Penulis
Fine Reffiane, S.Pd., M.Pd, Prof. Dr. Sudarmin, M.Si, Prof. Dr. Wiyanto, M.Si, Dr. Sigit Saptono,
M.Pd, Isnandia Marsha Adelia, Digita Nikmaturohmah, Tsania Ayyusti Rizqianna, Rachmad
Rizkiawan, Rina Ninda Ristiana, Finola Anastasia Putri, Siti Nur Cholifah, Muhammad Rizal
umami, Ida Maryati, Maria Dwi Septiana, Inez Denisya Putri, Linda Setiyaningsih, Ramadhanti
Tri Yuwanda, Marlina Damayanti, Wahidatul Aulawy, Naila Izzatir Rofiqoh, Risky Heppy
Panggalih, Syahrama Sofyan Adi, Lya Amanda Wulansari, Siti Nur Fadlilah, Himawan Angga
Saputra, Jihan Nur Fitriani, Hilmia Zahara, Sri Nur Andini, Iffa Chasanah Zulfa, Naufal Lathif
Muhammad, Kasiyanti, Aditya Yudha Kurniawan, Natasya Cikra Ananda, Galuh Ayu Ikhsana
Dewi, Alda Luthfia Alfianti, Alfina Ika Putri Rahmawati, Rustanti Setianingtyas, Nur ida dwi
setyowati, Wahyu Dwi Lestari, Siti Nur'Aisyah, Marisa Salsabilla, Neza Anissa Mufti, Mohamad
Akhyat Mardiyanto, Kukuh Hendy Wicaksono, Nurul Maulita, Lasaufa Yarda, Rani Aulia Rahma,
Panji Khoirul Majid, Anggun Setiawan
Editor
Fine Reffiane, S.Pd., M.Pd,
Prof. Dr. Sudarmin, M.Si,
Prof. Dr. Wiyanto, M.Si,
Dr. Sigit Saptono, M.Pd,
Desain sampul
Taufik Alam Huda
Penerbit
NEM
Cetakan Pertama, Juni 2021
Sanksi Pelanggaran Pasal 113
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014
Tentang Hak Cipta
1. Setia Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana
dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak
Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal
9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial
dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak
Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal
9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial
dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda
paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
4. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan
dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh)
tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
Kata Pengantar
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt., Tuhan yang
Maha Esa karena atas berkah, rahmat, hidayah dan ridho-Nya jualah sehingga penulis
dapat menyelesaikan buku dengan judul Penerapan Model Hybrid Learning
Berpendekatan Etno-STEM (Era Pandemi Covid-19) Seri 3
telah diberikan menjadi nilai ibadah dan menjadi pahala kebaikan di sisi Allah Swt.
Penulis menyadari bahwa walaupun sudah memaksimalkan seluruh kemampuan dalam
penyusunan buku ini, tidak menutup kemungkinan masih terdapat kekurangan yang perlu
penyempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan masukan berupa saran dan
kritik yang membangun demi kesempurnaan penulisan buku ini.
Semarang, Juni 2021
Editor
Daftar Isi
Kata Pengantar ……………………… 1
Daftar Isi ………………………. 2
Pengantar ………………………. 4
Tema 1 Pembelajaran Etno-STEM dengan ………………………. 5
Tema Kue Kembang Goyang Camilan Renyah
Khas Kota Pati
Tema 2 Pembelajaran Etno-STEM dengan ………………………. 15
Tema Dubet Singkong Bikin Lidah Berjoget
Khas Grobogan
Tema 3 Pembelajaran Etno-STEM dengan ………………………. 20
Tema Pembuatan Kue Moho Hemat Cuan Khas
Pati
Tema 4 Pembelajaran Etno-STEM dengan ………………………. 30
Tema Ikan Pindang Keranjang Besek Khas
Rembang
Tema 5 Pembelajaran Etno-STEM dengan ………………………. 35
Tema Kerupuk Gendar Maknyus Bikin Nagih
Terus Khas Demak
Tema 6 Pembelajaran Etno-STEM dengan ………………………. 46
Tema Kue Sentiling Nggak Bikin Berpaling
Khas Jepara
Tema 7 Pembelajaran Etno-STEM dengan ………………………. 57
Tema Kerupuk Terung Teman Makan Yang
Asik Khas Pekalongan
Tema 8 Pembelajaran Etno-STEM dengan ………………………. 60
Tema Onde-Onde Isi Kacang Ijo Khas Demak
Daftar Pustaka ………………………. 61
Bibliografi Penulis ………………………. 68
Model Hybrid Learning berpendekatan Etno-STEM
Oleh :
Fine Reffiane, S.Pd.,M.Pd
Mahasiswa Pascasarjana S3 IPA Universitas Negeri Semarang
Dosen Universitas PGRI Semarang
Prof. Dr. Sudarmin, S.Si., M.Si
Dosen Pascasarjana Universitas Negeri Semarang
Prof. Dr. Wiyanto, S.Si., M.Si
Dosen Pascasarjana Universitas Negeri Semarang
Dr. Sigit Saptono, M.Pd
Dosen Pascasarjana Universitas Negeri Semarang
Model pembelajaran dengan pendekatan Etno-STEM merupakan
pengembangan pendekatan STEM yang berbasis pada kearifan lokal di
suatu daerah. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan Etno-STEM
dimulai dari suatu tema pembelajaran IPA yang bermuatan kearifan lokal
disuatu daerah. Tema pembelajaran dengan bermuatan kearifan lokal
tersebut akan dikembangkan menjadi pengetahuan ilmiah yang meliputi
pengetahuan sains, teknologi, Teknik rekayasa sederhana, dan
penghitungan matematika. Pada setiap pengetahuan tersebut dilakukan
pengamatan terhadap hasil belajar dan pengaruhnya terhadap
keterampilan keterampilan berpikir kritis, mengembangkan kreativitas,
komunikasi dan berkerjasama.
Urban (2015) melalui Pendidikan STEM terintegrasi teknologi pada
peserta didik dapat dimaksimalkan dalam memperoleh kompetensi di
bidang teknologi, sains, matematika dan Teknik. Belland (2017) dalam
pelaksanakan STEM dengan menggunakan 7 pendekatan mendapatkan
efek pembelajaran yang berbeda yaitu pembelajaran berbasis masalah
(0,28), pembelajaran berbasis kasus (0,30), pemodelan/visualisasi (0,42),
pembelajaran berbasis proyek (0,51), pembelajaran berbasis desain (0,27),
pembelajaran berasis inkuiri (0,53), dan pembelajaran berbasis masalah
(1,33).
Bybee (2013:68) mengungkapkan STEM dapat membantu peserta
didik untuk mendapatkan pengalaman dalam penguasaan teknik untuk
mengobservasi, mengumpulkan dan menganalisis data sehingga program
STEM saat sesuai digunakan untuk mengembangkan kemampuan
ketrampilan abad 21. Honey & Schweingruber (2014:109) menuliskan
langkah-langkah praktis STEM dalam pembelajaran the Common Core State
Standards for Mathematics and Scientific and Engineering Practices in the
Next Generation Science Standar yang dibedakan menjadi 2 yaitu
Mathematical Practice dan Scientific and Engineering Practices.
Gambar 1 Model Pembelajaran Etno-STEM
Bagian-bagian yang digunakan pada Mathematical Practice adalah
(1) Memahami masalah dan bertahan dalam menyelesaikannya, (2)
mengungkapkan alasan secara abstrak dan kuantitatif, (3) Membangun
argument yang layak dan menerima kritik serta alasan dari orang lain, (4)
Menerapkan berbagai model Matematika, (5) Menggunakan alat dan
strategi yang tepat, (6) menghadirkan presisi/ keseimbangan, (7) mencari
dan memanfaatkan secara terstruktur, (8) Mencari dan mengekspresikan
keteraturan dalam penalaran berulang.
Bagian-bagian yang diterapkan pada Scientific and Engineering
Practices adalah (1) Mengajukan pertanyaan dan menentukan masalah, (2)
Mengembangkan dan menggunakan model, (3) Merencanakan dan
melaksanakan investigasi, (4) Menganalisis dan menginterprestasikan
data, (5) Menggunakan matematika dan komputasi dalam berpikir, (6)
Membuat desain solusi, (7) Melibatkan argument/pendapat dalam bukti
penelitian, (8) Memperoleh, mengevaluasi dan berkomunikasi dalam
pertukaran informasi. Sedangkan dalam jurnal National (2011) terungkap
bahwa STEM merupakan capaian suatu budaya yang mencerminkan
kemampuan kemanusiaan, memberikan kekuatan ekonomi dan sebagai
pembentuk aspek fundamental untuk masyarakat.
Pelaksanaan pembelajaran yang menekankan pada aspek
pedadogis bersinergi dengan kemampuan kontruktivisme dapat
diintegrasi pada penggunaan teknologi. Bevins & Price (2016)
mengungkapkan bahwa pendekatan inquiry dapat digunakan untuk
melatih ketrampilan peserta didik. Chalkiadaki (2018) ketrampilan dalam
membaca menjadi suatu kekuatan literasi peserta didik dalam memahami
dan menerapkan kompetensi dan ketrampilan di abad 21.
Chung, et al (2016) pendekatan melalui pembelajaran berbasis
masalah dapat meningkatkan proses ketrampilan komunikasi peserta
didik. Comfort & Timms (2018) standar penerapan kurikulum nasional
akan mampu menjadi standar sains pada generasi sains selanjutnya. Farisi
(2016) pelaksanaan pembeajaran di kelas melalui pengembangan
ketrampilan yang terintegrasi teknologi akan menambah kompetensi di
abad 21.
Forawi (2016) pelaksanaan Pendidikan sains berdasarkan
pengembangan kurikulum akan memberikan pemikiran kritis terhadap
peserta didik. Keane, et al (2016) mempunyai hasil penelitian perubahan
dari literasi tradisional menjadi pembelajaran praktik menggunakan TIK.
Obschonka, et al (2017) ketrampilan yang harus dimiliki oleh peserta didik
di abad 21 adalah ketrampilan berwirausaha.
Pembelajaran hybrid merupakan suatu model pengetahuan yang
dapat digunakan untuk mengambil keputusan yang cerdas. Moakofhi, et
al (2017) melakukan penelitian pembelajaran hybrid di sebuah universitas
di Botswana, Afrika bahwa walaupun pembelajaran terintregasi teknologi
membawa keuntungan yang luar biasa, tetapi dosen-dosen masih
mengalami hambatan dalam pelaksanaannya. Pemanfaatan pembelajaran
hybrid merupakan pembelajaran yang mengasyikan karena dapat
memperkuat praktek dan pikiran serta dapat berfokus pada konteks
informal dan formal sehingga sangat sesuai dilakukan di masa pandemic
Covid 19 saat ini.
TEMA 1
PEMBELAJARAN BERBASIS Etno-STEM DENGAN TEMA
“KUE KEMBANG GOYANG CAMILAN RENYAH KHAS KOTA
PATI”
Oleh :
ISNANDIA MARSHA ADELIA
Mahasiswi PGSD FIP Universitas PGRI Semarang
FINOLA ANASTASIA PUTRI
Mahasiswi PGSD FIP Universitas PGRI Semarang
RACHMAD RIZKIAWAN
Mahasiswa PGSD FIP Universitas PGRI Semarang
RINA NINDA RISTIANA
Mahasiswi PGSD FIP Universitas PGRI Semarang
SITI NUR CHOLIFAH
Mahasiswi PGSD FIP Universitas PGRI Semarang
TSANIA AYYUSTI RIZQIANNA
Mahasiswi PGSD FIP Universitas PGRI Semarang
Saat ini kita semua sedang dilanda pandemi covid-19 yang
mengharuskan semua aktivitas belajar, bekerja hingga beribadah untuk
dilakukan di rumah. Hal ini membuat masyarakat menciptakan inovasi
untuk membuat suatu barang maupun mendirikan usaha untuk
memperbaiki kondisi perekonomian yang terganggu maupun sekedar
mengisi waktu luang.
Pada perkuliahan semester 4 ini di waktu pandemi melalui kuliah
daring, kelompok kami mendapatkan banyak pengalaman yang sangat
luar biasa dimana dapat mengunjungi industri rumah tangga yaitu
pembuatan Kue Kembang Goyang. Materi yang kami ambil adalah
kearifan lokal yang berada di sekitar tempat kami di daerah Pati, Jawa
Tengah.
Kue kembang goyang merupakan jajanan tradisional yang
mempunyai ciri khas yang unik. Keunikan kue kembang goyang dapat
dilihat bentuknya yang memilki ciri khas berbentuk bunga. Keunikan dari
rasanya sendiri kue kembang goyang memilki rasa manis dan asin serta
renyah saat dimakan. Pembuatan kue Kembang Goyang ini dapat menjadi
usaha sampingan oleh masyarakat Pati.
Gambar 1.1 Skema Etno-STEM dengan tema Kue Kembang Goyang Pati
Kue kembang goyang merupakan salah satu makanan tradisional
khas kota pati dari golongan jajanan. Tepung beras sebagai bahan utama
dalam pembuatan kue kembang goyang. Disebut kue kembang goyang
karena teknik pembuatannya menggunakan cetakan berbentuk bunga.
Kue ini berbentuk seperti bunga (kembang). Kembang goyang merupakan
jenis nama perhiasan yang dipakai pada konde dan dapat bergoyang-
goyang karena pada konde tersebut memiliki pegas yang dipakai oleh
pengantin jawa. Kue kembang goyang biasa dijadikan suguhan khas
masyarakat pati, apalagi saat hari raya idul fitri dan acara-acara tertentu.
Kue ini disajikan pada wadah toples bening sehingga terlihat cantik dan
menarik. Kue kembang Loyang merupakan sebutan lain dari kue
kembang goyang. Kue kembang goyang telah divariasikan sejalan dengan
mode perkembangan zaman, selain varian rasa yang telah divariasikan,
bentuk kue kembang goyang pun berubah bentuknya menjadi berbagai
macam bentuk yang semakin menarik dan unik.
Uraian lengkap berdasarkan bidang kajian keilmuan sesuai kurikulum
1) Materi dan Perubahannya
Salah satu bahan tambahan yang digunakan untuk membuat kue
kembang goyang adalah gula pasir yang berguna sebagai pemanis alami
dari tumbuhan tebu yang memiliki kandungan karbohidrat serta indeks
glikemik. Sesuatu yang memiliki sebuah ruang dan massa zat disebut
dengan materi. Wujud materi berupa gas, cair dan padat.
Ketika materi menerima atau melepaskan kalor/energi dalam kondisi
tersebut materi akan mengalami perubahan dari wujud satu kelainnya.
Sifat fisika dan sifat kimia adalah dua sifat yang dimiliki oleh setiap
materi. Dalam pembuatan kue kembang goyang terjadi perubahan fisika
pada gula pasir. Perubahan zat namun tidak menghasilkan zat baru dapat
disebut dengan perubahan fisika, hal tersebut hanya melibatkan
perubahan energi. Dalam pembuatan kue kembang goyang pada tahap
proses pelarutan gula itu merupakan salah satu bentuk perubahan fisika.
2) Suhu dan Kalor
Suhu atau kalor sangat mempengaruhi dalam produksi kue kembang
goyang. Besaran yang digunakan untuk mengetahui seberapa panas
atau dinginnya benda disebut suhu. Kalor dibutuhkan dalam proses
pematangan kue kembang goyang dengan cara digoreng agar tetap
menjaga kerenyahan dan kegurihan kue kembang goyang sebelum
dikemas dalam toples atau wadah plastik lainnya. Suhu benda juga
dapat berubah yang disebabkan oleh penambahan kalor. Perpindahan
energi karena adanya perbedaan intensitas suhu disebut kalor
3) Gaya
Gaya merupakan sebuah tarikan ataupun dorongan yang dapat
menyebabkan sebuah benda bergerak. Pada pembuatan kue kembang
goyang terdapat sebuah gaya yaitu pada saat proses memasukkan adonan
kembang goyang pada alat cetak, lalu adonan yang telah dicetak
dimasukkan ke dalam wajan atau alat penggorengan. Kemudian alat cetak
yang telah dimasukkan ke dalam wajan di goyang-goyangkan. Hal ini
dilakukan agar adonan kue kembang goyang terlepas dari alat cetak dan
menjadi bentuk sesuai cetakan yang telah digunakan.
4) Klasifikasi Tumbuhan
Bahan utama dalam pembuatan kue kembang goyang adalah
tepung beras. Tepung beras beras berasal dari tumbuhan padi yang
kemudian di jadikan menjadi beras dan di proses untuk dijadikan tepung.
Padi atau nama latinnya Oryza sativa merupakan tanaman pokok yang
sering ditanam para petani khususnya kota Pati yang mayoritas
penduduknya adalah seorang petani. Tanaman padi ini menjadi sumber
utama pangan di negara kita oleh karena itu banyak sekali metode atau
program untuk meningkatkan hasil dari produksi tanaman yang satu ini,
salah satunya diolah menjadi makanan yang unik yaitu Kue Kembang
Goyang.
5) Kewirausahaan
Suatu proses mengkreasikan dengan menambah nilai sesuatu yang
dicapai melalui usaha yang keras dan proses waktu yang tepat dengan
memperkirakan biaya pendukung fisik, resiko, sosial dan akan menerima
kebanggaan berupa keuangan dan kepuasan serta kemandirian personal
merupakan pengertian dari kewirausahaan.
Dalam produksi kue kembang goyang bahan untuk pembuatannya murah
dan mudah didapatkan, sehingga dapat menekan biaya produksi dan
akan membuat produsen memperoleh keuntungan yang cukup tinggi.
Uraian lengkap berdasarkan urutan Etno-STEM (Etno-sains, Etno-
Technology, EtnoEngineering, Etno-Mathematics
1. Sains Ilmiah
a. Nama ilmiah Tumbuhan Padi
Dalam pembuatan kue kembang goyang terdapat bahan dasar
yang wajib digunakan yaitu tepung beras. Tepung beras berasal dari
tumbuhan padi yang memiliki nama latin Oryza Sativa
b. Nama ilmiah Tumbuhan Kacang Hijau
Tumbuhan Kacang Hijau adalah salah satu tumbuhan yang dapat
digunakan menjadi bahan makanan. Contohnya tepung hun-kwe
yang berasal dari Tumbuhan Kacang Hijau. Tumbuhan Kacang Hijau
mempunyai nama latin Vigna Radiata.
c. Nama ilmiah Tumbuhan Kelapa
Salah satu tanaman yang memiliki segudang manfaat yaitu kelapa.
Nama ilmiah dari tumbuhan kelapa yaitu Cocos Nucifera. Banyak
hasil dari tanaman ini yang bisa dimanfaatkan untuk keperluan
manusia seperti santan dari buahnya yang bisa untuk campuran bahan
masakan.
d. Nama ilmiah Tumbuhan Vanili
Tumbuhan Vanili adalah tanaman penghasil bubuk vanili yang
biasa dijadikan pengharum makanan. Tumbuhan Vanili mempunyai
nama latin Vanilla Planifolia
e. Nama ilmiah Tumbuhan Tebu
Jenis tumbuhan yang memiliki nama latin Sccaharum Officinarum
adalah tebu. Gula sebagai bahan pemanis dalam pembuatan kue
kembang yang berasal dari sari tebu yang telah diolah.
f. Nama Ilmiah Hewan Ayam
Telur ayam merupakan salah satu bahan yang biasa digunakan
dalam pembuatan kue agar adonan kue bisa mengembang. Dalam
pembuatan kue kembang goyang telur yang digunakan berasal dari
ayam petelur. Nama latin dari ayam yaitu Gallus gallus.
2. Teknologi
a) Proses pembuatan kue kembang goyang menurut aturan
Tabel 1.1 proses pembuatan kue kembang goyang
No Tahap Proses Pembuatan Gambar
1. Proses penyiapan alat dan bahan yaitu
Santan instan untuk menambah cita
rasa gurih pada kue kembang goyang.
Satu butir telur supaya adonan
kembang goyang bisa mengembang.
Tepung hun kwe yang berfungsi untuk
menjadikan kue kembang goyang
memiliki tekstur yang renyah.
Panili untuk menambah cita rasa manis
pada kue kembang goyang.
2. Proses pembuatan kue kembang
goyang dengan cara mencampurkan
semua bahan antara lain tepung beras,
gula, tepung hun-kwe, panili,telur, dan
santan.
Campurkan semua bahan sedikit demi
sedikit supaya bahan tercampur rata
dan tidak ada yang menggumpal.
3. Proses pengadukan adonan dengan cara
di aduk menggunakan sendok.
4. Adonan yang sudah jadi dan siap untuk
di cetak.
5. Proses pencetakan kue kembang goyang
dengan memasukkan cetakan ke dalam
adonan.
6. Proses penggorengan kue kembang
goyang dengan cara mengeluarkan
adonan dari cetakan dengan cara alat
cetakan digoyang-goyangkan pada
wajan penggorengan.
7. Hasil dari Kue Kembang Goyang yang
sudah jadi.
Sumber : koleksi pribadi
3) Teknik ( Engineering)
a) Penggunaan alat cetak
Penggunaan alat cetak sangat sederhana. Alat cetak bunga yang sudah
dipanaskan terlebih dahulu di dalam wajan yang terdapat minyak panas,
kemudian diletakkan kedalam adonan dari bahan-bahan kue kembang
goyang tersebut. Setelah adonan menempel di cetakan, alat cetak di
angkat dan dimasukkan kedalam wajan penggoreng. Kemudian alat cetak
digoyang-goyangkan di penggorengan hingga adonan keluar dari
cetakan. Jika sudah keluar kue kembang goyang dibolak-balik sebentar
kemudian di angkat dan ditiriskan.
b) Proses lamanya penggorengan
Proses penggorengan berlangsung hanya sekitar 30 detik dengan
menggunakan api sedang. Penggorengan hanya dilakukan sebentar
karena apabila penggorengan dilakukan lebih lama akan menyebabkan
kue kembang goyang gosong saat sudah di ditiriskan.
4) Matematika
a) Perhitungan untung rugi
Perhitungan keuntungan dihitung dari satu kali produksi untuk sekali
adonan . sekali adonan dapat mencapai 400 kue kembang goyang. Harga
kue kembang goyang dijual per pcs berkisar Rp. 8000,- sampai Rp. 10.000,-
dengan isi per pcsnya 12-14 kue kembang goyang sesuai besar kecilnya
cetakan yang digunakan.
Keuntungan per adonan bisa menghasilakan Rp. 200.000,- hingga Rp.
300.000,- per sekali adonan yang dibuat. Dan biasanya sehari dapat
membuat 3- 5 adonan kue kembang goyang Dengan modal per adonan
tidak mencapai Rp. 100.000,-.
Perhitungan kerugian dihitung dengan cetakan yang dijadi atau gagal
dalam pencetakan adonan kembang goyang. Setiap sekali dalam
pengadonan terdapat kue kembang goyang yang jadi hanya setengah
dikarekan pada saat pencetakan alat cetak kurang panas di dalam wajan
penggorengan.
b) Penggunaan komposisi bahan
Komposisi bahan yang digunakan adalah 100% dari beras yang sudah di
selep menjadi tepung beras. Penambahan gula pasir untuk memberi cita
rasa manis pada kue kembang goyang, penambahan telur dan panili
untuk membuat adonan mengembang dan bisa menjadi banyak cetakan
kue kembang goyang. Penambahan santan agar kue kembang goyang
gurih dan renyah saat dimakan, dan penambahan tepung hun-kwe agar
memberi warna pink cantik pada kue kembang goyang, agar tidak
memberikan warna buatan lagi pada adonan.
Hasil Wawancara dengan pembuat Kue Kembang Goyang
Rina : “ Awal mula menjalani usaha Kue Kembang Goyang ini
bagaimana bu?”
Narasumber : “ Sebenarnya awal mulanya adalah iseng-iseng saja sebagai
pekerjaan sampingan, karena saya sebenarnya adalah guru SMP. ”
Rina : “Lalu, jika ibu setiap hari mengajar bagaiamana dengan
pembuatan kue kembang goyang ini bu?”
Narasumber : “ saya biasanya membuatnya ketika sudah selesai
mengajar, atau biasanya saya membuat ketika malam hari.”
Rina : “ Apakah ibu membuat kue kembang goyang ini setiap hari
?”
Narasumber : “Tidak. Saya membuat ini ketika ada teman-teman atau
tetangga saya yang ingin memesan. Atau biasanya juga disuruh
membuatkan saat ada syukuran, nikahan, yasinan atau ketika mau
lebaran saja.”
Rina : “Apakah ibu tidak mau mengembangkan usaha ini agar
lebih berkembang lagi?”
Narasumber : “ Kalau keinginan tentunya ada, tetapi untuk saat ini masih
pelan-pelan karena saya juga mempunyai tanggung jawab mengajar.”
Rina : Nah, untuk membuat kue kembang goyang ini . apakah
ada kesulitan untuk ibu sendiri?”
Narasumber : “Untuk kesulitannya alhamdulilah tidak ada. Hanya saja
saat pencetakan adonan kadang-kadang banyak yang rusak sehingga
menjadikan lebih banyak kerugiannya dibanding dengan
keuntungannya.”
Dalam video tidak disertai perbincangan dengan narasumber atau sang
ibu Sri Hartati dikarenakan beliau tidak berkenan untuk di video.
Rina : “Bolehkah saya mewawancarai ibu sebentar dalam bentuk
video?”
Narasumber : “ Nggak usah ya mbak, saya kurang percaya diri dan tidak
suka bertatap dengan kamera.”
Rina : “ baik bu, saya mohon maaf, dan terima kasih banyak atas
waktunya.
Proses pembuatan klepon bisa dilihat di laman youtube berikut :
https://youtu.be/qja5Ee8Tywo
Gambar 1.2 Tampilan Pembuatan Kue Kembang Goyang di Youtube
TEMA 2
Pembelajaran Berbasis Etno-STEM dengan Tema
“DUBET SINGKONG BIKIN LIDAH BERJOGET KHAS
GROBOGAN”
Oleh :
Inez Denisya Putri
Mahasiswi PGSD FIP Universitas PGRI Semarang
Ramadhanti Tri Yuwanda
Mahasiswi PGSD FIP Universitas PGRI Semarang
Linda Setiyaningsih
Mahasiswi PGSD FIP Universitas PGRI Semarang
Ida Maryati
Mahasiswi PGSD FIP Universitas PGRI Semarang
Muhammad Rizal Umami
Mahasiswa PGSD FIP Universitas PGRI Semarang
Pada semester ini disaat pandemi Covid-19 dengan pembelajaran
daring, kelompok kami mendapatkan pengalaman yang luar biasa karena
dapat mengunjungi industri rumah tangga “Dubet Tela Sapah”. Materi
yang kami ambil adalah kearifan lokal di daerah Desa Penawangan, Kab.
Grobogan, Jawa Tengah.
Produk “Dubet Tela Sapah” adalah tema yang kami ambil. Dubet
tela sapah merupakan makanan yang bahan utamanya ketela sapah, rasa
gurih dari garam dan manis dari gula adalah rasa khas dubet itu sendiri
yang membuat semua kalangan menyukainya. Dengan produksi yang
cukup mudah banyak Ibu rumah tangga yang menjadikannya sebagai
usaha sampingan.
Produk yang kami ambil ini sangat sesuai ketika dikaitkan dengan
pembuatan perangkat pembelajaran tematik di sekolah dasar, khususnya
di kelas IV pada Tema 8 Daerah Tempat Tinggalku Subtema 2 Keunikan
Daerah Tempat Tinggalku.
Gambar 2.1 Skema Etno-STEM dengan Tema Pembuatan Dubet
Makanan pokok masyarakat Indonesia adalah beras. manfaat beras
yang signifikan ini membuat keperluan terhadap beras terus-menerus
melonjak tiap tahunnya. Walaupun hasil dari beras lokal pada waktu ini
lumayan berlimpah tetapi ditakutkan tidak mampu mencukupi keperluan
beras lokal. dengan diversifikasi, kini singkong dapat dijadikan sebagai
alternatif beras. kelebihan dari singkong yaitu mempunyai karbohidrat
sebanyak 38 gr/100gr yang seimbang 12%, hal ini membuat singkong
sesuai untuk dijadikan alternatif beras maupun memulihkan nilai beras.
Dilakukannya diversifikasi guna mencukupi keperluan dari karbohidrat
untuk memenuhi tradisi masyarakat Indonesia dalam mengkonsumsi
beras. Contoh diversifikasi singkong adalah sebagai bahan utama
pembuatan dubet.
Uraian lengkap berdasarkan bidang kajian keilmuan sesuai kurikulum
yang telah ditugaskan
1. Materi dan Perubahannya
Segala sesuatu yang menempati ruangan dan mempunyai masa disebut
Materi contohnya: kayu, besi dan lain sebagainya. Materi bisa
menghadapi pergeseran apabila menerima energi kalor, listrik terdapat
dua macam perubahan materi yaitu perubahan fisika dan kimia.
2. Gaya
Dorongan atau tarikan merupakan gaya. gaya bisa membuat sebuah
benda bergeser dan berpindah tempat. Guna melaksanakan gaya
dibutuhkan energi. Kedudukan sebuah benda bisa berganti merupakan
dampak dari gaya. Saat mengolah dubet memerlukan adanya gaya pada
proses memarut kelapa dan singkong.
3. Suhu dan Kalor
Pada keseharian, dingin dan panasnya sebuah zat atau benda adalah
suhu. Suhu bisa merubah sifat dari zat, contoh setengah dari besarnya
suatu zat dapat mengembang saat dibakar. Ukuran derajat dari dinginnya
atau panasnya benda disebut suhu. Saat pembuatan dubet suhu dan kalor
diperlukan pada proses terakhir yaitu pemasakan yang berguna sebagai
mengukus dubet.
4. Klasifikasi Tumbuhan
Tanaman singkong dikenal juga dengan nama Manihot utilissima pohl.
Tanaman singkong termasuk kedalam Kingdom : Plantae dan Kelas :
Magnoliopsida Ordo. Bagian dari pohon singkong antara lain:
Batang
Tanaman singkong mempunyai batang yang berkayu dan
beruas,ketinggiannya mencapai 3-5m. Batang tanaman singkong
berlubang,terdapat empulur yang berwarna putih dan lunak layaknya
gabus. Warna pada batang tanaman singkong bervariasi,saat tanaman
singkong masih muda batangnya berwarna hijau dan pada saat tanaman
singkong sudah mulai tua warnanya menjadi hijau kelabu.
Daun
Singkong memiliki daun yang utuh, daun singkong memiliki lapisan yang
berurat, dan menjajar antara 5 sampai 9 lebih daun. Letak daun singkong
yang muda terdapat pada bagian paling atas. Mempunyai ukuran lebih
kecil, tangkai kecil, corak warna lebih hijau muda dan lembar daun lebih
tipis.
Akar
Ciri dari akar tumbuhan singkong yaitu panjang dan tinggi hal ini sesuai
dengan jenis kelompoknya. Tumbuhan vegetatif ini memiliki umbi
serabut yang bertunas dari pucuk tegak. akar bercorak kekuning-
kuningan atau putih. singkong dikenali untuk olahan utama sebagai
produsen karbohidrat sedangkan daun dari singkong itu sendiri diolah
menjadi sayuran.
5. Kewirausahaan
Suatu proses yang dilakukan seseorang dalam upaya mencari peluang
atau menciptakan sesuatu yang bernilai sering disebut dengan
kewirausahaan. Kemampuan yang harus dimiliki seorang wirausaha
salah satunya yaitu pengetahuan mengenai kiat serta strategi pemasaran.
Kiat dan strategi pemasaran jika dilihat dari prospek penjual yaitu
memenuhi 4P, price, promotion, place, dan product. Sedangkan menurut
prospek pelanggan adalah 4C, convenience, customer, communication
dan cost. Tujuan akhir dari konsep, kiat dan strategi pemasaran yaitu
kepuasan pelanggan tentang apa yang mereka inginkan. Contoh dari
kewirausahaan yaitu pembuatan dubet singkong.
Uraian lengkap berdasarkan urutan EtnoSTEM (Etno-sains, Etno-
Technology, Etno-Engineering, Etno-Mathematics sesuai yang telah
ditugaskan !
1) Sains dan Ilmiah
a) Nama Ilmiah Tumbuhan Ketela Pohong
Ketela pohon atau sering disebut singkong merupakan keluarga
dari Euphorbiaceae dengan nama ilmiah Manihot esculenta.
Singkong dapat diolah menjadi dubet.
b) Nama Ilmiah Tumbuhan Tebu
Saccharum officinarum merupakan nama latin dari tumbuhan tebu
yang memiliki persamaan dengan jagung, rumput gelagah dan
sorgum. Tebu merupakan persilangan dari hibrida kompleks
dengan dua atau lewat lima spesies genus saccharum . Tebu
merupakan salah satu tumbuhan dari hasil metabolisme senyawa
sukrosa.
c) Nama Ilmiah kelapa
Nama ilmiah dari kelapa yaitu Cocos nucifera yang merupakan
marga tunggal cocos dari suku arecaceae atau aren-arenan. Dalam
pembuatan dubet kelapa berfungsi sebagai toping yaitu dengan
cara diparut terlebih dahulu.
2) Teknologi
Tabel 2.1 Proses Pembuatan Dubet
No Keterangan Foto
1. Pertama, kupas ketela pohong lalu di cuci
dan potong menjadi beberapa bagian.
2. Selanjutnya,parut singkong yang telah di
cuci dan diberi pewarna makanan, garam,
serta gula secukupnya, aduk hingga bahan
tercampur rata.
1. Setelah singkong dan bahan tercampur rata
kukus dengan api yang sedang dalam
waktu 30-45 menit dan tunggu hingga
matang.
2. Jika sudah matang sajikan ke dalam piring
yang dialasi oleh daun pisang dan diberi
toping parutan kelapa.
Tabel 2.2 Proses Pengambilan Bahan Pembuatan Dubet
No. Keterangan Foto
1. Bahan dasar dari makanan dubet ini
menggunakan tela pohong yang
diambil langsung dari pekarangan
rumah.
2. Hasil dari tela pohong yang diambil
atau dipanen dari pekarangan rumah.
3. Tela pohong yang sudah dikupas dan
dibersihkan lalu dipotonghingga
menjadi beberapa bagian.
4. Daun pisang untuk alas penyajian
dubet yang telah matang.
5. Olahan dubet yang siap disajikan.
Sumber : koleksi pribadi
b) Proses pengukusan Dubet
Melalui proses pengukusan,dengan api yang sedang membutuhkan
waktu kurang lebih 30-45 menit akan menghasilkan kematangan yang
baik dan mendapatkan tekstur yang lunak.
3) Engineering (Teknik)
a. Pemarutan Kelapa
Memasak dubet memerlukan teknik dalam pemarutan kelapa, dalam
pemarutan kelapa menggunakan parut kelapa tradisional yang masih
sederhana, hasil dari parutan kelapa tidak kalah dengan hasil parutan
kelapa mesin.
b. Lama Pengukusan Dubet
Dalam memasak dubet melalui proses pengukusan yang
membutuhkan waktu kurang lebih selama 30-40 menit dengan api
sedang, pengukusan menggunakan kompor gas karena lebih cepat dan
efektif.
4) Matematika
a. Perhitungan untung rugi
Perhitungan keuntungan dihitung dari satu kali produksi dubet ini.
Satu kali produksi bisa memproduksi hingga 50-100 mika dubet yang
dijual, untuk per mikanya dijual seharga Rp.1.000 untuk dititipkan di
warung biasanya dijual dengan harga Rp. 800. Sehingga jika di total
keuntungan bersih bisa mencapai Rp. 100.000,- sampai Rp.200.000,-.
Keuntungan Rp 1.000 – Rp 800 = Rp 200 x 100 mika
Jadi total keuntungan adalah Rp. 200.000,-
Perhitungan kerugian juga dihitung dari satu kali produksi untuk satu
kali setor ke warung-warung saat pemesanan mulai turun biasanya
akan mendapat kerugian Rp. 5000 - Rp. 20.000
b. Perhitungan komposisi bahan
Komposisi bahan yang digunakan untuk membuat makan dubet ini
100% asli menggunakan tela pohong dan ditambahi dengan bahan-
bahan yang alami seperti gula pasir, garam, pewarna makanan, dan
kelapa parut. Karena itu adalah cita rasa dari makanan dubet, sehingga
para konsumen tidak khawatir akan bahan yang digunakan dalam
membuat dubet, cita rasa manisnya menggunakan gula pasir asli agar
konsumen yang menikmati dubet tidak perlu khawatir.
Hasil Wawancara Dengan Narasumber
Ida : "Ibu mulai produksi makanan dubet tela ini dari ide sendiri
atau dari turun temurun ibu ?"
Bu Darmi : "Turun-temurun mba, saya sudah generasi ke 5"
Ida : " Bahannya dari ketela pohong atau sering disebut telo
sapah ini ibu dapat dari mana?"
Bu Darmi : "Telo pohong atau telo sapah ini kadang saya ambil di
kebun sendiri atau saya biasanya saya beli di pasar mba"
Ida : "Ibu, saya boleh tau berapa sih keuntungan dan
kerugiannya menjual makanan dubet ini?"
Bu Darmi: "Keuntungannya sekitar Rp. 100.000-Rp.200.000,- dan
kerugiannya tidak besar sekitar Rp. 5.000- Rp.20.000,-"
Ida : "Baik bu,terima kasih sudah memberikan kesempatan
untuk berwawancara dengan Ibu"
Bu Darmi : "Iya mba sama-sama"
Proses pembuatan tape singkong dapat dilihat pada laman :
https://youtu.be/uHSOXEMU6nQ
Gambar 2.2 Tampilan Pembuatan Dubet di Youtube
TEMA 3
Pembelajaran Berbasis Etno-STEM dengan Tema
“PEMBUATAN KUE MOHO HEMAT CUAN KHAS PATI”
Oleh :
Lya Amanda Wulansari
Mahasiswi PGSD FIP Universitas PGRI Semarang
Marlina Damayanti
Mahasiswi PGSD FIP Universitas PGRI Semarang
Naila Izzatir Rofiqoh
Mahasiswi PGSD FIP Universitas PGRI Semarang
Risky Heppy Panggalih
Mahasiswi PGSD FIP Universitas PGRI Semarang
Syahrama Sofyan Adi
Mahasiswa PGSD FIP Universitas PGRI Semarang
Wahidatul Aulawy
Mahasiswi PGSD FIP Universitas PGRI Semarang
Sebagai daerah pesisir utara pulau Jawa, Kabupaten Pati layaknya
daerah pantai utara Jawa lainnya juga mengalami banyak pencampuran
budaya. Merupakan campuran budaya dari luar yang dulu memasuki
daerah Pati adalah kue moho yang sekarang dikenal sebagai jajanan
tradisional. Kue Moho dibuat dengan proses yang masih tradisional dan
juga bahan-bahan yang digunakan cukup sederhana. Kue Moho berbahan
dasar utama dari tepung terigu dan tape singkong.
Keunikan kue moho bercitarasa lembut dan manis, ketika dimakan
akan menempel pada rongga mulut. Saat ini keberadaannya moho sulit
ditemukan, kecuali di pasar-pasar tradisional. Salah satu alasan, mengapa
kue moho sulit ditemukan yaitu karena hanya sedikit orang yang
menekuni usaha kue moho.
Dalam pembuatan kue moho terdapat serangkaian proses dan
bahan-bahan yang berkaitan dengan kurikulum IPA di SD. Antara lain
Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan (Kelas 4 Semester 1 Tema 3 Peduli
Terhadap Makhluk Hidup), Sumber Energi (Kelas 4 Semester 1 Tema 2
Selalu Berhemat Energi), Suhu dan Kalor (Kelas 5 Semester 2 Tema 6
Panas dan Perpindahannya), dan Kewirausahaan (Kelas 6 Semester Tema
5 Kewirausahaan).
Gambar 3. 1 Skema Etno-STEM dengan Kue Moho
Kue moho merupakan salah satu jajanan yang harganya sangat
terjangkau atau bisa dikatakan dalam bahasa gaulnya kue moho hemat
cuan. Tak ada yang mengira bila kue moho yang rasanya manis legit biasa
melekat di rongga-rongga mulut seperti lem ternyata jajanan tradisional
khas Pati. Keberadaannya memang sulit ditemukan, kecuali di pasar-
pasar tradisional. Kue moho merupakan kue yang biasa disuguhkan saat
Imlek atau saat ramadhan. Dibuat dari bahan tepung terigu, gula pasir,
ragi, dengan pewarna makanan merah di atasnya. Bentuknya seperti
bakpao, namun lebih padat dan merekah di bagian atas, tanpa isian.
Agak sulit mendapatkan kue moho di daerah yang tidak banyak
ditinggali orang etnis Tionghoa. Sebab tak banyak yang mau menggeluti
usaha pembuatan kue klasik ini. Kue moho tidak seperti kue pada
umumnya. Bentuknya khas, bulat, pecah dan membelah menjadi empat
pada ujung, dan berwarna merah putih nampak seperti bolu kukus.
Hanya saja, bolu kukus dibuat menggunakan bahan telur. Beda dengan
kue moho, jajan dengan rasanya yang manis legit ini hanya terbuat dari
tepung terigu, gula, soda kue, dan pewarna merah alami dari tumbuhan.
Uraian lengkap berdasarkan bidang kajian keilmuan sesuai kurikulum
yang telah ditugaskan
1. Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan
Dalam pembuatan produk kue moho diperlukan bahan utama yaitu
tepung terigu dan ragi atau tape singkong. Tepung terigu terbuat dari
tumbuhan gandum. Sedangkan tape singkong terbuat dari pohon
singkong. Tumbuhan memiliki bentuk beraneka ragam umumnya bagian
yang ada di tumbuhan adalah buah, bunga, batang, daun dan akar
(Albertus, 2020).
a) Akar
Akar adalah bagian tumbuhan yang menghubungkan bagian tubuh
tanaman dengan tanah atau media tempat tanaman tersebut tumbuh
(Silmi, 2020). Akar dapat digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu akar
tunggang dan akar serabut. Contoh tanaman yang berakar tunggang
adalah pohon mangga, jambu, dan jeruk. Contoh tanaman yang berakar
serabut adalah gandum, padi, pohon kelapa, dan rumput-rumputan.
Selain akar tunggang dan serabut, juga terdapat beberapa jenis akar
khusus, yaitu akar tunjang (akar pandan), akar gantung (akar pohon
beringin), akar napas (akar bakau), akar isap (akar dan anggrek), akar
lekat (akar umbi, dan akar sirih (akar kentang).Fungsi akar adalah
menunjang berdirinya tumbhan, menyerap air dan mineral-mineral dari
dalam tanah, dan tempat menyimpan cadangan makanan (untuk
beberapa tanaman seperti singkong).
b) Batang
Bagian tanaman yang menempel ke akar serta berada di atas permukaan
tanah disebut batang. (Albertus, 2020). Jenis batang ada dua, yang
pertama adalah batang berkambium, contonya adalah pohon jati dan
pohon mangga. Yang kedua adalah tanaman yang batangnya tidak
berkambium, contohnya pohon pisang dan rumput-rumputan. Selain itu
batang tanaman juga dapat dibedakan berdasarkan bentuknya, yaitu
batang berbentuk pohon seperti pohon jambu, batang berbentuk semak
atau perdu seperti pada tanaman mawar, dan batang berbentuk rumput
seperti pada tanaman gandum. Fungsi batang yaitu sebagai penyokong
tubuh tumbuhan, sebagai tempat tumbuhnya daun, bunga, dan buah,
mengangkut air dan mineral yang diserap oleh akar ke daun, dan sebagai
tempat menyimpan cadangan makanan
c) Daun
Bagian dari tumbuhan yang yang memiliki warna hijau dominan pada
pohon disebut daun. (Albertus, 2020). Daun tumbuh dan menempel pada
bagian batang pohon. Jenis daun dibedakan menjadi daun bertulang
menyirip (mangga), daun menjari (singkong), tulang daun melengkung
(pohon sirih), tulang daun sejajar (gandum). Fungsi utama daun adalah
sebagai tempat membuat makanan atau tempat terjadinya proses
fotosintesis.
d) Bunga
Bunga tersusun atas beberapa bagian. Bunga lengkap memiliki enam
bagian, yaitu tangkai, dasar bunga, kelopak, mahkota, benang sari, dan
putik. Bunga memiliki fungsi mempercantik tumbuhan (karena bunga
memiliki mahkota yang berwarna mencolok) dan menjadi tempat
berlangsungnya perkembangbiakan.
e) Buah
Bagian tumbuhan yang mengalami perkembangan dari bunga disebut
buah (Albertus, 2020). Di buah terdapat dari daging buah, biji dan kulit
buah. Biji berfungsi sebagai bakal tumbuhan baru, sedangkan daging
buah merupakan tempat menyimpan cadangan makanan. Warna buah
yang mencolok dapat membuat hewan memakan buah tersebut sehingga
dapat terjadi proses penyebaran biji.
2. Sumber Energi
Sumber energi yang digunakan sebagai pengganti sumber energi utama
disebut sumber energi alternatif (Prabandani, 2020). Tahukah kalian
mengapa manusia membutuhkan sumber energi alternatif? Penggunaan
energi alternatif bertujuan untuk mengurangi ketergantungan manusia
terhadap sumber energi utama, yaitu bahan bakar minyak yang tidak
terbarukan dan mengurangi efek pencemaran lingkungan yang semakin
parah saat ini.
a) Matahari
Energi yang dihasilkan matahari berbentuk sinar dan panas. Manusia
dapat memanfaatkan energi dari matahari untuk membuat garam dan
menjemur hasil panen.
b) Panas Bumi
Energi panas yang terdapat dalam bumi disebut dengan panas bumi. Di
permukaan bumi panas bumi muncul akibat aktivitas vulkanik dari
gunung berapi. Di sekitar gunung berapi biasa terdapat geothermal
seperti uap alam, air panas, dan batuan kering panas. Uap geotermal
sering dipakai untuk pembangkit listrik.
c) Angin
Angin merupakan energi yang berasal dari hembusan angin. Angin
di Negara Belanda digunakan untuk memompa air irigasi.
d) Gelombang Air Laut
Gelombang yang dimiliki air laut dapat dikonversi menjadi listrik.
Prinsip kerjanya adalah dengan mengumpulkan energi gelombang laut
untuk memutar turbin generator.
e) Bahan Bakar Bio
Bahan bakar yang berasal dari tumbuhan dan hewan atau tumbuhan
disebut bahan bakar bio. (Tyana, 2020). Sifat yang ramah lingkungan.
Dapat diperbarui, serta dapat menghilangkan emisi gas buang, menjadi
bahan bakar bio dapat menjadi solusi menghadapi kelangkaan energi
minyak bumi di masa mendatang.
Dalam pembuatan produk kue moho di tempat produksi di Kabupaten
Pati, bahan bakar yang digunakan dalam pengukusan masih tergolong
tradisional dan menggunakan energi alternatif yaitu bahan bakar bio.
Yang digunakan yaitu limbah kayu. Limbah kayu termasuk bahan bakar
bio dari tumbuhan yang sangat ramah lingkungan, dapat diperbarui, dan
juga dapat digunakan menghadapi kelangkaan energi minyak bumi di
masa mendatang.
4. Suhu dan Kalor
Ukuran derajat panas atau dinginnya benda disebut dengan suhu
(Kurniawan, 2021). Supaya bisa tahu secara pasti mengenai panas
dinginnya benda diperlukan besaran yang bisa diukur menggunakan alat
ukur. Alat untuk mengukur suhu disebut Termometer. Termometer
merupakan alat yang berfungsi mengukur suhu (temperatur) suatu zat.
Pertama kali termometer dibuat tahun 1592 oleh Galileo Galilei seorang
ilmuwan Italia (Oktavia, 2020). Tahun 1714, Daniel Gabriel Fahrenheit
ilmuwan asal jerman membuat termometer air raksa. Tahun 1742, Anders
Celsius seorang ilmuwan dari Swedia menemukan termometer skala 200.
Di Indonesia termometer yang paling banyak digunakan saat ini adalah
termometer Celcius yang menggunakan ukuran 0 hingga 100 derajat.
Kalor merupakan energi yang berpindah karena perbedaan suhu.Kalor
dapat mengalami perpindahan (Tasropi, 2020). Kalor mengalami
perpindahan suhu dari benda suhu tinggi ke suhu yang lebih
rendah. Sumber kalor utama yang ada di bumi adalah matahari. Panas
dari matahari berpindah ke bumi sehingga bumi menjadi hangat. Dalam
hal ini, matahari berperan sebagai sumber energi panas. Kalor bisa
mengalami perpindahan benda satu ke benda lainnya. Dalam beberapa
hal misalnya saat kita melakukan pembuatan produk kue moho. Dalam
pengukusan kue di atas tungku kita perlu memindahkan api dari
makanan yang dikukus dalam kuali. Dalam hal ini api dari tungku
merupakan sumber energi panas. Sedangkan panci berperan sebagai
perantara.
Kalor dan suhu memiliki keterhubungan. Adanya kalor
menyebabkan suhu benda berubah. Suhu benda akan semakin tinggi jika
kalor yang diberikan ke benda semakin banyak. Kalor yang dibutuhkan
untuk membuat suhu benda naik bergantung pada jenis zat, disamping
itu juga bergantung pada massa dan perubahan suhu.Saat pengukusan
kue moho diperlukan suhu yang tepat agar moho yang dikukus dapat
matang dalam waktu yang singkat. Pengukusan pengukusan kue moho
yang memanfaatkan api dari tungku dapat menghasilkan kalor jenis yang
lebih besar sehingga kalornya akan semakin besar dan mempercepat
pematangan moho dibandingkan menggunakan kompor gas yang
menghasilkan kalor lebih kecil.
5. Kewirausahan
Kewirausahaan merupakan salah satu proses dalam menjalankan atau
menciptakan sesuatu yang baru dengan cara kreatif dan inovasi.
Sedangkan wirausaha merupakan orang yang mampu berkomunikasi,
memiliki pengetahuan wirausaha melalui pengalaman, pelatihan, dan
mentoring (Rakib, 2016). Menekuni usaha membuat kue moho di
Kabupaten Pati ada keuntungannya, karena pengrajin kue moho di Pati
sampai saat ini sangatlah jarang. Ditambah dengan ketertinggalan dari
produk-produk kue modern.
Saat musim lebaran dan hari imlek omsetnya bisa meningkat drastis
karena banyak yang memesan untuk oleh-oleh saat mudik dan suguhan
saat hari imlek. Harganya juga sangat terjangkau, per bijinya Rp. 1.000,-,
tetapi untuk pembeliannya biasanya dipaket 1 bungkus yang berisi 15 biji
dengan harga kurang lebih Rp15.000,-. Per bijinya dapat keuntungan Rp.
500,- . Lumayan menguntungkan untuk usaha jajanan kue tradisional
yang sampai saat ini masih bertahan dan menjadi buruan para
wisatawan sebagai buah tangan khas Kabupaten Pati.
Uraian lengkap berdasarkan urutan EtnoSTEM (Etno-sains, Etno-
Technology, Etno-Engineering, Etno-Mathematics sesuai yang telah
ditugaskan !
Sains Ilmiah
a) Adonan Yang Mengembang Oleh Ragi
Dalam pembuatan kue moho memanfaatkan mikroorganisme yaitu
Saccharomyces cerevisiae. Pembuatan kue moho ini menggunakan ragi.
Ragi dapat membantu mengembangkan adonan kue. Ragi merupakan
mikroorganisme makhluk hidup yang berukuran kecil, biasanya yaitu
Saccharomyces cerevisiae. Adonan kue moho akan mengembang setelah
ditambah ragi karena ragi dapat menghasilkan CO2 selama proses
fermentasi. CO2 akan tertangkap oleh jaringan gluten yang akan
menyebabkan adonan kue moho dapat mengembang. Selain itu juga
terdapat komponen lain dalam proses fermentasi yaitu alkohol. Alkohol
ini akan berkontribusi terhadap aroma adonan kue moho dan rasanya.
Akan tetapi alkohol akan menguap dalam proses pengukusan
b) Kue Moho Dapat Bertahan Dari Jamur
Kue moho dapat tahan dari jamur atau kadaluwarsa kira-kira 1-4 hari,
selebihnya kue moho akan berjamur karena menggunakan bahan alami
bukan menggunakan pengawet. Ragi yang aktif dan berlebihan dalam
pembuatan kue moho juga dapat mempercepat jamur tumbuh. Maka
wajar jika kue moho tidak dapat bertahan lama di udara terbuka selama
lebih dari empat hari. Juga moho yang berjamur dikarenakan kondisi
lembab. Kondisi lembab ini biasanya karena moho yang baru matang
langsung dilakukan pembungkusan sehingga memungkinkan tumbuhnya
jamur dalam waktu lebih cepat. Agar kue bertahan lama dan tidak terlalu
cepat ditumbuhi jamur, kue moho lebih baik disimpan dalam kondisi
suhu yang kering dan sejuk (Okezone, 2016).
2. Teknologi
a. Proses Pembuatan Kue Moho
Tabel 3.1 Proses Pembuatan Kue Moho
No Keterangan Foto
1. Tampak bahan yang diperlukan untuk
membuat kue moho.
2. akaran bahan pembuatan kue moho
yang terdiri dari 200 gr terigu, 75 ml air
mineral, 3 sdm gula pasir dan 1 sdm
ragi.
3. Proses pencampuran bahan, 200 gr
terigu, 1 sdm ragi, 3 sdm gula pasir
ditambah 75 ml air mineral.
4. Proses pengulenan adonan sampai kalis,
kemudian didiamkan selama 1 jam agar
mengembang.
5. Proses fermentasi berhasil, adonan kue
moho dapat mengembang karena ragi
yang memfermentasi gula.
6. Proses penambahan kembali 2 sendok
gula dan campuran 1 sdm air mineral
ditambah 1 sdt soda kue ke adonan yang
telah mengembang.
7. Proses adonan diuleni kembali sampai
kalis, kemudian didiamkan lagi selama 1
jam lamanya agar lebih mengembang
sempurna
8. Bentuk adonan yang kembali
mengembang karena kembali terjadi
proses fermentasi 1 jam.
9. Proses pembagian adonan menjadi 2.
Adonan bagian pertama ditambah
pewarna makanan berwarna merah,
yang kedua dibiarkan tetap putih.
Kemudian keduanya ditumpuk
dan dipipihkan selanjutnya digulung
menjadi satu.
10. Gulungan dibentuk kecil-kecil atau
dibetot dan diletakkan di panci yang
dialasi daun pisang, kemudian dikukus
selama minimal 30 menit.
11. Adonan kue moho yang dikukus selama
30 menit telah matang.
12. Tampak kue moho siap disajikan dan
siap dikemas untuk dijual.
Sumber : koleksi pribadi
b) Proses Pengukusan Kue Moho
Dalam proses pengukusan semula adonan dibagi menjadi 2. Adonan
pertama ditambah pewarna makanan berwarna merah, yang satunya
dibiarkan tetap putih. Kemudian keduanya dipipihkan. Selanjutnya
digulung menjadi satu dengan memanjang. Kemudian gulungan dibentuk
kecil-kecil atau dibetot. Bagian yang sudah dibentuk kecil-kecil atau
dibetot diletakkan di panci yang sudah diberi air dan beralaskan daun
pisang. Selanjutnya dikukus dan akan matang dalam waktu 30 menit
dengan api sedang.
3. Engineering (Teknik)
a) Pencampuran Bahan Kue Moho
Untuk membuat adonan kue moho yang sempurna diperlukan takaran
bahan yang pas. Bahan sesuai resep turun temurun kue moho khas pati.
Perpaduan bahan nya yaitu 200 gr tepung terigu, 1 sendok makan ragi,
Gula pasir 3 sendok makan, ditambah 75 ml air. Bahan tersebut harus
diuleni sampai kalis kemudian didiamkan selama 1 jam. Selanjutnya
adonan yang didiamkan selama 1 jam tadi dicampur lagi dengan 1 sendok
makan air ditambah dengan satu sendok teh soda kue serta 2 sendok
makan gula pasir dan diuleni. Kemudian adonan kembali didiamkan
selama 1 jam dan selanjutnya dikukus.
b) Lama Pengembangan Adonan Kue Moho
Untuk mengembangkan adonan moho ada dua tahap. Setiap tahapnya
memakan waktu 1 jam supaya adonan kue moho dapat mengembang
dengan sempurna. Di tahap yang pertama setelah 200 gr tepung terigu,
1 sendok makan ragi, Gula pasir 3 sendok makan, ditambah air 75
ml dicampur dan diuleni sampai kalis. Kemudian adonan didiamkan
selama 1 jam. Sedangkan tahap yang kedua adonan yang telah
didiamkan selama 1 jam tadi dicampur lagi dengan 1 sendok makan air
ditambah dengan satu sendok teh soda kue. Kemudian adonan kembali
didiamkan selama 1 jam dan selanjutnya dikukus. Maka dapat
disimpulkan bahwa lama pengembangan adonan kue moho
memerlukan waktu 2 jam atau bisa lebih lama agar lebih mengembang
sempurna.
c) Lama Pengukusan Kue Moho
Untuk mematangkan kue moho, diperlukan pengukusan yang tidak
terlalu lama. Pengukusan dilakukan dengan memasukkan adonan kue
moho yang sudah dibentuk kecil-kecil atau yang sudah dibetot
kemudian ditaruh dalam panci berisi air dan yang sudah dialasi daun
pisang. Selanjutnya dikukus menggunakan api sedang selama minimal
30 menit. Setelah 30 menit kue moho akan matang.
4. Matematika
a) Perhitungan Untung Rugi
Dalam memperoleh keuntungan atau kerugian menyesuaikan berapa
banyak kue moho yang dibuat. Harga kue moho per biji adalah Rp.
1000,- dengan keuntungan Rp. 500,- yang dapat kita ambil per biji nya.
Kue moho ini dibuat oleh pengrajin yang ada di Desa Sumberagung,
Kecamatan Jaken, Kabupaten Pati. Bahan yang digunakan sudah ditakar
dan sesuai resep. Takaran yang dipakai yaitu 200 gr tepung terigu, 1
sendok makan ragi instan, air mineral 75 ml, gula pasir 5 sendok makan,
soda kue 1 sendok teh, dan pewarna makanan berwarna merah
sesuai warna khas kue moho, sebanyak 2 tetes. Jika pembuatan sekitar
15 buah maka harga untuk bahan kue hanyalah sekitar kurang lebih Rp.
7.000,-. Kalau semisal yang dibuat kelipatan tinggal mengalikan dengan
harga bahan saja. Misalnya jika mengambil sampel adonan yang
menghasilkan 15 buah kue moho, jika dijual maka 15 biji harganya Rp.
15.000,- . Harga 15 kue Rp. 15.000,- dengan perbiji seharga Rp. 1.000,-
maka jika dikurangkan harga bersih dengan harga bahan adonan yang
telah ditakar yaitu Rp. 7.000,- . Maka Rp. 15.000,- dikurangi Rp. 7.000,-
hasilnya adalah Rp. 8.000,-. Jadi kita dapat memperoleh keuntungan
sebesar Rp 8.000,- dari 15 buah kue moho tersebut.
b) Perhitungan Komposisi Bahan
Untuk membuat kue moho yang berhasil dan matang dengan sempurna
diperlukan perhitungan komposisi bahan yang pas. Berdasarkan
pengamatan untuk membuat kira-kira 15 buah kue moho diperlukan
takaran atau komposisi moho 200 gr tepung terigu, 1 sendok makan ragi
instan, air mineral 75 ml, gula pasir 5 sendok makan, soda kue 1 sendok
teh, dan pewarna makanan berwarna merah sesuai warna khas kue
moho khas Pati sebanyak 2 tetes.
Hasil wawancara
Marlina : Assalamualaikum wr.wb bu, saya mahasiswa dari
Universitas PGRI Semarang mohon izin untuk mewawancarai ibu terkait
usaha kue moho yang ibu tekuni saat ini.
Bu Suminah : Waalaikumsalam wr.wb, iya mbak saya bersedia.
Marlina : Baik bu, bisa memperkenalkan diri terlebih dahulu.
Bu Suminah : Nama saya Suminah usia saya sekarang 30 tahun, tinggal di
Desa Blaru, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati.
Marlina :Sudah berapa lama ibu menekuni usaha kue moho?
Bu Suminah : Saya menekuni usaha kue moho sejak kecil karena
membantu ibu saya berjualan, dan sekarang saya meneruskan usaha
tersebut hingga saat ini.
Marlina : Apa yang membuat kue moho berbeda dengan kue yang
lain bu?
Bu Suminah : Tampilan kue moho hampir sama dengan kue bolu, namun
yang membuat kue moho spesial adalah tekstur kue moho yang padat
tapi lembut, dan kue moho ini adalah salah satu kue tradisional yang telah
ada sejak tahun 90an.
Mahasiswa : Saya lihat di bagian atas kue moho warnanya merah ya bu.
Mengapa pada bagian atas kue moho diberi tambahan pewarna merah bu,
bukan warna lainnya?
Bu Suminah : Karena warna merah di bagian atas kue moho sudah
menjadi ciri khas pembeda dengan kue yang lainnya, sehingga jika diberi
warna lain tampilannya akan berbeda pada umumnya.
Marlina : Pada proses pembuatan kue moho juga menambahkan ragi
ya bu, apa kegunaan ragi pada proses pembuatan kue moho?
Bu Suminah : Ragi berfungsi untuk proses fermentasi pada adonan kue
moho yang dibuat, sehingga bisa mengembang. Proses fermentasi juga
bisa menggunakan tape singkong agar bisa memunculkan aroma yang
lebih khas.
Marlina : Ketika proses pembuatan kue moho kan ada proses
pengembangan ya bu, mengapa waktu pengembangan adonan kue moho
membutuhkan waktu 1 jam selama beberapa kali?
Bu Suminah : Proses pengembangan kue moho dilakukan 1 jam sebanyak
2 kali, yang pertama pengembangan adonan setelah kue moho diuleni
sampai kalis, yang kedua yaitu penambahan gula dan air mineral pada
adonan yang sudah mengembang tadi. Dengan waktu didiamkan selama
1 jam adonan kue moho dapat mengembang sempurna.
Marlina : Berapa harga jual dari kue moho?
Bu Suminah : Saya menjual kue moho dalam kemasan isinya 15 biji kue
moho dengan harga Rp. 15.000
Marlina : Dari harga jual tersebut, berapa untung yang ibu dapatkan?
Bu Suminah : Harga bersihnya 7.000 itu dihitung dari harga bahan yang
digunakan. Jadi untung yang saya dapatkan yaitu 8.000 dari
perkemasannya.
Marlina : Saat ini kan sedang pandemi bu, adakah dampak pandemi
bagi penjualan kue moho?
Bu Suminah : Iya ada mbak, selama pandemi penjualan kue moho
mengalami penurunan, dari yang semula saya sehari bisa mendapatkan
penghasilan Rp.300.000 per hari sekarang menurun sekitar Rp.150.000-
Rp.200.000
Marlina : Langkah apa yang ibu ambil untuk mengurangi kerugian
di bulan pandemi?
Bu Suminah : Untuk mengatasi menurunnya jumlah pembeli saya
mencoba menjual kue moho melalui situs online dibantu oleh anak saya.
Marlina : Baik bu, terima kasih atas waktunya yang telah bersedia
saya wawancarai. Saya doakan semoga usaha kue moho Bu Suminah
semakin laris dan berkembang.
Bu Suminah : Aamiin, terima kasih mbak.
Marlina : Nggih sama-sama bu.
Proses pembuatan kue moho dapat dilihat pada laman :
https://www.youtube.com/watch?v=of9r5mlS2Sg&t=31s
Gambar 6. 2 Tampilan Pembuatan Kue Moho di Youtube
TEMA 4
Pembelajaran Berbasis Etno-STEM dengan Tema
“IKAN PINDANG KERANJANG BESEK KHAS REMBANG”
Oleh :
Digita Nikmaturrohmah
Mahasiswi PGSD FIP Universitas PGRI Semarang
Siti Nur Fadlilah
Mahasiswi PGSD FIP Universitas PGRI Semarang
Sri Nur Andini
Mahasiswi PGSD FIP Universitas PGRI Semarang
Hilmia Zahara
Mahasiswi PGSD FIP Universitas PGRI Semarang
Himawan Angga S
Mahasiswa PGSD FIP Universitas PGRI Semarang
Jihan Nur Fitriani
Mahasiswi PGSD FIP Universitas PGRI Semarang
Pada perkuliahan semester ini di musim pandemi, kelompok kami
mendapatkan pengalaman baru yang luar biasa karena dapat
mengunjungi industri rumah tangga pembuatan Ikan Pindang besek.
Materi yang kami ambil adalah kearifan lokal yang berada di masyarakat
di sekitar tempat tinggal daerah Rembang, Jawa Tengah. Ikan pindang
keranjang ‘besek’ merupakan ikan segar yang direbus dengan air garam
sampai matang menggunakan wadah keranjang ‘besek’. Ciri khas ikan
pindang di Rembang menggunakan wadah besek yang terbuat dari
anyaman bambu dan berbentuk persegi panjang berongga.
Produk ikan keranjang ‘besek’ mempunyai kesamaan pada materi
tema yang kami ambil. Produk tersebut sangat sesuai ketika dikaitkan
dengan pembuatan perangkat pembelajaran tematik di sekolah dasar,
khususnya di kelas V pada Tema 6 Subtema 1 (suhu dan kalor).
Gambar 3. 1 Skema Etno-STEM dengan Tema Ikan Pindang
Alhamdulillahirobbilalamin, pada kali ini kelompok 4 Tema “ikan
pindang” telah melakukan kunjungan pada industri rumah tangga di desa
Waru (Karang) Rembang Jawa Tengah. Kunjungan ini kami lakukan
untuk memenuhi tugas mata kuliah pengembangan Pendidikan IPA di SD
sebagai pemerolehan data dan informasi terkait mengenai pengelolaan
ikan pindang.
Rembang adalah kota pesisir dan juga sebuah kecamatan dan pusat
pemerintahan kabupaten Rembang Jawa Tengah. Salah satu kebiasaan
masyarakat Rembang adalah sering menggunakan olahan ikan di setiap
masakannya. Masyarakat Rembang sering memakan makanan yang
masakannya menggunakan lauk ikan yang sering di pindang ( pindang
ikan di goreng, pindang ikan di masak sayur, pindang ikan dimasak
dengan air hingga kering / dll, dari hasil pindangan ini lama kelamaan
menjadi kebiasaan dan dijadikan sebagai mata pencaharian masyarakat
sekitar. Kearifan lokal kota Rembang adalah melimpahnya sumber daya
laut yakni ikan sebagai sumber utama pokok penghasilan pendapatan
daerah dan masyarakat. Rembang banyak memproduksi ikan pindang
karena bahan ikan yang melimpah dan dijadikan sebagai mata
pencaharian oleh penduduk. Ikan pindang dijadikan sebagai lauk pauk
makanan sehari-hari dan juga dijual di berbagai kota di wilayah sekitar
baik dalam bentuk bahan mentah, bahan setengah jadi, dan atau bahan
matang. Maka dari sinilah ikan pindang menjadi salah satu komoditas
unggulan masyarakat Rembang karena sudah mengakar di semua lapisan
masyarakat dan mampu dinikmati semua orang baik dari anak-anak,
orang dewasa, sampai lansia.
Uraian lengkap berdasarkan bidang kajian keilmuan sesuai kurikulum
yang telah ditugaskan
Materi pendukung
a) Vertebrata ( ikan )
Bahan dasar yang pertama dari ikan pindang yaitu ikan segar yang benar-
benar diambil dari laut yang banyak jenisnya. Ikan yang biasa digunakan
untuk membuat ikan sehari-hari yaitu pindang ikan adalah seperti ikan
gatel, ikan kemaren, ikan tongkol, ikan cakalan, ikan bendo, ikan jui, ikan
siro, ikan salem, dll. Ikan yang sudah di sebutkan jenisnya di
atas termasuk dalam golongan vertebrata pisces karena termasuk ke kelas
Osteichthyes atau disebut juga ikan bertulang sejati.
b) Garam
Ikan pindang merupakan hasil olahan ikan dengan cara direbus /
dimasak dan di kasih garam. Pengertian Pindang ikan yaitu ikan yang di
masak lalu di kasih garam dan di kasih bumbu kemudian direbus. Dari
proses memindang ini membutuhkan garam sebagai perasa untuk
pindang ikan supaya menghasilkan rasa yang asin. Garam juga salah satu
bahan yang memang cocok untuk proses pembuatan pindang ikan supaya
lebih tahan lama. Garam adalah bahan yang terbuat dari air laut lalu
dibiarkan selama beberapa bulan supaya menjadi butiran kristal yang
sifatnya dapat menyebabkan sel-sel mikroorganisme mati karena
dehidrasi. Garam juga bisa menghambat dan menghentikan reaksi
autolisis yang dapat mematikan bakteri dalam bahan pangan. Maka
garam dipakai untuk perasa makanan dan sebagai pengawet alami.
c) Suhu dan Kalor
Pembuatan ikan pindang dipengaruhi oleh suhu dan kalor. Suhu
merupakan besaran yang menyatakan ukuran panas atau dinginnya suatu
benda. Saat proses perebusan ikan pindang menggunakan suhu dan kalor
untuk merebus ikan. Proses perebusan ikan pindang memerlukan suhu
antara 100 °C – 200 °C. Pemberian kalor menyebabkan suhu benda
berubah karena kalor merupakan bentuk energi yang pindah karena
adanya perbedaan suhu. Semakin banyak kalor yang diberikan pada
suatu benda, maka suhu benda tersebut semakin tinggi. Hal ini berarti
kalor sebanding dengan perubahan suhu. Selain bergantung pada massa
dan perubahan suhu, kalor yang diperlukan agar suhu benda naik juga
bergantung pada jenis zat.
d) Tumbuhan tinggi
Proses terakhir dalam ikan pindang adalah perebusan. Dalam perebusan
ini membutuhkan suhu dan kalor yang membuat api tetap terjaga
sehingga proses perebusan dapat berlangsung secara baik. Proses
perebusan merupakan terjadinya pembakaran bahan makanan yang dapat
memicu api sehingga membantu proses pematangan dengan mencapai
titik didih. Bahan bakar yang dibutuhkan dalam proses pembakaran
adalah menggunakan kayu-kayuan yang bisa membuat nyala api. Kayu
yang dipakai dalam pembakaran adalah kayu jati, kayu bekas pembuatan
kapal, dan jenis kayu lainnya.
Beberapa kayu tersebut merupakan jenis tumbuhan tinggi. Tumbuhan
tingkat tinggi merupakan kelompok tumbuhan yang tahap
pertumbuhannya tinggi dengan tumbuhan tersebut memiliki batang, akar,
dan daun sejati. Sisa dari penebangan pohon jati akan menghasilkan
potongan-potongan ranting pohon, kayu sisa batang, hingga pohon jati
mudah digunakan untuk bahan bakar. Tumbuhan tinggi lain selain pohon
jati yakni pohon bambu yang dipakai batangnya untuk pembuatan besek
dan langat.
e) Kewirausahaan
“Kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang baru dan
memiliki nilai dengan mengorbankan waktu dan tenaga, melakukan
pengambilan risiko finansial, fisik, atau sosial, serta menerima imbalan
moneter dan kepuasan serta kebebasan pribadi” (Hisrich et.al. dalam
Slamet et.al 2014:5).
Proses pembuatan ikan pindang memiliki nilai jual tinggi dan disukai oleh
banyak orang mulai dari anak kecil, orang dewasa, bahkan lansia. Oleh
karena itu dapat menjadi peluang usaha yang menguntungkan bagi
usahawan. Pada proses produksi dapat menghasilkan keuntungan
jika sasaran terpenuhi. Dari segi kualitas ikan pindang di Desa Waru
sudah memiliki pandangan yang baik karena proses pembuatannya yang
tidak memakai bahan kimia / pengawet lain selain dari garam dan
kualitas ikan yang masih segar dan pemasarannya sampai di beberapa
kota di Jawa Tengah.
Uraian lengkap berdasarkan urutan Etno-STEM (Etno-sains, Etno-
Technology, EtnoEngineering, Etno-Mathematics
1. Sains Ilmiah
a) Nama ilmiah Kayu Jati
Kayu jati digunakan sebagai bahan pembakaran karena jati bagus
dalam proses penyalaan api, pemilihan jati sebagai bahan bakar karena
kayu jati dapat menjaga suhu dan api yang dihasilkan sangat lama
nyalanya. Pohon Jati memiliki nama latin Tectona Grandis L..
b) Nama Ilmiah Bambu
Bambu digunakan sebagai bahan pembuatan besek dan langat dari
pembuatan ikan pindang. Besek berasal dari bambu yang dibuat sebagai
wadah ikan pindang dan Langat sebagai penyangga antara besek satu
dengan besek lain. Bambu memiliki nama latin Gigantochloa Apus.
c) Komposisi Garam
Garam digunakan dalam proses pengawetan alami dan sebagai tambahan
rasa pada ikan pindang. Garam memiliki komposisi berupa natrium
klorida tersusun dari atom Na dan Cl. Jenis ikatan ini terbentuk dalam
senyawa natrium klorida dengan rumus senyawa NaCl adalah ikatan ion.
2. Teknologi
b) Proses pengolahan ikan pindang keranjang ‘besek’ menurut
aturan
Tabel 4.1 proses pengolahan ikan pindang keranjang ‘besek’
NO. Keterangan Foto
1. Ikan segar ditata lalu dimasukkan ke
dalam besek.
1. Setelah itu besek yang sudah ada ikan
ditata dan diikat menjadi satu ikatan ( 1
bendel ) menggunakanlangat dan tali
rafia.
2. Setelah ditata menjadi bendelan kemudian
ditumpuk lagi jadi satu wadah, sebelum
proses perebusan lalu ditaburi garam dan
sisa tali rafia dipotong menggunakan
pisau.
3. Tatanan ikan yang sudah siap lalu
diangkat dan direbus secara bersamaan
dalam wadah dandang dan diberi
pemberat berupa batu untuk mencegah
ikan tumpah dalam dandang.
4. S etelah menunggu 5 menit dalam
perebusan, ikan diangkat dan dilihat dulu
apakah kematangannya pas /tidak. Jika
sudah dtiriskan.
5. Proses penirisan ikan menggunakan
siraman air bersih, bertujuan agar ikan
cepat dingin.
6. Langkah terakhir ikan yang sudah dingin
lalu ditata dan siap untuk dijual.
Sumber : koleksi pribadi
b) Proses perebusan
Perebusan ikan memakan waktu sekitar 5 menit. Proses perebusan ikan
dilakukan untuk mematang ikan sehingga ikan bisa awet dalam beberapa
hari. Perebusan ikan harus menggunakan air yang cukup ( sekitar bisa
memenuhi dandang / wadah perebusan ) dan menunggu sampai air