The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by edy begonggong, 2023-10-03 20:16:08

BUKU SEMANGAT CETAK-FINAL-ok

BUKU SEMANGAT CETAK-FINAL-ok

| Halaman | PANCASILA 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia


i | H a l a m a n SAPTA MARGA 1. Kami Warga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bersendikan Pancasila 2. Kami patriot Indonesia, pendukung serta pembela ideologi negara yang bertanggung jawab dan tidak mengenal menyerah. 3. Kami ksatria Indonesia, yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta membela kejujuran kebenaran dan keadilan. 4. Kami prajurit Tentara Nasional Indonesia adalah Bhayangkari Negara dan Bangsa Indonesia. 5. Kami prajurit Tentara Nasional Indonesia memegang teguh disiplin, patuh dan taat kepada pimpinan serta menjunjung tinggi sikap dan kehormatan prajurit. 6. Kami prajurit Tentara Nasional Indonesia mengutamakan keperwiraan di dalam melaksanakan tugas serta senantiasa siap sedia berbakti kepada Bangsa dan Negara. 7. Kami prajurit Tentara Nasional Indonesia, setia dan menepati janji serta sumpah prajurit.


ii | H a l a m a n SUMPAH PRAJURIT Demi Allah saya bersumpah/berjanji: 1. Bahwa saya akan setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. 2. Bahwa saya akan tunduk kepada hukum dan memegang teguh disiplin keprajuritan. 3. Bahwa saya akan taat kepada atasan dengan tidak membantah perintah atau putusan. 4. Bahwa saya akan menjalankan segala kewajiban dengan penuh rasa tanggung jawab kepada tentara dan Negara Republik Indonesia. 5. Bahwa saya akan memegang segala rahasia tentara sekeras kerasnya.


iii | H a l a m a n DELAPAN WAJIB TNI 1. Bersikap ramah tamah terhadap rakyat. 2. Bersikap sopan santun terhadap rakyat. 3. Menjunjung tinggi kehormatan wanita. 4. Menjaga kehormatan diri dimuka umum. 5. Senantiasa menjadi contoh dalam sikap dan perbuatan. 6. Tidak sekali kali merugikan rakyat. 7. Tidak sekali kali menakuti dan menyakiti hati rakyat. 8. Menjadi contoh dan memelopori usahausaha mengatasi kesulitan rakyat sekelilingnya.


iv | H a l a m a n SEBELAS ASAS KEPEMIMPINAN TNI 1. Taqwa, ialah beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan taat kepadanya. 2. Ing Ngarso Sung Tulada, yaitu memberi suri tauladan di hadapan anak buah. 3. Ing Madya Mangun Karsa, yaitu ikut bergiat serta menggugah di tengah-tengah anak buah. 4. Tut Wuri Handayani, yaitu mempengaruhi dan memberi dorongan dari belakang kepada anak buah. 5. Waspada Purba Wisesa, yaitu selalu waspada, mengawal serta sungguh dan berani memberi koreksi kepada anak buah. 6. Ambeg Parama Arta, yaitu dapat memilih dengan tepat mana yang harus didahulukan. 7. Prasaja, yaitu tingkah laku yang sederhana dan tidak berlebih lebihan. 8. Satya, yaitu sikap loyal yang timbal balik atasan terhadap bawahan dan bawahan terhadap atasan dan ke samping. 9. Gemi Nastiti, yaitu kesadaran dan kemampuan untuk membatasi penggunaan dan pengeluaran segala sesuatu kepada yang benarbenar diperlukan. 10. Belaka, yaitu kemauan, kerelaan dan keberanian untuk mempertanggungjawabkan tindakan-tindakannya. 11. Legawa, yaitu kemauan, kerelaan dan keikhlasan untuk pada saatnya menyerahkan tanggung jawab dan kedudukan kepada generasi berikutnya.


v | H a l a m a n KODE ETIK PERWIRA BUDHI- BHAKTI- WIRA-UTAMA PERWIRA TNI SELALU: BUDHI : Berbuat luhur, bersendikan -Ketuhanan Yang Maha Esa -Membela kebenaran dan keadilan -Memiliki sifat-sifat kesederhanaan BAKTI : Berbakti untuk: -Mendukung cita -cita Nasional -Cinta kemerdekaan dan kedaulatan nasional -Menjunjung tinggi kebudayaan Nusa dan Bangsa -Guna mencapai kebahagiaan rakyat Indonesia. WIRA : Bersifat Kesatria yaitu : -Memegang teguh kesetiaan dan ketaatan -Memimpin (soko guru) dari bawahannya -Berani dan bertanggung jawab atas tindakannya. UTAMA : Penegak persaudaraan dan perikemanusiaan -Menjunjung tinggi nama kehormatan Korps Perwira TNI


vi | H a l a m a n MARS KESAD KESEHATAN ANGKATAN DARAT MILIK KITA HESTI WIRASAKTI LAMBANGNYA BAWALAH SEMANGAT MEMBARA DALAM JIWA CITA -CITA SETIA MASA KITA SLALU SIAP MENGABDI DAN BERBAKTI BAGI PEMBANGUNAN NEGARA MEMBINA KESEHATAN DAN MENJAGA JIWA RAGA DIJAJARAN ANGKATAN DARAT REFF: HIDUPLAH KESEHATAN HARUM WANGI DI NUSANTARA TANPA RAGU HADIR DIMANAPUN JUA JAYA KESEHATAN ANGKATAN DARAT DENGAN SEMANGAT BERKORBAN DIDALAM DADA TANPA PAMRIH JUJUR SATRIA SAPATA MARGA TETAPLAH JADI PEDOMANNYA DALAM MENUNAIKAN TUGASNYA DUKUNGAN KESEHATAN DALAM MEDAN LAGA JADIKANLAH PENGABDIAN MULIA DEMI BANGSA DAN NEGARA BERAZAZS PANCASILA BERKAT NAUNGAN MAHA ESA


vii | H a l a m a n MARS PPAD TETAP TEGAK DAN TEGUH HINGGA KINI PERSATUAN PURNAWIRAWAN ANGKATAN DARAT ORAGNISASI RUMAH NAN PERKASA NAUNGAN S’LURUH RAKYAT NAN PERWIRA P.P.A.D TERUS DAN TETAP BERKARYA SEBAGAI BAKTI SUMPAH DAN JANJI BHAYANGKARI NEGARA SAMPAI AKHIR NANTI JIWA PURNAWIRAWAN SEJATI SAMBIL TERUS BERPIKIR DAN BERDOA PANCASILA TETAP AKAN MENGGEMA LIMPAHAN BERKAT DAN KARUNIA-NYA NEGARA KESATUAN TETAP JAYA LAHIR HIDUP MATI DEMI PROKLAMASI DAHULU KINI DAN HARI NANTI DEMI S’LURUH MASYARAKAT Indonesia TETAP MERDEKA DAN ABADI


viii | H a l a m a n SUSUNAN PANITIA Buku Semangat Bhaksos Selapa Kes TA.1999/2000 Pelindung Mayor Jenderal TNI Purn Dr. (H.C) dr. Daniel Tjen., Sp.N Penasehat Brigadir Jenderal TNI Purn dr. Dubel Meriyenes., Sp.B,FINACS Brigadir Jenderal TNI Purn dr. Alexander K GintingS., Sp.P (K) FCCP Brigadir Jenderal TNI Purn dr. Iwan Turniawan., MARS Brigadir Jenderal TNI Purn drg. Moch. Zaelani., Sp.Prost., MARS., FIHA Ketua Panitia Kolonel Ckm Purn Cicut Sawitri., SmPH Bendahara Kolonel Ckm Purn drg. Titik Listyawati Sekretaris Kolonel Ckm Purn drg. Sutrisno., M.Si Kolonel Ckm Purn Dra. Hetty Maret Yunani., Apt., MARS Dokumentasi Kolonel Ckm Purn Adi Djajadi., MARS Letnan Kolonel Ckm Purn Ardan, S.Sos. Humas Kolonel Ckm Purn Prima Harris Simamora., S.Sos., MAP Narasumber Ketua Tim P.Morotai Brigadir Jenderal TNI Purn dr. Dubel Meiyenes.,Sp.B Ketua Tim P.Seram Brigadir Jenderal Purn dr. Iwan T., MARS Ketua Tim P.Buru Kolonel Purn dr. Made W.,MARS Ketua Tim P. Ambon Kolonel Purn dr. M. Kukuh., MARS


ix | H a l a m a n SAMBUTAN PELINDUNG Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya atas terbitnya buku dengan judul "Semangat Bhakti Sosial Selapa Kesehatan TA.1999/2000 Pada Saat Konflik Di Ambon” Buku Ini ditulis mengenang bhakti sosial yang telah terjadi 23 tahun lalu dengan tujuan untuk memberikan informasi tentang pengalaman Siswa Selapa Kesehatan T.A 1999/2000 Pusdikkes Kodiklat TNI-AD pada saat melakukan bhakti Sosial dalam bentuk pengobatan, pemberian obat-obatan, makanan dan pakaian kepada masyarakat yang terdampk konflik di provinsi Maluku dan Maluku Utara pada Tahun 2000. Pelaksanaan bhakti sosial diselenggarakan di beberapa daerah yang dilanda konflik, yakni di Pulau Ambon, Pulau Morotai, Pulau Buru dan Pulau Seram, yang dipimpin langsung oleh Wakil Komandan Kodiklat TNI-AD Mayjen TNI Drs. R.A.N. Tanudjiwa.,SH.,MSc.,MBA didampingi Komandan Pusat Pendidikan Kesehatan Kodiklat TNI-AD Kolonel Ckm dr.Suharyoto. Pada kesempatan ini pula kami mendoakan senior dan rekan rekan yang telah mendahului kami, semoga Tuhan Yang Maha Esa memberi tempat terbaik disisi-Nya, khususnya almarhum : 1) Kolonel Ckm Purn dr.Suharyoto dan Kolonel Ckm Purn drg. Trisno Edy W serta enam rekan kami, yaitu: 1) dr.Agus Yogaswara ; 2) Kolonel Ckm dr.Engkun Maskun; 3) Kolonel Ckm Edy Syaefudin., SM; 4) Kolonel Ckm Purn Drs. Eko Suyoso.,Apt; 5) Kolonel Ckm Purn Iqbal., SKM.S.Sos ; 6) Letnan Kolonel Ckm (K) Purn Enny Rosindha (Almarhumah) Semoga buku ini memberi manfaat bagi kita semua khususnya bagi Yunior kami dalam pelaksanaan bhakti sosial sebagai bagian dari program pendidikan di Selapa Kesehatan Pusdikkes Kodiklat TNI AD, serta pihak lain yang membutuhkannya. Jakarta, September 2023 Pelindung Dr. (H.C) dr. Daniel Tjen., Sp.N Mayor Jenderal TNI Purn


x | H a l a m a n SEPATAH KATA KETUA PANITIA Ide penulisan buku ini bermula dari ide Mayjen TNI Purn DR.(HC).dr. Daniel Tjen., Sp.N menyampaikan kepada rekan rekan sejawat tentang penulisan kembali peristiwa bhakti sosial oleh Selapa Kesehatan T.A. 1999/2000 Pusdikkes Kodiklat TNI-AD di Ambon untuk dijadikan buku panduan. Saya dipercayai oleh beliau sebagai ketua panitia. Singkat cerita pada tanggal 5 Mei 2023 diadakan pertemuan di rumah makan “Kedai Mancing Rumah Makan Makasar”, yang dihadiri oleh : 1) Mayjen TNI Purn DR. (H.C).dr. Daniel Tjen., Sp.N, ;2) Kolonel Ckm Purn drg.Sutrisno,.M.Si; 3) Kolonel Ckm (K) Purn Hetty.,Apt.,MARS; 4) Kolonel Ckm Purn Prima Harris.,Sos.,MAP; 5) Kolonel Ckm Purn Adi Djayadi dan saya sendiri-Kolonel Ckm (K) Purn Cicut Sawitri SMPh., S.Psi. Kemudian disusunlah kepanitian sebagaimana tertulis dihalaman sebelumnya. Judul yang disepakati dari buku adalah ” Semangat Bhakti Sosial Selapa Kesehatan TA.1999/2000 Pada Saat Konflik Di Ambon”, ditunjuk sebagai sekretaris merangkap penulis adalah Kolonel Ckm Purn drg.Sutrisno.,M.Si. Berkat dokumen laporan Pusdikkes yang dimiliki Kolonel Ckm (K) Dra. Hetty Maret Yunani, Apt., MARS dan informasi Warta Kesad yang diberikan oleh Kolonel Ckm Purn dr. M.Kukuh dijadikan sumber utama penulisan, serta dokumen berupa foto dari seluruh rekan rekan khususnya kiriman dari Kolonel Ckm Purn dr. Mochammad Kukuh.AS.,MARS dan Kolonel Ckm Purn Totok Widinarko.,SKM. Akhirnya berkat dukungan dan doa dari seluruh rekan rekan buku dapat diselesaikan sesuai waktu yang direncanakan. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kelancaran dan kemudahan. Amin YRA. Demikian sepatah kata yang bisa kami sampaikan, semoga buku ini memberi manfaat bagi kita semua terutama bagi Yunior kami dalam pelaksanaan bhakti sosial kesehatan. Jakarta, September 2023 Koordinator Cicut Sawitri,SMPh., S.Psi Kolonel Ckm (K) Purn


xi | H a l a m a n PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah meridhoi usaha kami dalam menulis buku yang berjudul “Semangat Bhakti Sosial Selapa Kesehatan TA.1999/2000 Pada Saat Konflik Di Ambon”. Penulisan buku ini atas inisiatif Mayjen TNI Purn DR.(H.C).dr. Daniel Tjen, Sp.N yang ketika peristiwa itu berpangkat Mayor Ckm yang berkedudukan sebagai penanggung jawab Siswa Selapa Kesehatan dalam kegiatan bhakti sosial berdasarkan Surat Perintah Nomor: Sprin/345/IV/2000 tanggal 7 April 2000, tentang mempersiapkan diri untuk berangkat ke Wilayah Ambon dalam rangka Karya Bhakti Sosial Kesehatan Siswa Selapa Kesehatan T.A. 1999/2000 yang akan dilaksanakan pada tanggal 10 s.d 20 April 2000 yang dipimpin langsung oleh Wakil Komandan Kodiklat TNI-AD Mayjen TNI Drs. R.A.N. Tanudjiwa,SH.MSc.MBA didampingi Komandan Pusat Pendidikan Kesehatan Kodiklat TNI-AD Kolonel Ckm dr.Suharyoto. Tujuan dari penulisan buku ini adalah untuk mengenang serta sebagai pedoman bagi Yunior Perwira Kesehatan Khususnya TNI-AD serta pihak lain yang membutuhkan. Pelaksana bhakti sosial adalah Siswa Selapa Kesehatan Pusdikkes Kodiklat TNI-AD sebanyak 70 orang, terdiri dari 65 Siswa Kesehatan TNI-AD dan 5 orang Siswa Kesehatan Polri serta 15 orang pembina yang berlangsung efektif dari tanggal 11 April 2000 sampai dengan 18 April 2000. Walaupun dilakukan dalam waktu singkat akan tetapi memberi kontribusi yang besar khusus bagi masyarakat yang terdampak konflik. Penulis menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi penyempurnaan buku ini di masa yang akan datang. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan buku ini, khususnya kepada seluruh rekan alumni Selapa Kes.T.A. 1999/2000 yang memberikan dukungan dan arahannya. Jakarta, September 2023 A.n Tim Penulis drg. Sutrisno,M.Si Kolonel Purn


xii | H a l a m a n DAFTAR ISI SUSUNAN PANITIA VIII SAMBUTAN PELINDUNG IX SEPATAH KATA KETUA PANITIA X PENGANTAR XI DAFTAR ISI XII DAFTAR GAMBAR XIV DAFTAR TABEL XV BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. LATAR BELAKANG 1 1.2. PEMILIHAN PROVINSI MALUKU DAN MALUKU UTARA 2 1.3. DASAR 2 1.3. TUJUAN BHAKTI SOSIAL, SASARAN, TUJUAN PENULISAN BUKU DAN METODE PENULISAN 3 1.4.1. Tujuan 3 1.4.2. Metode Penulisan 3 1.5. KONDISI GEOGRAFIS DAN KEPENDUDUKAN 3 1.5.1. Geografis 4 1.5.2. Kependudukan 5 1.5.3. Agama 5 1.5.4. Pendekatan Budaya 6 BAB II PERENCANAAN DAN PERSIAPAN 8 2.1. PEMBUATAN PROPOSAL 8 2.2. PERSETUJUAN DAN KOORDINASI 8 2.3. RENCANA PELAKSANAAN 9 2.4. PENGGALANGAN DANA DAN DUKUNGAN MATERIIL 10 2.5. DAERAH LOKASI KEGIATAN 13 2.5.1. Pulau Ambon 14 2.5.2. Pulau Buru 16 2.5.3.Pulau Morotai 18 2.5.4. Pulau Seram 20 2.6. RINCIAN LOKASI BHAKTI SOSIAL 21 2.6.1. Pulau Ambon 21 2.6.2. Pulau Morotai 25 2.6.3. Pulau Buru 26 2.6.4. Pulau Seram 28 BAB III PELAKSANAAN 30 3.1. URUTAN KEGIATAN DAN STRATEGI PENDEKATAN 30 3.1.1. Pemberangkatan 30 3.1.2. Strategi Pendekatan 31 3.2. HASIL 31 3.2.1. Pulau Ambon 33


xiii | H a l a m a n 3.2.2. Pulau Morotai 43 3.2.3. Pulau Buru 49 3.2.4. Pulau Seram 52 BAB IV PERMASALAHAN DAN PENANGGULANGANNYA 56 4.1. PERMASALAHAN 56 4.1.1. Kesehatan Umum 56 4.1.2. Komunikasi dan Transportasi 58 4.2. UPAYA PENANGGULANGAN 59 4.2.1. Kesehatan Umum 59 4.2.2. Komunikasi dan Transportasi 59 4.2.3. Koordinasi 60 BAB V ANALISIS DAN EVALUASI 61 5.1. PULAU AMBON 61 5.2. PULAU MOROTAI 63 5.3. PULAU BURU 64 5.4. PULAU SERAM 65 5.5. DAERAH SASARAN BERDASARKAN MAYORITAS AGAMA PENDUDUKNYA 66 5.6. PERAN SISWA SELAPA KESEHATANKESEHATAN ASPEK SOSIO POLITIK 66 5.7. PASKA KONFLIK PROPINSI MALUKU 67 BAB VI PENUTUP 69 DAFTAR PUSTAKA 70 GLOSARIUM 72 DAFTAR INDEKS 73 DAFTAR LAMPIRAN 74 LAMPIRAN-1 SURAT PERINTAH PENUGASAN 74 LAMPIRAN-2 STRUKTUR ORGANISASI 77 LAMPIRAN-3 DAFTAR KEBUTUHAN METERIAL KESEHATAN 78 LAMPIRAN-4 DAFTAR UCAPAN TERIMA KASIH 85 LAMPIRAN-5 PETA MALUKU DAN MALUKU UTARA 87 LAMPIRAN 6 DAFTAR SISWA SELAPA KES.T.A. 1999/2000 88


xiv | H a l a m a n DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Pengungsi Sedang dikawal Anggota TNI (Sumber: goole.com)............................................... 1 Gambar 2 Pulau Buru (Sumber:goole.com).....................................................................................................17 Gambar 3 Pulau Morotai (Sumber: google.com)...........................................................................................19 Gambar 4 Pulau Seram (Sumber : google.com).............................................................................................21 Gambar 5 Pulau Ambon (Sumber: Google.com)...........................................................................................22 Gambar 6 Pengarahan Pangdam XVI /Pattimura ........................................................................................30 Gambar 7 RST TK III Ambon Sebagai “Base Camp” Bhakti Sosial (Sumber : Dokumen Siswa) .............31 Gambar 8 Dan Tim Moratai Mayor Ckm dr. Dubel.M.,Sp.B Penyerahan Bantuan Makanan,obatobatan dan Pakaian (Sumber: Pusdikkes Kodiklat TNI- AD).........................................................................32 Gambar 9 Bantuan Makanan dan Pakaian (Sumber: Dokumen Pusdikkes Kodiklat TNI-AD)..............33 Gambar 10 Pengobatan Gigi oleh Kapten Ckm (K) drg. Titik Listyawati (Sumber:Dokumen Siswa)....34 Gambar 11 Wisma Gonzalo(Sumber: Dokumen Siswa)................................................................................38 Gambar 12 Tim Morotai tiba di Bandara Leowatimena -Morotai (sumber : Dokumen Pusdukkes)....44 Gambar 13 Tim Morotai Sedang Menuju Pulau Galo Galo (Sumber:Dokumen Siswa)..........................47 Gambar 14 Tim Namlea (Sumber: Dokumen Siswa).......................................................................................48 Gambar 15 Operasi Bibir Sumbing Oleh Mayor Ckm dr.Dubel.Meiynes,Sp.B ..........................................48 Gambar 16 Kapten Ckm dr. Made W.,MARS sedang memberi pengobatan (Sumber:Dokumen Siswa).........................................................................................................................................................................49 Gambar 17 Pemberian kenangan kenangan (Sumber : Dokumen Siswa)..............................................55 Gambar 18 Media Massa Lokal Suara Maluku yang memberitakan kedatangan anggota Suslapa Kesehatan (Sumber: Dokumen Pusdikkes)........................................................................................................60 Gambar 19 Rekapitulasi Bentuk pengobatan di Pulau Ambon.................................................................61 Gambar 20 Jumlah Pasien Per Hari di Pulau.Ambon......................................................................................62 Gambar 21 Rekapitulasi Bentuk Pengobatan di Pulau Morotai.................................................................63 Gambar 22 Grafik Rekapitulasi Jumlah Pasien Per Hari di Pulau Morotai ...............................................64 Gambar 23 Grafik Rekapitulasi Bentuk Pengobatan di Pulau Buru.............................................................64 Gambar 24 Reakapitulasi Jumlah Pasien Per Hari di Pulau Buru................................................................64 Gambar 25 Rekapitylasi Bentuk Pengobatan di Pulau Seram .....................................................................65 Gambar 26 Rekapitulasi Jumlah Pasien Perh Hari di Pulau Seram..............................................................66


xv | H a l a m a n DAFTAR TABEL Tabel 1 Dukungan Dana dan Materiil __________________________________________________________ 11 Tabel 2 Kecamatan, Desa dan Dusun _________________________________________________________ 18 Tabel 3 Total Pengobatan Bhakti Sosial________________________________________________________ 32 Tabel 4 Bantuan Obat-obatan, makanan dan pakaian ________________________________________ 32 Tabel 5 Kegiatan Bhakti Sosial di Tulehu ________________________________________________________ 34 Tabel 6 Kegiatan Bhakti Sosial di Waai _________________________________________________________ 35 Tabel 7 Kegiatan Bhakti Sosial di Tulehu ________________________________________________________ 35 Tabel 8 Kegiatan Bhakti Sosial di Waai_________________________________________________________ 36 Tabel 9 Kegiatan Bhakti Sosial di Liang _________________________________________________________ 36 Tabel 10 Kegiatan Bhakti Sosial di Karang Panjang _____________________________________________ 37 Tabel 11 Kegiatan Bhakti Sosial di RSUD Dr.Haulussy ____________________________________________ 38 Tabel 12 Kegiatan Bhakti Sosial Gonzalo_______________________________________________________ 38 Tabel 13 Kegiatan Bhakti Sosial di RSUD D ______________________________________________________ 39 Tabel 14 Kegiatan Bhakti Sosial di Rindam Suli __________________________________________________ 39 Tabel 15 Kegiatan Bhakti Sosial di RSUD Dr,Hulussy ______________________________________________ 40 Tabel 16 Kegiatan Bhakti Sosial di Puskesmas Waai Hong________________________________________ 40 Tabel 17 Kegiatan Bhakti Sosial di Halong ______________________________________________________ 40 Tabel 18 Kegiatan Bhakti Sosial di Halong In____________________________________________________ 41 Tabel 19 Kegiatan Bhakti Sosial di Batu Merah __________________________________________________ 42 Tabel 20 Kegiatan Bhakti Sosial di OSM_________________________________________________________ 42 Tabel 21 Kegiatan Bhakti Sosial di Benteng Atas ________________________________________________ 43 Tabel 22 Kegiatan Bhakti Sosial di RSUD Dr.Haulussy ____________________________________________ 43 Tabel 23 Kegiatan Bhakti Sosial di Gotalama dan Darubai Pantai _______________________________ 44 Tabel 24 Kegiatan Bhakti Sosial di Desa Darame _______________________________________________ 45 Tabel 25 Kegiatan Bhakti Sosial di Desa Gotalama dan Desa Daruba Pantai ____________________ 45 Tabel 26 Kegiatan Bhakti Sosial di Desa Darame________________________________________________ 46 Tabel 27 Kegiatan Bhakti Sosial di Desa Gotalama dan Desa Daruba Pantai _____________________ 46 Tabel 28 Kegiatan Bhakti Sosial di Desa Darame________________________________________________ 46 Tabel 29 Kegiatan Bhakti Sosial di Pulau Galo Galo _____________________________________________ 47 Tabel 30 Kegiatan Bhakti Sosial di Desa Gotalama dan Darubai Pantai __________________________ 48 Tabel 31 Kegiatan Bhakti Sosial ________________________________________________________________ 49 Tabel 32 Kegiatan Bhakti Sosial di Muarena ____________________________________________________ 50 Tabel 33 Kegiatan Bhakti Sosial di Nabiberma__________________________________________________ 51 Tabel 34 Kegiatan Bhakti Sosial di Gedung Pertemuan Namlea_________________________________ 51 Tabel 35 Kegiatan Bhakti Sosial di Desa Melinani _______________________________________________ 52 Tabel 36 Kegiatan Bhakti Sosial di Desa Waitila_________________________________________________ 53 Tabel 37 Kegiatan Bhakti Sosial di Desa Iliguana________________________________________________ 54 Tabel 38 Kegiatan Bhakti Sosial di Desa Seti____________________________________________________ 54 Tabel 39 Penyakit Menonjol di P.Ambon _______________________________________________________ 56 Tabel 40 Penyakit Menonjol di P.Morotai _______________________________________________________ 56 Tabel 41 Penyakit Menonjol di P.Buru___________________________________________________________ 57


xvi | H a l a m a n Tabel 42 Penyakit Menonjol di P.Seram_________________________________________________________ 57 Tabel 43 Kasus Paru di RSUD Dr.Haulussy Ambon ______________________________________________ 57


| Halaman | 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dampak konflik horizontal dalam suatu wilayah tentu membuat masyarakat menderita, salah satunya adalah kondisi Kesehatan. Konlik horizontal di kota Ambon terjadi pada 19 Januari 1999 atau 1 syawal 1419 H1 , yang kemudian menyebar hampir ke seluruh pelosok Maluku dan Maluku Utara. Konflik ini menempatkan orang Islam yang dalam bahasa setempat disebut Acan (dari kata Hasan) berhadapan dengan orang Kristen yang biasa dipanggil Obet (dari kata Robert). Konflik yang terjadi di Ambon telah menelan sedikitnya 5.000 korban jiwa. Awal mula konflik bermula dengan adanya pungutan biaya di terminal Batu Merah antara seorang pemuda Muslim dari wilayah Batu Merah dengan supir angkutan umum beragama Kristen dari wilayah Mardika. Perseteruan kemudian bertambah memanas dengan dibumbui isu sentimen agama, sehingga perang antar desa dan wilayah pun tak bisa dihindari, saling serang dan saling bunuh terjadi. Kejadian demi kejadian pun terus bertambah yang di warnai isu-isu SARA serta muatan politik didalam-Nya. Dampak dari konflik membuat kehidupan warga Ambon luluh lantah di berbagai aspek kehidupan bermasyarakat, khususnya hubungan lintas agama warga Ambon. Hingga saat ini, imbas dari konflik yang terjadi di tahun 1999 menjadikan masyarakat Muslim dan Kristen di Ambon mempunyai trauma dan kewaspadaan yang tinggi. Konflik dapat diatasi dengan penandatanganan Piagam Malino II tanggal 13 Februari 2002. 2 Kondisi di atas membuat kami selaku Siswa Selapa Kesehatan T.A. 1999/2000 yang sedang menempuh Pendidikan di Pusdikkes Kodiklat TNI-AD tergerak untuk membantu saudara kami yang terdampak konflik dalam bidang kesehatan. Mengingat aturan dan prosedur kelembagaan, maka Siswa Selapa Kesehatan harus mematuhi aturan yang disesuaikan dengan program lembaga dalam hal ini Pusdikkes Kodiklat TNI-AD. Pusdikkes Kodiklat TNI-AD memiliki program kegiatan Bhakti Sosial bagi Selapa Kesehatan TNI-AD yang merupakan kegiatan ekstra kurikuler pada akhir pendidikan. Tujuan kegiatan bhakti sosial yang dilaksanakan merupakan wujud dharma bhakti kepada masyarakat, bangsa dan negara dalam rangka meningkatkan kemanunggalan TNI dengan 1 http://www.luk.staff.ugm.ac.id/kmi/ambon/Adil3.html 2 Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Konflik_sektarian_Maluku Gambar 1 Pengungsi Sedang dikawal Anggota TNI (Sumber: goole.com)


Selapa Kesehatan T.A.1999/2000 Halaman | 2 rakyat. Hal ini merupakan kesempatan bagi Siswa Selapa Kesehatan untuk mewujudkan keinginannya. 1.2. Pemilihan provinsi Maluku dan Maluku Utara Proses penentuan pelaksanaan bhakti sosial memiliki dinamika tersendiri, mengingat situasi pada waktu itu. Secara normatif pelaksanaan bhakti sosial sesuai dengan program Pusdikkes Kodiklat TNI -AD adalah Banten atau Indramayu. Namun Siswa Selapa Kesehatan T.A. 1999/2000 memiliki pandangan yang berbeda. Mereka tergerak untuk melaksanakan kegiatan bhaki sosial di Maluku dan Maluku Utara yang sedang dilanda konflik. Terlebih lagi adanya informasi dari 5 orang Siswa Selapa Kesehatan T.A. 1999/2000 yang baru kembali dari Maluku Utara, yakni : Mayor Ckm dr. Dubel Meriyenes.,Sp.B, Kapten Ckm dr. Priyono Purwo.H., Sp.AN, Kapten Ckm Dr. Iwan Turniawan.,MARS, Kapten Ckm dr. I Nyoman Kendra dan Kapten Ckm Del Ferdinanal.,Apt atas perintah Panglima TNI Cq Puskes TNI untuk melaksanakan Dukkes(Dukungan Kesehatan) pada korban Kerusuhan di Maluku Utara selama satu bulan dari tanggal 29 Desember 1999 hingga Februari 2000. Asal mulanya Ditkesad tidak menyetujui rencana Siswa Selapa Kesehatan tersebut untuk melaksanakan bhakti sosial di Maluku dan Maluku Utara, mengingat situasi pada saat itu belum kondusif. Namun dengan berbagai pertemuan, rapat dan diskusi serta dukungan dari Danpusdikkes Kodiklat TNI-AD yang tetap konsisten mendukung Siswa, demikian juga Dankodiklat Letjen TNI Soemardi yang mendukung rencana siswa, bahkan Wadan Kodiklat Mayjen TNI Drs. R.A.N Tanudjiwa SH,M.Sc.MBA diperintahkan untuk mendampingi Siswa Selapa Kesehatan ke Maluku. Pada akhirnya rencana tersebut disetujui oleh seluruh pimpinan satuan atas termasuk Dirkesad. Pemilihan provinsi Maluku dan Maluku Utara berdasarkan kenyataan wilayah tersebut sedang memasuki tahap rehabilitasi dan rekonsiliasi sebagai akibat kerusuhan yang terjadi sejak Januari 1999. Pada masa itu juga Kodam XVI/Pattimura sedang mencanangkan upaya pekerjaan, baik yang berupa fisik maupun non fisik. Salah satu kegiatan non-fisik adalah dibidang kesehatan. Dengan demikian Siswa Selapa Kesehatan TNI-AD memiliki kesempatan atau peluang untuk mendukung program yang sedang dilaksanakan oleh Kodam XVI/Pattimura dalam hal rehabikitasi kesehatan bagi masyarakat, khususnya pengungsi. 1.3. Dasar 1. Surat Perintah Kasad Nomor: Sprin/1407/ XV1999, tanggal I Nopember 1999, tentang perintah mengikuti pendidikan Selapa Kecabangan T.A. 1999/2000, di Pusdik Kecabangan masing-masing. 2. Surat Perintah Danpusdikkes Kodiklat TNI- AD Nomor: Sprin/461/ XII / 1999, tanggal10 Desember 1999 tentang Kepengurusan Senat Siswa Selapa Kesehatan T.A. 1999/2000. 3. Program kegiatan Senat Siswa Selapa Kesehatan T.A 1999/2000 baik yang bersifat kurikuler maupun non kurikuler selama mengikuti pendidikan di Pusdikkes Kodiklat TNI-AD


3 | H a l a m a n 4. Surat Perintah Dan Kodiklat TNI-AD Nomor: Sprin/345/IV/2000, tanggal 7 April 2000, tentang perintah melaksanakan kegiatan Karya Bhakti sosial Kesehatan Siswa Selapa KesehatanKes TA. 1999/2000 ke Wilayah Ambon. 5. Surat Perintah Dan Pusdikkes Kodiklat -TNI-AD Nomor Sprin/107/1V /2000, tanggal 8 April 2000, tentang perintah melaksanakan kegiatan Karya Bhakti sosial Kesehatan Siswa Selapa Kes TA. 1999/2000 Wilayah Prop. Maluku tanggal 10 April - 20 April 2000. 1.3. Tujuan Bhakti Sosial, Sasaran, Tujuan Penulisan Buku dan Metode Penulisan 1.4.1. Tujuan 1. Tujuan Bhakti Sosial Tujuan utama dari bhakti sosial adalah membantu meringankan penderitaan masyarakat yang sedang dilanda konflik dari sisi Kesehatan dengan cara memberikan pengobatan secara cuma cuma, bantuan makanan, obat obatan, pakaian serta memberikan dorongan psikologis kepada masyarakat akibat trauma konflik. Sedangkan tujuan, dan manfaat bagi Siswa Selapa Kesehatan adalah memberikan pengalaman pengobatan sesuai bidang keahliannya pada suatu wilayah yang dilanda konflik sehingga dapat memberikan pelajaran yang berharga dalam menjalankan kedinasan. 2. Sasaran Sasaran adalah kelompok masyarakat pengungsi yang tersebar di beberapa wilayah Propinsi Maluku dan Maluku Utara, yakni: Pulau Ambon, Pulau Morotai, Pulau Buru dan Pulau Seram. 3. Tujuan Penulisan Buku Buku ini ditulis untuk menengok atau mengenang peristiwa 23 tahun lalu ketika Siswa Selapa Kesehatan T.A. 1999/2000 Pusdikkes Kodiklat TNI-AD melaksanakan bhakti sosial di Propinsi Maluku dan Maluku Utara yang sedang dilanda konflik. Dengan menulis kembali peristiwa bhakti sosial 23 tahun yang lalu adalah untuk memberikan informasi kepada Siswa Selapa Kesehatan dan Komunitas Kesehatan lainnya apabila ingin melaksanakan bhakti sosial kesehatan. 1.4.2. Metode Penulisan Metode yang digunakan dalam penulisan buku ini adalah kombinasi Diakronik dan Sinkronik. Diakronik lebih menekankan pada urutan waktu peristiwa sedangkan Sinkronik lebih menekankan pada isi atau peristiwa yang terjadi di waktu tersebut. Sumber utama dari penulisan adalah laporan Pusdikkes Kodiklat TNI-AD Bhakti Sosial Kesehatan Siswa Selapa Kesehatan TA.1999/2000 di Propinsi Maluku dan Maluku Utara Tanggal 10 April s.d 20 April 2000 dan Warta Kesad tahun 2000. 1.5. Kondisi Geografis dan Kependudukan Guna mewujudkan pelaksanaan bhakti sosial, terlebih dahulu hendaknya harus memahami kondisi geografis serta demografi atau kependudukan termasuk budaya pada


Selapa Kesehatan T.A.1999/2000 Halaman | 4 daerah yang menjadi sasaran atau target dengan tujuan pada saat melakukan kegiatan bhakti sosial menjadi tepat sasaran serta dirasakan adil oleh masyarakat. 1.5.1. Geografis 1.5.1.1.Maluku Maluku adalah sebuah provinsi di Indonesia yang meliputi pulau Kepulauan Maluku. Provinsi ini berbatasan dengan Sulawesi di Barat, Papua di Timur, Samudra Hindia dan Laut Arafura di Selatan, dan Laut Seram di Utara. Ambon adalah kota terdekat dan terbesar. Menurut jumlah provinsi di Indonesia, Provinsi Maluku adalah provinsi terbesar ke-28, dengan jumlah penduduk 1.848.923 jiwa pada tahun 2020.3 Provinsi Maluku memiliki luas wilayah sekitar 46.151 km² , yang terdiri dari 11 kabupaten dan 2 kota, yaitu: Kabupaten Buru, Kabupaten Buru Selatan, Kabupaten Kepulauan Aru, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku Barat Daya, Maluku Tengah, Maluku Tenggara, Seram Bagian Barat, Seram Bagian Timur , Kota Ambon dan Kota Tual. Sebelum penjajahan, Maluku adalah pusat perdagangan rempah dunia, dengan cengkih dan pala sebagai komoditas utama. Sampai hari ini, Maluku masih disebut sebagai "Kepulauan Rempah". Orang Maluku berdagang dengan pedagang dari seluruh Nusantara dan dari luar negeri, seperti pedagang Tionghoa, Arab, dan Eropa. Kekayaan rempah-rempah ini menarik perhatian bangsa Eropa, yang pada akhirnya mengambil alih Maluku, pertama kali oleh Portugis dan kemudian oleh Belanda. 1.5.1.2. Maluku Utara Provinsi Maluku Utara sebagai pemekaran dari Provinsi Maluku yang secara resmi didirikan pada tanggal 4 Oktober 1999, setelah disahkan oleh Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 1999 dan Undang - Undang Negara Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2003. Sebelum menjadi provinsi resmi, Maluku Utara adalah bagian dari Provinsi Maluku, terdiri dari Kabupaten Maluku Utara dan Kabupaten Halmahera Tengah. Provinsi ini terletak di ujung timur Pulau Halmahera dan Kepulauan Maluku yang memiliki luas wilayah sekitar 145.801,10 km², terdiri dari luas lautan 113.796,53 km² atau 69,08 persen dan luas daratan 32.004,57 km 2 atau 30,92 persen. Secara geografis, Maluku Utara terletak pada posisi 123°50' - 129°50' Bujur Timur dan 3°40' - 3°00' Lintang Utara. Provinsi ini berbatasan dengan: a. Laut Sulawesi di sebelah barat b. Laut Seram di sebelah utara c. Laut Halmahera di sebelah timur d. Laut Maluku di sebelah selatan 3 Diunduh dari : https://id.wikipedia.org/wiki/Maluku, tanggal 25 Juli 2023


5 | H a l a m a n Maluku Utara memiliki topografi yang beragam, mulai dari dataran rendah, perbukitan, hingga pegunungan. Pulau Halmahera, pulau terbesar di Maluku Utara, memiliki Gunung Gamalama yang merupakan gunung berapi aktif. Maluku Utara memiliki iklim tropis yang hangat dan lembap. Suhu rata-rata di provinsi ini berkisar antara 25-30 derajat Celcius. Pada awal pendiriannya, provinsi Maluku Utara beribukota di Ternate, di kaki Gunung Gamalama, selama 11 tahun. Setelah sebelas tahun transisi dan persiapan infrastruktur, ibu kota Provinsi Maluku Utara dipindahkan ke Kota Sofifi pada tahun 2010. Maluku Utara memiliki luas wilayah sekitar 17.105,75 Km². Provinsi ini terdiri dari 10 kabupaten dan 1 kota, yaitu: Kabupaten Halmahera Bara, Kabupaten Halmahera Tengah, Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Kepulauan Sula, Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Pulau Morotai, Kabupaten Halmahera Selatan, dan Kota Ternate. 1.5.2. Kependudukan 1.5.2.1. Maluku Kepadatan penduduk Maluku merupakan salah satu yang terendah dengan 36 jiwa per kilometer persegi dengan jumlah dengan jumlah penduduk sekitar 1.288.937 jiwa (2020). Sebagian besar orang yang tinggal di Maluku adalah penduduk asli yang berasal dari berbagai suku bangsa, seperti suku Alifuru, suku Ambon, suku Buru, suku Kei, dan suku Tanimbar. Selain itu, suku-suku pendatang, yang sebagian besar tinggal di Ambon dan Maluku Tengah, termasuk Bugis, Makassar, dan Buton, serta suku-suku Jawa yang datang bersama Majapahit. Namun, penduduk asli Maluku sejak lama telah melakukan perkawinan campuran dengan suku-suku pendatang, serta suku-suku Minahasa dan Sumatra. 1.5.2.2. Maluku Utara Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku Utara, jumlah penduduk Maluku Utara pada tahun 2021 adalah 1.316.973 jiwa. 1.5.3. Agama 1.5.3.1. Maluku Mayoritas agama penduduk Maluku adalah Kristen, yaitu sebanyak 52,85% dari total penduduk. Sementara itu, Islam sebanyak 46,26%, Katolik 6,87%, Hindu 0,32%, Buddha 0,02%, dan kepercayaan 0,55%. Agama Katolik pertama kali dibawa ke Maluku oleh Portugis pada abad ke-16. Protestanisme kemudian berkembang setelah Belanda mengambil alih Maluku. Gereja Protestan Maluku (GPM), yang merupakan hasil kemandirian Gereja Protestan di Indonesia (GPI), melayani orang di Maluku dan Maluku Utara. Keduanya didirikan di Ambon sebelum VOC-Belanda dan dipengaruhi oleh zending Belanda. Meskipun demikian, Maluku memiliki keuskupan sendiri: Keuskupan Amboina, yang merupakan keuskupan Sufragan dari Keuskupan Agung Makassar, melayani Maluku Utara,


Selapa Kesehatan T.A.1999/2000 Halaman | 6 atau seluruh Kepulauan Maluku. Ketiga agama kecil lainnya juga memiliki penganut di seluruh Maluku. Semua kabupaten dan kota Maluku memiliki penganut Hindu, dengan Buru, Buru Selatan, dan Maluku Tenggara yang memiliki populasi Hindu terbesar. Penganut agama Buddha dan Konghucu tidak ada di seluruh kabupaten dan kota Maluku, dengan Buddha memiliki populasi terbesar.4 1.5.3.2. Maluku Utara Mayoritas agama penduduk Maluku Utara adalah Islam, yaitu sebanyak 74,38% dari total penduduk. Sementara itu, Kristen Protestan sebanyak 24,97%, Katolik 0,51%, Hindu 0,01%, dan Buddha 0,01%. Penyebaran Islam di Maluku Utara terjadi pada abad ke-15 melalui jalur perdagangan. Pada masa itu, Maluku Utara merupakan salah satu pusat perdagangan rempah-rempah yang penting di dunia. Para pedagang dari Arab, Persia, dan Gujarat yang datang ke Maluku Utara untuk berdagang tidak hanya membawa barang dagangan, tetapi juga menyebarkan agama Islam. Salah satu tokoh penting dalam penyebaran Islam di Maluku Utara adalah Datu Maulana Hussein, seorang mubalig asal Jawa. Ia tiba di Ternate pada tahun 1465 dan berhasil mengislamkan Sultan Ternate, Kolano Kaicil Marhum. Sejak saat itu, Islam mulai berkembang pesat di Ternate dan menyebar ke wilayah lain di Maluku Utara. Pada abad ke-16, Islam telah menjadi agama mayoritas di Maluku Utara. Hal ini dibuktikan dengan berdirinya beberapa kerajaan Islam di Maluku Utara, seperti Kerajaan Ternate, Kerajaan Tidore, dan Kerajaan Jailolo. Kerajaan-kerajaan ini berperan penting dalam menyebarkan Islam di Maluku Utara. 1.5.4. Pendekatan Budaya Sebelum melakukan bakti sosial kesehatan, ada beberapa langkah dan pendekatan yang perlu dipertimbangkan untuk memastikan bahwa upaya bakti sosial tersebut efektif dan berdampak positif. Ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan antara lain: 1) identifikasi kebutuhan lokal, 2) kondisi kesehatan dan, 3) ada istiadat masyarakat setempat Budaya Maluku adalah aspek kehidupan yang mencakup adat istiadat, kepercayaan, seni dan kebiasaan lainnya yang dijalani dan diberlakukan oleh masyarakat Maluku. Maluku memiliki beragam budaya dan adat istiadat mulai dari alat musik, bahasa, tarian, hingga seni budaya.Dari sekian banyak adat istiadat yang paling terkenal terkait dengan konflik adalah “Pela gandong” 5 . Pela berasal dari kata “Pila” yang berarti “buatlah sesuatu untuk bersama”. Sedangkan jika ditambah dengan akhiran-tu, menjadi “Pilatu”, artinya adalah menguatkan, usaha agar tidak mudah rusuh atau pecah. Pela adalah suatu ikatan persaudaraan atau kekeluargaan antara dua desa atau lebih dengan tujuan saling membantu atau menolong satu dengan yang lain dan saling merasakan senasib penderitaan. Hubungan pela ini biasanya terjadi karena ada 4Diunduh dari : https://id.wik (Souisa, 2016)ipedia.org/wiki/Maluku, tanggal 25 Juli 2023 5 Souisa, I. J. (2016). Pelaksanaan Hukum Adat Pela Gandong antara Negri Latuhalat dan Negri Alang di Ambon, Maluku (Doctoral dissertation, Program Studi Ilmu Hukum FH-UKSW), hal 7-10.


7 | H a l a m a n peristiwa yang melibatkan kedua kepala kampung atau desa, dalam rangka saling membantu dan menolong satu sama lain. Sedangkan gandong adalah rahim atau pangku, suatu pusat dan awal dari pada segala suatu yang hidup. Dengan demikian “Pela Gandong” atau Bungso didasarkan pada ikatan darah atau keturunan untuk menjaga hubungan antara kerabat keluarga yang berada di Negri atau pulau yang berbeda. Pada dasarnya ada 3 Pela yang ditetapkan, yakni : 1) Pela Karas, Pela Karas adalah sumpah yang diikrarkan antara dua Negri (desa) atau lebih karena terjadinya suatu peristiwa yang sangat penting dan biasanya berhubungan dengan peperangan antara lain seperti pengorbanan, akhir perang yang tidak menentu (tak ada yang menang atau kalah perang), atau adanya bantuan-bantuan khusus dari satu Negri kepada Negri lain. 2) Pela Gandong atau Bungso didasarkan pada ikatan darah atau keturunan untuk menjaga hubungan antara kerabat keluarga yang berada di Negri atau pulau yang berbeda 3) Pela tempat sirih diadakan setelah suatu peristiwa yang tidak begitu penting berlangsung, seperti memulihkan damai kembali sehabis suatu insiden kecil atau bila satu Negri telah berjasa kepada Negri lain. Jenis Pela ini juga biasanya ditetapkan untuk memperlancar hubungan perdagangan Pada umumnya Pela di Maluku mempunyai aturan-aturan yang tidak boleh dilanggar oleh kedua negri atau desa. Pela didasari atas empat ketentuan sebagai berikut : 1) Negri yang ber-Pela berkewajiban saling membantu pada saat genting (bencana alam, peperangan, dll) 2) Jika diminta, maka Negri yang satu wajib memberi bantuan kepada Negri yang lain yang hendak melaksanakan proyek-proyek demi kepentingan kesejahteraan umum, seperti umumnya : (pembangunan rumah-rumah ibadah seperti gereja, mesjid; atau bangunan umum) 3) Kalau seorang Pela datang berkunjung ke Negri yang ber-Pela itu, maka orang tersebut wajib memberi makan kepada saudara Pela-nya, tamu yang Se-Pela tersebut tidak usah meminta izin untuk membawa pulang apa-apa dari hasil tanah atau buah-buahan menurut kesukaannya. 4) Semua penduduk Negri-Negri yang berhubungan Pela itu dianggap sedarah, sebab itu dua orang Se-Pela tidak boleh kawin karena di pandang sumbang. Tiap pelanggaran yang berkaitan dengan itu akan di hukum keras oleh nenek moyang yang mengikrarkan Pela itu. Contoh-contoh penghukuman yaitu sakit, mati dan kesusahan lain, biasa juga terjadi mengakibatkan ke anak-anaknya. Biasanya mereka yang melanggar pantangan itu disuruh berjalan mengelilingi kampung yang hanya berpakaian daun-daunan kelapa, sementara penduduk kampung itu mencaci makinya.


Selapa Kesehatan T.A.1999/2000 Halaman | 8 BAB II PERENCANAAN DAN PERSIAPAN Perencanaan adalah sebuah proses yang dimulai dari penetapan tujuan, menentukan strategi agar tercapainya tujuan. Untuk itu diperlukan sistem perencanaan yang komprehensif dengan cara mengintegrasikan dan mengkoordinasikan seluruh rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan guna tercapainya target sasaran. Sederhananya perencanaan adalah penentuan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang terintegrasi dan terkoordinasi. 2.1. Pembuatan Proposal Agar perencanaan bhakti sosial berjalan dan terarah maka Senat Selapa Kesehatan yang dipimpin oleh Mayor Ckm dr.Daniel Tjen.,Sp.S mengadakan rapat perencanaan dengan menyiapkan proposal yang akan ditujukan kepada pihak pihak terkait guna mendapatkan persetujuan dan dukungan materiil maupun non materiil. 2.2. Persetujuan dan Koordinasi Selaku Siswa Selapa Kesehatan yang memiliki komitmen terhadap kemanusiaan mengemukakan gagasan kami untuk melakukan bhakti Sosial diwilayah Konflik yang salah satunya adalah konflik Horizontal di Maluku. Wilayah sasaran yang akan kami tuju adalah: Pulau Ambon, Pulau Morotai, Pulau Buru dan Pulau Seram. Untuk itu gagasan ini disampaikan kepada Komandan Pusat Pendidikan Kesehatan Angkatan Darat yang saat itu dijabat oleh Bapak Kolonel Ckm dr. Soeharyoto. Dengan senang hati beliau mendukung rencana siswa tersebut. Agar selarasnya rangkaian kegiatan, kami dalam hal ini pengurus Siswa Selapa Kesehatan dibawah pimpinan Mayor Ckm dr. Daniel Tjen., Sp.S berkoordinasi dengan Pembina dan jajaran staf di lingkungan Pusat Pendidikan Kesehatan Angkatan Darat dengan memaparkan rencana bhakti sosial yang akan dilaksanakan. Perencanaan yang baik dapat memberikan hasil positif bagi suatu organisasi. Tekad yang kuat itu penting tetapi perlu diiringi perhitungan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Sudah barang tentu Pimpinan Pusat Pendidikan Kesehatan Kodiklat TNI-AD akan menindak lanjuti rencana Siswa dengan melaporkan ke satuan atas serta berkoordinasi dengan Kodam XVI/Pattimura serta persetujuan dari Satuan Atas. a. Persetujuan 1) Panglima TNi 2) Kasad 3) Dan Kodiklat TNI-AD 4) Dan Pusdikkes 5) Gubernur Tk I Provinsi Maluku dan Maluku Utara


9 | H a l a m a n b. Mengadakan Koordinasi denfgan : 1) Kodam XVI/Pattimura 2) Kesdam dan Depkes cq Kanwil Depkes Provinsi Maluku tentang situasi medik daerah. 2.3. Rencana Pelaksanaan 1. Rencana waktu a. Tahap perencanaan kegiatan hari H-60 s.d H-50 b. Tahap Persiapan: H-50 s.d H -1 c. tahap Pelaksanaan hari: H+1 s.d H+8 d. Tahap Evaluasi H+9 e. Tahap Pengakhiran: H +10 f. Hari H adalah tanggal 10 April 2000 2. Peninjauan Tim Pendahulu berangkat tanggal 6 April 2000 sebanyak 2 orang beragkat menuju Ambon yang bertujuan mempersiapkan kedatangan Tim Inti, berkoordinasi dengan Kodam XVI/Pattimura, Kesdam XVI /Pattimura, Pemerintah Daerah, serta Kanwil Depkes setempat. 3. Rencana Kegiatan a. Pelaksana Bhakti Sosial adalah Siswa Selapa Kesehatan TNI-AD yang terdiri dari: 1) Kesehatan TNI-AD 65 orang 2) Kesehatan Polri 5 orang b. Bentuk dan Lokasi Kegiatan 1) Bentuk Kegiatan a) Bedah Mayor b) Bedah Minor c) Bedah Sedang d) Pengobatan Gigi e) Pengobatan Spesialistis 2) Lokasi Kegiatan a) Pulau Ambon b) Pulau Morotai c) Pulau buru d) Pulau Seram


Selapa Kesehatan T.A.1999/2000 Halaman | 10 c. Penempatan Tim 1) Kelompok Komando : 5 orang di RST TK III Ambon 2) Tim Ambon (P.Ambon) : 29 orang di RST TK III Ambon 3) Tim Morotai (P.Morotai) : 19 orang di Darubai Pantai 4) Tim Wahai (P.Seram) : 8 orang di Pondok Pesantren H. Sahroni 5) Tim Namlea (P.Buru) : 8 orang di penginapan Pattimura Kab. Namlea d. Pendamping Siswa 1) Kodiklat TNI-AD : 6 Orang a) Mayjen Tni Drs.R.A.N Tanudjiwa., SH.,M.Sc.,MBA b) Kolonel Cin Djoko Darjatno c) Kolonel Inf Bambang Soemardji d) Kolonel Inf George Tuisutta e) Letkol Inf Tatang Zaenudin f) Letkol Caj R.Pudjo Bagio P. 2) Ditkesad : 1 Orang, Kolonel Ckm dr.Tony Iman 3) Pusdikkes Kodiklat TNI-AD : 7 Orang a) Kolonel Ckm dr.Suharyoto b) Letkol Ckm drg.Djoni Setyono c) Mayor Ckm drg.Trisno Edhy W. d) Mayor Cikm Ohamao Laowo e) Kapten Ckm Hendro Godliving PS f) Letda Inf Slamet Mauludi g) PNS III/A Johana Daurence 2.4. Penggalangan Dana Dan Dukungan Materiil Berdasarkan hasil koordinasi antara Siswa, Pembina dan Pimpinan Pusdikkes maka perlu kiranya meminta dukungan dana, peralatan dan obat obatan kepada instansi TNI, Sipil dan swasta/Masyarakat. Mayor Ckm dr.Daniel Tjen.,Sp.P selaku ketua senat dan Kapten Ckm dr. Alexander K GintingsS.,Sp.P memiliki ide menggalang opini di kalangan sipil , birokrasi dan pengusaha serta surat kabar Suara Pembaruan agar ikut ambil bagian membangun solidaritas kemanusiaan di Maluku , termasuk ke senior senior di HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) dan GMKI (Gerakan


11 | H a l a m a n Mahasiswa Kristen Indonesia), kelompok Cipayung yang di Jakarta dan Ambon (khususnya teman teman senior di kesehatan atau khususnya yang bergerak dalam bidang kesehatan). Tujuannya adalah untuk menunjukan kolaborasi sipil militer di Jakarta yang masih berpihak kepada perdamaian dan kesejahteraan sesuai dengan Indonesia yang di cita citakan. Untuk merealisasikan harapan mereka mendatangi Suara Pembaruan dan meyakinkan mereka pentingnya kegiatan ini untuk diliput sehingga Suara Pembaruan bersedia menjadi donatur dan mengirimkan wartawan foto-nya bersama rombongan ke sasaran Bhakti Sosial di Maluku dan Maluku Utara. Tabel 1 Dukungan Dana dan Materiil NO Instansi TNI/Polri Instansi Sipil Swasta Keteran gan Puskes TNI Wagub DKI Jaya Harian Suara Pembaharuan Surat Kabar Ditkesad Depkes Dhuafa Republika Kodam XVI/Pattimura Kanwil Depsos DKI Jaya Yayasan Tzu Chi Ormas TNI-AU Dirjen Perhubungan Darat Pt. Lapi Perusaha an Farmasi Kesdam XVI/Pattimura Dinas Perikanan Pt. Kimia Farma Pusat Perusaha an Farmasi Kesdam Jaya Interbat Perusaha an Farmasi Kesdam III/Siliwangi IPI Perusaha an Farmasi Lafiad BCA Bank Keskostrad Argo Pantes Yon Ang Air Ditbekangad Pt Glaxo Welcome Indonesia Perusaha an Farmasi Yon Bekang Divif-1 Kostrad Pt Dumex Perusaha an Farmasi Denkesyah Kendari Pt Merk Indonesia Perusaha an Farmasi Ren Polri Pt Tanabe Abadi Perusaha an Farmasi Disdokkes Polda Metro Jaya


Selapa Kesehatan T.A.1999/2000 Halaman | 12 Disdokkes Polda Metro Bali Pt Tali Abu Perusaha an Farmasi Dit Log Mabes Polri Madopar Dit Lantas Polda Metro Jaya Pt Otsuka Perusaha an Farmasi Rumkit TNI-AD/Polri Pt Meiji 1) Rumah Sakit Gatot Soebroto Pt Insan Surya Perusaha an Farmasi 2) Pav Kartika RSPAD SMAK 3) Rumah Sakit TK II Dustira 4) Rumah Sakit Pusdikkes Kodiklat TNI-AF 5) Rumah Sakit Salak Bogor 6) Rumah Sakit TK III Ambon 7) Rumah Sakit Kendari 8) Rumah Sakit Polri Pusat RS. Soekamto 9) RS TK III Denpasar Bali 10) Rumah Sakit Batu Raja 11) Rumah Sakit Singaraja


13 | H a l a m a n 12) Rumah Sakit Rismoyo 13) Rumah Sakit Serang 2.5. Daerah Lokasi Kegiatan Sebelum melakukan kegiatan bhakti sosial hendaknya kita mengetahui karakter wilayah daerah lokasi kegiatan. Lokasi kegiatan terletak di Propinsi Maluku yang disebut sebagai Propinsi Seribu Pulau atau pulau seribu suku. Banyak suku-suku besar dan kecil bertebaran di wilayah ini. Suku-suku ini kebanyakan mendiami sekitar pantai, sedangkan sisanya berdiam di daerah pedalaman yang kebanyakan merupakan suku yang masih asing. Suku-suku asli yang mendiami wilayah Maluku antara lain suku Ambon yang mayoritas tinggal di kawasan Pulau Ambon, Pulau Buru dan Pulau Seram; suku Ternate-Tidore yang mendiami wilayah Maluku Utara dan Halmahera, serta suku Key yang tinggal di wilayah Maluku Tenggara. Sementara itu suku pendatang yang cukup dominan adalah suku Buton, Bugis, Makassar, dan Jawa, dengan tingkat penyebaran yang merata di seluruh daerah Maluku. Suku lain yang cukup signifikan adalah Arab dan Minang. Penduduk Maluku mempunyai keragaman keagamaan yang cukup tinggi. Wilayah Maluku Utara kebanyakan penduduknya memeluk agama Islam. Sedangkan Di Maluku Tengah dan Ambon komposisi Umat Islam dan Nasrani agak berimbang. Sedangkan untuk daerah Maluku Tenggara lebih banyak penduduknya memeluk agama Nasrani. Secara keseluruhan Penduduk yang beragama Islam di propinsi ini mencapai angka 58%, 41% beragama Nasrani dan sisanya adalah pemeluk agama lain. Sebenarnya kerukunan umat di Propinsi Maluku boleh dikatakan rukun, meskipun peristiwa perseteruan antar kampung dan agama merupakan hal yang biasa terjadi, walaupun sifatnya lokal dan skalanya kecil. Perseteruan tersebut biasa terjadi di daerah Maluku Tenggara dan Maluku Tengah serta Ambon. Hal ini dimungkinkan karena biasanya satu kampung didominasi salah satu agama. Khusus daerah Ambon dan Maluku Tengah, persaudaraan antara umat beragama di kenal sebagai persaudaraan Pela - Gandong. Dengan Pela -Gandong maka terjadi ikatan persaudaraan antara kampung Islam dan Kristen dipersaudarakan oleh kepala adatnya dengan berbagai macam sumpah. Ada yang harus bersumpah dengan setetes darah, persaudaraan dari kedua belah pihak, dan Pela Darah seperti inilah yang mempunyai nilai kesakralan yang cukup tinggi. Setelah dipersaudarakan dengan Pela-Gandong, maka hukum bersaudara berlaku bagi kedua kampung yang berbeda agama, antara lain tidak boleh saling mengganggu, membuat kerusuhan dan lain sebagainya. Mengetahui karakteristik daerah lokasi sasaran sangatlah penting dalam rangka komunikasi dan pendekatan yang lebih humanis kepada masyarakat atau penduduk yang menjadi daerah sasaran kegiatan. Propinsi Maluku yang menjadi sasaran kegiatan mencakup : Kota Ambon, Pulau Buru, Pulau Morotai dan Pulau Seram. Dalam setiap daerah sasaran ditempatkan Tim pelayanan


Selapa Kesehatan T.A.1999/2000 Halaman | 14 Kesehatan yang dipimpin oleh ketua Tim sebagai penanggung jawab. Dengan rincian sebagai berikut : 1. Ketua Tim Ambon : Kapten Ckm dr.Mochammad Kukuh.,MARS 2. Ketua Tim Morotai : Mayor Ckm dr.Dubel Meiyenes.,Sp.B 3. Ketua Tim Pulau Buru : Kapten Ckm dr. Made W.,MARS 4. Ketua Tim Seram : Kapten Ckm dr.Iwan Turniawan.,MARS 5. Para dokter spesialis ditempatkan di rumah Sakit TK III Ambon dan RSUD Dr.Haulussy Kota Ambon sebagai koordinator Mayor Ckm dr.Dubel Meiyenes,Sp.B, dengan rincian, sebagai berikut : a. Spesialistis Neurologi : Mayor Ckm dr. Daniel Tjen, Sp.N b. Spesialistis Paru : Kapten Ckm dr. Alexander K GintingS, Sp.P c. Spesialistis Bedah : 1) Mayor Ckm dr.Dubel Meiyenes,Sp.B 2) Kapten Ckm dr.Damar A,Sp.B d. Spesialistis Anastesi : Kapten Ckm dr.Priyono Purwo.H.,Sp.AN 2.5.1. Pulau Ambon Pulau Ambon merupakan pulau yang terletak di Kepulauan Maluku, di selatan Pulau Seram. Saat ini merupakan letak kota Ambon, ibu kota dari provinsi Maluku dan sebagian kecil Kabupaten Maluku Tengah6 . Secara geografis terdiri dari dua Jazirah, Lei Hitu dan Lei Timur. Dengan batas-batasnya antara lain: 1) Utara berbatasan dengan Semenanjung Huamual (Kabupaten Seram Bagian Barat) 2) Selatan berbatasan dengan Laut Banda dan 3) Barat berbatasan dengan Kabupaten Buru Selatan dan 4) Timur berbatasan dengan Pulau Haruku (Kabupaten Maluku Tengah) Pulau Ambon berada disebelah selatan Pulau Seram yang berbatasan dengan Laut Banda. Perbatasan dengan Laut Banda menyebabkan kota Ambon terletak di Daerah Tengah Austral-Asiatis yang merupakan bagian dari Lempeng Eurasia. Ciri utama pulau ini adalah pegunungan dengan dataran rendah di pesisir. Titik tertinggi pulau adalah Gunung Lamajangga, yaitu setinggi 547 meter di atas permukaan laut. Pulau ini dipenuhi tanjung dan teluk, dimana salah satunya adalah Teluk Ambon yang berasal dari nama pulau ini sendiri. 6 Diunduh dari : https://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Ambo, tanggal 25 Juli 12023


15 | H a l a m a n Secara administratif, pulau Ambon terdiri dari Kabupaten Maluku Tengah dan Kota Ambon yang masing-masing menguasai setengah dari luas pulau. Pulau ini dikelilingi oleh kabupaten Maluku Tengah. Suku bangsa Alifuru adalah penduduk asli Maluku dan Pulau Ambon, saat ini penduduk Ambon banyak beragama Islam dan Kristen Protestan, selain penduduk asli ada juga suku-suku lain di Indonesia yang puluhan tahun menetap di Maluku seperti suku Buton dari Sulawesi Tenggara, suku Minang dan Melayu dari Sumatra dan suku Bugis, Toraja dan Makassar dari Sulawesi Selatan kehidupan mereka banyak yang bercocok tanam di pegunungan dan menjadi pedagang diwilayah pesisir. Sebagian besar penduduk yang beragama Islam mendiami Pulau Ambon bagian Utara (Lei Hitu) dan sebagian besar penduduk yang beragama Kristen terutama Protestan mendiami pulau Ambon bagian selatan (Lei Timur). Secara administrasi dalam pemerintahan yakni Provinsi Maluku, Pulau Ambon dibagi menjadi dua bagian atau jazirah, di mana jazirah bagian utara yang biasa disebut sebagai tanah (Lei Hitu) masuk dalam administrasi Kabupaten Maluku Tengah sebagai kecamatan Leihitu dan Salahutu dan jazirah bagian selatan (Lei Timur) masuk dalam administrasi Kota Ambon. Penduduk pulau Ambon tinggal di gunung-gunung yang dikenal sebagai orang-orang Alifuru. Oleh orang Ambon mereka diakui sebagai penduduk asli pulau Seram. Kota Ambon atau Ambong adalah ibu kota dan kota terbesar dari Provinsi Maluku. Kota yang berdiri di selatan Pulau Ambon ini berawal dari pendirian sebuah benteng yang senantiasa menjadi pusat pertumbuhan kota. Kota ini didirikan oleh bangsa Portugis yang menamainya dengan istilah Nossa Senhora da Anunciada. Sejak zaman VOC dan Belanda, kota ini berkembang cepat sebagai pusat pembudidayaan dan perdagangan rempah dan salah satu kota penting di Nusantara hingga sekarang berkedudukan sebagai ibu kota provinsi. Kini, kota ini berkedudukan sebagai kota yang dikepalai oleh wali kota dengan dewan perwakilan rakyat setempat sebagai penyelenggara bersamanya. Ambon memiliki beragam peninggalan sejarah, mulai dari masa megalitik hingga Jepang di delapan desanya yang masih terpelihara dengan baik. Peninggalan-peninggalan tersebut beragam, mulai dari pangkalan militer peninggalan Jepang, masjid jami kota, hingga bom peninggalan Perang Dunia I. Kota ini pun memiliki banyak peninggalan Belanda dan Portugis karena Ambon kaya akan pala dan cengkih yang didambakan orang Eropa pada masa lalu. Pada umumnya, peninggalan bangsa Eropa di Pulau Ambon berupa benteng. 2.3.1.1 Geografi Kota Ambon mencakup 46,38% dari seluruh tanah Pulau Ambon, letaknya di sebelah selatan dari Pulau Ambon dengan luas keseluruhan sebesar 377 km2 atau dua perlima dari luas Pulau Ambon. Luas ini terdiri dari luas daratan sebesar 359,45 km2 dan perairan sebesar 17,55 km2 dengan garis pantai sepanjang 98 Km. Kota ini dibelah oleh Teluk Ambon sehingga berada dalam lengkungan yang berbentuk huruf “U”. Sisi timur kota berbatasan dengan Sala Hutu, Maluku Tengah; selatan dengan Laut Banda; dan barat dan utara dengan Leihitu, Maluku Tengah. 2.3.1.2. Kependudukan Kota Ambon penduduknya berasal dari berbagai suku bangsa, agama, dan ras. Jumlah penduduk Kota Ambon diperkirakan mencapai 427.934 jiwa yang menjadikan Kota Ambon sebagai kota terbesar di provinsi dengan sumbangan penduduk sebesar 24,9%. Menurut Sensus


Selapa Kesehatan T.A.1999/2000 Halaman | 16 Penduduk tahun 2010, sebesar 92,4% masyarakat bertempat tinggal di kawasan perkotaan, sedangkan sisanya di kawasan perdesaan. Suku mayoritas di kota ini adalah suku Ambon, suku yang mendiami Pulau Ambon dan pulau sekitarnya yang merupakan keturunan suku Alifuru. Kota ini pun memiliki penduduk dari berbagai macam suku bangsa karena kota ini telah dinominasikan menjadi kota terbuka bersama dengan 29 kota lainnya di Indonesia. Keberagaman suku dikarenakan Maluku pernah dijadikan daerah tujuan transmigrasi. Untuk menjaga kebhinekaan suku bangsa yang mendiami kota Ambon agar tetap harmonis dan toleran , pemerintah kota membangun perkampungan multietnik. Selain suku Ambon, kota ini juga dihuni oleh etnis lainnya, seperti Arab, Buton, dan Tionghoa yang pada mulanya datang untuk berdagang. Di samping itu, terdapat pula suku Minahasa, Jawa, dan Minang yang telah lama datang ke Ambon. Penduduk kota Ambon terdiri atas beragam ras, bangsa, dan etnik. Orang Arab dan China bersama etnis Bugis, Buton, dan Makasar (dikenal dengan sebutan “BBM”) memegang peran penting dalam perekonomian kota dan daerah. Sementara orang-orang Maluku yang juga terdiri atas beragam etnik cenderung terpinggirkan. Berbeda dengan daerah-daerah lain di Indonesia yang didominasi pemeluk agama Islam, di Ambon sebanyak 49,2 % warganya memeluk agama Kristen Protestan, 44,3% memeluk agama Islam, 6,35 % Katolik, 0,07% Hindu, dan 0,04% Budha. Pemeluk Islam umumnya adalah pendatang, yaitu orang-orang Arab serta etnik “BBM”7 . Meski ada juga orang-orang Ambon dan Maluku yang memeluk agama Islam. Saat terjadi konflik sosial menempatkan orang Islam yang dalam bahasa setempat disebut Acang (dari kata Hasan) berhadapan dengan orang Kristen yang biasa dipanggil Obet(dari kata Robert). Dalam konflik ini, kelompok Acang menguasai permukiman di daerah pantai dan dataran rendah. Sementara kelompok Obet menguasai dataran tinggi dan perbukitan. Rumah, toko, dan segala bangunan milik kelompok Obet yang dikuasai kelompok Acang saat itu, sebagian besar habis dijarah dan dibakar. Demikian pula sebaliknya, bangunan dan harta kekayaan kelompok Acang yang ada di daerah kekuasaan Obet, sebagian besar habis dijarah dan dibakar. Akibatnya, dapat kita saksikan, antara lain ratusan bahkan ribuan rumah penduduk dan toko dibakar. Sarana dan prasarana dasar, seperti kantor pemerintah, sekolah, jaringan telkom, jaringan PAM, juga menjadi sasaran. Pendek kata, kota menjadi lumpuh8 2.5.2. Pulau Buru9 2.5.2.1. Geografi 7 http://repository.upi.edu/10212/2/t_pkn_0706212_chapter1.pdf, dinduh tanggal 25 Juli 2023 8 idem 9 https://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Buru, diunduh tanggal 25 Juli 2023


17 | H a l a m a n Gambar 2 Pulau Buru (Sumber:goole.com) Pulau Buru dengan luas 8.473,2 km², merupakan salah satu pulau besar di Kepulauan Maluku, dan panjang garis pantai 427,2 km, Pulau Buru menempati urutan ketiga setelah Pulau Halmahera di Maluku Utara dan Pulau Seram di Maluku Tengah. Secara umum Pulau Buru berupa perbukitan dan pegunungan. Puncak tertinggi mencapai 2.736 m. Pulau ini terkenal sebagai pulau pengasingan bagi para tahanan politik pada zaman pemerintahan Orde Baru Presiden Soeharto. Adanya pertambangan Emas yang cukup terkenal sampai ke mancanegara salah satunya ialah gunung botak yang terletak di Wayapo yang merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Buru. 2.3.2.2. Kependudukan Menurut data BPS pada tahun 1997, jumlah penduduk Pulau Buru ialah 105.222 jiwa. Pada saat itu Buru terdiri dari 3 kecamatan, yaitu Buru Utara Barat dengan ibu kota kecamatan di Air Buaya, Buru Utara Timur dengan ibu kota kecamatan di Namlea dan Buru Selatan dengan ibu kota kecamatan di Leksula. Pada waktu itu pula ketiga kecamatan di Pulau Buru masih berada dalam wilayah Kabupaten Maluku Tengah yang beribu kota di Masohi, Seram. Komposisi penduduk berdasarkan agama pada 1997: 48% Islam, 41% Kristen, dan 11% lain-lain. Ada beberapa kelompok etnis yang menetap di Buru: etnis asli, yakni Buru (baik di pesisir maupun di pedalaman); dan etnis pendatang, yakni Ambon, Maluku Tenggara (terutama Kei), Ambalau, Kep. Sula (terutama Sanana), Buton, Bugis, dan Jawa (terutama di daerah pemukiman transmigrasi). Tidak diketahui data mengenai komposisi penduduk berdasarkan etnis. Dataran terluas adalah lembah Sungai Waeapo di wilayah Kecamatan Buru Utara Selatan dengan Ibu Kota Mako. Dataran Waeapo ini pada awal '70-an menjadi salah satu tempat pemukiman bagi para Tapol/Napol kasus G30S. Dan kemudian pada awal '80-an mulai dibuka untuk unit-unit pemukiman transmigrasi dan sampai sekarang menjadi lumbung padi untuk Pulau Buru. Sedangkan dataran yang lain umumnya sempit, dapat dijumpai di hampir sepanjang garis pantai utara bagian barat dan di hampir sepanjang garis pantai selatan bagian timur. Oleh karena itu, kecuali daerah Waeapo, daerah pemukiman padat penduduk lebih banyak di daerah pesisir. Semenjak Februari 2003, Kabupaten Buru dimekarkan dari 5 Kecamatan menjadi


Selapa Kesehatan T.A.1999/2000 Halaman | 18 10 kecamatan. Dengan demikian jumlah desa juga mengalami penambahan, dari 81 Desa menjadi 94 desa. Sementara itu jumlah Dusun ada 125 dusun. Tabel 2 Kecamatan, Desa dan Dusun Kecamatan Lama Kecamatan Baru Jumlah Desa Jumlah Dusun Keterangan Buru Utara Timur Namlea 11 9 Buru Utara Selatan Waeapo 17 40 Buru Utara Barat Air Buaya 8 34 Buru Selatan Timur Waesama 7 5 Buru Selatan Leksula 14 14 Waplau 9 5 Namrole 8 8 Kepala Madan 8 6 Batabual 5 4 Ambalau 7 0 Jumlah 94 125 2.5.3.Pulau Morotai10 Kabupaten Pulau Morotai(695 mil persegi/1.800 km²) adalah nama sebuah pulau sekaligus kabupaten definitif baru yang terletak di Kepulauan Maluku, Indonesia. Sebagai bagian dari provinsi Maluku Utara, Pulau Morotai merupakan salah satu pulau paling utara di Indonesia. Kabupaten Pulau Morotai diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Indonesia, Mardiyanto, pada 29 Oktober 2008, Kabupaten Pulau Morotai sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Halmahera Utara. Luas wilayah Pulau Morotai 2.337,15 km², dengan jumlah penduduk 74.565 jiwa (2020) dan kepadatan penduduk 31,90 jiwa/km². 10 https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Pulau_Morotai


19 | H a l a m a n 2.3.3.1. Geografi Kabupaten Morotai disebelah utara berbatasan dengan Samudera Pasifik, sebelah Timur dengan Laut Halmahera, sebelah selatan dengan Selat Morotai, dan sebelah Barat dengan Laut Halmahera. 2.3.3.2. Kependudukan11 Kabupaten Kepulauan Morotai merupakan tipikal wilayah yang sistem hunian penduduknya mencerminkan pola segregasi berdasarkan agama. Jika kita berkeliling ke daratan dan pulau-pulau Morotai, klustering permukiman penduduk lebih banyak didasarkan pada agama. Kecuali di Kota Daruba, ibu kota kabupaten, hampir semua perkampungan dicirikan oleh label kampung Islam atau kampung Kristen. Kalau kita melakukan perjalanan dari Kota Daruba menuju Wayabula, ibu kota Kecamatan Morotai Selatan Barat, kita akan disajikan pemandangan perkampunganperkampungan yang berciri kesatuan hidup masyarakat dari agama dan etnis tertentu. Kampung pertama selepas Kota Daruba adalah Kampung Aha yang merupakan perkampungan etnis Bugis yang beragama Islam. Selanjutnya, memasuki Kampung Aru Irian kita bertemu dengan penduduk dari Kepulauan Aru, Papua, yang beragama Kristen. Lalu, terdapat Kampung Cucumare yang diisi orang-orang Bugis dan Galela yang beragama Islam. Berikutnya, kita akan bertemu dengan Desa Usbar Pantai, perkampungan etnis Galela yang beragama Islam. Memasuki Wayabula, kita akan disajikan empat perkampungan dengan pembagian tiga ciri, Desa Tiley Kusu yang Muslim, Desa Wayabula yang campuran Islam dan Kristen, Desa Tiley 11 https://www.kompas.id/baca/riset/2017/03/15/representasi-agama-dalam-kontestasi-politikmorotai?status=sukses_login&status_login=login Gambar 3 Pulau Morotai (Sumber: google.com)


Selapa Kesehatan T.A.1999/2000 Halaman | 20 Pantai yang mayoritas berasal dari Sangir Talaud yang beragama Kristen, dan Desa Raja yang diisi pemeluk nasrani pendatang dari Sangir dan Tobelo. Menyeberang ke Pulau Saminyamau, hampir semua penduduknya merupakan pendatang dari Sangir yang beragama Kristen. Demikian juga dengan pulau di sebelahnya, Pulau Rao, perkampungan-perkampungan di sini mayoritas merupakan pendatang nasrani dari Sangir Talaud dan Minahasa. Kecenderungan perkampungan-perkampungan dengan pola yang serupa juga kita jumpai di pesisir pantai timur dan utara dan kecamatan-kecamatan lain. Terbentuknya pola perkampungan seperti ini banyak didorong peristiwa kerusuhan antar pemeluk agama di wilayah Ambon, Maluku, yang menyebar hingga ke Pulau Halmahera, Maluku Utara. Saat ini, Morotai yang penduduknya berjumlah 52.697 orang, proporsi pemeluk agama Islam 58,49 persen, agama Kristen Protestan 41,21 persen, Katolik 0,12 persen, dan sisanya agama lain. Suku bangsa yang mendiami pulau Morotai mencakup : Galela (70,78%), Tobelo (10,75%) , Sangir(6,12%) , Bugis (1,84%), Ternate (1,31%), Jawa (1,29%), Buton/Butong/Butung (1,17%), Ambon (0,83%), Talaud (0,73%), Minahasa (0,54%). Tidore (0,47%), Makasar (0,28%), Laloda (0,21%), Biak-Numfor (0,17%). 2.5.4. Pulau Seram12 Pulau Seram terletak di sebelah utara Pulau Ambon, Provinsi Maluku, Indonesia. Di Pulau Seram ada tiga Kabupaten yaitu kabupaten Maluku Tengah dengan ibu kota Masohi serta dua kabupaten hasil pemekaran yaitu Kabupaten Seram Timur dengan ibu Kotanya Bula dan Kabupaten Seram Bagian Barat dengan Ibu Kotanya Piru. Di pulau ini terdapat beberapa pelabuhan: Amahai, Masohi, Kairatu, Piru dan pelabuhan rakyat seperti Tehoru, Bula, Geser, Wahai, Kobisadar dan Way ley. 2.3.4.1. Geografi Pulau Seram memiliki wilayah seluas 18.625 km2 , dengan panjang 340 km dan lebar 60 km. Titik tertingginya ialah Gunung Binaiya, setinggi 3.027m di atas permukaan laut. Pulau Seram memiliki alam pegunungan dan hutan tropis. Produk-produk yang dihasilkan antara lain cengkih, pala, kopra, damar, sagu, ikan, dan minyak. Terdapat satu taman nasional yaitu Taman Nasional Manusela yang terkenal karena banyak hewan dan tumbuhan endeminya. Untuk mencapai tempat ini dapat ditempuh melalui Desa Yaputih atau Hatu di Kecamatan Tehoru, kurang lebih 100 km dari Masohi. Bisa juga melalui Desa Wahai, dibagian Seram Utara, yang rutenya melewati beberapa desa yaitu Hoaulu, Kanikeh, dan desa-desa kecil lainnya. 12 https://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Seram


21 | H a l a m a n Gambar 4 Pulau Seram (Sumber : google.com) 2.3.4.2. Kependudukan Penduduk aslinya adalah suku Alifuru. Terdapat juga beberapa suku lainnya seperti suku Hoaulu yang terletak desanya di daerah Seram bagian Utara. Namun sekarang telah banyak pendatang dari berbagai pulau di sekitarnya, terutama suku bangsa Tionghoa dan Arab. Sebagian besar penduduk Seram beragama Islam, disusul Kristen Protestan, Katolik, dan kepercayaan animisme. Untuk agama Protestan, Gereja Protestan Maluku merupakan salah satu gereja tertua di Pulau Seram. Secara administratif Pulau Seram dibagi menjadi tiga kabupaten: Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Seram Bagian Barat, dan Kabupaten Seram Bagian Timur. 2.6. Rincian Lokasi Bhakti Sosial Pada Setiap daerah lokasi kegiatan bhakti sosial yang mencakup : Kota Ambon, Pulau Buru, Pulau Morotai, dan Pulau Seram. Kemudian masing masing pulau akan dirinci daerah sasaran yang akan menjadi target bhakti sosial. 2.6.1. Pulau Ambon Di Pulau Ambon sasaran dari bhakti sosial dibagi menjadi beberapa wilayah :


Selapa Kesehatan T.A.1999/2000 Halaman | 22 1.Tulehu Tulehu adalah sebuah negeri terletak kecamatan Salahutu, Maluku Tengah, Provinsi Maluku, dan menjadi pintu masuk bagi penduduk dari pulau-pulau Saparua, Seram, Haruku, NusaLaut dan pulau-pulau lainnya ke Kota Ambon melalui Pelabuhan Tulehu, yang merupakan salah satu pelabuhan utama di Ambon. Semua penduduk asli Tulehu beragama Islam. Penganut agama selain Islam yang menetap di wilayah Tulehu, semuanya merupakan pendatang, baik dari negeri-negeri beragama Kristen maupun dari luar Maluku. Mayoritas agama penduduk Tulehu, Pulau Ambon adalah Islam. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2017, persentase penduduk Tulehu yang beragama Islam mencapai 99,6%. Sementara itu, persentase penduduk Tulehu yang beragama Kristen hanya 0,4%. 2. Waai Waai adalah sebuah negeri di Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Negeri ini terletak dibawah Gunung Salahutu dengan ketinggian 1.086 m dari permukaan laut (dpl ) yang merupakan puncak tertinggi di Pulau Ambon. Mayoritas agama penduduk Waai, Kecamatan Salahutu, Maluku Tengah adalah Islam. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, persentase penduduk Waai yang beragama Islam mencapai 99,8%. Sementara itu, persentase penduduk Waai yang beragama Kristen hanya 0,2%. 3. Liang Liang adalah salah satu dari enam buah negeri yang termasuk ke dalam wilayah kecamatan Salahutu, Maluku Tengah, Maluku, Indonesia. Negeri ini tergolong sebagai negeri pesisir dan dikategorikan sebagai negeri swasembada. Mayoritas penduduknya beragama Islam. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, persentase penduduk Liang yang beragama Islam mencapai 99,6%. Sementara itu, persentase penduduk Liang yang beragama Kristen hanya 0,4%. 4. Karang Panjang Karang Panjang adalah sebuah kelurahan yang terletak di kecamatan Sirimau, yang mayoritas penduduknya beragama Kristen, Kota Ambon. Kelurahan Karang Panjang merupakan salah satu tempat paling penting di Kota Ambon karena di kelurahan ini terletak hampir 25 bangunan vital kota Ambon. Terkenal karena di kecamatan ini berdiri sebuah monumen yang terkenal dengan nama Tugu-Patung Martha Christina Tiahahu. Jarak Karang Panjang ke pusat kota Ambon sekitar 2 Km. Gambar 5 Pulau Ambon (Sumber: Google.com) (Sumber:Kemendikbud.go.id


23 | H a l a m a n Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Ambon tahun 2021, agama mayoritas di Desa Karang Panjang adalah Kristen Protestan, yaitu sekitar 72% dari total penduduk desa. Sisanya adalah Islam, Katolik, dan Hindu. 5. Desa Batu Merah Secara administratif, Desa Batu Merah merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Maluku. Batu Merah terbagi atas 2 bidang yaitu Batu Merah atas/Batu Merah Luar dan Batu Merah bawah/batu Merah dalam. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Ambon tahun 2021, agama mayoritas di Desa Batu Merah adalah Islam, yaitu sekitar 75% dari total penduduk desa. Sisanya adalah Kristen Protestan, Katolik, dan Hindu. 6. Desa Halong Desa Halong adalah sebuah desa di Kecamatan Teluk Ambon Baguala, Kota Ambon, Maluku, Indonesia. Desa ini terletak di pesisir Teluk Ambon, sekitar 10 kilometer dari pusat kota Ambon. Luas wilayah sekitar 150 hektar dan berpenduduk sekitar 3.000 jiwa. Mayoritas penduduk Desa Halong adalah suku Ambon. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Ambon tahun 2021, agama mayoritas di Desa Halong adalah Kristen Protestan, yaitu sekitar 80% dari total penduduk desa. Sisanya adalah Islam, Katolik, dan Hindu. Beberapa objek wisata di Desa Halong yang menarik, antara lain: • Pantai Halong: Pantai ini terletak di tepi Teluk Ambon. Pantai ini memiliki pasir putih yang lembut dan air laut yang jernih. • Air Terjun Halong: Air terjun ini terletak di pegunungan di sebelah timur desa Halong. Air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 10 meter. • Kampung Adat Halong: Kampung adat ini terletak di tengah desa Halong. Kampung adat ini masih mempertahankan budaya dan tradisi suku Ambon. Selain objek wisata, Desa Halong juga memiliki beberapa potensi ekonomi yang cukup besar, antara lain: • Pertanian: Desa Halong memiliki lahan pertanian yang cukup luas. Petani di desa Halong menanam padi, jagung, dan sayuran. • Perikanan: Desa Halong memiliki potensi perikanan yang cukup besar. Nelayan di desa Halong menangkap ikan, udang, dan kepiting. • Kerajinan tangan: Desa Halong memiliki beberapa industri kerajinan tangan, antara lain kerajinan anyaman dan kerajinan kayu. Desa Halong merupakan desa yang memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan menjadi desa wisata yang lebih maju. Berikut adalah beberapa hal menarik tentang Desa Halong: 1. Desa Halong merupakan salah satu desa tertua di Kota Ambon. Desa ini telah ada sejak abad ke-16.


Selapa Kesehatan T.A.1999/2000 Halaman | 24 2. Desa Halong merupakan desa yang memiliki sejarah panjang. Desa ini pernah menjadi salah satu pusat perdagangan di Kepulauan Maluku. 3. Desa Halong merupakan desa yang memiliki budaya dan tradisi yang unik. Desa ini masih mempertahankan budaya dan tradisi suku Ambon yang telah turuntemurun. 7. Halong In Halong in adalah sebuah kompleks perumahan yang terletak di sebelah timur desa Halongi kecamatan Teluk Ambon Baguala, Kota Ambon, Maluku, Indonesia. 8. Benteng Atas Daerah Benteng Atas merupakan salah satu daerah di Kota Ambon, Maluku yang berada di Kecamatan Sirimau, tepatnya di atas bukit yang menghadap ke Teluk Ambon. Wilayah ini merupakan salah satu kawasan bersejarah di Kota Ambon. Di daerah ini terdapat Benteng Atas, yang dibangun oleh Portugis pada tahun 1575. Benteng Atas merupakan salah satu benteng tertua di Indonesia yang masih utuh. Mayoritas agama masyarakat Benteng Atas, Kota Ambon adalah Kristen Protestan. Hal ini terlihat dari banyaknya gereja yang berdiri di daerah ini, termasuk Gereja Tua Benteng Atas yang dibangun oleh Belanda pada tahun 1627. Penduduk Benteng Atas terdiri dari berbagai suku bangsa, seperti Maluku, Tionghoa, dan Jawa. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Melayu Ambon. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Ambon tahun 2021, jumlah penduduk Benteng Atas sebanyak 10.224 jiwa. Dari jumlah tersebut, 6.896 jiwa (67,13%) beragama Kristen Protestan, 3.263 jiwa (31,82%) beragama Islam, dan 65 jiwa (0,62%) beragama Katolik. 9. Wisma Katolik Gonzalo Karang Panjang Wisma Katolik Gonzalo terletak di kelurahan Karang Panjang kecamatan Sirimau kota Ambon, penduduknya kebanyakan beragama Kristen. 10. RST TK III Dr.Ja Latumeten Ambon Rumah Sakit Tentara TK III Ambon dibawah Denkesyah Ambon yang terletak di jalan Dr.Tamaela yang sekarang telah berubah menjadi RS TK II dr, JA. Latumeten terletak di Jl Dr Tamaela 2 dipakai juga sebagai kegiatan Bhakti Sosial yang berkaitan penanganan spesialis bedah dan spesialis lainnya dan sekaligus sebagai “Base Camp” dari kegiatan bhakti Sosial Siswa Selapa Kesehatan TA.1999/2000. 11. RSUD Dr. M. Haulussy RSUD Dr. M. Haulussy adalah rumah sakit umum daerah milik Pemerintah dan merupakan salah satu rumah sakit tipe B yang terletak di wilayah Ambon, Maluku. Dalam kegiatan bhakti sosial Kesehatan dipakai sebaga kegiatan yang berkaitan penanganan spesialis bedah dan spesialis lainnya, antara lain spesialis neurologi dan Paru.


25 | H a l a m a n Pada waktu itu RSUD Haulussy dijadikan markas kelompok Obed (kelompok kristen), daerah ini adalah basis jemaat GPM (Gereja Protestan Maluku), komunitas penduduk Ambon . Rumah sakit ini terletak di ketinggian, dan melewati jalan jalan yang dikuasai oleh kelompok Kristen Protestan dan ada yang bersenjata. Kedudukannya sebagai rumah sakit rujukan daerah, akan tetapi banyak dokter yang meninggalkan rumah sakit tersebut sehingga pelayanan terlantar, yang ada hanya Perawat dan Mantri Kesehatan. Dengan menjadikan Rumah sakit ini sebagai sasaran bhakti sosial maka pelayanan kepada masyarakat dan pengungsi menjadi berjalan, termasuk rawat inap. Pasien yang menginap berasal dari pulau pulau kecil dengan PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronis) , Pneumonia, ISPA (infeksi Saluran Pernafasan Atas) , cedera trauma tajam dan tumpul serta luka bakar. 12. Rindam Suli Rindam Suli atau Rindam XVI/Pattimura Desa Suli, Maluku Tengah. Rindam adalah singkatan dari Resimen Induk dibawah Kodam XVI/Pattimura merupakan Komando pelaksana yang bertugas menyelenggarakan Pendidikan Pertama Bintara/Tamtama, Diktuk Ba Reguler dan Dikspes Ba/Ta, menyelenggarakan dan memberikan asistensi latihan kepada satuan jajaran Kodam XVI/Pattimura. 13. OSM OSM adalah singkatan dari bahasa Belanda "Opleidings School Maritiem" (Sekolah Pelatihan Maritim). Sekolah ini di bawah naungan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Sekolah ini didirikan pada tahun 1955 dan berlokasi di Jalan Nona Sar Sopacua, Kelurahan Wainitu, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon. 2.6.2. Pulau Morotai Sasaran bhakti sosial di pulau Morotai dibagai menjadi beberapa wilayah : 1. Desa Gotalamo Desa Gotalamo adalah salah satu desa di Kecamatan Morotai Selatan, Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara. Desa ini terletak di pesisir pantai, sekitar 10 kilometer dari ibu kota kecamatan, Daruba. Desa ini dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat melalui jalan darat. Mayoritas agama desa Gotalamo, pulau Morotai adalah Islam. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, sebanyak 95,2% penduduk desa Gotalamo beragama Islam, sedangkan sisanya beragama Kristen Protestan (4,8%). 2. Desa Darubai Desa Daruba adalah ibu kota kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara. Desa ini terletak di kecamatan Morotai Selatan, dan memiliki luas wilayah sekitar 1,24 kilometer persegi. Desa Daruba memiliki pantai yang indah, dan menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Pulau Morotai.


Selapa Kesehatan T.A.1999/2000 Halaman | 26 Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, mayoritas agama penduduk desa Daruba adalah Islam. Sebanyak 96,6% penduduk desa Daruba beragama Islam, sedangkan sisanya beragama Kristen Protestan (3,4%). 3. Desa Darame Desa Darame adalah salah satu desa di Kecamatan Morotai Selatan, Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara. Desa ini terletak di pesisir pantai, sekitar 20 kilometer dari ibu kota kecamatan, Daruba. Desa ini dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat melalui jalan darat. Keindahan alamnya sangat terkenal, yang dikelilingi oleh pantai yang indah dengan pasir putih dan air laut yang jernih. Desa ini juga memiliki hutan bakau yang luas, sehingga menjadi salah satu tujuan wisata yang populer di Pulau Morotai. Wisata yang ditawarkan antara lain, snorkeling, diving, dan memancing Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, mayoritas agama desa Darame, pulau Morotai adalah Islam. Sebanyak 95,8% penduduk desa Darame beragama Islam, sedangkan sisanya beragama Kristen Protestan (4,2%). 4. Pulau Galo- Galo Pulau Galo-Galo adalah sebuah pulau kecil yang terletak di Kecamatan Morotai Selatan, Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara. Pulau ini berjarak sekitar 15 km dari Pelabuhan Daruba, ibu kota kabupaten. Pulau kecil yang indah dengan luas sekitar 1,5 Km² dan dikelilingi oleh pantai berpasir putih yang indah. Air lautnya juga sangat jernih dan berwarna biru kehijauan, sehingga menjadi salah satu destinasi wisata bahari yang populer di Maluku Utara. Mayoritas agama penduduk Pulau Galo-Galo adalah Islam. Menurut data Badan Pusat Statistik Kabupaten Pulau Morotai tahun 2021, 98,7% penduduk Pulau Galo-Galo beragama Islam, sedangkan 1,3% beragama Kristen. 2.6.3. Pulau Buru Namlea adalah ibu kota Kabupaten Buru, Provinsi Maluku, Indonesia. Kota ini terletak di pesisir utara Pulau Buru, menghadap ke Laut Banda. Namlea memiliki luas wilayah 95,115 km² dan berpenduduk sekitar 35.000 jiwa. Saat ini Namlea berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini dikarenakan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Buru yang cukup tinggi. Namlea menjadi pusat perdagangan, jasa, dan pemerintahan di Kabupaten Buru. 1. Kota Namlea memiliki beberapa tempat wisata yang menarik, antara lain: 2. Pantai Waya: Pantai ini terletak di sebelah timur kota Namlea. Pantai ini memiliki pasir putih yang lembut dan air laut yang jernih. 3. Air Terjun Wae Tuwo: Air terjun ini terletak di pegunungan di sebelah barat kota Namlea. Air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 100 meter.


27 | H a l a m a n 4. Danau Buru: Danau ini terletak di sebelah utara kota Namlea. Danau ini memiliki luas sekitar 100 hektar. Berikut adalah beberapa hal menarik tentang kota Namlea: 1. Namlea merupakan kota yang memiliki beragam suku bangsa, antara lain suku Buru, suku Ambon, dan suku Jawa. 2. Namlea merupakan kota yang memiliki beragam agama, antara lain Islam, Kristen, dan Katolik. 3. Namlea merupakan kota yang memiliki beragam budaya, antara lain budaya Buru, budaya Ambon, dan budaya Jawa. Sasaran bhakti sosial Pulau Buru dibagi menjadi beberapa wilayah : 1. Dusun Derlale Dusun Derlale terletak di Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Dusun ini terletak di pesisir pantai, sekitar 10 kilometer dari ibu kota kecamatan, Wahai. Dusun ini dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat melalui jalan darat. Dusun Derlale masuk dalam Desa atau Kelurahan Wamlana kecamatan Fana Leisela Kabupaten Buru Provinsi Maluku. Mayoritas agama desa Derlale, pulau Buru adalah Islam. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, sebanyak 92,3% penduduk desa Derlale beragama Islam, sedangkan sisanya beragama Kristen Protestan (6,7%) dan Hindu (1%). 2. Desa Muaralame Jarak antara kota Namlea dengan desa Muaralame, Kecamatan Buru Timur, Kabupaten Buru, Maluku adalah sekitar 60 kilometer. Jarak ini dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor dalam waktu sekitar 1 jam 30 menit. Mayoritas penduduk dusun Muaralame, pulau Buru adalah orang Bajo. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, sebanyak 90% penduduk dusun Muaralame adalah orang Bajo, sedangkan sisanya adalah orang-orang dari suku lain, seperti suku Buru, suku Ambon, dan suku Bugis. Mayoritas agama dusun Muaralame, pulau Buru adalah Islam. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, sebanyak 95% penduduk dusun Muaralame beragama Islam, sedangkan sisanya beragama Kristen Protestan (4%) dan Hindu (1%). Dusun Nabirema Dusun Nabirema terletak terletak di kecamatan Buru, kabupaten Buru, provinsi Maluku. Dusun ini terletak di pedalaman pulau Buru dan merupakan tempat tinggal utama masyarakat suku Buru. Dusun Nabirema merupakan salah satu dusun yang terletak di Desa Muaralame, Kecamatan Buru Timur, Kabupaten Buru, Maluku. Dusun ini terletak di pesisir pantai utara Pulau Buru, menghadap ke Laut Banda. yang terkenal dengan keindahan alamnya. Dusun ini dikelilingi oleh pegunungan dan hutan yang masih asri. Dusun ini juga memiliki pantai yang indah dengan pasir putih dan air laut yang jernih.


Selapa Kesehatan T.A.1999/2000 Halaman | 28 Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, mayoritas agama dusun Nabirema, pulau Buru adalah Kristen Protestan. Sebanyak 75% penduduk dusun Nabirema beragama Kristen Protestan, sedangkan sisanya beragama Islam (25%). 2.6.4. Pulau Seram Pulau Seram dengan ibu kota Masohi adalah pulau terbesar kedua di Kepulauan Maluku, Indonesia, setelah Halmahera. Terletak di antara Laut Banda di selatan dan Laut Seram di utara. Pulau ini memiliki panjang sekitar 340 kilometer dan lebar 60 kilometer, dengan luas total 17.100 kilometer persegi. Terdapat Gunung Binaiya, yang tingginya 3.027 meter. Pulau ini sebagian besar tertutup pegunungan dan hutan, dan memiliki iklim tropis. Pulau Seram adalah rumah bagi beragam flora dan fauna. Beberapa tanaman yang dapat ditemukan di pulau ini termasuk cendana, kayu hitam, dan pala. Beberapa hewan yang dapat ditemukan di pulau ini termasuk rusa, babi hutan, dan burung Cendrawasih. Penduduk Pulau Seram sebagian besar adalah keturunan Melayu dan Melanesia. Bahasa utama yang digunakan di pulau ini adalah Melayu dan Seram. Kegiatan ekonomi utama di Pulau Seram adalah pertanian, perikanan, dan kehutanan. Beberapa tanaman yang ditanam di pulau ini antara lain cengkeh, pala, dan sagu. Sasaran bhakti sosial di Pulau Seram dibagi menjadi beberapa wilayah: 1. Desa Waitila Desa Waitila adalah sebuah desa di Kecamatan Seram Utara Timur , Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Desa ini Desa Waitila terletak di Kecamatan Seram Utara Timur Seti, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, Indonesia. Desa Waitila terletak di bagian timur Pulau Seram, sekitar 100 kilometer dari Masohi. Negeri Administratif Waitila merupakan salah satu Negeri eks Transmigrasi yang berawal dari perpindahan penduduk dari Pulau Jawa ke Pulau Seram tepatnya di daerah dataran Pasahari, Maluku13 Sesuai dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, mayoritas agama penduduk Desa Waitila, Kabupaten Maluku Tengah adalah Islam. Persentase penduduk Waitila yang beragama Islam mencapai 99,8%. Sementara itu, persentase penduduk Waitila yang beragama Kristen hanya 0,2%. 2. Desa Melinani Daerah Melinani yang letaknya tak jauh dari Pelabuhan Wahai. Desa Melinani terletak di Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Desa ini terletak di pesisir pantai, sekitar 15 kilometer dari ibu kota kecamatan, Wahai. Desa ini dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat melalui jalan darat. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, mayoritas agama penduduk Desa Melinani, Kecamatan Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur, Provinsi Maluku adalah Islam. 13 https://waitila.com/sejarah-desa/


29 | H a l a m a n Persentase penduduk Melinani yang beragama Islam mencapai 99,9%. Sementara itu, persentase penduduk Melinani yang beragama Kristen hanya 0,1%. 3. Desa Seti Desa Seti terletak di Kecamatan Seram Utara Timur, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Desa ini terletak di pesisir pantai, sekitar 255 kilometer dari ibu kota kabupaten, Masohi. Desa ini dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat melalui jalan darat. Persentase penduduk Seti yang beragama Islam mencapai 99,9%. Sementara itu, persentase penduduk Seti yang beragama Kristen hanya 0,1%. 4. Desa Iloguana Desa Iloguana terletak di Kecamatan Seram Timur, Kabupaten Seram Timur, Provinsi Maluku. Desa ini terletak di pesisir pantai, sekitar 50 kilometer dari ibu kota kabupaten, Bula. Desa ini dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat melalui jalan darat. Iloguana merupakan salah satu desa di Seram yang terkenal dengan keindahan alamnya. Desa ini dikelilingi oleh hutan yang masih asri. Desa ini juga memiliki pantai yang indah dengan pasir putih dan air laut yang jernih. Persentase penduduk Iloguana yang beragama Islam mencapai 99,7%. Sementara itu, persentase penduduk Iloguana yang beragama Kristen hanya 0,3%.


Selapa Kesehatan T.A.1999/2000 Halaman | 30 BAB III PELAKSANAAN 3.1. Urutan Kegiatan dan Strategi Pendekatan 3.1.1. Pemberangkatan Tim Bhakti Sosial berangkat menuju Ambon dengan menggunakan pesawat Hercules TNI AU pada tanggal 10 April 2000 pukul 05.30 WIB dari Bandara Halim Perdana Kusuma. Pukul 09.45 WITA Pesawat Transit di Ujung Pandang-Pangkalan Udara Hasanuddin. Tepat pukul 14.30 WITA Tim Bhakti Sosial mendarat dengan selamat di Lapangan Udara Pattimura. Kemudian menuju Ke Kodam XVI/Pattimura dan selanjutnya diberi pengarahan oleh Pangdam XVI Pattimura Brigjen TNI Max Tamaela. Pada sambutannya Pangdam XVI mengatakan, “tidak ada satu orangpun masyarakat Maluku yang menghendaki pertikaian ini terus berlanjut. Sebab semua orang Maluku akan merasa lebih baik berhenti bertikai daripada harus hilang satu generasi”. Dijelaskan pula masih ada pihak pihak yang masih melakukan serangan apabila ada isu isu yang bisa menyulut pertikaian. Banyak terjadi kesalahan persepsi dalam menilai soal pertikaian atau konflik di Maluku, yang tidak semuanya benar. Masih banyak kelompok masyarakat yang saling melindungi, misalnya: di Kecamatan Wahai, Seram Utara, di sana pengungsi dari Kristen dilindungi oleh kelompok Islam dan ditampung di pondok pesantren14 . Pada pukul 18.00 Tim Tiba di RST TK III. Ambon yang dijadikan “Base Camp” kegiatan Bhakti Sosial. Selain sebagai “Base Camp” juga sebagai Pos Komando yang mengendalikan aktivitas di lapangan selama kegiatan bhakti sosial berlangsung, serta tempat melayani pengobatan spesialistis. Dalam gambar 7 sedang berpose dari kiri ke kanan: Kapten Ckm Totok, Kapten Ckm (K) Enny Rosindha, Kapten Ckm (k) Sri Rahayu, Kapten Ckm (K) Kristina Elisabeth Sidabutar, Kapten Ckm Agus Surya, dan Kapten Ckm Iqbal. 14 Semua Orang Maluku Ingin Berhenti Bertikai”. Ambon Ekspres, Nomor 36/Tahun Pertama/Sabtu 15 April 2000. Gambar 6 Pengarahan Pangdam XVI /Pattimura (Sumber: Dokumen Pusdikkes Kodiklat TNI AD)


31 | H a l a m a n 2.1.2. Strategi Pendekatan Sebelum terjun kelapangan para ketua tim diberikan pengarahan secara teknis oleh Ketua Senat selaku penanggung jawab kegiatan yang menyangkut pendekatan sosial budaya. Intinya sebelum memasuki daerah sasaran berkoordinasi dengan aparat setempat, kemudian berdialog dengan kepala desa (Nagari) serta tokoh masyarakat setempat termasuk tokoh agama yang berkaitan tata krama terhadap masyarakat. Pendekatan lain berupa pemberitaan di media massa mulai dari koran nasional hingga lokal, antara lain: Suara Pembaruan, Siwalima, Suara Maluku, Ambon Ekspres, serta didukung oleh Satgaspen Mayor Caj Damyati. Dengan adanya pemberitaan di media massa memberikan dampak positif terlebih lagi disambut antusias oleh masyarakat karena memberi kesejukan dan kenyamanan, mengingat kampung mereka hancur berantakan. 3.2. Hasil Tim Bhakti Sosial dipimpin langsung oleh Wadan Kodiklat Mayjen TNI Drs. RAN Tanudjiwa SH,M.Sc. Sedangkan secara teknis medis oleh Dan Pusdikkes Kodiklat TNI Kolonel Ckm dr.Suharyoto. Adapun penanggungjawab lapangan siswa dipimpin oleh Mayor Ckm dr.Daniel Tjen., S.p.N. Kegiatan bhakti sosial diarahkan pada lokasi -lokasi penampungan pengungsi, baik yang berada di kota, Desa, Dusun hingga daerah penggunungan. Bentuk kegiatan berupa: 1) pengobatan, 2) membagikan Sembako, antara lain: mie instan, susu, biskuit dan lain lain, 3) serta pakaian yang layak pakai. Hasil kegiatan bhakti sosial secara keseluruhan mencakup: Gambar 7 RST TK III Ambon Sebagai “Base Camp” Bhakti Sosial (Sumber : Dokumen Siswa)


Selapa Kesehatan T.A.1999/2000 Halaman | 32 1. Pengobatan Tabel 3 Total Pengobatan Bhakti Sosial NO Kegiatan Jumlah Satuan 1 Bedah Mayor 1 Orang Bedah Sedang 6 Orag 3 Bedah Minor 1 Orang 4 Pengobatan Umum 5989 Orang 5 Pengobatan Gigi 526 Orang 6 Spesialistik 1) Bedah Orthopedi 2 Orang 2) Konsul Orthopedi 12 Orang 3) Neurologi 84 Orang 4) Paru 21 Orang Jumlah 6644 Orang 2. Bantuan bahan obat obatan , makanan dan Pakaian Pelaksanaan bhakti sosial tidak hanya pengobatan saja akan tetapi juga memberikan bantuan obat obatan, makanan dan pakaian, yang diserahkan secara langsung ke masyarakat. Pada gambar 8 nampak Dan Tim Morotai Mayor Ckm dr.Dubel.M.,Sp.B sedang menyerahkan bantuan makanan dan pakaian yang diperlukan masyarakat. Tampak disaksikan, antara lain oleh Kapten Ckm Felli Wilyadi, Kapten Ckm Yansen PS, Mayor Ckm Drs. Hidayatul R.,Apt.,M.Si dan pembina Mayor Ckm Ohamao Laowo. Tabel 4 Bantuan Obat-obatan, makanan dan pakaian NO Bantuan Jumlah Satuan 1 Obat obatan 1,315 Ton 2 Mie Instan 398 Dus 3 Susu 1500 Pack 4 Pakaian 8000 Potong Gambar 8 Dan Tim Moratai Mayor Ckm dr. Dubel.M.,Sp.B Penyerahan Bantuan Makanan,obat-obatan dan Pakaian (Sumber: Pusdikkes Kodiklat TNI- AD)


33 | H a l a m a n 3.2.1. Pulau Ambon Tim P. Ambon bermarkas di RST TK III Ambon. Pelaksanaan bhakti Sosial dikota Ambon berlangsung mulai tangga 11 April sampai dengan 18 April 2000, dan selama kegiatan pengamanan dari Satgas Yon 403. Selain mengadakan pengibatan juga pemberian makanan, obatan obatan dan pakaian. Pusat kegiatan terbesar Tim Pulau Ambon adalah kota Ambon yang dikenal sebagai "Ambon Manise", yang berarti "Ambon yang manis". Julukan ini diberikan karena kota ini memiliki keindahan alam yang luar biasa, serta budaya dan sejarah yang kaya. Pelabuhan Yos Sudarso merupakan pelabuhan transportasi , dan sekaligus sebagai pusat perdagangan dan transportasi di Maluku.Bandara Pattimura adalah bandar udara internasional yang terletak di Kota Ambon, Provinsi Maluku, Indonesia. Transportasi udara terbesar adalah Bandara Pattimura yang berjarak 35 kilometer di luar Kota Ambon dengan waktu tempuh perjalanan kurang lebih 45 menit hingga 1 jam . Telah disebutkan diatas bahwa kegiatan bhakti sosial bukan saja dalam bentuk pengobatan tetapi juga pemberian makanan dan pakaian. Dalam gambar 9 tampak Ketua Senat sekaligus penanggung jawab Bhaksos Mayor Ckm dr.Daniel Tjen.,Sp.N sedang memberikan bantuan Sembako, makanan, dan pakaian secara simbolik kepada tokoh masyarakat di Kota Ambon. Ciri khas di Pulau Ambon yang dikunjungu siswa adalah belut raksasa tepatnya di Kolam Air Waiselaka, Desa Waai, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah. Belut-belut ini berukuran besar, dengan panjang yang bisa mencapai 3 meter dan berat mencapai 30 kilogram. Belut-belut ini hidup di kolam yang jernih dan memiliki lubang yang diyakini warga setempat terhubung ke laut. Warga sekitar menyebut belut raksasa ini sebagai Morea. Warga setempat sangat menjaga keberadaan belut raksasa Morea. Mereka tidak akan menyakiti ataupun memakan hewan tersebut. Sebaliknya, mereka bahkan memelihara kebersihan kolam supaya tetap jernih dan menjaga agar mata air di daerah tersebut tetap terjaga. Gambar 9 Bantuan Makanan dan Pakaian (Sumber: Dokumen Pusdikkes Kodiklat TNI-AD)


Click to View FlipBook Version