.
Antipiretik: parasetamol

4. Pemantauan ketat untuk tanda-tanda gangguan sirkulasi, juga
komplikasi lainnya.

5. Jangan lupa membuat laporan Surveilan Infeksi Nosokomial
Rumah Sakit

VI. PENCEGAHAN

1. Jelaskan bahwa untuk meminimalkan penularan mikro-organisme
dari alat dan lingkungan, metode adekuat untuk pembersihan
(cleaning), disinfeksi dan sterilisasi harus dilakukan.

2. Jelaskan mengenai cara penjalaran infeksi nosokomial.


3. Jelaskan mengenai cara-cara pencegahan:
 Infeksi Saluran Kemih:
 Batasi lama kateter
 Teknik aseptik waktu insersi
 Pemeliharaan drainase tertutup
 Infeksi Luka Operasi:
 Lingkungan operasi bersih
 Pakaian staf
 Membatasi lama perawatan preoperatif di RS
 Profilaksi antibiotik optimal
 Praktik aseptik di kamar operasi
 Surveilans luka operasi
 Infeksi Saluran Nafas:
 Berhubungan dengan ventilator:
 Intubasi dan penghisapan aseptik
 Batasi lama pemakaian
 Ventilasi non invasif
 Lain-lain:
 Kebijakan isolasi
 Air steril untuk O 2 dan terapi aerosol
 Infeksi Aliran Darah:
 Semua kateter:
 Sisten tertutup
 Batasi lama pemakaian
 Preparasi kulit lokal
 Teknik aseptik waktu insersi
 Central lines:
 Surgical asepsis untuk insersi
 batasi frekuensi pertukaran pembalut
 kateter dilapisi antibiotik untuk jangka pendek


DAFTAR TILIK

Berikan tanda  dalam kotak yang tersedia bila keterampilan/tugas telah dikerjakan dengan
memuaskan, dan berikan tanda  bila tidak dikerjakan dengan memuaskan serta T/D bila tidak

dilakukan pengamatan
 Memuaskan Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau
penuntun

 Tidak Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan

memuaskan prosedur standar atau penuntun

T/D Tidak Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih
diamati selama penilaian oleh pelatih

Nama peserta didik Tanggal
Nama pasien No Rekam Medis

DAFTAR TILIK

INFEKSI NOSOKOMIAL

Hasil penilaian

No. Langkah / kegiatan yang dinilai Memuaskan Tidak Tidak
memuaskan diamati

I ANAMNESIS

1 Sikap profesionalisme

- Menunjukkan penghargaan

- Empati

- Kasih sayang

- Menumbuhkan kepercayaan

- Peka terhadap kenyamanan pasien
- Memahami bahasa tubuh

2 Menarik kesimpulan mengenai tipe

nosokomial

3 Mencari faktor-faktor yang mempermudah
penularan: sanitasi lingkungan dan pribadi

4 Mencari sumber penularan

II PEMERIKSAAN FISIK

1 Sikap profesionalisme

- Menunjukkan penghargaan

- Empati

- Kasih sayang

- Menumbuhkan kepercayaan

- Peka terhadap kenyamanan pasien

- Memahami bahasa tubuh

2 Menentukan kesan sakit

3 Mencari letak nosokomial

4 Mengidentifikasi patogen

5 Mengenal antibiotik yang dipakai


6 Memahami interaksi pejamu dan patogen
7 Mengenal modus transmisi infeksi

nosokomial
8 Pemeriksaan luka bekas operasi
9 Pemeriksaan luka bekas pemakaian alat

intravaskular, prosedur dan pengobatan
10 Pemeriksaan saluran pernafasan
11 Pemeriksaan saluran cerna
12 Mengidentifikasi infeksi nosokomial pada

keadaan khusus
III USULAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Keterampilan dalam memilih rencana
pemeriksaan (selektif dalam memilih jenis
pemeriksaan)
IV DIAGNOSIS
Keterampilan dalam memberikan argumen
dari keadaan infeksi nosokomial yang
ditegakkan
V TATA LAKSANA PENGELOLAAN
1 Memilih jenis pengobatan atas pertimbangan
keadaan klinis, ekonomi, nilai yang dianut
pasien, pilihan pasien, dan efek samping
2 Memberi penjelasan mengenai pengobatan
yang akan diberikan
3 Memantau hasil pengobatan
VI PENCEGAHAN
Menerangkan cara penularan, faktor-faktor
yang mempermudah penularan, peran karier.

Peserta dinyatakan: Tanda tangan pembimbing
 Layak (Nama jelas)
 Tidak layak melakukan prosedur

PRESENTASI Tanda tangan peserta didik
( Nama jelas )
 Power points
 Lampiran : skor, dll


LEMBAR OBSERVASI PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI
SABUN

Nama :

Kelas :

Hari / Tanggal kegiatan :

No Langkah cuci tangan pakai sabun Tindakan

1 Membasahi kedua telapak tangan memakai air Dilakukan Tidak
mengalir, memakai sabun dan menggosok kedua
telapak tangan dilakukan

2 Mengusap dan menggosok kedua punggung
tangan secara bergantian

3 Menggosok jari – jari tangan, sela –sela jari hingga
bersih

4 Membersihkan jari – jari sisi secara bergantian
dengan tangan saling mengunci

5 Menggosok ibu jari berputar dalam gengaman
secara bergantian

6 Meletakkan ujung jari – jari ketelapak tangan
kemudian menggosok perlahan dengan cara
memutar

TOTAL

Sumber WHO (2016)
Keterangan :
0 = tidak dilakukan
1 = dilakukan


BAB

PENUTUP

RANGKUMAN

Selamat, peserta didik sudah selesai mempelajari modul tentang infeksi nosocomial.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Infeksi nosocomial adalah infeksi yang terjadi dirumah sakit berasal dari
fasilitas rumah sakit atau tenaga kesehatan atau pasien lain.

2. Upaya pencegahan infeksi antara lain : memperkuat daya tahan tubuh ,
melakukan hygiene personal, membiasakan diri mencuci tangan, mencegah
penyebaran infeksi melalui desinfeksi dan sterilisasi peralatan rumah sakit

3. Standar pengendalian infeksi terdiri atas beberapa tindakan antara lain :
aseptic, desinfeksi, dan sterilisasi

4. Keselamatan adalah ( safety ) adalah kondisi ketika individu, kelompok atau
masyarakat terhindar dari segala bentuk ancaman atau bahaya, sedangkan
keamanan ( security ) adalah kondisi aman dan tentram , bebas dari ancaman
atau penyakit.

TES FORMATIF
1. Infeksi yang didapat di rumah sakit pada pasien yang masuk dirawat selain
untuk infeksi tersebut, tapi bukan terjadi dan bukan masa inkubasi pada
waktu masuk rumah sakit.merupakan pengertian dari
A. Reservoir
B. Agen infeksius
C. Infeksi Nosocomial


D. Penjamu rantai infeksi
E. reservoir

2. Infeksi yang diperoleh dirumah sakit yang dialami seorang pasien yang masuk
rumah sakit karena alasan yang bukan infeksi tersebut adalah…
A. Reservoir
B. Koloni
C. Nosocomial
D. Mikroba
E. Kontagious

3. Infeksi nosokomial bisa terjadi pada….
A. Pasien dan perawat,
B. Pasien, dan perawat
C. Dokter, serta pekerja rumah sakit
D. Pengunjung rumah sakit
E. Semua benar

4. Selain bakteri, infeksi nosokomial juga dapat disebabkan oleh …
A. Pengunjung rumah sakit dan tenaga kesehatan
B. Tenaga kesehatan, dokter dan pasien
C. Jamur dan virus
D. Jamur, dan parasit.
E. virus, jamur, dan parasit.

5. Dengan kedua telapak tangan saling berhadapan dan jari – jari saling
menyilang , gosok sela – sela pangkal jari dari dalam kearah luar , merupakan
teknik cuci tangan langkah keberapa ….
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5

6. Lama kegiatan kebersihan tangan menggunakan handrub berbasis alcohol
adalah…
A. 20 40 detik
B. 40 – 60 detik
C. 30 – 40 detik
D. 40 – 60 detik
E. 20 – 30 detik

7. Pencegahan infeksi nosokomial adalah tanggung jawab …
A. Seluruh orang yang berada di rumah sakit
B. Tenaga medis


C. Pasien
D. Pengunjung
E. Semua benar

8. Menjaga kebersihan lingkungan rumah sakit untuk menghindari infeksi nosocomial adalah dengan

cara…

A. Membatasi pengunjung
B. Membatasi penunggu pasien
C. Menyapu lantai
D. Cairan disinfektan
E. Anak dibawah unur dilarang masuk

9. Pasien A datang dengan keluhan batuk kering, demam, nafas terasa berat ,
anosmia sejak 3 hari yang lalu, nafsu makan menurun. Apasaja yang harus
dikenakan oleh petugas kesehatan untuk mencegah penularan penyakit dari
pasien?
A. Masker , handscoon
B. Helm, handscoon
C. Handscoon, spatu boots
D. Spatu boots, apron
E. Apron, masker

10. Tn. A datang kerumah setelah bepergian karena keperluan pekerjaan. Apa
saja yang dapat dilakukan oleh Tn. A untuk mencegah penularan infeksi dari
luar rumah dalam lingkungan rumah?
A. Melepas baju & mandi
B. Tidur terpisah dengan anggota keluarga selama 1 hari
C. Mencuci tangan, tarok baju kotor pada tempatnya kemudian mandi
D. Menjauhi anggota keluarga selama 2 jam
E. Semprot seluruh tubuh menggunakan cairan desinfeksi

11. Ny. S (43 tahun ), klien dengan diagnosa medis thypus
abdominalis yang memasuki hari ke 2. Kondisi klien lemah dan
tidak dapat beraktivitas mandiri. Perawat I yang berdinas pada sif
siang akan melakukan tindakan personal higiene dengan
melakukan tindakan pemotongan kuku. Saat mau melakukan
tindakan tersebut perawat I melihat keluarga pasien sedang tidur
dilantai tanpa alas padahal lantai tersebut belum dibersihkan.
Sebagai petugas kesehatan apakah yang dapat perawat I lakukan
terhadap keluarga pasien tersebut?
A. Menyuruh untuk keluar ruangan karena perawat ingin
melakukan tindakan
B. Menasehati keluarga pasien dengan kata – kata yang halus
dan menjelaskan kalo lantai kamar belum dibersihkan


akan menyebabkan terjadi infeksi nosokomial
C. Membiarkan saja karena itu bukan pasien yang harus

diurusi seorang perawat
D. Menasehati keluarga pasien untuk keluar ruangan terlebih

dahulu karena perawat ingin melakukan tindakan dengan
kata – kata yang tidak menyakitkan hati keluarga pasien
E. Meminta ijin kepada keluarga pasien jika perawat ingin
melakukan tindakan memotong kuku

Kunci jawaban

1) C
2) C
3) E
4) E
5) C
6) E
7) E
8) D
9) A


DAFTAR PUSTAKA

Darmadi, (2008). Infeksi Nosokomial problematika dan
pengendaliannya.salemba medika
Marfu’ah, S., & Sofiana, L. (2018). Analisis tingkat kepatuhan hand
hygiene perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial. Kes Mas:
Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat, 12(1), 29-37.
Heriyati, H., & Astuti, A. (2020). Pencegahan Dan Pengendalian
Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit. Jurnal Pendidikan
Kesehatan, 9(1), 87-92.
Fajriyah, N. N. (2015). Pengetahuan mencuci tangan Penunggu Pasien
menggunakan lotion antiseptic. In PROSIDING SEMINAR NASIONAL &
INTERNASIONAL.

\


MODUL AJAR
DASAR DASAR LAYANAN KESEHATAN

Disusun Oleh:
NURI SETIYOWATI

PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

November 2022


MODUL AJAR

DASAR DASAR LAYANAN KESEHATA

INFORMASI UMUM PERANGKAT AJAR

Nama Penulis NURI SETIYOWATI
Instansi SMK TAMANSISWA BOJA
Tahun 2022/2023
Jenjang Sekolah SMK

Kelas X KEPERAWATAN
Alokasi Waktu 2 X 45 MENIT

TUJUAN PEMBELAJARAN

 Fase E
 Elemen : Proses bisnis menyeluruh bidang layanan kesehatan
 Tujuan Pembelajaran:

Memahami k3 ( Infeksi nosocomial)
 Indikator Pencapaian Tujuan Pembelajaran:
 Melalui langkah pembelajaran Project based learning (PJBL ) dengan

pendekatan saintific dan TPACK peserta didik dapat membuat karya
inovatif untuk mengomunikasikan salah satu pencegahan infeksi
dengan tepat sesuai dengan instruksi kerja.

1. Peserta didik dapat mengidentifikasi infeksi nosokomial dengan
benar(C1)

2. Pesrta didik dapat menganalisis infeksi nosocomial (C3)
3. Peserta didik dapat mengemukakan ide penyelesaian masalah

infeksi nosocomial dengan berbagai cara(C4)


4. Peserta didik dapat melaksanakan tindakan pencegahan terhadap
infeksi dengan benar sesuai dengan Standar Oprasional
Prosedur(C4)

5. Peserta didik dapat membuat karya inovatif untuk
mengomunikasikan salah satu pencegahan infeksi dengan tepat
sesuai dengan instruksi kerja.(C5)

Konsep Utama:

ASPEK SUB ASPEK

Infeksi  Pengertian infeksi nosokomial
nosokomial  Sumber infeksi nosokomial
 Jenis – jenis Healthcare Associated Infection (HAI’s)
 Factor resiko terhadap Healthcare Associated Infection

(HAI’s)
 Tindakan pencegahan terhadap infeksi

 Beberapa tehnik pencegahan infeksi
 Kebersihan tangan
 Alat pelindung diri

KOMPETENSI AWAL

1) Siswa pada awalnya belum dapat mengindentifikasi infeksi
nosokomial dengan benar. Setelah pembelajaran, siswa-siswa dapat
mengidentifikasi konsep infeksi nosokomial dengan benar

2) Siswa sebelum mengikuti pembelajaran belum bisa Menganalisis
infeksi nosokomial sedangkan setelah pembelajaran siswa bisa
Menganalisis infeksi nosokomial

3) Siswa sebelum pembelajaran belum Melaksanakan tindakan


pencegahan terhadap infeksi nosokomial dengan benar sesuai dengan
SOP setelah pembelajaran siswa – siswa Melaksanakan tindakan
pencegahan terhadap infeksi nosokomial dengan benar sesuai dengan
SOP
4) Sebelum pembelajaran, siswa belum dapat Membuat karya inovatif
untuk mengomunikasikan salah satu pencegahan infeksi dengan
tepat, sedangkan setelah pembelajaran siswa dapat Membuat karya
inovatif untuk mengomunikasikan salah satu pencegahan infeksi
dengan tepat

PROFIL PELAJAR PANCASILA

Setelah peserta didik mengikuti pembelajaran, dimensi profil
pancasila yang diharapakan muncul adalah

 Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia : pelajar
yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia
memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan
pemahaman tersebut dalam kehidupannya sehari-hari.

 Mandiri : Pelajar yang bertanggung jawab atas proses dan hasil
belajarnya

 Bergotong – royong : kemampuan untuk melakukan kegiatan secara
bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat
berjalan lancar, mudah dan ringan

 Bernalar kritis : Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif
memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun
keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi,
mengevaluasi dan menyimpulkannya

SARANA DAN PRASARANA


 Komputer/Laptop/Smartphone, Jaringan internet,stop kontak
 Ruang kelas
 Gunting
 kertas buffalo
 Pensil warna
 Penghapus pensil
 Rautan

TARGET PESERTA DIDIK

Target perangkat ajar ini dapat digunakan guru untuk mengajar:
 Peserta didik reguler berjumlah 15 siswa
 Peserta didik cerdas istimewa berbakat istimewa (CIBI)

MODEL PEMBELAJARAN: PROJECK BASED LEARNING (
PJBL )

METODE PEMBELAJARAN: PJBL

1. Menentukan pertanyaan atau masalah utama
2. Merencanakan proyek
3. Membuat jadwal penyelesaian proyek
4. Memonitor kemajuan penyelesaian proyek
5. Mempresentasikan dan menguji hasil penyelesaian proyek
6. Mengevaluasi dan refleksi proses dan hasil proyek

MODA PEMBELAJARAN : LURING


Model pembelajaran yang digunakan :

 LURING (Tatap muka).

KOMPONEN INTI

Metode :

 Diskusi
 Presentasi
 Tanya jawab
 Demonstrasi

PEMAHAMAN BERMAKNA

 Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat di rumah sakit pada
pasien yang masuk dirawat selain untuk infeksi tersebut, tapi bukan
terjadi dan bukan masa inkubasi pada waktu masuk rumah sakit.
Infeksi nosokomial terjadi di seluruh dunia baik di negara maju
ataupun negara dengan sumber penghasilan buruk. Infeksi terjadi di
tempat perawatan kesehatan dan merupakan salah satu penyebab
utama kematian dan meninggikan morbiditas di antara pasien yang
dirawat. Pada anak keseluruhan angka infeksi lebih rendah dari
pada orang dewasa di rumah sakit yang sama

PERTANYAAN PEMANTIK

Pernahkah kalian habis pulang besut orang sakit sampai rumah
malah tertular penyakit/sakit?

Pernah kalian pas jenguk/menunggu dirumah sakit melihat setiap


depan ruangan ada handsaniteyer?

URUTAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

 Pembukaan (10menit)
 Kegiatan Inti (25 menit)
 Penutup (10 menit)

Pertemuan pertama

Kegiatan Awal

 Memberi salam( nilai religius)
 Menanyakan kabar dan kesiapan siswa untuk belajar
 Mempersilahkan salah satu siswa untuk memimpin berdoa ( nilai

religius)
 Cek kehadiran ( nilai disiplin dan tanggung jawab)
 Menyampaikan topic pembelajaran ( apersepsi)
 Peserta didik menyimak tujuan pembelajaran dan metode penilaian yang

disampaikan
 Guru memberikan apersepsi (dengan menanyakan “Pernahkah kalian

habis pulang besut orang sakit sampai rumah malah tertular
penyakit/sakit? Pernah kalian pas jenguk/menunggu dirumah sakit
melihat setiap depan ruangan ada handsaniteyer?”

Kegiatan inti

1. Menentukan pertanyaan atau masalah utama
A. Guru menampilkan sebuah kasus pada peserta didik didalam PPT
“ Ny.w mengalami kecelakaan dijalan pasien tidak sadarkan diri,
ada luka dibagian kepala dan keluar darah.banyak darah dibaju &


dibadan Ny.w.kemudian seseorang menolong Ny.w dibawa kesebuah
IGD rumah sakit.seseorang yang mengangat /menolong Ny.w tidak
memakai sarung tangan .penolong juga terlihat ada luka terbuka
ditangan penolong tersebut, sampai diIGD perawat yang menangani
Ny.w juga terlihat tidak menggunakan APD&tidak cuci tangan.”

B. Peserta didik mengamati kasus yang ditampilkan oleh guru.
(Literasi digital)

C. Peserta didik diminta memberikan tanggapan dan pendapat terakit
kasus yang diberikan

D. Peserta didik diberikan kesempatan untuk menetapkan
permasalahan dalam bentuk pertanyaan yang berhubungan dengan
kasus yang diberikan. (Communication)
Pertanyaan yang digunakan seperti :
 Apakah yang dapat kalian amati dari kasus tersebut?
 Sudahkah kalian mendapati masalah yang ada di kasus
tersebut?

2. Merencanakan proyek

A. Peserta didik membagi diri menjadi 4 kelompok, dengan masing-
masing 1 kelompok 4 orang

B. Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan
mengorganisasikan pertanyaan/masalah yang akan dicari
penyelesiaannya. (Critical thinking)

C. Peserta didik diberi tugas untuk menggali informasi dari buku dan
sumber lain yang relevan mengenai infeksi nosokomial

D. Peserta didik mengumpulkan informasi untuk membangun ide
mereka sendiri dalam pembuatan karya inovatif untuk
mengomunikasikan salah satu pencegahan infeksi nosokomial
dengan tepat, (Critical thinking)

3. Membuat jadwal penyelesaian proyek


A. Guru meminta siswa untuk menyiapkan LKPD yang sudah
diberikan oleh guru

B. Guru menyampaikan jadwal penyelesaian Proyek yang akan
dilakukan siswa

C. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok mencari solusi terkait
dengan pembuatan karya inovatif untuk mengomunikasikan salah
satu pemecahan infeksi nosokomial dengan tepat. (Colaborasi)

D. Peserta didik melakukan pembuatan karya inovatif untuk
mengomunikasikan salah satu pencegahan infeksi nosokomial
(Creativity)

E. Peserta didik membuat karya inovatif untuk mengomunikasikan
salah satu pemecahan infeksi nosokomial dengan tepat dalam
bentuk poster/video tiktok.(Critical thinking)

Kegiatan Akhir

1. Peserta didik bersama guru membuat kesimpulan
2. Perserta didik bersama guru merefleksi pembelajaran yang telah

dilaksanakan
3. Guru mengingatkan peserta didik untuk selalu belajar dan

menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya
4. Guru memberi salam penutup

Pertemuan kedua
Kegiatan Awal


 Memberi salam
 Menanyakan kesiapan siswa untuk belajar
 Mempersilahkan salah satu siswa untuk memimpin berdoa ( nilai

religius)
 Cek kehadiran ( nilai disiplin dan tanggung jawab)
 Peserta didik menanyakan kesulitan yang dialami

Kegiatan inti

4. Memonitoring kemajuan penyelesaian proyek

A. Guru memantau diskusi dan mengarahkan kelompok untuk
membuat karya inovatif untuk mengomunikasikan salah satu
pemecahan infeksi nosokomial dengan tepat (Asinkron)

B. Peserta didik menanyakan kesulitan yang dihadapi saat membuat
proyek

5. Mempresentasikan dan menguji hasil penyelesaian proyek

A. Peserta didik secara bergantian dan berkelompok menyampaikan
hasil karya inovatifnya untuk dipresentasikan dan ditanggapi
kelompok lain (Communication)

B. Perwakilan kelompok peserta didik dibimbing guru
mempresantasikan hasil karya inovatifnya tentang cara
mengomunikasikan infeksi nosokomial (Critical thinking)

6. Mengevaluasi dan refleksi proses dan hasil proyek

A. Peserta didik bersama dengan guru melakukan evaluasi terhadap
kegiatan membuat karya inovatif yang telah diselesaikan oleh
peserta didik (Content Knowledge – TPACK)

B.

Kegiatan Akhir

1. Peserta didik bersama guru membuat kesimpulan


2. Perserta didik bersama guru merefleksi pembelajaran yang telah
dilaksanakan

3. Guru mengingatkan peserta didik untuk selalu belajar dan
menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya

4. Guru memberi refleksi
5. Guru memberi salam penutup

REFLEKSI PENDIDIK

Model, metode dan media sudah sesuai untuk membangkitkan motivasi
belajar dengan model PJBL siswa dituntut untuk membuat karya inovatif
untuk mengomunikasikan salah satu pemecahan infeksi nosokomial
dengan tepat
Dengan menanyakan kesiswa:

1. Apakah peserta didik sudah memahami materi yang sudah
disampaikan

2. Apakah ada kesulitan dalam pembuatan karya pembelajaran hari ini

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Bahan ajar
2. LKPD
3. Media pembelajaran

PENGAYAAN DAN REMEDIAL

Pengayaan pada materi hari ini Siswa dapat melakukan studi pustaka,
menambah informasi mereka tentang infeksi nosokomial melalui artikel yang
tersedia di internet Siswa yang belum memahami materi infeksi nosocomial
mengulang materi tersebut dengan bimbingan guru secara intensif dan
ditekankan pada materi yang kurang dipahami.


BAHAN BACAAN PENDIDIK

BUKU DASAR DASAR LAYANAN KESEHATAN
Literasi web

BAHAN BACAAN PESERTA DIDIK

BUKU DASAR DASAR LAYANAN KESEHATAN
Literasi web

DAFTAR PUSTAKA

Darmadi, (2008). Infeksi Nosokomial problematika dan
pengendaliannya.salemba medika
Marfu’ah, S., & Sofiana, L. (2018). Analisis tingkat kepatuhan hand
hygiene perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial. Kes Mas:
Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat, 12(1), 29-37.
Heriyati, H., & Astuti, A. (2020). Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi
Nosokomial di Rumah Sakit. Jurnal Pendidikan Kesehatan, 9(1), 87-92.
Fajriyah, N. N. (2015). Pengetahuan mencuci tangan Penunggu Pasien
menggunakan lotion antiseptic. In PROSIDING SEMINAR NASIONAL &
INTERNASIONAL.


LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK
(LKPD)

SMK TAMANSISWA BOJA

TEMA
K3

KELAS X KEPERAWATAN
SEMESTER GANJIL

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
INFEKSI NOSOKOMIAL

Sekolah : SMK TAMANSISWA BOJA KELOMPOK…..
Mata pelajaran
: DASAR DASAR LAYANAN 1. …………………………………………………...........................
Kelas/semester KESEHATAN 2. …………………………………………………...........................
Topic 3. …………………………………………………..........................
: X/Ganjil 4. …………………………………………………...........................
5. .................................................................
: INFEKSI NOSOKOMIAL

A. Petunjuk

1. Bacalah LKPD dengan cermat!
2. Diskusikanlah masalah dalam LKPD dengan teman satu kelompok!
3. Tulislah hasil diskusi kelompok kalian pada tempat yang telah

disediakan!

B. Kompetensi awal

1. Siswa pada awalnya belum mengetahui konsep infeksi nosokomial
dengan benar. Setelah pembelajaran, siswa-siswa dapat mengetahui
konsep infeksi nosokomial dengan benar

2. Siswa sebelum mengikuti pembelajaran belum bisa Menganalisis
infeksi nosokomial sedangkan setelah pembelajaran siswa bisa
Menganalisis infeksi nosokomial

3. Siswa sebelum pembelajaran belum Melaksanakan tindakan
pencegahan terhadap infeksi nosokomial dengan benar sesuai dengan
SOP setelah pembelajaran siswa – siswa Melaksanakan tindakan


pencegahan terhadap infeksi nosokomial dengan benar sesuai dengan
SOP
4. Sebelum pembelajaran, siswa belum dapat Membuat karya inivatif
untuk mengomunikasikan salah satu pencegahan infeksi dengan
tepat, sedangkan setelah pembelajaran siswa dapat Membuat karya
inivatif untuk mengomunikasikan salah satu pencegahan infeksi
dengan tepat

C. Tujuan Pembelajaran

Pada fase E Memahami k3 ( Infeksi nosocomial)

Indikator Pencapaian Tujuan Pembelajaran:

1. Peserta didik dapat memahami konsep infeksi nosokomial dengan
benar

2. Peserta didik dapat menganalisis infeksi nosokomial
3. Peserta didik dapat melaksanakan tindakan pencegahan terhadap

infeksi dengan benar sesuai dengan Standar OprasionalProsedur
4. Peserta didik dapat membuat karya inovatif untuk

mengomunikasikan salah satu pencegahan infeksi dengan tepat
sesuai dengan instruksi kerja


KEGIATAN
PEMBELAJARAN

Silahkan perhatikan dan amati gambar dibawah ini

PETUNJUK PENGISIAN LKPD

1. Baca dan pahami LKPD berikut ini dengan seksama
2. Ikuti langkah – langkah kegiatan yang ada
3. Diskusikan dengan teman sekelompokmu mengenai apa yang harus

kalian lakukan dan rencanakan untuk membuat karya inovatif untuk
mengomunikasikan salah satu pencegahan infeksi nosokomial dengan
tepat
4. Jika masih terdapat masalah yang tidak dapat diselesaikan dengan
diskusi kelompok, maka tanyakan kepada guru


Setelah kalian menggamati Gambar Pada LKPD ini kalian harus tau terlebih dahulu apa
itu infeksi nosokomial dan bagaimana cara penularannya. pada materi ini kalian akan
menyelesaikan sebuah 1 karya inovatif cara cuci tangan yang benar untuk mencegah
infeksi nosokomial

KELOMPOK……. Tuliskan dibawah ini
masalah apa saja yang
1. …………………………………… terjadi pada gambar diatas
……………. sehingga kalian membuat
salah 1 karya inovatif untuk
2. …………………………………… mencegah infeksi nosokomial
…………….

3. ……………………………………
…………….

4. ……………………………………
……………

1. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

2. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
.

3. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
.

4. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
.

5. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

6. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
.

7. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
.

8. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………


Indicator penilaian

No. Indikator Penilaian Skor
1. Peserta didik menunjukkan 3 kemampuan yaitu: 4

1) Mengerjakan LKPD sesuai instruksi yang diberikan 3
2) Percaya diri dalam mengerjakan LKPD 2
3) Menentukan hasil pengerjaan LKPD dengan benar 1
4
Peserta didik menunjukkan 2 kemampuan dari 3 indikator
kemampuan yang disebutkan di atas 3
2
Peserta didik menunjukkan 1 kemampuan dari 3 indikator 1
kemampuan yang disebutkan di atas 4

Peserta didik tidak menunjukkan semua indikator 3
kemampuan yang disebutkan di atas 2
1
2. Peserta didik menunjukkan 3 kemampuan yaitu
1) Menyampaikan gagasan orisinil pada pengerjaan LKPD
2) Memiliki keluwesan berpikir pada pengerjaan LKPD
3) Menghasilkan LKPD yang orisinil

Peserta didik menunjukkan 2 kemampuan dari 3 indikator
kemampuan yang disebutkan di atas

Peserta didik menunjukkan 1 kemampuan dari 3 indikator
kemampuan yang disebutkan di atas

Peserta didik tidak menunjukkan semua indikator
kemampuan yang disebutkan di atas

3. Peserta didik menunjukkan 3 kemampuan yaitu
1) Berkomunikasi lisan yang baik pada kerja tim
2) Berkomunikasi tulisan yang baik pada kerja tim
3) Menghargai dan peduli pada anggota tim

Peserta didik menunjukkan 2 kemampuan dari 3 indikator
kemampuan yang disebutkan di atas

Peserta didik menunjukkan 1 kemampuan dari 3 indikator
kemampuan yang disebutkan di atas

Peserta didik tidak menunjukkan semua indikator
kemampuan yang disebutkan di atas


INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS
HOTS

SMK TAMANSISWA BOJA

TEMA
K3

KELAS X KEPERAWATAN
SEMESTER GANJIL

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALAN

1


INSTRUMEN PENILAIAN
BERBASIS HOTS

A. Instrumen Penilaian : fase E K3 ( INFEKSI NOSOKOMIAL)

B. Indikator Pencapaian Tujuan Pembelajaran:
1. Peserta didik dapat mengidentifikasi infeksi nosokomial

dengan benar(C1)

2. Pesrta didik dapat menganalisis infeksi nosocomial (C3)

3. Peserta didik dapat mengemukakan ide penyelesaian

masalah infeksi nosocomial dengan berbagai cara(C4)

4. Peserta didik dapat melaksanakan tindakan pencegahan

terhadap infeksi dengan benar sesuai dengan Standar

Oprasional Prosedur(C4)

5. Peserta didik dapat membuat karya inovatif untuk

mengomunikasikan salah satu pencegahan infeksi dengan

tepat sesuai dengan instruksi kerja.(C5)

C. Petunjuk Pengerjaan
Baca Basmallah Kerjakan dengan Kesungguhan karna masa
depan ada ditangan anda Orangtua akan bangga jika mutiara
hatinya berhasil dan sukses dalam sekolahnya mencari ilmu.
Jadilah anda seorang kesatria bukan pengecut kerjakan soal
dibawah ini tanpa kecurangan
Pilihlah jawaban a, b, c, d atau e dan berilah tanda silang (x)
pada jawaban yang anda anggap benar !
1. Infeksi yang didapat di rumah sakit pada pasien yang
masuk dirawat selain untuk infeksi tersebut, tapi bukan
terjadi dan bukan masa inkubasi pada waktu masuk
rumah sakit.merupakan pengertian dari
A. Reservoir
B. Agen infeksius
C. Infeksi Nosocomial
D. Penjamu rantai infeksi
E. reservoir

2. Dibawah ini yang bukan termasuk sumber – sumber infeksi

2


nosocomial adalah…
A. Klien
B. Petugas atau perawat
C. Bakteri
D. Pengunjung
E. Lingkungan rumah sakit

3. Infeksi nosokomial bisa terjadi pada….
A. Pasien dan perawat,
B. Pasien, dan perawat
C. Dokter, serta pekerja rumah sakit
D. Pengunjung rumah sakit
E. Semua benar

4. Selain bakteri, infeksi nosokomial juga dapat disebabkan
oleh …
A. Pengunjung rumah sakit dan tenaga kesehatan
B. Tenaga kesehatan, dokter dan pasien
C. Jamur dan virus
D. Jamur, dan parasit.
E. virus, jamur, dan parasit.

5. Dengan kedua telapak tangan saling berhadapan dan jari –
jari saling menyilang , gosok sela – sela pangkal jari dari
dalam kearah luar , merupakan teknik cuci tangan langkah
keberapa ….
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5

6. Lama kegiatan kebersihan tangan menggunakan handrub
berbasis alcohol adalah…
A. 20 40 detik
B. 40 – 60 detik
C. 30 – 40 detik
D. 40 – 60 detik
E. 20 – 30 detik

3


7. Ny. S (43 tahun ), klien dengan diagnosa medis thypus
abdominalis yang memasuki hari ke 2. Kondisi klien lemah
dan tidak dapat beraktivitas mandiri. Perawat I yang
berdinas pada shif siang akan melakukan tindakan
personal higiene dengan melakukan tindakan pemotongan
kuku. Saat mau melakukan tindakan tersebut perawat I
melihat keluarga pasien sedang tidur dilantai tanpa alas
padahal lantai tersebut belum dibersihkan. Sebagai petugas
kesehatan apakah yang dapat perawat I lakukan terhadap
keluarga pasien tersebut?
A. Menyuruh untuk keluar ruangan karena perawat ingin
melakukan tindakan
B. Menasehati keluarga pasien dengan kata – kata
yang halus dan menjelaskan kalo lantai kamar
belum dibersihkan akan menyebabkan terjadi
infeksi nosokomial
C. Membiarkan saja karena itu bukan pasien yang harus
diurusi seorang perawat
D. Menasehati keluarga pasien untuk keluar ruangan
terlebih dahulu karena perawat ingin melakukan
tindakan dengan kata – kata yang tidak menyakitkan
hati keluarga pasien
E. Meminta ijin kepada keluarga pasien jika perawat
ingin melakukan tindakan memotong kuku

8. Menjaga kebersihan lingkungan rumah sakit untuk
menghindari infeksi nosocomial adalah dengan cara…
A. Membatasi pengunjung
B. Membatasi penunggu pasien
C. Menyapu lantai
D. Cairan disinfektan
E. Anak dibawah unur dilarang masuk

9. Pasien A datang dengan keluhan batuk kering, demam,
nafas terasa berat , anosmia sejak 3 hari yang lalu, nafsu
makan menurun. Apasaja yang harus dikenakan oleh
petugas kesehatan untuk mencegah penularan penyakit
dari pasien A ?
A. Masker , handscoon
B. Helm, handscoon
C. Handscoon, spatu boots
D. Spatu boots, apron

4


E. Apron, masker
10. Tn. A datang kerumah setelah bepergian karena keperluan

pekerjaan. Apa saja yang dapat dilakukan oleh Tn. A
untuk mencegah penularan infeksi dari luar rumah dalam
lingkungan rumah?

A. Melepas baju & mandi
B. Tidur terpisah dengan anggota keluarga selama 1 hari
C. Mencuci tangan, tarok baju kotor pada tempatnya

kemudian mandi
D. Menjauhi anggota keluarga selama 2 jam
E. Semprot seluruh tubuh menggunakan cairan

desinfeksi

5


Click to View FlipBook Version