URGENSI PENGEMBANGAN MATERI PAI
Kelompok 5 :
Cindy Az-Zahra Putri (2011101235)
Nur Rahmah (2011101255)
Sekar Pandan Arum (2011101258)
Said Zulfikar (2011101254)
Dosen Pengampu : Dr. Agus Setiawan. M.PdI
Rumusan Masalah
01 02
Pengertian Pendidikan Model-model
agama islam pengembangan pai
03 04
Tujuan pengembangan Peran penting
pai pengembangan pai
A. Pengertian pengembangan pendidikan agama islam
Pendidikan Agama Islam sebagai budaya sekolah pada dasarnya adalah salah satu
usaha yang bersifat sadar, bertujuan, sistematis dan terarah pada perubahan tingkah
laku atau sikap yang sejalan dengan ajaran-ajaran yang terdapat dalam islam.
Pendidikan agama memiliki peran dalam melakukan transformasi religius pada
siswa. Tujuan pendidikan agama sejatinya bukanlah sekedar mentransfer
pengetahuan danSebagai budaya sekolah pada dasarnya adalah salah satu usaha
yang bersifat sadar, bertujuan keterampilan, melainkan lebih merupakan sebuah
ikhtiar menumbuh kembangkan fitrah insani.
B. Model-Model Pengembangan PAI
Mengenai pengembangan PAI, sangatlah penting untuk dilakukan, namun tidak hanya dilakukan pada
tingkat pendidikan dasar dan menengah saja, melainkan juga pada tingkat pendidikan tinggi pun sudah
semestinya dilakukan pengembangan-pengembangan yang mengacu pada pola perubahan masyarakat serta
kebutuhan peserta didik atau mahasiswa.
Berkaitan dengan pengembangan pai, Muhaimin berpendapat bahwa :
“Pemikiran tentang pengembangan pendidikan islam mengajak seseorang untuk berfikir analitis-krisis,
kreatif dan inofatif dalam menghadapi berbagai praktik dan isu aktual di bidang pendidikan untuk di kaji
dan ditelaah dari dimensi fundasionalnya agar tidak kehilangan roh atau spirit islam”. Sedangkan menurut
tafsir ialah bahwa pengembangan pendidikan islam harus dilakukan secara mendasar dengan menjadikan
pendidikan keimanan dalam hal ini pendidikan agama islamsebagai ruh dan inti dari semua proses
pendidikan.
A. Pengembangan PAI di sekolah umum
Pai di sekolah umum hanya berkedudukan sebagai mata pelajaran, jadi untuk pengembangan
pai di sekolah umum titik letaknya utamanya bisa kita lihat pada pengembangan pendidik
painya. Dibutuhkan ketelatenan, kecerdasan, serta kekereatifan pendidi pai supaya bisa terjadi
minimnya dukungan.
B. Pengembangan Pai di perguruan tinggi umum
Dalam pengembangan mata kuliah sudah seharusnya mempertimbangkan kebutuhan dan
relevansinya dengan masing-masing jurusan, sehingga nantinya mata kuliah tersebut akan
menjadi sangat bermakna dan terintenalisasi dengan baik dan benar pada diri mahasiswa.
Begitu pula halnya dengan pengembangan pai di perguruan tinggi, haruslah menjadikan pai bukan
sebagai ilmu yang sendiri atau terpisah dengan ilmu-ilmu lainnya (dikotomi keilmuan).
1. Model Dikotomis
Pada model dikotomis implikasinya terhadap pengembangan pendidikan agama islam yang lebih
berorientasi pada keakhiratan, sedangkan untuk masalah dunia dianggap tidak penting, lalu model
ini menekankan pada pendalaman al-’ulum al-diniyah (ilmu-ilmu keagamaan) yang menjadi jalan
pintas untuk menuju kebahagiaan akhirat, dan untuk sains (ilmu pengetahuan) dianggap terpisah
dari agama. Pendekatan yang diterapkan melalui model ini yaitu lebih bersifat keagamaan yang
normative, doktriner dan absolutis.
2. Model Mekanisme
Pada model mekanisme ini lebih memandang ke berbagai aspek-aspek, dan pendidikan
dipandang sebagai pengembangan seperangkat nilai kehidupan yang masing-masing bergerak dan
berjalan menurut fungsinya. Aspek-aspek ataupun nilai-nilai kehidupan tersebut terdiri atas nilai,
individu, nilai social, nilai politik,nilai ekonomi, nilai rasional, nilai estetik, nilai biofisik, dan
lain-lainya.
3. Model Organisme/Sistemik
Pada model ini, dalam konteks pendidkan islam sebenarnya bertolak dari pandangan
bahwa aktivitas kependidikan merupakan suatu sistem terdiri dari komponen-komponen
yang hidup bersama dan bekerja sama secara terpadu menuju tujuan tertentu, yaitu dengan
nilai-nilai agama.
Adapun model pembelajaran pai berbasis multikultural, yaitu lebih kepada mengharuskan
proses pembelajarannya berlangsung secara efektif melalui pengajaran efektif
(effective teaching) dan belajar aktif (active learning) dengan memperhatikan
keragaman agama para peserta didik. Mengajarkan tentang agama melibatkan
pendekatan kesejahterahan dan perbandingan, sedangkan mengajarkan agama
pendekatannya indoktrinasi dogmatik.
C. Tujuan Pengembangan PAI
Tujuan dari perencanaan pembelajaran yakni sebagai pedoman guru dalam
melaksanakan praktek mengajar. Dengan demikian apa yang dilakukan guru pada
waktu mengajar bersumber kepada perencanaan pembelajaran yang telah dibuat
sebelumnya. Rencana pembelajaran harus memperhatikan minat dan perhatian
peserta didik terhadap materi standar yang dijadikan bahan kajian.
Dalam konteks pembelajaran pai, perencanaan sistem pembelajaran pai adalah suatu
pemikiran persiapan untuk melaksanakan tujuan pengajaran melalui langkah-
langkah dalam pembelajaran yang menjadi suatu kesatuan yang terdiri atas
komponen atau elemen yang saling berinteraksi, saling terkait atau saling
bergantung membentuk keseluruhan yang kompleks menjadi kombinasi yang
tersusun meliputiumsur-unsur manusiawi, materia, fasilitas, perlengkapan dan
prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran PAI.
D. Peran Penting Pengembangan PAI
Pengembangan pai dalam rangka pencapaian Indonesia menjadi negara maju
merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam sistem Pendidikan nasional.
Dengan penduduk mayoritas muslim, Indonesia tidak dapat dipisahkan dari
budaya muslim, khususnya dalam hal pendidikan islam. Diasumsikan
bahwa pendidikan, termasuk pendidikan islam, berperan besar dalam
terwujudnya peradaban bangsa yang setingi-tingginya.
Pada hakekatnya pengembangan pai diperlukan bagi umat islam dan bangsa
indonesia untuk menghasilakan generasi yang unggul. Yakni, berprestasi
sesuai dengan bidang kecerdasannya masing-masing, misalnya dalam
bidang sosial atau alam.
PENYUSUNAN
BAHAN
AJAR
Kelompok 6
OUR TEAM
Desfyasnyah Muhammad Nur Aulia Fitri Nurhisyam Arranniri
2011101108 Fadhillah Rahman 2011101110 2011101105
2011101094
PEMBAHASAN MATERI
Pengertian Syarat Tujuan dan Manfaat
01 Penyusunan 02 Penyusunan 03 dalam Penyusunan
Bahan Ajar PAI Bahan Ajar Bahan Ajar
Langkah-Langkah 05 Evaluasi Dalam
Penyusunan Bahan Ajar
04 dalam Penyusunan
Bahan Ajar
1. Pengertian Penyusunan Bahan Ajar PAI
Penyusunan bahan ajar adalah suatu kegiatan dalam memproses segala sesuatu yang digunakan oleh
guru dan juga para peserta didik untuk memudahkan kegiatan belajar dan mengajar. Bahan ajar disusun harus
sesuai dengan tujuan atau sasaran pembelajaran yang hendak dicapai. Bahan ajar harus disusun sesuai dengan
kaidah-kaidah penyusunan bahan ajar yang terstruktur. Beberapa konsep penyusunan bahan ajar, yaitu sebagai
berikut:
a) Bahan ajar harus disesuaikan dengan para peserta didik yang sedah mengikuti kegiatan belajar mengajar di
sekolah.
b) Bahan ajar diharapkan bisa mengubah tingkah laku serta akhlak para peserta didik menjadi lebih baik lagi.
c) Bahan ajar yang disusun harus sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik diri setiap para peserta didik.
d) Program kegiatan belajar mengajar yang akan dilaksanakan.
e) Di dalam bahan ajar harus ada tujuan dari kegiatan pembelajaran secara spesifik yang harus dicapai.
f) Untuk mendukung tercapainya tujuan, di dalam bahan ajar harus terdapat materi pembelajaran secara rinci,
baik untuk kegiatan maupun latihan pembelajaran.
2. Syarat-Syarat Penyusunan Bahan Ajar
Syarat Bahan ajar yang baik harus dapat memenuhi tuntutan
kurikulum yang berisi kompetensi-kompetensi yang ditentukan. Mbulu &
Suhartono, yang dikutip dari Saputra menyebutkan syarat-syarat penyusunan
bahan ajar, yaitu:
a) Memberikan orientasi terhadap teori, penalaran teori, dan cara-cara
penerapan teori dalam praktik.
b) Memberikan latihan terhadap pemakaian teori dan aplikasinya.
c) Memberikan umpan balik kebenaran latihan itu.
d) Menyesuaikan informasi dan tugas sesuai tingkat awal masing-masing
peserta didik.
e) Membangkitkan minat peserta didik.
f) Menjelaskan sasaran belajar kepada peserta didik.
g) Meningkatkan motivasi peserta didik.
h) Menunjukan sumber informasi yang lain.
3. Tujuan dan Manfaat dalam Penyusunan Bahan Ajar
1) Tujuan penyusunan bahan ajar 2) Manfaat penyusunan bahan ajar
Dalam penyusunan bahan ajar memiliki tujuan antara lain: Penyusunan bahan juga tentu memiliki manfaat
a) Dengan adanya penyusunan bahan ajar keberlangsungan dalam
kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik dan lebih mudah tersendiri antara lain:
di pahami oleh para peserta didik dengan berbagai macam a) Membuat kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
sumber refernsi. b) Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi
b) Sebagai alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil
pembelajaran. ketergantungan terhadap kehadiran guru
c) Memudahkan dalam mempelajari setiap kemapuan yang harus c) Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap
bisa di kuasai untuk meningkatkan kemampuan dalam
mengajar. kompetensi yang harus dikuasainya.
d) Para peserta didik memiliki kesempatan untuk belajar secara d) Memberi tambahan pengetahuan tentang manfaat dan
mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran
guru. pentingnya penyusunan bahan ajar pengayaan agar
meningkatkan kualitas pembelajaran.
e) Membantu para guru dalam menyusun bahan ajar pengayaan
dengan baik.
f) Meningkatkan kualitas pedagogik atau pengajaran guru-guru
sesuai dengan kemampuannya khususnya kompetensi dalam
menyusun bahan ajar yang tepat, sesuai kriteria atau standar
4. Langkah-Langkah dalam Penyusunan Bahan Ajar
1 Menganalisis 2 Menganalisis Menetapkan
Kurikulum Sumber Belajar 3 Jenis Bahan Ajar
Pengorganisasian 5 Menetapkan 7 Mulailah Menulis
4 Materi Struktur Bahan
Mengumpulkan
Pembelajaran Ajar 6 dan Mempelajari
Referensi
5. Evaluasi Dalam Penyusunan Bahan Ajar
Untuk mengevaluasi penyusunan bahan ajar Kompetensi yang harus diperhatikan sebelum melakukan
cetak, pastinya harus diawali dengan penyusunan bahan ajar evaluasi penyusunan bahan ajar adalah sebagai berikut:
cetak seperti modul, buku, diktat maupun bahan baku ajar a) Mampu menjelaskan variabel yang perlu diperhatikan pada saat
cetak lainnya. Salah satu hal yang sangat penting dalam melakukan evaluasi penyusunan bahan ajar.
meningkatkan keberhasilan aktifitas pembelajaran PAI adalah b) Mampu menentukan penggunaan format evaluasi penyusunan
melakukan evaluasi terhadap penyusunan bahan ajarnya. bahan ajar berdasarkan jenis bahan ajar yang telah dibuat.
Bahan ajar PAI, sebagaimana bahan ajar mata pelajaran yang c) Mampu melakukan evaluasi terhadap penyusunan bahan ajar
lain, ada yang berbentuk cetak dan ada pula yang berbentuk dengan baik dan terstruktur.
non cetak. Yang pertama harus dipahami dalam penyusunan d) Mampu menindaklanjuti hasil evaluasi terhadap penyusunan
bahan ajar adalah faktor dan prosedur penyusunan bahan ajar bahan ajar.
dan setelah itu dapat dikembangkan dari evaluasi penyusunan
bahan ajar. Bahan ajar yang disusun secara efektif dan
informatif tetap diperlukan adanya evaluasi penyusunan bahan
ajar agar bisa menjadi bahan ajar yang sempurna dan dapat
dipahami dengan mudah oleh para peserta didik.
TERIMA KASIH
ADA YANG INGIN DI DISKUSIKAN
Jikalau banyak salahnya mohon
dimaafkan, namanya juga manusia.
Karakteristik Bahan
Ajar
Disusun Oleh Kelompok 7:
Farida Aulia Ramadhan 2011101100
Reni Rahmawati 2011101113
Reza Rahman 2011101107
01 PENGERTIAN 02 PENGERTIAN
Bahan Ajar PAI
Pendidikan Agama
Islam
03 KARAKTERISTIK
Bahan Ajar
Pendidikan Agama Islam
“Dalam mewujudkan pendidikan yang bermutu, maka para pendidik
atau calon pendidik dituntut untuk bisa lebih memahami akan seluk
beluk pendidikan. Mulai dari metode, kemudian
pengimplementasiannya ke dalam pembelajaran, dan juga memilih
bahan ajar yang sesuai dengan materi dan metode yang digunakan”.
PENGERTIA
N
Bahan Ajar PAI
“Bahan ajar adalah seperangkat sarana atau
alat pembelajaran yang berisikan materi
pembelajaran, metode-metode,batasan-
batasan dan cara mengevaluasi yang didesain
secara sistematis dan menarik dalam rangka
mencapai tujuan yang diharapkan,yaitu
mencapai kompetensi dan subkompetensi
dengan segala kompleksitasnya”
_Widodo & Jasmadi (Lestari,2013)_
Bahan Ajar PAI
Bahan ajar PAI adalah segala bentuk bahan yang
di gunakan untuk membantu memudahkan guru
atau pengajar PAI dalam melaksanakan
pembelajaran.Atau dalam kata lain,dapat kita
simpulkan bahwa bahan ajar PAI adalah
seperangkat sarana atau alat dalam
pembelajaran yang berisikan materi-materi
pembelajaran PAI,beserta dengan metode yang
disusun secara sistematis dan menarik.
PENGERTIAN
Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam merupakan upaya sadar
dan terencana dalam menyiapkan peserta
didiknya dalam mengenal, memahami,
menghayati, juga mengimani, ajaran agama Islam
dengan dibarengi adanya tuntutan untuk
menghormati penganut agama lain dalam
hubungannya dengan kerukunan antar umat
beragama, sehingga terwujudnya kesatuan dan
persatuan bangsa.
Pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk membina
dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami
ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan,
yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan
Islam sebagai pandangan hidup
- Zakiyah Darajat -
KARAKTERISTIK
Bahan Ajar Pendidikan
Agama Islam
Bahan ajar sendiri memiliki lima karakteristik yang menjadi ciri khas dari
suatu bahan ajar,adapun penjabaran dari kelima krakteristik tersebut adalah
sebagai berikut.
a) Karakteristik bahan ajar Self Intructional
b) Karakteristik bahan ajar Self Contained
c) Karakteristik bahan ajar Stand Alone
d) Karakteristik bahan ajar Adaptive
e) Karakteristik bahan ajar User Friendly
Dalam upaya mengembangkan bahan ajar PAI ada beberapa karakteristik dasar
yang harus diperhatikan, agar hasilnya nanti dapat menunjang proses tercapainya
pengembangan bahan ajar yang sesuai . Karakteristik tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Relavansi
b. Evektivitas
c. Efisiensi
d. Kontinuitas
e. Fleksibilitas
"TERIMA KASIH"
KELOMPOK 7
Prodi PAI ,Semester 5
UIN Sultan Aji Muhammad Idris
Samarinda
kelompok 8
langkah langka
pengembangan materi
kontekstual
1. Anisa Nor Habibah
2. Chairunnisa
3. Jumratul Aliah
4. Rina Ariani
5. Sahli
A.Pengertian pengembangan materi PAI kontekstual
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengembangan adalah proses,
cara, perbuatan mengembangkan. Jadi pengertian pengembangan adalah suatu
upaya yang dilakukan secara terancang, terarah, dan dapat dipertanggung
jawabkan untuk memperbaiki suatu hal yang sudah ada menjadi suatu hal yang lebih
berkualitas agar terciptanya mutu yang lebih baik dan dapat bermanfaat.
Pembelajaran kontekstual sudah banyak digunakan di beberapa negara,
pembelajaran kontekstual atau yang disebut dengan Contextual Teaching and
Learning (CTL) yang intinya merupakan pembelajaran yang mengaitkan
pengetahuan yang di dapat dengan dirinya di kehidupan sehari-hari untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya dalam bersosial, beragama, dan
berbudaya. Menurut Johson (2002) mengartikan pembelajaran kontesktual adalah
suatu proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa melihat makna dalam
bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan
konteks kehidupan sehari-hari mereka.
B .Pengembangan bahan ajar berbasis kontekstual
ini merupakan pendekatan pembelajaran yang
berfokus pada siswa yang mana siswanya menjalankan
suatu praktik bukan dengan menghafal. Pengembangan
bahan ajar ini dilakukan dengan mengaitkan suatu
materi dengan kehidupan nyata, yaitu siswa belajar
dengan cara mengalami dan menemukan sendiri dalam
kehidupannya. Dalam hal ini siswa harus dapat
memanfaatkan keaktifan, berfikir kritis dan
kreatifnya dalam pengumpulan suatu data,
pemahaman isu, dan pemecahan suatu masalah yang
terjadi.
B. Langkah langkah pengembangan materi kontekstual
Dalam menerapkan suatu pengembangan bahan ajar kontektual
ada lima langkah yang perlu dilakukan, diantaranya adalah:
1. Analisis
Dalam penerapan pembelajaran kontekstual analisis kurikulum
sangat diperlukan untuk dapat mengetahui penyebaran materi dan
kompetensi dasar yang akan dicapai, sehingga bisa dikaitkan
dengan materi kontekstual. Analisis ini dilakukan agar materi yang
dihasilkan dari pengembangan kontekstual tidak melenceng dari
kompetensi dasar yang sudah ada. Dengan adanya analisis ini juga
seorang guru akan mudah untuk mencari dan menentukan media-
media apa saja yang akan digunakan dan sesuai dengan materi
yang akan diajarkan dalam pembelajaran kontekstual nantinya.
2. Perencanaan
Setelah menganaslisis langkah selanjutnya adalah melakukan suatu
perencanaan mengenai pengembangan materi PAI kontekstual. Perencanaan
ini merupakan suatu rencana atau skenario atau langkah langkah yang
dibuat oleh guru mengenai hal apasaja yang akan dilakukan oleh siswa saat
dalam pembelajaran.
3. Pengembangan
Adapun langkah dalam pengembangan CTL menurut Rusman dalam (Sri utami
Ningsih, 2019) yaitu:
a. Mengembangkan pemikiran peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar lebih
bermakna, apakah dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan
mengkonstrusi pengetahuan dan keterampilan baru peserta didik.
b. Melaksanakan kegiatan inquiry pada semua topik yang diajarkan.
c. Mengembangkan sifat ingin tahu peserta didik melalui pertanyaan yang diajukan
d. Menciptakan masyarakat belajar, seperti melalui kegiatan kelompok berdiskusi,
tanya jawab, dan lain sebagainya.
e. Menghadirkan model melalui contoh pembelajaran melalui ilustrasi, model,
bahkan media yang sebenarnya
4. Evaluasi
Dalam proses pembelajaran kontekstual, evaluasi yang
digunakan adalah penilaian autentik, yaitu evaluasi kemampuan
siswa dalam konteks dunia nyata, penilaian kinerja, penilaian
portofolio (kumpulan hasil kerja siswa), observasi sistematis
(dampak kegiatan pembelajaran tentang sikap siswa), dan
jurnal (buku tanggapan).
Adapun metode penilaian yang digunaka
n yang digunakan dalam pembelajaran
pendekatan kontekstual adalah:
a. Diskusi, yaitu untuk menilai kemampuan siswa untuk berbicara, mengungkapkan ide,
bekerjasama dan lain sebagainya.
b. Wawancara, yaitu untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menguasai konsep dan
pengetahuannya.
c. Paper & Pencil Test, berbagai jenis tes dengan tingkat berpikir yang tinggi.
d. Observasi, yaitu untuk menilai sikap dan perilaku siswa.
e. Demonstrasi, kemampuan untuk mengubah ide menjadi sesuatu yang nyata konkret
dan dapat diamati melalui penglihatan, pendengaran, seni, drama gerak, dan/atau musik.
5. Revisi
Revisi merupakan langkah terakhir dalam pengembangan
materi kontekstual. Revisi ini berguna untuk memperbaiki
kesalahan atau kekurangan yang terjadi dalam proses
pengembangan materi kontekstual. Revisi ini juga bisa
disebut dengan tahap penyempurnaan terhadap
pengembangan bahan ajar.
sekian terimakasih
apakah para yang mulia ingin bertanya?
Kelompok 9
FAKTOR-FAKTOR YANG
DIPERTIMBANGKAN DALAM
KUALITAS BAHAN AJAR PAI