The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Wawan Setiawan, 2021-11-15 01:26:38

Modul 1 Ekonomi PPG 2021

Modul PPG 2021

Qd = atau

P=

Dimana:
a = Konstanta
b = Koefesien
P : Harga barang yang diminta
Qd : Banyaknya barang yang diminta
Untuk memperoleh fungsi permintaan dapat dicontohkan sebagai berikut

berikut:
Pada saat harga barang “X” Rp 5,- jumlah yang diminta 40 unit, jika harga

barang tersebut naik menjadi Rp 15,- jumlah yang diminta berkurang menjadi 20
unit, fungsi permintaan barang tersebut dapat dicari dengan menggunakan rumus
sebagai berikut

; ; kita kali silang

Jadi fungsi permintaannya adalah

3. Kurva Permintaan
Kurva permintaan adalah kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara

harga suatu barang tertentu dengan jumlah barang yang diminta konsumen. Kurva
permintaan merupakan kurva yang menunjukkan tempat titik-titik yang
menggambarkan maksimum pembelian pada harga tertentu dengan anggapan
ceteris paribus (faktor lain dianggap tetap). Kurva permintaan berbentuk garis
lurus yang miring dari kiri atas ke kanan bawah. Hal ini sesuai dengan bunyi
hukum permintaan "Hubungan antara barang yang diminta dengan harga barang
tersebut dimana hubungan berbanding terbalik yaitu ketika harga meningkat atau
naik maka jumlah barang yang diminta akan menurun dan sebaliknya apabila
harga turun jumlah barang meningkat."

41

P Miringnya Slope kurve
permintaan tersebut
menunjukan adanya

hukum permintaan, dan
lurusnya kurva permintaan

menunukkan adanya
D anggapan ceteris paribus

Q

Gambar 2.1.Kurva Permintaan
4. Perubahan Kurva Permintaan

Pergerakan kurva permintaan adalah pergerakan yang terjadi pada titik-titik
disepanjang kurva permintaan sebagai akibat dari perubahan harga produk.
Pergerakan di sepanjang kurva permintaan disebabkan karena perubahan harga
produk yang bersangkutan. Pergerakan pada kurva sejalan dengan Hukum
Permintaan, yaitu ketika harga barang naik, maka jumlah permintaan akan turun,
dari gambar 2.2, terlihat bahwa kurva permintaan akan bergerak ke kiri atas
maupun ke kanan bawah. ketika terjadi perubahan harga, grafik bergerak dari satu
titik ke titik lainnya pada kurva permintaan yang sama, yaitu dari P1 ke P2 dan
perubahan kuantitasnya dari Q1 ke Q2. Kita menyebut gerakan sepanjang kurva
permintaan ini sebagai perubahan kuantitas yang diminta, akibat perubahan harga.

Gambar 2.2. Pergerakan Kurva Permintaan

Selain pergerakan, kurva permintaan juga bisa mengalami pergeseran, baik
ke kanan maupun ke kiri. Pergeseran ini terjadi karena berubahnya jumlah
barang/jasa yang diminta konsumen sebagai akibat dari berbagai faktor kecuali

42

faktor harga produk tersebut. Sebagai contoh pendapatan, maka akan terjadi
pergeseran kurva permintaan (shifting). Untuk barang normal, apabila pendapatan
konsumen meningkat, maka jumlah barang yang diminta akan meningkat pula dan
kurva permintaan akan bergeser ke kanan. Dan begitupun sebaliknya, apabila
pendapatan memurun, maka jumlah barang yang diminta juga akan menurun
Apabila digambarkan dalam sebuah kurva, berturut-turut adalah sebagai berikut:
Bila pendapatan meningkat, kurva permintaan bergeser sejajar ke kanan. Jika
pendapatan menurun, kurva permintaan bergeser sejajar ke kiri.

Gambar 2.3. Pergeseran Kurva Permintaan
Untuk lebih mempermudah dalam memahami pergeseran kurva permintaan.

Dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.1. Pergeseran Kurva Permintaan

Faktor pergeseran kurva permintaan Geser ke Geser ke kiri
kanan
1. Pendapatan Turun
2. Selera konsumen Naik Turun
3. Harga Barang Subtitusi Naik Turun
4. Harga Barang Komplementer Naik Naik
5. Perkiraan Harga Turun Turun
Naik

B. Penawaran

Penawaran digunakan untuk menunjukkan perilaku para produsen di sesuatu
pasar. Penawaran adalah kesanggupan penjual/produsen untuk menjual (melepas)
berbagai jumlah barang atau jasa yang pada berbagai tingkat harga waktu tertentu.
Penawaran berasal dari pihak produsen dan muncul sebagai akibat adanya
permintaan dari konsumen.

43

Sama halnya dengan permintaan, didalam penawaran juga terdapat hukum
penawaran. Hukum penawaran menjelaskan hubungan antara harga suatu barang
dengan jumlah penawaran barang tersebut. Hukum penawaran berbunyi, “semakin
tinggi harga suatu barang, semakin banyak jumlah barang tersebut ditawarkan
oleh para produsen. Sebaliknya semakin rendah harga suatu barang, semakin
sedikit jumlah barang yang ditawarkan oleh para produsen.”

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah barang yang

ditawarkan oleh seorang produsen. Sedikit banyaknya barang atau jasa yang
ditawarkan oleh produsen, dipengaruhi oleh berbagai faktor,yaitu:

a. Harga barang itu sendiri
b. Harga input/biaya produksi
c. Teknologi produksi
d. Harga barang lain yang terkait

Apabila beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat penawaraan diatas
dianggap tetap selain harga barang terkait. Maka penawaran hanya ditentukan
oleh harga, artinya besar kecilnya perubahan penawaran dideterminasi/ditentukan
oleh besar kecilnya perubahan harga. Dalam hal ini berlaku perbandingan lurus
antara harga terhadap jumlah barang yang ditawarkan (penawaran). Sebagaimana
konsep asli dari penemunya (Alfared Marshall), maka perbandingan lurus antara
harga terhadap penawaran disebut sebagai hukum penawaran. Hukum penawaran
berbunyai : apabila harga naik maka penawaran akan meningkat, apabila harga
turun maka penawaran akan turun dengan asumsi Cateris Paribus.

2. Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara

jumlah suatu barang yang ditawarkan dengan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Fungsi penawaran harus sesuai dengan hukum penawaran.
Dengan demikian, hubungan antara harga barang dengan jumlah barang yang

44

ditawarkan adalah positif (berbanding lurus), sehingga gradien dari fungsi
penawaran (b) akan selalu positif.

Bentuk umum fungsi penawaran adalah:
Qs = atau

P=

Dimana: a = Konstanta

b = Koefesien

P = Harga barang yang ditawarkan

Qs = Banyaknya barang yang ditawarkan

Untuk memperoleh fungsi permintaan dapat dicontohkan sebagai berikut

berikut:
Pada saat harga barang “X” Rp 5,- jumlah yang ditawarkan 5 unit, jika harga

barang tersebut naik menjadi Rp 15,- jumlah yang ditawarkan bertambah menjadi

55 unit, buatlah fungsi penawaran barang tersebut.

Untuk menjawab contoh tersebut kita menggunakan rumus sebagai berikut

;; kita kali silang

Jadi fungsi penawarannya adalah

3. Kurva Penawaran

Kurva penawaran adalah suatu kurva yang menunjukkan hubungan antara
kuantitas suatu barang yang di tawarkan pada berbagai tingkat harga, dengan
asumsi ceteris paribus. Pada sepanjang kurva penawaran menunjukkan perubahan
harga dan kuantitas yang ditawarkan. Kurva penawaran dapat dibentuk dengan
menghubungkan titik-titik pasangan nilai harga pada sumbu tegak dan kuantitas
yang ditawarkan produsen pada sumbu datar.

45

PS Hubungan antara harga dan kuantitas
yang ditawarkan adalah searah.
K Konsekuensinya adalah jika harga naik,
kuantitas barang yang ditawarkan
L semakin meningkat. Sebaliknya, jika
M harga turun maka kuantitas yang
N ditawarkan semakin sedikit.
O

Q

Gambar 2.4. Kurva Penawaran

Gambar 2.4 diatas menunjukkan bahwa hubungan antara harga dan
kuantitas yang ditawarkan, jika harga naik maka kuantitas barang yang ditawarkan
semakain meningkat. Sebaliknya, jika harga turun maka kuantitas maka barang
yang ditawarkan semakin sedikit. Alasan rasional yang dapat dikemukakan disini
ialah karena produsen ingin memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya
dengan berusaha menjual barang sebanyak-banyaknya, tetapi mempunyai kendala
yaitu keterbatasan modal.

4. Perubahan Kurva Penawaran

Perubahan kurva penawaran terdiri dari pergerakan kurva dan pergeseran
kurva. Pergerakan kurva penawaran merupakan pergerakan yang terjadi pada
titik-titik disepanjang kurva penawaran yang diakibatkan oleh berubahnya jumlah
produk yang ditawarkan produsen sebagai akibat dari perubahan harga produk
tersebut. Pergerakan di sepanjang kurva penawaran disebabkan karena perubahan
harga produk yang bersangkutan. Pergerakan ini sejalan dengan Hukum
Penawaran, yaitu ketika harga barang naik, maka jumlah barang yang ditawarkan
akan bertambah, sehingga titik pada kurva penawaran akan bergerak ke kanan,
begitupun sebaliknya.

46

Gambar 2.5. Pergerakan Kurva Penawaran Akibat Perubahan Harga
Sama halnya pada pergeseran kurva permintaan, kurva penawaran juga
dapat mengalami pergeseran karena adanya perubahan faktor-faktor yang
memengaruhi penawaran selain faktor harga. Bergesernya kurva penawaran
ditandai dengan bergeraknya kurva ke kanan atau ke kiri. Salah satu faktor
tersebut adalah biaya produksi. Seperti diperkirakan harga jeruk bulan depan akan
naik karena harga pupuk naik. Kenaikan harga jeruk menyebabkan penurunan
penawaran jeruk. Sehingga ketika diperkirakan harga di masa depan naik, maka
produsen akan mengurangi jumlah barang yang dijualnya.

Gambar 2.6. Pergeseran Kurva Penawaran Selain dari Perubahan Harga
Untuk lebih mempermudah dalam memahami pergeseran kurva penawaran.
Dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

47

Tabel 2.2. Pergeseran Kurva Penawaran

No Faktor pergeseran kurva penawaran Ke kanan Ke kiri
1 Harga input Murah Mahal
2 Tekhnologi Modern Tradisional
3 Jumlah penjual Banyak Sedikit
4 Pajak Rendah Tinggi

C. Harga Keseimbangan

Keseimbangan pasar terjadi jika pada tingkat harga tertentu, jumlah barang
yang ditawarkan sama dengan jumlah barang yang diminta (terjadi keseimbangan
antara permintaan dan penawaran). Secara geometris keseimbangan pasar terjadi
pada saat kurva penawaran berpotongan dengan kurva permintaan pasarnya.
Interaksi antara kekuatan permintaan dan penawaran di pasar, akan melahirkan
keseimbangan harga dan jumlah (kuantitas) barang yang selanjutnya disebut
dengan keseimbangan pasar. Pada kondisi ini, akan tercipta harga keseimbangan
(equilibrium price) dan jumlah keseimbangan (equilibrium quantity). Pada
kondisi keseimbangan, harga dan kuantitas cenderung tetap tidak berubah, selama
faktor lain tetap (ceteri paribus).

Untuk memperoleh harga dan kuantitas keseimbangan diilustrasikan pada
data Tabel 2.3 di bawah ini. Berdasarkan data Tabel 2.3 dapat ditentukan harga
keseimbangan dan kuantitas keseimbangan untuk harga barang X.

Tabel 2.3. Permintaan dan Penawaran barang X pada Berbagai Tingkat Harga

Nomor Harga/unit Jumlah yang Ditawarkan Jumlah yang Diminta
(Rp) (Unit) (Unit)
1 5 5 40
2 30 30
3 Pe 10 55 20
4 15 80 10
20

Berdasarkan Tabel 2.3 terlihat bahwa keseimbangan pasar terjadi pada saat
jumlah penawaran dan permintaan mencapai jumlah 30 unit per bulan dan pada
harga Rp10,- per unit. Dengan demikian, 30 unit per bulan merupakan jumlah

48

keseimbangan (equilibrium quantity) dan harga Rp10,,- per unit merupakan harga

keseimbangan (price quantity). Seandainya, dicoba dengan harga Rp5,-, apakah

yang akan terjadi? Pada harga tersebut permintaan melebihi penawaran.

Konsumen akan berebut untuk memperoleh sejumlah bbarang X yang dibutuhkan.

Hal ini akan menyebabkan harga X naik. Adapun pada harga Rp15,- jumlah yang

ditawarkan lebih besar dari jumlah yang diminta, sehingga persediaan X akan

menumpuk.

Berdasarkan fungsi permintaan dan fungsi penawaran barang X

sebelumnya, Anda dapat mencari harga keseimbangan pasar dan jumlah

keseimbangan pasar. Pada dasarnya, harga keseimbangan terjadi apabila jumlah X

yang diminta di pasar sama dengan jumlah X yang ditawarkan. Secara matematis

hal ini ditunjukkan oleh persamaan Qd = Qs.

Fungsi Permintaannya Qd = 50 - 2P

Fungsi penawarannya Qs = -20 +5P

Harga keseimbangana dapat dihitung sebagai berikut:

Qd = Qs

50 - 2P = -20 + 5P

50 + 20 = 5P + 2P

70 = 7P

P = 10

Jadi harga keseibangan adalah sebesar Rp 10,-. Untuk menghitung

quantitas keseimbangan masukkan nilai P kedalam salah satu persamaan.

Misalkan nilai P = 10 masukkan kedalam persamaan Qd

Qd = 50 - 2P
Qd = 50 – 2(10)
Qd = 50 – 20

Qd = 30

Jika nilai P = 10 dimasukkan kedalam persamaan Qs

Qs = -20 + 5P

Qs = -20 + 5(10)

Qs = -20 + 50

Qs = 30

49

Jadi quantitas keseimbangan adalah 30 unit
Lihat kembali Tabel 2.3 (skedul permintaan dan penawaran barang X).
Kurva permintaan dan penawaran berdasarkan data Tabel 2.3 tergambar pada
Kurva 2.7 berikut.

E

Gambar 2.7. Keseimbangan Pasar
Gambar 2.7 menjelaskan keseimbangan pasar yang ditunjukkan oleh titik
keseimbangan (titik E). Jika dari titik keseimbangan (E) ditarik garis ke sumbu Q,
akan diperoleh jumlah keseimbangan (Qd = Qs) sebesar 30. Jika dari titik
keseimbangan ditarik garis ke sumbu P, akan diperoleh harga keseimbangan
sebesar Rp 10,-. Berdasarkan Gambar 2.7 harga keseimbangan pasar dan jumlah
keseimbangan pasar terjadi di titik perpotongan antara kurva permintaan dan
kurva penawaran, yaitu pada titik E..
Dalam keseimbangan pasar, perubahan atas faktor-faktor lain selain harga
akan mempengaruhi permintaan dan penawaran yang menyebabkan perubahan
keadaan keseimbangan. Ada empat kemungkinan perubahan/pergeseran kurva
permintaan dan penawaran, yaitu: permintaan bertambah (kurva permintaan
bergeser ke kanan), permintaan berkurang (kurva permintaan bergeser ke kiri),
penawaran bertambah (kurva penawaran bergeser ke kanan) dan penawaran
berkurang (Kurva penawaran bergeser ke kiri). Salah satu faktor yang
menyebabkan pergeseran pada keseimbangan pasar adalah pendapatan. Perubahan
pendapatan dapat menggeser fungsi permintaan akan membawa konsekuensi.

50

Apabila pendapatan meningkat maka fungsi permintaan bergeser ke kanan,
konsekuensinya adalah keseimbangan konsumen akan berubah.

P S1 Produsen akan lebih tertarik
P1 S2 untuk menjual produknya
P0 pada suatu daerah konsumen
P2 D2 yang lebih makmur daripada
D1 konsumen mengalami krisis.

Q

Q 0 Q1

Gambar 2.8. Implikasi Perubahan Permintaan dan Penawaran

Pada Gambar 2.8 kenaikan pendapatan telah menggeser keseimbangan dari
harga Po menjadi P1 dan telah menggeser kuantitas yang diminta dari Qo menjadi
Q1. Akibat kenaikan pendapatan maka harga keseimbangan meningkat dan jumlah
yang diminta juga meningkat. Kenaikan jumlah yang diminta sebesar Qo menjadi
Q1 juga dapat terjadi karena adanya penurunan harga sampai P2 sebagai akibat
kenaikan penawaran. Oleh karena itu, perubahan jumlah yang diminta dapat
terjadi karena kenaikan harga yang disebabkan oleh kenaikan pendapatan
konsumen, dan dapat pula terjadi karena penurunan harga sebagai akibat kenaikan
penawaran.

Bagi seorang produsen, kenaikan kuantitas yang diminta karena perubahan
pendapatan akan lebih menguntungkan daripada kenaikan kuantitas yang diminta
karena perubahan harga, sebab kenaikan kuantitas yang diminta karena
pendapatan, selain menaikan kuantitas juga menaikan harga. Oleh karenanya,
produsen akan lebih tertarik untuk menjual produknya pada suatu daerah
konsumen yang lebih makmur daripada konsumen yang mengalami krisis.

Perubahan harga dan kuantitas keseimbangan sangat bergantung pada
perubahan permintaan dan penawarannya itu sendiri. Kenaikan permintaan yang
disertai dengan penurunan penawaran yang tidak sebanding akan menyebabkan
harga meningkat dan jumlah barang keseimbangan akan berkurang.

51

D. Elastisitas Permintaan dan Penawaran

Perubahan harga akan mempengaruhi besarnya jumlah barang yang diminta
(jumlah permintaan) dan jumlah barang yang ditawarkan (penawaran). Seberapa
besar perubahan jumlah barang yang diminta atau ditawarkan sebagai akibat
perubahan harga menunjukkan kepekaan permintaan atau penawaran barang
tersebut terhadap perubahan harga barang yang bersangkutan. Kepekaan ini
selanjutnya dikenal dengan istilah elastisitas.

` Ukuran yang dipakai untuk mengukur derajat kepekaan digunakan
rasio/perbandingan persentase perubahan kuantitas barang yang diminta atau
barang yang ditawarkan dengan persentase perubahan faktor-faktor yang
menyebabkan kuantitas barang itu berubah. Nilai elastisitas hanya dilihat nilai
mutlaknya sehingga meskipun hasilnya secara matematik negatif tetapi yang
dilihat harga positifnya (harga mutlaknya). Yang bergerak sampai tak terhingga,
dan hasilnya diinterpretasikan sebagai berikut :
1 Jika nilai mutlak koefisien elastisitas hasilnya < 1 disebut inelastis, maka

barang yang diperjual belikan termasuk jenis barang yang sifatnya tidak peka
terhadap perubahan harga. Barang-barang yang mempunyai sifat inelastis
umumnya adalah barang-barang yang termasuk kebutuhan pokok.
2 Jika nilai mutlak koefisien elastisitas hasilnya > 1 disebut elastis, maka barang
yang diperjual belikan termasuk jenis barang yang sifatnya peka terhadap
perubahan harga. Barang-barang yang mempunyai sifat elastis adalah barang
kebutuhan mewah atau tersier.
3 Jika nilai mutlak koefisien elastisitas hasilnya = 1 disebut elastis uniter, maka
barang-barang yang diperjual belikan termasuk jenis barang yang tingkat
kepekaannya sebanding dengan perubahan harga. Barang yang mempunyai
koefisien elastisitas uniter pada umumnya adalah barang-barang kebutuhan
sekunder.

1. Elastisitas Permintaan

Pada umumnya faktor yang sering dianalisis sebagai faktor yang
mempengaruhi jumlah yang barang/jasa yang diminta adalah harga barang itu

52

sendiri, pendapatan konsumen, dan harga barang lain. Semua itu dapat dibuat
formulasinya sebagai berikut:

Qbarang X = f ( Pbarang X, I, Py)
Berkaitan dengan uraian di atas, maka elastisitas permintaan dapat dibagi
menjadi tiga yaitu elastisitas permintaan (harga), elastisitas pendapatan, dan
elastisitas harga silang.

a. Elastisitas Harga (Price Elasticity)

Elastisitas harga merupakan perubahan jumlah barang/jasa yang diminta
sebagai akibat perubahan harga. Hal tersebut dapat disusun rumusnya sebagai
berikut:

Dimana:
Q : Jumlah Permintaan (jumlah barang yang diminta)
P : Harga

Elastisitas harga ini mempunyai nilai negatif, artinya kenaikan harga akan
menciptakan penurunan jumlah barang/jasa yang diminta begitupun sebaliknya
penurunan harga akan menyebabkan kenaikan jumlah barang/jasa yang diminta.
Makin datar garis permintaan maka makin elastis, sebaliknya makin curam garis
permintaan makaa makin inelastis.

b. Elastisitas Pendapatan (Income Elasticity)

Elastisitas pendapatan merupakan perubahan jumlah yang diminta sebagai
akibat perubahan pendapatan. Hal tersebut dapat disusun rumusnya sebagai
berikut:

Dimana: : Jumlah Permintaan
Q : Pendapatan
I

53

Nilai elastisitas pendapatan dapat digunakan untuk mengetahui jenis suatu
barang. Pada umumnya hubungan antara jenis barang dengan nilai elastisitas
pendapatan dapat dibedakan sebagai berikut:
 Barang Normal (EI= positif). Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan dan

jumlah barang normal yang diminta berbanding langsung, artinya kenaikan
pendapatan akan menyebabkan kenaikan jumlah barang yang diminta.
 Barang Inferior (EI = negatif). Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan dan
jumlah barang inferior yang diminta berbanding terbalik, artinya kenaikan
pendapatan akan menyebabknan penuunan barang yang diminta.
 Barang Kebutuhan pokok (O<EI<1). Hal ini bahwa pendapatan dan jumlah
jumlah kebutuhan barang pokok yang diminta berbanding langsung, tetapi
perubahan pendapatan tidak menyebabkan perubahan permintaan terhadap
barang tersebut sebesar perubahan pendapatan.
 Barang Mewah (EI>1). Hal ini bahwa perubahan pendapatan akan
menimbulkan perubahan jumlah yang diminta, tetapi dalam hal ini perubahan
permintaan lebih besar daripada perubahan pendapatan itu sendiri.

c. Elastisitas Harga Silang (Cross Elasticity of Demand)

Elastisitas harga silang merupakan perubahan jumlah suatu barang yang
diminta sebagai akibat perubahan harga barang lain. Hal tersebut dapat disusun
rumusnya sebagai berikut:

Dimana:
Q X : Jumlah barang X yang diminta
Qy : Jumlah barang Y yang diminta
PX : Harga barang X
Py : Harga barang Y

54

Nilai elastisitas harga silang dapat digunakan untuk mengetahui hubungan
antara suatu barang dengan barang lainnya. Pada umumnya hubungan antar
barang dapat dikelompokan menjadi tiga bagian, yaitu barang komplementer
(pelengkap), barang subtitusi (pengganti), dan barang netral (tidak memiliki kaitan
satu sama lainnya). Hubungan antara barang subtitusi, dan komplementer dengan
elastisitas harga silang adalah sebagai berikut: Barang komplementer (ES <0), hal
ini berarti bahwa kenaikan harga barang X akan menyebabkan penurunan
kuantitas barang Y yang diminta, sedangkanuntuk barang Subtitusi (ES< 0), hal ini
berarti bahwa kenaikan barang X akan menyebabkan kenaikan kuatitas barang Y
yang diminta.

2. Elastisitas Penawaran

Dalam ilmu ekonomi, elastisitas penawaran didefinisikan sebagai ukuran
kepekaan jumlah penawaran suatu barang terhadap perubahan harga barang itu
sendiri. Elastisitas penawaran mengukur persentase perubahan jumlah penawaran
yang terjadi akibat persentase perubahan harga. Sebagai contoh, jika harga sebuah
barang naik 10%, jumlah penawarannya naik 20%, maka koefesien elastisitas
permintaannya adalah 20% : /10% = 2.

Jumlah barang yang ditawarkan, dalam jangka pendek, berbeda dengan
jumlah barang yang diproduksi, karena sebuah perusahaan biasanya tidak
langsung menawarkan semua produknya ke konsumen, melainkan menyimpan
sebagian produknya untuk dijual dikemudian hari (atau biasa disebut sebagai stok
barang). Meskipun demikian, dalam jangka panjang, jumlah barang yang
ditawarkan dianggap sama dengan jumlah barang yang diproduksi.

Elastisitas penawaran terdiri dari lima jenis, diantaranya:

a. Penawaran Inelastis

Penawaran inelastis terjadi apabila persentase perubahan quantitas yang
ditawarkan lebih kecil dari persentase perubahan harga. Dengan kata lain, harga
yang berubah sebesar x % ternyata diikuti perubahan penawaran kurang dari x %.
Penawaran inelastis ditunjukkan dengan koefisien yang besarnya kurang dari 1
(Ed < 1). Penawaran inelastis terjadi kalau persentase perubahan jumlah quantitas

55

yang ditawarkan relatif lebih kecil dibanding persentase perubahan harga. Secara
matematis %ΔQs < %ΔP.

Biasanya terjadi pada barang-barang hasil pertanian, karena barang-barang
produk pertanian tidak mudah untuk menambah atau mengurangi produksinya
dalam jangka pendek.

P

Es < 1

Q
Gambar 2.9. Kurva Penawaran Inelastis
b. Penawaran Unitary
Penawaran ini terjadi bila persentase perubahan penawaran sama dengan
persentase perubahan harga. Dengan kata lain, perubahan harga yang sebesar x %
diikuti perubahan penawaran sebesar x % pula. Penawaran ini ditunjukkan dengan
koefesien (Es) yang besarnya sama dengan 1 (Es = 1). Penawaran ini bisa terjadi
pada berbagai macam barang yang terjadi pada saat tertentu saja (secara
kebetulan). Terjadi kalau perubahan harga pengaruhnya sebanding terhadap
perubahan kuantitas barang yang ditawarkan. Secara matematis %ΔQd = %ΔP.
Penawaran yang elastis uniter atau elastis proporsional sulit ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari, kalaupun terjadi sebenarnya hanyalah secara kebetulan.

P

Es = 1

Q
Gambar 2.10. Kurva Penawaran Unitary

56

c. Penawaran Elastis.
Penawaran elastis terjadi bila persentase perubahan penawaran lebih besar

dari persentase perubahan harga. Dengan kata lain, harga yang berubah sebesar x
% diikuti perubahan penawaran lebih besar dari x %. Penawaran ini ditunjukkan
dengan koefisien (Es) yang besarnya melebihi angka 1 (Es > 1). Terjadi kalau
perubahan harga pengaruhnya cukup besar terhadap perubahan kuantitas barang
yang ditawarkan. Secara matematis %ΔQd > %ΔP. Penawaran yang elastis atau
peka terhadap harga dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari biasanya
terjadi pada barang hasil industri yang mudah ditambah atau dikurangi
produksinya.

P
Es >1

Q
Gambar 2.11. Kurva Penawaran Elastis

d. Penawaran Inelastis Sempurna
Penawaran ini terjadi bila persentase perubahan penawaran sebesar 0 %,

sedangkan persentase perubahan harga sebesar x %. Dengan kata lain, walaupun
harga berubah sebesar x %, penawaran tetap tidak berubah (0%). Penawaran ini
ditunjukkan dengan koefisien (Es) sebesar 0 (Es = 0). Barang yang sifat
penawarannya in elastis sempurna adalah barang yang jumlahnya tidak bisa
ditambah walau harga mengalami kenaikan, contohnya tanah. Ini terjadi pada
barang yang kapasitas produksinya sudah optimum. Dengan kata lain Penawaran
inelastis sempurna terjadi jika tidak ada perubahan jumlah yang ditawarkan
meskipun ada perubahan harga, atau ΔQs = 0, meskipun ΔP ada. Secara
matematis %ΔQs = 0, berapapun perubahan dalam %ΔP. Kasus penawaran
inelastis dalam kenyataan agak sulit ditemui dalam kehidupan sehari-hari.

57

P

Es = 0

Q
Gambar 2.12. Kurva Penawaran Inelastis Sempurna

e. Penawaran Elastis Sempurna
Penawaran ini terjadi bila persentase perubahan penawaran sebesar x %,

sedangkan persentase perubahan harga sebesar 0%. Dengan kata lain, walaupun
harga tidak mengalami perubahan, penawaran mengalami perubahan sebesar x %.
Penawaran ini ditunjukkan dengan koefisien (Es) yang besarnya ~ (Es = ~).
Barang yang bersifat elastis sempurna adalah barang yang pada harga tertentu
penawarannya terus mengalami perubahan. Ini terjadi karena pertambahan jumlah
produsen, penggunaan mesin-mesin modern dan lain-lain contohnya: VCD, buku
gambar, dan lain-lain. Penawaran elastisitas sempurna terjadi jika ada perubahan
jumlah yang ditawarkan meskipun tidak ada perubahan harga, atau ΔQs = Ada
perubahan, meskipun ΔP=0. Secara matematis %ΔQs = Ada, %ΔP = 0. Kasus
penawaran elastis sempurna terjadi pada bila penawaran suatu barang dapat
berubah-ubah meskipun harga barang tersebut tetap.

P

Es = ~
`

Q
Gambar 2.13. Kurva Penawaran Elastis Sempurna

58

Forum Diskusi
Coba saudara diskusikan bersama statement yang berikut ini: “Kita ketahui bahwa
harga sepeda motor pada saat ini cenderung mengalami kenaikan, sementara itu
permintaan atas sepeda motor tersebut terus mengalami peningkatan”. Kalau hal
tersebut kita kaitkan dengan hukum permintaan, ternyata hal tersebut
bertentangan, coba berikan penjelasannya mengapa demikian ?

59

Rangkuman

1. Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu
harga dan waktu tertentu.

2. Hukum Permintaan berbunyi bila harga suatu barang naik maka jumlah
barang yang diminta akan turun, sebaliknya bila harga barang tersebut
turun maka jumlah barang yang diminta akan naik dengan asumsi cateris
paribus (semua faktor yang mempengaruhi permintaan selain harga
dianggap konstan)

3. Fungsi permintaan adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara
jumlah barang yang diminta dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

4. Penawaran adalah banyak jumlah barang atau jasa yang ditawarkan pada
berbagai tingkat harga dan waktu tertentu.

5. Hukum penawaran berbunyi, “semakin tinggi harga suatu barang, semakin
banyak jumlah barang tersebut ditawarkan oleh para produsen. Sebaliknya
semakin rendah harga suatu barang, semakin sedikit jumlah barang yang
ditawarkan oleh para produsen.”

6. Fungsi penawaran adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara
jumlah suatu barang yang ditawarkan dengan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.

7. Keseimbangan pasar terjadi jika jumlah barang yang ditawarkan sama
dengan jumlah barang yang diminta dan tidak ada kekuatan internal yang
menyebabkan perubahan.

8. Elastisitas adalah pengaruh perubahan harga terhadap jumlah barang yang
diminta atau yang ditawarkan. Dengan kata lain elastisitas adalah tingkat
kepekaan (perubahan) suatu gejala ekonomi terhadap perubahan gejala
ekonomi yang lain.

60

TES PORMATIF
1. Kondisi permintaan dan penawaran beberapa barang di pasar induk kota X
adalah sebagai berikut :
1. Karena panen raya maka penawaran beras meningkat tajam, padahal
permintaan beras cukup stabil.
2. Menjelang lebaran permintaan terigu meningkat dua kali lipat, tetapi
pengadaan terigu sangat terbatas sekali.
3. Karena hujan terus menerus banyak tanaman kedelai pada puso
sehingga penawarannya merosot tajam, padahal permintaan akan
kedelai mengalami kenaikan 5 %.
4. Setelah lebaran haji permintaan terhadap hewan kambing dan sapi
menurun tajam, sedangkan pedagang mendatangkan hewan kambing
dan sapi dari daerah secara besar-besaran.
Berdasarkan kondisi di atas maka kesimpulan yang tepat adalah….
A. Terjadi kenaikan harga beras yang luar biasa tetapi harga hewan
kambing dan sapi menurun kembali.
B. Harga beras dan terigu naik dua kali lipat menjelang lebaran karena
banyak orang-orang yang membutuhkannya.
C. Terjadi kenaikan harga kedelai tetapi harga terigu merosot tajam sebab
kedelai lebih penting.
D. Harga kedelai dan hewan kambing serta sapi sama-sama menurun
karena permintaannya sudah berkurang.
E. Harga beras turun karena panen raya dan harga hewan kambing dan
sapi juga turun karena permintaannya sudah berkurang.

2. Ketika harga sebuah barang X sebesar Rp 10.000/Kg, bu Ani membeli
barang tersebut sebanyak 10 Kg. Ketika harga barang tersebut turun
sebesar 20%, Permintan barang X bu Ani naik sebesar 60%.
Berdasarkan data diatas hitunglah fungsi permintannya....
A. Qd = 40 - 0,03P
B. Qd = 50 - 0,02P

61

C. Qd = 60 - 0,04P
D. Qd = 35 - 0,22P
E. Qd = 45 -0,24P

3. Setiap menjelang bulan Agustus, permintaan terhadap bendera
merah putih meningkat. Pernyataan yang tepat untuk menggambarkan
perilaku produsen produk bendera adalah….
A. pedagang memberi diskon ganda agar jualan benderanya cepat terjual
B. menjahit sendiri bendera yang diperlukannya karena umumnya harga
bendera sangat mahal
C. para pedagang mengurangi stok bendera dengan tujuan
mengurangi jumlah penawaran bendera agar harganya meningkat
D. pedagang menaikkan harga jual dan menambah jumlah
penawaran untuk memenuhi peningkatan permintaan
E. banyak masyarakat yang memilih untuk menggunakan bendera lama
yang masih layak guna

4. Sebagai seorang pedagang Pak Karim menawarkan dagangganya dengan
harga tinggi, sedangkan Rina sebagai pembeli menawar barang dagangan
dengan harga rendah di pasar supaya terjadi keseimbangan harga pasar
antara pak Karim dan buk Rina adalah ..........
A. Pak Karim menaikkan harga dan buk Rina menurunkan harga
B. Pak Karim menurunkan haarga sedikit dan Buk Rina menaikkan harga
sedikit
C. Buk Rina menaikkan harga sedangkan Pak Karim tetap
D. Pak Karim dan buk Rina sama- sama menaikkan harga barang
E. Pak Karim dan buk Rina sama-sama menurunkan harga harga barang

62

5. Pada saat harga barang Rp. 1.000/unit jumlah barang yang ditawarkan
sebanyak 2.000 unit. Pada saat harga meningkat menjadi Rp. 1.200/ unit
maka jumlah yang ditawarkan naik menjadi 2.600 unit. Berdasarkan data
tersebut, maka sifat penawaran barang tersebut adalah

A. Unitary elastis, karena ES = 1
B. Inelastis, karena ES = 3/4
C. Elastis, karena ES = 3/2
D. Elastis Sempurna, karena ES = 4/3
E. Inlastis sempurna karena ES = 1

6. Asumsikan musim kemarau mengurangi penawaran gandum. Dengan
mengingat bahwa gandum merupakan bahan baku untuk memproduksi roti
dan bahwa kentang merupakan substitusi roti bagi konsumen, kita akan
mengharapkan harga gandum:
A. naik, penawaran roti meningkat, dan permintaan kentang meningkat.
B. naik, penawaran roti menurun, dan permintaan kentang meningkat
C. naik, penawaran roti menurun, dan permintaan kentang menurun.
D. turun, penawaran roti meningkat, dan permintaan kentang meningkat.
E. naik, penawaraan roti meningkat dan permintaan kentang menurun

7. Untuk mendorong produksi dalam negeri, pemerintah memberikan subsidi
atas barang X, pengaruh pemberian subsidi yang diberikan oleh
pemerintah terhadap barang X akan menyebabkan….
A. tidak ada pergeseran baik kurva permintaan atau penawaran
B. kurva penawaran barang X bergeser ke sebelah kanan bawah
C. kurva permintaan barang X bergeser ke sebelah kanan atas
D. kurva permintaan barang X bergeser ke sebelah kiri bawah
E. kurva penawaran barang X bergeser ke sebelah kiri atas

63

8. Diketahui fungsi permintaan sebuah barang Qd = 40 – P dan fungsi
penawaran barang tersebut Qs = 4P – 50. Tentukanlah berapa harga dan
quantitas keseimbangan!
A. P = 18 dan Q = 20
B. P = 20 dan Q = 22
C. P = 18 dan Q = 22
D. P = 16 dan Q = 20
E. P = 16 dan Q= 22

9. Diketahui fungsi permintaan Qd = 11 - P, pada saat harga Rp5,00 barang
yang akan ditawarkan 6 unit, ketika harga Rp7,00 barang yang ditawarkan
10 unit. Harga keseimbangan adalah ....
A. Rp3,00
B. Rp3,50
C. Rp5,00
D. Rp6,00
E. Rp15,00

10. Jika sebuah perusahaan menghadapi permintaan elastis untuk produknya
dan harga untuk produk itu jatuh, perusahaan dapat mengharapkan,
bahwa..
A. kuantitas yang dijual akan menurun dan total pendapatan akan
meningkat
B. kuantitas yang dijual akan meningkat dan total pendapatan akan
meningkat
C. kuantitas yang dijual akan menurun dan total pendapatan akan
menurun
D. kuantitas yang dijual akan meningkat dan total pendapatan akan
menurun
E. kuantitas yang dijual dan total pendapatan tidak akan berubah

64

DAFTAR PUSTAKA
Al Arif, M. Nur Rianto dan Euis Amalia. 2010. Teori Mikroekonomi: Suatu

Perbandingan Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional. Jakarta,
Kencana.
Joesron Tati Suharatati, 2003 Teori Ekonomi Mikro, Dilengkapi Beberapa Bentuk
Fungsi Produksi, Salemba Empat, Jakarta. Mankiw. 2014.
........... Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta: Salemba Empat Putong. 2005.
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI). 2012. Ekonomi
Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Putong, 2005 Teori Ekonomi Mikro. Jakarta :Mitra Wacana Media
.......... 2008. Pengantar Mikro dan Makro Edisi Kedua. Jakarta: Mitra Wacana
Media
..........2013. Pengantar Mikro dan Makro Edisi 5. Jakarta: Mitra Wacana Media
Sukardi. 2009.
Sadono.2013. Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Sugiharsono, Wahyuni. 2018 Dasar-dasar Ekonomi YogyakartaPR Rajagrafindo
Persada.

65

KEGIATAN BELAJAR 3
Pasar

Capaian Pembelajara Mata Kegiatan (CPMK)

Peserta Kompeten dalam Menguasai konsep dasar ekonomi termasuk
ekonomi syariah, permintaan dan penawaran, teori harga, teori pasar, teori
konsumsi, dan teori produksi serta hasil penelitian terkait

Pokok Materi

1. Pengertian Pasar
2. Pasar persaingan sempurna
3. Pasar persaingan tidak sempurna
4. Pasar input.

PENDAHULUAN

Dalam kegiatan belajar 3 ini dibahas hal-hal yang berhubungan dengan a.
Pengertian pasar, b. Struktur pasar yang meliputi; pasar persaingan sempurna, ciri-
ciri pasar persaingan sempurna, permintaan dan penjualan pada pasar persaingan
sempurna, kurva permintaan perusahaan yang bersaing sempurna, maksimum
keuntungan, baik jangka pendek maupun jangka panjang, pasar persaingan tidak
sempurna, pasar monopoli, ciri-ciri pasar monopoli, pasar duopoli, pasar
monopolistik, pasar oligopoli, pasar monopsoni, dan pasar oligopsoni. c. Pasar
input, meliputi pasar sumberdaya alam, pasar sumber daya manusia, dan pasar
sumber daya modal.

Materi dalam kegiatan belajar 3 ini disajikan secara sistimatis, yang
menggambarkan bagaimana interaksi yang terjadi antara para produsen dan
konsumen dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, dimana produsen
menawarkan barang sedangkan konsumen meminta barang. Interaksi tersebut
menciptakan apa yang disebut dengan pasar. Di pasar inilah terjadi jual beli
barang untuk keperluan masing-,masing, dimana konsumen ingin

66

memaksimumkan kepuasan dengan cara mengkonsumsi barang yang mereka beli,
dilain pihak produsen ingin memaksimumkan keuntungannya. Namun
persoalannya tidaklah sesederhana ini, disamping kedua pelaku di pasar tersebut
mempunyai kendala dalam memaksimumkan kepuasannya, juga kompleksnya
persoalan didalam pembahasan tentang pasar ini, karena banyaknya jenis pasar
seperti yang diutarakan di atas dan masing-masing pasar mempunyai karakteristik
yang sangat berbeda antara satu dengan yang lainnya.

Agar para peserta PPG dapat memahami materi ini secara sistimatis, maka
para peserta diharapkan memahami proses pembelajaran modul konsep dasar
ekonomi mikro yang sedang anda ikuti sekarang ini, akan dapat berjalan dengan
lancar dan baik apabila para peserta mengikuti langkah-langkah pembelajaran
melalui beberapa petunjuk belajar berikut ini. a) bacalah setiap uraian dengan
cermat, teliti, dan tertib sampai anda memahami pesan, ide, dan makna yang
disampaikan!, b. kerjakan apa yang diminta dan diinstruksikan dalam materi ini,
termasuk tugas, latihan dan tes formatif! c. lakukan diskusi dengan teman-teman
sejawat dalam mengatasi bagian yang belum anda pahami!, d. jangan lupa,
tanamkan pada diri anda bahwa anda akan berhasil dan buktikanlah bahwa anda
memang berhasil!, dan e. tanamkan bahwa bahwa orang sukses selalu mencari
jalan dan orang gagal selalu mencari alasan, anda adalah orang sukses yang selalu
dapat mencari jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi.

67

URAIAN MATERI

A. Pengertian Pasar
Pasar secara umum diartikan sebagai tempat penjual menawarkan barang

atau jasa sesuai taksiran harga penjual serta pembeli mendapatkan barang atau
jasa sesuai dengan taksiran harga pembeli. Di pasar antara penjual dan pembeli
akan melakukan transaksi. Transaksi muncul setelah ada kesepakatan antara
penjual dan pembeli. Syarat terjadinya transaksi adalah ada barang yang diperjual
belikan, ada penjual, ada pembeli, ada kesepakatan harga barang, dan tidak ada
paksaan dari pihak manapun. Pengertian pasar dalam ilmu ekonomi lebih
konseptual, yakni terjadinya keseimbangan antara permintaan dan penawaran.
Dengan demikian sebuah pasar tidak harus dikaitkan dengan suatu tempat.

Pasar (market) adalah tempat bertemunya antara pembeli dengan penjual
yang bertujuan untuk melakukan transaksi ekonomi yaitu membeli atau menjual
barang dan jasa atau sumber daya ekonomi serta faktor-faktor produksi lainnya.
Pengertian pasar tidak menunjuk ke suatu lokasi atau tempat-tempat tertentu, hal
ini karena pasar tidak mempunyai batas-batas geografis. Adanya sistem jaringan
komunikasi modern yang dapat meniadakan hambatan atau batasan geografis,
sehingga memungkinkan para pembeli dan penjual bertransaksi tanpa harus
melihat wajah satu sama lain.

Berdasarkan ilmu ekonomi, pasar berhubungan dengan kegiatannya
bukanlah tempatnya. Ciri khas suatu pasar yaitu ada aktivitas transaksi jual beli.
Beberapa pembeli datang ke pasar untuk belanja dengan membawa uang untuk
membayar harga barang yang diperjual belikan. Penjual akan mengirimkan
produk/jasa yang telah dibayar oleh sipembeli. Jadi, dalam pengertian itu terdapat
faktor-faktor yang mendukung terjadinya pasar, yaitu: keinginan, daya beli, serta
prilaku konssumen dan produsen. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pasar
merupakan intraksi pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi jual beli
barang atau jasa. Syarat terbentuknya pasar antara lain:
1. Terdapat penjual dan pembeli
2. Adanya barang atau jasa yang diperjualbelikan
3. Terjadinya kesepakatan harga antara penjual dan pembeli

68

B. Struktur Pasar
1. Pasar Persaingan Sempurna

Banyak kalangan ekonom memiliki argumentansi tentang defenisi pasar
persaingan sempurna, tetapi pada umumnya defenisi dari beberapa ekonom
tentang pasar persaingan sempurna secara konsep memiliki kesamaan walau pun
dalam bentuk kalimat berbeda-beda. Sukirno menjelaskan bahwa pasar persaingan
sempurna dapat didefenisikan sebagai struktur pasar atau industri dimana terdapat
banyak penjual dan pembeli, dan setiap penjual atau pun pembeli tidak dapat
mempengaruhi keadaan dipasar. Sama hal dari defenisi dari Samuelson dan
Nordhaus yang menyatakan bahwa persaingan sempurna adalah pasar dimana
pembeli dan penjual hanya bertindak sebagai price taker. Didalam pasar
persaingan sempurna produk yang diperjuaal belikan bersifat homogen (produk
yang identik dengan produk yang dijual oleh perusahaan–perusahaan lain didalam
industri). Kedudukan seorang produsen maupun pembeli sedemikian kecil
dibandingkan pasarnya sehingga ia tidak dapat mempengaruhi harga. Harga
terbentuk melalui mekanisme pasar (interaksi antara penawaran dan permintaan)
dan seorang maupun pembeli tidak dapat mempengaruhi harga. Kedudukan
mereka hanya berperan sebagai penerima harga (price taker).

Pembeli tidak dapat membedakan apakah suatu barang berasal dari produsen
A, produsen B, atau produsen C. Oleh karena itu, promosi dengan iklan tidak akan
memberikan pengaruh terhadap penjualan produk. Jenis pasar persaingan
sempurna terjadi ketika jumlah produsen sangat banyak sekali dengan
memproduksi produk yang sejenis dan mirip dengan jumlah konsumen yang
banyak. Contoh produknya adalah seperti beras, gandum, batubara, kentang, dan
lain-lain.
a. Ciri-ciri pasar persaingan sempurna :
1) Komoditas yang diperjual belikan adalah homogen (serupa). Dalam pasar

persaingan sempurna, jenis komoditas tertentu yang dijual oleh para
penjualnya harus sama dalam segala hal. Karena semua komoditas yang
ditawarkan adalah homogen maka dalam menentukan pembeliannya,
konsumen tidak tergantung pada siapa yang menjual komoditas tersebut
melainkan pada tingkat harga komoditas tersebut.

69

2) Jumlah penjual atau pembeli yang sangat banyak, sehingga jumlah komoditas
yang dibeli oleh seorang pembeli atau jumlah komoditas yang dijual oleh
seorang penjual sangatlah kecil kontribusinya jika dibandingkan dengan
jumlah total yang ada di pasar. Dengan demikian baik pembeli maupun
penjual secara orang per orang tidak mungkin mempengaruhi harga pasar dari
komoditas yang diperjual belikan tersebut.

3) Penjual dan pembeli berkeududukan sebagai penerima harga (price taker).
Para pengusaha yang menghasilkan suatu komoditas tertentu yang homogen,
dalam menawarkan komoditas yang dihasilkannya di pasar komoditas
tersebut, melakukan persaingan atas dasar harga pasar yang telah tertentu
karena pengusaha komoditas tersebut secara perorangan tidak dapat
mempengaruhi harga pasar yang terbentuk, sebaliknya pengusaha yang harus
menyesuaikan diri dengan harga pasar yang telah ada. Di sisi lain konsumenm
pun secara perorangan tidak dapat mempengaruhi harga pasar. Dalam hal ini
seorang konsumen tidak dapat mengubah harga pasar dengan jalan
memperbesar atau memperkecil jumlah pembeliannya, karena kontribusi
seorang kosumen terhadap seluruh konsumen yang ada dipasar sangatlah
kecil.

4) Tidak adanya penetapan–penetapan dari luar yang bersifat memaksa baik
terhadap permintaan, penawaran ataupun terhadap harga dari komoditas yang
diperjualbelikan. Dalam pasar persaingan sempurna, tiap–tiap penjual dan atau
masing-masing pembeli bebas untuk melakukan atau tidak melakukan jual
beli pada pasar yang telah ada tersebut.

5) Penjuaal daan pembeli mempunyai pengetahuan yang sempurna mengenai
pasar. Tiap pembeli memiliki pengetahuan yang sempurna mengenai harga
komoditas yang akan dibeli. Dengan demikian bila ada seorang penjual ingin
menjual komoditasnya dengan harga yang lebih tinggi dari harga yang
diberlakukan pedagang–pedagang lainnya, ia tidak akan memperoleh pembeli
sebab semua pembeli mengetahui dengan sempurna bahwa di tempat lain
mereka dapat membeli komoditas yang sama dengan harga yang lebih rendah.
Karena pengetahuan yang sempurna mengenai harga ini, hanya ada satu harga
saja dari satu macam komoditas di pasar.

70

6) Terdapat mobilitas sumber–sumber daya, untuk menghasilkan barang-barang
dan atau jasa-jasa dalam aktivitas ekonomi.

7) Penjual dan pembeli bebas keluar atau masuk pasar.

b. Permintaan Dan Hasil Penjualan
Dalam menganalisis upaya perusahaan untuk mencapai keuntungan, perlu

diperhatikan biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan dan hasil penjualan
yang diperoleh perusahaan tersebut. Diketahui bahwa sifat biaya produksi dari
perusahaan adalah tidak terpengaruh struktur pasar dimana perusahaan tersebut
berada. Akan tetapi hasil penjualan komoditas mereka akan berbeda-beda bila
mereka berada pada struktur pasar yang berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh
bentuk permintaan bagi perusahaan dalam struktur pasar yang berbeda akan
berbeda pula.

c. Kurva permintaan pada pasar persaingan sempurna
Setiap konsumen memiliki kontribusi dalam menentukan bentuk

permintaan pasar. Penjumlahan seluruh permintaan perseorangan akan suatu
komoditas pada suatu tingkat harga akan menentukan kurva permintaan pasar.
Selanjutnya interaksi kurva permintaan pasar dengan kurva penawaran pasar akan
membentuk jumlah dan harga keseimbangan pasar. Gambar 3.1 menunjukkan
interaksi permintaan dan penawaran komoditas jagung yang dihasilkan oleh
petani-petani dalam pasar persaingan sempurna. Pada pasar suatu komoditas
dengan persaingan sempurna, kurva permintaan bagi seorang pengusaha di pasar
tersebut akan merupakan garis yang sejajar dengan sumbu horizontal yang ditarik
melalui titik harga pasar komoditas tersebut seperti terlihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Kurva Permintaan Dan Penawaran Dalam Pasar

Harga Per
Keranjang

PASAR

S

3.00 E

D

71 15 Keranjang Jagung
(jutaan ton)

Kurva permintaan perusahaan yang bersifat elastis sempurna terbentuk
karena produsen pada pasar persaingan sempurna adalah penerima harga (price
taker), dalam artian berapapun yang bersangkutan memproduksi dan menjual
komoditasnya di pasar, harga pasar tidak berubah. Bila pengusaha tersebut
berupaya menaikkan harga komoditasnya, konsumen akan beralih ke komoditas
yang dihasilkan oleh pengusaha lainnya karena produk perusahaan tersebut adalah
serupa dengan hasil produksi perusahaan lainnya. Disamping itu karena
perusahaan tersebut hanya menghasilkan dalam jumlah yang relatif sangat kecil
dibandingkan dengan jumlah komoditas yang beredar di pasar maka perusahaan
tersebut dapat menjual seluruh komoditasnya di pasar, sehingga tidak ada alasan
bagi perusahaan tersebut untuk menurunkan harga jual.

Harga Per Perusahaan
Keranjang Costner

3.00 D

Keranjang Jagung (Kg)

5.000

Gambar 3.2. Kurva Permintaan Sebuah Perusahaan dalam
Pasar Persaingan sempurna

d. Penerimaan perusahaan
Dalam pasar persaingan sempurna, kurva permintaan seorang pengusaha

selain menjelaskan hubungan antara jumlah komoditas yang diminta pada setiap
tingkat harga juga dapat menjelaskan penerimaan rata-rata (AR = Average
Revenue) dan penerimaan marginalnya (Marginal Revenue). Pada pasar
persaingan sempurna berlaku kondisi D = AR = MR = P karena sifat perusahaan
yang price taker dan kurva permintaan yang elastis sempurna (dalam hal ini D =
demand atau kurva permintaan dan P = Price atau harga). Penjelasan untuk
kondisi tersebut adalah sebagai berikut:

72

1. Bila perusahaan tersebut menjual seluruh komoditas yang dihasilkannya,
seluruh pendapatan yang diterima perusahaan dinamakan penerimaan total (TR
= Total Revenue). Dalam pasar persaingan sempurna, harga satuan komoditas
tidak akan berubah berapapun banyaknya komoditas yang dijual oleh
perusahaan tersebut. Bila harga satuan komoditasnya adalah P dan perusahaan
tersebut menjual sebanyak Q maka TR = P × Q. Karena harga jual satuan
komoditas tidak berubah maka kurva total revenue (TR) berbentuk garis lurus
yang bermula dari titik O seperti tampak pada Gambar 3.3.

2. Marginal Revenue (MR) adalah tambahan hasil penerimaan yang diperoleh
perusahaan bila perusahaan tersebut menjual satu unit tambahan komoditas
yang diproduksikannya. Karena harga jual satuan komoditasnya tidak berubah,
berapapun ia menambah jumlah penjualan komoditasnya, marginaal revenunya
sebesar harga komoditas tersebut. Misalnya kalau harga persatuan
komoditasnya Rp 200,- maka marginal revenunya juga Rp 200,- . Keadaan ini
dapat dituliskan sebagai berikut :
MR  TR  (PQ)  P(Q)  P
Q Q Q

P
TR

12 AR = MR

0Q

Gambar 3.3. Kurva AR, MR dan TR sebuah Perusahaan dalam
Pasar Persaingan Sempurna

3. Nilai Average Revenue (AR) sama dengan hasil bagi Total Revenue dengan
banyaknya komoditas yang dijual, sehingga dapat dituliskan sebagai berikut:
AR  TR  P x Q  P
QQ

73

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Price = Demand = Avarage
Revenue = Marginal Revenue P = D = AR = MR. Untuk menggambar
apa yang telah diuraikan di atas, marilah kita perhatikan Tabel 3.1 di bawah ini.
Berdasarkan tabel tersebut nampak bahwa pada tingkat Q berapapun P, AR dan
MR tetap sama, sedangka TR terlihat bahwa semakin banyak Q, maka TR
semakin besar

Tabel 3.1.
TR, AR dan MR Perusahaan dalam Pasar Persaingan Sempurna

Q P TR AR MR

0 12 0 - -

1 12 12 12 12

2 12 24 12 12

3 12 36 12 12

4 12 48 12 12

5 12 60 12 12

6 12 72 12 12

7 12 84 12 12

8 12 96 12 12

9 12 108 12 12

10 12 120 12 12

11 12 132 12 12

e. Maksimasi keuntungan
Pembahasan tentang perolehan keuntungan suatu perusahaan dibedakan

menjadi jangka pendek dan jangka panjang. Hal ini mengingat sifat biaya
produksi dari perusahaan dalam jangka pendek berbeda dengan jangka panjang.
Dalam jangka pendek dikenal adanya biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel
(variable cost) sedangkan dalam jangka panjang tidak dikenal lagi adanya
pemilahan fixed cost maupun variable cost. Meskipun demikian pada kedua
jangka waktu tersebut terdapat kesamaan dalam menghitung keuntungan suatu
perusahaan yaitu dengan membandingkan hasil penjualan total (total revenue =
TR) dengan biaya total (total cost = TC) dan membandingkan hasil penjualan
marginal (marginal revenue = MR) dengan biaya marginal (marginal cost = MC).
Keuntungan adalah perbedaan antara TR dengan TC. Saat perbedaan keduanya
mencapai kondisi maksimum maka tercapailah kondisi keuntungan yang tertinggi.
Pemaksimumkan keuntungan juga bisa dicapai pada tingkat produksi dimana MR
sama dengan MC.

74

1. Pemaksimuman keuntungan jangka pendek
Dalam jangka pendek dikenal adanya fixed cost (FC) yang ditimbulkan

oleh pemakaian input tetap dan variable cost (VC) yang ditimbulkan oleh
pemakaian input variabel. Tabel 3.2 menunjukkan pengeluaran dari suatu
perusahaan yang bersaing sempurna. Pada tabel 3.2 perbedaan antara TR dengan
TC dapat dilihat pada kolom ke 10, yang menunjukkan bahwa selisih TR dengan
TC yang memaksimum tercapai bila perusahaan menghasilkan komoditas
sebanyak 8 unit. Bila kondisi cost dan revenue yang ditunjukkan dalam tabel di
atas digambarkan dalam grafik, maka keuntungan maksimum dapat dijumpai pada
kondisi dimana perbedaan TR yang berada di atas TC adalah terjauh. Dengan
menampilkan TR, TC dan TVC dalam satu grafik, dapat dilihat kondisi
keuntungan dari perusahaan tersebut. Pada saat TC>TR, perusahaan mengalami
kerugian karena biaya yang dikeluarkan melebihi penerimaannya.

Tabel 3.2.
Biaya dan Hasil Penjualan Perusahaan Kurniawan dalam

Pasar Persaingan Sempurna

QP TR AR TC TFC TVC AC AVC TR-TC MC MR Ket
(14)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
MC <
0 12 0 - 15 15 0 - - -15 - - 12 MR

1 12 12 12 25 15 10 25 10 -13 -13 10 12 MC =
MR
2 12 24 12 33 15 18 16.5 9 -9 -4.5 8 12 MC >MR

3 12 36 12 40 15 25 13.3 8.3 -4 -1.3 7 12

4 12 48 12 46 15 31 11.5 7.8 2 0.5 6 12

5 12 60 12 54 15 39 10.8 7.8 6 1.2 8 12

6 12 72 12 63 15 48 10.5 6 9 1.5 9 12

7 12 84 12 73 15 58 10.4 8.3 11 1.57 10 12

8 12 96 12 84,9 15 69.9 10.61 8.7 11.1 1.39 11.9 12

9 12 108 12 98 15 83 10.9 9.2 10 1.25 13.1 12

10 12 120 12 113 15 98 11.3 9.8 7 0.7 15 12

11 12 132 12 132 15 117 12 10.6 0 0 19 12

Pada saat TR > TC, perusahaan memperoleh keuntungan karena

penerimaan perusahaan lebih besar dari pada biaya yang dikeluarkannya. Pada

saat TR dan TC berpotongan, terjadilah kondisi dimana TR = TC. Kondisi tersebut

dinamakan Break Even Point atau titik kembali modal karena titik tersebut

menunjukkan biaya total yang dikeluarkan perusahaan sama dengan hasil

penjualan yang diterimanya.

Disamping melihat hubungan TR dengan TC dapat juga diperhatikan

hubungan antara TR dengan TVC. Pada kondisi dimana posisi TVC di bawah TR

75

berarti penerimaan perusahaan dapat menutup semua pengeluaran variable cost

perubahan dapat ditutup oleh totol revenuenya.

Contoh :

Dalam suatu pasar persaingan sempurna, diketahui fungsi permintaannya adalah:
Q = 15 – 2,5P dan kurva marginal cost MC = 1,5 + 0,2Q.

Q = Jumlah komoditas yang dijual dan P = Harga jual. Pada waktu perusahaan

tersebut mencapai keuntungan maksimum, total fixed cost adalah sebesar 13,50,-.

Ditanya:

a. Jumlah komoditas yang dijual

b. Harga jual

c. Total Revenue

d. Average fixed cost

e. Average variable cost

f. Keuntungan maksimum perusahaan

Penyelesaian : MC  1.5  0.2Q TFC 13.50
Q 15 - 2.5 P

Syarat agar (profit) maksimum: P = MC (karena MR = P)
a. Q 15 - 2.5P → P  6 - 0.4Q 6 - 0.4Q  1.5  0.2Q 0.6Q  4.5 Q  7.5

b. P  6 - 0.4 (7.5)  3
c. TR  P.Q  3 x 7.5  22.5
d. AFC  TFC  13.50  1.8

Q 7.5

∫e. TVC  (1.5  0.2Q) TVC  1.5Q  0.1Q2

Jika Q  7.5 → AVC  1.5  0.1(7.5)  2.25
f.   TR - TC  P . Q - (TFC  TVC)  P . Q - (13.50 1.5Q  0.1Q2 )

= 22.5 – 30.375 = -7.875

Kemungkinan kedudukan perusahaan dalam jangka pendek
Gambaran besarnya keuntungan perusahaan dalam satu grafik dengan total

cost dan total revenue dapat memperjelas keadaan dimana perusahaan mencapai
keuntungan maksimum, yaitu saat perusahaan menghasilkan 8 unit output. Saat
itu, pada gambar kurva (profit)` terlihat bahwa keuntungan mencapai titik C

76

yang merupakan keadaan keuntungan tertinggi. Bila dari titik output sebanyak 8
unit tersebut ditarik garis vertikal memotong kurva TC dan kurva TR, maka
perpotongan garis vertikal dengan kurva TR terjadi di titik A dan perpotongan
dengan kurva TC terjadi di titik B. Dari situ terlihat bahwa kemiringan pada
titik B (yang dalam hal ini adalah MC) sama dengan kemiringan pada titik A
(yang dalam hal ini adalah MR). Dengan demikian sebagaimana telah disebutkan,
pada tingkat output sebanyak 8 unit tercapai kondisi MR = MC.

Dengan menggambarkan MC, AC, AVC dan MR dalam satu grafik seperti
tampak pada Gambar 3.4, terlihat bahwa saat MR berpotongan dengan MC,
perusahaan akan menghasilkan 8 unit output. Pada kondisi tersebut harga jual per
unit output adalah 12 sedangkan biaya per unit produksinya adalah 10,61. Dengan
demikian untuk per unit komoditas yang dihasikan perusahaan adalah 11,1
(diperoleh dari 1,39 × 8 = 11,1, yang ditunjukkan oleh kotak ABCD).

Gambar 3.4. Kurva MC, ATC, AVC dan MR
Dari Gambar 3.4. dapat dilihat jika MC < MR, total profit perusahaan
belum maksimum dan perusahaan masih akan memperbesar output untuk
meningkatkan profitnya. Sebaliknya jika MC > MR total profit perusahaan akan
berkurang dan perusahaan akan memperkecil output yang dihasilkannya. Profit
perusahaan akan maksimum jika MC = MR. Namun demikian perlu kehati–hatian
saat menentukan tingkat produksi yang dapat memaksimumkan keuntungan
77

dengan menggunakan acuan MC = MR, karena terkadang potongan MC dengan
MR terjadi di dua titik, yaitu pada saat kurva MC sedang turun (slopenya negatif)
dan pada saat kurva MC sedang naik (slopenya positif). Bila dijumpai kasus
demikian, keuntungan maksimum perusahaan akan dicapai bila perpotongan MC
dan MR terjadi saat kurva MC sedang naik (yaitu saat MC = MR dan slope MC >
slope MR). Pada Gambar 3.4. ditunjukkan bahwa keuntungan perusahaan akan
maksimum bila mereka berproduksi sebanyak Q1 unit (ketika perpotongan MC
dan MR terjadi di titik C).

2. Kiat Perusahaan pada Pasar Persaingan Sempurna dalam Jangka
Panjang.

Dalam jangka panjang, tidak lagi dikenal pemilihan antara fixed cost dan
variable cost. Dengan demikian yang perlu diperhatikan dalam memproduksi
suatu unit komoditas adalah biaya rata-ratanya (average cost). Untuk melihat
kondisi suatu perusahaan di pasar tentunya tidak lagi perlu diperhatikan posisi
harga komoditas terhadap AVC tetapi cukup dengan AC dan MC saja. Bila
perpotongan harga komoditas dengan MC masih terletak pada kurva AC atau di
atas kurva AC maka perusahaan masih layak berproduksi karena masih
memperoleh keuntungan normal atau di atas normal. Tetapi pada umumnya dalam
jangka panjang, perusahaan–perusahaan dalam pasar persaingan sempurna hanya
akan memperoleh keuntungan normal saja, karena dengan keuntungan di atas
normal akan menarik perhatian perusahaan–perusahaan baru untuk masuk ke
dalam pasar sehingga berakibat pertambahan jumlah komoditas yang ditawarkan
yang pada akhirnya akan menekan keuntungan perusahaan ke kondisi keuntungan
normal.

Dalam jangka panjang perkembangan yang terjadi dipengaruhi oleh
perubahan permintaan dan penawaran. Pertambahan permintaan dipengaruhi oleh
banyak faktor seperti selera, pendapatan, dan perkembangan penduduk. Perubahan
penawaran juga dipengaruhi oleh banyak faktor seperti perubahan teknologi yang
berpengaruh langsung ke biaya produksi, perubahan harga faktor–faktor produksi
dan juga efisiensi perusahaan itu sendiri maupun perusahaan–perusahaan pemasok
bahan bakunya.

78

a. Efek kenaikan permintaan
Dimisalkan terdapat 1.000 buah perusahaan yang berpartisipasi dalam

suatu industri. Dengan demikian penawaran industri tersebut ditentukan oleh
jumlah komoditas yang ditawarkan oleh 1.000 perusahaan tersebut. Diasumsikan
kurva biaya untuk setiap perusahaan yang berpartisipasi di pasar adalah sama
sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3.5a. Kurva penawaran dari 1.000
perusahaan yang beroperasi di pasar ditunjukkan oleh S0 pada Gambar 3.5b. Bila
pada kondisi pasar berlaku kurva permintaan D0, keseimbangan akan terbentuk di
E0 dengan harga keseimbangan P0 dan jumlah keseimbangan 40.000 unit.

Dari Gambar 3.5a terlihat bahwa pada saat harga P0, average cost tiap
perusahaan adalah P0. Perpotongan P0 dengan MC terjadi di titik A pada saat AC
minimum sehingga perusahaan–perusahaan yang beroperasi di pasar hanya akan
memperoleh untung normal. Pada saat itu tiap perusahaan akan menghasilkan
sebanyak 40 unit output, sehingga 1.000 perusahaan akan menghasilkan 40.000
unit output yang ditawarkan ke pasar. Dengan adanya perubahan faktor–faktor
yang mempengaruhi permintaan, terjadilah perubahan permintaan. Kurva
permintaan yang semula D0 kini bergeser menjadi D1 (Gambar 3.5b).
Keseimbangan jangka pendek yang baru, terbentuk pada perpotongan D1 dengan
S0 di titik E1. Saat itu harga keseimbangan baru terbentuk di P1 dan jumlah
komoditas yang diperjualbelikan adalah 48.000 unit. Di P1 perpotongan MC
dengan P1 terjadi pada titik B yang terletak di atas AC. Keadaan ini menyebabkan
perusahaan–perusahaan yang beroperasi di pasar memperoleh keuntungan
melebihi normal yang akan menarik minat perusahaan–perusahaan baru
memasuki pasar. Masuknya perusahaan-perusahaan baru ke dalam industri akan
menyebabkan pertambahan penawaran komoditas sehingga kurva penawaran
bergeser dari S0 ke S1.

79

P MC P S0
P1 AC P1
S1
B E3

P0 P0 E1
A

D0 D1

Q 40.000 48.000 Q
40 48 60.000

a. Keseimbannggan Perusahaan b. Keseimbangan Pasar

Gambar 3.5. Kurva Efek Kenaikan Permintaan

Pergeseran kurva penawaran tersebut menyebabkan terbentuknya
keseimbangan baru di titik E2. Harga pada titik keseimbangan baru adalah P0
(kembali ke tingkat harga mula-mula), tetapi jumlah yang diperjualbelikan
menjadi 60.000 unit. Dengan kembalinya harga ke tingkat awal, perusahaan-
perusahaan yang beroperasi di pasar persaingan sempurna kembali akan
memperoleh keuntungan normal. Pada kondisi tersebut tiap perusahaan-
perusahaan hanya bersedia memproduksi 40 unit output. Karena jumlah
keseimbangan kini adalah 60.000 unit maka jumlah perusahaan yang beroperasi di
pasar menjadi  60.000  1.500 buah. Karena pada awalnya hanya terdapat 1.000

40
perusahaan yang beroperasi di pasar, berarti ada tambahan 500 buah perusahaan
baru yang masuk ke pasar karena tertarik dengan keuntungan di atas normal
sebelumnya.
Contoh:

Diketahui bahwa titik terendah pada kurva LAC untuk masing-masing
perusahaan yang identik dalam industri yang bersaing sempurna adalah 4 dan itu
terjadi pada output sebesar 500 unit. Apabila skala operasi optimum di operasikan
untuk memproduksi 600 unit output per unit waktu, SAC untuk setiap perusahaan
adalah 4,50 dan fungsi permintaan dan penawaran pasar ditentukan berturut-turut
oleh QD = 70.000 – 5.000P dan QS = 40.000 + 2500P
Hitunglah :

80

a. Harga dan kuantitas keseimbangan.
b. Berapa jumlah perusahaan yang ada bila industri berada dalam ekulibrium

jangka panjang.
c. Jika fungsi D bergeser ke Q*D = 100.000 – 5000P. Berapa harga dan

keseimbangan yang baru dan berapa keuntungan perusahaan.
d. Jika terjadi pergeseran fungsi S menjadi Q*S = 55.000 + 2500P. Berapa

harga dan kuantitas keseimbangan.
Penyelesaian:
a. QD  70.000 - 5.000P dan QS  40.000  2.500P

Keseimbangan pasar tercapai bila QD  QS
70.000 - 5.000P  40.000  2.500P.`; 7.500P  30.000 P  4
Maka QD  70.000 - 5.000(4)  50.000
Jadi keseimbangan pasar teracapai saat harga 4 dan kuantitas 50.000 unit
b. Jumlah perusahaan yang ada 50.000 100 perusahaan

500
c. Keseimbangan baru tercapai jika Q *D  QS

100.000 - 5.000P  40.000  2.500P ; 7.500P  60.000 ; P  8
Maka Q*D  100.000 -5.000P  100.000 -5.000(8)  60.000
d. Perubahan QS menjadi Q*S membuat keseimbangan baru pada saat Q*D =
Q*S
100.000 - 5.000P  55.000  2.500P ; 7.500P - 5.000P  55.000  2.500P
7.500P  45.000`; P  6 Maka Q*D 100.000 - 500(6)  70.000
Keseimbangan baru tercapai saat harga 6 dan kuantitas 70.000 unit output.

b. Efek penurunan permintaan
Dimisalkan ada 1.000 perusahaan yang memiliki kurva biaya yang sama

beroperasi di pasar. Pada kondisi keseimbangan awal, tiap-tiap perusahaan
menerima harga P0 dan memproduksi 40 unit output. Jumlah komoditas yang
diperjualbelikan di pasar adalah 40.000 unit. Pada saat itu tiap perusahaan
memperoleh untung normal (lihat Gambar 6.3a). Berikutnya terjadi penurunan
permintaan dari D0 ke D1 dan terbentuk keseimbangan baru di E1 (lihat Gambar
6.3b). Pada keseimbangan baru, harga menjadi P1 dan jumlah yang
diperjualbelikan adalah 34.000 unit.

81

P P S1
P0 E0 S0
MC AC E2

P0

P1 P1 E1 D1 D0

40 48 Q

28.000 34.000 40.000 Q

a Keseimbangan Perusahaan B Keseimbangan Pasar

Gambar 3.6. Efek penurunan permintaan

Bila jumlah perusahaan yang beroperasi di pasar tetap 1000 buah, maka
tiap perusahaan akan memproduksi 34 unit. Pada kurva harga dan biaya terlihat
bahwa P1 berada di bawah AC sehingga perusahaan merugi. Saat itu sebagian
perusahaan akan membubarkan kegiatannya sehingga berdampak kepada
pengurangan penawaran dari S0 ke S1. Keseimbangan baru yang terbentuk sebagai
hasil interaksi D1 dengan S1 terjadi di titik E2, yang menunjukkan harga
keseimbangan P0 dan jumlah yang diperjualbelikan 28.000 unit. Pada harga P0
perusahaan kembali berada pada posisi untung normal. Dengan demikian tiap
perusahaan akan memproduksi 40 unit komoditas. Sekarang dengan adanya
sejumlah perusahaan yang meninggalkan pasar, jumlah perusahaan yang tersisa
adalah 28.000  700 buah (semula 1.000 buah, berarti ada 300 buah perusahaan

40
meninggalkan pasar). Dua ilustrasi yang diberikan sebelumnya menunjukkan
bahwa dalam jangka panjang, perusahaan-perusahaan dalam pasar persaingan
sempurna cenderung untuk memperoleh keuntungan normal saja.

2. Pasar Persaingan Tidak Sempurna
Pasar persaingan tidak sempurna adalah pasar yang tidak terorganisasi

secara sempurna, atau bentuk-bentuk dari pasar di mana salah satu ciri dari pasar
persaingan sempurna tidak terpenuhi. Pasar persaingan tidak sempurna terdiri atas
pasar monopoli, duopoli, oligopoli, monopolistik dan monopsoni.

82

a. Pasar Monopoli
Pasar monopoli adalah suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu

penjual yang menguasai pasar. Penentu harga pada pasar ini adalah seorang
penjual atau sering disebut sebagai “monopolis”. Sebagai penentu harga (price-
maker), seorang monopolis dapat menaikan atau menurunkan harga dengan cara
menentukan jumlah barang yang akan diproduksi; semakin sedikit barang yang
diproduksi, semakin mahal harga barang tersebut, begitu pula sebaliknya.
Walaupun demikian, penjual juga memiliki suatu keterbatasan dalam penetapan
harga. Apabila penetapan harga terlalu mahal, maka orang akan menunda
pembelian atau berusaha mencari atau membuat barang subtitusi produk tersebut
atau mencarinya di pasar gelap (black market).

Pasar monopoli akan terjadi jika di dalam pasar hanya terdapat satu
produsen atau penjual. Penjual ini disebut monopolist, contohnya perusahaan
microsoft windows, perusahaan listrik negara (PLN), perusahaan kereta api
(Perumka).

b. Ciri-ciri pasar monopoli :
1. Terdaapat satu oraang penjual yang menghadapi banyak pembeli.
2. Tidak ada komoditas pengganti yang mirip (close substitute). Atas barang yang

di perjual belikan. Komoditas yang dihasilkan perusahaan monopoli tidak
dapat digantikan oleh komoditas lain yang ada dalam pasar.
3. Tidak dimungkinkannya perusahaan–perusahaan lain masuk pasar karena
adanya kemungkinan hambatan seperti, undang-undang, teknologi (teknologi
yang digunakan sangat canggih dan tidak mudah dicontoh), keuangan (modal
yang diperlukan sangat besar).
4. Harga ditentukan lebih banyak oleh penjual (price maker).
5. Promosi iklan kurang diperlukan.

c. Faktor-faktor yang menimbulkan monopoli :
1. Mempunyai suatu sumber daya tertentu yang unik dan tidak dimiliki oleh
perusahaan yang lain

83

2. Adanya undang-undang yang memungkinkkan diperolehnya kedudukan
monopoli.

3. Paten dan hak cipta, sehingga perusahaan lain tidak memungkinkaan
uuntuk memperuduksi barang yang sama.

d. Maksimasi Keuntungan Perusahaan pada Pasar Monopoli
1. Kurva permintaan pada pasar monopoli

Karena monopolis merupakan satu-satunya pengusaha di pasar, maka
permintaan pasar juga merupakan permintaan bagi produk yang dihasilkan oleh
perusahaan monopoli. Dengan demikian kurva permintaan bagi komoditas yang
dihasilkan monopolist, menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Dalam hal ini
monopolist akan memperoleh harga jual yang tinggi bila produksinya sedikit, dan
harga yang semakin rendah bila produksinya semakin banyak.

Sifat permintaan yang dihadapi oleh monopolis sangat berbeda dengan yang
dihadapi oleh perusahaan-perusahaan dalam pasar persaingan sempurna.
Perbedaan ini juga menyebabkan perbedaan hubungan antara harga dengan
marginal revenue pasar monopoli, harga selalu lebih tinggi dari marginal revenue,
kecuali untuk unit penjualan yang pertama. Dalam Tabel 3.3 data hipotetis dari
perusahaan monopoli ‘Glorify’. terlihat bahwa semakin besar kuantitas produksi
(perhatikan kolom 2), semakin rendah harga komoditas (perusahaan kolom 1).

Tabel 3.3. Maksimasi Keuntungan pada Pasar Monopoli

P Q TR TC AR AC MR MC
(4) (6) (7) (8) (9)
(1) (2) (3) 0 (5) - - - -
8,00 0 10,00 8,00 10,00 8,00
10,20 0 0 15,00 2,00 9,80 7,50 9,60 7,00
21,00 4,60 9,60 7,00 9,20 6,00
10,00 1 10,00 27,50 7,80 9,40 6,88 8,80 6,50
34,50 10,10 9,20 6,90 8,40 7,00
9,80 2 19,60 41,80 11,50 9,00 6,97 8,00 7,30
49,39 12,20 8,80 7,056 7,60 7,59
9,60 3 28,80 57,00 12,21 8,60 7,13 7,20 7,61
65,00 11,80 8,40 7,22 6,80 8,00
9,40 4 37,60 74,00 10,60 8,20 7,40 6,40 9,00
8,00
9,20 5 46,00

9,00 6 54,00

8,80 7 61,60

8,60 8 68,80

8,40 9 75,60

8,20 10 82,00

84

Satuan Uang

8.80=P

D=AR

MR

Gambar 3.7Q1 Out Put
Kurva Permintaan Monopoli

Gambar 3.7. Kurva Permintaan Monopoli

Bagi perusahaan monopoli yang tidak memiliki komoditas close
substitute, kurva permintaannya bersifat inelastis. Konsumen tidak peka dengan
perubahan harga karena mereka tidak dapat memperoleh komoditas pengganti.
Meskipun demikian bagi perusahaan monopoli yang memiliki komoditas close
substitute, kurva permintaannya relatif lebih elastis. Semakin banyak komoditas
yang mampu menggantikan komoditas monopolis, akan semakin elastis kurva
permintaan dari perusahaan monopolist.

2. Hasil penjualan total (total revenue = TR)
Berdasarkan gambaran yang ditunjukkan dalam Tabel 3.3, bila harga

komoditas menjadi semakin menurun pada waktu jumlah produksi semakin
bertambah banyak, dapat dibuat dua kesimpulan penting berikut:
a. Total Revenue akan bertambah, tetapi besar pertambahannya semakin

berkurang dengan meningkatnya produksi.
b. Pada umumnya nilai marginal revenue lebih rendah dari pada harga yang

berlaku pada tingkat produksi yang terkait (kecuali pada waktu produksi
mencapai satu unit, marginal revenue = harga).

85

3. Maksimasi keuntungan
Untuk melakukan analisis terhadap pemaksimuman keuntungan, perlu

diketahui besarnya total cost (kolom 4), average cost (kolom 7) dan marginal cost
(kolom 9). Data tentang keuntungan total ( ) ditunjukkan dalam kolom (5). Nilai
dalam kolom ini menunjukkan perbedaan antara total revenue (kolom 3) dengan
total cost (kolom 4). Dapat disimak dari tabel bahwa tingkat keuntungan tertinggi
dicapai saat produksi mencapai 7 unit. Pada saat itu besarnya keuntungan total
yang diperoleh adalah 12,21. Cara lain untuk menentukan tingkat produksi
perusahaan yang akan menghasilkan keuntungan yang maksimum adalah dengan
melihat tingkat produksi yang menghasilkan marginal revenue = marginal cost
atau MR = MC. Dari tabel juga terlihat bahwa saat produksi mencapai 7 unit, nilai
MR = MC. Tingkat output pada saat MR = MC disebut tingkat output optimal.

4. Maksimasi keuntungan dalam grafik
Berdasarkan data dalam Tabel 3.3, akan diterangkan pemaksimuman

keuntungan perusahaan monopoli secara grafik. Dari data dapat digambarkan
kurva total revenue dan total cost sebagaimana ditampilkan dalam Gambar 3.8a.
Disamping itu dapat dibuat kurva Marginal revenue, Marginal cost dan Average
revenue seperti tampak pada Gambar 3.8b. Keuntungan hanya akan diperoleh
apabila kurva total revenue berada di atas kurva total cost, yaitu selama TR – TC
> 0 (antara titik 0 dan Z). Perbedaan di antara TR dan TC adalah paling
maksimum (dalam grafik perbedaan yang paling maksimum ditunjukkan oleh
garis tegak putus–putus di antara TR dan TC) apabila produksi mencapai Q1 (7)
unit. Gambaran ini sesuai dengan data dalam Tabel 3.3 yang telah diterangkan
sebelumnya.

Pada saat produksi berada pada tingkat Q1 kemiringan TR (yaitu MR) pada
titik A sama dengan kemiringan TC (yaitu MC) pada titik B. Penurunan kondisi
tersebut pada Gambar 3.8b menunjukkan bahwa kurva MR dan MC berpotongan
pada saat tingkat produksi adalah 7 unit; yang berarti keuntungan maksimum akan
dicapai bila produksi adalah 7 unit.

Bila terhadap grafik sebelumnya ditambahkan kurva AC yang diperoleh
dari Tabel 3.3 dapat diketahui besarnya keuntungan perusahaan. Pada saat
produksi 7 unit, harga yang terbentuk adalah P = 8,8. Pada saat itu AC = 7,056

86

sehingga diperoleh profit per unit 8,8 – 7,056 = 1,744. Dengan demikian total
profit adalah 1,744 × 7 = 12,21.

Satuan Uang TC Satuan Uang TC
b TR
A 8.80 D=AR
a b 8.40 C
7.00
a MR

b

Q1 Z Q0 Q1 Out Put
Out Put

Gambar 3.8. Kurva Memaksimumkan Keuntungan

5. Diskriminasi Harga
Pengusaha monopoli seringkali menerapkan strategi harga yang tidak

mungkin dilakukan oleh para pengusaha yang berada pada pasar persaingan
sempurna. Salah satu contoh strategi tersebut adalah diskriminasi harga (price
discrimination). Diskriminasi harga perlu dibedakan dengan perbedaan harga.
Perbedaan harga (price differential) bukanlah suatu diskriminasi harga, melainkan
harga yang berbeda dikenakan kepada konsumen yang berlainan. Misal, sebuah
pabrik di Jakarta menjual radio di Jakarta dengan harga Rp 100.000,00 dan
menjual barang yang sama ke Bandung dengan harga Rp 125.000,00. Bila
perbedaan Rp 25.000,00 per radio tersebut disebabkan oleh perbedaan biaya
transportasi, maka hal tersebut bukanlah kasus diskriminasi harga. Gambaran
bagaimana pasar monopoli melakukan intervensi harga dapat dilihat pada syarat–
syarat berikut ini.

a. Syarat–syarat diskriminasi harga.
Adapun syarat diskriminasi harga pada pasar monopoli adalah sebagai

berikut

87

a. Pasar sasaran benar-benar terpisah sehingga komoditas tidak dapat
dipindahkan dari satu pasar ke pasar lainnya.

b. Komoditas yang dijual memungkinkan dilakukannya perbedaan harga.
Komoditas tertentu dapat dengan mudah dijual denga harga yang berbeda.

c. Adanya perbedaan sifat dan elasitisitas permintaan di masing–masing
pasar.

d. Kebijakan diskriminasi harga tidak memerlukan biaya yang melebihi
keuntungan dari diketetapannya kebijakan tersebut.

e. Monopolis dapat mengeksploitasi sikap tidak rasional konsumen.
f. Monopolis harus mempunyai kekuatan pasar, yaitu kemampuan untuk

menaikkan harga tanpa kehilangan seluruh konsumen.

6. Penerapan kebijakan diskriminasi harga.
Adapun terapan kebijakan diskriminasi harga pada pasar monopoli sebagai
berikut :
a. Kebijakan diskriminasi harga oleh perusahaan monopoli milik
pemerintah. Perusahaan listrik negara misalnya menggunakan tarif yang
berbeda untuk listrik yang dipakai rumah tangga dan yang dipakai
perusahaan.
b. Kebijakan diskriminasi oleh jasa-jasa profesional. Dokter spesialis,
dokter praktek umum, ahli hukum, dan guru privat adalah beberapa
contoh profesional yang sering menjalankan diskriminasi harga terhadap
jasa yang mereka berikan.
c. Tarif sarana rekreasi di hari libur dengan di hari kerja. Pada umumnya
tarif masuk lokasi rekreasi di hari libur lebih tinggi dibandingkan dengan
tarif yang tinggi.
d. Pembedaan harga jual buku untuk keperluan pribadi dengan keperluan
perpustakaan.
e. Harga pulsa telepon yang berbeda-beda sesuai dengan klasifikasi waktu.
f. Kebijakan diskriminasi harga di pasar internasional. Dalam aspek ini
perusahaan membedakan antara harga yang dijual di dalam negeri
dengan harga penjualan di luar negeri.

88

7. Diskriminasi harga derajat pertama
Dalam diskriminasi harga derajat pertama, monopolis berusaha sepenuhnya

untuk mengambil seluruh surplus konsumen denga cara menentukan harga yang
berbeda untuk setiap jumlah komoditas yang berbeda. Dengan menggunakan
kebijakan ini tiap unit output dijual pada tingkat harga maksimum yang mau
dibeli oleh pembeli.

Satuan Uang
$ 20

$ 5=P1 C B
$10 A

MC

MR D
Q1 (100) Q2 (200) Out Put

Gambar 3.9. Kurva Diskriminasi Derajat Pertama

Dari gambar 3.9 dapat menjelaskan ilustrasi monopolis menghasilkan
suatu jurnal yang terbit bulanan. Terhadap jurnal tersebut tiap konsumen hanya
akan membeli satu unit tiap bulannya; jarang diantara mereka mau membeli dua
atau lebih jurnal yang sama bahkan dengan harga yang lebih rendah. Pada tingkat
harga yang lebih rendah, kuantitas jurnal yang diminta meningkat karena lebih
banyak konsumen yang mau membeli jurnal tersebut. Tetapi tiap konsumen hanya
membeli satu unit jurnal. Marginal cost per jurnalnya konstan pada 10.

Monopolis harus menetapkan harga yang sama untuk tiap konsumen,
dengan memperhatikan pencapaian tingkat keuntungan maksimal, mereka akan
menetapkan harga 15 pada unit output 100, sehingga keuntungan yang dapat
diraihnya ditunjukkan oleh daerah A. seandainya pengusaha monopoli tersebut
berharap untuk meningkatkan keuntungannya atas dasar kurva permintaan yang
dihadapinya maka yang bersangkutan dapat menerapkan kebijakan diskriminasi
harga. Katakan ada satu konsumen yang mau membeli jurnal tersebut pada harga
yang lebih rendah dari 15, (misalkan 14,95) terhadap jurnal yang belum terjual,
maka jika pengusaha monopoli dapat memberi harga 14,95, si konsumen tersebut
akan melakukan pembelian.

89

Dalam hal ini keuntungan pengusaha monopoli akan naik 4,95 (14,95 –
10), asal pengusaha monopoli tersebut tidak harus mengurangi harga 15 yang
diberlakukan bagi 100 konsumen pertamanya. Selanjutnya jika unit yang ke 102
dapat dijual pada harga 14,90 maka sekali lagi keuntungan pengusaha monopoli
akan naik 4,90 asalkan monopolis tidak harus menurunkan harga untuk 101
konsumen pertamanya. Tambahan keuntungan tersebut dapat terus diperolehnya
hingga unit jurnal ke 200, karena tiap unit jurnal dapat dijual pada harga yang
melebihi tambahan biaya yang diperlukan untuk memproduksinya. Dengan cara
ini pengusaha monopoli dapat meningkatkan keuntungan sebesar daerah B.
Kebijakan penetapan harga demikian tidak dibatasi hanya dari unit yang ke 101
hingga 200, tetapi semua unit dapat dihargai pada tingkat tertinggi yang mau
dibayar konsumen. Misalnya unit jurnal pertama dapat dijual pada harga 20, yang
kedua 19,95 dan seterusnya. Bila kondisi ini dapat dijalankan maka kurva
marginal revenue yang relevan dengan output berhimpit dengan kurva demand,
sehingga aturan MR = MC untuk memperoleh keuntungan maksimal akan
menghasilkan output sebesar Q2. Pada kondisi ini keuntungan monopolis
ditunjukkan oleh daerah A + B + C yang bernilai lebih besar dibandingkan dengan
bila hanya diterapkan harga tunggal 15 bagi semua unit.

Dalam kenyataannya untuk menerapkan kebijakan diskriminasi harga
derajat pertama tidaklah muda, dibutuhkan mekanisme sedemikian rupa agar
monopolis dapat menerapkan harga maksimum yang mau dibayar oleh pembeli
terhadap produk–produk yang dihasilkan monopolis. Bertanya langsung kepada
pembeli tentang keinginan membayar mereka tentu bukan merupakan cara yang
baik, upaya pencarian informasi dengan teknik-teknik tertentu seringkali
dijalankan, misalnya pengacara dan dokter memberikan tarif yang berbeda kepada
konsumen mereka yang kaya dan yang miskin seandainya mereka mengetahui
kondisi ekonomi konsumennya. Para broker mobil bekas juga seringkali
menerapkan kebijakan ini. Meski mereka tidak dapat secara sempurna
memperkirakan harga tertinggi yang mau dibayar oleh konsumen, mereka
seringkali menerapkan taktik kira–kira dengan menggali minat konsumen. Karena
taktik ini maka pembeli yang berbeda akan membayar dengan harga yang berbeda
untuk komoditas yang sama.

90


Click to View FlipBook Version