benar-benar mendidih baru ikan bisa direbus. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam proses perebusan ikan pindang antara lain:
1. Memastikan api menyala dengan stabil dan kayu bakar terbakar
dengan sempurna serta cukup dalam proses perebusan.
2. Tempat perebusan ikan (dandang) berbahan dasar aluminium atau
bahan yang mudah panas, sehingga membantu proses perebusan ikan
dengan cepat.
3. Air dalam dandang harus terisi penuh atau ikan yang direbus
tenggelam dalam air.
4. Saat hendak merebus pastikan air benar-benar dalam suhu yang sesuai
agar ikan tidak rusak saat proses perebusan.
5. Alat pemberat seperti batu besar sangat diperlukan agar ikan yang
direbus tidak mengambang dan matang dengan merata.
6. Mengecek ikan saat sudah direbus agar tidak terjadi kegagalan saat
proses perebusan.
7. Ikan diangkat setelah 5 menit atau bisa dipastikan tingkat
kematangannya.
3. Engineering
a) Penggunaan Besek Pada Ikan Pindang.
Ikan pindang identik dengan penggunaan wadahnya yang disebut besek.
Penggunaan wadah besek bertujuan agar ikan bisa rapi, utuh, dan tanpa
mengalami kerusakan saat proses perebusan. Alasannya yaitu ikan
mudah hancur / putus apabila saat perebusan, maka dari itu penggunaan
besek sangat penting bagi ikan pindang dalam hal sebagai wadah dan
penjaga agar ikan bisa utuh dan rapi saat di rebus dan dijual.
b) Proses Perebusan Ikan Pindang.
Proses perebusan ikan pindang menggunakan air sebanyak hampir
memenuhi dandang / wadah perebusan. Hal ini dikarenakan agar ikan
dapat direbus secara penuh dan bisa matang secara bersamaan. Perebusan
ini dilakukan sekitar 5 menit untuk memastikan bahwa ikan dapat matang
secara baik. Perebusan ini dicampuri oleh garam sebanyak 1 karung ( 50
Kg ) dan air bersih. Semakin banyak garam maka cita rasa ikan juga
semakin nikmat oleh karena itu perebusan harus teliti dan
memperhatikan teknik perebusan agar ikan yang matang baik dan
nikmat.
c) Penggunaan Kayu Jati Sebagai Bahan Bakar.
Kayu Jati dibutuhkan dalam proses pembakaran agar nyala api dapat
terjaga lama dan kayu Jati memiliki nyala api yang sangat panas. Hal ini
sangat menguntungkan pengusaha karena dapat mempercepat proses
perebusan.
4. Mathematic
a) Perhitungan Modal
Perhitungan modal dari pembuatan ikan pindang dihitung dari semua
bahan baku dan tempat. Modal yang dipakai yakni Rp 50.000.000 untuk
pertama produksi, pemenuhan bahan baku yakni ikan yang dibutuhkan
sebanyak 50 plastik, harga 1 plastik sebesar Rp 200.000 jadi total uang
yaitu Rp 200.000 × 50 = Rp 10.000.000,-. Lalu dibutuhkan garam 10
karung, harga 1 karung sebesar Rp 25.000,- jadi totalnya Rp 25.000 × 10 =
Rp 250.000,-. Penggunaan besek dibutuhkan 30 ikat, harga 1 ikat sebesar
Rp 25.000 jadi total Rp 25.000 × 30 = Rp 750.000,-. Penggunaan langat
sebanyak 12 ikat, harga 1 ikatnya sebesar Rp 15.000,- jadi totalnya Rp
15.000 × 12 = Rp 180.000,-. Penggunaan kayu sebanyak 1 truk sebesar Rp
4.000.000,-. Pembelian dandang dan kipas angin sebesar Rp 2.000.000 + Rp
1.000.000 = Rp 3.000.000,-.
Untuk total dari rincian tersebut total pengeluaran bahan baku dan
alat Rp 18.180.000,- Untuk pembuatan bangunan dibutuhkan Rp
30.000.000,-. Jadi total pengeluaran modal awal Rp 30.000.000 + Rp
18.180.000 = Rp 48.180.000,-. Sehingga sisa uang modal Rp 1.820.000 dari
Rp 50.000.000,-.
b) Perhitungan Keuntungan dan Kerugian
Perhitungan keuntungan dihitung dari satu kali produksi untuk sekali
proses pembuatan ikan pindang. Sekali produksi bisa menghasilkan 450
ikat (bendel) dengan harga jual Rp 30.000,- sehingga bisa meraih
keuntungan sebesar Rp 1.000.000- Rp 2.000.000,-. Untuk biaya gaji
karyawan dan bahan baku proses produksi selanjutnya maka diambil dari
keuntungan maka keuntungan bersih setelah dipotong dari biaya gaji dan
lain-lain maka sebesar Rp 700.000 – Rp 1.000.000,-.
Karena terkendala oleh harga ikan sebagai bahan baku utama maka
keuntungan juga tidak menetap / stabil, jika harga ikan sebagai bahan
baku mahal maka bisa dipastikan kerugian bisa mencapai kurang
lebih Rp 500.000 – Rp 1.000.000,- selama proses penjualan.
Hasil Wawancara
Hasil wawancara dengan bapak Sugeng Adi Nugroho pemilik UD. Azam
Putra. Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi bagaimana
pengelolaan ikan pindang, mengapa ikan pindang keranjang besek bisa
menjadi makanan khas daerah pesisir, dimana pembuatan ikan pindang
keranjang besek, siapa yang memproduksi ikan pindang keranjang besek,
berapa jumlah produksi sehari ikan pindang, dan pertanyaan lain.
Wawancara dilakukan pada 9 Mei 2020 di desa Waru (Karang) Rembang.
Biodata narasumber:
Nama : Sugeng Adi Nugroho
Agama : Islam
Alamat : Desa Waru (gang Karang) RT 10/RW 01, Waru, Rembang,
Jawa Tengah
Jenis kelamin : laki-laki
Hasil wawancara
Andini : “ Assalamualaikum Wr. Wb.”
pengrajin : “ Waalaikumsalam Wr. Wb.”
Andini : “ Bahan apa saja yang digunakan dalam pembuatan ikan
pindang ?”
Pengrajin : “ Pertama air, garam, ikan segar, besek, langat, dan tali
rafia.”
Andini : “ Ikan yang dipakai dalam pembuatan ikan pindang
diperoleh dari mana pak ?”
pengrajin : “ Berasal langsung dari laut ( fress / segar ).”
Andini : “ Jenis ikan apa saja yang digunakan untuk ikan pindang
bapak ?”
Pengrajin : “ Ikan gatel / layang, ikan kemaren, ikan tongkol, ikan
cakalang, ikan bendo, ikan jui, ikan siro, ikan salem, dll.”
Andini : “ Alat apa saja yang digunakan dalam proses pembuatan
ikan pindang?”
Pengrajin : “ Kayu T / garuk, pisau, pilar bambu berbentuk seperti
pagar dengan ukuran sedang, timba, gayung, dan kipas angin.”
Andini : “ Berapa karyawan yang dibutuhkan dalam proses
pembuatan ikan pindang pak?”
Pengrajin : “ Ada 20 orang perempuan 10 laki-laki.”
Andini : “ Berapa lama proses perebusan ikan pindang?”
Pengrajin : “ Ikan direbus sekitar 5 menit.”
Andini : “ Apakah dalam pembuatan ikan pindang bapak
menggunakan bahan kimia / pengawet?”
Pengrajin : “ Tidak, semua alami mbak, saya hanya menggunakan
garam sebagai bahan perasa dan pengawet alami.”
Andini : “ Tolong dijelaskan bagaimana proses singkat pembuatan
ikan pindang bapak ?”
Pengrajin : “ Ikan segar di tata dimasukkan dalam besek lalu ditata
tumpuk, kemudian di tata menumpuk ke atas sebanyak 4 tumpuk dan
diikat dengan tali rafia dengan ada penahan masing-masing besek ada
kayu kecil (langat). Setelahnya di tata lagi untuk segera dimasukkan ke
dandang (wadah perebusan ) sebelumnya dikasih taburan garam terlebih
dahulu dan ditata rapi sampai muat untuk direbus selama 5 menit.
Kemudian disiram air bersih untuk mendinginkan ikan. Terakhir ditata
rapi untuk membantu pendinginan ikan secara alami.
Andini : “ Berapa harga satu ikat ikan pindang?”
Pengrajin : “ Tergantung harga lelang mbak tidak mesti, kalau lelang
harga naik ( sekitar 35-40 ribu/ ikat ) sebaliknya jika harga lelang turun
maka penjualannya juga tidak banyak ( sekitar 20 ribu, 25-27 ribu/ ikat).”
Andini : “ Berapa modal awal yang bapak pakai ?”
Pengrajin : “ Awal modal sebesar 50 juta.”
Andini : “ Kota mana yang dituju untuk pemasaran ikan pindang
bapak ?”
Pengrajin : “ Kalo ke barat Kota Blora, Cepu, Ngawen, Grobogan
sedangkan arah timur Caruban, Nganjuk, Tulung agung, Kediri, Pare,
Jombang, dll.”
Andini : “ Berapa banyak ikan yang dibutuhkan dalam sekali
produksi ?”
Pengrajin : “Satu hari 150 plastik, atau 1 setengah ton.”
Andini : “ Berapa keuntungan yang bapak dapat dalam pembuatan
ikan pindang?”
Pengrajin : “ Keuntungan belum pasti mbak, harga ikan disini tidak
stabil jadi tidak bisa memastikan harga ikan.”
Andini : “Apakah proses produksi dilakukan setiap hari atau
bagaimana pak ?”
Pengrajin : “Produksi dilakukan tergantung harga ikan mbak, kalau
harga ikan mahal proses produksi libur dulu tapi kalo harga ikan murah
baru mulai untuk produksi lagi, karena kita juga mengikuti harga ikan
dipasaran mbak, jadi kalau memulai produksi itu ketika harga ikan murah
dan distok atau ditimbun sebagai persiapan produksi, baru ketika harga
naik bisa diolah / dipindang dan dijual.”
Andini : “ Terimakasih atas kesempatan untuk mewawancarai
bapak Sugeng Adi Nugroho pemilik UD. Azam Putra.”
Pengrajin : “ Sama-sama mbak.”
Andini : “ Sekian dari wawancara saya wassalamualaikum Wr.Wb.”
Pengrajin : “ Waalaikumsalam Wr.Wb.”
Proses pembuatan ikan pindang bisa dilihat di laman youtube berikut :
https://youtu.be/s9DYZG7ahdA
Gambar 4. 2 Tampilan Pembuatan Ikan Pindang di Youtube
TEMA 5
Pembelajaran Berbasis Etno – STEM dengan Tema
“Kerupuk Gendar Maknyus Bikin Nagih Khas Demak”
Oleh :
Aditya Yuda Kurniawan
Mahasiswa PGSD FIP Universitas PGRI Semarang
Iffa Chasanah Zulfa
Mahasiswi PGSD FIP Universitas PGRI Semarang
Kasiyanti
Mahasiswi PGDF FIP Universitas PGRI Semarang
Naufal Lathif Muhammad
Mahasiswa PGSD FIP Universitas PGRI Semarang
Natasya Cikra Ananda
Mahasiswi PGSD FIP Universitas PGRI Semarang
Pada saat pandemi covid-19 di semester ini, kelompok kami
mengunjungi industri rumah tangga berbasis kearifan lokal yang
ada di daerah tempat tinggal kami yaitu di daerah Demak, Jawa
Tengah. Kami mengambil produk kearifan lokal yang sangat sesuai
ketika dikaitkan dengan pembelajaran tematik di Kelas IV Semester
1, Tema 2 selalu bersemangat, dan Subtema 2 manfaat energi
dengan sebuah produk kerupuk gendar. Pembuatannya yang
cukup mudah menjadikan produk ini sebagai alternatif usaha
sampingan untuk ibu rumah tangga.
Gambar 5.1 Skema Etno – STEM dengan Tema Kerupuk Gendar Maknyus
Bikin Nagih.
Kerupuk merupakan salah satu makanan tradisional yang
tergolong dalam daftar makanan cemilan yang banyak dinikmati oleh
masyarakat Indonesia. Salah satu kerupuk yang banyak digemari oleh
masyarakat Indonesia adalah kerupuk nasi (gendar). Kerupuk ini diolah
dari bahan dasar nasi dengan penambahan bleng dan bumbu-bumbu
lainnya, kemudian dibentuk menjadi lempengan tipis persegi panjang
atau bulat hingga menghasilkan gendar. Kerupuk gendar merupakan jenis
produk pangan kering sehingga perlu dijemur kemudian melalui proses
penggorengan terlebih dahulu untuk siap dihidangkan. (Suhartoyo, 2020)
Untuk membuat kerupuk gendar, dibutuhkan obat puli yang disebut
bleng yang berfungsi sebagai pengenyal (pulen) nasi agar agar hasilnya
lebih bagus dan berkualitas menambah cita rasa yang renyah. Bleng yang
bagus berwarna kuning kecoklatan berbentuk batangan, ada juga yang
berbentuk cairan. (wordpress , 2021)
Buatlah uraian lengkap berdasarkan bidang kajian keilmuan sesuai
kurikulum yang telah ditugaskan! (bila diperlukan diperbolehkan
menggunakan skema dan tabel)
1. Materi dan Perubahanya
Bahan utama pada pembuatan kerupuk yang menggunakan bahan beras
dan bleng yang dikenal dengan nama kerupuk gendar. Kerupuk gendar
merupakan sebuah makanan ringan dengan bahan utama beras dengan
proses direbus hingga matang kemudian menjadi nasi. Setelah menjadi
nasi lalu masukkan bleng, selanjutnya dikukus selama kurang lebih 30
menit. Bleng biasanya memiliki bentuk panjang dan berwarna tidak
terlalu kuning. Bleng atau nama lainnya cetitet merupakan suatu
campuran yang mengandung garam mineral dengan konsentrasi tinggi.
Dalam penggunaan bleng pada makanan mempunyai tujuan agar
memiliki aroma dan cita rasa yang berbeda dari yang lain. Bleng juga
dapat mengubah tekstur makanan menjadi lebih kenyal dan membuat
adonan makanan menjadi lebih mengembang, sehingga bentuk makanan
menjadi lebih bagus. (Riswakhyuningsih, 2018)
2. Gaya
Gaya merupakan bentuk yang diperoleh dari tarikan dan dorongan yang
dapat merubah suatu benda. Perubahan yang terjadi pada proses
pencetakan adonan gendar karena adanya pengaruh gaya dorongan,
adonan gendar diubah menjadi tipis menggunakan batang kayu yang
didorong. (Ulvi dkk, 2020)
3. Suhu dan Kalor
Suhu merupakan derajat panas atau dingin suatu benda. Termometer
merupakan alat untuk mengukur suhu. Kalor atau panas merupakan
perpindahan suatu panas akibat perbedaan suhu pada benda. Pada saat
penggorengan kerupuk gendar suhu minyak goreng akan berpindah ke
adonan kerupuk gendar yang akan digoreng. (Alimaturofiah, 2020)
4. Energi
Energi merupakan suatu kekuatan (daya) yang dapat digunakan dalam
berbagai proses untuk melakukan kegiatan. Pada proses pembuatan
adonan kerupuk gendar, setelah mengalami pencetakan tentu
membutuhkan pengeringan agar menjadi kerupuk gendar. Pada proses
pengeringan inilah dibutuhkan sinar matahari yang dimanfaatkan sebagai
energi panas. Dalam pengeringan kerupuk gendar ini, dibutuhkan waktu
kurang lebih 2-3 hari sampai kerupuk benar-benar kering dengan
menyesuaikan kondisi cuaca. (Rifatul, 2018)
5. Kewirausahaan
Kewirausahaan merupakan perilaku dan kemampuan seseorang untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan bermanfaat bagi orang lain maupun
dirinya serta memiliki nilai jual tinggi. Pembuatan kerupuk gendar
memiliki jual yang lumayan untuk satu kali produksi. Dalam satu kali
produksi bisa menghasilkan keuntungan Rp. 60.000. Jadi keuntungan bisa
mencapai puluhan ribu rupiah dalam sekali produksi usaha rumahan.
Meskipun tidak terlalu besar penghasilannya, usaha kerupuk gendar jika
diproduksi dan ditingkatkan akan menghasilkan keuntungan yang besar
dalam beberapa kali produksi. (Isrososiawan, 2013)
Uraian lengkap berdasarkan urutan Etno-STEM (Etno-sains, Etno-
Technology, EtnoEngineering, Etno-Mathematics
1) Sains Ilmiah
1. Komposisi Beras
Beras merupakan bulir padi yang sudah dipisah dari sekam. Sekam
(Jawa merang) secara anatomi disebut palea (bagian yang ditutupi)
dan lemma (bagian yang menutupi). Satu tahap pemrosesan hasil
panen padi, gabah digiling sehingga kulit gabah terlepas dari
isinya. Bagian isi inilah, yang berwarna putih, kemerahan, ungu,
bahkan hitam disebut beras. Beras umumnya tumbuh sebagai
tanaman tahunan. Tanaman padi dapat tumbuh hingga setinggi 1 -
1,8 m. Daunnya dengan panjang 50 – 100 cm dan lebar 2 - 2,5 cm.
Beras yang dapat dimakan berukuran panjang 5 – 12 mm dan tebal
2 – 3 mm. (wikipedia, 2021)
2. Nama Latin Beras
Beras putih mempunyai bahasa latin Oryza sativa yang merupakan
bahan utama dalam pembuatan kerupuk gendar. (Wikipedia 2021)
3. Nama Latin Bleng
Bleng bernama latin boraks. BTP yang sering digunakan pada
pembuatan kerupuk gendar. Masyarakat mengenal boraks dengan
nama Bleng atau Cetitet. Boraks merupakan garam Natrium
Na2B4O7.10H2O. (Muharrami, 2015)
2) Teknologi
1. Proses Penggorengan Kerupuk Gendar
Siapkan wajan dan masukkan minyak dengan ukuran api sedang,
tunggu sampai minyak panas lalu masukkan kerupuk gendar yang
sudah kering berbentuk lempengan tipis bulat atau persegi, goreng
hingga warna berubah sampai kecoklatan dan kerupuk gendar siap
disajikan. (Sutrisno, 2009)
Tabel 5.1 Proses Pembuatan Kerupuk Gendar
No. Deskripsi Gambar
1. Siapkan bahan untuk
membuat kerupuk
gendar yaitu beras,
garam, air dan bleng
1) Cuci beras dengan
menggunaan air yang
mengalir. Lakukan
hingga beras benar –
benar bersih.
2) Setelah beras dicuci
sampai bersih
kemudian siapkan
kompor dan rebus air
dalam panci lalu
masukan beras kedalam
panci yang berisi air
mendidih.
3) Matikan kompor lalu
angkat panci, setelah itu
campurkan semua
bahan yaitu beras,
bleng, garam dan air
secukupnya ke dalam
panci dan aduk hingga
rata
4) Siapkan kompor lalu
letakkan panci dan
masukan semua bahan
yang telah tercampur ke
dalam panci dengan api
sedang dan dimasak
selama 30 menit
5) Setelah 30 menit,
matikan kompor lalu
masukan adonan
kedalam wadah baskom
6) Tumbuk adonan
dengan menggunakan
kayu yang dibungkus
plastik pada bagian
ujungnya agar tidak
menempel pada saat
penumbukan, tumbuk
adonan gendar sampai
halus.
7) Ambil sedikit adonan
dengan takaran satu
sendok makan lalu
giling adonan dengan
menggunakan talenan
dan kayu untuk
menggiling hingga
menjadi tipis.
8) Setelah dicetak menjadi
tipis jemur adonan
dibawah terik matahari
selama 2-3 hari sampai
benar-benar kering
9) Setelah dijemur sampai
kering adonan yang
sudah dicetak tersebut
bisa digoreng dengan
menggunakan api
sedang sampai
warnanya berubah
menjadi agak
kecoklatan.
10) Jika kerupuk gendar
sudah berwarna
kecoklatan angkat lalu
tiriskan dan kerupuk
gendar siap disajikan.
Sumber : koleksi pribadi
3) Teknik
1. Proses Penumbukan Adonan
Proses penumbukan adonan gendar dilakukan dengan
mencampurkan nasi dengan bleng pada baskom lalu penumbukan
menggunakan batang kayu yang ujungnya dibungkus dengan
plastik, membutuhkan tenaga yang kuat supaya hasil adukan
adonan bisa merata. (Suhartoyo, 2020)
2. Penggunaan Bleng/Boraks
Makanan dengan jenis bahan dasar dari beras seperti kerupuk
gendar dibuat dengan menggunakan bahan campuran boraks
untuk memberikan tekstur kenyal dan membantu proses
pengembangan pada saat pembuatan adonan. penambahan boraks
pada adonan dapat memberikan makanan lebih tahan disimpan
dalam jangka waktu lama. (Muharrami, 2015)
4) Matematika
1. Perhitungan Laba/Rugi
Perhitungan keuntungan dihitung dari sehari produksi 100 lembar
kerupuk gendar, satu kali produksi bisa membuat 26 kemasan,
setiap kemasan berisi 3 lembar dan 5 lembar. Harga 3 lembar
kerupuk gendar Rp. 5000,- dan harga 5 kerupuk gendar Rp. 7000,-.
16 kemasan untuk 3 lembar kerupuk gendar per kemasan dan 10
kemasan untuk 5 lembar kerupuk gendar per kemasan. modal awal
Rp. 45.000,- dalam 16 kemasan kerupuk gendar menghasilkan
keuntungan Rp. 35.000,- dan 10 kemasan menghasilkan
keuntungan Rp. 25.000,-
16 kemasan 3 lembar kerupuk gendar = Rp. 5000,- x 16 = Rp.
80.000,- - Rp,- 45.000,- = Rp. 25.000,-
10 kemasan 5 lembar kerupuk gendar = Rp. 7000,- x 10 = Rp.
70.000,- - Rp. 45.000,- = Rp. 35.000,-
perhitungan kerugian dihitung juga dari satu kali produksi, harga
jual kerupuk gendar yang isi 3 lembar Rp. 5000,- dan isi 5 lembar
Rp. 7000,- kerugian tersebut karena kerupuk sudah tidak layak
dimakan atau ames dalam bahasa jawanya. Dihitung dari kerugian
bisa mencapai 3% .
2. Penggunaan Komposisi Bahan
Dalam pembuatan kerupuk gendar, bahan utama yang
digunakannya yaitu beras 1 kg, kemudian air secukupnya, bleng
secukupnya, dan tambahkan garam sedikit. Dalam sekali produksi,
pembuatan kerupuk gendar membutuhkan bahan-bahan tersebut
yang nantinya dapat menghasilkan kurang lebih 100 lembar
kerupuk gendar. (Yulita Ratna Sari, dkk)
Hasil Wawancara dengan Pembuat Kerupuk Gendar
Hasil wawancara yang telah kami lakukan bersama dengan ibu
Ratmi, beliau berumur 40 tahun. Yang bertempat tinggal di desa
Lerep kecamatan Karangawen kabupaten Demak.
Mahasiswa : Sejak kapan Ibu membuka usaha membuat
kerupuk gendar?
Pembuat : Sejak tahun 2018, jadi sekitar 2 tahun
Mahasiswa : Bahan apa saja yang ibu butuhkan untuk
membuat kerupuk gendar?
Pembuat : Bahan-bahan yang dibutuhkan, beras, garam, bleng,
air
Mahasiswa : Adakah bahan campuran lainnya bu?
Pembuat : ada yaitu penggunaan bleng/boraks sebagai
pengenyal adonan
Mahasiswa : Saat mencampurkan bahan-bahan untuk
membuat adonan, apakah menggunakan mesin atau secara manual
bu?
Pembuat : Ibu saat mencampurkan bahan pakainya manual
Mahasiswa : Biasanya dalam sehari bisa berapa kali
produksi bu?
Pembuat : Saya kalau produksi tidak setiap hari, karena sudah
ada campuran bleng jadi bisa dipakai 1-2 hari
Mahasiswa : Kerupuk gendarnya biasanya dijual atau
disetorkan bu?
Pembuat : Ibu setorkan ke warung dan ke penjual mie kopyok
Mahasiswa : Satu bungkus kerupuk gendar harganya
berapa bu?
Pembuat : Satu bungkus kerupuk gendar ibu jual dengan harga
Rp.3000-,sampai Rp. 5000-,
Mahasiswa : Jadi, dalam sekali penjualan biasanya
mendapat keuntungan berapa bu?
Pembuat : Biasanya ibu mendapat keuntungan 25.000-35.000
Mahasiswa : Pernahkah ibu mengalami kerugian dan total
kerugiannya mencapai berapa bu?
Pembuat : Alhamdulillah sampai sekarang belum pernah mas
Link pembuatan kerupuk gendar: https://youtu.be/Rqrsat1wLP0
Gambar 5.2 Tampilan Pembuatan Kerupuk Gendar di Youtube
TEMA 6
Pembelajaran Berbasis Etno – STEM dengan Tema
“Kue Sentiling Nggak Bikin Berpaling Khas Jepara”
Oleh :
Rustanti Setianingtyas
Mahasiswi PGSD FIP Universitas PGRI Semarang
Alfina Ika Rahmawati
Mahasiswi PGSD FIP Universitas PGRI Semarang
Alda Luthfia Alfianti
Mahasiswi PGSD FIP Universitas PGRI Semarang
Galuh Ayu Ikhsana Dewi
Mahasiswi PGSD FIP Universitas PGRI Semarang
Nur Ida Dwi Setyowati
Mahasiswi PGSD FIP Universitas PGRI Semarang
Pada semester ini disaat pandemi, kelompok kami mendapatkan
pengalaman yang luar biasa yaitu mengunjungi industri rumah tangga
pembuatan kue sentiling singkong. Materi yang kami ambil adalah
kearifan lokal yang berada di masyarakat di sekitar tempat tinggal kami di
daerah Jepara, Jawa Tengah. Produk kue sentiling singkong ini adalah
tema yang kami ambil. Produk tersebut sangat sesuai ketika dikaitkan
dengan pembuatan perangkat pembelajaran tematik di sekolah dasar,
khususnya di kelas IV Tema 3 Peduli Terhadap Lingkungan, Subtema 1
Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku (Fokus ke materi
Tumbuhan).
Gambar 6.1 Skema Etno – STEM dengan Tema Kue Sentiling Singkong
Pembuatan Kue Sentiling di Jepara
Makanan tradisional ialah perwujudan budaya kedaerahan,
terkhusus, dan beragam dengan mencerminkan ciri khas disetiap daerah.
Makanan merupakan sarana mencukupi kebutuhan gizi, selain itu
makanan berfungsi untuk mempererat hubungan sesama manusia,
sebagai simbol identitas masyarakat tertentu, berfungsi untuk
diperdagangkan sebagai penunjang pariwisata agar dapat meningkatkan
pendapatan daerah setempat (Endang, dkk, 2013). Keanekaragaman
masakan, jajanan maupun minuman tradisional berkembang pesat pada
setiap daerah di Indonesia (Rosyidi, 2011). Bahan baku tepung beras dan
umbi umbian seperti singkong dan ubi jalar merupakan bahan olahan
makanan tradisional secara umum. Seperti halnya contoh olahan makanan
tradisional dengan bahan baku tepung beras seperti nagasari, lapis, apem,
serabi, cara, jenang sum-sum, jenang abang, dan kue cucur. (Nurhayati,
dkk,2013).
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia memiliki impor
beras dari tahun 2010 sejumlah 687.582,971 ton, pada tahun 2011 sebesar
1.622.230,265 ton yang berlangsung sejak bulan Januari sampai bulan
Agustus 2015 sebesar 22.029 ton beras diimpor ke Indonesia. Impor beras
tersebut tidak hanya digunakan untuk makanan pokok tetapi juga
digunakan untuk pembuatan dari bahan dasar tepung beras. Salah satu
cara yang bisa dilakukan untuk mendorong usaha pemerintah dalam
mengurangi penggunaan impor beras serta ketahanan dari pangan
nasional dapat meningkat melalui pengurangan pemakaian produk bahan
pangan yang berbasis beras adalah dengan memanfaatkan pangan lokal
sebagai olahan pangan. (Martina, 2007). Sumber dari bahan lokal adalah
singkong yang bisa menjadi alternatif untuk mengurangi pemakaian
produk pangan yang berbasis beras sebab kualitas di Indonesia yang
melimpah. Misalnya makanan yaitu kue sentiling, jajanan tradisional
salah satunya adalah Kue Sentiling Singkong yang pembuatannya dengan
singkong diparut sampai halus, setelah itu ditambahkan bermacam
pewarna sehingga membuat tampilan menarik.
Uraian lengkap berdasarkan bidang kajian keilmuan sesuai kurikulum
1) Materi dan Perubahannya
Bahan utama dalam pembuatan Kue sentiling adalah Singkong.
Sentiling Singkong merupakan salah satu jajanan tradisional yang terbuat
dari Singkong yang diparut secara halus, kemudian diberi berbagai
pewarna untuk memberikan penampilan yang menarik.
1. Suhu dan Kalor
Temperatur dan kalor sangat mempengaruhi dalam
pembuatan kue sentiling. Suhu merupakan besaran yang
menyatakan panas atau dingin suatu benda. Sedangkan kalor
menyatakan suhu benda berubah. Bentuk energi yang berpindah
karena adanya perbedaan suhu yakni pengertian dari kalor. Untuk
menciptakan kue sentiling yang matang merata, temperatur yang
dibutuhkan yaitu sekitar 100 derajat celcius. Kue sentiling
membutuhkan kalor dari uap air agar dapat matang sempurna.
2. Tumbuhan Tingkat Tinggi
Pengukusan kue merupakan tahapan terakhir dalam
pembuatan. Teknik steaming ialah salah satu cara mengolah bahan
pangan dengan cara uap air dalam wadah yang tertutup. Dan
kususan merupakan bagian dari alatnya. Pengolahan dengan cara
ini merupakan cara terbaik dalam proses pengolahan bahan selain
menggoreng dan merebus. Karena pada proses pengolahan kue
tersebut tidak mengurangi nilai pada gizi bahan makanan yang
digunakan.
2) Kewirausahaan
Kewirausahaan yaitu perilaku dan keterampilan seseorang untuk
menciptakan sesuatu yang bisa bermanfaat serta memiliki nilai jual. Kue
sentiling merupakan salah satu kue tradisional yang mungkin sudah
sering kita jumpai. Kue sentiling ini terbuat dari singkong dimana
singkong diolah dengan cara diparut kemudian diberi warna- warni
sehingga membuat kue ini jadi terus menjadi menarik. Nama kue sentiling
ini sudah banyak dikenal oleh masyarakat dan kue ini ialah salah satu kue
yang banyak dicari oleh masyarakat mulai dari kalangan anak- anak
hingga kalangan dewasa. Rasanya yang nikmat dan juga warnanya yang
sangat menarik memang sangat cocok untuk dijadikan hidangan di atas
meja Anda. Kue sentiling ini oleh masyarakat juga sering dijadikan
cemilan yang dinikmati bersama keluarga tercinta mereka dan juga
bersama rekan terdekat mereka. Selain itu kue sentiling ini juga sangat
cocok untuk dijadikan hidangan pada saat terdapat acara formal maupun
acara non formal.
Olahan kue sentiling selain mempunyai cita rasa yang enak, kue
sentiling ini juga memiliki tekstur yang kenyal. Setiap orang yang pernah
mengkonsumsi olahan kue ini pastinya mereka akan merasa penasaran
dan ingin mencicipi kembali olahan kue sentiling ini. jika Anda ingin
mencicipi olahan kue sentiling ini Anda tidak perlu bingung untuk
mencarinya, sebab kue ini sudah banyak dijual di pasar- pasar tradisional
maupun di toko- toko kue yang dijual dengan harga yang sangat
terjangkau. Kue satu ini cukup laris di pasaran.Tingginya pecinta olahan
kue sentiling ini tentunya telah memberikan kesempatan bisnis yang
sangat baik untuk dimanfaatkan sebagai lahan bisnis. Peluang bisnis kue
sentiling ini masih sangat terbuka lebar jika kalian ingin terjun di
dalamnya, dengan menjalankan kegiatan usaha kue sentiling ini bisa
mendatangkan keuntungan bagi kalian. Untuk menjalankan kegiatan
usaha kue sentiling ini sangat mudah dan juga tidak membutuhkan modal
yang besar.
Uraian lengkap berdasarkan urutan Etno-STEM (Etno-sains, Etno-
Technology, EtnoEngineering, Etno-Mathematics
1) Sains Ilmiah
Nama Ilmiah Tanaman Singkong
Tanaman singkong dengan nama latin Manihot Utilissima ialah
tanaman yang mempunyai kandungan sumber energi kaya akan
karbohidrat dan memiliki sumber protein yang sedikit. Lain halnya
dengan daun singkong yang memiliki kandungan sumber protein yang
lebih baik dari pada buahnya dikarenakan daun singkong mengandung
asam amino metionina.
2) Teknologi
1. Proses pembuatan Kue Sentiling Menurut Aturan
Tabel 6.1 Proses Pembuatan Kue Sentiling
No. Proses Pembuatan Gambar
1. Mempersiapkan alat
dan bahan yang akan
digunakan sebagai
berikut.
Bahan : Singkong,
kelapa, garam, gula,
tepung pati, dan
pewarna makanan.
Alat : Baskom, parutan,
sendok, garpu, loyang,
serbet, dan piring.
1) Singkong diparut lalu
ampas singkong dan
airnya dipisahkan.
2) Semua bahan
dicampurkan mulai
dari ampas singkong
yang sudah diperas,
dicampur dengan
garam, gula dan tepung
pati.
3) Tiga bagian adonan
yang sudah dipisahkan
akan diberi pewarna
makanan
4) Adonan dipipihkan
kemudian dikukus.
Sumber : Koleksi Pribadi
2. Proses Pengukusan Menurut Aturan
Pengukusan (bahasa Inggris:steaming) adalah salah satu alternatif
pengolahan dari bahan pangan dengan uap air melalui pemanasan dalam
posisi wadah yang tertutup. Alat yang digunakan untuk mengukus
disebut dengan kukusan. Pengolahan bahan makanan dengan cara ini
sangat efektif sebab terjadi penekanan yang dapat mengurangi nilai gizi
pada bahan makanan. Kandungan gizi dapat terjaga dengan baik melalui
pengukusan daripada melalui perebusan maupun penggorengan. Waktu
yang digunakan untuk mengukus kue ini selama 1-30 menit. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam mengukus bahan makanan:
a. Sebelum bahan makanan akan dimasukkan, pastikan terlebih
dahulu air yang ada di dalam panci sebagai pengukus telah
mendidih.
a. Panci pengukus diisi air kurang dari batas garis dalam panci.
b. Walaupun makanan cepat matang dikukus, air tetap dimasukkan
ke dalam panci pengukus sekitar 2,5 cm di bawah batas garis dalam
panci.
c. Makanan yang dikukus dipotong dengan bentuk dan ukuran yang
sama besar.
d. Bahan makanan yang dikukus masing-masing diberi jarak.
e. Tutup rapat panci pengukus.
f. Jika makanan dari bungkusan daun dikukus dimasukkan ke dalam
panci pengukus harus menunggu sampai air kembali mendidih
lalu penutup pada pandi ditutup secara rapat.
g. Matikan api ketika makanan sudah matang dan tunggu 5 menit
baru penutup panci pengukus dibuka.
3) Teknik
2. Pengukusan
Dalam pengolahan pembuatan kue sentiling, salah satu cara
yang digunakan yaitu proses pengukusan. Dimana kegiatan
tersebut merupakan kegiatan mengolah bahan dengan cara
memanaskan bahan pangan menggunakan uap air dalam wadah
yang tertutup. Kemudian dalam proses pengukusan merupakan
cara terbaik dalam mengolah bahan makanan. Karena hal tersebut
menekan pengurangan angka gizi dalam makanan, sehingga gizi
dalam bahan makanan yang akan diolah pun akan tetap terjaga.
3. Proses Lamanya Pengukusan
Untuk mendapatkan hasil kue yang baik dan berkualitas,
maka proses lamanya pengukusan diatas loyang atau cetakan
dilakukan selama 30-40 menit.
4) Matematika
1. Perhitungan Untung Rugi
Perhitungan keuntungan dihitung dalam satu hari. Satu hari bisa
menjual 2.430 kue senteling singkong. Satu bungkus Kue Sentiling
Singkong dijual dengan harga Rp 7.000,00 sebanyak 2.430 buah Kue
Sentiling Singkong. Jadi, totol hasil penjualan kue sentiling singkong yaitu
sebesar Rp 7.000, 00 x 2.430 = Rp 17.010.000,00. Jadi, dalam satu kali
produksi pendapatan yang di peroleh penjual kue senteling sebanyak Rp
17.010.000,00.
2. Penggunaan Komposisi Bahan
Komposisi bahan utama dari pembuatan kue sentiling adalah
singkong. Kemudian ditambahkan gula, garam, tepung tapioka, air
secukupnya, kelapa secukupnya dan pewarna makanan secukupnya
(warna merah, hijau, kuning). Dalam sekali produksi gula pasir sebanyak
15 kg, singkong 30kg, tepung tapioka 15 kg, kelapa secukupnya, pewarna
makanan secukupnya.
Hasil Wawancara dengan Pembuatan Kue Senteling
Biodata Narasumber :
Nama : Kusmiyatun
Tempat/Tanggal Lahir: Demak, 25 Juli 1972
Alamat : Welahan, RT 02/RW 03, Welahan, Jepara
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Dwi : “Asal mula merintis pembuatan kue sentiling sejak kapan
bu?”
Pembuat : “ Sejak 30 tahun yang lalu dari orang tua. Ini meneruskan
usaha orang tua mbak.”
Dwi : “Bahan utama pembuatan kue sentiling itu sendiri apa njih
bu?”
Pembuat : “Bahan utama pembuatan itu Singkong. Karena singkong
mengandung banyak karbohidrat.
Dwi : “Adakah bahan campuran lainnya bu?”
Pembuat : “Tidak ada mbak, kami murni membuat ini kue sentiling
dari Singkong. Paling kami hanya menggunakan sedikit tepung pati
dalam pencampurannya,tepung pati itu juga awalnya berasal dari
singkong yang di ambil airnya lalu di endapkan”
Dwi : “Bagaimana Cara mendapatkan bahan tersebut bagaimana
bu?”
Pembuat : “ Nanti ada penyetornya sendiri mbak dari petani”
Dwi : “Modal awal yang digunakan berapa bu dalam pembuatan
kue sentiling Ini? Bagaimana cara proses pembuatan kue sentiling ini bu?”
Pembuat : “Pertama ya,kita pilih singkong lalu singkongnya kita
perut. Setelah kita parut diambil ampasnya kemudian dicampur dengan
tepung,gula dan sedikit pewarna makanan, kemudian kita uleni dan
pipihkan terakhir kita kukus.”
Dwi : “Untuk lama pengukusan itu berapa lama bu?”
Pembuat :” 30 menitan mbak”
Dwi : “Sekali penjualan biasanya mendapatkan keuntungan
berapa pak?”
Pembuat : ” Perhitungan keuntungan dihitung dalam satu hari. Satu
hari bisa menjual 2.430 kue senteling singkong. Satu bungkus Kue
Senteling Singkong dijual dengan harga Rp 7.000,00 sebanyak 2.430 buah
Kue Senteling Singkong. Jadi, total hasil penjualan kue senteling singkong
yaitu sebesar Rp 7.000, 00 x 2.430 = Rp 17.010.000,00. Jadi, dalam satu kali
produksi pendapatan yang diperoleh penjual kue senteling sebanyak Rp
17.010.000,00.”
Dwi : “Hambatan dalam menjalankan pembuatan batu bata press
ini apa bu?”
Pembuat :” Jika terjadi kenaikan harga barang baku yang tidak
menentu. Jika kue sentiling tidak habis dalam satu hari, kue tidak bisa
dimakan”
Dwi : “Pernah kah bapak mengalami kerugian bu?”
Pembuat : “Pernah mbak. Untuk kerugiannya sendiri itu mbak,
sewaktu pembelian bahan baku yang harganya sudah mahal terus ketika
kue sentiling sudah jadi permintaan menurun “
Proses pembuatan kue sentiling bisa dilihat di laman youtube berikut :
https://youtu.be/UvzLBD7hZG0
Gambar 6.2 Tampilan Pembuatan Kue Sentiling di Youtube
TEMA 7
Pembelajaran Berbasis Etno - STEM dengan Tema
“Kerupuk Terung”
Oleh :
Wahyu Dwi Lestari
Mahasiswi PGSD FIP Universitas PGRI Semarang
Siti Nur` Aisyah
Mahasiswi PGSD FIP Universitas PGRI Semarang
Marisa Salsabilla
Mahasiswi PGSD FIP Universitas PGRI Semarang
M. Akhyat MArdiyanto
Mahasiswa PGSD FIP Universitas PGRI Semarang
Neza Anissa Mufti
Mahasiswi PGSD FIP Universitas PGRI Semarang
Pada saat pandemi Covid-19 di Perkuliahan Semester ini,
kelompok kami berkesempatan mengunjungi industri rumah tangga
pembuatan Kerupuk Bandung/Terung. Materi yang kami ambil yaitu
materi tentang kearifan lokal yang berada di masyarakat sekitar tepatnya
di Desa Sokorejo, Pekalongan, Jawa Tengah. Kerupuk Bandung/Terung
merupakan makanan ringan yang umumnya dibuat dari adonan tepung
tapioka dicampur dengan bahan yang lain salah satunya udang dan ikan.
Kerupuk Bandung/Terung dibuat dengan cara mengukus adonan hingga
matang, kemudian dicetak atau dipotong tipis tipis, lalu dikeringkan
dibawah sinar matahari, sampai benar benar kering setelah itu baru bisa
digoreng dengan jumlah minyak yang banyak.
Kerupuk Terung bisa dijadikan sebagai teman makan yang asik,
rasanya yang gurih serta tekstur yang renyah menjadikan kerupuk terung
memiliki cita rasa tersendiri bagi penikmatnya dan bisa meningkatkan
selera makan. Produk Kerupuk Bandung/Terung tersebut nantinya akan
kami sesuaikan dengan materi yang akan kelompok kami ambil dan
kaitkan dengan pembuatan perangkat pembelajaran tematik di sekolah
dasar, khususnya di kelas V pada Tema 6 Subtema 1 (suhu dan kalor).
Bahan Ajar
Gambar 7.1 Skema Etno – STEM dengan Tema Kerupuk Terung.
Kerupuk adalah makanan ringan yang umumnya dibuat dari
adonan tepung tapioka dicampur dengan bahan yang lain salah satunya
udang dan ikan. Kerupuk dibuat dengan mengukus adonan hingga
matang, kemudian dicetak atau dipotong tipis tipis,dikeringkan dibawah
sinar matahari,sampai benar benar kering lalu digoreng dengan minyak
yang banyak, makanan ini dikenal masyarakat Indonesia sebagai lauk.
Kerupuk tidak selalu berbahan dasar tepung tapioka,tetapi lebih kepada
proses persiapan ,pembuatan,dan pengeringannya , juga pemasakan ,
pemasakan kerupuk ini bisa dengan digoreng memakai minyak , pasir ,
bisa juga dibakar. Kerupuk memiliki tekstur yang garing dan renyah serta
sering dijadikan pelengkap untuk berbagai makanan indonesia seperti
nasi goreng dan juga gado gado. Kerupuk ada yang hanya digoreng sekali
ada juga yang harus digoreng sebanyak dua kali.kerupuk perlu digoreng
terlebih dahulu dengan minyak goreng yang bersuhu rendah sebelum
dipindahkan ke dalam wajan yang berisi minyak goreng yang bersuhu
panas. selain terkenal dengan batiknya didesa sokorejo kota pekalongan
tepatnya di kecamatan pekalongan timur , pabrik kerupuk banyak
dijumpai dan banyak yang memproduksi,dari mulai kerupuk rambak,
kerupuk terung, kerupuk pasir , dan kerupuk lainnya.
Uraian lengkap berdasarkan bidang kajian keilmuan sesuai kurikulum
1. Gaya
Gaya yaitu interaksi yang dapat menyebabkan sebuah benda
bermassa mengalami perubahan gerak ,baik dalam bentuk
arah,maupun konstruksi geometris.sebuah gaya dapat
menyebabkan sebuah objek dengan massa tertentu untuk
mengubah kecepatannya (termasuk untuk bergerak dari keadaan
diam),atau berakselerasi,atau untuk terdeformasi.perubahan
bentuk pada saat pengulenan dan percetakan terjadi karena adanya
gaya, gaya disini digunakan untuk membuat kerupuk menjadi
lebih kalis dan digunakan saat pencetakan untuk merubah bentuk
menggunaan alat cetakannya.
2. Suhu dan Kalor
Suhu yaitu ukuran yang menyatakan energi panas
tersimpan dalam suatu benda.Yang berarti benda bersuhu tinggi
memiliki energi panas yang tinggi, begitu juga sebaliknya. Kalor
yaitu perpindahan energi panas yang terjadi dari benda yang
bersuhu lebih tinggi ke benda yang bersuhu rendah, pada
pembuatan kerupuk terung memerlukan suhu dan kalor karena
pada saat adonan kerupuk itu dikeringkan memerlukan kalor
karena pada saat adonan kerupuk itu dikeringkan memerlukan
kalor untuk membantu adonan benar benar kering, ketika sudah
benar benar kering adonan tersebut digoreng dengan minyak yang
panas agar kerupuk bisa mengembang tetapi sebelum ke minyak
panas tetap harus digoreng ke minyak yang bersuhu rendah
terlebih dahulu.
3. Materi dan Perubahannya
Bahan untuk membuat kerupuk terung adalah pati,bawang
putih,penyedap rasa ,dan ketumbar, lalu bahan bahan itu semua
dicampurkan menjadi satu sampai menjadi adonan yang kalis ,
ketika semua materi atau bahannya sudah tercampur semua dan
sudah dicetak menggunakan cetakan khusus kerupuk terung ,lalu
digoreng menggunakan dua kali penggorengan supaya kerupuk
mengembang dan mengalami perubahan bentuk dari yang tadinya
kecil menjadi besar dan garing.
4. Kewirausahaan
Kewirausahaan yaitu suatu proses untuk mengembangkan,
mengidentifikasi, dan mewujudkan visi misi dalam kehidupan.
Kerupuk terung dijadikan bahan usaha orang Indonesia karena
kerupuk sangat disukai untuk lauk makan, keuntungan untuk
penjual kerupuk terung juga terbilang lumayan, sekitar 200.000
sampai 300.000 perharinya, maka dari itu banyak di desa sokorejo
yang memproduksi kerupuk untuk dijadikan usaha
Uraian lengkap berdasarkan urutan Etno-STEM (Etno-sains, Etno-
Technology, EtnoEngineering, Etno-Mathematics .
1) Sains Ilmiah
1. Komposisi kerupuk terung
Krupuk bandung/terung berwarna putih, bentuknya seperti
kipas ,memiliki tekstur yang renyah,cara membuatnya juga
terbilang cukup mudah ,untuk bahan membuatnya terdiri dari
pati,bawang putih,royco atau penyedap rasa,ketumbar, lalu bahan
tersebut dicampur dengan air dan diuleni hingga kalis ,setelah kalis
dan menjadi adonan , lalu diletakkan ke cetakan lalu dicetak agar
berbentuk seperti kerupuk bandung / terung, setelah itu adonan
yang sudah dicetak diletakkan ke cetakan yang terbuat dari bambu
untuk dikukus, selama pengkusan api tidak boleh mati agar
adonan bisa menjadi kenyal, lalu dijemur di bawah sinar matahari
langsung, setelah kering lalu digoreng, menggorengnya
menggunakan dua tahap, yang pertama digoreng agar menjadi
sedikit mengembang, dan yang satunya digoreng agar
mengembang sempurna.
2. Nama Ilmiah Ketumbar
Nama Ilmiah dari Ketumbar yaitu Corandrium Sativum yang
merupakan salah satu rempah-rempah yang ada di Indonesia.
Ketumbar ini digunakan sebagai bumbu rempah-rempah dalam
pembuatan Kerupuk Terung untuk menambah cita rasa alami pada
kerupuk
3. Nama Ilmiah Bawang Putih
Nama Ilmiah Bawang putih yaitu Allium Sativum. Dalam
proses pembuatan Kerupuk Terung, bawang putih digunakan
sebagai bahan untuk menciptakan cita rasa gurih pada kerupuk.
2) Teknologi
a) Proses pembuatan klepon menurut aturan
Tabel 7.1 Proses Pembuatan Kerupuk Terung
No Proses Pembuatan Gambar
.
1. Bahan dasar pembuatan kerupuk
bandung/Terung yaitu, pati,
bawang putih, royco atau
pendedap rasa , ketumbar
2. Proses pengulenan kerupuk
bandung/terung, semua bahan
bahan tadi dicampur dan diberi
air lalu di uleni sampai menjadi
adonan yang kalis
3. Proses pencetakan menggunakan
alat cetak khusus untuk kerupuk
bandung/terung , lalu adonan
yang sudah dicetak langsung
diletakkan diwadah bambu
untuk proses selanjutnya
4. Proses pengukusan,proses ini
adalah proses yang terbilang
cukup sulit karena proses
pengukusanya masih
menggunakan kayu bakar dan
harus ada orang yang
mengawasi api nya agar tidak
mati
5. Proses pengeringan ,proses ini
dilakukan dengan cara dijemur
dibawah sinar matahari langsung
sampai benar benar kering
6. Proses peggorengan ,proses ini
dilakukan dengan 2 cara
,diwajan penggorengan pertama
untuk membuat krupuk supaya
mengembang kecil , dan di
penggorengan kedua untuk
membuat krupuk mengembang
besar
7. Proses pengepakan kerupuk
bandung/terung,biasanya
kerupuk bandung/terung
dikemas di plastik plastik yang
besar untuk disetor ke penjual
keliling ,dan untuk plastik
plastik yang kecil dijual ke toko
toko
Tabel 7.1 Proses Pembuatan Kerupuk Terung
Proses pencetakan dilakukan dengan cara orang yang mencetak
menduduki dudukan yang ada di alat pencetakan bertujuan untuk
mendorong adonan keluar dari dalam cetakan lalu jika sudah keluar
diputar menggunakan tangan menurut aturan, setelah itu dipotong
menggunakan pipa , lalu diletakkan tempat yang terbuat dari bambu.
3) Teknik (Engineering)
1. Teknik Pencetakan
Teknik pencetakan untuk pembuatan kerupuk
bandung/terung harus dilakukan oleh orang yang benar benar
menguasai karena harus membentuk kerupuk agar menjadi bentuk
yang bagus, teknik ini dilakukan dengan cara orang yang mencetak
duduk diatas alat pencetak yang bertujuan untuk menekan adonan
agar keluar dari cetakan lalu dibentuk menggunakan tangan dan
dipotong dengan pipa lalu diletakkan di tempat yang terbuat dari
bambu .
2. Teknik Pengukusan
Teknik pengukusan dilakukan sebelum dilakukannya
penjemuran,,saat pengukusan api harus tetap menyala ,maka dari
itu dibutuhkan orang untuk mengawasi apinya , adonan kerupuk
yang telah dicetak dikukus sampai terlihat kenyal ,adonan dikukus
sekitar setengah jam.
3. Teknik penggorengan
Teknik penggorengan kerupuk bandung/terung dilakukan
dengan dua kali proses penggorengan , di penggorengan pertama
untuk menjadikan kerupuk bandung/terung agar lebih
mengembang sedikit, lalu di penggorengan kedua untuk
menjadikan kerupuk bandung mengembang sempurna
4) Matematika
1. Perhitungan Untung Rugi
Perhitungan untung rugi dihitung dari penjualan per 1
kemasan , jika per kemasan dijual seharga 5000 per kantong dan
jika 1 hari terjual 110 kantong , sehingga mendapatkan keutungan
bersihnya Rp.550.000.
Keuntungan bersih dikurangi untuk membayar pekerja
sekitar Rp.50.000 perhari untuk 3 orang pekerja , jadi keuntungan
bersih setelah dikurangi biaya untuk membayar gaji karyawan
menjadi RP.400.000 per hari .
Perhitungan kerugian dihitung juga dari perkantong yang
laku pada 1 hari dengan harga Rp.5000, jika sedang sepi pembeli
biasanya hanya laku 80 kantong perhari dengan harga Rp.5000 ,
total kerugian bisa mencapai Rp.150.000.
2. Penggunaan Komposisi Bahan
Komposisi bahan yang digunakan dalam pembuatan
kerupuk bandung/terung adalah pati 3kg , bawang putih 1kg,
royco atau penyedap rasa 4 biji sehara 500an, ketumbar 1 ons
Hasil Wawancara dengan Pembuat Kerupuk Terung
Berikut ini merupakan hasil wawancara dengan produsen Kerupuk
Terung di Desa Sokorejo. Beliau bernama Ibu Azka Maulidya , ibu
Azka Maulidya lahir di Desa Sokorejo Pekalongan , sekarang beliau
berusia 38 tahun , Ibu Azka Maulidya sudah berkeluarga dan
mempunyai dua anak laki laki , Beliau mulai memproduksi Kerupuk
Terung pada tahun 2012 , produksi ini tidak hanya bu Azka Maulidya
saja yang menjalankannya tetapi dibantu dengan suami dan
saudaranya.
Mahasiswa : “ Sejak kapan anda memproduksi kerupuk terung ?”
Bu Azka : “ Sekitar tahun 2012 mbak”
Mahasiswa : “ Kenapa anda memilih kerupuk bandung untuk
dijadikan usaha ?”
Bu Azka : “ Karena mudah, dan kerupuk juga menjadi
kesenangan orang Indonesia
untuk dijadikan lauk ataupun cemilan sehingga
menurut saya sangat cocok
untuk dijadikan usaha.”
Mahasiswa : “ Menurut anda dari beberapa step pembuatan
kerupuk bandung, bagian
mana yang paling sulit?”
Bu Azka : “ Menurut saya step paling sulit di pembuatan
kerupuk bandung yaitu
pada proses mencetak dan mengukusnya, karena
pada saat mengukus harus
diperlukan orang untuk menjaga apinya agar tidak
padam, dan untuk
pencetakan harus dilakukan oleh orang yang ahli
agar bentuk kerupuknya
menjadi bagus.”
Mahasiswa : “ Berapa keuntungan produksi dalam perharinya bu
?”
Bu Azka : “ Sekitar 400.000 perhari mbak”
Mahasiswa : “ Kendala apa yang anda alami untuk memproduksi
kerupuk bandung/terung
ini?”
Bu Azka : “ Kendala yang saya alami,jika cuaca mendungg
proses pengeringannya jadi
lebih lama mbak.”
Mahasiswa : “ Untuk Pengeringannya diperlukan kira-kira
berapa hari bu ?”
Bu Azka : “ Sekitar 2 hari mbak.”
Mahasiswa : “ Biasanya anda menjual kerupuk bandung
perkemasan itu dengan harga
berapa ?”
Bu Azka : “ Dengan harga 5000 per 40 biji mbak, dan 3000
untuk per 24 biji.”
Mahasiswa : “ Berapa modal awal yang anda perlukan untuk
produksi ini?”
Bu Azka : “ Sekitar 5.000.000 mbak “
Mahasiswa : “ Apakah ibu pernah mengalami kerugian seperti
sepi pembeli?”
Bu Azka : “ Pernah mbak, Jika kita sepi pembeli paling hanya
menjual 80 kantong
kerupuk saja
Proses pembuatan kerupuk terung bisa dilihat di laman youtube
berikut :
https://www.youtube.com/watch?v=8-R2L26DHpk
Gambar 7.2 Tampilan Pembuatan Kerupuk Bandung di Youtube
TEMA 8
Pembelajaran Berbasis Etno – STEM dengan Tema
“Onde – Onde Isi Kacang Ijo Khas Demak”
Oleh :
Anggun Setiawan
Mahasiswa PGSD FIP Universitas PGRI Semarang
Kukuh Hendy Wicaksono
Mahasiswa PGSD FIP Universitas PGRI Semarang
Nurul Maulita
Mahasiswi PGSD FIP Universitas PGRI Semarang
Rani Aulia Rahma
Mahasiswi PGSD FIP Universitas PGRI Semarang
Lasaufa Yarda
Mahasiswa PGSD FIP Universitas PGRI Semarang
Panji Khoirul Majid
Mahasiswa PGSD FIP Universitas PGRI Semarang
Pada perkuliahan semester 4 ini ,kita melakukan pembelajaran
secara daring karena sedang terjadi pandemi covid-19 , kelompok kami
mendapatkan pengalaman dan kesempatan membuat makanan khas
berisi kacang hijau atau yang sering kita sebut onde – onde. Berada di
masyarakat yang rata – rata bekerja sebagai petani membuat kita tertarik
untuk mengolah hasil pertanian tersebut , pembuatan onde – onde yang
cukup mudah dan bahan – bahan yang dibutuhkan juga cukup mudah
didapat membuat masyarakat dapat mengolahnya dan bahkan
menjadikannya produk untuk dijual dipasaran . onde – onde sendiri
memiliki tekstur renyah diluar dan ketika digigit akan mendapatkan
sensasi kenyal karena didalamnya terdapat isian yang sangat lembut dan
juga manis yaitu kacang hijau yang sudah diolah.
Gambar 8.1 Skema Etno-STEM dengan tema Onde-Onde Kacang
Hijau Khas Demak
Onde – onde merupakan makanan tradional jawa atau sejenis jajan
pasar yang mengenyangkan . Jajanan tradisional ini dapat ditemukan di
pasar tradisional atau dipenjual pinggir jalan dengan harga yang cukup
murah dan terjagkau. Onde – onde diolah dengan menggunakan bahan –
bahan seperti tepung ketan , tepung beras , yang digoreng kemudian
diberikan taburan biji wijen di sekitar permukaan onde – onde. Onde –
onde memiliki tekstur yang garing diluarnya namun saat digigit akan
terasa lembut dibagian dalamnya ,dibagian dalamnya terdapat isian
berupa kacang hijau yang sudah diolah menjadi lebih lembut dari tekstur
sebelumnya , pada umunya onde – onde berisikan kacang hijau namun
diera modern saat ini isian onde – onde sudah dikreasikan menjadi lebih
masa kini, ada yang berisikan keju ,coklat , slai strouwberry dan
lainya.onde – onde cocok dimakan saat pagi hari karena rasanya yang
tidak terlalu manis dan isian yang padat cocok dimakan saat sarapan
untuk pengganjal perut ditemani dengan secangkir teh atau kopi. Di
demak sendiri mayoritas penduduk perprofesi sebagia petani dan banyak
juga petani yang menanam tumbuhan kacang hijau maka dari itu banyak
masyarakat mengolah kacang hijau tersebut menjadi makanan berupa
onde – onde yang akan menambah nilai jual pada kacang hijau tersebut
dan akan menambah nilai ekonomi , onde – onde dipasar dijual
berdasarkan ukurannya yang kecil biasanya dijual 1000-1500 dan yang
berukuran besar dijual 2000-2500.
Uraian lengkap berdasarkan bidang kajian keilmuan sesuai kurikulum
1. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan manusia adalah sistem yang penting bagi
manusia yang terdiri dari organ- organ. Bahan utama pembuatan onde
- onde kacang hijau adalah kacang hijau. Walaupun bentuk dan
ukuran kacang hijau kecil kandungan yang ada di dalam kacang hijau
sangat bermanfaat bagi sistem pencernaan manusia. Kacang hijau
mengandung serat makanan dan pati yang membantu menutrisi bateri
baik yang ada dalam pencernaan. Kacang hijau juga dapat mengurangi
nyeri pada perut.
2. Suhu dan Kalor
Suhu adalah sebuah besaran yang menyatakan tingkatan panas
✓ atau dingin suatu benda sedangkan Kalor merupakan panas yang
bisa berpindah dari benda yang memiliki kelebihan kalor menuju
benda yang kekurangan kalor. Pada proses pembuatan onde - onde ini
suhu dan kalor juga memiliki peran yaitu pada proses perebusan
kacang hijau dan kentang yang menyebabkan tekstur dari kacang hijau
dan kentang menjadi lebih lunak setelah proses perebusan dan ada
juga pada proses penggorengan onde - onde mentah yang
mengakibatkan perubahan bentuk dan warna yang semula bentuknya
kecil dan putih ketika digoreng mengembang menjadi besar dan
berubah warna menjadi kecoklatan.
3. Klasifikasi Tumbuhan
Salah satu aspek yang cukup berpengaruh manfaatnya adalah
klasifikasi tumbuhan. Sangat banyak makhluk hidup sehingga mudah
dipelajari, sehingga dikembangkan cabang Biologi khusus yang
disebut Taksonomi. Taksonomi adalah ilmu mengenai identifikasi
tatanama dan klasifikasi makhluk hidup berdasarkan aturan tertentu.
Contohnya seperti kacang hijau sendiri termasuk dalam palawija yang
menghasilkan biji-bijian sehingga kacang hijau masuk kedalam kriteria
tersebut.
4. Gaya
Gaya adalah suatu dorongan atau tarikan yang diberikan
kepada benda untuk memberikan gaya dan pengaruh tertentu dengan
bantuan tenaga. Gaya yang dibuat untuk membuat onde - onde kacang
hijau salah satunya pada saat mengubah kacang hijau menjadi bubuk
dengan cara di ulek dengan gaya dorong yang diberikan oleh tangan.
Kemudian, penghancur kacang hijau menjadi adonan yang keras dan
kalis menggunakan blender memerlukan gaya listrik agar bisa
menjalan blender.
5. Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah sebuah sikap mental seseorang yang
mempunyai kreativitas , aktif,ber cipta daya guna membuat sesuatu yang
unik dan baru serta bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain . jiwa
kewirausahaan dalam diri manusia juga diukur dari hal yang kecil hal
yang memanfaatkan keanekaragaman sumber daya di dekat rumah untuk
menjadi suatu produk yang dapat menguntungkan dan mengurangi
penumpukan sumber daya agar lebih bermanfaat. Didekat rumah saya
terdapat banyak sawah dan petani jika orang –orang dapat memanfaatkan
hal tersebut untuk mengubah nasib orang banyak akan sangat – sangat
berguna . dengan memanfaatkan hasil panen kacang hijau menjadi
produk jadi / makanan yang disebut onde – onde , jika petani menjual
kacang hijau 1kg 24.000, dan dengan modal kacang hijau satu kilo kita
dapat memperoleh keuntungan yang lumayan dibandingkan menjualnya
dengan tidak diolah terlebih dahulu.
Uraian lengkap berdasarkan urutan Etno-STEM (Etno-sains, Etno-
Technology, EtnoEngineering, Etno-Mathematics
1. Sains atau ilmiah
Kacang hijau (Vigna radiata) adalah sejenis palawija yang banyak
ditemukan di daerah tropis. Kacang hijau merupakan sumber protein
nabati, dimana kandungan kalsium dan fosfor pada kacang hijau bisa
memperkuat tulang, dan kadar lemak yang rendah pada kacang hijau
bisa membuat makanan atau minuman tidak mudah basi.
2. Teknologi
a. Proses pembuatan klepon menurut aturan
Tabel 8.1 Proses Pembuatan Onde-Onde Kacang Hijau
No. Proses Pembuatan Gambar
1. Proses perendaman
kacang hijau selama
satu jam dan proses
perebusan kacang hijau
dan kentang hingga
melunak dan
membuatuhkan waktu
kacang hijau sekitar 1
jam dan kentang 10
menit
2. Proses pencampuran
semua bahan – bahan
yang dijadikan adonan
seperti tepung ketan,
kentang , vanili ,air
hangat ,gula dan
diaduk hingga menjadi
kalis
3. Membuat isian onde –
onde dengan
menggunakan rebusan
kacang hijau yang
sudah dihancurkan lalu
dimasak dengan
menambahakan santan
dan gula dimasak \
hingga mengental
4. Setelah semua siap
bulatkan adonan onde
– onde dan isi dengan
isian kacang hijau yang
sudah dibuat lalu
digoreng hingga
kecolatan dan berikan
taburan wijen , masak
dengan minyak yang
panas.
Sumber : Koleksi Pribadi
Pengambilan data
Tabel 8.2 Pengambilan Data Pembuatan Onde-Onde Kacang Hijau
No. Proses Pembuatan Gambar
1. Foto disamping dapat
dilihat ayitu proses
perendaman kacang
hijau sebagai isi onde –
onde dan perebusan
kentang sebagai bahan
tambahan dari
pembuatan kulit onde –
onde.
1. Gambar disamping
adlah proses
pembuatan kulot onde
– onde dengan bahan
seperti tepung ketan ,
air , gula , garam ,
vanilli hingga menjadi
adonan kalis.
2. Gambar disamping
menjelaskan mengenai
pembuatan isi dengan
bahan kacang hijau
yang sudah dikukus
gula dan sanati di
masak hinga
mengental.
3. Gambar disamping
adalah penggorengan
onde – onde yang
sudah diisi dengan
kacang hijau dan
digoreng hingga warna
kecoklatan dan ditaburi
wijin setelah matang.
Sumber : Koleksi Pribadi
3. Teknik
1. proses pembentukan dari cair menjadi padat
didalam pembutan onde – onde kita membuat kulit dan juga
isian onde-onde didalam hal tersebut kita belajar mengenai
perubahan benda yang tadinya tepung ditambah gula ,
kentang vanilli dan air setelah kita lakukan proses pengadukan
yang cukup lama dan memkana tenaga adonan tersebut kemudian
menjadi padat atau yang sering kita sebut kalis. Mengapa adonan
harus dibat dnegan klais agar saat proses pembentukan onde –
onde mudah dan dapat diisi oleh kacang hijua yang sudah kita
buat sebelumnya . namun sebelum kita membentuk adonan
tersebut kita perlu mendiambkan adonan tersebut sekitar 15 menit
untuk proses fermentasi , adonan difermentasi agar saat dibentuk
lebih mudah dan dapat memeprpanjang umur onde – onde atau
agar onde – onde tahan lama.
2. Proses lamanya penggorengan onde – onde
proses penggorengan adonan onde – onde terjadi hingga 3- 4
menit atau dapat kita lihat dari warna kulit unde – onde jika warna
kulit inde – onde sudah kecoklatan kita dapat mengangkatnya dan
dapat dimakan atau dikonsumsidengan keadan dingin agar tidak
melukai lidah saat mengonsumsi
3. Proses lamannya perebusan kentang dan onde – onde
proses lamannya perebusan isi onde – onde dapat memakan
waktu hingga 30 emenit dikarenakan tekstur biji kacang hijau yang
keras dan saat proses perebusan kita harus menggunana api pada
kompor dengan temperatur yang tinggi agar bii kacang hjau cepat
melembek dan terkelupas , biji kacang hijau direbus untuk waktu
yang lama agar saat proses penghancuran kacang hijau lebih
melunak dan cept dapat diproses , dam untuk perebusan kentang
membutuhkan waktu 3-5 menit kentang direbus sebagai bahan
pendamping pembuatan adonan kulit onde – onde agar rasa
darikulit onde – onde lebih guih dan enak.
4. Matematika
1. Perhitungan keuntungan dan kerugian
Keuntungan dapat dihitung dari satu kali produksi , dalam
membuat onde – onde harga bahan – bahan biasanya tidak
mementu tergantung dari hasil panen juga kacang hijau tersebut
dalam pembutaan onde – onde ini saya mengeluarkan biaya sekitar
tepung ketan : 11.500
gula halus : 4500
santan : 2500
wijen : 12.000
kacang hijau : 12.000
kentang : 7000
minyak : 5000
vanilli : 2000
jadi setiap kali pembuatan onde –onde rumahan membutuhkan
biaya sekitar sebagai berikut 11.500 + 4500 + 2500 + 12000 + 12000 +
7000 + 5000 + 2000 = 56.000 jadi kita dapat menjual onde – onde
tersebut seharga 1500 per butir dan sudah mendapatkan abnayk
keuntungan , dalam satu kali pembuatan dapat menghasilkan lebih
dari 50 butir onde – onde siap jual untuk produksi onde – onde
rumahan.dan untuk keruian sendiri tergantung dengan banyak
sedikitnya onde – onde yang dapat terjual setiap harinya , jadi
kerugaian tergantung dari apa yang tidak terjual atau sisa onde –
onde tersebut dan keuntungan dari banyaknya yang dapat kita
produksi.
Pengambilan data
Dapat dilihat video porses pembutaan onde - onde melalui video berikut