The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

NAMA : MUSTHOFAINAL AKHYAR
NIM : 2011101186

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by akhyar7717, 2022-12-02 13:45:22

TUGAS RESUME MAKALAH SEMUA KELOMPOK

NAMA : MUSTHOFAINAL AKHYAR
NIM : 2011101186

Sub-Materi 2
Langkah-Langkah Pengembangan Materi Kontekstual

Pembahasan

Dalam menerapkan suatu pengembangan bahan ajar kontektual adalima
langkah yang perlu dilakukan, diantaranya adalah:

1. Analisis
Menurut Jansen dan Reddy dalam (Ana Widyastuti,2021) Analisis
kurikulum dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkannya,
sehingga menghasilkan perencanaan yang lebih baik. Dalam
penerapan pembelajaran kontekstual analisis kurikulum sangat
diperlukan untuk dapat mengetahui penyebaran materi dan
kompetensi dasar yang akan dicapai, sehingga bisa dikaitkan dengan
materi kontekstual. Analisis ini dilakukan agar materi yang
dihasilkan dari pengembangan kontekstual tidak melenceng dari
kompetensi dasar yang sudah ada. Dengan adanya analisis ini juga
seorang guru akan mudah untuk mencari dan menentukan media-
media apa saja yang akan digunakan dan sesuai dengan materi yang
akan diajarkan dalam pembelajaran kontekstual nantinya.

2. Perencanaan
Setelah menganaslisis langkah selanjutnya adalah melakukan suatu
perencanaan mengenai pengembangan materi PAI kontekstual.
Perencanaan ini merupakan suatu rencana atau skenario atau
Langkah-langkah yang dibuat oleh guru mengenai hal apa saja yang
akan dilakukan oleh siswa saat dalam pembelajaran. Dalam tahap
perencanaan ada beberapa hal yang harus dilakukan atau
diperhatikan yaitu:
a. Perumusan tujuan pembelajaran berdasarkan analisis.
b. Pemilihan topik mata pelajaran.
c. Pemilihan media dan sumber.

101


d. Pemilihan strategi pembelajaran.
3. Pengembangan

Adapun langkah dalam pengembangan CTL menurut Rusman yaitu:
a. Mengembangkan suatu pemikiran peserta didik untuk
melakukankegiatan belajar lebih bermakna, apakah dengan
cara bekerjasendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstrusi
pengetahuandanketerampilan baru peserta didik.
b. Melaksanakan kegiatan inquiry, yaitu pengamatan pada
semuatopik yang diajarkan.
c. Mengembangkan sifat ingin tahu peserta didik melalui
pertanyaanyang diajukan
d. Menciptakan masyarakat belajar, seperti melalui
kegiatankelompok berdiskusi, tanya jawab, dan lain
sebagainya.
e. Menghadirkan model melalui contoh pembelajaran melalui
ilustrasi, model, bahkan media yang sebenarnya.

Menurut Sanjaya dalam (sarminah,2019) Jurnal
PendidikandanPengajaran mengembangkan materi kontekstual ada
tujuh komponenyang harus diperhatikan, diantaranya adalah:

a. Kontruktivisme
b. Inquiry (Menemukan)
c. Questioning (bertanya)
d. Learning Community (Mayarakat Belajar)
e. Modelling (Pemodellan)
f. Reflection (refleksi)
g. Authentic Assessment (Penilaian yang sebenarnya)
4. Evaluasi

Menurut Hasnawati dalam Jurnal Ekonomi dan Pendidikan
prosespembelajaran kontekstual, evaluasi yang digunakan adalah
penilaianautentik, yaitu evaluasi kemampuan siswa dalam konteks
dunia nyata, penilaian kinerja, penilaian portofolio (kumpulan hasil

102


kerja siswa), observasi sistematis (dampak kegiatan pembelajaran
tentang sikap siswa), dan jurnal (buku tanggapan).

Menurut Enoh (2004:23) dijelaskan bahwa evaluasi
dalampembelajaran kontekstual dilakukan tanpa batas pada evaluasi
hasil (tesharian, cawu, tetapi juga dalam bentuk kuis, tugas
kelompok, tugasindividu, dan ulangan akhir semester) tetapi juga
dapat dievaluasi proses. Dengan demikian akan diketahui kecepatan
belajar siswa, meskipunpadaakhirnya akan dibandingkan dengan
standar yang ingin dicapai. Adapunmetode penilaian yang
digunakan yang digunakan dalam pembelajaran pendekatan
kontekstual adalah:

a. Diskusi, yaitu untuk menilai kemampuan siswa
untuk berbicara, mengungkapkan ide, bekerjasama
dan lain sebagainya.

b. Wawancara, yaitu untuk mengetahui kemampuan
siswa dalammenguasai konsep dan pengetahuannya.

c. Paper & Pencil Test, berbagai jenis tes dengan
tingkat berpikir yang tinggi.

d. Observasi, yaitu untuk menilai sikap dan perilaku
siswa.

e. Demonstrasi, kemampuan untuk mengubah ide
menjadi sesuatu yang nyata konkret dan dapat
diamati melalui penglihatan, pendengaran, seni,
drama gerak, dan/atau musik.

5. Revisi
Revisi merupakan langkah terakhir dalam pengembangan

materi kontekstual. Revisi ini berguna untuk memperbaiki
kesalahanataukekurangan yang terjadi dalam proses pengembangan
materi kontekstual. Revisi ini juga bisa disebut dengan tahap
penyempurnaan terhadappengembangan bahan ajar.

103


KELOMPOK 9

FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM
KUALITAS BAHAN AJAR PAI

Amalia Raudhatul Azkiyah
Hamdani

Riyanis Barokah
Tauhidiah

Pendahuluan

Menurut Prastowo (2011:17) yang dikutip oleh Aenun dkk mengungkapkan
bahwa bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang
disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan
dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan
perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.

Pendapat lain dikemukakan Abidin (1988: 263) yang dikutip oleh Aenun
dkk bahwa bahan ajar atau materi pembelajaran secara garis besar terdiri atas
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa agar mencapai
kompetensi dasar yang diinginkan.

Menurut Depdiknas (2006:3) yang dikutip oleh Aenun dkk mengungkapkan
jenis-jenis materi pembelajaran terdiri atas pengetahuan (fakta, konsep, prinsip,
prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai. Berdasarkan beberapa pengertian
tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang
digunakan untuk membantu guru dan siswa dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran.

Penggunaan bahan ajar dalam proses pembelajaran pada dasarnya dapat
meningkatkan minat dan motivasi belajar bagi peserta didik. Bahan ajar yang telah
dirancang secara sistematik dan lengkap mampu memotivasi belajar peserta didik

104


serta akan memfasilitasi berlangsungnya proses pembelajaran. Dalam hal ini,
penggunaan bahan ajar, baik secara langsung ataupun tidak langsung akan
mendorong peserta didik untuk menggali pengetahuan dan keterampilan yang telah
dipelajari lebih mendalam.

Bahan ajar yang dirancang secara baik, akan mampu mengurangi terjadinya
kesalahan dalam mempersepsikan suatu konsep ataupun pengetahuan yang tengah
dipelajari. Bahan ajar yang dirancang serta dikembangkan sesuai pada kaidah
pengembangan bahan ajar, maka akan mampu meningkatkan daya ingat peserta
didik terhadap materi yang dipelajari.

Bahan ajar sebagai salah satu alat bantu dalam kegiatan pembelajaran dalam
pemenuhannya harus sesuai dengan kompetensi yang diinginkan, tanpa
pemahaman terhadap hal tersebut maka siapapun yang akan mengembangkan
bahan ajar akan mengalami kesulitan dalam pengembangan bahan ajar salah
satunya yaitu kualitas bahan ajar.

Kualitas bahan ajar khususnya PAI dipengaruhi oleh banyak faktor,
diantaranya kecermatan isi, ketepatan cakupan, ketercernaan bahan ajar,
penggunaan bahasa, perwajahan/pengemasan, ilustrasi, kelengkapan komponen
bahan ajar dan lain sebagainya. Sedangkan bahan ajar yang digunakan sebagai salah
satu alat bantu dalam kegiatan pembelajaran sebagai pemenuhannya untuk
menunjang kualitas bahan ajar PAI dalam pemenuhannya harus memperhatikan
faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam kualitas bahan ajar PAI.

Jika tidak memperhatikan aspek atau faktor yang dipertimbangkan dalam
kualitas bahan ajar, maka akan mempengaruhi kualitas bahan ajar tersebut. Kualitas
bahan ajar sangat tergantung pada ketetapan dalam memperhitungkan faktor-faktor
tersebut dalam pengembangan bahan ajar.

Dengan menguasai materi kelompok 9 ini anda diharapkan dapat:
1. Menjelaskan faktor-faktor yang harus di pertimbangkan dalam memenuhi
kualitas bahan ajar PAI.

105


Untuk mencapai kompetensi tersebut di atas, dalam materi kelompok ini di sajikan
sub-materi tentang:

1. Faktor-faktor yang harus di pertimbangkan dalam memenuhi kualitas bahan
ajar PAI.

Supaya Anda berhasil dengan baik dalam mempelajari materi kelompok 9 ini,
ikutilah petunjuk belajar dibawah ini :

1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan materi ini sampai anda benar-
benar paham tentang apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari materi ini.

2. Tangkaplah pengertian demi pengertian dalam materi ini melalui
pemahaman sendiri dan dengan tukar pikiran sesame teman.

3. Kerjakan Latihan-latihan soal yang berkaitan dengan materi ini untuk
menguatkan pemahaman anda.

Selamat Belajar!

106


Sub-Materi 1
Faktor-Faktor yang Harus Dipertimbangkan dalam Dalam

Memenuhi Kualitas Bahan Ajar PAI

Pembahasan

1. Kecermatan Isi Bahan Ajar
Kecermatan isi ialah validitas/kesahihan isi secara ilmiah dan

keselarasan isi ialah kebenaran isi berdasarkan sistem nilai yang dianut oleh
suatu masyarakat atau bangsa. Validitas isi menunjukkan bahwa isi bahan
ajar tidak dikembangkan secara asal-asalan atau tidak sembarang membuat
isi bahan ajar tersebut. Isi bahan ajar dikembangkan berdasarkan konsep dan
teori yang relevan dengan bidang ilmu serta sesuai dengan perkembangan
ilmu dan hasil penelitian yang dilakukan dalam bidang ilmu tersebut.
Dengan demikian, isi bahan ajar dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah benar dari segi keilmuan. Validitas isi sangat penting untuk
diperhatikan agar bahan ajar tidak menyebarkan kesalahan-kesalahan
konsep (miskonsepsi) yang dapat dibawa ke jenjang pendidikan
selanjutnya. Oleh karena itu, pentingnya mempertimbangkan isi bahan ajar
pada kualitas bahan ajar.

2. Ketepatan Cakupan Bahan Ajar
Ketepatan cakupan merupakan salah satu faktor yang perlu

dipertimbangkan dalam kualitas bahan ajar. Ketepatan cakupan meliputi
kompetensi inti dan kompetensi dasar, serta kurikulum. Ketepatan Cakupan
juga meliputi kesesuaian antara silabus dengan tujuan pembelajaran,
kesesuaian dengan kajian teori, tujuan pembelajaran dan sebagainya.

Ketepatan cakupan berhubungan dengan isi bahan ajar dari sisi
keluasan dan kedalaman isi atau materi, serta keutuhan konsep berdasarkan
keilmuan. Keluasan dan kedalaman isi bahan ajar sangat berhubungan
dengan keutuhan konsep berdasarkan bidang ilmu pada ketepatan cakupan

107


bahan ajar, setiap guru pasti mempunyai tujuan pembelajaran dari mata
pelajarannya. Lihatlah tujuan tersebut, kemudian berlandaskan pada tujuan
tersebut kita dapat menentukan seberapa luas, dalam, dan utuh topik yang
akan disajikan kepada peserta didik. Kemudian, kembangkanlah bahan ajar
materi pokok dan komponennya berdasarkan materi yang telah ditentukan.

3. Ketercernaan Bahan Ajar
Isi bahan ajar dalam menggunakan media atau bentuk apapun, harus

memiliki tingkat ketercernaan yang tinggi. Dalam hal ini agar bahan ajar
mampu dipahami dan juga dapat dimengerti oleh peserta didik dengan
mudah. Dalam hal ini, sehingga peseta didik sebagai pengguna nantinya
sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai atau diharapkan.

Menurut Husni (2010) terdapat enam hal yang mendukung tingkat
ketercernaan bahan ajar, diantaranya:

a. Pemaparan yang logis
b. Penyajin materi yang runtut
c. Contoh dan ilustrasi yang memudahkan pemahaman
d. Alat bantu yang memudahkan
e. Format yang tertib dan konsisten
f. Penjelasan tentang relevansi dan manfaat bahan ajar

4. Penggunaan Bahasa bahan ajar
Penggunaan bahasa bahan ajar merupakan salah satu faktor yang

perlu dipertimbangkan dalam kualitas bahan ajar. Adapun kriteria penilaian
pada aspek bahasa meliputi:

a. Kesesuaian tingkat dengan tingkat perkembangan berfikir
peserta didik.

b. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
c. Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan

benar.
d. Memiliki keruntutan dan kesatuan gagasan.

108


Kunci Utama untuk memahami isi dari buku ialah bahasa. Pemilihan
ragam bahasa dan kata dalam menyusun kalimat efektif akan berpengaruh
terhadap kualitas bahan ajar.
5. Perwajahan/pengemasan bahan ajar

Perwajahan / pengemasan bahan ajar ini sangat berperan pada
perancangan atau penataan letak informasi pada satu halaman cetak.
Penataan letak informasi untuk satu halaman cetak dalam bahan ajar ini
hendaknya memperhatikan serta mempertimbangkan beberapa hal berikut:

a. Narasi atau teks yang dalam satu halaman terlalu padat
membuat peserta didik cenderung lelah untuk membacanya.

b. Bagian kosong (white space) pada satu halaman sangat
dibutuhkan untuk mendorong peserta didik mencoret-coret
bagian kosong yang telah disiapkan tersebut dengan catatan
ataupun rangkuman yang nantinya dibuat oleh peserta didik
itu sendiri. Dalam hal ini, perlu menyediakan secara
konsisten bagian kosong dalam halaman-halaman bahan
ajar.

c. Padukan grafik, poin, serta kalimat-kalimat singkat, tetapi
jangan dilakukan secara terus-menerus sehingga
dikhawatirkan akan membosankan.

d. Gunakan sistem paragraf yang tidak rata pada pinggir kanan,
karena dengan sistem paragraf yang seperti itu akan lebih
mudah untuk dibaca.

e. Gunakan grafik atau gambar untuk tujuan tertentu saja.
Dalam hal ini, grafik atau gambar tidak perlu dicantumkan
jika tidak bermakna.

f. Gunakan sistem penomoran yang benar dan juga konsisten
pada seluruh bagian bahan ajar.

g. Gunakan dan variasikan jenis serta ukuran huruf agar dapat
menarik perhatian, namun gunakan seperlunya saja tidak
terlalu banyak sehingga tidak membingungkan.

109


Selanjutnya, dalam merancang tata letak informasi pada setiap
bagian dari bahan ajar diharapkan, mulai dari judul (halaman judul), isi,
tujuan, contoh, latihan dan tugas, lembar media, dan tes formatif, sebagai
berikut.

Perwajahan dan pengemasan bahan ajar meliputi penyediaan alat
bantu belajar dalam bahan ajar sehingga nantinya bahan ajar dapat dipelajari
peserta didik secara mandiri (sendiri atau dengan teman-teman dalam
kelompok).

6. Ilustrasi Bahan Ajar
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam kualitas bahan ajar PAI,

salah satu nya yaitu ilustrasi bahan ajar. Kualitas bahan ajar sangat perlu
diperhatikan atau dipertimbangkan dalam proses pembelajaran. Karena,
tugas utama seorang pendidik tercantum pada Undang-Undang Nomor 14
tahun 2005 tentang guru dan dosen adalah mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik. Dari sekian tugas guru tersebut, salah satunya adalah tugas mengajar.
Guru perlu mempertimbangkan kualitas bahan ajar agar pembelajaran dapat
terlaksana secara efektif dan efisien. Salah satunya menggunakan ilustrasi
bahan ajar.

Karena dengan bahan ajar yang berkualitas dapat meningkatkan
hasil belajar bagi para peserta didik. Ada beberapa alasan mengapa media
pembelajaran dapat tingkatkan proses belajar siswa. Alasan pertama yaitu
berkenaan dengan manfaat media pembelajaran dan taraf berfikir peserta
didik. Adapun manfaat dari media pembelajaran menurut Sujana, et a. yang
dikutip oleh wahyudi dkk adalah sebagai berikut:

a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik
sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

b. Bahan ajar akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh peserta didik, dan memungkinkan peserta
didik menguasai tujuan pembelajaran lebih baik.

110


c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal, sehingga peserta didik tidak bosan dan
guru tidak banyak kehilangan tenaga.

d. Peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan belajar.
Media pembelajaran ilustrasi merupakan salah satu yang harus
dipertimbangkan dalam kualitas bahan ajar PAI, dalam pembuatan media
pembelajaran ilustrasi, kemampuan guru-guru perlu ditingkatkan, dengan
tujuan ilustrasi bahan ajar menjadi efektif dan efisien. Karena dapat
meningkatkan proses belajar siswa dalam pembelajaran dan keberadaannya
juga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar yang dicapainya.
Media gambar merupakan media pembelajaran ilustrasi yang sering
digunakan, karena media ini merupakan bahasa yang umum, dapat
dimengerti, dan dinikmati oleh semua orang dimana-mana. Pesan yang
disampaikan pun dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual,
yang perlu dipahami dengan benar agar proses penyampaian pesan berhasil
dan efisien. Media gambar merupakan salah satu media berbasis visual,
guna memvisualisasikan pesan, informasi, atau konsep yang ingin
disampaikan kepada peserta didik.

7. Kelengkapan Komponen Bahan Ajar
Kelengkapan komponen bahan ajar merupakan salah satu faktor

yang dipertimbangkan dalam kualitas bahan ajar. Idealnya bahan ajar
merupakan paket multi komponen dalam bentuk multimedia. Paket tersebut
mempunyai sistematika penyampaian dan urutan materi yang baik meliputi
penyampaian tujuan belajar, memberi bimbingan tentang strategi belajar,
menyediakan latihan yang cukup banyak, memberi saran-saran untuk
belajar kepada peserta didik (pertanyaan kunci, soal, tugas, kegiatan), serta
memberikan soalsoal untuk dikerjakan sendiri oleh peserta didik sebagai
cara untuk mengukur kemampuan diri sendiri dan umpan baliknya. Paket
bahan ajar dapat bersifat lengkap dalam satu paket atau dapat juga

111


dilengkapi dengan sumber informasi lain (dari internet atau buku lain),
panduan belajar/peserta didik, serta panduan guru.

Paket bahan ajar memiliki tiga komponen penting, yaitu komponen
utama, komponen pelengkap, dan komponen evaluasi hasil belajar.

a. Komponen Utama
Komponen utama berisikan informasi utama yang akan
disampaikan kepada siswa dan harus dikuasai siswa.

b. Komponen pelengkap
Komponen pelengkap ini berisikan topik tambahan untuk
pengayaan wawasan siswa. Komponen ini terdiri dari bahan
pendukung cetak, bahan pendukung noncetak, panduan
siswa, panduan guru, dan lain-lain yang dibutuhkan siswa
untuk memahami suatu topik.

c. Komponen evaluasi hasil belajar
Komponen evaluasi hasil belajar terdiri dari perangkat
soal\tes yang digunakan untuk melatih kemampuan siswa
dalam memahami pelajaran.

112


KELOMPOK 10

PENYUSUNAN BAHAN AJAR DALAM BENTUK BUKU

Afifah Aisyatuzzahra
Nodi Suhardi

Nurlinda Manshur
Reskiana

Shinta Amalia Nurfaiza

Pendahuluan

Menurut Sungkono dkk (2003:1) Bahan Pembelajaran adalah seperangkat
bahan yang memuat materi atau isi pembelajaran yang "didesain" untuk mencapai
tujuan pembelajaran . Suatu bahan pembelajaran memuat materi, pesan atau isi
mata pelajaran yang berupa ide, fakta, konsep, prinsip, kaidah , atau teori yang
tercakup dalam mata pelatihan sesuai disiplin ilmu serta informasi lain dalam
pembelajaran.

Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu
kompetensi secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu
menguasai semua kompetensi secara utuh / terpadu . Untuk itu sangat penting
sorang tenaga pendidik memiliki kompetensi mengembangkan bahan pembelajaran
yang baik sesuai dengan persyaratan dan kebutuhan yang diperlukan , sehingga
materi pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik , serta siswa pun memiliki
aktivitas belajar yang cukup baik .

Menurut Biggs dan Tefler (pada Dakir dkk, 2000 ; 31) di antara motivasi
belajar siswa ada yang diperkuat dengan acara - acara pembelajaran . Adapun acara-
acara pembelajaran yang berpengaruh pada proses belajar dapat ditentukan oleh
tenaga pendidik. Beberapa kondisi eksternal yang berpengaruh pada relajar , yang

113


terpenting bahwa bahan pembelajaran tersebut dapat disiapkan / dirancang tenaga
pendidik sesuai dengan kebutuhan relajar para siswa.

Dengan menguasai materi kelompok 10 ini anda diharapkan dapat:
1. Menjelaskan sistematika penyusunan bahan ajar.
2. Menjelaskan syarat penyusunan bahan ajar dalam bentuk buku.
3. Menjelaskan petunjuk penyusunan bahan ajar dalam bentuk buku.

Untuk mencapai kompetensi tersebut di atas, dalam materi kelompok ini di sajikan
sub-materi tentang:

1. Sistematika penyusunan bahan ajar.
2. Syarat penyusunan bahan ajar dalam bentuk buku.
3. Petunjuk penyusunan bahan ajar dalam bentuk buku.

Supaya Anda berhasil dengan baik dalam mempelajari materi kelompok 10 ini,
ikutilah petunjuk belajar dibawah ini :

1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan materi ini sampai anda benar-
benar paham tentang apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari materi ini.

2. Tangkaplah pengertian demi pengertian dalam materi ini melalui
pemahaman sendiri dan dengan tukar pikiran sesame teman.

3. Kerjakan Latihan-latihan soal yang berkaitan dengan materi ini untuk
menguatkan pemahaman anda.

Selamat Belajar!

114


Sub-Materi 1
Sistematika Penyusunan Bahan Ajar

Pembahasan

Penyusunan Bahan Ajar Cetak Bahan Ajar Cetak (Printed) yaitu sejumlah
bahan yang disiapkan dan disiapkan dalam bentuk kertas, yang dapat berfungsi
untuk pembelajaran dan penyampaian informasi (Kemp and Dayton, 1998).
Menurut Pannen dan Purwanto (2001) penyusunan bahan ajar dapat dilakukan
melalui berbagai cara, dari yang termurah sampai yang termahal, dari yang paling
sederhana sampai yang tercanggih. Secara umum ada tiga cara yang dapat ditempuh
dalam menyusun bahan ajar cetak, yaitu:

1. Menulis sendiri (starting from scratch)
Bahan ajar dapat ditulis sendiri oleh guru sesuai dengan kebutuhan
siswa. Selain ditulis sendiri guru dapat berkolaborasi dengan guru
lain untuk menulis bahan ajar secara kelompok, dengan guru-guru
bidang studi sejenis, baik dalam satu sekolah atau tidak. Penulisan
juga dapat dilakukan bersama pakar, yang memiliki keahlian di
bidang ilmu tertentu. Disamping penguasaan bidang ilmu, untuk
dapat menulis sendiri bahan ajar, diperlukan kemampuan menulis
sesuai dengn prinsip-prinsip instruksional. Penulisan bahan ajar
selalu berlandaskan pada kebutuhan siswa, meliputi kebutuhan
pengetahuan, keterampilan, bimbingan, latihan, dan umpan balik.
Untuk itu dalam menulis bahan ajar didasarkan: (a) analisis materi
pada kurikulum, (b) rencana atau program pengajaran, dan (c)
silabus yang telah disusun.

2. Pengemasan kembali informasi (information Repackaging)
Dalam pengemasan kembali informasi, penulis tidak menulis bahan
ajar sendiri dari awal (from scratch), tetapi penulis memanfaatkan
buku-buku teks dan informasi yang sudah ada untuk dikemas

115


kembali sehingga berbentuk bahan ajar yang memenuhi
karakteristik bahan ajar yang baik, dan dapat dipergunakan oleh
guru dan peserta didik dalam proses instruksional. Bahan atau
informasi yang sudah ada di pasaran dikumpulkan berdasarkan
kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Kemudian ditulis
kembali/ulang dengan dengan gaya bahasa yang sesuai untuk
menjadi bahan ajar (diubah), juga diberi tambahan kompetensi atau
keterampilan yang akan dicapai, bimbingan belajar, latihan, tes,
serta umpan balik agar mereka dapat mengukur sendiri
kompetensinya yang telah dicapai. Keuntungan, cara ini lebih cepat
diselesaikan dibanding menulis sendiri. Sebaiknya memperoleh izin
dari pengarang buku aslinya.
3. Penataan Informasi (Compilation atau Wrap Around Text)
Selain menulis sendiri bahan ajar juga dapat dilakukan melalui
kompilasi seluruh materi yang diambil dari buku teks, jurnal,
majalah, artikel, koran, dan lain-lain. Proses ini disebut
pengembangan bahan ajar melalui penataan informasi (kompilasi).
Proses penataan informasi hampir mirip dengan proses pengemasan
kembali informasi. Namun, dalam proses penataan informasi tidak
ada perubahan yang dilakukan terhadap buku teks, materi audio
visual, dan informasi lain yang sudah ada di pasaran. Jadi buku teks,
materi audio visual dan informasi lain tersebut digunakan secara
langsung, hanya ditambahkan dengan pedoman belajar untuk
peserta didik tentang cara menggunakan materi tersebut, latihan-
latihan dan tugas yang perlu dilakukan, umpan balik untuk peserta
didik dan dari peserta didik. Pada BAB ini akan dibahas mengenai
secara lebih detail mengenai bahan ajar cetak berupa: Modul,
Lembar Kerja Siswa (LKS), Kompilasi, dan Handout.

116


Sub-Materi 2
Syarat Penyusunan Bahan Ajar dalam Bentuk Buku

Pembahasan

Persyaratan dalam penyusunan bahan ajar berbentuk buku ialah:
1. Keamanan Nasional
Cara penyajian, bahasa, ilustrasi dan isi dalam buku pelajaran selaras
dan tidak bertentangan dengan peraturan undang-undang yang
berlaku.Menghormati kerukunan hidup umat beragama.
2. Isi buku Pelajaran
Dalam menyusun isi buku sebaiknya memuat bahan pelajaran
minimal yang harus dikuasai siswa. Sesuai dengan kurikulum yang
berlaku. Bersifat relevan dengan tujuan pembelajaran. Memiliki
nilai kebenaran ditinjau dari struktur keilmuan. Sesuai dengan
perkembangan IPTEKS. Kedalaman dan keluasan isi buku sesuai
dengan jenjang pendidikan.
3. Cara Penyajian
a. Urutan uraian teratur
b. Penahapan penyajian
c. Sederhana ke komplek
d. Mudah
e. Saling memperkuat bahan kajian terkait
f. Menarik minat dan perhatian
g. Menantang dan merangsang siswa untuk mempelajari buku
h. Pengorganisasian dan siste,matika penulisan memperhatikan
aspek kemampuan siswa.
4. Bahasa Yang Digunakan
a. Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar

117


b. Kalimat yang digunakan sesuai dengan tingkat kematangan
dan perkembangan siswa

c. Kosakata, istilah dan simbol-simbol dapat mempermudah
pemahaman siswa

d. Menggunakan tranliterasi yang telah dibakukan
5. Ilustrasi

a. Relevan dengan isi buku pelajaran
b. Tidak mengganggu kesinambungan antarkalimat,

antarparagraf dan bagian dari isi buku
c. Merupakan bagian terpadu dari keseluruhan isi buku
d. Jelas, baik, dan esensial untuk membantu siswa dalam

memahami konsep

118


Sub-Materi 3
Petunjuk Penyusunan Bahan Ajar dalam Bentuk Buku

Pembahasan

Bahan ajar didefinisikan sebagai segala bentuk bahan, baik tertulis maupun
tidak tertulis, yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam
melaksanakan proses pembelajaran dan menjadi bahan untuk dipelajari oleh peserta
didik dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Melalui
bahan ajar yang tersusun sistematis, setiap mahasiswa/peserta didik dapat belajar
secara efektif untuk memahami dan menerapkan norma (aturan, sikap dan nilai-
nilai), melakukan tindakan/keterampilan motorik, serta menguasai pengetahuan
(fakta, konsep, prinsip, prosedur, dan proses) sehingga standar kompetensi
pembelajaran dapat tercapai. Selain berfungsi sebagai pedoman bagi dosen/guru
dan mahasiswa/peserta didik dalam menjalankan semua aktivitas pembelajaran,
bahan ajar juga berisi substansi kompetensi dan menjadi alat evaluasi
pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.

Bahan ajar dapat disusun dari berbagai macam sumber belajar (benda, data,
fakta, ide, orang, dan sebagainya) yang potensial untuk dipelajari atau memiliki
potensi untuk menimbulkan suasana dan proses belajar. Sumber bahan ajar dapat
berasal dari berbagai disiplin ilmu baik dari rumpun ilmu alam maupun sosial.
Kedalaman cakupan dan keluasan isi materi ajar harus dipertimbangkan secara
seksama sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kondisi kemampuan awal peserta
didik. Pengembangan bahan ajar perlu disusun mengacu pada kurikulum yang
berlaku, khususnya yang terkait dengan kompetensi, standar materi dan indikator
pencapaian. Selain itu penyusunan bahan ajar juga tetap memperhatikan
karakteristik dan kebutuhan peserta didik yang meliputi lingkungan sosial, budaya,
geografis maupun tahapan perkembangan siswa.

Prosedur yang harus diikuti dalam penyusunan bahan ajar, yaitu meliputi:

119


1. Memahami standar isi dan standar kompetensi lulusan, silabus,
program semeter, dan rencana pelaksanaan pembelajaran.

2. Mengidentifikasi jenis materi pembelajaran berdasarkan
pemahaman terhadap poin (1).

3. Melakuan pemetaan materi.
4. Menetapkan bentuk penyajian.
5. Menyusun struktur (kerangka) penyajian.
6. Membaca buku sumber.
7. Mendraf (memburam) bahan ajar.
8. Merevisi (menyunting) bahan ajar.
9. Menguji cobakan bahan ajar.
10. Merevisi dan menulis akhir (finalisasi)
Petunjuk penyusunan bahan ajar dalam bentuk buku ajar ditulis untuk tujuan
instruksional tertentu, disusun secara sistematis dan runut berdasarkan alur dan
logika tertentu, dan dilengkapi dengan kebutuhan sarana pengajaran agar
pelaksanaan pembelajaran dapat dilakukan secara efektif dan efisien sesuai dengan
rencana yang telah disusun. Buku ajar disusun untuk membantu mencapai tujuan
pembelajaran atau kompetensi tertentu.

120


KELOMPOK 11

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS ICT

Muhammad Ali Musa
Rahma Djaya
Dhea Miranda

Miftakhul Walimatusa’diyah
Musthofainal Akhyar

Pendahuluan

Pengunaan ICT sudah mulai dilakukan pada masa SMA/MA rata-rata
penggunaan internet hanya sebagai fasilitas tambahan dan ICT belum menjadi
bahan ajar utama, ICT belum menjadi database, media pembelajaran interaktif ini
digunakan untuk mempermudah guru dalam menyampaikan materi dan membuat
aktifitas belajar lebih efektif, sangat berguna untuk meningkatkan kualitas
pendidikan. Penggunaan ICT mulai di terapkan seiring dengam perkembangan
zaman dan perubahan pada kurikulum pedidikan yang sebelumnya KTSP 2006
menjadi kurikulum 2013. Saat perubahan kurikulum itulah pertama kali ujian
nasional maupun sekolah di laksanakan dalam dengan berbasis komputer.

Pengunaan teknologi dalam dunia pendidikan berdampak pada
perkembangan bahan ajar dalam bentuk media. Salah satu yang bisa dikembangkan
dalam bentuk media adalah modul pembelajaran, software, moodle dan lain
sebagainnya. Mediamedia tersebut menjadi sumber informaswi bagi peserta dalam
menambah atau mengembangkan pengetahuan serta motivasi belajar peserta didik.

Bahan ajar berbasis ICT sangat diperlukan untuk menunjang materi yang
bersifat abstrak agar mudah dipahami peserta didik.

Dengan menguasai materi kelompok 11 ini anda diharapkan dapat:

121


1. Menjelaskan pengertian dari pengembangan bahan ajar berbasis ICT.
2. Menjelaskan Pengembangan bahan ajar berbasis ICT.
3. Menjelaskan cara merancang pengembangan bahan ajar berbasis ICT.
4. Menjelaskan cara mendesiminasikan pengembangan bahan ajar berbasis

ICT.

Untuk mencapai kompetensi tersebut di atas, dalam materi kelompok ini di sajikan
sub-materi tentang:

1. Pengertian dari pengembangan bahan ajar berbasis ICT.
2. Pengembangan bahan ajar berbasis ICT.
3. Cara merancang pengembangan bahan ajar berbasis ICT.
4. Cara mendesiminasikan pengembangan bahan ajar berbasis ICT.

Supaya Anda berhasil dengan baik dalam mempelajari materi kelompok 11 ini,
ikutilah petunjuk belajar dibawah ini :

1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan materi ini sampai anda benar-
benar paham tentang apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari materi ini.

2. Tangkaplah pengertian demi pengertian dalam materi ini melalui
pemahaman sendiri dan dengan tukar pikiran sesame teman.

3. Kerjakan Latihan-latihan soal yang berkaitan dengan materi ini untuk
menguatkan pemahaman anda.

Selamat Belajar!

122


Sub-Materi 1
Pengertian Pengembangan Bahan Ajar Berbasis ICT

Pembahasan

Menurut Dr. mohammad syarif pada buku Strategi Pembelajaran, Bahan
ajar adalah segala sesuatu yang hendak dipelajari dan dikuasai parasiswa, baik
berupa pengetahuan, keterampilan, maupun sikap melalui kegiatan pembelajaran.
Bahan ajar merupakan salah satu sumber belajar dalam bentuk konsep, prinsip,
definisi, guguside atau konteks, data maupunfakta, proses, nilai, kemampuan dan
keterampilan. Bahan ajar harus selaludi kembangkan dan hendaknya mengacu pada
program dalam silabus yangproses pembelajarannya disesuaikan dengan kebutuhan
dan lingkungan peserta didik. Selain disesuaikan dengan kebutuhan dan lingkungan
pesertadidik pengembangan bahan ajar juga perlu di sesuaikan dengan
perkembangan zaman agar peserta didik dapat mengikuti perkembangan zaman.

Salah satu bentuk pengembangan bahan ajar yang disesuaikan dengan
perkembangan zaman adalah pengembangan bahan ajar berbasis ICT. ICT adalah
bentuk singkatan dari Information and Communication Technology atau yang biasa
kita sebut sebagai TIK ( teknologi informasi dan komunikasi). Dalam jurnal
pengembangan pembelajaran berbasis ICT dalam pendidikan islam, Tinio
mendeinisikan TIK sebagai seperangkat alat yang di gunakan untuk berkomunikasi
dan menciptakan, mendiseminasikan, menyimpan, dan mengelola informasi.

ICT harus terus dikembangkan supaya anak-anak zaman sekarang bisa
mengetahui perkembangan teknologi yang nantinya bisa membantu mereka dan
memudahkan mereka untuk memperluas wawasan dalam proses pembelajaran.
Information and Communication Technology atau ICT memiliki dua aspek, yaitu
teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi mencakup
segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu,
manipulasi, dan pengelolaan informasi. Dan teknologi komunikasi mencakup

123


segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan
mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya.

Menurut Radode Kristiano Simarmata dalam buku pengembangan bahan
ajar dan media pendidikan SD, bahan ajar berbasis ICT adalah bahan ajar yang
disusun dan dikembangkan dengan menggunakan alat bantu ICT unntuk
mengelolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan,
memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang
berkuallitas.3 Jadi, pengembangan bahan ajar berbasis ICT adalah pengembangan
bahan ajar yang di sesuaikan dengan perkembangan zaman yaitu menggunakan
teknologi informasi dan komunikasi sebagai salah satu media pembelajaran. Pada
proses pembelajarannya, bahan ajar (materi pembelajaran) di jelaskan atau di
samapaikan melalu ICT. Tidak hanya sekedar penyampaian materi, penugasan
siswa / mahasiswa juga bisa di lakukan melalui ICT yaitu mind mapping, google
classrom, zoom, maupun aplikasi lainnya.

124


Sub-Materi 2
Pengembangan Bahan Ajar Berbasis ICT

Pembahasan

Dunia pendidkan Indonesia selalu mengalami perubahan dan
perkembangan untuk menyesuaikan zaman dan kebutuhan peserta didik. Salah satu
komponen dalam pendidikan Indonesia yang senantiasa berubahadalah kurikulum
pendidikan. Kurikulum pendidikan Indonesia sering berubah saat pergantian
presiden untuk mengikuti kebijakam mentri. Menurut Trianto ibu badar at-tabany
dan Hadi Suseno dalam buku desain pengembangan kurikulum 2013 di madrasah,
orientasi kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara
sikap (atitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowladge).

Salah satu isi dari kurikulum 2013 yang di jelaskan oleh Akbar
Iskandar,Acai Sudirman dkk. Pada buku aplikasi pembelajaran berbasis TIK,
Adalah pembelajaran berbasis TIK (teknologi, informasi dan komputer) yang
semakin berkembang dengan pesat seiring dengan perkembangan kurikulum
pembelajaran dan teknologi.

Dalam kurikulum 2013, TIK/ICT tidak hanya berperan sebagai media atau
alat bantu dalam proses pembelajaran, namun juga di jadikan sebagai bagian dari
proses penentuan dan peningkatan kreativitas siswa. Sesuai dengan perkembangan
kurikulum yang selalu berubah mengikuti pekembangan zaman, maka komponen
lain dalam pendidikan seperti bahan ajar pun perlu di kembangankan mengikuti
perkembangan zaman. Yang salah satunya adalah pengembangan bahan ajar
berbasis ICT. Menurut Muhammad Ali dalam jurnal pengembangan bahan ajar
english for specific purpose berbasis TIK, pengembangan adalah salah satu domaim
teknologi yang berfungsi sebagai proses penerjemahan spesifikasi dalam bentuk
fisik. Dan bahan ajar/ bahan pembelajaran merupakan komponen isi pesan dalam
kurikulum yang harus di sampaikan kepada peserta didik.

125


Menurut Rahmi Ramadhani, dalam buku desain pembelajaran matematika
berbasis TIK, salah satu contoh dari pengembangan bahan ajar berbasis TIK adalah
pengembangan bahan ajar non cetak atau bahan ajar digital ( menggunakan TIK)
yaitu, e-book dan e-modul. E-book adalah Selain e- book dan e – module, contoh
lain dari pengembangan bahan ajar berasis ICT juga di jelaskan oleh Dr. Nana
dalam buku pengembangan bahan ajar fisika, Yaitu bahan ajar handout dan bahan
ajar audio visual. Handout adalah bahan ajar yang berisikan ringkasan materie dari
berbagai sumber yang relevam dengan kompetensi dasar untuk menjadi pedoman
dan membantu siswa dalam proses pembelajaran. Dan bahan ajar audio visual
adalah seperangkat alat yang dapat memproyeksikan gambar bergerak dan
bersuara, seperti : televisi, videoVCD, slide bersuara, dan film.

Salah satu jurnal riset Pendidikan di beberapa sekolah di Bekasi karya
Maria, Irma, dan Aftuni dalam Pengembangan bahan ajar berbasis ICT pada mata
pelajaran IPA-KIMIA SMP, bahwa 100% siswa pernah menggunakan komputer.
Sebanyak 79,92% rata-rata siswa menggunakan komputer lebih dari dua kali
seminggu dan sebanyak 84,62% siswa telah mengenal CD pembelajaran. siswa
mendukung rencana pengembangan bahan ajar berbasis ICT dalam bentuk CD
pembelajaran. Harapan siswa terhadap CD pembelajaran yang akan dikembangkan
yaitu, berisi uraian materi singkat, jelas, dan padat, serta siswa dapat berinteraksi
dengan bahan ajar.

126


Sub-Materi 3
Cara Merancang Bahan Ajar Berbasis ICT

Pembahasan

Menurut Budiyanti Elizabeth dalam sebuah jurnal tentang pengembangan
bahan ajar berbasis ICT, komunikasi sebagai media pendidikan dapat dilakukan
dengan mengunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer,internet,e-
mail dan sebagainya.

Hal ini dibutuhkan interaksi antara guru dan peserta didik bukan hanya
melalui tatap muka tapi juga bisa mengunakan media-media tersebut, guru atau
dosen bisa memberikan proses pembelajaran tanpa harus berhadapan langsung
dengan peserta didik dan supaya peserta didik bisa memperoleh informasi dalam
ruang lingkup yang luas dari berbagai sumber dengan mengunakan komputer atau
internet. Disinilah kita perlu merancang bahan ajar yang berbasis ICT yaitu dengan
cara memperbarui, menyimpan, mendistribusi dan membagi materi ajar atau
informasi, pengiriman bisa mengunakan teknologi internet, kita bisa mengunakan
jaringan e- learning, sekarang e-learning sudah berkembang dengan berbagai model
pembelajaran salah satunya yaitu ICT yang bisa dimanfaatkan dalam proses
pembelajaran, untuk itu kita harus bisa memilih media pembelajaran yang benar-
benar bisa menjadi alat bantu yang kreatif untuk mencapai tujuan.

Dalam merancang pengembangan bahan ajar ICT harus bisa menyesuaikan
media dengan tujuan pembelajaran, menyesuaikan media dengan lingkungan
belajarnya, memudahkan pemanfaatan media yang berkaitan dengan waktu, tenaga
dan biaya, memastikan keamanan bagi pembelajaran, kemampuan media harus bisa
membuat siswa semakin aktif. Pemanfaatan ICT dalam pembelajaran biasanya
mengunakan perangkat keras (hard ware) dan perangkat lunak (soft ware) dengan
aplikasinya seperti perangkat komputer yang tersambung dengan jaringan internet
LCD/proyektor, CD pembelajaran, juga bisa mengunakan web/situs-situs tertentu
di internet. Dalam merancang bahan ajar berbasis ICT sangat membutuhkan

127


dukungan dari perangkat-perangkat tersebut hal ini memudahkan peserta didik dan
guru ataupun dosen dalam melakukan aktifitas pembelajaran.

Menurut Dudung Ma’ruf Nuris, Prisma Minerva Nagari, dan Umi Nuraini
dalam sebuah jurnal penelitian, menjelaskan bawah dalam merancang bahan ajar
bisa dikembangkan dalam bentuk lain yang bisa dijangkau siswa. Seperti bahan ajar
berbentuk VCD yang bisa dibuka oleh siswa, melalui komputer.

Bahan ajar yang dikemas dalam bentuk VCD juga merupakan salah satu
cara selain mengembangkan melalui media sofware bisa juga dalam bentuk lain
seperti moodle yang bisa dimanfaatkan siswa untuk membuka web untuk
mengakses bahan ajar yang sudah diungah oleh guru. Bahan ajar yang kita tau
banyak dari buku tapi keberadaanya sangat menyita waktu, karna itu perlu
dikembangkan teknologi agar kita bisa mengaksesnya dari mana saja. Salah satunya
model pembelajaran ICT. Media ini dikembangkan dan dirancang secara variatif
dan inofatif yang bisa menampilkan berbagai macam media pembelajaran, guru
juga harus di berikan sebuah pelatihan dan harus ada relavansi antara media dengan
bahan ajar. Menurut Nuzirwan dan Madyunus Salayan dalam sebuah jurnal
penelitian, menjelaskan bahwa materi ajar yang memanfaatkan ICT, banyak
software atau website yang bisa di gunakan. Seperti pengembangan bahan ajar
berbasis ICT dengan memakai linktree.

128


Sub-Materi 4
Cara Mendesiminasikan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis

ICT

Pembahasan

Menurut Sahid dalam jurnal pengembangan media pembelajaran berbasis
ICT, peran dosen dan guru sangat penting dalam perkembangan dan kemajuan ICT.
untuk bisa memahami dan mendesiminasikan perkembangan dan kemajuan ICT
tersebut para dosen dan guru harus bisa menguasai teknologi ICT supaya dapat
mengembangkan materi-materi pembelajaran berbasis ICT dan memanfaatkannya
sebagai media pembelajaran. ICT dalam pembelajaran mencakup semua teknologi
yang bisa digunakan untuk mengolah, menampilkan, dan menyampaikan informasi
dalam proses komunikasi. Untuk bisa memperluas pengembangan bahan ajar ICT
harus memanfatkan berbagai strategi yaitu. Menjadikan ICT sebagai alat bantu
media pembelajaran yang bisa berbentuk fail, power point, gambar, vidio dan lain
sebagainya. Yang bisa memberikan beberapa keuntungan, dan memudahkan kita
untuk mencari materi-materi yang sulit, juga membantu siswa untuk bisa
menemukan kemampuanya melalui interaksi dan eksplorasi dari sumber-sumber
berbasis ICT.

1. Menjadikan menjadikan ICT sebagai sarana/tempat belajar kegiatan
belajar yaang bukan hanya dilakukan di dalam kelas tapi juga bisa
dilakukan dengan cara mmembuat kelas maya dalam bentuk e-
learning

2. Menjadikan ICT sebagai sumber belajar Dengan cara
mengembangkan ICT bukan hanya dalam bentuk teknologi tapi juga
bentuk isi (content) memberikan dan menyebarkanpengetahuan
melalui berbagai media dan menyediakan berbagai sumber
informasi di internet.

3. Menjadikan ICT sebagai sarana untuk meningkatkan
keprofesioanalanguru dan dosen, bisa meningkatkan

129


keterampilannya dalam mengunakan ICT dan memanfaatkannya
untuk mendukung dan meningkatkan kualitas pembelajaran, bisa
juga memberikan sebuah peluang dan kemudahan.
Penjelasan lain mengenai desiminasi bahan ajar juga di jelaskan oleh
Mardhatillah dan Febry Fahreza yaitu, Mendesiminasikan pengembangan bahan
ajar ICT salah satunya bisa dilakukan dengan pelatihan mendesain media
pembelajaran, pelatihan diawali dengan pengenalan beberapa software media
interaktif kemudian instal dan pelatihan diharapkan guru bisa memanfaatkan
komputer dalam pembelajaran. Pelatihan ini bisa memperluas dan menyebarkan
informasi tentang pengembangan ICT.

130


KELOMPOK 12

PEMBUATAN BAHAN AJAR DALAM BENTUK DIGITAL
(E-BOOK)

Amelia Putri
Aviv Nur Rahmasari

Najatul Chofifah
Ihsan Ma’Arif

Pendahuluan

Pembuatan bahan ajar dalam bentuk digital e-book . baik disini saya akan
menjelaskan tentang bahan ajar. Bahan ajar adalah segala bagian dari sumber
belajar yang dipergunakan oleh seorang guru dalam kegiatan pembelajaran. E-book
adalah buku elektronik dengan fitur digital yang menarik untuk peserta didik dan
alat bantu untuk dibaca. E-Book adalah bahan ajar yang berbentuk elektronik dan
dijalankan di komputer, e-book merupakan kombinasi dari software dan hardware
yang dirancang untuk dibaca melalui komputer, laptop atau gadget yang memuat
video, animasi, audio, dan gambar.

Manfaat bahan ajar yaitu pertama diperoleh sesuai dengan tuntutan
kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik, kedua pendidik tidak
bergantung dengan buku atau teks yang di mana terkadang sulit untuk ditemukan
dan sifatnya sangat monoton dengan perkembangan atau menyesuaikan dengan
kurikulum yang ada, ketiga bahan ajar menjadi lebih luas karena dikembangkan dan
dikemas dan juga diolah dengan beberapa sumber referensi, keempat menambah
pengetahuan dan pengalaman dalam menulis dan juga membuat secara langsung
bahan ajar, kelima bahan ajar mampu menciptakan komunikasi pembelajaran yang
efektif antara pendidik dengan peserta didik. Fungsi bahan ajar itu sendiri yaitu
dengan cara mengembalikan atau membangkitkan minat belajar peserta didik,

131


menjelaskan maksud tujuan pembelajaran, memberikan kesempatan peserta didik
untuk berlatih dan memberi umpan balik, memperhatikan dan menjelaskan hal-hal
yang tidak difahami, menciptakan komunikasi dua arah, dalam pembuatan bahan
ajar ada dua klasifikasi utama fungsi bahan ajar yaitu fungsi bahan ajar sebagai
pendidik dan sebagai peserta didik.

Dengan menguasai materi kelompok 12 ini anda diharapkan dapat:
1. Menjelaskan cara membuat bahan ajar digital dengan adobe acobat.
2. Menjelaskan cara membuat PDF dari MS word.
3. Menjelaskan cara membuat bahan ajar digital dengan flipbook.

Untuk mencapai kompetensi tersebut di atas, dalam materi kelompok ini di sajikan
sub-materi tentang:

1. Membuat bahan ajar digital dengan adobe acrobat.
2. Membuat PDF dari MS word.
3. Membuat bahan ajar digital dengan flipbook.

Supaya Anda berhasil dengan baik dalam mempelajari materi kelompok 12 ini,
ikutilah petunjuk belajar dibawah ini :

1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan materi ini sampai anda benar-
benar paham tentang apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari materi ini.

2. Tangkaplah pengertian demi pengertian dalam materi ini melalui
pemahaman sendiri dan dengan tukar pikiran sesame teman.

3. Kerjakan Latihan-latihan soal yang berkaitan dengan materi ini untuk
menguatkan pemahaman anda.

Selamat Belajar!

132


Sub-Materi 1
Membuat Bahan Ajar Adobe Acrobat

Pembahasan

Adobe acrobat adalah perangkat lunak pertama yang mendukung portable
document format milik adobe system, sejenis format data dokumen. terdiri dari
adobe reader yang hanya dapat menampilkan dan mencetak dokumen dan tersedia
secara cuma cuna. dan adobe acrobat untuk menyunting dokumen. Fungsi utama
adobe acrobat adalah untuk membaca dokumen dengan format PDF yang hanya
dapat dibuka menggunakan software seperi adobe reader.

Adobe Acrobat merupakan aplikasi penampil PDF terbaik yang terus
mengalami perkembangan hingga saat ini. Aplikasi ini selalu dibutuhkan mulai dari
pelajar hingga pengusaha dalam mengelola dokumen pekerjaannya. Dan sekarang,
aplikasi PDF ini sudah terhubung ke layanan Adobe Document Cloud, sehingga
pengguna dapat bekerja dengan PDF di perangkat apa pun dan di mana pun. Hanya
dengan Adobe Acrobat Reader pengguna dapat melihat, menandatangani,
mengumpulkan dan melacak umpan balik dokumen, hingga berbagi PDF secara
gratis. Untuk memahami lebih detail terkait fungsi dan manfaat dari Adobe Acrobat
Reader, simak daftarnya berikut ini:

1. Membuat File PDF
PDF merupakan format file yang dikembangkan langsung oleh
Adobe System Inc, sehingga Adobe Acrobat Reader ini memiliki
kemampuan ekstra untuk membuat, memanipulasi, hingga mengedit
dokumen PDF secara mudah dengan beragam fitur yang terus
diperbarui.

2. Membaca atau menampilkan dokumen PDF
Ketika pengguna memiliki dokumen berekstensi PDF dari internet,
unduhan maupun data pribadi, maka aplikasi ini akan membaca dan
membuka file berjenis PDF tersebut. Tidak hanya itu, pengguna juga

133


dimungkinkan untuk melakukan perubahan, menambahkan
komentar, serta membagikannya pada pengguna lain yang juga
menggunakan Adobe Acrobat DC.
3. Melindungi atau mengamankan file PDF
Adobe Acrobat Reader sangat bermanfaat bagi pengguna yang ingin
mengamankan datanya dari kerusakan tulisan, pembajakan maupun
di copy atau dijadikan plagiasi orang lain tanpa izin. Dengan fitur
pengamanan data, maka pengguna bisa memberikan password dan
memberikan watermark identitas untuk meminimalisir
penyalahgunaan hak cipta.
Masih banyak fungsi dari Adobe Acrobat Reader yang bisa di
gunakan seperti mencetak File, membuat komentar di dalam file,
membuat penanda secara digital, dan mencari berkas File PDF
dengan mudah.

134


Sub-Materi 2
Membuat PDF dari Ms. Word

Pembahasan

Media pembelajaran merupakan salah satu bagian dari system pembelajaran
yang digunakan sebagai sarana penyampaian pesan informasi edukatif antara
pendidik dan peserta didik, sehingga dapat menciptakan suasana pembelajaran yang
efektifdan efisien. Maka media pembelajaran memiliki fungsi danperan penting
sebagai pembawa informasi dari sumber informasiitu sendiri (guru) menuju
penerima informasi(siswa).Sedangkan metode penyampaian media yang digunakan
olehguru merupakan salah satu prosedur yang dapat membantu siswadalam
menerima dan mengolah informasi tertentu menjadipemahaman dasar dari
kumpulan-kumpulan informasi mentahmenjadi wacana ilmu pengetahuan. Adapun
mengenai manfaat dari media pembelajaran, Midun dalam Asyhar (2012, hlm. 41)
menyebutkan bahwa ada beberapa manfaat media pembelajaran, antara lain:

1. Siswa akan memperoleh pengalaman beragam selama proses
pembelajaran.

2. Siswa dapat menambah ketertarikan dari tampilan materiyang
disajikan sehingga meningkatkan motivasi dan minat
sertamengambil perhatian para siswa untuk lebih fokus
mengikutimateri yang disajikan, kemudian diharapkan
efektivitaspembelajaran akan tambah meningkat juga.

3. Media pembelajaran dapat merangsang para siswa untukberfikir
kritis, menggunakan kemampuan imajinasinya, bersikapdan
berkembang lebih lanjut, sehingga melahirkan kreativitasdan
karyakarya inovatif.

Dari beberapa manfaat media pembelajaran di atas, maka media
pembelajaran menjadi salah satu komponen yang sangatberpengaruh dalam
keberhasilan proses pembelajaran. Adapunmedia pembelajaran yang dapat
digunakan dalam pembelajaranPAI dan Budi Pekerti salah satunya adalah media

135


flip book. Flip book merupakan lembaran-lembaran kertas menyerupai album atau
kalender yang berukuran 11 x 13 cm. Media ini bisadigunakan perindividu atau
kelompok tetapi hanya sampai 4-5 orang. Dengan bentuk media yang kecil, akan
tetapi media inidapat dibawa kemana-mana dan bisa dimasukan ke kantong
bajusehingga siswa bisa belajar dimanapun dan kapan pun denganmedia flip book
ini (Anwar:2014). Secara umum, proses produksi media flip book terdiri dari tiga
tahap, yaitu praproduksi, produksi dan pasca produksi. Adapun rinciannya adalah
sebagai berikut :

1. Tahap pra produksi meliputi kegiatan perencanaan dalamtahap
persiapan pembuatan flip book.
Adapun tahapannya adalah sebagai berikut :
a. Menelaah tujuan pemebelajaran. Hal ini menjadi acuan
daripenyusunan isi dari flip book tersebut.
b. Menyusun jabaran materi yang akan dijadikan sebagai isi
dariflip book.
c. Materi yang telah dijabarkan, disusun menjadi
rangkumanyang mewakili dari indicator pembelajaran dari
materi tersebut.
d. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
untukpembuatan fisik flip book, seperti kertas (boleh
menggunakan berbagai jenis kertas) serta bahanlainnya
untuk hiasan flip book, gunting dan lain-lain

2. Tahap produksi meliputi kegiatan langkah-langkahpembuatan flip
book. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:
a. Pembuatan flip book bisa manual atau dibuat secara hand
made, atau bisa dengan bantuan aplikasi komputer,
misalnyaaplikasi Ms. Powerpoint, Photoshop dan lain-lain.
b. Mengatur ukuran kertas yang akan dijadikan flip book.
Adapun ukuran yang dipakai biasanya berkisar 10 cm x 13
cm, seperti ukuran kalender kecil.
c. Menentukan desain flip book sesuai yang diinginkan.

136


d. Memasukkan materi-materi yang telah dirangkum pada
tahappra produksi.

e. Membubuhkan hiasan-hiasan maupun gambar
sesuaikebutuhan.

3. Tahap pasca produksi adalah tahap akhir dari pembuatanmedia.
Tahap ini merupakan sentuhan akhir sebelumdimanfaatkan. Adapun
tahap pasca prosuksi antara lain meliputi:
a. Editing. Hal ini dilakukan untuk mengecek kembali
isimaupun desain flip book.
b. Revisi kekurangan yang ada dalam isi maupun desain flip
book sehingga sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.
c. Flip book sudah bisa untuk digunakan sebagai media
pembelajaran.

137


Sub-Materi 3
Membuat Bahan Ajar Digital FlipBook

Pembahasan

Secara umum flipbook adalah buku digital 3 dimensi yang di dalamnya bisa
memuat teks, gambar, video, musik atau lagu,dan animasi bergerak sehingga
flipbook sendiri masuk ke dalam kategori buku digital atau ebook (electronic book).
Hanya saja, lebih modern dan juga lebih atraktif dengan berbagai tambahan unsur
di dalamnya, flipbook juga dapat membantu peserta didik seperti mahasiswa untuk
menikmati kegiatan membaca buku ajar berisi materi perkuliahan.

Hasil wawancara perwakilan beberapa dari kelompok mengenai bagaimana
cara meubah pdf menjadi flipbook yaitu dari 9 aplikasi yang sudah di sediakan rata-
rata temen-temen semuanya memakai "anime flip" yaitu dengan cara mencari
website online terlebih dahulu yang bisa membuat flipbook secara online lalu daftar
di salah satu website tersebut yang bisa membuat flipbook ,setelah itu membuka
website kita lalu memilih bagan atau pilihan tentang bagan untuk meng-upload file
PDF yang mau di jadikan flipbook baru setelah di upload tinggal menunggu dan
bisa mengganti template atau model model dari flipbook tersebut jika sudah selesai
tinggal salin dan bisa di download.

Desain tampilan buku digital yang kini banyak diminati masyarakat adalah
buku digital dengan teknologi e-book 3 dimensi yang dikenal dengan flipbook di
mana halaman sudah bisa dibuka seperti membaca buku di layar monitor. Flipbook
mulai dikembangkan untuk pembelajaran di sekolah penelitian yang dilakukan oleh
Ramdhania et al (2007) menyatakan bahwa penggunaan media flipbook dalam
pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa hal ini dipengaruhi oleh
ketertarikan siswa terhadap tampilannya yang lebih menarik dan interaktif daripada
buku cetak teknologi terbaru ini memberi peluang besar bagi pemanfaatan buku
digital dalam ilmu pengetahuan dan pengajaran jarak jauh atau (distance learning)
(Gorghiu 2011). Hal-hal yang diperlukan dalam pengembangan buku digital

138


sebagai sumber belajar yaitu learner (pembelajar) fasilitas dan media belajar
fasilitator (guru) dan tersedianya evaluasi (tes).

Langkah-langkah pembuatan bahan ajar dengan flipbook
1. Persiapan materi ajar yang diperlukan dalam bentuk doc PDF PPT
gambar video (MP4) animasi swf dan suara (MP3) .
2. Buka aplikasi 3D page flip professional 1.7.7
3. Pilih create new
4. Muncul tampilan new project , pilih project type magazine dan klik
Ok
5. Apabila menghendaki template yang berbeda maka sebelum klik
oke (pada langkah ke 4) tekan tombol select template maka akan
muncul berbagai pilihan template . Setelah memilih gambar
template yang dikehendaki klik ok maka akan muncul tampilan nya
6. Langkah selanjutnya akan muncul tampilan klik browser dan cari
file dalam bentuk PDF kemudian klik import now sehingga muncul
tampilan itu
7. Apabila menghendaki background yang berbeda maka pilih
submenus Chinese seperti di situ
8. Untuk mengubah halaman-halaman PDF yang telah diimpor dan
mengisinya dengan video animasi gambar dan lain-lain maka pilih
sub menu edit pages
9. Setelah edit Vegas diklik akan muncul tampilan halaman edit
10. Apabila ingin menambahkan halaman judul maka pilih posisi di
halaman pertama kemudian add new page pada sub menu pages
sehingga muncul tampilan di situ pilih blank dan klik insert
11. Setelah langkah 10 dilakukan maka akan muncul halaman tambahan
yang akan dipakai sebagai halaman judul
12. Desain halaman judul sesuai yang dikehendaki
13. Sebagai contoh menambahkan judul buku dengan cara menuliskan
teks pada halaman judul langkah yang harus dilakukan adalah klik
tombol at text dan tuliskan judul yang dikehendaki atur teks yang

139


dibuat melalui preset styles dan properties of text 1 sehingga hasil
teks judul yang dibuat seperti di situ
14. Apabila ingin menambahkan gambar pada halaman judul tekan
tombol add image kemudian pilih gambar yang diinginkan setelah
menemukan gambar yang dipilih maka akan muncul tampilan
seperti gambar itu
15. Selain gambar dan teks pada halaman juga dapat ditambahkan link
movie suara YouTube dan animasi
16. Untuk menambahkan link pada halaman yang diinginkan klik add
link kemudian masukkan link yang dikehendaki ke dalam properties
off link . Masukkan alamat link melalui set action yang terdapat
dalam properties of link sampai muncul dialog box
17. Movie dapat ditambahkan pada halaman yang dikehendaki dengan
cara klik add movie drag ke dalam bagian halaman klik 2x kemudian
cari video atau film yang hendak dimasukkan
18. apabila yang dikehendaki adalah video dari YouTube maka langkah
pertama yang harus dilakukan adalah klik add YouTube drag ke
dalam halaman yang digunakan copykan alamat link YouTube yang
ingin dimasukkan ke youtube url yang terdapat dalam properties of
youtube 1. Setelah link YouTube dipastikan ke dalam YouTube url
maka tampilannya akan berubah tambahkan teks sebagai petunjuk
untuk menjalankan video dari YouTube dengan cara seperti
membuat teks yang telah dijelaskan pada langkah sebelumnya
19. Sesudah movie dan YouTube suara dalam bentuk musik juga dapat
ditambahkan pada halaman yang dikehendaki makanya adalah
Epson dan atur sound dalam bentuk musik MP3 di properties of
tables
20. Setelah teks gambar suara movie dan YouTube hal terakhir yang
perlu dicoba untuk ditambahkan adalah animasi langkah pertama
adalah siapkan file animasi dalam bentuk swf kemudian klik add
flash kemudian drag ke halaman yang dikehendaki dan klik 2x untuk

140


menambahkan file animasinya. Setelah animasi dimasukkan maka
tampilannya akan berubah
21. apabila edit pack PDF dan semua komponen telah selesai
ditambahkan maka klik files dan pilih save dan exit
22. Setelah save dan exit dilakukan maka langkah selanjutnya adalah
tekan publish
23. Pada sub menu publish terdapat beberapa pilihan seperti yang tertera
nanti di situ dan klik salah satu tipe public sesuai dengan kebutuhan.

141


Click to View FlipBook Version